HUBUNGAN STRUKTUR SESARpsdg.bgl.esdm.go.id/buletin_pdf_file/Bul Vol 3 no. 1 thn... · 2012. 4....

55
Hubungan Struktur Sesar Dengan Terbentuknya Endapan Aliran Piroklastik di Daerah Panas Bumi Sampuraga, Mandailing Natal, Sumatera Utara. 1 HUBUNGAN STRUKTUR SESAR DENGAN TERBENTUKNYA ENDAPAN ALIRAN PIROKLASTIK DI DAERAH PANAS BUMI SAMPURAGA, MADAILING NATAL - SUMATERA UTARA Oleh : Soetoyo Kelompok Program Penelitian Panas Bumi Pusat Sumber Daya Geologi SARI Satuan Endapan Aliran Piroklastik ini diperkirakan berumur Kuarter Bawah, menutupi struktur sesar yang ada di daerah telitian, diperkirakan sebagai endapan vulkanik dari kegiatan erupsi celah ( fissure eruption) dan dimungkinkan struktur sesar di daerah ini sebagai media pembentukannya.Satuan Endapan Aliran Piroklastik berkomposisi dominan dasitan berukuran pasir - bongkah, fragmen batuan andesitan dan batuapung (pumice) berukuran pasir - kerikil yang cukup padu. tersebar di bagian selatan dan tengah mengisi celah depresi Panyabungan menutupi struktur sesar. Satuan ini terbentuk sebagai endapan aliran piroklastik daratan yang berumur Plio Pleistosen.Pada bagian didaerah dimana endapan piroklastik ini terpotong oleh struktur sesar tersebut, ditafsirkan struktur sesar didaerah ini aktif kembali setelah terbentuknya Endapan Aliran Piroklastik. Sesar normal umumnya berarah baratlaut – tenggara/ berpola hampir berarah utara -selatan, satu dengan lainnya membentuk step fault, dan berfungsi sebagai pengontrol pemunculan manifestasi panas bumi di daerah Sampuraga. Mata air panas muncul ke permukaan sebagai manifestasi panas bumi di daerah Sampuraga, melalui sistim rekahan yang ada. ABSTRACT The Cretaceous Ganite basement is the oldest rock unit in the Sampuraga Geothermal area, in the upper part of this unit covered by Tertiary metamorphic rock. Both of the unit rocks as a function of conductive rock which is transfered heat from heat sources. The Plio-Pleistocen consolidated pyroclastic deposit composed of dominant dasitic with sand to block size of rock fragments, andesitic and pumiceous with sand to pabble size of rock fragmens filled southern and middle of the Panyabungan depression. In the region which is the pyroclastic unit cut by fault structures, can be interpreted that the fault structures still active again after the originated of the pyroclatic deposit. In generally the normal fault have Northwest – Southeast (NW-SE) trend, almost North – East (N-E) trend, each and other to made step faults. The appearace of the geothermal hot water manifestation to the surface in Sampuraga geothermal area controlled by those fault systems. PENDAHULUAN Secara administratif daerah panas bumi Sampuraga termasuk dalam Wilayah Kecamatan Panyabungan Barat, Kabupaten Mandailing Natal, Propinsi Sumatera Utara. Luas daerah penelitian adalah (15 x 15) km 2 , yang berada pada posisi geografis antara 99 o 29’7,15” - 99 o 30’44,24” BT dan 0 o 45’36” – 0 o 52’39,39” LU, atau 552500 – 56500 mT dan 84000 – 97000 mU pada sistem koordinat UTM, zona 47 belahan bumi utara (Gambar 1 ) Daerah panas bumi Sampuraga secara tektonik berada di bagian barat dari sesar besar Sumatera yang memanjang dari utara hingga selatan Sumatera. Manifestasi panas bumi yang terdapat di daerah ini cukup menarik untuk diteliti secara lebih rinci, karena memiliki potensi panas bumi sumber daya spekulatif yang cukup besar yaitu sebesar 225 MWe. Dengan mengetahui kondisi geologinya secara rinci, maka dapat diperoleh gambaran mengenai latar belakang pembentukan panas bumi secara geologi, dan juga akan diketahui pula pembentukan satuan batuan Endapan Aliran Piroklastik dihubungkan dengan struktur sesar di daerah ini. GEOLOGI Geologi Regional Pulau Sumatera merupakan bagian tepi baratdaya-selatan dari lempeng Benua Eurasia yang berinteraksi dengan lempeng Samudera Hindia-Australia yang bergerak ke arah utara-timurlaut. Interaksi kedua lempeng tersebut dipengaruhi oleh besarnya sudut interaksi serta kecepatan konvergensi lempengnya. Gerakan tersebut telah menghasilkan bentuk-bentuk gabungan penunjaman (subduction) dan sesar mendatar dekstral. Penunjaman yang terjadi pada masa Tersier sampai Resen di bawah Pulau Sumatera mengakibatkan terbentuknya jalur busur magma yaitu Pegunungan Bukit Barisan. Penunjaman yang terbentuk secara berkala telah dilepaskan melalui sesar transform yang sejajar dengan tepian lempeng (Fitch, 1972) dan terpusat di sepanjang Sistem Sesar Sumatera yang membentang sepanjang Sumatera.

Transcript of HUBUNGAN STRUKTUR SESARpsdg.bgl.esdm.go.id/buletin_pdf_file/Bul Vol 3 no. 1 thn... · 2012. 4....

Page 1: HUBUNGAN STRUKTUR SESARpsdg.bgl.esdm.go.id/buletin_pdf_file/Bul Vol 3 no. 1 thn... · 2012. 4. 11. · sesar di daerah ini sebagai media pembentukannya.Satuan Endapan Aliran Piroklastik

Hubungan Struktur Sesar Dengan Terbentuknya Endapan Aliran Piroklastik di Daerah Panas Bumi Sampuraga, Mandailing Natal,Sumatera Utara. 1

HUBUNGAN STRUKTUR SESARDENGAN TERBENTUKNYA ENDAPAN ALIRAN PIROKLASTIK

DI DAERAH PANAS BUMI SAMPURAGA, MADAILING NATAL - SUMATERA UTARA

Oleh : SoetoyoKelompok Program Penelitian Panas Bumi

Pusat Sumber Daya Geologi

SARISatuan Endapan Aliran Piroklastik ini diperkirakan berumur Kuarter Bawah, menutupi struktur sesar yang ada di daerahtelitian, diperkirakan sebagai endapan vulkanik dari kegiatan erupsi celah (fissure eruption) dan dimungkinkan struktursesar di daerah ini sebagai media pembentukannya.Satuan Endapan Aliran Piroklastik berkomposisi dominan dasitanberukuran pasir - bongkah, fragmen batuan andesitan dan batuapung (pumice) berukuran pasir - kerikil yang cukup padu.tersebar di bagian selatan dan tengah mengisi celah depresi Panyabungan menutupi struktur sesar. Satuan ini terbentuksebagai endapan aliran piroklastik daratan yang berumur Plio Pleistosen.Pada bagian didaerah dimana endapan piroklastikini terpotong oleh struktur sesar tersebut, ditafsirkan struktur sesar didaerah ini aktif kembali setelah terbentuknya EndapanAliran Piroklastik. Sesar normal umumnya berarah baratlaut – tenggara/ berpola hampir berarah utara -selatan, satu denganlainnya membentuk step fault, dan berfungsi sebagai pengontrol pemunculan manifestasi panas bumi di daerahSampuraga. Mata air panas muncul ke permukaan sebagai manifestasi panas bumi di daerah Sampuraga, melalui sistimrekahan yang ada.

ABSTRACTThe Cretaceous Ganite basement is the oldest rock unit in the Sampuraga Geothermal area, in the upper part of this unitcovered by Tertiary metamorphic rock. Both of the unit rocks as a function of conductive rock which is transfered heatfrom heat sources. The Plio-Pleistocen consolidated pyroclastic deposit composed of dominant dasitic with sand to blocksize of rock fragments, andesitic and pumiceous with sand to pabble size of rock fragmens filled southern and middle ofthe Panyabungan depression.In the region which is the pyroclastic unit cut by fault structures, can be interpreted that the fault structures still activeagain after the originated of the pyroclatic deposit. In generally the normal fault have Northwest – Southeast (NW-SE)trend, almost North – East (N-E) trend, each and other to made step faults.The appearace of the geothermal hot water manifestation to the surface in Sampuraga geothermal area controlled bythose fault systems.

PENDAHULUANSecara administratif daerah panas bumi Sampuragatermasuk dalam Wilayah Kecamatan Panyabungan Barat,Kabupaten Mandailing Natal, Propinsi Sumatera Utara.Luas daerah penelitian adalah (15 x 15) km2, yang beradapada posisi geografis antara 99o29’7,15” - 99o30’44,24”BT dan 0o45’36” – 0o52’39,39” LU, atau 552500 – 56500mT dan 84000 – 97000 mU pada sistem koordinat UTM,zona 47 belahan bumi utara (Gambar 1 )

Daerah panas bumi Sampuraga secara tektonik berada dibagian barat dari sesar besar Sumatera yang memanjangdari utara hingga selatan Sumatera. Manifestasi panasbumi yang terdapat di daerah ini cukup menarik untukditeliti secara lebih rinci, karena memiliki potensi panasbumi sumber daya spekulatif yang cukup besar yaitusebesar 225 MWe.

Dengan mengetahui kondisi geologinya secara rinci,maka dapat diperoleh gambaran mengenai latar belakangpembentukan panas bumi secara geologi, dan juga akandiketahui pula pembentukan satuan batuan Endapan

Aliran Piroklastik dihubungkan dengan struktur sesar didaerah ini.

GEOLOGIGeologi RegionalPulau Sumatera merupakan bagian tepi baratdaya-selatandari lempeng Benua Eurasia yang berinteraksi denganlempeng Samudera Hindia-Australia yang bergerak kearah utara-timurlaut. Interaksi kedua lempeng tersebutdipengaruhi oleh besarnya sudut interaksi serta kecepatankonvergensi lempengnya. Gerakan tersebut telahmenghasilkan bentuk-bentuk gabungan penunjaman(subduction) dan sesar mendatar dekstral.

Penunjaman yang terjadi pada masa Tersier sampai Resendi bawah Pulau Sumatera mengakibatkan terbentuknyajalur busur magma yaitu Pegunungan Bukit Barisan.Penunjaman yang terbentuk secara berkala telahdilepaskan melalui sesar transform yang sejajar dengantepian lempeng (Fitch, 1972) dan terpusat di sepanjangSistem Sesar Sumatera yang membentang sepanjangSumatera.

Page 2: HUBUNGAN STRUKTUR SESARpsdg.bgl.esdm.go.id/buletin_pdf_file/Bul Vol 3 no. 1 thn... · 2012. 4. 11. · sesar di daerah ini sebagai media pembentukannya.Satuan Endapan Aliran Piroklastik

Hubungan Struktur Sesar Dengan Terbentuknya Endapan Aliran Piroklastik di Daerah Panas Bumi Sampuraga, Mandailing Natal,Sumatera Utara. 2

Geologi Tersier dan Kuarter dari Pulau Sumatera saat inimerupakan pencerminan yang wajar dari gerak tersebut.Busur magmatik dan cekungan belakang busur memotonghampir sepanjang Pulau Sumatera dari Sumatera Utarasampai ke Sumatera Selatan, adalah sesar mendatardekstral yang dikenal sebagai sesar Semangko atau sesarbesar Sumatera.

Sesar mendatar ini terbentuk sebagai akibat dari sifatinteraksi lempeng Hindia-Australia dengan lempengMikro Sunda yang menyerong. Sesar ini mempunyaikedudukan tektonik yang penting karena dapat dianggapsebagai batas antara lempeng Mikro Sunda denganlempeng Hindia-Australia di sebelah baratnya. Dengandemikian perkembangan tektonik Tersier dari bagianSumatera yang berada di sebelah timur sesar Sumateraadalah juga perkembangan tektonik Tersier dari padalempeng Mikro Sunda.

Secara regional geologi daerah penyelidikan berdasarkankepada Peta Geologi Lembar Lubuk Sikaping, SumateraUtara (skala 1 : 250.0000) yang ditulis oleh D.T. Aldiss,dkk. tahun 1983 (Gb. 2). Batuan yang ada di daerahpenyelidikan terdiri dari batuan gunungapi, batuanterobosan, sedimen dan metasedimen yang berumurPaleozoik – Kenozoik.

GEOLOGI DAERAH TELITIANGeomorfologiBerdasarkan pengamatan bentang alam dan tingkatkemiringan lerengnya, maka geomorfologi daerahpenyelidikan dapat dikelompok menjadi tiga satuangeomorfologi yaitu: satuan perbukitan berlereng terjal,perbukitan bergelombang, dan satuan pedataran.

Geomorfologi Perbukitan Berlereng TerjalSatuan geomorfologi ini menempati bagian barat danselatan daerah penyelidikan yang meliputi sekitar 47%luas daerah penyelidikan. Umumnya berupa perbukitanmemanjang berelif kasar, berlereng terjal (21% - 55%)dengan elevasi antara 275 – 1475 meter di ataspermukaan laut. Pola aliran sungai yang dibentuk olehSungai Aek Bargot, Aek Karora, Aek Sirambas, AekGatang, dan Aek Nagari bertipe dendritik hingga sub-dendritik dengan lembah sungai berbentuk ‘V’ yangmenandakan erosi dominan ke arah vertikal, makin kebagian dasar lembah batuan lebih lunak dibandingkandinding lembah sungai. Satuan ini tersusun oleh batuangunungapi Tersier berupa aliran lava dan aliranpiroklastik.

Geomorfologi Perbukitan BergelombangSatuan geomorfologi ini menempati bagian timur sampaiselatan daerah panas bumi Sampuraga yaitu sekitar 24%dari luas daerah telitian. Satuan ini terdiri atas perbukitandengan kemiringan lereng antara 14% - 20% dan beradapada elevasi antara 250 - 525 meter di atas permukaanlaut. Sungai di daerah ini, yaitu Sungai Aek Singolet,

Aek Tolang, Aek Garoga, dan Aek Pohan, membentukpola pengaliran sungai bertipe dendritik sampaisubparalel. Lembah sungai pada topografi tinggiumumnya berbentuk ‘V’ dan berbentuk ‘U’ padatopografi rendah. Satuan morfologi ini tersusun olehbatuan granit, aliran piroklastik, dan lahar.

Geomorfologi PedataranSatuan pedataran terdapat di bagian tengah dan utaradaerah panas bumi Sampuraga yang menempati arealsekitar 29% dari luas daerah telitien. Daerah ini beradapada ketinggian antara 200 hingga 250 m di ataspermukaan air laut dengan kemiringan lereng antara 0% -2% . Satuan ini terhampar sepanjang aliran SungaiBatang Gadis dan Aek Pohan yang merupakan muara dariSungai Aek Tolang, Aek sirambas, Aek Garoga, danSungai Aek Singolet. Lembah sungainya lebar danberbentuk “U”, lereng sungai datar hingga landai denganbentuk aliran sungai meander, bahkan di beberapa tempatdi daerah Batang Gadis terdapat gundukan pasir. Hal inimenunjukkan bahwa tahapan erosi pada stadium lanjut,proses erosi dominan ke arah lateral atau dinding sungai.Satuan ini tersusun oleh satuan batuan sedimen danendapan permukaan (aluvium) yang terdiri dari materiallepas berupa hasil rombakan batuan di bagian hulusungai, dengan bentuk fragmen membundar hinggamembundar tanggung.

Stratigrafi Daerah Panas Bumi SampuragaStratigrafi daerah Sampuraga disusun berdasarkan

hubungan relatif antara masing-masing satuan batuan.Penamaannya didasarkan kepada pusat erupsi,mekanisme, dan genesa pembentukan batuan.

Berdasarkan hasil penelitian lapangan, batuan di daerahpenyelidikan dapat dikelompokkan ke dalam 9 satuanbatuan, yang terdiri dari 1 satuan batuan sedimen, 5satuan batuan vulkanik, 2 satuan batuan terobosan, dan 1satuan endapan permukaan (Gb. 3).

Sebagian dari batuan vulkanik tersebut diperkirakanberasal dari 3 titik erupsi yang berbeda, yaitu: GunungAdian Gongona, Gunung Hombang dan GunungSorikmarapi.

Batuan sedimen di daerah penyelidikan terdiri dariendapan sedimen danau pengisi depresi, sedangkanendapan permukaan terdiri dari material lepas yangtermasuk dalam satuan aluvium. Urutan satuan batuanatau stratigrafi dari tua ke muda adalah Satuan Granit,Lava Andesit Porfiri, Lava Andesit, Lava AndesitBasaltis, Endapan Aliran Piroklastik, Lahar Sorikmarapidan Endapan Aluvium.

GranitSatuan Granit berada di bagian timur laut daerah panasbumi Sampuraga dengan luas sekitar 2% dari luas daerahpenyelidikan. Satuan ini terdiri dari batuan beku jenis

Page 3: HUBUNGAN STRUKTUR SESARpsdg.bgl.esdm.go.id/buletin_pdf_file/Bul Vol 3 no. 1 thn... · 2012. 4. 11. · sesar di daerah ini sebagai media pembentukannya.Satuan Endapan Aliran Piroklastik

Hubungan Struktur Sesar Dengan Terbentuknya Endapan Aliran Piroklastik di Daerah Panas Bumi Sampuraga, Mandailing Natal,Sumatera Utara. 3

granit. Singkapan batuan yang masih segar sangat keras,meskipun di beberapa tempat telah mengalami pelapukanyang menghasilkan pasir kasar berkomposisi dominankursa dan berkembang kekar. Berdasarkan kesebandingandengan D.T. Aldiss, dkk. tahun 1983, granit inimerupakan batuan terobosan dari Satuan BatolitPanyabungan yang berumur Kapur bagian awal (EarlyCretaceous), berdasarkan hasil pentarikhan umur metodeK-Ar, yaitu 121+1.

Lava Andesit PorfiriSatuan Lava Andesit Porfiri ini berada di bagian tengah,memanjang dari selatan ke utara daerah telitian denganluasnya yang mencapai 9% dari luas daerah Satuan inimerupakan satuan batuan vulkanik paling tua yang ada didaerah telitian, terdiri dari batuan beku andesit danbatusabak. Batuannya merupakan aliran lava yangberkomposisi andesit. Secara megaskopis lava andesitberwarna abu-abu muda sampai tua, porfiritik,fenokrisnya terdiri dari plagioklas dan piroksen yangtertanam dalam masadasar mikrokristalin dan gelasvulkanik. Andesit yang tersingkap merupakan andesitporfiri seperti yang tersingkap di Sungai Aek Longat,Sirambas, dan Sungai Gatang. Sedangkan singkapanbatusabak ditemukan di Sungai Aek Longat, yaitu dilokasi titik pengamatan SM-74, dianggap hanya sebagaisingkapan jendela.

Menurut kesebandingan dengan D.T. Aldiss, dkk. tahun1983, batusabak tersebut merupakan anggota dari satuanbatuan metagunungapi hornfels dan batusabak yangberumur Mesozoikum.

Satuan Aliran Lava Andesit Porfiri terkena struktur SesarNormal Longat yang di lapangan ditemukan zona sesarberupa hancuran batuan dan kekar. Hancuran batuandidominasi oleh bongkah batuan andesit dan batusabak,seperti yang terdapat pada dinding Sungai Aek Longat.Kekar umumnya telah terisi kuarsa. Satuan aliran lava inidiperkirakan berumur Miosen Bawah.

Lava AndesitSatuan Lava Andesit menempati bagian baratlaut daerahpenyelidikan, meliputi areal sekitar 4% dari luas daerahpenyelidikan. Satuan batuan ini disusun oleh aliran lavaandesitik. Singkapan batuan yang relatif masih segarterdapat di Sungai Bargot yang secara megaskopis terlihatberwarna abu-abu tua, bertekstur porfiritik sedang,fenokrisnya terdiri dari plagioklas yang tertanam padamasadasar mikrokristalin, terkekarkan dan sebagiankekarnya terisi oleh mineral kuarsa. Berdasarkan hasilanalisis sayatan tipis contoh batuan SM-68, diperolehjenis batuannya adalah andesit. Satuan batuan initerpotong oleh struktur Sesar Normal Longat yangberarah relatif utara-selatan. Satuan Aliran Lava Andesit(Tla) ini diperkirakan berumur Miosen Tengah.

Lava Andesit Basaltis

Satuan Lava Andesit Basaltis ini berada di bagian baratdaerah panas bumi Sampuraga, memanjang dari utara keselatan yang menempati areal sekitar 34% dari luasdaerah telitian. Singkapan yang baik terdapat di SungaiBargot, Sungai Sirambas, dan Sungai Aek Nagari,Lumban Dolok. Batuannya relatif segar dan keras,meskipun di beberapa tempat pada bagian atasnya telahmengalami pelapukan yang cukup kuat.

Pengamatan megaskopis di lapangan, batuan tersebutmerupakan aliran lava berjenis andesit basaltis, berwarnaabu-abu tua-kehitaman, dan bertekstur afanitik.Berdasarkan analisis petrografi conto batuan SM-36, lavaini batuannya berjenis Andesit Piroksen. Pusat erupsidiperkirakan berasal dari Gunung Adian Gongona yangada di sebelah barat dari daerah telitian. Satuan inidiperkirakan berumur Miosen Atas.

DasitSatuan Dasit berada di bagian tengah daerah telitian,tepatnya di Bukit Kemuning, Desa Sirambas. Satuan initerdiri dari batuan terobosan berjenis dasit. Singkapanbatuan yang masih segar sangat keras, meskipun dibagian kaki bukit sebelah barat telah mengalamipelapukan dan hancuran yang menghasilkan pasir kasarberkomposisi dominan kuarsa. Pengamatan megaskopisdi lapangan, batu tersebut berwarna putih - abu-abukeputihan, dan bertekstur faneritik. Berdasarkan analisispetrografi conto batuan SM-15, lava ini batuannyaberjenis dasit???. Dasit ini diperkirakan sebagai batuanterobosan (intrusi) yang menerobos lava dari SatuanAliran Lava Andesit Porfiri pada Kala Plistosen bagianawal.

Endapan Aliran PiroklastikaSatuan Endapan Aliran Piroklastik tersebar di bagianselatan dan tengah daerah panas bumi Sampuraga,memanjang ke utara dan menutupi sekitar 23% luasareal daerah telitian. Satuan ini mengisi celah depresiPanyabungan dan mengikuti celah yang dibentuk jalursesar. Dari kenampakan morfografi menunjukkan bahwasatuan ini membentuk perbukitan berlereng sedang yangmemanjang searah dengan struktur sesar dari arah selatanke utara. Kondisi singkapan batuan (outcrop) umumnyarelatif segar, sebagian masif dan setempatmemperlihatkan perlapisan dengan kemiringan yangrelatif masih normal (< 5°). Proses pelapukan di beberapatempat diperlihatkan dengan terdapatnya tanah hasillapukan pada bagian atas yang berwarna merah bata .

Satuan batuan ini diperkirakan sebagai Endapan AliranPiroklastik hasil erupsi celah (fissure eruption) sepanjangsesar-sesar berarah utara-selatan. Batuannyaberkomposisi dominan dasitan berukuran pasir - bongkah,fragmen batuan andesitan dan batuapung (pumice)berukuran pasir - kerikil yang cukup padu. Secaramegaskopis nampak berwarna putih-putih kecoklatan,terpilah baik, kemas tertutup, dan berporositas baik .Hasil analisis petrografi contoh batuan SM-15 terhadap

Page 4: HUBUNGAN STRUKTUR SESARpsdg.bgl.esdm.go.id/buletin_pdf_file/Bul Vol 3 no. 1 thn... · 2012. 4. 11. · sesar di daerah ini sebagai media pembentukannya.Satuan Endapan Aliran Piroklastik

Hubungan Struktur Sesar Dengan Terbentuknya Endapan Aliran Piroklastik di Daerah Panas Bumi Sampuraga, Mandailing Natal,Sumatera Utara. 4

batuan beku dominan yang terdapat pada satuan iniadalah batuan beku berjenis dasit. Satuan aliranpiroklastik ini diperkirakan berumur Kuarter Bawahmenutupi struktur sesar yang ada di daerah telitian,diperkirakan berumur Plio-Plistosen.

Lahar SorikmarapiSatuan Lahar Sorikmarapi menempati bagian tenggaradaerah panas bumi Samouraga dan menempati lembahdari morfologi perbukitan bergelombang yang tersebarpada areal sekitar 2% dari luas daerah telitian.

Singkapan lahar yang baik terdapat di Daerah PurbaLama (SM-38). Secara megaskopik lahar umumnyaberwarna abu-abu muda, beberapa bagiannya berwarnacoklat akibat proses oksidasi dan pelapukan, terdiri darifragmen dan komponen batuan yang dominan andesitberbentuk menyudut-membundar tanggung denganukuran kerikil-bongkah.

