HUBUNGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DARING DENGAN...
Transcript of HUBUNGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DARING DENGAN...
HUBUNGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DARING DENGAN
MINAT BELAJAR SISWA MI PADA MASA PANDEMI COVID- 19
DI DESA KRINCING SECANG MAGELANG
TAHUN 2020
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Sebagai Syarat
guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Disusun oleh:
Nama : Elvania Rachim
NIM : (23040160108)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2020
ii
iii
HUBUNGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DARING DENGAN
MINAT BELAJAR SISWA MI PADA MASA PANDEMI COVID- 19
DI DESA KRINCING SECANG MAGELANG
TAHUN 2020
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Sebagai Syarat
guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Disusun oleh:
Nama : Elvania Rachim
NIM : (23040160108)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2020
iv
v
vi
vii
MOTTO
فإن مع ٱلعسر يسرا
“Sesungguhnya Bersama Kesulitan Ada Kemudahan”
(QS. Al- Insyirah ayat: 5)
ORA ET LABORA
(Belajar dan Berusaha)
viii
PERSEMBAHAN
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufik,
serta hidayah- Nya. Skripsi ini penulis persembahkan untuk:
1. Kedua orang tuaku tercinta, Bapak Muhammad Taufiqurrohman dan Ibu Nur
Anhar yang senantiasa memberikan dukungan serta memberikan do‟a dan
kasih sayang, bimbingan, nasihat dan motivasi di dalam kehidupanku.
2. Adikku tercinta Aghis Nur Rohman yang selalu memberikan dukungan.
3. Keluarga besar Bani Ilham dan Bani Zurqani yang selalu memberikan
dukungan dan do‟a.
4. Alm. Bapak KH. Zoemri RWS dan Ibu Nyai Hj. Latifah Zoemri selaku
pengasuh Pondok Pesantren Tarbiyatul Al- Falah Salatiga yang telah
memberikan ilmu, motivasi, serta kasih sayangnya selama ini, dan yang selalu
kami tunggu- tunggu barokah manfaat ilmunya.
5. Kepada keluarga besar PPTI Al- Falah khususnya AKSARA‟16 (Angkatan
Satu Rasa 2016) yang telah memberikan dukungan serta motivasi.
6. Sahabat- sahabatku tercinta Alfa‟16 (Dessy, Iin, Siti Nurul, Puji, Ela‟, Novika,
Ika, Analy, Dina, Denia, Devi Fahmi, Chabib, Abeb, Reva, Irfan, Iktafi,
Ghufron, Alung, Zein, Royan, Adi, Icul, Ridho, Abraham, Arifin)
7. Teman- temanku kamar B7 dan Izza, Seviyanti, Iin Isna, Seni, Zidni yang
selalu memberikan dukungan dan semangat.
8. Teman- temanku selama PPL di MI Ma‟arif Sraten dan KKN posko
Kembaran 2 yang telah mensupport demi terselesainya skripsi ini.
9. Seseorang yang akan menjadi calon imamku.
ix
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat taufik serta hidayah-Nya. Shalawat serta salam penulis
sanjungkan kepada junjungan kita, nabi yang pemberi rahmat dan nabi
penyempurna segala kema‟arifan Nabi Muhammad SAW, sehingga penyusunan
skripsi yang berjudul “Hubungan Pelaksanaan Pembelajaran Daring Dengan
Minat Belajar Siswa MI Pada Masa Pandemi Covid- 19 di Desa Krincing, Secang,
Magelang Tahun 2020” dapat terselesaikan.
Selanjutnya penulis haturkan ucapan terimakasih dan penghargaan yang
setinggi- tingginya kepada yang terhormat:
1. Bapak Prof. Dr. H. Zakiyuddin Baidhawy, M. Ag. selaku Rektor IAIN
Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M. Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu
Keguruan IAIN Salatiga.
3. Ibu Dr. Peni Susapti, S. Si., M. Pd. selaku ketua Progam Studi Pendidikan
Guru Madrasah Ibtidaiyah IAIN Salatiga.
4. Bapak Dr. Miftahuddin, M. Ag. selaku Dosen Pembimbing Akademik
yang telah membimbing penulis dalam menempuh studi di IAIN Salatiga.
5. Ibu Dra. Siti Farikhah M. Pd. selaku dosen pembimbing skripsi yang
dengan sabarnya memberikan bimbingan dan arahan pada penulis dalam
penyusunan skripsi ini.
x
6. Seluruh Dosen Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan PGMI
IAIN Salatiga yang telah berkenan memberikan ilmu pengetahuan
ketarbiyahan kepada penulis dan pelayanan hingga studi ini dapat selesai.
7. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah
mambantu selama proses penulisan skripsi ini.
Semoga amal mereka diterima sebagai amal ibadah oleh Allah SWT serta
mendapatkan balasan yang berlipat ganda. Penulis sadar bahwa dalam penulisan
ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
dengan kerendahan hati penulis mohon saran dan kritik yang sifatnya membangun
demi kesempurnaan penulis skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
penulis khususnya maupun pembaca pada umumnya. Amin ya robbal „alamin.
Salatiga, 31 Agustus 2020
Penulis
xi
ABSTRAK
Rachim, Elvania. 2020. Hubungan Pelaksanaan Pembelajaran Daring Dengan
Minat Belajar Siswa MI Pada Masa Pandemi Covid- 19 di desa Krincing
Secang Magelang Tahun 2020. Skripsi, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan, Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Institut Agama Islam
Negeri Salatiga. Pembimbing: Dra. Siti Farikhah, M. Pd.
Kata Kunci: Pembelajaran Daring, Pelaksanaan Pembelajaran Daring Fiqih,
Minat belajar Siswa
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pelaksanaan
pembelajaran daring dengan minat belajar siswa MI pada masa pandemi covid- 19
di desa Krincing Secang Magelang tahun 2020. Yang ingin dijawab dalam
penelitian ini adalah: (1) Bagaimana pelaksanaan pembelajaran daring fiqih pada
masa pandemi covid- 19 pada siswa MI di desa Krincing, Secang, Magelang tahun
2020? (2) Bagaimana minat belajar fiqih pada siswa MI pada masa pandemi
covid- 19 di desa Krincing, Secang, Magelang tahun 2020? (3) Adakah hubungan
pelaksanaan pembelajaran daring fiqih pada masa pandemi covid- 19 terhadap
minat belajar siswa MI di desa Krincing, Secang, Magelang tahun 2020?
Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif
dipakai untuk memahami hubungan antara variabel independen yakni pelaksanaan
pembelajaran daring fiqih dengan variabel dependen yakni minat belajar siswa.
Metode pengumpulan data menggunakan angket dan dokumentasi. Langkah
selanjutnya melakukan analisis dengan cara: (1) Analisis pendahuluan dengan
perhitungan persentase. (2) Analisis lanjutan dengan perhitungan rumus korelasi
product moment dari Karl Pearson.
Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah: (1) Pelaksanaan
pembelajaran daring fiqih pada masa pandemi covid- 19 pada siswa MI di desa
Krincing Secang Magelang tahun 2020 berada dalam kategori tinggi. Terbukti
83,3% dari 30 siswa yaitu 25 siswa dalam kategori tinggi. (2) Minat belajar siswa
MI di desa Krincing Secang Magelang tahun 2020 berada dalam kategori tinggi.
Terbukti 93,3% dari 30 siswa yaitu 28 siswa dalam kategori tinggi. (3) Ada
hubungan antara pelaksanaan pembelajaran daring fiqih dengan minat belajar
siswa MI pada masa pandemi covid- 19 dengan nilai r sebesar 0,414. Jumlah
sampel berjumlah 30 pada taraf signifikansi 1% bernilai 0,463. Hal tersebut
menunjukkan pada taraf signifikansi 1% nilai r hitung lebih kecilr dari r tabel.
Maka hipotesis penelitian ini yang menyebutkan bahwa pelaksanaan pembelajaran
daring fiqih berhubungan dengan minat belajar siswa MI pada masa pandemi
covid- 19 di desa Krincing Secang Magelang tahun 2020 diterima.
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN DEPAN ........................................................................................................ i
HALAMAN BERLOGO .............................................................................................. ii
HALAMAN SAMPUL ................................................................................................... iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................................... iv
PENGESAHAN KELULUSAN ........................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN .......................................................... vi
MOTTO .......................................................................................................................... vii
PERSEMBAHAN ......................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ..................................................................................................... ix
ABSTRAK ...................................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ......................................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ...................................................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian ................................................................................................... 6
E. Definisi Operasional .................................................................................................. 8
F. Sistematika Penulisan .............................................................................................. 13
BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................................ 15
A. Kajian Teori ............................................................................................................ 15
1. Pembelajaran Daring .......................................................................................... 15
2. Pembelajaran Fiqih di MI ................................................................................... 20
3. Pengertian Minat Belajar .................................................................................... 22
B. Kajian Pustaka ......................................................................................................... 30
xiii
C. Hipotesis Penelitian ................................................................................................. 31
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................................. 33
A. Jenis Penelitian........................................................................................................ 33
B. Tempat dan Waktu penelitian ................................................................................. 33
C. Populasi dan Sampel Penelitian .............................................................................. 34
D. Variabel penelitian .................................................................................................. 37
E. Instrumen Penelitian ................................................................................................ 38
F. Metode Pengumpulan Data ..................................................................................... 41
G. Teknik Analisis Data ............................................................................................... 42
BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA ............................................................... 44
A. Deskripsi Data ......................................................................................................... 44
1. Deskripsi Lokasi Penelitian .................................................................................. 44
2. Deskripsi Data Penelitian ...................................................................................... 44
B. Analisis Data ........................................................................................................... 46
1. Analisis Pendahuluan ............................................................................................ 46
C. Pembahasan ............................................................................................................. 61
2. Minat Belajar Siswa MI di desa Krincing Secang Magelang Tahun 2020 ........... 63
3. Hubungan Pelaksanaan Pembelajaran Daring Dengan Minat Belajar Siswa MI
Pada Masa Pandemi Covid- 19 di desa Krincing Secang Magelang Tahun 2020 .... 65
BAB V PENUTUP ........................................................................................................... 67
A. Kesimpulan ............................................................................................................. 67
B. Saran ........................................................................................................................ 68
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 70
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Daftar Populasi Siswa MI...................................................................33
Tabel 3.2 Daftar Sampel Siswa MI.....................................................................36
Tabel 3.3 Skor Alternatif Jawaban......................................................................38
Tabel 3.4 Indikator Pelakasanaan Pembelajaran Daring..................................39
Tabel 3.5 Indikator Minat Belajar Siswa............................................................40
Tabel 4.1 Hasil Angket Variabel X.....................................................................46
Tabel 4.2 Interval Pelaksanaan Pembelajaran Daring Fiqih..............................48
Tabel 4.3 Disribusi Frekuensi Pelaksanaan Pembelajaran Daring Fiqih..........50
Tabel 4.4 Hasil Angket Variabel Y (Minat Belajar Siswa..................................51
Tabel 4.5 Interval Pelaksanaan Minat Belajar Siswa.........................................53
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Minat Belajar Siswa..........................................54
Tabel 4.7 Tabel Kerja Koefisien Variabel X dan Variabel Y.............................55
Tabel 4.8 Tabel Nilai r Product Moment............................................................58
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup..................................................................70
Lampiran 2 Surat Pembimbing Skripsi............................................................71
Lampiran 3 Surat Ijin Penelitian Skripsi..........................................................72
Lampiran 4 Surat Ijin Telah Melakukan Penelitian.........................................73
Lampiran 5 Lembar Konsultasi Skripsi...........................................................74
Lampiran 6 Lembar SKK................................................................................77
Lampiran 7 Dokumentasi................................................................................78
Lampiran 8 Daftar Nama Responden.............................................................80
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu bidang yang sangat penting dan
memerlukan perhatian khusus dari semua lapisan masyarakat, bukan hanya
pemerintah yang bertanggung jawab atas keberhasilan dan kemajuaan
pendidikan di Indonesia akan tetapi semua pihak guru, orang tua maupun siswa
sendiri ikut bertanggung jawab. Pendidikan nasional sedang mengalami
perubahan yang cukup mendasar yang diharapkan dapat memecahkan berbagai
masalah yang berhubungan dengan mutu dan kualitas pendidikan yang masih
rendah. Rendahnya kualitas pendidikan ini terlihat dari capaian daya serap
siswa tehadap materi pelajaran yang masih rendah pula (Isnaini, 2015: 42).
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk
memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai
hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan (Slameto,
2003:2).
Jadi belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon.
Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan
perubahan perilakunya.
Pembelajaran merupakan pusat kegiatan belajar mengajar, yang terdiri dari
guru dan siswa, yang bermuara pada pematangan intelektual, kedewasaan
2
emosional, ketinggian spiritual, kecakapan hidup, dan keagungan moral.
