HUKUM ACARA PERDATA

108
HUKUM ACARA PERDATA RAHADI WASI BINTORO BABAKAN KALIMANAH PURBALINGGA 081542902305 Email : [email protected]

description

HUKUM ACARA PERDATA. RAHADI WASI BINTORO BABAKAN KALIMANAH PURBALINGGA 081542902305 Email : [email protected]. Hukum berdasar kepentingan yang diatur :. Hukum Publik Ketentuan hukum yang mengatur kepentingan umum - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of HUKUM ACARA PERDATA

Page 1: HUKUM ACARA PERDATA

HUKUM ACARA PERDATA

RAHADI WASI BINTOROBABAKAN KALIMANAH PURBALINGGA

081542902305

Email : [email protected]

Page 2: HUKUM ACARA PERDATA

Hukum berdasar kepentingan yang

diatur :• Hukum Publik

Ketentuan hukum yang mengatur kepentingan umum

• Hukum PrivatKetentuan hukum yang mengatur kepentingan yang bersifat keperdataan.

Page 3: HUKUM ACARA PERDATA

PENGERTIAN

Hukum Acara Perdata menurut Sudikno mertokusumo adalah peraturan hukum yang mengatur bagaimana caranya menjamin ditaatinya hukum perdata materiil dengan perantara hakim. Hukum acara perdata (Formil) ialah hukum yang mengatur caranya mengajukan tuntutan hak, memeriksa, memutus dan melaksanakan putusan itu.

•Hukum Perdata Materiil menurut Salim HS, SH,MS adalah keseluruhan kaidah hukum (baik tertulis maupun tidak tertulis) yang mengatur hubungan antara subyek hukum yang satu dengan subyek hukum yang lain dalam hubungan kekeluargaan dan di dalam pergaulan masyarakat.. Hukum Perdata (materiil) mengatur hak dan kewajiban antar perseorangan yang satu dengan yang lain.

Page 4: HUKUM ACARA PERDATA

Essensi hukum acara Perdata

• mengatur cara bagaimana orang yang kepentingan privatnya dilanggar oleh orang lain itu dapat diselesaikan, atau

• cara bagaimana seseorang dipulihkan haknya apabila dilanggar orang lain, atau

• cara bagaimana yang berwenang atau pengadilan menyelesaikan atau memulihkan sengketa perdata.

Page 5: HUKUM ACARA PERDATA

Pendapat tentang “eigenrichting”

• Tindakan menghakimi sendiri tidak dibenarkan.Alasannya : karena hukum acara telah menyediakan upaya-upaya untuk memperoleh perlindungan hukum bagi para pihak melalui pengadilan. Maka tindakan-tindakan di luar upaya tersebut dianggap sebagai tindakan menghakimi sendiri. (Van Boneval Faure)

• Tindakan main hakim sendiri pada asasnya dibolehkan, dengan pengertian bahwa yang melakukannya dianggap melakukan PMH (Cleveringa)

• TMS pada asasnya tidak dibenarkan, akan tetapi apabila peraturan yang ada tidak cukup memberi perlindungan, maka tindakan menghakimi sendiri secara tidak tertulis dibenarkan (Rutten)

Page 6: HUKUM ACARA PERDATA

Pembedaan Contentiosa dan VoluntariaCONTENTIOSA• Peradilan yang

sesungguhnya (mengadili sengketa hukum)

• Memeriksa tuntutan hak yang mengandung sengketa

• Diajukan dengan surat gugat

• Ada 2 pihak/lebih

• Tunduk pada formaliitas peraturan pembuktian (Buku IV BW)

• Diakhiri dengan putusan hakim/vonis (deklaratur, condemnatur, Konstitutif)

VOLUNTARIA• Peradilan tidak

seseungguhnya (tidak ada sengketa, lebih bersifat administrative)

• Memeriksa tuntutan hak yang tidak mengandung sengketa

• Diajukan dengan surat permohonan

• Hanya ada 1 pihak (pemohon)

• Hakim lebih bebas dalam pemeriksaan dan putusan

• Diakhiri dengan beschikking (penetapan)

Page 7: HUKUM ACARA PERDATA

SUMBER HUKUM ACARA PERDATA• HIR/ reglemen Indonesia yang diperbarui (RIB)

S 1848 No. 16, S 1941 No. 44 adalah Hukum Acara yang berlaku di Jawa dan Madura

• Rbg/ reglement daerah seberang, S 1927 No. 227 adalah Hukum acara yang berlaku diluar daerah Jawa dan Madura.

• RV (Reglement Op de Burgerlijke Rechtsvordering), S 1847 No. 52, S 1849 No. 63 adalah Hukum acara yang berlaku bagi golongan eropa

• BW (Burgerlijke wetboek) Buku IV• WvK (Wetboek van Koophandel)/ KUHD

Page 8: HUKUM ACARA PERDATA

• UU No. 20 Tahun 1947 tentang Banding• UU No. 48 Th 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman• UU No. 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung (mencabut UU no. 13 Tahun

1965 tentang pengadilan dalam lingkungan Peradilan Umum dan MA, sepanjang mengenai MA. Jo. UU No. 5 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Undang-undang No. 14 Tahun 1985 Tentang Mahkamah Agung jo UU No. 3 Tahun 2009 Tentang Perubahan Kedua Atas UU No. 14 Tahun 1985 Tentang Mahkamah Agung

• UU No. 2 Tahun 1986 tentang Peradilan Umum Jo. UU No. 8 Tahun 2004 tentang Perubahan UU No. 2 Tahun 1986 tentang Peradilan Umum jo. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 49 Tahun 2009 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1986 Tentang Peradilan Umum

• UU No 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama jo. UU No. 3 tahun 2006 tentang Perubahan Kedua Atas UU No.7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama Jo. UU No. 50 Tahun 2009 Tentang Perubahan Kedua Atas UU No.7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama

• UU No. 5 Tahun 1986 tentang PTUN Jo UU No. 9 Tahun 2004 tentang Perubahan UU No. 5 Tahun 1986 jo UU No. 51 Tahun 2009 Tentang Perubahan Kedua Atas UU No. 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara

• UU No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, PP No. 9 Tahun 1975 tentang pelaksanaan UU No. 1 Tahun 1974 (mengatur pemberian izin kawin, pencegahan perkawinan, perceraian, pembatalan perkawinan)

Page 9: HUKUM ACARA PERDATA

• Yurisprudensi• Hukum Kebiasaan• Perjanjian Internasional• Doktrin• SEMA

Doktrin dan SEMA bukanlah hukum, melainkan sumber hukum dengan pengertian bahwa Doktrin dan SEMA bukan tempat kita menemukan hukum, melainkan tempat kita dapat menggali hukum.

Page 10: HUKUM ACARA PERDATA

ASAS-ASAS HUKUM ACARA PERDATA

1. Hakim bersifat menunggu2. Hakim Pasif3. Sifat terbukanya persidangan4. Mendengar kedua Belah Pihak (Audi Et

Alteram Partem)5. Putusan Harus Disertai Alasan-Alasan6. Beracara Dikenakan Biaya7. Tidak ada Keharusan mewakilkan8. Asas Imparsialitas

Page 11: HUKUM ACARA PERDATA

A. Hakim bersifat menunggu1. inisiatif untuk mengajukan tuntutan hak diserahkan

sepenuhnya kepada yang berkepentingan, » Hakim bersifat menunggu datangnya tuntutan hak yang diajukan kepadanya (Asas Iudex Ne Prosedat Ex Officio, Ps 118 HIR, 142 Rbg)

2. sekali perkara diajukan kepadanya, hakim tidak boleh menolak untuk memeriksa dan mengadili, sekalipun dengan dalih bahwa Hukum tidak/ Kurang Jelas.» Hakim dianggap tahu hukum (Asas Ius Curia Novit)

3. kalau sekiranya tidak dapat menemukan hukum tertulis, maka hakim wajib menggali, mengikuti dan memahami nilai-nilai hukum yang hidup dalam masyarakat

Page 12: HUKUM ACARA PERDATA

B. Hakim Pasif1. Ruang lingkup/ luas pokok sengketa yang diajukan kepada

hakim untuk dip[eriksa, pada asasnya ditentukan oleh para pihak yang berperkara.

