HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG POSYANDU …eprints.ums.ac.id/36779/1/10 NASKAH...

13
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG POSYANDU DENGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI POSYANDU DI DESA KARE KABUPATEN MADIUN NASKAH PUBLIKASI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Keperawatan Disusun Oleh: NAM A : Antik Khoiriyah NIM : J 210.131.023 FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015

Transcript of HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG POSYANDU …eprints.ums.ac.id/36779/1/10 NASKAH...

Page 1: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG POSYANDU …eprints.ums.ac.id/36779/1/10 NASKAH PUBLIKASI.pdfmemenuhi target capaian penimbangan balita, pada tahun berikutnya diharapkan bisa ...

1 HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG POSYANDU DENGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI POSYANDU

DI DESA KARE KABUPATEN MADIUN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG POSYANDU

DENGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI POSYANDU

DI DESA KARE KABUPATEN MADIUN

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan sebagai salah satu syarat

untuk meraih gelar Sarjana Keperawatan

Disusun Oleh:

NAM

A

: Antik

Khoiriyah

NIM : J 210.131.023

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2015

Page 2: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG POSYANDU …eprints.ums.ac.id/36779/1/10 NASKAH PUBLIKASI.pdfmemenuhi target capaian penimbangan balita, pada tahun berikutnya diharapkan bisa ...

1 HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG POSYANDU DENGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI POSYANDU

DI DESA KARE KABUPATEN MADIUN

Page 3: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG POSYANDU …eprints.ums.ac.id/36779/1/10 NASKAH PUBLIKASI.pdfmemenuhi target capaian penimbangan balita, pada tahun berikutnya diharapkan bisa ...

1 HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG POSYANDU DENGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI POSYANDU

DI DESA KARE KABUPATEN MADIUN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG POSYANDU DENGAN

KEAKTIFAN MENGIKUTI POSYANDU DI DESA KARE

KABUPATEN MADIUN

Antik Khoiriyah1, Siti Arifah

2, Ambarwati

3

Abstrak

Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) merupakan salah satu bentuk Upaya

Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dari, oleh dan untuk

masyarakat dengan dukungan teknis dari petugas kesehatan yang sasarannya adalah

seluruh masyarakat. Salah satu kegiatan rutin di Posyandu adalah penimbangan balita.

Cakupan penimbangan balita di Indonesia pada tahun 2013 sebesar 80,30%. Sedangkan

pada tahun 2012 cakupan ini lebih rendah, yaitu sebesar 75,1%. Capaian pada tahun

2013 cukup memenuhi syarat dengan target sebesar 80%, namun meskipun sudah

memenuhi target capaian penimbangan balita, pada tahun berikutnya diharapkan bisa

lebih meningkat dibandingkan tahun sebelumnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui hubungan pengetahuan ibu tentang posyandu dengan keaktifan mengikuti

posyandu di Desa Kare Kabupaten Madiun. Jenis penelitian yang digunakan adalah

kuantitatif. Desain dalam penelitian ini adalah deskriptif korelatif dengan pendekatan

cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu balita peserta

posyandu yang terdaftar pada Posyandu Kare dari 8 Posyandu yang terdapat di Desa

Kare wilayah kerja Puskesmas Kare Kabupaten Madiun dengan peserta sebanyak 397

ibu dan sampel penelitian yaitu 80 responden yang ditentukan dengan teknik cluster

random sampling. Instrumen penelitian berupa kuesioner. Analisa data hasil penelitian

menggunakan uji Fisher Exact Test. Perhitungan menghasilkan nilai ρ sebesar 0,005.

Karena nilai ρ < 0,05 maka diputuskan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima. Kesimpulan :

dalam penelitian ini terdapat hubungan pengetahuan ibu tentang posyandu dengan

keaktifan mengikuti posyandu di Desa Kare Kabupaten Madiun.

Kata kunci : Pengetahuan, Keaktifan Posyandu, Ibu balita.

NASKAH PUBLIKASI

Page 4: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG POSYANDU …eprints.ums.ac.id/36779/1/10 NASKAH PUBLIKASI.pdfmemenuhi target capaian penimbangan balita, pada tahun berikutnya diharapkan bisa ...

2 HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG POSYANDU DENGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI POSYANDU

DI DESA KARE KABUPATEN MADIUN

RELATIONSHIP WITH KNOWLEDGE ABOUT POSYANDU LIVELINESS

FOLLOWING POSYANDU KARE VILLAGE

IN DISTRICT MADIUN

Antik Khoiriyah1, Siti Arifah

2, Ambarwati

3

Abstract

Posyandu is one of the form of healt effort Community managed from, by and

for people with technical support from health workers that the targets were the entire

community. The scope of children weighing in Indonesia in 2013 by 80.30%. While in

2012 the scope of this is lower, namely by 75%. Achievement in the year 2013 enough

qualified by the target of 80%, but although they meet the target of these children

weighing on the following year is expected to more robust than the previous year. This

study purpose is to understand the relation of posyandu knowledge with following the

Posyandu Kare village in Madiun district. The research used quantitative method. The

design of this research was descriptive correlative with the approach of cross sectional.

