HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA...

164
HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA DENGAN PEMELIHARAAN KEBERSIHAN LINGKUNGAN TEMPAT TINGGAL DI KELURAHAN CIPADU JAYA KECAMATAN LARANGAN KOTA TANGERANG SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat Menuju Gelar Sarjana Pendidikan Oleh : Lillah NIM : 1113015000078 JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2017

Transcript of HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA...

Page 1: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA

DENGAN PEMELIHARAAN KEBERSIHAN LINGKUNGAN

TEMPAT TINGGAL DI KELURAHAN CIPADU JAYA

KECAMATAN LARANGAN KOTA TANGERANG

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Untuk Memenuhi Syarat Menuju Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

Lillah

NIM : 1113015000078

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2017

Page 2: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

LEⅣIBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUⅣ IAH TANGGA DENGAN

PEMELIHARAAN KEBERSIHAN LINGKUNGAN TEMPAT TINGGAL

DI KELURAHAN CIPADU JAYA KECAMATAN LARANGAN KOTA

TANGERANG

Skripsi

Diaukan Kepada Fakultas 1lmu Tarbiyah Dan Keguruan untuk Memenuhi Salah

Satu persyaratan Memperolch Gdar Sttana Pendidikan(S.Pd)

C)leh:

Lillah

NIⅣl:1113015000078

ⅣIcngesahkan,

Dr.H.Nurochim.MoM

NIP。 195907151984031003

JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTASILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITASISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1439Hノ 2017M

Pembimbing II

Andri Noor Ardiairsvah. S.Pd. M.Si

NIP.198403122015031002

Page 3: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

Skripsi berjudul Hubungan Tingkat Pendidikan lbu Rumah Tangga Dengan

Pemeliharaan Kebersihan Lingkungan Tempat Tinggal Di Kelurahan

Cipadu Jaya Kecamatan f,arangan Kota Tangerang disusun oleh Lillah, NIM.

I I13015000078, Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui

bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan

pada sidang munaqosah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.

Jakarta, 7 Desember 2017

Yang Mengesahkan,

Dr. H. Nurochim. M.M

NIP. 19590715 198403 I 003 NIP。 198403122015031002

Pcmbimbing I Pembimbing II

Andri Noor Ardiansyah. S.Pd. M.Si

Page 4: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul "Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu Rumah TanggaDengan Pemeliharaan Kebersihan Lingkungan Tempat Tinggal DiKelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh Lillah,Nomor Induk Mahasiswa 1113015000078, diajukan kepada Fakultas IlmuTarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarla dan

telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqosah pada tanggal 19 Desernber2}lTdrhadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar

Sarjana (S1) dalam bidang Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.

Jakalta,27 Deselnbcr 2017

Panitia Ujian Munaqosah

Ketua Sidang(Ketua Jurusan Pendidikan IPS)

J

卜TIP.197304242008011012

Sekretaris Sidang (Sekretaris Jurusan Pendidikan IPS)

Drso Svaripu1loho Ⅳl.Si

NIP,19670909200701 1033

Dosen Penguji l

Dro Abdul Rozakη ⅣI.Si

NIP.196909081996031004

Dosen Peng可 12

Zaharaho M.EdNIP。 197201152014112002

2先

MengetahuiFakuUIN Sya

Page 5: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

Yang bertandatangan di bawah

Nma

NIM

Jll― nノ Konscntrasi

Alamat

Nama Pembimbing IM

Nama Pembimbing ⅡNIP

J― n/Konsenhi

SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH

lnl:

Lillah

ll13015000078

Pcr.didktt IIInu Pcngetahuan Sosia1/Geograi

Jl.KI‐ I.Wahid Hasyim Gg.H.Rozak Rt.004

RW.04 No.90.Cipadu Jayaっ Kccall14ttall

Larangan,Kota Tangerang

Dr.H.Nllrochim,M.M195907151984031003

AndH Noor Ardiansyah,S.Pd,M,Si198403122015031002

Pcndidikan IIInu Pcngetahuan Sosia1/Geografl

MEI\IYATAKA}I DENGAI\I SESIINGGUHI\IYA

Bahwa skripsi yang berjudul llubungan Tinlkat Pendidikan Ibu Rumah

Tangga Dengan Pemeliharaan Kebersihan Lingkungan Tempat Tinggal Di

Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang adalah benar

hasil karya sendiri di bawah bimbingan dosen:

Dengan strat pernyataan ini saya buat dengan sedungguhnya dan saya siap

menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya

sendin.

Jaka山町7 Descrnbcr 2017

IV

NIヽ■.1113015000078

Page 6: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

UJI ITEFERENSI

Seluruh referensi yang digunakan dalam penelitian skripsi yang berjudul

"Hubungan Tingkat Pendidikan lbu Rumah Tangga Dengan Pemcliharaan

Kcbersihan [,ingkungan 'I'cmpat Tinggal Di Kelurahan Cipadu Jaya

Kccamatan Larangan Kota 'fangerang". yang disusun oleh l.illah- NIM.

I I 13015000078. Jurusan llntu I)engclahuan Sosial Konsentrasi Geograf-r, I;akultas

Ilmu farbiyah dan Keguruan (IIl-K), LJniversitas lslam Negeri Syarif

I lidayatullah Jakarta, tclah diuji kcbcnarannya olch dosen pcmbimbing skripsi

pada tanggal 7 Desembcr 2017.

Pcmbimbi

. Dr. H. Nurochim. M.M

NIP. 19590715 198403 I 003 NIP。 198403122015031002

Pembimbing II

Page 7: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

v

ABSTRAK

Lillah (NIM. 111301500078). Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Judul Skripsi “Hubungan Tingkat

Pendidikan Ibu Rumah Tangga Denga Pemeliharaan Kebersihan

Lingkungan Tempat Tinggal Di Kelurahan Cipadu Jaya, Kecamatan

Larangan, Kota Tangerang”.

Berdasarkan masalah rendahnya tingkat pendidikan formal dan rendahnya

kesadaran ibu rumah tangga dalam pemeliharaan kebersihan lingkungan tempat

tinggal di Kelurahan Cipadu Jaya, Kecamatan Larangan, Kota Tangerang, maka

mendorong penulis untuk melakukan penelitian tentang hubungan tingkat

pendidikan ibu rumah tangga dengan pemeliharaan kebersihan lingkungan tempat

tinggal di Kelurahan Cipadu Jaya, Kecamatan Larangan, Kota Tangerang.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pendidikan ibu rumah

tangga dengan pemeliharaan kebersihan lingkungan tempat tinggal di Kelurahan

Cipadu Jaya, Kecamatan Larangan, Kota Tangerang. Penelitian ini dilaksanakan

di Kelurahan Cipadu Jaya, Kecamatan Larangan, Kota Tangerang. Metode

penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif atau penelitian survei

dengan pendekatan korelasional. Populasi dari penelitian ini adalah ibu rumah

tangga yang berada di Kelurahan Cipadu Jaya. Teknik pengambilan sampel dalam

penelitian ini dilakukan dengan teknik simple random sampling. Sampel

penelitian ini berjumlah 100 responden. Instrumen yang digunakan adalah angket

skala likert. Teknik pengumpulan data berupa angket, observasi, serta

dokumentasi. Sedangkan Uji validitas menggunakan korelasi Product Moment,

dan uji reliabilitas menggunakan rumus Cronbach's Alpha. Uji prasyaratan

analisis terdiri dari uji normalitas dan uji homogenitas. Untuk pengujian hipotesis

terdiri dari korelasi Product Moment, Uji t (parsial) dan uji determinasi (R2). Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara

tingkat pendidikan ibu rumah tangga dengan pemeliharaan kebersihan lingkungan

tempat tinggal di Kelurahan Cipadu Jaya, Kecamatan Larangan, Kota Tangerang

dengan rhitung sebesar 0,517 dan termasuk kategori sedang (nilai rhitung pada rentang

0,40-0,599). Dan nilai R2 sebesar 0,367 dan thitung sebesar 5,973 lebih besar dari

ttabel sebesar 1,984 dengan signifikansi sebesar 0,000. Dengan demikian terdapat

hubungan yang sedang dan signifikan antara tingkat pendidikan ibu rumah tangga

dengan pemeliharaan kebersihan lingkungan tempat tinggal di Kelurahan Cipadu

Jaya, Kecamatan Larangan, Kota Tangerang

Kata Kunci : Tingkat Pendidikan, Pemeliharaan Kebersihan Lingkungan

Tempat Tinggal

Page 8: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

vi

ABSTRACT

Lillah (NIM 111301500078). Department of Social Sciences Education. Faculty

of Tarbiyah and Teacher Training. Thesis Title “Relationship of Housewife

Education Level with Cleaning Coverage of Neighborhood Environment in

Cipadu Jaya Village, District of Larangan, Tangerang City”.

Based on the problem of low levels of formal education and low awareness of

the housewife in Cleaning Coverage of Neighborhood Environment in Cipadu

Jaya Village, District of Larangan, Tangerang City, therefore encourage

the writers to do research about the relationship of housewife education level with

Cleaning Coverage of Neighborhood Environment in Cipadu Jaya Village,

District of Larangan, Tangerang City. This research aims to know

the relationship of housewife education level with the Cleaning Coverage of

Neighborhood Environment in Cipadu Jaya Village, District of Larangan,

Tangerang City. The research method used is a quantitative research or

survey research with korelasional approach. The population of this research is

a housewife who is in Cipadu Jaya Village. Sampling techniques in the study done

by simple random sampling technique. The sample of this research totalled 100

respondents. The instruments used are the likert scale question form. Data

collection techniques in the form of the now observations, as well as

documentation. While testing the validity of using correlation Product Moment

test. Reliability and using the formula Cronbach's Alpha. Test

requirement analysis consists of a test of its homogeneity and normality test. For

hypothesis testing consists of correlation Product Moment Test t (partial) and test

of determination (R2). The result of this research show that there is a significant

relationship between the relationship of housewife education level with the

Cleaning Coverage of Neighborhood Environment in Cipadu Jaya Village,

District of Larangan, Tangerang City with tcount of 0,517 and included categories

are (the value of rcount on the range 0,40-0,599). And the value of R2 of 0,367 and

tcount of 5,973 greater than ttable of 1,984 with significance of 0,000. Thus there are

relationships that are significant between the level of education and housewife

with the maintenance of cleanliness environment of residence in Cipadu Jaya

Village, District of Larangan, Tangerang City.

Keywords: level of education, Cleaning Coverage of Neighborhood

Environment

Page 9: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

vii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillaahirobbil’aalamiin puji dan syukur penulis panjatkan

kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan kemudahan, rahmat dan

karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat serta salam

penulis haturkan kepada nabi junjungan, Nabi Muhammad SAW. beserta

keluarga, sahabat dan pengikutnya sampai akhir zaman.

Skripsi ini disusun untuk melengkapi salah satu persyaratan dalam

memperoleh gelar sarjana pendidikan pada program studi matematika. Skripsi

ini disusun berdasarkan hasil penelitian di Kelurahan Cipadu Jay. Penulis

menyadari atas segala keterbatasan yang ada pada diri penulis, maka dalam

penyusunan skripsi ini penulis banyak memperoleh saran, bimbingan dan

motivasi dari orang-orang yang begitu luar biasa.

Oleh karenanya, pada kesempatan ini penulis ingin sampaikan rasa

terima kasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya, teriring doa:

“Jazaakummullahu khairan katsiiran” kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., selaku Dekan Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

2. Bapak Dr. Iwan Purwanto, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial yang senantiasa memberikan motivasi dan semangat

kepada Peneliti untuk menyelesaikan skripsi ini.

3. Bapak Drs. Syaripulloh M.Si., selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial dan Pembimbing Akademik yang senantisa

memberikan motivasi kepada Peneliti untuk menyelesaikan skripsi ini.

Page 10: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

viii

4. Bapak Dr. H. Nurochim, MM. Selaku Dosen Pembimbing I yang telah

membimbing dan mengarahkan dengan sangat baik sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak Andri Noor Adriansyah, M.Si. Selaku Pembimbing II yang tanpa

lelah membimbing penulis dan memberikan begitu banyak ide, inspirasi,

serta saran-saran.

6. Seluruh Dosen, Staf, dan Karyawan FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

yang telah memberikan pengetahuan, pemahaman, dan pelayanan selama

melaksanakan studi.

7. Seluruh staff Kelurahan Cipadu Jaya terutama bapak Hadi yang telah

memberikan data dan informasi terkait dengan penelitian.

8. Kedua orang tua yang telah membesarkan saya dengan penuh kasih sayang

dan mendoakan saya tiada henti serta memberikan semangat dan

dukungan yang sangat besar.

9. Untuk kakak tercinta Qoyyimah yang telah mendoakan dan membantu serta

menyemangati selama skripsi ini.

10. Sahabat SMA, Lidya, gloria, emil, syavira, dan rahma yang telah

menyemangati saya selama skripsi.

11. Teman terdekat selama di perkuliahan, uyun, tiara, hanin, asyyah, mita,

fika, vivi dan wafa yang selalu membantu, memberikan semangat,

dukungan, serta motivasi kepada Peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

12. Teman-teman seperjuangan angkatan 2013, khususnya konsentrasi

geografi yang telah memberikan pengalaman yang berkesan selama

perkuliahan.

13. Dan untuk semua yang secara langsung ataupun tidak langsung membantu

peneliti dalam menyusun skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu

persatu.

Page 11: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

ix

Semoga segala bantuan yang telah diberikan menjadi amal pemberat di

yaumul hisab. Aamiin. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua

pihak, khususnya mahasiswa program studi Pendidikan Geografi UIN Jakarta

dalam rangka menambah khasanah kelimuan geografi.

Jakarta, 29 November 2017

Peneliti

Lillah

1113015000078

Page 12: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

x

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................ i

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI ........................................ ii

UJI REFERENSI ..................................................................................................... iii

SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH ......................................................... iv

ABSTRAK ................................................................................................................ v

ABSTRACT ............................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR .............................................................................................. vii

DAFTAR ISI ............................................................................................................ x

DAFTAR TABEL .................................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ xvii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1

B. Identifikasi Masalah .................................................................................. 6

C. Pembatasan Masalah ................................................................................. 6

D. Rumusan Masalah ..................................................................................... 6

E. Tujuan Penelitan........................................................................................ 7

F. Manfaat Penelitian ................................................................................... 7

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoritik...................................................................................... 8

1. Pengertian Pendidikan ......................................................................... 8

a. Pendidikan Dalam Arti Luas ......................................................... 9

b. Pendidikan Dalam Arti Sempit ..................................................... 9

2. Fungsi dan Tujuan Pendidikan ............................................................ 10

a. Fungsi Pendidikan ......................................................................... 10

b. Tujuan Pendidikan ........................................................................ 10

3. Jalur Pendidikan .................................................................................. 12

a. Pendidikan Formal ........................................................................ 12

b. Pendidikan Non Formal ................................................................ 14

Page 13: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

xi

c. Pendidikan Informal ...................................................................... 15

4. Tingkat Pendidikan ............................................................................. 16

a. Pendidikan Dasar .......................................................................... 17

b. pendidikan Menengah ................................................................... 17

c. Pendidikan Tinggi ......................................................................... 18

5. Tahun Penyelesaian Pendidikan .......................................................... 18

6. Ibu Rumah Tangga .............................................................................. 19

7. Pemeliharaan Kebersihan Lingkungan Tempat Tinggal ..................... 19

a. Pemeliharaan Kebersihan .............................................................. 19

b. Lingkungan Tempat Tinggal ......................................................... 21

B. Hasil Penelitian yang Relevan .................................................................. 41

C. Kerangka Berpikir ..................................................................................... 42

D. Pengajuan Hipotesis ................................................................................. 44

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................... 45

1. Tempat Penelitian................................................................................. 45

2. Waktu Penelitian .................................................................................. 46

B. Metode Penelitian...................................................................................... 46

C. Variabel Penelitian .................................................................................... 46

1. Variabel independen............................................................................. 47

2. Variabel dependen ................................................................................ 47

D. Populasi dan Sampel Penelitian ................................................................ 47

1. Populasi ................................................................................................ 47

2. Sampel .................................................................................................. 48

E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 49

1. Observasi .............................................................................................. 49

2. Angket .................................................................................................. 49

3. Dokumentasi ........................................................................................ 50

F. Instrumen Penelitian.................................................................................. 50

1. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian dan Pedoman Observasi ..................... 50

a. Kisi-Kisi Angket .............................................................................. 50

Page 14: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

xii

b. Pedoman Observasi ......................................................................... 52

2. Definisi Variabel .................................................................................. 54

a. Tingkat Pendidikan .......................................................................... 54

b. Pemeliharaan Kebersihan Lingkungan Tempat Tinggal ................. 55

G. Teknik Analisis Data ................................................................................. 56

1. Uji Instrumen Analisis ......................................................................... 56

a. Uji Validitas .................................................................................... 56

b. Uji Reliabilitas ................................................................................. 57

2. Uji Asumsi Dasar ................................................................................. 57

a. Uji Normalitas ................................................................................. 57

b. Uji Homogenitas .............................................................................. 57

3. Analisis Pengujian Hipotesis ............................................................... 58

a. Uji Koefesien Korelasi .................................................................... 58

b. Uji t (parsial) ................................................................................... 59

c. Uji Koefesien Determinasi (R2) ...................................................... 59

H. Hipotesis Statistik ..................................................................................... 60

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Daerah Penelitian ........................................................ 61

1. Kondisi Fisik......................................................................................... 61

a. Letak dan Luas ................................................................................ 61

b. Topografi ......................................................................................... 62

c. Iklim ................................................................................................ 63

d. Kondisi Geologi .............................................................................. 63

e. Kondisi Hidrologi ............................................................................ 64

f. Penggunaan Lahan .......................................................................... 64

2. Kondisi Sosial ...................................................................................... 65

a. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin ................................ 65

b. Komposisi Penduduk Berdasarkan Usia ......................................... 66

c. Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama ........................................... 67

3. Deskripsi Responden ............................................................................ 68

a. Responden Berdasarkan Usia .......................................................... 68

Page 15: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

xiii

b. Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Formal ..................... 69

d. Responden Berdasarkan Tahun Penyelesaian Pendidikan

Formal ............................................................................................. 70

B. Deskripsi Data Penelitian .......................................................................... 71

1. Indikator Tanggapan Ibu Rumah Tangga Terhadap Pemeliharaan

Kebersihan Lingkungan Tempat Tinggal ............................................ 73

C. Pengujian Persyaratan Analisis dan Pengujian Hipotesis ......................... 88

1. Uji Instrumen Analisis ......................................................................... 88

a. Uji Validitas .................................................................................... 88

b. Uji Reliabilitas ................................................................................. 89

2. Uji Asumsi Dasar ................................................................................. 90

a. Uji Normalitas ................................................................................. 90

b. Uji Homogenitas .............................................................................. 92

3. Uji Hipotesis ........................................................................................ 92

a. Uji Koefesien Korelasi .................................................................... 92

b. Uji t (parsial) .................................................................................. 94

c. Uji Koefesien Determinasi (R2) ..................................................... 96

D. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................................... 97

E. Keterbatasan Penelitian ............................................................................. 99

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Kesimpulan.................................................................................................. 100

B. Implikasi ...................................................................................................... 100

C. Saran ............................................................................................................ 101

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 102

LAMPIRAN .................................................................................................................. 107

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Page 16: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 : Hasil Penelitian Yang Relevan ................................................................. 41

Tabel 3.1 : Kegiatan Penelitian ................................................................................... 46

Tabel 3.2 : Alternatif Jawaban .................................................................................... 50

Tabel 3.3 : Kisi-Kisi Angket ....................................................................................... 51

Tabel 3.4 : Pedoman Observasi .................................................................................. 52

Tabel 4.1 : Luas Penggunaan Lahan di Kota Tangerang Tahun 2016 ........................ 65

Tabel 4.2 : Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin ......................................... 66

Tabel 4.3 : Komposisi Penduduk Berdasarkan Usia .................................................. 66

Tabel 4.4 : Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama ..................................................... 67

Tabel 4.5 : Responden Berdasarkan Usia .................................................................... 68

Tabel 4.6 : Tingkat Pendidikan Formal Ibu Rumah Tangga ....................................... 70

Tabel 4.7 : Tahun Penyelesaian Pendidikan Formal Ibu Rumah Tangga ................... 71

Tabel 4.8 : Deskripsi Statistik Tingkat Pendidikan Ibu Rumah Tangga ..................... 72

Tabel 4.9 : Deskripsi Statistik Pemeliharaan Kebersihan Lingkungan Tempat

Tinggal ...................................................................................................... 72

Tabel 4.10 : Sosialisai Pemerintah Setempat dalam Pemeliharaan Kebersihan

Rumah ....................................................................................................... 73

Tabel 4.11 : Membersihakan Rumah Setiap Hari Sebagai Upaya Pemeliharaan

Kebersihan Rumah .................................................................................... 74

Tabel 4.12 : Membersihkan Dapur Setiap Hari ............................................................. 75

Tabel 4.13 : Mengingatkan Keluarga Untuk Menjaga Kebersihan Rumah .................. 75

Tabel 4.14 : Menggunakan Air Bersih Untuk Minum dan Memasak ........................... 76

Tabel 4.15 : Memasak Air Sebelum Di Minum ............................................................ 77

Tabel 4.16 : Menggunakan Tempat Sampah yang tertutup Agar Tidak

Menimbulkan Bau ..................................................................................... 77

Tabel 4.17 : Mengolah Sampah atau Mendaur Ulang Sampah Menjadi Sebuah

Kerajinan Tangan ...................................................................................... 78

Tabel 4.18 : Menjaga Kebersihan Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL)

dengan Baik .............................................................................................. 79

Page 17: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

xv

Tabel 4.19 : Membersihkan Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) yang

Tersumbat ................................................................................................. 79

Tabel 4.20 : Mengingatkan Keluarga Untuk Membersihkan Bak Mandi Setiap

Satu Minggu Sekali ................................................................................... 80

Tabel 4.21 : Memberikan Cairan Pembersih dan Pengharum Pada Jamban atau

WC ............................................................................................................ 81

Tabel 4.22 : Menggunakan Ventilasi Yang Hanya Berasal Dari Jendela ..................... 81

Tabel 4.23 : Membiarkan Jendela Rumah Tertutup pada Pagi dan Siang Hari ............ 82

Tabel 4.24 : Menggunakan Pencahayaan Lampu pada Pagi dan Siang Hari ................ 82

Tabel 4.25 : Menggunakan Dapur yang Tidak Memiliki Penerangan dan Lubang

Udara (Ventilasi yang Baik) ..................................................................... 83

Tabel 4.26 : Menggunakan Air yang Berbau untuk Mandi dan Mencuci ..................... 84

Tabel 4.27 : Membuang Sampah Kering dan Sampah Basah Pada Satu Tempat

Sampah ...................................................................................................... 84

Tabel 4.28 : Membakar sampah yang telah terkumpul ................................................. 85

Tabel 4.29 : Membuang sampah di Lahan Kosong Apabila Tempat Sampah

Sudah Penuh ............................................................................................. 85

Tabel 4.30 : Kondisi Saluran Pembuangan Air Limbah Terdapat Sampah .................. 86

Tabel 4.31 : Kondisi Saluran Pembuangan Air Limbah Menimbulkan Bau................. 87

Tabel 4.32 : Menggunakan Jamban Yang Berbau ........................................................ 87

Tabel 4.33 : Menggunakan Septitanck Yang Dekat Dengan Sumber Air..................... 88

Tabel 4.34 : Rekapitulasi Hasil Uji Validitas ................................................................ 89

Tabel 4.35 : Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas ............................................................ 90

Tabel 4.36 : Hasil Uji Normalitas (One-Smple Kolmogrov-Smirnov Test) ................... 91

Tabel 4.37 : Rekapitulasi Hasil Uji Homogenitas ......................................................... 92

Tabel 4.38 : Rekapitulasi Hasil Uji Korelasi ................................................................. 93

Tabel 4.39 : Tingkat Korelasi dan Kekuatan Hubungan ............................................... 93

Tabel 4.40 : Rekapitulasi Hasil Uji t (parsial) ............................................................... 95

Tabel 4.41 : Hasil Uji Koefesien Determinasi (R2) ....................................................... 96

Page 18: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 : Kerangka Berpikir ............................................................................... 43

Gambar 3.1 : Peta Lokasi Penelitian ......................................................................... 45

Gambar 3.2 : Skema Hubungan Tingkan Pendidikan Ibu Rumah Tangga

Dengan Pemeliharaan Kebersihan Lingkungan Tempat Tinggal ....... 47

Gambar 4.1 : Peta Batas Administrasi....................................................................... 62

Gambar 4.2 : Piramida Penduduk.............................................................................. 67

Gambar 4.3 : Responden Berdasarkan Usia .............................................................. 69

Page 19: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Angket Penelitian ............................................................................... 107

Lampiran 2 : Hasil Observasi................................................................................... 111

Lampiran 3 : Hasil Angket ....................................................................................... 113

Lampiran 4 : Deskripsi Statistik............................................................................... 120

Lampiran 5 : Hasil Rekapitulasi Uji Validitas dan Reliabilitas ............................... 121

Lampiran 6 : Hasil Uji Prasyaratan Analisis ............................................................ 122

Lampiran 7 : Hasil Analisis Data ............................................................................. 123

Lampiran 8 : Nilai-Nilai r Product Moment ............................................................ 124

Lampiran 9 : Dokumentasi Penelitian ...................................................................... 125

Lampiran 10 : Lembar Uji Referensi ......................................................................... 128

Lampiran 11 : Surat Izin Penelitian, Surat Keterangan Telah Melakukan

Penelitian, dan Surat Bimbingan Skripsi ........................................... 136

Page 20: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Secara harfiah, Allah SWT menciptakan bumi beserta mahluk hidup di

dalamnya dengan tatanan unsur lingkungan yang menyeluruh dan saling

mempengaruhi satu sama lain. Salah satu mahluk hidup tersebut yaitu

manusia, sehingga di dalam kehidupan ini manusia tidaklah hidup sendiri,

melainkan bersama dengan mahluk hidup lainnya seperti : tumbuhan, hewan,

dan benda-benda mati yang menempati suatu lingkungan.

Menurut Soerjani, “kehidupan di bumi ini diisi oleh sejumlah mahluk

hidup dalam interaksi, hubungan timbal-balik, dan adaptasi satu sama lain

jenis serta dengan benda-benda mati di sekitarnya. Di antara sekian banyak

mahluk hidup itu terdapat satu jenis yang disebut manusia”.1 Jadi, manusia

hidup tidaklah sendirian, melainkan bersama makhluk lainnya, yaitu

tumbuhan, hewan dan benda-benda mati yang menempati suatu lingkungan.

Lingkungan merupakan salah satu unsur dalam kehidupan manusia,

lingkungan tidak hanya dijadikan sebagai tempat menetap dan beraktivitas

melainkan lingkungan juga untuk mendukung berbagai aktivitas manusia,

guna memenuhi kelangsungan hidup dan meningkatkan kesejahteraan

manusia. Misalnya, untuk bernafas dan minum manusia membutuhkan udara

dan air yang bersih, udara dan air yang bersih diperoleh dari lingkungan yang

bersih. Jadi, lingkungan sangat berperan penting bagi kehidupan manusia.

Berdasarkan Undang-undang Repulik Indonesia Nomor 32 Pasal 1 Tahun

2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

menyebutkan bahwa Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan

semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup termasuk manusia dan

perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan

perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.2

1 Moh. Soerjani, Rofiq Ahmad dan Rozy Munir, Lingkungan : Sumber Daya Alam Dan

Kependudukan Dalam Pembangunan, (Jakarta : UI-Press, 2008), h.1

2 Undang-Undang No. 32 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Tahun

2009, h. 2.

Page 21: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

2

Lingkungan hidup dapat diartikan sebagai suatu ruangan yang di

dalamnya terdapat semua makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya

yang saling mempengaruhi kondisi kehidupan satu sama lain.

Menurut Juli Soemirat, “bagi manusia, lingkungan hidup adalah segala

sesuatu yang ada di sekitarnya, baik berupa benda hidup, mati, benda nyata,

ataupun abstrak, termasuk manusia lainnya. Serta suasana yang terbentuk

karena terjadinya interaksi antar elemen-elemen tersebut”.3 Dengan adanya

interaksi tersebut yang berlangsung secara terus-menerus, maka dapat

dipastikan bahwa kondisi kebersihan lingkungan juga akan dipengaruhi oleh

perilaku manusia. “Sikap dan perilaku manusia akan menentukan baik

buruknnya kondisi suatu lingkungan. Sebaliknya, bagaimana manusia

memperlakukan lingkungan maka, dampaknya akan berpengaruh terhadap

kualitas kehidupan manusia itu sendiri”.4 Sehingga, sikap dan perilaku dapat

dikatakan bagian yang tidak terpisahkan dari penyelarasan lingkungan hidup,

karena sikap dan perilaku memiliki peran dan kedudukan dalam penyelarasan

kehidupan lingkungan hidup.

Sikap dan perilaku manusia dalam lingkungan hidup dapat

mempengaruhi kebersihan lingkungan. Misalnya, seperti pembuangan bahan

sisa limbah rumah tangga atau sering juga disebut limbah domestik. Sikap

dan perilaku ini biasanya dilakukan oleh ibu rumah tangga. Pada aliran

limbah domestik seharusnya dialirkan sesuai dengan komponen limbah

tersebut, sehingga kebersihan lingkungan tetap terjaga. Namun, pada

kenyataannya sikap dan perilaku ibu rumah tangga dalam membuang bahan

sisa limbah domestik tidak diterapkan secara baik. Hal ini, menimbulkan

dampak buruk bagi kebersihan lingkungan yang disebut juga pencemaran

limbah domestik.

Pencemaran limbah domestik merupakan dampak dari sikap dan perilaku

manusia yang tidak menjaga kebersihan lingkungan dengan baik. Pencemaran

3 Juli Soemirat, Kesehatan Lingkungan, (Yogyakarta : Gadjah Mada University Press, 2014),

h. 45

4 Syukri Hamzah, Pendidikan Lingkungan : Sekelumit Wawasan Pengantar, cet I (Bandung :

PT Refika Aditama, 2013) h. 1

Page 22: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

3

limbah domestik seperti mencemari air, menganggu organisme air,

menimbulkan bau yang tidak sedap dan mengurangi keindahan lingkungan.

Keadaan lingkungan tersebut dapat menganggu kehidupan manusia yaitu

terganggunya kesehatan manusia. Gangguan kesehatan manusia terjadi akibat

air yang digunakan untuk keperluan rumah tangga tercemar oleh limbah

domestik, sehingga menimbulkan wabah penyakit bagi lingkungan sekitar

tersebut seperti, gatal-gatal, diare, kolera dan sebagainya.

Sebagaimana menurut Soemarwoto yang dikutip oleh Syukri Hamza

dalam buku Pendidikan Lingkungan, bahwa: “hubungan manusia dengan

lingkungan hidup bersifat sirkuler. Hal ini bermakna bahwa apapun yang

dilakukan oleh manusia terhadap lingkungannya, dampak-dampaknya akan

kembali kepada manusia, baik itu berupa keuntungan maupun kerugian”.5 Hal

tersebut menjadi tolak ukur bahwa sikap dan perilaku manusia menentukan

kualitas lingkungan.

Kondisi lingkungan seperti ini seharusnya menjadi perhatian penting bagi

manusia khususnya bagi ibu rumah tangga, bahwa pentingnya kualitas

lingkungan hidup bagi keberlangsungan hidup manusia. Manusia khususnya

ibu rumah tangga seharusnya memiliki perhatian dan kesadaran dalam

melakukan perbaikan dan pemeliharaan lingkungan terutama menjaga

lingkungan tempat tinggal. Ibu rumah tangga yang tinggal di pemukiman

pada kondisi yang tidak sehat biasanya mereka menderita berbagai penyakit.

Hal tersebut di sebabkan kurangnya kesadaran dalam pemeliharaan

lingkungan tempat tinggal dan banyaknya ibu rumah tangga yang tidak

mengetahui pentingnya pemeliharaan lingkungan tempat tinggal, karena

mereka tidak memperoleh informasi terkait hal tersebut.

Oleh karena itu, mereka harus diberikan pemahaman dan pengetahuan

bahwa pentingnya kebersihan dan kesehatan lingkungan tempat tinggal.

