HUBUNGAN SARAPAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA …

115
HUBUNGAN SARAPAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA MAHASISWA KEPERAWATAN SEMESTER 2 PADA MODUL BSN III UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA TAHUN 2016 Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) OLEH : ENY SYARIFAH HANIF NIM : 1112104000039 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437H/2016M

Transcript of HUBUNGAN SARAPAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA …

Page 1: HUBUNGAN SARAPAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA …

i

HUBUNGAN SARAPAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA MAHASISWA

KEPERAWATAN SEMESTER 2 PADA MODUL BSN III UIN SYARIF

HIDAYATULLAH JAKARTA TAHUN 2016

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)

OLEH :

ENY SYARIFAH HANIF

NIM : 1112104000039

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1437H/2016M

Page 2: HUBUNGAN SARAPAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA …

ii

Page 3: HUBUNGAN SARAPAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA …

iii

FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES

NURSING SCIENCE STUDY PROGRAM

SyarifHidayatullah State Islamic University Jakarta

Thesis, June 2016

Eny Syarifah Hanif, NIM: 1112104000039

Breakfast Relationship with Student Learning Achievement in 2nd

Semester on BSN III module

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2016

XVI +80pages + 13 tables + 5 Appendix

ABSTRACT

Breakfast for students are very important, because students need more energy and calories

significantly. Impact of no breakfast can lower learning ability because glucose can increase

the memory. The purpose of this study was to look at the relationship between breakfast and

academic achievement in nursing students UIN SyarifHidayatullah second half of 2016.

Design of this research is quantitative with correlation cross sectional design. The samplesare

69 nursing students' second semester of UIN SyarifHidayatullah Jakarta. This study use total

sampling as a sampling tehnique. The study was conducted in FKIK SyarifHidayatullah State Islamic University in Jakarta on March 2016. This study use 24-hour food recall

questionnaire and questionnare about digestive on BSN III module. This study used Chi-

Square (α: 0.05) as data analysis approach.The results showed that most students did the

breakfast which is about 48 respondents (69.6%) and the breakfast calories in the category of

good enough as 36 respondents (80%) with a good achievement or graduation. Based on the

data analysis show that there is corellation between breakfast and students achievement,

pvalue = 0.000 (P value <0.05). The researcher suggest to pay attention for breakfast habits

and choose nutritious foods in order to concentrate and perform better for students.

Keywords: calorie breakfast, nursing students, achievement

References: 66 (2006-2015)

Page 4: HUBUNGAN SARAPAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA …

iv

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Skripsi, Juni 2016

Eny Syarifah Hanif, NIM: 1112104000039

Hubungan Sarapan dengan Prestasi Belajar pada Mahasiswa Semester 2 pada Modul BSN III

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2016

XVI+80 Halaman+ 13 tabel + 5 Lampiran

ABSTRAK

Sarapan bagi pelajar sangatlah penting, karena pelajar membutuhkan energi dan kalori yang

cukup besar. Dampak dari tidak sarapan dapat menurunkan kemampuan belajar karena

glukosa dapat meningkatkan daya ingat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat

hubungan antara sarapan dengan prestasi belajar pada mahasiswa keperawatan semester 2

UIN Syarif Hidayatullah 2016. Design penelitian ini adalah kuantitaif dengan korelasi cross

sectional. Jumlah sampel sebanyak 69 mahasiswa keperawatan semester 2 UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. Teknik pengambilan sampel secara total sampling. Penelitian dilakukan

di FKIK Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada bulan Maret 2016.

Penelitian ini menggunakan instrument berupa food recall 24 jam dengan nutrisoft dan

kuesioner soal tentang materi pencernaan pada modul BSN III. Analisa data yang digunakan

adalah Chi-Square (α : 0,05).Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa

melakukan sarapan yaitu sekitar 48 responden (69,6%) dan kalori sarapan dalam kategori

cukup sebanyak 36 responden (80%) dengan prestasi baik atau lulus. Berdasarkan analisa

data menunjukkan adanya hubungan antara sarapan dengan prestasi belajar mahasiswa,

didapatkan nilai p value=0,000 (P value < 0,05). Saran peneliti kepada mahasiswa untuk

memperhatikan kebiasaan sarapan dan memilih makanan yang bergizi agar dapat

berkonsentrasi serta lebih berprestasi.

Kata kunci: kalori sarapan, mahasiswa keperawatan, prestasi

Daftar bacaan: 66 (2006-2015)

Page 5: HUBUNGAN SARAPAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA …

v

Page 6: HUBUNGAN SARAPAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA …

vi

Page 7: HUBUNGAN SARAPAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA …

vii

Page 8: HUBUNGAN SARAPAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA …

viii

RIWAYAT HIDUP

Nama : ENY SYARIFAH HANIF

Tempat, Tanggal Lahir : Surakarta, 01 Agustus 1996

Status Pernikahan : Belum Menikah

NIM : 1112104000039

Alamat : Jl. SD Impres RT.04 RW.08 No.38 Cirendeu-Ciputat Timur-

Tangsel

Telepon : 085732945714

E-mail : [email protected]/ [email protected]

Riwayat Pendidikan

1. SD Bina Insan Bekasi [2000-2001]

2. SD Negeri 1 Wonokusumo [2001-2007]

3. SMP Negeri 1 Ngoro [2007-2010]

4. MA Aksel Ammanatul Ummah [2010-2012]

5. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta [2012-sekarang]

Riwayat organisasi:

1. Staff Ahli Departemen Komunikasi dan Informasi

CSSMoRA UIN Jakarta

2. Sekretaris dan Bendahara Departemen Komunikasi dan

Informasi CSSMoRA UIN Jakarta

3. Anggota PMII

(2013-2014)

(2014-2015)

(2013-2014)

Page 9: HUBUNGAN SARAPAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA …

ix

KATA PENGANTAR

Assalamu`alaikum Wr.Wb.

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-

Nya sehingga saya sebagai peneliti dapat menyelesaikan proposal skripsi dengan judul

“Hubungan Sarapan dengan Prestasi Belajar pada Mahasiswa Keperawatan Semester 2

di Modul BSN 3 UIN Syarif Hidayatullah Tahun 2016” yang disusun dan diajukan sebagai

salah satu persyaratan untuk seminar proposal penelitian sebelum melakukan penelitian.

Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad

SAW, pembawa syari`ah-Nya bagi seluruh makhluk.

Dalam penyusunan proposal skripsi ini, peneliti menyadari betul bahwa tidak sedikit

hambatan dan kesulitan yang peneliti hadapi. Namun, karena mendapatkan dukungan dan

bantuan yang luar biasa dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak, sehingga

peneliti dapat menyelesaikan proposal skripsi ini dnegan sebaik-baiknya. Dengan ini, peneliti

ingin mengungkapkan rasa hormat dan terima kasih serta penghargaan yang tidak terhingga

dengan hati yang tulis, kepada:

1. Bapak Dr. Arif Sumantri, SKM, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Maulina Handayani S.Kep., Ns., M.Kep., Sp.An selaku Ketua Program Studi Ilmu

Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Karyadi, S.Kp., PhD selaku pembimbing pertama yang telah meluangkan

waktu, tenaga dan pikiran selama membimbing dan memberikan banyak masukan

kepada peneliti.

Page 10: HUBUNGAN SARAPAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA …

x

4. Ibu Ita Yuanita, S.Kp., M.Kep. selaku pembimbing kedua yang telah meluangkan

waktu, tenaga, dan pikiran serta kesabaran selama membimbing peneliti dan banyak

memberikan masukan, pengetahuan kepada peneliti.

5. Ibu Puspita Palupi, S.Kep.,M.Kep, selaku penguji pertama yang telah meluangkan

waktu untuk memberikan masukan pada penelitian ini.

6. Ibu Ratna Pelawati, S.Kep., M.Biomed selaku penguji kedua yang telah meluangkan

waktu untuk memberikan masukan dan pengetahuan kepada penelitian ini.

7. Segenap Bapak dan Ibu Dosen atau Staf Pengajar, pada lingkungan Program Studi

Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah Assyifa (duo puji, ani, irma, lia, khaira, indah,

nur) yang sering memberikan support dan semangat bagi peneliti.memberikan ilmu

pengetahuannya kepada peneliti selama perkuliahan.

8. Orang tuaku, Bpk. Edy Setyatmoko. S.PddanIbuNuryani yang telahmendidik,

mencurahkansemuakasihsayangtiadatara, mendo’akankeberhasilanpenulis,

sertamemberikanbantuanbaikmorilmaupunmaterilkepadapenulisselama proses

menyelesaikanskripsiini. Taklupa, Adikku, Evy Rasyidah Azmi, Egy Hasan Rosyad

dan Eky Husein Rosyidsertaseluruhkeluarga besar yang

selalumemberikansemangattanpapamrih.

9. Segenap teman-teman PSIK 2012 yang bersama-sama berjuang dalam meraih gelar

sarjana.

10. Kepada teman-teman CSSMoRA UIN Jakarta yang telah menjadi keluargatempat

kembali.

11. Seluruh anggota kosan Assyifa (Irma, Emilia, Khaira, Indah, Ani, duo Puji dan

Nurhidiyati) yang selalu memberikan dukungan dan semangat bagi peneliti.

Page 11: HUBUNGAN SARAPAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA …

xi

Semoga dalam melakukan penelitian ini, baik penulis maupun pihak yang

terlibat dapat memperoleh pembelajaran yang berharga dan mendapatkan balasan

yang mulia dari Allah SWT. Demikian, penulis berharap semoga karya ini dapat

memberikan manfaat bagi penulis khususnya, dan bagi para pembaca. Amiin Ya

Rabbal ‘Alamin.

Ciputat, Juni 2016

Eny Syarifah Hanif

Page 12: HUBUNGAN SARAPAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA …

xii

DAFTAR ISI

PERNYATAAN PERSETUJUAN .......................................................................... ii

RIWAYAT HIDUP ............................................................................................... iii

KATA PENGANTAR ............................................................................................ iv

DAFTAR ISI ........................................................................................................... vi

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1

A. LATAR BELAKANG ................................................................................. 1

B. RUMUSAN MASALAH ............................................................................. 8

C. PENTANYAAN PENELITIAN .................................................................. 9

D. TUJUAN PENELITIAN .............................................................................. 9

E. MANFAAT PENELITIAN ....................................................................... 10

F. RUANG LINGKUP PENELITIAN .......................................................... 11

BAB IITINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 12

A. SARAPAN ................................................................................................. 12

1. Pengertian Sarapan............................................................................... 12

2. Manfaat ................................................................................................ 13

3. Kerugian tidak Sarapan ........................................................................ 15

4. Kebutuhan Gizi .................................................................................... 16

B. KONSENTRASI BELAJAR ..................................................................... 22

1. Pengertian Kosentrasi Belajar .............................................................. 22

2. Ciri-ciri Kosentrasi............................................................................... 24

C. KONSEP MEMORI .................................................................................. 25

1. Pengertian Memori .............................................................................. 25

2. Tahapan Memori ................................................................................. 26

3. Faktor yang Mempengaruhi Memori .................................................. 28

4. Pemanggilan Kembali dan Lupa .......................................................... 30

5. Hubungan Memori dan Belajar ........................................................... 31

D. PRESTASI BELAJAR............................................................................... 35

1. Pengertian Prestasi Belajar .................................................................. 35

2. Tujuan Belajar ...................................................................................... 37

3. Cara Mengukur Prestasi ....................................................................... 38

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi ...................................................... 39

Page 13: HUBUNGAN SARAPAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA …

xiii

E. HUBUNGAN SARAPAN DENGAN FUNGSI KOQNITIF

DAN PRESTASI ....................................................................................... 46

F. KERANGKA TEORI ................................................................................ 48

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI ISTILAH .............................. 49

A. KERANGKA KONSEP............................................................................. 49

B. DEFINISI OPERASIONAL ...................................................................... 51

C. HIPOTESA ................................................................................................ 52

BAB IV METODE PENELITIAN ........................................................................ 53

A. DESAIN PENELITIAN............................................................................. 53

B. WAKTU DAN LOKASI PENELITIAN ................................................... 53

C. POPULASI DAN SAMPEL ...................................................................... 53

D. INSTRUMEN PENELITIAN .................................................................... 55

E. UJI VALIDITAS DAN REABILITAS ..................................................... 56

F. TEKNIK PENGUMPULAN DATA ......................................................... 58

G. TEHNIK ANALISA DATA ...................................................................... 60

H. ETIKA PENELITIAN ............................................................................... 62

BAB V HASIL PENELITIAN .............................................................................. 63

A. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN ..................................... 63

B. ANALISA UNIVARIAT ........................................................................... 63

C. ANALISA BIVARIAT .............................................................................. 65

BAB VI PEMBAHASAN...................................................................................... 68

A. GAMBARAN UMUM .............................................................................. 68

B. FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN

PRESTASI BELAJAR............................................................................... 71

C. KETERBATASAN PENELITIAN ........................................................... 78

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 80

A. KESIMPULAN .......................................................................................... 80

B. SARAN ...................................................................................................... 80

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 81

Page 14: HUBUNGAN SARAPAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA …

xiv

DAFTAR SINGKATAN

SMA : Sekolah Menengah Atas

SD : Sekolah Dasar

BSN : Basic Science Nursing

Depkes : Departemen Kesehatan

WHO : World Health Organization

AKG : Angka Kesehatan Gizi

TPB : Tes Prestasi Belajar

IQ : Intelegensi Quatient

FKIK : Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

UIN : Universitas Islam Negeri

URT : Ukuran Rumah Tangga

ATP : Adenosin Tripospat

AMPA : Aminohydrocyl Methyl Isocazolep Tropionix

NDMA : Nmethyl Daspartat Reseptor

EPSP : Exitatory Post Synaptic Potential

LTP : Long Term Potentiation

Page 15: HUBUNGAN SARAPAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA …

xv

DAFTAR BAGAN

BAGAN 2.1 KERANGKA TEORI ....................................................................... 48

BAGAN 3.1 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI ISTILAH ....................... 49

Page 16: HUBUNGAN SARAPAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA …

xvi

DAFTAR TABEL

TABEL 2.1 BAHAN MAKANAN SUMBER KARBOHIDRAT ........................................... 17

TABEL 2.2 BAHAN MAKANAN SUMBER PROTEIN HEWANI ...................................... 18

TABEL 2.3 BAHAN MAKANAN SUMBER PROTEIN NABATI ....................................... 19

TABEL 2.4.1 BAHAN MAKANAN LEMAK TAK JENUH ................................................. 20

TABEL 2.4.1 BAHAN MAKANAN LEMAK JENUH ........................................................... 20

TABEL 2.5 BAHAN MAKANAN SUSU ............................................................................... 21

TABEL 2.6 ANGKA KECUKUPAN GIZI.............................................................................. 22

TABEL 3.1 DEFINISI OPERASIONAL ................................................................................. 51

TABEL 5.1 KALORI SARAPAN ............................................................................................ 64

TABEL 5.2 PRESTASI BELAJAR MAHASISWA ................................................................ 64

TABEL 5.3 STATUS GIZI KOMPOSISI SARAPAN ............................................................ 65

TABEL 5.4 HUBUNGAN SARAPAN DENGAN PRESTASI BELAJAR ............................ 66

TABEL 5.5 HUBUNGAN KONSUMSI ENERGI SARAPAN DENGAN PRESTASI ......... 66

Page 17: HUBUNGAN SARAPAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA …

xvii

LAMPIRAN

Lampiran 1 LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN

Lampiran 2 LEMBAR KUESIONER

Lampiran 3 KUESIONER MINAT

Lampiran 4 UJI JUDGMENT EXPERT

Lampiran 5 HASIL OLAHAN SPSS

Page 18: HUBUNGAN SARAPAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Perubahan dari siswa menuju mahasiswa membutuhkan sebuah

proses adaptasi. Dunia perkuliahan merupakan hal baru bagi siswa karena

lingkungan dan situasi yang berbeda dari SMA, dimana nantinya

mahasiswa mampu beradaptasi dengan situasi dan kondisi yang baru,

maka proses studi tidak akan terganggu. Proses penyesuaian diri ini

termasuk salah satu faktor kecerdasan emosional yang berpengaruh

terhadap prestasi belajar (Joanne, 2014).

Belajar merupakan kegiatan berproses yang dilakukan setiap orang

disetiap jenjang pendidikan. Manfaat belajar yaitu dimana seseorang akan

mengembangkan diri misalnya dari yang awalnya tidak tahu menjadi tahu

karena tanpa belajar sesungguhnya tidak akan ada pendidikan. Kemudian,

belajar juga penting dalam mempertahankan kehidupan manusia

dikarenakan memiliki sejumlah ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia

akan dapat membangun benteng pertahanan diri dengan persepsinya.

Dengan kekuatan tersebut, manusia dapat terhindar dampak negatif dari

ilmu pengetahuan dan teknologi (Syah, 2010). Terutama pada program

studi ilmu keperawatan terdapat materi-materi yang sangat dasar yang

harus diketahui oleh mahasiswa, terutama yaitu Basic Science Nursing III.

Modul BSN ini juga sering disebut Ilmu Dasar Keperawatan III yang

merupakan modul terintegrasi dari berbagai ilmu dasar yang sebelumnya

Page 19: HUBUNGAN SARAPAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA …

2

terpisah dalam mata kuliah tersendiri yang berisi tentang anatomi,

fisiologi, biokimia, mikrobiologi dan parasitologi dalam sistem

pencernaan, perkemihan, endokrin, thermoregulasi (Mafthuhah, 2013).

Modul tersebut sangat dasar bagi mahasiswa keperawatan dalam mengerti

bagaimana perjalanan penyakit disetip sistem dan bagaimana asuhan

keperawatan yang harus diberikan. Sehingga sangatlah penting untuk

dikuasai.

Konsentrasi akan sangat diperlukan untuk menguasai sejumlah

pengetahuan dan wawasan dalam proses pembelajaran, dimana belajar

adalah sebuah tuntutan yang wajib dilakukan oleh seorang pelajar.

Konsentrasi adalah kemampuan memusatkan perhatian yang erat

kaitannya dengan memori atau ingatan. Konsentrasi juga merupakan

kemampuan untuk memfokuskan pikiran, perasaan, kemauan dan segenap

panca indra ke satu obyek di dalam satu aktiitas tertentu, dengan disertai

usaha untuk tidak memperdulikan obyek lain yang tidak ada hubungannya

dengan proses belajar (Suntari, 2012).

Konsentrasi memiliki peranan yang sangat penting, dimana jika

seseorang tidak berkonsentrasi dalam belajar maka pelajar tersebut sulit

menyerap materi yang disampaikan. Sebaliknya bila dalam belajar siswa

dapat berkonsentrasi terhadap materi maka siswa dapat menyerap materi

yang diberikan. Banyak faktor yang mempengaruhi konsentrasi

diantaranya, yaitu ketidaksiapan menerima pelajaran, kondisi fisik, kondisi

psikologis, modalitas belajar, adanya sesuatu yang menganggu baik dari

TV, Radio dan lain lain (Susanto, 2014). Selain faktor diatas, rasa lapar

Page 20: HUBUNGAN SARAPAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA …

3

karena kurangnya pemenuhan gizi dipagi hari dapat mempengaruhi

konsentrasi belajar.

Konsentrasi belajar juga dapat dipengaruhi oleh glukosa. Glukosa

terdapat dalam komposisi dari makanan dan komposisi makanan

mempengaruhi fungsi kognitif melalui saluran pencernaan. Menurut

Penelitian Caroline pada tahun 2008 menyatakan bahwa makanan tinggi

serat dengan indeks glikemik yang rendah akan memperlambat proses

pencernaan dan mengeluarkan glukosa dalam aliran darah ke otak.

