HUBUNGAN KARAKTERISTIK PEMILIK RUMAH DENGAN …eprints.ums.ac.id/33854/17/NASKAH PUBLIKASI nilan...

21
HUBUNGAN KARAKTERISTIK PEMILIK RUMAH DENGAN PERILAKU BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN (BABS) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAMBUNGMACAN II KABUPATEN SRAGEN NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : NILANSARI NUR WIDOWATI J410131023 PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015

Transcript of HUBUNGAN KARAKTERISTIK PEMILIK RUMAH DENGAN …eprints.ums.ac.id/33854/17/NASKAH PUBLIKASI nilan...

Page 1: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PEMILIK RUMAH DENGAN …eprints.ums.ac.id/33854/17/NASKAH PUBLIKASI nilan new.pdf · merupakan salah satu indikator rumah sehat selain pintu ventilasi, jendela,

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PEMILIK RUMAH DENGANPERILAKU BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN (BABS) DI

WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAMBUNGMACAN IIKABUPATEN SRAGEN

NASKAH PUBLIKASI

Disusun Oleh :

NILANSARI NUR WIDOWATIJ410131023

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKATFAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA2015

Page 2: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PEMILIK RUMAH DENGAN …eprints.ums.ac.id/33854/17/NASKAH PUBLIKASI nilan new.pdf · merupakan salah satu indikator rumah sehat selain pintu ventilasi, jendela,
Page 3: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PEMILIK RUMAH DENGAN …eprints.ums.ac.id/33854/17/NASKAH PUBLIKASI nilan new.pdf · merupakan salah satu indikator rumah sehat selain pintu ventilasi, jendela,

ARTIKEL PENELITIANHubungan Karakteristik Pemilik Rumah dengan Perilaku Buang Air Besar Sembarangan (BABS) diWilayah Kerja Puskesmas Sambungmacan II Kabupaten Sragen

Fakultas Ilmu KesehatanUniversitas Muhammadiya Surakarta

1

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PEMILIK RUMAH DENGAN PERILAKU BUANG AIRBESAR SEMBARANGAN (BABS) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS

SAMBUNGMACAN II KABUPATEN SRAGENNilansari Nur Widowati*, Giat Purwoatmojo**, Sri Darnoto***

*Mahasiswa S1 Kesehatan Masyarakat FIK UMS, **Dosen Kesehatan Masyarakat FIK UMS,***Dosen Kesehatan Masyarakat FIK UMS

ABSTRAKPerilaku buang air besar adalah praktek seseorang yang berkaitan dengan kegiatan

pembuangan tinja meliputi, tempat pembuangan tinja dan pengelolaan tinja yang memenuhi syaratkesehatan dan bagaimana cara buang air besar yang sehat sehingga tidak menimbulkan dampakyang merugikan bagi kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan karakteristikpemilik rumah dengan perilaku BABS di wilayah kerja Puskesmas Sambungmacan II. Penelitian inimenggunakan metode survei analitik dengan rancangan kasus kontrol. Populasi dalam penelitian iniadalah seluruh kepala keluarga yang berperilaku BABS di wilayah kerja PuskesmasSambungmacan II. Berdasarkan perhitungan besar sampel, maka besar sampel minimal yangdibutuhkan adalah 102 kasus dan 102 kontrol. Teknik pengambilan sampel menggunakan porposivesampling. Analisis menggunakan Chi-Square menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikanantara Pendidikan p =0,000;OR = 4,230, Pekerjaan p = 0,002;OR = 3,535, Pendapatan p =0,000;OR = 9,500, Pengetahuan p = 0,000;OR = 3,255, Sikap p = 0,000 ; OR = 2,646 denganperilaku Buang Air Besar Sembarangan (BABS). Disarankan pada pihak-pihak terkait untukberpartisipasi dalam mengurangi perilaku BABS di wilayah kerja Puskesmas Sambungamacan IIKabupaten Sragen.Kata kunci : Karakteristik Pemilik Rumah, Perilaku BABS

ABSTRACTDefecation behavior is the practice of a person related to the excreta disposal activity including,excreta disposal area and qualified stool health management and how to do a healthy defecationprocess so it does not cause adverse health effects. This study aims to determine therelationsbetween characteristics of homeowner and Defecation Of Free (DOF) behavior in SambungmacanII public health center work area. This research used an survey analytical method case-controldesign. The population in this study was all heads of families who did Defecation of Free behaviorin Sambungmacan II public health center work area. Based on the calculation of sample size, theminimum sample size required is 102 cases and 102 controls. Sampling technique using porposivesampling, analysis using Chi-Square shows significant relationship between education p = 0, 000;OR = 4.230, Works p = 0.002; OR = 3.535, Revenue p = 0.000; OR = 9.500, Knowledge p =0.000; OR = 3.255, Attitude p = 0.000; OR = 2.646 with Defecation Of Free (DOF) Behavior.Advised on relevant parties to participate in reduce of Defecation of Free behavior inSambungmacan II public health center work area sragen district.

Keywords:Homeowner Characteristics, Defecation of Free Behavior

Page 4: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PEMILIK RUMAH DENGAN …eprints.ums.ac.id/33854/17/NASKAH PUBLIKASI nilan new.pdf · merupakan salah satu indikator rumah sehat selain pintu ventilasi, jendela,

ARTIKEL PENELITIANHubungan Karakteristik Pemilik Rumah dengan Perilaku Buang Air Besar Sembarangan (BABS) diWilayah Kerja Puskesmas Sambungmacan II Kabupaten Sragen

Fakultas Ilmu KesehatanUniversitas Muhammadiya Surakarta

2

PENDAHULUAN

Derajat kesehatan dipengaruhi olehbanyak faktor yaitu : lingkungan, perilaku,pelayanan kesehatan dan keturunan. Faktorlingkungan dan perilaku sangatmempengaruhi derajat kesehatan. Termasuklingkungan yaitu keadaanpemukiman/perumahan, tempat kerja,sekolah dan tempat umum, air dan udarabersih, teknologi, pendidikan, sosial danekonomi. Sedangkan perilaku tergambardalam kebiasaan sehari-hari seperti polamakan, kebersihan perorangan, gaya hidup,dan perilaku terhadap upaya kesehatan(Depkes RI, 2009).

