Hubungan Pengetahuan, Sikap Dan Sosial Ekonomi Dengan Pemberian ASI

54
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang WHO dan UNICEF merekomendasikan pemberian ASI eksklusif, yaitu ASI saja sampai bayi berusia 6 bulan, tanpa tambahan cairan ataupun makanan padat lainnya kecuali vitamin, mineral, atau obat dalam bentuk tetes atau sirup (WHO 1993 ). Setiap tahunnya lebih dari 25.000 bayi Indonesia dan 1,3 juta bayi di seluruh dunia dapat diselamatkan dengan pemberian ASI eksklusif. 3 Dalam UU kesehatan, hak bayi untuk mendapat ASI eksklusif dijelaskan dalam pasal 128 Ayat 1 berbunyi, setiap bayi berhak mendapatkan air susu ibu eksklusif sejak dilahirkan selama 6 bulan, kecuali atas indikasi medis. Dalam penjelasan pasal ini disebutkan bahwa yang dimaksud dengan “pemberian air susu ibu eksklusif” adalah pemberian hanya air susu ibu selama 6 bulan, dan dapat terus dilanjutkan sampai dengan 2 tahun dengan memberikan makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI) sebagai tambahan makanan sesuai dengan kebutuhan bayi. Sedangkan kriteria apakah “indikasi medis” itu dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan “indikasi medis” dalam ketentuan ini adalah kondisi kesehatan ibu yang tidak memungkinkan memberikan air susu ibu berdasarkan indikasi medis yang ditetapkan oleh tenaga medis. Lebih lanjut lagi dinyatakan bahwa selama pemberian air susu ibu, pihak keluarga, pemerintah, pemerintah daerah, dan 1

Transcript of Hubungan Pengetahuan, Sikap Dan Sosial Ekonomi Dengan Pemberian ASI

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar Belakang

WHO dan UNICEF merekomendasikan pemberian ASI eksklusif, yaitu ASI saja sampai bayi berusia 6 bulan, tanpa tambahan cairan ataupun makanan padat lainnya kecuali vitamin, mineral, atau obat dalam bentuk tetes atau sirup (WHO 1993 ). Setiap tahunnya lebih dari 25.000 bayi Indonesia dan 1,3 juta bayi di seluruh dunia dapat diselamatkan dengan pemberian ASI eksklusif. 3Dalam UU kesehatan, hak bayi untuk mendapat ASI eksklusif dijelaskan dalam pasal 128 Ayat 1 berbunyi, setiap bayi berhak mendapatkan air susu ibu eksklusif sejak dilahirkan selama 6 bulan, kecuali atas indikasi medis. Dalam penjelasan pasal ini disebutkan bahwa yang dimaksud dengan pemberian air susu ibu eksklusif adalah pemberian hanya air susu ibu selama 6 bulan, dan dapat terus dilanjutkan sampai dengan 2 tahun dengan memberikan makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI) sebagai tambahan makanan sesuai dengan kebutuhan bayi. Sedangkan kriteria apakah indikasi medis itu dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan indikasi medis dalam ketentuan ini adalah kondisi kesehatan ibu yang tidak memungkinkan memberikan air susu ibu berdasarkan indikasi medis yang ditetapkan oleh tenaga medis. Lebih lanjut lagi dinyatakan bahwa selama pemberian air susu ibu, pihak keluarga, pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat harus mendukung ibu bayi secara penuh dnegan penyediaan waktu dan fasilitas khusus yang diadakan di tempat kerja dan sarana umum pasal 128 ayat (2) dan ayat (3). Peran pemerintah pun secara tegas dinyatakan dalam pasal 129 ayat (1) yang menyatakan bahwa pemerintah bertanggung jawab menetapkan kebijakan dalam rangka menjamin hak bayi untuk mendapatkan air susu ibu secara eksklusif.Modal dasar pembetukan manusi berkualitas di mulai sejak bayi dalam kandungan disertai dengan pemberian ASI sejak usia dini, terutama pemberian ASI eksklusif. Menyusui telah dikenal dengan baik sebagai cara untuk melindungi, meningkatkan dan mendukung keehatan bayi dan anak usia dini. ASI memelihara pertumbuhan dan perkembangan otak bayi, sistem kekebalan dan fisiologi tubuh secara optimal dan merupakan faktor vital untuk mencegah penyakit terutama diare dan infeksi saluran nafas. Dan membangun hubungan saling percaya antara ibu dan bayi.12Prilaku pemberian ASI eksklusif di Indonesia masih jauh dari yang diharapkan. Menurut hasil SDKI tahun 2002-2003 presentase anak di bawah usia 6 bulan yang mendapatkan ASI eksklusif adalah 39,8%. Hanya 3,7% bayi memperoleh ASI yang memperoleh ASI pada hari pertama. Target nasional yang ditetapkan Departemen RI sesuai dengan Kempenkes no. 450/Menkes/SK/IV/2000 untuk pencapaian pemberian ASI eksklusif sampai 4 bulan sebanyak 52% hal ini menunjukkan ada peningkatan tapi angka masih dibawah target nasional.9Banyak faktor yang mempengaruhi perilaku pemberian ASI eksklusif. Beberapa karakteristik ibu mempengaruhi pemberian ASI eksklusif adalah tingkat pendidikan, pekerjaan, fisiologi, psikologis, tingkat pengetahuan, sosial budaya dan informasi atau promosi.3Faktor yang paling dominan mempengaruhi pemberian pola pemberian ASI adalah variabel sosial ekonomi. Ibu dengan sosial ekonomi rendah mempunyai peluang 4,6 kali untuk memberikan ASI dibanding ibu dengan sosial ekonomi tinggi.8

I.II Rumusan MasalahDari uraian pada latar belakang, maka peneliti merumuskan masalah. Adakah hubungan pengetahuan, sikap, sosial ekonomi dengan pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Kassi-kassi kota makassar 2012

I.III Tujuan PenelitianI.III.I Tujuan UmumUntuk mengetahui hubungan pengetahuan, menyusui dini dan sosial ekonomi dengan pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas kassi-kassi kota makassar 2012.I.III.II Tujuan khusus1. Untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dengan pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja puskesmas kassi-kassi kota makassar tahun 2012.2. Untuk mengetahui hubungan antara sikap dengan pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja puskesmas kassi-kassi kota makassar tahun 2012.3. Untuk mengetahui hubungan antara sosial ekonomi dengan pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja puskesmas kassi-kassi kota makassar tahun 2012.I.IV Manfaat PenelitianManfaat dari penelitian ini adalah:1. Melalui penelitian ini, dapat menjadi masukan perbandingan teori dengan kenyataan dalam kaitannya dengan pengetahuan, menyusui dini, sosial ekonomi dengan pemberian ASI eksklusif.2. Melalui penelitian ini, manfaat terhadap ilmu pengetahuan diharapkan dapat menjadi bahan informasi dan bahan bacaan.3. Merupakan salah satu persyaratan dalam menyelesaikan studi pada Program Studi Ilmu Kedokteran Umum Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

II.I Tinjauan Umum Tentang ASI II.I.I Pengertian ASI ASI adalah cairan putih yang merupakan suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktose, dan garam organik yang disekresi oleh kedua belah kelenjar payudara ibu sebagai makanan utama bagi bayi (Weni, 2009). ASI merupakan satu-satunya makanan alami berasal dari tubuh yang hidup, disediakan bagi bayi sejak lahir hingga berusia 2 tahun atau lebih.4ASI merupakan makanan terbaik ciptaan Tuhan yang diperuntukkan bagi bayi yang baru dilahirkan. Makanan-makanan tiruan untuk bayi yang diramu menggunakan teknologi masa kini, ternyata tidak mampu menandingi keunggulan ASI. Sebab, ASI mempunyai nilai gizi paling tinggi dibandingkan dengan makanan bayi yang dibuat oleh manusia ataupun susu yang berasal dari hewan, seperti susu sapi, kerbau, atau kambing (Nur Khasanah, 2011). Pemberian ASI akan berhasil dengan baik bila bayi dibiarkan menyusui sesering mungkin dan ibu mau menyusuinya serta mempunyai kepercayaan diri bahwa ia mampu mengerjakan hal tersebut.

