HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG PENGELOMPOKAN KELAS IPA...
Transcript of HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG PENGELOMPOKAN KELAS IPA...
HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG
PENGELOMPOKAN KELAS IPA-IPS DAN MINAT BELAJAR
SISWA di MAN 4 JAKARTA
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Untuk Memenuhi
Persyaratan Memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
Khairina Juliani
NIM : 1110015000057
JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014 M./1436 H.
i
ABSTRAK
Khairina Juliani, 1110015000057: “Hubungan Persepsi Siswa Tentang
Pengelompokan Kelas IPA-IPS dan Minat Belajar Siswa di MAN 4 Jakarta
Pondok Pinang”. Skripsi program studi Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS), Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara persepsi siswa
dengan minat belajar siswa. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah
metode korelasi dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini dilakukan di MAN 4
Jakarta 14 Juli – 18 Juli 2014. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini
menggunakan random sampling untuk pemilihan sampel. Adapun pengambilan
sampel 45 siswa. Instrument penelitian yang diberikan berupa kuesioner untuk
persepsi siswa (X) dan minat belajar siswa (Y).
Teknik analisa data dalam penelitian ini menggunakan korelasi product
moment. Dari hasil perhitungan korelasi product moment diperoleh r = 0,464 dan
uji signifikansi dengan uji-t sebesar 3,457 dan dikonsultasikan pada tabel ttabel
2,017 pada taraf signifikansi α = 0,05. Karena thitung 3,457 > ttabel 2,017 maka
koefisien korelasi signifikan. Dengan demikian terdapat hubungan antara persepsi
siswa tentang pengelompokan kelas IPA-IPS terhadap minat belajar siswa.
Dengan demikian, dapat diambil kesimpulan bahwa semakin banyak persepsi
siswa tentang pengelompokan kelas maka semakin rendah minat belajar siswa.
Kata kunci: Persepsi siswa, Minat belajar siswa
ii
ABSTRACT
Khairina juliani, 1110015000057: “Correlation Student perception of
Grouping Science and Social Class for student’s interest in learning in MAN 4
Jakarta, Pondok Pinang”. Skripsi of Sociology study program, department of
social science, faculty of tarbiyah and teachers training, State Islamic
University Syarif Hidayatullah Jakarta.
The purpose of this research is to know the relationshipbetween students
perception and students’ interest in learning. In this research, the writer uses the
method of correlation with quantitative approach. This research is done at MAN
4 Jakarta 14 July – 18 July 2014. The writer uses random sampling in sample
choosing. The writer took 45 students. The instrument of the research is
questionnaire about scale of student’s perception (X) and students’ interest in
learning (Y).
The technique is by analyzing product moment correlation. From As a
result, the product moment correlation is r = 0,464 and significance test by t-test
is 3,457 and consult to table t table 2,017 on significance standard α = 0,05.
Because of thitung 3,457 > ttabel 2,017 so the correlation coefficient is significance.
Thereby, there is correlation between Students’ perception about grouping of
science and social class to the student’s interest in learning. Thus, it can be
concluded that the more students’ interest about grouping class, the lower
students’ interest in learning.
Keywords: Students’ perception, students’ interest
iii
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, berkat
rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Persepsi Siswa Tentang Pengelompokan Kelas IPA-IPS
terhadap Minat Belajar Siswa di MAN 4 Jakarta. Shalawat serta salam
tercurahkan kepada Rasulullah SAW, keluarga dan sahabatnya.
Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh
gelar sarjana pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Selanjutnya, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang
tak terhingga kepada semua pihak yang membantu kelancaran penulisan
skripsi ini, baik berupa dorongan moril maupun materil. Karena penulis
yakin tanpa bantuan dan dukungan tersebut, sulit rasanya bagi penulis
untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini. Disamping itu, izinkan penulis
untuk menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-
tingginya kepada:
1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Ibu Nurlena
Rifa’i, MA, Ph.D serta para pembantu dekan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ketua Jurusan Pendidikan IPS, Bapak Dr. Iwan Purwanto, M.Pd.
3. Sekretaris Jurusan Pendidikan IPS, Bapak Drs. Syaripulloh, M.Si
beserta seluruh staf jurusan IPS.
4. Dosen Pembimbing skripsi, yaitu Bapak Mochammad Noviadi
Nugroho, M.Pd yang telah membimbing saya dalam penyusunan
skripsi ini dan rela menyempatkan waktunya untuk bimbingan.
iv
5. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang
telah memberikan ilmunya kepada penulis, semoga Bapak dan
Ibu dosen selalu dalam rahmat dan lindungan Allah SWT.
Sehingga ilmu yang telah diajarkan dapat bermanfaat dikemudian
hari.
6. Ibu Dra. Hj. Isnadiar Dekok, MM selaku Kepala MAN 4 Jakarta
Pondok Pinang yang selalu memotivasi penulis hingga penulis
dapat menyelesaikan skrispsi ini dengan baik. Dan memberikan
izin untuk melakukan penelitian di MAN 4 Jakarta.
7. Guru-guru MAN 4 Jakarta. Dan seluruh siswa dan siswi MAN 4
Jakarta yang mau membantu saya dalam penelitian dengan
mengisi angket, semoga kalian semua dapat menggapai cita-cita
yang kalian inginkan.
8. Ungkapan terima kasih dan penghargaan yang sangat spesial
penulis haturkan dengan rendah hati dan rasa hormat kepada
kedua orang tua penulis yang tercinta, Ayahanda Suparno dan Ibu
Ida Royani. Yang dengan tetesan kasih sayang dan percikan
kesabarannya telah membesarkan, membimbing dan memahami
keadaan ananda. Ananda tidak dapat membalas segala
pengorbanan dan perjuangan mama dan bapak tercinta. Hanya
bakti dan doa setulus hati yang dapat ananda haturkan. Selesainya
skripsi ini adalah bakti awal ananda yang sedikit ananda berikan.
9. Adik-adikku tersayang Fara dan Tasya, terimakasih untuk “Stop
Berantem” nya, perhatian serta doa kalian berdua.
10. Teman yang setia Umar Aghil Husaini yang sudah bersedia
meluangkan waktu dan pikirannya untuk membantu penulis. yang
selalu menghibur penulis dengan canda tawanya.
11. Kawan-kawan Jurusan IPS yang selalu mensuport penulis dalam
menyelesaikan skrispsi ini. Khususnya “LOV” (Fauziah, Rizqy,
Faiza, Rizka, Sari, Ayu, Marini, Ninis, Nina) persahabatan kita
tidak akan berakhir sampai disini kawan, terimakasih untuk 4
v
tahun masa-masa indah yang kita lalui bersama. Semoga kita bisa
wisuda “bareng”, LOV tetap semangat skripsinya !!! terimakasih
untuk canda tawanya selama ini. Kalian teman terbaikku.
Penulis berharap semoga amal baik dari semua pihak yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini mendapatkan balasan
pahala dari rahmat Allah SWT.
Akhirnya hanya kepada Allah SWT kita kembalikan semua urusan
dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, khususnya
bagi penulis dan para pembaca pada umumnya, semoga Allah SWT
meridhoi dan dicatat sebagai ibadah disisi-Nya, amin.
Jakarta, 04 Agustus 2014
Khairina Juliani
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK ...................................................................................................... i
ABSTRACT ................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ...................................................................................iii
DAFTAR ISI .................................................................................................. vi
DAFTAR TABEL ......................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................xiii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ..................................................................... 4
C. Pembatasan Masalah .................................................................... 4
D. Perumusan Masalah...................................................................... 5
E. Tujuan Penelitian.......................................................................... 5
F. Manfaat Penelitian........................................................................ 5
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoritis
1. Pengertian Persepsi Siswa ....................................................... 7
a. Persepsi dalam Pandangan Islam ....................................... 10
b. Aspek Persepsi ................................................................... 12
c. Faktor-faktor Persepsi ........................................................ 12
2. Pengelompokan
a. Pengertian Pengelompokan ............................................... 14
b. Timbulnya Kelompok ........................................................ 14
c. Sebab-sebab pembentukan kelompok ................................ 15
vii
3. Ilmu Pengetahuan Alam
a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam .................................. 16
4. Ilmu Pengetahuan Sosial
a. Pengertian Ilmu Pengetahuan ........................................... 17
b. Pendekatan Dalam Pembelajaran IPS ................................ 19
5. Minat Belajar
a. Pengertian Minat Belajar ................................................... 20
b. Persyaratan-persyaratan Penting Bagi Timbulnya Minat dan
Perhatian ............................................................................ 20
c. Unsur-unsur Minat ............................................................. 21
6. Belajar
a. Pengertian Belajar .............................................................. 23
b. Unsur-unsur Belajar .......................................................... 26
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar ....................... 28
d. Teori Tentang Belajar ........................................................ 30
B. Hasil Penelitian yang Relevan..................................................... 32
C. Kerangka Berpikir ....................................................................... 35
D. Pengajuan Hipotesis .................................................................... 35
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 37
a. Tempat Penelitian .................................................................. 37
b. Waktu Penelitian .................................................................... 37
B. Metode Penelitian ........................................................................ 37
C. Populasi dan Sampel Penelitian .................................................. 37
D. Variabel Penelitian ...................................................................... 38
E. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 38
1. Angket .................................................................................... 38
2. Observasi ................................................................................ 39
3. Wawancara ............................................................................. 40
4. Dokumentasi ........................................................................... 40
viii
F. Teknik Pengolahan Data ............................................................. 40
G. Instrumen Penelitian
1. Variabel Persepsi Siswa
a. Kisi-kisi Instrument Persepsi Siswa .................................. 42
b. Pengujian Instrument ......................................................... 42
2. Variabel Minat Belajar Siswa
a. Kisi-kisi Instrument Minat Belajar Siswa .......................... 46
b. Pengujian Instrument ......................................................... 47
H. Uji Hipotesis Penelitian
1. Koefisien Korelasi .................................................................. 51
2. Uji Keberartian Koefisien Korelasi Uji-t ............................... 54
I. Hipotesis Statistik ........................................................................ 55
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum MAN 4 Jakarta
1. Sejarah MAN 4 Jakarta ......................................................... 56
2. Profil MAN 4 Jakarta ............................................................. 56
3. Visi Misi MAN 4 Jakarta ....................................................... 57
4. Data Pendidik MAN 4 Jakarta ................................................ 58
5. Data Siswa MAN 4 Jakarta .................................................... 62
6. Kegiatan Ekstrakurikuler MAN 4 Jakarta .............................. 64
7. Kurikulum MAN 4 Jakarta ..................................................... 65
8. Sarana dan Prasarana .............................................................. 68
B. Deskripsi Hasil Penelitian
Deskripsi hasil peneliian .......................................................68
1. Data Persepsi siswa................................................................85
2. Data Minat Belajar Siswa ......................................................90
C. Hasil Persepsi Siswa
1. Persepsi Siswa IPA mengenai kelas IPS ................................ 95
2. Persepsi Siswa IPA mengenai kelas IPA................................ 96
3. Persepsi Siswa IPS mengenai kelas IPA ................................ 96
ix
4. Persepsi Siswa IPS mengenai kelas IPS ................................. 97
D. Uji Hipotesis Penelitian
1. Koefisien Korelasi .................................................................. 97
2. Uji Koefisien Korelasi dengan Uji-t ...................................... 101
E. Interpretasi Hasil Penelitian ....................................................... 102
F. Keterbatasan Penelitian .............................................................. 103
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan................................................................................. 104
B. Saran .......................................................................................... 104
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 106
LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Skor Alternatif Jawaban Responden .............................................41
Tabel 3.2 Kisi-kisi Variabel X ......................................................................42
Tabel 3.3 Skor Alternatif Jawaban Responden .............................................43
Tabel 3.4 Interpretasi Nilai Reabilitas ..........................................................45
Tabel 3.5 Perhitungan Butir Soal Valid dan Drop ........................................45
Tabel 3.6 Kisi-kisi Variabel Y...................................................................... 47
Tabel 3.7 Skor Alternatif Jawaban Responden............................................. 48
Tabel 3.8 Interpretasi Nilai Reliabilis............................................................ 50
Tabel 3.9 Perhitungan Soal Valid dan Drop.................................................. 50
Tabel 3.10 Tabel Interpretasi Perhitungan Korelasi.......................................52
Tabel 4.1 Daftar Nama Guru MAN 4 Jakarta.................................................58
Tabel 4.2 Daftar Nama Guru Honor MAN 4 Jakarta......................................60
Tabel 4.3 Daftar Nama Guru DPK.................................................................60
Tabel 4.4 Daftar Nama Karyawan Negeri MAN 4 Jakarta.............................61
Tabel 4.5 Daftar Nama Karyawan Honor.......................................................61
Tabel 4.6 Daftar Nama Karyawan Bording....................................................62
Tabel 4.7 Daftar Siswa/i MAN 4 Jakarta........................................................62
Tabel 4.8 Persentase Variabel X Butir 1.........................................................69
Tabel 4.9 Persentase Variabel X Butir 2.........................................................70
Tabel 4.10 Persentase Variabel X Butir 3.......................................................71
Tabel 4.11 Persentase Variabel X Butir 4.......................................................71
Tabel 4.12 Persentase Variabel X Butir 5.......................................................72
xi
Tabel 4.13 Persentase Variabel X Butir 6.....................................................73
Tabel 4.14 Persentase Variabel X Butir 7.....................................................74
Tabel 4.15 Persentase Variabel X Butir 8.....................................................74
Tabel 4.16 Persentase Variabel X Butir 9.....................................................75
Tabel 4.17 Persentase Variabel X Butir 10...................................................76
Tabel 4.18 Persentase Variabel Y Butir 1.....................................................77
Tabel 4.19 Persentase Variabel Y Butir 2.....................................................77
Tabel 4.20 Persentase Variabel Y Butir 3.....................................................78
Tabel 4.21 Persentase Variabel Y Butir 4....................................................79
Tabel 4.22 Persentase Variabel Y Butir 5.....................................................79
Tabel 4.23 Persentase Variabel Y Butir 6.....................................................80
Tabel 4.24 Persentase Variabel Y Butir 7.....................................................81
Tabel 4.25 Persentase Variabel Y Butir 8.....................................................82
Tabel 4.26 Persentase Variabel Y Butir 9.....................................................82
Tabel 4.27 Persentase Variabel Y Butir 10...................................................83
Tabel 4.28 Persentase Variabel Y Butir 11...................................................84
Tabel 4.29 Persentase Variabel Y Butir 12...................................................85
Tabel 4.30 Skoring Hasil Angket Persepsi Siswa (Vaariabel X)..................86
Tabel 4.31 Tabel Distribusi Frekuensi..........................................................88
Tabel 4.32 Interpretasi Kategori Persepsi Siswa..........................................90
Tabel 4.33 Skoring Hasil Angket Minat Belajar Siswa (Variabel Y)..........91
xii
Tabel 4.34 Tabel Distribusi Frekuensi.........................................................93
Tabel 4.35 Interpretasi Kategori Minat Belajar Siswa.................................95
Tabel 4.36 Indeks Korelasi Antara Persepsi Siswa tentang Pengelompokan
Kelas Terhadap Minat Belajar Siswa di MAN 4 Jakarta...........98
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Struktur Kurikulum SKS MAN 4 Jakarta RMBI Program
IPS...............................................................................................66
Gambar 4.2 Struktur Kurikulum SKS MAN 4 Jakarta RMBI Program
IPA...............................................................................................67
Histogram 4.1 Data Variabel X......................................................................89
Histogram 4.2 Data Variabel Y......................................................................94
Gambar 4.2 Grafik Koefisien Korelasi Uji-t..................................................102
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Variabel X .............................................. 109
Lampiran 2 Kuesioner Penelitian Variabel Y .............................................. 111
Lampiran 3 Hasil Instrumen Angket Variabel X ......................................... 113
Lampiran 4 Hasil Instrumen Angket Variabel Y ......................................... 115
Lampiran 5 Perhitungan Validitas Variabel X ............................................. 117
Lampiran 6 Perhitungan Reabilitas Variabel X ........................................... 118
Lampiran 7 Perhitungan Validitas Variabel Y ............................................. 119
Lampiran 8 Perhitungan Reabilitas Variabel Y ........................................... 120
Lampiran 9 Langkah Perhitungan ................................................................ 121
Lampiran 10 Pedoman Wawancara ............................................................... 130
Lampiran 11 Hasil Wawancara ...................................................................... 131
Lampiran 12 Foto Penelitian ......................................................................... 135
Lampiran 13 Surat Bimbingan Skripsi ........................................................... 136
Lampiran 14 Surat Izin Melakukan Penelitian .............................................. 137
Lampiran 15 Surat Pernyataan Penelitian ...................................................... 139
Lampiran 16 Lembar Uji Referensi ............................................................... 140
Lampiran 17 Biodata Penulis ........................................................................ 147
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perlu ditegaskan bahwa setiap saat dalam kehidupan terjadi suatu
proses belajar-mengajar, baik sengaja maupun tidak sengaja, disadari atau
tidak disadari. Dari proses belajar mengajar ini akan diperoleh suatu hasil,
yang pada umumnya disebut hasil pengajaran, atau dengan istilah tujuan
pembelajaran atau hasil belajar. Tetapi agar memperoleh hasil yang
optimal, maka proses belajar-mengajar harus dilakukan dengan sadar dan
sengaja serta terorganisasi secara baik.1
Menurut Sarlito Wirawan Sarwono “persepsi” merupakan
kemampuan untuk membedakan, mengelompokkan, dan memfokuskan
objek-objek, atau disebut juga kemampuan mengorganisasikan
pengamatan.2
Dengan dimulainya kurikulum 2013 disini tidak semua sekolah
sudah menerapkan kurikulum 2013, sebagian kecil sekolah sudah
menerapkannya kurikulum 2013 tersebut, contoh di sekolah MAN 4 sudah
menerapkannya kurikulum 2013. Persepsi atau tanggapan siswa tentang
adanya pengelompokan kelas IPA dan IPS di sekolah SMA (Sekolah
Menengah Atas) merupakan sesuatu yang sering terdengar dikalangan
siswa maupun masyarakat. Dimana siswa yang tadinya
penjurusan/pengelompokan kelas IPA dan IPS diadakan di kelas 2 atau
kelas XI, sekarang sudah mulai diterapkannya ketika awal masuk sekolah.
Mereka sudah mulai di psikotes atau tes IQ dari awal masuk sekolah.
Maka dari kelas X mereka sudah memiliki jurusan.
1 Sardiman A.M, Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali
Pers,2004),Hal.19 2 S. Wirawan Sarwono, Pengantar Umum Psikologi, (Jakarta: Bulan Bintang,992), cet.ke-
6. Hal.39
2
Dengan diadakannya tes tersebut maka siswa sudah memiliki
gambaran bahwa dirinya cocok di IPA atau di IPS. Biasanya pun hasil dari
tes tersebut tidaklah sama dengan hasil nantinya siswa dikelompokan.
Yang sering terjadi apabila hasil dari tes menyatakan siswa itu cocok di
IPA, namun nantinya siswa tersebut dikelompokan di kelas IPS. Atau
terkadang siswa lebih menonjol di IPS namun dimasukan dikelas IPA.
Banyak siswa yang beranggapan atau memiliki persepsi bahwa
siswa IPA lebih pintar dibandingkan dengan siswa IPS. Dengan
banyaknya persepsi tersebut kebanyakan siswa lebih memilih kelas IPA
dibandingkan kelas IPS. Dan siswa juga beranggapan bahwa cara belajar
dari siswa IPA berbeda dengan cara belajar siswa IPS. Seperti yang sering
didengar bahwa siswa IPS ketika belajar di dalam kelas yaitu dengan
santai, sedangkan di IPA ketika belajar didalam kelas belajar dengan
disiplin. Dan bahkan kebanyakan siswa mempunyai persepsi bahwa anak-
anak IPA kurang menarik dibandingkan anak IPS yang penampilannya
lebih gaul dari pada anak IPA.
Selain itu, masih banyak persepsi siswa yang keliru tentang
pilihannya itu. Misalnya, mereka yang memilih kelas IPA karena mereka
ingin menghindari pelajaran hafalan seperti di IPS. Padahal untuk
memahami reaksi kimia siswa harus menghafal rumus unsur berkalanya.
Begitu pula dengan hewan dan tumbuhan, harus mereka hafal nama latin
dari hewan dan tumbuhan tersebut.
Sebaliknya bagi siswa yang memilih kelas IPS menganggap bahwa
dijurusan ini lebih banyak menghafal dan tidak terlalu banyak menghitung.
Anggapan seperti ini tidaklah selalu benar, sebab di IPS pun ada mata
pelajaran yang berhubungan dengan hitung-hitungan seperti ekonomi dan
akutansinya.
Namun ada kekeliruan lainnya bahwa beranggapan bahwa
pendidikan IPS adalah kelas dua dan IPA adalah kelas satu. Dan dari
perhatian pemerintah atau pun masyarakat (orang tua siswa atau dewan
sekolah) masihlah kurang terhadap pendidikan IPS, dengan tidak adanya
3
laboratorium IPS. Siswa pun ada yang beranggapan dari pihak guru pun
terkadang lebih membangga-banggakan siswa IPA dibandingkan siswa
IPS.
Siswa yang memiliki minat yang besar untuk belajar akan merasa
senang dan tekun dalam belajar, berbeda dengan siswa yang kurang
berminat atau yang tidak berminat dalam belajar mereka hanya menerima
pelajaran apa adanya dan tidak ada hasrat atau niat untuk tekun dalam
belajarnya.
Menurut Di Vesta and Thompson menyatakan “belajar adalah
perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai hasil dari
pengalaman”.3 Dengan belajar siswa mampu untuk mengembangkan
kemampuannya dan wawasan yang ia miliki. Belajar tidak hanya
dilakukan di sekolah, melainkan belajar dapat dilakukan di mana saja. Di
dalam belajar diperlukannya kematangan jasmani dan rohani, kesiapan,
kesungguhan dan terutama minat dan bakat dari diri sendiri. Dengan
adanya minat siswa maka siswa tersebut dapat menentukan kelas mana
yang siswa sukai dan dapat menguasi mata pelajaran yang nantinya dia
akan pelajari.
Minat terkait erat dengan motivasi. Minat terhadap pelajaran
tertentu akan memotivasi siswa lebih tekun mempelajari bidang studi yang
diminatinya tersebut. Minat belajar tidak saja penting bagi siswa namun
juga menjadi masalah penting yang harus dihadapi guru. Keberhasilan
atau kegagalan guru dalam membangkitkan minat belajar siswa sangatlah
berpengaruh terhadap pencapaian kompetensi hasil belajar yang
dikehendaki. Tanpa adanya minat siswa terhadap pencapaian kompetensi
hasil belajar yang dikehendaki. Tanpa adanya minat siswa terhadap kelas
yang ingin ia pilih sebagai pilihan untuknya nanti dia tidak akan bisa untuk
belajar dengan baik, karena belum adanya minat yang pasti dalam
pelajaran yang disukainya. Dari contoh kasus diatas jelas bahwa persepsi
3 Sukmadinata Syaolih Nana, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya Offset 2007).Cet.k 8,hal.156
4
siswa tentang pengelompokan kelas berpengaruh terhadap minat
belajarnya.
Dengan latar belakang itulah maka penulis menyusun skripsi ini
dengan judul : “HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG
PENGELOMPOKAN KELAS IPA - IPS DAN MINAT BELAJAR
SISWA DI MAN 4 JAKARTA”
B. Identifikasi Masalah
Permasalahan mengenai persepsi dan minat belajar merupakan
persoalan yang kompleks. Oleh sebab itu perlu adanya pengidentifikasian
dari masalah tersebut di antaranya meliputi:
1. Murid IPS merasa kurang diperhatikan fasilitas pembelajaran IPS
nya oleh pihak sekolah.
2. Kurangnya minat belajar siswa disekolah terhadap peminatan
kelasnya.
3. Metode dan strategi pembelajaran guru kurang dapat menarik
perhatiaan siswa, sehingga pelajaran yang disampaikan kurang
diminati siswa.
4. Cara berinteraksi siswa dengan guru kurang baik dikarenakan
rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran tersebut.
C. Pembatasan Masalah
Melihat cukup banyak permasalahan yang ada. Maka dari itu
penulis membatasinya pada masalah :
1. Persepsi siswa tentang pengelompokan kelas IPA dan IPS dapat
mempengaruhi minat belajar siswa.
2. Hubungan minat dan persepsi siswa tentang pengelompokan kelas
IPA dan IPS.
5
D. Perumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan pembatasan masalah maka perumusan masalah yang
diajukan dalam penelitian ini adalah : “Bagaimana hubungan persepsi
siswa tentang pengelompokan kelas IPA dan IPS terhadap minat belajar
siswa?”
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan penelitian ini adalah
untuk mengungkapkan hubungan persepsi siswa tentang pengelompokan
kelas IPA dan IPS terhadap minat belajar siswa.
F. Manfaat penelitian
Hasil-hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pihak-
pihak yang terkait yaitu :
Manfaat teoritis:
a. Bagi peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan
wawasan mengenai persepsi siswa tentang penjurusan kelas
yang ada disekolah
b. Bagi pembaca
Penelitian ini diharapkan memberikan informasi secara
tertulis, maupun dijadikan sebagai referensi tentang
persepsi siswa tentang pengelompokan kelas IPA-IPS
Manfaat praktis:
a. Bagi guru
Memotivasi guru, yaitu khususnya guru dibidang IPS untuk
dapat meningkatkan belajar siswa kelas IPS.
b. Bagi sekolah
Manfaat bagi sekolah yaitu sekolah tidak lagi membanding-
bandingkan siswa kelas IPS maupun siswa kelas IPA.
Sehingga tidak adanya kecemburuan sosial.
6
c. Bagi Masyarakat
Masyarakat diluar dapat meluruskan persepsi mereka
tentang pengelompokan kelas. Sehingga tidak menjelek-
jelekan satu pihak kelas.
d. Bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberika kontribusi
terhadap pengembangan Program Studi Ilmu Pengetahuan
Sosial di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
7
BAB II
KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoretik
1. Pengertian Persepsi Siswa
“Persepsi berasal dari kata “perception” yang berarti pengalaman,
pengamatan, rangsangan dan pengindraan. Persepsi adalah pengalaman
tentang objek, peristiwa, atau hubungan yang diperoleh dengan
menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan”.1 Maka obyek dapat
ditangkap melalui alat indra dan diproyeksikan pada bagian tertentu di
otak sehingga manusia dapat mengamati obyek tersebut. Makin besar
struktur susunan syaraf dan otaknya, dan ditambah dengan bertambahnya
pengalaman tersebut dapat dikenal satu persatu terhadap obyeknya, dapat
membedakan antara satu benda dengan benda yang lainnya dan
mengelompokan benda yang berdekatan atau serupa, kemampuan untuk
membedakan, mengelompokan, memfokuskan, dan sebagainya itu disebut
sebagai kemampuan untuk mengorganisasikan pengamatan.
