HUBUNGAN TIPE KEPRIBADIAN DENGAN KEKAMBUHAN...

67
i HUBUNGAN TIPE KEPRIBADIAN DENGAN KEKAMBUHAN GANGGUAN JIWA PADA REMAJA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Sarjana Keperawatan Oleh : PURWANTINI NIM : ST 13057 PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015

Transcript of HUBUNGAN TIPE KEPRIBADIAN DENGAN KEKAMBUHAN...

Page 1: HUBUNGAN TIPE KEPRIBADIAN DENGAN KEKAMBUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-purwantini-1543-1-skripsi_-).pdf · tahun (D ata Rekam Medik Rumah Sakit Jiwa

i

HUBUNGAN TIPE KEPRIBADIAN DENGAN

KEKAMBUHAN GANGGUAN JIWA PADA REMAJA

DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Sarjana Keperawatan

Oleh :

PURWANTINI

NIM : ST 13057

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN

STIKES KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2015

Page 2: HUBUNGAN TIPE KEPRIBADIAN DENGAN KEKAMBUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-purwantini-1543-1-skripsi_-).pdf · tahun (D ata Rekam Medik Rumah Sakit Jiwa

ii

Page 3: HUBUNGAN TIPE KEPRIBADIAN DENGAN KEKAMBUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-purwantini-1543-1-skripsi_-).pdf · tahun (D ata Rekam Medik Rumah Sakit Jiwa

iii

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Purwantini

Nim : ST 13057

Dengan ini menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar

akademik ( sarjana ) , baik di STIKes Kusuma Husada Surakarta maupun di

perguruan tinggi lainnya.

2. Skripsi ini adalah murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri, tanpa

bantuan pihak manapun kecuali arahan dari Tim Pembimbing dan Penguji

3. Dalam skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis di

publikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas di cantumkan

sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan

dicantumkan dalam daftar pustaka.

4. Pernyataan ini saya buat sesungguhnya dan apabila kemudian hari terdapat

penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini maka saya beedia

menerima sanksi dari akademik berupa pencabutan gelar yang telah di peroleh

karena karya ini, serta sanksi yang lainnya sesuai dengan norma yang berlaku

di perguruan tinggi

Surakarta, 27 Juli 2015

Yang membuat pernyataan,

Purwantini

NIM. ST 13057

Page 4: HUBUNGAN TIPE KEPRIBADIAN DENGAN KEKAMBUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-purwantini-1543-1-skripsi_-).pdf · tahun (D ata Rekam Medik Rumah Sakit Jiwa

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan

karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Skripsi dengan

judul “Hubungan tipe kepribadian dengan kekambuhan gangguan jiwa pada

remaja di RSJD Surakarta”dengan baik dan lancar. Skripsi ini disusun untuk

melengkapi sebagian syarat derajat Sarjana Keperawatan STIKes Kusuma Husada

Surakarta . Penelitian ini dapat terselesaikan berkat dukungan, bimbingan dan

bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis

menyampaikan ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Ibu Dra. Agnes Suharti, M.Si selaku ketua STIKes Kusuma Husada

Surakarta.

2. Ibu Ns, Wahyu Rima Agustina,S.Kep.,Mkep, Selaku Ketua Program Studi

S-1 Keperawatan.

3. Bapak Fahrudin Nasrul Sani, S.kep., Ns., M.Kep Pembimbing utama yang

telah memberikan arahan dan saran dalam penyusunan Skripsi ini.

4. Bapak Galih Priambodo, S.Kep.,Ns M.Kep. Pembimbing Pendamping yang

telah memberikan arahan dan saran dalam penyusunan Skripsi ini.

5. Edi Mulyono, SST., M.Pd., Pembimbing Pendamping yang telah

memberikan arahan dan saran dalam penyususnan Skripsi ini.

Page 5: HUBUNGAN TIPE KEPRIBADIAN DENGAN KEKAMBUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-purwantini-1543-1-skripsi_-).pdf · tahun (D ata Rekam Medik Rumah Sakit Jiwa

v

6. Segenap dosen Prodi S-1 dan staf pengajar STIKes Kusuma

Husada Surakarta yang telah memberikan bimbingan dan arahan.

7. Rekan mahasiswa. Prodi S-1 Transfer yang telah memberikan

semangat dan dorongan pada pembuatan Skripsi ini.

8. Rumah Sakit Jiwa yang telah memberikan ijin sebagai tempat

penelitian.

9. Bapak Ibu, Suami dan anakku tercinta yang telah memberikan

do’a, motivasi, dukungan dan kasih sayangnya, aku bangga dan

bahagia memiliki kalian.

Dengan segenap kerendahan hati, penulis menyadari masih

banyak kekurangan dalam penyusunan Skripsiini, oleh karena itu

semua masukan yang bersifat membangun akan penulis terima

dengan hati yang lapang dan terbuka.

Surakarta , 27 Juli 2015

Penulis

Pu r w a n t i n i

Page 6: HUBUNGAN TIPE KEPRIBADIAN DENGAN KEKAMBUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-purwantini-1543-1-skripsi_-).pdf · tahun (D ata Rekam Medik Rumah Sakit Jiwa

vi

DAFTAR ISI

Hal

HALAMAN JUDUL ……………………………….………………….. i

LEMBAR PERSETUJUAN……………………………………………. ii

LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................... iii

SURAT PERNYATAAN …………………………..………………….. iv

KATA PENGANTAR………………………………………………….. v

DAFTAR ISI …………………………………………..……………….. vii

DAFTAR TABEL …………………………………………………........ x

DAFTAR GAMBAR …………………………………………………… xi

DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………… xii

ABSTRAK ............................................................................................... xiii

ABSTRACT .............................................................................................. xiv

BAB I PENDAHULUAN …………………………..…………….. 1

1.1. Latar Belakang Masalah …………………………… 1

1.2. Rumusan Masalah……………………..…………… 4

1.3. Tujuan Penelitian ………………………..……………. 4

1.4. Manfaat Penelitian ……………………………………. 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori ………………………………………

6

6

21.1. Gangguan Jiwa ……………………………….. 6

1. Pengertian Gangguan Jiwa............................ 7

Page 7: HUBUNGAN TIPE KEPRIBADIAN DENGAN KEKAMBUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-purwantini-1543-1-skripsi_-).pdf · tahun (D ata Rekam Medik Rumah Sakit Jiwa

vii

2. Penyebab Gangguan Jiwa.............................. 7

3. Jenis Gangguan Jiwa....................................... 7

4. Tada dan Gejala gangguan Jiwa.................... 10

2.1.2. Remaja…………………….…………….......... 12

1. Pengertian Remaja..........................................

2. Tahap-tahap Perkembangan dan batasan

Remaja............................................................

12

13

2.1.4. Kepribadian......................................................... 16

1. Pengertian kepribadian................................... 16

2. Faktor penentu kepribadian............................ 17

3. Sifat-sifat kepribadian................................... 17

4. Tipe-Tipe kepribadian Menurut C Jung......... 17

5. Tipe kepribadian menurut G. Heyans............. 20

2.1.5 . Kekambuhan............................................................. 21

1. Pengertian..................................................... 21

2. Gejala kekambuhan........................................... 21

3. Faktor kekambuhan.............................................. 21

2.2. Keaslian Penelitian.......................................................... 23

2.3.Kerangka Teori................................................................. 25

2.4.Kerangka Konsep............................................................... 26

2.5.Hipotesa............................................................................. 26

BAB III METODE PENELITIAN ..................................................... 27

3.1. Jenis dan rancangan Penelitian ................................... 27

Page 8: HUBUNGAN TIPE KEPRIBADIAN DENGAN KEKAMBUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-purwantini-1543-1-skripsi_-).pdf · tahun (D ata Rekam Medik Rumah Sakit Jiwa

viii

3.2.Rencana Tempat dan Waktu Penelitian ............................ 27

3.3. Populasi dan Sampel ....................................................... 27

3.4.Variabel Penelitian, Definisi, dan skala pengukuran......... 31

3.5.Alat Penelitian dan cara pengumpulan data....................... 32

3.6.Tehnik pengolahan Dan Analisa Data.............................. 35

3.7.Etika Penelitian............................................................... 38

BAB IV HASIL PENELITIAN............................................................ 41

4.1. Gambaran umum lokasi Rumah Sakit............................. 41

4.2.Hasil penelitian................................................................. 42

BAB V PEMBAHASAN..................................................................... 46

5.1.Tipe Kepribadian............................................................... 46

5.2.Kekambuhan..................................................................... 47

5.3.Hubungan tipe kepribadian dengan kekambuhan.............. 48

BAB VI PENUTUP.............................................................................. 51

6.1.Simpulan............................................................................. 51

6.2.Saran.................................................................................. 51

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 9: HUBUNGAN TIPE KEPRIBADIAN DENGAN KEKAMBUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-purwantini-1543-1-skripsi_-).pdf · tahun (D ata Rekam Medik Rumah Sakit Jiwa

ix

DAFTAR TABEL

No Tabel JudulTabel Halaman

1.1 Keaslian penelitian 23

3.1 Variabel, Definisi operasional dan skala pengukuran 32

4.1 Distribusi frekuensi pasien remaja berdasarkan jeniskelamin di RSJD Surakarta tahun 2015

42

4.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan usia diRSJD Surakarta Tahun 2015

42

4.3 Distribusi frekuensi pasien berdasarkan pendidikandi RSJD Surakarta Tahun 2015

43

4.4 Distribusi frekuensi berdasarkanTipe kepribadiandi RSJD Surakarta Tahun 2015

43

4.5 Distribusi frekuensi pasien berdasarkanKekambuhandi RSJD Surakarta Tahun 2015

44

4.6 Distribusi Silang Responden berdasarkan Tingkatkekambuhan dan Tipe kepribadian

44

4.7 Distribusi Silang Responden berdasarkan Tingkatkekambuhan dan Tipe kepribadian

45

10 Kuisioner

Page 10: HUBUNGAN TIPE KEPRIBADIAN DENGAN KEKAMBUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-purwantini-1543-1-skripsi_-).pdf · tahun (D ata Rekam Medik Rumah Sakit Jiwa

x

DAFTAR GAMBAR

No Judul gambar Halaman

1 Gambar 1 Kerangka Teori………………………………....... 25

2 Gambar 2 Kerangka Konsep……………………………....... 26

Page 11: HUBUNGAN TIPE KEPRIBADIAN DENGAN KEKAMBUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-purwantini-1543-1-skripsi_-).pdf · tahun (D ata Rekam Medik Rumah Sakit Jiwa

xi

DAFTAR LAMPIRAN

No Lampiran Keterangan

1 F.01 Usulan Topik Penelitian

2 F.02 Pengajuan Judul Skripsi

3 F.04 Pengajuan Ijin Studi Pendahuluan

4 F.07 Pengajuan ijin Penelitian

5 Jadwal Penelitian

6 Surat permohonan studi pendahuluan

7 Surat balasan studi pendahuluan

8 Surat balasan ijin Uji validitas

9 Surat balasan permohonan ijin penelitian

10 Surat keterangan ijin penelitian

11 Lembar Permohonan Menjadi Responden

12 Lembar Persetujuan Menjadi Responden

13 Lembar Kuesioner

14 Tabulasi data uji coba penelitian

15 Uji validitas kuisioner

16 Uji Reliabilitas Kuisioner

17 Tabulasi data

18 Analisa data

19 Lembar Konsultasi

Page 12: HUBUNGAN TIPE KEPRIBADIAN DENGAN KEKAMBUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-purwantini-1543-1-skripsi_-).pdf · tahun (D ata Rekam Medik Rumah Sakit Jiwa

xii

PROGRAM STUDI S-I KEPERAWATANSTIKES KUSUSMA HUSADA SURAKARTA

2015

Purwantini

Hubungan Tipe Kepribadian Dengan Kekambuhan Gangguan Jiwa PadaRemaja Di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta

Abstrak

Masa remaja merupakan masa peralihan dan apabila kebutuhan tidakterpenuhi dapat menyebabkan gangguan jiwa. Hal ini terutama terjadi pada remajadengan kepribadian introvert. Kekambuhan dapat terjadi karena adanya kejadianburuk.

Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dalam bentuk penelitiankorelasional. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui apakah ada hubunganantara tipe kepribadian dengan kekambuhan gangguan jiwa pada remaja di RSJDSurakarta. Jumlah responden dalam penelitian ini adalah 55 orang. Variabel yangdiamati tipe kepribadian dan kekambuhan pasien gangguan jiwa pada remaja.

Hasil penelitian tipe kepribadian responden terbanyak di RSJD Surakartaadalah introvert sejumlah 30 responden. Sedangkan kekambuhan diperolehadanya kekambuhan sedang yang dialami oleh 28 responden.Hasil penelitianmenunjukkan ada hubungan antara tipe kepribadian dengan kekambuhan pasiengangguan jiwa pada remaja (p value 0,000). Berdasarkan hasil uji analisis dapatdiketahui p value tabel sebesar 0,000<0,05.

Kesimpulan dalam penelitian ini adalah tipe kepribadian respondenterbanyak adalah introvert dan kekambuhan sedang. Perawat diharapkan dapatmerawat lebih maksimal pada remaja dengan gangguan jiwa dan keluarga dapatmendampingi remaja dalam mengambil keputusan.

Kata Kunci : Tipe Kepribadian, KekambuhanDaftar Pustaka : 19 (2003-2010)

Page 13: HUBUNGAN TIPE KEPRIBADIAN DENGAN KEKAMBUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-purwantini-1543-1-skripsi_-).pdf · tahun (D ata Rekam Medik Rumah Sakit Jiwa

xiii

BACHELOR PROGRAM IN NURSING SCIENCEKUSUMA HUSADA HEALTH SCIENCE COLLEGE OF SURAKARTA

2015

Purwantini

Correlation between Personality Type and Mental Disorder Recurrence ofAdolescents at Local Psychiatric Hospital of Surakarta

ABSTRACT

Adolescence is an interim period, and when the needs are not fulfilled, thismay lead to a mental disorder particularly to the adolescents with introvertpersonalities. The mental disorder recurrence persists due to bad incidences. Theobjective of this research is to investigate the correlation between the personalitytype and the mental disorder recurrence of the adolescents at Local PsychiatricHospital of Surakarta.

This research used the quantitative correlational method. The respondents ofresearch consisted of 55. The variables of research observed were the personalitytype and mental disorder recurrence of the adolescent patients.

The result of research shows that Most of the respondents, namely: 30persons had the introvert personality. In addition, 28 respondents had themoderate mental disorder recurrence. Thus, there was a correlation between thepersonality type and the mental disorder recurrence of the adolescents as indicatedby the p-value 0.000 which was less than 0.05.

The nurses were expected to care the adolescent mental disorder patientsmore maximally, and the families of the patients were expected to accompanythem to take decisions.

Keywords: Personality type, recurrenceReferences: 19 (2003-2010)

Page 14: HUBUNGAN TIPE KEPRIBADIAN DENGAN KEKAMBUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-purwantini-1543-1-skripsi_-).pdf · tahun (D ata Rekam Medik Rumah Sakit Jiwa

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Kesehatan jiwa adalah suatu kondisi sehat emosional, psikologi, dan

sosial interpesonal yang memuaskan perilaku dan koping kooperatif

(Videbeck, 2008). Menurut Notosoedirdjo dan Latipun, 2005 gangguan jiwa

merupakan kondisi jiwa kurang dalam hal kesehatan mental.

Penduduk seluruh dunia diperkirakan mengalami gangguan mental

sejumlah 450 juta orang dimana 10% adalah orang dewasa sedangkan 25%

penduduk diperkirakan akan mengalami gangguan jiwa pada usia tertentu

selama hidupnya. Penyebab munculnya gangguan jiwa diperoleh karena

faktor fisik, lingkungan sosial atau juga faktor psikis atau psikogenik

(WHO, 2009). Gangguan jiwa tersebar di seluruh dunia termasuk wilayah

Asia Tenggara. Berdasarkan WHO bahwa satu pertiga daripada wilayah Asia

Tenggara pernah mengalami gangguan neuropsikis (Iyus yosef 2011).

Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Tahun 2007,

diketahui bahwa prevalensi gangguan jiwa per 1000 anggota rumah tangga

terdapat 140/1000 penduduk usia 15 tahun ke atas, dan diperkirakan sejak

awal tahun 2007 jumlah penduduk yang mengalami gangguan jiwa sebesar

25% dari populasi penduduk di Indonesia. Prevalensi penderita Skizofrenia di

Indonesia adalah 0,3% sampai 1%, dan terbanyak pada usia sekitar 18-45

tahun, terdapat juga beberapa penderita yang mengalami pada umur

Page 15: HUBUNGAN TIPE KEPRIBADIAN DENGAN KEKAMBUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-purwantini-1543-1-skripsi_-).pdf · tahun (D ata Rekam Medik Rumah Sakit Jiwa

2

11-12 tahun. Menurut National Institute Of Mental Health gangguan jiwa

mencapai 13% dari penyakit secara keseluruhan dan diperkirakan akan

berkembang menjadi 25% di tahun 2030 (NIMH, 2011).

Data Statistik menunjukkan bahwa satu dari empat penduduk

Indonesia menderita kelainan jiwa dari rasa cemas, depresi, stress,

penyalahgunaan obat, kenakalan remaja sampai dengan skizofrenia. Data

lainya berdasarkan statistik angka penderita gangguan jiwa secara global 450

juta orang mengalami gangguan mental dan sekitar satu juta orang meninggal

karena bunuh diri (Azrul Azwar, 2010). Menurut Dariyo (2004), masa

remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa, sehingga

apabila pada masa remaja tidak terpenuhi dapat menyebabkan gangguan jiwa.

Data pasien di RSJD Surakarta jumlah total pasien pada Tahun 2013

adalah 18.191 orang pasien dan sampai bulan Agustus Tahun 2014 jumlah

total pasien 22.324 orang pasien. Pasien yang tidak rutin melakukan

kunjungan di rawat jalan sebanyak 68 %. Pasien remaja yang ada selama

tahun 2014 adalah sejumlah 5851 orang remaja yang berusia antara 11-18

tahun (Data Rekam Medik Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta Tahun 2014).

Tipe kepribadian merupakan salah satu penyebab gangguan jiwa.

Seseorang yang memiliki kepribadian pendiam atau introvert lebih rentan

terjadi gangguan kejiwaan (Dadang Hawari 2009). Seorang ahli psikologi

berpendapat bahwa pribadi introvert adalah sifat bawaan dasar dari seorang

yang tertutup lebih senang menstimulasi atau berdialog dengan dirinya

sendiri. Seorang introvert dapat dilihat dari kebiasaan dia sejak kecil, bila

Page 16: HUBUNGAN TIPE KEPRIBADIAN DENGAN KEKAMBUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-purwantini-1543-1-skripsi_-).pdf · tahun (D ata Rekam Medik Rumah Sakit Jiwa

3

anak yang lain lebih aktif, senang baraktivitas, senang menceritakan semua

kegiatannya, berbeda dengan anak introvert, dia lebih senang menyendiri di

kamar atau ruangan tertutup. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa

Introvert adalah sebuah sifat dan karakter yang cenderung menyendiri.

Mereka adalah pribadi yang tertutup dan mengesampingkan kehidupan sosial

yang terlalu acak (Purwa. A,2009).

Kambuh merupakan keadaan pasien dimana muncul gejala yang sama

seperti sebelumnya dan mengakibatkan pasien harus dirawat kembali

(Andri, 2008). Periode kekambuhan adalah lamanya waktu tertentu atau masa

dimana klien muncul lagi gejala yang sama seperti sebelumnya dan

mengakibatkan klien harus dirawat kembali. Pada gangguan jiwa kronis

diperkirakan mengalami kekambuhan 50% pada tahun pertama, dan 79%

pada tahun ke dua. Kekambuhan biasa terjadi karena adanya kejadian-

kejadian buruk sebelum mereka kambuh (Dorland, 2004).

Berdasarkan hasil observasi peneliti di ruang tenang RSJD Surakarta

pada bulan November 2014 terhadapat 12 pasien remaja menujukkan ketika

ditanya pasien tidak mau menjawab, pasif, kontak mata kurang serta

menyendiri. Hasil wawancara dengan keluarga pasien di dapatkan bahwa

rata-rata pasien yang mempunyai kepribadian introvert anaknya pendiam dan

tidak banyak bicara. Hasil observasi peneliti di dapatkan hasil bahwa ada

8 pasien introvert dan 4 pasien ekstrovert berdasarkan hal tersebut peneliti

ingin melakukan penelitian tentang hubungan tipe kepribadian dengan

kekambuhan gangguan jiwa pada remaja di RSJD Surakarta.

Page 17: HUBUNGAN TIPE KEPRIBADIAN DENGAN KEKAMBUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-purwantini-1543-1-skripsi_-).pdf · tahun (D ata Rekam Medik Rumah Sakit Jiwa

4

1.2 Rumusan Masalah

Data pasien remaja di RSJD Surakarta menunjukkan tipe kepribadian

introvert dan ekstrovert perbandingan tidak terlalu jauh yaitu 8:4 antara

introvert dan ekstrovert, oleh karena itu rumusan dalam penelitian ini adalah

Apakah ada hubungan tipe kepribadian dengan kekambuhan gangguan jiwa

pada remaja di RSJD Surakarta?.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini ada 2 yaitu

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara tipe kepribadian dengan

kekambuhan gangguan jiwa pada remaja di RSJD Surakarta.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui gambaran tipe kepribadian remaja dengan gangguan

jiwa.

b. Mengetahui gambaran kekambuhan gangguan jiwa pada pasien

remaja di RSJD Surakarta.

c. Menganalisis hubungan tipe kepribadian dengan kekambuhan

gangguan jiwa pada remaja di RSJD Surakarta.

Page 18: HUBUNGAN TIPE KEPRIBADIAN DENGAN KEKAMBUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-purwantini-1543-1-skripsi_-).pdf · tahun (D ata Rekam Medik Rumah Sakit Jiwa

5

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi Rumah Sakit

Hasil penelitian dapat digunakan sebagai acuan Bidang Keperawatan

RSJD Surakarta untuk meningkatkan upaya pencegahan kekambuhan

pasien gangguan jiwa.

2. Bagi institusi pendidikan

Institusi pendidikan dapat menerapkan hasil penelitian tentang tipe

kepribadian dengan kekambuhan gangguan jiwa dalam proses belajar

mengajar program praktek klinik keperawatan.

