HUBUNGAN PERILAKU DENGAN KEPATUHAN IBU …repository.utu.ac.id/227/1/BAB I_V.pdf1.4.2 Manfaat...
Transcript of HUBUNGAN PERILAKU DENGAN KEPATUHAN IBU …repository.utu.ac.id/227/1/BAB I_V.pdf1.4.2 Manfaat...
i
HUBUNGAN PERILAKU DENGAN KEPATUHAN IBUHAMIL DALAM KONSUMSI TABLET BESI (fe) DIWILAYAH
KERJA PUSKESMAS MEUREUBO KECAMATANMEUREUBO KABUPATEN ACEH BARAT
SKRIPSI
Oleh :
JULIYANTI07C10104075
PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKATFAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS TEUKU UMARMEULABOH ACEH BARAT
2013
ii
HUBUNGAN PERILAKU DENGAN KEPATUHAN IBUHAMIL DALAM KONSUMSI TABLET BESI (fe) DIWILAYAH
KERJA PUSKESMAS MEUREUBO KECAMATANMEUREUBO KABUPATEN ACEH BARAT
SKRIPSI
Oleh
JULIYANTI07C10104075
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk MemperolehGelar Sarjana Kesehatan Masyarakat
Pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku Umar Meulaboh
PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKATFAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS TEUKU UMARMEULABOH ACEH BARAT
2013
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tujuan pembangunan kesehatan Indonesia Sehat 2015 adalah
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal melalui terciptanya
masyarakat, bangsa dan Negara Indonesia yang ditandai oleh penduduknya yang
hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku hidup sehat serta memiliki
kemampuan untuk menjangkau pelayanan dan fasilitas kesehatan yang bermutu
secara adil dan merata diseluruh wilayah Republik Indonesia dan dapat
mewujudkan bangsa yang mandiri maju dan sejahtera.
Millennium Development Goals atau MDGs adalah sebuah target
pencapaian global yang ingin direalisasikan pada tahun 2015. MDGs ini
merupakan hasil dari deklarasi millennium yang di tanda tangani oleh 147 kepala
pemerintahan dan kepala Negara di New York pada bulan September tahun 2000.
Terdapat 8 target yang ingin dicapai dalam Pembangunan Millennium
ini, antara lain adalah, pemberantasan kemiskinan dan kelaparan yang ekstrim,
pemerataan pendidikan dasar, mendukung adanya persaman jender dan
pemberdayaan perempuan, mengurangi tingkat kematian anak, meningkatkan
kesehatan ibu, perlawanan terhadap HIV/AIDS, malaria, dan penyakit lainnya,
menjamin daya dukung lingkungan hidup, mengembangkan kemitraan global
untuk pembangunan
2
Dari kedelapan target tersebut, terdapat poin yang menyoroti masalah
kesehatan yaitu kesehatan ibu. Permasalahan ini merupakan masalah yang tidak
mudah, kompleks, dan membutuhkan dukungan dari berbagai pihak untuk
mengubahnya menjadi lebih baik, terlebih masalah kematian ibu dan bayi.
Di Negara kita, kematian bayi maupun kematian ibu masih menjadi
masalah kesehatan yang merisaukan, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor,
antara lain masih minimnya pengetahuan para ibu mengenai kesehatan, terutama
dalam masalah asupan gizi dan kurangnya pengetahuan serta pemahaman para ibu
untuk memberikan pelayanan terbaik bagi dirinya dan bayi yang sedang di
kandung. Bahkan, di daerah tertentu masih ada ibu hamil yang memilih
melahirkan dengan bantuan dukun beranak dari pada pergi ke rumah sakit atau
bidan. Factor lain yang menyebabkan tingginya angka kematian ibu dan bayi yaitu
pelayanan kesehatan ibu dan anak yang belum memadai dan belum optimal di tiap
daerah, keterbatasan anggaran dalam kesejahteraan yang menyebabkan biaya
untuk persalinan cukup mahal.
Usaha yang dilakukan pemerintah untuk menekan angka kematian ini
antara lain, mengoptimalkan pelayanan KIA di setiap pelayanan masyarakat
seperti Posyandu dan Puskesmas yang ada di setiap daerah, melakukan survey
mengenai pengetahuan KIA di suatu daerah, mengadakan intervensi kepada ibu
hamil, meningkatan ketrampilan tenaga kesehatan di setiap daerah, serta
memberdayakan kader atau tokoh masyarakat.
Untuk menyukseskan usaha tersebut di butuhkan peran serta dukungan
dari berbaga pihak. Program pemerintah ini tidak akan berhasil dengan baik bila
masyarakat di sekitar tidak mau peduli dengan kondisi yang sedang terjadi.
3
Masyarakat harus sadar akan pentingnya pengetahuan mengenai kesehatan ibu
dan anak. Dengan kebersamaan, kepedulian, dan kesadaran dari masyarakat, maka
tujuan ini akan lebih mudah tercapai.
Masalah-masalah kesehatan yang di hadapi bangsa Indonesia sekarang
ini adalah masih tingginya angka kematian ibu dan bayi, masalah gizi dan pangan
merupakan masalah yang mendasarkan karene secara langsung menentukan
kualitas sumber daya manusia serta meningkatkan derajat kesehatan. Masalah gizi
di Indonesia yang belum teratasi, salah satunya adalah anemia. Anemia masih
merupakan masalah pada wanita Indonesia sebagai akibat kekurangan zat besi
(Tarwoto, 2007).
Untuk menanggulangi masalah anemia zat besi pada ibu hamil maka
pemerintah melalui Kementrian Kesehatan RI melaksanakan suatu program
pemberian tablet zat besi dan peningkatan gizi merupakan pada ibu hamil.
Suplementasi tablet zat besi dan peningkatan gizi merupakan upaya penting dalam
pencegahan dan penanggulangan anemia.
Anemi pada kehamilan pengaruhnya sangat besar terhadap kualitas
sumber daya manusia. Anemi hamil tersebut “potensial danger of mother and
child” (potensial membahayakan ibu dan anak), karena itulah anemi memerlukan
perhatian serius dari semua pihak yang terkait dalam pelayanan kesehatan pada
hari terdepan (Manuaba,2002). Menurut WHO 4% kematian para ibu di Negara
yang sedang berkembang berkaitan dengan anemia dalam kehamilan. Kebanyakan
anemia disebab kan oleh defisiensi besi dan perdarahan akut, bahkan tidak jarang
keduanya saling berinteraksi (Winknjosastro, 2002).
4
Anemia dalam kehamilan memberikan pengaruh yang kurang baik bagi
ibu, baik dalam kehamilan , persalinan, maupun dalam nifas. Berbagai penyakit
dapat timbul akibat anemia seperti abortus, partus premature, partus lama, akibat
insersi uteri, perdarahan past partum karena atonia uteri, syok, infeksi baik intra
partum maupun post partum (Manuaba, 2002).
Kekurangan juga mengakibatkan kekurangan hemoglobin (Hb) dimana
zat besi sebagai salah satu unsur pembentukannya. Hemoglobin berfungsi sebagai
pengikat oksigen yang sangat dibutuhkan untuk metabolism sel, hal ini dapat
menyebabkan anak lahir dengan berat badan rendah, keguguran dan juga
menyebabkan anemia pada bayinya (Ridwanamiddin, 2007)
Anemia berat kaitannya dengan asupan gizi dari makanan kita sehari-
hari, karena itu memperbaiki pola makan hal yang paling penting untuk mengatasi
anemia. Terapkan pola makan yang sehat, dengan selalu memperhatikan jumlah,
jadwal dan jenisnya. Jumlah yang dimaksud adalah sesuai dengan kebutuhan
tubuh.
Untuk memenuhi kebutuhan akan zat besi selama hamil, ibu harus
mengkonsumsi zat besi sekitar 40-45 mg sehari. Kebutuhan ini dapat terpenuhi
dari makan yang kaya akan zat besi, seperti daging berwarna merah, hati, kuning
telur, sayuran berdaun hijau, kacang-kacangan, tempe, roti, dn sereal. Tetapi jiak
dokter menemukan ibu hamil yang menunjukkan gejala anemia biasanya akan
memberikan suplemen zat besi berupa tablet besi, biasanya dikonsumsi satu kali
dalam sehari. Suplemen tablet besi juga diberikan pada ibu hamil yang menganut
pola makan vegetarian. Untuk meningkatkan penyerapan zat besi, ibu hamil
5
vegetarian hanya cukup makan buah-buahan yanga banyak mengandung vitamin
C (Ridwanaminuddin, 2007)
Adapun gejala anemia pada ibu hamil adalah sering mengeluh, cepat
lelah, pusing, palpitusi, mata berkunang-kunang, lidah luka, nafsu makan turun
(Anoreksia), konsentrasi hilang, nafas pendek (pada anemia parah), dan keluhan
mual muntah lebih hebat dari hamil muda, perubahan jaringan epitel kuku, lesu,
lemah, lelah dan pembesaran kelenjar limfa.
