HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DAN DUKUNGAN · PDF fileA. PENDAHULUAN Tujuan pembangunan ... Menurut...

14
55 HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KUNJUNGAN NEONATUS 1 (KN 1) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PASIRLANGU KABUPATEN BANDUNG BARAT TAHUN 2011 Flora Honey Darmawan dan Juliati Mulyani Dewi Stikes Jenderal A. Yani Cimahi ABSTRAK Pada tahun 2009 pencapaian kunjungan neonatus KN1 hanya sebesar 52,7% dan pada tahun 2010 mencapai 69,16%. Secara statistik data diatas terjadi peningkatan kunjungan sebesar 16,46%. Meskipun terjadi peningkatan kunjungan neonatus, namun jumlah tersebut masih belum mencapai target yang harus dicapai yaitu sebesar 89%. Tujuan Penelitian inia adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu dan dukungan suami dengan Kunjungan Neonatus 1 (KN1)diWilayah Kerja Puskesmas Pasirlangu Kabupaten Bandung Barat Tahun 2011. Rancangan yang digunakan adalah analitikcorelative menggunakan pendekatan cross- sectionaldengan sampel semua ibu yang mempunyai bayi usia 0-7 haridi Desa Pasirlangu wilayah kerja Puskesmas Pasirlangu, yaitu sebanyak 89 orang. Data diperoleh menggunakan kuesioner secara langsung (primer) selanjutnya data diolah dengan analisis univariat dan bivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu neonatus yang berpengetahuan kurang, setengahnya (50%) tidak pernah melakukan kunjungan neonatus 1 (0-7 hari), ibu neonatus yang berpengetahuan cukup, hampir seluruhnya (93,5%) melakukan kunjungan neonatus 1 (0-7 hari) ≥ 1 kali dan ibu neonatus yang berpengetahuan baik, hampir seluruhnya (96,8%) melakukan kunjungan neonatus 1 (0-7 hari) ≥ 1 kali. Sedangkan ibu neonatus yang tidak mendapat dukungan dari suaminya sebagian besar (61,9%) melakukan kunjungan neonatus 1 (0-7 hari) ≥ 1 kali dan ibu neonatus yang mendapat dukungan dari suaminya hampir seluruhnya (97,1%) melakukan kunjungan neonatus 1 (0-7 hari) ≥ 1 kali. Ada hubungan antara pengetahuan ibu neonatus dengan Kunjungan Neonatus 1 (KN1)di Wilayah Kerja Puskesmas Pasirlangu Kabupaten Bandung Barat (P=0,0001). Ada hubungan dukungan suami dengan Kunjungan Neonatus 1 (KN1)di Wilayah Kerja Puskesmas Pasirlangu Kabupaten Bandung Barat (P=0,0001). Kata kunci :Corelative,Pengetahuan Ibu, Dukungan suami, Kunjungan Neonatus (KN1) ABSTRACT In 2009 KN1 neonatal visits achievement only 52.7% and in 2010 reached 69.16%. In statistical data on traffic increased by 16.46%. Despite an increase in neonatal visit, but the number is still not reaching the targets to be achieved by 89%. Objective of the riset is to determine the relationship of mother's knowledge and husband support in Neonates visits 1 (KN1) in the Public Health Center Pasirlangu Work Area West Bandung Regency in 2011. The design used is analytic corelative using cross-sectional sample of all mothers with infants aged 0-7 days at the Pasirlangu village in Public Health Center Pasirlangu Work Areas, as many as 89 people. Data were obtained using a questionnaire directly (primary) data processed further with univariate and bivariate analysis. The results showed that mothers of neonates who are less knowledgeable, half (50%) have never done first visit neonatal (0-7 days), neonatal maternal knowledgeable enough, almost all (93.5%)

Transcript of HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DAN DUKUNGAN · PDF fileA. PENDAHULUAN Tujuan pembangunan ... Menurut...

Page 1: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DAN DUKUNGAN · PDF fileA. PENDAHULUAN Tujuan pembangunan ... Menurut laporan kelompok kerja World Health Organization (WHO) ... perawatan bayi baru lahir

55

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KUNJUNGAN

NEONATUS 1 (KN 1) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PASIRLANGU

KABUPATEN BANDUNG BARAT

TAHUN 2011

Flora Honey Darmawan dan Juliati Mulyani Dewi

Stikes Jenderal A. Yani Cimahi

ABSTRAK Pada tahun 2009 pencapaian kunjungan neonatus KN1 hanya sebesar 52,7% dan pada tahun 2010 mencapai 69,16%. Secara statistik data diatas terjadi peningkatan kunjungan sebesar 16,46%. Meskipun terjadi peningkatan kunjungan neonatus, namun jumlah tersebut masih belum mencapai target yang harus dicapai yaitu sebesar 89%. Tujuan Penelitian inia adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu dan dukungan suami dengan Kunjungan Neonatus 1 (KN1)diWilayah Kerja Puskesmas Pasirlangu Kabupaten Bandung Barat Tahun 2011. Rancangan yang digunakan adalah analitikcorelative menggunakan pendekatan cross-sectionaldengan sampel semua ibu yang mempunyai bayi usia 0-7 haridi Desa Pasirlangu wilayah kerja Puskesmas Pasirlangu, yaitu sebanyak 89 orang. Data diperoleh menggunakan kuesioner secara langsung (primer) selanjutnya data diolah dengan analisis univariat dan bivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu neonatus yang berpengetahuan kurang, setengahnya (50%) tidak pernah melakukan kunjungan neonatus 1 (0-7 hari), ibu neonatus yang berpengetahuan cukup, hampir seluruhnya (93,5%) melakukan kunjungan neonatus 1 (0-7 hari) ≥ 1 kali dan ibu neonatus yang berpengetahuan baik, hampir seluruhnya (96,8%) melakukan kunjungan neonatus 1 (0-7 hari) ≥ 1 kali. Sedangkan ibu neonatus yang tidak mendapat dukungan dari suaminya sebagian besar (61,9%) melakukan kunjungan neonatus 1 (0-7 hari) ≥ 1 kali dan ibu neonatus yang mendapat dukungan dari suaminya hampir seluruhnya (97,1%) melakukan kunjungan neonatus 1 (0-7 hari) ≥ 1 kali. Ada hubungan antara pengetahuan ibu neonatus dengan Kunjungan Neonatus 1 (KN1)di Wilayah Kerja Puskesmas Pasirlangu Kabupaten Bandung Barat (P=0,0001). Ada hubungan dukungan suami dengan Kunjungan Neonatus 1 (KN1)di Wilayah Kerja Puskesmas Pasirlangu Kabupaten Bandung Barat (P=0,0001). Kata kunci :Corelative,Pengetahuan Ibu, Dukungan suami, Kunjungan Neonatus (KN1)

ABSTRACT

In 2009 KN1 neonatal visits achievement only 52.7% and in 2010 reached 69.16%. In statistical

data on traffic increased by 16.46%. Despite an increase in neonatal visit, but the number is still not

reaching the targets to be achieved by 89%. Objective of the riset is to determine the relationship of

mother's knowledge and husband support in Neonates visits 1 (KN1) in the Public Health Center

Pasirlangu Work Area West Bandung Regency in 2011.

