Hukum Berdoa Dengan Tawasul

download Hukum Berdoa Dengan Tawasul

of 7

Transcript of Hukum Berdoa Dengan Tawasul

  • 8/14/2019 Hukum Berdoa Dengan Tawasul

    1/7

    Hukum Berdo'a dengan Tawassul

    Oleh: Dewan Asatidz

    Pengertian TawassulPemahaman tawassul sebagaimana yang dipahami oleh umat islam selama ini adalah bahwa Tawassul

    adalah berdoa kepada Allah melalui suatu perantara, baik perantara tersebut berupa amal baik kitaataupun melalui orang sholeh yang kita anggap mempunyai posisi lebih dekat kepada Allah. Jadi

    tawassul merupakan pintu dan perantara doa untuk menuju Allah SWT.

    Orang yang bertawassul dalam berdoa kepada Allah menjadikan perantaraan berupa sesuatu

    yang dicintainya dan dengan berkeyakinan bahwa Allah SWT juga mencintai perantaraan tersebut. Orang yang bertawassul tidak boleh berkeyakinan bahwa perantaranya kepada Allah bisa memberimanfaat dan madlorot kepadanya da. Jika ia berkeyakinan bahwa sesuatu yang dijadikan perantaraanmenuju Allah SWT itu bisa memberi manfaat dan madlorot, maka dia telah melakukan perbuatan

    syirik, karena yang bisa memberi manfaat dan madlorot sesungguhnya hanyalah Allah semata. Tawassul merupakan salah satu cara dalam berdoa. Banyak sekali cara untuk berdo'a agardikabulkan Allah, seperti berdoa di sepertiga malam terakhir, berdoa di Maqam Multazam, berdoadengan mendahuluinya dengan bacaan alhamdulillah dan sholawat dan meminta doa kepada orang

    sholeh. Demikian juga tawassul adalah salah satu usaha agar do'a yang kita panjatkan diterima dandikabulkan Allah s.w.t. Dengan demikian, tawasul adalah alternatif dalam berdoa dan bukan

    merupakan keharusan.

    Tawassul dengan amal sholeh kitaPara ulama sepakat memperbolehkan tawassul terhadap Allah SWT dengan perantaraan perbuatan

    amal sholeh, sebagaimana orang yang sholat, puasa, membaca al-Quran, kemudian merekabertawassul terhadap amalannya tadi. Seperti hadis yang sangat populer diriwayatkan dalam kitab-kitab sahih yang menceritakan tentang tiga orang yang terperangkap di dalam goa, yang pertamabertawassul kepada Allah SWT atas amal baiknya terhadap kedua orang tuanya, yang kedua

    bertawassul kepada Allah SWT atas perbuatannya yang selalu menjahui perbuatan tercela walaupunada kesempatan untuk melakukannya dan yang ketiga bertawassul kepada Allah SWT atasperbuatannya yang mampu menjaga amanat terhadap harta orang lain dan mengembalikannyadengan utuh, maka Allah SWT memberikan jalan keluar bagi mereka bertiga.. (Ibnu Taimiyah

    mengupas masalah ini secara mendetail dalam kitabnya Qoidah Jalilah Fii Attawasul Wal wasilah hal160)

    Tawassul dengan orang sholehAdapun yang menjadi perbedaan dikalangan ulama adalah bagaimana hukumnya tawassul tidakdengan amalnya sendiri melainkan dengan seseorang yang dianggap sholeh dan mempunyai amrtabatdan derajat tinggi dei depan Allah. sebagaimana ketika seseorang mengatakan : ya Allah akubertawassul kepada-Mu melalui nabi-Mu Muhammmad atau Abu bakar atau Umar dll.

    Para ulama berbeda pendapat mengenai masalah ini. Pendapat mayoritas ulama mengatakan boleh,namun beberapa ulama mengatakan tidak boleh. Akan tetapi kalau dikaji secara lebih detail dan

    mendalam, perbedaan tersebut hanyalah sebatas perbedaan lahiriyah bukan perbedaan yangmendasar karena pada dasarnya tawassul kepada dzat (entitas seseorang), pada intinya adalah

    tawassul pada amal perbuatannnya, sehingga masuk dalam kategori tawassul yang diperbolehkanoleh ulama.

