HUBUNGAN KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN...
Transcript of HUBUNGAN KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN...
1
HUBUNGAN KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN
PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X SMK N 1 SALATIGA
TAHUN 2017
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh :
Nur Azizah
NIM: 111 13 108
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2017
2
3
4
5
6
7
MOTTO
“ Wajib menjaga ilmu laksana orang menjaga harga diri dan kehormatannya.
Siapa yang mengemban ilmu kemudian ia titipkan kepada orang yang bukan
ahlinya karena kebodohannya maka ia akan mendzolimimya. Barangsiapa belum
merasakan pahitnya belajar walau sebentar, maka ia akan merasakan hinanya
kebodohan sepanjang hidupnya”
( kitab Diwan Al-Imam Asy-Syafi’i)
8
PERSEMBAHAN
Puji Syukur kehadirat Allah swt. atas limpahan rahmat seta karuniaNya,
Skripsi ini penulis persembahkan untuk :
1. Ayah (Salim) dan Ibu (Chotimah), yang senantiasa mendo’akan,
membimbing, menasehati, serta mencurahkan segala kasih sayangnya, turut
juga adik saya adinda Rofi’ati khoiriyah.
2. Keluarga besar mashuri, kepada mamak ( Umayah), almarhum bapak
(Basori), almarhumah nenek ( Siti Rehanah) yang juga sebagai motivasi bagi
saya untuk menyelesaikan skripsi ini, yang telah merawat sedari
kecil,menjadikan orangtua kedua bagi saya selama ini.
3. Bapak Drs. H. Wahyudhiana, MM.Pd yang senantiasa dengan sabar dan telaten
telah membimbing penulis hingga skripsi ini selesai.
4. Bapak Achmad Maimun, M.Ag. yang telah membimbing dari awal perkuliahan
hingga akhir perkuliahan.
5. Bapak Haris Wahyudi, Bapak Martana, Ibu Aprilia,, para guru dan staff serta
seluruh warga SMN 1 Salatiga, yang telah membantu dan mendukung selama
penelitian berlangsung.
6. Sahabat-sahabat dekat saya, Atika Norwida lestari, Annisa Rahmi, Letty
Andrias, Ajeng Virga Maro, Nanda Dwi Putri, yang senantiasa selalu
memberikan semangat dan motivasi.
9
7. Teman-teman PPL SMK N 1 Salatiga dan seluruh teman-teman seperjuangan
FTIK PAI angkatan 2013.
8. Teman-teman KKN Dusun Mantenan Desa Giyanti, Kec. Candimulyo yang
telah memberikan motivasi.
9. Seluruh Mahasiswa IAIN Salatiga angkatan 2013
10. Rido Dwi Surya,Pria yang selalu mendukung, memotivasi dan menyemangati
saya sejak awal menjadi mahasiswa IAIN hingga saat ini
10
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum warohmatullahi wabarokaatuh
Dengan menyebut nama Allah swt. yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, segala puji dan syukur kehadirat Allah swt. yang telah memberikan
hidayah dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan judul HUBUNGAN KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN
PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X SMK N 1 SALATIGA TAHUN 2017.
Tak lupa shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada Nabi Agung
Muhammad saw., kepada keluarga, sahabat dan pengikutnya yang selalu setia dan
menjadikannya suri tauladan, yang mana beliaulah yang telah membawa umat
manusia dari zaman kegelapan menuju zaman terang benerang seperti saat ini,
melalui ajarannya agama Islam.
Penulisan skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai
pihak yang telah berkenan membantu dan memberikan dorongan baik moril
maupun materiil. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terimakasih
kepada:
1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan.
3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam
4. Bapak Achmad Maimun, M.Ag., selaku dosen Pembimbing Akademik
5. Bapak Drs. H. Wahyudhiana, MM.Pd., selaku dosen Pembimbing skripsi.
11
12
ABSTRAK
Azizah, Nur. 2017. Hubungan Keharmonisan Keluarga Dengan Prestasi Belajar
Siswa Kelas X SMK N 1 Salatiga Tahun 2017. Skripsi. Jurusan
Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.
Pembimbing: Drs. H. Wahyudhiana, M.M.Pd.
Kata Kunci: Hubungan, Keharmonisan Keluarga, Prestasi Belajar
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan keharmonisan
keluarga dengan prestasi belajar siswa smk n 1 salatiga tahun 2017. Rumusan
masalah pada penelitian ini. 1) Bagaimana keharmonisan keluarga pada orang tua
siswa kelas X SMK N 1 Salatiga tahun 2017? 2) Bagaimana prestasi belajar
siswa kelas X SMK N 1 Salatiga Tahun 2017? 3) Adakah hubungan antara
keharmonisan keluarga dengan prestasi belajar siswa SMK N 1 Salatiga tahun
2017?
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menekankan analisis
pada data–data numerikal atau angka. Analisis data menggunakan analisis statistik
deskriptif dengan pengumpulan data melalui angket,dan dokumentasi dan
dengan teknik pengambilan sampel secara acak (random sampling). Sampel
penelitian ini 40 siswa kelas X semester 2 SMK N 1 Salatiga. Yang selanjutnya
hasil data diolah dengan rumus persentase dan korelasi product moment.
Temuan dalam penelitian ini menunjukan bahwa: 1) keharmonisan
keluarga siswa SMK N 1 Salatiga tahun 2017 termasuk dalam kategori sangat
tinggi mencapai 15%, kategori tinggi mencapai 35%, kategori sedang 27.5%,dan
kategori rendah 22.5% 2) prestasi belajar siswa SMK N 1 Salatiga tahun 2017
termasuk dalam kategori sangat tinggi mencapai 17.5%, kategori tinggi mencapai
32.5%, kategori sedang mencapai 22.5% dan kategori rendah mencapai 27.5% 3)
Berdasarkan perhitungan menggunakan rumus product moment diperoleh hasil rxy
(0,579) lebih besar dari nilai rtabel (0,403) dalam taraf signifikasi 1%. Dengan
ditemukan angka signifikan, maka hipotesis penelitian berbunyi ada hubungan
positif antara variabel keharmonisan keluarga dengan prestasi belajar, sehingga
hipotesis dapat diterima atau dibuktikan.
13
DAFTAR ISI
HALAMAN BERLOGO .................................................................................. i
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ ii
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ iii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ................................. v
HALAMAN MOTTO ..................................................................................... vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... vii
KATA PENGANTAR ................................................................................... viii
ABSTRAK ......................................................................................................... x
DAFTAR ISI ..................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Fokus Penelitan ............................................................................. 6
C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian.. ....................................................................... 7
E. Hipotesis Penelitian……………………………………………8
F. Penegasan Istilah ............................................................................ 8
14
G. Penelitian Terdahulu…………………………………………..…12
H. Sistematika Penulisan…………………………………………14
BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN
HIPOTESIS PENELITIAN
A. Keharmonisan Keluarga .............................................................. 15
1. Definisi Keharmonisan Keluarga ............................................ 15
2. Syarat Keharmonisan Keluarga............................................... 24
3. Aspek Keharmonisan Keluarga............................................... 28
4. Faktor Pengaruh Keharmonisan Keluarga .............................. 31
5. Keluarga Sakinah .................................................................... 38
B. Prestasi Belajar………………………………....……………….34
1. Definisi Prestasi Belajar……………………....……………...34
2. Teori Teori Belajar……………………………....…………...37
3. Prinsip Belajar……………………………………....………..38
4. Tujuan Belajar………………………………………....……..40
5. Faktor Pengaruh Pretasi Belajar………………………...…...40
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pengertian Penelitian .................................................................. .44
B. Lokasi Dan Waktu Penelitian .................................................... ..44
C. Pendekatan dan Rancangan Penelitan……………………….....44
D. Populasi Dan Sampel. .................................................................. 45
E. Instrumen Penelitan. .................................................................... 46
F. Uji Coba Instrumen Penelitian. .................................................... 50
15
G. Metode Pengumpulan Data. ......................................................... 51
H. Teknik Analisis Data. .................................................................. 52
BAB IV DESKRIPSI DATA, ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum SMK N 1 Salatiga ......... .................................55
1. Perkembangan SMK N 1 Salatiga .......................................... 55
2. Bangunan Fisik SMK N 1 Salatiga .................................... 57
3. Fasilitas Sekolah ................................................................. 62
4. Keadaan Guru dan Siswa………….....……////………………….67
5. Interaksi Sosial………………………………….......…………….71
6. Pelaksanaan Tata Tertib ..................................................... 74
7. Bidang pengelolaan dan Admin ......................................... 74
B. Analisis Data ................................................................................ 74
1. Analisis Keharmonisan Keluarga. ...................................... 75
2. Analisis Prestasi Belajar. .................................................... 83
C. Analisis Pengolahan Data ............................................................ 90
D. Analisis Uji Hipotesis……………….......………………………94
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................... ..... ................. 95
B. Saran-saran ................................................................................... 95
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 97
LAMPIRAN-LAMPIRAN
16
DAFTAR TABEL
TABEL 1 : Indikator Keharmonisan Keluarga…………………….47
TABEL 2 : Analisis Validitas Keharmonisan Keluarga……………49
TABEL 3 : Daftar Nama Guru………………………………………66
TABEL 4 : Petunjuk Penilaian Angket……………………………...74
TABEL 5 : Skor Angket Keharmonisan Keluarga…………………75
TABEL 6 : Interval Keharmonisan Keluarga………………………78
TABEL 7 : Interval dan Nominasi Keharmonisan Keluarga………78
TABEL 8 : Skor dan Kategori Keharmonisan Keluarga…………...79
TABEL 9 : Prosentase Keharmonisan Keluarga……………………81
TABEL 10 : Prestasi Belajar Siswa…………………………………..82
TABEL 11 : Interval Nilai Siswa……………………………………..85
TABEL 12 : Skor dan Kategori Prestasi Belajar……………………86
TABEL 13 : Koefisien antara Keharmonisan Keluarga dan Prestasi
Belajar Siswa……………………………………………..90
17
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Keluarga merupakan sosialisasi primer yang artinya lingkungan
masyarakat pertama yang dikenal seseorang ketika lahir. Sebagai media
sosialisasi primer, sudah tentu keluargalah yang paling berpengaruh
membentuk karakter dalam diri seseorang. Bagaimana orang itu hidup,
bagaimana cara bersosialisasi dengan masyarakat, bagaimana menyelesaikan
masalah, dan semua hal yang berkaitan langsung dengan kehidupan kita
adalah karena faktor keluarga.
Banyak orang yang sukses dalam hidupnya adalah karena pendidikan
dalam keluarganya yang selalu mengajarkan cara cara yang baik dan benar
dalam menjalani hidup. Namun banyak pula orang yang hidupnya hancur dan
berantakan juga karena pendidikan dalam keluarganya yang mengajarkan cara
cara yang tidak sesuai dengan tata cara yang berlaku.
Keluarga dipandang sebagai lembaga yang dapat memenuhi kebutuhan
insani (manusiawi), terutama bagi pengembangan kepribadiannya dan
pengembangan ras manusia. Melalui perlakuan dan perawatan yang baik dari
orang tua anak dapat memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan fisik-biologis,
maupun kebutuhan sosio-psikologisnya. Apabila anak dapat memenuhi
kebutuhan kebutuhan dasarnya, maka ia cenderung berkembang menjadi
pribadi yang sehat.
18
Anak adalah amanah Allah Swt yang dititipkan kepada orang tua.
Sebagai amanah, kehadiran anak ditengah keluarga harus di syukuri. Salah
satu cara mensyukuri anak adalah orang tua mendidiknya dengan baik agar
menjadi generasi yang berkualitas. Mendidik anak di dalam keluarga harus
didasari dengan kasih sayang. Kasih sayang orang tua akan menjadikan anak
merasa nyaman bersama keluarga.
Salah satu fungsi dan tanggung jawab orang tua yang mendasar
terhadap anak adalah memperhatikan pendidikannya dengan serius.
Memperhatikan pendidikan anak, bukan hanya sebatas memenuhi
perlengkapan belajar anak atau biaya yang dibutuhkan. Melainkan yang
terpenting adalah memberikan bimbingan dan pengarahan serta motivasi
kepada anak, agar anak berprestasi dalam belajar. Oleh karena itu, kedua
orang tua bertanggungjawab dalam memperhatikan pendidikan anak, baik
perlengkapan kebutuhan sekolah atau belajar maupun dalam kegiatan belajar
anak.
Pola pendidikan berbasis keteladanan dalam keluarga sangat
menentukan kepribadian anak pada masa depan, semakin banyak keteladanan
yang di berikan oleh keluarga kepada anak, semakin kuat pengaruh hal-hal
posotif terhadap pembentukan kepribadiannya.
Keluarga merupakan hal yang lebih penting dalam hidup ini, karena di
sinilah dasar kepribadian anak dibentuk. Menurut transaksi yang berlaku di
dalam keluarga, anak-anak membentuk gagasan-gagasan (pikiran) tentang
kehidupan bagi dirinya sendiri untuk berhubungan dengan orang lain, suatu
19
cita cita yang akan membentuk prinsip-prinsip yang menuntun dalam hidup
seseorang anak di sepanjang hayat. Jika situasi kehiduapn keluarga dapat
mengembangkan iklim yang membuka kesempatan kepada anak untuk
memperoleh perasaan ikut memiliki, maka sikap tidak mampu menyesuaikan
diri dan penyakit jiwa tak akan terjadi dalam diri anak.
Perlakuan orang tua yang penuh kasih sayang dalam pendidikan nilai-
nilai kehidupan, baik nilai agama maupun nilai social budaya. Kasih sayang
orang tua yang diberikan kepada anak merupakan faktor yang kondusif untuk
mempersiapkan anak menjadi pribadi dan warga masyarakat yang sehat dan
produktif. Kasih sayang orang tua sangat mempengaruhi mental dan
kepribadian anak.
Seorang anak akan memiliki kepribadian kurang baik apabila di dalam
keluarga kurang harmonis. Kehidupan keluarga sering terjadi suatu
permasalahan dan orang tua dapat mengendalikan emosionalnya dan
mementingkan ke egoisannya masing-masing, sehingga masalah orang tua
akan menjadi besar dan memicu konflik yang berkepanjangan dan pada
akhirnya orang tua bercerai. Perceraian tersebut akan membuat kepribadian
anak menjadi terganggu. Pada akhirnya anak akan menjadi korban dari orang
tuanya dan mereka bingung akan ikut dengan siapa. Kasih sayang dari
keluarga juga berkurang sehingga anak tidak bisa merasakan kehangatan kasih
sayang dalam sebuah keluarga. Kondisi sebaliknya ada keluarga yang
harmonis akan berdampak positif bagi pertumbuhan dan perkembangan anak.
Lebih khusus lagi bagi pendidikan anak. Sebuah keluarga yang harmonis akan
20
menciptakan suatu hubungan yang anggota keluarganya saling menghormati,
menghargai, tentunya orang tua memberikan perhatian terhadap anak. Bukan
hanya perhatian dalam hal kasih sayang tetapi juga memperhatikan pendidikan
anak.
Keharmonisan keluarga yaitu keluarga yang rukun berbahagia, tertib,
disiplin, saling menghargai, penuh pemaaf, tolong menolong dalam kebajikan,
memiliki etos kerja yang baik, bertetangga dengan saling menghormati, taat
mengerjakan ibadah, berbakti pada yang lebih tua, mencintai ilmu
pengetahuan dan memanfaatkan waktu luang dengan hal yang positif dan
mampu memenuhi dasar keluarga (Basri, 1996:111). Keluarga terdiri dari
ayah, ibu, dan anak. Tugas seorang Ayah adalah memberikan pendidikan
yang baik kepada anak-anaknya, agar seorang anak anak menjadi sukses.
Apabila keluarga kita menjadi sukses,maka kebutuhan hidup dalam keluarga
akan terpenuhi.
Prestasi adalah hasil belajar yang dapat mencerminkan hasil
keberhasilan belajar siswa terhadap tujuan belajar yang telah ditetapkan
(Yamin, 2007:232). Sedang belajar merupakan proses internal yang kompleks
yang terlibat dalam proses internal tersebut adalah seluruh mental yang
meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotor (Mudjiono, 2006:18).
Menurut hasil penelitian selama 30 tahun terakhir oleh National
Parent Teacher, yang juga dikutip oleh Slameto, menyimpulkan tentang
manfaat peran dan perhatian orang tua, terutama ayah, hubungannya dengan
pendidikan anak, adalah: makin baiknya tumbuh kembang anak secara fisik,
21
sosio-emosional, keterampilan kognitif, pengetahuan dan bagaimana anak
belajar sehingga prestasi belajarnya lebih tinggi sering mendapat nilai A (9-
10), kehadiran sekolah lebih tertib/disiplin serta aktif dalam ekstrakurikuler,
menyelesaikan PR dengan tepat, bersikap lebih positif terhadap sekolah,
(http://perpus.iainsalatiga.ac.id/docfiles /fulltext/d37ac5ce5a3b9ca2.pdf)
Sebenarnya keluarga berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa,
namun disini keluarga hanya mendorong siswa, melatih kemandirian siswa.