The design used is analytic corelative using cross-sectional sample of all mothers with infants aged

0-7 days at the Pasirlangu village in Public Health Center Pasirlangu Work Areas, as many as 89

people. Data were obtained using a questionnaire directly (primary) data processed further with

univariate and bivariate analysis.

The results showed that mothers of neonates who are less knowledgeable, half (50%) have never

done first visit neonatal (0-7 days), neonatal maternal knowledgeable enough, almost all (93.5%)

Page 2: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DAN DUKUNGAN · PDF fileA. PENDAHULUAN Tujuan pembangunan ... Menurut laporan kelompok kerja World Health Organization (WHO) ... perawatan bayi baru lahir

56

neonates visits 1 (0-7 days) ≥ 1 time mother and neonate are knowledgeable either, nearly all

(96.8%) neonates visits 1 (0-7 days) ≥ 1 times. While mothers of neonates who did not receive

support from her husband, the majority (61.9%) neonates visits 1 (0-7 days) ≥ 1 time mother and

neonates who had the support of her husband almost entirely (97.1%) neonates visits 1 (0-7 days)

≥ 1 times. There is a relationship between maternal knowledge neonates with neonates Visits 1

(KN1) in the Public Health Center Pasirlangu Work Area West Bandung regency (P = 0.0001).

There is a relationship with the husband's support visits Neonates 1 (KN1) in the Public Health

Center Pasirlangu Work Area West Bandung regency (P = 0.0001).

Key Words :Corelative,Mothers Knowledges, Husband’s Support, Neonates Visit 1 (KN1)

A. PENDAHULUAN

Tujuan pembangunan kesehatan seperti tercantum dalam Undang-Undang nomor 36

tahun 2009 pasal 3 tentang kesehatan adalah untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan

kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang

setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif

secara sosial dan ekonomis (UU Kesehatan, 2009).

Banyak hal yang perlu diperhatikan sebagai upaya untuk dapat meningkatkan derajat

kesehatan.Salah satunya yang dipandang mempunyai peranan yang cukup penting ialah

menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara umum. Pelayanan kesehatan masyarakat

(Public Health Services) adalah merupakan sub sistem pelayanan kesehatan meliputi bidang

penyuluhan (promotif), pengobatan (kuratif),pencegahan (preventif) dan pemulihan

(rehabilitatif) dengan sasaran masyarakat (Depkes RI, 2008).

Menurut laporan kelompok kerja World Health Organization (WHO) pada bulan April

2007, dari 8,1 juta kematian bayi di dunia, 48% adalah kematian neonatus. Dari seluruh

kematian neonatus sekitar 60% merupakan kematian bayi umur kurang dari 7 hari dan

kematian bayi umur lebih dari 7 hari akibat gangguan perinatal. Sekitar 42% kematian

neonatus disebabkan oleh infeksi seperti tetanus neonatorum, sepsis, meningitis, pneumonia

dan diare (Depkes RI, 2007).

Berdasarkan hasil Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 2008

Angka Kematian Bayi (AKB) 34/1000 kelahiran hidup.Padahal, sesuai dengan tujuan ke-3

Millenium Development Goals 5 (MDG’s 5) yaitu “persalinan yang aman”, yang berbunyi

memastikan bahwa penolong persalinan mempunyai pengetahuan, keterampilan dan alat

untuk memberikan pertolongan yang aman dan bersih, serta memberikan pelayanan nifas

kepada ibu dan bayi (Prawirohardjo, 2006). Tahun 2015 Indonesia harus mampu menurunkan

angka kematian bayi hingga 17/1000 kelahiran hidup (Depkes RI, 2008).

Dari hasil penelitian dan perhitungan yang dilakukan, ditemukan bahwa kematian

neonatus di Indonesia pada tahun 2006-2010 sebesar 20 per 1000 kelahiran hidup. Angka ini

jika diterjemahkan ke jumlah absolut berarti dari 4.608.000 bayi yang lahir di Indonesia setiap

tahunnya 100-454 bayi meninggal sebelum berusia 1 bulan (Depkes RI, 2010).

Bayi hingga usia kurang 1 bulan merupakan golongan umur yang memiliki risiko

gangguan kesehatan paling tinggi. Upaya kesehatan yang dilakukan untuk mengurangi risiko

tersebut antara lain dengan melakukan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dan

Page 3: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DAN DUKUNGAN · PDF fileA. PENDAHULUAN Tujuan pembangunan ... Menurut laporan kelompok kerja World Health Organization (WHO) ... perawatan bayi baru lahir

57

pelayanan kesehatan pada neonatus (0-28 hari) minimal dua kali yaitu satu kali pada umur 0-

7 hari (Kunjungan Neonatus 1) dan satu kali pada umur 8-28 hari (Kunjungan Neonatus 2)

(Muslihatun, 2010).

Dalam melaksanakan pelayanan neonatus, petugas kesehatan disamping melakukan

pemeriksaan kesehatan bayi juga melakukan konseling perawatan bayi kepada ibu.

Perawatan tersebut meliputi pelayanan kesehatan neonatus dasar yaitu tindakan resusitasi,

pencegahan hipotermia, pemberian ASI dini dan eksklusif, pencegahan infeksi berupa

perawatan mata, tali pusat, kulit, dan pemberian imunisasi,pemberian Vitamin K, Manajemen

Terpadu Balita Muda (MTBM) dan penyuluhanperawatan neonatus dirumah (Manuaba,

2010).