The population in this research was all mom toddlers posyandu participants listed in

Posyandu Kare from 8 Posyandu who were found in the village working area Kare

Puskesmas Kare Madiun district County with 397 participants as much as mothers and

study sample namely 80 respondents who determined with technique cluster random

sampling. Research instrument in the form of a questionnaire. Data Analysis using the

results of research Fisher Exact Test . Calculations yield ρ value of 0.005. Because the

value of ρ <0.05 it was decided that H0 is rejected and Ha accepted. Conclusions : In

this study there is a relationship with the mother's knowledge of Posyandu activeness

followed Posyandu in the village Kare Madiun.

Keywords: Knowledge, activeness of Posyandu, Mother’s of toddlers.

Page 5: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG POSYANDU …eprints.ums.ac.id/36779/1/10 NASKAH PUBLIKASI.pdfmemenuhi target capaian penimbangan balita, pada tahun berikutnya diharapkan bisa ...

3 HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG POSYANDU DENGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI POSYANDU

DI DESA KARE KABUPATEN MADIUN

PENDAHULUAN

Pos Pelayanan Terpadu

(Posyandu) merupakan salah satu bentuk

Upaya Kesehatan Bersumberdaya

Masyarakat (UKBM) yang dikelola dari,

oleh dan untuk masyarakat dengan

dukungan teknis dari petugas kesehatan

yang sasarannya adalah seluruh

masyarakat. Kegiatan penimbangan balita

di Posyandu merupakan strategi

pemerintah yang ditetapkan pada

kementrian kesehatan untuk mengetahui

lebih awal tentang gangguan

pertumbuhan pada balita sehingga segera

dapat diambil tindakan tepat (Mubarak,

2012). Cakupan penimbangan

balita di Indonesia pada tahun

2013 sebesar 80, 30%. Sedangkan pada

tahun 2012 cakupan ini lebih rendah,

yaitu sebesar 75,1%. Capaian pada tahun

2013 cukup memenuhi syarat dengan

target sebesar 80%, namun meskipun

sudah memenuhi target capaian

penimbangan balita pada tahun

berikutnya diharapkan bisa lebih

meningkat dibandingkan tahun

sebelumnya. Di Jawa Timur cakupan

penimbangan balita tercatat sebesar 80,36

% (Kemenkes RI, 2013).

Beberapa kendala yang dihadapi

terkait dengan kunjungan balita

keposyandu salah satunya adalah tingkat

pemahaman keluarga terhadap manfaat

posyandu. Hal itu akan berpengaruh pada

keaktifan ibu dalam mengunjungi setiap

kegiatan posyandu. Karena salah satu

tujuan posyandu adalah

memantau peningkatan status gizi

terutama pada balita, sehingga agar

tercapai itu semua maka ibu yang

memiliki anak balita hendaknya aktif

dalam kegiatan posyandu agar status gizi

balitanya terpantau (Kristiani, 2006).

Beberapa dampak yang dialami

balita, bila ibu balita tidak aktif dalam

kegiatan posyandu antara lain adalah :

tidak mendapatkan penyuluhan kesehatan

tentang pertumbuhan balita yang normal,

tidak mendapatkan vitamin A untuk

kesehatan mata balita dan ibu balita tidak

mendapatkan pemberian dan penyuluhan

tentang makanan tambahan (PMT).

Dengan aktif dalam kegiatan posyandu

ibu balita dapat memantau tumbuh

kembang balitanya (Depkes RI, 2007).

Berdasarkan studi pendahuluan

yang dilakukan peneliti pada bulan

desember tahun 2013, dengan melihat

data register dari salah satu ketua kader di

Posyandu Kare, diketahui 30% dari 74

balita tidak datang ke posyandu untuk

melakukan penimbangan. Hasil

wawancara dari 10 ibu balita di Posyandu

Kare wilayah kerja Puskesmas Kare

menujukkan bahwa orang tua

mengatakan asalkan anaknya sehat maka

tidak perlu dibawa ke posyandu, apabila

balita sakit mereka akan membawanya ke

puskesmas, dokter spesialis anak atau

bidan terdekat. Selain itu orang tua juga

mengatakan malas untuk datang ke

posyandu. Padahal berat badan anaknya

kurang atau bahkan berat badan anak

tidak naik dua bulan berturut-turut.

