HUBUNGAN TAIWAN DAN CHINA DALAM STATUS KEDAULATAN …
Transcript of HUBUNGAN TAIWAN DAN CHINA DALAM STATUS KEDAULATAN …
HUBUNGAN TAIWAN DAN CHINA DALAM
STATUS KEDAULATAN TAIWAN
SKRIPSI
Disusun untuk Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Sarjana (S-1)
pada Program Studi Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sumatera Utara
DISUSUN OLEH :
Ian Sherridan
140906045
DEPARTEMEN ILMU POLITIK
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARAMEDAN
2018
Universitas Sumatera Utara
ii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
DEPARTEMEN ILMU POLITIK
IAN SHERRIDAN ( 140906045 )
HUBUNGAN CHINA DAN TAIWAN DALAM
STATUS KEDAULATAN TAIWAN
ABSTRAK
Hubungan antara China dan Taiwan terbilang seperti musuh dalam
selimut,sebuah kebohongan diplomatik bagi dunia internasional ketika tidak
mengakui Taiwan sudah memenuhi unsur untuk menjadikan Taiwan sebagai Negara.
Tidak merdeka dan berdaulatnya Taiwan sangat bergantung kepada China yang dapat
menguasai percaturan dunia internasional khususnya Perserikatan Bangsa-Bangsa
(PBB)
Penelitian ini mengkaji apa sebenarnya yang menyebabkan Taiwan tidak
bedaulat secara utuh,Faktor utama apakah keterlibatan China atau kepentingan
Amerika Serikat dalam permasalahan Taiwan dan China serta dampak apa yang
terjadi ketika Taiwan tidak menjadi sebuah negara yang berdaulat.
Penelitian ―Hubungan China dan Taiwan dalam status kedaulatan Taiwan‖ ini
menjelaskan bagaimana sejarah China dan Taiwan dengan menggunakan tiga konsep
yaitu,Konsep negara,Konsep Kedaulatan,dan Konsep Politik luar negeri.
Kata Kunci: Berdaulat Secara Utuh, Hubungan China dan Taiwan,
Unsur-unsur Negara
Universitas Sumatera Utara
iii
UNIVERSITY OF SUMATERA UTARA
FACULTY OF SOCIAL AND POLITICAL SCIENCE
DEPARTEMENT OF POLITICAL SCIENCE
IAN SHERRIDAN (140906045)
CHINA AND TAIWAN RELATIONSHIP IN SOVEREIGN
STATUS OF TAIWAN
ABSTRACT
The relationship between China and Taiwan is somewhat like an enemy in
blankets, a diplomatic lie for the international world when it does not recognize
Taiwan has fulfilled the element to make Taiwan a State. Not independent and
sovereign Taiwan is dependent on China that can control the international arena,
especially the United Nations (UN).
This study examines what actually causes Taiwan not to be fully integrated, a
major factor whether China's involvement or US interests in Taiwan and China's
problems and what impacts occur when Taiwan does not become a sovereign state.
The study "China and Taiwan's Relationship in Taiwan's sovereign status"
explains how China and Taiwan history use three concepts, namely, the concept of
the state, the concept of sovereignty, and the concept of foreign politics.
Keywords: Wholly Sovereign, China and Taiwan Relations, State Elements
Universitas Sumatera Utara
iv
KATA PENGANTAR
Assalamu ‗alaikum Wr. Wb
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah serta
Kasih Sayang-Nya kita dapat selalu berjuang dan berbuat agar mencapai kebenaran
sebagai wujud pengalaman yang sesungguhnya. Shalawat dan salam juga kita berikan
kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan kebenaran kepada manusia
sehingga kita dapat bertransformasi dari masyarakat yang jahiliyah menuju peradaban
yang lebih berperikemanusiaan. Beliau pulalah yang mengajarkan kita untuk saling
menghormati, mengemansipasi dan membuat keputusan yang adil.
Alhamdulillah, saya telah menyelesaikan tugas Skripsi yang merupakan ‗wujud
eksistensi yang paling real‘ untuk memperoleh gelar dalam dunia kampus yang penuh
dengan nuansa akademik ini. Skripsi yang berjudul ―Hubungan China dan Taiwan
Dalam Hal Status Kedaulatan Negara Taiwan” Berkat rahmatNya saya diberikan
kemudahan baik dalam proses pencarian ide, menyusun kerangka penelitian, seminar
proposal hingga sidang meja hijau sebagai bentuk ujian yang nyata terhadap
kometensi saya sebagai peneliti dan seorang Sarjana Ilmu Politik
Terkhusus, terima kasih kepada kedua orang tua saya Bapak Indra Syafrin dan
Ibu Sri Rezeki yang telah memberikan dukungan yang tak pernah ada habis dan putus,
mensuport saya baik dari segi moril maupun materil. Doa yang tulus selalu menyertai
Universitas Sumatera Utara
v
saya untuk terus maju dalam mengejar impian saya. Mereka adalah yang terbaik bagi
saya, dan ‗kata‘ tidak selesai untuk mengganti jasa mereka yang begitu besarnya.
Terima kasih juga buat Adik kandung saya Amanda Noviadhini yang sudah
membantu saya dalam hal yang bersangkutan dengan Microsoft Word karena
kebetulan Adik saya berkuliah di Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi
Universitas Sumatera Utara.
Serta saya Terimakasih banyak kepada Raja Khairin Nisa yang selalu setia
memberikan semangat dalam pengerjaan penelitian ini sehingga menjadi motivasi
saya sendiri semoga yang terbaik untuk kita berdua.
Penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi
kesempurnaan skripsi ini. Sehingga skripsi ini bermanfaat bagi siapapun yang
memerlukannya. Karena penulis sadar apa yang telah ditulis masih jauh dari kata
memuaskan.
Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Warjio,Ph.d yang selalu membimbing dan menuntun saya dari bulan
januari 2018 sampai saat ini saya bisa menyelesaikan semua ini karena
bantuan dan bimbingan bapak idola saya di dapartemen Ilmu Politik
Universitas Sumatera Utara
vi
2. Bapak Drs. Ahmad Taufan Damanik, MA selaku dosen pembimbing
Akdemik saya yang menjadi pantuan saya karena beliau Ketua Komisi
Nasional Hak Asasi Manusia Republik Indonesia (KOMNAS HAM RI).
3. Buat Kak Emma dan Pak Burhan yang selalu membantu segala administrasi
yang ada di departemen Ilmu Politik.
4. Seluruh staff dan dosen di Ilmu Politik,terimakasih sudah mendidik saya
menjadi manusia yang harus bisa berguna bagi keluarga dan bangsa.
5. Kepada Wakil Gubernur Fisip USU,Abidzar Al-Ghifari saya ucapkan
terimakasih banyak telah menjadikan saya manusia yang semanusianya.
6. Kepada M.Yudha Pratama selaku mantan ketua Ikatan Mahasiswa
Departemen Ilmu Politik.
7. Kepada Irfan Prayogi dan Fatma Rianti Malay yang sudah menemani saya
berjuang sampai saat ini semoga yang terbaik buat kalian.
8. Seluruh Keluarga besar Ilmu Politik 2014,kalian adalah manusia spesial
9. Kepada Five Brad‘s teman teman spesial selama berkuliah di Fisip
USU,terimakasih sudah memberikan semangat dan motivasi sampai saat ini
10. Kepada Kadal Team,Danu,Geblek,Alfian,Novri,Ilham,Bowo,Radhi,Adam
dan teman-teman Kadal team lainnya yang sudah mengajarkan apa arti
kehidupan sesungguhnya
Universitas Sumatera Utara
vii
11. Kepada EXPAND UNITY,terkhusus Kepada Ketua Umum Bang Ogek,dan
Ketua Expand Medaan Ferdian Atir Damanik,serta seluruh kader dan teman
teman expand Medan
Demikian ucapan syukur dan terima kasih penulis kepada semuanya yang
berkontribusi dalam penulisan skripsi ini. Penulis sadar dalam kepenulisan memang
harus lebih banyak belajar lagi. Semoga skripsi ini dapat menjadi satu kontribusi
yang bermanfaat bagi dunia akademik dan siapapun yang ingin menjadikannya
sebagai rujukan atau referensi.
Medan 18 Juli 2018
Ian Sherridan
Universitas Sumatera Utara
viii
Karya ini dipersembahkan untuk
Ibunda tercinta dan Ayahanda tercinta.
Juga kepada the-Other yang telah
meyempurnakan saya sebagai subjek yang
‗terbelah‘ dan senantiasa serba ‗berkekurangan‘
Universitas Sumatera Utara
ix
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ............................................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................... 8
1.3 Batasan Masalah............................................................................................................ 8
1.4 Tujuan Penulisan ........................................................................................................... 8
1.5 Manfaat Penulisan ......................................................................................................... 9
1.6 Kerangka Konsep .......................................................................................................... 9
1.6.1 Konsep Negara .................................................................................................... 9
1.6.2 Konsep Kedaulatan ....................................................................................... …13
1.6.3 Konsep Politik Luar Negeri .............................................................................. 15
1.7 Metodologi Penelitian ................................................................................................. 17
1.7.1 Jenis Penelitian .................................................................................................. 17
1.7.2 Teknik Pengumpulan Data ............................................................................ …17
1.7.3 Teknik Analisis Data ......................................................................................... 18
1.8 Sistematika Penulisan.................................................................................................. 18
BAB II Deskripsi Permasalahan Taiwan dan China ....................................................... 20
2.1 Sejarah Perpecahan Taiwan dan China ....................................................................... 22
2.2 Perang Saudara Kelompok Nasionalis dan Komunis di China ................................... 26
2.3 Kondisi Pasca Perang China dan Taiwan.................................................................... 32
Universitas Sumatera Utara
x
2.4 Budaya Taiwan............................................................................................................ 36
2.5 Sistem Politik Taiwan ................................................................................................. 40
2.5.1 Konsitusi ........................................................................................................... 40
2.5.2 Tingkat Pemerintahan ................................................................................... …42
2.5.3 Sistem Pemilihan Presiden ................................................................................ 43
2.5.4 Pemerintahan Pusat ........................................................................................... 44
BAB III Status Kedaulatan Negara Taiwan ..................................................................... 49
3.1 Intervensi China melalui ―One China Policy‖ ............................................................ 52
3.2 Keterlibatan Amerika Serikat dalam Konflik China dan Taiwan ............................... 54
3.3 Politik Identitas Taiwan Menghambat Kemerdekaan Taiwan .................................... 60
3.4 Status Taiwan di PBB dan Akibatnya terhadap Hubungan Internasional
Taiwan ................................................................................................................................ 62
BAB IV Penutup .................................................................................................................. 66
4.1 Kesimpulan ................................................................................................................ 66
DAFTAR PUSTAKA
Universitas Sumatera Utara
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Negara merupakan subjek hukum yang terpenting dibanding dengan
subjek-subjek hukum internasional lainnya. Pasal 1 konvensi Montevideo 27
December 1933 mengenai hak dan kewajiban Negara menyebutkan bahwa Negara
sebagai subjek dalam hukum internasional harus memiliki empat unsur yaitu :
penduduk yang tetap, wilayah tertentu, pemerintahan yang berdaulat dan kapasitas
untuk berhubungan dengan Negara lain.1
Dan pada akhirnya Negara yang berdaulatlah negara yang bisa di katakan
merdeka,karena Kedaulatan merupakan salah satu unsur eksistensi sebuah negara.
Dari sudut ilmu bahasa kedaulatan dapat diartikan sebagai sebuah kekuasaan
tertinggi atas pemeritahan negara, daerah, dan sebagainya. Dalam konteks ilmu
tata negara, Parthiana menyatakan bahwa kedaulatan dapat diartikan sebagai
kekuasaan yang tertinggi yang mutlak, utuh, bulat dan tidak dapat dibagi-bagi dan
oleh karena itu tidak dapat ditempatkan di bawah kekuasaan lain. Namun
demikian dalam proses perkembangan lebih lanjut, telah terjadi perubahan makna
kedaulatan negara.2
1 Sugeng Istanto, Hukum Internasional, Yogyakarta: Universitas Atma Jaya Yogyakarta 1994: 20-
21 2 Suryo Sakti Hadiwijoyo, Perbatasan Negara Dalam Dimensi Hukum Internasional, Graha Ilmu,
Yogyakarta 2011 hal 8
Universitas Sumatera Utara
2
Kedaulatan suatu negara tidak lagi bersifat mutlak atau absolut, akan tetapi
pada batas-batas tertentu harus menghormati kedaulatan negara lain, yang diatur
melalui hukum internasional. Hal inilah yang kemudian dikenal dengan istilah
kedaulatan negara bersifat relatif (Relative Sovereignty of State). Dalam konteks
hukum internasional, negara yang berdaulat pada hakikatnya harus tunduk dan
menghormati hukum internasional, maupun kedaulatan dan integritas wilayah
negara lain.3
Menurut Montevideo Convention, negara harus memiliki pemerintahan,
memiliki hubungan diplomatis dengan negara lain, memiliki wilayah yang
ditetapkan, dan memiliki populasi permanen. Dengan definisi ini akan terdapat
201 negara yang mencakup 193 negara versi PBB, serta 8 negara tambahan.
Negara tambahan tersebut meliputi Sahara Barat, Taiwan, Siprus Utara,
Somaliland, Ossetia Selatan, Transnistria, Abkhazia, dan Nagorno-Karabakh.
Negara-negara diatas memenuhi kriteria yang ditetapkan oleh Montevideo
Convention, meskipun belum diakui PBB karena masih memiliki masalah dengan
negara ‗induknya‘. Contohnya negara Taiwan dengan Tiongkok.4
Taiwan ada hari ini sebagai negara yang tidak berani menyebut namanya.
'Diklaim sebagai "provinsi pemberontak" oleh Republik Rakyat Cina, ia bertahan
dengan keadaan de facto, Sampai ditemukan solusi yang bisa menyelesaikan
3 Kusumaatmaja, Mochtar & Etty R. Agoes. Pengantar Hukum Internasional, Bandung: P.T.
Alumni, 2010. 4 https://stallhukum.wordpress.com/category/kedaulatan-negarataiwan/ diakses pada 2 January
pukul 13.05 WIB
Universitas Sumatera Utara
3
status pulau tersebut, tidak akan ada kedamaian. Catatan ini akan memeriksa
apakah Taiwan bisa memiliki kedaulatan yang sah untuk mendeklarasikan
kemerdekaan berdasarkan hukum internasional.
Sejarah Taiwan menunjukkan bahwa secara etnis dan secara kultural
Taiwan bisa dikatakan orang Cina, kekuatan peristiwa telah menetapkan pulau dan
daratan pada jalur yang berbeda, menyediakan dasar pemikiran untuk pemisahan
mereka saat ini dan terus berlanjut.5
Persoalan yang terjadi adalah konflik antara China dan Taiwan yang di
mulai Perang ini merepresentasikan perpecahan ideologis antara
pihak Komunis PKT dan KMT yang mengusung Nasionalisme, yang berlangsung
terputus-putus sampai akhir tahun 1937. Perang Saudara Tiongkok dalam skala
penuh berlanjut kembali pada tahun 1946, setahun setelah berakhirnya
pertempuran dengan Jepang. Empat tahun kemudian terjadi gencatan pertempuran
militer besar, dengan baru saja berdirinya Republik Rakyat Tiongkok yang
mengendalikan Tiongkok daratan (termasuk Hainan) dan yurisdiksi Republik
Tiongkok terbatas untuk Taiwan.6
Menilik sejarah ke belakang, sejatinya pembentukan Taiwan diawali
dengan kemenangan yang diraih Mao Zedong bersama partai komunisnya di
5 Simon Long,The Taiwan Strait separates Taiwan from the Chinese mainland. See, Taiwan:
China's Last Frontier 1-2 (1991) 6 China at War: An Encyclopedia. 2012. hlm. 295.
