HUBUNGAN KINERJA PERAWAT PUSAT KESEHATAN PUSKESMAS …
Transcript of HUBUNGAN KINERJA PERAWAT PUSAT KESEHATAN PUSKESMAS …
HUBUNGAN KINERJA PERAWAT PUSAT KESEHATAN
MASYARAKAT (PUSKESMAS) DENGAN STATUS AKREDITASI
PUSKESMAS DI KABUPATEN BANTUL
YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan
Stikes Jenderal Ahmad Yani Yogyakarta.
Disusun oleh :
ARIK ISKANDAR
2213048
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN(S1)
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
JENDERAL ACHMAD YANI
YOGYAKARTA
2017
ii
KATA PENGATAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Hubungan
Kinerja perawat pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) dengan status akreditasi
Puskesmas di Kabupaten Bantul”.
Skripsi ini dapat diselesaikan, atas bimbingan, arahan, dan bantuan berbagai
pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, dan pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terimakasih dengan setulus-tulusnya kepada :
1. Kuswanto Hardjo, dr., M.Kes selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Jenderal Achamd Yani Yogyakarta.
2. Tetra Saktika Adinugraha, Sp.Kep, M.B selaku Ketua Prodi Ilmu
Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani
Yogyakarta.
3. Deby Zulkarnain Rahadian Syah, MMR selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan bimbingan, pengarahan dan memberikan masukan kepada
penulis dalam menyusun skripsi ini.
4. Sujono Riyadi S.Kep.,Ns.,M.Kes sebagai dosen penguji skripsi yang telahbanyak memberikan masukan pada skripsi ini.
5. Puskesmas Jetis 1, Puskesmas Pundong, Puskesmas Pleret dan Puskesmas
Pajangan di kabupaten Bantul yang memberikan kesempatan bagi saya untuk
melakukan penelitian ini.
Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan kebaikan kepada semuanya,
atas segala amal kebaikan dan bantuannya. Akhirnya besar harapan penulis
semoga karya tulis ilmiah ini berguna bagi semua.
Yogyakarta, 24 Agustus 2017
Arik Iskandar
iii
DAFRAT ISI
HALAMAN JUDUL …………………………………………… Hal
LEMBAR PERSETUJUAN …………………………………… i
KATA PENGANTAR …………………………………………. ii
DAFTAR ISI ……………………………………………………. iii
DAFTAR TABEL ……………………………………………… vi
DAFTAR GAMBAR …………………………………………… vii
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………… viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ………………………………………… 1B. Rumusan Masalah ……………………………………... 4C. Tujuan Penelitian ………………………………………. 4
1. Tujuan umum ............................................................. 42. Tujuan khusus............................................................. 4
D. Manfaat Penelitian ……………………………………... 5E. Keaslian Penelitian …………………………………….. 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kinerja …………………….........…......................... 71. Definisi kinerja ...................................................... 72. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja ............. 83. Indikator kinerja ..................................................... 84. Penilaian kinerja ..................................................... 115. Penilaian kinerja perawat ........................................ 126. Manfaat penilaian kinerja perawat .......................... 13
B. Puskesmas………………………………………….... 141. Definisi Puskesmas ………………………………. 142. Tujuan Puskesmas ……………………………….. 153. Fungsi Puskesmas ………………………………... 154. Ruang lingkup pelayanan Puskesmas ……………. 16
C. Akreditasi ...................................................................... 16D. Akreditasi Puskesmas ………………………………… 16
1. Definisi akreditasi Puskesmas …………………..... 162. Tujuan akreditasi Puskesmas …………………….. 173. Manfaat akreditasi Puskesmas ………………….... 174. Standar Akreditasi Puskesmas ………………….... 185. Dasar hukum akreditasi Puskesmas ……………… 196. Penentuan status akreditasi ……………………..... 20
E. Kerangka Teori …………………………..................... 21
iv
F. Kerangka Konsep.......................................................... 22G. Hipotesis ……………………………………………... 22
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian............. ………………………......... 23B. Lokasi dan Waktu Penelitian ………………………… 23C. Populasi dan Sampel Penelitian ……………………… 23
1. Populasi ………………………………….............. 232. Sampel …………………………………............... 243. Besar sampel …………………………………....... 24
D. Variabel Penelitian …………………………………… 24E. Definisi Operasional …………………………………. 25F. Alat dan Metode Pengumpulan Data ………………… 25
1. Alat pengumpulan data …………………………... 252. Metode pengumpulan data ………………………. 27
G. Validitas dan Reliabilitas …………………………….. 271. Validitas ………………………………….............. 272. Reliabilitas ………………………………….......... 28
H. Metode Pengolahan dan Analisis Data ………………. 281. Metode pengolahan data …………………………. 282. Analisis data …………………………………....... 29
I. Etika Penelitian ………………………………………. 31J. Pelaksanaan Penelitian ……………………………….. 32
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian............................................................... 341. Gambaran Umum Lokasi penelitian........................... 342. Karakteristik Responden........................................... 363. Gambaran kinerja perawat.................................... ... 384. Hasil tabulasi silang kinerja perawat......................... .405. Analisa Bivariat......................................................... .41
B. Pembahasan.................................................................. ...421. Karakteristik responden............................................. 422. Gambaran kinerja....................................................... 433. Hubungan kinerja perawat dengan status akreditasi
Puskesmas................................................................ ..44C. Keterbatasan peneltian ……………………………….. 46
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan …………………………………............... 47B. Saran …………………………………......................... 47
v
DAFTAR PUSTAKALAMPIRAN
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 DefinisiOperasional …………………………………………… 26
Tabel 3.2 Kisi-kisi KuesionerKinerja Perawat …………………………… 28
Tabel 3.3 Keeratan Hubungan..................................................................... 33
Tabel 4.1 Karakteristik responden Puskesmas Jetis 1................................. 36
Tabel 4.2 Karakteristik responden Puskesmas Pundong............................. 37
Tabel 4.3 Karakteristik responden Puskesmas Pleret.................................. 38
Tabel 4.4 Karakteristik responden Puskesmas Pajangan............................. 39
Tabel 4.5 Kinerja perawat di Puskesmas Jetis 1.......................................... 40
Tabel 4.6 Kinerja perawat di Puskesmas Pundong...................................... 40
Tabel 4.7 Kinerja perawat di Puskesmas Pleret........................................... 40
Tabel 4.8 Kinerja perawat di Puskesmas Pajangan...................................... 41
Tabel 4.9 Hasil tabulasi silang...................................................................... 41
Tabel 4.10 Uji Statistik kinerja perawat dengan status akreditasi
Puskesmas................................................................................... 42
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Kerangka Teori ……………………………………………. 22
Gambar 3.2 Kerangka Konsep …………………………………………. 23
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 2 ; Lembar Data karakteristik responden
Lampiran 3 : Kuesioner Kinerja Perawat
Lampiran 4 : hasil olah data
Lam[iran 5 : Surat-surat
x
HUBUNGAN KINERJA PERAWAT DI PUSAT KESEHATAN
MASYARAKAT (PUSKESMAS) DENGAN STATUS AKREDITASI
PUSKESMAS DI KABUPATEN BANTUL
YOGYAKARTA
INTISARI
