HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN … · 2015-01-28 · HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN...

145
HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA TAHUN 2014 SKRIPSI Skripsi ini diajukan sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM) Oleh: ZAKIAH 107101001778 PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H/ 2014 M

Transcript of HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN … · 2015-01-28 · HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN...

Page 1: HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN … · 2015-01-28 · HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA. MAHASISWA . FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU .

HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS

GIZI PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU

KESEHATAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

TAHUN 2014

SKRIPSI

Skripsi ini diajukan sebagai syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM)

Oleh:

ZAKIAH

107101001778

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1435 H/ 2014 M

Page 2: HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN … · 2015-01-28 · HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA. MAHASISWA . FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU .

ii

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu

persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi

yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam

Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 3: HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN … · 2015-01-28 · HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA. MAHASISWA . FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU .

iii

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

Skripsi, Juli 2014

Zakiah, NIM: 107101001778

HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS

GIZI PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU

KESEHATAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA TAHUN 2014

xix + 109 halaman, 19 tabel, 3 bagan, 2 gambar, 3 lampiran

ABSTRAK

Keadaan gizi yang normal sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan

fisik optimal. Untuk menjaga keadaan gizi yang normal dan mencegah kekurangan gizi

dan kelebihan gizi, diperlukan pemahaman dan praktik pola hidup sehat antara lain

dengan pola makan berprinsip gizi seimbang. Sebagai penyampai informasi dan promosi

kesehatan, mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta diharap mampu menerapkan prinsip gizi seimbang dengan baik.

Namun, dari penelitian terdahulu didapat mahasiswa FKIK memiliki status gizi tidak

normal dan pola gizi tidak seimbang.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan penerapan pedoman gizi

seimbang dengan status gizi pada mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

tahun 2014 dengan menggunakaan desain studi cross sectional dengan 155 sampel.

Hasil analisa univariat menunjukkan tejadinya dua masalah gizi pada mahasiswa

FKIK, yaitu 16.8% mengalami status gizi kurang dan 23.2 % mengalami status gizi

lebih. Diketahui juga bahwa 100% mahasiswa FKIK memiliki kebiasaan makan yang

tidak sesuai pedoman gizi seimbang dimana 100% mahasiswa memiliki kebiasaan

konsumsi sayur dan buah yang kurang, 38.1% kurang menerapkan pola hidup bersih

dengan baik, 39.4% memiliki pola aktivitas fisik yang kurang dan 80.6 % tidak

melakukan pemantaun berat badan normal. Hasil analisis bivariat menunjukkan tidak

ada hubungan yang bermakna antara variabel-variabel tersebut dengan status gizi.

Walaupun didapatkan hasil yang tidak berhubungan, akan tetapi masalah gizi yang

ada pada mahasiswa FKIK harus tetap diperhatikan. Sehingga disarankan bagi

mahasiswa yang memiliki berat badan kurang dan lebih untuk memperbaiki status

gizinya menjadi normal melalui perbaikan kebiasaan makan makanan yang beragam

dengan memperhatikan konsumsi makanan pokok, lauk, pauk, sayur dan buah, pola

hidup bersih yang baik, aktifitas fisik yang sesuai dengan konsumsi makanan dan

pemantauan berat badan secara teratur, serta untuk mahasiswa yang memiliki berat

badan normal diharapkan dapat mempertahankan status gizinya.

Daftar bacaan: 51 (1999-2014)

Page 4: HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN … · 2015-01-28 · HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA. MAHASISWA . FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU .

iv

SYARIF HIDAYATULLAH STATE ISLAMIC UNIVERSITY JAKARTA

FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES

PUBLIC HEALTH PROGRAM

Thesis, July 2014

Zakiah, NIM: 107101001778

ASSOCIATION BETWEEN APPLICATION OF BALANCED NUTRITION

GUIDELINES WITH NUTRITIONAL STATUS OF STUDENTS FACULTY OF

MEDICINE AND HEALTH SCIENCES IN JAKARTA UIN SYARIF

HIDAYATULLAH 2014 xix + 109 pages, 19 tables, 3 charts, 2 images, 3 attachments

ABSTRACT

Normal nutritional status is essential for optimal growth and physical

development. To maintain a normal nutritional status and prevent malnutrition and

overnutrition, necessary understanding and practice a healthy lifestyle including diet

with balanced nutrition principled. As a transmitter of information and health promotion,

students of the Faculty of Medicine and Health Sciences (FKIK) UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta expected to be able to apply the principles of a well balanced

nutrition. However, previous research has obtained student FKIK abnormal nutritional

status and patterns of unbalanced nutrition.

This study was conducted to determine association between application of

balanced nutrition guidelines with nutritional status of FKIK UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta 2014 using a cross-sectional study design with 155 samples.

Results of univariate analysis showed the occurrence of two nutritional problems

in FKIK students, 16.8% had underweight and 23.2% had overweight. Also note, 100%

of students FKIK have eating habits that are not in accordance with the guidelines for

balanced nutrition, which 100% of students have a habit of less fruit and vegetable

consumption, 38.1% did not implement a clean life well, 39.4% had less physical

activity patterns and 80.6% did not perform monitoring of normal weight. Bivariate

analysis results showed no significant relationship between these variables and

nutritional status.

Although the results obtained were not related, but the nutritional problems that

exist in FKIK students should still be noted. So it is recommended for students who

underweight and underweight to improve their nutritional to normal through

improvement of eating habits with regard consumption of staple foods, meat group

foods, beans group foods, vegetables and fruits, a good clean lifestyle, physical activity

according to consumption food and regular monitoring of body weight, as well as to

students who have a normal weight are expected to maintain their nutritional status.

Refenreces list: 51 (1999-2014)

Page 5: HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN … · 2015-01-28 · HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA. MAHASISWA . FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU .

v

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Judul Skripsi

HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS

GIZI PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU

KESEHATAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

TAHUN 2014

Telah diperiksa, disetujui dan dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Program

Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Zakiah

NIM. 107101001778

Jakarta, 21 Juli 2014

Mengetahui,

Page 6: HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN … · 2015-01-28 · HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA. MAHASISWA . FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU .

vi

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi dengan judul HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI

SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA MAHASISWA FAKULTAS

KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA TAHUN 2014 telah diajukan dalam sidang ujian skripsi Fakultas Kedokteran

dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada 4 Juli

2014. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana

Kesehatan Masyarakat (SKM).

Jakarta, 21 Juli 2014

Page 7: HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN … · 2015-01-28 · HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA. MAHASISWA . FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU .

vii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama lengkap : Zakiah

Jenis kelamin : Perempuan

Tempat tanggal lahir : Suak Timah, 21 Maret 1898

Warganegara : Indonesia

Agama : Islam

Alamat : Dusun Tgk. Blang Desa Mane Tunong Krueng Mane

Kec.Muara Batu Kab.Aceh Utara Prov. Aceh

Telepon : 0852 6002 7565

Email : [email protected] / [email protected]

Pendidikan Formal:

1995-2001 : MIN Muara Batu, Aceh Utara

2001-2004 : MTsN Model Gandapura, Bireun

2004-2007 : MA Jeumala Amal, Lueng Putu, Pidie Jaya

2007-2014 : Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta

Page 8: HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN … · 2015-01-28 · HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA. MAHASISWA . FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU .

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah−Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan skripsi berjudul “Hubungan Penerapan

Pedoman Gizi Seimbang dengan Status Gizi Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2014”. Shalawat dan salam juga

tercurah bagi junjungan Nabi Besar Muhammad SAW.

Pada kesempatan yang baik ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ayah dan Ummi tercinta yang selalu menjadi semangat dan menaburkan doa-doa di

setiap langkah putra-putrinya.

2. Bapak Prof. Dr. dr. Hc. M. K. Tadjudin Spd. Md. selaku Dekan Fakultas Kedokteran

dan Ilmu Kesehatan.

3. Ibu Febrianti, SP, M.Si, selaku Kepala Program Studi Kesehatan Masyarakat dan

dosen pembimbing pertama saya yang senantiasa memberikan waktu dan

bimbingannya kepada penulis selama penyusunan laporan skripsi ini. Terimakasih

ibu telah membimbing Kya dengan sabar dan mengingatkan Kya saat Kya

menghilang.

4. Ibu Catur Rosidati, MKM, selaku dosen pembimbing kedua saya, yang juga

senantiasa memberikan waktu dan bimbingannya kepada penulis selama penyusunan

laporan skripsi ini.

5. Bapak/Ibu Dosen Program Studi Kesehatan Masyarakat, yang telah memberikan ilmu

yang sangat berguna khususnya bagi penulis dan mahasiswa Kesehatan Masyarakat

pada umumnya.

6. Bapak-bapak pembina Penerima Beasiswa Santri Berprestasi Kementrian Agama RI

yang senantiasa membina dan membimbing Kya sejak matrikulasi hingga

menyelesaikan studi ini.

Page 9: HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN … · 2015-01-28 · HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA. MAHASISWA . FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU .

ix

7. Bapak dan Ibu Guru TK Malahayati, SD Tanjong Mesjid, MIN Muara Batu dan

MTsN Gandapura, serta Ustadh dan Ustadhah Jeumala Amal yang telah mengantar

Kya langkah demi langkah hingga Kya sampai di perguruan tinggi.

8. Adik-adikku tercinta, Zikriah dan Zia Ulhaq yang tidak pernah lelah mengingatkan

saat kakaknya lalai dan malas. Makasi Ki, Dek Gam.

9. Keluarga besar tercinta yang selalu menjadi bara dan pemanas agar skripsi ini segera

terwujud, khususnya sepupu terbaik, Dek Bit.

10. Sahabat-sahabat OPUS yang senantiasa memberi samangat, khusus para “veteran”

yang berjuang hingga titik penghabisan bersama-sama, dan Ami yang selalu kami

bebani menjadi pembimbing ketiga kami.

11. Sahabat Jeumala Amal tercinta Nora, Dila, Vida, Mini, Rahma dan Yoyon, maaf Kya

baru nyusul sekarang dan terimakasih atas dukungan dan dorongan kalian selama ini.

12. Teman-teman kos tercinta Ocha, Berril, Mb Rani, Icut, Ainul dan Nurul, makasi udah

ngomporin Kya buat selesai :D

13. Tak lupa, untuk adik-adik PSKM, PSPD dan PSIK angkatan 2011-2013 yang telah

meluangkan waktunya untuk menjadi reponden dalam penelitian ini. Terimakasih

banyak.

Akhirnya penulis berharap semoga laporan skripsi ini dapat memberikan manfaat

bagi kita semua khususnya penulis.

و ا لسال م عليكم ورحمة ا هلل و بر كا ته

Ciputat, Juli 2014

Zakiah

Page 10: HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN … · 2015-01-28 · HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA. MAHASISWA . FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU .

x

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERNYATAAN.................................................................................... ii

ABSTRAK .............................................................................................................. iii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN .................................................... v

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI................................................................. vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP............................................................................... vii

KATA PENGANTAR............................................................................................ viii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... x

DAFTAR TABEL .................................................................................................. xiv

DAFTAR BAGAN ................................................................................................. xvii

DAFTAR GAMBAR.............................................................................................. xviii

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xix

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1

1.1. Latar Belakang....................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah ................................................................. 5

1.3. Pertanyaan Penelitian............................................................ 6

1.4. Tujuan Penelitian................................................................... 8

1.4.1. Tujuan umum ................................................................ 8

1.5.2. Tujuan khusus................................................................ 8

1.5 Manfaat penelitian................................................................. 9

Page 11: HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN … · 2015-01-28 · HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA. MAHASISWA . FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU .

xi

1.5.1. Bagi peneliti................................................................. 9

1.5.2. Bagi Program Studi Kesehatan Masyarakat ................ 10

1.5.3. Bagi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan .......... 10

1.6. Ruang Lingkup Penelitian..................................................... 11

1.6. Keaslian Penelitian................................................................. 11

BAB II TINJAUAN PUSATAKA ................................................................. 13

2.1. Status Gizi .............................................................................. 13

2.1.1. Definisi status gizi ......................................................... 13

2.1.2. Penilaian status gizi ....................................................... 13

2.2. Gizi Seimbang ........................................................................ 20

2.3. Prinsip Gizi Seimbang .......................................................... 22

2.3.1. Kebiasaan makan makanan beraneka ragam................. 22

2.3.2. Pola hidup bersih ........................................................... 34

2.3.3. Aktivitas fisik ................................................................ 37

2.3.4.Pemantauan Berat Badan Normal.................................. 42

2.4. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi

pada Remaja Akhir................................................................

42

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL......... 53

3.1. Kerangka Konsep .................................................................. 53

3.2. Definisi Operasional .............................................................. 56

3.2.1. Variabel Dependen ...................................................... 56

3.2.1. Variabel Independen ................................................... 57

Page 12: HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN … · 2015-01-28 · HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA. MAHASISWA . FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU .

xii

3.3. Hipotesis ................................................................................. 58

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN ...................................................... 59

4.1. Desain Penelitian ................................................................... 59

4.2. Lokasi Dan Waktu Penelitian .............................................. 60

4.3. Populasi dan Sampel.............................................................. 60

4.4. Teknik Sampling (Cara Pengambilan Sampel)................... 62

4.5. Instrumen Penelitian ............................................................. 63

4.6. Pengumpulan Data................................................................. 67

4.7. Pengolahan Data ................................................................... 70

4.8 Analisa Data ........................................................................... 73

BAB V HASIL PENELITIAN....................................................................... 75

5.2. Analisis Univariat................................................................... 75

5.2.1. Gambaran status gizi...................................................... 75

5.2.2. Gambaran kebiasaan makan makanan beragam............ 76

5.2.3. Gambaran pola hidup bersih.......................................... 78

5.2.4. Gambaran aktivitas fisik................................................ 79

5.2.5. Gambaran pemantauan berat badan normal................... 79

5.3. Analisis Bivariat..................................................................... 80

5.3.1. Hubungan kebiasaan makan makanan beragam

dengan status gizi.........................................................

80

5.3.2. Hubungan pola hidup bersih dengan status gizi........... 83

5.3.3. Hubungan aktivitas fisik dengan status gizi................. 84

Page 13: HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN … · 2015-01-28 · HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA. MAHASISWA . FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU .

xiii

5.3.4. Hubungan pemantauan berat badan normal dengan

status gizi.....................................................................

85

BAB VI PEMBAHASAN ................................................................................ 87

6.1 Keterbatasan penelitian ........................................................ 87

6.2. Gambaran status gizi............................................................. 88

6.3. Hubungan kebiasaan makan makanan beragam dengan

status gizi................................................................................

90

6.4. Hubungan pola hidup bersih dengan status gizi................. 94

6.5. Hubungan aktivitas fisik dengan status gizi....................... 95

6.6. Hubungan pemantauan berat badan normal dengan

status gizi................................................................................

97

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 100

7.1. Kesimpulan ............................................................................ 100

7.2. Saran ...................................................................................... 102

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 104

LAMPIRAN

Page 14: HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN … · 2015-01-28 · HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA. MAHASISWA . FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU .

xiv

DAFTAR TABEL

Nomor Tabel Halaman

Tabel 2.1. Klasifikasi Indeks Massa Tubuh 19

Tabel 2.2 Klasifikasi status gizi berdasarkan IMT/U 19

Tabel 2.3 Angka Kecukupan Gizi 2013 bagi Orang Indonesia 26

Tabel 2.4 Anjuran Makanan Rata-rata Satu Hari Usia Remaja 16-18 tahun 29

Tabel 2.5 Anjuran Makanan Rata-rata Satu Hari Usia Dewasa 19-29

tahun

29

Tabel 2.6 Klasifikasi Aktivitas Fisik berdasarkan Intensitasnya 40

Tabel 4.1 Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Variabel Pola Hidup

Bersih

65

Tabel 5.1 Gambaran Distribusi Frekuensi Status Gizi pada Mahasiswa

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2014

75

Tabel 5.2 Gambaran Distribusi Frekuensi Kebiasaan Makan Makanan

Pokok pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Tahun 2014

76

Tabel 5.3 Gambaran Distribusi Frekuensi Kebiasaan Makan Lauk pada

Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun

2014.

77

Page 15: HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN … · 2015-01-28 · HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA. MAHASISWA . FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU .

xv

Tabel 5.4 Gambaran Distribusi Frekuensi Kebiasaan Makan Pauk pada

Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun

2014.

77

Tabel 5.5 Gambaran Distribusi Frekuensi Pola Hidup Bersih pada

Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun

2014

78

Tabel 5.6 Gambaran Distribusi Frekuensi Aktivitas Fisik pada Mahasiswa

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2014

79

Tabel 5.7 Gambaran Distribusi Frekuensi Pemantauan Berat Badan

Normal pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Tahun 2014

80

Tabel 5.8 Hubungan antara Kebiasaan Makan Makanan Pokok dengan

Status Gizi pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Tahun 2014

81

Page 16: HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN … · 2015-01-28 · HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA. MAHASISWA . FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU .

xvi

Tabel 5.9 Hubungan antara Kebiasaan Makan Makanan Lauk dengan

Status Gizi pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Tahun 2014

82

Tabel 5.10 Hubungan antara Pola Hidup Bersih dengan Status Gizi pada

Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun

2014

83

Tabel 5.11 Hubungan antara Aktivitas Fisik dengan Status Gizi pada

Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun

2014

84

Tabel 5.12 Hubungan antara Pemantauan Berat Badan Normal dengan

Status Gizi pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Tahun 2014

85

Page 17: HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN … · 2015-01-28 · HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA. MAHASISWA . FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU .

xvii

DAFTAR BAGAN

Nomor Bagan Halaman

Bagan 2.1. Kerangka Teori 52

Bagan 3.1 Kerangka Konsep 55

Bagan 4.1 Proses Pengumpulan Data 69

Page 18: HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN … · 2015-01-28 · HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA. MAHASISWA . FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU .

xviii

DAFTAR GAMBAR

Nomor Gambar Halaman

Gambar2.1 Tumpeng-Bentuk Visual Gizi Seimbang Indonesia (Kemenkes,

2014)

22

Gambar2.2 Piramida Aktivitas Fisik (Fahey et al, 2005) 39

Page 19: HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN … · 2015-01-28 · HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA. MAHASISWA . FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU .

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian

Lampiran 2 Kuesioner Kebiasaan Makan – Food Recall 3 x 24 jam

Lampiran 3 Output Analisa Univariat dan Bivariat

Page 20: HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN … · 2015-01-28 · HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA. MAHASISWA . FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU .

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Keadaan gizi yang baik akan meningkatkan kesehatan individu dan

masyarakat. Keadaan gizi yang optimal sangat penting untuk pertumbuhan normal

serta perkembangan fisik dan kecerdasan bagi bayi, anak-anak, remaja dan semua

kelompok umur. Sedangkan gizi yang tidak optimal dengan kesehatan yang buruk

(Kemenkes, 2014).

Masalah gizi kurang atau kekurusan pada dewasa akan meningkatkan resiko

kejadian penyakit infeksi, depresi, anemia, diare, mudah letih dan produktifitas

berkurang (Supariasa, 2002). Pada wanita, ibu hamil yang kekurangan gizi memberi

kontribusi terhadap tingginya angka berat bayi lahir rendah (BBLR) yaitu berat lahir

rendah di bawah 2500 gram yang diperkirakan ada 350. 000 bayi setiap tahun, dan

Berakibat meningkatkan angka kematian balita setiap tahunnya (Depkes, 2006).

Adapun kelebihan gizi–ditandai dengan kelebihan berat badan dan obesitas-

beresiko terkena berbagai penyakit kronis/ degeneratif, seperti diabetes tipe, tekanan

datah tinggi (hipertensi), penyakit jantung, stroke, penyakit asam urat (gout) dan

beberapa jenis kanker (Kurniasih et al, 2010). Gizi lebih dan obesitas meningkatkan

risiko kematian untuk semua penyebab kematian. Orang yang mempunyai berat

badan 40 persen lebih berat dari berat badan rata-rata populasi mempunyai risiko

kematian 2 kali lebih besar dibandingkan orang dengan berat badan rata-rata (Lew &

Garfinkel, 1979 dalam Hadi, 2005). Kenaikan mortalitas diantara penderita obesitas

Page 21: HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN … · 2015-01-28 · HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA. MAHASISWA . FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU .

2

merupakan akibat dari beberapa penyakit yang mengancam kehidupan seperti

diabetes tipe 2, penyakit jantung, penyakit kandung kemih, kanker gastrointestinal

dan kanker yang sensitif terhadap perubahan hormon. Orang obesitas juga

mempunyai risiko yang lebih besar untuk menderita beberapa masalah kesehatan

seperti back pain, arthritis, infertilitas, dan fungsi psikososial yang menurun (WHO,

2000 dalam Sudikno, 2010).

Indonesia dihadapkan pada kedua masalah gizi tersebut. Penyakit infeksi

seperti Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA), diare, dan campak masih merupakan

10 penyakit utama dan masih menjadi penyebab utama kematian dan tingginya

angka kesakitan dan kematian Ibu dan Anak Balita di Indonesia sangat berkaitan

dengan buruknya status gizi. Dan dibeberapa daerah lain atau pada sekelompok

masyarakat Indonesia yang lain terutama di kota-kota besar, masalah kesehatan

masyarakat utama justru dipicu dengan adanya kelebihan gizi (Hadi, 2005)

Berdasarkan Laporan Riset Kesehatan Dasar 2013 (Kemenkes, 2013)

diketahui bahwa pada semua kelompok umur - balita, anak (5-18 tahun) dan dewasa

(18 tahun keatas)- dan jenis kelamin di Indonesia mengalami masalah gizi kurang

dan lebih. Pada kelompok umur balita berdasarkan nilai Zscore, prevalensi balita

kurus dan sangat kurus sebanyak 12.1 persen dan prevalensi balita gemuk sebanyak

11.9 persen. Pada usia anak usia 5–12 tahun, 13–15tahun dan 16–18 tahun

berdasarkan IMT/U masing 11.2 persen, 11,1 persen dan 11,1 persen mengalami

kekurusan serta 18.8 persen, 10.8 persen dan 7,3 persen mengalami kegemukan.

Pada penduduk usia di atas 18 tahun pada penilaian menggunakan indeks massa

Page 22: HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN … · 2015-01-28 · HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA. MAHASISWA . FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU .

3

tubuh (IMT) menunjukkan terjadinya kekurusan sebanyak 8.7 persen, berat badan

lebih 13.5 persen dan obesitas 15.4 persen.

Menurut Kurniasih, et al (2010), penyebab utama kekurangan dan kelebihan

gizi muncul karena pola makan bergizi tidak seimbang. Kekurangan gizi terjadi

akibat asupan gizi di bawah kebutuhan, sedangkan kelebihan gizi muncul karena

asupan gizi melebihi kebutuhan. Selain kurangnnya asupan gizi, kekurangan gizi

dapat terjadi akibat buruknya sanitasi lingkungan dan kebersihan diri yang

memudahkan timbulnya penyakit infeksi, khususnya diare dan Infeksi Saluran

Pernafasan Akut (ISPA). Adapun kelebihan gizi terjadi, terutama karena pola makan

yang padat energi (kalori) dan melebihi kebutuhan untuk beraktivitas sehingga

menimbulkan kegemukan akibat kelebihan energi. Berdasarkan Kemenkes (2013),

proporsi penduduk Indonesia dengan aktivitas fisik tergolong kurang aktif secara

umum mencapai 26,1 persen dengan pola konsumsi yang tidak seimbang, proporsi

perilaku konsumsi kurang sayur dan atau buah 93,5 persen dan perilaku konsumsi

makanan berisiko pada penduduk umur ≥10 tahun paling banyak konsumsi bumbu

penyedap (77,3%), diikuti makanan dan minuman manis (53,1%), dan makanan

berlemak (40,7%).

Untuk mencegah kekurangan dan kelebihan gizi, diperlukan pemahaman dan

praktik pola hidup sehat antara lain dengan pola makan berprinsip gizi seimbang.

Gizi Seimbang adalah susunan makanan sehari-hari yang mengandung zat-zat gizi

dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan memerhatikan

prinsip 1) keanekaragaman atau variasi makanan, 2) kebersihan, 3) aktivitas fisik dan

4) berat badan normal (Kurniasih et al, 2010; Kemenkes, 2014). Penerapan prinsip

Page 23: HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN … · 2015-01-28 · HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA. MAHASISWA . FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU .

4

gizi seimbang diharapkan dapat meningkatkan status gizi mereka dan mencapai

status gizi optimal (Bappenas, 2011). Untuk meningkatkan kesadaran gizi

masyarakat dalam penerapan gizi seimbang secara terpadu dan terencana dari

pengetahuan, sikap dan perilaku melalui kerjasama dan kontribusi para pemangku

kepentingan baik pemerintah, swasta maupun masyarakat demi tercapainya manusia

Indonesia yang prima (Kemenkes, 2012).

