HUKUM ACARA PERDATA -...

35
Fakultas Hukum Universitas Indonesia | © Riki Susanto 1 HUKUM ACARA PERDATA LINGKUNGAN PERADILAN Pasal 1 UU No. 4/2004 menyatakan bahwa: “Kekuasaan Kehakiman adalah kekuasaan negara yang merdeka untuk menyelenggarakan hukum dan keadilan berdasarkan Pancasila, dan demi terselenggaranya Negara Hukum Republik Indonesia.” Sedangkan dalam Pasal 3 ayat (2) disebutkan bahwa: ”Peradilan negara menerapkan dan menegakkan hukum dan keadilan berdasarkan Pancasila.” Dalam Pasal 10 ayat (1) disebutkan bahwa: ”Kekuasaan Kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan Badan Peradilan yang berada di bawahnya, dan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi.” Pasal 10 ayat (2) dan Pasal 2 UU No 4/ 2004 menyebutkan bahwa: Badan peradilan yang berada di bawah MA meliputi badan peradilan dalam lingkungan: Peradilan Umum Peradilan Agama Peradilan Militer Peradilan Tata Usaha Negara PENGAJAR : 1. Ibu Retno 2. Ibu Fatimah 3. Ibu S. Laksmi 4. Ibu Hening Hapsari 5. Ibu Sony Endah 6. Bpk Yusak Sanip 7. Bpk Arman Bustaman BUKU : Soepomo Hukum Acara Perdata Pengadilan Negeri. Retno Wulan Hukum Acara Perdata dalam Teori dan Praktek. Sudikno Mertokusumo Hukum Acara Perdata Indonesia. Yahya Harahap Hukum Acara Perdata. Lilik Mulyadi Hukum Acara Perdata menurut Teori dan Praktek Pengadilan RIB/HIR. UU No. 14 Tahun 1970 Æ UU No. 35 Tahun 1999 Æ UU No. 4 Tahun 2004 Pengertian Hukum Acara Perdata: Hukum yang mengatur mengenai bagaimana cara menjamin ditaatinya hukum perdata materiil dengan perantaraan hakim (Prof. Sudikno Mertokusumo). Fungsi: Untuk melaksanakan hukum perdata materiil Sifat: Inisiatif berasal dari seseorang atau beberapa orang yang merasa haknya dilanggar.

Transcript of HUKUM ACARA PERDATA -...

Page 1: HUKUM ACARA PERDATA - xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/23066749/1628177327/name/UI_4_Catatan%2… · TINGGI PTUN MAHKAMAH MILITER ... Cara mengajukan gugatan ... Jawaban Tergugat

Fakultas Hukum Universitas Indonesia | © Riki Susanto 1

HUKUM ACARA PERDATA 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

LINGKUNGAN PERADILAN 

 

Pasal 1 UU No. 4/2004 menyatakan bahwa: 

“Kekuasaan  Kehakiman  adalah  kekuasaan  negara  yang merdeka  untuk menyelenggarakan  hukum  dan 

keadilan berdasarkan Pancasila, dan demi terselenggaranya Negara Hukum Republik Indonesia.” 

 

Sedangkan dalam Pasal 3 ayat (2) disebutkan bahwa: 

”Peradilan negara menerapkan dan menegakkan hukum dan keadilan berdasarkan Pancasila.” 

 

Dalam Pasal 10 ayat (1) disebutkan bahwa: 

”Kekuasaan  Kehakiman  dilakukan  oleh  sebuah Mahkamah  Agung  dan  Badan  Peradilan  yang  berada  di 

bawahnya, dan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi.” 

 

Pasal 10 ayat (2) dan Pasal 2 UU No 4/ 2004 menyebutkan bahwa: 

Badan peradilan yang berada di bawah MA meliputi badan peradilan dalam lingkungan: 

• Peradilan Umum 

• Peradilan Agama 

• Peradilan Militer 

• Peradilan Tata Usaha Negara 

 

PENGAJAR : 1. Ibu Retno 2. Ibu Fatimah 3. Ibu S. Laksmi 4. Ibu Hening Hapsari 5. Ibu Sony Endah 6. Bpk Yusak Sanip 7. Bpk  Arman 

Bustaman 

BUKU : Soepomo Hukum Acara Perdata Pengadilan Negeri. Retno Wulan Hukum Acara Perdata dalam Teori dan Praktek. Sudikno Mertokusumo Hukum Acara Perdata Indonesia. Yahya Harahap Hukum Acara Perdata. Lilik Mulyadi Hukum Acara Perdata menurut Teori dan Praktek Pengadilan RIB/HIR. UU No. 14 Tahun 1970   UU No. 35 Tahun 1999   UU No. 4 Tahun 2004  

Pengertian Hukum Acara Perdata: Hukum  yang  mengatur  mengenai  bagaimana  cara  menjamin  ditaatinya  hukum  perdata  materiil dengan perantaraan hakim (Prof. Sudikno Mertokusumo). Fungsi:  Untuk melaksanakan hukum perdata materiil Sifat: Inisiatif berasal dari seseorang atau beberapa orang yang merasa haknya dilanggar. 

Page 2: HUKUM ACARA PERDATA - xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/23066749/1628177327/name/UI_4_Catatan%2… · TINGGI PTUN MAHKAMAH MILITER ... Cara mengajukan gugatan ... Jawaban Tergugat

Fakultas Hukum Universitas Indonesia | © Riki Susanto 2

Menurut  Pasal  15  ayat  (1) UU  No.  4/2004,  Pengadilan  Khusus  hanya  dapat  dibentuk  dalam  salah  satu 

lingkungan peradilan yang dimaksud dalam Pasal 10. 

 

Yang  dimaksud  ”Pengadilan  Khusus”  menurut  Penjelasan  Pasal  15  ayat  (1)  UU  No.  4/2004  misalnya 

Pengadilan  Anak,  Pengadilan  Niaga,  Pengadilan  HAM,  Pengadilan  Tindak  Pidana  Korupsi,  Pengadilan 

Hubungan  Industrial  yang  berada  di  lingkungan  Peradilan  Umum,  dan  Pengadilan  Pajak  di  Lingkungan 

Peradilan  Tata  Usaha  Negara.  Kekuasaan  kehakiman  di  lingkungan  peradilan  umum  dilakukan  oleh 

Pengadilan Negeri (PN) dan Pengadilan Tinggi (PT) dan berpuncak pada mahkamah agung (MA).  

 

Berdasarkan Pasal 11 ayat  (1) UU No. 4/2004, Mahkamah Agung Merupakan Pengadilan Negara tertinggi 

dari  keempat  lingkungan  peradilan  dibawahnya.”  PN  dalam melaksanakan  tugas  pokoknya: menerima, 

emeriksa dan mengadili serta menyelesaikan setiap perkara dan merupakan pengadilan  tingkat pertama, 

(judex  factie).  PT merupakan  pengadilan  tingkat  banding, memeriksa  kembali/ulang  perkara  yang  telah 

diputus  di  PN  (judex  factie). MA merupakan  pengadilan  tingkat  kasasi  dan  PK, merupakan  pengadilan 

negara  tertinggi, MA  tidak memeriksa kembali/ulang perkara yang  telah diputus di PN dan/atau PT, MA 

memeriksa mengenai penerapan hukumnya saja (judex juris). 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

MAHKAMAH AGUNG

PENGADILAN TINGGI 

PENGADILAN TINGGI AGAMA 

PENGADILAN TINGGI PTUN 

MAHKAMAH MILITER TINGGI 

PENGADILAN NEGERI 

PENGADILAN AGAMA 

PENGADILAN PTUN MAHKAMAH MILITER

Page 3: HUKUM ACARA PERDATA - xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/23066749/1628177327/name/UI_4_Catatan%2… · TINGGI PTUN MAHKAMAH MILITER ... Cara mengajukan gugatan ... Jawaban Tergugat

Fakultas Hukum Universitas Indonesia | © Riki Susanto 3

SUMBER HUKUM ACARA PERDATA 

 

Dasar Hukum : 

1. HIR  (Herziene  Inlands  Reglement)  S.  1941:44  atau  RID  (Reglemen  Indonesia  yang  Diperbaharui) 

berlaku di Jawa dan Madura. 

2. Rbg (Reglement Buitengewesten) S. 1927:229 yang berlaku di luar Jawa dan Madura. 

3. UU No. 4/2004 tentang Kekuasaan Kehakiman. 

4. UU tentang Peradilan Umum No. 2/1986 jo. UU No. 8/2004. 

5. UU tentang Mahkamah Agung No. 14/1985 jo UU No. 5/2004. 

6. Pengadilan Niaga: UU No. 37/2004 tentang Kepailitan dan PKPU. 

7. Arbitrase: UU No. 31/1999. 

8. Class Action: Perma No. 1/2002. 

9. Mediasi: Perma No. 1/2008 menggantikan Perma No. 2/2003 

10. Gijzeling: Perma No. 1/2000. 

 

Penggolongan penduduk pada masa Belanda: 

1. Golongan Eropa dan yang dipersamakan 

2. Golongan Timur Asing dan yang dipersamakan 

3. Golongan Bumiputera 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Berlakunya suatu undang‐undang 

Ditentukan  

Tidak Ditentukan  

Pada saat diundangkan 

Pada masa yang akan datang 

Berlaku surut 

Page 4: HUKUM ACARA PERDATA - xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/23066749/1628177327/name/UI_4_Catatan%2… · TINGGI PTUN MAHKAMAH MILITER ... Cara mengajukan gugatan ... Jawaban Tergugat

Fakultas Hukum Universitas Indonesia | © Riki Susanto 4

ASAS‐ASAS HUKUM ACARA PERDATA 

 

1. Hakim bersifat menunggu (Pasal 16 ayat (1) dan 28 ayat (1) UU No. 4/2004). 

2. Hakim Pasif (Pasal 5 ayat (2) UU No. 4/2004). 

3. Persidangan bersifat terbuka (Pasal 19 ayat (1) dan (2) UU No. 4 Tahun 2004). 

4. Mendengar kedua belah pihak (Pasal 5 ayat (1) UU No.4/2004). 

5. Putusan harus disertai alasan‐alasan (Pasal 25 ayat (1)  jo. 19 ayat (4) UU No.4/2004). 

6. Beracara dikenakan biaya (Pasal 4 ayat (2) jo. 5 ayat (2) UU No. 4/2004). Kecuali bagi orang yang tidak 

mampu membayar  biaya  perkara  dapat mengajukan  ijin  untuk  berperkara  dengan  tidak  dikenakan 

biaya (Prodeo) Pasal 237 HIR. 

7. Tidak ada keharusan mewakilkan (Pasal 123 ayat (1) HIR). 

   

KEWENANGAN MENGADILI (KOMPETENSI) 

 

Kompetensi absolut: 

Kewenangan mengadili antara berbagai macam badan peradilan (Pasal 134 HIR/ 160 Rbg). 

 

Kompetensi relatif: 

Kewenangan mengadili antara pengadilan yang setingkat dan sejenis (Pasal 118 ayat (1) HIR) 

Asas: Actor Sequitur Forum Rei 

 

Makna Pasal 118 ayat (1) HIR: 

1. Kompetensi relatif 

2. Cara mengajukan gugatan 

3. Cara menghadap 

 

Ad.1 Kompetensi Relatif 

• Ayat 1 : gugatan diajukan ke PN di wilayah tergugat bertempat tinggal  (Actor Sequitur Forum Rei). 

• Ayat 2 : bila tergugat > 1 orang, atau  jika antara para tergugat terdapat hubungan sebagai pengutang 

utama dan penanggung/penjamin. 

• Ayat 3 : jika tergugat tidak diketahui, maka gugatan dapat diajukan ke PN dimana penggugat bertempat 

tinggal, atau  jika gugatan mengenai benda tetap, maka gugatan dapat diajukan ke PN dimana barang 

tetap tersebut terletak (Forum rei sitae). 

• Ayat 4  :  gugatan dapat diajukan  ke PN  yang dipilih oleh para pihak  (dalam perjanjian/dengan  suatu 

akta). 