Latar Belakang : untuk meningkatkan mutu pelayanan Puskesmas maka KementrianKesehatan mengeluarkan peraturan Kementrian Kesehatan no 46 tahun 2015 tentangakreditasi Puskesmas. Mutu pelayanan menggambarkan kinerja dari petugaskesehatan, kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai seseorang atau kelompokorang dalam organisasi. Evaluasi terhadap kinerja dapat meningkatkan dari mutupelayanan. Berdasarkan hasil studi pendahuluan di Puskesmas Pundong didapatkanbahwa kinerja perawat di Puskesmas Pundong termsuk dalam kategori baik itu dilihatdari asuhan keperawatan yaang telah tercapai lebih dari 75%.Tujuan Penelitian :Untuk mengetahui hubungan kinerja perawat di pusat kesehatanmasyarakat atau Puskesmas dengan status Akreditasi Puskesmas di kabupaten Bantul,Yogyakarta.Metode Penelitian :Penelitian ini adalah kuntitatif dalam bentuk korelasi denganpendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat di 4puskesmas yang terakreditasi dikabupaten Bantul. Jumlah sampel pada penelitian inisebanyak 34 responden dengan teknik sampling yang digunakan adalah totalsampling. Teknik analisis data menggunakan uji sommers’d.Hasil Penelitian :Sebagain besar perawat mempunyai kinerja baik (58,8%) denganrentang usia perawat 30 – 45 tahun sebanyak 12 perawat (35,3%), 13 perawat(38,2%) dengan jenis kelamin perempuan, 15 perawat (44,1%) dengan tingkatpendidikan DIII dan 16 perawat (47,1%) telah bekerja lebih dari 5tahun. Hasil pvalue: 0,505.Kesimpulan :Tidak ada hubungan yang signifikan antara kinerja perawat diPuskesmas dengan Status Akreditasi Puskesmas di kabupaten Bantul.Kata Kunci :kinerja, akreditasi Puskesmas
xi
RELATIONS NURSE PERFORMANCE IN THE CENTER OF PUBLIC
HEALTH (PHC) WITH PUBLIC HEALTH CENTERS ACCREDITATION
STATUS IN THE DISTRICT BANTUL
YOGYAKARTA
ABSTRACT
Background: to improve the quality of health center (Puskesmas) services theMinistry of Health issued a Health Ministry regulation No. 46 in 2015 on theaccreditation of Puskesmas. Quality of service describes the performance of healthworkers, the performance is the result of work that can be accomplished person orgroup of people within the organization. Evaluation of the performance can improveon the quality of service. Based on the results of a preliminary study in PuskesmasPundong found that the performance of nurses at Public health centers included ingood categories it can be seen from the nursing care which has reached more than75%.Objective:To determine the relationship of the performance of nurses in the healthcenter with accreditation status of Puskesmas in the districts of Bantul, Yogyakarta.Methods:This study is quantitative in the form of correlation with approach crosssectional. The population in this study were all nurses at accredited four PHC in thecounty Bantul. Number of samples in this study were 34 respondents to the samplingtechnique used is total sampling. Data were analyzed using sommers'd test.Results:The majority of nurses had a good performance (58.8%) with an age range ofnurses 30-45 years as many as 12 nurses (35.3%), 13 nurses (38.2%) with the femalegender, 15 nurses (44 , 1%) with education level DIII and 16 nurses (47.1%) haveworked for more than 5 years. Statistical test results p value: 0.505.Conclusion:There is no significant relationship between the performance of nurses inhealth centers with Accreditation Status Puskesmas in Bantul district.
Keywords: performance, accreditation Health Center (Puskesmas)
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) merupakan kesatuan organisasi
fungsional yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh,
terpadu, merata dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat. Dengan peran
serta aktif masyarakat dan menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi tepat guna, dengan biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah dan
masyarakat luas guna mencapai derajat kesehatan yang optimal, tanpa
mengabaikan mutu pelayanan kepada perorangan (Depkes, 2009). Puskesmas
adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan
masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan perventif, untuk mencapai derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi tingginya diwilayah kerjanya (Permenkes, 2015).
Puskesmas dijadikan ujung tombak pelayanan kesehatan dasar bagi
masyarakat hal itu karena keberadaan Puskesmas dan Puskesmas pembantu yang
menyebar kesemua daerah disetiap kelurahan, kecamatan, kabupaten. Keberadaan
Puskesmas lebih dekat dengan masyarakat dari pada rumah sakit, dimana
keberadaan rumah sakit ditingkat kecamatan relatif sedikit, sebagian besar
ditingkat kabupaten atau provinsi saja. Disamping itu biaya periksa, biaya obat
relatif lebih murah, dan prosedurnya lebih mudah di Puskesmas dari pada rumah
sakit (Permenkes, 2015).
Puskesmas sendiri dituntut untuk lebih bermutu sesuai dengan masalah
masyarakat yang potensial berkembang di wilayah kerjanya masing-masing.
Dengan jangkauan yang luas hingga ke pelosok desa, pelayanan Puskesmas yang
bermutu dapat meningkatkan status kesehatan masyarakat di desa. Dengan
semakin berkembangnya masyarakat kelas menengah, maka tuntutan untuk
mendapatkan pelayanan bermutu juga meningkat, sehingga untuk menghadapi hal
itu diupayakan suatu program untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan
2
dengan tujuan antara lain memberikan kepuasan kepada masyarakat
(Muninjaya,2004).
Dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan kesehatan masyarakat
pemerintah melalui Kementrian Kesehatan mengeluarkan peraturan Kementrian
Kesehatan No 46 tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas. Melalui akreditasi ini
manajemen puskesmas diharapkan dapat menerapkan prosedur standar dengan
baik sehingga masyarakat merasa puas atas pelayanan yang diberikan. Akreditasi
adalah pengakuan yang di berikan oleh lembaga independen penyelenggara
Akreditasi yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan setelah memenuhi standar
Akreditasi.
Berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan No 46 tahun 2015 tentang
Akreditasi Puskesmas, tujuan utama Akreditasi Puskesmas adalah untuk
pembinaan peningkatan mutu, dan sistem penyelenggaraan pelayanan, Akreditasi
bukan sekedar penilaian untuk mendapatkan sertifikat tetapi dengan di
laksanakannya akreditasi ini diharapkan Puskesmas mampu meningkatkan mutu
pelayanannya. Dengan meningkatnya mutu pelayanan Puskesmas ini di harapkan
masyarakat dapat memperoleh pelayanan kesehatan dengan mudah dan
berkualitas. Dengan ini tujuan pemerintah untuk meningkatkan status kesehatan
masyarakat, sesuai dengan Rencana Strategis Kementrian Kesehatan RI 2015 –
2019.
Mutu pelayanan menggambarkan kinerja dari petugas kesehatan, kinerja
merupakan hasil kerja yang dapat dicapai seseorang atau sekelompok orang dalam
suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing,
dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak
melanggar hukum dan sesuai dengan norma dan etika (Prawirosentono dan
Primasari, 2015). Inti dari kinerja adalah ukuran kuantitatif dan kualitatif yang
menggambarkan tingkat pencapaian suatu sasaran dan tujuan yang telah
ditetapkan. Salah satu upaya terwujudnya kinerja petugas kesehatan yang baik
adalah adanya kerjasama lintas sektoral yang terkait dengan kesehatan. Agar
pelayanan keperawatan di Puskesmas terwujud maka pelayanan keperawatan
perlu ditingkatkan mutunya. Mutu pelayanan keperawatan sebagai indikator
3
kualitas pelayanan kesehatan serta menjadi salah satu faktor penentu citra institusi
pelayanan kesehatan di masyarakat. Salah satu indikator dari mutu pelayanan
keperawatan itu adalah apakah pelayanan keperawatan yang di berikan itu
memuaskan pasien atau tidak (Nursalam, 2011).