2. Hakim terikat pada peristiwa yang diajukan oleh para pihak (Secundum Allegata Iudicare)

3. Para pihak dapat secara bebas mengakhiri sengketa yang telah diajukan ke muka pengadilan

4. Hakim wajib mengadili seluruh gugatan dan dilarang menjatuhkan putusan atas perkara yang tidak dituntut/ mengabulkan lebih dari yang dituntut (Ps 178 ayat (2) dan (3) HIR, 189 ayat (2) dan (3) Rbg)

5. Hanya peristiwa yang disengketakan saja yang harus dibuktikan dan para pihaklah yang diwajibkan untuk membuktikan (Verhandlungsmaxime)

Page 13: HUKUM ACARA PERDATA

C. Sifat terbukanya persidangan1. sidang pemeriksaan pengadilan pada asasnya adalah terbuka

untuk umum » setiap orang boleh hadir dan mendengarkan pemeriksaan di persidangan. » tujuannya :

– memberi perlindungan HAM dalam bidang peradilan– menjamin obyektivitas peradilan dengan

mempertanggungjawabkan pemeriksaan yang fair, tidak memihak serta putusan yang adil pada masyarakat.

SOSIAL CONTROL

Page 14: HUKUM ACARA PERDATA

2. Apabila putusan diucapkan dalam sidang yang tidak dinyatakan terbuka untuk umum maka Putusan Batal Demi Hukum

3. Penyimpangan terhadap asas ini dimungkinkan apabila UU menentukan lain, ex: Ps. 33 PP No. 9 Tahun 1975 : pemeriksaan gugatan perceraian dilakukan dalam sidak tertutup.

4. “Semua Putusan pengadilan hanya sah dan mempunyai kekuatan hukum apabila diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum”

Page 15: HUKUM ACARA PERDATA

D. Mendengar kedua Belah Pihak(Audi Et Alteram Partem)

• Pengadilan mengadili menurut hukum dengan tidak membedakan orang

• Dalam Hukum Acara Perdata yang berperkara harus sama-sama diperhatikan, berhak atas perlakuan yang sama dan adil serta masing-masing harus diberi kesempatan untuk memberi pendapatnya

• Hakim tidak boleh menerima keterangan dari salah satu pihak sebagai suatu hal yang benar

• Pengajuan alat bukti harus dilakukan dimuka sidang yang dihadiri oleh kedua belah pihak (Ps. 132 a, 121 ayat (2) HIR, Ps. 145 ayat (2), 157 Rbg, Ps. 47 Rv)

Page 16: HUKUM ACARA PERDATA

E. Putusan Harus Disertai Alasan-Alasan

• Semua putusan pengadilan harus memuat alas an-alasan yang dijadikan dasar untuk mengadili (Ps. 25 ayat (1) UU No. 4 Tahun 2004, Ps. 184 ayat (1), 319 HIR, Ps 195,618 Rbg)

• Alasan-alasan/argumentasi dimaksudkan sebagai pertanggungjawaban hakim atas putusannya kepada para pihak, masyarakat, pemngadilan yang lebih tinggi dan ilmu hukum.

• Untuk lebih dapat mempertanggungjawabkan putusan, hakim sering mencari dukungan dalam yurisprudensi dan ilmu pengetahuan.

Page 17: HUKUM ACARA PERDATA

• Tidak berarti hakim terikat/ harus mengikuti putusan mengenai perkara yang sejenis yang pernah dijatuhkan oleh PT, MA,

• Hanya janggal kiranya kalau putusan hakim bertentangan putusannya sendiri atau dengan putusan pengadilan yang lebih tinggi mengenai perkara yang sejenis → menunjukkan adanya ketidakpastian hukum

Tidak menganut asas The Binding Force of Precedent

• Hakim harus berani apabila suatu ketika harus meninggalkan yurisprudensi yang ada, kalau sekiranya sudah usang dan tidak sesuai lagi dengan perkembangan jaman dan masyarakat

• Hakim harus mengukuti dan memahami nilai-nilai hukum

Page 18: HUKUM ACARA PERDATA

F. Beracara Dikenakan Biaya• Pengadilan membantu pencari keadilan dan

berusaha mengatasi segala hambatan dan rintangan untuk dapat tercapainya peradilan yang sederhana, cepat, dan biaya ringan.

• Biaya perkara antara lain meliputi : kepaniteraan, pemanggilan, pemberitahuan para pihak.

• Puts Pengadilan Negeri Baturaja tgl 6 Juni 1971 No. 6/1971/Pdt menggugurkan gugatan penggugat, karena penggugat tidak menambah perskot biaya perkara, sehingga penggugat dianggap tidak lagi meneruskan gugatannya.

Page 19: HUKUM ACARA PERDATA

Bagaiamana dengan yang tidak mampu ???

Dapat mengajukan perkara secara Cuma-Cuma (PRO DEO)

Syaratnya : mengajukan surat keterangan tidak mampu yang dibuat oleh kep[ala polisi (Ps. 237 HIR,

273 Rbg)

Dalam praktek suket tidak mampu cukup dibuat oleh camat

Page 20: HUKUM ACARA PERDATA

G. Tidak ada Keharusan mewakilkan

• HIR tidak mewajibkan para pihak untuk mewakilkan kepada orang lain, sehingga pemeriksaan persidangan terjadi secara langsung.

• Akan tetapi para pihak dapat dibantu atau diwakili kuasanya jika dikehendaki (Ps. 123 HIR, Ps. 147 Rbg)

• Manfaat Pemeriksaan secara langsung :– Hakim dapat mengetahui lebih jelas tentang duduk

perkaranya. Dalam hal ada pemberian kuasa, tidak jarang si penerima kuasa kurang mendalami peristiwa yang menjadi sengketa secara terperinci, sehingga kadang hanya siap dengan surat jawabannya saja dan selain itu masih harus berkonsultasi dengan kliennya.

– Biaya lebih ringan, karena tidak perlu mengeluarkan honorarium untuk si penerima kuasa (advokat)

Page 21: HUKUM ACARA PERDATA

Manfaat Dalam Hal Hemberian Kuasa• memperlancar jalannya persidangan.

• Seorang kuasa, terutama yang tahu akan hukum dan mempunyai itikad baik hanya akan mengemukakan peristiwa yang relevan saja bagi hukum.

• Kuasa yang tahu akan hukum dan mempunyai itikad baik, merupakan bantuan yang tidak kecil bagi hakim, karena dapat memberi sumbangan pikiran dalam memecahkan persoalan-persoalan hukum.

• Bagi para pihak yang buta hukum dapat ,menjadi sasaran yang empuk untuk terjadinya penipuan atau perlakuan yang sewenang-wenang. Oleh karena itu, kehadiran kuasa hukum dapat mencegah perlakuan yang tidak fair tersebut.

