HUBUNGAN SISTEM IMBALAN DENGAN...

136
HUBUNGAN SISTEM IMBALAN DENGAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DI SMAN 1 PARUNG SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Oleh: Windy Mellsarah NIM 1112018200012 JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2016

Transcript of HUBUNGAN SISTEM IMBALAN DENGAN...

Page 1: HUBUNGAN SISTEM IMBALAN DENGAN KOMPETENSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33745/1/Windy...kompetensi profesional guru di SMAN 1 Parung setelah rhitung dikonsultasikan

HUBUNGAN SISTEM IMBALAN DENGAN KOMPETENSI

PROFESIONAL GURU DI SMAN 1 PARUNG

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Oleh:

Windy Mellsarah

NIM 1112018200012

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2016

Page 2: HUBUNGAN SISTEM IMBALAN DENGAN KOMPETENSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33745/1/Windy...kompetensi profesional guru di SMAN 1 Parung setelah rhitung dikonsultasikan
Page 3: HUBUNGAN SISTEM IMBALAN DENGAN KOMPETENSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33745/1/Windy...kompetensi profesional guru di SMAN 1 Parung setelah rhitung dikonsultasikan
Page 4: HUBUNGAN SISTEM IMBALAN DENGAN KOMPETENSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33745/1/Windy...kompetensi profesional guru di SMAN 1 Parung setelah rhitung dikonsultasikan
Page 5: HUBUNGAN SISTEM IMBALAN DENGAN KOMPETENSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33745/1/Windy...kompetensi profesional guru di SMAN 1 Parung setelah rhitung dikonsultasikan
Page 6: HUBUNGAN SISTEM IMBALAN DENGAN KOMPETENSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33745/1/Windy...kompetensi profesional guru di SMAN 1 Parung setelah rhitung dikonsultasikan
Page 7: HUBUNGAN SISTEM IMBALAN DENGAN KOMPETENSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33745/1/Windy...kompetensi profesional guru di SMAN 1 Parung setelah rhitung dikonsultasikan

i

ABSTRAK

Windy Mellsarah, NIM: 1112018200012, Hubungan Sistem Imbalan dengan

Kompetensi Profesional Guru di SMAN 1 Parung. Jurusan Manajemen

Pendidikan, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara sistem imbalan

dengan kompetensi profesional guru di SMAN 1 Parung. Penelitian ini telah

dilaksanakan pada bulan januari sampai dengan September 2016 di SMAN 1

Parung. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

kuantitatif dengan metode korelasional. Instrumen penelitian yang digunakan

adalah angket mengenai sistem imbalan dan kompetensi profesional guru.

Hasil yang ditemukan dari penelitian ini ialah diperoleh rhitung sebesar

0,416, sedangkan rtabel pada taraf signifikan 5% sebesar 0,374, atau rhitung > rtabel.

Dengan demikian dapat dinyatakan terdapat hubungan antara sistem imbalan

dengan kompetensi profesional guru, dan dapat diperoleh KD sebesar 17,36%.

Dengan diperoleh nilai koefesien sebesar 17,36%, maka dapat disimpulkan

bahwa sistem imbalan terbukti terdapat hubungan terhadap kompetensi

profesional guru. Dengan demikian sistem imbalan memberikan kontribusi dalam

meningkatkan kompetensi profesional guru disamping faktor-faktor lain yang

mempengaruhi.

Dengan demikian hubungan sistem imbalan dalam meningkatkan

kompetensi profesional guru di SMAN 1 Parung setelah rhitung dikonsultasikan

dengan tabel pedoman interpretasi koefesien korelasi, berada pada taraf yang

sedang.

Kata Kunci: Sistem Imbalan, Kompetensi Profesional Guru

Page 8: HUBUNGAN SISTEM IMBALAN DENGAN KOMPETENSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33745/1/Windy...kompetensi profesional guru di SMAN 1 Parung setelah rhitung dikonsultasikan

ii

ABSTRACT

Windy Mellsarah, NIM: 1112018200012, Relationship Rewards System with

Professional Competence Teacher at SMAN 1 Parung. Department

Management Education, Faculty of Tarbiya Science and Teaching UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

This research aims to know the relationship between the reward system

with professional competence of teachers at SMAN 1 Parung. This research was

conducted in January through September 2016 at SMAN 1 Parung. This type of

research used in this research is quantitative with correlational method. The

research instrument used was a questionnaire regarding the remuneration system

and the professional competence of teachers.

Results found from this research were obtained rhitung amounted to 0.416,

while rtabel at 5% significant level of 0.374, or rhitung> rtabel. Thus it can be

stated there is a relationship between the system rewards the professional

competence of teachers, and can be obtained KD of 17.36%.

With the values obtained coefficient of 17.36%, it can be concluded that

the reward system is proven there is a link to the professional competence of

teachers. Thus the reward system contributes in increasing the professional

competence of teachers in addition to other factors that influence.

Thus the relationship reward system in improving the professional competence of

teachers at SMAN 1 Parung after rhitung consulted with guidelines for

interpretation of the correlation coefficient table, located at the level of being.

Key Word : Rewards System, Professional Competence Teacher

Page 9: HUBUNGAN SISTEM IMBALAN DENGAN KOMPETENSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33745/1/Windy...kompetensi profesional guru di SMAN 1 Parung setelah rhitung dikonsultasikan

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat Rahmat

dan Karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Shalawat

beserta salam semoga senantiasa terlimpah curahkan kepada Nabi Muhammad

SAW, kepada keluarganya, para sahabatnya, hingga kepada umatnya hingga akhir

zaman.

Penulis menyadari bahwa selama penyusunan skripsi ini tidak sedikit

kesulitan dan hambatan yang penulis alami . Namun berkat bantuan, bimbingan,

dan arahan dari berbagai pihak akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan tepat pada

waktunya. Oleh karena itu dalam kesempatan ini dengan segala kerendahan hati,

penulis ingin mempersembahkan doa dan ucapan terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Hasyim Asy’ari, M. Pd, selaku Ketua Jurusan Manajemen Pendidikan

yang juga sekaligus dosen pembimbing I, yang selalu mendukung dan

meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, nasehat, dan pengarahan

kepada penulis selama pembuatan skripsi ini.

3. Dra. Yefnelty Z, M.Pd. Dosen Pembimbing II dalam penulisan skripsi,

beliau telah meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya dalam membantu dan

mendukung penulis selama pembuatan skripsi ini.

4. Drs. Rusydy Zakaria, M.Ed, M.Phil. Dosen Penasehat Akademik yang selalu

meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan nasehat kepada

penulis selama menjalani perkuliahan di kampus UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

5. Drs.H.Jamaludin Selaku wakil kepala sekolah SMAN 1 Parung beserta

seluruh guru SMAN 1 Parung yang telah banyak memberikan informasi

kepada penulis dalam penelitian skripsi.

6. Kepada Papah dan Mamah tercinta, Muhammad Nur dan Cut Nurlailawati,

berkat doa dan kasih sayang yang tak terhingga penulis dapat bertahan

Page 10: HUBUNGAN SISTEM IMBALAN DENGAN KOMPETENSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33745/1/Windy...kompetensi profesional guru di SMAN 1 Parung setelah rhitung dikonsultasikan

iv

sampai saat ini, serta berkat dukungannya penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini dengan baik.

7. Teruntuk kakak dan adikku. Cindy Hanna Ivana dan Rindy Mouliyana.

Terima kasih selama ini telah memberikan doa, motivasi dan semangatnya

kepada penulis.

8. Teruntuk Kekasihku Bambang Rudianto. Terima kasih selama ini telah

memberikan doa, motivasi, dan dukungannya kepada penulis untuk segera

menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

9. Sahabatku Sri Utami. Terima kasih telah setia menemani penulis untuk

melalukan penelitian ke sekolah, dan selalu memberikan doa dan

semangatnya kepada penulis.

10. Sahabat-sahabat terbaikku Rikah, Adelia Khaerunnisa, Mantik Sari Zahiah

G. terima kasih kalian telah menjadi bagian dari cerita di masa kuliah, dan

terima kasih untuk doa dan semangatnya sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan.

11. Teman-teman seperjuangan Manajemen Pendidikan angkatan 2012.

Terimakasih telah menjadi teman terbaik selama kuliah, yang saling

mensupport dan mendoakan satu sama lain.

12. Serta kepada segenap pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Terimakasih atas motivasi dan bimbingan yang sangat bermanfaat kepada

penulis dalam penyusunan skripsi ini.

Atas segala jeri payah dan kebaikan mereka selama ini, semoga Allah

membalasnya dengan balasan yang berlibat ganda.Amin.

Pada akhirnya penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat khusunya bagi

penulis, dan umumnya bagi semua pembaca. Penulis menyadari dalam pembuatan

skripsi ini terdapat banyak kekurangan, untuk itu penulis berharap adanya saran

dan kritik yang membangun dari pembaca untuk perbaikan dan kemajuan penulis

kedepan.

Jakarta, 17 Oktober 2016

Penulis

Page 11: HUBUNGAN SISTEM IMBALAN DENGAN KOMPETENSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33745/1/Windy...kompetensi profesional guru di SMAN 1 Parung setelah rhitung dikonsultasikan

v

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

LEMBAR PENGESAHAN UJI REFERENSI

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI

LEMBAR PERNYATAAN KARYA SENDIRI

ABSTRAK .................................................................................................................... i

ABSTRACT ................................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR .................................................................................................. iii

DAFTAR ISI .................................................................................................................. v

DAFTAR TABEL ......................................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................ x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................................ 5

C. Pembatasan Masalah........................................................................ ......... 5

D. Perumusan Masalah .................................................................................. 5

E. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 5

F. Manfaat Penelitian .................................................................................... 6

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoritik....................................................................................... 7

1. Kompetensi Profesional Guru .............................................................. 7

a. Pengertian Kompetensi Profesional ............................................... 7

b. Syarat Profesional Guru ................................................................ 9

c. Dimensi Kompetensi Profesional Guru ......................................... 12

2. Sistem Imbalan ..................................................................................... 15

a. Pengertian Imbalan......................................................................... 15

b. Sistem Imbalan ............................................................................... 17

c. Jenis-jenis Imbalan ......................................................................... 18

Page 12: HUBUNGAN SISTEM IMBALAN DENGAN KOMPETENSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33745/1/Windy...kompetensi profesional guru di SMAN 1 Parung setelah rhitung dikonsultasikan

vi

d. Asas Imbalan .................................................................................. 23

e. Tujuan Imbalan .............................................................................. 23

f. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sistem Imbalan ...................... 25

B. Hasil Penelitian yang Relevan ................................................................... 27

C. Kerangka Berpikir ...................................................................................... 28

D. Hipotesis ..................................................................................................... 30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................... 31

B. Metode Penelitian....................................................................................... 31

C. Populasi dan Sampel ................................................................................. 32

D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 32

E. Instrumen Penelitian .................................................................................. 33

F. Uji Instrumen ............................................................................................ 38

G. Teknik Analisis Data .................................................................................. 40

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum SMAN 1 Parung ........................................................... 46

1. Profil SMAN 1 Parung ......................................................................... 46

2. Sejarah SMAN 1 Parung ...................................................................... 46

3. Visi dan Misi SMAN 1 Parung ............................................................ 47

4. Gambaran Sistem Imbalan Guru SMAN 1 Parung .............................. 48

5. Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan SMAN 1 Parung . .......... 49

6. Keadaan Siswa. .................................................................................... 49

7. Sarana dan Prasarana ........................................................................... 51

B. Deskripsi Data ........................................................................................... 51

1. Data Sistem Imbalan ........................................................................... 51

2. Data Kompetensi Profesional Guru ..................................................... 53

C. Hasil Analisis Data .................................................................................... 54

1. Pengujian Prasyarat Analisis Data ....................................................... 54

2. Pengujian Hipotesis .............................................................................. 56

3. Uji Determinasi .................................................................................... 56

D. Pembahasan Hasil Penelitian ..................................................................... 57

Page 13: HUBUNGAN SISTEM IMBALAN DENGAN KOMPETENSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33745/1/Windy...kompetensi profesional guru di SMAN 1 Parung setelah rhitung dikonsultasikan

vii

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................................ 60

B. Saran .......................................................................................................... 60

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 62

LAMPIRAN-LAMPIRAN .......................................................................................... 64

Page 14: HUBUNGAN SISTEM IMBALAN DENGAN KOMPETENSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33745/1/Windy...kompetensi profesional guru di SMAN 1 Parung setelah rhitung dikonsultasikan

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kerangka Berfikir ................................................................................. 29

Tabel 3.1 Waktu Kegiatan Penelitian .................................................................... 31

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Variabel Kompetensi Profesional Guru ............... 33

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Sistem Imbalan ...................................................... 35

Tabel 3.4 Pedoman Interpretasi Koefesien Korelasi ............................................. 44

Tabel 4.1 Keadaan Tenaga Pendidik SMAN 1 Parung ......................................... 49

Tabel 4.2 Keadaan Tenaga Kependidikan SMAN 1 Parung.................................. 49

Tabel 4.3 Keadaan Siswa Kelas 10 ........................................................................ 49

Tabel 4.4 Keadaan Siswa Kelas 11 ........................................................................ 50

Tabel 4.5 Keadaan Siswa Kelas 12 ........................................................................ 50

Tabel 4.6 Keadaan Sarana dan Prasarana .............................................................. 51

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Variabel X ............................................................ 52

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Variabel Y ............................................................ 53

Tabel 4.9 Uji Normalitas ........................................................................................ 55

Tabel 4.10 Uji Homogenitas .................................................................................... 56

Page 15: HUBUNGAN SISTEM IMBALAN DENGAN KOMPETENSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33745/1/Windy...kompetensi profesional guru di SMAN 1 Parung setelah rhitung dikonsultasikan

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Grafik Distribusi Frekuensi Variabel X ................................................ 52

Gambar 4.2 Grafik Distribusi Frekuensi Variabel Y ................................................ 54

Page 16: HUBUNGAN SISTEM IMBALAN DENGAN KOMPETENSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33745/1/Windy...kompetensi profesional guru di SMAN 1 Parung setelah rhitung dikonsultasikan

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Instrumen Uji Coba Sistem Imbalan ...................................................... 64

Lampiran 2 Instrumen Uji Coba Kompetensi Profesional Guru ................................ 66

Lampiran 3 Instrumen Penelitian Sistem Imbalan ...................................................... 69

Lampiran 4 Instrumen Penelitian Kompetensi Profesional Guru .............................. 71

Lampiran 5 Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel X .............................................. 73

Lampiran 6 Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Y ................................................ 74

Lampiran 7 Contoh Perhitungan Validitas Variabel X .............................................. 75

Lampiran 8 Contoh Perhitungan Validitas Variabel Y ............................................. 77

Lampiran 9 Perhitungan Reliabilitas Variabel X ....................................................... 79

Lampiran 10 Perhitungan Reliabilitas Variabel Y ....................................................... 80

Lampiran 11 Tabel Skor Hasil Penelitian Variabel X ................................................. 81

Lampiran 12 Tabel Skor Hasil Penelitian Variabel Y ................................................. 84

Lampiran 13 Perhitungan Distribusi Frekuensi Variabel X ......................................... 87

Lampiran 14 Perhitungan Distribusi Frekuensi Variabel Y ......................................... 89

Lampiran 15 Perhitungan Rata-rata Simpangan Baku Skor Variabel X ..................... 91

Lampiran 16 Perhitungan Rata-rata Simpangan Baku Skor Variabel Y ..................... 93

Lampiran 17 Perhitungan Uji Normalitas Skor Variabel X Dengan

Menggunakan Uji Liliefors ..................................................................... 95

Lampiran 18 Perhitungan Uji Normalitas Skor Variabel Y Dengan

Menggunakan Uji Liliefors .................................................................... 97

Lampiran 19 Contoh Perhitungan Pada Uji Normalitas ............................................... 99

Lampiran 20 Uji Homogenitas Variabel X dan Y ........................................................ 100

Lampiran 21 Perhitungan Uji Linearitas Menggunakan Persamaan Regresi

Sederhana ............................................................................................... 102

Lampiran 22 Perhitungan Uji HipotesisVariabel X dan Y Dengan Menggunakan

Korelasi Product Moment........................................................................ 107

Lampiran 23 Surat Bimbingan Skripsi ......................................................................... 109

Lampiran 24 Surat Izin Penelitian ............................................................................... 110

Lampiran 25 Surat Keterangan Telah malakukan penelitian .................................... 111

Page 17: HUBUNGAN SISTEM IMBALAN DENGAN KOMPETENSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33745/1/Windy...kompetensi profesional guru di SMAN 1 Parung setelah rhitung dikonsultasikan

xi

Lampiran 26 Lembar Uji Referensi ............................................................................. 112

Lampiran 27 Biodata Penulis ......................................................................................... 119

Page 18: HUBUNGAN SISTEM IMBALAN DENGAN KOMPETENSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33745/1/Windy...kompetensi profesional guru di SMAN 1 Parung setelah rhitung dikonsultasikan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Guru merupakan ujung tombak pendidikan. Sosok yang satu ini akan

senantiasa menjadi sorotan strategis ketika berbicara masalah pendidikan.

Guru selalu terkait dengan komponen manapun dalam sistem pendidikan dan

paling berpengaruh terhadap terciptanya proses dan hasil pendidikan yang

berkualitas. Disamping itu kedudukan guru dalam kegiatan belajar mengajar

juga sangat strategis dan menentukan karena gurulah yang berhadapan

langsung dengan peserta didik untuk mentransfer ilmu pengetahuan dan

teknologi serta mendidik dengan nilai-nilai positif melalui bimbingan dan

keteladanannya.

Guru merupakan suatu profesi yang artinya suatu jabatan atau

pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru.1 Suatu jabatan atau

pekerjaan yang disebut profesi tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang,

tetapi memerlukan persiapan melalui pendidikan dan pelatihan secara khusus.

Guru sendiri dituntut tidak hanya sebagai pendidik yang harus mampu

mentransformasikan pengetahuan, nilai, dan keterampilan, tetapi sekaligus

sebagai penjaga moral bagi anak didik. Oleh karena itu guru harus memiliki

kompetensi dalam membimbing siswa dan bahkan mampu memberikan

teladan yang baik.

Salah satu kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh seorang guru

adalah kemampuan profesional. Kemampuan profesional adalah kemampuan

yang berkaitan dengan tugas-tugas guru sebagai pembimbing, pendidik, dan

pengajar. Guru diharapkan dapat menjalankan tugasnya secara profesional.

Karena guru profesional merupakan kunci pokok kelancaran dan kesuksesan

proses belajar di sekolah. Karena hanya guru yang profesional yang bisa

menciptakan situasi aktif siswa dalam kegiatan pembelajaran. Guru yang

1 Daryanto dan Tasrial, Pengembangan Karir Profesi Guru, (Yogyakarta:Penerbit Gava Media,

2015), Cet. I, h. 70

Page 19: HUBUNGAN SISTEM IMBALAN DENGAN KOMPETENSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33745/1/Windy...kompetensi profesional guru di SMAN 1 Parung setelah rhitung dikonsultasikan

2

profesional diyakini mampu mengantarkan siswa dalam pembelajaran untuk

menemukan, mengelola dan memadukan perolehannya dan memecahkan

persoalan-persoalan yang berkaitan dengan pengetahuan, sikap, dan nilai

maupun keterampilan hidupnya.

Manajemen sumber daya manusia sangat penting bagi lembaga

pendidikan dalam mengelola dan mengatur guru sehingga dapat bekerja

dengan baik dan benar untuk tercapainya tujuan lembaga pendidikan. Sumber

daya manusia di lembaga pendidikan yang dalam hal ini meliputi guru perlu

dikelola secara profesional agar terwujud antara kebutuhan guru dengan

teratur dan kemampuan lembaga pendidikan.

Perkembangan lembaga pendidikan tergantung pada kondisi tenaga

pendidik sebagai garda terdepan yang secara langsung berhadapan dengan

anak didik dan menyelenggarakan proses pendidikan. Dengan posisi ini,

tentunya tingkat kualitas hasil pembelajaran sangat tergantung pada kualitas

guru. Keberhasilan pembelajaran dan pendidikan dapat dicapai apabila para

guru hidup dengan memadai, memiliki penghasilan yang mencukupi,

manusiawi dan bermartabat, karena bagi mayoritas guru imbalan masih tetap

merupakan motivasi utama dalam bekerja untuk meningkatkan semangat kerja

yang lebih baik sehingga mereka mampu memberikan perhatian secara

memadai dalam menunaikan tugasnya dengan baik dalam proses

pembelajaran.

Imbalan merupakan salah satu faktor yang dapat mendorong kinerja

seorang guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik. Jika guru

diliputi oleh rasa tidak puas atas imbalan yang diterimanya, dampaknya bagi

lembaga pendidikan akan sangat bersifat negatif. Kemungkinan guru tidak

menekuni profesinya secara utuh akibat sibuk bekerja sambilan untuk

memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, sehingga pekerjaan sebagai guru akan

terabaikan dan terganggu seperti tidak disiplin, tidak memiliki persiapan

ketika mengajar, sering tidak hadir atau datang terlambat, dan tidak memiliki

kesempatan untuk meningkatkan kualitas dirinya

Page 20: HUBUNGAN SISTEM IMBALAN DENGAN KOMPETENSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33745/1/Windy...kompetensi profesional guru di SMAN 1 Parung setelah rhitung dikonsultasikan

3

Dengan demikian sistem imbalan yang baik adalah sistem yang

mampu menjamin kepuasan para anggota organisasi/perusahaan yang pada

gilirannya memungkinkan organisasi/perusahaan memperoleh, memelihara

serta mempekerjakan sejumlah karyawan yang berkinerja tinggi untuk

kepentingan bersama.2 Begitupun di dalam lembaga pendidikan, jika lembaga

pendidikan mampu menerapkan sistem imbalan yang baik maka

memungkinkan lembaga pendidikan tersebut memperkerjakan sejumlah guru

yang bersemangat dan berkualitas sehingga kinerjanya pun akan di atas

standar, serta akan tercapai tujuan lembaga pendidikan yang telah ditetapkan

dan sebaliknya apabila lembaga pendidikan tidak mampu menerapkan dan

mengembangkan suatu sistem imbalan yang baik maka lembaga pendidikan

akan kehilangan tenaga-tenaga pendidik profesional yang terampil dan

berkemampuan tinggi. Jika situasi demikian terus berlanjut, maka lembaga

pendidikan tidak akan mampu mencapai tujuan dan sasaran yang

diinginkannya.

Tinggi rendahnya kompetensi profesional guru dipengaruhi oleh

banyak faktor diantaranya yaitu masih banyak guru yang tidak menekuni

profesinya secara utuh hal ini disebabkan penghasilan yang minim sehingga

tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, belum adanya standar

profesional guru sebagaimana tuntutan di negara-negara maju, kemungkinan

disebabkan oleh adanya perguruan tinggi swasta yang mencetak guru asal jadi

tanpa memperhitungkan outputnya kelak di lapangan sehingga menyebabkan

banyak guru yang tidak patuh terhadap etika profesinya, kurangnya motivasi

guru dalam meningkatkan kualitas diri karena guru tidak dituntut untuk

meneliti sebagaimana yang diberlakukan pada dosen di perguruan tinggi

negeri.3

Kurangnya penguasaan materi pembelajaran juga mempengaruhi

kompetensi profesional guru. Padahal penguasaan materi pembelajaran

2M. Kadarisman, Manajemen Kompensasi, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), Cet. II, h. 4.

3E.Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2012), Cet. VI, h. 10.

Page 21: HUBUNGAN SISTEM IMBALAN DENGAN KOMPETENSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33745/1/Windy...kompetensi profesional guru di SMAN 1 Parung setelah rhitung dikonsultasikan

4

memang merupakan prasyarat terlaksananya proses pembelajaran secara

maksimal. Proses pendidikan dan pembelajaran memang membutuhkan

penguasaan yang baik agar kita dapat menyampaikannya kepada anak didik.

Materi pembelajaran adalah bekal guru dalam menyelenggarakan proses

pendidikan dan pembelajaran, tentunya hal tersebut menjadi kewajiban yang

tidak dapat diabaikan begitu saja oleh guru jika berharap kegiatannya berhasil.