Sebagian besar waktu anak dihabiskan untuk menjalani rutinitas pembelajaran
setiap hari. Bahkan dalam ekstrakurikuler pun, pembelajaran masih terus
berlangsung. Relasi guru dan pembelajaran ini sangat menentukan keberhasilan
pembelajaran yang dilakukan (Asmani, 2013:05).
Aktivitas belajar merupakan unit instruksional yang bermakna. Hal ini
secara konseptual merupakan sesuatu yang harus dilakukan oleh peserta didik
selama proses belajar. Sebuah aktivitas belajar artinya menyediakan sumber
daya pembelajaran (aset atau obyek pembelajaran) kepada peserta didik
(Bilfaqih, 2003:22).
Era globalisasi adalah era di mana segala sesuatu selalu berkembang dan
mengalami kemajuan sehingga memudahkan manusia untuk beraktivitas. Salah
satu bidang kemajuan di era ini adalah kemajuan bidang teknologi internet.
Perkembangan teknologi internet akan dapat mempengaruhi berbagai aspek
kehidupan manusia, salah satunya adalah aspek pendidikan (Arsyad, 2006: 7).
Saat ini Indonesia telah dikejutkan dengan mewabahnya suatu penyakit
yang disebabkan oleh sebuah virus yang bernama corona atau dikenal dengan
istilah covid- 19 (Corona virus diseases- 19). Virus corona atau Severe Acute
Respiratory Syndrome Corona Virus (SARS- CoV-2) adalah virus yang
menyerang sistem pernapasan. Penyakit karena virus ini disebut dengan covid-
19. Virus corona bisa menyebabkan gangguan ringan pada sistem pernapasan,
infeksi paru- paru yang berat, hingga kematian. Rumitnya penanganan wabah
3
ini membuat para pemimpin dunia menerapkan kebijakan yang super ketat
untuk memutus rantai penyebaran covid- 19. Social Distancing merupakan
pilihan kebijakan untuk pencegahan penyebaran covid- 19 yang memiliki
dampak positif juga negatif bagi kehidupan masyarakat. Termasuk bidang
pendidikan di seluruh dunia juga terdampak kebijakan ini. Di Indonesia
pemerintah meliburkan atau memindahkan proses pembelajaran siswa dari
sekolah/ madrasah menjadi di rumah. Peralihan cara pembelajaran ini memaksa
berbagai pihak untuk mengikuti alur agar pembelajaran tetap berlangsung,
yaitu pemanfaatan teknologi. Pembelajaran ini disebut dengan pembelajaran
daring (dalam jaringan). Namun jika dilihat dari kondisi negara indonesia saat
ini, penggunaan pembelajaran daring kurang efektif dalam pelaksanaannya,
karena penguasaan teknologi yang masih rendah, keterbatasan sarana dan
prasarana, jaringan internet, dan biaya.
Pembelajaran daring adalah pembelajaran yang diselenggarakan melalui
jaringan web. Setiap mata kuliah/ pelajaran menyediakan materi dalam bentuk
rekaman video atau slideshow, dengan tugas- tugas mingguan yang harus
dikerjakan dengan batas waktu pengerjaan yang telah ditentukan dan beragam
sistem penilaian (Bilfaqih, 2012:5).
Di dalam bukunya “The One World Schoolhouse”, Salman Khan
mengatakan: “Pendidikan tidak terjadi di dalam ruang antar mulut guru dan
telinga murid. Pendidikan terjadi di ruang di dalam anak masing- masing.”. Hal
ini sejalan dengan teori pembelajaran kontruktivisme bahwa ilmu pengetahuan
itu dibangun oleh murid melalui proses belajar, bukan dipindahkan dari guru ke
4
murid.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan peneliti diperoleh informasi
bahwa MI di desa Krincing Kecamatan Secang Kabupaten Magelang juga telah
menerapkan pembelajaran daring kepada siswanya sejak mewabahnya covid-
19. Termasuk pada mata pelajaran Fiqih. Jika dilihat dari kondisi daerah,
masyarakat, dan jaringan internet di desa tersebut sudah temasuk baik.
Walaupun siswa harus belajar dari rumah akan tetapi pelaksanaan
pembelajaran daring fiqih diharapkan tetap berjalan dengan baik, sehingga,
diharapkan siswa MI dapat mengikuti pembelajaran daring fiqih dengan
maksimal. Dengan pembelajaran daring bisa saja meningkatkan minat belajar
siswa dengan melihat langsung secara nyata objek yang ingin mereka pelajari
namun juga bisa sebaliknya akan dapat menurunkan minat belajar.
Minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan
yang besar terhadap sesuatu (Syah, 2009: 152).
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, minat adalah kecenderungan hati
yang tinggi terhadap sesuatu, gairah atau keinginan. Secara umum, minat
merupakan perhatian yang mengandung unsur- unsur perasaan. Minat ini
merupakan dorongan atau keinginan dalam diri seseorang pada objek tertentu.
Minat termasuk faktor intrinsik yang dapat berpengaruh terhadap hasil
belajar seseorang. Apabila dia berminat pada suatu mata pelajaran, maka akan
cenderung bersungguh- sungguh dalam mempelajari pelajaran tersebut.
Sebaliknya, sesorang yang kurang berminat terhadap suatu pelajaran, maka ia
5
akan cenderung enggan mempelajari pelajaran (Wahyudin, 2010: 59).
Dari uraian di atas, minat sangatlah penting tertanam dalam diri siswa.
Karena itu, ketika seseorang dalam hatinya sudah tumbuh semangat untuk
belajar maka tidak akan ada kata putus asa lagi untuk selalu menimba ilmu
Allah. Karena Allah akan selalu memperlihatkan hasil dari apa yang sudah
dilakukan oleh umatnya, seperti firman- Nya dalam Al qur‟an Surat An- Najm
ayat 39- 40:
ن س ان إل ما سعى }۹۳{ وأن ليس لل
وأن سعيهۥ سوف يرى }۰۴{
Artinya: Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa
yang telah di usahakannya, dan bahwasanya usaha itu kelak akan diperlihat
(kepadanya).”(Qs. An-Najm: 39- 40)
Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti akan melakukan
penelitian pada siswa MI di desa Krincing, Secang, Magelang, dengan judul
“HUBUNGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DARING DENGAN
MINAT BELAJAR SISWA MI PADA MASA PANDEMI COVID-19 DI
DESA KRINCING SECANG MAGELANG TAHUN 2020/ 2021”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat peneliti rumuskan masalahnya
sebagai berikut:
1. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran daring fiqih pada masa pandemi
6
covid- 19 pada siswa MI di desa Krincing, Secang, Magelang tahun 2020?
2. Bagaimana minat belajar fiqih siswa MI pada masa pandemi covid- 19 di
desa Krincing, Secang, Magelang tahun 2020?
3. Adakah hubungan pembelajaran daring fiqih pada masa pandemi covid- 19
terhadap minat belajar siswa MI di desa Krincing, Secang, Magelang tahun
2020?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka peneliti mengambil tujuan
dari penelitian ini yaitu:
1. Untuk mengidentifikasi pelaksanaan pembelajaran daring fiqih pada masa
pandemi covid- 19 pada siswa MI di desa Krincing, Secang, Magelang
tahun 2020.
2. Untuk mengidentifikasi minat belajar fiqih siswa MI pada masa pandemi
covid- 19 di desa Krincing, Secang, Magelang tahun 2020.
3. Untuk mengidentifikasi adakah hubungan pelaksanaan pembelajaran daring
fiqih pada masa pandemi covid- 19 terhadap minat belajar siswa MI di desa
Krincing, Secang, Magelang tahun 2020.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat membawa manfaat bagi peneliti
sendiri maupun pembaca. Manfaat dari penelitian ini dapat dibagi menjadi dua,
7
yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis, antara lain:
1. Manfaat Teoritis
a. Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi tentang
minat belajar siswa MI pada masa pandemi covid- 19 di desa Krincing,
Secang Magelang.
b. Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan gambaran tentang
hubungan pelaksanaan pembelajaran daring fiqih pada masa pandemi
covid-19 dengan minat belajar siswa di desa Krincing, Secang,
Magelang.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
Penelitian ini memberikan kesempatan bagi peneliti untuk memberikan
gambaran sejauh mana hubungan dan peranan minat belajar fiqih siswa
MI pada masa pandemi covid- 19, serta dapat menambah pengetahuan
dan keterampilan peneliti dalam melakukan penelitian lain di masa
mendatang dengan lebih baik.
b. Bagi Guru
Melalui penelitian ini, diharapkan dapat menambah informasi kepada
guru akan pentingnya menumbuhkan minat belajar siswa, salah satunya
dengan menyesuaikan metode pembelajaran daring fiqih yang diterapkan
8
pada siswa MI pada masa pandemi covid- 19, sehingga meningkatkan
minat belajar siswa.
c. Bagi Siswa
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menumbuhkan minat belajar
siswa MI menjadi kritis dalam melaksanakan pembelajaran daring fiqih
pada masa pandemi covid- 19
d. Bagi Orang tua
Melalui penelitan ini, diharapkan orang tua bisa lebih menyadari dan
memperhatikan akan pentingnya memacu dan mendukung minat belajar
anak dengan memfasilitasi secara optimal sesuai dengan minat belajar
yang dimiliki oleh anaknya, sehingga hasil belajarnya diharapkan
menjadi lebih optimal.
E. Definisi Operasional
1. Pelaksanaan Pembelajaran Daring Fiqih
Pelaksanaan pembelajaran daring adalah variabel yang peneliti
gunakan untuk mengukur sejauh mana siswa MI mengikuti pembelajaran
daring fiqih, dengan ini disebut dengan variabel X. Pada masa pademi
covid- 19 ini siswa tidak terlepas dari yang namanya pembelajaran daring
untuk bisa mengikuti pelajaran dan menambah pengetahuan dari rumah.
Adapun indikator pembelajaran daring fiqih yaitu:
9
a. Kualitas pembelajaran
Kebenaran, akurasi, keberimbangan penyajian ide, dan ketepatan
tingkat kerincian (keluasan dan kedalaman). Dalam evaluasi objek
pembelajaran, aspek kualitas konten merupakan elemen yang paling
menonjol dalam membentuk kepakaran. Objek pembelajaran, meskipun
desainnya menarik, menjadi tak berguna apabila isinya tidak akurat atau
bahkan menyesatkan.
b. Keselarasan dengan tujuan pembelajaran
Objek pembelajaran dikembangkan sebagai pendukung kegiatan
pembelajaran. Oleh karenanya, evaluasi atas objek pembelajaran harus
mencakup juga keselarasannya dengan tujuan pembelajaran, aktivitas
belajar, asesmen, dan karakteristik peserta pembelajaran. Objek
pembelajaran menjadi kurang efektif apabila ternyata tidak selaras
dengan kegiatan belajar dan asesmennya.
c. Umpan balik
Pemberian umpan balik dan adaptasi objek pembelajaran terhadap
karakteristik peserta pembelajaran merupakan salah satu cara untuk
mengefektifkan pembelajaran.
d. Teknik pembelajaran daring
Teknik pembelajaran daring merupakan teknik pembelajaran yang
menggunakan model interaktif berbasis internet, sehingga dalam proses
10
pembelajarannya menggunakan jaringan internet. Dimana sinyal dan
penguasaan teknologi juga mempengaruhi proses pembelajarn daring.
2. Minat Belajar
Minat adalah kecenderungan jiwa untuk memperhatikan suatu
kegiatan belajar yang memiliki sangkut paut terhadap dirinya sebagai
individu. Dengan demikian bahwa minat pada dasarnya memiliki hubungan
antara dirinya dengan sesuatu di luar dirinya yang pada akhirnya semakin
kuat atau dekat hubungan tersebut maka semakin besar niatnya.
Adapun indikator minat belajar yaitu:
a. Motivasi
Motivasi adalah sebuah dorongan, hasrat, ataupun minat yang
begitu besar di dalam diri untuk mencapai suatu keinginan, cita- cita dan
tujuan tertentu. Adanya motivasi akan membuat individu berusaha sekuat
tenaga untuk mencapai yang diinginkannya.
Kemampuan objek pembelajaran untuk memotovasi dan menarik
perhatian peserta pembelajaran. Kualitas motivasi objek pembelajaran
mempengaruhi besarnya upaya peserta pembelajaran untuk belajar
dengan objek pembelajaran tersebut.
Keinginan yang datangnya dari nafsu/ dorongan, apabila yang
dituju itu sesuatu yang kongrit/ nyata maka nafsu disebut keinginan.
Dari nafsu aktif timbul keinginan yang mengerjakan sesuatu pekerjaan.
11
Dengan demikian pengertian keinginan ialah dorongan nafsu yang
tertuju kepada sesuatu benda tertentu atau yang kongkrit. Keinginan yang
dipraktikkan bisa menjadi kebiasaan.
b. Respect
Respect adalah rasa hormat. Bukan sekedar hormat saja, tapi juga
hormat yang disertai rasa kekaguman. Respect bukan hanya sekedar
kekaguman karena hal- hal yang dilihat secara sekilas saja, tapi juga rasa
hormat dan kagum terhadap kemampuan diri sendiri dan kepribadian
orang lain yang bisa diwujudkan dalam bentuk perhatian.