Perbaikan mutu pelayanan kesehatan di Puskesmas umumnya dimulai oleh
tenaga keperawatan. Keperawatan sendiri merupakan tenaga profesional dengan
jumlah terbesar dalam sistem pelayanan kesehatan. Evaluasi terhadap kinerja
perawat dapat dinilai berbagai hal yang berkaitan dengan pekerjaan yang
dilakukan perawat, yaitu kualitas pekerjaan yang diselesaikan, kuantitas
pekerjaan, tanggung jawab dalam melaksanakan pekerjaan, dan inisiatif serta
ketepatan dalam bekerja. Di samping itu, evaluasi kinerja perawat juga dapat
dilakukan dengan menilai berbagai aspek yang disesuaikan dengan tingkat atau
jabatan perawat. Aspek tersebut, antara lain prestasi kerja, tanggung jawab,
ketaatan, kejujuran, kerja sama, prakarsa dan kepemimpinan (Kuntoro, 2010).
Dari data yang di peroleh dari Dinas Kesehatan kabupaten Bantul status
kesehatan masyarakat kabupaten Bantul semakin meningkat, itu dapat di lihat dari
indikator status kesehatannya yaitu umur harapan hidup, angka kematian, angka
kesakitan dan angka status gizi. Umur harapan hidup meningkat dari tahun 2014
umur harapan hidup masyarakat wilayah kabupaten Bantul 73,22 Tahun
meningkat di tahun 2015 menjadi 73,24 Tahun. Angka kematian ibu menurun di
bandingkan tahun 2014 pada tahun 2015 sebanyak 11 kematian atau AKI sebesar
87,5 per 100,000 kelahiran hidup, menurun secara signifikan dibanding tahun
2014 sebanyak 14 kasus kematian ibu atau AKI sebesar 104,7 per 100.000
kelahiran hidup, angka kematian bayi juga menurun dari pada tahun sebelumnya
yaitu pada tahun 2014 8,75/1.000 menjadi 8,35/1.000 pada tahun 2015.
Berdasarkan data yang di peroleh dari Dinas Kesehatan kabupaten Bantul
pada tanggal 16 Desember 2016 di peroleh data bahwa terdapat dua belas
Puskesmas yang sudah terakreditasi dari dua puluh tujuh Puskesmas yang terdapat
di kabupaten Bantul, dua puskesmas terakreditasi Dasar yaitu Puskesmas Jetis I
dan Puskesmas Jetis II, enam Puskesmas terakreditasi Madya di antaranya yaitu
Puskesmas Srandakan, Puskesmas Sanden, Puskesmas Pundong, Puskesmas
4
Bantul I, Puskesmas Imogiri I, Puskesmas Bambanglipuro, tiga Puskesmas
terakreditasi Utama di antaranya yaitu Puskesmas Piyungan, Puskesmas Pleret,
dan Puskesmas Banguntapan, dan satu Puskesmas yang terakreditasi Paripurna
yaitu Puskesmas Pajangan.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan di salah satu
Puskesmas yang terakreditasi Madya pada tanggal 19 januari 2017 yaitu
Puskesmas Pundong di dapatkan bahwa Puskesmas Pundong terakreditasi madya
pada Bulan November 2016 dan berdasarkan hasil wawancara dengan bagian tata
usaha Puskesmas Pundong di dapatkan bahwa tingkat kinerja perawat baik dengan
kategori penilaian sekitar 75-85 %. Berdasarkan data tersebut, peneliti tertarik
untuk meneliti tentang “Hubungan kinerja perawat di Puskesmas dengan Status
Akreditasi Puskesmas yang terakreditasi dasar, madya, utama, dan paripurna di
Kabupaten Bantul”.
B. Rumusan Masalah
Perumusan masalah merupakan langkah yang menentukan kemana suatu
penelitian diarahkan. Berdasarkan peninjauan latar belakang maka penulis
merumuskan sebagai berikut : “Apakah ada hubungan antara Kinerja perawat di
Puskesmas dengan Status Akreditasi Puskesmas di Kabupaten Bantul”.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Diketahui hubungan kinerja perawat di Puskesmas dengan status
Akreditasi Puskesmas yang Terakreditasi Dasar, Madya, Utama, dan
Paripurna di kabupaten Bantul yaitu Puskesmas Jetis I, Puskesmas
Bambanglipuro, Puskesmas Banguntapan dan Puskesmas Pajangan.
2. Tujuan Khusus
a. Diketahui gambaran kinerja perawat di empat Puskesmas.
1) Puskesmas yang terakreditasi dasar yaitu Puskesmas Jetis 1.
5
2) Puskesmas yang terakreditasi madya yaitu Puskesmas Pundong.
3) Puskesmas yang terakreditasi utamayaitu Puskesmas Pleret.
4) Puskesmas yang terakreditasi paripurna yaitu Puskesmas Pajangan.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Profesi Ilmu Keperawatan.
Menjadi bahan referensi pengembangan ilmu keperawatan terutama dalam
bidang manajemen keperawatan untuk mengetahui hubungan antara
kinerja perawat puskesmas dengan status akreditasi puskesmas .
2. Bagi Puskesmas.
Penelitian ini diharapkan dapat memberi gambaran tentang kinerja perawat
di Puskesmas
3. Bagi Peneliti.
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan
dan pengalaman dalam melakukan penelitian dilapangan khususnya yang
berkaitan dengan kinerja perawat.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi untuk peneliti yang
akan meneliti tentang hubungan kinerja perawat Puskesmas dengan status
akreditasi Puskesmas.
E. Keaslian Penelitian
Untuk keaslian Penelitian ini penelity menambil referensi dari penelitian
sebelumnya yaitu :
1. Nova Winditasari (2015), dengan judul penelitian “Hubungan Disiplin
Kerja dengan Kinerja perawat di Ruang Melati dan Ruang Bakung
RSUD Panembahan Senopati Bantul” penelitian ini menggunakan
penelitian deskriptif analitik dengan jenis penelitian cross sectional.
6
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik
total sampling sebanyak 32 perawat. Perbedaan penelitian ini terletak
pada variabel bebas, lokasi serta waktu penelitian serta penggunaan uji
statististiknya yaitu Chi-Square sedangkan peneliti menggunakan
Somers’d . Sedangkan persamaannya terletak pada variabel kinerjanya,
metode penelitian yang menggunakan metode deskriptif dengan
pendekatan cross sectional serta penggunaan sampel yang di gunakan
dalam penelitian.
2. Arih Ginting (2016), dengan judul penelitian “Hubungan Pengetahuan
Tentang Akreditasi Rumah Sakit dan Karakteristik Individu dengan
Kinerja Perawat di Rumah Sakit Mitra Sejati Medan” jenis penelitian
yang digunakan adalah cross sectional dengan pendekatan explanatory.
Sampel pada penelitian ini adalah seluruh populasi atau total sampling.
Persamaan pada penelitian ini terletak pada penggunaan sampelnya
serta variabel Akreditasinya. Sedangkan perbedaannya terdapat pada
lokasi penelitian yaitu di RS serta metode yang digunakan pada
penelitian ini yaitu explanatory sedangkan peneliti menggunakan
Somers’d.
