HUBUNGAN KEKERABATAN GENETIK TrichodinaSP. DAN ...

12
Prosiding Seminar Nasional dan Call for Papers Pengembangan Sumber Daya Perdesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan VII17- 18November 2017 Purwokerto HUBUNGAN KEKERABATAN GENETIK TrichodinaSP. DAN PATOGENISITASNYA YANG MENGINFEKSI BENIH GURAME SEBAGAI UPAYA PENGENDALIANNYA DINI DI KABUPATEN EXS. KARESIDENAN BANYUMAS JAWA TENGAH Oleh: Rokhmani, Endang Ariyani S. dan Daniel Joko W. Fakultas Biologi Unsoed Purwokerto Email : [email protected] ABSTRAK Kabupaten Exs Karesidenan Banyumas Propinsi sentra benih makin tahun makin meningkat. Satu permasalahan, yang penurunan produksi, disebabkan salah satunya oleh parasit. Salah satu parasit yang menginfeksi benih gurame dengan adalah Trichodina sp. Kekerabatan morfologi/fenotipe Trichodina sp. beberapa spesiesnya dari sentra benih gurame di Purbalingga, Banyumas dan Banjarnegara adalah satu kerabat. Dan tingkat intensitas serta prevalensi infeksi organisme ini dari lokasi-lokasi sampling tersebut tidak ada berbedaan. Hasil patogenitasnya yang berbeda diduga dipengaruhi oleh variasi struktur morfologi Trichodina sp. tersebut, umur ikan dan lingkungan yang berbeda. Telah dilakukan penelitian lanjutan tentang hubungan kekerabatan variasi genetik Trichodina sp. pada benih gurame dan patogenisitasnya sebagai upaya pengendalian dini di Kabupaten Exs Karesidenan Banyumas Jawa Tengah Hasil identifikasi molekuler Protozoa Trichodina heterodentata dengan marka 18s rRNA yang menginfeksi benih gurami di wilayah Banyumas, Purbalingga dan Banjarnegara, masing-masing adalah 10 %, 10%, dan 45%. Kata Kunci : Karagaman, Genetik, Trichodina sp., Gurame, Banyumas PENDAHULUAN Ikan gurami (Osphronemus gouramy Lacepede) merupakan salah satu komoditas perikanan air tawar yang cukup penting dan telah banyak dibudidayakan diberbagai daerah di Indonesia. Hal tersebut terjadi karena ikan gurami memiliki harga jual tinggi dan peluang pasar yang besar. Propinsi Jawa Tengah merupakan sentra benih ikan gurami yang setiap tahunnyaproduksinya meningkat dari 94,6 ton di tahun 2011 dan tahun 2012 mencapai 109,7 ton (Anonim 2013). Beberapa provinsi lain yang menjadi penghasil ikan gurame di Indonesia diantaranya Jawa Barat dengan produksi ikan gurami mencapai 12.070 ton/th, Sumatera Barat 10.660 ton/th, Jawa Timur 9.525 ton/th, Jawa Tengah 7.475 ton/th, DI.Yogyakarta 6.031 ton/th, Lampung 4.098 ton/th, dan Sumatera Selatan 2.518 ton/th (Astawan (2005). Kondisi ini mendorong Kementerian Perikanan dan Kelautan (KKP) untuk menjadikan ikan gurami sebagai salah satu target pencapaian 127% di tahun 2014 ini (KKP, 2010). Target produksi tersebut menjadikan usaha budidaya ikan gurami sangat menjanjikan. Di sisi lain, usaha budidaya intensif dengan menerapkan padat tebar yang tinggi pada lahan terbatas,

Transcript of HUBUNGAN KEKERABATAN GENETIK TrichodinaSP. DAN ...

Page 1: HUBUNGAN KEKERABATAN GENETIK TrichodinaSP. DAN ...

Prosiding Seminar Nasional dan Call for Papers ”Pengembangan Sumber Daya Perdesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan VII”17-18November 2017 Purwokerto

HUBUNGAN KEKERABATAN GENETIK TrichodinaSP. DAN

PATOGENISITASNYA YANG MENGINFEKSI BENIH GURAME

SEBAGAI UPAYA PENGENDALIANNYA DINI

DI KABUPATEN EXS. KARESIDENAN BANYUMAS JAWA

TENGAH

Oleh:

Rokhmani, Endang Ariyani S. dan Daniel Joko W.

Fakultas Biologi Unsoed Purwokerto

Email : [email protected]

ABSTRAK Kabupaten Exs Karesidenan Banyumas Propinsi sentra benih makin tahun makin

meningkat. Satu permasalahan, yang penurunan produksi, disebabkan salah satunya oleh parasit.