3. Bagi peneliti lain

Hasil penelitian dapat digunakan sebagai referensi dalam melakukan

penelitian dengan metode kualitatif, sehingga dapat mengetahui atau

membedakan tentang tipe kepribadian yang dapat menyebabkan

gangguan jiwa.

4. Bagi peneliti

Hasil penelitian diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan tentang

tipe kepribadian dengan kekambuhan yang mempengaruhi gangguan jiwa

pada remaja di RSJD Surakarta.

Page 19: HUBUNGAN TIPE KEPRIBADIAN DENGAN KEKAMBUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-purwantini-1543-1-skripsi_-).pdf · tahun (D ata Rekam Medik Rumah Sakit Jiwa

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

2.1.1. Gangguan Jiwa

1. Pengertian Gangguan Jiwa

Gangguan jiwa atau disebut juga gangguan mental

adalah penyimpangan dari keadaan ideal dari suatu kesehatan

mental atau dapat dimaknakan sebagai tidak adanya atau

kurangannya dalam hal kesehatan mental (Notosoedirdjo dan

Latipun, 2005). Gangguan jiwa adalah gangguan dalam cara

Berpikir(cognitive),kemauan(volition),emosi(affective)),tindakan

(psychomotor) (Yosep, 2007).

Diagnostic and of Mental Dosorder IV merumuskan

gangguan jiwa sebagai sindroma atau pola perilaku atau

psikologis yang terjadi pada individu dan sindrom itu

dihubungkan dengan adanya beberapa penyebab.

2. Penyebab Gangguan Jiwa

Menurut Notosoedirjo dan Latipun, 2005 penyebab gangguan

jiwa adalah distress (simptom menyakitkan), Disability artinya

ketidakmampuan (misalnya tidak berdaya pada satu atau

beberapa bagian penting dari fungsi tertentu), Peningkatan

Page 20: HUBUNGAN TIPE KEPRIBADIAN DENGAN KEKAMBUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-purwantini-1543-1-skripsi_-).pdf · tahun (D ata Rekam Medik Rumah Sakit Jiwa

7

resiko secara bermakna untuk mati, sakit, ketidak- mampuan

atau kehilangan kebebasan. Apabila seseorang mempunyai yang

sangat ego sangat lemah maka dalam menghadapi dorongan,

keputusan atau tuntutan moralnya, sehingga terjadi konflik-

konflik psikis. Tipe kepribadian merupakan salah satu penyebab

gangguan jiwa. Seseorang yang memiliki kepribadian pendiam

atau introvert lebih rentan terjadi gangguan kejiwaan (Dadang

Hawari 2009). Gangguan kepribadian dapat berlangsung lama

karena karakteristik kepribadian tidak mudah diubah (Videbeck,

2008)

3. Jenis Gangguan Jiwa

a. Skizofrenia.

Skizofrenia adalah suatu penyakit yang mempenagruhi otak dan

menyebabkan timbulnya pikiran, persepsi, emosi , gerakan dan

perilaku aneh dan terganggu. Skizofrenia tidak dapat

didefinisikan sebagai penyakit tersendiri, melainkan diduga

sebagai suatu sindrom atau proses penyakit yang mencakup

banyak jenis dengan berbagai gejala. Penyakit ini sering

diartikan oleh masyarakat adalah penyakit yang berbahaya dan

tidak dapat dikontrol dan digambarkan sebagai individu yang

mengalami masalah emosional dan memperlihatkan perilaku

yang aneh dan amarah (VideBeck, 2008).

Page 21: HUBUNGAN TIPE KEPRIBADIAN DENGAN KEKAMBUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-purwantini-1543-1-skripsi_-).pdf · tahun (D ata Rekam Medik Rumah Sakit Jiwa

8

b. Depresi

Depresi merupakan satu masa terganggunya fungsi manusia

yang berkaitan dengan alam perasaan yang sedih dan gejala

penyertanya, termasuk perubahan pada pola tidur dan nafsu

makan, psikomotor, konsentrasi, kelelahan, rasa putus asa dan

tak berdaya, serta gagasan bunuh diri

c. Kecemasan

Kecemasan sebagai pengalaman psikis yang biasa dan wajar,

yang pernah dialami oleh setiap orang dalam rangka memacu

individu untuk mengatasi masalah yang dihadapi sebaik-

baiknya. Penyebabnya maupun sumber biasanya tidak diketahui

atau tidak dikenali. Intensitas kecemasan dibedakan dari

kecemasan tingkat ringan sampai tingkat berat.

d. Gangguan Kepribadian

Gangguan kepribadian didiagnosis saat sifat kepribadian

individu menjadi kaku dan maladaptive dan secara signifikan

mengganggu cara individu melakukan fungsi dalam masyarakat

atau menyebabkan distress emosional individu. Gangguan

kepribadian dapat berlangsung lama karena karakteristik

kepribadian tidak mudah diubah (Videbeck, 2008)

e. Gangguan Mental Organik

Merupakan gangguan jiwa yang psikotik atau non-psikotik yang

disebabkan oleh gangguan fungsi jaringan otak Gangguan fungsi

Page 22: HUBUNGAN TIPE KEPRIBADIAN DENGAN KEKAMBUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-purwantini-1543-1-skripsi_-).pdf · tahun (D ata Rekam Medik Rumah Sakit Jiwa

9

jaringan otak ini dapat disebabkan oleh penyakit badaniah yang

terutama mengenai otak atau yang terutama diluar otak. Bila

bagian otak yang terganggu itu luas , maka gangguan dasar

mengenai fungsi mental sama saja, tidak tergantung pada

penyakit yang menyebabkannya bila hanya bagian otak dengan

fungsi tertentu saja yang terganggu, maka lokasi inilah yang

menentukan gejala dan sindroma, bukan penyakit yang

menyebabkannya.

f. Gangguan Psikosomatik

Merupakan komponen psikologik yang diikuti gangguan fungsi

badaniah. Sering terjadi perkembangan neurotik yang

memperlihatkan sebagian besar atau semata-mata karena

gangguan fungsi alat-alat tubuh yang dikuasai oleh susunan

saraf vegetatif.

g. Retardasi Mental

Retardasi mental merupakan keadaan perkembangan jiwa yang

terhenti atau tidak lengkap, yang terutama ditandai oleh

terjadinya hendaya keterampilan selama masa perkembangan,

sehingga berpengaruh pada tingkat kecerdasan secara

menyeluruh, misalnya kemampuan kognitif, bahasa, motorik

dan sosial

Page 23: HUBUNGAN TIPE KEPRIBADIAN DENGAN KEKAMBUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-purwantini-1543-1-skripsi_-).pdf · tahun (D ata Rekam Medik Rumah Sakit Jiwa

10

h. Gangguan Perilaku Masa Anak dan Remaja.

Anak dengan gangguan perilaku menunjukkan perilaku yang

tidak sesuai dengan permintaan, kebiasaan atau norma-norma

masyarakat. Anak dengan gangguan perilaku dapat

menimbulkan kesukaran dalam asuhan dan pendidikan.

Gangguan perilaku mungkin berasal dari anak atau mungkin

dari lingkungannya, akan tetapi akhirnya kedua faktor ini saling

mempengaruhi.

4. Tanda dan gejala gangguan jiwa menurut Yosep (2007) adalah

sebagai berikut :

a. Ketegangan (tension)

Rasa putus asa dan murung, gelisah, cemas, perbuatan-

perbuatan yang terpaksa (convulsive), hysteria, rasa lemah,

tidak mampu mencapai tujuan, takut, pikiran-pikiran buruk.

b. Gangguan kognisi pada persepsi

Merasa mendengar (mempersepsikan) sesuatu bisikan yang

menyuruh membunuh, melempar, naik genting, membakar

rumah, padahal orang di sekitarnya tidak mendengarnya dan

suara tersebut sebenarnya tidak ada hanya muncul dari dalam

diri individu sebagai bentuk kecemasan yang sangat berat dia

rasakan. Hal ini sering disebut halusinasi, klien bisa

mendengar sesuatu, melihat sesuatu atau merasakan sesuatu

yang sebenarnya tidak ada menurut orang lain.

Page 24: HUBUNGAN TIPE KEPRIBADIAN DENGAN KEKAMBUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-purwantini-1543-1-skripsi_-).pdf · tahun (D ata Rekam Medik Rumah Sakit Jiwa

11

c. Gangguan kemauan

Klien memiliki kemauan yang lemah (abulia) susah membuat

keputusan atau memulai tingkah laku, susah sekali bangun

pagi, mandi, merawat diri sendiri sehingga terlihat kotor, bau

dan acak-acakan.

d. Gangguan emosi

Klien merasa senang, gembira yang berlebihan (Waham

kebesaran). Klien merasa sebagai orang penting, sebagai raja,

pengusaha, orang kaya, titisan Bung karno tetapi di lain waktu

ia bisa merasa sangat sedih, menangis, tak berdaya (depresi)

sampai ada ide ingin mengakhiri hidupnya.

e. Gangguan psikomotor

Hiperaktivitas, klien melakukan pergerakan yang berlebihan

naik ke atas genting berlari, berjalan maju mundur, meloncat-

loncat, melakukan apa-apa yang tidak disuruh atau menentang

apa yang disuruh, diam lama tidak bergerak atau melakukan

gerakan aneh. (Yosep, 2007)

2.1.2. Remaja

1. Pengertian Remaja

Dariyo ( 2004), menyebutkan bahwa masa remaja adalah

masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa, yang

meliputi smeua perkembangan yang dialami sebagai persiapan

Page 25: HUBUNGAN TIPE KEPRIBADIAN DENGAN KEKAMBUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-purwantini-1543-1-skripsi_-).pdf · tahun (D ata Rekam Medik Rumah Sakit Jiwa

12

memasuki masa dewasa. Perubahan perkembangan tersebut

meliputi aspek fisik, psikis dan psikososial. Masa remaja pada

umumnya dimulai pada usia 10-13 tahun dan berakhir pada

usia 18-22 tahun (Notoatdmojo, 2007).

Menurut Soetjiningsih (2004) Masa remaja merupakan

masa peralihan antara masa anak-anak yang dimulai saat

terjadinya kematangan seksual yaitu antara usia 11 atau 12

tahun sampai dengan 20 tahun, yaitu masa menjelang dewasa

muda. Menurut WHO, remaja bila anak telah mencapai umur

10-18 tahun (Soetjiningsih, 2004).

2. Tahap – tahap Perkembangan dan Batasan Remaja

Dalam proses penyesuaian diri menuju kedewasaan, ada 3

tahap perkembangan remaja:

a. Remaja awal (early adolescent)

Seorang remaja pada tahap ini masih terheran-heran akan

perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuhnya sendiri

dan dorongan- dorongan yang menyertai perubahan-

perubahan itu. Mereka mengembangkan pikiran-pikiran

baru, cepat tertarik pada lawan jenis, dan mudah

terangsang secara erotis. Dengan dipegang bahunya

saja oleh lawan jenis ia sudah berfantasi erotik.

Page 26: HUBUNGAN TIPE KEPRIBADIAN DENGAN KEKAMBUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-purwantini-1543-1-skripsi_-).pdf · tahun (D ata Rekam Medik Rumah Sakit Jiwa

13

b. Remaja madya (middle adolescent)

Pada tahap ini remaja sangat membutuhkan kawan-

kawan. Ia senang kalau banyak teman yang mengakuinya.