Page 5: HUKUM ACARA PERDATA - xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/23066749/1628177327/name/UI_4_Catatan%2… · TINGGI PTUN MAHKAMAH MILITER ... Cara mengajukan gugatan ... Jawaban Tergugat

Fakultas Hukum Universitas Indonesia | © Riki Susanto 5

Ad. 2 Cara mengajukan gugatan 

• Lisan : Untuk yang buta huruf (120 HIR).1 

• Tertulis : ditandatangani oleh yang bersangkutan atau kuasanya. 

 

Ad. 3  Cara menghadap 

• proses partij materiil (tanpa kuasa): pemohon/penggugat sendiri. 

• proses partij formil (dengan kuasa khusus) Pasal 123 ayat (1):  

o pengadilan mana gugatan ditujukan; 

o apa masalahnya; 

o siapa kuasanya. 

 

 

 

 

 

 

 

 

Perbedaan Permohonan dan Gugatan: 

 

Permohonan  Gugatan 

Satu pihak  Sekurang‐kurangnya 2 pihak 

Tidak ada sengketa  Ada sengketa 

Hasilnya  berupa  PENETAPAN:  awal  dan  akhir  atau 

tidak ada banding 

Hasilnya berupa PUTUSAN 

Sifatnya  :  konstitutif  (menciptakan  suatu hal baru), 

deklaratif (pengakuan) 

Sifatnya : condemnatoir (menghukum) 

Diajukan  ke  Pengadilan  Negeri  tempat 

Pemohon/Penggugat bertempat tinggal 

Diajukan  ke  Pengadilan  Negeri  tempat  Tergugat 

bertempat tinggal 

Contoh permohonan:  

1. Adopsi 

2. Penetapan ahli waris 

Contoh Gugatan: 

1. Gugatan wanprestasi 

2. Gugatan perbutan melawan hukum (PMH) 

1 Untuk yang buta huruf dapat  langsung pergi menghadap Ketua Pengadilan Negeri yang dimaksud selanjutnya perkara 

tersebut dicatat, dapat diwakilkan oleh kuasanya tetapi harus dengan cap jempol penggugat/pemohon yang dilegalisisr oleh Ketua Pengadilan Negeri. 

Perkara Perdata 

Permohonan (Jurisdictie 

Voluntair) 

Gugatan  

(Jurisdictie Contentiousa) 

Page 6: HUKUM ACARA PERDATA - xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/23066749/1628177327/name/UI_4_Catatan%2… · TINGGI PTUN MAHKAMAH MILITER ... Cara mengajukan gugatan ... Jawaban Tergugat

Fakultas Hukum Universitas Indonesia | © Riki Susanto 6

3. Permohonana talak 

4. Permohonan pernyataan pailit 

 

 

 

 

 

 

 

 

TAHAPAN BERACARA 

 

Terbagi menjadi: 

1. Segi administratif 

2. Segi yudisial 

 

ad.1 Segi administratif 

• Pihak Penggugat 

1. mengajukan gugatan/permohonan; 

2. membayar ongkos perkara (persekot); 

3. menerima tanda bukti pembayaran. 

• Pihak Pengadilan 

1. Panitera menerima perkara yg diajukan dan memberi no register perkara; 

2. Panitera menyampaikan Ketua Pengadilan Negeri (KPN); 

3. KPN menentukan Majelis Hakim; 

4. Majelis Hakim menentukan hari sidang pertama; 

5. Panitera membuat surat panggilan; 

6. Juru Sita menyampaikan surat panggilan kepada para pihak. 

 

4 Dokumen penting dalam segi administratif: 

• Surat penetapan hari sidang pertama; 

• Surat panggilan; 

• Berita Acara Pemanggilan (relass); 

• Daftar Perkara (roll). 

 

Jenis kewenangan Hakim terhadap 

Permohonan atau Gugatan Menolak 

Menerima 

Tidak Masuk Akal 

Tidak Berwenang 

Page 7: HUKUM ACARA PERDATA - xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/23066749/1628177327/name/UI_4_Catatan%2… · TINGGI PTUN MAHKAMAH MILITER ... Cara mengajukan gugatan ... Jawaban Tergugat

Fakultas Hukum Universitas Indonesia | © Riki Susanto 7

Syarat menyampaikan surat panggilan: 

• Disampaikan langsung; 

• Minimal 3 hari kerja; 

• Pendelegasian wewenang bila berbeda tempat tinggal (388, 389, 390 HIR). 

 

Juru sita menyampaikan: 

• Surat panggilan 

• Relass 

• Salinan gugatan 

 

Ad. 2 Segi Yudisial 

Terbagi atas 4 tahap: 

1. Tahap hari sidang pertama; 

2. Tahap jawab menjawab; 

3. Tahap pembuktian; 

4. Tahap putusan hakim dan pelaksanaannya. 

 

 

Hari Sidang Pertama 

 

4 kemungkinan yang terjadi  pada hari sidang pertama: 

1. Penggugat dan Tergugat sama‐sama hadir 

• Majelis Hakim harus berusaha mendamaikan secara ex officio (130 HIR) 

• Jika perdamaian tercapai maka dibuat Akta Perdamaian (Akta van Dading) yang bersifat final and 

binding (terakhir dan mengikat). 

• Jika perdamaian tidak tercapai maka persidangan dilanjutkan. 

2. Penggugat hadir – Tergugat tidak hadir 

• Majelis Hakim memeriksa apakah pemanggilan telah dilakukan dengan sah dan patut (122 HIR); 

• Tergugat dipanggil sekali lagi (126 dan 127 HIR); 

• Jika Tergugat pada pemanggilan kedua tetap tidak hadir maka gugatan akan diputus Verstek (125 

ayat (1) HIR); 

• Upaya hukum terhadap putusan Verstek adalah Verzet (129 jo 125 ayat (3) HIR). 

3. Penggugat tidak hadir – Tergugat hadir 

• Majelis Hakim memeriksa apakah pemanggilan telah dilakukan dengan sah dan patut (122 HIR); 

• Penggugat dipanggil sekali lagi (126 HIR); 

Page 8: HUKUM ACARA PERDATA - xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/23066749/1628177327/name/UI_4_Catatan%2… · TINGGI PTUN MAHKAMAH MILITER ... Cara mengajukan gugatan ... Jawaban Tergugat

Fakultas Hukum Universitas Indonesia | © Riki Susanto 8

• Jika  Penggugat  pada  pemanggilan  kedua  tetap  tidak  hadir maka  gugatan  dianggap  gugur  dan 

Penggugat dibebankan biaya perkara (124 HIR). 

4. Penggugat dan Tergugat sama‐sama tidak hadir  

• Sidang ditunda dan para pihak akan dipanggil lagi secara sah dan patut. 

 

Syarat‐Syarat Putusan Verstek yg Mengabulkan Gugatan Penggugat: 

1. Tergugat  atau  para  Tergugat  dan/atau  kuasanya  semuanya  tidak  datang  pada  hari  sidang  yg  telah 

ditentukan; 

2. Petitum gugatan tidak melawan hak; 

3. Petitum gugatan beralasan (125 ayat (1) HIR). 

Tenggang waktu mengajukan verzet: 14 hari (Pasal 129 (1) HIR) 

 

Tahap Jawab Menjawab 

1. Jawaban Tergugat atas gugatan 

2. Replik 

3. Duplik 

4. Kesimpulan Penggugat dan Tergugat 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 9: HUKUM ACARA PERDATA - xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/23066749/1628177327/name/UI_4_Catatan%2… · TINGGI PTUN MAHKAMAH MILITER ... Cara mengajukan gugatan ... Jawaban Tergugat

Fakultas Hukum Universitas Indonesia | © Riki Susanto 9

MEDIASI 

 

Dasar Hukum : 

Perma No. 1/2008 yang menggantikan Perma No. 2/ 2003 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan. 

 

Pertimbangan: 

1. Mengurangi masalah penumpukan perkara; (lihat konsiderans/pertimbangan huruf b) 

2. Salah  satu  proses  penyelesaian  sengketa  yang  dianggap  lebih  cepat  dan  murah  serta  dapat 

memberikan akses seluas mungkin kepada para pihak yang bersengketa untuk memperoleh keadilan; 

(lihat konsiderans/pertimbangan huruf a) 

3. Memperkuat dan memaksimalkan fungsi lembaga pengadilan dalam penyelesaian sengketa disamping 

proses ajudikatif; (lihat konsiderans/pertimbangan huruf b) 

4. Sebagai  penyempurnaan  lebih  lanjut  Surat  Edaran Mahkamah Agung  (SEMA) No.  1/  2002  tentang 

Pemberdayaan Pengadilan  Tingkat Pertama Menerapkan  Lembaga Damai  (Pasal 130 HIR/154 Rbg); 

(lihat konsiderans/pertimbangan huruf c) 

5. Mendorong para pihak untuk menempuh proses perdamaian yang dapat diintensifkan dengan  cara 

mengintegrasikan  proses  mediasi  ke  dalam  prosedur  berperkara  di  PN;  (lihat 

konsiderans/pertimbangan huruf c) 

 

Mediasi  bersifat  wajib  (mandatory)  atas  seluruh  perkara  perdata  yang  diajukan  ke  Pengadilan  Tingkat 

Pertama  (Pasal  4  Perma  No.  1  Tahun  2009),  kecuali  untuk  perkara  yang  diselesaikan melalui  prosedur 

pengadilan niaga, pengadilan hubungan  industrial, keberatan atas putusan Badan Penyelesaian Sengketa 

Konsumen, dan keberatan atas putusan Komisi Pengawas Persaingan Usaha  (Pasal 4 Perma No. 1 Tahun 

2009). 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 10: HUKUM ACARA PERDATA - xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/23066749/1628177327/name/UI_4_Catatan%2… · TINGGI PTUN MAHKAMAH MILITER ... Cara mengajukan gugatan ... Jawaban Tergugat

Fakultas Hukum Universitas Indonesia | © Riki Susanto 10

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

TAHAP PRA MEDIASI 

Surat Gugatan 

Diberikan kepada Panitera PN 

Panitera menyerahkan kepada KPN 

KPN menunjuk majelis hakim 

Hakim menjelaskan dan mewajibkan Mediasi 

Penentuan hari sidang 

Sidang Pertama  

Hari itu juga atau 

paling lambat 2 hari 

kerja (Pasal 11) 

Sepakat memilih  Tidak sepakat memilih 

Penunjukan mediator oleh Ketua Majelis Hakim 

Hari pertama sidang hakim mewajibkan para pihak menempuh mediasi 

TAHAP MEDIASI 

Wajib memilih mediator di luar atau di dalam 

Page 11: HUKUM ACARA PERDATA - xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/23066749/1628177327/name/UI_4_Catatan%2… · TINGGI PTUN MAHKAMAH MILITER ... Cara mengajukan gugatan ... Jawaban Tergugat

Fakultas Hukum Universitas Indonesia | © Riki Susanto 11

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Para pihak dapat menyerahkan resume perkara kepada satu sama lain dan kepada mediator (Pasal 13) 

Mendapatkan Mediator

Dilakukan Mediasi selama 40 hari kerja (Pasal 13 ayat 3) Dapat diperpanjang selama 14 hari kerja (Pasal 13 ayat 4) 

Hasil Mediasi 

Mencapai Kesepakatan  Tidak Mencapai Kesepakatan 

1. Para  pihak  dengan  bantuan  mediator 

wajib  merumuskan  secara  tertulis 

kesepakatan  yang  dicapai  dan 

ditandatangani  oleh  para  pihak  atau 

kuasa hukumnya dan mediator. 

2. Mediator  memeriksa  materi 

kesepakatan  perdamaian  untuk 

menghindari  kesepakatan  bertentangan 

hukum  atau  tidak  dapat  dilaksanakan 

atau yang memuat iktikad tidak baik. 

3. Para  pihak  wajib  menghadap  kembali 

kepada  hakim  pada  hari  sidang  untuk 

memberitahukan  kesepakatan 

perdamaian. 

4. Para  pihak  dapat  mengajukan 

kesepakatan  perdamaian  dalam  bentuk 

akta perdamaian yang memuat klausula 

pencabutan  gugatan  dan  atau  klausula 

yang menyatakan perkara telah selesai. 

