HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS IBU DENGAN ...repository.unjaya.ac.id/650/7/Rizki...

32
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA PERPUSTAKAAN i HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS IBU DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI PUSKESMAS SEWON II BANTUL SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan Stikes Achmad Yani Yogyakarta RIZKI PRATIWI 3211062 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA 2016

Transcript of HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS IBU DENGAN ...repository.unjaya.ac.id/650/7/Rizki...

Page 1: HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS IBU DENGAN ...repository.unjaya.ac.id/650/7/Rizki Pratiwi_3211062...Paritas ibu yang skundipara sebanyak 41 orang (42,3%). Ibu memilih bidan sebagai penolong

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

i

HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS IBU DENGAN PEMILIHAN

PENOLONG PERSALINAN DI PUSKESMAS SEWON II BANTUL

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan

Stikes Achmad Yani Yogyakarta

RIZKI PRATIWI

3211062

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL ACHMAD YANI

YOGYAKARTA

2016

Page 2: HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS IBU DENGAN ...repository.unjaya.ac.id/650/7/Rizki Pratiwi_3211062...Paritas ibu yang skundipara sebanyak 41 orang (42,3%). Ibu memilih bidan sebagai penolong

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

ii

Page 3: HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS IBU DENGAN ...repository.unjaya.ac.id/650/7/Rizki Pratiwi_3211062...Paritas ibu yang skundipara sebanyak 41 orang (42,3%). Ibu memilih bidan sebagai penolong

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

iii

Page 4: HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS IBU DENGAN ...repository.unjaya.ac.id/650/7/Rizki Pratiwi_3211062...Paritas ibu yang skundipara sebanyak 41 orang (42,3%). Ibu memilih bidan sebagai penolong

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

iv

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil Alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan

kehadirat Allah SWT Yang Maha Rahman dan Rahim, karena atas limpahan

Rahmat dan HidayahNya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul:

“Hubungan umur dan paritas ibu dengan pemilihan penolong persalinan di

Puskesmas Sewon II Bantul.

Tidak lupa pula shalawat serta salam selalu bermuara kepada penghulu umat

Nabi Besar Muhammad SAW, kepada keluarga, para sahabatNya yang telah

mempelopori zaman jahiliyah menuju zaman addin yang penuh dengan ilmu

pengetahuan seperti sekarang.

Penulis masih merasa kurang tanpa bimbingan, arahan dan bantuan dari

berbagai pihak untuk menyelesaikan usulan penelitian ini. Oleh karena itu penulis

menyampaikan penghormatan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang

telah membantu penulis dalam menyelesaikan usulan penelitian ini, terutama pada

Bapak/Ibu/Saudara yang penulis hormati yaitu:

1. Kuswantoro, selaku Ketua Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.

2. Tetra Saktika A.M.Kep.,Ns.,Sp.Kep.MB selaku Ketua Program Studi Ilmu

Keperawatan.

3. Retno Mawarti M.Kes selaku Penguji yang telah bersedia meluangkan

waktu untuk menguji, mengoreksi dan memberikan saran serta masukan

terhadap penyusunan usulan penelitian ini.

4. Yanita Trisetyaningsih, S. Kep., Ns., M. Kep selaku Dosen Pembimbing I

yang dengan tulus ikhlas meluangkan waktunya untuk memberikan arahan

dan bimbingan sehingga penulis mampu menyelesaikan usulan penelitian ini.

5. Ida Nursanti, S. Kep., Ns., MPH selaku Dosen Pembimbing II yang dengan

tulus ikhlas meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dan bimbingan

sehingga penulis mampu menyelesaikan usulan penelitian ini.

6. Puskesmas sewon II Bantul, yang memberikan kesempatan bagi penulis

untuk melakukan studi pendahuluan.

Page 5: HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS IBU DENGAN ...repository.unjaya.ac.id/650/7/Rizki Pratiwi_3211062...Paritas ibu yang skundipara sebanyak 41 orang (42,3%). Ibu memilih bidan sebagai penolong

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

v

7. Ayah, Ibu, Adik, dan seluruh keluarga yang telah memberikan limpahan

cinta, doa dan semangat kepada penulis.

8. Teman-teman seperjuangan di Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

yang saling memberikan semangat serta dukungan kepada penulis.

9. Semua pihak yang sudah ikut serta membantu dalam penyelesaian skripsi ini

yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, penulis ucapkan terimakasih dan

penghargaan yang sebesar-besarnya.

Penulis menyadari atas keterbatasan dan kemampuan dalam

menyelesaikan usulan penelitian ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu

penulis mengharapkan saran dan masukan dari semua pihak.

Yogyakarta, September 2016

Penulis

Page 6: HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS IBU DENGAN ...repository.unjaya.ac.id/650/7/Rizki Pratiwi_3211062...Paritas ibu yang skundipara sebanyak 41 orang (42,3%). Ibu memilih bidan sebagai penolong

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

vi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... ii

HALAMAN PERNYATAAN………………………………………………. iii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... iv

DAFTAR ISI .................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL ............................................................................................ viii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... x

INTISARI .................................................................................................... xi

ABSTRACT .................................................................................................... xii

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .............................................................................. 3

C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 3

D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 4

E. Keaslian Penelitian............................................................................. 5

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori .................................................................................... 7

1. Persalinan ...................................................................................... 7

2. Perilaku Pencarian Pertolongan Persalinan .................................. 11

3. Usia Reproduksi ........................................................................... 17

4. Paritas ............................................................................................ 18

B. Kerangka Teori .................................................................................. 22

C. Kerangka Konsep Penelitian .............................................................. 23

D. Hipotesis ............................................................................................ 23

BAB III. METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian ......................................................................... 24

B. Lokasi dan Waktu .............................................................................. 24

C. Populasi dan Sampel .......................................................................... 24

D. Variabel Penelitian ............................................................................. 25

E. Definisi Operasional .......................................................................... 26

F. Alat dan Metode Pengumpulan Data ................................................. 26

G. Etika Penelitian .................................................................................. 28

H. Pelaksanaan Penelitian ....................................................................... 29

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian .................................................................................. 31

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ............................................. 31

2. Analisis Hasil Penelitian ............................................................... 32

Page 7: HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS IBU DENGAN ...repository.unjaya.ac.id/650/7/Rizki Pratiwi_3211062...Paritas ibu yang skundipara sebanyak 41 orang (42,3%). Ibu memilih bidan sebagai penolong

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

vii

B. Pembahasan ....................................................................................... 35

1. Umur ............................................................................................ 35

2. Paritas ............................................................................................ 36

3. Pemiliihan Penolong Persalinan ................................................... 36

4. Hubungan umur dengan pemilihan penolong persalinan ............. 38

5. Hubungan Paritas dengan Pemilihan Penolong Persalinan……… 38

C. Keterbatasan Penelitian ...................................................................... 39

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ........................................................................................ 40

B. Saran .................................................................................................. 41

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 8: HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS IBU DENGAN ...repository.unjaya.ac.id/650/7/Rizki Pratiwi_3211062...Paritas ibu yang skundipara sebanyak 41 orang (42,3%). Ibu memilih bidan sebagai penolong

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Definisi Operasional ......................................................................... 26

