HUBUNGAN SISTEM IMBALAN DENGAN...
Transcript of HUBUNGAN SISTEM IMBALAN DENGAN...
HUBUNGAN SISTEM IMBALAN DENGAN KOMPETENSI
PROFESIONAL GURU DI SMAN 1 PARUNG
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Oleh:
Windy Mellsarah
NIM 1112018200012
JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2016
i
ABSTRAK
Windy Mellsarah, NIM: 1112018200012, Hubungan Sistem Imbalan dengan
Kompetensi Profesional Guru di SMAN 1 Parung. Jurusan Manajemen
Pendidikan, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara sistem imbalan
dengan kompetensi profesional guru di SMAN 1 Parung. Penelitian ini telah
dilaksanakan pada bulan januari sampai dengan September 2016 di SMAN 1
Parung. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif dengan metode korelasional. Instrumen penelitian yang digunakan
adalah angket mengenai sistem imbalan dan kompetensi profesional guru.
Hasil yang ditemukan dari penelitian ini ialah diperoleh rhitung sebesar
0,416, sedangkan rtabel pada taraf signifikan 5% sebesar 0,374, atau rhitung > rtabel.
Dengan demikian dapat dinyatakan terdapat hubungan antara sistem imbalan
dengan kompetensi profesional guru, dan dapat diperoleh KD sebesar 17,36%.
Dengan diperoleh nilai koefesien sebesar 17,36%, maka dapat disimpulkan
bahwa sistem imbalan terbukti terdapat hubungan terhadap kompetensi
profesional guru. Dengan demikian sistem imbalan memberikan kontribusi dalam
meningkatkan kompetensi profesional guru disamping faktor-faktor lain yang
mempengaruhi.
Dengan demikian hubungan sistem imbalan dalam meningkatkan
kompetensi profesional guru di SMAN 1 Parung setelah rhitung dikonsultasikan
dengan tabel pedoman interpretasi koefesien korelasi, berada pada taraf yang
sedang.
Kata Kunci: Sistem Imbalan, Kompetensi Profesional Guru
ii
ABSTRACT
Windy Mellsarah, NIM: 1112018200012, Relationship Rewards System with
Professional Competence Teacher at SMAN 1 Parung. Department
Management Education, Faculty of Tarbiya Science and Teaching UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
This research aims to know the relationship between the reward system
with professional competence of teachers at SMAN 1 Parung. This research was
conducted in January through September 2016 at SMAN 1 Parung. This type of
research used in this research is quantitative with correlational method. The
research instrument used was a questionnaire regarding the remuneration system
and the professional competence of teachers.
Results found from this research were obtained rhitung amounted to 0.416,
while rtabel at 5% significant level of 0.374, or rhitung> rtabel. Thus it can be
stated there is a relationship between the system rewards the professional
competence of teachers, and can be obtained KD of 17.36%.
With the values obtained coefficient of 17.36%, it can be concluded that
the reward system is proven there is a link to the professional competence of
teachers. Thus the reward system contributes in increasing the professional
competence of teachers in addition to other factors that influence.
Thus the relationship reward system in improving the professional competence of
teachers at SMAN 1 Parung after rhitung consulted with guidelines for
interpretation of the correlation coefficient table, located at the level of being.
Key Word : Rewards System, Professional Competence Teacher
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat Rahmat
dan Karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Shalawat
beserta salam semoga senantiasa terlimpah curahkan kepada Nabi Muhammad
SAW, kepada keluarganya, para sahabatnya, hingga kepada umatnya hingga akhir
zaman.
Penulis menyadari bahwa selama penyusunan skripsi ini tidak sedikit
kesulitan dan hambatan yang penulis alami . Namun berkat bantuan, bimbingan,
dan arahan dari berbagai pihak akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan tepat pada
waktunya. Oleh karena itu dalam kesempatan ini dengan segala kerendahan hati,
penulis ingin mempersembahkan doa dan ucapan terimakasih kepada:
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Hasyim Asy’ari, M. Pd, selaku Ketua Jurusan Manajemen Pendidikan
yang juga sekaligus dosen pembimbing I, yang selalu mendukung dan
meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, nasehat, dan pengarahan
kepada penulis selama pembuatan skripsi ini.
3. Dra. Yefnelty Z, M.Pd. Dosen Pembimbing II dalam penulisan skripsi,
beliau telah meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya dalam membantu dan
mendukung penulis selama pembuatan skripsi ini.
4. Drs. Rusydy Zakaria, M.Ed, M.Phil. Dosen Penasehat Akademik yang selalu
meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan nasehat kepada
penulis selama menjalani perkuliahan di kampus UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
5. Drs.H.Jamaludin Selaku wakil kepala sekolah SMAN 1 Parung beserta
seluruh guru SMAN 1 Parung yang telah banyak memberikan informasi
kepada penulis dalam penelitian skripsi.
6. Kepada Papah dan Mamah tercinta, Muhammad Nur dan Cut Nurlailawati,
berkat doa dan kasih sayang yang tak terhingga penulis dapat bertahan
iv
sampai saat ini, serta berkat dukungannya penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan baik.
7. Teruntuk kakak dan adikku. Cindy Hanna Ivana dan Rindy Mouliyana.
Terima kasih selama ini telah memberikan doa, motivasi dan semangatnya
kepada penulis.
8. Teruntuk Kekasihku Bambang Rudianto. Terima kasih selama ini telah
memberikan doa, motivasi, dan dukungannya kepada penulis untuk segera
menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
9. Sahabatku Sri Utami. Terima kasih telah setia menemani penulis untuk
melalukan penelitian ke sekolah, dan selalu memberikan doa dan
semangatnya kepada penulis.
10. Sahabat-sahabat terbaikku Rikah, Adelia Khaerunnisa, Mantik Sari Zahiah
G. terima kasih kalian telah menjadi bagian dari cerita di masa kuliah, dan
terima kasih untuk doa dan semangatnya sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan.
11. Teman-teman seperjuangan Manajemen Pendidikan angkatan 2012.
Terimakasih telah menjadi teman terbaik selama kuliah, yang saling
mensupport dan mendoakan satu sama lain.
12. Serta kepada segenap pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Terimakasih atas motivasi dan bimbingan yang sangat bermanfaat kepada
penulis dalam penyusunan skripsi ini.
Atas segala jeri payah dan kebaikan mereka selama ini, semoga Allah
membalasnya dengan balasan yang berlibat ganda.Amin.
Pada akhirnya penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat khusunya bagi
penulis, dan umumnya bagi semua pembaca. Penulis menyadari dalam pembuatan
skripsi ini terdapat banyak kekurangan, untuk itu penulis berharap adanya saran
dan kritik yang membangun dari pembaca untuk perbaikan dan kemajuan penulis
kedepan.
Jakarta, 17 Oktober 2016
Penulis
v
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
LEMBAR PENGESAHAN UJI REFERENSI
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI
LEMBAR PERNYATAAN KARYA SENDIRI
ABSTRAK .................................................................................................................... i
ABSTRACT ................................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR .................................................................................................. iii
DAFTAR ISI .................................................................................................................. v
DAFTAR TABEL ......................................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................ x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................................ 5
C. Pembatasan Masalah........................................................................ ......... 5
D. Perumusan Masalah .................................................................................. 5
E. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 5
F. Manfaat Penelitian .................................................................................... 6
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoritik....................................................................................... 7
1. Kompetensi Profesional Guru .............................................................. 7
a. Pengertian Kompetensi Profesional ............................................... 7
b. Syarat Profesional Guru ................................................................ 9
c. Dimensi Kompetensi Profesional Guru ......................................... 12
2. Sistem Imbalan ..................................................................................... 15
a. Pengertian Imbalan......................................................................... 15
b. Sistem Imbalan ............................................................................... 17
c. Jenis-jenis Imbalan ......................................................................... 18
vi
d. Asas Imbalan .................................................................................. 23
e. Tujuan Imbalan .............................................................................. 23
f. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sistem Imbalan ...................... 25
B. Hasil Penelitian yang Relevan ................................................................... 27
C. Kerangka Berpikir ...................................................................................... 28
D. Hipotesis ..................................................................................................... 30
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................... 31
B. Metode Penelitian....................................................................................... 31
C. Populasi dan Sampel ................................................................................. 32
D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 32
E. Instrumen Penelitian .................................................................................. 33
F. Uji Instrumen ............................................................................................ 38
G. Teknik Analisis Data .................................................................................. 40
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum SMAN 1 Parung ........................................................... 46
1. Profil SMAN 1 Parung ......................................................................... 46
2. Sejarah SMAN 1 Parung ...................................................................... 46
3. Visi dan Misi SMAN 1 Parung ............................................................ 47
4. Gambaran Sistem Imbalan Guru SMAN 1 Parung .............................. 48
5. Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan SMAN 1 Parung . .......... 49
6. Keadaan Siswa. .................................................................................... 49
7. Sarana dan Prasarana ........................................................................... 51
B. Deskripsi Data ........................................................................................... 51
1. Data Sistem Imbalan ........................................................................... 51
2. Data Kompetensi Profesional Guru ..................................................... 53
C. Hasil Analisis Data .................................................................................... 54
1. Pengujian Prasyarat Analisis Data ....................................................... 54
2. Pengujian Hipotesis .............................................................................. 56
3. Uji Determinasi .................................................................................... 56
D. Pembahasan Hasil Penelitian ..................................................................... 57
vii
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................ 60
B. Saran .......................................................................................................... 60
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 62
LAMPIRAN-LAMPIRAN .......................................................................................... 64
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Kerangka Berfikir ................................................................................. 29
Tabel 3.1 Waktu Kegiatan Penelitian .................................................................... 31
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Variabel Kompetensi Profesional Guru ............... 33
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Sistem Imbalan ...................................................... 35
Tabel 3.4 Pedoman Interpretasi Koefesien Korelasi ............................................. 44
Tabel 4.1 Keadaan Tenaga Pendidik SMAN 1 Parung ......................................... 49
Tabel 4.2 Keadaan Tenaga Kependidikan SMAN 1 Parung.................................. 49
Tabel 4.3 Keadaan Siswa Kelas 10 ........................................................................ 49
Tabel 4.4 Keadaan Siswa Kelas 11 ........................................................................ 50
Tabel 4.5 Keadaan Siswa Kelas 12 ........................................................................ 50
Tabel 4.6 Keadaan Sarana dan Prasarana .............................................................. 51
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Variabel X ............................................................ 52
Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Variabel Y ............................................................ 53
Tabel 4.9 Uji Normalitas ........................................................................................ 55
Tabel 4.10 Uji Homogenitas .................................................................................... 56
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Grafik Distribusi Frekuensi Variabel X ................................................ 52
Gambar 4.2 Grafik Distribusi Frekuensi Variabel Y ................................................ 54
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Instrumen Uji Coba Sistem Imbalan ...................................................... 64
Lampiran 2 Instrumen Uji Coba Kompetensi Profesional Guru ................................ 66
Lampiran 3 Instrumen Penelitian Sistem Imbalan ...................................................... 69
Lampiran 4 Instrumen Penelitian Kompetensi Profesional Guru .............................. 71
Lampiran 5 Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel X .............................................. 73
Lampiran 6 Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Y ................................................ 74
Lampiran 7 Contoh Perhitungan Validitas Variabel X .............................................. 75
Lampiran 8 Contoh Perhitungan Validitas Variabel Y ............................................. 77
Lampiran 9 Perhitungan Reliabilitas Variabel X ....................................................... 79
Lampiran 10 Perhitungan Reliabilitas Variabel Y ....................................................... 80
Lampiran 11 Tabel Skor Hasil Penelitian Variabel X ................................................. 81
Lampiran 12 Tabel Skor Hasil Penelitian Variabel Y ................................................. 84
Lampiran 13 Perhitungan Distribusi Frekuensi Variabel X ......................................... 87
Lampiran 14 Perhitungan Distribusi Frekuensi Variabel Y ......................................... 89
Lampiran 15 Perhitungan Rata-rata Simpangan Baku Skor Variabel X ..................... 91
Lampiran 16 Perhitungan Rata-rata Simpangan Baku Skor Variabel Y ..................... 93
Lampiran 17 Perhitungan Uji Normalitas Skor Variabel X Dengan
Menggunakan Uji Liliefors ..................................................................... 95
Lampiran 18 Perhitungan Uji Normalitas Skor Variabel Y Dengan
Menggunakan Uji Liliefors .................................................................... 97
Lampiran 19 Contoh Perhitungan Pada Uji Normalitas ............................................... 99
Lampiran 20 Uji Homogenitas Variabel X dan Y ........................................................ 100
Lampiran 21 Perhitungan Uji Linearitas Menggunakan Persamaan Regresi
Sederhana ............................................................................................... 102
Lampiran 22 Perhitungan Uji HipotesisVariabel X dan Y Dengan Menggunakan
Korelasi Product Moment........................................................................ 107
Lampiran 23 Surat Bimbingan Skripsi ......................................................................... 109
Lampiran 24 Surat Izin Penelitian ............................................................................... 110
Lampiran 25 Surat Keterangan Telah malakukan penelitian .................................... 111
xi
Lampiran 26 Lembar Uji Referensi ............................................................................. 112
Lampiran 27 Biodata Penulis ......................................................................................... 119
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Guru merupakan ujung tombak pendidikan. Sosok yang satu ini akan
senantiasa menjadi sorotan strategis ketika berbicara masalah pendidikan.
Guru selalu terkait dengan komponen manapun dalam sistem pendidikan dan
paling berpengaruh terhadap terciptanya proses dan hasil pendidikan yang
berkualitas. Disamping itu kedudukan guru dalam kegiatan belajar mengajar
juga sangat strategis dan menentukan karena gurulah yang berhadapan
langsung dengan peserta didik untuk mentransfer ilmu pengetahuan dan
teknologi serta mendidik dengan nilai-nilai positif melalui bimbingan dan
keteladanannya.
Guru merupakan suatu profesi yang artinya suatu jabatan atau
pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru.1 Suatu jabatan atau
pekerjaan yang disebut profesi tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang,
tetapi memerlukan persiapan melalui pendidikan dan pelatihan secara khusus.
Guru sendiri dituntut tidak hanya sebagai pendidik yang harus mampu
mentransformasikan pengetahuan, nilai, dan keterampilan, tetapi sekaligus
sebagai penjaga moral bagi anak didik. Oleh karena itu guru harus memiliki
kompetensi dalam membimbing siswa dan bahkan mampu memberikan
teladan yang baik.
Salah satu kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh seorang guru
adalah kemampuan profesional. Kemampuan profesional adalah kemampuan
yang berkaitan dengan tugas-tugas guru sebagai pembimbing, pendidik, dan
pengajar. Guru diharapkan dapat menjalankan tugasnya secara profesional.
Karena guru profesional merupakan kunci pokok kelancaran dan kesuksesan
proses belajar di sekolah. Karena hanya guru yang profesional yang bisa
menciptakan situasi aktif siswa dalam kegiatan pembelajaran. Guru yang
1 Daryanto dan Tasrial, Pengembangan Karir Profesi Guru, (Yogyakarta:Penerbit Gava Media,
2015), Cet. I, h. 70
2
profesional diyakini mampu mengantarkan siswa dalam pembelajaran untuk
menemukan, mengelola dan memadukan perolehannya dan memecahkan
persoalan-persoalan yang berkaitan dengan pengetahuan, sikap, dan nilai
maupun keterampilan hidupnya.
Manajemen sumber daya manusia sangat penting bagi lembaga
pendidikan dalam mengelola dan mengatur guru sehingga dapat bekerja
dengan baik dan benar untuk tercapainya tujuan lembaga pendidikan. Sumber
daya manusia di lembaga pendidikan yang dalam hal ini meliputi guru perlu
dikelola secara profesional agar terwujud antara kebutuhan guru dengan
teratur dan kemampuan lembaga pendidikan.
Perkembangan lembaga pendidikan tergantung pada kondisi tenaga
pendidik sebagai garda terdepan yang secara langsung berhadapan dengan
anak didik dan menyelenggarakan proses pendidikan. Dengan posisi ini,
tentunya tingkat kualitas hasil pembelajaran sangat tergantung pada kualitas
guru. Keberhasilan pembelajaran dan pendidikan dapat dicapai apabila para
guru hidup dengan memadai, memiliki penghasilan yang mencukupi,
manusiawi dan bermartabat, karena bagi mayoritas guru imbalan masih tetap
merupakan motivasi utama dalam bekerja untuk meningkatkan semangat kerja
yang lebih baik sehingga mereka mampu memberikan perhatian secara
memadai dalam menunaikan tugasnya dengan baik dalam proses
pembelajaran.
Imbalan merupakan salah satu faktor yang dapat mendorong kinerja
seorang guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik. Jika guru
diliputi oleh rasa tidak puas atas imbalan yang diterimanya, dampaknya bagi
lembaga pendidikan akan sangat bersifat negatif. Kemungkinan guru tidak
menekuni profesinya secara utuh akibat sibuk bekerja sambilan untuk
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, sehingga pekerjaan sebagai guru akan
terabaikan dan terganggu seperti tidak disiplin, tidak memiliki persiapan
ketika mengajar, sering tidak hadir atau datang terlambat, dan tidak memiliki
kesempatan untuk meningkatkan kualitas dirinya
3
Dengan demikian sistem imbalan yang baik adalah sistem yang
mampu menjamin kepuasan para anggota organisasi/perusahaan yang pada
gilirannya memungkinkan organisasi/perusahaan memperoleh, memelihara
serta mempekerjakan sejumlah karyawan yang berkinerja tinggi untuk
kepentingan bersama.2 Begitupun di dalam lembaga pendidikan, jika lembaga
pendidikan mampu menerapkan sistem imbalan yang baik maka
memungkinkan lembaga pendidikan tersebut memperkerjakan sejumlah guru
yang bersemangat dan berkualitas sehingga kinerjanya pun akan di atas
standar, serta akan tercapai tujuan lembaga pendidikan yang telah ditetapkan
dan sebaliknya apabila lembaga pendidikan tidak mampu menerapkan dan
mengembangkan suatu sistem imbalan yang baik maka lembaga pendidikan
akan kehilangan tenaga-tenaga pendidik profesional yang terampil dan
berkemampuan tinggi. Jika situasi demikian terus berlanjut, maka lembaga
pendidikan tidak akan mampu mencapai tujuan dan sasaran yang
diinginkannya.
Tinggi rendahnya kompetensi profesional guru dipengaruhi oleh
banyak faktor diantaranya yaitu masih banyak guru yang tidak menekuni
profesinya secara utuh hal ini disebabkan penghasilan yang minim sehingga
tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, belum adanya standar
profesional guru sebagaimana tuntutan di negara-negara maju, kemungkinan
disebabkan oleh adanya perguruan tinggi swasta yang mencetak guru asal jadi
tanpa memperhitungkan outputnya kelak di lapangan sehingga menyebabkan
banyak guru yang tidak patuh terhadap etika profesinya, kurangnya motivasi
guru dalam meningkatkan kualitas diri karena guru tidak dituntut untuk
meneliti sebagaimana yang diberlakukan pada dosen di perguruan tinggi
negeri.3
Kurangnya penguasaan materi pembelajaran juga mempengaruhi
kompetensi profesional guru. Padahal penguasaan materi pembelajaran
2M. Kadarisman, Manajemen Kompensasi, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), Cet. II, h. 4.
3E.Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2012), Cet. VI, h. 10.
4
memang merupakan prasyarat terlaksananya proses pembelajaran secara
maksimal. Proses pendidikan dan pembelajaran memang membutuhkan
penguasaan yang baik agar kita dapat menyampaikannya kepada anak didik.
Materi pembelajaran adalah bekal guru dalam menyelenggarakan proses
pendidikan dan pembelajaran, tentunya hal tersebut menjadi kewajiban yang
tidak dapat diabaikan begitu saja oleh guru jika berharap kegiatannya berhasil.
Guru yang diperlukan bukan hanya sekedar guru yang cerdas dan
mampu mengajar melainkan juga guru yang mampu memahami karakter
peserta didiknya dan menjadi teladan bagi peserta didik. Kualitas guru yang
ditunjang oleh kinerja yang profesional merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi keberhasilan pendidikan, oleh karena itu kedudukan dan
peranan guru sebagai pendidik sangat besar pengaruhnya terhadap perubahan
tingkah laku para peserta didik.
