HUBUNGAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA...

88

Transcript of HUBUNGAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA...

Page 1: HUBUNGAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/102/1/Priyanto_11411007.pdf · hubungan profesionalisme guru pendidikan agama islam dengan
Page 2: HUBUNGAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/102/1/Priyanto_11411007.pdf · hubungan profesionalisme guru pendidikan agama islam dengan

HUBUNGAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN

AGAMA ISLAM DENGAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN

AGAMA ISLAM SISWA KELAS IV, V, VI SEMESTER II TAHUN

PELAJARAN 2013-2014 DI MADRASAH IBTIDAIYAH

WONOYOSO KECAMATAN PRINGAPUS

KABUPATEN SEMARANG

SKRIPSI

OLEH :

PRIYANTO

NIM : 11411007

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

JURUSAN TARBIYAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

2015

Page 3: HUBUNGAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/102/1/Priyanto_11411007.pdf · hubungan profesionalisme guru pendidikan agama islam dengan
Page 4: HUBUNGAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/102/1/Priyanto_11411007.pdf · hubungan profesionalisme guru pendidikan agama islam dengan
Page 5: HUBUNGAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/102/1/Priyanto_11411007.pdf · hubungan profesionalisme guru pendidikan agama islam dengan
Page 6: HUBUNGAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/102/1/Priyanto_11411007.pdf · hubungan profesionalisme guru pendidikan agama islam dengan

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

M O T T O

“Jangan menganggap tugas belajarmu sebagai sebuah kewajiban,

melainkan pandanglah itu sebagai sebuah kesempatan yang patut

dibuat iri, sebuah kesempatan untuk menikmati betapa indahnya

dunia ilmu pengetahuan, kepuasan hati yang diberikannya serta

manfaat yang akan diterima oleh masyarakat

apabila jerih payahmu berhasil“

(Sebuah nasihat bagi seorang mahasiswa Princeton, AS dari Albert Einstein)

PERSEMBAHAN

Karya sederhana ini kupersembahkan untuk :

Istriku tercinta, Terima kasih atas segala pengorbanan,

dorongan dan kesabaranmu. Anak-anakku tersayang,

Peluk ciumku sebagai ungkapan cinta yang tulus dan

terima kasih atas segala “cermin semangat”-mu,

menjadikan aku tabah mengarungi sulitnya hidup.

Kalianlah mutiara-mutiara dalam hati yang selalu

menjadi penumbuh semangat yang acapkali padam

dalam hidupku.

Bapak Drs. H. Nasafi, M.Pd.I yang telah

membimbing dalam pembuatan skripsi ini.

Sahabat dan hadai toulan yang tidak dapat penulis

sebutkan namanya satu per satu terima kasih atas

dukungan, motivasi dan doanya.

Jazakillah untuk semua masukan dan kritik sebagai

ungkapan perhatian dan cinta.

Page 7: HUBUNGAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/102/1/Priyanto_11411007.pdf · hubungan profesionalisme guru pendidikan agama islam dengan

KATA PENGANTAR

Segala puja bagi Allah semata, sholawat kepada Rasulullah Muhammad

saw., juga keluarga dan para sahabatnya serta umatnya hingga hari “akhir”, karena

berkat rahmat dan hidayah-Nya telah menjadikan penulis mampu menyelesaikan

Skripsi ini.

Maksud dari penulisan Skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu

persyaratan guna mencapai Gelar Sarjana Program Studi Ilmu Agama Islam

STAIN Salatiga.

Dalam penulisan Skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan

berbagai pihak yang telah turut membantu dan mendorong kelancaran

penyelesaian tulisan ini. Oleh karena itu melalui ruang ini penulis menghaturkan

penghargaan dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak,

khususnya :

1. Bapak Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga

2. Bapak Drs. H. Nasafi, M.Pd.I selaku Dosen Pembimbing, yang senantiasa

sabar memberikan koreksi dan pengarahan hingga selesainya penulisan

Skripsi ini sehingga penulis tidak akan melupakan masa-masa perjuangan

yang cukup berat selama menyelesaikannya

3. Bapak Ibu Dosen yang telah mendidik penulis di bangku perkuliahan

hinga masa akhir studi.

4. Keluargaku yang selalu berbagi perjuangan, keluh kesah, cerita dan ceria.

Semoga keluarga yang manis ini tidak akan berakhir.

5. Saudara-saudaraku di STAIN yang telaten membimbing, rekan-rekan

seperjuangan yang acapkali saling menyuport, yang senantiasa menemani

dan meneruskan perjuangan jihad di kampus.

Mudah-mudahan Allah melimpahkan rahmat kepada semuanya dan

melipat-gandakan pahala sesuai amal baiknya. Amin.

Sekecil apapun karya ini, penulis berharap semoga hasil Skripsi ini akan

memberi manfaat bagi para pembaca, dan terutama akan dapat membantu

meningkatkan kualitas sekolah dimana penulis melakukan penelitian, serta

Page 8: HUBUNGAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/102/1/Priyanto_11411007.pdf · hubungan profesionalisme guru pendidikan agama islam dengan

khususnya teman-teman mahasiswa yang akan memulai tugas akhir, sehingga

tulisan ini akan lebih berkembang dan semakin baik.

Penulis sadar tiada yang sempurna di dunia ini, tidak ada manusia yang

tidak lepas dari kesalahan, sehingga masih ditemui kekurangan dan

ketidaksempurnaan. Oleh karenanya kritik dan saran dari pembaca sangat penulis

nantikan.

Akhirnya, hanya Allahlah yang paling sempurna dan kita memohon

ampun atas segala khilaf dan dosa. Dan Allah S.W.T. di balik semua tujuan.

Dialah Pemberi Petunjuk ke jalan yang lurus.

Salatiga, September 2015

Penulis

PRIYANTO

Page 9: HUBUNGAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/102/1/Priyanto_11411007.pdf · hubungan profesionalisme guru pendidikan agama islam dengan

ABSTRAK

PRIYANTO, 2015. Hubungan Profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam

dengan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas IV, V, VI semester II Tahun Pelajaran 2013-2014 di Madrasah Ibtidaiyah Wonoyoso Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Drs. H. Nasafi, M.Pd.I.

Kata Kunci : Profesionalisme Guru, dan Prestasi Belajar

Banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar PAI siswa. Namun

dari berbagai faktor tersebut, yang sering dan paling berpengaruh adalah faktor guru PAI, karena guru berada di garda terdepan dalam menciptakan kualitas sumber daya manusia. Ditangan gurulah akan dihasilkan peserta didik yang berkualitas baik secara akademis, skill (keahlian), kematangan emosional, dan moral serta spiritual. Dengan demikian profesionalisme guru PAI dalam mengajar akan menentukan prestasi belajar PAI siswa.

Tujuan penelitian ini adalah 1) Untuk mengetahui profesionalisme guru PAI di Madrasah Ibtidaiyah Wonoyoso Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang, 2) Untuk mengetahui prestasi belajar Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas IV, V, VI semester II Tahun Pelajaran 2013-2014 di Madrasah Ibtidaiyah Wonoyoso Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang, 3) Untuk mengetahui hubungan profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam dengan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas IV, V, VI semester II Tahun Pelajaran 2013-2014 di Madrasah Ibtidaiyah Wonoyoso Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang.

Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian pengujian hipotesa (explanatory research). Jumlah populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah 45 orang siwa Kelas IV, V, VI Madrasah Ibtidaiyah Wonoyoso. Data primer diperoleh melalui pengisian kuesioner, dan data sekunder diperoleh dari catatan administrasi Madrasah Ibtidaiyah Wonoyoso. Kemudian alat analisis data yang digunakan untuk menjawab hipotesis penelitian adalah korelasi Spearman rank. Hasil temuan penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan signifikan profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam dengan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas IV, V, VI semester II Tahun Pelajaran 2013-2014 di Madrasah Ibtidaiyah Wonoyoso Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang”, dibuktikan nilai p-value (0,000) < 0,05. Untuk itu sesuai dengan hasil penelitian ini saran yang diberikan adalah 1) Guru hendaknya melakukan evaluasi kembali penguasaan materi, metode pembelajaran yang selama ini diterapkan, dan perlu keseriusan dan kehati-hatian dalam melakukan proses pembelajaran kepada siswa, 2) Kepala sekolah hendaknya mengambil langkah-langkah sebagai berikut: a) Melakukan evaluasi kinerja guru sehingga secara dini, b) Melakukan supervise klinis dengan mengamati secara seksama saat guru melakukan proses pembelajaran di dalam kelas, c) Mentraining guru-guru yang dianggap kurang mampu mengajar dengan baik di sekolah-sekolah lain yang dianggap lebih maju, d) Memperjuangkan besarnya kompensasi yang diterima guru-guru honorer, e) Memperjuangkan status guru-guru honorer agar dapat diangkat sebagai guru PNS.

Page 10: HUBUNGAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/102/1/Priyanto_11411007.pdf · hubungan profesionalisme guru pendidikan agama islam dengan

DAFTAR ISI

LEMBAR BERLOGO ..................................................................................... i

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... iii

PENGESAHAN KELULUSAN ...................................................................... iv

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ....................................................... v

MOTO DAN PERSEMBAHAN ..................................................................... vi

KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii

ABSTRAK ....................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ............................................................................................ x

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1

B. Rumusan Masalah ....................................................................... 6

C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 7

D. Hipotesis Penelitian ..................................................................... 7

E. Manfaat Penelitian ...................................................................... 8

F. Definisi Istilah ............................................................................. 9

G. Metode Penelitian........................................................................ 10

H. Sistematika Penulisan Skripsi ..................................................... 17

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Pendidikan Agama Islam ............................................................ 20

B. Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam .................................. 26

C. Profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam ........................ 30

D. Hubungan Profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam

E. dengan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam ...................... 36

Page 11: HUBUNGAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/102/1/Priyanto_11411007.pdf · hubungan profesionalisme guru pendidikan agama islam dengan

BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Obyek Penelitian ........................................... 38

B. Data Khusus Penelitian ............................................................... 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ............................................. 45

B. Analisis Tiap-Tiap Variabel Penelitian ....................................... 47

C. Pengujian Hipotesis ..................................................................... 51

D. Pembahasan ................................................................................. 52

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................. 55

B. Saran ............................................................................................ 55

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Page 12: HUBUNGAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/102/1/Priyanto_11411007.pdf · hubungan profesionalisme guru pendidikan agama islam dengan

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 : Kepala Sekolah dan Guru MI Wonoyoso ................................... 40

Tabel 3.2 : Umur Responden ......................................................................... 41

Tabel 3.3 : Jenis Kelamin Responden ............................................................ 41

Tabel 3.4 : Penilaian Profesionalisme Guru ................................................... 43

Tabel 4.1 : Distribusi Nilai PAI Siswa Semester II ....................................... 44

Page 13: HUBUNGAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/102/1/Priyanto_11411007.pdf · hubungan profesionalisme guru pendidikan agama islam dengan

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 : Struktur Organisasi MI Wonoyoso ........................................... 40

Page 14: HUBUNGAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/102/1/Priyanto_11411007.pdf · hubungan profesionalisme guru pendidikan agama islam dengan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari

kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan

prestasi merupakan hasil dari proses belajar. Menurut Slameto (2003:2),

prestasi belajar dapat diartikan sebagai suatu proses usaha yang dilakukan

seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya.

Banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa. Namun dari

berbagai faktor tersebut, yang sering dan paling berpengaruh adalah faktor

guru, karena guru berada di garda terdepan dalam menciptakan kualitas

sumber daya manusia. Ditangan gurulah akan dihasilkan peserta didik yang

berkualitas baik secara akademis, skill (keahlian), kematangan emosional, dan

moral serta spiritual. Dengan demikian akan dihasilkan generasi masa depan

yang siap hidup dengan tantangan zamannya (Kunandar, 2009:26).

Menurut peraturan bersama Menteri Pendidikan Nasional dan Kepala

BKN Nomor: 03/V/PB/2010 tahun 2010, yang dimaksud dengan guru adalah

pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,

mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik. Adapun yang

dimasud dengan profesional itu sendiri adalah pekerjaan atau kegiatan yang

dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang

Page 15: HUBUNGAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/102/1/Priyanto_11411007.pdf · hubungan profesionalisme guru pendidikan agama islam dengan

memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standart

mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi (UU RI no. 14

th 2005 tentang guru dan dosen pasal 1 ayat 4). Secara konseptual dijelaskan

oleh Depdikbud dan Johson (1980) yang dikutip oleh Martias Yamin (2008:5),

guru dapat dikatakan professional jika (1) Guru mampu menguasi materi

pelajaran yang terdiri atas penguasaan bahan yang harus diajarkan, dan

konsep-konsep dasar keilmuan dari bahan yang diajarkannya itu, (2) Guru

mampu menguasai dan menghayati landasan dan wawasan kependidikan dan

keguruan, (3) Guru menguasai proses-proses kependidikan, keguruan dan

pembelajaran siswa. Dijelaskan pula oleh Umi Machmudah dan Abdul Wahab

Rosyidi (2008:5) guru dapat dikatakan professional jika guru memiliki

kemampuan: (1) Merumuskan system pembelajaran, (2) Melaksanakan system

pembelajaran, (3) Mengevaluasi system pembelajaran, (4) Mengembangkan

system pembelajaran.

Namun demikian sebagaimana dijelaskan oleh Anoraga dan Suyatni

(2001) bahwa profesionalisme tidak dapat hanya dilihat dari kemampuan

teknis yang dimiliki oleh seseorang dalam melaksanakan pekerjaannya. Tetapi

profesionalisme juga menuntut kematangan etik dalam pribadi. Berdasarkan

penjelasan tersebut seorang pendidik dapat dikatakan professional jika yang

bersangkutan mengetahui dan menguasai kode etik pendidik sebagai bagian

dalam pribadinya. Dijelaskan oleh Majid dan Mudzakir (2006 : 97) kode etik

yang perlu dikuasai seorang pendidik, antara lain adalah :

1. Menerima segala problem peserta didik dengan hati dan sikap yang

terbuka serta tabah.

Page 16: HUBUNGAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/102/1/Priyanto_11411007.pdf · hubungan profesionalisme guru pendidikan agama islam dengan

2. Bersikap penyantun dan p

Kondisi di atas

Imran ayat 15

Artinya : “Maka disebabkan rahmat dari Allah

lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap kera

kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu

ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan

bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu

kamu telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah k

Sesungguhnya Allah menyukai orang

Nya”.

3. Menjaga kewibawaan dan kehormatannya dalam bertindak

Kondisi di atas

Imran ayat 79 sebagai berikut :

Artinya :

Tidak wajar bagi seseorang manusia yang Allah berikan kepadanya Al

Kitab, Hikmah dan kenabian, lalu Dia berkata kepada manusia:

"Hendaklah kamu menjadi penyembah

Allah." akan tetapi (dia berkata): "Hendaklah kamu menjadi orang

rabbani, karena kamu selalu mengajarkan Al kitab dan disebabkan kamu

tetap mempelajarinya.

Selain itu disebutkan dalam Al

ini :

Bersikap penyantun dan penyayang (Q.S Ali Imran: 159).