Tabel 2. Distribusi Ibu Bersalin Berdasarkan Tempat Bersalin dan Usia

Kehamilan di Puskesmas Sewon II Bantul......................................... 32

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur Ibu

yang Melahirkan di Puskesmas Sewon II Bantul ............................ 32

Tabel 4. Distribusi Frekuensi paritas yang melahirkan................................... 33

Tabel 5 Distribusi Frekuensi Pemilihan Penolong Persalinan

di Puskesmas Sewon II Bantul........................................................... 33

Tabel 6. Tabulasi Silang dan Hasil chi square Hubungan Umur dengan

PemilihanPenolong Persalinan di Puskesmas Sewon II Bantul.......... 34

Page 9: HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS IBU DENGAN ...repository.unjaya.ac.id/650/7/Rizki Pratiwi_3211062...Paritas ibu yang skundipara sebanyak 41 orang (42,3%). Ibu memilih bidan sebagai penolong

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Kerangka Teori .......................................................................... 21

Gambar 2. Kerangka Konsep ...................................................................... 23

Page 10: HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS IBU DENGAN ...repository.unjaya.ac.id/650/7/Rizki Pratiwi_3211062...Paritas ibu yang skundipara sebanyak 41 orang (42,3%). Ibu memilih bidan sebagai penolong

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal Penyusunan Skripsi

Lampiran 2. Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 3. Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 4. Tabel Pengumpulan Data

Lampiran 5. Surat Ijin Studi Pendahuluan

Page 11: HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS IBU DENGAN ...repository.unjaya.ac.id/650/7/Rizki Pratiwi_3211062...Paritas ibu yang skundipara sebanyak 41 orang (42,3%). Ibu memilih bidan sebagai penolong

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

xi

HUBUNGAN ANTARA UMUR DAN PARITAS DENGAN PEMILIHAN

PENOLONG PERSALINAN DI PUSKESMAS SEWON II BANTUL

Rizki Pratiwi1, Yanita Trisetyaningsih2, Ida Nursanti3

INTISARI

Latar Belakang : Menurut laporan WHO (2014) Angka Kematian Ibu (AKI) di

dunia yaitu 289.000 jiwa dan Indonesia 214 per 100.000 kelahiran hidup.

Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih menjadi sangat penting

dalam upaya penurunan angka kematian ibu karena dapat membantu mengenali

kegawatan medis dan membantu keluarga untuk mencari perawatan darurat.

Perilaku pemilihan tenaga penolong persalinan dipengaruhi oleh tiga faktor utama

yaitu faktor predisposisi mencakup pengetahuan dan sikap, tradisi atau

kepercayaan masyarakat, sistem nilai yang dianut masyarakat, tingkat

pendidikan, tingkat sosial ekonomi, faktor demografi termasuk karakteristik

pendidikan, pekerjaan, umur dan paritas.

Tujuan Penelitian : Mengetahui hubungan ntara umur dan paritas dengan

pemilihan penolong persalinan di Puskesmas Sewon II Bantul.

Metode Penelitian : Desain penelitian deskriptif korelatif dengan pendekatan

retrospective study. Sampel diambil dengan teknik random sampling yaitu 97 ibu

bersalin di Puskesmas Sewon II. Instrumen penelitian adalah tabel pengumpulan

data. Hasil penelitian dianalisis dengan uji chi-square.

Hasil penelitian : Umur ibu yang melahirkan di Puskesmas Sewon II Bantul l

adalah kelompok tidak beresiko sebanyak 71 orang (73,2%). Paritas ibu yang

skundipara sebanyak 41 orang (42,3%). Ibu memilih bidan sebagai penolong

persalinan sebanyak 78 orang (80,4%). Hasil uji chi-square antar umur dengan

pemilihan penolong persalinan diperoleh ρ = 0,000. Hasil uji chi-square hubungan

antara paritas dengan pemilihan penolong persalinan diperoleh ρ = 0,000.

Kesimpulan : Umur dan paritas berhubungan dengan pemilihan penolong

persalinan di Puskesmas Sewon II Bantul.

Kata kunci : umur, paritas, pemilihan penolong persalinan

1 Mahasiswa Keperawatan STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta 2 Dosen Keperawatan STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta 3 Dosen Keperawatan STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

Page 12: HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS IBU DENGAN ...repository.unjaya.ac.id/650/7/Rizki Pratiwi_3211062...Paritas ibu yang skundipara sebanyak 41 orang (42,3%). Ibu memilih bidan sebagai penolong

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

xii

The Relation between Age and Parity with Birth Attendant Appointment

in Sewon II Community Health Center of Bantul

Rizki Pratiwi1, Yanita Trisetyaningsih1, Ida Nursanti1

ABSTRACT

Background : WHO (2014) reported global maternal mortality rate (MMR) as

many as 289.000 cases and 214 cases per 100.000 live births in Indonesia. Birth

attendance by trained health workers is essential in the effort of eliminating

maternal mortality rate as birth attendants can help identify medical emergencies

and search emergency care. The behavior of birth attendant appointment is

influenced bt three primary factors such as predisposition factor including

knowledge and attitude, tradition or belief in society, norms system in society,

educational background, socio-economic status, demographic factors such as

educational characteristic, occupation, age, and parity.

Objective : To investigate The Relation between Age and Parity with Birth

Attendant Appointment in Sewon II Community Health Center of Bantul

Method : The study design was descriptive and correlative with retrospective

study approach. Samples were selected through random sampling technique as

many as 97 delivering mothers in Sewon II community health center. Study

instrument was data compilation table. The study result was analyzed by chi-

square test.

Result : The age of delivering mothers in Sewon II community health center of

Bantul was in safe delivery group as many as 71 respondents (73,2%). The parity

of secundipara mothers was as many as 41 respondents (42,3%). Mothers who

appointed midwives as birth attendants were as many as 78 respondents (80,4%).

The result of chi-square test on the relation between age and birth attendant

appointment figured out p value of 0,000. The result of chi-square test on the

relation between parity and birth attendant appointment figured out p value of

0,000.

Conclusion : Age and parity had relation with birth attendant appointment in

Sewon II community health center of Bantul.

Keywords : Age, Parity, Birth Attendant Appointment.

Page 13: HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS IBU DENGAN ...repository.unjaya.ac.id/650/7/Rizki Pratiwi_3211062...Paritas ibu yang skundipara sebanyak 41 orang (42,3%). Ibu memilih bidan sebagai penolong

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Angka kematian ibu (AKI) menjadi salah satu indikator penting dalam

menentukan derajat kesehatan masyarakat. Kematian ibu atau maternal death

menurut batasan dari Tenth Revision of The International Classification of

Disease (ICD-10) adalah kematian wanita yang terjadi pada saat kehamilan, atau

dalam 42 hari setelah berakhirnya kehamilan (ICD-10, 2012). Menurut laporan

WHO (2014) Angka Kematian Ibu (AKI) di dunia yaitu 289.000 jiwa dan

Indonesia 214 per 100.000 kelahiran hidup. Angka kematian ibu di Provinsi DIY

tahun 2014 sebanyak 40 kasus. AKI tertinggi terjadi di Bantul sebanyak 14 kasus

dan kedua disusul Sleman dengan 12 kasus. Sedangkan kasus kematian ibu yang

paling kecil selama 2014 ada di Kota Yogyakarta, yaitu 2 kasus (Dinkes DIY,

2015).