Berdasarkan hal tersebut peneliti tertarik

untuk melakukan penelitian dengan judul

“Hubungan pengetahuan tentang posyandu

dengan keaktifan mengikuti posyandu di

Desa Kare Kabupaten Madiun”

TUJUAN PENELITIAN

Mengetahui hubungan

pengetahuan ibu tentang posyandu

dengan keaktifan mengikuti posyandu di

Desa Kare Kabupaten Madiun,

mengetahui tingkat pengetahuan ibu

Tentang posyandu yang memiliki balita

di posyandu Desa Kare Kabupaten

Madiun, mengetahui tingkat keaktifan ibu

yang memiliki balita dalam mengikuti

kegiatan posyandu di. Posyandu Desa

Kare Kabupaten Madiun dan mengetahui

hubungan pengetahuan ibu dengan

keaktifan ibu dalam mengikuti kegiatan

posyandu di Posyandu Desa Kare

Kabupaten Madiun.

Page 6: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG POSYANDU …eprints.ums.ac.id/36779/1/10 NASKAH PUBLIKASI.pdfmemenuhi target capaian penimbangan balita, pada tahun berikutnya diharapkan bisa ...

4 HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG POSYANDU DENGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI POSYANDU

DI DESA KARE KABUPATEN MADIUN

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan,

yaitu kuantitatif. Desain dalam penelitian

ini adalah deskriptif korelatif dengan

pendekatan cross sectional untuk

mengetahui hubungan pengetahuan ibu

balita dengan keaktifan mengikuti

Posyandu. Sampel pada penelitian ini

berjumlah 80 ibu balita yang ditentukan

dengan teknik acak berkelompok (teknik

cluste random sampling). Penelitian

dilakukan pada tanggal 24-30 April 2015

di Desa Kare Kabupaten Madiun. Teknik

pengumpulan data dengan kuesioner dan

observasi absensi kehadiran ibu balita.

Data yang terkumpul dianalisis dengan

uji Fisher.

HASIL

Karakteristik Responden

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi

Responden Berdasarkan Umur Ibu

Berdasarkan tabel 4.1 diketahui

bahwa responden terbanyak berumur 21-

30 tahun, yaitu sebanyak 41 orang

(51.3%), dan paling sedikit berumur >40

tahun, yaitu sebanyak 4 orang (5%).

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi

Responden Berdasarkan Pendidikan.

Berdasarkan tabel 4.2 diketahui

bahwa responden paling banyak

berpendidikan SMP, yaitu sebanyak 34

orang (42.5%) dan paling sedikit

berpendidikan PT, sebanyak 3 orang

(3.8%).

Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi

Responden Berdasarkan Pekerjaan.

Berdasarkan tabel 4.3 diketahui bahwa

responden yang tidak bekerja atau

berstatus sebagai ibu rumah tangga

sebanyak 61 orang (76.3%) lebih banyak

dari pada yang bekerja sebanyak 19

orang (23.8%).

1. Analisa Univariat

Analisa univariat dilakukan untuk

mendiskripsikan masing-masing variabel.

Deskripsi dilakukan berdasarkan tabel

dan grafik histogram.

A. Pengetahuan Ibu Balita tentang

Posyandu.

Responden dikatakan mempunyai

pengetahuan baik apabila nilai yang

diperoleh >10 dan kurang baik apabila

nilai ≤10.

Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi

Responden berdasarkan Pengetahuan.

Berdasarkan tabel 4.1 diketahui

bahwa responden yang memiliki

pengetahuan baik sejumlah 75 orang

(93,8%), lebih banyak dari pada yang

memiliki pengetahuan kurang baik,

sebanyak 5 orang (6,3%).

Umur Frekuensi Persentase

(%)

<21 tahun 5 6.3

21-30 tahun 41 51.3

31-40 tahun 30 37.5

>40 tahun 4 5.0

Total 80 100

Pengetahuan

tentang

Posyandu

Frekuensi Persentase (%)

Baik 75 93,8

Kurang baik 5 6,3

Total 80 100

Pekerjaan Frekuensi Persentase

Bekerja 19 23.8

Tidak Bekerja 61 76.3

Jumlah 80 100

Tingkat

pendidikan

Frekuensi Prosentase (%)

SD 29 36.3

SMP 34 42.5

SMA 14 17.5

PT 3 3.8

Jumlah 80 100

Page 7: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG POSYANDU …eprints.ums.ac.id/36779/1/10 NASKAH PUBLIKASI.pdfmemenuhi target capaian penimbangan balita, pada tahun berikutnya diharapkan bisa ...

5 HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG POSYANDU DENGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI POSYANDU

DI DESA KARE KABUPATEN MADIUN

B. Keaktifan Ibu balita mengikuti

Posyandu.

Keaktifan Ibu balita dapat diketahui

dengan melihat register yang dibawa

oleh ketua masing-masing posyandu.

Dikatakan aktif jika kehadiran selama 12

bulan terakhir adalah ≥10x. Sedangkan

dikatakan tidak aktif apabila Kehadiran

selama 12 bulan terakhir < 10 x.

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi

Responden berdasarkan Keaktifan

Ibu balita.