II.I.II ASI EksklusifPada tahun 2001 WHO dan UNICEF menyatakan bahwa pemberian ASI eksklusif diberikan mulai bayi baru lahir sampai umur 6 bulan. Dengan demikian, ketentuan sebelumnya (bahwa ASI eksklusif itu cukup empat bulan) sudah tidak berlaku lagi. Dan setelah 6 bulan bayi baru mulai diperkenalkan denganmakanan padat. Sedangkan ASI dapat diberikan sampai bayi berusia 2 tahun atau bahkan lebih dari 2 tahun.Pemberian makanan padat/tambahan yang terlalu dini dapat mengganggu pemberian ASI eksklusif serta meningkatkan angka kesakitan pada bayi. Selain itu, tidak ditemukan bukti yang mendukung bahwa pemberian makanan padat/tambahan pada usia 4 atau 5 bulan lebih menguntungkan. Bahkan sebaliknya, hal ini akan mempunyai dampak yang negatif terhadap kesehatan bayi dan tidak ada dampak positif untuk perkembangan pertumbuhannya.13Menurut WHO ( 2001) ada beberapa alasan ASI eksklusif harus diberikan selama 6 bulan :a. ASI adalah satu-satunya makanan dan minuman yang diburuhkan oleh bayi hingga ia berusia enam bulan.ASI adalah makanan bernutrisi dan berenergi tinggi, yang mudah untuk dicerna. ASI memiliki kandungan yang dapat membantu penyerapan nutrisi. Pada bulan-bulan awal, saat bayi dalam kondisi yang paling rentan, ASI eksklusif membantu melindungi bayi dari diare, sudden infant death syndrome/SIDS syndrome kematian tiba-tiba pada bayi, infeksi telinga dan penyakit infeksi lain yang biasa terjadi. b. Menunda pemberian makanan padat memberikan perlindungan yang lebih baik pada bayi terhadap berbagai penyakit.Kekebalan paling besar diterima bayi saat dia diberikan ASI eksklusif.c. Menunda pemberian makanan padat memberikan kesempatan sistem pencernaan bayi untuk berkembang lebih matang.Bila makanan padat sudah mulai diberikan sebelum sistem pencernaan bayi siap untuk menerimanya, maka makanan tersebut tidak dapat dicerna dengan baik dan dapat menyebabkan reaksi yang tidak menyenangkan ( gangguan pencernaan, timbulnya gas, konstipasi dan lain-lain ). Tubuh bayi belum memiliki protein pencernaan yang lengkap. Asam lambung dan pepsin dibuang pada saat kelahiran dan baru dalam 3 sampai 4 bulan terakhir jumlahnya meningkat mendekati jumlah untuk orang dewasa. Amilase, enzim yang diproduksi oleh pankreas belum mencapai jumlah yang cukup untuk mencernakan makanan kasar sampai usia sekitar 6 bulan. Dan enzim pencerna karbohidrat seperti maltase, isomaltase dan sukrase belum mencapai level orang dewasa sebelum 7 bulan. Bayi juga memiliki jumlah lipase dan bilesalts dalam jumlah yang sedikit, sehingga pencernaan lemak belum mencapai level orang dewasa sebelum usia 6-9 bulan. d. Menunda pemberian makanan padat memberikan kesempatan pada bayi agar sistem yang dibutuhkan untuk mencerna makanan padat dapat berkembang dengan baik. Tanda-tanda yang menunjukkan bahwa bayi sudah siap untuk menerima makanan padat termasuk :1) Bayi dapat duduk dengan baik tanpa dibantu2) Reflek lidah bayi sudah hilang dan tidak secara otomatis mendorong makanan padat keluar dari mulutnya dengan lidah.3) Bayi sedah siap dan mau mengunyah.4) Bayi kelihatan bersemangat untuk ikut serta pada saat makan dan mungkin akan mencoba untuk meraih makanan dan memasukkannya ke dalam mulut.e. Menunda pmebrian makanan padar mengurangi resiko alergi makanan. Sejak lahir sampai usia antara empat sampai enam bulan, bayi memiliki apa yang biasa disebut sebagai usus yang terbuka. Ini berarti bahwa jarak yang ada di antara sel-sel pada usus kecil akan membuat makromolekul yang utuh, termasuk protein dan bakteri patogen, dapat masuk ke dalam aliran darah. Hal ini menguntungkan bagi bayi yang mendapatkan ASI karena zat antibodi yang terdapat di dalam ASI dapat masuk langsung melalui aliran darah bayi, tetapi hal ini juga berarti bahwa protein-protein lain dari makanan selain ASI (yang mungkin dapat menyebabkan bayi menderita alergi) dan bakteri patogen yang bisa menyebabkan berbagai penyakit bisa masuk juga. Dalam 4-6 bulan pertama usia bayi, saat usus masih terbuka, antibodi (sIgA) dari ASI melapisi organ pencernaan bayi dan menyediakan kekebalan pasif, mengurangi terjadinya penyakit dan reaksi alergi sebelum penutupan usus terjadi. Bayi mulai memproduksikan antibodi sendiri pada usia sekitar 6 bulan dan penutupan usus biasanya terjadi pada saat yang sama.

f. Menunda pemberian makanan padat membantu melindungi bayi dari anemia karena kekurangan zat besi.

Pengenalan suplemen zat besi dan makanan yang mengandung zat besi, terutama pada usia enam bulan pertama, mengurangi efisiensi penyerapan zat besi pada bayi. Bayi yang sehat dan lahir cukup bulan yang diberi ASI eksklusif selama 6-9 bulan menunjukkan kecukupan kandungan hemoglobin dan zat besi yang normal.g. Menunda pemberian makanan padat membantu melindungi bayi dari resiko terjadinya obesitas di masa datang.Pemberian makanan padat terlalu sering dihubungkan dengan meningkatnya kandungan lemak dan berat badan pada anak-anak.h. Menunda pemberian makanan padat membantu para ibu untuk menjaga kesediaan ASI mereka.Makin banyak makanan padat yang dimakan oleh bayi, maka makin sedikit susu yang dia serap dari ibunya, dan makin sedikit susu yang diserap dari ibu berarti produksi ASI juga makin sedikit. Bayi yang makan banyak amkanan padat atau makan makanan padat pada umur yang lebih muda cenderung lebih cepat disapih.13