Salah satu faktor yang melatarbelakangi kematian ibu adalah kondisi tiga

terlambat, yakni terlambat dalam memeriksakan kehamilan, mengenal tanda

bahaya dan mengambil keputusan, terlambat dalam memperoleh pelayanan

persalinan dari tenaga kesehatan, dan terlambat sampai di fasilitas kesehatan pada

saat dalam keadaan emergensi (Kemenkes RI, 2011). Terdapat tiga jenis area

intervensi yang dilakukan untuk menurunkan angka kematian dan kesakitan ibu

dan neonatal yaitu melalui : 1) peningkatan pelayanan antenatal yang mampu

mendeteksi dan menangani kasus risiko tinggi secara memadai; 2) pertolongan

persalinan yang bersih dan aman oleh tenaga kesehatan terampil, pelayanan pasca

persalinan dan kelahiran; serta 3) pelayanan emergensi obstetrik dan neonatal

dasar (PONED) dan komprehensif (PONEK) yang dapat dijangkau secara tepat

waktu oleh masyarakat yang membutuhkan (Kemenkes RI, 2015).

Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih menjadi sangat

penting dalam upaya penurunan angka kematian ibu karena dapat membantu

mengenali kegawatan medis dan membantu keluarga untuk mencari perawatan

darurat. Pada tahun 2011 Kementerian Kesehatan telah menetapkan kebijakan

Page 14: HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS IBU DENGAN ...repository.unjaya.ac.id/650/7/Rizki Pratiwi_3211062...Paritas ibu yang skundipara sebanyak 41 orang (42,3%). Ibu memilih bidan sebagai penolong

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

2

bahwa semua persalinan harus dilakukan oleh tenaga kesehatan terlatih dan

memulai program Jampersal (Jaminan Persalinan), yaitu suatu paket program

yang mencakup pelayanan antenatal, persalinan, posnatal dan Keluarga Berencana

(Kemenkes RI, 2012). Persalinan yang ditolong tenaga kesehatan terbukti

berkontribusi terhadap turunnya risiko kematian ibu (Kemenkes RI, 2015).

Cakupan cakupan pertolongan persalinan secara nasional pada tahun 2014 sebesar

88,68%, angka ini belum dapat memenuhi target Renstra Kementerian Kesehatan

tahun 2014 sebesar 90%. Cakupan pertolongan persalinan di provinsi DI

Yogyakarta sebesar 99,96%. Cakupan pertolongan persalinan oleh bidan atau

tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan di Kabupaten Bantul tahun

2014 sebesar 99,8% (Dinkes Bantul, 2015).

Menurut teori Green perilaku kesehatan termasuk perilaku pemilihan

tenaga penolong persalinan dipengaruhi oleh tiga faktor utama yaitu faktor

predisposisi, faktor penguat, dan faktor pemungkin. Faktor predisposisi mencakup

pengetahuan dan sikap, tradisi atau kepercayaan masyarakat, system nilai yang

dianut masyarakat, tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi, faktor demografi

termasuk karakteristik pendidikan, pekerjaan, umur dan paritas (Notoatmodjo,

2012).

Individu dengan umur yang berbeda mempunyai kecenderungan

memanfaatkan pelayanan kesehatan yang berbeda pula. Ibu usia 20-35 tahun

dianggap ideal untuk melahirkan. Ibu melahirkan dengan usia beresiko yakni > 35

tahun dan < 20 tahun sebaiknya ditolong oleh tenaga kesehatan professional

(Handayani, 2013). Penelitian yang dilakukan Kristiani (2009) menunjukkan

wanita berusia 20-34 tahun mempunyai peluang 1,65 kali untuk memilih

persalinan oleh tenaga kesehatan daripada kelompok umur 15-19 tahun. Begitu

juga dengan wanita usia 35-49 tahun sebesar 3,21 kali lebih mungkin melahirkan

pada tenaga kesehatan.

Selain umur, pengalaman persalinan sebelumnya dapat mempengaruhi ibu

dalam memilih tenaga penolong persalinan. Pengalaman persalinan sebelumnya

dapat menimbulkan persepsi yang positif tentang ancaman persalinan dengan

dukun dan persepsi yang positif tentang manfaat persalinan dengan tenaga

Page 15: HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS IBU DENGAN ...repository.unjaya.ac.id/650/7/Rizki Pratiwi_3211062...Paritas ibu yang skundipara sebanyak 41 orang (42,3%). Ibu memilih bidan sebagai penolong

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

3

kesehatan. Bila ibu telah mempunyai persepsi yang positif, maka ibu akan

memilih tenaga kesehatan sebagai tenaga penolong persalinannya (Yenita, 2011).

Penelitian yang dilakukan Gultom (2013) menunjukkan adanya hubungan paritas

dengan pemilihan penolong persalinan.

Angka persalinan di Indonesia tahun 2013 sebesar 88,66%. Sedangkan

angka persalinan di DIY tahun 2013 sebesar 99,65%. Data dari Dinkes Kabupaten

Bantul tahun 2015, Puskesmas Sewon II memiliki angka persalinan tertinggi yaitu

sebanyak 732 persalinan. Desa Panggungharjo merupakan desa di wilayah kerja

Puskesmas II Sewon yang memiliki angka persalinan tertinggi, yaitu sebanyak

367 persalinan (Dinkes DIY, 2014).

Hasil studi pendahuluan peneliti pada bulan Mei 2016 di Puskesmas

Sewon II terdapat 67 ibu bersalin. Hasil wawancara dengan ibu bersalin di Desa

Panggungharjo, diketahui bahwa ada 31 ibu bersalin yang melakukan pertolongan

persalinan pada bidan dan 7 ibu melakukan pertolongan persalinan pada dokter.

Hasil wawancara dengan 10 ibu yang melakukan pertolongan persalinan pada

bidan, 8 ibu beralasan jauh dari rumah sakit, kultur budaya masyarakat yang

memiliki rasa takut jika masuk di rumah sakit, dan ibu malu jika persalinan di

rumah sakit ditolong oleh tenaga medis laki-laki.

Berdasarkan data di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

tentang “Hubungan Umur dan Paritas dengan Pemilihan Penolong Persalinan di

Puskesmas Sewon II Bantul”.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah: Bagaimana hubungan antara

umur dan paritas dengan pemilihan penolong persalinan di Puskesmas Sewon II

Bantul?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Diketahuinya hubungan antara umur dan paritas dengan pemilihan penolong

persalinan di Puskesmas Sewon II Bantul.

Page 16: HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS IBU DENGAN ...repository.unjaya.ac.id/650/7/Rizki Pratiwi_3211062...Paritas ibu yang skundipara sebanyak 41 orang (42,3%). Ibu memilih bidan sebagai penolong

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

4

2. Tujuan Khusus

a. Diketahuinya gambaran umur ibu yang melahirkan di Puskesmas Sewon II

Bantul.

b. Diketahuinya gambaran paritas ibu yang melahirkan di Puskesmas Sewon

II Bantul.

c. Diketahuinya gambaran pemilihan penolong persalinan di Puskesmas

Sewon II Bantul.

D. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian diharapkan :

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan sebagai

penambah informasi ilmu pengetahuan terutama yang berkaitan dengan faktor-

faktor yang berhubungan dengan pemilihan penolong persalinan.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi masyarakat di Puskesmas Sewon II Bantul

Meningkatkan peran serta masyarakat dalam membantu semua ibu bersalin

yang ada pada lingkungannya, agar memilih tenaga kesehatan sebagai

penolong persalinannya.

b. Bagi dinas kesehatan Kabupaten Bantul

Bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul diharapkan dapat menjadi masukan

dalam menyusun dan melaksanakan program kesehatan ibu dan anak dalam

upaya meningkatkan cakupan persalinan pada tenaga kesehatan.

c. Bagi tenaga kesehatan di Puskesmas Sewon II

Dapat memberikan gambaran yang jelas tentang faktor-faktor yang

berhubungan dengan pemilihan tenaga penolong persalinan oleh ibu

bersalin, agar petugas kesehatan dapat meningkatkan pendekatan pada ibu

sejak awal kehamilannya, sehingga semua ibu memilih petugas kesehatan

sebagai penolong persalinannya.

Page 17: HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS IBU DENGAN ...repository.unjaya.ac.id/650/7/Rizki Pratiwi_3211062...Paritas ibu yang skundipara sebanyak 41 orang (42,3%). Ibu memilih bidan sebagai penolong

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

5

d. Bagi peneliti selanjutnya

Sebagai bahan masukan untuk penelitian berikutnya tentang pemilihan

penolong persalinan.

E. Keaslian Penelitian

1. Gultom (2013) melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang berhubungan

dengan pemilihan penolong persalinan di wilayah kerja Puskesmas

Leuwigajah Kota Cimahi Provinsi Jawa Barat Tahun 2013. Metode penelitian

cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan teknik simple random

sampling sebanyak 96 responden. Instrument penelitian kuesioner. Analisis

data menggunakan teknik korelasi Pearson Product Moment. Hasil penelitian

menunjukkan terdapat hubungan bermakna antara umur, pendidikan, paritas,

pengetahuan, sikap, riwayat pemeriksaan kehamilan, dukungan suami dan

keluarga dengan pemilihan penolong persalinan. Perbedaan penelitian yang

dilakukan oleh penulis dengan peneliti sebelumnya adalah pada variabel bebas

dan uji statistik yang digunakan. Persamaan dengan peneliti sebelumnya pada

jenis penelitian, variabel terikat, dan teknik pengambilan sampel.

2. Pratiwi (2014) melakukan penelitian tentang Faktor yang Berhubungan

dengan Pemanfaatan Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan di

Wilayah Kerja Puskesmas Barebbo Kabupaten Bone. Jenis penelitian survey

analitik dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel dengan

teknik Proportionate Stratified Random Sampling sebanyak 75 orang.

Instrumen penelitian kuesioner. Analisis data menggunakan uji chi square dan

fisher Exact test. Hasil penelitian menunjukkan faktor yang berhubungan

dengan pemanfaatan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan adalah

tingkat pendidikan (p=0,000), pekerjaan (p=0,000), pendapatan keluarga

(p=0,000), sikap terhadap pelayanan kesehatan (p=0,000), dan kebutuhan

pelayanan kesehatan (p=0,000). Sedangkan faktor yang tidak berhubungan

dengan pemanfaatan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan adalah

umur, kepemilikan jaminan kesehatan, jarak ke fasilitas kesehatan, dan waktu

tempuh ke fasilitas kesehatan. Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh

penulis dengan peneliti sebelumnya adalah pada variabel bebas dan uji

Page 18: HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS IBU DENGAN ...repository.unjaya.ac.id/650/7/Rizki Pratiwi_3211062...Paritas ibu yang skundipara sebanyak 41 orang (42,3%). Ibu memilih bidan sebagai penolong

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

6

statistic yang digunakan. Persamaan dengan peneliti sebelumnya pada jenis

penelitian, variabel terikat, dan teknik pengambilan sampel.

3. Karningsih (2015) melakukan penelitian tentang Karakteristik Ibu

Berhubungan dengan Pemilihan Tenaga Penolong Persalinan. Jenis penelitian

kuantitatif dengan rancangan cross sectional. Pengembilan sampel

menggunakan teknik simple random sampling sebanyak 92 responden.

Instrument penelitian kuesioner. Analisis data menggunakan uji chi square dan

regresi logistic ganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan

antara pendidikan ibu (p=0,000), pekerjaan ibu (p=0,002), dan riwayat

pemeriksaan (p=0,000) dengan pemilihan tenaga penolong persalinan.

Sedangkan pada usia dan paritas tidak menunjukkan adanya hubungan yang

signifikan dengan pemilihan tenaga penolong persalinan. Perbedaan penelitian

yang dilakukan oleh penulis dengan peneliti sebelumnya adalah pada variabel

bebas dan uji statistik yang digunakan. Persamaan dengan peneliti sebelumnya

pada jenis penelitian, variabel terikat, dan teknik pengambilan sampel.

Page 19: HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS IBU DENGAN ...repository.unjaya.ac.id/650/7/Rizki Pratiwi_3211062...Paritas ibu yang skundipara sebanyak 41 orang (42,3%). Ibu memilih bidan sebagai penolong

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

31

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Puskesmas Sewon II terletak di Dusun Tarudan, Desa Bangunharjo

Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul. Jarak puskesmas Sewon II dengan ibu

kota kecamatan kurang lebih 0,5 km. Puskesmas Sewon II terletak pada

ketinggian 45 m di atas permukaan laut, sebagian merupakan dataran rendah.

Luas kerja puskesmas Sewon II kurang lebih 1240 Ha. Luas wilayah kerja

Puskesmas Sewon II meliputi 2 desa yaitu Desa Bangungjiwo dan Desa

Panggungharjo, yang secara keseluruhan terdiri dari 31 dusun. Batas wilayah

kerja Puskesmas Sewon II Bantul adalah:

Sebelah utara : Kodya Yogyakarta

Sebelah selatan : Desa Timbulharjo

Sebelah timur : Tamanan

Sebelah barag : Kasihan

Tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas Sewon II Bantul terdiri dari

dokter umum sebanyak 4 orang, 6 orang perawat, bidan sebanyak 6 orang, 1

petugas rekam medis, dan apoteker sebanyak 1 orang. Program Puskesmas

berkaitan dengan save motherhood meliputi KB, asuhan antenatal, pelayanan

bersih dan aman, dan pelayanan obstetric esensial.