Wewenang bidan tentang pelayanan kesehatan pada anak sebagaimana yang

tercantum dalam KepMenKes Nomor 1464/MENKES/PER/X/2010 pasal 11, yaitu : 1)

melakukan asuhan bayi lahir normal termasuk resusitasi, pencegahan hipotermi, inisiasi

menyusu dini, injeksi vitamin K1, perawatan bayi baru lahir pada masa neonatal (0-28 hari),

dan perawatan tali pusat ; 2) penanganan hipotermi pada bayi baru lahir dan segera merujuk ;

3) penanganan kegawat daruratan, dilanjutkan dengan perujukan ; 4) pemberian imunisasi

rutin sesuai program pemerintah ; 5) pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita dan

anak pra sekolah ; 6) pemberian konseling dan penyuluhan ; 7) pemberian surat keterangan

kelahiran ; 8) pemberian surat keterangan kematian.

Pada kenyataannya masih banyak petugas kesehatan (bidan) yang cenderung untuk

menunggu ibu yang mempunyai neonatus melakukan kunjungan ke tempat pelayanan

kesehatan, sehingga banyak ibu yang mempunyai neonatus yang tidak terpantau

pertumbuhan, perkembangan, tanda bahaya dan masalah lain pada kesehatan neonatus.

Petugas kesehatan (bidan) harus lebih aktif terjun ke masyarakat untuk meningkatkan

cakupan pelayanan, sehingga pemantauan pertumbuhan dan perkembangan neonatus dapat

terkontrol secara menyeluruh.

Penelitian yang dilakukan oleh Prawirohardjo (2006) menunjukkan bahwa 50% kematian

bayi terjadi dalam periode neonatus yaitu dalam 7 hari pertama kehidupan. Kurang baiknya

penanganan bayi baru lahir yang sehat akan menyebabkan kelainan-kelainan yang

mengakibatkan cacat seumur hidup, bahkan kematian. Misalnya hipotermi akan menyebabkan

hipoglikemia dan akhirnya dapat terjadi kerusakan otak. Pencegahan merupakan hal terbaik yang

harus dilakukan dalam penanganan neonatus sehingga neonatus sebagai organisme yang harus

menyesuaikan diri dari kehidupan intrauterine ke ekstrauterine dapat bertahan dengan baik karena

periode neonatus merupakan periode yang paling kritis dalam fase pertumbuhan dan

perkembangan bayi.

Proses adaptasi fisiologis yang dilakukan bayi baru lahir perlu diketahui dengan baik oleh

tenaga kesehatan khususnya bidan, yang selalu memberikan pelayanan kesehatan bagi ibu, bayi

dan anak (Muslihatun, 2010). Rendahnya kunjungan neonatus menunjukkan bahwa seorang

tenaga kesehatan khususnya bidan harus meningkatkan kualitas pelayanan yang meliputi

pemeriksaan fisik, perawatan tali pusat, imunisasi HB0 dan tanda bahaya pada bayi (Muslihatun,

2010).

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Yuniar (2004) bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi kunjungan neonatus adalah pendidikan ibu yang rendah, sikap ibu yang negatif

Page 4: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DAN DUKUNGAN · PDF fileA. PENDAHULUAN Tujuan pembangunan ... Menurut laporan kelompok kerja World Health Organization (WHO) ... perawatan bayi baru lahir

58

seperti takut salah dalam melakukan perawatan tali pusat, kurangnya dukungan dari keluarga,

pengetahuan ibu yang kurang dan status ekonomi yang masih rendah (Yuniar, 2004).

Menurut H.L. Blum tahun 1974 (dalam Notoatmodjo, 2003) bahwa status kesehatan

masyarakat itu ditentukan oleh empat faktor yaitu lingkungan, perilaku, hereditas atau keturunan

dan pelayanan kesehatan. Selanjutnya Green L. Tahun 1980 (dalam Notoatmodjo, 2007)

menjelaskan bahwa perilaku itu dilatarbelakangi oleh 3 faktor diantaranya adalah faktor

predisposing yaitu pengetahuan dan sikap, faktor enabling (pendukung) yaitu pendapatan dan

faktor reinforcing (pendorong) yaitu sikap petugas kesehatan dan dukungan keluarga

(Notoatmodjo, 2003).

Menurut Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2008 di Jawa Barat AKB 40,56/100

Kelahiran Hidup (KH), Sekitar 42% kematian neonatus disebabkan oleh infeksi seperti tetanus

neonatorum, sepsis, meningitis, pneumonia, dan diare (BPS Jabar, 2008). Berdasarkan data dari

Dinas Kesehatan Bandung Barat jumlah kematian bayi pada tahun 2009 sebanyak 56/9566 KH

(5,86/1000 KH). Adapun data jumlah kematian bayi pada tahun 2010 di Puskesmas Pasirlangu

terdapat 4 neonatus meninggal penyebab kematiannya yaitu infeksi 1 bayi, asfiksia 1 bayi, BBLR 2

bayi (Profil Puskesmas Pasirlangu, 2010).

Cakupan Kunjungan Neonatus 1 (KN1) di KabupatenBandung Barat pada tahun 2010

sebesar 44,07%, (Dinkes Bandung Barat, 2010). Menurut Profil Kesehatan Jawa Barat tahun 2010

cakupan kunjungan neonatus ditargetkan harus mencapai 89%, dengan demikian tingkat

pencapaian kunjungan neonatus di Kabupaten Bandung Barat masih di bawah target yang

ditetapkan.