    Dalil-Dalil Tentang TawassulDalam setiap permasalahan apapun suatu pendapat tanpa didukung dengan adanya dalil yang

    dapat memperkuat pendapatnya, maka pendapat tersebut tidak dapat dijadikan sebagai pegangan.

    Dan secara otomatis pendapat tersebut tidak mempunyai nilai yang berarti, demikian juga dengan

    permasalahan ini, maka para ulama yang mengatakan bahwa tawassul diperbolehkan menjelaskandalil-dalil tentang diperbolehkannya tawassul baik dari nash al-Quran maupun hadis, sebagai berikut:

    A. Dalil dari alquran.

    1. Allah SWT berfirman dalam surat Almaidah, 35 :

    "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan dirikepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan."

    Suat Al-Isra', 57:

    http://www.pesantrenvirtual.com/index2.php?option=com_content&task=emailform&id=1085&itemid=44http://www.pesantrenvirtual.com/index2.php?option=com_content&task=view&id=1085&pop=1&page=0&Itemid=44
  • 8/14/2019 Hukum Berdoa Dengan Tawasul

    2/7

    17.

    57. Orang-orang yang mereka seru itu, mereka sendiri mencari jalan kepada Tuhan mereka [857]siapa di antara mereka yang lebih dekat (kepada Allah) dan mengharapkan rahmat-Nya dan takut

    akan azab-Nya; sesungguhnya azab Tuhanmu adalah suatu yang (harus) ditakuti. [857] Maksudnya:Nabi Isa a.s., para malaikat dan 'Uzair yang mereka sembah itu menyeru dan mencari jalan

    mendekatkan diri kepada Allah.Lafadl Alwasilah dalam ayat ini adalah umum, yang berarti mencakup tawassul terhadap dzat paranabi dan orang-orang sholeh baik yang masih hidup maupun yang sudah mati, ataupun tawassulterhadap amal perbuatan yang baik.

    2. Wasilah dalam berdoa sebetulnya sudah diperintahkan sejak jaman sebelum Nabi Muhammad SAW.QS 12:97 mengkisahkan saudara-saudara Nabi Yusuf AS yang memohon ampunan kepada Allah SWTmelalui perantara ayahandanya yang juga Nabi dan Rasul, yakni N. Ya'qub AS. Dan beliau sebagai

    Nabi sekaligus ayah ternyata tidak menolak permintaan ini, bahkan menyanggupi untuk memintakanampunan untuk putera-puteranya (QS 12:98).

    .

    97. Mereka berkata: "Wahai ayah kami, mohonkanlah ampun bagi kami terhadap dosa-dosa kami,sesungguhnya kami adalah orang-orang yang bersalah (berdosa)".

    98. N. Ya'qub berkata: "Aku akan memohonkan ampun bagimu kepada Tuhanku. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang".

    Di sini nampak jelas bahwa sudah sangat lumrah memohon sesuatu kepada Allah SWT denganmenggunakan perantara orang yang mulia kedudukannya di sisi Allah SWT. Bahkan QS 17:57 dengan

    jelas mengistilahkan "ayyuhum aqrabu", yakni memilih orang yang lebih dekat (kepada Allah SWT)

    ketika berwasilah.

    3. Ummat Nabi Musa AS berdoa menginginkan selamat dari adzab Allah SWT dengan meminta

    bantuan Nabi Musa AS agar berdoa kepada Allah SWT untuk mereka. Bahkan secara eksplisitmenyebutkan kedudukan N. Musa AS (sebagai Nabi dan Utusan Allah SWT) sebagai wasilahterkabulnya doa mereka. Hal ini ditegaskan QS 7:134 dengan istilah (Dengan (perantaraan sesuatu yang diketahui Allah ada pada sisimu (kenabian).

