HUBUNGAN KOMPETENSI PAEDAGOGIK GURU PAI DENGAN GAYA...
Transcript of HUBUNGAN KOMPETENSI PAEDAGOGIK GURU PAI DENGAN GAYA...
i
HUBUNGAN KOMPETENSI PAEDAGOGIK GURU
PAI DENGAN GAYA BELAJAR SISWA DI SMP
NUSANTARA TUNTANG TAHUN PELAJARAN 2014
SKRIPSI
Diajukan untuk memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Agama Islam
Oleh :
WULAN SARI
NIM 111 10 063
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2014
ii
iii
iv
v
vi
MOTTO
demi masa.
Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,
kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya
menetapi kesabaran.
(QS. Al-Ashr : 1-3).
vii
PERSEMBAHAN
Karya ini kupersembahkan untuk
Orang-orang yang telah memberikan arti bagi hidupku
Dengan pengorbanan, kasih sayang dan ketulusannya.
Kepada kedua orang tuaku yang paling berjasa dalam hidupku dan slalu menjadi
motivator dan penyemangat dalam setiap langkahku untuk terus berproses
menjadi insane kamil,
ibu tersayang (Istiqomah) bapak tersayang (Jumino)
adiku yang telah menjadikan hidupku lebih bermakna,penuh warna memberikan
semangatdan keceriaan tersendiri dalam hidup
(dek ticka)
Kepada mbh uti (Paini) dan kakung (Muh Hamin) terimakasih banyak atas doa
restunya selama ini,
Kepada guru-guruku yang telah memberikan ilmunya kepadaku
Teman terbaikku YuyunNurhidayati yang telah memberikan pengalaman,
pengetahuan, pelajaran hidup yang penuh warna dan canda tawa selama penulis
ada dirantau ini Terima kasih atas ketulusan dan keihlasannya dalam
memberikan kasih sayang selama ini
sehingga menjadikan hidupku begitu indah dan lebih berarti, Kupersembahkan
buah karya
sederhana ini kepada kalian semua hanya do’a dan harapan yang terucap:
Semoga Allah SWT memberikan kekuatan dan kemampuan kepadaku
untuk bisa mewujudkan apa yang kalian titipkan selama ini.
Dan semoga ku bisa menjadi yang terbaik bagi kalian
“Amien Ya Robbal Alamin”
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
akhir skripsi dengan judul “Hubungan Kompetensi Paedagogik Guru PAI
Dengan Gaya Belajar Siswa di SMP Nusantara Tuntang Tahun Pelajaran
2014”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna
memperoleh gelar kesarjanaan S1 Jurusan Pendidikan Agama Islam Sekolah
Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak,
tidak akan mungkin penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan
lancar. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Dr. Rahmad Haryadi, M.Pd., selaku Ketua STAIN Salatiga
2. Bapak Jumino dan Ibu Istiqomah tercinta yang telah mencurahkan
pengorbanan dan do’a restu yang tiada henti bagi keberhasilan studi penulis.
3. Bapak Mufiq, S.Ag., M.Phil., selaku Dosen Pembimbing yang telah
membimbing, memberikannasehat, arahan, serta masukan-masukan yang
sangat membangun dalam penyelesaian tugas akhir ini.
4. Bapak Rasimin, S.Pd.I., M.Pd., selaku Ketua Prodi Pendidikan Agama Islam
STAIN Salatiga.
ix
5. Seluruh dosen dan petugas admin Prodi Pendidikan Agama Islam STAIN
Salatiga yang telah banyak membantu selama kuliah dan penelitian
berlangsung.
6. Kepada Bapak Kepala Sekolah SMP Nusantara Tuntang Bapak Drs. Sutikno
yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian
7. Seluruh Guru dan staf karyawan SMP Nusantara Tuntang yang telah
berkenan mempermudah penulis dalam melakukan penelitian.
8. Seluruh siswa-siswa SMP Nusantara Tuntang yang telah ikhlas menjadi
sampel dalam penelitian.
9. Seluruh Dosen Fakultas Tarbiyah STAIN Salatiga, yang telah mendidik,
membimbing, mengajarkan dan mencurahkan ilmu-ilmunya kepada penulis.
Semoga Allah membalas amal kebaikan mereka.
10. Teman – teman karibku (My Best Friends) : Tiwik, Wulan, Yuyun, Desi,
Said, Faizah, Anisa, Rozak, Farid, Zye, Ardhy, Saiful.Terima kasih atas
kebersamaan kita yang indah, suka duka bersama, pelajaran hidup,
pengalaman-pengalaman, semoga persaudaraan dan persahabatan akan abadi
selamanya!
11. Teman – teman satu seperjuangan dalam bimbingan skripsi kita ini Aini,
Linna, Iswati, Mbk Rini, Aris. Semangat, dukungan, kebersamaan kita selama
ini terimakasih.
12. Terima kasih buat dua teman ku dikampus kalian teman - teman keluarga
besar kelas PAI B, teman – teman PAI angkatan 2010, Teman PPL dan tak
lupa teman – teman KKL yang telah memberikan motivasi, bantuan dan
x
pelajaran-pelajaran yang membantu ku untuk terus belajar – belajar terus
menjadi yang lebih baik.
13. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, yang telah membantu
penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Semoga karya ilmiah yang berbentuk skripsi ini dapat bermanfaat dan
berguna bagi kita semua, terutama bagi diri penulis sendiri.
Amin ya Robbal‘Alamiin…...
Salatiga, 27 Agustus 2014
Penulis
Wulan Sari
NIM: 111 10 063
xi
ABSTRAK
Wulan Sari. 2014. 11110063.HUBUNGAN KOMPETENSI
PAEDAGOGIKGURU PAIDENGAN GAYA BELAJAR SISWA
DI SMP NUSANTARA TUNTANG TAHUN PELAJARAN
2014.Pembimbing: Drs. Mufiq, S.Ag,M.Phil.
Kata Kunci: Kompetensi paedagogik guru PAI dan gaya belajar siswa
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Bagaimana hubungan
kompetensi paedagogik guru PAI di SMP Nusantara Tuntang tahun pelajaran
2014. 2) Bagaimana gaya belajar siswa di SMP Nusantara Tuntang tahun
pelajaran 2014. 3) Adakah hubungan kompetensi paedagogik guru PAI dengan
gaya belajar siswa di SMP Nusantara Tuntang tahun pelajaran 2014.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Sampel penelitian
sebanyak 36 responden, menggunakan rumus prosentase dan rumus korelasi
statistik produk moment. TeknikPengumpulan data menggunakan instrumen
kuesioner untuk menjaring data tentang kompetensi paedagogik guru PAI (X)dan
data tentang gaya belajar siswa (Y).Metode dokumentasi digunakan untuk
mencari data mengenai hal-hal ang berupa transkrip, catatan, buku, dan lain
sebagainya dan melengakapi data yang diperoleh dari hasil angket.
Pengujian hipotesis menunjukkan bahwa: kompetensi paedagogik guru
PAI mendapat kategori baik sebanyak 24 responden dengan prosentase 66,66 %,
yang mendapat kategori cukup sebanyak 8 responden dengan prosentase 22,22 %
dan yang mendapatkan yang mendapat kategori kurang sebanyak 4 responden
dengan prosentase 11,11 %. Untuk gaya belajar siswa yang mendapat kategori
baik sebanyak 16 responden dengan prosentase 44,44 %, yang mendapat kategori
cukup sebanyak 11 responden dengan prosentase 30,56 % dan yang mendapat
kategori kurang sebanyak 9 responden dengan prosentase 25 %.Uji hipotesis
menunjukkan adanya hubungan tentang kompetensi paedagogik guru PAI dengan
gaya belajar siswa hal ini dapat dilihat dari nilai koefisien korelasi (rhitung )
sebesar 0, 695 lebih besar dari rtabel pada taraf signifikan 1% (0, 424) dan pada
taraf signifikansi 5% (0, 329). Dari penelitian yang dilakukan, diperoleh
kesimpulan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara kompetensi
paedagogik guru PAI dengan gaya belajar siswa di SMP Nusantara Tuntang
Tahun Pelajaran 2014.
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN BERLOGO ............................................................................... ii
HALAMAN NOTA PEMBIMBING ............................................................ iii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iv
DEKLARASI .................................................................................................. v
MOTTO .......................................................................................................... vi
PERSEMBAHAN ........................................................................................... vii
KATA PENGANTAR .................................................................................... viii
ABSTRAK ...................................................................................................... xi
DAFTAR ISI ................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang Masalah ............................................................... 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................ 6
C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 6
D. Hipotesis Penelitian ...................................................................... 7
E. Manfaat Penelitian ....................................................................... 7
F. Definisi Operasional..................................................................... 8
G. Metode Penelitian......................................................................... 11
H. Sistematika Penulisan Skripsi ...................................................... 20
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kompetensi Paedagogik ............................................................. 28
1. Pengertian Kompetensi Paedagogik Guru ............................. 28
2. Klasifikasi Kompetensi Paedagogik Guru ........................... 32
3. Kompetensi Paedagogik Guru Sebagai Salah Satu
Penunjang Keberhasilan Belajar Siswa .................................. 45
xiii
4. Pengertian Pendidikan Agama Islam ..................................... 48
5. Dasar Pendidikan Agama Islam ............................................. 48
6. Tujuan Pendidikan Agama Islam ........................................... 50
7. Fungsi Pendidikan Agama Islam ........................................... 55
B. Gaya Belajar Siswa ...................................................................... 42
1. Pengertian Gaya Belajar Siswa .............................................. 42
2. Klasifikasi Gaya Belajar Siswa .............................................. 45
3. Faktor yang mempengaruhi Gaya Belajar Siswa ................... 50
D. Hubungan kompetesi paedagogik guru PAI dengan
Gaya belajar siswa ...................................................................... 65
BAB III LAPORAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .......................................... 58
1. Letak Geografis .................................................................. 58
2. Sejarah berdirinya ................................................................ 58
3. Visi dan Misi ....................................................................... 58
4. Struktur Organisasi .............................................................. 59
5. Keadaan Guru dan Siswa ..................................................... 59
6. Sarana Dan Prasarana .......................................................... 60
B. Penyajian data hasil penelitian .................................................. 63
1. Daftar responden .................................................................. 63
2. Data Hasil Angket ............................................................... 65
BAB IV ANALISIS DATA
A. Analisi Data .............................................................................. 68
B. Analisis Hipotesis ..................................................................... 80
C. Pembahasan Hasil Uji Hipotesis .............................................. 86
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................. 87
B. Saran ............................................................................................ 88
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1. Indikator Instrument Kompetensi paedagogik guru PAI ......... 14
Tabel 1.2. Indikator Instrumen Gaya Belajar Siswa ................................. 16
Tabel 3.1. Keadaan Jumlah Siswa ............................................................. 60
Tabel 3.2. Data Prasarana dan Sarana ....................................................... 60
Tabel 3.3. Data Peralatan .......................................................................... 60
Tabel 3.4. Daftar Nama Responden siswa VII .......................................... 62
Tabel 3.5. Daftar Nama Responden siswa VIII......................................... 63
Tabel 3.6. Hasil Data tentang Kompetensi Paedagogik Guru PAI ........... 64
Tabel 3.7. Hasil Data tentang Gaya Belajar Siswa.................................... 65
Tabel4.1. Nilai Angket Kompetensi Paedagogik Guru PAI ................... 68
Tabel4.2. Interval Tingkat Kompetensi Paedagogik Guru PAI ............... 69
Tabel4.3. Prosentase Tingkat Kompetensi Paedagogik Guru PAI ........... 71
Tabel 4.4. Nilai Angket Gaya Belajar Siswa............................................. 72
Tabel 4.5. Interval Tingkat Gaya Belajar Siswa ....................................... 74
Tabel 4.6. Prosentase Gaya Belajar Siswa ................................................ 76
Tabel 4.7. Koefisien Korelasi antara Kompetensi Paedagogik
Guru PAI dengan Gaya Belajar Sisw
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Guru merupakan salah satu faktor penting dalam pembelajaran. Kegiatan
pembelajaran tidak akan bisa berjalan sesuai yang diharapkan tanpa ada ke
ikut sertaanya dalam pembelajaran. Ia menjadi sumber yang dapat
menghantarkan para siswanya menuai hasil yang diharapkan. Menurut Pasal 1
UU No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, yang dimaksud guru adalah
pendidik profesional dan tugas utamanya mendidik, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai dan megevaluasi peserta didik pada pendidikan
anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan
menengah( UU No.14 : 2005 : 2 ).
Pada hakekatnya penyelenggaraan dan keberhasilan proses pendidikan
terutama dalam kaitannya dengan proses belajar mengajar, guru sangat
berperan dalam hal tersebut. Guru juga bertanggung jawabnya terhadap
kelangsungan proses pembelajaran. Pembelajaran adalah upaya untuk
membelajarkan siswa (Majid : 2007 : 4 ).
Kata kompetensi paedagogik terdiri dari dua kata kunci yaitu “kompetensi
dan “paedagogik”. Kompetensi berarti pengetahuan, ketrampilan dan nilai-
nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak,
sedangkan paedagogik kemampuan mengelola peserta didik yang meliputi
pemahaman peserta didik, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran,
evaluasi hasil belajar, dan penembangan peserta didik untuk
2
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya (Mulyasa:2007:75).
Dengan demikian dapat disimpulkan secara sederhana bahwa kompetensi
paedagogik adalah kemampuan untuk memahami peserta didik dan mengelola
pembelajaran yang mendidik.
Membuat agar siswa-siswa menjadi belajar tidak serta merta dibiarkan
begitu saja, melainkan dibimbing dan diarahkan serta dengan mengubah
kondisi kelas menjadi suatu kondisi yang mengarah pada terciptanya kegiatan
pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran akan bisa tercapai secara baik.
Dengan demikian seorang guru harus benar–benar memiliki kompetensi
yang memadai. Tidak hanya menguasai materi pelajaran melainkan juga
menguasai dan memahami tentang perencanaan pembelajaran, memilih
metode pembelajaran yang tepat dan mengevaluasinya. Kompetensi tersebut
harus selalu diolah dan dikembangkan sehingga semakin tinggi, diharapkan
guru dapat melakukan tugas panggilan dengan lebih baik dan bertanggung
jawab (Suparno: 2004: 47).
Masalah belajar adalah masalah yang selalu aktul dan diharapi oleh setiap
orang. Maka dari itu banyak ahli–ahli membahas dan menghasilkan berbagai
teori tentang belajar. Dalam hal ini tidak dipertentangankan kebenaran setiap
teori yang dihasilkan, tetapi yang lebih penting adalah pemakaian teori – teori
itu dalam praktek kehidupan yang paling cocok dengan situasi kebudayaan
kita.
Dalam keseluruhan proses pendidikan disekolah, kegiatan belajar
merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya
3
pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses
belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik.
Belajar merupakan suatu aktivitas perubahan manusia untuk menjadi suatu
yang lebih dari sebelumnya .Belajar merupakan perubahan pola pikir, pola
rasa, dan pola tingkah laku. Manusia harus belajar untuk bisa
mempertahankan hidupnya di segala sesuatu yang berkaitan dengan
penciptaan Allah. Melalui proses belajar manusia dapat memahami dan
menyakini kebenaran pengaruhNya. Proses belajar dalam penggalian ilmu
merupakan suatu kewajiban bahkan suatu kebutuhan manusia yang dijadikan
dasar dalam berperilaku dan beraplikasi terhadap suatu ilmu.
