HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN … · menunjukkan jumlah akseptor KB sebanyak 4.526 yang...

81
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI EFEKTIF PADA PUS USIA >40 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LADONGI KABUPATEN KOLAKA TIMUR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan Alih Jenjang Program Diploma IV Bidan Politeknik Kesehatan Kendari OLEH : VERA ULFAYANTI RAMLI P100324016099 KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KENDARI PROGRAM STUDI D-IV JURUSAN KEBIDANAN 2017

Transcript of HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN … · menunjukkan jumlah akseptor KB sebanyak 4.526 yang...

Page 1: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN … · menunjukkan jumlah akseptor KB sebanyak 4.526 yang menggunakan kontrasepsi suntik berkisar 44%, pil 35%, IUD 14% dan kontrasepsi mantap

i

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PEMILIHANKONTRASEPSI EFEKTIF PADA PUS USIA >40 TAHUN

DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LADONGIKABUPATEN KOLAKA TIMUR

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikanAlih Jenjang Program Diploma IV Bidan Politeknik Kesehatan Kendari

OLEH :

VERA ULFAYANTI RAMLIP100324016099

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIAPOLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KENDARI

PROGRAM STUDI D-IV JURUSAN KEBIDANAN2017

Page 2: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN … · menunjukkan jumlah akseptor KB sebanyak 4.526 yang menggunakan kontrasepsi suntik berkisar 44%, pil 35%, IUD 14% dan kontrasepsi mantap

ii

ii

Page 3: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN … · menunjukkan jumlah akseptor KB sebanyak 4.526 yang menggunakan kontrasepsi suntik berkisar 44%, pil 35%, IUD 14% dan kontrasepsi mantap

iii

iii

Page 4: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN … · menunjukkan jumlah akseptor KB sebanyak 4.526 yang menggunakan kontrasepsi suntik berkisar 44%, pil 35%, IUD 14% dan kontrasepsi mantap

iv

RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Diri

Nama : Vera Ulfayanti Ramli

NIM : P100324016099

Tempat / Tanggal Lahir : Ladongi, 29 Februari 1993

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Jl. Torada No. 18 Wua-Wua

Kel. Bende Kec. Kadia Kota Kendari

Email : [email protected]

B. Pendidikan Formal

1. SDN 3 Ladongi, tahun 1999- 2004

2. SMPN 1 Ladongi, tahun 2004-2007

3. SMAN 1 Ladongi, tahun 2007-2010

4. D III Kebidanan Pelita Ibu Kendari, tahun 2010-2013

5. D-IV Kebidanan Politeknik Kesehatan Kendari, 2016-2017

iv

iv

RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Diri

Nama : Vera Ulfayanti Ramli

NIM : P100324016099

Tempat / Tanggal Lahir : Ladongi, 29 Februari 1993

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Jl. Torada No. 18 Wua-Wua

Kel. Bende Kec. Kadia Kota Kendari

Email : [email protected]

B. Pendidikan Formal

1. SDN 3 Ladongi, tahun 1999- 2004

2. SMPN 1 Ladongi, tahun 2004-2007

3. SMAN 1 Ladongi, tahun 2007-2010

4. D III Kebidanan Pelita Ibu Kendari, tahun 2010-2013

5. D-IV Kebidanan Politeknik Kesehatan Kendari, 2016-2017

iv

iv

RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Diri

Nama : Vera Ulfayanti Ramli

NIM : P100324016099

Tempat / Tanggal Lahir : Ladongi, 29 Februari 1993

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Jl. Torada No. 18 Wua-Wua

Kel. Bende Kec. Kadia Kota Kendari

Email : [email protected]

B. Pendidikan Formal

1. SDN 3 Ladongi, tahun 1999- 2004

2. SMPN 1 Ladongi, tahun 2004-2007

3. SMAN 1 Ladongi, tahun 2007-2010

4. D III Kebidanan Pelita Ibu Kendari, tahun 2010-2013

5. D-IV Kebidanan Politeknik Kesehatan Kendari, 2016-2017

iv

Page 5: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN … · menunjukkan jumlah akseptor KB sebanyak 4.526 yang menggunakan kontrasepsi suntik berkisar 44%, pil 35%, IUD 14% dan kontrasepsi mantap

v

INTISARI

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PEMILIHANKONTRASEPSI EFEKTIF PADA PUS USIA >40 TAHUN

DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LADONGIKABUPATEN KOLAKA TIMUR

Vera Ulfayanti Ramli, Nurmiaty, Feryani

Keluarga Berencana merupakan salah satu program pemerintah untukmengatasi masalah kependudukan yang masih tinggi di Indonesia. Penggunaankontrasepsi efektif diharapkan dapat mencegah dan mengatur kehamilan. SurveyDemografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 menunjukkankontrasepsi efektif yang dipilih oleh akseptor berturut-turut adalah pil, suntik,implant dan IUD). Data BPS Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2015 jumlahakseptor suntik paling banyak. Data Puskesmas Ladongi tahun 2016menunjukkan jumlah akseptor KB sebanyak 4.526 yang menggunakankontrasepsi suntik berkisar 44%, pil 35%, IUD 14% dan kontrasepsi mantap ±7%

Penelitian yang dilakukan adalah penelitian analitik dengan rancangancross sectional untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap ibuterhadap pemilihan kontrasepsi efektif pada ibu di wilayah kerja PuskesmasLadongi Kabupaten Kolaka Timur. Sampel penelitian adalah Ibu yangmenggunakan kontrasepsi efektif yang berkunjung ke Puskesmas atau kePosyandu usia>40 tahun berjumlah 90 orang.

Berdasarkan hasil uji statistik chi-square, hubungan pengetahuan denganpemilihan kontrasepsi efektif diperoleh x2hit=0,163 dan pvalue=0,686. Hubungansikap dengan pemilihan kontrasepsi efektif diperoleh x2hit=1,985 danpvalue=0,159. Artinya pengetahuan dan sikap memiliki nilai x2hit< x2tabel=3,841dan nilai p>0,05. Sehingga disimpulkan tidak ada hubungan antara pengetahuandan sikap ibu dengan pemilihan kontrasepsi efektif pada PUS usia>40 tahun diWilayah Kerja Puskesmas Ladongi Kabupaten Kolaka Timur

Kata Kunci : Kontrasepsi Efektif, Pengetahuan, SikapDaftar Pustaka : 24 referensi (2006 s/d 2014)

v

Page 6: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN … · menunjukkan jumlah akseptor KB sebanyak 4.526 yang menggunakan kontrasepsi suntik berkisar 44%, pil 35%, IUD 14% dan kontrasepsi mantap

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas karunia dan hidayahNya

sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi penelitian dengan judul

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu dengan Pemilihan Kontrasepsi

Efektif pada PUS Usia >40 tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Ladongi

Kabupaten Kolaka Timur sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar sarjana sains terapan di Politeknik Kesehatan Kendari Jurusan

kebidanan.

Skripsi yang disusun penulis banyak mendapat bimbingan Ibu DR.

Nurmiaty, S.Si.T, MPH sebagai pembimbing I dan Ibu Feryani, S.Si.T,

MPH atas masukan dan arahan selama penulisan. Tidak lupa kami

ucapkan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis juga ingin

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Askrening, SKM, M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan

Kemenkes Kendari.

2. Kepala Puskesmas Ladongi beserta staf atas izin dan bantuan selama

Penulis dalam penyelesaian skripsi. .

3. Sultina Sarita, SKM, M.Kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan

Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari.

4. Melani Asi, S.Si.T, M.Kes selaku Ketua Prodi D-IV Jurusan Kebidanan

Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari.

5. Siti Aisa, AM.Keb, M.Pd, Hj.Nurnasari P,SKM, M.Kes dan Farming

SST, M.Keb selaku penguji skripsi.

6. Orang tua tercinta Ayahanda Pattiroi Ramli, Sip.M.Si,dan Ibunda Hj.

Ida, S.Ip dan Bapak Mertua Andi Sutra, penghormatan dan

penghargaan yang tinggi penulis haturkan atas segala didikan dan

bantuan baik moril maupun materil. Spesial untuk pasangan hidupku

Muh. Fahmi Rahmat serta seluruh keluarga besar atas support dan

dukungan selama pendidikan.

7. Teman angkatan 2016 Prodi D-IV terima kasih atas kerjasama,

dukungan dan kerjasama selama perkuliahan.

vi

Page 7: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN … · menunjukkan jumlah akseptor KB sebanyak 4.526 yang menggunakan kontrasepsi suntik berkisar 44%, pil 35%, IUD 14% dan kontrasepsi mantap

vii

Penulis berharap semoga Skripsi yang dilakukan bermanaat bagi

pembaca.

Kendari, Desember 2017

Penulis

Vera Ulfayanti Ramli

vii

Page 8: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN … · menunjukkan jumlah akseptor KB sebanyak 4.526 yang menggunakan kontrasepsi suntik berkisar 44%, pil 35%, IUD 14% dan kontrasepsi mantap

viii

DAFTAR ISIHalaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... iii

RIWAYAT HIDUP .................................................................................. iv

INTISARI ................................................................................................. v

KATA PENGANTAR .............................................................................. vi

DAFTAR ISI .......................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................... 5

C. Tujuan Penelitian ................................................................. 5

D. Manfaat Penelitian ............................................................... 6

E. Keaslian Penelitian .............................................................. 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Telaah Pustaka .................................................................... 8

1. Kontrasepsi Efektif .......................................................... 8

2. Jenis Kontrasepsi Efektif ................................................. 11

3. Faktor-faktor berhubungan dengan pemilihan kontrasepsi 27

4. Pengetahuan tentang Kontrasepsi ................................. 31

5. Sikap tentang Kontrasepsi ............................................ 38

B. Landasan Teori ................................................................... 43

C. Kerangka Teori ................................................................... 44

D. Kerangka Konsep ............................................................... 45

E. Hipotesis .............................................................................. 45

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ................................................................... 46

B. Waktu dan Tempat Penelitian............................................... 47

C. Populasi dan Sampel ........................................................... 47

viii

Page 9: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN … · menunjukkan jumlah akseptor KB sebanyak 4.526 yang menggunakan kontrasepsi suntik berkisar 44%, pil 35%, IUD 14% dan kontrasepsi mantap

ix

D. Definisi Operasional ............................................................. 47

E. Instrumen Penelitian ............................................................ 48

F. Pengolahan Data.................................................................. 49

G. Analisis Data......................................................................... 49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Tempat Penelitian ..................................................... 51

B. Hasil Penelitian ............................................................................ 53

C. Pembahasan ................................................................................ 56

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ................................................................................. 61

B. Saran ............................................................................................ 61

DAFTAR PUSTAKA

ix

Page 10: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN … · menunjukkan jumlah akseptor KB sebanyak 4.526 yang menggunakan kontrasepsi suntik berkisar 44%, pil 35%, IUD 14% dan kontrasepsi mantap

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka Teori ................................................................. 44

Gambar 2. Kerangka Konsep .............................................................. 45

Gambar 3. Rancangan Cross Sectional .............................................. 46

x

Page 11: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN … · menunjukkan jumlah akseptor KB sebanyak 4.526 yang menggunakan kontrasepsi suntik berkisar 44%, pil 35%, IUD 14% dan kontrasepsi mantap

xi

DAFTAR LAMPIRAN

1. Kuesioner Penelitian

2. Surat Izin Penelitian

3. Data Hasil Penelitian

xi

Page 12: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN … · menunjukkan jumlah akseptor KB sebanyak 4.526 yang menggunakan kontrasepsi suntik berkisar 44%, pil 35%, IUD 14% dan kontrasepsi mantap

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masalah kependudukan merupakan masalah yang dihadapi

hampir di setiap negara, termasuk Indonesia sebagai negara

berkembang mengalami hal tersebut. Penduduk Indonesia kurang

lebih berjumlah 228 juta jiwa dengan pertumbuhan penduduk 1,64%

dan Total Fertility Rate (TFR) 2,6 (Handayani, 2010). Upaya

mengendalikan laju pertumbuhan penduduk salah satunya dengan

Keluarga Berencana. Keluarga Berencana (KB) merupakan cara

efektif membantu wanita untuk mencegah dan mengatur kehamilan,

sesuai dengan kebutuhan akseptor (Wiknjosastro, 2012). Program KB

bertujuan untuk menunda/ mencegah kehamilan, menjarangkan

kehamilan, serta menghentikan/ mengakhiri kesuburan (Hartanto,

2009).

Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun

2012 jumlah peserta KB suntik berdasarkan usia, dari 890 wanita usia

15 sampai 19 tahun (37,3%) yang menggunakan KB suntik, dari 3.754

wanita usia 20 sampai 24 tahun (42,7%) menggunakan KB suntik, dari

6.000 wanita usia 25 sampai 29 tahun (39,6%) menggunakan KB

suntik, dari 6.285 wanita usia 30 sampai 34 tahun (35,7%)

menggunakan KB suntik, dari 6.331 wanita usia 35 sampai 39 tahun

(32,0%) menggunakan KB suntik, dari 5.572 wanita usia 40 sampai 44

tahun (6,4%) menggunakan KB suntik dan dari 4.633 wanita usia 45

1

Page 13: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN … · menunjukkan jumlah akseptor KB sebanyak 4.526 yang menggunakan kontrasepsi suntik berkisar 44%, pil 35%, IUD 14% dan kontrasepsi mantap

2

sampai 49 tahun (13,6%) menggunakan KB suntik (Kemenkes, 2014).

Data BPS Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2015 jumlah akseptor

suntik paling banyak. Pasangan Usia Subur (PUS) Kabupaten Kolaka

Timur 2015 berjumlah 24.062 jiwa dengan peserta KB Aktif tercatat

19.228 jiwa. Alat kontrasepsi suntik menempati urutan pertama yang

dipilih PUS yaitu suntik 8.303, pil 7.413, implant 1.934, kondom 711,

IUD 454, MOW 342 dan MOP 71. Data Puskesmas Ladongi tahun

2016 menunjukkan jumlah akseptor KB sebanyak 4.526 yang

menggunakan kontrasepsi suntik berkisar 44%, pil 35%, IUD 14% dan

kontrasepsi mantap ±7%

Usia merupakan salah satu faktor penting dalam penentuan

alat kontrasepsi yang akan digunakan, usia menentukan fase tingkat

reproduksi seseorang. Pemilihan alat kontrasepsi yang tidak

disesuaikan dengan usia dan keadaan akseptor berisiko pada

gangguan kesehatan, beberapa komplikasi dapat muncul disebabkan

oleh pemakaian alat kontrasepsi. Umur menentukan dalam pemilihan

jenis kontrasepsi yang digunakan (Rizali, 2013).