Kondisi di atas sesuai dengan firman Allah dalam Al-Qur’an surah Ali

159 sebagai berikut :

Artinya : “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku lemah

lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap kera

kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu

ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan

bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila

kamu telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah k

Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada

Menjaga kewibawaan dan kehormatannya dalam bertindak

Kondisi di atas sesuai dengan firman Allah dalam Al-Qur’an surah Ali

Imran ayat 79 sebagai berikut :

Tidak wajar bagi seseorang manusia yang Allah berikan kepadanya Al

Kitab, Hikmah dan kenabian, lalu Dia berkata kepada manusia:

"Hendaklah kamu menjadi penyembah-penyembahku bukan penyembah

Allah." akan tetapi (dia berkata): "Hendaklah kamu menjadi orang

rabbani, karena kamu selalu mengajarkan Al kitab dan disebabkan kamu

tetap mempelajarinya.

disebutkan dalam Al-Qur’an surah Al Ahzab ayat 21, di bawah

Qur’an surah Ali

lah kamu Berlaku lemah

lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati

kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu

ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan

emudian apabila

kamu telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah.

orang yang bertawakkal kepada-

Menjaga kewibawaan dan kehormatannya dalam bertindak

Qur’an surah Ali

Tidak wajar bagi seseorang manusia yang Allah berikan kepadanya Al

Kitab, Hikmah dan kenabian, lalu Dia berkata kepada manusia:

penyembahku bukan penyembah

Allah." akan tetapi (dia berkata): "Hendaklah kamu menjadi orang-orang

rabbani, karena kamu selalu mengajarkan Al kitab dan disebabkan kamu

Qur’an surah Al Ahzab ayat 21, di bawah

Page 17: HUBUNGAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/102/1/Priyanto_11411007.pdf · hubungan profesionalisme guru pendidikan agama islam dengan

Artinya :

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rosululloh itu suri tauladan yan

bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan

(kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah

Begitu juga dalam

Artinya :

“Apa yang didatangkan oleh Rasul kepadamu ambillah olehmu da

yang dilarangnya kepada kamu jauhilah

Dari ketiga ayat di atas jelas bahwa sebagai pendidik guru wajib untuk

menjaga kewibawaan dan kehormatannya dalam bertindak.

bagaimanapun seorag guru adalah teladan atau cermin bagi s

siswanya.

4. Menghilangkan aktivitas yang tidak berguna dan sia

5. Bersifat lemah lembut dalam menghadapi peserta didik yang tingkat IQnya

rendah, serta membinanya sampai pada taraf maksimal

6. Meninggalkan sifat marah dalam menghadapi problem peserta

7. Berusaha memperhatikan pertanyaan

pertanyaannya itu tidak bermutu dan tidak sesuai dengan masalah yang

diajarkannya.

8. Menjadikan kebenaran sebagai acuan dalam proses pendidikan, walaupun

kebenaran itu datangnya dari peserta didik.

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rosululloh itu suri tauladan yan

bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan

(kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.

Begitu juga dalam al-Hasyr ayat 7

pa yang didatangkan oleh Rasul kepadamu ambillah olehmu da

yang dilarangnya kepada kamu jauhilah.”(Q.S. 59 al-Hasyr:7)

Dari ketiga ayat di atas jelas bahwa sebagai pendidik guru wajib untuk

enjaga kewibawaan dan kehormatannya dalam bertindak.

bagaimanapun seorag guru adalah teladan atau cermin bagi s

Menghilangkan aktivitas yang tidak berguna dan sia-sia.

Bersifat lemah lembut dalam menghadapi peserta didik yang tingkat IQnya

rendah, serta membinanya sampai pada taraf maksimal.

Meninggalkan sifat marah dalam menghadapi problem peserta

Berusaha memperhatikan pertanyaan-pertanyaan peserta didik, walaupun

pertanyaannya itu tidak bermutu dan tidak sesuai dengan masalah yang

Menjadikan kebenaran sebagai acuan dalam proses pendidikan, walaupun

kebenaran itu datangnya dari peserta didik.

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rosululloh itu suri tauladan yang baik

bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan

pa yang didatangkan oleh Rasul kepadamu ambillah olehmu dan apa

Hasyr:7)

Dari ketiga ayat di atas jelas bahwa sebagai pendidik guru wajib untuk

enjaga kewibawaan dan kehormatannya dalam bertindak. Sebab

bagaimanapun seorag guru adalah teladan atau cermin bagi siswa-

Bersifat lemah lembut dalam menghadapi peserta didik yang tingkat IQnya

Meninggalkan sifat marah dalam menghadapi problem peserta didiknya.

pertanyaan peserta didik, walaupun

pertanyaannya itu tidak bermutu dan tidak sesuai dengan masalah yang

Menjadikan kebenaran sebagai acuan dalam proses pendidikan, walaupun

Page 18: HUBUNGAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/102/1/Priyanto_11411007.pdf · hubungan profesionalisme guru pendidikan agama islam dengan

9. Menanamkan sifat ikhlas pada peserta didik, serta terus menerus mencari

informasi guna disampaikan pada peserta didik yang akhirnya mencapai

tingkat taqarrub illallahi

Kondisi di atas

Bayyinah ayat

Artinya :

"Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan

memurnikan keta'atan kepada

lurus (Lurus berarti jauh dari syirik (mempersekutukan Allah) dan jauh

dari kesesatan), dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan

zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus."

Dari penjelasan di atas dapat dikatakan bahwa si

guru dalam mengajar merupakan salah satu factor utama yang wajib dimiliki

oleh setiap guru tidak terkecuali oleh Guru PAI dalam usaha meni

prestasi belajar siswa,

hendak dicapai dalam proses pembelajaran PAI sendiri yang paling utama

ialah beribadah dan

tujuannya kebahagiaan dunia akhirat sebagaimana diungkapk

Ramayulis (2004 : 71) sehingga profesionalisme guru menjadi hal yang wajib

dikuasai dalam pribadi oleh setiap Guru PAI.

hasil observasi awal yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 18

di MI Wonoyoso Keca

profesionalisme guru PAI dalam mengajar masih dinilai rendah, hal tersebut

dapat dilihat bahwa guru sering terlambat masuk kelas sehingga saat pelajaran

Menanamkan sifat ikhlas pada peserta didik, serta terus menerus mencari

informasi guna disampaikan pada peserta didik yang akhirnya mencapai

taqarrub illallahi.

Kondisi di atas sesuai dengan firman Allah dalam Al-Qur’an surah

ayat 5 sebagai berikut :

"Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan

memurnikan keta'atan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang

lurus (Lurus berarti jauh dari syirik (mempersekutukan Allah) dan jauh

dari kesesatan), dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan

zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus."

Dari penjelasan di atas dapat dikatakan bahwa sikap profesionalisme

guru dalam mengajar merupakan salah satu factor utama yang wajib dimiliki

oleh setiap guru tidak terkecuali oleh Guru PAI dalam usaha meni

prestasi belajar siswa, lebih-lebih bagi prestasi belajar PAI sebab tujuan yang

hendak dicapai dalam proses pembelajaran PAI sendiri yang paling utama

ialah beribadah dan taqarrub kepada Allah, dan kesempurnaan insani yang

tujuannya kebahagiaan dunia akhirat sebagaimana diungkapk

2004 : 71) sehingga profesionalisme guru menjadi hal yang wajib

dikuasai dalam pribadi oleh setiap Guru PAI. Kondisi tersebut tercermin dari

hasil observasi awal yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 18

di MI Wonoyoso Kecamatan Pringapus yang menunjukkan bahwa

profesionalisme guru PAI dalam mengajar masih dinilai rendah, hal tersebut

dapat dilihat bahwa guru sering terlambat masuk kelas sehingga saat pelajaran

Menanamkan sifat ikhlas pada peserta didik, serta terus menerus mencari

informasi guna disampaikan pada peserta didik yang akhirnya mencapai

Qur’an surah Al-

"Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan

nkan) agama yang

lurus (Lurus berarti jauh dari syirik (mempersekutukan Allah) dan jauh

dari kesesatan), dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan

kap profesionalisme

guru dalam mengajar merupakan salah satu factor utama yang wajib dimiliki

oleh setiap guru tidak terkecuali oleh Guru PAI dalam usaha meningkatkan

lebih bagi prestasi belajar PAI sebab tujuan yang

hendak dicapai dalam proses pembelajaran PAI sendiri yang paling utama

kepada Allah, dan kesempurnaan insani yang

tujuannya kebahagiaan dunia akhirat sebagaimana diungkapkan oleh

2004 : 71) sehingga profesionalisme guru menjadi hal yang wajib

Kondisi tersebut tercermin dari

hasil observasi awal yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 18 April 2013

matan Pringapus yang menunjukkan bahwa

profesionalisme guru PAI dalam mengajar masih dinilai rendah, hal tersebut

dapat dilihat bahwa guru sering terlambat masuk kelas sehingga saat pelajaran

Page 19: HUBUNGAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/102/1/Priyanto_11411007.pdf · hubungan profesionalisme guru pendidikan agama islam dengan

PAI siswa rebut sendiri di kelas, guru dalam menyampaikan materi hanya

menggunakan model ceramah sehingga siswa kelihatan antusias dalam

mengikuti pelajaran, guru dinilai kurang mampu melakukan komunikasi

dengan siswa secara baik dalam pembelajaran, dalam mengajar guru sering

hanya cenderung menggunakan LKS dan jarang menggunakan buku dektat

sebagai acuan saat penyampaian materi, dan guru kurang menguasai materi

yang diajarkan dengan baik. Akibat kondisi tersebut saat ini rata-rata prestasi

belajar PAI siswa hanya 6,5. Namun demikian untuk mengetahui kebenaran

fakta tersebut secara pasti peneliti perlu melakukan penelitian lebih seksama.

Untuk itu judul yang diajukan oleh peneliti adalah “Hubungan

Profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam dengan Prestasi Belajar

Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas IV, V, VI semester II Tahun Pelajaran

2013-2014 di Madrasah Ibtidaiyah Wonoyoso Kecamatan Pringapus

Kabupaten Semarang”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas maka masalah

dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimanakah variasi profesionalisme guru PAI di Madrasah Ibtidaiyah

Wonoyoso Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang ?.

2. Bagaimanakah variasi prestasi belajar Pendidikan Agama Islam Siswa

Kelas IV, V, VI semester II Tahun Pelajaran 2013-2014 di Madrasah

Ibtidaiyah Wonoyoso Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang?.

3. Adakah hubungan profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam dengan

prestasi belajar Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas IV, V, VI semester

Page 20: HUBUNGAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/102/1/Priyanto_11411007.pdf · hubungan profesionalisme guru pendidikan agama islam dengan

II Tahun Pelajaran 2013-2014 di Madrasah Ibtidaiyah Wonoyoso

Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang?.

C. Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah tersebut di atas maka tujuan dari penelitian ini

adalah :

1. Untuk mengetahui profesionalisme guru PAI di Madrasah Ibtidaiyah

Wonoyoso Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang.

2. Untuk mengetahui prestasi belajar Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas

IV, V, VI semester II Tahun Pelajaran 2013-2014 di Madrasah Ibtidaiyah

Wonoyoso Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang.

3. Untuk mengetahui hubungan profesionalisme Guru Pendidikan Agama

Islam dengan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas IV, V,

VI semester II Tahun Pelajaran 2013-2014 di Madrasah Ibtidaiyah

Wonoyoso Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang.

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara terhadap pertanyaan

penelitian dan harus diuji kebenarannya lewat pengumpulan data-data dan

penganalisaan data penelitian (Azwar, Syaifuddin, 2003).

Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah : ”Profesionalisme

Guru Pendidikan Agama Islam berhubungan dengan prestasi belajar

Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas IV, V, VI semester II Tahun Pelajaran

2013-2014 di Madrasah Ibtidaiyah Wonoyoso Kecamatan Pringapus

Kabupaten Semarang”.

Page 21: HUBUNGAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/102/1/Priyanto_11411007.pdf · hubungan profesionalisme guru pendidikan agama islam dengan

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini dapat menambah khasanah keilmuan dan memberikan

sumbangan bagi pendidikan khususnya terkait dengan masalah hubungan

profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam dengan prestasi belajar

Pendidikan Agama Islam Siswa.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Madrasah Ibtidaiyah Wonoyoso Kecamatan Pringapus Kabupaten

Semarang

1) Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan informasi tentang

hubungan profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam dengan

prestasi belajar Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas IV, V, VI

semester II Tahun Pelajaran 2013-2014 di Madrasah Ibtidaiyah

Wonoyoso Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang.

2) Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu masukan

khususnya bagi guru Mata Pelajaran Agama Islam untuk

melakukan evaluasi dalam usaha meningkatkan

profesionalismenya sebagai salah satu wujud nyata dalam

meningkatkan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswanya

selama ini.

b. Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat digunakan sebagai sarana implementasi teori-teori

yang selama ini diperoleh selama perkualiahan dengan kondisi nyata di

Page 22: HUBUNGAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/102/1/Priyanto_11411007.pdf · hubungan profesionalisme guru pendidikan agama islam dengan

lapangan khususnya terkait dengan hubungan profesionalisme Guru

Pendidikan Agama Islam dengan prestasi belajar Pendidikan Agama

Islam Siswa.

c. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan bagi peneliti

selanjutnya yang mengambil topik yang sama, yaitu tentang hubungan

profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam dengan prestasi belajar

Pendidikan Agama Islam Siswa.

F. Definisi Istilah

Adapun istilah-istilah yang dipakai dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Prestasi Belajar

Menurut Tulus Tu’u (2004:75) prestasi belajar merupakan penguasaan

pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran

yang lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang

diberikan guru.

2. Profesionalisme Guru

Menurut Supriyadi (2011 : 43), profesionalisme dapat dipahami sebagai

kualitas dan tindak tanduk khusus yang merupakan ciri orang yang

professional.

Page 23: HUBUNGAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/102/1/Priyanto_11411007.pdf · hubungan profesionalisme guru pendidikan agama islam dengan

G. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian

Jenis rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

adalah eksplanatori. Adapun yang dimaksud dengan penelitian

eksplanatori adalah suatu jenis penelitian yang berusaha untuk menguji

hipotesis yang menyatakan hubungan sebab akibat antara dua variabel

atau lebih. Dalam penelitian ini hubungan sebab akibat harus tampak

nyata. Hubungan sebab akibat ini disebut pula sebagai hubungan kausal.

Dari uraian tersebut jelas bahwa adanya sebab tertentu akan menimbulkan

akibat, dan tidak dibenarkan melihat akibatnya baru dicari-cari

penyebabnya (Sukandarrumidi, 2006 : 105).

2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian adalah di Madrasah Ibtidaiyah Wonoyoso Kecamatan

Pringapus Kabupaten Semarang yang dilakukan mulai tanggal 6 sampai

dengan 12 Juli 2013.

3. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi adalah keseluruhan unit atau individu dalam ruang

lingkup yang ingin diteliti (Supramono dan Sugiarto, 2003 : 2). Dalam

penelitian ini populasi yang dimaksud adalah seluruh siswa Kelas IV,

V, VI Madrasah Ibtidaiyah Wonoyoso Kecamatan Pringapus

Kabupaten Semarang semester II Tahun Pelajaran 2013-2014 yang

berjumlah 45 orang.

Page 24: HUBUNGAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/102/1/Priyanto_11411007.pdf · hubungan profesionalisme guru pendidikan agama islam dengan

b. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang ingin diteliti, yang

ciri-ciri dan keberadaannya diharapkan mampu mewakili atau

menggambarkan ciri-ciri dan keberadaan populasi yang sebenarnya

(Supramono dan Sugiarto, 2003 : 13).

Mengingat jumlah populasi hanya 45 orang atau di bawah 100

maka semua populasi dalam penelitian ini diambil sebagai sampel

penelitian, sehingga penelitian ini dinamakan penelitian

populasi/sensus (Sugiyono, 2006:65).