Allah memberikan sarana berupa penglihatan, pendengaran, dan qolbu
yang dapat dimanfaatkan manusia untuk belajar sepanjang hidup.
Berpeganglah pada konsep “Hidup untuk Belajar” bukan suatu konsep
“Belajar untuk Hidup” didalam menjalankan fitrah manusia sebagai hamba
yang selalu mengabdi kepadaNya. Berkaitan dengan belajar secara tuntas dan
parsial (Shota : 2006).
Kemampuan seseorang untuk memahami dan menyerap pelajaran sudah
pasti berbeda tingkatnya. Ada yang cepat, sedang dan ada pula yang sangat
lambat. Karenanya, mereka seringkali harus menempuh cara berbeda untuk
bisa memahami sebuah informasi atau pelajaran yang sama. Sebagai siswa
lebih suka guru mereka membacakan untuk kemudian mencoba
memahaminya. Tapi, sebagai siswa lain lebih suka guru mereka mengajar
dengan cara menyampaikannya secara lisan dan mereka mendengarkan untuk
4
bisa memahaminya. Sementara itu, ada siswa yang lebih suka membentuk
kelompok kecil untuk mendiskusikan pertanyaan yang menyangkut pelajaran
tersebut.
Cara lain yang juga kerap disukai banyak siswa adalah model belajar
menempatkan guru tak ubahnya seorang penceramah. Guru diharapkan
bercerita panjang lebar tentang beragam teori dengan segudang ilustrasinya,
sementara para siswa mendengarkan sambil menggambarkan isi ceramah itu
dalam bentuk yang hanya mereka pahami sendiri.
Ada beberapa permasalahan di Indonesia yang sampai saat ini belum
terselesaikan secara tuntas. Antara lain: masalah pemerataan pendidikan, mutu
pendidikan, efesiensi pendidikan dan masalah relevansi pendidikan. Memang
kita perlu akui bahwa secara umum manusia Indonesia kurang dapat
menggunakan kemampuan dan bakat yang dimilikinya. Hal ini kemungkinan
dikarenakan kurang sadarnya masyarakat akan pentingnya ilmu pengetahuan
dan betapa pentingnya mengoptimalkan sumberdaya manusia untuk
meningkatkan kesejahteraan kehidupan.
Ada beberapa fenomena yang menarik bagi penulis untuk diteliti. Di
dalam suatu komunitas pendidikan penulis melihat ada siswa yang lebih suka
apabila pembelajaran dengan ditunjukkan gambar – gambar, ada siswa yang
sangat senang belajar dengan ceramah yaitu mendengarkan guru, dan juga ada
siswa yang senang belajar bergerak, dia tidak suka lama – lama duduk
dibangku.
5
SMP Nusantara Tuntang merupakan salah satu lembaga pendidikan yang
bertujuan Unggul dalam Prestasi dan Berbudi Pekerti Luhur. Untuk mencapai
tujuan tersebut tentunya perlu memperhatikan sekaligus menciptakan kegiatan
belajar mengajar yang kondusif dan menyenangkan.
Berdasarkan pengamatan penelitian di SMP Nusantara Tuntang bahwa
penelitian sering mendapati siswa yang mengalami kesulitan dalam mengikuti
pelajaran yang pada akhirnya berdampak pada hasil mereka. Siswa juga kerap
kesulitan menyesuaikan cara belajar mereka dengan cara mengajar guru
disekolah. Demikian juga dirumah, siswa kadang harus belajar dengan aturan
yang sudah ditetapkan oleh orang tua dirumah.
Dari itu penulis berpikir bahwa ada hubungan kompetensi paedagogik
dalam cara mengajar guru PAI dengan gaya belajar siswa. Walaupun hal itu
belum diuji kebenaranya namun secara teoritis kompetensi paedagogik guru
PAI berperan penting dalam gaya belajar siswa. Seperti yang jelaskan oleh
Bobbi De Porter dan Mike Hernacki dalam bukunya Quantum Learning:
“gaya belajar merupakan kunci untuk mengembangkan kinerja dalam
pekerjaan, sekolah, dan dalam situasi antara pribadi”. Dengan begitu gaya
belajar akan mempengaruhi sesorang dalam menyerap mengelolah informasi.
Dari peristiwa dari teori tersebut di atas, penulis sangat tertarik untuk
melakukan penelitian mengenai Hubungan kompetensi paedagogik guru PAI
dengan gaya belajar siswa yang nanti diharapkan peneliti ini dapat
membuktikan kebenaran dari sebuah teori dan fenomena yang ada. Adapun
redaksi judul penelitian ini adalah “HUBUNGAN KOMPETENSI
6
PAEDAGOGIK GURU PAI DENGAN GAYA BELAJAR SISWA DI SMP
NUSANTARA TAHUN PELAJARAN 2014”
B. Rumusan Masalah
Memperhatikan Latar Belakang masalah yang ditulis diatas maka dapat
dikemukakan rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana hubungan kompetensi paedagogik guru PAI di SMP Nusantara
Tuntang tahun pelajaran 2014?
2. Bagaimana gaya belajar siswa di SMP NusantaraTuntang tahun pelajaran
2014?
3. Adakah hubungan kompetensi paedagogik guru PAI dengan gaya belajar
siswa di SMP Nusantara Tuntang tahun pelajaran 2014?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui kompetensi paedagogikguru PAI di SMP
NusantaraTuntang tahun pelajaran 2014.
2. Untuk mengetahui gaya belajar siswa di SMP Nusantara Tuntang tahun
pelajaran 2014.
3. Untuk mengetahui adanya korelasi antara kompetensi paedagogik guru
PAIdengan gaya belajar siswa di SMP Nusantara Tuntang tahun pelajaran
2014.
7
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah preposisi (pertanyaan tentang suatu konsep) yang
masih bersifat sementara dan harus diuji kebenarannya (Hasan, 2006:13).
Berdasarkan pengertian hipotesis tersebut, penulis mengajukan
hipotesis sebagai berikut “ada hubungan yang signifikan antara
kompetensi paedagogik guru PAI dengan gaya belajar siswa di SMP
Nusantara Tuntang tahun pelajaran 2014.
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Untuk menambah khasanah keilmuan dalam ilmu pendidikan terkait
kompetensi paedagogik.
b. Untuk perkembangan ilmu pendidikan dan wawasan sekaligus kontribusi
pemikiran akan arti penting kompetensi paedagogik dalam meningkatkan
mutu pemebelajaran.
2. Manfaat Praktis
a. Sebagai bahan masukan bagi dewan guru akan arti pentingnya kompetensi
paedagogik dalam rangka meningkatkan pembelajaran siswa di SMP
Nusantara khususnya guru PAI.
b. Sebagai sumbangan pemikiran bagi lembaga pendidikan di SMP
Nusantara, khususnya dalam mewujudkan pembelajaran yang efektif dan
efesien.
8
F. Definisi Operasional
Definisi operasional bertujuan untuk menjelaskan makna variabel yang
sedang diteliti. Menurut Masri Singarimbun (2003:46 – 47), definisi
oprasional harus bisa diukur dan spesifik serta bisa dipahami oleh orang lain.
Variabel dalam penelitian ini meliputi variabel independent(variabel
bebas) yaitu kompetensi paedagogik (X), serta variabel dependent(variabel
terikat) yaitu gaya belajar siswa (Y). Variabel ini merupakan terjemahan
tertentu memiliki pengertian yang masih bersifat umum.(Arikunto:1998:101)
Oleh karena itu, supaya penelitian mempunyai batas pengertian yang jelas
serta mudah diukur, maka perlu dijabarkan arti setia variabel ke dalam suatu
devinisi operasional. Kemudian definisi operasional dari variabel dijabarkan
ke dalam dimensi-dimensi dengan indikatornya masing-masing.
Adapun definisi operasional variabel dengan dimensi dan indikatornya
masing-masing sebagai berikut:
1. Kompetensi Paedagogik Guru PAI
Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, ketrampilan, dan perilaku
yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru dalam melaksanakan
tugas keprofesionalan (UU RI NO.14:2005:3).
Dalam standar nasional pendidikan, penejelasan pasal 28 ayat 3 butir a
dikemukakan bahwa kompetensi paedagogik adalah kemampuan mengelola
pembelajran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik
perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan
pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan potensi yang
9
dimilikinya. Guru adalah orang yang pekerjaanya ( mata pencahariannya,
profesinya) mengajar (E.Mulyasa:2007:75). Dalam rangka
mengaktualisasikan potensi yang dimiliki peserta didik.
Pendidikan Agama Islam ( PAI ) adalah suatu mata pelajaran yang
diajarkan setiap lembaga pendidikan baik pendidikan dasar, menengah
maupun perguruan tinggi baik negeri maupun swasta. Adapun tujuan
diberikannya materi PAI adalah untuk memperkuat iman, ketakwaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa sesuai yang dianut oleh peserta didik yang bertakwa
(Acmadi:1992:103). Pendidikan Agama Islam di sini meliputi mata pelajaran
Aqidah Akhlak, Fiqih, Quran Hadis, dan Sejarah Kebudayann Islam.
Dari pengertian di atas dapat diketahui bahwa kompetensi paedagogik
yang dimaksud dalam skripsi ini adalah kemampuan guru dalam hal
pemahaman terhadap peserta didik, pengembangan kurikulum, perencanaan,
dan pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi hasil belajar, praktikan
pendidikan yang melaksanakan tugas mengajar dan mendidik siswa di sekolah
dalam mata pelajaran PAI. Adapun indikatornya adalah sebagai berikut:
a. Penguasaan guru dalam pembelajaran
b. Merencanakan PBM
c. Metode PBM
d. Pelaksanaan PBM
e. Pengayaan terhadap hasil siswa
f. Pemberian penilaian sesuai dengan kemampuan
g. Cara penilaian
10
h. Alat peraga sesuai
i. Pengkondisian terhadap siswa di kelas
j. Memberikan motivasi
2. Gaya Belajar Siswa
Menurut Nasution gaya belajar atau “learning style” siswa yaitu cara siswa
bereaksi dan mengunakan perangsang-perangsang yang diterimanya dalam
proses belajar (Nasution:2008:93).
Informasi tentang adanya gaya belajar yang berbeda-beda mempunyai
pengaruh atas kurikulum, administrasi, dan proses mengajar belajar. Masalah
ini sangat kompleks, sulit, memakan waktu banyak, biaya yang tidak sedikit,
frustasi (Nasution:2008:93)
Menurut Bobbi De Porter dan Mike Hernacki gaya belajar merupakan
suatu kombinasi dari bagaimana seseorang menyerap, dan kemudian mengatur
serta mengolah informasi (De Porter, Bobbi & Hernacki, Mike:2000:110-
112). Gaya belajar bukan hanya berupa aspek pemprosesan informasi
sekunsial, analitik,global atau otak kiri – otak kanan, aspek lain adalah ketika
merespon sesuatu atas lingkungan belajar (diserap secara abstrak dan konkret).
Dari penegertian – pengertian di atas, disimpulkan bahwa gaya belajar
adalah cara yang cenderung dipilih siswa untuk berkreasi dan menggunakan
perangsang – perangsang dalam menyerap dan kemudian mengatur serta
mengolah informasi pada proses belajar. Adapun indikatornya sebagai berikut:
a. Rapi dan teratur
b. Berbicara dengan cepat
11
c. Dengan mendengarkan musik dalam mengingat
d. Sering berbicara sendiri ketika belajar
e. Lebih mudah mengingat apa yang dilihat daripada yang dibaca
f. Biasanya tidak terganggu dengan suasana ribut, atau gaduh saat belajar
g. Mengerakkan bibir dan mengucapkan tulisan dibuku ketika membaca
h. Banyak gerak fisik
i. Belajar melalui praktek langsung
j. Posisi duduk
G. METODE PENELITIAN
Ketepatan menggunakan metode akan mempermudah dan
memperlancar dalam mengadakan suatu penelitian.
Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam
mengumpulkan data penelitiannya (Arikunto, 1998:151). Adapun langkah-
lanhkah yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut:
1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kuantitatif.
Penelitian kuantitatif adalah definisi, pengukuran data kuantitatif dan
statistik obyek melalui perhitungan ilmiah berasal dari sampel orang-orang
atau penduduk yang diminta menjawab atas sejumlah pertanyaan tentang
survey untuk menentukan frekuensi dan prosentase tanggapan mereka.
Adapun rancangan penelitiannya adalah sebagai berikut:
a. Melakukan observasi awal terhadap kondisi riil obyek penelitian
b. Menyiapkan fasilitas pendukung berupa angket
12
c. Melaksanakan penelitian
d. Melakukan analisa dan membuat laporan hasil penelitian
2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian ini di SMP Nusantara kelurahan Gedangan
kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2014. Adapun
waktu penelitian akan dimulai ketika proposal penelitian diajukan pada
tanggal 17 Mei sampai selesai.
3. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian (Arikunto,
2010:173). Pada penelitian ini yang menjadi populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh siswa kelas di SMP Nusantara Tuntang.
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang akan diteliti
(Arikunto, 2010:174). Dalam pengambilan sampel Suharsimi Arikunto
mengatakan bahwa “Apabila subjeknya kurang dari 100 orang, lebih baik
diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi,
tetapi jika subyeknya besar dapat diambil antara 10%-15% atau 20%-25%
atau lebih”. Mengingat banyaknya populasi, penulis merasa keberatan
untuk meneliti secara keseluruhan. Karena itu penulis hanya mengambil
sampel dari kelas VII dan VIII yang berjumlah 36 siswa.
4. Metode Pengumpulan Data
Nasir ( 2003 : 328 ) mengatakan bahwa metode pengumpulan data
merupakan alat-alat ukur yang diperlukan dalam melaksanakan suatu
penelitian. Data yang akan dikumpulkan dapat berupa angka-
13
angka,keterangan tertulis,informasi lisan dan beragam fakta yang
berhubungan dengan fokus penelitian yang diteliti.
Dalam penelitian ini penulis mengumpulkan data dengan:
a. Angket
Teknik ini penulis gunakan untuk mengumpulkan data tentang
hubungan kompetensi paedagokik guru PAIdengan gaya belajar siswa di
SMP Nusantara kelurahan Gedangan kecamatan Tuntang kabupaten
Semarang.
b. Dokumentasi
Dokumentasi penulis gunakan untuk mengetahui data tentang
kondisi lokasi sekolah,ruang kelas,guru,siswa,serta data yang dianggap
perlu.
c. Observasi
Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
observasi yaitu dengan cara mencari informasi mengamati sikap dan
perilaku gaya belajar siswa.
5. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk
mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono,
2011:102). Jumlah instrumen penelitian menyesuaikan jumlah variabel
penelitian.
Instrumen dalam penelitian ini adalah angket dengan skala likert.
Skala penelitian ini dapat dipergunakan untuk mengukur sikap, pendapat,
14
dan persepsi seseorang atau sekelompok orang mengenai suatu gejala atau
fenomena.
Penelitian ini menggunakan instrument penelitian berupa angket
dan dokumentasi, angket yang terdapat dalam lampiran.
a. Dokumentasi digunakan untuk melengkapi data yang berkaitan
dengan sekolah yang diteliti, dimana data tidak ditanyakan di angket.
b. Angket terdiri dari dua yaitu kompetensi paedagogik guru PAI dan
gaya belajar belajar siswa.