Sehingga, mereka akan mengubah sikap dan perilaku buruk dan akan lebih

bertanggung jawab untuk pememeliharan lingkungan tempat tinggal. Dengan

demikian dibutuhkannya cara memperoleh informasi bagi ibu rumah tangga

5 Ibid., h. 3

Page 23: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

4

untuk pemeliharaan kebersihan lingkungan tempat tinggal. Salah satu cara

untuk pememeliharaan kebersihan lingkungan tempat tinggal yaitu melalui

pendidikan. Pendidikan berperan penting dalam pemeliharaan kebersihan

lingkungan tempat tinggal. Melalui pendidikan, manusia khususnya ibu

rumah tangga akan mengetahui dan sadar akan bahaya limbah rumah tangga

terhadap lingkungan, terutama bahaya pencemaran terhadap kesehatan

manusia.

Menurut Hartiwi, “pendidikan merupakan suatu proses perubahan sikap

dan tata laku seseorang atau kelompok dalam usaha mendewasakan manusia

melalui upaya pelatihan dan pengajaran”.6 Dengan demikian, pendidikan

menjadi salah satu bagian terpenting dalam pemeliharaan kebersihan

lingkungan tempat tinggal dan pendidikan harus dapat dimanfaatkan sebagai

sarana pembentukan sikap dan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan

tempat tinggal. Pendidikan yang rendah dapat mengakibatkan kurangnya

pemahaman masyarakat tentang pemeliharaan kebersihan lingkungan tempat

tinggal. Sebaliknya, melalui pendidikan yang memadai maka sangat

dimungkinkan untuk meningkatkan pemahaman tentang pemeliharaan

kebersihan lingkungan tempat tinggal, karena melalui pendidikan masyarakat

memiliki suatu kecenderungan untuk berperilaku positif terhadap lingkungan

disekitarnya. Dengan demikian, tingkat pendidikan berhubungan erat dalam

pemeliharaan kebersihan lingkungan. Untuk mengetahui hubungan tersebut

peneliti melakukan observasi awal di Kelurahan Cipadu Jaya.

Cipadu Jaya adalah kelurahan yang berada di Kecamatan Larangan, Kota

Tangerang, Banten, Indonesia. Cipadu Jaya terdiri atas 57 rukun

tetangga dan 8 rukun warga. Kelurahan Cipadu Jaya yang memiliki luas

wilayah 1,09 km². Jumlah penduduk sebesar 11.546 jiwa dengan

kepadatan penduduk sebesar 10.593 jiwa/km. Cipadu Jaya menjadi salah

satu sentra tekstil dan perdagangan di Kota Tangerang.

6 Hartiwi Setia Rahayu, “Pengaruh Tingkat Pendidikan Pedagang Kaki Lima Terhadap Upaya

Menjaga Kebersihan Lingkungan Di Objek Wisata Goa Jatijajar Kecamatan Ayah Kabupaten

Kebumen”, Skripsi Jurusan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang,

Semarang, 2015. h. 1

Page 24: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

5

Berdasarkan observasi awal yang dilakukan peneliti di Kelurahan Cipadu

Jaya tingkat pendidikan ibu rumah tangga di Kelurahan Cipadu Jaya masih

tergolong rendah. Sebagaimana menurut staf kelurahan Cipadu Jaya yaitu,

bapak Hadi mengungkapkan bahwa, “tingkat pendidikan ibu rumah tangga di

kelurahan cipadu jaya masih tergolong rendah, hal ini bisa dilihat dengan

jumlah penduduk yang tamat dari perguruan tinggi tidak terlalu banyak,

kebanyakan penduduk hanyalah tamatan SD”. Dari informasi pengamatan

awal yang di dapat, tingkat pendidikan di Kelurahan Cipadu Jaya masih

tergolong rendah, hal ini mengakibatkan ibu rumah tangga yang berada di

Kelurahan Cipadu Jaya masih kurang sadar akan kebersihan lingkungan

tempat tinggal. Mereka mengabaikan kebersihan lingkungan tempat tinggal.

Sebagian masyarakat masih membuang sampah tidak pada tempatnya, dan

kebanyakan dari mereka membuang sampah dengan memanfaatkan lahan

kosong disekitaran mereka, karena hal tersebut maka akan mengakibatkan

banyaknya sarang nyamuk, lalat, dan tikus yang menyebabkan penularan

bibit penyakit yang nantinya akan mengganggu kesehatan manusia karena

lingkungan yang kurang bersih dan terawat.

Pemeliharaan kebersihan lingkungan tidak hanya terbatas pada

kebersihan lingkungan hidup saja melainkan kebersihan di lingkungan tempat

tinggal juga. Oleh karena itu masyarakat sebaiknya melakukan perbaikan dan

pemeliharaan kebersihan lingkungan tempat tinggal agar tidak mudah

terserang penyakit. Perbaikan dan pemeliharaan lingkungan tempat tinggal

tidak terbatas pada rumah tempat tinggal yang permanen, namun yang lebih

penting adalah memenuhi persyaratan kesehatan, dimana kondisi rumah

bersih, tertata rapi, berbahan baku kuat, memiliki sarana prasarana

lingkungan yang memadai seperti tersedia sarana penyediaan air bersih,

adanya pengelolaan limbah rumah tangga dan adanya pengelolaan sampah

rumah tangga. Namun, akibat dari tingkat pendidikan yang rendah di

Kelurahan Cipadu Jaya, maka masih banyak masyarakat yang tidak

mengetahui cara melakukan pemeliharan kebersihan lingkungan tempat

tinggal dengan baik. Kebersihan lingkungan tempat tinggal yang tidak

Page 25: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

6

dipelihara akan membuat tempat tinggal banyak dipenuhi bibit penyakit

seperti virus, bakteri dan jamur yang ditularkan oleh lalat, nyamuk dan tikus

yang bersarang di lingkungan tempat tinggal yang tidak terpelihara

kebersihannya. Oleh karena itu beberapa masyarakat menderita bermacam

penyakit yang ditimbulkan dari kebersihan lingkungan yang kurang

terpelihara.

Berdasarkan latar belakang di atas kemudian peneliti ingin mengkaji

lebih lanjut hal tersebut dalam sebuah penelitian yang berjudul Hubungan

Tingkat Pendidikan Ibu Rumah Tangga Dengan Pemeliharaan

Kebersihan Lingkungan Tempat Tinggal Di Kelurahan Cipadu Jaya

Kecamatan Larangan Kota Tangerang.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka identifikasi dalam penelitian ini

adalah:

1. Kurangnya kesadaran ibu rumah tangga dalam pemeliharaan kebersihan

lingkungan tempat tinggal.

2. Rendahnya tingkat pendidikan yang ditempuh ibu rumah tangga.

3. Lingkungan tempat tinggal masih kurang bersih dan terawat dalam

penanganan masalah sampah.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dikemukakan, agar masalah

penelitian jelas dan terarah, maka peneliti membatasi masalah penelitian ini

pada tingkat pendidikan formal ibu rumah tangga terhadap pemeliharaan

kebersihan lingkungan tempat tinggal.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka rumusan

masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah Bagaimana hubungan

Page 26: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

7

tingkat pendidikan ibu rumah tangga dengan pemeliharaan kebersihan

lingkungan tempat tinggal di Kelurahan Cipadu Jaya?

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan

tingkat pendidikan ibu rumah tangga dengan pemeliharaan kebersihan

lingkungan tempat tinggal di Kelurahan Cipadu Jaya.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat baik secara

teoritis maupun praktis. Manfaat yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini

antara lain:

1. Manfaat Teoritis

Dengan penelitian ilmiah ini diharapkan pada nantinya dapat

menambah khasanah referensi, khususnya yang berkaitan dengan ruang

lingkup pengaruh tingkat pendidikan terhadap pemeliharaan kebersihan

lingkungan.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi peneliti

Diharapkan dapat memperoleh wawasan dan pengalaman melakukan

kegiatan penelitian dan sebagai upaya menanamkan pola hidup

bersih.

b. Bagi masyarakat

Diharapkan dapat memperoleh pengetahuan dan informasi mengenai

pentingnya kebersihan lingkungan bagi masyarakat.

c. Bagi lembaga

Bagi pihak terkait terutama petugas pelayanan kebersihan

lingkungan diharapkan dapat menjadi salah satu bahan masukan

dalam menentukan kebijakan pembangunan yang berhubungan

dengan keberisihan lingkungan.

Page 27: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

8

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Deskripsi Teoritik

1. Pengertian Pendidikan

Manusia memiliki berbagai macam potensi dalam dirinya. Potensi

tersebut dapat di kembangkan dengan berbagai cara, salah satunya

melalui pendidikan.“Pendidikan adalah usaha manusia untuk membina

kepribadinnya sesuai dengan nilai-nilai dalam masyarakat dan

kebudayaan”.1

Menurut Basri yang dikutip oleh Tatang dalam buku Ilmu

Pendidikan. bahwa :

Pendidikan adalah usaha yang dilakukan dengan sengaja dan

sistematis untuk memotivasi, membina, membantu, serta

membimbing seseorang untuk mengembangkan segala potensinya

sehingga ia mencapai kualitas diri yang lebih baik. Inti pendidikan

adalah usaha pendewasaan manusia seutuhnya (lahir dan batin), baik

oleh dirinya sendiri maupun orang lain, dalam arti tuntutan agar

anak didik memiliki kemerdekaan berfikir, merasa, berbicara, dan

bertindak serta percaya diri dengan penuh rasa tanggung jawab

dalam setiap tindakan dan perilaku sehari-hari.2

Sedangkan menurut Noor Syam yang dikutip oleh Sudarmawan

Danim dalam buku Pengantar Kependidikan bahwa: “pendidikan sebagai

aktivitas dan usaha manusia untuk meningkatkan kepribadian-

kepribadiannya dengan jalan membina potensi-potensi pribadinya, yaitu

rohani (pikir, karsa, rasa, cipta, dan budinurani) dan jasmani (pancaindera

serta keterampilan-keterampilan”.3

Menurut Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 tentang

Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa “pendidikan adalah

usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

1 Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta : Pustaka Belajar, 2013), h. 19.

2 Tatang S, Ilmu Pendidikan, (Bandung : CV. Pustaka Setia, 2012), h. 14.

3 Sudarwan Danim, Pengantar Kependidikan, (Bandung : Alfabeta, 2010), h. 4.

Page 28: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

9

dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, kecerdasan, akhlak

mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa

dan negara”.4

Berdasarkan teori-teori yang telah dipaparkan di atas dapat ditarik

kesimpulan bahwa pendidikan adalah suatu usaha yang dilakukan secara

terencana untuk membina dan mewujudkan peserta didik untuk dapat

mengembangkan segala potensi yang ada dalam dirinya baik potensi

akhlak, spiritual, kepribadian, akademik, keterampilan dan sosial.

Pendidikan memiliki berbagai macam arti dalam sudut pandang yang

berbeda, berikut merupakan pendidikan dalam arti luas dan sempit.

a. Pendidikan dalam Arti Luas

Pendidikan dalam arti luas berpandangan bahwa tidak adanya

batasan waktu dalam menuntut ilmu.

Menurut Mudyahardjo yang dikutip oleh Abdul Kadir dalam

buku Dasar-Dasar Pendidikan bahwa: “pendidikan adalah hidup.

Pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung

dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. Pendidikan adalah

segala situasi hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan

perkembangan hidup”.5

Berdasarkan pengertian diatas, pendidikan berlangsung dalam

segala lingkungan dan berlangsung seumur hidup di setiap saat

selama ada pengaruh lingkungan.

b. Pendidikan dalam Arti Sempit

Pendidikan dalam arti sempit dimaknai dengan sekolah.

Berkaitan dengan hal ini, menurut Soyomukti bahwa:

Pendidikan merupakan segala pengaruh yang diupayakan

sekolah terhadap anak dan remaja (usia sekolah) yang

diserahkan kepadanya (sekolah) agar mempunyai kemampuan

kognitif dan kesiapan mental yang sempurna dan berkesadaran

maju yang berguna bagi mereka untuk terjun ke masyarakat,

4 Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, h. 1-2.

5 Abdul Kadir, dkk., Dasar-Dasar Pendidikan (Jakarta : Kencana, 2012), h. 59.

Page 29: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

10

menjalin hubungan sosial, dan memikul tanggung jawab

mereka sebagai individu maupun mahluk sosial.6

Berdasarkan pengertian diatas pendidikan diselenggarakan di

suatu lembaga pendidikan yakni sekolah. Pendidikan berlangsung

dalam kurun waktu yang terbatas, yaitu dari masa kanak-kanak

sampai dewasa.

2. Fungsi dan Tujuan Pendidikan

a. Fungsi Pendidikan

Pada dasarnya pendidikan memiliki fungsi tertentu. Hal ini

dimaksudkan agar nantinya fungsi-fungsi dalam proses pembelajaran

dapat mencapai suatu tujuan yang diinginkan. Sebagai mana menurut

Mulyasana bahwa :

Fungsi Pendidikan adalah mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat.

Ketiga unsur itulah yang menjadi fokus dari pengembangan

fungsi pendidikan di Indonesia. Konsep itu sangat sederhana

tapi mengandung makna yang luas apabila dihubungkan dengan

kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. 7

Untuk itu, fungsi pendidikan, di samping diarahkan dalam

rangka melakukan transformasi nilai-nilai positif, juga dikembangkan

sebagai alat untuk memberdayakan semua potensi peserta didik agar

mereka dapat tumbuh sejalan dengan tuntunan kebutuhan agama,

sosial, ekonomi, pendidikan, politik, hukum, dan lain sebagainya.

b. Tujuan Pendidikan

Tujuan merupakan suatu faktor penting dalam pendidikan.

Tujuan pendidikan dimaksudkan untuk dapat mengembangkan cita-

cita yang ingin di capai sehingga dalam tahap pelaksanaannya harus

jelas dan tersistematis agar dapat mencapai suatu tujuan yang

diinginkan.

6 Nurani Soyomukti, Teori-Teori Pendidikan, (Yogyakarta : Ar-Ruzz Media, 2015), h. 30.

7 Dedy Mulyasana, Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing, (Bandung : PT Remaja

Rosdakarya, 2011), h. 5.

Page 30: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

11

Menurut Plato yang dikutip oleh M. Sukardjo dan Ukim

Komarudin dalam buku Landasan Pendidikan bahwa:

Tujuan pendidikan sesungguhnya adalah penyadaran terhadap

self knowing dan self realiztion kemudian inquiry and logic

Jadi, disini jelas bahwa tujuan pendidikan memeberikan

penyadaran terhadap apa yang diketahuinya, kemudian

pengetahuan tersebut harus direalisasikan sendiri dan

selanjutnya mengadakan penelitian serta mengetahui hubungan

kausal, yaitu alasan dan alur pikirnya.8

Menurut Ibnu Khaldun yang dikutip oleh Tatang, bahwa tujuan

pendidikan terbagi menjadi beberapa macam, yaitu:

1. Memberikan kesempatan pada pikiran untuk aktif bekerja karena

hal ini sangat penting bagi berkembangnya pemikiran dan

kematangan individu yang dapat bermanfaat bagi masyarakat.

2. Memiliki berbagai ilmu pengetahuan, yang dapat menjadi alat

bantu untuk dapat menjalani kehidupan dengan baik dalam

masyarakat yang maju dan berbudaya.

3. Dijadikan modal mencari lapangan kerja yang dapat

dimanfaatkan untuk kehidupan.

4. Mempersiapkan anak didik yang memiliki akhlak mulia.

5. Mempersiapkan anak didik yang memiliki pendidikan vokasional

dan profesional.9

Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 3

diketahui bahwa: “Tujuan Pendidikan Nasional adalah untuk

mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak

mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga

negara yang demokratis serta bertanggung jawab".10

Tujuan pendidikan di tiap negara berbeda-beda sesuai dengan

dasar dan ideologi negara tersebut. Tujuan pendidikan di Indonesia

berasas pada Pancasila, karena pancasila merupakan sebuah dasar

Negara Republik Indonesia. Tujuan tersebut diharapkan dapat

membentuk perilaku yang berasas pada pada Pancasila, yaitu,

8 M. Sukardjo dan Ukim Komarudin, Landasan Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 2013), h. 14.

9 Tatang S, op.cit., h. 62.

10

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003, op.cit., h. 3.

Page 31: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

12

religius, berkepribadian sebagai warga negara yang baik, dan

demokratis.

3. Jalur Pendidikan

Jalur pendidikan adalah sarana untuk mencapai tujuan pendidikan,

melalui sarana tersebut peserta didik dapat mengembangkan segala

potensi yang ada dalam dirinya dengan melalui proses pendidikan

tertentu yang sesuai dengan tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan

nasional dapat terwujud apabila di dukung oleh kompenen-komponen

yang ada dalam satuan sistem pendidikan.

Sesuai dengan bunyi UU RI Undang-Undang No. 20 Tahun 2003

tentang sistem pendidikan nasional mengenai satuan, jalur dan jenis

pendidikan, yaitu pada bab VI, pasal 13 ayat I dan II bahwa: “Jalur

pendidikan terdiri atas pendidikan formal, nonformal, dan informal yang

dapat saling melengkapi dan memperkaya. Pendidikan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) diselenggarakan dengan sistem terbuka melalui

tatap muka dan/atau melalui jarak jauh”.11

Berdasarkan pernyataan di atas, maka bentuk-bentuk pendidikan

dapat di kategorikan menjadi tiga yaitu: pendidikan pendidikan formal,

pendidikan non formal dan pendidikan informal.

a. Pendidikan Formal

Pendidikan formal diselenggarakan pada lembaga pendidikan

yang bertujuan untuk mewujudkan peserta didik yang memiliki

kecakapan akademis dan trampil dalam berbagai bidang.

Sebagaimana menurut Agoes Dariyo bahwa :

Pendidikan formal (formal education) adalah Jenis pendidikan

yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan (baik negeri

atau swasta) untuk mempersiapkan peserta didik (siswa atau

mahasiswa) Agar memiliki kemampuan akademis yang

memungkinkan untuk menjadi seorang ahli dan profesional

dibidangnya.12

11

Ibid., h.6.

12

Agoes Dariyo, Dasar-Dasar Pedagogi Modern, (Jakarta: PT Indeks, 2013), h. 7.

Page 32: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

13

Menurut Umar Tirtarahardja, “pendidikan formal merupakan

pendidikan yang secara sengaja dirancang dan dilaksanakan dengan

aturan-aturan yang ketat, seperti harus berjenjang dan

berkesinambungan”.13

Menurut Hadari Nawawi yang dikutip oleh Fuad Ihsan bahwa,

Pendidikan formal adalah usaha pendidikan yang diselenggarakan

secara sengaja, berencana, terarah dan sistematis melalui suatu

lembaga pendidikan yang disebut sekolah”.14

Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan bahwa pendidikan

formal adalah usaha pendidikan yang diselenggarakan secara

sengaja, berencana, terarah dan sistematis melalui suatu lembaga

pendidikan yaitu sekolah. Kegiatan pelaksanaan pendidikan di

sekolah mempunyai bentuk program yang terstruktur dan resmi yang

disebut kurikulum, yang bertujuan:

1) Membantu hubungan keluarga untuk mendidik dan mengajar,

memperbaiki dan memperdalam, memperluas tingkah laku anak

peserta didik yang dibawa dari keluarga serta membantu

pengembangan bakat. 2) Mengembangkan kepribadian peserta didik lewat kurikulum agar:

a) Peserta didik dapat bergaul dengan guru, karyawan dengan

temannya sendiri dan masyarakat sekitar. b) Peserta didik belajar taat kepada peraturan dan disiplin. c) Mempersiapkan peserta didik terjun dimasyarakat berdasarkan

norma-norma yang berlaku.15

Pelaksanaan kegiatan pendidikan formal mengacu pada

kurikulum nasional yang telah ditetapkan oleh pemerintah, hal ini

bertujuan agar memberikan suatu acuan yang mendasar mengenai

standar pendidikan yang harus dilaksankan oleh setiap lembaga

pendidikan.

13

Umar Tirtarahardja, Pengantar Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), h. 164.

14

Fuad Ihsan, Dasar-Dasar Kependidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2001), h. 77.

15

Heri Sugianto Putra, “Pengaruh Pendidikan Formal, Perhatian, Serta Pendapatan Orang Tua

Dengan Prestasi Belajar Tik Siswa Kelas X Sman 2 Ngabang”, Skripsi, Fakultas Teknik

Universitas Negeri Yogyakarta, 2014, h. 12-13. Tidak dipublikasikan.

Page 33: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

14

b. Pendidikan Non Formal

Sekarang ini, mendapatkan pekerjaan bukanlah hal yang mudah

meskipun seseorang telah menyelesaikan suatu jenjang pendidikan

tertentu belum tentu mudah mendapatkan suatu pekerjaan.

Kesempatan seseorang mendapatkan pekerjaan sangatlah terbatas

tidak sebanding dengan jumlah lulusan pendidikan, karena di era

sekarang ini, modal untuk mendapatkan pekerjaan bukan hanya di

lihat dari kemampuan akademiknya saja melainkan juga dilihat dari

skill yang dimiliki.

Dengan adanya kesenjangan tersebut mendorong seseorang

untuk berupaya mengatasi masalah tersebut yaitu dengan cara

mengikuti pendidikan nonformal. Dengan mengikuti pendidikan

nonformal seseorang berharap mendapatkan skill ataupun pelajaran

tambahan tertentu yang tidak ia dapat pada pendidikan formal.

Menurut Marzuki, “pendidikan nonformal adalah proses belajar

yang terjadi secara terorganisasikan di luar sistem persekolahan atau

pendidikan formal, baik di laksanakan terpisah maupun merupakan

bagian penting dari suatu kegiatan yang lebih besar yang

dimaksudkan untuk melayani sasaran didik tertentu dan belajarnya

tertentu pula”.16

Berdasarkan UU RI No. 20 Tahun 2003 Pasal 26 ayat 12 tentang

pendidikan nonformal bahwa: “Pendidikan nonformal

diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan

pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah, dan/atau

pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan

sepanjang hayat”.17

Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa pelaksanaan

pendidikan nonformal bertujuan untuk memberikan berbagai

kebutuhan belajar pada masyarakat yang tidak mendapatkan

16

H.M. Saleh Marzuki, Pendidikan Non Formal, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2012),

h. 137.

17

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003, op.cit., h. 8.

Page 34: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

15

kesempatan belajar di sekolah formal.

c. Pendidikan Informal

Pendidikan informal berada dalam ruang lingkup keluarga,

pendidikan yang dilakukan oleh keluarga merupakan salah satu dasar

yang akan membentuk watak, kebiasaan dan perilaku pada anak di

masa depannya nanti. Menurut UU RI No.20 Tahun 2003 bahwa:

“pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan

lingkungan”.18

Sedangkan menurut Agoes Dariyo, “pendidikan informal

(informal education) ialah jenis pendidikan yang dilakukan oleh

orang tua untuk mendidik anak-anak agar mereka menjadi pribadi

yang dewasa dan bertanggungjawab di masyarakat”.19

Sehingga

dapat diketahui bahwa pendidikan informal berlangsung di ruang

lingkup keluarga.

Sebagaimana firman Allah dalam Surat An-Nahl ayat 78:

Artinya:

“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan

tidak mengerti sesuatu apapun. dan Dia memberi kamu

pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.” (Q.S

An-Nahl : 78)20

Maksud dari kandungan tersebut bahwa, pada awal dilahirkan

manusia tidak dibekali oleh ilmu pengetahuan, ilmu pengetahuan

pertama yang manusia di dapat melalui keluarga. Watak, sikap,

perilaku seseorang terbentuk dengan bagaimana cara keluarga

ajarkan. Maka dari proses pengajaran tersebut seorang anak akan

menyimpan memorinya dan akan menghasilkan pemahaman tentang

sesuatu yang sebelumnya ia tidak ketahui.

18

Ibid., h. 2.

19

Agoes Dariyo, op.cit., h. 8.

20

Al-Qur’an, 16:78.

Page 35: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

16

Meskipun pada saat lahir seseorang tidak dibekali ilmu

pengetahuan oleh Allah SWT, namun Allah SWT telah memberikan

potensi edukatif berupa pendengaran, penglihatan, dan hati atau akal.

Potensi pendengaran memiliki peranan penting dalam kegiatan

pembelajaran, karena jika anak mengalami gangguan dalam

pendengarannya, maka akan menghambat proses pembelajarannya.

Melalui potensi penglihatan seorang anak dapat mengamati suatu

objek disekitarnya. Dengan potensi inilah seorang anak akan

mendapatkan pengetahuan dari apa yang ia lihat. Yang terakhir

Allah SWT memberikan potensi hati atau akal. Dalam proses

pembelajaran akal sangat berperan penting karena proses belajar

membutuhkan aktivitas berpikir. Dengan adanya kekuatan akal maka

seorang anak melakukan penalaran dari pembelajaran yang ia dapat

yang nantinya akan menghasilakn sebuah kesimpulan.

Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa pola

didik orang tua terhadap anak akan membentuk watak dan

kepribadian anaknya. Maka, sebagai orang tua hendaknya

memberikan teladan yang baik bagi anak, baik dalam hal ucapan

maupun perbuatan, karena dengan memberikan teladan yang baik

maka akan mencerminkan dalam diri seorang anak sebagai

kepribadian yang baik.

Pada penelitian ini, peneliti menjadikan pendidikan formal

sebagai penentu pemeliharaan kebersihan lingkungan tempat tinggal

yang dilakukan oleh ibu rumah tangga.

d. Tingkat Pendidikan

Seseorang mendapatkan ilmu pengetahuan melalui pendidikan

yang pada prosesnya memiliki tingkatan-tingkatan tertentu.

Tingkatan tersebut menjadi simbol seseorang dalam memperoleh

pengetahuan.

Page 36: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

17

Berdasarkan UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan

Nasional bahwa : “Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan

yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik,

tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan”.21

Sedangkan jenjang pendidikan formal di Negara Indonesia

sebagimana disebutkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun

2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Repubik Indonesia, dibagi

menjadi tiga, yaitu “pendidikan dasar, pendidikan menengah dan

pendidikan tinggi”.22

Yang dimaksud jenjang pendidikan adalah tahapan

pembelajaran yang dilalui peserta didik berdasarkan tingkat

perkembangan peserta didik. Pendidikan formal dibagi menjadi tiga,

yaitu pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

1) Pendidikan Dasar

Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang

melandasi jenjang pendidikan menengah. Pendidikan dasar

berbentuk sekolah dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI)

atau bentuk lain yang sederajat serta Sekolah Menengah

Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs), atau bentuk

lain yang sederajat.

2) Pendidikan Menengah

Pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan

dasar. Jenjang pendidikan menengah terdiri atas pendidikan

menengah umum dan pendidikan menengah kejujuran.

Pendidikan menengah berbentuk Sekolah Menengah Atas

(SMA), Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah Kejuruan

(SMK), dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK), atau bentuk

lain yang sederajat.

21

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003, loc.cit., h. 2.

22

Ibid., h. 6

Page 37: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

18

3) Pendidikan Tinggi

Pendidikan tinggi merupakan suatu jalur pendidikan sekolah

pada jenjang yang lebih tinggi.

Pendidikan Tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah

pendidikan menengah yang di selenggarakan oleh

perguruan tinggi yang terdiri atas pendidikan akademik,

pendidikan vokasi, dan pendidikan profesi. Pendidikan

tinggi berbentuk akademi, politeknik, sekolah tinggi, institut

dan universitas.23

Dengan demikian tingkat pendidikan dapat di kategorikan

menjadi tiga, yaitu tungkat pendidikan dasar (SD, MI, atau yang

sederajat serta SMP atau yang sederajat), tingkat pendidikan

menengah (SMA atau yang sederajat), pendidikan tinggi

(perguruan tinggi, akademi, institut atau universitas).

4. Tahun Penyelesaian Pendidikan

Tahun penyelesaian pendidikan merupakan ukuran lamanya waktu

yang ditempuh oleh seseorang untuk mencapai pendidikan formal, istilah

lain dari tahun penyelesaian pendidikan adalah tahun sukses pendidikan.

Tahun sukses di hitung berdasarkan lamanya waktu yang ditempuh

oleh seseorang untuk mencapai pendidikan terakhir. Di Indonesia

program wajib belajar yang berlaku saat ini adalah 12 tahun, yakni

Sekolah Dasar (SD/sederajat) selama 6 tahun, Sekolah Menengah

Pertama (SMP/sederajat) selama 3 tahun dan Sekolah Menengah Atas

(SMA/sederajat) selama 3 tahun. Maka jika seseorang telah

menempuh pendidikan sampai SMA/sederajat maka tahun suksesnya

adalah 12 tahun, jika hanya sampai tingkat SMP/sederajat maka tahun

suksesnya adalah 9 tahun dan jika hanya sampai tingkat SD/sederajat

maka tahun suksesnya adalah 6 tahun.24

23

Isna Atik Wildayati, “Pengaruh Tingkat Pendidikan Formal Orang Tua Terhadap Prestasi

Belajar Studi PAI Di SMP Negeri 1 Ambarawa Kab. Semarang Tahun Ajaran 2011/2012”, Skripsi

pada Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang, Semarang, 2012. h. 14, tidak

dipublikasikan.

24

Rifka Charisa Devi, “Hubungan Tingkat Pendidikan Masyarakat Dengan Perilaku

Pengelolaan Sampah Di Pemukiman Nelayan Kelurahan Bandengan Kecamatan Kota Kenda”l,

Skripsi, Jurusan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang , 2016, h. 15-16.

Tidak dipublikasikan.

Page 38: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

19

Dengan demikian, tahun sukses pendidikan dapat di lihat dari

lamanya waktu yang ditempuh oleh seseorang untuk mencapai

pendidikan terakhir.

5. Ibu Rumah Tangga

Dalam keluarga seorang ibu tidak hanya berperan sebagai istri dan

ibu bagi anaknya melainkan juga berperan penting dalam mengelola

rumah keluarganya.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dikutip oleh Failasufa,

bahwa: “ibu rumah tangga dapat diartikan sebagai seorang wanita yang

mengatur penyelenggaraan berbagai macam pekerjaan rumah tangga,

atau dengan pengetian lain ibu rumah tangga merupakan seorang istri

(ibu) yang hanya mengurusi berbagai pekerjaan dalam rumah tangga

(tidak bekerja di kantor)”. 25

Dengan demikian, ibu rumah tangga mempunyai peran yang sangat

penting dalam mengatur pekerjaan dirumah tangga. Salah satunya

menggenai kebersihan lingkungan.

B. Pemeliharaan Kebersihan Lingkungan Tempat Tinggal

1. Pemeliharaan Kebersihan

Pemeliharaan kebersihan adalah suatu upaya untuk menjaga agar

lingkungan tidak kotor dan tetap indah dalam rangka mewujudkan dan

melestarikan kehidupan yang sehat dan nyaman.

Kebersihan merupakan segala sesuatu yang tidak kotor, bersih, rapih

dan bebas dari penyakit sehingga memberikan rasa nyaman dalam

melakukan kegiatan sehari-hari.

25

Failasufa Dhiyaul Fatih, “Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Dengan Sikap Dan Perilaku

Ibu Rumah Tangga Dalam Pemeliharaan Kebersihan Lingkungan Tempat Tinggal Di Desa Klaling

Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus”, Skripsi, Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas

Negeri Semarang, Semarang, 2015, h. 16. Tidak dipublikasikan.

Page 39: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

20

Menurut Nazaruddin, “kebersihan merupakan suatu keadaan yang

bebas dari segala kotoran, penyakit, dan lain-lain, yang dapat merugikan

segala aspek yang menyangkut setiap kegiatan dan perilaku lingkungan

masyarakat”.26

Menurut Yusuf Al-Qardhawi, “kebersihan merupakan suatu kegiatan

atau kebiasaan membersihkan sesuatu yang dianggap kotor, supaya

menjadi bersih”.27

Sehingga dapat disimpulkan bahwa, kebersihan merupakan suatu

keadaan yang bebas dari segala sesuatu yang kotor, penyakit dan lain

sebagainya. Untuk itu kebersihan merupakan cerminan bagi setiap

individu dalam menjaga kesehatan.