Namun pada kenyataannya kondisi yang ada di SMAN 1 Parung
tampak sebagian guru sudah menunjukkan kompetensi profesional yang baik
dalam menjalankan tugas dan fungsinya, artinya dapat melaksanakan tugasnya
dengan baik, dan dapat dipertanggung jawabkan seperti : memiliki penguasaan
yang mendalam terhadap materi/bahan pelajaran, mengelola program belajar
mengajar, pengelolaan kelas, penggunaan media dan sumber pembelajaran,
akan tetapi masih ada sebagian guru yang kompetensi profesionalnya rendah
antara lain : guru yang terlambat masuk kelas, meninggalkan kelas ketika
pelajaran berlangsung, guru mengajar tanpa persiapan yang matang atau
sekedar menyampaikan materi ajar dan mengajar secara monoton selain itu
fenomena bahwa sebagian guru mengajar hanya sebagai rutinitas dan tanpa
adanya inovasi dalam pembelajaran, metode mengajar yang digunakan dalam
mengajar masih banyak menggunakan metode ceramah, mencatat, dan kurang
menggali kreativitas siswa.4
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian mengenai bagaimana sistem imbalan yang
diterapkan di SMAN 1 Parung dan kompetensi profesional guru , dimana saat
4 Wawancara dengan Wakil kepala sekolah Tanggal 1 Februari 2016
5
ini guru dituntut untuk menekuni profesinya secara utuh. Oleh sebab itu
peneliti tertarik untuk membahas masalah ini dengan judul “Hubungan
Sistem Imbalan dengan kompetensi Profesional Guru di SMAN 1
Parung”.
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasikan permasalahan
sebagai berikut:
1. Belum sesuainya imbalan yang diterima dengan tuntutan tanggung
jawabnya.
2. Minimnya imbalan yang diperoleh dibandingkan dengan tuntutan kerja.
3. Masih adanya sebagian guru kurang disiplin dalam proses pembelajaran,
dan masih terdapat guru yang kurang menguasai materi secara mendalam,
kurangnya kemampuan mengolah kegiatan kelas, sehingga masih
banyaknya guru menggunakan metode ceramah.
4. Adakah hubungan sistem imbalan dengan kompetensi profesional guru di
SMAN 1 Parung.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dikemukakan di atas maka
masalah yang diteliti dibatasi dalam hal pengaruh sistem imbalan dengan
kompetensi profesional guru di SMAN 1 Parung.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka masalah penelitian
dirimuskan sejauh mana pengaruh sistem imbalan dalam meningkatkan
kompetensi profesional guru di SMAN 1 Parung.
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang diajukan, tujuan pada penelitian ini
adalah untuk mengetahui hubungan sistem imbalan dengan kompetensi
profesional guru di SMAN 1 Parung.
6
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan
kontribusi yang berguna bagi:
1. Peneliti
Dapat menambah wawasan, pengalaman, dan ilmu pengetahuan tentang
hubungan antara sistem imbalan dengan kompetensi profesional guru.
2. Lembaga pendidikan
Penelitian ini dapat memberikan perhatian terhadap sistem imbalan agar
dapat meningkatkan kompetensi profesional guru.
3. Guru
Penelitian ini dapat memberikan manfaat untuk meningkatkan kompetensi
profesionalnya.
4. Mahasiswa dan Masyarakat
Sebagai bacaan dan referensi yang berguna dalam menambah ilmu
pengetahuan mengenai hubungan antara sistem imbalan dengan
kompetensi profesional guru.
7
BAB II
KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoretik
1. Kompetensi Profesional Guru
a. Pengertian Kompetensi Profesional
Menurut Undang-Undang No. 14 Tahun 2015 tentang Guru
dan Dosen, kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan,
dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau
dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.
Menurut Jejen Musfah, kompetensi merupakan kemampuan
seseorang yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap, yang
dapat diwujudkan dalam hasil kerja nyata yang bermanfaat bagi diri
dan lingkungannya.5
Kompetensi juga dapat diartikan sebagai pengetahuan,
keterampilan dan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah
menjadi bagian dari dirinya sehingga ia dapat melakukan perilaku-
perilaku kognitif, afektif, dan pskimotorik dengan sebaik-baiknya.6
Dari beberapa pengertian kompetensi diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa kompetensi merupakan seperangkat kemampuan
yang harus ada dalam diri sesorang yang meliputi penguasaan terhadap
pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap dalam melaksanakan tugas
keprofesionalannya sehingga dapat mencapai tujuan yang diinginkan.
Selanjutnya pengertian tentang profesional menurut Undang-
Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen digambarkan
sebagai pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan
menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian,
5Jejen Musfah, Peningkatan Kompetensi Guru: Melalui Pelatihan dan Sumber Belajar Teori
dan Praktik, (Jakarta:Kencana, 2011), Cet. I, h. 29.
6Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan
Sukses dalam Sertifikasi Guru , (Jakarta:PT Raja Grafindo Persada, 2007), h. 52.
kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma
tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.
Menurut Webstar profesi diartikan sebagai suatu jabatan atau
pekerjaan tertentu yang mensyaratkan pengetahuan dan keterampilan
khusus yang diperoleh dari pendidikan akademis yang insentif.7
Dari definisi diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa
profesi merupakan suatu bidang pekerjaan atau jabatan yang menuntut
keahlian, tanggung jawab, dan komitmen. Jadi suatu profesi tidak bisa
dilakukan oleh sembarang orang yang tidak dilatih atau dipersiapkan
untuk itu.
Menurut Sudarwan Danim makna profesional merujuk pada
dua hal. Pertama, orang yang menyandang suatu profesi. Orang yang
profesional biasanya melakukan pekerjaan sesuai dengan keahliannya
dan mengabdikan diri pada pengguna jasa dengan disertai rasa
tanggung jawab atas kemampuan profesionalnya itu. Kedua, kinerja
seseorang dalam melakukan pekerjaan yang sesuai dengan profesinya.8
Profesional menurut rumusan Undang-Undang Nomor 14
Tahun 2005 Bab I Pasal I ayat 4 digambarkan sebagai pekerjaan atau
kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber
penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, dan
kecakapan yang memnuhi standar mutu dan norma tertentu serta
memerlukan pendidikan profesi.9
Dari uraian diatas dapat disimpulkan profesional adalah orang
yang menyandang suatu jabatan atau pekerjaan yang dilakukan dengan
keahlian atau keterampilan tertentu.
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, pada
pasal 28, ayat 3 yang dimaksud dengan kompetensi profesional ialah
7Ibid., h. 45.
8Fachruddin Saudagar dan Ali idrus, Pengembangan Profesionalitas Guru, (Jakarta: Gaung
Persada, 2009), Cet. I, h. 96.
9Ali Mudlofir, Pendidik Profesional: Konsep, Strategi dan Aplikasinya dalam Peningkatan
Mutu Pendidikan di Indonesia, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012), Cet. I, h. 6.
kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan
mendalam yang memungkinkannya membimbing peserta didik
memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar
Nasional Pendidikan.10
Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan jompetensi
profesional adalah:
Kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan
mendalam yang meliputi: (a) konsep, struktur, dam metode
keilmuan/teknologi/seni yang menaungi/koheren dengan materi
ajar; (b) materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah; (c)
hubungan konsep antarmata pelajaran terkait; (d) penerapan
konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari; dan (e) kompetisi
secara profesional dalam konteks global dengan tetap
melestarikan nilai dan budaya nasional.
Menurut Ramayulis yang dimaksud dengan kompetensi
profesional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran
secara luas dan mendalam.11
Dari beberapa pendapat diatas, maka penulis menyimpulkan
bahwa kompetensi profesional merupakan salah satu kemampuan dasar
yang harus dimiliki seorang guru. Dimana seorang guru memiliki
pengetahuan yang luas serta mendalam tentang bagaimana mengelola
pembelajaran. Dimana kemampuan mengelola pembelajaran didukung
oleh penguasaan materi pelajaran, pengelolaan kelas, strategi mengajar
maupun metode mengajar, dan penggunaan media belajar yang
berkaitan erat dengan kemampuan mengajar guru.
b. Syarat Profesional Guru
Menjadi seorang guru bukanlah pekerjaan yang gampang,
seperti yang dibayangkan sebagian orang, dengan bermodal
penguasaan materi dan menyampaikannnya kepada siswa sudah cukup,
hal ini belumlah dapat dikategori sebagai guru yang memiliki
10Fachruddin Saudagar dan Ali idrus, Pengembangan Profesionalitas Guru, (Jakarta: Gaung
Persada, 2011),Cet. III, h. 48.
11
Ramayulis, Profesi dan Etika Keguruan, (Jakarta: Kalam Mulia, 2013),Cet. II, h. 84.
pekerjaan profesional, karena guru yang profesional, mereka harus
memiliki berbagai keterampilan, kemampuan khusus, mencintai
pekerjaannya, menjaga kode etik guru, dan lain sebagainya.
Menurut Oemar Hamalik bahwa guru profesional harus
memiliki persyaratan sebagai berikut:
1) Memiliki bakat sebagai guru.
2) Memiliki keahlian sebagai guru.
3) Memiliki keahlian yang baik dan terintegrasi.
4) Memiliki mental yang sehat.
5) Berbadan sehat.
6) Memiliki pengalaman dan pengetahuan yang luas.
7) Guru adalah manusia berjiwa Pancasila.
8) Guru adalah seseorang warga negara yang baik.12
Kunandar mengemukakan bahwa seorang guru yang
profesional dituntut dengan sejumlah persyaratan minimal, antara lain
memiliki kualifikasi pendidikan profesi yang memadai, memiliki
kompetensi keilmuan sesuai dengan bidang yang ditekuninya,
memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik dengan anak didiknya,
mempunyai jiwa kreatif dan produktif, mempunyai etos kerja dan
komitmen tinggi terhadap profesinya, dan selalu melakukan
pengembangan diri secara terus menerus melalui organisasi profesi,
internet, buku, seminar, dan semacamnya.13
Semua itu tidak lain dalam rangka membantu kelancaran dari
tugas dan tanggung jawab yang diemban oleh guru. Apalagi terkait
dengan masa depan anak didiknya dalam meraih masa depan.
Menurut Ahmad Tafsir ada sepuluh kriteria/syarat untuk
sebuah pekerjaan bisa disebut profesi, yaitu:
1) Profesi harus memiliki suatu keahlian yang khusus.
2) Profesi harus diambil sebagai pemenuhan panggilan hidup.
3) Profesi memiliki teori-teori yang baku secara universal.
4) Profesi adalah diperuntukkan bagi masyarakat.
12
Martinis Yamin, Sertifikasi Profesi Keguruan di Indonesia, (Ciputat: Gaung Persada Press,
2007), Cet.II, h. 24.
13
Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan
Sukses dalam Sertifikasi Guru , (Jakarta:PT Raja Grafindo Persada, 2007), h. 50.
5) Profesi harus dilengkapi dengan kecakapan diagnostik dan
kompetensi aplikatif.
6) Pemegang profesi memegang otonomi dalam melakukan
profesinya.
7) Profesi memiliki kode etik.
8) Profesi memiliki klien yang jelas.
9) Profesi memiliki organisasi profesi.
10) Profesi mengenali hubungan profesinya dengan bidang-bidang
lain.14
Guru mengemban tugas untuk memberikan macam-macam
pengetahuan kepada anak didiknya. Tugas dan kewajiban guru
memang selain mengajar, yaitu menyampaikan materi pelajaran untuk
anak didiknya, mereka juga harus mampu melaksanakan proses
pendidikan, yaitu memberikan bimbingan dan arahan atas nilai-nilai
positif yang harus dijunjung tinggi dalam kehidupan bermasyarakat.
Sesuai dengan UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
Pasal 7 ayat 1, seorang guru profesional mencakup karakteristik/syarat
sebagai berikut:
1) Memiliki bakat, minat, panggilan, dan idealism.
2) Memiliki kualifikasi pendidikan dan latar belakang pendidikan
sesuai dengan bidang tugas.
3) Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas.
4) Memiliki ikatan kesejawatan dan kote etik profesi.
5) Bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan.
6) Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi
kerja.
7) Memiliki kesempatan untuk mengembangkan profesi
berkelanjutan.
8) Memiliki jaminnan perlindungan hukum dalam melaksanakan
keprofesionalan.
9) Memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan
mengatur hal-hal yang berkaitan dengan keprofesian.
14Ali Mudlofir, Pendidik Profesional: Konsep, Strategi dan Aplikasinya dalam Peningkatan
Mutu Pendidikan di Indonesia, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012), Cet. I, h. 7-8.
Syarat profesi kependidikan yang dimaksudkan oleh National
Education Association (NEA) adalah jabatan bagi tenaga pendidik
(guru) sebagai berikut:
1) Melibatkan kegiatan intelektual.
2) Menggeluti batang tubuh ilmu khusus.
3) Memerlukan persiapan profesional lama.
4) Memerlukan latihan dalam jabatam yang berkesinambungan.
5) Menjanjikan karier hidup.
6) Menentukan baku (standar) sendiri.15
c. Dimensi Kompetensi Profesional Guru
Kompetensi profesional seorang guru dapat terlihat dari
kegiatan pembelajaran yang dilakukan.
Menurut Permendiknas No.16 Tahun 2007, standar kompetensi
profesional dijabarkan ke dalam lima kompetensi inti yakni:
1) Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang
mendukung mata pelajaran yang diampu.
2) Menguasai standar kompetensi, dan kompetensi dasar mata
pelajaran atau bidang pengembangan yang diampu.
3) Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif.
4) Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan
melakukan tindakan reflektif.
5) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk
berkomunikasi dan mengembangkan diri.
Sedangkan menurut Ramayulis kompetensi profesional yang
harus dikuasai oleh seorang guru diantaranya adalah sebagai berikut:16
1) Menguasai landasan kependidikan. Diantara landasan
kependidikan yang harus dikuasai guru adalah: a) Mengenal tujuan
pendidikan untuk mencapai pendidikan nasional; b) Mengenal
fungsi sekolah dalam masyarakat; c) Mengenal standar
kompetensi-kompetensi dasar dan indikator kompetensi dalam
pembelajaran.
2) Menguasai bahan pembelajaran. Adapun bahan pembelajaran yang
akan dikuasai guru adalah: a) Menguasai materi kurikulum
pendidikan dasar dan menengah; b) Menguasai bahan penunjang;
c) Menguasai bahasa dengan baik dan benar; d) Menguasai
teknologi informasi; e) Memiliki wawasan tentang penelitian
pendidikan; f) Memahami prinsip-prinsip pengelolaan lembaga dan
15Rugaiyah dan Atiek Sismiati, Profesi Kependidikan, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011), Cet. I,
h.7.
16
Ramayulis, Profesi dan Etika Keguruan, (Jakarta: Kalam Mulia, 2013),Cet. II, h. 85-89.
program pendidikan di sekolah; g) Menguasai metode berpikir; h)
Mampu bekerja berencana dan terprogram; i) Memiliki wawasan
tentang inovasi pendidikan; j) Mampu memahami bimbingan
konseling; k) Mampu menyelenggarakan administrasi sekolah; l)
Berani mengambil keputusan.
Sedangkan menurut Depdikbud ada sepuluh kompetensi
profesional yang harus dikuasai guru adalah sebagai berikut:17
1) Penguasaan bahan pelajaran beserta konsep-konsep dasar
keilmuannya.
2) Pengelolaan program belajar mengajar.
3) Pengelolaan kelas.
4) Penggunaan media dan sumber pembelajaran.
5) Penguasaan landasan kependidikan.
6) Pengelolaan interaksi belajar mengajar.
7) Penilaian prestasi siswa.
8) Pengenalan fungsi dan program bimbingan dan penyuluhan.
9) Pengenalan dan penyelenggaraan administrasi sekolah.
10) Pemahaman prinsip-prinsip dan pemanfaatan hasil penelitian
pendidikan untuk kepentingan peningkatan mutu pengajaran.
Kompetensi profesional guru merupakan dasar pijakan guru
dalam melaksanakan tugas sebagai tenaga pengajar. Dimana seorang
guru harus memiliki kemampuan penguasaan materi secara luas dan
mendalam sehingga dapat melaksanakan tugasnya dengan baik.
Banyak sekali kemampuan profesional yang harus dimiliki oleh
seorang guru. Adapun tugas profesional guru dalam mengajar meliputi
penguasaan materi/bahan pelajaran, mengelola program belajar
mengajar, pengelolaan kelas, penggunaan media dan sumber
pembelajaran, dan penilaian prestasi siswa. Berikut adalah klasifikasi
kompetensi profesional guru:
1) Kemampuan penguasaan materi/bahan pelajaran
Kompetensi pertama yang harus dimiliki seorang guru
adalah penguasaan materi/bahan pelajaran. Penguasaan ini menjadi
landasan pokok untuk keterampilan mengajar. Yang dimaksud
dengan kemampuan penguasaan materi/bahan pelajaran adalah
kemampuan guru dalam menggunakan pengetahuannya untuk
17Fachruddin Saudagar dan Ali idrus, Pengembangan Profesionalitas Guru, (Jakarta: Gaung
Persada, 2011),Cet. III, h.55-56.
menjelaskan isi dari materi pelajaran yang diberikan kepada siswa
sehingga siswa mengerti apa yang disampaikannya.
2) Kemampuan mengelola program belajar mengajar
Kemampuan mengelola program belajar mengajar
mencakup kemampuan merumuskan silabus, tujuan pembelajaran,
kemampuan mengenal dan dapat menggunakan metode/model
mengajar, kemampuan melakukan evaluasi, kemampuan mengenal
potensi peserta didik, serta kemampuan merencanakan dan
melaksanakan pengajaran remedial.
3) Kemampuan pengelolaan kelas
Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk
menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan
mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar
mengajar sehingga memungkinkan siswa mencapai tujuan belajar
yang efesien. Suatu kondisi belajar yang optimal dapat terjadi jika
guru mampu mengatur siswa dan sarana pengajaran serta
mengendalikannya dalam suasana yang menyenangkan untuk
mencapai tujuan pengajaran. Pengelolaan kelas yang efektif
merupakan prasyarat mutlak bagi terjadinya proses belajar
mengajar yang efektif.
Adapun indikator pengelolaan kelas yang baik adalah:
a) Kondisi belajar yang optimal, kondisi belajar yang nyaman,
tenang, sejuk sehingga sangat membantu perhatian siswa pada
materi pelajaran.
b) Menunjukkan sikap tanggap, perilaku positif atau negative
yang muncul di dalam kelas harus dapat disikapi dengan baik
sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.
c) Memusatkan perhatian kelompok, dengan memusatkan
perhatian secara terus menerus terhadap siswa dapat
mempertahankan konsentrasi siswa disebabkan oleh
ketidakpahaman siswa terhadap arah dan sasaran yang akan
dicapai.
d) Memberikan petunjuk dan tujuan yang jelas, sering terjadi
kurangnya konsentrasi siswa disebabkan oleh ketidakpahaman
siswa terhadap arah dan sasaran yang akan dicapai.
e) Memberikan teguran dan penguatan, teguran diberikan untuk
mengarahkan tingkah laku siswa, dan penguat perlu dilakukan
untuk memberikan respon positif dengan cara memberikan
pujian dan penghargaan.
4) Kemampuan penggunaan media dan sumber belajar
Kemampuan ini pada dasarnya merupakan kemampuan
menciptakan kondisi belajar yang merangsang agar proses belajar
mengajar dapat berlangsung secara efektif dan efesien. Termasuk
dalam kemampuan ini adalah mampu membuat alat-alat bantu
pembelajaran yang sederhana, menggunakan dan mengelola
laboraturium dalam rangka proses belajar mengajar, menggunakan
perpustakaan dalam proses belajar mengajar, dan menggunakan
lingkungan sekitar sebagai sumber belajar.
2. Sistem Imbalan
a. Pengertian Imbalan
Imbalan merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh
manajemen untuk meningkatkan prestasi kerja, motivasi, dan kepuasan
kerja para karyawan. Imbalan seringkali dibatasi pemaknaannya
sebagai upah dan gaji, sehingga dalam konteks ini maka imbalan
sering juga disebutkan dengan istilah kompensasi.18
Menurut Konveksi International Labor Organization imbalan
adalah upah/gaji biasa, pokok atau minimum dan setiap pembayaran
tambahan yang dibayarkan langsung atau tidak langsung, apakah
dalam bentuk uang tunai atau barang, oleh pengusaha kepada pekerja
dalam kaitan dengan hubungan kerja.19
Pengertian kompensasi menurut Herman Sofyandi merupakan
suatu bentuk biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan dengan
harapan bahwa perusahaan akan memperoleh imbalan dalam bentuk
prestasi kerja dari karyawannya.20
Menurut Sedarmayanti bahwa
kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima oleh karyawan
sebagai balas jasa kerja mereka.21
Sedangkan Ambar Teguh Sulistiyani
18Toni Setiawan, Manajemen Sumber Daya Manusia: Kinerja, Motivasi, Kepuasan Kerja dan
Produktivitas, (Jakarta: Platinum, 2012), Cet. I,h. 123.