Metode kontrasepsi efektif (pil dan suntik) merupakan metode

kontrasepsi dengan efektifitas tinggi, tingkat kelangsungan pemakaian

lebih tinggi dan angka kegagalan relatif lebih rendah dibandingkan

dengan alat kontrasepsi sederhana (BKKBN, 2007). Kebanyakan

akseptor KB memilih KB efektif karena mudah dilakukan dan tidak

perlu melalui proses seperti saat pemasangan spiral. Kontrasepsi pil

Page 14: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN … · menunjukkan jumlah akseptor KB sebanyak 4.526 yang menggunakan kontrasepsi suntik berkisar 44%, pil 35%, IUD 14% dan kontrasepsi mantap

3

atau suntik dinilai efektif, pemakaian praktis dan harga relatif murah

dan aman (Kurniawati, 2008).

Program pemerintah dalam upaya mengendalikan jumlah

kelahiran dan mewujudkan keluarga kecil yang sehat dan sejahtera

melalui konsep pengaturan jarak kelahiran dan pembatasan jumlah

anak melalui program KB. Program KB diharapkan dapat mengubah

pilihan akseptor dari menggunakan metode kontrasepsi jangka

pendek menjadi metode kontrasepsi jangka panjang, sehingga dapat

menurunkan risiko terjadinya kehamilan. Selain itu metode kontrasepsi

jangka panjang dinilai lebih praktis dan bertahan dalam hitungan

tahun (Manuaba, 2010)

Wanita usia >40 tahun yang aktif mengadakan hubungan

seksual memerlukan perlindungan untuk mencegah terjadi kehamilan.

Fungsi ovarium (indung telur) pada usia >35 tahun telah menurun

namun memungkinkan sel telur untuk dapat dibuahi oleh sel sperma

sehingga dapat terjadinya kehamilan. Seorang wanita usia >40 tahun

seorang wanita tetap dianjurkan untuk menggunakan salah satu

metode kontrasepsi untuk mencegah terjadinya kehamilan. Wanita

yang hamil pada usia tersebut berisiko mengalami komplikasi

kehamilan salah seperti kehamilan disertai hipertensi, kesulitan saat

melahirkan anemia, risiko kelahiran bayi berat badan lahir rendah,

persalinan belum cukup bulan/prematur, keguguran dan kemungkinan

adanya cacat bawaan (Saifudin, 2010).

Page 15: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN … · menunjukkan jumlah akseptor KB sebanyak 4.526 yang menggunakan kontrasepsi suntik berkisar 44%, pil 35%, IUD 14% dan kontrasepsi mantap

4

Wanita dengan usia 40-50-an termasuk fase perimenopause,

kehamilan pada usia ini sudah tidak dianjurkan karena mengingat

risiko yang dapat terjadi baik bagi ibu maupun janin. Kenyatannya

banyak kehamilan yang tidak direncanakan terjadi pada usia tersebut

sehingga penggunaan kontrasepsi tetap dianjurkan. Metode

kontrasepsi yang dapat menjadi pilihan adalah sterilisasi (jika tidak

ingin menambah anak lagi) dan kontrasepsi hormonal. Kontrasepsi

hormonal dianjurkan untuk mencegah kehamilan dan dapat membantu

mengatur siklus menstruasi. Produksi hormon estrogen tubuh semakin

melambat, siklus menstruasi tidak teratur. Sehingga

direkomendasikan pil rendah estrogen, pil progresteron, atau mirena

non-estrogen untuk wanita perimenopause.

Jenis kontrasepsi bagi wanita usia >40 tahun ditinjau dari segi

keuntungan berturut-turut adalah tubektomi (MOW), KB metode

sederhana (kondom), IUD, kontrasepsi suntik (1 atau 3 bulan),

implant, pil. Pemilihan kontrasepsi dipengaruhi banyak faktor antara

lain efektivitas, keamanan, frekuensi pemakaian, efek samping,

kemauan dan kemampuan untuk menggunakan kontrasepsi secara

teratur dan benar. Pertimbangan biaya, peran agama dan kultur

budaya mengenai kontrasepsi mempengaruhi pemilihan ibu dalam

menggunakan kontrasepsi (BKKBN, 2007). Pengetahuan dan

pemahaman masyarakat mengenai berbagai metode, kepercayaan,

budaya, tingkat pendidikan, persepsi mengenai risiko kehamilan dan

status wanita mempengaruhi ibu dalam memilih alat kontrasepsi yang

Page 16: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN … · menunjukkan jumlah akseptor KB sebanyak 4.526 yang menggunakan kontrasepsi suntik berkisar 44%, pil 35%, IUD 14% dan kontrasepsi mantap

5

akan digunakan. Penyedia layanan harus menyadari faktor apa saja

yang begitu mempengaruhi pemilihan metode dan berusaha

memantau perubahan yang mungkin memengaruhi pemilihan metode

(Hartanto, 2009). Faktor pasangan dan motivasi, faktor kesehatan,

dan faktor metode alat kontrasepsi (Proverawati dkk, 2010)

Kecocokan suatu metode alat kontrasepsi bergantung pada faktor

pribadi, faktor kesehatan umum, faktor budaya, faktor ekonomi dan

aksesibilitas (Wulansari & Hartanto, 2006).

Perempuan terkadang mengalami kesulitan dalam

menentukan pilihan jenis kontrasepsi. Hal ini tidak hanya terbatas

dengan metode yang tersedia, tetapi juga karena ketidaktahuan

wanita tentang persyaratan dan keamanan metode kontrasepsi yang

dipilih (Saifudin, 2010). Hal ini mendorong peneliti untuk menelaah

lebih jauh pengetahuan dan sikap ibu dalam pemilihan kontrasepsi

Efektif pada PUS Usia >40 tahun di Wilayah Kerja Puskesmas

Ladongi.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dirumuskan masalah penelitian ”apakah

ada hubungan pengetahuan dan sikap ibu dengan pemilihan

kontrasepsi efektif pada PUS usia >40 tahun di PKM Ladongi?.

Page 17: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN … · menunjukkan jumlah akseptor KB sebanyak 4.526 yang menggunakan kontrasepsi suntik berkisar 44%, pil 35%, IUD 14% dan kontrasepsi mantap

6

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap ibu dengan

pemilihan kontrasepsi efektif pada PUS usia >40 tahun di wilayah

kerja PKM Ladongi.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengidentifikasi pengetahuan ibu tentang kontrasepsi

efektif

b. Untuk mengetahui sikap ibu tentang kontrasepsi efektif

c. Untuk mengetahui pemilihan kontrasepsi efektif ibu usia >40

tahun di wilayah kerja PKM Ladongi.

d. Untuk menganalisis hubungan pengetahuan ibu dengan

pemilihan kontrasepsi efektif di wilayah kerja PKM Ladongi.

e. Untuk menganalisis hubungan sikap ibu dengan pemilihan

kontrasepsi efektif di wilayah kerja PKM Ladongi.

D. Manfaat Penelitian

1. Sebagai sumber informasi bagi pihak Puskesmas Ladongi dalam

upaya peningkatan pelayanan kontrasepsi.

2. Sebagai sumber informasi bagi akseptor agar lebih bijaksana dalam

memilih kontrasepsi yang akan digunakan sesuai kebutuhan dan

kondisi kesehatan.

3. Bagi peneliti merupakan pengalaman dalam mengaplikasikan ilmu

dan praktik berkaitan dengan metode penelitian.

Page 18: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN … · menunjukkan jumlah akseptor KB sebanyak 4.526 yang menggunakan kontrasepsi suntik berkisar 44%, pil 35%, IUD 14% dan kontrasepsi mantap

7

E. Keaslian Penelitian

1. Faktor yang berhubungan dengan penggunaan metode kontrasepsi

hormonal pada akseptor KB di Kelurahan Pasarwajo Kecamatan

Pasarwajo Kabupaten Buton Sulawesi Tenggara. Variabel

penelitian meliputi umur ibu, pendidikan ibu, pendapatan keluarga,

jumlah anak hidup, biaya alat kontrasepsi, dukungan suami dan

informasi petugas KB. Rancangan penelitian yang digunakan

menggunakan cross sectional (Wa Ode Dita Arliana, 2013).

Perbedaan dengan penelitian yang telah dilakukan terletak pada

variabel bebas (pengetahuan dan sikap) dan variabel terikat

(pemilihan kontrasepsi efektif).

2. Faktor-faktor yang berhubungan dengan pemilihan KB Hormonal

jenis pil dan suntik Pada Akseptor KB Hormonal Golongan Usia

Resiko Tinggi di Puskesmas Cipageran Cimahi Utara. Variabel

penelitian pengetahuan, sikap dan sosial ekonomi. Rancangan

penelitian yang digunakan cross sectional (Noviyanti dkk, 2010).

Perbedaan dengan penelitian dilakukan yaitu variabel bebas

(pengetahuan dan sikap) dan variabel terikat (pemilihan kontrasepsi

efektif).

Page 19: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN … · menunjukkan jumlah akseptor KB sebanyak 4.526 yang menggunakan kontrasepsi suntik berkisar 44%, pil 35%, IUD 14% dan kontrasepsi mantap

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Telaah Pustaka

1. Kontrasepsi Efektif

a. Definisi

Kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti ‘melawan’ atau

‘mencegah’ dan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur yang

matang dengan sperma yang mengakibatkan kehamilan.

Kontrasepsi upaya menghindari/mencegah terjadinya kehamilan

sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel

sperma. Pasangan usia subur (PUS) yang aktif secara seksual

namun tidak menghendaki kehamilan maka kontrasepsi dapat

menjadi pilihan menunda kehamilan (Suratun, 2008). Kontrasepsi

merupakan usaha untuk mencegah terjadinya kehamilan, dapat

bersifat sementara dan permanen (Wiknjosastro, 2012).

Kontrasepsi efektif adalah cara untuk mencegah kehamilan

dengan menggunakan alat atau obat kontrasepsi atau tindakan

operatif yang mempunyai derajat perlindungan tinggi terhadap

kehamilan, seperti IUD, pil, suntik, implant dan tindakan operatif.

Metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) yang efektif mencegah

dan menjarangkan kehamilan lebih dari 3 tahun atau mengakhiri

kehamilan pada pasangan yang sudah tidak ingin tambah anak lagi

dapat menggunakan IUD, implant dan kontrasepsi mantap (MOW

8

Page 20: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN … · menunjukkan jumlah akseptor KB sebanyak 4.526 yang menggunakan kontrasepsi suntik berkisar 44%, pil 35%, IUD 14% dan kontrasepsi mantap

9

dan MOP). Metode kontrasepsi efektif non MJKP penggunaannya

harus dilakukan secara rutin setiap hari (pil) dan suntik (berjangka

1 atau 3 bulan) (Asih dan Oesman, 2009).

Alat kontrasepsi berupa pil dan suntik bersifat jangka

pendek dan kerap gagal karena faktor ketidakdisiplinan (lupa) dari

akseptor. Alat kontrasepsi jangka panjang lazim digunakan pada

negara maju dibandingkan di Indonesia. Data National Survey of

Family Growth sekitar 60% wanita Amerika Serikat (AS)

menggunakan metode kontrasepsi yang efektif. Studi bertajuk

"Effectiveness of Long-Acting Reversible Contraception” oleh

Winner et al, di New England Journal of Medicine menyebutkan

sekitar 50% kehamilan yang tidak diinginkan di AS disebabkan oleh

pemilihan kontrasepsi yang tidak konsisten dan tidak benar.

Penggunaan kontrasepsi jangka panjang yang reversible seperti

implan atau IUD lebih banyak digunakan (Affandi, 2014). Data di

Indonesia berdasarkan Riskesdas 2013 menunjukkan prevalensi

pemakai kontrasepsi pada WUS (wanita usia kawin 15-49 tahun)

59,3% menggunakan kontrasepsi efektif dengan penyumbang

kontrasepsi suntik (34,3%) pada kelompok non MKJP.

Metode kontrasepsi jangka panjang merupakan alat

kontrasepsi yang digunakan untuk menunda, menjarangkan

kehamilan serta menghentikan kesuburan yang digunakan dengan

jangka panjang meliputi IUD, Implant dan kontrasepsi mantap.

MKJP dikenal dengan Long Acting Contraseptive System (LACS)

Page 21: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN … · menunjukkan jumlah akseptor KB sebanyak 4.526 yang menggunakan kontrasepsi suntik berkisar 44%, pil 35%, IUD 14% dan kontrasepsi mantap

10

merupakan metode kontrasepsi yang penggunaannya tidak setiap

hari dan berulang-ulang (pil setiap hari dan suntik setiap

bulan/triwulan). Metode kontrasepsi jangka panjang memiliki

eektifitas tinggi, dipasang hanya satu kali untuk pemakaian yang

lama, tingkat dengan tingkat kembalinya kesuburan relatif cepat.

b. Efektifitas (daya guna)

Kontrasepsi pil atau tablet berisi gabungan hormon

estrogen dan progesteron (pil kombinasi) atau hanya terdiri hormon

progesteron (mini pil). Efektifitas pil sangat tinggi dengan angka

kegagalan berkisar 1-8% untuk pil kombinasi dan 3-10% untuk mini

pil. Kontrasepsi suntik memberikan efektifitas tinggi, kegagalan

berkisar 1-4%. Implan merupakan alat kontrasepsi yang dipasang

di bawah kulit, lengan bagian atas, mengandung levonogestrel,

efektifitas sangat tinggi dengan angka kegagalan 1-3%. AKDR

adalah alat kontrasepsi yang dimasukkan kedalam rahim yang

memberikan efektifitas tinggi dengan angka kegagalan 1%.

(Saifuddin, 2010).

Kontrasepsi mantap pada pria (MOP) dikenal dengan

vasektomi dilakukan dengan cara mengikat dan memotong saluran

mani (vas defferent) sehingga sel sperma tidak keluar pada saat

senggama, tindakan tersebut memiliki efektifitas 99%. Pada wanita

(MOW) disebut dengan tubektomi, dilakukan dengan cara mengikat

atau memotong kedua saluran tuba fallopi, efektivitas mencapai 99

% (Heryani S Suratun & Manurung, 2008).

Page 22: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN … · menunjukkan jumlah akseptor KB sebanyak 4.526 yang menggunakan kontrasepsi suntik berkisar 44%, pil 35%, IUD 14% dan kontrasepsi mantap

11

Efektifitas (daya guna) kontrasepsi merupakan kemampuan

kontrasepsi untuk mengurangi terjadinya kehamilan yang tidak

diinginkan, apabila kontrasepsi tersebut digunakan dengan

mengikuti aturan yang benar (Wiknjosastro, 2012).