Dalam ajaran agama islam, kebersihan menjadi suatu hal yang

penting, hal ini dapt dilihat dalam hadits berikut ini:

Artinya: “Sesungguhnya Allah ta’ala Maha baik, menyukai kebaikan,

Maha bersih menyukai kebersihan, Mahamulia menyukai kemuliaan,

Maha Pemurah menyukai kedermawanan, maka bersihkanlah tempat-

tempatmu.”(HR. Tirmizi)

Dari hadits tersebut dapat diketahui bahwa, Allah SWT Maha Baik,

Maha Suci, dan Maha Indah. Dia mencintai kebaikan, kesucian,

kemuliaan, dan keindahan. Agar kita dicintai Allah maka hendaknya kita

harus senantiasa berbuat kebajikan, menjaga kesucian (kebersihan lahir

dan batin), mengagungkan Allah SWT dan berbuat kemuliaan terhadap

sesama manusia dan menjadikan tempat tinggal dan lingkungannya

terlihat teratur, tertib dan indah.

26

Nazaruddin, “Analisis Perilaku Masyarakat Dalam Upaya Menciptakan Kebersihan

Lingkungan Di Kota Pekanbaru (Studi Kasus Kelurahan Simpang Baru)”, Volume 1 No. 2.

Oktober 2014, h. 1.

27

Yusuf Al-Qardhawi, Fiqih Thaharah, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2004), terj.Samson

Rahman, h.3.

Page 40: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

21

Dan hadits lain yang berhubung dengan kebersihan adalah sebagai

berikut:

)

Artinya: “Kebersihan itu sebagian dari iman”. (HR. Ahmad)

Dari hadits tersebut diketahui bahwa, seseorang yang mengaku

beriman, tentu akan benar-benar menjaga kebersihannya. Ketika

menyebut iman, bersih berarti mencakup keseluruhan seperti, bersih

lingkungannya, pakaianya, tubuhnya, fikirannya, hatinya, bahkan bukan

hanya bersih melainkan suci. Sehingga kebersihan dalam hal ini bukan

saja menjaga kebersihan tempatnya saja melainkan pula tubuhnya,

fikirannya, bahkan hingga hatinya akan selalu dijaga kebersihannya.

2. Lingkungan Tempat Tinggal

Lingkungan merupakan tempat tinggal bagi mahluk hidup termasuk

di dalamnya manusia. Setiap manusia pasti mendambakan lingkungan

yang bersih dan sehat. Namun untuk menciptakan lingkungan yang

bersih dan sehat tidaklah mudah. Tidak jarang karena berbagai kesibukan

dan alasan lain membuat kita menjadi kurang memperhatikan lingkungan

sekitar, terutama lingkungan tempat tinggal.

Menurut Mulyanto, “lingkungan adalah seluruh faktor luar yang

mempengaruhi suatu organisme; faktor-faktor ini dapat berupa organisme

hidup (biotic factor) atau variabel-variabel yang tidak hidup (abiotic

factor) misalnya suhu, curah hujan, panjangnya siang, angin serta arus-

arus laut”.28

28

HR. Mulyanto, Ilmu Lingkungan, (Yogyakarta:Graha Ilmu, 2007), h. 1.

Page 41: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

22

Menurut Beroya yang dikutip oleh I Gusti Bagus, bahwa lingkungan

adalah segala sesuatu yang melingkupi organisme yang dapat

mempengarhui pertumbuhan dan perkembangannya, pada saat yang sama

juga dapat mempengaruhi lingkungan”.29

Sedangkan menurut UUD Republik Indonesia Nomor 23 Tahun

1997 tentang penelolaan lingkungan hidup pada pasal 1, menjelaskan

bahwa: “lingkungan adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya,

keadaan dan makhluk hidup termasuk manusia dan perilakunya yang

mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia

serta makhluk hidup lain”.30

Menurut Emil Salim yang dikutip oleh Nazarudin, bahwa “secara

umu lingkungan hidup diartikan sebagai segala benda, kondisi dan

keadaan dan pengaruh yang terdapat dalam ruang yang kita tempati dan

pengaruhi hal hidup termasuk kehidupan manusia”.31

Sedangkan menurut Siahaan yang dikutip oleh Nazarudin,

“lingkungan hidup merupakan bagian dari kehidupan manusia”.32

Menurut Soemarwoto yang dikutip oleh I Gusti Bagus, bahwa

lingkungan hidup adalah ruang yang ditempati makhluk hidup bersama

dengan benda benda hidup dan tak hidup di dalamnya”.33

Menurut budiaman candra, lingkungan hidup manusia pada dasarnya

terdiri dari dua bagian, internal dan eksternal. Lingkungan hidup internal

merupakan suatu keadaan yang dinamis dan seimbang yang disebut

homeostatis, sedangkan lingkungan hidup eksternal merupakan

lingkungan di luar tubuh manusia yang terdiri atas tiga komponen, antara

lain:

s

29

I Gusti Bagus Arjana, Geografi Lingkungan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013), h.

26.

30

HR. Mulyanto, op.cit., h.1.

31

Nazarudin, “Kebersihan Lingkungan Di Kota Pekanbaru (Studi Kasus Kelurahan Simpang

Baru), Volume 1 No. 2, Oktober 2014, h. 6.

32

Ibid., h. 6.

33

I Gusti Bagus Arjana, loc.cit., h. 26.

Page 42: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

23

1. Lingkungan Fisik

Lingkungan fisik bersifat abiotik atau benda mati seperti air, udara,

tanah, cuaca, makanan, rumah, panas, sinar, radiasi, dan lain-lain.

2. Lingkungan Biologis

Lingkungan biologis bersifat biotik atau benda hidup, misalnya

tumbuh-tumbuhan, hewan, virus, bakteri, jamur, parasit, serangga, dan

lain-lain yang dapat berperan sebagai agens penyakit, reservoir

infeksi, vektor penyakit, dan hospes intermediat.

3. Lingkungan Sosial

Lingkungan sosial berupa kultur, adat-istiadat, kebiasaan,

kepercayaan, agama, sikap, standar dan gaya hidup, pekerjaan,

kehidupan kemasyarakatan, organisasi sosial dan politik.34

Berdasarkan teori-teori yang telah dipaparkan mengenai lingkungan

dapat disimpulkan bahwa lingkungan adalah segala sesuatu yang ada

disekitar manusia baik itu benda mati maupun benda hidup yang

mempengaruhi keberlangsungan hidup manusia.

Timbulnya masalah-masalah lingkungan berawal dari tindakan-

tindakan manusia untuk dapat memenuhi kebutuhan dan keinginanya

demi kesejahteraan kehidupannya tanpa memperdulikan dampak-dampak

yang akan ditimbulkannya.

Semakin bertambahnya penduduk maka semakin bertambah pula

kebutuhannya. Bila manusia semakin bertambah begitu banyak pada

suatu tempat maka dapat mengganggu keseimbangan lingkungan

sehingga menimbulkan permasalahan lingkungan.

Permasalahan lingkungan juga berasal dari pesatnya kemajuan

teknologi, kemajuan teknologi memberikan kemajuan yang besar

diberbagai bidang kehidupan manusia, namun kemajuan teknologi dapat

merubah keadaan pada lingkungan hidup. Sebagaimana menurut

Moh.Soerjani bahwa:

Teknologi sekarang sudah berhasil membawa manusia menjelajahi

ruang angkasa dan mendaratkannya di bulan. Bahkan hidup itu

sendiri sudah dieksperimenkan seperti bayi tabung, sapi suntikan,

dan lain-lain. Perkembangan teknologi serupa ini mengubah

keadaan yang berada di ruang lingkupan hidup, sehingga timbul

gangguan pada keseimbangan lingkungan hidup. Apaila gangguan

34

Budiman Chandra, Pengantar Kesehatan Lingkungan, (Jakarta : EGC, 2006), h. 10.

Page 43: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

24

ini dibuat oleh manusia sendiri maka pemulihan keseimbangan

sistem lingkungan hidup harus pula diusahakan manusia.35

Selain bertambahnya jumlah penduduk dan kemajuan teknologi,

kegiatan pembangunan juga telah membawa dampak negatif pada

lingkungan, seperti mengeksploitasi sumber daya alam yang merusak

keseimbangan antara komponen ekosistem sehingga menimbulkan

kerusakan dan pencemaran bagi berfungsinya proses-proses alam pada

ekosistem.

Berdasarkan terori-teori yang berkaitan dengan permasalahan

lingkungan dapat diketahui bahwa sebagian besar kerusakan lingkunga

disebabkan oleh manusia. Sebagimana menurut Al-Quran yaitu sebagai

berikut:

Artinya: "Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan

karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka

merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali

(ke jalan yang benar). (41) Katakanlah (Muhammad), “ Bepergianlah di

bumi lalu lihatlah bagaimana kesudahan orang-orang dahulu.

Kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang mempersekutukan

(Allah)". (Al Qur'an Surat Al Rum 41 – 42).

Dari ayat tersebut dapat diketahui bahwa, penegasan Allah SWT

tentang berbagai kerusakan yang terjadi di darat dan di laut adalah akibat

ulah atau perbuatan manusia, padahal Allah SWT menciptakan alam

semesta dan segala isinya adalah untuk dimanfaatkan oleh manusia demi

kesejahteraan hidup dan kemakmurannya. Manusia diangkat sebagai

khalifah di bumi yang diamanati agar menjaga kelestarian alam jangan

sampai merusaknya. Manusia diperbolehkan menggali kekayaan alam,

35

Moh. Soerjani, Rofiq Ahmad dan Rozy Munir, Lingkungan : Sumber Daya Alam Dan

Kependudukan Dalam Pembangunan, (Jakarta : UI-Press, 2008), h. 187.

Page 44: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

25

mengolahnya, dan memanfaatkan sebagai bekal beribadah kepada Allah

dan beramal soleh. Namun kenyataannya karena manusia mempunyai

sifat tamak, rakus yang berlebihan, sehingga penggalian alam itu tak

terkendalikan yang berdampak menjadi bencana alam, seperti tanah

longsor, banjir, alam menjadi tandus, kekeringan, alam menjadi gersang,

dan udara tercemar dan lain sebagainya. Kerusakan alam itu akan

berakibat pula kesengsaraan pada diri manusia itu sendiri. Oleh karena

itu manusia disuruh mempelajari sejarah sebelumnya bahwa banyak

manusia yang menjadi sengsara akibat mereka tidak mau lagi

menghiraukan seruan Allah SWT, bahkan mereka kebanyakan berbuat

musyrik dan kufur kepada Tuhannya.

Berdasarkan pemaparan tentang lingkungan tempat tinggal,

diketahui bahwa kehidupan manusia tidak bisa dipisahkan dari

lingkungan alam maupun sosial. Untuk itu seharusnya kita dapat

memelihara kebersihan lingkungan dengan baik. Dalam penelitian ini,

peneliti menfokuskan penelitian pada pemeliharaan kebersihan

lingkungan tempat tinggal yang meliputi:

a. Rumah Sehat

Rumah sehat merupakan bangunan tempat berlindung dan

beristirahat serta sebagai sarana pembinaan keluarga yang

menumbuhkan kehidupan secara fisik, mental, dan sosial, sehingga

seluruh anggota keluarga dapat bekerja secara produktif. Oleh karena

itu, keberadaan rumah sehat yang aman, bersih dan teratur sangat

diperlukan agar fungsi dan kegunaan rumah dapat terpenuhi dengan

baik.

Menurut Depatermen Kesehatan yang dikutip oleh Aprinda dan

Keman, bahwa: “Lingkup penilaian rumah sehat dilakukan terhadap

kelompok komponen rumah, sarana sanitasi, dan perilaku penghuni.

Hal ini dimaksudkan agar penghuni mampu meningkatkan mutu

Page 45: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

26

hunian sekaligus meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat”.36

Masalah perumahan telah di atur dalam Undang-Undang No.

4/1992 tentang Perumahan, pada Bab 3 Pasal 5 ayat (1) disebutkan

bahwa: “Setiap warga negara mempunyai hak untuk menempati dan

atau menikmati dan atau memiliki rumah yang layak dan lingkungan

yang sehat, aman, serasi, dan teratur”.37

Menurut Budiman Chandra persyaratan rumah yang sehat

tercantum dalam Residential Enviroment dari WHO, antara lain:

1) Harus dapat melindungi dari hujan, panas, dingin, dan berfungsi

sebagai tempat istirahat.

2) Mempunyai tempat-tempat untuk tidur, masak, mandi, mencuci,

kakus, dan kamar mandi.

3) Dapat melindungi dari bahaya kebisingan dan bebas dari

pencemaran.

4) Bebas dari bahan bangunan yang berbahaya.

5) Terbuat dari bahan bangunan yang kokoh dan dapat melindungi

penghuninya dari gempa, keruntuhan, dan penyakit menular.

6) Memberi rasa aman dan lingkungan tentangga yang serasi.38

Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa, rumah

tidak hanya berfungsi sebagai tempat berlindung dan beristirahat

melainkan juga sebagai sarana dalam memperbaiki kesehatan. Untuk

itu rumah yang di huni harus memiliki persyaratan-persyaratan

rumah yang sehat. Rumah yang sehat tidak harus besar melainkan

harus memenuhi persyaratan rumah yang sehat. Jadi meskipun

rumah tersebut sederhana tetapi masuk ke dalam kualifikasi

persyaratan rumah yang sehat, maka rumah tersebut dikatakan rumah

yang sehat.

Adapun persyaratan kesehatan rumah tinggal menurut

Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor: 829/Menkes/SK/VII/1999

dapat di lihat dari 10 aspek, yaitu: (1) bahan bangunan, (2)

36

Aprinda Dwi Safitri Dan Soedjajadi Keman, “Hubungan Tingkat Kesehatan Rumah Dengan

Kejadian Ispa Pada Anak Balita Di Desa Labuhan Kecamatan Labuhan Badas Kabupaten

Sumbawa”, Jurnal Kesehatan Lingkungan, Vol.3, No.2, Januari 2007, h. 139-140

37

Undang-Undang Republik Indonesia, NO. 4 Tahun 1992 Tentang Perumahan dan

Pemukiman, h. 5.

38

Budiman Chandra, Pengantar Kesehatan Lingkungan, (Jakarta : EGC, 2006), h. 162.

Page 46: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

27

komponen dan penataan ruang, (3) pencahayaan, (4) kualitas udara,

(5) ventilasi, (6) binatang penular penyakit, (7) air, (8) tersediannya

sarana penyimpanan makanan yang aman dan hygiene, (9) limbah,

dan (10) kepadatan hunian ruang tidur, selengkapnya diuraikan

seperti berikut ini :

1) Bahan bangunan

Dalam membangun rumah, sebaiknya memeperhatikan

bahan bangunan yang memenuhi kriteria sebagai berikut:

(a) Tidak terbuat dari bahan yang dapat melepaskan bahan

yang dapat membahyakan kesehatan, antara lian debu total

kurang dari 150 ug/m², asbestos kurang dari 0,5 serat/m³ per

24 jam, plumbum (Pb) kurang dari 300/mg/kg bahan.

(b) Tidak terbuat dari bahan yang dapat menjadi tumbuh dan

berkembangnya mikroorganisme patogen.39

2) Komponen dan Penataan Ruang Rumah

Komponen dan penataan rumah harus diperhatikan

sedemikian rupa agar para penghuni merasa nyaman dan aman

berada di dalam rumah. Komponen rumah harus memenuhi

persyaratan fisik dan biologis sebagai berikut:

(a) Lantai kedap air dan mudah dibersihkan. Contohnya lantai

yang terbuat dari keramik. Lantai yang terbuat dari keramik

jika terkena air, air tersebut tidak meresap dan mudah untuk

dibersihkannya.

(b) Dinding;

(1) Di ruang tidur, ruang keluarga dilengkapi dengan

sarana ventilasi untuk pengaturan sirkulasi udara;

(2) Di kamar mandi dan tempat cuci harus kedap air dan

mudah dibersihkan;

(3) Langit-langit harus mudah dibersihkan dan tidak rawan

kecelakaan;

(4) Bumbung rumah yang memiliki tinggi 10 meter atau

lebih harus di- lengkapi dengan penangkal petir;

(5) Ruang di dalam rumah harus di tata agar berfungsi

sebagai ruang tamu, ruang keluarga, ruang makan,

ruang tidur, ruang dapur, ruang mandi dan ruang

bermain anak; dan

39

Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor: 829/Menkes/SK/VII/1999 Tentang Persyaratan

Kesehatan Perumahan, h. 9-10.

Page 47: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

28

(6) Ruang dapur harus dilengkapi dengan sarana

pembuangan asap.40

3) Pencahayaan

Rumah yang sehat harus memeiliki pencahayaan yang

cukup. Pada umumnya cahaya matahari yang masuk kedalam

rumah melalui jendela-jendela, namun jika tidak

memungkinkan, cahaya matahari dapat masuk melalui genteng

yang terbuat dari kaca. Cahaya yang di dapat dalam rumah tidak

hanya dari cahaya matahari melainkan bisa berasal dari cahaya

buatan seperti, lampu, lilin dan lain sebagainya.

Rumah sehat memerlukan cahaya yang cukup, tidak kurang

dan tidak terlalu banyak. Kurangnya cahaya yang masuk ke

dalam rumah, terutama cahaya matahari, disamping kurang

nyaman, juga merupakan media atu tempat yang baik untuk

hidup dan berkembangnya bibit penyakit. Sebaliknya terlalu

banyak cahaya dalam rumah akan menyebabkan silau, dan

akhirnya dapat merusak mata.41

Pencahayaan di dalam rumah sangat dibutuhkan, karena

akan memudahkan penglihatan penghuni dalam beraktivitas di

dalam rumah, dan rumah menjadi tidak lembab. Jika tidak

adanya pencahayaan di dalam rumah, maka dapat menghabat

aktivitas penghuni di dalam rumah, dan rumah menjadi lembab.

Rumah yang lembab akan memunculkan perkembang biakan

bibit penyakit.

4) Kualitas udara

Rumah yang sehat harus memiliki kualitas udara yang baik,

yaitu terbesas dari gangguan gas-gas beracun yang dapat

merugikan kesehatan.

40 Suparto, “Persyaratan Lingkungan Hunian Sehat, Fakultas Pendidikan Teknologi Dan

Kejuruan, Ikip Veteran Semarang”, Vol : XXII, No : 1, Mei 2015, h. 89.

41

Soekidjo Notoatmodjo, Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni, (Jakarta : PT Rineka Cipta,

2007), h. 170-171.

Page 48: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

29

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Nomor 829/MENKES/SK/VII/1999 bahwa rumah yang sehat

memiliki persyaratan kualitas udara sebagai berikut:

1) Suhu udara nyaman antara 18°C sampai 30°C.

2) Kelembaban udara berkisar antara 40 sampai 70%.

3) Konsentrasi gas SO2 tidak melebihi 0,10 ppm/24 jam.

4) Pertukaran udara (“air exchange rate”) 5 kaki kubik per

menit per penghuni

5) Konsentrasi gas CO tidak melebihi 100 ppm/8 jam;

6) Konsentrasi gas formaldehid tidak melebihi 120 mg/m³.42

5) Ventilasi

Rumah yang sehat harus memiliki ventilasi udara yang baik,

agar sirkulasi udara dalam ruangan menjadi lancar dan udara

menjadi segar.

Jenis-jenis ventilasi, yakni:

a) Ventilasi alamiah, diama aliran udara dalam ruangan

tersebut secara alamiah melalui jendela, pintu, lubang angin,

lubang-lubang pada dinding, dan sebagainya.

b) Ventilasi buatan, yaitu dengan menggunakan alat-alat

khusus untuk mengalirkan udara tersebut, misalnya kipas

angin, dan mesin pengisap udara.43

6) Bintang Penular Penyakit

Pada daerah tropis banyak terjadi kasus penyakit demam

berdarah akibat kurang bersihnya lingkungan disekitar kitar.

Penyakit tersebut disebabkan oleh berbagai vektor.

Menurut Budiman Chandra, “vektor adalah organisme

hidup yang dapat menularkan agens penyakit dari satu hewan ke

hewan lain atau kemanusia”.44

Binatang penular penyakit tersebut bersal dari nyamuk,

lalat, dan lain sebagainya. Cara untuk mencegahan penularan

penyakit tersebut adalah sebagai berikut :

42

Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor: 829/Menkes/SK/VII/1999, op.cit., h. 10.

43

Soekidjo Notoatmodjo, loc.cit., h. 170.

44

Budiman Chandra, op.cit., h. 16.

Page 49: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

30

a) Tersedia air bersih yang aman dan saniter.

b) Perlindungan sistem penyediaan air bersih dari pencemaran.

c) Tersedianya fasilitas toilet yang meminimalkan bahaya

penularan penyakit.

d) Melindungi terhadap kontaminasi saluran pembuangan air

limbah dari permukaan bagian dalam perumahan.

e) Mencegah kondisi yang tidak saniter dekat perumahan.

f) Menghilangkan serangga dari perumahan yang mungkin

memainkan peran dalam penularan penyakit infeksi.

g) Tersedia fasilitas melindungi makanan dan susu segar.

h) Memungkinkan lahan yang cukup luas pada kamar tidur

untuk meminimalkan bahaya infeksi kontak.45

Untuk itu hidup bersih dan sehat sangat diperlukan untuk

mencegah agar tidak terjadi ganguan kesehatan dan penularan

penyakit pada manusia.

7) Penyediaan Air

Air yang bersih sangat di perlukan dalam kehidupan sehari-

hari. Air bersih diperlukan untuk minum, memasak, mencuci,

mandi dan lain sebagainnya. Kebutuhan air bersih tersebut harus

terpenuhi bagi para penghuninya.

Menurut WHO dikutip oleh Soekidjo Notoatmodjo, “di

negar-negara maju setiap orang memerlukan air antara 60-12

liter perhari, sedangkan di negara-negara berkembang, termasuk

Indonesia setiap orang memerlukan air antara 30-60 liter

perhari”.46

Berdasarkan pernyataan tersebut penyediaan air untuk

keperluan sehari-hari sangat penting bagi manusia. Tanpa air

manusia akan mengalami kesulitan dalam melakukan aktivitas

sehari-hari dan apabila manusia kekurangan air, maka akan

menimbulkan masalah-masalah pada kesehatan.

45

Soedjajadi Keman, “Enam Kebutuhan Fundamental Perumahan Sehat”, Jurnal Kesehatan

Lingkungan. Vol.3, No.2, Januari 2007, hal. 187-188.

46

Soekidjo Notoatmodjo, op.cit., h. 173.

Page 50: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

31

8) Sarana Penyimpanan Makanan

Untuk menjaga makanan agar tahan lama, dan terlindungi

dari hewan seperti, tikus, kecoa dan binatang lainnya yang dapat

merusak dan mencemari makanan di butuhkan tempat

penyimpanan yang baik agar dapat menjaga makanan tetap

bersih.

Menurut Depkes RI tahun 2004 yang dikutip oleh T.

Prasetyo dalam Jurnal Khasanah Ilmu bahwa : Untuk

meningkatkan mutu makanan, perlengkapan/sarana disarankan

juga memenuhi syarat kesehatan, antara lain:

a) Mudah dibersihkan.

b) Harus terlindungi dari debu dan pencemar.

c) Tersedia tempat untuk :

(1) Air bersih.

(2) Penyimpanan bahan makanan.

(3) Penyimpanan makanan jadi/siap.

(4) Penyimpanan peralatan.

(5) Tempat cuci.47

Selain itu, dibutuhkan teknik penyimpanan bahan makanan

agar terhindar dari perkembang biakan bakteri. Yaitu sebagai

berikut:

a) Terlindung dari debu, bahan kimia yang berbahaya,

serangga dan hewan.

b) Makanan cepat busuk disimpan dalam suhu panas 65,5oC

atau disimpan dalam suhu dingin 4oC atau kurang. Makanan

cepat busuk untuk penggunaan dalam waktu lama (>6 jam)

disimpan dalam suhu -50oC sampai -10

oC.

48

9) Pembuangan limbah

Limbah adalah sisa dari kegiatan sehari-hari, dimana ada

aktivitas penduduk disanalah limbah berasal. Syarat

pembuangan limbah yang baik adalah sebagai berikut:

47

T. Prasetyo Hadi Atmoko, “Peningkatan Higiene Sanitasi Sebagai Upaya Menjaga Kualitas

Makanan Dan Kepuasan Pelanggan Di Rumah Makan Dhamar Palembang”, Jurnal Khasanah

Ilmu, Volume 8 No. 1, 2017, h. 5.

48

Ibid., h. 7.

Page 51: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

32

a) Tidak mengakibatkan kontaminasi terhadap sumber-sumber

air minum.

b) Tidak mengakibatkan pencemaran air permukaan.

c) Tidak menimbulkan pencemaran pada flora dan fauna yang

hidup di air didalam penggunaannya sehari-hari.

d) Tidak dihinggapi oleh vektor atau serangga yang

menyebabkan penyakit.

e) Tidak terbuka dan harus tertutup.

f) Tidak menimbulkan bau atau aroma tidak sedap.49

Jadi dalam pembuang limbah, sebaiknya harus

mementingkan aspek lingkungan, karena jika limbah dibuang

secara sembarangan akan mengakibatkan dampak buruk

terhadap lingkungan dan kesehatan. Untuk itu, sebaiknya limbah

diolah agar dapat mengurani pencemaran lingkungan yang di

akibatkan oleh limbah tersebut.

10) Kepadatan Hunian

Untuk menciptakan suasana yang nyaman di dalam rumah,

penghuni rumah harus memperhatikan kepadatan hunian, yaitu :

“Ruang atau kamar diperhitungkan berdasarkan jumlah

penghuni atau jumlah orang yang tinggal bersama di dalam satu

rumah atau sekitar 5 m2

perorang”.50

Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan Rumah Sehat

meliputi ketersediaan sarana air bersih, ketersediaan jamban,

ketersediaan sarana pembuangan air limbah, ketersediaan tempat

pembuangan sampah, ketersediaan ventilasi dan pencahayaan,

kebersihan dapur dan kebersihan rumah.

b. Sarana Air Bersih

Air merupakan objek terpenting dalam kehidupan tanpa air

berbagai proses kehidupan tidak dapat berlangsung dengan baik. Air

sangat bermanfaat dalam kehidupan karena berfungsi untuk berbagai

49

Budiman Chandra, op.cit., h. 138.

50

Ibid., h. 164.

Page 52: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

33

keperluan seperti, untuk keperluan rumah tangga, pertanian,

peternakan, perikanan, industri, dan lain sebagainya.

Menurut Arsyad yang dikutip oleh Endar dalam Jurnal Ilmu

Lingkungan, bahwa: “air merupakan bahan alam yang diperlukan

untuk kehidupan manusia, hewan dan tanaman yaitu sebagai media

pengangkutan zat-zat makanan, juga merupakan sumber energi serta

sebagai keperluan lainnya”.51

Sedangkan menurut Suripin yang dikutip oleh Wayan dalam

Jurnal Ilmiah Elektronik Infrastuktur Teknik Sipil, bahwa : “yang

dimaksud air bersih yaitu air yang aman (sehat) dan baik untuk

diminum, tidak berwarna, tidak berbau, dengan rasa yang segar”.52

Air bersih secara fisik dapat dibedakan melalui indra kita, antara

lain (dapat dilihat, dirasa, dicium dan diraba). Meski terlihat bersih,

air belum tentu bebas kuman penyakit. Kuman penyakit dalam air

mati pada suhu 100 derajat C (saat mendidih).

Syarat – syarat air minum yang sehat agar air minum itu tidak

menyebabkan penyakit, maka air itu hendaknya memenuhi

persyaratan kesehatan sebagai berikut:

1) Syarat fisik Persyaratan fisik untuk air minum yang sehat adalah

bening (tidak berwarna ), tidak berasa.

2) Syarat bakteriologis Air untuk keperluan minum yang sehat

harus bebas dari segala bakteri. Terutama bakteri pathogen. Cara

untuk mengetahui apakah air minum terkontaminasi oleh bakteri

pathogen, adalah dengan memeriksa sampel air tersebut dan bila

dari pemeriksaan 100 cc air terdapat kurang dari 4 bakteri E.

Coli maka air tersebut sudah memenuhi kesehatan.

3) Syarat kimia Air minum yang sehat harus mengandung zat – zat

tertentu dalam jumlah yang tertentu pula.53

51

Endar Budi Sasongko, dkk., “Kajian Kualitas Air dan Penggunaan Sumur Galih oleh

Masyarakat di Sekitar Sungai Kaliyasa Kabupaten Cilacap”, Jurnal Ilmu Lingkungan. Volume, 12

issue 2, 2014, h. 72.

52

Wayan Deny Yoga Pratama, dkk., “Analisis Perubahan Penggunaan Air Minum Sebelum

Dan Setelah Kenaikan Tarif PDAM Kota Denpasar”, Jurnal Ilmiah Elektronik Infrastuktur Teknik

Sipil, Volume 2. No.2 , April 2013, h. 2.

53

Prita Eka Pratiwi, “Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (Phbs) Pada Tatanan Rumah Tangga

Masyarakat Using”, Skripsi pada Bagian Promosi Kesehatan Dan Ilmu Perilaku Fakultas

Kesehatan Masyarakat Universitas Jember, 2015, h. 24, tidak dipublikasikan.

Page 53: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

34

Syarat-syarat tersebut merupakan suatu acuan dalam menilai air

yang digunakan sehari-hari layak atau tidak untuk digunakan. Air

yang kotor dapat menimbulkan berbagai macam penyakit, untuk itu

dalam menentukan air bersih tidak hanya dilihat secara fisik saja

melainkan dengan cara mencium air tersebut berbau atau tidak dan

melalui berbagai macam pemeriksaan.

c. Pengelolaan Sampah

Permasalahan lingkungan yang ada di sekitar kita salah satunya

adalah sampah. Sampah menjadi permasalahan terbesar dalam

pencemaran lingkungan. Sampah biasanya kita temui di jalan,

selokan, sungai bahkan di dalam rumah kitapun dapat kita temui.

Sampah berasal dari sisa-sia buangan limbah domestik, industri dan

aktivitas kegiatan manusia lainnya.

Menurut Eddy, “sampah adalah suatu benda yang tidak

digunakan atau tidak dikehendaki dan harus dibuang, yang

dihasilkan oleh kegiatan manusia. Dengan demikian, sampah dapat

berasal dari kegiatan industri, pertambangan, pertanian, peternakan,

perikanan, transportasi, rumah tangga, perdagangan, dan kegiatan

manusia lainnya”.54

Menurut American Public Health Association yang dikutip oleh

Arif Sumantri dalam buku kesehatan lingkungan, bahwa: “Sampah

(waste) diartikan sebagai sesuatu yang tidak digunakan, tidak

terpakai, tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang, yang berasal

dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya”.55

Jadi sampah adalah sesuatu yang sudah tidak digunakan yang

berasal dari berbagai kegiatan manusia. Sampah yang dibuang secara

sembarangan tanpa dikelola dengan baik akan menimbulkan

permasalahan lingkungan. Sebagaian masyarakat tidak menyadari

54

Karden Eddy Sontang Manik, Pengelolaan Lingkungan Hidup, (Jakarta : PT Ikrar

Mandiriabadi, 2009), h. 67

55

Arif Sumantri, Kesehatan Lingkungan, ( Jakarta : Kencana, 2013), h. 62

Page 54: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

35

akan masalah lingkungan yang diakibatkan oleh sampah. Oleh

karena itu, banyak masyarakat yang setiap harinya membuang

sampah di sembarang tempat yang kemudian akan menimbulkan

penumpukan sampah. Sampah yang menumpuk ini lah yang akan

menimbulkan bau dan bibit-bibit penyakit yang dapat menimbulkan

berbagai masalah kesehatan pada manusia.

Untuk menangani masalah sampah dibutuhkan pengelolaan yang

baik agar masalah bisa teratasi dengan baik. Ada beberapa tahapan di

dalam pengelolaan sampah yang baik, di antara tahap pengumpulan

dan penyimpanan di tempat sumber, tahap pengangkutan, dan tahap

pemusnahan.

1) Tahap Pengumpulan Dan Penyimpanan Di Tempat Sumber

Pada tahap ini sampah yang berasal dari sisa limbah rumah

tangga, industri, perkantoran dan lain sebagainya ditempatkan

sementara pada bak sampah.