Siswa yang memiliki perhatian dalam belajar maka jiwa dan
pikirannya akan fokus dengan apa yang dipelajarinya. Guru dapat
memperhatikan selama pelajaran berlangsung sehingga dapat diketahui
tingkat minat siswa terhadap pelajaran tersebut. Siswa yang berminat
pada pembelajaran daring maka ia akan memusatkan perhatiannya lebih
banyak (Bahrudin, 2016: 178).
c. Resitasi
Resitasi merupakan suatu metode pembelajaran yang dapat
dilakukan oleh guru saat mengajar. Resitasi merupakan sebuah
pemberian tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar yang
dapat dilakukan dalam kelas, di halaman sekolah, di laboratorium, di
perpustakaan dan pada lingkungan sekolah lainnya yang mendukung
(Djamarah, 2006: 85).
12
Pemberian tugas adalah suatu pekerjaan yang harus siswa
selesaikan tanpa terikat dengan tempat pemberian tugas belajar, biasanya
dikaitkan dengan masalah pelaporan siswa sesudah atau setelah mereka
selesai mengerjakan tugas (Ahmadi, 1999: 62)
Adapun kaitannya dengan pembelajaran fiqih yaitu tugas- tugas
yang diberikan oleh guru kepada siswa baik berupa soal ataupun
praktikum, seperti siswa harus mengerjakan soal fiqih dan dikumpulkan
tepat waktu, tugas menghafalkan bacaan shalat dan lain- lain.
3. Hubungan Pembelajaran Daring Fiqih Dengan Minat Belajar
Pembelajaran daring akan meningkatkan minat belajar siswa saat
di rumah. Kegiatan belajar dengan daring learning dapat membuat siswa
tidak merasa bosan saat pembelajaran berlangsung serta siswa semakin
tertarik dalam mengikuti pembelajaran daring. Pembelajaran dengan daring
learning bagi siswa adalah pelajaran yang menyenangkan siswa karena
dapat menyimaknya dengan melalui hp android, laptop, maupun komputer
bukan hanya sekedar menyimak buku. Bukan hanya di siswa, tetapi dengan
daring learning juga sangat membantu untuk guru yang sedang ada acara
atau tidak bisa pergi ke sekolah. Mengajar dengan metode ini sangat cocok
bagi guru yang sedang tidak bisa mengajar di kelas, karena dengan adanya
pembelajaran daring dari rumah guru pun tinggal mengakses materi fiqih
apa yang perlu disampaikan dari guru ke siswa.
Siswa yang berminat terhadap suatu mata pelajaran maka ia akan
13
memiliki perasaan senang terhadap pelajaran maupun guru mata pelajaran
tersebut. Siswa yang berminat pada mata pelajaran tertentu, ia akan senang
mempelajarinya dan mengikuti pelajaran tersebut dengan penuh antusias
tanpa ada beban ataupun paksaan dalam dirinya.
F. Sistematika Penulisan
Sistematika skripsi merupakan garis besar penyusunan skripsi untuk
mempermudah jalan pikiran dalam memahami secara keseluruhan isi
skripsi.
BAB 1 Pendahuluan
Bab satu merupakan pendahuluan yang berisi tentang latar
belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
metode penelitian, definisi operasional, dan sistematika penulisan.
BAB II Landasan Teori
Bab dua berisi tentang landasan teori dari tiap- tiap variabel
penelitian yang meliputi definisi pembelajaran daring, tujuan dari
pembelajaran daring, pemanfaatan pembelajaran daring, karakteristik dan
dasar hukum pembelajaran daring, definisi pembelajaran daring fiqih di MI
dan tujuannya, minat belajar, kaitannya pelaksanaan pembelajaran daring
dengan minat belajar siswa MI, dan kajian pustaka dari penelitian yang
relevan.
BAB III Metode Penelitian
14
Bab tiga mencakup metode penelitian yang meliputi: jenis
penelitian, lokasi dan waktu penelitian, populasi dan sampel, variabel
penelitian, instrumen penelitian, metode pengumpulan data, dan teknik
analisis data.
BAB IV Deskripsi dan Analisis Data
Bab empat berisi tentang deskripsi data dan analisis hubungan
pelaksanaan pembelajaran daring fiqih dengan minat belajar siswa MI pada
masa pandemi covid- 19 di desa Krincing, Secang, Magelang.
BAB V Penutup
Bab lima berisi kesimpulan dan saran. Bagian akhir dalam skripsi
berisi tentang daftar pustaka dan lampiran- lampiran.
15
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Pembelajaran Daring
a. Pengertian pembelajaran daring
Pembelajaran berasal dari kata “belajar” yang berarti suatu
aktivitas pengembangan diri melalui pengamalan, bertumpu pada
kemampuan diri di bawah bimbingan pengajar (Tirtaharjda, 2005: 51).
Sedangkan istilah “pembelajaran bermakna sebagi upaya untuk
membelajarkan seseorang atau sekelompok orang melalui berbagai
upaya dan berbagai strategi, metode, pendekatan ke arah pencapaian
tujuan yang telah direncanakan (Majid, 2012: 109).
Pembelajaran daring adalah pembelajaran yang diselenggarakan
melalui jaringan web. Setiap mata kuliah/ pelajaran menyediakan
materi dalam bentuk rekaman video atau slideshow, dengan tugas-
tugas mingguan yang harus dikerjakan dengan batas waktu pengerjaan
yang telah ditentukan dan beragam sistem penilaian (Bilfaqih, 2012:5).
Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi saat ini membawa
berbagai perubahan dalam kehidupan manusia. Peranan Teknologi
Informasi dan Komunikasi (TIK) semakin dirasakan di berbagai sektor,
termasuk di bidang pendidikan (Bilfaqih, 2015: 1).
Pembelajaran daring learning juga sangat efektif bagi siswa karena
bisa berlatih dengan adanya umpan balik terkait menggabungkan
16
kolaborasi kegiatan dengan belajar mandiri, dan personalisasi
pembelajaran berdasarkan kebutuhan siswa yang menggunakan
simulasi dan permainan. Pembelajaran berbasis daring learning
dibangun melalui beberapa prinsip yang berperan untuk menentukan
keberhasilan proses pembelajaran. Hal ini membuat pembelajaran
berbasis daring learning menjadi efektif yang dasarnya bergantung dari
pandangan pemegang kepentingan. Menurut Rusman (2011) setidaknya
harus ada prinsip urtama dalam pembelajaran berbasis daring learning
di antaranya:
1) Interaksi
Interaksi berarti kapasitas komunikasi dengan orang lain yang tertarik
pada topik yang sama atau menggunakan pembelajaran berbasis
daring learning. Dalam lingkungan belajar, interaksi berarti kapasistas
berbicara baik antar peserta maupun antara peserta dengan instruktur.
Interaksi membedakan antara pembelajaran berbasis daring learning
dengan pembelajaran berbasis komputer (Computer-Based
Instruction). Hal ini berarti bahwa mereka yang terlibat dalam
pembelajaran berbasis daring learning tidak berkomunikasi dengan
mesin, melainkan dengan orang lain (baik peserta maupun tutor) yang
kemungkinan tidak berada pada lokasi dengan waktu yang sama.
Interaksi tidak hanya menyediakan hubungan antar manusia, tetapi
menyediakan keterhubungan isi, dimana setiap orang dapat membantu
antara satu dengan yang lain untuk memahami isi materi dengan
17
berkomunikasi. Hal tersebut menciptakan lapisan belajar terdalam
yang tidak bisa diciptakan oleh pengembangan media.
2) Ketergunaan
Ketergunaan yang dimaksud di sini adalah bagaimana bisa
pembelajaran yang berbasis Daring Learning diaktualisasikan.
Terdapat dua elemen penting dalam prinsip ketergunaan, yaitu
konsistensi dan kesederhanaan. Intinya adalah bagaimana
perkembangan pembelajaran berbasis Daring Learning ini
menciptakan lingkungan belajar yang konsisten dan sederhana,
sehingga siswa tidak mengalami kesulitan baik dalam proses
pembelajaran maupun navigasi konten (materi dan aktivitas belajar
lain).
b. Tujuan Pembelajaran Daring
Secara umum, pembelajaran daring bertujuan memberikan layanan
pembelajaran bermutu secara dalam jaringan (daring) yang bersifat
masif dan terbuka untuk menjangkau audiens yang lebih banyak dan
lebih luas.
c. Manfaat Pembelajaran Daring
1) Meningkatkan mutu pendidikan dan pelatihan dengan
memanfaatkan multimedia secara efektif dalam pembelajaran.
2) Meningkatkan keterjangkauan pendidikan dan pelatihan yang
bermutu melalui penyelenggaraan pembelajaran dalam jaringan.
18
3) Menekan biaya penyelenggaraan dan pelatihan yang bermutu
melalui pemanfaatan sumber daya bersama.
d. Karakteristik Pembelajaran Daring
Berdasarkan situasi yang berkembang, pembelajaran daring
memiliki karakteristik yang utama sebagai berikut:
1) Daring
Pembelajaran daring adalah pembelajaran yang diselenggarakan
melalui jejaring web. Setiap mata kuliah/ pelajaran menyediakan
materi dalama bentuk video atau slideshow, dengan tugas- tugas
mingguan yang harus dikerjakan dengan batas waktu pengerjaan
yang telah ditentukan dan beragam sistem penilaian.
2) Masif
Masif adalah sesuatu yang terjadi secara besar- besaran atau dalam
skala luas. Jadi dalam pemebelajaran daring terdapat jumlah
partisipan tanpa batas yang diselenggarakan melalui jejaring web.
3) Terbuka
Sistem pembelajaran daring bersifat terbuka, artinya terbuka
aksesnya bagi kalangan pendidikan, industri, usaha dan khalayak
masyarakat umum. Dengan syarat terbuka, tidak ada syarat
pendaftaran khusus bagi pesertanya. Siapa saja, dengan latar
belakang apa saja dan pada usia berapa saja, bisa mendaftar. Hak
belajar tak mengenal latar belakang dan batas usia (Bilfaqih, 2015:
4- 5).
19
e. Dasar Hukum Pembelajaran Daring
Untuk menjamin pelaksanaan dan keberlanjutan program
pembelajaran, pendidikan dan pelatihan secara daring,
pengembangannya harus mempertimbangkan peraturan dan undang-
undang yang berlaku. Beberapa diantaranya yang terkait adalah sebagai
berikut:
1) Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional
2) Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan
3) Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
4) Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 129a/ U/ 2004
tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pendidikan
5) Permendiknas Nomor 38 Tahun 2008 tentang Pengelolaan
Teknologi Informasi dan Komunikasi di Lingkungan Departemen
Pendidikan Nasional
6) UU No. 19 Tahun 2002 tentang Hak atas Kekayaan Intelektual
7) Peraturan Presiden Detiknas tentang Pemanfaatan TIK (KEPRES
RI NOMOR 20 TAHUN 2006)
8) Dokumen Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2010-2014
9) Renstra Strategis Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi,
Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2010-2014
20
10) Permendikbud Nomor 109 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan
Pendidikan Jarak Jauh pada Pendidikan Tinggi
11) Permendikbud Nomor 119 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan
Pendidikan Jarak Jauh pada Jenjang Pendidikan Dasar dan
Menengah (Yusuf Bilfaqih, 2015: 5-6).
2. Pembelajaran Fiqih di MI
a. Pengertian Pembelajaran Fiqih
Pembelajaran adalah suatu upaya yang dilakukan oleh seseorang
guru atau pendidik untuk membelajarkan siswa yang belajar (Tim
Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran, 2011: 128)
Jadi pembelajaran adalah upaya yang dilakukan guru untuk
mencapai tujuan pembelajaran.
Fiqih menurut bahasa berasal dari “faqiha yafqahu fiqhan” yang
artinya mengerti atau paham. Paham yang dimaksudkan adalah upaya
aqliah dalam memahami ajaran- ajaran islam yang bersumber dari Al-
Qur‟an dan As- Sunnah. Al- Fiqh menurut istilah adalah mengetahui
sesuatu dengan mengerti (al- „ilm bisya‟i ma‟a al fahm) (Saebani, 2008:
13).
Awalnya fiqih digunakan untuk semua bentuk pemahaman Al-
Qur‟an, hadist dan bahkan sejarah. Pemahaman atas hadist- hadist
teologi, dulu diberi nama fiqh juga. Namun setelah terjadi spesialisasi
ilmu- ilmu agama, kata fiqh hanya digunakan untuk pemahaman atas
syariat (agama), itupun hanya yang berkaitan dengan hukum- hukum
21
perbuatan manusia (Ahmad, 2009: 3). Begitu juga dengan pelajaran
fiqih yang berisikan tentang syari‟at (agama).