Page 22: HUKUM ACARA PERDATA

Bentuk Kuasa di Pengadilan (Ps. 123 ayat (1) HIR)

1. Kuasa Secara Lisan (Ps 123 ayat (1), 120 HIR, Ps 147 ayat (1) Rbg)Dinyatakan secara lisan oleh penggugat dihadapan ketua Pengadilan Negeri Ps. 120 HIR → memberi hak kepada penggugat untuk mengajukan gugatan secara lisan, bersamaan dengan ini penggugat dapat menyapaikan pernyataan lisan :

Pemberian atau penunjukkan kuasa kepada seseorang/ beberapa orang tertentu

Pernyataan ini disebutkan dalam catatan gugatan yang dibuat oleh ketua PN

Page 23: HUKUM ACARA PERDATA

Kuasa yang ditunjuk secara lisan di persidangan Penunjukkan kuasa secara lisan di sidang pengadilan diperbolehkan dengan syarat :

dilakukan dengan kata-kata tegas (expresiss verbis)

mejelis memerintahkan panitera untuk mencatatnya dalam berita acara sidang

Page 24: HUKUM ACARA PERDATA

2. Kuasa Yang Ditunjuk dalam Surat Gugatan

Ps 118 ayat (1) HIR, Ps 142 ayat (1) Rbg :Gugatan dapat diajukan secara tertulis dalam bentuk surat gugatan yang ditandatangani oleh penggugat

Dalam hal ini Ps. 123 ayat (1) HIR memberikesempatan pada penggugat untuk dapat langsung mencantumkan dan menunjuk kuasa yang dikehendakinya untuk mewakili dalam proses persidangan

Dalam Praktek : Pencantuman didasarkan atas surat kuasa khusus

Page 25: HUKUM ACARA PERDATA

Ps. 123 ayat (1) HIR merumuskan, bahwa selain secara lisan atau kuasa yang ditunjuk dalam surat gugatan, pemberian kuasa dapat diwakili oleh pemberi kuasa dengan surat kuasa khusus (bijzondere Scriftelijke Machtiging)

wewenang untuk mengajukan gugatan secara lisan tidak berlaku bagi Kuasa Hukum

3. Surat Kuasa Khusus

Page 26: HUKUM ACARA PERDATA

H. Asas Imparsialitas

• Tidak memihak (impartial)• Bersikap jujur, adil (fair and just)• Tidak bersikap diskriminatif, tetapi

menempatkan dan mendudukkan para pihak yang berperkara dalam keadaan yang setara di depan hukum (Equal Before The Law)

Page 27: HUKUM ACARA PERDATA

Perwujudan asas ini :Adanya hak ingkarPs. 35 Rv :• Hakim wajib mengundurkan diri dari persidangan

apabila terikat hubungan keluarga sedarah/semenda sampai derajat ketiga atau hubungan suami isteri meskipun telah bercerai

• Mempunyai kepentingan terhadap perkara yang sedang diperiksa

apabila dilanggar :Putusan Tidak Sah

Page 28: HUKUM ACARA PERDATA

Proses pengingkaran :

• Diajukan kepada Pengadilan Negeri disertai alas an, palimng lambat sebelum tahap replik duplik habis, kecuali alas an pengingkaran baru timbul kemudian.

• Akta pengingkaran atau penolakkan duitandatangani para pihak yang bersangkutan atau kuasanya kemudian diserahkan kepada panitera untuk disampaikan kepada Ketua Pengadilan Negeri

• Majelis yang memeriksa pengingkaran menyelidiki alas an-alasan pengingkaran

• Putusan mengenai pengingkaran tidak dapat di banding (ps. 44 Rv)

Page 29: HUKUM ACARA PERDATA

KEKUASAAN KEHAKIMANDasar Hukum :• UU No. 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman

• UU No. 2 Tahun 1986 jo UU No. 8 Tahun 2004 tentang Peradilan Umum jo. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 49 Tahun 2009 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1986 Tentang Peradilan Umum

• UU No. 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung (mencabut UU no. 13 Tahun 1965 tentang pengadilan dalam lingkungan Peradilan Umum dan MA, sepanjang mengenai MA) Jo. UU No. 5 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Undang-undang No. 14 Tahun 1985 Tentang Mahkamah Agung jo UU No. 3 Tahun 2009 Tentang Perubahan Kedua Atas UU No. 14 Tahun 1985 Tentang Mahkamah Agung

Page 30: HUKUM ACARA PERDATA

A. Kekuasaan Kehakiman Bebas Dari Campur Tangan Pihak-pihak di Luar

Kekuasaan Kehakiman• Kekuasaan Kehakiman adalah kekuasaan yang

merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan berdasarkan Pancasila demi terselenggaranya Negara Hukum RI

• Kebebasan kekuasaan kehakiman → penyelenggaraannya diserahkan kepada badan-badan peradilan → ciri khas negara hukumKebebasan dalam melaksanakan wewenang yudiciil tidak mutlak sifatnya → tugas hakim adalah menegakkan hukum dan keadilan berdasarkan Pancasila dengan jalan menafsirkan hukum dan mencari dasar hukum serta asas-asas yang menjadi landasannya melalui perkara yang dihadapkan kepada hakim.

Page 31: HUKUM ACARA PERDATA

B. Badan Peradilan Negara

Penyelenggaraan kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah MA dan badan peradilan dibawahnya dalam lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan agama, lingkungan peradilan militer, lingkungan peradilan TUN dan oleh sebuah MK.

Page 32: HUKUM ACARA PERDATA

C. Asas ObyektivitasHakim harus obyektif / tidak memihak

Hak Ingkar

Asas : “Nemo Judex Idoneus in Propria Causa”(tidak ada seorangpun dapat menjadi hakim

yang baik dalam perkaranya sendiri)

Page 33: HUKUM ACARA PERDATA

D. Lingkungan Peradilan Badan Peradilan di Bawah

MA :a. Peradilan Umum

Ps. 50 & 51 UU No. 2 Tahun ’86 Berwenang mengadili :

i. Perkara Pidana (Pidana Umum & Khusus)ii. Perkara Perdata (Pdt Umum & Niaga)

Page 34: HUKUM ACARA PERDATA

b. Peradilan AgamaBerwenang Mengadili perkara antara orang yang beragama Islam di bidangi. perkawinanii. kewarisan meliputi wasiat, hibah yang dilakukan berdasar hk. Islamiii. waqaf & shadaqah

c. Peradilan TUNMengadili sengketa TUN (Ps. 47 UU No. 5 Tahun. ’86)

d. Peradilan MiliterMengadili perkara pid (terdakwa : Prajurit TNI dgn Pangkat tertentu

Page 35: HUKUM ACARA PERDATA

Kewenangan Absolut Extra Judicial Berdasar Yurisdiksi

Khusus oleh UU Arbitrase

UU No. 30 Tahun ’99 tentang Arbitrase & Alternatif Penyelesaian Sengketa

Pengadilan Hubungan Industrial UU No. 2 Tahun ’04 tentang Penyelesaian Perselisihan Hub Industrial(Memeriksa, mengadili,& memberi putusan thd Perselisihan Hub Industrial)

Page 36: HUKUM ACARA PERDATA

Pengadilan Pajak UU No. 14 Tahun ’02 tentang Pengadilan PajakKewenangan : Memeriksa & Memutus Sengketa Pajak

Mahkamah PelayaranOrdonansi Majelis Pelayaran St. 1934-215 jo. St. 1938-2Kewenangan Memeriksa dan Memutus :a. perkara yg timbul dari Ps. 25 ayat 4,7,8 & 11 Ordonansi Kapal 1935 (St. 1939-66)b. peristiwa yg disebut Ps. 373 a KUHDc. semua hal yg oleh Peraturan Perundang-undangan dibebankan kpd Mahkamah Pelayaran