Adanya kebutuhan fisiologis manusiaseperti memiliki rumah, yang mencakupkepemilikan jamban sebagai bagian darikebutuhan setiap anggota keluarga.Kepemilikan jamban bagi keluargamerupakan salah satu indikator rumah sehatselain pintu ventilasi, jendela, air bersih,tempat pembuangan sampah, saluran airlimbah, ruang tidur, ruang tamu, dan dapur.Jamban sehat berfungsi untuk membuangkotoran manusia, ada berbagai macambentuk seperti leher angsa, cubluk, dansebagainya. Dalam kaitannya dengan saranapembuangan air besar, hubungannya yangpaling mendasar dengan kualitas lingkunganyakni fasilitas dan jenis penampungan tinjayang digunakan. Masalah kondisi lingkungantempat pembuangan kotoran manusia tidakterlepas dari aspek kepemilikan terhadapsarana yang digunakan terutama dikaitkandengan pemeliharaan dan kebersihan sarana.

Berdasarkan data WHO pada tahun2010 diperkirakan sebesar 1,1 milyar orangatau 17% penduduk dunia masih buang airbesar di area terbuka, dari data tersebutdiatas sebesar 81% penduduk yang BuangAir Besar Sembarangan (BABS) terdapat di10 negara dan Indonesia sebagai negarakedua terbanyak ditemukan masyarakatbuang air besar di area terbuka, yaitu India

(58%), Indonesia (12,9%), China (4,5%),Ethiopia (4,4%), Pakistan (4,3%), Nigeria(3%), Sudan (1,5%), Nepal (1,3%), Brazil(1,2%) dan Niger (1,1%)(WHO, 2010).

Peningkatan sanitasi diupayakanpemerintah agar dapat berjalan dengan baikuntuk mendukung komitmen nasional dalampencapaian target kesepakatan pembangunannegara-negara di dunia yang tertuang dalamMillenium Development Goals (MDG’s).Salah satu target MDG’s terkait sanitasiyakni terjadinya peningkatan akses airminum dan sanitasi dasar secaraberkesinambungan sebesar separuh dariproporsi penduduk yang belum mendapatkanakses pada tahun 2015. Kebijakanpemerintah dalam Rencana PembangunanJangka Menengah Nasional (RPJMN 2010-2014) yang juga selaras dengan targetMDG’s, menyasar terwujudnya kondisisanitasi yang bebas dari Buang Air BesarSembarangan (BABS) pada tahun 2014.Berdasarkan laporan MDGs, di Indonesiatahun 2010 akses sanitasi layak hanyamencapai 51,19% (target MDGs sebesar62,41%) dan sanitasi daerah pedesaansebesar 33,96% (target MDGs sebesar55,55%). (Kementerian PPN, 2010).

Hasil Riskesdas 2013 tentangproporsi rumah tangga berdasarkanpenggunaan fasilitas buang air besar. Reratanasional perilaku buang air besar di jambanadalah (82,6%). Lima Provinsi denganpersentase tertinggi rumah tangga yangberperilaku benar dalam buang air besardiantaranya DKI Jakarta (98,9%), DIYogyakarta (94,2%), Kepulauan Riau(93,7%), Kalimantan timur (93,7%), dan Bali(91,1%). Sedangkan lima provinsi terendahdiantaranya Sumatera Barat (29,0%), Papua(29,5%), Kalimantan Selatan (32,3%),Sumatera Utara (32,9%) dan Aceh (33,6%).Jawa tengah menduduki urutan ke 15 denganpenduduk berperilaku buang air besar dijamban yakni 82,7% dari beberapa provinsiyang ada di Indonesia (Kemenkes, 2014).

Page 5: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PEMILIK RUMAH DENGAN …eprints.ums.ac.id/33854/17/NASKAH PUBLIKASI nilan new.pdf · merupakan salah satu indikator rumah sehat selain pintu ventilasi, jendela,

ARTIKEL PENELITIANHubungan Karakteristik Pemilik Rumah dengan Perilaku Buang Air Besar Sembarangan (BABS) diWilayah Kerja Puskesmas Sambungmacan II Kabupaten Sragen

Fakultas Ilmu KesehatanUniversitas Muhammadiya Surakarta

3

Menurut jenis tempat buang air besaryang digunakan, sebagian besar rumahtangga di Indonesia menggunakan klosetberjenis leher angsa sebesar 84,4%,plengsengan sebesar 4,8%,cemplung/cubluk/lubang tanpa lantai sebesar7,2%, dan cemplung/cubluk/lubang denganlantai sebesar 3,7%.Berdasarkan tempatpembuangan akhir tinja, berdasarkan hasilRiskesdas 2013, sebesar 66% rumah tanggadi Indonesia menggunakan tangki septiksebagai tempat pembuangan akhir tinja.Rumah tangga yang menggunakan tempatSaluran Pembuangan Akhir Limbah (SPAL)sebesar 4%, kolam/sawah sebesar 4,4%,sungai/danau/laut sebesar 13,9%, lubangtanah sebesar 8,6%, pantai/tanahlapang/kebun sebesar 2,7% (DepkesRI,2013).

Di Propinsi Jawa Tengah masihditemukan penduduk yang buang air besar diarea terbuka sebesar 33,4%, data sanitasidasar kepemilikan jamban sebesar 71%(2008), 72% (2009) dan 65% (2010).Berdasarkan data dari Dinas KesehatanKabupaten Sragen tahun 2013, menunjukkanbahwa penggunaan jamban sebagai fasilitasBuang Air Besar (BAB) di KabupatenSragen masih rendah yaitu persentase rumahtangga menurut kepemilikan jamban sehatsebesar 119.375 (74%) sedangkan yang tidakmemiliki jamban sebesar 153.185 (26%).

Dari beberapa data puskesmas sepertiPuskesmas Sambungmacan II denganpersentase jamban tidak sehat (39%),Puskesmas Sukodono (39%), PuskesmasGesi (38%), Puskesmas Sambungmacam I(38%) dan Puskesmas Plupuh II (38%).Disini terlihat ada dua persentasi jambanyang tidak sehat yaitu PuskesmasSambungmacan II dan Puskesmas Sukodo,peneliti melakukan survei pendahuluan padaPuskesmas tersebut. Berdasarkan surveiterlihat Puskesmas yang memiliki perilakuBABS terdapat pada Puskesmas

Sambungmacan II (Dinkes KabupatenSragen, 2013).