Universitas Sumatera Utara
4
daratan China pada tahun 1949.7 Di sisi lain, Republik China yang merupakan
bekas aliansi AS harus menelan pahitnya kekalahan. Hal tersebut kemudian yang
menyebabkan salah seorang nasionalis bernama Chiang Kai-shek mengajak
rekan-rekan Republik China-nya untuk mengungsi ke Pulau Taiwan, tepatnya di
sebelah selatan daratan China. Dengan kata lain, lokasi geografis China dan
Taiwan cukup berdekatan karena hanya dipisahkan oleh Selat Taiwan.8 Lebih
lanjut lagi, pada tahun 1 Oktober 1949 Mao Zedong memproklamasikan
kemerdekaan China di Beijing. Sedangkan Chiang Kai-shek tengah sibuk
menjalankan pemerintahannya yang berpusat di Taipei. Perlu digarisbawahi
bahwa kedua pemerintahan ini memiliki dua ideologi yang berbeda. China lebih
condong ke paham komunis, sedangkan Taiwan lebih condong ke paham
demokratis sejalan dengan ideologi AS. Tidak mengherankan bila tiga puluh
tahunsejak peristiwa tersebut China dan Taiwan mengklaim kedaulatannya masing
masing sebagai satu-satunya pemerintah yang layak dan legal bagi masyarakat
China.9
China dalam pendekatan nation buildingnya seringkali menggunakan
kekuatan militer untuk menghancurkan elemenelemen penentangan terhadap
pemerintahannya. Seperti apa yang dilakukannya terhadap daerah otonomi Tibet
dan Xinjiang. Namun tidak demikian halnya terhadap Taiwan, padahal wilayah ini
7 Dumbaugh, Kerry. 2009. Taiwan’s Political Status: Historical Background and Its Implication
for U.S. Policy. Congressional Research Service., pp. 1-10 8 Lau, Lawrence J. 2002. Taiwan as a Model for Economic Development. Stanford: Stanford
University [online] dalam www.stanford.edu/~LJLAU, diakses pada 2 Januari 2018 pk.16.31 WIB 9 Dumbaugh, U.S.-Chinese Relations: Perilous Past, Pragmatic Present, , 2009: 1
Universitas Sumatera Utara
5
secara administratif telah terpisah dari pemerintahan pusat di Beijing. Wilayah ini
telah memiliki pemerintahan sendiri, wilayah, penduduk dan kedaulatan dari
sebagian kecil negara di dunia. Hal inilah yang mendorong penulis ingin meneliti
faktor apa yang menyebabkan China tidak menggunakan kekuatan militer dalam
pendekatan nation building terhadap Taiwan. 2 Nation building adalah proses
pembentukan identitas dan integrasi nasional menggunakan kekuatan negara.10
Hal terpenting dalam hubungan suatu negara dengan negara lain
tergantung pada tatanan dunia yang selalu berubah. kedua belah pihak bersaing
memperoleh kedaulatan internasional maupun keanggotaan dalam organisasi-
organisasi internasional. Maka di sinilah konsep negara bisa memandang siapakah
diantara China-Taiwan yang memenuhi syarat sebagai sebuah negara merdeka dan
berdaulat dilihat dari sudut pandang internasional, pengakuan kemerdekaan secara
politik, hubungan antar negara (interstate relations), dasar hubungan antar negara
tersebut dan organisasi internasional yang diikuti negara tersebut. Konsep negara
juga akan menjawab siapakah diantara China-Taiwan yang telah unggul atau
berada pada posisi yang menguntungkan secara politik sesuai dengan apa yang
mereka pertentangkan dan perjuangkan sejak tahun 1949.11
10
.Dennis V. Hickey, ―America‘s Two-Point Policy and the Future of Taiwan,‖ Asian Survey 28,
no. 8 (1988): 881-896, explains in detail the background and implications of the U.S. policy that
insists that the Taiwan Strait dispute be settled peacefully and domestically.
11
Gold, Thomas B. 2009. ―Taiwan in 2008: My Kingdom for a Horse‖. Asian Survey, Vol. 49,
No. 1. hal. 88-97. University of California Press.
Universitas Sumatera Utara
6
Belum diakuinya Taiwan sebagai sebuah Negara oleh sebagian besar
Negara lain di dunia merupakan kendala besar bagi Taiwan untuk menjalin
hubungan diplomatik dan hubungan kerjasama yang lebih luas. Bahkan, PBB
sebagai suatu organisasi Internasional yang menaungi seluruh Negara tidak
mengakui Taiwan sebagai anggotanya. Hal ini membuat banyak Negara di
berbagai belahan dunia hanya melakukan hubungan kerjasama dalam
perdagangan, perekonomian, dan ketenagakerjaan dengan Taiwan termasuk
Indonesia. Indonesia sendiri telah memiliki hubungan kerjasama dengan Taiwan
sejak tahun 1960.
Hedley Bull mengatakan bahwa sebuah komunitas politik yang mengklaim
kedaulatan, bahkan jika dinilai oleh orang luar tidak sah, tidak bisa disebut negara
jadi dalam prakteknya tidak bisa dipastikan ini benar. Untuk memperkuat klaim
kedaulatan, banyak entitas mencoba persepsi kenegaraan dengan mencerminkan
tindakan negara-negara yang diakui. Misalnya, banyak negara yang disengketakan
(termasuk Taiwan) menyatakan persetujuan mereka untuk melakukannya
perjanjian internasional dimana mereka bukan penandatangan sebagai sarana
menopang klaim untuk kenegaraan. Meski mungkin ada derajat eksternal
kedaulatan, Indikator yang lebih eksplisit adalah pengakuan diplomatic.12
Faktor yang dapat dipertanyakan di sini adalah tingkat legitimasi Taiwan
sebagai negara merdeka. Meski Taiwan dan China mengklaim menguasai wilayah
12
Keng, Shu dan Schubert, Gunter. 2010. ―Agents of Taiwan-China Unification? The Political
Roles of Taiwanese Business People in the Process of Cross-Strait Integration‖. Asian Survey,
Vol. 50, No.2. hal 287–310.
Universitas Sumatera Utara
7
yang sama, itu jelas bahwa hanya satu pemerintah yang bisa memiliki kedaulatan
yang sah atas tanah tersebut. Taiwan menjalankan roda ekonomi dengan menjalin
hubungan internasional dalam bidang ekonomi dengan Negara lain, namun dalam
permasalahan saat ini China tidak memberikan kekuasaan penuh atas Taiwan.
Namun, sementara hampir seluruh badan pemerintah atau organisasi internasional
saat ini lebih mengakui legitimasi China, Kebijakan "Satu China" membuat
sebagian besar mempertanyakan keaslian Taiwan. Apakah Taiwan merupakan
negara merdeka? Secara teori, Taiwan adalah negara berdaulat, yang didefinisikan
sebagai Entitas yuridis nonfisik yang diwakili oleh satu pemerintah terpusat yang
dimilikinya kedaulatan atas wilayah geografis. "Hukum internasional
menunjukkan bahwa negara-negara berdaulat harus memiliki "Populasi permanen,
wilayah yang didefinisikan, satu pemerintahan, dan kapasitas untuk masuk ke
dalam hubungan dengan negara berdaulat lainnya . Hal ini membuat Taiwan
secara de facto di anggap negara berdaulat. Perbedaan antara de facto dan de jure
terletak pada pengakuan negara berdaulat lainnya di pengaturan internasional,
sebagai negara berdaulat dalam teori namun tidak memperoleh pengakuan
bersama mencegah negara Taiwan diakui di dunia internasional. Saat ini hanya 22
negara berdaulat mengakui legitimasi Taiwan. Oleh karena itu, sedikit ruang
lingkup hubungan internasional yang di lakukan oleh taiwam dan biasanya hanya
sebatas kerjasama dalam bidang ekonomi. Untuk hal tersebut pentingnya, PBB
akan dijadikan titik focus Taiwan agar diakui dunia internasional.13
13
The convoluted evolution of ―one-China‖ policy statements among all three governments can be
Universitas Sumatera Utara
8
1.2. Rumusan Masalah
Permasalahan adalah merupakan kenyataan yang dihadapi dan harus
diselesaikan oleh peneliti dalam penelitian. Dengan adanya perumusan masalah
maka akan dapat ditelaah secara maksimal ruang lingkup penelitian sehingga
tidak mengarah pada hal-hal diluar permasalahan. Adapun permasalahan yang
diajukan dalam penelitian ini adalah ―Bagaimana Hubungan Antara China dan
Taiwan dalam Hal Status kedaulatan Taiwan‖.
1.3.Batasan Masalah
Agar penelitian ini dapat dilakukan lebih fokus, sempurna, dan
mendalam maka penulis memandang permasalahan penelitian yang diangkat
perlu dibatasi variabelnya. Oleh sebab itu, penulis membatasi diri hanya berkaitan
dengan hubungan antara China Dan Taiwan,menjelaskan status kemerdekaan
taiwan ,menmberikan pemahaman tentang Intervensi Amerika Serikat terhadap
konflik China dan Taiwan serta mendeskripsikan kondisi Taiwan saat ini dalam
dunia internasional.
1.4. Tujuan Penulisan
Tujuan utama dari penulisan skripsi ini secara umum adalah untuk
mengetahui status Kedaulatan Taiwan dan menjelaskan Konflik yang terjadi
antara China dan Taiwan..
found in CRS Report RL30341, China/Taiwan: Evolution of the ―One China‖ Policy—Key
Statements from Washington, Beijing, and Taipei, by Shirley A. Kan
Universitas Sumatera Utara
9
a. Untuk mengetahui Status kedaulatan Taiwan dan faktor-faktor serta
dampak dampak yang menjadikan Taiwan tidak berdaulat.
1.5. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan skripsi yang dilakukan adalah:
1. Secara akademis,penelitian ini diharapkan memperkaya pengetahuan
di Departemen Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara dan juga
syarat penulis mendapat gelar Sarjana Ilmu Politik (S.I.P)
2. Secara Praktis,penelitian ini mampu menjadi tolak ukur
dalammenganalisi mengenai permasalahan china dan taiwan dan
akibatnya terhadap Status Kedaulatan Taiwan.
1.6. Kerangka Konsep
1.6.1. Konsep Negara
Konsep Negara Negara dipandang secara internasional, negara bukan
hanya pemerintah, negara adalah wilayah berpenduduk dengan pemerintah
nasional dan masyarakat. Dengan kata lain, negara (state) adalah negeri
(country).14
Dari sudut tersebut, baik pemerintah maupun masyarakat domestik
membentuk negara. Jika suatu negeri adalah negara berdaulat, secara umum ia
akan diakui merdeka secara politik. Hal itu merupakan aspek eksternal negara
dimana pertanyaan utamanya hirau pada hubungan antar negara (interstate
14
Robert Jackson dan Georg Sorensen, Pengantar Studi Hubungan Internasional, Pustaka Pelajar
Yogyakarta, 2005, hlm. 29
Universitas Sumatera Utara
10
relations). Hubungan antar negara yaitu bagaimana pemerintah dan masyarakat
negara-negara berhubungan dan berhadapan satu dengan yang lainnya, apa dasar
hubungan antar negara tersebut, apa organisasi internasional yang diikuti negara
itu, bagaimana masyarakat dari negara-negara yang berbeda berinteraksi dan
terlibat dalam transaksi satu sama lainnya, dan seterusnya. Negara dipandang
sebagai institusi legal atau formal dalam hubungannya dengan negara-negara lain,
yakni negara sebagai entitas yang diakui berdaulat dan merdeka serta memperoleh
keanggotaan dalam organisasi-organisasi internasional. Pengakuan merupakan
elemen penting negara yuridis. Pengakuan mensyaratkan negara dalam
keanggotaan Masyarakat Internasional, termasuk keanggotaan PBB. Setelah
kekalahan PNC pada perang saudara tahun 1949 dan melarikan diri ke pulau
Taiwan, maka yang terjadi adalah saling klaim kedaulatan. PNC tetap menyatakan
dirinya sebagai pemerintah Republik China yang sah dan berkuasa atas seluruh
daratan China. Sebaliknya, PKC menganggap pihaknyalah sebagai pemerintah
baru China yang berdaulat atas nama negara Republik Rakyat China (RRC) atau
lazimnya disebut China dan menempatkan Taiwan sebagai propinsi ke 23 China.
Sejak itu kedua belah pihak bersaing memperoleh kedaulatan internasional
maupun keanggotaan dalam organisasi-organisasi internasional. Maka di sinilah
konsep negara bisa memandang siapakah diantara China-Taiwan yang memenuhi
syarat sebagai sebuah negara merdeka dan berdaulat dilihat dari sudut pandang
internasional, pengakuan kemerdekaan secara politik, hubungan antar negara
(interstate relations), dasar hubungan antar negara tersebut dan organisasi
Universitas Sumatera Utara
11
internasional yang diikuti negara tersebut. Konsep negara juga akan menjawab
siapakah diantara China-Taiwan yang telah unggul atau berada pada posisi yang
menguntungkan secara politik sesuai dengan apa yang mereka pertentangkan dan
perjuangkan sejak tahun 1949. Secara politik, sebagian besar negara di dunia tidak
mengakui Taiwan sebagai sebuah negara.15
Mayoritas negara di dunia hanya
mengakui China sebagai satu-satu wakil pemerintahan China yang sah dan
menempatkan Taiwan sebagai propinsi dari China. Dominasi kedaulatan
internasional China ini diawali dengan Sidang Majelis Nasional PBB ke-26 yang
meluluskan resolusi nomor 2758 pada Oktober 1971, yang intinya memulihkan
semua hak sah China dan memberikan hak Veto dalam PBB, serta mengusir wakil
pihak penguasa Taiwan. Lihat lampiran16
.
Pengaruh dari pengakuan adalah memberikan kemudahan bagi negara
yang bersangkutaan untuk melakukan transaksi-transaksi internasional
dikemudian hari. Pengakuan yang dimiliki oleh suatu negara secara otomatis
dapat menimbulkan hak dan kewajiban hukum yang dibebankan oleh hukum
internasional pada negara tersebut. Selain itu pengakuan merupakan penerimaan
dari negara-negara lainnya untuk bertindak dalam kapasitas sebagai subjek
hukum. Pengakuan dapat dinyatakan secara terang-terangan ataupun diam-diam.
15
http://www2.kompas.com/kompas-cetak/0706/11/ln/3588349 .htm.Taiwan Tak Henti Meraih
Pengakuan Dunia 5 juli 2018 pukul 01.57 wib 16
http://www.undemocracy.com/A-RES-2758(XXVI) . Resolution 2758. Diakses 5 juli 2018
pukul 04.40.wib
Universitas Sumatera Utara
12
Pengakuan dalam hukum internasional tidak hanya terkait dengan pengakuan
kriteria-kreiteria hukum.17
Setelah kursi Taiwan di PBB digantikan oleh China, pengakuan diplomatik
dari ratusan negara menyusut drastis sampai hanya tinggal 21 negara saja.
Selebihnya sekitar 171 negara mengakui kedaulatan China.Saat ini, 21 negara
yang masih menjalin hubungan diplomatik dengan Taiwan adalah negara-negara
kecil di Amerika Latin, Afrika dan Pasifik yang tidak mempunyai pengaruh besar
di percaturan politik internasional. Sedangkan 171 negara yang mengakui
kedaulatan China pada umumnya adalah negara-negara besar yang mempunyai
pengaruh di dunia internasioJika kita merujuk pada konsep negara dilihat dari
sudut pandang internasional maka Taiwan berada pada posisi yang tidak
menguntungkan secara politik. Sebab Taiwan tidak diakui oleh PBB ataupun
sebagian besar negara di dunia sebagai negara merdeka dan berdaulat. Hanya 21
negara yang mengakui Taiwan. Sekalipun Taiwan mempunyai hubungan dengan
negara-negara sekutu China, namun hubungan itu adalah hubungan ekonomi
bukan politik. Keanggotan Taiwan dalam organisasi-organisasi internasional
sangat terbatas, sekalipun ada namun hanya dalam organisasi internasional yang
17
Tasrif, Suardi. Hukum Internasional Tentang Pengakuan Dalam Teori dan Praktek, Bandung:
Abardin, 1987.
Universitas Sumatera Utara
13
bergerak di bidang ekonomi, itu pun tidak boleh mengatasnamakan negara karena
tekanan China. nal.18
Keadaan ini merupakan sebuah kemenangan politik bagi China yang mana
masalah kedaulatan menjadi hal yang dipertentangkan dan diperjuangkan
ChinaTaiwan sejak tahun 1949. Sehingga pendekatan nation building dengan
menggunakan kekuatan militer secara terbuka belum akan dilakukan selama pihak
Taiwan tidak memaksa memproklamasikan kemerdekaan secara terbuka.
1.6.2 Konsep Kedaulatan
Secara etimologi kedaulatan berasal dari bahasa Arab yakni daulat yang
berarti kekuasaan. Dalam bahasa lain kedaulatan di kenal dengan Supremus yang
artinya tertinggi, kedaulatan di Italia di kenal dengan Sovranita, yaitu ― La
sovranità è l'espressione della somma dei poteri di governo (legislativo, esecutivo
e giudiziario), riconosciuta ad un soggetto di diritto pubblico internazionale (es.
Stato) che può essere una persona od un organo collegiale‖yang artinya bahwa
Kedaulatan adalah ekspresi dari jumlah kekuasaan pemerintahan baik legislatif,
eksekutif dan yudikatif.19
istilah kedaulatan pertama kali di kemukakan oleh Jean
18
http://id.wikipedia.org/wiki/Negaranegarayanberhubungandiplomatikdengantaiwan diaskes pada
7 januari 2018 pukul 03.04. wib 19
it.m.wikipedia.org/wiki/Sovranita pada tanggal 7 januari 2018.
