HUBUNGAN KOORDINASI MATA-KAKI, KELINCAHAN DAN ...

76
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user HUBUNGAN KOORDINASI MATA-KAKI, KELINCAHAN DAN PANJANG TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PADA SISWA USIA 14-15 TAHUN LEMBAGA PENDIDIKAN SEPAKBOLA INDONESIA MUDA SRAGEN TAHUN 2011 SKRIPSI Oleh : REJO WAHYU SURYANTO NIM. K 4607050 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 i

Transcript of HUBUNGAN KOORDINASI MATA-KAKI, KELINCAHAN DAN ...

Page 1: HUBUNGAN KOORDINASI MATA-KAKI, KELINCAHAN DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

HUBUNGAN KOORDINASI MATA-KAKI, KELINCAHAN DAN

PANJANG TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA

PADA SISWA USIA 14-15 TAHUN LEMBAGA PENDIDIKAN

SEPAKBOLA INDONESIA MUDA SRAGEN TAHUN 2011

SKRIPSI

Oleh :

REJO WAHYU SURYANTO

NIM. K 4607050

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

i

Page 2: HUBUNGAN KOORDINASI MATA-KAKI, KELINCAHAN DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

HUBUNGAN KOORDINASI MATA-KAKI, KELINCAHAN DAN

PANJANG TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA

PADA SISWA USIA 14-15 TAHUN LEMBAGA PENDIDIKAN

SEPAKBOLA INDONESIA MUDA SRAGEN TAHUN 2011

Oleh :

REJO WAHYU SURYANTO

NIM. K 4607050

SKRIPSIDitulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

ii

Page 3: HUBUNGAN KOORDINASI MATA-KAKI, KELINCAHAN DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Surakarta, 23 Juni 2011

Pembimbing I

Drs. Agus M ukholid, M. Pd NIP. 19640131 198903 1 001

Pembimbing II

Tri Winarti Rahayu, S. Pd, M. OrNIP. 19760129 200312 2 001

Page 4: HUBUNGAN KOORDINASI MATA-KAKI, KELINCAHAN DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Pada hari : Jumat

Tanggal : 22 Juli 2011

Tim Penguji Skripsi

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Drs. H. Sunardi, M. Kes

Sekretaris : Drs. Waluyo, M.Or

Anggota I : Drs. Agus Mukholid, M. Pd

Anggota II : Tri Winarti Rahayu, S. Pd, M. Or

Disahkan oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

Dekan

Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd.NIP 19600727 198702 1 001

Page 5: HUBUNGAN KOORDINASI MATA-KAKI, KELINCAHAN DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRAK

Rejo Wahyu Suryanto. HUBUNGAN KOORDINASI MATA-KAKI, KELINCAHAN DAN PANJANG TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PADA SISWA USIA 14-15 TAHUN LEMBAGA PENDIDIKAN SEPAKBOLA INDONESIA MUDA SRAGEN TAHUN 2011. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juli 2011.

Tujuan penelitian ini adalah : (1) Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan koordinasi mata-kaki dengan kemampuan menggiring bola dan bila ada seberapa besar hubungan tersebut. (2) Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan kelincahan dengan kemampuan menggiring bola dan bila ada seberapa besar hubungan tersebut. (3) Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan panjang tungkai dengan kemampuan menggiring bola dan bila ada seberapa besar hubungan tersebut. (4) Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan koordinasi mata-kaki, kelincahan dan panjang tungkai dengan kemampuan menggiring bola dan bila ada seberapa besar hubungan tersebut.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan studi korelasional. Populasi penelitian ini adalah siswa usia 14-15 tahun lembaga pendidikan sepakbola Indonesia Muda Sragen tahun 2011 berjumlah 52 orang. Menggunakan penetapan sampel total sampling yang meliputi keseluruhan siswa berjumlah 52 orang. Menggunakan teknik pengumpulan data tes dan pengukuran yang terdiri dari empat variabel yaitu koordinasi mata-kaki, kelincahan, panjang tungkai dan kemampuan menggiring bola. Untuk mengukur koordinasi mata-kaki dengan soccer dribble test, untuk mengukur kelincahan dengan dogging run, untuk mengukur panjang tungkai dengan leg lenght dan tes kemampuan menggiring bola. Menggunakan teknik analisis data korelasi product moment dan analisis regresi tiga prediktor dengan taraf signifikansi 5%.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: (1) Ada hubungan yang signifikan antara koordinasi mata-kaki dengan kemampuan menggiring bola, rhitung

= 0.756 > rtabel 5%. = 0.279 dan memberikan sumbangan sebesar 36,764 %. (2) Ada hubungan yang signifikan antara kelincahan dengan kemampuan menggiring bola, rhitung = 0.765 > rtabel 5%. = 0.279 dan memberikan sumbangan sebesar 31,445 %. (3) Ada hubungan yang signifikan antara panjang tungkai dengan kemampuan menggiring bola, rhitung = 0.749 > rtabel 5%. = 0.279 dan memberikan sumbangan sebesar 15,730 %. (4) Ada hubungan yang signifikan antara koordinasi mata-kaki, kelincahan dan panjang tungkai dengan kemampuan menggiring bola. Nilai Fhitung

= 83,6193 > Ftabel = 2.89 dan memberikan sumbangan sebesar 83,939 %. Besarnya R2 antara koordinasi mata-kaki (X1), kelincahan (X2), panjang tungkai (X3) dengan kemampuan menggiring bola (Y) adalah 0,839.

v

Page 6: HUBUNGAN KOORDINASI MATA-KAKI, KELINCAHAN DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

ABSTRACT

Rejo Wahyu Suryanto. EYE-FOOT COORDINATION RELATIONS, AGILITY AND LONG LEGS DRIBBLE ABILITY TO STUDENTS AGES 14-15 YEARS AT THE FOOTBALL INSTITUTE OF EDUCATION INDONESIA MUDA SRAGEN YEAR 2011. Thesis, Surakarta: Faculty of Teacher Training and Education, Sebelas Maret University of Surakarta, July 2011.

The purpose of this study were: (1) To determine whether there is eye-foot coordination relationship with the ability to dribble and when there is how much the relationship. (2) To determine whether there is a relationship agility with the ability to dribble and when there is how much the relationship. (3) To determine whether there is a long relationship with the legs dribbling ability and if there is how much the relationship. (4) To determine whether there is eye-foot coordination, agility and long legs with the ability to dribble and when there is how much the relationship. This research uses descriptive method with correlational studies.

The study population was students aged 14-15 years of football education institutions Sragen Indonesia Muda in 2011 amounted to 52 people. Using the determination of the total sample which includes the overall sampling of students numbered 52 people. Using test data collection techniques and measurement of four variables: eye-foot coordination, agility, long legs and dribbling ability. To measure the eye-foot coordination with the soccer dribble test, to measure the agility with dogging the run, to measure the length of the leg with a leg Length and dribbling ability tests. Using the techniques of data analysis product moment correlation and regression analysis three predictors with a significance level of 5%.

Based on the results of research can be concluded: (1) There is a significant relationship between eye-foot coordination with the ability to dribble, rhitung = 0756> rtabel 5%. = 0279 and provide a contribution of 36.764%. (2) There is a significant relationship between agility with the ability to dribble, rhitung = 0765> rtabel 5%. = 0279 and provide a contribution of 31.445%. (3) There is a significant relationship between the length of the leg with the ability to dribble, rhitung = 0749> rtabel 5%. = 0279 and provide a contribution of 15.730%. (4) There is a significant relationship between eye-foot coordination, agility and long legs with the ability to dribble. Fhitung value = 83.6193> Ftabel = 2.89 and give a contribution of 83.939%. The amount of R2 between eye-foot coordination (X1), agility (X2), leg length (X3) with the ability to dribble (Y) is 0,839.

Page 7: HUBUNGAN KOORDINASI MATA-KAKI, KELINCAHAN DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

MOTTO

- “ semoga jalan keluar terbuka, semoga kita bisa mengobati jiwa kita dengan doa.

Dan janganlah engkau berputus asa manakala kecemasan yang menggenggam

jiwa menimpa saat paling dekat dengan jalan keluar adalah ketika telah terbentur

putus asa. “( Ali Bin Abi Talib )

- “ Alloh tidak memberikan apa yang kita inginkan, tapi memberikan apa yang

kita butuhkan. “ ( Penulis )

- “ menggunakan suatu kekeliruan sebagai alat untuk merubah kegagalan menjadi

keberhasilan dengan evaluasi dan kemauan.” ( Penulis )

- “ Orang lain hanya bisa menghentikanmu sementara, tetapi hanya kamu yang

bisa menghentikanmu secara permanen.” ( John C Maxwell)

vii

Page 8: HUBUNGAN KOORDINASI MATA-KAKI, KELINCAHAN DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

HALAMAN PERSEMBAHAN

Kusuntingkan skripsi ini untuk:

- Almarhum ayahku (Sugantoyo) dan almarhumah ibuku (Sumiyati), dasar ilmu

yang bermanfaat yang tidak pernah putusnya, semoga menjadi amal jarizah yang

selalu mengalir. (Allohummaghfirlii wa liwalidayya warhamhumma kamma

robbayani shoghiron).

- Kakak-kakakku tercinta dan keponakan-keponakan tersayang, yang telah

memberikan dukungan baik moral, materi dan spiritual. Terimakasih banyak.

- Calon Umminya anak-anakku kelak.

- Mas Riyanto’s Family

- Pak Agus Mukholid dan Bu Win, Terimakasih saran dan masukannya, Semoga

kebaikan selalu menyertai.

- Teman-teman, kakak-kakak, dan adik-adik tingkatku di Pendidikan Jasmani

Kesehatan dan Rekreasi POK FKIP UNS. Kebersamaan dan kekompakan itu

indah.

- Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta,

almamaterku tercinta, kampus tempat kutimba aneka ilmu untuk kiprah

pengembangan keolahragaan penuh edukasi.

- Lembaga Pendidikan Sepakbola Indonesia Muda Sragen.

viii

Page 9: HUBUNGAN KOORDINASI MATA-KAKI, KELINCAHAN DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang

telah melimpahkan berkah dan Rahmad-Nya, sehingga dapat diselesaikan

penulisan skripsi ini.

Disadari bahwa penulisan skripsi ini banyak mengalami hambatan, tetapi

berkat bantuan dari beberapa pihak maka hambatan tersebut dapat diatasi. Oleh

karena itu dalam kesempatan ini disampaikan ucapan terima kasih kepada yang

terhormat :

1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Drs. Mulyono, MM., Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Waluyo, S.Pd, M.Or., Ketua Program Pendidikan Jasmani Kesehatan dan

Rekreasi Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Drs. Agus Mukholid, M.Pd., Sebagai Pembimbing I yang secara tulus

memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi, sehingga

skripsi ini dapat terselesaikan.

5. Tri Winarti Rahayu, S.Pd, M.Or., Sebagai Pembimbing II yang secara tulus

memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi, sehingga

skripsi ini dapat terselesaikan.

6. Drs. H. Sunardi, M.Kes., yang secara tulus membantu kelancaran penilaian

dalam penelitian sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

7. Drs. Waluyo, M.Or., Sebagai ekspert cabang olahraga permainan sepakbola,

yang secara tulus membantu kelancaran penilaian dalam penelitian sehingga

skripsi ini dapat terselesaikan.

8. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang

secara tulus memberikan ilmu dan masukan-masukan kepada penulis.

ix

Page 10: HUBUNGAN KOORDINASI MATA-KAKI, KELINCAHAN DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9. Pengurus Lembaga Pendidikan Sepakbola Indonesia Muda Sragen yang telah

memberikan ijin untuk mengadakan penelitian dan jajaran pelatih Lembaga

Pendidikan Sepakbola Indonesia Muda Sragen yang telah membantu

kelangsungan penelitian.

10. Siswa usia 14-15 tahun Lembaga Pendidikan Sepakbola Indonesia Muda

Sragen yang telah bersedia menjadi sampel penelitian.

11. Rekan-rekan Penjaskesrek angkatan 2007 yang telah membantu pelaksanaan

penelitian.

12. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini dan tidak

dapat saya sebutkan satu per satu.

Semoga amal baik tersebut mendapatkan imbalan dari Tuhan Yang Maha

Esa. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi yang sederhana ini dapat

bermanfaat dan menambah wawasan bagi para pembaca.

Surakarta, Juli 2011

Penulis

x

Page 11: HUBUNGAN KOORDINASI MATA-KAKI, KELINCAHAN DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL.................................................................................................... i

PENGAJUAN SKRIPSI....................................................................... ii

PERSETUJUAN.................................................................................... iii

PENGESAHAN..................................................................................... iv

ABSTRAK.............................................................................................. v

MOTTO.................................................................................................. vi

PERSEMBAHAN.................................................................................. vii

KATA PENGANTAR........................................................................... viii

DAFTAR ISI.......................................................................................... x

DAFTAR TABEL.................................................................................. xiii

DAFTAR GAMBAR............................................................................. xiv

DAFTAR LAMPIRAN......................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah......................................................... 1

B. Perumusan Masalah................................................................ 6

C. Tujuan Penelitian.................................................................... 7

D. Manfaat Penelitian.................................................................. 7

BAB II LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka..................................................................... 8

1. Permainan Sepakbola....................................................... 8

a. Tujuan Permainan Sepakbola.................................... 8

b. Macam-Macam Teknik Dasar Bermain Sepakbola.. 9

c. Pentingnya Menguasai Teknik Dasar Sepakbola...... 11

2. Teknik Menggiring Bola.................................................. 12

a. Manfaat Menggiring Bola......................................... 13

b. Prinsip-Prinsip Menggiring Bola.............................. 14

c. Macam-Macam Cara Menggiring Bola.................... 15

d. Pentingnya Menggiring Bola.................................... 18

xi

Page 12: HUBUNGAN KOORDINASI MATA-KAKI, KELINCAHAN DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

e. Komponen kondisi fisik............................................ 18

f. Kesalahan-Kesalahan Saat Menggiring Bola............ 23

3. Koordinasi Mata-Kaki...................................................... 24

a. Definisi Koordinasi Mata-Kaki................................. 24

b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Koordinasi....... 25

c. Koordinasi Mata-Kaki Tinggi dan Rendah............... 26

d. Peranan Koordinasi Mata-Kaki ................................. 26

4. Kelincahan........................................................................ 27

a. Definisi Kelincahan................................................... 27

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kelincahan....... 28

c. Peranan Kelincahan................................................... 29

5. Tinggi Badan.................................................................... 30

a. Pengertian Tungkai.................................................... 32

b. Susunan Tulang Gerak Bawah.................................. 33

c. Tungkai Panjang........................................................ 35

d. Tungkai Pendek......................................................... 36

B. Kerangka Pemikiran............................................................... 37

C. Perumusan Hipotesis.............................................................. 39

BAB III METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian................................................ 41

B. Metode Penelitian .................................................................. 41

C. Populasi dan Sampel .............................................................. 42

D. Teknik Pengumpulan Data..................................................... 42

E. Teknik Analisis Data.............................................................. 43

1. Uji Reliabilitas................................................................ 43

2, Uji Prasyarat Analisis...................................................... 43

3. Uji Hipotesis.................................................................... 44

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data........................................................................ 48

B. Mencari Reliabilitas................................................................ 48

C. Pengujian Persyaratan Analisis............................................... 49

xii

Page 13: HUBUNGAN KOORDINASI MATA-KAKI, KELINCAHAN DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1. Uji Normalitas................................................................. 49

2. Uji Linieritas................................................................... 50

D. Hasil Analisis Data................................................................. 50

1. Analisis Korelasi Masing-Masing Prediktor................... 51

2. Analisis Regresi.............................................................. 53

3. Sumbangan Masing-Masing Prediktor............................ 54

E. Pengujian Hipotesis................................................................ 55

F. Pembahasan Hasil Analisis Data............................................. 57

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan................................................................................. 60

B. Implikasi................................................................................. 60

C. Saran....................................................................................... 61

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………… 63

LAMPIRAN ………………...………………………………………… 65

xiii

Page 14: HUBUNGAN KOORDINASI MATA-KAKI, KELINCAHAN DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR TABEL

Tabel

1. Deskripsi Data Hasil Tes dan Pengukuran........................................ 48

2. Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas....................................................... 49

3. Range Kategori Reliabilitas.............................................................. 49

4. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data............................................. 49

5. Rangkuman Analisis Varians............................................................ 50

6. Ringkasan Hasil Analisis Regresi..................................................... 54

7. Ringkasan Hasil Sumbangan Relatif dan Efektif.............................. 54

xiv

Page 15: HUBUNGAN KOORDINASI MATA-KAKI, KELINCAHAN DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR GAMBAR

Gambar

1. Menggiring Bola dengan Kura-Kura Bagian Dalam ....................... 16

2. Menggiring Bola dengan Kura-Kura Kaki Penuh............................ 17

3. Menggiring Bola dengan Kura-Kura Bagian Luar........................... 17

4. Diagram Pencar Korelasi X1 dengan Y ........................................... 51

5. Diagram Pencar Korelasi X2 dengan Y............................................ 52

6. Diagram Pencar Korelasi X3 dengan Y............................................ 53

7. Lapangan Soccer Drible Test........................................................... 65

8. Lapangan Dogging Run.................................................................... 67

9. Pengukuran Panjang Tungkai........................................................... 68

10. Lapangan Tes Menggiring Bola....................................................... 69

xv

Page 16: HUBUNGAN KOORDINASI MATA-KAKI, KELINCAHAN DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Petunjuk Pelakasanaan Tes................................................................... 65

2. Daftar Biodata Siswa ........................................................................... 70

3. Hasil Tes Koordinasi Mata-kaki....................................................... 72

4. Uji Reliabilitas Koordinasi Mata-Kaki............................................. 74

5. Hasil Tes Kelincahan........................................................................ 77

6. Uji Reliabilitas Tes Kelincahan......................................................... 79

7. Hasil Pengukuran Panjang Tungkai.................................................. 82

8. Hasil Tes Kemampuan Menggiring Bola.......................................... 84

9. Uji Reliabilitas Kemampuan Menggiring Bola................................. 86

10. Tabulasi Data Hasil Penelitian.......................................................... 89

11. Uji Normalitas Data Tes Koordinasi Mata-Kaki............................... 91

12. Uji Normalitas Data Tes Kelincahan................................................ 93

13. Uji Normalitas Data Panjang Tungkai.............................................. 95

14. Uji Normalitas Data Tes Menggiring Bola....................................... 97

15. Uji Linieritas X1 Terhadap Y............................................................. 99

16. Uji Linieritas X2 Terhadap Y............................................................. 102

17. Uji Linieritas X3 Terhadap Y............................................................. 104

18. Analisis Korelasional........................................................................ 106

19. Analisis Regresi................................................................................. 110

20. Dokumentasi Penelitian..................................................................... 115

xvi

Page 17: HUBUNGAN KOORDINASI MATA-KAKI, KELINCAHAN DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sepakbola merupakan cabang olahraga yang sangat digemari oleh semua

lapisan masyarakat di Indonesia, baik di kota-kota maupun di desa-desa. Bahkan

sekarang sepakbola digemari dan dimainkan oleh kaum wanita. Didalam

memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat, sepakbola

merupakan salah satu cabang olahraga yang diprioritaskan untuk dibina, maka

untuk meningkatkan dan mencapai prestasi, alangkah baiknya jika sejak usia dini

telah mendapatkan pendidikan olahraga dan khususnya sepakbola secara benar,

teratur, dan terarah. Dewasa ini, permainan sepakbola bukan hanya sekedar

hiburan atau pengisi waktu senggang, akan tetapi sudah dituntut untuk berprestasi

setinggi-tingginya. Prestasi yang tinggi hanya dapat dicapai dengan latihan-latihan

yang direncanakan dengan sistematis dan dilakukan secara terus menerus dibawah

pengawasan dan bimbingan pelatih yang profesional.