Konsumsi tablet besi juga dapat menimbulkan efek samping yang
mengganggu sehingga orang cenderung menolak tablet yang diberikan. Penolakan
tersebut sebenarnya berpangkal dari ketidaktauan mereka bahwa selama
kehamilan mereka memerlukan tambahan zat besi (Ariaman, 2007)
Ketidak patuhan ibu hamil meminum tablet zat besi dapat mencerminkan
seberapa besar peluang untuk terkena anemia pemberian informasi tentang anemia
akan menambah pengetahuan mereka dan mengubah sikap maupun tindakan
mereka tentang anemia, karena ketiga hal tersebut memegan penaran yang sangat
penting sehingga ibu hamil patuh meminum zat besi.
Kepatuhan merupakan salah satu faktor penting yang menentukan
keberhasilan program. Menurut azwar, seseorang dikatakan patuh apabila orang
tersebut mau mengikuti dan menaati peraturan atau kebijakan dan telah ditentukan
tanpa harus ada paksaan dan tuntutan dari orang lain.
Badan kesehatan dunia (WHO) melaporkan bahwa prevalensi ibu-ibu
hamil yang mengalami defisiensi besi sekitar 35-75%, serta semakin meningkat
seiring dengan pertambahan usia kehamilan.
6
Indonesia memiliki jumlah ibu hamil 5.060.637 jiwa pada penghujung
tahun 2012, ditemukan 50-63% anemia yang diderita oleh ibu hamil, selain itu
40% anemia diderita oleh wanita subur. Di Propinsi Aceh jumlah ibu hamil adalah
109.652 jiwa. Dan di Aceh barat jumlah ibu hamil adalah 4.386 jiwa, dari sekian
jumlah ibu hamil terdapat 30,2 % anemia diderita oleh ibu hamil. (Dinkes Aceh
Barat, 2012)
Ibu hamil di Kecematan Meureubo tahun 2012 berjumlah 656 orang, dari
sekian jumlah ibu hamil di wilayah kerja puskesmas Meureubo terdapat 53 orang
ibu hamil yang mengalami anemia, adapun jumlah ibu hamil di tiap desa yang
dimulai dari desa yang tertinggi jumlah ibu yang anemia adalah di Desa Paya
penaga berjumlah 13 orang, Ujung tanoh darat berjumlah 12 orang, Gunung kleng
berjumlah 4 orang, Langung berjumlah 3 orang, Bukit jaya 2 orang, Ujung drien
berjumlah 2 orang, Ujung tanjung 2 orang, Ranup dong berjumlah 2 orang,
Meureubo berjumlah 2 orang, Paya baroh berjumlah 2 orang, Pasi aceh baroh
berjumlah 2 orang, Balee berjumlah 2 orang, Peunaga berjumlah 1 orang,
Reudeup berjumlah 1 orang, Penaga cut ujung berjumlah 1 orang, Sumber batu
berjumlah 1 orang, Peunaga rayeuk berjumlah 1 orang, Paya baroh berjumlah 1
orang, dan Mestu berjumlah 1 orang . (Puskesmas Meureubo, 2012)
Berdasarkan beberapa latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk
melakukan Penelitian tentang “Hubungan Perilaku Dengan Kepatuhan Ibu
Hamil Dalam Konsumsi Tablet Besi (fe) Di Wilayah Kerja Puskesmas
Meureubo Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat”.
7
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan beberapa latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah :
Bagaimana hubungan perilaku (pengetahuan, sikap dan tindakan) dengan
kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi di Wilayah Kerja
Puskesmas Meureubo Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat.
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan umum
Secara umum penulisan ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan
Perilaku (pengetahuan, sikap dan tindakan) Dengan Kepatuhan Ibu Hamil Dalams
Mengkonsumsi Tablet Besi (fe) Di Wilayah Kerja Puskesmas Meureubo
Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat.
1.3.2 Tujuan khusus
1. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu hamil dengan kepatuhan dalam
konsumsi tablet besi (fe) Di Wilayah Kerja Puskesmas Meureubo Kecamatan
Meureubo Kabupaten Aceh Barat.
2. Untuk mengetahui hubungan sikap ibu hamil dengan kepatuhan dalam
konsumsi tablet besi Untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu hamil
dalan mengkonsumsi tablet besi (fe) Di Wilayah Kerja Puskesmas Meureubo
Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat.
3. Untuk mengetahui hubungan tindakan ibu hamil dengan kepatuhan dalam
konsumsi tablet besi (fe) Di Wilayah Kerja Puskesmas Meureubo Kecamatan
Meureubo Kabupaten Aceh Barat.
8
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
1. Sebagai bahan masukan dan tambahan pengetahuan bagi mahasiswa/
mahasiswi tentang hubungan perilaku dengan kepatuhan ibu hamil dalam
mengkonsumsi tablet besi.
2. Dapat menjadi bahan kepustakaan tentan anemia pada ibu hamil sehingga di
jadikan bahan pembelajaran di Universitas Teuku Umar Meulaboh.
1.4.2 Manfaat Aplikatif
1. Bagi pihak puskesmas, hasil penelitian ini bisa dijadikan masukan untuk
nantinya disampaikan kepada masyarakat terutama ibu hamil akan pentingnya
mengkonsumsi tablet besi.
2. bagi pihak kampus, hasil penelitian ini juga bisa dijadikan pertimbangan
untuk membuat program kuliah kerja nyata (KKN) berbasis penyadaran ibu
hamil akan pentingnya mengkonsumsi tablet besi.
3. Bagi ibu hamil, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai pedoman pada
masa hamil dalam hal pentingnya mengkonsumsi tablet zat besi.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Perilaku
2.1.1 Definisi
Perilaku merupakan suatu kegiatan atau aktifitas organisme (makhluk
hidup) yang besangkutan (Notoatmodjo, 2003)
Perilaku merupakan totalitas penghayatan dan aktivitas seseorang yang
merupakan hasil pertama atau resultanse antara berbagai faktor bak internal
maupun eksternal (Notoadmodjo, 2007).
Skiner dalam Notoadmodjo (2003) perilaku adalah respon atau reaksi
seseorang terhadap stimulus atau rangsangan dari luar. Perilaku terjadi melalui
proses adanya stimulus terhadap organisme dan kemudian organism tersebut
merespon dan teori ini dikenal sebagai teori (SOR) Stimulus Organisme Respons
(Notoatmodjo,2003)
2.1.2 Faktor-faktor Yang Berperan Dalam Pembentukan Perilaku
Menurut Notoadmodjo, (2007) faktor-faktor yang berperan dalam
pembentukan perilaku dikelompokkan menjadi dua jenis :
1. Faktor internal, yaitu karakteristik orang yang bersangkutan, yang bersifat
given atau bawaan, misalnya : tingkat kecerdasan, tingkat emosional dan jenis
kelamin.
2. Faktor ekternal, yaitu lingkungan, baik lingkungan fisik, social, budaya,
ekonomi dan politik. Faktor lngkungan sering merupakan faktor yang
dominan mewarnai perilaku seseorang.
10
Bloom dalam Notoatmodjo, (2003) perilaku manusia dibagi dalam tiga
domain, kognitif (pengetahuan), attitude (sikap) dan psikomotor (tindakan).
1. Kognitif (Pengetahuan)
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan terjadi
melalui panca indera manusia, yakni melalui panca indera penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia
diperoleh melalui mata dan telinga. Teori pengetahuan berkaitan dengan sumber-
sumber pengetahuan (Notoadmodjo,2003)
Menurut Suhartono, (2005) di dalam skripsi Marini, (2010) pengetahuan
adalah proses mengetahui, dan menghasilkan sesuatu. Pengetahuan merupakan
hasil proses dari usaha manusia untuk tahu.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Bart tahun 1994 dapat dikatakan
bahwa perilaku yang dilakukan atas dasar pengetahuan akan lebih bertahan dari
pada perilaku yang tidak disadari oleh pengetahuan. Jadi pengetahuan sangat
dibutuhkan agar masyarakat dapat mengetahui mengapa mereka harus melakukan
suatu tindakan sehingga perilaku masyarakat dapat lebih mudah untuk di ubah
kearah yang lebih baik. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan
wawancara yang menanyakan sesuatu yang ingin diukur tentang pengetahuan dari
subjek penelitian (Notoatmodjo, 2003). Untuk mengukur pengetahuan ibu hamil
tentang zat besi maka perlu diketahui pengertiannya tentang kehamilan, manfaat
dari sumber zat besi, akibat kekurangan zat basi, suplementasi zat besi serta cara
mengkonsumsinya.
11
2. Attitude (Sikap)
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang
terhadap suatu stimulus tau objek (Notoatmodjo, 2007).