Adapun tempat penyimpanan sementara (tempat sampah)

yang digunakan harus memenuhi persyaratan berikut ini.

a) Konstruksi harus kuat dan tidak mudah bocor.

b) Memiliki tutup dan mudah dibuka tanpa mengotori tangan.

c) Ukuran sesuai sehingga mudah diangkut oleh satu orang.56

Sebaiknya pada pembuangan sampah sementara dilakukan

pemisahan sampah berdasrkan jenis-jenisnya yaitu sampah

organik dan non organik yang ditempatkan dalam wadah yang

berbeda agar memudahkan dalam proses pemusnahan sampah.

2) Tahap Pengangkutan

Setalah melalui proses pengumpulan dan penyimpanan

sampah, kemudian sampah di pindahkan dari gerobak sampah

ataupun langsung ke truk pengangkut sampah.

56

Ibid., h. 71

Page 55: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

36

Mekanisme, sistem atau cara pengangkutannya untuk di

daerah perkotaan adalah tanggung jawab pemerintah daerah

setempat yang didukung oleh partisipasi masyarakat

produksi sampah, khususnya dalam hal pendanaan.

Sedangkan untuk daerah pedesaan pada umumnya sampat

dikelola oleh masing-masing keluarga, tanpa memerlukan

TPS, maupun TPA. Sampah rumah tangga daerah pedesaan

umumnya didaur ulang menjadi pupuk.57

Di Indonesia hanya beberapa truk pengakut sampah yang

memiliki fasilitas pemisah antara sampah organik dan

nonognaik. Dengan demikian meskipun sampah sudah

dipisahkan dalam tempat sampah berdasarkan jenisnya, pada

saat truk sampah memasukan sampah ke dalam truk, sampah

tersebut tercampur kembali di truk pengangkut sampah dan TPA

karena petugas sampah tidak memisahkan sampah bedasarkan

jenisnya dan tidak tersedianya pemisah antara sampah organik

dan non organik di truk tersebut. Maka diharapkan pemerintah

menyediakan truk pengangkut sampah dengan fasilitas pemisah

antara sampah organik dan nonorganik untuk memudahkan

dalam proses pengelolaan selanjutnya di TPA.

3) Tahap Pemusnahan

Setelah melalui proses pengangkutan sampah oleh gerobak

sampah maupun truk pengangkut sampah, kemudian sampah

tersebut dimusnahkan di Tempat Pembuangan sampah atau

TPA.

Di dalam tahap pemusnahan sampah, terdapat beberapa

metode yang dapat digunakan, antara lain:

a) Metode Yang Memuaskan

(1) Sanitary Landfiil (ditanam)

Sanitary Landfiil adalah pemusnahan sampah dengan

membuat lubang di tanah kemudian sampah

dimasukkan dan ditimbun.

57

Soekidjo Notoatmodjo, op.cit., h. 191-192.

Page 56: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

37

(2) Incineration (dibakar)

Incineration yaitu memusnahkan sampah dengan jalam

membakar di dalam tungku pembakaran kusus.

(3) Composting (dijadikan pupuk)

Composting adalah mengelola sampah menjadi pupuk

kompos; khususnya untuk sampah organik (daun-

daunan, sisa makanan, dan sampah lain yang mudah

membusuk). 58

b) Metode Yang Tidak Memuaskan

(1) Open Dumping

Open Dumping adalah pembuangan sampah yang

dilakukan secara terbuka.

(2) Dumping In Water

Dumping In Water adalah pembuangan sampah ke

dalam air.

(3) Burning on premises/individual inceneration

Yaitu pembakaran sampah dilakukan di rumah-rumah

tangga.59

Dengan menerapkan beberapa metode tersebut, diharapkan

timbulan sampah akan berkurang dari sumbernya sehingga

sampah yang dibuang ke TPA juga akan berkurang. Namun di

dalam penerapannya diharapkan masyarakat dapat

menggunakan metode yang tidak menimbulkan dampak buruk

terhadap lingkungan.

Penanganan sampah harus dilakukan dengan baik, karena

jika tidak sampah tersebut dapat mengotori lingkungan sekitar

dan akan berdampak buruk terhadap kesehatan.

Pengaruh sampah terhadap kesehatan dikelompokkan

menjadi efek yang langsung dan tidak langsung. Efek

Langsung adalah efek yang disebabkan karena kontak yang

langsung dengan sampah tersebut. Misalnya, sampah

beracun, sampah yang korosif terhadap tubuh, yang

karsinogenik, teratogenik dan sampah yang mengandung

kuman patogen sehingga dapat menimbulkan penyakit,

sedangkan Efek Tidak Langsung adalah efek yang

dirasakan masyarakat akibat proses pembusukan,

58

Wahit Iqbal Mubarak Dan Nurul Chayatin, Ilmu Kesehatan Masyarakat Teori dan Aplikasi,

(Jakarta: Salemba Medika, 2009), h. 279-280.

59

Ibid., h. 280.

Page 57: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

38

pembakaran, dan pembuangan sampah. Dekomposisi

sampah biasanya terjadi secara aerobik, dilanjutkan secara

fakultatif, dan secara anaerobik apabila oksigen telah

habis.60

Dengan demikian, sampah merupakan salah satu masalah

yang terjadi disekitar lingkungan. Sampah mempunyai beberapa

dampak bagi lingkungan yaitu sampah dapat mencemaari

lingkungan sekitar, untuk itu diperlukan pengolahan sampah

secara optimal, sehingga dapat meminimalisir dampak sampah

yang ditimbulkan.

d. Air Limbah Rumah Tangga

Dalam kegiatan sehari-hari manusia membutuhkan air untuk

berbagai macam kebutuhan, seperti memasak, minum, mandi,

mencuci dan lain sebaginya. Penggunaan tersebut dapat

menimbulkan dampak berupa air limbah.

Air Limbah adalah air buangan yang tidak memiliki nilai

ekonomi yang dihasilkan dari suatu proses produksi industri

maupun domestik (rumah tangga), yang terkadang

kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak

dikehendaki lingkungan karena akan mengakibatkan sumber

penyakit. Dalam konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran

limbah dapat berdampak negatif terhadap lingkungan tertutama

kesehatan manusia.61

Menurut Chandra, “air limbah rumah tangga (sullage) adalah air

limbah yang tidak mengandung ekskreta manusia dan dapat berasal

dari buangan kamar mandi, dapur, air cuci pakaian, dan lain-lain

yang mungkin mengandung mikroorganisme patogen”.62

Ada 5 cara pembuangan air limbah rumah tangga, yaitu :

60

Fitrul Kamal, “Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Ibu Rumah Tangga

Tentang Pengelolaan Sampah Dengan Perilaku Pembuangan Sampah Pada Masyarakat Sekitar

Sungai Beringin Di Rw 07 Kelurahan Wonosari Kecamatan Ngaliyan”. Skipsi, Jurusan Ilmu

Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan , Universitas Negeri Semarang, Semarang,

2009, h. 19. Tidak dipublikasikan.

61

Haslinah, “Pengelolaan Terpadu Air Limbah Rumah Tangga Pada Tingkat RT di Kota

Makassar”, jurnal ILTEK, Volume 8, Nomor 15, April 2013, h. 108.

62

Budiman Chandra, op.cit., h.143.

Page 58: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

39

1) Pembungan umum, yaitu melalui tempat penampungan air

limbah yang terletak di halaman.

2) Digunakan untuk menyiram tanaman kebun.

3) Dibuang ke lapangan peresapan.

4) Dialirkan ke saluran terbuka.

5) Dialirkan ke saluran tertutup atau selokan.63

e. Jamban Sehat

Kotoran manusia adalah sisa dari proses pencernaan dalam

tubuh manusia yang harus di keluarkan dalam tubuh manusia. Sisa

pencernaan tersebut berbentuk tinja dan air seni. Untuk menghindari

pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh tinja dan air seni,

maka dalam pembuangannya harus dikelola dengan baik.

Pembuangan kotoran yang baik harus pada suatu tempat tertentu atau

jamban sehat.

Jamban sehat adalah sarana tempat pembuangan tinja dan air

seni manusia yang dalam prosesnya dikelola dengan baik agar tidak

menyebabkan pencemaran lingkungan dan tidak menularkan

penyakit saluran pencernaan.

Menurut Notoatmodjo yang dikutip oleh Ricki bahwa, suatu

jamban disebut sehat apabila memenuhi persyaratan-persyaratan

sebagai berikut:

1) Tidak mengotori permukaan tanah disekeliling jamban tersebut

2) Tidak mengotori air permukaan di sekitarnya

3) Tidak mengotori air tanah di sekitranya

4) Tidak dapat terjangkau oleh serangga terutama lalat dan kecoa,

dan binatang-binatang lainnya

5) Tidak menimbulkan bau

6) Mudah digunakan dan dipelihara

7) Sederhana desainnya

8) Murah

9) Dapat diterima oleh pemakainya64

63

Ibid., h. 144.

64

Ricki M. Mulia, Kesehatan Lingkungan, (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2005), h. 83.

Page 59: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

40

Agar persyaratan-persyaratan ini dapat di penuhi, maka perlu di

perhatikan antara lain:

1) Sebaiknya jamban tersebut tertutup, artinya bangunan jamban

dari panas dan hujan, serangga dan binatang-binatang lain,

terlindung dari pandangan orang (pravacy) dan sebaginya.

2) Bangunan jamban sebaiknya mempunyai lantai yang kuat,

tempat berpijak yang kuat, dan sebagainya.

3) Bangunan jamban sedapat mungkin ditempatkan pada lokasi

yang tidak menggangu pandangan, tidak menimbulkan bau, dan

sebagainya.

4) Sedapat mungkin disediakan alat pembersih seperti air atau

kertas pembersih.65

Maka dengan menggunakan jamban sehat termasuk kedalam

perilaku menjaga kebersihan lingkungan. Menurut Depatermen

Kesehatan RI tahun 2007 yang dikutip oleh Prita Eka Pratiwi,

bahwa:

Dengan menggunakan jamban maka dapat menjaga lingkungan

bersih, sehat dan tidak berbau, tidak mencemari sumber air

yang ada disekitarnya, tidak mengundang datangnya lalat atau

serangga yang dapat menjadi penular penyakit diare, kolera,

disentri, thypus, kecacingan, penyakit saluran pencernaan,

penyakit kulit, dan keracunan. Jenis jamban yang digunakan

adalah jamban cemplung dan jamban tangki septik atau leher

angsa.66

Untuk itu diharapkan masyarakat dapat menjaga kebersihan

lingkungannya terutama pada jamban agar terhindar dari berbagai

penyakit yang akan timbul apabila jamban kotor dan berbau.

Penggunaan jamban sehat merupakan satu upaya untuk memelihara

kesehatan dengan membuat tempat tinggal bersih dan nyaman.

65

Soekidjo Notoatmodjo, op.cit., h. 182.

66

Prita Eka Pratiwi, op.cit., h. 26.

Page 60: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

41

B. Hasil Penelitian Yang Relevan

Tabel 2.1.

Hasil penelitian yang relevan

No Nama Penulis/ Tahun/

Judul Hasil Perbedaan

1.

Hartiwi Setia

Rahayu/2015/ Pengaruh

Tingkat Pendidikan

Pedagang Kaki

Lima Terhadap Upaya

Menjaga Kebersihan

Lingkungan Di Objek

Wisata Goa Jatijajar

Kecamatan Ayah

Kabupaten Kebumen

Menurut hasil

penelitian menunjukkan

adanya pengaruh karena

kurangnya pengetahuan

pedagang yang rata-rata

hanya menempuh

pendidikan jenjang

dasar menyebabkan

kurangnya rasa peduli

terhadap kebersihan.67

Perbedaan penelitian

ini dengan penelitian

yang saya lakukan

terletak pada Variabel

X, dimana pada

penelitian ini Variabel

X tentang Pendidikan

Pedagang Kaki Lima

sedangkan dalam

penelitian saya

Variabel X tentang

pendidikan Ibu

Rumah Tangga. Selain

itu, pada penelitian ini

menggunakan analisis

statistik sedangkan

dalam penelitian yang

saya laukan tidak

menggunakan analisis

statistik. perbedaan

lainnya terdapat pada

pada lokasi

penelitiannya.

2.

Dwi Nurul

Hidayah/2015/

Pengaruh Tingkat

Pendidikan Pedagang

Pasar Taerhadap

Perilaku Lingkungan di

Pasar Gunungpati

Kecamatan Gunungpati

Kota Semarang, 2015

Berdasarkan hasil

penelitian di dapatkan

hasil bahwa tingkat

pendidikan memiliki

pengaruh yang sangat

tinggi terhadap perilaku

lingkungan di Pasar

Gunungpati 68

Perbedaan penelitian ini

dengan penelitian yang

saya lakukan terletak

pada Variabel Y, pada

penelitian ini Variabel Y

tentang perilaku

lingkungan pedagang

Pasar Gunungpati

sedangkan dalam

penelitian yang saya

67

Hartiwi Setia Rahayu, “Pengaruh Tingkat Pendidikan Pedagang Kaki Lima Terhadap Upaya

Menjaga Kebersihan Lingkungan Di Objek Wisata Goa Jatijajar Kecamatan Ayah Kabupaten

Kebumen”, Skripsi, Jurusan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang, 2015,

tidak dipublikasikan.

68

Dwi Nurul Hidayah, “Pengaruh Tingkat Pendidikan Pedagang Pasar Terhadap Perilaku

Lingkungan di Pasar Gunungpati Kecamatan Gunungpati Kota Semarang”, Skripsi, Jurusan

Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang, 2015, tidak dipublikasikan.

Page 61: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

42

lakukan Variabel Y

tentang pemeliharaan

kebersihan lingkungan.

Selain itu, perbedaan

lainnya terletak pada

lokasi penelitiannya.

3.

Rifka Charisa Devi/

2016/ Hubungan

Tingkat Pendidikan

Masyarakat Dengan

Perilaku Pengelolaan

Sampah Di Pemukiman

Nelayan

Kelurahan Bandengan

Kecamatan Kota

Kendal

Ada hubungan yang

signifikan antara tingkat

pendidikan masyarakat

dengan perilaku

pengelolaan sampah di

pemukiman nelayan

Kelurahan Bandengan

Kecamatan Kota

Kendal69

Perbedaan penelitian

ini dengan penelitian

yang saya lakukan

terletak pada Variabel

X dan Y, pada

penelitian ini variabel

X tentang tingkat

pendidikan

masyarakat dan

variabel Y tentang

perilaku pengelolaan

sampah sedangkan

pada penelitian yang

saya lakukan variabel

x tentang tingkat

danpendidikan ibu

rumah tangga dan

variabel Y tentang

pemeliharaan

kebersihan

lingkungan. Selain itu,

perbedaan lainnya

terletak pada lokasi

penelitiannya.

C. Kerangka Berpikir

Berdasarkan latar belakang dan landasan teori yang telah dipaparkan

sebelumnya, maka dapat diambil suatu kerangka pemikiran sebagai berikut.

Semakin tinggi tingkat pendidikan ibu rumah tangga maka semakin

tinggi pula pengetahuan mereka akan bahaya pencemaran lingkungan,

sehingga akan menimbulkan hasrat untuk selalau menjaga kebersihan

lingkungan, sebaliknya ibu rumah tangga yang berpendidikan rendah maka

69

Rifka Charisa Devi, “Hubungan Tingkat Pendidikan Masyarakat Dengan Perilaku

Pengelolaan Sampah Di Pemukiman Nelayan Kelurahan Bandengan Kecamatan Kota Kendal”,

Skripsi, Jurusan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang , 2016, tidak

dipublikasikan.

Page 62: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

43

tingkat pengetahuan yang dimiliki tentang bahaya pencemaran lingkungan

juga rendah, sehingga tidak menjaga lingkungannya dengan baik. Secara

ringkas gambaran penelitian dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut:

)

Gambar 1. Kerangka Berpikir

Tingkat

Pendidikan

Pendidikan Ibu rumah tangga di

Kel. Cipadu Jaya :

1. Tidak Sekolah

2. Lulusan SD

3. Lulusan SMP

4. Lulusan SMA

5. Lulusan Perguruan

Tinggi

Pemeliharaan

Kebersihan

Lingkungan

Menjaga Kebersihan

Lingkungan Tempat Tinggal

meliputi:

1. Rumah Sehat

2. Sarana Air Bersih

3. Pengelolaan Sampah

4. Air Limbah Rumah

Tangga

5. Jamban Sehat

Perilaku Sadar

Lingkungan

Ibu Rumah

Tangga

Page 63: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

44

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir diatas maka dapat

disimpulkan hipotesis sebagai berikut:

1. Hipotesis nihil (Ho)

Tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan ibu rumah tangga dengan

pemeliharaan kebersihan lingkungan tempat tinggal di Kelurahan Cipadu

Jaya.

2. Hipotesis alternatif (Ha)

Ada hubungan antara tingkat pendidikan ibu rumah tangga dengan

pemeliharaan kebersihan lingkungan tempat tinggal di Kelurahan Cipadu

Jaya.

Page 64: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

45

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat Dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di daerah Kota Tangerang tepatnya di

Kelurahan Cipadu Jaya. Cipadu Jaya memiliki luas wilayah sebesar

90.72 Ha terdiri dari 57 Rukun Tetangga (RT) dan 8 Rukun Warga

(RW). Adapun gambaran tempat atau lokasi penelitian adalah sebagai

berikut:

Gambar 3.1

Peta Lokasi Penelitian

LokasiPenelitian

Page 65: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

46

2. Waktu Penelitian

Watu pelaksanaan penelitian ini dilakukan secara bertahap, berikut

ini adalah alur kegiatan penelitian. Adapun gambaran kegiatan yang

dilakukan dalam proses penulisan sebagai berikut:

Tabel 3.1

Kegiatan Penelitian

Kegiatan Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Sept Nov Des

Seminar

Proposal

Revisi

Proposal

Penyusunan

BAB I

Penyusunan

BAB II

Penyusunan

BAB III

Penyusunan

BAB IV

Penyusunan

BAB V

Ujian

Skripsi

B. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif.

Dalam hal ini penggunaaan metode kuantitatif bertujuan untuk mengetahui

hubungan tingkat pendidikan ibu rumah tangga terhadap pemeliharaan

kebersihan lingkungan tempat tinggal di Kelurahan Cipadu Jaya.

C. Variabel Penelitian

Variabel penelitian dalam penelitian kuantitatif dibedakan menjadi dua,

yaitu variabel independen atau bebas dan variabel dependen atau terikat.

Adapun variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

Page 66: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

47

1. Variabel Independen (bebas)

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan ibu

rumah tangga. Variabel tingkat pendidikan di peroleh dari pendidikan

terakhir ibu rumah tangga melalui pendidikan formal. Pendidikan formal

di katagorikan dalam beberapa jenjang waktu yaitu SD (6 Tahun), SMP

(3 Tahun), SMA (3 Tahun), dan Perguruan Tinggi (4 Tahun).

2. Variabel Dependen (terikat)

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah pemeliharaan kebersihan

lingkungan tempat tinggal yang meliputi rumah sehat, sarana air bersih,

pengelolaan sampah, air limbah rumah angga dan jamban.

Gambar 3.2 Skema Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu Rumah Tangga

dengan Pemeliharaan Kebersihan Linkungangan Tempat

Tinggal

D. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Menurut Sugiyono, “Populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas : objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya”.1 Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu

rumah tangga yang berada di Kelurahan Cipadu Jaya. Berdasarkan data

resmi kelurahan Cipadu Jaya, jumlah keseluruhan ibu rumah tangga

pada tahun 2016 berjumlah 3.295.

1 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung : Alfabeta, 2012, h.

80.

Variabel X

(Tingkat Pendidikan Ibu

Rumah Tangga)

Variabel Y

(Pemeliharaan

Kebersihan Lingkungan

Tempat Tinggal)

Page 67: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

48

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi tersebut. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah sebagian ibu rumah tangga yang berada di Kelurahan Cipadu

Jaya. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik random sampling

yaitu “pengambilan sampelnya peneliti mencampur subjek-subjek di

dalam populasi sehingga semua subjek dianggap sama”.2 Dalam

penelitian ini menggunakan pengambilan sampel teknik random

sampling sebesar 10%. Untuk menentukan jumlah sampel untuk

menetukan jumlah sampel dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan rumus Slovin yaitu sebagai berikut :

Dimana:

n = Jumlah sampel.

N = Jumlah populasi.

e = Toleransi kesalahan3

Berdasarkan rumus tersebut, maka jumlah sampel yang dapat

diambil sebagai berikut:

2 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta : PT Rineka

Cipta, 2010), h. 177

3 Failasufa Dhiyaul Fatih, “Hubungan Antara Tingkat Pendidikan dengan Sikap dan Perilaku

Ibu Rumah Tangga Dalam Pemeliharaan Kebersihan Lingkungan Tempat Tinggal di Desa Klaling

Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus”, Skripsi Jurusan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial Universitas

Negeri Semarang , 2015, h. 22, tidak dipublikasikan.

Page 68: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

49

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut :

1. Observasi

Menurut Sofyian, “Observasi atau pengalaman langsung adalah

kegiatan pengumpulan data dengan melakukan penelitian langsung

terhadap kondisi lingkungan objek penelitian yang mendukung kegiatan

penelitian, sehingga didapat gambaran secara jelas tentang kondisi objek

penelitian tersebut”.4 Metode observasi ini dingunakan untuk

memperoleh data tentang gambaran lokasi penelitian dan hubungan

tingkat pendidikan ibu rumah tangga dalam pemeliharaan lingkungan.

2. Angket

Menurut Nana, “Angket atau kuesioner (questionnarie) merupakan

suatu teknik atau cara pengumpulan data secara tidak langsung (peneliti

tidak langsung bertanya-jawab dengan resonden). Instrumen atau alat

pengumpulan datanya juga disebut angket berisi sejumlah pertanyaan

atau pernyataan yang harus dijawab atau direspon oleh responden”.5

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan skala likert untuk

mengukur sikap, perilaku, pendapat dan persepsi individu tentang

fenomena sosial. Skala tersebut menggunakan kategori. Pengisian skala

didasarkan pada alternatif jawaban yang ada dalam skala. Pernyataan

dalam skala terdiri dari pernyataan positif dan pernyataan negatif. Untuk

mengethaui lebih jelas skala penilaian dapat dilihat pada Tabel 3.2.

4 Syofian Siregar, Statistik Parametrik Untuk Penelitian Kuantitatif:Dilengkapi dengan

Perhitungan Manual Dan Aplikasi SPSS Versi 17,(Jakarta : PT Bumi Aksara, 2013), h. 42

5 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung : PT Remaja

Rosdakarya, 2010), h. 219

Page 69: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

50

Tabel 3.2

Alternatif Jawaban

Pilihan Jawaban Item Positif Item Negatif

Selalu 5 1

Sering 4 2

Kadang-Kadang 3 3

Jarang 2 4

Tidak Pernah 1 5

3. Dokumentasi

Menurut Nana, “Studi dokumenter (documentry study) merupakan

suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis

dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik.

Dokumen-dokumen yang dihimpun dipilih sesuai dengan tujuan dan

fokus masalah”.6 Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang

tingkat pendidikan ibu rumah tangga dan pemeliharaan kebersihan

lingkungan yang dilakukan oleh ibu rumah tangga.

F. Instrumen Penelitian

Menurut W. Gulo, “Instrumen penelitian adalah alat yang dipakai untuk

menggumpulkan data seperti, pengamatan, wawancara, kuesioner,

dokumenter”.7 Dalam pemilihan instrumen agar sesuai dengan metode yang

diterapkan peneliti menggunakan instrumen berupa daftar angket dan

pedoman observasi. Kisi-kisi Instrumen penelitian dan variabel pada

penelitian adalah sebagai berikut:

1. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian dan Pedoman Observasi

a. Kisi-Kisi Angket

Kisi-kisi ini disajikan untuk memberikan informasi tentang

jumlah butir soal yang akan di ujikan dan di analisis. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3.3.

6 Ibid., h. 221.

7 W. Gulo, Metodologi Penelitian, (Jakarta : PT Grasindo, 2010), h. 123.

Page 70: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

51

Tabel. 3.3

Kisi-Kisi Angket

Variabel Indikator Sub Indikator No. Butir

Soal

Tingkat

Pendidikan

Pendidikan

Formal

1. Ijazah terakhir yang

diperoleh ibu rumah

tangga

2. Tahun penyelesaian

pendidikan

1,2

Pemeliharaan

kebersihan

lingkungan

tempat

tinggal

Rumah

Sehat

1. Sosialisai

pemerintah setempat

dalam pemeliharaan

kebersihan rumah

2. Kebersihan rumah

3. Kebersihan dapur

4. Mengingatkan

kelurarga untuk

menjaga kebersihan

rumah

5. Ketersediaan jendela

6. Ketersediaan

ventilasi

7. Ketersediaan

pencahayaan

1, 2, 3, 4,

13, 14, 15,

16,

Sarana Air

Bersih

1. Sumber air minum

& memasak

2. Pengelolaan air

sebelum di minum

3. Sumber air mandi &

mencuci

5, 6, 17

Pengelolaan

Sampah

1. Penggunaan tempat

sampah

2. Pengolahan sampah

3. Pemisahan sampah

4. Pembuangan

sampah

7, 8, 18,

19, 20

Air Limbah

Rumah

Tangga

1. Kebersihan saluran

pembuangan air

limbah

2. Kondisi saluran

pembuangan air

limbah

9, 10, 21,

22

Jamban

Sehat

1. Kebersihan jamban

2. Memberikan cairan

pembersih dan

11, 12, 23,

24

Page 71: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

52

pengharum

3. Ketersediaan

Jamban

4. Jarak jamban dari

sumber air

b. Pedoman Observasi

Tabel 3.4

Pedoman Observasi

No. Penilaian

Observasi

Indikator Kriteria

1.

Komponen

Rumah

Langit-Langit

Atau Atap

a. Tidak ada

b. Ada, kotor sulit

dibersihkan dan rawan

kecelakaan

c. Ada, bersih dan tidak

rawan kecelakaan

Dinding

a. Bukan Tembok (terbuat

dari antaman/ilalang)

b. Semi

permanen/setengah

tembok/pasang bata

atau batu yang tidak

diplester/papan yang

tidak kedap air

c. Permanen

(tembok/pasang batu

atau bata yang

diplester/papan kedap

air)

Lantai

a. Tanah

b. Papan/anyaman bambu

dekat dengan

tanah/plesteran yang

retak dan berdebu

c. Diplester/ubin/keramik/

tikar karpet

Jendela Rumah a. Tidak ada

b. Ada

Ventilasi

a. Tidak ada

b. Ada, luas ventilasi

permanen <10% dari

luas lantai

c. Ada, luas ventilasi

Page 72: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

53

permanen >10% dari

luas lantai

Lubang Asap

Dapur

a. Tidak ada

b. Ada, luas ventilasi

permanen <10% dari

luas lantai dapur

c. Ada, luas ventilasi

permanen >10% dari

luas lantai dapur (asap

keluar dengan

sempurna) atau ada

exhauster fan dan

peralatan lain yang

sejenis

Pencahayaan

a. Tidak terang, tidak

dapat digunakan untuk

membaca

b. Kurang terang,

sehingga kurang jelas

untuk membaca

c. Terang dan tidak silau,

sehingga dapat

dipergunakan untuk

membaca dengan

normal

2. Sarana

Sanitasi Sarana Air

Bersih

a. Tidak ada

b. Ada dan tidak

memenuhi syarat

c. Ada dan memenuhi

syarat

Sarana

Pembuangan

Air Limbah

a. Tidak ada, sehingga

tergenang tidak teratur

di halaman rumah

b. Ada, dialirkan ke

selokan terbuka

c. Ada, dialirkan ke

selokan tertutup

Sarana

Pembuangan

Sampah

(Tempat

Sampah)

a. Tidak ada

b. Ada dan tidak ada

penutup

c. Ada dan ada penutup

Jamban

(Sarana

Pembuangan

Kotoran)

a. Tidak ada

b. Ada, bukan leher angsa

c. Ada, leher angsa

d. WC duduk

Page 73: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

54

3.

Perilaku

Penghuni

Membuka

Jendela Rumah

a. Tidak Pernah

b. Kadang-Kadang

c. Setiap Hari dibuka

Membersihkan

Rumah dan

Halaman

a. Tidak pernah

b. Kadang-kadang

c. Membersihkan setiap

hari

Membuang

sampah pada

tempatnya

a. Dibuang ke sembarang

tempat

b. Kadang-kadang

membuang ke

sembarang tempat

c. Setiap hari di buang ke

tempat sampah

2. Definisi Variabel

Menurut Arikunto, “variabel adalah objek penelitian, atau apa yang

menjadi titik perhatian suatu penelitian”.8 Variabel pada penelitian ini

adalah sebagai berikut:

a. Tingkat Pendidikan

1) Definisi Konseptual

Tingkat pendidikan adalah tahapan pendidikan yang di

tempuh seseorang dalam memperoleh pendidikan formal, yang

meliputi; Tidak Sekolah atau Tidak Tamat SD, SMP, SMA,

maupun perguruan tinggi. Tingkat pendidikan dapat

berpengaruh terhadap sikap dan perilaku seseorang. Tingkat

pendidikan yang tinggi dapat memudahkan seseorang menerima

informasi yang di dapatnya yang kemudian diaplikasikan dalam

kehidupannya sehari-hari.

2) Definisi Operasional

Tingkat pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini

adalah tingkat pendidikan terakhir yang ditempuh ibu rumah

tangga dalam memperoleh pendidikan formal. Tingkatan ini

diukur dari tingkatan yang paling rendah sampai tingkat yang

8 Suharsimi Arikunto, op.cit., h. 161.

Page 74: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

55

paling tinggi, yaitu Tidak Sekolah/Tidak Tamat SD, SD, SMP,

SMA, maupun perguruan tinggi.

b. Pemeliharaan Kebersihan Lingkungan Tempat Tinggal

1) Definisi Konseptual

Pemeliharaan kebersihan lingkungan tempat tinggal adalah

suatu usaha atau kegiatan untuk menjadikan lingkungan sekitar

menjadi lebih baik dengan cara memeliharanya agar bebas dari

debu, kotoran, sampah, dsb. Pemeliharan kebersihan lingkungan

tempat tinggal meliputi pemeliharaan kebersihan rumah,

pengelolaan sampah yang baik, pengelolaan air bersih,

pengelolaan saluran pembuangan limbah rumah tangga,

pengelolaan jamban sehat, dsb.

2) Definisi Operasional

Pada penelitian ini, pemeliharaan kebersihan lingkungan

tempat tinggal dilihat dari perilaku ibu rumah tangga dalam

pemeliharaan kebersihan lingkungan tempat tinggal di

Kelurahan Cipadu Jaya dengan indikator penilaian rumah bersih

dikategorikan sebagai berikut:

(1) Perilaku dalam memelihara kebersihan dan kesehatan

rumah

(2) Perilaku terhadap tersedianya air bersih

(3) Perilaku dalam pengelolaan sampah

(4) Perilaku dalam pemeliharaan air limbah rumah tangga

(5) Perilaku dalam pemeliharaan jamban sehat

Page 75: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

56

G. Teknik Analisis Data

Dalam sebuah penelitian, analisis data merupakan bagian terpenting

dalam penelitian. Metode analisis data yang akan digunakan pada penelitian

ini adalah sebagai berikut:

1. Uji Instrumen Analisis

a. Uji Validitas

Menurut Danang Sunyoto, “Uji validitas digunakan untuk

mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Kuesioner

dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk

mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut”.9

Rumus yang dapat digunakan adalah rumus korelasi product moment

dengan cara :

∑ ∑ ∑

√{ ∑ ∑ } { ∑ ∑ }

Keterangan :

rxy = Koefisien korelasi antara variabel

X = Skor butir soal

Y = Skor total

N = Jumlah subyek

Σχ = Jumlah skor tiap soal

Σχ = Jumlah kuadrat tiap soal

Σγ = Jumlah skor total

Σγ = Jumlah kuadrat skor total

Untuk menentukan valid tidaknya suatu instrumen dilakukan

analisis data hasil uji instrumen dengan menggunakan koefesien

korelasi antara skor butir dengan skor total instrumen. Dan dalam

pengujiannya menggunakan kriteria batas minimum pernyataan yang

diterima yaitu ∝ diketahui r hitung > r tabel. Jika rhitung

> rtabel maka instrumen tersebut dapat dikatakan valid.