Kontrasepsi dikatakan memiliki efektif jika memiliki daya

guna (efektifitas) tinggi untuk mencegah terjadinya kehamilan. Alat

kontrasepsi efektif terbagi 2 yaitu metode kontrasepsi efektif jangka

panjang (MKJP) dan non MKJP. Implant, IUD, kontrasepsi mantap

termasuk dalam kontrasepsi MKJP sedangkan pil dan suntik

termasuk dalam non MKJP. Pemilihan kontrasepsi sebaiknya

mempertimbangkan keadaan atau kondisi calon akseptor seperti

umur, gaya hidup, frekuensi senggama, jumlah keluarga yang

diinginkan, pengalaman dengan kontrasepsi yang lalu, sikap

pasangan, faktor kesehatan : status kesehatan, riwayat haid,

riwayat keluarga, pemeriksaan fisik, pemeriksaan panggul

(Hartanto, 2009).

2. Jenis-Jenis Kontrasepsi Efektif

a. Pil

Kontrasepsi pil adalah kontrasepsi bagi wanita yang

berbentuk tablet yang mengandung hormon estrogen dan

progesteron untuk mencegah kehamilan. Kontrasepsi pil atau tablet

yang berisi gabungan hormon estrogen dan progesteron (Pil

Kombinasi) atau hanya terdiri dari hormon progesteron saja (mini

pil). Efektifitas pil sangat tinggi, angka kegagalannya berkisar 1-8%

Page 23: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN … · menunjukkan jumlah akseptor KB sebanyak 4.526 yang menggunakan kontrasepsi suntik berkisar 44%, pil 35%, IUD 14% dan kontrasepsi mantap

12

untuk pil kombinasi, dan 3-10% untuk mini pil. Jenis Kontrasepsi

pil/oral terdiri dari :

1) Pil kombinasi ; monofasik, bifasik dan trifasik

Manfaat/keuntungan yaitu memiliki efektivitas yang

tinggi, resiko terhadap kesehatan sangat kecil, tidak

mengganggu hubungan seksual, siklus haid teratur, darah haid

berkurang (mencegah anemia), tidak terjadi nyeri haid, mudah

dihentikan setiap saat, kesuburan segera kembali setelah

penggunaan pil dihentikan, dapat digunakan sebagai

kontrasepsi darurat.

Kerugian atau efek samping pil yaitu membosankan

karena harus menggunakan setiap hari, mual terutama pada 3

bulan pertama, perdarahan bercak terutama 3 bulan pertama,

pusing, nyeri payudara, berat badan naik, tidak haid

(amenorea) jarang pada pil kombinasi, tidak boleh diberikan

pada perempuan menyusui (mengurangi ASI), sebagian kecil

perempuan dapat menimbulkan depresi, dan perubahan

suasana hati, sehingga keinginan untuk melakukan hubungan

seks berkurang, dapat meningkatkan tekanan darah dan retensi

cairan, sehingga resiko stroke, dan gangguan pembekuan

darah pada vena dalam sedikit meningkat. Pada perempuan

usia >35 tahun dan merokok perlu hati-hati, tidak mencegah

IMS( Infeksi Menular Seksual), HBV, HIV/AIDS.

Page 24: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN … · menunjukkan jumlah akseptor KB sebanyak 4.526 yang menggunakan kontrasepsi suntik berkisar 44%, pil 35%, IUD 14% dan kontrasepsi mantap

13

Waktu mulai menggunakan pil kombinasi yaitu setiap

saat selagi haid, untuk meyakinkan tidak hamil, hari pertama

sampai hari ke-7 siklus haid, boleh menggunakan pada hari ke-

8, tetapi perlu menggunakan metode kontrasepsi yang lain

(kondom) mulai hari ke-8 sampai hari ke-14 atau tidak

melakukan hubungan seksual sampai ibu telah menghabiskan

paket pil tersebut. Setelah melahirkan yaitu setelah 6 bulan

pemberian ASI ekslusif, setelah 3 bulan dan tidak menyusui,

pasca keguguran (segera atau dalam waktu 7 hari), bila

berhenti menggunakan kontrasepsi injeksi dan ingin mengganti

dengan pil kombinasi, pil dapat segera diberikan tanpa perlu

menunggu haid.

Beberapa instruksi yang harus disampaikan kepada klien

yaitu tunjukan cara mengeluarkan pil dari kemasan dan

sampaikan untuk mengikuti arah panah yang menunjukan

deretan pil berikutnya. Sebaiknya pil diminum setiap hari, lebih

baik pada saat yang sama setiap hari. Pil yang pertama dimulai

pada hari pertama sampai hari ketujuh siklus haid. Sangat

dianjurkan penggunaannya pada hari pertama haid. Pada paket

28 pil dianjurkan mulai minum pil plasebo sesuai dengan hari

yang ada pada paket. Beberapa paket pil mempunyai 28 pil

yang lain 21 pil bila paket 28 pil habis sebaiknya anda mulai

minum paket pil yang baru. Bila paket 21 habis sebaiknya

tunggu 1 minggu baru kemudian mulai minum pil dari paket

Page 25: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN … · menunjukkan jumlah akseptor KB sebanyak 4.526 yang menggunakan kontrasepsi suntik berkisar 44%, pil 35%, IUD 14% dan kontrasepsi mantap

14

yang baru. Bila muntah dalam waktu 2 jam setelah

menggunakan pil ambil pil yang lain. Bila terjadi muntah hebat

atau diare lebih dari 24 jam maka bila keadaan memungkinkan

dan tidak memperburuk keadaan anda pil dapat diteruskan.

2) Kontrasepsi pil progestin (mini pil)

Jenis mini pil kemasan isi 35 pil mengandung 300µg

levonorgestrel atau 350µg noretindron. Kemasan isi 28 pil

mengandung 75µg desogestrel. Manfaat/keuntungan dari

kontrasepsi mini pil yaitu sangat efektif bila digunakan secara

benar, tidak mengganggu hubungan seksual, tidak

mempengaruhi ASI, kesuburan cepat kembali, nyaman dan

mudah digunakan, sedikit efek samping, dapat dihentikan

setiap saat, tidak mengandung estrogen.

Kerugian atau efek samping kontrasepsi mini pil yaitu

30-60% mengalami gangguan haid (perdarahan bercak,

spotting, amenorea), peningkatan/penurunan berat badan,

harus digunakan setiap hari dan pada waktu yang sama, bila

lupa satu pil kegagalan menjadi lebih besar, payudara menjadi

tegang, mual, pusing, dermatitis atau jerawat. Resiko kehamilan

ektopik cukup tinggi (4 dari 100 kehamilan), Retapi lebih rendah

jika dibandingkan dengan perempuan yang tidak menggunakan

mini pil. efektivitasnya menjadi rendah bila digunakan bersama

dengan obat tuberculosis atau obat epilepsy, tidak melindungi

diri dari infeksi menular seksual atau HIV/AIDS, hirsutisme

Page 26: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN … · menunjukkan jumlah akseptor KB sebanyak 4.526 yang menggunakan kontrasepsi suntik berkisar 44%, pil 35%, IUD 14% dan kontrasepsi mantap

15

(tumbuh rambut/ bulu berlebihan di daerah muka), tetapi sangat

jarang terjadi.

Waktu mulai menggunakan mini pil yaitu mulai hari 1-5

siklus haid. Tidak diperlukan pencegahan dengan kontrasepsi

lain. Dapat digunakan setiap saat, asal saja tidak terjadi

kehamilan. Bila menggunakannya setelah hari ke-5 siklus haid,

jangan melakukan hubungan seksual selama 2 hari atau

menggunakan metode kontrasepsi lain untuk 2 hari. Bila klien

tidak haid (amenorea), minipil dapat digunakan setiap saat, asal

saja diyakini tidak hamil. Jangan melakukan hubungan seksual

selama 2 hari atau menggunakan metode kontrasepsi lain

untuk 2 hari.

Bila menyusui antara 6 minggu dan 6 bulan pasca

persalinan dan tidak haid, minipil dapat dimulai setiap saat. Bila

menyusui penuh, tidak memerlukan metode kontrasepsi

tambahan. Bila lebih dari 6 minggu pasca persalinan dan klien

telah mendapat haid, minipil dapat dimulai pada hari 1-5 siklus

haid. Mini pil diberikan segera pasca keguguran. Bila klien

sebelumnya menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin

menggantinya dengan minipil, minipil dapat segera diberikan,

bila saja kontrasepsi sebelumnya digunakn dengan benar atau

ibu tersebut sedang tidak hamil. Tidak perlu menggunakan

sampai datangnya haid berikutnya. Apabila kontrasepsi yang

sebelumnya adalah kontrasepsi suntikan, minipil diberikan pada

Page 27: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN … · menunjukkan jumlah akseptor KB sebanyak 4.526 yang menggunakan kontrasepsi suntik berkisar 44%, pil 35%, IUD 14% dan kontrasepsi mantap

16

jadwal suntikan yang berikutnya. Tidak diperlukan penggunaan

metode kontrasepsi yang lain.

Bila kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsi

nonhormonal dan ibu tersebut ingin menggantinya dengan mini

pil, mini pil diberikan pada hari 1-5 siklus haid dan tidak

memerlukan metode kontrasepsi lain. Bila kontrasepsi

sebelumnya yang digunakan adalah AKDR (termasuk AKDR

yang mengandung hormon), minipil dapat diberikan pada hari

1-5 siklus haid. Dilakukan pengangkatan AKDR.

Intruksi yang harus disampaikan kepada akseptor yaitu

minum mini pil setiap hari pada saat yang sama, minum pil

yang pertama pada hari pertama haid, bila klien muntah dalam

waktu 2 jam setelah menggunakan pil, minumlah pil yang lain,

atau gunakan metode kontrasepsi lain bila klien berminat

melakukan hubungan seksual pada 48 jam berikutnya. Bila

klien menggunakan pil terlambat lebih dari 3 jam, minumlah pil

tersebut begitu klien ingat. Gunakan metode pelindung selama

48 jam. Bila klien lupa 1 atau 2 pil, minum segera pil yang

terlupa tersebut sesegera ketika ingat dan gunakan metode

pelindung sampai 1 bulan. Walaupun klien belum haid, mulai

paket baru sehari setelah paket terakhir habis. Bila haid klien

teratur setiap bulan dan kemudian kehilangan 1 siklus (tidak

haid) atau bila merasa hamil, temui petugas kesehatan untuk

memeriksa uji kehamilan.

Page 28: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN … · menunjukkan jumlah akseptor KB sebanyak 4.526 yang menggunakan kontrasepsi suntik berkisar 44%, pil 35%, IUD 14% dan kontrasepsi mantap

17

b. Suntik

Kontrasepsi suntik adalah metode kontrasepsi efektif untuk

mencegah terjadinya kehamilan yang diberikan dengan cara

disuntikkan intramuskuler (IM) pada daerah bokong (Saifuddin,

2010). Suntikan KB adalah suatu cairan berisi zat untuk mencegah

kehamilan selama jangka waktu tertentu (antara 1-3 bulan). Cairan

tersebut merupakan hormon sistesis progesteron. Bekerja dengan

mengentalkan lendir rahim sehingga sel sperma tidak dapat masuk

ke rahim, mencegah keluarnya sel telur (ovulasi) dan membuat

uterus (dinding rahim) tidak siap menerima hasil pembuahan.

Efektifitas kontrasepsi suntik tinggi dengan 30% kehamilan

per 100 perempuan per tahun. Jika penyuntikan dilakukan secara

teratur sesuai jadwal yang telah ditentukan. DMPA maupun NET

EN sangat efektif sebagai metode kontrasepsi. Kurang dari 1 per

100 wanita akan mengalami kehamilan dalam 1 tahun pemakaian

DMPA dan 2 per 100 wanita per tahun pemakain NET EN

(Hartanto, 2009).

Jenis kontrasepsi suntik yang sering digunakan antara lain

suntikan setiap 1 bulan (cyclofem) dan suntikan setiap 3 bulan :

Depo Medroksiprogesteron Asetat (DMPA) dan Depo Noretisteron

Enantat (Noristerat/NET EN). Kontrasepsi suntikan yang

mengandung progestin; Depo Mendroksi Progesteron (DMPA),

mengandung 150 mg DMPA yang diberikan setiap tiga bulan

dengan cara di suntik intramuscular (di daerah pantat); Depo

Page 29: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN … · menunjukkan jumlah akseptor KB sebanyak 4.526 yang menggunakan kontrasepsi suntik berkisar 44%, pil 35%, IUD 14% dan kontrasepsi mantap

18

Noretisteron Enantat (Depo Noristerat), mengandung 200 mg

Noretindron Enantat, diberikan setiap 2 bulan dengan cara di suntik

intramuscular (di daerah pantat atau bokong). Jenis kontrasepsi

suntikan yang mengandung kombinasi progestin dan esterogen

diberikan setiap 4 minggu (Sulistyawati, 2011).

Mekanisme kerja suntik dengan mencegah ovulasi,

mengentalkan lendir servik dan menjadi sedikit sehingga

menurunkan kemampuan penetrasi sperma, menjadikan selaput

lendir rahim tipis dan atropi, menghambat transportasi gamet dan

tuba, mengubah endometrium menjadi tidak sempurna untuk

implantasi hasil konsepsi.

Hartanto (2009) mekanisme kerja kontrasepsi suntik dalam

dua bagian, yaitu primer dan sekunder.

a. Mekanisme primer adalah mencegah ovulasi.

Pada mekanisme ini, kadar FSH dan LH menurun dan tidak

terjadi sentakan LH. Pada pemakaian KB Suntik Depoprovera,

endometrium menjadi dangkal dan atrofis dengan kelenjar-

kelenjar yang tidak aktif. Pemakaian jangka lama, endometrium

dapat menjadi sedemikian sedikitnya, sehingga tidak didapatkan

atau hanya terdapat sedikit sekali jaringan. Perubahan tersebut

akan kembali menjadi normal dalam waktu 90 hari setelah

suntikan berakhir.

b. Mekanisme sekunder, lendir serviks menjadi kental dan sedikit

sehingga merupakan barier terhadap spermatozoa.