Newcomb dalam Notoatmodjo menyatakan bahwa sikap itu merupakan
kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksanaan motif
tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktifitas, akan tetapi
merupakan predisposisi tindakan suatu prilaku.
Alport dalam Notoatmodjo, (2007) menjelaskan bahwa sikap mempunyai
tiga komponen pokok :
a. Kepercayaan (keyakinan), ide konsep terhadap suatu objek
b. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek
c. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave)
Menurut Notoatmodjo, (2007) tingkatan sikap terdiri dari :
a. Menerima (receiving)
b. Merespon (responding)
c. Menghargai (valving)
d. Bertanggung jawab (responsible)
Suatu contoh sikap adalah sering ibu yang dalam masa kehamilannya
mendengarkan bahwa akibat anemia atau kurang darah selama kehamilan adalah
keguguran, kematian bayi, berat badan lahir rendah dan bahkan kematian ibu.
3. Psikomotor (Tindakan)
Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (over
behavior). Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan diperlukan faktor
12
pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan antara lain adalah fasilitas.
Mempunyai empat tingkatan yang terdiri dari :
a. Persepsi (perception)
Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang
akan diambil.
b. Respon terpimpin (guide)
Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan dengan benar dan sesuai
contoh.
c. Mekanisme (mechanism)
Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara
otomatis atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah
mencapai praktik tingkat tiga.
d. Adopsi (adoption)
Adopsi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang dengan
baik.
2.2 Kepatuhan
Definisi kepatuhan dalam mengkonsumsi tablet zat besi adalah ketaatan
ibu hamil melaksanakan anjuran petugas kesehatan untuk mengkonsusmsi tablet
zat besi. Kepatuhan menurut Sackett pada pasien sebagai “Sejauh mana perilaku
individu sesuai dengan ketentuan yang diberikan oleh profesional kesehatan”
(Afnita, 2004).
Kepatuhan mengkonsumsi tablet zat besi diukur dari ketepatan jumlah
tablet yang dikonsumsi, ketepatan cara mengkonsumsi tablet zat besi, frekuensi
konsumsi perhari. Suplementasi besi atau pemberian tablet Fe merupakan salah
13
satu upaya penting dalam mencegah dan menanggulagi anemia, khususnya
anemia kekurangan besi. Suplementasi besi merupakan cara efektif karena
kandungan besinya yang dilengkapi asam folat yang sekaligus dapat mencegah
anemia karena kekurangan asam folat (Afnita, 2004).
Kepatuhan sulit diukur karena tergantung pada banyak faktor,
diantaranya adalah pasien sering kali tidak mengakui bahwa mereka tidak
melakukan apa yang dianjurkan dokter. Untuk itu diperlukan pendekatan yang
baik dengan pasien agar dapat mengetahui kepatuhan mereka dalam
melaksanakan pengobatan (Afnita, 2004).
Menurut Dinicola dan Dimatteo (1984) yang dikutip Niven (2002) cara
meningkatkan kepatuhan diantaranya melalui perilaku sehat dan pengontrolan
perilaku dengan faktor kognitif, dukungan sosial dalam bentuk dukungan
emosional dari anggota keluarga yang lain, teman, waktu dan uang merupakan
faktor yang penting dalam kepatuhan dalam program-program medis, dan
dukungan dari profesional kesehatan.
Untuk meningkatkan kepatuhan guna menunjang keberhasilan
pencegahan dan pengobatan anemia dalam kehamilan perlu dilakukan suatu
monitoring terhadap kepatuhan meminum tablet besi yang diberikan. Sampai saat
ini belum ada sistem monitoring yang tepat untuk mengawasi apakah tablet besi
betul-betul dikonsumsi oleh ibu hamil.
Tablet zat besi sebagai suplementasi yang diberikan pada ibu hamil
menurut aturan harus dikonsumsi setiap hari. Namun karena berbagai alasan
misalnya, pengetahuan, sikap, dan praktek ibu hamil yang kurang baik, efek
samping dari tablet zat besi, motivasi petugas kesehatan yang kurang sering kali
14
terjadi ketidak patuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet zat besi tersebut.
Hal ini dapat mengakibatkan tujuan dari pemberian tablet zat besi tidak tercapai.
2.3 Kebijakan Pemerintah Tentang Pemberian Tablet Zat Besi Pada Ibu
Hamil (Fe)
program pemberian tablet zat besi pada ibu hamil sudah dijalankan sejak
tahun 1970, namun masih terdapat beberapa kasus yang disebabkan karena
anemia pada masa kehamilan. Hanya sedikit wanita hamil dinegara berkembang
seperti di Indonesia yang dapat memenuhi kebutuhan zat besi selama kehamilan
melalui makanan sehari-hari, karena sumber utama zat besi yang mudah di serap
oleh tubuh (basi heme) yaitu protein hewani seperti ikan dan daging cukup mahal
harganya dan belum sepenuhnya terjangkau oleh masyarakat. Walaupun terdapat
sumber makanan nabati yang kaya besi seperti sayuran hijau dan kacang-
kacangan, namun zat besi dalam makanan tersebut lebih sulit penyerapannya.
Oleh karena itu pemberian sublementasi tablet zat besi selama kehamilan
merupakan salah satu upaya untuk mengatasi anemia (KeMenKes RI, 2011).
2.3.1 Upaya Pencegahan Dan Penanggulangan Kurang Tablet Besi Pada
Ibu Hamil
Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah dan menanggulangi kurang
zat besi pada ibu hamil menurut Depkes RI (2005) adalah :
1. Meningkatnya konsumsi zat besi dari sumber alami, terutama makanan
sumber hewani (hem iron) yang mudah diserap seperti hati, ikan, daging
selain itu perlu ditingkatkan juga, makanan yang banyak mengandung
Vitamin C dan Vitamin A (buah-buahan dan sayuran) untuk membantu
penyerapan zat besi dan membantu proses pembentukan Hb.
15
2. Fortifikasi bahan makanan, yaitu menambahkan zat besi, asam folat, vitamin
A, dan asam amino esensial pada baham makanan yang dimakan secara luas
oleh kelompok sasaran. Penambahan zat besi ini umumnya dilakukan pada
bahan makanan yang mengandung zat besi, dianjurkan mambaca label pada
kemasannya.
3. Suplementasi besi-folat secara rutin selama jangka waktu tertentu, bertujuan
untuk meningkatkan kadar Hb secara tepat. Dengan demikian suplementasi
zat besi hanya merupakan salah satu upaya pencegahan dan penanggulangan
kurang besi yang perlu diikuti dengan cara lainnya.
2.3.2 Suplementasi Tablet Zat Besi Pada Ibu Hamil
2.3.2.1 Pengertian Suplementasi Tablet Zat Besi
Suplementasi tablet zat besi adalah adalah pemberian zat besi folat yang
berbentuk tablet, tiap tablet 60 mg besi elemental dan 1,25 mg asam folat, yang
diberikan oleh pemerintah pada ibu hamil untuk mengatasi masalah anemia gizi
besi (Depkes RI, 2005).
Pemberian suplementasi zat besi menguntungkan karena dapat
memperbaiki status hemoglobin dalam tubuh waktu relatif singkat. Sampai
sekarang cara ini masih merupakan salah satu cara yang dilakukan pada ibu hamil
dan kelompok yang berisiko tinggi lainnya, seperti anak balita, anak sekolah dan
pekerja. Di Indonesia, pil besi yang digunakan dalam suplementasi zat besi adalah
“Ferrous Sulfur”, senyawa ini digolong murah dan dapat di absorbsi sampai 20%
(Ridwanaminuddin, 2007).
Untuk mengatasi masalah anemia kurang zat besi pada ibu hamil,
pemerintah melalui Depkes RI sudah sejak tahun 1970 lewat program Upaya
16
Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK) mendistribusikan tablet zat besi (Depkes RI,
1996). Ini merupakan cara yang efesien untuk mencegah dan mengobati anemia
kurang besi pada ibu hamil karena kandungan besinya padat dan dilengkapi
dengan asam folat, selain itu tablet zat besi diberi oleh petugas kesehatan dengan
cuma-cuma sehingga dapat dijangkau oleh masyarakat luas dan mudah didapat
(Kemenkes RI, 2005).
2.3.3 Dosis dan Cara Pemberian Tablet Zat Besi Pada Ibu Hamil
Menurut Kemenkes RI (2005), tablet zat besi diberikan pada ibu hamil
sesuai dengan dosis dan cara yang ditentukan yaitu:
1. Dosis pencegahan, diberikan pada kelompok sasaran tanpa pemeriksaan Hb,
yaitu sehari 1 tablet (60 mg besi elemental dan 0.25 mg asam folat) berturut-
turut selama minimal 90 hari masa kehamilan mulai pemberian pada waktu
pertama kali ibu hamil memeriksakan kehamilannya (K1).