1. Mediator  wajib  menyatakan  secara 

tertulis  bahwa  proses  mediasi  telah 

gagal  dan    pemberitahukan  kegagalan 

kepada hakim. 

2. Hakim  melanjutkan  pemeriksaan 

perkara. 

3. Pada tiap tahapan pemeriksaan perkara, 

hakim  pemeriksa  perkara  tetap 

berwenang  untuk  mendorong  atau 

mengusahakan  perdamaian  hingga 

sebelum  pengucapan  putusan  paling 

lama 14 hari kerja sejak hari para pihak 

menyampaikan  keinginan  berdamai 

kepada hakim. 

Page 12: HUKUM ACARA PERDATA - xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/23066749/1628177327/name/UI_4_Catatan%2… · TINGGI PTUN MAHKAMAH MILITER ... Cara mengajukan gugatan ... Jawaban Tergugat

Fakultas Hukum Universitas Indonesia | © Riki Susanto 12

 

Keterlibatan ahli (Pasal 16) 

Atas persetujuan para pihak seorang atau  lebih ahli dalam bidang tertentu untuk memberikan penjelasan 

atau pertimbangan  yang dapat membantu para pihak dalam penyelesaian perbedaan.  Semua biaya  jasa 

seorang ahli atau lebih ditanggung oleh para pihak berdasarkan kesepakatan. 

 

Proses mediasi tidak terbuka untuk umum, kecuali (Pasal 6): 

• dikehendaki oleh para pihak 

• untuk sengketa publik 

 

Kesepakatan (Pasal 11) 

• Memuat pencabutan perkara, atau 

• Menyatakan bahwa perkara telah selesai 

• Wajib  diperiksa  oleh mediator  untuk menghindari  adanya  kesepakatan  yang  bertentangan  dengan 

hukum 

• Wajib diberitahukan kepada hakim yang memeriksa perkara 

• Dapat dikukuhkan sebagai suatu Akta perdamaian 

 

Tidak dapat dijadikan alat bukti (Pasal 13) 

Notulen atau catatan mediator dalam proses mediasi wajib dimusnahkan sehingga tidak dapat digunakan 

sebagai alat bukti dalam proses persidangan perkara yang bersangkutan atau perkara  lainnya, begitu  juga 

dengan pernyataan dan pengakuan para pihak. Mediator atau  salah  satu pihak yang  terlibat  tidak dapat 

diminta menjadi saksi dalam proses persidangan perkara yang bersangkutan. 

 

Tempat pelaksanaan mediasi 

1. Dilaksanakan di salah satu ruangan pengadilan (Pasal 20 ayat 1) dengan tanpa dikenakan biaya (Pasal 

20 ayat 3). 

2. Dapat  dilaksanakan  di  luar  pengadilan  atas  biaya  para  pihak  sendiri  berdasarkan  kesepakatan  para 

pihak (Pasal 20 ayat 4). 

 

Biaya mediator 

1. Penggunaan mediator hakim tidak dipungut biaya (pasal 10 ayat 1). 

2. Biaya mediator bukan hakim ditanggung oleh para pihak berdasarkan kesepakatan (pasal 10 ayat 2). 

3. Mediator wajib menaati Kode Etik Mediator dalam melaksanakan fungsinya: netral dan bersertifikat. 

 

 

Page 13: HUKUM ACARA PERDATA - xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/23066749/1628177327/name/UI_4_Catatan%2… · TINGGI PTUN MAHKAMAH MILITER ... Cara mengajukan gugatan ... Jawaban Tergugat

Fakultas Hukum Universitas Indonesia | © Riki Susanto 13

SURAT KUASA 

 

Dasar Hukum: Pasal 1792 ‐ 1813 KUHPerdata dan 123 HIR 

Pengertian surat kuasa: Pasal 1792 KUHPerdata 

Cara pemberian kuasa (Pasal 1793 KUHPerdata): 

• lisan 

• tertulis 

Bentuk pemberian kuasa (Pasal 1795 KUHPerdata): 

1. secara khusus 

2. secara umum 

 

Untuk beracara di pengadilan harus dilakukan dengan surat kuasa khusus  (fatwa MA No 531K/Sip/1973). 

Penerima  kuasa  khusus  tidak  diperbolehkan  melakukan  tindakan  yang  melampaui  kuasa  yg  diberikan 

kepadanya (Pasal 1797 KUHPerdata), Hak‐Hak: 

• Hak Substitusi (pasal 1802 KUHPerdata) 

• Hak Honorarium:  untuk mendapatkan  honor  (upah)  dari  pekerjaan  yang  dilakukan  kepada  pemberi 

kuasa. 

• Hak Retensi (pasal 1808 KUHPerdata): hak untuk menahan segala kepunyaan pemberi kuasa yang ada 

ditangannya sampai terbayar lunas upah yang telah disepakati (misalnya sertifikat tanah atas sengketa 

warisan). 

 

Berakhirnya pemberian kuasa: pasal 1813 KUHPerdata. 

Format umum surat kuasa  

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

SURAT KUASA 

Identitas para pihak (Pemberi Kuasa dan Penerima Kuasa) 

‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐KHUSUS‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐ 

• Pihak yang digugat 

• Pokok sengketa: wanprestasi/ PMH 

• Kompetensi relatif 

• Kewenangan penerima kuasa 

• Hak–hak penerima kuasa 

 

Pemberi Kuasa                 Penerima Kuasa 

 

              ttd                                      ttd  

Materai

Page 14: HUKUM ACARA PERDATA - xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/23066749/1628177327/name/UI_4_Catatan%2… · TINGGI PTUN MAHKAMAH MILITER ... Cara mengajukan gugatan ... Jawaban Tergugat

Fakultas Hukum Universitas Indonesia | © Riki Susanto 14

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

RIKI SUSANTO & PARTNERS Advocates and Legal Consultants

Susanto Tower, 8 - 9th Floor, Jalan Jenderal Sudirman No. 123, Jakarta Pusat

Phone: +6221 789 1234, Fax: +6221 789 1233 Website: www.rslaw.com

Email: [email protected]

SURAT KUASA KHUSUS 

 

Yang bertanda‐tangan di bawah ini: 

1. Yanto Suyanto, S.E., M.A., pekerjaan wiraswasta bertempat tinggal di Margonda Raya No. 7, RT 

03/09, Kelurahan Pondok Cina, Depok. 

2. Roni, S.T., M.M., bertempat tinggal Akses UI No. 8, RT 005/002, Kelurahan Desa Tugu, Depok. 

(untuk  selanjutnya disebut  sebagai  Pemberi Kuasa), dan  yang  dalam perkara  ini memilih domisili di 

kantor kuasanya sebagaimana akan disebut di bawah ini, dengan ini memberikan kuasa kepada: 

Prof. DR. Iur. Riki Susanto, S.H., LL.M., Ph.D. 

Angga Bastian Simamora, S.H., LL.M. 

 

Advokat pada kantor hukum, Riki Susanto & Partners beralamat di Susanto Tower, Lantai 8  ‐ 9, Jalan 

Jenderal Sudirman No. 123, Jakarta Pusat, (selanjutnya baik bersama‐sama atau sendiri‐sendiri disebut 

sebagai Penerima Kuasa). 

 

‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐ KHUSUS ‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐ 

 

Untuk dan atas nama serta mewakili Pemberi Kuasa selaku Penggugat melawan: 

1. Asep Resepsiong, bertempat  tinggal di  Jalan Sudirman No. 1 Kecamatan Kebayoran 

Baru, Kelurahan Senayan, Jakarta Pusat. 

2. Jojon  Kojonik,  bertempat  tinggal  di  Jalan  Sudirman  No.  2,  Kecamatan  Kebayoran 

Baru, Kelurahan Senayan, Jakarta Pusat.  

dalam perkara Perbuatan Melawan Hukum (PMH) di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. 

Serta melakukan segala tindakan menurut hukum yang berhubungan perkara tersebut di 

atas. 

Sehubungan dengan itu Penerima Kuasa untuk dan atas nama Pemberi Kuasa dapat menghadap semua 

pengadilan,  petugas  dan  atau  pejabat  yang  berwenang maupun  pihak‐pihak  yang  terkait  di  seluruh 

Indonesia; mengajukan  dan menandatangani  gugatan; menghadiri  persidangan; mengajukan  replik; 

Page 15: HUKUM ACARA PERDATA - xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/23066749/1628177327/name/UI_4_Catatan%2… · TINGGI PTUN MAHKAMAH MILITER ... Cara mengajukan gugatan ... Jawaban Tergugat

Fakultas Hukum Universitas Indonesia | © Riki Susanto 15

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

bukti‐bukti;  menghadirkan  saksi‐saksi  di  persidangan;  membuat  kesimpulan;  mengambil,  menerima 

segala  surat‐surat,  dokumen‐dokumen;  membuat,  memberi  dan  sekaligus  menerima  keterangan‐

keterangan,  memorie‐memorie;  membuat  dan  menyuruh  membuat  segala  panggilan‐panggilan, 

penetapan‐penetapan; meminta salinan atau petikan dari semua surat‐surat; meminta angkat sumpah; 

menyerahkan  kepada  dan/atau  menerima  pertimbangan  pengadilan;  membuat  penawaran‐

penawaran/perundingan‐perundingan/perdamaian yang materinya telah disetujui oleh Pemberi Kuasa; 

menandatangani  surat‐surat yang diperlukan; menghadap atau menghubungi  semua  instansi‐instansi, 

pejabat‐pejabat negara atau swasta guna memperoleh keterangan‐keterangan, salinan‐salinan, petikan‐

petikan, fotocopy‐fotocopy surat atau dokumen yang diperlukan; menerima pembayaran dan membuat 

kwitansi  atas  pembayaran  tersebut; menjalankan  perbuatan‐perbuatan  yang menurut  hukum  harus 

dijalankan  atau  diberikan  oleh  seorang  kuasa  untuk mempertahankan  kepentingan  Pemberi  Kuasa, 

serta mengadakan kompromi. 

 

Singkatnya Penerima Kuasa diberi hak untuk melakukan segala sesuatu yang berguna dan bermanfaat 

bagi Pemberi Kuasa  serta diberi hak untuk memberi kuasa kepada pihak  lain/subtitusi baik  sebagian 

atau seluruhnya, selanjutnya untuk menilai dan melaksanakan segalanya sesuatu yang dianggap perlu, 

cepat, bermanfaat dan  tepat,  sesuai dengan  yang ditentukan dalam peraturan perundang‐undangan 

yang berlaku bagi Penerima Kuasa. 

 

Surat  Kuasa  ini  dikeluarkan  berdasarkan  hak  honorarium  dan  hak  retensi,  serta  dilaksanakan  sesuai 

dengan peraturan perundangan yang berlaku. 

 

Jakarta, 22 Oktober 2009 

 

       Pemberi Kuasa,                             Penerima Kuasa, 

 

    Yanto Suyanto, S.E., M.A. Prof. DR. Iur. Riki Susanto, S.H., LL.M., Ph.D. Roni, S.T., M.M. Angga Bastian Simamora, S.H., LL.M.  

Page 16: HUKUM ACARA PERDATA - xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/23066749/1628177327/name/UI_4_Catatan%2… · TINGGI PTUN MAHKAMAH MILITER ... Cara mengajukan gugatan ... Jawaban Tergugat

Fakultas Hukum Universitas Indonesia | © Riki Susanto 16

GUGATAN 

 

HIR tidak mengatur secara tegas, namun berdasarkan yurisprudensi dikenal bahwa gugatan terdiri dari: 

1. Persona Standi In Judicio 

a. kompetensi 

b. para pihak 

c. kualitas para pihak 

2. Posita/Fundamentum Petendi 

a. kejadian/ peristiwa 

b. penjelasan duduk perkara 

c. adanya hubungan hukum 

3. Petitum/Tuntutan 

apa yang oleh penggugat diminta/diharapkan agar diputuskan hakim. 

 

Penambahan atau Perubahan Gugatan 

HIR  tidak mengatur mengenai  Penambahan  atau  Perubahan  Gugatan.  Hal  ini merupakan  kewenangan 

hakim,  akan  tetapi  dalam  praktek mengenai masalah  perubahan,  pencabutan  dan  penggabungan  surat 

gugatan dapat dilakukan berdasarkan Pasal 393 HIR. 