Ada kecenderungan narsistis yaitu mencintai diri sendiri,

dengan menyukai teman-teman yang sama dengan dirinya,

selain itu, ia berada dalam kondisi kebingungan karena

tidak tahu memilih yang mana peka atau tidak peduli,

ramai-ramai atau sendiri, optimistis atau pesimistis, idealis

atau materialis, dan sebagainya.

c. Remaja akhir (late adolescent)

Tahap ini adalah masa konsolidasi menuju periode

dewasa dan ditandai dengan pencapaian lima hal yaitu:

1. Minat yang makin mantap terhadap fungsi-fungsi

intelek.

2. Egonya mencari kesempatan untuk bersatu dengan

orang-orang lain dan dalam pengalaman- pengalaman

baru.

3. Terbentuk identitas seksual yang tidak akan berubah

lagi.

4. Egosentrisme (terlalu memusatkan perhatian pada diri

sendiri) diganti dengan keseimbangan antara

kepentingan diri sendiri dengan orang lain.

Page 27: HUBUNGAN TIPE KEPRIBADIAN DENGAN KEKAMBUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-purwantini-1543-1-skripsi_-).pdf · tahun (D ata Rekam Medik Rumah Sakit Jiwa

14

5. Tumbuh ”dinding” yang memisahkan diri pribadinya

(private self) dan masyarakat umum (Sarwono, 2010).

Berkaitan dengan kesehatan reproduksi remaja kita sangat

perlu untuk mengenal perkembangan remaja serta ciri-cirinya.

Berdasarkan sifat atau ciri perkembangannya, masa (rentang

waktu) remaja ada tiga tahap yaitu:

1. Masa remaja awal (10-12 tahun)

Sifat masa remaja awal diantarannya merasa lebih dekat

dengan teman sebaya, ingin bebas lebih banyak

memperhatikan keadaan tubuhnya dan mulai berpikir yang

khayal (abstrak).

2. Masa remaja tengah (13-15 tahun)

Sifat yang dimiliki remaja tengah antara lain ingin mencari

identitas diri, ketertarikan pada lawan jenis timbul

perasaan cinta.

3. Masa remaja akhir (16-19 tahun)

Sifat yang dimiliki remaja akhir diantannya pengungkapan

kebebasan diri, mencari teman sebaya lebih selektif,

memiliki citra (gambaran, keadaan, peranan) terhadap

dirinya, dapat mewujudkan perasaan cinta dan memiliki

kemampuan berpikir khayal atau abstrak. (Widyastuti

dkk, 2009).

Page 28: HUBUNGAN TIPE KEPRIBADIAN DENGAN KEKAMBUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-purwantini-1543-1-skripsi_-).pdf · tahun (D ata Rekam Medik Rumah Sakit Jiwa

15

2.1.4. Kepribadian

1. Pengertian kepribadian

a. Kepribadian adalah pola prilaku dan berhubungan dengan

diri sendiri dan orang lain yang melekat dan terus ada,

termasuk persepsi, sikap, dan emosi diri tentang diri

sendiri dan dunia (Purwa A 2012).

b. Menurut Yinger pengertian kepribadian adalah

keseluruhan prilaku seorang individu dengan system

kecendrungan tertentu yang berinteraksi dengan

serangkaian intruksi .

c. M.A. W. Bouner merupakan corak tingkah laku social

yang meliputi corak kekuatan ,dorongan keinginan ,opini ,

dan sikap2 seseorang .

d. (Purwa A 2012) menyebutkan bahwa Individu dikatakan

mengalami gangguan kepribadiannya menampakkan pola

perilaku maladaptif dan telah berlangsung dalam jangka

waktu yang lama. Pola tersebut muncul pada setiap situasi

serta menggangu fungsi kehidupannya sehari-hari

2. Faktor- Faktor penentu kepribadian

Faktor dari penentu kepribadian adalah keturunan dan

lingkungan. Faktor keturunan seperti : tinggi badan ,fisik ,

bentuk wajah , temperamen dan lain lain. Dan Faktor

lingkungan memiliki peran dalam membentuk kepribadian

Page 29: HUBUNGAN TIPE KEPRIBADIAN DENGAN KEKAMBUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-purwantini-1543-1-skripsi_-).pdf · tahun (D ata Rekam Medik Rumah Sakit Jiwa

16

seseorang misalnya budaya membentuk norma , sikap dan

nilai yang di wariskan dari generasi yang satu dengan

generasi selanjutnya .

3. Sifat sifat kepribadian

Struktur kepribadian berkisar di seputar upaya untuk

mengindentifikasi dan menamai karakteristik permanen yang

menjelaskan perilaku individu atau seseorang. Karakter yang

melekat pada individu contoh nya : malu , agresif , pemalas

,ambisius, setia dan takut. Karakteristik tersebut jika di

tunjukan dalam berbagai situasi di sebut sifat-sifat kepribadian

4. Tipe- Tipe Kepribadian Menurut C.G Jung

C.G Jung adalah seorang ahli penyakit jiwa yang berasal dari

negara swis. Jung membagi kepribadian kedalam dua tipe,

Yaitu ekstovert dan Introvert (Purwa A,2012)

(1) Ekstrovert

a) Orang yang memiliki Kepribadian Ekstrovert adalah

orang yang perhatiannya diarahkan ke luar dari

dirinya. Ciri ciri atau sifat yang dimiliki oleh orang

ekstrovert adalah ia lancar dalam berbicara, mudah

bergaul, tidak malau mudah menyesuaikan diri, ramah

dan suka berteman. Ciri ekstrovert yang lain adalah

minatnya terhadap situasi sosial kuat, dapat menjalin

hubungan baik dengan orang lain meskipun ada

Page 30: HUBUNGAN TIPE KEPRIBADIAN DENGAN KEKAMBUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-purwantini-1543-1-skripsi_-).pdf · tahun (D ata Rekam Medik Rumah Sakit Jiwa

17

masalah, semangat berkompetisi, sangat ambisius,

sangat agresif, pekerja keras, menetapkan target yang

tinggi bagi dirinya dan orang lain serta memiliki

emosi yang tinggi.

(2) Introvert

Tipe kepribadian introvert perhatiannya lebih mengarah

pada dirinya. Sifat yang dimiliki oleh orang yang

berkepribadian introvert adalah cenderung diliputi

kekawatiran, mudah malu dan canggung, lebih senang

bekerja sendiri, sulit menyesuiakan diri dan jiwanya

agak tertutup. Ciri lain dari seseorang yang introvert

misalnya cenderung menarik diri dari lingkungan,

lemah dalam penyesuaian sosial, lebih menyukai

kegiatan dalam rumah, menunjukkan ciri sangat tenang,

santai, tidak memiliki ambisi berlebihan, rentan

terhadap stres kerja dan penyakit jantung.

5. Tipe -Tipe Kepribadian Menurut Gerart Heymans

Gerart Heymans mengolongkan tipe kepribadian

berdasarkan kuat dan lemahnya seseorang. Tipe-tipe

kepribadian yang ia maksud adalah:

a).Gapasioneerden (orang hebat).

Ciri dari orang yang memiliki kepribadian seperti ini

akan terlihat sifat antara lain selalu bersikap keras,

Page 31: HUBUNGAN TIPE KEPRIBADIAN DENGAN KEKAMBUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-purwantini-1543-1-skripsi_-).pdf · tahun (D ata Rekam Medik Rumah Sakit Jiwa

18

ambisius, egois, dan emosional. Selain itu sifat yang

terlihat dari orang yang mempunyai kepribadian ini

antara lain memiliki rasa kekeluargaan yang baik, dan

suka menolong yang lemah.

b). Cholerici ( orang garang).

Sifat yang terlihat dari orang yang memiliki kepribadian

seperti ini antara lain orangnya agresif, giat bekerja,

pemberani, optimistis, dan suka pada hal hal yang

bersifat nyata. Selain itu ciri lainnya adalah bahwa orang

ini mempunyai sifat boros dan suka bertindak ceroboh.

c). Sentimentil (orang perayu)

Ciri cirinya adalah emosional, pintar berbicara, senang

dengan kehidupan alam, dan tidak suka keramaian.

d). Nerveuzen ( Gugup)

Sifat yang terlihat dari kepribadian semacam ini adalah

mudah naik darah, suka memprotes, tidak mau berfikir

panjang, dan tidak pendendam.

e). Flegmaciti (orang tenang)

Sifat yang terlihat pada orang yang memiliki kepribadian

ini adalah antara lain selalu bersikap tenang dan sabar,

tekun bekerja, memiliki pemikiran yang luas, rajin dan

cekatan.

Page 32: HUBUNGAN TIPE KEPRIBADIAN DENGAN KEKAMBUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-purwantini-1543-1-skripsi_-).pdf · tahun (D ata Rekam Medik Rumah Sakit Jiwa

19

f). Sanguinici ( Kekanak kanakan)

Jika kita melihat seseorang memiliki sifat seperti anak

anak, itulah orang yang berkepribadian sanguinici. Sifat

yang terlihat antara lain sukar atau plinlan dalam

mengambil keputusan, ragu ragu dalam bertindak dan

suka menyendiri.

g). Amorfem (orang tak berbentuk)

Sifat yang terlihat dari tipe kepribadian ini adalah

intelektualnya kurang, picik, tidak praktis, tidak punya

jati diri dan terombang ambing.

2.1.5. Kekambuhan

1. Pengertian

Kambuh merupakan keadaan klien dimana muncul

gejala yang sama seperti sebelumnya dan mengakibatkan klien

harus dirawat kembali . Periode kekambuhan adalah lamanya

waktu tertentu atau masa dimana klien muncul lagi gejala yang

sama seperti sebelumnya dan mengakibatkan klien harus

dirawat kembali. Angka kekambuhan secara positif hubungan

dengan beberapa kali masuk Rumah Sakit (RS), lamanya dan

perjalanan penyakit.Penderita-penderita yang kambuh biasanya

sebelum keluar dari RS mempunyai karakteristik hiperaktif,

Page 33: HUBUNGAN TIPE KEPRIBADIAN DENGAN KEKAMBUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-purwantini-1543-1-skripsi_-).pdf · tahun (D ata Rekam Medik Rumah Sakit Jiwa

20

tidak mau minum obat dan memiliki sedikit keterampilan

sosial (Porkony dkk, 2008).

2. Gejala kekambuhan

Beberapa gejala kambuh yang perlu diidentifikasi oleh klien

dan keluarganya (Yosep, 2007) yaitu :

a. Menjadi ragu-ragu dan serba takut (Nervous)

b. Tidak ada nafsu makan

c. Sukar konsentrasi

d. Sulit tidur

e. Depresi

f. Tidak ada minat

g. Menarik diri

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kekambuhan gangguan

jiwa

Ada beberapa hal yang bisa memicu kekambuhan skizofrenia,

antara lain tidak minum obat dan tidak kontrol ke dokter secara

teratur, menghentikan sendiri obat tanpa persetujuan dari

dokter, kurangnya dukungan dari keluarga dan masyarakat,

serta adanya masalah kehidupan yang berat yang membuat

stress (Akbar, 2008).