Mengingat kesenangan dan kecintaan masyarakat terhadap sepakbola,

maka wajarlah bila para pembina sepakbola dituntut untuk terus membenahi diri

dengan ilmu dan mencari pengalaman demi kemajuan sepakbola, apalagi sekarang

ini sepakbola bisa digunakan sebagai bisnis, mencari pekerjaan, dan juga

digunakan sebagai propaganda bagi perusahaan atau instansi yang membutuhkan

popularitas dari masyarakat sehingga selalu ingin memenuhi kehendak dan

kegemaran masyarakat melalui olahraga sepakbola.

Menyadari akan keperluan itu berbagai usaha yang telah dan sedang

dilakukan dalam rangka mencapai prestasi yang diinginkan, diantaranya adalah

membuat atau menumbuhkan klub-klub persepakbolaan pada usia dini, atau

sekolah sepakbola yang sekarang dikenal dengan Lembaga Pendidikan Sepakbola

(LPSB), yang bertujuan untuk memperkenalkan berbagai teknik, taktik dalam

permainan sepakbola sejak dini, mengingat bahwa kemampuan anak-anak

berbeda dengan orang dewasa, Soekatamsi (1988: 13) mengemukakan bahwa,

“karena anak-anak masih mengalami pertumbuhan jasmani dan perkembangan

1

Page 18: HUBUNGAN KOORDINASI MATA-KAKI, KELINCAHAN DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

rohani maka perlu adanya pengelompokan umur”. Pembagian kelompok umur ini

penting artinya agar masing-masing kelompok merupakan suatu team belajar

sendiri atau team berlatih sendiri, dan juga berpengaruh untuk menentukan beban

(intensitas) latihan. Perkembangan LPSB di jawa tengah khususnya wilayah

kabupaten Sragen cukup baik, telah berdiri beberapa LPSB di wilayah kabupaten

Sragen antara lain: RAS (Kalijambe), PERSIG (Tanon), Soedarmojo (Gemolong),

KFC (Karangmalang), PSM (Masaran), AREGRAS (Gondang) dan Indonesia

Muda Sragen ( IM Sragen).

Lembaga pendidikan sepakbola (LPSB) IM Sragen merupakan suatu

wadah atau organisasi sepakbola yang mempunyai tujuan untuk membina dan

melatih anak-anak pemula agar nantinya menjadi seorang pemain sepakbola yang

terampil dan berprestasi. LPSB IM Sragen dikelompokkan dari usia delapan tahun

hingga enambelas tahun. Dalam perkembangannya LPSB IM Sragen cukup eksis

dan telah mengikuti berbagai turnamen antar LPSB dari tingkat eks-karesidenan

Surakarta, Jawa Tengah hingga Nasional. Dalam turnamen tingat Nasional, LPSB

IM Sragen pernah menjadi juara tiga pada tahun 2007, serta menyumbangkan

sebagian besar pemainnya untuk PSISra Junior pada tahun 2007 yang menjadi

empat besar Nasional dengan pelatihnya Anwar Sambudi yang juga pelatih LPSB

IM Sragen.

Pelatihan fisik dan teknik merupakan program latihan dasar dalam

pelatihan di LPSB IM Sragen. Dalam hal ini Remmy Muchtar (1992:81)

berpendapat bahwa, “disamping kemahiran teknik, kualitas fisik yang terdiri dari

berbagai unsur merupakan syarat mutlak dalam sepakbola”. Hal ini artinya

kemampuan fisik dan teknik merupakan komponen yang saling berkaitan dan

tidak dapat dipisahkan dalam permainan sepakbola. Selama ini kemampuan fisik

dan teknik telah dilatih dan ditingkatkan secara maksimal. Komponen-komponen

kondisi fisik yang mendukung penguasaan teknik dasar sepakbola dilatih secara

sistematis dan terus-menerus. Selain itu juga, macam-macam teknik dasar

sepakbola telah dilatih dan dikembangkan secara optimal. Menurut Soekatamsi

(1988: 34) bahwa,

Page 19: HUBUNGAN KOORDINASI MATA-KAKI, KELINCAHAN DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Teknik dasar bermain sepakbola terdiri dari: 1) Teknik tanpa bola, diantaranya adalah: a) lari cepat dan mengubah arah, b) melompat dan meloncat, c) gerak tipu tanpa bola yaitu gerak tipu dengan badan, d. gerakan-gerakan khusus penjaga gawang. 2) Teknik dengan bola, diantaranya adalah: a) menendang bola, b) menerima bola, c) menggiring bola, d) menyundul bola, e) melempar bola, f) gerak tipu dengan bola, g) merampas atau merebut bola, h) teknik-teknik khusus penjaga gawang.

Dalam permainan sepakbola bila kita amati, menggiring bola merupakan

gerakan yang sering dilakukan oleh pemain sepakbola, sehingga pemain tersebut

tampak menonjol. Menurut A. Sarumpaet (1992: 24-25) menyatakan bahwa

“menggiring bola merupakan teknik dalam usaha memindahkan bola dari suatu

daerah ke daerah lain pada saat pemainan. Sedangkan tujuan dari menggiring bola

adalah: 1) memindahkan permainan, 2) untuk melewati lawan, 3) untuk

memancing lawan, 4) untuk memperlambat permainan”.

Menurut M. Sajoto (1988: 56) “Seorang pemain sepakbola selain harus

menguasai teknik dasar yang benar juga harus mempunyai kondisi fisik yang baik,

komponen kondisi fisik yang sangat diperlukan meliputi: kekuatan, daya tahan,

daya ledak, kecepatan, kelentukan, keseimbangan, koordinasi, kelincahan,

ketepatan dan reaksi”. Jadi menggiring bola tidak hanya membawa bola

menyusuri tanah dan lurus ke depan melainkan menghadapi lawan yang jaraknya

cukup dekat dan rapat. Hal ini menuntut seorang pemain untuk memiliki

kemampuan menggiring bola dengan baik. Menggiring bola adalah membawa

bola dengan kaki dengan tujuan melewati lawan, mencari kesempatan memberi

umpan kepada kawan, dan untuk menahan bola tetap ada dalam penguasaan.

Menggiring bola memerlukan keterampilan yang baik dan didukung dari unsur-

unsur kondisi fisik yang baik pula seperti kekuatan yang merupakan daya

penggerak bagi setiap aktivitas fisik.

Koordinasi mata-kaki merupakan suatu takaran kecepatan dan ketepatan

antara penglihatan (mata) dan gerakan yang dilakukan oleh kaki. Koordinasi

sebagai hubungan yang harmonis dari hubungan yang saling berpengaruh diantara

kelompok-kelompok otot selama melakukan kerja yang ditunjukkan dengan

berbagai tingkat keterampilan. koordinasi merupakan perpaduan fungsi beberapa

otot secara tepat dan seimbang menjadi satu pola gerak. Koordinasi yang baik

Page 20: HUBUNGAN KOORDINASI MATA-KAKI, KELINCAHAN DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

akan mampu mengkombinasikan beberapa gerakan yang kompleks secara mulus

tanpa mengeluarkan energi berlebihan. Dengan demikian, hasil gerakan yang

dilakukan sangat efisien, halus, mulus dan terkoordinasi dengan baik. Dalam

menggiring bola perlu adanya stimulus atau rangsangan yang berupa aksi dari

lawan, sehingga otak akan menanggapi dengan reaksi. Koordinasi dalam

permainan sepakbola berfungsi untuk mencocokkan antara reaksi yang diberikan

otak yang memerintahkan kaki untuk bergerak sesuai kehendak otak, sehingga

bola dapat dikendalikan sesuai perintah otak. Mata sebagai penerima rangsang,

kemudian di olah dan menghasilkan respon yang digerakkan oleh kaki, sehingga

dapat di cocokkan antara rangsang atau aksi yang diterima dan tanggapan atau

reaksi yang dilakukan.

Kelincahan adalah kemampuan untuk merubah arah dan posisi sesuai

dengan situasi yang dihadapi dengan cepat, tepat selagi tubuh bergerak dari satu

tempat ke tempat lainnya. Kelincahan berhubungan dengan waktu reaksi setelah

adanya aksi dari luar maupun dari dalam seseorang sehingga akan mendapatkan

hasil yang baik dan sesuai dengan harapan seseorang. Dengan kelincahan yang

dimiliki memungkinkan seorang pemain mampu melakukan gerakan berubah arah

sesuai dengan situasi yang dihadapi dengan efektif dan efisien. Permainan

sepakbola membutuhkan kelincahan untuk bergerak dengan tiba-tiba yang

bertujuan untuk mengecoh lawan baik dengan bola maupun tanpa bola.

Panjang tungkai merupakan susunan anatomi tubuh atau anthropometric

seseorang yang berkaitan dengan tungkai hingga telapak kaki. Panjang tungkai

adalah ukuran panjang yang diukur dari telapak kaki sampai pada spina illiaca

anterior superior. Panjang tungkai berhubungan dengan titik berat badan

seseorang sehingga mempengaruhi keseimbangan. Karena, semakin panjang

tungkai seseorang semakin tinggi titik berat badan orang tersebut dibandingkan

orang yang mempunyai tungkai lebih pendek. Sehingga keseimbangan pemain

yang bertubuh pendek lebih baik dari pada pemain yang bertubuh tinggi, sehingga

pemain yang bertubuh pendek akan jauh lebih baik dalam menggiring bola

dibanding pemain yang bertubuh tinggi. Tetapi tidak dipungkiri bahwa pencarian

bibit pemain yang dibutuhkan berpostur tubuh tinggi dan proporsional sebab

Page 21: HUBUNGAN KOORDINASI MATA-KAKI, KELINCAHAN DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

jangkauan tungkai lebih panjang untuk menjangkau bola dan memudahkan

pemain dalam berebut bola atas serta memudahkan dalam menambah kecepatan

sewaktu menggiring bola cepat hal ini sangat dibutuhkan dalam serangan balik,

tetapi pemain bertubuh tinggi mempunyai kekurangan yaitu kurangnya

keseimbangan dibanding pemain yang bertubuh pendek

Berdasar uraian tersebut di atas, pengkajian dalam penelitian ini

diarahkan pada faktor-faktor yang dapat mendukung keterampilan menggiring

bola. Permasalahan dalam penelitian ini dibatasi pada masalah yaitu: 1)

koordinasi mata-kaki, 2) kelincahan, 3) panjang tungkai. Ketiga komponen

tersebut diduga memiliki hubungan terhadap keterampilan menggiring bola dalam

permainan sepakbola. Namun belum diketahui seberapa besar sumbangan

koordinasi mata-kaki, kelincahan, dan panjang tungkai terhadap keterampilan

menggiring bola, maka perlu dikaji dan diteliti lebih mendalam baik secara teori

dan praktik melalui tes dan pengukuran terhadap komponen-komponen tersebut.

Siswa usia 14-15 tahun LPSB IM Sragen tahun 2011 adalah orang coba

untuk membuktikan adanya hubungan koordinasi mata-kaki, kelincahan, dan

panjang tungkai terhadap keterampilan menggiring bola. Salah satu alasan

pengambilan sampel penelitian siswa usia 14-15 tahun pada LPSB IM Sragen

tahun 2011, karena pelatihan fisik dan teknik merupakan program latihan yang

mendapat porsi latihan lebih besar dibandingkan dengan porsi latihan taktik dan

mental. Namun selama ini belum pernah dilakukan tes dan pengukuran

kemampuan fisik dan penguasaan teknik dasar bermain sepakbola khususnya

keterampilan menggiring bola. Sehingga, kemampuan yang dimiliki oleh siswa

LPSB IM Sragen belum teruji secara pasti apakah telah terampil menggiring bola

yang baik dan sesuai tujuan ataukah sebaliknya. Sehingga selain untuk

mengetahui ada atau tidak adanya hubungan koordinasi mata-kaki, kelincahan,

dan panjang tungkai terhadap kemampuan menggiring bola, juga untuk

mengetahui besarnya kemampuan menggiring bola.

Ditinjau dari pelaksanaan latihan di LPSB IM Sragen, baik pelatihan

penguasaan teknik dan pelatihan fisik telah dilaksanakan dengan baik dan

sistematis. Dari pelaksanaan pelatihan tersebut seharusnya para siswa telah

Page 22: HUBUNGAN KOORDINASI MATA-KAKI, KELINCAHAN DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

memiliki keterampilan teknik dasar dan kemampuan fisik yang memadai. Sering

dijumpai dalam latihan permainan (game) ada beberapa siswa yang kelihatannya

memiliki kelincahan dan kemampuan fisik yang baik juga terampil dalam

menggiring bola, namun ada juga siswa yang kurang terampil menggiring bola.

Inilah fenomena yang menarik untuk diteliti, apakah benar siswa yang memiliki

koordinasi mata-kaki, kelincahan baik, dan tungkai yang panjang memiliki

kemampuan menggiring bola yang baik juga. Oleh karena itu penulis mengambil

tema penelitian dengan judul Hubungan Koordinasi Mata-Kaki, Kelincahan, dan

Panjang Tungkai Terhadap Kemampuan Menggiring Bola Pada Siswa Usia 14-15

Tahun Lembaga Pendidikan Sepakbola Indonesia Muda Sragen Tahun 2011.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang telah

diungkapkan, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Adakah hubungan koordinasi mata-kaki dengan kemampuan menggiring bola,

dan bila ada seberapa besar hubungan tersebut?

2. Adakah hubungan kelincahan dengan kemampuan menggiring bola, dan bila

ada seberapa besar hubungan tersebut?

3. Adakah hubungan panjang tungkai dengan kemampuan menggiring bola, dan

bila ada seberapa besar hubungan tersebut?

4. Adakah hubungan koordinasi mata-kaki, kelincahan, dan panjang tungkai

dengan kemampuan menggiring bola, dan bila ada seberapa besar hubungan

tersebut?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan, penelitian ini

mempunyai tujuan sebagai berikut :

Page 23: HUBUNGAN KOORDINASI MATA-KAKI, KELINCAHAN DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

1. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan koordinasi mata-kaki dengan

kemampuan menggiring bola dan bila ada seberapa besar hubungan tersebut.

2. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan kelincahan dengan kemampuan

menggiring bola dan bila ada seberapa besar hubungan tersebut.

3. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan panjang tungkai dengan

kemampuan menggiring bola dan bila ada seberapa besar hubungan tersebut.

4. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan koordinasi mata-kaki, kelincahan,

dan panjang tungkai dengan kemampuan menggiring bola dan bila ada

seberapa besar hubungan tersebut.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini penting untuk dilakukan dengan harapan mempunyai

manfaat sebagai berikut:

1. Dapat diketahui peranan koordinasi mata-kaki, kelincahan, dan panjang

tungkai terhadap keterampilan menggiring bola.

2. Bagi lembaga pendidikan sepakbola yang diteliti. Diketahui tingkat koordinasi

mata-kaki, kelincahan, dan panjang tungkai pada siswa usia 14-15 lembaga

pendidikan sepakbola IM Sragen tahun 2011, sehingga dapat dijadikan

masukan untuk memperhatikan faktor-faktor tersebut dalam usaha

meningkatkan keterampilan menggiring bola.

3. Dapat dijadikan masukan bagi pembina dan pelatih sepakbola guna

meningkatkan kemampuan menggiring bola pada siswa atau peserta didik.

4. Bagi peneliti dapat menambah pengetahuan dan pengalaman dalam bidang

penelitian ilmiah untuk dapat dikembangkan lebih lanjut.

Page 24: HUBUNGAN KOORDINASI MATA-KAKI, KELINCAHAN DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Permainan Sepakbola

a. Tujuan Permainan Sepakbola

Sepakbola merupakan permainan yang dimainkan oleh dua regu, yang

masing-masing regu terdiri dari sebelas orang pemain termasuk seorang penjaga

gawang. Hampir seluruh permainan dilakukan dengan keterampilan mengolah

bola dengan kaki, kecuali penjaga gawang dalam memainkan bola bebas

menggunakan seluruh anggota badannya dengan kaki dan tangan.