2. Dosis pengobatan, diberikan pada sasaran (Hb dari batas ambang) yaitu bila
kadar Hb 11 gr% pemberian menjadi 3 tablet sehari selama 90 hari
kehamilan.
Menurut Kemenkes RI (2005), cara pemberian tablet besi pada ibu hamil
sesuai dengan ketentuan yang telah dianjurkan yaitu :
1. Minum tablet besi harus dengan menggunakan air putih, jangan dengan teh,
susu, atau kopi karena dapat menurunan penyerapan zat besi dalam tubuh
sehingga manfaatnya kurang
2. Untuk menghindari gejala dalam mengkonsumsi tablet besi, minum tablet
besi setelah makan malam, akan lebih baik apabila setelah minum tablet besi
kemudian makan buah-buahan misalnya pepaya,pisang dan jeruk
17
3. Senangi aneka ragam bahan makanan, agar terhindar dari anemia
4. Simpan tablet besi ditempat yang kering
5. Anemia gizi besi dapat disembuhkan, minum tablet besi sesuai aturan.
2.3.4 Sasaran Pendistribusian Tablet Zat Besi
Menurut ketentuan Kemenkes RI (2005), tablet zat besi diberikan pada
sasaran melalui sarana-sarana pelayanan pemerintah maupun swasta, sebagai
berikut:
- Puskesmas / Puskesmas Pembantu
- Polindes (pondok bersalin desa) / Bidan Desa
- Posyandu
- Rumah Sakit Pemerintah/Swasta
- Pelayanan Swasta/ Bidan, Dokter praktek swasta dan poloklinik
- Apotek/ Toko Obat/ Warung
- POD (pos obat desa).
2.4 Konsumsi Tablet Zat Besi
2.4.1 Fungsi Tablet Zat Besi
Menurut Achmat (1996) yang di kutip Ridwanaminuddin (2007), Zat
besi (Fe) merupakan mikro elemen yang esensial bagi tubuh, zat ini terutama
diperlukan dalam hemopobesis (pembentukan darah), yaitu dalam syntesa
hemoglobin Hb. Zat besi yang terdapat dalam semua sel tubuh berperan penting
dalam berbagai reaksi biokimia, diantaranya dalam produksi sel darah merah. Sel
ini diperlakukan untuk mengangkat oksigen keseluruh jaringan tubuh. Sedangkan
oksigen penting dalam proses pembentukan energi agar produktivitas kerja
meningkat dan tubuh tidak cepat lelah.
18
Seorang ibu yang dalam masa hamilnya telah menderita kekurangan zat
besi tidak dapat memberikan cadangan zat besi kepada bayinya dalam jumlah
yang cukup untuk beberapa bulan pertama. Meskipun bayi itu mendapat air susu
dari ibunya, tetapi susu bukanlah bahan makanan yang banyak mangandung zat
besi, karena itu diperlukan zat besi untuk mencegah anak menderita anemia
(Moehji, 1992).
Pada beberapa orang, pemberian tablet zat besi dapat menimbulkan
gejalagejala seperti mual, nyeri didaerah lambung, kadang-kadang terjadi diare
dan sulit buang air besar (Kemenkes RI, 2005), pusing dan bau logam (Hartono,
2000). Selain itu setelah mengkonsumsi tablet zat besi kotoran (tinja) akan
menjadi hitam, namun hal ini tidak membahayakan. Frekuensi efek samping tablet
zat besi ini tergantung pada dosis zat besi dalam pil, bukan pada bentuk
cmpurannya. Semakin tinggi dosis yang diberikan maka kemungkinan efek
samping semakin besar. Tablet besi yang diminum dalam keadaan perut terisi
akan mengurangi akibat efek samping yang ditimbulkan, tetapi hal ini dapat
menurunkan tingkat penyerapan. Penelitian bahwa pemberian suplemen zat besi
secara oral dihambat oleh 2 faktor penting yaitu efek samping terhadap saluran
gastrointestinalis, dan kesulitan dalam memotivasi penderita yang tidak
menganggap dirinya sakit (Siregar, 2000).
Menurut penelitian yang dilakukan Hartono dan Endang , bahwa
penambahan sorbitol kedalam tablet zat besi dapat menurunkan efek samping
yang muncul akibat konsumsi tablet zat besi, yang sering menyebabkan ibu hamil
menghentikan konsumsi tablet zat besi yaitu mual, pusing bau seperti logam.
(www.anemia.net.id, Diakses 20 mei 2012)
19
2.4.2 Komposisi Tablet Zat Besi di Dalam Tubuh
Jumlah zat besi didalam tubuh seorang normal berkisar antara 3-5 gr
tergantung dari dari jenis kelamin, berat badan, dan hemoglobin. Besi didalam
tubuh terdapat dalam hemoglobin sebanyak 1,5-3,0 gr dan sisa lainnya terdapat
didalam plasma dan jaringan. Di dalam plasma besi terikat dengan protein yang
disebut dengan transferin sebanyak 3-4 gr. sedangkan didalam jaringan berada
dalam suatu status esensial (nonavailable) dan bukan esensial (available). Disebut
esensial karena tidak dapat dipakai untuk pembentukan hemoglobin maupun
keperluan lainnya (Soeparman, 1990).
2.4.3 Sumber Tablet Zat Besi
Ada 2 jenis zat besi dalam makanan, yaitu zat besi yang berasal dari hem
dan bukan hem. Walaupun kandungan zat besi hem dalam makanan hanya antara
5-10 %, tetapi penyerapannya mencapai 25% (dibandingkan dengan zat besi non
hem yang penyerapannya hanya 5 %). Makanan hewani seperti daging, ikan, dan
merupakan sumber utama zat besi hem. Zat besi yang berasal dari hem merupakan
penyusun hemoglobin. Zat besi non hem terdapat dalam pangan nabati, seperti
sayursayuran, biji-bijian, kacang-kacangan dan buah-buahan (Ridwanaminuddin,
2007).
Di negara-negara yang sedang berkembang, konsumsi zat besi yang
berasal dari hem lebih rendah atau sama sekali dapat diabaikan (Demaeyer, 1993).
Hal ini terjadi karena harga bahan makanan yang mengandung zat besi hem
tersebut harganya relatife mahal sehingga sulit dijangkau oleh masyarakat. Sejalan
dengan tingkat sosioekonomi yang rendah akan menyebabkan anemia secara tidak
langsung. Hal ini terkait dengan tingkat pendapatan yang rendah sehingga terjadi
20
ketidak mampuan masyarakat dalam menyediakan makanan sesuai kebutuhan,
mengingat bahan makanan yang kaya akan zat besi dari sumber protein hewani
sulit terjangkau karena harganya mahal (www.anemia.net.id, Diakses 20 mei
2012).
Selain diperoleh dari bahan makanan, makanan dapat pula mengandung
besi eksogen, yang berasal dari tanah, bedu, air, atau tempat memasak. Keadaan
ini lebih sering terjadi di Negara-negara yang sedang berkembang. Jumlah dan zat
besi cemara didalam makanan mungkin beberapa kali lebih besar dibandingkan
dengan jumlah zat besi dalam makanan itu sendiri (www.anemia.net.id, Diakses
20 mei 2012).
Asupan zat besi selain dari makanan adalah melalui suplemen tablet zat
besi. Suplemen ini biasanya diberikan pada golongan rawan kurang zat besi, yaitu
balita, anak sekolah, wanita usia subur, dan ibu hamil. Pemberian suplemen tablet
zat besi pada golongan tersebut dilakukan karena kebutuhannya akan zat besi
yang sangat besar, sedangkan asupan dari makanan saja tidak dapat mencukupi
kebutuhan tersebut. Makanan yang banyak mengandung zat besi lain daging,
terutama hati dan jeroan, aprikol, prem kering, telur, polong kering, kacang tanah,
dan sayuran berdaun hijau (Pusdiknakes, 2003).
2.4.4 Penyerapan (Absorbsi) Tablet Zat Besi
Besi diabsorbsi terutama didalam duodenum dalam bentuk fero dan
dalam suasana asam (Soeparman, 1990).
Penyerapan zat besi non hem sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor
penghambat maupn pedorong, sedangkan zat besi hem tidak. Asam askorbat
(Vitamin C) dan daging faktor utama yang mendorong penyerapan zat besi
21
dikenal sebagai MFP (meat, fish, poultry) faktor (www.anemia.net.id, Diakses 20
mei 2012).
Tingkat keasaman dalam lambung ikut mempengaruhi kelarutan dan
penyerapan zat besi di dalam tubuh. Suplemen zat besi lebih baik dikonsumsi
pada saat perut kosong atau sebelum makan, karena zat besi lebih efektif diserap
apabila lambung dalam keadaan asam (pH rendah).