Berdasarkan tabel 4.2 diketahui

bahwa dari 80 responden yang aktif

membawa anaknya ke posyandu

sebanyak 51 ibu (63,8%), lebih banyak

dari pada yang tidak aktif, sebanyak 29

orang (36,3%)

1. Analisa Bevariat

Analisa bivariat untuk mengetahui

hubungan antara variabel independent

yaitu pengetahuan tentang posyandu

dan variabel dependent yaitu keaktifan.

Dikarenakan Nilai expected kurang dari

lima, maka uji yang dipakai adalah uji

Fisher Exact.

Tabel 4.6 Uji Fisher Exact

Tabel 4.3 memperlihatkan hasil

uji Fisher Exact terdapat hubungan antara

pengetahuan ibu tentang posyandu

dengan keaktifan mengikuti posyandu.

Perhitungan menghasilkan nilai ρ sebesar

0,005. Karena nilai ρ < 0,05 maka

diputuskan bahwa H0 ditolak dan Ha

diterima. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa terdapat hubungan

pengetahuan ibu tentang posyandu

dengan keaktifan mengikuti posyandu di

Desa Kare Kabupaten Madiun.

PEMBAHASAN

Hasil penelitian ini didapatkan

kelompok usia terbanyak pada responden

dengan rentang usia antara 21 sampai

dengan 30 tahun (51,3%). Bertambahnya

usia seseorang memberikan konsekuensi

berupa terjadinya perubahan pada aspek

fisik dan psikologis sehingga taraf berfikir

seseorang yang semakin matang dan

dewasa. Usia mempengaruhi terhadap

daya tangkap dan pola pikir seseorang

(Notoatmodjo, 2007). Semakin bertambah

usia akan semakin berkembang pula daya

tangkap dan pola pikirnya, sehingga

pengetahuan yang diperolehnya semakin

membaik. Pada usia madya, individu akan

lebih berperan aktif dalam masyarakat

dan kehidupan sosial serta lebih banyak

melakukan persiapan demi suksesnya

upaya menyesuaikan diri menuju usia tua,

selain itu orang usia madya akan lebih

banyak menggunakan waktu untuk

membaca.

Semakin bertambah usia semakin

bijaksana, semakin banyak informasi

yang dijumpai dan semakin banyak hal

yang dikerjakan sehingga menambah

pengetahuannya (Mubarak 2007).

Berdasarkan hasil penelitian tabel 4.2

distribusi jenjang pendidikan terakhir

responden didapatkan hasil bahwa

responden mayoritas berpendidikan SD

ada 29 orang (36,3%) dan SMP ada 34

orang (42.5%) dan sebagian kecil

berpendidikan PT ada 3 orang (3.8%).

Semakin tinggi pendidikan seseorang

akan semakin mudah pula mereka

menerima informasi. Perlu ditekankan

bahwa seorang yang berpendidikan

rendah tidak berarti mutlak

Keaktifan Frekuensi Persentase (%)

Aktif 51 63.8

Tidak

aktif

29 36.3

Total 80 100

Pengetahuan

Keaktifan

Total

Uji

fisher

Exact Aktif Tidak

aktif

Baik 51 24 75

Kurang baik 0 5 5 0,005

Total 51 29 80

Page 8: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG POSYANDU …eprints.ums.ac.id/36779/1/10 NASKAH PUBLIKASI.pdfmemenuhi target capaian penimbangan balita, pada tahun berikutnya diharapkan bisa ...

6 HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG POSYANDU DENGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI POSYANDU

DI DESA KARE KABUPATEN MADIUN

berpengetahuan rendah pula. Peningkatan

pengetahuan tidak mutlak diperoleh di

pendidikan formal, akan tetapi juga dapat

diperoleh pada pendidikan non formal

(Sanjaya, 2008). Sedangkan berdasarkan

tingkat pekerjaan responden, didapatkan

hasil bahwa responden mayoritas tidak

bekerja atau sebagai ibu rumah tangga,

terdapat 61 orang (76,3%). Pekerjaan

berhubungan erat dengan pendapatan dan

kondisi ekonomi. Status ekonomi

mempengaruhi daya beli seseorang dalam

memenuhi kebutuhan hidupnya, termasuk

dalam mengembangkan pengetahuan

yang dimiliki. Seseorang dengan tingkat

ekonomi yang tinggi semakin mudah

mendapatkan pengetahuan tentang

Posyandu dengan cara mengikuti

penyuluhan, atau dengan membeli buku.

Selain itu orang yang bekerja juga

memiliki lingkungan kerja atau komunitas

yang dapat digunakan sebagai sarana

untuk saling bertukar informasi,

pengetahuan, dan pengalaman dengan

teman-teman di lingkungan kerja.

Sedangkan untuk ibu rumah tangga lebih

banyak mendapatkan info di rumah

dengan melihat media massa karena ibu

juga memiliki lebih banyak waktu luang.

Jadi pekerjaan tidak mempengaruhi

pengetahuan bagi ibu yang tidak bekerja

(Notoatmodjo, 2007).