Di wilayah kerja Puskesmas Pasirlangu,kunjungan neonatus 1 (KN1) hanya mencapai

69,16%. Dari data cakupan tersebut dapat disimpulkan bahwa kunjungan neonatus masih belum

mencapai target yang diharapkan.Belum tercapainya target tersebut salah satunya disebabkan

masih kurangnya pengetahuan ibu-ibu tentang pentingnya memeriksakan bayi baru lahir, adanya

anggapan bila anaknya sehat tidak perlu diperiksakan kesehatannya, tidak boleh membawa bayi

keluar rumah sebelum berumur 40 hari,serta kurangnya dukungan dari keluarga untuk

memeriksakan bayi baru lahir ke tempat pelayanan kesehatan (Depkes RI, 2008). Data kunjungan

neonatus di Puskesmas Pasirlangu pada tahun 2009 - tahun 2010 dapat dilihat pada tabel berikut

ini :

Tabel 1. Data Kunjungan Neonatus Di Puskesmas Pasirlangu Tahun 2009-2010

Wilayah kerja

KN 1 KN 1

Tahun 2009 Tahun 2010

Bulan ini Kumulatif Bulan ini Kumulatif

Tugu Mukti 5,9 38,3 7,65 87,7

Pasirlangu 7,4 65,6 5,03 57,3

Cipada 8,9 54,4 3,72 69,3

Sadang Mekar 7,3 60,9 4,09 68,4

Jumlah 7,2 52,7 41,80 69,16

Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa pada tahun 2009 pencapaian kunjungan

neonatus KN 1 hanya mencapai sebesar 52,7% sedangkan pada tahun 2010 mencapai 69,16%,

secara statistik data diatas terjadi peningkatan kunjungan sebesar 16,46%. Meskipun terjadi

Page 5: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DAN DUKUNGAN · PDF fileA. PENDAHULUAN Tujuan pembangunan ... Menurut laporan kelompok kerja World Health Organization (WHO) ... perawatan bayi baru lahir

59

peningkatan kunjungan neonatus, namun jumlah tersebut masih belum mencapai target yang

harus dicapai yaitu sebesar 89% (Profil Puskesmas Pasirlangu, 2010).

Bila dibandingkan pencapaian target antara Puskesmas Cisarua dengan Puskesmas

Pasirlangu terdapat perbedaan, dimana pencapaian kunjungan neonatus KN 1 mencapai

111,83% sedangkan Puskesmas Pasirlangu hanya mencapai 69,5%. Hal ini menunjukkan bahwa

target kunjungan neonatus di Puskesmas Pasirlangu masih belum tercapai (Profil Puskesmas

Pasirlangu, 2010).

Hasil pra survei yang dilakukan peneliti melalui Profil Kesehatan Puskesmas Pasirlangu

periode Nopember s.d. Desember Tahun 2010 terdapat 59 orang ibu yang memiliki bayi baru lahir,

ternyata hanya 18 orang (30,50%) ibu yang melakukan kunjungan neonatus 1 dan 2, 20 orang

(33,89%) ibu hanya melakukan kunjungan neonatus 1 dan 21 orang (35,59%) ibu nifas tidak

melakukan kunjungan neonatus.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul: ”Hubungan Pengetahuan Ibu dan Dukungan Suami Dengan Kunjungan Neonatus 1

(KN 1) di Wilayah Kerja Puskesmas Pasirlangu Kabupaten Bandung Barat Tahun 2011”.

Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui kunjungan neonatus (KN1)

2. Untuk mengetahui pengetahuan ibu neonatus

3. Untuk mengetahui dukungan suami

4. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu dengan kunjungan neonatus (KN1)

5. Untuk mengetahui hubungan dukungan suami dengan kunjungan neonatus (KN1)

B. METODE PENELITIAN

Kunjungan neonatus adalah kontak dengan tenaga kesehatan minimal dua kali untuk

mendapatkan pelayanan dan pemeriksaan kesehatan neonatus baik di dalam gedung

puskesmas maupun di luar gedung puskesmas (termasuk bidan di desa, polindes dan

kunjungan rumah). KN1 adalah kontak neonatus dengan tenaga profesional pada umur 0-7

hari sedangkan KN2 adalah kontak neonatus dengan tenaga profesional pada umur 8-28

hari.

Bila seorang ibu sudah tahu tentang manfaat dan tujuan suatu tindakan pelayanan

kesehatan dalam hal ini kunjungan neonatus, maka kita sebagai tenaga kesehatan akan lebih

mudah dalam melaksanakan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan (IBI, 2006). Walaupun

peningkatan pengetahuan tidak selalu menyebabkan perubahan perilaku tapi mempunyai

hubungan positif, dimana dengan peningkatan pengetahuan maka perubahan perilaku

akan lebih cepat. Perilaku tidak akan langsung berubah dengan seketika oleh

pengetahuan baru, namun adanya peningkatan pengetahuan dapat menjadi

terakumulasinya pengetahuan tersebut dalam diri seseorang yang masuk dalam sistem

kepercayaan, nilai-nilai yang dianut, sikap, minat, dan akhirnya menuju perilaku tersebut

(Azwar, 2006).

Berdasarkan pernyataan tersebut, maka dapat diasumsikan bahwa dengan

pengetahuan yang baik maka akan timbul suatu pemahaman mengenai pentingnya

kunjungan neonatus dan selanjutnya akan timbul pula suatu sikap yang positif sehingga

muncul suatu perilaku baru dalam hal ini adalah melakukan kunjungan neonatus.

Page 6: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DAN DUKUNGAN · PDF fileA. PENDAHULUAN Tujuan pembangunan ... Menurut laporan kelompok kerja World Health Organization (WHO) ... perawatan bayi baru lahir

60

Faktor pendukung mencakup kesediaan sarana dan prasarana atau fasilitas

kesehatan bagi masyarakat. Faktor ini juga menyangkut keterjangkauan berbagai sumber

daya, biaya, jarak, ketersediaan transportasi dan sebagainya. Di sebagian besar pedesaan

untuk menjangkau pelayanan kesehatan memerlukan waktu yang lama, karena jarak yang

jauh serta kurangnya fasilitas transportasi dan sarana kesehatan (Cholil, 2003).

Dukungan sosial dapat berupa sesuatu yang dilakukan individu satu sama lain atau

dapat berupa budaya peduli yang diberikan oleh masyarakat dan layanan perawatan yang

terdapat didalamnya. Wanita yang menerima dukungan pada akhirnya akan memiliki

kesehatan yang lebih baik. Efek peningkatan kesehatan dari dukungan yang diberikan dapat

meningkatkan kesehatan dan perkembangan anak-anak mereka pada masa kanak-kanak

(Henderson, 2001).