Page 37: HUKUM ACARA PERDATA

E. MA Puncak Peradilan

Kekuasaan Kehakiman dilakukan oleh sebuah MA & Badan Peradilan di bawahnya

& oleh sebuah MK

F. Pemeriksaan Dalam Dua Tingkat

Tingkat I (PN) PeristiwaTingkat II (PT) Hukum

Page 38: HUKUM ACARA PERDATA

G. Demi Keadilan Berdasar Ketuhanan Yang Maha Esa

Peradilan dilakukan “DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

H. Susunan Persidangan MajelisSemua pengadilan memeriksa, mengadili dan memutus dengan sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang hakim, kecuali UU menentukan lain

Page 39: HUKUM ACARA PERDATA

I. Asas Sederhana, Cepat dan Biaya Ringan

• Cepat

• sederhana

• Biaya ringan

Acara Jelas, mudah dipahami dan tidak berbelit-belit

Jalannya persidangan tdk terlalu byk formalitas

Dapat dipikul oleh rakyat

Peradilan dilakukan dengan sederhana, cepat dan biaya ringan

Page 40: HUKUM ACARA PERDATA

J. Hak Menguji

• Mengadili pada tk kasasi thd puts yg diberikan pd tk terakhir oleh pengadilan di semua linkg perad di bwh MA

• Menguju perat per-uu di bwh uu thd uu

• Kewenangan lainnya yg diberikan uu

• Menguji uu thd UUD 1945 • Memutus sengketa

kewenangan lembaga neg yang kewenangannya diberikan UUD 1945

• Memutus Pembubaran parpol• Memberikan puts atas

pendapat DPR bahwa pres&/wapres diduga tlh melakukan pelanggaran hk berupa pengkhianatan thd neg, korupsi penyuapan, TP berat lainnya / perb tercela &/ tdk lg memenuhi syarat sbg pres&/wapres

M KM A

Page 41: HUKUM ACARA PERDATA

KOMPETENSI PENGADILANWewenang mutlak Pengadilan Tinggi :

1. memeriksa ulang semua perkara perdata dan pidana dalam tingkat banding

2. memutus dalam tk I dan terakhir sengketa wewenang mengadili antara PN di wilnya

3. prorograsi perkara pdt

Page 42: HUKUM ACARA PERDATA

Wewenang mutlak MA

a. permohonan kasasi

b. sengketa ttg kewenangan mengadili :

a) antara pengadilan di lingk peradilan yg 1 dengan pengadilan dlm lingk peradilan lain;

b) antara 2 pengadilan yg ada dlm daerah hk pengadilan tk banding yang berlainan dlm lingk peradilan yang sama

c) antara 2 pengadilan tk banding di lingk perad yg sama atau antara lingk perad yg berlainan

c. permohonan peninjauan kembali puts pengadilan yg telah memperoleh kekuatan hk tetap

2. uji materiil thd perat per Undang-undang di bwh Undang-undang

1. memeriksa dan memutuskan :

Page 43: HUKUM ACARA PERDATA

kewenangan Relatif

menjawab pertanyaan kepada PN manakan gugatan/ tuntutan hak harus diajukan

diatur dlm Ps. 118 HIR (Ps. 142 Rbg)

asas : Yg berwenang adl PN tempat tinggal Tergugat

”actor Sequitor Forum Rei”

Tempat tinggal X Tempat Kediaman ?????

Ps. 17 BW Tempat tinggal seseorang adl tempat dimana seseorang menempatkan pusat kediamannya

tempat tinggal adl tempat dimana seseorang berdiam dan tercatat sebagai penduduk >>> lihat KTP

Page 44: HUKUM ACARA PERDATA

Pengecualian :

gugat diajukan pd PN tempat kediaman terg, apabila tempat tinggal tdk diket

apabila terg terdiri dari 2 / lebih, gugat diajukan pd tempat tgl salah seorang dari para terg

terserah pilihan pengg

apabila terg ada 2 orang, yi yang berhutang dan penjamin, maka gugatan ditujukan pd PN phk yang berhutang

Apabila tempat tgl dan kediaman terg tdk diket, mk gugatan diajukan kpd PN tempat tgl pengg/ salah seorang pengg

apabila gugatan berkaitan dg barang tetap, mk gugatan diajukan kpd ketua PN dimana barang tetap itu berada

apabila ditentukan dalam suatu akta, maka gugat diajukan pada PN yang dipilih dalam akta tersebut

Page 45: HUKUM ACARA PERDATA

Pengecualian lain diluar HIR :

Dalam hal terg tdk cakap utk menghadap di muka pengadilan, mk gugatan diajukan kpd ketua PN tempat tgl ortu/ wali atau pengampunya

dlm hal pegawai negeri, yg berwenang adl PN di daerah ia bekerja

buruh menginap di tempat majikan

PN tempat tgl majikan

Kepailitan PN yang menyatakan terg pailit

Penjaminan (Vrijwaring) dimana pemeriksaan I dilakukan

Page 46: HUKUM ACARA PERDATA

Pembatalan perkawinan

PN daerah hk dimana perkawinan tsb dilangsungkan, tempat tgl suami isteri, suami atau isteri

(Ps. 25 Juncties Ps. 63 (1) Undang-undang No. 1 Th. 74, Ps. 38 (1) dan (2) PP No. 9’75)

Gugatan Perceraian PN tempat kediaman pengg

Dlm hal terg ada di LN, gugatan diajukan ke tempat kediaman pengg dan ketua PN menyampaikan gugatan tsb kepada terg melalui perwakilan RI

(Ps. 48, 63 (1) Undang-undang No1’74)

Page 47: HUKUM ACARA PERDATA

Tuntutan hak adalah tindakan yang bertujuan untuk memperoleh perlindungan hukum yang dibenarkan untuk mencegah eigenrichting

TUNTUTAN HAK

orang yang mengajukan tuntutan hak harus berkepentingan akan perlindungan hukum

tidak setiap kepentingan dapat diterima sebagai dasar pengajuan tuntutan hak

Hanya kepentingan yang cukup dan layak serta mempunyai dasar hukum saja yang dapat diterima sebagai dasar tuntutan hak (Point d’ Interest, Point d’ Action)

Page 48: HUKUM ACARA PERDATA

Tidak semua tuntutan hak yang ada kepentingan hukumnya pasti

dikabulkan oleh pengadilan

Pembuktian

Page 49: HUKUM ACARA PERDATA

PIHAK-PIHAK DALAM BERPERKARA

Pihak Materiil

Pihak Formil

orang yang langsung berkepentingan terhafdap perkara yang diajukan ke pengadilan

Orang atau pihak yang beracara di pengadilan

Pengampu, Wali dan Kuasa

Sudikno M

Page 50: HUKUM ACARA PERDATA

PENGGUGAT

PENGGUGAT ADALAH ORANG ATAU PIHAKYANG “MERASA” HAKNYA DILANGGAR

LSM ??

•Ps. 37 UU No. 23 Tahun 1997 tentang Lingkungan Hidup

•Ps. 71 ayat (1) UU No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan

•Ps. 46 UU No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen

Page 51: HUKUM ACARA PERDATA

Masyarakat ?????

Class action gugatan perdata yang diajukan sejumlah orang tertentu (1 atau beberapa orang) untuk dan atas nama sekelompok orang

Syarat class action

• Jumlah penggugat banyak

• Ada kesamaan hukum• Tuntutan sejenis• Kelayakan perwakilan

class representative class members

Page 52: HUKUM ACARA PERDATA

CLASS ACTION

PERMA No. 1 Tahun 2002

Suatu prosedur pengajuan gugatan, dimana 1 orang atau lebih yang mewakili kelompok mengajukan gugatan untuk dirinya sendiri & sekaligus mewakili sekelompok orang yang jumlahnya banyak, yang memiliki kesamaan fakta atau keasamaan dasar hukum antara wakil kelompok dan anggota kelompoknya.