Guru yang diperlukan bukan hanya sekedar guru yang cerdas dan

mampu mengajar melainkan juga guru yang mampu memahami karakter

peserta didiknya dan menjadi teladan bagi peserta didik. Kualitas guru yang

ditunjang oleh kinerja yang profesional merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi keberhasilan pendidikan, oleh karena itu kedudukan dan

peranan guru sebagai pendidik sangat besar pengaruhnya terhadap perubahan

tingkah laku para peserta didik.

Namun pada kenyataannya kondisi yang ada di SMAN 1 Parung

tampak sebagian guru sudah menunjukkan kompetensi profesional yang baik

dalam menjalankan tugas dan fungsinya, artinya dapat melaksanakan tugasnya

dengan baik, dan dapat dipertanggung jawabkan seperti : memiliki penguasaan

yang mendalam terhadap materi/bahan pelajaran, mengelola program belajar

mengajar, pengelolaan kelas, penggunaan media dan sumber pembelajaran,

akan tetapi masih ada sebagian guru yang kompetensi profesionalnya rendah

antara lain : guru yang terlambat masuk kelas, meninggalkan kelas ketika

pelajaran berlangsung, guru mengajar tanpa persiapan yang matang atau

sekedar menyampaikan materi ajar dan mengajar secara monoton selain itu

fenomena bahwa sebagian guru mengajar hanya sebagai rutinitas dan tanpa

adanya inovasi dalam pembelajaran, metode mengajar yang digunakan dalam

mengajar masih banyak menggunakan metode ceramah, mencatat, dan kurang

menggali kreativitas siswa.4

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, peneliti

tertarik untuk melakukan penelitian mengenai bagaimana sistem imbalan yang

diterapkan di SMAN 1 Parung dan kompetensi profesional guru , dimana saat

4 Wawancara dengan Wakil kepala sekolah Tanggal 1 Februari 2016

Page 22: HUBUNGAN SISTEM IMBALAN DENGAN KOMPETENSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33745/1/Windy...kompetensi profesional guru di SMAN 1 Parung setelah rhitung dikonsultasikan

5

ini guru dituntut untuk menekuni profesinya secara utuh. Oleh sebab itu

peneliti tertarik untuk membahas masalah ini dengan judul “Hubungan

Sistem Imbalan dengan kompetensi Profesional Guru di SMAN 1

Parung”.

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasikan permasalahan

sebagai berikut:

1. Belum sesuainya imbalan yang diterima dengan tuntutan tanggung

jawabnya.

2. Minimnya imbalan yang diperoleh dibandingkan dengan tuntutan kerja.

3. Masih adanya sebagian guru kurang disiplin dalam proses pembelajaran,

dan masih terdapat guru yang kurang menguasai materi secara mendalam,

kurangnya kemampuan mengolah kegiatan kelas, sehingga masih

banyaknya guru menggunakan metode ceramah.

4. Adakah hubungan sistem imbalan dengan kompetensi profesional guru di

SMAN 1 Parung.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dikemukakan di atas maka

masalah yang diteliti dibatasi dalam hal pengaruh sistem imbalan dengan

kompetensi profesional guru di SMAN 1 Parung.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka masalah penelitian

dirimuskan sejauh mana pengaruh sistem imbalan dalam meningkatkan

kompetensi profesional guru di SMAN 1 Parung.

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang diajukan, tujuan pada penelitian ini

adalah untuk mengetahui hubungan sistem imbalan dengan kompetensi

profesional guru di SMAN 1 Parung.

Page 23: HUBUNGAN SISTEM IMBALAN DENGAN KOMPETENSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33745/1/Windy...kompetensi profesional guru di SMAN 1 Parung setelah rhitung dikonsultasikan

6

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan

kontribusi yang berguna bagi:

1. Peneliti

Dapat menambah wawasan, pengalaman, dan ilmu pengetahuan tentang

hubungan antara sistem imbalan dengan kompetensi profesional guru.

2. Lembaga pendidikan

Penelitian ini dapat memberikan perhatian terhadap sistem imbalan agar

dapat meningkatkan kompetensi profesional guru.

3. Guru

Penelitian ini dapat memberikan manfaat untuk meningkatkan kompetensi

profesionalnya.

4. Mahasiswa dan Masyarakat

Sebagai bacaan dan referensi yang berguna dalam menambah ilmu

pengetahuan mengenai hubungan antara sistem imbalan dengan

kompetensi profesional guru.

Page 24: HUBUNGAN SISTEM IMBALAN DENGAN KOMPETENSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33745/1/Windy...kompetensi profesional guru di SMAN 1 Parung setelah rhitung dikonsultasikan

7

BAB II

KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoretik

1. Kompetensi Profesional Guru

a. Pengertian Kompetensi Profesional

Menurut Undang-Undang No. 14 Tahun 2015 tentang Guru

dan Dosen, kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan,

dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau

dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.

Menurut Jejen Musfah, kompetensi merupakan kemampuan

seseorang yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap, yang

dapat diwujudkan dalam hasil kerja nyata yang bermanfaat bagi diri

dan lingkungannya.5

Kompetensi juga dapat diartikan sebagai pengetahuan,

keterampilan dan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah

menjadi bagian dari dirinya sehingga ia dapat melakukan perilaku-

perilaku kognitif, afektif, dan pskimotorik dengan sebaik-baiknya.6

Dari beberapa pengertian kompetensi diatas, maka dapat

disimpulkan bahwa kompetensi merupakan seperangkat kemampuan

yang harus ada dalam diri sesorang yang meliputi penguasaan terhadap

pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap dalam melaksanakan tugas

keprofesionalannya sehingga dapat mencapai tujuan yang diinginkan.

Selanjutnya pengertian tentang profesional menurut Undang-

Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen digambarkan

sebagai pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan

menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian,

5Jejen Musfah, Peningkatan Kompetensi Guru: Melalui Pelatihan dan Sumber Belajar Teori

dan Praktik, (Jakarta:Kencana, 2011), Cet. I, h. 29.

6Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan

Sukses dalam Sertifikasi Guru , (Jakarta:PT Raja Grafindo Persada, 2007), h. 52.

Page 25: HUBUNGAN SISTEM IMBALAN DENGAN KOMPETENSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33745/1/Windy...kompetensi profesional guru di SMAN 1 Parung setelah rhitung dikonsultasikan

kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma

tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.

Menurut Webstar profesi diartikan sebagai suatu jabatan atau

pekerjaan tertentu yang mensyaratkan pengetahuan dan keterampilan

khusus yang diperoleh dari pendidikan akademis yang insentif.7

Dari definisi diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa

profesi merupakan suatu bidang pekerjaan atau jabatan yang menuntut

keahlian, tanggung jawab, dan komitmen. Jadi suatu profesi tidak bisa

dilakukan oleh sembarang orang yang tidak dilatih atau dipersiapkan

untuk itu.

Menurut Sudarwan Danim makna profesional merujuk pada

dua hal. Pertama, orang yang menyandang suatu profesi. Orang yang

profesional biasanya melakukan pekerjaan sesuai dengan keahliannya

dan mengabdikan diri pada pengguna jasa dengan disertai rasa

tanggung jawab atas kemampuan profesionalnya itu. Kedua, kinerja

seseorang dalam melakukan pekerjaan yang sesuai dengan profesinya.8

Profesional menurut rumusan Undang-Undang Nomor 14

Tahun 2005 Bab I Pasal I ayat 4 digambarkan sebagai pekerjaan atau

kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber

penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, dan

kecakapan yang memnuhi standar mutu dan norma tertentu serta

memerlukan pendidikan profesi.9

Dari uraian diatas dapat disimpulkan profesional adalah orang

yang menyandang suatu jabatan atau pekerjaan yang dilakukan dengan

keahlian atau keterampilan tertentu.

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, pada

pasal 28, ayat 3 yang dimaksud dengan kompetensi profesional ialah

7Ibid., h. 45.

8Fachruddin Saudagar dan Ali idrus, Pengembangan Profesionalitas Guru, (Jakarta: Gaung

Persada, 2009), Cet. I, h. 96.

9Ali Mudlofir, Pendidik Profesional: Konsep, Strategi dan Aplikasinya dalam Peningkatan

Mutu Pendidikan di Indonesia, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012), Cet. I, h. 6.

Page 26: HUBUNGAN SISTEM IMBALAN DENGAN KOMPETENSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33745/1/Windy...kompetensi profesional guru di SMAN 1 Parung setelah rhitung dikonsultasikan

kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan

mendalam yang memungkinkannya membimbing peserta didik

memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar

Nasional Pendidikan.10

Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan jompetensi

profesional adalah:

Kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan

mendalam yang meliputi: (a) konsep, struktur, dam metode

keilmuan/teknologi/seni yang menaungi/koheren dengan materi

ajar; (b) materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah; (c)

hubungan konsep antarmata pelajaran terkait; (d) penerapan

konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari; dan (e) kompetisi

secara profesional dalam konteks global dengan tetap

melestarikan nilai dan budaya nasional.

Menurut Ramayulis yang dimaksud dengan kompetensi

profesional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran

secara luas dan mendalam.11

Dari beberapa pendapat diatas, maka penulis menyimpulkan

bahwa kompetensi profesional merupakan salah satu kemampuan dasar

yang harus dimiliki seorang guru. Dimana seorang guru memiliki

pengetahuan yang luas serta mendalam tentang bagaimana mengelola

pembelajaran. Dimana kemampuan mengelola pembelajaran didukung

oleh penguasaan materi pelajaran, pengelolaan kelas, strategi mengajar

maupun metode mengajar, dan penggunaan media belajar yang

berkaitan erat dengan kemampuan mengajar guru.

b. Syarat Profesional Guru

Menjadi seorang guru bukanlah pekerjaan yang gampang,

seperti yang dibayangkan sebagian orang, dengan bermodal

penguasaan materi dan menyampaikannnya kepada siswa sudah cukup,

hal ini belumlah dapat dikategori sebagai guru yang memiliki

10Fachruddin Saudagar dan Ali idrus, Pengembangan Profesionalitas Guru, (Jakarta: Gaung

Persada, 2011),Cet. III, h. 48.

11

Ramayulis, Profesi dan Etika Keguruan, (Jakarta: Kalam Mulia, 2013),Cet. II, h. 84.

Page 27: HUBUNGAN SISTEM IMBALAN DENGAN KOMPETENSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33745/1/Windy...kompetensi profesional guru di SMAN 1 Parung setelah rhitung dikonsultasikan

pekerjaan profesional, karena guru yang profesional, mereka harus

memiliki berbagai keterampilan, kemampuan khusus, mencintai

pekerjaannya, menjaga kode etik guru, dan lain sebagainya.

Menurut Oemar Hamalik bahwa guru profesional harus

memiliki persyaratan sebagai berikut:

1) Memiliki bakat sebagai guru.

2) Memiliki keahlian sebagai guru.

3) Memiliki keahlian yang baik dan terintegrasi.

4) Memiliki mental yang sehat.

5) Berbadan sehat.

6) Memiliki pengalaman dan pengetahuan yang luas.

7) Guru adalah manusia berjiwa Pancasila.

8) Guru adalah seseorang warga negara yang baik.12

Kunandar mengemukakan bahwa seorang guru yang

profesional dituntut dengan sejumlah persyaratan minimal, antara lain

memiliki kualifikasi pendidikan profesi yang memadai, memiliki

kompetensi keilmuan sesuai dengan bidang yang ditekuninya,

memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik dengan anak didiknya,

mempunyai jiwa kreatif dan produktif, mempunyai etos kerja dan

komitmen tinggi terhadap profesinya, dan selalu melakukan

pengembangan diri secara terus menerus melalui organisasi profesi,

internet, buku, seminar, dan semacamnya.13

Semua itu tidak lain dalam rangka membantu kelancaran dari

tugas dan tanggung jawab yang diemban oleh guru. Apalagi terkait

dengan masa depan anak didiknya dalam meraih masa depan.

Menurut Ahmad Tafsir ada sepuluh kriteria/syarat untuk

sebuah pekerjaan bisa disebut profesi, yaitu:

1) Profesi harus memiliki suatu keahlian yang khusus.

2) Profesi harus diambil sebagai pemenuhan panggilan hidup.

3) Profesi memiliki teori-teori yang baku secara universal.

4) Profesi adalah diperuntukkan bagi masyarakat.

12

Martinis Yamin, Sertifikasi Profesi Keguruan di Indonesia, (Ciputat: Gaung Persada Press,

2007), Cet.II, h. 24.

13

Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan

Sukses dalam Sertifikasi Guru , (Jakarta:PT Raja Grafindo Persada, 2007), h. 50.

Page 28: HUBUNGAN SISTEM IMBALAN DENGAN KOMPETENSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33745/1/Windy...kompetensi profesional guru di SMAN 1 Parung setelah rhitung dikonsultasikan

5) Profesi harus dilengkapi dengan kecakapan diagnostik dan

kompetensi aplikatif.

6) Pemegang profesi memegang otonomi dalam melakukan

profesinya.

7) Profesi memiliki kode etik.

8) Profesi memiliki klien yang jelas.

9) Profesi memiliki organisasi profesi.

10) Profesi mengenali hubungan profesinya dengan bidang-bidang

lain.14

Guru mengemban tugas untuk memberikan macam-macam

pengetahuan kepada anak didiknya. Tugas dan kewajiban guru

memang selain mengajar, yaitu menyampaikan materi pelajaran untuk

anak didiknya, mereka juga harus mampu melaksanakan proses

pendidikan, yaitu memberikan bimbingan dan arahan atas nilai-nilai

positif yang harus dijunjung tinggi dalam kehidupan bermasyarakat.

Sesuai dengan UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen

Pasal 7 ayat 1, seorang guru profesional mencakup karakteristik/syarat

sebagai berikut:

1) Memiliki bakat, minat, panggilan, dan idealism.

2) Memiliki kualifikasi pendidikan dan latar belakang pendidikan

sesuai dengan bidang tugas.

3) Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas.

4) Memiliki ikatan kesejawatan dan kote etik profesi.

5) Bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan.

6) Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi

kerja.

7) Memiliki kesempatan untuk mengembangkan profesi

berkelanjutan.

8) Memiliki jaminnan perlindungan hukum dalam melaksanakan

keprofesionalan.

9) Memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan

mengatur hal-hal yang berkaitan dengan keprofesian.

14Ali Mudlofir, Pendidik Profesional: Konsep, Strategi dan Aplikasinya dalam Peningkatan

Mutu Pendidikan di Indonesia, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012), Cet. I, h. 7-8.

Page 29: HUBUNGAN SISTEM IMBALAN DENGAN KOMPETENSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33745/1/Windy...kompetensi profesional guru di SMAN 1 Parung setelah rhitung dikonsultasikan

Syarat profesi kependidikan yang dimaksudkan oleh National

Education Association (NEA) adalah jabatan bagi tenaga pendidik

(guru) sebagai berikut:

1) Melibatkan kegiatan intelektual.

2) Menggeluti batang tubuh ilmu khusus.

3) Memerlukan persiapan profesional lama.

4) Memerlukan latihan dalam jabatam yang berkesinambungan.

5) Menjanjikan karier hidup.

6) Menentukan baku (standar) sendiri.15

c. Dimensi Kompetensi Profesional Guru

Kompetensi profesional seorang guru dapat terlihat dari

kegiatan pembelajaran yang dilakukan.

Menurut Permendiknas No.16 Tahun 2007, standar kompetensi

profesional dijabarkan ke dalam lima kompetensi inti yakni:

1) Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang

mendukung mata pelajaran yang diampu.

2) Menguasai standar kompetensi, dan kompetensi dasar mata

pelajaran atau bidang pengembangan yang diampu.

3) Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif.

4) Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan

melakukan tindakan reflektif.

5) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk

berkomunikasi dan mengembangkan diri.

Sedangkan menurut Ramayulis kompetensi profesional yang

harus dikuasai oleh seorang guru diantaranya adalah sebagai berikut:16

1) Menguasai landasan kependidikan. Diantara landasan

kependidikan yang harus dikuasai guru adalah: a) Mengenal tujuan

pendidikan untuk mencapai pendidikan nasional; b) Mengenal

fungsi sekolah dalam masyarakat; c) Mengenal standar

kompetensi-kompetensi dasar dan indikator kompetensi dalam

pembelajaran.

2) Menguasai bahan pembelajaran. Adapun bahan pembelajaran yang

akan dikuasai guru adalah: a) Menguasai materi kurikulum

pendidikan dasar dan menengah; b) Menguasai bahan penunjang;

c) Menguasai bahasa dengan baik dan benar; d) Menguasai

teknologi informasi; e) Memiliki wawasan tentang penelitian

pendidikan; f) Memahami prinsip-prinsip pengelolaan lembaga dan

15Rugaiyah dan Atiek Sismiati, Profesi Kependidikan, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011), Cet. I,

h.7.

16

Ramayulis, Profesi dan Etika Keguruan, (Jakarta: Kalam Mulia, 2013),Cet. II, h. 85-89.

Page 30: HUBUNGAN SISTEM IMBALAN DENGAN KOMPETENSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33745/1/Windy...kompetensi profesional guru di SMAN 1 Parung setelah rhitung dikonsultasikan

program pendidikan di sekolah; g) Menguasai metode berpikir; h)

Mampu bekerja berencana dan terprogram; i) Memiliki wawasan

tentang inovasi pendidikan; j) Mampu memahami bimbingan

konseling; k) Mampu menyelenggarakan administrasi sekolah; l)

Berani mengambil keputusan.

Sedangkan menurut Depdikbud ada sepuluh kompetensi

profesional yang harus dikuasai guru adalah sebagai berikut:17

1) Penguasaan bahan pelajaran beserta konsep-konsep dasar

keilmuannya.

2) Pengelolaan program belajar mengajar.

3) Pengelolaan kelas.

4) Penggunaan media dan sumber pembelajaran.

5) Penguasaan landasan kependidikan.

6) Pengelolaan interaksi belajar mengajar.

7) Penilaian prestasi siswa.

8) Pengenalan fungsi dan program bimbingan dan penyuluhan.

9) Pengenalan dan penyelenggaraan administrasi sekolah.

10) Pemahaman prinsip-prinsip dan pemanfaatan hasil penelitian

pendidikan untuk kepentingan peningkatan mutu pengajaran.

Kompetensi profesional guru merupakan dasar pijakan guru

dalam melaksanakan tugas sebagai tenaga pengajar. Dimana seorang

guru harus memiliki kemampuan penguasaan materi secara luas dan

mendalam sehingga dapat melaksanakan tugasnya dengan baik.

Banyak sekali kemampuan profesional yang harus dimiliki oleh

seorang guru. Adapun tugas profesional guru dalam mengajar meliputi

penguasaan materi/bahan pelajaran, mengelola program belajar

mengajar, pengelolaan kelas, penggunaan media dan sumber

pembelajaran, dan penilaian prestasi siswa. Berikut adalah klasifikasi

kompetensi profesional guru:

1) Kemampuan penguasaan materi/bahan pelajaran

Kompetensi pertama yang harus dimiliki seorang guru

adalah penguasaan materi/bahan pelajaran. Penguasaan ini menjadi

landasan pokok untuk keterampilan mengajar. Yang dimaksud

dengan kemampuan penguasaan materi/bahan pelajaran adalah

kemampuan guru dalam menggunakan pengetahuannya untuk

17Fachruddin Saudagar dan Ali idrus, Pengembangan Profesionalitas Guru, (Jakarta: Gaung

Persada, 2011),Cet. III, h.55-56.

Page 31: HUBUNGAN SISTEM IMBALAN DENGAN KOMPETENSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33745/1/Windy...kompetensi profesional guru di SMAN 1 Parung setelah rhitung dikonsultasikan

menjelaskan isi dari materi pelajaran yang diberikan kepada siswa

sehingga siswa mengerti apa yang disampaikannya.

2) Kemampuan mengelola program belajar mengajar

Kemampuan mengelola program belajar mengajar

mencakup kemampuan merumuskan silabus, tujuan pembelajaran,

kemampuan mengenal dan dapat menggunakan metode/model

mengajar, kemampuan melakukan evaluasi, kemampuan mengenal

potensi peserta didik, serta kemampuan merencanakan dan

melaksanakan pengajaran remedial.

3) Kemampuan pengelolaan kelas

Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk

menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan

mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar

mengajar sehingga memungkinkan siswa mencapai tujuan belajar

yang efesien. Suatu kondisi belajar yang optimal dapat terjadi jika

guru mampu mengatur siswa dan sarana pengajaran serta

mengendalikannya dalam suasana yang menyenangkan untuk

mencapai tujuan pengajaran. Pengelolaan kelas yang efektif

merupakan prasyarat mutlak bagi terjadinya proses belajar

mengajar yang efektif.

Adapun indikator pengelolaan kelas yang baik adalah:

a) Kondisi belajar yang optimal, kondisi belajar yang nyaman,

tenang, sejuk sehingga sangat membantu perhatian siswa pada

materi pelajaran.

b) Menunjukkan sikap tanggap, perilaku positif atau negative

yang muncul di dalam kelas harus dapat disikapi dengan baik

sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.

c) Memusatkan perhatian kelompok, dengan memusatkan

perhatian secara terus menerus terhadap siswa dapat

mempertahankan konsentrasi siswa disebabkan oleh

ketidakpahaman siswa terhadap arah dan sasaran yang akan

dicapai.

d) Memberikan petunjuk dan tujuan yang jelas, sering terjadi

kurangnya konsentrasi siswa disebabkan oleh ketidakpahaman

siswa terhadap arah dan sasaran yang akan dicapai.

e) Memberikan teguran dan penguatan, teguran diberikan untuk

mengarahkan tingkah laku siswa, dan penguat perlu dilakukan

untuk memberikan respon positif dengan cara memberikan

pujian dan penghargaan.

Page 32: HUBUNGAN SISTEM IMBALAN DENGAN KOMPETENSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33745/1/Windy...kompetensi profesional guru di SMAN 1 Parung setelah rhitung dikonsultasikan

4) Kemampuan penggunaan media dan sumber belajar

Kemampuan ini pada dasarnya merupakan kemampuan

menciptakan kondisi belajar yang merangsang agar proses belajar

mengajar dapat berlangsung secara efektif dan efesien. Termasuk

dalam kemampuan ini adalah mampu membuat alat-alat bantu

pembelajaran yang sederhana, menggunakan dan mengelola

laboraturium dalam rangka proses belajar mengajar, menggunakan

perpustakaan dalam proses belajar mengajar, dan menggunakan

lingkungan sekitar sebagai sumber belajar.

2. Sistem Imbalan

a. Pengertian Imbalan

Imbalan merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh

manajemen untuk meningkatkan prestasi kerja, motivasi, dan kepuasan

kerja para karyawan. Imbalan seringkali dibatasi pemaknaannya

sebagai upah dan gaji, sehingga dalam konteks ini maka imbalan

sering juga disebutkan dengan istilah kompensasi.18

Menurut Konveksi International Labor Organization imbalan

adalah upah/gaji biasa, pokok atau minimum dan setiap pembayaran

tambahan yang dibayarkan langsung atau tidak langsung, apakah

dalam bentuk uang tunai atau barang, oleh pengusaha kepada pekerja

dalam kaitan dengan hubungan kerja.19

Pengertian kompensasi menurut Herman Sofyandi merupakan

suatu bentuk biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan dengan

harapan bahwa perusahaan akan memperoleh imbalan dalam bentuk

prestasi kerja dari karyawannya.20

Menurut Sedarmayanti bahwa

kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima oleh karyawan

sebagai balas jasa kerja mereka.21

Sedangkan Ambar Teguh Sulistiyani

18Toni Setiawan, Manajemen Sumber Daya Manusia: Kinerja, Motivasi, Kepuasan Kerja dan

Produktivitas, (Jakarta: Platinum, 2012), Cet. I,h. 123.

19

F.Winarni dan G.Sugiyarso, Administrasi Gaji dan Upah, (Yogyakarta: Pustaka Widyatama,

2006),Cet.I, h.10.

20

Herman Sofyandi, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2008),

Cet. I, h. 159.