4. Instrumen Penelitian

a. Prestasi Belajar PAI

Prestasi belajar PAI Siswa dinyatakan dalam angka, huruf atau kalimat

yang dihimpun dalam buku raport dengan ketentuan nilai sebagai

berikut :

Nilai 8,0-9,0 lebih : Amat baik

Nilai 7,0-7,9 : Baik

Nilai 6,0-6,9 : Cukup

Nilai 0,0-6,0 : Kurang

b. Kuesioner

Kuesioner adalah daftar pernyataan atau pertanyaan yang

sudah tersusun dengan baik, sudah matang, dimana responden (dalam

hal angket) dan interviewer (dalam hal wawancara) tinggal

memberikan jawaban atau dengan memberikan tanda-tanda tertentu

(Notoatmodjo, 2002 : 116). Dengan metode tersebut maka akan

diperoleh tanggapan responden atas daftar pertanyaan dalam kuesioner

dalam hal ini terkait dengan profesionalisme guru PAI. Adapun jumlah

Page 25: HUBUNGAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/102/1/Priyanto_11411007.pdf · hubungan profesionalisme guru pendidikan agama islam dengan

pernyataan dalam kuesioner tersebut adalah sebanyak 18 item yang

dikembangkan dari penilaian profesionalisme guru menurut pendapat

Machmudah dan Rosyidi (2008:14), dan Majid dan Mudzakir (2006 :

97), yaitu: 1) Kemampuan guru memilih prioritas materi yang akan

diajarkan, 2) Kemampuan guru memilih dan menggunakan metode, 3)

Kemampuan guru memilih dan menggunakan sumber belajar yang ada,

4) Kemampuan guru memilih bentuk pembelajaran yang tepat, 5)

Kemampuan guru menyajikan urutan pembelajaran yang tepat, 6)

Kemampuan guru melaksanakan kegiatan evaluasi sepanjang proses,

7) Kemampuan guru mengadministrasikan hasil evaluasi, 8)

Kemampuan guru mengoptimalisasi potensi peserta didik, 9)

Kemampuan guru mengembangkan program pembelajaran lebih lanjut,

10) Menerima segala problem peserta didik dengan hati dan sikap yang

terbuka serta tabah, 11) Bersikap penyantun dan penyayang, 12)

Menjaga kewibawaan dan kehormatannya dalam bertindak, 13)

Menghilangkan aktivitas yang tidak berguna dan sia-sia, 14) Bersifat

lemah lembut dalam menghadapi peserta didik yang tingkat IQnya

rendah, serta membinanya sampai pada taraf maksimal, 15)

Meninggalkan sifat marah dalam menghadapi problem peserta

didiknya, 16) Berusaha memperhatikan pertanyaan-pertanyaan peserta

didik, walaupun pertanyaannya itu tidak bermutu dan tidak sesuai

dengan masalah yang diajarkannya, 17) Menjadikan kebenaran sebagai

acuan dalam proses pendidikan, walaupun kebenaran itu datangnya

dari peserta didik, 18) Menanamkan sifat ikhlas pada peserta didik,

serta terus menerus mencari informasi guna disampaikan pada peserta

didik yang akhirnya mencapai tingkat taqarrub illallahi

Page 26: HUBUNGAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/102/1/Priyanto_11411007.pdf · hubungan profesionalisme guru pendidikan agama islam dengan

Adapun nilai untuk jawaban pernyataan adalah Nilai 1 untuk

pilihan jawaban Sangat Tidak Setuju (STS), Nilai 2 untuk pilihan

jawaban Tidak Setuju (TS), Nilai 3 untuk pilihan Netral (N), Nilai 4

untuk pilihan jawaban Setuju (S), Nilai 5 untuk jawaban Sangat Setuju

(SS).

5. Teknik Pengumpulan Data

Data-data penelitian dalam penelitian ini, diperoleh melalui

observasi, dan kuesioner.

a. Observasi, peneliti melakukan pengamatan dan mencatat data-data

meliputi :

1) Prestasi belajar Pendidikan Agama Islam (Nilai raport kelas IV, V,

VI semester II Tahun Pelajaran 2013-2014)

2) Keadaan guru dan siswa di Madrasah Ibtidaiyah Wonoyoso

Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang

3) Struktur organisasi di Madrasah Ibtidaiyah Wonoyoso Kecamatan

Pringapus Kabupaten Semarang

b. Kuesioner, peneliti menyebarkan pernyataan tertulis kepada siswa

Kelas IV, V, VI Madrasah Ibtidaiyah Wonoyoso Kecamatan Pringapus

Kabupaten Semarang tentang profesionalisme guru PAI.

6. Teknik Analisis Data

Setelah data diperoleh melalui angket yang diberikan kepada

siswa, kemudian data tersebut diolah dalam bentuk tabel dengan

menggunakan teknik deskriptif prosentase dan teknik korelasi. Namun

sebelumnya perlu dilakukan uji validitas dan reliabilitas untuk mengetahui

apakah kuesioner penelitian yang digunakan sebagai sarana penggalian

data memenuhi kriteria sahih dan reliabel, berikut penjelasannya :

Page 27: HUBUNGAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/102/1/Priyanto_11411007.pdf · hubungan profesionalisme guru pendidikan agama islam dengan

a. Uji Validitas dan Reliabilitas

1) Uji Validitas

Uji validitas dianalisis dengan menggunakan alat analisis pearson

Product Moment dengan bantuan SPSS. Jika nilai + r-hitung > r-

tabel, maka butir pernyataan dikatakan valid, tetapi nilai + atau –

r-hitung < r-tabel, maka butir pernyataan dikatakan tidak valid

(Ghozali, 2004 : 45).

2) Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dianalisis dengan menggunakan uji statistik

Cronbach Alpha (ά) dengan bantuan SPSS. Jika ralpha positif dan

ralpha >= 0,6, maka suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel,

tetapi jika r alpha negatif atau ralpha < 0,6, maka suatu konstruk atau

variabel dikatakan tidak reliabel (Nunnally dalam Ghozali, 2004 :

42).

b. Analisis Deskriptif

Adapun hasil pengolahan angket pada teknik deskriptif

prosentase menggunakan rumus :

Keterangan :

P = Persentase

F = Frekuensi

N = Number of Cases (banyaknya individu)

Hasil angket dimasukkan dalam tabulasi yang merupakan proses

mengubah data dan instrument pengumpul data (kuesioner) menjadi

tabel-tabel angka (prosentase),

Page 28: HUBUNGAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/102/1/Priyanto_11411007.pdf · hubungan profesionalisme guru pendidikan agama islam dengan

Kemudian teknik analisa selanjutnya adalah dengan skoring untuk

menentukan scoring, semua pernyataan setiap itemnya dengan bobot nilai

untuk setiap jawaban sebagai berikut :

Tabel 1.1.

Bobot Skor Skala Profesionalisme Kerja Guru

Alternatif Jawaban Skor

SS (Sangat Setuju) 5

S (Setuju) 4

N (Netral) 3

TS (Tidak Setuju) 2

STS (Sangat Tidak Setuju) 1

Sumber : Riduawan, 2003 : 12

Untuk mengetahui distribusi kategori variabel profesionalisme guru

PAI digunakan rumus sebagai berikut : (Mulyono, 2005 : 26)

KelasBanyaknya

JarakInterval =

Keterangan :

Jarak : Nilai terbesar (90) – Nilai terkecil (18)

Banyaknya Kelas : Banyaknya kelas yang digunakan untuk

Mengelompokkan data dalam penelitian ini

adalah 4 (empat).

Interval = 4

1890 − = 18

4

72=

Berarti jarak antar range adalah 18, berdasarkan nilai range tersebut maka

diperoleh range distribusi sebagai berikut :

18-36 = Kurang

37-54 = Cukup

55-72 = Baik

Page 29: HUBUNGAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/102/1/Priyanto_11411007.pdf · hubungan profesionalisme guru pendidikan agama islam dengan

73-90 = Sangat baik

Kemudian untuk mengetahui hubungan profesionalisme Guru

Pendidikan Agama Islam dengan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam

Siswa Kelas IV, V, VI semester II Tahun Pelajaran 2013-2014 di

Madrasah Ibtidaiyah Wonoyoso Kecamatan Pringapus Kabupaten

Semarang digunakan alat analisis spearman rank. Alasan penggunaan

analisis ini karena sifat data pada kedua variabel penelitian ini adalah

interval (Sugiyono, 2006:228).

Secara matematis rumus korelasi spearman rank dapat dijabarkan

sebagai berikut : (Sugiyono, 2006:228)

)1(

61

2

2

Σ−=

nn

biρ

=ρ koefisien korelasi Spearman Rank

Nilai koefisien korelasi (r) berkisar antasa -1 sampai +1, dengan

penjabaran sebagaimana dikutip dalam Hasan (2004 : 43), yaitu:

a. Jika r > 0, artinya telah terjadi hubungan yang linier positif, yaitu

semakin besar nilai variabel X (independen), maka semakin besar pula

nilai variabel Y (dependen), dan sebaliknya.

b. Jika nilai r < 0, artinya telah terjasi hubungan linier yang negatif, yaitu

semakin kecil nilai variabel X (independei), maka semakin besar pula

nilai variabel Y (dependen), dan sebaliknya.

c. Jika nilai r = 0, artinya tidak ada hubungan sama sekali antara variabel

X (independen), dengan variabel Y (dependen).

d. Jika nilai r = +1 atau r = -1, artinya telah terjadi hubungan linier

sempurna yang berupa garis lurus.

Page 30: HUBUNGAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/102/1/Priyanto_11411007.pdf · hubungan profesionalisme guru pendidikan agama islam dengan

Berdasarkan uji statistik tersebut, maka dapat diputuskan sebagai

berikut:

a Ho diterima, jika diperoleh nilai p lebih besar dari nilai alpha (0.05),

yang berarti “Tidak terdapat hubungan signifikan profesionalisme

Guru Pendidikan Agama Islam dengan prestasi belajar Pendidikan

Agama Islam Siswa Kelas IV, V, VI semester II Tahun Pelajaran

2013-2014 di Madrasah Ibtidaiyah Wonoyoso Kecamatan Pringapus

Kabupaten Semarang”.

b Ha diterima, jika diperoleh nilai p lebih kecil atau sama dengan nilai

alpha (0.05), yang berarti “Terdapat hubungan signifikan

profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam dengan prestasi belajar

Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas IV, V, VI semester II Tahun

Pelajaran 2013-2014 di Madrasah Ibtidaiyah Wonoyoso Kecamatan

Pringapus Kabupaten Semarang”.

Untuk memudahkan dalam menganalisis data, peneliti

menggunakan sistem SPSS.

H. Sistematika Penulisan Skripsi

Adapun sistematika penulisan skripsi ini sebagai berikut :

1. Bagian Pendahuluan

Cakupan bagian ini meliputi: Halaman Judul, Halaman

Pengesahan, Halaman Moto, Halaman Persembahan, Pernyataan,

Page 31: HUBUNGAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/102/1/Priyanto_11411007.pdf · hubungan profesionalisme guru pendidikan agama islam dengan

Abstraksi, Kata Pengantar, Daftar Isi, Daftar Tabel, Daftar Gambar, dan

Daftar Lampiran.

2. Bagian Isi Skripsi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan Penelitian

D. Hipotesis Penelitian

E. Manfaat Penelitian

F. Definisi Istilah

G. Metode Penelitian

H. Sistematika Penulisan Skripsi

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Keteladanan Guru

B. Motivasi Belajar

C. Pengaruh Keteladanan Guru Terhadap Motivasi Belajar Siswa.

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum Obyek Penelitian

B. Data Khusus Penelitian.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Analisis Data

B. Pembahasan.

Page 32: HUBUNGAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/102/1/Priyanto_11411007.pdf · hubungan profesionalisme guru pendidikan agama islam dengan

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

3. Bagian Akhir

Pada bagian akhir termuat : Daftar Pustaka, dan Lampiran-

lampiran.

Page 33: HUBUNGAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/102/1/Priyanto_11411007.pdf · hubungan profesionalisme guru pendidikan agama islam dengan

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pendidikan Agama Islam

1. Agama secara etimologi

Secara etimologi, kata agama berasal dari bahasa Sangsekerta,

yang berasal dari akar kata gam artinya pergi. Kemudian akar kata gam

tersebut mendapat awalan a dan akhiran a, maka terbentuklah kata agama

artinya jalan. Maksudnya, jalan untuk mencapai kebahagiaan (Abdain,

2012). Kemudian dalam bahasa Arab kata “agama” diterjemahkan menjadi

“ad-dien”. Menurut Harun Nasution, “ad-dien” mengandung arti

“menguasai, menundukkan, patuh, utang, balasan, kebiasaan” (Jalaluddin,

1996).

Berdasarkan pengertian tersebut, maka pada agama terdapat empat

unsur penting, yaitu: 1) tata pengakuan atau kepercayaan terhadap adanya

Yang Agung, 2) tata hubungan atau tata penyembahan terhadap yang

Agung itu dalam bentuk ritus, kultus dan pemujaan, 3) tata kaidah/doktrin,

sehingga muncul balasan berupa kebahagiaan bagi yang berbuat baik/jujur,

dan kesengsaraan bagi yang berbuat buruk/jahat, 4) tata sikap terhadap

dunia, yang menghadapi dunia ini kadang-kadang sangat terpengaruh

(involved) sebagaimana golongan materialisme atau

menyingkir/menjauhi/uzlah (isolated) dari dunia, sebagaimana golongan

spiritualisme.

Page 34: HUBUNGAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/102/1/Priyanto_11411007.pdf · hubungan profesionalisme guru pendidikan agama islam dengan

2. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Menurut Marimba (1998 : 23), pendidikan Agama Islam adalah

bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan hukum-hukum agama Islam

menuju kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran

Islam. Sedangkan menurut Daradjat (1992:86), pendidikan Agama Islam

adalah: pendidikan dengan melalui ajaran-ajaran agama Islam, yaitu

berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar nantinya setelah

selesai dari pendidikan ia dapat memahami, menghayati dan mengamalkan

ajaran-ajaran agama Islam yang telah diyakininya secara menyeluruh, serta

menjadikan ajaran agama Islam itui sebagai suatu pandangan hidupnya

demi keselamatan dan kesejahteraan hidup di dunia dan di akhirat kelak.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

pendidikan Agama Islam adalah suatu proses bimbingan jasmani dan

rohani yang berlandaskan ajaran Islam dan dilakukan dengan kesadaran

untuk mengembangkan potensi anak menuju perkembangan yang

maksimal, sehingga terbentuk kepribadian yang memiliki nilai-nilai Islam.

3. Tujuan Pendidikan Agama Islam di Sekolah

Pendidikan agama Islam di sekolah bertujuan untuk menumbuhkan

dan meningkatkan keimanan melaui pemberian dan pemupukan

pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta pengalaman peserta didik

tentang agama Islam sehingga mejadi manusia muslim yang terus

berkembang dalam hal keimanan, ketaqwaannya, berbangsa dan

Page 35: HUBUNGAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/102/1/Priyanto_11411007.pdf · hubungan profesionalisme guru pendidikan agama islam dengan

bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang

lebih tinggi (Majid dan Andayani, 2004 : 135).

Sedangkan menurut Ramayulis (2004 : 71), tujuan pendidikan

Islam yang paling utama ialah beribadah dan taqarrub kepada Allah, dan

kesempurnaan insani yang tujuannya kebahagiaan dunia akhirat.

Kemudian menurut Tim penyusun buku Ilmu Pendidikan Islam

mengemukakan bahwa tujuan pendidikan Islam ada 4 (empat) macam,

yaitu: (Uhbyati, 1998 : 60)

a. Tujuan Umum

Tujuan umum ialah tujuan yang akan dicapai dengan semua kegiatan

pendidikan, baik dengan pengajaran atau dengan cara yang lainnya.