3. M. Anwar Hafid (2014), dengan judul penelitian “Hubungan kinerja
perawat terhadap tingkat kepuasan pasien pengguna Yankestis dalam
pelayanan keperawatan di RSUD Syech Yusuf Kab. Gowa” jenis
penelitian yang digunakan adalah dengan pendekatan cross sectional.
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh pasien
diruang perawatan interna RSUD Syech Yusuf Gowa sedangkan
sampel yang digunakan menggunakan purposive sampling, persamaan
pada penelitian ini adalah variabel bebasnya yaitu kinerja dan
sedangkan perbedaannya terletak pada pengambilan sampelnya yaitu
purposive sampling, tempat, lokasi serta tehnik analisa datanya yaitu
chi-square sedangkan peneliti menggunakan sommers’d.
34
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil.
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian.
Penelitian ini dilaksanakan di empat Puskesmas yang terdapat di
Kabupaten Bantul DIY. Keempat Puskesmas itu antara lain Puskesmas Jetis
1, Puskesmas Pundong, Puskesmas Pleret, dan Puskesmas Pajangan.
a. Puskesmas Jetis 1 terletak di Desa Trimulyo dengan wilayah kerja 2 Desa
yaitu Desa Sumberagung dan Desa Trimulyo. Puskesmas Jetis 1 memiliki 2
Puskesmas pembantu yang berlokasi di masing-masing desa, Puskesmas
pembantu di Desa Trimulyo sejak awal tahun 2007 sudah menempati
gedung baru. Pelayanan rawat inap Puskesmas Jetis 1 sudah beroprasi sejak
bulan Noember 2007. Puskesmas jetis 1 mempunyai tenaga keperawatan
sebanyak 7 perawat serta sudah terakreditasi dasar sejak bulan Febuari
2016.
b. Puskesmas Pundong yang terletak di dusun Piring, Srihadono, Pundong.
Wilayah kerja puskesmas pundong meliputi 3 desa yaitu : Desa Srihardono,
desa Panjang Rejo dan desa Seloharjo. Puskesmas Pundong memiliki 3
Puskesmas pembantu yang terletak Seloharjo, Srihardono dan Panjang Rejo.
Puskesmas Pundong secara administratif tercatat di Dinas Kabupaten Bantul
sebagai puskesmas rawat inap dengan 10 tempat tidur. Puskesmas Pundong
memiliki tenaga keperawatan 9 perawat serta telah terakreditasi madya sejak
bulan November 2016.
c. Puskesmas Pleret adalah Puskesmas yang terletak di jalan Imogiri km 9 Jati
Wonokromo Pleret Bantul. Pelayanan Puskesmas Pleret terdiri dari UKP
dan UKM, yang mana memiliki jadwal layanan Senin sampai Sabtu
sedangkan rawat inapnya sendiri memiliki layanan Senin sampai Minggu.
Puskesmas Pleret memiliki tenaga keperawatan sebanyak 10 perawat serta
sudah terakreditasi Utama sejak bulan November 2016.
35
d. Puskesmas Pajangan adalah Puskesmas rawat inap yang terletak di
kecamatan pajangan tepatnya di Jl. Pajangan, Jetis, Sendang Sari.
Sedangkan untuk rawat inapnya puskesmas pajangan memiliki 10 tempat
tidur dan UGD 24 jam. Puskesmas Pajangan memiliki tenaga keperawatan
sebanyak8 perawat serta telah terakreditasi sejak bulan November 2016.
2. Karakteristik Responden.
Hasil penelitian terhadap karakteristik responden perawat yang ada
di Puskesmas Jetis 1, Puskesmas Pundong, Puskesmas Pleret dan Puskesmas
Pajangan di kelompokan berdasarkan usia, jenis kelamin, pendidikan dan
lama kerja disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi dan persentase dengan
hasil.
a. Karakteristik Responden Puskesmas Jetis 1
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik responden perawatdi Puskesmas Jetis 1 Kabupaten Bantul.
Karakteristik Frekuensi Prosentase (%)Umur< 30 tahun30-45 tahun46 – 55 tahun
241
28,657,114,3
Jenis KelaminLaki-lakiPerempuan
16
14,385,7
Pendidikan TerakhirD IIID IVS 1
511
71,414,314,3
Lama Kerja< 1 tahun1 – 5 tahun> 5 tahun
115
14,314,371,4
Jumlah 7 100
Sumber : Data primer tahun 2017
Berdasarkan tabel 4.1 distribusi frekuensi karakteristik responden perawat
Puskesmas Jetis 1 menunjukan sebagian besar usia responden adalah 30 – 45
tahun yaitu 4 responden (57,1 %). Jenis kelamin sebagian besar adalah
perempuan yaitu 6 responden (85,7%). Sebagian besar pendidikan terakhir
36
responden dalam penelitian adalah D III yaitu 5 responden (71,4%) dan
sebagian besar responden sudah bekerja selama > 5 tahun yaitu 5 responden
(71,4%).
b. Karakteristik Responden Puskesmas Pundong
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik responden perawatdi Puskesmas Pudong Kabupaten Bantul.
Karakteristik Frekuensi Prosentase (%)Umur< 30 tahun30-45 tahun
36
33,366,7
Jenis KelaminLaki-lakiPerempuan
36
33,366,7
Pendidikan TerakhirD IIID IVS 1
612
66,711,122,2
Lama Kerja< 1 tahun1 – 5 tahun> 5 tahun
225
22,222,255,6
Jumlah 9 100
Sumber : Data primer tahun 2017
Berdasarkan tabel 4.2 distribusi frekuensi karakteristik responden perawat
Puskesmas Pundong menunjukan sebagian besar usia responden adalah 30 – 45
tahun yaitu responden (66,7%). Jenis kelamin sebagian besar adalah
perempuan yaitu 6 responden (66,7%). Sebagian besar pendidikan terakhir
responden dalam penelitian adalah D III yaitu 6 responden (66,7%) dan
sebagian besar responden sudah bekerja selama > 5 tahun yaitu 6 responden
(66,7%).
37
c. Puskesmas Pleret.
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Karakteristik responden perawatdi Puskesmas Pleret Kabupaten Bantul.
Karakteristik Frekuensi Prosentase (%)Umur< 30 tahun30-45 tahun46 – 55 tahun
262
206020
Jenis KelaminLaki-lakiperempuan
28
2080
Pendidikan TerakhirSPKD IIID IVS 1
01000
0100
00
Lama Kerja< 1 tahun1 – 5 tahun> 5 tahun
028
02080
Jumlah 10 100
Sumber : Data primer tahun 2017
Berdasarkan tabel 4.3 distribusi frekuensi karakteristik responden perawat di
Puskesmas Pleret menunjukan sebagian besar usia responden adalah 30 – 45
tahun yaitu 6 responden (60 %). Jenis kelamin sebagian besar adalah
perempuan yaitu 8 responden (80 %). Seluruh responden pendidikan terakhir
dalam penelitian adalah D III yaitu 10responden (100%) dan sebagian besar
responden sudah bekerja selama > 5 tahun yaitu 8 responden (80%).
d. Puskesmas Pajangan.
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Karakteristik responden perawatdi Puskesmas Pajangan Kabupaten Bantul.