2. Karakteristik Responden

Hasil penelitian terhadap karakteristik responden ibu bersalin di

Puskesmas Sewon II Bantul diuraikan sebagai berikut:

Page 20: HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS IBU DENGAN ...repository.unjaya.ac.id/650/7/Rizki Pratiwi_3211062...Paritas ibu yang skundipara sebanyak 41 orang (42,3%). Ibu memilih bidan sebagai penolong

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

32

Tabel 2. Distribusi Ibu Bersalin Berdasarkan Tempat Bersalin dan Usia

Kehamilan di Puskesmas Sewon II Bantul

Karakteristik Frekuensi Prosentase

Pendidikan

SD

SMP

SMA

Perguruan tinggi

34

15

42

6

35,1

15,5

43,3

6,2

Pekerjaan

PNS

Buruh/tani

Wirausaha

Ibu rumah tangga

5

28

14

50

5,2

28,9

14,4

51,1

Pendapatan

< UMR

> UMR

69

28

71,1

28,9

Tempat Bersalin

Rumah sakit

Puskesmas

Bidan Praktek Swasta

21

3

73

21,6

3,1

75,3

Usia Kehamilan

Aterm

Preterm

94

3

96,9

3,1

Tabel 2 menunjukkan pendidikan responden sebagian besar SMA

sebanyak 42 orang (43,3%). Sebagian besar responden berstatus ibu rumah

tangga sebanyak 50 orang (28,9%). Pendapatan responden sebagian besar <

UMR sebanyak 69 orang (71,1%). Sebagian besar responden bersalin di Bidan

Praktek Swasta sebanyak 73 orang (75,3%). Usia kehamilan responden

sebagian besar aterm sebanyak 94 orang (96,9%).

3. Analisis Univariate

a. Umur ibu

Hasil penelitian umur ibu yang melahirkan di Puskesmas Sewon II

Bantul disajikan pada tabel berikut:

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur Ibu

yang Melahirkan di Puskesmas Sewon II Bantul

Umur ibu Frekuensi Prosentase (%)

Beresiko

Tidak beresiko

71

26

73,2

26,8

Jumlah 97 100

Page 21: HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS IBU DENGAN ...repository.unjaya.ac.id/650/7/Rizki Pratiwi_3211062...Paritas ibu yang skundipara sebanyak 41 orang (42,3%). Ibu memilih bidan sebagai penolong

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

33

Berdasarkan tabel 3 diketahui umur ibu yang melahirkan di

Puskesmas Sewon II Bantul sebagian besar adalah tidak beresiko sebanyak 71

orang (73,2%).

b. Paritas

Hasil penelitian paritas ibu yang melahirkan di Puskesmas Sewon II

Bantul disajikan pada tabel berikut:

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Paritas Ibu yang Melahirkan

di Puskesmas Sewon II Bantul

Paritas Frekuensi Prosentase (%)

Primipara

Scundipara

Multipara

Grandemultipara

38

41

12

6

39,2

42,3

12,4

6,2

Jumlah 97 100

Tabel 4 menunjukkan bahwa paritas ibu yang melahirkan di

Puskesmas Sewon II Bantul sebagian besar adalah skundipara sebanyak 41

orang (42,3%).

c. Pemilihan penolong persalinan

Hasil penelitian pemilihan penolong persalinan di Puskesmas Sewon

II Bantul disajikan pada tabel berikut:

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Pemilihan Penolong Persalinan

di Puskesmas Sewon II Bantul

Pemilihan penolong persalinan Frekuensi Prosentase (%)

Bidan 78 80,4

Dokter SpOG 19 19,6

Jumlah 97 100

Berdasarkan tabel 5 diketahui sebagian besar ibu di Puskesmas Sewon

II Bantul memilih bidan sebagai penolong persalinan sebanyak 78 orang

(80,4%).

Page 22: HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS IBU DENGAN ...repository.unjaya.ac.id/650/7/Rizki Pratiwi_3211062...Paritas ibu yang skundipara sebanyak 41 orang (42,3%). Ibu memilih bidan sebagai penolong

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

34

4. Analisis Bivariate

a. Hubungan umur dengan pemilihan penolong persalinan

Tabulasi silang dan hasil uji chi square hubungan umur dengan

pemilihan penolong persalinan di Puskesmas Sewon II Bantul disajikan

pada tabel 6

Tabel 6. Tabulasi Silang dan Hasil Uji Chi Square Hubungan Umur

dengan Pemilihan Penolong Persalinan di Puskesmas Sewon II Bantul

Pemilihan penolong persalinan

Total

p- Cont

Umur Bidan Dokter SpOG value coeff

f % f % f %

Tidak beresiko 66 68,0 5 5,2 71 73,2 0,000 0,463

Beresiko 12 12,4 14 14,4 26 26,8

Total 78 80,4 19 19,6 97 100

Tabel 6 menunjukkan ibu kelompok umur tidak beresiko sebagian

besar memilih penolong persalinan bidan sebanyak 66 orang (68%).

Sedangkan ibu kelompok umur beresiko sebagian besar memilih penolong

persalinan dokter SpOG sebanyak 14 orang (14,4%).

Hasil uji chi square diperoleh ρ sebesar 0,000, sehingga dapat

disimpulkan ada hubungan antara umur dengan pemilihan penolong

persalinan di Puskesmas Sewon II Bantul.

b. Hubungan paritas dengan pemilihan penolong persalinan

Tabulasi silang dan hasil uji chi square hubungan paritas dengan

pemilihan penolong persalinan di Puskesmas Sewon II Bantul disajikan

pada tabel 7.

Tabel 7. Tabulasi Silang dan Hasil Uji Chi Square Hubungan Paritas

dengan Pemilihan Penolong Persalinan di Puskesmas Sewon II Bantul

Pemilihan penolong persalinan

Total

p- Cont

Paritas Bidan Dokter SpOG value coeff

f % f % f %

Primipara

Skundipara

34

38

35,1

39,2

4

3

4,1

3,1

38

41

39,2

42,3

0,000 0,503

Multipara

Grandemultipara

5

1

5,2

1,0

7

5

7,2

5,2

12

6

12,4

6,2

Total 78 80,4 19 19,6 97 100

Tabel 7 menunjukkan ibu dengan paritas primipara sebagian besar

memilih penolong persalinan bidan sebanyak 34 orang (35,1%). Sedangkan

Page 23: HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS IBU DENGAN ...repository.unjaya.ac.id/650/7/Rizki Pratiwi_3211062...Paritas ibu yang skundipara sebanyak 41 orang (42,3%). Ibu memilih bidan sebagai penolong

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

35

ibu dengan paritas grandemultipara sebagian besar memilih penolong

persalinan dokter SpOG sebanyak 5 orang (5,2%).

Hasil uji chi square diperoleh ρ sebesar 0,000, sehingga dapat

disimpulkan ada hubungan antara paritas dengan pemilihan penolong

persalinan di Puskesmas Sewon II Bantul.

B. Pembahasan

1. Umur ibu

Umur ibu yang melahirkan di Puskesmas Sewon II Bantul l sebagian

besar adalah kelompok tidak beresiko sebanyak 71 orang (73,2%). Hasil

penelitian ini sejalan dengan Hutapea (2012) bahwa umur ibu bersalin di

wilayah kerja Puskesmas Cibungbulang Kecamatan Cibungbulang Kabupaten

Bogor sebagian besar adalah kelompok umur tidak beresiko.

Umur ibu sangat menentukan kesehatan maternal dan berkaitan erat

dengan kondisi kehamilan, persalinan, nifas serta dalam mengasuh bayinya. Ibu

yang berumur kurang dari 20 tahun, belum matang dalam hal jasmani maupun

sosial dalam menghadapi kehamilan, persalinan dan nifas, sedangkan umur 35

tahun atau lebih menghadapi kemungkinan risiko yang akan terjadi berupa

kelainan bawaan pada waktu kehamilan dan penyulit pada waktu persalinan.