“Persepsi adalah proses dimana kita mengorganisasi dan menafsirkan
stimulus ini dalam lingkungan”.2 “Dengan persespi yang dipandang
sebagai proses penggabungan sensasi. Studi tentang persepsi sangat
berkaitan dengan studi tentang proses kognitif, seperti ingatan dan
berpikir. Tidak seorang pun kini meragukan bahwa peraktek dan
pengalaman mempengaruhi persepsi. Masalahnya adalah seberapa jauh
kapasitas persepsi pembawaan dan seberapa jauh kapasitas yang diperoleh
sebagai hasil pengalaman. Terdapat beberapa kawasan penyelidikan yang
memberikan informasi tentang pesan belajar dalam persepsi”.3
1 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung : PT Remaja Rosyadakarya
Offset).hal 51 2 Rita L Atkinson dkk, Pengantar Psikologi, (Jakarta : Erlangga) edisi ke-8 hal. 201
3 Ibid, hal.233
8
“Persepsi adalah suatu rangsangan yang disadari/dikenal oleh diri
manusia”.4 Rangsangan dapat mengenai diri manusia, dan tentunya tidak
semuanya manusia mempunyai intensitas dan mengandung maksud
kegunaan yang sama bagi diri manusia. Sehingga melalui perhatian itu,
maka aktivitas manusia dalam milieu bersifat selektif.
Dalam diri manusia dapat mengenali dunia luar dengan menggunakan
alat indranya dengan melalui stimulus yang dapat diterimanya. Maka dari
itu pada diri individu terdapat tubuh yang bermacam-macam bagiannya
berfungsi untuk dijadikan sebagai komunikasi tubuh yang timbul pada
rangsangan atau hasrat. Kemudian dapat persepsikan pada tubuh yang
dapat menerima rangsangan dengan melalui alat pengindraan, sehingga
individu menyadari dan mengerti itu disebut persepsi.
Persepsi adalah menafsirkan stimulus yang telah ada di dalam otak.
Meskipun alat untuk menerima stimulus serupa pada setiap individu,
interpretasinya berbeda. Untuk menggambarkan perbedaan antara
sensai dan persepsi, kita bandingkan potret sebuah pemandangan
dengan lukisan pemandangan. Potret berupa pemandangan
sebagaimana yang diterima alat indra, sedangkan lukisan
pemandangan bergantung pada interpretasi pelukis. Dengan kata lain,
mata menerima sedangkan pikiran mempresepsi.5
Dari kutipan diatas dapat dipahami bahwa persepsi merupakan suatu
proses yang didahului oleh proses pengindraan. “Kemampuan untuk
membeda-bedakan, mengelompokan, memfokuskan, dan sebagainya
disebut sebagai kemampuan untuk mengorganisasikan pengamatan atau
persepsi”.6 Proses pengelompokan akan berlangsung setiap saat, pada
waktu individu menerima stimulus melalui alat indra, yaitu melalui mata
sebagai alat melihat, telinga alat pendengar, hidung sebagai alat pembauan,
lidah sebagai alat pengecap, kulit pada telapak tangan sebagai alat
4 Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum & Perkembangan, (Jakarta : Pedoman Ilmu
Jaya, 1993).hal.42 5 Ahmad Fauzi, Psikologi Umum, (Bandung, CV. Pustaka Setia,1999)Cet ke-2,hal. 37
6 Ibid., h.38.
9
perabaan semuanya merupakan alat indra yang digunakan untuk menerima
stimulus dari luar individu.
Persepsi secara umum merupakan proses perolehan, penafsiran,
pemilihan, dan pengaturan informasi indrawi. Isi dari persepsi bisa
berupa apa saja. Atribut-atribut individual dapat mencakup
kepribadian, sifat-sifat, disposisi tingkah laku, karakteristik fisik,dan
kemampuan menilai. Atribut-atribut kelompok dapat mencakup
properti-properti seperti ukuran, kelekatan, sifat-sifat budaya, pola
stratifikasi, pola-pola jaringan, legitimasi, dan unsur-unsur sejarah.7
Jadi persepsi dapat dikatakan bahwa dari hasil semua alat indra yang
dimiliki manusia untuk mendapatkan gambaran mengenai hal-hal yang
dilihat untuk menafsirkan sesuatu dengan menggunakan alat indranya.
Dari semua alat indra yang bekerja dapat menghasilkan suatu kesan dan
kesimpulan.
Obyek-obyek di sekitar kita, kita tangkap melalui alat-alat indra dan
diproyeksikan pada bagian tertentu diotak sehingga kita dapat mengamati
obyek tersebut. Ia dapat memfokuskan perhatiannya pada suatu obyek,
sedangkan obyek-obyek yang lain disekitarnya dapat dianggap sebagai
latar belakang. “Persepsi adalah jenis aktivitas pengelolaan informasi yang
menghubungkan seseorang dengan lingkungannya”.8 Dari pengertian
persepsi tersebut seseorang dapat memberikan kesimpulan dari apa yang
mereka lihat dan mereka amati dilingkungan sekitarnya.
Fenomena tentang persepsi jarak dan gerak, organisasi persepsi,
dan berbagai macam konstansi persepsi dengan mudah dan menyakinkan
dapat didemonstrasikan, sehingga kini terdapat kesepakatan umum tentang
apa yang dihayati. Namun masih tetap terdapat ketidaksepakatan tentang
bagaimana menjelaskan apa yang terjadi. Salah satu pertanyaan
tradisional.
7 Sarlito W.Sarwono & Eko A.Meinarno, Psikologi sosial,(Jakarta, Salemba
Humanika.2011)hal.24 8 Fattah Hanurawan, Psikologi Sosial Suatu Pengantar,(Bandung,PT. Remaja Rosdakarya
Offset.2010)cet.1 hal.34
10
Perception (persepsi) adalah proses mengetahui atau mengenali
objek dan kejadian objektif dengan bantuan indera. 2. Kesadaran
dari proses-proses organis. Didalam psikologi kontemporer,
persepsi secara umum diperlakukan sebagai satu variabel campur
tangan (intervening variable), bergantung pada faktor-faktor
perangsang, cara belajar, perangkat, keadaan jiwa atau suasana hati,
dan faktor-faktor motivasional.9
Istilah persepsi biasanya digunakan untuk mengungkapkan tentang
pengalaman terhadap suatu benda ataupun suatu kejadian yang dialami.
Dalam kamus standar dijelaskan bahwa persepsi dianggap sebagai sebuah
pengaruh ataupun sebuah kesan oleh benda yang semata-mata
menggunakan pengamatan pengindraan. Persepsi ini didefinisikan sebagai
proses yang menggabungkan dan mengorganisir data-data indra kita
(pengindraan) untuk dikembangkan sedemikian rupa sehingga kita dapat
menyadari di sekeliling kita, termasuk sadar akan diri kita sendiri.
“Definisi lain menyebutkan, bahwa persepsi adalah kemampuan
membeda-bedakan, mengelompokkan, memfokuskan perhatian terhadap
suatu objek rangsang. Dalam proses pengelompokan dan membedakan ini
persepsi melibatkan proses interpretasi berdasarkan pengalaman terhadap
satu peristiwa atau objek”.10
Persepsi dapat diartikan sesuatu yang diterima di otak ataupun di
syaraf dari stimulus yang diterimanya sehingga dapat membedakan
maupun mengelompokan apa yang didapat dari stimulus tersebut.
a. Persepsi dalam pandangan Al-Qur’an
Persepsi adalah fungsi psikis yang penting yang menjadi jendela
pemahaman bagi peristiwa dan realitas kehidupan yang dihadapi manusia.
Dalam surat An-Nisa disebut alat sensor lain yang merasa dan
mengirimkan sinyal-sinyal dari rangsangan yang diterimanya. Indra ini
9 Kartini kartono, Kamus Lengkap Psikologi, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2008)cet
7,hal.358 10
Abdul Rahman Shaleh, Psikologi Suatu Pengantar dalam Perspektif Islam, (Jakarta, Kencana, 2009) Cet.4,hal:110
11
dinamakan dengan indra yang terkait dengan kulit. Begitu juga halnya
disitir dalam QS. Al-Anam ayat 7:
ن صحسمب راإل منمالانريهكفساإن نىاعهيككتابافيلسطاسفهمضيبأيدي يهوز
Artinya:
Dan kalau Kami turunkan kepadamu tulisan di atas kertas, lalu
mereka dapat menyentuhnya dengan tangan mereka sendiri, tentulah
orang-orang kafir itu berkata: "Ini tidak lain hanyalah sihir yang nyata".11
Dalam surat Al-quran diatas dijelaskan bahwa persepsi dapat
diterima dari beberapa alat pengindraan yang manusia miliki. Dalam surat
tersebut terlihat bahwa alat pengindraan itu berupa alat peraba yaitu kulit
serta alat penglihatan yaitu mata. Sehingga apa yang mereka terima dari
stimulus yang ada mereka dapat mempersepsikan suatu objek.
QS. Fushilat ayat 53 :
م فيأوفض الفاق في آياتىا م صىسي أو يكفبسبك نم أ انحك أو م ن يتبيه حتى
يد شيءش كم عهى
Artinya:
Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda
(kekuasaan) Kami di segala ufuk dan pada diri mereka sendiri,
sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al-Qur’an itu adalah benar.
Dan apakah Tuhanmu tidakcukup (bagi kamu) bahwa sesungguhnya
Dia menyaksikan segala sesuatu?12
Dari surat diatas dapat disimpulkan bahwa persepsi juga
bersumber dari apa yang mereka lihat kemudian mereka baru dapat
menafsirkan apa yang mereka lihat sehingga terbentuklah suatu
persepsi. Bahwa persepsi yang mereka lihat adalah benar apa adanya
dari ciptaan Allah SAW.
11
Al-Qur’an dan terjemahnya, hal:187 12
Al-Qur’an dan terjemahnya, hal:781
12
b. Aspek Persepsi
Dalam persepsi terdapat aspekaspek yang bisa dipengaruhi oleh proses
persepsi tersebut, aspek menurut McDowwell & Newel yaitu :
1) Kognisi
Aspek kognisi merupakan aspek yang melibatkan cara berpikir,
mengenali, memaknai suatu stimulus yang diterima oleh panca
indera, pengalaman atau yang pernah dilihat dalam kehidupan
sehari-hari. Hurlock menambahkan bahwa aspek kognitif
didasarkan atas konsep suatu informasi, aspek kognitif ini juga
didasarkan pada pengalaman pribadi dan apa yang dipelajari.
2) Afeksi
Aspek afeksi merupakan aspek yang membangun aspek kognitif.
Aspek afektif ini mencakup cara individu dalam merasakan,
mengekspresikan emosi terhadap stimulus berdasarkan nilai-nilai
dalam dirinya yang kemudian mempengauhi persepsinya.13
Jadi dalam persepsi terdapat aspek-aspek didalamnya yaitu antara
kognisi dan afeksi. Didalam kognisi persepsi ini melibatkan apa yang
mereka lihat, tangkap dan mengenali dari apa yang mereka dapat dalam
keidupan sehari-harinya. Sedangkan dari aspek afeksi disini adalah cara
dari mereka mndapatkan stimulus yang meraka tangkap atau yang mereka
dapatkan.
c. Faktor-faktor Persepsi
Persepsi dalam prosesnya itu dipengaruhi dengan beberapa faktor-
faktor yang membuat proses persepsi itu tumbuh. Menurut Sarlito W.
Sarwono bahwa perbedaan persepsi dapat disebabkan oleh hal-hal
dibawah ini:
13
Bagus Takwin, “Persepsi Sosial Mengenali dan MENGERTI Orang Lain”, dalam Sarlito W. Sarwono dan Eko A. Meinarno(ed), Psikologi Sosial, (Salemba Humanika), hal 26
13
1) Perhatian
Biasanya kita tidak menangkap seluruh rangsangan yang ada di
sekitar kita sekaligus, tetapi kita memfokuskan perhatian kita pada
perhatian kita pada suatu objek atau dua objek saja. Perbedaan
fokus antara satu orang dengan orang lainnya, menyebabkan
perbedaan persepsi antara mereka.
2) Set
Set adalah harapan seseorang akan rangsangan yang akan timbul.
Misalnya, pada seseorang pelari yang siap di garis “star” terdapat
set bahwa akan terdengar bunyi pistol di saat mana ia harus mulai
berlari, perbedaan set dapat menyebabkan perbedaan persepsi.
3) Kebutuhan
Kebutuhan-kebutuhan sesaat maupun yang menetap pada diri
seseorang, orang tersebut akan mempengaruhi persepsi. Dengan
demikian, kebutuhan-kebutuhan yang berbeda akan menyebabkan
pula perbedaan persepsi.
4) Sistem nilai
Sistem nilai yang berlaku dalam suatu masyarakat berpengaruh
pula terhadap persepsi. Suatu eksperimen di Amerika Serikat
(Bruner dan Godman, 1947, Carter dan Schooler, 1949)
menunjukn bahwa anak-anak yang berasal dari keluarga miskin
mempersepsikan mata uang logam besar dari pada ukuran yang
sebenarnya. Gejala ini ternyata tidak terdapat pada anak-anak yang
berasal dari keluarga kaya.
5) Ciri Kepribadian
Ciri kepribadian akan mempengaruhi pula persepsi seperti dua
orang yang bekerja di kantor yang sama berada di bawah
pengawasan satu orang atasan, orang yang pemalu dan orang yang
tinggi kepercayaan dirinya akan berbeda dalam mempersepsikan
atasannya.14
Didalam persepsi terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi
persepsi. Antara lain faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi yaitu
14
Sarlito W. Sarwono, Pengantar Umum Psikologi, (Jakarta, Bulan bintang,2003), cet 9, hal45-46.
14
perhatian, set, kebutuhan, sistem nilai, dan ciri kepribadian. Disetiap
masing-masing faktor memiliki arti dan peranannya sendiri dalam
persepsi.
2. Pengelompokan
a. Pengertian Pengelompokan
1) Sherif dan Sherif menyatakan bahwa :
“Kelompok adalah suatu unit sosial yang terdiri dari dua atau
lebih individu yang telah mengadakan interaksi sosial yang
cukup intensif dan teratur, sehingga diantara individu itu sudah
terdapat pembagian tugas, struktur dan norma-norma tertentu
yang khas bagi kelompok itu”.
2) Menurut Roland Freedman
“Kelompok adalah organisasi terdiri atas 2 (dua) atau lebih
individu-individu yang tergantung oleh ikatan-ikatan suatu
sistem ukuran-ukuran kelakukan yang diterima dan disetujui
oleh semua anggota-anggotanya”.
3) Menurut Park dan Burgess :
“Kelompok adalah sekumpulan orang yang memiliki kegiatan
yang konsisten”.15
Dari pengertian diatas dari beberapa para ahli mengenai
kelompok dapat disimpulkan bahwa kelompok yaitu suatu organisasi
yang terbentuk dari dua orang atau lebih yang memiliki tujuan atau
keingin yang sama untuk dapat memenuhi atau mewujudkan suatu
tujuan bersama.
b. Timbulnya Kelompok
Kelompok terbentuk karena adanya komunikasi. Terjadinya
kelompok karena individu berkomunikasi dengan yang lain, sama-
sama memiliki motif dan tujuan. Dua orang atau lebih yang bekerja
sama dalam suatu hubungan fungsional satu sama lain inilah yang
akan membentuk suatu kelompok. “Suatu kelompok yang telah
terbentuk cenderung untuk memiliki ciri-ciri tertentu.”16
Masuknya seorang ke dalam kelompok itu disebabkan karena
15
Abu Ahmadi, Psikologi Sosial, (Jakarta, PT. MELTON PUTRA, 1991)edisi revisi,hal:94 16
Ibid, hal. 103
15
1. Paksaan : tahanan, narapidana, dan sebagainya.
2. Otomatis atau dengan sendirinya : sebagai anggota keluarga,
kelompok seks yang sejenis dan sebagainya.17
Sebab seseorang masuk dalam kelompok terdiri dari dua yaitu
akibat dari paksaan dan otomatis. Sebab dari paksaan yaitu dapat
diartikan bahwa seseorang masuk kedalam kelompok tersebut karena
paksaan orang lain atau pun paksaan dari hasil perbuatan mereka yang
dilakukan. Sedangkan sebab seseorang masuk ke dalam kelompok
karena otomatis yaitu seseorang masuk kedalam kelompok tersebut
karena memang keinginan mereka dan sesuai dengan tujuan mereka.
c. Sebab-sebab pembentukan kelompok
Dengan adanya unsur sistem nilai yang banyak menentukan
jalan interaksi sosial, maka jelaslah bahwa pembentukan setiap
kelompok ditentukan oleh beberapa faktor lain pula, yaitu faktor :
1) Waktu dan zaman
2) Sebab dan tujuan pembentukannya
3) Sifat dari anggota-anggotanya
4) Cara pembentukan kelompok (dengan paksaan, kebetulan
ataupun sukarela)
Bierens De Haan mengatakan, bahwa suatu kelompok
memperoleh bentuknya dari kesadaran akan keterikatan yang ada
pada anggota-anggotanya.
“kelompok tidak merupakan jumlah anggota-anggotanya saja
melainkan adalah suatu kenyataan yang ditentukan oleh datang-
perginya anggota-anggotanya......... kenyataan kelompok ditentukan
oleh nilai-nilai yang dihayati bersama, oleh fungsi kelompok
sebagaimana disadari anggotanya”
17
Ibid, hal. 105
16
Nyatalah bahwa suatu kelompok bukan merupakan jumlah
anggotanya saja, akan tetapi mempunyai suatu ikatan psychologis.
Pemikiran dahulu bahwa kelompok terbentuk karena manusia
sadar tak dapat menyelesaikan ataupun mencapai tujuannya
sendiri, ternyata terlalu melihat segi rasionalnya manusia.
Kemajuan Ilmu Jiwa Sosial membuktikan, bahwa adalah suatu
kebutuhan psycologis manusia untuk mempunyai dan digolongkan
pada suatu kelompok, tempat ia “berlindung” dan merasa aman.18
3. Ilmu Pengetahuan Alam
a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam
Pengertian ilmu pengetahuan alam ilmu pengetahuan alam
atau sains (science) diambil dari kata latin Scientia yang arti
harfiyahnya adalah pengetahuan, tetapi kemudian berkembang
menjadi khusus ilmu pengetahuan alam atau sains. Sund dan
Trowbribge merumuskan bahwa sains merupakan kumpulan
pengetahuan dan proses. Sedangkan Kuslan Stone menyebutkan
bahwa “sains adalah kumpulan pengetahuan dan cara-cara untuk
mendapatkan dan mempergunakan pengetahuan itu”. Sains
merupakan produk dan proses yang tidak dapat dipisahkan. “real
Science is both product and process, inseparably joint” Sains
sebagai proses merupakan langkah-langkah yang ditempuh para
ilmuan untuk melakukan penyelidikan dalam rangka mencari
penjelasan tentang gejala-gejala alam. Langkah tersebut adalah
merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, merancang
eksperimen, mengumpulkan data, menganalisis dan akhirnya
menyimpulkan. Dari sini tampak bahwa karakteristik yang
mendasar dari sains ialah kuantifikasi artinya gejala alam dapat
berbentuk kuantitas.
Kedudukan ilmu pengetahuan alam adalah ilmu
berkembang dengan pesat, yang pada dasarnya ilmu berkembang
dari dua cabang utama yaitu filsafat alam yang kemudian menjadi
rumpun ilmu-ilmu alam (the natural sciences) dan filsafat moral
yang kemudian berkembang kedalam ilmu-ilmu sosial (the social
sciences). Ilmu-ilmu alam membagi menjadi dua kelompok yaitu
ilmu alam (the physical sciences) dan ilmu hayat (the biological
sciences).
Ilmu alam ialah ilmu yang mempelajari zat yang
membentuk alam semesta sedangkan ilmu hayat mempelajari
18
Phill Astrid S.Susanto, Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial, (Bandung, Binacipta, 1977)cet 1, hal:46
17
makhluk hidup didalamnya. Ilmu alam kemudian bercabang lagi
menjadi fisika(mempelajari masa dan energi), kimia (mempelajari
substansi zat), astronomi (mempelajari benda-benda langit dan
ilmu bumi)(the earth sciences) yang mempelajari bumi kita.19
Jadi dapat disimpulkan pengertian dari Ilmu Pengetahuan
Alam yaitu ilmu yang mempelajari tentang alam sekitar serta
gejala-gejala alam.
4. Ilmu Pengetahuan Sosial
a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial
Ilmu pengetahuan sosial merupakan nama mata pelajaran di
tingkat sekolah atau nama program studi di perguruan tinggi yang
identik dengan istilah “social studie” dalam kurikulum
persekolahan di negara lain, khususnya di negara-negara Barat
seperti Australia dan Amerika Serikat.20
Ilmu pengetahuan sosial
dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang
mewujudkaan satu pendekatan interdisipliner dari aspek dan
cabang-cabang ilmu-ilmu sosial (sosiologi, sejarah, geografi,
ekonomi, politik, hukum dan budaya). IPS atau studi sosial
merupakan bagian dari kurikulum sekolah yang diturunkan dari isi
materi cabang-cabang ilmu-ilmu sosial: sosiologi, sejarah,
geografi, ekonomi, politik, antropologi, filsafat, dan psikologi
sosial.21
IPS sebagai ilmu pengetahuan baru mulai diketengahkan
dalam kurikulum sekolah tahun 1975 (SMP-SMA) dan tahun 1976
(SPG). Mata pelajaran ini berperan memfungsionalkan dan
merealisasikan ilmu-ilmu sosial yang bersifat teoritik ke dalam
dunia kehidupan nyata di masyarakat. Melalui pembelajaran IPS
19
http://id.m.wikipedia.org/wiki/ilmu_alam diunduh 4 Agustustus 2014,08:45WIB 20
Sapriya, Konsep Dasar IPS,(Bandung: UPI PRESS,2006)Cet.1,hal.3 21
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu:Konsep, Strategi, dan Implementasinya dalam KTSP,(Jakarta:Bumi Aksara,2011),Cet. Ketiga,h.172.
18
siswa mampu membawa dirinya secara dewasadan bijak dalam
kehidupan nyata di masyarakat sebagai insan sosial.22
IPS merupakan padanan dari sosial Studies dalam konteks
kurikulum di Amerika Serikat. Istilah tersebut pertama kali
digunakan di AS pada tahun 1913 mengadopsi nama
lembaga Sosial Studies yang mengembangkan kurikulum di
AS . Kurikulum pendidikan IPS tahun 1994 sebagaimana
yang dikatakan oleh Hamid Hasan (1990), merupakan difusi
dari berbagai disiplin ilmu.23
Rumusan tentang pengertian IPS telah banyak
dikemukakan oleh para ahli IPS atau social studies. Disekolah-
sekolah Amerika pengajaran IPS dikenal dengan sosial studies.
Jadi istilah IPS merupakan terjemahan sosial studies. Dengan
demikian IPS dapat diartikan dengan “penelaahan atau kajian
tentang masyarakat.” Dalam mengkaji masyarakat, guru dapat
melakukan kajian dari berbagai prespektif sosial, seperti kajian
melalui pengajaran sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi,
antropologi, politik-pemerintahan, dan aspek psikologi sosial yang
disederhanakan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Untuk memperoleh gambaran yang lebih luas tentang IPS,
maka penting untuk dikemukakan beberapa pengertian social
studies dan IPS menurut para ahli.
1) Edgar B Wesley menyatakan bahwa “social studies are the
social sciences simplified for paedagogieal purposes in
school. The social studies consist of geografy history,
economic, sociology, civics and various combination of
these subjects”.
2) Jihn Jarolimek mengemukakan bahwa The social studies as
part of elementary school curriculum draw subject-matter
content from the social science, history, sociology, political
22
Sapriya, Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajar IPS, (Bandung: UPI PRESS,2006) cet.1,hal.3
23 Etin Solihatin, dan Raharjo, Cooperative Learning (Analisis Model Pembelajaran
IPS),(Jakarta: Bumi Aksara,2008), Ed 1, Cet. 3,h.14
19
science, social psychology, philosophy, antropology, and
economic. The social studies have been defined as “those
portion of the social science... selected for instructional
purposes”24
b. Pendekatan yang digunakan Dalam Pembelajaran IPS
Adapun pendekatan-pendekatan yang dipergunakan dalam
pembelajaran IPS baik dalam mengembangkan program maupun
metode pembelajarannya adalah sebagai berikut:
1) Siswa sentris, dimana faktor siswa yang diutamakan.
2) Kemasyarakatan sentris, (Community Oriented), dimana
masalah kehidupan nyata (rill) dan masyarakatan yang
dijadikan sumber dan bahan serta tempat pembelajaran.
3) Ekosistem, dimana faktor lingkungan baik fisik maupun
budayanya selalu dijadikan pertimbangan dalam
pembelajaran IPS.
4) Bersifat meluas (Komprehensif – Broadfield,
Multidimensional) dengan pola pengorganisasian bahan
yang terpadu (integrated).25
Dapat disimpulkan bahwa pendekatan dalam
pembelajaran IPS disini meliputi siswa sentris yaitu dimana
siswa dijadikan yang utama untuk memperoleh pengetahuan
siswalah yang dituntut untuk mencari jawaban dari masalah
yang ada, tidak terpaku sumbernya dari guru saja. Jadi siswa
ikut aktif dalam pembelajaran. Kemudian kemasyarakatan
sentris yaitu masyarakat yang dijadikan sumber dan bahan untuk
pembelajaran. Dengan mencari fakta yang nyata dari kehidupan
bermasyarakat. Lalu ekosistem yang dilibatkan langsung baik
fisik maupun budayanya dijadikan sebagai bahan pertimbangan
dalam pembelajaran IPS. Dan yang terakhir yaitu bersifat
meluas, dalam artian pola pengorganisasiannya yang meluas.