Mata pelajaran fiqih merupakan mata pelajaran bermuatan
pendidikan agama islam yang yang memberikan pengetahuan tentang
ajaran islam dalam segi hukum syara‟ dam membimbing peserta agar
memiliki keyakinan dan mengetahui hukum- hukum dalam islam
dengan benar serta membentuk kebiasaan untuk melaksanakannya
dalam kehidupan sehari- hari. Pembelajaran fiqih berarti suatu proses
belajar mengajar tentang ajaran islam dalam segi hukum syara‟ yang
dilaksanakan di dalam kelas antara guru dan pesesta didik dengan
materi dan strategi pembelajaran yang telah direncanakan.
b. Tujuan Pembelajaran Fiqih dan Fungsinya
Berdasarkan keputusan Menteri Agama (2014) menyatakan bahwa
tujuan dari pembelajaran fiqih sendiri adalah menerapkan aturan- aturan
atau hukum- hukum syari‟ah dalam kehidupan sehari- hari. Sedangkan
tujuan dari penerapan aturan- aturan itu untuk mendidik manusia agar
memilki sikap dan karakter taqwa dan menciptakan kemaslahatan bagi
manusia.
Adapun tujuan mata pelajaran fiqih di MI adalah:
1) Agar siswa dapat mengetahui dan memahami pokok- pokok hukum
islam secara terperinci dan menyeluruh, sebagai pedoman hidup bagi
kehidupan pribadi dan sosialnya.
22
2) Agar siswa dapat melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum
islam dengan benar, sehingga dapat menumbuhkan ketaatan
menjalankan hukum islam, disiplin dan tanggung jawab tinggi dalam
kehidupan pribadi maupun sosialnya.
Sedangkan fungsi mata pelajaran fiqih di MI adalah:
1) Mendorong tumbuhnya kesadaran beribadah siswa kepada Allah
SWT.
2) Menanamkan kebiasaan melaksanakan syari‟at islam dikalangan siswa
dengan ikhlas.
3) Mendorong tumbuhnya kesadaran siswa untuk mensyukuri nikmat
Allah SWT dengan mengolah dan memanfaatkan alam untuk
kesejahteraan hidup.
4) Membentuk kebiasaan kedisiplinan dan rasa tanggung jawab sosial di
madrasah dan di masyarakat.
5) Membentuk kebiasaan berbuat/ perilaku yang sesuai dnegan peraturan
yang berlaku di madrasah dan masyarakat.
3. Pengertian Minat Belajar
a. Pengertian Minat Belajar
Minat menurut kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah
kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu.
23
Menurut Slameto, minat memang sangat berpengaruh pada diri
seseorang. Dengan adanya minat seseorang akan melakukan sesuatu hal
yang kiranya akan menghasilkan sesuatu bagi diri seseorang tersebut.
Menurut Winkel, minat adalah kecenderungan yang tetap untuk
memperhatikan dan mengenang kegiatan. Perasaan yang senang akan
menimbulkan minat pula, yang diperkuat lagi oleh sikap yang positif,
sebaliknya perasaan yang tidak senang menghambat dalam belajar karena
tidak melahirkan sikap yang positif dan tidak menunjang minat dalam
belajar.
Dari beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
minat adalah kecenderungan jiwa untuk memperhatikan suatu kegiatan
belajar yang memiliki sangkut paut terhadap dirinya sebagai individu.
Memiliki hubungan antara dirinya dengan sesuatu di luar dirinya yang
pada akhirnya semakin kuat atau dekat hubungan tersebut maka semakin
besar niatnya.
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang
untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan
sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interkasi dengan lingkungan
(Slameto, 2003:2).
Menurut Khodijah, belajar adalah suatu proses yang
memungkinkan seseorang memperoleh dan membentuk kompetensi,
keterampilan, dan sikap yang baru melibatkan proses- proses mental
24
internal yang mengakibatkan perubahan perilaku dan sifatnya relative
permanen.
Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar adalah
perubahan diri dalam seseorang yang berupa, pengetahuan, keterampilan
dan tingkah laku akibat dari interaksi dengfan lingkungannya.
Proses belajar yang dilakukan siswa tidak hanya sekedar membaca
serta menulis pelajaran saja, akan tetapi juga diikuti dengna minat ingin
mempelajari pelajaran tersebut untuk mencapai suatu keberhasilan siswa
itu sendiri. Minat bersifat subjektif dimana minat masing- masing siswa
itu berbeda- beda. Siswa yang memiliki minat terhadap pelajaran tertentu
akan belajar bersungguh- sungguh sehingga prestasi yang akan diperoleh
akan optimal.
b. Indikator Minat belajar
Minat dapat dikaitkan dengan daya tarik dari luar, perasaan senang
dan sikap yang positif yang akan dapat meningkatkan kualitas
pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang studi tertentu (Slameto,
2010: 67). Adapun indikator minat sebagai berikut:
a. Motivasi
Motivasi adalah sebuah dorongan., hasrat, ataupun minat yang
begitu besar di dalam diri untuk mencapai suatu keinginan, cita- cita dan
tujuan tertentu. Adanya motivasi akan membuat individu berusaha sekuat
tenaga untuk mencapai yang diinginkannya.
Kemampuan objek pembelajaran untuk memotovasi dan menarik
25
perhatian peserta pembelajaran. Kualitas motivasi objek pembelajaran
mempengaruhi besarnya upaya peserta pembelajaran untuk belajar
dengan objek pembelajaran tersebut.
Keinginan yang datangnya dari nafsu/ dorongan, apabila yang
dituju itu sesuatu yang kongrit/ nyata maka nafsu disebut keinginan.
Dari nafsu aktif timbul keinginan yang mengerjakan sesuatu pekerjaan.
Dengan demikian pengertian keinginan ialah dorongan nafsu yang tertuju
kepada sesuatu benda tertentu atau yang kongkrit. Keinginan yang
dipraktikkan bisa menjadi kebiasaan.
b. Respect
Respect adalah rasa hormat. Bukan sekedar hormat saja, tapi juga
hormat yang disertai rasa kekaguman. Respect bukan hanya sekedar
kekaguman karena hal- hal yang dilihat secara sekilas saja, tapi juga rasa
hormat dan kagum terhadap kemampuan diri sendiri dan kepribadian
orang lain yang bisa diwujudkan dalam bentuk perhatian.
Siswa yang memiliki perhatian dalam belajar maka jiwa dan
pikirannya akan fokus dengan apa yang dipelajarinya. Guru dapat
memperhatikan selama pelajaran berlangsung sehingga dapat diketahui
tingkat minat siswa terhadap pelajaran tersebut. Siswa yang berminat
pada pembelajaran daring maka ia akan memusatkan perhatiannya lebih
banyak (Bahrudin, 2016: 178).
c. Resitasi
26
Resitasi merupakan suatu metode pembelajaran yang dapat
dilakukan oleh guru saat mengajar. Resitasi merupakan sebuah
pemberian tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar yang
dapat dilakukan dalam kelas, di halaman sekolah, di laboratorium, di
perpustakaan dan pada lingkungan sekolah lainnya yang mendukung
(Djamarah, 2006: 85).
Pemberian tugas adalah suatu pekerjaan yang harus siswa
selesaikan tanpa terikat dengan tempat pemberian tugas belajar, biasanya
dikaitkan dengan masalah pelaporan siswa sesudah atau setelah mereka
selesai mengerjakan tugas (Ahmadi, 1999: 62)
Adapun kaitannya dengan pembelajaran fiqih yaitu tugas- tugas
yang diberikan oleh guru kepada siswa baik berupa soal ataupun
praktikum, seperti siswa harus mengerjakan soal fiqih dan dikumpulkan
tepat waktu, tugas menghafalkan bacaan shalat dan lain- lain.
c. Prinsip- prinsip belajar
Menurut Suhana (2014: 15) prinsip- prinsip belajar sebagai
kegiatan sistematis dan kontinyu memilki prinsip- prinsip dasar sebagai
berikut:
1) Belajar berlangsung seumur hidup
2) Proses belajar adalah kompleks namun terorganisir
3) Belajar berlangsung dari yang sederhana menuju yang kompleks
4) Belajar dari yang mulai faktual menuju konseptual
27
5) Belajar mulai dari yang konkrit menuju abstrak
6) Belajar merupakan bagian dari perkembangan
7) Keberhasilan belajar dipengaruhi beberapa faktor
8) Belajar mencakup semua aspek kehidupan yang penuh makna
9) Kegiatan belajar berlangsung pada setiap tempat dan waktu
10) Belajar berlangsung dengan guru ataupun tanpa guru
11) Belajar yang berencana
12) Dalam belajar dapat terjadi hambatan- hambatan lingkungan
internal
13) Kegiatan belajar tertentu diperlukan adanya bimbingan dari orang
lain.
d. Ciri- ciri minat belajar
Dalam minat belajar memiliki beberapa ciri-ciri. Menurut Elizabeth
Hurlock (dalam Susanto, 2013: 62) menyebutkan ada tujuh ciri- ciri
minat belajar sebagai berikut:
1) Minat tumbuh bersamaan dengan perkembangan fisik dan mental
2) Minat tergantung pada kegiatan belajar
3) Perkembangan minat mungkin terbatas
4) Minat tergantung pada kesempatan belajar
5) Minat dipengaruhi oleh budaya
28
6) Minat berbobot emosional
7) Minat berbobot egoisentris, artinya jika seseorang senang terhadap
sesuatu, maka akan timbul hasrat untuk memilikinya.
Menurut Slameto (2003: 57) siswa yang berminat dalam belajar
adalah sebagai berikut:
1) Memiliki kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan
mengenang sesuatu yang dipelajari secara terus-menerus.
2) Ada rasa suka dan senang terhadap sesuatu yang diminatinya.
3) Memperoleh sesuatu kebanggaan dan kepuasan pada suatu yang
diminati.
4) Lebih menyukai hal yang lebih menjadi minatnya daripada hal yang
lainnya
5) Dimanifestasikan melalui partisipasi pada aktivitas dan kegiatan.
e. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Belajar Siswa
Dalam pengertian sederhana, minat adalah keinginan terhadap
sesuatu tanpa ada paksaan. Dalam minat belajar seorang siswa memiliki
faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar yang berbeda-beda,
menurut Alamsyah (2003: 132) dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
1) Faktor internal
29
Faktor internal adalah faktor dari dalam diri siswa yang meliputi
dua aspek, yaitu:
a) Aspek fisiologis
Kondisi jasmani dan tegangan otot (tonus) yang menandai
tingkat kebugaran tubuh siswa, hal ini dapat mempengaruhi
semangat dan intensitas siswa dalam pembelajaran.
b) Aspek psikologis
Aspek psikologis merupakan aspek dari dalam diri siswa
yang terdiri dari, intelegensi, bakat siswa, sikap siswa, minat siswa,
motivasi siswa.
2) Faktor Eksternal Siswa
Faktor eksternal terdiri dari dua macam, yaitu faktor lingkungan
social dan faktor lingkungan nonsosial
a) Lingkungan Sosial
Lingkungan social terdiri dari sekolah, keluarga, masyarakat
dan teman sekelas
b) Lingkungan Nonsosial
Lingkungan social terdiri dari gedung sekolah dan letaknya,
faktor materi pelajaran, waktu belajar, keadaan rumah tempat
tinggal, alat-alat belajar.
30
3) Faktor Pendekatan Belajar
Faktor pendekatan belajar yaitu segala cara atau strategi yang
digunakan siswa dalam menunjang keefektifan dan efisiensi proses
mempelajari materi tertentu.
B. Kajian Pustaka
Kajian pustaka pada dasarnya berfungsi untuk menunjukkan fokus yang
diangkat dalam penelitian ini yang belum pernah dikaji oleh peneliti lainnya.
Dalam penelitian ini, peneliti menemukan karya ilmiah dengan judul yang
masih berkaitan dengan judul skripsi ini untuk dijadikan bahan acuan. Adapun
hasil penelitian lain yang menjadi acuan penulis antara lain:
1. Pertama, skripsi yang disusun oleh Nindita Astari Progam Studi Ilmu
Perpustakaan dan Informasi Fakultas Adab dan Budaya UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta, dengan judul “Pengaruh Pemanfaatan Internet Terhadap Minat
Baca Siswa di Perpustakaan SMK Negeri Surakarta”. Jenis penelitian yang
dilakukan oleh peneliti adalah penelitian kuantitatif menggunakan penelitian
survey, dengan hasil bahwa pemanfaatan internet di perpustakaan SMK N 2
Surakarta tergolong baik, sikap responden menilai minat baca pada faktor
internal sangat tinggi sedangkan faktor eksternalnya tinggi, ada pengaruh
antara pemanfaatan internet terhadap minat baca siswa, besarnya pengaruh
tersebut adalah 0,548.
