HUBUNGAN MINDSET TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR...
Transcript of HUBUNGAN MINDSET TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR...
HUBUNGAN MINDSET TERHADAP KEMAMPUAN
BERPIKIR TINGKAT TINGGI PESERTA DIDIK
SMA PADA KONSEP KARAKTERISTIK
GELOMBANG MEKANIK
(Studi Korelasi di SMAN 105 Jakarta dan SMAN 58 Jakarta)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah
Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
Latif Mudzakkir
NIM 1113016300007
PROGRAM STUDI TADRIS FISIKA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2020
KEMENTERIAN AGAMAUIN JAKARTAFITK.tt 1r H htAdA N^a5aini.t 1il12.lnCanesia
FORM (FR)
No. Dokumen : FITK-FR-AKD-088Tol Terbit I Maret 2010
No. Revisi: : 01
niil lt
SURAT PERIIYATAAN KARYA SENDIRI
Nama
Tempat, Tanggal Lahir
NIM
Prodi
Judul Skripsi
Latif Mudzakkir
Ngawi, 18 September 1995
1 I 13016300007
Pendidikan Fisika
Hubungan Mind,get Terhadap Kemampuan Berpikir
Tingkat Tinggi Peserta Didik Pada Konsep
Karakteristik Gelombang M ekan ik
l. Dwi Nanto, P. hD
2. Taufiq Al-Farizi, M. PFis
Dosen Pembimbing
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya sendiri dan
saya bertanggungjawab secara akademis atas apa yang saya tulis.
Pernyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat menempuh Ujian Munaqasah.
Latif MudzakkirNrM. 1113016300007
Jakarta,2l Mei2020
i
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN
Skripsi berjudul Hubungan Mindset terhadap Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi
Pesertalidik SMA pada Konsep Karakteristik Gelombang Mekanik disusun oleh Latif
Mudzakkir NIM 1113016300007 diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
(FITK) Universitas IslamNegeri SyarifHidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam
Ujian Munaqasyah pada tanggal 12 Juni 2020 di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis
memperoleh gelar sarjana Sl (S.Pd) dalam bidang pendidikan fisikaltadris fisika.
Jakarta,22 Juli2020
Panitia Ujian Munaqasyah
Tanggal
22 / 07/2A20
Tanda Tangan
221A7D020
19 /07DA20
Mengetahui,Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Ketua Panitia/Kaprodi
fwan Permana Suwarna, lVf-Prl
NrP. 197805M200901 1013
Penguji I
fwan Permana Suwarna-M-PdNrP. 19780504200901 1013
Penguji IIAi Nurlaela, M-SiNrP. 19791Ll22409fl2m3
ii
iii
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
Skripsi berjudul “Hubungan Mindset terhadap Kemampuan Berpikir Tingkat
Tinggi Peserta Didik pada Konsep Karakteristik Gelombang Mekanik”
disusun oleh Latif Mudzakkir, NIM 1113016300007, Program Studi Tadris Fisika,
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya
ilmiah yang berhak untuk diajukan pada ujian/sidang munaqasyah sesuai ketentuan
yang ditetapkan oleh fakultas.
Jakarta, 21 Mei 2020
Yang mengesahkan,
Pembimbing I
Dwi Nanto, Ph.D
NIP. 197903192009011009
Pembimbing II
Taufiq Al Farizi, M.PFis
NIDN. 2012098701
iv
ABSTRAK
Latif Mudzakkir (1113016300007). Hubungan Mindset terhadap Kemampuan
Berpikir Tingkat Tinggi Peserta Didik pada Konsep Karakteristik Gelombang
Mekanik. Skripsi Program Studi Tadris Fisika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2020.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan mindset terhadap kemampuan
berpikir tingkat tinggi peserta didik pada konsep karakteristik gelombang mekanik.
Metode yang digunakan yaitu metode korelasional dengan pendekatan kuantitatif.
Penelitian dilakukan di SMAN 105 Jakarta dan SMAN 58 Jakarta. Pengambilan
sampel dengan cara Cluster Sampling sampling dengan jumlah sebanyak 35 peserta
didik tiap sekolah. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen
tes berupa 20 soal pilihan ganda dan instrumen nontes angket dari Emily Diehl
terdiri dari 20 butir pernyataan dengan 4 alternatif jawaban. Teknik analisa data
menggunakan analisis korelasi Pearson Product Moment dan regresi linear
sederhana. Hasil menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara
mindset peserta didik dengan kemampuan berpikir tingkat tinggi peserta didik SMA
pada konsep karakteristik gelombang mekanik di SMAN 105 Jakarta dan SMAN
58 Jakarta dengan koefisien korelasi berturut 0,589 dan 0,722. Mindset memberi
kontribusi pengaruh terhadap kemampuan berpikir tingkat tinggi peserta didik
SMA pada kedua sekolah tersebut yaitu sebesar 34,70% dan 52,10%.
Kata kunci : mindset, kemampuan berpikir tingkat tinggi, karakteristik gelombang
mekanik
v
ABSTRACT
Latif Mudzakkir (1113016300007). Relationship of Mindset and Students
Higher Order Thinking in the Concept of Mechanical Wave Characteristics.
Thesis S1 of Physics Education Study Program, Faculty of Tarbiya and Teaching
Sciences, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta, 2020.
This research aims to determine the relationship between mindset and students'
high-level thinking ability on the concept of mechanical wave characteristics. The
method used is the correlational method with a quantitative approach. The study
was conducted at SMAN 105 Jakarta and SMAN 58 Jakarta. Sampling by purposive
random sampling with a total sample of 70 students. The instrument used in this
study was a test instrument in the form of 20 multiple choice questions and a
questionnaire instrument from Emily Diehl consisting of 20 statements with 4
alternative answers. Data analysis techniques used Pearson Product Moment
correlation analysis and simple linear regression. The results show that there is a
positive relationship between mindset with high-level thinking ability students high
school on the concept of mechanical wave characteristics at SMAN 105 Jakarta
and SMAN 58 Jakarta with correlation coefficients 0,589 and 0,722. Mindset
influences the ability to think at a high level in both schools of 34,70% and 52.10%.
Keywords: mindset, higher order thinking ability, mechanical wave
characteristics
vi
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu memberikan
rahmat dan hidayah. Shalawat dan salam selalu tersampaikan kepada Nabi
Muhammad SAW beserta keluarga dan para pengikutnya yang senantiasa berada
dalam lindungan Allah SWT. Atas ridho Allah SWT, akhirnya penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan Mindset terhadap Kemampuan
Berpikir Tingkat Tinggi Peserta Didik SMA pada Konsep Karakteristik
Gelombang Mekanik”.
Apresiasi dan terimakasih disampaikan kepada semua pihak yang telah
berpartisipasi dalam penulisan skripsi ini. Secara khusus, apresiasi dan terimakasih
tersebut disampaikan kepada:
1. Ibu Dr. Sururin, M.Ag selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Iwan Permana Suwarna, M.Pd selaku Ketua Program Studi Tadris
Fisika sekaligus dosen pembimbing akademik.
3. Bapak Dwi Nanto, Ph.D dan Bapak Taufiq Al-Farizi, M.Pfis selaku dosen
pembimbing yang telah memberikan waktu, tenaga, pikiran dan motivasi
dalam membimbing penulis dalam penyusunan skripsi ini.
4. Seluruh dosen, staff dan karyawan FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
yang telah memberikan pengetahuan, pemahaman dan pelayanan selama
proses perkuliahan.
5. Seluruh ahli dalam penilaian validasi instrumen yang telah memberikan
waktu, penilaian dan saran dalam perbaikan instrumen tes dalam penelitian
ini.
6. Civitas akademika SMAN 105 Jakarta dan SMAN 58 Jakarta yang telah
mengizinkan peneliti melakukan penelitian di sekolah tersebut.
7. Keluarga tercinta Bapak (alm) Sahid dan Ibu Henny Kurniawati, adik-adik
serta semua keluarga besar yang selalu mendoakan dan mendorong penulis
vii
untuk tetap semngata dalam mengejar dan meraih cita-cita. Skripsi saya
persembahkan untuk Bapak (alm) dan Ibu.
8. Teman-teman kuliah di pendidikan fisika dari tahun 2013 berserta kakak
dan adik tingkat yang telah memberikan inspirasi, motivasi dan semangat
kepada penulis.
9. Keluarga Asisten Laboran Laboratorium Pendidikan Fisika yang senantiasa
memberikan pembelajaran serta pengalaman yang luar biasa besar
manfaatnya dan selalu memberikan dukungan dalam berbagai bentuk
kepada penulis.
10. Teman online yang telah menjadi tempat berbagi informasi, memberikan
waktu, pikiran, saran dan dukungan kepada peneliti.
11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu
dalam penyusunan skripsi ini.
Semoga Allah senantiasa membalas segala kebaikan yang telah diberikan
kepada penulis dengan balasan yang terbaik. Aamiin.
Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan.
Sehingga, demi kesempurnaan penulisan selanjutnya, penulis mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari pembaca. Akhir kata penulis ucapkan banyak
terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyususnan skripsi
ini sehingga apa yang telah dihasilkan dapat bermanfaat dan berguna bagi kita
semua.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakutuh.
Jakarta, Mei 2020
Latif Mudzakkir
Peneliti
viii
DAFTAR ISI
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI......................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN ........................................................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ......................................................... iii
ABSTRAK ............................................................................................................. iv
ABSTRACT ............................................................................................................ v
KATA PENGANTAR ........................................................................................... vi
DAFTAR ISI ........................................................................................................ viii
DAFTAR TABEL .................................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiii
DAFTAR RUMUS/PERSAMAAN ..................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ....................................................................................... 4
C. Batasan Masalah ............................................................................................. 5
D. Rumusan Masalah .......................................................................................... 5
E. Tujuan Penelitian ............................................................................................ 5
F. Manfaat Penelitian .......................................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 7
A. Kajian Teori.................................................................................................... 7
1. Mindset ........................................................................................................ 7
a. Pengertian Mindset .................................................................................. 7
b. Jenis-jenis Mindset .................................................................................. 7
c. Aspek-aspek Growth Mindset ................................................................. 9
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan Pola Pikir .................. 9
2. Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi ....................................................... 11
a. Pengertian Kemampuan Berpikir .......................................................... 11
b. Pengertian Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi ................................. 11
c. Indikator Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi ................................... 12
3. Konsep Karakteristik Gelombang ............................................................. 15
a. Konsep Gelombang ............................................................................... 16
b. Jenis-jenis gelombang ........................................................................... 16
ix
c. Istilah-istilah gelombang ....................................................................... 18
d. Besaran-besaran gelombang.................................................................. 19
e. Sifat-sifat gelombang ............................................................................ 21
B. Kerangka Berpikir ........................................................................................ 23
C. Penelitian Relevan ........................................................................................ 25
D. Hipotesis Penelitian ...................................................................................... 28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................................ 29
A. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................................... 29
B. Metode Penelitian ........................................................................................ 29
C. Variabel dan Desain Penelitian .................................................................... 29
D. Populasi dan Sampel .................................................................................... 30
E. Prosedur Penelitian ....................................................................................... 30
F. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................ 32
G. Instrumen Penelitian ..................................................................................... 33
1. Instrumen Nontes ...................................................................................... 33
2. Instrumen Tes ............................................................................................ 34
H. Uji Coba Instrumen ...................................................................................... 34
1. Instrumen Nontes ...................................................................................... 35
2. Instrumen Tes ............................................................................................ 36
I. Teknik Analisis Data ..................................................................................... 41
1. Deskripsi dan Kategorisasi Data ............................................................... 41
2. Uji Prasyarat Analisis ................................................................................ 42
3. Uji Hipotesis ............................................................................................. 44
J. Hipotesis Statistik .......................................................................................... 46
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 47
A. Hasil Penelitian ............................................................................................ 47
1. Data Mindset ............................................................................................. 47
2. Data Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi .............................................. 50
3. Hasil Uji Prasyarat Analisis ...................................................................... 54
4. Hasil Uji Hipotesis Korelasi ..................................................................... 55
5. Hasil Uji Hipotesis Regresi Linear Sederhana .......................................... 56
B. Pembahasan Hasil Penelitian ........................................................................ 57
1. Mindset Peserta Didik ............................................................................... 57
2. Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Peserta Didik ................................ 59
x
3. Hubungan Mindset dengan Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Peserta
Didik .............................................................................................................. 61
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 65
A. Kesimpulan .................................................................................................. 65
B. Saran ............................................................................................................. 65
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 67
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Enam Kategori pada Dimensi Proses Kognitif dan Proses-proses
Kognitif Terkait ................................................................................................... 13
No table of figures entries found.