9 Danang Sunyoto, Uji Khi Kuadrat & Regresi Untuk Penelitian, (Yogyakarta: Graha Ilmu,

2010), h. 89.

Page 76: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

57

b. Uji Reliabilitas

Menurut Syamsir Salam, “reliabilitas dipakai untuk

menunjukkan sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten

apabila pengukuran diulangi dua kali atau lebih”.10

Untuk menguji

Reliabilitas menggunakan rumus alpha sebagai berikut:

r11 =

Keterangan :

r11 = Koefesien reliabilitas lnstrumen

k = Jumlah butir pertanyaan

Σσb² = Jumlah varians butir

σt² = Varians total

2. Uji Asumsi Dasar

Sebelum pada tahap pengujian hipotesis untuk memenuhi

persyaratan perlu adanya uji prasyaratan, yaitu uji normalitas dan uji

homogenitas.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang

digunakan berdistribusi normal atau tidak. Pada penelitian ini, yang

digunakan untuk menguji normalitas data adalah statistik

Kolmogrov-Smirnov. Peneliti menggunakan program SPSS Versi 20

dalam pengujian normalitas data.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data

populasi bervarians homogen atau tidak. Untuk menganalisis

homogenitas data, peneliti menggunakan uji ANOVA dalam

perhitungan program SPSS Versi 20.

10

Syamsir Salam, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), h. 93.

Page 77: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

58

Adapun dasar pengambilan keputusan dalam pengujian

homogenitas adalah jika nilai signifikasi <0,05, maka dikatakan

bahwa varian dari dua atau lebih kelompok populasi data dinyatakan

tidak sama. Jika nilai signifikasi >0,05, maka dikatakan bahwa

varian dari dua atau lebih kelompok populasi data dinyatakan sama.

3. Analisis Pengujian Hipotesis

a. Uji Koefisien Korelasi

Untuk mengetahui seberapa jauh hubungan variabel X dan

Variabel Y, maka dilakukan analisis korelasi product moment.

Analisis ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan

antara tingkat pendidikan ibu rumah tangga dengan pemeliharaan

kebersihan lingkungan tempat tinggal di Kelurahan Cipadu Jaya.

Dengan asumsi bahwa semakin tingginya tingkat pendidikan maka

kualitas dalam pemeliharaan lingkungan tempat tinggal juga baik.

Asumsi tersebut kemudian dihitung dengan rumus korelasi

Product Moment sebagai berikut:

∑ ∑ ∑

√{ ∑ ∑ } { ∑ ∑ }

Keterangan :

rxy = Koefisien korelasi antara variabel

Y = Skor total

X = Skor butir

N = Jumlah subyek

Hasil perhitungan Product Moment kemudian dikonsultasikan

dengan harga rtabel. Kriteria valid jika rhitung lebih besar dari rtabel.

Dalam pengujiannya menggunakan bantuan program SPSS Versi 20.

Page 78: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

59

b. Uji t (parsial)

Uji t dilakukan untuk mngetahui apakah ada hubungan yang

signifikan antara variabel X dengan variabel Y. Dengan rumus

sebagai berikut:

Keterangan :

t = Skor signifikansi koefisien

r = Koefisien korelasi

n = jumlah data

r2 = Koefisien Determinasi

Dalam pengujiannya nilai thitung dibandingan dengan ttabel pada

taraf signifikansi 5%. Dengan kriteria pengujian sebagai berikut:

1) Jika thitung ≤ ttabel maka Ho diterima, artinya variabel X tidak

mempunyai hubungan yang signifikan terhadap variabel Y.

2) Jika thitung ≥ ttabel maka Ho ditolak, artinya variabel X

mempunyai hubungan yang signifikan terhadap variabel Y.

c. Uji Koefesien Determinasi (R2)

Menurut Algifari, “koefesien determinasi adalah salah satu nilai

statistik yang dapat digunakan untuk mengetahui apakah ada

hubungan pengaruh antara dua variabel”.11

Koefesien determinasi

berfungsi untuk mengetahui tingkat kemampuan dari variabel

dependen atau X dalam menerangkan variabel independen atau Y.

Nilai koefesien determinasi adalah antara nol dan satu, jika nilai R2

kecil maka kemampuan variabel dependen atau X dalam

menjelaskan variabel independen atau Y sangat terbatas.

11 Algifari, Analisis Regresi Teori, Kasus, Dan Solusi, (Jogjakarta: BPFE, 2013), h. 45.

Page 79: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

60

H. Hipotesis Statistik

Bila dirumuskan hipotesisnya melalui Ho dan Ha, maka hipotesisnya

ialah sebagai berikut:

HO : ρ = 0

Ha : ρ ≠ 0

Keterangan :

HO : Tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan ibu rumah tangga

dengan pemeliharaan kebersihan lingkungan tempat tinggal di

Kelurahan Cipadu Jaya.

Ha : Ada hubungan antara tingkat pendidikan ibu rumah tangga dengan

pemeliharaan kebersihan lingkungan tempat tinggal di Kelurahan Cipadu

Jaya.

Page 80: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

61

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Kelurahan Cipadu Jaya

1. Kondisi Fisik

a. Letak dan Luas

Kelurahan Cipadu Jaya merupakan salah satu kelurahan yang

berada di Kecamatan Larangan Kota Tangerang. Kelurahan Cipadu

Jaya terletak pada “koordinat 060 15’ 02’’ LS dan 106

0 44’ 27’’

BT”1. Dan berdasarkan kondisi geografis, “Kecamatan Larangan

diperuntukkan untuk kawasan perumahan, perdagangan dan jasa”.2

Luas wilayah Cipadu Jaya sekitar 90.72. Wilayah ini berbatasan

dengan daerah sebagai berikut:

Sebelah Utara : Kelurahan Gaga dan Kelurahan Cipadu

Sebelah Selatan : Kota Tangerang Selatan

Sebelah Barat : Kelurahan Larangan Selatan

Sebelah Timur : Jakarta Selatan

Peta batas administrasi Kelurahan Cipadu Jaya, dapat di lihat

pada gambar 4.1.

1 Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2012 Tentang “Batas

Daerah Kota Tangerang Selatan Dengan Kota Tangerang Provinsi Banten”, h. 3.

2 Pemerintah Kota Tangerang, “Peraturan Daerah Kota Tangerang Nomor 10 Tahun 2014

Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Tangerang Tahun 2014-2018”,

(Tangerang : Pemerintah Kota Tangerang, 2014), h. 4.

Page 81: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

62

Gambar 4.1

Peta Batas Administrasi

b. Topografi

Kelurahan Cipadu Jaya merupakan bagian dari Kota

Tangerang. Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Tangerang Nomor

10 Tahun 2014, diketahui bahwa:

Wilayah Kota Tangerang rata-rata berada pada ketinggian 10 –

18 meter di atas permukaan laut. Bagian Utara memiliki rata-

rata ketinggian 10 meter di atas permukaan laut, sedangkan

bagian Selatan memiliki ketinggian 18 meter di atas permukaan

laut, seperti Kecamatan Ciledug dan Kecamatan Larangan, dan

Kecamatan Karang Tengah. Dilihat dari kemiringan tanahnya,

sebagian besar Kota Tangerang mempunyai tingkat kemiringan

tanah 0-3% dan hanya sebagian kecil di bagian Selatan kota

kemiringan tanahnya antara 3-8%, yaitu berada di Kelurahan

Parung Serab, Kelurahan Paninggilan Selatan dan Kelurahan

Cipadu Jaya.3

3 Ibid., h. 4.

Page 82: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

63

c. Iklim

Kondisi iklim Kota Tangerang, berdasarkan Peraturan Daerah

Kota Tangerang Nomor 10 Tahun 2014, diketahui bahwa:

Kota Tangerang merupakan daerah beriklim tropis, berdasarkan

pada penelitian di Stasiun Geofisika Kelas I Tangerang terdapat

data berupa data temperatur (suhu) udara, kelembaban udara,

dan curah hujan. Volume curah Hujan di Kota Tangerang

selama Tahun 2012 adalah 1.192 mm, dengan curah hujan

tertinggi terjadi pada bulan Januari, yaitu 249,2 mm sedangkan

banyak hari hujan tertinggi dalam 1 tahun adalah pada bulan

Januari dengan jumlah hari hujan sebanyak 23 hari. Temperatur

udara rata-rata tertinggi terjadi pada bulan Oktober dengan rata-

rata 28,50 C. Kelembaban udara tertinggi di Kota Tangerang

terjadi pada bulan Januari dan Desember yaitu sebesar 83,0%.4

d. Kondisi Geologi

Kondisi Geologi Kota Tangerang, berdasarkan Peraturan Daerah

Kota Tangerang Nomor 10 Tahun 2014, diketahui bahwa:

Secara geologi, Kota Tangerang termasuk dalam Cekungan

Jakarta bagian Barat, yang tersusun oleh endapan alluvium

pantai, endapan delta dan sebagian tersusun dari material

gunung api. Yang berada pada suatu tinggian struktur yang

dikenal dengan sebutan Tangerang High. Tinggian ini terdiri

atas batuan Tersier yang memisahkan Cekungan Jawa Barat

Utara di bagian barat dengan Cekungan Sunda di bagian timur.

Tinggian ini dicirikan oleh kelurusan bawah permukaan berupa

lipatan dan patahan normal, berarah utara-selatan. Di bagian

timur patahan normal tersebut terbentuk cekungan pengendapan

yang disebut dengan Sub cekungan Jakarta. Batuan yang

menutupi Kota Tangerang merupakan batuan Kuarter yang

terdiri atas Tuf Banten yang tersusun atas tuf, tuf batu lempung,

batu pasir tufan; ditindih oleh endapan kipas alluvium yang

terdiri atas pasir tufan berselingan dengan konglomerat tufan;

endapan pematang pantai yang terdiri atas pasir halus – kasar,

cangkang moluska; serta endapan alluvium yang terdiri atas

bongkah, kerakal, kerikil, pasir halus, dan lempung.5

4 Ibid., h. 12-13.

5 Ibid., h. 5-6.

Page 83: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

64

e. Kondisi Hidrologi

Berdasarkan Badan Pusat Statistik Kota tangerang, diketahui

bahwa kondisi hidrologi Kota Tangerang yaitu:

Wilayah Kota Tangerang dilalui oleh 3 (tiga) aliran sungai, yaitu

sungai Cisadane, kali Angke dan kali Cirarab, dengan panjang

daerah yang dilalui 32 kilometer. Selain Cisadane, wilayah Kota

Tangerang dialiri oleh beberapa sungai lain seperti Sungai

Cirarab, Kali Ledug yang merupakan anak Sungai Cirarab, Kali

Sabi, dan Kali Cimode, yang berada di sebelah Barat Sungai

Cisadane; serta Kali Pembuangan Cipondoh, Kali Angke, Kali

Wetan, Kali Pasanggrahan, Kali Cantiga, dan Kali Pondok

Bahar yang berada di sebelah Timur. Selain sungai, di Kota

Tangerang juga terdapat danau sebanyak 6 (enam) buah yang

memiliki luas 152,31 Ha dengan kedalaman antara 2,0-3,5 m.

Salah satu danau yang berada di Kota Tangerang adalah Situ

Cipondoh yang berada di Kecamatan Cipondoh, dengan luas

kurang lebih 1,26 Km2. Masyarakat memanfaatkan bagian yang

mengalami pendangkalan di sekitar Situ Cipondoh untuk

kegiatan pertanian lahan basah sehingga perlu kontrol yang

lebih ketat agar tidak beralih fungsi. Selama ini Situ Cipondoh

difungsikan sebagai pengendali banjir, irigasi, cadangan air baku

dan rekreasi. Kondisi Situ Cipondoh saat ini cenderung

mengalami pendangkalan terutama di tepi.6

Pemanfaatan sungai-sungai besar maupun kecil di Kota

Tangerang, yaitu sebagai: “penyediaan bahan baku air bersih untuk

pengembangan instalasi air bersih Perusahaan Daerah Air Minum

(PDAM) Kota Tangerang. Persediaan air permukaan tersebut juga

dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan air kegiatan industri”.7

f. Penggunaan Lahan

Penggunaan lahan di Kota Tangerang sebagian besarnya adalah

lahan terbuka sebesar 28.424% atau 5.137,530 ha. Peruntukan kedua

adalah pemukiman sebesar 27.383% atau 4.799,249 ha. Yang terdiri

dari pemukiman tidak teratur 15,129% atau 2.752,111 ha dan

6 Ibid., h. 7.

7 Pemerintah Kota Tangerang Tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota

Tangerang Tahun 2015, h. 5.

Page 84: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

65

pemukiman teratur 11,254% atau 2.047,148 ha. Untuk lebih jelasnya

dapat dilihat pada tabel 4.1

Tabel 4.1

Luas Penggunaan Lahan di Kota Tangerang Tahun 2016

No. Jenis Penggunaan Lahan Luas (Ha) Persentase

Luas

1. Lahan Terbuka Hijau 5.137,530 28,242%

2. Pemukiman Tidak Teratur 2.752,111 15,129%

3. Kawasan Pertanian 2.474,856 13,605%

4. Lahan Terbuka 2.099,823 11,543%

5. Pemukiman Teratur 2.047,148 11,254%

6. Infrastruktur Wilayah 1.542,613 8,480%

7. Pabrik Industri 762,064 4,189%

8. Kawasan Perairan 539,766 3,264%

9. Fasilitas Umum 424,535 2,334%

10. Sarana Olahraga 208,874 1,148%

11. Gedung Pemerintahan 51,693 0,284%

12. Sarana Pendidikan 36,076 0,198%

13. Sarana Peribadatan 27,994 0,154%

Sumber : Rencana Kerja Daerah (RKPD) Kota Tangerang Tahun

2016

2. Kondisi Sosial

a. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Kelurahan Cipadu Jaya memiliki jumlah penduduk sebesar

14.749 jiwa pada tahun 2016. Dengan perincian jumlah penduduk

laki-kali sebesar 7.436 jiwa dan jumlah penduduk perempuan

sebesar 7.313 jiwa. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.2.

Page 85: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

66

Tabel 4.2

Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Persentase

Laki-laki 7.436 50%

Perempuan 7.313 50%

Jumlah 14.749 100 %

Sumber : Monografi Kelurahan Cipadu Jaya

Berdasarkan tabel 4.2, dapat diketahui bahwa sebagian besar

penduduk yang berada di Kelurahan Cipadu Jaya adalah laki-laki.

b. Komposisi Penduduk Bedasarkan Usia

Komposisi penduduk di Kelurahan Cipadu Jaya terdiri dari

berbagai usia yang beragam. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel

4.3.

Tabel 4.3

Komposisi Penduduk Bedasarkan Usia

No Kelompok

Usia Laki-Laki Perempuan Jumlah

1. 0-4 494 439 987

2. 5-9 505 493 998

3. 10-14 483 474 957

4. 15-19 505 469 974

5. 20-24 607 615 1.222

6. 25-29 709 676 1.385

7. 30-34 779 798 1.577

8. 35-39 729 697 1.426

9. 40-44 579 572 1.151

10. 45-49 510 516 1.026

11. 50-54 449 488 937

12. 55-59 398 433 831

13. 60-64 339 348 687

14. 65-69 185 133 318

15. 70-74 95 83 178

16. >74 70 79 149

Jumlah 7.436 7.313 14.749

Sumber : Data Monografi Kelurahan Cipadu Jaya

Page 86: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

67

Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa sebagian besar usia

penduduk di Kelurahan Cipadu berkisar 30 tahun sampai dengan 34

tahun. Dan sebagian kecil berusia lebih dari 74 tahun.

Adapun piramida penduduk Kelurahan Cipadu Jaya dapat dilihat

pada Gambar 4.2.

Gambar 4.2

Piramida Penduduk

Sumber: Hasil Pengolahan Data Microsoft Excel

c. Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama

Penduduk di Kelurahan Cipadu Jaya memiliki suku yang

beragam begitu pula dengan agama. Agama yang dianut adalah

Islam, Protestan, Katolik, Hindu, dan Budha. Lebih jelasnya dapat

dilihat pada tabel 4.4.

Tabel 4.4

Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama

No. Agama Jumlah Penganut

Kepercayaan Persentase

1. Islam 15.240 92%

2. Protestan 917 4%

3. Katolik 428 2%

4. Hindu 63 1%

5. Budha 35 1%

Jumlah 16.683 100%

Sumber : Data Monografi Kelurahan Cipadu Jaya

1,000 500 00 500 1,000

0 – 4 tahun 5 – 9 tahun

10 – 14 tahun 15 – 19 tahun 20 – 24 tahun 25 – 29 tahun 30 – 34 tahun 35 – 39 tahun 40 – 44 tahun 45 – 49 tahun 50 – 54 tahun 55 - 59 tahun60 – 64 tahun 65 – 69 tahun 70 – 74 tahun

>75 tahun

Piramida Penduduk Kelurahan Cipadu Jaya

Perempuan

Laki-Laki

Page 87: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

68

Berdasarkan tabel 4.4, dapat diketahui bahwa mayoritas

penduduk di Kelurahan Cipadu Jaya menganut agama Islam dengan

jumlah 15.240 jiwa, agama Protestan berjumlah 917 jiwa, agama

Katolik berjumlah 428 jiwa, Hindu berjumlah 63 jiwa, dan minoritas

penduduk di Kelurahan Cipadu Jaya menganut agama Budha dengan

jumlah 35 jiwa.

3. Deskripsi Responden

Responden dalam penelitian ini adalah ibu rumah tangga yang

berada di Kelurahan Cipadu Jaya, Kota Tangerang. Dalam pengambilan

sampel penenlitian, responden yang menjadi objek penelitian berjumlah

100 orang. Berdasarkan dari data 100 responden ibu rumah yang di dapat

melalui angket, diperoleh data tentang tingkat pendidikan dan

pemeliharaan kebersihan lingkungan tempat tinggal.

Berikut merupakan hasil penelitian yang telah dilakukan untuk

mengetahui Hubungan Tingkat pendidikan dengan pemeliharaan

kebersihan lingkungan tempat tinggal.

a. Responden Berdasarkan Usia

Adapun untuk mengetahui lebih jelas tentang usia responden

dapat dilihat pada tabel dan gambar berikut ini:

Tabel 4.5

Responden Berdasarkan Usia

Usia Banyaknya Responden Persentase

20-29 Tahun 14 14%

30-39 Tahun 15 15%

40-49 Tahun 35 35%

50 Tahun 6 6%

>50 Tahun 30 30%

Total 100 100%

Sumber : Hasil Pengolahan Data Tahun 2017

Page 88: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

69

Gambar 4.3

Responden Berdasarkan Usia

Pada Tabel 4.4 dan gambar 4.3 menunjukkan deskripsi

responden berdasrakan pengelompokan usia. Pada tabel tersebut

dapat diketahui bahwa usia terbanyak dalam penelitian ini adalah

responden yang berusia 40 sampai 49 tahun, kemudian responden

yang berusia lebih dari 50 tahun berjumlah 30 orang, usia 30 sampai

39 tahun berjumlah 15 orang, usia 20-29 tahun berjumlah 14 orang.

Dan responden yang berusia 50 tahun berjumlah 6 orang.

b. Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Formal

Tingkat pendidikan formal ibu rumah tangga di kelurahan

cipadu jaya rata-rata memiliki tingkat pendidikan formal yang masih

tergolong rendah. Tingkat pendidikan ibu rumah tangga akan

berpengaruh terhadap pola pikir dan pengetahuan terhadap

pemeliharaan kebersihan lingkungan tempat tinggal. Umumnya,

orang yang berpendidikan tinggi memiliki pola pikir panjang untuk

kedepan. Sedangkan, orang yang berpendidikan rendah hanya

berpikir pendek untuk sekarang. Sehingga, orang yang

berpendidikan tinggi cenderung lebih sadar dan berperilaku baik

terhadap lingkungan disekitarnya.

14%

15%

35%

6%

30%

Responden Berdasarkan Usia

20-29 Tahun

30-39 Tahun

40-49 Tahun

50 Tahun

>50 Tahun

Page 89: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

70

Berdasarkan hasil yang telah dilakukan, tingkat pendidikan

formal ibu rumah tangga di Kelurahan Cipadu Jaya rata-rata masih

tergolong rendah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.6.

Tabel 4.6

Tingkat Pendidikan Formal Ibu Rumah Tangga

No. Tingkat Pendidikan Frekuensi Persentase

1. Tidak Sekolah atau

Tidak Tamat SD 21 21 %

2. SD 31 31 %

3. SMP 13 13 %

4. SMA 18 18 %

5. Perguruan Tinggi 17 17 %

Jumlah 100 100 %

Sumber : Hasil Pengolahan Data Tahun 2017

Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui bahwa, Tidak Sekolah

Atau Tidak Tamat SD sebesar 21%, SD sebesar 31%, SMP sebesar

13%, SMA sebesar 18%, dan Peguruan Tinggi sebesar 17%,

sehingga dapat di simpulkan bahwa sebagian besar tingkat

pendidikan formal yang ditempuh ibu rumah tangga di Kelurahan

Cipadu Jaya adalah SD.

c. Responden Berdasarkan Tahun Penyelesaian Pendidikan

Formal

Disamping informasi tentang tingkat pendidikan formal ibu

rumah tangga berdasarkan kelulusan, perlu diketahui tahun

penyelesaian pendidikan formal responden. Tahun penyelesaian

pendidikan formal di hitung berdasarkan lamanya waktu yang

ditempuh seseorang dalam menyelesaikan pendidikan formal

terakhir. Tahun penyelesaian pendidikan formal terakhir ibu rumah

tangga yang berada di Kelurahan Cipadu Jaya dapat dilihat pada

tabel 4.7.

Page 90: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

71

Tabel 4.7

Tahun Penyelesaian Pendidikan Formal Terakhir Ibu Rumah

Tangga di Kelurahan Cipadu Jaya

NO. Tahun Penyelesaian

Pendidikan Frekuensi Persentase

1. <6 Tahun 21 21%

2. 6 Tahun 31 31%

3. 7-9 Tahun 12 12%

4. 10-12 Tahun 19 19%

5. >12 Tahun 17 17%

Jumlah 100 100 %

Sumber : Hasil Pengolahan Data Tahun 2017

Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa dari 100

responden, 21 orang menempuh pendidikan kurang dari 6 tahun, 31

orang menempuh pendidikan selama 6 tahun, 12 orang menempuh

pendidikan selama 7 sampai 9 tahun, 19 orang menempuh

pendidikan selama 10 sampai 12 tahun, dan 17 orang menempuh

pendidikan lebih dari 12 tahun. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

sebagian besar responden menyelesaikan pendidikan formal selama

6 tahun.

B. Deskripsi Data Penelitian

Deskripsi data penelitian bertujuan untuk menyajikan gambaran secara

umum distribusi data. Berdasarkan jumlah variabel pada masalah penelitian,

maka deskripsi data dikelompokan menjadi dua variabel. Kedua variabel

tersebut adalah variabel independen atau tingkat pendidikan ibu rumah tangga

dan variabel dependen yaitu pemeliharaan kebersihan lingkungan tempat

tinggal.

Untuk mengetahui hubungan antara tingkat pendidikan dengan

pemeliharaan kebersihan lingkungan tempat tinggal. Berikut ini adalah hasil

perhitungan analisis data statistik deskripsi dengan menggunakan SPSS versi

20.

Page 91: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

72

Tabel 4.8

Deskripsi Statistik Tingkat Pendidikan Ibu Rumah Tangga

Statistics

Tingkat Pendidikan Ibu Rumah Tangga

N Valid 100

Missing 0

Mean 2,79

Median 2,00

Mode 2

Std. Deviation 1,409

Minimum 1

Maximum 5

Sumber : Hasil pengolahan data SPSS tahun 2017

Berdasarkan Tabel 4.8 menunjukkan bahwa kuesioner dari 100

responden menunjukkan data yang valid untuk tingkat pendidikan ibu rumah

tangga (Variabel X) dengan nilai maximum 5 (Perguruan Tinggi) dan nilai

minimum 1 (Tidak Sekolah atau Tidak Tamat SD). Dan nilai rata tengahnya

2,00 rata-ratanya 2,79 dan nilai yang sering muncul adalah 2 dengan standar

deviasi 1,409.

Adapun untuk melihat deskripsi statistik mengenai pemeliharaan

kebersihan lingkungan tempat tinggal dapat dilihat pada Tabel 4.9.

Tabel 4.9

Deskripsi Statistik Pemeliharaan Kebersihan Lingkungan Tempat

Tinggal

a. Multiple modes exist. The smallest value is shown

Sumber : Hasil pengolahan data SPSS tahun 2017

Statistics Pemeliharaan_Kebersihan_Lingkungan_Tempat_Tinggal

N Valid 100

Missing 0

Mean 85,1600

Median 83,5000

Mode 79,00a

Std. Deviation 8,16338

Minimum 70,00

Maximum 113,00

Page 92: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

73

Berdasarkan Tabel 4.9 menunjukkan bahwa kuesioner dari 100

responden menunjukkan data yang valid untuk pemeliharaan kebersihan

lingkungan tempat tinggal (Variabel Y) dengan nilai maximum 113,00) dan

nilai minimum 70,00. Dan nilai rata tengahnya 83,5000, rata-ratanya 85,1600

dan nilai yang sering muncul adalah 79,00 dengan standar deviasi 8,16338.

Berikut ini adalah tanggapan responden mengenai hubungan tingkat

pendidikan ibu rumah tangga dengan pemeliharaan kebersihan lingkungan

tempat tinggal.

1. Indikator Tanggapan Ibu Rumah Tangga Terhadap Pemeliharaan

Kebersihan Lingkungan Tempat Tinggal

Adapun untuk mengetahui tanggapan responden tentang sosialisasi

atau penyuluhan dalam pemeliharaan kebersihan rumah oleh pemerintah

dapat dilihat pada Tabel. 4.10.

Tabel 4.10

Sosialiasi Pemerintah Setempat Dalam Pemeliharaan Kebersihan

Rumah

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

Selalu 0 0%

Sering 0 0%

Kadang-Kadang 4 4%

Jarang 9 9%

Tidak Pernah 87 87%

Total 100 100%

Sumber : Hasil pengolahan data tahun 2017

Dari Tabel 4.10, diketahui bahwa tanggapan responden mengenai

Sosialiasi Pemerintah Setempat Dalam Pemeliharaan Kebersihan Rumah,

dimana dari 100 responden, 0% menyatakan selalu, 0% menyatakan

sering, 4% mengatakan kadang-kadang, 9% menyatakan jarang, dan 87%

menyatakan tidak pernah. Hal ini menunjukkan bahwa 87% atau 87

responden ibu rumah tangga menilai bahwa Sosialiasi Pemerintah

Setempat Dalam Pemeliharaan Kebersihan Rumah tidak pernah

dilakukan oleh pemerintah setempat. Meskipun kebanyakan responden

menjawab pemerintah tidak pernah melakukan sosialiasi namun 9% dan

Page 93: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

74

4% responden menjawab bahwa pemerintah setempat melakukan

sosialiasi pemeliharaan kebersihan rumah meskipun jarang atau

terkadang.

Adapun untuk mengetahui tanggapan responden dalam memelihara

kebersihan rumah dapat dilihat pada Tabel. 4.11.

Tabel 4.11

Membersihkan Rumah Setiap Hari Sebagai Upaya Pemeliharaan

Kebersihan Rumah

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

Selalu 38 38%

Sering 32 32%

Kadang-Kadang 29 29%

Jarang 1 1%

Tidak Pernah 0 0%

Total 100 100%

Sumber : Hasil pengolahan data tahun 2017

Dari Tabel 4.11, diketahui bahwa tanggapan responden mengenai

intensitas membersihkan rumah, dimana dari 100 responden, 38%

menyatakan selalu, 32% menyatakan sering, 29% menyatakan kadang-

kadang, 1% menyatakan jarang, dan 0% menyatakan tidak pernah. Hal

ini menunjukkan bahwa 38% atau 38 responden ibu rumah tangga

menilai bahwa inensitas membersihkan rumah dilakukan setiap hari

sebagai upaya pemeliharaan kebersihan lingkungan tempat tinggal.

Namun faktor lain yang menyebabkan 1 responden menjawab jarang

karena responden tersebut tidak dapat meluangkan waktu untuk

membersihkan rumah sehingga menggunakan jasa seseorang untuk

membersihkan rumah.

Adapun untuk mengetahui intensitas responden dalam memelihara

kebersihan dapur, dapat dilihat pada Tabel 4.12.

Page 94: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

75

Tabel 4.12

Membersihkan Dapur Setiap Hari

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

Selalu 57 57%

Sering 17 17%

Kadang-Kadang 24 24%

Jarang 2 2%

Tidak Pernah 0 0%

Total 100 100%

Sumber : Hasil pengolahan data tahun 2017

Dari Tabel 4.12, diketahui bahwa tanggapan responden mengenai

intensitas membersihkan dapur, dimana dari 100 responden, 57%

menyatakan selalu, 17% menyatakan sering, 24% menyatakan kadang-

kadang, 2% menyatakan jarang, dan 0% menyatakan tidak pernah. Hal

ini menunjukkan bahwa 57% responden menjawab selalu dan 0%

responden menjawab tidak pernah. Hal ini menunjukkan bahwa intensitas

ibu rumah tangga dalam membersihkan dapur dilakukan setiap hari

sebagai upaya pemeliharaan kebersihan lingkungan tempat tinggal.

Adapun untuk mengetahui responden dalam mengingatkan keluarga

untuk menjaga kebersihan rumah, dapat dilihat pada Tabel 4.13.

Tabel 4.13

Mengingatkan Keluarga Untuk Menjaga Kebersihan Rumah

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

Selalu 36 36%

Sering 13 13%

Kadang-Kadang 41 41%

Jarang 10 10%

Tidak Pernah 0 0%

Total 100 100%

Sumber : Hasil pengolahan data tahun 2017

Dari Tabel 4.13, diketahui bahwa tanggapan responden mengenai

mengingatkan keluarga untuk menjaga kebersihan rumah, dimana dari

100 responden, 36% menyatakan selalu, 13% menyatakan sering, 41%

menyatakan kadang-kadang, 10% menyatakan jarang, dan 0%

Page 95: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

76

menyatakan tidak pernah. Hal ini menunjukkan 41% responden tidak

mengingatkan secara rutin kepada keluarga untuk menjaga kebersihan

rumah, karena sebagain besar responden hanya mengingatkan untuk

menjaga kebersihan rumah ketika rumah tampak kotor.

Adapun untuk mengetahui responden dalam menggunakan air bersih

untuk minum dan memasak, dapat dilihat pada Tabel 4.14.

Tabel. 4.14

Menggunakan Air Bersih Untuk Minum Dan Memasak

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

Selalu 78 78%

Sering 12 12%

Kadang-Kadang 8 8%

Jarang 2 2%

Tidak Pernah 0 0%

Total 100 100%

Sumber : Hasil pengolahan data tahun 2017

Dari Tabel 4.14, diketahui bahwa tanggapan responden dalam

menggunakan air bersih untuk minum dan memasak, dimana dari 100

responden, 78% menyatakan selalu, 12% menyatakan sering, 8%

menyatakan kadang-kadang, 2% menyatakan jarang, dan 0% menyatakan

tidak pernah. Hal ini menunjukkan bahwa 78% responden setiap harinya

menggunakan air bersih untuk minum dan memasak.

Namun faktor lain yang menyebabkan 2% responden menjawab

jarang karena ada sebagian responden yang menggunakan air yang

bersumber dari PDAM yang terkadang airnya keruh dan berbau.

Adapun untuk mengetahui responden memasak air sebelum di

minum,dapat dilihat pada Tabel 4.15.

Page 96: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

77

Tabel 4.15

Memasak Air Sebelum Di Minum

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

Selalu 21 21%

Sering 8 8%

Kadang-Kadang 9 9%

Jarang 24 24%

Tidak Pernah 38 38%

Total 100 100%

Sumber : Hasil pengolahan data tahun 2017

Dari Tabel 4.15, diketahui bahwa tanggapan responden tentang

setiap hari memasak air sebelum di minum, dimana dari 100 responden,

21% menyatakan selalu, 8% menyatakan sering, 9% menyatakan kadang-

kadang, 24% menyatakan jarang, dan 38% menyatakan tidak pernah. Hal

ini menunjukkan bahwa 38% responden untuk memenuhi keperluan

minum tiap harinya, tidak memasak air terlebih dahulu sebelum di

minum, hal ini di karenakan sebagian besar responden menggunakan air

yang langsung di minum seperti menggunakan air galon.