Page 53: HUKUM ACARA PERDATA

Unsur-unsur Class Action

A. Gugatan Secara Perdata

B. Wakil Kelompok (Class Representatif)Satu org atau lebih yang menderita kerugian, yang mengajukan gugatan sekaligus mewakili kelompok orang yang lebih banyak jumlahnya.

C. Anggota Kelompok (Class Member)Sekelompok orang dalam jumlah banyak yang menderita kerugian, yang kepentingannya diwakili oleh wakil kelompok di pengadilan

D. Adanya Kerugian yang Nyata-nyata diderita

Page 54: HUKUM ACARA PERDATA

D. Adanya Kerugian yang Nyata-nyata diderita

E. Kesamaan Peristiwa/ Fakta dan Dasar hukum (Commonality)

F. Tuntutan sejenis (typicallity)G. Kelayakan Wakil Kelompok

Surat Gugatan Class Action Harus Memuat :1. Identitas lengkap & jelas wakil kelompok

2. Definisi kelompok secara rinci & spesifik

3. Posita dari seluruh kelompok diuraikan dengan jelas & rinci

4. Tuntutan/ petitum dikemukakan secara jelas dan rinci, serta memuat mekanisme pendistribusian ganti kerugian kepada keseluruhan anggota kelompok

Page 55: HUKUM ACARA PERDATA

Tahap Class Action

Pengajuan Gugatan

Class Action tdk sah

Class Action Sah

Gugatan tdk dpt diterima

Penetapan pengadilan

Penggugat mengajukan usulan model pemberitahuan

Pemanggilan

Page 56: HUKUM ACARA PERDATA

Proses pemeriksaan CA

Pembacaan Gugatan

Jawaban replik Duplik

PembuktianKesimpulanPutusan

Ditolak Dikabulkan

1. Jumlah Ganti Rugi

2. Mekanisme pendistribusian ganti rugi & langkah2 yang wajib ditempuh oleh wakil kelompok dalam pendistribusian

Page 57: HUKUM ACARA PERDATA

Gugatan Perdata Biasa VS Class Action

KRITERIA GUGATAN PERDATA BIASA

GUGATAN CA

PENGGUGAT Orang Pribadi/ BH Sekelompok orang yg memiliki kesamaan

SENGKETA Kepentingan pribadi

Memiliki kesamaan :

1. Masalah2. Fakta Hukum3. Tuntutan

JUMLAH ORANG Satu / lebih Ratusan/ ribuan (jml byk) yang diwakili oleh sekelompok org yg menderita kerugian

PERWAKILAN Diwakili kuasa hukum

Diwakili oleh sekelompok orang (class representatif)

KUASA HUKUM Surat kuasa khusus CR tdk perlu surat kuasa khusus

Page 58: HUKUM ACARA PERDATA

TergugatNo. Tergugat Gugatan Ditujukan Kepada

1.2.

3.

4.5.6.

7.

Orang PeroranganBadan Hukum Publik

Badan Hukum Keperdataan

FIRMA CVBUMN

a. Perserob. Perum c. Perjan

BUMD

Orang perorangan itu sendiriBadan Hukum Publik itu diwakili pimpinannya (Ps. 6 no. 3 Rv)>Badan hukum itu diwakili pengurusnya >Bila telah dibubarkan, gugatan ditujukan kepada salah seorang pemberesnya.Seluruh Persero (Ps. 6 no. 5 Rv)CV itu, diwakili persero-pengurusPemerintah RI cq Departemen yang membawahi BUMN cq BUMN itu diwakili pimpinannya

Pemerintah RI cq Departemen yang membawahinya cq Pemda yang membawahinya cq BUMD itu sendiri diwakili pimpinannya

Page 59: HUKUM ACARA PERDATA

GUGATAN

Gugatan adalah suatu permohonan yang disampaikan kepada ketua Pengadilan Negeri yang berwenang mengenai suatu tuntutan terhadap pihak lain dan harus diperiksa menurut tata cara tertentu, kemudian diambil putusan terhadap gugatan tersebut

Page 60: HUKUM ACARA PERDATA

Syarat Gugatan

Identitas para pihak• nama lengkap,• umur/ ttl• pekerjaan• alamat/ domisili

Posita/ Fundamentum Petendi

dalil-dalil konkrit tentang adanya hubungan hukum yang merupakan dasar serta alas an-alasan dari tuntutan (middelen van den eis).

Page 61: HUKUM ACARA PERDATA

FP

Bagian yang menguraikan tentang kejadian-kejadian/ peristiwa hukum

Bagian yang menguraikan hukumnya → uraian tentang adanya hak atau hubungan hukum yang menjadi dasar yuridis dari tuntutan

Page 62: HUKUM ACARA PERDATA

Sejauh manakah perincian tentang peristiwa

Subtantierings Theorie

♣Sejarah terjadinya hak/ hubungan hukum harus disebutkan semuanya

Individualiserings Theorie

Kejadian-kejadian yang disebutkan dalam gugatan cukup yang menunjukkan adanya hubungan hukum yang menjadi dasar tuntutan, tanpa disebutkan dasar atau sejarah tuntutannya

Page 63: HUKUM ACARA PERDATA

Petitumbagian dari surat gugatan yang berisi hal-hal yang dimohonkan untuk diputuskan oleh hakim

Terdiri dari 2 bagian

A. Petitum pokok/ Primer

Berisi hal-hal/ tuntutan pokok yang dimohonkan untuk dikabulkan oleh pengadilan

Ex : 1. Menuntut putunya perjanjian dengan ditambah

ganti rugi 2. menuntut pelaksanaan perjanjian dengan

uang paksa

Page 64: HUKUM ACARA PERDATA

B. Petitum Subsidair

Isinya : memberi kebebasan pada hakim untuk mengabulkan lain dari petitum primair

Fungsi : Menggantikan petitum primair, sekiranya ditolak oleh pengadilan

“Agar hakim mengadili menurut keadilan yang benar” atau “Mohon putusan yang seadil-adilnya” (Ex Aquo et Bono)

Page 65: HUKUM ACARA PERDATA

Tuntutan tambahan/ pelengkap A. Agar tergugat dihukum membayar biaya perkaraB. Tuntutan agar putusan dinyatakan dapat dilaksanakan

lebih dulu meskipun masih ada upaya hukum (Uitvoerbaar Bij Vooraad)

Apakah Hakim secara ex officio dapat memerintahkan uit voerbaar bij vooraad???

180 ayat (1) HIR, Ps. 191 ayat (1) Rbg : Ada surat otentik/ tulisan tangan (handscrift) yang menurut

UU mempunyai kekuatan buktiAda keputusan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap

(in kracht van gewijsde) sebelumnya yang menguntungkan pihak penggugat dan ada hubungannya dengan gugatan yang bersangkutan

Ada gugatan provisional yang dikabulkanDalam sengketa mengenai bezitsrecht

Page 66: HUKUM ACARA PERDATA

SEMA 06/1975 tanggal 1 Desember 1975 yang ditegaskan lagi dengan SEMA 03/ 1978

1. Putusan itu diberikan apabila ada penyitaan conservatoir dimana harga barang-barang yang disita tidak akan mencukupi untuk menutup jumlah yang digugat

2. Jika dipandang perlu dengan jaminan oleh pihak pemohon eksekusi yang seimbang, dengan catatan : Benda-benda jaminan hendaknya yang mudah

disimpan dan mudah digunakan untuk mengganti pelaksanaan jika putusan yang bersangkutan tidak dibenarkan nanti oleh hakim banding/ kasasi

Tidak boleh menerima penanggung atau penjamin (borg) untuk menghindarkan masuknya pihak ketiga dalam proses

Penentuan benda, serta jumlahnya terserah kepada ketua Pengadilan Negeri

Benda-benda jaminan dicatat dalam daftar tersendiri.