Hal ini dibuktikan bahwa masyarakatdi wilayah kerja Puskesmas SambungmacanII pada tahun 2013 masih belummemanfaatkan jamban keluarga dengan baikyang dikarenakan oleh berbagai faktorseperti pengetahuan, sikap, tindakan, sosialbudaya, lingkungan dan ekonomi masyarakatyang masih kurang. Hal ini didukung denganpenelitian dari (Kartiningrum, 2010) dimanauji statistik chi square menunjukkan bahwaada hubungan antara pengetahuan dengansikap keluarga tentang jamban sehat di RT 1RW 2 Desa Gayaman Mojoanyar Mojokerto,dimana X2 hitung > X2 tabel dengan a =0,05, dimana Xhitung=7,56 dan X2 tabel =5,591 sehingga Ho ditolak (H1 diterima)berarti ada hubungan antara pengetahuandengan sikap keluarga tentang jamban sehatdi RT 1 RW 2 Desa GayamanMojoanyarMojokerto. Dan dengan kata lain bahwacakupan jamban keluarga di wilayah kerjaPuskesmas Sambungmacan II sebesar 3192(61%) dari keseluruhan jumlah puskesmasyang memiliki jamban sehat dimana angkatersebut masih dibawah rata-rata indikatorsehat 2010 yaitu 80%. (Dinkes KabupatenSragen, 2013).

Puskesmas Sambungmacan IImembawahi 4 desa yaitu Desa Toyogo, DesaGringging, Desa Banyuurip, dan DesaBanaran. Puskesmas Sambungmacan IIterdapat 8.056 KK. Akses jamban pada tahun2013, terdiri atas Jamban Sehat Permanen(JSP) sebanyak 5.830 (37,6%), Jamban SehatSemi Permanen (JSSP) sebanyak 3.978(25,6%), menumpang (sharing) sebanyak2100 (13,5%), dan Buang Air BesarSembarangan (BABS) sebanyak 3594(23,2%). Persentase untuk masing-masingakses jamban yaitu Desa Toyogo (75,5%),Desa Gringging (74,8%), Desa Banyuurip(74,7%), Desa Banaran (58%). Angka inidibawah target indikator sehat 2010 yaitu

Page 6: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PEMILIK RUMAH DENGAN …eprints.ums.ac.id/33854/17/NASKAH PUBLIKASI nilan new.pdf · merupakan salah satu indikator rumah sehat selain pintu ventilasi, jendela,

ARTIKEL PENELITIANHubungan Karakteristik Pemilik Rumah dengan Perilaku Buang Air Besar Sembarangan (BABS) diWilayah Kerja Puskesmas Sambungmacan II Kabupaten Sragen

Fakultas Ilmu KesehatanUniversitas Muhammadiya Surakarta

4

80% (Profil Kesehatan Kabupaten Sragen,2013).

Berdasarkan hasil survei pendahuluanpeneliti pada tanggal 1 Desember 2014menemukan data daribagian PengendalianPenyakit dan Penyehatan Lingkungan(P2PL) khususnya di bagian kesehatanlingkungan Puskesmas Sambungmacan IIterdapat keluarga yang diperiksa sejumlah5.235 kepala keluarga, sedangkan keluargayang memiliki Jamban Sehat Permanen(JSP) dan Jamban Sehat Semi Permanen(JSSP) sejumlah 3.192 (61%) dan keluargayang menumpang (sharing) dan Buang AirBesar Sembarangan (BABS) sejumlah 2.043(39%).

Tingginya angka pertumbuhanpenduduk dan rendahnya pendapatanmasyarakat menyebabkan semakin rumitnyamasalah jamban. Disamping itu ada faktoryang menyebabkan masyarakat belum tahutentang masalah jamban, karena adaanggapan bahwa semua urusan sanitasimerupakan urusan pemerintah. Masalahkesehatan lingkungan dapat muncul sebagaiakibat rendahnya tingkat pendidikanpenduduk sedangkan menurut studipendahuluan yang dilakukan pada tanggal 4Mei 2009 diantara 42 KK, 5 KK yangdiamati mengetahui tentang jamban namunkurang memahami cara memeliharanyasehingga kondisi jamban yang mereka milikikotor (Kartiningrum, 2010). Dari referensidiatas penulis tertarik untuk melakukanpenelitian tentang Apakah Ada HubunganKarakteristik Pemilik Rumah DenganPerilaku Buang Air Besar Sembarangan(BABS) di wilayah kerja PuskesmasSambungmacan II Kabupaten Sragen.METODE

Jenis penelitian adalah penelitianSurvei Analitik, dengan rancangan CaseControl untuk membandingkan kelompokkasus dan kelompok kontrol berdasarkanstatus paparannya. Lokasi penelitian iniadalah di Wilayah Kerja Puskesmas

Sambungmacan II yang dilaksanakan padabulan April 2015. Populasi dalam penelitianini adalah seluruh kepala keluarga yangberperilaku Buang Air Besar Sembarangan(BABS) di wilayah kerja PuskesmasSambungmacan II, sebanyak 2.043 KK.Berdasarkan perhitungan besar sampel, makabesar sampel minimal yang dibutuhkanadalah 102 kasus dan 102 kontrol sehinggatotal jumlah sampel dalam penelitian adalah204 KK. Teknik yang digunakan dalampengambilan sampel diambil denganmembuat daftar anggora populasi secaraporposive sampling yaitu berdasarkan datasetiap desa yang diambil beberapa RTdimana yang memiliki perilaku Buang AirBesar Sembarangan (BABS) terbanyak.Sedangkan berdasarkan dari kriteria inkluasidan kriteria esklusi yaitu:1. Kriteria Inklusi

a. Kasus1) Seluruh kepala keluarga yang

bertempat tinggal di desaToyogo, desa Gringging, desaBanyurip, dan desa Banaran.

2) Kepala keluarga yang aksesjambannya masih Buang AirBesar Sembarangan (BABS)seperti BAB di kolam/ empang,BAB di sungai.

3) Kepala keluarga yang sudahmemiliki Jamban SehatPermanen (JSP) dan JambanSehat Semi Permanen (JSSP)tetapi berperilaku Buang AirBesar Sembarangan (BABS)seperti memiliki WC tetapidialirkan ke kolam.

b. Kontrol1) Kepala keluarga yang sudah

memiliki Jamban SehatPermanen (JSP) dan JambanSehat Semi Permanen (JSSP) danberperilaku BAB di jamban.

2) Kepala keluarga yang bersediaditeliti.