2. Kedua, terdapat pada Jurnal Pendidikan Islam dan Multikulturalisme dengan
judul “Persepsi Siswa Dalam Studi Pengaruh Daring Learning Terhadap
31
Minat Belajar IPA” oleh Sobron A. N, Bayu, Rani, dan Meidawati dari
Universitas Bangun Nusantara Sukoharjo. Penelitian tersebut dilakukan di
SD Negeri 03 Karanglo Tawangmangu. Dari hasil penelitian tersebut
diketahui dari 26 sisiwa menunjukkan rata- rata skor 2,78 dengan persentase
69, 50 termasuk kategori setuju. Data yang diperoleh diketahui bahwa siswa
menyetujui pembelajran daring learning dapat menumbuhkan semangat dan
pemahaman siswa terkait materi yang disampaikan. Siswa tidak merasa
bingung saat guru menjelaskan materi IPA dengan metode daring learning.
Dari kedua skripsi di atas, skripsi ini hampir sama dengan kedua
penelitian diatas mengenai pemanfaatan internet dengan minat belajar siswa
dan perbedaannya dengan penelitian sebelumnya adalah penelitian ini
memfokuskan pada hubungan pelaksanaan pembelajaran daring dengan minat
belajar siswa MI pada masa pandemi covid- 19 di desa Krincing, Secang,
Magelang.
C. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan kesimpulan sementara berdasarkan landasan teori
yang masih perlu dibuktikan kebenarannya. Hipotesis dapat diartikan sebagai
suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian,
sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Arikunto, 2010: 110).
Hipotesis secara umum dirumuskan sebagai berikut: “Terdapat hubungan
yang signifikan antara pelaksanaan pembelajaran daring dengan minat belajar
32
siswa MI pada masa pandemi covid- 19 di desa Krincing, Secang, Magelang
tahun 2020.”
33
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif. Jenis kuantitatif yang dipakai adalah kuantitatif survei dimana
informasi dikumpulkan dari responden melalui kuesioner atau angket, umumnya
survei dibatasi pada penelitian dengan data yang dikumpulkan dari sampel untuk
mewakili seluruh populasi (Efendi, 2014: 3).
Penelitian kuantitatif menurut kebenaran bersifat positif dan dapat
diverifikasikan karenanya harus dapat diindera. Dalam hal ini data tentang
pelaksanaan pembelajaran daring terhadap minat belajar siswa MI pada masa
pandemi covid-19 di desa Krincing, Secang, Magelang akan diubah menjadi data
skor angka. Kemudian dilakukan perhitungan tentang hubungan pelaksanaan
pembelajaran daring fiqih dengan minat belajar siswa MI di desa Krincing,
Secang, Magelang. Hubungan dalam penelitian ini adalah hubungan biariate.
Hubungan biariate adalah hubungan antara variabel bebas (independen) dengan
variabel terikat (dependen).
B. Tempat dan Waktu penelitian
1. Tempat penelitian
Penelitian ini dilakukan di desa Krincing, Secang, Magelang. Tempat ini
dipilih karena peneliti menemukan permasalahan yang terjadi pada siswa MI
dalam proses belajar di rumah selama covid-19, untuk mengetahui apakah ada
34
hubungan antara pelaksanaan pembelajaran daring dengan minat belajar siswa
MI selama covid-19.
2. Waktu penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus selama pandemi covid-19.
C. Populasi dan Sampel Penelitian
a. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/ subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2013:119).
Dalam penelitian ini, yang menjadi populasi adalah siswa MI yang ada di
desa Krincing Secang Magelang secara keseluruhan yang berjumlah 90 siswa
terdiri dari 38 siswa laki- laki dan 52 siswa perempuan, dengan rincian sebagai
berikut:
Tabel 3.1
Daftar Populasi Siswa MI di desa Krincing Secang Magelang
Jenis Kelamin Laki- laki (Lk) Perempuan (Pr)
Jumlah 38 52
Jumlah
Keseluruhan 90
35
b. Sampel Penelitian
Sampel penelitian adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan obyek
yang diteliti yang dianggap mewakili terhadap seluruh populasi dan diambil
dengan menggunakan teknik tertentu (Taniredja, 2012: 33).
Cara pengambilan sampel ini menggunakan teknik Proportionate
Stratified Random Sampling adalah tehnik pengambilan sampel sedemikian
rupa sehingga semua subkelompok pada populasi diwakili pada sampel dengan
perbandingan sesuai dengan jumlah yang ada dalam populasi (Sumanto, 2014:
204).
Tehnik ini digunakan karena populasinya tidak homogen. Digunakan
apabila populasi mempunyai anggota atau unsur yang tidak homogen dan
bersatra secara proporsional. Strata yang dimaksudkan dalam penelitian ini
adalah bukan hanya satu angkatan atau kelas namun beberapa angkatan yang
kemudian diambil beberapa sampel saja (Sugiyono, 2011: 82).
Jumlah anggota sampel seluruhnya ditentukan melalui rumus Taro
Yaname dan Slovin apabila populasi sudah diketahui. Adapun rumus tersebut
adalah:
(
)
Keterangan:
n = Jumlah anggota sampel
36
N = Jumlah populasi
= Presisi
Presisi yang ditetapkan adalah 15%, maka:
Maka, sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah 30 siswa. Jumlah
anggota stratum berstrata dilakukan dengan cara pengambilan sampel secara
proportional random sampling yaitu menggunakan rumus alokasi
proportional:
(
)
Keterangan:
ni = jumlah anggota sampel menurut stratum
n = jumlah anggota sampel seluruhnya
Ni = jumlah anggota populasi menurut stratum
N = jumlah anggota populasi seluruhnya
(Ridwan dan Engkos, 2011: 49)
Laki- laki =
Perempuan =
17,33
37
Untuk memudahkan penelitian, maka jumlah dari perhitungan tersebut
dapat dibulatkan menjadi siswa laki- laki (lk)= 13 dan siswa perempuan (pr)=
17. Sehingga sampelnya berjumlah 30 siswa.
Tabel 3.2
Daftar Sampel Siswa MI di desa Krincing Secang Magelang
Jenis Kelamin Laki- laki (Lk) Perempuan (Pr)
Jumlah 13 17
Jumlah Sampel 30
Dari sampel yang berjumlah 30 siswa, untuk mempermudah penelitian,
akan saya lakukan penelitian pada tiga kategori kelas yaitu kelas IV, V, dan VI.
Dengan masing- masing kelas berjumlah 10 siswa.
D. Variabel penelitian
Variabel penelitian adalah suatu hal yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang
hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2005: 31).
Penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu variabel independen dan
variabel dependen. Variabel independen disebut juga variabel bebas yang
merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi penyebab
perubahan atau timbulnya vaeriabel dependen. Sedangkan variabel dependen
(terikat) merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadikan akibat
38
karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2007:59)
a. Variabel Independen (X) : Pelaksanaan Pembelajaran Daring
b. Variabel Dependen (Y) : Minat Belajar
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh
peneliti dalam kegiatannya agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan
dipermudah olehnya (Arikunto, 2005: 101).
Dengan demikian penggunaan instrumen penelitian yaitu untuk mencari
informasi yang lengkap mengenai suatu masalah, fenomena alam maupun
sosial. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berupa angket
atau kuisioner yang dibuat sendiri oleh peneliti. Adapun instrumen penelitian
yang digunakan adalah
1. Lembar Angket
Dalam suatu penelitian yang menggunakan angket sebagai instrumen
penelitian memegang peranan penting dalam mengumpulkan data- data.
Menurut Arikunto (2010: 193), angket adalah sejumlah pertanyaan atau
pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari
responden dalam laporan tentang pribadinya atau hal- hal yang diketahuinya.
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket
tertutup, yaitu angket yang telah dilengkapi dengan alternatif jawaban sehingga
responden dapat memilih salah satu jawaban yang telah disusun, selanjutnya
39
dikembangkan dalam indikator kemudian dijabarkan dalam butir- butir
pertanyaan. Angket yang dipakai menggunakan skala Likert yaitu dengan
empat alternatif jawaban.
Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi
indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak
untuk menyusun instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan.
Pertanyaan yang disusun sebagai instrumen tinggal memberikan tanda centang
pada jawaban yang dipilih. Data yang digunakan berbentuk kuantitatif dengan
setiap jawaban diberi skor.
Tabel 3.3
Skor Alternatif Jawaban
Jawaban Skor
A 4
B 3
C 2
D 1
Indikator- indikator tersebut dimasukkan ke dalam kisi- kisi angket,
variabel pelaksanaan pembelajaran daring fiqih dan variabel minat belajar. Dari
indikator tersebut peneliti akan menjabarkan dalam beberapa item pertanyaan
yang disusun dalam kisi– kisi angket yang disiapkan. Adapun instrumen
penelitian yang peneliti buat, mengacu pada variabel- variabel di bawah ini:
40
a. Variabel X
Angket ini digunakan untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran daring
yang mencakup indikator:
1) Kualitas pembelajaran
2) Keselarasan dengan tujuan pembelajaran
3) Umpan balik
4) Teknik pembelajaran daring
Tabel 3.4
Indikator Pelaksanaan Pembelajaran Daring
No Indikator No. Item Jumlah
1 Kualitas pembelajaran daring 1,2,3,4,5 5
2 Keselarasan dengan tujuan
pembelajaran daring
6,7,8,9,10,11,12 7
3 Umpan balik 13,14,15,16,17 5
4 Teknik pembelajaran daring 18,19,20 3
b. Variabel Y
Angket ini digunakan untuk mengetahui minat belajar siswa, yang
mencakup indikator:
1) Motivasi
2) Respect
3) Resitasi
41
Tabel 3.5
Indikator Minat Belajar Siswa
No Indikator No. Item Jumlah
1 Motivasi 1,2,3,7,8,9,11 7
2 Respect 4,5,6,10,13 5
3 Resitasi 12,14,15,16,17,18,19,20 8
F. Metode Pengumpulan Data
a. Metode Angket
Angket adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden
untuk dijawabnya sesuai dengan pendapatnya (Sugiyono, 2014:1999).
Angket (questionnaire) merupakan suatu teknik atau cara pengumpulan
data secara tidak langsung (penelitian tidak bertanya langsung dengan
responden). Angket berisi berupa pertanyaan atau pernyataan yang harus
dijawab atau direspon oleh responden. Bentuk pertanyaan bisa bermacam-
macam yaitu pertanyaan terbuka, pertanyaan tertutup dan pertanyaan
tersruktur.
b. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal- hal atau variabel
yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen
42
rapat, leggers, agenda dan sebagainya (Suharsimi Arikunto, 2006:158).
Dalam penelitian ini metode dokumentasi digunakan sebagai metode
penunjang atau pelengkap untuk mengetahui data yang ingin dikumpulkan
seperti sampel daftar nama siswa MI, proses pelaksanaan pembelajaran daring
yang dilakukan oleh siswa dan denah lokasi penelitian.
G. Teknik Analisis Data
Untuk mengetahui data pelaksanaan pembelajaran daring dan minat baca
siswa MI di desa Krincing, Secang, Magelang, maka dilakukan input data
terlebih dahulu kemudian menentukan intervalnya dengan menggunakan
rumus:
Keterangan:
I = Interval
R = Range atau batas nilai tertinggi dikurangi nilai terendah
K = Jumlah kelas
Setelah diketahui beberapa banyak siswa yang berada pada kategori sangat
tinggi, tinggi, sedang, dan rendah. Kemudian dicari persentase masing- masing
kategori dengan rumus sebagai berikut:
43
Keterangan:
P = Persentase
F = Frekuensi
N = Jumlah sampel
Untuk mengetahui hubungan antara variabel X (pelaksanaan pembelajaran
daring) dengan variabel Y (minat belajar siswa), maka variabel X dan variabel
Y dimasukkan dalam rumus korelasi product moment dari Karl Pearson
sebagai berikut:
∑ ∑ ∑
√{ ∑ ∑ } { ∑ ∑ }
Keterangan:
r = koefisien korelasi r pearson
N = jumlah sampel
X = jumlah dari variabel X (independent)
Y = jumlah dari variabel Y(dependent)
= kuadrat jumlah variabel X
= kuadrat jumlah variabel Y
44
BAB IV
DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA
A. Deskripsi Data
1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini berada di desa Krincing, Secang, Magelang.
Desa ini berjarak 3 km dari pusat kecamatan Secang dan 26 km ke arah
utara dari pusat pemerintahan kabupaten Magelang. Tingkat pendidikan
masyarakat masih didominasi oleh lulusan SD, namun jumlah penduduk
dengan tingkat pendidikan SMA bahkan perguruan tinggi persentasenya
makin meningkat. Jumlah sekolah yang ada di desa Krincing kini ada 4
diantaranya, SD, MI, TK, dan RA.
Penelitian ini ditujukan untuk siswa MI yang ada di desa tersebut
khususnya kelas IV- VI. Peneliti melakukan penelitian ini dengan
membagikan angket kepada siswa MI yang ada di desa tersebut. Dengan
cara mendatangi MMQ Al Firdaus dan mendatangi beberapa rumah. Peneliti
melakukan penelitian di MMQ Al Firdaus karena di tempat tersebut
waktunya siswa atau responden sedang melakukan kegiatan atau berkumpul.