Oatmeal dalam studi Caroline, termasuk makanan yang mengandung

glukosa dengan pengeluaran yang perlahan dibandingkan dengan sereal

siap saji yang mengandung glukosa dengan pengeluaran yang tajam atau

tinggi indeks glikemiknya. Hasil dari penelitian diatas menunjukkan

bahwa indeks glikemik yang rendah dapat memperbaiki memori pada

remaja, sedangkan di penelitian lain menjelaskan bahwa antara indeks

glikemik yang rendah maupun tinggi efeknya sama pada orang dewasa

yaitu penurunan memori dan penurunan proses regulasi dari glukosa.

(Caroline, 2008).

Glukosa mempunyai efek yang berbeda disetiap umur. Penelitian

Nesrine (2004), menyatakan bahwa terjadi penurunan kognitif pada orang

dewasa dengan glukosa yang meningkat atau intoleransi glukosa. Terdapat

hasil pengukuran verbal memory sebanyak 35% dan kecepatan memproses

informasi sebanyak 45% pada orang dewasa dengan tinggi glukosa. Pasien

diabetes atau orang dewasa dengan intoleransi glukosa yang dapat

Page 21: HUBUNGAN SARAPAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA …

4

mengkontrol glukosa hanya berefek kecil pada fungsi kognitifnya.

(Nesrine, 2004).

Konsentrasi merupakan salah satu aspek yang akan mendukung

prestasi. Apabila dalam kelas konsentrasi berkurang maka belajar secara

pribadi pun akan terganggu. Penilaian terhadap hasil belajar seorang

pelajar untuk mengetahui sejauh mana telah mencapai sasaran belajar

inilah yang disebut prestasi belajar. Menurut Ilyas (2009), prestasi belajar

adalah hasil maksimum yang dicapai oleh seseorang setelah melakukan

kegiatan belajar yang diberikan atas pengukuran tertentu. Prestasi belajar

juga hasil belajar dijenjang pendidikan dapat dinyatakan dengan skor atau

nilai. Efektifitas proses belajar akan tampak pada kemampuan mahasiswa

yang menguasai materi pelajaran (Ilyas, 2009).

Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu salah satunya

terdapat pada faktor fisiologis yang merupakan kecukupan energi atau

nutrisi. Salah satu dari kecukupan sendiri yaitu dengan sarapan. Sarapan

adalah salah satu pemenuhan nutrisi yang sangat berperan dalam

mengaktifkan daya kerja tubuh dan tidak gampang lelah. (Hidayat, 2011).

Sarapan adalah aktifitas makan pertama dipagi hari setelah tidur yang akan

membantu daya tahan tubuh dan memberi energi untuk mengisi aktifitas

yang lain setiap hari, yang terdiri dari makanan pokok dan lauk-pauk.

Sarapan dibutuhkan untuk mengisi lambung yang telah kosong selama 8-

10 jam dan bermanfaat dalam meningkatkan kemampuan konsentrasi

belajar dan kemampuan fisik (Martianto, 2005).

Page 22: HUBUNGAN SARAPAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA …

5

Energi dari sarapan untuk anak-anak dianjurkan berkisar 20-25%

yaitu 300 kalori. Tetapi, pada mahasiswa membutuhkan asupan nutrisi

lebih besar dari pada anak-anak karena pertumbuhan fisik. Mahasiswa

sangat aktif dengan berbagai kegiatan, baik itu kegiatan pembelajaran

ataupun diluar pembelajaran seperti organisasi eksternal. Pada usia 19

tahun untuk remaja putra membutuhkan 2900 kkal/hari, sedangkan untuk

remaja putri membutuhkan 2200 kkal (Arisman, 2013).

Sarapan menyumbang 15-30% pemenuhan kalori dari kebutuhan

sehari-hari seorang remaja. Sangat disayangkan sebesar 26,1% anak

Indonesia hanya mengkonsumsi minuman (air putih, atau susu) dan sekitar

44,6% yang kurang atau bahkan tidak sarapan. Hasil Riskesdas 2010

menunjukkan 40,6% penduduk mengkonsumsi makanan dibawah

kebutuhan minimal (kurang dari 70% dari angka kecukupan gizi) yang

dianjurkan tahun 2004. Berdasarkan kelompok umur dijumpai 54,5%

adalah remaja (Riskesdas, 2010).

Meninggalkan sarapan akan menyebabkan tubuh kekurangan

glukosa yang akan menyebabkan tubuh menjadi lemah sehingga

konsentrasi berkurang karena tidak adanya suplai energi dalam tubuh. Hal

tersebut disebut dengan hipoglikemi karena jika tidak ada cadangan

glukosa dalam tubuh, tubuh akan membongkar persediaan energi dari

jaringan lemak tubuh, bahkan bisa mengalami penurunan kadar glukosa

dalam tubuh. (Marsetyo, 2005).

Page 23: HUBUNGAN SARAPAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA …

6

Menurut penelitian Elnovriza (2014) dihasilkan bahwa hampir 50%

remaja terutama remaja akhir tidak sarapan. Penelitian lain juga

membuktikan masih banyak remaja yang meyakini kalau sarapan memang

penting yaitu sebanyak 89%. Tetapi mereka yang sarapan secara teratur

hanya 60%. Menurut Elnovriza ini mayoritas yang melewatkan sarapan

adalah remaja putri, bahkan mereka melewatkan dua kali waktu makan

dan lebih memilih kudapan (Elnovriza, 2014). Dalam data tersebut,

dihasilkan bahwa remaja sudah mengetahui tentang pentingnya sarapan,

tetapi masih banyak pula yang tidak mengaplikasikan pengetahuannya

dalam keseharian.

Penelitian Purwanto (2009) yang menghubungkan antara makan

pagi dan status gizi dengan prestasi pada pelajar tingkat SD menghasilkan

hipotesa yaitu tidak ada hubungan antara sarapan dengan prestasi belajar.

Sedangkan penelitian yang menghasilkan hipotesa sebaliknya yaitu ada

hubungan antara sarapan dengan prestasi belajar menyatakan bahwa

karbohidrat mempunyai pengaruh positif untuk kemampuan mengingat

dan berkonsentrasi (Wesner, 2003).

Sedangkan menurut penelitian Zaeni (2011) menghasilkan bahwa

ada hubungan antara sarapan dengan kadar Hb terhadap prestasi belajar

siswa SMA dengan presentasi yang sarapan 20% menghasilkan prestasi

yang baik dan yang tidak sarapan 79% yang mempunyai prestasi menurun

(Zaeni, 2011).Melewatkan waktu sarapan berarti terjadi keterlambatan

asupan zat gizi (asupan gula ke dalam sel darah) sehingga dapat

menurunkan daya konsentrasi pelajar sewaktu belajar yang timbul karena

Page 24: HUBUNGAN SARAPAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA …

7

rasa malas, lemas, lesu, pusing, serta mengantuk. (Jalal&Sumali, 2000),

konsentrasi belajar tergangu karena cadangan dari makan malam sudah

menurun (Sunarti, 2006), gangguan ingatan jangka pendek, tidak bisa

menyelesaikan masalah, perhatian terganggu (Giovannini, 2008).

Hal ini sangat disayangkan sekali, karena sarapan adalah makanan

pertama yang dikonsumsi sebelum beraktifitas yang membutuhkan energi.

Jika tidak punya cukup energi, akan berdampak pada kegiatan yang akan

dilakukan. Seseorang yang tidak sarapan berarti perutnya kosong sejak

makan malam. Hal ini akan menyebabkan konsentrasi belajar menurun,

kecepatan bereaksi menurun tajam sehingga kemampuan memecahkan

suatu masalah juga menjadi sangat menurun. Hal tersebut akan

mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa.

Menurut hasil studi pendahuluan pada bulan Januari oleh peneliti,

dihasilkan data dari 10 mahasiswa terdapat 6 yang selalu sarapan sebelum

berangkat kekampus dan 4 mahasiswa yang terkadang atau tidak sarapan

sebelum berangkat ke kampus. Terdapat 1 dari 6 mahasiswa yang tidak

dapat berkonsentrasi dengan baik saat perkuliahan, dan sisanya 5 orang

yang berkonsentrasi dengan baik selama 30 menit. Sedangkan dari 4 orang

yang terkadang atau tidak sarapan sebelum berangkat kuliah, terdapat 2

mahasiswa yang tidak dapat konsentrasi dengan baik dan 2 mahasiswa

yang terkadang berkonsentrasi saat perkuliahan berlangsung hanya dalam

15 menit. Dilihat dari prestasi, dari 6 mahasiswa yang sarapan terdapat 4

mahasiswa yang Indeks Prestasi sementara sangat baik yaitu 4.00,

Page 25: HUBUNGAN SARAPAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA …

8

sedangkan 4 orang yang tidak sarapan terdapat 2 mahasiswa yang

mempunyai IP rendah yaitu 3,33.

Berdasarkan latar belakang dan permasalahan tentang pentingnya

sarapan sebagai pelajar atau mahasiswa dan penelitian terkait yang masih

menghasilkan hipotesa yang berbeda, maka penulis merasa perlu

mengadakan penelitian mengenai Hubungan Kebiasaan Sarapan dengan

Prestasi Belajar pada Mahasiswa Keperawatan Semester 2 di Modul BSN

3 UINSyarif Hidayatullah Jakarta.

B. RUMUSAN MASALAH

Rendahnya prestasi belajar mahasiswa banyak dikaitkan dengan

beberapa faktor, salah satu diantaranya adalah berkaitan dengan kondisi

tubuh mengenai pemenuhan nutrisi yaitu adanya rasa lapar. Lapar akan

mengakibatkan hipoglikemi atau rendahnya glukosa dalam tubuh yang

berperan sebagai energi. Glukosa akan digunakan secara perlahan dalam

tubuh untuk membantu meningkatkan konsentrasi dan daya ingat.

Sehingga jika energi dalam tubuh rendah akan berpengaruh proses belajar

mengajar yang membutuhkan konsentrasi.

Konsentrasi belajar yang rendah akan menyebabkan terganggunya

proses belajar, dimana akan timbul rasa malas dan bosan sehingga

berpengaruh pada prestasi belajar.Rasa lapar ang dialami akan

menimbulkan keinginan untuk mencari dan mendapat makanan yang

menyebabkan seseorang itu hanya fokus pada hal tersebut. Sehingga

konsentrasi untuk belajar menurun. Mahasiswa hedaknya melakukan

Page 26: HUBUNGAN SARAPAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA …

9

sarapan untuk mencegah menurunnya konsentrasi dan nutrisi yang

dikonsumsi harus diperhatikan agar mencukupi suplai energi untuk

memulai aktivitas di pagi hari, sehingga mahasiswa dapat lebih fokus

kepada proses belajar mengajar.

Studi pendahuluan yang sudah dilakukan menunjukkan bahwa

mahasiswa keperawatan semester 4 UIN Jakarta tidak melakukan sarapan

sebelum mengikuti kegiatan perkuliahan. Padahal sarapan ini merupakan

hal penting yang dapat memberikan energi yang cukup untuk mengikuti

kegiatan perkuliahan, dimana dimungkinkan sarapan ini dapat

berpengaruh pada konsentrasi belajar mahasiswa. Penelitian ini diharapkan

dapat dijadikan sebuah informasi ataupun bukti empirik bahwa perilaku

sarapan memiliki kaitan dengan prestasi akademik mahasiswa. Oleh sebab

itu, peneliti tertarik untuk meneliti hubungan sarapan dengan prestasi

mahasiswa keperawatan semester 2 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

C. PERTANYAAN PENELITIAN

1. Adakah hubungan antara sarapan dengan prestasi belajar pada

mahasiswa keperawatan UIN Jakarta semester 2di modul BSN 3?

D. TUJUAN PENELITIAN

1. Tujuan umum

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahu hubungan sarapan

dengan prestasi belajar pada mahasiswa keperawatan semester 2 pada

modul BSN III di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 27: HUBUNGAN SARAPAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA …

10

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui gambaran kalori sarapan pada mahasiswa

keperawatan semester 2 pada modul BSN III UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

b. Untuk mengetahui gambaran prestasi belajar dari nilai tes soal

pada mahasiswa keperawatan semester 2 pada modul BSN III UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

c. Untuk mengetahui gambaran komposisi sarapan pada mahasiswa

keperawatan semester 2 pada modul BSN III UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

d. Untuk mengetahui hubungan antara sarapan dengan prestasi belajar

pada mahasiswa keperawatan semester 2 pada modul BSN III UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

e. Untuk mengetahui hubungan antara komposisi sarapan dengan

prestasi belajar pada mahasiswa keperawatan semester 2 pada

modul BSN IIIUIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

E. MANFAAT PENELITIAN

Sejalan dengan tujuan penelitian, maka manfaat yang diharapkan

dalam penelitian ini adalah

1. Bagi responden

Diharapkan dapat memberikan pemahaman secara umum mengenai

pengetahuan tentang pentingnya sarapan, dan praktek tentang

kebiasaan sarapan agar memenuhi kebutuhan nutrisi dan energi

sebelum memulai aktifitas dan mempengaruhi tingkat konsentrasi

Page 28: HUBUNGAN SARAPAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA …

11

belajar mahasiswa sehingga dapat meningkatkan indeks prestasi

mahasiswa.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Dapat dijadikan masukan untuk memperkaya bahan pustaka yang

berguna untuk pembaca secara keseluruhan dan penelitian selanjutnya.

Serta dapat memberikan informasi mengenai pentingnya sarapan yang

merupakan bagian dari pola makan yang benar sehingga dapat

meningkatkan konsentrasi dan menghasilkan mahasiswa yang

berkualitas dan berprestasi.

3. Bagi Peneliti selanjutnya

Sebagai bahan referensi atau sumber data dan motivasi untuk

penelitian sejenis berikutnya dengan menggunakan metode dan

variabel yang lebih kompleks.

F. RUANG LINGKUP PENELITIAN

Penelitian tentang hubungan sarapan dengan konsentrasi yang

dilakukan pada mahasiswa aktif program studi ilmu keperawatan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini dilakukan dengan desain

penelitian deskriptif cross-sectional yaitu dengan pengambilan data dalam

satu waktu mengenai hubungan kualitas sarapan terhadap prestasi belajar

pada mahasiswa ilmu keperawatan semester 2 UIN SyarifHidayatullah

Jakarta. Dengan metode pengambilan data primer dan sekunder berupa

angket dan wawancara mendalam terhadapmahasiswa.

Page 29: HUBUNGAN SARAPAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA …

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. SARAPAN

1. Pengertian Sarapan

Sarapan adalah kebutuhan manusia yang seharusnya dilakukan

secara teratur setiap pagi, akan kebutuhan nutrisi dan perkembangan otak

bagi seorang anak dimulai sejak dini. (Waryono, 2010). Manusia

membutuhkan sarapan karena dalam sarapan diharapkan terjadinya

ketersediaan energi yang digunakan untuk jam pertama melakukan

aktivitas. Akibat tidak sarapan akan menyebabkan tubuh tidak

mempunyai energi yang cukup untuk melakukan aktivitas terutama pada

proses belajar karena pada malam hari di tubuh tetap berlangsung proses

oksidasi guna menghasilkan tenaga untuk menggerakkan jantung, paru-

paru dan otot-otot tubuh lainnya.

Sarapan atau makan pagi adalah makanan yang disantap pada pagi

hari, waktu sarapan dimulai dari pukul 06.00 pagi sampai dengan pukul

10.00 pagi. Sarapan dianjurkan menyantap makanan yang ringan bagi

kerja pencernaan, sehingga dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan

yang memiliki kadar serat tinggi dengan protein yang cukup namun

dengan kadar lemak rendah. Selain itu, mengkonsumsi protein dan kadar

serat yang tinggi juga dapat membuat seseorang tetap merasa kenyang

hingga waktu makan siang (Jetvig, 2010).

Konsumsi sarapan dimulai antara bangun pagi sampai jam 9 untuk

memenuhi sebagian kebutuhkan gizi harian atau sekitar 15-30% dari

12

Page 30: HUBUNGAN SARAPAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA …

13

kebutuhan gizi harian dalam rangka mewujudkan hidup sehat, aktif dan

cerdas dengan kadar tidak lebih dari 300-400 kkal atau 25% dari

kebutuhan kalori harian sebesar 1.400-1.500 kkal (Hardinsyah, 2012).

Barton et al (2005) dan Affenito et al (2005) di Amerika menetapkan

sarapan dari jam 5-10 pagi pada hari sekolah dan jam 5-11 pagi pada hari

libur. Batasan ini tidak tepat karena jam 10 adalah saatnya morning tea

atau snack pagi. Sarapan yang baik adalah bila selalu dilakukan pada pagi

hari bukan menjelang makan siang dan tidak perlu dibedakan antara saat

hari kerja/sekolah dan hari libur (Hardinsyah, 2012).

Sarapan yang baik harus banyak mengandung karbohidrat karena

akan merangsang glukosa dan mikronutrisi dalam otak yang dapat

menghasilkan energi, selain itu dapat berlangsung memacu otak agar

membantu memusatkan pikiran untuk belajar dan memudahkan

penyerapan pelajaran (Moehji, 2009).

2. Manfaat

Menurut Depkes (2011) sarapan sangat penting diberikan kepada

pelajar karena bukan sekedar pengganjal perut, tapi juga memberikan

energi agar kita bisa beraktivitas dengan baik, otak bekerja lebih optimal

dan tidak cepat mengantuk. Sarapan juga dapat mengembalikan fungsi

metabolisme tubuh dan membiasakan sarapan akan membantu fokus

dalam mengerjakan tugas. Penelitian menunjukkan bahwa sarapan

berhubungan erat dengan kecerdasan mental, dalam artian, sarapan

memberikan nilai positif terhadap aktivitas otak, otak menjadi lebih

cerdas, peka dan lebih mudah untuk berkonsentrasi. Hal ini secara tidak

Page 31: HUBUNGAN SARAPAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA …

14

langsung akan mendatangkan pengaruh positif terhadap pelajar (Depkes,

2011).

Menurut Sunarti (2006), kebiasaan makan pagi sangat penting bagi

tubuh karena lambung akan terisi kembali setelah 8-10 jam kosong serta

kadar gula akan menurun sehingga pasokan energi ke otak kurang ketika

meninggalkan makan pagi.

Sarapan sangat bermanfaat bagi setiap orang. Bagi orang dewasa,

sarapan dapat memelihara ketahanan fisik, mempertahankan daya tahan

tubuh saat bekerja dan meningkatkan produktivitas kerja. Bagi anak

sekolah, sarapan dapat meningkatkan konsentrasi belajar dan memudahkan

penyerapan pelajaran sehingga prestasi belajar lebih baik (Khomsan,

2010). Menurut Khomsan, (2010) ada 2 manfaat yang diperoleh kalau

seseorang melakukan sarapan, antara lain :

1. Sarapan dapat menyediakan karbohidrat yang siap digunakan

untuk meningkatkan kadar gula darah. Dengan kadar gula darah

yang terjamin normal, maka gairah dan konsentrasi kerja bisa

lebih baik sehingga berdampak positif untuk meningkatkan

produktifitas.

2. Pada dasarnya sarapan akan memberikan kontribusi penting akan

beberapa zat gizi yang diperlukan tubuh seperti protein, lemak,

vitamin dan mineral. Ketersediaan zat gizi ini bermanfaat untuk

berfungsinya proses fisiologis dalam tubuh.

Seseorang yang tidak sarapan, pastilah tubuh tidak berada dalam

keadaan yang cocok untuk melakukan pekerjaan dengan baik. Hal ini

Page 32: HUBUNGAN SARAPAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA …

15

dikarenakan tubuh akan berusaha menaikkan kadar gula darah dengan

mengambil cadangan glikogen, dan jika ini habis, maka cadangan

lemaklah yang diambil (Moehji, 2009).

Sarapan termasuk dalam Pedoman Umum Gizi Seimbang dalam

pesan kedelapan. Makan pagi dengan makanan yang beraneka ragam

akan memenuhi kebutuhan gizi untuk mempertahankan kesegaran tubuh

dan meningkatkan produktifitas dalam bekerja. Pada anak-anak, makan

pagi akan memudahkan konsentrasi belajar sehingga prestasi belajar bisa

lebih ditingkatkan (Soekirman, 2000).