Disamping faktor yang mendorong penyerapan zat besi non hem,
terdapat pula faktor yang menghambat penyerapan seperti teh, kopi, dan senyawa
ethylenediamine tetraaacetic acid (EDTA) yang biasa digunakan sebagai
pengawet makanan yang menyebabkan penurunan absorpsi zat besi non hem
sebesar 50% (Ridwanaminuddin, 2007).
2.4.5 Ekskresi Tablet Zat Besi
Berbeda dengan mineral lainnya tubuh tidak dapat mengatur
keseimbangan besi melalui ekskresi. Besi dikeluarkan dari tubuh relatif konstan
berkisar antara 1,0-1,5 mg setiap hari melalui rambut, kuku, air kemih, dan
terbanyak melalui deskuamasi sel epitel saluran pencernaan.
Lain halnya dengan wanita yang sedang menstruasi dan wanita hamil
setiap hari kehilangan besi 0.5-1.0 mg atau 40-80 ml darah dan wanita yang
sedang menyusui sebanyak 1,0 mg sehari. Wanita yang melahirkan dengan
perdarahan normal akan kehilangan besi 500-550 mg (www.anemia.net.id,
Diakses 20 mei 2012).
2.5 Kebutuhan Tablet Zat Besi Pada Ibu Hamil
Wanita memerlukan zat besi lebih tinggi dari laki-laki karena terjadi
menstruasi dengan perdarahan sebanyak 50 sampai 80 CC setiap bulan dan
22
kehilagan zat besi 30 sampai 40 mg. disamping itu kehamilan memerlukan
tambahan zat besi untuk meningkatkan jumlah sel darah merah janin dan plasenta.
Makin sering seorang wanita mengalami kehamilan dan melahirkan akan makin
banyak kehilangan zat besi dan akan menjadi anemia (Manuaba, 2002).
Zat besi penting untuk mengkompensasi peningkatan volume darah yang
terjadi selama kehamilan, dan untuk memastikan pertumbuhan dan perkembagan
janin yang adekuat. Kebutuhan zat besi meningkat selama kehamilan, sering
dengan pertumbuhan janin. Ibu hamil dapat memenuhi kebutuhan zat besinya
yang meningkat selama kehamilan dengan meminum tablet tambah darah
(suplementasi tablet zat besi) dan dengan memastikan bahwa ibu hamil makan
dengan cukup dan seimbang (Pusdiknakes, 2003).
Pada setiap kehamilan kebutuhan zat besi yang diperlukan sebanyak 900
mg Fe yaitu meningkatnya sel darah ibu 500 mg Fe, terdapat dalam plasenta 300
mg Fe, dan untuk darah janin sebesar 100 mg Fe. Jika persediaan cadangan Fe
minimal, maka setiap kahamilan menguras persediaan Fe tubuh dan akhirnya akan
menimbulkan anemia pada kehamilan (Manuaba, 2002).
Kebutuhan zat besi selam triwulan pertama relatif kecil, yaitu 0,8 mg
perhari, namun meningkat dengan pesat selama triwulan kedua dan ketiga hingga
6,3 mg perhari. Sebagian dari peningkatan dapat dipenuhi oleh simpanan zat besi
dan peningkatan aditif persentase zat besi yang diserap, tetapi bila zat besi rendah
atau tidak sama sekali, dan zat besi yang diserap dari makanan sangat sedikit,
maka suplemen zat besi sangat dibutuhkan pada masa kehamilan
(www.anemia.net.id, Diakses 20 mei 2012).
2.5.1 Akibat Kekurangan Tablet Zat Besi pada Masa Kehamilan
23
Kurangnya zat besi dan asam folat dapat menyebabkan anemia. Proses
kekurangan zat besi sampai menjadi anemia melalui beberapa tahap. Awalnya
terjadi penurunan simpanan cadangan zat besi, bila tidak dipenuhi masukan zat
besi, lama kelamaan timbul gejala anemia disertai penurunan kadar hb.
Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar hemoglobin dalam darah
kurang dari normal, yang beebeda untuk setiap kelompok umur dan jenis kelamin.
Kadar normal hemoglobin dalam darah yaitu : anak balita 11 gr%, anak usia
sekolah 12 gr%, wanita dewasa 12 gr%, ibu hamil 11 gr%, laki-laki 13 gr%, ibu
menyusui 12 gr% (Kemenkes RI, 2005 ).
Ciri-ciri dan tanda-tanda gejala anemia tidak khas dan sulit ditentukan,
tetapi dapat terlihat dari kulit dan konjungtiva yang pucat, lemah, nafas pendek
dan nafsu makan hilang. Penentuan anemia klinis dipengaruhi oleh banyak
variabel seperti ketebalan kulit dan pigmentasi, yang tidak dapat diandalkan,
kecuali pada anemia berat. Oleh karena itu, pemeriksaan laboratorium sebaiknya
digunakan untuk mendiagnosa dan menentukan beratnya anemia
(www.anemia.net.id, Diakses 20 mei 2012).
Menurut Manuaba (2002) anemia pada kehamilan dapat berakibat buruk
pada ibu dan janin yang dikandung. Bahaya selama kehamilan adalah terjadi
abortus, persalinan prematuritas, hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim,
mudah terjadi infeksi, ancaman dekompensasi kordis (Hb 6 gr %), mola
hidatidosa, hiperemesis gravidarum, perdarahan antepartum, dan ketuban pecah
dini (KPD). Dampak anemia pada bayi yaitu bayi lahir sebelum waktunya,
beratbadan lahir rendah, kematian bayi, serta meningkatnya angka kesakitan bayi
(Kemenkes RI, 2005)
24
2.5 Kerangka Teori
Gambar : 2.1 Kerangka Teori
Suplemen Tablet Zat BesiTeori
- Kemenkes RI, 2005- Ridwanaminuddin, 2007
KepetuhanDalam
KonsumsiTablet Besi
Teori
Afnita, 2004
Sumber Tablet Zat Besi
Teori
- Pusdiknakes, 2003- Akses Internet, 2012
Fungsi TabletZat Besi
Teori- Kemenkes, 2005- Ridwanamiuddin,2007- Akses Internet,2012
Akibat Kurang Tablet Zat Besi
Teori- Kemenkes, 2005- Akses Internet, 2012
PerilakuTeori
- Notoadmodjo, 2003- Notoadmodjo, 2007- Suhartono, 2005
25
2.6 Kerangka Konsep
Variabel Independen Variabel Dependen
Gambar : 2.1 Kerangka konsep
2.7 Hipotesis Penelitian
1. Ada hubungan pengetahuan ibu hamil terhadap kepatuhan dalam konsumsi
tablet besi di Wilayah Kerja Puskesmas Meureubo Kecamatan Meureubo
Kabupaten Aceh Barat.
2. Ada hubungan sikap ibu hamil terhadap kepatuhan dalam konsumsi tablet
besi di wilayah Kerja Puskemas Meureubo Kecamatan Meureubo Kabupaten
Aceh Barat.
3. Ada hubungan tindakan ibu hamil terhadap kepatuhan dalam konsumsi tablet
besi di Wilayah Kerja Puskesmas Meureubo Kecamatan Meureubo
Kabupaten Aceh Barat.
Sikap Kepatuhan
Tindakan
Pengetahuan
26
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini bersifat Analitik. Metode Analitik adalah suatu metode
penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan
itu terjadi, kemudian melakukan analisa dinamika korelasi antara fenomena
tersebut. Dengan desain cross sectional study yang mempunyai hubungan antara
faktor-faktor perilaku yang mempengaruhi kepatuhan ibu hamil dalam konsumsi
tablet besi di Wilayah Kerja Puskesmas Meureubo Kecamatan Meureubo
Kabupaten Aceh Barat.
3.2 Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian
Penelitian ini direncanakan akan dilakukan di Wilayah Kerja Pukesmas
Meureubo Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat. Pelaksanaan
pengumpulan data pada penelitian di rencanakan pada bulan September 2013.
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang mengalami
anemia berada di Wilayah Kerja Puskesmas Meureubo Kecamatan Meureubo
Kabupaten Aceh Barat yaitu berjumlah 53 orang.
3.3.2 Sampel
Karena jumlah populasi 53 orang, maka jumlah sampel dalam penelitian
ini adalah 53 orang. Semua ibu hamil yang ada di Wilayah Kerja Puskesmas
27
Meureubo Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat. Menurut Arikunto
apabila subjek kurang dari 100, lebih baik semua subjek dijadikan sampel
sehingga penelitian tersebut merupakan penelitian populasi (Arikunto,1998)
3.4 Metode Pengumpulan Data
3.4.1 Data Primer
Data primer dalam penelitian ini adalah data langsung yang didapatkan
dari wawancara dengan menggunakan berupa kuesioner pada responden yang
berisikan pertanyaan yang berkaitan dengan tinjauan Hubungan faktor Perilaku
yang dapat mempengaruhi Kepatuhan.