Proses reproduksi sebaiknya berlangsung pada saat ibu berumur 20 tahun

sampai dengan 30 tahun (Martaadisoebrata, 2005). Risiko kematian pada

kelompok umur dibawah 20 tahun 2-5 kali lebih tinggi dari kelompok umur

reproduksi sehat (20-30 tahun), demikian juga dengan kelompok umur 35 tahun

keatas (Prawirohardjo, 2006). Ibu usia 20-35 tahun dianggap ideal untuk

melahirkan. Ibu melahirkan dengan usia beresiko yakni > 35 tahun dan < 20

tahun sebaiknya ditolong oleh tenaga kesehatan professional (Handayani,

2013).

2. Paritas

Paritas ibu yang melahirkan di Puskesmas Sewon II Bantul l sebagian

besar adalah skundipara sebanyak 41 orang (42,3%). Hasil penelitian ini sejalan

dengan Setiawan (2013) yang menunjukkan bahwa sebagian besar ibu bersalin

di Rumah Sakit Kesdam Iskandar Muda tahun 2013 mempunyai paritas

Page 24: HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS IBU DENGAN ...repository.unjaya.ac.id/650/7/Rizki Pratiwi_3211062...Paritas ibu yang skundipara sebanyak 41 orang (42,3%). Ibu memilih bidan sebagai penolong

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

36

multipara sebanyak 34 orang (59.6%).

Skundipara adalah wanita yang pernah hamil dua kali dengan janin

mencapai titik mampu bertahan hidup (Varney, 2006). Paritas 2-3 merupakan

paritas paling aman ditinjau dari sudut kematian maternal. Risiko pada paritas

dapat ditangani dengan asuhan obstetrik yang lebih baik (Prawirohardjo, 2006).

Banyaknya responden yang memiliki paritas skundipara disebabkan

faktor usia responden yang sebagian besar 20-35 tahun (87,3%). Hal ini

didukung teori Prawirohardjo (2009) yang menyatakan salah satu faktor yang

mempengaruhi paritas antara lain usia.

Faktor lain yang mempengaruhi paritas ibu dalam penelitian ini adalah

pendidikan ibu yang dalam penelitian ini sebagian besar adalah SMA (43,3%).

Menurut Friedman (2005) pendidikan seorang wanita akan mempengaruhi

jumlah yang dilahirkan karena kemungkinan para wanita berpendidikan tinggi

akan menggunakan kontrasepsi sebagai cara mengatur jumlah kelahiran.

Status pekerjaan ibu yang sebagian besar ibu rumah tangga (51,5%) juga

merupakan faktor yang menyebabkan banyaknya ibu yang memiliki paritas

skundipara. Ibu yang tidak bekerja tidak ingin memiliki banyak anak karena

takut tidak mampu memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Hal ini sesuai

dengan pendapat Friedman (2005) yang menyatakan bahwa banyak anggapan

status pekerjaan seseorang yang tinggi, maka boleh mempunyai anak banyak

karena mampu dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-sehari.

Kondisi ekonomi keluarga yang tinggi mendorong ibu untuk mempunyai

anak lebih karena keluarga merasa mampu dalam memenuhi kebutuhan hidup.

Latar belakang budaya yang mempengaruhi paritas antara lain adanya anggapan

bahwa semakin banyak jumlah anak, maka semakin banyak rejeki. Ibu yang

tahu dan paham tentang jumlah anak yang ideal, maka ibu akan berperilaku

sesuai dengan apa yang ia ketahui (Friedman, 2005).

3. Pemilihan penolong persalinan

Ibu di Puskesmas Sewon II Bantul sebagian besar memilih bidan sebagai

penolong persalinan sebanyak 78 orang (80,4%). Hasil penelitian ini sejalan

dengan Hutapea (2012) yang menunjukkan bahwa 71% persalinan ditolong oleh

tenaga kesehatan.

Page 25: HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS IBU DENGAN ...repository.unjaya.ac.id/650/7/Rizki Pratiwi_3211062...Paritas ibu yang skundipara sebanyak 41 orang (42,3%). Ibu memilih bidan sebagai penolong

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

37

Menurut PP IBI (2003) bidan adalah seseorang yang telah menyelesaikan

program pendidikan bidan yang diakui oleh Negara serta memperoleh

kualifikasi dan diberi izin untuk menjalankan praktek kebidanan. Bidan

mempunyai tugas untuk memberikan bimbingan asuhan dan penyuluhan kepada

ibu hamil, persalinan, nifas, dan menolong persalinan dengan tanggung

jawabnya sendiri serta memberikan asuhan kepada bayi baru lahir.

Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan atau linakes

adalah indicator untuk menggambarkan besarnya persentase persalinan yang

aman. Tempat ideal untuk persalinan adalah fasilitas kesehatan dengan

perlengkapan dan tenaga yang siap menolong jika sewaktu-waktu terjadi

komplikasi persalinan. Minimal di fasilitas kesehatan seperti puskesmas yang

mampu memberikan pelayanan obstetric dan neonatal emergensi dasar. Hasil

penelitian ini menunjang program pertolongan persalinan ke tenaga kesehatan.

Menurut Depkes RI (2009) bahwa pertolongan kesehatan oleh tenaga kesehatan

adalah pelayanan persalinan yang aman yang dilakukan oleh tenaga kesehatan

yang kompeten.

Banyaknya ibu bersalin yang memilih penolong persalinan bidan praktek

swasta dipengaruhi oleh faktor pendidikan ibu yang sebagian besar

berpendidikan menengah (SMA) sebesar 43,3%. Pendidikan berpengaruh pada

cara berfikir, tindakan dan pengambilan keputusan seseorang dalam

menggunakan pelayanan kesehatan, semakin tinggi pendidikan ibu akan

semakin baik pengetahuannya tentang kesehatan (Martaadisoebrata, 2005).

Wanita yang berpendidikan tinggi cenderung lebih memperhatikan kesehatan

diri dan keluarganya. Mereka lebih mampu mengambil keputusan dalam

kaitannya dengan kesehatan dirinya, misalnya menentukan dimana akan

melahirkan (Meylanie, 2010).

Faktor lain yang menyebabkan banyaknya ibu memilih penolong

bersalinan bidan adalah status pekerjaan ibu yang sebagian besar ibu rumah

tangga (51,5%). Pekerjaan menggambarkan tingkat sosial ekonomi seseorang,

dan hal ini cukup mempengaruhi pemilihan tempat pelayanan kesehatan oleh

masyarakat tersebut (Notoatmodjo, 2010).