A.Pengetahuan

Berdasarkan Tabel 4.1 diketahui

bahwa responden dengan pengetahuan

baik, sebanyak 75 orang (93,8%) lebih

banyak dari pada responden dengan

pengetahuan kurang baik, sebanyak 5

orang (6,3%). Dari hasil penelitian ini

diketahui hampir semua ibu telah

memperoleh informasi tentang posyandu

yang ditunjukkan dengan pengetahuan

yang baik. Namun beberapa ibu memiliki

pengetahuan kurang. Hal tersebut dapat

diketahui berdasarkan skor yang diperoleh

dari kuesioner yang telah diberikan dan

dikerjakan, rata-rata ibu mendapatkan

skor <11 dari total kuesioner sebanyak 20

item. Sebagian besar ibu tidak mengetahui

beberapa manfaat, sasaran dan program-

program yang ada di posyandu.

Berdasarkan hasil penelitian dari

80 responden dapat dilihat bahwa 75

(93%) ibu memiliki pengetahuan baik

meskipun pendidikan ibu rata-rata adalah

SD sebanyak 36,3% dan SMP sebanyak

42,5%, sehingga tingkat pendidikan tidak

berpengaruh terhadap pengetahuan ibu

tentang posyandu pada 75 responden.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian

Heriyani (2012), menjelaskan bahwa

pendidikan memiliki pengaruh terhadap

pengetahuan ibu tentang posyandu karena

tingkat pendidikan berhubungan erat

dengan kemampuan dan kematangan ibu

dalam menerima dan mengolah informasi-

informasi tentang posyandu. Selain itu

sebagian besar responden dengan

pengetahuan baik dapat dipengaruhi oleh

faktor pengalaman dan media massa atau

informasi, sehingga meskipun pendidikan

rendah apabila ibu rajin dalam menggali

sumber informasi baik lewat media masa,

televisi, kader-kader, keluarga maupun

petugas kesehatan seperti bidan dan

perawat tentang kesehatan balita itu

sendiri maka pengetahuan ibu dapat

bertambah. Berdasarkan hasil penelitian

diketahui terdapat 5 orang (6,3%)

memiliki pengetahuan yang kurang baik.

Dapat diketahui dari hasil kuesioner

pengetahuan jawaban pertanyaan yang

banyak terjawab salah adalah pertanyaan

tentang manfaat posyandu, ibu

kebanyakan menjawab salah karena dari

pengetahuan ibu yang tidak mengerti

tentang manfaat posyandu.

Pada pertanyaan sasaran dan

program-program yang ada diposyandu

sebagian besar ibu memberikan jawaban

yang salah karena ibu balita tidak

mengetahui apa saja sasaran-sasaran dan

program-program yang sebenarnya ada

diposyandu balita.

Hal ini didukung oleh penelitian Ariyani

(2012), menunjukkan bahwa dari 74

responden terdapat 16 responden (21,6%)

Page 9: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG POSYANDU …eprints.ums.ac.id/36779/1/10 NASKAH PUBLIKASI.pdfmemenuhi target capaian penimbangan balita, pada tahun berikutnya diharapkan bisa ...

7 HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG POSYANDU DENGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI POSYANDU

DI DESA KARE KABUPATEN MADIUN

dalam kategori kurang. Hal ini disebakan

karena sebagian besar ibu tidak

mengetahui manfaat PMT (Pemberian

Makanan Tambahan), ibu balita

menganggap bahwa gizi kurang tidak

perlu dilakukan rujukan, ibu juga tidak

mengetahui tentang tujuan posyandu

karena menurut ibu bahwa tujuan

posyandu bukan untuk menurunkan angka

kematian anak.

B.Keaktifan

Hasil penelitian menunjukkan

sebagian besar ibu aktif untuk membawa

anaknya keposyandu, sebanyak 51

responden (63,8%) dan tidak aktif

sebanyak 29 (36,3%). Diketahui bahwa

63,8% responden aktif melakukan

kunjungan keposyandu disebabkan karena

dilihat dari hasil kuesioner sebagian besar

ibu memiliki pengetahuan yang baik

tentang posyandu yaitu sebanyak 93%,

sehingga dengan pemahaman yang baik

maka dapat meningkatkan motivasi dalam

melakukan kunjungan secara rutin

keposyandu (Sakbaniyah dkk, 2013).

Sedangkan berdasarkan hasil penelitian

Sumini (2014), menyimpulkan bahwa

sebagian besar ibu aktif melakukan

kunjungan keposyandu, didapatkan data

sebanyak 50 responden (65,8%) dan 26

(34,2%) dengan kategori tidak aktif.