Page 67: HUKUM ACARA PERDATA

C. Bunga Moratoir

suatu keuntungan yang dapat diharapkan diperoleh apabila perjanjian dipenuhi tepat waktu

D. Dwangsom

uang paksa yang ditetapkan sebagai denda yang harus dibayar karena tidak dipenuhinya suatu perjanjian

Page 68: HUKUM ACARA PERDATA

PENGGABUNGAN TUNTUTAN

Komulasi subyektif

Harus ada keterkaitan mengenai masalah hukum yang dihadapi

UU tidak melarang penggugat mengajukan gugatan terhadap beberapa tergugat (Ps. 4, 81, 107 Rv ; 127 HIR ; 151 Rbg ; 1283, 1284 BW, 18 WvK)

Tergugat dapat mengajukan keberatan, bahwa tergugat tidak menghendaki komulasi subyektif/ tidak menghendaki dirinya digabungkan dengan tergugat-tergugat lainnya, ataupin

Tergugat menghendaki komulasi subyektif, yaitu bahwa masih ada orang lain yang harus diikutsertakan dalam sengketa sebagai pihak yang berkepentingan (Exeptio plurium litis consortium)

Page 69: HUKUM ACARA PERDATA

Komulasi Obyektif

penggugat mengajukan lebih dari satu tuntutan dalam satu perkara sekaligus

Kalau untuk suatu tuntutan (gugatan) tertentu diperlukan suatu acara khusus.

Misal : gugat cerai, sedangkan gugatan yang harus diperiksa menurut acara biasa adalah gugatan untuk memenuhi perjanjian, maka kedua tuntutan (gugatan) tersebut tidak boleh digabungkan dalam satu surat gugat.

Apabila hakim tidak wenang (Kompetensi Relatif) untuk memeriksa salah satu gugatan dengan gugatan lainnya, maka kedua gugatan tidak boleh diajukan bersama-sama dalam satu gugatan

Tuntutan terhadap bezit tidak boleh diajukan bersama-sama dengan tuntutran tentang eigendom (Ps. 103 Rv)

Page 70: HUKUM ACARA PERDATA

Apabila permohonan diajukan oleh penggugat, maka harus diajukan dalam surat gugat yang kedua/ gugat berikutnya

Apabila diajukan oleh tergugat, maka hal itu harus diajukan bersama-sama dengan jawaban pertama

Komulasi Obyektif

Dijatuhkan dalam putusan sela(Putusan insidentil)

Page 71: HUKUM ACARA PERDATA

Komulasi X Konkursus

Konkursus merupakan kebersamaan adanaya beberapa tuntutan hak, yang terjadi bila penggugat mengajukan gugatan yang mengandung beberapa tuntutan yang kesemuannya menuju pada satu akibat hukum yang sama.

A mengadakan perjanjian pinjam pakai dengan B. Pada saat jatuh tempo, A berhak menuntut kembali barangnya karena A adalah pemiliknya, maupun karena perjanjian pinjam pakai telah berakhir.

Page 72: HUKUM ACARA PERDATA

PENGIKUTSERTAAN PIHAK KETIGA DALAM PROSES

Vrijwaring (Ps. 70-76 Rv)

Terjadi manakala salah satu pihak yang sedang bersengketa di muka pengadilan menarik pihak ketiga didalam sengketa

Tujuan : agar pihak ketiga yang ditarik di dalam sengketa yang sedang berlangsung akan membebaskan pihak yang memanggilnya dari kemungkinan akibat putusan tentang pokok perkara

Page 73: HUKUM ACARA PERDATA

Vrijwaring Formil (garantie formelle, Ps. 72 Rv)

seseorang diwajibkan untuk menjmin orang lain menikmati suatu hak/ benda terhadap tuntutan yang bersifat kebendaan

Penjual wajib menjamin pembeli terhadap gangguan pihak ketiga (Ps. 1492BW) → disini si penanggung dapat menggantikan kedudukan si tertanggung dalam perkara (Ps. 72 Rv)

Page 74: HUKUM ACARA PERDATA

Vrijwaring sederhana (garantie simple, Ps. 74 Rv)

Terjadi apabila sekiranya tergugat dikalahkan dalam sengketa yang sedang berlangsung

Pihak ketiga → penanggung (borg) → dengan melunasi hutang debitur kepada kreditur, mempunyai hak untuk menagih kepada debitur (Ps. 1839, 1840 BW)Tidak terjadi penggantian kedudukan dalam sengketa apabila tuntutan dalam sengketa pokok didasarkan atas tuntutan yang bersifat pribadi (Ps 74 Rv)

Page 75: HUKUM ACARA PERDATA

Waktu mengajukan vrijwaring :

• Tergugat dapat mengajukan permohoan vrijwaring sebelum memberi jawaban• Sedangkan bagi penggugat, permohonan harus diajukan kepada hakim sebelum memberikan replik.

Perkara dengan vrijwaring, dijatuhkan dalam satu putusan (Ps. 75 Rv)

jika dalam sengketa pokok pihak tertanggung dikalahkan, maka sekaligus dijatuhkan hukuman bagi penanggung untuk kepentingan tertanggung.

Page 76: HUKUM ACARA PERDATA

Interventie (Ps. 279-282 Rv)

Tussenkomst (Penengah)C (interventient) mencampuri sengketa antara A (penggugat) lawan B (tergugat) mengenai hak milik suatu kebendaan, denan menyatakan bahwa C-lah yang lebih berhak atas benda tersebut.

A menggugat B, karena dalam perkjanjian jual beli rumah dan tanah, ternyata B tidak mau menyerahkan rumah dan tanahnya. C yang juga merasa telah membeli rumah dan tanah tersebut dari B dating ke persidangan untuk mencampuri perkara tersebut

Page 77: HUKUM ACARA PERDATA

Voeging (menyertai)

A menggugat B atas pembayaran suatu hutang

C mendengar hal itu menjadi terperanjat karena mengetahui hutang tersebut bukan pinjaman, melainkan modal kerja antara A, B dan C

C mencampuri, dengan memihak kepada B

Page 78: HUKUM ACARA PERDATA

Upaya-upaya menjamin Hak

Utk kepentingan pengg agar terjamin haknya pd saat gugatan dikabulkan nanti

Thd brg 2 yang sudah disita tdk dpt dialihkan, diperjualbelikan atau dipindahtangankan kpd org lain (conservatoir beslag)

tindakan mengalihkan mrpk TP

(Ps. 231, 232 KUHP)

Page 79: HUKUM ACARA PERDATA

Dilakukan oleh panitera PN

2 org saksi berita acara

memberitahukan isinya kpd tersita

(Ps. 197 (2, 5, 6) HIR ; 209 (1,4), 210 Rbg)

Jika permohonan sita jaminan dikabulkan, mk dinyatakan sah dan berharga (van waarde verklaard) dlm puts

sita jaminan memp titel eksekutorial

Tuntutan pengg dpt dilaks

Page 80: HUKUM ACARA PERDATA

Macam sita jaminan :

1. Sita jaminan thd brg miliknya sendiri

Untuk menjamin suatu hak kebendaan dr pemohon/ kreditur dg cara menyerahkan brg yg disita

a. Sita Revindicatoir (Ps. 222 HIR; 260 Rbg)

Terjadi bilamana pemilik brg bergerak yg brgnya ada ditangan org lain memohon kpd ketua PN di tempat orang yang memegang brg tsn tinggal, agar brg tsb disita

Sita revindikatoir diajukan oleh

Pemilik brg bergerak yg barangnya dikuasai oleh org lain (Ps. 1977 (2), 1751 BW)

Penjual brg bergerak yg minta kembali brgnya apabila harga tdk dibayar (Ps. 1145 BW, 232 WvK)

Page 81: HUKUM ACARA PERDATA

Yg dpt disita hanya benda bergerak

Syarat :

hrs berupa barang bergerak;

brg bergerak tsb mrpk brg milik pengg yg berada di tangan terg

permintaan diajukan scr lisan/ tertulis

brg tsb hrs diterangkan dg seksama/ terperinci

b. Sita Maritaal (Ps. 823a-823 j Rv)

Dimohonkan oleh phk isteri thd brg2 suami baik bergerak maupun tetap, sebagai jaminan utk memperoleh bagiannya sehub dg gugatan perceraian, agar selama proses berlangsung brg2 tsb tdk dipindahtangankan oleh suami.