Universitas Sumatera Utara
14
Bodin. Jean Bodin adalah seorang filsuf Perancis, ahli hukum, ilmuwan politik
dan ekonom yang lahir di Angers dan menuntut ilmu di Paris dan Toulouse.20
Dalam kamus politik kedaulatan secara sederhana memiliki makna Hak
Negara untuk melaksanakan kekuasaan penuh atas status kemerdekaanya tanpa
boleh ada campur tangan dari pihak lain terhadap masalah-masalah internal
maupun eksternalnya. Setiap Negara bebas untuk membuat keputusan sendiri.
Namun, kedaulatan tidak berarti bahwa Negara memiliki kebebasan
mutlak dalam bertindak, sebab hubungan antar Negara diatur tersendiri oleh
hukum internasional.
Ahli yang mengemukakan pendapatnya tentang konsep kedaulatan negara yang
selanjutnya melahirkan teori kedaulatan negara.
Jean Bodin ( 1530 – 1595 )
Jean Bodin adalah yang pertama mengemukaan istilah kedaulatan.
Menurut Bodin kekuasaan adalah kekuasaan yang tertinggi, yaitu kekuasaan yang
tidak berasal dan tidak di bawah kekuasan lain, dalam suatu kelompok manusia
merdeka harus ada suatu autoritas ( satu orang dan beberapa orang ) yang
merupakan sumber hukum, tetapi di atas hukum. Dalam hubungan kedaulatan
dengan negara, yaitu sebagai ciri negara, sebagai atribut negara yang
20
www.eumed.net/cursecon/economistas/bodin.html pada 7 januari 2018.
Universitas Sumatera Utara
15
membedakan negara dengan persatuan-persatuan lainya. Bodin berpendapat
hakikat negara terletak pada kedaulatan.21
Kedaulatan menurut George Jellinek adalah kekuatan yang tidak
diturunkan dari sesuatu kekuatan atau kekuasaan lain yang derajatnya lebih tinggi.
Kekuatan asli itu merupakan kekuasaan tertinggi dan diatasnya tidak ada
kekuasaan lain. Negara adalah organisasi yang dilengkapi dengan sesuatu
kekuatan Asli.
1.6.3 Konsep Politik Luar Negeri
Dalam mempelajari politik luar negeri, penegertian dasar yang harus kita
ketahui yaitu politik luar negeri itu pada dasarnya merupakan ―action theory‖,
atau kebijakasanaan suatu negara yang ditujukan ke negara lain untuk mencapai
suatu kepentingan tertentu. Secara pengertian umum, politik luar negeri (foreign
policy) merupakan suatu perangkat formula nilai, sikap, arah serta sasaran untuk
mempertahankan, mengamankan, dan memajukan kepentingan nasional di dalam
percaturan dunia internasional. Suatu komitmen yang pada dasarnya merupakan
strategi dasar untuk mencapai suatu tujuan baik dalam konteks dalam negeri dan
luar negeri serta sekaligus menentukan keterlibatan suatu negara di dalam isu-isu
internasional atau lingkungan sekitarnya.
21
Jean Bodin,Sovereignty,Edward Andrew, Stanford University hlm 89.
Universitas Sumatera Utara
16
Pemahaman konsep ini diperlukan agar kita dapat membedakan antara
politik luar negeri dan politik domestik (dalam negeri). Namun, tidak dapat
dipungkiri pula bahwasanya pembuatan politik luar negeri selalu terkait dengan
konsekwensikonsekwensi yang ada di dalan negeri. Meminjam istilah dari Henry
Kissinger, seorang akademisi sekaligus praktisi politik luar negeri Amerika
Serikat, menyatakan bahwa ―foreign policy begins when domestic policy ends‖.22
Dengan kata lain studi politik luar negeri berada pada intersection antara aspek
dalam negeri suatu negara (domestik) dan aspek internasional (eksternal) dari
kehidupan suatu negara. Karena itu studi politik luar negeri tidak dapat
menisbikan struktur dan proses baik dari sistem internasional (lingkungan
eksternal) maupun dari sistem politik domestik. Dari pernyataan di atas sulit bagi
kita untuk memisahkan antara politik luar negeri dengan politik dalam negeri.
Pemisahan ini hanya dimungkinkan untuk keperluan analisis atau penelitian dalam
Hubungan Internasional.
Politik luar negeri merupakan salah satu bidang kajian studi Hubungan
Internasional. Politik Luar Negeri merupakan suatu studi yang kompleks karena
tidak saja melibatkan aspek-aspek eksternal akan tetapi juga aspek-aspek internal
suatu negara. 23
Negara, sebagai aktor yang melakukan politik luar negeri, tetap
menjadi unit politik utama dalam sistem hubungan internasional, meskipun aktor-
22 Wolfram F. Hanrieder. 1971. Comparative Foreign Policy: Theoretical Essays. New York:
David McKay Co., hal. 22. 23
James N.Rosenau, Gavin Boyd, Kenneth W. Thompson. 1976. World Politics: An Introduction.
New York: The Free Press, hal. 15.
Universitas Sumatera Utara
17
aktor non-negara semakin memainkan peran pentingnya dalam hubungan
internasional.
1.7. Metodologi Penelitian
1.7.1. Jenis Penelitian
Studi ini bertumpu pada penelitian kualitatif. Ada beberapa defenisi
mengenai pendekatan ini,Bodgan dan taylor menjelaskan Bahwa metedologi
kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa
kata kata tertulis atau lisan dari orang orang dan prilaku yang dapat di
amati,dimana metode yang digunakan menekankan pada proses penelusuran
data/informasi hingga di rasakan telah cukup di gunakan untuk membuat suatu
interpretasi.24
1.7.2. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini akan mengumpulkan data dengan cara tinjauan pustaka (
library research). Data yang dikumpulkan adalah data sekunder yang berasal dari
buku, jurnal, artikel, maupun literatur lain yang berhubungan dengan penelitian
ini. Pengumpulan data dilakukan dengan membaca, menganalisis, dan mengutip
dari sumber-sumber yang berkaitan dengan peneltiian ini
24
Sudarwan Danin,2002. Menjadi Peneliti Kualitatif : Ancangan Metodologi Presentasi dan
Publikasi Hasil Penelitian untuk Mahasiswa dan Peneliti Bidang Ilmu-ilmu Sosial,Pendidikan,dan
humaniora.Bandung.hlm.41
Universitas Sumatera Utara
18
1.7.3. Teknik Analisis Data
Teknik analisa data yag digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
analisis data kualitatif, yang menjelaskan dan menganalisis data dengan cara
menggambarkan hasil penelitian melalui sejumlah data yang berhasil
dikumpulkan penulis, kemudian menyajikan hasil dari penelitian tersebut. Dalam
penelitian kualitatif, para peneliti tidak mencari kebenaran dan moralitas tetapi
lebih kepada upaya mencari pemahaman
1.8. Sistematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini diuraikan tentang latar belakang masalah, rumusan
masalah,batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian
serta sistematika penulisan.
BAB II : Hubungan China Taiwan dan China
Bab ini akan menjelaskan tentang bagaimana kronologis awal mula
perpecahan Taiwan dengan China dan menjelaskan bagaimana intervensi china
terhadap kemerdekaan Taiwan.
Universitas Sumatera Utara
19
BAB III : Status Kedaulatan Taiwan
Pada bab ini akan berisi pembahasan atau inti dari penelitian ini yaitu
bagaimana Kedaulatan taiwan,Intervensi china melalui One china Policy dan
Akibatnya terhadap Status Kedaulatan Taiwan
BAB IV : PENUTUP
Bab ini adalah bagian akhir dari penelitian yang berisi kesimpulan yang
diperoleh dari penelitian yang dilakukan.
Universitas Sumatera Utara
20
BAB II
DESKRIPSI PERMASALAHAN TAIWAN DAN CHINA
Gambar 1.1.
Tiongkok telah mengklaim kedaulatan atas Taiwan sejak berakhirnya
perang sipil Cina pada tahun 1949, ketika pemerintah Nasionalis yang kalah
melarikan diri ke pulau itu sementara Komunis, di bawah Mao Zedong, merebut
kekuasaan.
China bersikeras bahwa negara-negara tidak dapat memiliki hubungan
resmi dengan China dan Taiwan, dengan hasil bahwa Taiwan memiliki hubungan
diplomatik formal dengan hanya beberapa negara. AS adalah teman dan pelindung
Taiwan yang paling penting.
Terlepas dari isolasi diplomatiknya, Taiwan telah menjadi salah satu
pedagang besar Asia.Hal ini dianggap telah mencapai keajaiban ekonomi
Universitas Sumatera Utara
21
Beberapa tanggal penting dalam sejarah Taiwan:
1683 - Pulau berada di bawah administrasi dinasti Qing Cina.
1895 - Cina - kalah dalam perang Sino-Jepang pertama - cedes Taiwan ke Jepang.
1945 - Taiwan beralih ke kontrol Cina setelah kekalahan Jepang dalam Perang
Dunia Kedua.
1947 - Pasukan nasionalis menghancurkan kerusuhan di seluruh pulau oleh orang
Taiwan yang tidak puas dengan korupsi resmi, membunuh ribuan orang yang
tidak dikenal. Kejadian ini sekarang dikenal sebagai Insiden 228.
1949 - Pemimpin nasionalis Chiang Kai-shek kehilangan perang saudara terhadap
pasukan Komunis Mao Zedong dan melarikan diri ke Taiwan. Dia memerintah
pulau itu dengan tangan besi sampai kematiannya pada 1975.
1950-an 1960-an - Perkembangan industri yang cepat.
1971 - PBB mengakui Komunis China sebagai satu-satunya pemerintahan di
seluruh negara.Republik Rakyat mengambil alih kursi Dewan Keamanan PBB
China.
1979 - Washington mengalihkan pengakuan diplomatik ke Beijing dari
Taipei. Kongres AS meloloskan UU Hubungan Taiwan yang menjanjikan untuk
membantu pulau itu mempertahankan dirinya.
Universitas Sumatera Utara
22
1987 - Taiwan mengangkat hampir empat dekade darurat militer dan
mempermudah larangan melakukan perjalanan ke Tiongkok.
2000 - Pemilih menempatkan Partai Progresif Demokratik berkuasa untuk
pertama kalinya, mengakhiri lebih dari lima dekade kekuasaan Nasionalis.
2.1. Sejarah Perpecahan Taiwan dan China
China awalnya adalah negara kekaisaran yang diperintah oleh Dinasti
Qing. Namun menyusul timbulnya Revolusi Xinhai, sejak tahun 1911 riwayat
Kekaisaran Cina berakhir & Cina berubah menjadi negara republik dengan Sun
Yat-sen sebagai pemimpinnya. Revolusi tersebut juga membuat situasi dalam
negeri Cina menjadi tidak stabil sebagai akibat dari munculnya panglima-
panglima militer yang menguasai sejumlah daerah di Cina utara & enggan tunduk
kepada pemerintah pusat. Untuk mendapatkan tambahan kekuatan supaya bisa
mengalahkan para panglima militer tersebut, Sun lalu meminta bantuan kepada
negara-negara Barat, namun permintaan bantuannya ditolak.25
Perselisihan dan perang sipil terjadi pada 1930-an dan 1940-an mengenai
struktur fundamental politik Cina. Hal ini akhirnya menyebabkan Tiongkok
terpecah, dengan Cina daratan menjadi Republik Rakyat Tiongkok yang komunis,
sementara para nasionalis demokratik yang kalah pindah ke sebuah pulau di lepas
pantai dan membentuk kembali Republik Cina - yang kita kenal sekarang sebagai
25
Andrade, Tonio (2008) How Taiwan Became Chinese: Dutch, Spanish, and Han Colonization in
the Seventeenth Century. New York: Columbia UP. Print.
Universitas Sumatera Utara
23
Taiwan.
Pada awal abad ke-20, Kekaisaran Cina yang dulu perkasa adalah
bayangan dari dirinya yang dulu. Sebagian besar Cina, terutama pelabuhan
perdagangan penting dan kota-kota besar lainnya, secara efektif dimiliki oleh
kekuatan Barat, seperti Inggris dan Perancis, yang telah mengukir 'lingkaran
pengaruh' dari Cina. Dinasti Qing memerintah hanya dalam nama, dan sebagian
besar pedesaan secara efektif dikendalikan oleh panglima perang lokal. Pada
tahun 1911, nasionalis Cina memaksa kaisar untuk turun tahta dan berusaha
melembagakan Republik Tiongkok. Republik tersendat ketika presidennya, Yu'an
Shikai, berusaha untuk menyatakan dirinya sebagai kaisar dan panglima perang
lokal, semuanya mengabaikan pemerintah pusat.26
Sementara itu, Sun Yat-Sen yang berpendidikan barat perlahan-lahan
membangun gerakan nasionalis dan demokratis di selatan. Ia mendirikan Partai
Nasionalis China, Kuomintang, dan mendirikan pemerintahan nasionalis China
pada tahun 1919. Sun Yat-Sen ingin menyatukan seluruh China menjadi republik
demokratis dan sosialis, dan membuat konsesi kepada Partai Komunis Tiongkok
(didirikan pada 1921) untuk mencoba memasukkan orang Cina dari semua
keyakinan politik di negara barunya.27
26
Lin, Catherine K. (2008) "How ‗Chinese Taipei‘ came about." Taipei Times. Web. April 9, 2018
pukul 23.00 27
Australian Government. "Taiwan Country Brief." Department of Foreign Affairs and Trade.
Web diakses pada 9 April 2018 pukul 23.18.
Universitas Sumatera Utara
24
Namun, setelah kematian Sun pada tahun 1925, pimpinan partai jatuh ke
garis keras nasionalis dan pemimpin Tentara Kuomintang, Chiang Kai-Shek.
Chiang dengan cepat mengkonsolidasikan kekuasaannya atas pemerintahan
Kuomintang dan pada tahun 1928 adalah diktator virtual daerah yang dikuasai
Kuomintang. Chiang membenci komunisme, dan pada tahun 1927 ia memutuskan
hubungan diam-diam antara Kuomintang dan Partai Komunis China. Yang terjadi
selanjutnya adalah satu dekade perang saudara yang berselang-seling, di mana
Chiang bergantian antara memerangi panglima perang lokal dan membasmi
komunis.28
Komunis dipimpin oleh Mao Zedong, seorang komunis dan pustakawan
yang setia dari Beijing yang telah mulai membangun kantung-kantung komunis
bergaya Soviet di pedesaan. Mao mengumpulkan tentara gerilya kecil yang
menyerang kereta api pasokan Kuomintang, pasukan pemandu, dan target
sekunder lainnya. Lebih penting lagi, komunis Mao memperoleh pengikut di
seluruh pedesaan Cina.29
Terlepas dari gerakan mereka yang semakin besar, Kuomintang Angkatan
Darat Chiang Kai-Shek masih jauh lebih besar pada awal 1930-an dan Chiang
tanpa lelah mengejar para gerilya komunis bayangan. Kampanye Chiang yang
terus menerus untuk membasmi komunisme China memaksa Mao memimpin para
28 http://www.taipeitimes.com/News/editorials/archives/2008/08/05/200341944 April 9, 2018
Pukul 02.00 29
Ye, Lang, Zhenggang Fei, and Tianyou Wang (2007) China: Five Thousand Years of History
and Civilization. Kowloon, Hong Kong: City U of Hong Kong hal 89
Universitas Sumatera Utara
25
pengikutnya di Long March yang terkenal pada tahun 1934, ketika sekitar 100.000
anggota partai komunis melarikan diri sekitar 12.500 kilometer. Meskipun
perkiraan bervariasi, hanya di suatu tempat antara 5-20% dari mereka yang pergi
dengan Mao berhasil mencapai tujuan akhir di Provinsi Shaanxi.30
Perjuangan antara komunis Mao dan Kuomintang terganggu oleh agresi
Jepang dari timur. Pada tahun 1931, Jepang menyerang Manchuria dan
mendirikan pemerintahan boneka Cina di bawah kendali Jepang. Pasukan Jepang
mendorong selatan dari Manchuria, mengambil alih wilayah di sepanjang pantai
China. Pada tahun 1937, di bawah tekanan besar dari masyarakat Tiongkok,
Chiang Kai-Shek menginterupsi kampanyenya melawan komunis untuk bertemu
dengan pasukan Jepang yang menyerang. Kaum nasionalis dan komunis bahkan
menandatangani perjanjian untuk berperang bersama melawan Jepang, tetapi
koalisi ini dengan cepat gagal. Jepang terus mendapatkan wilayah di Cina utara
dan timur, dengan kejam memperlakukan orang-orang China yang mereka
pimpin. The Rape of Nanking, misalnya, pada bulan Desember 1937 melihat
tentara Jepang memperkosa, menjarah, membunuh dan menjarah di seluruh
ibukota Cina Nanking selama beberapa minggu. Para sejarawan perkiraan kasar
terbaik mengklaim sekitar seperempat juta orang Tionghoa kehilangan nyawa
30
Ibid 102.