Salah satu parasit yang menginfeksi benih gurame dengan adalah Trichodina sp. Kekerabatan

morfologi/fenotipe Trichodina sp. beberapa spesiesnya dari sentra benih gurame di Purbalingga,

Banyumas dan Banjarnegara adalah satu kerabat. Dan tingkat intensitas serta prevalensi infeksi

organisme ini dari lokasi-lokasi sampling tersebut tidak ada berbedaan. Hasil patogenitasnya yang

berbeda diduga dipengaruhi oleh variasi struktur morfologi Trichodina sp. tersebut, umur ikan dan

lingkungan yang berbeda. Telah dilakukan penelitian lanjutan tentang hubungan kekerabatan

variasi genetik Trichodina sp. pada benih gurame dan patogenisitasnya sebagai upaya

pengendalian dini di Kabupaten Exs Karesidenan Banyumas Jawa Tengah Hasil identifikasi

molekuler Protozoa Trichodina heterodentata dengan marka 18s rRNA yang menginfeksi benih

gurami di wilayah Banyumas, Purbalingga dan Banjarnegara, masing-masing adalah 10 %, 10%,

dan 45%.

Kata Kunci : Karagaman, Genetik, Trichodina sp., Gurame, Banyumas

PENDAHULUAN

Ikan gurami (Osphronemus gouramy Lacepede) merupakan salah satu komoditas perikanan

air tawar yang cukup penting dan telah banyak dibudidayakan diberbagai daerah di Indonesia. Hal

tersebut terjadi karena ikan gurami memiliki harga jual tinggi dan peluang pasar yang besar.

Propinsi Jawa Tengah merupakan sentra benih ikan gurami yang setiap tahunnyaproduksinya

meningkat dari 94,6 ton di tahun 2011 dan tahun 2012 mencapai 109,7 ton (Anonim 2013).

Beberapa provinsi lain yang menjadi penghasil ikan gurame di Indonesia diantaranya Jawa Barat

dengan produksi ikan gurami mencapai 12.070 ton/th, Sumatera Barat 10.660 ton/th, Jawa Timur

9.525 ton/th, Jawa Tengah 7.475 ton/th, DI.Yogyakarta 6.031 ton/th, Lampung 4.098 ton/th, dan

Sumatera Selatan 2.518 ton/th (Astawan (2005). Kondisi ini mendorong Kementerian Perikanan

dan Kelautan (KKP) untuk menjadikan ikan gurami sebagai salah satu target pencapaian 127% di

tahun 2014 ini (KKP, 2010).

Target produksi tersebut menjadikan usaha budidaya ikan gurami sangat menjanjikan. Di sisi

lain, usaha budidaya intensif dengan menerapkan padat tebar yang tinggi pada lahan terbatas,

Page 2: HUBUNGAN KEKERABATAN GENETIK TrichodinaSP. DAN ...

Prosiding Seminar Nasional dan Call for Papers ”Pengembangan Sumber Daya Perdesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan VII”17-18November 2017 Purwokerto

dapat berdampak pada munculnya serangan penyakit sehingga mortalitas benih gurami meningkat

dan berdampak pada menurunnya target produksi nasional. Salah satu parasit yang menginfeksi

benih gurami hampir di seluruh wilayah sentra benih ikan gurami di Indonesia dengan tingkat

patogenisitas mencapai 80% adalah Trichodina sp.

Trichodina sp. adalah protozoa parasit bercilia yang menyerang benih maupun ikan budidaya

baik ikan gurami maupun ikan air tawar lainnya.Ektoparasit Trichodina mempunyai peranan yang

sangat penting terhadap penurunan daya kebal tubuh ikan dan terjadinya infeksi

sekunder.Trichodina sp merupakan ektoparasit yang menginfeksi kulit dan insang ikan.Parasit ini

berkembang biak dengan cara pembelahan yang berlangsung di tubuh inang, mudah berenang

secara bebas, dapat melepaskan diri dari inang dan mampu hidup lebih dari dua hari tanpa inang.

Tingkat patogenisitas organisme protozoa inidi berbagai sentra benih ikan gurami, tidak

sama.Faktor yang sangat berpengaruh terhadap perbedaan tingkat patogenisitas adalah kemampuan

menginfeksi Trichodina sp. pada benih ikan gurami. Kemampuan menginfeksi ini ditentukan oleh

kemampuan melekat pada benih ikan. Kemampuan melekat Trichodina sp. berkaitan dengan

struktur dan morfologi cincin dentikel yang dapat berbeda antar kondisilingkungan lokasi sentra

benih dan budidaya ikan gurami (temperatur, lingkungan, kondisi fisik dan kimiawi perairan).