Page 7: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PEMILIK RUMAH DENGAN …eprints.ums.ac.id/33854/17/NASKAH PUBLIKASI nilan new.pdf · merupakan salah satu indikator rumah sehat selain pintu ventilasi, jendela,

ARTIKEL PENELITIANHubungan Karakteristik Pemilik Rumah dengan Perilaku Buang Air Besar Sembarangan (BABS) diWilayah Kerja Puskesmas Sambungmacan II Kabupaten Sragen

Fakultas Ilmu KesehatanUniversitas Muhammadiya Surakarta

5

2. Kriteria Esklusia. Kepala keluarga yang tidak berada

dirumah pada saat penelitianberlangsung.Adapun analisis data yang digunakan

adalah analisis univariat dan analisis bivariat.Analisis univariat dilakukan untukmengetahui distribusi frekuensi danpresentase setiap variabel yang kemudiandisajikan dalam bentuk tabel dan diinterpretasikan. Pada analisis bivariat,dilakukan terhadap dua variabel yang didugaberhubungan atau menggunakan uji statistikChi Square (Χ2) dengan derajat kepercayaan95% (α=0,05). Hubungan dikatakanbermakna apabila P<0,05 dan melihat nilaiOdds Ratio (OR) untuk memperkirakanrisiko masing-masing variabel yangdiselidiki.Hasil1. Karakteristik Responden

a. UmurKarakteristik responden

penelitian ini yang tercantum padalembar kuesioner tidak menjadivariabel penelitian, yang meliputiumur dan jenis kelamin. Jumlahresponden

Tabel 6. di atas menunjukkanbahwa proporsi umur responden padakelompok kasus paling banyak adalah> 50 tahun yaitu 61 orang (59,8 %).Pada kelompok kontrol, umurresponden yang paling banyak adalah>50 tahun yaitu 60 orang (58,9%).a) Jenis Kelamin

Distribusi respondenberdasarkan jenis kelamin padakelompok kasus, responden laki-lakilebih banyak, yaitu 75 orang (73,5%)dibandingkan dengan respondenperempuan, yaitu sebanyak 27 orang(26,5%). Untuk kelompok kontroldistribusi responden berdasarkanjenis kelamin sama dengan kelompokkasus. Pada kelompok kontrolresponden laki-laki 82 orang(80,4%), sedangkan respondenberjenis kelamin perempuan 20 orang(19,6%).

b. Karakteristik pemilik rumaha) Pendidikan

Tabel 8. diatasmenunjukkan bahwa proporsitingkat pendidikan respondenkelompok kasus yang palingbanyak yaitu 94 orang (92,2%)berpendidikan rendah (tidaksekolah, tidak tamat SD, SD,SMP) dan 8 orang (7,8%)berpendidikan tinggi (SMA danPerguruan Tinggi), padakelompok kontrol tingkatpendidikan yang paling banyakyaitu 75 orang (73,5%)berpendidikan rendah dan 27orang (26,5%) berpendidikantinggi.

Page 8: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PEMILIK RUMAH DENGAN …eprints.ums.ac.id/33854/17/NASKAH PUBLIKASI nilan new.pdf · merupakan salah satu indikator rumah sehat selain pintu ventilasi, jendela,

ARTIKEL PENELITIANHubungan Karakteristik Pemilik Rumah dengan Perilaku Buang Air Besar Sembarangan (BABS) diWilayah Kerja Puskesmas Sambungmacan II Kabupaten Sragen

Fakultas Ilmu KesehatanUniversitas Muhammadiya Surakarta

6

b) Pekerjaan

Tabel 9. diatasmenunjukkan bahwa berdasarkanjenis pekerjaan, proporsi jenispekerjaan responden kelompokkasus paling banyak 91,2%pekerjaan tidak formal dan 8,8%memiliki pekerjaan formal. Padakelompok kontrol 74,5%memiliki pekerjaan tidak formaldan 25,6% memiliki pekerjaanformal.

c) Pendapatan

Tabel 10. Diataspenggolongan pendapatanmenurut standar Badan PusatStatistik (BPS) menunjukkanbahwa berdasarkan jumlahpendapatan, proporsi jenispendapatan responden kelompokkasus 65,7% berpendapatanrendah (< Rp.1.150.000) dan34,3% berpendapatan tinggi (≥Rp.1.150.000), sedangkan padakelompok kontrol 37,3%berpendapatan rendah (<Rp.1.150.000) dan 62,7%berpendapatan tinggi (≥Rp.1.150.000).

d) Pengetahuan

Tabel 11. Diataspenggolongan pengetahuanmenunjukkan bahwa proporsitingkat pengetahuan respondenkelompok kasus yang palingbanyak adalah pengetahuanrendah yaitu 61 orang (59,8%)sedangkan berpengetahuan tinggisebanyak 41 orang (40,2%), padakelompok kontrol tingkatpengetahuan yang paling banyakpengetahuan tinggi yaitu 70orang (68,6%) sedangkanberpengetahuan tinggi sebanyak70 orang (68,6%).

e) Sikap

Tabel 12. Diataspenggolongan sikapmenunjukkan bahwa proporsisikap responden kelompok kasusyang paling banyak adalah sikaptidak baik yaitu 81 orang(79,4%) sedangkan bersikap baiksebanyak 21 orang (20,6%), padakelompok kontrol sikap yangpaling banyak sikap baik yaitu 62orang (60,8%) sedangkanbersikap tidak baik sebanyak 40orang (39,2%).

Selanjutnya data tersebut diatas di analisis dengan uji chi squareuntuk mengetahui hubungan masing-masing variabel dengan perilakuBuang Air Besar Sembarangan(BABS), dengan analisis bivariat.

Page 9: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PEMILIK RUMAH DENGAN …eprints.ums.ac.id/33854/17/NASKAH PUBLIKASI nilan new.pdf · merupakan salah satu indikator rumah sehat selain pintu ventilasi, jendela,

ARTIKEL PENELITIANHubungan Karakteristik Pemilik Rumah dengan Perilaku Buang Air Besar Sembarangan (BABS) diWilayah Kerja Puskesmas Sambungmacan II Kabupaten Sragen

Fakultas Ilmu KesehatanUniversitas Muhammadiya Surakarta

7

f) Analisis BivariatTabel 18. Hubungan Karakteristik Pemilik Rumah dengan Perilaku Buang Air Besar

Sembarangan (BABS) di Wilayah Kerja Puskesmas Sambungmacan II

Variabel Katagori Kasus KontrolP-

ValueOR (95% CI)

Frek % Frek %

Pendidikan

Pekerjaan

Pendapatan

Pengetahuan

Sikap

RendahTinggi

Tidak FormalFormal

RendahTinggi

RendahTinggi

Tidak BaikBaik

948

939

957

6141

8121

92,27,8

91,28,8

93,16,9

59,840,2

79,420,6

7527

7626

6042

3270

4062

73,526,5

74,525,6

58,841,2

31,468,6

39,262

0,000

0,002

0,000

0,000

0,000

4,2301,816-9,850

3,5351,563-7,997

9,5004,008-22,517

3,2551,830-5,789

2,6461,791-3,909

Jumlah 102 100 102 100

Pada variabel pendidikan diperolehnilai p = 0,000, hasil uji statistik menunjukannilai p< 0,05, berarti terdapat hubungan yangantara tingkat pendidikan dengan perilakuBuang Air Besar Sembarangan (BABS) diWilayah Kerja Puskesmas Sambungmacan IIKabupaten Sragen. Responden denganpendidikan rendah memiliki resiko perilaku4,230 kali lebih besar untuk berperilakuBuang Air Besar Sembarangan (BABS)daripada responden dengan pendidikantinggi (OR: 4,230; 95% CI:1,816 – 9,850).