21Sedarmayanti, Manajemen Sumber Daya Manusia, Reformasi Birokrasi dan Manajemen

Pegawai Negeri Sipil, (Bandung: PT Refika Aditama, 2013), Cet.VI, h. 239.

Page 33: HUBUNGAN SISTEM IMBALAN DENGAN KOMPETENSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33745/1/Windy...kompetensi profesional guru di SMAN 1 Parung setelah rhitung dikonsultasikan

dan Rosidah mengemukakan kompensasi adalah segala sesuatu yang

diterima oleh pegawai sebagai balas jasa (kontra prestasi) atas kerja

mereka. Pada dasarnya kompensasi merupakan kontribusi yang

diterima oleh pegawai atas pegawai yang telah dikerjakannya.22

Berdasarkan pendapat tentang kompensasi diatas, dapat

disimpulkan bahwa kompensasi merupakan salah satu bentuk balas

jasa yang diterima seseorang atas kontribusinya untuk perusahaan

maupun organisasi.

Adapun beberapa pendapat para ahli tentang kompensasi yaitu

Malayu S.P. Hasibuan mengatakan bahwa kompensasi adalah semua

pendapatan yang berbentuk uang, barang langsung atau tidak langsung

yang diterima karyawan sebagai imbalan atas jasa yang diberikan

kepada perusahaan.23

Edy Sutrisno mengartikan kompensasi adalah

semua jenis penghargaan yang berupa uang atau bukan uang yang

diberikan kepada karyawan secara layak dan adil atas jasa mereka

dalam mencapai tujuan perusahaan.24

Sedangkan Menurut Eka

Prihatin kompensasi merujuk pada semua bentuk upah atau imbalan

yang berlaku bagi suatu pekerjaan.25

Simamora mengatakan bahwa

kompensasi mengandung cakupan yang lebih luas dari pada sekedar

pemberian upah dan gaji. Konsep upah lebih menekankan pada balas

jasa yang lebih bersifat finansial sedangkan kompensasi mencakup

balas jasa yang bersifat finansial maupun non finansial.26

Berdasarkan beberapa uraian di atas yang telah dikemukakan

oleh beberapa ahli, maka dapat disimpulkan bahwa kompensasi yang

penulis maksud dalam hal ini adalah imbalan yang diterima pegawai

secara langsung karena telah memberikan kontribusinya terhadap

22Ambar Teguh Sulistiyani dan Rosidah, Manajemen Sumber Daya Manusia: Konsep, Teori

dan Pengembangan dalam Konteks Organisasi Publik, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009), Cet. I,

h.256.

23Malayu. S.P. Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: PT. Bumi

Aksara,2011), Cet. XV, h. 118.

24Edy Sutrisno, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Kencana, 2009), Cet.I, h.205.

25

Eka Prihatin, Teori Administrasi Pendidikan, (Bandung:Alfabeta, 2011), Cet.I, h.79.

26

Maisah, Manajemen Pendidikan, (Ciputat: Gaung Persada Press Group, 2013), Cet.I, h.22.

Page 34: HUBUNGAN SISTEM IMBALAN DENGAN KOMPETENSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33745/1/Windy...kompetensi profesional guru di SMAN 1 Parung setelah rhitung dikonsultasikan

perusahaan. Namun dalam pemberian kompensasi tersebut ada dua hal

yang perlu diingat yaitu kompensasi yang diberikan harus dapat

dirasakan adil oleh karyawan dan besarnya kompensasi tidak jauh

berbeda dengan yang diharapkan oleh karyawan. Apabila dua hal ini

dapat dipenuhi, maka karyawan akan merasa puas. Kepuasan akan

memicu karyawan untuk terus meningkatkan kinerjanya, sehingga

tujuan perusahaan maupun kebutuhan karyawan akan tercapai secara

bersama.

b. Sistem Imbalan

Sistem kompensasi ialah suatu sistem yang terdiri dari

komponen-komponen kompensasi dari mulai penentuan besaran

kompensasi dan cara pemberiannya.27

Sistem merupakan suatu sistem

yang dapat mempengaruhi kinerja sumber daya manusia pada suatu

organisasi.

Menurut Siagian sistem imbalan dimaksudkan sebagai

pemberian salah satu bentuk penghargaan kepada para karyawan atas

“sumbangan” kepada organisasi yang terutama tercermin dari prestasi

kerjanya.28

Sistem imbalan yang baik adalah sistem yang mampu

menjamin kepuasan para anggota organisasi yang pada gilirannya

memungkinkan organisasi memperoleh, memelihara dan

memperkerjakan sejumlah orang yang dengan berbagai sikap dan

perilaku positif bekerja dengan produktif bagi kepentingan organisasi.

Bagian kepegawaian memikul tanggung jawab untuk mengembangkan

sistem imbalan bagi suatu organisasi yang diterapkan secara seragam

di seluruh jajaran organisasi.

27Suwatno dan Donni Juni Priansa, Manajemen SDM dalam Organisasi Publik dan Bisnis,

(Bandung: Alfabeta, 2013), Cet. III, h.224.

28

Sondang P.Siagian, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011),

Cet.XIX, h. 258.

Page 35: HUBUNGAN SISTEM IMBALAN DENGAN KOMPETENSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33745/1/Windy...kompetensi profesional guru di SMAN 1 Parung setelah rhitung dikonsultasikan

Menurut Siagian ada beberapa hal yang perlu diperhatikan

tentang sistem imbalan, yaitu:

1) Sistem imbalan harus mempunyai daya tarik bagi tenaga kerja yang

berkualitas tinggi untuk bergabung dengan organisasi.

2) Sistem imbalan harus merupakan daya tarik kuat untuk

mempertahankan tenaga kerja yang sudah berkarya dalam

organisasi.

3) Sistem imbalan yang mengandung prinsip keadilan.

4) Menghargai perilaku positif.

5) Pengendalian pembiayaan.

6) Kepatuhan kepada peraturan perundang-undangan.

7) Terciptanya administrasi pengupahan dan penggajian yang berdaya

guna dan berhasil guna.29

Dalam usaha mengembangkan suatu sistem imbalan, para

spesialis di bidang manajemen sumber daya manusia perlu melakukan

empat hal.

1) Melakukan analisis pekerjaan. Artinya perlu disusun deskripsi

jabatan, uraian pekerjaan dan standar pekerjaan yang terdapat

dalam suatu organisasi.

2) Melakukan penilaian pekerjaan dikaitkan dengan keadilan internal.

3) Melakukan survai berbagai sistem imbalan yang berlaku guna

memperoleh bahan yang berkaitan dengan keadilan eksternal.

4) Menentukan “harga” setiap pekerjaan dihubungkan dengan “harga”

pekerjaan sejenis ditempat lain. Dalam mengambil langkah ini

dilakukan perbandingan antara nilai berbagai pekerjaan dalam

organisasi dengan nilai yang berlaku di pasaran kerja.30

c. Jenis-jenis Imbalan

Banyak pendapat yang menyatakan tentang jenis-jenis

kompensasi yang diterima oleh karyawan. Namun tujuannya hampir

sama yaitu untuk memberikan kompensasi yang layak kepada

karyawan untuk meningkatkan prestasi kerja, motivasi, dan kepuasan

kerja.

Menurut Robbins bahwa umumnya orang mengenal imbalan

yang ada dalam sebuah organisasi hanyalah berupa uang dan tunjangan

29Ibid., h. 255-257.

30

Ibid., h.257-258

Page 36: HUBUNGAN SISTEM IMBALAN DENGAN KOMPETENSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33745/1/Windy...kompetensi profesional guru di SMAN 1 Parung setelah rhitung dikonsultasikan

lainnya padahal ia memiliki batasan yang luas dan kompleks. Imbalan

atau kompensasi itu secara garis besarnya terbagi dua yaitu:

1) Imbalan intrinsik, adalah kepuasan kerja, misalnya dapat

menyelesaikan pekerjaan yang sulit dan tepat waktu, ikut

berpartisipasi dalam pengambilan keputusan manajemen, memiliki

wewenang dan tanggung jawab, dan prestasinya dihargai oleh

pimpinannya.

2) Imbalan ekstrinsik, adalah gaji dan berbagai tunjangan.31

Pendapat yang berbeda diungkapkan oleh Hadari Nawawi

bahwa kompensasi dibedakan dua kategori yaitu:

1) Kompensasi Total, yaitu keseluruhan penghargaan/ganjaran yang

diterima oleh seorang pekerja untuk seluruh pekerjaan yang

dilakukannya sebagai kontribusinya pada pencapaian tujuan

organisasi.

2) Kompensasi Khusus atau Kompensasi Tambahan, yakni

penghargaan/ganjaran yang diberikan kepada para pekerja dengan

status tertentu dalam organisasi/perusahaan.32

Sedangkan menurut Rivai kompensasi terbagi menjadi dua yaitu:

1) Kompensasi finansial

Kompensasi finansial terdiri atas dua yaitu kompensasi

langsung dan kompensasi tidak langsung (tunjangan)

a. Kompensasi finansial langsung terdiri atas pembayaran pokok

(gaji,upah), pembayaran prestasi, pembayaran insentif, komisi,

bonus, bagian keuntungan, opsi saham, sedangkan pembayaran

tertangguh meliputi tabungan hari tua, saham komulatif.

b. Kompensasi finansial tidak langsung terdiri atas proteksi yang

meliputi asuransi, pesangon, sekolah anak, pensiun.

Kompensasi luar jam kerja meliputi lembur, hari besar, cuti

31Darsono dan Tjatjuk Siswandoko, Manajemen Sumber Daya Manusia Abad 21, (Jakarta:

Nusantara Consulting, 2011), h.272.

32

Ibid., h. 270.

Page 37: HUBUNGAN SISTEM IMBALAN DENGAN KOMPETENSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33745/1/Windy...kompetensi profesional guru di SMAN 1 Parung setelah rhitung dikonsultasikan

sakit, cuti hamil, sedangkan berdassarkan fasilitas meliputi

rumah, biaya pindah, dan kendaraan.

2) Kompensasi non finansial

Kompensasi non finansial terdiri atas karena karir yang

meliputi aman pada jabatan, peluang promosi, pengakuan kara,

temuan baru, prestasi istimewa, sedangkan lingkungan kerja

meliputi dapat pujian, bersahabat, nyaman bertugas, meyenangkan

dan kondusif.

Pendapat yang sedikit berbeda dikemukakan oleh Darsono dan

Tjatjuk Siswandoko bahwa jenis kompensasi yang diterima seseorang

terbagi menjadi tiga, yaitu:

1) Finansial langsung (direct financial compensation) seperti gaji,

upah, komisi, bonus.

2) Finansial tidak langsung (indirect financial compensation) seperti

tunjangan, asuransi, bantuan untuk biaya pendidikan, uang cuti

liburan dan sebagainya.

3) Non finansial (non financial compensation) yaitu bentuk

kompensasi yang merupakan imbalan kepuasan yang diterima oleh

pekerja atas pekerjaan itu sendiri atau dari lingkungan fisik atau

psikologis pekerjaan.33

Dari uraian di atas tentang macam-macam imbalan atau

kompensasi dapat disimpulkan beberapa jenis imbalan atau

kompensasi yang umum digunakan oleh perusahaan/organisasi:

1) Gaji

Menurut Veithzal Rivai gaji adalah balas jasa dalam bentuk

uang yang diterima karyawan sebagai konsekuensi dari

kedudukannya sebagai seorang karyawan yang memberikan

33Ibid., h. 269.

Page 38: HUBUNGAN SISTEM IMBALAN DENGAN KOMPETENSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33745/1/Windy...kompetensi profesional guru di SMAN 1 Parung setelah rhitung dikonsultasikan

sumbangan tenaga dan pikiran dalam mencapai tujuan

perusahaan.34

Sedangkan pengertian gaji menurut Malayu SP Hasibuan

adalah balas jasa yang dibayar secara periodik kepada karyawan

tetap serta mempunyai jaminan yang pasti. Gaji tetap dibayarkan

walaupun pekerja tersebut tidak masuk kerja.35

Lain halnya

menurut Mathis dan Jackson gaji adalah imbalan kerja tetap untuk

setiap periode tanpa menghiraukan jumlah jam kerja.36

Dari

beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa gaji merupakan

balas jasa yang diberikan kepada seorang karyawan secara periodik

biasanya gaji diberikan sebulan sekali dan pada umumnya yang

menerima gaji yaitu karyawan tetap pada suatu perusahaan atau

organisasi.

2) Insentif

Insentif merupakan imbalan langsung yang dibayarkan

kepada karyawan karena kinerjanya melebihi standar yang

ditentukan.37

Insentif adalah kompensasi yang diberikan kepada

karyawan tertentu, karena keberhasilan prestasi atas prestasinya.38

Adapun pendapat lain menurut Wibowo insentif merupakan

kontra prestasi di luar upah atau gaji, dan mempunyai hubungan

dengan prestasi sehingga digunakan pula sebagai pay for

performance atau pembayaran atas prestasi.39

Dari beberapa

pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa insentif yaitu imbalan

yang diberikan kepada karyawan atas prestasi yang diraihnya atau

34Akhmad Subekhi dan Mohammad Jauhar, Pengantar Manajemen Sumber Daya Manusia

(MSDM), (Jakarta: Prestasi Pustakaraya, 2012), Cet. I, h.189.

35

Malayu. S.P. Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: PT. Bumi

Aksara,2011), Cet. XV, h. 118.

36Akhmad Subekhi dan Mohammad Jauhar, Pengantar Manajemen Sumber Daya Manusia

(MSDM), (Jakarta: Prestasi Pustakaraya, 2012), Cet. I, h.189.

37Ibid., h. 190.

38

Edy Sutrisno, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Kencana, 2009), Cet.I, h. 200.

39

Subekhi, op. cit., h. 191.

Page 39: HUBUNGAN SISTEM IMBALAN DENGAN KOMPETENSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33745/1/Windy...kompetensi profesional guru di SMAN 1 Parung setelah rhitung dikonsultasikan

dengan kata lain dapat diartikan sebagai bonus diluar gaji. Insentif

merupakan alat untuk mendorong karyawan agar lebih

meningkatkan produktivitas kerja untuk mencapai tujuan

perusahaan yang telah ditetapkan.

Berbagai sistem insentif yang dikenal dewasa ini dapat

digolongkan pada dua kelompok utama, yaitu sistem insentif pada

tingkat individual ialah “piecework”, bonus produksi, komisi,

kurva “kematangan” dan insentif bagi para eksekutif. Sedangkan

sistem insentif pada tingkat kelompok mencakup, antara lain,

insnetif produksi, bagi keuntungan dan pengurangan biaya.40

3) Tunjangan

Secara umum tunjangan merupakan salah satu komponen

yang diberikan oleh perusahaan atau organisasi kepada

karyawannya. Dimana tunjangan merupakan kompensasi tidak

langsung yang diberikan kepada karyawan dalam rangka

menumbuhkan kepuasan dan ketenangan kerja. Menurut Mathis

dan Jackson tunjangan adalah sebuah penghargaan tidak langsung

yang diberikan untuk seorang karyawan atau sekelompok

karyawan sebagai bagian dari keanggotaan organisasi.41

Menurut

Wibowo tunjangan lebih banyak dikaitkan dengan pemberian

kesejahteraan dan penciptaan kondisi kerja sehingga pekerja

menjadi lebih merasa nyaman dan merasa mendapat perhatian

atasan.42

40Sondang P.Siagian, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011),

Cet.XIX, h. 268.

41

Akhmad Subekhi dan Mohammad Jauhar, Pengantar Manajemen Sumber Daya Manusia

(MSDM), (Jakarta: Prestasi Pustakaraya, 2012), Cet. I, h.189.

42

Ibid., h.191.

Page 40: HUBUNGAN SISTEM IMBALAN DENGAN KOMPETENSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33745/1/Windy...kompetensi profesional guru di SMAN 1 Parung setelah rhitung dikonsultasikan

d. Asas Imbalan

Program kompensasi (balas jasa) harus ditetapkan atas asas adil

dan layak serta dengan memperhatikan undang-undang perburuhan

yang berlaku. Prinsip adil dan layak harus mendapat perhatian dengan

sebaik-baiknya supaya balas jasa yang akan diberikan merangsang

gairah dan kepuasan kerja karyawan.43

1) Asas Adil

Besarnya kompensasi yang dibayar kepada setiap karyawan

harus disesuaikan dengan prestasi kerja, jenis pekerjaan, risiko

pekerjaan, tanggung jawab, jabatan pekerja, dan memenuhi

persyaratan internal konsistensi.

2) Asas Layak dan Wajar

Kompensasi yang diterima karyawan dapat memenuhi

kebutuhannya pada tingkat normatif yang ideal. Tolok ukur layak

adalah relative, penetapan besarnya kompensasi didasarkan atas

batas upah minimal pemerintah dan eksternal konsistensi yang

berlaku.

e. Tujuan Imbalan

Suatu kegiatan yang dilakukan biasanya ada tujuan yang ingin

dicapai, atau minimal kegiatan tersebut di usahakan

mengarah/mendekati hal yang ingin dicapai. Demikian pula dalam hal

pemberian kompensasi kepada para karyawan. Menurut Singodimedjo

tujuan kompensasi antara lain:menjamin sumber nafkah karyawan

beserta keluarganya, meningkatkan prestasi kerja, meningkatkan harga

diri para karyawan, mempererat hubungan kerja antar karyawan,

mencegah karyawan meninggalkan perusahaan, meningkatkan disiplin

kerja, efisiensi tenaga karyawan yang potensial, perusahaan dapat

bersaing dengan tenaga kerja di pasar, mempermudah perusahaan

43

Malayu. S.P. Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: PT. Bumi

Aksara,2011), Cet. XV,h. 122-123.

Page 41: HUBUNGAN SISTEM IMBALAN DENGAN KOMPETENSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33745/1/Windy...kompetensi profesional guru di SMAN 1 Parung setelah rhitung dikonsultasikan

mencapai tujuan, melaksanakan peraturan perundang-undangan yang

berlaku, dan perusahaan dapat memberikan teknologi baru.44

Sedangkan menurut Notoadmodjo ada beberapa tujuan dari

kompensasi yang perlu diperhatikan, yaitu: 45

1) Menghargai prestasi kerja

Dengan pemberian kompensasi yang memadai adalah suatu

penghargaan organisasi terhadap prestasi kerja para karyawan.

Selanjutnya akan mendorong perilaku-perilaku atau kinerja

karyawan sesuai dengan yang diinginkan oleh perusahaan,

misalnya produktivitas yang tinggi.

2) Menjamin keadilan

Dengan adanya sistem kompensasi yang baik akan

menjamin terjadinya keadilan di antara karyawan dalam organisasi.

Masing-masing karyawan akan memperoleh kompensasi yang

sesuai dengan tugas, fungsi, jabatan dan prestasi kerja.

3) Mempertahankan karyawan

Dengan sistem kompensasi yang baik, para karyawan akan

lebih survival bekerja pada organisasi itu. Hal ini berarti mencegah

keluarnya karyawan dari organisasi itu mencari pekerjaan yang

lebih menguntungkan.

4) Memperoleh karyawan yang bermutu

Dengan sistem kompensasi yang baik akan menarik lebih

banyak calon karyawan akan lebih banyak pula peluang untuk

memilih karyawan yang terbaik.

5) Pengendalian biaya

Dengan sitem pemberian kompensasi yang baik, akan

mengurangi seringnya melakukan rekrutmen, sebagai akibat

semakin seringnya karyawan yang keluar mencari pekerjaan yang

44Edy Sutrisno, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Kencana, 2009), Cet.I, h. 205.

45

Ibid., h. 205-206.

Page 42: HUBUNGAN SISTEM IMBALAN DENGAN KOMPETENSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33745/1/Windy...kompetensi profesional guru di SMAN 1 Parung setelah rhitung dikonsultasikan

lebih menguntungkan di tempat lain. Hal ini berarti peng-hematan

biaya untuk rekrutmen dan seleksi calon karyawan baru.

6) Memenuhi peraturan-peraturan

Sistem kompensasi yang baik merupakan tuntutan dari

pemerintah. Suatu perusahaan yang baik dituntut adanya sistem

administrasi kompensasi yang baik pula.

Tujuan dari pemberian kompensasi tersebut saling terkait,

artinya apabila pemberian kompensasi tersebut mampu mengundang

orang-orang yang potensial untuk bergabung dengan instansi atau

lembaga dan membuat karyawan yang baik untuk tetap bertahan di

perusahaan. Serta mampu memotivasi karyawan untuk meningkatkan

kinerjanya, berarti produktivitas juga akan meningkat dan instansi atau

lembaga dapat menghasilkan produk dengan harga yang kompetitif,

sehingga instansi atau lembaga lebih dimungkinkan untuk dapat

mencapai sasaran strategisnya yaitu mempertahankan kelangsungan

hidup dan mengembangkan lembaganya. Dengan demikian

kompensasi dapat dipandang sebagai alat untuk mengelola sumber

daya manusia secara efektif sesuai dengan kebutuhan lembaga dan

kebutuhan karyawan itu sendiri.

f. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sistem Imbalan

Pemberian kompensasi oleh perusahaan kepada karyawannya,

dipengaruhi oleh berbagai macam faktor. Faktor-faktor ini merupakan

tantangan bagi setiap perusahaan untuk menentukan kebijakan

pemberian kompensasi bagi para karyawannya. Menurut Sondang ada

beberapa faktor yang mempengaruhi pemberian kompensasi, yaitu:

1) Tingkat upah dan gaji yang berlaku

2) Tuntutan serikat pekerja

3) Produktivitas

4) Kebijaksanaan organisasi mengenai upah dan gaji

Page 43: HUBUNGAN SISTEM IMBALAN DENGAN KOMPETENSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33745/1/Windy...kompetensi profesional guru di SMAN 1 Parung setelah rhitung dikonsultasikan

5) Peraturan perundang-undangan.46

Sedangkan Tohardi mengemukakan, ada beberapa faktor yang

memengaruhi pemberian kompensasi, yaitu:

1) Produktivitas

2) Kemampuan untuk membayar

3) Kesediaan untuk membayar

4) Penawaran dan permintaan tenaga kerja47

Kemudian Panggabean meengemukakan tinggi rendahnya

kompensasi dipengaruhi oleh faktor: penawaran dan permintaan,

serikat pekerja, kemampuan untuk membayar, produktivitas, biaya

hidup, dan pemerintah.48

Penawaran dan permintaan akan tenaga kerja memengaruhi

program kompensasi, dimana jika pencari kerja/penawaran lebih

banyak daripada lowongan pekerjaan maka kompensasi cenderung

rendah, sebaliknya jika pencari kerja lebih sedikit daripada lowongan

yang disediakan, maka kompensasi cenderung tinggi. Serikat pekerja

juga berperan dalam penentuan kompensasi apabila serikat buruhnya

kuat dan berpengaruh maka tingkat kompensasi semakin besar

begitupun sebaliknya. Pemberian kompensasi juga tergantung kepada

kemampuan perusahaan dalam membayar. Perusahaan tidak akan

mungkin membayar kompensasi karyawannya melebihi kemampuan

perusahaan tersebut dalam memberikan kompensasi.

Setiap perusahaan pasti menginginkan kinerja keuntungan yang

optimal. Keuntungan ini dapat berupa keuntungan material maupun

keuntungan non material. Untuk itu, setiap perusahaan harus mampu

meningkatkan produktivitas kerja karyawannya, agar memberikan

kontribusi yang optimal bagi perusahaan. Maka bagi karyawan yang

berprestasi semakin meningkat, maka semakin tinggi pula kompensasi

46Sondang P.Siagian, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011),

Cet.XIX, h. 265.

47

Edy Sutrisno, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Kencana, 2009), Cet.I, h. 212.

48

Ibid., h. 213.