3. Kerugian Tidak Sarapan

Seseorang tidak sarapan berarti perutnya dalam keadaan kosong

sejak makan malam sebelumnya sampai makan siang nantinya. Bila anak

sekolah yang tidak sarapan maka kadar gulanya akan menurun. Jika

kondisi ini terjadi, maka tubuh akan berusaha menaikkan kadar gula

darah dengan mengambil cadangan glikogen. Dalam keadaan seperti ini,

tubuh pasti tidak berada dalam kondisi yang baik untuk melakukan

pekerjaan yang baik(Khomsan, 2010).Selain itu, bila tidak sarapan dapat

menyebabkan konsentrasi belajar berkurang, kecepatan bereaksi menurun

tajam, sehingga kemampuan memecahkan suatu masalah juga menjadi

sangat menurun. Dengan demikian prestasi belajar juga ikut menurun

(Khomsan, 2010).

Kebiasaan tidak sarapan yang berlama-lama juga akan

mengakibatkan pemasukan gizi menjadi berkurang dan tidak seimbang

sehingga pertumbuhan anak menjadi terganggu. Dengan demikian

Page 33: HUBUNGAN SARAPAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA …

16

seorang anak yang biasa tidak sarapan dalam jangka waktu lama akan

berakibat buruk pada penampilan intelektualnya, prestasi di sekolah

menurun dan penampilan sosial menjadi terganggu (Khomsan, 2010).

4. Kebutuhan Gizi Mahasiswa Remaja

Menurut Susianto (2010), remaja (13-19 tahun) adalah masa anak

mengalami pertumbuhan yang cepat dan pesat sehingga membutuhkan

nutrisi tinggi. Konsumsi makanan yang bervariasi, kebutuhan protein

dapat tercukupi dengan mudah. Sumber protein yang dapat diberikan,

antara lain kacang, roti, sereal, mentega, tahu, dan susu kedelai. Buah dan

lemak tidak mengandung protein yang cukup, sedangkan gabungan

protein nabati yang dimakan sepanjang hari sudah cukup menyediakan

asam amino esensial yang dibutuhkan (Susianto, 2010).

Kebutuhan energi dan zat gizi diusia remaja ditunjukkan untuk

deposisi jaringan tubuhnya. Total kebutuhan energi dan zat gizi remaja

juga lebih tinggi dibandingkan dengna rentan usia sebelum dan

sesudahnya. Apalagi masa remaja merupakan masa transisi penting

pertumbuhan dari anak-anak menuju dewasa. Gizi seimbang pada masa

tersebut akan sangat menentukan kematangan mereka di masa depan

(Dedeh dkk, 2010).Energi dari sarapan untuk anak-anak dianjurkan

berkisar 20-25% yaitu 300 kalori (Arisman, 2013).

Sarapan menyumbangkan gizi sekitar 25% sehari yang

merupakan bagian dari pemeuhan gizi seimbang serta dapat

mempengaruhi daya pikir dan aktivitas seseorang seharian, terlebih lagi

pada usia remaja. Apabila kecukupan energi adalah sekitar 2000 kalori

Page 34: HUBUNGAN SARAPAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA …

17

dan protein 50 gram sehari untuk orang dewasa, maka sarapan

menyumbangkan 500 kalori dan 12,5 gram protein. Sisa kebutuhan

energi dan protein lainnya dipenuhi oleh makan siang, makan malam dan

makanan selingan diantara dua waktu makan (Khomsan, 2010).

Menurut World Health Organization (WHO) menganjurkan rata-

rata konsumsi energi makanan sehari adalah10-15% berasal dari protein,

15-30% dari lemak dan 55-75% dari karbohidrat (Almatsier, 2009).

a. Karbohidrat

Karbohidrat dikenal sebagai zat gizi makro sumber “bahan

bakar” atau energi utama bagi tubuh. Sumber karbohidrat utama

dalam pola makanan Indonesia adalah beras. Di beberapa daerah,

selain beras digunakan juga jagung, ubi, sagu, sukun dan lain-

lain. Karena sebagian besar energi berasal dari karbohidrat, maka

makanan sumber karbohidrat digolongkan sebagai makanan

pokok (Dedeh dkk, 2010). Bahan makanan sumber hidrat arang

sebagai makanan pokok: 1 satuan penukar mengandung 175

kalori, 4 gram protein dan 40 gram hidrat arang.

Tabel 2.1

Bahan Makanan Sumber Karbohidrat

Bahan Makanan Berat (g) URT

Nasi 100 ¾ gls

Nasi tim 200 1 gls

Bubur beras 400 2 gls

Nasi jagung 100 ¾ gls

Kentang 200 2 bj sdg

Singkong (*) 100 1 ptg sdg

Biskuit meja 50 4 bh

Roti putih 80 4 ins

Kraker 50 4 bh bsr

Maizena (*) 40 8 sdm

Tepung beras 50 8 sdm

Page 35: HUBUNGAN SARAPAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA …

18

Mie basah 100 1 ½ gls

Mie kering 50 1 gls

Bihun 50 ½ gls

Keterangan: URT (ukuran rumah tangga), gls (gelas), ptg (potong),

bj sdg (biji sedang), ptg sdg (potong sedang), bh (buah), bh bsr

(buah besar), sdm (sendok makan).

Bahan makanan yang ditandai (*) kurang mengandung

protein, hingga perlu ditambah ½ sayuran penukar bahan

makanan sumber protein. (Supariasa, 2002).

b. Protein

Protein diperlukan untuk proses metabolik, terutama

pertumbuhan, perkembangan dan merawat jaringan tubuh. Asam

amino merupakan elemen struktur otot, jaringan ikat, tulang

enzim, hormone, antibody, protein juga mensuplai sekitar 12%-

14% asupan energi selama masa remaja. AKG protein remaja dan

dewasa muda adalah 48-62 gr per hari untuk perempuan dan 55-

66 gr per hari untuk laki-laki (Dedeh dkk, 2010).

Bahan makanan sumber protein hewani digunakan sebagai

lauk pauk satuan penukar mengandung 95 kalori, 10 gram protein

dan 6 gram lemak.

Tabel 2.2

Bahan Makanan Sumber Protein Hewani

Bahan Makanan Berat (g) URT

Daging sapi 50 1 ptg sdg

Daging ayam 50 1 ptg sdg

Hati sapi 50 1 ptg sdg

Dadih sapi 50 2 ptg sdg

Babat sapi 60 2 ptg sdg

Usus sapi 75 3 bulatan

Telur ayam kampung 75 2 btr

Telur ayam negeri 60 1 btr besar

Page 36: HUBUNGAN SARAPAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA …

19

Telur bebek 60 1 btr

Ikan segar 50 1 ptg sdg

Ikan asin 25 1 ptg sdg

Ikan teri 25 2 sdm

Udang basah 50 ¼ gls

Bakso daging 100 10 bj besar

Keterangan: URT (ukuran rumah tangga), gls (gelas), ptg (potong),

bj sdg (biji sedang), ptg sdg (potong sedang), bh (buah), bh bsr

(buah besar), sdm (sendok makan), btr (butir).

Bahan makanan sumber protein nabati umumnya digunakan

juga sebagai lauk. Satu satuan penukar mengandung 80 kalori, 6

gram protein, 3 gram lemak, dan 8 gram hidrat arang.

Tabel 2.3

Bahan Makanan Sumber Protein Nabati

Bahan Makanan Berat (g) URT

Kacang hijau 25 2 ½ sdm

Kacang kedelai 25 2 ½ sdm

Kacang merah 25 2 ½ sdm

Oncom 50 2 ptg sdg

Tahu 100 1 bj bsr

Tempe 50 2 ptg sdg

Keterangan: URT (ukuran rumah tangga), ptg sdg (potong sedang),

bj bsr (biji besar), sdm (sendok makan),

c. Lemak

Lemak juga sebagai sumber asam lemak esensial yang

diperlukan oleh pertumbuhan, sebagai sumber suplai energi yang

berkadar tinggi dan sebagai pengangkut vitamin yang larut dalam

lemak. Cara yang digunakan untuk mengurangi diet berlemak

adalah dengan memanfaatkan aneka buah dan sayur dan produk

padi-padian dan serelia. Kebutuhan lemak tidak dinyatakan secara

mutlak. WHO menganjurkan konsumsi lemak sebanyak 15-30%

dari kebutuhan energi total dianggap baik untuk kesehatan.

Page 37: HUBUNGAN SARAPAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA …

20

Jumlah ini memenuhi kebutuhan akan asam lemak essensial dan

untuk membantu penyerapan vitamin larut lemak (Almatsier,

2006). Menurut Depkes (2014) kandungan asam lemak, minyak

dibagi menjadi 2 kelompok:

1) Lemak tak jenuh

Satu satuan penukar mengandung 50 kkal dan 5 gram lemak.

Tabel 2.4.1

Bahan Makanan Lemak tak Jenuh

Bahan Makanan URT Berat dalam

gram

Alpokat ½ buah besar 60

Margarin jagung ¼ sendok teh 5

Mayonaise 2 sendok makan 25

Minyak biji kapas,

jagung, matahari,

kedelai, kacang

tanah,

safflower,zaitun.

1 sendok teh 5

2) Lemak Jenuh

Satu satuan penukar mengandung 50 kkal dan 5 gram lemak.

Tabel 2.4.1

Bahan Makanan Lemak Jenuh

Bahan Makanan URT Berat dalam

gram

Mentega 1 sendok makan 15

Santan (peras) 1/3 gelas 40

Kelapa, keju krim 1 potong kecil 15

Minyak kelapa,

sawit

1 sendok teh 5

(Depkes, 2014).

Sayuran merupakan sumber vitamin terutama karotin dan vitamin C dan

juga mineral (kalsium, zat besi, zat fosfor). Hendaknya digunakan

campuran dari daun-daunan seperti: bayam, kangkung, daun singkong

dengan kacang panjang, buncis, wortel, labu kuning, dan sebagainya.

Page 38: HUBUNGAN SARAPAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA …

21

Seratus gram (100 g) sayuran campur adalah kurang lebih 1 gelas

(setelah dimasak dan ditiriskan), mengandung 50 kkalori, 3 g protein, dan

10 g karbohidrat.

Beligo Daun singkong Labu waluh

Bayam Daun talas Lobak

Biet Daun ubi Nangka muda

Buncis Daun waluh Oyong (gambas)

Bunga kol Genjer Pare

Cabe hijau Jagung muda Pecay

Daun bawang Jantung pisang Pepaya muda

Daun bluntas Jamur segar Rebung

Daun kecipir Kacang panjang Sawi

Daun koro Kacang kapri Selada

Daun labu siam Kangkung Seledri

Dau melinjo Kool Terong

Daun pakis Kucai Tomat

Daun pepaya Labu siam Wortel

Susu merupakan sumber protein, lemak, hidrat arang, vitamin

(terutama vitamin A dan niasin), serta mineral (kalsium dan fosfor). Satu

satuan penukar mengandung 110 kalori, 7 garm protein, 9 gram hidrat

arang, dan 7 gram lemak.

Tabel 2.5

Bahan Makanan Susu

Bahan Makanan Berat (g) URT

Susu sapi 200 1 gls

Susu kambing 150 ¾ gls

Susu kerbau 100 ½ gls

Susu kental tak manis 100 ½ gls

Yoghurt 200 1 gls

Keterangan: URT (ukuran rumah tangga), gls (gelas). (Supariasa, 2002).

Anjuran asupan kalori bagi remaja (indonesia)

Laki-laki: Perempuan

10-12 tahun: 2.050 kkal/hari

13-15 tahun: 2.400 kkal/hari

16-18 tahun: 2.600 kkal/hari

10-12 tahun: 2.050 kkal/hari

13-15 tahun: 2.350 kkal/hari

16-18 tahun: 2.200 kkal/hari

Page 39: HUBUNGAN SARAPAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA …

22

Tabel 2.6

Angka kecukupan energi, protein, lemak, karbohidrat, serat dan air yang

dianjurkan untuk orang indonesia (per orang per hari) Depkes (2012).

Kelompok

Umur

BB

(kg)

TB

(cm)

Energi

(kkal)

Prote

in (g)

Lemak (g) Karbohi

drat (g)

Serat

(g)

Air

(mL)

Total n-6 n-3

Laki-Laki

10-12 34 142 2100 56 70 12,0 1,2 289 30 1800

13-15 46 158 2475 72 83 16,0 1,6 340 35 2000

16-18 56 165 2675 66 89 16,0 1,6 368 37 2200

19-29 60 168 2725 62 91 17,0 1,6 375 38 2500

Perempuan

10-12 36 145 2000 60 67 10,0 1,0 275 28 1800

13-15 46 155 2125 69 71 11,0 1,1 292 30 2000

16-18 50 158 2125 59 71 11,0 1,1 292 30 2100

19-29 54 159 2250 56 75 12,0 1,1 309 32 2200

B. KONSENTRASI BELAJAR

1. Pengertian Konsentrasi Belajar

Hendrata (2007) berpendapat konsentrasi adalah sumber kekuatan

pikiran dan bekerja berdasarkan daya ingat dan lupa dimana pikiran tidak

dapat bekerja untuk lupa dan ingat dalam waktu bersamaan. Apabila

konsentrasi seseorang mulai lemah maka akan cenderung mudah melupakan

suatu hal dan sebaliknya apabila konsentrasi masih cukup kuat maka akan

dapat mengingat dalam waktu yang lama.

Djamarah (2008) mengungkapkan bahwa konsentrasi adalah pemusatan

fungsi jiwa terhadap suatu objek seperti konsentrasi pikiran, perhatian dan

sebagainya. Dalam belajar dibutuhkan konsentrasi dalam bentuk perhatian

yang terpusat pada suatu pelajaran. Maka dari itu konsentrasi merupakan

salah satu aspek yang mendukung siswa untuk mencapai prestasi yang baik

dan apabilakonsentrasi ini berkurang maka dalam mengikuti pelajaran di

Page 40: HUBUNGAN SARAPAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA …

23

kelas maupun belajar secara pribadi akan terganggu. Berdasarkan beberapa

pengertian konsentrasi belajar diatas dapat disimpulkan bahwa konsentrasi

belajar adalah pemusatan fungsi jiwa dan pemikiran seseorang terhadap

objek yang berkaitan dengan belajar (penerimaan informasi tentang

pelajaran) dimana konsentrasi belajar ini sangat penting dalam proses

pembelajaran karena merupakan usaha dasar untuk dapat mencapai prestasi

belajar yang lebih baik.

Menurut Slameto (2010) seseorang sering mengalami kesulitan

berkonsentrasi, yang disebabkan karena: kurang berminat terhadap mata

pelajaran yang dipelajari, terganggu oleh keadaan lingkungan (bising,

keadaan yang semrawut dan lain-lain), pikiran kacau/masalah-masalah

kesehatan yang terganggu (badan lemah), bosan terhadap pelajaran/sekolah

dan lain-lain.Aspek-aspek konsentrasi belajar menurut Nugroho (2007)

mengungkapkanaspek-aspek konsentrasi belajar sebagai berikut :

a. Pemusatan pikiran : Suatu keadaan belajar yang membutuhkan

ketenangan, nyaman, perhatian seseorang dalam memahami isi

pelajaran yang dihadapi.

b. Motivasi : Keinginan atau dorongan yang terdapat dalam diri

individu untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang

lebih baik dalam memenuhi kebutuhannya.

c. Rasa kuatir : Perasaan yang tidak tenang karena seseorang merasa

tidak optimal dalam melakukan pekerjaannya.

d. Perasaan tertekan : Perasaan seseorang yang bkan dari individu

melainkan dorongan / tuntutan dari orang lain maupun lingkungan.

Page 41: HUBUNGAN SARAPAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA …

24

e. Gangguan pemikiran : Hambatan seseorang yang berasal dari dalam

individu maupun orang sekitar. Misalnya : masalah ekonomi,

keluarga, masalah pribadi individu.

f. Gangguan kepanikan : Hambatan untuk berkonsentrasi dalam bentuk

rasa waswas menunggu hasil yang akan dilakuakan maupun yang

sudah dilakukan oleh orang tersebut.

g. Kesiapan belajar : Keadaan seseorang yang sudah siap akan

menerima pelajaran, sehingga individu dapat mengembangkan

potensi yang dimilikinya.

2. Ciri-Ciri Konsentrasi

Ciri-ciri konsentrasi belajar Engkoswara (2012) menjelaskan

klasifikasi perilaku belajar yang dapat digunakan untuk mengetahui

ciri-ciri siswa yang dapat berkonsentrasi adalah sebagai berikut:

a. Perilaku kognitif, yaitu perilaku yang menyangkut masalah

pengetahuan, informasi, dan masalah kecakapan intelektual. Pada

perilaku kognitif ini, siswa yang memiliki konsentrasi belajar dapat

dilihat melalui :

1) Kesiapan pengetahuan yang dapat segera muncul bila

diperlukan,

2) Komprehensif dalam penafsiran informasi,

3) Mengaplikasikan pengetahuan yang diperoleh,

4) Mampu mengadakan analisis dan sintesis pengetahuan yang

diperoleh.

Page 42: HUBUNGAN SARAPAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA …

25

b. Perilaku afektif, yaitu perilaku yang berupa sikap dan apersepsi.

Pada perilaku ini, siswa yang memiliki konsentrasi belajar dapat

dilihat dari :

1) Adanya penerimaan, yaitu tingkat perhatian tertentu.

2) Respon, yaitu keinginan untuk mereaksi bahan yang diajarkan

3) Mengemukakan suatu pandangan atau keputusan

sebagaiintegrasi dari suatu keyakinan, ide dan sikap seseorang.

c. Perilaku psikomotor. Pada perilaku ini, siswa yang memiliki

konsentrasi belajar dapat dilihat dari adanya :

1) Adanya gerakan anggota badan yang tepat atau sesuai dengan

petunjuk guru,

2) Komunikasi non verbal seperti ekspresi muka dan gerakan-

gerakan yang penuh arti.

3) Perilaku berbahasa.

C. KONSEP MEMORI

1. Pengertian Memori

Menurut buku John, (2009) memori atau ingatan adalah penyimpanan

informasi di setiap waktu. Para psikolog pendidikan mempelajari

bagaimana informasi pada awalnya ditempatkan atau dikodekan menjadi

ingatan, bagaimana informasi disimpan seteah dikodekan dan bagaimana

informasi ditemukan atau dipanggil kembali untuk tujuan tertentu di waktu

yang akan datang. Tanpa memori, anda tidak bisa menghubungkan apa

yang terjadi pada anda kemarin dengan apa yang terjadi dalam hidup. Para

psikologi pendidikan menekankan bahwa penting untuk tidak memandang

Page 43: HUBUNGAN SARAPAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA …

26

memori dalam hal bagaimana anak-anak menambahkan sesuatu ke

dalamnya, tetapi lebih untuk menegaskan bagaimana anak-anak secara

aktif menyusun memori mereka (Schacter, 2001).

2. Tahapan Memori

Dalam bahasa sehari-hari, pengodean mempunyai banyak persamaan

dengan perhatian dan pembelajaran. Ketika siswa mendengarkan guru ia

mengodekan informasi ke dalam memori. Selain perhatian, pengodean

terdiri atas sejumlah proses: pengulangan, pemrosesan yang mendalam,

elaborasi, pembentukan gambaran, dan organisasi (Santrock, 2009).

Pengulangan adalah mengulang informasi secara sadar untuk

meningkatkan lamanya informasi tingga dalam memori. Tetapi

pengulangan tidak berfungsi dengan baik untuk menyimpan informasi

dalam jangka panjang karena seringnya hanya melibatkan repetisi informsi

di luar kepala tanpa menanamkan arti apapun didalamnya. Teori tingkat

pemrosesan (level of processing theory) menyatakan bahwa pemrosesan

memori terjadi pada kontinum dari dangkal ke mendalam, dengan

pemrosesan yang lebih mendalam menghasilkan memori yang lebih baik.