Dalam hal ini, mahasiswa Fakultas Kedokeran dan Ilmu Kesehatan yang teah

dibekali ilmu kesehatan dan selanjutnya menjadi sumber dan penyampai edukasi dan

informasi kepada masyarakat untuk tujuan peningkatan pengetahuan masyarakat

tentang pedoman gizi seimbang, seharusnya telah mampu menerapkan pedoman gizi

seimbang dalam kehidupan kesehariannya. Namun, hasil penelitian pada 94

mahasiswi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi Kesehatan

Masyarakat yang dinilai status gizinya berdasarkan IMT menunjukkan 16%

mengalami gizi kurang, 66% gizi normal dan 18% gizi lebih. Dari 94 mahasiswi

tersebut menunjukkan rata-rata asupan energi hanya 1478,8-1655,42 kkal perhari

atau kurang dari jumlah asupan yang dianjurkan berdasarkan AKG 2013 yaitu 2250

kkal perhari .

Dari hasil penelitian lain pada tahun yang sama, Putri (2013) pada

Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat menunjukkan 33,3% mahasiswa

Program Studi Kesehatan Masyarakat mengalami obesitas berdasarkan IMT. Dan

dari jumlah tersebut 93.8 % memiliki aktivitas fisik ringan. Namun hasil penelitian

ini menunjukan semua responden yang diteliti memiliki jumlah konsumsi energi

Page 24: HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN … · 2015-01-28 · HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA. MAHASISWA . FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU .

5

kurang dari anjuran AKG 2013 yaitu 2250 kkal perhari untuk perempuan dan 2725

untuk laki-laki usia 19-25 tahun.

Berdasarkan data-data di atas melakukan peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian pada mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta mengenai hubungan penerapan pedoman gizi seimbang

dengan status gizi. Pemilihan lokasi penelitian di FKIK UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta terkait belum adanya penelitian pada mengenai status gizi dalam skala

fakultas. Beberapa penelitian terdahulu yang pernah dilakukan hanya di Program

Studi Kesehatan Masyarakat. Selain itu mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, khususnya Program Studi Kesehatan Masyarakat, Program Studi Ilmu

Keperawatan dan Program Studi Pendidikan Dokter merupakan pemberi edukasi dan

promosi kepada masyarakat dalam rangka memberikan kontribusi bermakna dalam

pembangunan karakter bangsa melalui upaya peningkatan kualitas hidup masyarakat

seperti yang tercantum pada Pedoman Akademik FKIK UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta tahun 2013/2014.

Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut penelitian ini dilakukan

untuk mengetahui hubungan penerapan pedoman gizi seimbang dengan status gizi

pada mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta tahun 2014.

1.2. Rumusan Masalah

Mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta merupakan individu yang

telah memiliki bekal ilmu kesehatan yang seharusnya dapat diaplikasikan dalam

Page 25: HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN … · 2015-01-28 · HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA. MAHASISWA . FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU .

6

kehidupannya sehari-hari dan selanjutnya menyampaikan ilmu yang didapat pada

masyarakat luas, dalam hal ini ilmu gizi. Pengetahuan gizi yang dimiliki oleh

mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta diharapkan dapat tercermin dari

status gizi mahasiswa yang normal dan pola gizi seimbang yang diterapkan dengan

benar. Namun, ditemukan adanya kejadian gizi kurang dan lebih pada mahasiswa

Program Studi Kesehatan Masyarakat FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Didapatkan juga rata-rata pola konsumsi makan di bawah angka kecukupan yang

dianjurkan dan aktifitas fisik yang kurang. Penelitian tersebut hanya

menggambarkan status gizi dan pola gizi seimbang pada mahasiswa Program Studi

Kesehatan Masyarakat. Belum ada penelitian yang menggambarkan status gizi dan

pola gizi seimbang pada mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta secara

keseluruhan, khusus program studi yang memiliki misi untuk memberikan promosi

dan edukasi kesehatan pada masyarakat.

Oleh karena itu peneliti ingin mengetahui tentang hubungan penerapan

pedoman gizi seimbang dengan status gizi pada mahasiswa Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2014.

1.3. Pertanyaan Penelitian

1.1.1. Bagaimana gambaran status gizi pada mahasiswa Fakultas Kedokteran

dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2014?

1.1.2. Bagaimana gambaran kebiasaan makan makanan beragam pada

mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta tahun 2014?

Page 26: HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN … · 2015-01-28 · HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA. MAHASISWA . FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU .

7

1.1.3. Bagaimana gambaran pola hidup bersih pada mahasiswa Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun

2014?

1.1.4. Bagaimana gambaran aktivitas fisik pada mahasiswa Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun

2014.

1.1.5. Bagaimana gambaran pemantauan berat badan normal pada mahasiswa

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta tahun 2014?

1.1.6. Apakah ada hubungan kebiasaan makan makanan beragam dengan status

gizi pada mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2014?

1.1.7. Apakah ada hubungan pola hidup bersih dengan status gizi pada

mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta tahun 2014?

1.1.8. Apakah ada hubungan aktivitas fisik dengan status gizi pada mahasiswa

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta tahun 2014?

1.1.9. Apakah ada hubungan pemantauan berat badan normal dengan status gizi

pada mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta tahun 2014?

Page 27: HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN … · 2015-01-28 · HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA. MAHASISWA . FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU .

8

1.4. Tujuan

1.4.1. Tujuan umum

Diketahuinya hubungan penerapan pedoman gizi seimbang dengan status gizi

pada mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta tahun 2014.

1.4.2. Tujuan khusus

1.4.2.1.Diketahuinya gambaran status gizi pada mahasiswa Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

tahun 2014.

1.4.2.2.Diketahuinya gambaran kebiasaan makan makanan beragam pada

mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta tahun 2014.

1.4.2.3.Diketahuinya gambaran pola hidup bersih pada mahasiswa Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

tahun 2014.

1.4.2.4. Diketahuinya gambaran aktivitas fisik pada mahasiswa Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

tahun 2014.

1.4.2.5.Diketahuinya gambaran pemantauan berat badan normal pada

mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta tahun 2014.

Page 28: HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN … · 2015-01-28 · HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA. MAHASISWA . FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU .

9

1.4.2.6.Diketahuinya hubungan kebiasaan makan makanan beragam dengan

status gizi pada mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2014.

1.4.2.7.Diketahuinya hubungan pola hidup bersih dengan status gizi pada

mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta tahun 2014.

1.4.2.8. Diketahuinya hubungan aktivitas fisik dengan status gizi pada

mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta tahun 2014.

1.4.2.9.Diketahuinya hubungan pemantauan berat badan normal dengan

status gizi pada mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2014.

1.5. Manfaat penelitian

1.5.1. Bagi peneliti

1.5.1.1. Menambah wawasan dan khasanah pengetahuan peneliti mengenai

gizi khususnya di bidang gizi kesehatan masyarakat.

1.5.1.2. Sebagai pembelajaran dan pengalaman dalam melakukan penelitian

yang terkait dengan gizi kesehatan masyarakat.

1.5.1.3. Memberikan pengalaman mengenai cara dan proses berfikir ilmiah

serta praktis sebagai penerapan pengetahuan dan keterampilan serta

menambah pengetahuan tentang hubungan penerapan pedoman gizi

Page 29: HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN … · 2015-01-28 · HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA. MAHASISWA . FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU .

10

seimbang dengan status gizi pada mahasiswa Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2014.

1.5.1.4. Sebagai mediapengembangan kompetensi diri sesuai dengan

keilmuan yang diperoleh selama perkuliahan dalam meneliti masalah

yang berkaitan dengan gizi masyarakat.

1.5.2. Bagi Program Studi Kesehatan Masyarakat

1.5.2.1.Terlaksananya salah satu upaya untuk mengimplementasikan Tri

Dharma perguruan tinggi, yaitu akademik, penelitian, dan pengabdian

masyarakat.

1.5.2.2.Sebagai tambahan referensi penelitian yang beguna bagi masyarakat

luas di bidang kesehatan masyarakat.

1.5.2.3.Sebagai bahan untuk penelitian lanjutan oleh peneliti lain dalam topik

yang sama.

1.5.3. Bagi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

1.5.3.1. Memberi tambahan informasi tentang hubungan penerapan pedoman

gizi seimbang dengan status gizi pada mahasiswa Fakultas Kedokteran

dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2014.

1.5.3.2. Hasil analisis penelitian dapat digunakan sebagai bahan masukan

untuk pengetahuan gizi mahasiwa Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan.

Page 30: HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN … · 2015-01-28 · HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA. MAHASISWA . FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU .

11

1.6. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang berperan dalam menjalan promosi

kesehatan pada masyarakat, yaitu Program Studi Kesehatan Masyarakat, Program

Studi Pendidikan Dokter dan Program Studi Ilmu Keperawatan tahun masuk 2011

hingga 2013. Penelitian ini dilakukan pada Februari hingga Juni 2014, bertujuan

mengetahui hubungan penerapan pedoman gizi seimbang berupa aspek kebiasaan

makan makanan beragam, pola hidup bersih, aktivitas fisik dan pemantauan berat

badan normal. Penelitian diakukan karena adanya kejadian gizi kurang dan gizi

lebih, serta pola konsumsi yang tidak seimbang pada mahasiswa Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan dilakukan oleh Muizzah (2013) . Penelitian

menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan desain studi cross sectional dan

pengambilan sampel secara acak (probability sampling) dengan systematic random

sampling.

1.7. Keaslian Penelitian

Penelitian tentang hubungan penerapan pedoman gizi seimbang dengan

status gizi pada mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta tahun 2014 belum pernah dilakukan.

Page 31: HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN … · 2015-01-28 · HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA. MAHASISWA . FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU .

12

Adapun penelitian sebelumnya yang hampir sama yang pernah dilakukan antara lain

sebagai berikut.

Nama, Judul dan Tahun

Penelitian

Metode Penelitian Hasil Penelitian

Merinta Sada, Veni Hadju ,

Djunaedi M. Dachlan

Hubungan Body Image,

Pengetahuan Gizi Seimbang,

dan Aktifitas Fisik terhadap

Status Gizi Mahasiswa

Politeknik Kesehatan Jayapura

2012

Cross Sectional

142 sampel

Ada hubungan antara

body image,

pengetahuan gizi dan

aktifitas fisik dengan

status gizi.

Riska Habriel Ruslie dan

Darmadi

Analisis Regresi Logistik

Untuk Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Status Gizi

Remaja

2010

Cross Sectional

147 sampel

Ada hubungan antara

asupan makanan,

aktifitas fisik, body

image, dan jenis

kelamin dengan status

gizi.

Friska Amelia

Konsumsi Pangan,

Pengetahuan Gizi, Aktivitas

Fisik dan Status Gizi pada

Remaja di Kota Sungai Penuh

Kabupaten Kerinci Propinsi

Jambi

2008

Cross Sectional

100 sampel

Ada hubungan antara

aktivitas fisik

(pengeluaran energi)

dan konsumsi energi

dengan status gizi

remaja.

Page 32: HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN … · 2015-01-28 · HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA. MAHASISWA . FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU .

13

BAB II

TINJAUAN PUSATAKA

2.1. Status Gizi

2.1.1. Definisi status gizi

Status gizi merupakan ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk

variabel tertentu, atau perwujudan nutriture dalam bentuk variabel tertentu

(Supariasa et al, 2002). Menurut Almatsier (2005), status gizi adalah suatu

ukuran mengenai kondisi tubuh seseorang yang dapat dilihat dari makanan yang

dikonsumsi dan penggunaan zat-zat gizi di dalam tubuh. Status gizi dibagi

menjadi tiga kategori, yaitu status gizi kurang, gizi normal, dan gizi lebih.

Untuk mengetahui status gizi seseorang maka dilakukan cara penilaian

status gizi (Supariasa et al, 2002).

2.1.2. Penilaian status gizi

Penilaian status gizi pada dasarnya merupakan proses pemeriksaan keadaan

gizi seseorang dengan cara mengumpulkan data penting, baik yang bersifat

objektif maupun subjektif, untuk kemudian dibandingkan dengan baku yang

telah tersedia. Data objektif dapat diperoleh dari data pemeriksaan laboratorium

perorangan, serta sumber lain yang dapat diukur oleh anggota tim penilai

(Arisman, 2010).

Menurut Supariasa (2002), penilaian status gizi dapat ditentukan dengan 2

cara, yaitu penilaian langsung dan penilaian tidak langsung.

Page 33: HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN … · 2015-01-28 · HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA. MAHASISWA . FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU .

14

2.1.2.1. Penilaian Langsung

2.1.2.1.1. Antropometri

Antropometri secara umum digunakan untuk melihat

ketidakseimbangan asupan protein dan energi. Ketidakseimbangan ini

terlihat pada pola pertumbuhan dan proporsi jaringan tubuh (Supariasa,

2002).

Antropometri sebagai indikator status gizi dapat dilakukan

dengan mengukur beberapa parameter. Parameter adalah ukuran tunggal

dari tubuh manusia, antara lain umur (U), berat badan (BB), tinggi badan

(TB), lingkar lengan atas (LLA), lingkar kepala, lingkar dada, lingkar

pinggul dan tebal lemak kulit (Supariasa, 2002).

Penilaian status gizi dilakukan dengan menggunakan kombinasi

beberapa parameter antropometri yang disebut indeks antropometri.

Beberapa indeks antropometri yang sring digunakan yaitu: berat badan

menurut umur (BB/U), tinggi badan menurut umur (TB/U), berat badan

menurut tinggi badan (BB/TB), Indeks Massa Tubuh (IMT), Indeks

Massa Tubuh menurut umur (IMT/U), tebal lemak bawah kulit menurut

umur dan rasio lingkar pinggang dan pinggul (Supariasa, 2002).

Indeks antropometri diinterpretasikan dengan menggunakan

ambang batas tertentu yang telah ditetapkan. Perbedaan penggunaan

indeks antropometri akan memberikan gambaran prevalensi status gizi

yang berbeda. (Supariasa, 2002). Menurut Almatsier at all (2011),

penilaian antropometri dilakukan melalui pengukuran dimensi fisik dan

Page 34: HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN … · 2015-01-28 · HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA. MAHASISWA . FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU .

15

komposisi kasar tubuh berbeda pada berbagai tingkat umur dan tingkat

gizi.

2.1.2.1.2. Biokimia

Pemeriksaan laboratorium (biokimia), dilakukan dengan

pemeriksaan pemeriksaan spesismen jaringan tubuh (darah, urine, tinja,

hati dan otot) yang diuji secara laboratorium terutama untuk mengetahui

kadar hemoglobin, feritin, glukosa, dan kolestrol. Pemeriksaan biokimia

bertujuan mengetahui kekurangan gizi spesifik (Arisman, 2010).

2.1.2.1.3. Klinis

Pemeriksaan dilakukan pada jaringan epitel (superficial epitel

tissue) seperti kulit, mata, rambut dan mukosa oral. Pemeriksaan klinis

bertujuan mengatahui status kekurangan gizi dengan melihat tanda-tanda

khusus (Supariasa, 2002).

2.1.2.1.4. Biofisik

Pemeriksaan dilakukan dengan melihat kemanpuan fungsi serta

perubahan struktur jaringan. Pemeriksaan biofisik bertujuan mengetahui

situasi tertentu, misalnya pada orang yang buta senja (Supariasa, 2002).

Page 35: HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN … · 2015-01-28 · HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA. MAHASISWA . FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU .

16

2.1.2.2. Penilaian tidak langsung

2.1.2.2.1. Survei konsumsi makanan

Penilaian konsumsi makanan dilakukan dengan wawancara

kebiasaan makan dan perhitungan konsumsi makanan sehari-hari. Tujuan

penilaian ini adalah mengiodentifikasi kekurangan dan kelebihan gizi

(Supariasa, 2002).

Pengumpulan data survei konsumsi makanan dapat dilakukan

dengan cara survei yang akan menghasilkan data yang bersifat kuantitatif

maupun kualitatif. Secara kuantitatif makanan akan diketahui jumlah dan

jenis pangan yang dikonsumsi (Yuniastuti, 2008). Metode pengumpulan

data yang dapat digunakan adalah metode recall 24 jam, food records dan

weighing method. Secara kualitatif akan diketahui frekuensi makan dan

cara memperoleh pangan. Metode pengumpulan data yang dapat

digunakan adalah food frequency questionaire dan dietary hiStory.

Metode Recall 24 jam

Metode ini digunakan untuk estimasi jumlah pangan dan minuman

yang dimakan oleh seseorang selama 24 jam yang lalu atau sehai

sebelum wawancara dilakukan. Dengan metode ini akan diketahui

besarnya porsi pangan berdasarkan ukuran rumah tangga (urt),

kemudian dikonversi ke ukuran metrik (gram) (Yuniastuti, 2008).

Page 36: HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN … · 2015-01-28 · HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA. MAHASISWA . FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU .

17

Food Records

Dengan metode ini responden mencatat semua pangan dan minuman

yang dikonsumsi selama seminggu. Pencatatan dilakukan oleh

seorang responden dengan menggunakan ukuran rumah tangga (urt/

estimated food records) atau menimbang langsung berat pangan yang

dimakan (weighed food records) (Yuniastuti, 2008).

Weighing Method

Metode penimbangan mengukur secara langsung berat setiap jenis

pangan/ pangan yang dikonsumsi oleh seseorang pada hari

wawancara (Yuniastuti, 2008).

Food Frequency Questionaire

Metode ini dikenal dengan metode frequensi pangan, dimaksud untuk

memperoleh informasi pola konsumsi pangan seseorang. Untuk itu,

diperlukan kuestioner yang terdiri dari dua komponen, yaitu daftar

jenis makanan dan frekuensi konsumsi pangan (Yuniastuti, 2008).

Dietary HiStory

Metode ini dikenal sebagai metode riwayat pangan. Tujuan dari

metode ini adalah untuk menemukan pola inti pangan sehari-hari pada

jangka waktu lama serta untuk melihat kaitan antara intake pangan

dan kejadian penyakit tertentu (Yuniastuti, 2008).

Page 37: HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN … · 2015-01-28 · HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA. MAHASISWA . FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU .

18

2.1.2.2.2. Statistik vital

Pemeriksaan dilakukan dengan menganalisis data kesehatan

seperti angka kematian, kesakitan dan kematian kaibat hal-hal yang

berhubungan dengan gizi. Pemeriksaan ini bertujuan menemukan

indikator tidak langsung status gizi masyarakat (Supariasa, 2002).

2.1.2.2.3. Faktor ekologi

Pengukuran status gizi didasarkan atas ketersediaan makanan

yang dipengaruhi oleh faktor ekologi (Iklim, tanah, irigasi dll). Faktor-

faktor ekolgi tersebut perlu diketahui untuk mengetahui penyebab

malnutrisi masyarakat (Irianto, 2007).

2.1.2.3. Penilaian status gizi pada remaja

Pada rentang usia 18 tahun ke atas penilaian status gizi dilakukan

dengan menggunakan indeks antropometri IMT (Supariasa, 2002).

Indeks Massa Tubuh (IMT) merupakan hasil perbandingan antara

berat badan (BB dalam kg) dan kuadrat tinggi badan (TB dalam m) dalam

dalam kg/m2. IMT tidak dapat diterapkan pada bayi, anak, remaja dibawah

18 tahun, ibu hamil, dan olahragawan (Supariasa, 2002).

Page 38: HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN … · 2015-01-28 · HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA. MAHASISWA . FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU .

19

Tabel 2.1 Klasifikasi Indeks Massa Tubuh

Klasifikasi

Indeks Massa Tubuh (IMT dalam kg/m2)

Ambang Batas

Dasar Ambang Batas Tambahan

Berat badan kurang <18.50 <18.50

Sangat kurus <16.00 <16.00

Kurus sedang 16.00 - 16.99 16.00 - 16.99

Kurus ringan 17.00 - 18.49 17.00 - 18.49

Normal 18.50 - 24.99 18.50 - 22.99

23.00 - 24.99

Berat badan lebih ≥25.00 ≥25.00

Pre-obese 25.00 - 29.99 25.00 - 27.49

27.50 - 29.99

Obese ≥30.00 ≥30.00

Obese I 30.00 - 34.99 30.00 - 32.49

32.50 - 34.99

Obese II 35.00 - 39.99 35.00 - 37.49

37.50 - 39.99

Obese III ≥40.00 ≥40.00

Sumber: WHO, 2006 dan dan Kementrian Kesehatan, 2011

Pada remaja usia kurang dari 18 tahun status gizi diukur

menggunakan indeks IMT/U (Indeks Massa Tubuh/Umur). Status gizi

selanjutnya dikelompokkan berdasarkan Berdasarkan baku antropometri

WHO 2007 dan Departemen Kesehatan 2010 untuk anak umur 5-18 tahun,

status gizi ditentukan berdasarkan nilai IMT/U. Selanjutnya berdasarkan nilai

Zscore ini status gizi remaja dibawah 18 tahun dikategorikan sebagai berikut.

Tabel 2.2 Klasifikasi status gizi berdasarkan IMT/U

Klasifikasi Zscore

Sangat kurus < -3.0

Kurus ≥ -3.0 s/d < -2.0

Normal ≥-2.0 s/d ≤1.0

Gemuk > 1.0 s/d ≤ 2.0

Obesitas > 2,0

Sumber: WHO, 2007 dan Departeman Kesehatan, 2010

Page 39: HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN … · 2015-01-28 · HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA. MAHASISWA . FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU .

20

2.2. Gizi Seimbang

Gizi Seimbang adalah susunan makanan sehari–hari yang mengandung zat-

zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan

memerhatikan prinsip keanekaragaman atau variasi makanan, kebersihan, aktivitas

fisik dan berat badan ideal (Kurniasih et al, 2010; Kemenkes, 2014). Gizi seimbang

adalah gizi yang sesuai dengan kebutuhan tubuh melalui makanan sehari-hari

sehingga tubuh bisa aktif, sehat optimal, tidak terganggu penyakit, dan tubuh tetap

sehat (Soenardi, 2006).

Di Indonesia, pedoman gizi seimbang mengacu pada Nutrition Guide for

Balance Diet yang ditetapkan pada konferensi pangan sedunia tahun 1992 di Roma

dan Genewa, yang diadakan oleh FAO, dalam rangka menghadapi beban ganda

mengenai gizi di Negara berkembang. Dalam konferensi ini ditetapkan agar semua

negara berkembang yang semula menggunakan pedoman sejenis “Basic Four”

memperbaiki menjadi “Nutrition Guide for Balance Diet”. Indonesia menerapkan

keputusan FAO tersebut dalam kebijakan Repelita V tahun 1995 sebagai PGS dan

menjadi bagian dari program perbaikan gizi. Namun, PGS kurang disosialisasikan

sehingga terjadi pemahaman yang salah dan masyarakat cenderung tetap

menggunakan 4 Sehat 5 Sempurna (4S5S). Baru pada tahun 2009 secara resmi PGS

diterima oleh masyarakat, sesuai dengan Undang-Undang Kesehatan No. 36 tahun

2009 yang menyebutkan secara eksplisit “Gizi Seimbang” dalam program perbaikan

gizi. (Kurniasih et al, 2010).

Page 40: HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN … · 2015-01-28 · HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA. MAHASISWA . FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU .

21

Di Amerika Serikat dan beberapa negara lain, prinsip Gizi Seimbang

divisualisasi berupa “piramida” Gizi Seimbang. Tidak semua negara menggunakan

piramida, tetapi disesuaikan dengan budaya dan pola makan setempat. Di Indonesia,

bentuk piramida di sesuai dengan budaya Indonesia, dalam bentuk tumpeng dengan

nampannya yang untuk selanjutnya akan disebut sebagai “Tumpeng Gizi Seimbang”

(TGS). (Kurniasih et al, 2010).

TGS dirancang untuk membantu setiap orang memilih makanan dengan jenis

dan jumlah yang tepat, sesuai dengan berbagai kebutuhan menurut usia (bayi, balita,

remaja, dewasa dan usia lanjut), dan sesuai keadaan kesehatan (hamil, menyusui,

aktivitas fisik, sakit). Tumpeng Gizi Seimbang (TGS) menggambarkan 4 prinsip

Gizi Seimbang, yaitu: 1) kebiasaan makan makanan beraneka ragam, 2) pola hidup

bersih, 3) pola hidup aktif dan berolahraga dan 4) berat badan normal (Kemenkes,

2014).

Page 41: HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN … · 2015-01-28 · HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA. MAHASISWA . FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU .

22

Gambar 2.1. Tumpeng-Bentuk Visual Gizi Seimbang Indonesia (Kemenkes,

2014)

2.3. Prinsip Gizi Seimbang

2.3.1. Kebiasaan makan makanan beragam

Tingkat konsumsi makanan ditentukan oleh kualitas dan kuantitas makanan,

kualitas makanan menunjukkan masing-masing zat gizi terhadap kebutuhan

tubuh. Pada susunan makanan mempengaruhi kebutuhan tubuh baik dari segi

kualitasnya maupun kuantitasnya, maka tubuh akan mendapatkan kesehatan gizi

Page 42: HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN … · 2015-01-28 · HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA. MAHASISWA . FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU .

23

yang sebaik-baiknya (Jafar, 2012). Menurut Story et al dalam Brigth Future in

Practice Nutrion 2002, makanan yang sehat harus memenuhi 3 prinsip dasar

yaitu 1) beragam, 2) seimbang dan 3) cukup.