Page 44: HUBUNGAN SISTEM IMBALAN DENGAN KOMPETENSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33745/1/Windy...kompetensi profesional guru di SMAN 1 Parung setelah rhitung dikonsultasikan

yang diberikan oleh perusahaan. Tak bisa dipungkiri bahwa semakin

lama biaya hidup semakin tinggi, untuk itu dalam memberikan

kompensasi suatu peusahaan harus memperhatikannya agar

kompensasi yang diterima oleh karyawan terasa wajar dan di rasa

cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka sehari-hari. Dalam

menentukan tingkat kompensasi, pemerintah juga telah menetapkan

tingkat upah minimum untuk setiap daerah kerja yang telah

disesuaikan.dengan biaya hidup dan perusahaan harus mematuhi

program tersebut.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Muhamad Ridwan(2014) dalam

skripsi yang berjudul: “Hubungan Pemberian Kompensasi dengan kinerja

Mengajar Guru di Lembaga Pendidikan Nurul Falah Cihuni-Pagedangan”

program Manajemen Pendidikan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa terdapat hubungan yang

signifikan antara pemberian kompensasi dengan kinerja mengajar guru. Nilai

rhitung (0,46) > rtabel (0,288) . Skripsi ini memiliki variabel yang hampir sama

dengan penelitian penulis, yakni variabel mengenai imbalan atau kompensasi.

Adapun perbedaannya terletak pada cakupan pembahasan variabel Y yang

fokus kepada 4 aspek yaitu (gaji, insentif, tunjangan, dan lingkungan kerja)

sedangkan penulis hanya fokus kepada 3 aspek yaitu (gaji, insentif, dan

tunjangan), dan pada variabel Y yang fokus pada kinerja guru yang mencakup

kompetensi guru secara keseluruhan (pedagogik, kepribadian, profesional, dan

sosial), bukan pada salah satunya. Dan metodologi penelitian yang digunakan

berbeda yakni menggunakan metode deskriptif kuantitatif, sedangkan penulis

menggunakan metode korelasional.

Penelitian lain dilakukan oleh Bunga Edita H Sipayung (2013) dalam

skripsi yang berjudul: “Pengaruh Kompensasi Terhadap Kinerja Guru di SMK

Sangkuriang 1 Cimahi” Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas

Pendidikan Indonesia. Penelitiian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

Page 45: HUBUNGAN SISTEM IMBALAN DENGAN KOMPETENSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33745/1/Windy...kompetensi profesional guru di SMAN 1 Parung setelah rhitung dikonsultasikan

yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara

kompensasi dengan kinerja guru. Persamaannya terletak pada variabel

kompensasi yang memuat pembahasan mengenai gaji,insentif, dan tunjangan.

Sedangkan perbedaan yang mendasar pada sripsi ini adalah mengenai kinerja

guru yang lebih mengarah kepada empat kompetensi guru, bukan pada salah

satunya.

Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Yayu Humaero (2014) dalam

skripsi yang berjudul: “Sistem Kompensasi di Madrasah Al-Ihsan Pandeglang

Banten” program Manajemen Pendidikan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan dan metode

kualitatif. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa pelaksanaan sistem

kompensasi yang ada pada Madrasah Al-Ihsan belum efektif, karena dalam

menentukan kompensasi madrasah hanya memberikan berdasarkan waktu dan

tidak ditentukan berdasarkan latar belakang pendidikan dan pengalaman

dalam mengajar serta kompensasi tidak memberikan dampak yang berarti

kepada produktivitas kerja guru. Persamaannya terletak pada pembahasan

mengenai sistem imbalan yakni yang meliputi gaji, insentif, dan imbalan.

Namun perbedaan yang mendasar pada skripsi ini adalah hanya fokus

terhadap pembahasan mengenai sistem imbalan. Sedangkan penulis

memfokuskan terhadap dua variabel yakni mencari hubungan antara sistem

dengan kompetensi profesional guru.

C. Kerangka Berpikir

Seseorang yang bekerja pada instansi/lembaga pasti berharap untuk

mendapatkan imbalan sebagai balas jasa atas kontribusi mereka terhadap

instansi/lembaga tersebut, tidak terkecuali guru.

Guru merupakan sebuah profesi yang memerlukan keahlian tertentu dan

tanggung jawab yang harus dikerjakan secara profesional. Sehingga menjadi

seorang guru tidaklah mudah. Dengan hanya bermodalan penguasaan materi

dan menyampaikannya kepada siswa dirasakan belum cukup dapat dikatakan

sebagai guru yang memiliki pekerjaan profesional. Karena menjadi seorang

Page 46: HUBUNGAN SISTEM IMBALAN DENGAN KOMPETENSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33745/1/Windy...kompetensi profesional guru di SMAN 1 Parung setelah rhitung dikonsultasikan

guru harus memiliki berbagai keterampilan, kemampuan khusus, mencintai

pekerjaannya, menjaga kode etik guru, dan lain sebagainya.

Guru sebagaimana manusia lainnya pasti mempunyai sebuah kebutuhan

dalam hidupnya. Seorang guru pasti ingin memberikan yang terbaik dalam

bekerja termasuk dalam proses belajar mengajar terhadap peserta didik.

Namun tidak dapat dipungkiri ada salah satu faktor yang mendukung

seseorang mempunyai semangat dalam bekerja yaitu pemberian imbalan.

Dengan memperoleh imbalan yang sesuai dengan tugas dan tanggung

jawabnya seorang guru pasti akan menekuni profesinya secara utuh, sehingga

mereka tidak perlu mencari pekerjaan sampingan demi memenuhi kebutuhan

hidup sehari-hari.Sebaliknya, jika seorang guru tidak memperoleh imbalan

sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya besar kemungkinan dia tidak

akan maksimal menjalankan tugasnya sebagai seorang pendidik.

Dengan demikian dapat diduga terdapat hubungan antara sistem imbalan

dengan kompetensi profesional guru. Semakin tinggi imbalan yang diterima

guru maka semakin baik tingkat kompetensi profesionalnya. Sebaliknya

semakin rendah imbalan yang diterima maka semakin rendah kompetensi

profesionalnya.

Tabel 2.1

Kerangka Berfikir

11

Sistem Imbalan

1. Gaji

2. Insentif

3. Tunjangan

Kompetensi Profesional

1. Penguasaan

materi/bahan pelajaran

2. Mengelola Program

Belajar Mengajar

3. Pengelolaan Kelas

4. Penggunaan Media dan

Sumber Pembelajaran

Page 47: HUBUNGAN SISTEM IMBALAN DENGAN KOMPETENSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33745/1/Windy...kompetensi profesional guru di SMAN 1 Parung setelah rhitung dikonsultasikan

D. Hipotesis

Berdasarkan kerangka berfikir yang telah dijelaskan maka dapat

dirumuskan hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut:

H0 : Tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara sistem

imbalan dengan kompetensi profesional guru

Ha : Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara sistem imbalan

dengan kompetensi profesional guru

Page 48: HUBUNGAN SISTEM IMBALAN DENGAN KOMPETENSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33745/1/Windy...kompetensi profesional guru di SMAN 1 Parung setelah rhitung dikonsultasikan

31

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 1 Parung yang beralamat di Jl. Waru

Jaya No. 17 Ds. Waru Jaya Kec. Parung Kab. Bogor . Adapun waktu yang

digunakan untuk penelitian tersebut dilakukan pada bulan Januari sampai

dengan September 2016. Dengan rincian sebagai berikut.

Tabel 3.1

Waktu Kegiatan Penelitian

No Jenis Kegiatan Waktu Penelitian

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep

1. Konsultasi dengan

dosen pembimbing

2. Observasi Awal

3. Memberikan surat

penelitian

4. Menyebarkan

Angket

5. Pengumpulan Data

6. Pengolahan Data

B. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian

kuantitatif. Yaitu penelitian yang menggunakan angka-angka atau statistik dari

satu variabel untuk dapat dikaji secara terpisah dan kemudian di hubungkan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional,

yaitu mencari hubungan antara sistem imbalan dengan kompetensi profesional

guru.

Page 49: HUBUNGAN SISTEM IMBALAN DENGAN KOMPETENSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33745/1/Windy...kompetensi profesional guru di SMAN 1 Parung setelah rhitung dikonsultasikan

C. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah semua guru di SMAN 1 Parung yang

berjumlah 46 orang. Sedangkan sampel dalam penelitian ini sebanyak 30

orang, sebagaimana pendapat Gay dan Diehl (1992) bahwa sampel haruslah

sebesar-besarnya. Pendapat Gay dan Dahl mengamsusikan bahwa semakin

banyak sampel yang diambil maka akan semakin representative dan hasilnya

dapat digenelisir. Jika penelitian korelasional sampel minimumnya adalah 30

subjek. Sedangkan uji coba instrumen berjumlah 15 orang.

D. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data-data yang akurat dalam penelitian ini, maka

penulis menggunakan teknik sebagai berikut:

1. Angket (Kuesioner)

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada

responden untuk dijawabnya.. Tiap pertanyaan dalam kuesioner ini

merupakan bagian dari hipotesis yang ingin diuji. Yang menjadi objek

dalam pemberian kuesioner ini adalah guru SMAN 1 Parung. Adapun

keperluan dari penyebaran kuesioner ini yaitu untuk memperoleh data

yang akurat mengenai bagaimana sistem imbalan dan kompetensi

profesional guru.

2. Wawancara

Wawancara merupakan alat pengumpul data untuk memperoleh informasi

secara langsung dari sumbernya. Dalam hal ini objek yang diwawancarai

adalah kepala sekolah/wakil kepala sekolah. Wawancara yang dilakukan

adalah wawancara tidak terstruktur, dimana peneliti tidak menggunakan

pedoman wawancara yang tersusun secara sistematis. Wawancara ini

dilakukan untuk mengetahui gambaran umum mengenai objek penelitian.

Page 50: HUBUNGAN SISTEM IMBALAN DENGAN KOMPETENSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33745/1/Windy...kompetensi profesional guru di SMAN 1 Parung setelah rhitung dikonsultasikan

3. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal yang dibutuhkan dalam

penelitian. Data-data tersebut dapat berupa profil sekolah, jumlah guru dan

sebagainya.

E. Instrumen Penelitian

1. Kompetensi Profesional Guru

a. Definisi Konseptual

Kompetensi profesional guru merupakan salah kemampuan

dasar yang harus dimiliki seorang guru. Dimana seorang guru memiliki

pengetahuan yang luas serta mendalam tentang bagaimana mengelola

pembelajaran. Dimana kemampuan mengelola pembelajaran didukung

oleh penguasaan materi pelajaran, pengelolaan kelas, strategi mengajar

maupun metode mengajar, dan penggunaan media belajar yang

berkaitan erat dengan kemampuan mengajar guru.

b. Definisi Operasional

Skor total hasil pengukuran yang diperoleh dari para guru

setelah menjawab butir-butir pertanyaan yang mengukur variabel

profesionalisme guru yang dilihat dari kompetensi profesional yang

dimiliki.

c. Kisi-kisi Instrumen Variabel Kompetensi Profesional Guru

Tabel 3.2

Kisi-Kisi Instrumen Variabel Kompetensi Profesional Guru

Variabel Dimensi Indikator Nomor

Soal

Jumlah

Soal

1. Penguasaan

materi/bahan

pelajaran.

a. Kemampuan

menjelaskan

materi

pelajaran

dengan baik

b. Kemampuan

menjawab

soal/pertanyaa

n dari siswa

1-3

4-6

3

3

Page 51: HUBUNGAN SISTEM IMBALAN DENGAN KOMPETENSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33745/1/Windy...kompetensi profesional guru di SMAN 1 Parung setelah rhitung dikonsultasikan

Kompetensi

Profesional

Guru

2. Mengelola

program

belajar

mengajar

a. Kemampuan

dalam

mengembangk

an silabus

b. Kemampuan

dalam

membuat dan

mengembangk

an RPP

c. Kemampuan

menetapkan

tujuan

pembelajaran

d. Kemampuan

menggunakan

metode/model

pembelajaran

yang

bervariasi

e. Kemampuan

melakukan

evaluasi

f. Merencanakan

dan

melaksanakan

pengajaran

remedial

7

8-9

10-11

12-13

14-17

18-21

1

2

2

2

4

4

3. Pengelolaan

kelas

a. Kemampuan

menciptakan

kondisi belajar

yang optimal

b. Menunjukkan

sikap tanggap

c. Membagi

perhatian

d. Memberikan

teguran dan

penguatan

22-23

24-25

26-27

28-29

2

2

2

2

4. Penggunaan

Media dan

Sumber

Pembelajaran

a. Kemampuan

dalam

Membuat alat

bantu

pembelajaran

b. Menyediakan

media

pembelajaran

30-31

32-33

2

2

Page 52: HUBUNGAN SISTEM IMBALAN DENGAN KOMPETENSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33745/1/Windy...kompetensi profesional guru di SMAN 1 Parung setelah rhitung dikonsultasikan

yang

diperlukan

c. Menggunakan

laboraturium

dan

perpustakaan

d. Memanfaatka

n lingkungan

sekitar

34-35

36

2

1

Jumlah 36 Soal

2. Sistem Imbalan

a. Definisi Konseptual

Secara konseptual yang dimaksud dengan sistem imbalan

adalah pemberian salah satu bentuk penghargaan atau balas jasa

kepada karyawan atas kontribusinya untuk perusahaan maupun

organisasi .

b. Definisi Operasional

Secara operasional yang dimaksud Sistem Imbalan adalah skor

total hasil pengukuran yang diperoleh dari para guru setelah menjawab

butir-butir pertanyaan-pertanyaan yang mengukur variabel sistem

imbalan yang terdiri atas: (1) gaji/upah, (2) tunjangan, dan (3) insentif

c. Kisi-kisi Instrumen Variabel Sistem Imbalan

Tabel 3.3

Kisi-Kisi Instrumen Sistem Imbalan

Variabel

Dimensi

Indikator

Nomor

Soal

Jumlah

Soal

Gaji 1. Ketepatan

waktu

pemberian

gaji

2. Gaji yang

diberikan

sesuai

1-2

3-4

2

2

Page 53: HUBUNGAN SISTEM IMBALAN DENGAN KOMPETENSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33745/1/Windy...kompetensi profesional guru di SMAN 1 Parung setelah rhitung dikonsultasikan

Sistem

Imbalan

(Y).

dengan

pekerjaan/ke

mampuan

kerja

3. Pemberian

gaji dapat

memenuhi

kebutuhan

sehari-hari

4. Gaji

diberikan

secara adil

5-7

8-10

3

3

Tunjangan 1. Tunjangan

hari raya

2. Tunjangan

transportasi

3. Tunjangan

kesehatan

4. Tunjangan

yang

diperoleh

sesuai

dengan

tugas dan

tanggung

jawab

11-12

13-15

16-17

18-19

2

3

2

2

Insentif 1. Pemberian

insentif

secara adil

2. Pemberian

20-23

24-25

4

2

Page 54: HUBUNGAN SISTEM IMBALAN DENGAN KOMPETENSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33745/1/Windy...kompetensi profesional guru di SMAN 1 Parung setelah rhitung dikonsultasikan

insentif

sesuai

dengan yang

diharapkan

3. Pemberian

insentif

sesuai

dengan

pekerjaan

26-27

2

Jumlah 27 Soal

Setelah diketahui teknik pengumpulan data yang digunakan

maka penelitian ini menggunakan instrument penelitian dalam bentuk

angket/kuesioner untuk memperoleh data yang berkaitan dengan

hubungan sistem imbalan dengan kompetensi profesional guru. Jenis

angket ini adalah angket tertutup, dimana responden tinggal memilih

jawaban sesuai dengan alternatif jawaban yang telah disediakan untuk

memberikan informasi yang sebenarnya.

Dalam instrument penelitian ini, penulis menggunakan skala

Likert dalam mendeskripsikan hubungan sistem imbalan dengan

kompetensi profesional guru di SMA Negeri 1 Parung. Skala likert

yang digunakan dalam penelitian ini memiliki keterangan sebagai

berikut:

1. Skor 4. Selalu

2. Skor 3. Sering

3. Skor 2. Kadang-kadang

4. Skor 1. Tidak pernah

Page 55: HUBUNGAN SISTEM IMBALAN DENGAN KOMPETENSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33745/1/Windy...kompetensi profesional guru di SMAN 1 Parung setelah rhitung dikonsultasikan

F. Uji Instrumen

1. Validitas Instrumen

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah butir-butir

pertanyaan yang digunakan dalam instrument ini dapat dipercaya

kebenarannya sesuai dengan kenyataan. Uji validitas dalam penelitian ini

menggunakan korelasi Product Moment dengan menggunakan rumus

sebagai berikut:

( ) ( )

√* ( ) + * ( ) +

Keterangan:

rxy = Koefisien validitas butir pertanyaan yang dicari

n = Banyaknya responden

X = Skor yang diperoleh subjek dari seluruh item

Y = Skor total yang diperoleh dari seluruh item

∑X = Jumlah skor dalam distribusi X

∑Y = Jumlah skor dalam distribusi Y

∑X2 = Jumlah kuadrat masing-masing X

∑Y2 = Jumlah kuadrat masing-masing Y

Untuk mengetahui apakah nilai korelasi tiap-tiap pertanyaan

tersebut signifikan, maka perlu dilihat rtabel dan rhitung. Dikatakan valid

apabila rhitung lebih besar dari rtabel dan dikatakan tidak valid jika rhitung

lebih kecil dari rtabel (0,444) dengan tingkat kemaknaan 5%.49

Dari hasil uji validitas dapat diketahui bahwa angket kompetensi

profesional guru terdapat 24 item yang valid nomor

1,2,5,7,9,10,12,13,14,15,16,17,19,20,22,24,25,26,28,31,32,33,34,36 dan

12 item yang tidak valid nomor 3,4,6,8,11,18,21,23,27,29,30,35. Dengan

demikian, item pertanyaan yang digunakan dalam penelitian sebanyak 24

item.

49

Budiman dan Agus Riyanto, Kapita selekta Kuesioner:Pengetahuan dan Sikap dalam

Penelitian Kesehatan, (Jakarta:Salemba Medika, 2014), h. 22.

Page 56: HUBUNGAN SISTEM IMBALAN DENGAN KOMPETENSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33745/1/Windy...kompetensi profesional guru di SMAN 1 Parung setelah rhitung dikonsultasikan

Dari uji validitas diketahui bahwa pada angket sistem imbalan

terdapat 22 item yang valid nomor

2,3,4,5,6,7,8,9,11,13,14,15,16,17,19,20,21,22,23,25,26,27 dan 5 item yang

tidak valid nomor 1,10,12,18,24. Dengan demikian, item pertanyaan yang

digunakan dalam penelitian sebanyak 22 item.

2. Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu

alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Uji reliabilitas

instrumen penelitian ini akan menggunakan reliability analysis dengan

teknik Alpha Cronbach dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

0

1 0

1

Keterangan:

r11 = Reliabilitas Instrumen

k = Banyaknya butir pertanyaan

∑b2 = Jumlah varians butir

t2

= Varians total50

Jumlah varians dicari terlebih dahulu dengan cara mencari nilai

varian tiap butir dengan persamaan sebagai berikut:

( )

Keterangan:

t = Varian

X = Nilai skor yang diperoleh

n = Jumlah sampel

Untuk mengukur reliabilitas digunakan uji statistik Cronbach

Alfa (α). Suatu variable dikatakan reliable jika memberikan

nilaiCronbach’s Alfa > 0,60. Sedangkan, jika sebaliknya data tersebut

50 Ibid., h.23.

Page 57: HUBUNGAN SISTEM IMBALAN DENGAN KOMPETENSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33745/1/Windy...kompetensi profesional guru di SMAN 1 Parung setelah rhitung dikonsultasikan

dikatakan tidak reliable. Atau, ada pula yang memaknakannya sebagai

berikut:

Jika alpha > 0,90 maka reliabilitas sempurna

Jika alpha antara 0,70 – 0,90 maka reliabilitas tinggi

Jika alpha antara 0,50 – 0,70 maka reliabilitas moderat

Jika alpha < 0,50 maka reliabilitas rendah

G. Teknik Analisis Data

1. Uji Prasyarat Analisis Data Kuantitatif

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk menyelidiki apakah data yang

dikumpulkan berdistribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini uji

normalitas dilakukan dengan uji liliefors untuk mengetahui penyebaran

distribusi dengan taraf signifikan =0,05.

Langkah-langkah untuk melakukan perhitungan uji normalitas:

1) Mengurutkan data sampel dari yang terkecil hingga yang terbesar.

2) Hitung rata-rata nilai skor sampel.

3) Hitung standar deviasi dengan rumus:

√( )

4) Hitung Zi dengan rumus :

5) Tentukan nilai tabel Z berdasarkan nilai Zn dengan mengabaikan

nilai negatif.

6) Tentukan peluang masing-masing nilai z berdasarkan tabel Z (tulis

dengan F (Zi)). Yaitu dengan cara nilai 0,05- nilai tabel Z apabila

nilai Zi negative, dan nilai 0,5 + nilai Z apabila nilai Zi positif.

7) Tentukan nilai S (Zi) dengan cara membagi frekuensi kumulatif

dengan number of case.

8) Tentukan nilai Lhitung = [F.(Zi)-S(Zi)] dan bandingkan dengan Ltabel

(lihat lampiran L kritis untuk uji liliefors).

Page 58: HUBUNGAN SISTEM IMBALAN DENGAN KOMPETENSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33745/1/Windy...kompetensi profesional guru di SMAN 1 Parung setelah rhitung dikonsultasikan

9) Jika Lhitung<Ltabel maka sampel berasal dari populasi yang

berdistribusi normal.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas adalah pengujian mengenai sama tidaknya

variansi-variansi dua buah distribusi atau lebih. Uji homogenitas ini

dilakukan untuk mengetahui apakah data dalam variabel X dan Y

bersifat homogen atau tidak.

Adapun langkah-langkah melakukan perhitungan uji

homogenitas adalah sebagai berikut:

1) Mencari varians variabel X dan Y, dengan rumus

SX² ( )

( )

SY² ( )

( )

2) Mencari nilai Fhitung dari varians X dan Y

F s 2

1

s 2

2 =

3) Mencari nilai Ftabel, dk pembilang = n-1, dk penyebut = n-1, taraf sig.

5%

4) Menentukan Fhitung dan Ftabel kemudian membandingkan hasil Fhitung

dan Ftabel berdasarkan kriteria yang telah ditentukan.

Kriteria pengujian:

Fhitung < Ftabel = data mempunyai variansi yang sama atau

homogen

Fhitung > Ftabel = data tidak mempunyai variansi yang sama atau

homogen.

Page 59: HUBUNGAN SISTEM IMBALAN DENGAN KOMPETENSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33745/1/Windy...kompetensi profesional guru di SMAN 1 Parung setelah rhitung dikonsultasikan

c. Uji Linearitas

Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel

mempunyai hubungan yang linear atau tidak secara signifikan.

Uji linearitas dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai

berikut:

1) Menentukan persamaan regresi Y atas X (Y = a + bX)

Dimana:

2) Menghitung Jumlah Kuadrat (JK) beberapa sumber variansi, yaitu:

3) Menghitung derajat bebas (db) beberapa sumber varians.

db (T) = n

db (a) = 1

db (b/a) = 1

db (S) = n-2

db (G) = N-k

2

bx

xyXbYa

n

YXXYxy

n

XX

2

22x

n

YY

2

22y

2YTJK

n

YaJK

2

xy b

a

bJK

a

bJKaJK TJKSJK

xy b

a

bJK

12i

1i i

2

i2

in

YYGJK

G)JKSJKTcJK

Page 60: HUBUNGAN SISTEM IMBALAN DENGAN KOMPETENSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33745/1/Windy...kompetensi profesional guru di SMAN 1 Parung setelah rhitung dikonsultasikan

db (Tc) = k-2

4) Menghitung Rata-rata Jumlah Kuadrat (RJK)

5) Menentukan Fhitung dan membandingkannya dengan Ftabel berkaitan

dengan uji linearitas Y dan X.