Karakteristik Frekuensi Prosentase (%)Umur< 30 tahun30-45 tahun46 – 55 tahun
044
050,050,0
Jenis KelaminLaki-lakiPerempuan
44
50,050,0
Pendidikan Terakhir
38
D IIID IVS 1
620
75,025,0
0Lama Kerja< 1 tahun1 – 5 tahun> 5 tahun
008
00
100Jumlah 8 100
Sumber : Data primer tahun 2017
Berdasarkan tabel 4.4 distribusi frekuensi karakteristik responden perawat
Puskesmas Pajangan menunjukan usia responden adalah 30-45 tahun(50%)
serta 46-55 tahun (50 %). Jenis kelamin responden berimbang antara laki-
laki dan perempuan (50%:50%) . Sebagian besar pendidikan terakhir
responden dalam penelitian adalah D III yaitu 6 responden (75%) dan seluruh
responden sudah bekerja selama > 5 tahun yaitu 8 responden (100%).
3. Kinerja perawat.
Hasil penelitian terhadap kierja perawat di Puskesmas Jetis 1, Puskesmas
Pundong, Puskesmas Pleret, dan Puskesmas Pajangan dapat disajikan dalam
tabel berikut :
a. Kinerja Perawat di Puskesmas Jetis 1.
Tabel 4.5 Kinerja perawat di Puskesmas Jetis 1
Kategori Frekuensi Prosentase (%)BaikCukup
52
71,428,6
Jumlah 7 100Sumber : Data Primer Tahun 2017
Berdasarkan tabel 4.5 distribusi frekuensi kinerja perawat di
Puskesmas Jetis 1 menunjukan sebagian besar responden memiliki kinerja
dalam kategori baik yaitu sebanyak 5 orang (71,4%).
39
b. Kinerja Perawat di Puskesmas Pundong.
Tabel 4.6 Kinerja perawat di Puskesmas Jetis 1
Kategori Frekuensi Prosentase (%)BaikCukup
45
44,455,6
Jumlah 9 100Sumber : Data Primer Tahun 2017
Berdasarkan tabel 4.6 distribusi frekuensi kinerja perawat di
Puskesmas Pundong menunjukan sebagian besar responden memiliki
kinerja dalam kategori baik yaitu sebanyak 5 orang (55,6%).
c. Kinerja Puskesmas Pleret.
Tabel 4.7 Kinerja perawat di Puskesmas Pleret
Kategori Frekuensi Prosentase (%)BaikCukup
82
8020
Jumlah 10 100Sumber : Data Primer Tahun 2017
Berdasarkan tabel 4.7 distribusi frekuensi kinerja perawat di
Puskesmas Pundong menunjukan sebagian besar responden memiliki
kinerja dalam kategori baik yaitu sebanyak 8 orang (80%).
d. Kinerja Puskesmas Pajangan.
Tabel 4.8 Kinerja perawat di Puskesmas Pajangan
Kategori Frekuensi Prosentase (%)BaikCukup
35
37,562,5
Jumlah 8 100Sumber : Data Primer Tahun 2017
Berdasarkan tabel 4.8 distribusi frekuensi kinerja perawat di
Puskesmas Pajangan menunjukan sebagian besar responden memiliki
kinerja dalam kategori cukup yaitu sebanyak 5 orang (62,5%). Dari
keempat Puskesmas tidak ada tidak satupun perawat yang menilai dirinya
mempunyai kinerja kurang.
40
4. Hasil tabulasi silang kinerja perawat di Puskesmas yang terakreditasi dikabupaten Bantul
Tabel 4.9 Tabulasi silang karakteristik perawat dengan kinerja perawatPuskesmas di kabupaten Bantul yang terakreditasi di kabupaten Bantul
Karakteristik respondenKinerja perawat Puskesmas
Baik cukup TotalN % N % N %
Usia< 30 tahun30- 45 tahun46-55 tahun
4124
11,75%35,3%
11,75%
383
8,85%23,5%8,85%
7207
20,6%58,8%20,6%
Jumlah 20 58,8% 14 41,2% 34 100%
Jenis KelaminLaki-lakiPerempuan
713
20,6%38,2%
311
8,85%32,4%
1024
29,4%70,6%
Jumlah 20 58,8% 14 41,2 34 100%Pendidikan TerakhirD IIID IVS 1
1541
44,1%11,75%2,9%
1202
35,35%0
5,85%
2743
79,4%11,8%
8,8Jumlah 20 58,8% 14 41,2% 34 100%Lama Kerja< 1 tahun1-5 tahun>5 tahun
2216
5,85%5,85%47,1%
13
10
2,9%8,8%
29,5%
35
26
8,8%14,7%76,5%
Jumlah 20 58,8% 14 41,2 34 100%
Sumber: Data Primer Tahun 2017
Berdasarkantabel 4.9 menunjukan bahwa keseluruhan kinerja perawat
dalam kategori baik (58,8%), dengan rentang usia perawat 30-45 tahun
sebanyak 12 perawat (35,3%), 13 perawat (38,2%) dengan jenis kelamin
perempuan, 15 perawat (44,1%) dengan tingkat pendidikan DIII, dan 16
perawat (47,1%) telah bekerja lebih dari 5 tahun.
5. Analisa Bivariat
Tabulasi silang dan hasil uji statistik hubungan kinerja perawat puskesmas
dengan status akreditasi Puskesmas di kabupaten Bantul disajikan pada tabel
berikut:
41
Tabel 4.10 Tabulasi silang dan Uji Statistik Hubungan kinerja perawatPuskesmas dengan status akreditasi Puskesmas di kabupaten Bantul
Kinerja Perawat p-Status
AkreditasiPuskesmas
Baik cukup Total hitung value
f % f % f %Sangat Baik 3 8,8% 5 14,7% 8 23,5% -0,132 0,505
Baik 8 23,5% 2 5,9% 10 29,4%
Cukup 4 11,8% 5 14,7% 9 26,5%
Sedang 5 14,7% 2 5,9% 7 20,6%
Total 20 58,8% 14 41,2% 34 100%
Sumber: Data Primer Tahun 2017
Berdasarkan tabel 4.10 menunjukan dari 34 perawat,3 (8,8%)
perawat mempunyai kinerja baik dengan status akreditasi sangat baik, 8
(23,5%) perawat mempunyai kinerja baik dengan status akreditasi
puskesmas baik, 4 (11,8%) perawat mempunyai kinerja baik dengan status
akreditasi puskesmas cukup, 5 (14,7%) perawat mempunai kinerja baik
dengan status akreditasi puskesmas sedang, sedangkan 5 (14,7%) perawat
mempunyai kinerja cukup dengan status akreditasi Puskesmas sedang, 2
(5,9%) perawat mempunyai kinerja cukup dengan status akreditasi
puskesmas baik, 5 (14,7%) perawat mempunyai kinerja cukup dengan
status akreditasi puskesmas cukup, 2 (5,9%) perawat mempunyai kinerja
cukup dengan setatus akreditasi puskesmas sedang.
Hasil perhitungan statistik menggunakan uji Sommers’d seperti
disajikan pada tabel 4.10, diperoleh p-value sebesar 0,505> (0,05)
sehingga dapat disimpulkan tidak ada hubungan yang signifikan antara
kinerja perawat Puskesmas dengan Status akreditasi Puskesmas.