19
F.Winarni dan G.Sugiyarso, Administrasi Gaji dan Upah, (Yogyakarta: Pustaka Widyatama,
2006),Cet.I, h.10.
20
Herman Sofyandi, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2008),
Cet. I, h. 159.
21Sedarmayanti, Manajemen Sumber Daya Manusia, Reformasi Birokrasi dan Manajemen
Pegawai Negeri Sipil, (Bandung: PT Refika Aditama, 2013), Cet.VI, h. 239.
dan Rosidah mengemukakan kompensasi adalah segala sesuatu yang
diterima oleh pegawai sebagai balas jasa (kontra prestasi) atas kerja
mereka. Pada dasarnya kompensasi merupakan kontribusi yang
diterima oleh pegawai atas pegawai yang telah dikerjakannya.22
Berdasarkan pendapat tentang kompensasi diatas, dapat
disimpulkan bahwa kompensasi merupakan salah satu bentuk balas
jasa yang diterima seseorang atas kontribusinya untuk perusahaan
maupun organisasi.
Adapun beberapa pendapat para ahli tentang kompensasi yaitu
Malayu S.P. Hasibuan mengatakan bahwa kompensasi adalah semua
pendapatan yang berbentuk uang, barang langsung atau tidak langsung
yang diterima karyawan sebagai imbalan atas jasa yang diberikan
kepada perusahaan.23
Edy Sutrisno mengartikan kompensasi adalah
semua jenis penghargaan yang berupa uang atau bukan uang yang
diberikan kepada karyawan secara layak dan adil atas jasa mereka
dalam mencapai tujuan perusahaan.24
Sedangkan Menurut Eka
Prihatin kompensasi merujuk pada semua bentuk upah atau imbalan
yang berlaku bagi suatu pekerjaan.25
Simamora mengatakan bahwa
kompensasi mengandung cakupan yang lebih luas dari pada sekedar
pemberian upah dan gaji. Konsep upah lebih menekankan pada balas
jasa yang lebih bersifat finansial sedangkan kompensasi mencakup
balas jasa yang bersifat finansial maupun non finansial.26
Berdasarkan beberapa uraian di atas yang telah dikemukakan
oleh beberapa ahli, maka dapat disimpulkan bahwa kompensasi yang
penulis maksud dalam hal ini adalah imbalan yang diterima pegawai
secara langsung karena telah memberikan kontribusinya terhadap
22Ambar Teguh Sulistiyani dan Rosidah, Manajemen Sumber Daya Manusia: Konsep, Teori
dan Pengembangan dalam Konteks Organisasi Publik, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009), Cet. I,
h.256.
23Malayu. S.P. Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: PT. Bumi
Aksara,2011), Cet. XV, h. 118.
24Edy Sutrisno, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Kencana, 2009), Cet.I, h.205.
25
Eka Prihatin, Teori Administrasi Pendidikan, (Bandung:Alfabeta, 2011), Cet.I, h.79.
26
Maisah, Manajemen Pendidikan, (Ciputat: Gaung Persada Press Group, 2013), Cet.I, h.22.
perusahaan. Namun dalam pemberian kompensasi tersebut ada dua hal
yang perlu diingat yaitu kompensasi yang diberikan harus dapat
dirasakan adil oleh karyawan dan besarnya kompensasi tidak jauh
berbeda dengan yang diharapkan oleh karyawan. Apabila dua hal ini
dapat dipenuhi, maka karyawan akan merasa puas. Kepuasan akan
memicu karyawan untuk terus meningkatkan kinerjanya, sehingga
tujuan perusahaan maupun kebutuhan karyawan akan tercapai secara
bersama.
b. Sistem Imbalan
Sistem kompensasi ialah suatu sistem yang terdiri dari
komponen-komponen kompensasi dari mulai penentuan besaran
kompensasi dan cara pemberiannya.27
Sistem merupakan suatu sistem
yang dapat mempengaruhi kinerja sumber daya manusia pada suatu
organisasi.
Menurut Siagian sistem imbalan dimaksudkan sebagai
pemberian salah satu bentuk penghargaan kepada para karyawan atas
“sumbangan” kepada organisasi yang terutama tercermin dari prestasi
kerjanya.28
Sistem imbalan yang baik adalah sistem yang mampu
menjamin kepuasan para anggota organisasi yang pada gilirannya
memungkinkan organisasi memperoleh, memelihara dan
memperkerjakan sejumlah orang yang dengan berbagai sikap dan
perilaku positif bekerja dengan produktif bagi kepentingan organisasi.
Bagian kepegawaian memikul tanggung jawab untuk mengembangkan
sistem imbalan bagi suatu organisasi yang diterapkan secara seragam
di seluruh jajaran organisasi.
27Suwatno dan Donni Juni Priansa, Manajemen SDM dalam Organisasi Publik dan Bisnis,
(Bandung: Alfabeta, 2013), Cet. III, h.224.
28
Sondang P.Siagian, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011),
Cet.XIX, h. 258.
Menurut Siagian ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
tentang sistem imbalan, yaitu:
1) Sistem imbalan harus mempunyai daya tarik bagi tenaga kerja yang
berkualitas tinggi untuk bergabung dengan organisasi.
2) Sistem imbalan harus merupakan daya tarik kuat untuk
mempertahankan tenaga kerja yang sudah berkarya dalam
organisasi.
3) Sistem imbalan yang mengandung prinsip keadilan.
4) Menghargai perilaku positif.
5) Pengendalian pembiayaan.
6) Kepatuhan kepada peraturan perundang-undangan.
7) Terciptanya administrasi pengupahan dan penggajian yang berdaya
guna dan berhasil guna.29
Dalam usaha mengembangkan suatu sistem imbalan, para
spesialis di bidang manajemen sumber daya manusia perlu melakukan
empat hal.
1) Melakukan analisis pekerjaan. Artinya perlu disusun deskripsi
jabatan, uraian pekerjaan dan standar pekerjaan yang terdapat
dalam suatu organisasi.
2) Melakukan penilaian pekerjaan dikaitkan dengan keadilan internal.
3) Melakukan survai berbagai sistem imbalan yang berlaku guna
memperoleh bahan yang berkaitan dengan keadilan eksternal.
4) Menentukan “harga” setiap pekerjaan dihubungkan dengan “harga”
pekerjaan sejenis ditempat lain. Dalam mengambil langkah ini
dilakukan perbandingan antara nilai berbagai pekerjaan dalam
organisasi dengan nilai yang berlaku di pasaran kerja.30
c. Jenis-jenis Imbalan
Banyak pendapat yang menyatakan tentang jenis-jenis
kompensasi yang diterima oleh karyawan. Namun tujuannya hampir
sama yaitu untuk memberikan kompensasi yang layak kepada
karyawan untuk meningkatkan prestasi kerja, motivasi, dan kepuasan
kerja.
Menurut Robbins bahwa umumnya orang mengenal imbalan
yang ada dalam sebuah organisasi hanyalah berupa uang dan tunjangan
29Ibid., h. 255-257.
30
Ibid., h.257-258
lainnya padahal ia memiliki batasan yang luas dan kompleks. Imbalan
atau kompensasi itu secara garis besarnya terbagi dua yaitu:
1) Imbalan intrinsik, adalah kepuasan kerja, misalnya dapat
menyelesaikan pekerjaan yang sulit dan tepat waktu, ikut
berpartisipasi dalam pengambilan keputusan manajemen, memiliki
wewenang dan tanggung jawab, dan prestasinya dihargai oleh
pimpinannya.
2) Imbalan ekstrinsik, adalah gaji dan berbagai tunjangan.31
Pendapat yang berbeda diungkapkan oleh Hadari Nawawi
bahwa kompensasi dibedakan dua kategori yaitu:
1) Kompensasi Total, yaitu keseluruhan penghargaan/ganjaran yang
diterima oleh seorang pekerja untuk seluruh pekerjaan yang
dilakukannya sebagai kontribusinya pada pencapaian tujuan
organisasi.
2) Kompensasi Khusus atau Kompensasi Tambahan, yakni
penghargaan/ganjaran yang diberikan kepada para pekerja dengan
status tertentu dalam organisasi/perusahaan.32
Sedangkan menurut Rivai kompensasi terbagi menjadi dua yaitu:
1) Kompensasi finansial
Kompensasi finansial terdiri atas dua yaitu kompensasi
langsung dan kompensasi tidak langsung (tunjangan)
a. Kompensasi finansial langsung terdiri atas pembayaran pokok
(gaji,upah), pembayaran prestasi, pembayaran insentif, komisi,
bonus, bagian keuntungan, opsi saham, sedangkan pembayaran
tertangguh meliputi tabungan hari tua, saham komulatif.
b. Kompensasi finansial tidak langsung terdiri atas proteksi yang
meliputi asuransi, pesangon, sekolah anak, pensiun.
Kompensasi luar jam kerja meliputi lembur, hari besar, cuti
31Darsono dan Tjatjuk Siswandoko, Manajemen Sumber Daya Manusia Abad 21, (Jakarta:
Nusantara Consulting, 2011), h.272.
32
Ibid., h. 270.
sakit, cuti hamil, sedangkan berdassarkan fasilitas meliputi
rumah, biaya pindah, dan kendaraan.
2) Kompensasi non finansial
Kompensasi non finansial terdiri atas karena karir yang
meliputi aman pada jabatan, peluang promosi, pengakuan kara,
temuan baru, prestasi istimewa, sedangkan lingkungan kerja
meliputi dapat pujian, bersahabat, nyaman bertugas, meyenangkan
dan kondusif.
Pendapat yang sedikit berbeda dikemukakan oleh Darsono dan
Tjatjuk Siswandoko bahwa jenis kompensasi yang diterima seseorang
terbagi menjadi tiga, yaitu:
1) Finansial langsung (direct financial compensation) seperti gaji,
upah, komisi, bonus.
2) Finansial tidak langsung (indirect financial compensation) seperti
tunjangan, asuransi, bantuan untuk biaya pendidikan, uang cuti
liburan dan sebagainya.
3) Non finansial (non financial compensation) yaitu bentuk
kompensasi yang merupakan imbalan kepuasan yang diterima oleh
pekerja atas pekerjaan itu sendiri atau dari lingkungan fisik atau
psikologis pekerjaan.33
Dari uraian di atas tentang macam-macam imbalan atau
kompensasi dapat disimpulkan beberapa jenis imbalan atau
kompensasi yang umum digunakan oleh perusahaan/organisasi:
1) Gaji
Menurut Veithzal Rivai gaji adalah balas jasa dalam bentuk
uang yang diterima karyawan sebagai konsekuensi dari
kedudukannya sebagai seorang karyawan yang memberikan
33Ibid., h. 269.
sumbangan tenaga dan pikiran dalam mencapai tujuan
perusahaan.34
Sedangkan pengertian gaji menurut Malayu SP Hasibuan
adalah balas jasa yang dibayar secara periodik kepada karyawan
tetap serta mempunyai jaminan yang pasti. Gaji tetap dibayarkan
walaupun pekerja tersebut tidak masuk kerja.35
Lain halnya
menurut Mathis dan Jackson gaji adalah imbalan kerja tetap untuk
setiap periode tanpa menghiraukan jumlah jam kerja.36
Dari
beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa gaji merupakan
balas jasa yang diberikan kepada seorang karyawan secara periodik
biasanya gaji diberikan sebulan sekali dan pada umumnya yang
menerima gaji yaitu karyawan tetap pada suatu perusahaan atau
organisasi.
2) Insentif
Insentif merupakan imbalan langsung yang dibayarkan
kepada karyawan karena kinerjanya melebihi standar yang
ditentukan.37
Insentif adalah kompensasi yang diberikan kepada
karyawan tertentu, karena keberhasilan prestasi atas prestasinya.38
Adapun pendapat lain menurut Wibowo insentif merupakan
kontra prestasi di luar upah atau gaji, dan mempunyai hubungan
dengan prestasi sehingga digunakan pula sebagai pay for
performance atau pembayaran atas prestasi.39
Dari beberapa
pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa insentif yaitu imbalan
yang diberikan kepada karyawan atas prestasi yang diraihnya atau
34Akhmad Subekhi dan Mohammad Jauhar, Pengantar Manajemen Sumber Daya Manusia
(MSDM), (Jakarta: Prestasi Pustakaraya, 2012), Cet. I, h.189.
35
Malayu. S.P. Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: PT. Bumi
Aksara,2011), Cet. XV, h. 118.
36Akhmad Subekhi dan Mohammad Jauhar, Pengantar Manajemen Sumber Daya Manusia
(MSDM), (Jakarta: Prestasi Pustakaraya, 2012), Cet. I, h.189.
37Ibid., h. 190.
38
Edy Sutrisno, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Kencana, 2009), Cet.I, h. 200.
39
Subekhi, op. cit., h. 191.
dengan kata lain dapat diartikan sebagai bonus diluar gaji. Insentif
merupakan alat untuk mendorong karyawan agar lebih
meningkatkan produktivitas kerja untuk mencapai tujuan
perusahaan yang telah ditetapkan.
Berbagai sistem insentif yang dikenal dewasa ini dapat
digolongkan pada dua kelompok utama, yaitu sistem insentif pada
tingkat individual ialah “piecework”, bonus produksi, komisi,
kurva “kematangan” dan insentif bagi para eksekutif. Sedangkan
sistem insentif pada tingkat kelompok mencakup, antara lain,
insnetif produksi, bagi keuntungan dan pengurangan biaya.40
3) Tunjangan
Secara umum tunjangan merupakan salah satu komponen
yang diberikan oleh perusahaan atau organisasi kepada
karyawannya. Dimana tunjangan merupakan kompensasi tidak
langsung yang diberikan kepada karyawan dalam rangka
menumbuhkan kepuasan dan ketenangan kerja. Menurut Mathis
dan Jackson tunjangan adalah sebuah penghargaan tidak langsung
yang diberikan untuk seorang karyawan atau sekelompok
karyawan sebagai bagian dari keanggotaan organisasi.41
Menurut
Wibowo tunjangan lebih banyak dikaitkan dengan pemberian
kesejahteraan dan penciptaan kondisi kerja sehingga pekerja
menjadi lebih merasa nyaman dan merasa mendapat perhatian
atasan.42
40Sondang P.Siagian, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011),
Cet.XIX, h. 268.
41
Akhmad Subekhi dan Mohammad Jauhar, Pengantar Manajemen Sumber Daya Manusia
(MSDM), (Jakarta: Prestasi Pustakaraya, 2012), Cet. I, h.189.
42
Ibid., h.191.
d. Asas Imbalan
Program kompensasi (balas jasa) harus ditetapkan atas asas adil
dan layak serta dengan memperhatikan undang-undang perburuhan
yang berlaku. Prinsip adil dan layak harus mendapat perhatian dengan
sebaik-baiknya supaya balas jasa yang akan diberikan merangsang
gairah dan kepuasan kerja karyawan.43
1) Asas Adil
Besarnya kompensasi yang dibayar kepada setiap karyawan
harus disesuaikan dengan prestasi kerja, jenis pekerjaan, risiko
pekerjaan, tanggung jawab, jabatan pekerja, dan memenuhi
persyaratan internal konsistensi.
2) Asas Layak dan Wajar
Kompensasi yang diterima karyawan dapat memenuhi
kebutuhannya pada tingkat normatif yang ideal. Tolok ukur layak
adalah relative, penetapan besarnya kompensasi didasarkan atas
batas upah minimal pemerintah dan eksternal konsistensi yang
berlaku.
e. Tujuan Imbalan
Suatu kegiatan yang dilakukan biasanya ada tujuan yang ingin
dicapai, atau minimal kegiatan tersebut di usahakan
mengarah/mendekati hal yang ingin dicapai. Demikian pula dalam hal
pemberian kompensasi kepada para karyawan. Menurut Singodimedjo
tujuan kompensasi antara lain:menjamin sumber nafkah karyawan
beserta keluarganya, meningkatkan prestasi kerja, meningkatkan harga
diri para karyawan, mempererat hubungan kerja antar karyawan,
mencegah karyawan meninggalkan perusahaan, meningkatkan disiplin
kerja, efisiensi tenaga karyawan yang potensial, perusahaan dapat
bersaing dengan tenaga kerja di pasar, mempermudah perusahaan
43
Malayu. S.P. Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: PT. Bumi
Aksara,2011), Cet. XV,h. 122-123.
mencapai tujuan, melaksanakan peraturan perundang-undangan yang
berlaku, dan perusahaan dapat memberikan teknologi baru.44
Sedangkan menurut Notoadmodjo ada beberapa tujuan dari
kompensasi yang perlu diperhatikan, yaitu: 45
1) Menghargai prestasi kerja
Dengan pemberian kompensasi yang memadai adalah suatu
penghargaan organisasi terhadap prestasi kerja para karyawan.
Selanjutnya akan mendorong perilaku-perilaku atau kinerja
karyawan sesuai dengan yang diinginkan oleh perusahaan,
misalnya produktivitas yang tinggi.
2) Menjamin keadilan
Dengan adanya sistem kompensasi yang baik akan
menjamin terjadinya keadilan di antara karyawan dalam organisasi.
Masing-masing karyawan akan memperoleh kompensasi yang
sesuai dengan tugas, fungsi, jabatan dan prestasi kerja.
3) Mempertahankan karyawan
Dengan sistem kompensasi yang baik, para karyawan akan
lebih survival bekerja pada organisasi itu. Hal ini berarti mencegah
keluarnya karyawan dari organisasi itu mencari pekerjaan yang
lebih menguntungkan.
4) Memperoleh karyawan yang bermutu
Dengan sistem kompensasi yang baik akan menarik lebih
banyak calon karyawan akan lebih banyak pula peluang untuk
memilih karyawan yang terbaik.
5) Pengendalian biaya
Dengan sitem pemberian kompensasi yang baik, akan
mengurangi seringnya melakukan rekrutmen, sebagai akibat
semakin seringnya karyawan yang keluar mencari pekerjaan yang
44Edy Sutrisno, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Kencana, 2009), Cet.I, h. 205.
45
Ibid., h. 205-206.
lebih menguntungkan di tempat lain. Hal ini berarti peng-hematan
biaya untuk rekrutmen dan seleksi calon karyawan baru.
6) Memenuhi peraturan-peraturan
Sistem kompensasi yang baik merupakan tuntutan dari
pemerintah. Suatu perusahaan yang baik dituntut adanya sistem
administrasi kompensasi yang baik pula.
Tujuan dari pemberian kompensasi tersebut saling terkait,
artinya apabila pemberian kompensasi tersebut mampu mengundang
orang-orang yang potensial untuk bergabung dengan instansi atau
lembaga dan membuat karyawan yang baik untuk tetap bertahan di
perusahaan. Serta mampu memotivasi karyawan untuk meningkatkan
kinerjanya, berarti produktivitas juga akan meningkat dan instansi atau
lembaga dapat menghasilkan produk dengan harga yang kompetitif,
sehingga instansi atau lembaga lebih dimungkinkan untuk dapat
mencapai sasaran strategisnya yaitu mempertahankan kelangsungan
hidup dan mengembangkan lembaganya. Dengan demikian
kompensasi dapat dipandang sebagai alat untuk mengelola sumber
daya manusia secara efektif sesuai dengan kebutuhan lembaga dan
kebutuhan karyawan itu sendiri.
f. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sistem Imbalan
Pemberian kompensasi oleh perusahaan kepada karyawannya,
dipengaruhi oleh berbagai macam faktor. Faktor-faktor ini merupakan
tantangan bagi setiap perusahaan untuk menentukan kebijakan
pemberian kompensasi bagi para karyawannya. Menurut Sondang ada
beberapa faktor yang mempengaruhi pemberian kompensasi, yaitu:
1) Tingkat upah dan gaji yang berlaku
2) Tuntutan serikat pekerja
3) Produktivitas
4) Kebijaksanaan organisasi mengenai upah dan gaji
5) Peraturan perundang-undangan.46
Sedangkan Tohardi mengemukakan, ada beberapa faktor yang
memengaruhi pemberian kompensasi, yaitu:
1) Produktivitas
2) Kemampuan untuk membayar
3) Kesediaan untuk membayar
4) Penawaran dan permintaan tenaga kerja47
Kemudian Panggabean meengemukakan tinggi rendahnya
kompensasi dipengaruhi oleh faktor: penawaran dan permintaan,
serikat pekerja, kemampuan untuk membayar, produktivitas, biaya
hidup, dan pemerintah.48
Penawaran dan permintaan akan tenaga kerja memengaruhi
program kompensasi, dimana jika pencari kerja/penawaran lebih
banyak daripada lowongan pekerjaan maka kompensasi cenderung
rendah, sebaliknya jika pencari kerja lebih sedikit daripada lowongan
yang disediakan, maka kompensasi cenderung tinggi. Serikat pekerja
juga berperan dalam penentuan kompensasi apabila serikat buruhnya
kuat dan berpengaruh maka tingkat kompensasi semakin besar
begitupun sebaliknya. Pemberian kompensasi juga tergantung kepada
kemampuan perusahaan dalam membayar. Perusahaan tidak akan
mungkin membayar kompensasi karyawannya melebihi kemampuan
perusahaan tersebut dalam memberikan kompensasi.
