Hubungan Tingkat Sosial Ekonomi Dengan Kejadian Diabetes Melitus Tipe 2 Pada Umur 35

5
HUBUNGAN TINGKAT SOSIAL EKONOMI DENGAN KEJADIAN DIABETES MELITUS TIPE 2 PADA UMUR 35-50 TAHUN DI RST CIREMAI KOTA CIREBON TAHUN 2013 PROPOSAL PENELITIAN SKRIPSI Diajukan sebagai syarat untuk mengikuti ujian proposal Skripsi pada Program Studi Pendidikan Dokter

Transcript of Hubungan Tingkat Sosial Ekonomi Dengan Kejadian Diabetes Melitus Tipe 2 Pada Umur 35

Page 1: Hubungan Tingkat Sosial Ekonomi Dengan Kejadian Diabetes Melitus Tipe 2 Pada Umur 35

HUBUNGAN TINGKAT SOSIAL EKONOMI DENGAN KEJADIAN DIABETES MELITUS TIPE 2 PADA UMUR 35-50 TAHUN DI RST

CIREMAI KOTA CIREBON TAHUN 2013

PROPOSAL PENELITIAN SKRIPSI

Diajukan sebagai syarat untuk mengikuti ujian proposal Skripsi pada

Program Studi Pendidikan Dokter

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI

CIREBON 2013

Page 2: Hubungan Tingkat Sosial Ekonomi Dengan Kejadian Diabetes Melitus Tipe 2 Pada Umur 35

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Mengukur penderita diabetes mellitus atau jumlah orang yang terkena penyakit gula,

sekarang dan di masa mendatang, sangat penting dalam melaksanakan perencanaan dan

pendapatan penghasilan nasional. (Veghari, dkk.2010)

Diabetes Mellitus (DM) pada saat ini merupakan salah satu masalah kesehatan yang

berdampak pada produktivitas dan menurunkan mutu sumber daya manusia. Penderita DM di

seluruh dunia pada tahun 2025 berkisar 333 juta orang (5,4%). Berdasarkan catatan

organisasi kesehatan dunia tahun 1998, Indonesia menduduki peringkat keenam dengan

jumlah penderita diabetes terbanyak setelah India, Cina, Rusia, Jepang, dan Brasil Penderita

DM di Indonesia semakin meningkat. Hal ini dapat diketahui bahwa pada tahun 1995

terdapat lebih kurang 5 juta penderita DM di Indonesia dengan peningkatan sekitar 230 ribu

penderita setiap tahun, sehingga pada tahun 2025 penderita diabetes di Indonesia

diperkirakan akan mencapai 12 juta orang. Peningkatan terjadi akibat bertambahnya populasi

penduduk usia lanjut dan perubahan gaya hidup, mulai dari pola makan/jenis makanan yang

dikonsumsi sampai berkurangnya kegiatan jasmani. Hal ini terjadi terutama pada kelompok

usia dewasa ke atas pada seluruh status sosial-ekonomi. Selain itu, Jumlah orang yang

menderita DM meningkat di karenakan pertumbuhan penduduk, penuaan, urbanisasi,

aktivitas fisik yang rendah dan meningkatnya kegemukan. (Zahtamal, dkk. 2007)

Berdasarkan hasil Riskesdas 2007 prevalensi nasional DM berdasarkan pemeriksaan

gula darah pada penduduk usia >15 tahun diperkotaan 5,7%. Prevalensi nasional Obesitas

umum pada penduduk usia >= 15 tahun sebesar 10.3% dan sebanyak 12 provinsi memiliki

prevalensi diatas nasional, prevalensi nasional Obesitas sentral pada penduduk Usia >= 15

tahun sebesar 18,8 %  dan sebanyak 17 provinsi memiliki prevalensi diatas nasional.

Sedangkan prevalensi TGT (Toleransi Glukosa Terganggu) pada penduduk usia >15 tahun di

perkotaan adalah 10.2% dan sebanyak 13 provinsi mempunyai prevalensi diatas prevalensi

nasional. Prevalensi kurang makan buah dan sayur sebesar 93,6%, dan prevalensi kurang

aktifitas fisik pada penduduk >10 tahun sebesar 48,2%. Disebutkan pula bahwa prevalensi

merokok setiap hari pada penduduk >10 tahun sebesar 23,7% dan prevalensi minum

beralkohol dalam satu bulan terakhir adalah 4,6%. (Depkes.2009)

Page 3: Hubungan Tingkat Sosial Ekonomi Dengan Kejadian Diabetes Melitus Tipe 2 Pada Umur 35

Di Jawa Barat, pada tahun 2001 terjadi peningkatan jumlah pasien Diabetes Melitus,

akan tetapi terjadi penurunan jumlah kematian di bandingkan data tahun 2000. Pada tahun

2003, penyakit Diabetes Melitus di Jawa Barat menempati urutan ke sepuluh. (Anggina dkk,

2010). Pada tahun 2007 dari data Riskesdas 2007 Diabetes Melitus di Jawa Barat terdapat 19,

811 kasus atau berada di urutan 16 dari semua penderita yang di rawat jalan di puskesmas

umur 46 sampai 84 tahun sedangkan pada umur 6 sampai 44 tahun angka kejadian Diabetes

Melitus terjadi 8,547 kasus atau berada pada urutan 18 dari 21 kasus.

1.2 Permasalahan Penelitian

Apakah ada hubunganya antara tingkat sosial ekonomi dengan kejadian DM tipe 2

pada umur 35 sampai 50 tahun ?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mendeskripsikan hubungan antara tingkat sosial dan ekonomi terhadap

kejadian Diabetes Melitus tipe 2

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mendeskripsikan penderita DM tipe 2 yang berumur 35 sampai 50 tahun

dengan tingkat sosial ekonominya

2. Menganalisis bagaimana hubungan antara DM tipe 2 yang berumur 35

sampai 50 tahun dengan tingkat sosial ekonomi rendah dengan kejadian DM

tipe 2

3. Menganalisis bagaimana hubungan antara DM tipe 2 yang berumur 35

sampai 50 tahun dengan tingkat sosial ekonom tinggi

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat untuk ilmu pengetahuan

Dari segi pengembangan ilmu penelitian, tulisan ini diharapkan dapat menambah

khasanah ilmu pengetahuan bagi penulis dan bagi orang yang membacanya

1.4.2 Manfaat untuk pelayanan kesehatan

Page 4: Hubungan Tingkat Sosial Ekonomi Dengan Kejadian Diabetes Melitus Tipe 2 Pada Umur 35

Menjelaskan bagaimana hubunganya tingkat sosial ekonomi terhadap kejadian

DM tipe 2

1.4.3 Manfaat untuk masyarakat

Diharapkan masyarakat dapat mengetahui sejauh mana hubunganya antara

tingkat sosial ekonomi dengan angka kejadian DM tipe 2 di umur 35 sampai 50 tahun

1.4.4 Manfaat untuk penelitian

Diharapkan penelitian ini bisa berguna dimasa yang akan datang untuk penelitian

selanjutnya