Universitas Sumatera Utara
26
mereka dalam insiden itu, meskipun angka-angka mengenai peristiwa ini
khususnya sangat ditentang.31
2.2 Perang Saudara Kelompok Nasionalis dan Komunis di China
Partai Nasionalis merupakan pelapor terjadinya revolusi di Cina yang
menyebabkan berdirinya Republik Nasionalis Cina. Berdirinya Republik
Nasionalis Cina berarti menandai berakhirnya kekuasaan dinasti manchu yang
lemah dan kolot serta tidak mampu untuk mengatasi imperialisme di Cina. Dan
dengan pemerintahan Republik Nasionalis ini Cina berarti memasuki babak baru
yaitu menuju modernisasi Cina yang bisa disejajarkan dengan bangsa-bangsa lain
terutama bangsa barat.32
Partai Komunis Cina yang berdiri tahun 1921 merupakan bagian dari
komintern di bawah pimpinan Rusia. Setelah itu Rusia banyak mengirimkan
penasehat-penasehatnya ke Cina untuk mengadakan perjanjian dengan kaum
Nasionalis dan membantu Partai Komunis Cina agar bisa diterima keberadaanyya
di Republik Nasionalis Cina. Maka pada tanggal 26 Januari 1923 ditandatangani
perjanjian antara Dr. Sun Yat sen dengan Joffe dari utusan Rusia. Dengan adanya
perjanjian tersebut mulailah terciptanya hubungan baik antara Kuo min Tang di
Kanton dan Rusia.
31
Ibid 134 32
https://en.wikipedia.org/wiki/Chinese_Civil_War April 9, 2018 pukul 23.53
Universitas Sumatera Utara
27
Kemudian Rusia mengirim kembali delegasinya ke Cina yang diwakili
oleh Michael Borodin dan Jenderal Blucher. Borodin oleh Dr. Sun Yat Sen
dipercayakan untuk mengurus masalah-masalah Kuo Min Tang, sedangkan
Jenderal Blucher ditugaskan pada Akademik militer di Whampoa yang didirikan
pada tahun 1924 dibawah pimpinan Chiang Kai Shek.
Dengan masuknya Borodin dan Blucher sebagai tangan kanan Dr. Sun Yat
Sen, pengaruh komunis di Cina mulai menonjol. Hal ini terlihat pada perubahan-
perubahan yang terjadi dalam organisasi Kuo min Tang, yang kemudian
dilanjutkan dengan Kongres Partai nasional pada tahun 1924. Ada 2 keputusan
penting dalam Kongres tersebut adalah sebagai berikut :
1. Diperkenankan masuknya Partai Komunis Cina dalam organisasi Kuo min
Tang yang bertujuan memperkuat unsur-unsur revolusioner dalam negeri
Cina.
2. Menetapkan kembali azas San Min Chu I yang menjadi dasar Partai Kuo
Min Tang.33
Salah seorang pemimpin Partai Komunis Cina yang masuk ke dalam Kuo
Min tang adalah Mao Tze Tung yang diangkat menjadi ketua panitia propaganda
dari partai baru. Perjanjian yang dibuat antara Dr. Sun Yat Sen - Rusia
33
China : five thousand years of history and civilization Lang Ye; Zhenggang Fei; Tianyou
Wang vol.3
Universitas Sumatera Utara
28
menimbulkan kekawatiran negara-negara besar seperti Amerika Serikat, Inggris
dan Perancis.
Karena perjanjian tersebut merupakan perjanjian politik pertama yang
ditandatangani oleh seorang pemimpin Cina Nasionalis dengan negara lain yaitu
Komunis Rusia. Kerjasama tersebut tidak berlangsung lama, sebab Dr. Sun Yat
sen keburu meninggal pada tahun 1925.
Sementara di kanton, Chiang Kai Shek sebagai pengganti Dr. Sun Yat Sen
semakin tidak suka terhadap penasehat-penasehat Rusia dan kaum komunis Cina.
Ia beranggapan bahwa komunis dapat membahayakan persatuan nasional Cina.
Untuk itu pada tahun 1926, Chiang kai Shek memberlakukan UU Perang dan
melakukan penangkapan terhadap penasehat-penasehat Rusia dan wakil-wakil
partai komunis. Hal ini dilakukan oleh Chiang Kai Shek setelah itu mengetahui
bahwa tujuan masuknya komunis ke Cina adalah untuk menghancurkan kaum
Nasionalis.34
Tindakan ini sebagai bentrokan pertama antara Chiang Kai Shek atau
Partai Nasionalis dengan Partai Komunis Cina. Apalagi pada tahu 1927
pemerintah Nasionalis Cina memulangkan Borodin dan Blucher ke Rusia dan hal
ini juga menyulut terjadinya perpecahan antara kaum nasionalis dan kaum
komunis
34
Winkler, Sigrid (2012) "Taiwan's UN Dilemma: To Be or Not to Be." Brookings. The
Brookings Institution, 2012.
Universitas Sumatera Utara
29
Sejak saat itu pertentangan dan permusuhan antara nasionalis dan komunis
semakin mendalam, sehingga perang saudarapun tidak dapat dielakan lagi. Dan
untuk beberapa saat perang saudara dapat dihentikan, hal disebabkan adanya
penyerangan tentara Jepang ke Cina Utara. Dengan penyerangan tersebut
menimbulkan terjadinya persatuan nasionalis antara kaum nasionalis dengan
kaum komunis yang sepakat untuk melakukan perlawanan dan pengusiran tentara
jepang dari wilayah Cina.
Selama Perang Dunia II mereka bersatu, tetapi pada hakekatnya persatuan
ini hanya bentuk luarnya saja, karena diri dalam mereka saling berusaha untuk
melenyapkan lawannya. Setelah Jepang menyerah dan berakhirnya Perang Dunia
II, habislah persatuan palsu antara Nasionalis dan Komunis.
Perang Nasionalis dan Komunis atau perang saudara timbul kembali pada
tahun 1946, setelah mereka bersama-sama melakukan peperangan melawan
Jepang (Perang Cina - Jepang). Adapun faktor-faktor yang menyebabkan
terjadinya perang saudara antara lain :
1. Adanya saling curiga mencurigai yang selalu berebut pengaruh dan
kekuasaan di wilayah Cina.
Universitas Sumatera Utara
30
2. Adanya perintah Chiang Kai Shek untuk tidak mengakui keberadaan Partai
Komunis Cina.35
Menurut pendapat Soebantardjo dikatakan bahwa sebab khusus perang
saudara ini ialah perintah Chiang kai Shek bahwa tentara Jepang tidak boleh
kepada siapapun kecuali kepada pemerintah Chungking dan tentara Jepang
sebelum itu harus tetap pada tempatnya masing-masing untuk menjaga keamanan
dan ketertiban.36
Perintah Chiang Kai Shek ini merupakan penghinaan terhadap komunis,
dan hal ini yang menjadi sebab khusus terjadinya perang saudara antara
Nasionalis dan Komunis.
Upaya perdamaian keduanya sudah lama dilakukan oleh Amerika Serikat,
baik pada masa pemerintahan Roosevelt sampai masa pemerintahan Trumans,
namun semua usahanya itu akhirnya sia-sia.
Dalam perang saudara ini tentara Nasionalis mengalami kekalahan terus-
menerus, meskipun mandapat bantuan dari Amerika Serikat baik ekonomi
maupun militer. Kekalahan tentara Nasionalis ini disebabkan oleh :
1. Korupsi besar-besaran yang dilakukan oleh para pemimpin Nasionalis
terhadap bantuan AS.
35
Bianco, Lucien, and Muriel Bell (1971) Origins of the Chinese Revolution, 1915-1949.
Stanford: Calif., Stanford UP; London, Oxford UP. 36
Soebantardjo, 1960, Sari Sejarah: Asia Australlia Jilid I, Yogyakarta. Hal 54
Universitas Sumatera Utara
31
2. Rasa tidak puas dikalangan tentara Nasionalis, sehingga mereka mudah
dipengaruhi oleh propaganda komunis.
3. Chiang Kai Shek tidak memupuk kekuatan sendiri, tetapi hanya
menyadarkan diri kepada Amerika Serikat.
4. Penghentian bantuan AS, karena dipandang tidah bermanfaat lagi.
Sedangkan kemenangan yang diperoleh tentara Komunis disebabkan oleh :
1. Bantuan Rusia sejak awal berdirinya Partai Komunis Cina, apalagi setelah
Rusia memperoleh tuntutannya dari Jepang dimana Manchurai dan seluruh
senjata jepang diserahkan kepada Rusia. Kemudian oleh Rusia diserahkan
kepada tentara Komunis Cina. Sehingga kaum komunis Cina lebih kuat.
Begitu juga dengan kedudukan Rusia di Cina menjadi lebih kuat.
2. Dalam kalangan Komunis korupsi diberantas dengan kejam, sehingga
pemerintahan menjadi kuat.
3. Komunis membagi-bagikan tanah kepada para petani, dan hal ini
menimbulkan semangat berperang bagi para petani.
Akhirnya seluruh Cina dapat dikuasai oleh Komunis dan pada tanggal 1 Oktober
1949, Mao Tze Tung memproklamsikan berdirinya Republik Rakyat Cina dengan
Universitas Sumatera Utara
32
ibu kotanya Peking. Sementara Chiang Kai Shek dengan pendukungnya pindah ke
Taiwan.37
2.3 Kondisi Pasca Perang China dan Taiwan
Sejak bulan Januari 1946, pembicaraan damai antara perwakilan PKC &
KMT sebenarnya sudah dilakukan dengan difasilitasi oleh AS. Namun dalam
realitanya, pembicaraan damai hanya berhasil menunda perang sipil untuk
sementara waktu. Perang akhirnya benar-benar meletus setelah pada bulan Juli
1946, pasukan KMT yang berjumlah 1,6 juta personil melancarkan serangan
besar-besaran ke wilayah kekuasaan PKC. Sadar kalau jumlah personil &
persenjataan yang dimilikinya tidak sebaik pihak lawan, pasukan PKC pun
memilih untuk mundur jika pasukan KMT yang maju terlampau banyak untuk
dibendung. Di 1 sisi taktik tersebut membuat jumlah korban tewas di pihak PKC
tidak terlampau banyak, namun di sisi lain taktik tersebut membuat pasukan KMT
bisa menaklukkan wilayah-wilayah kekuasaan PKC dengan mudah.38
Fokus utama dari pasukan KMT saat melakukan invasi adalah kota-kota
besar di Cina utara & Manchuria. Bulan Maret 1947, pasukan KMT berhasil
merebut ibukota Yan'an yang sudah ditinggalkan penghuninya. Sukses menguasai
ibukota negara bentukan kelompok rivalnya, perang sipil nampaknya akan segera
berakhir dengan kemenangan pihak KMT. Namun waktu membuktikan kalau
37
Sukisman WD. 1987, SejarahCina Kontemporer Jilid I dan II; PT Prdnya Paramita,
Jakarta.hal.54 38
Riadi Sugeng. 1991, Kapita Selekta Sejarah Cina; Virginia Press, Jakarta. Hal 67
Universitas Sumatera Utara
33
perang sipil masih jauh dari kata berakhir. Karena KMT hanya fokus melakukan
invasi militer untuk menguasai kota-kota besar, maka pasukan PKC bisa
mengungsi ke daerah pelosok & pedesaan sambil mengumpulkan simpatisan baru
di sana. Upaya PKC untuk mendapatkan simpatisan baru semakin mudah karena
semakin hari semakin banyak rakyat Cina yang membenci tindakan para petinggi
KMT yang memanipulasi perekonomian negara untuk memperkaya diri.39
Akhir Juni 1947, pasukan PKC melakukan serangan serempak ke Cina
tengah, timur, & utara. Tahun berganti, KMT berusaha melakukan reformasi
internal untuk memperkuat dirinya, namun reformasi tersebut gagal terlaksana
dengan baik sebagai akibat dari maraknya aktivitas korupsi pegawai KMT &
memburuknya kondisi militer KMT di Manchuria serta Cina utara. Krisis yang
menimpa KMT tidak disia-siakan oleh PKC. Bulan Januari 1949, kota Beiping
(sekarang bernama Beijing) berhasil direbut oleh pasukan PKC tanpa
pertumpahan darah. Memasuki bulan April, giliran kota Nanking yang jatuh ke
tangan pasukan PKC. Rentetan keberhasilan tersebut lantas dimanfaatkan Mao
Zedong untuk memproklamasikan berdirinya Republik Rakyat Cina (RRC) pada
tanggal 1 Oktober 1949 dengan Beiping sebagai ibukotanya.
Semakin runyamnya kondisi di medan konflik memaksa KMT beberapa
kali memindahkan pusat pemerintahannya. Semakin lama, lokasi dari pusat
pemerintahan KMT semakin bergeser ke selatan. Bulan Desember 1949, para
39
Ibid 81
Universitas Sumatera Utara
34
anggota KMT yang masih tersisa akhirnya mengungsi ke Pulau Taiwan / Formosa
yang terletak di sebelah tenggara Cina daratan. Upaya pasukan RRC untuk
merebut pulau tersebut gagal terwujud setelah pergerakan mereka berhasil
dibendung oleh sisa-sisa pasukan KMT di Pulau Quemoy yang terletak di antara
Cina daratan & Pulau Taiwan. Gagal merebut Taiwan, pasukan PKC akhirnya
memilih untuk melanjutkan penaklukannya ke pulau-pulau lain di daerah Cina
selatan - salah satunya Pulau Hainan - pada tahun 1950.40
Perang sipil Cina merupakan salah satu konflik modern paling berdarah
yang pernah dikenal oleh manusia. Jumlah korban tewas akibat perang sipil fase I
& fase III jika ditotal bisa mencapai 5 juta jiwa. Jumlah tersebut bahkan bisa lebih
tinggi lagi jika jumlah korban tewas dari perang sipil fase II ikut dimasukkan.
Namun, perang sipil pada fase II kadang dianggap sebagai perang yang terpisah
karena adanya keterlibatan Jepang yang notabene sama-sama dimusuhi oleh pihak
KMT & PKC. Keberhasilan PKC memenangkan perang sipil di Cina daratan
lantas diikuti dengan eksodus massal jutaan penduduk Cina keluar negeri, salah
satunya ke Hong Kong yang saat itu masih dikuasai oleh Inggris.
Sebagai langkah awal untuk membangun kembali wilayah Cina yang
porak-poranda akibat perang sipil, Mao Zedong selaku pemimpin pertama RRC
memerintahkan pembagian tanah kepada para petani miskin & menganjurkan
mereka untuk membentuk serikat petani kolektif. Untuk mendorong pertumbuhan
40
Ibid 102
Universitas Sumatera Utara
35
sektor industri, Mao melakukan nasionalisasi massal perusahaan-perusahaan
swasta & mencanangkan program pembangunan nasional yang didukung oleh Uni
Soviet. Namun sebagai akibat dari salah perhitungan & tidak stabilnya kondisi
sosial politik dalam negeri, kondisi sosial ekonomi RRC tidak mengalami
perkembangan mencolok hingga puluhan tahun berikutnya. Perekonomian RRC
baru mengalami pertumbuhan pesat setelah pada dekade 80-an, Deng Xiaoping
selaku pemimpin baru RRC menjalankan sistem pasar bebas & mengundang
investor asing untuk berbisnis di wilayah RRC.
Secara resmi, perang sipil Cina sebenarnya masih berlangsung hingga
sekarang karena tidak adanya kesepakatan damai yang permanen antara kedua
belah pihak. Rezim KMT yang berlokasi di Taiwan mengklaim kalau seluruh
wilayah Cina daratan termasuk ke dalam wilayahnya & yang memerintah di Pulau
Taiwan adalah pemerintahan yang sedang berada dalam pengasingan (government
in exile). Namun dalam realitanya, kekuasaan dari rezim KMT hanya terbatas di
Pulau Taiwan & pulau-pulau kecil di sekitarnya. Di pihak yang berseberangan,
pemerintah RRC juga mengklaim Taiwan sebagai wilayahnya & menganggap
kalau pemerintahan yang berkuasa di Taiwan adalah pemerintahan ilegal.
Pemerintah RRC bahkan mengancam akan memutuskan hubungan diplomatik
kepada negara manapun yang mengakui Taiwan sebagai negara berdaulat.