Keberadaan parasit dapat menyebabkan efek mematikan pada populasi inang dan konsekuensinya

dapat menyebabkan kerugian besar bagi industri perikanan dan akuakultur.

Parasit tidak hanya dapat merugikan industri perikanan, deteksi morfologi dan molekuler

perlu untuk dilakukan untuk dapat menentukan cara identifikasi dan diagnosa yang tepat terhadap

parasit tersebut. Bentuk hubungan ekologi antara dua organisme, yang satu disebut parasit dan

yang lainnya disebut inang. Selanjutnya ditambahkan bahwa sifat – sifat esensial yang dimiliki

hubungan tersebut adalah : adanya ketergantungan fisiologi parasit terhadap inangnya, Inang yang

terinfeksi berat akan mengalami kematian, dan distribusi frekuensi parasit pada populasi inang

umumnya overdispers yang berarti bahwa varians (S2) dari populasi parasit jauh lebih besar di

banding dengan rata – rata (X) populasi parasit . Pada ikan-ikan air tawar, parasit ini umumnya

ditemukan di kulit, sedangkan pada ikan-ikan air laut di insang. Serangan dengan intensitas yang

tinggi dapat menyebabkan hiperplasia pada sisik dan kerusakan struktur insang, yang pada

akhirnya akan menyebabkan ikan mati.

Kabupaten Banyumas, Purbalingga dan Banjarnegara merupakan sentra utama benih ikan

gurami di Propinsi Jawa Tengah. Desa Kutasari, Baturraden dan Desa Kedungbanteng Kecamatan

Kedungbanteng Kabupaten Banyumas. Desa Luwung Kecamatan Rakit dan Desa Purwonegoro

Kecamatan Purwonegoro Kabupaten Banjarnegara ; Desa kutasari Purbalingga Penyebaran benih-

benih ikan gurami dari kabupaten Banyumas, Purbalingga dan Banjarnegara ke seluruh wilayah di

Propinsi Jawa Tengah, menyebabkan bervariasinya kemampuan pertumbuhan dan perkembangan

ikan gurami. Interaksi dengan lingkungan lokal juga memungkinkan adanya upaya adaptasi ikan

Page 3: HUBUNGAN KEKERABATAN GENETIK TrichodinaSP. DAN ...

Prosiding Seminar Nasional dan Call for Papers ”Pengembangan Sumber Daya Perdesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan VII”17-18November 2017 Purwokerto

gurami maupun Trichodina sp. sebagai ektoparasitnya. Variasi baru sebagai akibat adanya inang

yang beradaptasi dan kondisi lingkungan, dapat menyebabkan variasi struktur dan morfologi

Trichodina sp. antar wilayah di Propinsi Jawa Tengah. Variasi struktur dan morfologi ektoparasit

ini diduga juga berkaitan dengan tingkat patogenisitas yang tidak sama antar sentra benih gurami di

Propinsi Jawa Tengah.

Selain morfologi, berbagai macam penanda merupakan cara penting untuk membedakan

variasi struktur dan morfologi maupun genetis antar Trichodina sp. RAPD (Random Amplified

Polymorphic DNA) merupakan salah satu penanda DNA yang telah banyak digunakan untuk

mendapatkan gambaran keragaman genetik dan membedakan karakter tertentu pada suatu

organisme. Menurut Langga et al. (2012), teknik RAPD yang digunakan untuk mengidentifikasi

genotipe memiliki kelebihan dalam pelaksanaan dan analisisnya. Dikemukakan lebih lanjut oleh

Langga et al. (2012) bahwa teknik RAPD merupakan cara yang lebih murah, mudah dilakukan,

cepat memberikan hasil, menghasilkan polimorfisme pita DNA dalam jumlah banyak dan mudah

memperoleh primer acak yang diperlukan untuk menganalisis genom semua jenis organisme.

Teknik RAPD tidak membutuhkan informasi awal tentang urutan basa suatu spesies.

Hubungan antara struktur dan morfologi cincin dentikel Trichodina sp. dengan kondisi

lingkungan lokasi sentra benih dan budidaya ikan gurami dapat mempunyai derajat kesamaan atau

perbedaan baik morfologi (fenotipe) ataupun genetis. Keragaman fenotipe maupun genetis

Trichodina sp. antar kondisi lingkungan lokasi sentra benih dan budidaya ikan yang tinggi

menunjukkanpotensi penyebaran spesies parasit yang tinggi dan kemungkinan dengan tingkat

patogenisitas yang tidak sama. Sampai saat ini, belum ada satupun penelitian yang menilai

hubungan kekerabatan morfologi dan genetis Trichodina sp. dengan tingkat patogenisitas protozoa

ini pada benih ikan gurami.