    Demikian pula hal yang dialami oleh Nabi Adam AS, sebagaimana QS 2:37

    "Kemudian Nabi Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, maka Allah menerima taubatnya.

    Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang."Kalimat yang dimaksud di atas,sebagaimana diterangkan oleh ahli tafsir berdasarkan sejumlah hadits adalah tawassul kepada Nabi

    Muhammad SAW, yang sekalipun belum lahir namun sudah dikenalkan namanya oleh Allah SWT,sebagai nabi akhir zaman.

    4. Bertawassul ini juga diajarkan oleh Allah SWT di QS 4:64 bahkan dengan janji taubat mereka pasti

    akan diterima. Syaratnya, yakni mereka harus datang ke hadapan Rasulullah dan memohon ampunkepada Allah SWT di hadapan Rasulullah SAW yang juga mendoakannya.

  • 8/14/2019 Hukum Berdoa Dengan Tawasul

    3/7

    "Dan Kami tidak mengutus seseorang rasul melainkan untuk ditaati dengan seizin Allah.

    Sesungguhnya jikalau mereka ketika menganiaya dirinya datang kepadamu, lalu memohon ampunkepada Allah, dan Rasulpun memohonkan ampun untuk mereka, tentulah mereka mendapati AllahMaha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang."

    B. Dalil dari hadis.a. Tawassul kepada nabi Muhammad SAW sebelum lahirSebagaimana nabi Adam AS pernah melakukan tawassul kepada nabi Muhammad SAW. Imam Hakim

    Annisabur meriwayatkan dari Umar berkata, bahwa Nabi bersabda :

    : : ! : :

    : ( : 2:615 )"Rasulullah s.a.w. bersabda:"Ketika Adam melakukan kesalahan, lalu ia berkata Ya Tuhanku,

    sesungguhnya aku memintaMu melalui Muhammad agar Kau ampuni diriku". Lalu Allahberfirman:"Wahai Adam, darimana engkau tahu Muhammad padahal belum aku jadikan?" Adammenjawab:"Ya Tuhanku ketika Engkau ciptakan diriku dengan tanganMu dan Engkau hembuskan kedalamku sebagian dari ruhMu, maka aku angkat kepalaku dan aku melihat di atas tiang-tiang Arash

    tertulis "Laailaaha illallaah muhamadun rasulullah" maka aku mengerti bahwa Engkau tidak akanmencantumkan sesuatu kepada namaMu kecuali nama mahluk yang paling Engkau cintai". Allahmenjawab:"Benar Adam, sesungguhnya ia adalah mahluk yang paling Aku cintai, bredoalah denganmelaluinya maka Aku telah mengampunimu, dan andaikan tidak ada Muhammad maka tidaklah Aku

    menciptakanmu"

    Imam Hakim berkata bahwa hadis ini adalah shohih dari segi sanadnya. Demikian juga Imam Baihaqidalam kitabnya Dalail Annubuwwah, Imam Qostholany dalam kitabnya Almawahib 2/392 , Imam

    Zarqoni dalam kitabnya Syarkhu Almawahib Laduniyyah 1/62, Imam Subuki dalam kitabnya ShifaAssaqom dan Imam Suyuti dalam kitabnya Khosois Annubuwah, mereka semua mengatakan bahwahadis ini adalah shohih.

    Dan dalam riwayat lain, Imam Hakim meriwayatkan dari Ibnu Abbas dengan redaksi :

    : ( 2:615 )

    Beliau mengatakan bahwa hadis ini adalah shohih segi sanad, demikian juga Syekh Islam Albulqinidalam fatawanya mengatakan bahwa ini adalah shohih, dan Syekh Ibnu Jauzi memaparkan dalam

    permulaan kitabnya Alwafa , dan dinukil oleh Ibnu Kastir dalam kitabnya Bidayah Wannihayah 1/180.

    Walaupun dalam menghukumi hadis ini tidak ada kesamaan dalam pandangan ulama, hal ini

    disebabkan perbedaan mereka dalam jarkh watttadil (penilaian kuat dan tidak) terhadap seorangrowi, akan tetapi dapat diambil kesimpulan bahwa tawassul terhadap Nabi Muhammad SAW adalahboleh.

    b. Tawassul kepada nabi Muhammad SAW dalam masa hidupnya.