Membiasakan makan makanan beraneka ragam adalah prinsip pertama dari

Gizi Seimbang yang universal. Artinya, setiap manusia di mana saja

membutuhkan makanan yang beraneka ragam atau bervariasi, karena tak ada satu

pun makanan yang mengandung seluruh zat gizi yang dibutuhkan tubuh, kecuali

ASI (air susu ibu) untuk bayi sampai umur 6 bulan. Makin beragam pola

hidangan makanan, makin mudah terpenuhi kebutuhan akan berbagai zat

gizi. (Kurniasih et al, 2010).

Pola makan ber-Gizi Seimbang bukan hanya memerhatikan sumber zat-zat

gizi makro (zat-zat gizi yang dibutuhkan dalam jumlah besar) seperti

karbohidrat, lemak, protein dan air, melainkan juga sumber zat-zat gizi mikro

(zat-zat gizi yang dibutuhkan dalam jumlah lebih kecil) seperti vitamin dan

mineral, dengan memerhatikan berbagai faktor di luar makanan yang

berpengaruh pada kemanfaatan zat-zat gizi tersebut bagi kesehatan. (Kurniasih et

al, 2010).

Berdasarkan Pedoman Umum Gizi Seimbang (2002), makanan yang

beraneka ragam yaitu makanan yang mengandung unsur-unsur zat gizi yang

diperlukan tubuh baik kualitas maupun kuantintasnya, dalam ilmu gizi biasa

disebut triguna makanan yaitu, makanan yang mengandung zat tenaga,

pembangun dan zat pengatur. Apabila terjadi kekurangan atas kelengkapan salah

satu zat gizi tertentu pada satu jenis makanan, akan dilengkapi oleh zat gizi

Page 43: HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN … · 2015-01-28 · HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA. MAHASISWA . FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU .

24

serupa dari makanan yang lain. Jadi makan makanan yang beraneka ragam akan

menjamin terpenuhinya kecukupan sumber zat tenaga, zat pembangun dan zat

pengatur.

Menurut Almatsier (2005), gizi yang seimbang dikelompokkan

berdasarkan tiga fungsi utama yaitu sumber energi, sumber zat pembangun dan

sumber zat pengatur. Sumber energi berasal dari zat gizi karbohidrat, serta lemak

dan protein. Oksidasi zat-zat gizi ini menghasilkan energi yang diperlukan tubuh

untuk melakukan aktivitas. Selanjutnya sumber zat pembangun terdiri dari

protein, mineral dan air. Zat pembangun diperlukan tubuh untuk pembentukan

sel-sel baru, memelihara dan mengganti sel yang rusak. Kemudian sumber zat

pengatur terdiri dari protein, mineral, air dan vitamin, berfungsi mengatur

keseimbangan air, mengatur proses oksidasi, proses penuaan sel, dan mengatur

proses ekskresi sisa sisa oksidasi dalam tubuh (Almatsier , 2005).

Beberapa ahli gizi hanya memasukkan karbohidrat, protein, lemak,

vitamin dan mineral sebagai zat gizi, tanpa memasukkan air karena dianggap air

mudah didapat dan merupakan zat tunggal (Sediaoetama, 2008). Menurut

Sediaoetama (2008), makanan yang berkualitas adalah makanan yang

mengandung semua zat gizi yang diperlukan tubuh di dalam susunan hidangan

dan perbandingannya yang satu terhadap yang lain.

Dari segi fisiologis juga dikatakan, bahwa untuk dapat hidup sehat, aktif, dan

produktif manusia memerlukan lebih dari 40 jenis zat gizi yang terdapat pada

berbagai jenis makanan, sebab tidak ada satupun jenis pangan yang lengkap zat

gizinya selain Air Susu Ibu (ASI) (Martianto et all, 2005).

Page 44: HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN … · 2015-01-28 · HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA. MAHASISWA . FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU .

25

Pola makan bergizi seimbang mengatur secara proporsional keragaman

golongan makanan, baik dalam jenis maupun jumlah sesuai dengan kebutuhan

masing-masing kelompok (Kurniasih et al, 2010).

Kebutuhan dasar zat gizi dan jumlah yang dianjurkan diatur dalam

konsep standar gizi Angka Kecukupan Gizi (AKG) Departeman Kesehatan 2013.

Angka kecukupan gizi (AKG) adalah nilai yang menunjukkan jumlah zat gizi

yang diperlukan untuk hidup sehat setiap hari bagi hampir semua penduduk

menurut kelompok umur, jenis kelamin, dan kondisi fisiologis, seperti kehamilan

dan menyusui. AKG berguna untuk menilai kecukupan gizi yang telah dicapai

melalui konsumsi, makanan bagi penduduk/golongan masyarakat tertentu yang

didapatkan dari hasil survei gizi/makanan (Yuniastuti, 2008).

Page 45: HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN … · 2015-01-28 · HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA. MAHASISWA . FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU .

26

Tabel 2.3 Angka Kecukupan Gizi 2013 bagi Orang Indonesia

Page 46: HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN … · 2015-01-28 · HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA. MAHASISWA . FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU .

27

Page 47: HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN … · 2015-01-28 · HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA. MAHASISWA . FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU .

28

Sumber: Kementrian Kesehatan, 2014

Page 48: HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN … · 2015-01-28 · HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA. MAHASISWA . FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU .

29

Dalam Tumpeng Gizi Seimbang, kecukupan gizi tersebut diterjemahkan

dalam bentuk porsi makanan yang dibagi menjadi tujuh golongan makanan yang

harus dipenuhi. Untuk memudahkan penggunaan dan pemorsian bahan makanan,

selain dalam ukuran gram (gr) juga menggunakan alat ukur rumah tangga (URT)

yang lazim digunakan, seperti: buah (bh), biji (bj), besar (bsr), sedang (sdg), kecil

(kcl) batang (btg), gls (ptg), butir (btr), gelas (240 ml/ gls), sendok teh (sdt) dan

sendok makan (sdm).

Tabel 2.4 Anjuran Makanan Rata-rata Satu Hari Usia Remaja 16- 18 tahun

Bahan makanan Laki-laki

2675 kkal

Perempuan

2150 kkal

Nasi 8 p 5 p

Sayuran 3 p 3 p

Buah 4 p 4 p

Tempe 3 p 3 p

Daging 3 p 3 p

Minyak 6 p 5 p

Gula 2 p 2 p

Sumber: Kementrian Kesehatan, 2014

Tabel 2.5 Anjuran Makanan Rata-rata Satu Hari Usia Dewasa 19-29 tahun

Bahan makanan Laki-laki

2725 kkal

Perempuan

2250 kkal

Nasi 8 p 5 p

Sayuran 3 p 3 p

Buah 5 p 5 p

Tempe 3 p 3 p

Daging 3 p 3 p

Minyak 7 p 5 p

Gula 2 p 2 p

Sumber: Kementrian Kesehatan, 2014

Penghitungan anjuran rata-rata merupakan porsi standar sehingga masih

memerlukan variasi atau pemilihan jenis bahan makanan yang akan dikonsumsi.

Page 49: HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN … · 2015-01-28 · HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA. MAHASISWA . FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU .

30

Untuk itu diperlukan daftar bahan penukar atau daftar padanan bahan makanan yang

tersedia menurut kelompok bahan makanan (Yusuf et al, 2008).

1. Golongan I

Merupakan bahan makanan sumber karbohidrat. Golongan makanan ini umumnya

digunakan sebagai bahan pokok.

Satu porsi golongan ini diwakili oleh 100 gr (3/4 gls) Nasi atau sama dengan 175

kkal. Satu porsi nasi ini dapat ditukar dengan bahan makanan lain dari golonagn ini

dengan nilai gizi yang hampir sama dengan menggunakan satuan penukar.

Jika ditukar menjadi bahan makanan lain maka satu porsi nasi dapat ditukar dengan

4 buah besar atau 40 gr biskuit, 2 buah sedang atau 210 gr kentang, 3 iris atau 70 gr

roti putih dan 2 gls atau 200 gr mie basah (Almatsier, 2010).

2. Golongan II

Merupakan bahan makanan sumber protein hewani. Bahan makanan ini umumnya

digunakan sebagai lauk. Satu porsi golongan ini diwakili oleh 35 gr / 1 gls sedang

daging atau sama dengan 75 kkal atau dapat ditukar dengan bahan makanan lain

dari golongan ini .Menurut kandungan lemaknya golongan makanan ini dibagi

menjadi 3 kelompok, yaitu: 1) rendah lemak, 2) lemak sedang dan 3) tinggi lemak.

Untuk kelompok rendah lemak satu satuan penukar mengandung 7 gr protein, 2 gr

lemak, 50 Kalori atau sama dengan 1 gls sedang atau 40 gr daging ayam tanpa kulit,

1 gls sedang atau 40 gr ikan segar, 1 gls sedang atau 15 gr ikan asin, 5 ekor sedang

atau 25 gr udang segar (Almatsier, 2010).

Page 50: HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN … · 2015-01-28 · HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA. MAHASISWA . FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU .

31

Untuk kelompok lemak sedang satu satuan penukar mengandung 7 gr protein , 5 gr

Lemak, 75 Kalori atau sama dengan 1 gls sedang atau 40 gr daging kambing, 1 gls

sedang atau 35 gr daging sapi, 10 biji sedang atau 170 gr bakso dan 1 butir atau 55

gr telur ayam (Almatsier, 2010).

Untuk kelompok tinggi lemak satu satuan penukar mengandung 7 gr protein , 13 gr

lemak, 150 Kalori atau sama dengan 1 gls sedang atau 45 gr bebek, 1 gls sedang

atau 55 gr ayam dengan kulit, 4 butir atau 45 gr kuning telur ayam dan ½ gls

sedang atau 50 gr sosis (Almatsier, 2010).

3. Golongan III

Merupakan bahan makanan sumber protein nabati. Bahan makanan ini umumnya

digunakan sebagai pauk. Satu satuan penukar mengandung 7 gr Karbohidrat, 5 gr

Protein, 3 gr Lemak, 75 Kalori atau sama dengan 2 sdm atau 20 gr kacang hijau, 2½

sdm atau 25 gr kacang kedelai, 2 sdm atau 15 gr kacang tanah, 1 bj bsr atau 110 gr

tahu dan 2 ptg sdg atau 50 gr tempe.

4. Golongan IV

Bahan makanan pada golongan ini merupakan sayur-sayuran. Sayur-sayuran

merupakan sumber vitamin dan mineral. Golongan sayur dibagi menjadi 3 macam

berdasarkan kandungan zat gizinya, yaitu: 1) sayuran A, 2) sayuran B, dan 3)

sayuran C.

Page 51: HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN … · 2015-01-28 · HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA. MAHASISWA . FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU .

32

Sayuran A bebas dimakan, kandungan kalori dapat diabaikan, sumbernya dari

gambas (oyong), jamur kuping sedang, ketimun, jamur segar, lobak, selada dan

tomat.

Sayuran B, satu satuan penukar (dalam 100 g) mengandung: 5 gr karbohidrat, 1 gr

protein, 25 kkal. Sumber bahan makanannya yaitu dari bayam, labu siam, bit,

buncis, brokoli, genjer, jagung muda, kol, wortel, sawi, toge kacang hijau, terong,

kangkung, kacang panjang, pare, rebung, pepaya muda.

Sayuran C, satu satuan penukar (dalam 100 g) mengandung: 10 gr karbohidrat, 3 gr

protein, 50 kkal. Sumber bahan makanannya yaitu dari bayam merah, daun katuk,

daun melinjo, daun pepaya, daun singkong, toge kacang kedele, daun talas,

melinjo, nangka muda.

5. Golongan V

Bahan makanan pada golongan terdiri dari buah-buahan dan gula. Berat buah-

buahan dalam daftar ditimbang tanpa kulit dan biji (berat bersih). Satu satuan

penukar mengandung 12 gr Karbohidrat dan 50 Kalori atau sama dengan 20 buah

sedang atau 165 gr Anggur, 1 bh kcl atau 85 gr apel merah, 9 bh tau 80 gr duku, 2

bh atau 110 gr jeruk manis, 1 bh atau 50 gr pisang, 1 sdm atau 13 gr gula dan 1 sdm

atau 15 gr madu.

6. Golongan VI

Bahan makanan pada golongan ini terdiri dari susu dan olahannya, merupakan

sumber protein, lemak, karbohidrat, dan vitamin (terutama vitamin A dan B3 ), serta

Page 52: HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN … · 2015-01-28 · HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA. MAHASISWA . FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU .

33

mineral (zat kapr dan fosfor). Menurut kandungan lemaknya susu dibagi menjadi 3

kelompok, yaitu : 1) susu tanpa lemak, 2) susu rendah lemak, dan 3) susu tinggi

lemak.

Susu tanpa lemak, satu satuan penukar mengandung: 10 gr Karbohidrat , 7 gr

Protein, 75 Kalori atau sama dengan 1 gls atau 200 gr susu skim cair, 4 sdm atau 20

gr tepung susu skim dan 2/3 gls atau 120 gr yogurt tanpa lemak.

Susu rendah lemak, satu satuan penukar mengandung: 10 gr Karbohidrat, 7 gr

Protein, 6 gr lemak, 75 Kalori, atau sama dengan 1 gls kecil (35gr) keju, ¾gls(165

gr) susu kambing, ½ gls (100gr) susu kental tidak manis, 1 gls (200 gr) susu sapi, 7

sdm (35gr) tepung susu asam atau 1 gls (200 gr) yogurt susu penuh.

Susu tinggi lemak, satu satuan penukar mengandung: 10 gr Karbohidrat, 7 gr

Protein, 10 gr Lemak dan 150 Kalori. Jika diyukar dalam bahan makanan maka

sama dengan ½ gls (100 gr) susu kerbau atau 6 sdm (30 gr) tepung susu.

7. Golongan VII

Bahan makanan pada golongan ini terdiri dari minyak dan lemak. Merupakan bahan

makanan yang hampir seluruhnya terdiri dari lemak. Menurut kandungan asam

lemaknya dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu lemak tak jenuh dan lemak jenuh.

Satu porsi golongan ini diwakili oleh 5 gr / 1 sdt minyak mengandung 5 gr lemak

dan 50 kkal.

Minyak lemak tidak jenuh dapat ditukar dengan sumber makanan antara lain: ½ bh

bsr (60 gr) alpukat, 1 sdt ( 5gr) minyak bunga matahani, 1 sdt ( 5gr) minyak

Page 53: HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN … · 2015-01-28 · HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA. MAHASISWA . FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU .

34

jagung, 1 sdt ( 5gr) minyak kacang kedele, 1 sdt ( 5gr) minyak kacang tanah dan 1

sdt ( 5gr) minyak zaitun.

Minyak lemak jenuh dapat ditukar dengan sumber makanan antara lain : 1 sdm (15

gr) mentega, 1/3 gls (40 gr) santan, 1 ptg kcl (15 gr) kelapa, 1 sdt (5gr) minyak

kelapa dan 1 sdt (5 gr) minyak inti kelapa sawit.

Selain tujuh golongan terdapat satu golongan lagi, namun tidak dimasukkan

dalam standar porsi karena golongan ini merupakan makanan tanpa kalori. Sumber

bahan makanan tanpa kalori yaitu dari agar-agar, air kaldu, air mineral, cuka, kecap,

kopi, teh, gula alternatif seperti aspartame, sakarin.

2.3.2. Pola hidup bersih

Prinsip kedua dari pola makan dengan Gizi Seimbang adalah pentingnya pola

hidup bersih. Pola makan ber-Gizi Seimbang akan menjadi tak berguna bila tidak

diikuti dengan penerapan prinsip dan kebiasaan hidup bersih (Kurniasih et al,

2010). Penerapan perilaku hidup bersih, seperti mencuci sebelum makan dengan air

bersih dan sabun, menyajikan makana dalam keadaan yang tertutup agar tidak

dihinggapi serangga, hidup bersih, seperti mencuci tangan sebelum makan dengan

air bersih dan sabun menyajikan makanan dalam keadaan selalu tertutup agar tak

dihinggapi serangga/lalat, memasak makan dengan suhu yang tepat agar kuman

mati, mencuci sayur dan buah hingga bersih, serta menjaga makanan dan minuman

agar tidak tercemar oleh logam berat. Penerapan pola hidup bersih berkaitan erat

dengan bagaimana hygiene sanitasi penyelengaraan makanan keluarga.

Page 54: HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN … · 2015-01-28 · HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA. MAHASISWA . FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU .

35

Hygiene personal pada saat mengolah makanan sangat di perlukan agar

menghasilkan makanan yang terhindar dari kuman dan terhindar dari efek fatal

yaitu keracunan makanan, seperti:

mencuci tangan sebelum makan dengan air bersih dan sabun,

menyajikan makanan dalam keadaan selalu tertutup agar tak dihinggapi

serangga/lalat,

memasak makan dengan suhu yang tepat agar kuman mati,

mencuci sayur dan buah hingga bersih, serta

menjaga makanan dan minuman agar tidak tercemar oleh logam berat.

Menurut Grave et al dalam 1997 dalam Story et al 2002, santasi makanan

mencakup 3 hal penting yaitu:

1) memastikan semua bersih

mencuci tangan sebelum menyiapkan makanan atau sebelum makan dan

setelah melakukan apapun yang menyela aktivitas makan,

mencuci buah dan sayur dengan baik sebelum dimasak atau dimakan

mentah,

mencuci peralatan makan dengan alat pencuci piring atau air sabun hangat

menggunakan kain bersih, tidak menggunakan spon karena dapat

menyebarkan kuman. Bilas, bersihkan dan keringkan.

Page 55: HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN … · 2015-01-28 · HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA. MAHASISWA . FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU .

36

mencuci talenan dengan air sabun hangat saat akan digunakan untuk

memotong maknan yang berbeda, khususnya setelah digunakan untuk

memotong daging mentah. Tidak menggunakan talenan dengan bahan yang

mudah menyerap.

2) menyiapkan makanan dengan tepat

memasak makanan hingga matang, khususnya makan yang mengandung

daging, unggas, ikan atau telur,

mencairkan makanan beku di dalam lemari pendingin atau pada air dingan

yang mengalir, bukan di atas meja atau dalam air mengenang,

ketika meyajikan makanan, pastikan makanan panas berada diatas 1400F

(600C) dan makan dingin berada di bawah 400F (600C)

3) menyimpan makanan dengan baik

menyajikan makanan matang yang disimpan dalam lemari pendingin kurang

sebelum 24 jam,

menyimpan makanan mentah (yang harus dimasak sebelum dimakan) dan

maknan siap saji di lemari pendingin,

menyimpan bahan makanan kering (seperti beras dan gula) di dalam wadah

yang tertutup rapat,

sisa makanan yang disimpan di lemari pendingan atau dibekukan hanya

dipanaskan sekali,

Page 56: HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN … · 2015-01-28 · HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA. MAHASISWA . FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU .

37

menyimpan bahan pembersih dan obat jauh dari makann dan jangkauan

anak-anak.

Termasuk dalam pola hidup bersih adalah menjalankan pola hidup sehat

seperti menghindari konsumsi rokok, alkohol serta hal-hal yang dapat

membahayakan kesehatan. Lakukan imunisasi atau vaksinasi sesuai anjuran. Prinsip

pola hidup bersih dalam Gizi Seimbang mendukung program kesehatan lingkungan

yang dikenal dengan program PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) (Kurniasih

et al, 2010).

2.3.3. Aktivitas fisik

Prinsip ketiga gizi seimbang adalah kesesuaian antara asupan makan dan

pengeluaran energi untuk beraktivitas. Asupan makan akan dirubah menjadi energi,

dan bila energi yang masuk jumlahnya lebih kecil dari kebutuhan energi untuk

menjalankan aktivitas, maka berat badan akan turun dan bisa menjadi kurus.

Sebaliknya, bila asupan melebihi kebutuhan untuk beraktivitas, dapat menyebabkan

kegemukan (Kurniasih et al, 2010).

Makanan yang sehat merupakan kebutuhan dasar dalam setiap tahap

kehidupan, begitu juga dengan aktivitas fisik. Pada balita, anak-anak dan remaja

makanan sehat dan akifitas fisik sangat penting untuk pertumbuhan dan

perkembangan. Nutrisi yang optimal dan aktivitas fisik dapat mencegah masalah

kesehatan seperti amemia defisiensi besi, gangguan makan, gizi kurang dan karies

gigi. Dalam jangka panjang aktivitas fisik dapat menurunkan resiko berkembangnya

Page 57: HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN … · 2015-01-28 · HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA. MAHASISWA . FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU .

38

penyakit kronis (seperti:penykit jantung, kanker, diabetes, strok, osteoporosis) dan

faktor penyebab penyakit (seperti: obesitas, tekanan darah tinggi,kadar kolestrol

darah tinggi) (Story et al, 2002).

Dengan kata lain, aktivitas fisik yang kurang dapat memicu masalah kelebihan

gizi yang berakibat pada kegemukan dan penyakit degeneratif. Oleh sebab itu,

untuk mencegah timbulnya penyakit-penyakit tersebut, hidup aktif dan berolahraga

atau melakukan aktivitas fisik dengan teratur sangat penting (Kurniasih et al, 2010).

Aktivitas fisik adalah setiap pergerakan yang meggunakan energi. Aktivitas

fisik mencakup aktivitas yang beragam dari berlari, bersepeda, berenang dan

meluncur (skating) sampai berjalan, lompat tali, menari dan olahraga beregu seperti

sepakbola, basket dan voli (Story et al, 2002). Menurut Almatsier (2005), aktivitas

fisik adalah pergerakan anggota tubuh yang menyebabkan pengeluaran tenaga

secara sederhana yang sangat penting bagi pemeliharaan fisik, mental dan kualitas

hidup sehat.

Gaya hidup yang kurang menggunakan aktivitas fisik akan berpengaruh

terhadap kondisi tubuh seseorang. Dalam kehidupan yang semakin moderen ini

dengan kemajuan teknologi yang mutakhir, hidup jadi serba mudah bila kalori yang

masuk berlebihan dan tidak diimbangi dengan aktivitas fisik yang akan

memudahkan orang mengalami kegemukan. Meningkatnya kesibukan

menyebabkan seseorang tidak lagi mempunyai waktu yang cukup untuk berolahraga

secara teratur (Jafar, 2012).

Page 58: HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN … · 2015-01-28 · HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA. MAHASISWA . FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU .

39

Gambar 2.2 Piramida Aktivitas Fisik (Fahey et al, 2005)

WHO (2010) merekomendasikan paling sedikit melakukan aktivitas fisik

intensitas sedang minimal 60 menit. Berikut jenis klasifikasi aktivitas berdasarkan

intensitasnya.

Aktivitas Tetap (Sedentary Activity)

Tidak sering dilakukan

menonton televisi, surfing di internet, berbicara di telepon

Latihan Kekuatan ( Strength Training)

2-3 hari dalam semingggu selama 30 menit

melengkung kan biceps, push up, melengkungkan perut, mengangkat betis

Latihan Ketahanan Jantung-pernafasan (Cardiorespiratory Endurance Exercise)

3-5 hari dalam seminggu

Aktifitas Fisik Intensitas Sedang ( Strength Training)

Setiap Hari - 30 menit per hari; 60-90 per hari untuk menurunkan berat badan dan mencegah pertambahan berat

badan

Page 59: HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN … · 2015-01-28 · HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA. MAHASISWA . FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU .

40

Tabel 2.6 Klasifikasi Aktivitas Fisik berdasarkan Intensitasnya

Aktivitas Fisik MET

Aktivitas Intesitas Ringan < 3

Tidur 0.9

Menonton TV 1.0

Menulis, mengetik, pekerjaan di meja 1.8

berjalan 1.7 mph (2.7 km/jam), menurun, jalan santai, sangat

lambat 2.3

berjalan 2.5 mph (4 km/jam) 2.9

Aktivitas Intesitas Sedang 3 to 6

Bersepeda di tempat, 50 watt, usaha sangat ringan 3.0

berjalan 3.0 mph (4.8 km/jam) 3.3

senam, latihan di rumah, usaha ringan hingga sedang, umum 3.5

berjalan 3.4 mph (5.5 km/jam) 3.6

bersepeda, kurang dari 10 mph (16 km/jam), santai, menuju

tempat kerja atau bersenang-senang (sepeda santai) 4.0

Bersepeda di tempat, 100 watt, usaha ringan 5.5

Aktivitas Intesitas Berat > 6

Jogging 7.0

Senam (push-up, sit-up, pull-up,jumping jacks), berat, usaha

keras 8.0

Lari-jogging di tempat 8.0

Lompat tali 10.0

Sumber: WHO, 2010

MET (Metabolic Equivalent of Task) adalah satuan yang digunakan untuk

memperkirakan jumlah oksigen yang digunakan tubuh selama melakukan aktivitas

fisik (Quinn, 2007).

Secara sederhana, jumalha aktivitas fisik yang dilakukan dapat diukur dengan

menggunakan International Physical Activity Questionnaire (IPAQ). Kuesiner ini

secara internasional telah digunakan sebagai instrumen untuk mengukur aktivitas

fisik pada dewasa antara 15-69 tahun. Kuesioner ini mengukur semua aktivitas fisik

di waktu santai, pekerjaan rumah, aktivitas fisik yang berhubungan dengan

Page 60: HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN … · 2015-01-28 · HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA. MAHASISWA . FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU .

41

pekerjaan atau aktivitas fisik yang berhubungan pergerakan/transport dalam tujuh

hari terakhir (IPAQ, 2005).

Kuesioner ini terdiri dari dua jenis, IPAQ short form dan IPAQ long form.

IPAQ short form menanyakan secara umum tentang 3 jenis aktifitas yaitu ringan,

sedang dan berat namun tidak dapat mengestimasi secara spesifik. IPAQ long form

menanyakan secara detil tentang aktifitas yang dilakukan termasuk berjalan untuk

transportasi dan aktifitas saat waktu santai atau aktivitas fisik yang berhubungan

pergerakan/transport dalam tujuh hari terakhir (IPAQ, 2005).

IPAQ short form menghitung semua aktivitas fisik dari berjalan, aktifitas

sedang dan berat secara umum. Jumlah akvitas fisik dihitung dalam satuan METs

menggunakan nilai analisis data IPAQ 3.3 METs untuk berjaln, 4.0 METs untuk

aktifitas sedang dan 8.0 METs untuk aktifitas berat. Perhitungan

selanjutnyamenggunakan rumus sebagai berikut.

Total aktifitas fisik MET-menit/minggu= (3.3 x jumlah menit berjalan x jumlah hari

berjalan) + (4.0 x jumlah menit aktivitas sedang x jumlah hari aktivitas sedang) +

(8.0 x jumlah menit aktivitas berat x jumlah hari aktivitas berat)

IPAQ long form semua aktivitas fisik dari berjalan, aktifitas sedang dan berat secara

mendetail pada masing-masing aktifitas saat santai, bekerja, dirumah, atau saat

berpindah/pada sarana transprotasi. Perhitungan menggunakan rumus dan nilai yang

sama, namun dispesifikasikan menjadi 4 tenpat aktifitas tersebut atau aktivitas fisik

yang berhubungan pergerakan/transport dalam tujuh hari terakhir (IPAQ, 2005).

Page 61: HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN … · 2015-01-28 · HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA. MAHASISWA . FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU .

42

Hasil perhitungan tersebut selnajutnya diklasifikasikan ringan apabila

aktivitas fisik < 600 MET-menit/minggu, sedang jika600- 2999 MET-

menit/minggu dan berat jika lebih 3000 MET-menit/minggu.

2.3.4. Pemantauan berat badan normal

Keseimbangan antara asupan makanan dan aktivitas dapat diukur dengan naik

turunnya berat badan. Badan yang sehat dapat dilihat dari kemampuan tubuh untuk

mempertahankan berat badan ideal (Kurniasih et al, 2010).

Pemantauan berat badan penting untuk dilakukan secara berkala. Karena berat

badan merupakan indikator yang mudah dalam menetukan status gizi seseorang.

Perubahan berat badan akan mengindikasikan status kesehatan. Sangat penting bagi

individu untuk mempertahankan berat badan ideal. Karena dengan berat badan yang

ideal, maka status kesehatan yang optimal dapat diraih. Pemantauan berat badan

secara berkala akan menjadi tindakan preventif terhadap obesitas maupun KEK

(Jafar, 2012).

2.4. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi pada Remaja Akhir

2.4.1. Malnutrisi selama janin hidup/bayi/anak-anak; ketahanan tubuh

rendah

Kekurangan gizi pada masa kehamilan akan menimbulkan kerusakan awal

pada kesehatan, perkembangan otak, kecerdasan, kemampuan sekolah dan

produktivitas yang menetap yang ditidak dapt diperbaiki. Kukurangan pada janin

atau bayi 0-2 tahun akan menghambat pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya.

Page 62: HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN … · 2015-01-28 · HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA. MAHASISWA . FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU .

43

Bayi akan tumbuh menjadi anak dengan tinggi badan kurang (lebih pendek)

dan/atau terhambat perkembangan kecerdasannya. Bila janin kekurangan gizi,

resiko menderita penyakit degeneratif seperti diabetes, hipertensi, penyakit jantung

dan stroke ketika dewasa akan lebih tinggi daripada yang tidak kekurangan gizi.

(Kurniasih, 2010).

Tumbuh kembang janin mulai dari masa konsepsi sampai lahir pada ibu

dengan kekurangan gizi pada saat hamil menyebabkan bayi yang akan dilahirkan

menjadi BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) dan lahir mati serta jarang

menyebabkan cacat bawaan. Selain dari pada itu kekurangan gizi dapat

menyebabkan hambatan pertumbuhan pada janin dan bayi lahir dengan daya tahan

tubuh yang rendah sehingga mudah terkena infeksi, dan selanjutnya akan

berdampak pada terhambatnya pertumbuhan tinggi badan. Usia balita (3-5) juga

merupakan masa yang rawan kerana pertumbuhan an perkembangan diusia ini akan

menentukan perkembangan fisik dan mental anak di usia remaja dan dewasa

(Kurniasih, 2010).

2.4.2. Faktor gaya hidup sehari-hari

Gaya hidup terkait dengan bagaimana seserang menjalani kebiasaan hidup

yang sehat, termasuk aktifitas fisik, penimbangan berat badan, perilaku hidup

bersih, kebiasaan merokok atau minum alkohol. Berbagai hasil penelitian

menunjukkan kebiasaan makan yang yang sehat seringkali berhubungan dengan

gaya hidup yang sehat (Neuwmark-Sztainer et al, 1997 dalam WHO 2009).

Page 63: HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN … · 2015-01-28 · HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA. MAHASISWA . FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU .

44

2.4.2.1. Aktifitas Fisik

Aktivitas fisik adalah gerakan tubuh yang dihasikan oleh otot-otot rangka

yang menghasilkan keluaran energi yang meliputi pekerjaan, waktu senggang

dan aktifitas sehari-hari. Aktifitas fisik tersebut mmerlukan usaha yang

menyebabkan perbaikan kesehatan jika dilakukan secara. Aktifitas fisik yang

kurang mengakibatkan pengeluran energi berkurang sehingga energi akan

disimpan di dalam tubuh dalam bentuk lemak dan beresiko mengakibatkan

kebihan berat badan. Peningkatan aktivitas fisik dengan melakukan latihan dan

pergerakan tubuh membantu menurunkan berat badan dan mencapai status gizi

normal (Fahey, 2001).

Gaya hidup yang kurang menggunakan aktivitas fisik akan berpengaruh

terhadap kondisi tubuh seseorang. Sebagian besar penelitian menemukan tingkat

aktivitas fisik berhubungan dengan jumlah lemak tubuh dan indeks massa tubuh

seseorang (WHO, 2009).

Dalam kehidupan yang semakin modern ini dengan kemajuan teknologi

yang mutakhir sehingga hidup menjadi serba mudah. Apabila kalori yang masuk

berlebihan dan tidak diimbangi dengan aktivitas fisik maka akan semakin

mudah seseorang mengalami kegemukan (Jafar, 2012).

2.4.2.2. Perilaku Hidup Bersih

Upaya pengamanan atau hygiene dan sanitasi makanan pada dasarnya meliputi

orang yang menangani makanan, tempat penyelenggaraan makanan, peralatan

pengolahan makanan, proses pengolahan makanan, penyimpanan makanan dan

Page 64: HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN … · 2015-01-28 · HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA. MAHASISWA . FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU .

45

penyajian makanan. Termasuk dalam pola hidup bersih adalah menjalankan pola

hidup sehat seperti menghindari konsumsi rokok, alkohol serta hal-hal yang dapat

membahayakan kesehatan (Purnomo et al, 2009). Alkohol dan merokok dapat

mengakibatkan efek yang merugikan pada penyerapan zat gizi dan status gizi

(Brown et al, 2011). Alkohol menyebabkan asupan energi berlebihan, jika diminum

sabagai tambahan konsumsi makanan dalam jumlah yang normal (Barasi, 2002).

2.4.2.3. Penimbangan berat badan

Pemantauan berat badan dan perilaku hidup bersih merupakan tindakan

preventif sebelum terjadi masalah kesehatan seperti malnutri atau obesitas.

Pemantauan berat badan terkait dengan menjadi kondisi ideal tubuh, sedangkan

kebersihan terkait dengan mencegah terjadinya penyakit infeksi, yang

merupakan pemicu terjadinya malnutrisi (Kurniasih, 2009).

2.4.3. Asupan kurang

Keadaan kesehatan gizi tergantung dari tingkat asupan makanan. Asupan

makanan ditentukan oleh kualitas dan kuantitas hidangan. Jika susunan hidangannya

memenuhi kebutuhan tubuh, baik dari kualitas maupun kuantitasnya, maka tubuh

akan mendapat kondisi kesehatan dan gizi yang baik (Sediaoetama, 2008).

Dalam WHO (2009), asupan remaja dipengaruhi oleh faktor psikologis pola

makan dan faktor sosial ekonomi: akses terhadap pangan dan persediaan makanan.

Page 65: HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN … · 2015-01-28 · HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA. MAHASISWA . FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU .

46

2.4.3.1. Faktor Psikologis Pola Makan, yaitu

2.4.3.1.1. Makan Gaya Khas Remaja

Pola makan remaja biasanya sangat dipengaruh oleh kebiasaan

makan anggota kolompok (peer-group) atau anggota keluarga. Kesukaan

seseorang terhadap makanan terbentuk dari kebiasaan makan yang terdapat

dalam keluarga, namun sangat dipengaruhi oleh lingkungan teman sebaya

sangat mempengaruhi terbentuknya pola makan (Brown et al, 2011).

2.4.3.1.2. Gangguan makan

Usia remaja merukana masa seseorang mencari identitas diri,

sehingga sangat peduli pada penampilan dan kondisi tubuh. Sebagian

remaja, khususnya remaja perempan, justru sering mengurangi makanan

karena takut gemuk. Hal ini disebabkan persepsi mereka tentang penampilan

fisik (body image). Akibatnya, remaja berusaha remaja berusaha mengurangi

makan sehingga terjadilah pola makan yang salah (ganguan makanan)

(Kurniasih, 2010).

2.4.3.1.3. Pola & Praktek Budaya

Pantangan dalam mengonsumsi jenis makanan tertentu dapat

dipengaruhi oleh faktor budaya / kepercayaan. Pantangan yang didasari oleh

kepercayaan pada umumnya mengandung perlambang atau nasihat yang

dianggap baik ataupun tidak baik yang lambat laun akan menjadi kebiasaan/

adat. Kebudayaan suatu masyarakat mempunyai kekuatan yang cukup besar

Page 66: HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN … · 2015-01-28 · HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA. MAHASISWA . FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU .

47

untuk mempengaruhi seseorang dalam memilih dan mengolah pangan yang

akan dikonsumsi (Barasi, 2002).

2.4.3.2. Faktor Sosial Ekonomi

Dalam WHO (2009), gambaran tentang keadaan seseorang atau suatu

masyarakat yang ditinjau dari faktor sosial ekonomi menggambarkan akses

terhadap pangan dan persediaan makanan. Akses terhadap pangan dan

persediaan makanan dipengaruhi oleh perubahan pada proses pasokan makanan,

kurangnya akses makanan bergizi dan aman (kemiskinan) dan berkurangnya

pasokan makanan. Faktor sosial ekonomi makanan terkait dengan perubahan

pada proses pasokan makanan, kurangnya akses makanan bergizi dan aman

(kemiskinan) dan berkurangnya pasokan makanan.

2.4.4. Kehamilan dini

Kehamilan remaja atau kehamilan dini adalah kehamilan yang berlangsung

pada usi 11-18tahun. Secara fisik remaja masih terus tumbuh. Jika kemudian

mereka hamil, kalori serta zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan harus

dihitung dan ditambahkan ke dalam kebutuhan kalori secara selama hamil. Jumlah

kalori yang diperlukan bergantung pada kecepatan pertumbuhan dan pertambahan

berar badan. Jika berat badan seoang remaja perlu ditambaha 5 kg dalam setahun,

setidaknya dibutuhkan energi sebanyak 25000 kkal (Arisman, 2007).

Page 67: HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN … · 2015-01-28 · HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA. MAHASISWA . FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU .

48

Dalam menentukan besaran kebutuhan kalori, penentuan usi genekologis

lebih enting dibanding kan usia kronologis. Sebab, pertumbuhan linear belum

optimal sebelum mencapai usia ginekologis 4-5 tahun (Arisman, 2007).

Usia ginekologis adalah jumlah tahun yang dihabiskan setelah seorang

wanita mengalami menstruasi pertama (menarche). Penambahan berat badan dari

usia ginekologis selama 1 sampai 5 tahun berturut-turut adalah 4,8 (tahun I), 2,8 kg

(tahun II), 1.0 kg (tahun III) dan 0.8 kg ( tahun IV – V). Dengan demikian, jika

seorang wanita yang baru sekali datang haid, kemudian hamil, maka selama

kehamilan dia bukan saja harus bertambah berat badan sebanyak 10-12kg, tetapi

juga harus ditambah dengan penambahan berat badan pada usia genekologisnya

(Arisman, 2007).

2.4.5. Penyakit infeksi & masalah kesehatan lainnya

2.4.5.1. Diabetes Mellitus

Diabetes mellitus tipe 1 merupakan penyakit kronis paling umum ketiga

pada orang muda setelah asma dan cerebral palsy ( Betts et al , 1996 dalam

WHO 2009). Untuk bertahan hidup, individu dengan diabetes melitus tipe I

harus melakukan pengobatan yang termasuk pemberian insulin setiap hari ,

pemantauan glukosa, pengelolaan diet (termasuk waktu makan dan makanan

ringan dengan suntikan insulin) dan pemantauan latihan. Pengidap diabetes tipe

ini cenderung kurus.

Sedangkan pada remaja dengan obesitas, hipertensi, tanda-tanda

resistensi insulin dan riwayat keluarga diabetes tipe 2, dengan keluhan utama

Page 68: HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN … · 2015-01-28 · HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA. MAHASISWA . FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU .

49

poliuria , polidipsia dan penurunan berat badan, rentan terjadinya diabetes

melitus tipe II. Karena proses ketoasidosis, remaja dengan diabetes melitus tipe

II awalnya tidak terdiagnosa seperti diabetes melitus tipe I. Tidak seperti tipe I,

mereka dengan diabetes melitus tipe II, umumnya gemuk atau sangat gemuk.

2.4.5.2. HIV/AIDS

AIDS ( Acquired Immuno deficiency syndrome) meruoakan tahap akhir

penyakit infeksi yang disebabkan oleh HIV (Human Immuno Deficiency) yang

dapt menimbulkan pada sistem organ tubuh termasuk otak sehingga

menyebabkanan rusaknya sistem kekebalan tubuh (Almatsier, 2010).

Memburuknya status gizi merupakan resiko tertnggi penyakit ini.

Gangguan gizi pada penderida AIDS umumnya terlihat pada penurunan berat

badan. Ada dua tipe penurunan berat badan pada penderita AIDS, yaitu

penurunan berat badan yang lambat dan cepat. Penurunan berta badan yang

cepat sering dihubungkan dengan infeksi oportunistik (Almatsier, 2010).

Memburuknya ststus gizi bersifat multifaktor, terutama disebabkan oleh

kurangnya asupan makanan, gangguasn absorpsi dan metabolisme zat gizi,

infeksi oportunistik, seta kurangnya ktifitas fisik. Kurangnya asupan makannan

disebabkan peleh anoreksia, depresi, rasa leleah, mual, muntahsesak nafas,

diare, infeksi dan penyakit saraf yang menyertai infeksi (Almatsier, 2010).

Page 69: HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN … · 2015-01-28 · HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA. MAHASISWA . FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU .

50

2.4.5.3. Alergi dan intoleransi makanan

Alergi makanan adalah suatu kumpulan gejala yang mengenai banyak

organ dan system tubuh yang ditimbulkan oleh alergi terhadap makanan. Dalam

beberapa kepustakaan alergi makanan dipakai untuk menyatakan suatu reaksi

terhadap makanan yang dasarnya adalah reaksi hipersensitifitas tipe I dan

hipersensitifitas terhadap makanan yang dasaranya adalah reaksi

hipersensitifitas tipe III dan IV (WHO, 2009).

Alergi makanan adalah reaksi imunologik yang menyimpang. Sebagian

besar reaksi ini melalui reaksi hipersensitifitas tipe 1, sedangkan kan intoleransi

makanan adalah reaksi makanan nonimunologik dan merupakan sebagian besar

penyebab reaksi yang tidak diinginkan terhadap makanan (Frederick, 1999)

Penderita alergi yang terkena gangguan pencernaan sering mengakibatkan

sulit makan sehingga menimbulkan komplikasi kurang gizi atau malnutrisi.

Biasanya ditandai dengan berat dan tinggi badan yang sulit bertambah. Apabila

makanan tersebut mengakibatkan alergi dan mengganggu pencernaan maka

akan terjadi sulit makan, sering muntah, sering diare, sering kembung dan

sebagainya (Frederick, 1999)

2.4.5.4. Tuberculosis (TBC)

Ada hubungan yang erat antara infeksi (bakteri, virus dan parasit) dengan

malnutrisi. Infeksi mempengaruhi status gizi dan mempercepat malnutrisi

(Supariasa, 2002). Mekanisme penurunan ststus gizi pada penderita penyakit

infeksi, termasuk Tuberculosis (TBC), yaitu penderita infeksi mengalami

Page 70: HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN … · 2015-01-28 · HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA. MAHASISWA . FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU .

51

penurunan asupan gizi akibat kurangnya nafsu mkan, menurunya absorpsi dan

kebiasaan mengurangi makanan saat sakit, namun kebuthan tubuh menigjat

akibar sakit (human hozt) dan infeksi yang terjadi di dalam tubuh (Supariasa,

2002).

Page 71: HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN … · 2015-01-28 · HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA. MAHASISWA . FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU .

52

Bagan 2.1 Kerangka Teori

Sumber: WHO, 2009

Page 72: HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN … · 2015-01-28 · HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA. MAHASISWA . FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU .

53

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep

Kerangka konsep ini mengacu pada kerangka teori WHO (2009) mengenai

kerangka konseptual masalah gizi dan faktor yang berhubungan pada masa remaja. Peneliti

mengambil variabel kebiasaan makan makanan beragam, variabel pola hidup bersih,

variabel aktivitas fisik dan variabel pemantauan berat badan normal. Variabel pola hidup

bersih, variabel aktivitas fisik dan variabel pemantauan berat badan normal merupakan

bagian dari faktor gaya hidup dalam dan variabel kebiasaan makan makanan beragam

bagian dari faktor asupan kurang dalam WHO (2009). Keempat variabel yang diteliti

merupakan 4 prinsip dari pedoman gizi seimbang.

Adapun faktor malnutrisi selama janin hidup / bayi / anak-anak; ketahanan tubuh

rendah, kehamilan dini dan penyakit infeksi & masalah kesehatan lainnya kemudian tidak

dimasukkan sebagai variabel. Faktor-faktor tersebut dikeluarkan dari variabel penelitian

karena (1) Faktor malnutrisi selama janin hidup/bayi/anak-anak; ketahanan tubuh rendah

dikeluarkan dari variabel penelitian karena sangat sulit mendapat atau menelusuri rekam

medik sejak janin, bayi dan anak-anak responden. (2) Faktor kehamilan dini juga tidak

diikutkan sebagai variabel penelitian karena kehamilan dini dalam ilmu gizi didefinisikan

sebagai kehamilan pada usia dibawah 18 tahun, dimana pada usia tersebut tubuh masih

membutuhkan zat gizi untuk dua tujuan utama, yaitu pertumbuhan dan perkembangan

sehingga dianggap belum siap untuk hamil. Namun, setelah usia 18 tahun, pertumbuhan

massa pertumbuhan berakhir sehingga asupan zat gizi telah siap digunakan tujuan

Page 73: HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN … · 2015-01-28 · HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA. MAHASISWA . FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU .

54

berikutnya yaitu fungsi reproduksi atau kehamilan dan persalinan. Rata-rata usia

mahasiswa berusia di atas 18 tahun sehingga faktor ini dikeluarkan dari variabel penelitian.

(3) Sedangkan faktor penyakit infeksi dan masalah kesehatan terkait gizi yang terdiri dari

Diabetes Mellitus, alergi dan intoleransi makanan, Tuberculosis (TBC) dan HIV/AIDS

dikeluarkan karena untuk Diabetes Mellitus, alergi dan intoleransi makanan, Tuberculosis

(TBC), hasil penelitian didapakan nol persen (0%) mahasiswa Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan mengalami penyakit dan masalah kesehatan ini dan untuk HIV/AIDS,

penyakit infeksi ini akan berpengaruh pada status gizi hanya terjadi pada tahap akhir

infeksi, yaitu ketika seseorang sudah dinyatakan AIDS dan pada tahap ini seseorang

biasanya tidak dapat lagi melakukan aktivitas atau rutinitas sehari-hari seperti biasa

termasuk kuliah.

Page 74: HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN … · 2015-01-28 · HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA. MAHASISWA . FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU .

55

Bagan 3.1 Kerangka Konsep

Status Gizi

Kebiasaan makan makanan beragam

Pola hidup bersih

Aktivitas Fisik

Pemantauan berat badan normal

Page 75: HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN … · 2015-01-28 · HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA. MAHASISWA . FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU .

56

3.2. Definisi Operasional

3.2.1. Variabel Dependen

No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Cara ukur Hasil Ukur Skala

1 Status Gizi Ukuran keadaan gizi responden

berdasarkan indeks antropometri IMT

yang dihitung dari perbandingan

antara berat badan (BB dalam kg) dan

kuadrat tinggi badan (TB2 dalam m2)

dalam kg/m2, kemudian dibandingkan

ambang batas yang teah ditentukan

oleh WHO.

Kuesioner,

timbangan berat

badan dengan

tingkat ketelitian

0,1 kg dan

micritoice dengan

tingkat ketelitian

0,1 cm.

Pengukuran

langsung.

Untuk usia 18 atau lebih,

0 = Berat badan kurang,

jika IMT <18.50 kg/m2

1= Normal, jika IMT

18.50 sampai dengan

24.99 kg/m2

2 = Berat badan lebih ,

jika IMT ≥25.00 kg/m2

(WHO, 2006; Kemenkes

2011).

Untuk kurang dari 18

tahun,

0 = Berat badan kurang,

jika Zscore IMT/U < -2.0

1= Normal, jika Zscore

≥-2.0 sampai dengan

≤1.0

2= Berat badan lebih,

jika Zscore IMT/U >1.0

(Sumber: WHO, 2007;

Depkes, 2010)

Ordinal

Page 76: HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN … · 2015-01-28 · HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA. MAHASISWA . FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU .

57

3.2.2. Variabel Independent

No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Cara ukur Hasil Ukur Skala

1 Kebiasaan makan

makanan beragam

Rata-rata jumlah porsi

makanan yang dikonsumsi

oleh mahasiswa yang

dibandingkan dengan porsi

yang dianjurkan dalam

Pedoman Gizi Seimbang

2014.

Formulir

recall 3 x

24 jam

Self

Administration

dan

Wawancara

0 = Tidak sesuai, jika porsi

makanan kurang /lebih dari porsi

yang dianjurkan.

1= Sesuai, jika porsi makanan

sesuai dengan porsi yang

dianjurkan

Ordinal

2 Pola hidup bersih Kebiasaan responden dalam

sanitasi makanan yang

mencakup memastikan

kebersihan, menyiapkan

makanan dengan tepat dan

menyimpan makanan

dengan baik.

Kuesioner Self

Administration

0= kurang, jika skor < median

atau < 20 poin

1 = baik, jika skor median atau

>20 poin.

Ordinal

3 Aktivitas fisik Setiap pergerakan fisik yang

dilakukan reponden dalam

waktu satu minggu yang

meggunakan energi.

IPAQ

(Short

Last 7

Days)

Self

Administration

0 = berat, sama dengan atau

lebih 3000 MET-menit/minggu

1 = Sedang, jika jika 600- 2999

MET-menit/minggu

2 = ringan, jika < 600 MET-

menit/minggu

(IPAQ, 2005)

Ordinal

4 Pemantauan berat

badan normal

Waktu terakhir responden

melakukan penimbangan

berat badan

Kuesioner Self

Administration

0 = jika responden melakukan

penimbangan berat badan lebih

dari 1 minggu yang lalu

1 = jika responden melakukan

penimbangan berat badan

kurang atau 1 minggu yang lalu

Ordinal

Page 77: HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN … · 2015-01-28 · HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA. MAHASISWA . FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU .

58

3.3. Hipotesis

3.3.1.1. Ada hubungan antara kebiasaan makan makanan beragam dengan status

gizi pada mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta tahun 2014.

3.3.1.2. Ada hubungan antara pola hidup bersih dengan status gizi pada mahasiswa

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

tahun 2014.

3.3.1.3. Ada hubungan antara aktivitas fisik dengan status gizi pada mahasiswa

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

tahun 2014.

3.3.1.4. Ada hubungan antara pemantauan berat badan normal dengan status gizi

pada mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta tahun 2014.

Page 78: HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN … · 2015-01-28 · HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA. MAHASISWA . FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU .

59

4. BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif untuk melihat faktor-

faktor yang berhubungan dengan pola makan pada mahasiswa Program Studi Kesehatan

Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan. Penelitian ini menggunakan

desain potong lintang atau cross sectional, dimana data variabel independen diantaranya

uang saku, pengetahuan gizi, sikap gizi, jenis kelamin, aktivitas dan tempat tinggal

variabel dependen yaitu pola makan yang diambil secara bersamaan.

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif untuk melihat hubungan penerapan

pedoman gizi seimbang dengan status gizi pada mahasiswa Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan. Penelitian ini menggunakan dengan desain studi potong lintang atau

cross sectional study yaitu desain penelitian yang pengumpulan data dan informasi serta

pengukuran antara variabel independen dan dependen dilakukan pada waktu yang sama

(Notoatmodjo, 2005).

Pada penelitian ini variabel independen yang diteliti adalah 4 aspek pedoman gizi

seimbang, yaitu kebiasaan makan makanan beragam, pola hidup bersih, aktivitas fisik

dan pemantauan berat badan normal.

Page 79: HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN … · 2015-01-28 · HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA. MAHASISWA . FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU .

60

4.2. Lokasi Dan Waktu Penelitian

4.2.1. Lokasi penelitian

Penelitian ini dilakukan di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

4.2.2. Waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan penelitian ini dilakukan pada bulan Februari sampai

Juni 2014.

4.3. Populasi dan Sampel

4.3.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Fakultas Kedokeran

dan Ilmu Kesehatan dengan Program Studi Kesehatan Masyarakat, Program Studi

Pendidikan Dokter dan Program Studi Ilmu Keperawatan yang masih aktif

melakukan aktivitas perkulihan di kampus Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta hingga bulan Juli 2014, yaitu mahasiswa masuk

tahun 2011 hingga 2013, berjumlah 798 mahasiswa.

4.3.2. Sampel

Besar sampel dapat dihitung dengan menggunakan rumus besar sampel

untuk uji hipotesis beda 2 proporsi:

Page 80: HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN … · 2015-01-28 · HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA. MAHASISWA . FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU .

61

73)2282.0(

])5941.0(4059.0)3659.0(6341.084.0)48.0)(52.0(296.1[

)4059.06341.0(

])4059.01(4059.0)6341.01(6341.084.0)52.01)( 0.52(296.1[

)(

])1()1()1(2[

2

2

2

2

2

21

2

22111

21

n

n

n

PP

PPPPzPPz

n

Keterangan :

n = Jumlah sampel dalam satu kelompok (uji cross sectional)

21

z

= Derajat kepercayaan, CI 95 % = 1.96, α = 5 %

1z

= Kekuatan uji 80 % = 0.84

P2 = proporsi mahasiswa yang mengalami gizi kurang atau lebih dengan

aktivitas fisik kurang = 63.41% atau 0.6341 (Sada et al, 2012)

P1 = proporsi mahasiswa yang mengalami gizi kurang atau lebih dengan

aktivitas fisik cukup = 40.59% atau 0.4059 (Sada et al, 2012)

P = Rata-rata pada populasi (0.6341+0.4059)/2 = 0.52 (Sada et al, 2012)

Berdasarkan rumus di atas, maka diperoleh sampel minimal sebanyak 73

orang. Untuk memperoleh sampel sesungguhnya, maka harus dihitung proporsi

kasus (berat badan kurang dan berat badan lebih) dari penelitian sebelumnya.

Berdasarkan penelitian Sada et al (2012), proporsi mahasiswa yang mengalami

adalah berat badan kurang dan berat badan lebih adalah 47 %. Sehingga total

sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

Page 81: HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN … · 2015-01-28 · HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA. MAHASISWA . FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU .

62

73 = 0.47 x total sampel

Total sampel = 73 / 0.47

Total sampel = 155

Maka, jumlah sampel sesungguhnya penelitian ini adalah 155 orang.

4.4. Teknik Sampling (Cara Pengambilan Sampel)

Teknik sampling yang digunakan pada pada penelitian ini adalah probability

random sampling. 155 sampel diambil secara acak dengan cara systematic random

sampling dari populasi yang berjumlah 754 mahasiswa. Pengambilan sampel dilakukan

dengan menghitung jumlah sampel di masing-masing program studi yang menjadi

populasi penelitian, yaitu Program Studi Kesehatan Masyarakat, Program Studi

Pendidikan Dokter dan Program Studi Ilmu Keperawatan, dimana total mahasiswa yang

masuk tahun 2011-2013 di masing-masing program studi secara berurutan berjumlah

329 mahasiswa, 280 mahasiswa dan 145 mahasiswa.

155 30

754

189 PSIK

155 57

754

280 PSPD

155 68

754

329 PSKM

Penelitian Sampel

Total

2013-2011masuk n tahu

PSIK PSPD, PSKM, mahasiswa Total

2013-2011masuk tahun studi program masing-masing mahasiswaJumlah

n

xn

xn

xn

x

Page 82: HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN … · 2015-01-28 · HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA. MAHASISWA . FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU .

63

Selanjutnya, untuk menentukan sampel penelitian pada masing-masing program studi

dilakukan pengundian untuk mendapatkan sampel pertama dalam kerangka sampel yang

menjadi sampel. Undian terdiri dari tiga digit angka yang terdiri dari angka 0-9,

bertujuan agar semua populasi mendapatkan kesempatan yang sama untuk terpilih

menjadi sampel.Sampel selanjutkan didapat dengan melakukan lompatan dari sampel

sebelumnya sebesar n lompatan.

Lompatan diulangi sampai didapat 68 sampel untuk PSKM, 57 sampel untuk PSPD dan

30 sampel untuk PSPD.

4.5. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan adalah kerangka sampling,

kuesioner, formulir food recall dan food model, timbangan berat badan, dan microtoice.

4.5.1. Kerangka sampling

Kerangka sampling dibuat dari absen mahasiswa yang diurutkan berdasarkan

angkatan dan kelas. Terdapat tiga kerangka samping, masing-masing untuk

Program Studi Kesehatan Masyarakat, Program Studi Pendidikan Dokter dan

Program Studi Ilmu Keperawatan.

lompatan 5

30

145 PSIK

lompatan 5

57

280 PSPD

lompatan 5

68

329 PSKM

n

n

n

Page 83: HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN … · 2015-01-28 · HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA. MAHASISWA . FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU .

64

4.5.2. Kuesioner

Kuesioner terdiri dari 5 pertanyaan tentang data demografi responden, 5

pertanyaan tentang pemantauan berat badan ideal, 15 pertanyaan tentang pola

hidup bersih dan 7 pertanyaan tentang recall aktivitas fisik dalam seminggu (IPAQ

Short last 7), 18 pertanyaan tentang penyakit infeksi dan masalah kesehatan (yang

diakhir dikeluarkan dari variabel penelitian karena tidak ditemukan masalah atau

kasus), serta 3 kolom hasil ukur antropometri untuk mengukur status gizi berupa

berat badan, tinggi badan dan Indeks Massa Tubuh (IMT). Diantara sejumlah

pertanyaan tersebut, kelompok pertanyaan data demografi, pemantauan berat

badan normal dan penyakit infeksi dan masalah kesehatan merupakan pertanyaan

dengan jawaban pasti, dan pertanyaan tentang pola hidup bersih dan aktivitas fisik

menggunakan skala likert yang perlu dilakukan uji validitas dan reabilitas.

Pertanyaan tentang pola hidup bersih telah dilakukan uji validitas untuk

mengukur ketepatan instrumen yang digunakan dalam suatu penelitian agar data

yang diperoleh bisa relevan/sesuai dengan tujuan diadakannya pengukuran

tersebut dan uji reliabilitas untuk mengukur ketepatan (konsisten) kuesioner

sehingga bila digunakan berkali-kali dapat menghasilkan data yang sama. Dari

hasil uji validitas kuesioner dan reliabilitas kuesioner variabel pola hidup bersih

dapat dilihat pada tabel berikut.

Page 84: HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN … · 2015-01-28 · HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA. MAHASISWA . FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU .

65

Tabel 4.1

Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Variabel Pola Hidup Bersih

No Nilai r hitung Alpha Cronbach Nilai r Tabel Keterangan

1 0.216 -0.195

0,306

Tidak Valid

2 -0.250 -0.057 Tidak Valid

3 0.175 -0.150 Tidak Valid

4 0.013 -0.120 Tidak Valid

5 -0.166 -0.100 Tidak Valid

6 0.115 -0.135 Tidak Valid

7 0.177 -0.199 Tidak Valid

8 -0.066 -0.097 Tidak Valid

9 -0.251 -0.044 Tidak Valid

10 -0.192 0.329 Tidak Valid

11 -0.538 -0.040 Tidak Valid

12 0.353 -0.286 Valid

13 -0.517 -0.017 Tidak Valid

14 0.000 -0.117 Tidak Valid

15 0.000 -0.117 Tidak Valid

Dari hasil tersebut diketahui dari 15 pertanyaan tentang pola hidup bersih,

hanya pertanyaan nomor 12 yang valid (Nilai r hitung> Nilai r tabel) namun

pertanyaan ini tidak reliabel karena (Nilai r alpha < Nilai r hitung). Setelah

mendapatkan hasil ini, kuesioner telah diperbaiki untuk dipakai menjadi instrumen

penelitian.

Sedangkan pertanyaan tentang aktivitas fisik tidak dilakukan uji karena pertanyaan

yang digunakan merupakan kuesioner aktivitas fisik yang telah diuji validitas dan

reabilitasnya dan telah secara internasional Analysis of the International Physical

Activity Questionnaire (IPAQ) dan telah digunakan berulang oleh mahasiswa

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan untuk mengukur aktivitas fisik.

Page 85: HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN … · 2015-01-28 · HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA. MAHASISWA . FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU .

66

4.5.3. Formulir Food Recall

Formulir food recall digunakan untuk mencatat porsi dan jenis makanan dan

minuman yang dikonsumsi responden selama 3 kali 24 jam untuk menggambarkan

kebiasaan makan responden.

4.5.4. Model Makanan

Model makan dibuat dalam bentuk slide presentasi oleh peneliti yang berisi

foto makanan yang terdiri dari makanan pokok, lauk, pauk dan sayur. Model

makanan digunakan sebagai instrumen untuk mendapatkan gambaran jumlah porsi

makanan responden.

4.5.5. Timbangan berat badan

Timbangan berat badan digunakan untuk mengukur berat badan dengan

tingkat ketelitian 0,01 kg.

4.5.6. Microtoice

Micritoice digunakan utuk mengukur tinggi badan dengan 0,1 cm.

Page 86: HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN … · 2015-01-28 · HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA. MAHASISWA . FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU .

67

4.6. Pengumpulan Data

Data penelitian ini terdiri dari data primer dan sekunder.

4.6.1. Data primer

Data primer merupakan data yang dikumpulkan langsung dari mahasiswa

yang menjadi responden penelitian. Data tersebut terdiri dari data demografi

responden, pemantauan berat badan ideal, pola hidup bersih, aktivitas fisik dan

data tentang penyakit infeksi dan masalah kesehatan yang berkaitan dengan status

gizi yang diperoleh melalui kuesioner, data kebiasaan makan makanan beragam

yang diperoleh melalui food recall 3 kali 24 jam dan data antropometri responden

yang terdiri dari berat badan, tinggi badan dan Indeks Massa Tubuh (IMT) yang

diperoleh dari hasil pengukuran.

Proses pengumpulan data ini dibantu oleh satu enumeratotr penelitian.

Enumerator penelitian merupakan mahasiswa kesehatan masyarakat yang telah

mendapatkan mata kuliah Metodelogi Penelitian dan Penilaian Status Gizi,

khususnya mempelajari penilaian status gizi berdasarkan IMT dan survei

konsumsi makanan.

Proses pengumpulan data primer adalah sebagai berikut.

1. Kuesioner dibagikan kepada mahasiswa yang terpilih menjadi sampel

penelitian. Sebelumnya responden mengisi kuesioner, peneliti atau enumerator

penelitian menjelaskan cara pengisian kuesinoner. Selanjutnya kuesioner diiisi

sendiri oleh peneliti. Setelah mengisi kuesioner, responden diminta

mengumpulkan kuesioner di labaoratorium gizi dan melakukan penimbangan

Page 87: HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN … · 2015-01-28 · HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA. MAHASISWA . FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU .

68

berat badan dan pengukuran tinggi badan. Pada tahap ini diperoleh data

demografi responden, pemantauan berat badan ideal, pola hidup bersih,

aktivitas fisik dan data tentang penyakit infeksi dan masalah kesehatan.

2. Penimbangan dan pengukuran dilakukan oleh peneliti atau enumerator

penelitian. Hasil penimbangan dan pengukuran diisi pada kolom status gizi

pada lembar kuesioner oleh peneliti atau enumerator penelitian. Pada tahap ini

diperoleh data BB, TB dan IMT.

3. Setelah pengukuran selesai, peneliti memberikan form food recall 3 x 24 jam

kepada responden dan menjelaskan bagaimana cara pengisiannya. Selanjutkan

responden diminta untuk mengisi form food recall tersebut sendiri selama tiga

hari (metode food record) dan diminta mengumpulkannya kembali di

laboratorium gizi setelah tiga hari. Pada tahap ini diperoleh data konsumsi

responden dengan porsi berdasarkan persepsi responden.

4. Setelah 3 hari, responden mengumpulkan form food recall dan diminta untuk

me-recall kembali porsi makan yang telah diisi di form dengan

membandingkannya dengan food model yang sudah disiapkan peneliti. Pada

tahap ini diperoleh data konsumsi responden dengan porsi dengan yang telah

disetarakan atau dibandingkan dengan model makanan.

4.6.2. Data sekunder

Data sekunder berupa absen mahasiswa diperoleh dari bagian akademis

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Data

Page 88: HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN … · 2015-01-28 · HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA. MAHASISWA . FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU .

69

ini dikumpulkan terlebih dahulu untuk mengetahui jumlah populasi, membuat

kerangka sampel dan menentukan populasi yang menjadi sampel penelitian atau

responden penelitian.

Secara umum, proses pengumpulan data digambarkan dalam bagan sebagai

berikut.

Bagan 4.1

Proses Pengumpulan Data

Pengumpulan form food recall dan wawanwara (recall)

diperoleh data konsumsi responden dengan porsi dengan yang telah disetarakan atau dibandingkan dengan model makanan

Form food recall diisi sendiri oleh responden (food record)

diperoleh data konsumsi responden dengan porsi berdasarkan persepsi responden

Penimbangan BB dan Pengukuran TB

diperoleh data BB, TB dan IMT

Pembagian Kuesioner

diperoleh data demografi responden, pemantauan berat badan ideal, pola hidup bersih, aktivitas fisik dan data tentang penyakit infeksi dan masalah kesehatan

Pengumpulan Absen mahasiswa

diperoleh jumlah populasi, kerangka sampel dan sampel penelitian

Page 89: HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN … · 2015-01-28 · HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA. MAHASISWA . FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU .

70

4.7. Pengolahan Data

Data yang telah dikumpulkan selanjutnya diolah. Pengolahan data dilakukan

dengan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut.

4.7.1. Editing

Kuesioner dan food recall yang telah dikumpulkan diperiksa dan dipastikan

kelengkapannya. Pemeriksaan pemeriksaan dilakukan pada saat kuesioner

dikumpulkan, jika ada yang belum lengkap, responden diminta melengkapi

kembali kuesioner tersebut. Pemeriksaan selanjutnya dilakukan pada saat akan

melakukan entry data. Jika masih ditemukan data yang kurang atau tidak tepat,

klarifikasi dilakukan kembali melalui telepon, pesan singkat atau email.

4.7.2. Entry

Data yang telah lengkap selanjutkan dimasukkan data ke dalam program

komputer apa adanya sebelum melalui proses coding. Setelah proses entry selesai

selanjutnya dilakukan proses perhitungan matematis pada tanggal lahir untuk

memperoleh umur, kebiasaan makan makanan beragam untuk memperoleh rata-

rata konsumsi individu, pola hidup bersih untuk memperoleh jumlah skor pola

hidup bersih dan aktivitas fisik untuk memperoleh jumlah skor MET, serta

variabel status gizi berat badan dan tinggi badan untuk memperoleh IMT

menggunakan program komputer. Selanjutnya data-data semua tersebut

dimasukkan ke dalam program komputer analisa data dengan cara disalin-tempel

(copy-paste).

Page 90: HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN … · 2015-01-28 · HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA. MAHASISWA . FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU .

71

4.7.3. Coding

Proses coding dilakukan dengan menggunakan program komputer analisa

data. Coding merupakan proses pengkatagorian data dan memberi kode huruf ke

dalam bentuk angka atau angka ke angka yang berguna untuk mempermudah

analisis data. Dalam penelitian pengkatagorian data dilakukan sebagai berikut.

1. Status Gizi, untuk usia 18 atau lebih, diberi kode 0 = Berat badan kurang, jika

IMT <18.50 kg/m2, 1= Normal, jika IMT 18.50 sampai dengan 24.99 kg/m2

dan 2 = Berat badan lebih , jika IMT ≥25.00 kg/m2 (WHO, 2006; Kemenkes

2011). Untuk kurang dari 18 tahun, 0 = Berat badan kurang, jika Zscore IMT/U

< -2.0, 1= Normal, jika Zscore ≥-2.0 sampai dengan ≤1.0 dan 2= Berat badan

lebih, jika Zscore IMT/U >1.0 (Sumber: WHO, 2007; Depkes, 2010)

2. Kebiasaan makan makanan beragam, diberi kode 0 = Tidak sesuai, jika porsi

makanan kurang /lebih dari porsi yang dianjurkan dan 1= Sesuai, jika porsi

makanan sesuai dengan porsi yang dianjurkan.

Jumlah porsi diperoleh diperoleh dari formulir food recall selama 3 kali 24 jam.

Jumlah porsi ditetapkan berdasarkan Pedoman Gizi Seimbang 2014 menurut

jenis kelamin dan kelompok usia responden. Untuk makanan ringan atau

jajanan pemorsian dilakukan berdasarkan jumlah kalori dan zat gizi lain

makanan tersebut. Peneliti telah menghitung kalori beberapa makanan ringan

dan jajanan ynag ada di kantin FKIK.

3. Pola hidup bersih, diberi kode 0= kurang, jika skor < median atau < 20 poin dan

1 = baik, jika skor median atau >20 poin.

Page 91: HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN … · 2015-01-28 · HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA. MAHASISWA . FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU .

72

Skor diperoleh dari kuesioner pertanyaan C1-C15. Untuk setiap pertanyaan

kecuaai pertanyaan C5, jawaban 1 bernilai 0 poin, 2 bernilai 1 poin dan 3

bernilai 2 poin. Untuk pertayaan C5, jawaban 1 bernilai 0 poin, 2 dan 3 bernilai

1 poin dan 4 bernilai 2 poin.

4. Aktivitas fisik, diberi kode 0 = berat, sama dengan atau lebih 3000 MET-

menit/minggu, 1 = sedang, jika jika 600- 2999 MET-menit/minggu dan 2 =

ringan, jika < 600 MET-menit/minggu. Nilai MET diperoleh dari kuesioner

pertanyaan D1-D4, yang merupakan kuesioner IPAQ (Analysis of the

International Physical Activity Questionnaire) yang telah distandarisasi secara

internasional untuk mengukur aktivitas fisik dan telah diterjemahkan dalam

beberapa bahasa. Nilai MET-menit/minggu diperoleh dengan menjumlahkan

nilai MET yang digunakan untuk aktivitas berjalan, aktivitas sedang dan

aktivitas berat dikalikan dengan durasi (dalam menit) dan frekuensi aktivitas

dalam seminggu (dalam hari). Nilai MET untuk berjalan adalah 3,3, aktivitas

sedang 4,0 dan aktivitas berat 8,0.

Misal: jika diketahui aktivitas berat responden melakukan aktifitas fisik 1 jam,

2 hari dalam seminggu, aktivitas sedang 10 menit, 2 hari dalam seminggu dan

aktifitas berjalan 30 menit, 7 hari dalam seminggu, maka:

Total aktifitas fisik MET-menit/minggu= (3.3x30 x 7) + (4.0 x 10 x 2) + (8.0 x

60 x 2) = 1733 MET-menit/minggu, diklasifikasikan sebagai aktivitas sedang.

5. Pemantauan berat badan ideal diberi kode 0 = jika responden melakukan

penimbangan berat badan lebih dari 1 minggu yang lalu dan 1 = jika responden

melakukan penimbangan berat badan kurang atau 1 minggu yang lalu.

Page 92: HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN … · 2015-01-28 · HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA. MAHASISWA . FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU .

73

4.7.4. Cleaning

Tahap terakhir merupakan pengecekan ulang data yang telah dimasukkan

untuk memastikan apakah ada kesalahan atau tidak (cleaning). Jika ditemukan

kesalahan, dilakukan lagi klarifikasi dengan kuesioner atau kesalahan pada saat

perhitungan. Setelah data dipastikan benar dan lengkap, analisis data dilakukan.

4.8. Analisis Data

4.8.1. Analisis univariat

Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis univariat. Analisis dilakukan

dengan menggunakan program komputer analisa data, dengan memilih menu

Analyse pada menu utama kemudian memilih menu Descriptif Statistic kemudian

Frequencies, dilanjutkan dengan memilih variabel kebiasaan makan makanan

beragam, variabel pola hidup bersih, variabel aktivitas fisik dan variabel

pemantauan berat badan normal yang telah dikatagorikkan kemudian memilih

OK. Dari analisis ini diperoleh gambaran distribusi atau distribusi frekuensi

masing-masing variabel penelitian yang meliputi variabel dependen yaitu

variabel status gizi dan variabel independen terdiri dari variabel kebiasaan

makan makanan beragam, variabel pola hidup bersih, variabel aktivitas fisik dan

variabel pemantauan berat badan normal dalam bentuk jumalh dan persentase.

4.8.2. Analisis bivariat

Analisis bivariat digunakan untuk membuktikan hipotesis dalam penelitian

ini yaitu untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dengan variabel

Page 93: HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN … · 2015-01-28 · HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA. MAHASISWA . FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU .

74

dependen. Analisis data yang digunakan yaitu uji chi-square karena variabel

dependen dan independen berbentuk kategorik. Adapun rumus uji chi-square

yaitu:

)1)(1(,)(

X2

2

bkdFE

EO

Keterangan: X2 = Chi-square

O = Nilai observasi

E = Nilai ekspektasi

k = Jumlah kolom

b = Jumlah baris

Dalam penelitian ini uji statistik chi-square dilakuakn dengan menggunakan

program komputer analisa data, dengan Analyse pada menu utama kemudian

memilih menu Descriptif Statistic lalu memilih menu crosstab, kemudian pada

kotak row(s) dimasukkan variabel independen yaitu variabel kebiasaan makan

makanan beragam, variabel pola hidup bersih, variabel aktivitas fisik dan variabel

pemantauan berat badan normal dan kotak column (s) diisi dengan variabel

dependen yaitu variabel status gizi. Melalui uji statistik chi-square diperoleh nilai

p, dimana dalam penelitian ini digunakan tingkat kemaknaan (α) = 0,05 yaitu jika

diperoleh nilai p≤0,05, berarti ada hubungan yang signifikan antara variabel

independen dan dependen, dan jika diperoleh nilai p>0,05, maka tidak ada

hubungan yang signifikan antara variabel independen dan dependen.

Page 94: HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN … · 2015-01-28 · HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA. MAHASISWA . FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU .

75

5. BAB V

HASIL PENELITIAN

5.1. Analisis Univariat

Pada analisis univariat akan digambarkan distribusi frekuensi dari masing-masing

variabel yang diteliti, baik variabel independen maupun dependen.

5.1.1. Gambaran status gizi

Dalam penelitian ini, status gizi dikatagorikan berdasarkan Indeks Massa

Tubuh (IMT). Gambaran distribusi frekuensi status gizi pada mahasiswa Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta Tahun 2014 dapat dilihat pada tabel 5.1.

Tabel 5.1

Gambaran Distribusi Frekuensi Status Gizi pada Mahasiswa Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta Tahun 2014

Status Gizi Frekuensi

Jumlah (n) Persen (%)

Berat badan kurang 26 16.8

Berat badan normal 93 60.0

Berat badan lebih 36 23.2

Total 155 100.0

Berdasarkan tabel 5.1 diketahui bahwa dari 155 responden yang diteliti, 26

responden (16,8%) memiliki status gizi kurang (IMT<18.50) dan 36 responden

Page 95: HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN … · 2015-01-28 · HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA. MAHASISWA . FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU .

76

(23.2 %) memiliki status gizi lebih (IMT≥25.00) atau 62 responden (40%)

memiliki status gizi tidak normal.

5.1.2. Gambaran kebiasaan makan makanan beragam

Dalam penelitian ini, kebiasaan makan makanan beragam dikatagorikan

berdasarkan kesesuaian jumlah porsi makanan yang dikonsumsi mahasiswa

dengan porsi yang ditetapkan dalam Pedoman Gizi Seimbang. Gambaran distribusi

frekuensi kebiasaan makan makanan beragam pada mahasiswa Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta Tahun 2014 diperoleh 155 responden yang diteliti semuanya memiliki

kebiasaan makan yang tidak sesuai pedoman gizi seimbang. Jika dianalisis

berdasarkan masing-masing kelompok makanan maka diperoleh hasil sebagai

berikut.