24
Nadir, dkk, Ilmu Pengetahuan Sosial 1, (Surabaya: Amanah Pustaka, 2009),Edisi Pertama h.1-9
25 Sapriya, Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajar IPS, op. Cit., h.8
20
5. Minat Belajar
a. Pengertian Minat Belajar
Minat adalah kesadaran seseorang, bahwa suatu objek,
seseorang, suatu soal atau suatu situasi mengandung
sangkut paut dengan dirinya. Rupa-rupanya minat harus
dipandang sebagai suatu sambutan yang sadar; kalau tidak
demikian minat itu tidak mempunyai arti sama sekali. Oleh
sebab itu pengetahuan atau informasi tentang seseorang atau
suatu objek pasti harus ada lebih dahulu daripada minat
terhadap orang atau objek tadi.26
Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan
pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat
pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri
sendiri dengan sesuatu diluar diri. “Semakin kuat atau dekat
hubungan tersebut, semangkin besar minat.”27
Dari segi bahasa minat dapat diartikan sebagai
kecenderungan hati yang tertinggi terhadap sesuatu gairah atau
keinginan.28
Minat adalah landasan yang paling menyakinkan demi
keberhasilan suatu proses belajar. Jika seorang murid memiliki rasa
ingin belajar, ia akan cepat dapat mengerti dan mengingatnya.29
Dapat disimpulkan bahwa minat adalah suatu rasa
ketertarikan yang lebih dari diri seseorang terhadap suatu objek
atau kegiatan yang dia sukai.
b. Persyaratan-persyaratan Penting Bagi Timbulnya Minat dan
Perhatian
Beberapa persyaratan yang tampak jelas adalah: pelajaran
akan menjadi menarik bagi para murid jika terlihat adanya
hubungan antara pelajaran dan kehidupan yang nyata. Salah satu
26
Buchori M, Psikologi Pendidikan,(Jakarta: Aksara Baru,1978),hal.124 27
Slameto, Belajar&faktor-faktor yang mempengaruhi,(Jakarta, Rineka Cipta.2010),cet.ke-5,hal.180
28 Tim penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar
Bahasa Indonesia,(Jakarta; Balai Pustaka, cet. Ke-10, hal.656. 29
Kurt Singer, Membina Hasrat Belajar di Sekolah, (Bandung: Remadja Karya).hal.78.
21
alasan sikap menolak para remaja terhadap sekolah ialah karena
sekolah tidak menaruh perhatian terhadap minat dan perhatian
mereka serta masalah-masalah yang dihadapi oleh murid-murid
yang berusia sembilan, tiga belas, dan tujuh belas tahun itu.
Pelajaran akan menjadi menarik bagi para murid jika
mereka diberi kesempatan untuk dapat giat sendiri. Kesempatan
mengambil sendiri, giat secara mandiri, sudah akan memungkinkan
mereka dapat meresapkan bahan-bahan pelajaran. Minat si murid
akan bertambah jika ia dapat melihat dan mengalami bahwa
dengan bantuan yang dipelajari itu ia dapat mencapai tujuan-tujuan
tertentu. Oleh karena itu bimbingan teknik kerja lebih berarti bagi
si murid dari pada penambahan dan perluasan bahan pelajaran.30
c. Unsur- unsur Minat
Dalam penelitian ini, ada beberapa hal yang menyebabkan
seseorang dikatakan berminat terhadap sesuatu bila individu
tersebut memiliki beberapa unsur, antara lain:
1) Perasaan Senang
Menurut Wasty, “Perasaan senang dapat diartikan sebagai
susana psikis dengan jalan membuka diri terhadap suatu hal
yang berbeda dengan keadaan dalam diri.”31
Jadi dapat
diartikan bahwa perasaan senang ini timbul dari suasana
hati dari kesukaan terhadap suatu hal yang membuat
seseorang suka terhadap sesuatu.
Siswa yang memiliki rasa senang terhadap mata
pelajaran yang dia senangi tidak menutup kemungkinan
minat yang timbul dalam dirinya tersebut akan besar
terhadap sesuatu yang dia senangi. Dan dapat
menambahkan semangat serta memotivasi dirinya sehingga
30
Ibid., h. 92. 31
Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006) Cet. V, h.37
22
mendapatkan nilai yang lebih dalam mata pelajaran yang
dia senangi.
2) Perhatian dalam Belajar
Perhatian merupakan salah satu faktor penting dalam
kegiatan belajar. Dalam kajian psikologi yang dikutip oleh
Fadilah Suraga dkk bahwa, perhatian merupakan
“pemusatan tenaga psikis yang tertuju pada suatu objek
tertentu.”32
Dengan kata lain seseorang yang menaruh minat
pada suatu aktivitas akan memberikan perhatian yang lebih
atau besar terhadap suatu aktivitas tersebut. Minat dan
perhatian dalam belajar memiliki hubungan yang erat,
dengan adanya minat maka tidak menutupi kemungkinan
bahwa perhatian seseorang dalam suatu hal akan lebih atau
besar.
3) Ketertarikan
Minat menurut Crow and Crow yang dikutip oleh Abdul
Rohim bahwa, “Minat bisa berhubungan dengan gaya gerak
yang mendorong kita cenderung atau rasa tertarik pada
orang, benda, atau kegiatan apapun bisa berupa pengalaman
yang dirangsang oleh kegiatan tersebut.”33
Dalam hal ini
menunjukan bahwa ada yang mempengaruhi minatnya
terhadap matapelajaran disekolah, karena pengaruh dari
cara guru mengajarnya atau pun dari segi persepsi yang ada.
Dengan adanya ketertarikan maka semangkin lama
seseorang akan dapat mengembangkan apa yang dia
tertariki dalam mata pelajarannya. Sehingga dapat
membuahkan suatu prestasi di suatu bidang.
32
Fadilah Suralaga, dkk., Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), h.113
33 Abdul Rohim, “Pengaruh Minat Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Bidang
Pendidikan Agama Islam”, Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2011, h. 11, tidak dipublikasikan.
23
4) Manfaat dan Fungsi Mata Pelajaran
Selain adanya perasaan senang, perhatian dalam belajar dan
perasaan tertarik. Adanya manfaat dan fungsi mata
pelajaran juga merupakan salah satu indikator minat.
Seseorang siswa harus mengetahui manfaat dan fungsi
dalam memilih jurusan yang tepat baginya, karena dari
mereka mengetahui manfaat dan fungsi dari mata pelajaran
yang dia senangi maka akan membawa mereka kesebuah
prestasi yang dapat mereka raih dikedapannya. Karena
sesuai dengan minat mereka masing-masing.
7. Belajar
a. Pengertian Belajar
Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan
unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis
dan jenjang pendidikan. Sebagian orang beranggapan bahwa
belajar adalah semata-mata mengumpulkan atau menghafalkan
fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk informasi /materi pelajaran.
Disamping itu ada pula sebagian orang yang memandang belajar
sebagai latihan belaka seperti yang tampak pada latihan membaca
dan menulis.
Skinner, seperti yang dikutip dalam Barlow dalam bukunya
Educational Psychology: The Teaching-Learning Process,
berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses adaptasi
(penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif.
Pendapat ini diungkapkan dalam pernyataan ringkasannya, bahwa
belajar adalah :”... a process of progressive behavior adaptation.”
Berdasarkan eksperimennya, B.F. Skinner percaya bahwa proses
adaptasi tersebut akan mendatangkan hasil yang optimal apabila ia
diberi penguat (reinforcer)34
34
Syah Muhibbin, Psikologi Belajar,hal.59
24
Chaplin dalam dictionary of Psychology membatasi belajar
dengan dua macam rumusan. Rumusan pertama berbunyi:”....
acquistion of any relatively permanent change in behavior as a
result of practice and experience” (belajar adalah perolehan
tingkah laku yang relatif menetapkan sebagai akibat latihan dan
pengalaman). Rumusan keduanya adalah process of acquiring
respons-respons sebagai akibat adanya latihan khusus).35
Hintzman dalam bukunya The Psychology of Learning and
Memory berpendapat bahwa “Learning is a change in organism
due to experience which can affect the organism’s
behavior”,(belajar adalah suatu perubahan yang terjadi pada diri
organisme, manusia atau hewan, disebabkan oleh pengalaman yang
dapat mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut). Jadi dalam
pandangan Hintzman, perubahan yang ditimbulkan oleh
pengalaman tersebut baru dapat dikatakan belajar apabila
mempengaruhi organisme.36
Wittig dalam bukunya Psychologi of Learning
mendefinisikan belajar sebagai: any relatively permanent change
in an organism’s behavioral repertoire that occurs as a result of
experience (belajar ialah perubahan yang relatif menetap yang
terjadi dalam segala macam/keseluruhan tingkah laku suatu
organisme sebagai hasil pengalaman).37
Oleh karenanya, pemahaman yang benar mengenai arti
belajar dengan segala aspek, bentuk dan manifestasinya mutlak
diperlukan oleh para pendidik, khususnya para guru. Kekeliruan
atau ketidak lengkapan persepsi mereka terhadap proses belajar
dan hal-hal lain yang berkaitan dengannya mungkin akan
mengakibatkan kurang bermutunya pembelajaran yang dicapai
peserta didik.
35 Syah Muhibbin, Psikologi Belajar,hal.59
36Syah Muhibbin, Psikologi Belajar,hal.59
37 Syah Muhibbin, Psikologi Belajar,(Jakarta: Logos,1999)Cet.ke-1,hal.59
25
Sementara itu, menurut pendapat tradisional, belajar adalah
menambah dan mengumpulkan sejumlah pengetahuan, disini yang
dipentingkan adalah pendidikan intelektual. Lain lagi dengan
pendapat para ahli pendidikan modern yang merumuskan
perbuatan belajar sebagai berikut:
“Belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan
dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah
laku yang baru berkat pengelaman dan latihan.”38
Ayat Al-Qur’an mengenai belajar yaitu surat Al-Mudjadillah ayat
11:
ا يا يفضح فافضحا انمجانش في تفضحا نكم ليم إذا آمىا انريه أي نكم الل
يسفع فاوشزا اوشزا ليم إذا انعهم أتا انريه مىكم آمىا انريه الل
دزجات خبيس تعمهن بما الل
Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu:
“Berlapang-lapanglah dalam majelis”, maka lapangkanlah,
niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu dan apabila
dikatakan: Berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan
meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-
orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah
Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan
Dalam ayat diatas dapat disimpulkan bahwa seseoang yang belajar
akan mendapatkan ilmu atau tambahan ilmu pengetahuan. Jadi Allah akan
meninggikan derajat bagi orang-orang yang memiliki ilmu sehingga
belajar merupakan sesuatu yang tidak sia-sia bagi diri sendiri. Selain
belajar memberikan manfaat bagi diri sendiri belajar juga dapat
mendapatkan sesuatu yang indah dimata Allah. Dan Allah maha
mengetahui apa yang kita kerjakan apa yang kita kerjakan dalam hal
38
Abdul Rahman Shaleh, Op. cit., h.206.
26
menuntut ilmu atau belajar Allah tidak akan ingkar terhadap janji yang
diberikanNya.
b. Unsur-unsur belajar
Cronbach mengemukakan adanya tujuh unsur utama dalam
proses belajar yaitu:
1) Tujuan. Belajar dimulai karena adanya sesuatu tujuan yang
ingin dicapai. Tujuan ini muncul untuk memenuhi sesuatu
kebutuhan.
2) Kesiapan. Untuk dapat melakukan perbuatan belajar dengan
baik anak atau individu perlu memiliki kesiapan, baik
kesiapan fisik dan psikis, kesiapan yang berupa kematangan
untuk melakukan sesuatau, maupun penguasaan
pengetahuan dan kecakapan-kecakapan yang mendasarinya.
3) Situasi. Kegiatan belajar berlangsung dalam suatu situasi
belajar. Dalam situasi belajar ini terlibat tempat, lingkungan
sekitar, alat dan bahan yang dipelajari, orang-orang yang
turut tersangkut dalam kegiatan belajar serta kondisi siswa
yang belajar.
4) Interprestasi. Dalam menghadapi situasi, individu
mengadakan interprestasi, yaitu melihat hubungan di antara
komponen-komponen situasi belajar, melihat makna dari
hubungan tersebut dan menghubungkannya dengan
kemungkinan pencapaian tujuan.
5) Respon. Berpegang kepada hasil dari interprestasi apakah
individu mungkin atau tidak mungkin mencapai tujuan yang
diharapkan, maka ia memberikan respons.
6) Konsekueensi. Setiap usaha akan membawa hasil, akibat
atau konsekuensi entah itu keberhasian ataupun kegagalan,
demikian juga dengan respons atau usaha belajar siswa.
27
7) Reaksi terhadap kegagalan. Selaian keberhasilan,
kemungkinan lain yang diperoleh siswa dalam belajar
adalah kegagalan. Peristiwa ini menimbulkan prasaan sedih
dan kecewa.39
Dapat disimpulkan bahwa unsur-unsur belajar yaitu terdiri
dari 7 antara lain yaitu tujuan seseorang yang ingin belajar secara
tidak langsung mreka memiliki tujuan untuk belajar. Sehingga
mereka dapat mencapai tujuan dari hasil belajar yang mereka
lakukan. Dan yang kedua yaitu kesiapan, didalam belajar seseorang
harus memiliki kesiapan fisik dan rohaninya untuk belajar. Karena
apabila tidak ada kesiapan diantara jasmani ataupun rohani maka
belajar tidak dapat berjalan dengan baik. Didalam situasi belajar
memiliki unsur yang cukup penting. Jika situasi ataupun suasana
belajar disekitar dapat mendukung proses belajar maka belajar akan
lebih dapat mudah dipahami atau dimengerti oleh siswa.
Didalam interpretasi siswa dapat melihat hubungan dari
proses belajar sehingga dapat mencapai tujuan dengan baik. Dan
respon dari hasil belajar siswa dapat dilihat dari hasil mereka
belajar apakah mereka mendapatkan respon yang baik dari hasil
belajarnya ataupun tidak. Dan konsekuensi disini siswa dapat
menerima konsekuensi dari apa yang mereka kerjakan, apabila
siswa tersebut rajin dalam belajarnya maka konsekuensi yang
mereka dapat adalah keberhasilan, sedangkan jika siswa tidak rajin
dalam belajarnya maka konsekuensi yang siswa itu dapat adalah
kegagalan. Lalu reaksi, reaksi disini akibat yang ditimbulkan dari
keberhasilan yaitu siswa akan merasa senang dan sebaliknya reaksi
siswa apabila mendapatkan kegagalan biasanya terlihat sedih.
39
Sukmadinata Syaolih Nana, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset 2007).Cet.k 8,hal.157
28
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar
a) Faktor-faktor dalam diri individu
Aspek jasmaniah mencakup kondisi dan kesehatan
jasmani dari individu. Tiap orang memiliki kondisi fisik
yang berbeda, ada yang tahan belajar selama lima atau
enam jam terus-menerus, tetapi ada juga yang hanya tahan
satu dua jam saja. Kondisi fisik menyangkut pula
kelengkapan dan kesehatan indra penglihatan, pendengaran,
perabaan, penciuman dan pencacapan.
Aspek psikis atau rohaniah tidak kalah pentingnya
dalam belajar dengan aspek jasmaniah. Aspek psikis
menyangkut kondisi kesehatan psikis, kemampuan-
kemampuan intelektual, sosial, psikomotorik serta kondisi
afektif dan konatif dari individu.
Kondisi intelektual juga berpengaruh terhadap
keberhasilan belajar. Kondisi intelektual ini menyangkut
tingkat kecerdasan, bakat-bakat, baik bakat sekolah maupun
bakat pekerjaan. Kondisi sosial menyangkut hubungan
siswa dengan orang lain, baik guruya temannya, orang
tuanya maupun orang-orang yang lainnya.
Hal lain yang ada pada diri individu yang juga
berpengaruh terhadap kondisi belajar adalah situasi afektif,
selain ketenangan dan keentraman psikis juga motivasi
untuk belajar. Keberhasilan belajar seseorang juga
dipengaruhi oleh keterampilan-keterampilan yang
dimilikinya, seperti keterampilan membaca, berdiskusi,
memecahkan masalah , mengerjakan tugas-tugas dll.
b) Faktor-faktor lingkungan
Keberhasilan belajar juga sangat dipengaruhi oleh
faktor-faktor di luar diri siswa, baik Faktor fisik maupun
29
faktor sosial-psikologis yang berada pada lingkungan
keluarga, sekolah, dan masyarakat. Keluarga merupakan
lingkungan pertama dan utama dalam pendidikan,
memberikan landasan dasar bagi proses belajar pada
lingkungan sekolah dan masyarakat.
Iklim psikologis berkenan dengan suasana afektif
atau perasan yang meliputi keluarga. Iklim psikologis yang
sehat akan mendukung kelancaran dan keberhasilan belajar,
sebab suasana yang demikian dapat memberikan
ketenangan, kegembiraan, rasa percaya diri, dorongan
untuk berprestasi dll.
Lingkungan sekolah juga memegang peranan
penting bagi perkembangan belajar para siswanya.
Lingkungan ini meliputi lingkungan fisik sekolah seperti
lingkungan kampus, sarana dan prasarana belajar yang ada,
sumber-sumber belajar, media belajar dsb., lingkungan
sosial yang menyangkut hubungan siswa dengan teman-
temannya, guru-gurunya serta staf sekolah yang lain.
Lingkungan masyarakat di masa siswa atau individu
berbeda juga berpengaruh terhadap semangat dan aktivitas
belajarnya. Lingkungan masyarakat dimana warganya
memiliki latarbelakang pendidikan yang cukup, terdapat
lembaga-lembaga pendidikan dan sumber-sumber belajar
didalamnya akan memberikan pengaruh yang positif
terhadap semangat dan perkembangan belajar generasi
mudanya.40
Dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi belajar meliputi faktor didalam diri individu dan
faktor lingkungan. Didalam faktor diri individu disini meliputi
40
Ibid., h.162
30
aspek jasmini siswa, dimana jika jasmani siswa tersebut sehat maka
proses belajar akan berjalan dengan baik. Kemudian aspek psikis
siswa meliputi rohaninya dalam dirinya, lalu inrelektual dapat
mempengaruhi belajar, menyangkut bakat yang siswa miliki dan
intelektualnya. Dan ketenangan dan ketentraman psikis mereka.
Dan faktor lingkungan dapat menjadi faktor yang
mempengaruhi belajar. Faktor lingkungan disini meliputi
lingkungan sekolah dan lingkungan tempat mereka tinggal
terutama adalah lingkungan di keluarganya.
d. Teori Tentang Belajar
1) Teori Instrumental Conditioning (Burhus Frederic
Skinner,1904)
Menurut skinner tingkah laku bukanlah sekedar respon
terhadap stimulus, tetapi merupakan suatu tindakan yang
disengaja atau operant ini dipengaruhi oleh apa yang terjadi
sesudahnya. Jadi, operant conditioning atau biasa disebut
instrumen conditioning, itu melibatkan pengendalian
konsekuensi.
Prosedur pembentukan tingkah laku dalam operant
conditioning secara sederhana adalah sebagai berikut:
a) Mengidentifikasi hal-hal apa yang merupakan reinforce
(hadiah) bagi tingkah laku yang akan dibentuk.
b) Menganalisis dan selanjutnya mengidentifikasi komponen-
komponen kecil yang membentuk tingkah laku yang
dimaksud.
c) Berdasarkan urutan komponen-komponen itu sebagai
tujuan sementara, mengidentifikasikan reinforce (hadiah)
untuk masing-masing komponen itu.
d) Melalukan pembentukan tingkah laku, dengan
menggunakan urutan komponen yang telah disusun.
31
Prinsip dan Aplikasi Instrumental Conditioning
a) Penguatan/reinforcement (positif dan negatif).
b) Pembentukan/Shaping.
c) Pemadaman dan pemulihan spontan.
d) Generalisasi dan diskriminasi.
e) Hukuman/Punishment (positif dan negatif).
Kelemahan Teori Instrumental Conditioning adalah
kelanjutan dari teori pertama, sehingga kelemahannya juga
sama dengan teori pertama.41
Dari pengertian teori Instrumental Conditioning diatas
dapat disimpulkan bahwa teori ini menjelaskan bahwa proses
belajar disini dipengaruhi oleh tingkah laku atau tindakan
sebelumnya. Dengan prinsip dan aplikasinya yaitu penguatan,
pembentukan, pemadaman, generalisasi, dan hukuman. Dan
kelemahannya adalah teori ini masih berpaku dengan teori
sebelumnya sehingga titik kelemahannya masih sama dengan teori
sebelumnya.
2) Teori Belajar Sosial (Albert Bandura)
Asal mulanya teori ini disebut observational learning, yaitu
belajar dengan jalan mengamati perilaku orang lain. Teori ini
beranggapan, bahwa masalahnya proses psikologi terlalu
dianggap penting atau sebaliknya hanya ditelaah sebagaimana
saja.
Menurut teori belajar sosial, yang terpenting ialah
kemampuan seseorang untuk mengabstraksikan informasi dari
perilaku orang lain, mengambil keputusan mengenai perilaku
mana yang akan ditiru dan kemudian melakukan perilaku-
perilaku yang dipilih.
41
Abdul Rahman Shaleh, op. Cit., h. 217
32
Teori ini berusaha menjelaskan hal belajar dalam situasi
alami, yang berbeda dengan situasi laboratorium, lingkungan
sosial menyediakan bermacam-macam kesempatan untuk
memperoleh keterampilan dan kecakapan dengan jalan
mengamati pola-pola tingkah laku beserta akibat-akibatnya
atau konsekuensinya. Asumsi dasar teori ini ada tiga macem,
yaitu:
a) Hakikat proses belajar.
b) Hubungan antara individu dengan lingkungan.
c) Hasil belajar.42
Dari pengertian diatas mengenai teori belajar sosial
dapat disimpulkan bahwa belajar bisa dilakukan tidak di
laboratorium melainkan belajar bisa dilakukan dengan
mengamati keadaan sosial dan lingkungan sosial. Dengan
mengamati lingkungan sosial mereka dapat memperoleh
keterampilan disertai dengan konsekuensinya. Yang mendasari
dari teori belajar sosial ini meliputi hakikat proses belajar,
hubungan individu dengan lingkungannya dan hasil belajar.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Beberapa penelitian yang relevan berkaitan dengan penelitian ini
menggunakan persepsi siswa terhadap minat belajar siswa, antara lain yaitu :
1. Dalam penelitian skripsi Mohammad Glesung Gautama dengan judul
“Penentuan Jurusan di SMA N 8 Surakarta dengan Fuzzy Inference System
(FIS) Mamdani”
Penentuan jurusan siswa SMA berpengaruh terhadap kegiatan
akademik siswa. Dengan adanya penjurusan, diharapkan setiap siswa
dapat lebih fokus pada bakat yang dimiliki. Keputusan penentuan jurusan
dibuat oleh pihak yang berkompeten di sekolah. Salah satu aplikasi logika
42
Ibid., h. 220.
33
fuzzy adalah pendukung keputusan dengan Fuzzy Inference System (FIS)
Mamdani. Dalam FIS Mamdani untuk memperoleh output diperlukan
empat tahap, yaitu pembentukan himpunan fuzzy, pembentukan rules,
aplikasi fungsi implikasi dan inferensi aturan serta defuzzifikasi.
Tujuan dari skripsi ini adalah membangun FIS Mamdani penentuan
jurusan di SMA N 8 Surakarta. Variabel inputnya adalah NIPA, NIPS, IQ,
Minat dan kapasitas kelas. Variabel outputnya adalah IPA dan IPS. Dalam
skripsi ini, dibangun dua FIS dengan fungsi keanggotaan yang berbeda.
Dari pengujian data output, diperoleh nilai output IPA dan IPS
untuk kedua FIS tidak beda secara signifikan. Dari percobaan yang
dilakukan terhadap data siswa kelas X tahun ajaran 2008/2009 didapat
kedua FIS memberikan keputusan yang sama. FIS 1 lebih
direkomendasikan untuk digunakan karena fungsinya lebih sederhana.43
2. Dalam Tesis Rahmad “Persepsi Siswa Tentang Jurusan yang Ditempati
dan Peran Guru Pembimbing (Penelitian di SMA Negeri 2 Padang)
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran
bagaimana persepsi siswa tentang jurusan yang ditempatinya dan peranan
guru pembimbing SMA Negeri 2 Padang. Penelitian ini dirancang dengan
menggunakan pendekatan deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh siswa SMA Negeri 2 Padang yang berjumlah 922 siswa. Dan guru
pembimbing yang berjumlah 8 orang. Teknik pengambilan sampel dalam
penelitian ini dilakukan secara purposive sampling kemudian
menggunakan claster random sampling. Maka diperoleh sampel sebanyak
67 siswa, yang terdiri dari kelas XI IPA 1 berjumlah 31 siswa dan serta
kelas XI IPS 1 berjumlah 36 siswa. Penggumpulan data dalam penelitian
ini menggunakan dua instrumen yaitu angket untuk mengetahui persepsi
siswa terhadap jurusan yang ditempati dan wawancara digunakan untuk
mengetahui peran guru pembimbing dalam penjurusan siswa.
43
Mohammad Glesung Gautama, “Penentuan Jurusan di SMA N 8 Surakarta dengan Fuzzy Inference System (FIS) Mamdani”, Skripsi pada Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta, Surakarta, 2010, h. iii
34
Hasil penelitian menunjukan bahwa persepsi siswa SMA Negeri 2
Padang tentang jurusan yang ditempati berada pada kategori baik yaitu
84% dengan (Mean) rata-ratayaitu 281,82 dengan standar devisiai (SD)
sebesar 20,73. Peran guru pembimbing SMA Negeri padang dalam
penjurusan siswa terlaksana dengan baik.44
3. Dalam penelitian jurnal Arif Unwanullah “Evalusi Program Penjurusan
Siswa Menengah Atas di Kabupaten Tuban”
Penelitian ini merupakan penelitian evaluasi yang menggunakan
pendekatan kuantitatif dengan didukung pendekatan kualitatif. Model
evaluasi yang digunakan adalah model Stake. Subjek penelitian ini adalah
siswa kelas XI, guru BK, wakil kepala sekolah urusan kurikulum, dan
kepala sekolah Sekolah Menengah Atas se Kabupaten Tuban. Kriteria
evaluasi ditetapkan sebelum pengumpulan data yang dikembangkan oleh
peneliti dengan mengacu pada kriteria yang telah ditetapkan oleh
Depdiknas. Pengumpulan data dilaksanakan melalui angket, wawancara,
observasi dan dokumentasi. Uji coba instrumen dilaksanakan di Sekolah
Menengah Atas se kecamatan kota Tuban dan menghasilkan reliabilitas
data antecedent 0,7402 dan reliabilitas data outcome 0,8315. teknik
analisis data yang digunakan adalah teknik deskriptif kuantitatif angka
kecenderungan.
Temuan penelitian menunjukkan bahwa: (1) persiapan program
penjurusan dapat berjalan dengan baik artinya informasi yang disampaikan
oleh guru bimbingan konseling dapat diterima dengan sangat baik
(96,67%), persepsi tentang data pribadi siswa yang digunakan sangat
penting (95,56%) selain itu peran guru bimbingan konseling juga sangat
baik (98,89%); (2) proses pelaksanaan penjurusan berjalan sesuai dengan
kurikulum berbasis kompetensi; (3) hasil program penjurusan
menunjukkan kondisi siswa sangat baik (96,39%), prestasi belajar siswa
sangat baik (96,67%), dukungan keluarga sangat baik (94,72%), keyakinan
44 Rahmad, “Persepsi Siswa Tentang Jurusan yang Ditempati dan Peran Guru
Pembimbing (Penelitian di SMA Negeri 2 Padang),” Tesis pada Pascasarjana Universitas Negeri Padang, Padang, 2010
35
siswa dalam memilih jurusan sangat baik (86,66%), motivasi belajar siswa
setelah baik (76,95%) dan minat belajar siswa sangat baik (99,44%);45
C. Kerangka Berpikir
Persepsi adalah pengamatan yang dilakukan manusia atau seseorang
dengan alat indranya, seperti alat indra penglihatan, indra penciuman, dan indra
pendengaran yang kemudian yang diproses di dalam otak sehingga individu
tersebut dapat mengenali objek dan fakta objektif tentang sesuatu.