Lahar berkomposisi andesit ini diperkirakan bersumberdari Gunung Sorik Marapi yang berada di bagian selatan,di luar daerah penyelidikan. Satuan ini diperkirakanberumur Kuarter, sebanding dengan Satuan BatuanGunungapi Sorik Merapi, yang tersusun oleh laharandesitik dan breksi gunungapi pada Peta GeologiLembar Lubuksikaping, Sumatera Utara (D.T. Aldiss,dkk. ; 1983).

Batuan SedimenSatuan Sedimen tersebar di bagian tengah dan menyebarke utara daerah panas bumi Sampuraga, menempatimorfologi pedataran dengan luas arealnya sekitar 23%dari luas daerah telitian. Merupakan sedimendanau/depresi, terdiri dari batupasir dan lempung yangberselingan dengan kemiringan lapisan secara umumrelatif datar (< 5°). Singkapan yang baik terdapat diSungai Sirambas dan Batang Gadis. Secara megaskopisbatupasir yang segar berwarna abu-abu sampai abukecoklatan, ukuran butir pasir sedang-halus, pemilahanbaik, dan dapat diremas sedangkan lempung berwarnakuning kecoklatan-coklat dan getas dengan ketebalanbervariasi antara 10 cm sampai dengan 40 cm

Batuan sedimen ini mengisi daerah-daerah rendahsebagai zona depresi di bagian tengah dan utara daerahpanas bumi Sampuraga dan proses pengendapan(sedimentasinya) berlangsung pada Zaman Kuarter(Plistosen), sebagian menutupi batuan Piroklastika yangsama-sama mengisi zona depresi.

Endapan AluviumEndapan Aluvium merupakan endapan sekunder hasilrombakan batuan di permukaan yang telah terbentuksebelumnya. Endapan terdiri dari material lepas berupalempung, pasir, bongkahan andesit, granit, dan batusabak. Penyebarannya di sepanjang tepi Sungai Batang Gadis,muara Sungai Sirambas, Aek Sarir, Aek Nagari danSungai Aek Pohan, menempati morfologi pedataran yangsecara keseluruhan menempati areal sekitar 2% dari luas

daerah panas bumi Sampuraga. Proses pengendapanmaterial-material tersebut masih berlangsung sampaisekarang.

STRUKTUR GEOLOGIStruktur Geologi RegionalStruktur geologi daerah penyelidikan dilihat secararegional terletak pada zona Sistem Sesar Sumatera(Sumatera Fault System) yang berarah baratlaut -tenggara, membentang mulai dari Pulau Weh, NADsampai Teluk Semangko, Lampung. Tjia (1977)menyatakan bahwa

Sistem Sesar Sumatera ini paling sedikit tersusun oleh 8segmen sesar berarah orientasi baratlaut-tenggara denganpergerakan yang menganan (dextral). Pergerakan sesarini masih aktif, sebagai akibat dari dorongan lempengSamudera Hindia terhadap Lempeng Eurasia yangmembentuk zona penunjaman di sepanjang pantai baratPulau Sumatera.

Interaksi dari beberapa segmen tersebut mengakibatkanlahirnya beberapa zona yang mengalami kompresi danregangan. Zona-zona kompresi mengalami pelipatan dansesar naik, sedangkan zona regangan mengalami depresidan sesar normal. Daerah panas bumi Sampuraga adalahsalah satu daerah yang berada dalam zona depresi ini.Beberapa sesar normal ini menjadi media keluarnyamagma ke permukaan dan membentuk gunung apiseperti Gunung Sorik Marapi.

Analisis pada citra satelit (Gb. 4) menunjukkan bahwastruktur geologi di daerah penyelidikan didominasi olehstruktur sesar normal yang membentuk GrabenPanyabungan dan sesar-sesar geser. Sesar normal yangmembentuk Graben Panyabungan berarah baratlaut-tenggara, dengan kemiringan (slope) berarah timurlautdan baratdaya. Sesar-sesar normal ini menjadi mediakeluarnya sejumlah mata air panas di daerah panas bumiSampuraga..

Struktur Geologi Daerah SampuragaPenentuan struktur geologi didasarkan atas hasilpengamatan lapangan, analisis citra landsat, dan petatopografi terhadap gejala-gejala struktur di permukaanseperti pemunculan mata air panas, kelurusan lembah danpunggungan, bidang sesar, dan zona hancuran batuan.

Berdasarkan hal tersebut maka di daerah panas bumiSampuraga terdapat lima struktur sesar, yaitu:

Sesar LongatStruktur sesar ini berarah relatif baratlaut – tenggara.Indikasi di lapangan menunjukkan adanya kelurusanpunggungan bukit dan lembah yang memanjang berarahrelatif baratlaut - tenggara, kekar, dan hancuran batuan.Jenis sesar ini diperkirakan sesar normal dimana blok

Page 5: HUBUNGAN STRUKTUR SESARpsdg.bgl.esdm.go.id/buletin_pdf_file/Bul Vol 3 no. 1 thn... · 2012. 4. 11. · sesar di daerah ini sebagai media pembentukannya.Satuan Endapan Aliran Piroklastik

Hubungan Struktur Sesar Dengan Terbentuknya Endapan Aliran Piroklastik di Daerah Panas Bumi Sampuraga, Mandailing Natal,Sumatera Utara. 5

timurlaut relatif bergerak turun dan bagian baratdayasebagai blok yang relatif naik. Sesar ini terjadi akibatgaya yang bersifat tarikan (extension) yang berarahtimurlaut - baratdaya. Sesar Normal Longat memotongbatuan vulkanik Lava Andesit Porfiri dan Andesit yangberumur Miosen.

Sesar PanyabunganTersebar di bagaian timurlaut daerah panas bumiSampuraga berarah relatif sama dengan Sesar NormalLongat, yaitu baratlaut-tenggara. Indikasi lapanganditemukan adanya kekar dan dinding bidang sesar yangmemanjang . Jenis struktur adalah sesar normal, dimanablok bagian timurlaut merupakan bagian yang relatifbergerak naik dan blok bagian baratdaya sebagai bagianyang relatif bergerak turun. Sesar Normal Panyabunganini diperkirakan membentuk sesar tangga (step fault)dengan Sesar Normal Longat yang ada di sebelahbaratnya. Kedua sesar ini berperan penting dalampembentukan zona depresi berupa Graben Panyabungan.Sesar ini memotong Satuan Granit Pra Tersier .

Sesar SirambasSesar Sirambas berada di bagian tengah daerah panasbumi Sampuraga, melintasi Desa Sirambas. Diperkirakansebagai sesar normal berarah baratlaut-tenggara dimanablok sebelah baratdaya relatif bergerak naik dan bloksebelah timurlaut relatif bergerak turun. Dijumpai berupazona hancuran batuan, kelurusan topografi berupa lembahSungai Aek Nagari dan dinding sesar di daerah Aek Ngalisampai ke Lumban Dolok dan indikasi lainnya adalahkelurusan pemunculan mata air panas, Sampuraga ditengah Desa Sirambas dengan mata air panas RoburanLombang di bagian selatan.Sesar tersebut berperan dalam pembentukan GrabenPanyabungan dan pemunculan bukit-bukit memanjangdari tenggara ke baratlaut yang tersusun oleh SatuanAliran Piroklastik hasil dari erupsi celah (fissureeruption).

Sesar Batang GadisSesar Batang Gadis berada di bagian tengah daerah panasbumi Sampuraga memanjang searah aliran SungaiBatang Gadis, berarah baratlaut-tenggara. Sesar iniadalah sesar normal dengan blok baratdaya sebagaibagian yang bergerak turun dan blok sebelah timurlautsebagai bagian yang bergerak naik. Bersamaan denganSesar Normal Sirambas yang berada di bagian baratnya,sesar ini merupakan bagian dari Graben Panyabungan.Penarikan sesar berdasarkan kelurusan topografi yangdiambil secara regional dan analisis citra satelit yangmenunjukkan pola kelurusan.

KAJIAN PANAS BUMIManifestasi Panas BumiManifestasi panas bumi di daerah panas bumi Sampuragaterdiri dari mata air panas, sumur bor air panas, danfumarol yang tersebar di tiga daerah, yaitu di Desa

Sirambas, Longat, dan Desa Roburan Lombang.Penamaan dan pengelompokkan manifestasi panas bumiberdasarkan pada tempat atau lokasi keberadaanmanifestasi tersebut, seperti akan dibahas di bawah ini.

Manifestasi Panas Bumi SirambasManifestasi panas bumi di Desa Sirambas terdiri dari satufumarol (Sampuraga-1) dan tiga mata air panas(Sampuraga-2, Sampuraga-3, dan Sampuraga-4).

Fumarol Sampuraga-1Sampuraga-1 merupakan manifestasi panas bumi berjenisfumarol yang terdapat di Komplek Wisata Sampuraga,yaitu pada koordinat UTM X = 559.250 mT dan Y =90.247 mU. Manifestasi ini terdapat pada satuan EndapanAliran Piroklastik. Hasil pengukuran di lapanganmenunjukkan temperatur fumarolnya adalah sebesar 97.0°C dan pH = 3.4. Uap air tipis dan berbau belerang lemah.Mata Air Panas Sampuraga-2Sampuraga-2 merupakan manifestasi panas bumi berupamata air panas. Manifestasi ini terdapat pada pinggirSungai Sirambas, di sekitar Komplek wisata Sampuraga,yaitu sekitar 50 meter ke arah timur dari Sampuraga-1atau terletak pada koordinat UTM X = 559.251 mT danY = 90.154 mU. Mata air panas Sampuraga-2 munculdari endapan aluvium yang terdapat di Sungai Sirambas.Hasil pengukuran di lokasi memperlihatkan temperaturair panasnya adalah 100.8 °C dengan pH sebesar 7.7, dandebit 1.0 L/detik. Air panas jernih, di permukaannyaterdapat uap, di sekitarnya terdapat beberapa bagian darimaterial endapan (aluvium) memperlihatkan telahterbungkus oleh sinter karbonat.

Mata Air Panas Sampuraga-3Manifestasi panas bumi Sampuraga-3 merupakankumpulan beberapa mata air panas yang berada di sebelahtimur Bukit Padang Kemuning, Komplek WisataSampuraga. Mata air panas Sampuraga-3 muncul diendapan aluvium aliran Sungai Sirambas pada koordinatUTM X = 559.323 mT dan Y = 90.448 mU. Pengukurandi lokasi menunjukkan bahwa air panasnya bertemperatur97 °C, pH = 7.3, dan debit sebesar 2.0 L/detik. Air panasjernih, terdapat bualan, beruap, dan terdapat sinterkarbonat. Pemunculan mata air panas Sampuraga-3dikontrol oleh struktur geologi yang sama dengan mataair panas Sampuraga-2, yaitu Sesar Normal Sirambas.

Mata Air Panas Sampuraga-4Manifestasi panas bumi Sampuraga-4 adalah berupa mataair panas yang berada di sisi barat Bukit PadangKemuning, Desa Sirambas. Mata air panas Sampuraga-4ini muncul pada satuan batuan sedimen, yaitu padakoordinat UTM X = 558.734 mT dan Y = 90.384 mU.Pengukuran di lokasi menunjukkan bahwa air panasnyabertemperatur 100.2 °C, pH = 6.88, dan debit sebesar 4.0L/detik. Air panasnya jernih, terdapat bualan, beruap,dan terdapat sinter karbonat. Pemunculan mata air panas

Page 6: HUBUNGAN STRUKTUR SESARpsdg.bgl.esdm.go.id/buletin_pdf_file/Bul Vol 3 no. 1 thn... · 2012. 4. 11. · sesar di daerah ini sebagai media pembentukannya.Satuan Endapan Aliran Piroklastik

Hubungan Struktur Sesar Dengan Terbentuknya Endapan Aliran Piroklastik di Daerah Panas Bumi Sampuraga, Mandailing Natal,Sumatera Utara. 6

Sampuraga-4 diperkirakan dikontrol oleh struktur geologiSesar Normal Sirambas.

Manifestasi Panas Bumi LongatManifestasi panas bumi Longat terdapat di Desa Longatayng berada di sebelah barat Manifestasi Sirambas.Manifestasi panas bumi Longat terdiri dari satu mata airpanas (Mata Air Panas Longat) dan satu sumur bor airpanas.

Mata Air Panas LongatMata air panas Longat berada di Bukit Sababatu, DesaLongat. Mata air panas ini muncul pada satuan batuanaliran piroklastik, yaitu pada koordinat UTM X =557.354 mT dan Y = 90.234 mU. Hasil pengukuranmemperlihatkan bahwa air panasnya bertemperatur 42°C, pH = 7.01, dan debit sebesar 0.5 L/detik. Airpanasnya jernih, sedikit beruap, dan terdapat sinterkarbonat. Pemunculan mata air panas Longat dikontrololeh Sesar Normal Longat.

Sumur Bor Air Panas LongatSumur bor air panas Longat merupakan lobang bor hasilpengeboran pada tahun 1980 yang terletak di BukitSababatu, sekitar 200 m di sebelah timur mata air panasLongat, yaitu pada koordinat UTM X = 557.426 mT danY = 90.508 mU. Hasil pengukuran terhadap air panasyang keluar dari pipa yang berasal dari lobang bormemiliki temperatur 43 °C, pH = 7.7. Air panasnyajernih dengan debit sebesar 3 L/detik.

Manifestasi Panas Bumi Roburan LombangManifestasi panas bumi Roburan Lombang terdiri darimata air panas yang terdapat di Desa Roburan Lombang,yaitu bagian selatan daerah penyelidikan pada koordinatUTM X = 561.648 mT dan Y = 83.177 mU. Mata airpanas ini muncul pada batuan aliran piroklastik. Olehpenduduk sekitar dimanfaatkan sebagai kolam pemandianair panas. Hasil pengukuran memperlihatkan bahwa airpanasnya yang jernih dan tidak berbau tersebut memilikitemperatur 49.8 °C, pH = 7.25, dan debitnya 2 L/detik.

PEMBAHASANGeomorfologi daerah panas bumi Sampuraga didominasioleh satuan perbukitan berlereng terjal yang tersebar dibagian barat. Membentuk daerah perbukitan yangdibentuk oleh vulkanik tua berumur Tersier. Bagiantimurnya terdiri dari satuan perbukitan bergelombang danpedataran yang berada pada zona depresi. Morfologiperbukitan bergelombang dibentuk oleh Endapan AliranPiroklastik sedangkan morfologi pedataran.dibentuk olehendapan danau.

Batuan tertua yang ada di daerah ini adalah batuanterobosan berupa granit berumur Kapur yang menempatibagian timur laut daerah panas bumi Sampuraga. Batuanvulkanik Tersier yang terdiri dari lava dan piroklastiktersebar di bagian barat dan selatan tenggara

Satuan Endapan Aliran Piroklastik tersebar di bagianselatan dan tengah daerah panas bumi Sampuraga,memanjang ke utara dan menutupi sekitar 23% luas arealdaerah telitian Satuan ini terbentuk sebagai EndapanAliran Piroklastik daratan yang berumur Kuarter Bawah

Satuan ini mengisi celah depresi Panyabungan danmengikuti celah yang dibentuk jalur sesar. Darikenampakan morfografi menunjukkan bahwa satuan inimembentuk perbukitan berlereng sedang yangmemanjang searah dengan struktur sesar dari arah selatanke utara tetapi tidak berhubungan dengan morfologigunungapi Sorik Merapi. Satuan ini terbentuk jauh dibagian selatan Gunungapi Sorik Merapi. Mengacu padakonsep Vukanistratigrafi, maupun Morfostratigrafi(Astadiredja, 1982) maka Satuan Endapan AliranPiroklastik adalah tidak tergolong dalam produkGunungapi Sorik Merapi.

Batuannya berkomposisi dominan dasitan berukuran pasir- bongkah, fragmen batuan andesitan dan batuapung(pumice) berukuran pasir - kerikil yang cukup padu.Kondisi singkapan batuan (outcrop) umumnya relatifsegar, sebagian masif dan setempat memperlihatkanperlapisan dengan kemiringan yang relatif masih normal.

Satuan Endapan Aliran Piroklastik ini diperkirakanberumur Kuarter Bawah, menutupi struktur sesar yangada di daerah telitian, diperkirakan sebagai endapanvulkanik dari kegiatan erupsi celah (fissure eruption) dandimungkinkan struktur sesar di daerah ini sebagai mediapembentukannya.

Sebagian lagi didaerah lain satuan batuan ini tersesarkan,sehingga memperlihatkan Satuan Endapan AliranPiroklastik ini berumur relatif lebih muda dibandingkandengan struktur sesar di daerah panas bumi Sampuraga.Pada bagian didaerah dimana Endapan Aliran Piroklastikini memperlihatkan gejala semacam ini, terpotong olehstruktur sesar tersebut, menunjukkan bahwa struktur sesardidaerah ini adalah aktif kembali setelah terbentuknyaEndapan Aliran Piroklastik.

Aktifitas tektonik di daerah panas bumi Sampuraga cukupaktif dan yang paling berperan dalam pembentukkanstruktur geologi di daerah ini adalah aktifitas tektonikPlio-Plistosen yang juga terjadi secara regional. Beberapastruktur sesar normal yang membentuk sesar menanggasecara umum berpola hampir.berarah utara-selatan.Pembentukkan beberapa struktur ini membuka peluangbagi magma untuk muncul kepermukaan termasukterbentuknya Endapan Aliran Piroklastik yang menyebardi sepanjang jalur sesar, sebagai hasil erupsi celah yangmengisi zona depresi.

Hampir seluruh struktur sesar di daerah ini ditutupi olehendapan aliran piroklastik. Melihat penyebaran satuanendapan aliran piroklastik ini maka ditafsirkan bahwa

Page 7: HUBUNGAN STRUKTUR SESARpsdg.bgl.esdm.go.id/buletin_pdf_file/Bul Vol 3 no. 1 thn... · 2012. 4. 11. · sesar di daerah ini sebagai media pembentukannya.Satuan Endapan Aliran Piroklastik

Hubungan Struktur Sesar Dengan Terbentuknya Endapan Aliran Piroklastik di Daerah Panas Bumi Sampuraga, Mandailing Natal,Sumatera Utara. 7

Satuan Endapan Aliran Piroklastik ini adalah sebagaihasil erupsi celah yang terbentuk melalui celah sesar-sesar tersebut

Pada bagian lain terdapat Endapan Aliran Piroklastik initerpotong/tersesarkan, maka ditafsirkan bahwa struktursesar di daerah panas bumi Sampuraga yang merupakanbagian dari sesar Sumatra adalah merupakan sesar aktif,atau pernah bergerak kembali setelah terendapkannyaSatuan Endapan Aliran Piroklastik.

Proses aktifnya kembali sistem sesar didaerah iniditimbulkan karena kekosongan di perut bumi karenakeluarnya volume magma melalui celah sesar sebagaierupsi celah dan diendapkan kembali sebagai EndapanAliran Piroklastik.

Karena kekosongan di bawah permukaan ini dan bebanEndapan Aliran Piroklaqstik di permukaan, makamenjadikan tidak stabilnya kondisi daerah Sampuraga,sehingga sistem sesar menjadi tidak seimbang danbergerak relatif turun. Proses demikian dapat diartikansebagai proses Volkano Tektonik deprestion.

Pada saat ini celah pada sistem sesar ini banyakterindikasi munculnya manifestasi panas bumi, sebagaikelanjutan proses saat ini yang muncul melalui sesarsebagai media keluarnya air panas maupun fumarolla.

SIMPULAN

Morfologi daerah penyelidikan didominasi olehperbukitan berlereng terjal sampai bergelombang(71 %) yang menempati bagian barat, selatan, dantimur, sisanya di bagian utara dan tengah daerahpenyelidikan merupakan pedataran.

Berdasarkan Vukanistratigrafi, maupunMorfostratigrafi maka Satuan Aliran Piroklastik(Qap) adalah bukan produk Gunungapi SorikMerapi.

Stratigrafi daerah panas bumi Sampuraga disusunoleh 9 satuan batuan, yang terdiri dari dua satuanbatuan terobosan, satu satuan batuan sedimen, limasatuan batuan vulkanik, dan satu satuan endapanpermukaan (aluvium).

Struktur yang berkembang di daerah panas bumiSampuraga adalah sesar normal berarah baratlaut– tenggara (sesar normal Longat, Sirambas,Batang Gadis, dan sesar normal Panyabungan).Sesar normal Sirambas dan Longat merupakanstruktur geologi yang mengontrol pemunculanmata air panas di daerah telitian

Struktur sesar di daerah panas bumi Sampuragayang merupakan bagian dari struktur sesarSumatra adalah sebagai pemicu/media terjadinyaerupsi celah di daerah ini, sehingga terbentuklahEndapan Aliran Piroklastik, dengan penyebaranyang cukup luas.

Endapan Aliran Piroklastik pada posisiterpotong oleh struktur sersar di daerah inimenunjukan bahwa setelah endapan aliranpiroklastik di endapkan terjadilah pergerakankembali sistem sesar didaerah ini dengan arahrelatif turun, sehingga disebut sebagai sesaraktif.

Manifestasi panas bumi di daerah penyelidikansecara umum muncul disepanjang jalurpensesaran dan sesar berfungsi sebagaimedianya.

DAFTAR PUSTAKA

Akbar, N., 1972. Inventarisasi dan penyelidikanpendahuluan gejala panas bumi di daerah SumatraBarat, bagian Proyek Survei Energi Geothermal, DinasVulkanologi, Direktorat Geologi, Bandung.

Bemmelen, van R.W., 1949. The Geology of Indonesia.Vol. I A. The Hague. Netherlands.

Distamben Kabupaten Pasaman, 2006. Potensi EnergiPanas Bumi (Geothermal) Kabupaten Pasaman,Sumatera Barat.

Kastowo, Gerhard W. Leo, dkk. 1996. Peta GeologiLembar Padang, Sumatera Barat, Pusat Penelitian danPengembangan Geologi, Bandung.

Rock, N.M.S., dkk. 1983. Peta Geologi Lembar LubukSikaping, Sumatera, Pusat Penelitian danPengembangan Geologi, Bandung.

Page 8: HUBUNGAN STRUKTUR SESARpsdg.bgl.esdm.go.id/buletin_pdf_file/Bul Vol 3 no. 1 thn... · 2012. 4. 11. · sesar di daerah ini sebagai media pembentukannya.Satuan Endapan Aliran Piroklastik

Hubungan Struktur Sesar Dengan Terbentuknya Endapan Aliran Piroklastik di Daerah Panas Bumi Sampuraga, Mandailing Natal,Sumatera Utara. 8

Gambar 1. Lokasi Daerah Panas Bumi Sampuraga, Madina, Sumatera Utara

Gambar 2. Peta Geologi Regional Daerah Panas Bumi Sampuraga, Madina, Sumatera Utara

Page 9: HUBUNGAN STRUKTUR SESARpsdg.bgl.esdm.go.id/buletin_pdf_file/Bul Vol 3 no. 1 thn... · 2012. 4. 11. · sesar di daerah ini sebagai media pembentukannya.Satuan Endapan Aliran Piroklastik

Hubungan Struktur Sesar Dengan Terbentuknya Endapan Aliran Piroklastik di Daerah Panas Bumi Sampuraga, Mandailing Natal,Sumatera Utara. 9

Gambar 3. Peta Geologi Panas Bumi Daerah Sampuraga,Madina, Sumatera Utara

Gambar 4. Analisis pola kelurusan struktur geologi dari citra satelitDaerah Panasbumi Sampuraga, Madina, Sumatera Utara.

Page 10: HUBUNGAN STRUKTUR SESARpsdg.bgl.esdm.go.id/buletin_pdf_file/Bul Vol 3 no. 1 thn... · 2012. 4. 11. · sesar di daerah ini sebagai media pembentukannya.Satuan Endapan Aliran Piroklastik

1

TINJAUAN PEMANFAATAN TAILING TAMBANG BIJIH UNTUK BAHANBANGUNAN SEBAGAI SOLUSI DI BIDANG KONSTRUKSI

OlehMangara P. Pohan

Penyelidik Bumi MadyaKelompok Program Peneliti Konservasi, Pusat Sumber Daya Geologi

S A R I

Pembangunan perumahan dan infrastruktrur merupakan industri yang membutuhkan

biaya, bahan bangunan, dan energi cukup besar. Penghematan ketiga komponen dalam industri ini

merupakan sasaran utama di hampir semua negara berkembang. Untuk mencapai sasaran ini,

perlu ada usaha-usaha intensive yang dilakukan untuk mengefektifkan pemanfaatan limbah industri

pertambangan (tailing).