    Diriwatyatkan oleh Imam Hakim :

    ! : : : :

    : . ( )

  • 8/14/2019 Hukum Berdoa Dengan Tawasul

    4/7

    Dari Utsman bin Hunaif: "Suatu hari seorang yang lemah dan buta datang kepada Rasulullah s.a.w.berkata: "Wahai Rasulullah, aku tidak mempunyai orang yang menuntunku dan aku merasa berat"

    Rasulullah berkata"Ambillah air wudlu, lalu beliau berwudlu dan sholat dua rakaat, danberkata:"bacalah doa (artinya)" Ya Allah sesungguhnya aku memintaMu dan menghadap kepadaMu

    melalui nabiMu yang penuh kasih sayang, wahai Muhammad sesungguhnya aku menghadap

    kepadamu dan minta tuhanmu melaluimu agar dibukakan mataku, Ya Allah berilah ia syafaat untukkudan berilah aku syafaat". Utsman berkata:"Demi Allah kami belum lagi bubar dan belum juga lamapembicaraan kami, orang itu telah datang kembali dengan segar bugar". (Hadist riwayat Hakim di

    Mustadrak)

    Beliau mengatakan bahwa hadis ini adalah shohih dari segi sanad walaupun Imam Bukhori dan ImamMuslim tidak meriwayatkan dalam kitabnya. Imam Dzahabi mengatakatan bahwa hadis ini adalah

    shohih, demikian juga Imam Turmudzi dalam kitab Sunannya bab Daawat mengatakan bahwa hadisini adalah hasan shohih ghorib. Dan Imam Mundziri dalam kitabnya Targhib Wat-Tarhib 1/438,mengatakan bahwa hadis ini diriwayatkan oleh Imam Nasai, Ibnu Majah dan Imam Khuzaimah dalamkitab shohihnya.

    c. Tawassul kepada nabi Muhammad SAW setelah meninggal.

    Diriwayatkan oleh Imam Addarimi :

    : : : ( : 1: 43 )

    Dari Aus bin Abdullah: "Sautu hari kota Madina mengalami kemarau panjang, lalu datanglah pendudukMadina ke Aisyah (janda Rasulullah s.a.w.) mengadu tentang kesulitan tersebut, lalu Aisyah berkata:

    "Lihatlah kubur Nabi Muhammad s.a.w. lalu bukalah sehingga tidak ada lagi atap yang menutupinyadan langit terlihat langsung", maka merekapun melakukan itu kemudian turunlah hujan lebat

    sehingga rumput-rumput tumbuh dan onta pun gemuk, maka disebutlah itu tahun gemuk" (RiwayatImam Darimi)

    Diriwayatkan oleh Imam Bukhori :

    : 1:137( : : )

    Riwayat Bukhari: dari Anas bin malik bahwa Umar bin Khattab ketika menghadapi kemarau panjang,mereka meminta hujan melalui Abbas bin Abdul Muttalib, lalu Abbas berkata:"Ya Tuhanku

    sesungguhkan kami bertawassul (berperantara) kepadamu melalui nabi kami maka turunkanlah hujandan kami bertawassul dengan paman nabi kami maka turunkanlau hujan kepada, lalu turunlah hujan.

    d. Nabi Muhammad SAW melakukan tawassul .

    : : :

    .( (

    Dari Abi Said al-Khudri: Rasulullah s.a.w. bersabda:"Barangsiapa keluar dari rumahnya untukmelaksanakan sholat, lalu ia berdoa: (artinya) Ya Allah sesungguhnya aku memintamu melalui orang-

    orang yang memintamu dan melalui langkahku ini, bahwa aku tidak keluar untuk kejelekan, untukkekerasan, untuk riya dan sombong, aku keluar karena takut murkaMu dan karena mencari ridlaMu,maka aku memintaMu agar Kau selamatkan dari neraka, agar Kau ampuni dosaku sesungguhnya tiadayang mengampuni dosa kecuali diriMu", maka Allah akan menerimanya dan seribu malaikat

    memintakan ampunan untuknya". (Riwayat Ibnu Majad dll.).