Berikut ini tabel dua variabel tersebut yang dicarikan dari berbagai
sumber:
Tabel 1.1 Indikator Instrument angket Tentang Kompetensi paedagogik guru PAI
No Variabel Komponen indikator Deskriptif No
1 Kompetensi
Paedagogik
Guru PAI
Pengembangan
Kurikulum/silab
us
1. Penguasaandalam
bahan ajar
a. Seorang guru mampu
memahami bahan
ajar, sehingga dalam
penyampaian materi
tidak terbata-bata
b. Guru menyampaikan
materi sesuai dengan
kurikulum
1
1
2
Penyusunan
program
pembelajaran
2. Merancang PBM a. Guru PAI sebelum
melaksanakan proses
belajar mengajar
memilih materi
pembelajaran terlebih
dahulu
b. Guru PAI sebelum
proses belajar
mengajar menyiapkan
materi pembelajaran
terlebih dahulu
2
3
4
3. Metode PBM a. Guru PAI dalam
proses belajar
mengajar
menggunakan
berbagai macam
metode pembelajaran
b. Dalam pengunaan
metode
5
15
pembelajar,Guru PAI
dalam penggunaan
metode sesuai dengan
materipembelajaran
yang disampaikan
guru
6
Pelaksanaan
pembelajaran
4. Pelaksanaan PBM a. Guru PAI disiplin
saat proses belajar
mengajar dan sesuai
dengan alokasi waktu
pembelajaran
b. Guru PAI apabila tida
bisa hadir guru tetap
memberikan tugas.
7
8
Evaluasi hasil
belajar
5. Pengayaan
terhadap hasil siswa
yang kurang
a. Guru PAI mampu
menyusun program
remidial bagi peserta
didik yang nilainya
kurang dari KKM
(kriteria ketuntasan
minimal)
b. Guru PAI anda sering
memberikan program
pengayaan bagi
peserta yang nilainya
sudah mencangup
dari KKM untuk
mendapatkan nilai
yang lebih baik dari
sebelumnya
9
10
6. Pemberian
penilaian sesuai
dengan kemampuan
a. guru PAI sering
memberikan
kesempatan kepada
peserta didik untuk
bertanya jawab saat
proses belajar
mengajar berlangsung
b. guru PAI sering
memberikan
kesempatan kepada
beserta didik untuk
menyimpulkan materi
pembelajaran yang
disampaikan guru
andapada akhir
pembelajaran,
11
12
7. Cara penilaian
a. Guru PAI
memberikan
penilaian melalui tes
harian,uts dan uas
b. Dalam kedisiplinan
siswa, guru PAI
13
16
sering memberikan
penialaian tentang
absensi kehadiran
peserta didiknya?
14
8. Alat peraga sesuai a. Guru PAI dalam
proses belajar
mengajar sering
menggunakan media
pembelajaran yang
sesuai
b. Guru PAI anda dalam
penggunaan sumber
belajar sesuai dengan
materi pembelajar
yang disampaikan
1
5
15
16
Pemahaman
terhadap peserta
didk
9. Pengkondisisan
terhadap siswa di
kelas
a. Guru PAI saat proses
belajar mengajar
dapatmampu
menciptakan suasana
pembelajaran yang
menyenangkan.
b. Guru PAI dapat
menggambil sikap
untuk membuat
suasana kelas
menjadi tenang lagi
dan proses belajar
mengajar dapat
berjalan dengan baik
17
18
10. memberikan
motivasi
a. Guru PAI sering
memberikan nasehat
kepada anda untuk
menjadi yang lebih
baik lagi
b. Guru PAI dalam
pembelajaran guru
mampu memberikan
dorongan kepada
siswa untuk selalu
mengikuti pelajaran.
19
20
Tabel 1.2 Indikator Instrument Angket Gaya Belajar Siswa
no Variabel Komponen Indikator Deskretif No
1 Gaya
belajar
Visual a. 1.Rapi, teratur dan
teliti
a. mencatat materi
pelajaran
mencatatnya
dengan rapi dan
teratur
b. teliti dalam
mencatat materi
pelajaran
1.
2.
b. 2.Berbicara dengan
cepat
a. membaca buku
biasanya
menbacanya
3.
17
dengan cepat
b. menyampaikan
suatu pendapat
dengan berbicara
cepat?
4.
c. Auditorial c. 3.Dengan
mendengarkan musik
dalam mengingat
d.
a. dengan
mendengarkan
musik lebih
mudah mengingat
informasi
b. lebih fokus
mengolah
informasi dengan
mendengarkan
5.
6.
e. 4.Sering berbicara
sendiri ketika belajar
a. menghafalkan
informasi yang
dia dapat dengan
cara berbicara
sendiri tanpa di
sadari
b. lebih mudah
memahami materi
pelajaran dengan
cara berbicara
sendiri
7.
8.
f. 5.Lebih mudah
mengingat apa yang
dilihat daripada yang
dibaca
a. lebih mudah
mengingat
gambar – gambar
b. lebih suka
melihat gambar
daripada
membaca buku
9.
10.
c. Kinestik g. 6.Biasanya tidak
terganggu dengan
suasana ribut,atau
gaduh saat belajar
a. dalam suasana
keramaian, tetap
dapat
berkonsentrasi
dengan baik
b. butuh teman saat
belajar
11.
12.
7. Mengerakkan bibir
dan mengucapkan
tulisan di buku ketika
membaca
a. membaca buku,
sering mengerak-
gerakkan bibir
untuk menyerap
informasi dari apa
yang dibaca
b. membaca sering
mengucapkan
kalimat – kalimat
13.
14.
h. 8. Banyak gerak fisik
a. sering menggerak
– gerakkan jari-
jari dalam
mengingat
sesuatu
b. presentasi di
15.
18
depan kelas
mengerakkan
tubuh anda
16.
i. 9. Belajar melalui
praktik langsung
a. lebih memahami
dengan cara
dicontohkan
secara langsung
b. lebih mudah
memahami materi
pelajaran dengan
mempraktekanny
17.
18.
j. 10. Posisi duduk a. sulit untuk duduk
diam saat belajar
b. lebih fokus
dengan posisi
duduk rileks dan
tenang
19.
20.
6. Analisis data
a. Untuk mengetahui skor dari masing-masing variabel peneliti
menggunakan rumus:
P=F𝑁 X 100 %
P = Prosentasi
F = Frekuensi
N = Jumlah responden
b. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara kompetensi
paedagogik guru pai dengan gaya belajar siswa , penulis menggunakan
data rumusan product moment sebagai berikut :
19
rxy =
∑ 𝑥𝑦 − (∑ 𝑥) (∑ 𝑦)
𝑁
√({∑ 𝑥2 − (∑ 𝑥)2 )
𝑁
(∑ 𝑦2 −(∑𝑦)2)}
𝑁
Keterangan :
R xy = koefisisen korelasi antara variabel
N = jumlah responden
∑ 𝑥 = jumlah variabel 1
∑ 𝑦 = jumlah variabel 2
∑ 𝑥2 = jumlah 𝑥2
∑ 𝑦2 = jumlah 𝑦2
∑ 𝑥 𝑦 = jumlah variabel x dan y
Analisis ini digunakan untuk mengecek diterima tidaknya hipotesis yang
telah diajukan berdasarkan analisis hipotesis. Setelah diperoleh hasil koefisien
korelasi antara variabel X dan Y atau diperoleh nilai ha (hipotesis alternatif)
dikonsultasikan pada tabel pada taraf 5 % atau 1%.
20
H. Sistematika Penulisan Skripsi
Bab I Pendahuluan :
Berisiskan tentang Latar Belakang Masalah,Rumusan Masalah, Tujuan
Penelitian, Hipotesis , Manfaat Penelitian, Definisi Operasional, Metode
Penelitian, Sistematika Penulisan Skripsi.
Bab II Landasan Teori :
Berisiskan tentang Kompetensi Paedagogik Guru PAI dan Gaya Belajar
Siswa.
Bab III Laporan Hasil Penelitian :
Berisikan tentang letak geografis SMP Nusantara Tuntang, sejarah
berdirinya, visi dan misi, struktur organisasi, keadaan guru / karyawan dan
siswa, sarana dan prasarana, penyajian data.
Bab IV Analisis Data :
Berisikan tentang analisis deskriptif (tiap-tiap variabel), pengujian
hipotesis, pembahasan.
Bab V Penutup :
Berisikan tentang Kesimpulan, Saran-saran, Kata Penutup, Lampiran-
lampiran.
21
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kompetensi Paedagogik Guru PAI
1. Pengertian Kompetensi Paedagogik
Dalam pendidikan guru dikenal adanya “ Pendidikan Guru
Berdasarkan Kompetensi”. Mengenai kompetensi guru ini, ada berbagai
model cara mengkelasifikasikannya. Untuk S1 salah satunya dikenal
adanya “sepuluh kompetensi guru” yang merupakan profil kemampuan
dasar guru , kelas menggunakan media sumber, menguasai landasan
pendidikan, mengelola interaksi belajar bimbingan dan penyuluhan
mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah serta memahami
prinsip-prinsip dan hasil penelitian pendidikan guna keperluan pengajaran.
Dan kemudian dijelaskan dalam Pasal 10 Tentang Macam-macam
Kompetensi yang harus dimiliki oleh guru, yaitu kompetensi paedagogik,
kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial
yang diperoleh melalui pendidikan profesi.
Kompetensi pedagogik sesuai dengan UU RI Guru dan Dosen Nomor
14 tahun 2005 dan PP Nomor 19/2005 adalah merupakan kemampuan
yang berkenaan dengan pemahaman peserta didik dan mengelola
pembelajaran yang mendidik dan dialogis. Tim Direktorat Profesi
Pendidikan Ditjen Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga
22
Kependidikan (2006) telah merumuskan secara substantif kompetensi
paedagogik yang mencakup kemampuan terhadap peserta didik.
Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan pengembangan peserta
didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
Kompetensi Pedagogik adalah seperangkat kemampuan
danketrampilan (skill) yang berkaitan dengan interaksi belajar mengajar
antara guru dan siswa dalam kelas. Kompetensi Peagogik meliputi,
kemapuanguru dalam menjelaskan materi, melaksanakan metode
pembelajaran,memberikan pertanyaan, menjawab pertanyaan, mengelola
kelas, danmelakukan evaluasi (Muchith :2008 :148).
Guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan, dan identifikasi
bagi peserta didik, dan lingkungannya. Oleh karena itu guru harus
memiliki standar yang mencakup tanggung jawab dan kedisiplinan.
Berkenaan dengan tanggung jawab, guru harus mengetahui, serta
memahami nilai, norma moral, dan sosial, serta berusaha berperilaku dan
berbuat sesuai dengan nilai dan norma tersebut. Dan guru juga harus
bertanggung jawab terhadap segala tindakannya dalam pembelajaran di
sekolah, dan dalam kehidupan bermasyarakat (Mulyasa, 2005:37).
Guru sebagai pendidik yang profesional juga harus mampu mengambil
keputusan secara mandiri (independent), terutama dalam hal yang
berkaitan dengan pembelajaran, guru dituntut untuk bertindak sesuai
dengan kondisi peserta didik, dan lingkungan. Dimana guru harus mampu
23
bertindak dan mengambil keputusan secara cepat, tepat waktu, dan tepat
sasaran terutama yang berkaitan dengan masalah pembelajaran dan peserta
didik, tidak menunggu perintah dari kepala sekolah.
Jadi kompetensi paedagogik adalah kemampuan pemahaman tentang
peserta didik secara mendalam dan penyelenggaraan pembelajaran yang
mendidik pemahaman tentang peserta didik meliputi pemahaman tentang
psikologi perkembangan anak. Sedangkan pembelajaran yang mendidik
meliputi kemampuan merencanag pembelajaran, mengeplemantasikan
pembelajaran, menilai proses hasil pembelajaran, dan perbaikan secara
berkelanjut.
2. Klasifikasi Kompetensi Paedagogik Guru PAI
Kompetensi guru merupakan perpaduan antara kemampuan personal,
keilmuan, teknologi, sosial dan spiritual yang secara kaffah membentuk
kompetensi standar profesi guru, yang mencakup penguasaan materi,
pemahaman terhadap peserta didik, pembelajaran yang mendidik,
pengembangan pribadi dan profesionalisme (Mulyasa :2007:25)
Kompetensi Paedagogik adalah seperangkat kemampuan dan
ketrampilan (skill) yang berkaitan dengan interaksi belajar mengajar antara
guru dan siswa dalam kelas. Kompetensi Peagogik meliputi, kemapuan
guru dalam menjelaskan materi, melaksanakan metode pembelajaran,
memberikan pertanyaan, menjawab pertanyaan, mengelola kelas, dan
melakukan evaluasi (Muchith, :2008:148)
24
Guru yang memiliki kompetensi paedagogik adalah guru yang
memiliki ciri-ciri sekurang-kuranganya sebagai berikut:
a. Penguasaan dalam bahan ajar.
Guru hendaknya menguasai bahan ajar yang sesuai dengan
kurikulum maupun silabus baik berupa bahan ajar pokok, bahan ajar
pengayaan, dan bahan ajar penunjang dengan baik untuk mencapai
pengajaran yang efektif dan efisien. Guru mampu menjabarkan serta
mengorganisasikan bahan ajar secara sistematis, relevan dengan tujuan
instruksional khusu yang selaras dengan perkembangan mental siswa,
tuntutan perkembangan ilmu secara teknologi dan dengan
memperhatikan fasilitas yang ada disekolah dan atau ada di luar
sekolah (Asdiqoh :2013:30)
Dalam pembelajaran guru harus mampu diantaranya:
1) Guru menguasai dalam bahan ajar
Seorang guru dituntut menguasai bahan ajar dan ilmu
pengetahuan yang diperlukan guna dalam proses pengajaran, guru
tidak terbata-bata dalam menyampaikan materi sehingga bahan
ajar yang disampaikan guru mudah dipahami oleh siswa.
Penguasaan atau pemahaman bahan ajar dari para guru sangatlah
menentukan keberhasilan pengajar (Asdiqoh :2013:30).
25
2) Guru mampu menyampaikan materi sesuai dengan
kurikulum.
Guru dalam menyampaikan materi pelajaran dituntut untuk
menyesuaikan dengan kurikulum yang berlaku disekolah.
Sebagaimana upaya sentral peningkatan mutu pendidikan berporos
pada pembaharuan kurikulum pendidikan dalam rangka
mewujudkan praktik pembelajaran yang berkualitas bagi siswa,
terwujudnya sumber daya manusia yang berkualitas, baik dalam
kaitannya dengan lanjut, memasuki dunia kerja, maupun belajar
mandiri (Muslich :2009: 11).
Dengan adanya kurikulum, sudah barang tentu tugas guru
atau pendidik sebagai . pengajar dan pendidik lebih terarah.
Pendidikan juga merupakan salah satu faktor yang sangat
menentukan salah satu komponen yang berinteraksi secara aktif
dengan anak didik dalam pendidikan (Abdullah Idi :2007: 207).
b. Merancang proses belajar mengajar
Kerangka perencanaa dan implementasi pengajaran melibatkan
urutan langkah-langkah yang sangat penting bagi para guru untuk
mempersiapkan pelaksanan proses belajar mengajar (Majid :2008:92).
1) Guru memilih materi pembelajaran
Memilih isi dan menentukan sasaran. Sasaran pengajaran
kita lukiskan apa yang sebenarnya diharapkan dari peserta didik,
26
agar mereka mampu melakukan sesuatu sesuai dengan urutuan
pembelajaran, dengan demikian para guru dapt mengatahui bahwa
peserta didiktersebut telah mempelajari sesuatu dalam kelas.