Tailing selalu menjadi masalah serius, terutama dianggap sebagai perusak utama

lingkungan, akan tetapi pada perkembangan saat ini tailing juga dapat dimanfaatkan. Agar tidak

menimbulkan dampak negatif maka perlu pengelolaan yang lebih baik dengan memanfatkan

kembali secara optimal, tepat dan bijaksana, salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah

dengan meningkatkan kegunaannya sebagai bahan bangunan..Pemanfaatkan tailing hasil pengolahan bijih untuk bahan bangunan menjadi solusi di

bidang konstruksi dan hal ini merupakan salah satu upaya penerapan kaidah konservasi yaitu

optimalisasi bahan galian.

ABSTRACT

Housing and infrastructure development is an industry which requires big enough cost,

construction/building materials, and energy. Saving on these three components in industrial

business to be as a main target in almost all developing countries. To reach the target, there are

intensive efforts should be done to effectively utilize that of mining waste disposal or tailing.

Tailing always becoming a serious problem which commonly to be considered as a main

cause of environmental damage, but in fact it can also be utilized to good advantage. In order not to

generate a negative impact hence it needs a better management by reutilizing it properly and wisely

in optimum condition. One of the efforts which can be done is by increasing its usefulness as

construction/building materials.

Utilization of the tailing to be as construction/building materials constituting a solution for

energy saving, preservation of environment, and conservation of mineral resources.

Page 11: HUBUNGAN STRUKTUR SESARpsdg.bgl.esdm.go.id/buletin_pdf_file/Bul Vol 3 no. 1 thn... · 2012. 4. 11. · sesar di daerah ini sebagai media pembentukannya.Satuan Endapan Aliran Piroklastik

2

PENDAHULUAN

Survey yang dilakukan oleh Lembaga

Demografi Universitas Indonesia,

memperkirakan jumlah penduduk Indonesia

akan mencapai 273 juta pada tahun 2025

dengan pertumbuhan penduduk di bawah 1,5

persen (Media Indonesia Online, 2005), .

Dengan meningkatnya jumlah penduduk

tentunya akan meningkat pula kebutuhan akan

perumahan dan infrastruktur, berarti

dibutuhkan komponen bahan bangunan yang

dapat diperoleh secara kontinyu, cepat dan

dengan persediaan yang cukup memadai

dalam menunjang industri konstruksi. Untuk

memenuhi hal tersebut diperlukan eksploitasi

besar-besaran sumber daya alam untuk

memproduksi material konstruksi seperti, batu

bata, batu gamping, pasir semen, baja,

gelas/kaca dan aluminium.

Sejalan dengan meningkatnya industi

konstruksi, issu penghematan sumber daya

alam dan pelestarian lingkungan semakin kuat

disuarakan.

Industri konstruksi lebih lanjut dapat

menyebabkan berkurangnya hutan karena

kebutuhan kayu dalam jumlah sangat besar,

kenyataan kerusakan hutan di tanah air saat

ini sudah sangat mengkhawatirkan. Tingkat

kerusakan hutan mengalami peningkatan dari

1,8 juta hektar per tahun pada masa Orde

Baru, sekarang mencapai 2,8 juta hektar per

tahun.(M.S. Kaban/MENHUT, 2008)

Banyaknya kejadian bencana yang

akhir-akhir ini menimpa diberbagai wilayah di

Indonesia, terjadi akibat eksploitasi sumber

daya alam secara besar-besaran, perlu kita

renungkan sebagai bahan pelajaran berharga

mengapa dan bagaimana untuk

penanggulangan dimasa mendatang.

Upaya pemanfaatan tailing dari hasil

pengolahan tambang bijih menjadi bahan

dasar industri bangunan merupakan suatu

alternatif untuk mengurangi eksploitasi sumber

daya alam.

TAILING HASIL PENGOLAHAN BIJH

Tailing adalah bahan-bahan yang

dibuang setelah proses pemisahan material

berharga dari material yang tidak berharga dari

suatu bijih. Tailing yang merupakan limbah

hasil pengolahan bijih sudah dianggap tidak

berpotensi lagi untuk di manfaatkan, akan

tetapi dengan hasil penelitian dan kemanjuan

teknologi saat ini tailing tersebut masih dapat

dimanfaatkan untuk bahan bangunan.

Keberadaan tailing dalam dunia

pertambangan tidak bisa dihindari, dari

penggalian atau penambangan yang dilakukan

hanya < 3% bijih menjadi produk utama,

produk sampingan, sisanya menjadi waste dan

tailing. Secara fisik komposisi tailing terdiri dari

50% fraksi pasir halus dengan diameter 0,075

– 0,4 mm, dan sisanya berupa fraksi lempung

dengan diameter 0,075 mm. Umumnya tailing

hasil penambangan mengandung mineral yang

secara langsung tergantung pada komposisi

bijih yang diusahakan.

Tailing hasil penambangan emas

umumnya mengandung mineral inert (tidak

aktif) seperti; kuarsa, kalsit dan berbagai jenis

aluminosilikat, serta biasanya masih

mengandung emas. Tailing hasil

penambangan emas mengandung salah satu

atau lebih bahan berbahaya beracun seperti;

Arsen (As), Kadmium (Cd), Timbal (pb),

Merkuri (Hg) Sianida (Cn) dan lainnya. Logam-

logam yang berada dalam tailing sebagian

adalah logam berat yang masuk dalam

kategori limbah bahan berbahaya dan beracun

Page 12: HUBUNGAN STRUKTUR SESARpsdg.bgl.esdm.go.id/buletin_pdf_file/Bul Vol 3 no. 1 thn... · 2012. 4. 11. · sesar di daerah ini sebagai media pembentukannya.Satuan Endapan Aliran Piroklastik

3

(B3). Mineral berkadar belerang tinggi dalam

tailing sering menjadi satu sumber potensial

bagi timbulnya air asam tambang.

PEMANFAATAN TAILING

Dengan pertumbuhan jumlah

penduduk yang pesat, dan untuk memenuhi

tuntutan hidup serta meningkatkan

kesejahteraan masyarakat, perlu diimbangi

dengan peningkatan kebutuhan akan

perumahan, infratruktur, dan sarana penunjang

kegiatan sehari-hari seperti perkantoran,

sekolah, pasar dan lainnya. Industri konstruksi

ini membutuhkan sumber daya alam yang

besar seperti, pasir, gamping, alumunium, besi

dan juga kayu. Eksploitasi sumber daya alam

ini akan menyebabkan rusaknya hutan, lahan

pertanian, dan tentunya berkurangnya sumber

daya alam. Salah satu upaya untuk mengatasi

hal tersebut adalah dengan cara meningkatkan

pemanfaatan tailing sebagai bahan bangunan.

Pengembangan bahan bangunan dari

tailing ini selain dapat menunjang kebutuhan

pembangunan juga dapat memecahkan

masalah lingkungan yang selanjutnya produk

ini dapat dikategorikan sebagai bahan

bangunan ekologis

Pemanfaatan tailing untuk bahan

bangunan atau konstruksi, telah dilakukan oleh

beberapa negara termasuk Indonesia melalui

penelitian-penelitian, diantaranya :

a. Tailing sebagai material konstruksi ringan

Tailing hasil tambang bijih porpiri di

Negara Bagian Arizona, Amerika Serikat,

telah dimanfaatkan untuk membuat suatu

material konstruksi kelas ringan, yang

dikenal secara umum sebagai autoclaved

aerated cement , disingkatan AAC dengan

bahan baku utama silika (SiO2).

Tambang porpiri di negara bagian ini

umumnya batuan induknya berupa batuan

silika, sehingga jumlah pasir silika cukup

berlimpah. Ukuran butir dari pasir silikanya

bundar kecil yang pada hakekatnya setara

dengan ukuran bentuk butir silika yang di

haruskan untuk menghasilkan material

bangunan ringan AAC. Material bangunan

ringan AAC dengan bahan baku pasir

silika dari tailing tersebut, mempunyai

sifat sebagai isolator panas yang sangat

baik, bahan kedap suara dan material

dengan kualitas yang diinginkan serta

sebanding dengan material bahan

bangunan AAC yang menggunakan pasir

silika yang bersumber dari bahan material

bukan tailing (www.freepatentsonline.com)

b. Bahan bangunan dan keramik

Ahli geologi dan tambang dari tambang

Idaho-Maryland, USA, menemukan suatu

proses penghalusan dari tailing atau

batuan limbah dari tambang tersebut

untuk dibuat material bahan bangunan

dan keramik, melalui proses CeramextTM.

Poses ini dilakukan pada tekanan pada

ruangan hampa yang dipanaskan (Idaho-

Maryland Mining Corp, 2008).

c. Tailing untuk pembuatan batu bata

Di daerah pedesaan negara Jamaica,

pembangunan perumahan sangat kurang

dikarenakan mahalnya bahan bangunan.

Jamaica Bauxite Institute, bekerjasama

dengan Universitas Toronto,

mengembangkan bahan bangunan berupa

batu bata yang murah dengan

menggunakan tailing hasil industri

aluminium negeri itu (Dennis Morr and

Wesley Harley).

d. Tailng untuk pembuatan semen kekuatan

tinggi, keramik, batubata.

Page 13: HUBUNGAN STRUKTUR SESARpsdg.bgl.esdm.go.id/buletin_pdf_file/Bul Vol 3 no. 1 thn... · 2012. 4. 11. · sesar di daerah ini sebagai media pembentukannya.Satuan Endapan Aliran Piroklastik

4

Pada tahun 1990, Akademi Ilmu Geologi

Cina mendirikan Pusat Teknik untuk

pemanfaatan tailing, dan merupakan yang

pertama di Negeri China, untuk melakukan

penyelidikan daerah tailing yang prospek

untuk dimanfaatan kembali. Lembaga ini

menganalisa sifat-sifat sumber daya dan

potensi dari berbagai jenis tailing, dan

mengembangkan teknologi untuk

membuat sejumlah produk-produk yang

berharga dari tailing. Produk-produk ini

termasuk semen kekuatan tinggi, bahan

bangunan keramik, batu bata, dan bahan-

bahan hiasan yang dibuat dari granit

([email protected]).

e. Tailing sebagai campuran beton

PT Freeport Indonesia bekerja sama

dengan Institut Teknologi Bandung telah

berhasil membuat beton dengan bahan

dasar tailing dari pertambangan tembaga,

dan emas, dan merupakan hasil penelitian

beberapa tahun. Penggunaan tailing

sebagai bahan dasar pembuatan beton

telah dilakukan pada tahun 2001 untuk

pembangunan jalan menuju tambang

Gresberg di M.28 (foto 1), pembangunan

jembatan S. Kaoga (foto 2), dan beberapa

konstruksi lainnya. Beton ini disebut Beton

Polimer dengan komposisi semen portland

29,4%, polimer 0,6 %, dan tailing 70%,

dan telah memperoleh sartifikat Pengujian

dari Departemen KIMPRASWIL pada

tahun 2004 (PT Freeport Indonesia, 2006).

Saat ini tailing juga telah digunakan untuk

bahan bangunan untuk pembangunan

perumahan karyawan.

f. Tailing untuk membuat paving block

Penelitian yang dilakukan oleh Tim KPP

Konservasi di P. Bintan, mengungkapkan

bahwa tailing hasil pencucian bauksit telah

dicoba untuk dibuat bahan bangunan oleh

ex karyawan PT Aneka Tambang di P.

Bintan, dan berhasil baik. Prosesnya

sederhana, tailing hasil pencucian bauksit,

dicuci kembali untuk menghilangkan sisa

air laut yang terdapat pada tailing,

kemudian di saring. Dengan tambahan

semen, kemudian dengan alat sederhana

(foto 3) dicetak menjadi batako (foto 4),

dan paving block (foto 5). Hasil inovatif

tersebut telah digunakan untuk pembatas

jalan, dan tembok pagar masjid yang

terletak di komplek perkantoran PT Aneka

Tambang (foto 6). dan banyak diminati

oleh rakyat setempat karena murah.

PEMBAHASAN

Pembangunan akan memberikan

kemajuan bagi masyarakat tetapi juga harus

disadari sedikit banyak pembangunan juga

membawa berbagai masalah dengan

meningkatnya kebutuhan akan sumber daya

alam, kekurangbijakan dalam pengelolaannya

dapat berdampak terhadap lingkungan

Bencana alam yang akhir-akhir ini

banyak menimpa diberbagai wilayah

Indonesia, umumnya akibat rusaknya hutan

akibat eksploitasi sumber daya alam yang tidak

terkontrol. Selain perambah hutan, kegiatan

pertambangan juga dituduh sebagai salah satu

perusak lingkungan dan bencana alam. Secara

garis besar kerusakan lingkungan dan

bencana alam tersebut telah merugikan

kehidupan manusia dan kelestarian alam,

dampak yang di timbulkan secara langsung

maupun tidak langsung semuanya akan

berakibat pada kerugian ekonomi dan sosial.

Pembangunan yang berwawasan

lingkungan merupakan wacana baru yang

Page 14: HUBUNGAN STRUKTUR SESARpsdg.bgl.esdm.go.id/buletin_pdf_file/Bul Vol 3 no. 1 thn... · 2012. 4. 11. · sesar di daerah ini sebagai media pembentukannya.Satuan Endapan Aliran Piroklastik

5

harus dikembangkan baik dalam

penyelenggaraan maupun pengelolaannya. Ini

berarti setiap kegiatan pembangunan haruslah

diikuti dengan berbagai analisis yang

mencakup aspek fungsi, manfaat, dan dampak

yang mungkin ditimbulkan.

Untuk memperoleh bahan bangunan

seperti kayu, batu bata, semen, baja,

gelas/kaca dan aluminium untuk menghasilkan

material konstruksi, sangat memerlukan

sejumlah energi besar untuk menggerakan

alat-alat besar atau pengolahannya, yang

selanjutnya menghabiskan sumber daya alam

dan menambah mahal material bangunan.

Industri konstruksi lebih lanjut menghabiskan

hutan-hutan karena memerlukan kayu dengan

jumlah sangat besar untuk konstruksi

bangunan dan perumahan.

Tailing adalah salah satu bahan dasar

yang dapat digunakan untuk memproduksi

bahan bangunan. Umumnya keberadaannya

tersingkap, mudah pemercontohannya dan

dekat lokasi tambang, untuk mengelolanya

tidak diperlukan pembabatan hutan,

pengupasan tanah penutup, eksplorasi, serta

lokasinya mudah dijangkau.

Pemanfaatan tailing sebagai bahan

bangunan tentunya tidak dilakukan secara

langsung, diperlukan penelitian-penelitian

untuk mengetahui sifat-sifat tailing, kandungan

mineral yang ada, jenis materialnya. Telah

diketahui tailing dari hasil industri

pertambangan umumnya masih mengandung

bahan beracun, sebagai contoh tailing hasil

penambangan emas mengandung salah satu

atau lebih bahan berbahaya beracun seperti;

Arsen (As), Kadmium (Cd), Timbal (pb),

Merkuri (Hg) Sianida (Cn) dan lainnya. Logam-

logam yang berada dalam tailing sebagian

adalah logam berat yang masuk dalam

kategori limbah bahan berbahaya dan beracun

(B3). Bahan berbahaya ini juga terdapat pada

tailing pengolahan alumunium berupa lumpur

merah mengandung NaOH, sodium sianida,

dan fluoride. Merkuri merupakan bahan

berbahaya, digunakan oleh rakyat pada

penambangan emas aluvial dan

penanganannya umumnya tidak melalui proses

yang baku sehingga penyebarannya Hg sangat

signifikan di daerah-daerah tailing tambang

rakyat emas aluvial.

Dengan demikian pemakaian tailing

untuk bahan bangunan sebelumnya harus

dilakukan penelitian untuk menganalisis

kelayakan tailing, apakah tailing itu

mengandung senyawa kimia atau unsur-unsur

yang berbahaya bagi kesehatan dan

lingkungan hidup atau tidak.

Hal ini dilakukan untuk menghindari

dampak negatif akibat pemakaian tailing

sebagai bahan bangunan dalam jangka

panjang.

KESIMPULAN

Kebutuhan perumahan, infrastruktur,

dan sarana umum akan semakin meningkat

sejalan dengan meningkatnya jumlah

penduduk, menyebabkan kebutuhan akan

bahan bangunan meningkat pula. Hal ini akan

menyebabkan eksploitasi sumber daya alam

seperti, pasir, gamping, semen, alumunium,

besi dan kayu untuk memperoleh bahan dasar

bangunan sebagai penunjang industri

konstruksi semakin meningkat. Kegiatan ini

menyebabkan rusaknya hutan, lahan

pertanian, dan tentunya berkurangnya sumber

daya alam. Salah satu upaya untuk

mengurangi dampak tersebut adalah dengan

cara meningkatkan kegunaan tailing sebagai

bahan dasar industri bangunan.

Page 15: HUBUNGAN STRUKTUR SESARpsdg.bgl.esdm.go.id/buletin_pdf_file/Bul Vol 3 no. 1 thn... · 2012. 4. 11. · sesar di daerah ini sebagai media pembentukannya.Satuan Endapan Aliran Piroklastik

6

Umumnya keberadaan tailing, mudah

pemercontohannya dan dekat lokasi tambang,

untuk memanfaatkannya tidak diperlukan

pembabatan hutan, pengupasan tanah

penutup, eksplorasi, serta lokasinya mudah

dijangkau. Sehingga pemanfaat tailing sebagai

bahan bangunan merupakan salah satu solusi

untuk mengurangi eksploitasi sumber daya

alam, dampak kerusakan alam, dan secara

tidak langsung juga penghematan pemakaian

energi.

Sebelum tailing digunakan sebagai

bahan bangunan, perlu dilakukan penelitian

mengenai kandungan mineral yang mungkin

masih dapat diproses secara ekonomis.

Selanjutnya agar penggunaan tailing sebagai

bahan bangunan tidak berdampak negatif,

harus dilakukan juga penelitian untuk

menganalisis apakah tailing tersebut

mengandung senyawa kimia atau unsur-unsur

yang berbahaya bagi kesehatan dan

lingkungan.

Dengan dikembangkannnya bahan

bangunan dari tailing dapat memenuhi

kebutuhan dalam mendukung program

pembangunan di bidang industri konstruksi

sekaligus penanganan masalah lingkungan.

PUSTAKADennis Morr and Wesley Harley, Bauxite

Waste Building Material, Jamaica

Bauxite Institute , JAMAICA.

Idaho-Maryland Mining Corp, 2008, The

CeremexTM Procces, Golden Bear

Ceramic Company.

Media Indonesia Online, 2005, berita

peluncuran buku “Proyeksi Penduduk

Indonesia 2000-2025”, Kementerian

Negara Perencanaan Pembangunan

Nasional/Bappenas dan Badan Pusat

Statistik (BPS) bekerja sama dengan

Lembaga Dana Kependudukan PBB,

Jakarta.

M.S. Kaban/MENHUT, 2008, pernyataan

dalam ” pertemuan para pengasuh

pondok pesantren se-Jateng di Hotel

Kediri, Bandung”, Koran Sore

Wawasan, 14 Januari 2008.

PT Freeport Indonesia, 2006, presentasi

“Tailing Bukan Limbah – Tailing

Adalah Sumber Daya – Tailing Dapat

Menjadi Bahan Konstruksi”, PT

Freeport Indonesia.

www.freepatentsonline.com,, Method of

environmenta cleanup and producing

building material using copper mine

tailings waste material, United States

Patent 5286427

[email protected], Conservation and

Sustainable Utilization of Natural

Resources, Haidian District, Beijing

1000089, People’s Republic of China.

Page 16: HUBUNGAN STRUKTUR SESARpsdg.bgl.esdm.go.id/buletin_pdf_file/Bul Vol 3 no. 1 thn... · 2012. 4. 11. · sesar di daerah ini sebagai media pembentukannya.Satuan Endapan Aliran Piroklastik

7

Sumber PT Freeport Indonesia

Foto 1. Jalan beton dari bahan dasar tailingdigunakan untuk pembuatan jalan di wilayahpertambangan PT Freeport Indonesia (jalanM.28)

Sumber PT Freeport Indonesia

Foto 2. Beton dengan bahan dasar tailingdigunakan untuk pembuatan jembatan S.Kaoga

Foto 3. Pembuatan paving block dan batakodengan alat sederhana, bahan dari tailing hasilpengolahan bauksit di P. Bintan (fotoMPPohan, 2007)

Foto 4. Batako bahan dasar tailing hasilpengolahan bauksi ( foto MPPohan, 2007)

Foto 5. Paving block dari bahan dasar tailinghasil pengolahan bauksi ( foto MPPohan,2007)

Foto 6. Paving block dan batako digunakanuntuk bahan bangunan masjid di komplek PTANTAM P. Bintan (foto MPPohan, 2007)

Page 17: HUBUNGAN STRUKTUR SESARpsdg.bgl.esdm.go.id/buletin_pdf_file/Bul Vol 3 no. 1 thn... · 2012. 4. 11. · sesar di daerah ini sebagai media pembentukannya.Satuan Endapan Aliran Piroklastik

TINJAUANREKLAMASI LAHAN BEKAS TAMBANG

DAN ASPEK KONSERVASI BAHAN GALIAN

OlehSabtanto Joko Suprapto

Kelompok Program Penelitian Konservasi – Pusat Sumber Daya Geologi

SARI

Masalah utama yang timbul pada wilayah bekas tambang adalah perubahan lingkungan. Perubahankimiawi terutama berdampak terhadap air tanah dan air permukaan, berlanjut secara fisik perubahanmorfologi dan topografi lahan. Lebih jauh lagi adalah perubahan iklim mikro yang disebabkan perubahankecepatan angin, gangguan habitat biologi berupa flora dan fauna, serta penurunan produktivitas tanahdengan akibat menjadi tandus atau gundul. Mengacu kepada perubahan tersebut perlu dilakukan upayareklamasi. Selain bertujuan untuk mencegah erosi atau mengurangi kecepatan aliran air limpasan, reklamasidilakukan untuk menjaga lahan agar tidak labil dan lebih produktif. Akhirnya reklamasi diharapkanmenghasilkan nilai tambah bagi lingkungan dan menciptakan keadaan yang jauh lebih baik dibandingkandengan keadaan sebelumnya.

Bentuk permukaan wilayah bekas tambang pada umumnya tidak teratur dan sebagian besar dapatberupa morfologi terjal. Pada saat reklamasi, lereng yang terlalu terjal dibentuk menjadi teras-teras yangdisesuaikan dengan kelerengan yang ada, terutama untuk menjaga keamanan lereng tersebut. Berkaitandengan potensi bahan galian tertinggal yang belum dimanfaatkan, diperlukan perhatian mengingat haltersebut berpotensi untuk ditambang oleh masyarakat atau ditangani agar tidak menurun nilai ekonominya.

ABSTRACT

Main problem raises at post-mining area is environmental change. Chemical change affectsparticularly groundwater and surface water prior to physically change of morphology and land topograpghy.Futher, changing also micro climate due to change of wind velocity, disturbing biological habitate such as floraand fauna and degradation of soil productivity with result either infertility or denudation of land. Base on thosechanging, though reclamation is needed to be done. Despite avoiding erosion or decreasing velocity ofwater’s run off, reclamation is done to maintain land from instability and making more productive condition.Finally, reclamation is hopefully to yield added value to environment and creating much better conditioncompared with the past.

Surfacial form of post-mining area is generally irregular and mostly as steep morphology. At the timereclamation, steep morphologies are formed to be terraces which appropriate with original slope in order tomaintain secured slope condition. Concerning with abandoned mining deposit which haven’t utilitized yet, it’sneeded for attention of being potency for either exploitation by public or being managed it in order to avoiddecreasing its economic value.

PENDAHULUAN

Reklamasi adalah kegiatan yang bertujuanmemperbaiki atau menata kegunaan lahan yangterganggu sebagai akibat kegiatan usahapertambangan, agar dapat berfungsi dan berdayaguna sesuai peruntukannya.

Pembangunan berwawasan lingkunganmenjadi suatu kebutuhan penting bagi setiap bangsadan negara yang menginginkan kelestariansumberdaya alam. Oleh sebab itu, sumberdayaalam perlu dijaga dan dipertahankan untukkelangsungan hidup manusia kini, maupun untukgenerasi yang akan datang (Arif, 2007).

Manusia merupakan penyebab utamaterjadinya kerusakan lingkungan (ekosistem).Dengan semakin bertambahnya jumlah populasi

manusia, kebutuhan hidupnya pun meningkat,akibatnya terjadi peningkatan permintaan akanlahan seperti di sektor pertanian dan pertambangan.Sejalan dengan hal tersebut dan dengan semakinhebatnya kemampuan teknologi untuk memodifikasialam, maka manusialah yang merupakan faktoryang paling penting dan dominan dalam merestorasiekosistem rusak.