Page 26: HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS IBU DENGAN ...repository.unjaya.ac.id/650/7/Rizki Pratiwi_3211062...Paritas ibu yang skundipara sebanyak 41 orang (42,3%). Ibu memilih bidan sebagai penolong

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

38

4. Hubungan umur dengan pemilihan penolong persalinan

Hasil uji statistik menunjukkan ada hubungan antara umur dengan

pemilihan penolong persalinan di Puskesmas Sewon II Bantul (ρ=0,000). Hasil

penelitian ini sejalan dengan Kristiani (2009) yang menunjukkan wanita berusia

20-34 tahun mempunyai peluang 1,65 kali untuk memilih persalinan oleh

tenaga kesehatan daripada kelompok umur 15-19 tahun. Begitu juga dengan

wanita usia 35-49 tahun sebesar 3,21 kali lebih mungkin melahirkan pada

tenaga kesehatan.

Rentang usia 20-35 tahun dianggap ideal untuk hamil dan melahirkan.

Direntang ini, kondisi fisik wanita dalam keadaan prima, rahim sudah mampu

memberi perlindungan atau kondisi yang maksimal untuk kehamilan.

Pertolongan persalinan yang dilakukan oleh dokter spesialis kandungan paling

banyak pada usia beresiko (< 20 tahun atau > 35 tahun). Ibu yang berumur

kurang dari 20 tahun, belum matang dalam hal jasmani maupun sosial dalam

menghadapi kehamilan, persalinan dan nifas, sedangkan umur 35 tahun atau

lebih menghadapi kemungkinan risiko yang akan terjadi berupa kelainan

bawaan pada waktu kehamilan dan penyulit pada waktu persalinan. Proses

reproduksi sebaiknya berlangsung pada saat ibu berumur 20 tahun sampai

dengan 30 tahun (Martaadisoebrata, 2005). Risiko kematian pada kelompok

umur dibawah 20 tahun 2-5 kali lebih tinggi dari kelompok umur reproduksi

sehat (20-30 tahun), demikian juga dengan kelompok umur 35 tahun keatas

(Prawirohardjo, 2006).

Hasil penelitian ini terdapat 12 ibu umur beresiko tetapi memilih bidan

sebagai penolong persalinan, hal ini dapat disebabkan oleh faktor biaya

persalinan dokter spesialis yang mahal, kurangnya dukungan keluarga/suami,

jarak tempuh ke tempat pelayanan dokter spesialis, dan pengalaman keluarga

yang sudah terbiasa menggunakan bidan sebagai penolong persalinan.

5. Hubungan paritas dengan pemilihan penolong persalinan

Hasil uji statistik menunjukkan ada hubungan antara paritas dengan

pemilihan penolong persalinan di Puskesmas Sewon II Bantul (ρ=0,000). Hasil

penelitian ini sejalan dengan Gultom (2013) yang menunjukkan adanya

Page 27: HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS IBU DENGAN ...repository.unjaya.ac.id/650/7/Rizki Pratiwi_3211062...Paritas ibu yang skundipara sebanyak 41 orang (42,3%). Ibu memilih bidan sebagai penolong

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

39

hubungan paritas dengan pemilihan penolong persalinan.

Faktor resiko yang secara tidak langsung mengancam jiwa ibu dan akan

memperburuk keadaan adalah paritas atau jumlah anak yang pernah dilahirkan

ibu. Ibu dengan paritas tinggi (lebih dari 4 kali) mempunyai risiko lebih besar

untuk mengalami perdarahan (Depkes RI, 2008). Kehamilan dengan paritas 6

keatas (Grandemultipara) mempunyai risiko kematian 8 kali lebih tinggi dari

paritas lainnya (Rustam, 2008). Paritas 2-3 merupakan paritas paling aman

ditinjau dari sudut kematian maternal. Risiko pada paritas dapat ditangani

dengan asuhan obstetrik yang lebih baik (Prawirohardjo, 2006). Risiko

komplikasi yang ditimbulkan dapat dicegah sedini mungkin, untuk itu

persalinan perlu ditolong oleh tenaga kesehatan yang professional dan

dilakukan di fasilitas kesehatan (Rusnawati, 2012).

Hasil penelitian ini terdapat 1 ibu grandemultipara yang memilih bidan

sebagai penolong persalinan, hal ini disebabkan oleh faktor biaya persalinan

dokter spesialis yang mahal, kurangnya dukungan keluarga/suami, jarak tempuh

ke tempat pelayanan dokter spesialis, dan pengalaman keluarga yang sudah

terbiasa menggunakan bidan sebagai penolong persalinan.

C. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan dalam penelitian adalah belum dilakukan pengontrolan

terhadap faktor-faktor lain yang mempengaruhi pemilihan penolong persalinan,

seperti pendidikan ibu, pekerjaan, biaya persalinan, dukungan keluarga/suami,

sikap terhadap persalinan oleh tenaga kesehatan, aksesibilitas (jarak tempat

tinggal dan waktu tempuh), pemeriksaan kehamilan (Antenatal Care), dan riwayat

penolong persalinan keluarga.

Page 28: HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS IBU DENGAN ...repository.unjaya.ac.id/650/7/Rizki Pratiwi_3211062...Paritas ibu yang skundipara sebanyak 41 orang (42,3%). Ibu memilih bidan sebagai penolong

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

40

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, analisis data, dan pembahasan dapat

disimpulkan:

1. Umur ibu yang melahirkan di Puskesmas Sewon II Bantul l adalah kelompok

tidak beresiko sebanyak 71 orang (73,2%).

2. Paritas ibu yang melahirkan di Puskesmas Sewon II Bantul l adalah skundipara

sebanyak 41 orang (42,3%).

3. Ibu di Puskesmas Sewon II Bantul memilih bidan sebagai penolong persalinan

sebanyak 78 orang (80,4%).

4. Ada hubungan antara umur dengan pemilihan penolong persalinan di

Puskesmas Sewon II Bantul dengan ρ = 0,000.

5. Ada hubungan antara umur dengan pemilihan penolong persalinan di

Puskesmas Sewon II Bantul dengan ρ = 0,000.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka peneliti memberikan saran-

saran sebagai berikut:

1. Bagi masyarakat di Puskesmas Sewon II Bantul

Masyarakat hendaknya meningkatkan pengetahuan mereka tentang penyulit

persalinan sehingga dapat memberikan saran kepada ibu bersalin untuk

memilih penolong persalinan yang tepat.

2. Bagi dinas kesehatan Kabupaten Bantul

Disarankan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul untuk menambah

media promosi tentang persalinan yang aman di wilayah kerja Puskesmas Desa

Baru terutama tentang manfaat persalinan dengan tenaga kesehatan seperti

baliho yang dipasang di pinggir jalan atau tempat-tempat yang strategis di

wilayah kerja Puskesmas Sewon II Bantul sehingga semua orang bisa melihat

dan membacanya.

Page 29: HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS IBU DENGAN ...repository.unjaya.ac.id/650/7/Rizki Pratiwi_3211062...Paritas ibu yang skundipara sebanyak 41 orang (42,3%). Ibu memilih bidan sebagai penolong

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

41

3. Bagi tenaga kesehatan di Puskesmas Sewon II

Tenaga kesehatan harus memberikan pelayanan antenatal care atau

pemeriksaan ibu hamil secara komprehensif, bila ada ibu hamil dengan umur

beresiko dan paritas tinggi maka segera memberikan rujukan ke rumah sakit

agar persalinannya ditangani oleh dokter SpOG.