Tujuan dari masing-masing kesebelasan adalah berusaha untuk

memasukkan bola ke gawang lawan sebanyak mungkin dan berusaha

menggagalkan serangan lawan untuk melindungi serangan atau menjaga

gawangnya agar tidak kemasukan bola. Dalam permainan sepakbola para pemain

dituntut untuk dapat menerapkan berbagai teknik ke dalam pola taktik dan strategi

serta kerjasama tim yang kompak agar dapat memperoleh kemenangan. Jozef

Sneyers (1990: 3) menyatakan bahwa “Prinsip dalam sepakbola sederhana sekali

yaitu membuat gol dan mencegah jangan sampai lawan berbuat sama terhadap

gawang sendiri”. Pendapat lain dikemukakan Beltasar Tarigan (2001: 2) bahwa,

“Sepakbola adalah pemecahan masalah, bagaimana memperagakan sebuah teknik

yang serasi, ditinjau dari posisi lawan dan kawan. Pengetahuan tentang taktik dan

strategi bermain sepakbola sangat penting”. Pendapat lain juga dikemukakan oleh

Soekatamsi (1988: 12) bahwa: “Semua pemain sepakbola harus menguasai teknik

dasar dan keterampilan bermain sepakbola, karena orang akan menilai sampai

mana teknik dan keterampilan para pemain dalam hal menendang bola,

memberikan bola, menyondol bola, menembakkan bola ke gawang lawan untuk

membuat gol”.

Berdasarkan tiga pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa, tujuan

permainan sepakbola adalah mencapai kemenangan. Untuk mencapai

8

Page 25: HUBUNGAN KOORDINASI MATA-KAKI, KELINCAHAN DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

kemenangan dibutuhkan penguasaan teknik, taktik dan strategi yang baik,

sehingga mempunyai peluang untuk dapat memasukkan bola ke gawang lawan

sebanyak-banyaknya. Selain itu juga, kerjasama yang kompak dalam satu tim juga

sama pentingnya untuk memperoleh kemenangan. Sebaik apapun keterampilan

yang dimiliki seorang pemain tanpa kerjasama yang baik antara pemain yang satu

dengan lainnya dalam satu tim, maka akan sulit memperoleh kemenangan. Dalam

hal ini Soedjono (1985: 16) menyatakan bahwa “Apa yang dilakukan pemain-

pemain secara perorangan harus bermanfaat bagi kesebelasannya. Kesebelasan

tanpa koordinasi atau kerjasama dalam satu regu, maka penampilan yang

sempurna dari setiap pemain hanya akan mempunyai arti kecil”. Menurut Beltasar

Tarigan (2001: 3) bahwa, “Dalam permainan sepakbola, keterampilan-

keterampilan yang dimiliki pemain tidak bisa dipisahkan dari satu kesatuan tim

dan tidak pernah ia akan nmenggunakannya sendiri”. Artinya, keterampilan-

keterampilan yang dimiliki seorang pemain, tidak pernah merupakan tujuan

tersendiri.

Berdasarkan pendapat yang dikemukakan dua ahli tersebut dapat

disimpulkan bahwa, sepakbola merupakan olahraga permainan beregu yang

menuntut kualitas taktik dan teknik serta kerjasama yang kompak dalam satu tim

untuk memperoleh kemenangan. Sebaik apapun teknik dan taktik yang dimiliki

suatu tim, tanpa kerjasama yang kompak akan sulit memenangkan suatu

pertandingan.

b. Macam-Macam Teknik Dasar Bermain Sepakbola

Diamati dari pelaksanaan permainan sepakbola bahwa, gerakan-gerakan

yang terjadi dalam permainan adalah gerakan-gerakan dari badan dan macam-

macam cara memainkan bola. Gerakan badan dan cara memainkan bola adalah

dua komponen yang saling berkaitan dalam pelaksanaan permainan gerakan-

gerakan badan maupun cara memainkann bola terangkum dalam teknik dasar

bermain sepakbola. Seperti dikemukakan Remmy Muchtar (1992: 27) bahwa,

“Berdasarkan gerakan-gerakan yang terjadi dalam permainan sepakbola, teknik

Page 26: HUBUNGAN KOORDINASI MATA-KAKI, KELINCAHAN DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

sepakbola dibagi atas teknik badan dan teknik bola”. Hal senada dikemukakan

Arma Abdoellah (1981: 416) bahwa:

Unsur-unsur untuk dapat bermain sepakbola secara baik sebenarnya sangat kompleks, karena unsur satu dengan yang lain sangat erat hubungannya dan sukar untuk dipisah-pisahkan. Pada garis besarnya teknik sepakbola dapat dibagi menjadi dua yaitu, (1) teknik badan (body technics), ialah gerakan-gerakan dalam sepakbola tetapi tanpa menggunakan bola, (2) teknik dengan bola ialah gerakan-gerakan sepakbola dengan menggunakan bola.

Berdasarkan dua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa, teknik

dasar bermain sepakbola dikelompokkan menjadi dua macam yaitu, teknik tanpa

bola (teknik badan) dan teknik dengan bola. Teknik badan atau teknik tanpa bola

pada dasarnya bertujuan untuk mengembangkan kemampuan fisik untuk

mencapai kesegaran jasmani (physical fitness) agar dapat bermain sepakbola

dengan sebaik-baiknya. Menurut Soekatamsi (1988: 34) unsur-unsur teknik tanpa

bola terdiri dari: “(1) lari cepat dan mengubah arah, (2) melompat dan meloncat,

(3) gerak tipu tanpa bola, (4) gerakan-gerakan khusus penjaga gawang”.

Teknik dengan bola pada dasarnya merupakan semua gerakan-gerakan

dengan bola. Kemampuan seorang pemain dalam memainkan bola akan sangat

membantu penampilannya dalam bermain sepakbola. Oleh karena itu, setiap

pemain harus mempelajari unsur-unsur teknik dengan bola secara seksama.

Menurut Soekatamsi (1988: 34) Teknik dengan bola, diantaranya adalah:

a) menendang bola,b) menerima bola,c) menggiring bola,d) menyundul bola,e) melempar bola,f) gerak tipu dengan bola,g) merampas atau merebut bola,h) teknik-teknik khusus penjaga gawang”

Unsur teknik tanpa bola dan unsur teknik dengan bola pada prinsipnya

memiliki keterkaitan yang erat dalam pelaksanaan bermain sepakbola. Kedua

teknik tersebut saling mendukung dan saling berhubungan. Kedua teknik dasar

tersebut harus mampu diperagakan atau dikombinasikan di dalam permainan

menurut kebutuhannya. Kualitas dan kemampuan teknik yang baik akan

Page 27: HUBUNGAN KOORDINASI MATA-KAKI, KELINCAHAN DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

mendukung penampilan seorang pemain dan kerjasama tim. Semakin baik

penguasaan teknik yang dimiliki, memberi peluang untuk memenangkan

pertandingan.

c. Pentingnya Menguasai Teknik Dasar Bermain Sepakbola

Baik atau tidaknya penampilan seorang pemain sepakbola tergantung

pada penguasaan teknik yang dimiliki. A. Sarumpaet, Zulfar Djazet, Parno, dan

Imam Sadikun (1992: 47) bahwa, “Dalam usaha meningkatkan mutu permainan

ke arah prestasi, maka masalah teknik merupakan salah satu persyaratan yang

menentukan”. Menurut Jozef Sneyers (1990: 24) “Dilihat dari segi taktis, mutu

permainan suatu kesebelasan ditentukan oleh penguasaan teknik dasar”.

Sedangkan Remmy muchtar (1992: 27) berpendapat, “Untuk dapat bermain

sepakbola dengan baik perlu menguasai teknik dengan baik pula”. Tanpa

penguasaan teknik yang baik tidak mungkin dapat menguasai atau mengontrol

bola dengan baik, dan tanpa kemampuan menguasai bola dengan baik, tidak

mungkin dapat menciptakan kerjasama dengan pemain lain.

Berdasarkan tiga pendapat tersebut menunjukkan bahwa, menguasai

teknik dasar bermain sepakbola mempunyai peranan penting terhadap penampilan

seorang pemain baik secara individu maupun kolektif, serta mendukung

penerapan taktik dan strategi permainan. Dengan penguasaan teknik dasar

bermain sepakbola yang baik, maka akan mampu melakukan kerjasama yang

kompak dalam satu tim, sehingga akan meningkatkan kualitas permainan untuk

memperoleh kemenangan.

2. Teknik Menggiring Bola

Menggiring bola atau dribbling merupakan salah satu teknik dasar

bermain sepakbola yang cukup menarik dan disenangi oleh pemain sepakbola.

Seperti dikemukakan oleh Timo Scheunemann (2005: 47) bahwa, “Bagian dari

sepakbola yang mungkin paling disenangi pemain indonesia bahkan dunia adalah

Page 28: HUBUNGAN KOORDINASI MATA-KAKI, KELINCAHAN DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

menggiring bola”. Karena dengan menggiring bola melewati lawan pemain

tersebut akan terlihat menonjol dibandingkan pemain lain. Sedangkan pengertian

menggiring bola menurut Sardjono dkk (1989: 7) bahwa, “Menggiring bola di

artikan menggulirkan bola terus menerus di tanah sambil berlari”. Menurut

Soekatamsi (1988: 158) bahwa, “Menggiring bola diartikan dengan gerakan lari

menggunakan bagian kaki mendorong bola agar bergulir terus-menerus diatas

tanah. Menggiring bola hanya dilakukan pada saat-saat yang menguntungkan saja,

yaitu bebas dari lawan.” Menurut Yulius Erya Saputra (2006: 9) berpendapat

bahwa, “dribbling adalah metode individual yang digunakan oleh para pemain

sepakbola untuk bergerak dengan bola dari satu titik ke titik lain”.

Berdasarkan pengertian menggiring bola yang dikemukakan tiga ahli

tersebut dapat disimpulkan bahwa, menggiring bola merupakan usaha pemain

sepakbola untuk menggulirkan bola secara terus-menerus di atas lapangan untuk

membawa bola dari satu titik ke titik yang lain sambil berlari bertujuan untuk

menahan bola dan menghindari lawan dengan bola tetap dalam penguasaannya.

Untuk mempertahankan bola, maka seorang pemain harus mampu melakukan

improvisasi atau bergerak merubah arah dan kecepatannya. Hal ini dimaksudkan

untuk mengecoh lawan agar dapat lolos dari hadangan lawan. Hal ini sesuai

pendapat Beltasar Tarigan (2001: 69) bahwa, “Keterampilan menggiring bola dan

melewati lawan-lawannya dengan kecepatan berubah-ubah, merupakan suatu

atraksi yang sangat menarik dan menggairahkan dalam pertandingan sepakbola”.

Kemampuan seorang pemain menggiring bola dengan kecepatan berubah-ubah

arah akan menyulitkan lawan untuk menghadangnya, sehingga akan mampu

menyelesaikan bola dengan tepat sesuai dengan keinginannya.

a. Manfaat Menggiring Bola

Menggiring bola pada dasarnya bertujuan untuk melewati lawan,

menahan bola dan memberikan operan kepada teman seregunya. Dalam hal ini

Soekatamsi (1988: 158) menyatakan bahwa, kegunaan teknik menggiring bola

yaitu: “(1) untuk melewati lawan, (2) untuk mencari kesempatan memberikan

bola umpan kepada teman dengan tepat, (3) untuk menahan bola tetap dalam

penguasaan, menyelamatkan bola apabila tidak terdapat kemungkinan atau

Page 29: HUBUNGAN KOORDINASI MATA-KAKI, KELINCAHAN DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

kesempatan untuk dengansegera memberikan operan kepada teman”. Menurut A.

Sarumpaet (1992: 24-25) “Menggiring bola merupakan teknik dalam usaha

memindahkan bola dari suatu daerah ke daerah lain pada saat permainan.

Sedangkan tujuan dari menggiring bola adalah: 1) memindahkan permainan, 2)

untuk melewati lawan, 3) untuk memancing lawan, 4) untuk memperlambat

permainan”.

Hal terpenting dan harus diperhatikan saat menggiring bola yaitu

dilakukan pada situasi yang tepat di daerah pertahanan lawan. Joseph A.

Luxbacher (2004: 47) menyatakan, “Keterampilan menggiring bola yang

digunakan dalam situasi yang tepat dan merusak pertahanan lawan”. Menurut

Beltasar Tarigan (2001: 70) bahwa, “melalui kemampuan yang dimiliki

(menggiring bola), biasanya pemain lawan melakukan penjagaan lebih dari satu

orang. Akibatnya, lawan terpaksa keluar dari posisinya untuk mencegah

kecepatan dan kelincahan yang sangat berbahaya”. Dalam keadaan tersebut,

pemain penyerang dengan cerdiknya memberilan umpan kepada temannya yang

leluasa untuk menendang bola ke gawang lawan. Menurut Gill Harvey (2003: 30)

bahwa, “paling aman menggiring bola ketika anda berada di daerah lawan. Jangan

sekali-kali mencoba menggiring bola di daerah gawang sendiri karena terlalu

berbahaya”.

Berdasarkan tiga pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa,

menggiring bola akan memberikan manfaat dalam suatu tim jika dilakukan di

daerah pertahanan lawan. Pemain yang terampil menggiring bola harus mampu

memanfaatkannya pada situasi yang tepat. Hal ini karena, pemain yang terampil

menggiring bola akan mampu membuka dan mengacaukan pertahanan lawan.

Seringkali pemain yang terampil menggiring bola dijaga atau dihadang lebih dari

seorang pemain. Kondisi yang demikian dapat dimanfaatkan untuk mencetak gol

ke gawang lawan yaitu, dengan cara mengoperkan bola kepada teman seregunya

yang leluasa untuk melakukan tembakan ke gawang lawan.

b. Prinsip-Prinsip Menggiring Bola

Page 30: HUBUNGAN KOORDINASI MATA-KAKI, KELINCAHAN DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

Menggiring bola adalah salah satu teknik dasar bermain sepakbola yang

menuntut skill yang tinggi dalam memainkannya. Teknik yang salah saat

menggiring bola akan mengakibatkan bola lepas dari penguasaannya atau bola

mudah direbut oleh lawan. Oleh karena itu, seorang pemain harus menguasai

prinsip-prinsip menggiring bola. Gill Harvey (2003: 32) menyarankan beberapa

tips menggiring bola sebagai berikut:

1. Tegakkan kepala agar bisa melihat gerakan lawan.2. Pertahankan agar bola tetap dekat dengan anda saat menggiring bola.

Gunakan bagian-bagian kaki yang berbeda saat menggiring bola.3. Turunkan bahu dan liukkan tubuh untuk mengecoh lawan.4. Cobalah trik-trik gerakan dan tipuan yang berbeda agar lawan hilang

keseimbangan.5. Jaga agar tubuh anda tetap berada diantara bola dan lawan untuk

melindungi bola.6. Menjauhlah dari lawan secepat mungkin.

Prinsip-prinsip menggiring bola tersebut harus dikuasai seorang pemain

saat menggiring bola. Kesalahan menggiring bola adalah suatu kegagalan yaitu

kehilangan bola, sehingga memberi peluang bagi pihak lawan untuk melakukan

serangan balik. Jika saat mnggiring bola mendapat hadangan dari lawan, maka

untuk menunjang keberhasilan menggiring bola yaitu seorang pemain harus

mampu berimprovisasi atau melakukan gerak tipu untuk mengecoh lawan.

Soedjono (1985:61) menyatakan ”Pemain-pemain tidak akan melakukan

improvisasi dan permainan berdaya cipta, apabila mereka tidak mengalami situasi

yang menyulitkan. Permainan yang berdaya cipta adalah suatu insting yang

menanggapi situasi yang sulit”. Pendapat lain dikemukakan oleh Gill Harvey

(2003: 15) bahwa, “dalam berbagai situasi, belokan yang sedikit lebih rumit dapat

membantu anda mengecoh lawan. Cobalah untuk lebih fleksibel, dan

bereksperimen. Anda mungkin lebih suka mengembangkan cara anda sendiri

dalam melakukan belokan-belokan tertentu”.

Kemampuan berimprovisasi atau melakukan gerak tipu saat menggiring

bola adalah penting. Kemampuan seorang pemain melakukan gerak tipu saat

menggiring bola akan mampu mengecoh antisipasi lawan, sehingga akan mudah

melewatinya. Tanpa memiliki kemampuan melakukan gerak tipu atau

Page 31: HUBUNGAN KOORDINASI MATA-KAKI, KELINCAHAN DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

berimprovisasi saat menggiring bola, maka memudahkan lawan untuk merebut

bola.

c. Macam-Macam Cara Menggiring Bola

Menggiring bola dapat dilakukan dengan kaki kanan maupun kaki kiri.

Dapat dikombinasikan antara kaki kanan dan kaki kiri. Setiap bagian kaki dapat

digunakan untuk menggiring bola kecuali tumit. Oleh karena itu, untuk

mendukung keterampilan menggiring bola, seorang pemain sepakbola harus

mampu menggunakan bagian-bagian kaki untuk menggiring bola. Menurut

Soekatamsi (1988: 159-160) pada prinsipnya menggiring bola dapat dilakukan

dengan tiga bagian kaki yaitu, “(1) menggiring bola dengan kura-kura bagian

dalam, (2) menggiring bola dengan kura-kura kaki bagian luar, (3) menggiring

bola dengan kura-kura kaki penuh”.

1) Menggiring Bola Dengan Kura-Kura Kaki Bagian Dalam

Posisi kaki menggiring bola dengan kura-kura kaki bagian dalam yaitu

kaki tumpu berada disamping bola dan kaki lainnya berada dibelakang bola

dengan posisi kura-kura kaki bagian dalam siap untuk menyentuh atau

menggulirkan bola. Kaki yang digunakan untuk menggiring bola tidak diayunkan

seperti teknik menendang bola, akan tetapi tiap langkah secara teratur menyentuh

atau mendorong bola bergulir ke depan dan bola harus selalu dekat dengan kaki.