Page 34: HUBUNGAN TIPE KEPRIBADIAN DENGAN KEKAMBUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-purwantini-1543-1-skripsi_-).pdf · tahun (D ata Rekam Medik Rumah Sakit Jiwa

21

Faktor penyebab klien kambuh dan perlu dirawat di rumah

sakit jiwa menurut Keliat, (2005) yaitu :

a. Klien

Secara umum bahwa klien yang minum obat secara tidak

teratur mempunyai kecenderungan untuk kambuh. Hasil

penelitian menunjukkan 25% sampai 50% klien yang

pulang dari rumah sakit jiwa tidak memakan obat secara

teratur. Klien kronis, khususnya skizofrenia sukar

mengikuti aturan minum obat karena adanya gangguan

realitas dan ketidakmampuan mengambil keputusan. Di

rumah sakit perawat bertanggung jawab dalam pemberian

atau pemantauan pemberian obat, di rumah tugas perawat

digantikan oleh keluarga.

b. Dokter (pemberi resep)

Minum obat yang teratur dapat mengurangi kekambuhan,

namun pemakaian obat neuroleptik yang lama dapat

menibulkan efek samping yang dapat menggangu hubungan

sosial seperti gerakan yang tidak terkontrol. Pemberian

resep diharapkan tetap waspada mengidentifikasi dosis

terapeutik yang dapat mencegah kekambuhan dan efek

samping.

Page 35: HUBUNGAN TIPE KEPRIBADIAN DENGAN KEKAMBUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-purwantini-1543-1-skripsi_-).pdf · tahun (D ata Rekam Medik Rumah Sakit Jiwa

22

c. Penanggung jawab klien (case manager)

Setelah klien pulang ke rumah maka penanggung jawab

kasus mempunyai kesempatan yang lebih banyak untuk

bertemu dengan klien, sehingga dapat mengidentifikasi

gejala dini dan segera mengambil tindakan.

d. Keluarga

Ekspresi emosi yang tinggi dari keluarga diperkirakan

menyebabkan kekambuhan yang tinggi pada klien. Hal lain

adalah klien mudah dipengaruhi oleh stress yang

menyenangkan maupun yang menyedihkan. Keluarga

mempunyai tanggung jawab yang penting dalam proses

perawatan di rumah sakit jiwa, persiapan pulang dan

perawatan di rumah agar adaptasi klien berjalan dengan

baik. Kualitas dan efektifitas perilaku keluarga akan

membantu proses pemulihan kesehatan klien sehingga

status klien meningkat. Beberapa peneliti menunjukkan

bahwa salah satu faktor penyebab kambuh gangguan jiwa

adalah perilaku keluarga yang tidak tahu cara menangani

klien Skizofrenia di rumah .

Page 36: HUBUNGAN TIPE KEPRIBADIAN DENGAN KEKAMBUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-purwantini-1543-1-skripsi_-).pdf · tahun (D ata Rekam Medik Rumah Sakit Jiwa

23

2.2. Keaslian penelitian

Tabel I. Keaslian Penelitian

No Nama

Peneliti

Judul Metode dan Hasil

1 Astri Eko

Sri

Handayani

(2012)

Hubungan terapi

keluarga dengan

kekambuhan pasien

perilaku kekerasan di

Ruang Rawat Inap

RSJD Surakarta

Hasil dari penelitian astri

bahwa terapi keluarga ada

hubungannya dengan

kekambuhan pasien perilaku

kekerasan.

2 Sri

Sejatining

sih Nunuk

Hubungan Tingkat

Pengetahuan Keluarga

Terhadap Tingkat

Kekambuhan Klien

dengan Perilaku

Kekerasan di Rumah

Sakit Jiwa Daerah

Surakarta

Adapun hasil penelitian

tersebut adalah terdapat

pengaruh yang signifikan

antara tingkat pengetahuan

dengan tingkat kekambuhan.

Dari 88 responden sebagian

besar mempunyai pengetahuan

tinggi sebanyak 45 responden

(51,1%), responden dengan

tingkat pengetahuan sedang

sebanyak 34 responden

(38,6%) dan responden dengan

pengetahuan rendah sebanyak

9 responden (10,3%). Dari

hasil perhitungan diperoleh

hasil bahwa Pearson Chi

Square sebesar 56,313 dengan

signifikansi 0,000

3 Edi

Wiyono

Pengaruh Dukungan

Keluarga terhadap

Desain penelitian ini adalah

kuantitatif

Page 37: HUBUNGAN TIPE KEPRIBADIAN DENGAN KEKAMBUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-purwantini-1543-1-skripsi_-).pdf · tahun (D ata Rekam Medik Rumah Sakit Jiwa

24

(2008) Frekuensi Kekambuhan

Pasien Skizofrenia di

IGD RSJD Surakarta

ekspalanatorydengan studi

kasus kontrol. Pearson Chi

Square sebesar 56,313 dengan

signifikansi 0,000.

Page 38: HUBUNGAN TIPE KEPRIBADIAN DENGAN KEKAMBUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-purwantini-1543-1-skripsi_-).pdf · tahun (D ata Rekam Medik Rumah Sakit Jiwa

25

2.3. Kerangka Teori

Gambar 2. Kerangka Teori

( Hawari, 2009; Iyus yosef, 2009; Purwa, 2012)

Faktor kekambuhan

a. Klienb. Dokterc. Case managerd. keluarga

Gangguan jiwapada Remaja

Penyebab gangguanJiwa:

a. Disabilityb. Distresc. Peningkatan

resikod. Tipe

kepribadian Ekstrovert

danintrovert

Gapasioneerdem

Choleric Sentimentil Nervenzen Flagmaciti Sanguinic Amform

Tanda dan gejala

a. Keteganganb. Gangguan kognisi pada

persepsic. Gangguan kemauand. Gangguan psikomotore. Gangguan emosi

Kambuh

Gejala Kambuh

Ragu,takut,nafsu makanmenurun,sulitkonsentrasi,depresi,sulit tidur, menarikdiri,tidak ada minat

Jenis

a. Skizofreniab. Depresic. Kecemasand. Perilaku anak dan

remajae. Gangguan Mental

Organikf. Psikosomatisg. Retardasi mental

Page 39: HUBUNGAN TIPE KEPRIBADIAN DENGAN KEKAMBUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-purwantini-1543-1-skripsi_-).pdf · tahun (D ata Rekam Medik Rumah Sakit Jiwa

26

2.4. Kerangka Konsep

Variabel bebas Variabel terikat

Gambar 3. Kerangka konsep

2.5. Hipotesa Penelitian

Hipotesa adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah Penelitian

( Sugiyono,2010)

H1 atau Ha : Ada hubungan antara tipe kepribadian dengan

kekambuhan gangguan jiwa pada remaja

Ho : Tidak ada hubungan antara tipe kepribadian dengan

kekambuhan gangguan jiwa pada remaja

Tipe kepribadian Kekambuhan gangguan jiwa padaRemaja

Page 40: HUBUNGAN TIPE KEPRIBADIAN DENGAN KEKAMBUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-purwantini-1543-1-skripsi_-).pdf · tahun (D ata Rekam Medik Rumah Sakit Jiwa

27

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini adalah Penelitian kuantitatif dalam bentuk penelitian

korelasional yaitu penelitian dengan menggunakan konsep statistik sebagai

analisis data dan adanya pengaruh antara dua variabel pada suatu sisi

kelompok subyek yang digunakan untuk melihat adanya pengaruh antara

variabel yang satu dengan yang lainya (Sugiyono, 2006)

Pendekatan yang dilakukan dengan cross sectional yaitu suatu

penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor resiko

dengan efek, dengan cara observasi atau pengumpulan data sekaligus pada

suatu saat ( point time approach) (Notoatmojo,2005).

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Ruang rawat inap RSJD Surakarta pada

tanggal 22 Mei sampai dengan 22 Juni 2015.

3.3. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau

subjek yang mempunyai kualitas karakteristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya

Page 41: HUBUNGAN TIPE KEPRIBADIAN DENGAN KEKAMBUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-purwantini-1543-1-skripsi_-).pdf · tahun (D ata Rekam Medik Rumah Sakit Jiwa

28

(Sugiyono, 2006). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien

remaja yang dirawat di ruang tenang ( sub akut) di RSJD Surakarta dan

jumlah pasien 120 pasien remaja.

2. Sampel

Sampel merupakan bagian dari populasi terjangkau yang dapat

digunakan sebagai subjek penelitian melalui sampling. Besar sampel untuk

penelitian dapat ditentukan dengan rumus (Nursalam, 2008):

n = 21 dN

N

= 21,01201

120

= 01,01201

120

=

012,1

120 = 54,5

Jadi sampel yang peneliti gunakan adalah 54,5 dibulatkan menjadi 55

pasien gangguan jiwa pada remaja.

Keterangan :

n : Jumlah sampel

N : Jumlah populasi

d : Tingkat signifikan

Dari penghitungan sampel diatas maka penulis akan menggunakan sampel

sejumlah 54,5dibulatkan menjadi 55 pasien gangguan jiwa pada remaja.

Tehnik sampling yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah

probality sampling yaitu bahwa setiap subyek dalam populasi mempunyai

kesempatan untuk terpilih atau tidak terpilih sebagai sampel (Sugiyono

2009). Untuk pengambilan sampel dengan Tehnik Proportionated random

Page 42: HUBUNGAN TIPE KEPRIBADIAN DENGAN KEKAMBUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-purwantini-1543-1-skripsi_-).pdf · tahun (D ata Rekam Medik Rumah Sakit Jiwa

29

sampling populasi mempunyai anggota atau unsur yang tidak homogen

yaitu dengan penentuan sampel sesuai dengan proporsi tiap ruangan.

Ruangan yang peneliti gunakan adalah Drupadi, Srikandi, Larasati,

Ayodya, Abimanyu, Sadewa, Nakulo, Kreshna.

Rumus persempel

ni =Keterangan

ni = jumlah sampel menurut stratum

Ni= jumlah populasi menurut stratum

N= jumlah populasi keseluruhan

n= jumlah sampel keseluruhan

Penghitungan untuk sampel keseluruhan :

1. Ruang Drupadi

xnN

Nini

55120

13xni = 5,9 dibulatkan menjadi 6 pasien

2. Ruang Srikandi

xnN

Nini

55120

21xni = 9,6 dibulatkan menjadi 10 pasien

3. Ruang Larasati

Page 43: HUBUNGAN TIPE KEPRIBADIAN DENGAN KEKAMBUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-purwantini-1543-1-skripsi_-).pdf · tahun (D ata Rekam Medik Rumah Sakit Jiwa

30

xnN

Nini

55120

18xni = 8,2 dibulatkan menjadi 8 pasien

4. Ruang Arjuna

xnN

Nini

55120

13xni = 5,9 dibulatkan menjadi 6 pasien

5. Ruang Abimanyu

xnN

Nini

55120

16xni = 7,3 dibulatkan menjadi 7 pasien

6. Ruang Nakula

xnN

Nini

55120

16xni = 7,3 dibulatkan menjadi 7 pasien

7. Ruang Sadewa

xnN

Nini

55120

11xni = 5,04 dibulatkan menjadi 5 pasien

8. Ruang Kresna

Page 44: HUBUNGAN TIPE KEPRIBADIAN DENGAN KEKAMBUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-purwantini-1543-1-skripsi_-).pdf · tahun (D ata Rekam Medik Rumah Sakit Jiwa

31

xnN

Nini

55120

12xni = 5,5 dibulatkan menjadi 6 pasien

Kriteria pasien yang diambil adalah sebagai berikut :

a. Kriteria Inklusi

1) Pasien remaja usia 11 - 22 tahun yang sedang dirawat inap di

RSJD Surakarta

2) Bersedia menjadi responden

3) Pasien remaja yang mampu berkomunikasi secara verbal dan

kooperatif.

b. Kriteria Ekslusi

1) Pasien usia remaja yang sudah menikah

2) Pasien dengan gangguan mental organik atau retardasi mental.