Tujuan ini meliputi aspek kemanusiaan seperti: sikap, tingkah laku,

penampilan, kebiasaan dan pandangan. Tujuan umum ini berbeda pada

tingkat umur, kecerdasan, situasi dan kondisi, dengan kerangka yang

sama. Bentuk insan kamil dengan pola takwa kepada Allah harus

tergambar dalam pribadi sesorang yang sudah terdidik, walaupun

dalam ukuran kecil dan mutu yang rendah, sesuai dengan tingkah-

tingkah tersebut.

b. Tujuan Akhir

Pendidikan Islam ini berlangsung selama hidup, maka tujuan kahir

akhirnya terdapat pada waktu hidup di dunia ini telah berakhir. Tujuan

umum yang berbentuk Insan Kamil dengan pola takwa dapat

menglami naik turun, bertambah dn berkurang dalam perjalanan hidup

Page 36: HUBUNGAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/102/1/Priyanto_11411007.pdf · hubungan profesionalisme guru pendidikan agama islam dengan

seseorang. Perasaan, lingkungan dan pengalaman dapat

mempengaruhinya. Karena itulah pendidikan Islam itu berlaku selama

hidup untuk menumbuhkan, memupuk, mengembangkan,memelihara

dan memperthankan tujuan pendidikan yang telah dicapai.

c. Tujuan Sementara

Tujuan sementara ialah tujuan yang akan dicapai setelah anak didik

diberi sejumlah pengalaman tertentu yang direncanakan dalam suatu

kurikulum pendidikan formal. Tujuan operasional dalam bentuk tujuan

instruksional yang dikembangkan menjadi Tujuan Instruksional umum

dan Tujuan Instruksioanl Khusus (TIU dan TIK).

d. Tujuan Operasional

Tujuan operasional ialah tujuan praktis yang akan dicapai dengan

sejumlah kegiatan pendidikan tertentu. Satu unit kegiatan pendidikan

denganbahan-bahan yang sudah dipersiapkan dan diperkirakan akan

mencapai tujuan tertentu disebut tujuan operasional. Dalam pendidikan

formal, tujuan ini disebut juga tujuan instruksional yang selanjutnya

dikembangkan menjadi Tujuan Instruksional umum dan Tujuan

Instruksional Khusus (TIU dan TIK). Tujuan instruksioanal ini

merupakan tujuan pengajaran yang direncanakan dalam unit kegiatan

pengajaran

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan

pendidikan agama Islam adalah membimbing dan membentuk manusia

Page 37: HUBUNGAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/102/1/Priyanto_11411007.pdf · hubungan profesionalisme guru pendidikan agama islam dengan

menjadi hamba Allah yang saleh, teguh imannya, taat beribadah dan

berakhlak terpuji.

4. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Islam sebagai ilmu, mempunyai ruang lingkup yang

sangat luas, karena di dalamnya banyak pihak yang terlibat, baik secara

langsung maupun tidak langsung. Adapun ruang lingkup pendidikan Islam

adalah sebagai berikut: (Uhbyati : 1998 : 65)

a. Perbuatan mendidik itu sendiri

Yang dimaksud dengan perbuatan mendidik adalah seluruh kegiatan,

tindakan atau perbuatan dari sikap yang dilakukan oleh pendidikan

sewaktu mengasuh anak didik. Atau dengan istilah yang lain yaitu

sikap atau tindakan menuntun, mebimbing, memberikan pertolongan

dari seseorang pendidik kepada anak didik menuju kepada tujuan

pendidikan Islam.

b. Anak didik

Yaitu pihak yang merupkan objek terpenting dalam pendidikan. Hal ini

disebabkan perbuatan atau tindakan mendidik itu diadakan untuk

membawa anak didik kepada tujuan pendidikan Islam yang kita cita-

citakan.

c. Dasar dan Tujuan Pendidikan Islam

Yaitu landasan yang menjadi fundamen serta sumber dari segala

kegiatan pendidikan Islam ini dilakukan. Yaitu ingin membentuk anak

Page 38: HUBUNGAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/102/1/Priyanto_11411007.pdf · hubungan profesionalisme guru pendidikan agama islam dengan

didik menjadi manusia dewasa yang bertakwa kepada Allah dan

kepribadian muslim.

d. Pendidik

Yaitu subjek yang melaksanakan pendidikan Islam. Pendidik ini

mempunyai peranan penting untuk berlangsungnya pendidikan. Baik

atau tidaknya pendidik berpengaruh besar terhadap hasil pendidikan

Islam.

e. Materi Pendidikan Islam

Yaitu bahan-bahan, pengalaman-pengalaman belajar ilm agama Islam

yang disusun sedemikian rupa untuk disajikan atau disampaikan

kepada anak didik.

f. Metode Pendidikan Islam

Yaitu cara yang paling tepat dilakukan oleh pendidikan untuk

menyampaikan bahan atau materi pendidikan Islam kepada anak didik.

Metode di sini mengemukakan bagaimana mngolah, menyusun dan

menyajikan materi tersebut dapat dengan mudah diterima dan dimiliki

oleh anak didik.

g. Evaluasi Pendidikan

Yaitu memuat cara-cara bagaimana mengadakan evaluasi atau

penilaian terhadap hasil belajar anak didik. Tujuan pendidika Islam

umumnya tidak dapat dicapai sekali \gus, melainkan melaui proses

atau pentahapan tertentu. Apabila tahap ini telah tercapai maka

Page 39: HUBUNGAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/102/1/Priyanto_11411007.pdf · hubungan profesionalisme guru pendidikan agama islam dengan

pelaksanaan pendidikan dapat dilanjutkan pada tahap berikutnya dan

berakhir dengan terbentuknya kepribadian muslim.

h. Alat-alat Pendidikan Islam

Yaitu alat-alat yang dapat digunakan selama melaksanakan pendidikan

Islam agar tujuan pendidikan Islam tersebut lebih berhasil.

i. Lingkungan

Yaitu keadaan-keadaan yang ikut berpengaruh dalam pelaksanaan serta

hasil pendidikan Islam.

Dari uaraian di atas dapat disimpulkan bahwa ruang lingkup

pendidikan Islam itu sangat luas, sebab meliputi segala aspek yang

menyangkut penyelenggaraan pendidikan Islam.

B. Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam

1. Definisi Prestasi Belajar

Menurut Tulus Tu’u (2004:75) prestasi belajar merupakan

penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata

pelajaran yang lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai

yang diberikan guru. Sedangkan menurut Arikunto (1999 : 276) prestasi

belajar adalah tingkatan-tingkatan sejauh mana siswa telah dapat mencapai

tujuan sesuai dengan yang ditetapkan.

Prestasi belajar juga didefinisikan oleh Slameto (2003:2) sebagai

suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu

Page 40: HUBUNGAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/102/1/Priyanto_11411007.pdf · hubungan profesionalisme guru pendidikan agama islam dengan

perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil

pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Dari beberapa pengertian prestasi belajar di atas maka secara

singkat prestasi belajar dapat didefinisikan sebagai hasil yang dicapai oleh

siswa selama berlangsungnya proses belajar mengajar dalam jangka waktu

tertentu, umumnya prestasi belajar dalam sekolah berbentuk pemberian

nilai (angka) dari guru kepada siswa sebagai indikasi sejauhmana siswa

telah menguasai materi pelajaran yang disampaikannya yang dinyatakan

dengan angka, huruf, atau kalimat dan terdapat dalam periode tertentu.

Berdasarkan penjelasan di atas maka untuk mengetahui prestasi

pendidikan agama Islam di Madrasah Ibtidaiyah Wonoyoso Kecamatan

Pringapus Kabupaten Semarang digunanakan Prestasi belajar PAI Siswa

Kelas IV, V, VI semester II Tahun Pelajaran 2012-2013 yang dinyatakan

dalam dinyatakan dengan angka, huruf atau kalimat yang dihimpun dalam

buku raport.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Hasil belajar merupakan hal yang kompleks dan terpadu, yang

keberhasilannya dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor yang berasal

dari peserta didik, faktor lingkungan, faktor instumen pembelajaran yang

meliputi strategi pembelajaran, kurikulum, materi, guru media, evaluasi

maupun faktor proses (Winkel, 1991) yang dikutip Khotimah (2004 : 15).

Tidak jauh berbeda Slameto (2003) yang dikutip Mudjijono dan Widiarti

Page 41: HUBUNGAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/102/1/Priyanto_11411007.pdf · hubungan profesionalisme guru pendidikan agama islam dengan

(2008:8) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi

belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu :

a. Faktor Intern

Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang

belajar . Faktor intern terdiri dari :

1) Faktor jasmaniah

a) Faktor Kesehatan

Kesehatan adalah keadaan atau hal sehat. Kesehatan

seseorang berpengaruh terhadap belajarnya. Proses belajar

seseorang akan terganggu jika kesehatan seseorang

terganggu. Agar seseorang dapat belajar dengan baik

haruslah mengusahakan kesehatan badannya tetap terjamin.

b) Cacat Tubuh

Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik

atau kurang sempurna mengenai tubuh atau badan. Keadaan

cacat tubuh juga mempengaruhi belajar. Siswa yang cacat

belajarnya juga akan terganggu. Jika hal ini terjadi hendaknya

belajar pada lembaga pendidikan khusus.

2) Faktor psikologis

Faktor psikologis yang mempengaruhi belajar terdiri dari

intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan

kesiapan.

Page 42: HUBUNGAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/102/1/Priyanto_11411007.pdf · hubungan profesionalisme guru pendidikan agama islam dengan

3) Faktor kelelahan

Kelelahan pada sesorang dibedakan menjadi dua macam yaitu

kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. Kelelahan jasmani

terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan cenderung untuk

membaringkan tubuh. Kelelahan rohani kebosanan, sehingga

minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang.

b. Faktor Ekstern

Faktor ekstern yang berpengaruh terhadap prestasi belajar, dapat

dikelompokkan menjadi tiga faktor yaitu :

1) Faktor Keluarga

Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa

cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana

rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga.

2) Faktor Sekolah

Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup metode

mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa

dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah,

standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas

rumah.

3) Faktor Masyarakat

Faktor masyarakat yang mempengaruhi belajar mencakup

kegiatan siswa dalam masyarakat, media masa, teman bergaul dan

bentuk

Page 43: HUBUNGAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/102/1/Priyanto_11411007.pdf · hubungan profesionalisme guru pendidikan agama islam dengan

kegiatan masyarakat.

Melihat dari beberapa faktor di atas, guru merupakan salah satu

faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa. Untuk itu sudah menjadi

tuntutan bagi setiap guru untuk secara kontinyu meningkatkan kemampuan

profesinya sehingga menjadi lebih professional dalam melakukan proses

belajar mengajar di dalam kelas sebagai usaha meningkatkan prestasi

belajar siswa yang didiknya.

C. Profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam

Guru merupakan salah satu faktor utama dalam menentukan keberhasilan

mutu pendidikan. Gurulah yang berada di garda terdepan dalam menciptakan

kualitas sumber daya manusia. Ditangan gurulah akan dihasilkan peserta didik

yang berkualitas baik secara akademis, skill (keahlian), kematangan emosional,

dan moral serta spiritual. Dengan demikian akan dihasilkan generasi masa depan

yang siap hidup dengan tantangan zamannya (Kunandar, 2009:42).

Dari penjelasan di atas jelas tersirat bahwa penting bagi guru untuk

mengedepankan sikap profesionalime dalam melakukan proses pembelajaran

kepada siswa-siswanya sehingga akan dihasilkan generasi masa depan yang siap

hidup dengan tantangan zamannya.

Menurut Supriyadi (2011 : 43), kata profesionalisme dapat dipahami

sebagai kualitas dan tindak tanduk khusus yang merupakan ciri orang yang

professional. Sedang menurut Anoraga dan Suyatni (2001 : 86),

profesionalisme merupakan suatu tingkah laku, suatu tujuan atau rangkaian

kualitas yang menandai atau melukiskan coraknya suatu “profesi”.

Page 44: HUBUNGAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/102/1/Priyanto_11411007.pdf · hubungan profesionalisme guru pendidikan agama islam dengan

Profesionalisme mengandung pula pengertian menjalankan suatu profesi

untuk keuntungan atau sebagai sumber penghidupan.

Disamping istilah profesionalisme, ada istilah lainnya yaitu profesi

atau profession (pekerjaan) yang berarti sangat mampu melakukan pekerjaan.

Sebagai kata benda, professional berarti orang yang melaksanakan sebuah

profesi dengan menggunakan profisiensi sebagai mata pencaharian

(Supriyadi, 2011 : 43). Profesional juga dapat diartikan sebagai pekerjaan atau

kegitan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan

kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran atau kecakapan yang

memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan

profesi (UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen).

Ditambahkan oleh Anoraga dan Suyatni (2001 : 86), kata profesi atau

profesion yang berasal dari perbendaharaan Anglo Saxon tidak hanya

terkandung pengertian “pekerjaan” saja. Profesi mengharuskan tidak hanya

pengetahuan dan keahlian khusus melalui persiapan dan latihan, tetapi dalam

arti “profession” terpaku juga suatu “panggilan”. Dengan begitu, maka arti

“profession” mengandung dua unsur, yaitu:

1. Unsur keahlian, berkaitan dengan kecakapan teknik.

2. Unsur panggilan, berkaitan dengan kematangan etik.

Berkaitan dengan kecakapan teknik dikemukakan oleh Machmudah dan

Rosyidi (2008:14) profesionalisme guru sebagai pengelola proses

pembelajaran dapat dinilai dari beberapa aspek, yaitu:

Page 45: HUBUNGAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/102/1/Priyanto_11411007.pdf · hubungan profesionalisme guru pendidikan agama islam dengan

1. Kemampuan guru dalam merencanakan sistem pembelajaran, antara lain

dapat dilihat dari beberapa hal, yaitu :

a. Kemampuan guru memilih prioritas materi yang akan diajarkan

b. Kemampuan guru memilih dan menggunakan metode

c. Kemampuan guru memilih dan menggunakan sumber belajar yang ada

2. Melaksanakan sistem pembelajaran, antara lain dapat dilihat dari

beberapa hal, yaitu :

a. Kemampuan guru memilih bentuk pembelajaran yang tepat

b. Kemampuan guru menyajikan urutan pembelajaran yang tepat

3. Mengevaluasi sistem pembelajaran, antara lain dapat dilihat dari

beberapa hal, yaitu :

a. Kemampuan guru melaksanakan kegiatan evaluasi sepanjang proses

b. Kemampuan guru mengadministrasikan hasil evaluasi

4. Mengembangkan sistem pembelajaran, antara lain dapat dilihat dari

beberapa hal, yaitu :

a. Kemampuan guru mengoptimalisasi potensi peserta didik

b. Kemampuan guru mengembangkan program pembelajaran lebih lanjut

Sedang kode etik yang perlu dipenuhi oleh seorang guru menurut

Majid dan Mudzakir (2006 : 97) antara lain, yaitu

1. Menerima segala problem peserta didik dengan hati dan sikap yang

terbuka serta tabah.

2. Bersikap penyantun dan penyayang (Q.S Ali Imran: 159).

Page 46: HUBUNGAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/102/1/Priyanto_11411007.pdf · hubungan profesionalisme guru pendidikan agama islam dengan

Kondisi di atas

Imran ayat 15

Artinya : “Disebabkan rahmat dari Allah

terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar,

tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu

ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan

bermusyawaratl

kamu telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah.

Sesungguhnya Allah menyukai orang

Nya”.

3. Menjaga kewibawaan dan kehormatannya dalam bertindak.

Kondisi di ata

Imran ayat 79 sebagai berikut :

Artinya :

Tidak wajar bagi seseorang manusia yang Allah berikan kepadanya Al

Kitab, Hikmah dan kenabian, lalu Dia berkata kepada manusia:

"Hendaklah kamu menjadi p

Allah." akan tetapi (dia berkata): "Hendaklah kamu menjadi orang

rabbani, karena kamu selalu mengajarkan Al kitab dan disebabkan kamu

tetap mempelajarinya.

Selain itu disebutkan dalam Al

ini :

Kondisi di atas sesuai dengan firman Allah dalam Al-Qur’an surah Ali

159 sebagai berikut :

isebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku lemah lembut

terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar,

tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu

ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan

bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila

kamu telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah.

Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada

Menjaga kewibawaan dan kehormatannya dalam bertindak.

Kondisi di atas sesuai dengan firman Allah dalam Al-Qur’an surah Ali

Imran ayat 79 sebagai berikut :

Tidak wajar bagi seseorang manusia yang Allah berikan kepadanya Al

Kitab, Hikmah dan kenabian, lalu Dia berkata kepada manusia:

"Hendaklah kamu menjadi penyembah-penyembahku bukan penyembah

Allah." akan tetapi (dia berkata): "Hendaklah kamu menjadi orang

rabbani, karena kamu selalu mengajarkan Al kitab dan disebabkan kamu

tetap mempelajarinya.

disebutkan dalam Al-Qur’an surah Al Ahzab ayat 21, di bawah

Qur’an surah Ali

lah kamu Berlaku lemah lembut

terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar,

tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu

ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan

emudian apabila

kamu telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah.

orang yang bertawakkal kepada-

Menjaga kewibawaan dan kehormatannya dalam bertindak.