Pada saat menggiring bola kedua lutut harus selalu sedikit ditekuk, dan pada

waktu kaki menyentuh bola, mata melihat bola, selanjutnya melihat situasi

lapangan.

Page 32: HUBUNGAN KOORDINASI MATA-KAKI, KELINCAHAN DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

Gambar 1. Menggiring Bola dengan Kura-Kura Kaki Bagian Dalam

(Sumber: Soekatamsi, 1988: 159)

2) Menggiring Bola Dengan Kura-Kura Kaki Penuh

Posisi kaki menggiring bola dengan kura-kura kaki penuh yaitu kaki

tumpu berada disamping belakang bola dan kaki untuk menggiring bola siap

melakukan posisi untuk mendorong bola dengan kura-kura kaki penuh. Sesuai

dengan irama langkah lari, tiap langkah dengan kura-kura penuh bola didorong

bergulir kedepan dekat dengan kaki. Menggiring bola dengan kura-kura kaki

penuh ini pemain dapat membawa bola dengan cepat. Dan cara ini hanya dapat

digunakan apabila didepan terdapat daerah yang bebas dari lawan dan cukup luas,

hingga jarak untuk menggiring bola cukup jauh.

Gambar 2. Menggiring Bola dengan Kura-Kura Kaki Penuh

Page 33: HUBUNGAN KOORDINASI MATA-KAKI, KELINCAHAN DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

(Sumber: Soekatamsi, 1988: 161)

3) Menggiring Bola Dengan Kura-Kura Kaki Bagian Luar

Posisi kaki menggiring bola sama dengan posisi kaki dalam menendang

bola dengan kura-kura kaki sebelah luar. Setiap langkah secara teratur dengan

kura-kura kaki bagian luar kaki kanan atau kaki kiri mendorong bola bergulir ke

depan, dan bola harus selalu dekat dengan kaki. Pada saat menggiring bola kedua

lutut selalu sedikit ditekuk, waktu kaki menyentuh bola pandangan pada bola,

selanjutnya melihat situasi lapangan.

Gambar 3. Menggiring Bola dengan Kura-Kura Kaki Bagian Luar

(Sumber: Soekatamsi, 1988: 162)

d. Pentingnya Menggiring Bola

Menggiring bola merupakan salah satu teknik dasar dengan bola dalam

bermain sepakbola yang merupakan cerminan dari keindahan permainan

sepakbola. Menggiring bola adalah teknik menggulirkan bola dengan berlari

secara terus-menerus berpindah dari titik satu ke titik yang lain. Menggiring bola

merupakan teknik individu atau perorangan sehingga pemain yang mampu

menggiring bola dengan baik akan terlihat menonjol dari pemain yang lain.

Menurut Joseph A. Luxbacher (2004: 48) bahwa, “Keberhasilan serangan

tergantung pada setiap kemampuan pemain untuk menguasai bola, kemampuan

untuk mengalahkan lawan dalam dribble pada situasi satu lawan satu, khususnya

di dalam sepertiga daerah serangan, dan kemampuan untuk menghadapi lawan

Page 34: HUBUNGAN KOORDINASI MATA-KAKI, KELINCAHAN DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

yang mencoba merebut bola merupakan hal yang penting bagi keberhasilan

individu”.

Menggiring bola berperan dalam serangan untuk menguasai bola dan

membuka ruang bagi diri sendiri maupun teman satu tim untuk mencetak gol.

Tetapi lebih baiknya dilakukan di sepertiga lapangan daerah pertahanan lawan.

Untuk mengalahkan lawan pada situasi satu lawan satu.

e. Komponen Kondisi Fisik yang Diperlukan Saat Menggiring Bola

Menggiring bola merupakan salah satu teknik dasar dalam sepakbola

yang kompleks, menurut Arma Abdoellah (1981: 416-420) menyatakan bahwa,

“Teknik badan yang ditujukan kepada perkembangan kemampuan fisik untuk

mencapai kesegaran fisik (physical fitness), agar dapat bermain sepakbola sebaik-

baiknya yang meliputi: 1) Kecepatan (speed), 2) Kekuatan (strenght), 3) Daya

Tahan (endurance), 4) Kelincahan (agility), 5) Kelentukan (flexibility) “

Komponen kondisi fisik disetiap cabang olahraga mempunyai peranan

yang berbeda-beda. Berikut ini penjelasan kondisi fisik yang diperlukan saat

menggiring bola.

1) Kecepatan (speed)

Kecepatan merupakan komponen kondisi fisik yang penting dalam usaha

mencapai prestasi yang tinggi. Kecepatan adalah perubahan gerak dari satu tempat

ke tempat yang lain yang dilakukan dalam waktu singkat. Perubahan tersebut

berlaku untuk seluruh tubuh atau salah satu bagian tubuh saja.Seperti

dikemukakan Dangsina Moeloek dan Artjatmo Tcokronegoro (1984: 7) bahwa

“kecepatan dalah sebagai laju gerak, dapat berlaku untuk seluruh tubuh atau

bagian tubuh”. Menurut M. Sajoto (1995: 5) kecepatan adalah “kemampuan

seseorang untuk mengerjakan gerakan berkesinambungan dlam bentuk yang

sama, dalam waktu yang sesingkat- singkatnya”.

Berdasarkan pendapat dari kedua ahli diatas dapat disimpulkan bahwa,

kecepatan merupakan kamampuan seseorang untuk melakukan gerakan yang

Page 35: HUBUNGAN KOORDINASI MATA-KAKI, KELINCAHAN DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

sama dalam wakyu yang sesingkat-singkatnya. Macam-macam kecepatan dibagi

menjadi tiga berdasarkan bentuk-bentuk gerakan. Dalam hal ini Sudjarwo

(1993:28) membedakan kecepatan menjadi tiga macam “(1) sprinting speed, (2)

reaction of speed, (3) speed of movement”. Sprinting speed adalah suatu

kemampuan bergerak ke depan dengan kekuatan dan kecepatan maksimal,

dihasilkan oleh banyaknya frekuensi gerakan kaki serta panjang langkah.

Reaction of speed adalah kecepatan mengadakan reaksi terhadap suatu rangsang.

Speed of movement adalah kemampuan kecepatan kontraksi secara maksimal oleh

otot-otot atau dalam segerombolan otot dalam suatu gerakan yang terputus.

Gerakan tersebut merupakan gerakan mendadak, meledak dalam suatu gerakan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan, Sudjarwo (1993: 29) menyatakan,

baik tidaknya kecepatan (speed) seorang atlet dapat dilihat :

1) Macam fibril otot (pembawaan).2) Pengaturan sistem yang baik, berari sisitem koordinasi untuk mengaturkecepatan.3) Kekuatan otot, merupakan faktor yangmenentukan kecepatan.4) Elastisitas otot, makin baik akan menyebabkan kontraksi otot yang baikberarti kecepatan baik pula.5) Sifat rilex dari otot baik pengaruhmya terhadap kecepatanmaupunpenguasaan teknik. Otot yang rilex tidak cepat lelah berarti efektif danekonomis.

Dari pendapat diatas yang dikemukakan oleh para ahli tersebut

kecepatan ini dihasilkan kontraksi otot secara maksimal. Kecepatan berlaku untuk

seluruh tubuh atau salah satu bagian tubuh saja. Keterlibatan kecepatan seluruh

tubuh atau bagian tubuh ini tergantung dari tuntutan cabang olahraga yang

bersangkutan. Misalnya kecepatan yang dibutuhkan sprinter dengan usaha

meloloskan diri seorang pemain sepakbola yang sedang dibayang-bayangi pemain

lawan saat menerima bola lemparan ke dalam agar bola tidak direbut lawan.

2) Kekuataan (strenght)

Kekuatan merupakan salah satu unsur pokok dominan sebagai

kemampuan gerak untuk mencapai prestasi maksimal. Rusell R. Pate et al (1984)

mengemukakan “Kekuatan adalah tenaga yang dipakai untuk mengubah keadaan

gerak atau bentuk dari suatu benda”. Suharsono (1993: 39) berpendapat bahwa

”Kemampuan otot untuk dapat mengatasi tahanan atau beban, menahan atau

Page 36: HUBUNGAN KOORDINASI MATA-KAKI, KELINCAHAN DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

memindahkan beban dalam menjalankan aktivitas olahraga”. Berdasarkan

pengertian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa kekuatan adalah kemampuan

otot atau sekelompok otot untuk mengerahkan tenaga maksimal dalam menahan

beban tertentu dalam suatu aktivitas. Kekuatan merupakan salah satu unsur dari

komponen kondisi fisik yang diperlukan pada setiap cabang olahraga sesuai

dengan karakteristik cabang olahraga tersebut. Kekuatan otot adalah unsur

komponen kondisi fisik yang sangat penting dalam meningkatkan kondisi fisik

secara keseluruhan karena: 1) Kekuatan merupakan daya penggerak setiap

aktivitas fisik, 2) Kekuatan memegang peranan penting dalam melindungi otot

dari kemungkinan cidera, 3) Latihan kekuatan dapat membantu membentuk postur

tubuh yang ideal, 4) Dengan kekuatan dapat memperkuat persendian.

Berikut faktor-faktor penentu baik tidaknya kekuatan Suharno HP (1993:

39) menyatakan :

1) Besar kecilnya potongan melintang otot (potongan morphologisyangtergantung pada proses hipertrofi otot)2) Jumlah fibril otot yang turut bekerja dalam melawan beban, makinbesar fibril otot yang berkerjaberarti kekuatan bertambah besar.3) Tergantung besar kecilnya rangka tubuh,makin besar skelet makin besarkekuatan.

Karena itu kebanyakan penampilan keterampilan olahraga melibatkan

gerakan-gerakan yang disebabkan oleh kekuatan yang dihasilkan oleh kontraksi

otot dan kekuatan gaya maupun kekuatan yang digunakan oleh sesuatu dari luar

atau orang lain. Misalnya salah satu keterampilan menyundul bola dalam suatu

permainan sepakbola saat berebut bola dengan pemain lawan.

3) Daya Tahan (endurance)

Sepakbola membutuhkan kebugaran dan stamina yang baik. Bukan satu

hal yang baik bila seseorang bisa bermain hebat dalam 10 menit pertama, setelah

itu ia menunjukan sikap kelalahan. Selama hampir 1,5 jam pertandingan

sepakbola, para pemain berlari rata-rata sekitar 5mil (8 kilometer) dengan

sebagian lari cepat dan lari-lari kecil cepat, jarak seperti itu bukan jarak yang

pendek. Untuk itu untuk memperoleh stamina yang baik adalah dengan latihan

daya tahan karena tingkatan tertinggi dari daya tahan adalah stamina. Latihan

daya tahan yang makin lama, makin berat dan makin meningkat untuk menjadi

Page 37: HUBUNGAN KOORDINASI MATA-KAKI, KELINCAHAN DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

latihan stamina yang meningkatkan kemampuan bertahan terhadap rasa lelah dan

makin lama makin berkembang.

Daya tahan ada dua macam menurut Yusuf Hadisasmita dan Aip

Syrifuddin (1996: 107) daya tahan ada dua macam adalah.

1. Daya tahan otot. Otot bergantung pada :(a) Kekuatan otot(b) Jumlah bahan bakar yang ada pada otot dan hati(c) Diet gizi dalam waktu yang lama(d) Istirahat yang cukup2. Daya kardiorespiratori, daya ini bergantung pada :(a) Kompononen alat-alat pernafasan tubuh untuk menyedot oksigendalam jumlah yang besar dan mengeluarkan zat asam arang dalamjumlah yang besar pula.(b) Kemamapuan jantung untuk menambah keluaran darah danmenstrabsportasikan Oksogen dan kabondioksida ke dan dari ototmelalui darah.

Latihan pembentukan daya tahan anak terutama pada latihan dari daya

tahan otot dan latihan cardio respiratory endurance yang merupakan faktor-faktor

penting di dalam pembentukan tingkat kesegaran jasmani. Oleh karena itu unsur

kondisi fisik seperti daya tahan tidak hanya sebagai pelengkap dari unsur lain

dalam permainan sepakbola karena pemain sepakbola tidak akan menciptakan

permainan yang indah dilihat dan tidak bisa memenangkan permainan tanpa

mempunyai stamina yang baik.

4) Kelentukan (flexibility)

M. sajoto (1988 : 58) menyatakan bahwa “kelentukan adalah efektifitas

seseorang dalam penyesuaian dirinya, untuk melakukan segala aktivitas tubuh

dengan penguluran seluas-luasnya, terutama otot-otot, ligamen-ligamen di sekitar

persendian”. Kelentukan merupakan hal yang sangat penting dalam kegiatan

gerak olahraga, apabila seseorang mengalami gerak yang kurang luas pada

persendiannya dapat mengganggu gerakan atau menimbulkan cedera pada otot.

Macam-macam kelentukan menurut Suharno HP (1993 : 54) antara lain:

(1) Kelentukan umum, ialah kemampuan seseorang dalam gerak denganamplitudo yang luas dimana sangat berguna dalam gerakan olahraga padaumumnya dan menghadapi hidup sehari-hari. Kelentukan sendi-senditidak mengganggu/menghambat gerakan dalam olahraga apa saja dan

Page 38: HUBUNGAN KOORDINASI MATA-KAKI, KELINCAHAN DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

pekerjaan umum sesuai dengan situasi,(2) Kelentukan khusus, ialah kemampuan seseorang dalam gerak denganamplitudo yang luas dan berseni dalam satu cabang olahraga. Tuntutanmasing-masing cabang olahraga terhadap kelentukan sangat berbedabeda.Perbedaan tersebut biasanya atas dasar perbedaan teknik darimasing-masing cabang olahraga dan taktik bertanding yang digunakan.

Latihan kelentukan (fleksibilitas) tubuh sangat erat kaitannya dengan

gerak persendian, oleh karena itu latihan kelentukan adalah suatu bentuk latihan

untuk memberikan gerak yang luas pada persendian, dengan tujuan untuk

mengurangi kekakuan pada tubuh menambah elastisitas pada otot, dan

mengurangi ketegangan pada otot. Hal ini merupakan dasar yang sangat penting

dalan pembinaan fisik permainan sepakbola sebab dalam permainan sepakbola

dibutuhkan banyak fungsi kelentukan dari anggota tubuh misalnya, pada saat

pemain menyundul bola (heading) yang dibutuhkan salah satu fungsi dari organ

tubuh yaitu otot perut.

Pendapat dari Suharno HP (1993 : 56) masalah-masalah yang perlu

diperhatikan dalam kaitannya melatih kelentukan adalah:

1) Pemanasan sebelum masuk ke inti latihan, harus cukup baik.2) Gerakan-gerakan jangan dipaksakan sehingga mengakibatkanrobek/putusnya jaringan-jaringan pembentuk persendian.3) Latihan harus sistematis, metodis penambahan beban latihan dari sedikitdemi sedikit.4) Selesia latihan kelentukan, perlu diimbangi dengan latihan kekuatanpembentuk sendi-sendi yang dilatih.5) Janganlah memaksa atlet yang sedang susah, muram,takut dan sakit untukberlatih kelentukan.6) Latihan kelentukan sebaiknya dimulai umur dini dan pada siang hari.7) Latihan dengan metode aktif dan pasif selalu dikombinasikan.

f. Kesalahan-Kesalahan Saat Menggiring Bola

Menggiring bola adalah gerakan keterampilan yang sulit dilakukan.

Tidak setiap pemain sepakbola mampu menggiring bola dengan baik. Tidak

menutup kemungkinan, pemain yang profesional pun dapat mengalami kesalahan

saat menggiring bola, sehingga bola mudah direbut lawan. Menurut Arma

Abdoellah (1981: 427) bahwa kesalahan-kesalahan yang sering terjadi dalam

menggiring bola antara lain:

Page 39: HUBUNGAN KOORDINASI MATA-KAKI, KELINCAHAN DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

a) Bukan mendorong bola, tetapi menendang bola sehingga jalannya bola terlalu cepatdan tidak terkontrol.

b) Jarak antara kaki pemain dengan bola terlalu jauh, sehingga mudah direbut lawan.

c) Irama langkah lari rusak akibat dari irama kaki menyentuh bola tidak teratur.

d) Mata hanya selalu tertuju pada bola saja, sehingga dalam permainan yang sesungguhnya pemain itu tidak dapat melihat situasi lapangan seluruhnya.Keterampilan menggiring bola dapat dicapai dengan baik, jika kesalahan-

kesalahan saat menggiring bola dapat dihindari. Joseph A. Luxbacher (2004: 51)

menyarankan beberapa tips untuk memperbaiki kesalahan menggiring bola

sebagai berikut:

a) Jaga bola agar tetap dibawah tubuh, serapat mungkin dengan kaki.b) Gunakan sentuhan yang halusc) Jangan terlalu semangat atau melakukan terlalu banyak gerakan tubuh

yang berbeda.d) Jaga agar kepala tetap tegak sesering mungkin saat menggiring bola.

Pandangan berfungsi untuk melihat situasi permainan.

Penguasaan teknik menggiring yang baik dan benar sangat penting dalam

pelaksanaan menggiring bola. Jika seorang pemain telah menguasai teknik

menggiring yang baik, akan meminimalkan kesalahan pada saat menggiring bola.

Kesalahan yang terjadi saat menggiring bola, berarti kesempatan bagi lawan untuk

merebutnya dan kesempatan bagi lawan untuk melakukan serangan balik.