Dalam hubungan ini para guru juga perlu mempertimbangkan atau
memilih materi ajar yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik
(majid :2008 :93).
2) Guru menyiapkan materi pembelajaran
Agar guru dapat membuat persiapan mengajar yang efektif
dan berhasil guna, dituntut untuk memahami berbagai aspek yang
berkaitan dengan pengembangan persiapan mengajar, baik
berkaitan dengan pengembangan persiapan mengajar, baik
berkaitan dengan hakikat, fungsi, prinsip maupun prosedur
pengembangan persiapan mengajar, serta mengukur efektifitas
mengajar. Adapun persiapan yang harus dipersiapakan oleh guru
sebelum proses belajar mengajar berlangsung seperti: silabus,
RPP, buku-buku panduan materi, alat peraga dll.
c. Metode Proses Belajar Mengajar
Guru diharapkan menguasai secara fungsional tentang
pendekatan sistem pengajaran, asas pengajaran, prosedur metode
pengajaran yang bervariasi, strategi-tehnik pengajaran, menguasai
secara mendalam serta berstruktur bahan ajar, dan mampu merancang
penggunaan fasilitas media dan sumber pengajar. Dimana asas
27
pengajaran tersebut digunakan sesuai dengan suasana mengajar yang
dihadapi (Asdiqoh :2013 :13)
.
1) Guru menggunakan berbagai macam model pembelajaran
Untuk mengarahkan kegiatan belajar mengajar siswa perlu
menggunakan bebrbagi metode mengajar yang efektif guna untuk
memungkinkan siswa belajar dalam proses mewujudkan
tercapainya tujuan bekajar baik dari segi kognitif, efektif,
psikomotorik (Ali :1992: 71). Dalam proses belajar mengajar
alangkah baiknya menggunakan metode yang beragam agar siswa
mudah memahami materi yang disampaikan serta tidak merasa
jenuh saat proses pembelajaran berlangsung.
2) Guru menggunakan metode sesuai dengan materi pembelajaran
Dalam setiap metode mempunyai keunggulan dan
kelemahan dibandingkan dengan yang lain, tidak ada satu metode
pun dianggap ampuh untuk segala situai. Metode itu dapat
dikatakan ampuh apabila disajikan berdasarkan situasi mengajar
yang relevan atau sesuai dengan materi yang diajarkan (Ali :1992
:78). Sehingga peserta didik mudah memahami dan tidak salah
paham saat penggunaan metode pembelajaran sesuai dengan
materi ajar.
28
d. Pelaksanaan proses belajar mengajar
Guru dalam pelaksaanan proses belajar mengajar disiplin dalam
menggunakan waktu maksudnya bisa menggunakan dan membagi
waktu dengan baik. Karena waktu amat berharga dan salah satu kunci
kesuksesan adalah dengan bisa menggunakan waktu dengan
baik.Usahakan tepat waktu masuk sekolah, begitu pula dengan jam
mengajar kapan masuk dan kapan keluar harus sesuai dengan alokasi
waktu yang ditentukan agar tidak menggangu jam guru lain (Ma’mur
Asmani, 2009: 94).
1) Guru datang sebelum jam pelajaran dimulai.
Untuk melaksanakan tugas dalam meningkatkan proses
belajar mengajar, guru menempati kedudukan sebagai figur
sentral. Di tangan gurulah terletak kemungkinan berhasil atau
tidaknya tujuan pencapaian tujuan belajar mengajar di sekolah
(Rusyan, dkk, 1989: 3). Maka dari itu alangkah baiknya seorang
guru datang ke sekolah sebelum jam pelajaran dimulai.
2) Saat guru tidak bisa hadir tetap memberikan tugas kepada siswa
Dalam mengajar merupakan faktor terpenting dalam
rangka pencapaian keberhasilan belajar mengajar, seorang guru
harus mampu meningkatkan kedisiplinan dalam rangka
mewujudkan generasi penerus yang memiliki intelektual tinggi,
serta membentuk watak bangsa yang bertanggung jawab. guru
29
yang mampu membagi waktunya dengan baik serta melaksanakan
pembelajaran sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.
e. Pengayaan dan remidial terhadap hasil siswa
Evaluasi hasil belajar dilakukan untuk mengetahui perubahan
perilaku dan pembentukan kompetensi peserta didik.
1) Guru melaksanakan program remidial
Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran
remidial di sekolah dibutuhkan dengan adanya karakteristik
tertentu dalam proses dan produk pendidikan (Wijaya :2007 :5).
Remidian adalah perbaikan hasil siswa yang belum mencapai nilai
KKM (kriteria ketuntasan minimal).
2) Guru melaksanakan program pengayaan
Program pengayaan digunakan untuk hasil siswa yang
sudah memenuhi KKM, tetapi untuk mengambil nilai terbesar dari
sebelumnya.
f. Pemberian penilaian sesuai dengan kemampuan.
Fungsi penilaian dalam proses belajar mengajar bermanfaat
ganda bagi siswa dan bagi guru. Penilain hasil belajar dapat
dilaksanakan saat proses belajar mengajar berlangsung.
30
1) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untu menjawab
pertanyanaan yang disampaikan saat proses belajar mengajar berlangsung.
Analisi penelian ini adalah untuk mengetahui siswa setiap
awal pelaksanaan pembelajaran guru harus merangsang kelas agar
kesiapan lebih terarah, dan materi yang disampaikan oleh guru
dapat dipahami dan dapat dengan mudah diserap oleh siswa
(Wijaya :2007 :4).
2) Guru sering memberikan kesempatan untuk menyimpulkan materi
yang disampaikan guru saat akhir pembelajaran.
Penilaian ini digunakan untuk mengetahui seberapa paham
dan mengerti tentang tujuan materi yang diajarkan.
g. Cara penilaian
Dalam penilaian ada beberapa cara atau ragam dalam penilaian
seperti tes tertulis, penilaian kinerja, penilaian portofolio, penilaian
proyek, penilaian hasil kerja, penilaian sikap, penilaian diri, peta
perkembangan hasil belajar, analisis instrumen, dan evaluasi hasil
penilaian (Majid :2008 :195).
1) Guru memberikan penilaian melalui tes harian, uts, dan uas.
Penilaian hasil belajar dapat dilaksanakan dalam dua tahap.
Pertama, tahap jangka pendek, yakni penilaian dilaksanakan guru
pada akhir proses belajar mengajar. Penilaian ini disebut penilaian
formatif. Kedua, tahap jangka panjang, yakni penilaian yang
31
dilaksanakan setelah proses belajar mengajar berlangsung
beberapa kali atau setelah menempuh periode tertentu, misalnya
penilaian tengah semester atau penilaian pada akhir. Penilaian ini
disebut penilaian sumatif ( Abdul Majid : 2008 : 112 ) .
2) Guru memberikan penilaian tentang absensi kehadiran peserta
didik.
Seorang guru tertib mengisi absensi siswa sebelum proses
pembelajaran dimulai. Seorang guru harus terbiasa dan selalu
mengisi absensi siswa dalam rangka mengenal serta memahami
fatak dan karakter siswa. Hal ini dilakukan guru sebagai penilaian
kedisiplinan peserta didiknya.
h. Alat peraga sesuai
Dalam kegiatan belajar mengajar siswa memerlukan sesuatu
yang memungkinkan dia berkomunikasi secara baik dengan guru,
teman, maupun dengan lingkungannya. Kebutuhan akan bimbingan,
bantuan dan perhatian guru yang berbeda untuk setiap individu siswa
(Syaiful Bahri Djamarah : 2002 : 37 – 38 ).
Proses belajar mengajar merupakan suatu rentetan kegiatan
guru menumbuhkan organisasi proses belajar mengajar yang efektif,
yang meliputi : tujuan pengajaran, pengaturan penggunaan waktu luar,
pengaturan ruang dan alat perlengkapan pelajaran di kelas, serta
pengelompokan siswa dalam belajar (Syaiful Bahri
Djamarah:2002:38).
32
1) Guru dalam proses belajar mengajar sering menggunakan media
pembelajaran.
Dalam penyelenggaraan pembelajaran guru menggunakan
teknologi sebagi media. Menyediakan bahan belajar dan
mengadministrasikan dengan menggunakan tekhnologi informasi.
Membiasakan anak berinteraksi dengan teknologi.
2) Guru dalam penggunaan sumber belajar sesuai dengan materi ajar.
Sumber pembelajaran yang dipakai guru harus sesuai
dengan kurikulum pembelajaran yang berlaku seperti buku-buku
materi yang sesuai, pedoman-pedoman materi yang sesuai dengan
kurikulum atau silabus.
i. Pengkondisian terhadap siswa di kelas.
Usaha guru menciptakan situasi sosial kelas yang kondusif
sehingga tercapai pembelajaran yang baik, seorang guru harus mampu
bertindak tegas dan mampu meletakkan segala perkara secara
proposional (Asdiqoh :2013 :31).
1) Guru dapat menciptakan suasana pembelajaran yang
menyenangkan.
Guru mampu mendesain tata ruangan atau posisi duduk
yang nyaman saat proses pembelajaran sehingga siswa merasa
nyaman.
33
2) Guru mengambil dapat mengambil sikap saat proses pembelajaran
berlangsung terjadi keributan atau kegaduhan.
Dalam proses belajar mengajar sering terjadi keramaian
atau keributan, guru dapat membuat suasana kelas menjadi tenang
lagi dan proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik.
i. Memberikan motivasi
Motivasi adalah hal yang sangat penting dalam diri manusia
yang mendorong manusia untuk berkelakuan dan bertindak dengan
cara yang khas. Motivasi dianggap sebagai kemauan biasa untuk
memasuki suatu situasi belajar, kalau seseorang sudah memiliki suatu
motivasi maka ia berada dalam ketegangan dan ia siap mengerjakan
hal-hal yang diperlukan sesuai dengan apa yang dikehendaki
(K.Devies, 1986: 214).
Sebagai guru harus mampu mengarahkan dan dorongan
belajar itu pada peserta didiknya.
1) Guru memberikan nasehat kepada peserta didik
Guru sering memberikan nasehat kepada siswa untuk
menjadi lebih baik. Sehingga siswa merasa termotivasi untuk
berubah menjadi yang lebih baik.
34
2) Guru mambu memberikan dorongan kepada siswa
Guru memberikan bimbingan kepada siswa yang kurang
atau tingkat kemampuan rendah. Guru senatiasa membimbing,
mendorong atau mengarahkan siswa senantiasa giat belajar.
3. Kompetensi Paedagogik Guru Sebagai Salah Satu Penunjang
Keberhasilan Belajar Peserta Didik
Guru mempunyai peranan yang sangat penting terhadap
keberhasilansuatu pembelajaran di sekolah. Di samping itu guru juga
berperan dalamperkembangan potensi pada setiap anak didik agar dapat
berkembangsecara optimal. Oleh sebab itu untuk mewujudkan hal itu,
sebagai seorangpendidik guru haruslah mempunyai kualifikasi akademik
dan kompetensisebagai agen pembelajaran, sebagaimana dalam Standar
NasionalPendidikan (SNP) Pasal 28, bahwa pendidik harus memiliki
kualifikasiakademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran sehat
jasmani danrohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan
pendidikannasional.
Salah satu kompetensi yang harus dimiliki seorang guru
adalahkompetensi paedagogik yang berkaitan dengan pengelolaan
pembelajaran.Salah satu faktor yang paling menentukan dalam
keberhasilan belajaradalah pengelolaan pembelajaran. Lingkungan belajar
yang efektif,kondusif dan menyenangkan akan membawa siswa pada
tahap belajaryang optimal.
35
Oleh karena itu untuk mencapai tujuan yang diharapkan dalam
prosesbelajar mengajar maka setiap guru dituntut untuk memiliki
kompetensi dalam mengelola pembelajaran. Kompetensi pedagogik, yang
merupakan salah satu kompetensiyang harus dimiliki oleh setiap guru
dalam menunjang keberhasilan dalambelajar peserta didik.
4. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam
menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati,
hingga mengimani ajaran agama Islam, dibarengi dengan tuntunan untuk
menghormati penganut agama lain dalam hubungannya dengan kerukunan
antar umat beragama hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa
(Abdul Majid, dan Dian Andayani:2004:130).
Pendidikan menurut Islam atau pendidikan Islami yakni pendidikan
yang dipahami dan dikembangkan dari ajaran dan nilai-nilai fundamental
yang terkandung dalam sumber dasarnya, yaitu Al-Qur’an dan As-
Sunnah.Pendidikan keIslaman atau Pendidikan Agama Islam, yakni upaya
mendidik agama Islam atau ajaran Islam dan nilai-nilainya, agar menjadi
way of life (pandangan dan sikap hidup) seseorang (Muhaimin : 2001:29-
30).
Dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar
yang dilakukan pendidik (guru) terhadap anak didik dalam hubungan
dengan pemberian pengaruh, bimbingan mengenai ajaran Islam, agar anak
36
didik dapat memahami, menghayati, mengamalkan ajaran-ajaran agama
Islam yang telah diyakininya secara menyeluruh. Serta menjadikan ajaran
agama itu sebagai suatu pandangan hidup demi keselamatan dan
kesejahteraan hidup di dunia maupun di akhirat kelak.
5. Dasar Pendidikan Agama Islam
a. Dasar Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam
Pendidikan Agama Islam tentu mempunyai dasar dan juga landasan
yang kuat untuk berpijak yang membawa kemana arah semua kegiatan
Pendidikan Agama Islam. Dengan landasan tersebut umat Islam akan lebih
mantap dalam melaksanakan dan mengembangkannya.
Adapun landasan yang dipergunakan meliputi:
1) Dasar Yuridis/Hukum
Merupakan suatu dasar-dasar yang berasal dari peraturan atau
perundangan yang secara langsung atau tidak langsung dapat dijadikan
pegangan dalam pelaksanaan Pendidikan Agama Islam :
a) Dasar Struktural atau Konstitusional, yaitu UUD 1945 dalam bab XI
pasal 29 ayat 1 dan 2 yang berbunyi :
(1) Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa
37
(2) Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk
agama masing-masing dan beribadah menurut agama dan kepercayaannya
itu (Mahkamah Konstitusi RI:2006:82)
b) Dasar operasional
Yaitu Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional:
(1) Pasal 30 ayat 1
Pendidikan keagamaan diselenggarakan oleh Pemerintah dan
kelompok masyarakat dari pemeluk agama, sesuai dengan Peraturan
Perundang-undangan.
(2) Pasal 30 ayat 2
Pendidikan keagamaan berfungsi mempersiapkan peserta didik
menjadi anggota masyarakat yang memahami dan mengamalkan nilai-nilai
ajaran agamanya dan menjadi ahli ilmu agama (Redaksi Sinar
Grafika:2003:16).
2) Dasar Religius
Dasar religius adalah dasar yang bersumber dari ajaran Islam (Al
Qur’an dan Al Hadist). Menurut Islam Pendidikan agama Islam perintah
Allah merupakan perwujudan dari ibadah kepada Nya.
38
Dalam Al Qur’an dan Hadist banyak dijelaskan mengenai hal tersebut,
antara lain :
a. Qur’an Surat An Nahl : 125
125. serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah[845]
dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.
Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang
tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang
yang mendapat petunjuk.
Hikmah: ialah Perkataan yang tegas dan benar yang dapat
membedakan antara yang hak dengan yang bathil (Departemen Agama
Republik Indonesia:2004:383).
b. Qur’an Surat Az Zumar : 9
9. (apakah kamu Hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah
orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri,
sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat
Tuhannya? Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui
dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang
berakallah yang dapat menerima pelajaran(Departemen Agama Republik
Indonesia:2004 : 460).