Kemandirian bukan berarti tanpa dukungan dari orang lain, namun
kemandirian adalah usaha untuk menjalankan atau melaksanakan segala
pekerjaan dengan mengandalkan kemampuan sendiri dengan dukungan dan
dorongan dari orang lain. Serta tentunya dukungan dari orang tuanya.
(http://annissanimatul.blogspot.co.id/2014/06/pengaruh-peran-orang-tua-
terhadap.html)
Menurut penulis, adanya prestasi belajar yang baik salah satunya
adalah dari faktor keharmonisan keluarga yang baik, dengan adanya
keharmonisan keluarga, maka berpengaruh pada prestasi akademik maupun
non-akademik anak. Keadaan keluarga yang sehat dan bahagia memberikan
dorongan,sedangkan hubungan yang tidak sehat dan tidak bahagia
menimbulkan ketegangan emosional yang biasanya memberi efek yang buruk
pada kemampuan berprestasi. Dan dengan adanya fenomena perbedaan
pendapat bahwa keharmonisan keluarga inilah yang membuat semakin yakin
untuk segera melakukan penelitian selanjutnya.
22
Berdasarkan latar belakang di atas peniliti tertarik untuk melakukan
penelitian tentang “HUBUNGAN KEHARMONISAN KELUARGA
DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X SMK N 1 SALATIGA
TAHUN 2017”.
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut:
1. Bagaimanakah keharmonisan keluarga pada orang tua siswa kelas X SMK
N 1 SALATIGA tahun 2017?
2. Bagaimanakah prestasi belajar siswa kelas X SMK N 1 SALATIGA tahun
2017?
3. Adakah hubungan positif antara keharmonisan keluarga dengan prestasi
belajar siswa kelas X SMK N 1 SALATIGA?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui tentang :
1. Keharmonisan keluarga orang tua siswa kelas X SMK N 1 SALATIGA
tahun 2017
2. Prestasi belajar siswa kelas X SMK N 1 SALATIGA tahun 2017
3. Hubungan yang positif antara keharmonisan keluarga dengan prestasi
belajar siswa kelas X SMK N 1 SALATIGA tahun 2017
23
D. Manfaat Penelitian
Dari penelitian ini diharapkan dapat diambil manfaat teoritis atau
manfaat praktis,yaitu :
1. Manfaat Teoritis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi
perkembangan ilmu dan pengetahuan terutama yang berpengaruh
terhadap prestasi belajar siswa.
b. Hasil penelitian diharapkan dapat menambah khasanah dunia pustaka
tentang keharmonisan keluarga dan prestasi belajar siswa.
c. Menjadikan bahan masukan untuk kepentingan pengembangan ilmu
bagi pihak-pihak yang berkepentingan guna menjadikan penelitian
lebih lanjut terhadap objek sejenis atau aspek lainnya yang belum
tercakup dalam penelitian ini.
2. Manfaat Praktis
a. Memberikan masukan kepada orang tua siswa agar dapat menciptakan
keharmonisan keluarga yang dapat menimbulkan dan meningkatkan
prestasi belajar anak.
b. Untuk memberikan masukan kepada guru untuk dapat ikut mendorong
prestasi belajar siswa sehingga akan tercapai prestasi belajar yang
optimal.
24
E. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan suatu kebenaran sementara yang ditentukan oleh
peneliti, tetapi masih harus dibuktikan atau ditegaskan , atau diuji
kebenarannya (Arikunto, 1998:20). Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada
hubungan yang positif dan signifikan antara keharmonisan keluarga dengan
prestasi belajar siswa kelas X SMK N 1 SALATIGA tahun 2017.
F. Penegasan Istilah
Variabel dalam penelitian ini meliputi variabel independent (variabel
bebas) yaitu keharmonisan keluarga (X). Variabel dependent (variabel
terikat ) yaitu prestasi belajar siswa (Y).
Definisi operasional dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1. Keharmosian Keluarga
Keharmonisan adalah Adanya keseimbangan, keserasian, saling
pengertian dan saling memahami serta keteraturan. Gunarsa berpendapat
bahwa keharmonisan berasal dari kata “harmonis” yang artinya adalah
selaras, serasi, atau hal/keadaan yang selaras atau serasi dalam rumah
tangga.
Keluarga adalah sekumpulan orang yang hidup dalam tempat
tinggal bersama, dan masing-masing anggota merasakan adanya pertautan
batin, sehingga mempengaruhi, memperhatikan,menyerah diri, melengkapi
dan menyempurnakan dan itu terkandung peran dan fungsi orang tua
dalam keluarga (Shahib, 199817-18). Menurut Kamus Besar Bahasa
25
Indonesia (2007:536) memberikan definisi bahwa keluarga yaitu ibu dan
bapak beserta anak-anaknya seisi rumah.
Basri (1996:111) memberikan teori tentang keharmonisan
keluarga,yaitu keluarga yang rukun berbahagia, tertib, disiplin, saling
menghargai, penuh pemaaf , tolong menolong dalam kebajikan, memiliki
etos kerja yang baik, bertetangga dengan saling menghormati, taat
mengerjakan ibadah, berbakti pada yang lebih tua, mencintai ilmu
pengetahuan dan memanfaatkan waktu luang dengan hal yang positif dan
mampu memenuhi dasar keluarga.
Berdasarkan uraian di atas penulis mengambil kesimpulan bahwa
keharmonisan keluarga adalah keserasian antara ibu , bapak, beserta anak
yang hidup pada tempat tinggal yang sama ,yang rukun berbahagia, tertib,
disiplin, saling menghargai, penuh pemaaf,taat mengerjakan ibadah ,
berbakti pada yang lebih tua dan masing-masing anggota keluarga
merasakan adanya ikatan batin, sehingga mempengaruhi, memperhatikan,
menyerah diri, melengkapi dan menyempurnakan serta mampu memenuhi
dasar keluarga.
Indikator-indikator variabel keharmonisan keluarga, yaitu:
a. Anggota keluarga tidak terjadi saling berselisih termasuk juga dengan
masyarakat (rukun).
b. Anggota keluarga saling membantu, memiliki waktu yang cukup untuk
keluarga dan masyarakat.
c. Anggota keluarga menaati peraturan yang ada.
26
d. Anggota keluarga memberikan maaf kepada orang lain, saling tolong
menolong orang lain dalam kebaikan tanpa mengharapkan imbalan.
e. Anggota keluarga taat beribadah, berbakti kepada kedua orang tua.
f. Memanfaatkan waktu luang dan mencintai ilmu pengetahuan.
g. Memberikan perhatian antar anggota keluarga dan saling
menyempurnakan.
2. Prestasi Belajar
Prestasi erat kaitannya dengan penguasaan seseorang mengenai
suatu hal yang mencerminkan keberhasilan dan kegagalan. Prestasi
dilambangkan dalam bentuk nilai yang berwujud angka atau huruf.
Prestasi adalah puncak hasil belajar yang dapat mencerminkan
hasil keberhasilan belajar siswa terhadap tujuan belajar yang telah
ditetapkan (Yamin, 2007:232).
Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu
proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi
dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya (Slameto,
1991 : 2). Lebih lanjut menurut Tohirin (2005 : 151) menyimpulkan
bahwa belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu
dalam perubahan tingkah laku baik melalui latihan dan pengalaman yang
menyangkut aspek-aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik untuk
memperoleh tujuan tertentu..
Jadi prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau
ketrampilam yang di kembangkan melalui mata pelajaran, lazimnya
27
ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang di berikan oleh guru. Tes ini
bukan hanya untuk mengukur kemampuan individual melainkan juga
untuk mengevaluasi keefektifan suatu program pembelajaran. Dari skor
tersebut dapat di peroleh informasi ketrampilan yang telah diperoleh
peserta didik. Dengan demikian, prestasi belajar memiliki fungsi untuk
mengukur capaian kompetensi tertentu.
Tercapainya tujuan pembelajaran dapat dilihat dari prestasi.
Prestasi dapat dikatakan sebagai hasil akhir dari proses belajar mengajar di
kelas serta merupakan perwujudn dari kemampuan diri yang optimal
setelah menerima pelajaran. Prestasi belajar juga dapat digunakan untuk
mengetahui sejauh mana efektivitas proses belajar mengajar yang sedang
berlangsung. Hasil belajar memuat kemampuan yang dimiliki siswa
setelah ia menerima pengalaman belajar.
Perlu diketahui bahwa proses belajar guna mencapai prestasi
belajar yang diharapkan itu, terkadang sulit diketahui dengan jelas
kaitannya dengan hal ini. Drs. M. Ali dan kawan-kawan, menerangkan
bahwa prestasi belajar yang baik pada umumnya ditandai dengan adanya :
a. Retensi, yaitu semacam kemampuan keberhasilan belajar pada dirinya
terdapat perubahan perilaku yang berupa sikap positif terhadap apa
yang dipelajarinya.
b. Internalisasi adalah kemampuan yang telah dihayati, sehingga
merupakan bagian dirinya sendiri.
28
c. Transfer, yaitu pemindahan keberhasilan belajar dari mata pelajaran
atau bidang studi yang lain atau kehidupan di luar lingkungan sekolah
(Winkel, 1984:15)
G. Telaah Pustaka
Kajian tentang hubungan keharmonisan keluarga dengan prestasi
belajar memang bukan pertama kali oleh para penulis, terutama penelitian
jurnal maupun skripsi. Sejauh peneliian yang dilakukan, penulis tertarik untuk
melakukan penelitian tentang hubungan keharmonisan keluarga dengan
prestasi belajar, berikut kajian penelitian yang relevan dengan penelitian yang
diangkat oleh penulis sebagai acuan.
Pertama, penelitian yang berkaitan dengan keharmonisan keluarga
penulis merujuk pada skripsi yang ditulis oleh Munjiatun mahasiswa Fakultas
Tarbiyah IAIN SALATIGA tahun 2016 yang berjudul “Hubungan antara
Keharmonisan Keluarga dengan Motivasi Belajar siswa kelas IX di SMP N 2
Suruh Kabupaten Semarang”. Pada penelitian ini membahas mengenai
keharmonisan keluarga mempengaruhi motivasi belajar siswa,kemudian
setelah diuji menggunakan metode survey dengan teknik korelasi, subyek
penelitian sebanyak 52 responden dengan menggunakan dengan menggunakan
teknik pengambilan cluster sampling. Pengambilan data dengan menggunakan
instrument angket, wawancara, dan observasi.Hasil penelitian menunjukkan
bahwa ada pengaruh positif antara keharmonisan keluarga dengan motivasi
belajar siswa.Skripsi penulis memiliki persamaan dengan penelitian yang
dilakukan oleh saudara Munjiatun yakni sama-sama membahas tentang
29
keharmonisan keluarga.Namun ada pula yakni yang membedakannya terletak
pada pengaruhnya terhadap prestasi belajar, sedangkan pada skripsi saudari
Munjiatun pengaruhnya terhadap motivasi belajar.
Kajian kedua, penulis merujuk pada skripsi saudara
Taufiqurrahman.Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Progdi PAI IAIN Salatiga pada
tahun 2010 yang berjudul “ HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN
DALAM KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR PAI ( STUDI
KASUS SISWA SD NEGERI BUGEL 02 SALATIGA TAHUN
PELAJARAN 2010)”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peneliti
menggunakan pendekatan kuantitatif dengan rancangan studi korelasi serta
menggunakan metode angket dan dokumentasi.Dan temuan ini disimpulkan
bahwa ada hubungan positif antara keharmonisan keluarga dengan prestasi
belajar siswa.Skripsi penulis memiliki persamaan dengan penelitian yang
dilakukan oleh saudara Munjatun yakni sama-sama membahas tentang
keharmonisan keluarga.Namun ada pula yakni yang membedakannya terletak
pada hubungannya dengan prestasi belajar, sedangkan pada skripsi saudari
Munjiatun hubungannya dengan motivasi belajar.
H. Sistematika Penulisan Skripsi
Dalam penulisan skripsi ini, terdiri dari lima bab yang dapat dijelaskan
sebagai berikut:
Bab I berisi pendahuluan, memuat latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, metode
30
penelitian, hipotesis penelitian,penelitian terdahulu,serta sistematika
penulisan skripsi.
Bab II berisi kajian pustaka,memuat tentang landasan teori,menjelaskan
definisi,serta hal hal yang mendukung variabel keharmonisan keluarga dan
prestasi belajar
Bab III berisi metode peneitian,memuat metode-metode yang
digunakan dalam peneitian berupa populasi dan sampel,metode pegumpulan
data,dan analisis data.
Bab IV berisi tentang hasil penelitian, memuat gambaran umum lokasi
penelitian, analisis diskriptif dan uji hipotesis.
Bab V berisi penutup,memuat tentang kesimpulan dan saran.
31
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Keharmonisan Keluarga
1. Definisi Keharmonisan Keluarga
Keluarga merupakan lambang terkecil dalam masyarakat, yang
dapat menentukan derajat kesejahteraan masyarakat sehingga
kesejahteraan masyarakat sangat tergantung kepada kesejahteraan
perorangan yang dipengaruhi oleh kesejahteraan keluarga. Demikian
pula kesejahteraan perorangan sangat dipengaruhi oleh kesejahteraan
hidup keluarganya. Keluarga terbentuk melalui sebuah perkawinan
yang akan menentukan tingkat kesejahteraan masyarakat, karena
perkawinan sangat dianjurkan oleh islam bagi yang telah mempunyai
kemampuan (Ghazaly, 2006:13).
Keluarga yang baik menurut Islam sangat menunjang untuk
menuju kepada kesejahteraan, termasuk dalam mencari rezeki.
Seseorang berkeluarga dapat mempunyai anak dan dari anak yang
shaleh diharapkan mendapatkan amal tambahan di samping amal-amal
jariyah yang lain (Ghazaly, 2006:16). Setiap keluarga sudah pasti
menginginkan anak yang shaleh, karena anak shaleh akan melakukan
hal yang baik dan positif dan tentunya akan menjadikan amal
tambahan ketika diakhirat.
di dalam Al Quran pun telah di jelaskan dalam beberapa ayat,
agar selalu menjaga keluarganya, menjaga keutuhan keluarganya agar
32
terhindar dari panasnya api neraka. Anggota keluarga wajib menjaga
keluarganya satu sama lain. Salah satunya terdapat dalam Qs At
Tahrim ayat 6 yang berbunyi
يا أيها الذين آمنىا قىا أنفسكم وأهليكم نارا وقىدها الناس والحجارة
ما أمزهم ويفعلىن ما يؤمزون عليها ملئكة غلظ شداد ل يعصىن للا
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu
dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu;
penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak
mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada
mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.
Pada hakikatnya pendidikan di keluarga merupakan pendidikan
sepanjang hayat. Pembinaan dan pengembangan kepribadian serta
penguasaan ilmu dilakukan melalui pengalaman hidup sehari-hari dan
dipengaruhi oleh sumber belajar yang ada di keluarga, terutama ibu
dan bapaknya. Begitu pentingnya pembinaan dan pendidikan di dalam
keluarga, pendidikan anak sejak dini di dalam keluarga akan tertanam
secara kuat pada diri seorang anak. Sebab pengalaman hidup pada
masa-masa awal umur manusia akan membentuk cirri khas, baik dalam
tubuh maupun pemikiran yang bisa jadi tidak ada yang dapat
mengubahnya sesudah masa itu.
Untuk itu, keluarga secara langsung atau tidak turut juga
mempengaruhi jatidiri seorang manusia. Dari keluargalah lahir
generasi manusia yang bermartabat memiliki rasa kasih sayang dan
saling tolong-menolong diantara mereka. Dengan begitu terciptalah
tatanan hidup yang kuat, yang didukung keluarga-keluarga harmonis
dan berkasih sayang.
33
Perkawinan adalah suatu ikatan kehidupan bersama antara pria
dan wanita yang di halalkan Allah Swt. Untuk mendapatkan
mendapatkan kebahagiaan dan kesejahteraan serta keturunan yang
shaleh dan shalehah. Begitu juga perkawinan adalah hal yang
naluriyah dan ibadah, sebagai cermin pergaulan manusia dan
melaksanakan perintah-Nya (Basri, 2004:130). Kedua pasangan suami
istri bukan saja diletakkan atas dasar dorongan seksual yang
menggebu-gebu dan perasaan cinta yang buta saja, akan tetapi didasari
pemikiran dan persiapan yang masak serta kedewasaan yang
sesungguhnya.