42
B. Pembahasan
1. Karakteristik Responden.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di empat Puskesmas yang
terakreditasi dikabupaten Bantul yaitu Puskesmas Jetis 1, Puskesmas Pundong,
Puskesmas Pleret dan Puskesmas Pajangan menunjukan bahwa usia responden
terbanyak di rentang usia 30-45 tahun dan menunjukan kinerja baik sebanyak
35,3%, ini menunjukan bahwa perawat yang berada di usia produktif sehingga
mempunyai kinerja lebih baik dari pada usia lain. Hasibuan (2003) berpendapat
bahwa umur individu mempengaruhi kondisi fisik mental, kemampuan kerja,
tanggung jawab, dan cenderung absensi.
Hasil penelitian juga menunjukan bahwa sebagian besar responden adalah
perempuan (70,6%). Penelitian ini sesuai dengan penelitian Asmuji (2010)
yang mana jumlah perawat perempuan lebih banyak dari pada laki-laki
sehingga jenis kelamin berpengaruh terhadap kinerja perawat. Berdasarkan
hasil uji statistik menunjukan hasil p value :0,004; α 0,05, berdasarkan
penelitian tersebut menunjukan rata-rata kinerja perawat laki-laki lebih rendah
dari pada perawat perempuan.
Berdasarkan tabel 4.9 terlihat bahwa pendidikan terakhir responden paling
banyak adalah D III keperawatan (79,4%). Menurut Nursalam (2002), perawat
yang mempunyai tingkat pendidikan D III diharapkan bisa melanjutkan atau
meneruskan ke pendidikan yang lebih tinggi agar dapat melaksanakan kinerja
yang lebih baik. Perawatyang berpendidikan tinggi sangat berperan dalam
pengembangan pelayanan keperawatan profesional. Dengan pendidikan yang
lebih tinggi sangat berperan dalam membina sikap dan pandangan profesional
serta menguasai keterampilan secara baik dan benar, sehingga kinerja perawat
menjadi lebih baik.
Hasil penelitian ini juga menunjukan bahwa lama kerja perawat paling
banyak >5 tahun sebanyak 76,5% dan mempunyai kinerja baik terbanyak
(47,1%).Halini sesuai dengan teori Gibson dalam Nursalam (2015) pengalaman
kerja merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja. ini juga
43
dibuktikanoleh penelitian Winarsih bahwa ada hubungan yang signifinkan
antara lama kerja perawat terhadap kinerja perawat di Rumah sakit umum
Padang Arang kabupaten Boyolali.
2. Kinerja perawat.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di Puskesmas Jetis 1,
Puskesmas Pundong, Puskesmas Pleret, Puskesmas Pajangan di dapatkan
kinerja perawat dijelaskan dalam tabel 4.5 bahwa sebagian besar perawat di
Puskesmas Jetis 1 mempunyai kinerja baik sebanyak 5 orang (71,4%) dan
sisanya dalam kategori cukup yaitu sebanyak 2 perawat (28,6%), berdasarkan
tabel 4.6 menunjukan kinerja perawat di Puskesmas Pundong dalam kategori
cukup yaitu sebanyak 5 perawat (55,6%) dan sisanya 4 perawat (44,4%) dalam
kategori baik, tabel 4.7 menunjukan kinerja perawat di Puskesmas Pleret
sebagian besar dalam kategori baik yaitu sebanyak 8 perawat (80%) dan
sisanya 2 perawat (20%) dalam kategori cukup, dan tabel 4.8 menunjukan
bahwa kinerja perawat dalam kategori cukup yaitu sebanyak 5 perawat (62,5%)
dan 4 perawat (37,5%) dalam kategori baik.
Menurut Nursalam penilain kinerja perawat adalah satu ukuran
pengawasan yang digunakan oleh manajer perawat guna mencapai hasil
organisasi. Melalui evaluasi reguler dari setiap pelaksanaan kerja pegawai,
manajer harus dapat mencapai beberapa tujuan. Hal ini berguna untuk
membantu kepuasan perawat, memperbaiki pelaksanaan kerja, memberitahu
mereka apabila pelaksanaan kerja kurang memuaskan, mempromosikan jabatan
dan kenaikan gaji, mengenal pegawai yang memenuhi syarat penugasan
khusus, memperbaiki komunikasi antara atasan dan bawahan, serta
menentukan pelatihan dasar untuk pelatihan karyawan yang memerlukan
bimbingan khusus. Berdasarkan tabel 4.10 menunjukan bahwa sebagian besar
kinerja perawat di empat Puskesmas yang terakreditasi termasuk dalam
kategori baik (58,8%).
Hal ini juga didukung dengan pencapaian status kesehatan masyarakat
kabupaten Bantul yang semakin meningkat, hal tersebut dapat di lihat dari
indikator status kesehatannya yaitu umur harapan hidup, angka kematian,
44
angka kesakitan dan angka status gizi. Angka kematian ibupada tahun 2016
sebanyak 87,5 per 100.000 kelahiran hidup angka tersebut telah melebihi
target dari provinsi DIY yaitu dutargetkan 100 per 100.000 kelahiran hidup,
angka kematian bayi juga menurun dari pada tahun sebelumnya yaitu pada
tahun 2015 8,35/1.000 menjadi 7,65/1.000 pada tahun 2016. Hasil ini juga
sesuai dengan penelitian Mashuri (2013) dengan hasil penelitian menunjukan
bahwa kinerja perawat di Puskesmas Baranti dan Puskesmas Manisa
Kabupaten Sidenreng Rappang pada tahun 2013 dalam kategori baik (94,7%).
Berdasarkan tabel 4.8 menunjukan bahwa kinerja perawat di Puskesmas
Pajangan yang terakreditasi Paripurna sebagian besar dalam kategori cukup
yaitu lima perawat (62,5%) dari delapan perawat. Sedangkan tabel 4.5
menunjukan bahwa kinerja perawat di Puskesmas Jetis 1 yang terakreditasi
dasar dalam kategori baik yaitu sebanyak lima perawat (71,4%) dari 7 perawat.
Puskesmas yang mempunyai kinerja baik sebagian besar memiliki perawat
yang berjenis kelamin perempuan. Ilyas (2002) mengungkapkan bahwa jenis
kelamin menyebabkan perbedaan kinerja. Hasil penelitian ini sesuai dengan
penelitian yang telah dilakukan oleh Asmuji (2010) dengan hasil penelitian
menunjukan bahwa jenis kelamin adalah faktor yang paling berpengaruh
terhadap kinerja perawat dalam pendokumentasian asuhan keperawatan.
3. Hubungan kinerja perawat di Puskesmas dengan status akreditasi Puskesmas
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya hubungan antara
kinerja perawat Puskesmas dengan status akreditasi Puskesmas di kabupaten
Bantul yaitu Puskesmas terakreditasi dasar (Puskesmas Jetis 1), Puskesmas
yang terakreditasi madya (Puskesmas Pundong), Puskesmas yang terakreditasi
utama (Puskesmas Pleret) dan Puskesmas yang terakreditasi paripurna
(Puskemas Pajangan). Untuk dapat terakreditasi Puskesmas harus mempunyai
standar akreditasi penilaian puskesmas yang mana terdiri dari 3 bagian dan 9
bab, setelah memiliki standar-standar akreditasi puskesmas maka survei
akreditasi akan dilaksanakan. Survei akreditasi adalah kegiatan penilaian oleh
surveior untuk menilai tingkat kesesuaian fasilitas kesehatan tingkat pertama
45
atau puskesmas dalam menerapkan standar akreditasi yang ditetapkan oleh
kementrian kesehatan (Pedoman Surveior Akreditasi Puskesmas).