Tabel 5.2

Gambaran Distribusi Frekuensi Kebiasaan Makan Makanan Pokok pada

Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2014

Kebiasaan Makan

Makanan Pokok

Frekuensi

Jumlah (n) Persen (%)

Kurang 83 53.5

Cukup 40 25.8

Lebih 32 20.6

Total 155 100.0

Page 96: HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN … · 2015-01-28 · HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA. MAHASISWA . FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU .

77

Berdasarkan tabel 5.2 diketahui bahwa dari 155 responden yang diteliti

53.5% memiliki kebiasaan makan makanan pokok yang kurang dan 20.6 % lebih.

Tabel 5.3

Gambaran Distribusi Frekuensi Kebiasaan Makan Lauk pada Mahasiswa

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta Tahun 2014

Kebiasaan Makan Lauk Frekuensi

Jumlah (n) Persen (%)

Kurang 69 44.5

Cukup 46 29.7

Lebih 40 25.8

Total 155 100.0

Berdasarkan tabel 5.3 diketahui bahwa dari 155 responden yang diteliti

44.5% memiliki kebiasaan makan lauk yang kurang dan 25.8% lebih.

Tabel 5.4

Gambaran Distribusi Frekuensi Kebiasaan Makan Pauk pada Mahasiswa

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta Tahun 2014

Kebiasaan Makan Pauk Frekuensi

Jumlah (n) Persen (%)

Kurang 152 98.1

Cukup 2 1.3

Lebih 1 0.6

Total 155 100.0

Page 97: HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN … · 2015-01-28 · HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA. MAHASISWA . FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU .

78

Berdasarkan tabel 5.4 diketahui bahwa dari 155 responden yang diteliti

98.1% memiliki kebiasaan makan pauk yang kurang dan 0.6% lebih. Hasil ini

menunjukkan cenderung homogen pada kebiasaan makan pauk yang kurang.

Sedangkan untuk kebiasaan makan sayur dan buah semuanya memiliki

kebiasaan makan sayur dan buah yang kurang.

5.1.3. Gambaran pola hidup bersih

Dalam penelitian ini, pola hidup bersih dikatagorikan berdasarkan median

skor pola hidup bersih. Gambaran distribusi frekuensi pola hidup bersih pada

mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2014 dapat dilihat pada tabel 5.5.

Tabel 5.5

Gambaran Distribusi Frekuensi Pola Hidup Bersih pada Mahasiswa Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta Tahun 2014

Pola Hidup Bersih Frekuensi

Jumlah (n) Persen (%)

Kurang 59 38.1

Baik 96 61.9

Total 155 100.0

Berdasarkan tabel 5.5 diketahui bahwa dari 155 responden yang diteliti,

mahasiswa yang menerapkan pola hidup bersih yang kurang (skor < 20) sebanyak

59 responden (38.1%).

Page 98: HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN … · 2015-01-28 · HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA. MAHASISWA . FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU .

79

5.1.4. Gambaran aktivitas fisik

Dalam penelitian ini, aktivitas fisik dikatagorikan berdasarkan nilai

Metabolic Equivalent for Task (MET) dalam satu minggu. Gambaran distribusi

frekuensi aktivitas fisik pada mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2014 dapat dilihat

pada tabel 5.6.

Tabel 5.6

Gambaran Distribusi Frekuensi Aktivitas Fisik pada Mahasiswa Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta Tahun 2014

Aktivitas fisik Frekuensi

Jumlah (n) Persen (%)

Aktivitas Berat 18 11.6

Aktivitas Sedang 76 49.0

Aktivitas Ringan 61 39.4

Total 155 100.0

Berdasarkan tabel 5.6 diketahui bahwa dari 155 responden yang diteliti,

mahasiswa yang memiliki pola hidup aktif dan berolahraga atau aktivitas fisik

berat (> 3000 MET-menit/minggu) sebanyak 18 responden (11.6%) dan ringan

(<600 MET MET-menit/minggu) sebanyak 61 responden (39.4%).

5.1.5. Gambaran pemantauan berat badan normal

Dalam penelitian ini, pemantauan berat badan normal waktu terakhir

responden melakukan penimbangan berat badan. Gambaran distribusi frekuensi

Page 99: HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN … · 2015-01-28 · HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA. MAHASISWA . FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU .

80

pemantauan berat badan normal pada mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2014 dapat

dilihat pada tabel 5.7.

Tabel 5.7

Gambaran Distribusi Frekuensi Pemantauan Berat Badan Normal pada

Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2014

Pemantauan BB Normal Frekuensi

Jumlah (n) Persen (%)

Lebih dari 1 minggu yang lalu 125 80.6

Kurang dari atau 1 minggu lalu 30 19.2

Total 155 100.0

Berdasarkan tabel 5.7 diketahui bahwa dari 155 responden yang diteliti,

mahasiswa yang tidak tidak memantau berat badan normalnya sebanyak 93

responden (80.6 %).

5.2. Analisis Bivariat

Pada analisis bivariat akan disajikan hubungan antara masing-masing variabel

independen dengan variabel dependen. Untuk melihat hubungan antara variabel

independen dengan variabel dependen tersebut digunakan uji chi-square.

5.2.1. Hubungan kebiasaan makan makanan beragam dengan status gizi

Gambaran kebiasaan makan menunjukkan hasil yang homogen, 100%

responden memiiki kebiasaan makan yang tidak sesuai dengan pedoman gizi

Page 100: HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN … · 2015-01-28 · HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA. MAHASISWA . FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU .

81

seimbang. Oleh karena itu tidak dapat dilakukan analisis hubungan kebiasaan

makan makanan beragam dengan status gizi. Jika dianalisis berdasarkan masing-

masing kelompok makanan maka diperoleh hasil sebagai berikut.

Tabel 5.8

Hubungan antara Kebiasaan Makan Makanan Pokok dengan Status Gizi

pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2014

Kebiasaan

Makan

Makanan

Pokok

Status Gizi Total

Pvalue Kurang Normal Lebih

N % N % N % N %

Kurang 13 15.7 50 60.2 20 24.1 83 100.0 0.964

Cukup 8 20.0 24 60.0 8 20.0 40 100.0

Lebih 5 15.6 19 59.4 8 25.0 32 100.0

Berdasarkan tabel 5.8 hasil analisis hubungan antara makan makanan pokok

dengan status gizi pada mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2014 diperoleh bahwa

diantara 83 responden yang memiliki kebiasaan makan makanan pokok yang

kurang terdapat 13 responden (15.7%) yang memiliki status gizi kurang dan 20

responden (24.1%) mengalami status gizi lebih, diantara 40 responden yang

memiliki kebiasaan makan makanan pokok yang cukup, terdapat 8 responden

(20.0%) yang memiliki status gizi kurang dan 8 responden (20.0%) mengalami

status gizi lebih, sedangkan diantara 32 responden yang memiliki kebiasaan makan

makanan pokok yang lebih, terdapat 5 responden (15.6%) yang memiliki status

gizi kurang dan 8 responden (25.0 %) mengalami status gizi lebih. Berdasarkan

Page 101: HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN … · 2015-01-28 · HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA. MAHASISWA . FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU .

82

hasil uji statistik diperoleh nilai Pvalue 0.964. Hal ini menunjukkan pada tingkat

kepercayaan 5% tidak ada hubungan antara kebiasaan makan makanan pokok

dengan status gizi.

Tabel 5.9

Hubungan antara Kebiasaan Makan Makanan Lauk dengan Status Gizi

pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2014

Kebiasaan

Makan Lauk

Status Gizi Total

Pvalue Kurang Normal Lebih

N % N % N % N %

Kurang 11 15.9 40 58.0 18 26.1 69 100.0 0.858

Cukup 8 17.4 30 65.2 8 17.4 46 100.0

Lebih 7 17.5 23 57.5 10 25.0 40 100.0

Berdasarkan tabel 5.9 hasil analisis hubungan antara kebiasaan makan lauk

dengan status gizi pada mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2014 diperoleh bahwa

diantara 69 responden yang memiliki kebiasaan makan lauk yang kurang terdapat

11 responden (15.9%) yang memiliki status gizi kurang dan 28 responden (26.1%)

mengalami status gizi lebih, diantara 46 responden yang memiliki kebiasaan

makan makan lauk yang cukup, terdapat 8 responden (17.4 %) yang memiliki

status gizi kurang dan 8 responden (17.4%) mengalami status gizi lebih,

sedangkan diantara 40 responden yang memiliki kebiasaan makan lauk yang lebih,

terdapat 7 responden (17.5%) yang memiliki status gizi kurang dan 10 responden

(25.0) mengalami status gizi lebih. Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh nilai

Page 102: HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN … · 2015-01-28 · HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA. MAHASISWA . FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU .

83

Pvalue 0.797. Hal ini menunjukkan pada tingkat kepercayaan 5% tidak ada

hubungan antara kebiasaan makan lauk dengan status gizi. Sedangkan untuk

kebiasaan makan pauk, sayur dan buah menunjukkan gambaran hasil yang

homogen dengan memiliki kebiasaan makan lauk, sayur dan buah yang kurang

sehingga tidak dilakukan analisa bivariat.

5.2.2. Hubungan pola hidup bersih dengan status gizi

Hasil analisis hubungan antara pola hidup bersih dengan status gizi

disajikan pada tabel 5.10.

Tabel 5.10

Hubungan antara Pola Hidup Bersih dengan Status Gizi pada Mahasiswa

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta Tahun 2014

Pola hidup

bersih

Status Gizi Total

Pvalue Kurang Normal Lebih

N % N % N % N %

Kurang 11 18.6 39 66.1 9 16.3 59 100.0 0.183

Baik 15 15.6 54 56.2 27 28.1 96 100.0

Berdasarkan tabel 5.10 hasil analisis hubungan antara pola hidup bersih

dengan status gizi pada mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2014 diperoleh bahwa

diantara 59 responden yang menerapkan pola hidup bersih yang kurang (skor < 20)

terdapat 11 responden (18.6%) yang memiliki status gizi kurang dan 9 responden

(16.3%) mengalami status gizi lebih. Sedangkan diantara 96 responden yang

Page 103: HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN … · 2015-01-28 · HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA. MAHASISWA . FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU .

84

menerapkan pola hidup bersih yang baik (skor > 20), terdapat 15 responden

(15.6%) yang memiliki status gizi kurang dan 27 responden (28.1 %) mengalami

status gizi lebih. Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh nilai Pvalue 0.183. Hal

ini menunjukkan pada tingkat kepercayaan 5% tidak ada hubungan antara pola

hidup bersih dengan status gizi.

5.2.3. Hubungan aktivitas fisik dengan status gizi

Hasil analisis hubungan antara aktivitas fisik dengan status gizi disajikan

pada tabel 5.11.

Tabel 5.11

Hubungan antara Aktivitas Fisik dengan Status Gizi pada Mahasiswa

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta Tahun 2014

Aktivitas fisik

Status Gizi Total

Pvalue Kurang Normal Lebih

N % N % N % N %

Berat 2 11.1 13 72.2 3 16.7 18 100.0 0.782

Sedang 13 17.1 43 56.6 20 26.3 75 100.0

Ringan 11 18.0 37 60.7 13 21.3 61 100.0

Berdasarkan tabel 5.11 hasil analisis hubungan antara aktivitas fisik dengan

status gizi pada mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2014 diperoleh bahwa diantara 18

responden yang menerapkan aktivitas fisik berat (> 3000 MET-menit/minggu),

terdapat 2 responden (11.1%) yang memiliki status gizi kurang dan 3 responden

Page 104: HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN … · 2015-01-28 · HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA. MAHASISWA . FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU .

85

(16.7%) mengalami status gizi lebih. Diantara 76 responden yang menerapkan

aktivitas fisik sedang (600- 2999 MET-menit/minggu), terdapat 13 responden

(17.1%) yang memiliki status gizi kurang dan 20 responden (26.3%) mengalami

status gizi lebih. Sedangkan diantara 61 responden yang menerapkan aktivitas

fisik ringan (< 600 MET-menit/minggu), terdapat 11 responden (18.0%) yang

memiliki status gizi kurang dan 13 responden (21.3%) mengalami status gizi lebih.

Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh nilai Pvalue 0.782. Hal ini menunjukkan

pada tingkat kepercayaan 5% tidak ada hubungan antara aktivitas fisik dengan

status gizi.

5.2.4. Hubungan pemantauan berat badan normal dengan status gizi

Hasil analisis hubungan antara pemantauan berat badan normal dengan

status gizi disajikan pada tabel 5.12.

Tabel 5.12

Hubungan antara Pemantauan Berat Badan Normal dengan Status Gizi

pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2014

Pemantau BB

Ideal

Satus Gizi Total

Pvalue Kurang Normal Lebih

N % N % N % N %

Lebih dari 1

minggu yang

lalu

22 17.6 72 57.6 31 24.8 125 100.0 0.456

Kurang dari 1

minggu lalu

4 13.3 21 70.0 5 16.7 30 100.0

Page 105: HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN … · 2015-01-28 · HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA. MAHASISWA . FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU .

86

Berdasarkan tabel 5.12 hasil analisis hubungan antara penerapan pemantau

berat badan ideal dengan status gizi pada mahasiswa Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2014

diperoleh bahwa diantara 125 orang responden yang memantau berat badan lebih

dari 1 minggu yang lalu, terdapat 22 orang (17.6%) yang memiliki status gizi

kurang dan 31 orang (24.8%) mengalami status gizi lebih. Sedangkan diantara 30

orang responden yang memantau berat badan kurang dari 1 minggu yang lalu,

terdapat 4 orang (16.8 %) yang memiliki status gizi kurang dan 5 orang (16.7%)

mengalami status gizi lebih. Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh nilai Pvalue

0.456. Hal ini menunjukkan pada tingkat kepercayaan 5% tidak ada hubungan

antara penerapan pemantau berat badan ideal dengan status gizi.

Page 106: HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN … · 2015-01-28 · HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA. MAHASISWA . FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU .

87

6. BAB VI

PEMBAHASAN

6.1. Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan, diantaranya (1) desain

penelitian yang digunakan adalah desain studi cross sectional dimana variabel dependen

dan variabel independen diukur pada saat bersamaan, sehingga tidak dapat megukur

secara valid apakah status gizi saat ini terjadi setelah atau akibat variabel yang diteliti;

(2) untuk variabel kebiasaan makan, ada kemungkinan terjadinya bias flat-slope

syndrome yang mempengaruhi variabel kebiasaan makan makanan beragam, yaitu

responden yang kurus cenderung melaporkan konsumsi makannya yang berlebih, sedang

responden yang gemuk cenderung melaporkan konsumsi makan yang lebih sedikit,

untuk meminimalisir kesalahan untuk bias ini peneliti melakukan recall pada responden

dengan membandingkan porsi yang ditulis responden pada form food recall dengan

model makanan yang telah disiapkan peneliti; (3) masih pada variabel kebiasaan

makanan, sebagian besar responden tidak mencatat konsumsi minumannya dengan

asalan susah diingat; (4)untuk variabel pemantauan berat badan peneliti menanyakan

kapan terakhir responden melakukan penimbangan berat badan, namun tidak

menanyakan tentang frekuensi lama sekali responden melakukan penimbangan berat

badan, akan tetapi kesalahan diminimalisir dengan dilakukannya wawancara pada saat

pengukuran berat badan dan tinggi badan dilakukan tentang kebiasaan pemantauan berat

badan; (5) pada variabel faktor penyakit infeksi & masalah kesehatan lainnya tidak

ditemukan masalah sama sekali sehingga variabel ini menjadi homogen, kemungkinan

Page 107: HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN … · 2015-01-28 · HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA. MAHASISWA . FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU .

88

disebabkan tidak adanya rekam medik tentang riwayat kesehatan responden sehingga

peneliti hanya mengandalkan ingatan dan pengetahuan responden tentang riwayat

kesehatannya; (6) berdasarkan kerangka teori dari WHO (2009), asupan makan dapat

dipengaruhi oleh beberapa faktor, namun faktor-faktor tersebut tidak diteliti dalam

penelitian ini karena peneliti hanya mengambil faktor-faktor yang berpengaruh langsung

pada status gizi.

6.2. Gambaran status gizi

Status gizi normal menggambarkan keseimbangan antara pemasukan dan

pengeluaran energi dalam tubuh. Hasil penelitian menunjukkan 40 % mahasiswa

memiliki status gizi tidak normal, yaitu 16,8% mahasiswa memiliki status gizi atau berat

badan kurang dan 23,2% mahasiswa memiliki status gizi atau berat badan lebih.

Hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat dua masalah gizi pada mahasiswa

FKIK UIN Jakarta, masalah gizi kurang dan gizi lebih. Hal ini senada dengan hasil

penelitian yang dilakukan Muizzah (2013) pada mahasiswi Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan Program Studi Kesehatan Masyarakat yang menunjukkan 16%

memiliki status gizi kurang dan 18% status gizi lebih berdasarkan IMT. Hasil ini

menunjuk bahwa kejadian status gizi kurang pada mahasiswa FKIK secara keseluruhan

lebih tinggi 0.8% daripada mahasiswa kejadian status gizi kurang pada mahasiswa

PSKM saja dan kejadian status gizi lebih pada mahasiswa FKIK secara keseluruhan

lebih tinggi 5.2 % daripada mahasiswa kejadian status gizi kurang pada mahasiswa

PSKM saja.

Page 108: HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN … · 2015-01-28 · HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA. MAHASISWA . FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU .

89

Kejadian status gizi kurang yang mencapai 16.8% merupakan jumlah cukup yang

tinggi mengingat lebih dari 10% mahasiswa FKIK mengalami status gizi kurang. Status

gizi kurang dapat mengakibatkan mahasiswa mudah letih, mudah terkena penyakit

infeksi, anemia dan kurang mampu berkonsentrasi dan bekerja keras (Supariasa et al.

2002), sehingga sangat mempengaruhi performa mahasiswa di bidang akademiknya.

Masalah gizi kurang disebabkan rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan

sehari-hari. Terjadinya gizi kurang karena konsumsi energi lebih rendah dibandingkan

dengan kebutuhan yang mengakibatkan sebagian cadangan energi tubuh dalam bentuk

lemak akan digunakan (Emilia,2009).

Kejadian status gizi lebih yang mencapai 23.2 %, lebih besar 6.4% dibandingkan

kejadian status gizi kurang. Status gizi lebih meningkatkan resiko penyakit

kardiovaskular, diabetes melitus, hipertensi, gangguan ginjal, gangguan sendi dan

tulang, gangguan kandung empedu dan kanker (Supariasa et al. 2002).

Penyakit kardiovaskular berhubungan dengan penimbunan lemak yang terjadi

pada individu dengan status gizi lebih atau obesitas (Almatsier et al, 2011). Sedangkan

pada diabetes melitus tidak tergantung insulin (DM tipe 2), status gizi memiliki

hubungan yang bermakna dalam perkembangannya karena sekresi insulin dalam bentuk

tidak tepat atau resistensi sel lemak yang membesar terhadap aktivitas insulin (Almatsier

et al, 2011). Menurut Karam (1994) dalam Hakimi et al (2010), 85 % penderita DM tipe

2 berstatus gizi lebih atau obesitas dan 15 % tidak obesitas. Dari hasil penelitian

diketahui 30.6 % mahasiswa yang mengalami status gizi lebih memiliki keluarga

dengan riwayat penyakit Diabetes Melitus. Hal ini semakin memperbesar resiko

mahasiswa yang memiliki status gizi lebih untuk mengalami penyakit Diabetes Melitus.

Page 109: HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN … · 2015-01-28 · HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA. MAHASISWA . FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU .

90

Kebiasaan makanan selalu dihubungkan dengan status gizi lebih (berat badan lebih

dan obesitas) termasuk makan dan ngemil yang sering, pola binge-eating dan makan

diluar. Aktivitas fisik juga penting untuk mencegah kelebihan berat badan (WHO/FAO,

2003).

Penerapan pedoman gizi seimbang dengan kebiasaan makan makanan beragam,

pola hidup bersih, aktifitas fisik dan pemantauan berat bdan normal.

6.3. Hubungan kebiasaan makan makanan beragam dengan status gizi

Kebiasaan makan makanan beragam merupakan cara mempertahankan berat badan

normal. Makan makanan dalam porsi yang seimbang, jumlah yang cukup, tidak

berlebihan dan teratur akan menyeimbangkan zat gizi yang masuk dan keluar dan

menjaga berat badan agar tetap normal (Kemenkes RI, 2014).

Berdasarkan hasil penelitian didapat semua mahasiswa memiliki kebiasaan

makan makanan yang beragam yang tidak sesuai dengan pedoman gizi seimbang.

Semua mahasiswa memiliki jumlah konsumsi yang tidak seimbang dilihat dari porsi

setiap makanan yang seharusnya dipenuhi. Kebutuhan makanan pokok paling banyak

dipenuhi dengan sumber makanan berupa nasi, mie dan kudapan/gorengan, kebutuhan

lauk paling banyak dipenuhi dengan sumber makanan berupa telor, ayam dan ikan,

kebutuhan makanan pauk paling banyak dipenuhi dengan sumber makanan tempe dan

tahu, sedangkan untuk sayur dan buah konsumsi jumlah komsumsi cenderung kurang

dan jarang.

Kesibukan menjadi alasan mahasiswa tidak makan secara terutar dan optimal.

Mahasiswa cenderung mencari makanan yang mudah ditemui dikantin atau disekitas

Page 110: HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN … · 2015-01-28 · HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA. MAHASISWA . FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU .

91

kampus tanpa mempertimbangkan pemenuhan zat gizi. Mahasiswa cenderung memilih

makanan seperti gorengan, kue basah atau makanan ringan yang praktis untuk dimakan

disela waktu kuliah.

Tempat tinggal dan jumlah uang saku juga salah satu faktor yang dapat

mempengaruhi jumlah asupan. Mahasiswa yang tinggal bersama orang tua atau keluarga

cenderung memiliki kebiasaan konsumsi yang lebih baik dari pada mahasiswa yang

tinggal di kosan. Mahasiswa yang tinggal bersama orang tua atau keluarga

mengkonsumsi makanan yang telah disediakan di rumah sehingga memiliki kebiasaan

makan yang teratur, sedangkan mahasiswa yang tinggal di kosan harus memasak atau

membeli sendiri makanannya, sehingga sering melewatkan waktu makan. Namun, hasil

penelitian Suci (2011) pada mahasiswa FKIK menunjukkan tidak ada hubungan antara

tempat tinggal dengan asupan makanan mahasiswa FKIK. Hal ini dapat disebabkan oleh

faktor lain yang saling mempengaruhi, seperti uang saku.

Menurut Amran (2003), terdapat hubungan antara uang bulanan atau uang saku

mahasiswa dengan pola makan. Uang saku menunjukkan daya beli mahasiswa untuk

mendapatkan makanan. Semakin besar uang saku, semakin baik kuantitas dan kualitas

makanan yang dapat dibeli. Namun, hasil penelitian Suci (2011) pada mahasiswa FKIK

menunjukkan tidak hubungan antara uang saku dengan pola makan pada mahasiswa. Hal

ini disebabkan karena sebagian mahasiswa tidak menjadikan makanan sebagai tujuan

pengeluaran utamanya.

Jika dilihat berdasarkan masing-masing kelompok makanan diperoleh 53.5%

mahasiswa mengkonsumsi makanan pokok dalam jumlah yang kurang dan 20.6% lebih,

44.5% mahasiswa mengkonsumsi lauk (protein hewani) dalam jumlah yang kurang dan

Page 111: HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN … · 2015-01-28 · HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA. MAHASISWA . FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU .

92

25.8% lebih, 98.1% mahasiswa mengkonsumsi pauk (protein nabati) dalam jumlah yang

kurang dan 0.6% lebih dan 100% mahasiswa mengkonsumsi sayuran dan buah dalam

jumlah yang kurang.

Konsumsi lauk, lauk dan pauk yang kurang atau lebih mengakibatkan kekurangan

dan kelebihan zat gizi makro yaitu karbohidrat, protein dan lemak. Menurut Emilia

(2009), pemenuhan sumber energi dan protein berkaitan langsung dengan berat badan

dan tinggi badan yang normal. Jika asupan energi tidak terpenuhi, protein digunakan

untuk memenuhi kebutuhan energi namun tidak ada persediaan untuk sintesis jaringan

baru atau untuk perbaikan jaringan yang rusak. Keadaan ini dapat menyebabkan

penurunan tingkat pertumbuhan dan masa otot meskipun konsumsi protein cukup. Pada

remaja akhir dan dewasa, kekurangan zat gizi makro dapat dinilai melalui indeks

antropometri Indeks Massa Tubuh (IMT), yang dilihat hubungannya dalam penelitian

ini. Sedangkan konsumsi sayur dan buah memiliki peran utama sebagai zat pengatur,

untuk memenuhi kebutuhan mineral, vitamin dan air. Menurut Whitney et al (2005),

konsumsi sayuran dan buah yang kurang berisiko terjadinya malnutrisi mikronutrien,

seperti defisiensi vitamin A, defisiensi vitamin C dan defisiensi zat besi. Malnutrisi

mikronurien dapat diketahui dengan penilaian status gizi secara biokimia, sehingga tidak

dapat dilihat hubungannya dalam penelitian ini.