Minat adalah kecenderungan (interest) dan kegairahan yang tinggi atau
keinginan yang besar terhadap sesuatu. Kecenderungan subjek yang menetap
merasa tertarik terhadap suatu bidang tertentu atau pokok bahasan tertentu dan
merasa senang mempelajari materi tersebut.
Belajar merupakan proses aktif dari siswa untuk membangun
pengetahuannya. Dalam proses belajar mengajar di kelas, cara guru seseorang
guru dalam menyampaikan materi pelajaran dan menggunakan alat bantu yang
sesuai mempengaruhi keberhasilan proses mengajar tersebut.
Persepsi siswa tentang pengelompokan kelas IPA dan IPS dapat
memungkinkan siswa beranggapan negativ dan beranggapan yang positif terhadap
pengelompokan kelas tersebut. Di dalam persepsi siswa tentang pengelompokan
kelas tersebut dapat mempengaruhi minat belajar terhadap siswa. Hal ini tidaklah
terlepas dari peran guru disekolah tentang pengelompokan kelas tersebut dengan
tidak membeda-bedakan setiap kelas. Maka dapat diduga terdapat hubungan
antara variable X dan variable Y. Variable X di sini adalah persepsi siswa tentang
pengelompokan kelas dan variable Y yang dimaksud adalah minat belajar siswa
D. Pengajuan Hipotesis
Hipotesis adalah dugaan sementara, yang sifatnya bisa benar atau juga bisa
salah. Maka untuk itulah diperlukan penelitian. Dengan demikian, dari kerangk
berfikir di atas hipotesis yang diajukan penulis sementara ini adalah untuk benar
45
Arif Unwanullah, “Evaluasi Program Penjurusan Siswa Menengah Atas di Kabupaten Tuban,” jurnal pada Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta, 2008, h. 3
36
atau tidaknya dugaan sementara penulis mengenai hubungan persepsi siswa
terhadap minat belajar siswa. Berdasarkan teori yang telah diuraikan di atas, untuk
menguji penelitian ini, penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut :
Ha : Terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi siswa tentang
pengelompokan kelas IPA-IPS terhadap minat belajar siswa di
MAN 4 Jakarta.
Ho : Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi siswa
tentang pengelompokan kelas IPA-IPS terhadap minat belajar
siswa di MAN 4 Jakarta.
Jika terdapat hubungan yang positif antara persepsi siswa tentang
pengelompokan kelas IPA-IPS terhadap minat belajar siswa di Man 4 Jakarta,
maka berarti Ha (hipotesis alternatif) diterima sedangkan Ho (hipotesis Nihil)
ditolak.
37
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
a. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MAN 4 Jakarta Pondok
Pinang yang beralamatkan di Ciputat Raya Pondok Pinang
Kebayoran Lama Jakarta Selatan 12310.
b. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama 5 hari pada tanggal 14
Juli sampai dengan 18 Juli 2014.
B. Metode Penelitian
Untuk memperoleh data, peneliti menggunakan jenis pendekatan
kuantitatif. Untuk mempermudah penulisan dalam mengumpulkan data
mengenai pengelompokan kelas IPA-IPS di MAN 4 Jakarta, maka penulis
menggunakan metode survai dengan teknik korelasional yaitu studi ini
mempelajari hubungan dua variabel atau lebih, yakni sejauh mana variasi
dalam satu variabel berhubungan dengan variasi dalam variabel lain.
Adapun alasan penulis menggunakan metode korelasional karena
sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu untuk melihat hubungan antara
dua variabel, yaitu antara persepsi siswa dengan minat belajaranya.
C. Populasi dan Sampel Penelitian
Adapun populasi dalam penelitian ini adalah sejumlah siswa/i
MAN 4 Jakarta Pondok Pinang. Teknik pengambilan sampel dalam
penelitian ini menggunakan random sampling, yaitu pengambil sampel
secara acak. Sedangkan yang menjadi sampel adalah siswa kelas X
sebanyak 45 orang.
38
D. Variabel Penelitian
1) Definisi Konseptual
Dari variabel yang telah ditentukan yakni persepsi siswa dan minat
belajar siswa. Persepsi adalah pengamatan yang dilakukan manusia
atau seseorang dengan alat indranya, seperti alat indra penglihatan,
indra penciuman, dan indra pendengaran yang kemudian yang
diproses di dalam otak sehingga individu tersebut dapat mengenali
objek dan fakta objektif tentang sesuatu. Minat adalah suatu rasa
lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa
ada yang menyuruh. Kecenderungan (interest) dan kegairahan
yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.
2) Definisi Operasional
Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik
perhatian suatu penelitian. Dalam penelitian ini melibatkan 2
variabel yaitu:
1. Variabel persepsi siswa tentang pengelompokan kelas IPA-
IPS. Variabel ini mendukung posisi sebagai variabel
independen (bebas) yakni masukan yang memberi pengaruh
terhadap hasil, variabel ini bersimbolkan dengan huruf (X).
2. Variabel minat belajar siswa. Variabel ini mendukung
posisi sebagai variabel dependen (terikat) yakni minat
belajar sebagai yang di pengaruh variabel independen dan
variabel ini bersimbolkan dengan huruf (Y).
E. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan beberapa metode atau cara
pengumpulan data, yaitu :
1. Metode Kuesioner atau Angket
Menurut Bimo Walgito “kuesioner atau angket adalah suatu
daftar yang berisikan pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab
atau dikerjakan oleh responden atau orang atau anak yang ingin
39
diselidiki”.1 Dengan kuesioner ini orang dapat diketekahui tentang
keadaan atau data diri, pengalaman, pengetahuan sikap atau
pendapatannya, dan lain-lain.
Dalam penelitian ini kuesioner yang digunakan adalah
kuesioner tertutup (Responden tinggal memilih jawaban yang telah
disediakan jadi responden tidak diberikan kesempatan untuk
berpendapat) dengan kriteria penilaian sebagai berikut:
a. Jika siswa memberikan jawaban SS diberi skor 4
b. Jika siswa memberikan jawaban S diberi skor 3
c. Jika siswa memberikan jawaban KS diberi skor 2
d. Jika siswa memberikan jawaban TS diberi skor 1
untuk mendapatkan data tentang minat belajar siswa dan
persepsi siswa tentang pengelompokan kelas IPA-IPS yang
diajukan pada siswa, maka pada kuesioner ini digunakan untuk
pengambilan data, pernyataan-pernyataan pada kuesioner diberikan
terlebih dahulu kepada 9 orang untuk di uji coba kemudian
disebarkan pada 45 siswa dikelas X.
2. Observasi
Obeservasi merupakan metode pengumpulan data yang
paling tua yang digunakan sepanjang sejarah perkembangan ilmu
pengetahuan. Observasi berasal dari bahasa latin yang berarti
memperrhatikan dan mengikuti. Memperhatikan dan mengikuti
dalam arti mengamati dengan teliti dan sistematis sasaran perilaku
yang dituju. Inti dari observasi adalah adanya perilaku yang
tampak dan adanya tujuan yang ingin dicapai. Perilaku yang
tampak dapat berupa perilaku yang dapat dilihat langsung oleh
mata, dapat didengar, dapat dihitung, dan dapat diukur.2 Penelitian
1 Bimo Walgito, Bimbingan dan Konseling (Studi & Karier), (Yogyakarta:Andi,2010)
hal.72. 2 Haris Herdiansyah, Metodelogi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial, (Jakarta,
Salemba Humanika. 2012)Hal.131
40
mengadakan pengamatan tentang bagaimana persepsi siswa
tentang pengelompokan kelas IPA-IPS yang ada disekolah MAN 4
Jakarta.
3. Wawancara
Wawancara adalah merupakan proses komunikasi dua arah
antara kedua pihak dan memiliki arti penting berkenan dengan
upaya mendapatkan informasi awal.3 Wawancara digunakan untuk
memperoleh data atau informasi dari pihak sekolah dan siswa
MAN 4 Jakarta. Penulis akan mewawancarai waka kurikulum.
Beserta peserta didiknya sebanyak 5 orang.
4. Dokumentasi
Dokumentasi adalah pengambilan data melalui dokumen-
dokumen. Dalam hal ini dokumentasi digunakan untuk
memperoleh data tentang sejarah berdirinya sekolah, visi dan misi
sekolah serta sarana dan prasarana disekolah tersebut.
F. Teknik Pengolahan Data
Data yang terkumpul diolah terlebih dahulu melalui langkah-langkah
sebagai berikut :
1. Editing
Editing adalah proses pengecekan atau pemeriksaan data
yang telah berhasil dikumpulkan dari lapangan, karena ada
kemungkinan data yang telah masuk tidak memenuhi syarat atau
tidak dibutuhkan. Tujuan dilakukan editing adalah untuk
mengoreksi kesalahan-kesalahan dan kekurangan data yang
terdapat pada catatan lapangan.4
3 Purbayu budi Santosa Dan Muliawan Handayani, statistika Deskriptif dalam Bidang
Ekonomi dan Niaga,... hal.14 4 Syofian Siregar, Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif,(Jakarta, Bumi
Aksara.2013)Hal.126
41
2. Skoring
Skoring yaitu pemberian skor terhadap butir pertanyaan yang
terdapat dalam angket. Untuk menentukan skoring, semua
pernyataan angket akan ditabulasi dengan skor nilai setiap itemnya,
dengan cara jawaban dengan huruf akan diubah menjadi angka,
yaitu sebagai berikut:
Tabel 3.1
Skor Alternatif Jawaban Responden
Pilihan Jawaban Skor
Pernyataan
Skor
Sangat Setuju 4
Setuju 3
Kurang Setuju 2
Tidak Setuju 1
3. Tabulating
Tabulating adalah penempatan data kedalam bentuk tabel
yang telah diberi kode susuai dengan kebutuhan analisis.5
Kemudian data diolah sehingga hasil angket dinyatakan sah, maka
selanjutnya melakukan analisis data dengan analisa kuantitatif.
Analisa yang sebelumnya telah ditentukan persentasenya dengan
menggunakan distribusi frekuensi.
Keterangan :
P : Angka persentase
N : Number of Cases (Jumlah frekuensi atau banyaknya individu)
5 Ibid., hal.128
42
F : Frekuensi jawaban.6
G. Instrumen Penelitian
1. Variabel Persepsi Siswa (Variabel X)
a. Kisi-kisi Variabel Persepsi Siswa
Tabel 3.2
Kisi-kisi variabel X yaitu Persepsi Siswa
Variabel Sub Variabel Indikator
Nomor
Butir
Soal
Jumlah
Persepsi
Siswa
1. Perhatian
a. Rasa perhatian
ketika masuk
sekolah
1
1
2. Set
a. Mengikuti
psikotes awal
masuk
b. Pemilihan kelas
dari diri sendiri
c. Penempatan kelas
berdasarkan hasil
belajar
2
3 dan 4
5 dan 6
1
2
2
3. Kebutuhan
a. Kebutuhan
informasi untuk
penjurusan
7, 8 dan
9 3
4. Sistem
Nilai
a. Hasil tes dan hasil
belajar
10, 11
dan 12 3
5. Ciri
Kepribadia
n
a. Kepribadian guru
dan orang tua 13, 14
dan 15 3
Jumlah Butir Soal 15
b. Pengujian Instrument
Sebelum angket di sebarkan kepada responden, terlebih
dahulu angket diuji cobakan kepada 9 responden diambil ditiap-
tiap kelas X. Angket variabel X yang diuji cobakan sebanyak 15
soal sesuai dengan kisi-kisi soal di atas. Setelah angket diisi oleh
responden, peneliti melakukan scoring, sebagai berikut:
6 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2006)hal. 43
43
Tabel 3.3
Skor Alternatif Jawaban Responden
Pilihan Jawaban Skor
Pernyataan
Sangat Setuju 4
Setuju 3
Kurang Setuju 2
Tidak Setuju 1
Setelah melakukan scoring, peneliti melakukan uji instrument yaitu uji
validitas dan uji reliabilitas.
1) Uji Validitas
Validitas adalah keadaan yang menggambarkan tingkat instrumen
yang bersangkutan mampu mengukur apa yang akan diukur.7 Uji validitas
digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir dlam suatu daftar
pernyataan dalam mendefinisikan suatu variabel. Daftar pertanyaan ini
pada umumnya mendukung suatu kelompok variabel tertentu.8 Dalam
pengujian instrumen penelitian ini digunakan rumus korelasi product
moment dengan maksud untuk mengukur apakah variabel-variabel dalam
penelitian ini valid atau tidak valid (Drop), yaitu :
( ) ( )
√( ( ) ) ( ( ) )
Keterangan :
r xy : Angka Indeks Korelasi “r” Product Moment
N : Number of Cases (Jumlah data)
XY : Jumlah hasil perkiraan antara skor X dan skor Y
7 Suharsimi Arikunto, Menejemen Penelitian,(Jakarta,Rineka Cipta.2007)Cet ke-9.Hal.167
8 V. Wiratna Sujarweni dan Poly Endrayanto, Statistik untuk Penelitian,(Yogyakarta,
Graha Ilmu.2012)Hal.177
44
X : Jumlah seluruh skor X
Y : Jumlah seluruh skor Y.9
Hasil perhitungan setiap butir tersebut akan dikonsultasikan dengan
“r” tabel, dengan ketentuan jika “r” hitung lebih besar dari “r” tabel (rhitung
> rtabel) maka butir tersebut dinyatakan valid dan dapat digunakan untuk
menjaring data yang dibutuhkan. Sebaliknya, jika “r” tabel lebih besar dari
“r” hitung maka variabel tersebut tidak valid dan tidak dapat digunakan
untuk menjaring data.
2) Uji Reliabilitas
Reliabilitas (keandalan) merupakan ukuran suatu kestabilan dan
konsistensi responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan
kontruk-kontruk pertanyaan yang merupakan dimensi suatu variabel dan
disusun dalam bentuk kuisioner.10
Tahap perhitungan uji reabilitas dengan
menggunakan teknik alpha cronbach, yaitu:
a) Menentukan nilai varian setiap butir pertanyaan :
( )
b) Menghitung varians total dengan rumus :
( )
c) Menghitung reliabilitas dengan rumus Alpha :
(
( )) (
)
Keterangan :
r11 : Reliabilitas
9 Ibid., 169
10 V. Wiratna Sujarweni dan Poly Endrayanto, op. Cit., h.186
45
k : Banyaknya butir pertanyaan
σb2
: Jumlah varians butir
σt2
: Varians total11
Tabel 3.4
Interpretasi Nilai Reliabilitas
Besar nilai r
Interpretasi
0,800-1,000
0,600-0,799
0,400-0,599
0,200-0,399
Sangat Tinggi
Tinggi
Cukup
Rendah
Jika dari hasil perhitungan reliabilitas menghasilkan nilai r sebesar 0,800
berarti instrument penelitian dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat
pengumpul data. Akan tetapi apabila dari hasil perhitungan menghasilkan
nilai r sebesar 0,399, berarti instrument penelitian tidak dapat dipercaya
untuk penelitian.
Berikut butir soal pernyataan angket persepsi siswa yang valid,
diantaranya :
Tabel 3.5
Perhitungan Butir Soal Valid dan Drop
N = 9
α = 0,05 (maka angka kritis r atau rtabel = 0,666)
Butir Soal Hasil Koefisien Korelasi Keterangan
1 0,689 Valid
2 0,776 Valid
3 0,666 Valid
11
Ibid., h. 188
46
4 0,486 Drop
5 0,599 Drop
6 0,844 Valid
7 0,789 Valid
8 0,697 Valid
9 -0,188 Drop
10 0,769 Valid
11 0,842 Valid
12 0,538 Drop
13 0,780 Valid
14 -0,647 Drop
15 0,842 Valid
Reliabililitas 0,919
Reliabilitas sangat
tinggi
Berdasarkan hasil uji validitas, dapat diketahui bahwa pada angket variabel
X (Persepsi Siswa) terdapat 10 item yang valid, dan 5 item yang tidak valid.
Dengan demikian item pernyataan yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak
10 item. Sedangkan reliabilitas variabel X sebesar 0,919 > 0,666 atau rhitung > rtabel
angket dinyatakan reliabel (perhitungan uji validitas dan reliabilitas lampiran 5
dan 6)
2. Variabel Y (Minat Belajar Siswa)
a. Kisi-kisi Variabel Minat Belajar Siswa
47
Tabel 3.6
Kisi-kisi variabel Y yaitu Minat Siswa
Variabel Sub Variabel Indikator
Nomor
Butir
Soal
Jumlah
Minat
Belajar
Siswa
6. Perhatian
b. Perhatian
terhadap mata
pelajaran
c. Aktif dalam
mengikuti
pelajaran
1 dan 2
2, 3, 4, 5
dan 6
2
5
7. Ketertarika
n
d. Sering membaca
buku pelajaran
e. Persiapan
sebelum belajar
f. Memiliki buku
pelajaran yang
lengkap
7 dan 8
9
10
2
1
1
8. Perasaan
senang
b. Mata pelajaran
yang
Menyenangkan
ketika belajar
11, 12,
13 dan
14
4
9. Manfaat
belajar
c. Manfaat dan hasil
yang diperoleh
ketika belajar
15 1
Jumlah Butir Soal 15
b. Pengujian Instrument
Sebelum angket di sebarkan kepada responden, terlebih
dahulu angket diuji cobakan. Angket variabel Y yang diuji cobakan
sebanyak 15 soal sesuai dengan kisi-kisi soal di atas. Setelah
angket diisi oleh responden, peneliti melakukan scoring, sebagai
berikut:
48
Tabel 3.7
Skor Alternatif Jawaban Responden
Pilihan Jawaban Skor
Pernyataan
Sangat Setuju 4
Setuju 3
Kurang Setuju 2
Tidak Setuju 1
Setelah melakukan scoring, peneliti melakukan uji instrument yaitu uji
validitas dan uji reliabilitas.
1) Uji Validitas
Validitas adalah keadaan yang menggambarkan tingkat instrumen
yang bersangkutan mampu mengukur apa yang akan diukur.12
Uji validitas
digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir dlam suatu daftar
pernyataan dalam mendefinisikan suatu variabel. Daftar pertanyaan ini
pada umumnya mendukung suatu kelompok variabel tertentu.13
Dalam
pengujian instrumen penelitian ini digunakan rumus korelasi product
moment dengan maksud untuk mengukur apakah variabel-variabel dalam
penelitian ini valid atau tidak valid (Drop), yaitu :
( ) ( )
√( ( ) ) ( ( ) )
Keterangan :
r xy : Angka Indeks Korelasi “r” Product Moment
N : Number of Cases (Jumlah data)
XY : Jumlah hasil perkiraan antara skor X dan skor Y
12
Suharsimi Arikunto. Loc. Cit. 13
V. Wiratna Sujarweni dan Poly Endrayanto. Loc. Cit.
49
X : Jumlah seluruh skor X
Y : Jumlah seluruh skor Y.
Hasil perhitungan setiap butir tersebut akan dikonsultasikan dengan
“r” tabel, dengan ketentuan jika “r” hitung lebih besar dari “r” tabel (rhitung
> rtabel) maka butir tersebut dinyatakan valid dan dapat digunakan untuk
menjaring data yang dibutuhkan. Sebaliknya, jika “r” tabel lebih besar dari
“r” hitung maka variabel tersebut tidak valid dan tidak dapat digunakan
untuk menjaring data.
2) Uji Reliabilitas
Reliabilitas (keandalan) merupakan ukuran suatu kestabilan dan
konsistensi responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan
kontruk-kontruk pertanyaan yang merupakan dimensi suatu variabel dan
disusun dalam bentuk kuisioner.14
Tahap perhitungan uji reabilitas dengan
menggunakan teknik alpha cronbach, yaitu:
a) Menentukan nilai varian setiap butir pertanyaan :
( )
b) Menghitung varians total dengan rumus :
( )
c) Menghitung reliabilitas dengan rumus Alpha :
(
( )) (
)
Keterangan :
r11 : Reliabilitas
14
V. Wiratna Sujarweni dan Poly Endrayanto, Loc. Cit.
50
k : Banyaknya butir pertanyaan
σb2
: Jumlah varians butir
σt2
: Varians total15
Tabel 3.8
Interpretasi Nilai Reliabilitas
Besar nilai r
Interpretasi
0,800-1,000
0,600-0,799
0,400-0,599
0,200-0,399
Sangat Tinggi
Tinggi
Cukup
Rendah
Jika dari hasil perhitungan reliabilitas menghasilkan nilai r sebesar
0,800 berarti instrument penelitian dapat dipercaya untuk digunakan
sebagai alat pengumpul data. Akan tetapi apabila dari hasil perhitungan
menghasilkan nilai r sebesar 0,399, berarti instrument penelitian sangat
rendah.
Berikut butir soal pernyataan angket minat belajar siswa yang
valid, diantaranya :
Tabel 3.9
Perhitungan Butir Soal Valid dan Drop
N = 9
α = 0,05 (maka angka kritis r atau rtabel = 0,666)
Butir Soal Hasil Koefisien Korelasi Keterangan
1 0,751 Valid
2 0,456 Drop
3 0,677 Valid
4 0,697 Valid
15
Ibid., h. 188
51
5 0,823 Valid
6 0,774 Valid
7 0,778 Valid
8 0,819 Valid
9 0,751 Valid
10 0,886 Valid
11 0,834 Valid
12 0,658 Drop
13 0,750 Valid
14 0,387 Drop
15 0,813 Valid
Reliabililitas 0,952
Reliabilitas sangat
tinggi
Berdasarkan hasil uji validitas, dapat diketahui bahwa pada angket variabel
Y (Minat Belajar Siswa) terdapat 12 item yang valid, dan 3 item yang tidak valid.
Dengan demikian item pernyataan yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak
12 item. Sedangkan reliabilitas variabel Y sebesar 0,952 > 0,666 atau rhitung > rtabel
angket dinyatakan reliabel (perhitungan uji validitas dan reliabilitas lampiran 7
dan 8)
H. Uji Hipotesis Penelitian
1. Koefisien Korelasi
Ukuran yang digunakan untuk mengetahui derajat hubungan,
terutama untuk data kuantitatif yang disebut koefisien korelasi. Untuk
mengetahui ada tidaknya hubungan antara variabel X dan variabel Y maka
digunakan teknik koefisien korelasi. Teknik korelasi dalam penelitian ini,
menggunakan korelasi product moment, yang dilakukan melalui tahap:
52
a. Mencari koefisien korelasi dengan rumus :
( ) ( )
√( ( ) ) ( ( ) )
Keterangan :
r xy : Angka Indeks Korelasi “r” Product Moment
N : Number of Cases (Jumlah data)
XY : Jumlah hasil perkiraan antara skor X dan skor Y
X : Jumlah seluruh skor X
Y : Jumlah seluruh skor Y.16
b. Memberikan interpretasi secara sederhana terhadap angka
indeks korelasi “r” product moment (rxy), yaitu dengan
mencocokan hasil perhitungan dengan angka indeks korelasi
“r” product moment seperti dibawah ini:
Tabel 3.10
Tabel Interpretasi Perhitungan Korelasi
Besarnya “r” Product Moment (rxy) Interpretasi
0,00 sampai dengan 0,20
Antara variabel X dan variabel Y
memang terdapat korelasi itu
sangat lemah atau sangat rendah
sehingga korelasi itu diabaikan
(dianggap tidak ada korelasi
antara variabel X dan variabel Y).
0,20 sampai dengan 0,40
Antara variabel X dan variabel Y
terdapat korelasi yang lemah atau
rendah.
16
Dwisa Riana, Statistika Deskritif Itu Mudah, (Tangerang, Jelajah Nusa.2012)Hal.309
53
0,40 sampai dengan 0,70
Antara variabel X dan variabel Y
terdapat korelasi yang sedang atau
cukup.
0,70 sampai dengan 0,90
Antara variabel X dan variabel Y
terdapat korelasi yang kuat atau
tinggi.
0,90 sampai dengan 1,00 Antara variabel X dan variabel Y
terdapat korelasi yang sangat kuat
atau sangat tinggi.
c. Memberikan interpretasi terhadap angka indeks korelasi “r”
product moment dengan tabel nilai “r” product moment.
Dengan terlebih dahulu mencari derajat besarnya (db) atau
degress of reedom (df) dengan rumus sebagai berikut :
Keterangan :
Df : degress of freedom
nr : banyaknya variabel yang dikorelasikan.
Dengan diperolehnya df maka dapat dicari besarnya “r” yang
tercantum dalam tabel nilai “r” product moment taraf signifikan 5%
maupun 1%. Jika rhitung sama dengan atau lebih besar dari pada rtabel maka
Ha disetujui atau terbukti kebenarannya. Jika sebaliknya maka Ha tidak
disetujui atau tidak terbukti kebenarannya. Selanjutnya Untuk mencari
konstribusi variabel X terdapat variabel Y penulis menggunakan rumus
sebagai berikut:
Df = N - nr
54
Keterangan :
KD : Koefisien Determination
r2 : Koefisien Korelasi antara variabel X dan variabel
2. Uji Keberatian Koefisien Korelasi (Uji-t)
Dalam penggunaan uji-t harus didahului dengan asumsi bahwa
semua sampel yang diambil harus acak dan sumber data harus berasal dari
populasi berdistribusi normal. Dengan demikian, terhadap hasil
perhitungan koefisien korelasi pada data dari populasi tersebut dapat
dilakukan uji keberartian. Uji keberatian tersebut bertujuan untuk
mengetahui dan meyakini bahwa koefisien korelasi hasil perhitungan
mempunyai arti (bermakna).17
Setelah diketahui nilai koefisien korelasi,
maka tahap selanjutnya adalah uji-t. Uji-t digunakan untuk melihat
keberatian hubungan antara variabel X dengan variabel Y, maka perlu
diuji dengan menggunakan rumus thitung:
√
√
Keterangan :
thitung : nilai thitung
r : koefisien korelasi hasil thitung
n : jumlah responden18
Kriteria Pengujian :
H0 diterima, jika thitung < ttabel, maka koefisien korelasi tidak signifikan
H0 ditolak, jika thitung > ttabel, maka koefisien korelasi signifikan.