    Imam Mundziri mengatakan bahwa hadis ini diriwayatkan oleh Imam Ibnu Majah dengan sanad yangma'qool, akan tetap Alhafidz Abu Hasan mengatakan bahwa hadis ini adalah hasan.( Targhib

  • 8/14/2019 Hukum Berdoa Dengan Tawasul

    5/7

    Wattarhib 2/ 119).

    Alhafidz Ibnu Hajar mengatakan bahwa hadis ini adalah hasan dan diriwayatkan oleh Imam Ahmad,Ibnu Khuzaimah, Abu Naim dan Ibnu Sunni.(Nataaij Alafkar 1/272).

    Imam Al Iroqi dalam mentakhrij hadis ini dikitab Ikhya Ulumiddin mengatakan bahwa hadis iniadalah hasan, (1/323).Imam Bushoiri mengatakan bahwa hadis ini diriwayatkan oleh Imam Ibnu Khuzaimah dan hadis inishohih, (Mishbah Alzujajah 1/98).

    Pandangan Para Ulama Tentang Tawassul

    Untuk mengetahui sejauh mana pembahasan tawassul telah dikaji para ulama, ada baiknya kitatengok pendapat para ulama terdahulu. Kadang sebagian orang masih kurang puas, jika hanyamenghadirkan dalil-dalil tanpa disertai oleh pendapat ulama, walaupun sebetulnya dengan dalil sajatanpa harus menyartakan pendapat ulama sudah bisa dijadikan landasan bagi orang meyakininya.

    Namun untuk lebih memperkuat pendapat tersebut, maka tidak ada salahnya jika disini dipaparkanpandangan ulama mengenai hal tersebut.

    Pandangan Ulama Madzhab

    Pada suatu hari ketika kholifah Abbasiah Al-Mansur datang ke Madinah dan bertemu dengan ImamMalik, maka beliau bertanya:"Kalau aku berziarah ke kubur nabi, apakah menghadap kubur atauqiblat? Imam Malik menjawab:"Bagaimana engkau palingkan wajahmu dari (Rasulullah) padahal iaperantaramu dan perantara bapakmu Adam kepada Allah, sebaiknya menghadaplah kepadanya dan

    mintalah syafaat maka Allah akan memberimu syafaat". (Al-Syifa' karangan Qadli 'Iyad al-Maliki jus: 2hal: 32).

    Demikian juga ketika Imam Ahmad Bin Hambal bertawassul kepada Imam Syafii dalam doanya, maka

    anaknya yang bernama Abdullah heran seraya bertanya kepada bapaknya, maka Imam Ahmadmenjawab :"Syafii ibarat matahagi bagi manusia dan ibarat sehat bagi badan kita"

    ( : 166 )

    Demikian juga perkataan imam syafii dalam salah satu syairnya:

    # #

    ( : 180 )

    "Keluarga nabi adalah familiku, Mereka perantaraku kepadanya (Muhammad), aku berharap melaluimereka, agar aku menerima buku perhitunganku di hari kiamat nanti dengan tangan kananku"

    Pandangan Imam Taqyuddin AssubukyBeliau memperbolehkan dan mengatakan bahwa tawassul dan istianah adalah sesuatu yang baik dandipraktekkan oleh para nabi dan rosul, salafussholeh, para ulama, serta kalangan umum umat islam

    dan tidak ada yang mengingkari perbuatan tersebut sampai datang seorang ulama yang mengatakanbahwa tawassul adalah sesuatu yang bidah. (Syifa Assaqom hal 160)

    Pandangan Ibnu TaimiyahSyekh Ibnu Taimiyah dalam sebagian kitabnya memperbolehkan tawassul kepada nabi MuhammadSAW tanpa membedakan apakah Beliau masih hidup atau sudah meninggal. Beliau berkata : Dengandemikian, diperbolehkan tawassul kepada nabi Muhammad SAW dalam doa, sebagaimana dalam hadisyang diriwayatkan oleh Imam Turmudzi :

    ( :

  • 8/14/2019 Hukum Berdoa Dengan Tawasul

    6/7

    ).