Kegiatan pembangunan seringkalimenyebabkan kerusakan lingkungan, sehinggamenyebabkan penurunan mutu lingkungan, berupakerusakan ekosistem yang selanjutnya mengancamdan membahayakan kelangsungan hidup manusiaitu sendiri. Kegiatan seperti pembukaan hutan,penambangan, pembukaan lahan pertanian danpemukiman, bertanggung jawab terhadap kerusakanekosistem yang terjadi. Akibat yang ditimbulkanantara lain kondisi fisik, kimia dan biologis tanah

Page 18: HUBUNGAN STRUKTUR SESARpsdg.bgl.esdm.go.id/buletin_pdf_file/Bul Vol 3 no. 1 thn... · 2012. 4. 11. · sesar di daerah ini sebagai media pembentukannya.Satuan Endapan Aliran Piroklastik

menjadi buruk, seperti contohnya lapisan tanah tidakberprofil, terjadi bulk density (pemadatan),kekurangan unsur hara yang penting, pH rendah,pencemaran oleh logam-logam berat pada lahanbekas tambang, serta penurunan populasi mikrobatanah. Untuk itu diperlukan adanya suatu kegiatansebagai upaya pelestarian lingkungan agar tidakterjadi kerusakan lebih lanjut. Upaya tersebut dapatditempuh dengan cara merehabilitasi ekosistemyang rusak. Dengan rehabilitasi tersebut diharapkanakan mampu memperbaiki ekosistem yang rusaksehingga dapat pulih, mendekati atau bahkan lebihbaik dibandingkan kondisi semula (Rahmawaty,2002).

Kegiatan pertambangan bahan galianberharga dari lapisan bumi telah berlangsung sejaklama. Selama kurun waktu 50 tahun, konsep dasarpengolahan relatif tidak berubah, yang berubahadalah sekala kegiatannya. Mekanisasi peralatanpertambangan telah menyebabkan sekalapertambangan semakin membesar. Perkembanganteknologi pengolahan menyebabkan ekstraksi bijihkadar rendah menjadi lebih ekonomis, sehinggasemakin luas dan semakin dalam mencapai lapisanbumi jauh di bawah permukaan. Hal inimenyebabkan kegiatan tambang menimbulkandampak lingkungan yang sangat besar dan bersifatpenting. Pengaruh kegiatan pertambanganmempunyai dampak yang sangat signifikan terutamaberupa pencemaran air permukaan dan air tanah.

Sumberdaya alam yang tidak dapatdiperbaharui seperti minyak dan bahan tambanglainnya apabila diekstraksi harus dalamperencanaan yang matang untuk mewujudkanproses pembangunan nasional berkelanjutan (Arif,2007). Di antara keberlanjutan pembangunantersebut yaitu dapat terwujudnya masyarakatmandiri pasca penutupan/pengakhiran tambang(Pribadi, 2007). Aktifitas ekonomi tetap berjalansetelah pengakhiran tambang, dan tidak terjadi“Ghost Town” (Kota Hantu).

Daerah yang telah dilakukan pangakhirantambang tidak selalu berdampak potensi bahangaliannya habis sama sekali. Komoditas bahangalian tertentu dapat masih tertinggal sebagai akibattidak mempunyai nilai ekonomi bagi pelaku usahayang bersangkutan. Akan tetapi sumber daya bahangalian tersebut dalam jangka panjang dapatberpeluang untuk diusahakan apabila antara lainterjadi perubahan harga atau kebutuhan yangmeningkat signifikan.

Reklamasi lahan bekas tambang selainmerupakan upaya untuk memperbaiki kondisilingkungan pasca tambang, agar menghasilkanlingkungan ekosistem yang baik dan diupayakanmenjadi lebih baik dibandingkan rona awalnya,dilakukan dengan mempertimbangkan potensibahan galian yang masih terttinggal.

KEGIATAN PERTAMBANGAN DAN ASPEKLINGKUNGAN

Kegiatan pertambangan merupakankegiatan usaha yang kompleks dan sangat rumit,sarat risisko, merupakan kegiatan usaha jangkapanjang, melibatkan teknologi tinggi, padat modal,dan aturan regulasi yang dikeluarkan dari beberapasektor. Selain itu, kegiatan pertambanganmempunyai daya ubah lingkungan yang besar,sehingga memerlukan perencanaan total yangmatang sejak tahap awal sampai pasca tambang.Pada saat membuka tambang, sudah harusdifahami bagaimana menutup tambang.Rehabilitasi/reklamasi tambang bersifat progresif,sesuai rencana tata guna lahan pasca tambang

Tahapan kegiatan perencanaan tambangmeliputi penaksiran sumberdaya dan cadangan,perancangan batas penambangan (final/ultimate pitlimit), pentahapan tambang, penjadwalan produksitambang, perancangan tempat penimbunan (wastedump design), perhitungan kebutuhan alat dantenaga kerja, perhitungan biaya modal dan biayaoperasi, evaluasi finansial, analisis dampaklingkungan, tanggung jawab sosial perusahaan(Corporate Social Responsibility) termasukpengembangan masyarakat (CommunityDevelopment) serta Penutupan tambang.

Perencanaan tambang, sejak awal sudahmelakukan upaya yang sistematis untukmengantisipasi perlindungan lingkungan danpengembangan pegawai dan masyarakat sekitartambang (Arif, 2007).

Kegiatan pertambangan pada umumnyamemiliki tahap-tahap kegiatan sebagai berikut :o Eksplorasio Ekstraksi dan pembuangan limbah batuano Pengolahan bijih dan operasional pabrik

pengolahano Penampungan tailing, pengolahan dan

pembuangannyao Pembangunan infrastuktur, jalan akses dan

sumber energio Pembangunan kamp kerja dan kawasan

pemukiman

Pengaruh pertambangan pada aspeklingkungan terutama berasal dari tahapan ekstraksidan pembuangan limbah batuan, dan pengolahanbijih serta operasional pabrik pengolahan.

Ekstraksi dan Pembuangan Limbah Batuan

Diperkirakan lebih dari 2/3 kegiataneksrtaksi bahan mineral di dunia dilakukan denganpertambangan terbuka. Teknik tambang terbukabiasanya dilakukan dengan open-pit mining, stripmining, dan quarrying, tergantung pada bentukgeometris tambang dan bahan yang digali.

Page 19: HUBUNGAN STRUKTUR SESARpsdg.bgl.esdm.go.id/buletin_pdf_file/Bul Vol 3 no. 1 thn... · 2012. 4. 11. · sesar di daerah ini sebagai media pembentukannya.Satuan Endapan Aliran Piroklastik

Ekstraksi bahan mineral dengan tambangterbuka sering menyebabkan terpotongnya puncakgunung dan menimbulkan lubang yang besar. Salahsatu teknik tambang terbuka adalah metode stripmining (tambang bidang). Dengan menggunakanalat pengeruk, penggalian dilakukan pada suatubidang galian yang sempit untuk mengambil mineral.Setelah mineral diambil, dibuat bidang galian baru didekat lokasi galian yang lama. Batuan limbah yangdihasilkan digunakan untuk menutup lubang yangdihasilkan oleh galian sebelumnya. Teknik tambangseperti ini biasanya digunakan untuk menggalideposit batubara yang tipis dan datar yang terletakdidekat permukaan tanah.

Teknik penambangan quarrying bertujuanuntuk mengambil batuan ornamen, dan bahanbangunan seperti pasir, kerikil, bahan industrisemen, serta batuan urugan jalan. Untukpengambilan batuan ornamen diperlukan teknikkhusus agar blok-blok batuan ornamen yang diambilmempunyai ukuran, bentuk dan kualitas tertentu.Sedangkan untuk pengambilan bahan bangunantidak memerlukan teknik yang khusus. Teknik yangdigunakan serupa dengan teknik tambang terbuka.

Tambang bawah tanah digunakan jika zonamineralisasi terletak jauh di bawah permukaan tanahsehingga jika digunakan cara tambang terbukajumlah batuan penutup yang harus dipindahkanterlalu besar. Produktifitas tambang bawah tanah 5sampai 50 kali lebih rendah dibanding tambangterbuka, karena ukuran alat yang digunakan lebihkecil dan akses ke dalam lubang tambang lebihterbatas.

Kegiatan ekstraksi menghasilkanlimbah/waste dalam jumlah yang sangat banyak.Total waste yang diproduksi dapat bervariasi antara10 % sampai sekitar 99,99 % dari total bahan yangditambang. Limbah utama yang dihasilkan adalahbatuan penutup dan limbah batuan. Batuan penutup(overburden) dan limbah batuan adalah lapisanbatuan yang tidak/miskin mengandung mineralekonomi, yang menutupi atau berada di antara zonamineralisasi atau batuan yang mengandung mineraldengan kadar rendah sehingga tidak ekonomisuntuk diolah. Penutup umumnya terdiri dari tanahpermukaan dan vegetasi sedangkan batuan limbahmeliputi batuan yang dipindahkan pada saatpembuatan terowongan, pembukaan dan eksploitasisingkapan bijih serta batuan yang beradabersamaan dengan singkapan bijih.

Hal-hal pokok yang perlu mendapatkanperhatian pada kegiatan ekstraksi dan pembuanganlimbah/waste agar sejalan dengan upaya reklamasiadalah :

o Luas dan kedalaman zona mineralisasio Jumlah batuan yang akan ditambang dan yang

akan dibuang yang akan menentukan lokasi dandesain penempatan limbah batuan.

o Kemungkinan sifat racun limbah batuan

o Potensi terjadinya air asam tambango Dampak terhadap kesehatan dan keselamatan

yang berkaitan dengan kegiatan transportasi,penyimpanan dan penggunaan bahan peledakdan bahan kimia racun, bahan radio aktif dikawasan penambangan dan gangguanpernapasan akibat pengaruh debu.

o Sifat-sifat geoteknik batuan dan kemungkinanuntuk penggunaannya untuk konstruksi sipil(seperti untuk landscaping, dam tailing, ataulapisan lempung untuk pelapis tempatpembuangan tailing).

o Pengelolaan (penampungan, pengendalian danpembuangan) lumpur (untuk pembuanganoverburden yang berasal dari sistempenambangan dredging dan semprot).

o Kerusakan bentang lahan dan keruntuhan akibatpenambangan bawah tanah.

o Terlepasnya gas methan dari tambang batubarabawah tanah.

Pengolahan Bijih dan Operasional PabrikPengolahan

Pengolahan bijih akan menghasilkan limbahyang mempunyai karakteristik tergantung pada jenisbijih dan metoda pengolahannya. Penanganan danpenempatan limbah tersebut dalam rangkamerehabilitasi/reklamasi lingkungan pasca tambangmempertimbangkan karakteristik kimia dan fisikalimbah.

Mekanisme pengolahan bijih tergantungpada jenis tambang. Umumnya pengolahan bijihterdiri dari proses benefication dimana bijih yangditambang diproses menjadi konsentrat bijih untukdiolah lebih lanjut atau dijual langsung, diikutidengan pengolahan metalurgi dan refining. Prosesbenefication umumnya terdiri dari kegiatanpersiapan, penghancuran dan atau penggilingan,peningkatan konsentrasi dengan gravitasi ataupemisahan secara magnetis atau denganmenggunakan metode flotasi (pengapungan), yangdiikuti dengan dewatering dan penyaringan. Hasildari proses ini adalah konsentrat bijih dan limbahdalam bentuk tailing serta emisi debu. Tailingbiasanya mengandung bahan kimia sisa proses danlogam berat.

Pengolahan metalurgi bertujuan untukmengisolasi logam dari konsentrat bijih denganmetode pyrometalurgi, hidrometalurgi atauelektrometalurgi baik dilakukan sebagai prosestunggal maupun kombinasi. Proses pyrometalurgiseperti roasting (pembakaran) dan smeltingmenyebabkan terjadinya gas buang ke atmosfir(sebagai contoh: sulfur dioksida, partikulat danlogam berat) dan slag.

Proses pengolahan bijih bertujuan untukmengatur ukuran partikel bijih, menghilangkanbagian-bagian yang tidak diinginkan, meningkatkankualitas, kemurnian atau kadar bahan yang

Page 20: HUBUNGAN STRUKTUR SESARpsdg.bgl.esdm.go.id/buletin_pdf_file/Bul Vol 3 no. 1 thn... · 2012. 4. 11. · sesar di daerah ini sebagai media pembentukannya.Satuan Endapan Aliran Piroklastik

diproduksi. Proses ini biasanya terdiri dari :penghancuran, penggilingan, pencucian, pelarutan,kristalisasi, penyaringan, pemilahan, pembuatanukuran tertentu, sintering (penggunaan tekanan danpanas dibawah titik lebur untuk mengikat partikel-partikel logam), pellettizing (pembentukan partikel-partikel logam menjadi butiran-butiran kecil),kalsinasi untuk mengurangi kadar air dan/ataukarbondioksida, roasting (pemanggangan),pemanasan, klorinasi untuk persiapan proseslindian, pengentalan secara gravitasi, pemisahansecara magnetis, pemisahan secara elektrostatik,flotasi (pengapungan), penukar ion, ekstraksipelarut, elektrowining, presipitasi, amalgamasi danheap leaching.

Proses pengolahan yang paling umumdilakukan adalah pemisahan secara gravitasi(digunakan untuk cebakan emas letakan),penggilingan dan pengapungan (digunakan untukbijih besi yang bersifat basa), pelindian (denganmenggunakan tangki atau heap leaching; pelindiantimbunan (digunakan untuk bijih tembaga/emaskadar rendah, Gambar 1) dan pemisahan secaramagnetis. Tipikal langkah-langkah pengolahanmeliputi penggilingan, pencucian, penyaringan,pemilahan, penentuan ukuran, pemisahan secaramagnetik, oksidasi bertekanan, pengapungan,pelindian, pengentalan secara gravitasi, danpenggumpalan (pelletizing, sintering, briquetting,dan nodulizing).

Proses pengolahan bijih menghasilkanpartikel berukuran seragam, menggunakan alatpenghacur dan penggilingan. Tiga tahappenghacuran umumnya diperlukan untukmemperoleh ukuran yang diingginkan. Hasil olahanbijih berbentuk lumpur, yang kemudian dipompakanke proses pengolahan lebih lanjut.

Pemisahan magnetik digunakan untukmemisahkan bijih besi dari bahan yang memilikidaya magnetik lebih rendah. Ukuran partikel dankonsentrasi padatan menentukan jenis prosespemisahan magnetik yang akan digunakan.

Pengapungan (flotasi) menggunakan bahankimia untuk mengikat kelompok senyawa mineraltertentu dengan gelembung udara untukpengumpulan. Bahan kimia yang digunakantermasuk collectors, frothers, antifoams, activators,and depressants; tergantung karakteristik bijih yangdiolah. Bahan kimia ini dapat mengandung sulfurdioksida, asam sufat, senyawa sianida, cressol,disesuaikan dengan karakteristik bijih yangditambang.

Proses pemisahan gravitasi menggunakanperbedaan berat jenis mineral untuk meningkatkankonsentrasi bijih. Ukuran partikel merupakan faktorpenting dalam proses pengolahan, sehingga ukurantetap dijaga agar seragam dengan menggunakansaringan atau hydrocyclon. Tailing padat ditimbun dikolam penampungan tailing, airnya biasanya didaur

ulang sebagai air proses pengolahan. Flokulan kimiaseperti aluminium sulfat, kapur, besi, garam kalsium,dan kanji biasanya ditambahkan untukmeningkatkan efisiensi pemadatan.

Gambar 1. Tambang Emas Mesel, Minahasa, Sulutpada tahun 2003, situasi menjelang penutupan

tambang, mengolah sisa bijih yang tersimpan padastockpile (Tain dkk, 2003)

Pelindian merupakan proses untukmengambil senyawa logam terlarut dari bijih denganmelarutkan secara selektif senyawa tersebut kedalam suatu pelarut seperti air, asam sulfat danasam klorida atau larutan sianida. Logam yangdiingginkan kemudian diambil dari larutan tersebutdengan pengendapan kimiawi atau bahan kimiayang lain atau proses elektrokimia. Metode pelindiandapat berbentuk timbunan, heap atau tangki.Metode pelindian heap leaching (Gambar 1) banyakdigunakan untuk pertambangan emas sedangkanpelindian dengan timbunan banyak digunakan untukpertambangan tembaga.

Gambar 2. Settling pond untuk pengendapan finecoal dan lumpur ampas pencucian batubara (Tain

dkk., 2001)

Proses pengolahan batu bara padaumumnya diawali oleh pemisahan limbah danbatuan secara mekanis diikuti dengan pencucianbatu bara untuk menghasilkan batubara berkualitaslebih tinggi. Dampak potensial akibat proses ini

Page 21: HUBUNGAN STRUKTUR SESARpsdg.bgl.esdm.go.id/buletin_pdf_file/Bul Vol 3 no. 1 thn... · 2012. 4. 11. · sesar di daerah ini sebagai media pembentukannya.Satuan Endapan Aliran Piroklastik

adalah pembuangan batuan limbah dan batubaratak terpakai (Gambar 2), timbulnya debu danpembuangan air pencuci (Karliansyah, 2001).

LINGKUP REKLAMASI

Rehabilitasi lokasi penambangan dilakukansebagai bagian dari program pengakhiran tambangyang mengacu pada penataan lingkungan hidupyang berkelanjutan. Kegiatan pengakhiran tambangemas Kelian di Kalimantan Timur merupakan yangpertama di Indonesia untuk pengakhiran tambangsekala besar, sehingga diupayakan dapat menjadimodel percontohan di masa datang. Polapengakhiran tambang yang dilakukan oleh KEM(Kelian Equatorial Mining) di Kalimantan Timurmerupakan salah satu benchmark di Indonesiamaupun pada tingkat internasional. Pengakhirantambang yang dilakukan KEM dijadikan salah satuproyek percontohan program kemitraanpembangunan atau BPD (Business Partnership forDevelopment) oleh pihak Bank Dunia (Inamdar dkk.,2002).

Salah satu kegiatan pengakhiran tambang,yaitu reklamasi, yang merupakan upaya penataankembali daerah bekas tambang agar bisa menjadidaerah bermanfaat dan berdayaguna. Reklamasitidak berarti akan mengembalikan seratus persensama dengan kondisi rona awal. Sebuah lahan ataugunung yang dikupas untuk diambil isinya hinggakedalaman ratusan meter bahkan sampai seribumeter (Gambar 3), walaupun sistem gali timbun(back filling) diterapkan tetap akan meninggalkanlubang besar seperti danau (Herlina, 2004).

Pada prinsipnya kawasan atau sumberdayaalam yang dipengaruhi oleh kegiatan pertambanganharus dikembalikan ke kondisi yang aman danproduktif melalui rehabilitasi. Kondisi akhirrehabilitasi dapat diarahkan untuk mencapaikondisi seperti sebelum ditambang atau kondisi lainyang telah disepakati. Kegiatan rehabilitasidilakukan merupakan kegiatan yang terus menerusdan berlanjut sepanjang umur pertambangansampai pasca tambang.

Tujuan jangka pendek rehabilitasi adalahmembentuk bentang alam (landscape) yang stabilterhadap erosi. Selain itu rehabilitasi jugabertujuan untuk mengembalikan lokasi tambang kekondisi yang memungkinkan untuk digunakansebagai lahan produktif. Bentuk lahan produktifyang akan dicapai menyesuaiakan dengan tatagunalahan pasca tambang. Penentuan tataguna lahanpasca tambang sangat tergantung pada berbagaifaktor antara lain potensi ekologis lokasi tambangdan keinginan masyarakat serta pemerintah. Bekaslokasi tambang yang telah direhabilitasi harusdipertahankan agar tetap terintegrasi denganekosistem bentang alam sekitarnya.

Teknik rehabilitasi meliputi regarding,reconturing, dan penaman kembali permukaantanah yang tergradasi, penampungan danpengelolaan racun dan air asam tambang (AAT)dengan menggunakan penghalang fisik maupuntumbuhan untuk mencegah erosi atau terbentuknyaAAT. Permasalahan yang perlu dipertimbangkandalam penetapan rencana reklamasi meliputi :

o Pengisian kembali bekas tambang, penebarantanah pucuk dan penataan kembali lahan bekastambang serta penataan lahan bagipertambangan yang kegiatannya tidak dilakukanpengisian kembali

o Stabilitas jangka panjang, penampungan tailing,kestabilan lereng dan permukaan timbunan,pengendalian erosi dan pengelolaan air(Gambar 12).

Gambar 3. Tambang tembaga Batu Hijau (modifikasidari Foto koleksi H. Lahar)

o Keamanan tambang terbuka, longsoran,pengelolaan B3 dan bahaya radiasi

o Karakteristik fisik kandungan bahan nutrientdan sifat beracun tailing atau limbah batuanyang dapat berpengaruh terhadap kegiatanrevegetasi

o Pencegahan dan penanggulangan air asamtambang, potensi terjadinya AAT dari bukaantambang yang terlantar, pengelolaan tailing dantimbunan limbah batuan (sebagai akibatoksidasi sulfida yang terdapat dalam bijih ataulimbah batuan)

Page 22: HUBUNGAN STRUKTUR SESARpsdg.bgl.esdm.go.id/buletin_pdf_file/Bul Vol 3 no. 1 thn... · 2012. 4. 11. · sesar di daerah ini sebagai media pembentukannya.Satuan Endapan Aliran Piroklastik

o Penanganan potensi timbulnya gas metan danemisinya dari tambang batubara (Karliansyah,2001).

o Sulfida logam yang masih terkandung padatailing atau waste merupakan pengotor yangpotensial akan menjadi bahan toksik danpenghasil air asam tambang yang akanmencemari lingkungan, pemanfaatan sulfidalogam tersebut merupakan salah satu alternatifpenanganan. Demikian juga kandungan mineralekonomi yang lain, diperlukan upayapemanfaatan (Gambar 4).

o Penanganan/penyimpanan bahan galian yangmasih potensial untuk menjadi bernilai ekonomibaik dalam kondisi in-situ, berupa tailing atauwaste.

Gambar 4. (A) Tailing tambang tembagamengandung emas; (B) ditambang oleh masyarakat,

Mimika, Papua (Foto koleksi SJ Suprapto)

LAHAN BEKAS TAMBANG SEBAGAIEKOSISTEM RUSAK

Kegiatan pertambangan dapat berdampakpada perubahan/rusaknya ekosistem. Ekosistemyang rusak diartikan sebagai suatu ekosistem yangtidak dapat lagi menjalankan fungsinya secaraoptimal, seperti perlindungan tanah, tata air,pengatur cuaca, dan fungsi-fungsi lainnya dalammengatur perlindungan alam lingkungan (Gambar5).

Menurut Jordan (1985 dalam Rahmawaty,2002), intensitas gangguan ekosistem dikategorikanmenjadi tiga, yaitu :1. ringan, apabila struktur dasar suatu ekosistem

tidak terganggu, sebagai contoh jika sebatangpohon besar mati atau kemudian roboh yangmenyebabkan pohon lain rusak, ataupenebangan kayu yang dilakukan secara selektifdan hati-hati,

2. menengah, apabila struktur hutannya rusakberat/hancur, namun produktifitasnya tanahnyatidak menurun, misalnya penebangan hutanprimer untuk ditanami jenis tanaman lain sepertikopi, coklat, palawija dan lain-lainnya,

3. berat, apabila struktur hutan rusak berat/hancurdan produkfitas tanahnya menurun, contohnyaterjadi aliran lava dari gunung berapi,penggunaan peralatan berat untukmembersihkan hutan, termasuk dalam hal iniakibat kegiatan pertambangan.

Gambar 5. Lahan reklamasi bekas tambang timah,ditambang oleh PETI, tidak direklamasi kembali,

Belitung (Widhiyatna dkk., 2006).

REKLAMASI LAHAN BEKAS TAMBANG

Secara umum yang harus diperhatikan dandilakukan dalam merehabilitasi/reklamasi lahanbekas tambang yaitu dampak perubahan darikegiatan pertambangan, rekonstruksi tanah,revegetasi, pencegahan air asam tambang,pengaturan drainase, dan tataguna lahan pascatambang.

Kegiatan pertambangan dapatmengakibatkan perubahan kondisi lingkungan. Halini dapat dilihat dengan hilangnya fungsi proteksiterhadap tanah, yang juga berakibat padaterganggunya fungsi-fungsi lainnya. Di samping itu,juga dapat mengakibatkan hilangnyakeanekaragaman hayati, terjadinya degradasi padadaerah aliran sungai, perubahan bentuk lahan, danterlepasnya logam-logam berat yang dapat masukke lingkungan perairan.

Rekonstruksi Tanah

Untuk mencapai tujuan restorasi perludilakukan upaya seperti rekonstruksi lahan danpengelolaan tanah pucuk. Pada kegiatan ini, lahanyang masih belum rata harus terlebih dahulu ditatadengan penimbunan kembali (back filling) denganmemperhatikan jenis dan asal bahan urugan,ketebalan, dan ada tidaknya sistem aliran air(drainase) yang kemungkinan terganggu.Pengembalian bahan galian ke asalnya diupayakanmendekati keadaan aslinya. Ketebalan penutupantanah (sub-soil) berkisar 70-120 cm yang dilanjutkandengan re-distribusi tanah pucuk (Gambar 7).