II.I.III Fisiologi LaktasiLaktasi atau menyusui mempunyai dua pengertian yaitu produksi dan pengeluaran ASI. Menyusui merupakan proses yang cukup kompelks, dengan mengetahui anatomi payudara dan bagaimana payudara menghasilkan ASI akan sangat membantu para ibu mengerti proses kerja menyusui sehingga dapat menyusui secara eksklusif. 7

Anatomi payudaraa. AerolaAerola dalah daerah berwarna gelap yang mengelilingi puting susu. Pada aerola terdapat kelenjar-kelenjar kecil yang disebut kelenjar Montgomery, menghasilkan cairan berminyak untuk menjaga kesehatan kulit di sekitar aerola.

b. AlveoliAlveoli adalah kantong penghasil ASI yang berjumlah jutaan. Hormon prolaktin mempengaruhi sel alveoli untuk menghasilkan ASI.

c. Duktus laktiferusDuktus laktiferus merupakan saluran kecil yang berfungsi menyalurkan ASI dari alveoli ke sinus laktiferus.

d. Sunus laktiferus / ampulaSinus laktiferus merupakan saluran ASI yang melebra dan membentuk kantung di sekitar aerola yang berfungsi untuk menyimpan ASI.

e. Jaringan lemak dan penyanggaJaringan lemak di sekeliling alveoli dan duktus laktiferus menentukan besar kecilnya ukuran payudara. Payudara kecil atau besar mempunyai alveoli dan sinus laktiferus yang sama, sehingga dapat menghasilkan ASI sama banyak. Di sekeliling alveoli juga terdapat otot polos , yang akan berkontraksi dan memeras keluar ASI. Keberadaan hormon oksitosin menyebabkan otot tersebut berkontraksi.

Selama kehamilan, hormon prolaktin dan plasenta meningkat tetapi ASI biasanya belum keluar karena masih dihambat oleh kadar estrogen yang tinggi. Pada hari kedua atau ketiga pasca persalinan, kadar estrogen dan progesteron turun drastis, sehingga pengaruh prolaktin lebih dominan dan pada saat inilah mulai terjadi ekresi ASI. Dengan menyusukan lebih dini, terjadi perangsangan putting susu, terbentuklah prolaktin dan hipofisis sehingga sekresi ASI makin lancar. Dua refleks pada ibu yang sangat penting dalam proses laktasi, refleks prolaktin dan refleks aliran timbul akibat perangsangan putting susu oleh hisapan bayi.Setiap kali bayi menghisap payudara akan merangsang ujung saraf sensoris di sekitar payudara sehingga merangsang kelenjar hipofisis bagian depan untuk menghasilkan prolaktin. Prolaktin akan masuk ke peredaran darah kemudian ke payudara menyebabkan sel sekretori di alveolus menghasilkan ASI.7II.I.IV Mekanisme MenyusuiPayudara ibu yang menempel pada pipi atau daerah sekitar mulut merupakan rangsangan yang dapat menimbulkan refleks mencari pada bayi ( rooting refleks). Ini menyebabkan kepala bayi berputar menuju puting susu yang menempel tadi diikuti dengan membuka mulut dan kemudian putting susu ditarik masuk ke dalam mulut.Isapan bayi (sucking refleks) akan merangsang ujung saraf di daerah putting susu dan di bawah daerah yang berwarna kecoklatan. Rangsangan ini akan mengirimkan sinyal kebagian depan kelenjar hipofisis di otak untuk mengelurkan hormon prolaktin yang akan merangsang sel-sel kelenjar susu untuk membuat ASI. 6

II.I.V Komposisi ASI ASI mengandung komponen makro dan mikro nutrien. Yang termasuk makronutrien adalah karbohidrat, protein dan lemak sedangkan mikronutrien adalah vitamin & mineral. Air susu ibu hampir 90%nya terdiri dari air. Volume dan komposisi nutrien ASI berbeda untuk setiap ibu bergantung dari kebutuhan bayi. Perbedaan volume dan komposisi di atas juga terlihat pada masa menyusui (kolostrum,ASI transisi, ASI matang). Kandungan zat gizi ASI awal dan akhir pada setiap ibu yang menyusui juga berbeda. Kolostrum yang diproduksi antara hari 1-5 menyusui kaya akan zat gizi terutama protein.ASI transisi mengandung banyak lemak dan gula susu (lakotsa). ASI yang berasal dari ibu yang melahirkan bayi kurang bulan (prematur) mengandung tinggi lemak dan protein, serta rendah laktosa dibanding ASI yang berasal dari ibu yang melahirkan bayi cukup bulan. Pada saat penyapihan kadar lemak dan protein meningkat seiring bertambah banyaknya kelenjar payudara. Walaupun kadar protein, laktosa, dan nutrien yang larut dalam air sama pada setiap kali periode menyusui, tetapi kadar lemak meningkat.Jumlah total produksi ASI dan asupam ke bayi bervariasi untuk setiap waktu menyusui dengan jumlah berkisar antara 450-1200 ml dengan rata-rata antara 750-850 ml per hari. Banyaknya ASI yang berasal dari ibu yang mempunyai status gizi buruk dapat menurun sampai jumlah hanya 100-200 ml per hari.Komposisi ASI mengandung sebgian besar air sebanyak 87.5 %, oleh karena itu bayi yang mendapat cukup ASI tidak perlu lagi mendapat tambahan air walaupun berada di tempat yang mempunyai suhu udara panas. Kekentalan ASI sesuai dengan saluran cerna bayi, sedangkan susu formula lebih kental dibandingkan ASI. Hal tersebut yang dapat menyebabkan terjadinya diare pada bayi yang mendapat susu formula.a. Karbohidrat Laktosa adalah karbohidrat utama dalam ASI dan berfungsi sebagai salah satu sumber energi untuk otak. Kadar laktosa yang terdapat dalam ASI hampir 2 kali lipat dibanding laktosa yang ditemukan pada susu sapi atau susu formula. Namun demikian angka kejadian diare yang disebabkan karena tidak dapat mencerna laktosa (intoleransi laktosa) jarang ditemukan pada bayi yang mendapat ASI. Hal ini disebabkan karena penyerapan laktosa ASI lebih baik dibanding laktosa susu formula. Kadar karbohidrat dalam kolostrum tidak terlalu tinggi, tetapi jumlahnya meningkat terutama laktosa pada ASI transisi (7-14 hari setelah melahirkan). Sesudah melewati masa ini maka kadar karbohidrat ASI relatif stabil.b. Protein Kandungan protein ASI cukup tinggi dan komposisinya berbeda dengan protein yang disintesis oleh payudara tergantung hormon yang mengturnya. Kasein adalah protein yang bentuknya kasar, bergumpal dan sukar dicerna oleh bayi. Kasein, kalsium fosfat dan ion-ionnya seperti magnesium dan sitrat terlihat sebagai suatu agregat dan merupakan sumber yang menyebabkan ASI terlihat putih. Protein istimewa lainnya yang hanya terdapat di ASI adalah taurin yang merupakan protein otak yang diperlukan untuk pertumbuhan otak.c. Lemak Lemak merupakan komponen ASI terbesar kedua dalam hal konsetrasinya (3-5 dalam susu matang). Lemak menganduk setengah energi dari ASI. Lemak ASI akan mudah dicerna dan diserap oleh bayi, karena ASI juga mengandung enzim lipase yang mencerna lemak sehingga hanya sedikit lemak yang tidak diserap.d. Vitamin Vitamin yang terdapat dalam ASI terbagi dalam dua jenis yaitu vitamin larut lemak, vitamin A,D,E dan K serta vitamin yang larut dalam air yaitu vitamin B dan asam folfat. Level vitamin larut air yang terdapat dalam ASI dipengaruhi oleh asupan makanan ibu maupun asupan suplemen. Suplemen vitamin larut air dalam makanan ibu menunjukkan dapat meningkatkan kandungan vitamin larut air tersebut dalam ASI.