Tabel 3. 1 Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 33
Tabel 3. 2 Kategori Validitas.............................................................................. 35
Tabel 3. 3 Hasil Uji Validitas Instrumen Nontes .............................................. 35
Tabel 3. 4 Interpretasi Koefisien Korelasi Reliabilitas .................................... 36
Tabel 3. 5 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Nontes .......................................... 36
Tabel 3. 6 Nilai Minimun (CVRcritical) α = 0,05 ................................................. 37
Tabel 3. 7 Hasil Uji Validitas Ahli ..................................................................... 38
Tabel 3. 8 Hasil Uji Validitas Instrumen Tes ................................................... 38
Tabel 3. 9 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Tes ............................................... 39
Tabel 3. 10 Kategori Indeks Kesukaran ........................................................... 39
Tabel 3. 11 Hasil Uji Taraf Kesukaran ............................................................. 40
Tabel 3. 12 Klasifikasi Daya Pembeda .............................................................. 40
Tabel 3. 13 Hasil Uji Daya Pembeda ................................................................. 40
Tabel 3. 14 Interval Skor dan Kategori Data ................................................... 41
Tabel 3. 15 Kriteria Pencapaian Indikator ....................................................... 42
Tabel 3. 16 Interpretasi Nilai Koefisien Korelasi ............................................. 45
Tabel 4. 1 Data Mindset Peserta Didik ............................................................. 47
Tabel 4. 2 Perbandingan Kategorisasi Data Mindset ...................................... 48
Tabel 4. 3 Perbandingan Kategorisasi Data Mindset per Jenis Kelamin ...... 48
Tabel 4. 4 Presentase Ketercapaian Indikator Mindset .................................. 49
Tabel 4. 5 Data Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Peserta Didik ........... 50
Tabel 4. 6 Kategorisasi Data Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi ............. 51
Tabel 4. 7 Perbandingan Kategorisasi Data Kemampuan Berpikir Tingkat
Tinggi ................................................................................................. 51
Tabel 4. 8 Presentase Ketercapaian Indikator HOTS Proses Kognitif .......... 52
Tabel 4. 9 Presentase Ketercapaian Indikator HOTS Indikator Proses
Kognitif .............................................................................................. 53
Tabel 4. 10 Rekapitulasi Hasil Uji Prasyarat Analisis ..................................... 54
Tabel 4. 11 Hasil Uji Hipotesis Korelasi ........................................................... 55
Tabel 4. 12 Hasil Uji Hipotesis Regresi Linear Sederhana ............................. 56
Tabel 4. 13 Persamaan Regresi .......................................................................... 57
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Peta Konsep ................................................................................... 16
Gambar 2. 2 Gelombang Transversal ............................................................... 18
Gambar 2. 3 Gelombang Longitudinal ............................................................. 19
Gambar 2. 4 Kerangka Berpikir ....................................................................... 25
Gambar 3. 1 Desain penelitian ........................................................................... 30
Gambar 3. 2 Prosedur penelitian ....................................................................... 32
Gambar 4. 1 Diagram Perbandingan Skor Rata-rata Mindset ...................... 58
Gambar 4. 2 Diagram Perbandingan Skor Rata-rata Kemampuan Berpikir
Tingkat Tinggi ................................................................................ 59
Gambar 4. 3 Diagram Perbandingan Ketercapaian Indikator Ranah
Kognitif ........................................................................................... 60
Gambar 4. 4 Diagram Perbandingan Ketercapaian Indikator Proses Kognitif
......................................................................................................... 61
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A. 1 Kisi-kisi Instrumen Nontes (Angket) ...................................... 71
Lampiran A. 2 Instrumen Nontes Uji Coba ..................................................... 73
Lampiran A. 3 Hasil Analisis Uji Coba Instrumen Nontes ............................. 75
Lampiran A. 4 Instrumen Nontes yang Digunakan ......................................... 78
Lampiran A. 5 Kisi-Kisi Instrumen Tes ........................................................... 80
Lampiran A. 6 Instrumen Tes Sebelum Validasi dan Uji Coba ..................... 85
Lampiran A. 7 Hasil Lembar Uji Validasi Ahli ............................................. 105
Lampiran A. 8 Hasil Analisis Instrumen Tes Uji Validasi Ahli ................... 106
Lampiran A. 9 Hasil Analisis Uji Coba Instrumen Tes ................................. 108
Lampiran A. 10 Rekapitulasi Analisis Instrumen Tes .................................. 113
Lampiran A. 11 Instrumen Tes yang Digunakan .......................................... 114
Lampiran B. 1 Hasil Mindset .......................................................................... 125
Lampiran B. 2 Hasil Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi ........................ 131
Lampiran B. 3 Hasil Perhitungan Statistika Dasar ....................................... 137
Lampiran B. 4 Hasil Kategorisasi Data .......................................................... 139
Lampiran B. 5 Hasil Uji Prasyarat Analisis (Uji Normalitas) ...................... 143
Lampiran B. 6 Hasil Uji Prasyarat Analisis (Uji Linearitas) ....................... 144
Lampiran B. 7 Hasil Uji Prasyarat Analisis (Uji Homogenitas) ................... 145
Lampiran B. 8 Hasil Uji Hipotesis Korelasi .................................................. 146
Lampiran B. 9 Hasil Uji Hipotesis Regresi Linear ........................................ 147
Lampiran C. 1 Lembar Uji Referensi ............................................................. 150
Lampiran C. 2 Surat Penelitian ....................................................................... 159
Lampiran C. 3 Foto Penelitian ......................................................................... 160
Lampiran C. 4 Daftar Riwayat Hidup ............................................................ 161
xiv
DAFTAR RUMUS/PERSAMAAN
(1) Rumus Periode ................................................................................................ 20
(2) Rumus Frekuensi ............................................................................................. 20
(3) Rumus Cepat Rambat ...................................................................................... 20
(4) Hubungan Cepat Rambat dengan Gelombang Tali ........................................ 21
(5) Rumus Pembiasan ........................................................................................... 22
(6) Rumus Content Validity Ratio (CVR) ............................................................. 37
(7) Rumus Kategorisasi Data ................................................................................ 41
(8) Presentase Ketercapaian Indikator .................................................................. 42
(9) Persamaan Regresi Linear Sederhana ............................................................. 45
(10) Rumus Koefisien Determinasi ....................................................................... 46
1
1.BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perubahan dalam masyarakat global dan ekonomi dunia akibat teknologi
informasi serta penyebaran pengetahuan baru menuntut respon cepat dari individu
agar memiliki kehidupan yang sukses. Kehidupan orang yang sukses salah satunya
dilihat dari kualitas pendidikan mereka. Pendidikan dan proses pembelajaran
memiliki peran penting dalam masyarakat Indonesia untuk menumbuhkan
pengetahuan barunya. Pembelajaran harus difokuskan pada pengembangan
kemampuan intelektual dan mendorong peserta didik untuk membangun
pemahaman dan pengetahuan sendiri dalam konteks sosial dan budaya.1 Sehingga
pembelajaran akan dapat mengantarkan peserta didik untuk mencapai keterampilan
berpikir tingkat tinggi atau higher order thinking skills (HOTS). Paradigma baru
pembelajaran saat ini dirancang untuk membantu peserta didik agar memperoleh
kecakapan mencari jawaban atau solusi atas suatu masalah. Secara pedagogis, arah
kebijakan pendidikan yaitu dengan pengembangan pendekatan dan metodologi
proses pendidikan dan pembelajaran yang memanfaatkan berbagai sumber belajar
(multi resources learning). Adanya teknologi informasi dan komunikasi dalam
kehidupan telah mengubah paradigma pendidikan yang menempatkan guru sebagai
fasilitator, motivator dan agen pembelajaran untuk peserta didik dapat memiliki
akses yang seluas-luasnya kepada beragam media untuk kepentingan
pendidikannya.
Kurikulum 2013 jenjang SMA/MA atau sederajat saat ini telah dirancang
dengan berbagai penyempurnaan diantaranya yaitu dengan memperkaya kebutuhan
peserta didik untuk berpikir kritis dan analitis dan mengadaptasi secara bertahap
model-model pembelajaran dan penilaian standar internasional. Kurikulum ini
1 A. Wahab Jufri, Belajar dan Pembelajaran Sains, (Bandung: Pustaka Reka Cipta, 2013),
h. 167.
2
diharapkan dapat membantu peserta didik untuk meningkatkan kemampuan
berpikir tingkat tinggi (High Order Thinking Skills/HOTS), karena berpikir tingkat
tinggi dapat mendorong peserta didik untuk berpikir secara luas dan mendalam
tentang materi pelajaran.2 Salah satu tujuan untuk mengukur kemampuan berpikir
tingkat tinggi peserta didik yaitu dengan cara memberikan atau menyisipkan
beberapa butir soal-soal HOTS dalam pembelajaran. Peran soal-soal tersebut yaitu
mempersiapkan kompetensi peserta didik yang dibutuhkan pada abad ke-21,
meningkatkan motivasi belajar peserta didik, dan meningkatkan mutu penilaian
pembelajaran.
Kegiatan pembelajaran harus memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk mengembangkan sense of interest, sense of curiosity, sense of reality, dan
sense of discovery dalam mempelajari fakta untuk mencari kebenaran.3 Diperlukan
upaya-upaya sistematik dan intensif untuk memberdayakan diri dari peserta didik.
Pemberdayaan diri sebaiknya dimulai dengan membangun konsep diri positif dan
keyakinan yang harus mampu memposisikan dirinya sebagai individu yang berdaya
dan tidak memandang dirinya dari perspektif negatif.
Beberapa orang masih beranggapan bahwa kecerdasan otak dan kemampuan
berpikir merupakan bawaan dari lahir. Akan tetapi, penelitian di bidang neurosains
yang dilakukan oleh Carol S. Dweck menyatakan bahwa kapasitas otak dapat
dikembangkan. Ada beberapa faktor yang dapat memengaruhi kemampuan berpikir
peserta didik, satu diantaranya yaitu mindset dari peserta didik itu sendiri.
Keyakinan atau mindset terhadap kemampuan belajar yang dimiliki akan
menjadikan seseorang sukses dalam pendidikan.4 Hasil penelitian Blackwell dkk
bahwa mindset peserta didik berpengaruh terhadap nilai belajar. Growth mindset
secara signifikan dapat meningkatkan skor prestasi dan nilai ujian peserta didik.5
2 I Wayan Widana, Modul Penyusunan Soal Higher Order Thinking Skills (HOTS),
Direktorat Pembinaan SMA Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah, 2017, h. 1. 3 Jufri, op.cit., h. 172. 4 Jennifer A. Mangels, et.al, Why do beliefs abaout intelligence influence learning success?
A Social Cognitive Neuroscience Model, Social Cognitive and Affective Neuroscience, 2006, pp.
75. 5 Lisa S. Blackwell, Kali H. Trzesniewski and Carol Sorich Dweck, Implicit Theories of
Intelligence Predict Achievement Across an Adolescent Transition: A Longitudinal Study and an
Intervention, Research in Child Development Vol. 7(1), 2007, pp. 259-260.
3
Peserta didik dengan growth mindset meyakini bahwa untuk mendapatkan hasil
yang optimal diperlukan kerja keras dan menjadikan kesalahan sebagai
pembelajaran dan berusaha memperbaikinya.6 Penelitian dari Yuli Hartanti di tahun
2009 menjelaskan bahwa ada pengaruh positif antara mindset dan hasil belajar
kimia. Hal ini menunjukkan adanya 65,1% skor hasil belajar kimia siswa ditentukan
oleh mindset siswa itu sendiri.7
Dalam kasus pembelajaran MIPA umumnya, khususnya fisika masih banyak
peserta didik yang tidak memiliki ketertarikan dalam pembelajaran fisika. Peserta
didik menganggap pelajaran itu sulit dan mereka tidak mempunyai bakat dalam
pelajaran fisika. Berdasarkan hasil Ujian Nasional (UN) 2019 peserta didik pada
pelajaran fisika di SMAN 105 Jakarta dan SMAN 58 Jakarta mendapat nilai rata-
rata 56,97 dan 55,29.8 Nilai tersebut sangat rendah dibandingkan dengan nilai rata-
rata pada rumpun MIPA di satuan pendidikan tersebut. Ini membuktikan bahwa
pelajaran fisika menjadi salah satu ancaman dari peserta didik dikarenakan
pelajaran yang sangat sulit, padahal fisika merupakan bagian dari kehidupan sehari-
hari. Salah satu indikator dalam ujian nasional fisika tersebut yang mendapatkan
hasil baik yaitu pada indikator menentukan ciri-ciri gelombang bunyi/cahaya
dengan nilai rata-rata 82,69 dan 80,00 untuk SMAN 105 Jakarta dan SMAN 58
Jakarta. Indikator ini termasuk pada kompetensi dasar fisika yaitu karakteristik
gelombang mekanik.
Pada pembelajaran fisika juga dibutuhkan kemampuan berpikir tingkat tinggi
dan penyelesaian masalah. Diantaranya yaitu materi Karakteristik Gelombang
Mekanik. Konsep karakteristik gelombang mekanik ini sangat berhubungan dengan
kehidupan nyata dan merupakan konsep awal sebelum pembelajaran tingkat lanjut
materi gelombang bunyi dan cahaya. Materi karakteristik gelombang mekanik juga
6 Carol S. Dweck, Mindset: The New Psychology of Success, Terj. Tim Penerjemah Baca,
(Tangerang Selatan: Baca, 2019), h. 7-8. 7 Yuli Hartanti, “Pengaruh Mindset terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Kelas XI IPA
Madrasah Aliyah Negeri 1 Semarang”, Skripsi pada IAIN Walisongo, Semarang, 2009, h. 52, tidak
dipublikasikan. 8 Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Laporan Hasil Sekolah Ujian Nasional
SMA/MA tahun 2019, 2020, (https://hasilun.puspendik.kemdikbud.go.id/).
4
digunakan untuk memecahkan persoalan-persoalan yang berhubungan dengan
gelombang yang beraneka ragam sehingga mindset peserta didik dapat
dikembangkan.
Berdasarkan uraian yang telah disampaikan, maka peneliti ingin mengetahui
bagaimana hubungan antara mindset terhadap kemampuan berpikir tingkat tinggi
peserta didik pada konsep Karakteristik Gelombang Mekanik di SMAN 105 Jakarta
dan SMAN 58 Jakarta. Oleh karena itu, dalam penelitian ini peneliti mengajukan
judul penelitian “Hubungan Mindset terhadap Kemampuan Berpikir Tingkat
Tinggi peserta didik SMA pada Konsep Karakteristik Gelombang Mekanik”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, peneliti
mengidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut:
1. Kemampuan berpikir tingkat tinggi peserta didik pada mata pelajaran fisika
masih rendah.