3.4.2 Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan yaitu data
jumlah ibu hamil di Aceh Barat dan jumlah ibu hamil yang menderita anemia, di
Puskesmas Meureubo yaitu data tentang ibu hamil dan ibu hamil yang mengalami
anemia dan data dari berbagai litelatur atau buku-buku yang berkaitan tentang
hubungan perilaku dengan kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi.
3.5 Definisi Operasional
Tabel 3.1 Variabel Penelitian
28
No Variabel KeteranganVariable Independen
1. Pengetahuan Definisi Segala sesuatu yang diketahui ibu hamilDalam mengkonsumsi tablet besi
Cara ukur WawancaraAlat ukur KuesionerHasil ukur 1. Baik
2. Kurang baikSkala ukur Ordinal
2. Sikap Definisi Reaksi atau Respon dalam mengkonsumsiTablet besi
Cara ukur WawancaraAlat ukur KuesionerHasil ukur 1. Baik
2. Kurang baikSkala ukur Ordinal
3. Tindakan Definisi Realisasi dari pengetahuan dan sikapDalam mengkonsumsi tablet besi
Cara ukur WawancaraAlat ukur KuesionerHasil ukur 1. Baik
2. Kurang baikSkala ukur Ordinal
Variabel Dependen4. Kepatuhan Definisi Suatu usaha dalam mencegah kurangnya
Ibu hamil tablet zat besi pada ibu hamil yang sesuaiDalam meng-Konsumsi tabletBesi
Cara ukur WawancaraAlat ukur KuesionerHasil ukur 1. Patuh
2. Tidak patuhSkala ukur Ordinal
3.6 Aspek Pengukuran Variabel
3.6.1 Pengetahuan.
29
1. Baik, apabila responden bisa menjawab benar dengan skor > 50% = > 5
2. Kurang baik, apabila responden bisa menjawab sebahagian dengan skor ≤
50% = ≤ 5
3.6.2 Sikap
1. Baik, apabila responden bisa menjawab benar dengan skor > 50% = > 2,5
2. Kurang baik, apabila responden bisa menjawab sebahagian dengan skor ≤
50% = ≤ 2,5
3.6.3 Tindakan
1. Baik, apabila responden bisa menjawab benar dengan skor > 50% = > 4,5
2. Kurang baik, apabila responden bisa menjawab sebahagian dengan skor ≤
50% = ≤ 4,5
3.6.4 Kepatuhan Ibu Hamil Dalam Mengkonsumsi Tablet Besi
1. Patuh , apabila jawaban responden menjawab benar skor > 50% = > 1,5
2. Tidak patuh, apabila jawaban responden menjawab sebahagian dengan skor
≤ 50% = ≤ 1,5
3.7 Teknik Analisa Data
3.7.1 Analisa Univariat
Analisa univariat merupakan analisa yang digunakan untuk menjelaskan
karakteristik masing-masing variabel yang akan diteliti. Dalam penelitian ini
analisa univariat digunakan untuk menjelaskan atau mendiskripsikan angka atau
nilai karakteristik responden berdasarkan tingkat perilaku yang dapat
mempengaruhi kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi.
3.7.2 Analisa Bivariat
30
Analisa bivariat digunakan untuk menguji hipotesis dengan menentukan
hubungan variabel tabulasi silang guna melihat hubungan antara variabel bebas
dan variabel terikat, dengan menggunakan program komputerisasi, dan uji statistik
yang digunakan adalah uji Chi-Square ( ) pada tingkat kemaknaan 95% (0,05).
Persamaan rumus perhitungan Chi-Square adalah sebagai berikut :
X = (O − E)EKeterangan :X = Nilai Chi-SquareO = Nilai ObservasiE = Nilai Ekspektasi
31
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
UPTD Puskesmas Meureubo merupakan puskesmas yang berada di
wilayah Kecamatan Meureubo. Berdiri pada tahun 1992 terletak di sebelah Barat
Kota Kabupaten Meulaboh kurang lebih berjarak 3,5 km tepatnya berada di
Gampong Meureubo dengan total jumlah sebanyak 27.116 jiwa. Luas wilayah
112,87 Km² dengan persentase luas kecamatan terhadap kabupaten adalah 3,85%
Jumlah wilayah kerjanya meliputi 27 gampong dengan dua kemukiman yaitu
kemukimam Meureubo dan kemukiman Ranto Panjang, dari 27 desa 19 desa
kategori desa biasa dan 8 desa masuk dalam kategori desa sangat terpencil dengan
batasannya :
Sebelah Utara : Kecamatan Pante Ceureumen
Sebelah Selatan : Samudera Indonesia
Sebelah barat : Kecamatan Johan Pahlawan
Sebelah Timur : Kabupaten Nagan Raya
Sumber BPS 2013
4.1.1 Hasil Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Wilayah kerja Puskesmas Meureubo,
Kecamatan Meureubo, Kabupaten Aceh Barat, dimana penelitian ini telah
dilaksanakan pada tanggal 4 September sampai 16 September 2013. Dari data
yang dikumpulkan terdapat 53 sampel dari keseluruhan jumlah populasi yang ada.
Data di kumpulkan melalui kuesioner dan wawancara dan di olah melalui program
komputerisasi dengan uji Chi-squeare.
32
4.1.2 Analisa Univariat
4.1.2.1 Pengetahuan
Tabel 4.1 Distribusi Karakteristik Responden Menurut Pengetahuan
Di Wilayah Kerja Puskesmas Meureubo Kabupaten Aceh Barat
No Pengetahuan Frekuensi (n) Persentase (%)1.2.
BaikKurang baik
2726
5149
53 100%Sumber : Data primer diolah tahun 2013
Dari Tabel 4.1 di atas dapat dilihat bahwa dari 53 responden, diketahui
tingkat pengetahuan responden dalam konsumsi tablet besi (fe) dapat dilihat
sebahagian besar responden yakni sebanyak 27 orang (51%) yang pengetahuannya
dikategorikan baik dan hanya 26 orang (49%) termasuk ke dalam kategori kurang
baik.
4.1.2.2 Sikap
Tabel 4.2 Distribusi Karakteristik Responden Menurut Sikap
Di Wilayah Kerja Puskesmas Meureubo Kabupaten Aceh Barat
No Sikap Frekuensi (n) Persentase (%)1.2.
BaikKurang baik
2429
45,354,7
53 100%Sumber : Data primer diolah tahun 2013
Dari Tabel 4.3 di atas dapat dilihat bahwa dari 53 responden, diketahui
sikap responden dalam konsumsi tablet besi (fe) dapat dilihat sebahagian besar
responden yakni sebanyak 24 orang (45,3%) yang sikapnya dikategorikan baik
dan 29 orang (54,7%) termasuk ke dalam kategori kurang baik.
33
4.1.2.3 Tindakan
Tabel 4.3 Distribusi Karakteristik Responden Menurut Tindakan
Di Wilayah Kerja Puskesmas Meureubo Kabupaten Aceh Barat
No Tindakan Frekuensi (n) Persentase (%)
1.2.
BaikKurang baik
2924
5545
53 100%Sumber : Data primer diolah tahun 2013
Dari Tabel 4.3 di atas dapat dilihat bahwa dari 53 responden, diketahui
tindakan responden dalam konsumsi tablet besi (fe) dapat dilihat sebahagian besar
responden yakni sebanyak 29 orang (55%) yang tindakannya dikategorikan baik
dan 24 orang (45%) termasuk ke dalam kategori kurang baik.
4.1.2.4 Kepatuhan Ibu Hamil Dalam Konsumsi Tablet Besi (fe)
Tabel Dari 4.4 Distribusi Kepatuhan Ibu Hamil Dalam Konsumsi Tablet Besi
(fe) Di Wilayah Kerja Puskesmas Meureubo Kabupaten Aceh
Barat
No Kepatuhan Frekuensi (n) Persentase (%)1.2.
PatuhTidak patuh
3320
6238
53 100%Sumber : Data primer diolah tahun 2013
Dari Tabel 4.4 di atas dapat dilihat bahwa dari 53 responden, diketahui
distribusi responden yang patuh dalam konsumsi tablet besi (fe) dapat dilihat
sebahagian besar responden yakni sebanyak 33 orang (62%) yang dikategorikan
patuh dan 20 orang (38%) termasuk ke dalam kategori tidak patuh.