e. Mineral Tidak seperti vitamin, kadar mineral dalam ASI tidak begitu dipengaruhi oleh Makanan yang dikomsumsi ibu dan tidak pula dipengaruhi oleh status gizi ibu. Mineral di dalam ASI mempunyai kualitas yang baik dan mudah diserap. Mineral utama yang terdapat di dalam ASI adalah kalsium yang mempunyai fungsi untuk pertumbuhan jaringan otot dan rangka. 7

II.I.VI Kontra Indikasi Pemberian ASIMenurut Sarwono (2006) dkk, ada bebrapa keadaan dimana bayi di anjurkan untuk tidak diberikan ASI yaitu apabila :a. Pihak Ibu1) Fungsi kardiorespiratorik yang tidak baik. Pasien penyakit jantung kelas II di anjurkan untuk sementara tidak menysusui sampai keadaan jantung membaik. Bagi pasien jantung klasifikasi III tidak dibenarkan menyusui.2) Eklamsia dan preeklamsia berat. Keadaan ibu biasanya tidak baik dan pengaruh obat-obatan untuk mengatasi penyakit biasanya menyebabkan kesadaran menurun sehingga sementara ibu belum sadar betul. Tidak diperbolehkan ASI dipompa dan diberikan kepada bayi.3) Penyakit infeksi akut dan aktif. Bahaya penularan pada bayi yang dikhawatirkan. Tuberkulosis paru yang aktif dan terbuka merupakan kontra indikasi mutlak.4) Karsinoma mammae. Pasien dengan karsinoma mammae harus dicegah jangan sampai ASInya keluar karena mempersulit penilaian penyakitnya. Apabila menyusui ditakutkan jangan sampai sel-sel karsinoma terminum oleh si bayi.5) Psikosis. Ibu yang menderita psikosis tidak dapat dikontrol keadaan jiwanya. Meskipun pada dasarnya ibu sayang pada bayinya tetapi selalu ada kemungkinan penderita psikosis membuat cedera pada bayi.b. Pihak Bayi1) Bayi kejang. Kejang-kejang pada bayi akibat cedera persalinan atau infeksi tidak memungkinkan untuk menyusui. Ada bahaya aspirasi, bila kejang timbul saat bayi menyusu. Kesadaran bayi yang menurun juga tidak memungkinkan bayi untuk menyusu.2) Bayi yang sakit berat. Bayi dengan penyakit jantung dan paru-paru atau penyakit lain yang perlu mendapatkan perawatan intensif tentu tidak memungkinkan untuk bayi disusui.3) Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR). Refleks mengisap dan refleks lain pada BBLR yang tidak memungkinkan untuk bayi disusui.4) Cacat bawaan. Cacat bawaan dapat mengancam jiwa bayi dan merupakan kontra indikasi mutlak.5) Kelainan metabolic dimana bayi tidak dapat menerima ASI.

II.I.VII Manfaat ASI ASI memiliki banyak manfaat. Manfaat utama yang dapat diperoleh dari ASI, yaitu bayi mendapatkan nutrisi terlengkap dan terbaik. Selain itu, ASI juga dapat melindungi bayi dari berbagai penyakit dan alergi, serta meringankan kerja pencernaannya.

a. Manfaat untuk Bayi1. ASI Baik bagi Pertumbuhan Emas Otak BayiASI mengandung AA (Asam Arakidonat) termasuk kelompok omega-6 dan DHA (Asam Dekosa Heksanoat) kelompok omega-3, dan nutrisi lain, seperti protein, laktosa, dan lemak lainnya yang merupakan zat yang dapat merangsang pertumbuhan otak bayi. Dalam perkembangan otak bayi lebih mengutamakan zat AA dan DHA dalam bentuk jadi seperti yang terdapat dalam ASI.2. ASI adalah Sumber Nutrisi Terbaik bagi BayiASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi yang seimbang karena disesuaikan dengan kebutuhan bayi pada masa pertumbuhannnya.3. ASI Meringankan Pencernaan BayiKondisi pencernaan bayi pada bulan-bulan pertama belum berfungsi secara sempurna. Oleh karena itu, asupan nutrisi untuknya tidak boleh yang memberatkan nutrisi yang lengkap, ASI juga dilengkapi dengan enzim-enzim yang membantu proses pencernaan sehingga meringankan kerja sistem pencernaan.4. ASI Meningkatkan Kekebalan Tubuh BayiAwal tahun kehidupan bayi merupakan masa paling rawan. Di samping itu memenuhi kebutuhan nutrisinya, ASI juga melindungi bayi dari berbagai macam penyakit. Bayi yang baru lahir belum memiliki kekebalan tubuh yang berfungsi sempurna karena ada beberapa unsur penting yang masih kurang untuk melawan infeksi. Bayi masih memerlukan tambahan faktor yang mendukung kekebalan tubuhnya dari luar.5. ASI Menghindari Bayi dari AlergiAlergi sering terjadi pada bayi karena sistem pengamanan tubuh yang belum terbentuk sempurna. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ASI mampu melindungi terhadap beberapa jenis gangguan alergi, karena ASI mengandung antibodi IgA tinggi dalam ASI yang berfungsi sebagai pencegahan sistem imun terhadap zat pemicu alergi.6. ASI Mengurangi Risiko Obesitas di Kemudian HariBarat badan berlebih atau obesitas pada anak di Indonesia akhir-akhir ini jumlahnya semakin bertambah. Maslah ini merupakan maslah kompleks dengan banyak sebab. Namun, berbagai penelitian menunjukkan bahwa pemberian ASI memiliki peran awal dalam mengurangi obesitas pada anak. Anka-anak yang diberi ASI memiliki risiko obesitas lebih rendah dibanding ank yang diberi susu formula.7. Menyusui sebagai Media Mendidik Bayi sejak DiniMenyusu bukanlah sekedar memberi makan, melainkan juga sebagai sarana dalam mendidik bayi. Sambil ibu menyusui, mengelus bayi dan dekaplah dengan hangat. Tindakn ini sudah dapat menimbulkan rasa aman pada bayi sehingga kelak ia akan memiliki emosi yang tinggi. Hal tersebut menjadi dasar bagi pertumbuhan manusia menuju sumber daya manusia yangbaik dan lebih mudah untuk menyayangi orang lain.