2. Peserta didik belum terbiasa untuk memecahkan masalah dari soal fisika yang
memerlukan kemampuan berpikir tingkat tinggi.
3. Peserta didik memiliki mindset bahwa pelajaran dan soal fisika sulit untuk
dipelajari.
4. Mindset merupakan salah satu faktor yang sangat memengaruhi kemampuan
berpikir peserta didik
5. Peserta didik belum pernah melakukan identifikasi mindset berpikir dan belum
mengetahui pola pikir mereka sehingga belum dapat memaksimalkan proses
pembelajaran fisika.
6. Pendidik belum mengimplementasikan berbagai kebiasaan di lingkungan
sekolah khususnya proses pembelajaran yang dapat meningkatkan mindset
peserta didik pada mata pelajaran fisika.
5
C. Batasan Masalah
Luasnya cakupan masalah yang muncul, maka diperlukan pembatasan
masalah. Penelitian ini dibatasi oleh :
1. Pernyataan angket mindset mengacu pada instrumen Carol S. Dweck Mindset
Instrument.
2. Kemampuan berpikir tingkat tinggi yang diukur hanya pada ranah kognitif
Taksonomi Bloom direvisi Anderson dan Krathwohl yaitu dengan indikator C4
menganalisis (membedakan, mengorganisasi, mengatribusi), C5 mengevaluasi
(memeriksa, mengkritik), dan C6 mencipta (merumuskan, merencanakan).
3. Konsep fisika dan soal HOTS hanya fokus pada karakteristik gelombang
mekanik sesuai pada Kompetensi Dasar (KD).
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang
telah dijabarkan, maka rumusan masalah pada penelitian ini antara lain:
1. Bagaimana hubungan antara mindset dengan kemampuan berpikir tingkat
tinggi peserta didik SMA pada konsep karakteristik gelombang mekanik?
2. Berapa presentase kontribusi mindset terhadap kemampuan berpikir tingkat
tinggi peserta didik SMA pada konsep karakteristik gelombang mekanik?
3. Apakah mindset berpengaruh terhadap kemampuan berpikir tingkat tinggi pada
konsep karakteristik gelombang mekanik?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui hubungan antara mindset dengan kemampuan berpikir tingkat
tinggi peserta didik SMA pada konsep karakteristik gelombang mekanik.
6
2. Mengetahui presentase kontribusi mindset terhadap kemampuan berpikir
tingkat tinggi peserta didik SMA pada konsep karakteristik gelombang
mekanik.
3. Mengetahui pengaruh mindset terhadap kemampuan berpikir tingkat tinggi
peserta didik SMA pada konsep karakteristik gelombang mekanik.
F. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan yang hendak dicapai, maka hasil dari penelitian ini
diharapkan dapat memberikan manfaat untuk beberapa pihak secara langsung
maupun tidak langsung. Adapun manfaat penelitian ini sebagai berikut:
1. Manfaat teoritis
Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat, yaitu:
a. Memberikan kejelasan mengenai hubungan mindset dengan kemampuan
berpikir tingkat tinggi peserta didik pada konsep karakteristik gelombang
mekanik.
b. Menjadi bahan kajian atau referensi ilmiah dalam bidang pendidikan atau
psikologi maupun menjadi sumber rujukan untuk mengembangkan
penelitian sejenis lebih lanjut.
2. Manfaat praktis
Secara praktis hasil penelitian ini dapat bermanfaat, yaitu:
a. Bagi peneliti, diharapkan dapat menambah wawasan mengenai keterkaitan
mindset dengan kemampuan berpikir tingkat tinggi peserta didik pada
konsep karakteristik gelombang mekanik.
b. Bagi peserta didik, diharapkan dijadikan referensi untuk meningkatkan
kemampuan berpikir tingkat tinggi dan sumber informasi tentang jenis
mindset peserta didik.
c. Bagi guru, diharapkan mampu dijadikan referensi dan evaluasi dalam
memperbaiki kualitas proses pembelajaran dengan peserta didik yang
mampu menumbuhkan mindset dan kemampuan berpikir tingkat tinggi
peserta didik.
7
2.BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Mindset
a. Pengertian Mindset
Pola pikir atau mindset adalah sekumpulan kepercayaan atau cara berpikir yang
memengaruhi perlaku dan sikap seseorang, yang akhirnya akan menentukan level
keberhasilan hidupnya. Kepercayaan menentukan cara berpikir, berkomunikasi dan
bertindak seseorang. Dengan demikian jika ingin mengubah pola pikir, yang harus
diubah adalah kepercayaan atau kumpulan kepercayaan.9
Mindset atau sikap berpikir adalah cara pikir dan cara pandang tertentu yang
sering digunakan, yang makin kuat manakala menyesuaikan penafsiran atas dunia
ini dengan berbagai asumsi dan keyakinan.10
Teori mindset ini dikembangkan oleh Carol S Dweck. Jadi yang dinamakan
mindset yaitu pola pikir yang digunakan untuk memandang dan menilai dunia,
melingkupi sikap, nilai, catatan, keyakinan dasar dan cara mempersepsikan diri.
b. Jenis-jenis Mindset
Menurut Dweck di dunia ini terdapat dua macam mindset:
1) Fixed Mindset (Pola pikir tetap)
Pola pikir tetap ini didasarkan pada kepercayaan bahwa kualitas-kualitas
seseorang sudah ditetapkan. Jika seseorang memiliki sejumlah intelegensi
tertentu, kepribadian tertentu, dan karakter moral tertentu.11 Ciri-ciri dari orang
dengan mindset tetap yaitu:
9 Adi W Gunawan, The Secret of Mindset, (Jakarta:Gramedia Pustaka Utama, 2007), h. 14. 10 Pangkalan Ide, Menyeimbangkan Otak Kiri dan Oak Kanan, (Jakarta: PT Elex Media
Komputindo, 2008), h. 89 11 Dweck, op.cit., h. 6
8
a) Memiliki keyakinan bahwa intelegensi, bakat, sifat adalah sebagai fungsi
hereditas/keturunan,
b) Menghindari adanya tantangan,
c) Mudah menyerah,
d) Menganggap usaha tidak ada gunanya,
e) Mengabaikan kritik,
f) Merasa terancam dengan kesuksesan orang lain.
2) Growth Mindset (Pola pikir berkembang)
Mindset berkembang ini didasarkan pada kepercayaan bahwa kualitas-
kualitas dasar seseorang adalah hal-hal yang dapat diolah melalui upaya-upaya
tertentu.12 Meskipun manusia mungkin berbeda dalam segala hal, dalam bakat
dan kemampuan awal, minat, atau temperamen setiap orang dapat berubah dan
berkembang melalui perlakuan dan pengalaman. Peserta didik yang memiliki
growth mindset adalah pribadi yang meyakini potensi dapat berkembang
dengan tantangan yang semakin sulit. Mereka meyakini bahwa segala sesuatu
dapat dicapai dengan belajar apapun. Proses belajar akan menemukan
tantangan dan hambatan, namun mereka yakin hal itu dapat diatasi dengan
usaha dan ketekunan maka akan sukses. Ketika mengalami kegagalan, mereka
mencari strategi dan jalan keluar, meminta bantuan orang lain ketika
dibutuhkan.13 Ciri-ciri dari orang dengan growth mindset yaitu :
a) Memiliki keyakinan bahwa intelegensi, bakat, dan sifat bukan merupakan
fungsi keturunan/hereditas
b) Menerima tantangan dan bersungguh-sungguh menjalankannya
c) Tetap berpandangan ke depan dari kegagalan
d) Berpandangan positif terhadap usaha
e) Belaajr dari kritik
f) Menemukan pelajaran dan mendapatkan inspirasi dari kesuksesan orang
lain
12 Ibid., h. 7. 13 Ibid., h. 50-51.
9
c. Aspek-aspek Growth Mindset
Terdapat empat aspek growth mindset menurut Dweck yaitu:
1) Keyakinan intelegensi, bakat dan karakter dapat dikembangkan.
Individu meyakini bahwa segala potensi yang dimiliki seseorang seperti
intelegensi, bakat atau karakter dapat berubah dan dikembangkan melalui
usaha yang lebih. Meyakini bahwa melalui usaha dan ketekunan dapat
mengembangkan keterbatasan yang dimiliki.
2) Keyakinan tantangan atau kesulitan dan kegagalan penting untuk
pengembangan diri.
Individu meyakini bahwa proses menuju kesuksesan akan mengalami
kesuliatan dan tantangan yang berarti dan juga mengalami kegagalan.
Tantangan yang semakin lama akan semakin sulit, namun hal tersebut diyakini
sebagai sebuah proses belajar untuk pengembangan diri.
3) Keyakinan usaha dan kerja keras memberikan kontribusi pada kesuksesan.
Individu melakukan usaha dan kerja keras yang lebih untuk suatu tujuan,
memiliki keyakinan yang kuat bahwa usaha yang dilakukan dapat berjalan
dengan baik dan akan memperoleh kesuksesan, juga terhindar dari pikiran
negatif mengenai kegagalan.
4) Keyakinan kritik dan masukan dari orang lain umpan keberhasilan.
Individu meyakini bahwa kritikan dari orang lain merupakan suatu
pembelajaran untuk dirinya. Menjadikan orang lain sebagai saran untuk
memperbaiki kesalah demi mewujudkan keberhasilan.
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan Pola Pikir
Menurut Iskandar (2008) terdapat 7 sumber kekuatan yang memengaruhi
proses berpikir manusia, yaitu:14
14 Iskandar, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kualitatif dan Kuantitatif),
(Jakarta: Gaung Persada Press, 2008), h. 661.
10
1) Orangtua
Dari orangtua seseorang belajar tentang kata-kata, ekspresi wajah, gerakan
tubuh, perilaku, norma, keyakinan agama, prinsip, dan nilai nilai luhur.
Orangtua adalah tutor atau guru yang pertama di dunia, merekalah yang
membentuk pola pikir kita untuk yang pertama kalinya.
2) Keluarga
Setelah orangtua kita akan dikenalkan dengan dunia lain yaitu keluarga,
dari merekalah kita akan menangkap informasi dan pola pikir yang lain, yang
fungsinya untuk melengkapi pola pikir yang telah kita peroleh dari orang tua.
3) Masyarakat
Dunia lain yang akan dikenal adalah lingkungan masyarakat sekitar,
dengan semakin bertambahnya informasi dan disatukan dengan apa yang telah
kita dapat akan membuat proses pembentukan pikiran kita menjadi semakin
kuat.
4) Sekolah
Sekolah mempunyai pengaruh yang cukup besar dalam proses
pembelajaran seseorang, peraturan-peraturan yang diterapkan sekolah maupun
perilaku dan sikap guru dapat memperkaya proses pembentukan pola pikir
yang sudah ada.
5) Teman
Berteman merupakan aktualisasi diri yang pertama dalam kehidupan,
karena dalam suatu pertemanan, seseorang yang menentukan pilihan akan
berteman dengan siapa, tidak ada larangan dalam menentukan dengan siapa
akan berteman.
6) Media massa
Adanya unsur pengidolaan pada suatu tontonan dapat menimbulkan
peniruan-peniruan oleh seseorang baik itu yang sifatnya negatif maupun yang
positif. Contohnya pola pakaian seorang artis akan ditiru oleh fans nya.
11
7) Diri sendiri
Inilah faktor penentu dari suatu pola pikir, baik buruknya suatu pengaruh
kitalah yang akan menentukan apakah kita akan menjadi pribadi yang buruk
atau kita akan memilih menjadi pribadi yang baik.
2. Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi
a. Pengertian Kemampuan Berpikir
Berpikir adalah aktifitas mencurahkan daya pikir untuk tujuan tertentu.
Berpikir juga pembeda yang memisahkan status kemanusiaan manusia dengan
makhluk hidup lainnya. Manusia pantas disebut sebagai manusia karena memiliki
kemampuan untuk menggunakan pikirannya.15
Berpikir merupakan suatu pemecahan masalah dan proses penggunaan gagasan
atau lambang-lambang pengganti suatu aktivitas yang tampak secara fisik. Berpikir
juga suatu proses dari penyajian suatu peristiwa internal dan eksternal, kepemilikan
masa lalu, masa sekarang, dan masa depan yang satu sama lain saling berinteraksi.
Berpikir menggunakan kemampuan analitis, kreatif, perlu praktek, dan intelegensi
semacam itu diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.16
Berpikir dapat diartikan sebagai keterampilan kognitif untuk memperoleh
pengetahuan.17 Berdasarkan beberpaa pengertian berpikir diatas, dapat disimpulkan
bahwa berpikir merupakan suatu proses yang menggambarkan aktivitas mental baik
berupa tindakan yang disadari maupun tidak untuk menemukan suatu pengetahuan.
b. Pengertian Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi
Kemampuan berpikir tingkat tinggi atau biasa disebut High Order Thinking
Skills (HOTS) adalah proses berpikir yang tidak sekedar menghafal dan
menyampaikan kembali informasi yang diketahui serta kemampuan untuk
15 Okta Alpindo, Mahrizal dan Harman Amir, “Pengaruh Pemberian Pertanyaan Higher
Order Thinking Skill (HOTS) dalam Model Pembelajaran Problem Based Learning terhadap Hasil
Belajar Fisika Siswa Kelas XI SMAN 2 Padang”, Pillar of Physics Education Vol. 3, 2014, h. 114. 16 Tri Widodo dan Sri Kadarwati, Higher Order Thinking Berbasis Pemecahan Masalah
untuk Meningkatkan Hasil Belajar Berorientasi Pembentukan Karakter Siswa, Cakrawala
Pendidikan th. XXXII, No. 1 h. 162. 17 Eka Sastrawati, Muhammad Rusdi dan Syamsurizal, Problem-Based Learning, Strategi
Metakognisi, dan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa, Tekno-Pedagogi, Vol. 1 No. 2, 2011, h. 6.