34
4.1.3 Analisa Bivariat
4.1.3.1 Hubungan Pengetahuan Dengan Kepatuhan Ibu Hamil Dalam
Konsumsi Tablet Besi (fe)
Tabulasi silang hubungan antara Pengetahuan Dengan Kepatuhan Ibu
Hamil Dalam Konsumsi Tablet Besi (fe) di Wilayah Kerja Puskesmas Meureubo
Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat, dapat dilihat dari tabel 4.5 di bawah
ini:
Tabel Dari 4.5 Tabulasi Silang Antara Pengetahuan Dengan Kepatuhan Ibu
Hamil Dalam Konsumsi Tablet Besi (fe) di Wilayah Kerja
Puskesmas Meureubo Kecamatan Meureubo Kabupaten
Aceh Barat Tahun 2013
No PengetahuanKepatuhan
Jumlah p-value ORPatuh Tidak patuhF % F % F %
1. Baik 21 77,8 6 22,2 27 1000,037 4,0832. Kurang Baik 12 46,2 14 53,8 26 100
Jumlah 33 20 53Sumber : Data primer diolah tahun 2013
Dari data tabel 4.5 di atas dapat dilihat bahwa dari 53 respoden terdapat 21
orang (77,8%) dari 27 responden yang berpengetahuan baik juga patuh dalam
konsumsi tablet besi, selanjutnya terdapat 12 orang (46,2%) dari 26 responden
yang berpengetahuan kurang baik tetapi patuh dalam konsumsi tablet besi.
Setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji chi-square dengan
tingkat kepercayaan 95% pada df 2, diperoleh nilai p-value 0,037 yang berarti
lebih kecil dari α-value (0,05). Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa
terdapat hubungan antara pengetahuan Dengan Kepatuhan Ibu Hamil Dalam
Konsumsi Tablet Besi (fe) di Wilayah Kerja Puskesmas Meureubo Kecamatan
35
Meureubo Kabupaten Aceh Barat. Dengan kata lain kepatuhan dalam konsumsi
tablet besi dapat di pengaruhi oleh faktor pengetahuan.
Dari hasil penelitian juga didapat hasil Odds Ratio 4,083 yang artinya
responden yang berpengetahuan kurang baik mempunyai peluang 4,0 kali
terhadap kepatuhan dalam konsumsi tablet besi.
4.1.3.2 Hubungan Sikap Dengan Kepatuhan Ibu Hamil Dalam Konsumsi
Tablet Besi (fe)
Tabulasi silang hubungan antara Sikap Dengan Kepatuhan Ibu Hamil
Dalam Konsumsi Tablet Besi (fe) di Wilayah Kerja Puskesmas Meureubo
Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat, dapat dilihat dari tabel 4.6 di bawah
ini:
Tabel Dari 4.6 Tabulasi Silang Antara Sikap Dengan Kepatuhan Ibu Hamil
Dalam Konsumsi Tablet Besi (fe) di Wilayah Kerja
Puskesmas Meureubo Kecamatan Meureubo Kabupaten
Aceh Barat Tahun 2013
No
SikapKepatuhan
Jumlah p-value ORPatuh Tidak patuhF % F % F %
1. Baik 19 79,2 5 20,8 24 1000,043 4,0712. Kurang Baik 14 48,3 15 51,7 29 100
Jumlah 33 20 53Sumber : Data primer diolah tahun 2013
Dari data tabel 4.6 di atas dapat dilihat bahwa dari 53 responden terdapat
19 orang (79,2%) dari 24 responden yang sikapnya baik juga patuh dalam
konsumsi tablet besi selanjutnya terdapat 14 orang (48,3%) dari 29 responden
yang sikapnya kurang baik tetapi patuh dalam konsumsi tablet besi.
Setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji chi-square dengan
tingkat kepercayaan 95% pada df 2, diperoleh nilai p-value 0,043 yang berarti
36
lebih kecil dari α-value (0,05). Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa
ada hubungan antara sikap Dengan Kepatuhan Ibu Hamil Dalam Konsumsi Tablet
Besi (fe) di Wilayah Kerja Puskesmas Meureubo Kecamatan Meureubo
Kabupaten Aceh Barat. Dengan kata lain kepatuhan dalam konsumsi tablet besi
tidak dapat di pengaruhi oleh faktor sikap.
Dari hasil penelitian jaga didapat hasil Odds Ratio 4,071 yang artinya
responden yang bersikap kurang baik mempunyai peluang 4 kali terhadap
kepatuhan dalam konsumsi tablet besi
4.1.3.3 Hubungan Tindakan Dengan Kepatuhan Ibu Hamil Dalam
Konsumsi Tablet Besi (fe)
Tabulasi silang hubungan antara Tindakan Dengan Kepatuhan Ibu Hamil
Dalam Konsumsi Tablet Besi (fe) di Wilayah Kerja Puskesmas Meureubo
Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat, dapat dilihat dari tabel 4.7 di bawah
ini:c
Tabel Dari 4.7 Tabulasi Silang Antara Tindakan Dengan Kepatuhan Ibu
Hamil Dalam Konsumsi Tablet Besi (fe) di Wilayah Kerja
Puskesmas Meureubo Kecamatan Meureubo Kabupaten
Aceh Barat Tahun 2013
No TindakanKepatuhan
Jumlah p-value ORPatuh Tidak patuhF % F % F %
1. Baik 14 48,3 15 51,7 29 1000,043 0,22. Kurang Baik 19 79,2 5 20,8 24 100
Jumlah 33 20 53Sumber : Data primer diolah tahun 2013
Dari data tabel 4.7 di atas dapat dilihat bahwa dari 53 responden terdapat
14 orang (48,3) dari 29 orang yang tindakan baik juga patuh dalam konsumsi
37
tablet besi, selanjutnya terdapat 19 orang (79,2%) dari 24 responden yang
tindakannya kurang baik tetapi patuh dalam konsumsi tablet besi.
Setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji chi-square dengan
tingkat kepercayaan 95% pada df 2, diperoleh nilai p-value 0,043 yang berarti
lebih kecil dari α-value (0,05). Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa
ada hubungan antara tindakan dengan Kepatuhan Ibu Hamil dalam Konsumsi
Tablet Besi (fe) di Wilayah Kerja Puskesmas Meureubo Kecamatan Meureubo
Kabupaten Aceh Barat. Dengan kata lain kepatuhan dalam konsumsi tablet besi
dapat di pengaruhi oleh faktor tindakan.
Dari hasil penelitian juga didapat hasil Odds Ratio 0,2 yang artinya
responden yang bertindakan baik mempunyai peluang 0,2 kali terhadap kepatuhan
dalam konsumsi tablet besi.
4.2 Pembahasan
4.2.1 Hubungan Pengetahuan Dengan Kepatuhan Ibu Hamil Dalam
Konsumsi Tablet Besi (fe)
Berdasarkan hasil penelitian didapat bahwa pengetahuan memberi
pengaruh pada kepatuhan ibu hamil dalam konsumsi tablet besi. Dengan kata lain
ada hubungan antara pengetahuan dengan kepatuhan ibu hamil dalam konsumsi
tablet besi di Wilayah kerja Puskesmas Meureubo Kecamatan Meureubo
Kabupaten Aceh Barat, hal ini dapat dilihat dari sebahagian besar responden yakni
sebanyak 27 orang (51%) yang pengetahuannya di kategorikan baik terdapat 22
orang (77,8%) yang patuh dalam konsumsi tablet, bila dibandingkan dengan
kategori pengetahuan yang kurang baik dimana dari 26 orang (49%) terdapat 14
orang (53,8%) yang tidak patuh dalam konsumsi tablet besi.
38
Dari hasil penelitian diketahui yang memiliki pengetahuan kurang baik
juga patuh dalam konsumsi tablet besi, hal ini dikarenakan pengetahuan yang di
peroleh oleh responden tidak hanya dari teori-teori melainkan dapat juga
diperoleh dari penyuluhan dan materi yang diberikan langsung oleh para kader
kesehatan yang ada di Puskesmas setempat kepada masyarakat.
Pengetahuan mengenai konsumsi tablet besi (fe) sangat penting bagi ibu
hamil dalam upaya perubahan perilaku dari yang kurang baik menjadi lebih baik,
sehingga dapat mencegah terjadinya kasus anemia pada ibu hamil.
Penelitian ini berbeda dengan yang dilakukan oleh Marini (2010) dalam
hal pengetahuan tentang Gambaran Perilaku Ibu hamil dalam konsumsi tablet besi
(fe) di Sukoharjo yang menunjukkan hasil penelitian tentang pengetahuan dimana
responden yang dikategorikan kurang baik yaitu sebanyak 59,1% sedangkan
pengetahuan baik 40,9%.
Untuk meningkatkan pengetahuan tentang kepatuhan ibu hamil dalam
konsumsi tablet besi disarankan bagi pengelola program di Puskesmas Meureubo
Kecamatan Meureubo dan Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Barat perlu terus
meningkatkan program promosi kesehatan, dan penyuluhan dalam penyebarluasan
informasi mengenai pentingnya tablet besi bagi ibu hamil.
Pengetahuan baik dan kurang baik dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor
seperti sumber informasi dan faktor pendidikan serta lingkungan, semakin banyak
orang mendapat informasi baik dari lingkungan keluarga, lingkungan tetangga,
dari petugas kesehatan maupun media cetak akan mempengaruhi tingkat
pengetahuan seseorang.