8. Menyusui Dapat Menjalin Interaksi antara Ibu dan BayiPengaruh kontak langsung antara ibu dan bayi selama proses menyusui dapat membentuk ikatan kasih sayang di antara mereka karena berbagai rangsangan, seperti sentuhan kulit (skin ti skin contact). Bayi akan merasa aman dan puas karena bayi merasakan kehangatan tubuh ibu dan mendengar denyut jantung ibu yang sudah dikenal sejak bayi masih dalam rahim. 7

b. Manfaat untuk IbuManfaat memberikan ASI tidak hanya dirasakan oleh bayi saja, tetapi menyusui juga banyak memberikan manfaat bagi ibu. Ada beberapa manfaat yang bisa didapatkan si ibu jika memberikan ASI kepada bayinya. Di antaranya adalah sebagai berikut :1. Menguntungkan secara EkonomiDengan menyusui secara eksklusif, ibu tidak perlu mengeluarkan biaya untuk makanan bayi smapai bayi berumur 4 atau 6 bulan. Dengan demikian, menyusui akan menghemat pengeluaran rumah tangga untuk mebeli susu formula dan peralatannya.2. ASI tidak Pernah BasiASI selalu diproduksikan oleh pabriknya di wilayah payudara ibu. Bila gudang ASI telah kosong, ASI langsung diproduksi, sebaliknya jika ASI tidak di gunakan akan diserap kembali oleh tubuh ibu. Jadi, ASI dalam payudara tidak pernah basi dan ibu tidak perlu memerah, ataupun membuang ASInya sebelum menyusui.3. Timbul Rasa Percaya Diri pada Ibu untuk MenyusuiMenyusui dapat memberi rasa percaya diri bahwa ibu mampu menyusui dengan produksi ASI yang mencukupi untuk bayinya. 4. Menyusui dapat Menunda KehamilanMenyusui bisa menjadi cara Keluarga Berencana (KB) yang paling efektif untuk mencegah kehamilan jika dilakukan secara tepat dengan beberapa syarat, yaitu belum mengalami menstruasi, pemberian ASI nya tidak boleh dihentikan sama sekali, dan belum 6 bulan atau masih ASI eksklusif. Dengan menyusui secara eksklusif, dapat menunda haid dan kehamilan sehingga hal ini bisa digunakan sebagai alat kontrasepsi alamiah yang secara umum dikenal sebagai Metode Amenorea Laktasi (MAL).5. Mempercepat Pengecilan Ukuran Rahim IbuIsapan bayi saat menyusui mampu membantu rahim menciut, mempercepat kondisi ibu untuk kembali ke masa prakehamilan, dan mengurangi risiko perdarahan. Saat menyusui, ada hormon oksitosin yang berperan dalam produksi ASI. Ternyata hormon tersebut juga berfungsi membantu rahim kembali mengecil lebih cepat dibanding ibu yang tidak menyusui.6. Mengurangi Risiko Kanker PayudaraDiperkirakan zat innate immune system yang terdapat dalam ASI bisa memberikan perlindungan terhadap jaringan payudara ibu sehingga bisa terhindar dari ancaman kanker payudara.7. Mengurangi Risiko Kanker RahimHormon yang berperan dalam produksi ASI, ternyata juga berperan menuntaskan proses nifas sehingga rahim kembali bersih dari sisa-sisa melahirkan. Hal ini dapat menurunkan risiko kanker rahim pada ibu yang menyusui bayinya.8. Mengurangi Stres dan KegelisahanHormon oksitosin akan keluar saat ibu menyusui bayinya, hormon ini berguna untuk mengurangi stres yang dialami sehingga ibu yang menyusui akan memiliki perasaan yang positif dan dapat melakukan lebih banyak hal-hal positif lainnya.7Menysusui memberi ibu kesempatan yang lebih besar untuk berhubungan secara intim dengan bayi mengembangkan relasi penuh kasih sayang dalam jangka panjang. Bayi juga akan berkembang menjadi anak yang aman secara emosi karena bayi mulai mengenali sentuhan ibu bdalam waktu beberapa hari setelah lahir. Pada umumnya bila semua wanita dapat melanjutkan menyusui sampai bayi berumur 2 tahun atau lebih, didugakan kejadian kanker payudara akan berkurang sampai 25% ( rahmaiah 2007). Hal ini sejalan dengan anjuran Al-Quran surah Al-Baqarah ayat 233 yang artinya : Dan ibu-ibu hendaklah menyusui anak-anaknya selama dua tahun penuh, bagi yang ingin menyusui secara sempurna dan kewajiban Ayah menanggung nafkah dan pakaian mereka dengan cara yang patut. Seseorang tidak dibebani lebih dari kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita karena anaknya, dan jangan pula seorang ayah (menderita) karena anaknya. Ahli waris pun ( berkewajiban) seperti itu pula. Apabila keduanya ingin menyapih dengan persetujuan dan permusyawaratan antara keduanya, maka tidak ada dosa atas kduanya. Dan jika kamu ingin menyusukan anakmu kepada orang lain, maka tidak ada dosa bagimu memberikan pembayaran dengan cara yang patut. Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. 11

II.II Tinjauan Tentang PengetahuanPengetahuan adalah merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia,yakni : indra penglihatan,pendengaran,penciuman,rasa,raba.Tingkat pengetahuan sangat dipengaruhi oleh latar belakang pendidikan. Semakin tinggi tingkat pendidikan maka akan semakin baik tingkat pemahaman tentang suatu konsep, cara pemikiran dan pemeriksaan yang tajam dengan sendirinya memberikan persepsi yang baik terhadap objek yang diamati (Notoatmojo 2003).Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Pengetahuan yang dicakup di dalam domain kognitif memiliki 6 tingkat, yakni :1. Tahu (know) : mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya 2. Memahami (konfrehension) : kemapuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasi materi tersebut secara benar.3. Aplikasi (aplication) : kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi rill (sebenarnya).4. Analisis (analysis) : kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain. 5. Sintesis (synthesis) : kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.6. Evaluasi ( evaluation) : kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.