Pada variabel pekerjaan diperolehnilai p = 0,002, hasil uji statistik menunjukannilai p< 0,05, berarti terdapat hubungan yangbermakna antara tingkat pekerjaan denganperilaku Buang Air Besar Sembarangan(BABS) di Wilayah Kerja PuskesmasSambungmacan II Kabupaten Sragen.Responden dengan pekerjaan tidak formalmemiliki resiko perilaku 3,535 kali lebihbesar untuk berperilaku Buang Air BesarSembarangan (BABS) daripada respondendengan pekerjaan formal (OR: 3,535; 95%CI:1,563 – 7,997).

Page 10: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PEMILIK RUMAH DENGAN …eprints.ums.ac.id/33854/17/NASKAH PUBLIKASI nilan new.pdf · merupakan salah satu indikator rumah sehat selain pintu ventilasi, jendela,

ARTIKEL PENELITIANHubungan Karakteristik Pemilik Rumah dengan Perilaku Buang Air Besar Sembarangan (BABS) diWilayah Kerja Puskesmas Sambungmacan II Kabupaten Sragen

Fakultas Ilmu KesehatanUniversitas Muhammadiya Surakarta

8

Pada variabel pendapatan diperolehnilai p = 0,000, hasil uji statistik menunjukannilai p< 0,05, berarti terdapat hubungan yangantara tingkat pendapatan dengan perilakuBuang Air Besar Sembarangan (BABS) diWilayah Kerja Puskesmas Sambungmacan IIKabupaten Sragen. Responden denganpendapatan rendah memiliki resiko perilaku9,500 kali lebih besar untuk berperilakuBuang Air Besar Sembarangan (BABS)daripada responden dengan pendapatantinggi (OR: 9,500; 95% CI:4,008 – 22,517).

Pada variabel pengetahuan diperolehnilai p = 0,000, hasil uji statistik menunjukannilai p< 0,05, berarti terdapat hubungan yangantara tingkat pengetahuan dengan perilakuBuang Air Besar Sembarangan (BABS) diWilayah Kerja Puskesmas Sambungmacan IIKabupaten Sragen. Responden denganpengetahuan rendah memiliki resiko perilaku3,255 kali lebih besar untuk berperilakuBuang Air Besar Sembarangan (BABS)daripada responden dengan pengetahuantinggi (OR: 3,255; 95% CI:1,830-5,789).

Pada variabel sikap diperoleh nilai p= 0,000, hasil uji statistik menunjukan nilaip< 0,05, berarti terdapat hubungan antarasikap dengan perilaku Buang Air BesarSembarangan (BABS) di Wilayah KerjaPuskesmas Sambungmacan II KabupatenSragen. Responden dengan sikap tidak baikmemiliki resiko perilaku 2,646 kali lebihbesar untuk berperilaku Buang Air BesarSembarangan (BABS) daripada respondendengan sikap baik (OR: 2,646; 95% CI:1,791-3,909).PEMBAHASANKarakteristik Responden

Berdasarkan tabel 6. persentasejumlah responden 102 sebanyak 61 orang(59,8%) umur responden pada kriteria kasusberada di rentang umur >50 tahun. Padaditribusi berdasarkan umur dominan umur>50 tahun memiliki pengalaman yang lebihbanyak ini didukung dengan pendapatNursalam (2008), yang menyatakan bahwa

semakin cukup umur, tingkat kematanganseseorang akan lebih matang dalam berfikirdan bekerja. Dari segi kepercayaanmasyarakat seseorang yang lebih dewasaakan lebih dipercaya dari pada orang yangbelum cukup tinggi kedewasaannya. Hal inisebagai akibat dari pengalaman dankematangan jiwa. Berdasarkan pendapatHurlock (1980), mengindikasikan bahwadengan bertambahnya umur seseorang makakematangan dalam berpikir semakin baiksehingga akan termotivasi dalammemanfaatkan/menggunakan jambandemikian sebaliknya semakin muda umurnyasemakin tidak mengerti tentang pentingnyaBAB dijamban sebagai salah satu upayamencegah terjadinya penyakit yangdisebabkan oleh BAB sembarang tempat.

Berdasarkan tabel 7. Distribusiresponden berdasarkan jenis kelamin padakelompok kasus menunjukkan laki-laki lebihbanyak, yaitu 75 orang (73,5%). Hasilpenelitian ini sejalan dengan penelitianSeramat (2003) yang menyatakan bahwagambaran karakteristik kepala keluargadengan kepemilikan jamban keluarga diwilayah Kecamatan Kaliwungu KabupatenKendal (survei cepat pada bulan Juni-Agustus 2003). Hasil penelitian inimenunjukkan umur dan jenis kelamin tidakada kecendurungan hubungan dengankepemilikan jamban keluarga dengan nilaipvalue = 0,052.Hubungan Karakteristik Pemilik Rumahdengan Perilaku Buang Air BesarSembarangan (BABS)1. Hubungan pendidikan pemilik rumah

dengan perilaku Buang Air BesarSembarangan (BABS)

Pada data persentase respondenkelompok kasus sebanyak 94 orang(92,2%) ditunjukkan bahwa masyarakatyang berkaitan dengan aspek pendidikansebagai faktor yang mempengaruhiperilaku BABS masyarakat terlihatresponden dengan tingkat pendidikan

Page 11: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PEMILIK RUMAH DENGAN …eprints.ums.ac.id/33854/17/NASKAH PUBLIKASI nilan new.pdf · merupakan salah satu indikator rumah sehat selain pintu ventilasi, jendela,

ARTIKEL PENELITIANHubungan Karakteristik Pemilik Rumah dengan Perilaku Buang Air Besar Sembarangan (BABS) diWilayah Kerja Puskesmas Sambungmacan II Kabupaten Sragen

Fakultas Ilmu KesehatanUniversitas Muhammadiya Surakarta

9

yang ditempuh kebanyakan tidaksekolah dan SD sehingga masyarakatyang berperan dalam pengambilankeputusan guna mencapai tujuan tentuterbatas pada kelompok masyarakatyang tingkat pendidikannya tinggi.Melihat kondisi tingkat pendidikanmasyarakat yang secara umum masihrendah, maka proses pengambilankeputusan, merumuskan tujuan,merencanakan kegiatan program dibatasipada kelompok masyarakatberpendidikan tinggi.