Page 30: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN … · menunjukkan jumlah akseptor KB sebanyak 4.526 yang menggunakan kontrasepsi suntik berkisar 44%, pil 35%, IUD 14% dan kontrasepsi mantap

19

Mekanisme sekunder membuat endometium kurang layak untuk

implantasi dari ovum yang telah dibuahi. Mekanisme ini mungkin

juga mempengaruhi kecepatan transport ovum di dalam tuba

fallopii. Pemberian hormon progestin akan menyebabkan

pengentalan mukus serviks sehingga menurunkan kemampuan

penetrasi sperma. Hormon tersebut mencegah pelepasan sel

telur yang dikeluarkan tubuh wanita. Tanpa pelepasan sel telur,

seorang wanita tidak akan mungkin hamil. Selain itu pada

penggunaan depo provera, endometrium menjadi tipis dan atrofi

dengan berkurangnya aktifitas kelenjar. Hormon progestin

dengan sedikit hormon estrogen akan merangsang timbulnya

haid setiap bulan.

Kontrasepsi suntik memiliki keuntungan yaitu sangat efektif

mencegah kehamilan, tidak memiliki pengaruh pada ASI, klien tidak

perlu menyimpan obat suntik, dapat digunakan oleh perempuan

usia >35 tahun perimenopause, membantu mencegah kanker

endometrium dan kehamilan ektopik, menurunkan risiko kejadian

tumor jinak payudara, menurunkan krisis anemia bulan sabit (sickle

cell). Beberapa penyebab penyakit radang panggul dapat dicegah

dengan KB suntik.

Kerugian atau efek samping metode kontrasepsi suntik yaitu

dapat terjadi gangguan haid seperti siklus haid memendek atau

memanjang, perdarahan yang banyak atau sedikit, spotting, tidak

haid sama sekali. Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu.

Page 31: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN … · menunjukkan jumlah akseptor KB sebanyak 4.526 yang menggunakan kontrasepsi suntik berkisar 44%, pil 35%, IUD 14% dan kontrasepsi mantap

20

Permasalahan berat badan merupakan efek samping paling

banyak. Terjadi perubahan pada lipid serum pada penggunaan

jangka panjang. Penggunaan jangka panjang dapat menurunkan

kepadatan tulang (densitas) dan dapat menimbulkan kekeringan

pada vagina, menurunkan libido, gangguan emosi (jarang), sakit

kepala, nervositas dan jerawat.

Wanita yang dapat menggunakan kontrasepsi suntik yaitu

usia reproduksi, nulipara dan yang telah memiliki anak, menyusui

dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai, setelah abortus atau

keguguran. Telah banyak anak, tetapi belum menghendaki

tubektomi. Tidak dapat memakai kontrasepsi yang mengandung

estrogen. Wanita dengan obat epilepsy (fenitoin dan barbiturat)

atau obat tuberculosis (rifampisin). Tekanan darah <180/110

mmhg, dengan masalah gangguan pembekuan darah, anemia

bulan sabit dan anemia defisiensi besi

Wanita yang tidak boleh menggunakan kontrasepsi suntik

yaitu jika dalam kondisi hamil atau dicurigai hamil, perdarahan

pervaginam yang belum jelas penyebabnya. Tidak dapat menerima

bila terjadi gangguan haid, terutama amenorea. Menderita kanker

payudara atau riwayat kanker payudara, diabetes mellitus disertai

komplikasi.

Cara pemberian kontrasepsi suntik jika diberikan setelah

melahirkan dapat dimulai pada hari ke 3-5 pasca salin dan setelah

ASI berproduksi, setelah keguguran dapat diberikan segera setelah

Page 32: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN … · menunjukkan jumlah akseptor KB sebanyak 4.526 yang menggunakan kontrasepsi suntik berkisar 44%, pil 35%, IUD 14% dan kontrasepsi mantap

21

dilakukan kuretase atau 30 hari setelah keguguran (asal dipastikan

ibu tidak dalam kondisi hamil), pada masa haid yaitu hari 1-7 siklus

haid dan dipastikan ibu tidak dalam keadaan hamil. Lokasi

penyuntikan pada aerah bokong/pantat, DMPA diberikan setiap 3

bulan dan cyclofem diberikan setiap 1 bulan melalui suntikan

intramuskuler/ IM (Saifuddin, 2010).

c. AKBK/Implant

Kontrasepsi implant efektif memberikan perlindungan selama

5 tahun (norplant) dan 3 tahun (Jedena, Indoplant atau Implanon),

nyaman, dapat dipakai oleh semua ibu dalam usia reproduksi,

pemasangan dan pencabutan perlu pelatihan, kesuburan segera

kembali setelah implan dicabut. Efek samping utama berupa

perdarahan tidak teratur, perdarahan, bercak dan amenorea, aman

dipakai pada masa laktasi (Saifuddin, 2010).

Jenis kontrasepsi implant terdiri dari a) Norplant (6 batang

silastik lembut berongga dengan panjang 3,4 cm, dengan diameter

2,4 mm, yang diisi dengan 3,6 mg levonorgestrel dan lama kerjanya

5 tahun. b) Implanon (1 batang putih lentur dengan panjang kira-

kira 40 mm, dan dia meter 2 mm, yang diisi dengan 68 mg 3-keto-

desogestrel dan lama kerjanya 3 tahun. c) Jadena dan indoplant: (2

batang) diisi dengan 75mg levonorgestrel dengan lama kerja 3

tahun.

Cara kerja kontrasepsi implant yaitu mengentalkan lendir

serviks, mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga

Page 33: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN … · menunjukkan jumlah akseptor KB sebanyak 4.526 yang menggunakan kontrasepsi suntik berkisar 44%, pil 35%, IUD 14% dan kontrasepsi mantap

22

sulit terjadi implantasi, mengurangi transportasi sperma, menekan

ovulasi. Keuntungan kontrasepsi implant yaitu daya guna tinggi,

perlindungan jangka panjang, pengembalian tingkat kesuburan

yang cepat setelah pencabutan, tidak memerlukan pemeriksaan

dalam, tidak mengganggu dari kegiatan senggama, tidak

mengganggu ASI, klien hanya kembali jika ada keluhan, dapat

dicabut sesuai dengan kebutuhan, mengurangi nyeri haid,

mengurangi jumlah darah haid, mengurangi dan memperbaiki

anemia, melindungi terjadinya kanker endometrium, melindungi

angka kejadian kelainan jinak payudara, melindungi diri dari

beberapa penyebab penyakit radang panggul, menurunkan

kejadian endometriosis. Keterbatasan kontrasepsi implant yaitu

pada kebanyakan pasien dapat menyebabkan perubahan pola haid

berupa perdarahan bercak (spooting), hipermenorea atau

meningkatnya jumlah darah haid, serta amenorhea.

d. AKDR/IUD

Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) adalah alat kecil terdiri

dari bahan yang lentur yang dimasukkan ke dalam rongga rahim

atau kavum uteri oleh dokter/ bidan yang terlatih. AKDR merupakan

alat kontrasepsi yang terdiri dari polietilen atau plastik elastis yang

berfungsi mencegah pembuahan, ion-ion copper yang berasal dari

AKDR tembaga mengubah isi saluran telur dan cairan endometrium

sehingga dapat mempengaruhi jalan sel telur di dalam saluran telur

serta fungsi sperma (Varney, 2004).

Page 34: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN … · menunjukkan jumlah akseptor KB sebanyak 4.526 yang menggunakan kontrasepsi suntik berkisar 44%, pil 35%, IUD 14% dan kontrasepsi mantap

23

Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) adalah salah satu alat

kontrasepsi modern yang telah dirancang sedemikian rupa (baik

bentuk, ukuran, bahan dan masa aktif fungsi kontrasepsi), diletakan

dalam kavum uteri sebagai usaha kontrasepsi, menghalangi

fertilisasi dan menyulitkan telur berimplantasi dalam uterus

(Hidayati, 2009).

Menurut bentuknya AKDR terdiri dari Copper-T, Copper-7,

multiload, lippes loop (spiral). Menurut tambahan obat atau metal

Medicated AKDR, misal : Cu-T 200, 220, 300, 380, Cu-7, Nova-T,

MLCU-250, 375, progesteron dan levonorgestrel. Un medicated

AKDR seperti lippes loop, margilles, saf-T coil, antigon dan lain-lain.

AKDR yang banyak dipakai diindonesia sekarang ini adalah lippes

loop, Nova-T dan Cu-T 380 A.

Mekanisme Kerja AKDR yaitu menghambat kemampuan

sperma untuk masuk kedalam tuba falopii, mencegah pertemuan

sperma dan ovum, mempengaruhi fertilitas sebelum ovum

mencapai kavum uteri, mengurangi kemampauan sperma untuk

fertilisasi, memungkinkan untuk memcegah implantasi telur dalam

uterus. Efektifitas AKDR berkisar 0,6-0,8 kehamilan/100 perempuan

dalam 1 tahun pertama pemakaian (terdapat 1 kegagalan dalam

125-170 kehamilan). AKDR sangat efektif yaitu 0,5-1 kehamilan per

100 perempuan pada satu tahun pertama penggunaan.

Wanita yang dapat menggunakan AKDR antara lain usia

reproduktif, nullipara, menginginkan menggunakan alat kontrasepsi

Page 35: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN … · menunjukkan jumlah akseptor KB sebanyak 4.526 yang menggunakan kontrasepsi suntik berkisar 44%, pil 35%, IUD 14% dan kontrasepsi mantap

24

jangka panjang, menyusui, setelah melahirkan dan tidak menyusui

bayi, setelah mengalami abortus dan tidak terlihat adanya infeksi,

perempuan dengan resiko rendah PMS, perempuan yang tidak

menyukai untuk mengingat-ingat minum pil setiap hari, perempuan

yang tidak menghendaki kehamilan setelah 1-5 hari senggama.

Wanita yang tidak diperkenankan menggunakan AKDR yaitu

perempuan yang sedang hamil, perempuan dengan pendarahan

pervaginam tidak diketahui, sedang menderita infeksi otot genita,

perempuan yang tiga bulan terakhir menderita PRP/ abortus septik,

perempuan dengan kelainan bawaan uterus yang abnormal / tumor

jinak rahim yang dapat mempengaruhi kavum uteri, perempuan

dengan penyakit trofoblas ganas, peerempuan yang diketahui

menderita TBC pelviks, perempuan dengan kanker alat genital,

ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm.

Keuntungan AKDR hanya memerlukan satu kali pemasangan

dan dengan demikian satu kali motivasi, tidak menimbulkan efek

sistemik, ekonomis dan cocok untuk penggunaan misal, efektifitas

cukup tinggi dan reversible. Beberapa pengguna AKDR

menunjukan respon baik terhadap penggunaan AKDR karena tidak

mengganggu aktifitas hubungan seksual. Wanita yang

menggunakan AKDR tidak perlu memikirkan persiapan kontrasepsi

setiap hari atau setiap bulan (Wiknjosastro, 2012).

Menurut Pinem (2009) keuntungan AKDR antara lain sangat

efektif. 0,6 – 0,8 kehamilan/100 perempuan dalam 1 tahun pertama

Page 36: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN … · menunjukkan jumlah akseptor KB sebanyak 4.526 yang menggunakan kontrasepsi suntik berkisar 44%, pil 35%, IUD 14% dan kontrasepsi mantap

25

(1 kegagalan dalam 125-170 kehamilan). Pencegah kehamilan

jangka panjang yang ampuh, paling tidak 10 tahun. AKDR dapat

efektif segera setelah pemasangan, metode jangka panjang (10

tahun proteksi dari CuT-380A dan tidak perlu diganti), tidak

mempengaruhi hubungan seksual. Hubungan intim jadi lebih

nyaman karena rasa aman terhadap risiko kehamilan, tidak ada

efek samping hormonal dengan CuT-380A, tidak mempengaruhi

kualitas dan volume ASI. Aman untuk ibu menyusui, tidak

mengganggu kualitas dan kuantitas ASI. Dapat dipasang segera

setelah melahirkan atau abortus (apabila tidak terjadi infeksi).

Dapat digunakan sampai menopause, tidak ada interaksi dengan

obat-obat, membantu mencegah kehamilan ektopik, setelah AKDR

dikeluarkan, bisa langsung subur.

e. Kontrasepsi mantap

Metode Kontrasepsi mantap terdiri dari 2 macam yaitu Metode

Operatif Wanita (MOW) dan Metode Operatif Pria (MOP). MOW

dikenal dengan tubektomi. Prinsip MOW adalah memotong atau

mengikat saluran tuba/tuba falopii sehingga mencegah pertemuan

antara ovum dan sperma. MOP dikenal dengan vasektomi yaitu

memotong atau mengikat saluran vas deferens sehingga cairan

sperma tidak dapat keluar atau ejakulasi (Handayani, 2010).

Tubektomi merupakan kontrasepsi permanen untuk

mencegah keluarnya ovum dengan cara mengikat atau memotong

pada kedua saluran tuba fallopi (pembawa sel telur ke rahim),

Page 37: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN … · menunjukkan jumlah akseptor KB sebanyak 4.526 yang menggunakan kontrasepsi suntik berkisar 44%, pil 35%, IUD 14% dan kontrasepsi mantap

26

efektivitasnya mencapai 99 %. Vasektomi adalah operasi kecil yang

dilakukan untuk menghalangi keluarnya sperma dengan cara

mengikat dan memotong saluran mani (vas defferent) sehingga sel

sperma tidak keluar pada saat senggama, efektifitasnya 99%

(Suratun, 2008).

3. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan pemilihan kontrasepsi

a. Umur

Umur adalah usia yang menjadi indikator kedewasaan

seseorang dalam pengambilan keputusan untuk melakukan

sesuatu yang mengacu pada setiap pengalamannya. Umur

seseorang memberikan pengaruh terhadap perilaku. Semakin lanjut

umur seseorang maka semakin lebih bertanggung jawab, lebih

tertib, lebih bermoral, lebih berbakti dari usia muda (Notoatmodjo,

2010).

Usia mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang.

Semakin bertambah usia semakin berkembang pula daya tangkap

dan pola pikir yang dimiliki, sehingga pengetahuan yang diperoleh

semakin baik. Semakin tua semakin bijaksana, semakin banyak

informasi yang dijumpai dan semakin banyak hal yang dikerjakan

sehingga menambah pengetahua. Bertambahnya usia seseorang

akan seiring dengan pengalaman hidup. Umur <20 tahun adalah

umur belum dewasa, 20-35 tahun dewasa muda, sedangkan umur

>35 tahun adalah dewasa penuh ((Notoatmodjo, 2010).

b. Pendidikan

Page 38: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN … · menunjukkan jumlah akseptor KB sebanyak 4.526 yang menggunakan kontrasepsi suntik berkisar 44%, pil 35%, IUD 14% dan kontrasepsi mantap

27

Pendidikan merupakan sebuah proses pengubahan sikap

dan perilaku seseorang atau kelompok serta merupakan usaha

mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.