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disajikan ke dalam bentuk kerangka konsep

penelitian seperti berikut ini:

Sumber : Modifikasi Teori Green tahun 1980 yang dikutip dalam Notoatmodjo (2007)

Keterangan:

: Diteliti

: Tidak diteliti

Gambar 1. Kerangka Konsep Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian analitik

corelative yaitu merupakan rancangan penelitian yang bertujuan menerangkan hubungan

antara variabel independen (pengetahuan ibu dan dukungan suami) dengan variabel

dependen (kunjungan neonatus) dengan menggunakan pendekatan cross sectional, dimana

peneliti melakukan pengukuran variabel independen dan dependen dalam waktu yang

Faktor Predisposisi:

- Pendidikan

- Pekerjaan

- Sikap

Faktor Pendukung:

- Ketersediaan waktu

- Jarak ke tempat

pelayanan

- Pendapatan

Faktor Pendorong:

- Dukungan keluarga

(suami)

Kunjungan

Neonatus

- Pengetahuan

- Sikap petugas kesehatan

Page 7: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DAN DUKUNGAN · PDF fileA. PENDAHULUAN Tujuan pembangunan ... Menurut laporan kelompok kerja World Health Organization (WHO) ... perawatan bayi baru lahir

61

bersamaan. Adapun definisi operasional untuk setiap variabel dapat dilihat pada tabel berikut

ini :

Tabel 2. Definisi Operasional

Variabel Definisi Konseptual Definisi

Operasional

Alat

Ukur Kategori

Skala

Ukur

Kunjungan

neonatus

Kontak dengan

tenaga kesehatan

minimal dua kali

untuk mendapatkan

pelayanan dan

pemeriksaan

kesehatan neonatus

(Muslihatun, 2010)

Pemenuhan

kunjungan neonatus

(KN1) pada bayi

baru lahir minimal 1

kali pada umur 0-7

hari.

Kuesioner

1. Tidak tercapai, jika tidak

pernah melakukan

kunjungan neonatus

2. Tercapai, jika kunjungan

neonatus lebih atau sama

dengan 1 kali

Nominal

Pengetahuan

ibu

Pengetahuan

merupakan hasil dari

tahu, dan terjadi

setelah orang

melakukan

penginderaan

terhadap suatu objek

tertentu

(Arikunto,2007)

Kemampuan ibu

yang memiliki

neoanatus untuk

mengungkapkan

apa yang

diketahuinya

tentang

kunjunganneonatus

dalam bukti jawaban

tertulis.

Kuesioner

1. Kurang, jika pertanyaan

dijawab benar <56%

2. Cukup, jika pertanyaan

dijawab benar 56-75%

3. Baik, apabila pertanyaan

dijawab benar 76-100%

Ordinal

Dukungan

Suami

Suatu motivasi yang

diberikan oleh

pasangan hidup dan

keluarga kepada ibu

neonatus dalam

menentukan pilihan

dalam pemeriksaan

kehamilan (Leveno,

2009)

Dukungan yang

diberikan anggota

keluarga (suami)

kepada ibu terhadap

kunjungan neonatus

(KN1)

Kuesioner 1. Tidak mendukung, jika

jumlah skor T < mean (64)

2. Mendukung, jika jumlah skor

T ≥ mean (64)

Ordinal

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai bayi usia 0-7 haridi

Desa Pasirlangu Wilayah Kerja Puskesmas Pasirlangu Kabupaten Bandung Barat tahun2011

yaitu sebanyak 812 ibu yang mempunyai neonatus.

Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dari ibu yang mempunyai bayi usia 0-7

haridi Desa Pasirlangu wilayah kerja Puskesmas Pasirlangu.Pengambilan sampel

menggunakan formula sederhana untuk populasi di bawah 10.000 (Notoatmodjo, 2005)

dengan tingkat kepercayaan 90% dan tingkat penyimpangan 10%, maka didapat besar

sampel sebanyak 89 orang. Adapun teknik pengambilan sampel dalam penelitian

Page 8: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DAN DUKUNGAN · PDF fileA. PENDAHULUAN Tujuan pembangunan ... Menurut laporan kelompok kerja World Health Organization (WHO) ... perawatan bayi baru lahir

62

menggunakan Quota Sampling yaitu pengambilan sampel dengan menentukan ciri pada

karakteristik yang diperlukan sampai dengan jumlah (jatah) yang telah ditetapkan (Hidayat,

2009) sehingga sampel yang akan dijadikan responden penelitian sebanyak 89 ibu yang

mempunyai neonatus.

Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer

digunakan untuk mengetahui pengetahuan dan dukungan suami dengan menggunakan

kuesioner. Pengumpulan data primer dalam hal ini adalah kuesioner dilakukan secara

langsung oleh peneliti secara serentak pada waktu yang bersamaan dalam setiap jadwal

Posyandu 1 bulan sekali.Sedangkan data sekunder digunakan untuk mengambil data ibu

yang mempunyai neonatus dari bidan desa dan swasta.Selama pengambilan data peneliti

mendampingi responden agar dapat memberikan penjelasan terhadap pertanyaan yang tidak

dimengerti. Peneliti kemudian memeriksa kembali jawaban yang telah diisi oleh responden.

Pada proses pengambilan data peneliti dibantu oleh kader untuk mengantisipasi ibu neonatus

yang tidak datang ke Posyandu.

Jenis kuesioner yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup

untuk mengukur pengetahuan dimana responden diberikan pertanyaan-pertanyaan dengan

alternatif jawaban pilihan ganda (multyple choice). Sedangkan untuk mengukur dukungan

suami menggunakan Dichotomous Choise dalam pertanyaan ini hanya memilih satu diantara

dua jawaban “ya atau tidak” (Notoatmodjo,2003).

Sebelum alat ukur (kuesioner) digunakan maka terlebih dahulu dilakukan uji coba

kuesioner yaitu uji validitas dan reliabilitas kuesioner penelitian. Adapun uji coba kuesioner ini

akan dilakukan kepada 20 orang responden di Puskesmas Cikalong Wetan.

C. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Kunjungan Neonatus 1 (KN1)

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Kunjungan Neonatus 1 (KN1) di Wilayah Kerja Puskesmas Pasirlangu Cisarua Kabupaten Bandung Barat periode tahun2011

Kunjungan Neonatus 1 (KN1) Frekuensi (F) Prosentase (%)

Tidak pernah 10 11,2

≥ 1 kali 79 88,8

Total 89 100

Berdasarkan tabel 3 di atas dapat diketahui bahwa dari 89 ibu Neonatus, hampir

seluruhnya (88,8%) pernah melakukan kunjungan ≥1 kali dan yang tidak pernah

melakukan kunjungan neonatus sebanyak 10 orang (11,2%) di Wilayah Kerja Puskesmas

Pasirlangu Cisarua Kabupaten Bandung Barat tahun 2011.