Hasil uji chi square terlihat padatabel 13 persentase responden kelompokkasus diperoleh responden yangberpendidikan rendah terdapat 94 orang(92,2%). Hasil uji statistik diperolehnilai (p=0,000), hal ini ditunjukkandengan persentase yang berpendidikantinggi perilaku BABS lebih sedikitdibanding persentase yangberpendidikan rendah sehingga secarastatistikada hubungan antara pendidikandengan perilaku Buang Air BesarSembarangan (BABS). Respondendengan pendidikan rendah memilikirisiko perilaku 4,230 kali lebih besaruntuk berperilaku Buang Air BesarSembarangan (BABS) daripadaresponden dengan pendidikan tinggi(OR: 4,230; 95% CI:1,816–9,850).

Pada hasil penelitian variabelpendidikan rendah dikarenakankebanyakan masyarakat tidak sekolahdan tamat SD selain itu kurangnyapengetahuan dan informasi darimasyarakat yang berpendidikan rendahdalam merencanakan kegiatan programhanya terbatas pada kelompokmasyarakat berpendidikan. Sedangkanpada masyarakat yang berpendidikantinggi sudah memiliki jamban keluargadan berperilaku BAB di jamban.Penelitian ini mengindikasikan bahwamasyarakat dengan berpendidikan

rendah yang belum memiliki jambanperlu dilakukan suatu penerapan polahidup bersih dan sehat dalam kehidupansehari-hari dengan cara kunjungan doorto door dari petugas kesehatanuntukmemberikan pengertian terkaitperilaku BABS serta menjaga kondisirumah tetap selalu dalam keadaan bersihdan sehat.

Hasil Penelitian ini sejalandengan pendapat Notoatmodjo (2003)menjelaskan bahwa menurut teoriGreen, salah satu faktor yangmempengaruhi perilaku kesehatanseseorang yaitu faktor predesposisi yangmeliputi pengetahuan, kepercayaan,keyakinan, nilai-nilai dan persepsiseseorang terhadap perilaku kesehatan.Pendidikan merupakan faktor yangberpengaruh dalam membentukpengetahuan, sikap, persepsi,kepercayaan dan penilaian seseorangterhadap kesehatan, sehingga dapatdisimpulkan bahwa semakin tinggitingkat pendidikan seseorang maka akansemakin sadar dan peduli terhadapkebersihan diri dan lingkungannya.

2. Hubungan pekerjaan pemilik rumahdengan perilaku Buang Air BesarSembarangan (BABS)

Pada data persentase respondensebanyak 93 orang (91,2%) ditunjukkanbahwa masyarakat yang bekerja padasektor non formal terlihat rata-rataresponden bekerja sebagai buruh tanidalam kondisi ini kepedulian merekapada program yang dikembangkanpemerintah dilingkungan tersebut lebihrendah dari orang yang bekerja di sektorformal. Orang yang bekerja pada sektorformal merasa perlu menjaga kesehatanindividu dan keluarga karena terbiasadengan lingkungan pekerjaan yangbersih dan sehat.

Hasil uji chi square pada tabel14terlihat persentase responden dari 102

Page 12: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PEMILIK RUMAH DENGAN …eprints.ums.ac.id/33854/17/NASKAH PUBLIKASI nilan new.pdf · merupakan salah satu indikator rumah sehat selain pintu ventilasi, jendela,

ARTIKEL PENELITIANHubungan Karakteristik Pemilik Rumah dengan Perilaku Buang Air Besar Sembarangan (BABS) diWilayah Kerja Puskesmas Sambungmacan II Kabupaten Sragen

Fakultas Ilmu KesehatanUniversitas Muhammadiya Surakarta

10

pada kelompok kasusdiperoleh pekerjayang bekerja di tempat tidak formalsebanyak 93 orang (91,2%). Hasil ujistatistik diperoleh nilai (p=0,002). Halini ditunjukkan persentase perilakuBABS yang memiliki pekerjaan disektor formal lebih sedikit dibandingpersentase pekerjaan di sektor nonformal sehingga secara statistik adahubungan antara pekerjaan denganperilaku Buang Air Besar Sembarangan(BABS). Responden dengan pekerjaantidak formal memiliki risiko perilaku3,535 kali lebih besar untuk berperilakuBuang Air Besar Sembarangan (BABS)daripada responden dengan pekerjaanformal (OR: 3,535; 95% CI:1,563–7,997).

Pada hasil penelitian variabelpekerjaan, rata-rata pekerjaanmasyarakat yaitu pada sektor non formal(Buruh tani, petani,pedagang/wiraswasta) kebanyakanmasyarakat bekerja sebagai buruh tanisehingga penghasilan yang diperolehtidak menentu dan kurang memenuhikebutuhan sehari-hari. Sedangkanmasyarakat yang bekerja pada sektorformal terbiasa dengan lingkunganpekerjaan yang bersih dan sehatsehingga manset masyarakat yangbekerja di sektor formal lebih baik danmerasa perlu untuk hidup sehat danberaktifitas sesuai pekerjaannya.

Hasil penelitian ini sejalan denganpendapat Soemardji (1999) menyatakanperbedaan tingkat partisipasi respondenyang tidak bekerja juga terkait denganaspek psikologis, artinya masyarakatyang tidak bekerja mengkondisikandirinya seperti merasa tidak perluberpartisipasi.

3. Hubungan pendapatan pemilik rumahdengan perilaku Buang Air BesarSembarangan (BABS)

Pada data persentase respondensebanyak 95 orang (93,1%) ditunjukkandengan masyarakat yang berpendapatanrendah merasa tidak perlu berpartisipasidalam kepemilikan jamban keluargakarena masyarakat lebih merasa nyamanbila buang air besar di empang/kolamlele. Berdasarkan respon masyarakatterhadap program yang dikembangkanpemerintah mengenai jamban keluarga,masyarakat yang berpenghasilan rendahkurang mendukung program tersebutdibandingkan masyarakat yangberpenghasilan tinggi.