Page 23: HUBUNGAN STRUKTUR SESARpsdg.bgl.esdm.go.id/buletin_pdf_file/Bul Vol 3 no. 1 thn... · 2012. 4. 11. · sesar di daerah ini sebagai media pembentukannya.Satuan Endapan Aliran Piroklastik

Lereng dari bekas tambang dibuat bentukteras, selain untuk menjaga kestabilan lereng,diperuntukan juga bagi penempatan tanamanrevegetasi (Gambar 6 dan 12).

Gambar 6. Skema bentuk teras kebun dan guludan(KPP Konservasi, 2006)

Gambar 7. Pengurugan kembali bekas tambangemas di Wetar (Foto koleksi R. Hutamadi)

Revegetasi

Perbaikan kondisi tanah meliputi perbaikanruang tubuh, pemberian tanah pucuk dan bahanorganik serta pemupukan dasar dan pemberiankapur. Kendala yang dijumpai dalam merestorasilahan bekas tambang yaitu masalah fisik, kimia(nutrients dan toxicity), dan biologi. Masalah fisiktanah mencakup tekstur dan struktur tanah. Masalahkimia tanah berhubungan dengan reaksi tanah (pH),kekurangan unsur hara, dan mineral toxicity. Untukmengatasi pH yang rendah dapat dilakukan dengancara penambahan kapur. Sedangkan kendala biologiseperti tidak adanya penutupan vegetasi dan tidakadanya mikroorganisme potensial dapat diatasidengan perbaikan kondisi tanah, pemilihan jenispohon, dan pemanfaatan mikroriza.

Secara ekologi, spesies tanaman lokaldapat beradaptasi dengan iklim setempat tetapi tidakuntuk kondisi tanah. Untuk itu diperlukan pemilihanspesies yang cocok dengan kondisi setempat,terutama untuk jenis-jenis yang cepat tumbuh,

misalnya sengon, yang telah terbukti adaptif untuktambang. Dengan dilakukannya penanaman sengonminimal dapat mengubah iklim mikro pada lahanbekas tambang tersebut. Untuk menunjangkeberhasilan dalam merestorasi lahan bekastambang, maka dilakukan langkah-langkah sepertiperbaikan lahan pra-tanam, pemilihan spesies yangcocok, dan penggunaan pupuk.

Untuk mengevaluasi tingkat keberhasilanpertumbuhan tanaman pada lahan bekas tambang,dapat ditentukan dari persentasi daya tumbuhnya,persentasi penutupan tajuknya, pertumbuhannya,perkembangan akarnya, penambahan spesies padalahan tersebut, peningkatan humus, penguranganerosi, dan fungsi sebagai filter alam. Dengan caratersebut, maka dapat diketahui sejauh mana tingkatkeberhasilan yang dicapai dalam merestorasi lahanbekas tambang (Rahmawaty, 2002).

Penanganan Potensi Air Asam Tambang

Pembentukan air asam cenderung intensifterjadi pada daerah penambangan, hal ini dapatdicegah dengan menghindari terpaparnya bahanmengandung sulfida pada udara bebas.

Secara kimia kecepatan pembentukan asamtergantung pada pH, suhu, kadar oksigen udara danair, kejenuhan air, aktifitas kimia Fe3+, dan luaspermukaan dari mineral sulfida yang terpapar padaudara. Sementara kondisi fisika yang mempengaruhikecepatan pembentukan asam, yaitu cuaca,permeabilitas dari batuan, pori-pori batuan, tekananair pori, dan kondisi hidrologi. Penanganan air asamtambang dapat dilakukan dengan mencegahpembentukannya dan menetralisir air asam yangtidak terhindarkan terbentuk.

Pencegahan pembentukan air asamtambang dengan melokalisir sebaran mineral sulfidasebagai bahan potensial pembentuk air asam danmenghindarkan agar tidak terpapar pada udarabebas. Sebaran sulfida ditutup dengan bahanimpermeable antara lain lempung, serta dihindariterjadinya proses pelarutan, baik oleh air permukaanmaupun air tanah.

Produksi air asam sulit untuk dihentikansama sekali, akan tetapi dapat ditangani untukmencegah dampak negatif terhadap lingkungan. Airasam diolah pada instalasi pengolah untukmenghasilkan keluaran air yang aman untukdibuang ke dalam badan air. Penanganan dapatdilakukan juga dengan bahan penetral, umumnyamenggunakan batugamping, yaitu air asam dialirkanmelewati bahan penetral untuk menurunkan tingkatkeasaman (Suprapto, 2006).

Pengaturan Drainase

Drainase pada lingkungan pasca tambangdikelola secara seksama untuk menghindari efek

Page 24: HUBUNGAN STRUKTUR SESARpsdg.bgl.esdm.go.id/buletin_pdf_file/Bul Vol 3 no. 1 thn... · 2012. 4. 11. · sesar di daerah ini sebagai media pembentukannya.Satuan Endapan Aliran Piroklastik

pelarutan sulfida logam dan bencana banjir yangsangat berbahaya, dapat menyebabkan rusak ataujebolnya bendungan penampung tailing sertainfrastruktur lainnya. Kapasitas drainase harusmemperhitungkan iklim dalam jangka panjang, curahhujan maksimum, serta banjir besar yang biasaterjadi dalam kurun waktu tertentu baik periodewaktu jangka panjang maupun pendek.

Arah aliran yang tidak terhindarkan harusmeleweti zona mengandung sulfida logam, perlupelapisan pada badan alur drainase menggunakanbahan impermeabel. Hal ini untuk menghindarkanpelarutan sulfida logam yang potensialmenghasilkan air asam tambang (Gambar 13).

Tataguna Lahan Pasca Tambang

Lahan bekas tambang tidak selaludekembalikan ke peruntukan semula. Hal initertgantung pada penetapan tata guna lahan wilayahtersebut. Pekembangan suatu wilayah menghendakiketersediaan lahan baru yang dapat dipergunakanuntuk pengembangan pemukiman atau kota. Lahanbekas tambang bauksit sebagai salah satu contoh,telah diperuntukkan bagi pengembangan kotaTanjungpinang (Gambar 8).

Gambar 8. Reklamasi lahan bekas tambang bauksituntuk pemukiman dan pengembangan kota,

Tanjungpinang, Bintan (Rohmana dkk., 2007)

Pemilihan spesies untuk revegetasi terkaitjuga tataguna lahan pasca tambang. Perkembanganharga minyak bumi akhir-akhir ini, memberikanpeluang untuk pengembangan bio-energi,diantaranya dengan pengembangan tanaman jarakpagar untuk menghasilkan minyak. Sebagian lahanbekas tambang telah dicanangkan untuk programpengembangan bio-energi tersebut (Gambar 9).Kelebihan jarak pagar adalah selain mampumereklamasi bekas lahan tambang dalam waktusingkat, tanaman ini juga menghasilkan sumberenergi terbarukan biodisel (Soesilo, 2007 dalamRidwan, 2007).

Gambar 9. Revegetasi lahan bekas tambangbatubara menggunakan tanaman jarak (PT. Berau

Coal, 2007)

ASPEK KONSERVASI BAHAN GALIAN

Reklamasi lahan bekas tambang terkaitdengan upaya konservasi untuk mendapatkanmanfaat yang optimal dari potensi bahan galian.Upaya konservasi tidak menghendaki adanyapotensi bahan galian yang tidak dimanfaatkan. Olehkarena itu reklamasi lahan bekas tambang harusmempertimbangkan potensi bahan galian yangmasih ada. Baik bahan galian utama yang karenakualitas atau kadarnya belum mempunyai nilaiekonomi, bahan galian lain diluar yang diusahakanserta komoditas bahan galian yang masihterkandung pada tailing (Gambar 4 dan 11).

Operasional kegiatan pertambangan padatahap penambangan dan pengolahan umumnyatidak mendapatkan perolehan 100%, yang berartimasih ada bahan galian yang tertinggal dalamkondisi in situ, sebagai waste atau pada tailing.Bahan galian tertinggal pada wilayah bekastambang tersebut pada beberapa kasus, kembaliditambang, baik oleh pelaku usaha pertambanganatau oleh masyarakat.

Penambangan bahan galian tertinggalkhususnya oleh masyarakat atau PETI terjadi padawilayah bekas tambang lama ataupun yang belumlama dilakukan reklamasi (Gambar 10), bahkanketika kegiatan usaha pertambangan masihberlangsung pada blok yang berbeda. Mengingat haltersebut, maka agar reklamasi dapat berhasildengan baik, bahan galian tertinggal tidak turunnilainya dan berpeluang untuk kembali diusahakan,perlu dilakukan langkah penanganan danperlindungan sebagai berikut :

o Bahan galian tertinggal yang secara ekonomiberpotensi diusahakan untuk pertambanganrakyat atau pertambangan sekala kecil, perludilakukan sterilisasi, dengan menambang danmengolahnya sehingga tidak ada lagi yangtersisa. Sebagai contoh, pada pengakhirantambang emas Kelian di Kalimantan Timur,endapan emas aluvial yang ada, ditambang

Page 25: HUBUNGAN STRUKTUR SESARpsdg.bgl.esdm.go.id/buletin_pdf_file/Bul Vol 3 no. 1 thn... · 2012. 4. 11. · sesar di daerah ini sebagai media pembentukannya.Satuan Endapan Aliran Piroklastik

dengan target perolehan 100% adalah untukmenghilangkan risiko kemungkinan gangguanterhadap lahan basah di masa mendatang(Inamdar dkk., 2002).

Gambar 10. Tailing tambang timah yang telahdireklamasi, kembali ditambang oleh masyarakat,

Belitung (Widhiyatna dkk., 2006).

o Bahan galian yang telah terganggukeberadaannya, seperti telah tersimpan di stockpile akan tetapi mempunyai kualitas atau kadaryang belum mempunyai nilai ekonomi, harusdisimpan pada lokasi dengan penanganan agartidak turun nilai ekonominya dan apabila akandimanfaatkan dapat dengan mudah digali.

o Bahan galian in situ yang karena dimensi ataukadarnya belum mempunyai nilai ekonomi agartidak menjadi areal penimbunan waste atautailing untuk mencegah turunnya nilai ekonomi.

Gambar 11. Pasir kuarsa, merupakan tailingtambang kaolin (Widhiyatna dkk., 2006)

o Akibat perkembangan teknologi atau hargasehingga komoditas bahan galian dan ataumineral ikutannya menjadi mempunyai nilaiekonomi, maka kegiatan usaha pertambanganuntuk mengusahakan komoditas tersebut dapatdilakukan dengan mengikuti aturan perundangundangan yang berlaku.

KESIMPULAN

Pada pasca tambang, kegiatan yang utamadalam merehabalitisai lahan yaitu mengupayakanagar menjadi ekosistem yang berfungsi optimal ataumenjadi ekosistem yang lebih baik. Reklamasi lahandilakukan dengan mengurug kembali lubangtambang serta melapisinya dengan tanah pucuk,dan revegetasi lahan serta diikuti denganpengaturan drainase dan penanganan/pencegahanair asam tambang.

Penataan lahan bekas tambang disesuaikandengan penetapan tataruang wilayah bekastambang. Lahan bekas tambang dapat difungsikanmenjadi kawasan lindung ataupun budidaya.

Lahan pasca tambang memerlukanpenanganan yang dapat menjamin perlindunganterhadap lingkungan, khsususnya potensi timbulnyaair asam tambang, yaitu dengan mengupayakanbatuan mengandung sulfida tidak terpapar padaudara bebas, serta dengan mengatur drainase.

Bahan galian yang mengandung komoditasmasih mempunyai peluang untuk menjadi ekonomisperlu penanganan dan penyimpanan yang baik agartidak turun nilai ekonominya, serta apabiladiusahakan dapat digali dengan mudah.

Diupayakan agar tidak ada bahan tambangekonomis yang masih tertinggal. Hal ini terutamabahan galian yang potensial mengundangmasyarakat atau PETI untuk memanfaatkannya,sehingga akan mengganggu proses reklamasi,maka perlu disterilkan terlebih dahulu denganmenambang dan mengolahnya.

UCAPAN TERIMAKASIH

Terimakasih disampaikan kepada rekan-rekan di Kelompok Program Penelitian Konservasiatas bantuan dan kerjasamanya.

Page 26: HUBUNGAN STRUKTUR SESARpsdg.bgl.esdm.go.id/buletin_pdf_file/Bul Vol 3 no. 1 thn... · 2012. 4. 11. · sesar di daerah ini sebagai media pembentukannya.Satuan Endapan Aliran Piroklastik

ACUAN

Arif, I., 2007. Perencanaan Tambang Total Sebagai Upaya Penyelesaian Persoalan Lingkungan DuniaPertambangan, Universitas Sam Ratulangi, Manado

Herlina, 2004. Melongok Aktivitas Pertambangan Batu Bara Di Tabalong, Reklamasi 100 Persen Mustahil.Banjarmasin Post, Banjarmasin

Inamdar, A., dan Makinuddin, N., 2002. Kelian Mine Closure Steering Committee, Independent Facilitator’sReport

Pribadi, P., 2007. Peranan Asosiasi Dalam Peningkatan Kualitas Program CSR Perusahaan Tambang,Indonesian Mining Association, Balikpapan.

PT. Berau Coal, 2007. Pengembangan dan Penggunaan Biodisel di PT. Berau Coal Bebasis Tanaman Jarak,http://pub.bhaktiganesha.or.id/itb77/files/Biofuel%20papers

Karliansyah, M.R., 2001. Aspek Lingkungan Dalam AMDAL Bidang Pertambangan. Pusat Pengembangandan Penerapan AMDAL. Jakarta

KPP Konservasi, 2006. Ensiklopedi Bahan Galian Indonesia, Seri Batugamping, Pusat Sumber Daya Geologi,Bandung.

Rahmawaty, 2002. Restorasi Lahan Bekas Tambang berdasarkan Kaidah Ekologi, Fakultas Pertanian,Universitas Sumatera Utara, Medan.

Ridwan, M., 2007. Tanaman Jarak di Bekas Tambang Batu Bara, Harian Umum Sore Sinar Harapan.

Rohmana, Djunaedi, E.K., dan Pohan, M.P., 2007. Inventarisasi Bahan Galian Pada Bekas Tambang diPulau Bintan Provinsi Kepulauan Riau, Pusat Sumber Daya Geologi, Bandung.

Suprapto, S.J., 2006. Pemanfaatan dan Permasalahan Endapan Mineral Sulfida pada KegiatanPertambangan. Buletin Sumber Daya Geologi. Vol. 1 No. 2.

Tain, Z., Suhandi, Rosyid dan Romana, 2001. Pendataan Bahan Galian Tertinggal di Kabupaten KutaiKartanegara, Kalimantan Timur, Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral, Bandung

Tain, Z., Suprapto, S.J., dan Suhandi, 2003. Pemantauan dan Evaluasi Konservasi Sumber Daya Mineral diDaerah Belang, Kabupaten Minasa, Sulawesi Utara, Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral,Bandung

Tain, Z., Sutrisno, dan Suprapto, S.J., 2005. Pemantauan dan Evaluasi Konservasi Sumber Daya Mineral diKabupaten Halmahera Utara, Provinsi Maluku Utara, Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral,Bandung

Widhiyatna, D., Pohan, M.P., Putra, C., 2006. Inventarisasi Bahan Galian Pada Wilayah Bekas Tambang diDaerah Belitung, Babel, Pusat Sumber Daya Geologi, Bandung

Sebelum revegetasi Sesudah revegetasi

Gambar 12. Bekas tambang emas diurug dan direvegetasi/dihutankan kembali, Halmahera Utara, MalukuUtara (Tain dkk., 2005)

Page 27: HUBUNGAN STRUKTUR SESARpsdg.bgl.esdm.go.id/buletin_pdf_file/Bul Vol 3 no. 1 thn... · 2012. 4. 11. · sesar di daerah ini sebagai media pembentukannya.Satuan Endapan Aliran Piroklastik

Gambar 13. Penanganan drainase lahan bekas tambang emas Mesel, Minahasa, Sulawesi Utara (Tain dkk.,2003)

Page 28: HUBUNGAN STRUKTUR SESARpsdg.bgl.esdm.go.id/buletin_pdf_file/Bul Vol 3 no. 1 thn... · 2012. 4. 11. · sesar di daerah ini sebagai media pembentukannya.Satuan Endapan Aliran Piroklastik

TINJAUANPENGEMBANGAN SUMBER DAYA BAUKSIT

DAN BAHAN GALIAN LAIN DI DAERAH BINTAN SELATAN

Oleh :Rohmana

Kelompok Program Penelitian Konservasi – Pusat Sumber Daya Geologi

SARI

Dalam beberapa tahun terakhir sumber daya bauksit sebagai komoditas strategis pada wilayahpertambangan di Bintan diperkirakan sudah mendekati habis. Akan tetapi dengan adanya kecenderunganpeningkatan harga dan kebutuhan akan bauksit berpengaruh pada nilai ekonomi dari potensi sumber daya yangada menjadi meningkat, sehingga bauksit berkadar rendah yang semula tidak dimanfaatkan berkemungkinanmenjadi potensial untuk diusahakan. Bahkan pada wilayah bekas tambang, sebaran bauksit berkadar rendah yangditinggalkan, kembali diupayakan untuk dapat dimanfaatkan oleh para pelaku usaha pertambangan.

Kondisi geologi daerah Bintan selain berpotensi mengandung bauksit juga mengandung komoditastambang lain yang bernilai ekonomi. Pengusahaan salah satu komoditas dari suatu asosiasi bahan galianmempunyai konsekuensi terganggunya komoditas lainnya. Oleh karena itu pemanfaatan bahan galian tertentuperlu memperhitungkan keberadaan komoditas lainnya, baik sebagai mineral ikutan ataupun bahan galian lain.Sesuai dengan kaidah konservasi, pemanfaatan bahan galian suatu wilayah akan memperoleh hasil yang lebihoptimal apabila seluruh potensi yang ada dikelola dalam satu rangkaian proses penambangan dan pengolahanyang baik, benar dan terpadu.

ABSTRACT

Economically in few last year, bauxite resource of Bintan mine area as strategic commodity is estimatedhas nearly run out. However by increasing of the price and deman of bauxite, it enables to enhance economicvalue of resource potency. Usuless low grade bauxite lieved formerly at an abandoned mine may be potential forutilizxation and now possible to be exploited by mining enterprise.

Despite the Bintan’s geology has potency of bauxite, it enables to produce other mining commoditieswith economic value. Extracting a sort of commdty from an assemblage of mining product creates consequency todisturb other commodities, so in exploiting a certain commodity should consider exitence of other commoditieseither either accessory mineral or other deposits. Concerning with conservation concept, utilizing miningcommodties of a region will gain more optimal benefit if the entirely resource potency managed in a series ofintegrated mining and processing.

PENDAHULUAN

Bintan termasuk dalam Provinsi KepulaunRiau, mempunyai kondisi geologi yang unik, dimanacebakan bauksit terbentuk yang memiliki denganpotensi ekonomi dan telah lama diusahakan. Daerahtinjauan terletak di bagian selatan dari P.Bintan(Gambar 1) dengan tata guna lahan sebagian besarterdiri atas perkebunan karet dan sawit. Daerahtersebut berada pada lingkungan beriklim tropis, curahhujan 1800 mm/tahun sampai dengan 3800 mm/tahun,musim hujan biasanya berlangsung selama periodebulan Juli - Desember. Suhu udara rata-rata 24º C -34º C dengan kelembaban nisbi 55% - 96%.

Mengingat Bintan berada di dekat kawasanpusat pertumbuhan industri Batam dan Singapura,maka komoditas bahan galian yang tersedia di daerahini sangat potensial untuk dikembangkan dandiusahakan untuk memenuhi kebutuhan pasokanbahan baku industri di kedua kawasan itu. Bauksit

sebagai komoditas paling populer dari Bintan,walaupun demikian terdapat juga komoditas tambanglain diantaranya granit, andesit, pasir, serta tailing hasilpengolahan bauksit (Rohmana, 2007).

Terutama bahan galian bauksit, dimanaperkembangan harganya yang sangat signifikanberkaitan dengan peningkatan tidak hanya nilai jualtetapi juga karena perubahan faktor COG (Cut offGrade), sehingga cadangan bauksit yang pada masasebelumnya termasuk kategori berkadar rendah,menjadi ekonomis untuk diusahakan. Akibatnyawilayah bekas tambang yang masih menyisakanbauksit kadar rendah, menjadi daerah menarik danberpotensi untuk diusahakan kembali.

Page 29: HUBUNGAN STRUKTUR SESARpsdg.bgl.esdm.go.id/buletin_pdf_file/Bul Vol 3 no. 1 thn... · 2012. 4. 11. · sesar di daerah ini sebagai media pembentukannya.Satuan Endapan Aliran Piroklastik

Gambar 1. Peta Pulau Bintan

TATAAN GEOLOGIPulau Bintan dibentuk oleh batuan dasar vulkanik

liparit (porfir kuarsa) yang diduga berumur Permo-Karbon, dengan komposisi yang sama dengan liparitdaerah Jambi (Bothe, 1925 dalam Kusnama danSutisna, 1994). Formasi batuan dapat inidisebandingkan pula dengan Formasi Pahang VolcanicSeries dari Semenanjung Malaya. Batuan dasartersebut diterobos oleh batuan beku berumur Yurayang terdiri atas granit dan diorit (Gambar 3) yangmembentuk daerah perbukitan.

Batuan beku lain berupa andesit berumur Miosenyang ditemukan menerobos granit, sementara formasibatuan dengan sebaran cukup luas berupa batupasirtufan yang diduga berumur Miosen-Pliosen.

Gambar 2. Morfologi Daerah Wacopek, latar belakang BukitBintan Besar (sumber : Rohmana, dkk, 2007)

Morfologi daerah penambangan umumnyamemiliki kemiringan lereng antara 50 - 150 dengansungai-sungai mempunyai stadium tua, aliran sungailaminer dan tidak ditemukan jeram.

Struktur geologi di daerah ini berupa lipatandan sesar. Secara tektonik daerah tinjauan termasukke dalam Lajur Karimata yang terletak di sebelah timurLajur Timah (Katili, 1977 dalam Kusnama dan Sutisna,1994).

Gambar 3. Peta Geologi Daerah Bagian Selatan P. Bintan(Kusnama dan Sutisna, 1994)

BAHAN GALIANDi bagian selatan P.Bintan ini selain terdapat

sumber daya bahan galian bauksit juga memilikikomoditas bahan galian lainnya yang berpotensi untukdikembangkan; di antaranya granit, andesit, pasir,pasir kuarsa serta tailing hasil pengolahan bauksit(Rohmana, 2007).

Bauksit. Endapan bauksit di daerah Bintan ditemukanpada tahun 1924 dan pihak pertama yangmemanfaatkannya adalah perusahaan Belanda, NVNederlansch Indische Bauxiet Exploitatie Maatschapij(NV NIBEM), dari tahun 1935 sampai 1942. Padatahun 1942 sampai 1945, usaha ini diambil alih Jepangmelalui perusahaan Furukawa Co Ltd, dan tahun 1959usaha ini kembali ditangani NV NIBEM. Setelah tahun1959, kegiatan pertambangan bauksit di daerah inidiambil alih Pemerintah Republik Indonesia denganmendirikan PT Pertambangan Bauksit Indonesia(PERBAKI), dan kemudian dilebur menjadi PNPertambangan Bauksit Indonesia yang berada dilingkungan BPU PERTAMBUN. Tahun 1968 bersama-sama dengan BPU PERTAMBUN, PN, PT, danproyek-proyek lainnya dalam lingkungan BPUPERTAMBUN dilebur ke dalam PN. Aneka Tambang(Persero) yang kemudian menjadi PT. Aneka Tambang(Lahar dkk, 2003).

Sebaran bahan galian bauksit (lempungalumina) tersebar secara luas di wilayah Pulau Bintandan sekitarnya. Bauksit merupakan hasil prosespelapukan dari batuan granit yang merupakan batuandasar dari P. Bintan, umumnya tersebar padamorfologi dataran sampai dengan landai yangmemungkinkan proses pelapukan dapat berlangsungintensif. Berdasarkan data PT. Aneka Tambangmembagi kualitas cadangan bauksit menjadi 3 (tiga)kategori A, B dan C (Tabel 1).