12
menghubungkan, memanipulasi, dan mentransformasi pengetahuan serta
pengalaman yang sudah dimiliki untuk berpikir secara kritis dan kreatif dalam
upaya menentukan keputusan dan memecahkan masalah pada situasi baru.18
Kemampuan berpikir tingkat tinggi menurut Brookhart adalah berpikir tingkat
tinggi berada pada bagian atas taksonomi kognitif Bloom, tujuan pengajaran di
balik taksonomi kognitif yang dapat membekali peserta didik untuk melakukan
transfer pengetahuan, mampu berpikir artinya peserta didik mampu menerapkan
pengetahuan dan keterampilan yang mereka kembangkan selama belajar pada
konteks yang baru.19 Berpikir tingkat tinggi berarti kemampuan peserta didik untuk
menghubungkan pembelajaran dengan hal-hal lain yang belum pernah diajarkan.
c. Indikator Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi
Taksonomi adalah klasifikasi atau pengelompokan benda menurut ciri-ciri
tertentu. Taksonomi dalam bidang pendidikan, digunakan untuk klasifikasi tujuan
instruksional, ada yang menamakannya tujuan pembelajaran, tujuan penampilan
atau sasaran belajar yang digolongkan dalam tiga klasifikasi umum atau ranah
(domain), yaitu: ranah kognitif (berkaitan dengan tujuan belajar yang berorientasi
pada kemampuan berpikir), ranah afektif (berhubungan dengan perasaan, emosi,
sistem nilai, dan sikap hati), dan ranah psikomotor (berorientasi pada keterampilan
motorik).
Ranah kognitif dan proses kognitif Taksonomi Bloom yang telah direvisi
Anderson dan Karthwohl dapat dilihat dalam tabel 2.1. 20
18 Emi Rofiah, Nonoh Siti Aminah, dan Elvin Yuslina Ekawati, “Penyusunan Instrumen
Tes Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Fisika pada Siswa SMP”, Jurnal Pendidikan Fisika, 1(2),
2013, h. 17. 19 R Arifin Nugroho, Higher Order Thingking Skills, (Jakarta: Grasindo, 2018), h. 17. 20 Lorin W. Anderson dan David R. Krathwohl, Kerangka Landasan untuk Pembelajaran,
Pengajaran, dan Asesmen: Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom , Terj. Agung Prihantoro,
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015), h. 43.
13
Tabel 2. 1 Enam Kategori pada Dimensi Proses Kognitif dan Proses-proses
Kognitif Terkait
Kategori Kognitif (C) Proses Kognitif Level Kognitif
1 Mengingat 1.1 Mengenali
1.2 Mengingat kembali
Low Order
Thinking Skills 2 Memahami
2.1 Menafsirkan
2.2 Mencontohkan
2.3 Mengklasifikasi
2.4 Merangkum
2.5 Menyimpulkan
2.6 Membandigkan
2.7 Menjelaskan
3 Mengaplikasikan 3.1 Mengeksekusi
3.2 Mengimplementasi
4 Menganalisis
4.1 Membeda
4.2 Mengorganisasi
4.3 Mengatribusi
High Order
Thinking Skills 5 Mengevaluasi
5.1 Memeriksa
5.2 Mengkritik
6 Mencipta
6.1 Merumuskan
6.2 Merencanakan
6.3 Memproduksi
Taksonomi proses kognitif diatas merupakan tingkatan level kognitif yang
mengarahkan peserta didik berpikir. Level kognitif HOTS terdiri dari menganalisis,
mengevaluasi, dan mencipta yang memerlukan penguasaan tingkat sebelumnya
yaitu mengingat, memahami, dan mengaplikasikan.
1) Menganalisis
Menganalisis merupakan proses memecah-mecah materi menjadi bagian-
bagian kecil dan menentukan bagaimana hubungan antara bagian dan setiap bagian
dan struktur keseluruhannya.21 Menganalisis mencakup proses membedakan,
mengorganisasi, dan mengatribusi.
Membedakan melibatkan proses memilah milah bagian-bagian yang relevan
atau penting dari sebuah struktur.22 Mengorganisasi melibatkan proses
mengidentifikasi elemen-elemen komunikasi atau situasi dan proses mengenali
21 Ibid., h. 120 22 Ibid., h. 121
14
bagaimana elemen elemen ini membentuk sebuah struktur yang koheren.23
Mengatribusi terjadi ketika peserta didik dapat menentukan sudatu pandang,
pendapat, nilai, atau tujuan di balik informasi. Mengatribusi melibatkan proses
dekontruksi.24
2) Mengevaluasi
Mengevaluasi didefinisikan sebagai membuat keputusan berdasarkan kriteria
dan standar. Kriteria yang paling sering digunkaan yaitu kualitas, efektivitas,
efisiensi, dan konsistensi. Mengevaluasi mencakup proses memeriksa dan
mengkritik.
Memeriksa melibatkan proses menguji inkonsistensi atau kesalahan internal
dalam suatu operasi atau produk.25 Mengkiritik melibatkan proses penilaian suatu
produk atau proses berdasarkan kriteria dan standar eksternal. Dalam mengkritik,
peserta didik mencatat ciri-ciri positif dan negatif dari suatu produk dan membuat
keputusan setidaknya sebagian berdasarkan ciri-ciri tersebut. Mengkritik
merupakan inti dari apa yang disebut berpikir kritis.26
3) Mencipta
Mencipta yaitu menempatkan elemen bersama-sama untuk membentuk satu
kesatuan yang utuh atau fungsional yaitu, reorganisasi unsur ke dalam pola atau
struktu yang baru.27 Mencipta mencakup proses merumuskan, merencanakan, dan
memproduksi.
Merumuskan yaitu melibatkan proses menggambarkan masalah dan membuat
pilihan atau hipotesis yang memenuhi kriteria-kriteria tertentu.28 Merencanakan
melibatkan proses membuat metode penyelesaian masalah yang sesuai dengan
kriteria-kriteria masalahnya, yakni membuat rencana untuk menyelesaikan
23 Ibid., h. 122 24 Ibid., h. 124 25 Ibid., h. 126 26 Ibid., h. 127 27 Ibid., h. 128 28 Ibid., h. 130
15
masalah.29 Memproduksi melibatkan proses melaksanakan rencana untuk
menyelesaikan masalah yang memenuhi spesifikasi-spesifikasi tertentu.30
3. Konsep Karakteristik Gelombang
Materi karakteristik gelombang mekanik merupakan materi dasar sebelum
materi persamaan gelombang, gelombang bunyi dan gelombang cahaya. Materi ini
mencakup pengertian dan besaran gelombang, jenis-jenis gelombang dan sifat-sifat
gelombang. Besaran yang ada pada gelombang mencakup amplitudo, panjang
gelombang, periode, frekuensi dan cepat rambat gelombang. Jenis-jenis gelombang
diklasifikasikan berdasarkan arah rambat gelombang, medium perantara dan sifat
penjalaran gelombang. Sifat-sifat yang ada pada gelombang umum terdiri dari
pemantulan (refleksi), pembiasan (refraksi), pelenturan (difraksi), perpaduan
(interferensi), penguraian (dispersi) dan pengutuban (polarisasi).
Peta konsep karakteristik gelombang dapat dilihat pada gambar berikut.
29 Ibid., h. 131 30 Ibid., h. 132
16
Gambar 2. 1 Peta Konsep
a. Konsep Gelombang
Gelombang merupakan gejala pemindahan usikan atau gangguan. Gelombang
didefinisikan sebagai perambatan energi dari satu tempat ke tempat lain tanpa
menyeret materi yang dilewatinya.31
b. Jenis-jenis gelombang
Gelombang dapat diklasifikasikan berdasarkan:32
1. Medium perambatannya
Berdasarkan medium rambatnya, gelombang dikelompokkan menjadi dua
yaitu gelombang mekanik dan gelombang elektromagnetik.
31 Yohanes Surya, Getaran dan Gelombang:Bahan Ajar Persiapan Menuju Olimpiade Sains
Nasional/Internasional (Tangerang: PT Kandel, 2010), h. 19. 32 Efrizon Umar, Fisika dan Kecakapan Hidup, (Jakarta: Ganeca Exact, 2007), h. 2-3.
17
a) Gelombang mekanik adalah gelombang yang memerlukan medium
perambatan. Gelombang yang termasuk gelombang mekanik adalah
gelombang bunyi. Bunyi dapat kita dengar karena merambat melalui udara.
Apabila tidak ada medium untuk merambat, bunyi tidak dapat kita dengar.
b) Gelombang elektromagnetik adalah gelombang yang tidak memerlukan
medium perambatan. Cahaya termasuk gelombang elektromagnetik. Oleh
karena itu, cahaya matahari dapat sampai ke bumi meskipun melewati ruang
hampa udara.
2. Arah getarnya
Berdasarkan arah getarnya, gelombang dikelompokkan menjadi dua yaitu
gelombang transversal dan gelombang longitudinal.
a) Gelombang transversal, yaitu gelombang yang arah rambatannya tegak
lurus dengan arah getarnya. Contohnya gelombang tali, gelombang air, dan
gelombang cahaya.
b) Gelombang longitudinal, yaitu gelombang yang arah rambatannya sejajar
dengan arah getarnya. Contohnya gelombang pada pegas atau slinki.
3. Amplitudonya
Berdasarkan amplitudonya, gelombang dikelompokkan menjadi dua yaitu
gelombang berjalan dan gelombang diam/stasioner.
a) Gelombang berjalan, yaitu gelombang yang merambat dengan amplitudo
tetap di setiap titiknya. Gelombang berjalan disebut juga gelombang yang
merambat. Contohnya gelombang air/permukaan air, gelombang bunyi dan
gelombang cahaya. 33
b) Gelombang stasioner atau diam, yaitu gelombang yang merambat dengan
amplitudo berubah di setiap titiknya. Contohnya gelombang pada dawai
pada gitar dan biola. 34
33 Ibid., h. 5. 34 Ibid., h. 8.
18
c. Istilah-istilah gelombang
Terdapat perbedaan dalam mengetahui istilah gelombang
1. Gelombang transversal
Bentuk gelombang transversal seperti gambar:35
Gambar 2. 2 Gelombang Transversal
a) Puncak gelombang adalah titik-titik tertinggi pada gelombang, (misal b dan
f).
b) Dasar gelombang adalah titik-titik terendah pada gelombang, (contoh d dan
h).
c) Bukit gelombang adalah lengkungan obc atau efg.
d) Lembah gelombang adalah cekungan cde atau ghi.
e) Amplitudo (A) adalah nilai mutlak simpangan terbesar yang dapat dicapai
partikel, (misal bb1 atau dd1).
f) Panjang gelombang (λ) adalah jarak antara dua puncak berurutan (masl bf)
atau jarak antara dua dasar berurutan (misal dh).
g) Periode (T) adalah selang waktu yang diperlukan untuk menempuh dua
puncak yang berurutan atau selang waktu yang diperlukan untuk menempuh
dua dasar berurutan.
35 Marthen Kanginan, Fisika untuk SMA/MA kelas XI, (Jakarta: Erlangga, 2013), h. 420.
19
2. Gelombang longitudinal
Bentuk gelombang longitudinal seperti gambar:36
Gambar 2. 3 Gelombang Longitudinal
Pada gelombang longitudinal, yang merambat adalah bentuk rapatan dan
renggangan. Rapatan dan renggangan dapat terjadi pada semua zat. Oleh karena itu,
gelombang longitudinal dapat merambat pada semua zat (padat, cair atau gas).
Karena panjang rapatan dan renggangan tidak sama maka panjang gelombang
didefinisikan dengan menggunakan istilah pusat rapatan dan pusat renggangan.
Panjang gelombang yaitu jarak antara dua pusat rapatan yang berdekatan (jarak AC)
atau jarak antara dua pusat renggangan yang berdekatan (jarak BD).
d. Besaran-besaran gelombang
Gelombang sebagai rambatan energi getaran memiliki besaran-besaran yang
sama. Berikut ini adalah penjelasan besaran yang berkaitan dengan gerak
gelombang:
a. Periode dan frekuensi gelombang37
Periode gelombang adalah waktu yang diperlukan untuk menempuh satu
panjang gelombang. Frekuensi gelombang adalah jumlah gelombang yang
melewati suatu titik setiap detik/sekon. Hubungan antara frekuensi dan
periode gelombang dapat dinyatakan sebagai berikut:
𝑓 =𝑛
𝑡
36 Ibid., h. 422.
37 Aip Saripudin dkk, Praktis Belajar Fisika untuk Kelas XII SMA/MA Program IPA,
(Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas, 2009), h. 3.
20
𝑇 = 𝑡
𝑛
(1)
Sehingga,
𝑓 = 1
𝑇
(2)
Dengan:
n = banyaknya getaran/gelombang
t = waktu yang diperlukan untuk bergetar (sekon) atau (detik)
f = frekuensi (Hz)
T = periode (s) atau (detik)
b. Panjang gelombang
Satu gelombang pada tali didefinisikan terdiri atas satu puncak dan satu
lembah. Panjang satu puncak dan satu lembah disebut panjang gelombang.