17
Yusri, Statistik Sosial, (Yogyakarta,graha ilmu.2013)cet.2 hal.262. 18
Agus Irianto, Statistik: Konsep Dasar & Aplikasinya. (Jakarta: Kencana, 2007)Cet ke-
4,Hal.146
KD = r2
x 100 %
55
I. Hipotesis Statistik
Ho = = 0
Ha = > 0
Keterangan:
= Hubungan antara variabel X dengan variabel Y
= Persepsi siswa
= minat belajar siswa
56
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum MAN 4 Jakarta
1. Sejarah MAN 4 Jakarta
Madrasah Aliyah Negeri 4 Jakarta RMBI adalah lembaga pendidikan
tingkat SLTA yang berwawasan global dengan ciri khas keislaman. MAN
4 Jakarta RMBI mengacu pada kebutuhan nasional akan sumber daya
manusia yang unggul dalam penguasaan IPTEK dan dibekali dengan iman
dan takwa. Madrasah Aliyah ini didirikan pada tahun 1992 hasil alih
fungsi dari PGAN 28 sesuai keputusan Menteri Agama RI nomor 64 thn
1992 tanggal 29 April 1992. Pada tahun 1998 MAN 4 Jakarta atas
berbagai prestasi yang diraih sehingga ditetapkan sebagai MAN Model
untuk DKI Jakarta oleh Menteri Agama RI sesuai surat keputusan Dirjen
Binbaga Islam tanggal 20 Februari 1998. Dan pada tahun 2008 MAN 4
Jakarta menjadi Madrasah Standar Nasional. Seiring dengan
perkembangan dunia pendidikan dan UU Sistem Pendidikan Nasional,
maka pada tahun 2010 MAN 4 Jakarta ditetapkan sebagai Rintasan
Madrasah Bertaraf Internasional sesuai surat keputusan Kepala Kanwil
Kementerian Agama Prov. DKI Jakarta.
2. Profil MAN 4 Jakarta
a. Nama Sekolah : MAN 4 Jakarta
b. Nomor Pokok Sekolah Nasional : 20109253
c. Jenjang : Sekolah Menengah Atas
d. Nomor Statistik Sekolah : 31131170001
e. Akreditasi : Akreditasi A MA.004506
f. Sertifikasi ISO : ISO 9001:2008
g. Jenis Sekolah : Keagamaan
h. Status : Negeri
i. Waktu Belajar : Sekolah pagi s/d sore
j. Tahun Berdiri : 29 April 1992
k. Standar Sekolah : Sekolah Standar Nasional
57
l. Alamat Sekolah :Ciputat Raya RT.005 RW.08
Pondok Pinang – Kebayoran
Lama Kota Jakarta Selatan -
DKI Jakarta 12310
m. Telpon : 021-7690283
n. Faxmile : 021- 7697795
o. Website : [email protected]
p. Status Tanah :Milik Kementrian Agama RI
q. Luas Tanah : 21.980
r. Luas Bangunan : 7.317
3. Visi dan Misi MAN 4 Jakarta
a. Visi MAN 4 Jakarta
Pengembang pendidikan Islami unggul dalam prestasi
b. Misi MAN 4 Jakarta
1) Menjadikan agama islam sebagai ruh dan sumber nilai
pengembangan madrasah
2) Pengembangan PBM bernuansa islam
3) Menjadikan orang tua murid dan masyarakat sebagai mitra
dan modal kerja madrasah
4) Menjalin kerjasama dengan masyarakat dan instansi yang
peduli pendidikan
5) Menyiasati kurikulum secara cermat dan akurat
6) Menempatkan tugas guru secara cermat dan akurat
7) Menambah dan mengembangkan saran pendukung
pembelajaran
8) Mendorong semangat siswa, guru dan seluruh komponen
madrasah lainnya untuk belajar dan kerja keras
9) Mendorong madrasah sebagai wahana pengembangan
potensi siswa
58
4. Data Pendidik MAN 4 Jakarta
Tabel 4.1
Daftar Nama Guru MAN 4 Jakarta N0 NAMA L P JML S,2 S,1 SMA SMP
1 DRA.HJ.ISNADIAR DEKOK,MM 1 1 1
2 DRA.HJ.SUFHELY 0
PENSIUN
AGUST 12
3 DRA.HJ.WUSAH SURALAGA
PENSIUN 10-11-
2013
4 DRA.UUM MARHUMAH 0 PENSIUN Sep-12
5 DRA.IYAH HILYATI 0 PENSIUN 03/10/2013
6 DRA.HJ.SRI ASWATI 0 PENSIUN
7 DRS.FAHRUL HILAL,M.Pd 1 1 1
8 DRA.HJ.ALIFAH 1 1 1
9 DRS.HM.NASIR H.DJAMANI 0 PENSIUN
10 HJ.KHOLIYAH THOHIR,S.Ag,MA 1 1 1
11 DRS.H.ZAINUL ANWAR,M.Pd 1 1 1
12 DRA.HJ.TUTI ARWATI 1 1 1
13 DRA.IDA CANDRAENI 1 1 1
14 DRA.HJ.ROSMANIAR 1 1 1
15 HJ.ROSLAINI,S.Pd 0 0 0 pensiun sept 13
16 DRS.MUSAHIR,M.Pd 0
MUTASI KE MAN
10
17 DRA,HERLIN SUSWATI,M.Pd 1 1 1
18 DRS.H.SOFYAN 1 1 1
19 DRS.SOLAHUDDIN 1 1 1
20 DRA.ERMA MUNAWWAROH,M.Pd 1 1 1
21 DRA.YUSNELLY 1 1 1
22 DRS.SAIPUL IMAN 1 1 1
23 DRA.HJ.TITI SUMANTI 1 1 1
24 DRS.A.KODIR 1 1 1
25 YUNARNI SIREGAR,M.Pd 1 1 1
26 DAMILUS CHANIAGO 0 PENSIUN
27 DRA.ERIDAWATI 1 1 1
28 DRA.YULISNAINI 1 1 1
29 DRA.NINANINGSIH 1 1 1
30 DRS.M.BELYA 1 1 1
31 ABD.GHOZI,S.Ag 1 1 1
32 MUTINGATUN FATIMAH,M.Pd 1 1 1
59
33 SUHARTO,M.Pd 1 1 1
34 AISAH,S.Pd 1 1 1
35 DRA.ELIDA SYARIFAH 1 1 1
36 DRS.MISBAHUDDIN 1 1 1
37 DEWI PUTRI IRMAWATI,S.Pd 1 1 1
38 DRA.WIHARTI LESNANI 1 1 1
39 TEGUH MARTONO,BA 1 1 1
40 HJ.NINING YUNINGSIH,S.Pd 1 1 1
41 LUTFI EFFENDI,S.Ag 1 1 1
42 ROSMAWATI,S.Ag 1 1 1
43 DRA.KHODIJAH 1 1 1
44 SRIMAYATI S.Pd,M.P.Kim 1 1 1
45 H.NAWAWI,MA 1 1 1
46 SRI YUNANDARI,S.Pd 1 1 1
47 DRA.NIA KURNIASIH 1 1 1
48 DRS.H.ELANG CHARTA,AS 1 1 1
49 EMRONI,S.Sos,M.Pd 1 1 1
50 AGUS MUDHOFAR,S.Pd 1 1 1
51 ENDAH UMAYANAH,S.Ag 1 1 1
52 ISMAIL NUR,Lc,MA 0 PINDAH
53 DRA.SRI MULYATI 1 1 1
54 KHAIRUNNISA,S.Ag 1 1 1
55 KHAIRUNNAS,S.Pd 1 1 1
56 DRA.ANDRIANI 1 1 1
57 HJ.MA'LUFAH,Lc 1 1 1
58 RITA WIDIARTI,SE 1 1 1
59 LISNUR AZIZAH,S.Pd 1 1 1
60 INDRAYANTI, 1 1 1
61 ENENG HERNAWATI,S.Pd 1 1 1
62 SUPARMO,S.Ag 1 1 1
63 NOVIANTI MULYANA,S.Pd 1 1 1
64 HALIMATUS SA'DIYAH,S.Pd.I 1 1 1
65 MUKHLIS AMANUDDIN,S.Ag 1 1 1
66 RA'YAL AIN,S.Psi 1 1 1
67 RALIYANTI,S.Sos 1 1 1
68 FITRI SULASTRI,S.Pd 1 1 1
69 EVA ZAHROWATI,S.Pd 1 1 1
70 IIK ZAKKI MUBAROK 1 1 1
71 ELLIS ERMAWATI,S.Kom 1 1 1
60
72 ABDULLAH,S.Pd 1 1 1
73 AHMAD FITROH,S.HI 1 1 1
74 HILMAWATI,S.Hum 1 1 1
75 ABD.GHAFUR,S.Pd 1 1 1
76 WIDA FERY ASTINI,S.Kom 1 1 1
77 HASANUDDIN,S.Pd 1 1 1
78 SAHMIATI SIREGAR,S.Pd 1 1 1
79 FITRIA SILVI 1 1 1
80 INDRIA SUKMAWATI,S.Pd,MM 1 1 1
81 NENENG AMALIA,MA 1 1 1
82 ZUHROTUN NISA,S.Ag,MA 1 1 1
TOTAL 24 48 72 16 55
Tabel 4.2
Daftar Nama Guru Honor MAN 4 Jakarta N0 NAMA L P JML S,2 S,1 SMA JUMLAH
1 DRS.H.JEJEN ZAINUDDIN 1 1 1 1
2 H.HAFIDZ ABDILLAH,S.AG 1 1 1 1
3 TOMY SYAFRIZAL,S.Si 1 1 1 1
4 AAM AMINAH,S.Ag 1 1 1 1
5 FAFTHAN MUBIN,AMD 1
1 1 1
6 FEMY MARLIA LESTARI.S.Pd 1 1 1 1
7 RINI IZMI KHAIRANI,S.Psi 1 1 1 1
8 EBRIN, S.Pd 1 1 1 1
9 MARIA ULFAH,SS 1 1 1 1
10 EKA RIZKY AMELIA 1 1 1 1
JUMLAH 5 5 10 10 10
Tabel 4.3
Daftar Nama Guru DPK N0 NAMA L P JML S,2 S,1 SMA JML
1 DRA.HJ.KAPTI KHUSNANI 1 1 1 1
2 DRS,AGUS SALIM,MM 1 1 1 1
3 DRS.JEJEN ZAINUDDIN 1 1 1 1
4 CAHYONO,S.Pd 1 1 1 1
5 EDY HARAPAN,SE 1 1 1 1
JUMLAH 0 1 4 5
61
Tabel 4.4
Daftar Nama Karyawan Negeri MAN 4 Jakarta N0 NAMA L P JML S.3 S.1 SMA SMP JUMLAH
1 SAEFUDDIN,SE 1 1 1 1
2 MANSUR,S.Ag 1 1 1 1
3 SUHANDA,S.Pd.i 1 1 1 1
4 ROSMA BARASA 1 1 1 1
5 DR.M.ALI HANAFI 1 1 1 1
6 IWAN ISKANDAR,S.Pd MUTASI 0 0
7 UMI MASITOH,SE 1 1 1 1
8 HJ.NURHAYATI 1 1 1 1
9 YULIAN S,Sos 1 1 1 1
10 KOSIM,S.IP
MUTASI
JULI 13 0 0
11 DEDY SUDIRMAN,SE 1 1 1 1
12 ROCHMAD 1 1 1 1
13
MUHAMMAD DODO
RIDHO 1 1 1 1
14 MUNIBAH,SE 1 1 1 1
15 WIDADA,S.Pd 1 1 1 1
16 ALFI NURIYAH,SE 1 1 1 1
17 ERWAN EFFENDI 1 1 1 1
18 ARMIATI 1 1 1 1
19 SYARIF HIDAYAT 1 1 1 1
20 SUPARNI 1 1 1 1
JUMLAH 11 7 18 1 10 6 1 18
Tabel 4.5
Daftar Nama Karyawan Honor N0 NAMA L P JML S,2 S,1 SMA SMP JUMLAH
1 TUSMAN 1 1 1 1
2 MUNAJI 1 1 1 1
3 MUNAWAR MANSUR 1 1 1 1
4 RASIYEM 1 1 1 1
5 RAMLI NAFIS 1 1 1 1
6 MUHAMMAD SOLEH 1 1 1 1
62
7 JOKO TRI UTOMO 1 1 1 1
8 AGUS IWAN 1 1 1 1
9 H.WARSO 1 1 1 1
10 AHMAD RIFA'I 1 1 1 1
11 ROMDONI 1 1 1 1
12 JUJU JUANDA 1 1 1 1
13 NANA SURYANA 1 1 1 1
14
BAMBANG
SUKARYANTO 1 1 1 1
15 ULIN NI'MAH 1 1 1 1
16 SETIYO BUDI RIANTO 1 1 1 1
17 HERI SUPRIYADI 1 1 1 1
18 NURHASAN 1 1 1 1
19 ARIFIN 1 1 1 1
20 NAZA 1 1 1 1
21 M.IZI 1 1 1 1
22 UDIN SYAFRUDDIN 1 1 1 1
JUMLAH 19 3 22 1 12 9 22
Tabel 4.6
Daftar Nama Karyawan Bording NO NAMA L P JML S2 S1 SMA SMP JML
1
NURLAELA
SANUSI,S.Ag 1 1 1
2 DAHLIA 1 1 1
3 LILI 1 1 1
4 ENAH 1 1 1
JUMLAH 4 1 2 1 4
5. Data Siswa MAN 4 Jakarta
Tabel 4.7
Data Siswa/i MAN 4 Jakarta
NO BULAN APRIL 2014 MEI 2014 JUNI 2014
KELAS L P J L P J L P J
1 X BAHASA 12 27 39 12 27 39 12 27 39
2 X AGAMA 13 17 30 13 17 30 13 17 30
63
3 X IPA. I 12 18 30 12 18 30 12 18 30
4 X IPA.2 12 18 30 12 18 30 12 18 30
5 X IPA 3 12 19 31 12 19 31 12 19 31
6 X IPA 4 12 20 32 12 20 32 12 20 32
7 X IPS.1 18 15 33 18 15 33 18 15 33
8 X IPS 2 11 21 32 11 21 32 11 21 32
9 X IPS.3 15 18 33 15 18 33 15 18 33
JUMLAH 117 173 290 117 173 290 117 173 290
NO BULAN APRIL 2014 MEI 2014 JUNI 2014
KELAS L P J L P J L P J
1 XI BAHASA 11 20 31 11 20 31 11 20 31
2 XI AGAMA 10 21 31 10 21 31 10 21 31
3 XI IPA.1 6 25 31 6 25 31 6 25 31
4 XI IPA.2 13 16 29 13 16 29 13 16 29
5 XI IPA.3 12 17 29 12 17 29 12 17 29
6 XI IPA.4 14 16 30 14 16 30 14 16 30
7 XI IPA.5 12 20 32 12 20 32 12 20 32
8 XI IPS.1 7 23 30 7 23 30 7 23 30
9 XI IPS.2 13 17 30 13 17 30 13 17 30
JML= 98 175 273 98 175 273 98 175 273
NO BULAN APRIL 2014 MEI 2014 JUNI 2014
KELAS L P J L P J L P J
1 XII BAHASA 10 26 36 10 26 36 10 26 36
2 XII AGAMA 21 17 38 21 17 38 21 17 38
3 XII IPA.1 13 20 33 13 20 33 13 20 33
4 XII IPA.2 11 21 32 11 21 32 11 21 32
5 XII IPA.3 12 22 34 12 22 34 12 22 34
6 XII IPA.4 12 23 35 12 23 35 12 23 35
7 XII IPA.5 8 25 33 8 25 33 8 25 33
64
8 XII IPS.1 14 22 36 14 22 36 14 22 36
9 XII IPS.2 14 21 35 14 21 35 14 21 35
JUML= 115 197 312 115 197 312 115 197 312
TOTAL KLS.X 117 173 290 117 173 290 117 173 290
TOTAL KLS.XI 98 175 273 98 175 273 98 175 273
TOTAL KLS.XII 115 197 312 115 197 312 115 197 312
TOTAL,I,II,III 330 545 875 330 545 875 330 545 875
6. Kegiatan Ekstrakulikuler
Pengembangan diri peserta didik MAN 4 Jakarta RMBI melalui
layanan konseling (Baik layanan kelompok maupun layanan individu),
pembiasaan dan ekskul yang terdiri dari 32 ekskul, serta pembinaan
leadership dan manajerial melalui kegiatan OSIS. Kegiatan
ekstrakurikuler mencakup:
Bahasa : English Club Conversation (ECC), Kajian
Jurnalistik Sekolah (KJS), dan Nadwah
Arabi (NA).
IPTEK : Kelompok Ilmiah Remaja (KIR).
Seni dan Budaya : Kolaborasi Seni Musik Tradisional
(Kolstra) dan Band, Kaligrafi, Marawis,
Forum Muzakaroh dan Kandungan Al-
Qur’an (FMIKA), Hifdzil Qur’an, ROHIS,
Saman Dance, Teater Comic, Nihon
Jepang/Japan club (TAIKO), Paduan Suara,
dan Qiro’at.
Olahraga :Sepak Bola, Bola Basket, Futsal, dan
Taekwondo
Pendidikan Pendahuluan Bela Negara/ Kepanduan : GEMPALA,
Paskibra, Pramuka, dan PMR.
Sains : Akuntansi, Fisika, Biologi, Matematika,
Kebumian, kimia dan TIK
65
7. Kurikulum
Sebagai Rintisan Madrasah Bertaraf Internasional (RMBI) MAN 4
Jakarta selain menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
dan Kurikulum Keagamaan Kementerian Agama juga menerapkan
kurikulum muatan lokal, di antaranya : Program TOEFL sebagai
pengembangan Bahasa Inggris dengan skor 450, Program TOAFL sebagai
pengembangan Bahasa Arab dengan skor 350. Pemrograman Visual Basic
sebagai pengembangan mata pelajaran TIK di program IPA, sistem
akuntansi MYOB Accounting di program IPS, Bahasa dan Keagamaan.
Implementasi kurikulum dan sistem pembelajaran didesain menggunakan
Sistem Kredit Semester (SKS) dengan strategi moving class. Penerapan
SKS bertujuan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
menyelesaikan studi sesuai dengan bakat, minat, kemampuan, dan
kecepatan belajarnya.
66
Gambar 4.1
STRUKTUR KURIKULUM SKS MAN 4 JAKARTA RMBI
PROGRAM IPS
67
Gambar 4.2
STRUKTUR KURIKULUM SKS MAN 4 JAKARTA RMBI
PROGRAM IPA
68
8. Sarana dan Prasarana
Di atas tanah seluas 2,2 hektar, berdiri kampus MAN 4 Jakarta RMBI yang
memiliki sarana prasarana sesuai dengan Permendiknas No. 24 Tahun
2007.
1) Hotspot area
2) Ruang belajar dilengkapi dengan LCD, AC dan Speaker Kelas.
3) Lab. IPA (Fisika, Kimia, dan Biologi)
4) Lab. Bahasa
5) Lab. Komputer
6) Ruang Multimedia dan Workshop
7) Perpustakaan
8) Ruang Bimbingan Konseling
9) PSBB (Pusat Sumber Belajar Bersama)
10) Boarding/ Asrama Khusus Putri (daya tampung 80 siswa dan
diutamakan prog. studi Bahasa dan Keagamaan)
11) Kantin dan koperasi
12) Lapangan olah raga (Sepak bola, volly, futsal dan basket)
13) Masjid
14) Kebun apotik hidup
15) UKS dengan Dokter jaga
16) Lapangan parkir yang luas dan aman.
17) Kendaraan Operasional (Bus siswa)
B. Deskripsi Hasil Penelitian
Penelitian ini dilakukan di MAN 4 Jakarta, bertujuan untuk melihat
secara umum mengenai hubungan persepsi siswa tentang pengelompokan
kelas terhadap minat belajar siswa.
Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data berupa
angket, angket tersebut telah diuji coba dan diketahui validitas serta
reliabilitasnya. Angket variabel persepsi siswa berjumlah 10 butir
pernyataan dan memiliki reliabilitas sangat tinggi. Sedangkan angket
69
variabel Minat Belajar IPS berjumlah 12 butir pernyataan dan memiliki
reliabilitas sangat tinggi.
Angket tersebut kemudian disebar kepada 45 orang responden,
sampel penelitian yaitu siswa yang dipilih sesuai dengan teknik random
sampeling. Dari pemilihan sampel menggunakan teknik random sample,
maka didapat 45 siswa. Dengan demikian yang dijadikan sampel dalam
penelitian ini ialah 45 responden dari seluruh kelas X yang diambil secara
acak dari 9 kelas yang ada. Ada yang setiap kelasnya diambil sebanyak 5
responden dan ada juga yang berjumlah 4 responden.
Penulis memperoleh data melalui penyebaran angket kepada 45
responden. Yang terdiri dari 10 pertanyaan variabel X dan 12 pernyataan
variabel Y. Dibawah adalah hasil tanggapan responden yang penulis
terima dan diolah dalam bentuk tabulasi sebagai berikut:
Variabel X (Persepsi Siswa)
1. Ketika saya mendaftar sebagai calon siswa MAN 4 Jakarta, saya
yakin atas pilihan saya
Tabel 4.8
Persentase Variabel X Butir 1
Pilihan Frekuensi Persentase
Sangat Setuju 15 33,3%
Setuju 26 57,7%
Kurang Setuju 3 6,6%
Tidak Setuju 1 2,2%
Jumlah 45 100%
Berdasarkan data tabel diatas pada pilihan sangat setuju
mendapatkan hasil persentase sebesar 33,3% dengan jumlah
frekuensi sebanyak 15. Dan yang memiliki persentase paling
tertinggi yaitu pilihan setuju sebesar 57,7% dengan frekuensi
sebesar 26. Dan Pada pilihan kurang setuju mendapatkan hasil
persentase sebesar 6,6% dengan jumlah frekuensi sebanyak 3.
70
Sedangkan yang memiliki persentase paling sedikit yaitu atas
pilihan tidak setuju dengan hasil persentase 2,2% yaitu memiliki
jumlah frekuensi sebanyak 1. Jadi siswa setuju atas pernyataan
ketika saya mendaftar sebagai calon siswa MAN 4 Jakarta, saya
yakin atas pilihan saya.
2. Calon siswa mengikuti tes Psikotes atau tes IQ pada saat masuk
sekolah di MAN 4 Jakarta
Tabel 4.9
Persentase Variabel X Butir 2
Pilihan Frekuensi Persentase
Sangat Setuju 17 37,7%
Setuju 27 60%
Kurang Setuju 1 2,2%
Tidak Setuju 0 0%
Jumlah 45 100%
Berdasarkan data tabel diatas pada pilihan sangat setuju
mendapatkan hasil persentase sebesar 37,7% dengan jumlah
frekuensi sebanyak 17. Dan yang memiliki persentase paling
tertinggi yaitu pilihan setuju sebesar 60% dengan frekuensi sebesar
27. Dan pada pilihan kurang setuju mendapatkan hasil persentase
sebesar 2,2% dengan jumlah frekuensi sebanyak 1.Sedangkan yang
memiliki persentase paling sedikit yaitu atas pilihan tidak setuju
dengan hasil persentase 0% yaitu tidak memiliki jumlah frekuensi.
Jadi siswa setuju dengan pernyataan calon siswa mengikuti tes
Psikotes atau tes IQ pada saat masuk sekolah di MAN 4 Jakarta.
71
3. Calon siswa melakukan pemilihan kelas menurut keinginan calon
siswa sendiri
Tabel 4.10
Persentase Variabel X Butir 3
Pilihan Frekuensi Persentase
Sangat Setuju 21 46,6%
Setuju 20 44,4%
Kurang Setuju 4 8,8%
Tidak Setuju 0 0%
Jumlah 45 100%
Berdasarkan data tabel diatas yang memiliki persentase
paling tertinggi yaitu pilihan sangat setuju sebesar 46,6% dengan
frekuensi sebesar 21. Dan pada pilihan setuju mendapatkan hasil
persentase sebesar 44,4% dengan jumlah frekuensi sebanyak 20.
Pada pilihan kurang setuju mendapatkan hasil persentase sebesar
8,8% dengan jumlah frekuensi sebanyak 4. Sedangkan yang
memiliki persentase paling sedikit yaitu atas pilihan tidak setuju
dengan hasil persentase 0% yaitu tidak memiliki jumlah frekuensi.
Jadi siswa Sangat setuju calon siswa melakukan pemilihan kelas
menurut keinginan calon siswa sendiri .
4. Sistem penempatan kelasnya berdasarkan pada hasil belajar
membuat saya percaya diri
Tabel 4.11
Persentase Variabel X Butir 4
Pilihan Frekuensi Persentase
Sangat Setuju 20 44,4%
Setuju 19 42,2%
Kurang Setuju 6 13,3%
Tidak Setuju 0 0%
Jumlah 45 100%
72
Berdasarkan data tabel diatas yang memiliki persentase
paling tertinggi yaitu pilihan sangat setuju sebesar 44,4% dengan
frekuensi sebesar 20. Dan pada pilihan setuju mendapatkan hasil
persentase sebesar 42,2% dengan jumlah frekuensi sebanyak 19.
Pada pilihan kurang setuju mendapatkan hasil persentase sebesar
13,3% dengan jumlah frekuensi sebanyak 6. Sedangkan yang
memiliki persentase paling sedikit yaitu atas pilihan tidak setuju
dengan hasil persentase 0% yaitu tidak memiliki jumlah frekuensi.
Jadi siswa sangat setuju dengan pernyataan sistem penempatan
kelasnya berdasarkan pada hasil belajar membuat saya percaya diri.
5. Sebelum memilih jurusan, guru BK memberikan penjelasan tentang
jurusan yang akan saya pilih
Tabel 4.12
Persentase Variabel X Butir 5
Pilihan Frekuensi Persentase
Sangat Setuju 19 42,2%
Setuju 18 40%
Kurang Setuju 7 15,5%
Tidak Setuju 1 2,2%
Jumlah 45 100%
Berdasarkan data tabel diatas yang memiliki persentase
paling tertinggi yaitu pilihan sangat setuju sebesar 42,2% dengan
frekuensi sebesar 19. Dan pada pilihan setuju mendapatkan hasil
persentase sebesar 40% dengan jumlah frekuensi sebanyak 18.
Pada pilihan kurang setuju mendapatkan hasil persentase sebesar
15,5% dengan jumlah frekuensi sebanyak 7. Sedangkan yang
memiliki persentase paling sedikit yaitu atas pilihan tidak setuju
dengan hasil persentase 2,2% yaitu dengan memiliki jumlah
73
frekuensi sebanyak 1. Jadi siswa sangat setuju dengan pernyataan
bahwa sebelum memilih jurusan, guru BK memberikan penjelasan
tentang jurusan yang akan saya pilih.