Tabel 1. Pembagian kelas cadangan bauksit(Antam, 2003 dan Lahar dkk, 2003)

KelasCadangan Al2O3 SiO2

A > 50% 6 %

B 48 – 50 % 6 – 13 %

C ≤ 48 % ≥ 13 %

Page 30: HUBUNGAN STRUKTUR SESARpsdg.bgl.esdm.go.id/buletin_pdf_file/Bul Vol 3 no. 1 thn... · 2012. 4. 11. · sesar di daerah ini sebagai media pembentukannya.Satuan Endapan Aliran Piroklastik

Potensi sebaran bauksit cukup besar terdapatdi wilayah Kecamatan Bintan Timur, pada wilayahdaratan utama dan pulau-pulau di sekitarnya,merupakan wilayah tambang dan sebagian bekastambang bauksit (Gambar 4). Wilayah yangmempunyai sebaran bauksit cukup luas terdapat diDesa Gunung Lengkuas, Busung, Toapaya dan EkangAnculai, serta di pulau-pulau yang termasuk dalamwilayah Kecamatan Bintan Timur. Potensi bauksit diseluruh wilayah tersebut pada sebaran luas sekitar10.450 ha dengan jumlah sumber daya tereka sebesar209 juta m³.

Gambar 4. Peta lokasi tambang bauksit (Lahar dkk, 2003)

Terdapat beberapa wilayah bekas tambangdi P. Bintan di antaranya P. Koyang, daerah Wacopek,daerah Tanjung Pinang dan sekitarnya. Daerahtersebut merupakan wilayah bekas tambang bauksitPT. Aneka Tambang, dimana terdapat bijih bauksittertinggal (Gambar 5) dengan ketebalan sampaibatuan dasar sekitar 40 hingga 50 cm (rata-rata 45cm), sedangkan bahan galian bijih bauksit sebelumditambang mempunyai ketebalan 1 – 5 meter. Bekastambang di daerah Tanjung Pinang dan sekitarnya,telah menjadi wilayah perkantoran, perumahan padatpenduduk dan pertokoan.

Gambar 5. Laterit bauksit yang disisakan, tidak ditambang(Rohmana dkk. 2007)

Sementara itu proses pengolahan(pencucian) bijih bauksit (Gambar 6) menghasilkantailing berupa pasir dengan kandungan kuarsa yangtinggi.

Gambar 6. Tailing bauksit PT. Aneka Tambang, lokasi daerahWacopek, Kabupaten Bintan (Rohmana dkk. 2007)

Pasir. Bahan galian pasir dijumpai melimpah diwilayah P. Bintan, merupakan rombakan granit,bauksit, dan batupasir tufan (Formasi Goungon).Potensi pasir seluruhnya mempunyai luas sebaran1.114 ha dengan jumlah sumber daya tereka sebesar223 juta m³ (Gambar 7).

Gambar 7. Pertambangan pasir (Rohmana dkk. 2007)

Granit. Sebaran granit dan andesit sebagian besarberada pada kawasan hutan lindung, seperti G.Lengkuas (695 ha) dan P. Sejolong. Luas sebarangranit pada kawasan hutan lindung sekitar 879 ha, diluar kawasan hutan lindung sekitar 100 ha. Granitberwarna abu-abu, kristal kasar, terkekarkan, dapatdigunakan sebagai bahan bangunan. Granit di BukitLipan dan Bukit Panglong ditambang, yang tidakdimanfaatkan selain di wilayah kawasan hutan lindungterdapat juga di Bukit Jurig, Desa Gunung Lengkuas,Kecamatan Bintan Timur, seluas 25 ha. Sebaranterbesar granit berada pada kawasan hutan lindung.Granit dengan sebaran 979 ha, jumlah sumber dayatereka sebesar 825 juta m³.

Tanah Penutup Granit. Tanah lapukan granit(Gambar 8) di daerah ini mempunyai kandungan Al2O311,02 % - 25,37 %. Bauksit yang merupakan tanahpenutup granit masih berpotensi untuk dimanfaatkanmengingat kandungannya tersebut dan pada saatpenambangan granit akan ikut terkupas.

Page 31: HUBUNGAN STRUKTUR SESARpsdg.bgl.esdm.go.id/buletin_pdf_file/Bul Vol 3 no. 1 thn... · 2012. 4. 11. · sesar di daerah ini sebagai media pembentukannya.Satuan Endapan Aliran Piroklastik

Gambar 8. Tanah penutup (kecoklatan) tambang granitberupa bauksit kadar rendah (Rohmana, dkk. 2007)

Andesit. Sebaran andesit terdapat pada kawasanhutan lindung dan di luar kawasan hutan lindung.Andesit di kawasan lindung terdapat di daerah G.Bintan Besar (327 ha), Desa Bintan Buyu, KecamatanTeluk Bintan, G. Bintan Kecil (77 ha), Desa EkangAnculai, Kecamatan Teluk Sebong dan di G. Kijang(484 ha), Desa Gunung Kijang, Kecamatan GunungKijang, seluruhnya mempunyai luas sebaran 888 ha.Di luar kawasan hutan lindung sebaran batuan andesitmerupakan bukit-bukit kecil dengan luas sebaran dansumber daya yang relatif kecil, terdapat di Sei Lekop,Desa Gunung Lengkuas, Kecamatan Bintan Timurseluas 25 ha dan di Bukit Piatu, Desa Gunung Kijang,Kecamatan Gunung Kijang seluas 100 ha. Umumnyaandesit terkekarkan, mempunyai luas sebaran 913 hadengan jumlah sumber daya tereka sebesar 1.044 jutam³.

Pasir Kuarsa. Pasir kuarsa di Trikora, Desa MalangRapat, Kecamatan Gunung Kijang, merupakanendapan aluvial dengan jumlah sebaran dan sumberdaya yang terbatas, sehingga potensinya kecil. Potensipasir kuarsa seluruhnya mempunyai luas sebaran 32ha dengan jumlah sumber daya tereka sebesar322.000 m³.

DISKUSIBerdasarkan kebutuhan dan ketersediaan

bahan galian di wilayah Kabupaten Kepulauan Riau,potensi bahan galian yang hingga saat ini telah danmasih dikembangkan adalah bauksit, andesit, granitdan pasir

Bahan galian bauksit selain sebagai bahanbaku logam alumunium dapat pula digunakan sebagaibahan baku keramik (oksida aluminium). Untukmemperoleh kadar alumina yang tinggi bahan galianbauksit terlebih dahulu harus melalui prosespencucian, penggerusan dan kemudian prosespengayaan alumina.

Penambangan bauksit. Wilayah bekas tambangbauksit banyak dijumpai di P. Koyang, daerahWacopek, dan daerah Tanjung Pinang. Wilayah

tersebut merupakan bekas tambang bauksit PT. AnekaTambang. Keterdapatan bauksit yang tertinggal padawilayah bekas tambang umumnya memiliki ketebalandari permukaan sampai batuan dasar sekitar 40 hingga50 cm (rata-rata 45 cm). Bauksit yang tertinggaltersebut diperuntukkan sebagai media tanam dalammelakukan penanaman tumbuh-tumbuhan (reklamasi)dan untuk menghindari tercampurnya/pengotoranbatuan dasar (batulempung), pada saat pengambilanbijih bauksit. Bahan galian bijih bauksit sebelumditambang mempunyai ketebalan sekitar 1 – 5 meter.

Penambangan bauksit dilakukanmenggunakan sistem tambang terbuka, denganmetode berjenjang yang terbagi dalam beberapa blok.Kemajuan penambangan setiap blok disesuaikandengan rencana penambangan pada peta tambang.Dalam pembagian blok, penambangan direncanakanpada peta eksplorasi dengan sekala 1 : 1000. Hal iniuntuk memperhitungkan jumlah tonase bauksit yangakan diperoleh.

Sebelum penambangan bauksit, terlebihdahulu dilakukan pembersihan lokal (land clearing) daritumbuh-tumbuhan yang terdapat di atas endapan bijihbauksit. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudahdalam operasi selanjutnya yaitu kegiatan pengupasanlapisan penutup yang umumnya memiliki ketebalan 0,2meter. Untuk melaksanakan kegiatan pengupasanlapisan penutup digunakan bulldozer, sedangkan untukpenggalian endapan bauksit digunakan alat gali muatexcavator yang selanjutnya dituangkan/dimuatkan kealat angkut dump truck. Untuk mengoptimalkanperolehan, bauksit kadar rendah dicampur (mixing)dengan bijih bauksit kadar tinggi, hal ini dapatberfungsi juga untuk memperpanjang umur tambang.

Untuk menghindari pengotoran dari batuandasar yang ikut tergali pada saat penambanganbauksit, maka penggalian dilakukan denganmenyisakan bauksit setebal 40 – 50 cm di atas batuandasarnya. Selain menghindari tercampurnya bauksitdengan batuan dasar, sisa tanah mengandung bauksitjuga berfungsi untuk penanaman pohon reklamasi(Gambar 9).

Gambar 9. Bauksit tersisa di atas batuan dasar(Rohmana, dkk. 2007)

Page 32: HUBUNGAN STRUKTUR SESARpsdg.bgl.esdm.go.id/buletin_pdf_file/Bul Vol 3 no. 1 thn... · 2012. 4. 11. · sesar di daerah ini sebagai media pembentukannya.Satuan Endapan Aliran Piroklastik

Pengolahan bauksit. Pencucian bijih bauksitdilakukan dua kali proses, pertama dilakukan di arealtambang dan yang kedua dilakukan di Kijang sebelumbahan galian disimpan di stockfile. Proses ini dilakukanuntuk mengurangi kadar silika, oksida besi, oksida titandan mineral-mineral pengotor lainnya sehingga akanmempertinggi kualitas bijih bauksit (Gambar 10).

Proses pencucian yang dilakukan padainstalasi pencucian bertujuan untuk meliberasi bijihbauksit terhadap unsur-unsur pengotornya yang padaumumnya berukuran -2 mm yaitu berupa tanah liat(clay) dan pasir kuars. Sehingga hasil dari prosespencucian tersebut akan mempertinggi kualitas bijihbauksit, yaitu didapatkan kadar alumina yang lebihtinggi dengan berkurangnya kadar silika, oksida besi,oksida titan dan mineral-mineral pengotor lainnya.

Gambar 10. Pencucian bijih bauksit (Rohmana, dkk. 2007)

Peningkatan nilai kadar Al2O3 hasil pencuciansebagai contoh dari analisis sampai sebelum dicucidiperoleh harga sekitar 35,34 %, pada sampel setelahdicuci didapatkan kadar 47,28 %.

Instalasi pencucian di Pari dan Pulau Kelongdigunakan untuk mencuci bijih bauksit yang berasaldari front penambangan Lomesa dan Dompak yangdiangkut menggunakan tongkang. Peralatan pencucianyang terdapat di pulau Kelong berupa ayakan putar(tromol rail atau rotary grizzly) dan ayakan getar(vibrating screen). Sedangkan di instalasi pencucian diPari menggunakan alat tromol screen. Ayakan putarmempunyai fungsi untuk mencuci bijih bauksit yangmasuk melalui hopper (stationary grizzly), sedangkanayakan getar berfungsi untuk mencuci bijih bauksityang keluar dari ayakan putar. Ayakan getarmempunyai dua tingkat, ayakan tingkat pertama(bagian atas) mempunyai lebar lubang bukaan 12,5mm dan ayakan tingkat kedua (bagian bawah)mempunyai lebar bukaan 2 mm, alat ini disebut jugasistem ayakan getar bertingkat (vibration horizontaldouble deck screen).

Secara keseluruhan proses pencucian bauksitterdiri dari tiga tahap yaitu :

1. Penghancuran untuk memperkecil ukuranbijih bauksit yang berasal dari frontpenambangan.

2. Pembebasan (liberasi) yaitu prosespembebasan bijih bauksit dari unsur-unsurpengotor.

3. Pemisahan (sorting) bijih bauksit yangberdasarkan pada perbedaan ukuran danpemisahan terhadap fraksi yang tidakdiinginkan yaitu yang berukuran -2 mm.

Luas wilayah bekas tambang yang terdapat didaerah Wacopek sekitar 50 ha, diperkirakan ketebalanendapan bauksit sekitar 40 cm - 50 cm, maka jumlahsumberdaya bauksit tereka yang tertinggal 5.625.000ton. Apabila kadar rata-rata @.41.44 % Al2O3, makajumlah sumber daya 2.331.000 ton Al2O3. Estimasicadangan bijih bauksit di Wacopek meningkat hingga350% yaitu menjadi 13,5 juta wmt hal ini disebabkanadanya perubahan faktor cut off grade yang relatifrendah serta aktivitas eksplorasi yang lebih rinci diwilayah tersebut.

Luas bekas tambang di Pulau Koyang 182,94 ha,jumlah sumber daya bauksit tereka yang tertinggal20.580.750 ton @ 45.97 % Al2O3, atau 9.460.970,775ton Al2O3. Sementara estimasi cadangan bauksittercuci di wilayah lainnya (Tayan dan Munggu Pasir)meningkat hingga 129% yaitu menjadi 70,4 juta wmtseiring dengan penyelesaian rancangan tambang(mine design), penurunan cut off grade serta kegiataneksplorasi yang lebih rinci (Antam, 2006). Sementaraproses pengolahan (pencucian) bijih bauksit (Gambar6) menghasilkan tailing berupa pasir dengankandungan kuarsa yang tinggi. Bahan galian pasiryang berasal dari tailing telah dimanfaatkan jugasebagai bahan baku pembuat batako dan pavingblock. Bahan dasar pasir dari tailing setelahdibersihkan dari pengotor (lempung) kemudiandicampur semen dengan perbandingan 8 : 1, haltersebut telah diusahakan oleh sebagian mantankaryawan PT. Aneka Tambang.

Penambangan bahan galian lain. Bahan galianbauksit tidak dipungkiri sejak ditemukannya sebagaicadangan ekonomis telah menjadi komoditas andalanyang bernilai strategis bagi pengembangan wilayahP.Bintan. Bahkan tanah penutup granit jugateridentifikasi mengandung Al2O3 kadar rendah, yangdapat digunakan sebagai bahan pencampur bauksitberkadar tinggi sehingga kemungkinan masihberpotensi untuk diusahakan.

Sementara pengembangan wilayah otonomi jugatelah diikuti oleh pembangunan infrastruktur, sehinggamemerlukan pasokan bahan bangunan untuk bahanbakunya. Bahan galian sebagai bahan baku yangdiperlukan berupa pasir dan batuan.

Di masa lalu bahan galian pasir ditambanguntuk kebutuhan ekspor yang memberikan nilaitambah bagi sosial-ekonomi daerah otonom. Tetapikarena pesatnya pengembangan usaha pertambanganbahan galian tersebut tidak disertai oleh upayapengawasannya berdampak secara signifikanmenciptakan kerusakan lingkungan. Akibatnya bahwa

Page 33: HUBUNGAN STRUKTUR SESARpsdg.bgl.esdm.go.id/buletin_pdf_file/Bul Vol 3 no. 1 thn... · 2012. 4. 11. · sesar di daerah ini sebagai media pembentukannya.Satuan Endapan Aliran Piroklastik

kegiatan usaha pertambangan bahan galian untukkebutuhan ekspor dilarang dengan diterbitkannyaKeputusan Menteri Perdagangan Nomor 02 Tahun2007, kecuali apabila pemanfaatannya hanya untukmemenuhi kebutuhan pembangunan daerah setempat.

Pasir umumnya masih bercampur denganlempung dan lumpur, sehingga untukpenambangannya perlu proses pencucian. Ketebalanpasir yang umumnya relatif tipis mengakibatkanluasnya bukaan tambang. Hasil analisis laboratoriumkomposisi utama pasir yaitu kuarsa, kadar 47,36 % -99,29 %, atau rata-rata 60 %. Selain kuarsa terdapatkandungan mineral butir pada pasir berupa Ilmenit0,17 % - 3,88 %, hematit (oksida besi) 0,68 % - 35,03%, epidot trace, amfibol trace – 0,03, zirkon trace,muskovit trace, dan magnetit 2,00 % – 16,90 %.

Pasir sebagai hasil pencucian alamiahumumnya tersebar di sepanjang pantai berupaendapan aluvial, namun dari aspek lingkungan tidaklayak untuk ditambang.

Bahan galian batuan andesit dan granit jugasama halnya dengan pasir hanya dimanfaatkan untukmemenuhi kebutuhan bahan baku pembuatan agregatbeton dan fondasi, yang hingga saat ini masihdiusahakan. Penambangan kedua komoditas di atasjuga telah menimbulkan perubahan bentuk permukaanwilayah pertambangan dan sekitarnya, sehingga perludiawasi secara tepat guna sesuai aturan penggunaantata ruang.

Reklamasi. Reklamasi merupakan bagian yang tidakterpisahkan dari usaha pertambangan, setiapperencanaan penambangan perlu mempersiapkanpula langkah-langkah untuk reklamasi yang akanditerapkan setelah selesai penambangan, bahkanmerupakan tindakan yang harus dilaksanakan baiksebelum penambangan maupun selama kegiatanpenambangan, dan setelah penambangan selesai.Dengan demikian pelaksanaan reklamasi dapatberjalan secara tepat.

Pelaksanaan reklamasi, tahap awal perludiinventarisasi tumbuh-tumbuhan yang sesuai dengandaerah tambang tersebut, disamping itu pula perludilakukan dengan membuat kebun percobaan.

Daerah bekas tambang bauksit direklamasidengan menanam pohon pinus dan akasia. Daerahyang dulunya berupa tanah olahan rakyat diserahkankembali kepada pemiliknya (Gambar 11 ).

Sistem penambangan yang diterapkan yaitudengan cara menggali dan menimbun kembali daerahbekas tambang, dan didesain sesuai langkah-langkahreklamasi. Daerah bekas tambang yang sudahditimbun kembali, kemudian tanah penutup yangdiselamatkan dikembalikan pada lapisan atas, dengandemikian lahan tersebut dapat ditanami kembalidengan tanam-tanaman yang telah dipilih.

Penambangan bauksit di daerah kegiatanmenggunakan sistem penambangan terbuka,pengupasan tanah pucuk 0,30 m, sedangkan tebalmaksimum bahan galian bauksit sekitar 5,0 m,

sehingga morfologi tidak banyak berubah, reklamasikembali tidak memerlukan beaya besar.

Gambar 11. Revegetasi dengan pohon jengkol dan petai diLomessa (Lahar dkk, 2003)

Untuk revegetasi memerlukan pupuk,karena kondisi tanah sangat asam, sehinggamenyulitkan tumbuhan untuk hidup. Perlu dicarikanjenis tanaman yang daunnya cepat lapuk sebagaihumus untuk menyuburkan tanah di daerah rektamasi.Beberapa jenis tanaman keras yang cocok antara lain;petai, jengkol, jambu monyet, mangga dan nangka,sedangkan untuk di kolam tailing yang cocok adalahcemara laut.

Sehubungan dengan meningkatnyaperkembangan penduduk yang memerlukan tambahanlahan untuk pemukiman, maka sebagian areal bekastambang dimanfaatkan untuk pemukiman penduduk,bahkan pengembangan Kota Tanjung Pinang (Gambar12).

Gambar 12. Daerah bekas tambang bauksit PT. AnekaTambang di Tanjung Pinang, sebagian untuk pemukiman

penduduk dan pertokoan (Rohmana, dkk. 2007)

KESIMPULAN

Bahan galian bauksit terdapat pula bahangalian lain yang potensial untuk dikembangkanmisalnya ; granit, andesit, pasir, pasir kuarsa sertatailing hasil pengolahan bauksit, baik untuk komoditasekspor maupun untuk menunjang pengembanganwilayah setempat.

Reklamasi lahan bekas tambang telahdilakukan oleh PT. Aneka Tambang denganpenanaman beberapa jenis tanaman keras yang cocokuntuk ditanam pada wilayah bekas tambang berupatanaman hortikultura tertentu, sedangkan yang cocokuntuk di kolam tailing adalah tanaman cemara laut.

Page 34: HUBUNGAN STRUKTUR SESARpsdg.bgl.esdm.go.id/buletin_pdf_file/Bul Vol 3 no. 1 thn... · 2012. 4. 11. · sesar di daerah ini sebagai media pembentukannya.Satuan Endapan Aliran Piroklastik

UCAPAN TERIMAKASIH

Terimakasih disampaikan kepada BapakSabtanto Joko Suprapto, serta rekan-rekan diKelompok Program Penelitian Konservasi atasbantuan dan kerjasamanya dalam penulisan makalahini.

ACUAN

Antam, 2006. Laporan Manajemen, www.antam.com

Kusnama, dan Sutisna, K., 1994, Peta Geologi Lembar Tanjungpinang, Sumatera skala 1 : 250.000, PusatPenelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung

Lahar, H., Harahap, I.A., dan Bagja, M. 2003. Pemantauan dan Evaluasi Konservasi Sumber Daya Mineral diDaerah Kijang, Kabupaten Kijang, Provinsi Riau, Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral,Bandung

Rapilus, K., dan Zulfahmi, 1980. Eksplorasi Pendahuluan Batuan Bahan Bangunan/Kontruksi di Daerah P. BintanProvinsi Riau, Direktorat Sumber Daya Mineral, Bandung.

Rohmana, Djunaedi, E.K., dan Pohan, M.P., 2007. Inventarisasi Bahan Galian Pada Bekas Tambang di PulauBintan Provinsi Kepulauan Riau, Pusat Sumber Daya Geologi, Bandung.

Yusuf, A.F., 1995. Inventarisasi dan Penyelidikan Bahan Galian Industri Kabupaten Kepulauan Riau, ProvinsiKepulauan Riau, Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral, Bandung

Page 35: HUBUNGAN STRUKTUR SESARpsdg.bgl.esdm.go.id/buletin_pdf_file/Bul Vol 3 no. 1 thn... · 2012. 4. 11. · sesar di daerah ini sebagai media pembentukannya.Satuan Endapan Aliran Piroklastik

1

POTENSI MINERAL KUARSA DAN ENDAPANTIMAH LETAKAN DALAM KAITANNYA DENGAN BATUAN GRANIT

LP-1017 BATAM, RIAU KEPULAUAN

Oleh:

Agus Setyanto, E.Usman dan D. SetiadyPusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan

Sari

Daerah penelitian terletak di perairan Batam Utara. Daerah ini dikenal sebagai jalur granit pembawa timah. Untukitu, telah dilakukan penelitian secara geologi dan geofisika dalam hubungannya mengetahui kandungan mineralnya,terutama di dalam sedimen permukaan dasar laut atau sebagai suatu endapan letakan.

Berdasarkan teksturnya, sedimen permukaan dasar laut dapat dibagi menjadi 12 unit permukaan dasar laut dimanasatuan pasir sebagai tekstur yang paling dominan dibandingkan satuan lainnya.

Kandungan mineral kuarsa (SiO2) di dalam sedimen permukaan permukaan dasar laut sangat kaya dan kandunganmencapai rata-rata 79,72% berdasarkan analisis mineral di dalam satuan pasir mengandung lempung dan lanau.Mineral ini, kandungannya akan lebih tinggi lagi bila terdapat di fragmen kasar (pasir – kerikil) dan kandungannyabisa mencapai lebih dari 90%. Mineral kuarsa ini sangat umum terdapat di dalam batuan granit atau batuan felsik.Batuan granit di daerah penelitian juga mengandung mineral kasiterit dan mineral berat lainnya. Mineral kasiteritadalah pembentuk logam timah yang mengandung 10 hingga 150 ppm. Kandungan tertinggi terdapat di contohnomor 1017-75 dan terendah terdapat di contoh nomor 1017-15 dan 1017-35.

Mineral kuarsa dan kasiterit diendapkan sebagai endapan letakan dan mineral-mineral ini berhubungan erat denganproses pelapukan batuan granit yang akhirnya diendapkan di dalam sedimen permukaan dasar laut.

Kata Kunci: Potensi, Kuarsa, Timah , Granit dan LP1017.

Abstract

The study area is located on north of Batam waters. This area is known as a tin granites belt. Therefore, somegeological and geophysical works have been done in order to know the mineral contain, especially in the seafloorsediment or as a placer deposits.

Based on their textures, they can be divided into 12 units of seafloor sediment where sand unit is dominant texturecompare to other units.

The contain of quartz (SiO2) minerals in the floor sediment are abundant and they can reach approximately 79,72%,these minerals have been analyzed and can be found in fine sediment such as clay and silt. These minerals will bemore abundant in coarse sediment and they are seemly predicted more than 90%. Quartz minerals are very commonin granite rocks or in felsic rock. Granites rock in the study area also contain cassiterite minerals and other heavyminerals. Cassiterite mineral is the principal ore of tin which contain of 10 up to 150 ppm. The highest content of tin(Sn) ore deposit was found on 1017-75 samples and the lowest content was found on 1017-15 and 1017-35 samples.

Quartz and cassiterite minerals are deposited as a placer deposit and they are closely related to weatheringprocesses of granite rocks, and at last they are deposited in the seafloor sediment.