3. Koordinasi Mata-Kaki

a. Definisi Koordinasi Mata-Kaki

Koordinasi pada prinsipnya merupakan pengaturan syaraf-syaraf pusat

dan tepi secara harmonis dalam menggabungkan gerakan-gerakan otot synergis

dan antagonis secara selaras. Koordinasi merupakan kemampuan seseorang untuk

merangkaikan beberapa gerakan menjadi satu pola gerakan yang efektif dan

efisien. Berkaitan dengann koordinasi Suharno HP. (1993: 61) menyatakan,

“koordinasi adalah kemampuan atlet untuk merangkaikan beberapa gerak menjadi

satu gerak yang utuh dan selaras”. Menurut M. Sajoto (1995: 9) bahwa,

Page 40: HUBUNGAN KOORDINASI MATA-KAKI, KELINCAHAN DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

“koordinasi adalah kemampuan seseorang mengintegrasikan bermacam-macam

gerakan yang berbeda ke dalam pola gerakan tunggal secara efektif”. Menurut

Mulyono Biyakto Atmojo (2008: 57) bahwa, “koordinasi adalah kemampuan

untuk secara bersamaan melakukan berbagai tugas gerak secara mulus dan akurat

(tepat)”. Menurut Ismaryati (2008 : 53) bahwa, “Koordinasi didefinisikan sebagai

hubungan yang harmonis dari hubungan saling pengaruh di antara kelompok-

kelompok otot selama melakukan kerja”.

Berdasarkan pengertian koordinasi yang dikemukakan empat ahli

tersebut dapat dirumuskan bahwa, koordinasi mata-kaki adalah suatu integrasi

antara mata sebagai pemegang fungsi utama dalam hal ini melihat situasi

permainan yang dihadapi, dan kaki sebagai pemegang fungsi melakukan suatu

gerakan yang dikehendaki oleh otak, setelah merespon situasi yang dilihat oleh

mata. Integrasi yang melibatkan dua bagian gerak yaitu mata dan kaki harus

dirangkaikan menjadi satu pola gerakan yang baik dan harmonis untuk

mendukung kemampuan menggiring bola.

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Koordinasi

Tingkat koordinasi atau baik buruknya koordinasi gerak seseorang

tercermin dalam kemampuannya untuk melakukan suatu gerakan secara mulus,

tepat (precise), dan efisien. Seseorang yang memiliki koordinasi baik bukan hanya

mampu melakukan suatu keterampilan secara sempurna, tetapi juga mudah dan

cepat dapat melakukan keterampilan-keterampilan yang baru. harsono (1988: 221)

menyatakan, “kecepatan, kekuatan, daya tahan, kelentukan, kinesthetic, sense,

balance, dan ritme, semua menyumbang dan berpadu di dalam koordinasi gerak,

oleh karena itu satu sama lainnya mempunyai hubungan yang erat”. Kalau salah

satu unsur tidak ada atau kurang berkembang, maka hal ini berpengaruh terhadap

kesempurnaan koordinasi”. Pendapat lain dikemukakan Suharno HP. (1993: 62)

dalam usaha untuk pencapaian prestasi, koordinasi di pengaruhi oleh :

a) Pengaturan syarat pusat dan tepi, hal ini berdasarkan pembawaan atlet dan hasil dari latihan.

b) Tergantung tonus dan elastisitas dari otot yang melakukan gerakan.c) Baik dan tidaknya keseimbangan, kelincahan, dan kelentukan atlet.d) Banyak dan tidaknya koordinasi kerja syaraf, otot dan indera.

Page 41: HUBUNGAN KOORDINASI MATA-KAKI, KELINCAHAN DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

Faktor pembawaan dan kemampuan kondisi fisik khususnya kelincahan,

kelentukan, keseimbangan, kekuatan, daya tahan merupakan faktor yang dapat

mempengaruhi kemampuan koordinasi yang dimilki seseorang. Dengan kata lain

jika kelincahan, kelentukan, keseimbangan, kekuatan, dan daya tahan baik, maka

tingkat koordinasinya juga baik. Dengan demikian latihan yang bertujuan

meningkatkan komponen kondisi fisik tersebut, maka secara tidak langsung akan

meningkatkan kemampuan koordinasi pula.

c. Koordinasi Mata-Kaki Tinggi dan Rendah

Koordinasi mata-kaki dinyatakan baik apabila integritas mata dan gerak

kaki dapat melakukan gerakan sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Tingkat

koordinasi mata-kaki dapat diketahui melalui tes dan pengukuran yang relevan.

Bentuk tes yang relevan untuk mengukur koordinasi mata-kaki menurut Ismaryati

(2008: 54-56) yaitu, “soccer wall volley test dan soccer dribble test”.

Melalui tes dan pengukuran koordinasi mata-kaki, maka akan diketahui

sejauh mana kemampuan yang dimilikinya. Untuk mengkategorikan tingkat

koordinasi mata-kaki seseorang tinggi atau rendah, dengan membandingkan hasil

yang dicapai seseorang dengan orang lain. Misalnya dalam penelitian ini, sampel

dites kemampuan koordinasi mata-kaki, untuk selanjutnya hasil tersebut

dirangking dari nilai tertinggi sampai nilai terendah. Dari hasil perengkingan

tersebut, kemudian diambil rata-rata, nilai yang lebih dari rata-rata dikategorikan

koordinasi mata kaki tinggi, sedangkan nilai yang kurang dari rata-rata

dikategorikan koordinasi mata-kaki rendah.

d. Peranan Koordinasi Mata-Kaki dengan Kemampuan Menggiring Bola

Koordinasi merupakan salah satu komponen kondisi fisik yang

mempunyai peran penting terutama untuk cabang olahraga permainan termasuk

permainan sepakbola. Hampir seluruh gerakan dalam permainan sepakbola

membutuhkan koordinasi mata-kaki.

Menggiring bola merupakan teknik sepakbola yang membutuhkan

koordinasi yang baik. Dalam gerakan menggiring bola, koordinasi yang

Page 42: HUBUNGAN KOORDINASI MATA-KAKI, KELINCAHAN DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

dibutuhkan adalah koordinasi mata-kaki. Koordinasi mata-kaki berperan dalam

memainkan bola dengan baik dan lancar dengan melihat situasi permainan.

Harsono (1988: 220) menyatakan, “suatu keterampilan atau skill menuntut adanya

koordinasi. Koordinasi yang dibutuhkan dalam keterampilan diantaranya

koordinasi mata-kaki (foot-eye coordination) dan koordinasi mata-tangan (eye-

hand coordination). Koordinasi mata-kaki dibutuhkan dalan gerakan seperti

dalam skill menendang bola, menngiring bola”.

Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, ketepatan dribbling passing

dalam sepakbola merupakan suatu keterampilan yang memiliki gerakan cukup

kompleks. Kemampuan seorang pemain menggiring bola dan mengoper bola atau

menembakkan bola ke gawang lawan dibutuhkan koordinasi mata-kaki yang baik,

maka gerakan menggiring bola dapat dilakukan dengan baik dan lancar serta

mampu menyelesaikan bola tepat pada sasaran yang diinginkan. Namun

sebaliknya, koordinasi mata-kaki yang buruk, maka gerakan menggiring bola

tidak lancar, bola mudah direbut lawan dan penyelesaian kurang akurat.

4. Kelincahan

a. Definisi Kelincahan

Sejalan dengan berkembangnya permainan sepakbola, pemain sepakbola

dituntut untuk selalu bergerak dalam usaha melepaskan diri dari kawalan lawan.

Baik saat membawa bola maupun tanpa membawa bola. Dalam gerakan

membawa bola atau menggiring bola, pemain harus dapat mengkontrol dan

menguasai gerakan, baik gerakan badan maupun gerakan bola. Sedangkan untuk

dapat melakukan gerakan tanpa bola, perlu adanya faktor kelincahan yang baik

yang harus dimiliki oleh seorang pemain sepakbola. Agar dalam menggiring bola

tetap dalam penguasaannya usur kelincahan sangat diperlukan. Menurut Mulyono

Biyakto Atmojo (2008: 57) bahwa, “Kelincahan adalah kemampuan untuk

merubah arah dengan cepat dan tepat posisi tubuh terhadap ruang”. Hal lain yang

senada dikemukakan oleh Sudjarwo (1991: 31) bahwa, “kelincahan adalah

merupakan kemampuan merubah arah dan posisi dengan situasi yang dihadapi”.

Page 43: HUBUNGAN KOORDINASI MATA-KAKI, KELINCAHAN DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

Berdasarkan dua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa, kelincahan

adalah kemampuan seseorang untuk merubah arah dan posisi secepat mungkin

sesuai dengan situasi yang dihadapi dan kehendaki. Dengan memiliki kemampuan

merubah arah dan posisi yang baik maka akan semakin baik tingkat kelincahan

dan gerakan-gerakan pemain untuk melakukan gerakan menggiring bola. Pada

hakekatnya kelincahan dan keterampilan saling bekerja sama satu sama lainnya.

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kelincahan

Kelincahan yang dilakukan dalam pertandingan menunjukkan bahwa

unsur-unsur motorik lainnya yang ikut membantu saat gerakan dilakukan untuk

mencapai gerakan yang efisien, yaitu antara kerja system syaraf melalui fungsi

kontrol muskuler yang hal ini berjalan dengan baik akan membentuk dan

mempengaruhi kelincahan dan kondisi tubuh sehingga menghasilkan gerakan

yang efisien Suharno HP (1985: 33).

Ditinjau dari pengertian kelincahan yaitu kemampuan seseorang untuk

merubah arah dengan cepat dan situasi yang dikehendaki, Adapun faktor-faktor

yang mempengaruhi kelincahan menurut Dangsina Moeloek dan Arjadino Tjokro

(1984: 8-9) adalah:

1) Tipe tubuh

Seperti telah dijelaskan dalam pengertian kelincahan bahwa gerakan-

gerakan kelincahan menuntut terjadinya pengurangan dan pemacuan tubuh secara

bergantian. Dimana momentum sama dengan massa dikalikan kecepatan.

Dihubungkan dengan tipe tubuh, maka orang yang tergolong mesomorfi dan

mesoektomorfi lebih tangkas dari sektomorf dan endomorf.

2) Usia

Kelincahan anak meningkat sampai kira-kira usia 12 tahun (memasuki

pertumbuhan cepat). Selama periode tersebut (3 tahun) kelincahan tidak

meningkat, bahkan menurun. Setelah masa pertumbuhan berlalu, kelincahan

meningkat lagi secara mantap sampai anak mencapai maturitas dan setelah itu

menurun kembali.

3) Jenis kelamin

Page 44: HUBUNGAN KOORDINASI MATA-KAKI, KELINCAHAN DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

Anak laki-laki menunjukkan kelincahan sedikit lebih baik dari pada anak

wanita sebelum mencapai usia pubertas. Setelah pubertas perbedaan tampak lebik

mencolok.

4) Berat badan

Berat badan yang berlebihan secara langsung mengurangi kelincahan.

5) Kelelahan

Kelelahan mengurangi ketangkasan terutama karena menurunkan

koordinasi. Sehubungan dengan hal itu, penting untuk memelihara daya tahan

kardiovaskuler dan otot agar kelelahan tidak mudah timbul.

Adapun macam-macam bentuk latihan kelincahan yaitu: a) Lari bolak-

balik (Shuttle Run), b) Lari zig-zag (Zig-zag Run), c) Squat trust dan

modifikasinya, d) lari rintangan (Harsono, 1988: 173). Latihan kelincahan dapat

juga dilakukan dengan latihan bersifat seperti anaerobic seperti: 1) Dot drill, 2)

Tree Coner dril, 3) Down the-line drill (Harsono, 1988: 173).

Dari contoh diatas kita lihat bahwa bermacam-macam latihan kelincahan

dapat diciptakan. Imajinasi pelatih adalah penting untuk menciptakan latihan-

latihan yang sesuai dengan gerakan-gerakan yang dilakukan dalam cabang

olahraganya.

c. Peranan Kelincahan dengan Kemampuan Menggiring Bola

Menggiring bola merupakan salah satu teknik dasar dalam permainan

dalam sepakbola. Faktor yang mempengaruhi menggiring bola salah satunya

adalah kelincahan, karena kelincahan merupakan kemampuan seseorang untuk

merubah arah dengan cepat sesuai dengan kondisi yang dihadapi. Dalam

menggiring bola dan menghadapi lawan, maka kelincahan sangat diperlukan

karena mampu mengelabui lawan dengan gerakan yang berbeda dan cepat.

Adapun fungsi dan peranan kelincahan antara lain:

a) Mengkoordinasi gerakan dalam olahraga,

b) Membantu dalam menguasai teknik yang lebih tinggi sesuai dengan masing-

masing cabang olahraganya,

c) Membantu menjaga keseimbangan dalam setiap gerakan,

Page 45: HUBUNGAN KOORDINASI MATA-KAKI, KELINCAHAN DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

d) Membantu mengantisipasi gerakan lawan terutama pada olahraga permainan,

e) Gerakan-gerakan yang dilakukan lebih efektif dan efisien sehingga tidak

mudah mengalami kelelahan.

Menggiring bola adalah teknik dasar sepakbola yang menentukan

mobilitas gerak yang baik. Menggiring bola dilakukan dengan merubah arah dan

kecepatannya saat melewati lawannya. Seorang pemain yang mempunyai

kelincahan baik, maka akan mampu merubah arah dan kecepatannya dengan

efektif dan efisien serta mampu mengoperkan bola tepat pada sasaran yang

diinginkan. Seorang pemain yang lincah akan mengatasinnya dengan baik

meskipun dalam situasi yang sulit. Seperti yang dikemukakan oleh Remmy

Muchtar (1992:91) bahwa, ”Kelincahan sering dapat diamati dalam situasi

permainan sepakbola. Sebagai contoh, seorang pemain yang tergelincir atau

terjatuh di lapangan, namun masih mampu menguasi bola dan mengoperkan bola

tersebut dengan cepat pada temannya. Dan sebaliknnya, seorang pemain yang

kurang lincah mengalami situasi yang sama tidak mampu menguasai bola, namun

kemungkinan justru mengalami cidera”.

Dari contoh tersebut menggambarkan bahwa, seorang pemain yang

lincah akan mampu menyelesaikan bola meskipun dalam kondisi yang sulit.

Demikian halnya dalam gerakan menggiring bola, seorang pemain yang lincah

akan mampu lolos dari hadangan atau kawalan lawan serta masih tetap menguasai

bola.

5. Tinggi Badan

Siswa mengalami pertumbuhan dan perkembangan berbeda-beda yang

akan mempengaruhi kondisi tubuh atau ukuran tubuh. Ukuran tubuh proporsional

sesuai cabang olahraga yang ditekuni merupakan salah satu syarat yang dapat

mempengaruhi pencapaian prestasi olahraga. Faktor antropometri seorang atlet

mempunyai peranan penting pada cabang olahraga yang ditekuninya sehingga

akan mempengaruhi dalam pencapaian prestasi, M. Sajoto (1995: 11) “Salah satu

aspek dalam mencapai prestasi dalam olahraga adalah aspek biologis yang

Page 46: HUBUNGAN KOORDINASI MATA-KAKI, KELINCAHAN DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

meliputi struktur dan postur tubuh yaitu: (1) ukuran tinggi dan panjang tungkai,

(2) ukuran besar, lebar dan berat badan, (3) somatotype (bentuk tubuh)”.

Tinggi badan proporsional dipengaruhi dengan pertumbuhan dan

perkembangan seseorang pada setiap hari yang mengalami peningkatan.

Perkembangan dan pertumbuhan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor.

Pertumbuhan yang sangat pesat dapat terjadi pada usia balita dan remaja. Gizi

makanan yang baik dan dikonsumsi setiap hari akan mempengaruhi pertumbuhan

seseorang baik rangka tubuh maupun organ lainnya. Menurut Asmuni Rachmat

Ranggasudiro yang dikutip Dangsina Moeloek dan Arjatmo Tjokronegoro (1984:

47) ”Keadaan gizi dan kesehatan pada saat pertumbuhan akan menentukan

kesiapan otot rangka dan organ tubuh lainnya untuk menerima beban olahraga”.

Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan bahwa gizi makanan yang

baik yang dikonsumsi seseorang akan mempengaruhi pertumbuhan rangka tubuh

dan organ tubuh lainnya. Dengan demikian seseorang yang memiliki postur tubuh

yang tinggi, atletis, tungkai yang panjang serta lengan yang panjang dapat

dipengaruhi oleh gizi makanan yang dikonsusinya. Dengan pertumbuhan dan

perkembangan sehingga panjangnya segmen-segmen badan berkaitan dengan

tinggi badan. Keadaan segmen badan yang panjang sudah tentu terdapat

penyesuaian panjang otot dan luas penampang fisiologis. Dengan demikian akan

berpengaruh terhadap jumlah kekuatan yang dihasilkan pada saat otot

berkontraksi dalam melawan beban.

Selain faktor gizi, keturunan merupakan faktor yang sangat menentukan

keadaan fisik seseorang. Dalam hal ini Sugiyanto (1998:37) menyatakan ”Faktor

keturunan atau genetik merupakan sifat bawaan sejak lahir yang diperoleh dari

orang tuanya. Faktor ini menentukan potensi maksimum dari penampilan fisik”.

Pendapat tersebut menunjukkan bahwa faktor keturunan atau genetik sangat

menentukan potensi dan penampilan fisiknya seseorang yang dibawa sejak lahir.

Lebih lanjut Sugiyanto (1998:37) mengemukakan ”sifat, pertumbuhan fisik dan

faktor keturunan sangat berpengaruh. Pengaruhnya adalah terhadap ukuran,

bentuk dan kecepatan atau irama pertumbuhan”. Dipertegas lagi pendapat dari

Rusell R. Pate et al (1984) mengemukakan “Tak ada dua orang yang tepat sama

Page 47: HUBUNGAN KOORDINASI MATA-KAKI, KELINCAHAN DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

dan tak ada dua orang yang secara fisiologis benar-benar sama”. Oleh karena itu

dikatakan jelas diatas bahwa setiap anak satu sama lain berbeda.

Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan, bahwa setiap manusia

pertumbuhanya dari anak menjadi dewasa berbeda-beda karena dipengaruhi faktor

gizi, keturunan atau genetik dan lingkungan. Sepakbola membutuhkan tungkai

agar dapat mengadakan permainan sepakbola dan berusaha menguasai bola

dengan kemampuan teknik dan fisik yang dimiliki agar bola tidak mudah hilang

dari penguasaan dan direbut lawan. Oleh karena itu ukuran tubuh para siswa

LPSB Indonesia Muda Sragen usia 14-15 tahun tidaklah sama dan mempunyai

ukuran panjang tungkai berbeda yang berpengaruh terhadap menggiring bola.

a. Pengertian Tungkai

Panjang tungkai adalah jarak vertikal antara telapak kaki sampai dengan

pangkal paha yang diukur dengan cara berdiri tegak. Panjang tungkai sebagai

bagian dari postur tubuh memiliki hubungan yang sangat erat dalam kaitannya

dengan menggiring bola. Panjang tungkai sebagai salah satu anggota gerak bawah

memiliki peran penting dalam unjuk kerja olahraga. Sebagai anggota gerak

bawah, panjang tungkai berfungsi sebagai penopang gerak anggota tubuh bagian

atas, serta penentu gerakan baik dalam berjalan, berlari, melompat dan mengolah

bola.

Tipe tubuh atau bentuk tubuh merupakan salah satu bagian yang dapat

mempengaruhi pencapaian prestasi olahraga. Menurut Dangsina Moeloek dan

Arjatmo Tjokronegoro (1984:76) “Bentuk fisik olahragawan yang berbakat dapat

mendukung pencapaian prestasi olahraga”. Namun demikian bentuk fisik tersebut

harus didukung penggunaan teknik, taktik dan mental yang baik. Demikian halnya

dengan cabang permaianan sepakbola, bentuk tubuh memegang peranan yang

penting untuk mencapai prestasi tinggi. Menurut Dangsina Moeloek dan Arjatmo

Tjokronegoro (1984: 77-78) tipe tubuh dibedakan menjadi tiga macam yaitu “(1)

somatotif endomorfi, (2) somatotif mesomorfi, (3) somatotif ektomorfi”. Adapun

ciri-ciri dari tipe tubuh tersebut menurut Sheldon yang dikutip Mulyono B.

(1997:50) sebagai berikut :

Page 48: HUBUNGAN KOORDINASI MATA-KAKI, KELINCAHAN DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

1) Ectomorph : langsing, lemah dengan tubuh yang kecil halus. Tulangtulang

kecil dengan otot-otot yang tipis2) Endomorph : tubuh bulat dan lunak, perut menonjol ke depan melebihirongga dada, pundak persegi tinggi, leher pendek. Gelar-gelar otot tidakterlihat, dada berkembang3) Mesomorph : tubuh persegi, otot-otot keras kuat, tulang-tulang besar dantertutup otot-otot yang tebal pula. Kaki, togok dan lengan umumnyamassive (penjal)

Bila dilihat dari jenis-jenis tipe tubuh tersebut maka tipe tubuh yang baik

dan cocok untuk permainan sepakbola adalah tipe mesomorph, yang dalam

sepakbola khususnya untuk dribbling diperlukan bentuk tubuh yang atletis dengan

otot-otot dan tulang yang kuat dan besar.

b. Susunan Tulang Gerak Bawah

Panjang tungkai melibatkan tulang-tulang dan otot-otot pembentuk

tungkai baik tungkai bawah dan tungkai atas. ”Tulang-tulang pembentuk tungkai

17 meliputi tulang-tulang kaki, tulang tibia dan fibula, serta tulang femur”.

(Raven, 1981:14).

Anggota gerak bawah dikaitkan pada batang tubuh dengan perantaraan gelang panggul, meliputi : 1) tulang pangkal paha (Coxae), 2) tulang paha (Femur), 3) tulang kering (Tibia), 4) tulang betis (Fibula), 5) tempurung lutut (Patela), 6) tulang pangkal kaki (Tarsalia), 7) tulang telapak kaki (Meta Tarsalia), dan 8) Ruas jari-jari kaki (Phalangea). (Syaifuddin, 1992:31)

Otot-otot pembentuk tungkai yang terlibat pada pelaksanaan menggiring

bola (dribbling) adalah otot-otot anggota gerak bawah. Raven (1981:14)

menyatakan “Otot-otot anggota gerak bawah terdiri dari beberapa kelompok otot,

yaitu: 1) otot pangkal paha, 2) otot tungkai atas, 3) otot tungkai bawah dan 4) otot

kaki”. Otot-otot penggerak tungkai atas, mempunyai selaput pembungkus yang

sangat kuat dan disebut fasia lata.

Otot-otot tungkai atas menjadi 3 golongan yaitu : 1) otot abduktor, meliputi a) muskulus abduktor maldanus sebelah dalam, b) muskulus abduktor brevis sebelah tengah, dan c) muskulus abduktor longus sebelah luar. Ketiga otot ini menjadi satu yang disebut muskulus abduktor femoralis, dengan fungsi menyelenggarakan gerakan abduksi tulang femur; 2) muskulus ekstensor, meliputi : a) muskulus rektus femoris, b) muskulus vastus lateralis eksternal,

Page 49: HUBUNGAN KOORDINASI MATA-KAKI, KELINCAHAN DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

c) mus-kulus vastus medialis internal, d) muskulus vastus inter medial; dan 3) otot fleksor femoris, meliputi : a) biseps femoris berfungsi membengkokkan pada dan meluruskan tungkai bawah, b) muskulus semi membranosis berfungsi membengkokkan tungkai bawah, c) muskulus semi tendinosus berfungsi membengkokkan urat bawah serta memutar ke dalam, d) 18 muskulus sartorius berfungsi untuk eksorotasi femur, memutar keluar pada waktu lutut mengetul, serta membantu gerakan fleksi femur dan membengkokkan keluar. (Syaifuddin 1992:56).Otot-otot penunjang gerak tungkai bawah, terdiri dari : 1) muskulus tibialis anterior berfungsi untuk mengangkat pinggir kaki sebelah tengah dan membengkok-kan kaki, 2) muskulus ekstensor falangus longus berfungsi meluruskan jari kaki, 3) otot kedang jempol berfungsi untuk meluruskan ibu jari, 4) tendon arkiles berfungsi untuk meluruskan kaki di sendi tumit dan membengkokkan tungkai bawah lutut, 5) otot ketul empu kaki panjang berpangkap pada betis, uratnya melewati tulang jari berfungsi membengkokkan empu kaki, 6) otot tulang kering belakang melekat pada tulang kaki berfungsi membengkokkan kaki di sendi tumit dan telapak kaki di sebelah dalam, 7) otot kedang jari bersama terletak di punggung kaki berfungsi untuk meluruskan jari kaki. (Syaifuddin, 1992:56-57).

Panjang tungkai merupakan anggota gerak bagian bawah yang terdiri

tungkai dan panggul. Secara garis besar tungkai manusia terdiri dari tiga bagian,

yaitu : tungkai atas, yaitu paha dari pangkal paha sampai ke lutut. Istilah

anatominya adalah femur atau fligh. Tulang paha ini adalah tulang terpanjang

pada tubuh, yang berupa tulang pipa. Tungkai bawah, yaitu dari lutut sampai

pergelangan kaki (dibatasi patea), yang istilahnya adalah leg atau calt. Tungkai

bawah ini terdiri tibia (tulang kering) yang merupakan kerangka utama dari

tungkai bawah, berupa tulang pipa, dan fibula (tulang betis), letaknya sebelah

lateral tungkai bawah. Tapak kaki, terdiri tulang tarsal dan falanks. Tulang tarsal

(tulang mata kaki), tulang-tulang ini menopang berat badan saat berdiri. Sedang

falanks adalah ruas jari kaki bentuknya sama dengan jari-jari tangan tetapi lebih

pendek.

Ketiga bagian anggota gerak bawah tersebut mempunyai peranan penting

dalam gerakan mendribbling bola. Dalam proses gerakan menggiring bola ketiga

bagian anggota gerak bawah tersebut saling mempengaruhi untuk mendapatkan

kecepatan maksimal. Selain itu juga dibantu gerakan kedua lengan, sikap badan

dan gerakan yang selaras, maka keseluruhan gerak tersebut merupakan siklus

Page 50: HUBUNGAN KOORDINASI MATA-KAKI, KELINCAHAN DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

yang harus dikoordinasikan dengan baik untuk memperoleh teknik menggiring

bola yang maksimal.

c. Tungkai panjang

Salah satu bagian tubuh yang dapat mendukung prestasi sepakbola

adalah panjang tungkai yang berguna untuk menendang, berlari, tackling,

melompat dan saat mengolah bola. Tungkai mempunyai kekuatan untuk

melakukan akivitas tersebut karena mempunyai kekuatan. Menurut Suharno HP,

(1993: 39-40) salah satu faktor penentu kekuatan adalah “Tergantung besar

kecilnya rangka tubuh, makin besar skelet makin besar kekuatan”. Pendapat

tersebut menunjukkan bahwa seseorang yang memiliki rangka tubuh yang besar

(termasuk tungkai yang panjang) dapat mempengaruhi dalam pencapaian prestasi

sepakbola khususnya dalam menggiring bola.

Dari penjelasan diatas menerangkan bahwa tungkai yang besar dan

panjang mempunyai prioritas yang tinggi untuk memaksimalkan gerakan

menggiring bola karena tungkai panjang mempunyai jangkauan tungkai lebih

panjang untuk menjangkau bola dan memudahkan dalam menambah kecepatan

sewaktu menggiring bola cepat saat dibutuhkan dalam serangan balik, karena

untuk dapat berlari cepat yang dibutuhkan hanya menambah panjang langkah

bukan frekuensi saat berlari Sudarminto (1997: 40) menyatakan “Makin cepat

seseorang berlari, makin panjang langkahnya. Biasanya bila seorang pelari akan

mendahului lawannya ia akan memperpanjang dengan langkahnya bukan

menambahkan jumlah langkahnya”. Dari pendapat tersebut jika pemain yang

bertungkai panjang dengan pemain yang bertungkai pendek sama-sama berlari

untuk menggiring bola cepat sewaktu serangan balik, maka pemain bertungkai

panjang akan lebih cepat, akan tetapi tidak memungkiri bahwa orang yang

bertubuh tinggi proporsional, yang diikuti dengan tungkai panjang kesulitan

dalam menggiring bola karena titik berat badan lebih tinggi menjauh dari gravitasi

bumi sehingga mempunyai pengaruh terhadap keseimbangan.

d. Tungkai Pendek

Page 51: HUBUNGAN KOORDINASI MATA-KAKI, KELINCAHAN DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

Dribbling adalah usaha seorang pemain untuk menggulirkan bola secara

terus menerus di atas tanah sambil berlari dengan menggunakan kaki untuk

membawa bola dari satu daerah permainan ke daerah permainan lainnya.

Kelincahan tidak lepas dari keseimbangan, baik kurangnya keseimbangan

dihasilkan dari ukuran tinggi tubuh proporsional yang mempunyai posisi titik

berat badan dan memiliki ukuran tungkai sendiri-sendiri yang berpengaruh saat

menggiring bola atau dribbling.

Suharno HP, (1993:51) menyatakan “faktor- faktor penentu kelincahan

1)kecepatan reaksi dan kecepatan gerak, 2)kemampuan berantisipasi,

3)keseimbangan, 4)kelentukan sendi, 5)kemampuan mengerem gerakan”. Dari

teori maka keseimbangan dan kelincahan saling berkaitan, keseimbangan

merupakan salah satu faktor penentu kelincahan yang sangat diperlukan saat

menggiring bola dengan menghadapi hadangan lawan. Dikuatkan dengan

pendapat Soedarminto dkk (2004: 450) menyatakan “Keadaan keseimbangan

suatu obyek memiliki tingkat keseimbangan tertentu yang disebut stabilitas.

Stabilitas ini bergerak antara stabil dan labil, stabilitas dapat dipengaruhi oleh

faktor: tingginya titik berat, makin kebawah makin stabil”.

Oleh karena itu ukuran tubuh pendek proporsional yang mempunyai

tungkai pendek dibanding ukuran tubuh tinggi proporsional adalah kurang dalam

menjangkau bola tetapi mempunyai keseimbangan yang baik dibanding tungkai

panjang yang berpostur tubuh tinggi proporsional. Tubuh yang lebih pendek

memiliki keseimbangan yang baik dibanding tubuh yang tinggi sehingga

mempunyai kelincahan yang tinggi untuk memperoleh keuntungan saat

menggiring bola untuk melepaskan diri dari lawan.

B. Kerangka Pemikiran

Menggiring bola adalah salah satu rangkaian teknik deasar bermain

sepakbola yang dalam gerakannya menuntut kualitas fisik yang memadai. Dalam

gerakan menggiring bola ada beberapa komponen kondisi fisik yang terlibat

didalamnya antara lain: kecepatan, kelincahan, kelentukan, penguasaan bola,

Page 52: HUBUNGAN KOORDINASI MATA-KAKI, KELINCAHAN DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

koordinasi, dan panjang tungkai. Berdasarkan landasan teori yang telah

dikemukakan, maka dapat dirumuskan kerangka pemikiran sebagai berikut :

1. Hubungan Koordinasi Mata-Kaki dengan Kemampuan Menggiring Bola

Untuk dapat bermain sepakbola yang baik, seorang pemain harus

menguasai teknik dasar bermain, salah satu teknik yang harus di kuasai adalah

teknik menggiring bola. Agar dapat terampil dalam menggiring bola dibutuhkan

kondisi fisik yang baik yang mendukung dalam permainan sepakbola, karena

tanpa didukung kemampuan fisik yang baik, akan menghambat setiap bentuk

penguasaan teknik dasar. Hal ini tidak hanya dalam cabang olahraga permainan

sepakbola, tetapi juga berlaku disemua cabang olahraga. Sedangkan dalam hal ini

menurut hemat penulis, kemampuan kondisi fisik yang menunjang terhadap

kemampuan menggiring bola dalam permainan sepakbola adalah unsur koordinasi

mata-kaki. Koordinasi mata-kaki merupakan kemampuan fisik yang penting

dalam menampilkan ketepatan arah sesuai yang diinginkan oleh seorang pemain

sepakbola dalam melakukan teknik menggiring bola. Sehingga seorang pemain

sepakbola yang mempunyai koordinasi mata-kaki baik akan mampu menguasai

bola dengan baik dan menggiring bola sesuai dengan situasi dan kondisi

permainan. Pemain yang mempunyai koordinasi mata-kaki baik akan lebih jarang

kehilangan bola dari penguasaannya.

2. Hubungan Kelincahan Dengan Kemampuan Menggiring bola

Dalam kemampuan menggiring bola, seorang pemain sepakbola

membutuhkan kecepatan untuk mengubah-ubah arah dengan cepat dan efisien

sesuai dengan situasi yang di hadapi. Itu artinya dibutuhkan kelincahan dalam

menggiring bola untuk mengelabuhi lawan dengan gerakan-gerakan yang

mendadak. Karena pada dasarnya kelincahan membantu pemain untuk bergerak

membelok, berputar dan mengubah arah tanpa harus kehilangan keseimbangan.

Dimana pada situasi menguasai bola pemain harus segera mengambil inisiatif

kemana bola akan dibawa bergerak dan kepada siapa bola akan diberikan. Selain

itu, kelincahan mempunyai peranan untuk memperkecil cedera karena pada saat

Page 53: HUBUNGAN KOORDINASI MATA-KAKI, KELINCAHAN DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

menguasai bola pemain akan mengkontrol setiap gerakan yang akan dilakukan

dan tidak akan melakukan gerakan yang tidak perlu dilakukan. Dengan kelincahan

yang baik, waktu yang diperlukan untuk menguasai bola lebih efektif dan efisien.

3. Hubungan Panjang Tungkai Dengan Kemampuan Menggiring Bola

Pemain yang mempunyai tungkai panjang, titik berat badannya lebih

tinggi daripada pemain yang mempunyai tungkai pendek. Pemain dengan tungkai

lebih pendek akan lebih baik keseimbangannya dibandingkan pemain dengan

tungkai lebih panjang. Adapun kelebihan pemain bertungkai lebih pendek adalah

stabilitas atau keseimbangan badan dalam mengolah bola untuk melewati lawan

lebih baik dibanding pemain yang bertungkai lebih panjang. Adapun kelemahan

pemain bertungkai lebih pendek adalah keterbatasan tungkai untuk menjangkau

bola, keterbatasan dalam menambah jangkauan langkah untuk berlari cepat saat

menggiring bola sewaktu serangan balik. Begitu juga dengan pemain yang

mempunyai tungkai lebih panjang, adapun kelebihan karena tungkai panjang titik

berat badannya lebih tinggi yang menyebabkan titik proyeksi berat badan lebih

jauh. Seorang pemain yang mempunyai tungkai lebih panjang akan di untungkan

dengan kemudahan untuk bergerak dengan jangkauan tungkai juga jauh,

memudahkan untuk berlari cepat dengan memperpanjang langkah pada saat

serangan balik dilakukan dibandingkan dengan pemain yang mempunyai tungkai

lebih pendek. Dalam menggiring bola seorang pemain membutuhkan tungkai

untuk mampu menguasai bola dengan mendorong dan menjangkau bola. Sehingga

seorang pemain yang mempunyai tungkai panjang mempunyai jangkauan lebih

jauh daripada pemain yang mempunyai tungkai lebih pendek. Tetapi

keseimbangan atau stabilitas tergolong labil dibanding pemain bertungkai pendek

yang mempunyai titik berat badan yang mendekati gravitasi. Jadi dapat diambil

kesimpulan ada kelebihan dan kekurangan dari pemain yang mempunyai tungkai

lebih panjang dan pemain yang mempunyai tungkai lebih pendek.