Setiap perusahaan pasti menginginkan kinerja keuntungan yang
optimal. Keuntungan ini dapat berupa keuntungan material maupun
keuntungan non material. Untuk itu, setiap perusahaan harus mampu
meningkatkan produktivitas kerja karyawannya, agar memberikan
kontribusi yang optimal bagi perusahaan. Maka bagi karyawan yang
berprestasi semakin meningkat, maka semakin tinggi pula kompensasi
46Sondang P.Siagian, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011),
Cet.XIX, h. 265.
47
Edy Sutrisno, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Kencana, 2009), Cet.I, h. 212.
48
Ibid., h. 213.
yang diberikan oleh perusahaan. Tak bisa dipungkiri bahwa semakin
lama biaya hidup semakin tinggi, untuk itu dalam memberikan
kompensasi suatu peusahaan harus memperhatikannya agar
kompensasi yang diterima oleh karyawan terasa wajar dan di rasa
cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka sehari-hari. Dalam
menentukan tingkat kompensasi, pemerintah juga telah menetapkan
tingkat upah minimum untuk setiap daerah kerja yang telah
disesuaikan.dengan biaya hidup dan perusahaan harus mematuhi
program tersebut.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Muhamad Ridwan(2014) dalam
skripsi yang berjudul: “Hubungan Pemberian Kompensasi dengan kinerja
Mengajar Guru di Lembaga Pendidikan Nurul Falah Cihuni-Pagedangan”
program Manajemen Pendidikan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa terdapat hubungan yang
signifikan antara pemberian kompensasi dengan kinerja mengajar guru. Nilai
rhitung (0,46) > rtabel (0,288) . Skripsi ini memiliki variabel yang hampir sama
dengan penelitian penulis, yakni variabel mengenai imbalan atau kompensasi.
Adapun perbedaannya terletak pada cakupan pembahasan variabel Y yang
fokus kepada 4 aspek yaitu (gaji, insentif, tunjangan, dan lingkungan kerja)
sedangkan penulis hanya fokus kepada 3 aspek yaitu (gaji, insentif, dan
tunjangan), dan pada variabel Y yang fokus pada kinerja guru yang mencakup
kompetensi guru secara keseluruhan (pedagogik, kepribadian, profesional, dan
sosial), bukan pada salah satunya. Dan metodologi penelitian yang digunakan
berbeda yakni menggunakan metode deskriptif kuantitatif, sedangkan penulis
menggunakan metode korelasional.
Penelitian lain dilakukan oleh Bunga Edita H Sipayung (2013) dalam
skripsi yang berjudul: “Pengaruh Kompensasi Terhadap Kinerja Guru di SMK
Sangkuriang 1 Cimahi” Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas
Pendidikan Indonesia. Penelitiian ini menggunakan pendekatan kuantitatif
yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara
kompensasi dengan kinerja guru. Persamaannya terletak pada variabel
kompensasi yang memuat pembahasan mengenai gaji,insentif, dan tunjangan.
Sedangkan perbedaan yang mendasar pada sripsi ini adalah mengenai kinerja
guru yang lebih mengarah kepada empat kompetensi guru, bukan pada salah
satunya.
Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Yayu Humaero (2014) dalam
skripsi yang berjudul: “Sistem Kompensasi di Madrasah Al-Ihsan Pandeglang
Banten” program Manajemen Pendidikan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan dan metode
kualitatif. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa pelaksanaan sistem
kompensasi yang ada pada Madrasah Al-Ihsan belum efektif, karena dalam
menentukan kompensasi madrasah hanya memberikan berdasarkan waktu dan
tidak ditentukan berdasarkan latar belakang pendidikan dan pengalaman
dalam mengajar serta kompensasi tidak memberikan dampak yang berarti
kepada produktivitas kerja guru. Persamaannya terletak pada pembahasan
mengenai sistem imbalan yakni yang meliputi gaji, insentif, dan imbalan.
Namun perbedaan yang mendasar pada skripsi ini adalah hanya fokus
terhadap pembahasan mengenai sistem imbalan. Sedangkan penulis
memfokuskan terhadap dua variabel yakni mencari hubungan antara sistem
dengan kompetensi profesional guru.
C. Kerangka Berpikir
Seseorang yang bekerja pada instansi/lembaga pasti berharap untuk
mendapatkan imbalan sebagai balas jasa atas kontribusi mereka terhadap
instansi/lembaga tersebut, tidak terkecuali guru.
Guru merupakan sebuah profesi yang memerlukan keahlian tertentu dan
tanggung jawab yang harus dikerjakan secara profesional. Sehingga menjadi
seorang guru tidaklah mudah. Dengan hanya bermodalan penguasaan materi
dan menyampaikannya kepada siswa dirasakan belum cukup dapat dikatakan
sebagai guru yang memiliki pekerjaan profesional. Karena menjadi seorang
guru harus memiliki berbagai keterampilan, kemampuan khusus, mencintai
pekerjaannya, menjaga kode etik guru, dan lain sebagainya.
Guru sebagaimana manusia lainnya pasti mempunyai sebuah kebutuhan
dalam hidupnya. Seorang guru pasti ingin memberikan yang terbaik dalam
bekerja termasuk dalam proses belajar mengajar terhadap peserta didik.
Namun tidak dapat dipungkiri ada salah satu faktor yang mendukung
seseorang mempunyai semangat dalam bekerja yaitu pemberian imbalan.
Dengan memperoleh imbalan yang sesuai dengan tugas dan tanggung
jawabnya seorang guru pasti akan menekuni profesinya secara utuh, sehingga
mereka tidak perlu mencari pekerjaan sampingan demi memenuhi kebutuhan
hidup sehari-hari.Sebaliknya, jika seorang guru tidak memperoleh imbalan
sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya besar kemungkinan dia tidak
akan maksimal menjalankan tugasnya sebagai seorang pendidik.
Dengan demikian dapat diduga terdapat hubungan antara sistem imbalan
dengan kompetensi profesional guru. Semakin tinggi imbalan yang diterima
guru maka semakin baik tingkat kompetensi profesionalnya. Sebaliknya
semakin rendah imbalan yang diterima maka semakin rendah kompetensi
profesionalnya.
Tabel 2.1
Kerangka Berfikir
11
Sistem Imbalan
1. Gaji
2. Insentif
3. Tunjangan
Kompetensi Profesional
1. Penguasaan
materi/bahan pelajaran
2. Mengelola Program
Belajar Mengajar
3. Pengelolaan Kelas
4. Penggunaan Media dan
Sumber Pembelajaran
D. Hipotesis
Berdasarkan kerangka berfikir yang telah dijelaskan maka dapat
dirumuskan hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut:
H0 : Tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara sistem
imbalan dengan kompetensi profesional guru
Ha : Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara sistem imbalan
dengan kompetensi profesional guru
31
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 1 Parung yang beralamat di Jl. Waru
Jaya No. 17 Ds. Waru Jaya Kec. Parung Kab. Bogor . Adapun waktu yang
digunakan untuk penelitian tersebut dilakukan pada bulan Januari sampai
dengan September 2016. Dengan rincian sebagai berikut.
Tabel 3.1
Waktu Kegiatan Penelitian
No Jenis Kegiatan Waktu Penelitian
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep
1. Konsultasi dengan
dosen pembimbing
2. Observasi Awal
3. Memberikan surat
penelitian
4. Menyebarkan
Angket
5. Pengumpulan Data
6. Pengolahan Data
B. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian
kuantitatif. Yaitu penelitian yang menggunakan angka-angka atau statistik dari
satu variabel untuk dapat dikaji secara terpisah dan kemudian di hubungkan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional,
yaitu mencari hubungan antara sistem imbalan dengan kompetensi profesional
guru.
C. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah semua guru di SMAN 1 Parung yang
berjumlah 46 orang. Sedangkan sampel dalam penelitian ini sebanyak 30
orang, sebagaimana pendapat Gay dan Diehl (1992) bahwa sampel haruslah
sebesar-besarnya. Pendapat Gay dan Dahl mengamsusikan bahwa semakin
banyak sampel yang diambil maka akan semakin representative dan hasilnya
dapat digenelisir. Jika penelitian korelasional sampel minimumnya adalah 30
subjek. Sedangkan uji coba instrumen berjumlah 15 orang.
D. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data-data yang akurat dalam penelitian ini, maka
penulis menggunakan teknik sebagai berikut:
1. Angket (Kuesioner)
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawabnya.. Tiap pertanyaan dalam kuesioner ini
merupakan bagian dari hipotesis yang ingin diuji. Yang menjadi objek
dalam pemberian kuesioner ini adalah guru SMAN 1 Parung. Adapun
keperluan dari penyebaran kuesioner ini yaitu untuk memperoleh data
yang akurat mengenai bagaimana sistem imbalan dan kompetensi
profesional guru.
2. Wawancara
Wawancara merupakan alat pengumpul data untuk memperoleh informasi
secara langsung dari sumbernya. Dalam hal ini objek yang diwawancarai
adalah kepala sekolah/wakil kepala sekolah. Wawancara yang dilakukan
adalah wawancara tidak terstruktur, dimana peneliti tidak menggunakan
pedoman wawancara yang tersusun secara sistematis. Wawancara ini
dilakukan untuk mengetahui gambaran umum mengenai objek penelitian.
3. Dokumentasi
Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal yang dibutuhkan dalam
penelitian. Data-data tersebut dapat berupa profil sekolah, jumlah guru dan
sebagainya.
E. Instrumen Penelitian
1. Kompetensi Profesional Guru
a. Definisi Konseptual
Kompetensi profesional guru merupakan salah kemampuan
dasar yang harus dimiliki seorang guru. Dimana seorang guru memiliki
pengetahuan yang luas serta mendalam tentang bagaimana mengelola
pembelajaran. Dimana kemampuan mengelola pembelajaran didukung
oleh penguasaan materi pelajaran, pengelolaan kelas, strategi mengajar
maupun metode mengajar, dan penggunaan media belajar yang
berkaitan erat dengan kemampuan mengajar guru.
b. Definisi Operasional
Skor total hasil pengukuran yang diperoleh dari para guru
setelah menjawab butir-butir pertanyaan yang mengukur variabel
profesionalisme guru yang dilihat dari kompetensi profesional yang
dimiliki.
c. Kisi-kisi Instrumen Variabel Kompetensi Profesional Guru
Tabel 3.2
Kisi-Kisi Instrumen Variabel Kompetensi Profesional Guru
Variabel Dimensi Indikator Nomor
Soal
Jumlah
Soal
1. Penguasaan
materi/bahan
pelajaran.
a. Kemampuan
menjelaskan
materi
pelajaran
dengan baik
b. Kemampuan
menjawab
soal/pertanyaa
n dari siswa
1-3
4-6
3
3
Kompetensi
Profesional
Guru
2. Mengelola
program
belajar
mengajar
a. Kemampuan
dalam
mengembangk
an silabus
b. Kemampuan
dalam
membuat dan
mengembangk
an RPP
c. Kemampuan
menetapkan
tujuan
pembelajaran
d. Kemampuan
menggunakan
metode/model
pembelajaran
yang
bervariasi
e. Kemampuan
melakukan
evaluasi
f. Merencanakan
dan
melaksanakan
pengajaran
remedial
7
8-9
10-11
12-13
14-17
18-21
1
2
2
2
4
4
3. Pengelolaan
kelas
a. Kemampuan
menciptakan
kondisi belajar
yang optimal
b. Menunjukkan
sikap tanggap
c. Membagi
perhatian
d. Memberikan
teguran dan
penguatan
22-23
24-25
26-27
28-29
2
2
2
2
4. Penggunaan
Media dan
Sumber
Pembelajaran
a. Kemampuan
dalam
Membuat alat
bantu
pembelajaran
b. Menyediakan
media
pembelajaran
30-31
32-33
2
2
yang
diperlukan
c. Menggunakan
laboraturium
dan
perpustakaan
d. Memanfaatka
n lingkungan
sekitar
34-35
36
2
1
Jumlah 36 Soal
2. Sistem Imbalan
a. Definisi Konseptual
Secara konseptual yang dimaksud dengan sistem imbalan
adalah pemberian salah satu bentuk penghargaan atau balas jasa
kepada karyawan atas kontribusinya untuk perusahaan maupun
organisasi .
b. Definisi Operasional
Secara operasional yang dimaksud Sistem Imbalan adalah skor
total hasil pengukuran yang diperoleh dari para guru setelah menjawab
butir-butir pertanyaan-pertanyaan yang mengukur variabel sistem
imbalan yang terdiri atas: (1) gaji/upah, (2) tunjangan, dan (3) insentif
c. Kisi-kisi Instrumen Variabel Sistem Imbalan
Tabel 3.3
Kisi-Kisi Instrumen Sistem Imbalan
Variabel
Dimensi
Indikator
Nomor
Soal
Jumlah
Soal
Gaji 1. Ketepatan
waktu
pemberian
gaji
2. Gaji yang
diberikan
sesuai
1-2
3-4
2
2
Sistem
Imbalan
(Y).
dengan
pekerjaan/ke
mampuan
kerja
3. Pemberian
gaji dapat
memenuhi
kebutuhan
sehari-hari
4. Gaji
diberikan
secara adil
5-7
8-10
3
3
Tunjangan 1. Tunjangan
hari raya
2. Tunjangan
transportasi
3. Tunjangan
kesehatan
4. Tunjangan
yang
diperoleh
sesuai
dengan
tugas dan
tanggung
jawab
11-12
13-15
16-17
18-19
2
3
2
2
Insentif 1. Pemberian
insentif
secara adil
2. Pemberian
20-23
24-25
4
2
insentif
sesuai
dengan yang
diharapkan
3. Pemberian
insentif
sesuai
dengan
pekerjaan
26-27
2
Jumlah 27 Soal
Setelah diketahui teknik pengumpulan data yang digunakan
maka penelitian ini menggunakan instrument penelitian dalam bentuk
angket/kuesioner untuk memperoleh data yang berkaitan dengan
hubungan sistem imbalan dengan kompetensi profesional guru. Jenis
angket ini adalah angket tertutup, dimana responden tinggal memilih
jawaban sesuai dengan alternatif jawaban yang telah disediakan untuk
memberikan informasi yang sebenarnya.
Dalam instrument penelitian ini, penulis menggunakan skala
Likert dalam mendeskripsikan hubungan sistem imbalan dengan
kompetensi profesional guru di SMA Negeri 1 Parung. Skala likert
yang digunakan dalam penelitian ini memiliki keterangan sebagai
berikut:
1. Skor 4. Selalu
2. Skor 3. Sering
3. Skor 2. Kadang-kadang
4. Skor 1. Tidak pernah
F. Uji Instrumen
1. Validitas Instrumen
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah butir-butir
pertanyaan yang digunakan dalam instrument ini dapat dipercaya
kebenarannya sesuai dengan kenyataan. Uji validitas dalam penelitian ini
menggunakan korelasi Product Moment dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:
( ) ( )
√* ( ) + * ( ) +
Keterangan:
rxy = Koefisien validitas butir pertanyaan yang dicari
n = Banyaknya responden
X = Skor yang diperoleh subjek dari seluruh item
Y = Skor total yang diperoleh dari seluruh item
∑X = Jumlah skor dalam distribusi X
∑Y = Jumlah skor dalam distribusi Y
∑X2 = Jumlah kuadrat masing-masing X
∑Y2 = Jumlah kuadrat masing-masing Y
Untuk mengetahui apakah nilai korelasi tiap-tiap pertanyaan
tersebut signifikan, maka perlu dilihat rtabel dan rhitung. Dikatakan valid
apabila rhitung lebih besar dari rtabel dan dikatakan tidak valid jika rhitung
lebih kecil dari rtabel (0,444) dengan tingkat kemaknaan 5%.49
Dari hasil uji validitas dapat diketahui bahwa angket kompetensi
profesional guru terdapat 24 item yang valid nomor
1,2,5,7,9,10,12,13,14,15,16,17,19,20,22,24,25,26,28,31,32,33,34,36 dan
12 item yang tidak valid nomor 3,4,6,8,11,18,21,23,27,29,30,35. Dengan
demikian, item pertanyaan yang digunakan dalam penelitian sebanyak 24
item.
49
Budiman dan Agus Riyanto, Kapita selekta Kuesioner:Pengetahuan dan Sikap dalam
Penelitian Kesehatan, (Jakarta:Salemba Medika, 2014), h. 22.
Dari uji validitas diketahui bahwa pada angket sistem imbalan
terdapat 22 item yang valid nomor
2,3,4,5,6,7,8,9,11,13,14,15,16,17,19,20,21,22,23,25,26,27 dan 5 item yang
tidak valid nomor 1,10,12,18,24. Dengan demikian, item pertanyaan yang
digunakan dalam penelitian sebanyak 22 item.
2. Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu
alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Uji reliabilitas
instrumen penelitian ini akan menggunakan reliability analysis dengan
teknik Alpha Cronbach dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
0
1 0
1
Keterangan:
r11 = Reliabilitas Instrumen
k = Banyaknya butir pertanyaan
∑b2 = Jumlah varians butir
t2
= Varians total50
Jumlah varians dicari terlebih dahulu dengan cara mencari nilai
varian tiap butir dengan persamaan sebagai berikut:
( )
Keterangan:
t = Varian
X = Nilai skor yang diperoleh
n = Jumlah sampel
Untuk mengukur reliabilitas digunakan uji statistik Cronbach
Alfa (α). Suatu variable dikatakan reliable jika memberikan
nilaiCronbach’s Alfa > 0,60. Sedangkan, jika sebaliknya data tersebut
50 Ibid., h.23.
dikatakan tidak reliable. Atau, ada pula yang memaknakannya sebagai
berikut:
Jika alpha > 0,90 maka reliabilitas sempurna
Jika alpha antara 0,70 – 0,90 maka reliabilitas tinggi
Jika alpha antara 0,50 – 0,70 maka reliabilitas moderat
Jika alpha < 0,50 maka reliabilitas rendah
G. Teknik Analisis Data
1. Uji Prasyarat Analisis Data Kuantitatif
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk menyelidiki apakah data yang
dikumpulkan berdistribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini uji
normalitas dilakukan dengan uji liliefors untuk mengetahui penyebaran
distribusi dengan taraf signifikan =0,05.
Langkah-langkah untuk melakukan perhitungan uji normalitas:
1) Mengurutkan data sampel dari yang terkecil hingga yang terbesar.
2) Hitung rata-rata nilai skor sampel.
3) Hitung standar deviasi dengan rumus:
√( )
√
4) Hitung Zi dengan rumus :
5) Tentukan nilai tabel Z berdasarkan nilai Zn dengan mengabaikan
nilai negatif.
6) Tentukan peluang masing-masing nilai z berdasarkan tabel Z (tulis
dengan F (Zi)). Yaitu dengan cara nilai 0,05- nilai tabel Z apabila
nilai Zi negative, dan nilai 0,5 + nilai Z apabila nilai Zi positif.
7) Tentukan nilai S (Zi) dengan cara membagi frekuensi kumulatif
dengan number of case.
8) Tentukan nilai Lhitung = [F.(Zi)-S(Zi)] dan bandingkan dengan Ltabel
(lihat lampiran L kritis untuk uji liliefors).
9) Jika Lhitung<Ltabel maka sampel berasal dari populasi yang
berdistribusi normal.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas adalah pengujian mengenai sama tidaknya
variansi-variansi dua buah distribusi atau lebih. Uji homogenitas ini
dilakukan untuk mengetahui apakah data dalam variabel X dan Y
bersifat homogen atau tidak.
Adapun langkah-langkah melakukan perhitungan uji
homogenitas adalah sebagai berikut:
1) Mencari varians variabel X dan Y, dengan rumus
SX² ( )
( )
SY² ( )
( )
2) Mencari nilai Fhitung dari varians X dan Y
F s 2
1
s 2
2 =
3) Mencari nilai Ftabel, dk pembilang = n-1, dk penyebut = n-1, taraf sig.
5%
4) Menentukan Fhitung dan Ftabel kemudian membandingkan hasil Fhitung
dan Ftabel berdasarkan kriteria yang telah ditentukan.