II.III Tinjauan Tentang SikapSikap menurut Notoatmodjo (1997) adalah kecendrungan untuk mengadakan tindakan terhadap suatu obyek, dengan suatu cara yang menyatakan adanya tanda-tanda untuk menyenangi obyek tersebut. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu. Dalam kehidupan sehari-hari merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksana motif-motif tertentu.Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, tetapi merupakan suatu predisposisi tindakan atau perilaku. Sikap masih merupakan faktor tertutup bukan merupakan reaksi terbuka tingkah laku yang terbuka. Lebih dapat dijelaskan lagi bahwa sikap merupakan reaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek. Wahl dan Bloom (Dimyati, 1999 cit Retnoningrum, 2008), membagi sikap dalam lima tingkatan yaitu: penerimaan, partisipasi, penilaian dan penentuan sikap, organisasi dan pembentukan pola hidup (Ruminem, 2005 cit Retnoningrum, 2008). Penerimaan berarti tindakan terhadap suatu objek, dengan suatu cara yang menyatakan adanya tanda-tanda untuk menyenangi objek tersebut. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu. Dalam kehidupan sehari-hari merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksana motif-motif tertentu. Kepekaan tentang hal tertentu dan kesediaan memperhatikan hal tersebut, kemudian adalah menentukan sikap dan selanjutnya adalah mampu membentuk suatu sistem nilai sebagai pedoman hidup, sedangkan pada tingkatan tertinggi adalah mampu menghayati nilai dan membentuknya menjadi pola nilai kehidupan pribadi (Ruminem, 2005 cit Retnoningrum, 2008).II.IV Tinjauan Umum Tentang Sosial Ekonomi Keadaan sosial ekonomi keluarga dapat digambarkan oleh beberapa faktor berikut ini :1) Status pekerjaan Pekerjaan merupakan suatu suatu status yang dimilkioleh seseorang yang dapat menggambarkan keadaan kesejahteraan keluarga. Pekerjaan adalah sesuatu yang dilakukan/dilaksanakan untuk mencari nafkah atau menghasilkan uang. Jenis pekerjaan yang dilakukan akan memperngaruhi besar kecilnya pendapat seseorang, tetap atau tidak tetap menerima penghasilan dan waktu menerima gaji atau upah. Dengan pekerjaan yang memadai diharapkan dapat meningkatkan daya beli, meningkatkan pemilihan jenis dan jumlah makanan sehingga diharapkan memiliki status gizi yang baik. Jenis pekerjaan dibagi menjadi 2 sektor,yaitu sektor formal dan non formal. Soekidjo Notoatmodjo (1989) menguraikan bahwa istilah sektor non formal adalah sektor kegiatan marginal atau kegiatan ekonomi kecil-kecilan. Biasanya dikaitkan dengan usaha kerajinan tangan, dagang atau usaha lain secara kecil-kecilan. Disektor formal umumnya memiliki akses yang lebih baik terhadap berbagai informasi termasuk kesehatan.2) Tingkat pendapatanStatus ekonomi terlebih jika bersangkutan hidup di bawah garis kemiskinan (keluarga prasejahtera) berguna untuk pemastian apakah ibu berkemampuan membeliStatus ekonomi seseorang ditentukan oleh besarnya tingkat pendapatan. Pendapatan merupakan faktor yang paling menentukan kemampuan daya beli dalam pemilihan pangan rumah tangga.3) Tingkat pendidikanPendidikan merupakan salah satu ukuran yang digunakan dalam status sosial ekonomi. Pendidikan merupakan hal utama dalam peningkatan sumber daya manusia. Pendidikan juga merupakan gejala universal pada manusia yang didalamnyatrdapat nilai-nilai untuk diintregasikan dalam realitas kehidupan sosial kemasyarakatan, karena pendidikan sebagai proses pemanusiaan manusia, maka keberlangsungan pendidikan harus didukung oleh semua komponen yang ada agar pendidikan menjadi suatu alat komunikasi. Mereka yang mendapat pelatihan, keterampilan dan pendidikan akan mendapatkan pendapatan pertahun yang lebih banyak dari pada mereka yang tanpa penelitian atau keterampilan. Mereka yang memiliki tingkat pendidikan lebih tinggi lebih berorientasi pada tindakan preventif, tahu lebih banyak tentang masalah kesehatan dan memiliki suatu kesehatan lebih baik. Seseorang dengan pendidikan rendah belum tentu tidak mampu memberi ASI eksklusif pada bayinya dibandingkan dengan orang yang pendidikannya lebih tinggi. Sekalipun berpendidikan rendah, kalau orang tersebut rajin mendengarkan atau melihat informasi mengenai ASI eksklusif, bukan mustahil pengetahuan pemberian ASI eksklusifnya akan menjadi lebih baik. Perlu dipertimbangkan bahwa faktor tingkat pendidikan turut pula menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap dan memahami pengetahuan ASI eksklusif yang mereka peroleh. Pendidikan itu tidak segera membawa manfaat bagi masyarakat, dan yang mudah dilihat atau diukur. Dalam waktu yang pendek, pendidikan hanya menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan individu dan masyarakat. Sedangkan peningkatan pengetahuan saja belum tentu akan berpengaruh langsung terhadap berbagai indikator dalam kehidupan.Pendidikan adalah suatu proses pengembangan kepribadian dan intelektual seseorang yang dilaksanakan secara sadar dan penuh tanggung jawab yang diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan keterampilan sikap serta nilai-nilai yang sesuai dengan sasaran pendidikan. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka akan menambah kemampuan berfikir untuk menyerap informasi dan menggunakannya secara tepat didalam pengambilan keputusan khususnya yang berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif.Faktor tingkat pendidikan turut pula menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap dan memahami pengetahuan tentang pemberian ASI eksklusif yang mereka peroleh. Hal ini bisa dijadikan landasan bagi seorang ibu untuk mengetahui manfaat pemberian ASI eksklusif , agar ibu dapat mengambil tindakan yang tepat.

II.V Kerangka konsep penelitianII.V.I Dasar Pemikiran Variabel PenelitianDari hasil tinjauan pustaka serta masalah yang telah dirumuskan tersebut, maka dikembangkan suau kerangka konsep penelitian. Maksud dari kerangka konsep penelitian adalah suatu hubungan antara kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya dari masalah yang ingin diteliti yakni bukti fisik, empati, kehandalan, ketanggapan, dan jaminan.1. Asi eksklusif : Pemberian ASI saja tanpa makanan/minuman yang diberikan 1 jam pertama setelah persalinan sampai dengan bayi berusia 6 bulan.2. Pengetahuan : seseorang yang memiliki pengetahuan yang baik, tentu akan berprilaku baik dalam mengambil keputusan dalam pemberian ASI eksklusif. Orang yang akan berprilaku positif jika telah mengetahui akibat dari tindakan yang meberikan ASI eksklusif.3. Sikap : adalah kecendrungan untuk mengadakan tindakan terhadap suatu obyek, dengan suatu cara yang menyatakan adanya tanda-tanda untuk menyenangi obyek tersebut.4. Sosial Ekonomi : dapat digambarkan oleh beberapa faktor yaitu status pekerjaan, tingkat pendapatan, tingkat pendidikan.II.V.II Pola Pikir Variabel Penelitian

Pengetahuan

ASI eksklusifSikap

Sosial Ekonomi

Diagram 1. Kerangka Konsep Penelitian

II.V.III Definisi Operasional dan Kriteria ObjektifUntuk membatasi ruang lingkup atau pengertian variabel-variabel diamati/diteliti, perlu sekali variabel-variabel tersebut diberi batasan atau definisi operasional. Definisi operasional ini juga bermanfaat untuk mengarahkan kepada pengukuran atau pengamatan terhadap variabel-variabel yang bersangkutan serta pengembangan instrumen/alat ukur.1. Pemberian ASI eksklusif adalah prilaku memberikan ASI segera kurang dari 1 jam pertama setelah bayi lahir dan pemahaman ibu mengenai ASI eksklusifAlat ukur : kuisioner ( 6 pertanyaan )Cara ukur : subjek menjawab pertanyaan yang diberikan dan dinilai dengan angka.Kriteria objektif :Baik : Apabila jumlah skor jawaban responden 12Kurang : Apabila jumlah skor jawaban responden 0,05 maka Ha ditolak dan Ho diterima sehingga tidak ada hubungan yang bermakna antara variabel indipenden yang diteliti dengan variabel dependen.

III.VI.II.II. Penyajian DataData yang telah diolah dan dianalisis, disajikan dalam bentuk table distribusi frekuensi disertai penjelasan.