39
Dari beberapa ayat diatas dapat diambil suatu pengertian bahwa setiap
manusia diperintahkan untuk memenuhi kewajibannya untuk menuntut
ilmu dan mengajarkan ilmu pengetahuan dalam rangka mendidik diri
sendiri, keluarga, maupun lebih luas lagi yakni masyarakat untuk menuju
ke jalan kebenaran sesuai dengan petunjuk Allah SWT.
3) Aspek Psikologis
Psikologis yaitu dasar yang berhubungan dengan aspek kejiwaan
kehidupan bermasyarakat. Hal ini didasarkan bahwa dalam hidupnya,
manusia baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat
dihadapkan pada hal-hal yang membuat hatinya tidak tenang dan tidak
tenteram sehingga memerlukan adanya pegangan hidup. Sebagaimana
dikemukakan oleh Zuhairini dkk. bahwa semua manusia di dunia ini selalu
membutuhkan adanya pegangan hidup yang disebut agama. Mereka
merasakan bahwa tempat mereka berlindung dan tempat mereka memohon
pertolongan Nya. Hal semacam ini terjadi pada masyarakat yang masih
primitif maupun masyarakat yang sudah modern. Mereka merasa tenang
dan tenteram hatinya kalau mereka dapat mendekat dan mengabdi kepada
Zat Yang Maha Kuasa (Abdul Majid:2004:13).
Dari uraian di atas telah jelas bahwa manusia di dunia memerlukan
adanya pegangan hidup yaitu agama. Dengan agama kita dapat
mendekatkan diri kepada Allah hati akan merasa tenang dan tentram.
40
6. Tujuan Pendidikan Agama Islam
Pendidikan agama Islam di sekolah atau madrasah bertujuan untuk:
a. Menumbuhkan keimanan melalui pemberian pengetahuan tentang
agama Islam.
b. Meningkatkan keimanan melalui pemupukan pengetahuan,
penghayatan, pengalaman serta pengalaman peserta didik tentang
agama Islam. Sehingga menjadi manusia muslim yang terus
berkembang dalam hal keimanan, ketakwaannya, berbangsa dan
bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan
yang lebih tinggi (Abdul Majid:2004:135).
c. penanaman nilai-nilai Islam dan tidak dibenarkan melupakan etika
sosial/moralitas sosial.
Penanaman nilai-nilai ini juga dalam rangka menuai keberhasilan
hidup didunia bagi anak didik yang kemudian akan mampu
membuahkan kebaikan diakhirat kelak.
Bagi umat Islam pendidikan agama yang wajib diikutinya adalah
Pendidikan Agama Islam. Dalam hal ini Pendidikan Agama Islam
mempunyai tujuan kurikuler yang penjabaran dari tujuan pendidikan
nasional sebagaimana yang terdapat dalam Undang-undang Sistem
Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003, yaitu Pendidikan Nasional
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
41
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab (Abdul
Majid:2004:136).
7. Fungsi Pendidikan Agama Islam
Kurikulum Pendidikan Agama Islam baik untuk sekolah atau madrasah
mempunyai fungsi tentunya memiliki fungsi, adapun fungsi dari
Pendidikan Agama Islam itu sendiri sebagai berikut :
a. Pengembangan Penanman iman dan taqwa.
Pada dasarnya dan pertama kewajiban menanamkan keimanan dan
ketakwaan dilakukan oleh setiap orang tua dalam keluarga. Sekolah
berfungsi untuk menumbuh kembangkan lebih lanjut dalam diri anak
melalui bimbingan, pengajaran dan pelatihan agar keimanan dan
ketakwaan tersebut dapat berkembang secara optimal sesuai dengan
tingkat perkembangannya sehingga meningkatkan keimanan dan
ketakwaan peserta didik kepada Allah SWT yang telah ditanamkan dalam
lingkungan keluarga.
b. Penanaman nilai sebagai pedoman hidup untuk mencari
kebahagiaan hidup di dunia maupun di akhirat.
c. Penyesuaian mental, penyesuaian mental untuk menyesuaikan diri
dengan lingkungannya baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial
dan dapat mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran agama Islam.
42
Penyesuaian mental, yaitu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya
sesuai dengan ajaran-ajaran agama Islam.
d. Perbaikan
Perbaikan untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan, kekurangan dan
kelemahan peserta didik dalam keyakinan, pemahaman dan pengalaman
ajaran dalam kehidupan sehari-hari.
e. Pencegahan
Pencegahan untuk menangkal hal-hal negatif dari lingkungannya atau
dari budaya lain yang dapat membahayakan dirinya dan menghambat
perkembangannya menuju manusia Indonesia seutuhnya.
f. Pengajaran tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum
(alam nyata dan nir-nyata), sistem dan fungsionalnya.
g. Penyaluran
Penyaluran untuk menyalurkan anak- anak yang memiliki bakat
khusus dipandang agama Islam agar bakat tersebut dapat berkembang
secara optimal sehingga dapat dimanfaatkan untuk dirinya sendiri dan bagi
orang lain. (Abdul Majid:2004:135-136).
43
B. Gaya belajar
1. Pengertian Gaya Belajar
Kemampuan seseorang untuk memahami dan menyerap pelajaran
sudah pasti berbeda tingkatnya. Ada yang cepat, sedang, dan ada pula
yang sangat lambat. Oleh karena itu, mereka seringkali harus menempuh
cara berbeda untuk bisa memahami sebuah informasi atau pelajaran yang
sama. Gaya belajar merupakan cara belajar yang khas bagi siswa
(Winkel:2005:164).
Apapun cara yang dipilih, perbedaan gaya belajar itu menunjukkan
cara tercepat dan terbaik bagi setiap individu untuk bisa menyerap sebuah
informasi dari luar dirinya. Jika kita bisa memahami bagaimana perbedaan
gaya belajar setiap orang itu, mungkin akan lebih mudah bagi kita jika
suatu ketika, misalnya, kita harus memandu seseorang untuk mendapatkan
gaya belajar yang tepat dan memberikan hasil yang maksimal bagi dirinya
(Hamzah Uno, dkk:2004:212).
Menurut Bobbi DePorter dan Mike Hernacki gaya belajar merupakan
suatu kombinasi dari bagaimana seseorang menyerap, dan kemudian
mengatur serta mengolah informasi. (DePorter, Bobbi & Hernacki, Mike:
2000 : 110-112.)
Gaya belajar bukan hanya berupa aspek ketika menghadapi informasi,
melihat, mendengar, menulis dan berkata tetapi juga aspek pemrosesan
informasi sekunsial, analitik, global atau otak kiri-otak kanan, aspek lain
44
adalah ketika merespon sesuatu atas lingkungan belajar (diserap secara
abstrak dan konkret).
Menurut Nasution gaya belajar atau “learning style” siswa yaitu cara
siswa bereaksi dan menggunakan perangsang-perangsang yang
diterimanya dalam proses belajar (Nasution:2008:93).
Para peneliti menemukan adanya berbagai gaya belajar pada siswa
yang dapat digolongkan menurut kategori-kategori tertentu. Mereka
berkesimpulan, bahwa :
(1) Tiap murid belajar menurut cara sendiri yang kita sebut gaya
belajar.
(2) Kita dapat menemukan gaya belajar itu dengan instrumen tertentu.
(3) Kesesuaian gaya mengajar dengan gaya belajar mempertinggi
efektivitas belajar.
Informasi tentang adanya gaya belajar yang berbeda-beda mempunyai
pengaruh atas kurikulum, administrasi, dan proses mengajarbelajar.
Masalah ini sangat kompleks, sulit, memakan waktu banyak, biaya yang
tidak sedikit, frustasi. (Nasution:2008:93).
Dari pengertian-pengertian di atas, disimpulkan bahwa gaya belajar
adalah cara yang cenderung dipilih siswa untuk bereaksi dan
menggunakan perangsang-perangsang dalam menyerap dan kemudian
mengatur serta mengolah informasi pada proses belajar.
45
2. Klasifikasi Gaya Belajar
a. Gaya Belajar Visual
Gaya belajar visual (visual learner) menitikberatkan ketajaman
penglihatan. Artinya, bukti-bukti konkret harus diperlihatkan terlebih
dahulu agar siswa paham. Ciri-ciri siswa yang memiliki gaya belajar
visual adalah kebutuhan yang tinggi untuk melihat dan menangkap
informasi secara visual sebelum ia memahaminya. Siswa yang memiliki
gaya belajar visual menangkap pelajaran lewat materi bergambar. Selain
itu, ia memiliki kepekaan yang kuat terhadap warna, disamping
mempunyai pemahaman yang cukup terhadap masalah artistik. Hanya saja
biasanya ia memiliki kendala untuk berdialog secara langsung karena
terlalu reaktif terhadap suara, sehingga sulit mengikuti anjuran secara lisan
dan sering salah menginterpretasikan kata atau ucapan .
Ciri-ciri seseorang yang memiliki gaya belajar visual di antaranya
;(Bobby De Porter dan Mike Hernacki: 2005: 116).
1) Selalu rapih dan teratur.
2) Berbicara dengan cepat.
3) Teliti pada detail.
4) Mementingkan penampilan, baik dalam hal pakaian maupun
presentasi.
5) Pengeja yang baik dan dapat melihat kata- kata yang sebenarnya
dalam pikiran mereka.
46
6) Mengingat apa yang dilihat dari pada yang didengar.
7) Mengingat dengan asosiasi visual.
8) Pembaca cepat dan tekun.
9) Suka membaca daripada dibacakan.
10) Suka mencoret-coret tanpa arti bila sedang berbicara atau mendengar.
11) Sering menjawab pertanyaan dengan singkat seperti ya dan tidak.
12) Lebih suka memperagakan dari pada berbicara.
13) Lebih suka seni daripada musik.
14) Seringkali mengetahi apa yang harus dikatakan, tetapi tidak
pandaimemilih kata- kata.
15) Kadang- kadang kehilangan konsentrasi ketika mereka ingin
memperhatikan.
16) Lebih mudah mengingat jika dibantu gambar.
Secara sederhana kita dapat menyesuaikan cara mengajar kitadengan
gaya belajar siswa, di antaranya untuk siswa Visual (Bobby De Porter dan
Mike Hernacki: 2005: 110).
1) Gunakan simbol-simbol dalam memberikan konsep pada siswa.
2) Dorong siswa untuk menguatkan konsepnya dengan menggunakan
symbol/warna.
3) Gunakan salinan kata kunci yang dibagikan kepada siswa, selanjutnya
siswa mendefinisikan dengan bahasanya sendiri.
4) Gunakan gambar berwarna, grafik, tabel sebagai media pembelajaran.
47
b. Gaya Belajar Auditorial
Gaya belajar auditori mempunyai kemampuan dalam hal menyerap
informasi dari pendengaran. Metode pembelajaran yang tepat untuk
pembelajar model seperti ini harus memperhatikan kondisi fisik dari
pembelajar. Anak yang mempunyai gaya belajar auditori dapatbelajar
lebih cepat dengan menggunakan diskusi verbal danmendengarkan apa
yang guru katakan (Farhan shota: 2009).
Ciri-ciri seseorang yang memiliki gaya belajar auditorial
diantaranya(Bobby DePorter dan Mike Hernacki:118:12):
1) Mudah terganggu oleh keributan.
2) Menggerakkan bibir mereka dan mengucapkan tulisan dibuku ketika
membaca.
3) Senang membaca dengan keras dan mendengarkan.
4) Dapat mengulangi kembali dan menirukan nada.
5) Merasa kesulitan untuk menulis, tetapi hebat dalam bercerita.
6) Berbicara dalam irama yang terpola.
7) Biasanya pembicara yang fasih.
8) Lebih suka musik dari pada seni.
9) Belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan
48
dari pada yang dilihat.
10) Suka berbicara, suka berdiskusi, dan menjelaskan sesuatu panjang
Lebar.
11) Lebih pandai mengeja dengan keras daripada menuliskannya.
12) Lebih suka gurauan lisan daripada membaca komik.
Secara sederhana kita dapat menyesuaikan cara mengajar kita dengan
gaya belajar siswa, di antaranya untuk siswa auditorial :
1) Variasikan vokal saat memberikan penjelasan, seperti intonasi, volume
suara, ataupun kecepatannya.
2) Gunakan pengulangan-pengulangan konsep yang sudah diberikan.
3) Tutor sebaya.
4) Ubahlah konsep ke dalam bentuk irama/lagu.
5) Selingi dengan musik.
c. Gaya Belajar Kinesteik
Gaya belajar kinestetik merupakan aktivitas belajar dengan cara
bergerak, bekerja dan menyentuh. Pembelajar tipe ini mempunyai
keunikan dalam belajar selalu bergerak, aktivitas panca indera, dan
menyentuh. Pembelajar ini sulit untuk duduk diam berjam-jam karena
keinginan mereka untuk beraktifitas dan eksplorasi sangatlah kuat.
49
Belajar melalui aktivitas fisik seperti bergerak, menyentuh dan
merasakan ( Rose, Colin dan Malcolm j.Nicholl: 2002: 130-131).
Ciri-ciri seseorang yang memiliki gaya belajar kinestetik di antaranya ;
1) Berbicara dengan perlahan.
2) Mudah terganggu oleh keributan.
3) Menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian mereka.
4) Selalu berorientasi pada fisik dan banyak bergerak.
5) Mempunyai perkembangan awal oto-otot yang besar.
6) Belajar melalui memanipulasi dan praktik.
7) Menghafal dengan cara berjalan dan melihat.
8) Menggunakan jari sebagai petunjuk ketika membaca.
9) Banyak mengggunakan isyarat tubuh.
10) Tidak dapat duduk diam untuk waktu lama.
Secara sederhana kita dapat menyesuaikan cara mengajar kita dengan
gaya belajar siswa, di antaranya untuk siswa kinestetik :
1) Gunakan selalu alat Bantu saat mengajat agar timbul rasa ingin tahu
Siswa.
2) Saat membimbing secara periorangan biasakan berdiri/duduk di
50
samping siswa.
3) Buat aturan main agar siswa boleh melakukan bayak gerak di dalam
Kelas.
4) Peragakan konsep, sambil siswa memahaminya secara bertahap.
5) Biasakan berbicara kepada setiap siswa secara pribadi saat di dalam
Kelas.
6) Gunakan drama/simulasi konsep.
3. Faktor – faktor yang mempengaruhi gaya belajar siswa
Secara umum ada beberapa faktor yang saling memengaruhi dalam
proses individu belajar sehingga menentukan kualitas hasil
belajarnya.Faktor-faktor gaya belajar dibedakan atas dua kategori, yaitu
faktor internal dan faktor eksternal.
a. Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri
individu dan dapat memengaruhi gaya belajar individu. Faktor-faktor
internal ini meliputi faktor jasmani, faktor psikologis dan faktor kelelahan
(Slameto :1991:56).
51
1) Faktor jasmani
a) Faktor kesehatan
Kesehatan adalah dalam keadaan baik segenap badan beserta bagian-
bagian atau bebas dari penyakit.
Dalam proses belajar seseorang dapat terganggu jika kesehatan nya
terganggu seperti cepat pusing, tidak bersemangat, terasa ngatuk, badan
lemas dan lain-lain.