Menyusul keberhasilan pasukan komunis menguasai seluruh wilayah Cina
daratan, para pengamat internasional berpikir kalau jatuhnya Taiwan ke tangan
Universitas Sumatera Utara
36
rezim komunis Cina hanyalah masalah waktu saja. Namun menyusul
pecahnya Perang Koreadi tahun 1950, AS mulai menaruh perhatian lebih terhadap
perkembangan terbaru konflik RRC-Taiwan karena AS tidak ingin seluruh Asia
Timur dikuasai oleh pihak komunis. Maka, pada tahun yang sama AS pun
mengirimkan armada militernya ke Selat Taiwan untuk mencegah angkatan laut
RRC & Taiwan terlibat kontak senjata satu sama lain. Untuk meningkatkan
kemandirian militer Taiwan, AS juga giat melakukan penjualan alutsista ke pihak
Taiwan hingga sekarang. Tindakan yang pada gilirannya mengudang protes dari
pihak RRC.41
2.4. Budaya Taiwan
Untuk berpikir tentang konsep identitas Taiwan, harus terlebih dahulu
memahami dasar-dasar sejarah pulau yang penuh gejolak. Hubungan antara semua
kelompok sosial yang ada di Taiwan (baik dulu maupun sekarang) telah
membentuk yang unik budaya dan identitas, dan harus disajikan sebelum
membahas bahasa Taiwan modern identitas sosial Taiwan dimulai dengan
kelompok pribumi keturunan terutama Austronesia.
Ada perdebatan yang sedang berlangsung untuk asal muasal yang tepat
dari kelompok-kelompok ini (yang akan di jelaskan implikasi politiknya ), tetapi
41
Ch‘en Jerome, (eb) 1970, Studies in The Social History China and South East Asia; Cambridge
University London.
Universitas Sumatera Utara
37
sebagian besar antropolog setuju bahwa suku Aborigin dating ke Taiwan dari lebih
dari satu lokasi dan menetap di seluruh pulau.42
Saat ini pemerintah Taiwan secara resmi mengakui enam belas berbeda
suku: The Hla'alua, Kanakanavu, Amis, Atayal, Bunun, Kavalan, Paiwan,
Puyuma, Rukai, Saisiat, Sakizaya, Seediq, Thao, Truku, Tsou, dan Yami . Namun,
ada banyak suku lain yang telah mati, bergabung dengan di atas suku, atau
dipaksa untuk berasimilasi oleh kekuatan eksternal yang mengambil kendali atas
Taiwan sepanjang sejarahnya. Selain itu, setidaknya ada tujuh suku-suku yang ada
(dalam arti mereka memiliki anggota yang mendorong untuk resmi pengakuan)
yang diakui sebagai bagian dari suku-suku yang disebutkan di atas atau bukan saat
ini diakui oleh pemerintah Taiwan.43
Saat ini Cai Yingwen, anggota Partai Progresif Demokrat Taiwan (DPP),
adalah presiden, dan kebijakan dan cita-citanya sejalan dengan mayoritas populasi
yang memilihnya, yaitu cita-cita yang mencerminkan identitas nasional Taiwan
dan menyerukan kemerdekaan.
Namun, rezim yang saat ini sedang berjalan mereka menguasai Taiwan
telah dan sangat mempengaruhi konsep Taiwan saat ini dalam identitas
nasional. Identitas ini beragam dan dicirikan oleh sejarah bangsa
perbedaan. Dengan mengingat sejarah dan keragaman ini, sangat terlihat jelas
42
Jill Manthorpe, Depression in later life, 2005, Jessica Kingsley Publishers hal 65. 43
Yip, June (2004). Membayangkan Taiwan: Fiksi, Bioskop, dan Bangsa dalam Imajinasi
Kebudayaan . Durham, NC dan London: Duke University Press hal 54
Universitas Sumatera Utara
38
bahwa identitas Taiwan telah dipengaruhi oleh budaya Aborigin, Pengaruh
kolonialisasi dan hubungan modern dengan Cina.44
Ketika mencoba untuk memahami identitas budaya Taiwan, ide-ide yang
sering ditemukan di akademisi tentang imperialisme budaya dan dampak negatif
dari globalisasi sepertinya tidak pernah sejalan dengan apa yang di pahami tentang
Taiwan. Seperti John Tomlinson menulis, "Identitas budaya‖, ketika dipahami
dengan benar, identitas budaya lama kelamaan akan menurun dengan hadirnya
globalisasi.45
Bahasa resmi Taiwan adalah Mandarin Cina, tetapi karena banyak orang
Taiwan keturunan selatan Fujian, Min-nan (dialek Min Selatan, atau Holo) juga
banyak digunakan. Kelompok-kelompok kecil orang Hakka dan pribumi juga
mempertahankan bahasa mereka sendiri. Banyak orang lanjut usia juga dapat
berbicara bahasa Jepang, karena mereka menjadi sasaran pendidikan Jepang
sebelum Taiwan dikembalikan ke pemerintahan China pada tahun 1945 setelah
pendudukan Jepang yang berlangsung selama setengah abad. Bahasa asing yang
paling populer di Taiwan adalah bahasa Inggris, yang merupakan bagian dari
kurikulum sekolah biasa.46
44
Dr Ludwig Riess ― Geschichte der Insel Formosa‖ , published in Mitteilungen der Deutsches
Gesellschaft ,Tokyo (1897) hal 86. 45
John Tomlinson, Globalization and Cultur, University of Chicago Press hal 234.
46
https://www.commisceo-global.com/resources/country-guides/taiwan-guide diakses pada 15
April pukul 22.07
Universitas Sumatera Utara
39
Penduduk Taiwan kebanyakan adalah Han Cina yang lahir di daratan atau
memiliki leluhur. Mereka dibagi menjadi tiga kelompok berdasarkan dialek
bahasa Cina yang mereka gunakan: Taiwan, Hakka, dan Mandarin. Taiwan juga
memiliki populasi penduduk asli yang berjumlah sekitar 2 persen dari total
penduduk.
Kebanyakan orang di Taiwan memiliki nilai-nilai tradisional berdasarkan
etika Konfusian; namun, tekanan dari industrialisasi sekarang menantang nilai-
nilai ini. Namun, beberapa nilai tradisional tetap kuat, termasuk kesalehan
terhadap orang tua, pemujaan leluhur, penekanan kuat pada pendidikan dan
pekerjaan, dan pentingnya "wajah." Sejak industrialisasi, wanita menikmati
kebebasan yang lebih besar dan status sosial yang lebih tinggi, kreativitas individu
dianggap sama pentingnya dengan penyesuaian sosial dan memperoleh barang-
barang material dan pengakuan menjadi semakin penting.
Beberapa ketegangan ada di antara kelompok-kelompok sosial. Mayoritas
orang di Taiwan berasal dari atau memiliki leluhur yang berasal dari Cina daratan
sebelum tahun 1949. Mereka dikenal sebagai orang Taiwan dan menikmati
standar hidup tertinggi di Taiwan. Karena kekayaan dan jumlah mereka, mereka
juga memiliki pengaruh terbesar pada masalah ekonomi dan politik.
Orang-orang Daratan adalah orang-orang yang tiba di Taiwan setelah Cina
daratan jatuh ke tangan Komunis pada tahun 1949. Banyak orang Daratan yang
bekerja untuk pemerintah. Ketegangan antara Taiwan dan Daratan telah berkurang
Universitas Sumatera Utara
40
secara substansial. Penduduk asli, yang tinggal terutama di desa-desa pedesaan,
adalah kelompok sosial paling istimewa di Taiwan.47
2.5. Sistem Politik Taiwan
2.5.1 Konstitusi
Konstitusi ROC didasarkan pada Tiga Prinsip Rakyat Dr Sun Yat-sen:
Nasionalisme, Demokrasi, dan Penghidupan Masyarakat. Prinsip Nasionalisme
tidak hanya mencakup perlakuan yang sama dan status internasional yang
berdaulat untuk negara, tetapi juga persamaan di antara semua kelompok etnis di
negara ini. Prinsip Demokrasi menjamin setiap individu hak atas kebebasan
politik dan sipil. 48
Prinsip Penghidupan Rakyat menyatakan bahwa kekuasaan
yang diberikan kepada pemerintah pada akhirnya harus melayani kesejahteraan
rakyat dengan membangun ekonomi yang kuat dan makmur serta masyarakat
yang adil dan adil.49
Konstitusi ROC menggambarkan hak, tugas, dan kebebasan rakyat; arah
keseluruhan untuk kebijakan politik, ekonomi, dan sosial; dan organisasi dan
struktur pemerintah. Dimodelkan setelah konsep konstitusional AS, itu menjamin
berbagai hak seperti kesetaraan, pekerjaan, mata pencaharian dan properti, serta
47
https://www.commisceo-global.com/resources/country-guides/taiwan-guide diakses pada 16
April 2018 pukul 01.35. 48
Byers, supra note 78, at 122 (discussing "legitimizing and constraining effects that the
international legal system has on applications of state power") 49
http://www.asianinfo.org/asianinfo/taiwan/pro-politics.htm diakses pada 16 April 2018 pukul
03.23
Universitas Sumatera Utara
41
kekuatan politik pemilihan, penarikan, inisiatif dan referendum. Sebagai
imbalannya, orang-orang wajib membayar pajak dan melakukan dinas militer
sebagaimana ditentukan oleh hukum. Menerima pendidikan dianggap sebagai hak
dan kewajiban rakyat.
Konstitusi ROC secara khusus menjamin kebebasan berbicara, tinggal,
bepergian, berkumpul, komunikasi rahasia, agama dan asosiasi. Hak-hak dan
kebebasan lain, bahkan jika tidak disebutkan dalam Konstitusi, masih dilindungi,
asalkan tidak melanggar tatanan sosial atau kepentingan publik. Semua tindakan
yang diambil oleh negara terhadap warga negara - seperti penangkapan,
pengadilan dan hukuman - harus dilakukan secara ketat sesuai dengan prosedur
hukum. Jika pemerintah melanggar hak asasi manusia seseorang saat memproses
sebuah kasus, korban berhak mendapat kompensasi oleh Negara.50
Konstitusi ROC, yang diumumkan pada tanggal 1 Januari 1947, tidak
mulai melayani tujuan yang dimaksudkan sebagai dasar untuk pemerintahan
demokratis dan supremasi hukum sampai setelah 1987, ketika darurat militer
dicabut di Taiwan. Sejak itu, ia telah mengalami tujuh putaran revisi — pada
50
Harry Harding, China‘s Second Revolution: Reform After Mao (Washington, D.C.: Brookings
Institution Press, 1987).
Universitas Sumatera Utara
42
tahun 1991, 1992, 1994, 1997, 1999, 2000 dan 2005 — untuk membuatnya lebih
relevan dengan kondisi negara saat ini.51
Salah satu konsekuensi penting dari amandemen ini adalah bahwa sejak
1991, pemerintah ROC telah mengakui bahwa yurisdiksinya hanya menjangkau
wilayah yang dikuasainya. Oleh karena itu, presiden dan legislator ROC dipilih
oleh dan bertanggung jawab kepada orang-orang di daerah-daerah tersebut saja.
Sesuai dengan amandemen konstitusional yang diumumkan pada bulan
Juni 2005, jumlah kursi di Legislative Yuan dibelah dua dari 225 menjadi 113 dan
persyaratan para legislator ditingkatkan dari tiga hingga empat tahun. Di bawah
sistem pemilihan legislatif yang baru, setiap distrik pemilihan hanya memilih satu
kursi. Setiap pemilih memberikan dua surat suara - satu untuk distrik dan yang
lainnya untuk kursi yang besar.Kekuatan untuk meratifikasi amandemen
konstitusi sekarang dilakukan oleh warga ROC melalui referendum.52
2.5.2 Tingkat Pemerintahan
Pemerintah nasional terdiri dari presiden dan lima cabang utama, atau
yuan. Pemerintah daerah saat ini termasuk enam kotamadya khusus, 13 kabupaten
dan tiga kotamadya otonom dengan status hierarkis yang sama dengan
kabupaten. Mulai tahun 2014, semua kepala dan wakil pemerintah lokal secara
51
Tanasaldy,Taufiq, Hubungan Internasional Taiwan : Penentu Kebijakan dan Studi Kasus
,yayasan pustakan obror indonesia,Yogyakarta.hlm 54. 52
https://taiwan.gov.tw/content_4.php diakses pada 16 April 2018 pukul 03.06
Universitas Sumatera Utara
43
populer dipilih secara bersamaan di kota dan kabupaten di Taiwan setiap empat
tahun.
Kota-kota khusus adalah entitas administratif tingkat atas yang berada di
bawah yurisdiksi langsung pemerintah pusat. Status membawa dengan itu akses
ke pendanaan yang lebih besar dan kesempatan untuk mendirikan agensi
tambahan dan mempekerjakan lebih banyak pegawai negeri. Keenam kotamadya
khusus, dalam urutan populasi, New Taipei, Kaohsiung, Taichung, Taipei,
Taoyuan dan kota-kota Tainan.53
2.5.3 Sistem Pemilihan Presiden
Presiden dan wakil presiden dipilih secara langsung, menjabat selama
empat tahun dan dapat dipilih kembali untuk satu periode tambahan.Presiden
adalah kepala negara dan panglima angkatan bersenjata, mewakili negara dalam
hubungan luar negeri, dan diberdayakan untuk menunjuk kepala empat cabang
pemerintah, termasuk perdana menteri, yang memimpin Eksekutif Yuan (Kabinet)
dan harus melapor secara teratur ke Legislatif Yuan (Legislatif). Para kepala
kementerian, komisi dan agen di bawah Eksekutif Yuan ditunjuk oleh perdana
menteri dan membentuk Dewan Yuan Eksekutif. Untuk meningkatkan efektivitas
administrasi, Eksekutif Yuan sedang melakukan restrukturisasi untuk mengurangi
jumlah organisasi tingkat Kabinet dari 37 menjadi 29.
53 Tanasaldy,Taufiq, Hubungan Internasional Taiwan : Penentu Kebijakan dan Studi Kasus
,yayasan pustakan obror indonesia,Yogyakarta.hlm 56-57.
Universitas Sumatera Utara
44
Setelah reorganisasi, yang dimulai pada awal 2012, Eksekutif Yuan akan
terdiri dari 14 kementerian, delapan dewan, tiga lembaga independen dan empat
organisasi lainnya. Di bawah Konstitusi ROC, baik penunjukan presiden perdana
menteri maupun penunjukan perdana menteri tunduk pada konfirmasi legislative.
Penunjukan Presiden dari anggota Penguasa Yuan dan Pemeriksaan Yuan, serta
hakim-hakim Yudisial Yuan, harus dikonfirmasikan oleh Legislatif. Para anggota
parlemen memilih presiden Legislatif, atau pembicara, dari antara jajaran
mereka.54
2.5.4 Pemerintah Pusat
Struktur pemerintahan ROC memiliki sistem horizontal checks and
balances di mana lima cabang tertinggi pemerintah pusat mengelola
negara. Kelima cabang ini adalah Eksekutif Yuan, Yuan Legislatif, Yudisial Yuan,
Pemeriksaan Yuan, dan Kontrol Yuan.55
Presiden Republik Cina adalah wakil tertinggi bangsa. Di masa lalu,
Majelis Nasional memilih presiden; Namun, sejak Maret 1996, rakyat Taiwan
telah memilih langsung presiden dan wakil presiden. Presiden Chen Chui-bian
dan Wakil Presiden Lu Hsiu-lien adalah kepala negara saat ini untuk Republik
Tiongkok.
54 http://www.asianinfo.org/asianinfo/taiwan/pro-politics.htm diakses pada 16 April 2018 pukul
19.07 55
Harry Harding, China‘s Second Revolution: Reform After Mao (Washington, D.C.: Brookings
Institution Press, 1987).
Universitas Sumatera Utara
45
Presiden Republik China dapat memegang jabatannya selama maksimal
dua periode empat tahun berturut-turut. Sebagai kepala negara, presiden mewakili
negara dalam semua hubungan luar negeri dan fungsi negara; lebih jauh lagi,
semua tindakan negara dilakukan atas namanya. Tugas presiden termasuk
memerintah pasukan darat, laut, dan udara;memberlakukan hukum dan
dekrit; menyatakan darurat militer, tunduk pada konfirmasi oleh Legislatif
Yuan; menyimpulkan perjanjian; menyatakan wawr dan
berdamai; menyelenggarakan Majelis Nasional; pemberian amnesti dan
pergantian;mengangkat dan memindahkan pejabat sipil dan perwira militer; dan
menganugerahkan penghargaan dan dekorasi. Semua wewenang yang dilakukan
oleh presiden banyak dilakukan sesuai dengan ketentuan Konstitusi dan undang-
undang terkait lainnya.