Berdasarkan hasil uji chi-square diperoleh tidak ada hubungan signifikan antara

kebiasaan makan makanan pokok dan lauk dengan status gizi dengan Pvalue masing-

masing sebesar 0.964 dan 0.858. Hasil uji juga menunjukkan tidak ada hubungan antara

kebiasaan makan makanan pokok dan lauk dinilai secara gabungan sebagai sumber

energi protein dengan Pvalue 0.982.

Page 112: HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN … · 2015-01-28 · HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA. MAHASISWA . FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU .

93

Hasil tersebut tidak sejalan dengan penelitian Amelia (2008) yang menunjukkan

ada hubungan antara konsumsi energi dengan status gizi Pvalue 0.080 namun

menunjukkan tidak ada hubungan antara konsumsi protein dengan status gizi (Pvalue

0.106, konsumsi pangan secara keseluruhan juga tidak menunjukkan hubungan dengan

status gizi.

Tidak didapatnya hubungan kebiasaan makan makanan pokok dan lauk dengan

status gizi juga dimungkinkan pengaruh dari aktivitas fisik. Menurut FAO/WHO (2003)

aktivitas fisik dan asupan makanan keduanya secara spesifik saling berinteraksi dan

mempengaruhi. Jumlah kebutuhan dipengaruhi oleh besarnya aktifitas fisik seseorang,

sedangkan porsi yang ditentukan pada pedoman gizi seimbang ditetapkan berdasarkan

AKG yang mempertimbangkan faktor umur, jenis kelamin dan ukuran tubuh rata-rata

penduduk Indonesia, serta aktifitas fisik yang ringan, sejalan dengan hasil Riskesdas

(2007) bahwa sebagian besar penduduk remaja dan dewasa Indonesia melakukan

aktifitas fisik pada kategori ringan. Artinya bagi anak usia sekolah, remaja dan dewasa

yang memilki aktifitas aktif dan sangat aktif akan membutuhkan energi lebih banyak

lagi. Hal ini mengakibatkan individu dengan aktifitas sedang dan sedang membutuhkan

jumlah porsi yang lebih besar dari jumlah yang ditetapkan dalam peoman gizi seimbang

(Hardinsyah et al, 2012). Dengan demikian, seharusnya porsi makanan mahasiswa

dengan aktifitas sedang dan berat lebih besar daripada porsi yang ditentukan dalam

Pedoman Gizi Seimbang 2014, sehingga akan didapatkan lebih banyak mahasiswa yang

memiliki kebiasaan makan yang kurang (lebih dari 53% yang memiliki kebiasaan

makanan pokok kurang dan lebih dari 44.4% yang memiliki kebiasaan makan lauk

kurang) dan pada akhirnya menyebabkan lebih banyak mahasiswa yang memiliki status

Page 113: HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN … · 2015-01-28 · HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA. MAHASISWA . FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU .

94

gizi kurang. Namun, dalam penelitian ini didapat sebagian besar mahasiswa (60%)

memiliki berat badan normal. Hal ini kemungkinan besar disebabkan konsumsi

minuman yang tidak dicatat dalam food recall sehingga pemenuhan energi atau protein

dari minuman tidak tercakup. Akibatnya, mahasiswa yang mengkonsumsi minuman

tertentu yang mengandung energi dan protein untuk memenuhi kebutuhan gizi akan

dikatagorikan memiliki kebiasaan makan yang kurang padahal kebiasaannya cukup atau

akan dikatagorikan memiliki kebiasaan makan yang cukup padahal kebiasaannya lebih.

6.4. Hubungan pola hidup bersih dengan status gizi

Pola hidup bersih berhubungan dengan bagaimana hygiene sanitasi

penyelengaraan makanan keluarga. Upaya pengamanan atau hygiene dan sanitasi

makanan pada dasarnya meliputi orang yang menangani makanan, tempat

penyelenggaraan makanan, peralatan pengolahan makanan, proses pengolahan makanan,

penyimpanan makanan dan penyajian makanan (Purnomo et al, 2009).

Pola hidup bersih berkaitan dengan erat dengan infeksi penyakit. Pola hidup bersih

yang kurang beresiko meningkatkan resiko kejadian penyakit infeksi, dan pola hidup

bersih yang baik dapat mencegah terjadinya infeksi.

Hasil penelitian menunjukkan 38.1 % mahasiswa menerapkan pola hidup bersih

yang kurang (skor < 20). Median yang cukup besar yaitu 20 dari 28 poin, menunjukkan

pola hidup bersih mahasiswa yang cenderung baik. Hal dapat disebabkan oleh telah

baiknya pengetahuan mahasiswa sebagai mahasiswa bidang kesehatan tentang

pentingnya pola hidup bersih, sejalan dengan hasil penelitian Sani (2011) bahwa ada

hubungan antara pengetahuan mahasiswa terhadap perilaku hidup bersih. Sedangkan

Page 114: HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN … · 2015-01-28 · HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA. MAHASISWA . FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU .

95

38.1 % yang memiliki pola hidup bersih yang kurang resiko yang lebih besar untuk

mengalami penyakit infeksi. Hasil penelitian Pramitasari (2013) ada hubungan pola

hidup bersih kebiasaan tidak mencuci tangan sebelum makan dengan kejadian demam

tifoid (Pvalue 0.001). Sejalan dengan Kemenkes (2014) yang menyatakan bahwa dengan

membiasakan perilaku hidup besih menghindarkan sesorang dari paparan sumber infeksi

yang merupakan faktor penting yang mempengaruhi status gizi seseorang secara

langsung.

Bertolakbelakang dengan pernyataaan Kemenkes (2014), hasil uji chi-square

penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada signifikan hubungan antara pola hidup

bersih dengan status gizi (Pvalue 0.183). Hal ini kemungkinan besar disebabkan karena

sebagian besar mahasiswa tidak menyiapkan makanannya sendiri, dimasakkan oleh

orang tua atau membeli diwarung sehingga jawaban yang diberikan merupakan

kemungkinan tidak dilakukannya sendiri. Hal ini berakibat bias dan mengakibatkan

tidak didapatkannya hubungan antara pola hidup bersih dan status gizi mahasiswa.

6.5. Hubungan aktivitas fisik dengan status gizi

Aktivitas fisik yang meliputi segala macam kegiatan tubuh termasuk olahraga

merupakan salah satu upaya untuk menyeimbangkan antara pengeluaran dan pemasukan

zat gizi utamanya sumber energi dalam tubuh (Kemenkes RI, 2014).

Aktifitas fisik merupakan suatu rangkaian gerak tubuh yang menggunakan tenaga

atau energi. Jenis aktifitas fisik yang sehari-hari dilakukan antara lain, berjalan kaki,

berlari, berolahraga, mengangkat dan memindahkan benda, mengayuh sepeda dan

lainlain. Aktifitas fisik menentukan kondisi kesehatan seseorang. Kelebihan energi

Page 115: HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN … · 2015-01-28 · HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA. MAHASISWA . FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU .

96

karena rendahnya aktifitas fisik dapat meningkatkan risiko kegemukan dan obesitas

(Sada, 2012).

Hasil penelitian menunjukkan 39.4% mahasiswa memiliki aktivitas fisik ringan,

49.0 % memiliki aktivitas fisik sedang dan 11.6% dan memiliki aktivitas fisik berat.

Berdasarkan ketentuan WHO (2010), hasil ini menunjukkan sebanyak 39.4% mahasiswa

memiliki aktivitas fisik kurang (aktivitas ringan) dan 60,6% mahasiswa memiliki pola

aktivitas fisik cukup (aktivitas sedang dan berat). Dengan demikian, 39.4% mahasiswa

yang memiliki aktivitas fisik kurang beresiko mengalami obesitas atau status gizi lebih.

Namun, hasil uji chi square menunjukkan bahwa menunjukkan tidak ada hubungan

signifikan antara aktivitas fisik dengan status gizi (Pvalue 0.782). Berbeda dengan hasil

penelitian Sada (2012) yang menunjukkan ada hubungan signifikan antara aktivitas fisik

dengan status gizi (Pvalue 0,001). Cara pengukuran yang berbeda dimungkinkan sebagai

sebab hasil yang berbeda.

Pada penelitian Sada (2012), aktifitas fisik dinilai dengan menilai intensitas

kegiatan menggunakan tenaga atau energi berdasarkan jenis aktifitas fisik yang sehari-

hari dilakukan antara lain, berjalan kaki, berlari, berolahraga, mengangkat dan

memindahkan benda, mengayuh sepeda dan lain-lain serta sudah berapa lama kebiasaan

tersebut dilakukan, namun tidak menggunakan kuesioner IPAQ seperti yang dilakukan

pada penelitian ini.

Penggunaan kuesioner IPAQ pada penelitian ini bertujuan menilai semua kegiatan

yang menggunakan energi yang dilakukan dalam seminggu. Kelebihan kuesioner ini

aktifitas fisik yang digambarkan tidak hanya kegiatan berat atau olahraga, namun juga

semua kegiatan intensitas dilakukan selama seminggu, baik kegiatan sehari-hari maupun

Page 116: HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN … · 2015-01-28 · HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA. MAHASISWA . FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU .

97

kegiatan berat atau olahraga yang disengaja. Kuesioner ini memperkecil bias peneliti,

karena kuesioner ini dapat diisi sendiri oleh responden sehingga pengaruh peneliti yang

menyesuaikan aktifitas fisik dan status gizi tidak terjadi pada penelitian ini. Namun yang

menjadi kelemahan kuesioner ini, responden seringkali hanya dapat mengingat kegiatan

yang dilakukan selama seminggu tetapi tidak dapat memperkirakan jumlah waktu yang

digunakan secara tepat sehingga dapat memunculkan jumlah aktifitas fisk yang tidak

sesuai dengan sesungguhnya. Hal ini mengakibatkan tidak didapatkannya hubungan

antara aktifitas fisik dan status gizi.

Tidak didapatnya hubungan antara aktivitas fisik dengan status gizi dimungkinkan

dipengaruhi hubungan kebiasaan makan makanan pokok, lauk dan pauk lebih. Menurut

FAO/WHO (2003) dan asupan makanan keduanya secara spesifik saling berinteraksi

dan mempengaruhi.

6.6. Hubungan pemantauan berat badan normal dengan status gizi

Berat badan adalah indikator kesehatan yang penting bagi setiap orang. Oleh

karena, itu perlu dilakukan pemantauan berat badan secara teratur. Menurut Kemenkes

(2014), pemantauan berat badan normal merupakan upaya untuk mencegah mencegah

penyimpangan berat badan dari berat badan normal dan apabila menyimpang dapat

dilakukan pencegahan dan penanganan. Dengan kata lain penimbangan berat badan

secara teratur membuat seseorang menjaga status gizi normalnya.

Hasil penelitian 80,6 % ini diketahui mahasiswa melakukan penimbangan berat

badan lebih dari satu minggu yang lalu atau tidak tahu/ingat kapan terakhir ia melakukan

penimbangan berat badan. Namun, hasil uji chi square tidak ada hubungan signifikan

Page 117: HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN … · 2015-01-28 · HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA. MAHASISWA . FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU .

98

antara penerapan pemantau berat badan ideal dengan status gizi. Hasil wawancara pada

mahasiswa menunjukkan pada mahasiswa yang melakukan penimbangan berat badan

lebih dari 1 minggu sebelum penelitian, penimbangan berat badan yang dilakukan

sebagian besar hanya pada saat mendapat tugas kuliah mengenai penilaian status gizi

atau mengikuti penelitian yang memerlukan penimbangan berat badan, sehingga dapat

disimpulkan penimbangan tidak bertujuan untuk memantau berat badannya., sedangkan

pada yang melakukan penimbangan kurang seminggu dari penelitian sebagian besar

memiliki keinginan untuk melakukan penurunan berat badan atau peningkatan berat

badan baik yang memiliki status gizi normal, kurang atau lebih. Hal ini kemungkinan

besar menjai sebab tidak didapatkannya hubungan antara pemantau berat badan normal

dengan status gizi.

Pemantauan berat badan yang jarang dilakukan dapat mengakibatkan gambaran

tentang status gizi individu yang salah. Hasil penelitian menunjukkan 75.4% mahasiswa

yang salah menyebutkan status gizinya melakukan penimbangan berat badan lebih dari 1

minggu yang lalu atau tidak tahu/ingat kapan terakhir ia melakukan penimbangan berat

badan. Hal ini dikhawatirkan dapat menimbulkan body image salah.

Pengetahuan tentang status gizi berhubungan dengan persepsi tentang citra tubuh

(body image). Body image adalah suatu konsep pribadi seseorang tentang penampilan

fisiknya. Hasil penelitian menunjukkan 5.7% tidak tahu status gizinya, 1.3% memiliki

status gizi kurang tapi merasa normal, 0,6% memiliki status gizi kurang tapi merasa

lebih, 8.4% memiliki status gizi normal tapi merasa kurang, 19.4 memiliki status gizi

normal tapi merasa lebih dan 1.3% memiliki status gizi lebih tapi merasa normal.

Persepsi yang salah tersebut dapat juga dipengaruhi oleh body image yang keliru. Body

Page 118: HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN … · 2015-01-28 · HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA. MAHASISWA . FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU .

99

image dapat diidentifikasi melalui persepsi dari ukuran tubuh. Laki-laki lebih mengarah

pada bentuk tubuh yang besar, berotot dan berisi sehingga cenderung merasa berat

badannya kurang dan berusaha menaikkan berat badan, sedang perempuan

menginginkan tubuh langsing, cenderung merasa berat badannya lebih dan berusaha

menurunkan berat badan (Emilia, 2009), dalam pada penelitian tidak didapat hubungan

yang bermakna body image dengan jenis kelamin. Secara alami, gangguan body image

berhubungan dengan masalah makan, pola makan yang tidak sehat dan ketidakpuasan

terhadap bentuk tubuh (Hastuti, 2013).

Menurut penelitian Sada (2012) pada mahasiswa Politeknik Kesehatan Jayapura,

terdapat hubungan yang bermakna antara body image dengan status gizi (Pvalue =

0.001). Hal ini senada dengan penelitian Widianti et al (2012) pada Remaja Putri di

SMA Theresiana Semarang, yaitu didapat adanya hubungan yang bermakna antara body

image dengan status gizi (Pvalue = 0.001).

Page 119: HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN … · 2015-01-28 · HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA. MAHASISWA . FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU .

100

7. BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahan penelitian mengenai hubungan penerapan

pedoman gizi seimbang dengan status gizi pada mahasiswa Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2014 diperoleh kesimpulan

sebagai berikut.

1. 40 % mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta tahun 2014 berdasarkan indeks antropometri Indeks Massa Tubuh (IMT)

mahasiswa memiliki status gizi tidak normal, yaitu 16,8% mahasiswa memiliki

status gizi atau berat badan kurang dan 23,2% mahasiswa memiliki status gizi atau

berat badan lebih.

2. 100 % Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta tahun 2014 memiliki kebiasaan makan makanan beragam yang

tidak sesuai dengan pedoman gizi seimbang. Sedangkan jika dilihat berdasarkan

masing-masing kelompok makanan, 53.5% memiliki kebiasaan makan makanan

pokok yang kurang dan 20.6 % lebih, 44.5% memiliki kebiasaan makan lauk yang

kurang dan 25.8% lebih, 98.1% memiliki kebiasaan makan pauk yang kurang dan

0.6% lebih dan 100% memiliki kebiasaan makan sayur dan buah yang kurang.

3. 38.1 % mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta tahun 2014 menerapkan pola hidup bersih yang kurang.

Page 120: HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN … · 2015-01-28 · HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA. MAHASISWA . FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU .

101

4. 39.4% mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta tahun 2014 memiliki aktivitas fisik kurang.

5. 80.6% mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta tahun 2014 tidak memantau berat badan normal.

6. Tidak ada hubungan penerapan kebiasaan makan pokok, lauk dan pauk dengan

status gizi pada mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta tahun 2014.

7. Tidak ada hubungan pola hidup bersih dengan status gizi pada mahasiswa Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2014.

8. Tidak ada hubungan penerapan aktivitas fisik dengan status gizi pada mahasiswa

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun

2014.

9. Tidak hubungan antara pemantauaan berat badan dengan status gizi mahasiswa

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun

2014.

Page 121: HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN … · 2015-01-28 · HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA. MAHASISWA . FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU .

102

7.2. Saran

7.2.1. Bagi Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

1. Mahasiswa yang memiliki berat badan kurang diharapkan dapat

memperbaiki status gizinya menjadi normal melalui perbaikan

kebiasaan makan makanan yang beragam dengan meningkatkan

konsumsi makanan pokok, lauk, pauk, sayur dan buah, pola hidup

bersih yang baik, aktifitas fisik yang tidak berlebihan disesuaikan

dengan jumlah konsumsi dan pemantauan berat badan secara teratur

agar mengetahui status gizi aktual.

2. Mahasiswa yang memiliki berat badan lebih diharapkan dapat

memperbaiki status gizinya menjadi normal melalui perbaikan

kebiasaan makan makanan yang beragam dengan mengurangi konsumsi

makanan pokok, lauk dan pauk, serta meningkatkan konsumsi buah dan

sayur, pola hidup bersih yang baik, meningkatkan jumlah aktifitas fisik

yang disesuaikan dengan jumlah konsumsi dan pemantauan berat badan

secara teratur agar mengetahui status gizi aktual.

3. Mahasiswa yang memiliki berat badan normal diharapkan dapat

mempertahankan status gizinya melalui kebiasaan makan makanan yang

beragam, pola hidup bersih yang baik, jumlah aktifitas fisik yang

disesuaikan dengan jumlah konsumsi dan pemantauan berat badan

secara teratur agar mengetahui status gizi aktual.

Page 122: HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN … · 2015-01-28 · HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA. MAHASISWA . FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU .

103

7.2.2. Bagi peneliti lain

Kepada peneliti selanjutnya diharapkan melakukan penelitian mendalam

tentang faktor yang mempengaruhi kebiasaan makan makanan beragam atau

asupan makanan mahasiswa untuk mengetahui faktor-faktor yang berkaitan

langsung dengan asupan makan yang tidak diteliti dalam penelitian ini. peneliti

selanjutkan juga diharapkan dapat melakukan penelitian tentang hubungan status

gizi dengan penyakit infeksi dan masalah kesehatan yang berkaitan dengan status

gizi yang ditemukan dalam penelitian ini karena keterbatasan data rekam medik

responden.

7.2.3. Bagi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

perlu melakukan sosialisasi tentang aspek-aspek gizi seimbang dan status gizi

kepada mahasiswa, melalui poster, angket atau seminar dan kegiatan Badan

Eksekutif Mahasiswa Fakultas (BEMF). Sosialisasi diharapkan dapat memperbaiki

status gizi mahasiswa serta pngetahuan dan penerapan aspek-aspek gizi seimbang

dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, sosialisasi diharapkan dapat menjadi bekal

mahasiswa untuk melakukan edukasi dan promosi kesehatan kepada masyarakat

luas, khususnya tentang status gizi dan aspek gizi seimbang.

Page 123: HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN … · 2015-01-28 · HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA. MAHASISWA . FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU .

104

DAFTAR PUSTAKA

Kementerian Kesehatan RI. 2014. Pedoman Gizi Seimbang. Jakarta: Kementerian

Kesehatan RI.

Supariasa, I Dewa Nyoman. Bakri, Bachyar. Fajar, Ibnu. 2002. Penilaian Status

Gizi, Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Departemen Kesehatan RI. 2006. Peta Kesehatan Indonesia Tahun 2004. Jakarta:

Pusat Data dan Informasi, Departemen Kesehatan RI.

Kuniasih, Dedeh. Hilmansyah, Hilman. Astuti, Marfuah Panji. Iman, Saeful. 2010.

Sehat dan BugarBerkat gizi Seimbang. Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Utama.

Hadi, Hamam. 2005. Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar pada Fakultas

Kedokteran Universitas Gadjah Mada: Beban Ganda Masalah Gizi dan

Implikasi Nya Terhadap Kebijakan Pembangunan Kesehatan Nasional.

Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

Sudikno, Herdayati. Milla. Besral. 2010. Hubungan Aktivitas Fisik Dengan Kejadian

Obesitas Pada Orang Dewasa Di Indonesia (Analisis Data Riskesdas 2007).

Puslitbang Gizi dan Makanan, Departemen Biostatistik Fakultas Kesehatan

Masyarakat UI. Bogor.

Kementerian Kesehatan RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar 2013. Jakarta: Badan

Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI.

Page 124: HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN … · 2015-01-28 · HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA. MAHASISWA . FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU .

105

BAPPENAS. 2011. Rencana Aksi Nasional Pangan dan Gizi.Jakarta: Kementerian

Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan

Nasional.

Kementerian Kesehatan RI. 2012. Lokakarya Gernas Sadar Gizi. Jakarta: Direktorat

Jenderal Bina Kesehtan Ibu dan Anak.

Muizzah, Lilik. 2013. Hubungan antara StatusGizi dan Aktifitas Fisik dengan

Kebugaran pada Mahasiswi Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013. Jakarta: Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah.

Putri, Alvina Yarra. Rochana, Ayu.Pertiwi, Donna. Putri, Hasanah. Ratikasari,

Indah. Kholifah, Umi. Savitri, Wulan 2013. Prevalensi Obesitas dan Faktor

Risikonya pada Mahasiswa di Program Studi Kesehatan Masyarakat

Fakultas Kesehatan Masyarakat dan Ilmu Kesehatan UIN Jakarta. Jakarta:

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

Almatsier, Sunita. 2005. Pinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Utama.

Arisman. 2010. Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran

EGC.

Almatsier, Sunita. Soetardjo, Surirah. Soekatri, Moesijanti. 2011. Gizi Seimbang

dalam Daur Kehidupan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Yuniastuti, Ari. 2008. Gizi dan Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Irianto. 2007. Gizi dan Pola Hidup Sehat. Jakarta: Yrama Widya.

Page 125: HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN … · 2015-01-28 · HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA. MAHASISWA . FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU .

106

World Health Organization. 2006. Global Database on Body Mass Index.

http://apps.who.int/bmi, diakses pada 29 Februari 2014.

Kementerian Kesehatan RI. 2011. Pedoman Praktis Memantau Status Gizi Orang

Dewasa. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.

WHO. 2007. WHO Child Growth Standards. Geneva: WHO.

Departemen Kesehatan. 2010. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

tentang Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak. Jakarta:

Departemen Kesehatan.

Soenardi, Tuti. 2006. Hidup Sehat Gizi Seimbang dalam Siklus Kehidupan Manusia.

Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Jafar, Nurhaedar. 2012. Perilaku Gizi Seimbang pada Remaja. Makassar:

Universitas Hasanuddin.

Story, Mary. Holt, Katrina. Sofka, Denise. 2002. Bright Future in Practice:

Nutrition. Arlington: National Center for Education in Maternal and Child

Health Georgetown University.

Sediaoetama, A.J. 2008. Ilmu Gizi. Jakarta: Dian Rakyat.

Martianto, Drajat. Ariani, M. 2005. Analisis Perubahan Konsumsi dan Pola

Konsumsi Pangan Mayarakat dalam Dekade Terakhir. Jakarta: Direktorat

Gizi Masyarakat, Ditjen Bina Gizi Kesehatan Masyarakat, Departemen

Kesehatan.

Kementerian Kesehatan RI. 2013. Angka Kecukupan Gizi (AKG). Jakarta:

Kementerian Kesehatan RI.

Page 126: HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN … · 2015-01-28 · HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA. MAHASISWA . FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU .

107

Yusuf, Liswarti. Yulastri, Asmar. Kasmita. Faridah, Anni. 2008. Teknik

Perencanaan Gizi. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah

Kejuruan, Departemen Pendidikan Nasional.

Almatsier, Sunita. 2010. Penuntun Diet. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Buckle, KA. 1987. Ilmu Pangan. Penerjemah: Purnomo, Hari. Adiono. 2009.

Jakarta: Universitas Indonesia.

Fahey, Thomas D. Insel, Paul M. Roth, Walton T. 2005. Fit and Well: Core Concept

and Labs in Physical Fitness and Welness. New York: McGraw-Hill.

Quinn, Elizabeth. 2007. MET – The Standard Metabolic Equivalent.

http://sportmedicine.about.com/od/glossary/g/MET.htm , diakses pada 29

Februari 2014.

World Health Organization. 2010. Global Recommendations on Physical Activity for

Health. Geneva: WHO Press.

WHO. 2009. Nutrition in adolescence –Issues and Challenges for the Health Sector.

Geneva: World Health Organization.

Brown, Judith E. Isaacs, Janet S. Krinke, U. Beate. et al. 2011. Nutrition Throught

the Life Cycle. USA: Wadsworth.

Barasi, Mary E. 2002. At a Glance Ilmu Gizi. Jakarta: Erlangga.