Kesadaran yang terpokok untuk membina dan melestarikan
perkawinan, bukan hanya terletak di bahu warga yang sedang berlayar
terutama adalah di pundak kedua pemimpin bahtera kehidupan
tersebut, yakni suami dan istri yang bertanggungjawab akan
kelestariannya. Suami atau istri yang memiliki sifat-sifat kepribadian
yang tidak simpatik dan tetap mengembangkan dalam kehidupan
keluarga mudah menimbulkan kebosanan bagi orang lain. Basri
(2004:76) memberikan teori bahwa faktor kedewasaan yang mencakup
fisik, mental, dan sosial perlu mendapatkan perhatian seseorang
sebelum melangsungkan perkawinan. Sebab, dalam perkawinan
mereka diharapkan berkemampuan dalam mengahadapi dan
menyelesaikan persoalan demi persoalan dengan baik. Kedewasaan
akan memberikan daya guna dan perwujudannya cukup dalam hal
34
pertanggung jawaban dan kemasakan akal pikiran. Oleh karena itu,
suami istri yang telah dewasa diharapkan mampu bertindak dan dapat
berhati-hati serta mempertimbangkan manfaat dan mudharat dari suatu
tindakan atau perbuatan yang dilakukannya.
Dalam membangun mahligai pernikahan, setiap pasangan pasti
menginginkan sebuah keluarga samara (sakinah, mawaddah wa
rahmah). Membangun rumah tangga samara itu seperti layaknya
membangun rumah, yang fondasinya adalah takwa. Di atas fondasi itu
dibangun pilar-pilar atau tiang utama yang berupa sifat suami sebagai
sang pemimpin. Indah atau tidaknya bangunan, juga tergantung dari
penempatan dan pengaturan dinding yang berfungsi sebagai
pembentuk bangunan tadi, serta sebagai pembatas dari area luar dan
penyekat antara ruangan. Dinding ini adalah sifat shalihah seorang istri
(Idain, 2015:5)
Tidak ada seorang pun di dunia ini yang melangkah
membangun mahligai perkawinan tanpa mengharapkan terwujudnya
ketentraman, cinta dan kasih sayang dalam rumah tangganya kelak.
Ada yang beranggapan bahwa samara akan diperoleh apabila
terpenuhinya aspek material, sehingga mereka berlomba mencarinya
dalam rumah-rumah megah, mobil-mobil mewah atau dalam tumpukan
harta yang melimpah. Sementara yang lain mengira bahwa samara ini
hanya akan terwujud dengan lantunan dzikir dan untaian do’a yang tak
35
kenal lelah, sehingga mereka tak jemu menunggunya dengan hanya
bermunajat di dalam rumah.
Kehidupan berkeluarga yang di dalamnya akan dijumpai
bermacam-macam persoalan ringan atau berat. Semua masalah
memerlukan kedewasaan seseorang dalam menghadapi dan
menyelesaikan persoalan. Selain itu diperlukan keluasan ilmu
pengetahuan, pengalaman, sifat tekun dan tabah serta sabar dalam
menghadapinya. Betapa banyak perkawinan yang telah gagal
disebabkan cara pengambilan keputusan yang mentah dan terkesan
amat tergesa-gesa dan akan mendatangkan penyesalan di kemudian
hari (Basri, 2004:78).
Pada jaman sekarang ini tidak sedikit rumah tangga yang di
penuhi dengan gelimangan harta benda dan materi sampai-sampai
bingung untuk menghabiskan uangnya untuk apa. Namun,
kebahagiaan hampir tidak ada di dalamnya, yang hadir dalam tiap
harinya adalah keributan yang tidak berujung pangkal. Pada akhirnya
nanti jalan perceraian tak bisa dielakan. Sebab rasa bahagia, sedih,
senang, gelisah, tentram ,galau, cinta dan kasih itu semua di dalam
kalbu. Kalbu adalah tempat bersemayamnya perasaan sakinah,
mawaddah wa rahmah.
Pertengkaran dalam keluarga terkadang dipicu hal-hal sepele.
Tanpa pengetahuan yang cukup, hal sepele tadi bisa saja dianggap hal
yang besar dan prinsip hingga akhirnya terjadilah pertengkaran.
36
Kurangnya pemahaman bahwa saling pengertian merupakan keharusan
dalam membangun sebuah keluarga tentu akan menimbulkan
ketidakharmonisan. Keluarga yang sudah tidak harmonis rawan
kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dan perselingkuhan. Jika
semuanya terjadi, maka muaranya adalah perceraian dan anaklah yang
menjadi korbannya. Fenomena ini merupakan salah satu hal yang
paling dikhawatirkan oleh semua anggota keluarga, termasuk di
dalamnya anak-anak.
Keluarga yang kuat adalah keluarga yang mampu mengelola
kesulitan kesulitan yang dihadapi dengan cara bervariatif maupun
kreatif. Ini menunjukan keluarga tersebut merupakan keluarga yang
kuat. Keluarga kuat bukanlah keluarga tanpa ada permasalahan, namun
keluarga tersebut mampu menyelesaikan permasalahan yang ada .
karakteristik keluarga kuat mampu melihat sisi positif dari suatu
permasalahan, mampu membangun suatu kebersamaan dan
komunikasi yang efektif, fleksibilitas dan mampu mengalokasikan
waktu bersama.
Pada tahun 2010, terjadi 285.184 kasus perceraian di seluruh
indonesia. Penyebab pisahnya pasangan suami-istri jika diurutkan tiga
besar paling banyak akibat faktor ketidakharmonisan, yaitu sebanyak
91.841 perkara, tidak ada tanggung jawab sebanyak 78.407 perkara,
dan masalah ekonomi sebanyak 68.891 perkara. Perceraian dalam
sebuah rumah tangga tentu akan berdampak pada anak. Anak akan
37
kurang mendapat perhatian dari kedua orang tuanya sehingga banyak
anak yang salah jalan. Kasus tawuran disebabkan karena masalah
lemahnya ekonomi keluarga, kurangnya pendidikan agama, keluarga
yang kurang harmonis dan orang tua yang sering tidak ada dirumah
( Idain, 2015: 16)
Selain itu, terkait dengan penyebab perceraian di tanah air
dewasa ini, antara lain ada beberapa faktor; antara lain disebabkan
adanya poligami, nikah di bawah umur, jarak usia suami istri terlalu
jauh, perbedaan agama, karena kekerasan dalam rumah tangga.
Termasuk pula disebabkan faktor tingkat atau jarak intelektual
antara pasangan terlalu jauh, perbedaan sosial, faktor ekonomi,politik,
ketidaksesuaian akibat keras kepala, perselingkuhan akibat orang
ketiga, salah satu dipidana, cacat fisik permanen. Yang paling banyak
perceraian akibat faktor ekonomi dan ketidakcocokan pasangan dalam
menjalankan kehidupan rumah tangga.
Hubungan harmonis diperlukan di dalam sebuah keluarga, baik
antara sesama anggota keluarga, maupun antar anggota keluarga
dengan masyarakat. Dengan adanya hubungan yang baik, maka akan
terbina keluarga yang rukun dan damai, sehingga peranan orang tua
dalam pembinaan anak sebagai tunas bangsa akan berhasil dengan baik
dan maksimal. Orang tua yang bijak, hendaknya jangan salah tafsir
terhadap anak-anak yang sudah diserahkan kepada sekolah untuk
dididik, bahwa seluruhnya tanggung jawab sekolah, karena kewajiban
38
sekolah hanya sebatas membantu keluarga dalam mendidik anak anak,
tentunya ketika berada di sekolah (Sahrani, 2011:58).
Seseorang membentuk keluarga barangkali sangat mudah,
namun tidak demikian melestarikan dan mengupayakan keutuhannya.
Membentuk keluarga tidak semudah membangun istana, yang hanya
perlu perangkat materi yang bersifat kebendaan. Seseorang
membangun rumah tangga berkualitas sesuai dengan tuntunan agama
yang terdiri dari manusia yang saling bebeda sifat, sikap, dan latar
belakang kehidupannya. Pernikahan yang hanya dilandasi
perimbangan seksual, kecantikan, kecerdasan, kekayaan, dan pekerjaan
yang mapan seringakali berantakan dan berakhir dengan masalah yang
tidak terselesaikan. Disebabkan pasangan suami istri yang tidak pandai
merawat cinta kasih yang ada, sehingga yang tidak pandai merawat
cinta kasih yang ada, sehingga keharmonisan keluarga tidak tercapai.
Eko berpendapat Keharmonisan adalah Adanya keseimbangan,
keserasian, saling pengertian dan saling memahami serta
keteratuaran.Sedangkan keharmonisan orang tua dalam keluarga
adalah keharmonisan yang terjadi antara kedua orang tua dengan
adanya pengertian, saling memahami, menyayangi, menghormati,
saling bertutur kata yang baik, adanya keseimbangan dan keteraturan
dalam hidup dan saling percaya. Selain itu keluarga harmonis adalah
keluarga yang walaupun memiliki berbagai tantangan, godaan, dan
39
masalah kehidupan, tetapi tetap mampu mengatasinya dengan sebaik-
baiknya.( Eko, 2007:231)
Keharmonisan berasal dari kata “harmonis” yang artinya adalah
selaras, serasi, atau hal/keadaan yang selaras atau serasi dalam rumah
tangga. (Gunarsa,1995:342)
Yang dimaksud keharmonisan orang tua dalam keluarga
adalah keadaan selaras dan serasi yang di jalankan kedua orang tua
(ayah dan ibu) dalam kehidupan berumah tangga sehingga
mewujudkan ketentraman dan kedamaian dalam keluarga (rumah
tangga).
Basri memberikan teori tentang keharmonisan keluarga, yaitu
keluarga yang rukun berbahagia, tertib , disiplin, saling menghargai,
penuh pemaaf, tolong menolong dalam kebajikan, memiliki etos kerja
yang baik, bertetangga dengan saling menghormati, taat mengerjakan
ibadah, berbakti pada yang lebih tua, mencintai ilmu pengetahuan dan
memanfaatkan waktu luang dengan hal yang positif dan mampu
memenuhi dasar keluarga. (Basri,2004:111)
Berdasarkan uraian diatas peneliti mengambil kesimpulan
bahwa keharmonisan keluarga adalah keselarasan, keserasian antara
bapak, ibu, beserta anak-anaknya yang hidup dalam tempat tinggal
bersama yang rukun berbahagia, tertib, saling menghargai, penuh
pemaaf, bertetangga dengan saling menghormati, taat mengerjakan
ibadah, berbakti pada yang lebih tua, mencintai ilmu pengetahuan dan
40
memanfaatkan waktu luang dengan hal yang positif dan mampu
memenuhi dasar keluarga.
2. Syarat keluarga harmonis
Daradjat (2011:152) menjelaskan beberapa persyaratan dalam
mencapai keluarga harmonis, adapun syarat tersebut antara lain: Saling
mengerti antara suami dan istri, saling menerima, saling menghargai,
saling mempercayai, saling mencintai.
a. Saling mengerti antara suami dan istri
Saling mengerti antara suami dan istri yaitu mengerti latar
belakang pribadinya, yaitu mengetahui secara mendalam sebab akibat
kepribadian (baik sifat dan tingkah lakunya) pasangan, mengerti diri
sendiri memahami diri sendiri, masa lalu, kelebihan dan kekurangan,
dan tidak menilai orang berdasarkan diri sendiri.
b. Saling menerima
Saling menerima yairu menerima apa adanya pribadinya,
tugas, jabatan, dan sebagainya jika perlu diubah janganlah paksakan,
namun doronglah dia agar terdorong merubah sendiri. Karena itu
terimalah dia apa adanya karena menerima apa adanya dapat
menghilangkan ketegangan dalam keluarga. Terimalah hobi dan
kesenangannya asalkan tidak bertentangan dengan norma dan tidak
merusak keluarga.
c. Saling menghargai
41
Saling menghargai yaitu penghargaan sesungguhnya terhadap
sikap jiwa terhadap yang lain. Perlu diketahui bahwa setiap orang
perlu dihargai. Maka menghargai keluarga adalah hal yang sangat
penting dan harus ditunjukkan dengan penuh keikhlasan dan
kesungguhan.
Cara menghargai dalam keluarga dengan menghargai
perkataan dan perasaan anggota keluarga, yaitu menghargai seseorang
yang berbicara dengan sikap yang pantas, menghadapi setiap
komunikasi dengan penuh perhatian positif dan kewajaran,
mendengarkan keluhan. Menghargai bakat dan keinginan sepanjang
tidak bertentangan dengan norma.
d. Saling mempercayai
Saling mempercayai yang dimaksud yaitu rasa percaya antara
suami istri harus dibina dan dilestarikan hingga hal terkecil terutama
yang berhubungan dengan akhlak maupun segala kehidupan.
Diperlukan diskusi tetap dan terbuka agar tidak ada lagi masalah yang
disembunyikan.
e. Saling mencintai
Saling mencintai merupakan tonggak utama dalam
menjalankan kehidupan keluarga. Cinta bukanlah keajaiban yang
kebetulan datang dan hilang. Adapun syarat untuk mempertalikan
dengan cinta adalah lemah lembut dalam bicara, menunujukan
perhatian pada pasangan, terhadap pribadinya maupun keluarganya,
42
bijaksana dalam pergaulan, menjauhi sikap egois, tidak mudah
tersinggung dan tunjukkan rasa cinta hal ini dapat melalui tindakan,
ucapan, terhadap pasangan.
Fadillah (2012:86-89) bahwa untuk mewujudkan keluarga
yang sakinah mawadah atau keluarga yang sejahtera perlu melalui
proses diantaranya yaitu : memilih pasangan yang shaleh atau
shalehah, niat saat menikah, berusaha menjalankan kewajiban,
mengenali kekurangan dan kelebihan, beribadah bersama-sama, daan
introspeksi diri.
a) Memilih pasangan yang shaleh atau shalehah
Memilih pasangan yang shaleh atau shalehah maksudnya yang
taat menjalankan perintah Allah Swt. dan sunah Rasulullah Saw, serta
pilihlah pasangan yang mengutamakan keimanan dan ketaqwaannya
dari pada kecantikan, kekayaan, dan kedudukannya.
b) Niat saat menikah
Niatkan saat menikah untuk beribadah kepada Allah Swt. dan
untuk menghindari hubungan yang dilarang Allah Swt.
c) Berusaha menjalankan kewajiban
Berusaha menjalankan kewajiban maksudnya seorang suami
berusaha menjalankan kewajiban sebagai seorang suami dengan
dorongan iman, cinta, dan ibadah. Seperti memberi nafkah, memberi
keamanan, memberi didikan islami pada anak istrinya, memberikan
sandang pangan, papan yang halal, menjadi pemimpin keluarga yang
43
mampu mengajak anggota keluarganya menuju ridha Allah Swt, istri
juga berusaha menjalankan kewajiban sebagai istri dengan dorongan
ibadah. Seperti melayani suami, mendidik putra putrinya tentang
agama dan ilmu pengetahuan, mendidik dengan akhlak, dan menjaga
kehormatan keluarganya.
d) Mengenali kekurangan dan kelebihan
Saling mengenali kekurangan dan kelebihan maksudnya suami
istri saling mengenali kekurangan dan kelebihan pasangannya, saling
menghargai, merasa saling membutuhkan dan melengkapi,
menghormati, mencintai, saling mempercayai, saling keterbukaan dan
membangun komunikasi yang baik antar pasangan dan anggota
keluarga.
e) Beribadah bersama-sama
Beribadah bersama-sama yaitu suami mengajak anak anak dan
istrinya untuk shalat berjamaah atau beribadah bersama-sama seperti
bersedekah, membaca Al-qur’an, ziarah kubur.
f) Introspeksi diri
Introspeksi diri yaitu secara berkala ayah mengajak ibu dan
anaknya untuk melakukan introspeksi diri untuk melakukan perbaikan
dimasa yang akan datang. Tujuannya hubungan masing-masing
keluarga menjadi harmonis, terbuka, dan menjaga masing-masing
anggota keluarga.
3. Aspek-aspek keharmonisan keluarga
44
Aspek-aspek keharmonisan keluarga di antaranya:
Menciptakan kehidupan beragama dalam keluarga, mempunyai waktu
bersama keluarga,mempunyai komunikasi yang baik antar anggota
keluarga, saling menghargai antar sesame anggota keluarga, kualitas
dan kuntitas konflik yang minim, dan adanya hubungan atau ikatan
yang erat antar anggota keluarga (Meichiati,2004:61).
a. Menciptakan kehidupan beragama dalam keluarga
Menciptakan kehidupan beragama dalam keluarga yaitu
sebuah keluarga yang harmonis ditandai dengan terciptanya
kehidupan beragama dalam rumah tersebut. Hal ini penting karena
dalam agama terdapat nilai-nilai moral dan etika kehidupan.