Kriteria pengujian:
Fhitung < Ftabel = data mempunyai variansi yang sama atau
homogen
Fhitung > Ftabel = data tidak mempunyai variansi yang sama atau
homogen.
c. Uji Linearitas
Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel
mempunyai hubungan yang linear atau tidak secara signifikan.
Uji linearitas dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
1) Menentukan persamaan regresi Y atas X (Y = a + bX)
Dimana:
2) Menghitung Jumlah Kuadrat (JK) beberapa sumber variansi, yaitu:
3) Menghitung derajat bebas (db) beberapa sumber varians.
db (T) = n
db (a) = 1
db (b/a) = 1
db (S) = n-2
db (G) = N-k
2
bx
xyXbYa
n
YXXYxy
n
XX
2
22x
n
YY
2
22y
2YTJK
n
YaJK
2
xy b
a
bJK
a
bJKaJK TJKSJK
xy b
a
bJK
12i
1i i
2
i2
in
YYGJK
G)JKSJKTcJK
db (Tc) = k-2
4) Menghitung Rata-rata Jumlah Kuadrat (RJK)
5) Menentukan Fhitung dan membandingkannya dengan Ftabel berkaitan
dengan uji linearitas Y dan X.
Hipotesis pengujian:
H0: Y=+X (Regresi linear)
H1: Y+X (Regresi tidak linear)
Jika Fhitung lebih kecil dari Ftabel (Fhitung<Ftabel), maka data memiliki
bentuk yang linear. 51
2. Pengujian Hipotesis
Data yang diperoleh dalam penelitian ini selanjutnya akan diolah
dengan menggunakan analisis statistic dengan menggunakan koefesien
korelasi product moment (rxy atau rhitung), guna membandingkan hasil
pengukuran dua variabel yang berbeda agar dapat diketahui tingkat
hubungan antara dua variabel tersebut dengan rumus:
51Kadir, Statistika Terapan:Konsep, Contoh dan Analisis Data dengan Program SPSS/Liseril
dalam Penelitian, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2015), h. 178-180.
a db
aJKaRJK
a
b db
a
bJK
a
bRJK
S db
SJKSRJK
G db
GJKGRJK
Tc db
TcJKTcRJK
GRJK
TcRJKTcFhitung
( ) ( )
√* ( ) + * ( ) +
Keterangan:
rxy = Koefisien validitas butir pertanyaan yang dicari
n = Banyaknya responden
X = Skor yang diperoleh subjek dari seluruh item
Y = Skor total yang diperoleh dari seluruh item
∑X = Jumlah skor dalam distribusi X
∑Y = Jumlah skor dalam distribusi Y
∑X2 = Jumlah kuadrat masing-masing X
∑Y2 = Jumlah kuadrat masing-masing Y
Rumus korelasi tersebut untuk menguji hipotesis sebagai berikut:
a. H0: pxy=0 ; Artinya, tidak terdapat hubungan yang signifikan antara
sistem imbalan dengan kompetensi profesional guru.
b. H1: pxy0; Artinya, terdapat hubungan yang signifikan antara sistem
imbalan dengan kompetensi profesional guru.
Dalam memberikan interpretasi secara sederhana terhadap Angka
Indeks Korelasi “r” Product Moment (rxy), pada umumnya dipergunakan
pedoman atau ancar-ancar sebagai berikut:52
Tabel 3.4
Pedoman Interpretasi Koefesien Korelasi
Besarnya “r” Product
Moment (rxy)
Interpretasi
0,00 – 0,20 Antara Variabel X dan Variabel Y memang
terdapat korelasi, akan tetapi korelasi itu
sangat lemah atau sangat rendah sehingga
52Anas Sudjono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006), h.
Cet.XXIII, h. 193.
korelasi itu diabaikan (dianggap tidak ada
korelasi antara Variabel X dan Variabel
Y).
0,20 – 0,40 Antara Variabel X dan Variabel Y terdapat
korelasi yang lemah atau rendah.
0,40 – 0,70 Antara Variabel X dan Variabel Y terdapat
korelasi yang sedang atau cukup.
0,70 – 0,90 Antara Variabel X dan Variabel Y terdapat
korelasi yang kuat atau tinggi.
0,90 – 1,00 Antara Variabel X dan Variabel Y terdapat
korelasi yang sangat kuat atau sangat
tinggi.
Angka korelasi rxy atau rhitung yang didapat kemudian
dibandingkan dengan rtabel dengan taraf signifikansi 5%. Dengan kriteria
pengujian, jika rhitung>rtabel, maka H0 ditolak. Artinya, terdapat hubungan
antara variabel X dengan variabel Y.
Selanjutnya Mencari kontribusi variabel X dan variabel Y dengan
rumus sebagai berikut: KD= 2x100
46
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum SMAN 1 Parung
1. Profil SMAN 1 Parung
a) Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Parung
b) Alamat : Jl. Waru Jaya No.17 , Desa Waru Jaya, Kec.
Parung, Kab. Bogor
c) Telp : (0251) 8541063
d) NSS/NPSN : 301020210051/20200602
e) SK : 0601/O/1985
f) Tahun Berdiri : 1985
g) Luas Tanah : 9.180 m2
h) Luas Bangunan : 6.500 m2
2. Sejarah SMAN 1 Parung
SMA Negeri 1 Parung didirikan pada tanggal 01 Juli 1985
berdasarkan SK Mendikbud No 0601/O/1985. Awalnya SMAN 1 Parung
merupakan filial (kelas jauh) SMA Negeri 1 Cibinong. Menempati gedung
sendiri di JL Waru Jaya, Desa Waru Jaya, Kec. Parung sejak tahun 1987.
Sampai tahun 2015 telah meluluskan sebanyak 28 angkatan.
Kepala Sekolah yang telah memimpin di SMAN 1 Parung:
1. Drs. Wirya Jaya Atmaja tahun 1985-1989
2. Djuariman,BA(alm) tahun 1990-1992
3. Nana Sutarna,BA tahun 1992-1995
4. Drs. Acep Wiharsa tahun 1996-1998
5. Dra. Hj. Zuraidah,M.M tahun 1998-2006
6. Dra. Hj. Komariah tahun 2006-2009
7. Drs. H. Ali Gozali, M.Pd tahun 2009-2011
8. Drs. H. Ali Rochman,M.BA,MM tahun 2011-2014
9. Ikhwan Setiawan, S.Pd tahun 2014-sekarang
3. Visi dan Misi SMAN 1 Parung
a) Visi SMAN 1 Parung
“Unggul dalam prestasi, berkarakter kebangsaan serta berakhlak
mulia berdasarkan iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa”
Indikator:
1. Berprestasi dalam peningkatan nilai rata-rata Ujian Nasional
2. Berprestasi dalam Lomba Olympiade Mata Pelajaran
3. Berprestasi dalam Lomba Siswa Berprestasi
4. Berprestasi dalam Lomba Berpidato Bahasa Inggris
5. Berprestasi dalam Lomba Olahraga dan Seni
6. Berprestasi dalam Lomba Keagamaan
b) Misi SMAN 1 Parung
Sehubungan dengan visi tersebut, SMAN 1 Parung mengemban misi:
1. Menumbuhkan penghayatan dan pengamalan terhadap ajaran
agama yang dianut
2. Membantu pembentukan peserta didik yang berakhlak mulia
3. Melaksanakan pembelajaran efektif, inovatif, konsisten dan
bermutu
4. Meningkatkan mutu pendidikan yang memiliki daya saing di
tingkat nasional, regional, dan internasional
5. Membantu dan mengembangkan potensi peserta didik secara
utuh sebagai masyarakat belajar sepanjang hayat
6. Memfasilitasi pembentukan pribadi peserta didik yang memiliki
budaya hidup sehat
7. Membantu pembentukan peserta didik yang berdisiplin, mandiri
dan bertanggung jawab terhadap lingkungan sekitarnya
4. Gambaran Sistem Imbalan Guru SMAN 1 Parung
Sistem Imbalan yang digunakan di SMAN 1 Parung yaitu
menggunakan sistem imbalan secara finansial langsung dan finansial tidak
langsung. Sistem imbalan finansial langsung diberikan berupa gaji pokok
dan insentif. Sedangkan finansial tidak langsung diberikan berupa
tunjangan. Bagi guru yang sudah PNS mendapatkan tunjangan berupa
tunjangan sertifikasi,tunjangan kesehatan berupa BPJS, dan Tunjangan
Hari Raya (THR) yang diberikan oleh pihak sekolah. . Sedangkan bagi
guru honorer yang sudah mempunyai NUPTK (Nomor Unik Pendidik dan
Tenaga Kependidikan) mendapatkan tunjangan dari pemda yang
disalurkan melalui dinas pendidikan setiap bulannya, selain itu juga
mendapatkan tunjangan kesehatan berupa BPJS, serta Tunjangan Hari
Raya (THR) yang diberikan oleh pihak sekolah.
Sistem imbalan yang diterapkan di SMAN 1 parung yaitu
berdasarkan sistem waktu, dimana imbalan diterapkan berdasarkan standar
waktu seperti jam dalam mengajar selama periodik satu minggu yang
diberikan pada tanggal yang sudah ditetapkan oleh pihak sekolah. Jadi
besarnya gaji yang diterima oleh setiap guru ditentukan oleh jumlah jam
mengajar ia selama seminggu. Dimana guru PNS mendapatkan 27.000/jam
dan guru honorer mendapatkan 38.000/jam dengan mengalikan berapa jam
mereka mengajar dalam satu minggu. Bagi guru PNS jumlah yang ia dapat
dalam mengajar satu minggu tersebut bukan merupakan gaji pokok
melainkan termasuk insentif yang diberikan oleh pihak sekolah sedangkan
bagi guru honorer itu merupakan gaji pokok dari sekolah. Bagi guru
honorer yang mempunyai tugas tambahan seperti menjabat sebagai wali
kelas, pembina ekscul, dll maka akan mendapat insentif dari pihak
sekolah.
5. Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan
a. Tenaga Pendidik
Tabel 4.1
Keadaan Tenaga Pendidik SMAN 1 Parung
TINGKAT
PENDIDIKAN
JUMLAH GURU (ORG)
KET GT GBS GTT TOTAL
S2 / S3 5 - - 5
S1 / D4 29 1 10 40
D2 / D3 - - 1 1
Jumlah 34 1 11 46
b. Tenaga Kependidikan
Tabel 4.2
Keadaan Tenaga Kependidikan SMAN 1 Parung
TINGKAT
PENDIDIKAN
JUMLAH GURU (ORG)
KET GT GBS GTT TOTAL
S2 / S3 - - - -
S1 / D4 1 - 1 2
D2 / D3 - - 1 1
SMA 1 - 6 7
SMP - - 3 3
Jumlah 2 1 10 13
5. Keadaan Siswa
a. Kelas 10
Tabel 4.3
Keadaan Siswa Kelas 10
KELAS
JUMLAH JUMLAH
L P
X MIPA 1 19 24 43
X MIPA 2 16 27 43
X MIPA 3 16 27 43
X MIPA 4 18 24 42
X IPS 1 23 17 40
X IPS 2 21 19 40
X IPS 3 15 23 38
X IPS 4 18 21 39
Jumlah 147 182 328
X Terbuka 1 23 13 36
X Terbuka 2 22 14 36
Jumlah 45 27 72
b. Kelas 11
Tabel 4.4
Keadaan Siswa Kelas 11
KELAS
JUMLAH JUMLAH
L P
11 IPA 1 15 23 38
11 IPA 2 15 24 39
11 IPA 3 19 18 37
11 IPA 4 18 18 36
11 IPS 1 22 17 39
11 IPS 2 18 18 36
11 IPS 3 18 18 36
11 IPS 4 13 21 36
Jumlah 138 157 295
c. Kelas 12
Tabel 4.5
Keadaan Siswa Kelas 12
KELAS
JUMLAH JUMLAH
L P
12 IPA 1 12 26 38
12 IPA 2 14 28 43
12 IPA 3 8 30 38
12 IPA 4 8 31 39
12 IPS 1 19 23 42
12 IPS 2 19 18 37
12 IPS 3 17 22 38
12 IPS 4 16 16 33
Jumlah 113 194 308
6. Sarana dan Prasarana
Tabel 4.6
Keadaan Sarana dan Prasarana
JENIS RUANG RUANG LUAS KONDISI
RUANG*)
(JML RUANG)
KET
(RUANG) (M2) B RR RB
R. TEORI/Kelas 24 1728 21 3 -
LABORATORIUM
IPA
2 660 1 1 -
PERPUSTAKAAN 1 135 1 - -
Lab.KOMPUTER 1 120 1 - -
R.BAHASA 1 120 - 1 -
R.PIMPINAN 1 3072 1 - -
Ruang Guru 1 120 1 - -
Ruang TU 1 72 1 - -
Ruang OSIS 1 36 1 - -
Ruang UKS 1 12 1 - -
Ruang BP 1 72 1 - -
Ruang Serba Guna 1 - - - -
6147
B. Deskripsi Data
Data-data penelitian tentang hubungan sistem imbalan dengan
kompetensi profesional guru di SMAN 1 Parung penulis memperoleh datanya
melalui angket yang telah diisi oleh guru. Angket tersebut terdiri dari 22
pernyataan untuk variabel X (sistem imbalan) dan 24 pernyataan untuk
variabel Y (kompetensi profesional guru).
1. Data Sistem Imbalan
Berdasarkan instrumen penelitian yang terdiri dari 22 butir soal
mengenai sistem imbalan diperoleh skor tertinggi 88 dan terendah 44
dengan rata-rata 72,167 dan standar deviasi 12,261 dari jumlah sampel
sebanyak 30 orang. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 4.7
Distribusi Frekuensi Variabel X
No Kelas
Interval
F Tepi Kelas Nt Fkum/F
kb
F (%) F.Nt
1. 44 - 52 3 43,5 – 52,5 48 30 10 144
2. 53 - 61 3 52,5 – 61,5 57 27 10 171
3. 62 - 70 6 61,5 – 70,5 66 24 20 396
4. 71 - 79 6 70,5 – 79,5 75 18 20 450
5. 80 - 88 12 79,5 – 88,5 84 12 40 1008
- 30 - - - 100 2169
Berdasarkan penyajian data dalam tabel distribusi frekuensi di atas
dapat dilihat bahwa dari 30 orang responden yang mendapat skor di bawah
rata-rata sebanyak 12 orang atau 40%, sedangkan responden yang
mendapat skor diatas rata-rata sebesar 12 orang atau 40%. Data tabel
diatas dapat divisualisasikan dalam bentuk grafik berikut ini:
Berdasarkan grafik yang sudah dibuat di atas dapat dilihat
permunculan yang tertinggi ada pada batas kelas 79,5 – 88,5 dengan nilai
tengah 84 dan frekuensi 12, sedangkan nilai terendah berada pada batas
kelas 43,5 – 52,5 dengan nilai tengah 48 dan frekuensi 3 dan nilai terendah
0
2
4
6
8
10
12
14
48 57 66 75 84
Gambar 4.1
Grafik Distribusi Frekuensi Variabel X
juga berada pada batas kelas 52,5 – 61,5 dengan nilai tengah 57 serta
frekuensi 3.
2. Data Kompetensi Profesional Guru
Berdasarkan instrumen penelitian yang terdiri dari 24 butir soal
mengenai kompeetensi profesional guru diperoleh skor tertinggi 83 dan
terendah 55, dengan rata-rata 70,5 dan standar deviasi 6,866 dari jumlah
sampel sebanyak 30 orang. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada
tabel berikut :
Tabel 4.8
Distribusi Frekuensi Variabel Y
No Kelas
Interval
F Tepi Kelas Nt Fkum/F
kb
F (%) F.Nt
1. 55 - 60 4 54,5 – 60,5 57,5 30 13,33 230
2. 61 - 66 2 60,5 – 66,5 63,5 26 6,67 127
3. 67 - 72 12 66,5 – 72,5 69,5 24 40 834
4. 73 - 78 9 72,5 – 78,5 75,5 12 30 679,5
5. 79 - 84 3 78,5 – 84,5 81,5 3 10 244,5
- 30 - - - 100 2115
Berdasarkan penyajian data dalam tabel distribusi frekuensi di atas
dapat dilihat bahwa dari 30 orang responden yang mendapat skor dibawah
rata-rata sebanyak 18 orang atau 60 %, sedangkan responden yang
mendapat skor diatas rata-rata sebesar 3 orang atau 10 %. Data tabel diatas
dapat divisualisasikan dalam bentuk grafik berikut ini:
Berdasarkan grafik yang sudah dibuat di atas dapat dilihat
permunculan yang tertinggi ada pada batas kelas 66,5 – 72,5 dengan nilai
tengah 69,5 dan frekuensi 12, sedangkan nilai terendah berada pada batas
kelas 60,5 – 66,5 dengan nilai tengah 63,5 dan frekuensi 2.
C. Hasil Analisis Data
1. Pengujian Prasyarat Analisis Data
Analisis data merupakan bagian yang penting dalam penelitian
ilmiah, yaitu untuk memberikan arti dan makna didalam menjawab
permasalahan penelitian yang penulis kumpulkan. Setelah memperoleh
data hasil penelitian diatas, maka data akan diolah melalui uji hipotesis,
terlebih dahulu dilakukan pengujian analisis data, yaitu uji normalitas dan
homogenitas guna mengetahui apakah data yang diperoleh terdistribusi
normal dan mempunyai ragam yang homogen atau tidak. Adapun hasil
yang didapat adalah sebagai berikut:
a. Uji Normalitas
Pengujian normalitas dilakukan dengan menggunakan uji liliefors.
Hasil yang didapat untuk uji normalitas kedua variabel penelitian dapat
dilihat seperti tabel dibawah ini:
0
2
4
6
8
10
12
14
57,5 63,5 69,5 75,5 81,5
Gambar 4.2
Grafik Distribusi Frekuensi Variabel Y
Tabel 4.9
Uji Normalitas
Variabel N Lhitung Ltabel Keterangan
X
(Sistem
Imbalan)
30
0,05
0,1141
0,1617
Normal
Y
(Kompetensi
Profesional
Guru)
30
0,0945
Normal
Pengujian dilakukan pada taraf sig. (=0,05) untuk n=30, didapat
Lhitung Sistem Imbalan sebesar 0,1141 dan Lhitung Kompetensi
profesional guru sebesar 0,0945 dengan Ltabel sebesar 0,1617. Dengan
demikian perbandingan antara Lhitung < Ltabel untuk sistem imbalan
(0,1141 < 0,1617) dan kompetensi profesional guru (0,0945 < 0,1617),
maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.
b. Uji Homogenitas
Uji prasyarat berikutnya adalah uji homogenitas. Uji homegenitas
dalam penelitian ini menggunakan rumus fisher dengan menghitung
varians dari masing-masing data. Setelah itu membandingkan antara
varians terbesar dengan varians terkecil. Hasil yang didapat untuk uji
homogenitas kedua variabel penelitian dapat dilihat seperti tabel
dibawah ini:
Tabel 4.10
Uji Homogenitas
Variabel Varians Fhitung Ftabel Keterangan
X
(Sistem
Imbalan)
150,350
0,313
1,84
Homogen
Y
(Kompetensi
Profesional
Guru)
47,155
Pengujian dilakukan pada taraf sig.5% dengan derajat kebebasan
(dk 1)= 29 dan (dk 2) = 29. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa hasil kedua variabel berasal dari populasi yang homogen karena
memenuhi kriteria Fhitung < Ftabel.
c. Uji Linearitas
Berdasarkan pengujian linearitas dengan menggunakan uji
regresi linier antara kedua variabel penelitian diperoleh persamaan Ŷ=
53,65 + 0,233 X. kemudian pada perhitungan selanjutnya nilai Fhitung
yang diperoleh adalah . Sedangkan nilai Ftabel dengan taraf
signifikan 5% pada pembilang 20 dan penyebut 8 Ftabel (0,05:20:8) adalah
3,15. Hal ini berarti H0 diterima. Dengan demikian, persamaan regresi
Y atas X berbentuk garis linear
2. Pengujian Hipotesis
Dari perhitungan korelasi dan uji diperoleh nilai rhitung sebesar
0,416. Hal ini berarti terdapat hubungan antara variabel X dengan
variabel Y. selanjutnya untuk mengetahui hubungan antara variabel X
dan variabel Y signifikan atau tidak, maka nilai rhitung dibandingkan
dengan rtabel maka diperoleh rtabel pada taraf signifikan 5% sebesar
0,374. Dengan demikian dapat diketahui bahwa nilai rhitung lebih besar
dari nilai rtabel. Hal ini berarti terdapat hubungan yang signifikan antara
variabel X dan variabel Y.