Hasil penelitian menunjukkanpendapatan merupakan faktor yangterkait dengan program kesehatanartinya penduduk dengan penghasilanyang cukup akan berperilaku buang airbesar di jamban. Hasil uji chisquarepada tabel 15 terlihat persentaseresponden dari 102 pada kelompokkasus penghasilan rendah 95 orang(93,1%). Hasil uji statistik diperolehnilai (p=0,000). Terlihat pada aspekpendapatan, responden yang penghasilanrendah persentase perilaku keluargaBABS lebih besar dibandingpenghasilan tinggi dan secara statistikada hubungan bermakna antarapenghasilan pada perilaku Buang AirBesar Sembarangan (BABS). Respondendengan pendapatan rendah memilikirisiko perilaku 9,500 kali lebih besaruntuk berperilaku Buang Air BesarSembarangan (BABS) daripadaresponden dengan pendapatan tinggi(OR: 9,500; 95% CI:4,008–22,517).

Pada variabel pendapatanditunjukkan dengan masyarakat yangpada umumnya berada pada tingkatekonomi rendah sehingga sulit untukmembangun fasilitas jamban.Masyarakat juga mengemukakan bahwaketiadaan uang untuk ditabungsehubungan dengan menurunnya

Page 13: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PEMILIK RUMAH DENGAN …eprints.ums.ac.id/33854/17/NASKAH PUBLIKASI nilan new.pdf · merupakan salah satu indikator rumah sehat selain pintu ventilasi, jendela,

ARTIKEL PENELITIANHubungan Karakteristik Pemilik Rumah dengan Perilaku Buang Air Besar Sembarangan (BABS) diWilayah Kerja Puskesmas Sambungmacan II Kabupaten Sragen

Fakultas Ilmu KesehatanUniversitas Muhammadiya Surakarta

11

pendapatan (karena krisis ekonomi)sehingga berpengaruh pada penggunaanmaupun pemanfaatan jamban.

Berdasarkan dari penelitian yangtelah dilakukan mengenai perilakuBABS dari aspek pendapatan rendahdengan memaksimalkan kerja samakepada para stakeholder denganmelakukan arisan jamban, gotongroyong dalam pembuatan jambankomunal serta menambah home industridilingkungan wilayah kerja puskesmassebagai upaya untuk mengurangi tingkatBABS masyarakat selain itu dapatmenambah pemasukan sehinggamasyarakat dapat menyisihkan sebagianuang untuk membuat jamban keluarga.Sedangkan pada aspek pendapatan tinggimasyarakat sudah banyak yang memilikijamban kelurga dan sudah berperilakuBAB di jamban. Selain itu diteliti pulafaktor sosial yang serupa seperti sosialdemografi, faktor sosial budaya agardapat dijadikan sebagai pembandingdalam memiliki jamban keluarga padamasyarakat untuk memperbaiki perilakumasyarakat dalam kesehatan baikkeluarga maupun lingkungannya.

Hasil penelitian ini didukungdengan penelitian Khairurahmi (2005),menyatakan bahwa dalam pendekatanpartisipastif melalui kelompok sasarandiklasifikasikan atas dasar karakteristikmasing-masing kelompok masyarakat,salah satunya berdasarkan kelompokekonomi, dengan pengembangan danpeningkatan partisipasi masyarakatdalam pelaksanaan program jambankeluarga didukung oleh masyarakat yangmempunyai penghasilan cukup atauyang mampu secara ekonomi.

4. Hubungan pengetahuan pemilik rumahdengan perilaku Buang Air BesarSembarangan (BABS)

Pada data persentase respondenkasus sebanyak 61 orang (59,8%)

ditunjukkan dengan responden yangberpengetahuan karegori rendahberperilaku BABS di empang/kolam,sungai, dan numpang (sharing).Sedangkan masyarakat yang memilikipengetahuan kategori tinggi berperilakuBAB dijamban tetapi masih ada jugamasyarakat yang berpengetahuan tinggiyang masih BABS dimana memiliki WCtetapi dialirkan ke kolam. Hal inimenunjukan faktor pengetahuan sebagaivariabel berhubungan dengan perilakuBABS.

Hasil uji chi square tabel 16menunjukkan persentase dari kelompokkasus 102 responden yangberpengetahuan rendah sebanyak 61orang (59,8%). Hasil uji statistikdiperoleh nilai (p=0,000). Terlihatbahwa pengetahuan tinggi memilikipersentase perilaku BAB dijamban lebihbesar dibandingkan responden yangberpengetahuan rendah dan secarastatistik ada hubungan bermakna antarapengetahuan dengan perilaku BABS.Responden dengan pengetahuan rendahmemiliki risiko perilaku 3,255 kali lebihbesar untuk berperilaku Buang Air BesarSembarangan (BABS) daripadaresponden dengan pengetahuan tinggi(OR: 3,255; 95% CI:1,830-5,789).

Pada hasil penelitian variabelpengetahuan, rata-rata pengetahuanmasyarakat yaitu pengetahuan rendahhal ini dikarenakan masih minimnyapengetahuan dan informasi masyarakatdalam pemanfaatan jamban keluargayang sehat selain itu juga masyarakatmasih berperilaku BABS diempang/kolam, sungai, dan numpang(sharing). Sedangkan masyarakat yangmemiliki pengetahuan kategori tinggiberperilaku BAB dijamban tetapi masihada juga masyarakat yangberpengetahuan tinggi yang masihBABS dimana memiliki WC tetapi

Page 14: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PEMILIK RUMAH DENGAN …eprints.ums.ac.id/33854/17/NASKAH PUBLIKASI nilan new.pdf · merupakan salah satu indikator rumah sehat selain pintu ventilasi, jendela,

ARTIKEL PENELITIANHubungan Karakteristik Pemilik Rumah dengan Perilaku Buang Air Besar Sembarangan (BABS) diWilayah Kerja Puskesmas Sambungmacan II Kabupaten Sragen

Fakultas Ilmu KesehatanUniversitas Muhammadiya Surakarta

12

dialirkan ke kolam. Penelitian inimengindikasikan bahwa pengetahuanmasyarakat tentang jamban keluargaperlu dilakukan suatu penyuluhan terkaitBABS untuk merubah mindsetmasyarakat yang masih berperilakuBABS menjadi berperilaku BAB dijamban.