III.VII. Etika penelitianDalam pelaksanaan penelitian peneliti memandang perlu adanya rekomendasi ( perlimpahan wewenang) dari institut Universitas Muslim Indonesia Makassar kepada DINKES Makassar dan diteruskan ke Puskesmas Kassi-kassi Makassar. Etika penelitian ini bertujuan untuk melindungi hak-hak subjek antara lain penjaminan kerahasiaan identitas klien dan kemungkinan lain bersifat privasi. Persetujuan dijadikan sebagai legitimasi peneliti untuk melakukan penelitian dnegan tetap mempertahankan bagian etika sebagai berikut :a. Informed Consent Lembar persetujuan diberikan kepada responden yang akan diteliti yang memenuhi kriteria inklusi. Kepada responden dijelaskan manfaat dan resiko penelitian yang mungkin muncul. Hak prerogatif klien tetap dijunjung tinggi.b. AnonimityUntuk menjaga kerahasiaan, peneliti tidak mencantumkan nama responden tetapi lembar tersebut diberi kode.c. ConfidentialityKerahasiaan informasi dari responden terjamin dengan hanya melaporkan data tersebut sebagai hasil penelitian

BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1Hasil penelitian5.1.1Distribusi Frekuensi Hubungan pengetahuan, sikap dan sosial ekonomi dengan pemberian ASI eksklusif berdasarkan umur Distribusi Frekuensi Hubungan pengetahuan, sikap dan sosial ekonomi dengan pemberian ASI eskslusif bedasarkan umur di wilayah kerja puskesmas kassi-kassi makassar pada tabel 5.1 berikut.Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Hubungan pengetahuan, sikap dan sosial ekonomi dengan pemberian ASI eksklusif berdasarkan umur di wilayah kerja puskesmas kassi-kassi kota makassar Tahun 2013NoUmurFrekuensi (n)Persentase (%)

118-25 tahun1134,375

226-30 tahun1134,375

3>30 tahun1031,25

JUMLAH32100

Sumber: Data primer 2013Berdasarkan tabel 5.1 dapat dilihat bahwa distribusi frekuensi responden berdasarkan umur di wilayah kerja puskesmas kassi-kassi kota makassar adalah umur 18-25 tahun dengan persentase 34,375% umur 26-30 tahun persentase 34,375% umur >30 tahun 31,25%.

5.1.2Distribusi Frekuensi Hubungan pengetahuan, sikap dan sosial ekonomi dengan pemberian ASI eksklusif berdasarkan agamaDistribusi Frekuensi Hubungan pengetahuan, sikap dan sosial ekonomi dengan pemberian ASI eksklusif bedasarkan agama di wilayah kerja puskesmas kassi-kassi makassar pada tabel 5.1 berikut.Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Hubungan pengetahuan, sikap dan sosial ekonomi dengan pemberian ASI eksklusif berdasarkan agama di wilayah kerja puskesmas kassi-kassi kota makassar Tahun 2013NoAgamaN%

1Islam3196,875

2Katolik13,125

JUMLAH32100

Sumbe: Data Primer 2013Berdasarkan tabel 5.2 dapat dilihat bahwa distribusi frekuensi responden berdasarkan agama di wilayah kerja puskesmas kassi-kassi kota makassar adalah agama islam dengan persentase 96,875% agama katolik dengan persentase 3,125%.5.1.3Distribusi Frekuensi Hubungan pengetahuan, sikap dan sosial ekonomi dengan pemberian ASI eksklusif berdasarkan sukuDistribusi Frekuensi Hubungan pengetahuan, sikap dan sosial ekonomi dengan pemberian ASI eskslusif bedasarkan suku di wilayah kerja puskesmas kassi-kassi makassar pada tabel 5.1 berikut.Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Hubungan pengetahuan, sikap dan sosial ekonomi dengan pemberian ASI eksklusif berdasarkan suku di wilayah kerja puskesmas kassi-kassi kota makassar Tahun 2013NoSukuN%

1Makassar2062,5

2Bugis825

3Toraja26,25

4Lainnya26,25

JUMLAH32100

Sumber: Data Primer 2013 Berdasarkan tabel 5.2 dapat dilihat bahwa distribusi frekuensi responden berdasarkan suku di wilayah kerja puskesmas kassi-kassi kota makassar adalah suku makassar dengan persentase 62,5% suku bugis dengan persentase 25% suku toraja dengan persentase 6,25% lainnya dengan persentase 6,25%.5.1.4Distribusi Frekuensi Hubungan pengetahuan, sikap dan sosial ekonomi dengan pemberian ASI eksklusif berdasarkan pekerjaanDistribusi Frekuensi Hubungan pengetahuan, sikap dan sosial ekonomi dengan pemberian ASI eskslusif bedasarkan pekerjaan di wilayah kerja puskesmas kassi-kassi makassar pada tabel 5.1 berikut.Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Hubungan pengetahuan, sikap dan sosial ekonomi dengan pemberian ASI eksklusif berdasarkan pekerjaan di wilayah kerja puskesmas kassi-kassi kota makassar Tahun 2013NoPekerjaanN%

1Ibu rumah tangga (IRT)2578,125

2Pegawai swasta26,25

3PNS515,625

JUMLAH32100

Sumber: Data Primer 2013Berdasarkan tabel 5.2 dapat dilihat bahwa distribusi frekuensi responden berdasarkan pekerjaan di wilayah kerja puskesmas kassi-kassi kota makassar adalah ibu rumah tangga (IRT) dengan persentase 78,125% pegawai swasta dengan persentase 6,25% PNS dengan persentase 15,625%.5.1.5Distribusi Frekuensi Hubungan pengetahuan, sikap dan sosial ekonomi dengan pemberian ASI eksklusif berdasarkan pendidikan terakhir Distribusi Frekuensi Hubungan pengetahuan, sikap dan sosial ekonomi dengan pemberian ASI eksklusif bedasarkan pendidikan terakhir di wilayah kerja puskesmas kassi-kassi makassar pada tabel 5.1 berikut.Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Hubungan pengetahuan, sikap dan sosial ekonomi dengan pemberian ASI eksklusif berdasarkan pendidikan terakhir di wilayah kerja puskesmas kassi-kassi kota makassar Tahun 2013NoPendidikan terakhirN%

1SD412,5

2SMP515,625

3SMA928,125

4Perguruan tinggi1443,75

JUMLAH32100

Sumber: Data Primer 2013Berdasarkan tabel 5.3 dapat dilihat bahwa distribusi frekuensi responden berdasarkan pendidikan terakhir di wilayah kerja puskesmas kassi-kassi kota makassar adalah SD dengan persentase 12,5% SMP dengan persentase 15,625% SMA dengan persentase 28,125% perguruan tinggi dengan persentase 43,75%.5.1.6Distribusi Frekuensi Hubungan pengetahuan, sikap dan sosial ekonomi dengan pemberian ASI eksklusif berdasarkan jumlah anakDistribusi Frekuensi Hubungan pengetahuan, sikap dan sosial ekonomi dengan pemberian ASI eksklusif bedasarkan jumlah anak di wilayah kerja puskesmas kassi-kassi makassar pada tabel 5.1 berikut.Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Hubungan pengetahuan, sikap dan sosial ekonomi dengan pemberian ASI eksklusif berdasarkan jumlah anak di wilayah kerja puskesmas kassi-kassi kota makassar Tahun 2013NoJumlah anakN%

11-22371,875

23-4721,875

3>526,25

JUMLAH32100

Sumber: Data Primer 2013Berdasarkan tabel 5.4 dapat dilihat bahwa distribusi frekuensi responden berdasarkan jumlah anak di wilayah kerja puskesmas kassi-kassi kota makassar adalah berjumlah 1-2 dengan persentase 71,875% 3-4 dengan persentase 21,875% >5 dengan persentase 6,25%.5.1.7Distribusi Frekuensi Hubungan pengetahuan, sikap dan sosial ekonomi dengan pemberian ASI eksklusif berdasarkan jumlah anak yang tergolong bayiDistribusi Frekuensi Hubungan pengetahuan, sikap dan sosial ekonomi dengan pemberian ASI eksklusif bedasarkan jumlah anak yang tergolong bayi di wilayah kerja puskesmas kassi-kassi makassar pada tabel 5.1 berikut.Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Hubungan pengetahuan, sikap dan sosial ekonomi dengan pemberian ASI eksklusif berdasarkan jumlah anak yang tergolong bayi di wilayah kerja puskesmas kassi-kassi kota makassar Tahun 2013NoJumlah anak yang tergolong bayiN%

112990,625

2239,375

JUMLAH32100

Sumber: Data Primer 2013Berdasarkan tabel 5.4 dapat dilihat bahwa distribusi frekuensi responden berdasarkan jumlah anak yang tergolong bayi di wilayah kerja puskesmas kassi-kassi kota makassar adalah berjumlah 1 dengan persentase 90,625% 2 dengan persentase 9,375%.