Dalam hasil penelitian ini menjelaskan

bahwa keaktifan ibu dapat disebabkan

karena jenis pekerjaan responden adalah

ibu rumah tangga yaitu 25 ibu (32,89%)

yang tidak terkait oleh jam kerja dalam

melakukan aktivitas sehingga ibu balita

memiliki banyak waktu luang untuk

membawa anaknya keposyandu secara

rutin. Berdasarkan hasil penelitian

didapatkan 29 ibu (36,3%) dengan

kategori tidak aktif. Rata-rata ibu yang

tidak aktif memiliki pengetahuan yang

baik pula, selain itu didapatkan data

bahwa terdapat 5 ibu dengan kategori

tidak aktif dan memiliki tingkat

pengetahuan yang kurang. Hal ini

disebabkan karena rendahnya tingkat

pemahaman ibu akan manfaat posyandu

disamping itu ibu juga memiliki tingkat

pendidikan SD.

Apabila ibu balita memiliki

tingkat pendidikan tinggi maka ibu akan

cenderung untuk mendapatkan informasi

baik dari orang lain maupun dari media

massa. Semakin banyak informasi yang

masuk semakin banyak pula pengetahuan

yang didapat tentang kesehatan

Notoatmodjo, (2007). Disamping itu

Kesadaran ibu untuk membawa anaknya

keposyandu kurang juga dapat

dipengaruhi oleh kesibukan ibu. Dimana

terdapat 2 ibu dengan kategori tidak aktif

dan berpengetahuan baik akan tetapi ibu

memiliki status bekerja yang terkait oleh

jam kerja sehingga responden tidak

memiliki banyak waktu luang untuk

membawa anaknya ke Posyandu secara

rutin. Berdasarkan penelitian Heriyani

pada tahun 2014 menunjukkan sebagian

besar keaktifan responden dengan

kategori aktif yaitu sebanyak 68 (71,6%)

dari 95 responden. Dalam penelitian ini

faktor-faktor lain yang dapat

menyebabkan ibu lebih aktif membawa

anaknya ke Posyandu adalah budaya

seperti kebiasaan, norma, adat istiadat,

dan tata nilai.

Hubungan Pengetahuan Tentang

Posyandu dengan Keaktifan Mengikuti

Posyandu.

Pengetahuan ibu akan manfaat

posyandu dapat diperoleh dari kader

posyandu dilingkungan sekitar dan

petugas kesehatan seperti bidan dan

perawat, selain itu dapat diperoleh dari

pengalaman pribadi, sehingga dengan

pengalaman-pengalaman dan informasi

yang diperoleh tersebut dapat

meningkatkan pengetahuan ibu akan

pentingnya manfaat posyandu yang

menjadi dasar menentukan sikap dan

dapat mendorong motivasi ibu balita

untuk selalu membawa anaknya

keposyandu. Pengetahuan memiliki

hubungan dengan keaktifan karena jika

Page 10: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG POSYANDU …eprints.ums.ac.id/36779/1/10 NASKAH PUBLIKASI.pdfmemenuhi target capaian penimbangan balita, pada tahun berikutnya diharapkan bisa ...

8 HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG POSYANDU DENGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI POSYANDU

DI DESA KARE KABUPATEN MADIUN

pengetahuan ibu menjadi meningkat

bertambah pula minat atau motivasi ibu

balita untuk selalu mengikuti kegiatan

posyandu (Fitriani, 2013).

Dari hasil analisis statistik Fisher exact

ini menunjukkan bahwa terdapat

hubungan yang bermakna antara

pengetahuan ibu tentang posyandu dengan

keaktifan ibu mengikuti posyandu di Desa

Kare Kabupaten Madiun, yang

ditunjukkan dari hasil nilai ρ sebesar

0,005. Nilai ρ < 0,05 maka diputuskan

bahwa H0 ditolak Ha diterima. Hasil

penelitian ini mendukung hasil penelitian

Ariyani dkk, (2012) dengan judul Faktor

yang Berhubungan dengan Frekuensi

Penimbangan Balita di Posyandu, yang

hasil penelitiannya menyimpulkan

pengetahuan responden dengan kategori

baik sebanyak 29,8%, berpengetahuan

cukup sebanyak 48,6% dan

berpengetahuan kurang sebanyak 21,6%.

Responden yang teratur melakukan

kunjungan posyandu sebanyak 27% dan

yang tidak rutin sebanyak 73%. Hasil uji

didapatkan nilai p- value 0,003 < α (0,05),

sehingga ada hubungan antara

pengetahuan ibu dengan frekuensi

penimbangan balita di Posyandu Desa

Pilangrejo Kecamatan Wonosalam

Kabupaten Demak. Penelitian yang

dilakukan oleh Pamungkas pada tahun

2009 menunjukkan bahwa ada hubungan

yang signifikan antara pengetahuan

dengan perilaku ibu dalam membawa

anak ke Posyandu dengan ρ value 0,031.