Satuan panjang gelombang yaitu meter (m). 38
c. Cepat rambat
Cepat rambat gelombang adalah jarak yang ditempuh gelombang dalam
satu sekon. Pada gelombang, dalam periode T, jarak tempuhnya sama dengan
panjang gelombangnya ( λ ) sehingga cepat rambat gelombannya memenuhi
persamaan berikut: 39
𝑣 = ∆𝑠
∆𝑡=
𝜆
𝑇 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑣 = 𝜆 𝑓 (3)
Dengan:
ν = cepat rambat gelombang (m/s)
λ = panjang gelombang (m)
Kecepatan rambat gelombang bergantung pada karakteristik medium
yang dilaluinya. Sebagai contoh, kecepatan gelombang pada tali bergantung
pada gaya tegang tali (FT) dan massa per satuan panjang tali, yaitu 𝜇 = 𝑚
𝐿. 40
Hubungannya diberikan oleh persamaan berikut: 41
38 Ibid., h. 2. 39 Ibid., h. 3. 40 Ibid., h. 4. 41 Ibid.
21
𝑣 = √𝐹𝑇
𝜇= √
𝐹𝑇𝐿
𝑚
(4)
d. Simpangan dan amplitudo
Simpangan gelombang adalah jarak partikel yang dilalui gelombang ke
titik setimbang. Amplitudo adalah simpangan maksimum.42
e. Fase gelombang43
Penjelasan mengenai suatu tahap yang telah dicapai oleh suatu gerak
berkala, biasanya dengan membandingkan dengan gerak lain yang sejenis
dengan frekuensi sama disebut fase. Dua gelombang dikatakan sefase, bila
keduanya berfrekuensi sama dan titik-titik yang bersesuaian berada pada
tempat yang sama selama osilasi (misalnya, kedunya berada pada puncak)
pada saat yang sama. Jika yang terjadi sebaliknya, keduanya tidak sefase.
Dua gelombang berlawanan fase jika perpindahan keduanya tepat
berlawanan arah (misalnya, puncak dan lembah). Beda fase antara dua
gelombang menyatakan ukuran seberapa jauh, diukur dalam sudut, sebuah
titik pada salah satu gelombang berada di depan atau di belakang titik yang
bersesuaian dari gelombang lainnya. Untuk gelombang-gelombang yang
berlawanan fase, beda fasenya adalah 1800; untuk yang sefase besarnya 00.
e. Sifat-sifat gelombang
Ada beberapa sifat gelombang yang berlaku umum, untuk gelombang mekanik
maupun gelombang elektromagnetik. Sifat-sifat itu antara lain: Refleksi, Refraksi,
Difraksi, Interferensi, Polarisasi, Superposisi dan Dispersi.44
1. Pemantulan atau Refleksi
Pemantulan adalah peristiwa pengembalian seluruh atau sebagian dari suatu
berkas partikel atau gelombang bila berkas tersebut bertemu dengan bidang batas
42 Ibid. 43 Joko Budiyanto, BSE Fisika: Untuk SMA/MA Kelas XII, (Jakarta: Pusat Perbukuan
Depdiknas, 2009), h. 8 44 Kanginan, op.cit., h. 425.
22
antara dua medium. Suatu garis atau permukaan dalam medium dua atau tiga
dimensi yang dilewati gelombang disebut muka gelombang.
2. Pembiasan atau Refraksi
Perubahan arah gelombang saat gelombang masuk ke medium baru yang
mengakibatkan gelombang bergerak dengan kelajuan yang berbeda disebut
pembiasan. Pada pembiasan terjadi perubahan laju perambatan. Panjang
gelombangnya bertambah atau berkurang sesuai dengan perubahan kelajuannya,
tetapi tidak ada perubahan frekuensi.
Perubahan panjang gelombang dapat diamati dalam tangki riak dengan cara
memasang keping gelas tebal pada dasar tangki sehingga tangki riak memiliki dua
kedalaman air yang berbeda (dalam dan dangkal). Panjang gelombang di tempat
yang dalam lebih besar daripada panjang gelombang di tempat yang dangkal (λ1 >
λ2). Oleh karena itu, maka cepat rambat gelombang di tempat yang dalam juga lebih
besar daripada di tempat yang dangkal (v1 > v2).
Sudut antara sinar bias dan garis normal disebut sudut bias (r). Sudut bias di
tempat yang dangkal lebih kecil daripada sudut datang di tempat yang dalam (r <
i). Dapat disimpulkan bahwa sinar datang dari tempat yang dalam ke tempat yang
dangkal dibiaskan mendekati garis normal (r < i). Sebaliknya, sinar datang dari
tempat yang dangkal ke tempat yang dalam di biaskan menjauhi garis normal (r >
i). Jadi persamaan umum yang berlaku untuk pembiasan gelombang adalah:
sin 𝑖
sin 𝑟=
𝑣1
𝑣2= 𝑛 (5)
Dengan:
i = sudut datang
r = sudut bias
n = indeks bias medium 2 relatif terhadap medium 1
3. Pelenturan atau Difraksi
Difraksi merupakan peristiwa penyebaran atau pembelokan gelombang
tersebut melintas melalui bukaan atau mengelilingi ujung penghalang. Besarnya
difraksi bergantung pada ukuran penghalang dan panjang gelombang. Makin kecil
23
penghalang dibandingkan panjang gelombang dari gelombang itu, makin besar
pembelokannya.
4. Perpaduan atau Interferensi
Interaksi antara dua gerakan gelombang atau lebih yang memengaruhi suatu
bagian medium yang sama sehingga gangguan sesaat pada gelombang paduan
merupakan jumlah vektor gangguan-gangguan sesaat pada masing-masing
gelombang merupakan penjelasan fenomena interferensi. Interferensi terjadi pada
dua gelombang koheren, yaitu gelombang yang memiliki frekuensi dan beda fase
sama.
Ketika dua gelombang bertemu dan pertemuan itu sama-sama puncak atau
sama sama lembah, interferensi maksimum terjadi. Akan tetapi, ketika puncak dan
lembah yang bertemu, interferensi minimumlah yang terjadi.
5. Dispersi
Dispersi gelombang adalah perubahan bentuk gelombang ketika gelombang
merambat melalui suatu medium.
B. Kerangka Berpikir
Pembelajaran harus difokuskan pada pengembangan kemampuan intelektual
dan mendorong peserta didik untuk membangun pemahaman dan pengetahuan
sendiri dalam konteks sosial budaya. Berhasil atau tidaknya pengembangan
kemampuan intelektual peserta didik dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor salah
satunya adalah mindset.
Mindset atau keyakinan merupakan sekumpulan kepercayaan atau cara berpikir
yang memengaruhi perilaku dan sikap seseorang yang akhirnya akan menentukan
level keberhasilan hidupnya. Terdapat dua jenis mindset yang dipopulerkan oleh
Carol S. Dweck, yaitu growth mindset dan fixed mindset. Peserta didik yang
memiliki growth mindset adalah pribadi yang meyakini potensi dapat berkembang
dengan tantangan yang semakin sulit. Sedangkan fixed mindset dimiliki oleh peserta
didik yang meyakini bahwa kecerdasan merupakan bawaan dari lahir dan tidak bisa
diubah.
24
Kemampuan berpikir peserta didik dalam fisika masih tergolong rendah
berdasarkan dari hasil ujian nasional 2019 yang menunjukkan bahwa nilai rata-rata
ujian nasional bidang fisika menempati urutan terendah dibanding dengan mata
pelajaran MIPA lainnya. Oleh karena itu, diperlukan pengembangan intelektual
kemampuan berpikir tingkat tinggi melalui mindset peserta didik dalam proses
pembelajaran, maka peserta didik akan dapat memperoleh hasil yang maksimal.
Hasil penelitian Blackwell, Trzesniewski dan Dweck (2007) terkait dengan
teori intelegensi implisit remaja bahwa mindset peserta didik berpengaruh terhadap
nilai belajar. Hasilnya yaitu growth mindset secara signifikan dapat meningkatkan
skor prestasi dan nilai ujian peserta didik dan fixed mindset tidak signifikan dapat
meningkatkan nilai peserta didik atau bisa dikatakan tetap. Sistematika kerangka
berpikir dalam penelitian ini digambarkan pada gambar 2.4.
25
Gambar 2. 4 Kerangka Berpikir
C. Penelitian Relevan
Beberapa hasil penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini yaitu sebagai
berikut :
1. Jurnal Lisa S. Blackwell, Kali H. Trzesniewski, dan Carol Sorich Dweck
(2007) yang berjudul “Implicit Theories of Intelligence Predict Achievement
Across an Adolescent Transition: A Longitudinal Study and an
Intervention”. Penelitian pada studi pertama dengan 373 siswa. Hasilnya
menunjukkan bahwa ada perbedaan antara individu dalam kecepatan
pertumbuhan intelektual anak-anak. Penelitian ini juga mengakui bahwa
1. Rendahnya kemampuan berpikir tingkat tinggi peserta didik
2. Siswa kesulitan dalam menjawab soal fisika 3. Siswa kurang yakin dengan kemampuan pelajaran fisika
4. Banyak faktor yang mempengaruhi belajar siswa
Identifikasi mindset dan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa
Indikator Kemampuan
berpikir tingkat tinggi:
1. Menganalisis (C4) 2. Mengevaluasi (C5)
3. Mecipta (C6)
Mindset
Growth Mindset
1. Keyakinan intelegensi,
bakat dan karakter dapat
dikembangkan
2. Keyakinan tantangan
atau kesulitan dan
kegagalan penting untuk
pengembangan diri
3. Keyakinan usaha dan
kerja keras memberikan
kontribusi pada
kesuksesan
4. Keyakinan kritik dan
masukan dari orang lain
umpan keberhasilan
Fixed Mindset
1. Keyakinan intelegensi,
bakat dan karakter hal
yang terbatas dan tetap
2. Keyakinan tantangan atau
kesulitan dan kegagalan
ancaman citra diri
3. Keyakinan usaha dan kerja
keras tidak akan mencapai
kesuksesan
4. Keyakinan kritik dan
masukan dari orang lain
sebatas mengembangkan
potensi yang ada
Mindset dan kemampuan berpikir tingkat tinggi
peserta didik pada konsep karakteristik gelombang
saling berhubungan satu sama lain.
26
keyakinan anak-anak menjadi bawaan mental yang dibawa kepada tahap
pencapaian. Selain itu, pengalaman negatif memiliki efek negatif dalam
memengaruhi keyakinan individu tersebut serta pengembangan kapasitas
intelektual melalui potensi siswa dan manfaat motivasi.45
2. Jurnal David Scott Yeager dan Carol S Dweck (2012) dengan judul “Mindset
That Promote Resilience: When Students Believe That Personal
Characteristics Can Be Developed”. Penelitian ini menunjukkan hal yang
paling dibutuhkan siswa bukanlah peningkatan harga diri atau pelabelan sifat
melainkan siswa membutuhkan pola pikir yang mewakili tantangan sebagai hal
yang dapat mereka ambil dan atasi seiring waktu dengan usaha, strategi baru,
pembelajaran, bantuan dari orang lain, dan kesabaran.46
3. Disertasi Kristin Line Froedge (Mei 2017) yang berjudul “The Effect of
Growth Mindset on Student Achievement Among Students With
Disabilities”. Penelitian ini dilakukan dengan peserta sekolah menengah
penyandang disabilitas sebanyak 145 siswa dan 46 guru sekolah menengah.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pola pikir siswa mempengaruhi
prestasi akademik dan pertumbuhan siswa dari waktu ke waktu. Selain itu,
intervensi psikologis siswa terbukti menjadi cara yang efektif untuk membantu
mengatasi hambatan siswa.47
4. Penelitian oleh David Flores, Allison Lemons, Holly McTernan (2011) dengan
judul “The Correlation Between Student Growth Mindset and Conceptual
Development in Physics”. Penelitian ini menggunakan Force Concept
Inventory (FCI). Hasilnya menunjukkan bahwa ada hubungan yang positif
antara FCI dan pola pikir siswa. Selain itu, dalam penelitian ini menunjukkan
bahwa seorang siswa dengan mindset berkembang akan memiliki
45 Lisa S. Blackwell, Kali H. Trzesniewski and Carol Sorich Dweck, Implicit Theories of
Intelligence Predict Achievement Across an Adolescent Transition: A Longitudinal Study and an
Intervention, Research in Child Development Vol. 7(1), 2007, pp. 259-260 46 David Scott Yeager and Carol S Dweck, Mindset That Promote Resilience: When
Students Believe That Personal Characteristics Can Be Developed, Educational Psychologist, 47(4),
2012, pp. 312. 47 Kristin Line Froedge, “The Effect of Growth Mindset on Student Achievement Among
Students With Disabilities”, Disertasi pada Western Kentucky University, Kentucky, 2017, p. 71.
27
kemungkinan lebih besar untuk mencapai keuntungan yang lebih tinggi pada
FCI daripada seorang siswa dengan mindset tetap.48
5. Penelitian pada jurnal Trisa Genisa dan Tessalonika Sembiring (2017) yang
berjudul “Pengaruh Growth dan Fixed Mindset terhadap Grit pada
Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas “X” Bandung”. Penelitian
dengan sampel 299 orang. Hasilnya menunjukkan bahwa Growth Mindset dan
Fixed Mindset memengaruhi grit mahasiswa fakultas psikologi Universitas
“X”. Selain itu, mahasiswa yang memiliki Growth Mindset mendorong
berkembangnya grit ke arah yang lebih tinggi. Artinya, kemampuan mahasiswa
tersebut dapat dikembangkan dengan usaha-usaha tertentu. Sedangkan,
mahasiswa yang memiliki fixed mindset akan menurunkan grit.49
6. Penelitian pada skripsi Yuli Hartanti (2009) yang berjudul “Pengaruh Mindset
terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Kelas XI IPA Madrasah Aliyah
Negeri 1 Semarang”. Penelitian dengan sampel 36 siswa. Hasilnya
menunjukkan bahwa ada pengaruh dari mindset terhadap hasil belajar kimia
siswa kelas XI IPA sebesar 65,1%.50
7. Penelitian pada skripsi Isnaeni Mas’udah (2019) yang berjudul “Pengaruh
Growth Mindset terhadap Grit Akademik pada Mahasiswa yang
Mengikuti Organisasi”. Penelitian dilakukan dengan sampel 354 mahasiswa
Universitas Negeri Semarang. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh
yang signifikan antara growth mindset dan grit akademik pada mahasiswa yang
mengikuti organisasi dengan kontribusi pengaruhnya sebesar 18,6%.51
48 David Flores, Allison Lemons, and Holly McTernan, The Correlation Between Student
Growth Mindset and Conceptual Development in Physics, Action Research Arizona State
University, 2011, p. 20. 49 Trisa Genisa dan Tessalonika Sembiring, “Pengaruh Growth dan Fixed Mindset terhadap
Grit pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas X Bandung”, Journal of Psychology
Humanitas, Vol 1 No 2, 2017, h. 144-145. 50 Yuli Hartanti, “Pengaruh Mindset terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Kelas XI IPA
Madrasah Aliyah Negeri 1 Semarang”, Skripsi pada IAIN Walisongo, Semarang, 2009, h. 52, tidak
dipublikasikan 51 Isnaeni Mas’udah, “Pengaruh Growth Mindset terhadap Grit Akademik pada Mahasiswa
yang Mengikuti Organisasi”, Skripsi pada Universitas Negeri Semarang, Semarang, 2019, h. 93,
tidak dipublikasikan.