Pada asasnya, perubahan surat gugatan dapat dilakukan sepanjang tidak mengubah atau menambah pokok 

gugatan  (Pasal  127  RV)  selama  tidak  merugikan  Tergugat,  pengurangan  senantiasa  diperbolehkan. 

Perubahan gugatan juga diperbolehkan sepanjang tidak mengubah atau menambah petitum. 

 

Perubahan gugatan dilarang: 

• Bila berdasarkan hukum yg sama dimohon pelaksanaan suatu hak lain 

Contoh: semula dimohon ganti rugi berdasarkan wanprestasi diubah menjadi pemenuhan perjanjian. 

• Adanya penambahan keadaan‐keadaan baru shg diperlukan putusan hakim  ttg suatu perhubungan 

hukum antara para pihak yang lain daripada yang semula telah dikemukakan 

Contoh: semula dasar gugatan perceraian adalah perzinahan kemudian diubah menjadi keretakan yang 

tidak dapat diperbaiki lagi. 

 

Perubahan surat gugatan dapat dilaksanakan dalam 2 tahap: 

1. Tahap sebelum tergugat mengajukan jawaban 

2. tahap sesudah tergugat mengajukan jawaban 

 

Page 17: HUKUM ACARA PERDATA - xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/23066749/1628177327/name/UI_4_Catatan%2… · TINGGI PTUN MAHKAMAH MILITER ... Cara mengajukan gugatan ... Jawaban Tergugat

Fakultas Hukum Universitas Indonesia | © Riki Susanto 17

Apabila perubahan surat gugatan dilakukan sebelum tergugat memberikan jawaban, maka dapat dilakukan 

tanpa perlu seizin tergugat. Akan tetapi, jika diajukan sesudah ada jawaban dari tergugat harus dilakukan 

dengan seizin tergugat. 

Perubahan dapat dilakukan jika: 

1. perubahan tersebut tidak merugikan kepentingan kedua belah pihak terutama tergugat. 

2. perubahan tersebut tidak menyinggung pokok perkara. 

3. perubahan tersebut tidak boleh menimbulkan keadaan baru. 

4. Perubahan gugatan dapat dilakukan pada tingkat banding. 

 

Sedangkan pencabutan surat gugatan pada dasarnya dilakukan sebelum ada jawaban dari tergugat. Apabila 

pencabutan  dilakukan  setelah  adanya  jawaban  tergugat  hanya  dapat  dilakukan  dengan  seizin  tergugat. 

Pencabutan surat gugatan lazimnya dinyatakan dalam suatu ”penetapan”, apabila sudah ada jawaban dari 

tergugat.  Apabila  sebelum  adanya  jawaban  lazimnya  dinyatakan  dalam  ”Berita  Acara  Sidang”  yang 

kemudian dicatat dalam buku register perkara perdata. 

Penggabungan Kumulasi Gugatan dan Penggabungan gugatan 

Bila dalam 1 pengadilan ada 2 perkara yg satu dan  lainnya saling berhubungan terutama apabila pgg dan 

tgg nya sama maka salah satu pihak atau ke‐2nya dapat meminta kepada majelis hakim agar perkara tsb 

digabung. 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Dilarang: 

• Apabila diperlukan acara khusus  

Contoh: gugatan cerai tidak boleh digabung dengan gugatan wanprestasi. 

• Apabila gugatan ditujukan kepada seseorang dalam 2 kualitas 

Contoh: sebagai wali menggugat pengembalian barang milik anaknya dan sebagai pribadi menggugat 

pembayaran utang. 

 

Kumulasi gugatan 

Pada  umumnya  tiap  gugatan 

harus berdiri sendiri. 

Adanya  2  gugatan  yang 

dituangkan  dalam  1  surat 

gugatan diperbolehkan apabila 

pihak  penggugat    dan  pihak 

tergugat  adalah  orang  yang 

sama. 

Kumulasi subyektif 

Penggabungan  beberapa 

subyek. 

 

Kumulasi obyektif 

Penggabungan  beberapa 

tuntutan. 

 

Page 18: HUKUM ACARA PERDATA - xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/23066749/1628177327/name/UI_4_Catatan%2… · TINGGI PTUN MAHKAMAH MILITER ... Cara mengajukan gugatan ... Jawaban Tergugat

Fakultas Hukum Universitas Indonesia | © Riki Susanto 18

Konkursus (kebersamaan adanya tuntutan hak) 

Terjadi apabila penggugat mengajukan gugatan yang mengandung beberapa  tuntutan yang menuju pada 

suatu akibat yang  sama, dengan dikabulkannya  salah  satu dari  tuntutan maka  tuntutan  lainnya  sekaligus 

terkabul. Contoh: para debitur tanggung renteng. 

 

Pencabutan dan Penarikan Gugatan 

Tidak  diatur  dalam  HIR,  sedangkan  dalam  Pasal  271  Rv  hanya  diperbolehkan  apabila  tergugat  belum 

memberikan  jawaban,  kecuali  apabila  tergugat  setuju  apabila  gugatan  dicabut. Hal  ini  untuk mencegah 

kerugian di pihak tergugat. 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

RIKI SUSANTO & PARTNERS Advocates and Legal Consultants

Susanto Tower, 8 - 9th Floor, Jalan Jenderal Sudirman No. 123, Jakarta Pusat

Phone: +6221 789 1234, Fax: +6221 789 1233 Website: www.rslaw.com

Email: [email protected]

Jakarta, 12 Juni 1998 

Kepada Yth.  

Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Pusat 

Di Jalan Gajah Mada No. 17, Jakarta 10130 

 

Perihal: GUGATAN PERBUATAN MELAWAN HUKUM 

 

Antara 

PENGGUGAT 

Yanto Suyanto, S.E., M.A. 

Roni, S.T., M.M. 

  

Melawan 

TERGUGAT 

Asep Resepsiong 

Jojon Kojonik 

Page 19: HUKUM ACARA PERDATA - xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/23066749/1628177327/name/UI_4_Catatan%2… · TINGGI PTUN MAHKAMAH MILITER ... Cara mengajukan gugatan ... Jawaban Tergugat

Fakultas Hukum Universitas Indonesia | © Riki Susanto 19

 

 

 

 

•  

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Yang bertanda tangan dibawah ini: 

1. Prof. DR. Iur. Riki Susanto, S.H., LL.M., Ph.D. 

2. Angga Bastian Simamora, S.H., LL.M. 

 

Secara sendiri‐sendiri ataupun bersama‐sama, Advokat di Riki Susanto & Partners beralamat di Susanto 

Tower, Lantai 8 ‐ 9, Jalan Jenderal Sudirman Nomor 123, Jakarta Pusat, berdasarkan Surat Kuasa Khusus 

Nomor 589/SK/XI/PDT.G/RSP/1997, tanggal 15 November 2009, bertindak untuk dan atas nama: 

3. Yanto  Suyanto,  S.E., M.A.,  bertempat  tinggal  di Margonda  Raya No.  7,  RT  03/09,  Kelurahan 

Pondok Cina, Depok. 

(Untuk selanjutnya disebut sebagai PENGGUGAT I) 

4. Roni, S.T., M.M., bertempat tinggal Akses UI No. 8, RT 005/002, Kelurahan Desa Tugu, Depok. 

(Untuk selanjutnya disebut sebagai PENGGUGAT II) 

Selanjutnya PENGGUGAT I dan PENGGUGAT II secara bersama‐sama disebut PARA PENGGUGAT. 

 

PARA PENGGUGAT bersama ini mengajukan gugatan terhadap: 

1. Asep  Resepsiong,  bertempat  tinggal  di  Jalan  Sudirman  No.  1,  Kecamatan  Kebayoran  Baru, 

Kelurahan Senayan, Jakarta Pusat. 

(Untuk selanjutnya disebut sebagai TERGUGAT I) 

2. Jojon  Kojonik,  bertempat  tinggal  di  Jalan  Sudirman  No.  2,  Kecamatan  Kebayoran  Baru, 

Kelurahan Senayan, Jakarta Pusat.  

(Untuk selanjutnya disebut sebagai TERGUGAT II) 

Selanjutnya TERGUGAT I dan TERGUGAT II, secara bersama‐sama disebut PARA TERGUGAT. 

 

Adapun alasan dan dasar PARA PENGGUGAT mengajukan gugatan ini adalah sebagai berikut. 

1. Bahwa PARA PENGGUGAT adalah ahli waris dari Bapak Nurdin S. Top berdasarkan Surat Wasiat 

atas nama Bapak Nurdin S. Top yang secara sah  terbuka pada  tanggal 25 Oktober 1997  (vide 

Bukti  P‐1  Akta  Penetapan  dan  Pembagian  Warisan  Nomor:  116/APW/1997/PA.JAK‐PUS 

tanggal 17‐8‐1997). 

2. Bahwa  berdasarkan  Pasal  584  Kitab Undang‐Undang Hukum  Perdata menyatakan  “hak milik 

atas  suatu  barang  tidak  dapat  diperoleh  selain  dengan  pengambilan  untuk  dimiliki,  dengan 

perlekatan, dengan kedaluwarsa, dengan pewarisan, baik menurut undang‐undang maupun 

menurut surat wasiat, dan dengan penunjukan atau penyerahan berdasarkan suatu peristiwa 

perdata untuk pemindahan hak milik,  yang dilakukan oleh orang yang berhak untuk berbuat 

terhadap barang itu.” 

Page 20: HUKUM ACARA PERDATA - xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/23066749/1628177327/name/UI_4_Catatan%2… · TINGGI PTUN MAHKAMAH MILITER ... Cara mengajukan gugatan ... Jawaban Tergugat

Fakultas Hukum Universitas Indonesia | © Riki Susanto 20

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

3. Bahwa Harta Warisan Bapak Nurdin S. Top salah satunya ialah sebidang tanah Hak Milik seluas 

± 1000 meter2  (seribu meter persegi), berdasarkan  Sertipikat Hak Milik  (SHM) No. 52 Tahun 

1961 di Jalan Jenderal Sudirman No. 1 – 20, Blok D 1 Persil 1a–S‐IN atas nama Bapak Nurdin S. 

Top (vide Bukti P‐2) yang kini dimiliki secara sah oleh PARA PENGGUGAT. 

4. Bahwa tanah aquo yang dimiliki oleh Bapak Nurdin S. Top memiliki batas‐batas sebagai berikut: 

Utara    : Tanah milik Ucok Bambang 

Selatan    : Jalan raya Sudirman 

Barat    : Tanah milik Ko Acong 

Timur    : Tanah milik Jamal Udin 

5. Bahwa sebelumnya pada tanggal 13 Juni 1962 terjadi pembebasan lahan atas tanah milik Bapak 

Nurdin S. Top yang terletak di Jalan Sudirman tersebut untuk pembangunan jalan umum sesuai 

dengan  Keputusan  Presiden No.  52/VI/1962  seluas  ±  150 meter2  (seratus  lima  puluh meter 

persegi) (vide Bukti P‐3), dimana tanah milik Bapak Nurdin S. Top tersisa ± 850 meter2 (delapan 

ratus lima puluh meter persegi). 

6. Bahwa  pada  tanggal  15  Juni  1962 Bapak Nurdin  S.  Top melaporkan  kepada Menteri Agraria 

perihal perubahan luas tanah yang dimilikinya menjadi ± 850 meter2 (delapan ratus lima puluh 

meter persegi) dengan keluarnya Keputusan Menteri Agraria No. 23/VII/1962 tertanggal 24 Juli 

1962 (vide Bukti P‐4). 

7. Bahwa  pada  bulan  28  Desember  1963,  tanpa  sepengetahuan,  tanpa  hak  dan  tanpa  seizin 

Bapak Nurdin S. Top, PARA TERGUGAT telah menempati tanah milik Bapak Nurdin S. Top. 