Banyaknya ibu yang aktif dalam

melakukan kunjungan ke Posyandu dalam

penelitian ini dapat dipengaruhi oleh

baiknya pengetahuan yang dimiliki ibu

balita, dimana pengetahuan dapat

mempengaruhi pola pikir dan pemahaman

dari berbagai informasi yang telah

diterima.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa data dan

pembahasan hasil penelitian yang

dilakukan maka dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut :

Tingkat pengetahuan responden tentang

posyandu sebanyak 75 orang (93,8%)

dalam kategori baik dan sebanyak 5

orang (6,3%) dalam kategori kurang

baik. Dari 80 responden yang diteliti di

Desa Kare sebagian besar Ibu aktif

membawa anaknya ke posyandu, yaitu

sebanyak 51 ibu (63,8%), lebih banyak

dari pada yang tidak aktif. Terdapat

hubungan yang signifikan antara

pengetahuan ibu tentang posyandu

dengan keaktifan mengikuti posyandu

di Desa Kare Kabupaten Madiun.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian

Hubungan pengetahuan tentang

posyandu dengan keaktifan mengikuti

posyandu di Desa Kare Kabupaten

Madiun, disarankan :

1.Bagi masyarakat

Diharapkan masyarakat

khususnya ibu balita lebih

meningkatkan pengetahuan tentang

posyandu sehingga dapat mendorong

minat dan motivasi untuk selalu

menimbangkan anaknya ke Posyandu.

2.Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan akivitas akademik

ikut berperan serta di dalam

memasyarakatkan program posyandu

balita melalui kegiatan pengabdian

masyarakat dengan kegiatan pendidikan

kesehatan kepada masyarakat pada

umumnya dan ibu balita khususnya

mengenai tujuan dan manfaat posyandu.

3.Bagi Tenaga Kesehatan

Tenaga Kesehatan diharapkan

lebih memperhatikan status

pertumbuhan dan perkembangan balita,

serta banyak memberikan informasi

Page 11: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG POSYANDU …eprints.ums.ac.id/36779/1/10 NASKAH PUBLIKASI.pdfmemenuhi target capaian penimbangan balita, pada tahun berikutnya diharapkan bisa ...

9 HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG POSYANDU DENGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI POSYANDU

DI DESA KARE KABUPATEN MADIUN

tentang pentingnya posyandu kepada

masyarakat terutama ibu balita dan

meberikan ketrampilan yang baik

terhadap kader-kader posyandu.

4.Bagi Peneliti

Bagi peneliti lebih lanjut

dharapkan meneliti faktor lain seperti,

Dukungan keluarga, jarak, sarana

prasarana dan status pekerjaan yang dapat

berpengaruh terhadap keaktifan ibu balita

untuk memantau pertumbuhan dan

perkembangan balitanya.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian

Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta

Azwar, S. (2011). Sikap Manusia: Teori

dan Pengukurannya (Edisi 2).

Yogyakarta : Pustaka Pelajar

(2011). Reliabilitas dan Validitas (Edisi

3). Yogyakarta : Pustaka

Pelajar.

Achmadi, UF. (2013). Kesehatan

Masyarakat Teori dan Aplikasi.

Jakarta : Rajawali pers

Ariyani, Susanti dan Mardiyaningsih.

(2012). Faktor yang

Berhubungan dengan Frekuensi

Penimbangan Balita di

Posyandu. Jurnal Keperawatan

Soedirman.Volume 7, No. 3.

Diakses November 2012

Budiman dan Riyanto. (2013).

Pengetahuan dan Sikap dalam

Penelitian Kesehatan. Jakarta :

Salemba medika

Dinkes. Prov. Jatim. (2009). Dipa

Program Perbaikan Gizi Masyarakat

Depkes RI. (2007). Buletin Penelitian

Sistem Kesehatan. Surabaya :

Bakti Husada, Hal : 300,304

Depdiknas. (2008). Kamus Besar

Bahasa Indonesia. Jakarta :

Pusat Bahasa Departemen

Pendidikan Nasional

Direktorat Jendral Bina Gizi dan

Kesehatan Ibu dan Anak,

Kementrian Kesehatan RI.

(2013). Buku Panduan Kader

Posyandu. Jakarta : Kemenkes

RI

Dharma, S. (2008). Strategi

Pembelajaran dan

Pemilihannya. Jakarta :

Depdiknas

Dahlan, S. (2013). Statistik Untuk

Kedokteran Dan Kesehatan.

Jakarta : Salemba Medika

Depkes RI. (2012). Penyelenggaraan

Bulan Penimbangan

(http://depkes.go.id/downloads/

dinkesprov2012.pdf, diakses 30

November 12)

Fitriani A., Indrawati ND. (2013).

Hubungan Tingkat

Pengetahuan dan Sikap Ibu

Mengikuti Posyandu dengan

Kenaikan Berat Badan Balita

Usia 2-3 Tahun di Kelurahan

Sawah Besar Kecamatan

Gayamsari Semarang. Jurnal

Sains Medika, Volume 5, No. 1.

Diakses Juni 2013

Hidayat, AA. (2007). Metode Penelitian

Kebidanan dan Teknis Analisis

Data. Jakarta : Salemba Medika

(2010). Metode Penelitian dan Teknis

Analisa Data. Jakarta : Salemba

Medika

Page 12: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG POSYANDU …eprints.ums.ac.id/36779/1/10 NASKAH PUBLIKASI.pdfmemenuhi target capaian penimbangan balita, pada tahun berikutnya diharapkan bisa ...