Frederick JK. 1999. Food intolerance and food allergy. Scweiz Med Wochenschr.

International Physical Activity Questionnaire (2005) Guidelines for data processing

and analysis. http://www.ipaq.ki.se/scoring.pdf, diakses pada 29 Februari

2014.

Page 127: HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN … · 2015-01-28 · HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA. MAHASISWA . FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU .

108

Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka

Cipta.

Sada, Merinta. Hadju, Veni. Dachlan, Djunaedi M. 2012. Hubungan Body Image,

Pengetahuan, Gizi Seimbang dan Aktifitas Fisik terhadap Status Gizi

Mahasiswa Politeknik Kesehatan Jayapura. Jayapura: Media Gizi

Masyarakat Indonesia.

Emilia, Esi. 2009. Pendidikan Gizi sebagai Salah Satu Sarana Perubahan Perilaku

Gizi pada Remaja. Medan: Universitas Negeri Medan.

Hakimi. Deliana, Melda. Lubis, Siska Mayasari. 2010. Diabetes Melitus Tipe 2.

Medan: Fakultas Kedokteran Universitas Sumatra Utara.

WHO/FAO. 2003. Diet, Nutrition and the Prevention of Chronic Diseases. Geneva:

World Health Organization.

Suci, Syifa Puji. 2011. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pola Makan

Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun

2011. Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

Amran, Yuli. 2003. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Pola Makan

Mahasiswa si Asrama Mahasiswa Universitas Indonesia Depok Tahun 2003.

Depok: Universitas Indonesia.

Whitney, Ellie. Rolfes, Sharon Rady. 2005. Understanding Nutrition. USA:

Thomson Learing.

Page 128: HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN … · 2015-01-28 · HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA. MAHASISWA . FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU .

109

Amelia, Friska. 2008. Konsumsi Pangan, Pengetahuan Gizi, Aktivitas Fisik dan

Status Gizi Pada Remaja di Kota Sungai Penuh Kabupaten Kerinci Propinsi

Jambi. Bogor: Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor.

Hardinsyah. Riyadi, Hadi. Napitupulu, Victor. 2012. Kecukupan Energi, Protein,

Lemak dan Karbohidrat. Bogor: Departemen Gizi Masyarakat FEMA IPB.

Sani, Fakhrudin Nasrul. 2011. Hubungan Tingkat Pengetahuan Sehat - Sakit Dengan

Sikap Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta Tentang Perilaku

Hidup Bersih Dan Sehat. Surakarta: STIKES Kusuma Husada.

Pramitasari, Okky Purnia. 2013. Faktor Risiko Kejadian Penyakit Demam Tifoid

Pada Penderita Yang Dirawat Di Rumah Sakit Umum Daerah Ungaran.

Semarang: Universitas Diponegoro.

Hastuti, Janatin. 2013. Anthropometry and Body Composition of Indonesian Adults:

An Evaluation of Body Image, Eating Behaviours, and Physical Activity.

Queensland: Faculty of Health Queensland University of Technology.

Widianti, Nur. Candra, Aryu. 2012. Hubungan antara Body Image dan Perilaku

Makan dengan Status Gizi Remaja Putri di SMA Theresiana Semarang.

Semarang: Unversitas Diponegoro.

Page 129: HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN … · 2015-01-28 · HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA. MAHASISWA . FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU .

LAMPIRAN 1

LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN Assalamu’alaikum Wr.Wb. Saya Zakiah, mahasiswa jurusan Kesehatan Masyarakat, peminatan Gizi 2007

bermaksud akan melakukan penelitian mengenai ”HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA TAHUN 2014”. Penelitian ini merupakan tugas akhir untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan. Pada Penelitian ini peneliti akan bertanya mengenai penerapan pedoman gizi seimbang pada mahasiswa pada mahasiswa. Wawancara ini akan berlangsung selama 15-20 menit. Responden diharapkan menjawab setiap pertanyaan dengan sejujur-jujurnya. Setiap jawaban anda akan dijaga kerahasiaannya dari siapapun, kemudian kuesioner akan disimpan oleh peneliti. Untuk itu saya mohon kiranya rekan-rekan dapat meluangkan waktunya untuk mengisi kuesioner ini.

Akhir kata, saya mengucapkan terima kasih yang mendalam untuk kesediaan Anda menjadi responden pada penelitian ini. Semoga bantuan dan kerjasama Anda menjadi amal ibadah yang bernilai di sisi-Nya.

FORMULIR PERSETUJUAN TERTULIS SETELAH PENJELASAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Alamat : No Telepon/HP : Bersedia secara sukarela untuk menjadi subyek penelitian dengan judul ” HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA TAHUN 2014”. Saya akan memberikan informasi yang benar sejauh yang saya ketahui dan saya ingat. Demikian penyataan ini saya buat dengan sebenarnya tanpa tekanan dari pihak manapun.

Jakarta,............................. 2014

Peneliti pernyataan Yang membuat, Zakiah Tanda tangan dan nama jelas

Page 130: HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN … · 2015-01-28 · HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA. MAHASISWA . FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU .

KUESTIONER PENELITIAN SKRIPSI HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA

MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

TAHUN 201 Nomor Responden

Tanggal :.........................

A. Data Demografi (Diisi oleh peneliti)

A1. Nama .................................................................................

A2. NIM ................................................................................. [ ] A2

A3. No. Tlp/Hp .................................................................................

A4. Jenis Kelamin 1. Laki-laki 2. Perempuan

[ ] A4

A5. Tanggal lahir : Tanggal ........... ...Bulan .............Tahun ............... [ ] A5

B. PEMANTAUAN BERAT BADAN IDEAL (Diisi oleh Peneliti)

B1. Berapa berat badan anda saat ini?

1. .......... kg 2.Tidak tahu

[ ] B1

B2. Kapan terakhir anda menimbang berat badan?

..........................................................................................................

[ ] B2

B3. Berapa tinggi badan anda saat ini?

1. ...........cm 2.Tidak tahu

[ ] B3

B4. Kapan terakhir anda mengukur tinggi badan?

.........................................................................................................

[ ] B4

B5. Apakah menurut anda berat badan anda ideal?

1. Ya

2. Tidak, saya kekurusan

3. Tidak, saya kegemukan

4.Tidak tahu

[ ] B5

Page 131: HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN … · 2015-01-28 · HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA. MAHASISWA . FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU .

C. POLA HIDUP BERSIH (Diisi oleh Peneliti)

C1. Anda mencuci tangan sebelum menyiapkan makanan?

1. Tidak 2. Kadang-kadang 3. Selalu

[ ] C1

C2. Anda mencuci tangan sebelum makan?

1. Tidak 2. Kadang-kadang 3. Selalu

[ ] C2

C3. Anda mencuci tangan setelah makan?

1. Tidak 2. Kadang-kadang 3. Selalu

[ ] C3

C4. Anda mencuci sayur dan buah sebelum dimasak atau dimakan

mentah?

1. Tidak 2. Kadang-kadang 3. Selalu

[ ] C4

C5. Anda mencuci peralatan makan dengan?

1. Air saja

2. Air hangat saja

3. Sabun dan Air

4. Sabun dan air hangat

[ ] C5

C6. Memasak makanan hingga matang, khususnya makan yang

mengandung daging, unggas, ikan atau telur

1. Tidak 2. Kadang-kadang 3. Selalu

[ ] C6

C7. Mencairkan makanan beku di dalam lemari pendingin atau pada air

dingan yang mengalir, bukan di atas meja atau dalam air

mengenang

1. Tidak 2. Kadang-kadang 3. Selalu

[ ] C7

C8. Memastikan makanan panas berada diatas 1400F (600C) dan makan

dingin berada di bawah 400F (600C)

1. Tidak 2. Kadang-kadang 3. Selalu

[ ] C8

C9. Menyajikan makanan matang yang telah disimpan dalam lemari

pendingin kurang dari atau sebelum 24 jam

1. Tidak 2. Kadang-kadang 3. Selalu

[ ] C9

C10.Menyimpan makanan mentah (yang harus dimasak sebelum

dimakan) dan makanan siap saji di lemari pendingin

1. Tidak 2. Kadang-kadang 3. Selalu

[ ] C10

C11.Menyimpan bahan makanan kering (seperti beras dan gula) di

dalam wadah yang tertutup rapat

1. Tidak 2. Kadang-kadang 3. Selalu

[ ] C11

C12.Sisa makanan yang disimpan di lemari pendingan atau dibekukan

hanya dipanaskan sekali

1. Tidak 2. Kadang-kadang 3. Selalu

[ ] C12

Page 132: HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN … · 2015-01-28 · HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA. MAHASISWA . FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU .

C13. Menyimpan bahan pembersih dan obat jauh dari makanan

1. Tidak 2. Kadang-kadang 3. Selalu

[ ] C13

C14.Apakah anda merokok?

1.Ya 2. Tidak

[ ] C14

C15.Apakah anda mengkonsumsi alkohol?

1.Ya 2. Tidak

[ ] C15

D. AKTIVITAS FISIK

BACA: Kami berminat untuk mengetahui aktivitas fisik yang anda lakukan sehari-hari.

Pertanyaan-pertanyan dibawah ini akan bertanya tentang tentang jumlah waktu yang

anda gunakan untuk berada dalam keadaan aktif secara fisik dalam 7 hari yang lalu.

Silahkan jawab pertanyaan-pertanyaan ini walaupun anda berpendapat bahwa anda

bukanlah seorang yang aktif. Silahkan pikirkan tentang aktifita-aktivitas yang anda

lakukan di tempat kerja, di rumah dan kawasan halaman, untuk bergerak dari satu

tempat ke tempat yang lain, dan pada waktu senggang untuk rekreasi, senam atau

olahraga.

BACA: Pikirkan tentang semua aktivitas fisik berat yang anda telah lakukan dalam 7

hari yang lalu. Aktivitas fisik berat adalah aktivitas yang menggunakan daya tenaga

fisik yang kuat dan membuat anda bernafas jauh lebih kuat daripada biasanya. Pikirkan

hanya tentang aktivitas-aktivitas fisik yang anda telah lakukan selama sekurang-

kurangnya 10 menit pada sesuatu waktu.

D. AKTIVITAS FISIK (Diisi oleh peneliti)

D1. Dalam waktu 7 hari yang lalu, berapa harikah anda telah

melakukan aktivitas fisik berat, contohnya mengangkat barang

berat (lebih dari 20 kg), mencangkul, senam aerobik atau

bersepeda cepat?

1. ............ hari seminggu

2. Tidak ada aktivitas fisik berat. Lompat ke pertanyaan nomor D3

[ ] D1

D2. Berapa lama waktu yang anda biasa gunakan untuk melakukan

aktivitas fisik berat tersebut dalam satu hari?

1. ............. jam ............. menit sehari

2. Tidak tahu / Tidak pasti

[ ] D2

Page 133: HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN … · 2015-01-28 · HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA. MAHASISWA . FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU .

BACA: Pikirkan tentang semua aktivitas fisik sedang yang anda telah lakukan dalam

waktu 7 hari yang lalu. Aktivitas fisik sedang adalah yang menggunakan daya tenaga

fisik yang sedang dan membuatkan anda bernafas agak lebih kuat daripada biasa.

Pikirkan hanya tentang aktivitas-aktivitas fisik yang anda telah lakukan selama

sekurang-kurangnya 10 menit pada sesuatu waktu.

D3. Dalam waktu 7 hari yang lalu, berapa harikah anda telah

melakukan aktivitas fisik sedang, contohnya mengangkat barang

ringan (kurang dari 20 kg), mengepel lantai, bersepeda pada

kelajuan biasa/sedang, atau bermain badminton beregu? Ini tidak

termasuk berjalan kaki.

1. ............. hari seminggu

2. Tidak ada aktivitas fisik sedang. Lompat ke pertanyaan nomor

D5

[ ] D3

D4. Berapa lama waktu yang anda biasa gunakan untuk melakukan

aktivitas fisik sedang tersebut dalam sehari?

1. ............. jam ............. menit sehari

2.Tidak tahu / Tidak pasti

[ ] D4

BACA: Pikirkan tentang waktu yang anda telah gunakan untuk berjalan kaki dalam

waktu 7 hari yang lalu. Termasuk berjalan kaki di tempat kerja dan di rumah, berjalan

kaki dari satu tempat ke tempat yang lain, dan berjalan kaki untuk rekreasi,

berolahraga, bersenam atau berjalan kaki pada waktu senggang.

D5. Dalam waktu 7 hari yang lalu, berapa harikah anda telah berjalan

kaki sekurang-kurangnya 10 menit pada satu waktu.

1. ............. hari seminggu

2. Tidak ada aktivitas jalan kaki Lompat ke pertanyaan nomor D7

[ ] D5

D6. Berapa lama waktu yang anda biasa gunakan untuk berjalan kaki

dalam satu hari?

1. ............. jam ............. menit sehari

2. Tidak tahu / Tidak pasti

[ ] D6

Page 134: HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN … · 2015-01-28 · HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA. MAHASISWA . FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU .

BACA: Pertanyaan terakhir ini berkaitan dengan waktu yang anda telah gunakan untuk

duduk pada hari kerja dalam waktu 7 hari yang lalu. Termasuk waktu yang dihabiskan

duduk di tempat kerja, di rumah, sewaktu belajar dan di waktu senggang. Termasuk

juga waktu yang di habiskan duduk di meja, berkumpul dengan teman-teman,

membaca, atau duduk atau berbaring sambil menonton TV.

D7. Dalam waktu 7 hari yang lalu, berapa lama waktu yang anda biasa

gunakan untuk duduk dalam sehari?

1. .............jam.............menit sehari

2. Tidak tahu / Tidak pasti

[ ] D7

E. PENYAKIT INFEKSI DAN MASALAH KESEHATAN LAIN

Untuk penyakit dan masalah kesehatan di bawah ini, anda hanya

menjawab “YA” apabila jawaban tersebut merupakan hasil/ sudah

pernah didiagnosa oleh dokter.

(Diisi oleh Peneliti)

Diabetes Melitus (DM)

E1. Apakah anda pernah didiagnosa menderita Diabetes Melitus (DM)?

1. Ya 2. Tidak (Lompat ke pertanyaan nomor E6)

[ ] E1

E2. Diabetes Melitus (DM) tipe apa yang anda derita?

1. DM tipe I 2. DM Tipe II 3. Tidak tahu

[ ] E2

E3. Kapan anda didiagnosa menderita Diabetes Melitus (DM)?

Sebutkan

.....................................................................................................

[ ] E3

E4. Apakah mendapat/membutuhkan suntikan insulin secara teratur?

1. Ya 2. Tidak

[ ] E4

E5. Apakah Anda pernah mengalami keadaan Koma diabetikum atau

koma insulin?

1. Ya 2. Tidak

[ ] E5

E6. Apakah dalam keluarga Anda terdapat riwayat penyakit Diabetes

Melitus (DM)? (kedua orang tua, saudara kandung dan

sebagainya)?

1. Ya 2. Tidak (Lompat ke pertanyaan nomor E8)

[ ] E6

E7. Sebutkan anggota keluarga yang menderita penyakit Diabetes Melitus (DM) tersebut? ........................................................................................................

[ ] E7

Page 135: HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN … · 2015-01-28 · HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA. MAHASISWA . FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU .

Alergi dan intoleransi makanan

E8. Apakah anda pernah didiagnosa memiliki alergi makanan tertentu? 1. Ya 2. Tidak (Lompat ke pertanyaan nomor E10)

[ ] E8

E9. Sebutkan jenis makanan yang menyebabkan anda alergi! ..........................................................................................................

[ ] E9

E10. Apakah anda pernah didiagnosa menderita celiac disease atau celiac spur? 1. Ya 2. Tidak

* Celiac Disease atau Celiac Spur: gangguan saluran cerna sehingga tidak bisa mnyerap makanan dengan baik. Penderita tidak bisa mengkonsumsi semua protein yang berasal dari gluten (roti, gandum, tepung).

[ ] E10

E11. Apakah anda pernah didiagnosa menderita intoleransi gluten? 1. Ya 2. Tidak

*Intoleransi Gluten: alergi terhadap makanan yang mengandung gluten, namun

selama sajian tidak mengandung gluten tidak terjadi reaksi apapun.

[ ] E11

Tuberculosis (TBC)

E12. Apakah anda pernah didiagnosa menderita Tuberculosis (TBC)? 1. Ya 2. Tidak (Lompat ke pertanyaan nomor E17)

[ ] E12

E13. Kapan anda didiagnosa menderita Tuberculosis (TBC)? Sebutkan ! ..........................................................................................................

[ ] E13

E14. Apakah saat ini anda masih/sedang menjalani pengobatan dan pemeriksaan rutin Tuberculosis (TBC)? Sebutkan ! 1. Ya 2. Tidak (Lompat ke pertanyaan nomor E16)

[ ] E14

E15. Sudah berapa lama anda menjalani pengobatan dan pemeriksaan rutin Tuberculosis (TBC)? Sebutkan ! ....................................................................................................... (Lompat ke pertanyaan nomor E17)

[ ] E15

E16. Kenapa anda tidak menjalani pengobatan? 1. merasa tidak perlu menjalani pengobatan 2. telah dinyatakan sembuh 3. Jawaban lain, sebutkan! .............................................................

[ ] E16

E17. Apakah dalam keluarga Anda yang tinggal serumah terdapat

riwayat Tuberculosis (TBC)? (kedua orang tua, saudara kandung

dan sebagainya)

1. Ya 2. Tidak

[ ] E17

E18. Jika Ya, sebutkan anggota keluarga yang menderita Tuberculosis (TBC) tersebut?

.........................................................................................................

[ ] E18

Page 136: HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN … · 2015-01-28 · HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA. MAHASISWA . FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU .

F. STATUS GIZI * diisi peneliti setelah penimbangan dan pengukuran (Diisi oleh Peneliti)

F1. Berat Badan ................................................. [ ] F1

F2. Tinggi Badan ................................................. [ ] F2

F3. Indeks Massa Tubuh ................................................. [ ] F3

Terima Kasih atas waktu dan kerjasamanya

Page 137: HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN … · 2015-01-28 · HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA. MAHASISWA . FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU .

*Diisi peneliti

LAMPIRAN 2

KUESIONER KEBIASAAN MAKAN FOOD RECALL (3 X 24 JAM)

Nomor Responden :

Tanggal Pengisian Kuesiner : ...............................

Nama Responden : NIM : Tanggal Lahir : No. Tlp/ Hp :

Waktu Makan Nama

Masakan

Bahan Makanan

Jenis Banyaknya

URT Gram*

Page 138: HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN … · 2015-01-28 · HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA. MAHASISWA . FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU .

LAMPIRAN 3

Output Analisa Univariat dan Bivariat

ANALISA UNIVARIAT-Frequencies

Indeks Massa Tubuh (IMT)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Berat badan kurang 26 16.8 16.8 16.8

Berat badan normal 93 60.0 60.0 76.8

Berat badan lebih 36 23.2 23.2 100.0

Total 155 100.0 100.0

Kebiasaan Makan Makanan Beragam

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak sesuai 155 100.0 100.0 100.0

Kebiasaan Makan Makanan Pokok

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid kurang 83 53.5 53.5 53.5

cukup 40 25.8 25.8 79.4

lebih 32 20.6 20.6 100.0

Total 155 100.0 100.0

Page 139: HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN … · 2015-01-28 · HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA. MAHASISWA . FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU .

Kebiasaan Makan Lauk

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid kurang 69 44.5 44.5 44.5

cukup 46 29.7 29.7 74.2

lebih 40 25.8 25.8 100.0

Total 155 100.0 100.0

Kebiasaan Makan Pauk

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid kurang 152 98.1 98.1 98.1

cukup 2 1.3 1.3 99.4

lebih 1 .6 .6 100.0

Total 155 100.0 100.0

Kebiasaan Makan Sayur

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid kurang 155 100.0 100.0 100.0

Kebiasaan Makan Buah

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid kurang 155 100.0 100.0 100.0

Page 140: HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN … · 2015-01-28 · HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA. MAHASISWA . FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU .

Katagori Pola Hidup Bersih

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid kurang 59 38.1 38.1 38.1

baik 96 61.9 61.9 100.0

Total 155 100.0 100.0

Katagori Aktivitas Fisik

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Aktifitas Berat 18 11.6 11.6 11.6

Aktifitas Sedang 76 49.0 49.0 60.6

Aktifitas Ringan 61 39.4 39.4 100.0

Total 155 100.0 100.0

Katagori Pemantauan BB normal

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid lebih dari 1 minggu yang lalu 125 80.6 80.6 80.6

kurang dari 1 minggu yang lalu 30 19.4 19.4 100.0

Total 155 100.0 100.0

Page 141: HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN … · 2015-01-28 · HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA. MAHASISWA . FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU .

ANALISA BIVARIAT-Chi-Square

Kebiasaan Makan Makanan Pokok * Status Gizi-IMT

KlpIMT

Total

Berat badan

kurang

Berat badan

normal

Berat badan

lebih

pokokklp kurang Count 13 50 20 83

% within pokokklp 15.7% 60.2% 24.1% 100.0%

cukup Count 8 24 8 40

% within pokokklp 20.0% 60.0% 20.0% 100.0%

lebih Count 5 19 8 32

% within pokokklp 15.6% 59.4% 25.0% 100.0%

Total Count 26 93 36 155

% within pokokklp 16.8% 60.0% 23.2% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig.

(2-sided)

Pearson Chi-Square .587a 4 .964

Likelihood Ratio .582 4 .965

Linear-by-Linear Association .013 1 .910

N of Valid Cases 155

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is

5,37.

Page 142: HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN … · 2015-01-28 · HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA. MAHASISWA . FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU .

Kebiasaan Makan Lauk * Status Gizi-IMT

KlpIMT

Total

Berat badan

kurang

Berat badan

normal

Berat badan

lebih

laukklp kurang Count 11 40 18 69

% within laukklp 15.9% 58.0% 26.1% 100.0%

cukup Count 8 30 8 46

% within laukklp 17.4% 65.2% 17.4% 100.0%

lebih Count 7 23 10 40

% within laukklp 17.5% 57.5% 25.0% 100.0%

Total Count 26 93 36 155

% within laukklp 16.8% 60.0% 23.2% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig.

(2-sided)

Pearson Chi-Square 1.321a 4 .858

Likelihood Ratio 1.370 4 .849

Linear-by-Linear Association .110 1 .740

N of Valid Cases 155

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected

count is 6,71.

Page 143: HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN … · 2015-01-28 · HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA. MAHASISWA . FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU .

Pola Hidup Bersih * Status Gizi-IMT

KlpIMT

Total

Berat badan

kurang

Berat badan

normal

Berat badan

lebih

Klp.PHB3 kurang Count 11 39 9 59

% within Klp.PHB3 18.6% 66.1% 15.3% 100.0%

baik Count 15 54 27 96

% within Klp.PHB3 15.6% 56.2% 28.1% 100.0%

Total Count 26 93 36 155

% within Klp.PHB3 16.8% 60.0% 23.2% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig.

(2-sided)

Pearson Chi-Square 3.396a 2 .183

Likelihood Ratio 3.548 2 .170

Linear-by-Linear Association 2.316 1 .128

N of Valid Cases 155

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected

count is 9,90.

Page 144: HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN … · 2015-01-28 · HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA. MAHASISWA . FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU .

Aktivitas fisik * Status Gizi-IMT

KlpIMT

Total

Berat badan

kurang

Berat badan

normal

Berat badan

lebih

Klp.Akt.Fisik3 Aktifitas

Berat

Count 2 13 3 18

% within Klp.Akt.Fisik3 11.1% 72.2% 16.7% 100.0%

Aktifitas

Sedang

Count 13 43 20 76

% within Klp.Akt.Fisik3 17.1% 56.6% 26.3% 100.0%

Aktifitas

Ringan

Count 11 37 13 61

% within Klp.Akt.Fisik3 18.0% 60.7% 21.3% 100.0%

Total Count 26 93 36 155

% within Klp.Akt.Fisik3 16.8% 60.0% 23.2% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig.

(2-sided)

Pearson Chi-Square 1.750a 4 .782

Likelihood Ratio 1.797 4 .773

Linear-by-Linear

Association .118 1 .731

N of Valid Cases 155

a. 2 cells (22,2%) have expected count less than 5. The

minimum expected count is 3,02.

Page 145: HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN … · 2015-01-28 · HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA. MAHASISWA . FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU .

PemantauanBBnormal * Status Gizi-IMT

KlpIMT

Total

Berat badan

kurang

Berat badan

normal

Berat

badan lebih

PBBIdeal lebih dari 1 minggu

yang lalu

Count 22 72 31 125

% within PBBIdeal2 17.6% 57.6% 24.8% 100.0%

kurang dari 1

minggu yang lalu

Count 4 21 5 30

% within PBBIdeal2 13.3% 70.0% 16.7% 100.0%

Total Count 26 93 36 155

% within PBBIdeal2 16.8% 60.0% 23.2% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig.

(2-sided)

Pearson Chi-Square 1.572a 2 .456

Likelihood Ratio 1.621 2 .445

Linear-by-Linear Association .091 1 .763

N of Valid Cases 155

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected

count is 5,03.