Agar seseorang dapat belajar denga baik harusnya mengusahakan
kesehatan badanya tetap terjamin dengan mengatur pola kesehataan seperti
olahraga, istirahat yang cukup, makan-makanan yang menyehatkan.
b) Faktor psikologis
Faktor –faktor psikologis adalah keadaan psikologis seseorang yang
dapat memengaruhi proses gaya belajar. Beberapa factor psikologis yang
utama mempengaruhi proses gaya belajar adalah kecerdasan siswa,
motivasi , minat, sikap dan bakat.
1) Kecerdasan /intelegensia siswa
Pada umumnya kecerdasan diartikan sebagai kemempuan psiko-fisik
dalam mereaksikan rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan
melalui cara yang tepat. Dengan demikian, kecerdasan bukan hanya
berkaitan dengan kualitas otak saja, tetapi juga organ-organ tubuh lainnya.
Namun bila dikaitkan dengan kecerdasan, tentunya otak merupakan organ
52
yang penting dibandingkan organ yang lain, karena fungsi otak itu sebagai
organ pengendali tertinggi dari hampir seluruh aktivitas manusia.
Intelegensi atau Kecerdasan besar pengaruhnya terhadap kemajuan
belajar. Dalam situasi yang sama, siswa yang mempunyai tingkat
intelegensi yang tinggi akan lebih berhasil daripada yang mempunyai
tingkat intelegensi yang rendah.(Slameto :1991:58).
2) Motivasi
Motivasi adalah salah satu faktor yang memengaruhi keefektifan
kegiatan belajar siswa. Motivasilah yang mendorong siswa ingin
melakukan kegiatan belajar. Para ahli psikologi mendefinisikan motivasi
sebagai proses di dalam diri individu yang aktif, mendorong, memberikan
arah, dan menjaga perilaku setiap saat.
Dari sudut sumbernya motivasi dibagi menjadi dua, yaitu motivasi
intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah semua faktor
yang berasal dari dalam diri individu dan memberikan dorongan untuk
melakukan sesuatu. Seperti seorang siswa yang gemar membaca, maka ia
tidak perlu disuruh-suruh untuk membaca, karena membaca tidak hanya
menjadi aktifitas kesenangannya, tapi bisa jadi juga telah mejadi
kebutuhannya. Dalam proses belajar, motivasi intrinsik memiliki pengaruh
yang efektif, karena motivasi intrinsik relatif lebih lama dan tidak
tergantung pada motivasi dari luar(ekstrinsik).
53
Motivasi ekstrinsik adalah faktor yang datang dari luar diri individu
tetapi memberi pengaruh terhadap kemauan untauk belajar. Seperti pujian,
peraturan, tata tertib, teladan guru, orangtua, danlain sebagainya.
Kurangnya respons dari lingkungansecara positif akan memengaruhi
semangat belajar seseorang menjadi lemah.Unsur-unsur yang
mempengaruhi motivasi belajar antara lain:
a. Cita-cita dan apresiasi siswa
b. Kemampuan siswa
c. Kondisi siswa
d. Kondisi lingkungan siswa
e. Kondisi proses pembelajaran
f. Usaha guru dalam membangun motivasi siswa
3) Minat
Secara sederhana, minat kecenderungan dan kegairahan yang tinggi
atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Menurut (Reber Syah, 2003)
minat bukanlah istilah yang popular dalam psikologi disebabkan
ketergantungannya terhadap berbagai faktor internal lainnya, seperti
pemusatan perhatian, keingintahuan, motivasi, dan kebutuhan.Namun
lepas dari kepopulerannya, minat sama halnya dengan kecerdasan dan
motivasi, karena memberi pengaruh terhadap aktivitas belajar, ia akan
tidak bersemangat atau bahkan tidak mau belajar.
4) Sikap
54
Sikap adalah gejala internal yang mendimensi afektif berupa
kecenderungan untuk mereaksi atau merespons dengan cara yang relatif
tetap terhadap obyek, orang, peristiwa dan sebagainya, baik secara positif
maupun negatif. Sikap siswa dalam belajar dapat dipengaruhi oleh
perasaan senang atau tidak senang pada performan guru, pelajaran, atau
lingkungan sekitarnya.
5) Bakat
bakat adalah kemampuan seseorang menjadi salah satukomponen yang
diperlukan dalam proses belajar seseorang. Apabila bakat seseorang sesuai
dengan bidang yang sedang dipelajarinya, maka bakat itu akan mendukung
proses belajarnya sehingga kemungkinan besar ia akan berhasil.
b. Faktor eksternal
Selain karakteristik siswa atau faktor-faktor eksternal juga dapat
memengaruhi proses belajar siswa. Faktor-faktor eksternal yang
memengaruhi belajar dapat digolongkan menjadi 3 golongan, yaitu faktor
keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat. (Slameto: 1991 :62)
1) Faktor keluarga
Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa
cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah
tangga dan keadaan ekonomi keluarga.
55
2) Faktor sekolah
Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup metode
mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa,
disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pembelajaran,
keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah.
3) Faktor masyarakat
Pengaruh ini terjadi karena kebenarana adanya siswa dalam
masyarakat. Beberapa kekgiatan siswa dalam masyarakat, yang semuanya
mempengaruhi belajar siswa (Slameto :1991:72).
D. HUBUNGAN KOMPETENSI PAEDAGOGIK GURU PAI DENGAN
GAYA BELAJAR SISWA.
Dalam terjadinya proses belajar mengajar merupakan suatu pekerjaan yang
bersifat profesional, yang harus dilaksanakan dan dikerjakan dengan penuh
tanggung jawab, ketekunan, kesabaran dan penuh perhatian, serta penggunaan
metode dan strategi yang benar.Guru mempunyai peranan yang sangat penting
terhadap keberhasilan suatu pembelajaran di sekolah. Di samping itu guru juga
berperan dalam perkembangan potensi pada setiap anak didik agar dapat
berkembang secara optimal. Oleh sebab itu untuk mewujudkan hal itu, sebagai
seorang pendidik guru haruslah mempunyai kualifikasi akademik dan kompetensi
sebagai agen pembelajaran, sebagaimana dalam Standar Nasional Pendidikan
(SNP) Pasal 28, bahwa pendidik harus memiliki kualifikasiakademik dan
56
kompetensi sebagai agen pembelajaran sehat jasmani dan rohani, serta memiliki
kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Salah satu kompetensi yang harus dimiliki seorang guru adalah
kompetensi pedagogik yang berkaitan dengan pengelolaan pembelajaran.Guru
Pendidikan Agama Islam ( PAI) dalam mengajar memiliki pengaruh yang begitu
besar terhadap gaya belajar siswa.
Pada awal tadi telah dijelaskan bahwa gaya belajar merupakan kunci untuk
mengembangkan kinerja dalam pekerjaan, sekolah, dan dalam situasiantar pribadi.
Dengan begitu gaya belajar akan mempengaruhi seseorang dalam menyerap dan
mengolah informasi. Perbedaaan gaya belajar itu menunjukkan cara tercepat dan
terbaik bagi setiap individu bisa menyerap sebuah informasi dari luar dirinya.
Olehkarena itu, sebagai seorang guru bisa memahami bagaimana perbedaan
gayabelajar pada siswanya, dan mencoba menyadarkan siswanya akan
perbedaantersebut, mungkin akan lebih mudah bagi guru untuk menyampaikan
informasi secara lebih efektif dan efisien.
Hal ini dapat dilihat pada proses kegiatan belajar mengajar dimana siswa
tidak bisa mengerjakan tugas dengan baik, tidak bisa serius dalam belajarnya,
tidak aktif, siswa cenderung seenaknya, dan yang memprihatinkan adalah prestasi
anak menjadi menurun.
Berbeda dengan beberapa guru yang salah satu faktor yang paling
menentukan dalam keberhasilan belajar adalah pengelolaan pembelajaran.
Lingkungan belajar yang efektif, kondusif dan menyenangkan akan membawa
siswa pada tahap belajar yang optimal. Efektivitas guru mengajar, dapat dilihat
57
dari seberapa besar peserta didik memperoleh informasi/ilmu pengetahuan baru.
Hal ini dapat dijadikan salah satu ukuran keberhasilan guru dalam mengajar.
Biasanya siswa dalam memahami materi ditentukan oleh ketertarikan siswa
kepada guru. Ketertarikan terhadap guru ditentukan oleh bagaimana karakteristik
atau mentalitas guru dalam melaksanakan pembelajaran, seperti bagaimana guru
menjelaskan materi pelajaran, bagaimana gurumenggunakan metode mengajar,
bagaimana guru menggunakan media, dan bagaimana guru melakukan
komunikasi kepada siswa. Justru yang memiliki peluang besar siswa memiliki
ketertarikan kepada guru ditentukan oleh kualitas hubungan antara guru dengan
siswa. Jika guru memiliki hubungan yang kurang harmonis, maka siswa sulit
memiliki ketertarikan kepada guru. Dan juga sebaliknya. Oleh sebab itu, guru
harus mengetahui bagaimana keadaan siswa tersebut serta guru harus mengetahui
taraf kematangan dan pengetahuan setiap siswanya.
Sebagai penulis memberikan hipotesis yang berbunyi untuk mencapai
tujuan yang diharapkan dalam proses belajar mengajar maka setiap guru dituntut
untuk memiliki kompetensi dalam mengelola pembelajaran. Kompetensi yang
dimaksudadalah kompetensi pedagogik, yang merupakan salah satu kompetensi
yang harus dimiliki oleh setiap guru dalam meningkatkan gaya belajar belajar
peserta didik.
58
BAB III
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Letak Geografi
SMP Nusantara Tuntang terletak di Jl Raya Muncul Salatiga
Gedangan Tuntang, Desa Gedangan Kecamatan Tuntang Kabupaten
Semarang. SMP Nusantara ini terletak di desa Gedangan.
2. Sejarah Berdirinya
SMP Nusantara Tuntang ini didirikan atau beroprasi pada tahun
Tahun 1993 / Tahun 1995/1996. SMP Nusantara Tuntang ini milik
Yayasan, dengan nama Yayasan Serba Guna yang beralamat di Desa
Gedangan RT.01RW.06 Kec.Tuntang.
3. Visi dan Misi
VISI & MISI SMP Nusantara Tuntang
a. Visi
- Utama dalam Iman dan taqwa maju dalam ilmu
- Terampil dalam karya peduli pada lingkungan
b. Misi
- Menumbuhkan penghayatan dan pengamalan Agama Islam dalam
- Kehidupan di sekolah ,keluarga maupun di masarakat
- Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif
- Mengembangkan kemampuan bakat dan prestasi
- Melestarikan seni serta mengembangkan seni dan budaya
- Menghasilkan karya yang berdaya guna
- Mengembangkan sikap peduli dan tanggap pada lingkungan
59
4. Struktur Organisasi
Untuk memperlancar program kerja organisasi serta
terselenggaranya kerjasama yang baik dan harmonis agar semua
kegiatan dapat terkontrol dan terorganisai dengan baik, maka SMP
Nusantara Tuntang membentuk kepengurusan. Adapun struktur
organisasi SMP Nusantara Tuntang dapat dilihat pada lampiran –
lampiran.
5. Keadaan Guru dan Siswa
a. Keadaan Guru
Guru dalam dunia kependidikan mempunyai peranan yang
sangat penting menetukan keberhasilan kependidikan. Ia bukan
hanya bisa menyampaikan ilmu pengetahuan kepada murid –
muridnya, namun juga harus mampu mendidik mereka. Tenaga
pengajar di SMP Nusantara Tuntang pada tahun 2013 /2014
berjumlah 15 guru terdiri dari 6 laki – laki dan 9 guru perempuan.
Mereka merupakan guru yang berkompeten di bidangnya masing –
masing.
b. Keadaan Siswa
Salah satu komponen terpenting dalam proses belajar
mengajar selain guru adalah siswa atau peserta didik. Tanpa
adanya siswa maka pembelajaran tidak akan berjalan sebagaimana
mestinya. Sebagian besar siswa yang belajar di SMP Nusantara
Tuntang Memiliki latar belakang keluarga yang sederhana. Siswa
di SMP Nusantara Tuntang Kabupaten Semarang pada tahun ajaran
2013/2014 sebanyak 61 siswa.
60
TABEL 3.1KEADAAN JUMLAH SISWA
No Nama
Rombel Tingkat
Jumlah Siswa Wali Kelas
L P Jumlah
1 kelas VII 7 6 8 14 Sri Widyaningsih,S Pdi
2 kelas VIII 8 12 10 22 Samsul Huda,S.Ag
3 kelas IX 9 13 12 25 Dra Titi Mulyani
Total 31 30 61
6. Sarana dan Prasarana
Proses belajar mengajar dapat berlangsung dengan baik dan lancar
apabila didukung dengan sarana dan prasarana. Keberadaan sarana dan
prasarana yang memadai disetiap sekolah sangatlah menunjang dan
menentukan keberhasilan kependidikan. sarana dan prasarana SMP
Nusantara Tuntang Kabupaten Semarang adalah sebagai berikut:
a. Kepemilikan Tanah / Bangunan : Milik Yayasan
- Luas Tanah / status : 1.750 m2 / Wakaf
- Luas Bangunan : 576 m2 ( dibuat dua lantai )
b. Ruang Gedung
TABEL 3.2 Data Prasarana
1) Data Prasarana
No Nama Prasarana
P
(m)
L (m)
Kondisi Prasarana
Atap Dinding Kusen Pondasi Lantai
1 Ruang .OSIS 2 2 Baik Baik baik baik baik
2 Perpustakaan 9 7 Baik Baik baik baik baik
3 kantor kasek 4 3 Baik Baik baik baik baik
4 ruang guru 6 4 Baik Baik baik baik baik
5 KAMAR KECIL 2 2 Baik Baik baik baik baik
6 ketrampilan 9 7 Baik Baik baik baik baik
7 Ruang IX 9 6 Baik Baik baik baik baik
61
8 Ruang kelas VII 9 7 Baik Baik baik baik baik
9 Ruang kelas VIII 9 7 Baik Baik baik baik baik
10 ketrampilan 9 7 Baik Baik baik baik baik
11 KAMAR KECIL 2 2 Baik Baik baik baik baik
12 Ruang .TU 6 4 Baik Baik baik baik baik
13 GUDANG 2 2 Baik Baik baik baik baik
2) Data Sarana
No Jenis Sarana Jumlah Letak Keterangan
1 Meja Guru 12 Undefined baik
2 Kursi Siswa 25 Ruang kelas VIII baik
3 Meja Siswa 25 Ruang kelas VII baik
4 Kursi Siswa 25 Ruang kelas VIII baik
5 Meja Siswa 25 Ruang IX baik
6 Kursi Siswa 25 Ruang IX baik
7 Meja Siswa 25 Ruang kelas VII baik
Total 162
c. Data peralatan
TABEL 3.3DATA PERALATAN
1) Alat-alat
Nama Alat Jumlah Keterangan
1. Alat Musik - -
2. Alat Lab IPA - -
3. Alat Olah Raga - Belum lengkap
4. ALat Lab Bahasa - -
5. Alat Lab IPS - -
62
B. Penyajian Data Hasil Penelitian
Setelah melalui penyebaran angket, pengumpulan data melalui data
observasi, dan dokumentasi di lapangan, terlebih dahulu di sajikan bentuk
data guna memperlancar langkah suatu penelitian.