4. Bagi peneliti selanjutnya

Peneliti yang akan datang hendaknya menyempurnakan hasil penelitian ini

dengan meneliti faktor-faktor lain yang mempengaruhi pemilihan penolong

persalinan, seperti pendidikan ibu, pekerjaan, biaya persalinan, dukungan

keluarga/suami, sikap terhadap persalinan oleh tenaga kesehatan, aksesibilitas

(jarak tempat tinggal dan waktu tempuh), pemeriksaan kehamilan (Antenatal

Care), dan riwayat penolong persalinan keluarga.

Page 30: HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS IBU DENGAN ...repository.unjaya.ac.id/650/7/Rizki Pratiwi_3211062...Paritas ibu yang skundipara sebanyak 41 orang (42,3%). Ibu memilih bidan sebagai penolong

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : P.T.

Rineka Cipta.

BKKBN. (2006). Deteksi Dini Komplikasi Persalinan. Jakarta : BKKBN.

Depkes RI. (2008). Pedoman Kemitraan Bidan dan Dukun. Jakarta: Depkes RI.

_________. (2009). Pedoman Pelayanan Antenatal. Jakarta: Depkes RI.

Dinkes Bantul. (2015). Profil Kesehatan Kab. Bantul Tahun 2014. Dinas

Kesehatan Kabupaten Bantul.

Dinkes DIY. (2014). Profil Kesehatan DIY Tahun 2013. Yogyakarta: Dinas

Kesehatan DIY.

__________. (2015). Profil Kesehatan DIY Tahun 2014. Yogyakarta: Dinas

Kesehatan DIY.

Depdiknas. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. Jakarta: PT

Gramedia Pustaka Utama.

Depkes-WHO-FKMUI. (2001). Materi Ajar Safe Motherhood. Jakarta: WHO-

Depkes-FKMUI.

Friedman. (2005). Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC.

Gultom, E.I. (2013). Faktor – Faktor yang berhubungan dengan Pemilihan

Penolong Persalinan Di wilayah kerja Puskesmas Leuwigajah Kota Cimahi

Provinsi Jawa Barat Tahun 2013. Skripsi. (Online). http://

lib.ui.ac.id/naskahringkas/2015-09/S47586-Elita%20Ivanna%20Gultom.

Diakses 1 Mei 2016.

Handayani, D.S. (2013). Pemanfaatan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga

Kesehatan Profesional pada Ibu Nifas Berdasarkan Health System Model

Anderson di Wilayah Kerja Puskesmas Ba’a Rote. Skripsi. Program Studi

Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga Surabaya.

International classificaton of Diseases (ICD)-10. (2012). Application of ICD-10

to deaths during pregnancy, childbirth and the puerperium: ICD maternal

mortality (ICD-MM). Geneva: World Health Organization.

Page 31: HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS IBU DENGAN ...repository.unjaya.ac.id/650/7/Rizki Pratiwi_3211062...Paritas ibu yang skundipara sebanyak 41 orang (42,3%). Ibu memilih bidan sebagai penolong

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

Jekti, R.P. (2011). Hubungan Antara Kepatuhan Ante Natal Care Dengan

Pemilihan Penolong Persalinan. Jurnal Kesehatan Reproduksi Vol. 1 No 2,

April.

Juariah. (2009). Antara Bidan Dan Dukun. Majalah Bidan Volume XIII. Jakarta.

Karningsih. (2015). Karakteristik Ibu Berhubungan dengan Pemilihan Tenaga

Penolong Persalinan. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan Vol. 2. Nomor

2. Maret.

Kemenkes RI. (2011). Profil Data Kesehatan Indonesia Tahun 2011. Jakarta:

Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI 2011.

___________. (2012). Profil Kesehatan Indonesia 2011. Jakarta: Pusat Data dan

Informasi Kementrian Kesehatan RI 2012.

___________. (2015). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2014. Jakarta: Pusat

Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI 2015.

Kristiani, S. (2009). Socio Economic and Demografic Determinants of Maternal

Health Care Utilization Indonesia. Thesis. The Flinders University of

South Australia. Adelaide.

Manuaba, I.B.G. (2008). Gawat Darurat Obstetri Ginekologo & Obstetri

Ginekologi Sosial Untuk profesi Bidan. Jakarta : EGC.

______________. (2010). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga

Berencanan. Jakarta: EGC.

Martaadisoebrata. (2005). Bunga Rampai Obstetri dan Ginekolog Sosial. Jakarta:

Yayasan Bina Pustaka Sarwono.

Meylanie. (2010). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Pemilihan Tenaga

Penolong Persalinan di Wilayah Kerja Puskesmas Jelbuk Kabupaten Jember

Tahun 2010. Skripsi. Depok: FKM-UI.

Morgan, G dan Hamilton, C. (2009). Obstetri & Ginekologi. Jakarta : EGC.

Notoatmodjo, S. (2010). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

_____________. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nursalam. (2013). Konsep Penerapan Metode Penelitian Ilmu Keperawatan.

Jakarta: Salemba Medika.

Page 32: HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS IBU DENGAN ...repository.unjaya.ac.id/650/7/Rizki Pratiwi_3211062...Paritas ibu yang skundipara sebanyak 41 orang (42,3%). Ibu memilih bidan sebagai penolong

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

Potter PA & Perry AG. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep,

Proses dan Praktik Edisi 4, Jakarta: EGC.

Pratiwi, A.A. (2014). Faktor yang Berhubungan dengan Pemanfaatan Pertolongan

Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Barebbo

Kabupaten Bone. Jurnal AKK No. 1. Januari.

Prawirohardjo, S. (2005). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka

Sarwono Prawirohardjo.

Rochjati. (2003). Skrining Antenatal Care dan Komplikasi Kehamilan. Surabaya:

Unair Press.

Rustam, M. (2008). Synopsis Obstetric: Obstetric Fisiologi Obstetric Patologi.

Edisi 2. Jakarta: EGC.

Stuart dan Laraia. (2005). Prinsip dan Praktek Keperawatan Psikiatri. Edisi 8. St.

Louis: Mosby Book INC.

Saifudin, A.B. (2006). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal

Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.

Sugiyono. (2007). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Syafrudin. (2009). Kebidanan Komunitas. Jakarta : EGC.

Ushwaya. (2009). Kehamilan dan Permasalahannya. Jakarta: EGC.

Varney, H. (2006). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Vol 2. Jakarta : EGC

Wiknjosastro H. (2009). Ilmu Kebidanan. Edisi ke-4 Cetakan ke-2. Jakarta:

Yayaan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Wilayat, C. (2006). Hubungan antara Kepemilikan Kartu Sehat Gakin dengan

Pemilihan Penolong Persalinan di Kecamatan Leuwiliang Kabupaten

Bogor tahun 2005. Tesis. FKM-UI Depok

World Health Organization (WHO). (2014). WHO, UNICEF, UNFPA, The World

Bank. Trends in maternal mortality: 1990 to 2013. Geneva: World Health

Organization.

Yenita, S. (2011). Faktor Determinan Pemilihan Tenaga Penolong Persalinan di

Wilayah Kerja Puskesmas Desa Baru Kabupaten Pasaman Barat Tahun

2011. Artikel. Program Pascasarjana Universitas Andalas Padang.