Sehingga memudahkan peneliti untuk melakukan penelitian.
2. Deskripsi Data Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan uji korelasi dan uji hipotesis
yang digunakan sebagai alat untuk mengetahui hubungan pembelajaran
daring dengan minat belajar siswa MI pada masa pendemi covid- 19 di desa
45
Krincing, Secang, Magelang. Adapun daftar nama siswa Mi di desa
Krincing, Secang, Magelang yang dijadikan sebagai responden sebagai
berikut:
Daftar Nama Responden
No Nama Kelas
1 Arina Syarifah 4
2 Zulfa Maulida Ramdana 4
3 Riska Nailunnisa 4
4 Sa‟da Nur Azizah 4
5 Kaesya Anissa Rahma 4
6 Chayuna Anis 4
7 Ahmad Wildan Aditya 4
8 Rafa Muja 4
9 Muhammad Hafizul Anwar 4
10 Muhammad Nizar Zalmi 4
11 Syakila Zaemah Syibila 5
12 Nabilla Azza Kayra 5
13 Falihatu Sifa Turohmah 5
14 Elfatimatu Zahra 5
15 Nabila Luthfia Azhary 5
16 Syafa Aulia Zahra 5
17 Nabil Ghani Styawan 5
46
18 Aji Aski Ramadan 5
19 Muhammad Fahmi Izzulhaq 5
20 Aghis Nur Rahman 5
21 Mega Wulan Safitri 6
22 Aldine Firdaus 6
23 Firas Fadlurrohmah 6
24 Nihayatul Maghfiroh 6
25 Miftha Dafin 6
26 Fikri Adi Rismoyo 6
27 Chairul Eka Putra 6
28 Lucky Raihan Ali 6
29 Ahmad Arif Khoeron 6
30 Fanno Setiawan 6
B. Analisis Data
1. Analisis Pendahuluan
Analisis hubungan antara pelaksanaan pembelajaran daring dengan minat
belajar siswa Mi pada masa pandemi covid-19 di desa Krincing, Secang,
Magelang tahun 2020. Setelah data terkumpul, maka selanjutnya yang peneliti
tempuh adalah menganalisis data, hal ini dimaksudkan untuk memperoleh
jawaban dari pokok permasalahan yang dipertanyakan. Secara berturut- turut
peneliti menganalisis data yang terkumpul sebagai berikut:
47
a. Analisis Data tentang Pelaksanaan Pembelajaran Daring
Untuk mengetahui data pelaksanaan pembelajaran daring peneliti
menggunakan instrumen angket yang terdiri dari 20 pertanyaan, dari
masing- masing pertanyaan angket tersedia 4 alternatif jawaban.
Skala pengukuran yang digunakan sebagai acuan untuk
menghitung panjang pendeknya interval yaitu dengan skala nominal.
Skala nominal yaitu skala paling sesderhana yang disusun menurut
kategori atau fungsi bilangan sebagai simbol untuk membedakan sebuah
karakteristik dengan karakteristik lainnya (Riduwan, 2005:6). Dalam
penelitian ini sebagai berikut:
1) Pilihan ganda (a) memiliki nilai 4 dengan kategori sangat tinggi
2) Pilihan ganda (b) memiliki nilai 3 dengan kategori tinggi
3) Pilihan ganda (c) memiliki nilai 2 dengan kategori sedang
4) Pilihan ganda (d) memiliki nilai 1 dengan kategori rendah
Dengan demikian setelah masing- masing jawaban diberi skor
angka, maka akan diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.1
Hasil Angket Variabel X
(Pelaksanaan Pembelajaran Daring)
Resp No. Angket
Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 4 1 4 4 3 3 3 3 3 2 2 2 4 2 2 3 2 3 3 3 56
2 4 1 4 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 60
3 4 1 4 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 56
4 4 1 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 61
48
Dalam menentuan intervalnya, peneliti menggunakan rumus:
Keterangan:
I = Interval
R = Range atau batas nilai tertinggi dikurangi nilai terendah
K = Jumlah kelas
5 4 1 3 4 3 3 3 3 2 2 2 4 2 2 3 3 3 3 3 3 56
6 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 59
7 4 1 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 59
8 4 1 4 4 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 57
9 4 3 1 1 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 55
10 4 1 4 4 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 58
11 4 1 4 4 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 2 2 3 3 4 3 57
12 4 4 4 4 4 3 3 2 3 4 2 4 3 3 2 2 4 2 4 4 65
13 4 1 4 4 3 3 3 3 3 2 2 3 3 1 3 2 2 4 4 4 58
14 4 2 4 4 4 2 2 2 2 2 4 3 3 2 2 2 3 3 3 3 56
15 4 2 4 4 4 2 2 3 3 2 3 3 3 2 2 2 4 4 3 3 59
16 4 1 4 4 3 2 2 3 3 2 1 1 3 1 1 1 1 4 4 4 49
17 3 1 4 4 3 3 3 3 2 2 2 2 3 2 2 2 3 3 3 3 53
18 4 2 4 3 3 3 3 3 3 3 1 2 2 2 2 2 2 3 3 3 53
19 4 1 4 4 3 3 3 3 2 3 2 2 3 2 2 3 3 3 2 2 54
20 4 1 4 4 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 58
21 4 1 4 3 2 1 2 2 2 2 3 1 3 2 2 2 2 3 3 2 46
22 4 2 4 2 4 4 3 2 3 3 2 2 3 2 1 1 2 3 3 3 53
23 4 1 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 61
24 4 1 4 3 4 4 4 3 3 3 3 2 2 3 4 1 2 3 3 4 60
25 4 1 3 3 3 4 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 3 3 3 3 54
26 2 1 4 4 3 3 3 3 3 2 2 2 4 3 3 3 3 3 3 3 57
27 4 2 3 4 3 4 3 4 3 2 2 2 3 2 3 3 3 2 3 2 57
28 3 2 3 4 4 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 2 2 2 55
29 4 2 3 2 4 3 3 4 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 58
30 4 3 3 4 4 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 2 3 58
49
Berdasarkan nilai hasil angket pelaksanaan pembelajaran daring,
nilai tertinggi adalah 80 dan nilai terendah adalah 20, kemudian
memasukkan angka tersebut ke dalam rumus, maka dapat dicari interval
sebagai berikut:
Tabel 4.2
Interval Pelaksanaan Pembelajaran Daring
No Nilai Interval Kategori Jumlah Siswa (F)
1 15- 29 Rendah 0
2 30- 44 Sedang 0
3 45- 59 Tinggi 25
4 60- 74 Sangat Tinggi 5
Jumlah 30
Setelah diketahui beberapa siswa yang berada pada kategori sangat
tinggi, tinggi, sedang, dan rendah. Kemudian dicari persentase masing-
masing kategori dengan rumus sebagai berikut:
50
P = Persentase
F = Frekuensi
N = Jumlah Sampel
Sehingga diketahui sebagai berikut:
a. Persentase pelaksanaan pembelajaran daring interval 15- 29 adalah:
Artinya persentase pelaksanaan pembelajaran daring kategori rendah
yaitu 0%
b. Persentase pelaksanaan pembelajaran daring interval 30- 44 adalah:
Artinya persentase pelaksanaan pembelajaran daring kategori sedang
yaitu 0 %
c. Persentase pelaksanaan pembelajaran daring interval 45- 59 adalah:
Artinya persentase pelaksanaan pembelajaran daring kategori tinggi yaitu
83,3%
d. Persentase pelaksanaan pembelajaran daring interval 60- 74 adalah:
51
Artinya persentase pelaksanaan pembelajaran daring kategori sangat
tinggi yaitu 16,7%. Untuk lebih jelas, peneliti akan menguraikan dalam
bentuk tabel distribusi frekuensi tentang pelaksanaan pembelajaran
daring sebagai berikut:
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Pelaksanaan Pembelajaran Daring
No Tingkatan Variabel
X
Interval Frekuensi Persentase
1 Rendah 15- 29 0 0%
2 Sedang 30- 44 0 0%
3 Tinggi 45- 59 25 83,3%
4 Sangat Tinggi 60- 74 5 16,7%
Jumlah 30 100%
Berdasarkan perhitungan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa
pelaksanaan pembelajaran daring pada siswa MI kelas IV- VI di desa
Krincing, Secang, Magelang pada umumnya dalam kondisi tinggi.
Terbukti 16,7% dari 30 siswa yaitu 5 siswa dalam kondisi sangat
tinggi, 83,3% dari 30 siswa yaitu 25 siswa dalam kondisi tinggi,
kemudian 0% dari 30 siswa dalam kondisi sedang, dan 0% dari 30
siswa dalam kondisi rendah.
52
b. Analisis Data tentang Minat Belajar Siswa
Untuk mengetahui data minat belajar siswa peneliti menggunakan
instrumen angket yang terdiri dari 20 pertanyaan, dari masing- masing
pertanyaan angket tersedia 4 alternatif jawaban.
Skala pengukuran yang digunakan sebagai acuan untuk
menghitung panjang pendeknya interval yaitu dengan skala nominal.
Skala nominal yaitu skala paling sesderhana yang disusun menurut
kategori atau fungsi bilangan sebagai simbol untuk membedakan sebuah
karakteristik dengan karakteristik lainnya (Riduwan, 2005:6). Dalam
penelitian ini sebagai berikut sebagai berikut:
5) Pilihan ganda a memiliki nilai 4 dengan kategori sangat tinggi
6) Pilihan ganda b memiliki nilai 3 dengan kategori tinggi
7) Pilihan ganda c memiliki nilai 2 dengan kategori sedang
8) Pilihan ganda d memiliki nilai 1 dengan kategori rendah
Dengan demikian setelah masing- masing jawaban diberi skor
angka, maka akan diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.4
Hasil Angket Variabel Y (Minat Belajar Siswa)
Resp No. Angket
Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 1 1 4 3 3 2 3 52
2 3 3 3 3 2 3 3 4 3 2 3 3 2 2 2 3 4 3 3 3 57
3 3 3 3 1 2 4 3 2 3 2 3 2 2 2 2 4 4 3 3 3 54
4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 57
5 3 3 3 3 2 3 3 4 4 2 3 3 3 3 1 2 2 2 3 3 55
6 3 3 3 1 2 2 3 4 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 54
53
7 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 59
8 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 1 2 3 3 3 3 53
9 3 3 3 3 3 3 3 4 2 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 57
10 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 1 3 2 2 3 3 53
11 2 3 3 1 2 3 3 3 4 2 3 3 2 2 1 3 3 3 3 3 52
12 3 2 3 4 2 3 4 1 3 3 1 4 3 4 3 2 4 2 4 3 58
13 3 2 3 4 2 2 3 4 3 1 2 1 2 3 2 4 4 3 1 3 52
14 3 2 3 1 2 1 2 3 2 2 2 1 3 4 2 2 4 2 2 2 45
15 3 2 3 1 2 2 3 1 4 2 3 2 2 4 2 2 4 2 2 3 49
16 3 1 1 3 2 3 1 3 2 2 3 1 2 2 2 2 2 4 2 2 43
17 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 1 3 2 3 3 3 54
18 2 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 58
19 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 55
20 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 59
21 2 1 2 3 3 3 3 4 4 2 2 2 3 3 1 2 3 3 2 3 51
22 3 2 3 4 2 4 3 4 4 1 2 3 3 4 1 4 4 4 2 3 60
23 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 4 3 3 3 2 58
24 3 2 3 1 3 2 3 3 4 2 2 2 3 2 2 4 4 3 3 3 54
25 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 1 3 2 3 3 3 53
26 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 1 2 3 3 50
27 3 3 3 2 3 3 3 4 3 2 3 3 2 2 2 3 2 2 3 2 53
28 3 3 2 2 3 4 3 4 3 3 2 2 2 3 3 2 3 3 3 2 55
29 3 3 2 3 2 3 3 2 2 2 2 3 3 4 3 4 3 2 2 3 54
30 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 2 2 3 2 3 3 3 3 2 2 55
Dalam menentuan intervalnya, peneliti menggunakan rumus:
Keterangan:
I = Interval
R= Range atau batas nilai tertinggi dikurangi nilai terendah
K= Jumlah kelas
54
Berdasarkan nilai hasil angket belajar siswa, nilai tertinggi adalah
80 dan nilai terendah adalah 20, kemudian memasukkan angka tersebut
ke dalam rumus, maka dapat dicari interval sebagai berikut:
= 15,25
= 15
Tabel 4.5
Interval Pelaksanaan Minat Belajar Siswa
No Nilai Interval Kategori Jumlah Siswa (F)
1 15- 29 Rendah 0
2 30- 44 Sedang 1
3 45- 59 Tinggi 28
4 60- 74 Sangat Tinggi 1
Jumlah 30
Setelah diketahui beberapa siswa yang berada pada kategori sangat
tinggi, tinggi, sedang, dan rendah. Kemudian dicari persentase masing-
masing kategori dengan rumus sebagai berikut:
P = Persentase
F = Frekuensi
55
N= Jumlah Sampel
Sehingga diketahui sebagai berikut:
a. Persentase minat belajar siswa interval 15- 29 adalah:
0%
Artinya persentase minat belajar siswa kategori rendah yaitu 0%
b. Persentase minat belajar siswa interval 30- 44 adalah:
Artinya persentase minat belajar siswa ketegori sedang yaitu 3,3%
c. Persentase minat belajar siswa interval 45- 59 adalah:
Artinya persentase minat belajar siswa kategori tinggi yaitu 93,3%
d. Persentase minat belajar siswa interval 60- 74 adalah:
Artinya persentase minat belajar siswa kategori sangat tinggi yaitu 3,3%.