28
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir yang telah dijabarkan, maka
peneliti mengajukan hipotesis penelitian yaitu “Terdapat hubungan antara mindset,
growth mindset, dan fixed mindset terhadap kemampuan berpikir tingkat tinggi
peserta didik pada konsep karakteristik gelombang mekanik”
29
3.BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di 2 sekolah yang berada di Kecamatan Ciracas,
yaitu SMAN 105 Jakarta yang beralamat di Jl. H. Usman N0. 5 RT. 2/RW. 4
Kelurahan Kelapa Dua Wetan Kecamatan Ciracas Kota Jakarta Timur dan SMAN
58 Jakarta yang beralamat di Jl. Raya Ciracas No. 2 Kelurahan Ciracas Kecamatan
Ciracas Kota Jakarta Timur. Penelitian dilakukan pada bulan Maret 2020 semester
genap tahun pembelajaran 2019/2020 di kelas XI IPA.
B. Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitaif. Penelitian
kuantitatif yaitu data-data hasil penelitiannya disajikan dalam bentuk angka-angka
dan dianalisis menggunakan data statistik.52 Metode penelitian yang digunakan
yaitu metode penelitian korelasional karena bertujuan untuk mengungkapkan
hubungan antarvariabel.53
C. Variabel dan Desain Penelitian
Variabel dalam penelitian ini terdiri atas variabel bebas (independen) dan
variabel terikat (dependen). Variabel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi atau
yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat. Sedangkan variabel
terikat yaitu variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya
variabel bebas.54 Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas yakni Mindset
dan yang menjadi variabel terikat yakni Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi
Peserta Didik.
52 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2011), h. 7. 53 Ridwan Abdullah Sani, dkk, Penelitian Pendidikan, (Tangerang, Tsmart, 2018), h. 202. 54 Sugiyono, op.cit., h. 39.
30
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan Mindset dan Kemampuan
Berpikir Tingkat Tinggi peserta didik pada mata pelajaran fisika konsep
karakteristik gelombang mekanik. Pada penelitian ini, peneliti tidak memberikan
perlakuan melainkan hanya untuk mengetahui hubungan di antara variabel bebas
dan variabel terikat. Desain penelitian dapat dilihat dari gambar 3.1.55
Gambar 3. 1 Desain penelitian
D. Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan subjek dalam penelitian dan sampel merupakan
sebagian dari populasi yang akan diteliti tersebut.56 Populasi dalam penelitian ini
yaitu seluruh siswa kelas XI IPA SMAN 105 Jakarta dan SMAN 58 Jakarta.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan peneliti yaitu Cluster Sampling
atau pengambilan sampel berklaster. 57 Teknik ini merupakan suatu cara
pengambilan sampel dengan mempelajarai sejumlah kelas utuh, yaitu menjadikan
kelas yang sudah ada sebagai sampel.58 Pertimbangan yang digunakan dalam
pengambilan sampel yaitu peserta didik berada pada kelas XI IPA dan sudah belajar
materi Fisika pada Bab Karakteristik Gelombang Mekanik. Sampel yang diambil
pada penelitian ini berjumlah 35 peserta didik kelas XI IPA A SMAN 105 Jakarta
dan 35 peserta didik kelas XI IPA B SMAN 58 Jakarta.
E. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian ini dibagi dalam tiga tahapan yaitu tahap awal, tahap
pelaksanaan dan tahap akhir.
55 Ibid., h. 42. 56 Ibid., h. 80-81. 57 Ibid., h. 83. 58 Sani, Op cit,. h. 87.
X Y
X = Mindset Y = Kemampuan Berpikir
Tingkat Tingggi
31
1. Tahap Awal
Tahap awal merupakan tahap persiapan dari penelitian. Tahap awal meliputi
studi literatur, merumuskan masalah yang akan diteliti, mengkaji teori belajar
dan relevansi penelitian, penentuan populasi dan sampel, pembuatan instrumen
penelitian berupa tes dan nontes. Setelah pembuatan instrumen tes dan nontes
selesai, maka dilakukan validasi instrumen tes kepada beberapa ahli untuk
menguji kelayakan instrumen yang akan digunakan peneliti. Instrumen yang
telah diuji kelayakannya akan dianalisis. Jika dianggap layak, instrumen
tersebut akan di uji coba kepada peserta didik yang bukan bagian dari sampel
penelitian ini.
2. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan merupakan tahap pengambilan data. Tahap ini dimulai
dengan memberikan data angket mindset kepada sampel untuk mengetahui
tingkat mindset peserta didik. Angket mindset diberikan melalui media google
formulir. Dilanjutkan dengan memberikan tes kemampuan berpikir tingkat
tinggi peserta didik pada konsep karakteristik gelombang mekanik untuk
mengetahui tingkat kemampuan peserta didik.
3. Tahap Akhir
Tahap akhir ini merupakan tahap analisis dan pelaporan. Pada tahap akhir,
peneliti akan mengolah dan menganalisis data yang telah dihasilkan selama
tahap awal dan tahap pelaksanaan. Kemudian, peneliti akan menguji hipotesis
penelitian sampai dengan penarikan kesimpulan.
Adapun skema prosedur penelitian dapat dilihat pada gambar berikut.
32
Gambar 3. 2 Prosedur penelitian
F. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data pada penelitian ini yaitu berupa data tes dan nontes atau
angket. Teknik pengumpulan data dapat dilihat pada tabel 3.2 :
Studi Literatur
Merumuskan Masalah
Menentukan Populasi dan Sampel
Membuat Instrumen tes dan nontes
Uji Kelayakan kepada Ahli
Revisi Uji coba Instrumen
kepada peserta didik
Pengambilan data pada sampel
Mengolah data hasil
penelitian
Menganalisis data untuk
hipotesis
Menarik kesimpulan
Tahap Awal
Tahap
Pelaksanaan
Tahap Akhir
33
Tabel 3. 1 Teknik Pengumpulan Data
Tahap Sumber
Data Jenis Data
Teknik
Pengumpulan
Data
Instrumen
Pelaksanaan
Angket
Mindset
Hasil
Mindset Nontes
Angket
Mindset Carol
S. Dweck
Tes
Kemampuan
Berpikir
Tingkat
Tinggi
Hasil Tes
Kemampuan
Berpikir
Tingkat
Tinggi
konsep
Karakteristik
Gelombang
Mekanik
Tes
Instrumen tes
Kemampuan
berpikir
tingkat tinggi
dengan soal
berbentuk
pilihan ganda
ranah kognitif
taksonomi
Bloom revisi
(C4,C5,C6)
G. Instrumen Penelitian
1. Instrumen Nontes
Instrumen penelitian nontes dalam penelitian ini menggunakan angket untuk
mengetahui Growth Mindset peserta didik. Angket merupakan sebuah daftar
perntanyaan atau pernyataan yang harus dijawab oleh responden yang akan diukur
untuk menjaring data atau informasi.59 Angket dalam penelitian ini menggunakan
instrumen dari Mindset Quiz milik Emily Diehl.60 Jenis angket tersebut tertutup
yang terdiri dari 20 pernyataan dengan empat alternatif jawaban Sangat Setuju,
Setuju, Tidak Setuju, Sangat Tidak Setuju. Apabila total skor mindset yang
didapatkan oleh peserta didik melebihi skor 33, dapat diartikan bahwa peserta didik
tersebut memiliki growth mindset. Angket yang digunakan telah dilakukan uji coba
terlebih dahulu dan memenuhi prasyarat instrumen yang baik yaitu, uji validitas dan
uji reliabilitas. Kisi-kisi Angket dapat dilihat pada Lampiran A.1 dan instrumen
angket yang digunakan dapat dilihat pada Lampiran A.4.
59 Ibid., h. 142. 60 Emily Diehl, “Motivating Students with Mindset coaching and How Brains Work
(Dweck)” artikel, 2020, (https://classroom20.com/forum/topics/motivating-students-with)
34
2. Instrumen Tes
Instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini merupakan tes objektif
pilihan ganda dengan lima alternatif jawaban. Tes ini merupakan tes Kemampuan
Berpikir Tingkat peserta didik pada konsep Karakteristik Gelombang Mekanik
yang terdiri dari 20 butir soal. Tes ini mengukur untuk ranah kognitif Menganalisis
(C4), Mengevaluasi (C5), dan Mencipta (C6). Tes yang digunakan telah di validasi
oleh ahli/judgment expert. Tes juga telah dilakukan uji coba kepada peserta didik
kelas XII IPA dan memenuhi prasyarat instrumen yang baik yaitu, uji validitas, uji
reliabilitas, daya pembeda, dan taraf kesukaran menggunakan bantuan program
software Anates V4. Kisi -kisi dan instrumen tes ini dapat dilihat pada lampiran A.5
dan instrumen tes yang digunakan dapat dilihat pada lampiran A.11.
H. Uji Coba Instrumen
Dengan menggunakan instrumen yang valid dan reliabel dalam pengumpulan
data, maka diharapkan hasil penelitian akan menjadi valid dan reliabel. Instrumen
yang baik yaitu instrumen yang sudah diuji kelayakannya dan mampu mengukur
variabel yang diteliti secara tepat atau valid. Instrumen yang valid juga merupakan
instrumen yang dapat mengukur apa yang hendak diukur.61 Instrumen tes penelitian
ini dilakukan melalui dua tahap yaitu validitas isi/telaah soal dan validitas lapangan.
Sedangkan instrumen nontes hanya melalui tahap validitas lapangan. Validitas isi
dilakukan kepada beberapa ahli/judgment expert untuk memvalidasi instrumen
yang telah dibuat dan validitas lapangan dilakukan diperoleh dari 32 peserta didik
yang bukan sampel penelitian.
61 Sugiyono, op.cit., h. 121.
35
1. Instrumen Nontes
a. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevaliditasan
atau kesahihan instrumen.62 Untuk sejauh mana instrumen dapat mengungkap
variabel yang akan diukur, dilakukan analisis item dengan cara mengkorelasikan
skor setiap item dengan skor total item,63 yaitu dengan cara mencari nilai rhitung.
Pada uji validitas instrumen ini, menggunakan uji Pearson Product Moment
berbantuan software IBM SPSS Statistics 20. Adapun kategori validitasnya dapat
dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3. 2 Kategori Validitas64
Ketentuan Keputusan
rhitung ≥ rtabel Valid
rhitung < rtabel Tidak Valid
Hasilnya dapat dilihat pada Lampiran A.3 atau disajikan dalam tabel dibawah
ini.
Tabel 3. 3 Hasil Uji Validitas Instrumen Nontes
Kriteria
Angket
Butir Soal Nomor Angket
Jumlah Soal Presentase
Valid 20 100%
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9,
10, 11, 12, 13, 14, 15,
16, 17, 18, 19, 20
Tidak Valid - - -
Jumlah 20 100% 20
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas yaitu untuk menguji konsistensi alat ukur.65 Reliabilitas
menunjukkan keterandalan suatu instrumen. Instrumen yang tidak reliabel untuk
pengukuran maka hasil pengukuran tidak dapat dipercaya. Uji reliabilitas instrumen
62 Sani, op.cit., h. 130. 63 Ibid., h. 133. 64 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2015),
Ed. 2, h. 89 65 Sugiyono, op.cit., h. 121.
36
dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji Alpha Cronbach pada
software IBM SPSS Statistics 20. Untuk menginterpretasikan hasil atau koefisien
reliabilitas dari uji reliabilitas digunakan sebuah kriteria. Interpretasi koefisien
korelasi reliabilitas dapat dilihat pada tabel berikut.66
Tabel 3. 4 Interpretasi Koefisien Korelasi Reliabilitas
Koefisien Korelasi Kriteria
0,80 < rxy ≤ 1,00 Sangat Tinggi
0,60 < rxy ≤ 0,80 Tinggi
0,40 < rxy ≤ 0,60 Cukup
0,20 < rxy ≤ 0,40 Rendah
0,00 < rxy ≤ 0,20 Sangat Rendah
Hasilnya dapat dilihat pada Lampiran A.3 atau disajikan dalam tabel dibawah
ini.