4. Hubungan Koordinasi Mata-Kaki, Kelincahan, dan Panjang Tungkai dengan

Kemampuan Menggiring Bola

Dalam gerakan menggiring bola yaitu gerakan menggulirkan bola di atas

lapangan secara terus-menerus dan berpindah dari titik satu ke titik yang lain

Page 54: HUBUNGAN KOORDINASI MATA-KAKI, KELINCAHAN DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

dengan cepat dan tepat. Maka di perlukan koordinasi mata kaki yang baik,

kelincahan yang baik dan panjang tungkai. Sehingga dalam melakukan gerakan

menggiring bola akan menghasilkan gerakan yang baik. Dan sulit untuk di rebut

oleh lawan karena mempunyai koordinasi yang baik untuk melindungi bola yang

telah dikuasai. Kelincahan berperan dalam gerakan menggiring bola untuk

bergerak mengubah arah secara cepat dan tepat sesuai dengan situasi yang

dihadapi.

C. Perumusan Hipotesis

Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka pemikiran yang telah

dikemukakan, dan dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa hipotesis adalah

dugaan sementara yang perlu diuji kebenarannya. Adapun hipotesis dalam

penelitian ini sebagai berikut :

1. Terdapat hubungan koordinasi mata-kaki dengan kemampuan menggiring bola

dalam permainan sepakbola.

2. Terdapat hubungan kelincahan dengan kemampuan menggiring bola dalam

permainan sepakbola.

3. Terdapat hubungan panjang tungkai terhadap kemampuan menggiring bola

dalam permainan sepakbola.

4. Terdapat hubungan koordinasi mata-kaki, kelincahan, dan panjang tungkai

dengan kemampuan menggiring bola dalam permainan sepakbola.

Page 55: HUBUNGAN KOORDINASI MATA-KAKI, KELINCAHAN DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam pemecahan masalah,

penelitian ini dilaksanakan di Stadion Taruna Kecamatan Karangmalang

Kabupaten Sragen.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan tiga kali pengambilan data yaitu test dan retest

yang dilaksanakan pada tanggal 21 April 2011.

B. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan studi

korelasional, yang bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai fenomena-

fenomena aktual yang ada pada saat penelitian. Dilakukan untuk mengetahui ada

tidaknya hubungan antara variabel-variabel tersebut dan ditentukan dengan

menggunakan koefisien, yang dihitung melalui teknik analisis statistik. Dalam

penelitian ini ingin mengetahui hubungan dan besarnya sumbangan koordinasi

mata-kaki, kelincahan dan panjang tungkai terhadap kemampuan menggiring

bola.

Adapun variabel-variabel dalam penelitian ini adalah :

1. Variabel bebas.

a. Koordinasi mata-kaki sebagai variabel pertama.

b. Kelincahan sebagai variabel kedua.

c. Panjang tungkai sebagai variabel ketiga.

2. Variabel terikat adalah kemampuan menggiring bola.

39

Page 56: HUBUNGAN KOORDINASI MATA-KAKI, KELINCAHAN DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah mencakup siswa usia 14-15 tahun

Lembaga Pendidikan Sepakbola Indonesia Muda Kabupaten Sragen Tahun 2011

yang berjumlah 52 orang.

2. Sampel

Teknik Pengambilan sampel penelitian yang digunakan adalah Total

Sampling yaitu seluruh populasi yang mencakup siswa usia 14-15 tahun Lembaga

Pendidikan Sepakbola Indonesia Muda Kabupaten Sragen Tahun 2011 yang

berjumlah 52 orang. Hal ini berdasarkan pendapat dari Suharsimi Arikunto (2006:

134) “Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila obyeknya kurang dari 100 lebih

baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.

Selanjutnya apabila obyeknya besar dapat diambil 10%-15% atau 20%-25% atau

lebih”. Sehingga peneliti menggunakan dasar tersebut sebagai teknik pengambilan

sampelnya.

D. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data dari masing-masing variabel yang terkait dalam

penelitian ini ini adalah dengan menggunakan tes dan pengukuran sebagai berikut:

1. Untuk mengukur koordinasi mata-kaki dengan menggunakan soccer Dribble

Test. Kirkendall DR, Gruber JJ, dan Johnson RE (1987) dikutip oleh Ismaryati

(2008: 54-56).

2. Untuk mengukur kelincahan dengan Dogging Run. Kirkendall, Gruber JJ, dan

Johnson RE (1987) dikutip oleh Ismaryati (2008: 43-44)

3. Pengukuran Panjang Tungkai. Yang dikutip oleh Ismaryati (2008: 100)

4. Pengukuran kemampuan menggiring bola. Oleh Dr. Norbert Rogelski dan Dr.

Ernst G. Degel yang dikutip Soekatamsi (1988: 258)

Page 57: HUBUNGAN KOORDINASI MATA-KAKI, KELINCAHAN DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

E. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

statistik dengan studi korelasi. Adapun langkah-langkah dalam pengolahan data

hasil penelitian adalah sebagai berikut :

1. Uji Reliabilitas

Untuk mengetahui tingkat keajegan hasil tes yang dilakukan dalam

penelitian, dilakukan uji reliabilitas dengan menggunakan korelasi interklas.

Adapun rumus uji reliabilitas interklas menurut Mulyono B. (2008: 44) sebagai

berikut :

Keterangan :

R = Koefisien reliabilitas

MS = Junlah rata-rata dalam kelompok

MS = Jumlah rata-rata antar kelompok

2. Uji Prasyarat Analisis

Uji prasyarat dalam penelitian ini meliputi uji normalitas dan uji linieritas.

Adapun langkah-langkah dari masing-masing uji prasyarat tersebut sebagai

berikut :

a. Uji Normalitas

Uji Normalitas data dalam penelitian ini menggunakan metode Liliefors

dari Sudjana (1992: 466). Prosedur pengujian normalitas tersebut sebagai berikut :

1. Data di urutkan dari terendah sampai tertinggi pada kolom X

2. Pengamatan X1, X2, … Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2, … Zn dengan

menggunakan rumus :

Page 58: HUBUNGAN KOORDINASI MATA-KAKI, KELINCAHAN DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

3. Untuk bilangan baku ini menggunakan daftar distribusi normal baku, kemudian

dihitung peluang dengan rumus F (Zn) = P (Z ≤ Zn)

4. Menghitung proporsi Z1, Z2, … Zn yang lebih kecil atau sama dengan Z, Jika

proporsi dinyatakan oleh S(Z1), maka :

5. Hitung selisih F(zi) – S(zi) kemudian ditentukan harga mutlaknya.

6. menentukan harga terbesar dari harga mutlak di ambil sebagai Lo, dengan rumus

: Lo , maksimum Lo Ltabel = sampel berasal dari populasi

yang berdistribusi normal Lo Ltabel = sampel berasal dari populasi yang

berdistribusi tidak normal.

b. Uji Linieritas

Untuk uji kelinieritas regresi dalam penelitian ini menggunakan teknik

analisis varians, dari Sudjana (1992: 332) rumus sebagai berikut :

Keterangan :

F = Nilai linieritas

S = Standar deviasi

TC = Tuna Cocok

e = Kesalahan

3. Uji Hipotesis

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan menghitung

koefisien korelasi masing-masing prediktor terhadap kriterium dan menghitung

korelasi ganda antara prediktor dan kriterium. Adapun langkah-langkah

perhitungan dalam pengujian hipotesis sebagai berikut :

a. Menghitung Koefisien Korelasi Masing-Masing Prediktor

Dalam menghitung koefisien korelasi masing-masing prediktor terhadap

kriterium tersebut menggunakan rumus korelasi product moment dari Pearson

yang dikutip Sudjana (1992: 239). Adapun rumus tersebut adalah sebagai berikut :

Page 59: HUBUNGAN KOORDINASI MATA-KAKI, KELINCAHAN DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

Keterangan :

= Korelasi antara x dan y

X = Variabel Prediktor

Y = Variabel Kreterium

N = Jumlah sampel

∑ = Jumlah

b. Menghitung Korelasi Ganda

Dalam menghitung koefisien korelasi ganda antara prediktor dan

kriterium menggunakan analisis regresi tiga prediktor. Adapun hal-hal yang akan

dicari antara lain :

1) Mencari Persamaan Garis Regresi

Persamaan garis regresi tersebut berfungsi unutk mengetahui

kemungkinan besarnya nilai pada variabel berdasarkan besarnya nilai pada

variabel lain. Dengan kata lain analisis regresi berguna memprediksi nilai suatu

variabel berdasarkan variabel lain. Dengan menggunakan rumus persamaan

regresi analisis regresi dari Sutrisno Hadi (1982: 33) sebagai berikut :

y = a1.x1 + a2.x2 + a3.x3 + k

Keterangan :

Y = Kriterium

X1 = Prediktor 1

X2 = Prediktor 2

X3 = Prediktor 3

a1 = Bilangan koefisien prediktor 1

a2 = Bilangan koefisien prediktor 2

a3 = Bilangan koefisien prediktor 3

K = Angka konstan

Page 60: HUBUNGAN KOORDINASI MATA-KAKI, KELINCAHAN DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

2. Mencari Koefisien Korelasi Tiga Prediktor

Rumus koefisien korelasi tiga prediktor dari Sutrisno Hadi (1982: 33)

sebagai berikut :

Keterangan :

R(1,2,3) = Koefisien korelasi antara prediktor dengan kriterium

Y = Kriterium

X1 = Prediktor 1

X2 = Prediktor 2

X3 = Prediktor 3

a1 = Bilangan koefisien prediktor 1

a2 = Bilangan koefisien prediktor 2

a3 = Bilangan koefisien prediktor 3

3. Melakukan Uji Signifikasi Regresi

Dalam uji signifikansi tersebut dengan menggunakan rumus dari Sutrisno

Hadi (1982: 14) sebagai berikut :

Keterangan :

Freg = Harga F garis regresi

RK reg = Rata-rata kuadrat regresi

RK res = Rata-rata kuadrat residu

4. Mencari Sumbangan Masing-Masing Prediktor

Untuk mencari sumbangan masing-masing prediktor menggunakan

rumus dari Sutrisno Hadi (1982: 46-47) sebagai berikut :

Page 61: HUBUNGAN KOORDINASI MATA-KAKI, KELINCAHAN DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

a) Sumbangan Relatif (SR %)

%100% .111 ×= ∑

reg

y

JKxa

xSR

%100% .222 ×= ∑

reg

y

JKxa

xSR

%100% .313 ×= ∑

reg

y

JKxa

xSR

b) Sumbangan Efektif (SE%)2

11 %% RxSRxSE ×=2

22 %% RxSRxSE ×=2

33 %% RxSRxSE ×=

Page 62: HUBUNGAN KOORDINASI MATA-KAKI, KELINCAHAN DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data

Tujuan penelitian dapat dicapai dengan pengumpulan data dari masing-

masing variabel penelitian. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri

dari tiga variabel bebas yaitu: koordinasi mata-kaki, kelincahan, panjang tungkai

dan satu variabel terikat yaitu kemampuan menggiring bola. Data yang diperoleh

dari tiap-tiap variabel tersebut kemudian dikelompokkan dan dianalisis dengan

statistik, seperti terlihat pada lampiran. Adapun rangkuman deskripsi data secara

keseluruhan disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut :

Tabel 1. Deskripsi Data Hasil Tes dan Pengukuran Koordinasi Mata-Kaki, Kelincahan, Panjang Tungkai dan Kemampuan Menggiring Bola.

Variabel n Mean SD Max MinKoordinasi Mata-Kaki 52 11,608 1,079 15,100 9,700Kelincahan 52 7,115 0,390 8,030 6,280Panjang tungkai 52 83,923 4,392 94 74Kemampuan Menggiring Bola 52 21,404 2,163 28 18

B. Mencari Reliabilitas

Tingkat keajegan hasil tes diketahui melalui uji reliabilitas dari masing-

masing variabel. Adapun hasil uji reliabilitas data koordinasi mata-kaki,

kelincahan dan kemampuan menggiring bola dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

Tabel 2. Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas Tes Koordinasi Mata-Kaki, Kelincahan dan Kemampuan Menggiring Bola.

Tes Nilai Reliabilitas Kategori ReliabilitasKoordinasi Mata-Kaki 0,832 TinggiKelincahan 0,831 TinggiKemampuan Menggiring Bola 0,936 Tinggi Sekali

46

Page 63: HUBUNGAN KOORDINASI MATA-KAKI, KELINCAHAN DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

Untuk mengkategorikan hasil uji reliabilitas tersebut menggunakan

pedoman tabel koefisien korelasi dari Book Walter yang dikutip Mulyono B.

(1992: 22) sebagai berikut :

Tabel 3. Range Kategori Reliabilitas

Kategori Reliabilitas Nilai ReliabilitasTinggi Sekali 0,90 – 1,00Tinggi 0,80 – 0,89Cukup 0.60 – 0,79Kurang 0,40 – 0,59Tidak Signifikan 0,00 – 0,39

C. Pengujian Persyaratan Analisis

1. Uji Normalitas

Uji normalitas data dalam penelitian ini menggunakan uji Lilliefors.

Adapun hasil uji normalitas yang digunakan pada hasil tes koordinasi mata-kaki

(X1), kelincahan (X2), panjang tungkai (X3) dan kemampuan menggiring bola (Y),

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Tabel 4. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data Hasil Tes dan pengukuran Koordinasi Mata-Kaki, Kelincahan, Panjang Tungkai dan Kemampuan Menggiring Bola.

Tes SD Mean Lhitung LtabelKategori

NormalitasKoordinasi Mata-Kaki 1,079 11,608 0,0992 0,1229 NormalKelincahan 0,390 7,115 0,0710 0,1229 NormalPanjang Tungkai 4,392 83,923 0,0997 0,1229 NormalKemampuan Menggiring Bola 2,163 21,404 0,0956 0,1229 Normal

Berdasarkan hasil uji normalitas yang dilakukan pada tiap-tiap variabel

tersebut dapat diketahui bahwa nilai Lhitung dari tiap-tiap variabel lebih kecil dari

nilai L dalam tabel. Dengan demikian hipotesis nol masing-masing variabel

diterima. Hasil tersebut menunjukkan bahwa, data hasil tes dan pengukuran

koordinasi mata-kaki (X1), kelincahan (X2), panjang tungkai (X3) dan kemampuan

menggiring bola (Y) tersebut termasuk berdistribusi normal.

Page 64: HUBUNGAN KOORDINASI MATA-KAKI, KELINCAHAN DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

2. Uji Linieritas

Uji linieritas hubungan antara masing-masing prediktor yaitu: koordinasi

mata-kaki (X1), kelincahan (X2), panjang tungkai (X3) dan kemampuan

menggiring bola (Y) dilakukan dengan analisis varians. Adapun rangkuman hasil

uji linieritas tersebut disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut :

Tabel 5. Rangkuman Analisis Varians Untuk Uji Linieritas Hubungan Antara Prediktor Dengan Kriterium

Variabel db Fhitung Ftabel SimpulanX1 Y 25 : 25 1,166 1,955 Model Linier DiterimaX2 Y 45 : 5 0,744 4,453 Model Linier DiterimaX3 Y 14 : 36 0,733 1,977 Model Linier Diterima

Berdasarkan rangkuman hasil uji linieritas tersebut dapat diketahui

bahwa nilai Fhitung linieritas yang diperoleh dari tiap variabel lebih kecil dari harga

Ftabel 5 %. Dengan demikian hipotesis nol linieritas ketiga variabel tersebut diterima.

Yang berarti bahwa baik korelasi antara X1 dengan Y, X2 dengan Y dan X3 dengan

Y berbentuk linier.

D. Hasil Analisis Data

Hasil analisis korelasi dan analisis regresi antara data hasil tes dan

pengukuran koordinasi mata-kaki (X1), kelincahan (X2), panjang tungkai (X3) dan

kemampuan menggiring bola (Y), dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Analisis Korelasi Masing-Masing Prediktor

Hasil analisis korelasi masing-masing prediktor dengan kriterium

penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Berdasarkan analisis korelasi antara koordinasi mata-kaki (X1) dengan

kemampuan menggiring bola (Y), diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,756.

Dengan N = 52, nilai rtabel 5% = 0,279. Ternyata rhitung > rtabel 5%. Hal ini

menunjukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara koordinasi

mata-kaki (X1) dengan kemampuan menggiring bola (Y).

Page 65: HUBUNGAN KOORDINASI MATA-KAKI, KELINCAHAN DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

X1 – Y

Gambar 4. Diagram Pencar (Scatter) Korelasi Antara Koordinasi Mata-Kaki

(X1) Dengan Kemampuan Menggiring Bola (Y)

b. Berdasarkan analisis korelasi antara kelincahan (X2) dengan kemampuan

menggiring bola (Y) diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,765. Dengan N =

52, nilai rtabel 5% = 0,279. Ternyata rhitung > rtabel 5%. Hal ini menunjukan bahwa

terdapat hubungan yang signifikan antara kelincahan (X2) dengan kemampuan

menggiring bola (Y).

X2 – Y

Page 66: HUBUNGAN KOORDINASI MATA-KAKI, KELINCAHAN DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Gambar 5. Diagram Pencar (Scatter) Korelasi Antara Kelincahan (X2)

Dengan Kemampuan Menggiring Bola (Y)

c. Berdasarkan analisis korelasi antara panjang tungkai (X3) dengan kemampuan

menggiring bola (Y), diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,749. Dengan N =

52, nilai rtabel 5% = 0,279. Ternyata rhitung > rtabel 5%. Hal ini menunjukan bahwa

terdapat hubungan yang signifikan antara panjang tungkai (X3) dengan

kemampuan menggiring bola (Y).