Page 36: HUBUNGAN STRUKTUR SESARpsdg.bgl.esdm.go.id/buletin_pdf_file/Bul Vol 3 no. 1 thn... · 2012. 4. 11. · sesar di daerah ini sebagai media pembentukannya.Satuan Endapan Aliran Piroklastik

2

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Perairan Batam bagian utara (Lembar Peta 1017) merupakan daerah granit yang kaya denganpotensi pasir kuarsa dan timah sebagai endapan letakan. Beberapa perusahaan pertambangan danKuasa Pertambangan yang diberikan oleh pemerintah setempat memperlihatkan bahwa kegiatanpertambangan umumnya adalah pertambangan golongan C (pasir laut). Padahal di dalam pasirlaut tersebut mengandung mineral kuarsa dan timah dan mineral berat lainnya yang bernilai lebihekonomis bila dibandingkan dengan nilai pasir laut.

Di lain pihak, akibat penambangan pasir laut dalam skala besar telah menyebabkan kerusakandasar laut dan abrasi pantai.

Berdasarkan hal tersebut maka pada Tahun Anggaran 2005 telah dilakukan penelitian geologidan geofisika, sehingga dapat diketahui kandungan mineral kuarsa, kasiterit dan mineral beratlainnya (Usman, dkk., 2005). Dari penelitian tersebut diharapkan akan diperoleh data potensisumber daya mineral guna mendukung data potensi mineral di perairan Batam – Riau Kepulauandalam rangka mendukung inventarisasi data mineral nasional. Diharapkan pula dari kajian dananalisis mengenai mineral kuarsa dan timah plaser akan memperkuat landasan bagi pengambilankeputusan perlunya penetapan zonasi mineral di perairan Batam dan sekitarnya.

Maksud dan Tujuan

Maksud kegiatan penelitian adalah dalam rangka mendukung data dan informasi geologikelautan untuk mendukung inventarisasi data sumber daya mineral di wilayah laut nasionalkhususnya di daerah-daerah perbatasan. Dari data tersebut selanjutnya akan menjadi dasar dalamevaluasi kondisi geologi, potensi energi dan sumber daya mineral dan aspek lainnya yangmendukung kepentingan penentuan batas negara dengan negara tetangga.

Sedangkan tujuan kegiatan penelitian adalah untuk memperoleh data-data geologi bawahpermukaan dan potensi mineral timah dalam pasir laut di perairan Lembar Peta 1017 yangdiharapkan dapat bermanfaat bagi upaya pemanfaatan sumber daya alam di laut, terutamasumber daya mineral.

Metoda Penelitian

Geologi Regional

Secara geologi perairan Batam termasuk dalam jalur timur (eastern province) granit AsiaTenggara yang berumur Karbon, Perm dan Trias yang kaya dengan kandungan timah (Cobing,1992). Granit ini terbentuk pada saat orogenesa Trias yang mengangkat batuan granit ke

Page 37: HUBUNGAN STRUKTUR SESARpsdg.bgl.esdm.go.id/buletin_pdf_file/Bul Vol 3 no. 1 thn... · 2012. 4. 11. · sesar di daerah ini sebagai media pembentukannya.Satuan Endapan Aliran Piroklastik

3

permukaan sebagai satu rangkaian pulau-pulau timah yang membujur dari daratan Thailand –Malaysia hingga Bangka – Belitung, jalur timah ini dikenal sebagai Tin Belt of Sumatera yangkemudian dikenal sebagai jalur granit Asia Tenggara. Mineral-mineral letakan yang didominasioleh timah dan mineral berat tersebut berasal dari batuan granit pada pulau-pulau timah yangterdapat di sekitar perairan LP-1017 yang telah mengalami deformasi dan pelapukan.

Batuan granit di P. Batam dan P. Bintan juga merupakan kesatuan batuan granit yang yangterdapat di Semenanjung Peninsula Malaysia yang melampar hingga ke Kalimantan Barat. Ciri-ciri batuan beku granit ini adalah: berwarna abu-abu kemerahan hingga kehijauan, berbutir kasardengan komposisi mineral feldspar, kuarsa, hornblende dan biotit. Mineral utama umumnyaadalah bertekstur primer dan membentuk suatu pluton batholit bertipe asam yang tersingkapdengan baik di daratan P. Batam dan P. Bintan. Menurut Cobing (1992), batuan granit diperairan Batam merupakan Granit Tipe S yang dicirikan oleh kandungan SiO2 (lebih besar dari66%) dan Sn yang besar, sedangkan CaO dan Na2O lebih kecil.

Sedangkan batuan sedimen yang terdapat di daratan P. Batam dan P. Bintan adalah pelamparandari Formasi Goungan yang terdiri dari batupasir tufaan berwarna keputih-putihan dengan butiryang halus hingga menengah membentuk laminasi sejajar. Batuan lainnya adalah umumnyadijumpai sebagai tuf dasitan dan tuf lithik feldspatik (pyroclastics) berwarna putih, halus dansetempat-setempat berselingan dengan batupasir. Formasi Goungan adalah batuan sedimendengan penyebaran paling luas di P. Batam dan P. Bintan; penyebarannya diduga menerus kelaut.

Analisis Besar Butir

Analisis besar butir dilakukan dengan memisahkan berat asal 100 gram (tanpa cangkang).Pemisahan butir dilakukan mulai dari fraksi -2.0 phi hingga 4.0 phi, sedangkan untuk fraksilainnya dihitung mulai dari 4.0 phi hingga 8.0 phi setelah melalui proses pengeringan.

Data tersebut kemudian diolah pada komputer dengan mempergunakan Program Sel, Kum danKummod untuk mendapatkan beberapa parameter, antara lain: X (phi), sortasi, skewness,kurtosis serta komposisi kerikil, pasir, lanau dan lempung (lumpur). Klasifikasi sedimen disusunberdasarkan Folk (1980) dengan memperhatikan parameter persentase dari kandungan butiranyang terdapat tiap 100 gram sedimen.

Analisis Kimia dan Fotomikrograf

Analisis kuarsa, timah dan mineral berat dilakukan secara megaskopis dan mikroskopis. Analisismegaskopis dilakukan untuk mengidentifikasi kandungan butiran kuarsa sebagai penciri sedimenmengandung timah. Selanjutnya dilakukan analisis geokimia di laboratorium secara AAS.Analisis lainnya adalah analisis sayatan tipis di bawah mikroskop (petrografis) yang disajikandalam bentuk fotomikrograf dengan perbesaran 200 x. Dengan analisis tersebut diharapkankandungan kuarsa, timah dan mineral berat dalam sedimen dasar laut di LP-1017 dapatdiketahui.

Page 38: HUBUNGAN STRUKTUR SESARpsdg.bgl.esdm.go.id/buletin_pdf_file/Bul Vol 3 no. 1 thn... · 2012. 4. 11. · sesar di daerah ini sebagai media pembentukannya.Satuan Endapan Aliran Piroklastik

4

Seismik Pantul

Untuk mendapatkan data mengenai geologi bawah dasar laut (batuan dan mineral) dipergunakanmetoda seismik pantul (seismic reflection). Dengan menggunakan metoda seismik akan dapatmembantu mengetahui penyebaran/ketebalan batuan dan sedimen yang mengandung mineral.Penafsiran data seismik pantul menggunakan prinsip-prinsip Seismik Stratigrafi, yaitupengenalan terhadap ciri-ciri reflektor batas atas, batas bawah dan bagian dalam (internalreflector) setiap unit seismik (Priyono, 2000). Selanjutnya pengenalan dan penamaan ciri-cirireflektor mengacu pada Sangree & Wiedmier (1979) dan Sherif (1980). Umumnya ciri-cirireflektor di daerah penelitian adalah: selaras (C=Concordance), laminasi sejajar (P=Parallel),berbentuk huruf S (S=Sigmoid), miring (O=Oblique) dan selaras (lamination/paralel), berbukit-bukit (M-Mounded), dan longsoran (slump). Sedangkan kontak ketidakselarasan dapat berupapepat erosi (erosional truncation) atau kontak membaji (onlap).

HASIL PENELITIAN

Sedimen Permukaan Dasar Laut

Pengambilan contoh sedimen dilakukan pada 81 lokasi pada LP-1017 yang meliputi perairanbagian barat dan utara P. Batam serta perairan bagian utara dan timur P. Bintan. Bagian tengahdaerah penelitian termasuk dalam perairan Selat Phillip, di bagian barat berbatasan dengan SelatMalaka dan bagian timur berbatasan dengan Laut Natuna (Gambar 1).

Hasil analisis Besar Butir (Folk, 1980), diperoleh 12 satuan tekstur sedimen dasar laut yangterdiri dari: Lumpur pasiran sedikit kerikilan (g)sM, Pasir lumpuran sedikit kerikilan (g)mS,Pasir lumpuran kerikilan (gmS), Pasir kerikilan (gS), Kerikil pasiran (sG), Lumpur kerikilan(gM), Lanau pasiran (sZ), Lanau (Z), Lumpur sedikit kerikilan (g)M, Pasir sedikit kerikilan (g)S,Lumpur pasiran kerikilan (gsM) dan Pasir lanauan (zS). Selanjutnya satuan tekstur tersebutdikelompokkan menjadi kelompok tekstur sedimen dasar laut yang terdiri dari lumpur, lanau,pasir dan kerikil (Gambar 2).

Secara umum sedimen yang terdapat di daerah penelitian merupakan fraksi kasar dengan ukuranyang didominasi oleh pasir ukuran sedang hingga kasar. Kondisi ini disebabkan oleh geologidaerah penelitian merupakan daerah granit yang kaya dengan butiran mineral kuarsa danmineral ubahan lainnya seperti: kaolin dan lempung teroksidasi berwarna kemerahan.Dominannya mineral kuarsa menunjukkan tipe batuan induk adalah batuan beku asam.Disamping itu, kondisi arus yang kuat yang bergerak mengikuti alur Selat Malaka terutama didaerah antar pulau (selat) menyebabkan sedimen fraksi halus akan terbawa jauh oleh arus, hanyafraksi kasar yang diendapkan di perairan bagian tengah, baratlaut, utara dan timur. Sedangkan didaerah bagian barat dan tenggara muncul sedimen yang lebih halus (lumpur dan lanau) dengancampuran pasir dan kerikil.

Bentuk fisik butiran yang umum dijumpai adalah butiran berwarna putih bersih, sedikit lithikberwarna hitam dan menyudut tajam. Butiran berwarna putih tersebut adalah pasir kuarsa yangberasal dari rombakan batuan granit. Kandungan cangkang dan lempung kaolinit (deskripsimegaskopis di lapangan) umumnya terdapat di daerah perairan dengan morfologi yang datar danarus yang lemah, yaitu di bagian barat, tenggara dan timur daerah penelitian.

Page 39: HUBUNGAN STRUKTUR SESARpsdg.bgl.esdm.go.id/buletin_pdf_file/Bul Vol 3 no. 1 thn... · 2012. 4. 11. · sesar di daerah ini sebagai media pembentukannya.Satuan Endapan Aliran Piroklastik

5

Kandungan Mineral

Analisis Kimia

Pemeriksaan terhadap unsur logam dan non-logam dilakukan untuk mendapatkan datakandungan mineral timah (Sn) dan kuarsa (SiO2) dalam sedimen dasar laut (lanau – kerikil).Kandungan Sn berkisar antara 10 - 150 ppm; Sn tertinggi terdapat di lokasi 1017-75 dengan

Gambar 1. Lokasi pengambilan contoh sedimen permukaan dan lintasan seismik L-69 Lembar Peta 1017.

Page 40: HUBUNGAN STRUKTUR SESARpsdg.bgl.esdm.go.id/buletin_pdf_file/Bul Vol 3 no. 1 thn... · 2012. 4. 11. · sesar di daerah ini sebagai media pembentukannya.Satuan Endapan Aliran Piroklastik

6

Gambar 2. Sebaran kelompok tekstur sedimen dasar laut Lembar 1017 Batam – Riau Kepulauan (Usman, drr, 2005).

Page 41: HUBUNGAN STRUKTUR SESARpsdg.bgl.esdm.go.id/buletin_pdf_file/Bul Vol 3 no. 1 thn... · 2012. 4. 11. · sesar di daerah ini sebagai media pembentukannya.Satuan Endapan Aliran Piroklastik

7

kandungan 150 ppm dan terendah di lokasi 1017-15 dan terendah di lokasi 1017-35 dengankandungan 10 ppm – (Tabel 2).

Mineral kuarsa (SiO2) umumnya dengan kandungan di atas 74,54%. Nilai ini tergolong tinggidi atas 66% (Cobing, 1992) karena dihitung pada sedimen pasir yang mengandung lempung danlanau. Apabila analisis dilakukan pada endapan pasir tanpa lempung, maka kandungan SiO2dapat mencapai angka rata-rata di atas 90%. Sebab pada dunia industri kandungan SiO2 yangdiperlukan rata-rata di atas 98%.

No LokasiContoh

SiO2(%)

Sn(ppm)

Tekstur Sedimen(Folk, 1980)

1 1017-12 79,56 30 Pasir Lumpuran Kerikilan, gmS2 1017-14 80,44 120 Pasir Lumpuran Sedikit Kerikilan, (g)mS3 1017-15 81,68 10 Pasir Kerikilan, gS4 1017-17 - 20 Pasir Lumpuran Sedikit Kerikilan, (g)mS5 1017-22 76,27 10 Lumpur Pasiran Sedikit Kerikilan, (g)sM6 1017-26 - 70 Pasir Lumpuran Sedikit Kerikilan, (g)mS7 1017-27 74,54 80 Pasir Kerikilan, gS8 1017-30 75,22 60 Pasir Kerikilan, gS9 1017-35 79,87 10 Pasir Lumpuran Sedikit Kerikilan, (g)mS

10 1017-42 80,08 20 Pasir Lumpuran Sedikit Kerikilan, (g)mS11 1017-69 - 30 Pasir Lumpuran Kerikilan, gmS12 1017-75 - 150 Pasir Sedikit Kerikilan, (g)S13 1017-79 78,79 40 Kerikil Pasiran, sG14 1017-81 90,76 100 Lanau Pasiran, sZ

Tabel 2. Hasil analisis 14 contoh terpilih mineral Lembar Peta 1017 Batam – RiauKepulauan.

Secara umum SiO2 yang tinggi terdapat pada sedimen permukaan dengan tekstur pasir dantekstur penyerta mulai lanau hingga kerikil dengan kandungan SiO2 74,54 - 90,76% dan Sn 10 –150 ppm. Sebagai indikator awal, kandungan tersebut memberikan harapan bila analisisdilakukan pada sedimen hasil pemboran, maka kandungan tersebut akan jauh lebih tinggi.

Page 42: HUBUNGAN STRUKTUR SESARpsdg.bgl.esdm.go.id/buletin_pdf_file/Bul Vol 3 no. 1 thn... · 2012. 4. 11. · sesar di daerah ini sebagai media pembentukannya.Satuan Endapan Aliran Piroklastik

8

0

20

40

60

80

100

120

140

160

1017-12 1017-14 1017-15 1017-17 1017-22 1017-26 1017-27 1017-30 1017-35 1017-42 1017-69 1017-75 1017-79 1017-81

% SiO2Sn (ppm)

Gambar 3. Histogram perbandingan kandungan SiO2 dan Sn pada 14 contoh terpilih Lembar1017 Batam – Riau Kepulauan.

Analisis Fotomikrograf

Analisis mineral pada fotomikrograf adalah identifikasi nilai (persentase) kenampakanpermukaan sayatan mineral terhadap luas seluruh permukaan foto yang dianalisis. Hasil analisistersebut memperlihatkan kenampakan mineral yang dominan, yaitu: kuarsa, kasiterit (timah) danmineral berat (magnetit dan limonit).

Umumnya contoh yang dipilih untuk analisis fotomikrograf adalah sedimen yang keras danpadat; saat sampling dilakukan ujung gravity core rusak karena menyentuh batuan yang keras,padat dan butiran berukuran pasir – kerikil dan dominan mengandung butiran kuarsa.Diperkirakan batuan keras dan padat tersebut adalah tubuh batuan granit yang mendasari seluruhperairan P. Batam dan sekitarnya yang kaya dengan potensi kuarsa, timah dan mineral berat.Umumnya fotomikrograf memperlihatkan kasiterit berdampingan dengan kuarsa dan dikelilingioleh mineral dan fragmen sebagai penyerta, yaitu: magnetit, limonit, fragmen batuan dancangkang.

Kasiterit dan Kuarsa

Pada fotomikrograf LP 1017-15 yang berlokasi di bagian timur P. Bintan memperlihatkankasiterit berwarna abu-abu hingga putih terang, anistropic dan translusen pada bagian luarbutiran dengan kenampakan sebesar 5,5% dari seluruh luas fotomikrograf. Kasiterit dikelilingioleh fragmen butiran yang lebih besar yang berasal dari butiran batuan yang lepas dan lapuk.Kasiterit juga berada diantara butiran kuarsa dan fragmen batuan (Foto 1).

Magnetit dan Limonit

Hampir seluruh permukaan fotomikrograf memperlihatkan kehadiran mineral berat dari jenismagnetit dan limonit serta fragmen batuan dan material organik (cangkang kerang dan fosil)walaupun dalam jumlah yang terbatas.

Kenampakan magnetit 16,4% dari seluruh luas fotomikrograf, warna abu-abu kecoklatan,isotropic, sebagian hadir sebagai butiran bebas, sebagian yang berbutir lebih halus terikat dalam

Page 43: HUBUNGAN STRUKTUR SESARpsdg.bgl.esdm.go.id/buletin_pdf_file/Bul Vol 3 no. 1 thn... · 2012. 4. 11. · sesar di daerah ini sebagai media pembentukannya.Satuan Endapan Aliran Piroklastik

9

fragmen batuan. Sedangkan kenampakan limonit 32,9% dari seluruh luas fotomikrograf, warnaabu-abu keruh, sebagian berikatan dengan fragmen batuan. Namun perbedaan antara magnetitdan limonit adalah pada warna, sedangkan persamaan adalah sama-sama berikatan denganfragmen batuan.

Kenampakan magnetit dan limonit pada fotomikrograf memerlukan kajian dan analisis yanglebih mendalam mengingat mineral-mineral tersebut merupakan mineral berat yang menjadipenciri batuan volkanik. Namun kehadiran mineral-mineral tersebut dapat memberikan indikasiawal kemungkinan batuan sumber berasal dari daratan P. Sumatera yang sebelumnya mengalamikegiatan volkanisme dan kemudian diendapkan ke laut melalui sungai-sungai di sekitar daerahpenelitian.

Untuk mendapatkan kondisi geologi bawah permukaan (batuan dasar, mineral dan struktur)dipergunakan hasil data rekaman seismik. Pada lintasan L-69 yang terletak di bagian barat P.Batam dengan arah barat-timur memperlihatkan beberapa satuan batuan dan struktur geologi.Kedua satuan batuan tersebut adalah: batuan dasar (basement acoustic) dan sedimen kuarter(Gambar 4). Sedangkan struktur geologi berupa patahan yang berkembang pada sedimen Kuarterdan batuan dasar.

Gambar 4. Interpretasi kondisi geologi bawah permukaan (batuan dan mineral) berdasarkan rekamanseismik pantul Lintasan L-69 (Barat – Timur) LP-1017.

Page 44: HUBUNGAN STRUKTUR SESARpsdg.bgl.esdm.go.id/buletin_pdf_file/Bul Vol 3 no. 1 thn... · 2012. 4. 11. · sesar di daerah ini sebagai media pembentukannya.Satuan Endapan Aliran Piroklastik

10

Diskusi

Hasil interpretasi seismik menunjukkan sedimen Kuarter merupakan reservoar bagi mineral-mineral ekonomis (kuarsa, timah dan mineral berat). Diperkirakan bahwa batuan dasar di daerahpenelitian adalah batuan granit yang merupakan salah satu batuan sumber dari mineral-mineralkuarsa, timah dan mineral berat. Batuan sumber lainnya adalah batuan vulkanik yang terdapat dibeberapa pulau-pulau, seperti P. Sumatera, P. Batam dan P. Bintan, walaupun kepastianmengenai batuan sumber tersebut masih perlu dilakukan penelitian yang lebih detail lagi.

Struktur geologi patahan yang berkembang terjadi pada sedimen kuarter dan batuan dasar(basement acoustic). Untuk menjelaskan tentang perkembangan struktur patahan di daerahpenelitian perlu memahami beberapa perioda tektonik sejak terbentuknya batuan granit padaTrias hingga periode tektonik paling akhir pada Plio-Pleistosen. Struktur patahan tersebutmemberi indikasi tentang kondisi batuan yang telah mengalami gejala tektonik regional yangtelah berlangsung lama dan teraktifkan kembali. Struktur geologi yang masih terlihat hingga kesedimen permukaan juga memberikan indikasi bahwa kondisi batuan telah mengalamipemadatan dan kompaksi yang tercermin pada butiran-butiran telah mengalami sementasi.

Pada sedimen Kuarter mineral timah, magnetit, limonit (mineral berat) dan kuarsa secara umumterdapat dalam sedimen berbutir kasar (pasir – kerikil) dengan butiran penyusun utama adalahmineral kuarsa. Kandungan mineral tersebut pada beberapa analisis kimia dan petrografismemberikan harapan jika dilakukan pemboran lebih dalam di daerah-daerah yang prospek, makakandungan mineral logam akan lebih besar dibandingkan hasil analisis pada sedimen permukaan.Hal ini karena mineral-mineral logam dengan berat jenis yang lebih besar mempunyaikecenderungan diendapkan pada lapisan sedimen yang lebih dalam.

Bila perizinan hanya semata-mata untuk penambangan pasir laut (golongan C), maka cadangandan ketersediaan mineral nasional akan ikut terkuras tanpa memberikan masukan dalam artianekonomi kepada negara. Oleh sebab itu, perlu langkah perhitungan secara ekonomis mineral-mineral pada perizinan penambangan pasir laut di perairan P. Batam. Langkah yang perludilakukan adalah penetapan daerah-daerah konservasi mineral dan daerah-daerah denganperizinan penambangan mineral ekonomis tertentu. Untuk itu perlu dibuat zona-zona konservasimineral-mineral yang bernilai ekonomis, sehingga dalam pemberian perizinan penambanganpasir laut harus memperhatikan keekonomian dari mineral-mineral tersebut.

KESIMPULAN

Potensi mineral kuarsa, timah dan mineral berat dalam sedimen dasar laut cukup besar. Hasilanalisis kimia sebagai identifikasi data awal memperlihatkan kandungan timah (Sn) berkisarantara 10 – 150 ppm. Sedangkan kuarsa (Si02) dengan kandungan di atas 66% dan tertinggi90,76%. Apabila eksplorasi dilakukan pada daerah-daerah dengan konsentrasi kandungan Si02dan Sn yang lebih besar dengan pemboran, maka kandungan tersebut akan lebih besar lagi. Olehsebab itu dalam pemberian perizinan Kuasa Pertambangan (KP) pasir laut, kandungan mineral-mineral tersebut perlu menjadi pertimbangan secara ekonomis. Dengan demikian diharapkancadangan mineral-mineral ekonomis akan dapat memberikan manfaat terhadap pembangunandaerah dan nasional.

Page 45: HUBUNGAN STRUKTUR SESARpsdg.bgl.esdm.go.id/buletin_pdf_file/Bul Vol 3 no. 1 thn... · 2012. 4. 11. · sesar di daerah ini sebagai media pembentukannya.Satuan Endapan Aliran Piroklastik

11

Saran

Potensi tersebut perlu kajian penetapan zonasi mineral-mineral ekonomis, sehingga pemberianperizinan Kuasa Pertambangan (KP) pasir laut memperhatikan potensi mineral-mineral kuarsadan timah yang jauh lebih tinggi nilai ekonominya.

UCAPAN TERIMA KASIH

Terima kasih disampaikan kepada Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi KelautanBpk. Ir. Subaktian Lubis, M.Sc atas dorongan dan pimpinannya. Terima kasih juga disampaikankepada Ir. Dida Kusnida, M.Sc. pada saat menjadi Korkel Penelitian Dasar dan PemetaanGeologi Kelautan memberi kesempatan kepada penulis untuk menjadi Kepala Tim LP-1017 danLili Sarmili, M.Sc. atas koreksi dan saran-sarannya. Tak lupa terima kasih kepada Kepala Tim Ir.Ediar Usman, MT atas kerjasamanya sehingga terciptanya paper ini, Anggota Tim LP-1017lainnya (IKG. Aryawan, Luli Gustiantini, Yani Permanawati, Novi Sutisna, Subarsyah danHartono) atas segala kerjasamanya, baik pada saat pengambilan maupun pengolahan data.

DAFTAR PUSTAKACobing, EJ., 1992, The granite of the South-Easth Asian Tin Belt, British Geological Survei,

London.

Folk, R.L., 1980, Petrology of Sedimentary Rocks, Hamphill Publishing Company Austin, Texas.170 P.

Priyono, A., 2000, Kumpulan Bahan-Bahan Kuliah Interpretasi Geologi Seismik - ProgramPascasarjana (S2) ITB, Bandung, tidak dipublikasikan.