Adapun untuk mengetahui responden menggunakan tempat sampah

yang tertutup agar tidak menimbulkan bau,dapat dilihat pada Tabel 4.16.

Tabel 4.16

Menggunakan Tempat Sampah Yang Tertutup Agar Tidak

Menimbulkan Bau

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

Selalu 29 29%

Sering 0 0%

Kadang-Kadang 0 0%

Jarang 0 0%

Tidak Pernah 71 71%

Total 100 100%

Sumber : Hasil pengolahan data tahun 2017

Dari Tabel 4.16, diketahui bahwa tanggapan responden dalam

menggunakan tempat sampah yang tertutup agar tidak menimbulkan bau,

dimana dari 100 responden, 29% menyatakan selalu, 0% menyatakan

sering, 0% menyatakan kadang-kadang, 0% menyatakan jarang, dan 71%

Page 97: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

78

menyatakan tidak pernah. Hal ini menunjukkan bahwa 71% responden

tidak menggunakan tempat sampah yang memiliki penutup dikarenakan

kebanyakan responden menggunakan pelastik sebagai tempat sampah.

Meskipun demikian 29% responden menggunakan tempat sampah

dengan penutup agar sampah tidak menimbulkan bau dan untuk

mencegah gangguan binatang seperti kecoa, lalat, dan semut.

Adapun untuk mengetahui responden mengolah sampah atau

mendaur ulang sampah menjadi sebuah kerajinan tangan,dapat dilihat

pada Tabel 4.17.

Tabel 4.17

Mengolah Sampah Atau Mendaur Ulang Sampah Menjadi Sebuah

Kerajinan Tangan

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

Selalu 0 0%

Sering 0 0%

Kadang-Kadang 2 2%

Jarang 6 6%

Tidak Pernah 92 92%

Total 100 100%

Sumber : Hasil pengolahan data tahun 2017

Dari Tabel 4.17, diketahui bahwa tanggapan responden dalam

mengolah sampah atau mendaur ulang sampah menjadi sebuah kerajinan

tangan, dimana dari 100 responden, 0% menyatakan selalu, 0%

menyatakan sering, 2% menyatakan kadang-kadang, 6% menyatakan

jarang, dan 92% menyatakan tidak pernah. Hal ini menunjukkan bahwa

92% responden tidak pernah mendaur ulang sampah menjadi sebuah

kerajinan tangan. Meskipun demikian 6% dan 2% responden pernah

mendaur ulang sampah meskipun jarang ataupun terkadang

melakukannya.

Adapun untuk mengetahui responden dalam Menjaga Kebesihan

Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) dengan baik, dapat dilihat

pada Tabel 4.18.

Page 98: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

79

Tabel 4.18

Menjaga Kebesihan Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL)

Dengan Baik

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

Selalu 63 81%

Sering 29 16%

Kadang-Kadang 8 3%

Jarang 0 0%

Tidak Pernah 0 0%

Total 100 100%

Sumber : Hasil pengolahan data tahun 2017

Dari Tabel 4.18, diketahui bahwa tanggapan responden dalam

Menjaga Kebesihan Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) dengan

baik, dimana dari 100 responden, 63% menyatakan selalu, 29%

menyatakan sering, 8% menyatakan kadang-kadang, 0% menyatakan

jarang, dan 0% menyatakan tidak pernah. Hal ini menunjukkan bahwa

63% responden Menjaga Kebesihan Saluran Pembuangan Air Limbah

(SPAL) dengan baik, meskipun 8% responden menyatakan terkadang.

Adapun untuk mengetahui responden dalam membersihkan Saluran

Pembuangan Air Limbah (SPAL) yang tersumbat, dapat dilihat pada

Tabel 4.19.

Tabel 4.19

Membersihkan Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) Yang

Tersumbat

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

Selalu 70 76%

Sering 17 18%

Kadang-Kadang 10 4%

Jarang 3 2%

Tidak Pernah 0 0%

Total 100 100%

Sumber : Hasil pengolahan data tahun 2017

Dari Tabel 4.19, diketahui bahwa tanggapan responden dalam

membersihkan Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) yang

tersumbat, dimana dari 100 responden, 70% menyatakan selalu, 17%

Page 99: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

80

menyatakan sering, 10% menyatakan kadang-kadang, 3% menyatakan

jarang, dan 0% menyatakan tidak pernah. Hal ini menunjukkan bahwa

70% responden selalu membersihkan Saluran Pembuangan Air Limbah

(SPAL) apabila mengalami penyumbatan, meskipun 3% responden

menyatakan jarang membersihkan saluran pembuangan air limbah yang

tersumbat.

Adapun untuk mengetahui responden dalam mengingatkan keluarga

untuk membersihkan bak mandi setiap satu minggu sekali, dapat dilihat

pada Tabel 4.20.

Tabel 4.20

Mengingatkan Keluarga Untuk Membersihkan Bak Mandi Setiap

Satu Minggu Sekali

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

Selalu 9 10%

Sering 19 12%

Kadang-Kadang 69 56%

Jarang 3 20%

Tidak Pernah 0 2%

Total 100 100%

Sumber : Hasil pengolahan data tahun 2017

Dari Tabel 4.20, diketahui bahwa tanggapan responden dalam

mengingatkan keluarga untuk membersihkan bak mandi setiap satu

minggu sekali, dimana dari 100 responden, 9% menyatakan selalu, 19%

menyatakan sering, 69% menyatakan kadang-kadang, 3% menyatakan

jarang, dan 0% menyatakan tidak pernah. Hal ini menunjukkan bahwa

69% responden hanya terkadang mengingatkan keluarga untuk

membersihkan bak mandi setiap satu minggu sekali.

Adapun untuk mengetahui responden dalam memberikan cairan

pembersih dan pengharum pada jamban atau WC, dapat dilihat pada

Tabel 4.21.

Page 100: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

81

Tabel 4.21

Memberikan Cairan Pembersih Dan Pengharum Pada Jamban Atau

WC

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

Selalu 58 85%

Sering 10 11%

Kadang-Kadang 32 4%

Jarang 0 0%

Tidak Pernah 0 0%

Total 100 100%

Sumber : Hasil pengolahan data tahun 2017

Dari Tabel 4.21, diketahui bahwa tanggapan responden dalam

memberikan cairan pembersih dan pengharum pada jamban atau WC,

dimana dari 100 responden, 58% menyatakan selalu, 10% menyatakan

sering, 32% menyatakan kadang-kadang, 0% menyatakan jarang, dan 0%

menyatakan tidak pernah. Hal ini menunjukkan bahwa 58% responden

selalu memberikan cairan pembersih dan pengharum apabila

membersihkan jamban atau WC agar jamban yang digunakan tidak

menimbulkan bau.

Adapun untuk mengetahui responden dalam menggunakan ventilasi

yang hanya berasal dari jendela, dapat dilihat pada Tabel 4.22.

Tabel 4.22

Menggunakan Ventilasi Yang Hanya Berasal Dari Jendela

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

Selalu 11 1%

Sering 0 0%

Kadang-Kadang 0 0%

Jarang 17 13%

Tidak Pernah 72 76%

Total 100 100%

Sumber : Hasil pengolahan data tahun 2017

Dari Tabel 4.22, diketahui bahwa tanggapan responden dalam

menggunakan ventilasi yang hanya berasal dari jendela, dari 100

responden, 11% menyatakan selalu, 0% menyatakan sering, 0%

Page 101: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

82

menyatakan kadang-kadang, 17% menyatakan jarang, dan 72%

menyatakan tidak pernah. Hal ini menunjukkan bahwa 72% responden

mempunyai sumber ventilasi yang lainnya, selain dari jendela.

Adapun untuk mengetahui responden mengenai membiarkan jendela

rumah tertutup pada pagi dan siang hari, dapat dilihat pada Tabel 4.23.

Tabel 4.23

Membiarkan Jendela Rumah Tertutup Pada Pagi Dan Siang Hari

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

Selalu 0 0%

Sering 2 2%

Kadang-Kadang 46 46%

Jarang 20 20%

Tidak Pernah 32 32%

Total 100 100%

Sumber : Hasil pengolahan data tahun 2017

Dari Tabel 4.23, diketahui bahwa tanggapan responden mengenai

membiarkan jendela rumah tertutup pada pagi dan siang hari, dimana dari

100 responden, 0% menyatakan selalu, 2% menyatakan sering, 46%

menyatakan kadang-kadang, 20% menyatakan jarang, dan 32%

menyatakan tidak pernah, dan. Hal ini menunjukkan bahwa 46%

responden terkadang membiarkan jendela rumahnya tertutup pada pagi

dan siang hari.

Adapun untuk mengetahui responden mengenai penggunaan

pencahayaan lampu pada pagi dan siang hari, dapat dilihat pada Tabel

4.24.

Tabel 4.24

Menggunakan Pencahayaan Lampu Pada Pagi Dan Siang Hari

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

Selalu 0 0%

Sering 39 39%

Kadang-Kadang 34 34%

Jarang 15 15%

Tidak Pernah 12 12%

Total 100 100%

Sumber : Hasil pengolahan data tahun 2017

Page 102: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

83

Dari Tabel 4.24, diketahui bahwa tanggapan penggunaan

pencahayaan lampu pada pagi dan siang hari, dimana dari 100 responden,

0% menyatakan selalu, 39% menyatakan sering, 34% menyatakan

kadang-kadang, 15% menyatakan jarang, dan 12% menyatakan tidak

pernah. Hal ini menunjukkan bahwa 39% responden sering menggunakan

pencahayaan lampu sebagai sumber pencahayaan lain dikarenakan

kurangnya pencahayaan dari matahari yang masuk ke dalam rumah.

Adapun untuk mengetahui responden mengenai penggunaan dapur

yang tidak memiliki penerangan dan lubang udara (ventilasi) yang baik,

dapat dilihat pada Tabel 4.25.

Tabel 4.25

Menggunakan Dapur Yang Tidak Memiliki Penerangan Dan

Lubang Udara (Ventilasi) Yang Baik

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

Selalu 44 78%

Sering 0 0%

Kadang-Kadang 0 0%

Jarang 0 0%

Tidak Pernah 56 22%

Total 100 100%

Sumber : Hasil pengolahan data tahun 2017

Dari Tabel 4.24, diketahui bahwa tanggapan penggunaan, dapur

yang tidak memiliki penerangan dan lubang udara (ventilasi) yang baik,

dimana dari 100 responden, 44% menyatakan selalu, 0% menyatakan

sering, 0% menyatakan kadang-kadang, 0% menyatakan jarang, dan 56%

menyatakan tidak pernah. Hal ini menunjukkan bahwa 56% responden

menggunakan dapur yang tidak memiliki penerangan dan lubang udara

(ventilasi) yang baik.

Adapun untuk mengetahui responden mengenai penggunaan air yang

berbau untuk mandi dan mencuci, dapat dilihat pada Tabel 4.26.

Page 103: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

84

Tabel 4.26

Menggunakan Air Yang Berbau Untuk Mandi Dan Mencuci

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

Selalu 2 2%

Sering 10 12%

Kadang-Kadang 7 7%

Jarang 20 19%

Tidak Pernah 61 60%

Total 100 100%

Sumber : Hasil pengolahan data tahun 2017

Dari Tabel 4.26, diketahui bahwa tanggapan penggunaan

penggunaan air yang berbau untuk mandi dan mencuci, dimana dari 100

responden, 2% menyatakan selalu, 10% menyatakan sering, 7%

menyatakan kadang-kadang, 20% menyatakan jarang, dan 61%

menyatakan tidak pernah. Hal ini menunjukkan bahwa 61% responden

tidak pernah menggunakan air yang berbau untuk mandi dan mencuci.

Adapun untuk mengetahui responden dalm membuang sampah

kering dan sampah basah pada satu tempat sampah, dapat dilihat pada

Tabel 4.27.

Tabel 4.27

Membuang Sampah Kering Dan Sampah Basah Pada Satu Tempat

Sampah

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

Selalu 79 75%

Sering 2 12%

Kadang-Kadang 3 3%

Jarang 6 6%

Tidak Pernah 10 4%

Total 100 100%

Sumber : Hasil pengolahan data tahun 2017

Dari Tabel 4.27, diketahui bahwa tanggapan responden dalam

membuang sampah kering dan sampah basah pada satu tempat sampah,

dimana dari 100 responden, 79% menyatakan selalu, 2% menyatakan

sering, 3% menyatakan kadang-kadang, 6% menyatakan jarang, dan 10%

menyatakan tidak pernah. Hal ini menunjukkan bahwa 79% responden

Page 104: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

85

selalu membuang sampah kering dan sampah basah pada satu tempat

sampah.

Adapun untuk mengetahui responden mengenai pembakaran sampah

yang telah terkumpul, dapat dilihat pada Tabel 4.28.

Tabel 4.28

Membakar Sampah Yang Telah Terkumpul

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

Selalu 0 0%

Sering 10 10%

Kadang-Kadang 47 47%

Jarang 27 27%

Tidak Pernah 16 16%

Total 100 100%

Sumber : Hasil pengolahan data tahun 2017

Dari Tabel 4.28, diketahui bahwa tanggapan responden mengenai

pembakaran sampah yang telah terkumpul, dimana dari 100 responden,

0% menyatakan selalu, 10% menyatakan sering, 47% menyatakan

kadang-kadang, 27% menyatakan jarang, dan 16% menyatakan tidak

pernah. Hal ini menunjukkan bahwa 47% responden terkadang

membakar sampah yang telah terkumpul apabila sampah telah

menumpuk di tempat sampah.

Adapun untuk mengetahui responden mengenai pembuangan sampah

di lahan kosong apabila tempat sampah sudah penuh dapat dilihat pada

Tabel 4.29.

Tabel 4.29

Membuang Sampah Di Lahan Kosong Apabila Tempat Sampah

Sudah Penuh

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

Selalu 0 0%

Sering 6 6%

Kadang-Kadang 7 7%

Jarang 14 14%

Tidak Pernah 73 73%

Total 100 100%

Sumber : Hasil pengolahan data tahun 2017

Page 105: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

86

Dari Tabel 4.29, diketahui bahwa tanggapan responden mengenai

pembuangan sampah di lahan kosong apabila tempat sampah sudah

penuh, dimana dari 100 responden, 0% menyatakan selalu, 6%

menyatakan sering, 7% menyatakan kadang-kadang, 14% menyatakan

jarang, dan 73% menyatakan tidak pernah. Hal ini menunjukkan bahwa

73% responden tidak pernah membuang sampah di lahan kosong apabila

tempat sampah sudah penuh.

Adapun untuk mengetahui responden mengenai kondisi saluran

pembuangan air limbah yang terdapat sampah, dapat dilihat pada Tabel

4.30.

Tabel 4.30

Kondisi Saluran Pembuangan Air Limbah Terdapat Sampah

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

Selalu 3 3%

Sering 14 14%

Kadang-Kadang 33 33%

Jarang 26 26%

Tidak Pernah 24 24%

Total 100 100%

Sumber : Hasil pengolahan data tahun 2017

Dari Tabel 4.30, diketahui bahwa tanggapan responden mengenai

kondisi saluran pembuangan air limbah yang terdapat sampah, dimana

dari 100 responden, 3% menyatakan selalu, 14% menyatakan sering,

33% menyatakan kadang-kadang, 26% menyatakan jarang, dan 24%

menyatakan tidak pernah, dan. Hal ini menunjukkan bahwa 33%

responden terkadang mendapati kondisi saluran pembuangan air

limbahnya yang terdapat sampah.

Adapun untuk mengetahui responden mengenai kondisi saluran

pembuangan air limbah yang menimbulkan bau, dapat dilihat pada Tabel

4.31.

Page 106: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

87

Tabel 4.31

Kondisi Saluran Pembuangan Air Limbah Menimbulkan Bau

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

Selalu 1 1%

Sering 7 7%

Kadang-Kadang 86 86%

Jarang 4 4%

Tidak Pernah 2 2%

Total 100 100%

Sumber : Hasil pengolahan data tahun 2017

Dari Tabel 4.31, diketahui bahwa tanggapan responden mengenai

kondisi saluran pembuangan air limbah yang menimbulkan bau, dimana

dari 100 responden, 1% menyatakan selalu, 7% menyatakan sering, 86%

menyatakan kadang-kadang, 4% menyatakan jarang, dan 2% menyatakan

tidak pernah. Hal ini menunjukkan bahwa 86% responden terkadang

mendapati kondisi saluran pembuangan air limbah yang berbau.

Adapun untuk mengetahui responden mengenai penggunaan jamban

yang berbau, dapat dilihat pada Tabel 4.32.

Tabel 4.32

Menggunakan Jamban Yang Berbau

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

Selalu 0 0%

Sering 0 0%

Kadang-Kadang 2 4%

Jarang 36 37%

Tidak Pernah 62 63%

Total 100 100%

Sumber : Hasil pengolahan data tahun 2017

Dari Tabel 4.32, diketahui bahwa tanggapan responden mengenai

penggunaan jamban yang berbau, dimana dari 100 responden, 0%

menyatakan selalu, 0% menyatakan sering, 2% menyatakan kadang-

kadang, 36% menyatakan jarang, dan 62% menyatakan tidak pernah. Hal

Page 107: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

88

ini menunjukkan bahwa 62% responden tidak pernah menggunakan

jamban yang berbau.

Adapun untuk mengetahui responden mengenai penggunaan

septitanck yang dekat dengan sumber air, dapat dilihat pada Tabel 4.33.

Tabel 4.33

Menggunakan Septitanck Yang Dekat Dengan Sumber Air

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

Selalu 64 64%

Sering 1 1%

Kadang-Kadang 0 0%

Jarang 0 0%

Tidak Pernah 35 35%

Total 100 100%

Sumber : Hasil pengolahan data tahun 2017

Dari Tabel 4.33, diketahui bahwa tanggapan responden mengenai

penggunaan septitanck yang dekat dengan sumber air, dimana dari 100

responden, 64% menyatakan selalu, 1% menyatakan sering, 0%

menyatakan kadang-kadang, 0% menyatakan jarang, dan 35%

menyatakan tidak pernah. Hal ini menunjukkan bahwa 64% responden

selalu menggunakan septitanck yang dekat dengan sumber air.

C. Pengujian Persyaratan Analisis Dan Pengujian Hipotesis

1. Uji Instrumen Analisis

a. Uji Validitas

Dengan menggunakan jumlah responden sebanyak 100 maka

nilai r tabel dapat diperoleh melalui tabel r dengan df (degree of

freedom) = n-2, jadi df = 100-2 = 98 maka nilai r tabel = 0,197. Butir

pernyataan dikatakan valid jika nilai rhitung > rtabel. Hasil Pengujian

validitas dapat dilihat sebagai berikut.

Page 108: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

89

Tabel 4.34

Rekapitulasi Hasil Uji Validitas

No. Soal Hasil Hitungan Valid

1 0,229 Valid

2 0,391 Valid

3 0,216 Valid

4 0,347 Valid

5 0,233 Valid

6 0,381 Valid

7 0,302 Valid

8 0,285 Valid

9 0,255 Valid

10 0,261 Valid

11 0,263 Valid

12 0,297 Valid

13 0,203 Valid

14 0,337 Valid

15 0,451 Valid

16 0,402 Valid

17 0,204 Valid

18 0,252 Valid

19 0,308 Valid

20 0,244 Valid

21 0,555 Valid

22 0,234 Valid

23 0,385 Valid

24 0,599 Valid

Sumber: Hasil Pengelolaan Data SPSS 2017

Dari Tabel 4.34 dapat diketahui bahwa hasil uji validitas data

pada tabel product moment menunjukkan semua nomor soal

pernyataan pada kuesioner valid, karena nilai rhitung > rtabel / r (0,05, n-2) =

0,197.

b. Uji Reliabilitas

Uji reabilitas digunakan untuk mengetahui apakah instrumen

yang digunakan akan memberikan hasil yang sama jika dilakukan

penelitian secara berulang-ulang. Untuk uji reliabilitas dapat dilihat

pada Tabel 4.35

Page 109: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

90

Tabel 4.35

Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

,618 24

Sumber: Hasil Pengelolaan Data SPSS 2017

Berdasarkan Tabel 4.35 dapat diketahui bahwa, nilai reliabel r24

= 0,618 dan nilai rtabel (0,05, 24-2) pada tabel product moment = 0,195.

Ternyata dari hasil pengujian r24 = 0,618 > rtabel = 0,423, sehingga

instrumen penelitian dinyatakan reliabel.

2. Uji Asumsi Dasar

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang

digunakan berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas ini

menggunakan kurva P-Plot dan one-sample kolmograv sminov test

SPSS Versi 20 untuk memprediksi apakah data berdistribusi normal

atau tidak. Kurva dapat dilihat pada Gambar 4.4.

Gambar 4.4

Kurva Normal P-Plot Hasil Uji Normalitas

Sumber: Hasil Pengelolaan Data SPSS 2017

Page 110: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

91

Berdasarkan hasil analisis data pada Gambar 4.4 kurva normal

P-Plot, dapat diketahui bahwa terlihat titik-tikik pada gambar yang

mengikuti garis dan titik-titik pada gambar tersebut berada tidak jauh

dari garis diagonalnya, sehingga dapat disimpulkan bahwa data yang

diperoleh dari hasil penelitian ini berdistribusi normal.

Selain uji kurva, uji normalitas juga dapat dibuktikan melalui

tabel one-sample kolmograv sminov test. Untuk mengetahui data

berdistribusi normal atau tidak dapat dilihat pada Tabel 4.36.

Tabel 4.36

Hasil Uji Normalitas (One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 100

Normal Parametersa,b

Mean 0E-7

Std.

Deviation 6,98958813

Most Extreme Differences

Absolute ,104

Positive ,104

Negative -,055

Kolmogorov-Smirnov Z 1,043

Asymp. Sig. (2-tailed) ,227

Sumber: Hasil Pengelolaan Data SPSS 2017

Dari tabel tersebut menunjukkan bahwa besarnya nilai

Kolmogorov-Smirnov Z adalah sebesar 1,043 dan signifikasi pada

0,227. Apabila dibandingkan dengan taraf signifikansi sebesar 5%

(0,05), maka nilai signifikansi tersebut lebih tinggi dari taraf

signifikansi sebesar 0,05. Sehingga adapat disimpulkan bahwa

sebaran data tidak menunjukkan adanya penyimpangan atau dapat

dikatakan normal.

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Page 111: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

92

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data

sampel yang diperoleh dari beberapa varian populasi yang sama atau

tidak. Untuk menganalisis homogenitas data, digunakan uji Anova

dalam program SPSS Versi 20.

Sebagai kriteria pengujian, jika nilai signifikasi >0,05 maka

dapat dikatakan bahwa varian dari dua atau lebih kelompok data

adalah sama. Sebaliknya jika nilai signifikasi <0,05 maka data

tersebut tidak sama atau tidak homogen. Rekapitulasi hasil uji

homogenitas dapat dilihat pada Tabel 4.37.

Tabel 4.37

Rekapitulasi Hasil Uji Homogenitas

Test of Homogeneity of Variances Pemeliharaan Kebersihan Tempat Tinggal

Levene Statistic df1 df2 Sig.

,999 4 95 ,412

Sumber: Hasil Pengelolaan Data SPSS 2017

Berdasarkan tabel 4.37, dapat diketahui bahwa pengujian nilai

signifikansi adalah 0,412, hal ini menunjukkan bahwa nilai

signifikasi >0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa data memiliki

varian yang sama.

3. Uji Hipotesis

a. Uji Koefesien Korelasi

Pengujian koefesien korelasi dilakukan untuk mengetahui besar

kecilnya atau kuat lemahnya antara variabel X dengan Variabel Y.

Pada penelitian ini perhitungan koefesien korelasi menggunakan

rumus product moment dari person dengan menggunakan SPSS

Versi 20. Berikut ini adalah tabel hasil analisis korelasi variabel X

dengan variabel Y.

Page 112: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

93

Tabel 4.38

Rekapitulasi Hasil Uji Korelasi

Correlations

Tingkat

Pendidikan

Ibu Rumah

Tangga

Pemeliharaan

Kebersihan

Tempat

Tinggal

Tingkat Pendidikan Ibu

Rumah Tangga

Pearson

Correlation 1 ,517

**

Sig. (2-

tailed)

,000

N 100 100

Pemeliharaan Kebersihan

Tempat Tinggal

Pearson

Correlation ,517

** 1

Sig. (2-

tailed) ,000

N 100 100

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Sumber: Hasil Pengelolaan Data SPSS 2017

Berdasarkan hasil uji korelasi pada Tabel 4.38, dapat diketahui

kriteria pengujian yang diambil berdasarkan pengambilan keputusan

dengan kriteria sebagai berikut :

Jika nilai signifikasi <0,05, maka berkorelasi

Jika nilai signifikasi >0,05, maka tidak berkorelasi

Sedangkan untuk mengetahui seberapa besar tingkat korelasi

dan kekuatan hubungan dalam penentuannya dapat dilihat pada tabel

4.39.

Tabel 4.39

Tingkat Korelasi Dan Kekuatan Hubungan

No. Nilai Korelasi (r) Tingkat Hubungan

1. 0,00-0,199 Sangat Rendah

2. 0,20-0,399 Rendah

3. 0,40-0,599 Sedang

4. 0,60-0,799 Kuat

5. 0,80-0,100 Sangat Kuat

Sumber : Sugiyono dalam Buku Metodelogi Penelitian Kuantitatif

Kualitatif Dan RD

Page 113: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

94

Berdasarkan hasil dari tabel 4.38 dan 4.39, menujukkan bahwa

hasil yang di dapatkan antara tingkat pendidikan dengan

pemeliharaan kebersihan lingkungan tempat tinggal, diperoleh

indeks korelasi “r” product moment sebesar 0,517. Hal ini

menunjukkan ada hubungan anatara variabel X dengan variabel Y,

hubungan tersebut dalam kategori sedang (0,40-0,599). Sedangkan

arah korelasi antara variabel X dengan variabel Y memiliki

hubungan yang positif. Sehingga dapat diketahui bahwa korelasi

antara tingkat pendidikan dengan pemeliharaan kebersihan

lingkungan tempat tinggal adalah hubungan yang berbanding lurus

atau searah, artinya semakin tinggi tingkat pendidikan ibu rumah

tangga, maka semakin tinggi pemeliharaan kebersihan lingkungan

tempat tinggal.

Selanjutnya, berdasarkan tabel 4.38 dapat dilihat apakah kedua

variabel tersebut signifikasi atau tidak, hasil tabel koefesien korelasi

antara tingkat pendidikan (X) dengan pemeliharan kebersihan

lingkungan tempat tinggal (Y), memiliki hasil sginifikasi yang sama,

yaitu 0,000. Berdasarkan kriteria keputusan maka dapat diketahui

bahwa korelasi dari dua variabel tersebut adalah signifikan, karena

hasil signifikansi lebih kecil dari tingkat alpha, yaitu 0,000<0,05,

sehingga dapat disimpulkan bahwa hubungan antara tingkat

pendidikan dengan pemeliharaan kebersihan lingkungan tempat

tinggal adalah sedang, signifikan, dan searah.

2. Uji t (parsial)

Uji t dilakukan untuk menentukan keberartian dari koefesien

korelasi. Hasil rekapitulasi uji t dapat dilihat pada Tabel 4.40.

Page 114: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

95

Tabel 4.40

Rekapitulasi Hasil Uji t (parsial)

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std.

Error

Beta

1

(Constant) 76,810 1,565 49,095 ,000

Tingkat

Pendidikan

Ibu Rumah

Tangga

2,993 ,501 ,517 5,973 ,000

a. Dependent Variable: Pemeliharaan Kebersihan Lingkungan

Tempat Tinggal

Sumber : Hasil Pengelolaan Data SPSS 2017

Uji t (parsial) dilakukan untuk menentukan keberartian dari

koefesien korelasi. Untuk mengujinya dilakukan berdasarkan uji t,

yaitu sebagai berikut:

1. Menentukan Hipotesis

Ho : Tidak ada hubungan secara signifikan antara tingkat

pendidikan dengan pemeliharaan kebersihan lingkungan

tempat tinggal

Ha : Ada hubungan secara signifikan antara tingkat pendidikan

dengan pemeliharaan kebersihan lingkungan tempat

tinggal

2. Kriteria Pengujian

Jika ttabel < thitung, maka Ho diterima

Jika, thitung > ttabel, maka Ho ditolak

3. Membandingkan thitung dan ttabel

Dari Tabel 4.40 diketahui bahwa thitung sebesar 5,973 dengan

signifikasi sebesar 0,000 yang sesuai persyaratan signifikansi lebih

Page 115: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

96

kecil dari 0,050. Jika dibandingkan dengan ttabel sebesar 1,984 pada

taraf signifikasi 5% maka thitung lebih besar dari ttabel. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya, terdapat

hubungan secara signifikan antara tingkat pendidikan ibu rumah

tangga dengan pemeliharaan kebersihan lingkungan tempat tinggal

di Kelurhan Cipadu Jaya, Kota Tangerang.

3. Uji Koefesien Determinasi (R2)

Koefesien determinasi (R2),

dilakukan untuk mengetahui

seberapa besar kontribusi dari variabel tingkat pendidikan dengan

pemeliharaan kebersihan. Adapun hasil koefesien determinasi pada

penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.41.

Ho : Tidak ada hubungan secara signifikan antara tingkat

pendidikan dengan pemeliharaan kebersihan lingkungan

tempat tinggal

Ha : Ada hubungan secara signifikan antara tingkat pendidikan

dengan pemeliharaan kebersihan lingkungan tempat

tinggal

Tabel 4.41

Hasil Uji Koefesien Determinasi

S

Sumber: Hasil Pengelolaan Data SPSS 2017

Berdasaarkan tabel 4.41, dapat diketahui bahwa hasil

perhitungan diperoleh nilai determinasi (r2) yang dilihat dari tabel R

Model Summary

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the Estimate

1 ,606a ,367 ,359 7,02516

a. Predictors: (Constant), Tingkat Pendidikan Ibu Rumah Tangga

b. Dependent Variable: Pemeliharaan Kebersihan Lingkungan

Tempat Tinggal

Page 116: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

97

Square yaitu sebesar 0,367 sehingga kontribusi variabel X terhadap

Y sebesar 36,7%. Artinya, bahwa 36,7% variasi skor pemeliharaan

kebersihan lingkungan tempat tinggal ditentukan oleh tingkat

pendidikan. Adapun 63,3% dari faktor-faktor lain yang

mempengaruhi pemeliharaan kebersihan lingkungan tempat tinggal

di Kelurahan Cipadu Jaya, Kota Tangerang. Angka 0,367 atau

36,7% diperoleh dari rumus Koefesien Detrminasi yaitu KD = r2

x

100% dimana 0,6062

x 100% = 0,367 atau 3,67%

D. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan oleh

peneliti di Kelurahan Cipadu Jaya, Kota Tangerang, diketahui bahwa tingkat

pendidikan formal ibu rumah tangga di Kelurahan Cipadu Jaya masih

tergolong rendah yaitu sebagian besar tingkat pendidikan responden tamat SD

yaitu sebanyak 31 orang (38%), sedangkan tidak tamat SD 21 orang (21%),

tamat SMA 18 orang (18%), dan yang telah menamatkan sekolahnya di

perguruan tinggi adalah 17 orang (17%), serta ada 13 responden (13%) yang

tamat SMP.

Dilihat dari tahun penyelesaian pendidikan, persentase terbanyak yaitu 6

tahun sebesar 31%, kemudian diikuti <6 tahun sebanyak 21%, 10-12 tahun

sebesar 19%, >12 sebesar 17% dan 7-9 tahun sebesar 12%, Hal ini

menunjukkan bahwa tahun penyelesaian pendidikan masyarakat Cipadu Jaya

tergolong dalam kategori rendah yaitu 6 tahun.