Beberapa penelitian ditemukan bahwa keluarga yang tidak religius
yang penanaman komitmennya rendah atau tanpa nilai agama sama
sekali cenderung terjadi pertentangan konflik dan percekcokan
dalam keluarga, dengan suasana yang seperti ini, maka anak akan
merasa tidak betah dirumah dan kemungkinan besar anak akan
mencari lingkungan lain yang dapat menerimanya.
b. Mempunyai waktu bersama keluarga
Mempunyai waktu bersama keluarga yaitu keluarga yang
harmonis selalu menyediakan waktu untuk bersama keluarganya,
baik itu hanya sekedar berkumpul, makan bersama, menemani
anak bermain dan mendengarkan masalah dan keluhan-keluhan
anak, dalam kebersamaan ini anak akan merasa dirinya dibutuhkan
45
dan diperhatikan oleh orangtuanya, sehingga anak akan betah
tinggal di rumah.
c. Mempunyai komunikasi yang baik antar anggota keluarga
Mempunyai komunikasi yang baik antar anggota keluarga
yaitu komunikasi merupakan dasar bagi terciptanya keharmonisan
dalam keluarga. Remaja akan merasa aman apabila orangtuanya
tampak rukun, karena kerukunan tersebut akan memberikan rasa
aman dan ketenangan bagi anak, komunikasi yang baik dalam
keluarga juga akan dapat membantu remaja untuk memecahkan
permasalahan yang dihadapinya di luar rumah, dalam hal ini
selain berperan sebagai orang tua, ibu dan ayah juga harus
berperan sebagai teman, agar anak lebih leluasa dan terbuka
dalam menyampaikan semua permasalahannya.
d. Saling menghargai antar sesama anggota keluarga
Saling menghargai antar sesama anggota keluarga yaitu
keluarga memberikan tempat bagi setiap anggota keluarga,
menghargai perubahan yang terjadi dan mengajarkan ketrampilan
berinteraksi sedini mungkin pada anak dengan lingkungan yang
lebih luas.
e. Kualitas dan kuantitas konflik yang minim
Kualitas dan kuantitas konflik yang minim yaitu jika dalam
keluarga sering terjadi perselisihan dan pertengkaran maka suasana
dalam keluarga tidak lagi menyenangkan. Dalam keluarga
46
harmonis setiap anggota keluarga berusaha menyelesaikan masalah
dengan kepala dingin dan mencari penyelesaian terbaik dari setiap
permasalahan.
f. Adanya hubungan atau ikatan yang erat antar anggota keluarga
Hubungan yang erat antar anggota keluarga juga
menentukan harmonisnya sebuah keluarga, apabila dalam suatu
keluarga tidak ada lagi rasa saling memiliki dan rasa kebersamaan
akan kurang. Hubungan yang erat anata anggota keluarga ini dapat
diwujudkan dengan adanya kebersamaan, komunikasi yang baik
anata anggota keluarga dan saling menghargai.
Keenam aspek tersebut mempunyai hubungan yang erat
kaitannya dengan yang lainnya. Proses kebahagiaan dalam rumah
tangga sangat ditentukan dari berfungsi tidaknya keenam aspek di
atas, untuk menciptakan keluarga harmonis peran dan fungsi
orangtua sangat menentukan, keluarga yang tidak bahagia atau
tidak harmonis akan mengakibatkan presentase anak menjadi nakal
semakin tinggi.
4. Faktor-Faktor yang mempengaruhi keharmonisan keluarga
a. Komunikasi interpersonal
Komunikasi interpersonal merupakan faktor yang sangat
mempengaruhi keharmonisan keluarga. Karena komunikasi akan
menjadikan seseorang mampu mengemukakan pendapat dan
pandangannya,sehingga mudah untuk memahami orang lain dan
47
sebaliknya tanpa adanya komunikasi kemungkinan besar dapat
menyebabkan terjadinya kesalahpahaman yang memicu konflik.
b. Tingkat ekonomi keluarga
Menurut beberapa penelitian, tingkat ekonomi keluarga
juga merupakan salah satu faktor yang menentukan keharmonisan
keluarga. Semakin tinggi sumber ekonomi keluarga akan
mendukung tingginya stabilitas dan kebahagiaan keluarga, tetapi
tidak berat rendahnya tingkat ekonomi keluarga merupakan
indikasi tidak bahagianya keluarga.
c. Sikap orang tua
Sikap orang tua juga berpengaruh terhadap keharmonisan
keluarga terutama hubungan orang tua dengan anak-anaknya.
Orang tua dengan sikap otoriter akan membuat suasana dalam
keluarga menjadi tegang dan anak merasa tertekan, anak tidak
diberi kebebasan untuk mengeluarkan pendapatnya, semua
keputusan ada ditangan orangtuanya sehingga membuat remaja itu
merasa tidak mempunyai peran dan merasa kurang dihargai dan
kurang kasih saying serta memandang orangtuanya tidak bijaksana.
Orang tua yang permisif cenderung mendidik anak terlalu bebas
dan tidak terkontrol karena apa yang dilakukan anak tidak pernah
mendapat bimbingan dari orang tua. Kedua sikap tersebut
cenderung memberikan peluang yang besar untuk menjadikan anak
berprilaku menyimpang, sedangkan orang tua yang bersikap
48
demokratis dapat menjadi pendorong perkembangan anak kearah
yang lebih positif. ( Jalaludin,1994:127)
5. Keluarga sakinah
Sejatinya salah satu tujuan orang berumah tangga adalah untuk
mendapatkan sakinah atau ketenangan dan ketentraman. Telah menjadi
sunatullah bahwa setiap orang yang memasuki pintu gerbang
pernikahan memimpikan keluarga sakinah, merupakan pilar
pembentukan masyarakat ideal yang dapat melahirkan keturunan soleh
dan solehah.
Anak-anak yang berkualitas hanya akan lahir dari keluarga
yang berkualitas pula. Disini, keluarga sakinah menjadi sistem
terpenting untuk mewujudkan lahirnya anak-anak berkualitas tersebut.
Di dalamnya terdapat nilai-nilai seperti cinta, kasih sayang, komitmen,
tanggung jawab, saling menghormati, kebersamaan dan komunikasi
yang baik. Keluarga yang dilandasi nilai-nilai tersebut akan menjadi
tempat terbaik bagi anak-anak untuk dapat tumbuh dan berkembang
secara optimal.
Upaya membangun keluarga sakinah, minimal harus ditunjang
oleh keteladanan, cinta ilmu. Hanya keluarga sakinahlah yang dapat
menjadi fondasi tangguh bagi berdirinya masyarakat dan bangsa yang
beradab, maju, dan beriman.
Keluarga sakinah disebut juga rumah tangga teladan yaitu
rumah tangga yang didirikan oleh landasan taqwa. Dengan mengikuti
49
al-quran dan sunnah serta menjadikannya sebagai dasar keputusan bagi
suami istri dalam menghadapi permasalahan. Rumah tangga teladan
senantiasa memperhatikan kebersihan rohani dan jasmani. Rumah
tangga teladan berdiri diatas fondasi yang kuat berupa ketenangan,
cinta dan kasih sayang, jauh dari kebisingan dan keributan. Rumah
tangga teladan senantiasa memberikan tempat tidur bagi anak-anaknya.
Keluarga sakinah ikut menentukan terwujudnya masyarakat
yang harmonis. Namun untuk mewujudkan masyarakat harmonis
bukan satu-satunya ditentukan oleh keluarga-keluarga sakinah, tetapi
juga ikut ditentukan oleh sistem budaya,nilai-nilai yang dianut
masyarakat setempat. (Ariwibowo, 2015:15)
B. Prestasi Belajar
1. Definisi prestasi belajar
Sebagian orang beranggapan bahwa belajar adalah semata mata
mengumpulkan atau menghafal fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk
informasi atau materi pelajaran. Belajar dapat di definisikan sebagai
setiap perubahan tingkah laku yang relatif tetap dan terjadi sebagai
hasil latihan atau pengalaman. Kata belajar memiliki arti yang penting
dalam pembentukan anak sebagai manusia. Begitu pula dalam
pendidikam bagi manusia, belajar memiliki arti yang sangat penting.
Slameto mendefinisikan belajar merupakan suatu proses
perubahan yaitu perubahan dalam tingkah laku sebagai hasil dari
interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan
50
hidupnya. Belajar adalah suatu proses yang berlangsung dari keadaan
tidak tahu menjadi tahu atau dari tahu menjadi lebih tahu, dari tidak
terampil menjadi terampil dan belum cerdas menjadi cerdas, dari sikap
belum baik menjadi bersikap baik dari pasif menjadi aktif, dari tidak
teliti menjadi teliti dan seterusnya. Belajar ialah proses yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya. (Slameto,2000:2)
Belajar adalah kata kunci yang paling penting dalam
pendidikan karena tanpa belajar sesungguhnya tidak ada pendidikan.
Perubahan dan kemampuan untuk berubah merupakan batasan dan
makna yang terkandung dalam belajar. Dengan belajar manusia secara
bebas dapat mengeksplorasi, memilih, dan menetapkan keputusan
penting untuk kehidupannya. Karena kemampuan belajar itu pula
manusia berfungsi menjadi khalifah di muka bumi. Belajar menjadikan
manusia dapat mengembangkan dan meningkatkan peradaban dan
martabatnya. Dengan belajar pula dapat mempertahankan eksistensi
manusia di tengah-tengah persaingan hidup.( Helmawati,2016:190)
Prestasi belajar terdiri dari dua kata, yaitu prestasi dan belajar.
Definisi prestasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu, hasil
yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan,dsb)
(Depdiknas,2007:895). Sedangkan belajar berusaha memperoleh
kepandaian atau ilmu (Depdiknas,2007:17).
51
Prestasi adalah hasil dari pembelajaran. Semua itu diperoleh
dari evaluasi atau penilaian. Setiap orang akan memiliki hasil belajar
atau prestasi yang berbeda-beda. Prestasi yang diperoleh dari hasil
pembelajaran setelah dinilai dan dievaluasi bisa saja rendah, sedang,
ataupun tinggi. Setiap orang memiliki potensi yang berbeda antara satu
dengan yang lain, maka prestasi yang dicapai orangpun akan berbeda-
beda pula. Walaupun seseorang memiliki potensi yang sama dengan
orang lain, tetapi kemampuan pendalaman dan pencapaian dapat saja
berbeda. Semua tergantung pada usaha (kesungguhan) dan doa, karena
bagaimanapun manusia berusaha keras jika Allah belum mengizinkan
keberhasilan baginya, ia belum akan mencapai pretasi yang
diharapkannya.
Dalam pandangan yang lebih luas, prestasi juga dapat
dikatakan sebagai hasil dari perubahan akibat belajar. Terlepas dari
angka yang diperoleh, ketika anak belajar sesuatu dari tidak bisa
menjadi bisa maka ia dapat dikatakan berprestasi. Prestasinya adalah
perubahan itu sendiri. Anak yang tadinya selalu mendapat angka
dibawah KKM ( criteria ketuntasan minimal/batas minimal yang harus
diperolehnya dalam materi tertentu), kemudian ia memperoleh nilai di
atas KKm meskipun bukan angka sempurna, ia dapat dikatakan telah
berprestasi. Anak yang tadinya jarang beribadah, kemudian rajin
beribadah, hafal Al-Quran juga adalah prestasi. (Helmawati,
2016:206).
52
Tercapainya tujuan pembelajaran dapat dilihat dari prestasi.
Prestasi dapat dikatakan sebagai hasil akhir dari proses belajar
mengajar di kelas serta merupakan perwujudn dari kemampuan diri
yang optimal setelah menerima pelajaran. Prestasi belajar juga dapat
digunakan untuk mengetahui sejauh mana efektivitas proses belajar
mengajar yang sedang berlangsung. Hasil belajar memuat kemampuan
yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar.
2. Teori-teori belajar
Teori-teori tentang belajar diantaranya yaitu:
a. Teori belajar menurut ilmu jiwa daya
Teori ini mengemukakan bahwa jiwa manusia mempunyai
daya-daya. Daya-daya adalah kekuatan yang tersedia. Manusia
hanya memanfaatkan semua daya itu dengan cara melatihnya
sehingga ketajamannya dirasakan ketiks dipergunakan untuk
sesuatu hal. Daya tersebut misalnya daya mengenal, daya
mengingat, daya berfikir, dan daya fantasi (Djamarah,2011:18).
Untuk mempertajam daya berfikir seseorang harus melatihnya
dengan memecahkan permasalahan dari yang sederhana sampai
yang kompleks. Untuk meningkatkan daya fantasi seseorang harus
membiasakan diri merenungkan sesuatu.
b. Teori Tanggapan
Teori ini dikemukakan oleh Herbart, yang menentang Ilmu
Jiwa Daya yang dianggap tidak ilmiah, sebab psikologi daya tidak
53
dapat menerangkan kehidupan jiwa, untuk itu Hebart
mengemukakan teori Tanggapan, yaitu unsur jiwa yang paling
sederhana adalah tanggapan. Menurut Hebart orang pandai adalah
orang yang mempunyai banyak tanggapan yang tersimpan di dalam
otaknya (Hasan, 1994:93).
c. Teori Gestalt
Gestalt adalah sebuah teori yang dikemukakan oleh Koffka
dan Kohler dari jerman. Menurut teori Gestalt, yang terpenting
adalah penyesuaian pertama, yaitu mendapat respons, atau
tanggapan yang tepat. Belajar yang terpenting bukan mengulangi
hal-hal yang harus dipelajari, tetapi mengerti atau memperoleh
pengertian (Djamarah,2011:19).
d. Teori dari R. Gagne
Gagne memberikan dan definisi tentang masalah belajar,
yaitu:
1) Belajar adalah suatu proses memperoleh motivasi dalam
pengetahuan, ketrampilan, kebiasaan, dan tingkah laku.
2) Belajar adalah pengetahuan atau ketrampilan yang diperoleh
dari intruksi ( Djamarah,2011:22)
Teori-teori diatas memiliki penekanan yang berbeda-beda.
Disebabkan karena dilihat dari berbagai sudut baik dilihat dari
psikologis maupun paendagogis.
3. Prinsip-prinsip Belajar
54
Seorang guru/pembimbing seharusnya sudah dapat menyusun
sendiri prinsip-prinsip belajar, ialah prinsip belajar yang dapat
dilaksanakan dalam situasi dan kondisi yang berbeda, dan oleh setiap
siswa secara individual. Berikut prinsip-prinsip belajar yag harus
disusun oleh seorang guru agar dapat diterapkan terhadap setiap siswa
(Slameto,1991:29):
a. Dalam belajar setiap siswa harus diusahakan ikut partisipatif
aktif,meningkatkan minat dan membimbing untuk mencapai tujuan
intruksional.
b. Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memiliki struktur,
penyajian yang sederhana, sehingga siswa mudah menangkap
pengertiannya.
c. Belajar harus menimbulakn reinforcement dan motivasi yang kuat
pada siswa untuk mencapai tujuan intruksional.
d. Belajar itu proses continue, maka harus tahap demi tahap menurut
perkembangannya.
e. Belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi, dan
discovery
f. Belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu sesuai
dengan tujuan intruksional yang harus dicapainya.
g. Belajar memerlukan sarana yang cukup, sehingga siswa dapat
belajar dengan tenang.
55
h. Belajar memerlukan lingkungan yang menantang dimana anak
dapat mengembangkan kemampuannya beeksplorasi dan belajar
dengan efektif.
i. Belajar perlu adanya interaksi siswa dengan lingkungannya.
j. Belajar adalah proses kontiguitas (hubungan antar pengertian yang
satu dengan pengertian yang lain) sehingga mendapatkan
pengertian yang diharapkan. Stimulus yang diberikan
menimbulkan respon yang diharapkan.
k. Pengulangan, dalam proses belajar perlu ulangan berkali-kali agar
pengertian/ketrampilan/sikap itu mendalam pada siswa.
4. Tujuan belajar
Tujuan belajar sebenarnya sangat banyak dan bervariasi.
Tujuan belajar yang eksplisit diusahakan untuk dicapai denngan
tindakan intruksional, lazim dinamakan instrucsional effect, yang biasa
berbentuk pengetahuan dan ketrampila. Sementara itu, tujuan belajar
sebagai hasil yang menyertai tujuan belajar intruksional lazim disebut
nurturant effect. Bentuknya berupa kemampuan berfikir kritis dan
kreatif, sikap terbuka dan demokratis, menerima orang lain, dan
sebagainya (Suprijono,2011:5).
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
Prestasi belajar siswa banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor,
baik berasal dari diri sendirinya (internal) maupun luar dirinya
(eksternal). Prestasi belajar yang dicapai siswa pada hakikatnya
56
merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor tersebut. Oleh karena
itu,pengenalan guru terhadap faktor yang dapat mempengaruhi prestasi
belajar siswa penting sekali, artinya dalam rangka membantu siswa
mencapai prestasi belajar yang seoptimal mungkin sesuai dengan
kemampuan masing-masing. Adapun faktor-faktor yang dimaksud
meliputi hal-hal sebagai berikut:
a. Faktor yang berasal dari diri sendiri (internal)
1) Faktor jasmaniah (fisiologi) baik yang bersifat bawaan
maupun yang diperoleh. Yang termasuk faktor ini adalah
panca indera yang tidak berfungsi sebagaimana
mestinya, seperti mengalami sakit, cacat tubuh atau
perkembangan yang tidak sempurna, berfungsinya
kelanjar tubuh yang membawa kelainan tingkah laku.