10 HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG POSYANDU DENGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI POSYANDU

DI DESA KARE KABUPATEN MADIUN

Heriyani Farida. (2012). Hubungan

Pendidikan, Pekerjaan,

Pengetahuan dan Kepuasan Ibu

Terhadap Posyandu dengan

Frekuensi Kunjungan Balita ke

Posyandu di Puskesmas.

[Skripsi]. Kalimantan Selatan :

Universitas Lambung

Mangkurat

Ismawati, Pebriyanti, dan Proverawati.

(2010). Posyandu dan Desa

Siaga.Yogyakarta: Nuha

Medika

Kristiani, (2006). Pemanfaatan

Pelayanan Posyandu di Kota

Denpasar. Yogyakarta : UGM

Kementrian Kesehatan Republik

Indonesia. Sekretariat Jendral.

(2014). Profil Kesehatan

Indonesia Tahun 2013. Jakarta :

Kemenkes RI

Mubarak dan Chayanti. (2009). Ilmu

Kesehatan Masyarakat : Teori

dan Aplikasi. Jakarta : Salemba

Medika

Mubarak, WI. (2012). Ilmu Kesehatan

Masyarakat. Jakarta : Salemba

Medika

Mubarak, WI. (2007). Promosi

Kesehatan Sebuah Pengantar

Belajar Mengajar dalam

Pendidikan. Yogyakarta : Graha

Ilmu

Notoatmodjo, S. (2007). Kesehatan

Masyarakat Ilmu dan Seni.

Jakarta : Rineka Cipta

(2007). Promosi

Kesehatan dan Ilmu Perilaku.

Jakarta: Rineka Cipta

(2012). Metodologi

Penelitian Kesehatan. Jakarta :

Rineka Cipta

Nursalam. (2008). Konsep dan

Penerapan Metodologi

Penelitian Ilmu Keperawatan.

Jakarta : Salemba Medika

Pamungkas Lia. (2009). Hubungan

Tingkat Pengetahuan, Sikap

dan Kepercayaan dengan

Perilaku Ibu Berkunjung ke

Posyandu III Kelurahan

Grabag Kecamatan Grabag

Kabupaten Magelan.. [Thesis].

Semarang : Universitas

Diponegoro

Rosihan. (2011). Faktor-Faktor yang

Berhubungan dengan

Kehadiran Anak Balita dalam

Penimbangan Posyandu di

Desa Ceper Kabupaten Klaten

Provinsi Jawa Tengah.

Surakarta : Universitas

Muhammadiyah Surakarta

Runjati. (2011). Asuhan Kebidanan

Komunitas. Jakarta : EGC

Sugiyono. (2013). Statistik untuk

Penelitian. Alfabeta: Bandung

Sanjaya Wina, 2008. Strategi

Pembelajaran Berorientasi

Standar Proses Pendidikan.

Prenada Media Group: Jakarta.

Sumini. (2014). Hubungan Motivasi

dengan Keaktifan Ibu

Membawa Balita ke Posyandu

Di Kelurahan Tonatan

Kecamatan Ponorogo

Kabupaten Ponorogo. Jurnal

Delima Harapan, Volume 3,

No. 2. Diakses Agustus 2014

Page 13: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG POSYANDU …eprints.ums.ac.id/36779/1/10 NASKAH PUBLIKASI.pdfmemenuhi target capaian penimbangan balita, pada tahun berikutnya diharapkan bisa ...

11 HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG POSYANDU DENGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI POSYANDU

DI DESA KARE KABUPATEN MADIUN

Sakbaniyah SN., Herawati S., dan

Mustika. (2011). Hubungan

Pengetahuan Ibu balita dengan

Kepatuhan Kunjungan Balita ke

Posyandu di Desa Sumberejo

Kecamatan Mranggen

Kabupaten Demak. Jurnal

kebidanan, Volume 2, No. 1.

Diakses 2

Triwahyudianingsih. (2010). Hubungan

antara Sikap Ibu Balita

terhadap Keaktifan dalam

Kegiatan Posyandu III Dusun

Boto Kabupaten Tulungagung.

Surakarta : Universitas Sebelas

Maret

Wawan A., Dewi M. (2010).

Pengetahuan, Sikap

dan Perilaku Manusia. Yogyakarta:

Nuha Media.

*Antik Khoiriyah : Mahasiswa S1

Keperawatan FIK UMS. Jln A Yani

Tromol Post 1 Kartasura

**Siti Arifah, S.Kp., M.Kes : Dosen

Keperawatan FIK UMS. Jln A Yani

Tromol Post 1 Kartasura

** Ambarwati, S.Pd., M.Si : Dosen

Kesehatan masyarakat FIK UMS. Jln

A Yani Tromol Post 1 Kartasura