Para peneliti menemukan bahwa individu-individu mengingat informasi

dengan lebih baik ketika mereka memprosesnya pada tingkat yang

mendalam (Otten, Henson, & Rugg, 2001). Meskipun demikian para

psikolog kognitif segera mengakui bahwa pengodean yang lebih baik

daripada pemroses mendalam. Elaborasi adalah luasnya pemrosesan

informasi yang terlibat dalam pengodean. Jadi ketika anda menyampaikan

Page 44: HUBUNGAN SARAPAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA …

27

konsep demokrasi kepada para siswa, kemungkinan besar mereka akan

mengingatnya dengan lebih baik apabila mereka memiliki contoh yang

bagus tentang hal tersebut. Para remaja kemugkinan besar menggunakan

elaborasi secara spontan dibandingkan anak-anak. Untuk mengingat

sepotong informasi, seperti nama, pengalaman, atau fakta tentang georafi

siswa harus mencari kode yang memuat informasi diantara banyaknya

kode dalam memori jangka panjang mereka. Proses pencarian ini lebih

mudah apabila kode itu unik (Santrock, 2009).

Pembentukan gambaran yaitu kita sedang mengelaborasi informasi.

Apabila para siswa mengatur informasi ketika mereka melakukan

pengodean, hal tersebut bermanfaat bagi memori mereka. Semakin anda

menyampaikan informasi dalam cara yang teratur, semakin mudah siswa

mengingatnya. Terutama mengatur informasi dan menguraikannya. Lalu

pengelompokan informasi ke dalam unit-unit yang lebih penting juga

dapat mengingatnya lebih baik (Santrock, 2009).

Setelah mengodekan informasi, mereka harus menyimpan informasi

tersebut. Penyimpanan memori melibatkan 3 jenis memori dengan

kerangka waktu yang berbeda: memori sensoris, memori jangka pendek

dan memeori jangka panjang.

a. Memori sensoris adalah menyimpan informasi dari dunia dalam bentuk

sensoris aslinya hanya untuk waktu sekejap, dalam beberapa detik.

b. Memori jangka pendek atau short-term memory adalah sistem memori

dengan kapasitas yang terbatas di mana informasi disimpan selama 30

Page 45: HUBUNGAN SARAPAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA …

28

detik, kecuali infomrasi tersebut diulang atau diproses lebih lanjut,

karena jika diproses informasi bisa disimpan lebih lama. Dibandingkan

dengan memori sensoris, memori jangka pendek memiliki kapasitas

yang terbatas, tetapi durasi lebih lama.

c. Memori jangka panjang atau long-term memory adalah jenis memori

yang menyimpan banyak sekali informasi untuk periode waktu yang

lama dalam cara yang relatif permanen. Kapasitas memori jangka

panjang manusia sangatlah mengejutkan dan efisien di mana individu

bisa mendapatkan kembali informasi sangatlah mengesankan. Hanya

dibutuhkan waktu sebentar untuk mencari informasi yang kita inginkan.

3. Faktor yang mempengaruhi memori

Memori manusia dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya adalah

kondisi fisik. Di antara kondisi fisik yang sangat berpengaruh dalam

mengingat adalah kekurangan tidur dan sakit. Seseorang yang dalam

kondisi lelah, kurang tidur, dan sakit akan mengalami kesulitamn untuk

mengingat sesuatu. Faktor lain juga mempengaruhi ingatan adalah usia.

Ingatan yang paling kuat terjadi pada anak-anak, yaitu pada usia 10-14

tahun. Sedangkan orang yang lanjut usia akan mengalami kesulitan jika

diminta untuk mengingat apa yang sudah dipelajarinya ataupun

dialaminya. Adapun faktor-faktor yang ternyata dapat mempengaruhi daya

kerja ingatan, antara lain :

a. Faktor usia, ingatan paling tajam pada diri manusia kurang-lebih pada

masa kanak-kanak (10-14 tahun) dan ini berlaku untuk ingatan yang

bersifat mekanis yakni ingatan untuk kesan-kesan penginderaan.

Page 46: HUBUNGAN SARAPAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA …

29

Sesudah usia tersebut kemampuan untuk mencamkan dalam ingatan

juga dapat dipertinggi akan tetapi untuk kesan-kesan yang mengandung

pengertian (daya ingatan logis) dan ini berlangsung antara usia 15-50

tahun.

b. Kondisi fisik, misalnya kelelahan, sakit dan kurang tidur dapat

menurunkan daya kerja atau prestasi ingatan.

c. Faktor emosi. Dalam hal ini seseorang akan mengingat sesuatu lebih

baik, apabila peristiwa-peristiwa itu menyentuh perasaan-perasaan,

sedangkan kejadian yang tidak menyentuh emosi seringkali diabaikan.

d. Minat dan Motivasi. Dalam pengalaman sehari-hari, kita sering

mengamati remaja yang tidak lupa suatu lirik lagu walaupun dalam

bahasa asing. Orang-orang yang sering bepergian, mempunyai ingatan

tentang ilmu bumi yang jauh lebih baik daripada yang tidak pernah

kemana-mana. Artinya disini seseorang yang mengingat segala sesuatu

tentang hal yang disukainya jauh lebih baik dari pada hal yang tidak

disukainya. Jelaslah minat sangat meningkatkan motivasi dan pada

gilirannya akan meningkatkan daya ingat. Menurut paris dan tuner

bahwa lingkungan dapat meningkatkan motivasi seoarang siswa untuk

mempelajari hal-hal tertentu atau berprilaku dalam cara-cara tertentu.1

Jadi motivasi akan meningkatkan rasa ingin tahu dan menyimpannya ke

dalam memori sebagai hasil belajar yang sangat bermakna untuk

diungkapkan kembali (Ormrod, 2008).

Page 47: HUBUNGAN SARAPAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA …

30

4. Pemanggilan kembali dan lupa

Setelah para siswa melakukan pengodean informasi dan kemudian

menyampaikannya dalam memori, mereka mungkin bisa mendapatkan

kembali beberapa informasi tersebut, tetapi mungkin juga melupakan

beberapa informasi. Dalam efek posisi serial, ingatan lebih baik untuk

hal-hal di awal dan di akhir sebuah daftar daripada untuk hal-hal

ditengah. Pada peristiwa juga dapat diterapkan bahwa bila anda

membentangkan pelajaran sejarah selama satu minggu dan kemudian

menanyai siswa-siswa tentang pelajaran itu pada hari senin berikutnya,

kemungkinan besar mereka memiliki memori terbaik akan apa yang

anda katakan pada hari jumat minggu sebelumnya (Santrock, 2009).

Pertimbangan lain dalam memahami pemanggilan kembali adalah

prinsip kekhususan pengodean: bahwa asosiasi terbentuk pada saat

pengodean atau pemberlajaran cenderung merupakan petunjuk

pemanggilan kemabali yang efektif. Kekhususan pengodean dan

elaborasi menunjukkan betapa pengodean dan pemanggilan kembali

saling bergantung (Santrock, 2009).

Aspek pemanggilan kemabli yang lain adalah sifat dari tugas

pemanggilan kembali itu sendiri. Pengingatan kembali adalah tugas

memori di mana individu-individu harus mendapatkan kembali

informasi yang diperlajari sebelumnya, seperti yang harus dilakukan

siswa-siswa ketika mengerjakan pertanyaan esai atau isian. Pengenalan

adalah tugas memori di mana individu hanya harus mengidentifikasikan

Page 48: HUBUNGAN SARAPAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA …

31

informasi, yang sering kali merupakan kasus dalam ujian pilihan ganda

(Santrock, 2009).

Lupa yang bergantung pada petunjuk adalah kegagalan

pemanggilan kembali karena kurangnya petunjuk pemanggilan kembali

yang efektif. Gagasan lupa yang bergantung pada petunjuk bisa

menjelaskan mengapa seorang siswa bisa gagal mendapatkan kembali

fakta yang dibutuhkan untuk ujian meskipun ia yakin ia mengetahui

informasi tersebut (Santrock, 2009).

Prinsip lupa yang bergantung pada petunjuk konsisten dengan

teori interferensi, yang menyatakan bahwa kita lupa bukan karena kita

benar-benar kehilangan memori dari penyimpanan, tetapi karena

informasi lain menghalangi apa yang berusaha kita ingat. Teori

interferensi mengimplikasikan bahwa, apabila anda memiliki lebihd ari

satu ujian untuk dipelajari, anda harus terlebih dahulu mempelajari apa

yang diujiankan terakhir kali. Strategi ini juga sesui dengan efek akhir

(Santrock, 2009). Memori menghilang pada kecepatan yang berbeda.

Beberapa memori begitu nyata dan bertahan untuk periode waktu yang

lama, terutama ketika memori tersebut memiliki ikatan emosional.

5. Hubungan Memori dan Belajar

Para ahli bersepakat bahwa terdapat hubungan yang erat antara

memori dan belajar. Seperti yang telah dikemukakanbahwa memori

sesungguhnya adalah fungsi mental yang berkerja menangkap informasi

dari stimulus, menyimpannya, mengungkapkannya kembali bila

Page 49: HUBUNGAN SARAPAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA …

32

diperlukan. Dalam setiap proses belajar, penting sekali fungsi ingatan,

ada beberapa cara untuk mengingat kembali hal-hal yang sudah pernah

dipelajari atau diketahui sebelumnya yaitu:

a. Rekolasi, menimbulkan kembali ingatan suatu pristiwa,

b. Pembaruan ingatan, timbul ketika ada hal yang berlangsung dari

ingatan tersebut.

c. Memeanggil kembali ingatan,

d. Rekognisi, mengingat kembali sesuatu hal setelah menjumpai

sebagian hal tersebut.

e. Mempelajari kembali, terjadi ketika kita mempelajari sesuatu yang

dulu pernah kita pelajari, maka untuk mempelajari hal yang sama

untuk kedua kalinya, banyak hal-hal yang akan diingat kembali,

sehingga tempo belajar jauh lebih singkat (Sarwono,2008).

Proses belajar yang kita ketahui adalah sebuah proses yang

melibatkan pengolahan dan penyimpanan informasi, dan hasil belajar

bisa diketahui melalui proses pengungkapan kembali apa yang telah

diketahui. Dengan demikian, dalam belajar dibutuhkan pemanfaatan

kemampuan memori oleh siswa guna menyerap informasi yang

diterima, menyimpannya dan memunculkannya kembali saat

menjawab soal ulangan atau ujian. Hubungan antara memori dan

belajar ini sangat lah penting karna berpengaruh terhadap kerja otak,

kesehatan, aktivitas belajar seorang pelajar (Sarwono,2008).

Kaitannya dengan proses kerja otak, protein dalam bentuk asam

amino seperti glisin, glutamate, tyrosine dan tryptophan sangat

Page 50: HUBUNGAN SARAPAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA …

33

diperlukan untuk membentuk neurotransmitter penghantar impuls

saraf dan mempengaruhi perilaku seperti emosi, kontrol diri dan

konsentrasi (Mariana, 2011). Konsentrasi berkaitan dengan

kemampuan otak untuk mengiuti rangsang eksternal maupun internal.

Konsentrasi didefinisikan sebagai suatu mekanisme pemilihan

rangsang yang lebih penting untuk dijadikan fokus perhatian oleh

otak.kapasitas untuk berkonsentrasi dan menjaga perhatian

berhubungan dengan kemampuan untuk mengabaikan rangsang

lainnya (Higgins & George, 2007). Konsentrasi erat kaitanya dengan

memori atau ingatan. Proses mengingat akan di lakukan oleh salah

satu bagian otak yaitu hipocampus. Hipocampus juga menyebabkan

timbulnya dorongan untuk mengubah ingatan jangka pendek menjadi

jangka panjang dengan cara hipocampus menjalarkan sinyal yang

membuat pikiran berulang-ulang melatih informasi baru sampai

menjadi ingatan permanen. Sinyal akan dihantarkan melalui

neurontrasitter dengan potensiasi memori jangka panjang, terjadi

modifikasi sebagai akibat peningkatan penggunaan pada sinas yang

akan meningkatkan kemampuan neuron presinaps untuk mengeksitesi

neuron postsinaps pada masa depan. Semakin sering digunakan

koneksinya akan semakin kuat sehingga pembentukan EPSs

(Excitatory Postsinaptic Potential) semakin banyak dan lebih banyak

potensial aksi yang dikirimkan sepanjang sel postsinaps ke neuron

lainny. LTP (long term potentiation) yang terjadi di hipocampus ini

memerlukan waktu berhari-hari sampai berminggu-minggu untuk

Page 51: HUBUNGAN SARAPAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA …

34

mengkonsolidasi memori jangka pendek menjadi memori jangka

panjang (Sherwood, 2014).

LTP dimulai saat neuron presinaps melepas neurotransmitter

eksitatori glutamate sebagai respon atas potensial aksi. Glutamat

mengikat 2 jenis reseptor yaitu AMPA dan NMDA. Reseptor AMPA

merupakan kanal reseptor yang dimediasi oleh kimia yang membuka

pada pengikatan glutamat dan menyebabkan masuknya ion Na+.

Selanjutnya terjadi pembentukan EPSP pada neuron postsinaps.

Reseptor NMDA merupakan kanal reseptor yang menyebabkan Ca2+

dapat masuk saat kanal ini terbuka. Kanal ini membuka pada

pengikatan glutamate, namun tidak menyebabkan Ca2+

masuk. Hal itu

disebabkan karena adanya penyumbatan dari Mg2+

. Depolarisasi

tambahan neuron postsinaps yang dihasilkan oleh EPSP akibat

pengikatan glutamate pada reseptor AMPA dibutuhkan untuk

mendepolarisasi neuron postnaps guna memaksa Mg2+

keluar dari

kanal. Oleh karena itu, meskipun glutamate berikatan dengan reseptor

NMDA, kanal tersebut tidak akan membuka sampai sel postsinaps

terdepolarisasi sebagai akibat aktivitas eksitatori yang lainnya.

Masuknya kalsium setelah ekspulsi Mg2+

bermanfaat untuk

mengaktifkan jalur second messager Ca2+

pada neuron postsinaps.

Jalur tersebut memicu insersi secara fisik reseptor AMPA tambahan

pada membrane postsinaps. Peningkatan reseptor AMPA ini

mengakibatkan sel postsinaps memperlihatkan respon EPSP yang

lebih besar oleh pengaruh pelepasan glutamate dari neuorn presinaps.

Page 52: HUBUNGAN SARAPAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA …

35

Mekanisme ini berperan untuk membantu penjagaan LTP. Selain itu,

aktivasi second messager Ca2+

pada neuron postsinaps menyebaban

sel tersebut melepaskan parakrin retrograde. Parakrin tersebut akan

berdifusi ke neuron presinaps untuk meningkatkan pelepasan

glutamate pada neuron presinaps. Modifikasi yang terjadi selama LTP

tetap dijaga sampai waktu yang lama sesudah aktivitas ini berhenti.

Dengan begitu, informasi yang ditransmisikan lebih efektif saat

diaktivasi di masa depan. Jalur antara input presinaps inaktif yang lain

dan sel postsinaps yang sama tidak berpengaruh (Sherwood, 2014).

Dapat dihasilkan bahwa memori jangka pendek disimpan dalam

bentuk perubahan sementara proses yang telah ada. Memori jangka

pendek dapat hilang bila terjadi distrasksi sebelum memori tersebut

disimpan dalam bentuk yang lebih permanen.

D. PRESTASI BELAJAR

1. Pengertian PrestasiBelajar

Prestasi belajar terdiri dari dua kata yaitu prestasi dan belajar.

Prestasi adalah hasil dari suatu kegaitan yang telah dikerjakan,

diciptakan baik secara individu maupun secara kelompok. Menurut

Mas`ud Hasan Abdul Dahar menyatakan prestasi adalah apa yang telah

dapat diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang

diperoleh dengan jalan keuletan kerja. Sedangkan belajar adalah suatu

proses usaha yang dilakukan siswa untuk memperoleh suatu perubahan

tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman

siswa sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Secara

Page 53: HUBUNGAN SARAPAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA …

36

sederhana, belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi dalam diri

individu. Ditambahkan bahwa prestasi belajar merupakan hasil yang

mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari

aktivitas dalam belajar.Prestasi dapat didefinisikan yaitu nilai

merupakan perumusah terakhir yang dapat diberikan oleh guru

mengenai kemajuan prestasi belajar siswa selama masa tertentu. Jadi

prestasi adalah hasil usaha siswa selama masa tertentu melakukan

kegiatan (Sumadi, 2006).

Prestasi belajar adalah hasil maksimum yang dicapai oleh

seseorang setelah melakukan kegiatan belajar yang diberikan

berdasarkan atas pengukuran tertentu (Ilyas, 2008). Prestasi belajar

adalah perubahan tingkah laku yang dianggap penting yang diharapkan

dapat mencerminkan perubahan yang terjadi sebagai hasil belajar

siswa, baik yang berdimensi cipta, dan rasa maupun yang berdimensi

karsa (Syah, 2006). Sedangkan prestasi belajar menurut Kamus Besar

Bahasa Indonesia (2005) mempunyai arti yaitu: (a). Penguasaan

pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata

pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang

diberikan guru, (b). Kemampuan yang sungguh-sungguh ada atau

dapat diamati (actual ability) dan yang dapat diukur langsung dengan

tes tertentu.

Jadi prestasi belajar dapat disimpulkan yaitu pengukuran

pencapaian hasil belajar pada pelajar, atau hasil dari suatu proses

belajar mengajar yang dinyatakan dalam bentuk angka yang khusus

Page 54: HUBUNGAN SARAPAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA …

37

diberikan untuk proses evaluasi. Dalam prestasi belajar membutuhkan

konsentrasi agar fokus dan perhatian dengan mata ajar.

2. Tujuan Belajar

Taxonomy Bloom dan Simpson (Syaodih, 2007) menyusun

suatu tujuan belajar yang harus dicapai oleh seserang yang belajar

sehingga terjadi perubahan dalam dirinya, perubahan terjadi pada tiga

ranah, yaitu:

a. Ranah kognitif, tentang hasil berupa pengetahuan, kemampuan

dan kemahiran intelektual. Terdiri dari pengetahuan,

pemahaman, penerapan, analisa, sintesa, dan evaluasi.

b. Ranah afektif, tentang hasil belajar yang berhubungan dengan

perasaan, sikap, minat, dan nilai. Terdiri dari: penerimaan,

partisipasi, penilaian, organisasi dan pembentukan pola hidup.

c. Ranah psikomotorik, tentang kemampuan fisik seperti

ketrampilan motorik dan syaraf, manipulasi objek, dan

koordinasi syaraf. Terdiri dari: persepsi, kesiapan, gerakan

terbimbing, gerakan yang terbiasa, gerakan kompleks,

kreativitas.

Menurut Slameto (2010) berpendapat ciri-ciri perubahan tingkah

laku sebagai hasil belajar adalah:

1. Perubahan bersifat kontinyu dan fungsional

2. Perubahan bersifat positif dan aktif

3. Perubahan bukan bersikap sementara

Page 55: HUBUNGAN SARAPAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA …

38

4. Perubahan bertujuan dan terarah

5. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku

3. Cara mengukur prestasi

Pengukuran prestasi untuk mengetahui tingkat prestasi belajar

yang dicapai oleh mahasiswa dalam mempelajari materi. Pengukuran

prestasi belajar siswa dengan melakukan tes, ujian dan ulangan yang

biasa disebut TPB (Tes Prestasi Belajar). Sebuah proses belajar

mengajar untuk mendapatkan taraf keberhasilan sebuah pembelajaran

yaitu hasil prestasi atau pengkuran prestasi (Syah, 2010).Menurut

penelitian Asril (2011), instrumen pengukuran prestasi belajar

menggunakan skala kontinum seperti hasil raport atau hasil ujian

sehingga peneliti tidak menyusun secara baku alat ukur prestasi

belajar.