Tingkat pendidikan turut menentukan mudah tidaknya seseorang

menyerap dan memahami tentang kontrasepsi efektif berdasarkan

kebutuhan dan kepentingan akseptor (Hartanto, 2006).

Pendidikan merupakan usaha untuk mengembangkan

kepribadian dan kemampuan seseorang yang dapat dilakukan baik

melalui pendidikan formal maupun informal. Pendidikan

mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seseorang

makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Pendidikan

tinggi akan cenderung lebih mudah untuk mendapatkan informasi,

baik dari orang lain maupun dari media massa. Semakin banyak

informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang di

dapat tentang kesehatan. Pengetahuan kaitannya dengan

pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan pendidikan

tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuan

yang dimiliki.

Namun perlu ditekankan seorang yang berpendidikan rendah

tidak berarti mutlak berpengetahuan rendaha. Peningkatan

pengetahuan tidak mutlak diperoleh di pendidikan formal, akan

tetapi juga dapat diperoleh pada pendidikan non formal.

Pengetahuan seseorang tentang sesuatu obyek juga mengandung

dua aspek yaitu aspek positif dan negatif. Kedua aspek sangat

Page 39: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN … · menunjukkan jumlah akseptor KB sebanyak 4.526 yang menggunakan kontrasepsi suntik berkisar 44%, pil 35%, IUD 14% dan kontrasepsi mantap

28

menentukan sikap seseorang terhadap obyek. Semakin banyak

aspek positif dari obyek maka akan membentuk sikap positif

terhadap suatu obyek.

c. Pekerjaan

Banyak wanita yang bekerja mencari nafkah, baik untuk

kepentingan sendiri maupun keluarga. Pekerjaan memberikan

pengaruh pada kemampuan seseorang untuk mencukupi semua

kebutuhan salah satunya kemampuan untuk mendukung

penggunaan kontrasepsi (Hartanto, 2006).

d. Pendapatan

Pendapatan menentukan ketersediaan fasilitas kesehatan yang

baik. Semakin tinggi pendapatan keluarga, semakin baik fasilitas

dan cara hidup mereka yang terjaga akan semakin baik.

Pendapatan merupakan faktor yang menentukan kualitas dan

kuantitas fasilitas kesehatan di suatu keluarga.

e. Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.

Penginderaan itu terjadi melalui panca indera manusia yakni

indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba..

Pengetahuan kognitif merupakan domain yang sangat penting

dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior).

Penelitian Rogers (1974) dalam Notoatmodjo (2010)

menyimpulkan bahwa perubahan perilaku tidak selalu melewati 5

Page 40: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN … · menunjukkan jumlah akseptor KB sebanyak 4.526 yang menggunakan kontrasepsi suntik berkisar 44%, pil 35%, IUD 14% dan kontrasepsi mantap

29

tahap yaitu awarenest (kesadaran), interest (tertarik pada

stimulus), evaluation (mengevaluasi atau menimbang baik

tidaknya stimulus) dan trial (mencoba) serta adoption (subjek telah

berperilaku baru). Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi

perilaku didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap positif,

maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng (long lasting).

Sebaliknya apabila perilaku tidak didasari oleh pengetahuan dan

kesadaran maka tidak akan berlangsung lama (Notoatmodjo,

2010).

f. Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari

seseorang terhadap stimulus atau objek. Sikap secara nyata

menunjukkan hubungan adanya kesesuaian reaksi terhadap

stimulus tertentu dalam kehidupan sehari-hari. Sikap merupakan

reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Sikap

merupakan suatu tindakan atau aktivitas akan tetapi merupakan

predisposisi tindakan suatu perilaku.

g. Dukungan suami

Dukungan suami akan membantu memberikan dorongan moral

dan materi kepada ibu. Dukungan suami akan mempengaruhi ibu

dalam mengambil keputusan untuk pemilihan kontrasepsi. Bentuk

dukungan yang dapat diberikan ; 1) perhatian, membantu ibu

menjadi akseptor KB sehingga akan menjadi lebih patuh 2)

informasi, suami akan mendukung memberikan informasi tentang

Page 41: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN … · menunjukkan jumlah akseptor KB sebanyak 4.526 yang menggunakan kontrasepsi suntik berkisar 44%, pil 35%, IUD 14% dan kontrasepsi mantap

30

KB baik mendapatkan informasi dari TV maupun majalah dan

koran 3) finansial, suami akan menyediakan dana atau uang

terkait keperluan biaya kontrasepsi maupun biaya transport 4)

emosional, suami mengingatkan atau memberikan saran pada ibu

untuk rutin menggunakan alat kontrasepsi yang telah dipilih.

h. Hartanto (2009) dalam pemilihan kontrasepsi sebaiknya

mempertimbangkan beberapa syarat yaitu aman atau tidak

berbahaya, dapat diandalkan, sederhana, murah, pemakaian

jangka lama (continution rate tinggi) .

4. Pengetahuan tentang Kontrasepsi

a. Konsep dasar

Keluarga Berencana (KB) merupakan cara untuk mengatur

interval kehamilan dan menentukan jumlah anak dalam keluarga.

Beberapa metode KB yang bisa digunakan bagi wanita yang

memberikan efektifitas tinggi antara lain pil KB, suntik KB, susuk

atau implant, alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) dan metode

operasi wanita (MOW) dan metode operasi pria (MOP)

(Wiknjosastro, 2012).

Wanita sering mengalami kesulitan dalam menentukan

pilihan jenis kontrasepsi yang akan digunakan, tidak hanya

terbatas pada metode yang tersedia, tetapi juga karena kurangnya

tentang persyaratan dan keamanan metode kontrasepsi.

Beberapa faktor harus dipertimbangkan dalam memilih

kontrasepsi diantaranya status kesehatan, efek samping, potensial

Page 42: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN … · menunjukkan jumlah akseptor KB sebanyak 4.526 yang menggunakan kontrasepsi suntik berkisar 44%, pil 35%, IUD 14% dan kontrasepsi mantap

31

kegagalan atau kehamilan yang tidak diinginkan. Besar keluarga

yang direncanakan, persetujuan pasangan bahkan norma budaya,

lingkungan integral yang sangat tinggi dalam pelayanan KB

(Hartanto, 2009).

PUS yang belum mengerti tentang kontrasepsi yang

digunakan berdampak pada minimnya penggunaan kontrasepsi

bahkan kejadian drop out akan meningkat. Tenaga kesehatan

memberikan pengaruh besar dalam promosi kesehatan dan

konseling terhadap PUS secara benar agar PUS benar-benar

merasa cocok dengan pilihan alat kontrasepsi yang diigunakan

(Handayani, 2010).

b. Definisi

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi

setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek

tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yakni

indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba.

Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan

telinga (Notoatmodjo, 2007). Menurut kamus besar Bahasa

Indonesia pengetahuan diartikan hanya sekedar tahu, yaitu hasil

tahu dari usaha manusia untuk menjawab pertanyaan “what”,

misalnya apa batu, apa gunung dan sebagainya. Pengetahuan

dapat dikembangkan lebih lanjut menjadi ilmu apabila memenuhi

kriteria yaitu objek kajian, metoda pendekatan dan bersifat

universal.

Page 43: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN … · menunjukkan jumlah akseptor KB sebanyak 4.526 yang menggunakan kontrasepsi suntik berkisar 44%, pil 35%, IUD 14% dan kontrasepsi mantap

32

c. Manfaat pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan atau kognitif

merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya

tindakan seseorang (overt behavior). Pengalaman dan penelitian

terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan

lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh

pengetahuan. Sebelum orang mengadopsi perilaku baru, dalam

diri seseorang terjadi proses yang berurutan yakni:

1) Awareness (kesadaran), dimana orang tersebut menyadari

dalam diri mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus

(obyek)

2) Interest (merasa tertarik) terhadap stimulus atau obyek

tersebut. Sikap subyek sudah mulai timbul.

3) Evaluation (menimbang-nimbang) terhadap baik dan tidaknya

stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden

sudah lebih baik lagi.

4) Trial, sikap dimana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu

sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus.

5) Adaption, dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan

pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.

Apabila penerimaan perilaku baru atau diadopsi perilaku

melalui proses seperti ini, dimana didasari oleh pengetahuan,

kesadaran dan sikap yang positif, maka perilaku tersebut akan

bersifat langgeng.

Page 44: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN … · menunjukkan jumlah akseptor KB sebanyak 4.526 yang menggunakan kontrasepsi suntik berkisar 44%, pil 35%, IUD 14% dan kontrasepsi mantap

33

d. Tingkat pengetahuan

Tingkat pengetahuan dibagi menjadi 6 tingkat menurut

Notoatmodjo (2007), yaitu :

1) Tahu (know) diartikan sebagai pengingat suatu materi yang

telah dipelajari sebelumnya. Kata kerja untuk mengukur

bahwa orang tahu tentang yang dipelajari antara lain

menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan dan

sebagainya. Contoh: dapat menyebutkan tanda-tanda

kekurangan kalori dan protein pada anak balita.

2) Memahami (comprehension) diartikan sebagai suatu

kemampuan untuk menjelaskan secara benar, dengan cara

menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya.

3) Aplikasi (aplication) diartikan sebagai kemampuan untuk

menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau

kondisi yang real (sebenarnya).

4) Analisis (analysis) adalah suatu kemampuan untuk

menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-

komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi,

dan masih ada kaitannya satu sama lain.

5) Sintesis (synthesis) menunjuk kepada suatu kemampuan

untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di

dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain,

sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi

baru dari formulasi-formulasi yang ada.

Page 45: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN … · menunjukkan jumlah akseptor KB sebanyak 4.526 yang menggunakan kontrasepsi suntik berkisar 44%, pil 35%, IUD 14% dan kontrasepsi mantap

34

6) Evaluasi (evaluation) diartikan dengan kemampuan untuk

melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi

atau objek. Penilaian tersebut didasarkan pada suatu kriteria

yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria

yang telah ada.

e. Cara memperoleh pengetahuan

Banyak cara yang telah digunakan untuk memperoleh kebenaran

pengetahuan sepanjang sejarah dapat dikelompokkan menjadi

dua, yaitu cara tradisional (non ilmiah) dan cara modern (ilmiah).

1) Cara tradisional (non ilmiah), cara ini dipakai orang untuk

memperoleh pengetahuan sebelum ditemukannya metode

ilmiah atau metode penemuan secara sistematis dan logis.

Cara penentuan pengetahuan secara tradisional antara lain:

a) Coba-coba dan salah

Telah dipakai orang sebelum adanya kebudayaan, bahkan

mungkin sebelum adanya peradaban. Cara ini dilakukan

dengan menggunakan kemungkinan dalam memecahkan

masalah dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil

akan dicoba dengan kemungkinan yang lain.

b) Cara kekuasaan (otoritas)

Prinsip dalam cara tersebut adalah orang lain menerima

pendapat yang diketemukan oleh orang yang mempunyai

aktivitas tanpa menguji atau membuktikan kebenaran terlebih

Page 46: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN … · menunjukkan jumlah akseptor KB sebanyak 4.526 yang menggunakan kontrasepsi suntik berkisar 44%, pil 35%, IUD 14% dan kontrasepsi mantap

35

dahulu berdasarkan fakta empiris atau berdasarkan penalaran

sendiri.

c) Berdasarkan pengalaman pribadi

Pengalaman merupakan sumber pengetahuan atau

merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran

pengetahuan. Dilakukan dengan cara mengulang kembali

pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan

permasalahan yang ada pada masa lalu. Pengalaman pribadi

dapat menuntun kembali seseorang untuk menarik

kesimpulan dengan benar. Untuk menarik kesimpulan dari

pengalaman dengan benar diperlukan berpikir kritis dan logis.

d) Melalui jalan pikiran

Manusia menggunakan jalan pikirannya secara induksi dan

deduksi dalam memperoleh kebenaran pengetahuan.

2) Cara modern (ilmiah)

Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan

pada saat ini lebih sistematis, logis, dan ilmiah. Memperoleh

kesimpulan dilakukan dengan jalan mengadakan observasi

langsung dan membuat pencatatan terhadap semua fakta

sebelumnya dengan objek penelitian (Notoatmodjo, 2003).

f. Pengukuran pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara

atau angket dengan menanyakan tentang isi materi yang ingin

diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman

Page 47: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN … · menunjukkan jumlah akseptor KB sebanyak 4.526 yang menggunakan kontrasepsi suntik berkisar 44%, pil 35%, IUD 14% dan kontrasepsi mantap

36

pengetahuan yang ingin diketahui atau diukur dapat disesuaikan

dengan tingkat pengetahuan di atas. Pengukuran pengetahuan

dapat dilakukan dengan memberikan seperangkat alat

tes/kuesioner tentang objek pengetahuan yang mau diukur.

Selanjutnya dilakukan penilaian dimana setiap jawaban benar dari

masing-masing pertanyaan diberi nilai 1 jika salah diberi nilai 0

(Notoatmodjo, 2007). Penilaian dilakukan dengan cara

membandingkan jumlah skor jawaban dengan skor yang

diharapkan (tertinggi) kemudian dikalikan 100%. Pengukuran

pengetahuan menurut Wawan (2010) untuk pengetahuan baik jika

score nilai >75%-100% dan pengetahuan kurang jika score nilai

>75%.

5. Sikap terhadap Kontrasepsi

a. Konsep dasar

Sikap adalah merupakan reaksi atau respon seseorang yang

masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap adalah

pandangan atau perasaan yang disertai kecenderungan untuk

bertindak sesuai sikap objek Notoadmodjo (2010). Sikap atau

respon seseorang terhadap kontrasepsi dapat bersifat positif dan

negatif. Sikap positif akan cenderung memperlihatkan tindakan

mendukung, menyenangi bahkan menggunakan kontrasepsi. Sikap

negatif cenderung akan menjauhi, menghindari, bahkan tidak

menggunakan kontrasepsi. Sikap terdiri dari 3 komponen yaitu

kognitif, afektif dan konatif. Apabila salah satu diantara ketiga

Page 48: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN … · menunjukkan jumlah akseptor KB sebanyak 4.526 yang menggunakan kontrasepsi suntik berkisar 44%, pil 35%, IUD 14% dan kontrasepsi mantap

37

komponen sikap tidak konsisten dengan yang lain, maka akan

terjadi ketidakselarasan yang menyebabkan timbulnya mekanisme

perubahan sikap termasuk dalam pemilihan kontrasepsi.