5.1.8Distribusi Frekuensi Hubungan pengetahuan, sikap dan sosial ekonomi dengan pemberian ASI eksklusif berdasarkan usia anak terakhir Distribusi Frekuensi Hubungan pengetahuan, sikap dan sosial ekonomi dengan pemberian ASI eksklusif bedasarkan usia anak terakhir di wilayah kerja puskesmas kassi-kassi makassar pada tabel 5.1 berikut.Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi Hubungan pengetahuan, sikap dan sosial ekonomi dengan pemberian ASI eksklusif berdasarkan usia anak terakhir di wilayah kerja puskesmas kassi-kassi kota makassar Tahun 2013NoUsia anak terakhirN%

10-6 bulan2165,625

27 bulan- 1 tahun825

3 1 tahun39,375

JUMLAH32100

Sumber : Data Primer 2013Berdasarkan tabel 5.4 dapat dilihat bahwa distribusi frekuensi responden berdasarkan usia anak terakhir di wilayah kerja puskesmas kassi-kassi kota makassar adalah usia 0-6 bulan dengan persentase 65,625% 7 bulan- 1 tahun dengan persentase 25% > 1 tahun dengan persentase 9,375%.

5.1.9Distribusi Frekuensi Hubungan pengetahuan, sikap dan sosial ekonomi dengan pemberian ASI eksklusif berdasarkan penghasilan perbulan Distribusi Frekuensi Hubungan pengetahuan, sikap dan sosial ekonomi dengan pemberian ASI eksklusif bedasarkan penghasilan perbulan di wilayah kerja puskesmas kassi-kassi makassar pada tabel 5.1 berikut.Tabel 5.9 Distribusi Frekuensi Hubungan pengetahuan, sikap dan sosial ekonomi dengan pemberian ASI eksklusif berdasarkan penghasilan perbulan di wilayah kerja puskesmas kassi-kassi kota makassar Tahun 2013NoPenghasilan perbulanN%

1Rp. 100.000-500.000618,75

2Rp. 600.000-1.000.000928,125

3Rp. 1.100.000-3.000.0001443,75

4>Rp. 3.000.00039,375

JUMLAH32100

Sumber : Data Primer 2013Berdasarkan tabel 5.5 dapat dilihat bahwa distribusi frekuensi responden berdasarkan penghasilan perbulan di wilayah kerja puskesmas kassi-kassi kota makassar adalah sebesar Rp. 100.000-500.000 dengan persentase 18,75% Rp. 600.000-1.000.000 dengan persentase 28,125% Rp. 1.100.000- 3.000.000 dengan persentase 43,75% > Rp. 3.000.000 dengan persentase 9,375%.5.2 Analisa UnivariatGambaran karakteristik responden berdasarkan analisa univariat dapat dilihat pada tabel berikut : 5.2.1Distribusi Frekuensi Hubungan pengetahuan, sikap dan sosial ekonomi dengan pemberian ASI eksklusif berdasarkan tingkat pengetahuanDistribusi Frekuensi Hubungan pengetahuan, sikap dan sosial ekonomi dengan pemberian ASI eksklusif bedasarkan tingkat pengetahuan di wilayah kerja puskesmas kassi-kassi makassar pada tabel 5.1 berikut.Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Hubungan pengetahuan, sikap dan sosial ekonomi dengan pemberian ASI eksklusif berdasarkan tingkat pengetahuan di wilayah kerja puskesmas kassi-kassi kota makassar Tahun 2013Pengetahuan n%

Baik3093,75

Kurang26,25

Jumlah 32100

Berdasarkan tabel di atas distribusi responden berdasarkan tingkat pengetahuan di puskesmas kassi-kassi kota makassar menunjukkan bahwa responden yang mempunyai tingkat pengetahuan dengan kriteria baik sebanyak 30 orang (93,75%) dan yang mempunyai tingkat pengetahuan dengan kriteria kurang sebanyak 2 orang (6,25%).

5.2.2Distribusi Frekuensi Hubungan pengetahuan, sikap dan sosial ekonomi dengan pemberian ASI eksklusif berdasarkan sikapDistribusi Frekuensi Hubungan pengetahuan, sikap dan sosial ekonomi dengan pemberian ASI eksklusif bedasarkan sikap di wilayah kerja puskesmas kassi-kassi makassar pada tabel 5.2 berikut.Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Hubungan pengetahuan, sikap dan sosial ekonomi dengan pemberian ASI eksklusif berdasarkan sikap di wilayah kerja puskesmas kassi-kassi kota makassar Tahun 2013Sikapn%

Baik 32100

Kurang 00

Jumlah 32100

Berdasarkan tabel di atas distribusi responden berdasarkan sikap di puskesmas kassi-kassi kota makassar menunjukkan bahwa responden yang mempunyai sikap dengan kriteria baik sebanyak 32 orang (100%) dan yang mempunyai sikap dengan kriteria kurang tidak ada.

5.2.2Distribusi Frekuensi Hubungan pengetahuan, sikap dan sosial ekonomi dengan pemberian ASI eksklusif berdasarkan pemberian ASI eksklusifDistribusi Frekuensi Hubungan pengetahuan, sikap dan sosial ekonomi dengan pemberian ASI eksklusif bedasarkan pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja puskesmas kassi-kassi makassar pada tabel 5.2 berikut.Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Hubungan pengetahuan, sikap dan sosial ekonomi dengan pemberian ASI eksklusif berdasarkan pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja puskesmas kassi-kassi kota makassar Tahun 2013Pemberian ASI eksklusifn%

Baik 32100

Kurang 00

Jumlah 32100

Berdasarkan tabel di atas distribusi responden berdasarkan pemberian ASI eksklusif di puskesmas kassi-kassi kota makassar menunjukkan bahwa responden yang mempunyai sikap dengan kriteria baik sebanyak 32 orang (100%) dan yang mempunyai sikap dengan kriteria kurang tidak ada.

Distribusi Responden Berdasarkan Hubungan Antara pengetahuan Dengan Pemberian ASI eksklusif di puskesmas kassi-kassi kota makassar tahun 2012Pengetahuan

ASI eksklusif

BaikKurangTotal

N%n%n%

Baik3093,7003093,7

Kurang26,30026,3

Total32

1000032100

Pengetahuan

ASI eksklusif

BaikKurangTotal

n%n%n%

Baik3093,7003093,7

Kurang26,30026,3

Total 321000032100

36