Tes prestasi belajar yang dimaksudkan adalah instrumen

pengukuran dan penilaian dalam pendidikan yang berbentuk tes baik

secara individu atau berkelompok bila ditinjau dari jumlah peserta atau

mahasiswa. Tes individual yaitu tes dimana pelaksana tes hanya

berhadapan dengan satu orang peserta. Tes kelompok yaitu tes di mana

pelaksana tes berhadapan dengan lebih dari satu orang anggota.

Jika ditinjau dari cara mengajukan pertanyaan, tes dibedakan

menjadi tiga golongan. Pertama, tes tertulis yang dikenal dengan

istilah pencil and paper test, yaitu tes di mana pelaksana tes dalam

mengajukan butir-butir pertanyaannya dilakukan secara tertulis dan

peserta tes memberi jawaban secara tertulis. Kedua, tes tidak tertulis

Page 56: HUBUNGAN SARAPAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA …

39

yang dikenal dengan istilah non-pencil and paper test, yaitu tes di

mana pelaksana tes dalam mengajukan butir-butir pertanyaannya

dilakukan secara tidak tertulis (lisan) dan peserta tes memberi jawaban

juga secara lisan. Ketiga, tes perbuatan yang diberikan dalam bentuk

tugas atau instruksi kemudian peserta tes melakukan tugas sesuai

instruksi tersebut dan hasilnya dinilai oleh pemberi tes. Penilaian

terhadap tes perbuatan dapat dilakukan terhadap hasil tugas atau pada

proses pelaksanaan atau penyelesaian tugas (Djaali, 2008).

4. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar ada pula

faktor-faktor yang dapat mempengaruhi belajar itu sendiri. Faktor-

faktor yang mempengaruhi belajar secara tidak langsung dapat pula

mempengaruhi konsentrasi belajar karena kedanya memiiliki kaitan

yang erat.

Sedangkan menurut Syah (2010) dalam bukunya yag berjudul

psikologi pendidikan, faktor-faktor yang dapat mempengaruhi belajar

dibedakan menjadi tiga macam yaitu:

a. Faktor internal, yaitu keadaan atau kondisi jasmani dan rohani

pelajar meliputi 2 aspek:

1) Aspek fisiologis

Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang

menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-

sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa

dalam mengikuti pelajaran. Untuk mempertahankan tonus

Page 57: HUBUNGAN SARAPAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA …

40

jasmaninya agar tetap bugar, siswa dianjurkan mengkonsumsi

makanan dan minuman yang bergizi yang mengandung

karbohidrat, lemak dan protein yang seimbang contohnya nasi

telur dengan sayur bayam atau ikan laut. Tidak hanya itu, ia juga

dianjurkan untuk berolah raga secara teratur dan cukup istirahat.

Selain kondisi umum siswa, ada pula kondisi organ-organ

khusus siswa yang dapat mempengaruhi kemampuan siswa dalam

menyerap informasi dan pengetahuan, khususnya yang disajikan

di kelas. Seperti tingkat kesehatan indera pendengaran dan indera

penglihatan.

2) Aspek psikologis

Faktor psikologi juga dapat mempengaruhi bagaimana sikap dan

perilaku siswa dalam berkonsentrasi, misalnya karena adanya masalah

dalam lingkungan sekitar dan keluarga. Hal ini tentunya akan

mempengaruhi keadaan psikologis siswa, karena siswa akan kehilangan

semangat dan motivasi belajar mereka,tentunya akan berpengaruh juga

terhadap tingkat konsentrasi siswa yang akan semakin menurun.

Faktor-faktor rohaniah siswa yang pada umumnya dipandang lebih

esensial, yaitu:

a) Tingkat kecerdasan pelajar

Intelegensi pada umumnya dapat diartikan sebagai kemampuan

psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri

dengan lingkungan dengan cara yang tepat. Tingkat

kecerdasan/inteligensi (IQ) merupakan salah satu faktor yang

Page 58: HUBUNGAN SARAPAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA …

41

menentukan keberhasilan belajar siswa. Semakin tinggi kemampuan

intelegensi seorang siswa maka semakin besar peluangnya untuk

meraih sukses. Sebaliknya, semakin rendah kemampuan intelegensi

seorang siswa maka semakin kecil pula peluang dalam memperoleh

kesuksesan. Pemahaman terhadap tingkat kecerdasan siswa akan

membantu mengarahkan dan merencakan bantuan yang akan

diberikan kepada peserta didik. Jadi intelegensi sebenarnya bukan

persoalan kualitas otak saja, melainkan juga kualitas organ-organ

tubuh lainnya, tetapi peran otak lebih menonjol daripada organ

lainnya karena otak adalah pengontrol seluruh aktivitas manusia.

Tingkat kecerdasan atau inteligensi (IQ) siswa tak dapat diragukan

lagi, sangat menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa. Semakin

tinggi inteligensi maka semakin besar peluang untuk meraih sukses

dan sebaliknya.

b) Bakat pelajar

Bakat (aptitude) adalah kemampuan potensial yang dimiliki

seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan

datang. Dengan demikian, sebetulnya setiap orang pasti memiliki

bakat dalam arti berpotensi untuk mencapai prestasi sampai ke

tingkat tertentu sesuai dengan kapasitas masing-masing. Jadi, secara

umum bakat itu mirip dengan inteligensi. Itulah sebabnya, seorang

anak yang berinteligensi sangat cerdas (superior) atau cerdas luar

biasa (very superior) disebut juga sebagai talented child.

Page 59: HUBUNGAN SARAPAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA …

42

Dalam perkembangan selanjutnya, bakat kemudian diartikan

sebagai kemampuan individu untuk melakukan tugas tertentu tanpa

banyak bergantung pada upaya pendidikan dan pelatihan. Seorang

siswa yang berbakat dalam bidang elektro, misalnya akan jauh lebih

mudah menyerap informasi, pengetahuan, dan keterampilan yang

berhubungan dengan bidan tersebut dibanding dengan siswa lainnya.

c) Motivasi belajar

Motivasi ialah keadaan internal organisme baik manusia atau

hewan yang mendorong untuk berbuat sesuatu. Berarti pemasok

daya (energizer) untuk bertingkah laku secara terarah. Dalam

motivasi intrinsik adalah perasaan menyenangi materi dan

kebutuhannya terhadap materi misalnya untuk kehidupan masa

depan siswa yang bersangkutan. Motivasi ekstrinsik adalah hal dan

keadaan yang datang dari luar individu siswa yang juga

mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar. Pujian dan hadiah,

peraturan atau tata tertib sekolah, suri teladan orangtua, guru dan

seterusnya merupakan contoh-contoh konkret motivasi ekstrinsik

yang dapat menolong siswa untuk belajar. Kekurangan atau

ketiadaan motivasi, baik yang berisfat internal maupun yang bersifat

eksternal, akan menyebabkan kurang bersemangatnya siswa dalam

melakukan proses belajar materi-materi pelajaran baik di sekolah

maupun di rumah. Dalam perspektif kognitif, motivasi yang lebih

signifikan bagi siswa adalah motivasi intrinsik karena lebih murni

Page 60: HUBUNGAN SARAPAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA …

43

dan langgeng serta tidak bergantung pada dorongan atau pengaruh

orang lain.

Aspek yang memotivasi belajar mahasiswa, yaitu: (a) Adanya

sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki, karena dapat menghasilkan

kepuasan dalam dirinya, (b) Adanya sifat yang kreatif dan keinginan

selalu maju, (c) Adanya keinginan untuk mendapatkan simpati dari

orangtua, guru dan teman-teman seperti penghargaan, pujian dan

rasa simpati, (d) Adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan

yang lalu dengan usaha yang baru, baik kooperasi atau kompetisi. (e)

Adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman bila menguasai

pelajaran (Suryabrata, 2006).

d) Minat pelajar

Minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang

tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Umpamanya,

seorang siswa yang menaruh minat besar terhadap matematika akan

memusatkan perhatiannya lebih banyak. Kemudian, karena

pemusatan lebih intensif materi itulah yang memungkinkan siswa

tadi untuk belajar lebih giat dan akhirnya mencapai prestasi yang

diinginkan.

b. Faktor eksternal, yakni kondisi lingkungan di sekitar pelajar. Terdiri atas

dua aspek yaitu:

1) Faktor lingkungan sosial

Lingkungan sosial bagi siswa terdiri dari dua macam yaitu

lingkungan sekolah seperti guru, staf administrasi dan teman sekelas

Page 61: HUBUNGAN SARAPAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA …

44

dan lingkungan sosial tempat tinggal siswa seperti masyarakat dan

tetangga serta teman sepermainan.

2) Faktor lingkungan non-sosial

Faktor-faktor yang termasuk lingkungan non sosial yaitu gedung

sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan

letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar pelajar.

c. Faktor pendekatan belajar, yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi

strategi dan metode yang digunakan untuk melakukan kegiatan

pembelajaran materi-materi pelajaran.

Prestasi belajar mempunyai hubungan erat dengan kegiatan belajar, menurut

Djamarah (2006) faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya hasil belajar

siswa adalah:

a. Faktor yang berasal dari dalam diri siswa

1. Faktor fisiologis terdiri dari:

(a) Kondisi fisiologis: orang yang ada dalam keadaan segar

jasmaninya akan berlainan belajarnya dari orang yang ada dalam

keadaan lelah. Pelajar yang kekurangan gizi akan mudah lelah,

mengantuk, dan tidak dapat menerima pelajaran dengan baik.

(b) Kondisi panca indera: penglihatan dan pendengaran sebagai alat

manusia untuk menerima informasi. Sebagian besar orang belajar

dengan membaca, melihat contoh, melakukan observasi,

mengamati hasil eksperimen, mendengarkan keterangan guru dan

orang lain, mendengarkan ceramah, dan lain sebagainya.

Page 62: HUBUNGAN SARAPAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA …

45

2. Faktor psikologis

(a) Minat: kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan

mengenai beberapa kegiatan. Kegiatan yang dimiliki seseorang

diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa sayang.

Pelajaran yang menarik minat siswa lebih mudah dipelajari dan

disimpan karena minat menambah kegiatan belajar. Minat belajar

yang telah dimiliki siswa merupakan salah satu faktor yang dapat

mempengaruhi hasil belajarnya.

(b) Kecerdasan: suatu kemampuan umum dari seseorang untuk belajar

dan memecahkan suatu permasalahan. Jika intelegensi seseorang

rendah bagaimanapun usaha yang dilakukan dalam kegiatan

belajar, jika tidak ada bantuan orang tua atau pendidik niscaya

usaha belajar tidak akan berhasil.

(c) Bakat: kemampuan yang menonjol disuatu bidang tertentu atau

suatu yang dibentuk dalam kurun waktu, sejumlah lahan dan

merupakan perpaduan taraf intelegensi. Pada umumnya komponen

intelegensi tertenu dipengaruhi oleh pendidikan dalam kelas,

sekolah, dan minat subyek itu sendiri. Bakat yang dimiliki

seseorang akan tetap tersembunyi bahkan lama-kelamaan akan

menghilang apabila tidak mendapat kesempatan untuk

berkembang.

(d) Motivasi: motivasi belajar turut mempengaruhi keberhasilan

belajar. Peranan pentingnya adalah memberikan gairah, semangat

dan rasa senang dalam belajar sehingga mempunyai motivasi tinggi

Page 63: HUBUNGAN SARAPAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA …

46

mempunyai energi yang banyak untuk belajar. Motivasi intrinsik

berasal dari dalam diri misalnya senantiasa memikirkan masa

depan yang penuh tantangan dan harus mencapai cita-cita. Tetapi

harus juga didukung oleh motivasi ekstrinsik agar termotivasi

untuk belajar misalnya seorang guru harus berusaha dengan segala

kemampuan yang ada untuk mengarahkan perhatian siswa.

b. Faktor yang berasal dari luar diri siswa

1. Faktor lingkungan terdiri dari:

(a) Lingkungan alami: keadaan suhu, kelembaban udara berpengaruh

terhadap proses dan hasil belajar. Belajar pada keadaan udara yang

segar akan lebih baik hasilnya daripada belajar pada suhu udara

yang panas dan pengap.

(b) Lingkungan sosial budaya: seseorang yang sedang belajar

memecahkan soal akan terganggu bila ada orang lain yang mondar-

mandir di dekatnya atau keluar masuk kamar.

2. Faktor instrumental

(a) Perangkat keras: gedung, perlengakapan belajar, alat praktikum

dsb.

(b) Perangkat lunak: kurikulum, program dan pedoman belajar

lainnya.

E. HUBUNGAN SARAPAN DENGAN FUNGSI KOGNITIF DAN

PRESTASI

Banyak kajian yang menunjukkan hubungan yang positif antara

pengambilan sarapan dan peningkatan keupayaan mental. Makan pagi

Page 64: HUBUNGAN SARAPAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA …

47

menunjukkan kesan positif pada kecerdasan dan pembentukan sikap positif

pada pembelajaran di jenjang pendidikan. Makanan yang berasaskan

karbohidrat meningkatkan kandungan glukosa di dalam otak. Glukosa

memainkan peranan penting bagi meningkatkan fungsi kognitif terutamanya

dalam bidang yang melibatkan aktivitas mengingat. (Issa, 2006)

Sarapan yang kita makan dapat mempengaruhi fungsi kognitif

secara berbeda sesuai dengan laju penghantaran glukosa di dalam darah.

Penelitian yang terkait tentang efek glukosa pada fungsi kognitif terutama

fokus pada periode earlier post-meal. Ketika dikaji, peningkatan yang

signifikan pada fungsi kognitif setelah makan makanan dengan indeks

glikemik rendah lebih dominan terjadi setelah periode berikutnya yaitu later

post-meal. Hasil dari studi tersebut, menunjukkan keuntungan pada

pengukuran fungsi kognitif pada periode setelah makan yaitu antara 75 dan

235 menit(Mahoney, 2005).

Pasokan gizi itu menjadi lebih penting ketika anak mulai sekolah.

Pada masa ini, anak cenderung mengikuti pola makan teman sebayanya, yang

kadang tidak mengandung cukup zat-zat pembangun. Aktivitas sekolah juga

membuat anak mengabaikan kebutuhan fisiknya. Menurut American Dietetic

Association, anak yang selalu sarapan akan memiliki daya konsentrasi,

keterampilan menyelesaikan masalah, serta koordinasi mata-tangan yang

lebih baik juga lebih kreatif, rajin. (Riyanti, 2007).

Page 65: HUBUNGAN SARAPAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA …

48

F. KERANGKA TEORI

Gambar 2.1

Slameto, (2010); Syah (2010)

Faktor internal

- Fisiologis

- Psikologis

(Minat)

Faktor eksternal

- Lingkungan soial

- Lingkungan alami

- Lingkungan

instrumental

Konsentrasi

belajar

Prestasi

belajar

Sarapan

(Kebutuhan

energi, protein

dll)

- Fisiologis

Faktor pendekatan

belajar

Page 66: HUBUNGAN SARAPAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA …

49

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI ISTILAH

A. KERANGKA KONSEP

Kerangka konsep penelitian ini mengacu pada Teori Syah (2010) dari

buku Psikologi Pendidikan yang mengkaitkan antara faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar, yang dapat dilihat sebagai berikut:

BAGAN 3.1

Keterangan: Garis putus-putus adalah faktor lain yang

mempengaruhi prestasi belajar

Djamarah, (2006)., Slameto, (2010)., Syah (2010)

Berdasarkan Tinjauan Pustaka sebelumnya, mahasiswa atau pelajar

wajib mengikuti jenjang pendidikan mulai dari SD, SMP, SMA, sampai

perguruan tinggi. Dalam semua jenjang tersebut pelajar dituntut untuk

belajar. Belajar merupakan kegiatan berproses dan dalam belajar mutlak

membutuhkan konsentrasi maka akan dihasilkan prestasi.

Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa ada 2 macam

yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Kedua faktor tersebut peneliti

Faktor fisiologis

(sarapan)

-kalori

-komposisi

Prestasi

belajar

Minat

49

Page 67: HUBUNGAN SARAPAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA …

50

menghomogenkan sehingga tidak terjadi bias dalam penelitian ini dengan

menggunakan kuesioner. Faktor internal terdapat faktor fisiologis yaitu

sarapan yang akan diteliti oleh peneliti karena dengan kecukupan energi

akan meningkatkan konsentrasi dalam belajar sehingga prestasi juga

meningkat, dan faktor psikologis yaitu minat, bakat, kecerdasan, motivasi

yang akan dihomogenkan dengan kuesioner minat dan kuesioner motivasi.

Sedangkan faktor eksternal sudah homogen karena mahasiswa mengikuti

belajar mengajar di kelas yang secara fisik sama yaitu di gedung FKIK

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan teman teman yang sama dalam satu

kelas. Dan yang terakhir yaitu faktor pendekatan belajar yaitu metode

belajar mahasiswa keperawatan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini

menggunakan metode satu arah dengan penjelasan dari dosen dan

terkadang juga terdapat feedback dari mahasiswa dengan adanya sesi

pertanyaan.

Page 68: HUBUNGAN SARAPAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA …

51

B. DEFINISI OPERASIONAL

Definisi operasional adalah suatu definisi ketika variable-variabel penelitian bersifat operasional. Definisi dari operasiaonal

menjadikan konsep yang masih bersifat abstrak menjadi operasional yang memudahkan pengukuran variebel tersebut (Wasis, 2008).

Tabel 3.1

Definisi Operasional

Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala

Kalori

Sarapan

Kalori yang konsumsi oleh

responden pada pagi hari

dari jam 06.00-10.00.

Pengisian angket

dan wawancara

tentang sarapan

Food recall dilakukan

dengan mencatat jenis dan

jumlah bahan makanan

yang dikonsumsi saat

sarapan pada seminggu

sebelum ujian.

1) Cukup bila

kalori 300-500

kkal

2) Kurang bila

kalori <300-500

kkal

(Arisman, 2013)

Ordinal

Prestasi

belajar

Adalah skor pencapaian

hasil tes atau ujian yang

diperoleh mahasiswa

dimana ujian tersebut

sebagai pengukuran hasil

belajar mahasiswa (Umar,

2010).

Observasi

dokumentasi nilai

ujian.

Kuesioner pertanyaan

terkait materi yang telah

disampaikan sebelumnya

yang terdiri dari 20 soal.

1) Lulus bila

nilai ujian ≥

median

2) Tidak lulus

bila nilai

ujian <

median

Nominal

Page 69: HUBUNGAN SARAPAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA …

52

Komposisi

sarapan

Adalah komposisi sarapan

pada responden yang

meliputi karbohidrat,

protein dan lemak

Pengisian angket

dan wawancara

tentang sarapan

Food recall dilakukan

dengan mencatat jenis dan

jumlah bahan makanan

yang dikonsumsi saat

sarapan pada seminggu

sebelum ujian.

1) Kurang bila

nilai asupan

energi

sarapan <

median

2) Cukup bila

nilai asupan

energi sarapn

≥ median

Ordinal

Minat Kecenderungan yang tetap

untuk memperhatikan dan

mengenai beberapa

kegiatan. (Djamarah,

2006)

Pengisian

kuesioner atau

angket dengan

skala likert yang

terdiri 15 soal.

Kuesioner IV yaitu tentang

minat mengikuti pelajaran

pada modul BSN yang

terdapat 15 soal.

1) Minat jika

nilai ≥ mean.

2) Tidak minat

jika nilai <

mean

Nominal

C. HIPOTESA

1. Ha: adanya hubungan antara sarapan dengan prestasi belajar pada mahasiswa keperawatan semester 2 UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta di modul BSN 3 .

2. Ho: tidak adanya hubungan antara sarapan dengan prestasi belajar pada mahasiswa keperawatan semester 2 UIN Syarif

Hidatatullah Jakarta di modul BSN 3

Page 70: HUBUNGAN SARAPAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA …

53

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. DESAIN PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan desain

cross-sectional. Penelitian kuantitatif adalah suatu pendekatan yang secara

primer dalam mengembangkan ilmu pengetahuan (seperti pemikiran

tentang sebab-akibat, reduksi kepada variabel, hipotesis dan pertanyaan

spesifik, menggunakan pengukuran dan observasi, serta pengujian teori).