    Rasulullah s.a.w. mengajari seseorang berdoa: (artinya)"Ya Allah sesungguhnya aku meminta

    kepadaMu dan bertwassul kepadamu melalui nabiMu Muhammad yang penuh kasih, wahai Muhammadsesungguhnya aku bertawassul denganmu kepada Allah agar dimudahkan kebutuhanku maka berilah

    aku sya'faat". Tawassul seperti ini adalah bagus (fatawa Ibnu Taimiyah jilid 3 halaman 276)

    Pandangan Imam Syaukani

    Beliau mengatakan bahwa tawassul kepada nabi Muhammad SAW ataupun kepada yang lain ( orangsholeh), baik pada masa hidupnya maupun setelah meninggal adalah merupakan ijma parashohabat.

    Pandangan Muhammad Bin Abdul Wahab.

    Beliau melihat bahwa tawassul adalah sesuatu yang makruh menurut jumhur ulama dan tidak sampaimenuju pada tingkatan haram ataupun bidah bahkan musyrik. Dalam surat yang dikirimkan oleh

    Syekh Abdul Wahab kepada warga qushim bahwa beliau menghukumi kafir terhadap orang yangbertawassul kepada orang-orang sholeh., dan menghukumi kafir terhadap AlBushoiri atas

    perkataannya YA AKROMAL KHOLQI dan membakar dalailul khoirot. Maka beliau membantah : Mahasuci Engkau, ini adalah kebohongan besar. Dan ini diperkuat dengan surat beliau yang dikirimkankepada warga majmaah ( surat pertama dan kelima belas dari kumpulan surat-surat syekh AbdulWahab hal 12 dan 64, atau kumpulan fatwa syekh Abdul Wahab yang diterbitkan oleh Universitas

    Muhammad Bin Suud Riyad bagian ketiga hal 68)

    Dalil-dalil yang melarang tawassulDalil yang dijadikan landasan oleh pendapat yang melarang tawassul adalah sebagai berikut:

    1. Surat Zumar, 2:

    Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik). Dan orang-orang yangmengambil pelindung selain Allah (berkata): "Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya

    mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat- dekatnya". Sesungguhnya Allah akanmemutuskan di antara mereka tentang apa yang mereka berselisih padanya. Sesungguhnya Allahtidak menunjuki orang-orang yang pendusta dan sangat ingkar.Orang yang bertwassul kepada orang sholih maupun kepada para kekasih Allah, dianggap sama

    dengan sikap orang kafir ketika menyembah berhala yang dianggapnya sebuah perantara kepadaAllah.Namun kalau dicermati, terdapat perbedaan antara tawassul dan ritual orang kafir seperti disebutkandalam ayat tersebut: tawassul semata dalam berdoa dan tidak ada unsur menyembah kepada yang

    dijadikan tawassul , sedangkan orang kafir telah menyembah perantara; tawassul juga dengansesuatu yang dicintai Allah sedangkan orang kafir bertwassul dengan berhala yang sangat dibenci

    Allah.

    2. Surah al-Baqarah, 186:

    2. 186. Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah),bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo'a apabila ia

    memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklahmereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.

    Allah Maha dekat dan mengabulkan doa orang yang berdoa kepadaNya. Jika Allah maha dekat,mengapa perlu tawassul dan mengapa memerlukan sekat antara kita dan Allah.Namun dalil-dalil di atas menujukkan bahwa meskipun Allah maha dekat, berdoa melalui tawassul danperantara adalah salah satu cara untuk berdoa. Banyak jalan untuk menuju Allah dan banyak cara

    untuk berdoa, salah satunya adalah melalui tawassul.