Berdasarkan asumsi sebagaimana dimuka maka diajukan perumusan masalahnya adalah

1.Bagaimanakah keragaman genetik Trichodina sp. dari benih gurame di berbagai sentra benih

budidaya ikan gurami di Kabupaten Exs, Karesidenan Banyumas Propinsi Jawa Tengah.

2.Bagaimanakah hubungan antara keragaman genetikTrichodina sp. dengan tingkat

patogenisitasnya di berbagai sentra ikan gurami di Kabupaten Exs, Karesidenan Banyumas

Propinsi Jawa Tengah Propinsi Jawa Tengah.

Berdasarkan permasalahan sebagaimana dikemukakan maka tujuan penelitian adalah

1. Mengetahui jenis spesiesTrichodina sp. apa saja dari berbagai sentra benih dan budidaya ikan

gurami Kabupaten Exs, Karesidenan Banyumas Propinsi Jawa Tengahdi Propinsi Jawa Tengah

berdasarkan susunan genetiknya

2. Menentukan hubungan kekerabatan genetik Trichodina sp. dengan tingkat patogenisitasnya pada

berbagai sentra benih ikan gurami di Kabupaten Exs, Karesidenan Banyumas Propinsi Jawa

Tengah

Page 4: HUBUNGAN KEKERABATAN GENETIK TrichodinaSP. DAN ...

Prosiding Seminar Nasional dan Call for Papers ”Pengembangan Sumber Daya Perdesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan VII”17-18November 2017 Purwokerto

Hasil penelitian yang diperoleh merupakan landasan konseptual untuk menentukan

kelompok lokasi sentra benih ikan gurami yang mempunyai potensi serangan Trichodina sp. tinggi

beserta faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh pada keberhasilan budidaya ikan gurami

sebagai upaya pengendalian dini. Hasil penelitian dapat dibuat makalah untuk seminar nasional

mapun untuk diterbitkan jurnal, dan memperkaya materi ajar mengenai Protozoa parasit (

Parasitologi Akuatik)

METODE PENELITIAN

Tahapan penelitian awal adalah menggunakan metode survai, dengan teknik pengambilan

sampel secara acak. Trichodina sp. diperoleh dari isolasi terhadap benih ikan gurami yang

dipelihara di sentra benih ikan guramiyang direncanakan pada : Desa Kutasari Kecamatan

Baturaden danDesa Kedungbanteng Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Banyumas ; Desa

Luwung Kecamatan Rakit dan Desa Purwonegoro Kecamatan Purwonegoro Kabupaten

Banjarnegara : Desa Kutasari Kecamatan Kutasari dan Desa Purbalingga Utara Kecamatan

Purbalingga Kabupaten Purbalingga :Pada tahapan ini sebagai tahapan terakhir, selain penentuan

moleklulnya untuk mengetahui hubungan kekerabatan genetik Trichodina sp. dengan tingkat

patogenisitasnya dari berbagai sentra benih budidaya ikan gurami di Exs Karesidenan Banyumas

Jawa Tengah.

Cara Kerja

Trichodina sp. di isolasidari benih ikan gurami pendederan 1dari sentra benih di Kabupaten

Banyumas, Purbalingga, Cilacap dan Banjarnegara. Sebelum dilakukan pengamatan variasi

genetik dan jarak genetik ,isolat Trichodina sp. diisolasi DNA genomnya menggunakan metode

alkalilysis. Dengan menggunakan pipets teril, diambil sebanyak 10 individu isolat Trichodina sp.

dari sentra benih ikan gurami pendederan tingkat 1 dan 2, dimasukkan kedalam tabung ependorf

yang berisi 180µlSTE. Kemudian isolat Trichodinasp. digerus menggunakan pestel steril. 20µl

proteinase K dan 200µl buffer AL (bufferlisis) ditambahkan pada sampel.Kemudian divortex

supaya tercampur merata dan diinkubasikan pada temperatur 700

C selama10 menit dengan box

heater. 200µl etanol 100% ditambahkan pada masing-masing sampel dan di vortex lagi untuk

mendenaturasi proteinase K.Campuran larutan tersebut

dipipet dan dimasukkan pada tabung Dneasyspincollum dan disentrifugasi pada 8000rpm selama 1

menit. Larutan yang melewati spincollum dibuang dan dipindahkan pada tabung 2ml yang baru dan

dicuci dengan 500µl buffer AW2, lalu disentrifugasi pada 16.000 rpm selama 3 menit untuk

mengeringkan membran Dneasy. Larutan dan tabung koleksi dibuang lagi .Dneasycollum

dimasukkan pada microcentrifuge yang steril dan ditambahkan 200 µl buffer AE dengan pipet

langsung pada membran. Sampel disentrifugasi selama1menit dengan 8000rpm. Dneasy spincollum

Page 5: HUBUNGAN KEKERABATAN GENETIK TrichodinaSP. DAN ...