(Emzir, 2008)

Penelitian studi cross-sectional dapat digunakan untuk

memperkirakan adanya hubungan sebab-akibat dan menghasilkan

hipotesis spesifik hingga dikatakan bahwa penelitian cross-sectional

merupakan penelitian peralihan antara studi deskriptif dan analitis. Dalam

penelitian ini dilakukan pengamatan tentang sarapan bersamaan dengan

pengambilan data tentang prestasi hasil dari pertanyaan dengan materi

terkait.

B. WAKTU DAN LOKASI PENELITIAN

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Maret – April 2016 di

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

C. POPULASI DAN SAMPEL

1. Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2010).

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Ilmu

53

Page 71: HUBUNGAN SARAPAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA …

54

Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Semester 2 atau

angkatan 2015 yang mengikuti modul BSN 3 yaitu sebanyak 116

orang.

2. Sampel adalah sebagian dari obyek populasi dan jumlahnya lebih kecil

dari populasi atau sebagian atau wakil populasi yang diteliti.

Pengambilan sample dari penelitian yang dilakukan yakni dengan

metode total sampling, yaitu seluruh dari populasi yang terdapat 116

mahasiswa.

a. Kriteria sampel

Kriteria inklusi :

1) Mahasiswa Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2) Bersedia menjadi responden

Kriteria ekslusi :

1) Responden tidak kooperatif

2) Responden mendadak sakit

3) Responden tidak minat

4) Responden mengundurkan diri ditengah-tengah proses

penelitian

b. Jumlah sampel

Jumlah populasi mahasiswa keperawatan angkatan 2015 yang

berjumlah 116 mahasiswa adalah sampel yang seharusnya pada

penelitian ini. Tetapi pada kenyataannya, sesuai dengan kriteria inklusi

pada penelitian ini yaitu yang berminat dan bersedia menjadi

responden hanya terdapat 69 mahasiswa.

Page 72: HUBUNGAN SARAPAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA …

55

D. INSTRUMEN PENELITIAN

Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data berbentuk non-

tes yaitu kuesioner atau anget, wawancara dan observasi. Instrumen dari

variabel sarapan memiliki indikator yaitu mahasiswa mengetahui

konsumsi sarapan atau tidak, mengetahui jenis makanan yang sehat dan

seimbang untuk dikonsumsi. Sedangkan indikator dari konsentrasi dilihat

dari perilaku belajar mahasiswa (memperhatikan penjelesan dosen,

menerima informasi atau materi, mengetahui konsentrasi belajar).

1. Food recall adalah kegiatan yang mencatat jenis dan jumlah

bahan makanan yang dikonsumsi pada periode selama 24 jam.

Jumlah konsumsi makanan individu ditanyakan secara teliti

dengan menggunakan URT (sendok, gelas, piring, dll) dan

ukuran gram. Tetapi apabila responden tidak mengetahui berapa

gram pada makanan yang dikonsumsi, akan ditulis atau

ditentukan oleh peneliti.Tujuan food recall untuk mengukur

jumlah asupan nutrien dalam satu waktu tertentu (Hartono,

2006). Penelitian ini menggunakan food recall 24 jam sarapan

dikarenakan metode ini cukup akurat, cepat pelaksanaannya,

murah dan mudah untuk menggambarkan kualitas atau kebiasaan

sarapan terhadap responden (Supariasa, 2012).

2. Nutrisurvey adalah software untuk mengukur energi(kalori) apa

saja yang dimakan mahasiswa saat sarapan.

Page 73: HUBUNGAN SARAPAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA …

56

3. Dokumentasi dengan melihat atau mengobservasi hasil belajar

mahasiswa yaitu hasil post test setelah materi kuliah

disampaikan.

E. UJI VALIDITAS DAN REABILITAS

1. Uji Validitas

Validitas adalah sesuatu yangmengacu pada ketepatan

interpretasi hasil pengukuran (Grounlund dan Linn dalam Purwanto

2008). Dalam buku yang sama menyatakan bahwa alat ukur dikatakan

mempunyai nilai valid jika alat ukur tersebut dapat dengan tepat

mengukur apa yang diukur. Instrumen yang valid berarti alat ukur

yang digunakan untuk mendapatkan data itu valid. Valid berarti

instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang

seharusnya diukur. Metode yang digunakan pada pengujian validitas

instrumen menggunakan validitas isi atau content validity yaitu cara

untuk mengetahui apakah alat ukur yang telah dibuat sudah memenuhi

validitas isi, maka dapat dilakukan dengan meminta penilaian dari

orang yang kompeten (Brink dan Wood, 2000).

Pada metode uji validitas untuk kuesioner penyaringan yaitu

dengan metode “Pearson Product Moment” dengan kekuatan

kevalidan instrument apabila nilai r hitung>r tabel (0,233) pada N=52

atau nilai signikan 5%. Uji validitas pada kuesioner penyaringan

dilakukan di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta pada bulan Maret 2016. Jumlah responden yang

digunakan pada uji validitas adalah 52 responden dari mahasiswa

Page 74: HUBUNGAN SARAPAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA …

57

semester 2 kelas A. Hasil dari uji validitas kuesioner minat ini hanya

terdapat 1 pernyataan yang tidak valid yaitu pada pernyataan 7 “saya

selalu berusaha hadir dalam kegiatan modul BSN III”, sehingga

pernyataan tersebut didrop out agar tidak mempengaruhi variabelnya.

Nilai paling tinggi uji validitas pada instrumen kuesioner minat ini

didapatkan hasil 0,597 dan nilai terendah yaitu 0,339.

Sedangkan uji validitas pada data penelitian ini menggunakan uji

konten atau “content validity” dengan 2 orang judgment expert yang

membuahkan hasil pada expert 1 semua pertanyaan esensial,

sedangkan expert 2 terdapat 2 pertanyaan yang tidak essensial yaitu

pada pertanyaan 1 dan 2, lalu ada satu pertanyaan yang tidak termasuk

sistem pencernaan, sehingga peneliti mengganti pertanyaan dan

menguji expertkembali. Hasil dari uji expert yang kedua dinyatakan

bahwa semua pertanyaan essesial dan dapat digunakan untuk

pengambilan data.

Uji Expert pertama Uji Expert kedua

Proses pencernaan adalah proses

pemecahan zat-zat makanan

sehingga dapat diserap oleh usus.

Jaringan penghubung pada

histologi saluran cerna yaitu

serosa.

Serosa adalah lapisan paling

dalam pada saluran pencernaan

Hati dan kandung empedu adalah

organ sistem pencernaan

tambahan

Parakrin adalah hormon yang

diproduksi oleh kelenjar endokrin

untuk mengaktivasi sel-sel

tetangga lokal

Lemak adalah makanan yang

paling lambat dalam pengosongan

makanan dari lambung ke

duodenum

2. Uji Reabilitas

Reliabilitas adalah ketetapan atau keajegan alat tersebut dalam

mengukur apa yang diukurnya. Suatu hasil pengukuran dapat

Page 75: HUBUNGAN SARAPAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA …

58

dipercaya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran

terhadap kelompok subyek yang sama, diperoleh hasil pengukuran

yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subyek

memang belum berubah.

Pada dasarnya validitas mengacu pada ketepatan hasil

pengukuran, sedangkan reliabilitas mengacu pada ketetapan hasil

pengukuran. Bila alat ukur yang mempunyai reliabilitas yang tinggi

belum tentu secara otomatis mempunyai validitas yang tinggi.

Tingginya reliabilitas yang dihasilkan oleh suatu alat ukur jika

dibarengi dengan tingginya validitas dapat memberi informasi yang

salah tentang apa yang ingin diukur (Wasis, 2008).

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan instrumen berupa

kuesioner yang memerlukan uji validitas dan reabilitas untuk

mendapatkan data yang valid dan reliabel. Untuk uji reliabilitasnya

menggunakan uji alpha Croncbach (α) yang mendapatkan r hasil

adalah alpha. Ketentuannya apabila r alpha> r tabel maka pertanyaa

tersebut reliable dan sebaliknya bila r alpha<r tabel maka pertanyaan

tersebut tidak reliabel(Siegel, 2011). Nilai tingkat keandalan alpha

croncbach minimum adalah 0,70 (Sugiyono, 2007).Uji realiable untuk

kuesioner penyaringan yaitu kuesioner minat menggunakan uji alpha

croncbach dengan hasil reliable 0,763 yang berarti reliabel.

F. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Teknik pengumpulan data adalah metode atau cara-cara yang

dapat digunakan oleh peneliti untuk megumpulkan data (Nana dan

Page 76: HUBUNGAN SARAPAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA …

59

Ibrahim, 2008). Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah:

a. Membuat surat persetujuan pengambilan data mahasiswa

keperawatan semester 2 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

b. Meminta persetujuan kepada ketua Prodi dalam pengambilan

data mahasiswa keperawatan semester 2 UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

c. Memilah atau menscreening mahasiswa yang berminat.

Responden yang discreening yaitu dari kelas A dan B. Dari 51

mahasiswa kelas A didapatkan mahasiswa yang berminat

sebanyak 36 mahasiswa, sedangkan dari 52 mahasiswa kelas B

terdapat 33 mahasiswa yang berminat.

d. Pengambilan data mahasiswa keperawatan semester 2 dilakukan

pada bulan Maret.

e. Melakukan pengisian angket dan wawancara kepada responden

setelah meminta izin dengan menandatangani lembar persetujuan

menjadi responden tentang sarapan dan jenis atau macam

makanan pagi para responden pada bulan Maret 2016.

1) Angket

Pengisian kuesioner juga dibutuhkan untuk menentukan

identitas seperti umur, jenis kelamin, BB TB. Angket

dilakukan bila peneliti tidak dapat mewawancarai satu

persatu dalam kebiasaan dan kualitas sarapan responden.

Pengisian kuesioner juga dilakukan oleh mahasiswa tentang

Page 77: HUBUNGAN SARAPAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA …

60

materi yang saat itu dipelajari. Pengisian kuesioner atau

pertanyaan tersebut dilakukan setelah materi disampaikan

oleh narasumber.

2) Wawancara

Wawancara yaitu pengumpulan data dengan berdialog

langsung dengan pihak yang dibutuhkan yaitu mahasiswa

tentang sarapan. Jenis wawancara yang digunakan adalah

wawancara terpimpin yaitu wawancara yang menyusun daftar

pertanyaan yang akan diajukan terlebih dahulu. Dengan

menggunakan instrumen food recall mahasiswa ditanya

tentang sarapan yaitu jenis atau macam, banyaknya (gram)

pada hari yang sama dengan test prestasi belajar.

f. Kuesioner yang telah diisi lengkap kemudian dilakuan

pengolahan data dan analisa data.

G. TEKNIK ANALISA DATA

Analisa data dilakukan dengan menggunakan software computer,

adapun analisa data yang dilakukan adalah:

a. Analisa Univariat

Analisa univariat digunakan untuk mendeskripsikan gambaran

distribusi frekuensi dari variable dependen dan variable independen.

Variabel independen (sarapan) dan variabel dependen (prestasi belajar).

b. Analisa bivariat

Analisa bivariat digunakan untuk melihat hubungan antara variabel

independen dan variabel dependen dengan menggunakan uji chi-square

Page 78: HUBUNGAN SARAPAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA …

61

untuk memeriksa lebih lanjut hubungan antara dua variabel. Tingkat

signifikansi yang ditetapkan sebesar p ≤ 0,05 dengan derajat

kepercayaan sebesar 95%, sehingga hasil perhitungan statistik

signifikan atau menunjukkan ada hubungan antara variabel dependen

dengan variabel independen, dan apabila nilai p>0,05 berarti hasil

perhitungan statistik tidak signifikan atau tidak ada hubungan antara

variabel dependen dengan variabel independen. Uji ini digunakan untuk

melihat variabel independen dengan variabel dependen dengan skala

kategorik atau data peringkat. Sebelum menggunakan uji chi square,

dilakukanlah uji normalitas dengan menggunakan metode kolmogrov

smirnovuntuk membandingkan distribusi data dengan distribusi normal

baku (Z ≥ 0,05) juga karena menggunakan sampel besar. Dan

didapatkan hasil bahwa data pada penelitian ini tidak normal (Z=0,000).

Sehingga pada penelitian ini menggunakan metode non parametrik

salah satunya metode chi square. Selain itu pada penelitian ini juga

menggunakan skala pengukuran kategorik yaitu ordinal sehingga

mendukung untuk menggunakan uji chi square. Didapatkan hasil

bahwa 23 mahasiswa lulus pada kelas A, dan 22 mahasiswa lulus atau

prestasi baik pada kelas B. Dan pada kelas A terdapat 17 mahasiswa

yang mendapat prestasi baik dengan kalori sarapan cukup. Sedangkan

kelas B terdapat 19 mahasiswa yang mendapatkan prestasi baik dengan

kalori sarapan cukup.

Page 79: HUBUNGAN SARAPAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA …

62

H. ETIKA PENELITIAN

Penelitian yang akan dilakukan menekankan masalah etik yang

meliputi :

a. Lembar persetujuan (informed consent)

Lembaran persetujuan ini diberikan dan dijelaskan keada

responden yang akan diteliti yang memenuhi kriteria inklusi dan

disertai judul penelitian serta manfaat penelitian dengan tujuan

responden dapat menegerti tujuan dan maksud penelitian

dilakukan. Bila subjek menolak maka penelitian tidak memaksa

kehendak dan menghormati hak-hak subyek.

b. Tanpa nama (Anonymity)

Untuk menjaga kerahasiaan identitas subyek, peneliti tidak

akan mencantumkan nama jelas subyek pada lembar penelitian

melainkan hanya mencantumkan inisial dari subyek yang diteliti.

c. Kerahasian (Confidentiality)

Kerahasian informasi mengenai responden dijamin peneliti,

hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan sebagai hasil

penelitian.

Page 80: HUBUNGAN SARAPAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA …

63

BAB V

HASIL PENELITIAN

Bab ini peneliti akan menjabarkan beberapa temuan selama melaukan

penelitian yang dibahas dengan menggunakan analisa univariat dan bivariat. Hasil

penelitian ini telah menjawab permasalahan yang telah dihipotesiskan.

A. Gambaran Umum Tempat Penelitian

Program Studi Ilmu Keperawatan memiliki tujuan yaitu untuk

menghasilkan lulusan berkualitas yang dapat menajdi tenaga ahli terampil di

bidang keperawatan, beriman dan bertaqwa, berintegritas tinggi, berwawasan

luas dan profesional, berdasarkan relevansi dan kebutuhna pasar melalui

peginkatan kualitas penelitian dan pendidikan serta berperan serta dalam

pembangunan kesehatan masyarakat.

Pada tahun 2012 Program Studi Ilmu Keperawatan terjadi perubahan

kurikulum conventional ke student centered learning dengan menggunakan

metode problem base learning, salah satu metode digunakan yaitu metode

seven jump. Dengan metode ini mahasiswa akan memahami materi dengan

cepat sehingga visi dan misi program studi ilmu keperawatan akan tercapai.

B. Analisa Univariat

Analisa univariat dilakukan untuk mendapatkan gambaran distribusi

frekuensi data responden sebanyak 69 orang. Data univariat ini berkaitan

dengan variabel bebas berupa kalori sarapan dan variabel terikeat yakni

prestasi belajar pada materi pencernaan yang masing-masing akan

digambarkan secara berturut-turut:

63

Page 81: HUBUNGAN SARAPAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA …

64

1. Kalori Sarapan

Analisis univariat distribusi frekuensi kalori sarapan mahasiswa

PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, diperoleh hasil sebagai berikut.

Tabel 5.1

Kalori Sarapan Mahasiswa Keperawatan Semester 2 UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta

Kategori Jumlah Persentase (%)

Kurang 29 42,0

Cukup 40 58,0

Total 69 100

Berdasarkan tabel diatas, distribusi frekuensi kalori sarapan

pada mahasiswa semester 2 keperawatan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta yang sarapan dalam kategori cukup sebanyak 40 orang (42,0%),

dan yang tidak sarapan atau sarapan dalam kategori kurang sebanyak 29

orang (58,0%). Hal ini menunjukkan bahwa hampir sebagian mahasiswa

yang sarapan sebelum kuliah dimulai yang berkalori cukup.

2. Prestasi

Analisis univariat distribusi prestasi belajar pada materi

pencernaan di modul BSN 3, diperoleh hasil yang disajikan pada tabel

berikut ini.

Tabel 5.2

Prestasi Belajar Mahasiswa Semester 2 UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta pada Materi Pencernaan BSN III

Kategori Prestasi Jumlah Persentase (%)

Tidak lulus 24 34,8%

Lulus 45 65,2%

Total 69 100

Berdasarkan tabel diatas, mahasiswa keperawatan semester 2

FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang mempunyai prestasi baik

atau lulus sebanyak 45 orang (65,2%) dan sebaliknya yang tidak lulus

dalam post test materi pencernaan terdapat 24 orang (34,8%). Secara

Page 82: HUBUNGAN SARAPAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA …

65

persentase dapat disimpulkan bahwa sebagian besar mahasiswa

mempunyai prestasi yang baik dengan minat yang besar.

3. Komposisi sarapan

Komposisi sarapan yang akan ditampilkan pada penelitian ini

hanya ada 3 jenis yaitu karbohidrat, protein, dan lemak. Dan masing-

masing jenis komposisi ini dibagi menjadi 3 kategori, yaitu kurang,

cukup, dan lebih dengan menggunakan persentase.

Tabel 5.3

Status Gizi Komposisi Sarapan pada Mahasiswa Keperawatan

Semester 2 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Kategori Jumlah Persentase

Asupan

Komposisi

Sarapan

(Energi)

Kurang 21 30,4%

Cukup 48 69,6%

Total 69 100%

Dari hasil tabel diatas, menunjukkan bahwa asupan energi

sarapan yang mempunyai komposisi karbohidrat, protein dan lemak

dengan kategori cukup atau gizi seimbang terdapat 48 responden (69,6%)

lebih besar dibandingkan dengan asupan energi sarapan dengan kategori

kurang 21 responden (30,4%).

C. Analisa Bivariat

1. Hubungan antara sarapan dengan prestasi belajar

Analisa hubungan antara sarapan dengan prestasi belajar

mahasiswa ilmu keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam

materi pencernaan di modul BSN III, adalah sebagai berikut.

Page 83: HUBUNGAN SARAPAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA …

66

Tabel 5.4

Hubungan antara Sarapan dengan Prestasi Belajar Mahasiswa

Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Kalori Prestasi Total pV OR

95%CI Tidak

lulus

Lulus

N % N % N % 0,000

20,000

Kurang 20 83,3% 9 20%

Cukup 4 16,7% 36 80%

Total 24 100% 45 100% 69 100%

Tabel diatas menunjukkan sebagian besar kelulusan

mahasiswa terjadi pada mahasiswa yang memiliki konsumsi kalori

yang cukup (80%) lebih besar dibandingkan dengan kelulusan pada

mahasiswa yang mengkonsumsi kalori kurang (20%). Hasil uji chi

square p=0,000 (p>0,05), yang berarti terdapat hubungan yang

bermakna antara sarapan dengan prestasi belajar mahasiswa.

2. Hubungan komposisi sarapan dengan prestasi belajar

Analisa hubungan antara salah satu komposisi dari sarapan

yaitu karbohidrat dengan prestasi belajar mahasiswa ilmu

keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta di modul BSN III,

disajikan sebagai berikut.