Untuk lebih jelas, peneliti akan menguraikan dalam bentuk tabel
distribusi frekuensi tentang minat belajar siswa sebagai berikut:
56
Tabel 4.6
Distribusi Frekuensi Minat Belajar Siswa
No Tingkatan Variabel
X
Interval Frekuensi Persentase
1 Rendah 15- 29 0 0%
2 Sedang 30- 44 1 3,3%
3 Tinggi 45- 59 28 93,3%
4 Sangat Tinggi 60- 74 1 3,3%
Jumlah 30 100%
Berdasarkan perhitungan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa
minat belajar siswa pada siswa MI kelas IV- VI di desa Krincing,
Secang, Magelang pada umumnya dalam kondisi tinggi. Terbukti 3,3%
dari 30 siswa yaitu 1 siswa dalam kondisi sangat tinggi, 93,3% dari 30
siswa yaitu 28 siswa dalam kondisi tinggi, kemudian 3,3% dari 30 siswa
yaitu 1 siswa dalam kondisi sedang, dan 0% dari 30 siswa yaitu tidak ada
siswa dalam kondisi rendah.
c. Analisis Hubungan Antara Pelaksanaan Pembelajaran Daring
dengan Minat belajar Siswa
Tabel kerja untuk mencantumkan koefisien antara variabel X
(pelaksanaan pembelajaran daring) dengan variabel Y (minat belajar
siswa), sebagai berikut:
57
Tabel 4.7
Tabel Kerja Koefisien Variabel X dan Variabel Y
No X Y XY
1 56 52 2912 3136 2704
2 60 57 3420 3600 3249
3 56 54 3024 3136 2916
4 61 67 4087 3721 4489
5 56 55 3080 3136 3025
6 59 54 3186 3481 2916
7 59 59 3481 3481 3481
8 57 53 3021 3249 2809
9 55 57 3135 3025 3249
10 58 53 3074 3364 2809
11 57 52 2964 3249 2704
12 65 58 3770 4225 3364
13 58 52 3016 3364 2704
14 56 45 2520 3136 2025
15 59 49 2891 3481 2401
16 49 43 2107 2401 1849
17 53 54 2862 2809 2916
18 53 58 3074 2809 3364
19 54 55 2970 2916 3025
20 58 59 3422 3364 3481
21 46 51 2346 2116 2601
22 53 60 3180 2809 3600
23 61 58 3538 3721 3364
24 60 54 3240 3600 2916
25 54 53 2862 2916 2809
26 57 50 2850 3249 2500
27 57 53 3021 3249 2809
28 55 55 3025 3025 3025
29 58 54 3132 3364 2916
30 58 55 3190 3364 3025
N ∑X ∑Y ∑XY ∑ ∑
58
30 1698 1629 92400 96496 89045
Berdasarkan tabel tersebut diperoleh distribusi frekuensi koefisien
korelasi variabel X (pelaksanaan pembelajaran daring) dengan variabel Y
(minat belajar siswa) sebagai berikut:
N = 30
∑X = 1.698
∑Y = 1.629
∑XY = 92.400
∑ = 96.496
∑ = 89.045
Untuk mengetahui korelasi antara variabel X (pelaksanaan
pembelajarn daring) dengan variabel Y (minat belajar siswa) dimasukkan
dalam rumus korelasi product moment sebagai berikut:
∑ ∑ ∑
√{ ∑ ∑ } { ∑ ∑ }
Keterangan:
r = koefisien korelasi r pearson
N = jumlah sampel
X = variabel bebas (independent)
Y = variabel terikat (dependent)
59
Untuk mengetahui korelasi antara variabel X (pelaksanaan
pembelajaran daring) dengan variabel Y (minat belajar siswa), nilai- nilai
yang telah diperoleh pada analisa pendahuluan dimasukkan dalam rumus
korelasi product moment sebagai berikut:
∑ ∑ ∑
√{ ∑ ∑ } { ∑ ∑ }
√{ } { }
√{ } { }
√{ } { }
√
d. Uji Hipotesis
Setelah diperoleh nilai r untuk dapat menginterprestasikan
hubungan antar variabel, digunakan pedoman untuk memberikan
interprestasi terhadap korelasional yang diperoleh pada tabel tersebut
dengan tabel r nilai product moment sebagai berikut:
60
Tabel 4.8
Tabel Nilai r Product Moment
N Taraf Signif
N Taraf Signif
N Taraf Signif
5% 1% 5% 1% 5% 1%
3 0,997 0,999 27 0,381 0,487 55 0,266 0,345
4 0,95 0,99 28 0,374 0,478 60 0,254 0,33
5 0,878 0,959 29 0,367 0,47 65 0,244 0,317
6 0,811 0,754 30 0,361 0,463 70 0,235 0,306
7 0,754 0,874 31 0,355 0,456 75 0,227 0,296
8 0,707 0,834 32 0,349 0,449 80 0,22 0,286
9 0,666 0,798 33 0,344 0,442 85 0,213 0,278
10 0,632 0,765 34 0,339 0,436 90 0,207 0,27
11 0,602 0,735 35 0,334 0,43 95 0,202 0,263
12 0,576 0,708 36 0,329 0,424 100 0,195 0,256
13 0,553 0,684 37 0,325 0,418 125 0,176 0,23
14 0,532 0,661 38 0,32 0,413 150 0,159 0,21
15 0,514 0,641 39 0,316 0,408 175 0,148 0,194
16 0,497 0,623 40 0,312 0,403 200 0,138 0,181
17 0,482 0,606 41 0,308 0,398 300 0,113 0,148
18 0,468 0,59 42 0,304 0,393 400 0,098 0,128
19 0,456 0,575 43 0,301 0,389 500 0,088 0,115
20 0,444 0,561 44 0,297 0,384 600 0,08 0,105
21 0,433 0,549 45 0,294 0,38 700 0,074 0,097
22 0,423 0,537 46 0,291 0,376 800 0,07 0,091
23 0,413 0,526 47 0,288 0,372 900 0,065 0,086
24 0,404 0,515 48 0,284 0,368 1000 0,062 0,081
25 0,396 0,505 49 0,281 0,364
26 0,388 0,496 50 0,279 0,361
(Suharsimi Arikunto, 2014:319)
Berdasarkan tabel koefisien korelasi didapatkan nilai r sebesar
0,414. Hasil tersebut dikonsultasikan pada tabel r product moment
dengan N 30 pada taraf signifikansi 5% diperoleh nilai 0,361. Hal
tersebut menunjukkan pada taraf signifikansi 5% nilai r hitung lebih
61
besar dari r tabel. Maka hipotesis penelitian ini menyebutkan bahwa
pelaksanaan pembelajaran daring berhubungan dengan minat belajar
siswa MI di desa Krincing Secang Magelang tahun 2020 diterima.
Dengan demikian, nilai korelasional 0,414 bernilai positif
menunjukkan bahwa semakin baiknya pelaksanaan pembelajaran daring
maka semakin baik pula minat belajar siswa MI di desa Krincing Secang
Magelang.
C. Pembahasan
1. Pelaksanaan Pembelajaran Daring Pada Siswa MI di desa Krincing
Secang Magelang Tahun 2020
Pembelajaran daring adalah pembelajaran yang diselenggarakan
melalui jaringan web atau internet. Setiap mata kuliah/ pelajaran
menyediakan materi dalam bentuk rekaman video atau slideshow, dengan
tugas- tugas mingguan yang harus dikerjakan dengan batas waktu
pengerjaan yang telah ditentukan dan beragam sistem penilaian (Bilfaqih,
2012:5).
Pelaksanaan pembelajaran daring pada siswa MI di desa Krincing
merupakan hal yang pertama kali dilakukan oleh siswa, karena adanya
pandemi covid- 19. Dengan kata lain pembelajaran daring ini
memberikan banyak pelajaran bagi siswa sendiri juga orang tua bagi
anak- anaknya. Peran orang disekitar siswa juga mempengaruhi
pelaksanaan pembelajaran daring di rumah.
62
Berdasarkan analisis deskriptif, dapat diketahui bahwa persentase
masing- masing indikator variabel pelaksanaan pembelajaran daring yaitu
pada indikator kualitas pembelajaran daring sebesar 27,97%, indikator
keselarasan dengan tujuan pembelajaran sebesar 33,39%, indikator
umpan balik sebesar 22,79%, indikator teknik pembelajaran daring
sebesar 15,95%. Pelaksanaan pembelajaran daring pada masa pandemi
covid- 19 pada siswa MI di desa Krincing Secang Magelang tahun 2020
pada umumnya dalam kategori tinggi. Terbukti 16,7% dari 30 siswa yaitu
5 siswa dalam kondisi sangat tinggi, 83,3% dari 30 siswa yaitu 25 siswa
dalam kondisi tinggi, kemudian 0% dari 30 siswa dalam kondisi sedang,
dan 0% dari 30 siswa dalam kondisi rendah.
Dari uraian di atas tentang persentase masing- masing kategori,
terlihat bahwa mayoritas responden berada pada kategori tinggi yakni
sebanyak 25 siswa (83,3%) terletak pada interval 45- 59. Dengan
demikian pelaksanaan pembelajaran daring pada masa pandemi covid- 19
pada siswa MI di desa Krincing Secang Magelang tahun 2020 berada
dalam kategori tinggi.
Menurut psikolog pendidikan, Novita Maulidya Djalal
menjelaskan bahwa pembelajaran daring tidak mengubah kepribadian,
namun dapat mempengaruhi rutinitas hidup individu. Selain itu,
pembelajaran daring memiliki pengaruh positif bagi beberapa orang,
Dari situ dapat disimpulkan bahwa pembelajaran daring dapat
memberikan nilai positif kepada siswa ketika siswa yang cenderung
63
tertutup dan pemalu jika aktif berdiskusi di kelas, melalui pembelajaran
daring ini mereka dapat lebih mempersiapkan diri dan lebih percaya diri
untuk terlibat dalam proses belajar. Kemudian ketika pembelajaran
daring di rumah komunikasi siswa dan orang tua akan lebih terjalin
sehingga dalam hal ini orang tua dapat mengetahui secara langsung
bagaimana kepribadian anaknya.
2. Minat Belajar Siswa MI di desa Krincing Secang Magelang Tahun 2020
Minat dapat dikaitkan dengan daya tarik dari luar, perasaan senang
dan sikap yang positif yang akan dapat meningkatkan kualitas pencapaian
hasil belajar siswa dalam bidang studi tertentu (Slameto, 2010: 67)
Belajar adalah suatu proses yang memungkinkan seseorang
memperoleh dan membentuk kompetensi, keterampilan, dan sikap yang
baru melibatkan proses- proses mental internal yang mengakibatkan
perubahan perilaku dan sifatnya relative permanen (Khodijah, 2014: 50).
Dengan demikian, minat belajar adalah kecenderungan individu
untuk memiliki rasa senang tanpa ada paksaan sehingga dapat menyebabkan
perubahan pengetahuan, keterampilan dan tingkah laku.
Berdasarkan analisis deskriptif, dapat diketahui bahwa persentase
masing- masing indikator variabel minat belajar siswa MI yaitu pada
indikator motivasi sebesar 36,81%, indikator respect sebesar 23,53%, dan
indikator resitasi sebesar 39,71%. Minat belajar siswa pada masa pandemi
covid- 19 pada siswa MI di desa Krincing Secang Magelang tahun 2020
pada umumnya dalam kondisi tinggi. Terbukti 3,3% dari 30 siswa yaitu 1
64
siswa dalam kondisi sangat tinggi, 93,3% dari 30 siswa yaitu 28 siswa
dalam kondisi tinggi, kemudian 3,3% dari 30 siswa yaitu 1 siswa dalam
kondisi sedang, dan 0% dari 30 siswa yaitu tidak ada siswa dalam kondisi
rendah.
Dari uraian di atas tentang persentase masing- masing kategori,
terlihat bahwa mayoritas responden berada pada kategori tinggi yakni
sebanyak 28 siswa (93,3%) terletak pada interval 45- 59. Dengan demikian
minat belajar siswa MI di desa Krincing Secang Magelang tahun 2020
berada dalam kategori tinggi.