2) Faktor psikologis, baik yang bersifat bawaan maupun
yang diperoleh, terdiri atas.
3) Faktor intelektual yang meliputi faktor potensial, yaitu
kecerdasan dan bakat serta faktor kecakapan nyata, yaitu
prestasi yang dimiliki.
4) Faktor nonintelektual yaitu unsur-unsur kepribadian
tertentu seperti sikap, kebiasaan, minat kebutuhan,
motivasi, emosi, dan penyesuaian.
5) Faktor kematangan fisik maupun psikis.
b. Faktor yang berasal dari luar diri (eksternal)
57
1) Faktor social yang terdiri atas: lingkungan keluarga,
lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat, dan
lingkungan kelompok.
2) Faktor budaya, seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan,
teknologi, dan kesenian.
3) Faktor lingkungan fisik, seperti fasilitas rumah dan
fasilitas belajar.
4) Faktor lingkungan spiritual atau keagamaan.
Demikian beberapa faktor internal dan eksternal yang
berinteraksi baik secara langsung maupun tidak langsung
mempengaruhi prestasi belajar siswa (Wiji, 2006:97)
6. Hubungan antara Keharmonisan Keluarga dengan Prestasi Belajar
Orang tua mengharapkan anaknya bisa menjadi orang yang cerdas,
baik, menghormati kedua orang tuanya, taat kepada agama, dan pandai
dalam belajar. Banyak cara yang ditempuh orang tua untuk mencapai
keinginannya tersebut ada yang berhasil ada juga yang tidak berhasil.
Seringkali terjadi bahwa orang tua mungkin kehilangan keyakinan atau
kemampuannya sendiri dalam mendidik anak, atau bahkan menganggap
orang lain lebih mampu mendidik anak dari pada orang tuanya sendiri,
sehingga anak dipercayakan pada pengasuh.
Penelitian ini merupakan penelitian tentang keharmonisan keluarga
dan prestasi belajar. Keluarga diperlukan hubungan yang harmonis, baik
antara sesame anggota keluarga, maupun antar anggota keluarga dengan
58
masyarakat. Sebagai orang tua yang bijak hendaknya jangan salah tafsir
terhadap anak-anaknya yang sudah diserahkan kepada sekolah, karena
sekolah hanya membantu keluarga dalam mendidik anak-anaknya.
Berhasil atau tidaknya pendidikan anak disekolah tergantung pada
pendidikan dalam keluarga (Sahrani,2011:58).
Pendidikan manusia dimulai dari keluarga. Keluarga adalah tempat
pertama dan utama bagi pembentukan dan pendidikan anak. Jika ingin
membentuk anak yang shaleh dan shalehah, cerdas serta terampil, maka
harus dimulai dari keluarga. Agar terbentuk keluarga yang sehat dan
bahagia pun para orang tua perlu pengetahuan yang cukup sehingga
mampu membimbing dan mengarahkan setiap anggota keluarga menuju
tujuan yang diharapkan.
Dari uraian-uraian diatas, dapat dipahami kesuksesan anak belajar,
prestasi yang diperoleh siswa di sekolah, juga di pengaruhi oleh
keharmonisan keluarga. Maka dari itu kondisi keluarga yang harmonis
diperlukan agar prestasi siswa semakin membaik.
59
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pengertian Penelitian
Penelitian adalah suatu usaha untuk menemukan, mengembangakan
dan mengkaji kebenaran suatu ilmu pengetahuan yang dalam proses
penelitian, baik pada waktu mengumpulkan data maupun mengolah data,
diperlukan metode yang sesuai dengan permasalahan ( Asih, 2006:6)
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian ini adalah SMK N 1 Salatiga.Penelitian ini dan
dilaksanakan pada bulan Mei 2017. Alasan peneliti memilih SMK N 1
Salatiga sebagai objek penelitian, adalah karena peneliti juga pernah
melakukan Praktikum Pengalaman Lapangan (PPL) di SMK N 1 Salatiga,
sehingga dirasa memudahkan peneliti dalam mencari data/informasi.
C. Pendekatan dan Rancangan Penelitian
Dalam pelaksanaan penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan
kuantitatif dikarenakan penulis hanya mengumpulkan data sebanyak-
banyaknya mengenai faktor-faktor pendukung antara variabel, kemudian
dianalisis untuk menanamkan peranan antar variabel penelitian. Rancangan
penelitian ini adalah penelitian korelasi. Peneliti mencari hubungan antara
variabel X, yaitu keharmonisan keluarga dan variabel Y yaitu prestasi belajar.
60
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian baik dari benda yang
nyata, abstrak, peristiwa ataupun gejala yang merupakan sumber data dan
memiliki sumber karakter tertentu dan sama (Kasiram, 2010:257).
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMK N 1 SALATIGA kelas X
yang berjumlah 400 siswa.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang memiliki sifat-sifat yang
sama dari objek yang merupakan sumber data (Bambang, 2005:119).
Arikunto (1989:120) memberikan teori tentang teknik pengambilan
sampel, apabila subyek kurang dari 100, maka sampel yang digunakan
adalah seluruh jumlah populasi yang ada. Akan tetapi, apabila populasinya
besar lebih dari 100 orang, maka dapat diambil 10-15% atau 20-25%.
Penelitian ini peneliti mengambil sampel 10% dari jumlah populasi. Jadi
sampel dalam penelitian ini berjumlah 40 siswa.
Adapun cara pengambilan sampel penelitian ini dilakukan dengan
sampel random, atau sampel acak, sampel campur. Peneliti melakukan
dengan cara teknik sampling ini karena pengambilan sampelnya, peneliti
“mencampur” subjek-subjek di dalam populasi sehingga semua subjek di
dalam populasi di anggap sama. Dengan demikian maka peneliti memberi
hak yang sama kepada setiap subjek untuk memperoleh kesempatan
(chance) di pilih menjadi sampel. Oleh karena hak setiap subjek sama,
61
maka penelitian terlepas dari perasaan mengistimewakan satu atau
beberapa untuk dijadikan sampel.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh
peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi
sisematis dan dipermudah olehnya (Arikunto, 2005:101).
Instrumen yang digunakan peneliti dalam penelitiannya berupa angket
untuk masing-masing variabel.
Ada dua alat ukur yang akan dibuat peneliti yaitu angket keharmonisan
keluarga sedangkan prestasi belajar mengambil data hasil belajar semester 1.
Adapun instrumen penelitian (angket) yang peneliti buat, mengacu pada
variabel-variabel di bawah ini:
Variabel X:
Angket I digunakan untuk mengetahui keharmonisan keluarga yang
mencakup indikator:
1) Anggota keluarga tidak saling berselisih termasuk juga dengan masyarakat
2) Anggota keluarga saling memberikan hadiah, saling membantu, memiliki
waktu yang cukup untuk keluarga dan masyarakat
3) Anggota keluarga menaati peraturan yang ada
4) Anggota keluarga saling mendengarkan pendapat orang lain, memberikan
hadiah atas prestasi yang diperoleh
5) Anggota keluarga memberikan maaf kepada orang lain
62
6) Anggota keluarga saling tolong-menolong orang lain tanpa mengharap
imbalan
7) Anggota keluarga saling memberikan motivasi untuk berprestasi
8) Anggota keluarga selalu menjalankan kewajiban agama
9) Anggota keluarga patuh terhadap kedua orang tua
10) Anggota keluarga menuntut ilmu,mengembangkan dan mengamalkannya
11) Anggota keluarga menggunakan waktu dengan hal yang bermanfaat
12) Antar anggota keluarga saling membantu untuk memberikan peluang
memperoleh kemampuan/prestasi yang sudah diraih.
Tabel 3.1
Variabel, Indikator dan Angket Penelitian
No Variabel Indikator Angket
1. Keharmonisan
Keluarga
Menaati peraturan
yang ada.
a. Apakah saudara
menaati
peraturan yang
ada dirumah ?
Saling membantu
dan memberi hadiah.
a. Jika saudara
mendapatkan
nilai yang bagus,
apakah orang tua
saudara
memberikan
sebuah
bingkisan/hadiah?
b. Jika ada anggota
keluarga yang
sedang
mengalami
kesulitan, apakah
saudara
membantunya?
c. Apakah orang tua
63
anda meluangkan
waktu untuk
berlibur bersama
keluarga?
Tidak saling
berselisih
a. Apakah ada
perselisihan antar
anggota keluarga
saudara?
Saling menghargai a. Apakah gagasan
saudara dihargai
dalam
musyawarah
keluarga?
Adanya sikap
pemaaf
a. Apakah saudara
memaafkan
kesalahan orang
lain sebelum
orang tersebut
meminta maaf?
Tolong menolong
dalam kebajikan.
a. Jika ada
tetangga yang
meminta
tolong, apakah
saudara mau
menolongnya
dengan tulus ?
Saling perhatian dan
memotivasi.
a. Apakah orang
tua anda
memberikan
motivasi belajar
kepada
saudara?
Selalu menjalankan
kewajiban agama.
a. Apakah saudara
melaksanakan
kewajiban
shalat lima
waktu ?.
b. Apakah saudara
mengajarkan
shalat lima
waktu
64
meskipun
dalam keadaan
sulit?
Berbakti pada kedua
orang tua.
a. Apakah saudara
patuh kepada
kedua orang tua
anda?
Mencintai ilmu
pengetahuan.
a. Apakah saudara
belajar di luar
jam sekolah
untuk
memperkaya
pengetahuan?
Memanfaatkan
waktu luang
a. Apakah saudara
memanfaatkan
waktu luang
dengan
kegiatan yang
bermanfaat ?
Memberi peluang
memperoleh
kemampuan /prestasi
yang sudah diraih
a. Jika ada salah
satu dari
anggota
keluarga ada
yang
mengalami
kesulitan
belajar apakah
saudara
membantu
supaya bisa
meraih prestasi
yang diinginkan
65
F. Uji Coba Instrumen Penelitian
Analisis Validitas Angket Keharmonisan Keluarga
Analisis validitas dan realibilitas sebagai kriteria membandingkan
korelasi dengan r tabel dengan tingkat kepercayaan 99% dapat dilihat dalam
tabel berikut :
Tabel 3.2
Tabel analisis validitas keharmonisan keluarga
Item Variabel
Kinerja
r table Ket
1 0,553 0,312 Valid
2 0,443 0,312 Valid
3 0,697 0,312 Valid
4 0,408 0,312 Valid
5 0,404 0,312 Valid
6 0,744 0,312 Valid
7 0,674 0,312 Valid
8 0,345 0,312 Valid
9 0,368 0,312 Valid
10 0,697 0,312 Valid
11 0,638 0,312 Valid
12 0,634 0,312 Valid
13 0,534 0,312 Valid
66
14 0,713 0,312 Valid
15 0,723 0,312 Valid
G. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu dengan
menggunakan metode angket (kuesioner) dan metode dokumentasi.
1. Metode Angket (kuesioner)
Kuesioner disebut pula sebagai angket. Kuesioner adalah teknik
pengumpulan data dengan cara mengirimkan suatu daftar pertanyaan
kepada responden untuk diisi (Sukandar rumidi, 2004:78). Metode ini
peneliti gunakan untuk mencari data tentang keharmonisan keluarga dan
prestasi belajar siswa.
Metode angket secara garis besar ada dua cara penggunaan sebagai
teknik pengumpulan data, yaitu (1) disebarkan yang kemudian diisi oleh
responden dan (2) digunakan sebagai pedoman wawancara dengan
responden. Penyebaran kuesioner dilakukan dengan cara diantar sendiri
oleh peneliti. Metode angket dalam penelitian ini yaitu peneliti
memberikan langsung kepada responden untuk langsung diisi.
Arikunto (2010:268) memberikan teori tentang prosedur yang
harus dilalui sebelum penyusunan kuesioner, yaitu:
a) Merumuskan tujuan yang akan dicapai dengan kuesioner.
b) Mengidentifikasikan variabel yang akan dijadikan sasaran kuesioner.
67
c) Menjabarkan setiap variabel menjadi sub-variabel yang lebih spesifik
dan tunggal.
d) Menentukan jenis data yang akan dikumpulkan, sekaligus untuk
menentukan teknik analisisnya.
2. Metode Dokumentasi
Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang artinya barang-
barang tertulis. Pelaksanaan dalam metode dokumentasi , peneliti
menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku, majalah, dokumen,
peraturan-peraturan, notulen rapat dan catatan harian (Arikunto,
1998:149). Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data-data
mengenai Sekolah SMK N 1 SALATIGA tahun 2017.
H. Analisis Data
Analisis data dua variabel, yaitu; (1) Variabel x, yaitu variabel
keharmonisan keluarga dan (2) Variabel y, yaitu variabel prestasi belajar
siswa. Adapun teknis analisa datanya sebagai berikut:
1. Analisis pendahuluan
Tahap ini diadakan perhitungan awal dari data yang diperoleh dari
hasil angket tentang keharmonisan keluarga dan prestasi belajar siwa.
Analisis penelitian menurut Arikunto (2010:134) menggunakan rumus
sebagai berikut:
P =
100%
Keterangan :
P : Prosentase
68
F : Jumlah Objek
N : Frekuensi
2. Analisa Uji Hipotesis
Untuk mengetahui hubungan anatara keharmonisan keluarga
dengan prestasi belajar siswa adalah dengan menggunakan rumus product
moment. Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua variabel yang
terbagi dalam kategori meliputi variabel dependent atau variabel terikat
yaitu keharmonisan keluarga (X) dan variabel independent atau variabel
bebas (Y).
Adapun rumus product moment bedasarkan Sudijono (2010:206) ,
yaitu :
rxy = ∑
∑ ∑
√ ∑ ∑
∑
∑
Keterangan :
Rxy : koefisien variabel x daan variabel y
X : variabel pengaruh
Y : variabel terpengaruh
XY : perkalian antar variabel x dan variabel y
N : jumlah sampel
∑ : sigma (jumlah)
69
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA
A. Gambaran Umum Lokasi dan Subjek Penelitian
1. Perkembangan SMK N 1 Salatiga
SMK Negeri 1 Salatiga berdiri pada tanggal 25 Mei tahun 1968
berdasar SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor : 191/UUK-3/1969 yang pada waktu itu berisi tentang memberi
peningkatan status SMEA persiapan menjadi SMEA Negeri. Sehingga,
berdasarkan keputusan Menteri tersebut, SMEA persiapan Salatiga
menjadi SMEA Negeri Salatiga.
Awalnya, SMEA Negeri masih menumpang di gedung SMEP
Negeri Salatiga atas dasar jasa baik dari Kepala SMEP Negeri Salatiga
yang meminjamkan 4 lokal untuk SMEA Negeri. Kegiatan pembelajaran
di sini dilakukan pada siang hari. Dan pada tahun selanjutnya, SMEA
Negeri menempati gedung bangsal kesenian milik SPG Negeri Salatiga.
Meskipun sudah tidak masuk siang lagi, pada saat melakukan kegiatan
pembelajaran di gedung ini sering terjadi keributan karena ruang yang
luasnya berkisar 300m2 ini dibagi menjadi lima ruangan dengan sekat
dinding bambu yang masih berlubang-lubang sehingga terjadi polusi
suara.
Pada tahun 1970 SMEA Negeri Salatiga mendapat pinjaman 4
lokal lagi milik SMA Negeri di Jalan Kemiri walaupun dengan syarat
masih harus menyelesaikan bangunannya terlebih dahulu. Kendala baru
70
yang ditemui adalah transportasi guru karena para guru harus mondar
mandir dari kelas yang berada di SPG Negeri ke kelas yang ada di SMA
Kemiri kurang lebih 2 km dengan hanya mengayuh sepeda.
SMEA Negeri Salatiga yang masih diliputi dengan penuh
perjuangan, pada tahun 1973 atas perkenaan Bapak Walikotamadya
Salatiga, yang pada saat itu dijabat oleh Bapak Letkol. S.Soegiman diberi
izin untuk menempati gedung bekas Sekolah Cina milik BAPERKI yang
digunakan untuk proses belajar mengajar. Pada mulanya gedung hanya
terdiri dari enam lokal saja, yang kemudian seiring bertambah tahun
dengan adanya bantuan BP, Pemda setempat, dana pelita 1983 dan 1984,
ruang-ruang belajar tersebut di rehab sehingga menjadi lebih baik. Pada
akhirnya SMEA Negeri Salatiga telah selesai dibangunkan oleh Negara.
Gedung yang baru di lokasi Desa Kembangarum kurang lebih luas
tananhnya 15.000 m2 dan ruang teori ada 18 kelas. Kemudian, SMEA
Negeri Salatiga menempati gedung barunya pada tanggal 1 Agustus 1992.