Qur’an surah Ali

Tidak wajar bagi seseorang manusia yang Allah berikan kepadanya Al

Kitab, Hikmah dan kenabian, lalu Dia berkata kepada manusia:

penyembahku bukan penyembah

Allah." akan tetapi (dia berkata): "Hendaklah kamu menjadi orang-orang

rabbani, karena kamu selalu mengajarkan Al kitab dan disebabkan kamu

ayat 21, di bawah

Page 47: HUBUNGAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/102/1/Priyanto_11411007.pdf · hubungan profesionalisme guru pendidikan agama islam dengan

Artinya :

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rosululloh itu suri tauladan yang baik

bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan

(kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah

Begitu juga dalam

Artinya :

“Apa yang didatangkan oleh Rasul kepadamu ambillah olehmu dan apa

yang dilarangnya kepada kamu jauhilah

Dari ketiga ayat di atas jelas bahwa sebagai pendidik guru wajib untuk

menjaga kewibawaan dan k

bagaimanapun seorag guru adalah teladan atau cermin bagi siswa

siswanya.

4. Menghilangkan aktivitas yang tidak berguna dan sia

5. Bersifat lemah lembut dalam menghadapi peserta didik yang tingkat IQnya

rendah, serta membi

6. Meninggalkan sifat marah dalam menghadapi problem peserta didiknya.

7. Berusaha memperhatikan pertanyaan

pertanyaannya itu tidak bermutu dan tidak sesuai dengan masalah yang

diajarkannya.

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rosululloh itu suri tauladan yang baik

bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan

(kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.

Begitu juga dalam al-Hasyr ayat 7

pa yang didatangkan oleh Rasul kepadamu ambillah olehmu dan apa

yang dilarangnya kepada kamu jauhilah”.

Dari ketiga ayat di atas jelas bahwa sebagai pendidik guru wajib untuk

enjaga kewibawaan dan kehormatannya dalam bertindak.

bagaimanapun seorag guru adalah teladan atau cermin bagi siswa

Menghilangkan aktivitas yang tidak berguna dan sia-sia.

Bersifat lemah lembut dalam menghadapi peserta didik yang tingkat IQnya

rendah, serta membinanya sampai pada taraf maksimal.

Meninggalkan sifat marah dalam menghadapi problem peserta didiknya.

Berusaha memperhatikan pertanyaan-pertanyaan peserta didik, walaupun

pertanyaannya itu tidak bermutu dan tidak sesuai dengan masalah yang

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rosululloh itu suri tauladan yang baik

bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan

pa yang didatangkan oleh Rasul kepadamu ambillah olehmu dan apa

Dari ketiga ayat di atas jelas bahwa sebagai pendidik guru wajib untuk

ehormatannya dalam bertindak. Sebab

bagaimanapun seorag guru adalah teladan atau cermin bagi siswa-

Bersifat lemah lembut dalam menghadapi peserta didik yang tingkat IQnya

Meninggalkan sifat marah dalam menghadapi problem peserta didiknya.

pertanyaan peserta didik, walaupun

pertanyaannya itu tidak bermutu dan tidak sesuai dengan masalah yang

Page 48: HUBUNGAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/102/1/Priyanto_11411007.pdf · hubungan profesionalisme guru pendidikan agama islam dengan

8. Menjadikan kebenaran sebagai acuan dalam proses pendidikan, walaupun

kebenaran itu datangnya dari peserta didik.

9. Menanamkan sifat ikhlas pada peserta didik, serta terus menerus mencari

informasi guna disampaikan pada peserta didik yang akhirnya mencapai

tingkat taqarrub illallahi

Kondisi di atas

Bayyinah ayat

Artinya :

"Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan

memurnikan keta'atan kepada

lurus (Lurus berarti jauh dari syirik (mempersekutukan Allah) dan jauh

dari kesesatan), dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan

zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus."

Dari penjelasan di atas dapat dikatakan

profesional harus memadukan dalam

diperlukan untuk menjalankan pekerjaannya, dan juga kematangan etik.

Penguasaan teknik saja tidak membuat seseorang menjadi profesional.

Kedua-duanya harus menyatu

D. Hubungan Profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam dengan

Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam

Dijelaskan oleh

(2008:8) bahwa

prestasi belajar siswa. Lebih tegas dikatakan Kunandar (2009:42) bahwa guru

Menjadikan kebenaran sebagai acuan dalam proses pendidikan, walaupun

kebenaran itu datangnya dari peserta didik.

Menanamkan sifat ikhlas pada peserta didik, serta terus menerus mencari

informasi guna disampaikan pada peserta didik yang akhirnya mencapai

taqarrub illallahi.

Kondisi di atas sesuai dengan firman Allah dalam Al-Qur’an surah

ayat 5 sebagai berikut :

"Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan

memurnikan keta'atan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang

lurus (Lurus berarti jauh dari syirik (mempersekutukan Allah) dan jauh

dari kesesatan), dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan

zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus."

Dari penjelasan di atas dapat dikatakan bahwa

profesional harus memadukan dalam diri pribadinya kecakapan teknik

diperlukan untuk menjalankan pekerjaannya, dan juga kematangan etik.

Penguasaan teknik saja tidak membuat seseorang menjadi profesional.

duanya harus menyatu dalam diri pribadinya sebagai seorang guru.

Hubungan Profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam dengan

Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam

Dijelaskan oleh Slameto (2003) yang dikutip Mudjijono dan Widiarti

(2008:8) bahwa guru merupakan salah satu faktor yang

prestasi belajar siswa. Lebih tegas dikatakan Kunandar (2009:42) bahwa guru

Menjadikan kebenaran sebagai acuan dalam proses pendidikan, walaupun

Menanamkan sifat ikhlas pada peserta didik, serta terus menerus mencari

informasi guna disampaikan pada peserta didik yang akhirnya mencapai

Qur’an surah Al-

"Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan

(menjalankan) agama yang

lurus (Lurus berarti jauh dari syirik (mempersekutukan Allah) dan jauh

dari kesesatan), dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan

bahwa seorang guru

pribadinya kecakapan teknik yang

diperlukan untuk menjalankan pekerjaannya, dan juga kematangan etik.

Penguasaan teknik saja tidak membuat seseorang menjadi profesional.

dalam diri pribadinya sebagai seorang guru.

Hubungan Profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam dengan

Slameto (2003) yang dikutip Mudjijono dan Widiarti

yang mempengaruhi

prestasi belajar siswa. Lebih tegas dikatakan Kunandar (2009:42) bahwa guru

Page 49: HUBUNGAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/102/1/Priyanto_11411007.pdf · hubungan profesionalisme guru pendidikan agama islam dengan

merupakan salah satu faktor utama dalam menentukan keberhasilan mutu

pendidikan. Gurulah yang berada di garda terdepan dalam menciptakan

kualitas sumber daya manusia. Ditangan gurulah akan dihasilkan peserta

didik yang berkualitas baik secara akademis, skill (keahlian), kematangan

emosional, dan moral serta spiritual. Dengan demikian akan dihasilkan

generasi masa depan yang siap hidup dengan tantangan zamannya.

Sebagai faktor utama yang menentukan prestasi siswa maka sudah

menjadi hal yang wajar jika guru perlu mengembangkan profesionalisme

dalam mendidik siswa-siswanya. Profesionalisme guru begitu penting sebagai

upaya peningkatan prestasi belajar siswa sebab seorang guru yang

professional tentu ia menguasai dengan baik materi yang diajarkannya,

mengetahui cara mengajar yang benar, memiliki pribadi yang baik sehingga

dapat dijadikan contoh bagi siswa-siswanya dan lain sebagainya. Seperti yang

dijelaskan oleh Machmudah dan Rosyidi (2008:5) bahwa guru professional

memiliki kemampuan: (1) Merumuskan sistem pembelajaran, (2)

Melaksanakan sistem pembelajaran, (3) Mengevaluasi sistem pembelajaran,

(4) Mengembangkan sistem pembelajaran. Selain itu dijelaskan pula oleh

Majid dan Mudzakir (2006 : 97) seorang guru professional tentu memiliki

kemampuan penguasaan kode etik seperti : 1) Menerima segala problem

peserta didik dengan hati dan sikap yang terbuka serta tabah, 2) Bersikap

penyantun dan penyayang, 3) Menjaga kewibawaan dan kehormatannya

dalam bertindak, 4) Menghilangkan aktivitas yang tidak berguna dan sia-sia,

5) Bersifat lemah lembut dalam menghadapi peserta didik yang tingkat IQnya

rendah, serta membinanya sampai pada taraf maksimal, 6) Meninggalkan sifat

Page 50: HUBUNGAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/102/1/Priyanto_11411007.pdf · hubungan profesionalisme guru pendidikan agama islam dengan

marah dalam menghadapi problem peserta didiknya, 7) Berusaha

memperhatikan pertanyaan-pertanyaan peserta didik, walaupun

pertanyaannya itu tidak bermutu dan tidak sesuai dengan masalah yang

diajarkannya, 8) Menjadikan kebenaran sebagai acuan dalam proses

pendidikan, walaupun kebenaran itu datangnya dari peserta didik, 9)

Menanamkan sifat ikhlas pada peserta didik, serta terus menerus mencari

informasi guna disampaikan pada peserta didik yang akhirnya mencapai

tingkat taqarrub illallahi.

Dari penjelasan tersebut jelas bahwa profesionalisme guru memiliki

hubungan yang erat terhadap prestasi belajar siswa, lebih-lebih bagi prestasi

belajar PAI sebab tujuan yang hendak dicapai dalam proses pembelajaran

PAI sendiri yang paling utama ialah beribadah dan taqarrub kepada Allah,

dan kesempurnaan insani yang tujuannya kebahagiaan dunia akhirat

sebagaimana diungkapkan oleh Ramayulis (2004 : 71) sehingga

profesionalisme guru menjadi hal yang wajib dikuasai dalam pribadi oleh

setiap Guru PAI.

Page 51: HUBUNGAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/102/1/Priyanto_11411007.pdf · hubungan profesionalisme guru pendidikan agama islam dengan

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum Obyek Penelitian

Madrasah Ibtidaiyah Wonoyoso beralamat di Wonoyoso Kecamatan

Pringapus Kabupaten Semarang Propinsi Jawa Tengah. Madrasah Ibtidaiyah

Wonoyoso ini berdiri pada hari Selasa Legi tanggal 3 Maret 1972 tepatnya di

atas lahan seluas 672 m2 dengan status tanah Jariyah Bapak Khaeroni sekalian

bersama putra-putrinya dengan bangunan terbuat dari kayu.

Pendirian Madrasah Ibtidaiyah Wonoyoso masih berstatus terdaftar

sejak tahun 1972 s/d 1994, sehingga pada saat itu apabila menyelanggarakan

ujian pihak MI harus bergabung dengan sekolah/ MI lainnya. Baru kemudian

tanggal 29 Desember 1995 berstatus diakui, dan sejak saat itu MI Wonoyoso

sudah dapat menyelenggarakan ujian sendiri di bawah Yayasan LP Ma’arif.

Madrasah Ibtidaiyah Wonoyoso didirikan dengan visi “Membentuk

insane berakhlakul karimah serta berwawasan ilmu pengetahuan dan

teknologi”. Kemudian misinya adalah (1) memberikan nilai-nilai keislaman

pada generasi penerus untuk melanjutkan syiar Islam dan meneruskannya

dalam kehidupan masyarakat, (2) menyiapkan lulusan yang mempunyai

kompetensi ilmu pengetahuan dan teknologi agar mampu diterapkan

berdasarkan nilai-nilai keislaman dalam kehidupan social dan

mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Dari visi dan misi tersebut

maka tujuan yang hendak dicapai adalah “Meletakkan dasar kecerdasan,

Page 52: HUBUNGAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/102/1/Priyanto_11411007.pdf · hubungan profesionalisme guru pendidikan agama islam dengan

pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta ketrampilan untuk hidup

mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut”.

Dalam perkembangannya MI Wonoyoso secara kontinyu mendapatkan

bantuan dari pemerintah Kab. Semarang melalui dinas pendidikan berupa

rehap gedung, yaitu:

1. Pada tahun 2000 mendapat bantuan Rp. 96.000.000,00 yang

pengerjaannya dilakukan oleh Dinas Kabupaten Semarang.

2. Pada tahun 2007 mendapat bantuan Rp. 70.000.000,00 untuk keperluan

rehap 2 lokal.

3. Pada tahun 2009 mendapat bantuan Rp. 91.500.000,00 untuk keperluan

pembukaan 2 lokal.

4. Pada tahun 2012 mendapat bantuan Rp. 40.000.000,00 untuk

penyempurnaan ruang kelas 2 lokal.

Namun demikian sampai saat ini kondisi di MI Wonoyoso masih

terbilang jauh dari harapan sebagai sekolah yang layak sebab sekolah belum

memiliki berbagai fasilitas pendukung pendidikan seperti: Laborat,

Perpustakaan, UKS, Musholla, Gedung Pertemuan, Gudang, maupun lapangan

olah raga.

Kemudian saat ini MI Ma’arif dipimpin oleh Ibu Siti Maslahah, S.Pd I

dengan dibantu oleh 7 orang guru dengan status pegawai negeri dan honorer,

berikut datanya:

Page 53: HUBUNGAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/102/1/Priyanto_11411007.pdf · hubungan profesionalisme guru pendidikan agama islam dengan

Tabel 3.1

Kepala Sekolah dan Guru MI Wonoyoso

No. Nama Jenis Kelamin Jabatan & Status

1 Siti Maslahah, S.Pd I Perempuan Kepala Sekolah

2 Priyanto Laki-laki Guru Kelas

3 Samsul Khoeri, S.Pd I Laki-laki Guru Kelas (Honorer)

4 Retno Wulaningtyas Perempuan Guru Kelas (Honorer)

5 Khusnah Perempuan Guru Kelas (Honorer)

6 Fatmawati Perempuan Guru Kelas (Honorer)

7 Dwi Nur Zuminasih Perempuan Guru Kelas (Honorer)

8 Mustofa Laki-laki Guru Penjas (Honorer)

Sumber : Data Sekunder Yang Diolah, 2013

Adapun struktur organisasi MI Wonoyoso adalah sebagai berikut :

Sumber : Data Sekunder Yang Diolah, 2013

Gambar 3.1.

Struktur Organisasi MI Wonoyoso

KEPALA SEKOLAH

SISWA KELAS

I, II, III, IV, V, VI

GURU

KELAS

GURU

KELAS

GURU

KELAS

GURU

KELAS

GURU

KELAS

GURU

PENJAS

GURU

KELAS

Page 54: HUBUNGAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/102/1/Priyanto_11411007.pdf · hubungan profesionalisme guru pendidikan agama islam dengan

B. Data Khusus Penelitian

1. Karakteristik Responden Penelitian

a. Umur Responden

Tabel 3.2

Distribusi Responden Berdasarkan Umur

No. Umur

(th)

frekuensi Persentase

(%)

1 10 16 35,60

2 11 14 31,10

3 12 15 33,30

Total 45 100,00

Sumber : Data Primer Yang Diolah, 2013

Data pada Tabel 3.2 menunjukkan bahwa mayoritas responden,

yaitu 16 orang atau 35,60% berusia 10 tahun. Sedang minoritas

responden, yaitu 15 orang atau 31,10% berusia 11. Sedang lainnya 15

orang responden atau 33,30% berusia 12 tahun.

b. Jenis Kelamin Responden

Tabel 3.3

Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No. Jenis kelamin frekuensi Persentase

(%)

1 Laki-laki 26 57,80

2 Perempuan 19 42,20

Total 45 100,00

Sumber : Data Primer Yang Diolah, 2013

Page 55: HUBUNGAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/102/1/Priyanto_11411007.pdf · hubungan profesionalisme guru pendidikan agama islam dengan

Tabel 3.3 menunjukkan bahwa mayoritas responden berjenis

kelamin laki-laki (26 orang atau 57,80%). Sedang minoritas responden

berjenis kelamin perempuan (19 orang atau 42,20%).