Setelah dilakukan survei akreditasi maka selanjutnya dilakukan penilaian
serta penentuan status akreditasi puskesmas tersebut, adapun penilaian tiap
akreditasinya yaitu tidak terakreditasi jika penilaian bagian pertama
(administrasi dan manajemen puskesmas) yang terdiri bab I ( penyelenggaraan
pelayanan puskesmas), bab II ( kepemimpinan dan manajemen Puskesmas) bab
III (peningkatan mutu puskesmas) kurang dari 75 % dan bagian kedua (progam
puskesmas) yang terdiri dari bab IV ( progam puskesmas yang berorientasi
sasaran), bab V (kepemimpinan dan manajemen progam puskesmas), dan bab
VI (sasaran kinerja dan MDG’s) kurang dari 60 % dan bagian ke tiga
(pelayanan puskesmas) yang terdiri dari bab VII (layanan klinis yang
berorientasi pasien), bab VIII (manajemen penunjang layanan klinis) dan bab
IX (peningkatan mutu klinis dan keselamatan pasien) kurang dari 20%.
Terakreditasi dasar jika penilaian bagian pertama (administrasi dan
manajemen puskesmas) yang terdiri bab I ( penyelenggaraan pelayanan
puskesmas), bab II ( kepemimpinan dan manajemen Puskesmas) bab III
(peningkatan mutu puskesmas) lebih dari 75 % dan bagian kedua (progam
puskesmas) yang terdiri dari bab IV ( progam puskesmas yang berorientasi
sasaran), bab V (kepemimpinan dan manajemen progam puskesmas), dan bab
VI (sasaran kinerja dan MDG’s) lebih dari 60 % dan bagian ke tiga (pelayanan
puskesmas) yang terdiri dari bab VII (layanan klinis yang berorientasi pasien),
bab VIII (manajemen penunjang layanan klinis) dan bab IX (peningkatan mutu
klinis dan keselamatan pasien) lebih dari 20%.
Terakreditasi madya jika penilaiannya bab I ( penyelenggaraan pelayanan
puskesmas), bab II ( kepemimpinan dan manajemen Puskesmas) bab III
(peningkatan mutu puskesmas), bab IV ( progam puskesmas yang berorientasi
sasaran), bab V (kepemimpinan dan manajemen progam puskesmas) lebih dari
75% , dan bab VI (sasaran kinerja dan MDG’s), bab VII (layanan klinis yang
berorientasi pasien) lebih dari 60%, dan bab VIII (manajemen penunjang
46
layanan klinis) dan bab IX (peningkatan mutu klinis dan keselamatan pasien)
lebih dari 20%.
Terakreditasi madya jika penilaiannya bab I ( penyelenggaraan pelayanan
puskesmas), bab II ( kepemimpinan dan manajemen Puskesmas) bab III
(peningkatan mutu puskesmas), bab IV ( progam puskesmas yang berorientasi
sasaran), bab V (kepemimpinan dan manajemen progam puskesmas) bab VI
(sasaran kinerja dan MDG’s), bab VII (layanan klinis yang berorientasi pasien)
lebih dari 75%, dan bab VIII (manajemen penunjang layanan klinis) dan bab
IX (peningkatan mutu klinis dan keselamatan pasien) lebih dari 60%.
Terakreditasi paripurna jika pencapaian nilai semua bab lebih dari 75%.
Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan somers,d didapatkan hasil
bahwa nilai p value sebesar 0,505 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak
terdapat hubungan yang signifikan antara kinerja perawat puskesmas dengan
status akreditasi Puskesmas di kabupaten Bantul. Hasil penelitian ini
membuktikan bahwa kinerja perawat tidak ada hubungannya dengan status
akreditasi Puskesmas, ini menjelaskan bahwa akreditasi puskesmas tidak hanya
dari kinerja petugas kesehatannya akan tetapi ditunjang dari berbagai aspek
yang telah di tetapkan oleh Permenkes No 46 tahun 2015 tentang Standar
Akreditasi Puskesmas terdiri dari 3 bagian dan 9 bab.
C. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki berbagai keterbatasan yang mengakibatkan
hasilnya belum sesuai yang diharapkan. Keterbatasan tersebut
meliputi:
1. Terbatasnya peneliti dalam memperoleh kriteria penilian akreditasi di
setiap Puskesmas.
2. Lamanya waktu penelitian diakibatkan oleh banyaknya perawat yang
mengambil cuti setelah hari raya.
47
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Kinerja perawat di Puskesmas Jetis 1 sebagian besar dalam kategori Baik
yaitu sebanyak 5 perawat (71,4%) dari 7 perawat.
2. Kinerja perawat di Puskesmas Pundong sebagian besar dalam kategori cukup
yaitu sebanyak 5 perawat (55,6%) dari 9 perawat.
3. Kinerja perawat di Puskesmas Pleret sebagian besar dalam kategori baik yaitu
sebanyak 8 perawat (80%) dari 10 perawat.
4. Kinerja perawat di Puskesmas Pajangan sebagian besar dalam kategori cukup
yaitu sebanyak 5 perawat (62,5%) dari 8 perawat.
5. Tidak terdapat hubungan antara kinerja perawat di Puskesmas dengan status
akreditasi Puskesmas di kabupaten Bantul, Yogyakarta.
B. Saran
Beberapa saran yang dapat penulis berikan antara lain adalah :
1. Bagi Puskesmas
Setiap Puskesmas hendaknya mengevaluasi secara berkala kinerja petugas
kesehatan, terutama perawat dikarenakan jumlah petugas kesehatan
terbanyak.
2. Bagi peneliti selanjutnya.
Peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneliti kinerja seluruh petugas
kesehatan di Puskesmas yang terakreditasi di kabupaten Bantul tidak hanya
dari kinerja perawat saja.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, M. (2014). Manajemen dan evaluasi kinerja karyawan. Yogyakarta:Aswaja Pressindo.
Anwar, H. (2014).“Hubungan kinerja perawat terhadap tingkat kepuasan pasienpengguna Yankestis dalam pelayanan keperawatan di RSUD Syech Yusufka. Gowa” . Jurnal kesehatan. Volume VII no 2/2014
Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian : suatu pendekatan praktik. Jakarta :Rineka Cipta.
Asmuji. (2010). Hubungan faktor karakteristik perawat dengan kinerja perawatdalam pendokumentasian asuhan keperawatan di intalasi rawat inap RSUDR. Koesnadi Bondowoso, The Indonesian journal of health science,Vol 1, no 1.
Dahlan, S.(2014). Statistik untuk kedokteran dan kesehatan. Jakarta :Epidemiologi Indonesia.
Departemen Kesehatan. (2009). Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta.Dinas Kesehatan Bantul. (2016). Laporan kinerja dinas Kesehatan Bantul tahun
2015. Diakses dari dinkes.bantulkab.go.idDinas Kesehatan Bantul. (2016). Laporan kinerja dinas Kesehatan Bantul tahun
2016. Diaksesdari dinkes.bantulkab.go.id/filestorage/Dokumen/2017/03/LKj Dinkes2016
Ginting, A.(2016). “Hubungan Pengetahuan Tentang Akreditasi Rumah Sakit danKarakteristik Individu dengan Kinerja Perawat di Rumah Sakit MitraSejati Medan”. Repositoru : USU
Hafid, Anwar (2014). Hubungan kinerja perawat terhadap tingkat kepuasan pasienpengguna yankestis dalam pelayanan keperawatan di RSUD Syech YusufKab. Gowa, Jurnal kesehatan, vol VII, no 2.