2. Dukungan Suami

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Dukungan Suami di Wilayah Kerja Puskesmas Pasirlangu Cisarua Kabupaten Bandung Barat periode tahun2011

Page 9: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DAN DUKUNGAN · PDF fileA. PENDAHULUAN Tujuan pembangunan ... Menurut laporan kelompok kerja World Health Organization (WHO) ... perawatan bayi baru lahir

63

Dukungan Suami Frekuensi (F) Prosentase (%)

Tidak mendukung 21 23,6

Mendukung 68 76,4

Total 89 100

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 89 ibu Neonatus, sebagian

besar (76,4%) mendapat dukungan dari suami dalam melakukan kunjungan neonatus

dan ibu neonatus yang tidak didukung suami sebanyak 21 orang (23,6%) di Wilayah

Kerja Puskesmas Pasirlangu Cisarua Kabupaten Bandung Barat tahun 2011.

3. Pengetahuan Ibu Neonatus

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Neonatus Tentang Kunjungan

Neonatus 1 (KN1) di Wilayah Kerja Puskesmas Pasirlangu Cisarua

Kabupaten Bandung Barat periode tahun2011

Pengetahuan Ibu Neonatus Frekuensi (F) Prosentase (%)

Kurang 12 13,5

Cukup 46 51,7

Baik 31 34,8

Total 89 100

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 89 Ibu Neonatus, lebih dari

setengahnya (51,7%) memiliki pengetahuan cukup tentang Kunjungan Neonatus (KN1),

baik sebanyak 31 orang (34,8%) dan yang berpengetahuan kurang sebanyak 12 orang

(13,5%) di Wilayah Kerja Puskesmas Pasirlangu Cisarua Kabupaten Bandung Barat

tahun 2011.

4. Hubungan Pengetahuan Ibu Neonatus Dengan Kunjungan Neonatus (KN1)

Tabel 6. Hubungan Pengetahuan Ibu Neonatus Dengan Kunjungan Neonatus 1

(KN1)di Wilayah Kerja Puskesmas Pasirlangu Kabupaten Bandung Barat

tahun 2011

Pengetahuan Ibu

Neonatus

Kunjungan Neonatus 1 Total P value

Tidah pernah ≥ 1 kali

n % N % N %

Kurang 6 50 6 50 12 100

0.0001 Cukup 3 6,5 43 93,5 46 100

Baik 1 3,2 30 96,8 31 100

Page 10: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DAN DUKUNGAN · PDF fileA. PENDAHULUAN Tujuan pembangunan ... Menurut laporan kelompok kerja World Health Organization (WHO) ... perawatan bayi baru lahir

64

Jumlah 10 11,2 79 88,8 89 100

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 12 ibu neonatus yang

berpengetahuan kurang, setengahnya (50%) tidak pernah melakukan kunjungan

neonatus 1 (0-7 hari). Dari 46 ibu neonatus yang berpengetahuan cukup, hampir

seluruhnya (93,5%) melakukan kunjungan neonatus 1 (0-7 hari) ≥ 1 kali. Sedangkan

dari31 ibu neonatus yang berpengetahuan baik, hampir seluruhnya (96,8%) melakukan

kunjungan neonatus 1 (0-7 hari) ≥ 1 kali. Hasil uji statistik didapatkan ada hubungan

pengetahuan ibu neonatus dengan Kunjungan Neonatus 1 (KN1)di Wilayah Kerja

Puskesmas Pasirlangu Kabupaten Bandung Baratdengan nilai P value =0,0001.

Hal tersebut diperkuat oleh hasil penelitian Hapsari dan Sulistyiowati (2009)

dimana hasil analisis regresi logistik bivariat menunjukkan bahwa variabel BBLR, KN1,

KN2 dan pemanfaatan pelayanan kesehatan mempunyai nilai p<0,25. Bayi neonatus

yang tidak melakukan KN1 mempunyai 2,1 kali untuk terkena diare/ISPA/pneunomia

dibandingkan bayi neonatus yang melakukan KN1. Bayi neonatus yang tidak melakukan

KN2 mempunyai risiko 6 kali (OR=6,0) terkena diare/ispa/pneumonia dibandingkan bayi

yang melakukan KN2. Hal tersebut menunjukkan risiko protektif bagi bayi yang tidak

melakukan kunjungan neonatus yang berarti mempunyai risiko lebih kecil untuk terkena

sakit. Bayi neonatus yang tidak menggunakan fasilitas kesehatan mempunyai risiko 3

kali untuk terkena penyakit diare/ISPA/pneumonia dibandingkan bayi neonatus yang

menggunakan fasilitas kesehatan (Badan Pusat Statistik Jabar, 2008).

Pengetahuan yang dimiliki ibu neonatus akan dipengaruhi oleh beberapa hal.

Menurut Notoatmodjo (2003) hal tersebut pengalaman dapat diperoleh dari pengalaman

sendiri maupun orang lain. Pengalaman yang sudah diperoleh dapat memperluas

pengetahuan seseorang.Biasanya diperoleh secara turun menurun dan tanpa ada

pembuktian terlebih dahulu. Keyakinan ini bisa mempengaruhi pengetahuan seseorang,

baik yang sifatnya positif maupun negatif.Fasilitas sebagai sumber informasi yang dapat

mempengaruhi pengetahuan seseorang, misalnya radio, majalah dan

buku.Pengetahuan merupakan hasil dari "tahu", ini terjadi setelah orang melakukan

penginderaan terhadap suatu objek tertentu terutama melalui mata dan telinga.

Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan

seseorang. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah melakukan

penginderaan terhadap suatu objek tertentu (Notoatmodjo, 2003).

Penelitian yang dilakukan oleh Prawirohardjo (2006) menunjukkan bahwa 50%

kematian bayi terjadi dalam periode neonatus yaitu dalam 7 hari pertama kehidupan.

Kurang baiknya penanganan bayi baru lahir yang sehat akan menyebabkan kelainan-

kelainan yang mengakibatkan cacat seumur hidup, bahkan kematian. Misalnya

hipotermi akan menyebabkan hipoglikemia dan akhirnya dapat terjadi kerusakan otak.

Pencegahan merupakan hal terbaik yang harus dilakukan dalam penanganan neonatus

sehingga neonatus sebagai organisme yang harus menyesuaikan diri dari kehidupan

intrauterine ke ekstrauterine dapat bertahan dengan baik karena periode neonatus

merupakan periode yang paling kritis dalam fase pertumbuhan dan perkembangan bayi.