Boyongan keluarga besar SME Negeri Salatiga beserta alat-alatnya
dilaksanakan dengan upacara yang dihadiri pula oleh Bapak Kakanwil
Depdikbud Propinsi Jateng beserta ibu dan para pejabat setempat. Pada
saat boyongan, baru kelas I dan kelas II yang pindah ke lokasi baru,
adapun kelas III tetap berada di lokasi Jl. Jend. A. Yani 14 Salatiga hingga
akhir Maret 1993.
Pengembangan SMK 1 menjadi SMK Besar terjadi pada tahun
pertama 2004-2005 menerima 10 kelas, terdiri dari akuntansi 2 kelas,
71
Administrasi Perkantoran 2 kelas, Penjualan 2 Kelas, Tata Busana 2 kelas,
Tata Boga 2 Kelas, dan Tata Kecantikan 1 kelas. Pada Tahun kedua dan
ketiga (2005-2006 dan 2006-2007) penerimaan siswa baru sebanyak 12
kelas, masing-masing program keahlian 2 kelas, sehingga komposisi kelas
saat ini yaitu kelas I 12 kelas, kelas II 12 kelas, dan kelas III 10 kelas.
Total kelas di SMK Negeri Salatiga saat ini adalah 34 kelas.
2. Keadaan Fisik Sekolah
a. Luas tanah dan denah
SMK Negeri 1 Salatiga yang beralamat di Jalan Nakula
Sadewa I/3 Kel Dukuh, Kecamatan Sidomukti, Kota Salatiga
memiliki luas tanah keseluruhan 15.795 m2. Denah sekolah
(terlampir).
b. Ruang kelas
Ruang-ruang kelas di SMK Negeri 1 Salatiga berukuran
standar sesuai standar Permen Diknas No. 20 Tahun 2008 yaitu 18 x 9
m. Ruang kelas ini sudah layak digunakan untuk proses belajar
mengajar dengan kapasitas menampung sebanyak 36 siswa. Jumlah
ruang kelas di SMK Negeri 1 Salatiga yaitu sebanyak 39 kelas.
c. Ruang laboratorium
Terdapat dua ruang laboratorium di SMK Negeri 1 Salatiga
yaitu meliputi laboratorium umum dan laboratorium kejuruan.
Laboratorium umum antara lain Lab Komputer/KKPI, Lab. Bahasa,
72
Lab. Ipa, Lab Kesenian, Lab. Agama, Lab. Olahraga (lapangan).
Sedangkan laboratorium kejuruan adalah sebagai berikut :
1) Lab. Perkantoran ( Lab. Mengetik, Lab. Model kantor, Lab.
Perkantoran, Lab. Multimedia) = 10 x 12 m.
2) Lab. Pemasaran ( Lab. Pembelajaran dan lab. Pertokoan) = 10 x 12
m.
3) Lab Akutansi (Lab akutansi) = 10 x 12 m.
4) Lab. Kecantikan ( Lab. Kecantikan Rambut) = 10 x 12 m.
5) Lab. Busana (Lab. Menjahit dengan mesin cepat dan lab. Menjahit
dengan mesin biasa/manual) = 9 x 12 m.
6) Lab. Boga ( Lab. Kitchen dan lab. pastry) = 9 x 12 m
d. Bangunan Fisik
1) Ruang kelas luasnya 252 m2
2) Ruang kepala sekolah luasnya 24 m2
3) Ruang guru luasnya 120 m2
4) Ruang tata usaha luasnya 84 m2
5) Ruang BP luasnya 35 m2
6) Ruang laboratorium
7) Ruang UKS luasnya 30 m2
8) Masjid dengan luas 105 m2
9) Ruang aula dengan luas 288 m2
10) Perpustakaan dengan luas 170 m2
11) Ruang OSIS dengan luas 28 m2
73
e. Ruang praktikum
1) Ruang toko
Ruang toko terdiri atas kantin dan koperasi. Kantin di SMK
Negeri 1 Salatiga diberi nama kantin kejujuran. Kantin ini menjual
makanan, minuman dan perlengkapan kebutuhan sehari-hari.
Sedangkan koperasi menjual perlengkapan siswa disetiap unit
produksinya.
2) Ruang fotocopy
Ruang fotocopy luasnya 8 m2. Ruangan ini berfungsi untuk
memberikan pelayanan akses fotocopy untuk seluruh warga
sekolah SMK Negeri 1 Salatiga. Penugasannya dilakukan oleh
siswa kelas XI.
3) Ruang bank mini
Ruang bank mini melayani transaksi menabung karena
bank mini ini bertujuan untuk melatih siswa siswi agar gemar
menabung. Bank mini selain melayani siswa juga melayani guru
dan karyawan. Penugasannya dilakukan oleh siswa kelas XI.
4) Ruang penggandaan
Ruang ini berisi kumpulan data-data tiap ruang di SMK
Negeri 1 Salatiga yang nantinya akan dikirim ke Dinas sebagai
penjaminan mutu.
74
f. Lain lain
1) Kamar mandi
Kamar mandi di SMK Negeri 1 Salatiga jumlahnya sudah
cukup memadai. Lokasi kamar mandi terdiri atas 3 tempat yang
mana lokasi 1 digunakan untuk guru dan karyawan, dan lokasi 2, 3
digunakan untuk semua siswa.
2) Lapangan olahraga
Lapangan olahraga terdiri atas dua tempat yaitu lapangan
basket dan lapangan voli. Lapangan basket luasnya 427,5 m2,
sedangkan lapangan voli luasnya 162 m2.
3) Green house
Green house merupakan rumah kaca yang didalamnya
terdapat banyak tanaman hijau yang sengaja dirawat sebagai
bentuk kepedulian terhadap lingkungan dan juga sebagai wahana
untuk belajar.
4) Lahan parkir
Fasilitas lainnya yaitu tempat parkir. Tempat parkir yang
tersedia yaitu tempat parkir bagi karyawan, guru, tamu dan siswaa.
Untuk parkir guru dan karyawan berada di samping , tamu di depan
ruang TU dan siswa di bagian dalam.
5) Tempat komposing/ daur ulang
Tempat ini digunakan sebagai tempat komposing atau
tempat mendaur ulang sampah yang bukan anorganik.
75
g. Keadaan Lingkungan Sekolah
1) Jenis bangunan yang mengelilingi sekolah
Jenis bangunan yang mengelilingi SMK Negeri 1 Salatiga
yaitu kawasan pemukiman warga perkampungan dan kompleks
perumahan. Perkampungan yang mengelilingi SMK Negeri 1
Salatiga yaitu perkampungan Kembang Arum.
h. Kondisi lingkungan sekolah
1) Tingkat kebersihan : kebersihan lingkungan sekolah bersih. Hal ini
dikarenakan sekolah menyediakan tempat sampah yang mencukupi
dan tersebar di setiap ruang dan lingkungan sekolah. Semua warga
sekolah SMK Negeri 1 Salatiga memiliki perhatian dan kepedulian
yang penuh akan kebersihan sekolah.
2) Tingkat kebisingan : Tingkat kebisingan ssekitar sekolah normal.
Bahkan jalan raya yang ada didekat sekolah tidak terlalu ramai
sehingga tidak menimbulkan kebisingan seperti jalan raya pada
umumnya.
3) Sanitasi : sanitasi lingkungan sekolah sudah cukup memadai. Tidak
terdapat sampah yang berserakan disekitar sekolah, proses
pembuangan sampah/TPS dilingkungan sekitar dikelola oleh
masyarakat dan pihak pengelola sampah oleh pemerintah.
4) Jalan penghubung dengan sekolah : kondisi jalan penghubung
disekolah dapat dikatakan baik. Kualitas jalan sudah diaspal
76
semua. Selain itu, letak SMK Negeri 1 Salatiga juga strategis
sehingga memudahkan dalam hal transportasi umum maupun
pribadi.
5) Kondisi masyarakat sekitar : Pemukiman warga perkampungan.
Kebanyakan warganya bekerja sebagai pegawai negeri dan
wiraswasta.
3. Fasilitas Sekolah
a. Ruang Kepala Sekolah
Ruang kepala sekolah terpisah dari ruang guru. Kepala sekolah
memiliki ruangan sendiri dengan maksud salah satunya agar kepala
sekolah dapat lebih konsentrasi dalam penyelenggaraan kepemimpinan
di sekolah. Fasilitas yang ada di ruang kepala sekolah yaitu : perabot
meneler, laptop, printer, telephone, 1 set sofa, jam dinding, kamar
mandi dalam, serta wifi.
b. Ruang guru
Ruang guru memiliki luas 120 m2 dengan jumlah satu buah. Di
SMK Negeri 1 Salatiga ruang guru difasilitasi perabotan mebeler,
komputer, printer,dispenser, jam dinding, loker, wifi.
c. Ruang BK dan BP
SMK Negeri 1 Salatiga juga memiliki ruang BK yang
menyediakan fasilitas berupa bimbingan penyuluhan atau bimbingan
konseling dengan tujuan untuk membantu para siswa agar dapat
mengembangkan potensi yang dimiliki siswa tersebut dengan
77
seoptimal mungkin dengan cara pemahaman diri, pemahaman nilai,
dan pemahaman pembahasan lingkungan. Adapun fungsi BK sendiri
adalah :
1) Menciptakan suasana tertentu agar tidak timbul masalah yang
dapat mengganggu PBM dan pengembangan dirinya.
2) Menyalurkan siswa ke bidang studi yang ssesuai dengan bakat,
minat siswa.
Ruangan BK yang memiliki luas 35 m2 ini memberikan
pelayanan bimbingan serta peenyuluhan kepasda seluruh siswa.
Pelayanan ini tentunya diberikan oleh guru BK SMK Negeri 1 Salatiga
sesuai dengan jadwal pelajaran para siswa yang dilakukan secara
teratur, terencana dan berkesinambungan. Fasilitas yang ada di ruang
BK ini adalah perangkat mebeler, ruang tamu, komputer, printer,
jamdinding, loker dan wifi.
d. Ruang Tata Usaha
Ruang tata usaha yang melayani administrasi bagi siswa
memiliki luas 84 m2. Guna melakukan pelayanan administrasi tersebut,
ruang TU di beri fasilitas seperti halnya ruang lain yang meliputi kursi
staf, mesin fax, perabotan mebeler, komputer, printer, jam dinding,
kipas angin, dispenser, loker dan wifi.
e. Ruang OSIS
Ruang OSIS memiliki luas 28 m2, ruangan ini digunakan
sebagai tempat organisasi para siswa yang belajar di SMK Negeri 1
78
Salatiga di bawah wewenang pihak sekolah, OSIS juga digunakan
sebagai penyalur aspirasi dari siswa. Ruangan OSIS dilengkapi dengan
berbagai fasilitas antara lain Kursi,meja, komputer,almari dan papan
tulis pengurus.
f. Perpustakaan
SMK Negeri 1 Salatiga memiliki sebuah perpustakaan yang
luasnya 170 m2
bersebelahan dengan ruang BP. Ruang perpustakaan
ini terbagi atas dua bagian yaitu ruangan baca dan ruangan ketua
perpustakaan. Perpustakaan ini melayani peminjaman buku-buku
pelajaran yang dibutuhkan oleh siswa dan guru. Selain itu,
perpustakaan juga memberi pelayanan kepada pegawai yang
memerlukan tambahan ilmu pengetahuan ataupun hanya sekedar untuk
mengisi waktu luang.
Koleksi buku-buku yang tersedia di perpustakaan antara lain
yaitu buku-buku paket dai Depdiknas sebagai buku pegangan dalam
pembelajaran pokok, buku pelengkap buku paket, buku cerita fiksi
(bukan bacaan), serta buku-buku lainnya yang dapat dijadikan sebagai
sumber belajar dan menambah ilmu pengetahuan. Pengolahan koleksi
perpustakaan sekolah dilakukan sejak buku tiba diperpustakaan sampai
tersusun rapi di rak dan siap digunakan oleh siswa, guru maupun
karyawan.
Untuk proses peminjaman buku dilayani oleh petugas
perpustakaan. Perpustakaan SMK Negeri 1 Salatiga ini memiliki
79
koleksi buku yang lengkap sehingga dapat menjadi salah satu faktor
pendorong tercapainya tujuan pendidikan. Fasilitas-fasilitas yang ada
di perpustakaan meliputi perangkat mebeler, komputer, jam dinding,
papan tata tertib di perpustakaan, papan program, almari loker, rak
koran, LCD, DVD, televisi, loker tas, globe, buku pengunjung dan
masih banyak lagi.
Dalam rangka mengetahui jumlah pengunjung perpustakaan,
petugas perpustakaan selalu mengadakan pencatatan dalam sebuah
buku. Selain itu, peraturan tata tertib peminjaman buku diberlakukan
karena untuk menjaga ketertiban dalam peminjaman buku serta
menjaga keutuhan koleksi buku perpustakaan SMK Negeri 1 Salatiga
mengingat setiap tahunnya koleksi buku non paket selalu mengalami
peningkatan.
g. Laboratorium
Laboratorium SMK Negeri 1 Salatiga berjumlah 10 buah yang
terdiri dari 4 laboratorium umum dan 6 laboratorium kejuruan. Empat
laboratorium umum yaitu lab. Komputer, lab. Bahasa dan lab.olahraga
dua buah (lapangan basket dan lapangan voli). Sedangkan 6
laboratorium kejuruan yaitu laboratorium administrasi perkantoran,
lab. Pemasaran, lab. Akuntansi, lab. Tata Kecantikan, lab. Tata
Busana, lab. Tata Boga.
Laboratorium ini digunakan sebagai tempat meningkatkan
kualitas siswa siswi SMK Negeri 1 Salatiga. Para siswa dituntut tidak
80
hanya bisa menguasai teori namun juga harus bisa menerapkan dan
mempraktekan teori yang dikuasai tersebut. Masing- masing
laboratorium memiliki fasilitas sesuai dengan bidangnya masing-
masing yang secara keseluruhan sudah memiliki alat-alat praktikum
yang lengkap.
h. Ruang Aula/ Gedung serba guna
Ruang aula atau ruang gedung serba guna digunakan sebagai
tempat pelaksanaan acara-acara besar. Luas aula SMK Negeri 1
Salatiga 288 m2
memiliki fasilitas berupa panggung dan sound system.
i. Green House
Rumah kaca atau green house SMK Negeri 1 Salatiga memiliki
fasilitas berupa peralatan bercocok tanam, berbagai macam tumbuhan
hidup yang dikembangkan dan dirawat di green house ini, serta pupuk-
pupuk yang diperlukan untuk merawat tanaman didalamnya.
j. Penggunaan Sekolah
a. Ada tidaknya sekolah lain yang menggunakan sekolah tersebut
Bangunan sekolah hanya digunakan oleh pihak SMK
Negeri 1 Salatiga, tidak ada sekolah atau lembaga lain yang ikut
menggunakan bangunan sekolah tersebut.
b. Pembagian jam KBM
Pembagian jam KBM di SMK Negeri 1 Salatiga dilakukan
sesuai dengan jadwal dari jurusan masing-masing, waktu KBM
pukul 07.00-15.45 dan dilaksanakan lima hari kerja yaitu hari
81
Senin sampai degan hari Jumat. Sekolah menggunakan sistem
masuk pagi.