3) Tidak bisa membaca atau menulis.

3.4. Variabel , Definisi Operasioal, dan Skala Pengukuran

1. Variabel

a. Variabel independen (Variabel bebas) yaitu variabel yang nilainya

menentukan variabel yang lain. Variabel independen pada penelitian

ini adalah tipe kepribadian.

Page 45: HUBUNGAN TIPE KEPRIBADIAN DENGAN KEKAMBUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-purwantini-1543-1-skripsi_-).pdf · tahun (D ata Rekam Medik Rumah Sakit Jiwa

32

b. Variabel dependen (Variabel Terikat) yaitu variabel yang nilainya

ditentukkan oleh variabel yang lain. Variabel dependen pada

penelitian ini Kekambuhan pasien gangguan jiwa pada remaja.

2. Definisi Operasional

No Variabel Alat ukur Hasil Ukur Skala1 Independent :

Tipekepribadianadalah corakatau tingkahlaku yangdilakukanseseorangmeliputi Tipekepribadianintrovert danekstrovert.

KuisionerDengan jumlah 40 itemPernyataan. Ekstrovert20Ya : 2Tidak : 1Pernyataan Introvert 20pernyataanYa :1Tidak : 2

Introvert : 1Ekstrovert: 2

Nominal

2 Dependent:Kekambuhanpasiengangguan jiwapada remajaKekambuhanyaitu kondisipasien dirawatkembali dengansakit yang samadan dirawatkembali.

Data RekamMedik

Rendah: 2-3 kalisedang: 4-5 kaliTingg :> 6 kali

JumlahBerapa kalipasien dirawat dalam2 Tahunterakhir

Rendah : 1Sedang : 2Tinggi : 3

Ordinal

3.5. Alat penelitian dan cara pengumpulan data

1. Alat Penelitian digunakan untuk mengetahui tipe kepribadian

menggunakan kuesioner sejumlah 40 item 20 pernyataan pada no ganjil

untuk menentukan Tipe introvert dengan nilai 40-60 jawaban ya dengan

nilai 1 jawaban tidak dengan nilai 2 dan 20 item pada no genap ekstrovert

Page 46: HUBUNGAN TIPE KEPRIBADIAN DENGAN KEKAMBUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-purwantini-1543-1-skripsi_-).pdf · tahun (D ata Rekam Medik Rumah Sakit Jiwa

33

dengan nilai 61-80 jawaban ya diberi nilai 2 dan jawaban tidak diberi nilai

1 untuk nilai. Kekambuhan dapat dilihat melalu catatan medis sesuai

dengan register dan pencatatan rawat inap pasien selama 2 tahun terakhir

dengan penghitungan rendah : 2-3 kali, sedang:4-5 kali tinggi :> 6 kali.

2. Prosedur Pengumpulan data

Jalannya penelitian dilaksanakan sebagai berikut :

1. Tahap Persiapan ( Tahap Orientasi)

a. Persiapan kuesioner dan format observasi yang disusun oleh peneliti.

b. Pengurusan perijinan dan meminta kesediaan subyek penelitian atas

partisipasi dalam penelitian yang dilakukan.

c. Uji coba kuesioner telah dilaksanakan di RSJ Soedjawardi Klaten

pada tanggal 12 Mei sampai dengan 21 Mei 2015 Pemilihan subyek

penelitian sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan dengan

jumlah responden 30 responden.

2. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Tanggal 22 Mei sampai

dengan 22 Juni 2015 di RSJD Surakarta. Pelaksanaan penelitian ini

dimulai dengan menjelaskan tujuan penelitian, kemudian memberikan

informed concent kemudian melakukan pengambilan data dengan cara

membagikan kuesioner kepada responden.

Page 47: HUBUNGAN TIPE KEPRIBADIAN DENGAN KEKAMBUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-purwantini-1543-1-skripsi_-).pdf · tahun (D ata Rekam Medik Rumah Sakit Jiwa

34

3. Pelaporan

Penyelesaian penelitian dilakukan dengan pengolahan dan analisa data

yang telah didapatkan, selanjutnya dilakukan penyusunan dalam bentuk

laporan penelitian. Pelaporan penelitian akan dilakukan dengan SPSS

versi 17

3. Uji Validitas dan Reliabilitas

a. Validitas

Validitas adalah alat seberapa cermat suatu alat ukur itu melakukan

fungsi ukurnya. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat

mengungkap data dan variabel yang diteliti secara cermat. Tinggi

rendahnya validitas dari instrumen menunjukkan sejauh mana data yang

terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang

dimaksud (Arikunto, 2006). Uji validitas telah dilaksanakan di RSJD

Klaten dengan 30 sampel pada tanggal 12 Mei sampai dengan 21 Mei

2015.

Rumus penghitungan validitas dengan rumus korelasi product

moment dari Pearson yaitu :

rxy =

2222 .. yyNxxN

yxxyN

Keterangan :

x : Pertanyaan nomer tertentu

y : Skor total

N : Jumlah responden

Page 48: HUBUNGAN TIPE KEPRIBADIAN DENGAN KEKAMBUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-purwantini-1543-1-skripsi_-).pdf · tahun (D ata Rekam Medik Rumah Sakit Jiwa

35

Hasil perhitungan tiap-tiap item akan dibandingkan dengan tabel

nilai Product Moment. Jika r hitung lebih besar dari koefisien nilai tabel

kritis, maka instrumen yang diujicobakan dinyatakan valid. Instrument

diuji cobakan pada 30 pasien di Rumah Sakit Soedjarwadi klaten dan

merupakan sampel penelitian dengan didapatkan nilai r hitung 0,380 –

0,826 berarti dapat disimpulkan bahwa instrument ini valid.

b. Realibilitas

Reliabilitas alat ukur pada prinsipnya menunjukkan sejauh mana

suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat

pengumpul data karena instrumen itu sudah baik (Suharsimi, 2008).

Reliabilitas alat ukur dalam penelitian ini diukur dengan uji

reliabilitas alpha cronbachyaitu :

Rn =

2

21

1

k

k

Keterangan :

Rn : Reliabilias instrumen

k : Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya butir soal

b2 : Jumlah varian butir

21 : Varian total

Uji reliabilitas adalah untuk mengukur suatu kuesioner yang

merupakan indikator dari variabel atau konstruk (Ghozali, 2009). Suatu

kuesioner dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap

pernyataan tersebut konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.

Page 49: HUBUNGAN TIPE KEPRIBADIAN DENGAN KEKAMBUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-purwantini-1543-1-skripsi_-).pdf · tahun (D ata Rekam Medik Rumah Sakit Jiwa

36

Untuk mengukur reliabilitas digunakan uji statistik Cronbach Alfa

(α). Suatu variable dikatakan reliable jika memberikan nilai Cronbach’s

Alfa > 0,70. sedangkan, jika sebaliknya data tersebut dikatakan tidak

reliable (Ghozali, 2009).

Instrument diuji cobakan pada 30 klien Rumah Sakit Soedjarwadi

klaten dan merupakan sampel penelitian dengan didapatkan nilai Alfa

Cronbach 0,939 berarti dapat disimpulkan bahwa instrument ini reliabel

karena nilai Alfa Cronbach melebihi 0,70.

3.6. Tehnik pengolahan dan Analisa Data

1. Tehnik pengolahan data

a. Editing

Setelah data dikumpulkan maka dilakukan koreksi terhadap

kelengkapan data dengan meneliti kembali kelengkapan pengisian,

keterbacaan, kejelasan makan jawaban, menghilangkan keragu-raguan

data, relevansi jawaban dan keseragaman satuan data.

b. Coding

Mengklasifikasikan jawaban responden menurut macamnya dengan

cara menandai masing-masing jawaban dengan skor jawaban.

1. Tipe kepribadian :

a. Kode 1 untuk pasien introvert dengan skor 30-45

b. Kode 2 untuk pasien ekstrovert dengan skor 46-60

Page 50: HUBUNGAN TIPE KEPRIBADIAN DENGAN KEKAMBUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-purwantini-1543-1-skripsi_-).pdf · tahun (D ata Rekam Medik Rumah Sakit Jiwa

37

2. Kekambuhan

a) Kekambuhan Ringan dengan kode 1 : Skor 2-3 kali

b) Kekambuhan sedang dengan kode 2 : Skor 4-5 kali

c) Kekambuhan Berat dengan kode 3 : Skor > 6 kali.

c. Entry Data

Entry data dilakukan dengan komputer menggunakan software SPSS

for windows versi 17.0 e.

d. Clearing

Peneliti mengoreksi data bila ditemukan penomoran yang salah atau

huruf-huruf yang kurang jelas.

e. Tabulating

Mengelompokkan data ke dalam bentuk tabel tertentu menurut sifat

yang dimiliki sesuai dengan tujuan penelitian, kemudian diamsukkan

dalam tabel.

3. Analisa data

a. Analisis Univariat

Dalam penelitian ini, analisis univariat dilakukan pada karakteristik

responden dan variabel penelitian. Data dinyatakan dengan distribusi

frekuensi dan persen (%).

Analisa univariat meliputi :

1. Karakteristik Pasien : usia, jenis kelamin

Page 51: HUBUNGAN TIPE KEPRIBADIAN DENGAN KEKAMBUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-purwantini-1543-1-skripsi_-).pdf · tahun (D ata Rekam Medik Rumah Sakit Jiwa

38

2. Tipe kepribadian remaja di RSJD Surakarta: introvert dan

ekstrovert

3. Kekambuhan jiwa pada remaja di RSJD Surakarta : Kekambuhan

ringan, sedang ,berat

b. Analisis Bivariat

Analisis bivariat untuk mengetahui hubungan antar variabel

independent dan variabel dependent. Dalam Penelitian ini

menganalisa hubungan 2 variabel yaitu tipe kepribadian dengan

kekambuhan pasien gangguan jiwa pada remaja.

Analisis menggunakan analisis Kendalls Tau Corelation.

Penggunaan Kendalls Tau Corelation sesuai untuk analisa dalam

penelitian ini karena mampu mengukur keeratan hubungan diantar 2

variabel dengan data ordinal yang terdistribusi Uji Korelasi Kendall

Tau (τ) . Menurut Sugiyono (2010) korelasi Kendall Tau (τ)

digunakan untuk mencari hubungan dan menguji hipotesis antara dua

variabel atau lebih, bila data berbentuk ordinal atau rangking. Teknik

ini digunakan untuk menganalisis sampel yang jumlah anggotanya

lebih dari 10.