Setelah enam amandemen konstitusi yang dibuat antara April 1991 dan
2000, Majelis Nasional sekarang menjadi badan non-berdiri yang fungsinya
sebagian besar telah dialihkan ke Yuan Legislatif. Sesuai dengan hukum yang
disahkan oleh Legislatif Yuan, 300 delegasi Majelis Nasional sekarang dipilih
oleh partai politik atas dasar perwakilan proporsional. Beberapa kekuatan yang
dipertahankan oleh badan termasuk voting pada amandemen konstitusi,
impeachment presiden atau perubahan batas-batas nasional, seperti yang
diusulkan oleh Legislatif Yuan. Ini adalah kekuatan lama, seperti mendengar
laporan tentang negara negara oleh presiden setiap tahun dan menyetujui nominasi
Universitas Sumatera Utara
46
presiden untuk hakim agung dan kepala Pemeriksaan dan Kontrol Yuan,
semuanya telah dialihkan ke Yuan Legislatif.56
Kabinet ROC dipimpin oleh perdana menteri dan terdiri dari berbagai
menteri dan ketua komisi di bawah Eksekutif Yuan.Organisasi bawahan di bawah
Eksekutif Yuan termasuk Dewan Eksekutif Yuan; delapan kementerian (interior,
urusan luar negeri, pertahanan nasional, keuangan, pendidikan, keadilan, urusan
ekonomi, dan transportasi dan komunikasi; Komisi Urusan Mongolia dan Tibet,
Komisi Urusan Luar Negeri Cina, Direktorat Jenderal Anggaran, Akuntansi dan
Statistik, dan Pemerintah Kantor Informasi, dan organisasi bawahan lainnya,
seperti departemen, komisi, dewan, administrasi, dan komite ad hoc.
The Legislative Yuan adalah badan legislatif tertinggi negara, yang terdiri
dari wakil-wakil yang dipilih secara populer yang melayani selama tiga tahun dan
memenuhi syarat untuk dipilih kembali. 255 anggota Legislatif Yuan Kelima
dipilih pada bulan Desember 2001. Kekuasaan Yuan Legislatif, yang hanya
dilaksanakan atas nama rakyat, termasuk mengkonfirmasikan perintah darurat
yang dibuat oleh presiden ROC; mendengar laporan tentang administrasi, revisi
kebijakan pemerintah, dan laporan tentang negara negara oleh presiden setiap
tahun; memeriksa tagihan anggaran dan laporan audit; mempraktekkan hak atas
persetujuan atas penunjukan presiden Kontrol, Pemeriksaan, dan Yudisial
Yuan; mengusulkan amandemen terhadap Konstitusi ROC; menyelesaikan
56 http://www.asianinfo.org/asianinfo/taiwan/pro-politics.htm diakses pada 16 April 2018 pukul
21.24.
Universitas Sumatera Utara
47
sengketa tentang pemerintahan sendiri; memulai proses impeachment terhadap
presiden dan wakil presiden ROC; dan mengawasi pengoperasian Eksekutif
Yuan.57
Yudisial Yuan adalah badan peradilan tertinggi negara, dengan Dewan
Hakim Agung sebagai badan utamanya. Dewan Tujuh Hakim Agung terdiri dari
15 hakim agung, termasuk presiden dan wakil presiden Yudisial Yuan. Hakim
agung ditunjuk oleh presiden ROC dan dikonfirmasi oleh Legislative Yuan. Unit
bawahan dari Yuan Yudisial termasuk Mahkamah Agung, pengadilan tinggi,
pengadilan distrik, Mahkamah Agung Administrasi, Pengadilan Tinggi
Administrasi, dan Komisi tentang Sanksi Disiplin Fungsional Publik. Selain
melaksanakan pengawasan administratif sistem pengadilan Taiwan, Yuan Yudisial
juga menegakkan independensi peradilan dari cabang pemerintahan lainnya sesuai
dengan Konstitusi.
Pemeriksaan Yuan bertanggung jawab atas pemeriksaan, pekerjaan, dan
manajemen semua pegawai layanan sipil di Republik Tiongkok. Ini terdiri dari
seorang presiden dan 19 anggota, semua yang ditunjuk untuk masa jabatan enam
tahun oleh presiden ROC dan dikonfirmasi oleh Yuan Legislatif. Selain
mengawasi ujian, Pemeriksaan Yuan mengatur penyaringan kualifikasi, jaminan
kepemilikan, bantuan uang dalam kasus kematian, pensiun pegawai negeri; dan
semua masalah hukum yang berkaitan dengan pekerjaan, kepulangan, evaluasi
57 Robert Suettinger, Beyond Tiananmen: The Politics of Taiwan.-China Relations 1989-2000
(Washington, D.C.: Brookings Institution Press, 2003).
Universitas Sumatera Utara
48
kinerja, skala gaji, promosi, transfer, pujian, dan penghargaan pegawai
negeri. Sistem pemeriksaan yang digunakan di Taiwan berlaku untuk semua
pegawai negeri yang ditunjuk dan dipilih, serta untuk profesional dan teknisi
khusus yang disewa oleh pemerintah baik lokal maupun dari luar negeri.
Control Yuan bertanggung jawab untuk mengoreksi pejabat pemerintah di
semua level dan memantau pemerintah melalui kekuatan impeachment, censure,
dan audit. 24 anggota Pengendali Yuan, termasuk presiden dan wakil presidennya,
ditunjuk untuk masa jabatan enam tahun oleh presiden ROC dan dikonfirmasi
oleh Legislatif Yuan. Tidak diperbolehkan untuk memegang jabatan publik
lainnya, terlibat dalam profesi lain, atau memiliki afiliasi partai politik. Control
Yuan menjalankan kekuatan auditnya melalui Kementerian Audit, yang
bertanggung jawab untuk mengaudit semua pengeluaran pemerintah di tingkat
pusat, provinsi, kotamadya, kabupaten dan kota.58
58
http://www.asianinfo.org/asianinfo/taiwan/pro-politics.htm diakses pada 16 April 2018 pukul
21.54.
Universitas Sumatera Utara
49
BAB III
STATUS KEDAULATAN NEGARA TAIWAN
Pertanyaan tentang kedaulatan dan status Taiwan pada umumnya
membangkitkan beberapa pertanayan, apakah Taiwan memenuhi kriteria
kenegaraan atau sesuatu yang sangat dekat dengan status negara dalam sistem
internasional dan khususnya dalam hukum internasional? Di sini locus classicus
adalah dokumen tua yang berdebu yang disebut Konvensi Montevideo yang
menyatakan apa yang kebanyakan orang anggap sebagai standar di bawah hukum
kebiasaan internasional. Apa yang dibutuhkan untuk menjadi sebuah
negara? Menurut Konvensi, ada empat kriteria.59
Suatu negara harus memiliki
wilayah yang berbeda dan substansial. Taiwan, tentu saja adalah sebuah pulau
(dengan beberapa pulau lepas pantai kecil), dan ada beberapa pengaturan
geografis yang lebih baik daripada pulau berukuran besar (sekitar 23.000
kilometer persegi, lebih kecil dari sebagian besar negara tetapi lebih besar dari
puluhan) untuk memenuhi "wilayah" kriteria.60
Setiap negara yang merdeka dan berdaulat serta diakui secara hukum
internasional mempunyai atribut- atribut pokok yang salah satunya merupakan
hak keterwakilan (rigth of legation). Hak keterwakilan negara ini mempunyai dua
dimensi. Pertama, hak keterwakilan negara secara aktif yaitu hak untuk
59
Ye, Lang, Zhenggang Fei, and Tianyou Wang (2007) China: Five Thousand Years of History
and Civilization. Kowloon, Hong Kong: City U of Hong Kong hal 89 60
Byers, supra note 78, at 122 (discussing "legitimizing and constraining effects that the
international legal system has on applications of state power")
Universitas Sumatera Utara
50
mengakreditasikan duta besarnya ke negra-negara lain. Kedua, hak keterwakilan
negara secara pasif yaitu untuk menerima wakil- wakilnya yang diakretasikan
oleh negara-negara lain. Oleh karena itu, hak keterwakilan negara itu pada
hakekatnya merupakan kewenangan dari sesuatu negara berdaulat untuk
mengakreditasikan dutanya ke negara lain dan begitu pula sebaliknya.61
Setelah itu, sayangnya untuk Taiwan, memenuhi standar kenegaraan
menjadi lebih rumit. Kriteria keempat untuk status negara, menurut Konvensi
Montevideo dan hukum kebiasaan internasional, adalah kapasitas untuk terlibat
dalam hubungan dengan negara lain. Di sini, Taiwan memiliki beberapa masalah
di sisi "formal". Tidak ada negara lain yang secara resmi mengakui Taiwan
sebagai negara terpisah dan hanya sejumlah kecil negara (sekarang dua puluh tiga)
yang mengakui pemerintahan ROC atau hanya mempertahankan hubungan
diplomatik formal dengannya. Angka ini telah stabil dalam beberapa tahun
terakhir dengan munculnya "gencatan diplomatik" de facto antara Taipei dan
Beijing. Pada ukuran lain dari kapasitas untuk terlibat dalam hubungan
internasional formal penuh, Taiwan telah menghadapi kesulitan juga. Atas
desakan Beijing, Taiwan telah dikeluarkan dari beberapa organisasi internasional
utama, termasuk Perserikatan Bangsa-Bangsa, organ-organ afiliasinya yang utama
dan organisasi-organisasi lain yang hanya beranggotakan negara. Kesempatan
untuk "Chinese Taipei" untuk berpartisipasi sebagai pengamat di pertemuan World
61
Sumaryo Suryokusumo, S.H.LL.M, Hukum Diplomatik dan Konsuler, (Jakarta: PT Tatanusa,
2013), hlm.6
Universitas Sumatera Utara
51
Health Assembly (WHA) yang terkait PBB sejak 2009 (tetapi tidak di Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO)) membawa terobosan sederhana namun masih lemah
dan tidak direplikasi di bagian depan ini. .
Pada dimensi ―informal‖ dari kapasitas untuk terlibat dalam hubungan
internasional, Taiwan telah melakukan cukup baik, dengan jaringan hubungan
kuasi-diplomatik atau informal yang kuat dan luas dengan pemerintah banyak
negara, keanggotaan di banyak organisasi internasional, termasuk beberapa
organisasi antar pemerintah dan segudang organisasi nonpemerintah internasional,
dan partisipasi tanpa keanggotaan dalam banyak orang lain.
Berdasarkan survei yang dilakukan, sebanyak 86% warga Taiwan
menginginkan status quo. Lalu, sebanyak 4% warga menginginkan kemerdekaan
dan 2,3% ingin segera bersatu dengan Tiongkok. Dari total warga yang ingin
status quo (86%), sebanyak 32,4% ingin status quo dan akan memutuskan
kemudian, 24,9% status quo selamanya, 21,3% status quo sekarang, lalu merdeka,
dan 7,4% status quo sekarang, lalu bergabung dengan Tiongkok.62
Dikatakan, jumla warga yang ingin Taiwan langsung merdeka atau status
quo sekarang lalu merdeka terus bertambah. Kebanyakan, opsi itu merupakan
sikap para generasi muda.
62
Schubert, Gunter. 2004. ―Taiwan‘s political parties and national identity: the rise of an
overarching consensus.‖ Asian Survey 44, 534–554.
Universitas Sumatera Utara
52
3.1.Intervensi China melalui “One China Policy”
Taiwan adalah bagian tak terpisahkan dari Cina. Semua fakta dan hukum
tentang Taiwan membuktikan bahwa Taiwan adalah bagian yang tidak dapat
dicabut dari Cina wilayah. Perumusan Prinsip Satu-Cina dan makna dasarnya. Di
hari pendiriannya, Pemerintah Pusat Rakyat RRC menyatakan kepada pemerintah
dari semua negara di dunia, "Ini pemerintah adalah satu-satunya pemerintah yang
sah yang mewakili keseluruhannya rakyat Republik Rakyat Cina. Sudah siap
untuk didirikan hubungan diplomatik dengan semua pemerintah asing yang
bersedia untuk mematuhi prinsip-prinsip kesetaraan, saling menguntungkan dan
timbal balik menghormati integritas dan kedaulatan teritorial masing-masing.
Tak lama setelah itu, Pemerintah Pusat RRC mengirim telegram ke
Perserikatan Bangsa-Bangsa, mengumumkan bahwa otoritas KMT telah
"kehilangan semua dasar, baik de jure dan de facto, untuk mewakili orang-orang
China, "
dan karena itu tidak punya hak untuk mewakili Cina sama sekali. Satu prinsip
mengatur pembentukan hubungan diplomatik Cina dengan negara asing adalah
bahwa ia mengakui pemerintah RRC sebagai satu-satunya pemerintah yang sah
mewakili seluruh China, severs atau menahan diri dari membangun hubungan
diplomatik dengan Otoritas Taiwan. 63
63
Hadley, Stephen J. 2012. ―China and the rise of Asia.‖ Global Asia 7, 80–87
Universitas Sumatera Utara
53
Pemerintah China bersikap serius dan beralasan untuk
Prinsip Satu-Cina telah mendapatkan pemahaman dan dukungan lebih banyak
dan lebih banyak negara dan organisasi internasional, dan Satu-Cina Prinsip telah
secara bertahap diterima oleh internasional masyarakat luas. Pada Oktober 1971,
Perserikatan Bangsa-Bangsa Majelis diadopsi pada sesi 26 Resolusi 2758,64
yang
diusir perwakilan dari otoritas Taiwan dan mengembalikan kursi dan semua hak
hukum dari pemerintah RRC di Amerika Bangsa-Bangsa. Pada bulan September
1972, China dan Jepang menandatangani Joint Pernyataan, mengumumkan
pembentukan hubungan diplomatik antara kedua negara tersebut, dan bahwa
Jepang mengakui pemerintah RRC sebagai satu-satunya pemerintah China yang
sah, sepenuhnya memahami dan menghormati posisi pemerintah China bahwa
Taiwan adalah sebuah negara bagian yang tak dapat dicabut dari wilayah RRC,
dan berjanji untuk mematuhi ke posisi sebagaimana ditentukan dalam Pasal 8
Potsdam Proklamasi. Pada bulan Desember 1978,Cina dan AS mengeluarkan
perjanjian tentang pembentukan hubungan diplomatik, di mana AS "mengakui
pemerintah Republik Rakyat Cina sebagai satu-satunya pemerintah legal China
"dan" mengakui Posisi Cina yang ada kecuali satu China dan Taiwan adalah
bagian dari Cina. "Hingga kini, 161 negara telah membentuk
diplomatik hubungan dengan RRC; mereka semua mengakui Prinsip Satu-Cina
dan berjanji untuk menangani hubungan mereka dengan Taiwan di
dalam kerangka satu-Cina.
64 http://www.chinamission.be/eng/zywj/bps/t72377.htm diakses pada 19 mei 2018 pukul 01.58.
Universitas Sumatera Utara
54
Prinsip Satu-Cina harus ditegakkan, yaitu bahwa ada hanya satu Cina di
dunia, Taiwan adalah bagian dari China dan tidak ada kedaulatan dan integritas
teritorial Tiongkok dipisahkan. Pemerintah Cina berharap bahwa atas dasar itu
Satu-Cina Prinsip, kedua belah pihak akan mengadakan konsultasi tentang
pijakan yang sama dan mendiskusikan reunifikasi nasional bersama.
Untuk memperjuangkan reunifikasi damai, pemerintah Cina punya mengadopsi
serangkaian kebijakan dan tindakan positif untuk mempromosikan pengembangan
komprehensif hubungan lintas-Selat.
3.2. Keterlibatan Amerika Serikat dalam Konflik China dan Taiwan
Penjualan senjata oleh Amerika Serikat kepada Taiwan merupakan salah
satu driving force untuk memahami hubungan China‐AS. Di bawah kerangka
perjanjian Taiwan Relations Act, Amerika Serikat berhak untuk menyediakan
persenjataan untuk tujuan pertahanan bagi Taiwan.65
Hal ini dilakukan AS untuk
melindungi Taiwan dari kemungkinan tindakan unilateral China. Kebijakan AS ini
sangat mempengaruhi China, yang menganggap bahwa Taiwan merupakan salah
satu propinsi yang memberontak dari Tanah Air. Bagi China, status Taiwan telah
final dan tidak dapat dirubah, yaitu merupakan bagian dari Republik Rakyat
China, dan tidak akan pernah memperoleh kemerdekaan secara de jure. Sehingga
kebijakan AS menjual persenjataan dalam jumlah besar, seperti yang terjadi pada
tahun 2010, dipandang oleh China sebagai dukungan untuk kemerdekaan Taiwan.