Tabel 5.5

Hubungan antara Konsumsi Energi Sarapan dengan Prestasi

Belajar Mahasiswa Keperawatan Semester 2 UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

Komsumsi

Energi

Sarapan

Prestasi Total pV OR

95%

CI

Tidak

lulus

Lulus

N % N % N % 0,000 42,000

Kurang 18 75% 3 6,7%

Cukup 6 25% 42 93,3%

Total 24 100% 45 100% 69 100%

Page 84: HUBUNGAN SARAPAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA …

67

Tabel diatas menunjukkan bahwa proporsi kelulusan pada

mahasiswa yang mengkonsumsi energi sarapan yang cukup terdapat

42 mahasiswa (93,3%) lebih besar dibandingkan mahasiswa yang

mengkonsumsi energi sarapan kurang dengan prestasi buruk 18

responden (75%). Hasil uji chi square p=0,000 (p>0,05), yang berarti

ada hubungan yang bermakna antara konsumsi asupan komposisi

sarapan yang seimbang dengan prestasi belajar mahasiswa ilmu

keperawatan semester 2 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 85: HUBUNGAN SARAPAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA …

68

BAB VI

PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum

Hasil penelitian pada 69 mahasiswa keperawatan semester 2

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta bahwa rata-rata asupan kalori pada

saat sarapan masih sesuai dengan nilai rekomendasi yaitu 412,17 kkal

(300-500 kkal). Bila dijelaskan secara rinci terdapat 40 responden

(58%) yang memiliki nilai asupan kalori cukup, dan sisanya 29

reponden (42%) masih menyumbang asupan kalori yang kurang dari

standar (<300 Kkal).

Beberapa penelitian lain menunjukkan hal yang sama seperti

pada penelitian Suntari (2012) dengan hasil penelitian menunjukkan

bahwa sebagian besar asupan kalori sarapan baik yang berjumlah 40

responden (78,4%), dan yang kurang 10 responden (19,6%). Dalam

penelitian Suntari ini seluruh responden memiliki status gizi baik dan

didapatkan nilai rata-rata kalori yang baik pula. Dalam penelitian

Suntari dijelaskan bahwa mayoritas responden mengkonsumsi asupan

energi dan protein yang cukup sehingga kualitas dan prestasi belajar

siswa akan meningkat. Berbeda dengan penelitian Pustika (2015) yang

mendapatkan hasil asupan energi sarapan dengan kriteria cukup hanya

25 responden (37%) dan dalam kriteria kurang asupan energi sarapan

terdapat 43 responden (63%). Dikarenakan pada penelitian Pustika

dijelaskan bahwa sarapan yang dikonsumsi siswa yaitu makanan yang

siap saji karena menurut responden tersebut akan lebih menghemat

68

Page 86: HUBUNGAN SARAPAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA …

69

waktu, sehingga kualitas sarapan pada siswa tidak cukup baik yang

akan mempengaruhi konsentrasi dan prestasi belajar siswa.

Almatsier (2010) menyatakan bahwa status gizi buruk, kurang

atau lebih akan memiliki nilai kebutuhan kalori yang berbeda.

Gambaran kalori sarapan yang diperoleh sesuai dengan teori yang

diungkapkan oleh Almatsier (2010) dimana kalori tiap orang akan

berbeda antara satu dengan yang lainnya dan setiap bahan makanan

akan memiliki jumlah kalori yang berbeda. Teori lain Mahmud (2010)

menyatakan bahwa apa yang kita makan pada sarapan sangatlah

menentukan kualitas dan prestasi belajar anak-anak. Mahasiswa yang

melakukan sarapan terlebih dahulu, lebih dapat menerima materi yang

disampaikan dibanding dengan mahasiswa yang berangkat ke kampus

dalam keadaan perut kosong (Almatsier, 2010).

Hal yang menyebabkan mahasiswa tidak melakukan sarapan

salah satunya adalah kurangnya pengetahuan mahasiswa tentang kalori

sarapan yang baik, karena remaja perempuan yang berusia >18 tahun

akan memperhatikan bentuk tubuh (body image) daripada asupan

makanan yang dikonsumsi setiap harinya (Wong, 2009).

Dalam penelitian ini didapatkan bahwa rata-rata prestasi dari

kuesioner soal yang berisi 15 soal terdapat 9,72 yang tergolong cukup

baik, dengan nilai tengah 10. Dari 69 responden terdapat 45 responden

(65,2%) yang lulus atau tergolong prestasi baik dan sisanya 24

responden (34,8%) dengan prestasi rendah atau tidak lulus.

Page 87: HUBUNGAN SARAPAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA …

70

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitain yang dilakukan

oleh Masdewi (2011) yaitu hasil prestasi belajar siswa pada klasifikasi

baik yaitu 76,47% lebih besar dibandingkan dengan yang cukup baik

23,53%. Sedangkan dalam penelitian Pipit (2012) dihasilkan hasil

ulangan respondennya memiliki nilai rata-rata sebesar 64,94 dengan

nilai tertinggi 100 dan nilai terendah adalah sebesar 25.Hal ini

dikarenakan bahwa prestasi belajar dipengaruhi oleh kondisi kesehatan

fisik, tingkat kecerdasan dasar seseorang, kemauan, bakat, daya ingat

serta lingkungan. Sehingga dengan adanya kondisi kesehatan fisik

yang sehat dan segar atau fit, tinggiya tingkat kecerdasan dasar, adanya

kemauan dan kepemilikan bakat, daya ingat yang baik dan lingkungan

yang mendukung sangat mempengaruhi keberhasilan belajar seseorang

(Tu1u, 2004).

Masih adanya mahasiswa yang memiliki prestasi rendah

dikarenakan salah satunya faktor individu tersebut terdapat salah

satunya yaitu terpenuhinya status gizi atau energi. Energi tersebut

dapat dipenuhi oleh sarapan yang mempunyai manfaat dapat

menyediakan karbohidrat yang siap digunakan untuk meningkatkan

gairah dan konsentrasi belajar bisa lebih baik sehingga berdampak

positif untuk meningkatkan prestasi belajar. Didukung oleh penelitian

Jumarni (2012) yang dihasilkan bahwa tidak terdapat hubungan

sarapan dengan prestasi belajar karena masih terdapatnya 13 siswa

yang tidak sarapan dan mendapat prestasi rendah. Hal ini terjadi

karena energi dalam tubuh sepanjang malam berkurang, sedangkan

Page 88: HUBUNGAN SARAPAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA …

71

organ tubuh harus terus bekerja. Oleh karena itu, setelah seseorang

tidak mengkonsumsi makanan selama 12 jam, kadar gula darah dalam

tubuh menjadi menurun. Padahal, glukosa darah adalah satu-satunya

penyuplai energi bagi otak untuk bekerja optimal. Bila glukosa darah

rendah, terutama <70 mg/dl, maka akan terjadi penurunan konsentrasi

atau daya ingat, tubuh juga melemah, pusing dan gemetar.

B. Faktor-Faktor yang berhubungan dengan prestasi belajar.

1. Hubungan sarapan dengan prestasi belajar

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan

antara kalori sarapan dengan prestasi belajar mahasiswa keperawatan

semester 2 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang mendapatkan nilai

p=0,000 (p<0,05). Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Pustika (2015) dan Suntari (2012) yang melakukan

penelitian di berbagai sekolah dasar yang mengambil hasil prestasi

dari nilai semester atau disebut ujian akhir semester (UAS) yang akan

mempengaruhi sarapan.

Penelitian Suntari (2012) didapatkan hasil bahwa terdapat

hubungan antara kalori sarapan dengan kemampuan konsentrasi

(kecepatan, konstansi dan ketelitian) dengan nilai p=0,000. Rata-rata

kalori yang dikonsumsi respoden sebesar 306,17 Kkal yang berarti

masih dalam kisaran kalori yang cukup. Dalam penelitian Faizah

(2012) dan Subiono (2011) menyatakan bahwa ada hubungan yang

bermakna antara kebiasaan sarapan dengan prestasi belajar. Penelitian

ini sejalan dengan teori Khomsan (2010) yang menyatakan bahwa

Page 89: HUBUNGAN SARAPAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA …

72

aktivitas makan pagi secara langsung dapat mempengaruhi prestasi

belajar karen sarapan menyediakan karbohidrat yang siap digunakan

untuk meningkatkan kadar gula dalam darah, dengan kadar gula darah

yang normal konsentrasi akan lebih baik sehingga berdampak pada

prestasi. Makan pagi sangat bermanfaat bagi orang dewasa untuk

mempertahankan ketahanan fisik, sedangkan bagi seorang pelajar

untuk meningkatkan kemampuan belajar, jika tidak makan pagi akan

menyebabkan konsentrasi berkurang sehingga menimbulkan rasa lelah

dan mengantuk (Almatsier, 2011).

Kalori sarapan yang baik menunjukkan terpenuhinya kebutuhan

tubuh akan zat-zat gizi. Ketersediaan kalori yang didapat bermanfaat

untuk berfungsinya proses fisiologis tubuh terutama otak untuk

melangsungkan proses metabolisme dan menghasilkan ATP sehingga

kemampuan kerja otak menjadi optimal. Selain itu, dengan cukupnya

energi akan merangsang glukosa dan mikrnutrien dalam otak sehingga

akan meningkatkan gairah dan memudahkan konsentrasi.

Otak merupakan bagian tubuh yang kecil yang membutuhkan

latiahn mental dan nutrisi khusus untuk meningkatkan kekuatan

memori, karena itu otak harus dirangsang secara aktif agar berfungsi

secara optimal. Otak yang hanya 2% dari berat badan ternyata

membutuhkan 20% energi tubuh pada saat istirahat. Karena daya

simpan energi di otak sangat kecil, maka tanpa glukosa, sel otak tidak

akan mampu bertahan hidup lebih dari 10 menit (Tortora, 2009).

Page 90: HUBUNGAN SARAPAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA …

73

Menurut Djaali (2012) faktor yang mempengaruhi prestasi

belajar selain status gizi adalah kebiasaan sarapan pada pelajar,

dimana gizi untuk menunjang aktivitas pembelajaran agar tetap fit

sangat dipengaruhi oleh sarapan. Bila tidak sarapan, kadar gula darah

turun padahal merupakan energi utama bagi otak. Dampak negatifnya

adalah ketidak seimbangan sistem saraf pusat diikuti psing, badan

gemetar, rasa lelah, berkeringat dingin, gairah belajar menurun,

dengan demikian prestasi belajar anak akan menurun.

Prestasi belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu salah

satunya adalah lingkungan, jika lingkungan pada saat pembelajaran

tidak nyaman ataupun bising akan menyebabkan pelajar tidak fokus

sehingga hasil dari belajar buruk dan sebaliknya (Soetjiningsih, 2012).

Penelitian yang berbeda lainnya mengatakan bahwa tidak ada

hubungan antara kedua variable tersebut yaitu pada penelitian

Purwanto (2009) yang menghubungan antara makan pagi dan status

gizi dengan prestasi pada pelajar tingkat SD. Penelitian lain dari

Bathesda (2014) tentang kebiasaan makan pagi dan status gizi dengan

prestasi juga menghasilkan hipotesa yang sama yaitu tidak ada

hubungan antarvariabel tersebut. Banyaknya responden yang tidak

memenuhi status gizi seimbang dikarenakan pengurangan waktu

makan remaja atau ketidakteraturan pola makan sehari-hari ataupun

konsumsi “Junk food” pola makan yang biasa dikonsumsi oleh remaja

dikota-kota besar.

Page 91: HUBUNGAN SARAPAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA …

74

2. Hubungan asupan komposisi sarapan seimbang dengan prestasi belajar

Berdasarkan hasil penelitian ini didapatkan responden yang

mengkonsumsi komposisi sarapan yang cukup atau seimbang dengan

prestasi baik atau lulus sebanyak 42 responden (93,3%). Hal ini

menunjukkan bahwa dengan asupan komposisi sarapan yang

seimbang akan meningkatkan konsentrasi sehingga prestasi juga

meningkat. Dan kebanyakan responden pada penelitian ini

mengkonsumsi asupan yang mengandung karbohidat dan lemak.

Pada penelitian Febriani dan Margawati (2013) mendapatkan

hasilbahwa terdapat hubungan yang bermakna antara asupan energi

selain jajanan dengan prestasi belajar (p=0,026).Penelitian ini

mendapatkan hasil bahwa terdapat 31 mahasiswa (44,9%) yang

mengkonsumsi karbohidrat pada saat sarapan. Dikarenakan peranan

utama karbohidrat di dalam tubuh adalah menyediakan glukosa bagi

sel-sel tubuh, yang kemudian diubah menjadi energi. Glukosa ini

sebagai nutrisi otak yang dapat mempengaruhi daya konsentrasi, daya

ingat dan kemampuan belajar, sehingga akan berdampak positif untuk

meningkatkan produktifitas dan gairah belajar seperti belajar lebih giat

dan mendapatkan prestasi yang baik (Almatsier, 2009).

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa asupan lemak

sarapan pada responden tergolong dalam kategori cukup yaitu

sebanyak 26 responden (89,7%). Berbeda dengan penelitian

Wulandari (2014) yang menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan

antara asam lemak omega 3 dengan kerja memori jangka pendek anak,

Page 92: HUBUNGAN SARAPAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA …

75

karena omega 3 bukan satu-satunya faktor utama terhadap

peningkatan memori jangka pendek anak, terdapat faktor lain seperti

zat besi dan lain-lain. Di dalam tubuh, simpanan lemak terutama

dalam bentuk trigliserida akan berada di jaringan otot serta jaringan

adipose. Ketika sedang berolahraga, simpanan trigliserida akan

dipecah menjadi gliserol dan asam lemak bebas untuk kemudian

dimetabolisir sehingga menghasilkan energi. Selain itu trigliserida

berfungsi sebagai isolator, pelindung organ juga berfungsi penting

dalam metabolisme zat gizi, terutama penyerapan karoteniod, vitamin

A,D,E, dan K (Boyle and Roth, 2010, Brown, 2011). Lemak juga

merupakan sumebr energi kedua dari karbohidrat karena lemak akan

memecah glukosa melalui enzim lipase dalam sel adipose yang akan

menghidrolisis simpanan trigliserida menjadi gliserol dan asam lemak

serta melepasnya kedalam pembuluh darah. Pada sel yang

membutuhkan, komponen tersebut kemudian dibakar dan

menghasilkan energi (Almatsier, 2009).

Protein juga berperan dalam menghasilkan energi, tetapi tidak

begitu terlalu signifikan. Karena protein terdiri atas rantai-rantai

panjang asam amino yang terikat satu sama lain dalam ikatan peptida.

Protein berfungsi untuk pertumbuhan sel dan fungsi otak serta

perlindungan terhadap infeksi.

Penelitian tentang protein yaitu pada penelitian Lustika (2015)

yang mendapatkan hasil ada hubungan antara asupan protein dengan

prestasi belajar siswa. Asam amino membentuk struktur otak dan zat

Page 93: HUBUNGAN SARAPAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA …

76

pengantar, rangsang (neurotransmitter) pada sambungan sel saraf dan

merupakan komponen protein yang berperan sebagai neurotransmitter

atau bahan zat penghantar rangsang saraf dan mempengaruhi

konsentrasi. Asam amino berperan untuk mengatur pembentukan

senyawa serotonin yang terlibat didalam sistem saraf atau acetylcoline

yang penting untuk daya ingat. Leusin dan isolusin merupakan asam

amino esensial yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan anak dan

menjaga keseimbangan nitrogen pada orang dewasa. Asam aspartat

sangat diperlukan untuk membantu kerja neurotransmitter (zat kimia

bekerja sebagai penghubung keseluruh jaringan saraf dan

pengendalian fungsi tubuh) ke otak (Gurnida, 2011).

Berbeda dengan penelitian Mingkid (2015) yaitu tidak terdapat

antara variable asupan protein dengan pretasi belajar anak.

Dikarenakan kemungkinan karena faktor lain yang mempengaruhi

prestasi belajar yang tidak diteliti dalam peneltiian ini antara lain

pengetahuan gizi, pendapatan orang tua, penyakit atau faktor

kesehatan.

Asupan protein adalah jumlah total protein yang bersumber dari

maknanan yang dikonsumsi seseorang dengan anjuran cukup jika

asupan protein ≥ 80% AKG (Handrawi, 2014). Terpenuhinya asupan

zat gizi seperti asupan protein pada siswa maka siswa akan terjaga

daya tahan tubuhnya sehingga dapat mempertahankan status gizi

normal, dan ebih aktif juga mudah berkonsentrasi (Koswara, 2008)..

Protein juga menyediakan materi untuk pembangunan struktur tubuh,

Page 94: HUBUNGAN SARAPAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA …

77

termasuk otak sehingga digunakan untuk meningkatkan fungsi mental

dan membangkitkan semangat. Apabila asupan protein yang masuk ke

dalam tubuh kurang dapat menyebabkan daya ingat atau konsentrasi

menurun juga dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan

sehingga menyebabkan kerusakan fisik, mental, kemampuan berpikir,

dan menyebabkan gangguan otak (Taufiq, 2009).

Proses karbohidrat menjadi energi yaitu dengan cara glukosa

akan mengalami glikolisis atau dipecah menjadi 2 piruvat jika tersedia

oksigen. Dalam tahap ini dihasilkan energi berupa ATP. Selanjutnya,

masing-masing piruvat dioksidasi menjadi asetil KoA. Dalam tahap

ini dihasilkan energi juga berupa ATP. Asetil KoA akan masuk ke

jalur persimpangan yaitu siklus asam sitrat. Jika sumber glukosa

berlebihan, melebihi kebutuhan energi kita maka glukosa tidak

dipecah melainkan akan dirangkai menjadi polimer glukosa atau

glikogen. Glikogen ini akan disimpan dihati dan otot sebagai

cadangan energi jangka pendek. Jika kapasistas penyimpanan

glikogen sudah penuh, maka karbohidrat harus dikonversi menjadi

jaringan lipid sebagai cadangan energi jangka panjang. Jika

kekurangan glukosa dari diet sebagai sumber energi, maka glikogen

dipecah menjadi glukosa. Selanjutnya glukosa mengalami glikolisis

diikuti dengan okisidasi piruvat sampai dengan siklus asam sitrat. Jika

glukosa dari diet tak tersedia dan cadangan glikogenpun juga habis,

maka sumber energi non karbohidrat yaitu lipid dan protein harus

digunakan. Jalur tersebut dinamakan glukoneogenesis karena

Page 95: HUBUNGAN SARAPAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA …

78

dianggap lipid dan protein harus diubah menjadi glukosa baru yang

selanjutya mengalami katabolisme untuk memperoleh energi.

C. Keterbatasan Penelitian

Dari pembahasan hasil penelitian ini akan dikemukakan beberapa

keterbatasan dalam penelitian ini.

1. Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectionalyang

memberikan penjelasan hubungan sebab akibat saja, dan hanya

mengkaji variabel independen dan variabel dependen secara bersama-

sama pada saat berlangsungnya penelitian.

2. Penelitian ini mempunyai keterbatasan jumlah variabel yang diteliti,

dimana kemungkinan masih ada variabel-variabel bebas lainnya yang

justru mempunyai hubungan dengan variabel terikat seperti pada faktor

internal yaitu IQ, bakat, dan status gizi dan pada faktor eksternal

seperti perhatian orang tua, keadaan ekonomi, hubungan dalam

keluarga dan lingkungan sekolah.

Page 96: HUBUNGAN SARAPAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA …

79

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijelaskan dan

dijabarkan pada bab-bab sebelumya, kesimpulan yang dapat ditarik dari

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kalori sarapan pada mahasiswa mayoritas baik yaitu 40 responden

(58%),

2. Prestasi mahasiswa mayoritas baik yaitu sebanyak 45 responden

(65,2%),

3. Komposisi sarapan dalam asupan karbohidrat, protein dan lemak adalah

cukup sebanyak 41 responden (69,6%),

4. Ada hubungan antara sarapan dengan prestasi belajar mahasiswa

keperawatan semester 2 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

5. Ada hubungan antara komposisi atau energi sarapan dengan prestasi

belajar mahasiswa keperawatan semester 2 UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

B. SARAN

1. Bagi peneliti

a. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian lebih

lanjut dan mendalami mengenai faktor-faktor lain yang

berhubungan dengan prestasi belajar seperti faktor eksternal atau

faktor internal.

