Hubungan Kebiasaan Tidak Makan Pagi Dengan Kejadian Kelebihan
-
Upload
amitha-seallu-ceria -
Category
Documents
-
view
268 -
download
0
Transcript of Hubungan Kebiasaan Tidak Makan Pagi Dengan Kejadian Kelebihan
By: Amita Meidityasari
Peningkatan aktivitas masyarakat yang diikuti oleh
semakin meningkat pendidikan dapat mengubah pola makan seseorang. Perubahan pola makan dan aktivitas fisik ini berakibat kepada semakin banyaknya penduduk yang mengalami masalah overweight dan obesitas (Almatsier, 2006) Overweight adalah keadaan dengan kelebihan berat badan melebihi dari rata-rata sedangkan obesitas merupakan suatu kondisi yang kronis dengan karakteristik kelebihan lemak tubuh dan hal itu sekarang merupakan masalah medik yang prevalensinya semakin meningkat setiap waktu (Pudjiadi,1987
6,8% lakilaki mengalami obesitas
8,1% penduduk laki-laki dewasa (>=18 tahun) dan 10,5% penduduk wanita mengalami overweight
13,5% mengalami obesitas
Di Indonesia tahun 2002 prevalensi obesitas telah
mencapai kisaran 22%-24% sekitar 48-53 juta penduduk. Hasil penelitian terbaru mengungkapkan, makan pagi secara teratur dapat menurunkan resiko obesitas Saat makan ada hormon yang berperan secara positif yaitu hormon kortisol dan leptin (Foster, 2007). Remaja beresiko mengesampingkan makan pagi karena kesibukan
Apakah ada hubungan kebiasaan tidak makan pagi
dengan kejadian kelebihan berat badan pada mahasiswa keperawatan semester I Falkutas Kedokteran Universitas Brawijaya? .
Tujuan umum : mengetahui hubungan antara
kebiasaan tidak makan pagi dengan kejadian kelebihan berat badan Tujuan khusus : 1. Mengidentifikasikan kebiasaan tidak makan pagi 2. Mengidentifikasi kejadian kelebihan barat badan 3. Menganalisis hubungan antara kebisaan tidak sarapan pagi dengan kejadian kelebihan berat badan
Manfaat bagi responden Manfaat bagi bidang keperawatan Manfaat bagi penelitian
A. Makan pagi a. Pengertian makan pagi Makan pagi adalah makanan yang dimakan pada pagi hari sebelum beraktifitas, yang terdiri dari makanan pokok dan lauk pauk atau makanan kudapan (Yusnalaini, 2004). Makan pagi adalah makanan atau minuman yang memberikan energi dan zat gizi lain yang dikonsumsi pada waktu pagi dilakukan sebelum beraktivitas (Moehji, 1989) c. Kebiasaan makan pagi
Meningkatkan kosentrasi dan daya ingat
Menjaga berat badan dan menstabilkan gula darah
Manfaat makan pagi
Meningkatka n metabolisme dan mempercepat penyerapan vitamin
Meningkatka n kemampuan otak
Definisi kelebihan berat badan
terdiri dari overweight dan obesitas kelebihan asupan energi (energy intake) dibandingkan dengan energi yang digunakan (energy expenditure).
Etiologi Kelebihan Berat Badan
Aktivitas fisik Genetik Tingkat kecukupan energi (TKE)* Asupan lemak Faktor Hormonal Diet
Masukan energi
Penggunaan energi
Metabolisme
Balans EnergiKelebihan Energi
Lemak Tubuh
Gambar keseimbangan energi dan penimbunan lemak
IMT
IMT Lingkar pinggang Rasio lingkar perut dan lengan
Kerangka konsep
Ha : Terdapat hubungan antara kebiasaan tidak
sarapan pagi dengan kejadian kelebihan berat badan pada mahasiswa keperawatan semester I Falkutas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang. H0 : Tidak terdapat hubungan antara kebiasaan tidak sarapan pagi dengan kejadian kelebihan berat badan pada mahasiswa keperawatan semester I Falkutas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang.
A. Desain Penelitian
Deskritif analitik kuantitatif dengan desain cross sectionalB. Populasi dan Sampel
Populasi =123 orang. Sampel = 95 orang Dengan rumus : n=
C. Teknik samplingSampel dipilih melalui non-probability sampling dengan metode Purposive sampling,D. Lokasi dan Waktu
lokasi : falkutas kedokteran Universitas Brawijaya Malang waktu : November 2011 Febuari 2012 E. Variable penelitian Variable Bebas : kebiasaan tidak makan pagi. Variable Tergantung : kejadian kelebihan
berat badan.
Angket atau kuesioner untuk melihat apakah
responden memilki kebiasaan makan pagi atau tidak. Obeservasi dengan menggunakan alat timbangan dan pengukuran tinggi badan digunakan untuk melihat IMT. Alat timbangan berat badan bermerek Omron . Sedangkan alat tinggi badan bermerek Microtoa. Perlu diuji validitas dan reliabilitas Uji validitas dan reabilitas instrument penelitian dilakukan pada mahasiwa keperawatan semester VII dengan jumlah responden 10 orang mahasiswa.
Uji validitas dengan metode Pearson atau metode
Product Moment,. Butir dikatakan valid jika nilai r hitung > r tabel (r tabel = 0.632). Uji reliabilitas adalah metode Cronbachs Alpa. Variable dikatakan reliable jika nilainya alpanya lebih dari 0,6.
Teknik pengumpulan data Menentukan lokasi awal penelitian. Perizinan pada pihak universitas atau akademik. Memberikan penjelasan tujuan penelitian kepada
responden oleh peneliti. Mengidentifikasi sampel yang sesuai dengan kriteria inklusi dan ekslusi. Memberikan inform consent. Mengukur berat badan dan tinggi badan responden Memberikan kuesioner yang berbentuk pilihan ganda, yaitu daftar yang berisi pernyataan untuk menilai kebiasaan makan pagi. Penyebaran kuesioner diberikan pada saat pengukuran berat badan dan tinggi badan. Kuesioner dibawa oleh responden dan dikumpulkan oleh komting atau peneliti.
Pengolahan data
Editing
Coding
Processing
Cleaning
Definisi Oprasional
Statistik deskritif Analisis ini menggunakan uji statistik antara lain: nilai rata-rata (mean), median, modus, dan standar deviasi. Serta menggunakan metode Distribusi Frekuensi untuk mendapatkan hasil penelitian ini.
Statistik Inferensial Uji yang digunakan yaitu Uji Rank Spearman digunakan karena variable dependent dan independen katagorik dan korelasi dengan distribusi tidak normal. Apabila distribusi normal maka uji yang digunakan adalah Uji Pearson.
Etik penelitian lembar persetujuan . inform consent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan Nama siswa yang menjadi responden tidak dicantumkan pada lembar pengumpulan data.
Inform consent
Anonimity
Confidentiality
Di jamin kerahasiaan