Hipotesis pengujian:

H0: Y=+X (Regresi linear)

H1: Y+X (Regresi tidak linear)

Jika Fhitung lebih kecil dari Ftabel (Fhitung<Ftabel), maka data memiliki

bentuk yang linear. 51

2. Pengujian Hipotesis

Data yang diperoleh dalam penelitian ini selanjutnya akan diolah

dengan menggunakan analisis statistic dengan menggunakan koefesien

korelasi product moment (rxy atau rhitung), guna membandingkan hasil

pengukuran dua variabel yang berbeda agar dapat diketahui tingkat

hubungan antara dua variabel tersebut dengan rumus:

51Kadir, Statistika Terapan:Konsep, Contoh dan Analisis Data dengan Program SPSS/Liseril

dalam Penelitian, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2015), h. 178-180.

a db

aJKaRJK

a

b db

a

bJK

a

bRJK

S db

SJKSRJK

G db

GJKGRJK

Tc db

TcJKTcRJK

GRJK

TcRJKTcFhitung

Page 61: HUBUNGAN SISTEM IMBALAN DENGAN KOMPETENSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33745/1/Windy...kompetensi profesional guru di SMAN 1 Parung setelah rhitung dikonsultasikan

( ) ( )

√* ( ) + * ( ) +

Keterangan:

rxy = Koefisien validitas butir pertanyaan yang dicari

n = Banyaknya responden

X = Skor yang diperoleh subjek dari seluruh item

Y = Skor total yang diperoleh dari seluruh item

∑X = Jumlah skor dalam distribusi X

∑Y = Jumlah skor dalam distribusi Y

∑X2 = Jumlah kuadrat masing-masing X

∑Y2 = Jumlah kuadrat masing-masing Y

Rumus korelasi tersebut untuk menguji hipotesis sebagai berikut:

a. H0: pxy=0 ; Artinya, tidak terdapat hubungan yang signifikan antara

sistem imbalan dengan kompetensi profesional guru.

b. H1: pxy0; Artinya, terdapat hubungan yang signifikan antara sistem

imbalan dengan kompetensi profesional guru.

Dalam memberikan interpretasi secara sederhana terhadap Angka

Indeks Korelasi “r” Product Moment (rxy), pada umumnya dipergunakan

pedoman atau ancar-ancar sebagai berikut:52

Tabel 3.4

Pedoman Interpretasi Koefesien Korelasi

Besarnya “r” Product

Moment (rxy)

Interpretasi

0,00 – 0,20 Antara Variabel X dan Variabel Y memang

terdapat korelasi, akan tetapi korelasi itu

sangat lemah atau sangat rendah sehingga

52Anas Sudjono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006), h.

Cet.XXIII, h. 193.

Page 62: HUBUNGAN SISTEM IMBALAN DENGAN KOMPETENSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33745/1/Windy...kompetensi profesional guru di SMAN 1 Parung setelah rhitung dikonsultasikan

korelasi itu diabaikan (dianggap tidak ada

korelasi antara Variabel X dan Variabel

Y).

0,20 – 0,40 Antara Variabel X dan Variabel Y terdapat

korelasi yang lemah atau rendah.

0,40 – 0,70 Antara Variabel X dan Variabel Y terdapat

korelasi yang sedang atau cukup.

0,70 – 0,90 Antara Variabel X dan Variabel Y terdapat

korelasi yang kuat atau tinggi.

0,90 – 1,00 Antara Variabel X dan Variabel Y terdapat

korelasi yang sangat kuat atau sangat

tinggi.

Angka korelasi rxy atau rhitung yang didapat kemudian

dibandingkan dengan rtabel dengan taraf signifikansi 5%. Dengan kriteria

pengujian, jika rhitung>rtabel, maka H0 ditolak. Artinya, terdapat hubungan

antara variabel X dengan variabel Y.

Selanjutnya Mencari kontribusi variabel X dan variabel Y dengan

rumus sebagai berikut: KD= 2x100

Page 63: HUBUNGAN SISTEM IMBALAN DENGAN KOMPETENSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33745/1/Windy...kompetensi profesional guru di SMAN 1 Parung setelah rhitung dikonsultasikan

46

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum SMAN 1 Parung

1. Profil SMAN 1 Parung

a) Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Parung

b) Alamat : Jl. Waru Jaya No.17 , Desa Waru Jaya, Kec.

Parung, Kab. Bogor

c) Telp : (0251) 8541063

d) NSS/NPSN : 301020210051/20200602

e) SK : 0601/O/1985

f) Tahun Berdiri : 1985

g) Luas Tanah : 9.180 m2

h) Luas Bangunan : 6.500 m2

2. Sejarah SMAN 1 Parung

SMA Negeri 1 Parung didirikan pada tanggal 01 Juli 1985

berdasarkan SK Mendikbud No 0601/O/1985. Awalnya SMAN 1 Parung

merupakan filial (kelas jauh) SMA Negeri 1 Cibinong. Menempati gedung

sendiri di JL Waru Jaya, Desa Waru Jaya, Kec. Parung sejak tahun 1987.

Sampai tahun 2015 telah meluluskan sebanyak 28 angkatan.

Kepala Sekolah yang telah memimpin di SMAN 1 Parung:

1. Drs. Wirya Jaya Atmaja tahun 1985-1989

2. Djuariman,BA(alm) tahun 1990-1992

3. Nana Sutarna,BA tahun 1992-1995

4. Drs. Acep Wiharsa tahun 1996-1998

5. Dra. Hj. Zuraidah,M.M tahun 1998-2006

6. Dra. Hj. Komariah tahun 2006-2009

7. Drs. H. Ali Gozali, M.Pd tahun 2009-2011

8. Drs. H. Ali Rochman,M.BA,MM tahun 2011-2014

9. Ikhwan Setiawan, S.Pd tahun 2014-sekarang

Page 64: HUBUNGAN SISTEM IMBALAN DENGAN KOMPETENSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33745/1/Windy...kompetensi profesional guru di SMAN 1 Parung setelah rhitung dikonsultasikan

3. Visi dan Misi SMAN 1 Parung

a) Visi SMAN 1 Parung

“Unggul dalam prestasi, berkarakter kebangsaan serta berakhlak

mulia berdasarkan iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa”

Indikator:

1. Berprestasi dalam peningkatan nilai rata-rata Ujian Nasional

2. Berprestasi dalam Lomba Olympiade Mata Pelajaran

3. Berprestasi dalam Lomba Siswa Berprestasi

4. Berprestasi dalam Lomba Berpidato Bahasa Inggris

5. Berprestasi dalam Lomba Olahraga dan Seni

6. Berprestasi dalam Lomba Keagamaan

b) Misi SMAN 1 Parung

Sehubungan dengan visi tersebut, SMAN 1 Parung mengemban misi:

1. Menumbuhkan penghayatan dan pengamalan terhadap ajaran

agama yang dianut

2. Membantu pembentukan peserta didik yang berakhlak mulia

3. Melaksanakan pembelajaran efektif, inovatif, konsisten dan

bermutu

4. Meningkatkan mutu pendidikan yang memiliki daya saing di

tingkat nasional, regional, dan internasional

5. Membantu dan mengembangkan potensi peserta didik secara

utuh sebagai masyarakat belajar sepanjang hayat

6. Memfasilitasi pembentukan pribadi peserta didik yang memiliki

budaya hidup sehat

7. Membantu pembentukan peserta didik yang berdisiplin, mandiri

dan bertanggung jawab terhadap lingkungan sekitarnya

Page 65: HUBUNGAN SISTEM IMBALAN DENGAN KOMPETENSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33745/1/Windy...kompetensi profesional guru di SMAN 1 Parung setelah rhitung dikonsultasikan

4. Gambaran Sistem Imbalan Guru SMAN 1 Parung

Sistem Imbalan yang digunakan di SMAN 1 Parung yaitu

menggunakan sistem imbalan secara finansial langsung dan finansial tidak

langsung. Sistem imbalan finansial langsung diberikan berupa gaji pokok

dan insentif. Sedangkan finansial tidak langsung diberikan berupa

tunjangan. Bagi guru yang sudah PNS mendapatkan tunjangan berupa

tunjangan sertifikasi,tunjangan kesehatan berupa BPJS, dan Tunjangan

Hari Raya (THR) yang diberikan oleh pihak sekolah. . Sedangkan bagi

guru honorer yang sudah mempunyai NUPTK (Nomor Unik Pendidik dan

Tenaga Kependidikan) mendapatkan tunjangan dari pemda yang

disalurkan melalui dinas pendidikan setiap bulannya, selain itu juga

mendapatkan tunjangan kesehatan berupa BPJS, serta Tunjangan Hari

Raya (THR) yang diberikan oleh pihak sekolah.

Sistem imbalan yang diterapkan di SMAN 1 parung yaitu

berdasarkan sistem waktu, dimana imbalan diterapkan berdasarkan standar

waktu seperti jam dalam mengajar selama periodik satu minggu yang

diberikan pada tanggal yang sudah ditetapkan oleh pihak sekolah. Jadi

besarnya gaji yang diterima oleh setiap guru ditentukan oleh jumlah jam

mengajar ia selama seminggu. Dimana guru PNS mendapatkan 27.000/jam

dan guru honorer mendapatkan 38.000/jam dengan mengalikan berapa jam

mereka mengajar dalam satu minggu. Bagi guru PNS jumlah yang ia dapat

dalam mengajar satu minggu tersebut bukan merupakan gaji pokok

melainkan termasuk insentif yang diberikan oleh pihak sekolah sedangkan

bagi guru honorer itu merupakan gaji pokok dari sekolah. Bagi guru

honorer yang mempunyai tugas tambahan seperti menjabat sebagai wali

kelas, pembina ekscul, dll maka akan mendapat insentif dari pihak

sekolah.

Page 66: HUBUNGAN SISTEM IMBALAN DENGAN KOMPETENSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33745/1/Windy...kompetensi profesional guru di SMAN 1 Parung setelah rhitung dikonsultasikan

5. Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan

a. Tenaga Pendidik

Tabel 4.1

Keadaan Tenaga Pendidik SMAN 1 Parung

TINGKAT

PENDIDIKAN

JUMLAH GURU (ORG)

KET GT GBS GTT TOTAL

S2 / S3 5 - - 5

S1 / D4 29 1 10 40

D2 / D3 - - 1 1

Jumlah 34 1 11 46

b. Tenaga Kependidikan

Tabel 4.2

Keadaan Tenaga Kependidikan SMAN 1 Parung

TINGKAT

PENDIDIKAN

JUMLAH GURU (ORG)

KET GT GBS GTT TOTAL

S2 / S3 - - - -

S1 / D4 1 - 1 2

D2 / D3 - - 1 1

SMA 1 - 6 7

SMP - - 3 3

Jumlah 2 1 10 13

5. Keadaan Siswa

a. Kelas 10

Tabel 4.3

Keadaan Siswa Kelas 10

KELAS

JUMLAH JUMLAH

L P

X MIPA 1 19 24 43

X MIPA 2 16 27 43

X MIPA 3 16 27 43

Page 67: HUBUNGAN SISTEM IMBALAN DENGAN KOMPETENSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33745/1/Windy...kompetensi profesional guru di SMAN 1 Parung setelah rhitung dikonsultasikan

X MIPA 4 18 24 42

X IPS 1 23 17 40

X IPS 2 21 19 40

X IPS 3 15 23 38

X IPS 4 18 21 39

Jumlah 147 182 328

X Terbuka 1 23 13 36

X Terbuka 2 22 14 36

Jumlah 45 27 72

b. Kelas 11

Tabel 4.4

Keadaan Siswa Kelas 11

KELAS

JUMLAH JUMLAH

L P

11 IPA 1 15 23 38

11 IPA 2 15 24 39

11 IPA 3 19 18 37

11 IPA 4 18 18 36

11 IPS 1 22 17 39

11 IPS 2 18 18 36

11 IPS 3 18 18 36

11 IPS 4 13 21 36

Jumlah 138 157 295

c. Kelas 12

Tabel 4.5

Keadaan Siswa Kelas 12

KELAS

JUMLAH JUMLAH

L P

12 IPA 1 12 26 38

12 IPA 2 14 28 43

12 IPA 3 8 30 38

12 IPA 4 8 31 39

12 IPS 1 19 23 42

12 IPS 2 19 18 37

12 IPS 3 17 22 38

12 IPS 4 16 16 33

Jumlah 113 194 308

Page 68: HUBUNGAN SISTEM IMBALAN DENGAN KOMPETENSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33745/1/Windy...kompetensi profesional guru di SMAN 1 Parung setelah rhitung dikonsultasikan

6. Sarana dan Prasarana

Tabel 4.6

Keadaan Sarana dan Prasarana

JENIS RUANG RUANG LUAS KONDISI

RUANG*)

(JML RUANG)

KET

(RUANG) (M2) B RR RB

R. TEORI/Kelas 24 1728 21 3 -

LABORATORIUM

IPA

2 660 1 1 -

PERPUSTAKAAN 1 135 1 - -

Lab.KOMPUTER 1 120 1 - -

R.BAHASA 1 120 - 1 -

R.PIMPINAN 1 3072 1 - -

Ruang Guru 1 120 1 - -

Ruang TU 1 72 1 - -

Ruang OSIS 1 36 1 - -

Ruang UKS 1 12 1 - -

Ruang BP 1 72 1 - -

Ruang Serba Guna 1 - - - -

6147

B. Deskripsi Data

Data-data penelitian tentang hubungan sistem imbalan dengan

kompetensi profesional guru di SMAN 1 Parung penulis memperoleh datanya

melalui angket yang telah diisi oleh guru. Angket tersebut terdiri dari 22

pernyataan untuk variabel X (sistem imbalan) dan 24 pernyataan untuk

variabel Y (kompetensi profesional guru).

1. Data Sistem Imbalan

Berdasarkan instrumen penelitian yang terdiri dari 22 butir soal

mengenai sistem imbalan diperoleh skor tertinggi 88 dan terendah 44

dengan rata-rata 72,167 dan standar deviasi 12,261 dari jumlah sampel

sebanyak 30 orang. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada tabel

berikut :

Page 69: HUBUNGAN SISTEM IMBALAN DENGAN KOMPETENSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33745/1/Windy...kompetensi profesional guru di SMAN 1 Parung setelah rhitung dikonsultasikan

Tabel 4.7

Distribusi Frekuensi Variabel X

No Kelas

Interval

F Tepi Kelas Nt Fkum/F

kb

F (%) F.Nt

1. 44 - 52 3 43,5 – 52,5 48 30 10 144

2. 53 - 61 3 52,5 – 61,5 57 27 10 171

3. 62 - 70 6 61,5 – 70,5 66 24 20 396

4. 71 - 79 6 70,5 – 79,5 75 18 20 450

5. 80 - 88 12 79,5 – 88,5 84 12 40 1008

- 30 - - - 100 2169

Berdasarkan penyajian data dalam tabel distribusi frekuensi di atas

dapat dilihat bahwa dari 30 orang responden yang mendapat skor di bawah

rata-rata sebanyak 12 orang atau 40%, sedangkan responden yang

mendapat skor diatas rata-rata sebesar 12 orang atau 40%. Data tabel

diatas dapat divisualisasikan dalam bentuk grafik berikut ini:

Berdasarkan grafik yang sudah dibuat di atas dapat dilihat

permunculan yang tertinggi ada pada batas kelas 79,5 – 88,5 dengan nilai

tengah 84 dan frekuensi 12, sedangkan nilai terendah berada pada batas

kelas 43,5 – 52,5 dengan nilai tengah 48 dan frekuensi 3 dan nilai terendah

0

2

4

6

8

10

12

14

48 57 66 75 84

Gambar 4.1

Grafik Distribusi Frekuensi Variabel X

Page 70: HUBUNGAN SISTEM IMBALAN DENGAN KOMPETENSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33745/1/Windy...kompetensi profesional guru di SMAN 1 Parung setelah rhitung dikonsultasikan

juga berada pada batas kelas 52,5 – 61,5 dengan nilai tengah 57 serta

frekuensi 3.

2. Data Kompetensi Profesional Guru

Berdasarkan instrumen penelitian yang terdiri dari 24 butir soal

mengenai kompeetensi profesional guru diperoleh skor tertinggi 83 dan

terendah 55, dengan rata-rata 70,5 dan standar deviasi 6,866 dari jumlah

sampel sebanyak 30 orang. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada

tabel berikut :

Tabel 4.8

Distribusi Frekuensi Variabel Y

No Kelas

Interval

F Tepi Kelas Nt Fkum/F

kb

F (%) F.Nt

1. 55 - 60 4 54,5 – 60,5 57,5 30 13,33 230

2. 61 - 66 2 60,5 – 66,5 63,5 26 6,67 127

3. 67 - 72 12 66,5 – 72,5 69,5 24 40 834

4. 73 - 78 9 72,5 – 78,5 75,5 12 30 679,5

5. 79 - 84 3 78,5 – 84,5 81,5 3 10 244,5

- 30 - - - 100 2115

Berdasarkan penyajian data dalam tabel distribusi frekuensi di atas

dapat dilihat bahwa dari 30 orang responden yang mendapat skor dibawah

rata-rata sebanyak 18 orang atau 60 %, sedangkan responden yang

mendapat skor diatas rata-rata sebesar 3 orang atau 10 %. Data tabel diatas

dapat divisualisasikan dalam bentuk grafik berikut ini:

Page 71: HUBUNGAN SISTEM IMBALAN DENGAN KOMPETENSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33745/1/Windy...kompetensi profesional guru di SMAN 1 Parung setelah rhitung dikonsultasikan

Berdasarkan grafik yang sudah dibuat di atas dapat dilihat

permunculan yang tertinggi ada pada batas kelas 66,5 – 72,5 dengan nilai

tengah 69,5 dan frekuensi 12, sedangkan nilai terendah berada pada batas

kelas 60,5 – 66,5 dengan nilai tengah 63,5 dan frekuensi 2.

C. Hasil Analisis Data

1. Pengujian Prasyarat Analisis Data

Analisis data merupakan bagian yang penting dalam penelitian

ilmiah, yaitu untuk memberikan arti dan makna didalam menjawab

permasalahan penelitian yang penulis kumpulkan. Setelah memperoleh

data hasil penelitian diatas, maka data akan diolah melalui uji hipotesis,

terlebih dahulu dilakukan pengujian analisis data, yaitu uji normalitas dan

homogenitas guna mengetahui apakah data yang diperoleh terdistribusi

normal dan mempunyai ragam yang homogen atau tidak. Adapun hasil

yang didapat adalah sebagai berikut:

a. Uji Normalitas

Pengujian normalitas dilakukan dengan menggunakan uji liliefors.

Hasil yang didapat untuk uji normalitas kedua variabel penelitian dapat

dilihat seperti tabel dibawah ini:

0

2

4

6

8

10

12

14

57,5 63,5 69,5 75,5 81,5

Gambar 4.2

Grafik Distribusi Frekuensi Variabel Y

Page 72: HUBUNGAN SISTEM IMBALAN DENGAN KOMPETENSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33745/1/Windy...kompetensi profesional guru di SMAN 1 Parung setelah rhitung dikonsultasikan

Tabel 4.9

Uji Normalitas

Variabel N Lhitung Ltabel Keterangan

X

(Sistem

Imbalan)

30

0,05

0,1141

0,1617

Normal

Y

(Kompetensi

Profesional

Guru)

30

0,0945

Normal

Pengujian dilakukan pada taraf sig. (=0,05) untuk n=30, didapat

Lhitung Sistem Imbalan sebesar 0,1141 dan Lhitung Kompetensi

profesional guru sebesar 0,0945 dengan Ltabel sebesar 0,1617. Dengan

demikian perbandingan antara Lhitung < Ltabel untuk sistem imbalan

(0,1141 < 0,1617) dan kompetensi profesional guru (0,0945 < 0,1617),

maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.

b. Uji Homogenitas

Uji prasyarat berikutnya adalah uji homogenitas. Uji homegenitas

dalam penelitian ini menggunakan rumus fisher dengan menghitung

varians dari masing-masing data. Setelah itu membandingkan antara

varians terbesar dengan varians terkecil. Hasil yang didapat untuk uji

homogenitas kedua variabel penelitian dapat dilihat seperti tabel

dibawah ini:

Page 73: HUBUNGAN SISTEM IMBALAN DENGAN KOMPETENSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33745/1/Windy...kompetensi profesional guru di SMAN 1 Parung setelah rhitung dikonsultasikan

Tabel 4.10

Uji Homogenitas

Variabel Varians Fhitung Ftabel Keterangan

X

(Sistem

Imbalan)

150,350

0,313

1,84

Homogen

Y

(Kompetensi

Profesional

Guru)

47,155

Pengujian dilakukan pada taraf sig.5% dengan derajat kebebasan

(dk 1)= 29 dan (dk 2) = 29. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa hasil kedua variabel berasal dari populasi yang homogen karena

memenuhi kriteria Fhitung < Ftabel.

c. Uji Linearitas

Berdasarkan pengujian linearitas dengan menggunakan uji

regresi linier antara kedua variabel penelitian diperoleh persamaan Ŷ=

53,65 + 0,233 X. kemudian pada perhitungan selanjutnya nilai Fhitung

yang diperoleh adalah . Sedangkan nilai Ftabel dengan taraf

signifikan 5% pada pembilang 20 dan penyebut 8 Ftabel (0,05:20:8) adalah

3,15. Hal ini berarti H0 diterima. Dengan demikian, persamaan regresi

Y atas X berbentuk garis linear

2. Pengujian Hipotesis

Dari perhitungan korelasi dan uji diperoleh nilai rhitung sebesar

0,416. Hal ini berarti terdapat hubungan antara variabel X dengan

variabel Y. selanjutnya untuk mengetahui hubungan antara variabel X

dan variabel Y signifikan atau tidak, maka nilai rhitung dibandingkan

dengan rtabel maka diperoleh rtabel pada taraf signifikan 5% sebesar

0,374. Dengan demikian dapat diketahui bahwa nilai rhitung lebih besar

dari nilai rtabel. Hal ini berarti terdapat hubungan yang signifikan antara

variabel X dan variabel Y.

Page 74: HUBUNGAN SISTEM IMBALAN DENGAN KOMPETENSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33745/1/Windy...kompetensi profesional guru di SMAN 1 Parung setelah rhitung dikonsultasikan

3. Uji Determinasi

Pengajuan selanjutnya adalah mencari kontribusinya, seberapa

besar sistem imbalan dapat meningkatkan kompetensi profesional

guru, dimana sebelum melakukan uji determinasi terlebih dahulu

dilakukan uji korelasi. Setelah diketahui nilai korelasinya, kemudian

perhitungan selanjutnya adalah mencari besarnya kontribusi yang

diberikan variabel X terhadap Y, maka harus diketahui terlebih dahulu

suatu koefesien yang disebut dengan determinan dengan rumus sebagai

berikut:

KD = r² x 100%

= (0,416)² X 100%

= 17,36 %

D. Pembahasan Hasil Penelitian

Setelah semua ketentuan dalam analisa data dilakukan, maka

langkah selanjutnya adalah memberikan interpretasi atau penafsiran dari

semua hasil analisa data yang sudah dilakukan. Di dalam memberikan

interpretasi ini, penulis mengacu pada ketetapan yang sudah dibuat pada

bab sebelumnya. Setelah mendapatkan nilai koefesien korelasi (nilai rxy),

maka langkah selanjutnya penulis akan memberikan interpretasi data

terhadap nilai rxy.

Adapun interpretasi data yang dipakai yaitu secara sederhana

dengan menggunakan tabel nilai “r”, df= N-nr. Kemudian setelah selesai

memberikan interpretasi terhadap nilai rxy, selanjutnya adalah memberikan

interpretasi terhadap nilai koefesien determinan untuk mengetahui

besarnya kontribusi(sumbangan) yang diberikan variabel X terhadap Y,

untuk lebih jelasnya dapat dilihat di bawah ini:

1. Dari hasil perhitungan di atas, ternyata angka korelasi antara variabel

X (Sistem Imbalan) dan Variabel Y (Kompetensi Profesional Guru)

tidak bertanda negatif, ini berarti diantara kedua variabel tersebut

terdapat korelasi positif (korelasi yang berjalan searah).

Page 75: HUBUNGAN SISTEM IMBALAN DENGAN KOMPETENSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33745/1/Windy...kompetensi profesional guru di SMAN 1 Parung setelah rhitung dikonsultasikan

Kemudian dengan memperhatikan besarnya nilai koefesien (rxy)

sebesar 0,416. Berarti korelasi variabel X terhadap variabel Y adalah

sedang atau cukup. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

korelasi yang sedang antara variabel X dan Y, ini berarti sistem

imbalan merupakan salah satu faktor dalam meningkatkan

kompetensi profesional guru.