65
Vega-Redondo, Fernando. 1995. ―The dynamics and revealed preference of status-quo
optimality.‖ Economic Theory 6, 263–282
Universitas Sumatera Utara
55
Hal ini menunjukkan bahwa kapabilitas militer Amerika Serikat merupakan
variabel utama mengapa strategi China dalam merespon penjualan senjata ke
Taiwan bersifat defensif. Saat ini pilihan yang menguntungkan bagi China adalah
bertahan, bukannya menyerang. Pilihan untuk memaksa penyatuan dengan Taiwan
hanya akan merugikan China, karena akan memancing reaksi AS, seperti yang
terjadi pada krisis tahun 1995‐1996. Kapabilitas militer China yang berada di
bawah AS, menjadi pertimbangan utama strategi defensif.66
Hubungan di antara AS dan China dapat kita bagi menjadi empat
bagian/periode: 1950‐1970, 1971‐1977, 1978‐1988, dan 1988‐2009. Pada periode
1950‐1970, hubungan AS‐ China masih tegang karena dipengaruhi oleh Perang
Korea, namun relatif tidak mengalami fluktuasi. Menginjak periode kedua,
hubungan keduanya berada pada titik tolak menuju normalisasi hubungan – yang
ditunjang oleh membaiknya hubungan China dengan AS, karena sengketa batas
wilayah dengan Uni Soviet pada tahun 1969. Periode ketiga merupakan periode
normalisasi yang ditandai dengan dibukanya kembali hubungan diplomatik pada
tanggal 1 Januari 1979. Periode ke empat, yang ditandai oleh peristiwa
Tiannanmen pada tahun 1989, mengantarkan AS‐China pada pola hubungan
paling fluktuatif.67
66
Richard C. Bush, At Cross Purposes: U.S.-Taiwan Relations Since 1942 (Armonk, N.Y.: M.E.
Sharpe, 2004), pp. 9-39, 124-178 67
China‘s Foreign Relations with Major Powers by the Numbers 1950–2005, Beijing: Gaodeng
jiaoyu chubanshe, 2010, pp. 21–23 dalam Yan Xuetong, ―The Instability of China-US
Relations…‖., hlm. 269.
Universitas Sumatera Utara
56
Pada periode terakhir, hubungan AS‐China pernah mencapai titik
terburuk. Pada masa kepemimpinan George H. W. Bush tahun 1992, AS menjual
150 buah pesawat F‐16 kepada Taiwan.68
Hal tersebut merupakan nilai penjualan
senjata ke Taiwan terbesar sepanjang sejarah. Selain itu pada bulan Maret 1996
terjadi ketegangan di selat Taiwan karena gelaran senjata yang dilakukan China
untuk memprovokasi pemilu presiden pertama di Taiwan. Satu misil meledak
hanya berjarak 23 mil dari pelabuhan Taiwan. Tindakan provokasi China itu
disebabkan oleh pemberian visa oleh AS untuk menghadiri undangan reuni
Universitas Cornell terhadap pemimpin politik, yang juga calon presiden Taiwan,
Lee Teng Hui. Beijing menganggap kebijakan AS memberikan visa kepada Lee
Teng Hui sebagai dukungan terhadap kemerdekaan Taiwan.69
Memasuki abad 21, transfer persenjataan tidak berhenti. Pemerintahan
Obama menyetujui rencana penjualan senjata ke Taiwan sebesar 6,4 milyar dolar
AS. Jumlah itu terdiri dari 114 misil Patriot sebesar 2, 81 milyar dolar, 60
helikopter Black Hawk senilai 3,1 milyar dolar dan selebihnya (340 juta dolar)
peralatan komunikasi untuk pesawat F‐16 pesanan Taiwan.Penjualan senjata ke
Taiwan tersebut menciderai Joint Communique 1982 yang berisi tentang
pengurangan penjualan senjata ke Taiwan. Beijing tidak merespon kebijakan
tersebut secara koersif, seperti yang terjadi pada tahun 1996. Meski begitu
pemerintah China tetap melayangkan protes keras kepada pemerintah AS,
68
David Lai, ―Arms Sales To Taiwan: Enjoy The Business While It Lasts‖, Of Interest Strategic
Studies Institute, May 3, 2010, hlm. 3. 69
Robert S. Ross, ―The 1995-1996 Taiwan Strait Confrontation: Coercion, Credibility, and Use of
Force‖. International Security 25:2 (Fall 2000), hlm. 87-123.
Universitas Sumatera Utara
57
menerapkan sanksi terhadap perusahaan persenjataan AS dan menambah misil
jarak jauh di selat Taiwan.70
Secara kuantitatif pola hubungan di antara AS dan RRC memang
mengalami fluktuasi, tetapi secara kualitatif hampir tidak mengalami perubahan.
Masing‐masing mengejar kepentingan nasional, dan menerapkan kebijakan ―pura‐
pura menjadi teman‖. Hal tersebut seperti yang disampaikan Yan Xuetong: ―The
false‐but‐nice description of China–US strategic relations started in the mid‐
1990s… To arrest the downward spiral of bilateral relations and reduce the
possibility of confrontation, China and the United States looked for ways of
showing their good will. Officials in both the Chinese and American governments
searched for an ambiguous term to cloak their uneasy relationship and finally
agreed on the phrase neither‐friend‐nor‐enemy (fei di fei you). Both governments
used the term to define their relationship, and it became widely accepted by
experts in both countries.71
Bagi China, Taiwan memiliki arti yang sangat penting dan strategis,
sehingga kepentingan untuk reunifikasi tidak dapat ditawar lagi. Kehilangan
Taiwan akan memberikan implikasi yang mendalam dan cukup kompleks bagi
China. Deklarasi kemerdekaan oleh Taiwan dianggap setara dengan deklarasi
perang. Jika pemerintah China gagal mempertahankan Taiwan, maka hal itu akan
70
Ralph Jennings, China adding missiles near Taiwan: navy official,
http://www.reuters.com/article/2010/03/27/us-taiwan-china-idUSTRE62Q0AS20100327, diakses
pada 24 May 24, 2018 71
Yan Xuetong, ―The Instability of China-US Relations…‖, hlm. 267.
Universitas Sumatera Utara
58
memicu pemberontakan serupa di Tibet, Xinjiang dan beberapa tempat lainnya.
Bagi para elit China, lepasnya Taiwan berarti kelemahan China, sedangkan
bersatunya Taiwan berarti kekuatan China. Hal senada juga diungkapkan oleh Yan
Xuetong, direktur Institute of International Studies Universitas Tsinghua, ―If
China lacks the ability to preserve national unity, it cannot rise to be a world
power, nor can it achieve national rejuvenation.‖72
Perasaan serupa tidak hanya
ditunjukkan oleh para elit dan juga akademisi tetapi juga muncul di kalangan
masyarakat China Daratan, yang menganggap kebangkitan China tidak nyata dan
tidak akan ada artinya, jika pemerintah gagal menyatukan kembali Taiwan dengan
China.
Ambisi China untuk merangkul kembali Taiwan terhambat oleh kehadiran
AS. Mindset Perang Dingin tetap dihidupkan oleh AS dengan terus menyuplai
persenjataan kepada Taiwan dalam jumlah besar. Hal itu dilakukan AS untuk
menangkal perilaku agresif China dalam upaya melakukan reunifikasi dengan
Taiwan. Sino‐American Mutual Defense Treaty yang telah dijalin oleh AS‐Taiwan
semenjak 1954 digantikan oleh Taiwan Relations Act (TRA) pada tahun 1979.
Melalui TRA ini AS tetap dapat menjalin hubungan non‐formal dengan Taiwan,
seperti hubungan perdagangan, kebudayaan dan hubungan non‐formal lainnya.73
72
Yong Deng, China‘s Struggle for Status…, hlm. 256-257. 73
Robert Ross, ―Navigating the Taiwan Strait: Deterrence, Escalation Dominance, and U.S.-China
Relations‖, International Security, Vol. 27, No. 2 (Fall 2002), hlm. 48–85.
Universitas Sumatera Utara
59
Dalam artikelnya yang berjudul Kehidupan setelah Pax Amerikana,
Charles Kupchan meyakini bahwa salah satu faktor penentu stabilitas di kawasan
AsiaTimur adalah Taiwan.74
Hal itu disebabkan oleh masih hidupnya mindset
Perang Dingin Amerika Serikat, dengan terus menggunakan Taiwan sebagai alat
untuk mengecek perkembangan China. Strategi deterens AS tersebut memicu
strategi deterens tandingan dari China dengan terus melakukan modernisasi
militernya. Jika tidak dimaintain dengan baik, maka akan semakin meningkatkan
tensi hubungan, baik di antara AS‐China, maupun kawasan Asia Timur dan
Tenggara secara umum.
Pengambilan strategi defensif China, berdasarkan offense‐defense balance,
disebabkan oleh variabel defense has advantage. Oleh sebab itu, China lebih
memilih untuk mempertahankan status quo daripada maju, menghancurkan dan
melakukan reunifikasi secara paksa dengan Taiwan. Pengalokasian dana untuk
bertahan jauh lebih murah, daripada untuk menyerang. Akan tetapi teori offense‐
defense merupakan teori yang dinamis. Meskipun termasuk dalam varian realisme
defensif, yang berasumsi bahwa negara di dalam sistem internasional selalu
mencari keamanan (security maximizer), akan tetapi jika menyerang
menguntungkan, maka negara akan lebih memilih untuk menyerang daripada
bertahan, begitu juga dengan China. Menyerang akan lebih menguntungkan bagi
China daripada bertahan jika kapabilitas militernya sama atau melampaui
74
Charles A. Kupchan, ―Kehidupan setelah Pax Amerikana‖, dalam Samuel P. Huntington et.al
(terj.), Amerika dan Dunia, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2005, hlm. 265.
Universitas Sumatera Utara
60
kapabilitas militer AS, sehingga kemungkinan untuk menang dalam peperangan
semakin besar.
3.3.Politik Identitas Taiwan Menghambat Kemerdekaan Taiwan
Permasalahan yang terjadi dari beberapa faktor yang menghambat Taiwan
untuk meraih secara utuh kemerdekaannya bukan hanya Intervensi china melalui
―One China Policy ataupun Intervensi Amerika Serikat dalam konflik China dan
Taiwan tetapi, permasalahan di internal politik Taiwan adanya kelompok hijau dan
kelompok biru yang menghambat taiwan untuk maraih kedaulatan secara utuh.
Dalam internal Taiwan sendiri terdapat dua koalisi besar yang
bertentangan, yakni Pan Biru yang dimotori Partai Kuomintang dan Pan Hijau
dengan partai Utama DPP. Pan Biru berorientasi pada upaya memperoleh kembali
legitimasi dalam One China Principal karena Kuomintang adalah cikal bakal
China bersatu yang merdeka pasca kolonialisme Barat mengakhiri siklus dinasti
China Kuno.75
Sebaliknya, Pan Hijau menginginkan Taiwan merdeka dan lepas
dari China yang dianggap datang sebagai bangsa asing penjajah pada masa
Dinasti Qing.
Perbedaan visi kedua kubu tersebut tampak dalam kebijakan masing-
masing pada masa pemerintahannya. Referendum pro kemerdekaan pada masa
pemerintahan Pan Hijau yang singkat ternyata tidak mendapatkan dukungan dari
75
David L. Shambaugh, Power Shift: China and Asia‘s New Dynamics George Washington
University. hal.256
Universitas Sumatera Utara
61
mayoritas pemilih. Saat ini kekuasaan di Taiwan justru sedang kembali dipegang
oleh Kubu Biru. Artinya, perseteruan antara dua kubu ini mengakibatkan usaha
untuk menjadikan Taiwan sebagai satu negara yang berdaulat, otomatis terhambat
secara mendasar.
Nama ini kelompok kelompok ini berasal dari warna Partai Progresif
Demokratik , yang awalnya mengadopsi warna hijau sebagian karena
hubungannya dengan gerakan anti-nuklir . Berbeda dengan kelompok biru,
kelompok hijau mendukung Taiwanisasi dan kemerdekaan Taiwan atas reunifikasi
Tiongkok , meskipun anggota di kedua koalisi telah memoderasi kebijakan
mereka untuk menjangkau pemilih di pusat.
Strategi ini dibantu oleh fakta bahwa banyak motivasi yang dimiliki
pemilih untuk memilih satu partai atau yang lain adalah untuk alasan yang tidak
ada hubungannya dengan hubungan Cina . Ini terutama berlaku di kalangan
pemilih swing. Untuk sebagian besar tahun 1990-an, partai-partai yang kemudian
membentuk Koalisi Pan-Green sangat diuntungkan dari persepsi bahwa mereka
kurang korup dibandingkan Kuomintang (KMT) yang berkuasa. Namun, karena
kontroversi dan dugaan kasus korupsi yang melibatkan mantan Presiden DPP
yang dicalonkan Chen Shui-bian , persepsi publik tentang Koalisi tampaknya
telah sedikit berubah.
Koalisi Pan-Hijau terbentuk setelah pemilihan Presiden ROC tahun 2000 ,
setelah Lee Teng-hui diusir dari Kuomintang dan membentuk partainya
Universitas Sumatera Utara
62
sendiri, Uni Solidaritas Taiwan , yang mempertahankan platform pro-
kemerdekaan.
3.4. Status Taiwan di PBB dan Akibatnya terhadap Hubungan
Internasional Taiwan
Status internasional Taiwan saat ini mungkin merupakan anomali yang
paling mencolok di sistem internasional. Dengan semua atribut konvensional
kenegaraan, seperti yang dipahami dalam Konvensi Montevideo 1933 tentang
Hak dan Kewajiban Negara., Misalnya, Taiwan negara yang efektif, independen
dengan populasi tetap 23 juta dan jelas otoritas atas wilayah tertentu.
Pertanyaannya kapasitas untuk menjalin hubungan dengan negara lain
adalah masalah yang menjengkelkan. Dan inilah pertanyaannya keruh karena
bukti pengakuan diplomatik oleh negara-negara lain untuk mendukung argumen
untuk kapasitas tidak membantu dalam kasus ini. Tidak ada patokan untuk nomor
tersebut mengakui negara yang diminta untuk menyimpulkan bahwa kapasitas
untuk masuk ke hubungan dengan negara lain didirikan tanpa pertanyaan. Juga
tidak ada saran itu pengakuan itu juga harus mencerminkan pengakuan negara-
negara Kekuatan Agung tertentu, seperti itu sebagai anggota tetap Dewan
Keamanan PBB.
Oleh sebagian Negara, Taiwan mrupakan sebuah Negara. Tetapi China dan
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menganggap bahwa Taiwan merupakan
Universitas Sumatera Utara
63
sebuah provinsi yang merupakan bagian tak terpisahkan dari China. Secara de
facto, Taiwan merupakan sebuah Negara karena telah memiliki penduduk,
wilayah, daerahnya sudah jelas, dan pemerintahannya sudah ada. Namun secara
de jure Taiwan tidak diakui oleh banyak Negara maupun oleh PBB.76
. Dulu, Taiwan adalah China. Dalam arti Taiwan adalah yang berkuasa di
China daratan dan berhaluan nasionalis yang dipimpin oleh Jendral Chiang Kai-
shek. Pada PBB, Chiang Kai-shek (Pendiri pemerintahan Taiwan) merupakan
salah satu pendiri PBB yang menjadi anggota DK PBB.
Lalu bagaimana status Taiwan saat ini dalam sistem internasional? Di satu
sisi, itu Republik China di Taiwan mungkin secara dangkal dianggap sebagai
pemerintah di pengasingan. sejak pergeseran Lee Teng-hui pada tahun 1991
menjadi sikap nasionalis, terus berlanjut mempromosikan minat dan profilnya
dalam sistem internasional seperti Taiwan. Namun, secara resmi pemerintah masih
mempertahankan, setelah hampir 60 tahun, bahwa mereka adalah yang sah
pemerintah seluruh China. Tentu saja, pemerintah pulau latihannya yurisdiksi
hanya atas Taiwan itu sendiri dan beberapa pulau lepas pantai. Namun, 23 negara
di dunia, meskipun sebagian besar dari mereka miskin dan sangat kecil, mengakui
Taiwan sebagai Republik Cina, dan karena itu mengirim dan menerima misi
diplomatik penuh.
76
Wu, Yu-Shan. 2005. ―Taiwan‘s domestic politics and cross-Strait relations.‖ The China Journal
53, 35–60
Universitas Sumatera Utara
64
Namun, dengan hubungan ekonomi yang luas dan sangat penting dengan
Taiwan, hubungan adalah sifat murni hubungan internasional dengan nomenklatur
yang sangat sensitif untuk menggambarkan Misi 'non-resmi', meskipun mereka
mungkin bertindak sebagai de facto kedutaan besar. Menjadi kekhawatiran Cina
sendiri pada masalah ini, dalam keadaan seperti itu, penampilan adalah segalanya!
Serupa kosmetik fudging telah memungkinkan untuk beberapa partisipasi Taiwan
dalam badan-badan internasional seperti Olimpiade dan untuk hubungan pribadi
langsung antara perwakilan Taiwan dan pejabat di negara lain. Taiwan juga
menerbitkan paspor sendiri yang bersifat internasional diakui.
Pada tahun 2002 Taiwan menjadi anggota Perdagangan Dunia Organisasi dan
berpartisipasi di Asian Development Bank dan Asia-Pasifik Forum Ekonomi.