4. Keadaan Guru dan Siswa
a. Daftar Nama Guru SMK N 1 Salatiga
No Nama Guru
1. Hans Wahyudi S.Pd , M.Pd
2. Bambang Dwi Harsedarto S.Pd , M.Pd
3. M. Syafi’I S.Ag , S.H, M.Kn
4. Drs Untoro, M.Pd
5. Hj. Mutmainah, S.Pd
6. Budi Sutrisno S.Pd
7. Tejo Sukmono S.Pd
8. Dibyo Winarno S.Pd
9. Widyo Harsono S.Pd
10. Sri Agustini S.Pd
11. Tri Rahayu Basuki S.Pd
12. Fajar Kurniawan S.Pd
13. Ismawati Siti Sumarahati S.Pd
14. Erlin wahyu Wardani S.Pd
15. Praheni S.S
16. Drs. Sensus Sumartono
17. Drs. Prasetyo Adi
82
18. Sutanto, S.Pd
19. Martana S.Pd
20. Widi Nurasih S.Pd
21. Koinah Martini S.Pd
22. Muhammad Zamzuri S.Pd
23. Marta Fikariyati S.Pd
24. Alexandra Tri Wiloso S.Pd
25. Nugroho Dwi Susanto, S.Si , M.Pd
26. Sri Hartini S.Pd
27. Indah Susilowati S.Pd
28. Adriya Vineta S.Si
29. Dra. Dyah Purna Wijayanti
30. Slamet Sudiyanti S.Pd
31. Supriyanto S.Pd
32. Farida S.Pd ing
33. Nur Choiriyah S.Pd
34. Martia Kurniawati S.Pd
35. Ari Widyaningsih S.Pd
36. Danang Prabancoro S.Pd
37. Florens Nur hayati S.kom
38. Misbahul Munir S.kom
39. Apriliyandini Rahmawati S.Pd
83
40. Uchi Anggraini S.Pd
41. Tjondro Suwarno, S.Sn
42. Dedi Purnomo , S.Mus
43. Antonius Sukidjo
44. Pdt. Natanael Sugimin
45. Fictor haruman , SP
46. Dra. Lina Andraswari
47. Susilowati S.Pd
48. Sri Susana S.Pd
49. Wiwik Endah N S.Pd
50. Hj. Lilis Juliyanti S.Pd , M.Pd
51. Drs. Setyo Budi
52. Muiyati S.Pd
53. Dra. Budiyati
54. Drs. Agus Pramono
55. Drs. H. Niam Abadi
56. Utami Kusumawardani S.Pd
57. Sri Makmuri K.M.,S.Pd
58. Nining Maryaningsih S.Pd
59. Hj. Widadamayanti S.Pd
60. Suratman S.Pd
61. R.r laksmi Handayani S.Pd
84
62. Drs. Purwanto
63. Tanti Indriyati S.Pd
64. Nurul Hidayati S.Pd
65. Laili Rohmah S.Pd
66. Kristijani Rahayu M.Pd
67. Winarsih S.Pd
68. Tri rahayu S.Pd
69. Leni Eka damayanti S.Pd
70. Siti Manzuzatun S.Pd
71. Wuri Sulandari S.Pd
72. Siti Zuhriah S.Pd
73. Puji Nur Zakiyah S.Pd
74. R. Tubagus Dewiaji S.Pd
75. Endag Wahyu H. S.Pd
76. Subiyati Tri S.Pd
77. Taskiyah S.Pd
78. Dra. Titik Ruwaidah
79. Drs. Indriyanto Nugroho
80. Dra. Yashiroh Meilina
81. Amar Ma’ruf Fahrudin S.Pd MM
82. Slamet S.Pd
83. Gendi Dwi Janti S.Pd
85
84. Dra. Nunuk Biasati
85. Yustina Dheni Rismayanti S.Pd
86. Anita Puspitasari S.Pd
87. Tuti Triyatmi S.Pd
88. Awaludin S.Psi
89. Nur Shodiq S.Pd
90. Imam Ahmad Shidiqin S.Pd
91. Danis Eko Suryanto S.Pd
92. Pardi S.Ag
93. Wakidatul Umami S.Pdi
94. Lesti Asih S.Pd
Sumber : Dokumen sekolah
b. Jumlah siswa SMK N 1 Salatiga di antaranya adalah 1.287 meliputi
laki laki dan perempuan.
c. Jumlah staf T.U dan tenaga kependidikan lainnya adalah 140 meliputi
karyawan TU, administrasi, satpam dan office boy.
5. Interaksi Sosial
Agar keharmonisan dalam suatu lembaga dapat terjaga dengan baik
interaksiantara semua elemen dilembaga tersebut harus berjalan dengan
berkesinambungan.
Komunikasi harus selalu terjaga antara satu dengan lainya. Tidak
terkecuali juga di SMK N 1 Salatiga.
86
a. Interaksi antara Kepala Sekolah dengan Guru
Bentuk interaksi antara kepala sekolah dengan guru-guru yaitu
kepala sekolah menerapkan 3S (senyum, salam, dan sapa) kepada
setiap guru yang dijumpai baik di dalam limgkungan sekolah maupun
di luar sekolah. Kepala sekolah setiap hari berdiri menyambut para
guru, karyawan, dan siswa di halaman sekolah. Komunikasi
terjalindenganbaik antara kepala sekolah dengan guru.Kepala
Sekolahsering berbincang-bincang dan salin tegur sapa denganguru,
karyawan maupun siswa.
b. Interaksi di antara para guru
Interaksi yang berlangsung di dalam lingkungan sekolah salah
satunya adalah intraksi antar guru. Hubungan antarguru SMK Negeri 1
Salatiga terjalin dengan baik. Setiap guru saling menyapa antar satu
dengan lainnya sehingga dapat menciptakan suasana kerja yang
harmonis.Hubungansosialantara muriddangurupunterjalin denganbaik.
Di lingkungan sekolah juga terdapat jadwal piket bagi guru yang
terbagi menjadi 2 bagian yaitu piket di ruang loby dan piket
menyambut warga sekolah bersama Kepala Sekolah. Menjaga ruang
loby untuk melayani siswa maupun tamu yang berkunjung di SMK
Negeri 1 Salatiga. Piket menyambut warga sekolah dilakukan saat
pagi hari sebelum jam pelajaran di mulai.
87
c. Interaksi antara guru dengan siswa
Interaksi antara guru dengan siswa terjalin baik. Selain di
dalam proses bellajar mengajar, interaksi guru dengan siswa juga
terjalin dengan baik, seperti pada kegiatan jumat bersih, di mana siswa
dan guru saling bekerja sama untuk membersihkan lingkungan
sekolah. Namun, pada interaksi lain terdapat beberapa guruyang
kurang dikenali oleh beberapa siswa karena terdapat guru produktif
yang hanya mengampu pada jurusan tertentu sehingga kurang
berinteraksi secara langsung dengan siswa jurusan lainnya.
d. Interaksi antara para siswa
Interaksi antar siswa di SMKN1 Salatiga terjalin dengan baik
baik di dalam sekolah dan luar sekolah. Siswa dalam proses belajar di
kelas mampu bekerja sama dan saling membantu apabila siswa lain
kurang memahami materi yang diberikan guru. Dalam kegiatan jumat
bersih, siswa juga mampu bersosialisasi dan bekerjasama dalam
melaksanakan jumat bersih tersebut, sehingga dapat tercapai
lingkungan sekolah yang sehat, hijau, dan bersih.
e. Interaksi para guru dengan staff TU
Civitas ademika SMKN 1 Salatiga terjalin baik,seperti halnya
interaksi guru dengan staff TU, maupun kepala sekolah dengan staff
TU, dari hasil observasi yang kami dapatkan setiap hari guru
mengunjungi ruang TU guna menyapa para karyawan dan staff TU
atau mengambil keperluan yang terkait dengan proses belajar
88
mengajar seperti daftar absen siswa maupun keperluan lain yang
berkaitan dengan administrasi.
6. Pelaksanaan tata tertib
1) Tata tertib bagi kepala sekolah
2) Tata tertib bagi guru
3) Tata tertib bagi staf TU dan tenaga kependidikan
4) Tata tertib bagi para siswa
7. Bidang pengelolaan dan administrasi
1) Struktur organisasi sekolah, struktur organisasi kesiswaan
2) Struktur administrasi sekolah, struktur administrasi kelas, struktur
administrasi guru, skomite sekolah dan peranannya.
3) Kalender akademik, jadwal kegiatan pelajaran, kegiatan intra dan
kegiatan ekstra kurikuler
4) Alat bantu PBM
B. Analisis Data
Pembahasan pada bab ini yaitu untuk membuktikan ada tidaknya
hubungan antara keharmonisan keluarga dengan prestasi belajar siswa kelas X
di SMK N 1 Salatiga Tahun 2017. Peneliti akan menganalisis kedua variabel
dengan menggunakan rumus korelasi product moment.
Peneliti menggunakan tiga tahap dalam menganalisis hasil penelitian
yang telah dilakukan, yaitu: 1) Analisis keharmonisan keluarga 2) Analisis
prestasi belajar siswa dan 3) Analisis dengan product moment.
89
1. Analisis Deskriptif
Dalam analisi deskriptif, peneliti akan menyajikan analisis data
dalam rangka untuk mengetahui hubungan antara keharmonisan keluarga
dengan prestasi belajar siswa SMK N 1 Salatiga Tahun 2017.
a. Analisis data keharmonisan keluarga
Pengambilan data mengenai hubungan antara keharmonisan
keluarga dengan prestasi belajar siswa diperoleh dari penyebaran
angket yang terdiri dari 15 item pertanyaan. Masing-masing
pertanyaan tersedia 4 alternatif jawaban dengan bobot nilai sebagai
berikut :
Tabel 4.1
Petunjuk Penilaian Angket
Jawaban
Pertanyaan positif
Skor Jawaban
Pertanyaan negative
Skor
Jawaban A 4 Jawaban A 1
Jawaban B 3 Jawaban B 2
Jawaban C 2 Jawaban C 3
Jawaban D 1 Jawaban D 4
Jumlah responden sejumlah 40 siswa.Berikut adalah daftar
nomer absen siswa beserta skornya.
90
Table 4.2
Table skor angket keharmonisan keluarga
Resp
No. Angket
Jml
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 4 2 4 4 3 4 4 4 2 4 4 4 3 4 4 54
2 4 2 4 4 2 4 4 4 4 1 2 2 2 2 2 43
3 3 1 4 4 2 4 4 3 2 4 4 4 2 4 2 47
4 2 1 2 4 2 2 3 4 1 2 2 2 2 2 2 33
5 2 2 4 4 4 3 4 4 2 2 3 3 3 3 3 46
6 2 1 3 3 2 1 3 4 2 3 2 1 2 2 1 32
7 2 2 3 3 2 2 2 4 2 2 3 2 2 2 2 35
8 2 1 3 3 2 3 2 3 1 2 4 1 2 2 2 33
9 4 1 4 4 2 4 4 4 2 2 4 4 3 3 2 47
10 2 2 3 4 2 2 3 3 2 3 3 4 2 3 2 40
11 4 2 4 3 3 4 4 4 2 4 4 4 3 4 4 53
12 4 2 4 3 3 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 54
13 4 2 4 4 3 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 54
14 3 2 3 3 2 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 43
15 3 1 3 4 2 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 43
16 3 1 2 4 3 1 4 3 2 3 3 3 1 1 2 36
17 2 2 4 4 2 4 3 4 2 4 3 4 3 4 2 47
18 3 2 2 3 3 2 3 3 2 4 4 3 2 2 3 41
91
19 3 2 3 4 3 2 4 3 2 2 4 3 2 3 3 43
20 4 2 4 3 4 4 4 3 2 4 2 4 2 4 2 48
21 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 2 3 39
22 2 2 3 3 3 4 3 3 2 2 2 3 2 2 2 38
23 2 2 3 4 4 3 4 3 2 2 2 3 2 2 2 40
24 3 2 2 3 2 3 3 3 2 2 3 3 2 3 2 38
25 3 1 3 4 2 3 4 3 2 2 3 3 2 3 2 40
26 3 2 3 3 2 3 2 3 2 2 1 4 2 2 1 35
27 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 2 34
28 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 2 48
29 4 2 2 3 2 2 4 3 2 2 2 4 1 1 2 36
30 2 2 2 3 4 3 3 3 2 2 2 3 2 2 1 36
31 2 2 4 3 2 2 3 4 2 3 2 3 2 2 2 38
32 2 1 4 3 2 2 3 3 2 2 2 2 1 2 3 34
33 3 2 3 4 2 3 3 4 2 2 4 3 2 2 4 43
34 4 1 3 3 2 3 4 3 2 2 4 3 1 2 3 40
35 3 1 2 3 2 2 2 3 2 2 2 4 3 3 2 36
36 3 1 4 3 2 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 50
37 3 2 3 3 2 3 3 3 2 2 3 4 3 3 2 41
38 3 2 3 3 2 2 3 3 2 2 3 2 2 2 2 36
39 4 4 4 4 3 4 4 4 2 4 4 4 2 3 4 54
40 2 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 1 2 4 52
92
Kemudian diintervalkan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Untuk angket keharmonisan keluarga dengan jumlah 15 item soal
diketahui nilai tertinggi 52 dan nilai terendah 29 maka berdasarkan rumus
intervalnya adalah sebagai berikut (Irianto, 2004:12)
Ket:
i = interval ideal
xt = nilai tertinggi ideal
xr = nilai terendah ideal
ki = kelas interval
Setelah diketahui lebar interval, dapat ditetapkan klarifikasi
dalam table sebagai berikut:
93
Tabel 4.3
Interval Keharmonisan dalam keluarga
No Interval Frekuensi Nominasi Keterangan
1 50-55 7 A Sangat Tinggi
2 44-49 6 B Tinggi
3 38-43 15 C Sedang
4 32-37 12 D Rendah
Jumlah 40
Berdasarkan analisis di atas dapat dilihat pada table berikut:
Tabel 4.4
Tabel interval dan Nominasi Keharmonisan Keluarga
No Interval Nominasi Keterangan
1 50-55 A Sangat Tinggi
2 44-49 B Tinggi
3 38-43 C Sedang
4 32-37 D Rendah
Setelah ditetapkan klarifikasi dalam kategori, maka dapat
disimpulkan masing-masing skor dan nominasinya sebagai berikut:
94
Tabel 4.5
Skor dan Kategori keharmonisan keluarga
No Nilai Kategori No Nilai Kategori
1 54 ST 21 39 S
2 43 S 22 38 S
3 47 T 23 40 S
4 33 R 24 38 S
5 46 T 25 40 S
6 32 R 26 35 R
7 35 R 27 34 R
8 33 R 28 48 T
9 47 T 29 36 R
10 40 S 30 36 R
11 53 ST 31 38 S
12 54 ST 32 34 R
13 54 ST 33 43 S
14 43 S 34 40 S
15 43 S 35 36 R
16 36 R 36 50 ST
17 47 T 37 41 S
18 41 S 38 36 R
19 43 S 39 54 ST
20 48 T 40 52 ST
95
Dari data table tersebut maka dapat diketahui nilai sangat tinggi
untuk kategori A adalah 7 siswa, kategori B adalah 6 siswa, kategori
C adalah 15, dan kategori D adalah 12 siswa. Setelah interval dan
kategori didapat, maka ditentukan frekuensi dan prosentase
keharmonisan dalam sebuah keluarga yaitu sebagai berikut:
P =
100%
Keterangan :
P : Prosentase
F : Jumlah Objek
N : Frekuensi
a. Kategori skor sangat tinggi (A) : P =
100%
P = 100%
P = 17.5%
b. Kategori skor tinggi (B) : P =
100%
P =
100%
P = 15%
c. Kategori skor sedang (C) : P =
100%
P =
100%
96
P = 37.5%
d. Kategori skor rendah (D) : P =
100%
P =
100%
P = 30%
Tabel 4.6
Prosentase keharmonisan dalam keluarga
No Interval Frekuensi Prosentase Kategori Keterangan
1 50-55 7 17.5% A Sangat tinggi
2 44-49 6 15% B Tinggi
3 38-43 15 37.5% C Sedang
4 32-37 12 30% D Rendah
Jumlah 40 100%
Berdasarkan analisis data diatas dapat disimpulkan
bahwa:
a. Kategori antara 50-55berati hubungan keharmonisan keluarga
dikatakan sangat tinggi (A) sebanyak 7 siswa atau 17.5%
b. Kategori antara 44-49berati hubungan keharmonisan keluarga
dikatakan tinggi (B) sebanyak 14 siswa atau 15%
c. Kategori antara 38-43berati hubungan keharmonisan keluarga
dikatakan sedang (C) sebanyak 11 siswa atau 37.5%
97
d. Kategori antara 32-37 berati hubungan keharmonisan keluarga
dikatakan rendah (D) sebanyak 9 siswa atau 30%
Maka pernyataan diatas menjawab rumusan masalah yang pertama
yaitu “Bagaimana variasi keharmonisan keluarga pada orang tua siswa
kelas X di SMK N 1 Salatiga Tahun 2017”.
b. Analisis data prestasi belajar siswa
Pengambilan data mengenai pengaruh prestasi belajar siswa
diperoleh dari dokumen buku raport siswa dari nilai siswa dalam mata
pelajaran PAI masing-masing kelas.