3. Uji Determinasi
Pengajuan selanjutnya adalah mencari kontribusinya, seberapa
besar sistem imbalan dapat meningkatkan kompetensi profesional
guru, dimana sebelum melakukan uji determinasi terlebih dahulu
dilakukan uji korelasi. Setelah diketahui nilai korelasinya, kemudian
perhitungan selanjutnya adalah mencari besarnya kontribusi yang
diberikan variabel X terhadap Y, maka harus diketahui terlebih dahulu
suatu koefesien yang disebut dengan determinan dengan rumus sebagai
berikut:
KD = r² x 100%
= (0,416)² X 100%
= 17,36 %
D. Pembahasan Hasil Penelitian
Setelah semua ketentuan dalam analisa data dilakukan, maka
langkah selanjutnya adalah memberikan interpretasi atau penafsiran dari
semua hasil analisa data yang sudah dilakukan. Di dalam memberikan
interpretasi ini, penulis mengacu pada ketetapan yang sudah dibuat pada
bab sebelumnya. Setelah mendapatkan nilai koefesien korelasi (nilai rxy),
maka langkah selanjutnya penulis akan memberikan interpretasi data
terhadap nilai rxy.
Adapun interpretasi data yang dipakai yaitu secara sederhana
dengan menggunakan tabel nilai “r”, df= N-nr. Kemudian setelah selesai
memberikan interpretasi terhadap nilai rxy, selanjutnya adalah memberikan
interpretasi terhadap nilai koefesien determinan untuk mengetahui
besarnya kontribusi(sumbangan) yang diberikan variabel X terhadap Y,
untuk lebih jelasnya dapat dilihat di bawah ini:
1. Dari hasil perhitungan di atas, ternyata angka korelasi antara variabel
X (Sistem Imbalan) dan Variabel Y (Kompetensi Profesional Guru)
tidak bertanda negatif, ini berarti diantara kedua variabel tersebut
terdapat korelasi positif (korelasi yang berjalan searah).
Kemudian dengan memperhatikan besarnya nilai koefesien (rxy)
sebesar 0,416. Berarti korelasi variabel X terhadap variabel Y adalah
sedang atau cukup. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
korelasi yang sedang antara variabel X dan Y, ini berarti sistem
imbalan merupakan salah satu faktor dalam meningkatkan
kompetensi profesional guru.
2. Interpretasi dengan cara berkonsultasi pada tabel “r” product moment
Untuk menguji kebenaran hipotesis yang telah dirumuskan
yaitu dengan membandingkan besarnya rhitung dengan rtabel. Sebelum
membandingkan rxy dengan rtabel, terlebih dahulu dicari df-nya
dengan rumus sebagai berikut:
DF=N-nr
=30-2
=28
Dengan memerikasa table nilai “r” product moment ternyata
bahwa dengan df sebesar 28 pada taraf signifikan 5% diperoleh
rtabel=0,374.
Setelah mengetahui nilai rxy dan rtabel langkah selanjutnya
adalah membandingkan besarnya rxy atau r0 dengan rtabel. Seperti
yang telah diketahui bahwa r0 diperoleh nilai 0,4167, sedangkan rtabel
sebesar 0,374. Dengan demikian ternyata r0 lebih besar dari rtabel
pada signifikan 5% (0,374).
Hasil uji hipotesa di atas memiliki makna bahwa menolak
hipotesis (H0) dan menerima hipotesis (Ha). Kesimpulan yang dapat
diambil adalah terdapat korelasi yang positif antara sistem imbalan
dengan kompetensi profesional guru.
Selanjutnya untuk mengetahui berapa besar kontribusi yang
diberikan variabel X terhadap variabel Y, dilakukan perhitungan
koefesien determinan dengan rumus KD=r² x100%. Setelah
dilakukan perhitungan dapat diketahui besar koefesien determinasi
yaitu =17,36 %. Artinya bahwa sistem imbalan memberikan
kontribusi terhadap kompetensi profesional guru sebesar 17,36 %
selebihnya (82,64%) kompetensi profesional guru ditentukan oleh
faktor-faktor lain yang tidak dianalisa dalam penelitian ini.
Berdasarkan hasil penelitian mengenai hubungan sistem
imbalan dengan kompetensi profesional guru diperoleh hasil bahwa
sistem imbalan memiliki hubungan yang sedang atau cukup dengan
kompetensi profesional guru. Hal ini dapat dilihat dari perolehan
nilai korelasi sebesar 0,416. Nilai korelasi ini berada pada kategori
sedang atau cukup (pada rentang 0,40-0,70). Selanjutnya, kontribusi
yang diberikan oleh sistem imbalan terhadap kompetensi profesional
guru sebesar 17,36%. Angka tersebut menggambarkan bahwa sistem
imbalan memberikan kontribusi yang sedang terhadap kompetensi
profesional guru, disamping faktor lain yang juga mempengaruhi.
60
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai hubungan sistem imbalan
dengan kompetensi profesional guru di SMAN 1 Parung dapat ditarik
kesimpulan bahwa:
1. Berdasarkan hasil korelasi Product Moment, hubungan antara sistem
imbalan dengan kompetensi profesional guru terdapat hubungan yang
positif, dengan “rxy” sebesar 0,416. Sedangkan rtabel pada taraf signifikan
5% sebesar 0,374. Jika ditafsirkan hasil tersebut dalam tabel Product
Moment maka angka tersebut menunjukkan korelasi yang positif,
walaupun hubungan positif tersebut hanya pada tingkat sedang atau cukup.
2. Berdasarkan hasil perhitungan uji antara hubungan sistem imbalan dengan
kompetensi profesional guru di SMAN 1 Parung dapat disimpulkan bahwa
hipotesis penelitian (Ha) yang diajukan diterima. Kontribusi yang
diberikan oleh variabel X (sistem imbalan) dengan variabel Y (kompetensi
profesional guru) adalah 17,36%. Dari nilai tersebut dapat memberikan
gambaran bahwa pengaruh sistem imbalan memberikan kontribusi yang
sedang atau cukup terhadap kompetensi profesional guru disamping
faktor-faktor lain yang mempengaruhi.
3. Terdapat hubungan yang positif antara sistem imbalan dengan kompetensi
profesional guru. Semakin tinggi imbalan yang diberikan oleh pihak
sekolah maka akan meningkatkan kompetensi profesional guru.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis dapat mengemukakan beberapa
saran berikut ini:
1. Hendaknya pihak sekolah mampu memberikan imbalan yang sesuai
kepada tenaga pendidik. Pemberian imbalan juga dapat dilakukan dengan
mempertimbangkan latar belakang dan pengalaman tenaga pendidik.
Sehingga imbalan tersebut dapat dirasakan layak dan cukup dengan
demikian akan mempengaruhi kompetensi profesional guru yang dirasakan
selama ini masih kurang optimal.
2. Sebaiknya pihak sekolah dapat bersikap tegas dengan mengevaluasi
kinerja guru serta memberikan teguran kepada guru yang dirasa masih
kurang optimal dalam mengajar.
62
DAFTAR PUSTAKA
Budiman, dan Agus Riyanto, Kapita selekta Kuesioner:Pengetahuan dan Sikap
dalam Penelitian Kesehatan, Jakarta:Salemba Medika, 2014.
Darsono dan Tjatjuk Siswandoko, Manajemen Sumber Daya Manusia Abad 21,
Jakarta: Nusantara Consulting, 2011.
Daryanto, dan Tasrial,Pengembangan Karir Profesi Guru, Yogyakarta:Penerbit
Gava Media, 2015.
Hasibuan, Malayu. S.P, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: PT. Bumi
Aksara,2011.
Kadarisman,M, Manajemen Kompensasi, Jakarta: Rajawali Pers, 2014.
Kadir, Statistika Terapan:Konsep, Contoh dan Analisis Data dengan Program
SPSS/Liseril dalam Penelitian, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2015.
Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru , (Jakarta:PT Raja Grafindo
Persada, 2007)
Maisah, Manajemen Pendidikan, Ciputat: Gaung Persada Press Group, 2013.
Mudlofir,Ali, Pendidik Profesional: Konsep, Strategi dan Aplikasinya dalam
Peningkatan Mutu Pendidikan di Indonesia, Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2012.
Mulyasa,E, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru,Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2012.
Musfah,Jejen, Peningkatan Kompetensi Guru: Melalui Pelatihan dan Sumber
Belajar Teori dan Praktik, Jakarta:Kencana, 2011.
Prihatin,Eka,Teori Administrasi Pendidikan,Bandung:Alfabeta, 2011.
Ramayulis, Profesi dan Etika Keguruan, Jakarta: Kalam Mulia, 2013.
Rugaiyah, dan Atiek Sismiati, Profesi Kependidikan, Bogor: Ghalia Indonesia,
2011.
Saudagar, Fachruddin, dan Ali idrus, Pengembangan Profesionalitas Guru,
Jakarta: Gaung Persada, 2011.
Saudagar,Fachruddin, dan Ali idrus, Pengembangan Profesionalitas Guru,Jakarta:
Gaung Persada, 2009.
Sedarmayanti, Manajemen Sumber Daya Manusia, Reformasi Birokrasi dan
Manajemen Pegawai Negeri Sipil, Bandung: PT Refika Aditama, 2013.
Setiawan, Toni, Manajemen Sumber Daya Manusia: Kinerja, Motivasi, Kepuasan
Kerja dan Produktivitas, Jakarta: Platinum, 2012.
Siagian, Sondang P, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: Bumi Aksara,
2011.
Sofyandi, Herman, Manajemen Sumber Daya Manusia, Yogyakarta: Graha Ilmu,
2008.
Subekhi, Akhmad dan Mohammad Jauhar, Pengantar Manajemen Sumber Daya
Manusia (MSDM), Jakarta: Prestasi Pustakaraya, 2012.
Sudjono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2006.
Sulistiyani, Ambar Teguh, dan Rosidah, Manajemen Sumber Daya Manusia:
Konsep, Teori dan Pengembangan dalam Konteks Organisasi Publik,
Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009.
Sutrisno, Edy, Manajemen Sumber Daya Manusia,Jakarta: Kencana, 2009.
Suwatno, dan Donni Juni Priansa, Manajemen SDM dalam Organisasi Publik dan
Bisnis, Bandung: Alfabeta, 2013.
Winarni, F, dan G.Sugiyarso, Administrasi Gaji dan Upah, Yogyakarta: Pustaka
Widyatama, 2006.
Yamin, Martinis, Sertifikasi Profesi Keguruan di Indonesia,Ciputat: Gaung
Persada Press, 2007.
Lampiran 1
INSTRUMEN UJI COBA
SISTEM IMBALAN
Instrumen ini terdiri dari kelompok pernyataan dan kolom jawaban. Silahkan
Bapak/Ibu memberi jawaban dengan cara memberi tanda ceklis (√) pada kolom
yang telah disediakan dengan keterangan sebagai berikut:
SL = Selalu SR = Sering
KD = Kadang-kadang TP = Tidak Pernah
Nama :
Jabatan :
No Pernyataan SL SR KD TP
1. Saya menerima gaji pokok tetap setiap
bulan
2. Gaji yang saya terima diberikan tepat
waktu
3. Gaji yang saya terima sesuai dengan
pekerjaan saya saat ini
4. Gaji yang saya terima sesuai dengan
kemampuan kerja yang saya miliki
5. Gaji yang saya peroleh saat ini dapat
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari
6. Gaji yang diberikan meningkat setiap
tahun
7. Gaji yang diberikan sesuai dengan standar
gaji yang diberikan di sekolah lain
8. Saya mendapatkan gaji yang adil
9. Sekolah membuat peraturan dalam
pemberian gaji kepada guru-guru
10. Gaji yang layak dari pihak sekolah
mendorong saya untuk mengajar lebih
baik, produktif dan menerapkan sikap
profesional keguruan
11. Saya mendapat Tunjangan Hari Raya
(THR) setiap tahun
12. Tunjangan hari raya diberikan tepat waktu
13. Saya mendapatkan tunjangan transportasi
14. Tunjangan transportasi diberikan sesuai
peraturan yang berlaku
15. Tunjangan transportasi diberikan tepat
waktu
16. Saya mendapat tunjangan berupa fasilitas
kesehatan untuk keluarga
17. Pemberian tunjangan kesehatan diberikan
tepat waktu
18. Tunjangan yang saya peroleh sesuai
dengan tugas saya
19. Tunjangan yang saya peroleh sesuai
dengan tanggung jawab saya
20. Sekolah memberikan insentif kepada guru
yang memiliki jabatan atau tugas
tambahan
21. Setiap guru yang memiliki jabatan atau
tugas tambahan mendapat insentif secara
adil
22. Sekolah membuat peraturan dalam
pemberian insentif kepada guru
23. Pemberian insentif diberikan sesuai aturan
yang berlaku
24. Saya berharap untuk mendapatkan insentif
yang diberikan dari sekolah
25. Pemberian insentif yang diberikan dari
sekolah sesuai dengan yang saya harapkan
26. Insentif yang saya peroleh sesuai dengan
pekerjaan yang saya lakukan
27. Insentif yang saya terima sesuai dengan
kemampuan kerja yang saya miliki
Lampiran 2
INSTRUMEN UJI COBA
KOMPETENSI PROFESIONAL GURU
Instrumen ini terdiri dari kelompok pernyataan dan kolom jawaban. Silahkan
Bapak/Ibu memberi jawaban dengan cara memberi tanda ceklis (√) pada kolom
yang telah disediakan dengan keterangan sebagai berikut:
SL = Selalu SR = Sering
KD = Kadang-kadang TP = Tidak Pernah
Nama :
Jabatan :
No Pernyataan SL SR KD TP
1. Saya berusaha mengembangkan bahan
ajar sesuai dengan tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai
2. Saya mampu menyampaikan materi dan
menjelaskannya dengan baik sehingga
mudah dipahami siswa
3. Saya menjelaskan materi pembelajaran
yang ada di buku paket secara lengkap
4. Saya mampu menjawab pertanyaan dari
siswa secara jelas sehingga dapat
dipahami siswa
5. Saya memberikan penjelasan secara detail
tentang istilah yang sulit dimengerti dalam
materi pelajaran
6. Saya memberi kesempatan kepada siswa
untuk bertanya
7. saya membuat silabus atau satuan
pembelajaran
8. Saya menyiapkan RPP setiap kali
mengajar
9. Saya mengembangkan RPP sendiri
10. Saya menetapkan tujuan pembelajaran
untuk kompetensi yang harus dicapai oleh
siswa
11. Sebelum memulai pembelajaran saya
menjelaskan tujuan pembelajaran kepada
siswa
12. Saya menggunakan metode pembelajaran
yang bervariasi
13. Saya menggunakan metode yang relevan
dengan materi yang akan diajarkan
14. Saya melakukan evaluasi setiap akhir
pembelajaran
15. Saya melaksanakan evaluasi pembelajaran
sesuai dengan jadwal yang telah
ditetapkan
16. Saya melaksanakan evaluasi secara rutin
17. Saya melakukan penilaian rutin seperti
penilaian ulangan harian, ulangan tengan
semester, dan ulangan akhir semester
18. Saya memberi kesempatan remedial bagi
siswa yang belum mencapai standar
kelulusan
19. Saya melakukan penjelasan materi
kembali dan pemberian tugas tambahan
pada siswa sebagai perbaikan
20. Saya memberikan tugas sesuai dengan
materi yang dibahas
21. Saya mengulang penjelasan materi jika
ada siswa yang belum mengerti
22. Saya menciptakan suasana kelas yang
nyaman untuk siswa sehingga proses
pembelajaran menjadi efektif
23. Sebelum memulai pelajaran saya
mengatur kerapihan ruang kelas terlebih
dahulu serta kesiapan siswa untuk belajar
24. Saya memperhatikan semua aktivitas yang
dilakukan siswa di dalam kelas
25. Saya memeriksa tugas-tugas sekolah yang
siswa kerjakan
26. Saya memberikan perhatian secara
individu kepada siswa disaat mengajar di
dalam kelas
27. Saya memberikan perhatian yang sama
kepada semua siswa di kelas
28. Saya memberi teguran kepada siswa yang
menganggu berlangsungnya kegiatan
pembelajaran
29. Saya memberi teguran kepada siswa yang
kurang aktif mengikuti pembelajaran
30. Saya melibatkan siswa dalam pembuatan
dan pemanfaatan media/sumber belajar
31. Saya mampu membuat sendiri alat bantu
pembelajaran
32. Saya menyediakan media pembelajaran
yang diperlukan
33. Selain buku, papan tulis, saya
menggunakan alat bantu belajar yang lain
seperti karton, peta, dan sarana prasarana
lainnya
34. Saya memanfaatkan laboraturium sebagai
sumber belajar
35. Saya memanfaatkan perpustakaan sebagai
sumber belajar
36. Saya memanfaatkan lingkungan sekitar
sebagai sumber belajar
Lampiran 3
INSTRUMEN PENELITIAN
SISTEM IMBALAN
Instrumen ini terdiri dari kelompok pernyataan dan kolom jawaban. Silahkan
Bapak/Ibu memberi jawaban dengan cara memberi tanda ceklis (√) pada kolom
yang telah disediakan dengan keterangan sebagai berikut:
SL = Selalu SR = Sering
KD = Kadang-kadang TP = Tidak Pernah
Nama :
Jabatan :
No Pernyataan SL SR KD TP
1. Gaji yang saya terima diberikan tepat
waktu
2. Gaji yang saya terima sesuai dengan
pekerjaan saya saat ini
3. Gaji yang saya terima sesuai dengan
kemampuan kerja yang saya miliki
4. Gaji yang saya peroleh saat ini dapat
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari
5. Gaji yang diberikan meningkat setiap
tahun
6. Gaji yang diberikan sesuai dengan standar
gaji yang diberikan di sekolah lain
7. Saya mendapatkan gaji yang adil
8. Sekolah membuat peraturan dalam
pemberian gaji kepada guru-guru
9. Saya mendapat Tunjangan Hari Raya
(THR) setiap tahun
10. Saya mendapatkan tunjangan transportasi
11. Tunjangan transportasi diberikan sesuai
peraturan yang berlaku
12. Tunjangan transportasi diberikan tepat
waktu
13. Saya mendapat tunjangan berupa fasilitas
kesehatan untuk keluarga
14. Pemberian tunjangan kesehatan diberikan
tepat waktu
15. Tunjangan yang saya peroleh sesuai
dengan tanggung jawab saya
16. Sekolah memberikan insentif kepada guru
yang memiliki jabatan atau tugas
tambahan
17. Setiap guru yang memiliki jabatan atau
tugas tambahan mendapat insentif secara
adil
18. Sekolah membuat peraturan dalam
pemberian insentif kepada guru
19. Pemberian insentif diberikan sesuai aturan
yang berlaku
20. Pemberian insentif yang diberikan dari
sekolah sesuai dengan yang saya harapkan
21. Insentif yang saya peroleh sesuai dengan
pekerjaan yang saya lakukan
22. Insentif yang saya terima sesuai dengan
kemampuan kerja yang saya miliki
Lampiran 4
INSTRUMEN PENELITIAN
KOMPETENSI PROFESIONAL GURU