2. Interpretasi dengan cara berkonsultasi pada tabel “r” product moment

Untuk menguji kebenaran hipotesis yang telah dirumuskan

yaitu dengan membandingkan besarnya rhitung dengan rtabel. Sebelum

membandingkan rxy dengan rtabel, terlebih dahulu dicari df-nya

dengan rumus sebagai berikut:

DF=N-nr

=30-2

=28

Dengan memerikasa table nilai “r” product moment ternyata

bahwa dengan df sebesar 28 pada taraf signifikan 5% diperoleh

rtabel=0,374.

Setelah mengetahui nilai rxy dan rtabel langkah selanjutnya

adalah membandingkan besarnya rxy atau r0 dengan rtabel. Seperti

yang telah diketahui bahwa r0 diperoleh nilai 0,4167, sedangkan rtabel

sebesar 0,374. Dengan demikian ternyata r0 lebih besar dari rtabel

pada signifikan 5% (0,374).

Hasil uji hipotesa di atas memiliki makna bahwa menolak

hipotesis (H0) dan menerima hipotesis (Ha). Kesimpulan yang dapat

diambil adalah terdapat korelasi yang positif antara sistem imbalan

dengan kompetensi profesional guru.

Selanjutnya untuk mengetahui berapa besar kontribusi yang

diberikan variabel X terhadap variabel Y, dilakukan perhitungan

koefesien determinan dengan rumus KD=r² x100%. Setelah

dilakukan perhitungan dapat diketahui besar koefesien determinasi

yaitu =17,36 %. Artinya bahwa sistem imbalan memberikan

Page 76: HUBUNGAN SISTEM IMBALAN DENGAN KOMPETENSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33745/1/Windy...kompetensi profesional guru di SMAN 1 Parung setelah rhitung dikonsultasikan

kontribusi terhadap kompetensi profesional guru sebesar 17,36 %

selebihnya (82,64%) kompetensi profesional guru ditentukan oleh

faktor-faktor lain yang tidak dianalisa dalam penelitian ini.

Berdasarkan hasil penelitian mengenai hubungan sistem

imbalan dengan kompetensi profesional guru diperoleh hasil bahwa

sistem imbalan memiliki hubungan yang sedang atau cukup dengan

kompetensi profesional guru. Hal ini dapat dilihat dari perolehan

nilai korelasi sebesar 0,416. Nilai korelasi ini berada pada kategori

sedang atau cukup (pada rentang 0,40-0,70). Selanjutnya, kontribusi

yang diberikan oleh sistem imbalan terhadap kompetensi profesional

guru sebesar 17,36%. Angka tersebut menggambarkan bahwa sistem

imbalan memberikan kontribusi yang sedang terhadap kompetensi

profesional guru, disamping faktor lain yang juga mempengaruhi.

Page 77: HUBUNGAN SISTEM IMBALAN DENGAN KOMPETENSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33745/1/Windy...kompetensi profesional guru di SMAN 1 Parung setelah rhitung dikonsultasikan

60

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai hubungan sistem imbalan

dengan kompetensi profesional guru di SMAN 1 Parung dapat ditarik

kesimpulan bahwa:

1. Berdasarkan hasil korelasi Product Moment, hubungan antara sistem

imbalan dengan kompetensi profesional guru terdapat hubungan yang

positif, dengan “rxy” sebesar 0,416. Sedangkan rtabel pada taraf signifikan

5% sebesar 0,374. Jika ditafsirkan hasil tersebut dalam tabel Product

Moment maka angka tersebut menunjukkan korelasi yang positif,

walaupun hubungan positif tersebut hanya pada tingkat sedang atau cukup.

2. Berdasarkan hasil perhitungan uji antara hubungan sistem imbalan dengan

kompetensi profesional guru di SMAN 1 Parung dapat disimpulkan bahwa

hipotesis penelitian (Ha) yang diajukan diterima. Kontribusi yang

diberikan oleh variabel X (sistem imbalan) dengan variabel Y (kompetensi

profesional guru) adalah 17,36%. Dari nilai tersebut dapat memberikan

gambaran bahwa pengaruh sistem imbalan memberikan kontribusi yang

sedang atau cukup terhadap kompetensi profesional guru disamping

faktor-faktor lain yang mempengaruhi.

3. Terdapat hubungan yang positif antara sistem imbalan dengan kompetensi

profesional guru. Semakin tinggi imbalan yang diberikan oleh pihak

sekolah maka akan meningkatkan kompetensi profesional guru.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis dapat mengemukakan beberapa

saran berikut ini:

1. Hendaknya pihak sekolah mampu memberikan imbalan yang sesuai

kepada tenaga pendidik. Pemberian imbalan juga dapat dilakukan dengan

mempertimbangkan latar belakang dan pengalaman tenaga pendidik.

Page 78: HUBUNGAN SISTEM IMBALAN DENGAN KOMPETENSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33745/1/Windy...kompetensi profesional guru di SMAN 1 Parung setelah rhitung dikonsultasikan

Sehingga imbalan tersebut dapat dirasakan layak dan cukup dengan

demikian akan mempengaruhi kompetensi profesional guru yang dirasakan

selama ini masih kurang optimal.

2. Sebaiknya pihak sekolah dapat bersikap tegas dengan mengevaluasi

kinerja guru serta memberikan teguran kepada guru yang dirasa masih

kurang optimal dalam mengajar.

Page 79: HUBUNGAN SISTEM IMBALAN DENGAN KOMPETENSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33745/1/Windy...kompetensi profesional guru di SMAN 1 Parung setelah rhitung dikonsultasikan

62

DAFTAR PUSTAKA

Budiman, dan Agus Riyanto, Kapita selekta Kuesioner:Pengetahuan dan Sikap

dalam Penelitian Kesehatan, Jakarta:Salemba Medika, 2014.

Darsono dan Tjatjuk Siswandoko, Manajemen Sumber Daya Manusia Abad 21,

Jakarta: Nusantara Consulting, 2011.

Daryanto, dan Tasrial,Pengembangan Karir Profesi Guru, Yogyakarta:Penerbit

Gava Media, 2015.

Hasibuan, Malayu. S.P, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: PT. Bumi

Aksara,2011.

Kadarisman,M, Manajemen Kompensasi, Jakarta: Rajawali Pers, 2014.

Kadir, Statistika Terapan:Konsep, Contoh dan Analisis Data dengan Program

SPSS/Liseril dalam Penelitian, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2015.

Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru , (Jakarta:PT Raja Grafindo

Persada, 2007)

Maisah, Manajemen Pendidikan, Ciputat: Gaung Persada Press Group, 2013.

Mudlofir,Ali, Pendidik Profesional: Konsep, Strategi dan Aplikasinya dalam

Peningkatan Mutu Pendidikan di Indonesia, Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 2012.

Mulyasa,E, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru,Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2012.

Musfah,Jejen, Peningkatan Kompetensi Guru: Melalui Pelatihan dan Sumber

Belajar Teori dan Praktik, Jakarta:Kencana, 2011.

Prihatin,Eka,Teori Administrasi Pendidikan,Bandung:Alfabeta, 2011.

Ramayulis, Profesi dan Etika Keguruan, Jakarta: Kalam Mulia, 2013.

Rugaiyah, dan Atiek Sismiati, Profesi Kependidikan, Bogor: Ghalia Indonesia,

2011.

Saudagar, Fachruddin, dan Ali idrus, Pengembangan Profesionalitas Guru,

Jakarta: Gaung Persada, 2011.

Page 80: HUBUNGAN SISTEM IMBALAN DENGAN KOMPETENSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33745/1/Windy...kompetensi profesional guru di SMAN 1 Parung setelah rhitung dikonsultasikan

Saudagar,Fachruddin, dan Ali idrus, Pengembangan Profesionalitas Guru,Jakarta:

Gaung Persada, 2009.

Sedarmayanti, Manajemen Sumber Daya Manusia, Reformasi Birokrasi dan

Manajemen Pegawai Negeri Sipil, Bandung: PT Refika Aditama, 2013.

Setiawan, Toni, Manajemen Sumber Daya Manusia: Kinerja, Motivasi, Kepuasan

Kerja dan Produktivitas, Jakarta: Platinum, 2012.

Siagian, Sondang P, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: Bumi Aksara,

2011.

Sofyandi, Herman, Manajemen Sumber Daya Manusia, Yogyakarta: Graha Ilmu,

2008.

Subekhi, Akhmad dan Mohammad Jauhar, Pengantar Manajemen Sumber Daya

Manusia (MSDM), Jakarta: Prestasi Pustakaraya, 2012.

Sudjono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada,

2006.

Sulistiyani, Ambar Teguh, dan Rosidah, Manajemen Sumber Daya Manusia:

Konsep, Teori dan Pengembangan dalam Konteks Organisasi Publik,

Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009.

Sutrisno, Edy, Manajemen Sumber Daya Manusia,Jakarta: Kencana, 2009.

Suwatno, dan Donni Juni Priansa, Manajemen SDM dalam Organisasi Publik dan

Bisnis, Bandung: Alfabeta, 2013.

Winarni, F, dan G.Sugiyarso, Administrasi Gaji dan Upah, Yogyakarta: Pustaka

Widyatama, 2006.

Yamin, Martinis, Sertifikasi Profesi Keguruan di Indonesia,Ciputat: Gaung

Persada Press, 2007.

Page 81: HUBUNGAN SISTEM IMBALAN DENGAN KOMPETENSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33745/1/Windy...kompetensi profesional guru di SMAN 1 Parung setelah rhitung dikonsultasikan

Lampiran 1

INSTRUMEN UJI COBA

SISTEM IMBALAN

Instrumen ini terdiri dari kelompok pernyataan dan kolom jawaban. Silahkan

Bapak/Ibu memberi jawaban dengan cara memberi tanda ceklis (√) pada kolom

yang telah disediakan dengan keterangan sebagai berikut:

SL = Selalu SR = Sering

KD = Kadang-kadang TP = Tidak Pernah

Nama :

Jabatan :

No Pernyataan SL SR KD TP

1. Saya menerima gaji pokok tetap setiap

bulan

2. Gaji yang saya terima diberikan tepat

waktu

3. Gaji yang saya terima sesuai dengan

pekerjaan saya saat ini

4. Gaji yang saya terima sesuai dengan

kemampuan kerja yang saya miliki

5. Gaji yang saya peroleh saat ini dapat

memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari

6. Gaji yang diberikan meningkat setiap

tahun

7. Gaji yang diberikan sesuai dengan standar

gaji yang diberikan di sekolah lain

8. Saya mendapatkan gaji yang adil

9. Sekolah membuat peraturan dalam

pemberian gaji kepada guru-guru

10. Gaji yang layak dari pihak sekolah

mendorong saya untuk mengajar lebih

baik, produktif dan menerapkan sikap

profesional keguruan

11. Saya mendapat Tunjangan Hari Raya

(THR) setiap tahun

Page 82: HUBUNGAN SISTEM IMBALAN DENGAN KOMPETENSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33745/1/Windy...kompetensi profesional guru di SMAN 1 Parung setelah rhitung dikonsultasikan

12. Tunjangan hari raya diberikan tepat waktu

13. Saya mendapatkan tunjangan transportasi

14. Tunjangan transportasi diberikan sesuai

peraturan yang berlaku

15. Tunjangan transportasi diberikan tepat

waktu

16. Saya mendapat tunjangan berupa fasilitas

kesehatan untuk keluarga

17. Pemberian tunjangan kesehatan diberikan

tepat waktu

18. Tunjangan yang saya peroleh sesuai

dengan tugas saya

19. Tunjangan yang saya peroleh sesuai

dengan tanggung jawab saya

20. Sekolah memberikan insentif kepada guru

yang memiliki jabatan atau tugas

tambahan

21. Setiap guru yang memiliki jabatan atau

tugas tambahan mendapat insentif secara

adil

22. Sekolah membuat peraturan dalam

pemberian insentif kepada guru

23. Pemberian insentif diberikan sesuai aturan

yang berlaku

24. Saya berharap untuk mendapatkan insentif

yang diberikan dari sekolah

25. Pemberian insentif yang diberikan dari

sekolah sesuai dengan yang saya harapkan

26. Insentif yang saya peroleh sesuai dengan

pekerjaan yang saya lakukan

27. Insentif yang saya terima sesuai dengan

kemampuan kerja yang saya miliki

Page 83: HUBUNGAN SISTEM IMBALAN DENGAN KOMPETENSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33745/1/Windy...kompetensi profesional guru di SMAN 1 Parung setelah rhitung dikonsultasikan

Lampiran 2

INSTRUMEN UJI COBA

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU

Instrumen ini terdiri dari kelompok pernyataan dan kolom jawaban. Silahkan

Bapak/Ibu memberi jawaban dengan cara memberi tanda ceklis (√) pada kolom

yang telah disediakan dengan keterangan sebagai berikut:

SL = Selalu SR = Sering

KD = Kadang-kadang TP = Tidak Pernah

Nama :

Jabatan :

No Pernyataan SL SR KD TP

1. Saya berusaha mengembangkan bahan

ajar sesuai dengan tujuan pembelajaran

yang ingin dicapai

2. Saya mampu menyampaikan materi dan

menjelaskannya dengan baik sehingga

mudah dipahami siswa

3. Saya menjelaskan materi pembelajaran

yang ada di buku paket secara lengkap

4. Saya mampu menjawab pertanyaan dari

siswa secara jelas sehingga dapat

dipahami siswa

5. Saya memberikan penjelasan secara detail

tentang istilah yang sulit dimengerti dalam

materi pelajaran

6. Saya memberi kesempatan kepada siswa

untuk bertanya

7. saya membuat silabus atau satuan

pembelajaran

8. Saya menyiapkan RPP setiap kali

mengajar

9. Saya mengembangkan RPP sendiri

10. Saya menetapkan tujuan pembelajaran

untuk kompetensi yang harus dicapai oleh

Page 84: HUBUNGAN SISTEM IMBALAN DENGAN KOMPETENSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33745/1/Windy...kompetensi profesional guru di SMAN 1 Parung setelah rhitung dikonsultasikan

siswa

11. Sebelum memulai pembelajaran saya

menjelaskan tujuan pembelajaran kepada

siswa

12. Saya menggunakan metode pembelajaran

yang bervariasi

13. Saya menggunakan metode yang relevan

dengan materi yang akan diajarkan

14. Saya melakukan evaluasi setiap akhir

pembelajaran

15. Saya melaksanakan evaluasi pembelajaran

sesuai dengan jadwal yang telah

ditetapkan

16. Saya melaksanakan evaluasi secara rutin

17. Saya melakukan penilaian rutin seperti

penilaian ulangan harian, ulangan tengan

semester, dan ulangan akhir semester

18. Saya memberi kesempatan remedial bagi

siswa yang belum mencapai standar

kelulusan

19. Saya melakukan penjelasan materi

kembali dan pemberian tugas tambahan

pada siswa sebagai perbaikan

20. Saya memberikan tugas sesuai dengan

materi yang dibahas

21. Saya mengulang penjelasan materi jika

ada siswa yang belum mengerti

22. Saya menciptakan suasana kelas yang

nyaman untuk siswa sehingga proses

pembelajaran menjadi efektif

23. Sebelum memulai pelajaran saya

mengatur kerapihan ruang kelas terlebih

dahulu serta kesiapan siswa untuk belajar

24. Saya memperhatikan semua aktivitas yang

dilakukan siswa di dalam kelas

25. Saya memeriksa tugas-tugas sekolah yang

siswa kerjakan

26. Saya memberikan perhatian secara

individu kepada siswa disaat mengajar di

dalam kelas

27. Saya memberikan perhatian yang sama

kepada semua siswa di kelas

28. Saya memberi teguran kepada siswa yang

Page 85: HUBUNGAN SISTEM IMBALAN DENGAN KOMPETENSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33745/1/Windy...kompetensi profesional guru di SMAN 1 Parung setelah rhitung dikonsultasikan

menganggu berlangsungnya kegiatan

pembelajaran

29. Saya memberi teguran kepada siswa yang

kurang aktif mengikuti pembelajaran

30. Saya melibatkan siswa dalam pembuatan

dan pemanfaatan media/sumber belajar

31. Saya mampu membuat sendiri alat bantu

pembelajaran

32. Saya menyediakan media pembelajaran

yang diperlukan

33. Selain buku, papan tulis, saya

menggunakan alat bantu belajar yang lain

seperti karton, peta, dan sarana prasarana

lainnya

34. Saya memanfaatkan laboraturium sebagai

sumber belajar

35. Saya memanfaatkan perpustakaan sebagai

sumber belajar

36. Saya memanfaatkan lingkungan sekitar

sebagai sumber belajar

Page 86: HUBUNGAN SISTEM IMBALAN DENGAN KOMPETENSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33745/1/Windy...kompetensi profesional guru di SMAN 1 Parung setelah rhitung dikonsultasikan

Lampiran 3

INSTRUMEN PENELITIAN

SISTEM IMBALAN

Instrumen ini terdiri dari kelompok pernyataan dan kolom jawaban. Silahkan

Bapak/Ibu memberi jawaban dengan cara memberi tanda ceklis (√) pada kolom

yang telah disediakan dengan keterangan sebagai berikut:

SL = Selalu SR = Sering

KD = Kadang-kadang TP = Tidak Pernah

Nama :

Jabatan :

No Pernyataan SL SR KD TP

1. Gaji yang saya terima diberikan tepat

waktu

2. Gaji yang saya terima sesuai dengan

pekerjaan saya saat ini

3. Gaji yang saya terima sesuai dengan

kemampuan kerja yang saya miliki

4. Gaji yang saya peroleh saat ini dapat

memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari

5. Gaji yang diberikan meningkat setiap

tahun

6. Gaji yang diberikan sesuai dengan standar

gaji yang diberikan di sekolah lain

7. Saya mendapatkan gaji yang adil

8. Sekolah membuat peraturan dalam

pemberian gaji kepada guru-guru

9. Saya mendapat Tunjangan Hari Raya

(THR) setiap tahun

10. Saya mendapatkan tunjangan transportasi

11. Tunjangan transportasi diberikan sesuai

peraturan yang berlaku

12. Tunjangan transportasi diberikan tepat

waktu

Page 87: HUBUNGAN SISTEM IMBALAN DENGAN KOMPETENSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33745/1/Windy...kompetensi profesional guru di SMAN 1 Parung setelah rhitung dikonsultasikan

13. Saya mendapat tunjangan berupa fasilitas

kesehatan untuk keluarga

14. Pemberian tunjangan kesehatan diberikan

tepat waktu

15. Tunjangan yang saya peroleh sesuai

dengan tanggung jawab saya

16. Sekolah memberikan insentif kepada guru

yang memiliki jabatan atau tugas

tambahan

17. Setiap guru yang memiliki jabatan atau

tugas tambahan mendapat insentif secara

adil

18. Sekolah membuat peraturan dalam

pemberian insentif kepada guru

19. Pemberian insentif diberikan sesuai aturan

yang berlaku

20. Pemberian insentif yang diberikan dari

sekolah sesuai dengan yang saya harapkan

21. Insentif yang saya peroleh sesuai dengan

pekerjaan yang saya lakukan

22. Insentif yang saya terima sesuai dengan

kemampuan kerja yang saya miliki

Page 88: HUBUNGAN SISTEM IMBALAN DENGAN KOMPETENSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33745/1/Windy...kompetensi profesional guru di SMAN 1 Parung setelah rhitung dikonsultasikan

Lampiran 4

INSTRUMEN PENELITIAN

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU

Instrumen ini terdiri dari kelompok pernyataan dan kolom jawaban. Silahkan

Bapak/Ibu memberi jawaban dengan cara memberi tanda ceklis (√) pada kolom

yang telah disediakan dengan keterangan sebagai berikut:

SL = Selalu SR = Sering

KD = Kadang-kadang TP = Tidak Pernah

Nama :

Jabatan :

No Pernyataan SL SR KD TP

1. Saya berusaha mengembangkan bahan

ajar sesuai dengan tujuan pembelajaran

yang ingin dicapai

2. Saya mampu menyampaikan materi dan

menjelaskannya dengan baik sehingga

mudah dipahami siswa

3. Saya memberikan penjelasan secara detail

tentang istilah yang sulit dimengerti dalam

materi pelajaran

4. saya membuat silabus atau satuan

pembelajaran

5. Saya mengembangkan RPP sendiri

6. Saya menetapkan tujuan pembelajaran

untuk kompetensi yang harus dicapai oleh

siswa

7. Saya menggunakan metode pembelajaran

yang bervariasi

8. Saya menggunakan metode yang relevan

dengan materi yang akan diajarkan

9. Saya melakukan evaluasi setiap akhir

pembelajaran

10. Saya melaksanakan evaluasi pembelajaran

Page 89: HUBUNGAN SISTEM IMBALAN DENGAN KOMPETENSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33745/1/Windy...kompetensi profesional guru di SMAN 1 Parung setelah rhitung dikonsultasikan

sesuai dengan jadwal yang telah

ditetapkan

11. Saya melaksanakan evaluasi secara rutin

12. Saya melakukan penilaian rutin seperti

penilaian ulangan harian, ulangan tengan

semester, dan ulangan akhir semester

13. Saya melakukan penjelasan materi

kembali dan pemberian tugas tambahan

pada siswa sebagai perbaikan

14. Saya memberikan tugas sesuai dengan

materi yang dibahas

15. Saya menciptakan suasana kelas yang

nyaman untuk siswa sehingga proses

pembelajaran menjadi efektif

16. Saya memperhatikan semua aktivitas yang

dilakukan siswa di dalam kelas

17. Saya memeriksa tugas-tugas sekolah yang

siswa kerjakan

18. Saya memberikan perhatian secara

individu kepada siswa disaat mengajar di

dalam kelas

19. Saya memberi teguran kepada siswa yang

menganggu berlangsungnya kegiatan

pembelajaran

20. Saya mampu membuat sendiri alat bantu

pembelajaran

21. Saya menyediakan media pembelajaran

yang diperlukan

22. Selain buku, papan tulis, saya

menggunakan alat bantu belajar yang lain

seperti karton, peta, dan sarana prasarana

lainnya

23. Saya memanfaatkan laboraturium sebagai

sumber belajar

24. Saya memanfaatkan lingkungan sekitar

sebagai sumber belajar

Page 90: HUBUNGAN SISTEM IMBALAN DENGAN KOMPETENSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33745/1/Windy...kompetensi profesional guru di SMAN 1 Parung setelah rhitung dikonsultasikan

Lampiran 5

Uji Validitas dan Rrliabilitas Variabel X (Sistem Imbalan)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27

R1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 81 6561

R2 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 105 11025

R3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 3 4 1 1 1 3 3 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 65 4225

R4 4 3 3 3 2 2 3 3 3 4 3 4 1 1 1 1 1 4 2 1 2 2 2 4 2 2 2 65 4225

R5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 101 10201

R6 4 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 4 3 3 3 1 1 3 3 3 4 3 3 3 2 2 2 74 5476

R7 4 3 2 2 2 2 3 3 3 4 3 4 3 3 3 1 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 79 6241

R8 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 2 2 2 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 88 7744

R9 4 4 4 4 3 2 2 3 4 2 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 2 3 3 87 7569

R10 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 107 11449

R11 4 4 4 4 3 2 3 3 3 3 4 3 2 3 2 2 2 3 2 3 3 4 4 3 2 3 3 81 6561

R12 4 3 4 4 4 2 2 2 1 3 3 2 1 1 1 1 1 1 1 4 4 1 1 3 4 4 4 66 4356

R13 4 4 2 2 4 4 4 2 4 4 4 2 1 1 1 4 4 2 2 4 2 4 4 4 2 2 2 79 6241

R14 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 100 10000

R15 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 101 10201

58 54 52 52 49 42 48 48 48 51 53 51 40 38 37 43 41 48 44 52 49 50 47 50 43 45 46 1279 112075

X)² 3364 2916 2704 2704 2401 1764 2304 2304 2304 2601 2809 2601 1600 1444 1369 1849 1681 2304 1936 2704 2401 2500 2209 2500 1849 2025 2116