Selanjutnya hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan

positif antara tingkat pendidikan dengan pemeliharaan kebersihan lingkungan

tempat tinggal. Hal ini dapat dibuktikan berdasarkan hasil perhitungan dan

analisis data yang dilakukan, dapat diketahui thitung sebesar 5,973 dengan

signifikasi sebesar 0,000 yang sesuai persyaratan signifikansi lebih kecil dari

0,050. Jika dibandingkan dengan ttabel sebesar 1,984 pada taraf signifikansi

5%, maka thitung lebih besar dari ttabel (5,973>1,984). Sehingga dapat

disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya, terdapat hubungan

Page 117: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

98

secara signifikan antara tingkat pendidikan ibu rumah tangga dengan

pemeliharaan kebersihan lingkungan tempat tinggal di Kelurhan Cipadu Jaya,

Kota Tangerang.

Sedangkan hasil perhitungan uji koefesien korelasi yaitu sebesar 0,517,

dimana tingkat korelasi antara tingkat pendidikan ibu rumah tangga dengan

pemeliharaan kebersihan lingkungan tempat tinggal mempunyai korelasi

yang cukup atau sedang. Sedangkan hasil signifikansi pada koefisien korelasi

memiliki hasil yang sama pada kedua variabel, yaitu 0,000. Artinya karena

hasil signifikansi < dari tingkat alpha, yaitu 0,000 < 0,05, maka hipotesis

yang di terima adalah Ha yaitu ada hubungan antara tingkat pendidikan ibu

rumah tangga dengan pemeliharaan kebersihan lingkungan tempat tinggal di

Kelurahan Cipadu Jaya, Kota Tangerang.

Dan selanjutnya dari hasil perhitungan nilai koefisien determinasi yang

dilihat dari tabel R Square sebesar 0,367 atau sama dengan 36,7%. Hal ini

digunakan untuk mengetahui seberapa besar hubungan tingkat pendidikan ibu

rumah tangga dengan pemeliharaan kebersihan lingkungan tempat tinggal.

Dan hubungan tingkat pendidikan ibu rumah tangga dengan pemeliharaan

kebersihan lingkungan tempat tinggal adalah 0,367 atau sama dengan 36,7%,

Artinya, bahwa 36,7% variasi skor pemeliharaan kebersihan lingkungan

tempat tinggal ditentukan oleh tingkat pendidikan. Adapun 63,3% dari faktor-

faktor lain yang mempengaruhi pemeliharaan kebersihan lingkungan tempat

tinggal di Kelurahan Cipadu Jaya, Kota Tangerang.

Dari hasil perhitungan dan analisis data dapat di interprestasikan bahwa

tingakat pendidikan ibu rumah tangga mempengaruhi pemeliharaan

kebersihan lingkungan tempat tinggal. Secara umum tinggi rendahnya tingkat

pendidikan seseorang akan mempengaruhi perilaku seseorang. Namun

pendidikan tentang menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal tidak

hanya didapat melalui pendidikan formal saja, sehingga seseorang yang

berpendidikan formal rendah belum tentu perilakunya juga rendah,

pengetahuan yang di dapat tidak melalui pendidikan formal akan memberikan

pengaruh mengenai cara pandang dan perilaku seseorang.

Page 118: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

99

Sedangkan berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan peneliti di

Kelurahan Cipadu Jaya, Kota Tangerang. Rata-rata tingkat pendidikan formal

yang ditempuh oleh ibu rumah tangga yang berada di Kelurahan Cipadu Jaya,

Kota Tangerang adalah tamatan SD dan tidak tamat SD. Dan sebagian kecil

tingkat pendidikan formal ibu rumah tangga yang berada di Kelurahan

Cipadu Jaya, Kota Tangerang adalah tamatan SMP. Dan dari hasil observasi

tentang pemeliharaan kebersihan lingkungan tempat tinggal diketahui bahwa,

pemeliharaan kebersihan lingkungan tempat tinggal yang dilakukan oleh ibu

rumah tangga sudah cukup baik, hal tersebut dikarenakan sebagain ibu rumah

tangga sudah menyadari pentingnya menjaga kebersihan lingkungan tempat

tinggal agar terhindar dari berbagai penyakit. Meskipun sebagain lain dari ibu

rumah tangga di Kelurahan Cipadu Jaya belum menerapkan perilaku menjaga

lingkungan tempat tinggal dengan baik, seperti halnya melakukan

pembakaran sampah, kondisi saluran pembuangan air yang menimbulkan bau

dan terdapat sampah, menggunakan tempat sampah yang hanya terbuat dari

pelastik dan menggantungnya pada tembok rumah.

E. Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menyadari bahwa terdapat keterbatasan-

keterbatasan yang dihadapi meskipun penelitian ini sudah diusahkan dan

dilakukan sesuai prosedur ilmiah tetapi memiliki keterbatasan antara lain :

1. Keterbatasan dalam penyebaran angket dan memilih responden karena

tidak setiap responden bersedia untuk mengisi kuesioner.

2. Keterbatasan memilih waktu yang tepat dalam penyebaran angket pada

saat responden melakukan aktivitas ataupun beristirahat.

3. Keterbatasan peneliti pada saat menghitung analisis data, sehingga

membutuhkan waktu yang cukup lama dalam pengelolaan data.

Page 119: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

100

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarakan hasil penelitian dan analisis data dapat disimpulkan bahwa

terdapat hubungan yang signifikan anatara tingkat pendidikan ibu rumah

tangga dengan pemeliharaan kebersihan lingkungan tempat tinggal. Hal ini

ditunjukkan dengan hasil perhitungan koefesien korelasi (r) sebesar 0,517 dan

termasuk kategori sedang (nilai rhitung pada rentang 0,40-0,599), dan koefesien

determinasi (r2) sebesar 0,367 dan uji t (parsial) thitung > ttabel pada taraf

signifikasi 5% yaitu 5,973>1,984 (sig. 0,000 < 0,050). Hal ini menunjukkan

bahwa hipotesil nol (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, ada hubungan yang signifikan

antara tingkat pendidikan ibu rumah tangga dengan pemeliharaan kebersihan

lingkungan tempat tinggal di Kelurhan Cipadu Jaya, Kota Tangerang.

B. Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian, hasil analisis data menunjukkan bahwa

terdapat hubungan yang positif anatara tingkat pendidikan dengan

pemeliharaan kebersihan lingkungan tempat tinggal, meskipun demikian

variabel tingkat pendidikan bukan satu-satunya faktor yang berpengaruh

terhadap perilaku menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal, tetapi

terdapat faktor-faktor lain yang turut mempengaruhi, diantaranya faktor

lingkungan, baik lingkungan sosial maupun non sosial. Hasil penelitian ini

diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan dan gambaran bagi

perguruan tinggi dalam menentukan kebijakan yang berhubungan dengan

pemeliharaan kebersihan lingkungan tempat tinggal.

Page 120: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

101

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat dikemukakan beberapa saran

dari penulis, yaitu sebagai berikut:

1. Untuk penelitian selanjutnya disarankan menambah variabel independen

yang berpengaruh terhadap pemeliharaan kebersihan lingkungan tempat

tinggal.

2. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan memperluas objek penelitian,

memperluas daerah survei dan memperbanyak ragam sampel sehingga

data yang diperoleh dapat lebih valid.

3. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan mempersiapkan lebih banyak

waktu dan tenaga agar proses penelitian berjalan dengan lancar, sesuai

yang diharapkan dan tepat waktu dalam penyajiannya sehingga hasil

penelitian lebih berkualitas.

4. Bagi masyarakat Kelurahan Cipadu Jaya, diharapkan lebih berperan aktif

dalam usaha peningkatan pendidikan ibu sehingga dengan tingginya

tingkat pendidikan ibu diharapkan perilaku pemeliharaan kebersihan

lingkungan tempat tinggal dapat diterapkan dengan baik.

5. Kepada pemerintah setempat atau dinas terkait agar menghimbau atau

memberikan sosialiasi kepada masyarakat Kelurahan Cipadu Jaya untuk

memberikan informasi bagaimana cara menjaga kebersihan lingkungan

tempat tinggal dengan baik.

Page 121: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

102

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku :

Algifari. Analisis Regresi Teori, Kasus, Dan Solusi. Jogjakarta: BPFE, 2013.

Al-Qardhawi, Yusuf. Fiqih Thaharah. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2004.

Terjemahan Samson Rahman.

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT

Rineka Cipta, 2010.

Bagus Arjana, I Gusti. Geografi Lingkungan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

2013.

Chandra, Budiman. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta : EGC, 2006.

Danim, Sudarwan. Pengantar Kependidikan. Bandung : Alfabeta, 2010.

Gulo, W. Metodologi Penelitian. Jakarta : PT Grasindo, 2010.

Hamzah, Syukri, Pendidikan Lingkungan : Sekelumit Wawasan Pengantar, cet I.

Bandung : PT Refika Aditama, 2013.

Ihsan, Fuad. Dasar-Dasar Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta, 2001.

Iqbal Mubarak, Wahit Dan Nurul Chayatin. Ilmu Kesehatan Masyarakat Teori

dan Aplikasi. Jakarta: Salemba Medika, 2009.

Kadir, Abdul, dkk., Dasar-Dasar Pendidikan. Jakarta : Kencana, 2012.

Marzuki, M. Saleh. Pendidikan Non Formal. Bandung : PT Remaja Rosdakarya,

2012.

Mulia, Ricki M. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta : Graha Ilmu, 2005..

Mulyanto, HR. Ilmu Lingkungan. Yogyakarta:Graha Ilmu, 2007

Mulyasana, Dedy. Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing. Bandung : PT

Remaja Rosdakarya, 2011.

Notoatmodjo, Soekidjo. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta : PT

Rineka Cipta, 2007.

Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta : Pustaka Belajar, 2013.

Salam, Syamsir. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006.

Page 122: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

103

Siregar, Sofyian. Statistika Parametrik Untuk Penelitian Kuantitatif. Jakarta PT

Bumi Aksara, 2013.

Siregar, Syofian. Statistik Parametrik Untuk Penelitian Kuantitatif : Dilengkapi

dengan Perhitungan Manual Dan Aplikasi SPSS Versi 17. Jakarta : PT

Bumi Aksara, 2013.

Soemirat, Juli. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta : Gadjah Mada University

Press, 2011.

Soerjani, Moh, Rofiq Ahmad dan Rozy Munir, Lingkungan : Sumber Daya Alam

Dan Kependudukan Dalam Pembangunan. Jakarta : UI-Press, 2008.

Sontang Manik, Karden Eddy. Pengelolaan Lingkungan Hidup. Jakarta : PT Ikrar

Mandiriabadi, 2009.

Soyomukti, Nurani. Teori-Teori Pendidikan. Yogyakarta : Ar-Ruzz Media, 2015.

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung :

Alfabeta, 2012.

Sumantri, Arif. Kesehatan Lingkungan. Jakarta : Kencana, 2013.

Sunyoto, Danang. Uji Khi Kuadrat & Regresi Untuk Penelitian. Yogyakarta:

Graha Ilmu, 2010.

Syaodih Sukmadinata, Nana. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : PT

Remaja Rosdakarya, 2010.

Syaripudin, Tatang. Landasan Pendidikan. Jakarta : Direktorat Jenderal

Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, 2012.

Tatang, S. Ilmu Pendidikan. Bandung : CV. Pustaka Setia, 2012.

Tirtarahardja, Umar. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta, 2005.

Tritarahardja, Umar dan S.L.La Sulo. Pengantar Pendidikan. Jakarta : PT Rineka

Cipta, 2012.

Page 123: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

104

Sumber Skripsi:

Atik Wildayati, Isna. “Pengaruh Tingkat Pendidikan Formal Orang Tua Terhadap

Prestasi Belajar Studi PAI Di SMP Negeri 1 Ambarawa Kab. Semarang

Tahun Ajaran 2011/2012”, Skripsi pada Institut Agama Islam Negeri

Walisongo Semarang, Semarang, 2012.

Charisa Devi, Rifka. “Hubungan Tingkat Pendidikan Masyarakat Dengan Perilaku

Pengelolaan Sampah Di Pemukiman Nelayan Kelurahan Bandengan

Kecamatan Kota Kenda”l, Skripsi, Jurusan Geografi, Fakultas Ilmu

Sosial Universitas Negeri Semarang, 2016. Tidak dipublikasikan.

Dhiyaul Fatih, Failasufa. “Hubungan Antara Tingkat Pendidikan dengan Sikap

dan Perilaku Ibu Rumah Tangga Dalam Pemeliharaan Kebersihan

Lingkungan Tempat Tinggal di Desa Klaling Kecamatan Jekulo

Kabupaten Kudus”, Skripsi Jurusan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial

Universitas Negeri Semarang, 2015. Tidak dipublikasikan.

Eka Pratiwi, Prita. “Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (Phbs) Pada Tatanan Rumah

Tangga Masyarakat Using”, Skripsi pada Bagian Promosi Kesehatan Dan

Ilmu Perilaku Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Jember, 2015.

Tidak dipublikasikan.

Kamal, Fitrul. “Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Ibu Rumah

Tangga Tentang Pengelolaan Sampah Dengan Perilaku Pembuangan

Sampah Pada Masyarakat Sekitar Sungai Beringin Di Rw 07 Kelurahan

Wonosari Kecamatan Ngaliyan”. Skipsi, Jurusan Ilmu Kesehatan

Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang,

Semarang, 2009. Tidak dipublikasikan.

Nurul Hidayah, Dwi. “Pengaruh Tingkat Pendidikan Pedagang Pasar Taerhadap

Perilaku Lingkungan di Pasar Gunungpati Kecamatan Gunungpati Kota

Semarang”, Skripsi, Jurusan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas

Negeri Semarang, 2015. Tidak dipublikasikan.

Setia Rahayu, Hartiwi. “Pengaruh Tingkat Pendidikan Pedagang Kaki Lima

Terhadap Upaya Menjaga Kebersihan Lingkungan Di Objek Wisata Goa

Jatijajar Kecamatan Ayah Kabupaten Kebumen”, Skripsi Jurusan

Page 124: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

105

Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang, Semarang,

2015. Tidak dipublikasikan.

Sugianto Putra, Heri. “Pengaruh Pendidikan Formal, Perhatian, Serta Pendapatan

Orang Tua Dengan Prestasi Belajar Tik Siswa Kelas X Sman 2

Ngabang”, Skripsi, Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta,

2014. Tidak dipublikasikan.

Sumber Jurnal :

Budi Sasongko, Endar dkk., “Kajian Kualitas Air dan Penggunaan Sumur Galih

oleh Masyarakat di Sekitar Sungai Kaliyasa Kabupaten Cilacap”. Jurnal

Ilmu Lingkungan. Volume. 12 issue 2. 2014.

Deny Yoga Pratama, Wayan, dkk., “Analisis Perubahan Penggunaan Air Minum

Sebelum Dan Setelah Kenaikan Tarif PDAM Kota Denpasar”. Jurnal

Ilmiah Elektronik Infrastuktur Teknik Sipil. Volume 2. No.2. April 2013.

Hadi Atmoko, T. Prasetyo. “Peningkatan Higiene Sanitasi Sebagai Upaya

Menjaga Kualitas Makanan Dan Kepuasan Pelanggan Di Rumah Makan

Dhamar Palembang”. Jurnal Khasanah Ilmu. Volume 8 No. 1. 2017.

Haslinah. “Pengelolaan Terpadu Air Limbah Rumah Tangga Pada Tingkat RT di

Kota Makassar”. Jurnal ILTEK, Volume 8.Nomor 15. April 2013.

Keman, Soedjajadi. “Enam Kebutuhan Fundamental Perumahan Sehat”.Jurnal

Kesehatan Lingkungan. Vol.3. No.2. Januari 2007.

Nazaruddin, “Analisis Perilaku Masyarakat Dalam Upaya Menciptakan

Kebersihan Lingkungan Di Kota Pekanbaru Studi Kasus Kelurahan

Simpang Baru”. Volume 1 No. 2. Oktober 2014.

Suparto.“Persyaratan Lingkungan Hunian Sehat, Fakultas Pendidikan Teknologi

Dan Kejuruan, Ikip Veteran Semarang”. Vol : XXII. No : 1 Mei 2015.

Sumber Peraturan dan Undang-Undang :

Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor: 829/Menkes/SK/VII/1999 Tentang

Persyaratan Kesehatan Rumah Tinggal.

Page 125: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

106

Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Persyaratan Kesehatan Perumahan, Tahun

1999.

Pemerintah Kota Tangerang Tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD)

Kota Tangerang Tahun 2015.

Pemerintah Kota Tangerang. “Peraturan Daerah Kota Tangerang Nomor 10 Tahun

2014 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota

Tangerang Tahun 2014-2018. Tangerang : Pemerintah Kota Tangerang,

2014.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2012

Tentang “Batas Daerah Kota Tangerang Selatan Dengan Kota Tangerang

Provinsi Banten”.

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Undang-Undang No. 32 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Undang-Undang No. 4 Tahun 1992 Tentang Perumahan.

Sumber Internet :

Kelurahan Cipadu Jaya, diakses pada http:// www.wikiwand.com/id/ Cipadu_

Jaya,_ Larangan,_Tangerang, dilihat pada 24 November 2016, pukul

11.10 WIB.

Page 126: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

107

Lampiran 1

ANGKET PENELITIAN

Yth. Ibu

Di Kelurahan Cipadu Jaya

Kecamatan Larangan

Kota Tangerang

Assalamu’alaikum wr. Wb

Dalam rangka penelitian untuk menyusun skripsi yang berjudul

“Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu Rumah Tangga Dengan Pemeliharaan

Kebersihan Lingkungan Tempat Tinggal Di Kelurahan Cipadu Jaya, Kecamatan

Larangan, Kota Tangerang”, maka saya mohon bantuan Ibu untuk mengisi angket

ini.

Data dari instrumen ini akan digunakan sebagai data penelitian untuk

menyusun skripsi. Segala sesuatu yang berhubungan dengan kerahasiaan angket

ini akan saya jaga. Untuk itu saya mohon bantuan Ibu untuk mengisi angket ini

apa adanya sesuai dengan kenyataan yang ada. Semoga bantuan Ibu bermanfaat

bagi saya. Atas bantuan dan kerjasama Ibu dalam mengisi angket ini, saya

ucapkan terimakasih.

Wassalamu’alaikum wr. Wb

Tangerang, Oktober 2017

Hormat saya,

Lillah

1113015000078

Page 127: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

108

I. Petunjuk Pengisian Angket:

Sebelum mengisi angket ini bacalah terlebih dahulu dengan teliti.

Berdasarkan atas pengalaman Ibu, berilah tanda (√ ) pada bobot alternatif

jawaban yang paling sesuai dengan kondisi atau kenyataan diri anda

sebenarnya. Tiap alternatif jawaban masing-masing memiliki bobot nilai

sebagai berikut:

a. Pernyataan Positif :

Untuk jawaban Selalu (SL) diberi nilai 5, Sering (SR) diberi

nilai 4, Kadang-Kadang (KD) diberi nilai 3, Jarang (J) diberi nilai 2, dan

Tidak Pernah (TP) diberi nilai 1.

b. Pernyataan Negatif :

Untuk jawaban Selalu (SL) diberi nilai 1, Sering (SR) diberi

nilai 2, Kadang-Kadang (KD) diberi nilai 3, Jarang (J) diberi nilai 4, dan

Tidak Pernah (TP) diberi nilai 5.

II. Identintas Responden

1. No. Responden :

2. Nama :

3. Alamat :

4. Usia :

5. Pekerjaan :

III. Daftar Pernyataan

A. Tingkat Pendidikan

1. Pendidikan Formal Terakhir Yang Di Tempuh

Tidak Sekolah/ Tidak Tamat SD SD

SMP SMA Perguruan Tinggi

2. Tahun Penyelesaian Pendidikan

<6 Tahun 6 Tahun 7-9 Tahun

10-12 Tahun > 12 Tahun

Page 128: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

109

B. Pemeliharaan Kebersihan Lingkungan Tempat Tinggal

No. Pernyataan Alternatif Jawaban

SL SR KD J TP

A. Pernyataan Positif (+)

1.

Pemerintah setempat mengadakan

sosialisasi dalam pemeliharaan

kebersihan rumah yang baik di

daerah anda

2.

Membersihkan rumah setiap hari

sebagai upaya pemeliharaan

kebersihan rumah

3. Membersihkan dapur setiap hari

4. Mengingatkan keluarga untuk

menjaga kebersihan rumah

5. Menggunakan air bersih untuk

minum dan memasak

6. Setiap hari memasak air sebelum di

minum

7. Menggunakan tempat sampah yang

tertutup agar tidak menimbulkan bau

8.

Mengolah sampah atau mendaur

ulang sampah menjadi sebuah

kerajinan tangan

9.

Menjaga Kebesihan Saluran

Pembuangan Air Limbah (SPAL)

dengan baik

10. Membersihkan Saluran Pembuangan

Air Limbah (SPAL) yang tersumbat

11.

Mengingatkan keluarga untuk

membersihkan bak mandi dan

jamban atau WC setiap satu minggu

sekali

12. Memberikan cairan pembersih dan

pengharum pada jambanWC

B. Pernyataan Negatif (-)

13. Menggunakan ventilasi yang hanya

berasal dari jendela

14. Membiarkan jendela rumah tertutup

pada pagi dan siang hari

Page 129: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

110

15. Menggunakan pencahayaan lampu

pada pagi dan siang hari

16.

Menggunakan dapur yang tidak

memiliki penerangan dan lubang

udara (ventilasi) yang baik

17. Menggunakan air yang berbau untuk

mandi dan mencuci

18.

Membuang sampah kering dan

sampah basah pada satu tempat

sampah

19. Membakar sampah yang telah

terkumpul

20. Membuang sampah di lahan kosong

apabila tempat sampah sudah penuh

21. Kondisi saluran pembuangan air

limbah terdapat sampah

22. Kondisi saluran pembuangan air

limbah menimbulkan bau

23. Menggunakan jamban yang berbau

24. Menggunakan septitanck yang dekat

dengan sumber air

Page 130: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

ANGKET PENELITIAN

['etunj uk Pengisian Angket:

Sebelum nrengisi angket ini bacalah terlebih dahulu dengan teliti. Berdasarkan

atas pengalaman lbu, berilah tanda (! ) pada bobot alternatifjawaban yang paling

sesuai dengan kondisi atau kenyataan diri anda sebenarnya. Tiap alternatif

jawaban masing-masing memiliki bobot nilai sebagai berikut:

Pernyataan Positif :

Untuk jawaban Selalu (SL) diberi nilai 5, Sering (SR) diberi nilai 4, Kadang-

Kadang (KD) diberi nilai 3, Jarang (J) diberi nllai2, dan Tidak Pemah (TP) diberi

nilai l.

Pernyataan Negatif :

lJntuk jau'aban Selalu (SL) diberi nilai 1, Sering (SR) diberi nilai 2, Kadang-

Kadang (KD) diberi r-rilai 3, Jarang (J) diberi nilai 4, dan Tidak Pemah (TP) diberi

nilai 5.

ldentintas Responden

1. No. Responden

2. Nama

3. Alamat

4. Usia

5. Pekerjaan

lno' l;nqJ\- KR- wohtA V.,'o*gr^

g4 tuhun

6urts

降、のス/を 融・2°

Tingkat Pendidikan

l. Pendidikan Formal Terakhir Yang Di Tempuh

ridak Sekolah t_] sD/Sederajat [-l SMP/Sederuiu,f--l

SMA/Sede.uJut [--l Perguruan Tinggi Z

2.'fahun Penyelesaian Per-rdidikan

0-5 Tatrun E < 6 Tatrun tI 7-9 Tahun Ero-r2 Tahun E > 12 Tahun!

Page 131: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

B. Pemeliharaan Kebersihan Lingkungan Tempat Tinggal

No. PernyataanAlternatif Jawaban

SL .SRЮ J TP

A. Pernyataan Positif (+)

IPemerintah setempat mengadakan

sosialisasi dalam pemeliharaan kebersihanrumah yang baik di daerah anda

/

つ4

Mernbersihkan rumah setiap hari sebagai

upaya pemeliharaan kebersihan rumah /3. Membersihkan dapur setiap hari /

4.Mengingatkan keluarga untuk menjaga

kebersihan rumah /

5.Menggunakan air bersih untuk minum dan

memasak/

6. Setiap hari memasak air sebelum di minum /

7.Menggunakan tempat sampah yang

tertutup agar tidak menimbulkan bau /

8.Mengolah sampah atau mendaur ulang

sampah menjadi sebuah keraiinan tangan /

9.ivlenjaga Kebesihan Saluran Pembuangan

Air Limbah (SPAL) dengan baik /

10.Membersihkan Saluran Pembuangan AirLimbah (SPAL) yang tersumbat /

Mengingatkan keluarga untuk

membersihkan bak mandi dan jamban atau

WC setiap satu minggu sekali/

つ乙

Memberikan cairan pembersih dan

pengharum pada jambanWC/

B. Pernyataan Negatif (-)

13.Menggunakan ventilasi yang hanya berasal

dari jendela /

14.Mernbiarkan jendela rumah tertutup pada

pagi dan siang hari/

15.Menggunakan pencahayaan lamptt pada

pagi dan siang hari /

16.

Menggunakan dapur yang tidak memiliki

penerangan dan lubang udara (ventilasi)

yang baik/

17. Menggunakan air yang berbau untuk /

Page 132: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

mandi dan mencuci

18.Membuang sampah kering dan sampah

basah pada satu temnat sarnpah ノ

19. NIlembakar sampah yang telah tcrkumpul ノ

20.Membuang sampah di lahan kosong

apabila tempat sampah sudah penuh/

21.Kondisi saluran pembuangan air limbah

terdapat sampah/

つ乙

つ4

Kondisi saluran pembuangan air limbah

menimbulkan bau/

23. Menggunakan jamban yang berbau /

24.Menggunakan septitanck yang dekatdengan sumber air

Page 133: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

I. Petunjuk Pengisian Angket:

Sebelum mengisi angket ini bacalah terlebih dahulu dengan teliti.

Berdasarkan atas pengalaman Ibu, berilah tanda ({ ) pada bobot alternatif

jawaban yang paling sesuai dengan kondisi atau kenyataan diri anda

sebenarnya. Tiap alternatif jawaban masing-masing memiliki bobot nilai

sebagai berikut:

a. Pernyataan Positif :

Untuk jawaban Selalu (SL) diberi nilai 5, Sering (SR) diberi

nilai 4, Kadang-Kadang (KD) diberi nilai 3, Jarang (J) diberi nilai 2, dan

Tidak Pernah (TP) diberi nilai 1.

b. Pernyataan Negatif :

Untuk jawaban Selalu (SL) diberi nilai 1, Sering (SR) diberi

tiLai2, Kadang-Kadang (KD) diberi nilai 3, Jarang (J) diberi nilai 4, dan

Tidak Pemah (TP) diberi nilai 5.

[L ldentintas Responden

1. No. Responden

2. Nama

3. Alamat

4. Usia

5. Pekerjaan

く6 Tahun

10‐ 12 Tahun

III. Daftar Pernyataan

A- TingkrtPendidikan

l. Pendidikan Formal Terakhir Yang Di Temptrtr

Tidak

SMP

2. Tahun Penyelesaian Pendidikan

・諄恥SD ”P□

□DS誠』 血

よ S

□eS

□□

6 Tahun

>12 Tahun □□

■9 Tahm

Page 134: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

B. Pemeliharaan Kebersihan Lingkungan Tempat Tinggal

No. PernyataanAlternatif Jawaban

SL SR KD J TP

A. Pernyataan Positif (+) 〆

Pemerintah setempat mengadakan

sosialisasi dalam pemeliharaan

kebersihan rumah yang baik didaerah anda

2.

Membersihkan rumatr setiap hari

sebagai upaya pemeliharaan

kebersihan rumatr″

3. Membersihkan dapur setiap hari ″

4.Mengingatkan keluarga untuk

merf aga kebersihan rumah ″

5,Menggunakan air bersih untuk

minum dan memasak 〆

6.Setiap hari memasak air sebelum diminuur 〆

7.Menggunakan tempat sampah yang

tertutup agar tidak menimbulkan bau /

8.

Mengolah sampah atau mendaur

ular.g sampah menJadi sebuah

彎Q可Ⅲ 興 嬰レ

9.

Menjaga Kebesihan Saluran

Pembuangan Air Limbah (SPAL)denganbaik i

10。

Membersihkan S aluran Pembuangan

Air Limbah (SPAL) yang tersumbat /

Mengingatkan keluarga r.rntuk

membercihkan bak mandi danjamban atau WC setiap satu minggusekali

/

12.Memberikan cairan pembersih dan

penghanrm pada j ambanWC ノ

p. Per4yetaan Negatif G)

13.Menggunakan ventilasi yang hanya

berasal darijendela 〆

14.Membiarkan jendela rumah tertutuppadapagidan siang hari /

Page 135: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

15.Menggtrnakan pencatrayaan lampu

pada pagi dan siang hari /

16.

Menggunakan dapur yang tidakmemiliki penersmgem dim lubttng

udara (ventilasi) yang baik/

17.Menggunakan air yang berbau untuk

mandi dan mencuci /

18.

Membuang sampah kering dan

sampatr basah pada satu tempat

sampah/

19.Membakar sampah yang telah

termpul /

20.Membuang sampah di lahan kosong

apabila tempat sampah sudah penuh /21.

Kondisi salurall pcmbuangan alr

limbah tcrdapat sampah /

22.Kondisi saluran pembuangan air

limbah menimbulkan bau /23. Menggunakan jamban yang berbau /

24.Menggunakan septitanck yang dekat

dengan sumber air /

Page 136: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

111

Lampiran 2

HASIL OBSERVASI

No. Indikator

Penelitian

Kriteria Keterangan

I. Komponen Rumah

1. Langit-Langit

Atau Atap

a. Tidak ada

b. Ada, kotor sulit dibersihkan

dan rawan kecelakaan

c. Ada, bersih dan tidak rawan

kecelakaan

Sebagian besar

responden memiliki

langit-langit atau atap

yang bersih dan tidak

rawan kecelakaan

2. Dinding

a. Bukan Tembok (terbuat dari

antaman/ilalang)

b. Semi permanen/setengah

tembok/pasang bata atau batu

yang tidak diplester/papan

yang tidak kedap air

c. Permanen (tembok/pasang

batu atau bata yang

diplester/papan kedap air)

Dinding yang

digunakan ada yang

permanen dan yang

semi permanen

3. Lantai

a. Tanah

b. Papan/anyaman bambu dekat

dengan tanah/plesteran yang

retak dan berdebu

c. Diplester/ubin/keramik/tikar

karpet

d. Lantai yang

digunakan terbuat dari

keramik

4. Jendela Rumah a. Tidak ada

b. Ada

c. Tersedianya jendela

rumah

5. Ventilasi

a. Tidak ada

b. Ada, luas ventilasi permanen

<10% dari luas lantai

c. Ada, luas ventilasi permanen

>10% dari luas lantai

Sebagian besar

memiliki ventilasi

permanen <10% dari

luas lantai

6. Lubang Asap

Dapur

a. Tidak ada

b. Ada, luas ventilasi permanen

<10% dari luas lantai dapur

c. Ada, luas ventilasi permanen

>10% dari luas lantai dapur

(asap keluar dengan

sempurna) atau ada exhauster

fan dan peralatan lain yang

sejenis

d. Sebagian besar tidak

memiliki lubang asap

dapur

7. Pencahayaan

a. Tidak terang, tidak dapat

digunakan untuk membaca

b. Kurang terang, sehingga

Kurangnya

pencahayaan yang

masuk ke dalam

Page 137: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

112

kurang jelas untuk membaca

c. Terang dan tidak silau,

sehingga dapat dipergunakan

untuk membaca dengan

normal

rumah

II. Sarana Sanitasi I.

9. Sarana Air Bersih

a. Tidak ada

b. Ada dan tidak memenuhi

syarat

c. Ada dan memenuhi syarat

d. Tersedia sarana air

bersih yang memenuhi

syarat

10.

Sarana

Pembuangan Air

Limbah

a. Tidak ada, sehingga

tergenang tidak teratur di

halaman rumah

b. Ada, dialirkan ke selokan

terbuka

c. Ada, dialirkan ke selokan

tertutup

d. Sebagian besar

responden

mengalirkan sisa

pembuangan air

limbah ke selokan

yang terbuka

11.

Sarana

Pembuangan

Sampah (Tempat

Sampah)

a. Tidak ada

b. Ada dan tidak ada penutup

c. Ada dan ada penutup

d. Sebagian besar

menggunakan tempat

sampah yang tidak ada

penutup

12.