Komponen sikap perlu dipertahankan pada sikap yang

intensitasnya ekstrim, seperti sikap sangat setuju (sangat positif)

dan sikap yang sangat tidak setuju (sangat negatif). Semakin

ekstrim intensitas sikap seseorang maka akan semakin terasa pada

salah satu komponen sikap (Azwar, 2007).

b. Tingkatan Sikap

Sikap terdiri dari beberapa tingkatan yakni, Wawan (2010):

a) Menerima (Receiving)

Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan

memperhatikan stimulus yang diberikan (objek)

b) Merespon (Responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan

menyelesaikan tugas yang diberikan adaalah suatu indikasi

sikap karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan

atau mengerjakan tugas yang diberikan.

c) Menghargai (Valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan

dengan orang lain terhadap suatu masalah adalah suatu

indikasi tingkat tiga.

d) Bertanggung jawab (Responsible)

Page 49: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN … · menunjukkan jumlah akseptor KB sebanyak 4.526 yang menggunakan kontrasepsi suntik berkisar 44%, pil 35%, IUD 14% dan kontrasepsi mantap

38

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya

dengan resiko adalh mempunyai sikap yang paling tinggi.

c. Ciri-Ciri Sikap

Ciri-ciri sikap Wawan (2010):

a) Sikap bukan dibawa sejak lahir melainkan dibentuk atau

dipelajari sepanjang perkembangan itu dalam hubungan

dengan objek

b) Sikap dapat berubah-ubah karena itu sikap dapat dipelajari

dan sikap dapat berubah pada orang-orang bila terdapat

keadaan-keadaan dan syarat-syarat tertentu yang

mempermudah sikap pada orang itu.

c) Sikap tidak berdiri sendiri, tetapi senantiasa mempunyai

hubungan tertentu terhadap suatu objek

d) Objek sikap itu merupakan suatu hal tertentu tetapi dapat juga

merupakan kumpulan dari hal-hal tersebut

e) Sikap mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi perasaan,

sifat alamiah yang membedakan sikap dan kecakapan-

kecakapan atau pengetahuan-pengetahuan yang dimiliki

orang.

d. Cara Pengukuran Sikap

Notoadmodjo (2010) pengukuran sikap dapat dilakukan secara

langsung atau tidak langsung. Secara langsung dapat ditanyakan

bagaimana pendapat/ pertanyaan responden terhadap suatu objek.

Secara tidak langsung dapat dilakukan dengan pertanyaan-

Page 50: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN … · menunjukkan jumlah akseptor KB sebanyak 4.526 yang menggunakan kontrasepsi suntik berkisar 44%, pil 35%, IUD 14% dan kontrasepsi mantap

39

pertanyaan hipotesis kemudian ditanyakan pendapat responden

melalui kuesioner. Beberapa faktor yang mempengaruhi hasil

pengukuran sikap:

1) Keadaan objek yang diukur

2) Situasi pengukuran

3) Alat ukur yang digunakan

4) Penyelengaraan pengukuran

5) Pembacaan atau penilaian hasil pengukuran

Suryanto (2009), membagi skala pengukuran sikap menjadi 4 yaitu:

1) Skala Thurstone (Method of Equel-Appearing Intervals)

Metode ini mencoba menempatkan sikap seseorang pada

rentangan kontinum dari yang sangat unfavorabel hingga

sangat fafovabel terhadap suatu obyek sikap. Caranya dengan

memberikan orang tersebut sejumlah aitem sikap yang telah

ditentukan derajat favorabilitasnya. Derajat (ukuran)

favorabilitas ini disebut nilai skala. Untuk menghitung nilai skala

dan memilih pernyataan sikap, pembuat skala perlu membuat

sampel pernyataan sikap sekitar lebih 100 buah atau lebih.

Pernyataan-pernyataan itu kemudian diberikan kepada

beberapa orang penilai (judges), untuk menentukan derajat

favorabilitas masing-masing pernyataan. Favorabilitas penilai

itu diekspresikan melalui titik skala rating yang memiliki rentang

1-11. Sangat tidak setuju 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

2) Skala Likert (Method of Summateds Ratings)

Page 51: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN … · menunjukkan jumlah akseptor KB sebanyak 4.526 yang menggunakan kontrasepsi suntik berkisar 44%, pil 35%, IUD 14% dan kontrasepsi mantap

40

Likert (1932) mengajukan metodenya sebagai alternatif yang

lebih sederhana dibandingkan dengan skala Thurstone. Skala

Thurstone yang terdiri dari 11 point disederhanakan menjadi

dua kelompok, yaitu yang favorable dan yang unfavorabel.

Sedangkan aitem yang netral tidak disertakan. Untuk

mengatasi hilangnya netral tersebut, Likert menggunakan

teknik konstruksi test yang lain. Masing-masing responden

diminta melakukan egreement atau disegreemenn-nya untuk

masing-masing aitem dalam skala yang terdiri dari 5 point

(Sangat seuju, Setuju, Ragu-ragu, Tidak setuju, Sangat Tidak

Setuju). Semua aitem yang favorabel kemudian diubah nilainya

dalam angka, yaitu untuk sangat setuju nilainya 5 sedangkan

untuk yang Sangat Tidak setuju nilainya 1. Sebaliknya, untuk

aitem yang unfavorabel nilai skala Sangat Setuju adalah 1

sedangkan untuk yang sangat tidak setuju nilainya 5. Seperti

halnya skala Thurstone, skala Likert disusun dan diberi skor

sesuai dengan skala interval sama (equal-interval scale).

3) Unobstrusive Measures.

Metode ini berakar dari suatu situasi dimana seseorang dapat

mencatat aspek-aspek perilakunya sendiri atau yang

berhubungan sikapnya dalam pertanyaan.

4) Multidimensional Scaling.

Teknik ini memberikan deskripsi seseorang lebih kaya bila

dibandingkan dengan pengukuran sikap yang bersifat unidimensional.

Page 52: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN … · menunjukkan jumlah akseptor KB sebanyak 4.526 yang menggunakan kontrasepsi suntik berkisar 44%, pil 35%, IUD 14% dan kontrasepsi mantap

41

Namun demikian, pengukuran ini kadangkala menyebabkan asumsi-

asumsi mengenai stabilitas struktur dimensinal kurang valid terutama

apabila diterapkan pada lain orang, lain isu dan lain skala aitem.

Page 53: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN … · menunjukkan jumlah akseptor KB sebanyak 4.526 yang menggunakan kontrasepsi suntik berkisar 44%, pil 35%, IUD 14% dan kontrasepsi mantap

42

B. Landasan Teori

Pemilihan kontrasepsi efektif merupakan keikutsertaan ibu dalam

program keluarga berencana untuk mencegah dan menjarangkan

kehamilan. Pemilihan metode kontrasepsi bagi WUS>40 tahun lebih

ditekankan pada metode kontrasepsi jangka panjang (implant, IUD dan

kontrasepsi mantap) untuk meminimalkan risiko terjadinya kehamilan

(Hartanto, 2009).

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat

penting dalam membentuk tindakan seseorang atau over behavior.

Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi melalui panca indera

manusia yakni: indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa,

dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia, diperoleh melalui

mata dan telinga. Keikutsertaan ibu untuk memilih kontrasepsi sangat

dipengaruhi pengetahuan dimiliki. Perilaku yang terbentuk dari

pengetahuan yang baik maka perilaku akan bersifat langgeng, namun

sebaliknya apabila perilaku tidak didasari oleh pengetahuan dan

kesadaran maka tidak akan berlangsung lama (Notoatmodjo,

2007,2010).

Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang terhadap suatu

stimulus atau objek. Sikap adalah pandangan atau perasaan yang

disertai kecenderungan untuk bertindak sesuai sikap objek.

Terbentuknya sikap seseorang dipengaruhi oleh pengetahuan yang

dimiliki (kognitif). Sikap yang muncul ada yang bersifat positif (baik)

atau bahkan negatif (kurang baik).

Page 54: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN … · menunjukkan jumlah akseptor KB sebanyak 4.526 yang menggunakan kontrasepsi suntik berkisar 44%, pil 35%, IUD 14% dan kontrasepsi mantap

43

C. Kerangka Teori

Gambar 1. Kerangka Teori

Sumber : Teori Lawrence Green dalam Notoatmodjo (2010,2007);

Hartanto (2006, 2009)

Umur

PemilihanKontrasepsi

Efektif

Pendidikan

Pekerjaan

Pengetahuantentang kontrasepsi

Pendapatan

Dukungan Suami

Sikaptentang kontrasepsi

Page 55: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN … · menunjukkan jumlah akseptor KB sebanyak 4.526 yang menggunakan kontrasepsi suntik berkisar 44%, pil 35%, IUD 14% dan kontrasepsi mantap

44

D. Kerangka Konsep

Gambar 2.

Kerangka Konsep Penelitian

Keterangan :

Variabel bebas : Pengetahuan ibu tentang kontrasepsi

Sikap ibu terhadap kontrasepsi

Variabel terikat : Pemilihan kontrasepsi efektif

F. Hipotesis

1. Ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang kontrasepsi

dengan pemilihan kontrasepsi efektif

2. Ada hubungan antara sikap ibu terhadap kontrasepsi dengan

pemilihan kontrasepsi efektif

Pemilihan

Kontrasepsi Efektif

Pengetahuan ibutentang kontrasepsi

Sikap ibuterhadap kontrasepsi

Page 56: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN … · menunjukkan jumlah akseptor KB sebanyak 4.526 yang menggunakan kontrasepsi suntik berkisar 44%, pil 35%, IUD 14% dan kontrasepsi mantap

45

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian observasional

dengan rancangan cross sectional, variabel penelitian diukur pada

waktu yang bersamaan saat penelitian. Penelitian cross sectional

yaitu jenis penelitian yang dilakukan untuk melihat hubungan antara

dua variabel pada situasi atau kelompok subyek yang dilakukan

bersamaan pada satu waktu (Arikunto, 2006).

Gambar 3. Skema Rancangan Cross sectional

B.

Akseptor KBumur >40 tahun

Pengetahuan ibutentang kontrasepsi

Sikap ibuterhadap kontrasepsi

KontrasepsiJangka Pendek

KontrasepsiJangka Panjang

KontrasepsiJangka Pendek

KontrasepsiJangka Panjang

45

Page 57: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN … · menunjukkan jumlah akseptor KB sebanyak 4.526 yang menggunakan kontrasepsi suntik berkisar 44%, pil 35%, IUD 14% dan kontrasepsi mantap

46

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2017 di PKM Ladongi

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi penelitian adalah semua ibu akseptor KB usia >40

tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Ladongi berjumlah 452 orang

2. Sampel

Sampel penelitian adalah Ibu yang menggunakan kontrasepsi

efektif yang berkunjung ke Puskesmas atau ke Posyandu

dengan usia ibu 40 tahun ke atas. Teknik pengambilan dengan

purposive sampling. Besar sampel penelitian diambil 20% dari

populasi (20% X 452) = 90,4 = 90

D. Definisi Operasional

1. Pengetahuan adalah adalah kemampuan responden menjawab

dengan benar tentang kontrasepsi efektif yang diukur dengan

menggunakan kuesioner yang dibagikan kepada ibu akseptor.

a. Baik : jawaban benar 76%-100%

b. Kurang: jawaban benar ≤75% (Wawan, 2010)

2. Sikap adalah merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih

tertutup terhadap suatu stimulus atau objek dalam hal ini berkaitan

dengan kontrasepsi efektif (Wawan, 2010)

Kriteria penilaian menggunakan skala Likert didasarkan atas jumlah

pernyataan positif dan pernyataan negatif dengan mendapatkan

skor atas setiap jawaban :

Page 58: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN … · menunjukkan jumlah akseptor KB sebanyak 4.526 yang menggunakan kontrasepsi suntik berkisar 44%, pil 35%, IUD 14% dan kontrasepsi mantap

47

Pernyataan Positif Pernyataan negatif

Sangat Setuju 4 Sangat Setuju 1

Setuju 3 Setuju 2

Tidak Setuju 2 Tidak Setuju 3

Sangat Tidak Setuju 1 Sangat Tidak Setuju 4

Kriteria objektif :

a. Sikap Baik : jika skor nilai 76-100

b. Sikap Kurang : jika skor nilai ≤75% (Wawan, 2010)

3. Pemilihan kontrasepsi efektif adalah keputusan PUS dalam ikut

serta program keluarga berencana (KB) dengan memilih alat

kontrasepsi yang memberikan efektifitas tinggi dalam mencegah

kehamilan.

Jangka Panjang : Implant dan IUD

Jangka Pendek : Pil dan suntik

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian menggunakan kuesioner untuk untuk menilai

pengetahuan dan sikap ibu tentang kontrasepsi efektif Pengukuran

pengetahuan dan sikap akseptor KB suntik. Pernyataan tentang

pengetahuan sebanyak 20 soal, pernyataan tentang sikap 10 soal

dan pemilihan kontrasepsi sebanyak 1 soal. Pengetahuan diukur

dengan memberikan pertanyaan tertutup kepada responden.

Alternatif jawaban "benar" dan "salah" (dikotomi), terdiri dari 10

pertanyaan. Jika jawaban "benar" skor 1 (satu) dan jawaban "salah"

skor 0 (nol). Sikap diukur dengan menggunakan skala Likert dengan

memberikan 10 pernyataan, masing-masing mempunyai 4 (empat)

Page 59: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN … · menunjukkan jumlah akseptor KB sebanyak 4.526 yang menggunakan kontrasepsi suntik berkisar 44%, pil 35%, IUD 14% dan kontrasepsi mantap

48

pilihan jawaban.

F. Pengolahan Data

Pengolahan data menurut Setiawan (2010):

1. Editing adalah memeriksa daftar pertanyaan yang telah

diserahkan oleh para pengumpul data.

2. Coding, adalah mengklasifikasikan jawaban dari para responden

ke dalam kategori.

3. Scoring adalah memberikan penilaian terhadap item-item yang

perlu diberi penilaian atau skor.

4. Tabulating adalah perkerjaan membuat tabel langkah terakhir

melakukan analisis data.

G. Analisis Data

1. Analisis Univariat

Dilakukan dengan menghitung frekuensi dalam bentuk

persentase dari variabel yang diteliti.