X² 226 198 188 188 169 130 160 160 166 183 191 181 128 112 107 147 127 164 142 190 169 180 159 170 133 143 150

( Y)² 1635841 Y² 112075

XY 4970 4686 4515 4515 4287 3703 4172 4206 4246 4436 4579 4376 3618 3411 3330 3868 3637 4183 3929 4541 4269 4424 4149 4294 3765 3933 4033

N 15

r-hitung 0.3391476 0.783 0.531 0.531 0.663 0.6295 0.57 0.8144 0.7918 0.513 0.564 0.181 0.817 0.784 0.8036 0.7529 0.664 0.509 0.8971 0.625 0.5537 0.801 0.752 0.3057 0.575 0.618 0.674

r-tabel (5%) 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514

Validitas Drop Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Drop Valid Drop Valid Valid Valid Valid Valid Drop Valid Valid Valid Valid Valid Drop Valid Valid ValidVarians Tiap Butir 0.1155556 0.24 0.516 0.5156 0.596 0.8267 0.427 0.4267 0.8267 0.64 0.249 0.507 1.422 1.049 1.0489 1.5822 0.996 0.693 0.8622 0.6489 0.5956 0.889 0.782 0.2222 0.649 0.533 0.596

Total Varians Butir 18.453333Varians Total 201.26222

Reliabilitas 0.9432471

Keterangan Reliabel

No.Resp Y Y²Nomor Soal

Page 91: HUBUNGAN SISTEM IMBALAN DENGAN KOMPETENSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33745/1/Windy...kompetensi profesional guru di SMAN 1 Parung setelah rhitung dikonsultasikan

Lampiran 6

Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Y (Kompetensi Profesional Guru)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36

R1 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 1 3 3 110 12100

R2 2 3 2 3 2 3 2 2 4 2 2 2 3 3 3 3 4 4 2 4 3 2 2 4 3 2 3 3 3 2 2 3 3 2 3 2 97 9409

R3 3 3 4 3 2 4 4 3 2 3 4 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 2 1 2 2 99 9801

R4 4 4 4 3 4 4 3 2 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 2 4 3 3 3 4 2 4 2 3 4 2 2 2 120 14400

R5 4 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 124 15376

R6 3 3 4 4 2 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 2 2 4 2 3 2 3 2 4 3 2 3 2 2 3 1 2 2 103 10609

R7 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 2 3 3 4 3 4 2 3 124 15376

R8 4 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 2 3 2 3 2 2 2 3 3 105 11025

R9 3 3 2 3 2 4 3 3 3 3 2 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 2 2 2 2 2 2 1 2 2 106 11236

R10 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 2 2 4 4 4 4 4 132 17424

R11 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 135 18225

R12 2 4 4 4 3 2 2 2 1 2 4 2 3 2 3 2 3 4 3 3 3 3 2 3 2 3 4 3 3 4 2 3 3 1 3 3 100 10000

R13 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 2 3 3 4 3 2 2 2 126 15876

R14 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 129 16641

R15 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 132 17424

51 52 53 52 46 57 50 46 48 53 53 48 53 48 50 49 56 54 50 53 53 50 46 53 49 48 50 45 40 45 38 46 45 32 40 40 1742 204922

X)² 2601 2704 2809 2704 2116 3249 2500 2116 2304 2809 2809 2304 2809 2304 2500 2401 3136 2916 2500 2809 2809 2500 2116 2809 2401 2304 2500 2025 1600 2025 1444 2116 2025 1024 1600 1600

X² 181 184 195 184 150 221 174 148 164 195 195 160 191 162 172 167 212 198 174 193 191 174 148 193 167 160 172 141 112 143 100 148 141 88 112 112

( Y)² 3034564

Y² 204922

XY 6032 6092 6209 6075 5455 6671 5901 5399 5669 6259 6209 5670 6248 5665 5901 5771 6554 6290 5928 6224 6204 5928 5399 6224 5771 5647 5813 5303 4680 5270 4469 5423 5303 3879 4680 4707

N 15

r-hitung 0.7742 0.5368 0.3791 0.3648 0.738 0.4789 0.6809 0.4221 0.573 0.7305 0.379 0.739 0.94 0.611 0.798 0.6 0.577 0.194 0.876 0.563 0.495 0.876 0.422 0.563 0.6 0.561 0.054 0.6144 0.293 0.304 0.566 0.6 0.6144 0.716 0.2934 0.522

r-tabel (5%) 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514

Validitas Valid Valid Drop Drop Valid Drop Valid Drop Valid Valid Drop Valid Valid Valid Valid Valid Valid Drop Valid Valid Drop Valid Drop Valid Valid Valid Drop Valid Drop Drop Valid Valid Valid Valid Drop Valid

Varians Tiap Butir 0.5066667 0.2489 0.5156 0.2489 0.596 0.2933 0.4889 0.4622 0.693 0.5156 0.516 0.427 0.249 0.56 0.356 0.46 0.196 0.24 0.489 0.382 0.249 0.489 0.462 0.382 0.46 0.427 0.356 0.4 0.356 0.533 0.249 0.462 0.4 1.3156 0.3556 0.356

Total Varians Butir 15.697778

Varians Total 174.51556

Reliabilitas 0.9360508

Keterangan Reliabel

No.RespNomor Item

Y Y²

Page 92: HUBUNGAN SISTEM IMBALAN DENGAN KOMPETENSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33745/1/Windy...kompetensi profesional guru di SMAN 1 Parung setelah rhitung dikonsultasikan

Lampiran 7

Contoh Perhitungan Validitas Variabel X (Sistem Imbalan)

No.Resp X Y X² Y² XY

R1 3 81 9 6561 243

R2 4 105 16 11025 420

R3 3 65 9 4225 195

R4 3 65 9 4225 195

R5 4 101 16 10201 404

R6 3 74 9 5476 222

R7 3 79 9 6241 237

R8 4 88 16 7744 352

R9 4 87 16 7569 348

R10 4 107 16 11449 428

R11 4 81 16 6561 324

R12 3 66 9 4356 198

R13 4 79 16 6241 316

R14 4 100 16 10000 400

R15 4 101 16 10201 404

54 1279 198 112075 4686

( X)² 2916

( Y)² 1635841

N 15

( )( )

√ ( ) √ ( )

√ ( ) √ ( )

√ √

√ √

Page 93: HUBUNGAN SISTEM IMBALAN DENGAN KOMPETENSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33745/1/Windy...kompetensi profesional guru di SMAN 1 Parung setelah rhitung dikonsultasikan

( )

Bila dibandingkan dengan r-hitung 0,783 di atas dengan nilai r-tabel pada

=5% dan N=15 0,514 maka terlihat bahwa nilai rhitung > rtabel. Hal ini berarti

item pertanyaan tersebut dinyatakan valid.

Page 94: HUBUNGAN SISTEM IMBALAN DENGAN KOMPETENSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33745/1/Windy...kompetensi profesional guru di SMAN 1 Parung setelah rhitung dikonsultasikan

Lampiran 8

Contoh Perhitungan Validitas Variabel Y (Kompetensi Profesional Guru)

No.Resp X Y X² Y² XY

R1 3 110 9 12100 330

R2 2 97 4 9409 194

R3 3 99 9 9801 297

R4 4 120 16 14400 480

R5 4 124 16 15376 496

R6 3 103 9 10609 309

R7 3 124 9 15376 372

R8 4 105 16 11025 420

R9 3 106 9 11236 318

R10 4 132 16 17424 528

R11 4 135 16 18225 540

R12 2 100 4 10000 200

R13 4 126 16 15876 504

R14 4 129 16 16641 516

R15 4 132 16 17424 528

51 1742 181 204922 6032

( X)² 2601

( Y)² 3034564

N 15

( )( )

√ ( ) √ ( )

√ ( ) √ ( )

√ √

√ √

( )

Page 95: HUBUNGAN SISTEM IMBALAN DENGAN KOMPETENSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33745/1/Windy...kompetensi profesional guru di SMAN 1 Parung setelah rhitung dikonsultasikan

Bila dibandingkan dengan r-hitung 0,774 di atas dengan nilai r-tabel pada

=5% dan N=15 0,514 maka terlihat bahwa nilai rhitung > rtabel. Hal ini berarti

item pertanyaan tersebut dinyatakan valid.

Page 96: HUBUNGAN SISTEM IMBALAN DENGAN KOMPETENSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33745/1/Windy...kompetensi profesional guru di SMAN 1 Parung setelah rhitung dikonsultasikan

Lampiran 9

Perhitungan Reliabilitas Variabel X (Sistem Imbalan)

Langkah-langkah

a. Menghitung Varians Tiap Butir

( )

Contoh Varians Item Pertanyaan Nomor 2

b. Menghitung Varians Total Dengan Rumus

( )

c. Menghitung Reliabilitas Dengan Rumus

r 0

1 0

1

0

1 0

1

0

1 , -

( )( ) = 0,94245

Page 97: HUBUNGAN SISTEM IMBALAN DENGAN KOMPETENSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33745/1/Windy...kompetensi profesional guru di SMAN 1 Parung setelah rhitung dikonsultasikan

Lampiran 10

Perhitungan Reliabilitas Variabel Y (Kompetensi Profesional Guru)

a. Menghitung Varians Tiap Butir

Langkah-langkah

d. Menghitung Varians Tiap Butir

( )

Contoh Varians Item Pertanyaan Nomor 1

e. Menghitung Varians Total Dengan Rumus

-

( )

-

-

-

f. Menghitung Reliabilitas Dengan Rumus

r 0

1 0

1

0

1 0

1

0

1 , -

( )( ) = 0,944

Page 98: HUBUNGAN SISTEM IMBALAN DENGAN KOMPETENSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33745/1/Windy...kompetensi profesional guru di SMAN 1 Parung setelah rhitung dikonsultasikan

Lampiran 11

Tabel Skor Hasil Penelitian Variabel X (Sistem Imbalan)

No.Resp Skor Item Untuk Butir Soal

1 2 3 4 5 6 7 8 9

R1 3 4 4 4 4 4 4 4 3

R2 4 4 4 3 4 2 3 4 4

R3 4 4 4 4 3 3 3 3 4

R4 3 3 3 2 1 2 2 2 3

R5 4 4 3 3 3 3 4 4 4

R6 4 4 3 3 3 3 4 4 4

R7 4 4 3 3 3 3 4 4 4

R8 4 4 4 4 4 4 4 4 4

R9 3 2 2 2 2 3 3 3 4

R10 4 3 3 4 3 3 3 4 4

R11 3 3 3 3 3 3 3 3 4

R12 4 4 4 4 2 3 4 4 4

R13 3 3 3 2 2 3 3 2 4

R14 4 3 3 2 2 3 3 3 4

R15 4 4 4 4 4 4 4 4 4

R16 4 3 3 3 2 3 3 2 4

R17 3 2 2 2 2 3 3 3 4

R18 4 4 4 4 4 4 4 4 4

R19 4 4 4 3 2 2 3 4 4

R20 4 4 4 4 4 4 4 4 4

R21 4 4 4 3 2 3 3 3 3

R22 4 4 4 4 2 2 2 1 4

R23 4 2 2 4 4 4 2 4 4

R24 4 4 4 4 4 4 4 4 4

R25 4 4 4 4 4 4 4 4 4

R26 4 4 4 4 4 4 4 4 4

R27 4 4 4 3 4 2 3 3 3

R28 4 4 4 4 3 3 3 3 4

R29 4 3 3 2 1 2 2 2 4

R30 4 4 3 3 3 3 4 4 4

114 107 103 98 88 93 99 101 116

Page 99: HUBUNGAN SISTEM IMBALAN DENGAN KOMPETENSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33745/1/Windy...kompetensi profesional guru di SMAN 1 Parung setelah rhitung dikonsultasikan

Skor Item Untuk Butir Soal

10 11 12 13 14 15 16 17 18 19

4 4 4 4 3 4 4 4 3 3

4 4 4 4 3 4 3 3 3 3

4 4 3 4 4 4 4 4 4 4

1 1 1 1 1 1 1 1 2 1

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

1 1 2 3 3 4 4 4 4 3

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

3 3 3 4 3 3 3 3 4 4

3 3 3 1 3 3 3 3 3 3

3 3 3 3 3 4 4 3 4 4

4 3 3 3 3 3 3 3 3 3

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

2 2 2 3 3 2 3 2 2 2

1 1 1 1 1 2 1 2 2 2

3 3 3 4 3 3 3 3 3 3

3 3 3 1 1 3 3 4 3 3

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

2 2 2 3 3 3 4 4 4 3

4 3 3 4 3 3 4 3 4 3

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

2 3 2 2 2 2 3 3 4 4

1 4 4 4 4 4 4 4 1 1

1 1 1 4 4 4 4 3 3 3

4 3 3 4 4 4 4 4 4 3

4 3 3 4 4 4 4 3 4 3

4 4 4 4 4 4 3 3 3 3

3 4 4 4 4 4 4 4 4 4

4 4 3 4 4 4 4 4 4 4

1 1 1 1 2 2 2 2 2 1

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

89 90 88 97 95 101 102 99 100 93

Page 100: HUBUNGAN SISTEM IMBALAN DENGAN KOMPETENSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33745/1/Windy...kompetensi profesional guru di SMAN 1 Parung setelah rhitung dikonsultasikan

Skor Item Untuk Butir

Soal Y Y²

20 21 22

3 3 3 80 6400

3 3 3 76 5776

3 4 4 82 6724

4 4 4 44 1936

4 4 4 84 7056

3 3 3 70 4900

4 4 4 84 7056

3 3 3 78 6084

3 3 3 61 3721

2 3 3 73 5329

3 3 3 68 4624

4 4 4 85 7225

2 2 2 54 2916

2 2 2 47 2209

3 4 4 78 6084

2 2 2 60 3600

3 3 3 63 3969

3 3 3 75 5625

2 3 3 72 5184

4 4 4 88 7744

2 3 3 64 4096

4 4 4 70 4900

2 2 2 64 4096

3 3 4 83 6889

3 3 3 81 6561

4 4 4 84 7056

4 4 4 81 6561

3 4 4 82 6724

4 4 4 50 2500

4 4 4 84 7056

93 99 100 2165 160601

Page 101: HUBUNGAN SISTEM IMBALAN DENGAN KOMPETENSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33745/1/Windy...kompetensi profesional guru di SMAN 1 Parung setelah rhitung dikonsultasikan

Lampiran 12

Tabel Skor Hasil Penelitian Variabel Y (Kompetensi Profesional Guru)

No.Resp Skor Item Untuk Butir Soal

1 2 3 4 5 6 7 8 9

R1 3 3 3 3 3 4 3 3 3

R2 3 4 3 3 3 3 4 3 3

R3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

R4 4 4 3 3 3 3 3 3 3

R5 3 3 3 4 3 3 3 4 4

R6 3 3 3 3 3 3 3 3 3

R7 3 3 3 3 3 3 3 3 3

R8 3 3 2 3 3 3 3 4 4

R9 2 3 2 2 3 2 2 3 3

R10 3 4 3 2 3 2 2 2 2

R11 3 3 3 4 3 3 3 3 3

R12 2 3 2 3 4 2 2 2 2

R13 3 3 2 3 2 3 3 3 2

R14 3 3 3 3 3 3 3 3 3

R15 4 3 3 3 3 4 3 4 3

R16 3 3 2 2 3 2 3 2 2

R17 3 4 4 3 3 4 4 4 4

R18 3 3 3 3 3 3 3 3 2

R19 3 3 2 4 3 2 3 2 3

R20 4 4 4 4 4 4 4 4 3

R21 3 3 3 4 3 3 3 3 3

R22 2 3 3 1 1 2 2 2 2

R23 4 3 4 3 4 4 3 3 3

R24 3 3 3 3 3 3 3 3 3

R25 3 3 4 3 3 3 3 3 3

R26 3 3 3 3 3 3 3 3 4

R27 4 4 3 3 3 3 3 3 3

R28 4 3 3 3 3 3 3 3 3

R29 3 3 3 3 3 3 3 3 3

R30 3 3 3 3 3 3 3 3 4

93 96 88 90 90 89 89 90 89

Page 102: HUBUNGAN SISTEM IMBALAN DENGAN KOMPETENSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33745/1/Windy...kompetensi profesional guru di SMAN 1 Parung setelah rhitung dikonsultasikan

Skor Item Untuk Butir Soal

10 11 12 13 14 15 16 17 18 19

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

3 3 3 3 3 3 3 3 3 2

3 3 3 3 3 4 3 4 3 3

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

4 4 4 3 3 4 4 4 3 3

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

4 3 4 3 4 3 3 3 4 3

4 4 3 2 3 3 3 3 4 3

3 3 4 2 2 3 4 2 2 2

3 3 3 3 3 3 3 4 3 3

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

3 3 3 2 3 3 2 3 2 3

2 3 3 3 3 3 3 3 3 3

3 3 3 3 3 3 2 2 3 3

3 3 3 2 3 3 3 3 3 3

2 3 3 2 2 3 3 2 2 3

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

3 2 3 3 3 3 3 3 3 4

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

3 3 3 4 3 3 4 4 3 3

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

3 2 3 3 3 3 4 3 2 2

3 3 3 3 3 3 4 3 3 3

4 3 3 3 3 4 3 3 3 3

4 4 3 4 3 3 3 3 3 3

4 3 3 3 3 4 3 3 3 3

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

3 3 3 3 3 3 3 3 2 2

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

94 91 93 87 89 94 93 91 87 87

Page 103: HUBUNGAN SISTEM IMBALAN DENGAN KOMPETENSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33745/1/Windy...kompetensi profesional guru di SMAN 1 Parung setelah rhitung dikonsultasikan

Skor Item Untuk Butir Soal Y Y²

20 21 22 23 24

3 3 3 2 2 71 5041

3 3 2 3 3 72 5184

3 3 3 2 2 72 5184

3 3 3 2 2 72 5184

4 4 3 3 3 83 6889

3 3 2 1 3 69 4761

4 3 3 3 3 77 5929

4 4 3 2 3 76 5776

2 3 3 1 2 60 3600

2 3 4 2 2 67 4489

3 3 3 1 2 70 4900

2 3 2 2 2 60 3600

2 2 2 1 2 62 3844

2 3 4 2 2 68 4624

3 3 3 1 2 71 5041

2 2 3 1 2 57 3249

3 4 3 3 3 79 6241

3 2 2 2 2 67 4489

2 2 2 1 2 64 4096

2 2 4 3 3 82 6724

3 3 3 3 2 72 5184

2 2 2 1 2 55 3025

3 3 3 2 2 75 5625

3 3 3 4 3 75 5625

3 3 3 3 2 75 5625

3 3 3 4 3 76 5776

3 3 2 3 3 73 5329

3 3 4 3 3 74 5476

3 3 2 2 2 67 4489

4 3 3 3 3 74 5476

85 87 85 66 72 2115 150475

Page 104: HUBUNGAN SISTEM IMBALAN DENGAN KOMPETENSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33745/1/Windy...kompetensi profesional guru di SMAN 1 Parung setelah rhitung dikonsultasikan

Lampiran 13

Perhitungan Distribusi Frekuensi Variabel X (Sistem Imbalan)

a. Menentukan Sebaran Data

Range = Skor max – Skor min

= 88-44

=44

b. Menentukan Banyak Kelas

Banyak Kelas = 1 + 3,322 Log N

= 1 + 3,322 Log 30

= 1 + 3,322(1.47)

=1+4,883

=5,883 ~ 5

c. Menentukan Interval Kelas

Interval Kelas

=8.8 ~ 9

d. Tabel Distribusi Frekuensi

No Kelas

Interval

F Tepi Kelas Nt Fkum/Fkb F (%) F.Nt

1. 44 – 52 3 43,5 – 52,5 48 30 10 144

2. 53 – 61 3 52,5 – 61,5 57 27 10 171

3. 62 – 70 6 61,5 – 70,5 66 24 20 396

4. 71 – 79 6 70,5 – 79,5 75 18 20 450

5. 80 – 88 12 79,5 – 88,5 84 12 40 1008

- 30 - - - 100 2169

e. Median

Mencari median dengan rumus:

Median 4

5

.

/

.

/

Page 105: HUBUNGAN SISTEM IMBALAN DENGAN KOMPETENSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33745/1/Windy...kompetensi profesional guru di SMAN 1 Parung setelah rhitung dikonsultasikan

f. Modus

Mencari modus dengan rumus:

Mo .

/

.

/

.

/

Keterangan:

Bb = Batas bawah nyata dari interval yang mengandung median

fKb = Frekuensi kumulatif yang terletak dibawah interval yang

mengandung media

fi = Frekuensi yang mengandung median

N = Number of case

I = Interval

fa = Frekuensi yang terletak di atas interval yang mengandung modus

fb = Frekuensi yang terletak di bawah interval yang mengandung

modus

I = Interval Kelas

Page 106: HUBUNGAN SISTEM IMBALAN DENGAN KOMPETENSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33745/1/Windy...kompetensi profesional guru di SMAN 1 Parung setelah rhitung dikonsultasikan

Lampiran 14

Perhitungan Distribusi Frekuensi Skor Variabel Y (Kompetensi Profesional Guru)

a. Menentukan Sebaran Data

Range = Skor max – Skor min

= 83 - 55

= 28

b. Menentukan Banyak Kelas

Banyak Kelas = 1 + 3,322 Log N

= 1 + 3,322 Log 30

= 1 + 3,322(1.47)

=1+4,883

=5,883 ~ 5

c. Menentukan Interval Kelas

Interval Kelas

d. Tabel Distribusi Frekuensi

No Kelas

Interval

F Tepi Kelas Nt Fkum/Fkb F (%) F.Nt

6. 55 – 60 4 54,5 – 60,5 57,5 30 13,33 230

7. 61 – 66 2 60,5 – 66,5 63,5 26 6,67 127

8. 67 – 72 12 66,5 – 72,5 69,5 24 40 834

9. 73 – 78 9 72,5 – 78,5 75,5 12 30 679,5

10. 79 – 84 3 78,5 – 84,5 81,5 3 10 244,5

- 30 - - - 100 2115

e. Median

Mencari median dengan rumus:

Median 4

5

.

/

.

/

Page 107: HUBUNGAN SISTEM IMBALAN DENGAN KOMPETENSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33745/1/Windy...kompetensi profesional guru di SMAN 1 Parung setelah rhitung dikonsultasikan

f. Modus

Mencari modus dengan rumus:

Mo .

/

.

/

.