Jamban (Sarana

Pembuangan

Kotoran)

a. Tidak ada

b. Ada, bukan leher angsa

c. Ada, leher angsa

d. WC duduk

e. Hampir semua

responden

menggunakan jamban

leher angsa

III. Perilaku Penghuni

13. Membuka

Jendela Rumah

a. Tidak Pernah

b. Kadang-Kadang

c. Setiap Hari dibuka

d. Sebagian besar

responden terkadang

membiarkan

jendelanya tertutup

14.

Membersihkan

Rumah dan

Halaman

a. Tidak pernah

b. Kadang-kadang

c. Membersihkan setiap hari

d. Sebagian besar

responden

membersihkan rumah

setiap hari

15.

Membuang

sampah pada

tempatnya

a. Dibuang ke sembarang

tempat

b. Kadang-kadang membuang

ke sembarang tempat

c. Setiap hari di buang ke

tempat sampah

d. Hampir semua

responden setiap hari

membuang sampah

pada tempatnya

Page 138: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

113

Lampiran 3

HASIL ANGKET

Usia

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid

20-29 14 14,0 14,0 14,0

30-39 15 15,0 15,0 29,0

40-49 32 32,0 32,0 61,0

50 Tahun 6 6,0 6,0 67,0

>50 Tahun 33 33,0 33,0 100,0

Total 100 100,0 100,0

Tingkat Pendidikan Ibu Rumah Tangga

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid

Tidak Sekolah atau Tidak

Tamat SD 21 21,0 21,0 21,0

Tamat SD 31 31,0 31,0 52,0

Tamat SMP 13 13,0 13,0 65,0

Tamat SMA 18 18,0 18,0 83,0

Tamat Perguruan Tinggi 17 17,0 17,0 100,0

Total 100 100,0 100,0

Tahun Penyelesaian Pendidikan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

<6 Tahun 21 21,0 21,0 21,0

6 Tahun 31 31,0 31,0 52,0

7-9 Tahun 12 12,0 12,0 64,0

10-12 Tahun 19 19,0 19,0 83,0

>12 Tahun 17 17,0 17,0 100,0

Total 100 100,0 100,0

Page 139: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

114

Pekerjaan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Ibu Rumah Tangga 43 43,0 43,0 43,0

Penjahit 13 13,0 13,0 56,0

Pedagang 23 23,0 23,0 79,0

Wiraswasta 8 8,0 8,0 87,0

Guru 6 6,0 6,0 93,0

Karyawan 2 2,0 2,0 95,0

PNS 5 5,0 5,0 100,0

Total 100 100,0 100,0

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Usia 100 23,00 68,00 44,9600 11,96284

Tingkat Pendidikan Ibu

Rumah Tangga 100 1,00 5,00 2,7900 1,40917

Tahun Penyelesaian

Pendidikan 100 1,00 5,00 2,8000 1,41421

Pekerjaan 100 1,00 7,00 2,4700 1,70238

Pemeliharaan_Kebersihan_

Lingkungan_Tempat_Tingg

al

100 78,00 118,00 91,5900 7,11819

Valid N (listwise) 100

P1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

1 87 87,0 87,0 87,0

2 9 9,0 9,0 96,0

3 4 4,0 4,0 100,0

Total 100 100,0 100,0

P2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

2 1 1,0 1,0 1,0

3 29 29,0 29,0 30,0

4 32 32,0 32,0 62,0

5 38 38,0 38,0 100,0

Total 100 100,0 100,0

Page 140: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

115

P3

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

2 2 2,0 2,0 2,0

3 24 24,0 24,0 26,0

4 17 17,0 17,0 43,0

5 57 57,0 57,0 100,0

Total 100 100,0 100,0

P4

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

2 10 10,0 10,0 10,0

3 41 41,0 41,0 51,0

4 13 13,0 13,0 64,0

5 36 36,0 36,0 100,0

Total 100 100,0 100,0

P5

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

2 2 2,0 2,0 2,0

3 8 8,0 8,0 10,0

4 12 12,0 12,0 22,0

5 78 78,0 78,0 100,0

Total 100 100,0 100,0

P6

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

1 38 38,0 38,0 38,0

2 24 24,0 24,0 62,0

3 9 9,0 9,0 71,0

4 8 8,0 8,0 79,0

5 21 21,0 21,0 100,0

Total 100 100,0 100,0

P7

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

1 71 71,0 71,0 71,0

5 29 29,0 29,0 100,0

Total 100 100,0 100,0

Page 141: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

116

P8

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

1 92 92,0 92,0 92,0

2 6 6,0 6,0 98,0

3 2 2,0 2,0 100,0

Total 100 100,0 100,0

P9

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

3 8 8,0 8,0 8,0

4 29 29,0 29,0 37,0

5 63 63,0 63,0 100,0

Total 100 100,0 100,0

P10

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

2 3 3,0 3,0 3,0

3 10 10,0 10,0 13,0

4 17 17,0 17,0 30,0

5 70 70,0 70,0 100,0

Total 100 100,0 100,0

P11

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

2 3 3,0 3,0 3,0

3 69 69,0 69,0 72,0

4 19 19,0 19,0 91,0

5 9 9,0 9,0 100,0

Total 100 100,0 100,0

P12

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

3 32 32,0 32,0 32,0

4 10 10,0 10,0 42,0

5 58 58,0 58,0 100,0

Total 100 100,0 100,0

Page 142: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

117

P13

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

1 11 11,0 11,0 11,0

4 17 17,0 17,0 28,0

5 72 72,0 72,0 100,0

Total 100 100,0 100,0

P14

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

2 2 2,0 2,0 2,0

3 46 46,0 46,0 48,0

4 20 20,0 20,0 68,0

5 32 32,0 32,0 100,0

Total 100 100,0 100,0

P15

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

2 39 39,0 39,0 39,0

3 34 34,0 34,0 73,0

4 15 15,0 15,0 88,0

5 12 12,0 12,0 100,0

Total 100 100,0 100,0

P16

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

1 44 44,0 44,0 44,0

5 56 56,0 56,0 100,0

Total 100 100,0 100,0

P17

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

1 2 2,0 2,0 2,0

2 10 10,0 10,0 12,0

3 7 7,0 7,0 19,0

4 20 20,0 20,0 39,0

5 61 61,0 61,0 100,0

Total 100 100,0 100,0

Page 143: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

118

P18

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

1 4 4,0 4,0 4,0

2 6 6,0 6,0 10,0

3 3 3,0 3,0 13,0

4 12 12,0 12,0 25,0

5 75 75,0 75,0 100,0

Total 100 100,0 100,0

P19

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

2 10 10,0 10,0 10,0

3 47 47,0 47,0 57,0

4 27 27,0 27,0 84,0

5 16 16,0 16,0 100,0

Total 100 100,0 100,0

P20

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

2 6 6,0 6,0 6,0

3 7 7,0 7,0 13,0

4 14 14,0 14,0 27,0

5 73 73,0 73,0 100,0

Total 100 100,0 100,0

P21

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

1 3 3,0 3,0 3,0

2 14 14,0 14,0 17,0

3 33 33,0 33,0 50,0

4 26 26,0 26,0 76,0

5 24 24,0 24,0 100,0

Total 100 100,0 100,0

Page 144: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

119

P22

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

1 1 1,0 1,0 1,0

2 7 7,0 7,0 8,0

3 86 86,0 86,0 94,0

4 4 4,0 4,0 98,0

5 2 2,0 2,0 100,0

Total 100 100,0 100,0

P23

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

3 2 2,0 2,0 2,0

4 36 36,0 36,0 38,0

5 62 62,0 62,0 100,0

Total 100 100,0 100,0

P24

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

1 64 64,0 64,0 64,0

2 1 1,0 1,0 65,0

5 35 35,0 35,0 100,0

Total 100 100,0 100,0

Page 145: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

120

Lampiran 4

DESKRIPSI STATISTIK

Deskripsi Statistik Tingkat Pendidikan Ibu Rumah Tangga

Statistics

Tingkat Pendidikan Ibu Rumah Tangga

N Valid 100

Missing 0

Mean 2,79

Median 2,00

Mode 2

Std. Deviation 1,409

Minimum 1

Maximum 5

Deskripsi Statistik Pemeliharaan Kebersihan Lingkungan Tempat

Tinggal

a. Multiple modes exist. The smallest value is shown

Statistics Pemeliharaan_Kebersihan_Lingkungan_Tempat_Tinggal

N Valid 100

Missing 0

Mean 85,1600

Median 83,5000

Mode 79,00a

Std. Deviation 8,16338

Minimum 70,00

Maximum 113,00

Page 146: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

121

Lampiran 5

HASIL REKAPITULASI UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS

1. Hasil Rekapitulasi Uji Validitas

No. Soal Hasil Hitungan Valid

1 0,229 Valid

2 0,391 Valid

3 0,216 Valid

4 0,347 Valid

5 0,233 Valid

6 0,381 Valid

7 0,302 Valid

8 0,285 Valid

9 0,255 Valid

10 0,261 Valid

11 0,263 Valid

12 0,297 Valid

13 0,203 Valid

14 0,337 Valid

15 0,451 Valid

16 0,402 Valid

17 0,204 Valid

18 0,252 Valid

19 0,308 Valid

20 0,244 Valid

21 0,555 Valid

22 0,234 Valid

23 0,385 Valid

24 0,599 Valid

1. Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

,618 24

Page 147: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

122

Lampiran 6

HASIL UJI PRASYARATAN ANALISIS

1. Hasil Uji Normalitas

Kurva Normal P-Plot Hasil Uji Normalitas

Hasil Uji Normalitas (One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 100

Normal Parametersa,b

Mean 0E-7

Std. Deviation 6,98958813

Most Extreme Differences

Absolute ,104

Positive ,104

Negative -,055

Kolmogorov-Smirnov Z 1,043

Asymp. Sig. (2-tailed) ,227

2. Hasil Uji Homogenitas

Rekapitulasi Hasil Uji Homogenitas

Test of Homogeneity of Variances Pemeliharaan Kebersihan Tempat Tinggal

Levene Statistic df1 df2 Sig.

,999 4 95 ,412

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Page 148: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

123

Lampiran 7

HASIL ANALISIS DATA

1. Uji Koefesien Korelasi

Rekapitulasi Hasil Uji Koefesien Korelasi

Correlations

Tingkat

Pendidikan

Ibu Rumah

Tangga

Pemeliharaan

Kebersihan

Tempat

Tinggal

Tingkat Pendidikan Ibu

Rumah Tangga

Pearson

Correlation 1 ,517

**

Sig. (2-

tailed)

,000

N 100 100

Pemeliharaan Kebersihan

Tempat Tinggal

Pearson

Correlation ,517

** 1

Sig. (2-

tailed) ,000

N 100 100

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

2. Hasil Uji Koefesien Determinasi (R2)

Hasil Uji Koefesien Determinasi

Model Summary

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 ,606a ,367 ,359 7,02516

a. Predictors: (Constant), Tingkat Pendidikan Ibu Rumah Tangga

b. Dependen Variabel Pemeliharaan Kebersihan Lingkungan

Tempat Tinggal

Page 149: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

124

Lampiran 8

Tabel Nilai-Nilai r Product Moment

N

Taraf

Signifikansi N

Taraf

Signifikansi N

Taraf

Signifikansi

5% 1% 5% 1% 5% 1%

3 0.997 0.999 27 0.381 0.487 55 0.266 0.345

4 0.950 0.990 28 0.374 0.478 60 0.254 0.330

5 0.878 0.959 29 0.367 0.470 65 0.244 0.317

6 0.811 0.917 30 0.361 0.463 70 0.235 0.306

7 0.754 0.874 31 0.355 0.456 75 0.227 0.296

8 0.707 0.834 32 0.349 0.449 80 0.220 0.286

9 0.666 0.798 33 0.344 0.442 85 0.213 0.278

10 0.632 0.765 34 0.339 0.436 90 0.207 0.270

11 0.602 0.735 35 0.334 0.430 95 0.202 0.263

12 0.576 0.708 36 0.329 0.424 100 0.195 0.256

13 0.553 0.684 37 0.325 0.418 125 0.176 0.230

14 0.532 0.661 38 0.320 0.413 150 0.159 0.210

15 0.514 0.641 39 0.316 0.408 175 0.148 0.194

16 0.497 0.623 40 0.312 0.403 200 0.138 0.181

17 0.482 0.606 41 0.308 0.398 300 0.113 0.148

18 0.468 0.590 42 0.304 0.393 400 0.098 0.128

19 0.456 0.575 43 0.301 0.389 500 0.088 0.115

20 0.444 0.561 44 0.297 0.384 600 0.080 0.105

21 0.433 0.549 45 0.294 0.380 700 0.074 0.097

22 0.423 0.537 46 0.291 0.376 800 0.070 0.091

23 0.413 0.526 47 0.288 0.372 900 0.065 0.086

24 0.404 0.515 48 0.284 0.368 1000 0.062 0.081

25 0.396 0.505 49 0.281 0.364

26 0.388 0.496 50 0.279 0.361

Page 150: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

125

Lampiran 9

DOKUMENTASI PENELITIAN

Pengisian Angket Oleh Responden

Bersama Dengan Responden

Rumah Yang Mendapatkan Rumah Yang Kurang Mendapatkan

Pencahayaan Dengan Baik Pencahayaan Dengan Baik

Page 151: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

126

Jenis Jendela Yang Setiap Jenis Jendela Yang Jarang di

Pagi dan Siang Selalu di Buka Buka Pada Pagi dan Siang Hari

Dapur Yang Memiliki Ventilasi Dapur yang tidak memiliki ventilasi

Dan Pencahayaan yang baik dan pencahayaan yang tidak baik

Jamban yang bersih dan sehat Jamban yang Kurang bersih dan

Kurang Sehat

Page 152: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

127

Jenis-Jenis Tempat Sampah Yang digunakan oleh responden

Sampah Yang di Bakar Sampah yang dibuang di lahan kosong

Mengamati Saluran pembuangan air Mengamati Septictank

Limbah atau selokan

Page 153: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

Lampiran l0

Nama

NINl

、ludul

Dosen Pembimbing

LEMBAR UJI REFERENSI

Lillah

I I 13015000078

Hirbungan f ingkat Pendidikan Ibu Rurnah 1-angga Degan

Pemeliharaan Kebersihan Lingkungan Tempat Tinggal Di

Kelurahan Cipadu Jaya, Kecamatan Larangan, Kota

Tangerang

1. Dr. H. Nurochim, M.M

2. AndriNoor Ardiansyah, M.Si

No。 Refcrensilbilnbin

2

BAB I

1.

Moh. Soerjani, Rofiq Ahnrad dan Rozy Munir,Lingkungan : Sumber Dula Alam Dan

Kependudukan Dalam P e nt b a n guna n, (J akar, a :

UI-Press. 2008). h.I

2.Undang-Undang No. 32 tcntang Perlindungandan Pengelolaarr Lingkungan Hidup, h 2.

/g/3.

Juli Soclnirat,Kesθ /1α rα

“Z,′gた2777gα4,

(Yogyakalta:Gattahヽ 4ada University Prcss,

2014),h.45 ____

4.

Syukri Hamzah, Penciidikan Lingkungan :

Sckelumit Wawasan Pengautar, cet I (Bandung: PT Refika Aditama.20l3) h. 1

D 乃 j″ ,h.3

6

Hartiwi Setia Raba)'u, "Pengaruh "['ingkat

Pendidikan Pedagang Kaki I-ima -l'erhadap

lJpal,a N{enjaga Kebcrsil.ran I-ingkungan DiObjek Wisata Goa Kccantatatt r\1'ah Kabr-rpatcrl

Kcbunrcn". Slo'ipsi.lurttsan (ieogralr. ['akLrltas

llmu Sosial, UnivcrsiLas Ncgcri Sctttarattg.

Semarang, 2015. h. I

´一

´

Page 154: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

7.

Kelurahan Cipadu Jaya, diakses pada http:llwvrw.wikiwand.com/id/ Cipadu_ Jaya,_Larangan,_Tangerang, dilihat pada 24November 20l6,pukul I Ll0 WIB.

BAB II

8.Purwanto, Evaluasi Hasil B el aj ar, (Yogyakarta: Pustaka Belajar,20l3), h. 19. タ

9.Tatang S,llmu Pendidikan, (Bandung : CV.Pustaka Setia,2012), h. 14. φ

10.Sudarwan Danim, Pengantar Kependidikan,(Bandung : Alfabeta, 2010), h. 4.

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang

Sistern Pendidikan Nasional, h. 1.

つ4

Abdul Kadir,dkk,Dα sα″―Dθ .ゞ

`7′

・′θ沼グ′グ,たθη

(Jakana:Kencana,2012),h59

.3Nurani Soyonrukti, Teori-7.eori P endidikan,(Yogyakarta : Ar-R.uzz Media. 2015), h. 30.

豹ノ

14.

Dedl,Mulyasana, Pendidikatt lle rmutu dan

BardaS,a Soing, (Bandung : P l'llernajaRosdakarya, 20ll), h. 5-6.

15

M. Srrkardjo dan Ukim Kotlar.Lrclin. LandasanPendidikon, (Jakafta: I'T RzSa GraflndoPersada, 2013), h. 14.

16 Tatang S, op.cit., h. 62

17Undang-UndangNo. 20

-fahtrn 2003, op.cit,h3

4-

18 √わ′グ,h6 ″

/ク

Page 155: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

19.Agoes Dariyo, Dasar-Dasar Pedagogi Modern,(Jakarta: PT Indeks, 2013),h.7.

20.

H.M. Saleh Marzuki, Pendidikan Non Formal,(Bandung : PT Remaja Rosdakarya,20l2),h.r37.

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003, op.cit., h.8.

22. Ibid., h.2.

23. Agoes Dariyo, op.cit., h.8.

24 AI-Qur'an,16;78.

Undarig-Undang No. 20 Tahun 2003, loc.cit.,h2. ρ

26 Ibid., b.6

27

Isna Atik Wildayati, "Pengaruh -fingkat

Pcndidikan Formal Orang Tr.ra 'ferhadap

Prestasi Belajar studi PAI Di sN4P Negeri IAmbarau'a Kab. Semarang Tahun Ajaran201 | 12012", Skripsi pada Institut Agama'lslamNegeri Walisongo Semarang, Semarang, 2012.h. l3-14, tidak dipublikasikan.

つん

Rifka Charisa Devi, "Hubungan TingkatPendidikan Masyarakat Dengan PerilakuPengelolaan Sampah Di Pernukiman NelayanKelurahan Bandengan Kecamatan KotaKenda"l, Sh'ipsi, Jurusan Ceograir. Fakultas

Ilrnr-r Sosial lJniversitas Negeri Scmarang .

201 6, h. I 5- I 6. Tidak dipublikasikan

Page 156: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

39. Soekidjo Notoatmodj, op. cit., h. 17 3.

40.

T. Prasetyo Hadi Atmoko, "PeningkatanHigiene Sanitasi Sebagai Upaya MenjagaKualitas Makanan Dan Kepuasan Pelanggan Di

Rumah Makan Dhamar Palembang", Jurnal LKhasanah Ilmu, Volume 8,No. 1,2017,h- 5.

41 ル′″,h.7.

42.

43. fb′″,h.164. ′

44.

Endar Budi Sasongko, dkk.. "Kajran'KualitasAir dan Penggunaan Sumur Galih olehMasyarakat di Sekitar Sungai KaliyasaKabupaten Cilacap", Jurnal Ilmu Lingkungan.Volunre, 12 issue 2,2014,h.72.

45.

Wa1'an Deny Yoga Pratama, dkk., "AnalisisPerubahan Penggunaarr Air Minurn Sebelum

Dan Sctelah Kenaikan Tarif PDAivl KotaDenpasar", Jurnal Ilmiah ElektroriikInliastr.rktur Teknik Sipil. Volutnc 2. No.2 ,

Anril 2013,h.2.

46.

Prita llka Pratiwi, "Perilaku IIidLrp Bersih Dan

Sehat (Phbs) Pada Tatanan ltutlah -fangga

N4asl,arakat Using", Skripsi pada l3agian a/

Promosi Kesehatan Dan Ilmu Perilaku Fakultas

Kesehatan Masyarakat Universitas .l ember,

2015, h. 23-24, tidak dipublikasikan.

47

Karden Eddy' 56n1ung N'Ianik, l'engelolttanLingkungan Hidup, (Jakarta : I)'l' IkrarIvlandiriabadi, 2009). h. 67

48Ari f S trman Iri, K e s e h u t ct n L i n gku ngrrr, (.1 akarta

: Kencana, 2013),h. 62 /

ψBudiman Chandra, op.cit., h. 138.

Page 157: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

49. Ibid., h.7l

50 Soekidjo Notoatmodjo, op.cit., h. l9l-192.

51

Wahit Iqbal Mubarak Dan Nurul Chayatin,Ilmu Kesehatan Masyarakat Teori dan Aplikasi,(Jakarta: Salemba Medika, 2009), h. 279-280.

52. Ibid., h.280. ん /

くリ

Fitrul Kamal, "Hubungan Antara TingkatPengetahuan Dan Sikap lbu Rumah Tangga

Tentang Pengelolaan Sampah Deugan PerilakuPen-rbuangan Sampah Pada Masyarakat SekitarSungai Beringin Di R-rv 07 Kclurahan WonosariKecarnatan Ngaliyan". Skipsi, Ji-rrusan IlmuKesehatan Masyarakat, Fakultas Iln-ru

Keolahragaan, Universitas Negcri Semarang,

Sernarang, 20A9, h. 19. Tidak dipublikasikan.

/

54

Haslinah, "Pengelolaan Terpadu Air LimbahRumah I'angga Pada Tingkat RT di KotaMakassar", jumal lLTE,t'r, Voiumc 8, Nomor15, April 2013, h. 108

くフ

くυ Budirr-ran Chandra, op. cit., h. 1 43. ク

56 Ibid., h. 144.

57Ricki M. Mulia, Kesehaton Lingkungan,(Yogyakarta : Graha Ilmu. 2005), h. 83.

″D Soekidjo Noloatmodjo. op.r:it. h. I 82.

59 Prita Eka Pratirvi. olt.cit h.26.

/(/.

η

Page 158: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

60.

Hartiwi Setia Rahayu, "Pengaruh Tingkat

Pendidikan Pedagang Kaki Lima Terhadap

Upaya Menjaga Kebersihan Lingkungan DiObjek Wisata Goa Jatijajar Kecamatan AyahKabupaten Kebumen", Slcripsi, Jurusan

Geografi, Fakultas Ilmu Sosial UniversitasNegeri Semarang, 201 5, tidak dipublikasikan'

61

Dwi Nurul Hidayah, "Pengaruh Tingkat

Pendidikan Pedagang Pasar Taerhadap Perilaku

Lingkungan di Pasar Gunungpati Kecamatan

Gunungpati Kota Semarang", Slcripsi, Jurusan

Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas

Negeri Semarang, 2015,tid@

つ4

∠U

Rifka Charisa Devi, "Hubungan Tingkat

Pendidikan Masyarakat Dengan Perilaku

Pengelolaan Sampah Di Pemukirnan Nelayan

Kelurahan Bandengan Kecamataq Kota

Kendal", Skripsi, Jurusan Geografi. Fakultas

Ilmu Sosial Universitas Negeri Scmarattg ,

20 1 6, tidak dipublikasikan.

∠BAB III

64.

Susiyono,M″θグθ′θ′θ′j′′α,7 κlイα'7′

irar√

」ζfzィ α′′rα′1/1グα′RttD,(Bandun3:Alfセ lbeta,

2012,h.80

65.

Suharsillli Arikunto,P″ θsθグιι″Pθβθ′′′′α4Sνα′ν

Pθη″θたα′α4Prαた′:ム (Jakarta:PT Rincka Cipta,

2010),h.177

66

Failasufa Dhiyaul Fatih, "Hubungan Antara

Tingkat Pendidikan dengan Sikap dan Perilaku

Ibr-r Rurnzrh Tangga Dalam Penrcliharaan

Kcbersil-iar-r Lingkungan Tempat Tinggal di

Dcsa Klaling Kecamatan .lekulo Kabupaten

Kudlrs", Skripsi Jurusan Geografi, liakultas

Ilrnu Sosial Universitas Negeri Senrarang ,

2015, h. 22, tidak dipublikasikan.

67.

Syof,an Siregar, Stot ist i k I'arametrik Lrntuk

P enel it ian Kuantitat i[: D il e n gkapi de nga n

Perhitungan Manual Dan Aplikasl SPSS Zersi

17 (Jakarta : P'f Burni Aksara, 2013), h. 42 」OO

′0

Nana Svaodih Sukmadillata,Mじ ′θ`/ピ

′θ′?θ ′′′′α,7

ノ)θ″〃′〃′たα′,(Bandun3:P′「 Rcmtta

Rosdakarya,2010),h219

/

Page 159: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

69。 fbi滅 ,h.221. ´70。

W. Gulo, Metodologi Penelitian, (Jakarta : PT

Grasindo, 2010), h. 123. カ

71 Suharsimi Arikunto, op.cit.,h. l6l. 笏72.

Danang Sunyoto, Uji Khi Kuadrat & RegresiLlnluk Penelitian, (Yogyakarta: Graha llmu,2010), h. 89.

73.Syamsir Salam, Metodologi Penelitian SosiaL

(Jakarta: UN Jakarta Press, 2006). h. 93.1

77.Algilari, Analisis Regresi Teori. Kusus, Dan

So/u.si, (Jogjakarta: BPFE, 2013), h. 45.

BAB IV

78.

Peraturan Menteri Dalam Negeri P.epublikIndonesia Ncmor 1l Tahun 2012 Tcntang"Batas Daerah Kota Tangerang Selatan Dengan

Kota Tangerang Provinsi Banten", h. 3.

79.

Pernerintah Kota Tangerang, "Peraturan Daerah

Kota Tangerang Nomor 10 TahLrn 2014

Tentang Rencana Pembangunan .lar-rgka

Menengah Daerah Kota Tangerang Tahun2014-2018", (Tangerang : Pemerirltah KotaTarrgerang , 2014),h. 4.

80 Ibid..h.4. ,ry81

Ibid.,l't. l2-13.,// ,/

/ ///

つ乙

OO Ibicl , h. 5-6.

/レ

//

Page 160: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

Pemerintah Kota Tangerang Tentang Rencana

Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) KotaTangerang Tahun 2015, h. 5.

Mengesahkan,

NIP。 195907151984031003

Pembimbing II

NIP。 198403122015031002

つリ

00 ′わ′グ,h.7. ,/u84.

Pembimbing I

Page 161: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

KEMENTER:AN AGAMAU:N JAKARTAF:TKJr lrほ J四由 綸 95 Clprar`“ ,2 ra●― a

FORM (FR)

No Dokumen : F:TK‐ FR‐AKD‐ 082

Tq:.Terbl : l Maret 2010

No.Revisi: : 01

Ha

SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN

Nomor : Un.0 I iF. 1 /KM.0 I 3 latttf..l2\l7Lamp. : Outline/Sl<ripsiHal : Permohonan lzin Penelitian

Kepada Yth.

Kepala Kecamatan LarangandiTempat

As salamu' alaikum wr.wb.

Dengan hormat kami sampaikan bahwa,

Tembusan:1. Dekan FITK2. Pembantu Dekan Bidang Akademik3. Mahasiswa yang bersangkutan

Jakart4 16 Oktober 2017

Lillah1 1 13015000078

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

IX (Sembilan)

Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu Rumah Tangga DenganPemeliharaan Kebersihan Lingkungan Tempat Tinggal Di Kelurahan

Cipadu Jaya, Kecamatan Larangan, Kota Tangerang

adalah benar mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta yangsedang menyusun skripsi, dan akan mengadakan penelitian (riset) di KecamatanLarangan.

Untuk itu kami mohon Bapak/ibu dapat mengizinkan mahasiswa tersebutmelaksanakan penelitian dimaksud.

Atas perhatian dan kerja sama Bapak/ibu, kami ucapkan terima kasih.

Was s al amu' al ai kum w r.w b.

Nama

NIMJurusan

Semester

Judul Skripsi

242008011002

Page 162: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

KEMENTER!AN AGAMAU:N JAKARTAFITK」l rr tt Jυ allda Alo 95 Clpttl f54イ 2′ndorleJa

FORM(FR)

No Dokumen i FITK‐ FR‐AKD-081

Tgl.丁erbit i l Maret 2010

No.Revisi: : 01

Hal

SURAT BIMBINGAN SKRIPS:

Nomor : Un.O I /F. I/KM .Ot.l t.h!.9.tzotlLamp. : -

Hal : Bimbingan Skripsi

Kepada Yth.

1. Dr. H. Nurochim, M.M2. Andri Noor Ardiansyah, M.Si

Pembimbing Skripsi

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Ass alamu' alaikum wr.wb.

Dengan ini diharapkan kesediaan Saudara untukpenulisan skripsi mahasiswa:

Jakart■ 27 NIIaret 2017

menjadi pembimbing LII (materi/teknis)

Nama

NIMJurusan

Semester

Judul Skripsi

Lillatt1 1 13015000078

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

VIII (Delapan)

Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu Rumah Tangga Dengan

Pemeliharaan Kebersihan Lingkungan Tempat Tinggal DiKelurahan Cipadu Jaya, Kecamatan Larangan, KotaTangerang

Judul tersebut telah disetujui oleh Jurusan yang bersangkutan pada tanggal 06 Maret 2017,

abstaV,silo*line terlampir. Saudara dapat melakukan perubahan redaksional pada judul

tersebut. Apabila perubahan substansial dianggap perlu, mohon pembimbing menghubungi

Jurusan terlebih dahulu.

Bimbingan skripsi ini diharapkan selesai dalam waktu 6 (enam) bulan, dan dapat

diperpanjang selama 6 (enam) bulan berikutnya tanpa surat perpanjangan.

Atas perhatian dan keda sama Saudara, kami ucapkan terima kasih.

Was s al amu' alaikum wr.w b.

Tembusan:

1.Dekan FITK2. 町 ur Pend.IPS

3.Mahasiswa ybs.

NIP.19730424200801 1012

Page 163: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

PEMERINTAH KOTA TANGERANGKECAMMJAN LARANGAN

d(.r/, 81-cipjav/2Ir7Penting

Balasan surat permohonan izin

Penelitian

Nama

NIP

Jabatan

Menerangkan bahwa :

Nama

NIM

J urusa n

Semester

Memang benar telah melakukan penelitian di Kantor Kelurahan Cipadu Jaya, mulai dari

Tanggal, 25 Oktober sampai dengan 30 Oktober 2017. Selama melakukan penelitian di Kelurahan

Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang. Saudari Lillah mempelajari tentang " Hubungan

Tingkat Pendidikan lbu Rumah Tangga dengan Pemeliharaan Kebersihan Lingkungan Tempat

Tinggal di Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang".

Demlkian surat Keterangan lzin

sebagaimana mestinya.

Penelitian ini kami buat untuk dapat dipergunakan

KELURAHAN CIPADU JМJl.Perkutut No.17AKodc Pos 15155 Telp.(021)7321518

Cipadu Java′ 24 0ktober 2017

NomorSifat

Lampiran

Perihal

Dengan ini saya yang bertandatangan di bawah ini :

SURYAD:S.IP

196807132010011002

Lurah Cipadu Java

LILLAH

ll13015000078

Pendidikan‖ mu Pengetahuan Sosial(Geogra何 )

9{Sembilan)

Kepada

Yth, Dekan Universitas lslam NegeriSyarif Hidayatullah Fakultas

llmu Tarbiyah dan Keguruan

di

Page 164: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37358/2/LILLAH... · Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan Kota Tangerang", oleh

BIODATA PENULIS

Lillah adalah penulis skripsi ini. Penulis lahir pada tanggal 8

September 1995 di Tangerang. Bertempat tinggal di Jl. KH.

Wahid Hasyim Gg. H. Rozak RT.004 RW. 04, Kel. Cipadu

Jaya, Kec. Larangan, Kota Tangerang. Penulis menempuh

pendidikan dimulai dari SDN Cipadu 02 (lulus tahun 2006),

Kemudian SMP di SMP Al-Hikmah (lulus tahun 2009).

Setelah itu, melanjutkan ke MAN 19 Jakarta (lulus tahun

2012) hingga akhirnya dapat menempuh masa kuliah di Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.