Instrumen ini terdiri dari kelompok pernyataan dan kolom jawaban. Silahkan
Bapak/Ibu memberi jawaban dengan cara memberi tanda ceklis (√) pada kolom
yang telah disediakan dengan keterangan sebagai berikut:
SL = Selalu SR = Sering
KD = Kadang-kadang TP = Tidak Pernah
Nama :
Jabatan :
No Pernyataan SL SR KD TP
1. Saya berusaha mengembangkan bahan
ajar sesuai dengan tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai
2. Saya mampu menyampaikan materi dan
menjelaskannya dengan baik sehingga
mudah dipahami siswa
3. Saya memberikan penjelasan secara detail
tentang istilah yang sulit dimengerti dalam
materi pelajaran
4. saya membuat silabus atau satuan
pembelajaran
5. Saya mengembangkan RPP sendiri
6. Saya menetapkan tujuan pembelajaran
untuk kompetensi yang harus dicapai oleh
siswa
7. Saya menggunakan metode pembelajaran
yang bervariasi
8. Saya menggunakan metode yang relevan
dengan materi yang akan diajarkan
9. Saya melakukan evaluasi setiap akhir
pembelajaran
10. Saya melaksanakan evaluasi pembelajaran
sesuai dengan jadwal yang telah
ditetapkan
11. Saya melaksanakan evaluasi secara rutin
12. Saya melakukan penilaian rutin seperti
penilaian ulangan harian, ulangan tengan
semester, dan ulangan akhir semester
13. Saya melakukan penjelasan materi
kembali dan pemberian tugas tambahan
pada siswa sebagai perbaikan
14. Saya memberikan tugas sesuai dengan
materi yang dibahas
15. Saya menciptakan suasana kelas yang
nyaman untuk siswa sehingga proses
pembelajaran menjadi efektif
16. Saya memperhatikan semua aktivitas yang
dilakukan siswa di dalam kelas
17. Saya memeriksa tugas-tugas sekolah yang
siswa kerjakan
18. Saya memberikan perhatian secara
individu kepada siswa disaat mengajar di
dalam kelas
19. Saya memberi teguran kepada siswa yang
menganggu berlangsungnya kegiatan
pembelajaran
20. Saya mampu membuat sendiri alat bantu
pembelajaran
21. Saya menyediakan media pembelajaran
yang diperlukan
22. Selain buku, papan tulis, saya
menggunakan alat bantu belajar yang lain
seperti karton, peta, dan sarana prasarana
lainnya
23. Saya memanfaatkan laboraturium sebagai
sumber belajar
24. Saya memanfaatkan lingkungan sekitar
sebagai sumber belajar
Lampiran 5
Uji Validitas dan Rrliabilitas Variabel X (Sistem Imbalan)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
R1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 81 6561
R2 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 105 11025
R3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 3 4 1 1 1 3 3 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 65 4225
R4 4 3 3 3 2 2 3 3 3 4 3 4 1 1 1 1 1 4 2 1 2 2 2 4 2 2 2 65 4225
R5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 101 10201
R6 4 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 4 3 3 3 1 1 3 3 3 4 3 3 3 2 2 2 74 5476
R7 4 3 2 2 2 2 3 3 3 4 3 4 3 3 3 1 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 79 6241
R8 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 2 2 2 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 88 7744
R9 4 4 4 4 3 2 2 3 4 2 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 2 3 3 87 7569
R10 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 107 11449
R11 4 4 4 4 3 2 3 3 3 3 4 3 2 3 2 2 2 3 2 3 3 4 4 3 2 3 3 81 6561
R12 4 3 4 4 4 2 2 2 1 3 3 2 1 1 1 1 1 1 1 4 4 1 1 3 4 4 4 66 4356
R13 4 4 2 2 4 4 4 2 4 4 4 2 1 1 1 4 4 2 2 4 2 4 4 4 2 2 2 79 6241
R14 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 100 10000
R15 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 101 10201
58 54 52 52 49 42 48 48 48 51 53 51 40 38 37 43 41 48 44 52 49 50 47 50 43 45 46 1279 112075
X)² 3364 2916 2704 2704 2401 1764 2304 2304 2304 2601 2809 2601 1600 1444 1369 1849 1681 2304 1936 2704 2401 2500 2209 2500 1849 2025 2116
X² 226 198 188 188 169 130 160 160 166 183 191 181 128 112 107 147 127 164 142 190 169 180 159 170 133 143 150
( Y)² 1635841 Y² 112075
XY 4970 4686 4515 4515 4287 3703 4172 4206 4246 4436 4579 4376 3618 3411 3330 3868 3637 4183 3929 4541 4269 4424 4149 4294 3765 3933 4033
N 15
r-hitung 0.3391476 0.783 0.531 0.531 0.663 0.6295 0.57 0.8144 0.7918 0.513 0.564 0.181 0.817 0.784 0.8036 0.7529 0.664 0.509 0.8971 0.625 0.5537 0.801 0.752 0.3057 0.575 0.618 0.674
r-tabel (5%) 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514
Validitas Drop Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Drop Valid Drop Valid Valid Valid Valid Valid Drop Valid Valid Valid Valid Valid Drop Valid Valid ValidVarians Tiap Butir 0.1155556 0.24 0.516 0.5156 0.596 0.8267 0.427 0.4267 0.8267 0.64 0.249 0.507 1.422 1.049 1.0489 1.5822 0.996 0.693 0.8622 0.6489 0.5956 0.889 0.782 0.2222 0.649 0.533 0.596
Total Varians Butir 18.453333Varians Total 201.26222
Reliabilitas 0.9432471
Keterangan Reliabel
No.Resp Y Y²Nomor Soal
Lampiran 6
Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Y (Kompetensi Profesional Guru)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
R1 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 1 3 3 110 12100
R2 2 3 2 3 2 3 2 2 4 2 2 2 3 3 3 3 4 4 2 4 3 2 2 4 3 2 3 3 3 2 2 3 3 2 3 2 97 9409
R3 3 3 4 3 2 4 4 3 2 3 4 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 2 1 2 2 99 9801
R4 4 4 4 3 4 4 3 2 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 2 4 3 3 3 4 2 4 2 3 4 2 2 2 120 14400
R5 4 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 124 15376
R6 3 3 4 4 2 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 2 2 4 2 3 2 3 2 4 3 2 3 2 2 3 1 2 2 103 10609
R7 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 2 3 3 4 3 4 2 3 124 15376
R8 4 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 2 3 2 3 2 2 2 3 3 105 11025
R9 3 3 2 3 2 4 3 3 3 3 2 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 2 2 2 2 2 2 1 2 2 106 11236
R10 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 2 2 4 4 4 4 4 132 17424
R11 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 135 18225
R12 2 4 4 4 3 2 2 2 1 2 4 2 3 2 3 2 3 4 3 3 3 3 2 3 2 3 4 3 3 4 2 3 3 1 3 3 100 10000
R13 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 2 3 3 4 3 2 2 2 126 15876
R14 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 129 16641
R15 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 132 17424
51 52 53 52 46 57 50 46 48 53 53 48 53 48 50 49 56 54 50 53 53 50 46 53 49 48 50 45 40 45 38 46 45 32 40 40 1742 204922
X)² 2601 2704 2809 2704 2116 3249 2500 2116 2304 2809 2809 2304 2809 2304 2500 2401 3136 2916 2500 2809 2809 2500 2116 2809 2401 2304 2500 2025 1600 2025 1444 2116 2025 1024 1600 1600
X² 181 184 195 184 150 221 174 148 164 195 195 160 191 162 172 167 212 198 174 193 191 174 148 193 167 160 172 141 112 143 100 148 141 88 112 112
( Y)² 3034564
Y² 204922
XY 6032 6092 6209 6075 5455 6671 5901 5399 5669 6259 6209 5670 6248 5665 5901 5771 6554 6290 5928 6224 6204 5928 5399 6224 5771 5647 5813 5303 4680 5270 4469 5423 5303 3879 4680 4707
N 15
r-hitung 0.7742 0.5368 0.3791 0.3648 0.738 0.4789 0.6809 0.4221 0.573 0.7305 0.379 0.739 0.94 0.611 0.798 0.6 0.577 0.194 0.876 0.563 0.495 0.876 0.422 0.563 0.6 0.561 0.054 0.6144 0.293 0.304 0.566 0.6 0.6144 0.716 0.2934 0.522
r-tabel (5%) 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514 0,514
Validitas Valid Valid Drop Drop Valid Drop Valid Drop Valid Valid Drop Valid Valid Valid Valid Valid Valid Drop Valid Valid Drop Valid Drop Valid Valid Valid Drop Valid Drop Drop Valid Valid Valid Valid Drop Valid
Varians Tiap Butir 0.5066667 0.2489 0.5156 0.2489 0.596 0.2933 0.4889 0.4622 0.693 0.5156 0.516 0.427 0.249 0.56 0.356 0.46 0.196 0.24 0.489 0.382 0.249 0.489 0.462 0.382 0.46 0.427 0.356 0.4 0.356 0.533 0.249 0.462 0.4 1.3156 0.3556 0.356
Total Varians Butir 15.697778
Varians Total 174.51556
Reliabilitas 0.9360508
Keterangan Reliabel
No.RespNomor Item
Y Y²
Lampiran 7
Contoh Perhitungan Validitas Variabel X (Sistem Imbalan)
No.Resp X Y X² Y² XY
R1 3 81 9 6561 243
R2 4 105 16 11025 420
R3 3 65 9 4225 195
R4 3 65 9 4225 195
R5 4 101 16 10201 404
R6 3 74 9 5476 222
R7 3 79 9 6241 237
R8 4 88 16 7744 352
R9 4 87 16 7569 348
R10 4 107 16 11449 428
R11 4 81 16 6561 324
R12 3 66 9 4356 198
R13 4 79 16 6241 316
R14 4 100 16 10000 400
R15 4 101 16 10201 404
54 1279 198 112075 4686
( X)² 2916
( Y)² 1635841
N 15
( )( )
√ ( ) √ ( )
√ ( ) √ ( )
√ √
√ √
( )
Bila dibandingkan dengan r-hitung 0,783 di atas dengan nilai r-tabel pada
=5% dan N=15 0,514 maka terlihat bahwa nilai rhitung > rtabel. Hal ini berarti
item pertanyaan tersebut dinyatakan valid.
Lampiran 8
Contoh Perhitungan Validitas Variabel Y (Kompetensi Profesional Guru)
No.Resp X Y X² Y² XY
R1 3 110 9 12100 330
R2 2 97 4 9409 194
R3 3 99 9 9801 297
R4 4 120 16 14400 480
R5 4 124 16 15376 496
R6 3 103 9 10609 309
R7 3 124 9 15376 372
R8 4 105 16 11025 420
R9 3 106 9 11236 318
R10 4 132 16 17424 528
R11 4 135 16 18225 540
R12 2 100 4 10000 200
R13 4 126 16 15876 504
R14 4 129 16 16641 516
R15 4 132 16 17424 528
51 1742 181 204922 6032
( X)² 2601
( Y)² 3034564
N 15
( )( )
√ ( ) √ ( )
√ ( ) √ ( )
√ √
√ √
( )
Bila dibandingkan dengan r-hitung 0,774 di atas dengan nilai r-tabel pada
=5% dan N=15 0,514 maka terlihat bahwa nilai rhitung > rtabel. Hal ini berarti
item pertanyaan tersebut dinyatakan valid.
Lampiran 9
Perhitungan Reliabilitas Variabel X (Sistem Imbalan)
Langkah-langkah
a. Menghitung Varians Tiap Butir
( )
Contoh Varians Item Pertanyaan Nomor 2
b. Menghitung Varians Total Dengan Rumus
( )
c. Menghitung Reliabilitas Dengan Rumus
r 0
1 0
1
0
1 0
1
0
1 , -
( )( ) = 0,94245
Lampiran 10
Perhitungan Reliabilitas Variabel Y (Kompetensi Profesional Guru)
a. Menghitung Varians Tiap Butir
Langkah-langkah
d. Menghitung Varians Tiap Butir
( )
Contoh Varians Item Pertanyaan Nomor 1
e. Menghitung Varians Total Dengan Rumus
-
( )
-
-
-
f. Menghitung Reliabilitas Dengan Rumus
r 0
1 0
1
0
1 0
1
0
1 , -
( )( ) = 0,944
Lampiran 11
Tabel Skor Hasil Penelitian Variabel X (Sistem Imbalan)
No.Resp Skor Item Untuk Butir Soal
1 2 3 4 5 6 7 8 9
R1 3 4 4 4 4 4 4 4 3
R2 4 4 4 3 4 2 3 4 4
R3 4 4 4 4 3 3 3 3 4
R4 3 3 3 2 1 2 2 2 3
R5 4 4 3 3 3 3 4 4 4
R6 4 4 3 3 3 3 4 4 4
R7 4 4 3 3 3 3 4 4 4
R8 4 4 4 4 4 4 4 4 4
R9 3 2 2 2 2 3 3 3 4
R10 4 3 3 4 3 3 3 4 4
R11 3 3 3 3 3 3 3 3 4
R12 4 4 4 4 2 3 4 4 4
R13 3 3 3 2 2 3 3 2 4
R14 4 3 3 2 2 3 3 3 4
R15 4 4 4 4 4 4 4 4 4
R16 4 3 3 3 2 3 3 2 4
R17 3 2 2 2 2 3 3 3 4
R18 4 4 4 4 4 4 4 4 4
R19 4 4 4 3 2 2 3 4 4
R20 4 4 4 4 4 4 4 4 4
R21 4 4 4 3 2 3 3 3 3
R22 4 4 4 4 2 2 2 1 4
R23 4 2 2 4 4 4 2 4 4
R24 4 4 4 4 4 4 4 4 4
R25 4 4 4 4 4 4 4 4 4
R26 4 4 4 4 4 4 4 4 4
R27 4 4 4 3 4 2 3 3 3
R28 4 4 4 4 3 3 3 3 4
R29 4 3 3 2 1 2 2 2 4
R30 4 4 3 3 3 3 4 4 4
114 107 103 98 88 93 99 101 116
Skor Item Untuk Butir Soal
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
4 4 4 4 3 4 4 4 3 3
4 4 4 4 3 4 3 3 3 3
4 4 3 4 4 4 4 4 4 4
1 1 1 1 1 1 1 1 2 1
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
1 1 2 3 3 4 4 4 4 3
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
3 3 3 4 3 3 3 3 4 4
3 3 3 1 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 4 4 3 4 4
4 3 3 3 3 3 3 3 3 3
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
2 2 2 3 3 2 3 2 2 2
1 1 1 1 1 2 1 2 2 2
3 3 3 4 3 3 3 3 3 3
3 3 3 1 1 3 3 4 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
2 2 2 3 3 3 4 4 4 3
4 3 3 4 3 3 4 3 4 3
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
2 3 2 2 2 2 3 3 4 4
1 4 4 4 4 4 4 4 1 1
1 1 1 4 4 4 4 3 3 3
4 3 3 4 4 4 4 4 4 3
4 3 3 4 4 4 4 3 4 3
4 4 4 4 4 4 3 3 3 3
3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 3 4 4 4 4 4 4 4
1 1 1 1 2 2 2 2 2 1
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
89 90 88 97 95 101 102 99 100 93
Skor Item Untuk Butir
Soal Y Y²
20 21 22
3 3 3 80 6400
3 3 3 76 5776
3 4 4 82 6724
4 4 4 44 1936
4 4 4 84 7056
3 3 3 70 4900
4 4 4 84 7056
3 3 3 78 6084
3 3 3 61 3721
2 3 3 73 5329
3 3 3 68 4624
4 4 4 85 7225
2 2 2 54 2916
2 2 2 47 2209
3 4 4 78 6084
2 2 2 60 3600
3 3 3 63 3969
3 3 3 75 5625
2 3 3 72 5184
4 4 4 88 7744
2 3 3 64 4096
4 4 4 70 4900
2 2 2 64 4096
3 3 4 83 6889
3 3 3 81 6561
4 4 4 84 7056
4 4 4 81 6561
3 4 4 82 6724
4 4 4 50 2500
4 4 4 84 7056
93 99 100 2165 160601
Lampiran 12
Tabel Skor Hasil Penelitian Variabel Y (Kompetensi Profesional Guru)
No.Resp Skor Item Untuk Butir Soal
1 2 3 4 5 6 7 8 9
R1 3 3 3 3 3 4 3 3 3
R2 3 4 3 3 3 3 4 3 3
R3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
R4 4 4 3 3 3 3 3 3 3
R5 3 3 3 4 3 3 3 4 4
R6 3 3 3 3 3 3 3 3 3
R7 3 3 3 3 3 3 3 3 3
R8 3 3 2 3 3 3 3 4 4
R9 2 3 2 2 3 2 2 3 3
R10 3 4 3 2 3 2 2 2 2
R11 3 3 3 4 3 3 3 3 3
R12 2 3 2 3 4 2 2 2 2
R13 3 3 2 3 2 3 3 3 2
R14 3 3 3 3 3 3 3 3 3
R15 4 3 3 3 3 4 3 4 3
R16 3 3 2 2 3 2 3 2 2
R17 3 4 4 3 3 4 4 4 4
R18 3 3 3 3 3 3 3 3 2
R19 3 3 2 4 3 2 3 2 3
R20 4 4 4 4 4 4 4 4 3
R21 3 3 3 4 3 3 3 3 3
R22 2 3 3 1 1 2 2 2 2
R23 4 3 4 3 4 4 3 3 3
R24 3 3 3 3 3 3 3 3 3
R25 3 3 4 3 3 3 3 3 3
R26 3 3 3 3 3 3 3 3 4
R27 4 4 3 3 3 3 3 3 3
R28 4 3 3 3 3 3 3 3 3
R29 3 3 3 3 3 3 3 3 3
R30 3 3 3 3 3 3 3 3 4
93 96 88 90 90 89 89 90 89
Skor Item Untuk Butir Soal
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 2
3 3 3 3 3 4 3 4 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
4 4 4 3 3 4 4 4 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
4 3 4 3 4 3 3 3 4 3
4 4 3 2 3 3 3 3 4 3
3 3 4 2 2 3 4 2 2 2
3 3 3 3 3 3 3 4 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 2 3 3 2 3 2 3
2 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 2 2 3 3
3 3 3 2 3 3 3 3 3 3
2 3 3 2 2 3 3 2 2 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 2 3 3 3 3 3 3 3 4
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 4 3 3 4 4 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 2 3 3 3 3 4 3 2 2
3 3 3 3 3 3 4 3 3 3
4 3 3 3 3 4 3 3 3 3
4 4 3 4 3 3 3 3 3 3
4 3 3 3 3 4 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 2 2
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
94 91 93 87 89 94 93 91 87 87
Skor Item Untuk Butir Soal Y Y²
20 21 22 23 24
3 3 3 2 2 71 5041
3 3 2 3 3 72 5184
3 3 3 2 2 72 5184
3 3 3 2 2 72 5184
4 4 3 3 3 83 6889
3 3 2 1 3 69 4761
4 3 3 3 3 77 5929
4 4 3 2 3 76 5776
2 3 3 1 2 60 3600
2 3 4 2 2 67 4489
3 3 3 1 2 70 4900
2 3 2 2 2 60 3600
2 2 2 1 2 62 3844
2 3 4 2 2 68 4624
3 3 3 1 2 71 5041
2 2 3 1 2 57 3249
3 4 3 3 3 79 6241
3 2 2 2 2 67 4489
2 2 2 1 2 64 4096
2 2 4 3 3 82 6724
3 3 3 3 2 72 5184
2 2 2 1 2 55 3025
3 3 3 2 2 75 5625
3 3 3 4 3 75 5625
3 3 3 3 2 75 5625
3 3 3 4 3 76 5776
3 3 2 3 3 73 5329
3 3 4 3 3 74 5476
3 3 2 2 2 67 4489
4 3 3 3 3 74 5476
85 87 85 66 72 2115 150475
Lampiran 13
Perhitungan Distribusi Frekuensi Variabel X (Sistem Imbalan)
a. Menentukan Sebaran Data
Range = Skor max – Skor min
= 88-44
=44
b. Menentukan Banyak Kelas
Banyak Kelas = 1 + 3,322 Log N
= 1 + 3,322 Log 30
= 1 + 3,322(1.47)
=1+4,883
=5,883 ~ 5
c. Menentukan Interval Kelas
Interval Kelas
=8.8 ~ 9
d. Tabel Distribusi Frekuensi
No Kelas
Interval
F Tepi Kelas Nt Fkum/Fkb F (%) F.Nt
1. 44 – 52 3 43,5 – 52,5 48 30 10 144
2. 53 – 61 3 52,5 – 61,5 57 27 10 171
3. 62 – 70 6 61,5 – 70,5 66 24 20 396
4. 71 – 79 6 70,5 – 79,5 75 18 20 450
5. 80 – 88 12 79,5 – 88,5 84 12 40 1008
- 30 - - - 100 2169
e. Median
Mencari median dengan rumus:
Median 4
5
.
/
.
/
f. Modus
Mencari modus dengan rumus:
Mo .
/
.
/
.
/
Keterangan:
Bb = Batas bawah nyata dari interval yang mengandung median
fKb = Frekuensi kumulatif yang terletak dibawah interval yang
mengandung media
fi = Frekuensi yang mengandung median
N = Number of case
I = Interval
fa = Frekuensi yang terletak di atas interval yang mengandung modus
fb = Frekuensi yang terletak di bawah interval yang mengandung
modus
I = Interval Kelas
Lampiran 14
Perhitungan Distribusi Frekuensi Skor Variabel Y (Kompetensi Profesional Guru)
a. Menentukan Sebaran Data
Range = Skor max – Skor min
= 83 - 55
= 28
b. Menentukan Banyak Kelas
Banyak Kelas = 1 + 3,322 Log N
= 1 + 3,322 Log 30
= 1 + 3,322(1.47)
=1+4,883
=5,883 ~ 5
c. Menentukan Interval Kelas
Interval Kelas
d. Tabel Distribusi Frekuensi
No Kelas
Interval
F Tepi Kelas Nt Fkum/Fkb F (%) F.Nt
6. 55 – 60 4 54,5 – 60,5 57,5 30 13,33 230
7. 61 – 66 2 60,5 – 66,5 63,5 26 6,67 127
8. 67 – 72 12 66,5 – 72,5 69,5 24 40 834
9. 73 – 78 9 72,5 – 78,5 75,5 12 30 679,5
10. 79 – 84 3 78,5 – 84,5 81,5 3 10 244,5
- 30 - - - 100 2115
e. Median
Mencari median dengan rumus:
Median 4
5
.