8. Bahwa pada tanggal 5 Januari 1964 Bapak Nurdin S. Top memberikan peringatan/somasi yang 

pertama  kepada  TERGUGAT  I  (vide  Bukti  P‐5a)  dan  TERGUGAT  II  (vide  Bukti  P‐5b)  untuk 

musyawarah  baik  secara  langsung maupun melalui  RT  dan  RW  setempat,  akan  tetapi  tidak 

digubris sama sekali oleh PARA TERGUGAT. 

9. Bahwa  selanjutnya  pada  tanggal  10 Maret  1964  Bapak  Nurdin  S.  Top  kembali memberikan 

somasi yang kedua kepada TERGUGAT  I  (vide Bukti P‐6a) dan TERGUGAT  II  (vide Bukti P‐6b) 

untuk  musyawarah,  namun  tetap  tidak  ada  itikad  baik  dari  PARA  TERGUGAT  untuk 

menyerahkan  tanah aquo  kepada Bapak Nurdin  S. Top bahkan PARA TERGUGAT menyerang 

balik  Bapak  Nurdin  S.  Top  dengan  mengakui  tanah  yang  ditempati  adalah  milik  PARA 

TERGUGAT. 

10. Bahwa pada tanggal 19 Maret 1964 Bapak Nurdin S. Top telah melaporkan kepada Kepolisian 

Resort  (Polres)  Jakarta  Pusat  (vide Bukti  P‐7)  untuk mendapatkan  perlindungan  hukum  atas 

tanah miliknya  di  Jalan  Jenderal  Sudirman No.  1  –  20,  Blok D  1  Persil  1a–S‐IN  seluas  ±  850 

meter2 (delapan ratus lima puluh meter persegi). 

Page 21: HUKUM ACARA PERDATA - xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/23066749/1628177327/name/UI_4_Catatan%2… · TINGGI PTUN MAHKAMAH MILITER ... Cara mengajukan gugatan ... Jawaban Tergugat

Fakultas Hukum Universitas Indonesia | © Riki Susanto 21

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

11. Bahwa  pada  tanggal  13  April  1964,  sesuai  dengan  surat  perintah  pengosongan  tanah  No. 

1364/IV/1964  (vide Bukti P‐8) Polres  Jakarta Pusat mengadakan pengamanan  terhadap  tanah 

milik Bapak Nurdin S. Top dengan cara membantu mengosongkan tanah milik Bapak Nurdin S. 

Top yang telah di duduki oleh PARA TERGUGAT. 

12. Bahwa setelah PARA TERGUGAT  tidak menempati  tanah  tersebut pada  tanggal 26 November 

1968, PARA TERGUGAT kembali menempati dan membuat bangunan pada  tanah milik Bapak 

Nurdin S. Top yang sudah dipagari oleh pagar besi. 

13. Bahwa  pada  tanggal  17  Desember  1968  Bapak  Nurdin  S.  Top  kembali memberikan  somasi 

kepada  TERGUGAT  I  (vide  Bukti  P‐9a)  dan  TERGUGAT  II  (vide  Bukti  P‐9b)  untuk  kembali 

mengosongkan  tanah  milik  Bapak  Nurdin  S.  Top,  akan  tetapi  tidak  dihiraukan  oleh  PARA 

TERGUGAT. 

14. Bahwa  Bapak  Nurdin  S.  Top  yang mengalami  sakit  jantung  dari  tahun  1962  akhirnya  pada 

tanggal 18 Oktpber 1997, Bapak Nurdin S. Top meninggal dunia sehingga tanah miliknya  jatuh 

kepada  ahli  warisnya,  yaitu  PARA  PENGGUGAT,  dimana  PARA  PENGGUGAT  melakukan 

kunjungan ke tanah yang pernah dimiliki oleh ayahnya, akan tetapi PARA PENGGUGAT terkejut 

melihat tanah yang miliki ayahnya telah ditempati PARA TERGUGAT. 

15. Bahwa  pada  tanggal  17  Januari  1998,  PARA  PENGGUGAT melakukan  somasi  yang  pertama 

kepada  TERGUGAT  I  (vide  Bukti  P‐10a)  dan  TERGUGAT  II  (vide  Bukti  P‐10b)  untuk  segera 

mengosongkan  tanah milik  PARA  PENGGUGAT,  akan  tetapi  PARA  TERGUGAT mengabaikan 

somasi yang dilakukan oleh PARA PENGGUGAT. 

16. Bahwa pada tanggal 17 Februari 1998, PARA PENGGUGAT melakukan somasi yang kedua dan 

terakhir  kepada  TERGUGAT  I  (vide  Bukti  P‐11a)  dan  TERGUGAT  II  (vide  Bukti  P‐11b)  yang 

menyatakan  apabila  somasi  yang  terakhir  ini  tidak dilakukan, maka PARA PENGGUGAT  akan 

mengambil langkah hukum untuk menyelesaikan permasalahan ini. 

17. Bahwa dengan  telah dikuasainya  tanah milik PARA PENGGUGAT  sebagai  ahli waris  yang  sah 

dari Bapak Nurdin  S.  Top  semenjak  tahun  1968  sampai  saat  ini PARA  PENGGUGAT maupun 

Bapak Nurdin  S.  Top  belum  pernah merasa menjual  tanah  aquo  kepada  siapapun  termasuk 

kepada PARA TERGUGAT. 

18. Bahwa  berdasarkan  Pasal  2  Undang‐Undang  Nomor  51  prp  Tahun  1960  tentang  Larangan 

Pemakaian Tanah Tanpa Izin yang Berhak atau Kuasanya menyatakan “dilarang memakai tanah 

tanpa izin yang berhak atau kuasanya yang sah.” 

19. Bahwa  penguasaan  tanah milik  PARA  PENGGUGAT  oleh  PARA  TERGUGAT  dengan mengaku 

sebagai pemilik tanpa pernah membeli dari PARA PENGGUGAT dan telah mendirikan bangunan 

di  atas  tanah  PARA  PENGGUGAT  tanpa  sepengetahuan,  tanpa  hak  dan  tanpa  seizin  Bapak 

Nurdin S. Top ataupun PARA PENGGUGAT, merupakan suatu Perbuatan Melawan Hukum yang 

menimbulkan kerugian pada diri PARA PENGGUGAT. 

Page 22: HUKUM ACARA PERDATA - xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/23066749/1628177327/name/UI_4_Catatan%2… · TINGGI PTUN MAHKAMAH MILITER ... Cara mengajukan gugatan ... Jawaban Tergugat

Fakultas Hukum Universitas Indonesia | © Riki Susanto 22

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

20. Bahwa  berdasarkan  pasal  1365  Kitab  Undang‐Undang  Hukum  Perdata  menyatakan  “tiap 

perbuatan  yang melanggar  hukum  dan membawa  kerugian  kepada  orang  lain, mewajibkan 

orang  yang  menimbulkan  kerugian  itu  karena  kesalahannya  untuk  mengganti  kerugian 

tersebut.”  Dengan  demikian,  terhadap  PARA  TERGUGAT  dapat  dimintakan 

pertanggungjawaban dengan memberikan ganti rugi kepada PARA PENGGUGAT karena PARA 

TERGUGAT telah melakukan Perbuatan Melawan Hukum yang menimbulkan kerugian bagi diri 

PARA PENGGUGAT. 

21. Bahwa sejak tahun 1961 hingga sekarang Bapak Nurdin S. Top dan PARA PENGGUGAT sebagai 

ahli  warisnya  yang  sah  selalu  membayar  pajak  atas  tanah  tersebut  berdasarkan  bukti 

pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan/PBB (vide Bukti P‐12). 

22. Bahwa  setiap  orang  atau  badan  yang  memperoleh  manfaat  dari  suatu  bidang  tanah  bisa 

menjadi  subyek  pajak  PBB,  termasuk mereka  yang menjadi  pemegang  hak  atas  tanah  yang 

bersangkutan  dapat  diketahui  dari  ketentuan  pasal  4  ayat  (1) Undang‐undang No.  12  tahun 

1985 menyatakan  “yang menjadi  subyek  pajak  adalah  orang  atau  badan  yang  secara  nyata 

mempunyai  sesuatu  hak  atas  bumi,  dan/atau  memperoleh  manfaat  atas  bumi,  dan/atau 

memiliki, menguasai, dan/atau memperoleh manfaat atas bangunan." 

23. Bahwa  tindakan PARA TERGUGAT yang menguasai  tanah aquo  tanpa dasar hukum yang  sah 

semenjak tahun 1968 hingga saat ini sangat merugikan PARA PENGGUGAT baik secara materiil 

karena tidak dapat menikmati miliknya sendiri dan imateriil yaitu kehilangan keuntungan yang 

diharapkan;  karenanya  wajar  bila  PARA  PENGGUGAT  menuntut  ganti  rugi  kepada  PARA 

TERGUGAT dengan perincian: 

Materiil 

a. Pengrusakan lahan                   Rp.     750.000.000,00 

b. Batalnya pembelian atas tanah kepada pembeli      Rp.  9.500.000.000,00 

Imateriil:                      Rp.  1.500.000.000,00 

Total       Rp. 11.750.000.000,00 

         (sebelas milyar tujuh ratus lima puluh juta rupiah) 

 

24. Bahwa  agar  PARA  TERGUGAT  mematuhi  putusan  ini,  maka  wajar  bila  PARA  PENGGUGAT 

memohon  agar  PARA  TERGUGAT  secara  tanggung  renteng  membayar  uang  paksa  sebesar 

Rp.10.000.000,‐  (sepuluh  juta  rupiah)  per  hari  apabila  lalai  dalam melaksanakan  putusan  ini 

setelah mempunyai kekuatan hukum yang tetap. 

25. Bahwa agar gugatan  ini  tidak  sia‐sia dan untuk mencegah PARA TERGUGAT menghindar dari 

tanggung  jawab  gugatan  ini,  maka  PARA  PENGGUGAT  mohon  agar  diletakan  sita  jaminan 

(conservatoir beslag)  terhadap bangunan milik PARA TERGUGAT berikut  inventaris diatasnya 

yang terletak di Jalan Jenderal Sudirman No. 1 – 20, Jakarta. 

Page 23: HUKUM ACARA PERDATA - xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/23066749/1628177327/name/UI_4_Catatan%2… · TINGGI PTUN MAHKAMAH MILITER ... Cara mengajukan gugatan ... Jawaban Tergugat

Fakultas Hukum Universitas Indonesia | © Riki Susanto 23

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

26. Bahwa untuk menjamin agar tanah milik PARA PENGGUGAT tidak dijual oleh PARA TERGUGAT 

kepada pihak  lain, maka PARA PENGGUGAT mohon agar dilakukan sita  jaminan  (conservatoir 

beslag) atas tanah aquo yang terletak di Sertipikat Hak Milik (SHM) No. 52 Tahun 1961 di Jalan 

Jenderal Sudirman No. 1 – 20, Blok D 1 Persil 1a–S‐IN atas nama Bapak Nurdin S. Top seluas ± 

850 meter2 (delapan ratus lima puluh meter persegi) dengan batas‐batas: 

Utara    : Tanah milik Ucok Bambang 

Selatan    : Jalan raya Sudirman 

Barat    : Tanah milik Ko Acong 

Timur    : Tanah milik Jamal Udin 

27. Bahwa  semenjak PARA PENGGUGAT  sebagai ahli waris Bapak Nurdin S. Top dari  tahun 1968 

hingga  kini  belum  dapat  menikmatinya,  maka  PARA  PENGGUGAT  menuntut  agar  PARA 

TERGUGAT untuk menyerahkan tanah aquo kepada PARA PENGGUGAT dalam keadaan kosong 

dan baik kepada PARA PENGGUGAT. 

28. Bahwa karena gugatan ini didukung oleh bukti‐bukti yang otentik maka mohon agar perkara ini 

dapat dijalankan terlebih dahulu walau terdapat upaya hukum Banding, Verzet maupun Kasasi 

(Uitvoerbaar bij Vorraad).  