τ= ΣA – Σ BN (N – 1)

2

Keterangan :

τ= koefisien korelasi Kendall Tau yang besarnya (-1< τ< 1)

A= jumlah rangking atas

Page 52: HUBUNGAN TIPE KEPRIBADIAN DENGAN KEKAMBUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-purwantini-1543-1-skripsi_-).pdf · tahun (D ata Rekam Medik Rumah Sakit Jiwa

39

B= jumlah rangking bawah

n = jumlah anggota sampel

Hasil dari uji reabilitas diatas sebagai berikut :

1) Apabila τ > 0,05 maka H1 ditolak atau H0 diterima artinya tidak

ada hubungan antara tipe kepribadian dengan kekambuhan pasien

gangguan jiwa pada remaja di RSJD Surakarta.

2) Apabila τ < 0,05 maka H1 diterima atau H0 ditolak artinya ada

hubungan antara tipe kepribadian dengan kekambuhan pasien

gangguan jiwa pada remaja di RSJD Surakarta.

Hasil dari analisis bivariat di dapatkan hasil 0,01 maka hal ini

dinyatakan bahawa ada hubungan antara tipe kepribadian dengan

kekambuhan pasien gangguan jiwa pada remaja di RSJD Surakarta

karena hasil 0,01< 0,05.

3.7. Etika Penelitian

Etika penelitian ini meliputi :

1. Melakukan perijinan atau surat-menyurat pada tempat penelitian dan

yang terkait dengan penelitian.

2. Informed Consent (Lembar persetujuan)

Diberikan kepada informan yang diteliti. Tujuannya adalah agar

subyek mengetahui maksud dan tujuan penelitian jika subyek bersedia

diteliti maka harus menandatangani lembar persetujuan, jika subyek

menolak untuk diteliti maka tidak dipaksa dan tetap menghormati

haknya.

Page 53: HUBUNGAN TIPE KEPRIBADIAN DENGAN KEKAMBUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-purwantini-1543-1-skripsi_-).pdf · tahun (D ata Rekam Medik Rumah Sakit Jiwa

40

3. Anonimity (Tanpa nama)

Dalam penelitian ini diperhatikan azas anonimitas yaitu tanpa

mencantumkan nama informan atau sampel untuk menjaga privacy

informan.

4. Confidentiality (Kerahasiaan)

Dalam penelitian ini diperhatikan azas kerahasiaan yaitu menjaga

informasi dari catatan medis, sampel atau informan dan tidak menyebar

luaskan.

Page 54: HUBUNGAN TIPE KEPRIBADIAN DENGAN KEKAMBUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-purwantini-1543-1-skripsi_-).pdf · tahun (D ata Rekam Medik Rumah Sakit Jiwa

41

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta merupakan rumah sakit

pemerintah yang didirikan tahun 1918 dan diresmikan pada tanggal 17 Juli

1919 yang menempati areal seluas ± 0,65 Ha dengan kapasitas tampung

sebanyak 200 tempat tidur. Dalam pembengunannya daya tampungnya

menjadi 216 tempat tidur. Berdasarkan SK Menkes RI No.

135/SK/Menkes/IV/1978 ditetapkan sebagai rumah sakit jiwa tipe A

dengan eselen IIB. Tanggal 3 Pebruari 1986 Rumah Sakit Jiwa Surakarta

menempati lokasi baru ditepian sungai Bengawan Solo seluas 10 Ha

dengan daya tampung saat ini tersedia 256 tempat tidur dengan prospek

masa depan sesuai program 7 (tahap) pembangunan penuh dapat

menampung 700 tempat tidur.

Pada 14 Maret 1987 gedung perkantoran RSJ yang baru diresmikan

pemakaiannya oleh bapak Menkes RI NJo. 097/Menkes/SK/II/1991

tentang pedoman tata persuratan Depkes RI maka rumah sakit jiwa

Surakarta berubah nama menjadi Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta.

Pelayanan di RS Jiwa Surakarta meliputi pelayanan pencegahan, rawat

jalan, rawat inap, gawat darurat, penunjang diagnostik, pelayanan terapi

Bio-psiko-sosial dan pelayanan rehabilitasi. Pada tahun 2012 didirikan

instalasi pertumbuhan dan perkembangan anak yang digunakan untuk

Page 55: HUBUNGAN TIPE KEPRIBADIAN DENGAN KEKAMBUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-purwantini-1543-1-skripsi_-).pdf · tahun (D ata Rekam Medik Rumah Sakit Jiwa

42

melakukan perawatan dan konsultasi bagi pasien anak yang mengalami

kelainan perilaku dan gangguan jiwa serta didirikan psikologi eksekutif

yang diperuntukkan pasien umum selain pasien yang mengalami gangguan

jiwa. Pada tahun 2012 untuk poliklinik gigi berdiri sendiri yang juga

melayani pasien umum selain pasien yang mengalami gangguan jiwa.

4.2. Hasil Penelitian

1. Karakteristik Responden

a. Distribusi pasien berdasarkan jenis kelamin

Tabel 4.1. Distribusi frekuensi pasien remaja berdasarkan jeniskelamin di RSJD Surakarta tahun 2015 (n = 55)

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)

Laki-laki 13 23,6

Perempuan 42 76,4

Jumlah 55 100,0

Berdasarkan tabel 4.1. di atas dapat diketahui bahwa pasien

yang menjadi responden penelitian terdiri dari 13 orang ( 23,6%)

berjenis kelamin laki-laki dan 42 orang (76,4%) berjenis kelamin

perempuan.

b. Distribusi responden Berdasarkan Usia

Tabel 4.2. Distribusi frekuensi responden berdasarkan usia di RSJDSurakarta Tahun 2015 (n = 55)

Usia Pasien (tahun) Frekuensi Persentase (%)

≥17 31 56,3

<17 24 43,7

Jumlah 55 100,0

Page 56: HUBUNGAN TIPE KEPRIBADIAN DENGAN KEKAMBUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-purwantini-1543-1-skripsi_-).pdf · tahun (D ata Rekam Medik Rumah Sakit Jiwa

43

Berdasarkan tabel 4.2. di atas dapat diketahui bahwa pasien

yang menjadi responden penelitian terdiri dari usia yang kurang dari 17

tahun dan Pasien yang menjadi responden penelitian ini paling banyak

(56,3%) berasal dari kelompok umur ≥17 tahun.

c. Berdasarkan Pendidikan

Tabel 4.3. Distribusi frekuensi pasien berdasarkan pendidikan di RSJDSurakarta Tahun 2015 (n = 55)

Pendidikan Responden Frekuensi Persentase (%)

SD 13 23,6

SMP 16 29,0

SLTA 26 47,4

Jumlah 55 100,0

Berdasarkan tabel 4.3. diatas dapat diketahui bahwa

pendidikan responden paling banyak adalah SLTA sejumlah 26 orang

( 47,4%) dan paling sedikit adalah pendidikan SD sejumlah 13 orang

( 23,6%).

2. Analisis Univariat

Analisis univariat dilakukan untuk mendeskripsikan masing-

masing variabel penelitian yaitu kekambuhan dan tipe kepribadian

a. Berdasarkan tipe kepribadian

Tabel.4.4. Distribusi frekuensi berdasarkan Tipe kepribadiandi RSJD Surakarta Tahun 2015 (n = 55)

Tipe kepribadian Frekuensi Prosentase

Ekstrovert 25 45,4%

Introvert 30 54,6%

Jumlah 55 100%

Page 57: HUBUNGAN TIPE KEPRIBADIAN DENGAN KEKAMBUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-purwantini-1543-1-skripsi_-).pdf · tahun (D ata Rekam Medik Rumah Sakit Jiwa

44

Berdasarkan tabel 4.4 di ketahui bahwa dari 55 responden yang

berada di RSJD Surakarta yang mengalami kekambuhan dengan tipe

introvert lebih banyak yaitu 30 orang (54%) dan yang ekstrovert 25

responden ( 45,6%).

b. Berdasarkan Tingkat Kekambuhan

Tabel.4.5. Distribusi frekuensi pasien berdasarkan Kekambuhan diRSJD Surakarta Tahun 2015 (n = 55)

Tingkat Kekambuhan Frekuensi Persentase (%)

Rendah 16 29,1

Sedang 28 50,9

Tinggi 11 20,0

Jumlah 55 100,0

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa pasien yang

mengalami kekambuhan sedang sejumlah 27 pasien atau (49,1%).

Sedangkan pasien yang tingkat kekambuhan rendah dengan jumlah 16

responden (29,1%) serta dengan kekambuhan tingkat tinggi sejumlah 11

responden (20,0).

3. Analisis Bivariat

Hubungan Tingkat kekambuhan berdasarkan tipe kepribadian

Tabel 4.6.Distribusi Silang Responden berdasarkan Tingkat kekambuhandan Tipe kepribadian

Tipe

Kepribadian

Tingkat kekambuhanTotal

Tinggi Sedang Rendah

Ekstrovert 10 9 6 25

Introvert 6 19 5 30

Total 16 28 11 55

Page 58: HUBUNGAN TIPE KEPRIBADIAN DENGAN KEKAMBUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-purwantini-1543-1-skripsi_-).pdf · tahun (D ata Rekam Medik Rumah Sakit Jiwa

45

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa tingkat kekambuhan

tingkat sedang yang paling banyak baik pasien kepribadiannya ekstrovert

maupun introvert yaitu dari 55 responden ada 28 responden yang

mengalami kekambuhan sedang.

Tabel 4.6. Hasil Uji Kendalls Tau

Variabel P valve r

Hubungan antara tipe

kepribadian dan

kekambuhan

0,000 0,486

Berdasarkan hasil uji analisis dapat diketahui p valve tabel sebesar

0,000<0,05 maka disini dikatakan bahwa adanya hubungan antara tipe

kepribadian dengan kekambuhan pasien gangguan jiwa pada remaja. Nilai

r = 0,486 artinya ada hubungan antara tipe kepribadian dengan

kekambuhan pasien gangguan jiwa pada remaja di RSJD Surakarta.

Page 59: HUBUNGAN TIPE KEPRIBADIAN DENGAN KEKAMBUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-purwantini-1543-1-skripsi_-).pdf · tahun (D ata Rekam Medik Rumah Sakit Jiwa

46

BAB V

PEMBAHASAN

5.1. Tipe kepribadian

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa tipe kepribadian paling

banyak adalah introvert sejumlah 30 responden (54,50%) Hal tersebut

sesuai dengan teori (Purwa A 2012) menyatakan bahwa pasien yang

mempunyai tipe kepribadian Introvert perhatiannya lebih mengarah pada

dirinya. Sifat yang dimiliki oleh orang yang berkepribadian introvert

adalah cenderung diliputi kekawatiran, mudah malu dan canggung, lebih

senang bekerja sendiri, sulit menyesuiakan diri dan jiwanya agak tertutup.

Ciri lain dari seseorang yang introvert misalnya cenderung menarik diri

dari lingkungan, lemah dalam penyesuaian sosial, lebih menyukai kegiatan

dalam rumah, menunjukkan ciri sangat tenang, santai, tidak memiliki

ambisi berlebihan, kurang rentan terhadap stres kerja dan penyakit jantung.

Tipe kepribadian merupakan salah satu penyebab gangguan jiwa.

Seseorang yang memiliki kepribadian pendiam atau introvert lebih rentan

terjadi gangguan kejiwaan ( Dadang Hawari 2009 ). Gangguan kepribadian

dapat berlangsung lama karena karakteristik kepribadian tidak mudah

diubah (Videbeck, 2008 ).