80

Page 97: HUBUNGAN SARAPAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA …

80

b. Peneliti selanjutnya diharapakan menggunakan metode penelitian

yang lainnya seperti cohort atau pemberian intervensi untuk

mengetahui lebih dalam tentang pengaruh sarapan dengan prestasi.

c. Menambah besar sampel dan melakukan observasi atau wawancara

langsung dan lebih mendalam tentang kalori sarapan.

2. Bagi responden

Disarankan agar tetap memperhatikan kebiasaan sarapan yang baik

karena akan mempengaruhi kemampuan konsentrasi mahasiswa

sehingga dapat lebih berprestasi.

3. Bagi institusi

a. Dilakukannya promosi pentingnya sarapan, terutama bagi

mahasiswa untuk membantu mereka lebih berkonsentrasi dalam

menerima materi yang diberikan di kampus sehingga dapat

meningkatkan prestasi.

b. Membuat program untuk meningkatkan motivasi dan minat pada

mahasiswa dengan contoh seminar motivasi.

Page 98: HUBUNGAN SARAPAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA …

81

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita. 2006. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia.

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian: suatu pendekatan praktik. Jakarta

RinekaCipta.

Arisman. 2013. Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta:EGC.

Boyle, MA and SL Roth. 2010. Personal Nutriotion. Wadsworth: Cengage

Learning

Brown, Kenneth G. 2011. Human Resource Management 2nd

Edition: Linking

Strategy to Practice. United State Of America: John Wiley and Sons, Inc

Dalyono. 2005. Prestasi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta

Dedeh dkk. 2010. Sheat dan Bugar Berkat Gizi Seimbang. Jakarta: PT Penerbit

Sarana Bobo.

Depkes RI. 2011. Mengapa Sarapan itu penting. Jakarta: Depkes RI

Deswita. 2006. Psikologi Perkembangan. Bandung: Remaja Rosdakarya Gunarsa.

Djaali dan Muljono. 2008. Pengukuran dalam Bidang Pendidikan. Jakarta: PT.

Grasindo.

Djaali. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Djaali. 2012. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Djamarah, Saiful Bahri. 2008. Rahasia Sukses Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Elnovriza D R, Bachtiar H. Faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat

asupan , Yenrina zat gizi mahasiswa universitas andalas yang berdomisili di

asrama mahasiswa [serial online] Available from:

URL: Mayhttp://repository.unand.ac.id/648/ diakses pada tanggal 12

Desember 2015 pukul 12:00 WIB.

Emzir. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif.

Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Engkoswara & Komariah, Aan. 2012. Administrasi Pendidikan. Bandung:

Alfabeta.

Fox, Charles. 2010. Bersahabat dengan Diabetes Tipe 2. Depok: Penerbit Plus.

Giovannini M, dkk. 2008. Breakfast: a Good Habit, not Repetitive Custom. The

journal of international Medical Research, (36): 613-624.

Gurnida, Dida A. 2011. Nutrisi bagi Kecerdasan Otak. Available from:

(http://pustaka.unpad.ac.id/archives/128976/) accessed 12 April 2016

Hardinsyah dan Aries M. 2012. Jenis Pangan Sarapan dan Perannya dalam

Asupan Gizi. Jurnal Gizi dan Pangan. (journal.ipb.ac.id)

Page 99: HUBUNGAN SARAPAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA …

82

Hartono, Andry. 2006. Terapi Gizi dan Diet Rumah Sakit. Jakarta: EGC.

Ilyas. 2008. Fungsi dan Pengukuran Prestasi Belajar. Yogyakarta: Pustaka

Belajar.

Irianto, Kus. 2007. Gizi dan Pola Hidup Sehat. Bandung: Yrama Widya

Issa, Zuraini Matt. 2006. Anakk Mahu Makan. Jakarta: PTS Millenia.

Jetvig, S. 2010. Smart Scholl Time Recipes: The Breakfast, snack and luch box

cookbook for Healthy kids and adults. BMJ Journal

(http://jech.bmj.com/content/early/2010/10/05/jec.full) diakses pada 31-12-

2015.

Kartasapoetra, G dan Marsetyo. 2005. Ilmu Gizi. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Khomsan, Ali. 2010. Pangan dan Gizi untuk Kesehatan. Jakarta: Kompas

Rajawali Sport.

Leonita. 2014. Fresh Update 99% Sukses Menghadapi Psikotes. Jakarta: Cmedia

Martianto, D. 2006. Kalau mau sehat jangan tinggalkan kebiasaan sarapan pagi.

[online]. Available from:

http://202.155.15.208/suplemen/cetak_detail.asp?mid=2&id=256022&kat_id

=105

&ka__id1= 150 diakses 20 Desember 2015 pukul 16:00 WIB.

Martianto. 2005. Hubungan Pola Asuh Makan dan Kesehatan dengan Status

GiziAnak Balita di Desa Mulya Harja. Jakarta: Jurnal Media Gizi Edisi.

Moehji, S. 2009. Ilmu Gizi 1 Pengetahuan Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Bhratara

Niaga Media.

Nana dan Ibrahim. 2007. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar

Baru Algensindo.

Nana Syaodih. 2007. Landasan Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Nugroho, W. 2007. Belajar Mengatasi Hambatan Belajar. Surabaya: Prestasi

Pustaka.

Nur`afni, Heni. 2009. Diet for muslimah: kiat mendapatkan bentuk tubuh ideal.

Bandung:PT mizan pustaka.

Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu

Keperawatan: pedomean skripsi, tesis dan instrumen penelitian keperawatan.

Jakarta: Salemba Medika.

Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Keperawatan.

Jakarta: Salemba Medika.

Ormrod. 2008. Educational Psychologi: DevelopingHuman Learning 5th Edition.

NJ: Merrill/Prentic Hall

Purwanto. 2008. Metodologi Penelitian Kuantitatif untuk Psikologi dan

Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Belajar

Riyanti, GW. 2007. Muslimah Cerdas & Kreatif. Jakarta: QultumMedia.

Roymond. 2009. Buku Ajar Pendidikan dalam Keperawatan. Jakarta: EGC.

Page 100: HUBUNGAN SARAPAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA …

83

Santrock, JW. 2009. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Kencana

Siegel, Sidney. 2011. Statistik Non Parametrik Untuk Ilmu Sosial. Jakarta: PT.

Gramedia Pustaka Utama.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: PT

Rineka Cipta.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT.

Rineka Cipta.

Soekirman. 2003. Ilmu Gizi dan Aplikasinya. Jakarta: Direktoral Jenderal

PendidikanTinggi.

Sumadi, Suryabrata. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo

Suntari NP, Widianah, L. 2012. Hubungan kalori sarapan dengan kemampuan

konsentrasi anak usia sekolah di sd negeri 3 canggu tahun 2012.

Availablefrom:URL: http://ojs.unud.ac.id/index.php/coping/article/

download/6133/4624 diakses pada tanggal 14 Desember 2015 pukul 15:00

WIB.

Supariasa, I.D.N., Bakri, B dan Fajar, I. 2002. Penilaian Status Gizi. Jakarta:

EGC.

Supariasa. 2012. Pendidikan dan Konsultan Gizi. Jakarta: EGC.

Suralaga, Fadhilah. 2010. Psikologi Pendidikan. Ciputat: Lembaga Penelitian UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

Susanto, H. 2006. Meningkatkan konsentrasi siswa melalui optimalisasi modalitas

belajarsiswa. Available from: URL: http://www.bpkpenabur.or.id/files/Hal.46-

51MeningkatkanKonsentrasi.pdf diakses pada tanggal 14 Desember 2015

pukul 21:00WIB.

Susianto. 2008. Analisis Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Status

Gizi(IMT/U) pada Balita Vegetarian Lakto Ovo dan Non Vegetarian di DKI

Jakarta Tahun 2008. Jakarta: Universitas Indonesia

Susianto. 2008. Diet enak ala vegetarian. Jakarta: Penerbit Plus.

Susianto. 2010. The miracle of vegan. Jakarta: Penerbit qanita.

Susianto. 2010.The Miracle of Vegan. Jakarta: Qanita.

Syah, Muhibbin. 2010. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung:

Rosda Karya.

Syaiful, Bahri Djamarah dan Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar.

Jakarta: Rineka Cipta.

Syaiful, Bahri Djamarah. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta: PT.Rineka Cipta.

Tandra, Hans. 2008. Segala Sesuatu yang Harus Anda Ketahui Tentang Diabetes.

Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Tim visi adiwidiya. 2014. Buku Babon Tes TNI-Polri 2015 Sistem Cat. Jakarta:

Visimedia Pustaka.

Wardoyo, H.A dan Mahmudiono. 2013. Hubungan Makan Pagi dengan Tingkat

Konsumsi Zat Gizi dengan Daya Konsentrasi Siswa di Sekolah Dasar. Media

Gizi Indonesia

Page 101: HUBUNGAN SARAPAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA …

84

Waryono. 2010. Gizi Reproduksi. Yogyakarta: Pustaka Rihama.

Wasis. 2008. Pedoman Riset Praktis untuk Profesi Perawat. Jakarta: EGC.

Wiharyanti, R. 2006.Anak yang sarapan daya ingatnya lebih baik. Available

from: URL: http://www.bernas.co.id diakses pada tanggal 15 Desember 2015

pukul 15:00 WIB.

Wirharyanti, Roslain. 2006. Anak yang Sarapan Daya Ingatnya Lebih Baik.

Availablefrom: http://www.bernas.co.id/news/CyberNas/

WACANA/3876.html. diakses pada 5 januari 2016 pukul 15:00 WIB.

Wong, Donna l dkk. 2009. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik, Volume 2. Jakarta:

EGC

Page 102: HUBUNGAN SARAPAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA …

Lampiran 1

LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN

HUBUNGAN SARAPAN DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA

SEMESTER 2 UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Assalamu’alaikum WR. WB.

Salam sejahtera.

Nama : ENY SYARIFAH HANIF

NIM : 1112104000039

Saya mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi Ilmu Keperawatan sedang melaksanakan

penelitian untuk penulisan skripsi sebagai tugas akhir untuk menyelesaikan pendidikan

sebagai Sarjana Keperawatan (S.Kep).

Dalam lampiran ini terdapat beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan

penelitian. untuk itu saya harap dengan segala kerendahan hati agar saudara/saudari bersedia

meluangkan waktunya untuk mengisi kuesioner yang telah disediakan. Kerahasiaan jawaban

akan dijaga dan hanya diketahui oleh peneliti.

Saya ucapkan terimakasih atas bantuan dan partisipasi Adik dalam pengisian

kuesioner ini.

Apakah saudara/saudari bersedia menjadi responden?

YA / TIDAK

( )

Responden

Page 103: HUBUNGAN SARAPAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA …

Lampiran 2 No Responden:

LEMBAR KUESIONER

I. Identitas Responden

Nama : (L / P)

Alamat :

No.Hp :

TTL :

Umur :

BB : kg

TB : cm

II. Sarapan (Food recall)

Apakah anda sarapan hari ini ? Ya Tidak

Isilah sesuai dengan waktu, jenis atau macam makanan saat sarapan dengan URT dalam

tiga hari terakhir.

Waktu makan Nama makanan Bahan makanan

Jenis URT Gram

Page 104: HUBUNGAN SARAPAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA …

Keterangan:

URT: ukuran rumah tangga, misalnya: piring, mangkok, sendok, gelas, dan lain-

lain.

Page 105: HUBUNGAN SARAPAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA …

III. KUESIONER MINAT

Berilah tanda (√) pada kolom yang tersedia dengan jawaban sesuai dengan keadaan

saudara/saudari.

Keterangan:

SS= sangat setuju yaitu sangat cocok dengan situasi anda,

S= setuju yaitu cocok dengan situasi anda,

TS= tidak setuju yaitu tidak sesuai dengan situasi anda,

STS= sangat tidak setuju yaitu sangat tidak sesuai dengan situasi anda.

Pertanyaan SS S TS STS

1 Saya senang terhadap materi di modul BSN III ini

2 Saya sangat menginginkan materi di modul BSN III ini

3 Saya merasa terpaksa belajar materi di modul BSN III ini

4 Saya sangat bersemangat belajar materi di modul BSN III

ini

5 Saya selalu ingin mereview ulang materi-materi BSN III di

rumah

6 Saya selalu berperan aktif dalam diskusi di modul BSN

III ini

7 Saya berusaha untuk selalu hadir dalam kegiatan di modul

BSN III

8 Saya aktif mencatat materi di modul BSN III ini

9 Saya merasa bosan dalam mengikuti perkuliahan di modul

BSN III ini

10 Saya selalu fokus mendengarkan penjelasan dosen pada materi

di modul BSN III ini

11 Saya akan bertanya jika saya tidak mengerti dengan penjelasan

dosen pada modul BSN III ini

Page 106: HUBUNGAN SARAPAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA …

Lampiran 3

SURAT KETERANGAN VALIDASI INSTRUMEN PENELITIAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : ................

NIP : ................

Setelah membaca, menelaah dan mencermati instrument penelitian berupa

kuesioner yang akan digunakan untuk penelitian yang berjudul, “ Hubungan Tingkat

Pengetahuan Ibu Hamil Terhadap Kesehatan Gigi dan Mulut Selama Kehamilan di Puskesmas

Ciputat Tangerang Selatan ” yang dibuat oleh :

Nama : Eny Syarifah Hanif

NIM : 1112104000003

Prodi : Ilmu Keperawatan

Fakultas : Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Dengan ini menyatakan instrument tersebut (√)

( ) Layak digunakan untuk mengambil data tanpa revisi

( ) Layak digunakan untuk mengambil data dengan revisi sesuai saran

( ) Tidak layak

Catatan bila perlu

.......................................................................................................................................................

...........................................................................................................................

Demikian keterangan ini dibuat dan untuk digunakan sebagaimana mestinya.

Validator

( )

Page 107: HUBUNGAN SARAPAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA …

Kuesioner soal

No Pertanyaan Essensial Berguna

tapi tidak

essensial

Tidak

dibutuhkan

Saran

1. Jaringan penghubung pada histologi saluran cerna yaitu serosa.

2. Hati dan kandung empedu adalah organ sistem pencernaan tambahan

3. Monosakarida adalah hasil penguraian karbohidrat pada proses

pencernaan

4. Polipeptida adalah hasil penguraian protein pada proses pencernaan

5. Trigliserida adalah hasil penguraian lemak pada proses pencernaan

6. Limfe merupakan organ yang bertugas melakukan penyerapan/absorbsi

pada proses pencernaan

7. Lemak adalah makanan yang paling lambat dalam pengosongan

makanan dari lambung ke duodenum

8. Produksi empedu adalah salah satu fungsi hati yang berkaitan dengan

fungsi pencernaan makanan berlemak

9. Salah satu fungsi dari asam lambung adalah membunuh bakteri dalam

makanan

10. Esofagus adalah organ yang tidak berfungsi dalam proses pencernaan

karena hanya berfungsi membawa makanan dari mulut ke lambung

11. Ileum adalah usus halus yang melakukan proses penyerapan zat

makanan secara sempurna dengan vili-vili atau jonjot usus

12. Proses cerna dalam mulut adalah secara mekanik dan kimia

13. Fungsi faring dalam proses pencernaan adalah memfasilitasi proses

menelan

14. Getah lambung diproduksi dalam sehari sekitar 2,5 lt

15. Yang bukan termasuk kandungan dari getah lambung adalah renin

Page 108: HUBUNGAN SARAPAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA …
Page 109: HUBUNGAN SARAPAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA …

Lampiran 4

Page 110: HUBUNGAN SARAPAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA …

Validitas

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Squared

Multiple

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

p1 30,55 7,213 ,597 ,660 ,727

p2 30,63 7,038 ,529 ,615 ,731

p3 30,45 7,173 ,421 ,368 ,744

p4 30,65 7,353 ,578 ,507 ,731

p5 30,75 6,994 ,524 ,375 ,731

p6 30,63 7,598 ,406 ,306 ,747

p7 29,96 8,158 ,090 ,160 ,783

p8 30,57 7,170 ,446 ,409 ,741

p9 30,51 7,175 ,386 ,294 ,749

p10 30,67 7,307 ,339 ,256 ,756

p11 30,53 7,294 ,359 ,371 ,753

Reliabilitas

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

Cronbach's

Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

,763 ,776 11

Uji Normalitas

Data prestasi belajar

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

total ,204 69 ,000 ,950 69 ,008

a. Lilliefors Significance Correction

Page 111: HUBUNGAN SARAPAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA …

Data komposisi sarapan

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

katgabu ,211 69 ,000 ,808 69 ,000

a. Lilliefors Significance Correction

Kalori sarapan

katkal

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid kurang 29 36,3 42,0 42,0

cukup 40 50,0 58,0 100,0

Total 69 86,3 100,0

Missing System 11 13,8

Total 80 100,0

Prestasi

kattotal

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak lulus 24 30,0 34,8 34,8

lulus 45 56,3 65,2 100,0

Total 69 86,3 100,0

Missing System 11 13,8

Total 80 100,0

Page 112: HUBUNGAN SARAPAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA …

Komposisi sarapan

good * katprest Crosstabulation

katprest

Total tidak lulus lulus

good kurang Count 18 3 21

% within katprest 75,0% 6,7% 30,4%

cukup Count 6 42 48

% within katprest 25,0% 93,3% 69,6%

Total Count 24 45 69

% within katprest 100,0% 100,0% 100,0%

Karbohidrat

katkarb

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid kurang 36 52,2 52,2 52,2

Cukup 31 44,9 44,9 97,1

Lebih 2 2,9 2,9 100,0

Total 69 100,0 100,0

Protein

katprote

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid kurang 26 37,7 37,7 37,7

cukup 22 31,9 31,9 69,6

lebih 21 30,4 30,4 100,0

Total 69 100,0 100,0

Page 113: HUBUNGAN SARAPAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA …

Lemak

katlemk

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid kurang 25 36,2 36,2 36,2

cukup 29 42,0 42,0 78,3

lebih 15 21,7 21,7 100,0

Total 69 100,0 100,0

Hubungan sarapan dengan prestasi belajar

katkal * katpres Crosstabulation

katpres

Total tidak lulus lulus

katkal kurang Count 20 9 29

% within katkal 69,0% 31,0% 100,0%

cukup Count 4 36 40

% within katkal 10,0% 90,0% 100,0%

Total Count 24 45 69

% within katkal 34,8% 65,2% 100,0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 25,768a 1 ,000

Continuity Correctionb 23,234 1 ,000

Likelihood Ratio 27,230 1 ,000

Fisher's Exact Test ,000 ,000

Linear-by-Linear Association 25,394 1 ,000

N of Valid Cases 69

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 10,09.

b. Computed only for a 2x2 table

Page 114: HUBUNGAN SARAPAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA …

Nilai OR (Hubungan Kalori Sarapan dengan Prestasi Belajar)

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for katkal

(kurang / cukup) 20,000 5,459 73,272

For cohort katpres = tidak

lulus 6,897 2,637 18,034

For cohort katpres = lulus ,345 ,198 ,599

N of Valid Cases 69

Hubungan komposisi sarapan terhadap prestasi

Komposisi sarapan * katprest Crosstabulation

katprest

Total tidak lulus lulus

Komp

sarapa

n

kurang Count 18 3 21

% within katprest 75,0% 6,7% 30,4%

cukup Count 6 42 48

% within katprest 25,0% 93,3% 69,6%

Total Count 24 45 69

% within katprest 100,0% 100,0% 100,0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 34,521a 1 ,000

Continuity Correctionb 31,368 1 ,000

Likelihood Ratio 35,766 1 ,000

Fisher's Exact Test ,000 ,000

Linear-by-Linear Association 34,020 1 ,000

N of Valid Cases 69

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7,30.

b. Computed only for a 2x2 table

Page 115: HUBUNGAN SARAPAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA …

Nilai OR (Hubungan komposisi sarapan dengan prestasi belajar)

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for good (kurang

/ cukup) 42,000 9,448 186,703

For cohort katprest = tidak

lulus 6,857 3,179 14,789

For cohort katprest = lulus ,163 ,057 ,468

N of Valid Cases 69