Prosiding Seminar Nasional dan Call for Papers ”Pengembangan Sumber Daya Perdesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan VII”17-18November 2017 Purwokerto

dibuang dan larutan disimpan pada temperatur-200C untuk digunakan berikutnya .DNA yang

diperoleh selanjutnya diamplifikasi dengan teknik RAPD. Amplifikasi fragmen DNA dengan

teknik RAPD. Volume total untuk PCR adalah 10ul yang trdiri atas 5ul gotaqgreen PCRmastermix

2x;2, 25ulDNA; 0,25ul primer dan 2,5ul water nuclease free.DNA diamplifikasi menggunakan

PCR Thermal Cycler BOECO. Metode amplifikasi dilakukan mengikuti Nandariyah (2010)

dengan sedikit modifikasi. Predenaturasi untai ganda DNA template pada suhu 95C selama

3 menit, diikuti dengan 40 siklus reaksi yang terdiriatas denaturasi pada suhu 94 C selama 1

menit, tahap penempelan primer (annealing) padasuhu 37 C selama 45 detik, pemanjang primer

(extension) pada suhu72C selama 1 menit 30detik, final extension pada suhu 72C selama 5 menit.

Diakhiri dengan holding pada suhu 4C selama 1 menit. Produk PCR dapat dilihat menggunakan

teknik elektroforesis. Produk di running menggunakan gel agarosa 1% dengan penambahan

TBE1x. Setelah selesai dirunning pada tangki elektroforesis selama 30 menit dengan tegangan 50

V, agarosa direnam dalam larutan Etanol selama 20 menit. Visualisasi dilakukan pada paparan

sinar UV menggunakan UV transluminator. Hasil visualisasi didokumentasikan menggunakan

kamera digital. Profil pola fragmen DNA masing-masing primer diskoring secara terpisah

berdasarkan ada tidaknya fragmen menggunakan kodebiner. Skor1 jika ada fragmen dan bila tidak

ada fragmen tanpa memandang intensitasnya. Ukuran molekul fragmen dna ditentukan dengan dna

ladder 3kb

Data yang diperoleh dianalisisse cara deskriptif berdasarkan ada tidaknya fragmen DNA yang

dihasilkan pada primer tiap lokusnya. Pola fragmen RAPD yang bersifat kualitatif diubah menjadi

data biner kuantitatif. Setelah itu, dilakukan analisis variasi genetik dan jarak genetik menggunakan

program Gen AlEx6.1.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Spesies Trichodina sp. sebagai parasit kosmopolitt yang hidupnya hampir ada didapatkan

pada air budidaya ikan air tawar dengan reproduksi yang aseksual yaitu membelah diri dengan

bagian tersebut masing-masing akan memperbanyak diri. Kemampuan ini menyebabakan bahwa

protozoa ini mudah didapatkan. Hal tersebut dikuatkan pernyataan Woo (1995) perbanyakan

Trichodina sp. dilakukan dengan membelah diri. Kemampuan Trichodina sp dapat menginfeksi ke

ikan budidaya pada berbagai umur ikan. Tingkat kejadian penyerangan protozoa parasit ini sampai

80%. Tentang jenis spesies Trichodina sp. ini yang ditentukan dengan pengukuran bagian-bagian

tubuh protozoa ini atau dengan gambaran/ukuran variasi morfometrik morfologi Trichodina sp.

Hasil penelitina (Basson & Van As, 2006) jenis-jenis spesies Trichodina sp. .yaitu

Trichodina acuta, Trichodina heterodentata, Trichodina magna dan Trichodina nobilis yang

ditemukan pada benih ikan gurame, sebagai ektoparasit dan banyak ditemukan di permukaan kulit

Page 6: HUBUNGAN KEKERABATAN GENETIK TrichodinaSP. DAN ...