  • 8/14/2019 Hukum Berdoa Dengan Tawasul

    7/7

    3. Surat Jin, ayat 18:

    72. 18. Dan sesungguhnya mesjid-mesjid itu adalah kepunyaan Allah. Maka janganlah kamumenyembah seseorangpun di dalamnya di samping (menyembah) Allah.

    Kita dilarang ketika menyembah dan berdoa kepada Allah sambil menyekutukan dan mendampingkansiapapun selain Allah.

    Seperti ayat pertama, ayat ini dalam konteks menyembah Allah dan meminta sesuatu kepada selainAllah. Sedangkan tawassul adalah meminta kepada Allah, hanya saja melalui perantara.

    KesimpulanTawassul dengan perbuatan dan amal sholeh kita yang baik diperbolehkan menurut kesepakatanulama. Demikian juga tawassul kepada Rasulullah s.a.w. juga diperboleh sesuai dalil-dalil di atas.

    Tidak diragukan lagi bahwa nabi Muhammad SAW mempunyai kedudukan yang mulia disisi Allah SWT,maka tidak ada salahnya jika kita bertawassul terhadap kekasih Allah SWT yang paling dicintai, danbegitu juga dengan orang-orang yang sholeh.

    Selama ini para ulama yang memperbolehkan tawassul dan melakukannya tidak ada yang

    berkeyakinan sedikitpun bahwa mereka (yang dijadikan sebagai perantara) adalah yang yangmengabulkan permintaan ataupun yang memberi madlorot. Mereka berkeyakinan bahwa hanya Allahlah yang berhak memberi dan menolak doa hambaNya. Lagi pula berdasarkan hadis-hadis yang telah

    dipaparkan diatas menunjukakn bahwa perbuatan tersebut bukan merupakan suatu yang barudikalangan umat islam dan sudah dilakukan para ulama terdahulu. Jadi jikalau ada umat islam yangmelakukan tawassul sebaiknya kita hormati mereka karena mereka tentu mempunyai dalil danlandasan yang cukup kuat dari Quran dan hadist.

    Tawassul adalah masalah khilafiyah di antara para ulama Islam, ada yang memperbolehkan dan ada

    yang melarangnya, ada yang menganggapnya sunnah dan ada juga yang menganggapnya makruh.Kita umat Islam harus saling menghormati dalam masalah khilafiyah dan jangan sampai saling

    bermusuhan. Dalam menyikapi masalah tawassul kita juga jangan mudah terjebak oleh isu bid'ahyang telah mencabik-cabik persatuan dan ukhuwah kita. Kita jangan dengan mudah menuduh umat

    Islam yang bertawassul telah melakukan bid'ah dan sesat, apalagi sampai menganggap merekamenyekutukan Allah, karena mereka mempunyai landasan dan dalil yang kuat. Tidak hanya dalam

    masalah tawassul, sebelum kita mengangkat isu bid'ah pada permasalahan yang sifatnya khilafiyah,sebaiknya kita membaca dan meneliti secara baik dan komprehensif masalah tersebut sehingga kita

    tidak mudah terjebak oleh hembusan teologi permusuhan yang sekarang sedang gencar mengancamumat Islam secara umum.

    Memang masih banyak kesalahan yang dilakukan oleh orang muslim awam dalam melakukan

    tawassul, seperti menganggap yang dijadikan tawassul mempunyai kekuatan, atau bahkan meminta-minta kepada orang yang dijadikan perantara tawassul, bertawassul dengan orang yang bukan sholehtapi tokoh-tokoh masyarakat yang telah meninggal dunia dan belum tentu beragama Islam, ataubertawassul dengan kuburan orang-orang terdahulu, meminta-minta ke makam wali-wali Allah, bukan

    bertawassul kepada para para ulama dan kekasih Allah. Itu semua tantangan dakwah kita semuauntuk kita luruskan sesuai dengan konsep tawassul yang dijelaskan dalil-dalil di atas.Wallahu a'lam bissowab

    Penyusun:Ustadz Agus Zainal Arifin, Hiroshima

    Ustadz Muhammad Niam, IslamabadUstadz Ulin Niam Masruri, Islamabad