2. Analisis Pengukuran Variabel Penelitian

a. Profesionalisme Guru

Untuk mempermudah pembahasan mengenai penilaian

pernyataan-pernyataan kuesioner profesionalisme guru dalam

penelitian ini digunakan skala likert, dimana masing-masing

pernyataan diberikan 5 pilihan jawaban dengan ketentuan sebagai

berikut: sangat tidak setuju (STS), tidak setuju (TS), netral (N), setuju

(S), dan sangat setuju (SS).

Untuk mengetahui kkriteria tanggapan responden terhadap

variabel profesionalisme guru, maka dapat dilihat berdasarkan pada

range nilai distribusi frekuensi. Range nilai distribusi frekuensi

tersebut diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

(Mulyono, 2005)

KelasBanyaknya

JarakInterval =

Keterangan :

Jarak : Nilai terbesar – Nilai terkecil

Banyaknya Kelas : Banyaknya kelas yang digunakan dalam

penelitian ini adalah tiga

Berdasarkan rumus tersebut dapat dijelaskan bahwa nilai skor

tertinggi adalah 90 (18 x 5), sedang skor terendah adalah 18 (18 x 1)

Page 56: HUBUNGAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/102/1/Priyanto_11411007.pdf · hubungan profesionalisme guru pendidikan agama islam dengan

dengan demikian jarak atau intervalnya jika dibagi menjadi 4 kelas

adalah 18, berikut perhitungannya :

Interval = 4

1890 − = 10 8 sehingga range distribusinya adalah sebagai

berikut :

18-36 = Berarti profesionalisme guru kurang

37-54 = Berarti profesionalisme guru cukup

55-72 = Berarti profesionalisme guru baik

73-90 = Berarti profesionalisme guru sangat baik

Dengan melandaskan pada ketentuan tersebut di atas maka

penilaian profesionalisme guru MI Wonoyoso sesuai dengan hasil

pengisian kuesioner adalah sebagai berikut :

Tabel 3.4

Penilaian Profesionalisme Guru

Skor Nilai frekuensi Persentase

(%)

Keterangan

18-36 0 0,00 Kurang

37-54 14 31,10 Sedang

55-72 28 62,20 Baik

73-90 3 6,70 Sangat Baik

Total 45 100.00

Sumber : Data Primer Diolah, 2013

Berdasarkan data pada tabel 3.4 tersebut di atas dapat dijelaskan

bahwa 28 atau 62,20% orang responden menilai jika guru memiliki

profesionalisme yang baik, sedang minoritas responden (3 orang atau

6,70%) menilai jika prosionalisme guru adalah sangat baik. Dan

lainnya 14 orang atau 31,10% menilai jika profesionalisme guru

Page 57: HUBUNGAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/102/1/Priyanto_11411007.pdf · hubungan profesionalisme guru pendidikan agama islam dengan

adalah sedang, dan tidak ada seorang respondenpun (0,00%) yang

menilai jika profesionalisme guru kurang.

b. Prestasi Belajar PAI Siswa

Prestasi belajar PAI Siswa dinilai berdasarkan angka yang

dihimpun dalam buku raport dengan ketentuan nilai sebagai berikut :

Nilai 8,0-9,0 lebih : Amat baik

Nilai 7,0-7,9 : Baik

Nilai 6,0-6,9 : Cukup

Nilai 0,0-6,0 : Kurang

Berdasarkan data nilai raport semester II tahun pelajaran 2012-2013

diperoleh distribusi data PAI sebagai berikut:

Tabel 3.5

Distribusi Nilai PAI Siswa Semester II

Tahun Pelajaran 2012-2013

Skor Nilai frekuensi Persentase

(%)

Keterangan

0,0-6,0 18 40,0 Kurang

6,0-6,9 9 20,0 Cukup

7,0-7,9 17 37,8 Baik

8,0-9,0 lebih 1 2,2 Amat Baik

Total 45 100.00

Sumber : Data Primer Diolah, 2013

Berdasarkan data pada tabel 3.5 tersebut di atas dapat dijelaskan bahwa 18 orang

atau 40,00% orang responden memiliki nilai PAI dengan criteria kurang, dan

hanya 1 saja responden (2,20%) yang dinilai memiliki nilai PAI dengan criteria

amat baik. Kemudian lainnya 9 orang atau 20,00% dinilai memiliki nilai PAI

cukup, dan 17 orang lainnya lagi (37,80%) dinilai memiliki nilai PAI baik.

Page 58: HUBUNGAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/102/1/Priyanto_11411007.pdf · hubungan profesionalisme guru pendidikan agama islam dengan

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Dalam bab IV ini akan dipemaparkan hasil analisis data penelitian dan

sekaligus dilakukan penafsiran atau pembahasan pada angka-angka hasil analisis

tersebut.

Dalam penelitian ini untuk menjawab hipotesis penelitian dilakukan

dengan korelasi Spearman Rank, tetapi untuk mengetahui apakah kuesioner yang

digunakan oleh peneliti memenuhi persyaratan valid dan reliabel maka sebelum

melakukan analisis korelasi Spearman Rank pada hasil penelitian terlebih dahulu

dilakukan uji validitas dan reliabilitas pada data hasil pengisian kuesioner

penelitian tersebut.

Untuk melakukan uji validitas dilakukan dengan menggunakan alat analisis

pearson product moment, sedang untuk uji reliabilitas digunakan analisis scale-

reliability dengan bantuan program SPSS.

A. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

1. Hasil Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya

suatu kuesioner (Ghozali, 2004 : 45). Dari hasil penelitian ini diperoleh

hasil uji validitas sebagai berikut :

Page 59: HUBUNGAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/102/1/Priyanto_11411007.pdf · hubungan profesionalisme guru pendidikan agama islam dengan

Tabel 4.1

Hasil Uji Validitas Kuesioner Profesionalisme Guru

Pernyataan r-hitung r-tabel Keterangan

1 0,459 0,294 Valid

2 0,469 0,294 Valid

3 0,320 0,294 Valid

4 0,750 0,294 Valid

5 0,333 0,294 Valid

6 0,743 0,294 Valid

7 0,804 0,294 Valid

8 0,795 0,294 Valid

9 0,762 0,294 Valid

10 0,341 0,294 Valid

11 0,787 0,294 Valid

12 0,814 0,294 Valid

13 0,829 0,294 Valid

14 0,326 0,294 Valid

15 0,809 0,294 Valid

16 0,849 0,294 Valid

17 0,839 0,294 Valid

18 0,807 0,294 Valid

Sumber : Data Primer Yang diolah, 2013

Dari tabel hasil analisis validitas di atas dapat dilihat bahwa nilai r-hitung

masing-masing butir pertanyaan berada pada kisaran range 0,320 s/d 0,849

> r-tabel (0,294. Oleh karena itu kuesioner penelitian dapat dikatakan

valid.

2. Hasil Uji Reliabilitas

Reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu

kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu

kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang

(responden) terhadap pernyataan dalam kuesioner adalah konsisten atau

stabil (Ghozali, 2004 : 42). Dari hasil uji reliabilitas kuesioner

profesionalisme guru diperoleh nilai cronbach alpha sebagai berikut :

Page 60: HUBUNGAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/102/1/Priyanto_11411007.pdf · hubungan profesionalisme guru pendidikan agama islam dengan

Tabel 4.2

Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Profesionalisme Guru

Reliability ****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ******

R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)

Reliability Coefficients

N of Cases = 45.0 N of Items = 18

Alpha = .9217

Dari table di atas dapat dilihat bahwa nilai cronbach alpha variable

profesionalisme guru adalah sebesar 0,9217 sehingga > 0,6, untuk itu

kuesioner dikatakan reliabel.

Karena hasil uji validitas dan reliabilitas kuesioner penelitian

menunjukkan penilaian yang valid dan reliabel maka data hasil penelitian

layak digunakan untuk analisis lebih lanjut.

B. Analisis Tiap-Tiap Variabel Penelitian

1. Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam

Dari hasil observasi diperoleh data mengenai prestasi belajar

pendidikan agama Islam siswa diperoleh data yang menunjukkan jika

mayoritas responden yaitu 18 orang atau 40,00% responden memiliki nilai

PAI dengan kriteria kurang, dan hanya 1 saja responden (2,20%) yang

dinilai memiliki nilai PAI dengan criteria amat baik. Kemudian lainnya 9

orang atau 20,00% dinilai memiliki nilai PAI cukup, dan 17 orang lainnya

lagi (37,80%) dinilai memiliki nilai PAI baik.

Page 61: HUBUNGAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/102/1/Priyanto_11411007.pdf · hubungan profesionalisme guru pendidikan agama islam dengan

Banyaknya siswa yang memiliki prestasi nilai untuk mata pelajaran

Agama Islam dengan kriteria kurang menunjukkan jika sebagian besar

siswa dapat dikatakan kurang berhasil untuk menguasai pengetahuan

tentang Agama Islam yang disampaikan oleh guru PAI selama ini.

Dengan demikian guru perlu secara sistematis perlu melakukan koreksi

terhadap metode pembelajaran PAI yang selama ini dilakukannya. Hal

tersebut dapat ditempuh dengan meningkatkan variasi dalam cara

mengajar, meningkatkan keterampilan dalam berkomunikasi dengan

siswa, membagi perhatian kepada siswa secara merata dan konsisten,

memperbaiki gaya mengajar sehingga mampu menimbulkan motivasi,

keantusiasan, menimbulkan rasa ingin tahu, lebih fokus untuk

menggunakan buku-buku panduan PAI yang diterbitkan pemerintah, dan

meninjau kembali pokok bahasan yang telah diajarkan setiap mengakhiri

mata pelajaran dengan cara merangkum atau membuat ringkasan,

mengadakan evaluasi dengan menerapkan ide baru, mengekspresikan

pendapat sendiri dan atau membuat soal tertulis, serta memberikan tindak

lanjut yang berupa pekerjaan rumah.

2. Penilaian Profesionalisme Guru

Dari hasil pengisian kuesioner penelitian diperoleh data yang

menunjukkan jika mayoritas responden, yaitu 28 atau 62,20% orang

responden menilai jika guru memiliki profesionalisme yang baik, sedang

minoritas responden (3 orang atau 6,70%) menilai jika prosionalisme guru

adalah sangat baik. Dan lainnya 14 orang atau 31,10% menilai jika

Page 62: HUBUNGAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/102/1/Priyanto_11411007.pdf · hubungan profesionalisme guru pendidikan agama islam dengan

profesionalisme guru adalah sedang, dan tidak ada seorang respondenpun

(0,00%) yang menilai jika profesionalisme guru rendah.

Adanya sebagian responden, yaitu siswa MI Wonoyoso yang

menilai profesionalisme guru dengan kriteria sedang menunjukkan

terdapat beberapa hal yang dinilai masih kurang pada guru. Adapun hal

tersebut berkenaan dengan kemampuan guru memprioritas materi-materi

pelajaran (item no. 1), kemampuan guru membangun suasana ceria di

dalam kelas (item no. 2), guru mewajibkan siswa membeli LKS (item no.

3), kemauan guru memberikan PR (item no. 5), kesanggupan guru

menerima keluhan siswa dengan hati dan sikap terbuka (item no. 6), dan

kesanggupan guru tetap sabar untuk mengulang materi yang disampaikan

(item no. 14).

Adanya temuan tersebut jelas bahwa masih diperlukan usaha guru

untuk meningkatkan profesionalisme-nya saat melakukan proses

pembelajaran kepada siswa-siswanya. Terkait dengan temuan tersebut hal

yang dapat dilakukan pihak kepala sekolah dan guru secara pribadi adalah

adalah : 1) Bagi kepala sekolah yang perlu dilakukan adalah: a)

Melakukan evaluasi kinerja guru setiap periode tertentu sehingga secara

dini mengetahui apa kekurangan guru, b) Melakukan supervise klinis

dengan mengamati secara seksama saat guru melakukan proses

pembelajaran di dalam kelas, dan kemudian mendiskusikan kekurangan-

kekurangan guru saat mengajar, c) Mentraining guru-guru yang dianggap

kurang mampu mengajar di sekolah-sekolah lain yang dianggap telah

Page 63: HUBUNGAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/102/1/Priyanto_11411007.pdf · hubungan profesionalisme guru pendidikan agama islam dengan

maju, 2) Bagi guru hal yang paling utama yang perlu diperbaiki adalah

lebih menanamkan kesadaran dalam diri bahwa tugas dan tanggung jawab

sebagai pendidikan adalah berat sehingga perlu keseriusan dan kehati-

hatian dalam melakukan proses pembelajaran kepada siswa.

3. Hubungan Profesionalisme Guru dengan Prestasi Belajar PAI Siswa

Tabel 4.2

Tabulasi Silang Profesionalisme Guru dengan Prestasi

Pendidikan Agama Islam Siswa

PAI Total

Kurang Cukup Baik Amat

Baik

Profesionalisme

Guru

Sedang Count 11 2 1 0 14

% of Total 24,4% 4,4% 2,2% ,0% 31,1%

Baik Count 7 5 15 1 28

% of Total 15,6% 11,1% 33,3% 2,2% 62,2%

Sangat Count 0 2 1 0 3

Baik % of Total ,0% 4,4% 2,2% ,0% 6,7%

Total Count 18 9 17 1 45

% of Total 40,0% 20,0% 37,8% 2,2% 100,0%

Sumber : Data Primer Yang diolah, 2013

Dari tabel 4.2 di atas nampak bahwa mayoritas responden (28 orang atau

62,20%) menilai jika profesionalisme guru adalah baik, diantara responden

tersebut mayoritas (15 orang atau 33,30%) memiliki prestasi belajar PAI

baik, namun demikian ada sebagian responden yang memiliki prestasi

belajar PAI kurang, yaitu 7 orang atau 15,60%, cukup 5 orang atau

11,10%, dan amat baik 1 orang atau 2,20%. Kemudian dari tabel di atas

juga nampak jika terdapat minoritas responden (3 orang atau 6,7%)

menilai jika profesionalisme guru adalah sangat baik, diantara mereka

sebagian besar memiliki nilai prestasi belajar PAI dengan kriteria cukup,

Page 64: HUBUNGAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/102/1/Priyanto_11411007.pdf · hubungan profesionalisme guru pendidikan agama islam dengan

dan 1 orang lainnya (2,20%) memiliki nilai PAI smat baik. Dari tabel di

atas juga menjelaskan bahwa responden yang memiliki profesionalisme

guru sedang adalah sebanyak 14 orang atau 31,10%, dimana mayoritas

responden juga memiliki nilai prestasi belajar PAI kurang (11 orang atau

24,40%), lainnya, yaitu : 2 orang atau 4,40% memiliki nilai prestasi

belajar PAI cukup, dan 1 orang atau 2,20% memiliki nilai prestasi belajar

PAI baik.

C. Pengujian Hipotesis

Dalam pengujian hipotesis penelitian, digunakan uji korelasi spearman

rank karena sifat data kedua variable tergolong interval. Dengan alat analisis

ini akan terjawab apakah hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima

atau ditolak. Adapun hasilnya adalah sebagai berikut :

Tabel 4.3.

Hasil Analisis Korelasi Spearman Rank

Prestasi

PAI

Profesionalisme

Guru

Spearman's rho Prestasi Belajar PAI Correlation

Coefficient 1,000 ,503(**)

Sig. (2-tailed) . ,000

N 45 45

Profesionalisme Guru Correlation

Coefficient ,503(**) 1,000

Sig. (2-tailed) ,000 .