Prosiding Seminar Nasional dan Call for Papers ”Pengembangan Sumber Daya Perdesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan VII”17-18November 2017 Purwokerto

dan jarang ditemukan di insang. Sedangkan penelitian Rokhmani dkk ( 2015 ) jenis Trichodina sp.

pada benih gurame pada Kabupaten Banyumas, Banjarnegara dan Purbalingga adalah spesies

Trichodina sp. yang ditemukan adalah Trichodina nobilis, Trichodina reticulata. Tichodina acuta,

Trichodina heterodentata, Trichodina magna, Trichodina pediculus, dan Trichodina

nigra.(Rokhmani dkk., 2015). Dan penelitian lanjutan oleh Rokhmani dkk (2016) menemukan

jenis-jenis Trichodina pediculus,Trichodina magna, Trichodina nobilis , Trichodina nigra,

Trichodina acuta, dan Trichodina heterodentata. Khusus jenis Trichodina heterodentata

merupakan ektoparasit yang paling banyak ditemukan di hapir seluruh wilayah baik Jawa Tenghah

( Rokhmani 2015), juga benih gurami di Kota-kota besar di Pulau jawa ( Rokhmani dkk., 2016).

Trichodina heterodentata memiliki karakteristik diameter tubuh 71-106 µm; diameter

cincin dentikel 26-37 µm; diameter disc perekat 47-63 µm; jumlah dentikel 20-27; lebar membran

2,7 µm. Sedangkan menurut Van dan Basson (1986) dalam Woo (2006), Trichodina heterodentata

memiliki karakteristik diameter disc perekat 38-82 µm; diameter cincin dentikel 23-51 µm; jumlah

dentikel 20-30. Menurut Albaladejo & Arthur (1989) dalam Dana et al. (2002), jenis Trichodina

heterodentata memiliki karakteristik diameter tubuh 53,0-71,5 µm(57,9 µm± 3,7); diameter cincin

dentikel 24,5-41,2 µm(35 µm± 4,2); diameter disc perekat 44,0 –61,0 (52,1 ± 5,4); jumlah dentikel

20-24 (21,8 ± 1,2) dan lebar membran 4,0 -6,5 µm (5,5 µm ± 0,6). Menurut Duncan (1977) dalam

Padua et al. (2012), jenis Trichodina heterodentata memiliki karakteristik diameter tubuh 71-106

µm; diameter adhesive dic 47-63 µm; diameter cincin dentikel 26-37 µm; lebar membran 2,7 µm;

dan jumlah dentikel 20-27. Sedangkan menurut Van dan Basson (1986) dalam Woo (2006), jenis

Trichodina heterodentata memiliki karakteristik dengan kisaran diantaranya diameter adhesive dic

38-82 µm; diameter cincin dentikel 23-51 µm; dan jumlah dentikel 20-30. Gambar berikut adalah

jenis Trichodina sp. lain yang juga ditemukan adalah T. heterodentata. Karakteristik morfometrik

T.heterodentata pada benih ikan gurami.

Gambar 1 Trichodina heterodentata. A. T. heterodentata (hasil pengamatan), B. T. Hetero

dentata (Duncan, 1977 dalam de Padua et al., 2012), C. T.heterodentata (Van &

Basson, 1986 dalam Woo, 2006). Skala bar = 20µm.

Morfologi Trichodina sp. menunjukkan beberapa bentuk ray yang bervariasi. Trichodina

sp. memiliki bentuk dentikel arah proximal yang meruncing, melengkung, dan menumpul.

C B A

Page 7: HUBUNGAN KEKERABATAN GENETIK TrichodinaSP. DAN ...

Prosiding Seminar Nasional dan Call for Papers ”Pengembangan Sumber Daya Perdesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan VII”17-18November 2017 Purwokerto

Trichodina heterodentata memiliki ujung blade apex yang berbentuk tumpul dan bentuk denticle

ray yang meruncing lurus. Denticle ray pada Trichodina heterodentata memiliki bentuk yang

meruncing namun lebih tebal.

Beberapa hasil penelitian, hasil penelitian Amiruddin (2015) adanya variasi morfometrik

Trichodina sp. pada benih ikan gurami pendederan II dengan hasil ditemukan Trichodina sp. yang

diduga spesies Trichodina acuta, Trichodina heterodentata, Trichodina magna dan Trichodina

nobilis. Sedangkan Anisah (2016) menemukan adaanya variasi morfometrik dan diduga terdapat

beberapa jenis Trichodina sp. diantaranya T. heterodenta, T. nigra, dan T. acuta yang

meninfeksi benih gurami yang dijual di Pasar Purwonegoro Banjarnegara. Dan penelitiannya

Nurrochmah (2017) menemukan Trichodina heterodentata di benih gurame milik petani ikan

Kedungbanteng, dengan ukuran Trichodina heterodentata memiliki karakteristik diameter tubuh

71-106 µm; diameter cincin dentikel 26-37 µm; diameter disc perekat 47-63 µm; jumlah dentikel

20-27; lebar membran 2,7 µm.