6. Nilai siswa menjadi pertimbangan untuk menentukan jurusan
Tabel 4.13
Persentase Variabel X Butir 6
Pilihan Frekuensi Persentase
Sangat Setuju 9 20%
Setuju 29 64,4%
Kurang Setuju 7 15,5%
Tidak Setuju 0 0%
Jumlah 45 100%
Berdasarkan data tabel diatas pada pilihan sangat setuju
mendapatkan hasil persentase sebesar 20% dengan jumlah
frekuensi sebanyak 9. Dan yang memiliki persentase paling
tertinggi yaitu pilihan setuju sebesar 64,4% dengan frekuensi
sebesar 29. Pada pilihan kurang setuju mendapatkan hasil
persentase sebesar 15,5% dengan jumlah frekuensi sebanyak 7.
Sedangkan yang memiliki persentase paling sedikit yaitu atas
pilihan tidak setuju dengan hasil persentase 0% yaitu tidak
memiliki jumlah frekuensi. Jadi siswa setuju dengan pernyataan
bahwa nilai siswa menjadi pertimbangan untuk menentukan
jurusan.
7. Penjelasan guru BK tentang tiap-tiap jurusan membuat saya merasa
mantap dengan jurusan yang saya pilih
74
Tabel 4.14
Persentase Variabel X Butir 7
Pilihan Frekuensi Persentase
Sangat Setuju 12 26,6%
Setuju 23 51,1%
Kurang Setuju 9 20%
Tidak Setuju 1 2,2%
Jumlah 45 100%
Berdasarkan data tabel diatas pada pilihan sangat setuju
mendapatkan hasil persentase sebesar 26,6% dengan jumlah
frekuensi sebanyak 12. yang memiliki persentase paling tertinggi
yaitu pilihan setuju sebesar 51,1% dengan frekuensi sebesar 23.
Dan Pada pilihan kurang setuju mendapatkan hasil persentase
sebesar 20% dengan jumlah frekuensi sebanyak 9. Sedangkan yang
memiliki persentase paling sedikit yaitu atas pilihan tidak setuju
dengan hasil persentase 2,2% yaitu dengan memiliki jumlah
frekuensi sebanyak 1. Jadi siswa setuju dengan pernyataan bahwa
penjelasan guru BK tentang tiap-tiap jurusan membuat saya merasa
mantap dengan jurusan yang saya pilih.
8. Saya merasa yakin dapat mengembangkan bakat dijurusan yang
saya pilih
Tabel 4.15
Persentase Variabel X Butir 8
Pilihan Frekuensi Persentase
Sangat Setuju 13 28,8%
Setuju 24 53,3%
Kurang Setuju 8 17,7%
Tidak Setuju 0 0%
Jumlah 45 100%
75
Berdasarkan data tabel diatas pada pilihan sangat setuju
dengan hasil persentase sebesar 28,8% dengan frekuensi sebanyak
13. Dan yang memiliki persentase paling tertinggi yaitu pilihan
setuju sebesar 53,3% dengan frekuensi sebesar 24. Dan pada
pilihan kurang setuju mendapatkan hasil pesentase sebesa 17,7%
dengan banyaknya frekuensi sebanyak 8. Sedangkan yang memiliki
persentase paling sedikit yaitu atas pilihan tidak setuju dengan hasil
persentase 0% yaitu dengan tdak memiliki jumlah frekuensi. Jadi
siswa setuju dengan pernyataan bahwa Saya merasa yakin dapat
mengembangkan bakat dijurusan yang saya pilih.
9. Orang tua saya memaksa saya untuk berada dijurusan tertentu
Tabel 4.16
Persentase Variabel X Butir 9
Pilihan Frekuensi Persentase
Sangat Setuju 5 11,1%
Setuju 19 42,2%
Kurang Setuju 10 22,2%
Tidak Setuju 11 24,4%
Jumlah 45 100%
Berdasarkan data tabel diatas yang memiliki persentase
paling sedikit yaitu atas pilihan sangat setuju dengan hasil
persentase 11,1% yaitu dengan memiliki jumlah frekuensi
sebanyak 5. Dan yang memiliki persentase paling tertinggi yaitu
pilihan setuju sebesar 42,2% dengan frekuensi sebesar 19.
Sedangkan pada pilihan kurang setuju mendapatkan hasil
persentase sebesar 22,2% dengan jumlah frekuensi sebanyak 10.
Dan pada pilihan tidak setuju mendapatkan hasil persentase sebesar
24,4% dengan jumlah frekuensi sebanyak 11. Jadi siswa setuju
76
dengan pernyataan bahwa Orang tua saya memaksa saya untuk
berada dijurusan tertentu.
10. Guru mata pelajaran jurusan tersebut dapat memotivasi saya dalam
belajar
Tabel 4.17
Persentase Variabel X Butir 10
Pilihan Frekuensi Persentase
Sangat Setuju 21 46,6%
Setuju 16 35,5%
Kurang Setuju 8 17,7%
Tidak Setuju 0 0%
Jumlah 45 100%
Berdasarkan data tabel diatas yang memiliki persentase
paling tertinggi yaitu pilihan sangat setuju sebesar 46,6% dengan
frekuensi sebesar 21. Dan pada pilihan setuju mendapatkan hasil
persentase sebesar 35,5% dengan jumlah frekuensi sebanyak 16.
Pada pilihan kurang setuju mendapatkan hasil persentase sebesar
17,7% dengan jumlah frekuensi sebanyak 8. Sedangkan yang
memiliki persentase paling sedikit yaitu atas pilihan tidak setuju
dengan hasil persentase 0% yaitu tidak memiliki jumlah frekuensi.
Jadi siswa sangat setuju dengan pernyataan bahwa guru mata
pelajaran jurusan tersebut dapat memotivasi saya dalam belajar.
77
Variabel Y (Minat Belajar Siswa)
1. Saya memperhatikan secara sungguh-sungguh waktu pelajaran IPS
Tabel 4.18
Persentase Variabel Y Butir 1
Pilihan Frekuensi Persentase
Sangat Setuju 15 33,3%
Setuju 27 60%
Kurang Setuju 2 4,4%
Tidak Setuju 1 2,2%
Jumlah 45 100%
Berdasarkan data tabel diatas pada pilihan sangat setuju
mendapatkan hasil persentase sebesar 33,3% dengan jumlah
frekuensi sebanyak 15. Dan yang memiliki persentase paling
tertinggi yaitu pilihan setuju sebesar 60% dengan frekuensi sebesar
27. Dan pada pilihan kurang setuju mendapatkan hasil persentase
sebesar 4,4% dengan jumlah frekuensi sebanyak 2. Sedangkan
yang memiliki persentase paling sedikit yaitu atas pilihan tidak
setuju dengan hasil persentase 2,2% yaitu dengan memiliki jumlah
frekuensi sebanyak 1. Jadi siswa setuju dengan pernyataan bahwa
saya memperhatikan secara sungguh-sungguh waktu pelajaran IPS.
2. Saya aktif dalam mengikuti pelajaran dikelas
Tabel 4.19
Persentase Variabel Y Butir 2
Pilihan Frekuensi Persentase
Sangat Setuju 15 33,3%
Setuju 30 66,6%
Kurang Setuju 0 0%
Tidak Setuju 0 0%
Jumlah 45 100%
78
Berdasarkan data tabel diatas pada pilihan sangat setuju
mendapatkan hasil persentase sebesar 33,3% dengan jumlah
frekuensi sebanyak 15. Dan yang memiliki persentase paling
tertinggi yaitu pilihan setuju sebesar 66,6% dengan frekuensi
sebesar 30. Sedangkan yang memiliki persentase paling sedikit
yaitu atas pilihan tidak setuju dan kurang setuju dengan hasil
persentase 0% yaitu tidak memiliki jumlah frekuensi. Dan Jadi
siswa setuju dengan pernyataan bahwa saya memperhatikan secara
sungguh-sungguh waktu pelajaran IPA.
3. Saya mencatat penjelasan dari guru dikelas
Tabel 4.20
Persentase Variabel Y Butir 3
Pilihan Frekuensi Persentase
Sangat Setuju 13 28,8%
Setuju 29 64,4%
Kurang Setuju 3 6,6%
Tidak Setuju 0 0%
Jumlah 45 100%
Berdasarkan data tabel diatas pada pilihan sangat setuju
mendapatkan hasil persentase sebesar 28,8% dengan jumlah
frekuensi sebanyak 13. Dan yang memiliki persentase paling
tertinggi yaitu pilihan setuju sebesar 64,4% dengan frekuensi
sebesar 29. Dan pada pilihan kurang setuju mendapatkan hasil
persentase sebesar 6,6% dengan jumlah frekuensi sebanyak 3.
Sedangkan yang memiliki persentase paling sedikit yaitu atas
pilihan tidak setuju dengan hasil persentase 0% yaitu tidak
memiliki jumlah frekuensi. Jadi siswa setuju dengan pernyataan
bahwa saya mencatat penjelasan dari guru dikelas.
79
4. Saya menyiapkan materi sebelum pelajaran dimulai
Tabel 4.21
Persentase Variabel Y Butir 4
Pilihan Frekuensi Persentase
Sangat Setuju 17 37,7%
Setuju 22 48,8%
Kurang Setuju 6 13,3%
Tidak Setuju 0 0%
Jumlah 45 100%
Berdasarkan data tabel diatas pada pilihan sangat setuju
mendapatkan hasil persentase sebesar 37,7% dengan jumlah
frekuensi sebanyak 17. yang memiliki persentase paling tertinggi
yaitu pilihan setuju sebesar 48,8% dengan frekuensi sebesar 22.
Dan Pada pilihan kurang setuju mendapatkan hasil persentase
sebesar 13,3% dengan jumlah frekuensi sebanyak 6. Sedangkan
yang memiliki persentase paling sedikit yaitu atas pilihan tidak
setuju dengan hasil persentase 0% yaitu tidak memiliki jumlah
frekuensi. Jadi siswa setuju dengan pernyataan bahwa saya
menyiapkan materi sebelum pelajaran dimulai.
5. Saya bertanya jika belum memahami materi yang sedang diajarkan
Tabel 4.22
Persentase Variabel Y Butir 5
Pilihan Frekuensi Persentase
Sangat Setuju 21 46,6%
Setuju 23 51,1%
Kurang Setuju 1 2,2%
Tidak Setuju 0 0%
Jumlah 45 100%
80
Berdasarkan data tabel diatas pada pilihan sangat setuju
mendapatkan hasil persentase sebesar 46,6% dengan jumlah
frekuensi sebanyak 21. Dan yang memiliki persentase paling
tertinggi yaitu pilihan setuju sebesar 51,1% dengan frekuensi
sebesar 23. Dan Pada pilihan kurang setuju mendapatkan hasil
persentase sebesar 2,2% dengan jumlah frekuensi sebanyak 1.
Sedangkan yang memiliki persentase paling sedikit yaitu atas
pilihan tidak setuju dengan hasil persentase 0% yaitu tidak
memiliki jumlah frekuensi. Jadi siswa setuju dengan pernyataan
bahwa saya bertanya jika belum memahami materi yang sedang
diajarkan.
6. Saya sering membaca buku pelajaran IPS tanpa disuruh oleh siapa
pun
Tabel 4.23
Persentase Variabel Y Butir 6
Pilihan Frekuensi Persentase
Sangat Setuju 15 33,3%
Setuju 21 46,6%
Kurang Setuju 8 17,7%
Tidak Setuju 1 2,2%
Jumlah 45 100%
Berdasarkan data tabel diatas pada pilihan sangat setuju
mendapatkan hasil persentase sebesar 33,3% dengan jumlah
frekuensi sebanyak 15. Dan yang memiliki persentase paling
tertinggi yaitu pilihan setuju sebesar 46,6% dengan frekuensi
sebesar 21. Dan Pada pilihan kurang setuju mendapatkan hasil
persentase sebesar 17,7% dengan jumlah frekuensi sebanyak 8.
Sedangkan yang memiliki persentase paling sedikit yaitu atas
81
pilihan tidak setuju dengan hasil persentase 2,2% yaitu dengan
memiliki jumlah frekuensi sebanyak 1. Jadi siswa setuju dengan
pernyataan bahwa saya sering membaca buku pelajaran IPS tanpa
disuruh oleh siapa pun.
7. Saya sering membaca buku pelajaran IPA tanpa disuruh oleh siapa
pun
Tabel 4.24
Persentase Variabel Y Butir 7
Pilihan Frekuensi Persentase
Sangat Setuju 11 24,4%
Setuju 21 46,6%
Kurang Setuju 10 22,2%
Tidak Setuju 3 6,6%
Jumlah 45 100%
Data tabel diatas pada pilihan sangat setuju mendapatkan
hasil persentase sebesar 24,4% dengan jumlah frekuensi sebanyak
11. Dan yang memiliki persentase paling tertinggi yaitu pilihan
setuju sebesar 46,6% dengan frekuensi sebesar 21. Dan Pada
pilihan kurang setuju mendapatkan hasil persentase sebesar 22,2%
dengan jumlah frekuensi sebanyak 10. Sedangkan yang memiliki
persentase paling sedikit yaitu atas pilihan tidak setuju dengan hasil
persentase 6,6% yaitu dengan memiliki jumlah frekuensi sebanyak
3. Jadi siswa setuju dengan pernyataan bahwa saya sering membaca
buku pelajaran IPA tanpa disuruh oleh siapa pun.
82
8. Saya mempelajari dan memahami materi sebelum pelajaran
dimulai
Tabel 4.25
Persentase Variabel Y Butir 8
Pilihan Frekuensi Persentase
Sangat Setuju 7 15,5%
Setuju 29 64,4%
Kurang Setuju 7 15,5%
Tidak Setuju 2 4,4%
Jumlah 45 100%
Berdasarkan data tabel diatas pada pilihan sangat setuju dan
kurang setuju mendapatkan hasil persentase yang sama dengan
masing-masing sebesar 15,5% dengan jumlah frekuensi sebanyak
7. Dan yang memiliki persentase paling tertinggi yaitu pilihan
setuju sebesar 64,4% dengan frekuensi sebesar 29. Sedangkan yang
memiliki persentase paling sedikit yaitu atas pilihan tidak setuju
dengan hasil persentase 4,4% yaitu dengan memiliki jumlah
frekuensi sebanyak 2. Dan Jadi siswa setuju dengan pernyataan
bahwa saya mempelajari dan memahami materi sebelum pelajaran
dimulai.
9. Saya memiliki buku-buku IPA/IPS lebih dari satu
Tabel 4.26
Persentase Variabel Y Butir 9
Pilihan Frekuensi Persentase
Sangat Setuju 13 28,8%
Setuju 24 53,3%
Kurang Setuju 8 17,7%
Tidak Setuju 0 0%
Jumlah 45 100%
83
Berdasarkan data tabel diatas pada pilihan sangat setuju
mendapatkan hasil persentase sebesar 28,8% dengan jumlah
frekuensi sebanyak 13. Dan yang memiliki persentase paling
tertinggi yaitu pilihan setuju sebesar 53,3% dengan frekuensi
sebesar 24. Dan Pada pilihan kurang setuju mendapatkan hasil
persentase sebesar 17,7% dengan jumlah frekuensi sebanyak 8.
Sedangkan yang memiliki persentase paling sedikit yaitu atas
pilihan tidak setuju dengan hasil persentase 0% yaitu tidak
memiliki jumlah frekuensi. Jadi siswa setuju dengan pernyataan
bahwa saya memiliki buku-buku IPA/IPS lebih dari satu.
10. Materi pelajaran IPA/IPS saya rasa mudah untuk tingkat
kemampuan saya
Tabel 4.27
Persentase Variabel Y Butir 10
Pilihan Frekuensi Persentase
Sangat Setuju 9 20%
Setuju 28 62,2%
Kurang Setuju 8 17,7%
Tidak Setuju 0 0%
Jumlah 45 100%
Berdasarkan data tabel diatas pada pilihan sangat setuju
mendapatkan hasil persentase sebesar 20% dengan jumlah
frekuensi sebanyak 9. Dan yang memiliki persentase paling
tertinggi yaitu pilihan setuju sebesar 62,2% dengan frekuensi
sebesar 28. Dan pada pilihan kurang setuju mendapatkan hasil
persentase sebesar 17,7% dengan jumlah frekuensi sebanyak 8.
Sedangkan yang memiliki persentase paling sedikit yaitu atas
pilihan tidak setuju dengan hasil persentase 0% yaitu dengan tidak
84
memiliki jumlah frekuensi. Jadi siswa setuju dengan pernyataan
bahwa materi pelajaran IPA/IPS saya rasa mudah untuk tingkat
kemampuan saya.
11. Materi IPS lebih mudah dari pada pelajaran lain sehingga saya
lebih tertarik untuk mempelajarinya
Tabel 4.28
Persentase Variabel Y Butir 11
Pilihan Frekuensi Persentase
Sangat Setuju 8 17,7%
Setuju 30 66,6%
Kurang Setuju 6 13,3%
Tidak Setuju 1 2,2%
Jumlah 45 100%
Berdasarkan data tabel diatas pada pilihan sangat setuju
mendapatkan hasil persentase sebesar 17,7% dengan jumlah
frekuensi sebanyak 8. Dan yang memiliki persentase paling
tertinggi yaitu pilihan setuju sebesar 66,6% dengan frekuensi
sebesar 30. Dan Pada pilihan kurang setuju mendapatkan hasil
persentase sebesar 13,3% dengan jumlah frekuensi sebanyak 6.
Sedangkan yang memiliki persentase paling sedikit yaitu atas
pilihan tidak setuju dengan hasil persentase 2,2% yaitu dengan
memiliki jumlah frekuensi sebanyak 1. Jadi siswa setuju dengan
pernyataan bahwa materi IPS lebih mudah dari pada pelajaran lain
sehingga saya lebih tertarik untuk mempelajarinya.
85
12. Saya mendapatkan nilai baik dalam mata pelajaran jurusan yang
saya pilih
Tabel 4.29
Persentase Variabel Y Butir 12
Pilihan Frekuensi Persentase
Sangat Setuju 22 48,8%
Setuju 18 40%
Kurang Setuju 5 11,1%
Tidak Setuju 0 0%
Jumlah 45 100%
Berdasarkan data tabel diatas yang memiliki persentase
paling tertinggi yaitu pilihan sangat setuju sebesar 48,8% dengan
frekuensi sebesar 22. Dan pada pilihan setuju mendapatkan hasil
persentase sebesar 40% dengan jumlah frekuensi sebanyak 18.
Pada pilihan kurang setuju mendapatkan hasil persentase sebesar
11,1% dengan jumlah frekuensi sebanyak 5. Sedangkan yang
memiliki persentase paling sedikit yaitu atas pilihan tidak setuju
dengan hasil persentase 0% yaitu tidak memiliki jumlah frekuensi.
Jadi siswa sangat setuju dengan pernyataan bahwa saya
mendapatkan nilai baik dalam mata pelajaran jurusan yang saya
pilih.
1. Data Persepsi Siswa
Persepsi siswa merupakan variabel independen atau dikenal dengan
variabel X. Data persepsi siswa diperoleh dari pengisian angket oleh
responden sebanyak 45 siswa. Jumlah skor hasil angket responden dapat
dilihat dalam tabel berikut:
86
Tabel 4.30
Skoring Hasil Angket Persepsi Siswa (Variabel X)
Responden Skor Hasil Angket
1 32
2 31
3 30
4 27
5 26
6 33
7 25
8 36
9 31
10 31
11 30
12 33
13 37
14 35
15 31
16 32
17 36
18 27
19 21
20 27
21 22
22 28
23 26
24 36
25 31
26 31
27 32
87
28 30
29 34
30 34
31 32
32 32
33 36
34 33
35 34
36 31
37 33
38 32
39 33
40 32
41 35
42 35
43 34
44 32
45 32
N = 45 1411
Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa skor tertinggi didapat oleh
responden nomor 13 dengan skor 37. Sedangkan skor terendah didapat
oleh responden dengan nomor 19 dengan skor 21. Data jumlah skor angket
tersebut, kemudian dianalisis melalui langkah-langkah sebagai berikut:
a. Membuat Tabel Distribusi Frekuensi
Untuk membuat tabel distribusi frekuensi terlebih dahulu
menentukan rentang, banyak kelas, dan menentukan panjang kelas
interval (perhitungan pada lampiran 9)
88
Tabel 4.31
Tabel Distribusi Frekuensi
Interval Kelas Frekuensi
Absolut
Frekuensi
Relatif
Batas Bawah Batas Atas
21 - 23 2 4,44% 20,5 23,5
24 - 26 3 6,66% 23,5 26,5
27 - 29 4 8,88% 26,5 29,5
30 - 32 19 42,22% 29,5 32,5
33 - 35 12 26,66% 32,5 35,5
36 - 38 5 11,11% 35,5 38,5
Jumlah 45 100%
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi di atas, frekuensi kelas tertinggi
variabel Persepsi siswa diatas terletak pada interval ke-4 dengan rentang nilai 30 –
32 dengan presentase 42,22%. Sedangkan frekuensi kelas terendah terletak pada
interval ke-1 dengan rentang nilai 21 - 23 dengan presentase 4,44%. Sedangkan
pada interval ke-2 dengan rentang nilai 24 – 26 memiliki hasil presentase 6,66%,
pada kelas interval ke 3 dengan rentang nilai 27 – 29 memiliki hasil presentase
sebesar 8,88% dan pada kelas interval ke-5 dan 6 dengan rentang nilai 33 – 35, 36
– 38 masing masing memiliki hasil presentase sebesar 26,66% dan 11,11%.
b. Membuat Grafik Histogram
Untuk mempermudah penafsiran data persepsi siswa, maka data
digambarkan dalam bentuk grafik, sebagai berikut:
89
Histogram 4.1
Data Variabel X (Persepsi Siswa)
c. Menentukan Kategori Tinggi Rendahnya Variabel X
Untuk menentukan tinggi rendahnya rata-rata dari variabel
persepsi siswa, maka terlebih dahulu mencari nilai mean, varians
dan simpangan baku (proses perhitungan simpangan baku pada
lampiran 9).
Mean Varians Simpangan Baku
31,35 15,06 3,88
Setelah nilai mean dan simpangan baku sudah didapatkan, maka
langkah selanjutnya ialah:
1) Menentukan rentang nilai untuk kategori sedang diperoleh dengan
cara
( - S) sampai ( + S). Jadi untuk kategori sedang, rentang nilainya
27,47 – 35,23.
2) Menentukan rentang nilai untuk kategori tinggi yaitu skor yang
berada di atas 35,23 sampai dengan skor tertinggi variabel X yaitu
37. Jadi rentang nilai untuk kategori tinggi yaitu 35,23 – 37.
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20
23,5 26,5 29,5 32,5 35,5 38,5
Data Persepsi Siswa
90
3) Menentukan rentang nilai untuk kategori rendah yaitu dengan
mentukan skor yang berada di bawah 27,47 sampai dengan skor
terendah variabel X yaitu 21. Dengan demikian rentang nilai untuk
kategori rendah berada diantara 21 – 27,47. Untuk lebih jelasnya,
akan diinterpretasikan sebagai berikut:
Tabel 4.32
Interpretasi Kategori Persepsi Siswa
No. Interval Frekuensi Presentase
Kategori
1. 21 – 27,47 8 17,77% Rendah
2. 27,47 – 35,23 32 71,11% Sedang
3. 35,23 – 37 5 11,11% Tinggi
Berdasarkan tabel interpretasi di atas dapat disimpulkan
bahwa skor angket variabel persepsi siswa berkategori sedang. Ini
berarti persepsi siswa di MAN 4 Jakarta Pondok Pinang, tidak terlalu
tinggi atau masih dapat dikendalikan.
2. Data Minat Belajar Siswa
Minat Belajar Siswa merupakan variabel dependent atau dikenal
dengan variabel Y. Data Minat Belajar Siswa diperoleh dari pengisian
angket oleh responden sebanyak 45 siswa. Jumlah skor hasil angket
responden dapat dilihat dalam tabel berikut:
91
Tabel 4.33
Skoring Hasil Angket Minat Belajar Siswa (Variabel Y)
Responden Skor Hasil Angket
1 35
2 41
3 39
4 38
5 37
6 35
7 39
8 44
9 35
10 35
11 35
12 35
13 32
14 39
15 34
16 38
17 37
18 37
19 33
20 33
21 32
22 34
23 31
24 38
25 39
26 41
92
27 39
28 43
29 40
30 40
31 40
32 39
33 43
34 40
35 41
36 39
37 38
38 41
39 40
40 39
41 40
42 39
43 38
44 40
45 41
N = 45 1706
Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa skor tertinggi didapat oleh
responden nomor 8 dengan skor 44. Sedangkan skor terendah didapat oleh
responden dengan nomor 23 dengan skor 31. Data jumlah skor angket
tersebut, kemudian dianalisis melalui langkah-langkah sebagai berikut:
a. Membuat Tabel Distribusi Frekuensi
Untuk membuat tabel distribusi frekuensi terlebih dahulu
menentukan rentang, banyak kelas, dan menentukan panjang kelas
interval (perhitungan pada lampiran 9)
93
Tabel 4.34
Tabel Distribusi Frekuensi
Interval Kelas Frekuensi
Absolut
Frekuensi
Relatif
Batas Bawah Batas Atas
31 - 32 3 6,66% 30,5 32,5
33 - 34 4 8,88% 32,5 34,5
35 – 36 6 13,3% 34,5 36,5
37 – 38 8 17,7% 36,5 38,5
39 – 40 16 35,5% 38,5 40,5
41 – 42 5 11,11% 40,5 42,5
43 - 44 3 6,66% 42,5 44,5
Jumlah 45 100%
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi di atas, frekuensi kelas tertinggi
variabel Minat Belajar Siswa pada rentang kelas ke-5 yaitu pada nilai 39 – 40
dengan hasil presentase 35,5%. Sedangkan selanjutnya pada rentang kelas ke-4
pada nilai 37 – 38 memiliki presentase sebesar 17,7%. Kemudian pada rentang
kelas ke-3 besar nilai presentase yaitu sebesar 13,3% yaitu pada nilai 35 – 36.
Pada rentang ke-6 memiliki hasil presentase yang sama yaitu 11,11% pada nilai
41 – 42. Dan pada kelas ke-2 pada nilai 33 – 34 mendapatkan hasil persentase
sebesar 8,88%. Kemudian pada rentang kelas ke-1 dan ke-7 yaitu pada nilai 31 –
32 dan 43 – 44 memiliki hasil presentase sebesar 6,66%.
b. Membuat Grafik Histogram
Untuk mempermudah penafsiran data kedisiplinan belajar IPS, maka
data digambarkan dalam bentuk grafik histogram, sebagai berikut:
94
Histogram 4. 2
Diagram Variabel Y (Minat Belajar Siswa)
c. Menentukan Kategori Tinggi Rendahnya Variabel Y
Untuk menentukan tinggi rendahnya rata-rata dari variabel
Minat Belajar Siswa, maka terlebih dahulu mencari nilai mean,
varians dan simpangan baku (proses perhitungan simpangan baku
pada lampiran 9).