Sangree, JB. and JM. Wiedmier, 1979, Interpretation Facies from Seismic Data, Geophysic 44,N.2, p.131.

Sherif, RE., 1980, Seismic Stratigraphy, International Human Resources DevelopmentCorporation, Boston, P.222.

Usman, E., Setyanto, A., Gustiantini, L., Permanawati, Y., Aryawan, IKG., Subarsyah danHartono, 2005, Penelitian Geologi dan Potensi Energi dan Sumber Daya MineralBersistem (LP-1017) Batam – Riau Kepulauan, Lap. Intern PPPGL, tidak dipublikasikan.

Page 46: HUBUNGAN STRUKTUR SESARpsdg.bgl.esdm.go.id/buletin_pdf_file/Bul Vol 3 no. 1 thn... · 2012. 4. 11. · sesar di daerah ini sebagai media pembentukannya.Satuan Endapan Aliran Piroklastik

12

Lampiran: Deskripsi Fotomikrograf

A B C D E F G H

1

2

3

4

5

6

No Foto 1Jenis Foto : Mikrograf.Nikol : Sejajar (200 x).No. Sampel : LP 1017-15.

1 A-E Butiran kuarsa (Q), abu-abu pucat membentuk butiran.3 D, 4-5 D Kasiterit (CS) 5,5%, warna putih terang, anisotropic, translusen

pada bagian luar butiran.1-6 F-H &3-6 A - C

Magnetit (M) 16,4%, warna abu-abu kecoklatan, isotropic,sebagian hadir sebagai butiran bebas, sebagian yang berbutir lebihhalus terikat dalam fragmen batuan.

1-6 F-H &3-6 A - C

Limonit (L) 32,9%, warna abu-abu keruh, sebagian berikatandengan fragmen batuan

4 G Mineral/material yang lain terdiri-dari fragmen batuan, kuarsadengan ukuran lebih halus dan material organik (cangkang kerangdan fosil.

CS

Q

Q

M

L

Q

Page 47: HUBUNGAN STRUKTUR SESARpsdg.bgl.esdm.go.id/buletin_pdf_file/Bul Vol 3 no. 1 thn... · 2012. 4. 11. · sesar di daerah ini sebagai media pembentukannya.Satuan Endapan Aliran Piroklastik

Penafsiran Tipe Mineralisasi Emas Berdasarkan Data InklusiFluida di Daerah Siulak Deras, Kabupaten Kerinci, Propinsi

Jambi

Oleh:Ir. Armin Tampubolon, M.Sc

Nip. 100009296

Sari

Dengan memanfaatkan data inklusi fluida hasil proyek penyelidikan Pusat SumberDaya Geologi tahun Anggaran 2006, dicoba ditafsirkan tipe mineralisasi emas diDaerah Siulak Deras, Kabupaten Kerinci, Propinsi Jambi. Tipe endapan emas sangatpenting diketahui karena berkaitan dengan potensi endapan emas di daerah ini.

Litologi daerah ini terdiri dari andesit, batuan gunungapi, kwarsa porfir dan granodiorit.Petunjuk mineralisasi logam selain berupa ubahan juga ditemukan sulfida logam termasuklogam dasar pada urat-urat kwarsa.

Ada dua conto urat kwarsa yang diamati inklusi fluidanya yaitu conto AT/PR1 / 2 /FiUjung Ladang yang diambil dari urat kwarsa tekstur “sugary” pada batuan granodioritdari parit uji (PR 1) dan conto STL/02/R/03/Fi yang diambil dari zona urat pada batuanandesit. Pengamatan dilakukan di Laboratorium LIPI Bandung. Hasil pengukuranmikrotermometri didapatkan Th 129 - 198 oC, dengan tiga modus pada 129 oC, 177 oCdan 198 oC, kadar NaCl 1,4 – 2,2 % W, besaran ini mengindikasikan tipe mineralisasiepitermal yang berasosiasi dengan logam dasar.

Dari data inklusi fluida ditafsirkan bahwa kedalaman mineralisasi masih cukuptebal oleh karena proses erosi mencapai sekitar 72, 13 meter dari paleo surface. Denganasumsi mineralisasi memiliki penetrasi hingga kedalaman 400 meter berartimineralisasi tersisa (terawetkan) atau belum tererosi adalah sekitar 300 meter lebih.Dengan demikian masih relatif cukup tebal sehingga diduga memiliki potensi, karenanyaperlu diselidiki lebih rinci.

1. PendahuluanSecara geologi regional daerah studi

merupakan bagian jalur magmatik Sunda-Banda yang terkenal sebagai jalur logamemas/dasar. Secara geokimia regional,memiliki anomali geokimia As (pathfinderAu) pada aliran bagian utara SungaiPenuh. Anomali Cu ditemukan pada aliran

sungai bagian hulu Sungai Indrapura,Kabupaten Kerinci.

Daerah yang memiliki indikasi emasberdasarkan penyelidikan geokimia rincidiantaranya Daerah Siulak Deras,Kabupaten Kerinci (Rudy dkk., 1996).Daerah ini dikenal sebagai bagian wilayahkontrak karya PT. Ingold (LaporanTriwulan I – IV, 1998-200) dimana

Page 48: HUBUNGAN STRUKTUR SESARpsdg.bgl.esdm.go.id/buletin_pdf_file/Bul Vol 3 no. 1 thn... · 2012. 4. 11. · sesar di daerah ini sebagai media pembentukannya.Satuan Endapan Aliran Piroklastik

2

ditemukan indikasi emas epitermal diDaerah Mudik dan tembaga porfiri.

Dengan memanfaatkan data inklusifluida hasil proyek penyelidikan PusatSumber Daya Geologi (2006), dicobaditafsirkan tipe mineralisasi emas. Tipemineralisasi emas sangat penting diketahuikarena terkait dengan potensi endapanemas di daerah ini. Hal ini bertujuan agarbisa menjadi dasar pertimbangan bagiinvestor yang berminat mengembangkanusaha pertambangan emas di daerah ini.

2. LokasiSecara administratif pemerintahan

berada di Kecamatan Siulakderas Mudik,Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi. Secara

geografis dibatasi oleh kordinat(101°14’50,2” - 101°19’08” BT, dan

1o51’46,4”- 1°57’11,2” LS), (Gambar 1).

Gambar 1. Peta Lokasi3. Geologi

Ada sebanyak enam satuan batuan didaerah penyelidikan dan diuraikan darimuda hingga tua sebagai berikut (Gambar2):

- Batuan Gunungapi/Lava: terdapat dibagian barat laut, merupakan batuan

gunungapi andesit-basalt yangberkomposisi lava-basalan, didugaberumur Kuarter.

- Andesit: retas andesit hornblendemenerobos batuan granodiorit lebarbeberapa meter di bagian barat dan timur.Umumnya telah mengalami ubahankhloritisasi dan piritisasi (lihat Foto 1),diduga berumur Pliosen.- Breksi Gunungapi: terdapat di bagianselatan hingga timur laut, dicirikan denganfragmen-fragmen batuan andesit dari zonahancuran akibat sesar (Foto 2), didugaberumur Oligo-Miosen.

- Batupasir Tufaan: berkomposisi pasirhalus dan tufa berlapis dengan jurustenggara dan kemiringan 32 o kearah timurlaut (Foto 3), diduga berumur Oligo-Miosen.

- Kwarsa Porfir: terdapat hanya padabagian utara, komposisi kwarsa berbutirkasar dan sedikit ferro magnesia. Dibeberapa lokasi teramati berselang selingdengan batuan granodiorit sehinggadiduga berumur Oligosen.

- Granodiorit: terdapat di bagian tengahhingga barat, berkomposisi kwarsa(sampai 40%) dan mineral-mineralferromagnesia serta sedikit feldspar,diduga berumur Oligosen.

Dari hasil pengolahan data strukturpenyerta, ditafsirkan ada tiga patahanberarah utama tenggara-barat laut namundengan jenis patahan yang berbeda(Gambar 2). Dua patahan paling timur dantengah merupakan sesar mendatar jenisdekstral dan sinistral. Satu patahan lagiyaitu paling barat, merupakan sesar normaldimana bagian timur relatif turun danbagian barat relatif naik.

4. Ubahan dan MineralisasiJenis ubahan berupa khloritisasi pada

batuan andesit cukup luas di bagian tengahhingga utara. Disamping itu juga piritisasi

Page 49: HUBUNGAN STRUKTUR SESARpsdg.bgl.esdm.go.id/buletin_pdf_file/Bul Vol 3 no. 1 thn... · 2012. 4. 11. · sesar di daerah ini sebagai media pembentukannya.Satuan Endapan Aliran Piroklastik

3

Page 50: HUBUNGAN STRUKTUR SESARpsdg.bgl.esdm.go.id/buletin_pdf_file/Bul Vol 3 no. 1 thn... · 2012. 4. 11. · sesar di daerah ini sebagai media pembentukannya.Satuan Endapan Aliran Piroklastik

4

pada batuan andesit dan granodiorit dibagian tengah dan barat daya.

Petunjuk mineralisasi logam selainberupa ubahan juga ditemukan sulfidalogam termasuk logam dasar pada urat-uratkwarsa di S. Telun atau barat daya daerahpenyelidikan. Urat-urat kwarsa inibertekstur “milky quartz” dan kompak,terdapat pada batuan andesit yangmemiliki tebal beberapa puluh cm danmembentuk zona pembentukan urat(veining zone) lebar sekitar 15 meter (Foto1). Urat-urat kwarsa berupa zona padabatuan andesit ini memiliki jurus tenggara-barat laut dan miring 60o ke barat daya.

Urat-urat kwarsa yang dijumpai padabatuan kwarsa porfir dan granodioritbertekstur “sugary” dan mudah hancur,memiliki kedudukan N150E/30, tidakberbeda jauh dengan kedudukan zonapembentukan urat pada batuan andesit(Foto 2).

Foto 1. Jenis conto urat kwarsa kedudukanN160o E/60o pada batuan andesit di S. TelunSiulak Deras Mudik (lokasi contoSTL/02/R/03/Fi dan STL/02/R/02/AT).

Foto 2. Jenis urat kwarsa “sugary” kedudukanN150oE/30o (AT/PR 1 / 2/Fi) di Ujung Ladang,Siulak Deras Mudik.

5. Pengamatan Inklusi FluidaAda dua conto urat kwarsa yang

diamati yaitu AT/PR1 / 2 /Fi Ujung Ladangbertekstur “sugary” pada batuan granodioritdari parit uji (PR 1) dan STL/02/R/03/Fipada batuan andesit. Pengamatan dilakukandi Laboratorium LIPI Bandung.

5.1. Conto AT/PR1/2/Fi S. Ujung Ladang

Bentuk inklusi fluida yang dijumpaipada umumnya subhedral negatif kristal,sebagian anhedral necking down, kadangeuhedral. Ukuran inklusi fluida sangathalus (< 1m), beberapa berukuran hingga12 m, jarang berukuran >3 m yang bisadilakukan pengukuran mikrotermometri.Tipe fasa tunggal (monophase) hanyaberisi fasa liquid saja, biphase (dua fasa)berisi cairan (L) dan uap (V). Ratiouap/cairan (V/L) yang dicerminkan olehbesarnya gelembung relatif terhadaprongga (void) tidak seragam (Foto 3 dan4).

Hasil pengukuran sifat fisika dankimia inklusi fluida disarikan pada Tabeldan dalam bentuk histogram (Gambar 3dan Gambar 4) sebagai berikut:

Page 51: HUBUNGAN STRUKTUR SESARpsdg.bgl.esdm.go.id/buletin_pdf_file/Bul Vol 3 no. 1 thn... · 2012. 4. 11. · sesar di daerah ini sebagai media pembentukannya.Satuan Endapan Aliran Piroklastik

5

Histogram Tm Inclui Fluida conto S Ujungladang

0

1

2

3

4

5

-1.3 -1.2 -1.1 -1.0 -0.9 -0.8 -0.7 -0.6 -0.5

Temperatur leleh

popu

lasi

FI

Histogram Th inclusi Fluida Conto S.Ujungladang

01234567

120 130 140 150 160 170 180 190 200 210

Temperatur homogenisasi

popu

lasi

FI

Gambar 3 Histogram Tm Inclui Fluida Conto S

Gambar 4 Histogram Th Inclusi Fluida Contoh S

Tabel 1. Hasil Pengukuran danPerhitungan mikrotermometri conto

AT/PR1 / 2 /Fi S.Ujungladang

Parameter Kisaran Rata-rata

Temperatur leleh (Tm) -1,2 - -0,8 oC

-1,0oC

Temperaturehomogenisasi (Th)

129 -198 oC

171oC

Kadar Na Cl (menurutRoedder’s, 1984)

1,4 - 2,2%WT

1,8%WT

Kedalaman (menurutHaas, 1971)

16,8 -154,6 m

72,13m

Pressure (menurut Haas,1971)

2,6 -14,9 bar

7,63bar

Hasil pengukuran mikrotermometrididapatkan Th 129 - 198 oC, dengan tigamodus pada 129 oC. 177 oC dan 198 oC .

Dengan asumsi bukaan menerus kepermukaan, diperoleh angka kedalaman16,8 - 154,6 m, dan tekanan 2,6 - 14,9bar. Data tersebut menunjukkanpembawa inklusi fluida (mineralisasi)terbentuk dalam sistim epitermal.

Mineralisasi menunjukkan proseserosi telah mencapai sekitar 72, 13 meterdari paleo surface. Ini berarti jika asumsimineralisasi memiliki penetrasi hinggakedalaman 400 meter berarti mineralisasitersisa (terawetkan) atau belum tererosiadalah sekitar 300 meter lebih.

0____________________________75m

Foto 3. Mikrografi conto AT/PR1 / 2 /FiS.Ujungladang memperlihatkan Inklusifluida dua fasa bentuk euhedral, tengahdan kanan bawah, tersebar tidakterorientasi

0____________________________75m

Liquid vapor

vaporLiquid

Page 52: HUBUNGAN STRUKTUR SESARpsdg.bgl.esdm.go.id/buletin_pdf_file/Bul Vol 3 no. 1 thn... · 2012. 4. 11. · sesar di daerah ini sebagai media pembentukannya.Satuan Endapan Aliran Piroklastik

6

Foto 4. Mikrografi conto AT/PR1 / 2 /FiS.Ujungladang memperlihatkan inklusifluida fasa tunggal berukuran berukuranhalus tesebar tidak terorientasi,mengelilingi beberapa inklusi fluida duafasa yang masih nampak bagus (tengah).

5.2. Conto STL/02/R/03/Fi S. TalangDibawah mikroskop polarisasi

memperlihatkan kumpulan kristal silikadari sistim urat kuarsa yang berasosiasidengan mineral-mineral klorit, lempungdan bahan organik yang berukuran sangathalus. Kristal kuarsa umumnya kalsedonikgranular berukuran halus-sedang, bersusunmosaik, berwarna keruh (milky). Dibeberapa bagian dijumpai kristal kuarsaprismatik agak memanjang berwarnacukup bening, namun bersifat opalik.

Pada kristal yang keruh kadangmemperlihatkan adanya inklusi fluidayang sebagian besar telah rusak danbeberapa inklusi fluida fasa tunggal (liquidrich) berukuran sangat halus kurang dari 1m. Baik pada kristal yang bening ataukeruh, tidak dijumpai inklusi fluida yangmasih baik dan dapat diukur (berukuranlebih dari 2 m).

Secara umum, sampel tidak bisadigunakan untuk analisis inklusi fluida.Hal ini kemungkinan terkait dengan proseskristalisasi host mineralnya yangmengalami pembekuan (penurunantemperatur) relatif cepat, sehinggakristalnya tidak punya waktu untuktumbuh sempurna dan rongga inklusirusak.

Gejala kristal silika opalik,kalsedonik, kehadiran lempung dan bahanorganik serta inklusi fasa tunggal yangkaya air mengindikasikan bahwa batuanterbentuk pada suhu yang relatif rendah(Foto 5).

0____________________________75m

Foto 5. Mikrografi conto STL/02/R/03/Fimemperlihatkan kenampakan kuarsakalsedonik (abu-abu keruh), dan inklusibahan organik padat, indikasi terbentukpada temperatur sangat rendah

6. Tipe dan Model EndapanSecara geologi regional dan lokal,

terdapat dua jenis batuan yang sangatberbeda yaitu batuan gunungapi dan atauandesit serta batuan intrusi granodiorit.Kedua batuan ini dikontrol struktur yangcukup intensif. Batuan gunungapi dalamhal ini diperkirakan berumur Mio-Pliosen,sedangkan batuan granodiorit berumurOligosen.

Secara umum keberadaan endapanemas potensial yang sebagian telahditambang di Pulau Sumatera, biasanyaberinduk pada batuan gunungapi Tersier.Batuan induk ini berada dalam sabukmagmatik yang dikenal sebagai BusurMagmatik Sunda Banda. Belum terdataadanya endapan emas potensial bernilaiekonomi di dalam batuan asam sepertigranit/granodiorit dan kuarsa porfir.

Adanya urat-urat kuarsa dan piritisasidalam batuan asam (granodiorit maupunkuarsa porfir) dan dalam batuan gunungapimenjadi menarik oleh karena merupakanindikasi kuat keterdapatan mineralisasi di

Page 53: HUBUNGAN STRUKTUR SESARpsdg.bgl.esdm.go.id/buletin_pdf_file/Bul Vol 3 no. 1 thn... · 2012. 4. 11. · sesar di daerah ini sebagai media pembentukannya.Satuan Endapan Aliran Piroklastik

7

dalam kedua batuan ini. Terlebih biladicermati hubungan kedua batuan inisecara spasial dan umur yang hampir samadan berdekatan.

Arah urat bila dikaitkan dengan hasilanalisis struktur memiliki hubungan yangerat. Tegasan utama dari pensesaranadalah N 135 E, secara umum kuranglebih searah dengan pembentukan uratpada batuan gunungapi (andesit) maupunbatuan asam (granit/granodiorit/kwarsaporfiri) sehingga merupakan arahpembentukan tension utama.

Bila melihat hasil analisis inklusifluida dari dua conto urat yang diambildari dua lingkungan batuan yang berbedaini menunjukkan urat kwarsa yang terjadipada batuan andesit terbentuk lebihdangkal atau dekat permukaan dan uratkwarsa yang terjadi pada batuan granitikterbentuk lebih dalam.

Berdasarkan fakta-fakta tersebutdiatas, dapat diuraikan hipotesa tipe danmodel pembentukan emas di daerahpenyelidikan pada tiga alinea berikut ini.

Didasarkan kepada keberadaan jenisbatuan, urat kuarsa, piritisasi dan ubahan,pembentukan mineralisasi emas didugaberasal dari perkembangan sisa larutandari magma yang sama. Dengan pemikiranfasa awal pengkristalan magma padakedalaman besar membentuk batuan asam(granit/granodiorit atau kuarsa porfir)selama masa Oligosen, magma kemudianterdiferensiasi hingga kedalaman dangkalmembentuk andesit pada masa Mio-Pliosen. Tekstur batuan asam yang tidakkasar dan ketidakhadiran pegmatit,mengindikasikan bagian atas plutonik.Bagian atas plutonik ini diduga berperanmemicu pembentukan struktur lokalmelalui mana batuan terobosan andesitterbentuk. Akibat proses reaktivasistruktur yang ada membentuk wadahmineralisasi dengan arah tenggara-baratlaut sesuai arah zona pembentukan urat

(veining zone). Erupsi sebagian daribagian magma terjadi melalui strukturyang dipicu saat pembekuan pluton yanglalu mengendapkan batuan gunungapiandesit (Pliosen).

Sisa larutan magma pada kedalamandangkal ini diduga berperanmengendapkan unsur-unsur logam dalamlingkungan batuan beku asam dan andesitakibat digerakkan energi panas dari bagianatas suatu plutonik batuan granitik(thermal aureole). Jenis urat kuarsa yangteramati secara megaskopis berupa butiransugary mencirikan pendinginan agaklambat memberi kesan tidak berhubungandengan urat bagian atas dari suatu sistemendapan emas epitermal. Namun, faktadari hasil analisis inklusi fluidamendukung hipotesa bahwa urat-uratkwarsa di kedua lingkungan batuanmerupakan bagian dari suatu sistemepitermal atas dasar kisaran suhuhomogenisasi dan salinitas. Besaran suhuhomogenisasi dan salinitas menunjukkanpembentukan urat kwarsa pada batuanbeku asam lebih dahulu terbentuk.

Pembentukan urat kuarsa dalamveining zone pada batuan gunungapi atauandesit menunjukkan milky quartzsehingga diperkirakan pendinginan yangagak cepat pada kedalaman dangkal,memberi kesan bagian dari sistemepitermal dan pembentukannyabelakangan. Pembentukan urat kwarsapada batuan beku asam ditafsirkan lebihbelakangan namun bila melihat besaransuhu homogenisasi dan salinitasmerupakan karakteristik sistem epitermal.Dengan demikian ditafsirkan adanya satusistem mineralisasi emas berupa tipe uratepitermal yang terbentuk pada batuanandesit dan batuan beku asam(granit/granodiorit/kwarsa porfiri). Unsurlogam emas sendiri diduga berasal darievolusi sisa larutan magma atau/dan

Page 54: HUBUNGAN STRUKTUR SESARpsdg.bgl.esdm.go.id/buletin_pdf_file/Bul Vol 3 no. 1 thn... · 2012. 4. 11. · sesar di daerah ini sebagai media pembentukannya.Satuan Endapan Aliran Piroklastik

8

dibawa dari lingkungan batuan gunungapiyang ada (andesit).

7. Kesimpulan dan saran Pembentukan emas di daerah

penyelidikan diduga berasal darievolusi sisa larutan magma dimanalarutan digerakkan energi panasbagian atas dari plutonik granitik(thermal aureole), pembekuanbatuan plutonik memicupembentukan struktur melaluimana terobosan andesit terjadi.Akibat reaktivasi strukturmenyebabkan tension utama arahtenggara-barat laut berupa bentukzona urat mengandung emas padalingkungan andesit.

Urat kwarsa pada batuan andesitikdiduga relatif dominan Au bilamengacu kepada karakteristikinklusi fluida yaitu salinitasmaupun suhu homogenitas rendahdan merupakan tipe mineralisasiurat epitermal.

Sistem mineralisasi emas di daerahpenyelidikan ini adalah epitermalyang berasosiasi dengan logamdasar. Sistem mineralisasi inicukup besar jika melihatpenyebaran singkapan batuaninduk (andesitik dan beku asam)sebagai wadah urat kuarsa. Danketebalan mineralisasi yang masihutuh ditafsirkan masih cukup tebalyaitu 300 meter lebih. Atas dasarini, daerah ini dinilai prospekberpotensi emas.

Dengan adanya indikasimineralisasi berupa ubahan danmineral sulfida pada kedalamancukup besar, maka perluditindaklanjuti penyelidikandengan metoda yang lebih rinciseperti survai geofisika IP (InducedPolarization) terutama pada bagian

utara dan barat daya daerahpenyelidikan.

DAFTAR PUSTAKA

Arthur W. Rose, Herbert E. Hawkes and JohnS. Webb, 1979, Geochemistry inMineral Exploration, SecondEdition.

Bemmelen, R.W. van 1949, The Geology ofIndonesia Vol.II, Martinus Nijhoff,The Hague.

Crow, M.J., Johnson, C.C., McCourt, W.J.,dan Harmanto, 1993. The SimplifiedGeology and Known MetalliferousMineral Occurences, PainanQuadrangle Southern Sumatra.Special Publication of the Directorateof Mineral Resources No. 52-B

PT. Ingold, 1999. First Quarter Report onActivities during Year I of theExploration Period (1 January to 31March 1999).

----------------------, 2000, Second and FinalRelingquisment and TerminationReports for the Sumatra SatuCOW-Area, Jambi and SumateraBarat, End of Year II of theExploration period.

Rosidi, H.M.D., Tjokrosapoetro. S, Pendowo.B, 1976, Peta Geologi LembarPainan dan Bagian TimurlautLembar Muara Siberut, Sumatera,Direktorat Geologi, skala 1:250.000

Gunradi, R., Sukarya, 1996. LaporanEksplorasi Mineral Logam Dasardan Logam Mulia di Daerah SiulakDeras, Kabupaten Kerinci (Jambi)dan Kabupaten Pesisir Selatan(Sumatera Barat) Tahun Anggaran1996/1997. Direktorat SumberdayaMineral. Proyek Eksplorasi BahanGalian Mineral Indonesia.

Page 55: HUBUNGAN STRUKTUR SESARpsdg.bgl.esdm.go.id/buletin_pdf_file/Bul Vol 3 no. 1 thn... · 2012. 4. 11. · sesar di daerah ini sebagai media pembentukannya.Satuan Endapan Aliran Piroklastik