Tabel 4.7
Prestasi Belajar siswa
No. resp Nama Nilai
1 RD 94
2 SS 87
3 LA 88
4 AA 75
5 VI 88
6 WA 76
7 NK 82
8 SA 77
9 NIP 88
10 LN 86
11 DAN 83
98
12 AYA 92
13 FRA 91
14 AM 93
15 ASA 86
16 FA 79
17 DR 89
18 TSD 83
19 HS 88
20 LNR 91
21 RA 85
22 IP 90
23 AH 79
24 ARP 84
25 FF 79
26 AIE 81
27 DP 83
28 AL 77
29 VA 76
30 AAP 80
31 SKW 81
32 WS 77
33 NN 89
99
34 SR 88
35 AAN 90
36 BVS 79
37 EPA 77
38 AJ 83
39 EL 86
40 AIR 89
Kemudian diintervalkan dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
Untuk hasil prestasi belajar siswa diketahui nilai tertinggi 94
dan nilai terendah 75 maka berdasarkan rumus intervalnya adalah
sebagai berikut (Irianto, 2004:12)
Ket:
i = interval ideal
xt = nilai tertinggi ideal
xr = nilai terendah ideal
ki = kelas interval
100
Tabel 4.8
Interval Nilai Siswa
Nilai Jumlah siswa Nilai nominasi
90-94 7 Sangat Tinggi
85-89 13 Tinggi
80-84 9 Sedang
75-79 11 Rendah
Setelah ditetapkan klarifikasi dalam kategori, maka dapat di
simpulkan masing-masing skor dan nominasinya sebagai berikut:
Tabel 4.9
Skor dan Kategori hasil prestasi belajar
No. resp Nama Nilai Kategori
1 RD 94 ST
2 SS 87 T
3 LA 88 T
101
4 AA 75 R
5 VI 88 T
6 WA 76 R
7 Nk 82 S
8 SA 77 R
9 NIP 88 T
10 LN 86 T
11 DAN 83 S
12 AYA 92 ST
13 FRA 91 ST
14 AM 93 ST
15 ASA 86 T
16 FA 79 R
17 DR 89 T
18 TSD 83 S
19 HS 88 T
20 LNR 91 ST
21 RA 85 T
22 IP 90 ST
23 AH 79 R
24 ARP 84 S
25 FF 79 R
102
26 AIE 81 S
27 DP 83 S
28 AL 77 R
29 VA 76 R
30 AAP 80 S
31 SKW 81 S
32 WS 77 R
33 NN 89 T
34 SR 88 T
35 AA 90 ST
36 BVS 79 R
37 EPA 77 R
38 AJ 83 S
39 EL 86 T
40 AIR 89 T
Dari data diatas maka dapat diketahui nilai sangat tinggi adalah
7 siswa, kategori tinggi 13 siswa, kategori sedang 9 siswa dan kategori
rendah 11 siswa. Setelah interval dan kategori di dapat maka
ditentukan frekuensi dan prosentase prestasi belajar yaitu sebagai
berikut:
103
P =
100%
Keterangan :
P : Prosentase
F : Jumlah Objek
N : Frekuensi
e. Kategori skor sangat tinggi (A) : P =
100%
P = 100%
P = 17.5%
f. Kategori skor tinggi (B) : P =
100%
P =
100%
P = 32.5%
g. Kategori skor sedang (C) : P =
100%
P =
100%
P = 22.5%
h. Kategori skor rendah (D) : P =
100%
P =
100%
P = 27.5%
104
C. Analisis Pengolahan Data
Analisis pengolahan data ini untuk data yang terkumpul dari nilai
variabel keharmonisan keluarga dan prestasi belajar siswa untuk mencari
korelasi dengan menggunakan rumus product moment dengan angka sebagai
berikut:
rxy= ∑
∑ ∑
√ ∑ ∑
∑
∑
Analisis ini untuk mengetahui seberapa jauh hubungan keharmonisan
keluarga dengan prestasi belajar siswa.
Nilai dari kedua variabel tersebut selanjutnya untuk variabel
keharmonisan keluarga diberi nama variabel X dan prestasi belajar siswa
dengan nama variabel Y.
Selanjutnya kedua variabel tersebut didistribusikan ke dalam koefisien
dari perkalian antara nilai-nilai variabel X dan nilai-nilai variabel Y agar
memudahkan dalam memacukan ke rumus korelasi product moment dengan
skor angka kasar. Untuk lebih jelasnya akan penulis kemukakan dalam table
berikut:
Tabel 4.10
Tabel Kerja Untuk Mencari Koefisien Antara Keharmonisan Keluarga
(X) dan Prestasi Belajar (Y)
X Y XY X^2 Y^2
54 94 5076 2916 8836
105
43 87 3741 1849 7569
47 88 4136 2209 7744
33 75 2475 1089 5625
46 88 4048 2116 7744
32 76 2432 1024 5776
35 82 2870 1225 6724
33 77 2541 1089 5929
47 88 4136 2209 7744
40 86 3440 1600 7396
53 83 4399 2809 6889
54 92 4968 2916 8464
54 91 4914 2916 8281
43 93 3999 1849 8649
43 86 3698 1849 7396
36 79 2844 1296 6241
47 89 4183 2209 7921
41 83 3403 1681 6889
43 88 3784 1849 7744
48 91 4368 2304 8281
39 85 3315 1521 7225
38 90 3420 1444 8100
40 79 3160 1600 6241
106
38 84 3192 1444 7056
40 79 3160 1600 6241
35 81 2835 1225 6561
34 83 2822 1156 6889
48 77 3696 2304 5929
36 76 2736 1296 5776
36 80 2880 1296 6400
38 81 3078 1444 6561
34 77 2618 1156 5929
43 89 3827 1849 7921
40 88 3520 1600 7744
36 90 3240 1296 8100
50 79 3950 2500 6241
41 77 3157 1681 5929
36 83 2988 1296 6889
54 86 4644 2916 7396
52 89 4628 2704 7921
1680 3369 142321 72332 284891
∑X = 1680
∑Y= 3369
∑X2=
72332
∑Y2=
284891
107
∑XY=142321
Kemudian dumasukkan ke dalam rumus product moment sebagai
berikut:
rxy = ∑
∑ ∑
√ ∑ ∑
∑
∑
rxy =
√(
)(
)
rxy =
√(
)(
)
rxy=
√
rxy =
√
rxy =
√
rxy =
rxy=0.5798
108
D. Analisis Uji Hipotesis
Setelah hasil perhitungan dengan rumus korelasi product moment
diketahui hasilnya, langkah selanjutnya adalah dilakukan pembuktian analisis
yaitu dengan cara mengkonsultasikan nilai r yang ada pada tabel.
Dalam perhitungan dengan rumus korelasi product moment diatas,
diketahui bahwa nilai r yang diperoleh itu akan dikonsultasikan dengan nilai r
(pada tabel) apakah terjadi signifikan atau tidak, atas taraf signifikan 5% atau
1%.
Pada tabel lain product moment (r tabel) dengan jumlah responden=40,
kolom N (membacanya ke kanan) dalam kolom signifikan 5% dalam tabel
diperoleh 0.312 dan taraf signifikan 1% diperoleh bilangan 0.403, dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa:
1. Pada taraf signifikan 5% rtabel = 0.312 dan r hitung 0.579 sehingga
rtabel<r hitung dan
2. Pada taraf signifikan 1% rtabel = 0,403 dan r hitung 0,579 sehingga
rtabel< r hitung dan
Oleh karena nilai r yang diperoleh yaitu 0,579 berada pada batas
signifikan, yaitu pada taraf signifikan 1% sebesar 0,403 atas dasar pernyataan
ini maka nilair yang telah diperoleh dapat dikatakan signifikan. Dengan
demikian penulis menerima hipotesis yang berbunyi:
Keharmonisan keluarga memiliki hubungan yang signifikan dengan
prestasi belajar.
109
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah penulis melakukan penilitian dan beberapa analisa data
sebagaimana telah diuraikan di muka, maka dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Keharmonisan keluarga kategori sangat tinggi mencapai 15% , kategori
tinggi mencapai 35%, kategori sedag 27.5%, dan kategori rendah 22.5%.
2. Prestasi belajar kategori sangat tinggi mencapai 17.5%, kategori tinggi
mencapai 32.5%, kategori sedan mencapai 22.5%, dan kategori rendah
27.5%
3. Hubungan keharmonisan keluarga memiliki korelasi positif dan signifikan
terhadap prestasi belajar siswa SMK N 1 SALATIGA Tahun 2017 karena
nilai r yang diperoleh adalah sebesar 0,579 > r table 0,439 dalam taraf
signifikan 1%. Dengan ditemukan angka signifikan, maka hipotesis
penelitian ini berbunyi ada hubungan positif antara variabel keharmonisan
keluarga dengan pretasi belajar diterima.
B. Saran-saran
1. Hendaknya keharmonisan keluarga dipertahankan, hubungan keluarga
yang baik itu perlu, agar mendukung dan menunjang prestasi belajar
siswa. Kondisi keluarga yang baik mendorong keinginan siswa untuk
mencapai cita-cita nya.
110
2. Keluarga hendaknya selalu memantau perkembangan prestasi belajar
siswa dengan wali kelas atau guru disekolah, agar orang tua tahu dan dapat
menindak lanjuti perkembangan hasil belajar anak masing-masing.
3. Sebagai orang tua yang bijak hendaknya jangan salah tafsir terhadap anak-
anaknya yang sudah diserahkan kepada sekolah, karena sekolah membantu
keluarga dalam mendidik anak-anaknya. Berhasil atau tidaknya
pendidikan anak disekolah tergantung pada pendidikan dalam keluarga.
111
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Ariwibowo. 2015. Perkawinan dan Keluarga (Keluarga Sakinah Ditengah
Maraknya Perceraian. Jakarta: Badan Penasihatan, Pembinaan dan
Pelestarian Perkawinan ( BP4).
Basri, Hasan. 2004. Merawat Cinta Kasih. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Offset.
Daradjat, Zakiyah. 2011. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara
Depdiknas. 2007.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Fadillah, Nur. 2012. Metode Anti Perselingkuhan dan Perceraian.
Yogyakarta: Genius Publisher.
Ghazaly, Ahmad. 2010. 3 Langkah Menuju Keluarga Yang Harmonis. Jakarta:
PT Gramedia Pustaka Utama.
Gunarsa, Singgih D. 2008. Psikologi Olahraga Prestasi. Jakarta: PT BKK
Gunung Mulia.
Hasan, Chalidjah. 1994. Dimensi-Dimensi Psikologi Pendidikan. Surabaya: Al
Ikhlas.
Helmawati. 2016. Pendidikan Keluarga. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Offset.
Idain,Muhammad.2015. Pesan Pesan Rasulullah Untuk Membangun
Keluarga Samara. Yogyakarta: Araska
Meichiati. 2004. Membangun Keharmonisan Keluarga. Bandung: Alfabeta.
Rahmat, Jalaludin. 1994. Keluarga Muslim ( dalam masyarakat modern).
Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.
Sahrani,Sohari. 2011. Psikologi Belajar Dalam Prespektif Islam. Bogor:
Ghazali Indonesia.
112
Slameto. 1991. Proses Belajar Mengajar dalam Sistem Kredit Semester.
Jakarta: Bumi Aksara.
Sudijono, Anas. 2010. Pengantar Statistik. Jakarta : PT Grafindo Persada.
Sukandarrumidi, 2004. Metodologi Penelitian : Petunjuk Praktis Untuk
Peneliti Pemula. Yogyakarta : Gajah Mada University Press.
Tohirin. 2005. Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Berbasis
Integrasi dan Kompetensi. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Yamin, Martinis. 2007. Kiat Belajar Siswa. Jakarta : Gaung Persada Press.
(http://annissanimatul.blogspot.co.id/2014/06/pengaruh-peran-orang-tua-
terhadap.html)
(http://perpus.iainsalatiga.ac.id/docfiles/fulltext/d37ac5ce5a3b9ca2.pdf)
113
LAMPIRAN-LAMPIRAN
114
115
116
NO KODE BUTIR SOAL KE- Y Y2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 1 4 2 4 4 3 4 4 4 2 4 4 4 3 4 4 54 2916
2 2 4 2 4 4 2 4 4 4 4 1 2 2 2 2 2 43 1849
3 3 3 1 4 4 2 4 4 3 2 4 4 4 2 4 2 47 2209
4 4 2 1 2 4 2 2 3 4 1 2 2 2 2 2 2 33 1089
5 5 2 2 4 4 4 3 4 4 2 2 3 3 3 3 3 46 2116
6 6 2 1 3 3 2 1 3 4 2 3 2 1 2 2 1 32 1024
7 7 2 2 3 3 2 2 2 4 2 2 3 2 2 2 2 35 1225
8 8 2 1 3 3 2 3 2 3 1 2 4 1 2 2 2 33 1089
9 9 4 1 4 4 2 4 4 4 2 2 4 4 3 3 2 47 2209
10 10 2 2 3 4 2 2 3 3 2 3 3 4 2 3 2 40 1600
11 11 4 2 4 3 3 4 4 4 2 4 4 4 3 4 4 53 2809
12 12 4 2 4 3 3 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 54 2916
13 13 4 2 4 4 3 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 54 2916
14 14 3 2 3 3 2 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 43 1849
15 15 3 1 3 4 2 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 43 1849
16 16 3 1 2 4 3 1 4 3 2 3 3 3 1 1 2 36 1296
17 17 2 2 4 4 2 4 3 4 2 4 3 4 3 4 2 47 2209
18 18 3 2 2 3 3 2 3 3 2 4 4 3 2 2 3 41 1681
19 19 3 2 3 4 3 2 4 3 2 2 4 3 2 3 3 43 1849
20 20 4 2 4 3 4 4 4 3 2 4 2 4 2 4 2 48 2304
21 21 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 2 3 39 1521
22 22 2 2 3 3 3 4 3 3 2 2 2 3 2 2 2 38 1444
23 23 2 2 3 4 4 3 4 3 2 2 2 3 2 2 2 40 1600
24 24 3 2 2 3 2 3 3 3 2 2 3 3 2 3 2 38 1444
25 25 3 1 3 4 2 3 4 3 2 2 3 3 2 3 2 40 1600
26 26 3 2 3 3 2 3 2 3 2 2 1 4 2 2 1 35 1225
28 27 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 2 34 1156
27 28 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 2 48 2304
29 29 4 2 2 3 2 2 4 3 2 2 2 4 1 1 2 36 1296
30 30 2 2 2 3 4 3 3 3 2 2 2 3 2 2 1 36 1296
31 31 2 2 4 3 2 2 3 4 2 3 2 3 2 2 2 38 1444
32 32 2 1 4 3 2 2 3 3 2 2 2 2 1 2 3 34 1156
33 33 3 2 3 4 2 3 3 4 2 2 4 3 2 2 4 43 1849
34 34 4 1 3 3 2 3 4 3 2 2 4 3 1 2 3 40 1600
35 35 3 1 2 3 2 2 2 3 2 2 2 4 3 3 2 36 1296
36 36 3 1 4 3 2 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 50 2500
37 37 3 2 3 3 2 3 3 3 2 2 3 4 3 3 2 41 1681
38 38 3 2 3 3 2 2 3 3 2 2 3 2 2 2 2 36 1296
39 39 4 4 4 4 3 4 4 4 2 4 4 4 2 3 4 54 2916
40 40 2 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 1 2 4 52 2704
VALIDITAS
∑X 116 73 127 138 101 116 134 136 86 107 120 126 92 107 101 1680 72332
∑X^2 360 153 425 486 275 368 468 472 198 321 390 426 236 315 287
∑XY 4985 3149 5471 5850 4318 5048 5752 5757 3668 4667 5187 5436 3975 4655 4414 r xy 0.553 0.443 0.697 0.408 0.404 0.744 0.674 0.345 0.368 0.697 0.638 0.634 0.534 0.713 0.723 r tabel 0.312 0.312 0.312 0.312 0.312 0.312 0.312 0.312 0.312 0.312 0.312 0.312 0.312 0.312 0.312
Kriteria Valid Valid Valid Valid Valid
Valid
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
117
RELIABILITAS
2i 0.590 0.494 0.544 0.247 0.499 0.790 0.478 0.240 0.328 0.869 0.750 0.728 0.610 0.719 0.799
∑2i 8.686
∑
2t 44.300
r 11 0.919
r tabel 0.312 0.403
5% 1%
Kriteria Reliabel
118
Hasil angket
Nilai Rapot
No Absen Nilai frekuensi
No Absen Nilai frekuensi
6 32 1 4 75 1
4 33 2
6 76 2
8 33 29 76
27 34 2
8 77
4
32 34 28 77
7 35 2
32 77
26 35 37 77
16 36
5
16 79
4
29 36 23 79
30 36 25 79
35 36 36 79
38 36 30 80 1
22 38
3
26 81 2
24 38 31 81
31 38 7 82 1
21 39 1 11 83
4
10 40
4
18
83
23 40 27 83
25 40 38 83
34 40 24 84 1
18 41 2
21 85 1
37 41 10 86
3
2 43
5
15 86
14 43 39 86
15 43 2 87 1
19 43 3 88
5
33 43 5 88
5 46 1 9 88
3 47
3
19 88
9 47 34 88
17 47 17 89
3
20 48 2
33 89
28 48 40 89
36 50 1 22 90 2
40 52 1 35 90
11 53 1 13 91 2
Median
119
1 54
3
20 91
12 54 12 92 1
13 54 14 93 1
39 54 1 94 1
Mean 42 84,225 Ket : Mean (Rata2) jumlah seluruh nilai : jumlah siswa
Median 40,5 84,5
Median nilai tengah setelah data diurutkan
Modus 36 88
Modus nilai yang paling sering muncul
120
121
122
123
124
125
126
127
128
DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS
Data Pribadi :
Nama : Nur Azizah
NIM : 111-13-108
Tempat/tanggal lahir : Kab.Semarang, 27 Maret 1995
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Kebangsaan : Indonesia
Alamat : Dusun Bantar rt 05 rw 01, Desa Popongan
Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang
Email : [email protected]
Riwayat Pendidikan :
1. BA Bustanul Athfal Aisyiyah 1 Banjarmangu, Banjarnegara, lulus
tahun 2000
2. Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Banjarmangu,Banjarnegara lulus
tahun 2006
3. SMP Negeri 1 Banjarmangu, Banjarnegara, lulus tahun 2009
4. MAN 2 Banjarnegara, lulus tahun 2012