Berdasarkan pernyataan tersebut, maka dapat diasumsikan bahwa dengan

pengetahuan yang baik tentang pemeriksaan bayi baru lahir atau neonatus berupa

Page 11: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DAN DUKUNGAN · PDF fileA. PENDAHULUAN Tujuan pembangunan ... Menurut laporan kelompok kerja World Health Organization (WHO) ... perawatan bayi baru lahir

65

pemeriksaan fisik, pemberian imuniasi,perawatan tali pusat,memberi tahu tentang tanda

bahaya pada bayineonatus maka akan timbul suatu pemahaman mengenai pentingnya

kunjungan neonatus dan selanjutnya akan timbul pula suatu sikap yang positif tentang

kunjungan neonatus sehingga muncul suatu perilaku baru dalam hal ini adalah

melakukankunjungan neonatus.Pengetahuan merupakan komponen faktor predisposisi

yang penting. Walaupun peningkatan pengetahuan tidak selalu menyebabkan

perubahan perilaku tapi mempunyai hubungan positif, dimana dengan peningkatan

pengetahuan maka perubahan perilaku akan lebih cepat. Hal tersebut sesuai

dengan pendapat Azwar (2006) bahwa perilaku tidak akan langsung berubah dengan

seketika oleh pengetahuan baru, namun adanya peningkatan pengetahuan dapat

menjadi terakumulasinya pengetahuan tersebut dalam diri seseorang yang masuk

dalam sistem kepercayaan, nilai-nilai yang dianut, sikap, minat, dan akhirnya menuju

perilaku tersebut.

5. Hubungan Dukungan Suami Dengan Kunjungan Neonatus (KN1)

Tabel 7. Hubungan Dukungan Suami Dengan Kunjungan Neonatus 1 (KN1)di Wilayah Kerja Puskesmas Pasirlangu Kabupaten Bandung Barat tahun 2011

Dukungan Suami

Kunjungan Neonatus 1 Total P value

Tidah pernah ≥ 1 kali

n % N % N %

Tidak mendukung 8 38,1 13 61,9 21 100

0.0001 Mendukung 2 2,9 66 97,1 66 100

Jumlah 10 11,2 79 88,8 89 100

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 21 ibu neonatus yang tidak

mendapat dukungan dari suaminya sebagian besar (61,9%) melakukan kunjungan

neonatus 1 (0-7 hari) ≥ 1 kali. Sedangkan dari 66 ibu neonatus yang mendapat

dukungan dari suaminya hampir seluruhnya (97,1%) melakukan kunjungan neonatus 1

(0-7 hari) ≥ 1 kali. Hasil uji statistik didapatkan ada hubungan dukungan suami dengan

Kunjungan Neonatus 1 (KN1)di Wilayah Kerja Puskesmas Pasirlangu Kabupaten

Bandung Baratdengan nilai P value =0,0001.Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian

Legowo (2004) mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian imunisasi

hb-1(0-7 hari) pada kunjungan neonatus dini (KN-1) di wilayah kerja Puskesmas trangkil

kabupaten pati tahun 2003, dimana pada penelitian tersebut diperoleh hasil terdapat

hubungan dukungan suami dengan kunjungan Neonatus Dini (KN-1) dengan nilai

Pvalue = 0,025.

Dukungan keluarga khususnya suami sangat dibutuhkan oleh ibu, hal tersebut

karena ibu ingin selalu mendapatkan perhatian serta pengertian dari suaminya selama

merawat neonatus. Menurut asumsi peneliti, dukungan suami berupa : suami

mendukung dalam melakukan kunjungan bayi usia 0-7 hari, suami selalu mendampingi

saya saat akan melakukan kunjungan bayi usia 0-7 hari, suami tidak melarang saya

Page 12: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DAN DUKUNGAN · PDF fileA. PENDAHULUAN Tujuan pembangunan ... Menurut laporan kelompok kerja World Health Organization (WHO) ... perawatan bayi baru lahir

66

untuk melakukan kunjungan bayi usia 0-7 hari, suami sangat mencemaskan kesehatan

bayi usia 0-7 hari oleh sebab itu saya selalu di antar suami untuk kunjungan ke bidan

atau dokter, pada saat akan melakukan kunjungan, meski suami sibuk dengan

pekerjaannya namun masih mau mengantar ibu neonatus ke bidan.

Pada kondisi ini seorang ibu perlu dukungan agar kondisi fisik dan mentalnya

tetap stabil dalam menghadapi suatu permasalahan merawat neonatus yang tengah

dihadapinya. Adanya dukungan keluarga khususnya suami dapat membuat tenang

kondisi psikologis ibu neonatus dalam melakukan kunjungan neonatus. Sebagaimana

yang dikemukakan oleh Muslihatun (2010) bahwa pada kondisi merawat neonatus

seorang ibu harus selalu didampingi oleh keluarganya (suami) sebagai dorongan moril

psikologis diri ibu. Hal tersebut diperkuat oleh penelitian yang dilakukan oleh Ratih

(2006) bahwa dukungan keluarga mempunyai pengaruh positif terhadap ibu neonatus

dalam melakukan kunjungan neonatus ke pelayanan kesehatan. Berdasarkan beberapa

pernyataan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa dukungan keluarga mempunyai

pengaruh yang cukup besar pada ibu neonatus untuk melakukan kunjungan ulang

neonatus.

Dukungan merupakansuatu motivasi yang diberikan oleh pasangan hidup dan

keluarga kepada ibu neonatus dalam menentukan pilihan dalam pemeriksaan

kehamilan.Dukungan keluarga telah menjadi konseptualisasi dukungan sosial sebagai

koping keluarga, baik dukungan sosial keluarga internal dan ekternal terbukti

bermanfaat. Suami dan keluarga dapat memberikan dukungan sosial yang penting bagi

ibu neonatus (Leveno, 2009).