X3 – Y

Page 67: HUBUNGAN KOORDINASI MATA-KAKI, KELINCAHAN DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

Gambar 6. Diagram Pencar (Scatter) Korelasi Antara Panjang Tungkai (X3)

Dengan Kemampuan Menggiring Bola (Y)

2. Analisis Regresi

Analisis regresi yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan

analisis regresi ganda tiga prediktor. Hasil analisis regresi antara data tes dan

pengukuran koordinasi mata-kaki (X1), kelincahan (X2), panjang tungkai (X3)

dengan kemampuan menggiring bola (Y), dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Persamaan garis regresinya adalah :

Ŷ = 0.976 X1 + 2,247 X2 + 0,102 X3 – 14,457

2. Koefisien korelasi dan determinasi antara prediktor dan kriterium :

R(1,2,3) = 0,916

R2 = 0,839

3. Uji signifikansi analisis regresi.

Hasil uji signifikansi regresi dapat dilihat dalam tabel berikut :

Page 68: HUBUNGAN KOORDINASI MATA-KAKI, KELINCAHAN DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

Tabel 6. Ringkasan Hasil Analisis Regresi

Sumber Variasi db JK RK FregRegresi (reg) 3 200,2103 66,7368 83,6193Residu (res) 48 38,3089 0,7981 -

Total 51 238,5192 - -

Berdasarkan hasil analisis regresi tersebut dapat disimpulkan, Dengan db

= m lawan N - m - 1 = 3 lawan 48, harga Ftabel 5% = 2,80. Sedangkan Fhitung =

83,6193. Ternyata Ftabel 5% < Fhitung, Dengan demikian hipotesa nol ditolak, yang

berarti terdapat hubungan yang signifikan antara koordinasi mata-kaki (X1),

kelincahan (X2), dan panjang tungkai (X3) dengan kemampuan menggiring bola

(Y).

3. Sumbangan Masing-Masing Prediktor

Dari hasil analisis data yang telah dilakukan diperoleh sumbangan relatif

dan sumbangan efektif masing-masing prediktor dengan kriterium disajikan dalam

bentuk tabel sebagai berikut :

Tabel 7. Ringkasan Hasil Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif Masing-Masing Prediktor

Prediktor SR SEKoordinasi Mata-Kaki 43,799 % 36,764 %Kelincahan 37,462 % 31,445 %Panjang Tungkai 18,739 % 15,730 %

E. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis pada dasarnya merupakan langkah awal untuk

menguji persyaratan yang dikemukakan pada rumusan hipotesis bisa diterima atau

Page 69: HUBUNGAN KOORDINASI MATA-KAKI, KELINCAHAN DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

tidak. Hipotesis yang diajukan bisa diterima jika fakta-fakta empiris atau data

yang terkumpul bisa mendukung pernyataan hipotesis. Sebaliknya hipotesis

ditolak jika fakta-fakta empiris atau data yang terkumpul tidak mendukung

pernyataan hipotesis. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini digunakan teknik

analisis korelasi product moment dan analisis regresi ganda tiga prediktor.

Adapun langkah-langkah pengujian hipotesis sebagai berikut :

1. Hubungan Antara Koordinasi Mata-Kaki Dengan Kemampuan

Menggiring Bola

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan terhadap data koordinasi mata-

kaki dengan kemampuan menggiring bola diperoleh r sebesar 0,756 . Nilai

tersebut lebih besar dari nilai rtabel pada taraf signifikansi 5% yaitu 0,279. Karena

nilai rhitung 0,756 > rtabel 0,279, maka nilai korelasi signifikan. Hal ini menunjukan

bahwa, variansi kemampuan menggiring bola dipengaruhi oleh koordinasi mata-

kaki. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, koordinasi mata-kaki memiliki

hubungan yang signifikan dengan kemampuan menggiring bola. Dengan

demikian hipotesis yang menyatakan ada hubungan antara koordinasi mata-kaki

dengan kemampuan menggiring bola dapat diterima kebenarannya.

2. Hubungan Antara Kelincahan Dengan Kemampuan Menggiring Bola

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan terhadap data kelincahan

dengan kemampuan menggiring bola diperoleh r sebesar 0,765. Nilai tersebut

lebih besar dari nilai rtabel pada taraf signifikansi 5% yaitu 0,279. Karena nilai rhitung

0,765 > rtabel 0,279, maka nilai korelasi signifikan. Hal ini menunjukan bahwa,

variansi kemampuan menggiring bola dipengaruhi oleh kelincahan. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa, kelincahan memiliki hubungan yang

signifikan dengan kemampuan menggiring bola. Dengan demikian hipotesis yang

menyatakan ada hubungan antara kelincahan dengan kemampuan menggiring bola

dapat diterima kebenarannya.

3. Hubungan Antara Panjang Tungkai Dengan Kemampuan Menggiring

Bola

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan terhadap data panjang tungkai

dengan kemampuan menggiring bola diperoleh r sebesar 0,749. Nilai tersebut

Page 70: HUBUNGAN KOORDINASI MATA-KAKI, KELINCAHAN DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

lebih besar dari nilai rtabel pada taraf signifikansi 5% yaitu 0,279. Karena nilai rhitung

0,749 > rtabel 0,279, maka nilai korelasi signifikan. Hal ini menunjukan bahwa,

variansi kemampuan menggiring bola dipengaruhi oleh panjang tungkai. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa, panjang tungkai memiliki hubungan yang

signifikan dengan kemampuan menggiring bola. Dengan demikian hipotesis yang

menyatakan ada hubungan antara panjang tungkai dengan kemampuan

menggiring bola dapat diterima kebenarannya.

4. Hubungan Antara Koordinasi Mata-Kaki, Kelincahan Dan Panjang

Tungkai Dengan Kemampuan Menggiring Bola

Untuk menguji hubungan koordinasi mata-kaki, kelincahan dan panjang

tungkai dengan kemampuan menggiring bola dilakukan analisis regresi ganda tiga

prediktor. Dari analisis regresi yang dilakukan dapat diketahui bahwa nilai R(1,2,3)

= 0,916 dan Fhitung yang diperoleh sebesar 83,6193, dengan db = 3 lawan 48 pada

taraf sigifikansi 5%, nilai Fregresi dalam tabel adalah 2,80. Karena Fhitung = 83,6193

> Ftabel = 2,80. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan

yang signifikan antara koordinasi mata-kaki, kelincahan dan panjang tungkai

dengan kemampuan menggiring bola. Hal ini berarti, variansi kemampuan

menggiring bola dipengaruhi oleh koordinasi mata-kaki, kelincahan dan panjang

tungkai. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan ada hubungan antara

koordinasi mata-kaki dengan kemampuan menggiring bola dapat diterima

kebenarannya.

F. Pembahasan Hasil Analisis Data

Pembahasan hasil penelitian ini memberikan penafsiran lebih lanjut

mengenai hasil-hasil analisis data yang telah dilakukan sebelumnya. Berdasarkan

pengujian hipotesis telah menghasilkan kesimpulan analisis yang dapat

dipaparkan lebih lanjut secara rinci sebagai berikut:

Page 71: HUBUNGAN KOORDINASI MATA-KAKI, KELINCAHAN DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

1. Sumbangan Koordinasi Mata-Kaki Terhadap Kemampuan Menggiring

Bola

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan terhadap data koordinasi mata-

kaki dengan kemampuan menggiring bola diperoleh prosentase sumbangan relatif

sebesar 43,799 % dan sumbangan efektif sebesar 36,764 %. Hal ini membuktikan

bahwa dari ketiga variabel yang diteliti, variabel koordinasi mata-kaki

memberikan sumbangan yang paling besar terhadap kemampuan menggiring bola.

Koordinasi mata-kaki merupakan kemampuan fisik yang penting dalam

menampilkan ketepatan arah sesuai yang diinginkan oleh seorang pemain

sepakbola dalam melakukan teknik menggiring bola. Sehingga seorang pemain

sepakbola yang mempunyai koordinasi mata-kaki baik akan mampu menguasai

bola dengan baik dan menggiring bola sesuai dengan situasi dan kondisi

permainan. Pemain yang mempunyai koordinasi mata-kaki baik akan lebih jarang

kehilangan bola dari penguasaannya. Sehingga dari kerangka pemikiran dan

hipotesis dari penulis terbukti dengan prosentase yang telah dipaparkan.

2. Sumbangan Kelincahan Terhadap Kemampuan Menggiring Bola

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan terhadap data kelincahan

dengan kemampuan menggiring bola diperoleh prosentase sumbangan relatif

sebesar 37,462 % dan sumbangan efektif sebesar 31,445 %. Hal ini membuktikan

bahwa dari ketiga variabel yang diteliti, variabel kelincahan memberikan

sumbangan yang sedang terhadap kemampuan menggiring bola.

kelincahan membantu pemain untuk bergerak membelok, berputar dan

mengubah arah tanpa harus kehilangan keseimbangan. Dimana pada situasi

menguasai bola pemain harus segera mengambil inisiatif kemana bola akan

dibawa bergerak dan kepada siapa bola akan diberikan. Selain itu, kelincahan

mempunyai peranan untuk memperkecil cedera karena pada saat menguasai bola

pemain akan mengkontrol setiap gerakan yang akan dilakukan dan tidak akan

melakukan gerakan yang tidak perlu dilakukan. Dengan kelincahan yang baik,

waktu yang diperlukan untuk menguasai bola lebih efektif dan efisien. Sehingga

dari kerangka pemikiran dan hipotesis dari penulis terbukti dengan prosentase

yang telah dipaparkan.

Page 72: HUBUNGAN KOORDINASI MATA-KAKI, KELINCAHAN DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

3. Sumbangan Panjang Tungkai Terhadap Kemampuan Menggiring Bola

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan terhadap data panjang tungkai

dengan kemampuan menggiring bola diperoleh prosentase sumbangan relatif

sebesar 18,739 % dan sumbangan efektif sebesar 15,730 % Hal ini membuktikan

bahwa dari ketiga variabel yang diteliti, variabel panjang tungkai memberikan

sumbangan yang paling rendah terhadap kemampuan menggiring bola.

Pemain yang mempunyai tungkai panjang, titik berat badannya lebih

tinggi daripada pemain yang mempunyai tungkai pendek. Pemain dengan tungkai

lebih pendek akan lebih baik keseimbangannya dibandingkan pemain dengan

tungkai lebih panjang. Adapun kelebihan pemain bertungkai lebih pendek adalah

stabilitas atau keseimbangan badan dalam mengolah bola untuk melewati lawan

lebih baik dibanding pemain yang bertungkai lebih panjang. Adapun kelemahan

pemain bertungkai lebih pendek adalah keterbatasan tungkai untuk menjangkau

bola, keterbatasan dalam menambah jangkauan langkah untuk berlari cepat saat

menggiring bola sewaktu serangan balik. Begitu juga dengan pemain yang

mempunyai tungkai lebih panjang, adapun kelebihan karena tungkai panjang titik

berat badannya lebih tinggi yang menyebabkan titik proyeksi berat badan lebih

jauh. Seorang pemain yang mempunyai tungkai lebih panjang akan di untungkan

dengan kemudahan untuk bergerak dengan jangkauan tungkai juga jauh,

memudahkan untuk berlari cepat dengan memperpanjang langkah pada saat

serangan balik dilakukan dibandingkan dengan pemain yang mempunyai tungkai

lebih pendek. Dalam menggiring bola seorang pemain membutuhkan tungkai

untuk mampu menguasai bola dengan mendorong dan menjangkau bola. Sehingga

seorang pemain yang mempunyai tungkai panjang mempunyai jangkauan lebih

jauh daripada pemain yang mempunyai tungkai lebih pendek. Tetapi

keseimbangan atau stabilitas tergolong labil dibanding pemain bertungkai pendek

yang mempunyai titik berat badan yang mendekati gravitasi. Jadi dapat diambil

kesimpulan ada kelebihan dan kekurangan dari pemain yang mempunyai tungkai

lebih panjang dan pemain yang mempunyai tungkai lebih pendek. Sehingga dari

kerangka pemikiran dan hipotesis dari penulis terbukti dengan prosentase yang

telah dipaparkan.

Page 73: HUBUNGAN KOORDINASI MATA-KAKI, KELINCAHAN DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

4. Sumbangan Koordinasi Mata-Kaki, Kelincahan Dan Panjang Tungkai

Terhadap Kemampuan Menggiring Bola

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan terhadap data koordinasi mata-

kaki, kelincahan dan panjang tungkai dengan kemampuan menggiring bola. Dapat

diketahui bahwa ketiga variabel tersebut memberikan sumbangan terhadap

kemampuan menggiring bola sebesar 83,939 %. Hal ini membuktikan bahwa

variabel koordinasi mata-kaki, kelincahan dan panjang tungkai memberikan

peranan yang cukup besar terhadap kemampuan menggiring bola.

Koordinasi mata kaki yang baik, kelincahan yang baik dan panjang

tungkai. Sehingga dalam melakukan gerakan menggiring bola akan menghasilkan

gerakan yang baik. Dan sulit untuk di rebut oleh lawan karena mempunyai

koordinasi yang baik untuk melindungi bola yang telah dikuasai. Kelincahan

berperan dalam gerakan menggiring bola untuk bergerak mengubah arah secara

cepat dan tepat sesuai dengan situasi yang dihadapi. Sehingga dari kerangka

pemikiran dan hipotesis dari penulis terbukti dengan prosentase yang telah

dipaparkan.

Page 74: HUBUNGAN KOORDINASI MATA-KAKI, KELINCAHAN DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dengan korelasi product moment dan

analisis regresi yang telah dilakukan dapat diperoleh simpulan sebagai berikut :

1. Ada hubungan yang signifikan antara koordinasi mata-kaki dengan

kemampuan menggiring bola. (Nilai rhitung 0,756 > rtabel5% 0,279). Dan

memberikan sumbangan sebesar 36,764 %.

2. Ada hubungan yang signifikan antara kelincahan dengan kemampuan

menggiring bola. (Nilai rhitung 0,765 > rtabel5% 0,279). Dan memberikan

sumbangan sebesar 31,445 %.

3. Ada hubungan yang signifikan antara panjang tungkai dengan kemampuan

menggiring bola. (Nilai rhitung 0,749 > rtabel5% 0,279). Dan memberikan

sumbangan sebesar 15,730 %.

4. Ada hubungan yang signifikan antara koordinasi mata-kaki, kelincahan, dan

panjang tungkai dengan kemampuan menggiring bola. (Nilai Fhitung = 83,6193

> Ftabel5% = 2,80). Dan memberikan sumbangan sebesar 83,939 %.

B. Implikasi

Hasil penelitian yang menunjukan bahwa, ada hubungan yang signifikan

antara koordinasi mata-kaki, kelincahan dan panjang tungkai dengan kemampuan

menggiring bola, memberikan dampak / manfaat yang positif terhadap

bertambahnya informasi yang disumbangkan di dalam cabang olahraga sepakbola.

Dengan begitu dari hasil penelitian ini dapat dijadikan informasi kepada insan

olahraga yang ingin mempelajari dan mengembangkan permainan sepakbola

khususnya teknik menggiring bola.

Manfaat bagi peneliti yaitu peneliti manjadi tahu unsur kondisi fisik yang

mempengaruhi keberhasilan menggiring bola dan mengetahui seberapa besar

sumbangan yang diberikan oleh koordinasi mata-kaki, kelincahan dan panjang

58

Page 75: HUBUNGAN KOORDINASI MATA-KAKI, KELINCAHAN DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

tungkai terhadap keberhasilan menggiring bola. Serta dapat di jadikan acuan bagi

peneliti untuk melanjutkan penelitian tentang sepakbola.

Manfaat bagi pembina dan pelatih secara umum yaitu mendapatkan

informasi dan menjadi tahu unsur kondisi fisik yang mempengaruhi keberhasilan

menggiring bola, upaya mengajarkan teknik menggiring bola kepada siswa

lembaga pendidikan sepakbola maupun atlet sesuai acuan unsur yang terdapat

dalam teknik menggiring bola. Sehingga dalam memberikan latihan kondisi fisik

pelatih mampu mengerahkan latihan-latihan koordinasi mata-kaki dan kelincahan

secara maksimal serta melatih pemain yang mempunyai panjang tungkai dengan

teknik khusus. Dan dalam pelaksanaannya disesuaikan dengan efektifitas

besarnya sumbangan yang diberikan dari masing-masing unsur kondisi fisik yang

telah diketahui dari penelitian ini.

Manfaat bagi pembina dan pelatih Lembaga Pendidikan Sepakbola

Indonesia Muda Sragen yaitu menjadi tahu kemampuan peserta didik ssehingga

dapat dijadikan evaluasi tingkat keberhasilan melatih unsur kondisi fisik yang

mempengaruhi keberhasilan menggiring bola, sehingga upaya mengajarkan dan

meningkatkan kemampuan menggiring bola kepada seorang atlet dalam

latihannya lebih menekankan pada koordinasi mata-kaki, kelincahan dan panjang

tungkai serta pada teknik yang benar dan memberikan metode latihan yang tepat

sehingga dapat mendukung kemampuan menggiring bola menjadi lebih baik.

C. Saran

Sehubungan dengan simpulan yang telah diambil dan implikasi yang

ditimbulkan, maka pembina dan pelatih disarankan hal-hal sebagai berikut :

1. Upaya mengajarkan dan meningkatkan kemampuan menggiring bola

hendaknya dalam memberikan latihan kondisi fisik mengarah pada latihan

koordinasi mata-kaki, kelincahan dan panjang tungkai dan menguasai teknik

menggiring bola dengan benar sehingga kemampuan menggiring bola lebih

baik.

Page 76: HUBUNGAN KOORDINASI MATA-KAKI, KELINCAHAN DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

2. Supaya dalam latihan kondisi fisik lebih efektif dan efisien maka latihan yang

dilakukan hendaknya sesuai dengan besarnya sumbangan yang diberikan oleh

ketiga unsur kondisi fisik tersebut. Yang mana latihan koordinasi mata-kaki

lebih banyak dilakukan karena memberikan sumbangan yang paling besar,

yang kedua adalah kelincahan dan latihan ketiga yang mempunyai sumbangan

paling sedikit adalah latihan bagi pemain yang mempunyai tungkai panjang.

3. Supaya diadakan penelitian lanjutan yang meneliti variabel bebas lainnya

yang ada kaitannya dengan kemampuan menggiring bola. Serta penelitian lain

yang berkaitan dengan teknik-teknik dalam permainan sepakbola.