39
4.2.2 Hubungan Sikap Dengan Kepatuhan Ibu Hamil Dalam Konsumsi
Tablet Besi (fe)
Berdasarkan hasil penelitian didapat bahwa sikap memberi pengaruh
terhadap kepatuhan ibu hamil dalam konsumsi tablet besi. Dengan kata lain ada
hubungan antara sikap dengan kepatuhan ibu hamil dalam konsumsi tablet besi
(fe) di Wilayah Kerja Puskesmas Meureubo Kecamatan Meureubo Kabupaten
Aceh Barat, hal ini dapat dilihat dari 53 responden sebahagian besar responden
yakni sebanyak 24 orang (45,3%) yang sikapnya di kategorikan baik terdapat 19
orang (79,2%) yang patuh dalam konsumsi tablet besi bila dibandingkan dengan
kategori sikap yang kurang baik dimana dari 29 orang (54,7%) ternyata terdapat
15 orang (51,7%) yang tidak patuh dalam konsumsi tablet besi.
Dari hasil penelitian didapati responden yang memilki sikap kurang baik
juga dapat patuh dalam konsumsi tablet besi, hal ini dikarenakan oleh adanya
penyuluhan dari petugas promosi kesehatan tentang tablet besi (fe) baik dari
Puskesmas maupun Dinas kesehatan.
Hal ini berbeda dengan dilakukan oleh Marini (2010) dimana didapatkan
dari 88 responden tentang Gambaran Perilaku Ibu hamil dalam konsumsi tablet
besi (fe) di Sukoharjo yaitu sebanyak 69,3% sikap baik dan 30,7% dikategorikan
kurang baik.
Menurut Notoatmodjo (2007) seseorang yang memiliki sikap yang baik
dalam melakukan sesuatu itu adalah seseorang yang memiliki kesiapan atau
kesediaan dalam bertindak dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu.
Dimana sikap merupakan tindakan aktivitas, akan tetapi merupakan prediposisi
tindakan suatu perilaku.
40
Sikap baik dan kurang baik datang dari diri sendiri dan dapat juga di
pengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan hal ini sangat mepengaruhi sikap
seseorang.
4.2.3 Hubungan Tindakan Dengan Kepatuhan Ibu Hamil Dalam Konsumsi
Tablet Besi (fe)
Berdasarkan hasil penelitian didapat bahwa tindakan dapat memberi
pengaruh pada kepatuhan ibu hamil dalam konsumsi tablet besi (fe). Dengan kata
lain ada hubungan antara tindakan terhadap kepatuhan ibu hamil dalam konsumsi
tablet besi (fe) di Wilayah kerja Puskesmas Meureubo kecematan Meureubo
Kabupaten Aceh Barat, hal ini dapat dilihat dari 53 responden sebahagian besar
responden yakni sebanyak 29 orang (54,7%) yang tindakannya di kategorikan
baik terdapat 15 orang (51,7%) yang tidak patuh dalam konsumsi tablet besi, bila
dibandingkan dengan kategori tindakan yang kurang baik dimana dari 24 orang
ternyata terdapat 19 orang (79,2%) yang patuh konsumsi tablet besi.
Dari hasil penelitian responden yang memiliki tindakan kurang baik juga
patuh dalam konsumsi tablet besi (fe) dimana responden dapat merespon langsung
penyuluhan yang diberikan oleh petugas kesehatan.
Hal ini berbeda dengan penelitian tentang tindakan yang dilakukan oleh
Marini (2010) tentang Gambaran Perilaku Ibu hamil dalam konsumsi tablet besi
(fe) di Sukoharjo, dimana didapatkan dari 88 orang responden yang memiliki
tindakannya yang dikategorikan kurang baik yaitu sebanyak 55,7% dan sebanyak
44,3% dikategorikan baik
Menurut Notoatmodjo (2003) seseorang dapat bertindak atau berperilaku
baru tanpa mengetahui terlebih dahulu makna stimulus yang diterimanya, dengan
41
kata lain tindakan seseorang tidak harus didasari oleh pengetahuan atau sikap.
Perilaku yang didasari oleh pengetahuan lebih langgeng dari pada perilaku yang
tidak didasari oleh pengetahuan.
Tindakan merupakan realisasi dari pengalaman dan sikap menjadi
perbuatan nyata. Tindakan juga merupakan respon seseorang terhadap stimulus
dalam berbentuk nyata dan terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas
dalam bentuk tindakan atau praktek, tetapi tidak selalu orang yang
berpengetahuannya baik langsung melakukan tindakan yang benar.
Dari hasil penelitian penulis dengan Ibu hamil yang Anemia di Wilayah
Kerja Puskesmas Meureubo, Ibu hamil yang memiliki pengetahuan, sikap, dan
tindakan baik maka respon Ibu hamil juga baik terhadap konsumsi tablet besi (fe),
dalam hal ini perilaku sangat berkaitan dengan kepatuhan ibu hamil atau perilaku
memberi pengaruh terhadap kepatuhan ibu hamil dalam konsumsi tablet besi (fe).
42
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan di wilayah kerja Puskesmas
Meureubo, Kecamatan Meureubo, Kabupaten Aceh Barat, tentang Hubungan
Perilaku Dengan Kepatuhan Ibu Hamil Dalam Konsumsi Tablet Besi (fe), maka
penulis mengambil ksimpulan dan saran sebagai berikut :
5.1 Kesimpulan
1. Adanya hubungan antara pengetahuan dengan kepatuhan ibu hamil dalam
konsumsi tablet besi (fe) dengan nilai p-value < α-value.
2. Adanya hubungan antara sikap dengan kepatuhan ibu hamil dalam konsumsi
tablet besi (fe) dengan nilai p-value < α-value.
3. Adanya hubungan antara tindakan dengan kepatuhan ibu hamil dalam
konsumsi tablet besi (fe) dengan nilai p-value < α-value.
5.2 Saran
1. Diharapkan kepada petugas Puskesmas agar melakukan peningkatan program
promosi serta memberikan pendidikan kesehatan pada ibu hamil tentang
pentingnya mengkonsumsi tablet besi (fe) selama kehamilan.
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan pikiran khususnya
dalam menjalankan program dan strategi dengan cara melakukan penyuluhan
kesehatan kepada ibu hamil.
3. Hasil penelitian ini dimungkinkan dapat menjadi salah satu acuan bagi
penelitian berikutnya yang melakukan penelitian sejenis dengan variabel yang
lebih komfleks mengenai kepatuhan dalam mengkonsumsi tablet besi (fe).
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi.Bumi Aksara. Jakarta.
Dinas Kesehatan Aceh. 2012. Profil Dinas Kesehatan Aceh. Banda Aceh.
Dinas Kesehatan Aceh Barat. 2012. Data Kematian Ibu. Aceh Barat.
______, 2011. Pentingnya Suplemen Tablet Zat Besi Bagi Bumil. Jakarta.
IBI. 2011. Pemeliharaan Kesehatan Ibu Hamil. Jakarta
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2005. Kesehatan Ibu dan Anak.Jakarta.
______,2011. Pentingnya Suplemen Tablet Zat Besi Bagi Bumil. Jakarta
Manuaba. 2002. Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan. Penerbit BukuKedokteran EGC. Jakarta.
Marini. 2009. Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Tindakan. FakultasKedokteran Universitas Sumatra Utara. Medan
Notoatmodjo,Soekidjo. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat (Prinsip-PrinsipDasar). Cetakan kedua. Rineka Cipta. Jakarta.
______, 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Edisi I. Rineka Cipta.Jakarta.
______, 2007. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Rineka Cipta. Jakarta.
Puskesmas. 2012. Jumlah Ibu Hamil Dan Anemia. Meureubo
Ridwanaminuddin. 2007. Anemia. Nuha Medika. Yogyakarta
Tarwoto. 2007. Masalah Gizi Indonesia. Puspa Swarna. Jakarta
Vision, World. 2006. Cara Sederhana Menuju Kesehatan Ibu dan Anak YangLebih Baik. Anggota Peduli Tsunami Indonesia. Banda Aceh.
Winkjosastro. 2002. Defisiensi Besi. Penerbit EGC. Jakarta
World Health Organization. 2011. Prevalensi Tablet Besi Ibu Hamil. Edition.Geneva.
Afnita. 2004. Anemia Defisiens Pada Ibu Hamil. Diakses 11 Desember 2012.http: www.wordpress.com.
Ariaman. 2007. Zat Besi Ibu Hamil. Diakses 19 Juni 2013. http:www.zatbesi.com
Browsing Internet. 2012.Anemia. http/:www.anemia.net.id.Diakses 20 Mei 2012.
______, 2013. http/:www.mdgs-indo-2015.com. Diakses 27 Agustus 2013.
______, 2013. http/:www.info-kes.com. Diakses 27 Agustus 2013.
LAMPIRAN