Deteksi identifikasi protozoa pada penelitian ini dengan primer Trichodina heterodentata

mendapatkan hasil dari sampel Banyumas, Banjarnegara dan Purbalingga yang positip protozoa

tersebut masing-masing adalah 10%, 45% dan 10%. Angka ini menunjjukan bahwa Trichodina

heterodentata , sama yang ditemukan di 3 kabupaten terbut. Hal ini didukung hasil penelitian

Rokhmani dkk (2015), bahwa berdasarkan gambaran dendogram atau kekerabatan antara

Trichodina spp yang di \3 kabupaten adalah satu kerabat. Hasil gambaran elektroforesis dapat

dilihat pada penjelasan berikut ini.

Page 8: HUBUNGAN KEKERABATAN GENETIK TrichodinaSP. DAN ...

Prosiding Seminar Nasional dan Call for Papers ”Pengembangan Sumber Daya Perdesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan VII”17-18November 2017 Purwokerto

Keterangan:

Elfor : BNG (12 – 14), PBG 1, PBG 2, PBG 3, PBG 4, PBG 5, PBG 6, PBG 8, PBG 9

(+) : BNG 12, BNG 13, BNG 14

Keterangan:

Elfor : PBG (10 – 20)

(+) : PBG 15, PBG 16

Page 9: HUBUNGAN KEKERABATAN GENETIK TrichodinaSP. DAN ...

Prosiding Seminar Nasional dan Call for Papers ”Pengembangan Sumber Daya Perdesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan VII”17-18November 2017 Purwokerto

Keterangan:

Elfor : BMS I (2 – 10), BMS II (2 – 3)

(+) :

Page 10: HUBUNGAN KEKERABATAN GENETIK TrichodinaSP. DAN ...

Prosiding Seminar Nasional dan Call for Papers ”Pengembangan Sumber Daya Perdesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan VII”17-18November 2017 Purwokerto

Keterangan:

Elfor : BJ 16, BYS 01, PG 07, BR 50

(+) : Beji (BJ 16), Banjarnegara (BR) 50

Keterangan:

Elfor : BNG (1 – 7)

(+) : Banjarnegara (BNG) 2, BNG 4, BNG 5, BNG 6, BNG 7

Page 11: HUBUNGAN KEKERABATAN GENETIK TrichodinaSP. DAN ...

Prosiding Seminar Nasional dan Call for Papers ”Pengembangan Sumber Daya Perdesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan VII”17-18November 2017 Purwokerto

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Identifikasi molekuler Protozoa Trichodina heterodentata dengan marka 18s rRNA yang

menginfeksi benih gurami di wilayah Banyumas, Purbalingga dan Banjarnegara, masing-masing

adalah 10 %, 10%, dan 45%.

Saran-Saran :

1. Guna keperluan ketepatan diagnosa penentuan spesies Trichodina sp. maka disarankan

perlu penelitian lanjutan tentang penentuan perubahan mikroskopis kejadian serangan

protozoa ini dengan gambaran kerusakan dan gejala-gejalanya.

2. Perlu upaya terpadu pada penentuan diagnosa lapang dengan PCR test yang cepat dengan

alat PCR yang portable, sehingga upaya pengendaliannya bisa diterapkan pelaksanaannya

dengan segera.

3.

UCAPAN TERIMA KASIH

Diucapkan terima kasih kepada pimpinan Faklutas Biologi dasn Laboratorium Entomologi

Parasitologi serta staf dan mahasiswa peserta penelitian. Juga Terima kasih kepada Pimpinan

LPPM Unsoed atas kontrak penugasan penelitian riset kopetensi Perguruan Tinggi

REFERENSI

Axelood, h. R. 1989.Handbook of Fish Disease. T. F. H. Publication Inc, England.

Black, K. D. dan A. D., Pickering. 1998. Biology of Farmed Fish. CRC Press, Canada.

Chen, C. L., 1963. Studies on Ectoparasitic Trichodinids from Fresh Water Fish, Tadpole and

Crustacean in China.Acta Hydrobiologica Sinica, (3), pp 99-111.

Dana, 1. Effendi, K. Sumawidjaja dan Y. Hadiroseyan, 2002., PARASIT TRICHODINA PADA

BENIH IKAN BETUTU (Oxyeleotris marmorata) Trichodinid (Ciliophora: Peritrichida)

Ectoparasites of Sand Goby (Oxyeleotris marmorata) Fry D. i Jurusan Budidaya Perairan,

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor, Kampus Darmaga Bogor

Indonesia

Dove, A.D.M.& P.J.O’Donoghue, 2005. Trichodinids (Ciliophora: Trichodinidae) from Native and

Exotic Australian. Freshwater Fishes Acta Protozool. (2005) 44: 51 – 60

Kabata, Z. 1985. Parasites dan Diseases of Fish Cultured in the Tropic. Taylor and Francis,

London.