Sita maritaal sifatnya menyimpan.

tdk perlu dinyatakan sah dan berharga

Page 82: HUKUM ACARA PERDATA

Sita maritaal utk melindungi isteri atas brg2 yg mrpk harta persatuan agar tdk dialihkan oleh suami (Ps. 190 BW, 823 Rv)

Di Bld sekarang isteri cakap

oki diajukan baik oleh suami maupun isteri

1. Sita Jaminan thd brg milik deb Sita Conservatoir (ps. 227 HIR)

Hal2 yg perlu diperhatikan dari ketentuan Ps. 227 HIR

harus ada sangka beralasan, bhw terg sebelum puts dijatuhkan/ dilaksanakan, mencari akal untuk menggelapkan brg2 nya;

brg yg disita mrpk brg kepunyaan si tersita

permohonan diajukan kpd ketua PN yg memeriksa perkara ybs

permohonan hrs diajukan dg surat tertulis

SJ dilaks thd brg bergerak maupun tetap

Page 83: HUKUM ACARA PERDATA

Dlm praktek SJ diajukan bersama2 dg gugatan

Jika baru kemudian, setelah pemeriksaan perkara dimulai, spt setelah 2 atau 3 X sidang, mk permohonan tsb diajukan dg surat kpd ketua PN yg sdg memeriksa perkara tsb, kemudian ketua PN akan melanjutkan kpd majelis hakim yang memriksa perkara tsb

Jika perkara sudah dalam taraf banding, mk permohonan SJ diajukan dg surat kpd ketua PN dan kemudian diteruskan kpd hakim yang memeriksa perkara tsb. Apabila dikabulkan PT memerintahkan kepada PN ybs utk melaks sita

Setiap saat debitur/ tersita dpt mengajukan permohonan kpd hakim yg memeriksa pokok perkara, agar sita jaminan di cabut

Page 84: HUKUM ACARA PERDATA

Permohonan dapat dikabulkan dalam hal :

a. debitur menyediakan tanggungan yang mencukupi (Ps. 227 (5) HIR

b. Sita Jaminan tdk ada manfaatnya

Yang dpt disita scr conservatoir

a. Sita Conservatoir atas brg bergerak milik deb (Ps. 227 jo. 197 HIR, 261 jo. 208 HIR)

Ps. 202 HIR/ Ps. 220 Rbg

Penyitaan yg telah dilakukan sebelum penjualan barang yang disita itu, digunakan utk memenuhi jg bbrp permohonan pelaks putusan lainnya yg kemudian menyusul thd deb yg sama

Page 85: HUKUM ACARA PERDATA

b. SC atas brg tetap milik Deb Ps. 227, 197, 198, 199

HIR; Ps. 261, 208, 214 Rbg)

agar jgn sampai brg tetap ini dijual, mk penyitaan hrs diumumkan dg memberi perintah kpd kepala desa supaya penyitaan diumumkan di tempat, agar diket oleh umumterhitung mulai hari BA penyitaan brg tetap itu dimaklumkan pd umum, mk phk tersita dilarang memindahtangankan, membebani, menyewakan

c. SC atas brg bergerak milik Deb yg ada di tangan phk III (derden beslag

d. SC thd Kreditur (Ps. 75 a Rv)

Page 86: HUKUM ACARA PERDATA

d. SC thd Kreditur (Ps. 75 a Rv) ada hub utang piutang timbal balik , dimana tuntutan

piutang sudah matang utk ditagih, ttp piutang deb belum matang utk ditagih;

kred memp tagihan dlm bentuk uang, sdgkan deb tagihan berupa brg

e. Sita Gadai atau PandbeslagSita jaminan yg dimohonkan oleh org yg menyewakan rmh agar diletakkan suatu sita thd perabot RT phk penyewa/ Tergugat guna menjamin pembayaran uang sewa yg harus dibayar

f. SC atas brg2 Deb yg tdk memp tempat tgl yg dikenal di Ind (Ps. 757 Rv)

g. SC atas Pesawat terbang (Ps. 763 h – 763 k Rv)

Page 87: HUKUM ACARA PERDATA

PEMERIKSAAN DI PERSIDANGAN

Pencabutan & Perubahan Gugatan

Pencabutan gugatan dapat dilakukan :

A. sebelum gugatan diperiksa di persidangan.

Tergugat belum terserang kepentingannya

tidak perlu persetujuan dari tergugat

Penggugat dapat mengajukan gugatannya lagi

Page 88: HUKUM ACARA PERDATA

B. setelah tergugat memberi jawaban

tergugat terserang kepentingannya

tergugat telah mengeluarkan biaya

nama baiknya tersinggung

Harus dengan persetujuan pihak tergugat

Pencabutan gugatan berarti penggugat telah melepas haknya sehingga tidak boleh mengajukan gugatan lagi

Page 89: HUKUM ACARA PERDATA

Perubahan Gugatan

Perubahan gugatan dibolehkan sepanjang pemeriksaan perkara asal tidak mengubah / menambah ”anderwerp ban den eis” termasuk juga dasar tuntutan

tuntutan agar perj. Dipenuhi perj. Diputuskan

tuntutan agar uang yang telah dibayarkan dikembalikan, & dikembalikannya barang yang telah dibeli karena ada cacat yang tersembunyi

agar sebagian uang yang dibayarkan dikembalikan & agar barang tetap padanya.

Page 90: HUKUM ACARA PERDATA

Penambahan gugat dibolehkan dalam hal :

Semula semua ahli waris tidak diikut sertakan sebagai tergugat

mohon agar mereka yang belum diikut sertakan ditarik pula sebagai tergugat

lupa dimohonkan petitum untuk menyatakan sah & berharga suatu sita jaminan

ditambah uivoerbaar bij vooraad dapat dikabulkan

Pengurangan gugatan menyerahkan 4 bidang sawah

bukan 4 tapi 2

Page 91: HUKUM ACARA PERDATA

Putusan Gugur

Terjadi bila penggugat tidak hadir meskipun sudah dipanggil dengan patut

penggugat dihukum untuk membayar biaya perkara (Ps. 124

HIR, 148 Rbg)

Penggugat diberi kesempatan untuk mengajukan lagi dengan membayar biaya

perkara

Page 92: HUKUM ACARA PERDATA

Putusan VerstekTerjadi manakala pihak tergugat tidak datang & tdak pula mengirimkan wakilnya menghadap dipersidangan, sekalipun sudah dipanggil dang patut

125 (1) HIR

1. tergugat / para tergugat kesemuaannya tdk dtg pd hari sidang yg telah ditentukan

2. tergugat / para tergugat tdk mengirim wakil / kuasanya yg sah utk menghadap

3. tergugat / para tergugat kesemuaannya telah dipanggil dg patut

4. petitum tdk melawan hak

5. petitum beralasan

Page 93: HUKUM ACARA PERDATA

a, b, c dipenuhi akan tetapi petitum melawan hak, petitum tdk beralasan

gugat ditolak

a,b, c terpenuhi, akan tetapi ada kesalahan formil dalam gugatan

gugatan dinyatakan tidak dapat diterima

Ps. 126 HIR hakim dapat mengundur sidang

Page 94: HUKUM ACARA PERDATA

Verstek Tergugat Perlawanan

Pemeriksaaan pokok perkara - Pembuktian Pengg

Terg tdk hadir

Verstek

Peng tdk Hadir

Kontadiktoir

Page 95: HUKUM ACARA PERDATA

Verstek dikabulkan sebagian Peng

Banding Putusan

Gugatan dicabut

Inkracht van Gewijsde

Tergugat??