Menurut Herlina Eka Subandriyo Putri, pelaksanaan pembelajaran
daring pelaksanaannya secara bersama- sama dilakukan di dalam satu
lingkungan rumah. Peran keluarga mampu memberikan dukungan baik
secara fisik dan psiklogis baik dukungan orang tua pada anak saat proses
belajar mengajar.
Faktor- faktor yang mempengaruhi efektivitas belajar siswa adalah
faktor sosial (peran guru dan kehadiran orang tua) yang menjamin
kelancaran proses belajar di rumah pada masa pandemi dan faktor
psikologis (motivasi yang mendorong anak untuk tetap belajar) dikala
situasi yang berbeda dengan kesehariannya. Hal tersebut dapat disimpulkan
bahwa perang guru, orang tua, dan lingkungan sekitar sangat mendukung
kegiatan belajar siswa di rumah sehingga minat belajar siswa selama
pembelajaran daring itu tinggi.
65
3. Hubungan Pelaksanaan Pembelajaran Daring Dengan Minat Belajar
Siswa MI Pada Masa Pandemi Covid- 19 di desa Krincing Secang
Magelang Tahun 2020
Pembelajaran daring terutama pada pelajaran fiqih bagi siswa MI
merupakan suatu hal yang baru di dunia pendidikan. Kebijakan- kebijakan
pembelajaran ini tentunya memberikan banyak tanggapan dari orang tua dan
guru. Terlebih pelaksanaan pembelajaran daring fiqih ini dilakukan di
rumah. Kebijakan belajar di rumah dengan daring ini tentu harus disikapi
oleh guru dengan melakukan berbagai upaya untuk melaksanakan
pembelajaran dengan maksimal.
Untuk itu juga harus diperhatikan pula jika guru dan siswa siap
untuk melaksanakan pembelajaran daring, maka guru dapat memilih
berbagai cara yang mungkin untuk dilakukan. Cara yang dipilih merupakan
cara terbaik untuk menghadirkan pembelajaran yang menyenangkan dan
bermakna kepada siswa. Guru dituntut untuk menguasai teknologi dan
mampu menciptakan pembelajaran yang menarik sehingga siswa dapat
mengikuti pembelajaran daring dengan baik.
Kemudian peran orang tua dan lingkungan sekitar juga sangat
mempengaruhi minat belajar siswa ketika di rumah. Peran keluarga mampu
memberikan dukungan baik secara fisik dan psiklogis baik saat proses
belajar mengajar.
Berdasarkan tabel koefisien korelasi, didapatkan nilai r hitung
sebesar 0,414. Hasil tersebut dikonsultasikan pada tabel r product moment
66
dengan N 30 pada taraf signifikansi 5% diperoleh nilai 0,361. Hal tersebut
menunjukkan pada taraf signifikansi 5% nilai r hitung lebih besar dari r
tabel. Maka hipotesis penelitian ini menyebutkan bahwa pelaksanaan
pembelajaran daring berhubungan dengan minat belajar siswa MI di desa
Krincing Secang Magelang tahun 2020 diterima.
Dengan demikian, nilai korelasional 0,414 bernilai positif
menunjukkan bahwa semakin baik pelaksanaan pembelajaran daring maka
semakin baik pula minat belajar siswa MI pada masa pandemi covid- 19 di
desa krincing Secamg Magelang tahun 2020.
67
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang hubungan pelaksanaan pembelajaran
daring dengan minat belajar siswa MI pada masa pandemi covid- 19 tahun
2020 maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Pelaksanaan pembelajaran daring pada masa pandemi covid- 19 pada
siswa MI di desa Krincing, Secang, Magelang tahun 2020 pada umumnya
dalam kategori tinggi. Terbukti 16,7% dari 30 siswa yaitu 5 siswa dalam
kondisi sangat tinggi, 83,3% dari 30 siswa yaitu 25 siswa dalam kondisi
tinggi, kemudian 0% dari 30 siswa dalam kondisi sedang, dan 0% dari 30
siswa dalam kondisi rendah.
Dari uraian diatas tentang persentase masing- masing kategori, terlihat
bahwa mayoritas responden berada pada kategori tinggi, yakni sebanyak
25 siswa (83,3%) terletak pada interval 45- 59. Dengan demikian
pelaksanaan pembelajaran daring pada masa pandemi covid- 19 pada
siswa MI di desa Krincing Secang Magelang tahun 2020 berada dalam
kategori tinggi.
2. Minat Belajar siswa MI pada masa pandemi covid- 19 di desa Krincing
Secang Magelang tahun 2020 pada umumnya dalam kategori tinggi.
Terbukti 3,3% dari 30 siswa yaitu 1 siswa dalam kondisi sangat tinggi,
93,3% dari 30 siswa yaitu 28 siswa dalam kondisi tinggi, kemudian 3,3%
68
dari 30 siswa yaitu 1 siswa dalam kondisi sedang, dan 0% dari 30 siswa
yaitu tidak ada siswa dalam kondisi rendah.
Dari uraian di atas tentang persentase masing- masing kategori, terlihat
bahwa mayoritas responden berada pada kategori tinggi yakni sebanyak
sebanyak 28 siswa (93,3%) terletak pada interval 45- 59. Dengan demikian
minat belajar siswa MI di desa Krincing Secang Magelang tahun 2020
berada dalam kategori tinggi.
3. Ada hubungan antara pelaksanaan pembelajaran daring dengan minat
belajar siswa MI pada masa pandemi covid- 19 dengan nilai r sebesar
0,414. Hasil tersebut dikonsultasikan pada tabel nilai r product moment
dengan N 30 pada taraf signifikansi 5% diperoleh nilai 0,361. Hal tersebut
menunjukkan pada taraf signifikansi 5% nilai r hitung lebih besar dari r
tabel. Maka hipotesis penelitian ini yang menyebutkan bahwa pelaksanaan
pembelajaran daring fiqih berhubungan dengan minat belajar siswa MI
pada masa pandemi covid- 19 di desa Krincing Secang Magelang tahun
2020 diterima.
Dengan demikian, nilai korelasional 0,414 bernilai positif menunjukkan
bahwa semakin baik pelaksanaan pembelajaran daring maka semakin baik pula
minat belajar siswa MI pada masa pandemi covid- 19 di desa krincing Secang
Magelang tahun 2020.
B. Saran
1. Untuk Siswa MI di Desa Krincing, Secang, Magelang
69
Berdasarkan hasil analisis minat belajar siswa yang tinggi maka hal
tersebut harus ditingkatkan lagi, agar meningkatkan prestasi yang lebih baik.
Namun bagi beberapa siswa yang masih memiliki minat belajar fiqih yang
sedang bahkan kurang, menjadi tugas tersendiri untuk siswa, untuk lebih
meningkatkan semangat belajar di masa pandemi covid- 19 ini.
2. Untuk Guru
Untuk meningkatkan minat belajar siswa yang lebih baik lagi, guru harus
menciptakan pembelajaran fiqih yang lebih menarik oleh sebab itu, guru juga
dituntut untuk menguasai teknologi informasi. Dan mampu memberikan
pembelajaran yang maksimal selama pandemi covid- 19 ini.
3. Untuk Orang Tua
Sebagai orang tua siswa sebaiknya lebih memperhatikan anak- anaknya
selama masih belajar di rumah. Karena peran orang tua dan orang- orang di
sekitar juga mempengaruhi semangat siswa dalam belajar. Hal tersebut bisa
dilakukan dengan menunggui siswa saat mengerjakan tugas fiqih dari guru
ataupun menanyakan
70
DAFTAR PUSTAKA
Abdul, Majid. 2012. Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar
Kompetensi Guru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Ahmadi, Abu. 1999. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Ahmad, Beni Saebani. 2008. Metode Penelitian. Bandung: Pustaka Senia
Ahmad, Rofi‟i. 2009. Pembelajaran Fiqih. Jakarta. Direktorat Jenderal
Pendidikangama RI
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: Rineka Cipta
________________. 2014. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: Rineka Cipta
Arsyad, Azhar. 2006. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada
Asmani, Jamal Ma‟mur. 2013. Buku Panduan Internalisasi Pendidikan Karakter
di Sekolah. Yogyakarta: Diva Press
Bahrudin. 2016. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Ar Ruzz Media
Bilfaqih, Yusuf. 2012. Esensi Pengembangan Pembelajaran Daring.Yogyakarta:
Deepublish
___________. 2015. Esensi Penyusunan Materi Pembelajaran Daring.
Yogyakarta: Deepublish
Djamarah, Syaiful Bahri. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka
Cipta
Efendi, Sofian dan Tukiran. 2014. Metode Penelitian Survei. Jakarta. LP3ES
Embass
Nurrohmah, Isnaini. 2015. Penerapan Model Pembelajaran Problem Based
Instruction (PBI) Berbantuan Media Audiovisual Untuk Meningkatkan
Kualitas Pembelajaran IPA Pasa Siswa Kelas V SDN Kalibenteng Kidul 02
Kota Semarang. Skripsi tidak diterbitkan. Semarang: Jurusan Pendidikan
Guru Sekolah Dasar Universitas Negeri Semarang
Riduwan. 2005. Skala Pengukuran Variabel- variabel Penelitian. Bandung:
Alfabeta
Ridwan, dan Engkos. 2011. Cara Menggunakan dan Memaknai Analisis Jalur
(Path Analysis). Cetakan Ketiga. Bandung: Alfabeta
71
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor- faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta
______. 2010. Belajar dan Faktor- faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta
Sudijono, Anas. 2005. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo
Persada
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta
_______. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta
_______. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta
Suhana, Cucu. 2014. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: PT. Refika
Aditama
Sumanto. 2014. Teori dan Aplikasi Metode Penelitian. Yogyakarta: CAPS
Susanto, Ahmad. 2013. Teori belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Sutikno, Wahyudin. 2010. Keefektifan Multimedia Berbantuan Multimedia
Menggunakan Metode Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Minat dan
Pemahaman Siswa. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia. (Online), Tersedia:
http://journal.unnes.ac.id, diakses 19 Juli 2020).
Syah, Muhibbin. 2009. Psikologi Belajar. Jakarta: Rajawali Pers
Taniredja, Tukiran dan Hidayati Mustafidah. 2012. Penelitian Kuantitatif.
Bandung. Alfabeta
Tim Pengembangan MKDP Kurikulum dan Pembelajaran. 2011. Kurikulum dan
Pembelajaran. Bandung: Jurusan Kurtekpend FIP UPI
Tirtahardja, Umar. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
72
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Elvania Rachim
Tempat/ Tanggal Lahir : Magelang, 20 Maret 1998
Jenis Kelamin : Perempuan
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Islam
Alamat : RT 10/ RW 04, Desa Krincing, Kec. Secang, Kab.
Magelang
No. Hp : 089524756010
Riwayat Pendidikan :
1. RA Radhatul Atfal Krincing, lulus tahun 2004
2. MIN Krincing/ MIN 2 Magelang, lulus tahun 2010
3. SMPN 1 Grabag, Magelang, lulus tahun 2013
4. SMK Syubbanul wathon Tegalrejo, Magelang, lulus tahun 2013
Riwayat Organisasi:
1. FKWAMA
2. Al-ASMA‟
3. PK IPNU/ IPPNU PPTI Al- Falah
4. LSS Kabupaten Semarang
5. Perpustakaan PPTI Al Falah
Demikian riwayat hidup ini dibuat sebenar- benarnya.
73
74
DOKUMENTASI
Gambar1. Tempat penelitian
Gambar 2. Pembagian angket
75
Gambar 3. Menjelaskan cara pengisian angket
Gambar 4. Proses pengisian angket
76
Daftar Nama Responden
No Nama Kelas
1 Arina Syarifah 4
2 Zulfa Maulida Ramdana 4
3 Riska Nailunnisa 4
4 Sa‟da Nur Azizah 4
5 Kaesya Anissa Rahma 4
6 Chayuna Anis 4
7 Ahmad Wildan Aditya 4
8 Rafa Muja 4
9 Muhammad Hafizul Anwar 4
10 Muhammad Nizar Zalmi 4
11 Syakila Zaemah Syibila 5
12 Nabilla Azza Kayra 5
13 Falihatu Sifa Turohmah 5
14 Elfatimatu Zahra 5
15 Nabila Luthfia Azhary 5
16 Syafa Aulia Zahra 5
17 Nabil Ghani Styawan 5
18 Aji Aski Ramadan 5
19 Muhammad Fahmi Izzulhaq 5
20 Aghis Nur Rahman 5
77
21 Mega Wulan Safitri 6
22 Aldine Firdaus 6
23 Firas Fadlurrohmah 6
24 Nihayatul Maghfiroh 6
25 Miftha Dafin 6
26 Fikri Adi Rismoyo 6
27 Chairul Eka Putra 6
28 Lucky Raihan Ali 6
29 Ahmad Arif Khoeron 6
30 Fanno Setiawan 6