Tabel 3. 5 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Nontes
Statistik Nilai Reliabilitas Kesimpulan
rxy 0,914 Sangat Tinggi
2. Instrumen Tes
a. Validitas Isi
Validitas isi (content validity) ditentukan berdasarkan penilaian judgement
expert (pendapat dari ahli) dalam menilai kesesuaian antara instrumen dengan
beberapa aspek yang hendak diukur.67 Dalam penelitian ini, validitas isi dilihat dari
tiga aspek yaitu aspek konsep/materi, aspek bahasa, dan aspek konstruksi. Aspek
konten mengukur kesesuaian isi materi fisika dalam soal dengan konten fisika yang
digunakan, yaitu Karakteristik Gelombang Mekanik. Aspek konstruksi mengukur
kesesuaian isi instrumen soal, yakni diantaranya kesesuaian indikator soal dengan
indikator ranah kognitif dan indikator HOTS. Aspek bahasa mengukur bahasa yang
digunaka dalam soal berdasarkan kaidah bahasa indonesia.
66 Arikunto, op cit. 67 Sugiyono, op.cit., h. 129
37
Hasil pendapat para ahli ini diolah dengan menggunakan content validity index
(CVI). Sebelum menghitung CVI terlebih dahulu menghitung content validity ratio
(CVR) untuk merekap data skor yang diberikan oleh masing-masing ahli pada tiap
nomor soal. Rumus untuk menentukan CVR sebagai berikut:68
𝐶𝑉𝑅 = 𝑛𝑒 −
𝑁2
𝑁2
(6)
Keterangan:
CVR = rasio validitas konstruk
ne = jumlah ahli pemberi nilai yang penting/relevan/esensial
N = jumlah total ahli
Nilai CVR akan berkisar antar +1 sampai -1. Nilai positif (+) menunjukkan
bahwa setidaknya setengah ahli menilai sebagai penting/esensial/layak. Semakin
besar nilai CVR dari 0, maka semakin penting dan semakin tinggi validitasnya.
Nilai minimun atau Kritis (CVRcritical) disajikan dalam tabel berikut:69
Tabel 3. 6 Nilai Minimun (CVRcritical) α = 0,05
Jumlah
Judgement
Expert
Nilai CVRcritical
5 0,877
6 0,800
7 0,741
8 0,693
9 0,653
10 0,620
Hasil uji validitas isi dapat dilihat pada Lampiran A.8 atau disajikan dalam
tabel dibawah ini.
68 C. H. Lawshe, A Quantitative Approach to Content Validity, Personel Psychology, 28,
1975, h. 567. 69 F Robert Wilson, Wei Pan, Donald A Schumsky, Recalculation of the Critical Values for
Lawshe’s Content Validity Ratio, Measurment and Evaluation in Counseling and Development, 45,
2012, h. 10.
38
Tabel 3. 7 Hasil Uji Validitas Ahli
Kriteria
Soal
Butir Soal Nomor Soal
Jumlah Soal Presentase
Valid 23 100%
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10,
11, 12, 13, 14, 15, 16, 17,
18, 19, 20, 21, 22, 23
Tidak Valid - - -
Jumlah 23 100% 23
b. Validitas Lapangan
Validitas lapangan merupakan suatu ukuran dari layak atau tidaknya instrumen
tes berdasarkan uji coba kepada responden yang sudah memahami dan
berpengalaman terhadap konten yang digunakan. Hasil dari uji coba instrumen
tahap validitas lapangan ini akan diolah melalui uji validitas, uji reliabilitas, uji taraf
kesukaran, dan uji daya pembeda. Dalam pengolahan data validitas lapangan ini
digunakan bantuan software Anates V4 untuk mempermudah mengetahui
kelayakan instrumen.
1) Uji Validitas
Uji validitas instrumen tes ini dilakukan pada peserta didik yang bukan
merupakan sampel penelitian. Uji coba dilakukan di MAN 2 Jakarta Kelas XII IPA
2 berjumlah 32 peserta didik. Data yang diperoleh selanjutnya dihitung validitasnya
menggunakan program aplikasi Anates V4.
Hasil uji validitas dapat dilihat pada Lampiran A.7 atau disajikan dalam tabel
dibawah ini.
Tabel 3. 8 Hasil Uji Validitas Instrumen Tes
Kriteria
Soal
Butir Soal Nomor Soal
Jumlah Soal Presentase
Valid 20 87%
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9,
11, 12, 13, 14, 15, 16,
17, 18, 20, 21, 22
Tidak Valid 3 13% 10, 19, 23
Jumlah 23 100% 23
39
2) Uji Reliabilitas
Sebuah instrumen yang baik tidak hanya dilihat dari validitasnya, tetapi juga
reliabilitasnya. Sebuah instrumen tes dapat dikatakan reliabel apabila hasil tes
selalu konsisten dalam tiap pengukurannya. Uji reliabilitas ialah uji yang digunakan
untuk mengetahui taraf kepercayaan. Sebuah tes dapat dikatakan mempunyai taraf
kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap.70
Hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada Lampiran A.9 atau disajikan dalam
tabel dibawah ini.
Tabel 3. 9 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Tes
Statistik Nilai Reliabilitas Kesimpulan
rxy 0,93 Sangat Tinggi
3) Uji Taraf Kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar.71
Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal disebut indeks
kesukaran (difficulty index). Besarnya indeks kesukaran dinyatakan dalam rentang
nilai antara 0,00 sampai dengan 1,00. Indeks kesukaran diinterpretasikan dalam
sebuah kategori.72 Kategori indeks kesukaran dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3. 10 Kategori Indeks Kesukaran
Interval P Kategori
0,00 – 0,30 Sulit
0,31 – 0,70 Sedang
0,71 – 1,00 Mudah
Hasil uji taraf kesukaran dapat dilihat pada Lampiran A.9 atau disajikan
dalam tabel dibawah ini.
70 Arikunto, op cit, h. 100. 71 Ibid., h. 223. 72 Ibid.
40
Tabel 3. 11 Hasil Uji Taraf Kesukaran
Kriteria
Soal
Butir Soal Nomor Soal
Jumlah Soal Presentase
Mudah 3 13% 4, 14, 21
Sedang 20 87%
1, 2, 3, 5, 6 ,7, 8, 9, 10,
11, 12, 13, 15, 16, 17,
18, 19, 20, 22, 23
Sukar - - -
Jumlah 23 100% 23
4) Uji daya Pembeda
Daya pembeda ialah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa
yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang kurang pandai
(berkemampuan rendah).73 Kemudian daya pembeda diintepretasikan dalam sebuah
klasifikasi tertentu sebagai berikut:
Tabel 3. 12 Klasifikasi Daya Pembeda74
Daya Pembeda Kategori
Negatif Drop
0,00 – 0,20 Buruk
0,21 – 0,40 Cukup
0,41 – 0,70 Baik
0,71 – 1,00 Sangat Baik
Hasil uji daya pembeda dapat dilihat pada Lampiran A.9 atau disajikan dalam
tabel dibawah ini.
Tabel 3. 13 Hasil Uji Daya Pembeda
Kriteria
Soal
Butir Soal Nomor Soal
Jumlah Soal Presentase
Drop 2 9% 19, 23
Buruk - - -
Cukup 1 4% 10
Baik 5 22% 3, 4, 13, 14, 21
Sangat Baik 15 65%
1, 2, 5, 6, 7, 8, 9, 11, 12,
15, 16, 17, 18, 20, 22
Jumlah 23 100% 23
73 Ibid., h. 226. 74 Ibid., h. 232
41
I. Teknik Analisis Data
Setelah data dari instrumen tes kemampuan berpikir tingkat tinggi dan angket
growth mindset terkumpul, maka selanjutnya dilakukan perhitungan dan
pengolahan data tes dan angket tersebut.
1. Deskripsi dan Kategorisasi Data
Pendeskripsian dan pengkategorian data dilakukan untuk mengkategorikan
mindset dan kemampuan berpikir tingkat tinggi peserta didik. Deskripsi data yang
ditampilkan antara lain: jumlah responden, nilai rata-rata, modus, median, standar
deviasi, skor tertinggi, dan skor terendah. Mindset dan kemampuan berpikir tingkat
tinggi peserta didik dikategorikan berdasarkan skor/nilai rata-rata. Kategorisasi data
yang digunakan terdiri dari kategori sangat baik, baik, cukup baik, dan kurang baik.
Tingkat kategori ini didasarkan atas perhitungan Mean ideal (Mi) dan Standar
Deviasi ideal (SDi), yaitu :75
Mi = 0,5 × (Skor tertinggi + Skor terendah)
SDi =1
6 × (Skor tertinggi − Skor terendah)
(7)
Setelah perhitungan dilakukan, nilai Mi dan SSi yang telah diperoleh
dimasukkan ke dalam kategorisasi data. Dengan begitu, dapat ditentukan interval
skor dan kategori data. Interval skor dan kategori data dapat dilihat pada tabel 3.14.
Tabel 3. 14 Interval Skor dan Kategori Data
Interval Skor Kategori
Mi + 1,5 SDi < x Sangat Baik
Mi ≤ x ≤ Mi + 1,5 SDi Baik
Mi – 1,5 SDi ≤ x < Mi Cukup Baik
X < Mi – 1,5 SDi Kurang Baik
Keterangan : x = skor/nilai rata-rata
Perhitungan dan hasil kategorisasi data dapat dilihat pada Lampiran B. 3.
75 A. Sya’ban, Teknik Analisis Data Penelitian, (Jakarta: UHAMKA, 2005), h. 15 .
42
Selanjutnya menentukan nilai presentase ketercapaian indikator tes dan
angket dapat dicari menggunakan rumus:76
NP =𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑆𝑖𝑠𝑤𝑎
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 × 100%
(8)
Kriteria interpretasi skor dalam persen dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3. 15 Kriteria Pencapaian Indikator
Interval (%) Kriteria
0 – 20 Buruk Sekali
21 – 40 Buruk
41 – 60 Cukup
61 – 80 Baik
81 – 100 Sangat Baik
2. Uji Prasyarat Analisis
Setelah data terkumpul melalui instrumen tes dan nontes yang diujikan, data
diolah dan dianalisis agar hasil dari data tersebut dapat menjawab pertanyaan
penelitian dan menguji hipotesis. Analisis data pada penelitian ini menggunakan
bantuan software IBM SPSS Statistics 20 untuk menguji normalitas, homogenitas,
dan linieritas.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas merupakan analisis pendahuluan sebagai prasyarat sebelum
pengujian hipotesis. Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah sampel
berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak.77 Selain itu, uji
normalitas ini juga menentukan teknik statistik yang akan digunakan selanjutnya,
yakni pada tahap uji hipotesis. Jika data berdistribusi normal maka digunaka teknik
analisis statistik parametrik dan jika data berdistribusi tidak normal maka
digunakan teknik analisis statistik non-parametrik. Uji normalitas dalam penelitian
76 Riduwan, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula,
(Bandung: Alfabeta, 2013), h. 89. 77 Sambas Ali Muhidin dan Maman Abdurahman, Analisis Korelasi, Regresi, Dan Jalur
Dalam Penelitian, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2017), h. 73
43
ini menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov pada software IBM SPSS Statistics 20.
Adapun penarikan kesimpulan penerimaan atau penolakan H0 sebagai berikut:78
H0 : Data berdistribusi normal,
H1 : Data berdistribusi tidak normal
Jika probabilitas (Sig. atau p-value) > 0,05, H0 diterima dan H1 ditolak.
Jika probabilitas (Sig atau p-value) ≤ 0,05, H0 ditolak dan H1 diterima.
Hasil uji normalitas dapat dilihat pada Lampiran B. 4.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas merupakan pengujian mengenai sama tidaknya variansi-
variansi dua buah distribusi atau lebih.79 Uji homogenitas memberikan keyakinan
bahwa sekumpulan data berasal dari populasi yang tidak jauh berbeda
keragamannya. Uji homogenitas pada penelitian ini menggunakan uji One-Way
Anova pada software IBM SPSS Statistics 20. Adapun penarikan kesimpulan
penerimaan atau penolakan H0 sebagai berikut:80
H0 : Distribusi data mempunyai varians homogen,.
H1 : Distribusi data mempunyai varians tidak homogen.
Jika probabilitas (Sig. atau p-value) > 0,05, H0 diterima dan H1 ditolak.
Jika probabilitas (Sig atau p-value) ≤ 0,05, H0 ditolak dan H1 diterima.
Hasil uji homogenitas dapat dilihat pada Lampiran B. 6.
c. Uji Linearitas
Uji linearitas bertujuan untuk menguji linearitas antara variabel bebas dan
variabel terikat. Pemeriksaan kelinearan regresi dilakukan melalui pengujian
hipotesis nol, bahwa regresi linear melawan hipotesis tandingan regresi tidak
linier.81 Dalam penelitian ini uji linearitas digunakan untuk menguji apakah
hubungan antara Mindset dan Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi linear atau
78 Kadir, Statistika Terapan: Konsep, Contoh dan Analisis Data dengan Program
SPSS/Lisrel dalam Penelitian, (Jakarta: PT Rajawali Grafindo Persada, 2015), h.157. 79 Sambas, op cit., h. 84 80 Ibid., h. 89 81 Ibid.
44
tidak. Uji linearitas ini menggunakan software IBM SPSS Statistics 20. Adapun
penarikan kesimpulan pada uji linearitas dapat ditentukan sebagai berikut:82
H0: Model regresi berbentuk linear.
H1: Model regresi berbentuk tidak linear.
Jika probabilitas Sig. > 0,05, H0 diterima dan H1 ditolak.
Jika probabilitas Sig. < 0,05, H0 ditolak dan H1 diterima.
Hasil uji liniearitas dapat dilihat pada Lampiran B. 5.