 

Berdasarkan uraian yang  telah diuraikan di atas maka PARA PENGGUGAT dengan segala kerendahan 

hati memohon agar Pengadilan Negeri Jakarta Pusat berkenan memutus sebagai berikut : 

1. Mengabulkan gugatan PARA PENGGUGAT untuk seluruhnya; 

2. Menyatakan secara hukum PARA TERGUGAT bersalah melakukan Perbuatan Melawan Hukum; 

3. Menyatakan secara hukum tanah yang terletak di Jalan Jenderal Sudirman No. 1 – 20, Blok D 1 

Persil 1a–S‐IN atas nama Bapak Nurdin S. Top seluas ± 850 meter2  (delapan  ratus  lima puluh 

meter persegi) yang selama ini dimilikinya dengan batas‐batas sebagai berikut: 

Utara    : Tanah milik Ucok Bambang 

Selatan    : Jalan Raya Sudirman 

Barat    : Tanah milik Ko Acong 

Timur    : Tanah milik Jamal Udin 

Adalah sah secara hukum milik PARA PENGGUGAT; 

4. Menghukum  PARA  TERGUGAT  untuk  membayar  secara  sekaligus  dan  tunai  ganti  kerugian 

materiil  dan  imateriil Bapak Nurdin  S.  Top  kepada  PARA  PENGGUGAT  sebagai  ahli warisnya 

yang  sah  sebesar  Rp.  11.750.000.000,‐  (sebelas milyar  tujuh  ratus  lima  puluh  juta  rupiah), 

dengan perincian: 

a. Ganti rugi Materiil Rp. 10.250.000.000,00  

b. Ganti rugi Imateriil Rp. 1.500.000.000,00 

Page 24: HUKUM ACARA PERDATA - xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/23066749/1628177327/name/UI_4_Catatan%2… · TINGGI PTUN MAHKAMAH MILITER ... Cara mengajukan gugatan ... Jawaban Tergugat

Fakultas Hukum Universitas Indonesia | © Riki Susanto 24

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

6. Menghukum  PARA  TERGUGAT  secara  tanggung  renteng  membayar  uang  paksa  sebesar 

Rp.10.000.000,‐  (sepuluh  juta  rupiah)  per  hari  apabila  lalai  dalam melaksanakan  putusan  ini 

setelah mempunyai kekuatan hukum yang tetap; 

7. Menyatakan  sah  dan  berharga  Sita  Jaminan  (conservatoir  beslag)  yang  dilakukan  oleh 

Pengadilan Negeri Jakarta Pusat terhadap bangunan milik PARA TERGUGAT berikut  inventaris 

diatasnya yang terletak di Jalan Jenderal Sudirman No. 1 – 20 dan tanah aquo yang terletak di 

Jalan  Jenderal  Sudirman  No.  1  –  20,  seluas  ±  850 meter2  (delapan  ratus  lima  puluh meter 

persegi) dengan batas‐batas: 

Utara    : Tanah milik Ucok Bambang 

Selatan    : Jalan raya Sudirman 

Barat    : Tanah milik Ko Acong 

Timur    : Tanah milik Jamal Udin 

8. Menghukum PARA TERGUGAT untuk menyerahkan tanah aquo dalam keadaan kosong dan baik 

kepada PARA PENGGUGAT. 

9. Menyatakan putusan perkara ini dapat dilaksanakan terlebih dahulu meskipun ada perlawanan, 

banding,  kasasi  ataupun  upaya  hukuman  lainnya  dari  PARA  TERGUGAT  atau  pihak  ketiga 

lainnya (Uitvoerbaar bij Vorraad); 

10. Menghukum PARA TERGUGAT untuk membayar biaya yang timbul dalam perkara ini. 

 

Atau  apabila Majelis Hakim  yang memeriksa  dan mengadili  perkara  ini  berpendapat  lain,  PARA 

PENGGUGAT mohon putusan yang seadil‐adilnya (ex aequo et bono); 

 

 

Hormat Kami, 

Kuasa Hukum Para Penggugat 

 

 

 

Prof. DR. Iur. Riki Susanto, S.H., LL.M., Ph.D. 

    

Angga Bastian Simamora, S.H., LL.M. 

 

Page 25: HUKUM ACARA PERDATA - xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/23066749/1628177327/name/UI_4_Catatan%2… · TINGGI PTUN MAHKAMAH MILITER ... Cara mengajukan gugatan ... Jawaban Tergugat

Fakultas Hukum Universitas Indonesia | © Riki Susanto 25

JAWABAN 

Dibedakan menjadi: 

Jawaban yang tidak langsung mengenai pokok perkara (eksepsi/ tangkisan). 

1. Jawaban yang langsung mengenai pokok perkara. 

 

Eksepsi/Tangkisan (Pasal 136 HIR), terdiri dari: 

1. Eksepsi Prosesuil 

Contoh: kewenangan absolut dan relatif, Nebis in idem. 

2. Eksepsi Materiil 

a. Eksepsi  Dillatoir,  adalah  eksepsi  yag  menyatakan  bahwa  gugatan  Penggugat  belum  dapat 

dikabulkan. 

Contoh: Penggugat telah memberikan penundaan pembayaran (belum jatuh tempo). 

b. Eksepsi Peremptoir, adalah eksepsi mengenai hal yg menghalangi dikabulkannya gugatan. 

Contoh: Gugatan diajukan telah lampau waktu (daluwarsa). 

 

Jawaban mengenai pokok perkara: 

1. Jawaban dalam konpensi (gugatan asli/asal), berisi:  

• Pengakuan; 

• Penyangkalan; 

• Referte.     

2. Jawaban berupa rekopensi (gugatan balik) Pasal 132a HIR 

Dalam  rekonpensi  penggugat  asli  menjadi  tergugat  dalam  rekonpensi  dan  tergugat  asli  menjadi 

penggugat dalam rekonpensi. 

 

Pada asasnya rekopensi dapat diajukan untuk setiap perkara, kecuali: 

1. Jika  Pengugat  dalam  konpensi  mengenai  sifat  sedangkan  rekopensi  mengenai  dirinya  sendiri,  dan 

sebaliknya. 

2. Jika PN kepada siapa konpensi  itu dimasukkan tidak berhak, oleh karena berhubungan dengan pokok 

perselisihan. 

3. Dalam perkara perselisihan tentang menjalankan putusan (perkara sudah selesai) 

4. Jika dalam pemeriksaan tingkat 1 tidak dimasukkan rekopensi maka dalam tingkat banding tidak boleh 

mengajukan rekonpensi 

 

Mamfaat Rekopensi: 

1. Menghemat biaya; 

2. Mempermudah prosedur pemeriksaan; 

Page 26: HUKUM ACARA PERDATA - xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/23066749/1628177327/name/UI_4_Catatan%2… · TINGGI PTUN MAHKAMAH MILITER ... Cara mengajukan gugatan ... Jawaban Tergugat

Fakultas Hukum Universitas Indonesia | © Riki Susanto 26

3. Mempercepat penyelesaian sengketa; 

4. Menghindarkan putusan yg saling bertentangan. 

 

 

MASUKNYA PIHAK KETIGA (INTERVENSI) 

INTERVENSI adalah Masuknya pihak ketiga selama proses persidangan dan belum ada putusan. Terdiri dari: 

1. Masuknya pihak ketiga  secara sukarela 

a. Tussenkomt (pasal 279‐282 Rv) 

Untuk  menempatkan  diri  di  tengah‐tengah  pihak  yang  berperkara  membela  kepentingannya 

sendiri. 

b. Voeging (pasal 279‐282 Rv) 

Untuk menggabungkan diri membela kepentingan salah satu pihak (penggugat/tergugat). 

2. Masuknya pihak ketiga karena ditarik oleh  salah  satu pihak dalam perkara  (penggugat/tergugat) dan 

untuk membela kepentingan pihak tersebut (Vrijwaring/penjaminan ) Pasal 70‐76 Rv. 

 

DERDENVERZET (perlawanan pihak ketiga) adalah Masuknya pihak ketiga setelah ada putusan. Merupakan 

salah satu upaya hukum  luar biasa, karena pada dasarnya suatu putusan hanya mengikat para pihak yang 

berperkara saja dan tidak mengikat pihak ketiga (Pasal 1917 KUHPerdata). Namun, bila ada putusan yang 

merugikan  kepentingan pihak  ketiga maka pihak  ketiga  tersebut dapat melakukan perlawanan  terhadap 

putusan tersebut. Pasal 378‐384 Rv. 

 

REPLIK 

Replik  terdiri  dari  dalil‐dalil  yg  dikemukakan  penggugat,    merupakan  sanggahan  atau  penolakan  atas 

sebagian atau seluruh dalil‐dalil yg dikemukakan tergugat dalam jawabannya. 

 

 

DUPLIK 

Dalam  duplik  tergugat  akan  memperkuat  dalil‐dalil  yg  dikemukakan  dalam  jawaban  dan  berusaha 

mematahkan dalil‐dalil yg ada dalam replik penggugat.  

 

 

 

 

 

 

Page 27: HUKUM ACARA PERDATA - xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/23066749/1628177327/name/UI_4_Catatan%2… · TINGGI PTUN MAHKAMAH MILITER ... Cara mengajukan gugatan ... Jawaban Tergugat

Fakultas Hukum Universitas Indonesia | © Riki Susanto 27

PEMBUKTIAN 

Dasar Hukum: 

1. Pasal 162 – 177 HIR 

2. Pasal 282 – 388 Rbg 

3. Pasal 1865 – 1945 KUHPerdata 

 

Hakim dalam melaksanakan tugas pengadilan membutuhkan: 

1. Pengetahuan tentang hukum: 

a. hukum tertulis yang berlaku; 

b. hukum kebiasaan; 

c. kaedah‐kaedah hukum asing. 

2. Pengetahuan tentang fakta: 

a. Dalam hal hakim menjatuhkan putusan verstek; 

b. Dalam hal tergugat mengakui kebenaran gugatan pengugat; 

c. Dalam hal salah satu pihak mengangkat sumpah decissoir (sumpah penentu); 

d. Dalam hal tidak ada penyangkalan; 

e. Dalam hal hakim karena jabatannya dianggap telah mengetahui fakta‐faktanya yaitu: 

i. Fakta notoir; 

ii. Fakta prosesuil. 

3. Pembuktian fakta 

a. Fakta notoir (fakta yg tdk memerlukan pembuktian karena dianggap sudah diketahui oleh umum), 

contoh : tanggal 17 Agustus adalah hari libur. 

b. Fakta  prosesuil  (fakta  yg  terjadi  dalam  proses  dan  disaksikan  sendiri  oleh  hakim),  contoh:  tidak 

datangnya penggugat/tergugat dalam persidangan, pengakuan dalam sidang. 

 

Beban pembuktian (Pasal 163 HIR ): 

“Barang  siapa  yg  menyatakan  ia  mempunyai  hak  atau  ia  menyebutkan  sesuatu  perbuatan  untuk 

menguatkan haknya itu atau untuk membantah hak orang lain, maka orang itu harus membuktikan adanya 

hak  itu  atau  adanya  kejadian  itu”.  Kesimpulan:  siapa  yang  mendalilkan  sesuatu  maka  ia  yang  harus 

membuktikan. 

 

Titik tolak pembuktian (Pasal 162 HIR): 

“Tentang  bukti  dan  tentang  menerima  atau  menolak  alat‐alat  bukti  dalam  perkara  perdata,  Ketua 

Pengadilan Negeri wajib mengingat aturan utama yg disebut dibawah ini” 

 

Pasal 164 HIR, alat‐alat bukti terdiri dari : 

Page 28: HUKUM ACARA PERDATA - xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/23066749/1628177327/name/UI_4_Catatan%2… · TINGGI PTUN MAHKAMAH MILITER ... Cara mengajukan gugatan ... Jawaban Tergugat

Fakultas Hukum Universitas Indonesia | © Riki Susanto 28

1. Bukti surat (Pasal 165‐167 HIR); 

2. Bukti saksi (Pasal 168‐172 HIR); 

3. Persangkaan (Pasal 173‐174 HIR); 

4. Pengakuan (Pasal 175‐176 HIR); 

5. Sumpah (Pasal 177 jo 155, 156 HIR). 

 

Ad.1 Bukti Surat 

a. Surat akta; 

Dibagi menjadi akta  otentik dan akta bawah tangan. 

b. Surat bukan akta. 