Berikut ini penulis lampirkan data responden dari hasil penelitian di SMP
Nusantara Tuntang :
1. Daftar Responden
Dalam daftar responden berikut berisi nama-nama orang yang dijadikan
objek penelitian. Untuk itu lebih jelasnya penulis sajikan dalam bentuk
tabel sebagai berikut:
Tabel 3.4 Daftar nama responden siswa kelas VII
No Nama
1. Agus Siswoyo
2. Ahmad Agus Setiawan
3. Ahmad Sugianto
4. Ayu Terdi Astuti
5. Dwi Retno W
6. Dwi Maryani
7. Istiqomah
8. Lutfi Munawaroh
9. Maulida Yulianti
10. Siti Mutmainah
11. Suryo Dwi Santoso
12. Muhammad Irfan
13. Muhammad Noor Kholiq
14. Muhammad Said Sadad
63
Tabel 3.5 Daftar nama responden siswa kelas VIII
No Nama
1. Abdul Khafid
2. Ali Prabowo
3. Andri Susanto
4. Andrianto Dwi Bagus
5. Bagas Setiawan
6. Dwi Lestari
7. Endah Suryani
8. Eka Andiyani
9. Fery Dwi Nugroho
10. Joko Legowo
11. Monica Candra Putri
12. Nadia Eva Yuliana
13. Ratna Wulan Dari
14. Ririn Dwi Lestari
15. Rizqi Prayoga
16. Wahyu Mona Sari
17. Yuli Sapto Maryani
18. Muhammad Syafrizal Nur Faizin
19. Martha Berlian Sa’adah
20 Dio Vani Bukif
21 Ganang Lintang
22 Wildan
64
2. Data Hasil Angket
a. Jawaban Angket Kompetensi Paedagogik Guru PAI
Dari hasil penyebaran angket kompetensi paedagogik guru
PAI yang jumlah soal angketnya adalah 20 soal mendapatkan hasil
sebagai berikut:
Tabel 3.6 Hasil Data Tentang Kompetensi Paedagogik Guru PAI
No
Jawaban Angket
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 A A C A C C B A C B B A C C A C B B C C
2 C B C B A B A A C B A A C A C C B C A B
3 B B A A C B B B C C B A A A B C B A A A
4 C B B C B B B B A A A A A A A B A A A A
5 C A B B B A B A A A A B A A A A A A A A
6 A A B B B A A A A A A A A B A A A A A A
7 A A C B B A A C A A A A C A A A A A A C
8 A A C C C B B B A A B A C C C A B C C C
9 A B B B B B A B A A B B B B A B B A A A
10 A A B A B A A A A A A A B A A A A A A A
11 A A A A B A A B A C C A C C A A A A A A
12 B B B B C C B B A C A A C C C C A C A A
13 B B C A B A A B C A A A C B C C B B A C
14 A C C C C C C C A C A C C C C C C C A C
15 A A A B A B B A A B B A A B B B A B A B
16 A A A A A A A A A A A A B B B B B B A A
17 A A A A A A B B B B A A B B C A A A A A
18 A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A
19 A B B B B B B B A A A A A A C A A A A A
20 A A B A A B A A A B B A A A A A A A A A
21 A A A A A A A B A B A A C B B A A B B B
22 A A A A B A B A A A B B A B A A A A A B
23 A A A A A A A A A B B A B A A C A A A A
24 A A A A B B A A A A B B B B B B B B B B
25 A A B B B B B B B B A A A A B B A A A A
26 B B B B B B B B A A A A A A A A A A A A
27 A C A A A A A A A A B A B B B B A B A B
28 C C C C A A A A A A A A A A C A A C C B
29 A A A A B A A A A A A B B B B A A A A B
30 A B B A A A A A A A B B A A A A A B A A
31 A B A A A B B B A A B B A B A A A A A B
32 C A B A B A B B A A A A A B A A A A A A
33 A A B B A A B B B B A A B B A B A A A B
34 B B B B B A A A B B B A A A A A A A A A
35 A A A A A A A B A B A A B A A A A A A A
36 B B B B B B A A A A B B A A A A B B B B
65
3. Data Kompetensi Gaya Belajar Siswa
a. Jawaban Angket gaya belajar siswa
Dari hasil penyebaran angket gaya belajar siswa yang jumlah soal
angketnya adalah 20 soal mendapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 3.7Hasil Data Tentang Gaya Belajar Siswa
No
Jawaban Angket
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 C C C C C C C C A A C A C A C C C C C C
2 A B B C A A C A A A A B A A C C A A C A
3 B B B B A A A A A A B B B A B A B A A B
4 B B B C B B B C B B C B B A B C C A A A
5 A A B B B B A B B A B B B B A A A A A A
6 A A B B A B B B B B B B A A A C A A B A
7 A A A B B B A B B B B B B A C C A B B B
8 C C C C C C A C A C C C A C C A C A C C
9 A A A B A B B B B B B B A A B B A A B B
10 A A B B B B A B B A B B B B A A A A B B
11 B B A C A A A B C A C C C A A C C A C A
12 B C A C A A C C A C C C C C C C C C C C
13 A B A A A A A A A A A A A A A A A A A A
14 B C A C A A C B A A C B B A A A A A A A
15 B B C B A A C C A C A A C A C C A A C A
16 A B A B A B B A B B A A A A C C A C B B
17 A A A A A A A B B B A B A A A A A A A A
18 A A A A A A A A A A A A A A A A A A A B
19 A A A A A A A A A A A A A A B B A A A A
20 B B B A A B A A A B B A A C A B A A A A
21 A A A A A A A A B A A A B A A A A A A A
22 A A A A A A A A A A A A A A A A B B A B
23 A A A A A A A A A B B A A A A A A A A A
24 A A A A A A C C C C B B C C C B B B B B
25 A A A A A A B B B A A A A B B A A A A A
26 A A A A A A A A A A A A A A A A A A A B
27 A A B C B B C B C C C C C A A A A A A A
28 A A B A B A A A A A A A A A A A A A A A
29 B B B B B C B B C A B B B B B B B A A B
30 A B B A B B A B A A B B A A A A B B A B
31 A B A A A B A A A A A A A A A A A A A A
32 A A A A A A A A A A A A A B A A A B A A
33 B B B B C B B A B B C C C A B C A A C B
34 A A A A A A A A A B A A A A A A A A A A
35 B A B B B B B B B A A A A A B B A A A A
36 B B B B B B A A A A A A C C C B C C C C
66
BAB VI
ANALISIS DATA
A. Analisis Data
Setelah melakukukan pengumpulan data maka selanjutnya adalah
melakukan analisis data tiap variabel berikut ini:
1. Variabel 1 Kompetensi Paedagogik Guru PAI
Untuk mengetahui tingkat Kompetensi Paedagogik Guru PAI SMP
Nusantara Tuntang,berdasarkan data yang diperoleh dari hasil angket
yang terdiri dari 20 soal, tiap pertanyaan disediakan 3 alternatif
jawaban dengan bobot nilai sebagai berikut:
a) Alternatif jawaban a,memiliki bobot nilai 3
b) Alternatif jawaban b,memiliki bobot nilai 2
c) Alternatif jawaban c,memiliki bobot nilai 1
Dalam mencari nominal yang didasarkan pada jumlah nilai yang
diperoleh dari hasil angket, nilai yang diperoleh kemudian diklasifikasi
untuk mengkriteriakan tingkat kompetensi paedagogik guru PAI di SMP
Nusantara Tuntang.
67
Tabel 4.1NILAI ANGKETKOMPETENSI PAEDAGOGIK GURU PAI
No Nama Jawaban Soal Score Jumlah
A B C 3 2 1
1. Agus Siswoyo 6 5 9 18 10 9 37
2. Ahmad Agus S 7 6 7 21 12 7 40
3. Ahmad Sugianto 8 8 4 24 16 4 44
4. Ayu Ferdi A 11 7 2 33 14 2 49
5. Dwi Retno W 14 5 1 42 10 1 53
6. Dwi Maryani 16 4 0 48 8 0 56
7. Istiqomah 14 2 4 42 4 4 50
8. Lutfi Munawaroh 6 5 9 18 10 9 37
9. Maulida Yulianti 8 12 0 24 24 0 48
10. Siti Mutmainah 17 3 0 51 6 0 57
11. Suryo Dwi S 14 2 4 42 4 4 50
12. M.Irfan 6 6 8 18 12 8 38
13. M.Noor Kholid 7 7 6 21 14 6 41
14. M.Said Sadad 4 0 16 12 0 16 28
15. Abdul Khafid 10 10 0 30 20 0 50
16. Ali Prabowo 14 6 0 42 12 0 52
17. Andri Susanto 14 5 1 42 10 1 53
18. Andrianto DB 20 0 0 60 0 0 60
19. Bagas Setiawan 12 7 1 36 14 1 51
20. Dwi Lestari 16 4 0 48 8 0 56
21. Endah Suryani 12 7 1 36 14 1 51
22. Eka Andiyanti 14 6 0 42 12 0 54
23. Fery Dwi N 16 3 1 48 6 1 55
68
24. Joko Legowo 8 12 0 24 24 0 48
25. Monica Candra P 10 10 0 30 20 0 50
26. Nadia Eva Y 12 8 0 36 16 0 52
27. Ratna Wulan D 12 7 1 36 14 1 51
28. Ririn Dwi L 12 1 7 36 2 7 45
29. Rizki Prayoga 14 6 0 42 12 0 54
30. Wahyu Mona S 15 5 0 45 10 0 55
31. Yuli Sapta M 12 8 0 36 16 0 52
32. M.Syafrizal NF 14 5 1 42 10 1 53
33. Martha Berlian S 10 10 0 30 20 0 50
34. Dio Vani B 12 8 0 36 16 0 52
35. Ganang Lintang 17 3 0 51 6 0 57
36. Wildan 8 12 0 24 24 0 48
Total 389 204 127 1167 408 127 1705
Kemudian diintervalkan dengan rumus sebagai berikut dengan 20 item
diketahui nilai tertinggi 60 dan nilai terendah 28, maka berdasarkan rumus
interval sebagai berikut:
𝑙𝑖 = (𝐵𝑎 − 𝐵𝑏) + 1
𝑗𝑖
Keterangan :
𝑙𝑖 : Lebar interval
𝐵𝑎 : Batas atas
69
𝐵𝑏 : Batas bawah
𝑗𝑖 : Jumlah interval
Sehingga
𝑙𝑖 = (60 − 28) + 1
3
𝑙𝑖 = 33
3
𝑙𝑖 = 10
Kemudian dimasukkan dalam tabel untuk mengetahui berapa banyak
dalamtingkat Kompetensi Paedagogik Guru PAI di SMP Nusantara Tuntang
kategori baik, cukup, maupun kurang.
Tabel 4.2Interval tingkat Kompetensi Paedagogik Guru PAI
Lebar
interval
Jumlah
individu
Nilai Nominasi Keterangan
50-60 24 A Baik
39-49 8 B Cukup
28-38 4 C Kurang
Setelah diketahui tingkat Kompetensi Paedagogik Guru PAI dapat
menjadi tiga katagori yaitu baik, cukup, dan kurang kemudian
dipersentasikan sebagai berikut:
70
𝑃 =𝐹
𝑁 × 100 %
a. Untuk tingkat Kompetensi Paedagogik Guru PAIyang memperoleh nilai
baik dan mendapat nilai A sebanyak 24 siswa.
𝑃 =𝐹
𝑁 × 100 %
𝑃 =24
36 × 100 %
= 66,6 %
b. Untuktingkat Kompetensi Paedagogik Guru PAI yang memperoleh nilai
cukup dan mendapat nilai B sebanyak 8 siswa.
𝑃 =𝐹
𝑁 × 100 %
𝑃 =8
36 × 100 %
= 22,22 %
c. Untuk tingkat Kompetensi Paedagogik Guru PAIyang memperoleh nilai
kurang dan mendapat nilai C sebanyak 4 siswa.
𝑃 =𝐹
𝑁 × 100 %
𝑃 =4
36 × 100 %
= 11,11 %
71
Tabel 4.3Prosentase Tingkat Kompetensi Paedagogik Guru PAI
No Kategori Interval Frekuensi Prosentase
1 Baik 50-60 24 66,66%
2 Cukup 39-49 8 22,22%
3 Kurang 28-38 4 11,11%
Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa prosentase tentang Kompetensi
Paedagogik Guru PAIdalam kategori baik adalah 24 siswa dengan
prosentase 66,66 %, Tingkat Kompetensi Paedagogik Guru PAI kategori
cukup sebanyak 8 siswa dengan prosentase 22,22 %, Tingkat Kompetensi
Paedagogik Guru PAI kategori kurang 11,11 % dengan jumlah 4 siswa.
Dengan demikian Tingkat Kompetensi Paedagogik Guru PAI di SMP
Nusantara Tuntang dalam kategori adalah baik.
2. Variabel 2 Gaya Belajar Siswa
Data tentang Gaya Belajar Siswa di SMP Nusantara Tuntang diperoleh
dari angket yang penulis bagikan kepada responden. Pertanyaan terdiri 20
pertanyaan, masing-masing pertanyaan terdiri dari 3 opsi jawaban, dengan
bobot nilai sebagai berikut:
a. Mahasiswa yang menjawab A memiliki bobot nilai 3
b. Mahasiswa yang menjawab B memiliki bobot nilai 2
c. Mahasiswa yang menjawab C memiliki bobot nilai 1
72
Tabel 4.4 NILAI ANGKETGAYA BELAJAR SISWA
No Nama Jawaban Soal Score Jumlah
A B C 3 2 1
1. Agus Siswoyo 4 0 16 12 0 16 29
2. Ahmad Agus S 12 3 5 36 6 5 47
3. Ahmad Sugianto 10 10 0 30 20 0 50
4. Ayu Ferdi A 4 11 5 12 22 5 39
5. Dwi Retno W 10 10 0 30 20 0 50
6. Dwi Maryani 10 9 1 30 18 1 49
7. Istiqomah 6 12 2 18 24 2 44
8. Lutfi Munawaroh 5 0 15 15 0 15 30
9. Maulida Yulianti 8 12 0 24 24 0 48
10. Siti Mutmainah 8 12 0 24 24 0 48
11. Suryo Dwi S 9 3 8 27 6 8 41
12. M.Irfan 4 1 15 12 2 15 29
13. M.Noor Kholid 19 1 0 57 2 0 59
14. M.Said Sadad 12 4 4 36 8 4 48
15. Abdul Khafid 9 3 8 27 6 8 41
16. Ali Prabowo 9 8 3 27 16 3 46
17. Andri Susanto 17 3 0 51 6 0 57
18. Andrianto Dwi B 19 1 0 57 2 0 59
19. Bagas Setiawan 18 2 0 54 4 0 58
20. Dwi Lestari 12 7 1 36 14 1 51
21. Endah Suryani 18 2 0 54 4 0 58
22. Eka Andiyanti 17 3 0 51 6 0 57
23. Fery Dwi N 18 2 0 54 4 0 58
24. Joko Legowo 6 7 7 18 14 7 39
73
25. Monica Candra P 15 5 0 45 10 0 55
26. Nadia Eva Y 19 1 0 57 2 0 59
27. Ratna Wulan D 9 4 7 27 8 7 42
28. Ririn Dwi L 18 2 0 54 4 0 58
29. Rizki Prayoga 3 15 2 9 30 2 41
30. Wahyu Mona S 10 10 0 30 20 0 50
31. Yuli Sapta M 18 2 0 54 4 0 58
32. M.Syafrizal NF 18 2 0 54 4 0 58
33. Martha BerlianS 4 10 6 12 20 6 38
34. Dio Vani B 19 1 0 57 2 0 59
35. Ganang Lintang 10 10 0 30 20 0 50
36. Wildan 6 7 7 18 14 7 39
Total 410 226 84 1230 452 84 1771
Kemudian diintervalkan dengan rumus sebagai berikut dengan 20 item
diketahui nilai tertinggi 59 dan nilai terendah 33, maka berdasarkan rumus
interval sebagai berikut:
𝑙𝑖 = (𝐵𝑎 − 𝐵𝑏) + 1
𝑗𝑖
Keterangan :
𝑙𝑖 : Lebar interval
𝐵𝑎 : Batas atas
74
𝐵𝑏 : Batas bawah
𝑗𝑖 : Jumlah interval
Sehingga
𝑙𝑖 = (59 − 33) + 1
3
𝑙𝑖 = 27
3
𝑙𝑖 = 9
Kemudian dimasukkan dalam tabel untuk mengetahui berapa banyak
dalamtingkat Gaya Belajar Siswa kategori baik, cukup, maupun kurang.