2. Analisis Bivariat

X2 = Σ ( )

Keterangan :

X2 = Chi-square

Σ = Jumlah Data

O = Nilai Observasi

E = Nilai yang diharapkan

Page 60: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN … · menunjukkan jumlah akseptor KB sebanyak 4.526 yang menggunakan kontrasepsi suntik berkisar 44%, pil 35%, IUD 14% dan kontrasepsi mantap

49

Kesimpulan dari hasil uji statistik sebagai berikut :

a. Apabila x2 hitung ≥x2 tabel, Ho ditolak atau Ha diterima artinya

ada hubungan antara variabel independen dengan variabel

dependent.

b. Apabila x2 hitung < x2 tabel, Ho diterima atau Ha ditolak artinya

tidak ada hubungan antara variabel independen dengan

variabel dependent

Page 61: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN … · menunjukkan jumlah akseptor KB sebanyak 4.526 yang menggunakan kontrasepsi suntik berkisar 44%, pil 35%, IUD 14% dan kontrasepsi mantap

50

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Tempat Penelitian

1. Visi dan Misi Puskesmas Ladongi Jaya

Visi :

Menjadi Puskesmas yang mampu melaksanakan pelayanan

Kesehatan perorangan dan kesehatan masyarakat secara

seimbang dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat diwilayah kerja puskesmas.

Misi :

a. Melaksanakan pelayanan 3S (Senyum, Salam Dan Sapa)

b. Mendorong masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat

c. Mengintensipkan pemecahan masalah kesehatan dan

pencapaian hasil program kegiatan

d. Menjalankan tertib administrasimenurut SP2TP

e. Meyakinkan setiap petugas untuk bekerja sesuai kemampuan

profesinya dalam semangat kerja sama tim.

2. Letak Geografis

Puskesmasmas Ladongi Jaya merupakan salah satu

Puskesmas yang terletak di Kecamatan Ladongi. Wilayah kerja

Puskesmas Ladongi Jaya sekitar 92,43 km persegi terdiri dari 6

Desa dan 4 Kelurahan yang terletak dibagian Timur Kolaka,

50

Page 62: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN … · menunjukkan jumlah akseptor KB sebanyak 4.526 yang menggunakan kontrasepsi suntik berkisar 44%, pil 35%, IUD 14% dan kontrasepsi mantap

51

melintang dari 2˚ - 5˚ Lintang selatan dan membujur 90˚ - 160˚

bujur timur.

Batas Wilayah Puskesmas Ladongi :

a. Utara berbatasan dengan Kecamatan Loea

b. Selatan berbatasan dengan kecamatan Dangia

c. Timur berbatasan dengan kecamatan Lambuya

d. Barat berbatasan dengan Kecamatan Wundolako

3. Kependudukan

Jumlah penduduk dalam wilayah kerja Puskesmas Ladongi

berdasarkan proyeksi adalah 26.622 jiwa yang terdiri dari suku

budaya yang tersebar antara lain Tolaki, bugis , jawa dan bali

yang sebagian besar memiliki mata pencaharian sebagai petani

dan umumnya tingkat pendidikan nya masih rendah. Penyebaran

penduduk terbayak terdapat dikelurahan Ladongi Jaya dengan

jumlah 4.733 jiwa.

4. Data ketenagaan di Puskesmas Ladongi

- Dokter umum = 1 Orang

- Dokter gigi = 1 orang

- S1 Kesmas = 4 orang

- Perawat = 7 orang

- Bidan = 18 orang

- Gizi = 1 orang

- Kesling = 1 orang

- Aspar = 1 orang

Page 63: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN … · menunjukkan jumlah akseptor KB sebanyak 4.526 yang menggunakan kontrasepsi suntik berkisar 44%, pil 35%, IUD 14% dan kontrasepsi mantap

52

5. Pelayanan kesehatan yang dilasanakan di Puskesmas Ladongi

- Pelayanan Kesehatan dasar/Rawat Jalan

- KIA / KB

- Imunisasi

- Penyuluhan Gizi

- Penyuluhan Kesling

- Laboratorium

- Promkes

B. Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil pengumpulan data di Puskesmas Ladongi dengan

sampel penelitian PUS usia >40 tahun pada bulan November 2017

diperoleh data sebagai berikut :

1. Pengetahuan Ibu

Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Ibutentang Kontrasepsi di Wilayah Kerja PuskesmasLadongi Per November 2017

Pengetahuan ibutentang kontrasepsi n %

Baik 64 71,1

Kurang 26 28,9

Jumlah 90 100Sumber : Data Primer, 2017

Pada tabel 1 menunjukkan pengetahuan ibu tentang kontrasepsi di

Wilayah Kerja Puskesmas Ladongi sebagian besar (71,1%) memiliki

pengetahuan baik dan (28,9%) memiliki pengetahuan kurang.

Page 64: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN … · menunjukkan jumlah akseptor KB sebanyak 4.526 yang menggunakan kontrasepsi suntik berkisar 44%, pil 35%, IUD 14% dan kontrasepsi mantap

53

2. Sikap ibu

Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Sikap ibuterhadap kontrasepsi di Wilayah Kerja PuskesmasLadongi Per November 2017

Sikap ibu terhadap kontrasepsi N %

Baik 67 74,4

Kurang 23 25,6

Jumlah 90 100Sumber : Data Primer, 2017

Tabel 2 di atas menunjukkan sikap ibu akan kontrasepsi sebagian

besar (74,4%) memiliki sikap baik dan (25,6%) sikap kurang (<11gr%).

3. Pemilihan Kontrasepsi Efektif

Tabel 3. Distribusi Responden Berdasarkan PemilihanKontrasepsi Efektif Pada PUS Usia >40 tahun diWilayah Kerja Puskesmas Ladongi Per November2017

Pemilihan Kontrasepsi Efektif N %

Jangka Panjang 25 27,8

Jangka Pendek 65 72,2

Jumlah 90 100Sumber : Data Primer

Tabel 3. menunjukkan pilihan ibu usia >40 tahun dalam menggunakan

kontrasepsi efektif mayoritas menggunakan alat kontrasepsi jangka

pendek (72,2%) untuk mencegah terjadinya kehamilan

4. Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Pemilihan KontrasepsiEfektif Pada PUS usia >40 tahun di wilayah kerja PuskesmasLadongi Kabupaten Kolaka Timur

Page 65: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN … · menunjukkan jumlah akseptor KB sebanyak 4.526 yang menggunakan kontrasepsi suntik berkisar 44%, pil 35%, IUD 14% dan kontrasepsi mantap

54

Tabel 4. Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Pemilihan KontrasepsiEfektif Pada PUS usia >40 tahun di wilayah kerja PuskesmasLadongi Kabupaten Kolaka Timur Per November 2017

Sumber : Data Primer, 2017

Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan chi square diperoleh nilai

pvalue=0,686 artinya nilai p>0,05, sehingga dapat ditarik kesimpulan

bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan pemilihan

kontrasepsi efektif pada wanita usia >40 tahun di wilayah kerja

Puskesmas Ladongi Kabupaten Kolaka Timur.

5. Hubungan Sikap Ibu dengan Pemilihan Kontrasepsi EfektifPada PUS usia >40 tahun di wilayah kerja Puskesmas LadongiKabupaten Kolaka Timur

Tabel 5. Hubungan Sikap Ibu dengan Pemilihan Kontrasepsi EfektifPada PUS usia >40 tahun di wilayah kerja PuskesmasLadongi Kabupaten Kolaka Timur Per November 2017

Sumber : Data Primer, 2017

Pengetahuan

Pemilihan Kontrasepsi Efektif Totalx2hit

ρJangka Panjang Jangka Pendek

n % N % N %

Baik 17 18,9 47 52,2 64

71,

1 0,163

0,686Kurang 8 8,9 18 20 26

28,

9

Total 25 27,8 65 72,2 90 100

SikapPemilihan Kontrasepsi Efektif Total

x2hitρ

Jangka Panjang Jangka Pendekn % N % N %

Baik 16 17,8 51 56,7 67

74,

4 1,985

0,159Kurang 9 10 14 15,6 23

25,

6

Total 25 27,8 65 72,2 90 100

Page 66: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN … · menunjukkan jumlah akseptor KB sebanyak 4.526 yang menggunakan kontrasepsi suntik berkisar 44%, pil 35%, IUD 14% dan kontrasepsi mantap

55

Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan chi square diperoleh nilai

pvalue=0,159 artinya nilai p<0,05, sehingga dapat ditarik kesimpulan

bahwa tidak ada hubungan antara sikap ibu dengan pemilihan

kontrasepsi efektif pada wanita usia >40 tahun di wilayah kerja

Puskesmas Ladongi Kabupaten Kolaka Timur.

C. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4 menunjukkan dari

90 responden wanita usia >40 tahun yang memiliki pengetahuan

baik lebih banyak memilih kontrasepsi jangka pendek 47 orang

(52,2%). Hasil Uji statistik dengan menggunakan chi-square

diperoleh nilai p = 0,686 (p>0,05) dengan demikian Ho diterima dan

Ha ditolak. Hal ini berarti tidak ada hubungan pengetahuan dengan

pemilihan kontrasepsi efektif pada Wanita Usia >40 tahun di

Wilayah Kerja Puskesmas Ladongi Kabupaten Kolaka Timur.

Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan wanita usia>40

tahun mayoritas memiliki pengetahuan baik. Hal ini sejalan dengan

teori yang ada bahwa semakin bertambah usia seseorang maka

akan semakin banyak informasi dan pengalaman yang diperoleh.

Pengetahuan yang baik akan mendorong wanita memilih

kontrasepsi yang aman dan cocok bagi kondisi kesehatannya serta

memiliki efektifitas tinggi mencegah terjadinya kehamilan

(Notoatmodjo, 2010).

Pada wanita usia>40 tahun lebih diutamakan untuk

menggunakan kontrasepsi efektif jangka panjang (IUD, Implant dan

Page 67: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN … · menunjukkan jumlah akseptor KB sebanyak 4.526 yang menggunakan kontrasepsi suntik berkisar 44%, pil 35%, IUD 14% dan kontrasepsi mantap

56

kontap). Metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) efektif

mencegah dan menjarangkan kehamilan lebih dari 3 tahun atau

mengakhiri kehamilan pada pasangan yang sudah tidak ingin

tambah anak lagi dapat menggunakan IUD, implant dan

kontrasepsi mantap (MOW dan MOP). Metode kontrasepsi efektif

non MJKP penggunaannya harus dilakukan secara rutin setiap hari

(pil) dan suntik (berjangka 1 atau 3 bulan). Ketidakdisiplinan dalam

menggunakan akan berisiko terjadinya kehamilan (Asih dan

Oesman, 2009). Pemakaian MKJP memiliki banyak keuntungan

dari sisi program karena dapat menurunkan jumlah kelahiran,

efisien dalam penggunaan karena dapat dipakai dalam lama serta

lebih aman dan efektif. Angka kegagalan MKJP lebih kecil sebesar

0-2 per 1.000 pengguna sedangkan non MKJP terjadi lebih dari 10

per 1000 pengguna. Metode kontrasepsi MKJP lebih efektif untuk

mencegah terjadinya kehamilan (Wiknjosastro, 2012).

Hasil penelitian diperoleh tidak ada hubungan antara

pengetahuan dengan pemilihan kontrasepsi efektif. Ibu lebih

banyak yang menggunakan kontrasepsi kontrasepsi jangka

panjang. Dimungkinkan ada faktor lain yang mempengaruhi

keputusan ibu dalam memilih kontrasepsi yang digunakan.

Pemilihan kontrasepsi dipengaruhi oleh faktor pasangan dan

motivasi, faktor kesehatan akan mempengaruhi metode alat

kontrasepsi yang digunakan (Proverawati dkk, 2010). Kecocokan

suatu metode alat kontrasepsi bergantung pada faktor pribadi,

Page 68: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN … · menunjukkan jumlah akseptor KB sebanyak 4.526 yang menggunakan kontrasepsi suntik berkisar 44%, pil 35%, IUD 14% dan kontrasepsi mantap

57

faktor kesehatan umum, faktor budaya, faktor ekonomi dan

aksesibilitas (Wulansari & Hartanto, 2006).

Hasil penelitian mendekati yang dilakukan Arliana (2010)

dengan judul faktor yang berhubungan dengan penggunaan

metode kontrasepsi hormonal pada akseptor KB di Kelurahan

Pasarwajo Kecamatan Pasarwajo Kabupaten Buton Sulawesi

Tenggara menunjukkan bahwa ada hubungan antara umur ibu,

pendapatan keluarga, jumlah anak hidup, biaya alat kontrasepsi,

dukungan suami dengan penggunaan metode kontrasepsi

hormonal, sedangkan pendidikan dan informasi dari petugas KB

tidak berhubungan dengan penggunaan metode kontrasepsi

hormonal.

Pendidikan merupakan upaya usaha untuk mengembangkan

kepribadian, kemampuan dan pengetahuan seseorang yang dapat

dilakukan baik melalui pendidikan formal maupun informal.

Pendidikan Pendidikan tinggi cenderung lebih mudah untuk

mendapatkan informasi. Sehingga semakin banyak informasi yang

masuk semakin banyak pula pengetahuan yang diperoleh tentang

metode kontrasepsi.

Hasil penelitian pada tabel 5 menunjukkan dari 90 responden

Wanita Usia >40 tahun yang memiliki sikap baik (positif) lebih

banyak memilih kontrasepsi jangka pendek 51 orang (56,7%). Hasil

Uji statistik dengan menggunakan chi-square diperoleh nilai p =

0,159 (p>0,05) dengan demikian Ho diterima dan Ha ditolak. Hal ini

Page 69: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN … · menunjukkan jumlah akseptor KB sebanyak 4.526 yang menggunakan kontrasepsi suntik berkisar 44%, pil 35%, IUD 14% dan kontrasepsi mantap

58

berarti tidak ada hubungan sikap dengan pemilihan kontrasepsi

efektif pada Wanita Usia >40 tahun di Wilayah Kerja Puskesmas

Ladongi Kabupaten Kolaka Timur.

Sikap yang baik belum merupakan hasil akhir bagi seorang

ibu dalam memilih kontasepsi yang akan digunakan. Kenyamanan

terhadap kontrasepsi tertentu mempengaruhi seseorang untuk

tetap bertahan atau sulit berganti cara (Heny, 2009). Sikap bukan

merupakan bawaan lahir, tetapi dipelajari dan dibentuk oleh

pengalaman individu dan interaksi dengan orang lain (Notoatmodjo,

2010).

Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih

tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap adalah

pandangan atau perasaan yang disertai kecenderungan untuk

bertindak sesuai sikap objek Notoadmodjo (2010). Sikap atau

respon seseorang terhadap kontrasepsi dapat bersifat positif dan

negatif. Sikap positif akan cenderung memperlihatkan tindakan

mendukung, menyenangi bahkan menggunakan kontrasepsi. Sikap

negatif cenderung akan menjauhi, menghindari, bahkan tidak

menggunakan kontrasepsi. Sikap terdiri dari 3 komponen yaitu

kognitif, afektif dan konatif. Apabila salah satu diantara ketiga

komponen sikap tidak konsisten dengan yang lain, maka akan

terjadi ketidakselarasan yang menyebabkan timbulnya mekanisme

perubahan sikap termasuk dalam pemilihan kontrasepsi.

Komponen sikap perlu dipertahankan pada sikap yang

Page 70: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN … · menunjukkan jumlah akseptor KB sebanyak 4.526 yang menggunakan kontrasepsi suntik berkisar 44%, pil 35%, IUD 14% dan kontrasepsi mantap

59

intensitasnya ekstrim, seperti sikap sangat setuju (sangat positif)

dan sikap yang sangat tidak setuju (sangat negatif). Semakin

ekstrim intensitas sikap seseorang maka akan semakin terasa pada

salah satu komponen sikap (Azwar, 2007).

Page 71: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN … · menunjukkan jumlah akseptor KB sebanyak 4.526 yang menggunakan kontrasepsi suntik berkisar 44%, pil 35%, IUD 14% dan kontrasepsi mantap

60

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Dari 90 wanita usia >40 tahun, lebih banyak responden yang

memiliki pengetahuan baik sebanyak 64 orang (71,1%).

2. Dari 90 wanita usia >40 tahun, lebih banyak responden dengan

sikap baik sebesar 67 orang (74,5%).

3. Dari 90 wanita usia >40 tahun, lebih banyak yang memilih

kontrasepsi jangka pendek sebesar 65 orang (72,2%).

4. Tidak ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan pemilihan

kontrasepsi efektif pada wanita usia >40 tahun di wilayah kerja

Puskesmas Ladongi Kabupaten Kolaka Timur.

5. Tidak ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan pemilihan

kontrasepsi efektif pada wanita usia >40 tahun di wilayah kerja

Puskesmas Ladongi Kabupaten Kolaka Timur.

Saran

1. Dibutuhkan edukasi yang lebih baik kepada wanita usia>40 tahun

dengan menyampaikan risiko penggunakaan kontrasepsi jangka

pendek bagi kesehatan dan risiko kehamilan karena

ketidakdisiplinan ibu.

2. Bagi peneliti selanjutnya perlu dilakukan penelitian lebih lanjut

tentang faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi pemilihan

kontrasepsi efektif jangka panjang

60

Page 72: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN … · menunjukkan jumlah akseptor KB sebanyak 4.526 yang menggunakan kontrasepsi suntik berkisar 44%, pil 35%, IUD 14% dan kontrasepsi mantap

61

DAFTAR PUSTAKA

Affandi, B. 2014. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta :Sarwono Prawirohardjo.

PT Bina Pustaka Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian SuatuPendekatan Praktek. Jakarta: Rhineka Cipta.

Asih, Leli, Hadriah Oesman. 2009. Analisis Lanjut SKDI 2007 Faktor yangMempengaruhi Pemakaian Kontrasepsi Jangka Panjang(MKJP). Jakarta : BKKBN.

Aziz, A.H. 2008. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta:Salemba Medika.

Azwar, S. 2007. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya, edisi 2,Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Tenggara. 2016. SulawesiTenggara dalam Angka 2015. Kendari: CV Metro Graphia.

BKKBN. 2007. Unit Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: BKKBN.

Hartanto, H & Wulansari, P. 2006. Ragam Metode Kontrasepsi. Jakarta :EGC

Hartanto, H. 2009. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta:Pustaka Sinar Harapan.

Handayani, S. 2010. Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta:Pustaka Rihana

Heny. 2009. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu PUS Akseptorkontrasepsi non hormonal tentang kontrasepsi hormonal di DesaTelaga Sari Kecamatan Tanjung Morawa. KTI. Prodi D-IVUniversitas Sumatera Utara

Kemenkes, R.I, 2014. Infodatin Keluarga Berencana. Pusat Data danInformasi.

Notoatmodjo, S. 2010. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta:Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan & Ilmu Perilaku Jakarta:Rineka Cipta.

Noviyanti,.Astuti, I,.Erniawati, S. 2010. Faktor-Faktor yang BerhubunganDengan Pemilihan KB Hormonal Golongan Usia Resiko Tinggi di

Page 73: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN … · menunjukkan jumlah akseptor KB sebanyak 4.526 yang menggunakan kontrasepsi suntik berkisar 44%, pil 35%, IUD 14% dan kontrasepsi mantap

62

Puskesmas Cipageran Cimahi Utara. Jurnal Kesehtan. Volume 1No. 2. STIKES Jendr. A.Yani: Cimahi

Nurcahaya W. 2007. Hubungan Kontrasepsi pil KB dengan KegemukanWanita [internet]. Diakses Desember 2017

Rizali, I,.Ikhsan, M,.Salmah, A. 2013. Faktor yang Berhubungan DenganPemilihan Metode Kontrasepsi Suntik di Kelurahan MattoanginKecamatan Mariso Kota Makassar. Jurnal KesMas. FKM Volume1 No 2 Februari 2013. Fakultas Kesehatan MasyarakatUniversitas Hasanuddin: Makassar

Saifuddin, Abdul Bari. 2010. Buku Panduan Kontrasepsi. Jakarta: PT BinaPustaka Sarwono Prawirohardjo

Sulistyawati, A. 2011. Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta: SalembaMedika.

Suratun, S. Heryani, & Manurung, S. 2008. Pelayanan KeluargaBerencana dan Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: Trans InfoMedia: 15-16, 19, 87-89.

Pinem, Saroha. 2009. Kesehatan Reproduksi dan Kontrasepsi. Jakarta:TIM.

Wawan, A. 2010. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap, danPerilaku Manusia. Yogyakarta : Nuha Medika

Wa Ode Dita Arliana. 2013. Faktor yang berhubungan denganpenggunaan metode kontrasepsi hormonal pada akseptor KB diKelurahan Pasarwajo Kecamatan Pasarwajo Kabupaten ButonSulawesi Tenggara.

Wawan, A. 2010 .Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan PrilakuManusia. Nuha Medika: Yogyakarta

Wiknjosastro, H. 2012. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina PustakaSarwono Prawirohardjo.

Page 74: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN … · menunjukkan jumlah akseptor KB sebanyak 4.526 yang menggunakan kontrasepsi suntik berkisar 44%, pil 35%, IUD 14% dan kontrasepsi mantap

63

CrosstabsNotes

Output Created 10-Dec-2017 16:15:13CommentsInput Active Dataset DataSet0

Filter <none>Weight <none>Split File <none>N of Rows in Working Data File 90

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated asmissing.

Cases Used Statistics for each table are based on allthe cases with valid data in the specifiedrange(s) for all variables in each table.

Syntax CROSSTABS/TABLES=Pengetahuan Sikap BY

Pemilihan_Kontrasepsi/FORMAT=AVALUE TABLES/STATISTICS=CHISQ CORR/CELLS=COUNT TOTAL/COUNT ROUND CELL.

Resources Processor Time 00 00:00:00.015Elapsed Time 00 00:00:00.084Dimensions Requested 2Cells Available 174762

Case Processing SummaryCases

Valid Missing TotalN Percent N Percent N Percent

Pengetahuan *Pemilihan_Kontrasepsi

90 100.0% 0 .0% 90 100.0%

Sikap * Pemilihan_Kontrasepsi 90 100.0% 0 .0% 90 100.0%

Pengetahuan * Pemilihan_Kontrasepsi

CrosstabPemilihan_Kontrasepsi

Total.00 1.00Pengetahuan baik Count 17 47 64

% of Total 18.9% 52.2% 71.1%kurang Count 8 18 26

% of Total 8.9% 20.0% 28.9%Total Count 25 65 90

% of Total 27.8% 72.2% 100.0%

Chi-Square Tests

Value dfAsymp. Sig. (2-

sided)Exact Sig. (2-

sided)Exact Sig. (1-

sided)Pearson Chi-Square .163a 1 .686Continuity Correctionb .021 1 .885Likelihood Ratio .161 1 .688Fisher's Exact Test .796 .436N of Valid Cases 90

Page 75: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN … · menunjukkan jumlah akseptor KB sebanyak 4.526 yang menggunakan kontrasepsi suntik berkisar 44%, pil 35%, IUD 14% dan kontrasepsi mantap

64

Sikap * Pemilihan_Kontrasepsi

CrosstabPemilihan_Kontrasepsi

Total.00 1.00Sikap baik Count 16 51 67

% of Total 17.8% 56.7% 74.4%kurang Count 9 14 23

% of Total 10.0% 15.6% 25.6%Total Count 25 65 90

% of Total 27.8% 72.2% 100.0%

Chi-Square Tests

Value dfAsymp. Sig. (2-

sided)Exact Sig. (2-

sided)Exact Sig. (1-

sided)Pearson Chi-Square 1.985a 1 .159Continuity Correctionb 1.297 1 .255Likelihood Ratio 1.903 1 .168Fisher's Exact Test .183 .128N of Valid Cases 90

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6.39.b. Computed only for a 2x2 table

Page 76: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN … · menunjukkan jumlah akseptor KB sebanyak 4.526 yang menggunakan kontrasepsi suntik berkisar 44%, pil 35%, IUD 14% dan kontrasepsi mantap

65

KUESIONER PENELITIAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PEMILIHANKONTRASEPSI EFEKTIF PADA PUS USIA >40 TAHUN

DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LADONGIKABUPATEN KOLAKA TIMUR

IDENTITAS IBUNama :Umur :Pendidikan :Pekerjaan :Alamat :

JENIS KONTRASEPSIBerikan tanda checklist (√)Jenis alat kontrasepsi apa yang ibu gunakan saat ini?

: Pil KB: Suntik: Implant: IUD

PENGETAHUAN IBUPetunjuk:Pilihlah jawaban yang anda anggap benar tanpa melihat catatan atau bertanyapada responden lain dengan cara memberi tanda cheklist (√) pada tempat yangsudah disediakan.No Pernyataan Benar Salah

1 Penggunaan kontrasepsi dapat mencegah dan

menjarangkan kehamilan serta merencanakan jumlah

anak

2 Kontrasepsi dikatakan efektif jika dapat memberikan

perlindungan tinggi terhadap risiko terjadinya kehamilan

3 Kontrasepsi pil dipakai engan cara diminum setiap hari 1

tablet

4 Penggunaan pil boleh ditangguhkan/tidak diminumsaat pasangan tidak berada di tempat

5 Kontrasepsi suntik dipakai dengan cara penyuntikan setiap

1 atau 3 bulan

6 Kontrasepsi pil, suntik dan IUD berisi hormon

Page 77: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN … · menunjukkan jumlah akseptor KB sebanyak 4.526 yang menggunakan kontrasepsi suntik berkisar 44%, pil 35%, IUD 14% dan kontrasepsi mantap

66

7 Kontrasepsi suntik memiliki eek samping dapat

menyebabkan gangguan haid

8 Haid yang tidak terjadi pada ibu akseptor suntik rutinmerupakan tanda kemungkinan hamil

9 Keterlambatan atau tidak teratur minum pil KB dapat

menyebabkan kehamilan

10 Wanita menyusui sebaiknya tidak menggunakan pil KB

yang mengandung hormon estrogen karena dapat

mempengaruhi produksi ASI

11 Kontrasepsi masa nifas dapat mulai digunakan setelahterjadinya menstruasi

12 Wanita yang sedang hamil tidak dianjurkan untuk

menggunakan kontrasepsi

13 Kontrasepsi IUD/Spiral dipakai dapat mencegah terjadinya

kehamilan selama 5 tahun

14 Kontrasepsi IUD/spiral tidak mengganggu hubungan

seksual

15 Kontrasepsi implan/susuk dipasang pada bagian lengan

atas yang tidak aktif

16 Kontrasepsi implan/susuk dapat mencegah terjadinya

kehamilan selama 3 tahun atau lebih

17 Wanita yang telah melepas kontrasepsi implan/susuk

dapat kembalinya subur sehingga dapat mengalami

kehamilan

18 Metode Operasi Wanita/ steril dilakukan dengan mengikat

atau memotong saluran telur

19 Wanita yang sudah menjalani Operasi/ steril tidak akan

mengalami kehamilan secara permanen

20 Metode Operasi Pria/ steril dapat dilakukan pada laki-laki

Page 78: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN … · menunjukkan jumlah akseptor KB sebanyak 4.526 yang menggunakan kontrasepsi suntik berkisar 44%, pil 35%, IUD 14% dan kontrasepsi mantap

67

SIKAP IBUPetunjuk :1) Berilah tanda checklist (√) Pada pernyataan/jawaban yang anda pilih2) Keterangan jawaban:

SS = Sangat Setuju, S = SetujuTS = Tidak Setuju , STS= Sangat Tidak Setuju

No Pernyataan SS S TS STS

1 Wanita usia >40 tahun berisiko hamil

sehingga saya memilih untuk menggunakan

alat kontrasepsi

2 Kontrasepsi efektif hanya diperuntukkanbagi wanita usia subur yang sudahmenikah

3 Alat kontrasepsi yang dipilih harus

mempertimbangkan kondisi kesehatan saya

4 Kontrasepsi utama yang paling aman bagi

usia >40 tahun adalah kontrasepsi IUD

5 Wanita riwayat gangguan haid sebaiknyatidak menggunakan kontrasepsi

6 Wanita pasca melahirkan sebaiknya mulaimenggunakan kontrasepsi setelahmendapat menstruasi

7 Wanita berhak memutuskan menggunakan

kontrasepsi sesuai kondisi kesehatannya

8 Wanita yang memberikan ASI dapat

menggunakan kontrasepsi jenis tertentu

9 Wanita yang mengalami kanker tidak

dianjurkan menggunakan kontrasepsi

10 Wanita dalam kondisi hamil tidak dianjurkan

untuk menggunakan kontrasepsi

Page 79: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN … · menunjukkan jumlah akseptor KB sebanyak 4.526 yang menggunakan kontrasepsi suntik berkisar 44%, pil 35%, IUD 14% dan kontrasepsi mantap

1

Page 80: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN … · menunjukkan jumlah akseptor KB sebanyak 4.526 yang menggunakan kontrasepsi suntik berkisar 44%, pil 35%, IUD 14% dan kontrasepsi mantap

1

Page 81: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN … · menunjukkan jumlah akseptor KB sebanyak 4.526 yang menggunakan kontrasepsi suntik berkisar 44%, pil 35%, IUD 14% dan kontrasepsi mantap

2