Page 96: HUKUM ACARA PERDATA

JAWABAN TERGUGAT

Bantahan Referte Pengakuan

Mengenai pokok

perkara

Diluar pokok

perkara

Menyerahkan segalanya pd kebijaksanaan

hakim

tdk membantah/ membenarkan

gugatan

Tergugat bersikap menunggu puts

Membernarkan isi gugatan Pengg baik

sebag/ seluruhnya

Page 97: HUKUM ACARA PERDATA

Eksepsi

EKSEPSI ??????

suatu sanggahan/ bantahan dr terg yg tdk langsung mengenai pokok perkara, yang berisi tuntutan batalnya gugatan

Tujuan eksepsi

Agar pengadilan menjatuhkan puts negatif, (menyatakan gugatan tdk dpt diterima (NO))

Pemeriksaan perkara diakhiri tanpa menyinggung pokok perkara

Page 98: HUKUM ACARA PERDATA

Macam eksepsi menurut Faure 1. Eksepsi Prosesuil

upaya yg menuju kpd suatu tuntutan tdk diterimanya gugatan yg berdasarkan pd alasan2 diluar pokok perkara

Declinatoir Exceptie pengadilan tdk wenang memeriksa perkara

Exceptie van litis pendensi

perkara yg sama msh dlm proses peradilan

Disqualifikatoir Exceptie

peng tdk berhak mengajukan gugatan

Page 99: HUKUM ACARA PERDATA

Exceptie Obscuri Libelli

gugatan peng kabur

Exceptie Plurium Litis Consortium

Terg tdk lengkap

2. Eksepsi Materiil

Bantahan yg didasarkan pd ketentuan hk materiil

Peremtoir Exceptie

Dilatoir Exceptie gugatan peng blm dpt dikabulkan Hutang blm jatuh tempo

eksepsi yg menghalangi dikabulkannya gugatan

Gugatan lampau waktu

Page 100: HUKUM ACARA PERDATA

Cara Mengajukan Eksepsi

A. Kewenangan Absolut (exceptio Declinatoir)/ Ps. 134 HIR & Ps. 132 Rv

Tergugat dpt mengajukan setiap saat, selama proses pemeriksaan berlangsung Hakim scr ex officio wajib menyatakan dirinya tdk wenang mengadili Dpt disajuksan pd tk banding dan kasasi

B. Kewenangan relative (relative Competentie)/ Ps. 125 (2), Ps. 133 HIR

Bentu pengajuan :1. Lisan (Ps. 133 HIR)2. Tertulis (Ps. 125 (2) jo. Ps. 121 HIR)

Page 101: HUKUM ACARA PERDATA

Saat pengajuan

Pada sidang I Bersamaan pd saat mengajukan jawaban I thd pokok perkara

C. Eksepsi Diluar Kompetensi/ Ps. 136 HIR, Ps. 114 Rv

”Perlawanan yg sekiranya hendak dikemukakan oleh Terg (exceptie), kecuali ttg hal hakim tdk berkuasa, tdk akan dikemukakan dan ditimbang masing2 tetapi hrs dibicarakan & diputuskan bersama2 dg pokok perkara”

Saat pengajuan disampaikan bersama2 pd jawaban I thd pokok perkara

Bentuk pengajuan

Lisan / Tertulis

Page 102: HUKUM ACARA PERDATA

PROSES PENYELESAIAN EKSEPSI

A. Eksepsi Kompetensi / Ps. 136 HIR

♫ memeriksa dan memutus terlebih dahulu ttg eksepsi

♫ pemeriksaan dan pemutusan diajatuhkan sebelum pemeriksaan pokok perkara

Page 103: HUKUM ACARA PERDATA

Penolakan atas eksepsi kompetensi

Pengabulan eksepsi kompetensi

Dituangkan dlm puts sela (interlocutoir)

eksepsi Terg ditolak

Amar Puts :

1. menyatakan PN berwenang mengadili,

2. memerintahkan keduabelah pihak melanjutkan pemeriksaan pokok perkara

eksepsi Terg ditolak

AMAR :1. Mengabulakn eksepsi Terg2. Menyatakan PN tdk wenang mengadili perkara ybs

Pemeriksaan perkara dianggap selesai pd tk I

Phk yg tdk puas dpt mengajukan banding (Ps. 9 (1) Undang-undang No. 20 th 1947)

Page 104: HUKUM ACARA PERDATA

No. Penolakkan Eksepsi Kompetensi

Pengabulan Eksepsi Kompetensi

1. Berbentuk puts sela, bhw PN berwenang memeriksa perkara

Berbentuk puts akhir (Ps. 9 (1) Undang-undang No. 20 ’ 47 Amar : tdk wenang memeriksa perkara

2. Sifat :Tidak mengakhiri proses pemeriksaan

Sifat :Mengakhiri proses pemeriksaan

3. Tertutup upaya banding secara tersendiri >>> hrs bersama2 dg pokok perkara

Terbuka upaya hk biasa

Page 105: HUKUM ACARA PERDATA

Penyelesaian Eksepsi Diluar Kompetensi

Ps. 136 HIR Diperiksa & diputus bersama2 dg pokok perkara

Pertimbangan & amar puts mengenai eksepsi dan pokok perkara dituangkan scr keseluruhan dlm puts akhir

Page 106: HUKUM ACARA PERDATA

Eksepsi Dikabulkan

Puts bersifat negatif

AMAR : Mengabulkan eksepsi

Terg Menyatakan gugatan

Pengg tdk dpt diterima (NO)

Eksepsi Ditolak

Puts bersifat positif

Puts yg dijatuhkan bertitik tolak dari materi pokok perkara

Puts yg dijatuhkan menyelesaikan persengketaan scr tuntas antara P & T

Bentuk Puts :• menolak gugatan pengg• mengabulkan gugatan

Ps. 9 (1) Undang-undang No. 20 Th. 1947

Puts PN yg dpt disbanding adl puts akhir (eind vonnis, final judgement

Page 107: HUKUM ACARA PERDATA

GUGATAN BALIK (REKONVENSI) Ps. 132 a & b HIR; 157 , 158 Rbg

gugatan yg diajukan oleh tergugat thd penggugat dlm sengketa yg sdg berjalan antara mereka

Kedudukan Para Pihak

DLM KONVENSI DLM REKONVENSI

PENGGGUGAT Penggugat TergugatTERGUGAT Tergugat Penggugat

Page 108: HUKUM ACARA PERDATA

Tujuan Rekonvensi :

Menghemat biaya Mempermudah prosedur Menghindarkan putusan-putusan yg bertentangan satu sama

lain

Gugatan Rekonvensi dapat diajukan selama persidangan sblm Ac. Pembuktian, baik lisan / tertulis (Ps. 132 b (1) HIR, 158 (2) Rbg)

Dlm tk. I tdk diajukan gugatan rekonvensi, mk dlm tk banding tdk boleh diajukan rekonvensi (Ps. 132 a (2) HIR; 157 (2) Rbg)