Dibuat tidak ditujukan untuk menjadi alat bukti. Contoh: memo, undangan. 

 

Akta  otentik:  suatu  akta  yang dibuat dalam bentuk menurut UU oleh  atau  dihadapan  seorang pegawai 

umum yang berwenang untuk itu, di tempat di mana akta itu dibuat (165 HIR atau pasal 285 Rbg). Di dalam 

pasal 165 HIR ditentukan kekuatan hukum akta otentik merupakan bukti yang sempurna bagi para pihak 

dan  ahli  warisnya.  Terhadap  pihak  ketiga  akta  tersebut  merupakan  alat  bukti  bebas.  Akta  otentik 

mempunyai kekuatan pembuktian yang sempurna, mengikat, formil dan materil. Contoh: surat‐surat yang 

dibuat oleh notaris, pegawai catatan sipil, panitera pengadilan. 

 

Akta  di  bawah  tangan:  surat  yang  dibuat  dan  ditandatangani  oleh  para  pihak  dengan  maksud  untuk 

dijadikan bukti dari suatu perbuatan hukum  tetapi akta  tersebut  tidak dibuat dihadapan seorang pejabat 

umum. Apabila  akta  tersebut  sudah diakui oleh para pihak maka  itu memberikan  kekuatan pembuktian 

yang sempurna bagi akta tersebut (Ordonansi 1867/29 pasal 6, pasal 2). 

 

Ad.2 Keterangan saksi 

Yang  dapat  diterangkan  oleh  saksi  adalah  apa  yang  saksi  lihat,  dengar  dan  alami  sendiri.  Pasal  171 HIR 

kesaksian harus terbatas pada peristiwa‐peristiwa yang dialaminya sendiri, sedangkan pendapat‐pendapat 

atau persangkaan yang didapat secara berfikir bukan merupakan kesaksian. 

 

Pasal  169  HIR  keterangan  seorang  saksi  saja  dengan  tidak  ada  sesuatu  alat  bukti  lainnya  tidak  dapat 

dianggap  sebagai bukti  yang  cukup, Unus  testis, Nullus  testis  (satu  saksi bukan  saksi).  Pihak–pihak  yang 

tidak  dapat  didengar  sebagai  saksi  (Pasal  145  HIR).  Pihak–pihak  yang  dapat mengundurkan  diri  dalam 

memberikan kesaksian (Pasal 146 HIR). 

 

Ahli diatur dalam Pasal 154 HIR.  

Page 29: HUKUM ACARA PERDATA - xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/23066749/1628177327/name/UI_4_Catatan%2… · TINGGI PTUN MAHKAMAH MILITER ... Cara mengajukan gugatan ... Jawaban Tergugat

Fakultas Hukum Universitas Indonesia | © Riki Susanto 29

Ahli  harus  dibedakan  dengan  saksi  biasa.  Saksi  biasa  harus  harus  mengetahui  sendiri  peristiwanya, 

sedangkan untuk ahli  keterangan  yang diberikan berdasarkan bidang  ilmu pengetahuan  yang dimilikinya 

atau keahliannya. 

 

Ad.3 Persangkaan 

HIR tidak menjelaskan apa yang dimaksud dengan persangkaan, tetapi untuk dapat mengetahui definisi dari 

persangkaan  ini dapat dilihat dalam pasal 1915 KUHPerdata. Persangkaan: kesimpulan yang oleh UU atau 

oleh hakim ditarik dari suatu peristiwa yang terang dan nyata ke arah peristiwa lain yang belum terang dan 

nyata. 

 

Persangkaaan ada dua macam: 

1. Persangkaan Hakim 

Contoh: dalam hal perkara gugatan perceraian atas dasar perzinahan 

2. Persangkaan UU 

  Contoh:  Pasal  1394  KUHPerdata  yang  menentukan  bahwa  tiga  kwitansi  terakhir  sudah  dapat 

membuktikan suatu perbuatan hukum kecuali jika dapat dibuktikan sebaliknya; 

 

Ad.4 Pengakuan 

Pengakuan sebagai alat bukti adalah pengakuan yang diberikan oleh salah satu pihak yang berperkara yang 

dilakukan  di  depan  persidangan  atau  di  luar  sidang  pengadilan.  Pengakuan  di  dalam  sidang  pengadilan 

mempunyai kekuatan bukti yang sempurna (pasal 174 HIR).  

 

Pengakuan di dalam sidang pengadilan oleh salah satu pihak yg berperkara dapat bersifat :  

a. Suatu pernyataan kehendak,  

b. Suatu perbuatan; dan  

c. Suatu perbuatan penguasaan. 

 

Pengakuan dibedakan: 

a. Pengakuan murni; 

b. Pengakuan dengan suatu kualifikasi; 

c. Pengakuan dengan suatu klausula. 

 

Ad.5 Sumpah 

Sumpah sebagai alat bukti berbeda dengan sumpah yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari‐hari. Arti 

sumpah disini yaitu dimana sebelumnya ada suatu keterangan yang diucapkan oleh salah satu pihak, dan 

keterangan tersebut kemudian diperkuat dengan sumpah. 

Page 30: HUKUM ACARA PERDATA - xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/23066749/1628177327/name/UI_4_Catatan%2… · TINGGI PTUN MAHKAMAH MILITER ... Cara mengajukan gugatan ... Jawaban Tergugat

Fakultas Hukum Universitas Indonesia | © Riki Susanto 30

 

Sumpah dibedakan menjadi : 

a. Sumpah yang diperintahkan oleh hakim karena  jabatannya kepada  salah  satu pihak yang berperkara 

(sumpah supletoir) tujuannya untuk melengkapi bukti yang telah ada ditangan salah satu pihak; 

b. Sumpah yang dimohonkan oleh pihak lawan (sumpah pemutus/sumpah decissoir) 

Sumpah ini terdapat dalam salah satu pihak yang berperkara mohon kepada hakim agar kepada pihak 

lawan  diperintahkan  untuk  melakukan  sumpah  meskipun  tidak  ada  pembuktian  sama  sekali.  Bila 

menyangkut perjanjian timbal balik, sumpah ini dapat dikembalikan (pasal 156 ayat 2 HIR). Sumpah ini 

harus bersifat Litis Decisoir yaitu benar‐benar mengenai suatu hal yang menjadi pokok perselisihan. 

 

Mengangkat  sumpah  dapat  diwakilkan  dengan  suatu  akta  otentik  yang menyebutkan  dengan  seksama 

tentang sumpah yang akan diangkat (pasal 157 HIR) 

 

 

PELAKSANAAN PUTUSAN (EKSEKUSI) 

Asas : Suatu putusan yg telah berkekuatan hukum tetap yg dapat dilaksanakan. Kecuali: asas uitvoerbaar bij 

voorrad.  

Dasar Hukum: Pasal 195 – 208 HIR  

Putusan  dilaksanakan  dibawah  pimpinan  KPN  yang  memutus  perkara  tersebut.  Pelaksanaan  putusan 

dilakukan atas dasar permohonan pihak yang menang, kecuali pihak yang kalah mau melaksanakan putusan 

secara suka rela. 

Beberapa macam eksekusi : 

1. Eksekusi putusan  yang menghukum pihak  yang dikalahkan untuk membayar  sejumlah uang. Prestasi 

yang  diwajibkan  adalah  membayar  sejumlah  uang  (pasal  196  HIR/208  Rbg).  apabila  tidak  mampu 

membayar dapat meminta kepada KPN untuk meminta keringanan. 

2. Eksekusi putusan yang menghukum orang untuk melakukan suatu perbuatan (Pasal 225 HIR/259 Rbg). 

Seseorang  tidak  dapat  dipaksakan  melakukan  suatu  perbuatan,  tetapi  pihak  yang  menang  dapat 

meminta hakim (KPN) agar kepentingan yang diperolehnya dinilai dengan uang. 

3. Eksekusi  riil merupakan  pelaksanaan  prestasi  yang  dibebankan  kepada  debitur  oleh  putusan  hakim 

secara langsung. Tidak diatur dalam HIR tapi dalam pasal 1033 Rv. disini tdk ada pengganti kecuali dia 

melaksanakan kewajibannya sesuai dengan apa yang diperjanjikannya. 

 

Disamping tiga macam eksekusi diatas, ada jenis eksekusi lain yaitu:  

Parate Eksekusi: apabila seorang kreditur menjual barang‐barang tertentu milik debitur tanpa adanya title 

eksekutorial  (pasal  1155  KUHPerdata).  Dalam  Parate  Eksekusi  harus  ada  putusan  pengadilan  (title 

tertentu/title eksekutorial). 

Page 31: HUKUM ACARA PERDATA - xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/23066749/1628177327/name/UI_4_Catatan%2… · TINGGI PTUN MAHKAMAH MILITER ... Cara mengajukan gugatan ... Jawaban Tergugat

Fakultas Hukum Universitas Indonesia | © Riki Susanto 31

Pelaksanaan putusan hakim dalam perkara perdata dilakukan oleh  juru sita dipimpin oleh KPN (pasal 195 

dan pasal 197 ayat 2 HIR).  

 

Dalam pasal 196 HIR atau pasal 207 Rbg ditentukan bahwa untuk dapat melaksanakan suatu putusan hakim 

secara paksa oleh PN, maka pihak yang memenangkan perkara mengajukan permohonan secara lisan atau 

tertulis  kepada  KPN  yang  bersangkutan  agar  putusan  dilaksanakan.  Selanjutnya  KPN  berdasarkan 

permohonan  tersebut  memanggil  pihak  yang  dikalahkan  dan  memperingatkan  (aanmaning)  supaya  ia 

memenuhi keputusan  itu dalam  tempo 8 hari. Namun  jika dalam  tempo yang ditentukan  itu pihak  yang 

dikalahkan  belum  memenuhi  isi  putusan,  atau  jika  ia  sudah  dipanggil  dengan  patut  tidak  datang 

menghadap, maka KPN  karena  jabatannya dapat memberi  surat penetapan  supaya disita barang‐barang 

bergerak milik orang yang dikalahkan atau  jika tidak ada barang bergerak yang disita barang tetap (untuk 

kemudian  dilelang)  sebanyak  jumlah  nilai  uang  dalam  putusan  ditambah  dengan  semua  biaya  untuk 

menjalankan putusan (pasal 197 ayat 1 HIR). 

 

 

PUTUSAN 

Suatu pernyataan yang oleh hakim, sebagai pejabat yang diberi wewenang  itu, diucapkan di persidangan 

dan  bertujuan  mengakhiri  atau  menyelesaikan  suatu  perkara  atau  sengketa  antara  para  pihak.  (Prof. 

Sudikno Mertokusumo)  

HIR dan Rbg mengenal dua macam putusan: 

a. Putusan akhir (eindvonnis)  

b. Putusan sela (tussenvonnis). 

 

Suatu putusan perkara perdata dapat berbentuk : 

a. Suatu  penolakan  gugatan  penggugat,  yaitu  dalam  hal  gugatan  tersebut  tidak  dapat  dibuktikan  oleh 

penggugat; 

b. Suatu pernyataan tidak dapat diterima; 

c. Suatu pernyataan mengabulkan gugatan penggugat dalam hal pihak penggugat berhasil membuktikan 

secara sah menurut hukum mengenai gugatannya. 

 

Pada dasarnya bagian putusan dapat dibagi menjadi 4 bagian: 

1. Kepala putusan 

2. Identitas pihak‐pihak yg berperkara 

3. Pertimbangan 

4. Amar/ dictum putusan 

 

Page 32: HUKUM ACARA PERDATA - xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/23066749/1628177327/name/UI_4_Catatan%2… · TINGGI PTUN MAHKAMAH MILITER ... Cara mengajukan gugatan ... Jawaban Tergugat

Fakultas Hukum Universitas Indonesia | © Riki Susanto 32

Pasal 23 Undang‐Undang No.14 tahun 1970 Tentang Pokok‐Pokok Kekuasaan Kehakiman menyebutkan 

bahwa: 

1. Segala putusan pengadilan selain harus memuat alasan‐alasan dan dasar‐dasar putusan itu, juga harus 

memuat pasal‐pasal  tertentu dari peraturan‐peraturan yang bersangkutan atau  sumber hukum  tidak 

tertulis yang dijadikan dasar untuk mengadili. 