Langga, IF, M. Restu dan T. Kuswinanti. 2012. Optimalisasi suhu dan lama inkubasi dalam

ekstraksi DNA tanaman bitti (Vitex cofassus Reinw) serta analisis keragaman genetik dengan

teknik RAPD-PCR. Jurnal Sains & Teknologi, 12 (3), 265-276.

Martin ML., Marchiori N., Nines G., and Rodrigues MP., 2010. First Record of Trichodina

heterodentata from channel catfish in Brazil.Braz.J.Biol.Vol 70 no.3. Bazilia

Page 12: HUBUNGAN KEKERABATAN GENETIK TrichodinaSP. DAN ...

Prosiding Seminar Nasional dan Call for Papers ”Pengembangan Sumber Daya Perdesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan VII”17-18November 2017 Purwokerto

Noble, E. R., and G. A. Noble. 1989. Parasitologi: Biologi Parasit Hewan edisi V. Diterjemahkan

oleh Wardianto. 1989. UGM Press, Yogyakarta.

Rokhmani, 2009. Keragaman Dan Tingkat Serangan Ektoparasit pada gurami tahap pendederan I

dengan ketinggian lokasi pemeliharaan yang berbeda. Jurnal Ilmiah Biologi Jur. Biologi

MIPA UNPAD Bandung

Rokhmani, Edy R dan Endang A.S. 2012., Pengaruh pengangkutan benih gurami “delivery order”

terhadap jumlah dan jenis ektoparasit.,.Proseding Semnaskan 2012 Jur. Perikanan Fakultas

Pertanian UGM Jogjakarta

Rokhmani, Edy R., dan Prasetyarti Utami, 2013., Dinamika Populasi ektoparasit pada ikan gurame

yang dibudidayakan monokultur dan Polikultur.,.Proseding Semnas MIPA Universitas

Terbuka Jakarta

Rokhmani, Edy R., dan Prasetyarti Utami, 2014., Spesifisitas dan Intensitas ektoparasit pada ikan

yang dipelihara polikultur.,.Proseding Semnas Biologi Unes Semarang.

Rokhmani, Edy P., dan Titi Chasanah , 2015., Hubungan Kekerabatan morfologi Trichodina Sp.

dan Patogenitasnya Pada Benih Gurame Sebagai Upaya Pengendalian Dini Di Jawa Tengah.

Proseding Semnas LPPM Unsoed Purwokerto.

Rokhmani, Edy R., Endang S., Darsono dan Daniel J.W. 2016 Hubungan Kekerabatan morfologi

Trichodina Sp. dan Patogenitasnya Pada Benih Gurame Sebagai Upaya Pengendalian Dini

Di Pulau Jawa , Proseding Semnas LPPM Unsoed Purwokerto

Rustikawati, I., Rostika, R., Iriana, D, & Herlina, E., 2004. Intensitas dan Prevalensi Ektoparasit

Pada Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio L.) yang Berasal dari Kolam Tradisional dan

Longyam di Desa Sukamulya Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya.Jurnal

Akuakultur Indonesia, (3), pp: 33-39.

Sachlan, M., 1972.Penyakit Ikan. Direktorat Jenderal Perikanan, Departemen Pertanian, Bogor.

Santiago B.P., Mauricio LM., Silvia P.C., Mrarcia M.I. 2012. Trichodina heterodentata : a new

parasite for Piaractus m., Zootaxa. ISSN 1175-5334

Windarto, R., Y.T. Adipura, Wardiyanto & E. Eko, 2013. Keragaman Karakter Morfologi antara

Trichodina nobilis dan Trichodina reticulata pada Ikan Komet (Carassius auratus). E-Jurnal

Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan.ISSN: 2302-3600.

Woo, J.L. 1991. Fish Disease and Disorder Parasite.University of Guelph.CAB.International.

Canada.

Zhao, Y. & F. Tang, 2011. Taxonomic Study of Trichodinids (Protozoa, Ciliophora) Infecting on

Gills of Freshwater Fishes, Cyprinus carpio dan Mylopharyngodon piceus from China,

with the Description of Trichodina regularis. European J. Scientific Research 58(2):231-

237.

Zheila, P.R.N., 2013. Prevalensi dan Intensitas Trichodina sp. pada Benih Ikan Nila (Oreochromis

niloticus) di Desa Tambakrejo, Kecamatan Pacitan, Kabupaten Pacitan. Paper. Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya.

Pp 1-11.