N 45 45

** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Sumber : Data Primer Yang Diolah, 2013

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa besarnya nilai r-hitung hasil

analisis korelasi Spearman Rank adalah positif 0,503, dengan p-value (0,000)

Page 65: HUBUNGAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/102/1/Priyanto_11411007.pdf · hubungan profesionalisme guru pendidikan agama islam dengan

< 0,05, sehingga Ha diterima dan Ho ditolak, yang berarti “Terdapat hubungan

profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam dengan prestasi belajar

Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas IV, V, VI semester II Tahun Pelajaran

2013-2014 di Madrasah Ibtidaiyah Wonoyoso Kecamatan Pringapus

Kabupaten Semarang”.

D. Pembahasan

Hasil penelitian menunjukkan jika mayoritas responden (28 orang

atau 62,20%) menilai jika profesionalisme guru adalah baik, diantara

responden tersebut mayoritas (15 orang atau 33,30%) memiliki prestasi

belajar PAI baik, namun demikian ada sebagian responden yang memiliki

prestasi belajar PAI kurang, yaitu 7 orang atau 15,60%, cukup 5 orang atau

11,10%, dan amat baik 1 orang atau 2,20%. Kemudian dari tabel di atas juga

nampak jika terdapat minoritas responden (3 orang atau 6,7%) menilai jika

profesionalisme guru adalah sangat baik, diantara mereka sebagian besar

memiliki nilai prestasi belajar PAI dengan kriteria cukup, dan 1 orang lainnya

(2,20%) memiliki nilai PAI smat baik. Dari tabel di atas juga menjelaskan

bahwa responden yang memiliki profesionalisme guru sedang adalah

sebanyak 14 orang atau 31,10%, dimana mayoritas responden juga memiliki

nilai prestasi belajar PAI kurang (11 orang atau 24,40%), lainnya, yaitu : 2

orang atau 4,40% memiliki nilai prestasi belajar PAI cukup, dan 1 orang atau

2,20% memiliki nilai prestasi belajar PAI baik. Temuan-temuan fakta tersebut

secara deskriptif memberikan gambaran bahwa profesionalisme guru

Page 66: HUBUNGAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/102/1/Priyanto_11411007.pdf · hubungan profesionalisme guru pendidikan agama islam dengan

berhubungan dengan prestasi belajar PAI siswa. Sebab responden yang

menilai profesionalisme guru baik sebagian besar didominasi oleh responden

yang memiliki prestasi belajar PAI baik, begitu pula responden yang menilai

profesionalisme guru cukup juga didominasi oleh responden yang memiliki

prestasi belajar PAI kurang.

Analisis deskriptif tersebut di atas juga didukung oleh hasil analisis

spearman-rank hubungan profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam

dengan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas IV, V, VI

semester II Tahun Pelajaran 2013-2014 di Madrasah Ibtidaiyah Wonoyoso

Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang yang menunjukkan nilai p-value

(0,000) < 0,05, yang artinya secara statistik terbukti bahwa terdapat hubungan

profesionalisme Guru dengan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam

Siswa. Sehingga dapat dikatakan semakin baik profesionalisme guru PAI

maka akan semakin baik juga prestasi belajar PAI siswa, begitu pula

sebaliknya jika profesionalisme guru PAI rendah maka prestasi belajar PAI

siswa juga akan mengalami penurunan.

Dengan demikian temuan tersebut di atas mendukung pendapat

beberapa ahli, yaitu Slameto (2003) yang dikutip Mudjijono dan Widiarti

(2008:8) yang menyatakan bahwa guru merupakan salah satu factor yang

mempengaruhi prestasi belajar siswa. Begitu juga pendapat Mulyasa yang

dikutip oleh Kunandar (2009:42), bahwa guru merupakan salah satu faktor utama

dalam menentukan keberhasilan mutu pendidikan. Gurulah yang berada di garda

terdepan dalam menciptakan kualitas sumber daya manusia. Ditangan gurulah

Page 67: HUBUNGAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/102/1/Priyanto_11411007.pdf · hubungan profesionalisme guru pendidikan agama islam dengan

akan dihasilkan peserta didik yang berkualitas baik secara akademis, skill

(keahlian), kematangan emosional, dan moral serta spiritual. Dengan demikian

akan dihasilkan generasi masa depan yang siap hidup dengan tantangan

zamannya.

Page 68: HUBUNGAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/102/1/Priyanto_11411007.pdf · hubungan profesionalisme guru pendidikan agama islam dengan

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan maka hasil penelitian ini

dapat disimpulkan sebabai berikut:

1. Profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam dinilai baik oleh mayoritas

responden (28 orang atau 62,20%), dinilai sedang oleh 14 orang responden

(31,10%), dan dinilai sangat baik oleh minoritas responden (3 orang atau

6,70%).

2. Prestasi belajar Pendidikan Agama Islam Siswa sebagian besar dinilai

kurang (18 orang atau 40%), 17 orang (37,80%) dinilai baik, 9 orang

(20%) dinilai cukup, dan 1 responden saja yang dinilai amat baik.

3. Terdapat hubungan profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam

dengan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas IV, V, VI

semester II Tahun Pelajaran 2013-2014 di Madrasah Ibtidaiyah Wonoyoso

Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang, ditunjukkan nilai p-value

(0,000) < 0,05.

B. Saran

Sesuai dengan analisis, pembahasan dan simpulan, maka peneliti

dapat memberikan saran sebagai berikut :

1. Bagi guru perlu melakukan perbaikan-perbaikan sebagai usaha

peningkatan profesionalisme-nya. Hal tersebut dapat dilakukan dengan

Page 69: HUBUNGAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/102/1/Priyanto_11411007.pdf · hubungan profesionalisme guru pendidikan agama islam dengan

melakukan evaluasi kembali penguasaan materi, metode pembelajaran

yang selama ini diterapkan, dan yang tidak kalah penting adalah lebih

menanamkan kesadaran dalam diri bahwa tugas dan tanggung jawab

sebagai pendidikan adalah berat sehingga perlu keseriusan dan kehati-

hatian dalam melakukan proses pembelajaran kepada siswa.

2. Bagi pihak kepala sekolah, sebagai pihak yang bertanggung jawab kepada

guru-guru yang berada di bawah kepemimpinannya, untuk meningkatkan

profesionalisme guru maka kepada sekolah dapat menempuh beberapa hal

di bawah ini, yaitu :

a. Melakukan evaluasi kinerja guru setiap periode tertentu sehingga

secara dini mengetahui apa kekurangan guru.

b. Melakukan supervise dengan mengamati secara seksama saat guru

melakukan proses pembelajaran di dalam kelas, dan kemudian

mendiskusikan kekurangan-kekurangan guru saat mengajar.

c. Mentraining guru-guru yang dianggap kurang mampu mengajar

dengan baik di sekolah-sekolah lain yang dianggap lebih maju.

d. Memperjuangkan besarnya kompensasi yang diterima guru-guru

honorer agar lebih baik dari kompensasi yang diterima saat ini.

e. Memperjuangkan status guru-guru honorer agar dapat diangkat sebagai

guru PNS sehingga kesejahteraan mereka dapat meningkat.

Page 70: HUBUNGAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/102/1/Priyanto_11411007.pdf · hubungan profesionalisme guru pendidikan agama islam dengan

DAFTAR PUSTAKA

Ali Hasan, M. dan Ali, Mukti. 2003. Kapita Selekta Pendidikan Agama Islam.

Pedoman Ilmu Jaya, Jakarta.

Daulay, Haidar Putra, 2006. Pendidikan Islam dalam Sistem Pendidikan Nasional

di Indonesia. Kencana, Jakarta.

Ghozali, Imam, 2004. Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Badan

Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Hasan, Iqbal, 2004. Analisis Data Penelitian Dengan Statistik. Bumi Aksara,

Jakarta.

http://sunartombs.wordpress.com/2009/01/05/pengertian-prestasi-belajar/

Kunandar. 2009. Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. PT. Rajagrafindo

Persada, Jakarta.

Machmudah, Umi dan Wahab Rosyidi, Abdul. 2008. Active Learning dalam

Pembelajaran Bahasa Arab. UIN-Malang Press, Malang.

Mulyono, Sri, 2005. Statistika Untuk Ekonomi & Bisnis. Lembaga Penerbit

Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.

Notoatmodjo, Soekidjo, 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. PT. Rineka

Cipta, Jakarta.

Supriyadi, 2011. Strategi Belajar Mengajar. Cakrawala Ilmu, Yogyakarta.

Sugiarto dan Supramono, 2003. Statistika. Andi Offset, Yogyakarta.

Sugiyono, 2002. Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik. Alpha Beta, Bandung.

_______, 2006. Statistika Untuk Penelitian. Alpha Beta, Bandung.

Sukandarrumidi, 2006. Metode Penelitian : Petunjuk Praktis Untuk Peneliti

Pemula. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Supramono dan Sugiarto, 2003. Statistika. Andi Offset, Yogyakarta.

Yamin, H. Martinis. 2008. Profesionalisasi Guru & Implementasi KTSP. Gaung

Persada Press, Jakarta.

Page 71: HUBUNGAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/102/1/Priyanto_11411007.pdf · hubungan profesionalisme guru pendidikan agama islam dengan

Daradjat, Zakiyah, 1992. Pendidikan Islam Dalam Keluarga dan Sekolah.

Ruhama, Jakarta.

Page 72: HUBUNGAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/102/1/Priyanto_11411007.pdf · hubungan profesionalisme guru pendidikan agama islam dengan

KUESIONER

Petujuk Pengisian Kuesioner:

Berikut ini terdapat sejumlah pernyataan

1. Isilah nama atau inisial, jenis kelamin, dan umur anda sebelum mengisi

kuesioner

2. Setiap pernyataan terdapat 5 (lima ) pilihan jawaban, yaitu :

STS Jika Sangat Tidak Setuju

TS Jika Tidak Setuju

N Jika Netral

S Jika Setuju

SS Jika Sangat Setuju

3. Anda cukup memilih satu jawaban saja yang memang benar-benar

menggambarkan keadaan diri anda dengan cara member tanda silang (X) dari

5 alternatif jawaban yang ada.

Contoh :

No Pernyataan SS S N TS STS

1. Dalam mengajar guru selalu

memprioritaskan materi-materi

pelajaran agama yang dianggap

penting untuk siswa

X

4. Jika anda merasa tidak yakin jawaban anda dan anda ingin menggantinya,

silahkan berikan tanda sama sengan (=) pada jawaban anda sehingga

membentuk tanda (X) kemudian pilihlah jawaban yang sesuai dengan diri

anda.

Contoh :

No Pernyataan SS S N TS STS

1. Dalam mengajar guru selalu

memprioritaskan materi-materi

pelajaran agama yang dianggap

penting untuk siswa

X

X

5. Usahakan agar semua nomor terjawab dan jangan sampai ada yang terlewati.

Page 73: HUBUNGAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/102/1/Priyanto_11411007.pdf · hubungan profesionalisme guru pendidikan agama islam dengan

6. Dalam hal ini tidak ada penilaian baik/buruk, juga tidak ada benar/salah.

Anda sepenuhnya bebas menentukan pilihan, asalkan hal itu sesuai dengan

keadaan diri anda.

7. Selamat mengerjakan dan terimakasih.

Identitas Responden

1. Nama/Inisial : ...............................................................

2. Jenis kelamin : Laki-laki Perempuan

3. Umur : ………………………………………

Page 74: HUBUNGAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/102/1/Priyanto_11411007.pdf · hubungan profesionalisme guru pendidikan agama islam dengan

No. Pernyataan Pilihan Jawaban

Profesionalisme STS TS N S SS

Guru

1 Dalam mengajar guru selalu memprioritaskan materi-materi

pelajaran agama yang dianggap penting untuk siswa

2 Dalam mengajar guru dapat membangun suasana yang ceria

di dalam kelas

3 Guru tidak pernah menuntut siswa harus membeli buku-buku

LKS

4 Guru sering mengajar siswa diskusi

5 Guru mampu menyampaikan materi pembelajaran secara

runut

6 Setiap akhir pelajaran guru selalu memberikan PR untuk

dikerjakan di rumah

7 PR yang diberikan guru selalu dinilai, dan dicatat dalam

buku

8 Untuk meningkatkan kemampuan hapalan surat-surat pendek

guru sering meminta siswa untuk tampil menghafal di depan

kelas.

9 Guru kadang mengajak siswa ke masjid atau mushola

terdekat untuk praktek melakukan sholat

10 Guru selalu menerima keluhan siswa dengan hati dan sikap

yang terbuka serta tabah

11 Guru memiliki sikap penyantun dan penyayang

12 Guru dapat dijadikan teladan yang baik

13 Dalam mengajar guru tidak pernah menceritakan hal-hal

yang tidak ada kaitannya dengan pelajaran

14 Guru tetap sabar untuk mengulang-ulang materi yang

disampaikan

15 Guru hanya melakukan teguran jika siswa bersikap kurang

baik saat pelajaran

16 Guru secara baik menanggapi pertanyaan-pertanyaan siswa

walaupun tidak masuk akal

17 Guru bersikap legowo jika ada siswa yang mengkritiknya

18 Guru selalu mengajarkan sifat ikhlas pada siswa dan

memberikan contoh-contoh krongkritnya

TERIMA KASIH ATAS PARTISIPASINYA

Page 75: HUBUNGAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/102/1/Priyanto_11411007.pdf · hubungan profesionalisme guru pendidikan agama islam dengan

DATA MENTAH HASIL PENELITIAN

No. Jenis Umur PAI

Kelamin Siswa Nilai Kategori

1 Laki-laki 10 6.5 Cukup

2 Perempuan 10 7 Baik

3 Laki-laki 10 6.5 Cukup

4 Laki-laki 10 7 Baik

5 Perempuan 10 6 Kurang

6 Perempuan 10 7 Baik

7 Perempuan 10 7 Baik

8 Laki-laki 10 8 Amat Baik

9 Perempuan 10 7 Baik

10 Laki-laki 10 7 Baik

11 Laki-laki 10 6 Kurang

12 Perempuan 10 7 Baik

13 Laki-laki 10 6 Kurang

14 Perempuan 10 6 Kurang

15 Laki-laki 10 7 Baik

16 Laki-laki 10 6.5 Cukup

17 Laki-laki 11 7 Baik

18 Laki-laki 11 7 Baik

19 Laki-laki 11 6 Kurang

20 Laki-laki 11 6 Kurang

21 Perempuan 11 7 Baik

22 Perempuan 11 7 Baik

23 Perempuan 11 6 Kurang

24 Perempuan 11 6.5 Cukup

25 Laki-laki 11 7 Baik

26 Laki-laki 11 7 Baik

27 Laki-laki 11 6 Kurang

28 Laki-laki 11 7 Baik

29 Perempuan 11 6 Kurang

30 Laki-laki 11 6 Kurang

31 Laki-laki 12 6 Kurang

32 Perempuan 12 6.5 Cukup

33 Laki-laki 12 6.5 Cukup

34 Laki-laki 12 6 Kurang

35 Perempuan 12 6.5 Cukup

Page 76: HUBUNGAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/102/1/Priyanto_11411007.pdf · hubungan profesionalisme guru pendidikan agama islam dengan

36 Perempuan 12 6 Kurang

37 Perempuan 12 7 Baik

38 Laki-laki 12 6 Kurang

39 Perempuan 12 6 Kurang

40 Laki-laki 12 6.5 Cukup

41 Laki-laki 12 6 Kurang

42 Perempuan 12 6 Kurang

43 Laki-laki 12 6 Kurang

44 Perempuan 12 6.5 Cukup

45 Laki-laki 12 7 Baik

DATA MENTAH HASIL PENELITIAN

Akhlak Siswa

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

Total

Nilai Kategori

4 4 4 3 2 3 4 4 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 75 Sangat Baik