Dukungan yang efektif telah didefinisikan dalam berbagai cara. Dukungan sosial

dapat berupa sesuatu yang dilakukan individu satu sama lain atau dapat berupa budaya

peduli yang diberikan oleh masyarakat dan layanan perawatan yang terdapat

didalamnya. Wanita yang menerima dukungan pada akhirnya akan memiliki kesehatan

yang lebih baik. Efek peningkatan kesehatan dari dukungan yang diberikan dapat

meningkatkan kesehatan dan perkembangan anak-anak mereka pada masa kanak-

kanak (Henderson, 2001).Bentuk dukungan menurut Sarwono (2010) dapat berupa

dukungan materil dan dukungan moril, dalam hal ini keluarga (suami) harus mengerti

akan kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi oleh ibu neonatus agar proses

perawatan neonatus tidak mengalami kesulitan.

Biasanya bentuk dukungan materil berupa harta, benda dan segala sesuatu yang

menjadi kebutuhan dasar (primer) bagi ibu neonatus. Sedangkan bentuk dukungan moril

biasanya berupa kesiagaan suami untuk selalu menemani ibu neonatus ketika

membutuhkan bantuan dan dorongan mental dalam hal pola asuh neoanatus (Leveno,

2009).

Dengan adanya dukungan dari keluarga khususnya suami, ibu akan merasa aman

dan nyaman ketika melakukan perawatan pada neonatus, kondisi ini akan menambah

keharmonisan rumah tangga serta membuat neonatus selalu terpantau dari segi

kesehatan maupun kebutuhan fisiologinya (Sarwono, 2010).

Menurut Muslihatun (2010), Ibu dalam masa nifas perlu mendapat dukungan dari

suami dan keluarga. Bentuk dukungan bagi ibu menyusui, antara lain melibatkan suami

dan keluarga dalam kegiatan menyusui,perawatan neonatus sehari-hari, memastikan

Page 13: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DAN DUKUNGAN · PDF fileA. PENDAHULUAN Tujuan pembangunan ... Menurut laporan kelompok kerja World Health Organization (WHO) ... perawatan bayi baru lahir

67

makan dan minum ibu cukup, menganjurkan ibu mengunjungi dan memegang bayi

sesering mungkin; menjelaskan obat-obat yang perlu diminum dan tidak menggangu

laktasi, kecuali kotrimoksasol dan fansindar karena dapat menyebabkan ikterus.

Hasil penelitian masih terdapat ibu neonatus yang mendapat dukungan dari suami,

tetapi tidak pernah melakukan kunjungan neonatus sebesar 2,9%. Hal tersebut menurut

asumsi peneliti disebabkan oleh faktor ekonomi yang rendah sehingga tidak mampu

untuk melakukan kunjungan neonatus (KN1). Selain itu pengetahuan ibu yang kurang

tentang adanya bantuan operasional kesehatan, dimana segala bentuk pelayanan

dibantu oleh pemerintah, akan tetapi pada kenyataannya banyak ibu yang tidak

melakukan kunjungan neonatus 1 (KN1).

Kondisi tersebut diperkuat oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Yuniar (2004)

bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kunjungan neonatus adalah pendidikan ibu

yang rendah, sikap ibu yang negatif seperti takut salah dalam melakukan perawatan tali

pusat, kurangnya dukungan dari keluarga, pengetahuan ibu yang kurang dan status

ekonomi yang masih rendah.

D. KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

a. Ada hubungan antara pengetahuan ibu neonatus dengan Kunjungan Neonatus 1

(KN1)di Wilayah Kerja Puskesmas Pasirlangu Kabupaten Bandung Barat.

b. Ada hubungan dukungan suami dengan Kunjungan Neonatus 1 (KN1)di Wilayah

Kerja Puskesmas Pasirlangu Kabupaten Bandung Barat.

2. Saran

a. Bagi Ibu Neonatus

Diharapkan bagi ibu yang mempunyai neonatus agar lebih meningkatkan kesadaran

dengan cara melakukan penyuluhan, kunjungan langsung, dan pemasangan media

kesehatan tentang pentingnya kunjungan neonatus agar bayi yang berumur 0-7 hari

mendapatkan pelayanan kesehatan secara dini dan optimal dari tenaga kesehatan

setempat.

b. Bagi Bidan

Diharapkan bidan lebih aktif mendatangi rumah-rumah ibu neonatus dalam

melakukan pemeriksaan kesehatan neonatus dan aktif menyampaikan informasi

kepada ibu neonatus dan suami tentang adanya bantuan ekonomi dari pemerintah

untuk biaya kesehatan diantaranya untuk melakukan kunjungan neonatus sebagai

upaya preventif(pencegahan) seperti penyuluhan dan memberikan pelayanan

kesehatan kepada ibu yang mempunyai neonatus sehinggatujuan untuk menurunkan

AKI/AKB dapat berjalan secara optimal.

Page 14: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DAN DUKUNGAN · PDF fileA. PENDAHULUAN Tujuan pembangunan ... Menurut laporan kelompok kerja World Health Organization (WHO) ... perawatan bayi baru lahir

68

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, (2006) Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta:PT Rineka Cipta.

_________, (2009) Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.

Azwar, S. (2005). Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Edisi Ke 2. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

BPS Jabar. (2008). Profil Kesehatan Jawa Barat. Bandung.

Cholil, (2003) Asuhan Neonatus dan Ibu Nifas, Jakarta : Rineka Cipta

Depkes. RI, (2008) Pengembangan SDM. Jakarta : Departemen Kesehatan RI.

__________.(2010). Kematian Neonatus di Indonesia. http://www.depkes.go.id, diperoleh tanggal

15 Maret 2011

__________(2008). Asuhan Neonatus. http://www.depkes.go.id, diperoleh tanggal 17 Maret 2011.

Friedman. (1998). Komunikasi Terapeutik.Jakarta : EGC.

Henderson, C. (2001) Buku Ajar Konsep Kebidanan. Alih Bahasa : RiaAnjarwati. Jakarta ECG

Leveno, et all. (2009). Obstetri Williams. Edisi 21. Jakarta: EGC.

Manuaba, I.G.D. (2010). Ilmu Kebidanan:Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana. Jakarta :

EGC.

Muslihatun, (2010). Asuhan Neonatus Bayi Dan Balita. Jakarta : EGC

Notoatmodjo, S . (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

____________. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nursalam. (2003) Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu keperawatan. Jakarta :

Salemba Medika.

Prawirohardjo. (2006). Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina

Pustaka Sarwono Prawirihardjo.

Profil Puskesmas Pasirlangu, (2010), Tim program KIA.

Yuniar. (2004). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kunjungan Neonatus. Skripsi. Universitas Sumatera

Utara.