Mean Varians Simpangan Baku
37,91 9,71 3,11
Setelah nilai mean dan simpangan baku sudah didapatkan, maka
langkah selanjutnya ialah:
a) Menentukan rentang nilai untuk kategori sedang diperoleh dengan
cara
( - S) sampai ( + S). Jadi untuk kategori sedang, rentang nilainya
34,8 – 41,02.
b) Menentukan rentang nilai untuk kategori tinggi yaitu skor yang
berada di atas 41,02 sampai dengan skor tertinggi variabel X yaitu
44. Jadi rentang nilai untuk kategori tinggi yaitu 41,02 - 44.
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
32,5 34,5 36,5 38,5 40,5 42,5 44,5
Data Minat Belajar Siswa
95
c) Menentukan rentang nilai untuk kategori rendah yaitu dengan
mentukan skor yang berada di bawah 34,8 sampai dengan skor
terendah variabel X yaitu 31. Dengan demikian rentang nilai untuk
kategori rendah berada diantara 31 – 34,8. Untuk lebih jelasnya,
akan diinterpretasikan sebagai berikut:
Tabel 4.35
Interpretasi Kategori Minat Belajar Siswa
No. Interval Frekuensi Presentase
Kategori
1. 31 – 34,8 7 15,5% Rendah
2. 34,8 – 41,02 35 77,77% Sedang
3. 41,02 – 44 3 6,66% Tinggi
Berdasarkan tabel interpretasi di atas dapat disimpulkan bahwa
skor angket variabel Minat Belajar Siswa berkategori sedang. Minat
Belajar Siswa di MAN 4 Jakarta Pondok Pinang, berjalan dengan
baik.
C. Hasil Persepsi Siswa
1) Persepsi siswa IPA mengenai kelas IPS
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan
persepsi siswa dari siswa kelas X (Sepuluh) di MAN 4 Jakarta yaitu
persepsi siswa dari kelas IPA mempersepsikan kelas IPS bahwa kelas
IPS itu sangat luar biasa karena anak-anaknya terlihat santai padahal
pelajaran yang harus mereka pelajari sangatlah berat-berat. Kebanyakan
pelajaran dari IPS ini haruslah banyak menghafal. Dan lulusan IPS juga
banyak yang sukses karirnya, berarti IPS berisi orang-orang yang pinter
liat peluang sampai bisa membuat lapangan pekerjaan yang tentunya
sangat dibutuhkan khusunya di Indonesia. Sementara anak IPS harus
pintar-pintar melihat peluang untuk kedepannya jadi harus benar-benar
96
visioner kalau tidak ingin tertindas yang lainnya. Kemudian persepsi
lain dari kelas IPA untuk IPS yaitu kalau IPS mungkin terlihatnya
santai, eksis dan juga banyak nongkrongnya (bermain dimana-mana).
2) Persepsi siswa IPA mengenai kelas IPA
Dan persepsi kelas IPA untuk mempersepsikan kelas IPA yaitu
anak-anaknya mayoritas terlalu bermain logika sehingga kurang bisa
memanfaatkan peluang sehingga kurang peka terhadap lingkungan
seperti anak IPS. Anak IPA juga terlihatnya lebih kurang santai
maksudnya terlihat lebih fokus dibandingkan dengan anak IPS. Anak-
anak IPA yang merupakan anak-anak yang unggul di bidang eksaaknya.
Dan anak IPA harus berhati-hati untuk melangkah selanjutnya karena
kalau hanya begitu saja nanti hanya bisa menjadi pegawai macam
dokter yang kerja di rumah sakit bukan menjadi pemilik rumah sakit.
Anak IPA kalau ingin sukses harus benar-benar tekun kalau memang
ingin membidangi bagian IPA yang sehari-harinya terlihat lebih rajin
bisa menjadi sia-sia kalau selanjutnya dia tidak bisa mengembangkan
yang dia dapat. Dan anak IPA yang jaman sekarang tidak seperti anak
IPA yang dahulu, dulu anak IPA itu di nilai kutu buku tapi sekarang
tidaklah seperti itu. Justru mereka selain pintar akademiknya banyak
yang berprestasi dan eksis dibidang ekskul dan sekolah bukan hanya
anak IPS saja.
3) Persepsi siswa IPS mengenai kelas IPA
Kemudian persepsi siswa kelas IPS mempersepsikan kelas IPA
yaitu anak IPA terlalu serius dan mempersepsikan bahwa kelas IPA
intelektualnya tinggi. Dan ada juga yang mempersepsikan kelas IPA
dalam segi yang berbeda untuk masing-masing anaknya misalnya anak
IPA yang tidak bandel itu pasti anaknya pintar dan calon anak dokter.
Tetapi kalau anak IPA yang sedikit bandel di persepsikan sama seperti
anak IPS.
97
4) Persepsi siswa IPS mengenai kelas IPS
Persepsi siswa kelas IPS mempersepsikan kelas IPS yaitu bahwa anak
IPS itu terlalu santai dan paling bandel di sekolah. Dan beranggapan
bahwa anak IPS ketelatenannya yang tinggi. Serta anak IPS sedikit
serabutan, nyantai, gaul dan pintar walau anak IPS.
D. Uji Hipotesis Penelitian
1. Koefisien Korelasi
Seperti yang penulis ungkapkan bahwa penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui apakah variabel X yaitu persepsi siswa dan variabel Y
minat belajar siswa terdapat hubungan positif yang signifikan atau tidak.
Untuk itu perlu adanya pengujian hipotesis koefisien korelasi, untuk
melakukan pengujian hipotesis korelasi digunakan rumus korelasi product
moment yaitu:
( ) ( )
√( ( ) ) ( ( ) )
Keterangan :
r xy : Angka Indeks Korelasi “r” Product Moment
N : Number of Cases (Jumlah data)
XY : Jumlah hasil perkiraan antara skor X dan skor Y
X : Jumlah seluruh skor X
Y : Jumlah seluruh skor Y
Adapun untuk mencari angka indeks korelasi product moment
tersebut, maka langkah yang ditempuh adalah :
a. Menghitung berdasarkan skor aslinya untuk variabel (X) yaitu
persepsi siswa.
98
b. Menghitung berdasarkan skor aslinya untuk variabel (Y) yaitu
minat belajar siswa.
c. Scoring, diteliti jumlahnya kemudian dimasukan kedalam tabel
kerja atau tabel perhitungan yang terdiri dari enam kolom,
sebagai berikut:
Tabel 4.36
Indeks Korelasi Antara Persepsi Siswa Tentang Pengelompokan
Kelas Terhadap Minat Belajar Siswa di MAN 4 Jakarta
No X Y X2 Y2 XY
1 32 35 1024 1225 1120
2 31 41 961 1681 1271
3 30 39 900 1521 1170
4 27 38 729 1444 1026
5 26 37 676 1369 962
6 33 35 1089 1225 1155
7 25 39 625 1521 975
8 36 44 1296 1936 1584
9 31 35 961 1225 1085
10 31 35 961 1225 1085
11 30 35 900 1225 1050
12 33 35 1089 1225 1155
13 37 32 1369 1024 1184
14 35 39 1225 1521 1365
15 31 34 961 1156 1054
16 32 38 1024 1444 1216
17 36 37 1296 1369 1332
18 27 37 729 1369 999
19 21 33 441 1089 693
20 27 33 729 1089 891
21 22 32 484 1024 704
22 28 34 784 1156 952
23 26 31 676 961 806
24 36 38 1296 1444 1368
25 31 39 961 1521 1209
26 31 41 961 1681 1271
27 32 39 1024 1521 1248
28 30 43 900 1849 1290
29 34 40 1156 1600 1360
99
30 34 40 1156 1600 1360
31 32 40 1024 1600 1280
32 32 39 1024 1521 1248
33 36 43 1296 1849 1548
34 33 40 1089 1600 1320
35 34 41 1156 1681 1394
36 31 39 961 1521 1209
37 33 38 1089 1444 1254
38 32 41 1024 1681 1312
39 33 40 1089 1600 1320
40 32 39 1024 1521 1248
41 35 40 1225 1600 1400
42 35 39 1225 1521 1365
43 34 38 1156 1444 1292
44 32 40 1024 1600 1280
45 32 41 1024 1681 1312
Σ 1411 1706 44813 65104 53722
Setelah diketahui N = 45, ΣX = 1411, ΣY = 1706, ΣX2
= 44813, dan ΣY2
=
65104, ΣXY = 53722. Maka dapatlah dicari indeks korelasinya, sebagai
berikut:
( ) ( )
√( ( ) ) ( ( ) )
( )( )
√( ( ) ) ( ( ) )
√( ) ( )
√( ) ( )
√
100
Dari perhitungan di atas ternyata angka korelasi antara variabel X
dan variabel Y adalah 0,464. Ini berarti terdapat korelasi positif antara
persepsi siswa terhadap minat belajar siswa di MAN 4 Jakarta.
Untuk memberikan interpretasi terhadap rxy dapat ditempuh dengan
dua macam cara, yaitu :
1) Memberi interpretasi sederhana, apabila hasil tersebut
diinterpretasikan secara kasar atau sederhana dengan
mencocokkan hasil perhitungan dengan angka indeks korelasi “r”
product moment. Ternyata besarnya rxy = 0,464 yang besarnya
berkisar antara 0,40 - 0,70 berarti korelasi antara variabel X dan
variabel Y terdapat korelasi yang sedang atau cukup.
2) Menguji kebenaran dari hipotesis yang telah dirumuskan
dengan jalan membandingkan besarnya “r” product moment
dengan “r” yang tercantum dalam tabel “r” pada taraf signifikan
5% dan 1% namun terlebih dahulu mencari derajat bebasnya (db)
atau degress of freedom, dengan rumus:
Df = N – nr
= 45 – 2
= 43
Dengan df sebesar 43 jika dikonsultasikan dengan “r” tabel, pada
taraf signifikan 5% diperoleh harga minimal sebesar 0,294, ternyata rxy
lebih besar daripada harga “r” tabel. Dengan demikian hipotesis nol (Ho)
ditolak, dan hipotesis alternatif (Ha) diterima. Artinya “terdapat hubungan
positif dan signifikan antara persepsi siswa Tentang Pengelompokan Kelas
IPA-IPS terhadap Minat Belajar Siswa di MAN 4 Jakarta”.
Selanjutnya untuk mengetahui seberapa besar kontribusi
(sumbangan) yang diberikan variabel X terhadap variabel Y, maka harus
101
diketahui terlebih dahulu koefisiennya yang disebut dengan “Coefficient of
Determinition” (koefision penentu) dengan rumus sebagai berikut:
KD = r2
x 100 %
= (0,464)2
x 100%
= 0,21 x 100%
= 21%
Hal ini menunjukkan bahwa minat belajar siswa dipengaruhi
dengan persepsi siswa tentang pengelompokan kelas sebesar 21%,
sedangkan 79% ditentukan oleh faktor lainnya.
2. Uji Hipotesis terhadap Koefisien Korelasi dengan Uji-t
Selanjutnya adalah pengujian keberatian koefisien korelasi
bertujuan untuk mencari keberatian korelasi antara persepsi siswa dengan
minat belajar siswa dengan menggunakan uji-t pada taraf signifikan 5%,
dk (n-2).
√
√
√
√
√
√
Berdasarkan tabel pada taraf signifikansi 5% dengan, dk = 43
adalah 2,017. Karena thitung = 3,457 > ttabel = 2,017 maka H0 ditolak,
artinya koefisien signifikan, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat
hubungan positif dan signifikan antara persepsi siswa dengan minat belajar
siswa.
102
Grafik 4.1
t tabel = 2,017 t hitung = 3,457
Dk = 43
α = 0,05
E. Interpretasi Hasil Penelitian
Berdasarkan teori sebelumnya, menyatakan bahwa persepsi siswa
mempunyai hubungan terhadap minat belajar siswa. Menurut teori, siswa
yang memiliki persepsi akan berpengaruh terhadap minat belajarnya
didalam kelas. Dan berdasarkan hasil perhitungan yang telah dijabarkan,
terlihat pula bahwa persepsi siswa mempunyai korelasi positif dengan
minat belajar siswa. Ini dapat dibuktikan melalui penelitian ilmiah dan
perhitungan statistika serta melalui berbagai pengujian statistika. Maka
dapat disimpulkan bahwa persepsi siswa berhubungan dengan minat
belajar siswa di MAN 4 Jakarta Pondok Pinang.
Dari proses perhitungan statistika menunjukan bahwa korelasi
yang terjadi antara kedua variabel memiliki hubungan yang signifikan.
Keeratan variabel antara persepsi siswa dengan minat belajar siswa terjalin
103
cukup signifikan. Ini dibuktikan dengan tingkat korelasi sebesar 0,464,
adapun pengaruh dari persepsi siswa sebesar 21% terhadap minat belajar
siswa MAN 4 Jakarta. Sedangkan 79% ditentukan oleh faktor lainnya
seperti: faktor keluarga khususnya orang tua yang menginginkan anaknya
berada di kelas tertentu, penyampaian pelajaran oleh guru dalam jurusan
tertentu, dan kebiasaan anak dalam bermain dengan temannya, juga dapat
mempengaruhi rendahnya minat belajar siswa dalam belajar, dan faktor
dalam diri peserta didik itu sendiri yang tidak mempunyai motivasi untuk
belajar sehingga dengan mudahnya mengikuti temannya saja berada
dijurusan mana atau dari persepsi masing-masing peserta didik.
F. Keterbatasan Penelitian
Peneliti menyadari bahwa penelitian ini masih terdapat kelemahan
dan kekurangan, diantaranya:
1. Banyak hal - hal di luar kemampuan peneliti yang tidak
terjangkau, hal ini sehubungan dengan keterbatasan tenaga,
waktu, dan pemikiran peneliti, sehingga memungkinkan
penelitian kurang optimal.
2. Angket yang digunakan untuk menjaring data tentang hubungan
persepsi siswa tentang pengelompokan kelas IPA-IPS terhadap
minat belajar belum mengungkapkan keseluruhan aspek yang
diteliti, meskipun sudah diadakan uji coba baik uji validitas
maupun uji reliabilitas.
104
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di MAN 4 Jakarta
Pondok Pinang, maka dapat disimpulkan Dari proses perhitungan maka
dapat disimpulkan bahwa persepsi siswa berhubungan dengan minat
belajar siswa di MAN 4 Jakarta Pondok Pinang.
Dari proses perhitungan statistika menunjukan bahwa korelasi yang
terjadi antara kedua variabel terdapat korelasi yang sedang atau cukup.
Keeratan variabel antara persepsi siswa dengan minat belajar siswa terjalin
cukup signifikan.
Dari perhitungan koefisien korelasi didapat nilai rxy sebesar 0,464
dan dari uji t didapatkan hasil 3,457 yang berarti terdapat hubungan positif
dan signifikan antara persepsi siswa terhadap minat belajar siswa di MAN
4 Jakarta Pondok Pinang.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas maka dapat
diajukan saran sebagai berikut:
1. Guru dapat meluruskan persepsi siswa tentang pengelompokan
kelas IPA-IPS yang negatif menjadi positif, agar tidak adanya
persepsi siswa yang negatif terhadap jurusan yang lain.
2. Siswa dapat lebih memahami jurusan yang baik untuk dirinya, dan
dapat menentukan jurusan dengan baik, karena apabila peserta
didik masuk dikelas atau jurusan yang salah maka akan
berpengaruh terhadap minat belajar peserta didik tersebut di dalam
105
kelasnya serta nilai juga dapat terpengaruh, kalau peserta didik
salah masuk pada jurusan.
3. Dengan adanya persepsi dari siswa tentang pengelompokan kelas
tersebut diharapkan dapat meningkatkan dan membuktikan bahwa
jurusan yang dianggap negatif dari jurusan yang lainnya dapat
menjadi lebih baik untuk kedepannya, bahwa jurusan tersebut
mampu untuk bersaing dengan jurusan lain.
106
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu. Psikologi Sosial. Jakarta: PT. MELTON PUTRA, 1991
Arikunto, Suharsimi. Menejemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. 2007. Cet ke-9.
Atkinson, Rita L. Pengantar Psikologi. Jakarta: Erlangga.edisi ke-8.
Fauzi, Ahmad. Psikologi Umum. Bandung: CV. Pustaka Setia, 1999.
Glesung, Mohammad, Gautama, “Penentuan Jurusan di SMA N 8 Surakarta dengan
Fuzzy Inference System (FIS) Mamdani”, Skripsi pada Sarjana Universitas
Sebelas Maret Surakarta, Surakarta, 2010, h. Iii
Hanurawan, Fattah. Psikologi Sosial. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset,
2010, cet.1.
Herdiansyah, Haris. Metodelogi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial. Jakarta:
Salemba Humanika. 2012.
Irianto, Agus. Statistik: Konsep Dasar & Aplikasinya. Jakarta: Kencana, 2007Cet.ke-4.
Kartono, Kartini. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2008, cet 7.
M, Buchori. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Aksara Baru, 1978.
Muhibbin, Syah. Psikologi Belajar. Jakarta: Logos, 1999. Cet.ke-1.
Nadir, dkk. Ilmu Pengetahuan Sosial 1. Surabaya: Amanah Pustaka, 2009. Edisi
Pertama
Nana, Sukmadinata Syaolih. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya Offset 2007. Cet.k-8.
Rahmad, “Persepsi Siswa Tentang Jurusan yang Ditempati dan Peran Guru
Pembimbing (Penelitian di SMA Negeri 2 Padang),” Tesis pada Pascasarjana
Universitas Negeri Padang, Padang, 2010
Rakhmat, Jalaluddin. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosyadakarya
Offset
Riana, Dwisa. Statistika Deskritif Itu Mudah. Tangerang: Jelajah Nusa. 2012.
107
Rohim, Abdul “Pengaruh Minat Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa pada
Bidang Pendidikan Agama Islam”, Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
Jakarta, 2011, h. 11, tidak dipublikasikan
Sabri, Alisuf. Pengantar Psikologi Umum & Perkembangan. Jakarta: Pedoman Ilmu
Jaya, 1993.
Santosa, Purbayu, budi. statistika Deskriptif dalam Bidang Ekonomi dan Niaga,...
Sapriya. Konsep Dasar IPS. Bandung: UPI PRESS, 2006. Cet.1, hal.3.
Sapriya. Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajar IPS. Bandung: UPI PRESS, 2006
cet.1.
Sardiman A.M. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali
Pers,2004.
Sarwono, S. Wirawan. Pengantar Umum Psikologi. Jakarta: Bulan Bintang,1992
Sarwono, Sarlito W. Psikologi sosial. Jakarta: Salemba Humanika, 2011
Shaleh, Abdul Rahman. Psikologi Suatu Pengantar dalam Perspektif Islam. Jakarta:
Kencana, 2009, Cet.4.
Singer, Kurt. Membina Hasrat Belajar di Sekolah. Bandung: Remadja Karya
Siregar, Syofian. Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Bumi
Aksara. 2013.
Slameto. Belajar&faktor-faktor yang mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta. 2010.
cet.ke-5.
Soemanto, Wasty Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006) Cet. V
Solihatin, Etin. Cooperative Learning (Analisis Model Pembelajaran IPS). Jakarta:
Bumi Aksara, 2008. Ed 1. Cet. 3
Sudijono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2006.
Sujarweni, V. Wiratna. Statistik untuk Penelitian. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2012
Sukmadinata, Nana Syaodih. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya Offset, 2007.
108
Suralaga, Fadilah, dkk., Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Jakarta: UIN
Jakarta Press, 2005)
Susanto, Phill Astrid S. Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial. Bandung:
Binacipta, 1977, cet 1.
Susetyo, Budi. Statistik untuk Analisis Data Penelitian. Bandung: PT. Refika
Aditama, 2010. Cet.ke-1.
Takwin, Bagus “Persepsi Sosial Mengenali dan MENGERTI Orang Lain”, dalam
Sarlito W. Sarwono dan Eko A. Meinarno(ed), Psikologi Sosial, (Salemba
Humanika)
Tim penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Kamus Besar
Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. cet. Ke-10.
Trianto. Model Pembelajaran Terpadu:Konsep, Strategi, dan Implementasinya
dalam KTSP. Jakarta: Bumi Aksara, 2011, Cet. 3.
Unwanullah, Arif “Evaluasi Program Penjurusan Siswa Menengah Atas di
Kabupaten Tuban,” jurnal pada Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta,
Yogyakarta, 2008, h. 3
Usman, Husaini. Pengantar Statistik. Jakarta: Bumi Aksara, 2008. Cet.3.
Walgito, Bimo. Bimbingan dan Konseling (Studi & Karier). Yogyakarta: Andi, 2010.
Yusri, Statistik Sosial. Yogyakarta: graha ilmu. 2013. cet.2
109
Lampiran 1
Angket Persepsi Siswa Tentang Pengelompokan Kelas di MAN 4
Jakarta
Nama :
Jenis kelamin : L/P
Kelas : X (Sepuluh)
Petunjuk Pengisian:
1. Berilah tanda cek list pada salah satu kolom jawaban yang sesuai dengan
keadaan anda sebenarnya.
2. Pendapat anda tidak akan mempengaruhi sedikitpun terhadap nilai dan
tidak ada kaitannya dengan kegiatan sekolah
3. Angket ini hanya untuk kepentingan ilmiah, oleh karena itu kami berharap
jawaban yang objektif, jujur, dan tidak mengada-ada.
4. Atas kesedian waktunya , kami ucapkan terima kasih.
Keterangan :
1. SS = Sangat Setuju
2. S = Setuju
3. KS = Kurang Setuju
4. TS = Tidak Setuju
No Pernyatan SS S KS TS
1 Ketika saya mendaftar sebagai calon siswa MAN 4
Jakarta, saya yakin atas pilihan saya
2 Calon siswa mengikuti tes Psikotes atau tes IQ pada
saat masuk sekolah di MAN 4 Jakarta
3 Calon siswa melakukan pemilihan kelas menurut
keinginan calon siswa sendiri
110
4 Hasil penempatan kelas siswa/i MAN 4 Jakarta
ditempatkan berdasarkan keinginan siswa
5 Hasil penempatan kelas siswa/i MAN 4 Jakarta
ditempatkan berdasarkan hasil dari test psikotes atau
tes IQ
6 Sistem penempatan kelasnya berdasarkan pada hasil
belajar membuat saya percaya diri
7 Sebelum memilih jurusan, guru BK memberikan
penjelasan tentang jurusan yang akan saya pilih
8 Nilai siswa menjadi pertimbangan untuk menentukan
jurusan
9 Orang tua tidak memaksakan kepada saya dalam
memilih jurusan
10 Penjelasan guru BK tentang tiap-tiap jurusan membuat
saya merasa mantap dengan jurusan yang saya pilih
11 Saya merasa yakin dapat mengembangkan bakat
dijurusan yang saya pilih
12 Kelas saya sekarang bukanlah jurusan yang saya pilih
13 Orang tua saya memaksa saya untuk berada dijurusan
tertentu
14 Sampai saat ini pelajaran yang dipelajari dapat
diterima dengan baik
15 Guru mata pelajaran jurusan tersebut dapat memotivasi
saya dalam belajar
Saran anda :
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
111
Lampiran 2
Angket Minat Belajar Siswa
Nama :
Jenis kelamin : L/P
Kelas : X (Sepuluh)
Petunjuk Pengisian:
1. Berilah tanda cek list pada salah satu kolom jawaban yang sesuai dengan keadaan
anda sebenarnya.
2. Pendapat anda tidak akan mempengaruhi sedikitpun terhadap nilai dan tidak ada
kaitannya dengan kegiatan sekolah
3. Angket ini hanya untuk kepentingan ilmiah, oleh karena itu kami berharap jawaban
yang objektif, jujur, dan tidak mengada-ada.