/

Keterangan:

Bb = Batas bawah nyata dari interval yang mengandung median

fKb = Frekuensi kumulatif yang terletak dibawah interval yang

mengandung media

fi = Frekuensi yang mengandung median

N = Number of case

I = Interval

fa = Frekuensi yang terletak di atas interval yang mengandung modus

fb = Frekuensi yang terletak di bawah interval yang mengandung

modus

I = Interval Kelas

Page 108: HUBUNGAN SISTEM IMBALAN DENGAN KOMPETENSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33745/1/Windy...kompetensi profesional guru di SMAN 1 Parung setelah rhitung dikonsultasikan

Lampiran 15

Perhitungan Rata-Rata Simpangan Baku Skor Variabel X (Sistem Imbalan)

No.Resp X X-x (X-x)²

1 80 7.833 61.35589

2 76 3.833 14.69189

3 82 9.833 96.68789

4 44 -28.167 793.3799

5 84 11.833 140.0199

6 70 -2.167 4.695889

7 84 11.833 140.0199

8 78 5.833 34.02389

9 61 -11.167 124.7019

10 73 0.833 0.693889

11 68 -4.167 17.36389

12 85 12.833 164.6859

13 54 -18.167 330.0399

14 47 -25.167 633.3779

15 78 5.833 34.02389

16 60 -12.167 148.0359

17 63 -9.167 84.03389

18 75 2.833 8.025889

19 72 -0.167 0.027889

20 88 15.833 250.6839

21 64 -8.167 66.69989

22 70 -2.167 4.695889

23 64 -8.167 66.69989

24 83 10.833 117.3539

25 81 8.833 78.02189

26 84 11.833 140.0199

27 81 8.833 78.02189

28 82 9.833 96.68789

29 50 -22.167 491.3759

30 84 11.833 140.0199

2165

4360.167

Page 109: HUBUNGAN SISTEM IMBALAN DENGAN KOMPETENSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33745/1/Windy...kompetensi profesional guru di SMAN 1 Parung setelah rhitung dikonsultasikan

X

SD √ ( )

Page 110: HUBUNGAN SISTEM IMBALAN DENGAN KOMPETENSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33745/1/Windy...kompetensi profesional guru di SMAN 1 Parung setelah rhitung dikonsultasikan

Lampiran 16

Perhitungan Rata-Rata Simpangan Baku Skor Variabel Y (Kompetensi Profesional

Guru)

No.Resp X X-x (X-x)²

1 71 0.5 0.25

2 72 1.5 2.25

3 72 1.5 2.25

4 72 1.5 2.25

5 83 12.5 156.25

6 69 -1.5 2.25

7 77 6.5 42.25

8 76 5.5 30.25

9 60 -10.5 110.25

10 67 -3.5 12.25

11 70 -0.5 0.25

12 60 -10.5 110.25

13 62 -8.5 72.25

14 68 -2.5 6.25

15 71 0.5 0.25

16 57 -13.5 182.25

17 79 8.5 72.25

18 67 -3.5 12.25

19 64 -6.5 42.25

20 82 11.5 132.25

21 72 1.5 2.25

22 55 -15.5 240.25

23 75 4.5 20.25

24 75 4.5 20.25

25 75 4.5 20.25

26 76 5.5 30.25

27 73 2.5 6.25

28 74 3.5 12.25

29 67 -3.5 12.25

30 74 3.5 12.25

2115

1367.5

Page 111: HUBUNGAN SISTEM IMBALAN DENGAN KOMPETENSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33745/1/Windy...kompetensi profesional guru di SMAN 1 Parung setelah rhitung dikonsultasikan

X

SD √ ( )

Page 112: HUBUNGAN SISTEM IMBALAN DENGAN KOMPETENSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33745/1/Windy...kompetensi profesional guru di SMAN 1 Parung setelah rhitung dikonsultasikan

Lampiran 17

Perhitungan Uji Normalitas Skor Variabel X Dengan Menggunakan Uji

Liliefors

Kriteria Pengujian:

Jika Lhitung < Ltabel data berdistribusi normal

Jika Lhitung > Ltabel data berdistribusi tidak normal

No Xi Zi Tabel Z F kum F(Zi) S (Zi) F (ZI)-S(ZI)

1 44 -2.29728 0.489 1 0.011 0.033333 -0.02233

2 47 -2.05261 0.4798 2 0.0202 0.066667 -0.04647

3 50 -1.80793 0.4641 3 0.0359 0.1 -0.0641

4 54 -1.48169 0.4306 4 0.0694 0.133333 -0.06393

5 60 -0.99233 0,3389 5 0.1611 0.166667 -0.00557

6 61 -0.91077 0.3186 6 0.1814 0.2 -0.0186

7 63 -0.74766 0.2704 7 0.2296 0.233333 -0.00373

8 64 -0.6661 0.2454 8 0.2546 0.266667 -0.01207

9 64 -0.6661 0.2454 9 0.2546 0.3 -0.0454

10 68 -0.33986 0.1293 10 0.3707 0.333333 0.037367

11 70 -0.17674 0.0675 11 0.4325 0.366667 0.065833

12 70 -0.17674 0.0675 12 0.4325 0.4 0.0325

13 72 -0.01362 0.004 13 0.496 0.433333 0.062667

14 73 0.067939 0.0239 14 0.5239 0.466667 0.057233

15 75 0.231058 0.091 15 0.591 0.5 0.091

16 76 0.312617 0.1217 16 0.6217 0.533333 0.088367

17 78 0.475736 0.1808 17 0.6808 0.566667 0.114133

18 78 0.475736 0.1808 18 0.6808 0.6 0.0808

19 80 0.638855 0.2357 19 0.7357 0.633333 0.102367

20 81 0.720414 0.2642 20 0.7642 0.666667 0.097533

21 81 0.720414 0.2642 21 0.7642 0.7 0.0642

22 82 0.801974 0.2881 22 0.7881 0.733333 0.054767

23 82 0.801974 0.2881 23 0.7881 0.766667 0.021433

24 83 0.883533 0.3106 24 0.8106 0.8 0.0106

25 84 0.965093 0.3315 25 0.8315 0.833333 -0.00183

26 84 0.965093 0.3315 26 0.8315 0.866667 -0.03517

27 84 0.965093 0.3315 27 0.8315 0.9 -0.0685

28 84 0.965093 0.3315 28 0.8315 0.933333 -0.10183

29 85 1.046652 0.3508 29 0.8508 0.966667 -0.11587

30 88 1.29133 0.4015 30 0.9015 1 -0.0985

Jumlah 2165

Mean 72.16667

Page 113: HUBUNGAN SISTEM IMBALAN DENGAN KOMPETENSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33745/1/Windy...kompetensi profesional guru di SMAN 1 Parung setelah rhitung dikonsultasikan

SD 12,261

L (Tabel) 0.1617

L (Hitung) 0.114133

Dari perhitungan diatas diperoleh nilai Lhitung adalah 0,1141. Sementara itu nilai

Ltabel untuk N=30 dengan taraf signifikan 5% adalah 0,1617. Hal tersebut berarti

Lhitung < Ltabel. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa skor variabel X

berdistribusi normal.

Page 114: HUBUNGAN SISTEM IMBALAN DENGAN KOMPETENSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33745/1/Windy...kompetensi profesional guru di SMAN 1 Parung setelah rhitung dikonsultasikan

Lampiran 18

Perhitungan Uji Normalitas Skor Variabel Y Dengan Menggunakan Uji

Liliefors

Kriteria Pengujian:

Jika Lhitung < Ltabel data berdistribusi normal

Jika Lhitung > Ltabel data berdistribusi tidak normal

No Xi Zi Tabel Z F kum F(Zi) S (Zi) F (ZI)-S(ZI)

1 55 -2.2575 0.4878 1 0.0122 0.033333 -0.0211333

2 57 -1.96621 0.475 2 0.025 0.066667 -0.0416667

3 60 -1.52927 0.4357 3 0.0643 0.1 -0.0357

4 60 -1.52927 0.4357 4 0.0643 0.133333 -0.0690333

5 62 -1.23798 0.3907 5 0.1093 0.166667 -0.0573667

6 64 -0.94669 0.3264 6 0.1736 0.2 -0.0264

7 67 -0.50976 0.1915 7 0.3085 0.233333 0.07516667

8 67 -0.50976 0.1915 8 0.3085 0.266667 0.04183333

9 67 -0.50976 0.1915 9 0.3085 0.3 0.0085

10 68 -0.36411 0.1406 10 0.3594 0.333333 0.02606667

11 69 -0.21847 0.0832 11 0.4168 0.366667 0.05013333

12 70 -0.07282 0.0279 12 0.4721 0.4 0.0721

13 71 0.072823 0.0279 13 0.5279 0.433333 0.09456667

14 71 0.072823 0.0279 14 0.5279 0.466667 0.06123333

15 72 0.218468 0.0832 15 0.5832 0.5 0.0832

16 72 0.218468 0.0832 16 0.5832 0.533333 0.04986667

17 72 0.218468 0.0832 17 0.5832 0.566667 0.01653333

18 72 0.218468 0.0832 18 0.5832 0.6 -0.0168

19 73 0.364113 0.1406 19 0.6406 0.633333 0.00726667

Page 115: HUBUNGAN SISTEM IMBALAN DENGAN KOMPETENSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33745/1/Windy...kompetensi profesional guru di SMAN 1 Parung setelah rhitung dikonsultasikan

20 74 0.509758 0.1915 20 0.6915 0.666667 0.02483333

21 74 0.509758 0.1915 21 0.6915 0.7 -0.0085

22 75 0.655403 0.2422 22 0.7422 0.733333 0.00886667

23 75 0.655403 0.2422 23 0.7422 0.766667 -0.0244667

24 75 0.655403 0.2422 24 0.7422 0.8 -0.0578

25 76 0.801049 0.2881 25 0.7881 0.833333 -0.0452333

26 76 0.801049 0.2881 26 0.7881 0.866667 -0.0785667

27 77 0.946694 0.3264 27 0.8264 0.9 -0.0736

28 79 1.237984 0.3907 28 0.8907 0.933333 -0.0426333

29 82 1.67492 0.4525 29 0.9525 0.966667 -0.0141667

30 83 1.820565 0.4656 30 0.9656 1 -0.0344

Jumlah 2115

Mean 70.5

SD 6,866

L (Tabel)

0.1617

L (Hitung)

0.094567

Dari perhitungan diatas diperoleh nilai Lhitung adalah 0,0945. Sementara itu nilai

Ltabel untuk N=30 dengan taraf signifikan 5% adalah 0,1617. Hal tersebut berartu

Lhitung < Ltabel. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa skor variabel Y

berdistribusi normal.

Page 116: HUBUNGAN SISTEM IMBALAN DENGAN KOMPETENSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33745/1/Windy...kompetensi profesional guru di SMAN 1 Parung setelah rhitung dikonsultasikan

Lampiran 19

Contoh Perhitungan Pada Uji Normalitas:

1) Mengurutkan data sampel dari yang terkecil hingga yang terbesar.

2) Hitung rata-rata nilai skor sampel.

3) Hitung standar deviasi dengan rumus:

√( )

4) Hitung Zi dengan rumus :

5) Tentukan nilai tabel Z berdasarkan nilai Zn dengan mengabaikan nilai negatif.

6) Tentukan peluang masing-masing nilai z berdasarkan tabel Z (tulis dengan F

(Zi)). Yaitu dengan cara nilai 0,05- nilai tabel Z apabila nilai Zi negative, dan

nilai 0,5 + nilai Z apabila nilai Zi positif.

7) Tentukan nilai S (Zi) dengan cara membagi frekuensi kumulatif dengan

number of case.

8) Tentukan nilai Lhitung = [F.(Zi)-S(Zi)] dan bandingkan dengan Ltabel (lihat

lampiran L kritis untuk uji liliefors).

9) Jika Lhitung<Ltabel maka sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

Page 117: HUBUNGAN SISTEM IMBALAN DENGAN KOMPETENSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33745/1/Windy...kompetensi profesional guru di SMAN 1 Parung setelah rhitung dikonsultasikan

Lampiran 20

Uji Homogenitas Variabel X dan Y

Kriteria pengujian:

Fhitung < Ftabel = data mempunyai variansi yang sama atau homogen

Fhitung > Ftabel = data tidak mempunyai variansi yang sama atau homogen

No X Y X² Y²

1 80 71 6400 5041

2 76 72 5776 5184

3 82 72 6724 5184

4 44 72 1936 5184

5 84 83 7056 6889

6 70 69 4900 4761

7 84 77 7056 5929

8 78 76 6084 5776

9 61 60 3721 3600

10 73 67 5329 4489

11 68 70 4624 4900

12 85 60 7225 3600

13 54 62 2916 3844

14 47 68 2209 4624

15 78 71 6084 5041

16 60 57 3600 3249

17 63 79 3969 6241

18 75 67 5625 4489

19 72 64 5184 4096

20 88 82 7744 6724

21 64 72 4096 5184

22 70 55 4900 3025

23 64 75 4096 5625

24 83 75 6889 5625

25 81 75 6561 5625

26 84 76 7056 5776

27 81 73 6561 5329

28 82 74 6724 5476

29 50 67 2500 4489

30 84 74 7056 5476

2165 2115 160601 150475

Page 118: HUBUNGAN SISTEM IMBALAN DENGAN KOMPETENSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33745/1/Windy...kompetensi profesional guru di SMAN 1 Parung setelah rhitung dikonsultasikan

Langkah-langkah perhitungan uji homogenitas adalah sebagai berikut:

a. Mencari varians variabel X dan Y, dengan rumus:

SX² ( )

( )

( ) ( )

( )

( )

SY² ( )

( )

( ) ( )

( )

( )

b. Mencari nilai Fhitung dari varians X dan Y

F s 2

1

s 2

2

=47,155

150,350

=0,313 c. Mencari nilai Ftabel, dk pembilang = n-1, dk penyebut = n-1, taraf sig. 5%

dk pembilang (30-1) =29 ; dk penyebut (30-1) = 29

Ftabel = 1,84

Fhitung (0,313) < Ftabel (1,84), Tolak H0

Dengan demikian, asumsi homogenitas variansi data dapatdikatakan

terpenuhi, atau dengan kata lain data mempunyai variansi yang homogen.

Page 119: HUBUNGAN SISTEM IMBALAN DENGAN KOMPETENSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33745/1/Windy...kompetensi profesional guru di SMAN 1 Parung setelah rhitung dikonsultasikan

Lampiran 21

Perhitungan Uji Linearitas Menggunakan Persamaan Regresi Sederhana

Kriteria pengujian:

Jika Fhitung < Ftabel data berpola linier

Jika Fhitung < Ftabel data tidak berpola linier

No. X Y X² Y² XY

1 80 71 6400 5041 5680

2 76 72 5776 5184 5472

3 82 72 6724 5184 5904

4 44 72 1936 5184 3168

5 84 83 7056 6889 6972

6 70 69 4900 4761 4830

7 84 77 7056 5929 6468

8 78 76 6084 5776 5928

9 61 60 3721 3600 3660

10 73 67 5329 4489 4891

11 68 70 4624 4900 4760

12 85 60 7225 3600 5100

13 54 62 2916 3844 3348

14 47 68 2209 4624 3196

15 78 71 6084 5041 5538

16 60 57 3600 3249 3420

17 63 79 3969 6241 4977

18 75 67 5625 4489 5025

19 72 64 5184 4096 4608

20 88 82 7744 6724 7216

21 64 72 4096 5184 4608

22 70 55 4900 3025 3850

23 64 75 4096 5625 4800

24 83 75 6889 5625 6225

25 81 75 6561 5625 6075

26 84 76 7056 5776 6384

27 81 73 6561 5329 5913

28 82 74 6724 5476 6068

29 50 67 2500 4489 3350

30 84 74 7056 5476 6216

2165 2115 160601 150475 153650

Page 120: HUBUNGAN SISTEM IMBALAN DENGAN KOMPETENSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33745/1/Windy...kompetensi profesional guru di SMAN 1 Parung setelah rhitung dikonsultasikan

a. Menentukan Persamaan Regresi Y atas X (Ŷ= a+bX)

Dari tabel diatas, dapat ditentukan persamaan atau model regresi sebagai

berikut:

Ŷ = a+bX

dan a=Y-bX dimana:

X= 2165, X²=160601, X= 72,167

Y= 2115, Y²=150475, Y= 70,5, XY= 153650

( )( )

( )( )

( )

( )

( )

( )

Page 121: HUBUNGAN SISTEM IMBALAN DENGAN KOMPETENSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33745/1/Windy...kompetensi profesional guru di SMAN 1 Parung setelah rhitung dikonsultasikan

( )( )

=70,5-16,841069

=53,658931

Persamaan Regresi Y atas X adalah

Ŷ= 53,65 + 0,233 X

b. Uji Linearitas dan Signifikansi Regresi Y atas X

1. Menghitung Jumlah Kuadrat (JK) beberapa sumber varians

JK(T) = Y² = 150475

JK(a) = ( )

=( )

= 149107,5

JK(b/a) =b xy

=( )( )

=237,446

JK(S) = JK(T)-JK(a)-JK(b/a)

=150475-149107,5-237,446

=1130,054

JK(G) = 2

( )

3

Untuk itu data terlebih dahulu diurutkan menurut variabel X

No X Kelompok Y Y²

1 44 1 71 5041

2 47 2 72 5184

3 50 3 72 5184

4 54 4 72 5184

5 60 5 83 6889

6 61 6 69 4761

7 63 7 77 5929

8 64 8 76 5776

9 64 60 3600

10 68 9 67 4489

Page 122: HUBUNGAN SISTEM IMBALAN DENGAN KOMPETENSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33745/1/Windy...kompetensi profesional guru di SMAN 1 Parung setelah rhitung dikonsultasikan

11 70 10 70 4900

12 70 60 3600

13 72 11 62 3844

14 73 12 68 4624

15 75 13 71 5041

16 76 14 57 3249

17 78 15 79 6241

18 78 67 4489

19 80 16 64 4096

20 81 17 82 6724

21 81 72 5184

22 82 18 55 3025

23 82 75 5625

24 83 19 75 5625

25 84 20 75 5625

26 84 76 5776

27 84 73 5329

28 84 74 5476

29 85 21 67 4489

30 88 22 74 5476

Jumlah 2115 150475

Selanjutnya dihitung jumlah kuadrat galat untuk data variabel Y khusus untuk

variabel X yang sama (kelompok sama) saja, karena variabel X yang tidak sama

akan bernilai nol. Perhitungannya sebagai berikut:

JK (G) = (76²+60² -

) + (70²+60² -

) + (79²+67² -

)+(82²+72² -

)+(55²+75² -

) + (75²+76²+73²+74² -

) = 505

JK(Tc) = JK(S) – JK(G)

=1130,054 – 505

=625,054

2. Menentukan derajat bebas (db) beberapa sumber varians

db(T) = n= 30

db (a)= 1

db(b/a)=1

Page 123: HUBUNGAN SISTEM IMBALAN DENGAN KOMPETENSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33745/1/Windy...kompetensi profesional guru di SMAN 1 Parung setelah rhitung dikonsultasikan

db(S) =n-2=30-2=28

db(G)= n-k =30-22=8

db(Tc)=k-2=22-2=20

3. Menghitung Rata-rata Jumlah Kuadrat (RJK)

RJK(a) = ( )

( )

=149107,5

RJK(b/a) = ( )

( )

=237,446

RJK(S)= ( )

( )

RJK(G) = ( )

( )

RJK(Tc) = ( )

( )

4. Menentukan Fhitung berkaitan dengan linearitas dan signifikansi regresi

Uji Linearitas Regresi Y atas X

H0: Y = + X (regresi linear)

H1: Y + X (regresi tak linear)

Fhit (TC) = ( )

( )

Bandingkan dengan Ftab untuk =0,05. Db(Tc)=20, dan db(G)=8 diperoleh

Ftab(0,05:20:8)=3,15. Sehingga Fhit (TC) <Ftab, hal ini berarti H0 diterima.

Dengan demikian, persamaan regresi Y atas X berbentuk garis linear.

Page 124: HUBUNGAN SISTEM IMBALAN DENGAN KOMPETENSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33745/1/Windy...kompetensi profesional guru di SMAN 1 Parung setelah rhitung dikonsultasikan

Lampiran 22

Perhitungan Uji Hipotesis Variabel X dan Y Dengan Menggunakan Korelasi

Product Moment

No X Y X² Y² XY

1 80 71 6400 5041 5680

2 76 72 5776 5184 5472

3 82 72 6724 5184 5904

4 44 72 1936 5184 3168

5 84 83 7056 6889 6972

6 70 69 4900 4761 4830

7 84 77 7056 5929 6468

8 78 76 6084 5776 5928

9 61 60 3721 3600 3660

10 73 67 5329 4489 4891

11 68 70 4624 4900 4760

12 85 60 7225 3600 5100

13 54 62 2916 3844 3348

14 47 68 2209 4624 3196

15 78 71 6084 5041 5538

16 60 57 3600 3249 3420

17 63 79 3969 6241 4977

18 75 67 5625 4489 5025

19 72 64 5184 4096 4608

20 88 82 7744 6724 7216

21 64 72 4096 5184 4608

22 70 55 4900 3025 3850

23 64 75 4096 5625 4800

24 83 75 6889 5625 6225

25 81 75 6561 5625 6075

26 84 76 7056 5776 6384

27 81 73 6561 5329 5913

28 82 74 6724 5476 6068

29 50 67 2500 4489 3350

30 84 74 7056 5476 6216

2165 2115 160601 150475 153650

Page 125: HUBUNGAN SISTEM IMBALAN DENGAN KOMPETENSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33745/1/Windy...kompetensi profesional guru di SMAN 1 Parung setelah rhitung dikonsultasikan

HIPOTESIS STATISTIK:

H0 : r = 0

Ha : r 0

Jika rhitung = 0 berarti tidak ada hubungan antara variabel X dan Y

Jika rhitung 0 berarti ada hubungan antara variabel X dan Y

( )( )

√( ( ) )( ( ) )

( )( )

√( ) ( ) ) ( ) ( ) )

√( ) ( )

√( ) ( )

Dari perhitungan diatas diperoleh nilai r hitung sebesar 0,416. Hal ini berarti H0

ditolak dan Ha diterima karena rhitung 0 atau dapat disimpulkan bahwa terdapat

hubungan antara varibel X dan Y. Selanjutnya nilai rtabel pada N=30 dan taraf

signifikan =0,05 adalah 0,374 hal ini berarti rhitung lebih besar dari rtabel. Dengan

demikian terdapat korelasi yang signifikan antara variabel X dengan Y.

Selanjutnya dicari koefesien determinasi (KD) dengan cara:

KD = r² x 100%

= (0,416)² x 100%

= 17,36%

Dari perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa koefesien determinasinya adalah

sebesar 17,36%. Hal ini berarti sistem imbalan memberikan kontribusi terhadap

kompetensi profesional guru sebesar 17,36 %, sedangkan 82,64% dipengaruhi

oleh faktor-faktor lainnya.

Page 126: HUBUNGAN SISTEM IMBALAN DENGAN KOMPETENSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33745/1/Windy...kompetensi profesional guru di SMAN 1 Parung setelah rhitung dikonsultasikan
Page 127: HUBUNGAN SISTEM IMBALAN DENGAN KOMPETENSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33745/1/Windy...kompetensi profesional guru di SMAN 1 Parung setelah rhitung dikonsultasikan
Page 128: HUBUNGAN SISTEM IMBALAN DENGAN KOMPETENSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33745/1/Windy...kompetensi profesional guru di SMAN 1 Parung setelah rhitung dikonsultasikan
Page 129: HUBUNGAN SISTEM IMBALAN DENGAN KOMPETENSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33745/1/Windy...kompetensi profesional guru di SMAN 1 Parung setelah rhitung dikonsultasikan
Page 130: HUBUNGAN SISTEM IMBALAN DENGAN KOMPETENSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33745/1/Windy...kompetensi profesional guru di SMAN 1 Parung setelah rhitung dikonsultasikan
Page 131: HUBUNGAN SISTEM IMBALAN DENGAN KOMPETENSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33745/1/Windy...kompetensi profesional guru di SMAN 1 Parung setelah rhitung dikonsultasikan
Page 132: HUBUNGAN SISTEM IMBALAN DENGAN KOMPETENSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33745/1/Windy...kompetensi profesional guru di SMAN 1 Parung setelah rhitung dikonsultasikan
Page 133: HUBUNGAN SISTEM IMBALAN DENGAN KOMPETENSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33745/1/Windy...kompetensi profesional guru di SMAN 1 Parung setelah rhitung dikonsultasikan
Page 134: HUBUNGAN SISTEM IMBALAN DENGAN KOMPETENSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33745/1/Windy...kompetensi profesional guru di SMAN 1 Parung setelah rhitung dikonsultasikan
Page 135: HUBUNGAN SISTEM IMBALAN DENGAN KOMPETENSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33745/1/Windy...kompetensi profesional guru di SMAN 1 Parung setelah rhitung dikonsultasikan
Page 136: HUBUNGAN SISTEM IMBALAN DENGAN KOMPETENSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33745/1/Windy...kompetensi profesional guru di SMAN 1 Parung setelah rhitung dikonsultasikan

Lampiran 27

BIODATA PENULIS

Data Pribadi

Nama : Windy Mellsarah

NIM : 1112018200012

Fakultas/Jurusan : FITK/Manajemen Pendidikan

Angkatan : 2012

Tempat, Tgl Lahir : Aceh, 21 Oktober 1994

Alamat : Perumahan Metro Parung Blok B3/31 RT 03/07.

Parung-Bogor

Email : [email protected]

Pendidikan

1. SDN Parung 03 2000-2006

2. SMPN 1 Parung 2006-2009

3. SMAN 1 Parung 2009-2012

4. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2009-2016