Herlambang, S.(2016). Manajemen pelayanan kesehatan rumah sakit. Yogyakarta: gosyen Publishing
Hidayat, A, A.(2014). Metode penelitian keperawatan dan teknik analisis data.Jakarta : Salemba Medika
.(2014). Metode penelitian keperawatan dan teknik analisis data. Jakarta :Salemba Medika.
Ilyas, Y. (2002). Kinerja teori penilaian dan penelitian., Edisi revisi., Fekom UI.Jakarta
Kementrian Kesehatan RI. (2015).Rencana Strategis Kementrian Kesehatan 2015-2019. Diakses dari www.depkes.co.id (diakses tanggal 5 februari 2017 ).
Kuntoro, A. (2010), Manajemen keperawatan, Penerbit Muha MedikaYogyakarta.
LAN. (2010). Laporan akuntabilitas kinerja intansi pemerintah. Diakser darihttp:/ppid.lan.go.id (diakses tanggal 20 April 2017 ).
Mashuri, (2013). Gambaan kinerja perawat di Puskesmas Baranti dan PuskesmasManisa kabupaten Sindereng Rapang. The Indonesian journal of healthscience, Vol 1, no 1
Menteri Kesehatan RI. (2015). Peraturan Menteri Kesehatan Republik IndonesiaNo. 46 Tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama,Tempat Praktik Mandiri Dokter, dan Tempat Praktik Mandiri DokterGigi. Diakses dari www.hukor.depkes.co.id (diakses tanggal 16 januari2017 ).
Menteri Kesehatan RI. (2014). Peraturan Menteri Kesehatan Republik IndonesiaNo. 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas.
Muninjaya, Gde, A. A. (2004), Manajemen kesehatan, Penerbit Buku KedokteranEGC Edisi 3. Penerbit Salemba Medika Jakarta.
Notoatmodjo, S. (2012). Pendidikan Ilmu dan perilaku. Jakarta : Rineka Cipta.. (2012). Metode penelitian kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
Nursalam. (2002). Manajemen keperawatan dan aplikasi dalam praktekkeperawatan profesional. Jakarta : Salemba Medika
Nursalam. (2011). Manajemen keperawatan dan aplikasi dalam Praktekkeperawatan profesional. Jakarta : Salemba Medika.
. (2013). Metodologi penelitian ilmu keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
. (2015). Manajemen keperawatan dan aplikasi dalam Praktek keperawatanprofesional.Jakarta : Salemba Medika.
Prawirosentono,S. & Primasari.D. (2015). Manajemen sumber daya manusia :kinerja dan motivasi karyawan. Yogyakarta :BPFE
Puskesmas jetis 1 (2017). Gambaran umum Puskesmas Jetis 1 2017. Diakses daripuskesmas.bantulkab.go.id/jetis1
Puskesmas Pajangan (2017). Profil Puskesmas Pajangan. Diakses daripuskesmas.bantulkab.go.id/pajangan
Puskesmas Pleret (2017). Profil Puskesmas Pleret. Diakses daripuskesmas.bantulkab.go.id/pleret
Puskesmas Pundong (2017). Gambaran umum Puskesmas Pundong. Diakses daripuskesmas.bantulkab.go.id/pundong
Royani (2010). Hubungan sistem penghargaan dengan kinerja perawaat dalammelaksanakan asuhan keperawatan di RSUD Cilegon Banten. Skripsi
Siagian, Sondang P. (2009). Kiat meningkatkan produktivitas kerja. Jakarta :Rineka Cipta.
Triwibowo. C.(2012). Perizinan dan Akreditasi rumah sakit.Yogyakarta :Nuhamedika
Triwibowo. C.(2015). Pengantar dasar ilmu kesehatan masyarakat.Yogyakarta :Nuhamedika
Wibowo. (2016). Manajemen kinerja. Jakarta : Raja Grafindo Persada.Winditasari, N. (2015). “Hubungan Disiplin Kerja dengan Kinerja perawat di
Ruang Melati dan Ruang Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul”.Skripsi. PSIK, Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.
KUESIONER KINERJA PERAWAT DALAM MELAKSANAKAN ASUHANKEPERAWATAN
Petunjuk pengisian :
1. Mohon bantuan dan kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi seluruh pertanyaan yang
ada.
2. Berilah tanda () pada kolom yang sejawat pilih sesuai dengan keadaan
sebenarnya dengan alternatif jawaban sebagai berikut :
a. TP (Tidak pernah), apabila pernyataan tersebut dilakukan 0-25%.
b. J (Jarang), apabila pernyataan tersebut dilakukan 26% - 50%
c. S (Sering), apabila pernyataan tersebut dilakukan 51-75%
d. SL (Selalu), apabila pernyataan tersebut dilakukan > 75%
No Pernyataan JawabanSL S J TP
1 Saya menyusun diagnosa keperawatan mengandung unsur:masalah, penyebab masalah, tanda serta gejala
2 Saya rutin memberikan rasa aman dan nyaman kepada kliensebagai bentuk tanggung jawab saya
3 Saya membuat rencana asuhan keperawatan menggunakankalimat singkat dan jelas
4 Saya sedikit perlu menghubungkan kebutuhan klien denganpenyebab masalah
5 Saya merumuskan tujuan asuhan keperawatan sebagaiindikator evaluasi
6 Saya menyusun diagnosa keperawatan rutin sesuai dengankewenangan perawat
7 Saya melakukan asuhan keperawatan sesuai rencanatindakan
8 Saya melibatkan klien/keluarga dalam melaksanakanasuhan keperawatan
9 Saya menggali informasi tentang riwayat keperawatan klien
10 Saya melakukan pencatatan setiap tindakan keperawatanyang dilakukan
No Pernyataan JawabanSL S J TP
11 Saya menentukan masalah, penyebab dan gejala untukmerumuskan diagnose keperawatan
12 Saya mengutamakan keselamatan bagi klien dalammemberikan asuhan keperawatan
13 Saya mengumpulkan data klien meliputi data fisik,psikologis, social
14 Saya kadang memberikan penjelasan kepada klien sebelummelakukan tindakan
15 Saya melakukan evaluasi berdasarkan standar asuhankeperawatan
16 Saya rutin membuat catatan asuhan keperawatan secararingkas dan jelas
17 Saya melakukan asuhan keperawatan dengan menggunakansumber daya yang ada
18 Saya menginformasikan perkembangan klien kepada temansejawat setiap pergantian dinas
19 Saya mempertimbangkan kebijakan, aturan, sumber dayadan fasilitas yang ada dalam merencanakan tindakankeperawatan
20 Saya melakukan tindakan keperawatan denganmemperhatikan kebersihan dan sterilisasi
21 Saya memperbaiki tindakan keperawatan berdasarkanrespon klien
22 Saya menggali data klien meliputi aspek biologis,psikologis dan social
23 Saya menggali data klien meliputi aspek spiritual
24 Saya melakukan tindakan keperawatan berdasarkanprosedur teknis yang telah ditentukan
25 Saya rutin menentukan alternatif tindakan keperawatan