4. Atas kesedian waktunya , kami ucapkan terima kasih.
Keterangan :
1. SS = Sangat Setuju
2. S = Setuju
3. KS = Kurang Setuju
4. TS = Tidak Setuju
No Pernyatan SS S KS TS
1 Saya memperhatikan secara sungguh-sungguh waktu
pelajaran IPS
2 Saya memperhatikan secara sungguh-sungguh waktu
pelajaran IPA
3 Saya aktif dalam mengikuti pelajaran dikelas
4 Saya mencatat penjelasan dari guru dikelas
5 Saya menyiapkan materi sebelum pelajaran dimulai
6 Saya bertanya jika belum memahami materi yang
sedang diajarkan
112
7 Saya sering membaca buku pelajaran IPS tanpa
disuruh oleh siapa pun
8 Saya sering membaca buku pelajaran IPA tanpa
disuruh oleh siapa pun
9 Saya mempelajari dan memahami materi sebelum
pelajaran dimulai
10 Saya memiliki buku-buku IPA/IPS lebih dari satu
11 Materi pelajaran IPA/IPS saya rasa mudah untuk
tingkat kemampuan saya
12 Materi IPA lebih mudah dari pada pelajaran lain
sehingga saya lebih tertarik untuk mempelajarinya
13 Materi IPS lebih mudah dari pada pelajaran lain
sehingga saya lebih tertarik untuk mempelajarinya
14 Perhatian guru membuat saya termotivasi pada
pelajaran
15 Saya mendapatkan nilai baik dalam mata pelajaran
jurusan yang saya pilih
Saran anda :
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
113
Lampiran 3
Data Mentah Skor Hasil Variabel X (Persepsi Siswa)
Resp
Pernyataan Nilai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 4 4 4 3 3 2 3 4 1 4 32
2 4 4 3 3 3 3 4 3 1 3 31
3 3 3 2 3 4 2 4 4 2 3 30
4 2 3 4 2 3 3 2 3 2 3 27
5 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 26
6 4 4 4 4 3 3 3 3 2 3 33
7 2 3 3 3 2 3 2 3 1 3 25
8 4 4 3 4 4 3 4 4 2 4 36
9 3 3 4 3 3 3 4 3 2 3 31
10 4 3 3 3 3 3 4 3 2 3 31
11 3 3 2 2 4 4 2 3 4 3 30
12 3 3 4 4 4 4 3 3 1 4 33
13 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 37
14 4 4 2 3 4 4 2 4 4 4 35
15 4 4 3 4 3 2 3 3 1 4 31
16 3 2 4 4 4 2 3 4 4 2 32
17 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 36
18 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 27
19 1 4 4 2 1 2 1 3 1 2 21
20 3 3 3 3 2 3 3 3 1 3 27
21 2 3 2 2 2 2 2 4 1 2 22
22 3 3 4 3 2 3 2 3 1 4 28
23 3 3 4 2 2 2 3 3 1 3 26
24 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 36
25 3 3 4 4 3 4 2 2 3 3 31
26 3 3 3 3 4 3 3 2 4 3 31
27 4 4 3 3 3 3 2 4 2 4 32
28 3 3 3 3 4 4 3 2 3 2 30
29 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 34
30 3 4 4 3 3 3 4 3 3 4 34
31 3 3 3 4 4 3 3 4 3 2 32
32 3 3 4 4 3 3 3 4 3 2 32
33 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 36
34 3 3 3 4 4 3 4 4 2 3 33
35 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 34
36 3 3 4 3 3 3 3 2 3 4 31
37 4 4 3 3 4 4 3 3 3 2 33
114
38 3 3 4 4 3 3 3 2 3 4 32
39 3 4 3 4 4 3 3 2 3 4 33
40 3 3 3 4 4 3 3 2 3 4 32
41 3 4 4 4 3 3 4 3 3 4 35
42 3 4 4 3 3 3 4 4 3 4 35
43 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4 34
44 3 3 4 4 3 3 3 2 3 4 32
45 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 32
N = 45 1411
115
Lampiran 4
Data Mentah Skor Hasil Variabel Y (Minat Belajar Siswa)
Resp
Pernyataan Nilai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 4 3 3 2 3 4 1 1 3 3 4 4 35
2 4 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 41
3 4 3 3 3 4 3 4 2 3 3 4 3 39
4 4 4 3 3 3 1 2 3 4 3 4 4 38
5 3 3 3 4 3 4 4 2 2 3 3 3 37
6 4 3 3 3 4 2 1 3 3 3 3 3 35
7 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 39
8 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 44
9 3 4 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 35
10 3 4 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 35
11 3 3 2 3 3 3 3 2 4 2 4 3 35
12 4 3 3 2 2 2 1 2 4 4 4 4 35
13 2 3 3 3 3 2 2 2 4 3 1 4 32
14 3 3 3 3 4 2 3 3 4 3 4 4 39
15 3 3 4 3 4 2 2 3 2 2 3 3 34
16 1 4 3 3 4 2 4 3 4 3 3 4 38
17 3 3 4 3 3 3 2 3 4 3 3 3 37
18 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 37
19 3 3 3 2 3 3 4 1 3 3 2 3 33
20 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 33
21 2 4 4 2 3 2 2 3 2 3 3 2 32
22 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 34
23 3 3 2 2 3 2 2 2 3 3 3 3 31
24 3 3 4 4 3 4 4 3 3 2 3 2 38
25 4 3 4 4 3 3 3 3 2 4 2 4 39
26 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 41
27 4 3 4 4 3 3 3 3 2 4 2 4 39
28 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 43
29 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 2 3 40
30 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 40
31 3 4 4 4 4 3 3 3 3 2 3 4 40
32 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 3 2 39
33 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 43
34 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4 3 2 40
35 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 41
36 3 4 4 4 3 3 3 3 3 2 3 4 39
37 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 2 38
116
38 3 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 41
39 3 3 4 4 4 4 3 3 3 2 3 4 40
40 3 3 3 4 4 4 3 3 3 2 3 4 39
41 3 3 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 40
42 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 2 4 39
43 3 3 2 4 4 4 3 3 3 3 2 4 38
44 3 3 3 4 3 4 3 4 4 2 3 4 40
45 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 41
N = 45 1706
117
Lampiran 5
Skor Hasil Uji Validitas Variabel X (Persepsi Siswa)
Resp Pernyataan
Y Y2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 4 4 4 3 2 3 3 2 4 3 4 2 2 3 4 47 2209
2 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 50 2500
3 3 3 2 4 3 3 4 2 4 4 4 3 2 2 4 47 2209
4 2 3 4 4 3 2 3 3 3 2 3 3 2 4 3 44 1936
5 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 44 1936
6 4 4 4 1 4 4 3 4 1 3 3 4 2 3 3 47 2209
7 2 2 1 2 2 1 1 1 4 2 1 2 1 4 1 27 729
8 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 1 4 53 2809
9 3 3 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 51 2601
Jumlah 29 30 28 28 28 26 28 25 29 29 28 26 22 26 28 410 19138
(ΣX)2 841 900 784 784 784 676 784 625 841 841 784 676 484 676 784
ΣX2 99 104 96 98 92 82 94 77 101 99 94 80 60 82 94
ΣY 410 410 410 410 410 410 410 410 410 410 410 410 410 410 410
(ΣY)2 168100 168100 168100 168100 168100 168100 168100 168100 168100 168100 168100 168100 168100 168100 168100
ΣY2 19138 19138 19138 19138 19138 19138 19138 19138 19138 19138 19138 19138 19138 19138 19138
ΣXY 1356 1400 1318 1310 1304 1232 1320 1180 1310 1360 1323 1210 1044 1148 1323
N.ΣXY-
(ΣX)(ΣY) 314 300 382 310 256 428 400 370 -100 350 427 230 376 -328 427
N.ΣX2-(ΣX)2 50 36 80 98 44 62 62 68 68 50 62 44 56 62 62
N.ΣY2-(ΣY)2 4142 4142 4142 4142 4142 4142 4142 4142 4142 4142 4142 4142 4142 4142 4142
r-hitung 0,689 0,776 0,666 0,486 0,599 0,844 0,789 0,697 -0,188 0,769 0,842 0,538 0,780 -0,647 0,842
r-tabel 0,666 0,666 0,666 0,666 0,666 0,666 0,666 0,666 0,666 0,666 0,666 0,666 0,666 0,666 0,666
Validitas Valid Valid Valid Drop Drop Valid Valid Valid Drop Valid Valid Drop Valid Drop Valid
118
Lampiran 6
Skor Hasil Uji Reabilitas Variabel X (Persepsi Siswa)
Resp Pernyataan
Y Y2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 4 4 4 3 2 3 3 2 4 3 4 2 2 3 4 47 2209
2 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 50 2500
3 3 3 2 4 3 3 4 2 4 4 4 3 2 2 4 47 2209
4 2 3 4 4 3 2 3 3 3 2 3 3 2 4 3 44 1936
5 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 44 1936
6 4 4 4 1 4 4 3 4 1 3 3 4 2 3 3 47 2209
7 2 2 1 2 2 1 1 1 4 2 1 2 1 4 1 27 729
8 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 1 4 53 2809
9 3 3 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 51 2601
Jumlah 29 30 28 28 28 26 28 25 29 29 28 26 22 26 28 410 19138
(ΣX)2 841 900 784 784 784 676 784 625 841 841 784 676 484 676 784 ΣX2 99 104 96 98 92 82 94 77 101 99 94 80 60 82 94 ΣY 410 410 410 410 410 410 410 410 410 410 410 410 410 410 410 (ΣY)2 168100 168100 168100 168100 168100 168100 168100 168100 168100 168100 168100 168100 168100 168100 168100 ΣY2 19138 19138 19138 19138 19138 19138 19138 19138 19138 19138 19138 19138 19138 19138 19138 Validitas Valid Valid Valid Drop Drop Valid Valid Valid Drop Valid Valid Drop Valid Drop Valid
Varians 0,617 0,444 0,987 0,765 0,765 0,840 0,617 0,765 0,692 0,765 Σ Varian Butir 7,257
Varians Total 51,136 Reliabilitas 0,919 Keterangan Reliabel
119
Lampiran 7
Skor Hasil Uji Validitas Variabel Y (Minat Belajar Siswa)
Resp Pernyataan Y Y2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 1 3 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 53 2809
2 4 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 53 2809
3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 2 3 2 3 3 40 1600
4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 52 2704
5 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 42 1764
6 3 3 2 2 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 2 38 1444
7 3 4 3 4 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 43 1849
8 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 57 3249
9 2 3 3 3 2 3 2 2 2 2 2 3 3 2 2 36 1296
Jumlah 28 30 29 29 29 29 26 27 28 26 26 29 29 24 25 414 19524
(ΣX)2 784 900 841 841 841 841 676 729 784 676 676 841 841 576 625 ΣX2 90 102 97 99 97 97 78 87 90 82 82 95 97 68 75 ΣY 414 414 414 414 414 414 414 414 414 414 414 414 414 414 414 (ΣY)2 171396 171396 171396 171396 171396 171396 171396 171396 171396 171396 171396 171396 171396 171396 171396 ΣY2 19524 19524 19524 19524 19524 19524 19524 19524 19524 19524 19524 19524 19524 19524 19524 ΣXY 1316 1394 1362 1370 1368 1366 1225 1286 1316 1247 1244 1352 1365 1121 1192 N.ΣXY-
(ΣX)(ΣY) 252 126 252 324 306 288 261 396 252 459 432 162 279 153 378 N.ΣX2-(ΣX)2 26 18 32 50 32 32 26 54 26 62 62 14 32 36 50 N.ΣY2-(ΣY)2 4320 4320 4320 4320 4320 4320 4320 4320 4320 4320 4320 4320 4320 4320 4320 r-hitung 0,751 0,456 0,677 0,697 0,823 0,774 0,778 0,819 0,751 0,886 0,834 0,658 0,750 0,387 0,813 r-tabel 0,666 0,666 0,666 0,666 0,666 0,666 0,666 0,666 0,666 0,666 0,666 0,666 0,666 0,666 0,666 Validitas Valid Drop Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Drop Valid Drop Valid
120
Lampiran 8
Skor Hasil Uji Reabilitas Variabel Y (Minat Belajar Siswa)
Resp Pernyataan
Y Y2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 3 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 53 2809
2 4 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 53 2809
3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 2 3 2 3 3 40 1600
4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 52 2704
5 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 42 1764
6 3 3 2 2 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 2 38 1444
7 3 4 3 4 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 43 1849
8 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 57 3249
9 2 3 3 3 2 3 2 2 2 2 2 3 3 2 2 36 1296
Jumlah 28 30 29 29 29 29 26 27 28 26 26 29 29 24 25 414 19524
(ΣX)2 784 900 841 841 841 841 676 729 784 676 676 841 841 576 625 ΣX2 90 102 97 99 97 97 78 87 90 82 82 95 97 68 75 ΣY 414 414 414 414 414 414 414 414 414 414 414 414 414 414 414 (ΣY)2 171396 171396 171396 171396 171396 171396 171396 171396 171396 171396 171396 171396 171396 171396 171396 ΣY2 19524 19524 19524 19524 19524 19524 19524 19524 19524 19524 19524 19524 19524 19524 19524 Validitas Valid Drop Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Drop Valid Drop Valid
Varians 0,321 0,395 0,617 0,395 0,395 0,321 0,666 0,321 0,765 0,765 0,395 0,617 Σ Varian
Butir 5,973 Varians Total 53,33 Reliabilitas 0,952
121
Lampiran 9
Langkah-langkah Perhitungan Validitas dan Reliabilitas Angket Persepsi Siswa
Perhitungan Validitas
Dapat dicontohkan pada soal nomor 1, berdasarkan tabel validitas diperoleh nilai
sebagai berikut :
N 9
ΣX 29
(ΣX)2
841
ΣX2
99
ΣY 410
(ΣY)2
168100
ΣY2
19138
ΣXY 1356
Adapun rumus yang digunakan adalah rumus product moment, yakni :
( ) ( )
√( ( ) ) ( ( ) )
( )( )
√( ) ( )
√( – ) ( )
√( ) ( )
122
√
Berdasarkan perhitungan di atas diperoleh nilai rhitung = 0,689,
sedangkan nilai rtabel dengan taraf signifikan 5% diperoleh 0,666,
(misalnya kita gunakan sampel untuk uji kuesioner sebanyak 9 orang
responden, maka df = n - 2, df = 9 - 2 = 7). Kemudian kita lihat tabel r
product moment pada kemaknaan 5%, didapatkan angka r tabel= 0,666.
Maka rhitung > rtabel dan angket no.1 dikatakan valid.
Perhitungan Reliabilitas
Berdasarkan tabel reliabilitas diperoleh nilai sebagai berikut :
N 9
ΣX 29
(ΣX)2
841
ΣX2
99
ΣY 410
(ΣY)2
168100
ΣY2
19138
ΣXY 1356
a. Menghitung varians tiap butir dengan menggunakan rumus :
( )
123
Untuk mengetahui Σvarians Butir, maka jumlah varian butir soal
nomor 1 – soal nomor 15 dijumlahkan (proses perhitungan sama dengan
soal nomor 1). Tetapi yang dijumlahkan hanya butir soal yang valid saja.
Jadi jumlah varians butir soal nomor 1, 2, 3, 6, 7, 8, 10, 11, 13, 15 ialah
7,257
b. Menghitung varians total dengan rumus :
( )
c. Menghitung reliabilitas dengan rumus Alpha :
(
( )) (
)
(
( )) (
)
( )( )
124
Langkah-langkah Perhitungan Uji Validitas dan Reliabilitas
Angket Minat Belajar Siswa
Perhitungan Validitas Angket
Dapat dicontohkan pada butir soal no.1, berdasarkan tabel validitas diperoleh nilai
sebagai berikut :
N 9
ΣX 28
(ΣX)2
784
ΣX2
90
ΣY 414
(ΣY)2
171396
ΣY2
19524
ΣXY 1316
Adapun rumus yang digunakan adalah rumus product moment, yakni :
( ) ( )
√( ( ) ) ( ( ) )
( )( )
√( ) ( )
√( – ) ( )
√( ) ( )
√
125
Berdasarkan perhitungan di atas diperoleh nilai rhitung = 0,751,
sedangkan nilai rtabel dengan taraf signifikan 5% diperoleh 0,666,
(misalnya kita gunakan sampel untuk uji kuesioner sebanyak 9 orang
responden, maka df = n - 2, df = 9 - 2 = 7). Kemudian kita lihat tabel r
product moment pada kemaknaan 5%, didapatkan angka r tabel= 0,666.
Maka rhitung > rtabel dan angket no.1 dikatakan valid.
Perhitungan Reliabilitas
Berdasarkan tabel reliabilitas diperoleh nilai sebagai berikut :
N 9
ΣX 28
(ΣX)2
784
ΣX2
90
ΣY 414
(ΣY)2
171396
ΣY2
19524
ΣXY 1316
a. Menghitung varians tiap butir dengan menggunakan rumus :
( )
126
Untuk mengetahui Σvarians Butir, maka jumlah varian butir soal
nomor 1 – soal nomor 15 dijumlahkan (proses perhitungan sama dengan
soal nomor 1). Tetapi yang dijumlahkan hanya butir soal yang valid saja.
Jadi jumlah varians butir soal nomor 1, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 13, 15
ialah 5,973.
b. Menghitung varians total dengan rumus :
( )
c. Menghitung reliabilitas dengan rumus Alpha :
(
( )) (
)
(
( )) (
)
( )( )
127
Langkah-langkah Membuat Tabel Distribusi Frekuensi dan
Histogram untuk Variabel X
No. Tahapan Membuat Tabel Distribusi
Frekuensi
1. Menentukan Rentang Data terbesar – Data terkecil
= 37 - 21
= 16
2. Menentukan Banyak Kelas = 1 + 3,3.log n
= 1 + 3,3.log 45
= 1 + 3,3.1,653
= 6,4549 6 (dibulatkan)
3. Menentukan Panjang Kelas Interval =
=
= 2,66 3 (dibulatkan)
4. Membuat Tabel Distribusi Frekuensi
Interval
Kelas
Frekuensi
Absolut
Frekuensi
Relatif
Batas Bawah Batas Atas
21 - 23 2 4,44% 20,5 23,5
24 - 26 3 6,66% 23,5 26,5
27 - 29 4 8,88% 26,5 29,5
30 - 32 19 42,22% 29,5 32,5
33 - 35 12 26,66% 32,5 35,5
36 - 38 5 11,11% 35,5 38,5
Jumlah 45 100%
128
Langkah-langkah Membuat Tabel Distribusi Frekuensi dan
Histogram untuk Variabel Y
No. Tahapan Membuat Tabel Distribusi
Frekuensi
1. Menentukan Rentang Data terbesar – Data terkecil
= 44 - 31
= 13
2. Menentukan Banyak Kelas = 1 + 3,3.log n
= 1 + 3,3.log 45
= 1 + 3,3.1,653
= 6,4549 6 (dibulatkan)
3. Menentukan Panjang Kelas Interval =
=
= 2,1 2 (dibulatkan)
4. Membuat Tabel Distribusi Frekuensi
Interval Kelas Frekuensi
Absolut
Frekuensi
Relatif
Batas Bawah Batas Atas
31 - 32 3 6,66% 30,5 32,5
33 - 34 4 8,88% 32,5 34,5
35 – 36 6 13,3% 34,5 36,5
37 – 38 8 17,7% 36,5 38,5
39 – 40 16 35,5% 38,5 40,5
41 – 42 5 11,11% 40,5 42,5
43 - 44 3 6,66% 42,5 44,5
Jumlah 45 100%
129
Langkah-langkah Perhitungan Rata-rata, Varians, dan
Simpangan Baku
Variabel X dan Variabel Y
Perhitungan Variabel X
1. Rata-rata (Means) X
2. Varians ( )
3. Simpangan Baku √ ( )
√ = 3,88
Perhitungan Variabel Y
1. Rata-rata (Means)
2. Varians ( )
3. Simpangan Baku √ ( )
√ = 3,11
130
Lampiran 10
Pedoman wawancara
1. Ada berapa kelas di setiap gradenya disekolah ini?
2. Untuk pengelompokan kelas di MAN 4 Jakarta berdasarkan kriteria untuk penjurusan
apa saja?
3. Untuk kelas IPA, IPS, BAHASA dan AGAMA masing-masing berapa kelas?
4. Bagaimana metode penempatan kelas di MAN 4 Jakarta?
5. Apakah di MAN 4 Jakarta sebelum penempatan kelas diadakan tes tertulis dahulu
atau tidak?
6. Ada atau tidak peran orang tua yang memaksakan anaknya untuk berada di kelas
tertentu? Alasannya?
7. Bagaimana tindakan dari pihak sekolah dengan peran orang tua tersebut?
8. Bagaimana hasil pengamatan ibu/bapak terhadap terhadap minat anak yang tidak
tidak sesuai dengan penempatan kelas?
9. Bagaimana solusi guru untuk meningkatkan minat belajar siswa dikelas?
10. Apakah banyak disekolah ini siswa yang memiliki persepsi positif maupun negatif
terhadap jurusan yang ada disini khususnya IPA & IPS?
11. Dari persepsi siswa yang ada, yang pernah ibu dengar dari siswa apa saja?
12. Bagaimana cara ibu/bapak untuk melurusakan persepsi yang sering dibicarakan siswa
tersebut tentang IPA & IPS?
13. Apakah ada hubungannya persepsi siswa tentang IPA/IPS terhadap minat belajar
mereka disekolah ini?
14. Apakah terdapat pengaruh antara minat terhadap nilai peserta didik?
15. Bagaimana perlakuan guru terhadap sikap peserta didik dalam menghadapi
permasalahan tersebut?
131
Lampiran 11
Pedoman Wawancara
Nama : Agus Mudhofar,S.Pd
Jabatan : Wakamad Bidang Mutu
Hari/Tanggal : Jumat 18 Juli 2014
Waktu : 14:40 WIB
Tempat : Ruang Komite Sekolah
1. Ada berapa kelas di setiap gradenya disekolah ini?
Dikelas XII ada sembilan kelas, kelas XI ada sembilan kelas dan kelas X
saat ini terdapat sepuluh kelas.
2. Untuk pengelompokan kelas di MAN 4 Jakarta berdasarkan kriteria
untuk penjurusan apa saja?
Pengelompokan kelas disini terdapat 4 kelompok kelas, yaitu terdiri dari
kelas IPA, IPS, Bahasa dan Keagamaan. Atau istilah dari kurikulum 2013
itu MIA, IIS, Bahasa dan Keagamaan.
3. Untuk kelas IPA, IPS, BAHASA dan AGAMA masing-masing berapa
kelas?
Dari kebijakan sekolah dianalisis berkaitan dari guru, jika dilepas banyak
anak yang minat ke IPA. Tetap ada porsinya dikelas X sekarang 4 kelas
IPA, 3 kelas IPS, 2 kelas Bahasa, dan 1 Kelas Keagamaan. Beda dikelas
XII nya untuk kelas IPA terdapat 5 kelas, dan 2 kelas IPS, 1 kelas Agama
dan 1 kelas Bahasa. Dan dikelas XI nya 4 kelas untuk IPA, 3 Kelas IPS, 1
kelas Bahasa, dan 1 kelas Agama.
4. Bagaimana metode penempatan kelas di MAN 4 Jakarta?
Dari awal masuk MAN 4 mereka mengisi formulirnya ingin masuk
dijurusan apa, itu berdasarkan minatnya peserta didik, lalu yang kedua
132
berdasarkan hasil tes pengetahuan umum dan tes Psikotes dari situ kami
pertimbangkan.
5. Apakah di MAN 4 Jakarta sebelum penempatan kelas diadakan tes
tertulis dahulu atau tidak?
Tes tulisnya berdasarkan semua pelajaran IPA, IPS, Keagamaan dan
Bahasa. Kami juga bekerjasama dengan IC untuk penulisan tes tulis.
6. Ada atau tidak peran orang tua yang memaksakan anaknya untuk
berada di kelas tertentu? Alasannya?
Banyak orang tua yang datang dan komplen, dan kekeh untuk masukan
anaknya di IPA. Dengan alasan orang tuanya dahulu dijurusan IPA dan
bapak ibunya dokter jadi harus tetap meminta anaknya untuk ada di
jurusan IPA.
7. Bagaimana tindakan dari pihak sekolah dengan peran orang tua
tersebut?
Kita menambahkan dengan adanya Matrikulasi, dalam rangka untuk
mempersamakan persepsi pengetahuannya sampai mana. Dari pelajaran
yang dimatrikulasikan yaitu dari pelajaan IPA diambil fisika, IPS nya di
ambil mata pelajaran ekonomi, dan Bahasanya yaitu bahasa arab, dan
keagamaannya yaitu dengan baca tulis Al-Qur’an. Dari hasil matrikulasi
tersebut nanti disamakan dengan hasilnya. Kalau memang
perkembangannya bagus kita bisa masukan ke jurusan yang sesuai dengan
hasil perkembangan matrikulasi dan di sama kan juga dengan hasil pre test
dan post test. Dan akhirnya pun kadang orang tuanya bisa menerima
kenyataan tersebut.
8. Bagaimana hasil pengamatan ibu/bapak terhadap terhadap minat
anak yang tidak tidak sesuai dengan penempatan kelas?
Hasil pengamatan yang terjadi apabila anak tersebut ditempatkan dengan
kelas yang tidak sesuai dengan minat dan bakat mereka maka dari nilainya
anak tersebut akan menurun atau tidak bagus, karena tidak sesuai dengan
apa yang dia inginkan dalam belajarnya.
133
9. Bagaimana solusi guru untuk meningkatkan minat belajar siswa
dikelas?
Dengan menjelaskan kepada siswanya bahwa tidak juga dijurusan yang
mereka inginkan itu baik untuk siswa tersebut. Dan dengan meberikan
motivasi kepada siswa tersebut. Kadang disitu terdapat peranan bimbingan
konseling untuk memanggil siswa tersebut dan memberikan masukan
kepada siswa tersebut.
10. Apakah banyak disekolah ini siswa yang memiliki persepsi positif
maupun negatif terhadap jurusan yang ada disini khususnya IPA &
IPS?
Banyak, kayanya ini menjadi trand bahwa kalau gak masuk IPA tidak
sukses, termasuk dari persepsi orang tuanya juga yang menyatakan bahwa
kalau tidak masuk IPA dunia ini kiamat. Sekolah mencoba menjelaskan itu
kepada siswa dan orang tua murid bahwa disetiap jurusan pasti memiliki
keunggulan masing-masing. Tidak semua orang sukses itu ada di IPA,
banyak juga orang sukses yang dari IPS.
11. Dari persepsi siswa yang ada, yang pernah ibu dengar dari siswa apa
saja?
Ya seperti yang tadi saya jelaskan sebelumnya bahwa kalau tidak masuk
IPA tidak akan sukses, dan siswa IPA itu lebih hebat dan berbakat
dibandingkan dengan siswa IPS. Dan masih banyak yang lainnya. Karena
pembicaraan tersebut sudahlah menjadi trend saat pemilihan kelas ketika
SMA/MA.
12. Bagaimana cara ibu/bapak untuk melurusakan persepsi yang sering
dibicarakan siswa tersebut tentang IPA & IPS?
Dengan memberikan arahan dan penjelasan bahwa disetiap jurusan yang
ada pasti ada keunggulannya dan tergantung dari minat siswa yang
dimiliki. Untuk kedepannya berkarir bagaimana.
13. Apakah ada hubungannya persepsi siswa tentang IPA/IPS terhadap
minat belajar mereka disekolah ini?
134
Ada hubungannya dari persepsi siswa tersebut maka banyaklah siswa yang
lebih memilih kelas atau jurusan di IPA. Dan minat belajar mereka dapat
dipengaruhi oleh persepsi mereka.
14. Apakah terdapat pengaruh antara minat terhadap nilai peserta
didik?
Ada, ada siswa yang minat di IPA, dan ditempatkan ke Bahasa, minat
dalam belajar mereka tidak akan bagus. Akhirnya belajarnya jadi mau
tidak mau.
15. Bagaimana perlakuan guru terhadap sikap peserta didik dalam
menghadapi permasalahan tersebut?
Sikap guru disini untuk memperlakukan siswwa yang seperti ini dengan
sikap yang empati ya, biasanya dengan diberikan arahan dan motivasi
kepada siswa tersebut agar dapat sesuai dengan masa depan dan karirnya
kedepan nantinya. Dan masukan-msukan yang lainnya. Ini biasa dilakukan
oleh khususnya guru BK untuk menangani siswa tersebut.
135
Lampiran 12
Foto ketika penyebaran angket
dan wawancara dengan siswa/i
MAN 4 Jakarta
147
Lampiran 17
BIODATA PENULIS
Nama lengkap penulis adalah Khairina Juliani biasa
dipanggil “Rina”, lahir di Tangerang pada 26 Juli 1992, putri dari
pasangan Bpk. Suparno dan Ibu Ida Royani. Penulis merupakan
anak pertama dari tiga bersaudara. Alamat email penulis
Penulis mengenyam pendidikan diataranya di SDN 04 Pagi
Rawapapan tahun 1998-2004, MtsN 3 Pondok Pinang tahun 2004-2007, MAN 4
Jakarta tahun 2007-2010, dan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2010-201) pada
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Jurusan Pendidikan IPS, Program Studi
Ekonomi.
Skripsi yang penulis buat berjudul “Hubungan Persepsi Siswa Tentang
Pengelompokan Kelas IPA-IPS dan Minat Belajar Siswa di MAN 4 Jakarta”.
Skripsi ini dibuat melalui berbagai arahan dan bimbingan dari Bapak Muhammad
Noviadi Nugroho M.Pd