Tabel 4.5Interval Ketenangan Jiwa
Lebar
interval
Jumlah
individu
Nilai Nominasi Keterangan
51-59 16 A Baik
42-50 11 B Cukup
33-41 9 C Kurang
Setelah diketahui berapa banyak tingkat Gaya Belajar Siswa menjadi
tiga katagori yaitu baik, cukup, dan kurang kemudian diprosentasikan
sebagai berikut:
𝑃 =𝐹
𝑁 × 100 %
75
a. Untuk tingkat Gaya Belajar Siswa yang memperoleh nilai baik dan
mendapat nilai A sebanyak 16 siswa.
𝑃 =𝐹
𝑁 × 100 %
𝑃 =16
36 × 100 %
= 44,44 %
b. Untuk tingkat Gaya Belajar Siswa yang memperoleh nilai cukup dan
mendapat nilai B sebanyak 11 siswa .
𝑃 =𝐹
𝑁 × 100 %
𝑃 =11
36 × 100 %
= 30,56 %
c. Untuk tingkat Gaya Belajar Siswa yang memperoleh nilai kurang dan
mendapat nilai C sebanyak 9 Siswa.
𝑃 =𝐹
𝑁 × 100 %
𝑃 =9
36 × 100 %
= 25 %
76
Tabel 4.6Prosentase Gaya Belajar Siswa
No Kategori Interval Frekuensi Prosentase
1 Baik 51-59 16 44,44%
2 Cukup 42-50 11 30,56%
3 Kurang 33-41 9 25%
Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa tingkat Gaya Belajar Siswa
yang termasuk kategori baik adalah 16siswa dengan prosentase 44,44 %,
Gaya Belajar Siswa dalam kategori cukup sebanyak 11siswa dengan
prosentase 30,56 %, dan Gaya Belajar Siswa dalam kategori kurang dengan
prosentase 25 % dengan jumlah 9 siswa . Dengan demikian tingkat Gaya
Belajar Siswa SMP Nusantara Tuntang adalah baik.
B. Analisis Hipotesis
Analisis hipotesisdilakukan dengan mengolah data yang terkumpul dari
nilai variabel kompetensi paedagogik guru PAI dan gaya belajar siswa lalu
mencari korelasi dengan menggunakan product moment. Hasil perhitungan
menghasilkan nilai korelasi r yang menunjukkan kuat lemahnya pengaruh
antar variabel.
Nilai koefisien korelasi (r) hasil perhitungan kemudian dikonsultasikan
dengan r tabel . Nilai r tabel untuk sampel 36 dengan taraf signifikansi 5 %
yaitu 0, 329 dan pada taraf signifikasi 1 % yaitu 0,424. Jika r hitung >r tabel,
maka adahubungan yang positif antara variabel x dan y. Jika r hitung = 0,
maka tidak adahubungan sama sekali antara variabel x dan y. Jika r hitung <r
77
tabel maka terdapat hubungan negatif antara variabel x dan y. Sedangkan
perhitungan dilakukan dengan rumus product moment sebagai berikut:
𝐫𝐱𝐲 = ∑ 𝒙𝒚–
(∑ 𝒙)(∑ 𝒚)
𝑵
√{(∑ 𝒙𝟐) −(∑ 𝒙)𝟐
𝑵} {(∑ 𝒚𝟐) −
(∑ 𝒚)𝟐
𝑵}
Keterangan :
𝑟𝑥𝑦 : nilai koefisian korelasi antara x dan y
xy : produk dari x dan y
x : nilai variabel 1
y : nilai variabel 2
N : banyaknya subyek pemilik nilai
∑ : sigma
Analisis ini untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara nilai kompetensi
paedagogik guru PAI dengan gaya belajar siswa. Untuk variabel kompetensi
paedagogik guru PAI diberi nama X dan gaya belajar siswa diberi nama variabel
Y.
Selanjutnya kedua variabel tersebut didistribusikan ke dalam koefisien dan
perkalian antara nilai-nilai variabel X dan nilai-nilai variabel Y agar memudahkan
dalam memasukkan ke rumus korelasi product moment dengan skor angka kasar.
78
Maka sebelum melakukan perhitungan, penulis terlebih dahulu melakukan
langkah-langkah sebagai berikut:
1) Membuat tabel untuk mencari hubungan antara kompetensi paedagogik
guru PAI dengan gaya belajar siswa di SMP Nusantara Tuntang tahun
pelajaran 2013/2014.
2) Mencari x, y, 𝑥2, 𝑦2 dan xy dengan cara mengalikannya.
3) Memasukkan nilai x dan y yang sudah ada ke dalam rumus korelasi
product moment
Tabel 4.7Koefisien Korelasi antara Kompetensi Paedagogik Guru PAI
dengan Gaya Belajar Siswa
Nomor
Responden
X Y 𝑿𝟐 𝒀𝟐 XY
1 37 38 1369 1444 1406
2 40 47 1600 2209 1880
3 44 45 1936 2025 1980
4 49 39 2401 1521 1911
5 53 45 2801 2025 2385
6 56 42 3136 1764 2352
7 50 44 2500 1936 2200
8 37 33 1369 1089 1221
9 48 48 2304 2304 2304
10 57 44 3249 1936 2508
11 50 41 2500 1681 2050
79
12 38 49 1444 2401 1862
13 41 59 1681 3481 2419
14 28 48 784 2304 1344
15 50 36 2500 1296 1800
16 54 46 2916 2116 2484
17 53 54 2809 2916 2862
18 60 53 3600 2809 3180
19 51 58 2601 3364 2958
20 56 55 3136 3025 3080
21 51 52 2601 2704 2652
22 54 57 2916 3249 3078
23 55 56 3025 3136 3080
24 48 55 2304 3025 2640
25 50 55 2500 3025 2750
26 52 59 2704 3481 3068
27 51 42 2601 1764 2142
28 45 58 2025 3364 2610
29 54 41 2916 1681 2214
30 55 53 3025 2809 1915
31 52 58 2704 3364 2016
32 53 53 2809 2809 2809
33 50 38 2500 1444 1900
34 52 59 2704 3481 3068
35 57 41 3249 1681 2337
36 48 50 2304 2500 2400
Jumlah 1705 1771 82009 107698 87414
80
Dari tabel di atas diketahui :
∑ x : 1705
∑ y : 1771
∑ 𝑥2 : 82009
∑ 𝑦2 : 107698
∑ x.y : 87414
N : 36
Data-data yang telah diketahui kemudian dimasukkan dalam rumus product
moment :
rxy = ∑ 𝑥𝑦–
(∑ 𝑥)(∑ 𝑦)
𝑁
√{(∑ 𝑥2) −(∑ 𝑥)2
𝑁} {(∑ 𝑦2) −
(∑ 𝑦)2
𝑁}
rxy = 87414 − (1705)(1771)/36
√{(82009) − (1705)2/36}{(107698) − (1771)2/36}
rxy = 87414 − 3019555/36
√{(82009) − 2907025/36}{(107698) − 3136441/36}
rxy = 87414 − 83876
√(82009 − 80750)(107698 − 87123)
rxy = 3538
√(82009 − 80750)(107698 − 87123)
81
rxy = 3538
√(1259)(20575)
rxy = 3538
√25903925
rxy = 3538
5089
rxy = 0,695
C. Pembahasan Hasil Uji Kompetensi
Setelah data berhasil di uji dengan menggunakan teknik product momen
diperoleh rxy sebesar 0, 695 , kemudian hasil tersebut dikonsultasikan dengan r
tabel dengan jumlah 36 responden dengan taraf signifikasi 5% diperoleh nilai = 0,
0, 329% dan pada taraf signifikasi 1 % diperoleh nilai = 0, 424 %.
Maka jika dibadingkan dengan nilai rxy hitung (0, 695) lebih besar dari nilai
r table = (0, 329) dan (0, 424) atau dapat dikatakan 0, 329 <0, 695> 0, 424.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif atau
terdapat hubungan yang signifikan antara kompetensi paedagogik guru PAI
dengan Gaya belajar siswa di SMP Nusantara Tuntang tahun pelajaran 2014.
Dengan demikian hipotesis yang penulis ajukan dapat diterima.
82
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis uji data dari kedua variabel dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Dari tingkat kompetensi paedagogik guru PAI diketahui:
a. Tingkat kompentensi paedagogik guru PAI di SMP Nusantara
Tuntang yang mendapat kategori baik sebanyak 24 responden
dengan prosentase 66,66 %.
b. Tingkat kompentensi paedagogik guru PAI di SMP Nusantara
Tuntang yang mendapat kategori cukup sebanyak 8 responden
dengan prosentase22,22 %.
c. Tingkat kompentensi paedagogik guru PAI di SMP Nusantara
Tuntang yang mendapat kategori kurang sebanyak 4 responden
dengan prosentase 11,11 %.
2. Dari tingkat gaya belajar siswa dapat diketahui:
a. Untuk tingkat gaya belajar siswa di SMP Nusantara Tuntang yang
mendapat kategori baik sebanyak 16 responden dengan
prosentase44,44 %.
b. Untuk tingkat gaya belajar siswa di SMP Nusantara Tuntang yang
mendapat kategori cukup sebanyak11 responden dengan prosentase
30,56 %.
83
c. Untuk tingkat gaya belajar siswa di SMP Nusantara Tuntang yang
mendapat kategori kurang sebanyak 9 responden dengan
prosentase 25 %.
3. Dari penelitian yang dianalisis secara statistik diperoleh hasil yang
menjadi kesimpulan bahwa ada hubungan kompetensi paedagogik
guru PAI dengan gaya belajar siswa. Hal ini terbukti dengan koefisien
korelasi product moment dari hasil 𝑟𝑥𝑦 hitung sebesar 0, 695 dan
selanjutnya dikonsultasikan dengan r table product moment dengan N=
36, pada taraf signifikasi 1% diperoleh nilai = 0, 424 dan pada taraf
signifikasi 5% diperoleh nilai = 0, 329.
Setelah data dianalisis dengan menggunakan rumus teknik korelasi
product moment diperoleh nilai rxylebih besar daripada nilai r tabel
atau (0, 424 <0,595> 0,339) Dengan demikian hipotesis yang penulis
ajukan dapat diterima, berarti ada hubungan signifikan antara
kompetensi paedagogik guru PAI dengan gaya belajar siswa di SMP
Nusantara Tuntang.
B. Saran
Berdasarkan atas kesimpulan yang telah diperoleh dari hasil penelitian,
maka peneliti mengajukan beberapa saran sebagai berikut:
1. Bagi guru PAI di SMP Nusantara Tuntang:
Kompetensi pedagogik merupakan salah satu kompetensi yang harus
dimilikioleh guru, disamping kompetensi profesional, sosial, dan
kepribadian. Berdasarkan hal tersebut, bagi guru SMP Nusantara
84
Tuntang umumnya, dan Guru PAI khususnya harus lebih
meningkatkan kompetensi pedagogik yaitu kemampuan dalam
menciptakan pembelajaran yang efektif dan menyenangkan, agar
peserta didik lebih serius dan bersemangat dalam mempelajari bidang
studi Pendidikan Agama Islam (PAI).
2. Bagi para siswa di SMP Nusantara Tuntang:
Kepada siswa disarankan agar mengenal gaya belajarnya masing-
masing
guna mencapai tujuan yang diinginkan sehingga dapat mewujudkan
citacita para pejuang dahulu.
3. Bagi Pembaca
Untuk memberitahukan bahwa Guru dalam sebuah lembaga
pendidikan memiliki peran yang sangat besarterhadap keberhasilan
pendidikan, karena Guru merupakan orang yang menterjemahkan
tujuan pendidikan sekaligus perancang dan pelaksana prosesbelajar
mengajar selain itu adapun tugas guru membantu siswa untuk
mengenalgaya belajarnya masing-masing, karna dengan mengenal
gaya belajarnyasiswa dengan cepat menangkap, mengolah dan
menyimpan informasi ataupelajaran yang diberikan.
85
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2010 . Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,
Jakarta: Rineka Cipta.
Asdiqoh, Siti. 2013. Etika Profesi Keguruan. Yogyakarta: Trust Media Publising.
Bobby DePorter dan Mike Hernacki, terjemah Alwiyah Abdurrahman. 2005.
Quantum Learning membiasakan belajar nyaman dan
menyenangkan ( Bandung: Kaifa )
Departemen Pendidikan Nasional,2006, Undang-Undang RI No.14 Tahun 2005
Tentang Guru dan Dosen, Jakarta.
Desmita. 2010. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain Aswan. 2002. Strategi Belajar Mengajar (
Jakarta : PT Rineka Cipta)
Departemen Agama RI, 2004, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Surabaya: Mekar,.
DPR RI “ Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005
TentangGuru dan Dosen”,
http://www.sjdih.depkeu.go.id/fullText/2005/14 TAHUN 2005 UU.
htm,
Farhan Shota. Gaya Belajar Insan Pembelajar ( http://jendela-dunia.co.cc )
Idi, Abdullah, 2007 Pengembangan Kurikulum Teori Dan Praktek, Yogyakarta:
Arruzz Media,.
Mahkamah Konstitusi RI, 2006,UUD Negara RI Tahun 1945 dan UU RI No.24
Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi, Jakarta: Sekretariat
Jenderal Mahkamah Konstitusi RI ,.
Majid, Abdul, dan dian Andayani, 2004, Pendidikan Agama Islam Berbasis
Kompetensi Konsep Dan Implementasi Kurikulim 2004, Bandung:
Remaja Rosdakarya,.
Majid, Abdul, , 2008, Perencanaan Pembelajaran “Mengembangkan Standar
Kompetensi Guru”,Bandung: Remaja Rosdakarya.
Mulyasa, E. 2007,Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, Bandung:
Rosdakarya,.
Nasir,Muh 2003. Metode Penelitian .Ghalia, Jakarta.
86
Nasution. 2008. Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta:
Bumi Aksara
Presiden Republik Indonesia, “Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan”,
http://www.bpkp.go.id/unit/hukum/pp/2005/019-05.pdf.
Redaksi Sinar Grafika, 2003 Undang undang 1945 hasil Amandemen, Jakarta:
Sinar Grafika,.
Saleh, Abdurrahman, dan Muhib Abdul Wahib, 2004, Psikologi Suatu Pengantar
dalam Perspektif Islam. Jakarta : Prenada Media, Cet.I.
Slameto. 1995. Belajar dan faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.
Sudjana, Nana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru
Algensindo, 2005.
Suparno, Paul, Guru Demokratis di Era Reformasi Pendidikan, Jakarta: Grasindo,
2004.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen. Jakarta: Sinar Grafika.
( Sumber: http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2014/04/29/kompetensi-
paedagogik-guru/)
Winkel. 1999. Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Rosindo