2. Putusan‐putusan pengadilan ditandatangani oleh Ketua serta hakim‐hakim yang memutus dan panitera 

yang ikut bersidang. 

3. Penetapan‐penetapan,  ikhtisar‐ikhtisar  rapat  permusyawaratan  dan  berita‐berita  acara  tentang 

pemeriksaan sidang ditandatangani oleh ketua dan panitera. 

 

Putusan  Akhir:  putusan  yang  mengakhiri  suatu  perkara  perdata  yang  diperiksa  dan  diadili  di  sidang 

pengadilan. Menurut sifatnya putusan akhir terdiri dari : 

a. Putusan Condemnatoir, yaitu keputusan yang bersifat menghukum, contoh: salah satu pihak dihukum 

untuk membayar kerugian, pihak yang kalah dihukum untuk membayar biaya perkara. 

b. Putusan yang bersifat declaratoir, yaitu dimana amarnya menciptakan suatu keadaan yg sah menurut 

hukum, contoh: putusan yang menyatakan bahwa penggugat sebagai pemilik sah atas tanah sengketa. 

c. Putusan  Konstitutief,  yaitu  keputusan  yang menghilangkan  suatu  keadaan  hukum  dan menciptakan 

keadaan hukum baru, contoh: putusan yang memutuskan suatu ikatan perkawinan. 

 

Putusan  sela:  Dijatuhkan  sebelum  hakim  memutus  perkara,  putusan  sela  dimaksudkan  untuk 

mempermudah  kelanjutan  dari  proses  pemeriksaan  perkara.  Dalam  pasal  185  HIR  dan  pasal  126  Rbg 

disebutkan bahwa putusan sela tidak dibuat dalam suatu surat tersendiri, tetapi dimaksudkan dalam berita 

acara sidang. Sedangkan dalam pasal 190 HIR dan 210 Rbg ditentukan bahwa permintaan banding terhadap 

putusan sela hanya dapat diajukan bersama‐sama dengan permohonan banding terhadap putusan akhir.  

 

 

SITA JAMINAN 

Tujuan:  Untuk menjamin  pelaksanaan  suatu  putusan  (Tata  cara  dan  akibat  hukum  sita  jaminan  diatur 

dalam pasal 197, 198,199 HIR). Sita Jaminan terdiri dari: 

1. Sita Conservatoir; 

2. Sita Revindicatoir. 

3. Sita Marital 

4. Pandbeslag 

 

 

 

Page 33: HUKUM ACARA PERDATA - xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/23066749/1628177327/name/UI_4_Catatan%2… · TINGGI PTUN MAHKAMAH MILITER ... Cara mengajukan gugatan ... Jawaban Tergugat

Fakultas Hukum Universitas Indonesia | © Riki Susanto 33

Ad.1 Sita Conservatoir (pasal 227 HIR) 

a. Harus  ada  sangka  yang  beralasan,  bahwa  tergugat  sebelum  putusan  dijatuhkan mencari  akal  akan 

menggelapkan atau melarikan barang‐barangnya; 

b. Barang yang disita itu merupakan barang milik orang yang terkena sita, artinya bukan milik penggugat; 

c. Permohonan diajukan kepada KPN yang memeriksa perkara yang bersangkutan; 

d. Permohonan harus diajukan dalam surat tertulis; 

e. Sita conservatoir dapat diletakkan baik terhadap barang yang bergerak maupun barang tidak bergerak. 

 

Ad.2 Sita Revindicatoir (pasal 226 HIR)  

a. Harus berupa barang bergerak; 

b. Barang bergerak tersebut merupakan milik penggugat yang berada di tangan tergugat; 

c. Permohonan harus diajukan kepada KPN; 

d. Permohonan dapat diajukan secara lisan atau tertulis; 

e. Barang tersebut harus diterangkan dengan terperinci. 

 

Ad 3. Sita marital (823a Rv) 

Sita yang dimohonkan oleh pihak  istri  terhadap barang‐barang bergerak dan barang  tidak bergerak milik 

suami, agar selama proses perceraian berlangsung suami tidak menjual atau menghilangkan barang‐barang 

tersebut. Ini untuk menjamin agar setelah proses perceraian selesai pihak istri tetap mendapat harta yang 

menjadi bagiannya. 

Ad. 4 Panbeslag (751Rv) 

Sita yang biasanya dimohonkan oleh seseorang yang menyewakan rumah, agar perabotan milik orang yang 

menyewa disita untuk menjamin agar ia membayar uang sewa rumah. 

 

 

UPAYA HUKUM 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Biasa 

Luar Biasa 

UPAYA HUKUM 

Perlawanan (Verzet) 

Banding

Kasasi

Peninjauan kembali/PK (Request Civil) 

Perlawanan pihak ketiga (Derden Verzet) 

Page 34: HUKUM ACARA PERDATA - xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/23066749/1628177327/name/UI_4_Catatan%2… · TINGGI PTUN MAHKAMAH MILITER ... Cara mengajukan gugatan ... Jawaban Tergugat

Fakultas Hukum Universitas Indonesia | © Riki Susanto 34

 

Perlawanan (verzet) pasal 129 HIR 

Perlawanan merupakan upaya hukum terhadap putusan di luar hadirnya tergugat (verstek).  

 

Banding 

Dilakukan apabila salah satu pihak tidak puas terhadap putusan PN. 

Diatur dalam UU No. 20/1947 dan UU No. 14/1970 jo UU No. 4/2004. 

Pasal 11 (1) UU No. 20/1947 menentukan bahwa  jika waktu mengajukan permohonan banding adalah 14 

hari  sejak para pihak mengetahui putusan PN. Permohonan banding harus diajukan  kepada Panitera PN 

yang menjatuhkan putusan.  

 

Pihak  yg mengajukan  banding  (pembanding)  boleh mengajukan  alasan‐alasan  permohonan  banding  dan 

bukti‐bukti  baru  dalam  memori  banding,  sedangkan  terbanding  boleh  menjawab  memori  banding  ini 

dengan  mengajukan  kontra  memori  banding.  Semua  putusan  akhir  pengadilan  tingkat  pertama  dapat 

dimintakan  pemeriksaan  ulang  di  tingkat  banding  oleh  para  pihak  yang  bersangkutan,  kecuali  UU 

menentukan lain (pasal 19 UU No.14/1970 jo. pasal 21 UU No. 4/2004 dan pasal 9 UU No. 20/1947). 

 

Kasasi 

Pasal 10 ayat 3 UU No.14 Tahun 1970  jo Pasal 22 UU No 4/2004 dan Pasal 43 UU No 14/1985  jo UU No 

5/2005 menentukan bahwa terhadap putusan‐putusan yang diberikan dalam tingkat akhir oleh pengadilan‐

pengadilan  lain daripada MA demikian  juga terhadap putusan pengadilan yang dimintakan banding dapat 

dimintakan kasasi kepada MA oleh pihak‐pihak yang berkepentingan. Menurut pasal 29 dan pasal 30 UU 

No.  14  Tahun  1985  jo. UU No.  5/2005,  kasasi  adalah  pembatalan  putusan  atas  penetapan  pengadilan‐

pengadilan dari  semua  lingkungan peradilan dalam  tingkat peradilan  akhir. Permohonan  kasasi diajukan 

kepada  Panitera dari pengadilan  yang menjatuhkan putusan  yang dimohonkan.  Jika waktu permohonan 

kasasi adalah 14 hari sejak putusan diketahui oleh pemohon. Dalam waktu 14 hari sejak permohonan kasasi 

diajukan, pemohon kasasi wajib untuk mengajukan memori kasasi (pasal 47 UU No.14/ 1985  jo UU No 5/ 

2005)  sedangkan  pihak  termohon  kasasi  wajib menanggapi memori  kasasi  dengan mengajukan  kontra 

memori kasasi. 

 

Alasan yang dipergunakan dalam permohonan kasasi yang ditentukan dalam pasal 30 UU No. 14/1985  jo. 

UU No. 5/2005  adalah : 

1. Tidak berwenang atau melampaui batas wewenang; 

2. Salah menerapkan atau melanggar hukum yang berlaku; 

3. Lalai memenuhi syarat‐syarat yang diwajibkan oleh peraturan perundang‐undangan yang mengancam 

kelalaian itu dengan batalnya putusan yang bersangkutan. 

Page 35: HUKUM ACARA PERDATA - xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/23066749/1628177327/name/UI_4_Catatan%2… · TINGGI PTUN MAHKAMAH MILITER ... Cara mengajukan gugatan ... Jawaban Tergugat

Fakultas Hukum Universitas Indonesia | © Riki Susanto 35

 

Peninjauan Kembali/PK 

Pasal 21 UU No. 14/1970  jo. Pasal 23 UU No. 4/2004 menyatakan bahwa  apabila  terdapat hal‐hal  atau 

keadaan‐keadaan  yang  ditentukan  dengan  UU,  terhadap  putusan  pengadilan  yang  telah  berkekuatan 

hukum  tetap dapat dimintakan PK kepada MA dalam perkara perdata dan pidana oleh pihak‐pihak yang 

berkepentingan. Tentang PK  ini diatur  juga dalam pasal 66  ‐ pasal 77 UU No. 14/1985  jo. UU No. 5/2005. 

Dalam pasal 67 UU No. 14/1985 jo. UU No 5/2005 alasan‐alasan PK adalah: 

a. Apabila  putusan  didasarkan  pada  suatu  kebohongan  atau  tipu muslihat  pihak  lawan  yang  diketahui 

setelah  perkaranya  diputus  atau  didasarkan  pada  bukti‐bukti  yang  kemudian  oleh  hakim  pidana 

dinyatakan palsu; 

b. Apabila  setelah  perkara  diputus,  ditemukan  surat‐surat  bukti  yang  bersifat menentukan  yang  pada 

waktu perkara diperiksa tidak dapat ditemukan; 

c. Apabila telah dikabulkan suatu hal yang tidak diituntut atau lebih daripada yang dituntut; 

d. Apabila mengenai sesuatu bagian dari tuntutan belum diputus tanpa dipertimbangkan sebab‐sebabnya; 

e. Apabila  antara  pihak‐pihak  yang  sama  oleh  pengadilan  yang  sama  atau  sama  tingkatannya  telah 

diberikan putusan yang bertentangan satu dengan yang lain; 

f. Apabila dalam satu putusan terdapat suatu kekhilafan hakim atau suatu kekeliruan yang nyata. 

 

Kemudian dalam pasal 69 UU No. 14/1985  jo. UU No. 5/2005 mengatur mengenai tenggang waktu untuk 

mengajukan PK yaitu harus diajukan dalam waktu 180 hari untuk : 

1. Yang disebut dalam huruf a sejak diketahui kebohongan atau tipu muslihat atau sejak putusan hakim 

pidana  memperoleh  kekuatan  hukum  tetap  dan  telah  diberitahukan  kepada  para  pihak  yang 

berperkara; 

2. Yang disebut pada huruf b sejak ditemukan surat‐surat bukti, yang hari serta tanggal diketemukannya 

harus dinyatakan di bawah sumpah dan disahkan oleh pejabat yang berwenang; 

3. Yang  disebut  pada  huruf  c,  d,  dan  f  sejak  putusan memperoleh  kekuatan  hukum  tetap  dan  telah 

diberitahukan kepada para pihak yang berperkara. 

 

Selanjutnya dalam pasal 70 UU No. 14/1985 jo. UU No. 5/2005 menyatakan bahwa : 

1. Permohonan PK diajukan oleh pemohon kepada MA melalui KPN yang memutus perkara dalam tingkat 

pertama dengan membayar biaya perkara yang diperlukan; 

2. MA memutus permohonan PK pada tingkat pertama dan terakhir. 

 

Perlawanan pihak ketiga (derden verzet) 

Terjadi  apabila  dalam  suatu  putusan  pengadilan merugikan  kepentingan  dari  pihak  ketiga, maka  pihak 

ketiga tersebut dapat mengajukan perlawanan terhadap putusan tersebut (pasal 378 RV).