3. Uji Hipotesis
Setelah uji prasyarat analisis diatas terpenuhi, maka dapat dilakukan pengujian
hipotesis. Untuk membuktikan hipotesis yang telah dikemukakan, data yang telah
diperoleh dalam penelitian selanjutnya diolah menggunakan teknik analisis berikut:
a. Uji Korelasi
Analisis korelasi sederhana merupakan suatu teknik statistik yang digunakan
untuk mengukur kekuatan serta bentuk hubungan antara dua variabel.83 Angka
korelasi berkisar antara 0 sampai dengan ± 1,00 (artinya paling tinggi ± 1,00 dan
paling rendah 0). Tanda plus minus pada Angka Indeks Korelasi berfungsi untuk
menunjukkan arah korelasi. Apabila bertanda plus (+) maka korelasi tersebut
memiliki arah positif dan satu arah, sedangkan bertanda minus (-) maka korelasi
memiliki arah negatif dan berlawanan arah.84 Sedangkan hubungannya dapat
berbentuk korelasi positif ataupun negatif. Pada penelitian ini menggunakan teknik
analisis korelasi Pearson Product Moment. Uji korelasi ini dilakukan dengan
bantuan program aplikasi IBM SPSS Statistics 20. Dasar pengambilan keputusan
pada uji korelasi, yaitu sebagai berikut:85
H0 : Tidak terdapat hubungan antar variabel
H1 : Terdapat hubungan antar variabel
Jika Sig. atau p-value > α, H0 diterima dan H1 ditolak
Jika Sig. atau p-value < α, H0 ditolak dan H1 diterima
82 Ibid., h. 98 83 Ibid., h. 105 84 Ibid., h. 106 85 Ibid., h. 131
45
Kekuatan dan bentuk hubungan antar variabel dinyatakan dalam koefisien
korelasi. Interpretasi hubungan korelasi diterangkan berdasar tabel nilai koefisien
korelasi dari Guilford Emperical Rulesi yang dapat dilihat pada tabel 3.16.86 Hasil
dari uji hipotesis ini dapat dilihat pada Lampiran B. 7.
Tabel 3. 16 Interpretasi Nilai Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Interpretasi
0,000 – 0,199 Sangat Lemah
0,200 – 0,399 Lemah
0,400 – 0,599 Sedang
0,600 – 0,799 Kuat
0,800 – 1,000 Sangat Kuat
b. Uji Regresi Linear Sederhana
Salah satu asumsi dari analisis regresi adalah linearitas, artinya garis regresi
antara variabel X dan Y membentuk garis linear atau tidak. Jika tidak linear maka
analisis regresi tidak dapat dilanjutkan.87 Dasar pengambilan keputusan uji regresi
linearitas yaitu:88
H0 : Regresi linear
H1 : Regresi non-linear/tidak linear
Jika Fhitung < Ftabel atau sig. < α , H0 diterima dan H1 ditolak.
Jika Fhitung > Ftabel atau sig. > α, H0 ditolak dan H1 diterima.
Analisis regresi digunakan ketika ingin memprediksi hasil penelitian yang
meliputi dua variabel atau lebih yang saling terkait. Istilah regresi berarti ramalan
atau taksiran. Persamaan atau model regresi merupakan perangkat yang lebih
mudah digunakan untuk melakukan prediksi. Bentuk persamaan sebagai berikut: 89
y = a + bx (9)
86 Ibid., h. 127-128. 87 Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2015), h. 265. 88 Ibid., h. 274. 89 Ridwan Abdullah Sani, op cit., h. 206
46
Dimana y = nilai yang diprediksi pada Y (variabel terikat), x = nilai pada X
(variabel bebas), a adalah konstanta penduga, dan b adalah penduga bagi koefisien
regresi. Nilai a dan b tidak diketahui sehingga diduga menggunakan statistik.90
Selanjutnya, Kuadrat korelasi antara prediktor dan variabel kriteria dikenal
sebagai koefisien determinasi, dan dilambangkan dengan r2 atau r square. Koefisien
determinasi akan semakin tinggi jika nilai korelasi semakin tinggi.91 Adapun untuk
mencari kontribusi varibel X terhadap variabel Y dapat menggunakan rumus
sebagai berikut:
𝐾𝐷 = 𝑟𝑥𝑦2 × 100%
(10)
Keterangan:
KD = nilai koefisien determinan/kontribusi variabel X terhadap variabel Y
rxy = nilai koefisien korelasi antara variabel X dan Y (R square)
Hasil dari uji regresi linear sederhana dapat dilihat pada Lampiran B. 8.
J. Hipotesis Statistik
Berdasarkan hipotesis penelitian yang telah dijabarkan pada Bab II, maka
hipotesis statistik dari penelitian digunakan dalam rangka pengambilan keputusan
penerimaan atau penolakan yaitu sebagai berikut:
𝐻0.1 ∶ 𝑟𝑥𝑦 = 0
𝐻1.1 ∶ 𝑟𝑥𝑦 ≠ 0
Keterangan :
H0.1 = Tidak terdapat hubungan antara mindset dengan kemampuan berpikir
tingkat tinggi peserta didik.
H1.1 = Terdapat hubungan antara mindset dengan kemampuan berpikir tingkat
tinggi peserta didik.
𝑟𝑥𝑦 = Nilai korelasi yang didapatkan setelah uji korelasi Product Moment.
90 Sambas, op cit., 188 91 Ridwan Abdullah Sani, op.cit., h. 209.
65
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan diperoleh beberapa
kesimpulan sebagai berikut:
1. Terdapat hubungan yang kuat antara mindset dengan kemampuan berpikir
tingkat tinggi peserta didik SMA pada konsep karakteristik gelombang
mekanik di SMAN 58 Jakarta. Sedangkan, pada SMAN 105 Jakarta memiliki
hubungan yang sedang antara mindset dengan kemampuan berpikir tingkat
tinggi peserta didik SMA pada konsep karakteristik gelombang mekanik
2. Mindset memiliki kontribusi sebesar 52,1% terhadap kemampuan berpikir
tingkat tinggi peserta didik SMA pada konsep karakteristik gelombang
mekanik di SMAN 58 Jakarta. Sedangkan, kontribusi mindset terhadap
kemampuan berpikir tingkat tinggi peserta didik SMA pada konsep
karakteristik gelombang mekanik di SMAN 105 Jakarta yaitu sebesar 34,7%
3. Mindset berpengaruh terhadap kemampuan berpikir tingkat tinggi peserta didik
SMA pada konsep karakteristik gelombang mekanik di SMAN 105 Jakarta dan
SMAN 58 Jakarta dengan nilai signifikansi dari uji regresi linear < 0,05.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti memberikan beberapa
saran yang dapat dipertimbangkan, antara lain:
1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mindset memiliki hubungan/dapat
memengaruhi kemampuan berpikir tingkat tinggi peserta didik, sehingga
pengembangan mindset peserta didik dapat dijadikan sumber rujukan untuk
peningkatan kualitas belajar dan kemampuan berpikir peserta didik.
2. Peserta didik diharapkan dapat mengembangkan pola pikirnya untuk
memaksimalkan kemampuan berpikir saat belajar.
66
3. Pendidik diharapkan menjadi fasilitator serta motivator kepada peserta didik
agar mereka dapat meningkatkan kemampuan berpikir dan pola pikir peserta
didik. Hal ini dikarenakan pendidik merupakan satu diantara yang berperan
dalam melakukan kritik, saran dan umpan balik yang positif kepada peserta
didik. Serta pendidik dapat membantu peserta didik dalam memacu semangat
usaha kerja keras menghadapi tantangan yang dimiliki peserta didiknya.
Sebaiknya pendidik menumbuhkan semangat para peserta didiknya, bukan
menjatuhkan mental dan kemampuan peserta didiknya.
4. Penelitian ini dapat dilakukan pada pembelajaran lain ataupun konsep fisika
lain yang lebih mengasah kemampuan berpikir peserta didik.
5. Untuk penelitian selanjutnya, instrumen tes dapat dikembangkan agar
kepastian dan keakuratan dalam meneliti dapat dilakukan secara mendalam.
6. Instrumen nontes angket mindset dapat dikembangkan sesuai dengan pokok
permasalahan khususnya. Bukan hanya butir-butir instrumen angket yang
umum saja.
7. Instrumen nontes angket mindset dapat digabungkan dengan tes bakat ataupun
tes intelegensi peserta didik agar dapat mengetahui secara pasti pola pikir dari
peserta didik.
8. Hasil penelitian akan maksimal jika ditambahkan dengan wawancara kepada
peserta didik dan pendidik, sehingga dapat diketahui pengaruh mindset
terhadap kemampuan berpikir peserta didik. Serta dapat dilakukan dengan
penambahan aktivitas observasi peserta didik dan pendidik di ruang belajar
sesuai dengan pokok permasalahannya.
67
DAFTAR PUSTAKA
Alpindo, Okta. dkk. Pengaruh Pemberian Pertanyaan Higher Order Thinking Skill
(HOTS) dalam Model Pembelajaran Problem Based Learning terhadap
Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas XI SMAN 2 Padang. Pillar of Physics
Education Vol. 3, 2014
Anderson Lorin W. dan Krathwohl, David R. Kerangka Landasan untuk
Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen: Revisi Taksonomi Pendidikan
Bloom. Terj. Agung Prihantoro, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015.
Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara,
2015.
Blackwell, Lisa S. Implicit Theories of Intelligence Predict Achievement Across an
Adolescent Transition: A Longitudinal Study and an Intervention.
Research in Child Development Vol. 7(1), 2007.
Budiyanto, Joko. BSE Fisika: Untuk SMA/MA Kelas XII, Jakarta: Pusat Perbukuan
Depdiknas, 2009.
Diehl, Emily. “Motivating Students with Mindset coaching and How Brains Work
(Dweck)”, https://classroom20.com/forum/topics/motivating-students-
with, 20 April 2020.
Dweck, Carol S. Mindset: The New Psychology of Success, Terj. Tim Penerjemah
Baca, Tangerang Selatan: Baca, 2019.
Flores, David. et.al. The Correlation Between Student Growth Mindset and
Conceptual Development in Physics. Action Research Arizona State
University, 2011.
Froedge, Kristin Line. “The Effect of Growth Mindset on Student Achievement
Among Students With Disabilities”, Disertasi pada Western Kentucky
University, Kentucky: 2017. tidak dipublikasikan.
Genisa, Trisa dan Sembiring, Tessalonika. Pengaruh Growth dan Fixed Mindset
terhadap Grit pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas X Bandung.
Journal of Psychology Humanitas. Vol 1 No 2, 2017.
68
Gunawan, Adi W. The Secret of Mindset, Jakarta:Gramedia Pustaka Utama, 2007
Hartanti, Yuli. “Pengaruh Mindset terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Kelas XI
IPA Madrasah Aliyah Negeri 1 Semarang”, Skripsi pada IAIN Walisongo:
2009. tidak dipublikasikan.
Iskandar, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kualitatif dan Kuantitatif),
Jakarta: Gaung Persada Press, 2008.
Jufri, A. Wahab. Belajar dan Pembelajaran Sains. Bandung: Pustaka Reka Cipta,
2013.
Kadir, Statistika Terapan: Konsep, Contoh dan Analisis Data dengan Program
SPSS/Lisrel dalam Penelitian, Jakarta: PT. Rajawali Grafindo Persada,
2015.
Kanginan, Marthen. Fisika untuk SMA/MA kelas XI. Jakarta: Erlangga, 2013.
Kemdikbud. “Laporan Hasil Sekolah Ujian Nasional SMA/MA tahun 2019”,
(https://hasilun.puspendik.kemdikbud.go.id/), 24 April 2020.
Lawshe, C.H. A Quantitative Approach to Content Validity. Personel Psychology.
28, 1975.
Mangels, Jennifer A. et.al. Why do beliefs abaout intelligence influence learning
success? A Social Cognitive Neuroscience Model. Social Cognitive and
Affective Neuroscience. 2006.
Mas’udah, Isnaeni. “Pengaruh Growth Mindset terhadap Grit Akademik pada
Mahasiswa yang Mengikuti Organisasi”, Skripsi pada Universitas Negeri
Semarang: 2019. tidak dipublikasikan.
Nugroho, R Arifin. Higher Order Thingking Skill. Jakarta: Grasindo, 2018.
Riduwan. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula.
Bandung: Alfabeta, 2013.
Rofiah, Emi. dkk. Penyusunan Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi
Fisika pada Siswa SMP. Jurnal Pendidikan Fisika. 1(2), 2013.
Sani, Ridwan Abdullah, dkk. Penelitian Pendidikan. Tangerang: Tsmart, 2018.
Saripudin, Aip. dkk. Praktis Belajar Fisika untuk Kelas XII SMA/MA Program IPA.
Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas, 2009.
69
Sasrawati, Eka. Problem-Based Learning, Strategi Metakognisi, dan Keterampilan
Berpikir Tingkat Tinggi Siswa. Tekno-Pedagogi. Vol. 1 No. 2, 2011.
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D. Bandung: Alfabeta, 2011.
-----------. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta, 2015.
Sya’ban, A. Teknik Analisis Data Penelitian. Jakarta: UHAMKA, 2005.
Umar, Efrizon. Fisika dan Kecakapan Hidup. Jakarta: Ganeca Exact, 2007.
Widana, I Wayan. Modul Penyusunan Soal Higher Order Thinking Skills (HOTS).
Direktorat Pembinaan SMA Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah:
2017.
Widodo, Tri dan Kadarwati, Sri. Higher Order Thinking Berbasis Pemecahan
Masalah untuk Meningkatkan Hasil Belajar Berorientasi Pembentukan
Karakter Siswa. Cakrawala Pendidikan. No. 1, th. XXXII.
Wilson, F Robert. Recalculation of the Critical Values for Lawshe’s Content
Validity Ratio. Measurment and Evaluation in Counseling and
Development. 45, 2012.
Yeager, David Scout and Dweck, Carol S. Mindset That Promote Resilience: When
Students Believe That Personal Characteristics Can Be Developed.
Educational Psychologist. 47(4), 2012.