Singkatnya, Taiwan sekaligus merupakan keadaan normal sebuah negara yang
diasingkan dan secara de facto terlibat baik di dalam maupun di luar negeri
saluran diplomasi yang diakui dalam beberapa kasus dan dalam pertukaran
hubungan diplomatik terselubung dengan negara ataupun organisasi lain. Taiwan
adalah anomali internasional baik di dalam maupun di luar ruang depan diplomasi
internasional
Jangkauan hubungan diplomatik Taiwan yang dramatis dalam status mitra
negaranya sangat mengesankan dengan jumlah negara (48) yang mempertahankan
misi hubungan diplomatik di sebuah ―pulau‖ merupakan suatu kebijakan yang
Universitas Sumatera Utara
65
sangat besar dan akan terus di bertambah agar legitimasi Taiwan di dunia
Internasional lebih kuat.
Sebenarnya Taiwan terus berupaya agar status Taiwan dalam Perserikatan
Bangsa-Banga (PBB) untuk menjadi anggota tetap terus dilakukan.Taiwan sudah
14 kali mengajukan Proposal untuk PBB.Namun, selalu di tolak dengan alasan
bahwa PBB tetap berpegang teguh pada ―One China Policy‖,
Universitas Sumatera Utara
66
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Tidak mengakui Taiwan sebagai negara merdeka adalah kebohongan
diplomatik.Permasalahan yang terjadi di dalam hubungan antara negara Taiwan
dan juga negara China ini secara garis besar adalah permasalahan yang
menyangkut mengenai posisi dari kedaulatan negaranya masing-masing. Negara
Taiwan yang merasa telah menjadi negara yang telah bebas dan merdeka serta
berdiri atas kedaulatannya sendiri mendapat pertentangan dari negara China yang
memiliki pendapat bahwa negara Taiwan bukanlah sebuah negara yang bebas dan
berdiri diatas kedaulatannyasendirikarena negara Taiwan masihlah menjadi
bagian dari wilayah kedaulatan China. Berkali-kali negara Taiwan menuntut
adanya pengakuan eksistensinya sebagai sebuah negara yang sepenuhnya
memiliki kedaulatannya sendiri didalam dunia internasional. Namun, hingga pada
sekitar tahun 1988, hanya terdapat sejumlah 22 negara yang megakui kedaulatan
negara Taiwan. Hal ini juga dipengaruhi pada faktor menurunnya peran dan
partisipasi negara Taiwan didalam hubungan internasional yang diakibatkan
kebijakan isolasionisme yang diberlakukan China yang juga kemudian membuat
Taiwan kehilangan posisinya di kursi PBB.
Universitas Sumatera Utara
67
Taiwan merupakan salah satu negara yang memiliki pengaruh kuat di
kawasan Asia. Negara yang memisahkan diri dan merdeka dari China ini
merupakan sebuah pulau di sebelah timur China yang beribu kotakan di Taipei.
Secara resmi memang banyak negara belum mengakui Taiwan sebagai suatu
negara yang berdaulat karena China sendiri selalu melaksanakan One China
Policy kepada negara-negara lain di dunia. Belum diakuinya Taiwan sebagai
sebuah negara oleh sebagian besar negara lain di dunia merupakan kendala besar
bagi Taiwan untuk menjalin hubungan diplomatik dan hubungan kerjasama yang
lebih luas. Hal ini membuat banyak negara di berbagai belahan dunia hanya
melakukan hubungan kerjasama dalam perdagangan, perekonomian, dan ketenaga
kerjaan dengan Taiwan.
One China Policy membuat Taiwan harus tunduk pada kebijakan yang
dibuat oleh pemerintah China. Namun, ternyata kebijakan ini mendapat reaksi
negatif dari Taiwan. Mereka tidak menginginkan untuk bergabung ke dalam China
di bawah satu pemerintahan. Taiwan menganggap bahwa daerahnya adalah negara
yang berdaulat karena secara de facto, Taiwan sudah dapat dikatagorikan sebagai
sebuah negara. Namun, reaksi dari Taiwan tidak serta merta membuat China harus
membatalkan kebijakan yang telah dibuat. China malah membuat aturan main
yang ketat bagi para negara yang ingin menjalin hubungan dipolmatik dengan
China. Bahwa tidak boleh menjalin hubungan dengan Taiwan apabila negara lain
ingin membangun hubungan diplomatik dengan China. Atau dalam kata lain,
negara yang ingin bekerjasama dengan China harus mematuhi kebijakan One
Universitas Sumatera Utara
68
China Policy tersebut. Penerapan kebijakan luar negeri One China Policy
merupakan langkah wajib yang tidak main-main untuk selalu menjaga hubungan
baik dengan pemerintahan RRC (Republik Rakyat China). One China
Policymerupakan persyaratan untuk setiap entitas politik untuk membangun
hubungan diplomatik dengan Republik Rakyat China.
Selain faktor One China Policy keterlibatan Amerika Serikat juga
berdampak terhadap kedaulatan Taiwan,Amerika Serikat di satu sisi selalu
menjunjung tinngi prinsip hanya ada satu china ( One China Policy) Namun disisi
lain sebagai negara yang super power dan mempunyai kepentingan politik yang di
pertimbangkan Amerika Serikat juga melakukan politik dua kaki yaitu bekerja
sama dengan Taiwan dalam hal pemasokan senjata untuk militer Taiwan dan
pelatihan Militer di Taiwan.
Terlepas dari dua faktor yang mengakibatkan tidak berdaulatnya
Taiwan,konflik internal Taiwan juga berdampak pada status mereka sebagai
negara yang berdaulat.Kehadiran Kelompok Hijau dan Kelompok Biru di Taiwan
merupakan senjata china untuk meredam masyarakat yang mendukung kedaulatan
Taiwan.
Perbedaan visi kedua kubu tersebut tampak dalam kebijakan masing-
masing pada masa pemerintahannya. Referendum pro kemerdekaan pada masa
pemerintahan Pan Hijau yang singkat ternyata tidak mendapatkan dukungan dari
mayoritas pemilih. Saat ini kekuasaan di Taiwan justru sedang kembali dipegang
Universitas Sumatera Utara
69
oleh Kubu Biru. Artinya, perseteruan antara dua kubu ini mengakibatkan usaha
untuk menjadikan Taiwan sebagai satu negara yang berdaulat, otomatis terhambat
secara mendasar.
Taiwan dan China hingga kini masih terlibat isu reunifikasi dan upaya
rekonsiliasi. Kepentingan-kepentingan negara besar seperti Jepang dan AS begitu
kental dalam isu-isu tersebut. AS berperan besar dalam sistem perpolitikan Taiwan
yang menganut demokrasi liberalisme, karena AS menghendaki agar Taiwan
menjadi model inspirasi untuk China agar mereformasi sistem politik satu partai
yang dianutnya. Sedangkan Jepang lebih menyentuh ranah ekonomi Taiwan yang
mengakibatkan Taiwan menjadi masyarakat industri yang kapitalis.
Dapat disimpulkan, untuk mendapatkan kedaulatan, Taiwan memiiki
pekerjaan besar yang harus di selesaikan yaitu dalam negeri dan luar negeri atau
internal dan eksternal. Hal utama yang harus dilakukan oleh rakyat Taiwan jika
ingin kedaulatan utuh sebagai negara berdaulat adalah memegang tampuk
pemerintahan di Taipei. Dengan dipegangnya tampuk pemerintahan tersebut akan
memudahkan kampanye kemerdekaan atau kedaulatan. Seiring dengan hal itu,
diplomasi Lintas-Selat dan kampanye ke dunia internasional melalui sarana-
sarana ekonomi dan diplomasi publiknya tidak dapat dihentikan.
Bagaimana dengan Taiwan sekarang? Taiwan sekarang masih dianggap
oleh China dan PBB sebagai sebuah provinsi dari China daratan. Status Taiwan
pada saat ini adalah ‗status quo‘ dimana Taiwan tidak memiliki kedaulatan
Universitas Sumatera Utara
70
internasional, tidak merdeka, tidak unifikasi, dan juga tidak menggunakan
kekuatan.
Universitas Sumatera Utara
71
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Charles A. Kupchan, ―Kehidupan setelah Pax Amerikana‖, dalam Samuel P.
Huntington et.al (terj.), Amerika dan Dunia, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,
2005, hlm. 265
David L. Shambaugh, Power Shift: China and Asia’s New Dynamics.George
Washington University. hal.256
Dr Ludwig Riess ― Geschichte der Insel Formosa‖ , published in Mitteilungen der
Deutsches Gesellschaft ,Tokyo (1897) 86-88.
Gavin Boyd, James N.Rosenau,Kenneth W. Thompson. 1976. World Politics: An
Introduction. New York: The Free Press, hal. 15.
Jill Manthorpe ,Depression in later life, 2005 , Jessica Kingsley Publishers hal 65
John Tomlinson, Globalization and Cultur, University of Chicago Press, 234.
Riadi Sugeng. 1991, Kapita Selekta Sejarah Cina; Virginia Press, Jakarta. Hal 67
Robert Jackson dan Georg Sorensen, Pengantar Studi Hubungan Internasional,
Pustaka Pelajar Yogyakarta
Universitas Sumatera Utara
72
Sudarwan Danin,2002. Menjadi Peneliti Kualitatif : Ancangan Metodologi
Presentasi dan Publikasi Hasil Penelitian untuk Mahasiswa dan Peneliti Bidang
Ilmu-ilmu Sosial,Pendidikan,dan humaniora.Bandung.hlm.41, 2005, hlm 29.
Sukisman WD. 1987, SejarahCina Kontemporer Jilid I dan II; PT Prdnya
Paramita, Jakarta.hal.54
Sumaryo Suryokusumo, S.H.LL.M, Hukum Diplomatik dan Konsuler, (Jakarta:
PT Tatanusa, 2013), hlm.6
Soebantardjo, 1960, Sari Sejarah: Asia Australlia Jilid I, Bopkri, Yogyakarta,hlm
78
Sugeng Istanto, Hukum Internasional, Yogyakarta: Universitas Atma Jaya
Yogyakarta 1994: 20-21
Suryo Sakti Hadiwijoyo, Perbatasan Negara Dalam Dimensi Hukum
Internasional, Graha Ilmu, Yogyakarta 2011 hal 8
Ye, Lang, Zhenggang Fei, and Tianyou Wang (2007) China: Five Thousand Years
of History and Civilization. Kowloon, Hong Kong: City U of Hong Kong hal 89
Yip, June (2004). Membayangkan Taiwan: Fiksi, Bioskop, dan Bangsa dalam
Imajinasi Kebudayaan . Durham, NC dan London: Duke University Press hal 52.
Jurnal
Universitas Sumatera Utara
73
Andrade, Tonio (2008) How Taiwan Became Chinese: Dutch, Spanish, and Han
Colonization in the Seventeenth Century. New York: Columbia UP. Print.
Bianco, Lucien, and Muriel Bell (1971) Origins of the Chinese Revolution, 1915-
1949. Stanford: Calif., Stanford UP; London, Oxford UP.
Ch‘en Jerome, (eb) 1970, Studies in The Social History China and South East
Asia; Cambridge University London Dumbaugh, Kerry. 2009. Taiwan’s Political
Status: Historical Background and Its Implication for U.S. Policy. Congressional
Research Service., pp. 1-10
David Lai, ―Arms Sales To Taiwan: Enjoy The Business While It Lasts‖, Of
Interest Strategic Studies Institute, May 3, 2010, hlm. 3.
Dumbaugh, U.S.-Chinese Relations: Perilous Past, Pragmatic Present, 2009: 1
Gold, Thomas B. 2009. ―Taiwan in 2008: My Kingdom for a Horse‖. Asian
Survey, Vol. 49, No. 1. hal. 88-97. University of California Press
Hadley, Stephen J. 2012. ―China and the rise of Asia.‖ Global Asia 7, 80–87
James N.Rosenau, Gavin Boyd, Kenneth W. Thompson. 1976. World Politics: An
Introduction. New York: The Free Press, hlm 15.
Universitas Sumatera Utara
74
Keng, Shu dan Schubert, Gunter. 2010. ―Agents of Taiwan-China Unification?
The Political Roles of Taiwanese Business People in the Process of Cross-Strait
Integration‖. Asian Survey, Vol. 50, No.2. hal 287–310.
Lang Ye, Zhenggang Fei China : five thousand years of history and
civilization; Tianyou Wang vol.3
Robert Ross, ―Navigating the Taiwan Strait: Deterrence, Escalation Dominance,
and U.S.-China Relations‖, International Security, Vol. 27, No. 2 (Fall 2002), hlm.
48–85.
Robert S. Ross, ―The 1995-1996 Taiwan Strait Confrontation: Coercion,
Credibility, and Use of Force‖. International Security 25:2 (Fall 2000), hlm. 87-
123.
See Richard C. Bush, At Cross Purposes: U.S.-Taiwan Relations Since 1942
(Armonk, N.Y.: M.E. Sharpe, 2004), pp. 9-39, 124-178
Schubert, Gunter. 2004. ―Taiwan’s political parties and national identity: the rise
of an overarching consensus.‖ Asian Survey 44, 534–554.
Shirley A.The convoluted evolution of ―one-China‖ policy statements among all
three governments can be found in CRS Report RL30341, China/Taiwan:
Evolution of the ―One China‖ Policy—Key Statements from Washington, Beijing,
and Taipei,
Universitas Sumatera Utara
75
Simon Long,The Taiwan Strait separates Taiwan from the Chinese mainland.
Taiwan: China's Last Frontier 1-2 (1991)
Wu, Yu-Shan. 2005. ―Taiwan’s domestic politics and cross-Strait relations.‖ The
China Journal 53, 35–6
Winkler, Sigrid (2012) "Taiwan's UN Dilemma: To Be or Not to Be." Brookings.
The Brookings Institution, 2012.
Wolfram F. Hanrieder. 1971. Comparative Foreign Policy: Theoretical Essays.
New York: David McKay hal. 22.
Vega-Redondo, Fernando. 1995. ―The dynamics and revealed preference of
status-quo optimality.‖ Economic Theory 6, 263–282
Yan Xuetong,China‘s Foreign Relations with Major Powers by the Numbers
1950–2005, Beijing: Gaodeng jiaoyu chubanshe, 2010, pp. 21–23 dalam, ―The
Instability of China-US Relation‖., hlm. 269.
Yan Xuetong, ―The Instability of China-US Relations…‖, hlm. 267.
Yong Deng, China’s Struggle for Status…, hlm. 256-257.
Universitas Sumatera Utara
76
Web dan lainnya
Australian Government. "Taiwan Country Brief." Department of Foreign Affairs
and Trade. Web, diakses pada 9 April 2018 pukul 23.18.
China at War: An Encyclopedia. 2012. hlm. 295.
https://en.wikipedia.org/wiki/Chinese_Civil_War April 9, 2018 pukul 23.53
http://en.wikipedia.org/wiki/Nation-building diakses 5 januari 2018 pukul 13.45
http://id.wikipedia.org/wiki/Negaranegarayanberhubungandiplomatikdengantaiwa
n diaskes pada 7 januari 2018 pukul 03.04. wib
https://taiwan.gov.tw/content_4.php diakses pada 16 April 2018 pukul 03.06
https://stallhukum.wordpress.com/category/kedaulatan-negarataiwan/ diakses
pada 2 January pukul 13.05 WIB
http://www.asianinfo.org/asianinfo/taiwan/pro-politics.htm diakses pada 16 April
2018 pukul 19.07
http://www.chinamission.be/eng/zywj/bps/t72377.htm diakses pada 19 mei 2018
pukul 01.58.
https://www.commisceo-global.com/resources/country-guides/taiwan-guide
diakses pada 15 April pukul 22.07
Universitas Sumatera Utara
77
http://www.taipeitimes.com/News/editorials/archives/2008/08/05/200341944
April 9, 2018 Pukul 02.00
http://www.undemocracy.com/A-RES-2758(XXVI) . Resolution 2758. Diakses 7
January 2018 pukul 04.40.wib
http://www2.kompas.com/kompas-cetak/0706/11/ln/3588349 .htm.Taiwan Tak
Henti Meraih Pengakuan Dunia 7 januari 2018 pukul 01.57 wib
Lau, Lawrence J. 2002. Taiwan as a Model for Economic Development. Stanford:
Stanford University [online] dalam www.stanford.edu/~LJLAU, diakses pada 2
Januari 2018 pk.16.31 WIB
Lin, Catherine K. (2008) "How ‗Chinese Taipei‘ came about." Taipei Times. Web.
April 9, 2018 pukul 23.00
Ralph Jennings, China adding missiles near Taiwan: navy official,
http://www.reuters.com/article/2010/03/27/us-taiwan-china-
idUSTRE62Q0AS20100327, diakses pada 24 May 24, 2018
Universitas Sumatera Utara