/
.
/
f. Modus
Mencari modus dengan rumus:
Mo .
/
.
/
.
/
Keterangan:
Bb = Batas bawah nyata dari interval yang mengandung median
fKb = Frekuensi kumulatif yang terletak dibawah interval yang
mengandung media
fi = Frekuensi yang mengandung median
N = Number of case
I = Interval
fa = Frekuensi yang terletak di atas interval yang mengandung modus
fb = Frekuensi yang terletak di bawah interval yang mengandung
modus
I = Interval Kelas
Lampiran 15
Perhitungan Rata-Rata Simpangan Baku Skor Variabel X (Sistem Imbalan)
No.Resp X X-x (X-x)²
1 80 7.833 61.35589
2 76 3.833 14.69189
3 82 9.833 96.68789
4 44 -28.167 793.3799
5 84 11.833 140.0199
6 70 -2.167 4.695889
7 84 11.833 140.0199
8 78 5.833 34.02389
9 61 -11.167 124.7019
10 73 0.833 0.693889
11 68 -4.167 17.36389
12 85 12.833 164.6859
13 54 -18.167 330.0399
14 47 -25.167 633.3779
15 78 5.833 34.02389
16 60 -12.167 148.0359
17 63 -9.167 84.03389
18 75 2.833 8.025889
19 72 -0.167 0.027889
20 88 15.833 250.6839
21 64 -8.167 66.69989
22 70 -2.167 4.695889
23 64 -8.167 66.69989
24 83 10.833 117.3539
25 81 8.833 78.02189
26 84 11.833 140.0199
27 81 8.833 78.02189
28 82 9.833 96.68789
29 50 -22.167 491.3759
30 84 11.833 140.0199
2165
4360.167
X
SD √ ( )
√
√
Lampiran 16
Perhitungan Rata-Rata Simpangan Baku Skor Variabel Y (Kompetensi Profesional
Guru)
No.Resp X X-x (X-x)²
1 71 0.5 0.25
2 72 1.5 2.25
3 72 1.5 2.25
4 72 1.5 2.25
5 83 12.5 156.25
6 69 -1.5 2.25
7 77 6.5 42.25
8 76 5.5 30.25
9 60 -10.5 110.25
10 67 -3.5 12.25
11 70 -0.5 0.25
12 60 -10.5 110.25
13 62 -8.5 72.25
14 68 -2.5 6.25
15 71 0.5 0.25
16 57 -13.5 182.25
17 79 8.5 72.25
18 67 -3.5 12.25
19 64 -6.5 42.25
20 82 11.5 132.25
21 72 1.5 2.25
22 55 -15.5 240.25
23 75 4.5 20.25
24 75 4.5 20.25
25 75 4.5 20.25
26 76 5.5 30.25
27 73 2.5 6.25
28 74 3.5 12.25
29 67 -3.5 12.25
30 74 3.5 12.25
2115
1367.5
X
SD √ ( )
√
√
Lampiran 17
Perhitungan Uji Normalitas Skor Variabel X Dengan Menggunakan Uji
Liliefors
Kriteria Pengujian:
Jika Lhitung < Ltabel data berdistribusi normal
Jika Lhitung > Ltabel data berdistribusi tidak normal
No Xi Zi Tabel Z F kum F(Zi) S (Zi) F (ZI)-S(ZI)
1 44 -2.29728 0.489 1 0.011 0.033333 -0.02233
2 47 -2.05261 0.4798 2 0.0202 0.066667 -0.04647
3 50 -1.80793 0.4641 3 0.0359 0.1 -0.0641
4 54 -1.48169 0.4306 4 0.0694 0.133333 -0.06393
5 60 -0.99233 0,3389 5 0.1611 0.166667 -0.00557
6 61 -0.91077 0.3186 6 0.1814 0.2 -0.0186
7 63 -0.74766 0.2704 7 0.2296 0.233333 -0.00373
8 64 -0.6661 0.2454 8 0.2546 0.266667 -0.01207
9 64 -0.6661 0.2454 9 0.2546 0.3 -0.0454
10 68 -0.33986 0.1293 10 0.3707 0.333333 0.037367
11 70 -0.17674 0.0675 11 0.4325 0.366667 0.065833
12 70 -0.17674 0.0675 12 0.4325 0.4 0.0325
13 72 -0.01362 0.004 13 0.496 0.433333 0.062667
14 73 0.067939 0.0239 14 0.5239 0.466667 0.057233
15 75 0.231058 0.091 15 0.591 0.5 0.091
16 76 0.312617 0.1217 16 0.6217 0.533333 0.088367
17 78 0.475736 0.1808 17 0.6808 0.566667 0.114133
18 78 0.475736 0.1808 18 0.6808 0.6 0.0808
19 80 0.638855 0.2357 19 0.7357 0.633333 0.102367
20 81 0.720414 0.2642 20 0.7642 0.666667 0.097533
21 81 0.720414 0.2642 21 0.7642 0.7 0.0642
22 82 0.801974 0.2881 22 0.7881 0.733333 0.054767
23 82 0.801974 0.2881 23 0.7881 0.766667 0.021433
24 83 0.883533 0.3106 24 0.8106 0.8 0.0106
25 84 0.965093 0.3315 25 0.8315 0.833333 -0.00183
26 84 0.965093 0.3315 26 0.8315 0.866667 -0.03517
27 84 0.965093 0.3315 27 0.8315 0.9 -0.0685
28 84 0.965093 0.3315 28 0.8315 0.933333 -0.10183
29 85 1.046652 0.3508 29 0.8508 0.966667 -0.11587
30 88 1.29133 0.4015 30 0.9015 1 -0.0985
Jumlah 2165
Mean 72.16667
SD 12,261
L (Tabel) 0.1617
L (Hitung) 0.114133
Dari perhitungan diatas diperoleh nilai Lhitung adalah 0,1141. Sementara itu nilai
Ltabel untuk N=30 dengan taraf signifikan 5% adalah 0,1617. Hal tersebut berarti
Lhitung < Ltabel. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa skor variabel X
berdistribusi normal.
Lampiran 18
Perhitungan Uji Normalitas Skor Variabel Y Dengan Menggunakan Uji
Liliefors
Kriteria Pengujian:
Jika Lhitung < Ltabel data berdistribusi normal
Jika Lhitung > Ltabel data berdistribusi tidak normal
No Xi Zi Tabel Z F kum F(Zi) S (Zi) F (ZI)-S(ZI)
1 55 -2.2575 0.4878 1 0.0122 0.033333 -0.0211333
2 57 -1.96621 0.475 2 0.025 0.066667 -0.0416667
3 60 -1.52927 0.4357 3 0.0643 0.1 -0.0357
4 60 -1.52927 0.4357 4 0.0643 0.133333 -0.0690333
5 62 -1.23798 0.3907 5 0.1093 0.166667 -0.0573667
6 64 -0.94669 0.3264 6 0.1736 0.2 -0.0264
7 67 -0.50976 0.1915 7 0.3085 0.233333 0.07516667
8 67 -0.50976 0.1915 8 0.3085 0.266667 0.04183333
9 67 -0.50976 0.1915 9 0.3085 0.3 0.0085
10 68 -0.36411 0.1406 10 0.3594 0.333333 0.02606667
11 69 -0.21847 0.0832 11 0.4168 0.366667 0.05013333
12 70 -0.07282 0.0279 12 0.4721 0.4 0.0721
13 71 0.072823 0.0279 13 0.5279 0.433333 0.09456667
14 71 0.072823 0.0279 14 0.5279 0.466667 0.06123333
15 72 0.218468 0.0832 15 0.5832 0.5 0.0832
16 72 0.218468 0.0832 16 0.5832 0.533333 0.04986667
17 72 0.218468 0.0832 17 0.5832 0.566667 0.01653333
18 72 0.218468 0.0832 18 0.5832 0.6 -0.0168
19 73 0.364113 0.1406 19 0.6406 0.633333 0.00726667
20 74 0.509758 0.1915 20 0.6915 0.666667 0.02483333
21 74 0.509758 0.1915 21 0.6915 0.7 -0.0085
22 75 0.655403 0.2422 22 0.7422 0.733333 0.00886667
23 75 0.655403 0.2422 23 0.7422 0.766667 -0.0244667
24 75 0.655403 0.2422 24 0.7422 0.8 -0.0578
25 76 0.801049 0.2881 25 0.7881 0.833333 -0.0452333
26 76 0.801049 0.2881 26 0.7881 0.866667 -0.0785667
27 77 0.946694 0.3264 27 0.8264 0.9 -0.0736
28 79 1.237984 0.3907 28 0.8907 0.933333 -0.0426333
29 82 1.67492 0.4525 29 0.9525 0.966667 -0.0141667
30 83 1.820565 0.4656 30 0.9656 1 -0.0344
Jumlah 2115
Mean 70.5
SD 6,866
L (Tabel)
0.1617
L (Hitung)
0.094567
Dari perhitungan diatas diperoleh nilai Lhitung adalah 0,0945. Sementara itu nilai
Ltabel untuk N=30 dengan taraf signifikan 5% adalah 0,1617. Hal tersebut berartu
Lhitung < Ltabel. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa skor variabel Y
berdistribusi normal.
Lampiran 19
Contoh Perhitungan Pada Uji Normalitas:
1) Mengurutkan data sampel dari yang terkecil hingga yang terbesar.
2) Hitung rata-rata nilai skor sampel.
3) Hitung standar deviasi dengan rumus:
√( )
√
4) Hitung Zi dengan rumus :
5) Tentukan nilai tabel Z berdasarkan nilai Zn dengan mengabaikan nilai negatif.
6) Tentukan peluang masing-masing nilai z berdasarkan tabel Z (tulis dengan F
(Zi)). Yaitu dengan cara nilai 0,05- nilai tabel Z apabila nilai Zi negative, dan
nilai 0,5 + nilai Z apabila nilai Zi positif.
7) Tentukan nilai S (Zi) dengan cara membagi frekuensi kumulatif dengan
number of case.
8) Tentukan nilai Lhitung = [F.(Zi)-S(Zi)] dan bandingkan dengan Ltabel (lihat
lampiran L kritis untuk uji liliefors).
9) Jika Lhitung<Ltabel maka sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
Lampiran 20
Uji Homogenitas Variabel X dan Y
Kriteria pengujian:
Fhitung < Ftabel = data mempunyai variansi yang sama atau homogen
Fhitung > Ftabel = data tidak mempunyai variansi yang sama atau homogen
No X Y X² Y²
1 80 71 6400 5041
2 76 72 5776 5184
3 82 72 6724 5184
4 44 72 1936 5184
5 84 83 7056 6889
6 70 69 4900 4761
7 84 77 7056 5929
8 78 76 6084 5776
9 61 60 3721 3600
10 73 67 5329 4489
11 68 70 4624 4900
12 85 60 7225 3600
13 54 62 2916 3844
14 47 68 2209 4624
15 78 71 6084 5041
16 60 57 3600 3249
17 63 79 3969 6241
18 75 67 5625 4489
19 72 64 5184 4096
20 88 82 7744 6724
21 64 72 4096 5184
22 70 55 4900 3025
23 64 75 4096 5625
24 83 75 6889 5625
25 81 75 6561 5625
26 84 76 7056 5776
27 81 73 6561 5329
28 82 74 6724 5476
29 50 67 2500 4489
30 84 74 7056 5476
2165 2115 160601 150475
Langkah-langkah perhitungan uji homogenitas adalah sebagai berikut:
a. Mencari varians variabel X dan Y, dengan rumus:
SX² ( )
( )
( ) ( )
( )
( )
SY² ( )
( )
( ) ( )
( )
( )
b. Mencari nilai Fhitung dari varians X dan Y
F s 2
1
s 2
2
=47,155
150,350
=0,313 c. Mencari nilai Ftabel, dk pembilang = n-1, dk penyebut = n-1, taraf sig. 5%
dk pembilang (30-1) =29 ; dk penyebut (30-1) = 29
Ftabel = 1,84
Fhitung (0,313) < Ftabel (1,84), Tolak H0
Dengan demikian, asumsi homogenitas variansi data dapatdikatakan
terpenuhi, atau dengan kata lain data mempunyai variansi yang homogen.
Lampiran 21
Perhitungan Uji Linearitas Menggunakan Persamaan Regresi Sederhana
Kriteria pengujian:
Jika Fhitung < Ftabel data berpola linier
Jika Fhitung < Ftabel data tidak berpola linier
No. X Y X² Y² XY
1 80 71 6400 5041 5680
2 76 72 5776 5184 5472
3 82 72 6724 5184 5904
4 44 72 1936 5184 3168
5 84 83 7056 6889 6972
6 70 69 4900 4761 4830
7 84 77 7056 5929 6468
8 78 76 6084 5776 5928
9 61 60 3721 3600 3660
10 73 67 5329 4489 4891
11 68 70 4624 4900 4760
12 85 60 7225 3600 5100
13 54 62 2916 3844 3348
14 47 68 2209 4624 3196
15 78 71 6084 5041 5538
16 60 57 3600 3249 3420
17 63 79 3969 6241 4977
18 75 67 5625 4489 5025
19 72 64 5184 4096 4608
20 88 82 7744 6724 7216
21 64 72 4096 5184 4608
22 70 55 4900 3025 3850
23 64 75 4096 5625 4800
24 83 75 6889 5625 6225
25 81 75 6561 5625 6075
26 84 76 7056 5776 6384
27 81 73 6561 5329 5913
28 82 74 6724 5476 6068
29 50 67 2500 4489 3350
30 84 74 7056 5476 6216
2165 2115 160601 150475 153650
a. Menentukan Persamaan Regresi Y atas X (Ŷ= a+bX)
Dari tabel diatas, dapat ditentukan persamaan atau model regresi sebagai
berikut:
Ŷ = a+bX
dan a=Y-bX dimana:
X= 2165, X²=160601, X= 72,167
Y= 2115, Y²=150475, Y= 70,5, XY= 153650
( )( )
( )( )
( )
( )
( )
( )
( )( )
=70,5-16,841069
=53,658931
Persamaan Regresi Y atas X adalah
Ŷ= 53,65 + 0,233 X
b. Uji Linearitas dan Signifikansi Regresi Y atas X
1. Menghitung Jumlah Kuadrat (JK) beberapa sumber varians
JK(T) = Y² = 150475
JK(a) = ( )
=( )
= 149107,5
JK(b/a) =b xy
=( )( )
=237,446
JK(S) = JK(T)-JK(a)-JK(b/a)
=150475-149107,5-237,446
=1130,054
JK(G) = 2
( )
3
Untuk itu data terlebih dahulu diurutkan menurut variabel X
No X Kelompok Y Y²
1 44 1 71 5041
2 47 2 72 5184
3 50 3 72 5184
4 54 4 72 5184
5 60 5 83 6889
6 61 6 69 4761
7 63 7 77 5929
8 64 8 76 5776
9 64 60 3600
10 68 9 67 4489
11 70 10 70 4900
12 70 60 3600
13 72 11 62 3844
14 73 12 68 4624
15 75 13 71 5041
16 76 14 57 3249
17 78 15 79 6241
18 78 67 4489
19 80 16 64 4096
20 81 17 82 6724
21 81 72 5184
22 82 18 55 3025
23 82 75 5625
24 83 19 75 5625
25 84 20 75 5625
26 84 76 5776
27 84 73 5329
28 84 74 5476
29 85 21 67 4489
30 88 22 74 5476
Jumlah 2115 150475
Selanjutnya dihitung jumlah kuadrat galat untuk data variabel Y khusus untuk
variabel X yang sama (kelompok sama) saja, karena variabel X yang tidak sama
akan bernilai nol. Perhitungannya sebagai berikut:
JK (G) = (76²+60² -
) + (70²+60² -
) + (79²+67² -
)+(82²+72² -
)+(55²+75² -
) + (75²+76²+73²+74² -
) = 505
JK(Tc) = JK(S) – JK(G)
=1130,054 – 505
=625,054
2. Menentukan derajat bebas (db) beberapa sumber varians
db(T) = n= 30
db (a)= 1
db(b/a)=1
db(S) =n-2=30-2=28
db(G)= n-k =30-22=8
db(Tc)=k-2=22-2=20
3. Menghitung Rata-rata Jumlah Kuadrat (RJK)
RJK(a) = ( )
( )
=149107,5
RJK(b/a) = ( )
( )
=237,446
RJK(S)= ( )
( )
RJK(G) = ( )
( )
RJK(Tc) = ( )
( )
4. Menentukan Fhitung berkaitan dengan linearitas dan signifikansi regresi
Uji Linearitas Regresi Y atas X
H0: Y = + X (regresi linear)
H1: Y + X (regresi tak linear)
Fhit (TC) = ( )
( )
Bandingkan dengan Ftab untuk =0,05. Db(Tc)=20, dan db(G)=8 diperoleh
Ftab(0,05:20:8)=3,15. Sehingga Fhit (TC) <Ftab, hal ini berarti H0 diterima.
Dengan demikian, persamaan regresi Y atas X berbentuk garis linear.
Lampiran 22
Perhitungan Uji Hipotesis Variabel X dan Y Dengan Menggunakan Korelasi
Product Moment
No X Y X² Y² XY
1 80 71 6400 5041 5680
2 76 72 5776 5184 5472
3 82 72 6724 5184 5904
4 44 72 1936 5184 3168
5 84 83 7056 6889 6972
6 70 69 4900 4761 4830
7 84 77 7056 5929 6468
8 78 76 6084 5776 5928
9 61 60 3721 3600 3660
10 73 67 5329 4489 4891
11 68 70 4624 4900 4760
12 85 60 7225 3600 5100
13 54 62 2916 3844 3348
14 47 68 2209 4624 3196
15 78 71 6084 5041 5538
16 60 57 3600 3249 3420
17 63 79 3969 6241 4977
18 75 67 5625 4489 5025
19 72 64 5184 4096 4608
20 88 82 7744 6724 7216
21 64 72 4096 5184 4608
22 70 55 4900 3025 3850
23 64 75 4096 5625 4800
24 83 75 6889 5625 6225
25 81 75 6561 5625 6075
26 84 76 7056 5776 6384
27 81 73 6561 5329 5913
28 82 74 6724 5476 6068
29 50 67 2500 4489 3350
30 84 74 7056 5476 6216
2165 2115 160601 150475 153650
HIPOTESIS STATISTIK:
H0 : r = 0
Ha : r 0
Jika rhitung = 0 berarti tidak ada hubungan antara variabel X dan Y
Jika rhitung 0 berarti ada hubungan antara variabel X dan Y
( )( )
√( ( ) )( ( ) )
( )( )
√( ) ( ) ) ( ) ( ) )
√( ) ( )
√( ) ( )
√
Dari perhitungan diatas diperoleh nilai r hitung sebesar 0,416. Hal ini berarti H0
ditolak dan Ha diterima karena rhitung 0 atau dapat disimpulkan bahwa terdapat
hubungan antara varibel X dan Y. Selanjutnya nilai rtabel pada N=30 dan taraf
signifikan =0,05 adalah 0,374 hal ini berarti rhitung lebih besar dari rtabel. Dengan
demikian terdapat korelasi yang signifikan antara variabel X dengan Y.
Selanjutnya dicari koefesien determinasi (KD) dengan cara:
KD = r² x 100%
= (0,416)² x 100%
= 17,36%
Dari perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa koefesien determinasinya adalah
sebesar 17,36%. Hal ini berarti sistem imbalan memberikan kontribusi terhadap
kompetensi profesional guru sebesar 17,36 %, sedangkan 82,64% dipengaruhi
oleh faktor-faktor lainnya.
Lampiran 27
BIODATA PENULIS
Data Pribadi
Nama : Windy Mellsarah
NIM : 1112018200012
Fakultas/Jurusan : FITK/Manajemen Pendidikan
Angkatan : 2012
Tempat, Tgl Lahir : Aceh, 21 Oktober 1994
Alamat : Perumahan Metro Parung Blok B3/31 RT 03/07.
Parung-Bogor
Email : [email protected]
Pendidikan
1. SDN Parung 03 2000-2006
2. SMPN 1 Parung 2006-2009
3. SMAN 1 Parung 2009-2012
4. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2009-2016