Menurut pendapat Rio Yanuar tahun 2009 dengan judul analisis

faktor yang berhubungan dengan kejadian gangguan jiwa di desa paringan

kecamatan jenangan kabupatenPonorogoditemukan bahwa jumlah

Page 60: HUBUNGAN TIPE KEPRIBADIAN DENGAN KEKAMBUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-purwantini-1543-1-skripsi_-).pdf · tahun (D ata Rekam Medik Rumah Sakit Jiwa

47

penderita gangguan jiwa dengan tipe kepribadian ekstrovert di desa

Paringan sebesar 13,33% atau 4 responden Umumnya pasien yang

mempunyai tipe kepribadian ini apabila bertemu dengan orang lain

cenderung akan berinteraksi. Sisanya sebesar 86,67% atau 26 responden

dengan tipe kepribadian introvert. Besarnya jumlah tersebut menegaskan

bahwa mayoritas pasien memiliki tipe kepribadian introvert. Tipe

kepribadian introvert lebih tertuju kepada tenaga/potensi yang

mendasarinya, orang dengan tipe kepribadian introvert bersifat intuitif dan

berkecenderungan menghayal, merenung dan merencanakan serta ragu-

ragu dalam mencapai keputusan akhir.

Remaja sudah mulai pengungkapan kebebasan diri, mencari

teman sebaya lebih selektif, memiliki citra (gambaran, keadaan, peranan)

terhadap dirinya, dapat mewujudkan perasaan cinta dan memiliki

kemampuan berpikir khayal atau abstrak (Widyastuti dkk, 2009).

5.2. Kekambuhan

Dari hasil analisa data peneliti bahwa dari 55 responden ada paling

banyak ada 17 responden yang mengalami kekambuhan berulang. Pasien

gangguan jiwa akan mengalami kekambuhan salah satu faktornya adalah

dirinya sendiri. Seorang remaja akan mencari jati dirinya dan apabila tidak

sesuai dengan keinginannya maka seorang remaja akan mengalami

gangguan jiwa. Dalam hal ini sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh

(Akbar 2008). Ada beberapa hal yang bisa memicu kekambuhan

skizofrenia, antara lain tidak minum obat dan tidak kontrol ke dokter

Page 61: HUBUNGAN TIPE KEPRIBADIAN DENGAN KEKAMBUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-purwantini-1543-1-skripsi_-).pdf · tahun (D ata Rekam Medik Rumah Sakit Jiwa

48

secara teratur, menghentikan sendiri obat tanpa persetujuan dari dokter,

kurangnya dukungan dari keluarga dan masyarakat, serta adanya masalah

kehidupan yang berat yang membuat gangguan jiwa .

Apabila seorang remaja dalam mencari jati diri dengan baik maka

mereka akan mendapatkan ketahanan mental yang bagus sehingga tidak

akan mengalami kekambuhan. Apabila pasien remaja sudah mengalami

gangguan jiwa maka pasien remaja tersebut tidak mampu mengambil

keputusan dan rentan terjadi gangguan jiwa apabila dukungan keluarga

tidak ada. Sesuai dengan teori Keliat (2009) mengatakan bahwa

ketidakmampuan pengambilan keputusan dapat menjadikan penyebab

kekambuhan pasien gangguan jiwa. Hal ini di dukung oleh Akbar (2008),

salah satu faktor yang dapat memicu kekambuhan adalah kurangnya

dukungan dari keluarga.

Menurut Iyus Yosef (2009) mengatakan bahwa seorang yang

menginjak masa remaja akan terjdi perubahan pada fisik baik pada seorang

wanita atau laki-laki. Pada kejiwaaanya akan terjadi pergolakan yang hebat

Pada masa ini seorang remaja , mencoba kemampuannya dan adanya sifat

egosentrik yaitu bersiat menentang terhadap otoritas , senang berkelompok

dan idelais.

5.3. Hubungan tipe kepribadian dengan kekambuhan

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa ada hubungan antara

tipe kepribadian dengan kekambuhan pasien gangguan jiwa pada remaja

Page 62: HUBUNGAN TIPE KEPRIBADIAN DENGAN KEKAMBUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-purwantini-1543-1-skripsi_-).pdf · tahun (D ata Rekam Medik Rumah Sakit Jiwa

49

karena p valve ( 0,000) hal ini dikatakan bahwa penelitian ini adalah

signifikan.

Menurut pendapat Iyus Yosef (2009) kepribadian juga turut

menjadi penyebab gangguan jiwa. Seseorang yang memiliki kepribadian

pendiam atau introvert lebih rentan terjadi gangguan kejiwaan.

Keseluruhan partisipan merupakan tipe pribadi yang pendiam dan rapi

dalam menyimpan permasalahan, dan seolah-olah tidak memiliki

permasalahan. Penderita psikotik mengelola konflik dan pemasalahan

hidupnya adalah dengan diam dan memendam di dalam dirinya sendiri.

Strategi memendam di dalam tidak hanya cermin kepribadian secara

individu, tetapi juga telah berakar dalam budaya jawa. Dengan kata lain,

mengontrol emosi dengan memendam didalam terlalu kuat mengakibatkan

gangguan perilaku seperti ngamuk.

Akbar (2008) juga mengungkapkan bahwa Tipe kepribadian

introvert perhatiannya lebih mengarah pada dirinya. Sifat yang dimiliki

oleh orang yang berkepribadian introvert adalah cenderung diliputi

kekawatiran, mudah malu dan canggung, lebih senang bekerja sendiri, sulit

menyesuiakan diri dan jiwanya agak tertutup.

Penelitian yang dilakukan oleh Astri Eko Sri Handayani (2012)

menunjukkan bahwa pasien dapat terjadi kekambuhan karena adannya

dukungan keluarga, dalam hal ini pasien yang peneliti lakukan adalah

seorang remaja sehingga dukungan keluarga sangatlah diperlukan

sehingga pasien yang mengalami gangguan jiwa tidak terjadi kekambuhan

Page 63: HUBUNGAN TIPE KEPRIBADIAN DENGAN KEKAMBUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-purwantini-1543-1-skripsi_-).pdf · tahun (D ata Rekam Medik Rumah Sakit Jiwa

50

yang berulang. Pasien remaja perlu pengawasan orang tua karena ada

beberapa perkembangan pasien remaja yang mengalami kebinggungan

memilih seorang teman atau bingung mencari jati dirinnya. Dengan

demikian maka pasien yang mengalami gangguan jiwa pada remaja

memerlukan kewaspadaan agar tidak terjadi kekambuhan yang berulang.

Page 64: HUBUNGAN TIPE KEPRIBADIAN DENGAN KEKAMBUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-purwantini-1543-1-skripsi_-).pdf · tahun (D ata Rekam Medik Rumah Sakit Jiwa

51

BAB VI

PENUTUP

6.1. SIMPULAN

1. Tipe kepribadian responden terbanyak di RSJD Surakarta adalah

introvert sejumlah 30 responden( 54,5%).

2. Kekambuhangangguan jiwa pada remajadi RSJDSurakarta yang terbanyak

adalah 28 responden (50,9%)

3. Ada hubungan antara tipe kepribadian dengan kekambuhan gangguan jiwa

pada remaja di RSJD Surakarta dengan nila p value0,000. Berdasarkan

hasil uji analisis dapt diketaui p value 0,000<0,05 dan nilai r= 0.486.

6.2. SARAN

1. Bagi Instansi RSJD Surakarta

Sebaiknya instansi lebih memperhatikan pasien gangguan jiwa pada remaja

terutama pasien yang mempunyai kepribadian introvert sehingga dalam

melakukan perawatan terhadap pasien dapat maksimal. Tindakan yang

dilakukan oleh instansi adalah melakukan pelatihan khusus pada perawat

tentang bagaimana merawat pasien dengan tipe kepribadian yang berbeda-

beda sehingga kita sebagai perawat dapat merawat pasien sebaik mungkin

sehingga tidak terjadi kekambuhan yang berulang.

2. Bagi Intitusi pendidikan

Sebaiknya intitusi pendidikan selalu menerapkan pada anak didiknya untuk

melakukan tindakan perawatan sesuai dengan teori yang telah di dapat

Page 65: HUBUNGAN TIPE KEPRIBADIAN DENGAN KEKAMBUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-purwantini-1543-1-skripsi_-).pdf · tahun (D ata Rekam Medik Rumah Sakit Jiwa

52

sehingga pasien remaja dapat di rawat dengan baik dan selanjutnya pasien

tersebut tidak mengalami kekambuhan.

3. Bagi peneliti lain

Peneliti lain sebaiknya melakukan penelitian tentang kekambuhan jiwa

dengan penyebab kekambuhan yang berbeda agar keluarga dan masyarakat

mengetahui bagaimana pasien jiwa dapat terjadi kambuh.

4. Bagi peneliti

Peneliti sebaiknya selalu meningkatkan ilmu pengetahuannya tentang

bagaimana merawat pasien remaja yang mengalami gangguan jiwa

sehingga tidak terjadi kekambuhan yang berulang.

Page 66: HUBUNGAN TIPE KEPRIBADIAN DENGAN KEKAMBUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-purwantini-1543-1-skripsi_-).pdf · tahun (D ata Rekam Medik Rumah Sakit Jiwa

53

DAFTAR PUSTAKA

Akbar, M, 2008, Skizofrenia psikosa (sakit jiwa). Jakarta ,Balai Pustaka

Azwar S,. 2010. Metode Penelitian. Yogyakarta : Rineka Cipta.

Andri, 2008, Kongres Nasional Skizofrenia V Closing The Treathment Gap for Schizophrenia.

Dariyo,2004, Psikologi perkembangan Remaja, EGC, Jakarta

Hawari D,.2009. Manajemen Stres, Cemas dan Depresi. edisi 1. Jakarta : FKUI

Hawari, D., 2003. Pendekatan Holistik Pada Gangguan Jiwa : Skizorenia. Balai Penerbit FKUI. Jakarta.

Iyus Yosep, S.Kp., M. Si, Keperawatan Jiwa, Refika Aditama Bandung, 2009

Isaacs, A., 2005, Panduan Belajar : Keperawatan Kesehatan Jiwa & Psikiatrik, Edisi 3, EGC, Jakarta

Keliat, B.A., 2005, Peran Serta Keluarga Dalam Perawatan Klien Gangguan Jiwa, EGC, Jakarta

NIMH, 2011, The Number Count Rental Disorder In Amerika

Notoatmodjo S,. 2007. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. (Edisi Pertama). Jakarta: Salemba Medika

Notosoedirjo dan latipun,2005, Kesehatan mental Konseling dan penerapan, EGC, Jakarta

Rio Yanuar,2009, Analisis factor yang berhubungan dengan kejadian gangguanjiwa di kecamatan jenangan kabupaten Ponorogo.

Sarwono,2004, Pengaruh Opini Pbulik Terhadap Teori Diagnosa Dan Terapi Gangguan Jiwa,EGC,Jakarta

Page 67: HUBUNGAN TIPE KEPRIBADIAN DENGAN KEKAMBUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-purwantini-1543-1-skripsi_-).pdf · tahun (D ata Rekam Medik Rumah Sakit Jiwa

54

Soejatiningsih, 2004, Tumbuh kembang anak, EGC Jakarta

Suharsimi A,. 2006. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.

Sugiyono, 2010. Statistik Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.

Videbeck,Sheilla, 2008, Buku Ajar keperawatan Jiwa , EGC, Jakarta