4 4 4 3 2 3 3 3 4 5 4 4 4 5 4 5 5 5 71 Baik

2 4 3 4 2 3 3 4 4 3 4 4 4 5 4 4 5 5 67 Baik

3 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 53 Sedang

3 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 53 Sedang

3 2 2 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 60 Baik

2 2 2 3 2 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 59 Baik

3 2 2 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 60 Baik

2 2 2 4 2 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 61 Baik

3 2 2 4 2 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 5 5 5 67 Baik

3 2 2 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 2 4 4 4 4 61 Baik

3 2 2 4 3 4 4 4 5 2 4 4 5 2 5 5 5 5 68 Baik

4 3 2 4 3 4 4 4 4 2 4 4 4 3 4 5 5 5 68 Baik

4 3 2 2 3 3 2 2 4 2 3 3 4 2 4 4 4 4 55 Baik

3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 2 4 4 4 4 66 Baik

4 3 4 4 3 4 4 4 5 3 4 4 5 2 5 5 5 5 73 Sangat Baik

3 3 4 4 3 4 4 4 3 2 4 4 4 3 3 4 4 5 65 Baik

3 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 2 4 4 4 4 65 Baik

3 3 3 2 2 2 2 2 4 2 2 3 4 3 4 4 4 4 53 Sedang

3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 52 Sedang

3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 2 4 4 4 4 65 Baik

4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 2 3 4 4 4 64 Baik

Page 77: HUBUNGAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/102/1/Priyanto_11411007.pdf · hubungan profesionalisme guru pendidikan agama islam dengan

2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 3 3 42 Sedang

2 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 49 Sedang

3 3 3 4 3 4 4 4 4 2 4 4 4 3 4 4 4 4 65 Baik

3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 57 Baik

2 2 2 1 2 2 2 1 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 37 Sedang

2 3 2 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 61 Baik

3 3 2 2 2 3 2 2 4 3 3 2 3 3 4 4 4 4 53 Sedang

3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 52 Sedang

3 3 2 4 3 4 5 4 5 3 5 4 5 2 5 5 5 5 72 Baik

3 2 2 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 64 Baik

3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 66 Baik

3 2 3 3 3 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 5 63 Baik

3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 66 Baik

3 2 3 3 3 2 2 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 56 Baik

2 2 3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 2 4 4 4 4 62 Baik

3 2 3 2 2 3 2 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 47 Sedang

3 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 49 Sedang

3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 4 2 2 2 2 3 4 4 51 Sedang

3 2 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 4 4 56 Baik

3 2 3 3 3 2 2 3 4 3 2 3 3 2 3 3 3 4 51 Sedang

3 3 4 2 3 2 2 2 4 3 3 3 3 2 3 3 3 4 52 Sedang

3 3 4 3 3 3 3 3 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 66 Baik

4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 73 Sangat Baik

Page 78: HUBUNGAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/102/1/Priyanto_11411007.pdf · hubungan profesionalisme guru pendidikan agama islam dengan

Correlations

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

Total

Nilai

1

Pearson

Correlation 1 0.406 0.35 0.163 0.342 0.362 0.242 0.212 0.341 0.211 0.142 0.158 0.237 -0.045 0.335 0.451 0.403 0.408 0.459

Sig. (2-tailed) . 0.006 0.018 0.285 0.022 0.015 0.109 0.161 0.022 0.164 0.352 0.3 0.118 0.767 0.025 0.002 0.006 0.005 0.002

N 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45

2

Pearson

Correlation 0.406 1 0.516 0.137 0.066 0.155 0.199 0.196 0.248 0.337 0.205 0.227 0.314 0.389 0.26 0.33 0.335 0.299 0.469

Sig. (2-tailed) 0.0057 . 3E-04 0.371 0.667 0.309 0.19 0.198 0.1 0.024 0.177 0.133 0.035 0.008 0.084 0.027 0.025 0.046 0.001

N 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45

3

Pearson

Correlation 0.35 0.516 1 0.131 0.2 0.11 0.166 0.176 0.126 0.407 0.078 0.134 0.048 0.046 0.07 0.044 0.071 0.196 0.32

Sig. (2-tailed) 0.0184 3E-04 . 0.392 0.187 0.471 0.277 0.249 0.41 0.006 0.611 0.378 0.755 0.764 0.648 0.774 0.641 0.196 0.032

N 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45

4

Pearson

Correlation 0.163 0.137 0.131 1 0.443 0.684 0.799 0.982 0.409 -0 0.654 0.68 0.621 0.025 0.462 0.527 0.586 0.54 0.75

Sig. (2-tailed) 0.2845 0.371 0.392 . 0.002 2E-07 5E-11 1E-32 0.005 1 1E-06 3E-07 5E-06 0.868 0.001 2E-04 2E-05 1E-04

3E-

09

N 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45

5

Pearson

Correlation 0.3419 0.066 0.2 0.443 1 0.445 0.462 0.4 0.125 -0 0.328 0.297 0.22 -0.359 0.094 0.041 0.029 0.096 0.333

Sig. (2-tailed) 0.0215 0.667 0.187 0.002 . 0.002 0.001 0.007 0.413 1 0.028 0.048 0.147 0.015 0.537 0.788 0.849 0.53 0.026

N 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45

6

Pearson

Correlation 0.3617 0.155 0.11 0.684 0.445 1 0.832 0.675 0.477 5E-18 0.766 0.66 0.58 -0.056 0.555 0.543 0.539 0.523 0.743

Sig. (2-tailed) 0.0146 0.309 0.471 2E-07 0.002 . 1E-12 4E-07 9E-04 1 9E-10 8E-07 3E-05 0.713 8E-05 1E-04 1E-04 2E-04

5E-

09

N 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45

7

Pearson

Correlation 0.2419 0.199 0.166 0.799 0.462 0.832 1 0.821 0.446 0.111 0.814 0.73 0.629 0.016 0.523 0.595 0.582 0.553 0.804

Page 79: HUBUNGAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/102/1/Priyanto_11411007.pdf · hubungan profesionalisme guru pendidikan agama islam dengan

Sig. (2-tailed) 0.1093 0.19 0.277 5E-11 0.001 1E-12 . 5E-12 0.002 0.469 1E-11 1E-08 4E-06 0.917 2E-04 2E-05 3E-05 8E-05

3E-

11

N 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45

8

Pearson

Correlation 0.2123 0.196 0.176 0.982 0.4 0.675 0.821 1 0.456 0.078 0.669 0.696 0.632 0.091 0.509 0.57 0.626 0.576 0.795

Sig. (2-tailed) 0.1615 0.198 0.249 1E-32 0.007 4E-07 5E-12 . 0.002 0.61 5E-07 1E-07 3E-06 0.554 4E-04 4E-05 4E-06 3E-05

7E-

11

N 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45

9

Pearson

Correlation 0.3413 0.248 0.126 0.409 0.125 0.477 0.446 0.456 1 0.161 0.492 0.641 0.833 0.165 0.963 0.762 0.681 0.691 0.762

Sig. (2-tailed) 0.0218 0.1 0.41 0.005 0.413 9E-04 0.002 0.002 . 0.29 6E-04 2E-06 1E-12 0.279 3E-26 1E-09 3E-07 1E-07

1E-

09

N 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45

10

Pearson

Correlation 0.211 0.337 0.407 -2E-17 -8E-18 5E-18 0.111 0.078 0.161 1 0.266 0.197 0.041 0.505 0.159 0.181 0.183 0.137 0.341

Sig. (2-tailed) 0.1642 0.024 0.006 1 1 1 0.469 0.61 0.29 . 0.077 0.195 0.79 4E-04 0.296 0.235 0.229 0.369 0.022

N 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45

11

Pearson

Correlation 0.1422 0.205 0.078 0.654 0.328 0.766 0.814 0.669 0.492 0.266 1 0.744 0.614 0.129 0.573 0.608 0.636 0.581 0.787

Sig. (2-tailed) 0.3515 0.177 0.611 1E-06 0.028 9E-10 1E-11 5E-07 6E-04 0.077 . 5E-09 7E-06 0.399 4E-05 9E-06 3E-06 3E-05

1E-

10

N 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45

12

Pearson

Correlation 0.1578 0.227 0.134 0.68 0.297 0.66 0.73 0.696 0.641 0.197 0.744 1 0.778 0.262 0.683 0.622 0.544 0.537 0.814

Sig. (2-tailed) 0.3004 0.133 0.378 3E-07 0.048 8E-07 1E-08 1E-07 2E-06 0.195 5E-09 . 3E-10 0.082 2E-07 5E-06 1E-04 1E-04

1E-

11

N 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45

13

Pearson

Correlation 0.2367 0.314 0.048 0.621 0.22 0.58 0.629 0.632 0.833 0.041 0.614 0.778 1 0.189 0.868 0.792 0.724 0.666 0.829

Sig. (2-tailed) 0.1175 0.035 0.755 5E-06 0.147 3E-05 4E-06 3E-06 1E-12 0.79 7E-06 3E-10 . 0.213 1E-14 1E-10 2E-08 6E-07

2E-

12

N 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45

14

Pearson

Correlation -0.0454 0.389 0.046 0.025 -0.359 -0.06 0.016 0.091 0.165 0.505 0.129 0.262 0.189 1 0.223 0.352 0.365 0.3 0.326

Page 80: HUBUNGAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/102/1/Priyanto_11411007.pdf · hubungan profesionalisme guru pendidikan agama islam dengan

Sig. (2-tailed) 0.767 0.008 0.764 0.868 0.015 0.713 0.917 0.554 0.279 4E-04 0.399 0.082 0.213 . 0.141 0.018 0.014 0.045 0.029

N 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45

15

Pearson

Correlation 0.3347 0.26 0.07 0.462 0.094 0.555 0.523 0.509 0.963 0.159 0.573 0.683 0.868 0.223 1 0.829 0.755 0.686 0.809

Sig. (2-tailed) 0.0246 0.084 0.648 0.001 0.537 8E-05 2E-04 4E-04 3E-26 0.296 4E-05 2E-07 1E-14 0.141 . 2E-12 2E-09 2E-07

2E-

11

N 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45

16

Pearson

Correlation 0.4508 0.33 0.044 0.527 0.041 0.543 0.595 0.57 0.762 0.181 0.608 0.622 0.792 0.352 0.829 1 0.931 0.854 0.849

Sig. (2-tailed) 0.0019 0.027 0.774 2E-04 0.788 1E-04 2E-05 4E-05 1E-09 0.235 9E-06 5E-06 1E-10 0.018 2E-12 . 2E-20 9E-14

2E-

13

N 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45

17

Pearson

Correlation 0.4028 0.335 0.071 0.586 0.029 0.539 0.582 0.626 0.681 0.183 0.636 0.544 0.724 0.365 0.755 0.931 1 0.908 0.839

Sig. (2-tailed) 0.0061 0.025 0.641 2E-05 0.849 1E-04 3E-05 4E-06 3E-07 0.229 3E-06 1E-04 2E-08 0.014 2E-09 2E-20 . 7E-18

6E-

13

N 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45

18

Pearson

Correlation 0.4079 0.299 0.196 0.54 0.096 0.523 0.553 0.576 0.691 0.137 0.581 0.537 0.666 0.3 0.686 0.854 0.908 1 0.807

Sig. (2-tailed) 0.0054 0.046 0.196 1E-04 0.53 2E-04 8E-05 3E-05 1E-07 0.369 3E-05 1E-04 6E-07 0.045 2E-07 9E-14 7E-18 .

2E-

11

N 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45

Total Nilai

Pearson

Correlation 0.4586 0.469 0.32 0.75 0.333 0.743 0.804 0.795 0.762 0.341 0.787 0.814 0.829 0.326 0.809 0.849 0.839 0.807 1

Sig. (2-tailed) 0.0015 0.001 0.032 3E-09 0.026 5E-09 3E-11 7E-11 1E-09 0.022 1E-10 1E-11 2E-12 0.029 2E-11 2E-13 6E-13 2E-11 .

N 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45

** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

* Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Page 81: HUBUNGAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/102/1/Priyanto_11411007.pdf · hubungan profesionalisme guru pendidikan agama islam dengan

Reliability ****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ******

R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)

Reliability

Coefficients

N of Cases = 45.0 N of Items =

18

Alpha =

.9217

Page 82: HUBUNGAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/102/1/Priyanto_11411007.pdf · hubungan profesionalisme guru pendidikan agama islam dengan

HASIL ANALISIS STATISTIK KARAKTERISTIK RESPONDEN

PAI

18 40,0 40,0 40,0

9 20,0 20,0 60,0

17 37,8 37,8 97,8

1 2,2 2,2 100,0

45 100,0 100,0

Kurang

Cukup

Baik

Amat Baik

Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Profesionalisme Guru

14 31,1 31,1 31,1

28 62,2 62,2 93,3

3 6,7 6,7 100,0

45 100,0 100,0

Sedang

Baik

Sangat Baik

Total

ValidFrequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Jenis Kelamin

26 57,8 57,8 57,8

19 42,2 42,2 100,0

45 100,0 100,0

Laki-laki

Perempuan

Total

ValidFrequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Page 83: HUBUNGAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/102/1/Priyanto_11411007.pdf · hubungan profesionalisme guru pendidikan agama islam dengan

DISTRIBUSI DATA HASIL PENELITIAN Crosstabs

Umur

16 35,6 35,6 35,6

14 31,1 31,1 66,7

15 33,3 33,3 100,0

45 100,0 100,0

10

11

12

Total

ValidFrequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Case Processing Summary

45 100,0% 0 ,0% 45 100,0%Profesionalisme

Guru * PAI

N Percent N Percent N Percent

Valid Missing Total

Cases

Page 84: HUBUNGAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/102/1/Priyanto_11411007.pdf · hubungan profesionalisme guru pendidikan agama islam dengan

Tables-Frekuensi

Profesionalisme Guru * PAI Crosstabulation

11 2 1 0 14

24,4% 4,4% 2,2% ,0% 31,1%

7 5 15 1 28

15,6% 11,1% 33,3% 2,2% 62,2%

0 2 1 0 3

,0% 4,4% 2,2% ,0% 6,7%

18 9 17 1 45

40,0% 20,0% 37,8% 2,2% 100,0%

Count

% of Total

Count

% of Total

Count

% of Total

Count

% of Total

Sedang

Baik

Sangat Baik

Profesionalisme

Guru

Total

Kurang Cukup Baik Amat Baik

PAI

Total

1 1

8 19 18 6 14 11 11 6 4 8 4 3 4 17 4 1 1 1

30 22 18 18 29 19 16 17 10 33 14 15 14 17 12 10 8 6

7 4 9 20 2 15 17 21 27 26 27 24 8 25 27 28 28

1 4 4 1 3 3 4 7 8 10

1,00

2,00

3,00

4,00

5,00

Count

1

Count

2

Count

3

Count

4

Count

5

Count

6

Count

7

Count

8

Count

9

Count

10

Count

11

Count

12

Count

13

Count

14

Count

15

Count

16

Count

17

Count

18

Page 85: HUBUNGAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/102/1/Priyanto_11411007.pdf · hubungan profesionalisme guru pendidikan agama islam dengan

HASIL ANALISIS KORELASI

Nonparametric Correlations

Correlations

1,000 ,503**

. ,000

45 45

,503** 1,000

,000 .

45 45

Correlation Coefficient

Sig. (2-tailed)

N

Correlation Coefficient

Sig. (2-tailed)

N

PAI

Profesionalisme Guru

Spearman's rhoPAI

Profesionali

sme Guru

Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.

Page 86: HUBUNGAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/102/1/Priyanto_11411007.pdf · hubungan profesionalisme guru pendidikan agama islam dengan

TABEL r

df r df

5% 10%

34 0.329 0.219 87

35 0.325 0.216 88

36 0.32 0.213 89

37 0.316 0.21 90

38 0.312 0.207 91

39 0.308 0.204 92

40 0.304 0.202 93

41 0.301 0.199 94

42 0.297 0.197 95

43 0.294 0.195 96

44 0.291 0.192 97

45 0.288 0.19 98

46 0.285 0.188 99

47 0.282 0.186 100

48 0.279 0.184 101

49 0.276 0.182 102

50 0.273 0.181 103

51 0.271 0.179 104

52 0.268 0.177 105

53 0.266 0.175 106

Page 87: HUBUNGAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/102/1/Priyanto_11411007.pdf · hubungan profesionalisme guru pendidikan agama islam dengan
Page 88: HUBUNGAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/102/1/Priyanto_11411007.pdf · hubungan profesionalisme guru pendidikan agama islam dengan