Hasil penelitian ini sejalandengan penelitian Tarigan (2008)tentang faktor-faktor yangmempengaruhi partisipasi keluargadalam penggunaan jamban di KotaKabanjahe tahun 2007 yangmenunjukkan bahwa faktor yangberhubungan dengan partisipasi keluargadalam penggunaan jamban yaitupengetahuan (p=0,000) dan sikap(p=0,002).

Menurut Notoatmojo (2007),pengetahuan yang bersifat kognitifmerupakan domain yang sangat pentingbagi terbentuknya suatu tindakan.Tindakan yang didasari olehpengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari olehpengetahuan responden tentangpentingnya memiliki jamban keluargadirumah. Pengetahuan yang dibahasdalam penelitian ini adalah tentangpemanfaatan jamban keluarga dirumah.Pengetahuan sangat erat hubungannyadengan tindak an seseorang dalam halini pengetahuan tentang pemanfaatanjamban keluarga dirumah akan sangatmempengaruhi perilaku dalam memilih.

5. Hubungan sikap pemilik rumah denganperilaku Buang Air Besar Sembarangan(BABS)

Pada data persentase respondenkasus sebanyak 81 orang (79,4%)ditunjukkan dengan masyarakat yangmemiliki sikap tidak baik dikarenakanbahwa tempat yang dipakai untuk BABberada di empang atau kolam lele yangsengaja di buat sebagai tempat untuk

BAB. Lokasinya cukup dekat denganrumah hanya berada di belakang rumah,hal lain diungkapkan pula bahwamasyarakat menganggap selain sebagaitempat pembuangan akhir jugadigunakan sebagai pembudidayaan lele,dimana lele yang dihasilkan bisa dijualkembali. Hal ini menunjukkan bahwasikap merupakan variabel yangmempengaruhi perilaku BABS.

Hasil uji chi square tabel 17terlihat persentase responden dari 102pada kelompok kasusyang memilikisikap tidak baik sebanyak 81 orang(79,4%). Hasil uji statistik diperolehnilai (p=0,000). Terlihat dari respondenyang memiliki sikap tidak baikpersentase perilaku BABS lebih besardibanding sikap baik dan secara statistikada hubungan bermakna antara sikapterhadap perilaku Buang Air BesarSembarangan (BABS). Respondendengan sikap tidak baik memiliki risikoperilaku 2,646 kali lebih besar untukberperilaku Buang Air BesarSembarangan (BABS) daripadaresponden dengan sikap baik (OR:2,646; 95% CI: 1,791-3,909).

Pada hasil penelitian variabelsikap dimana masyarakat memiliki sikaptidak baik dikarenakan kebiasaanmasyarakat yang melakukan buang airbesar di kolam sehingga berpengaruhterhadap perilaku setiap responden,banyak masyarakat yang hanyamengikuti tetangga yang buang airbesarnya di kolam tanpa mengetahuibesarnya bahaya yang akan ditimbulkanketika buang air besar sembarangan.Penelitian ini mengindikasikan bahwakondisi jamban di wilayah kerjapuskesmas sambungmacan II perludilakukan suatu penerapan pola hidupbersih dan sehat dalam kehidupansehari-hari untuk menanamkan sikapserta berperilaku BAB di jamban dan

Page 15: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PEMILIK RUMAH DENGAN …eprints.ums.ac.id/33854/17/NASKAH PUBLIKASI nilan new.pdf · merupakan salah satu indikator rumah sehat selain pintu ventilasi, jendela,

ARTIKEL PENELITIANHubungan Karakteristik Pemilik Rumah dengan Perilaku Buang Air Besar Sembarangan (BABS) diWilayah Kerja Puskesmas Sambungmacan II Kabupaten Sragen

Fakultas Ilmu KesehatanUniversitas Muhammadiya Surakarta

13

dapat menjaga kondisi rumah agar tetapselalu dalam keadaan bersih dan sehat.Sehingga masyarakat yang ada diwilayah kerja tersebut dapat mengetahuidengan jelas tentang jamban yangmemenuhi syarat kesehatan serta dapatmenggunakan ataupunmemanfaatkannya sehingga masyarakattersebut terhindar dari penyakit yangdisebabkan oleh tinja.

Ada 8 variabel yang berpengaruhdalam partisiapasi keluarga memakaijamban yaitu pendidikan, pekerjaan,pendapatan, pengetahuan, sikap variabelyang berpengaruh pada perilaku BABialah sikap masyarakat. Hal inimenunjukkan masyarakat yang bersikapbaik akan berperilaku BAB di jamban.Ini sesuai dengan pendapat Notoatmodjo(2003) bahwa sikap terdiri dari berbagaitingkatan seperti menerima, merespon,menghargai, dan bertanggungjawab.

Terwujudnya suatu sikapmenjadi perbuatan yang nyata,diperlukan faktor pendukung ataukondisi yang memungkinkan sepertifasilitas dan dukungan pihak lain. Dalampenelitian ini yang menjadi faktorpendorong yaitu sarana dan prasaranapelayanan kesehatan yang mudahdiakses masyarakat dan dukungan pihaklain seperti dukungan petugas kesehatan.

Hasil penelitian ini sejalandengan penelitian Pane (2009) tentangPengaruh Perilaku Keluarga terhadapPenggunaan Jamban. Hasil penelitianmenunjukkan semua variabel yangditeliti berhubungan bermakna, meliputipendidikan, pengetahuan, sikap,kepemilikan jamban, sarana air bersih,pembinaan petugas puskesmas dandukungan aparat desa, kader posyandudan LSM terhadap penggunaan jamban.Oleh sebab itu apabila peningkatan sikaptidak diimbangi dengan tindakan nyata,maka akan memberikan peluang besar

untuk merugikan kesehatan pribadimaupun lingkungan yang diakibatkanoleh perilaku masyarakat yang masihsering buang air besar sembarangan.

Hasil penelitian ini didukungdengan pendapat Sunaryo (2004) faktorpenentu sikap seseorang salah satunyaadalah faktor komunikasi sosial.Informasi yang diterima individutersebut dapat menyebabkan perubahansikap pada diri individu tersebut. Positifatau negatif informasi dari proseskomunikasi tersebut tergantung seberapabesar hubungan sosial dengan sekitarnyamampu mengarahkan individu tersebutbersikap dan bertindak sesuai denganinformasi yang diterimanya. Selain itujuga didukung dengan pendapat Green(2000) ketidakcocokan perilakuseseorang dengan sikapnya akanmenimbulkan berbagai masalahpsikologis bagi individu yangbersangkutan sehingga individu akanberusaha mengubah sikapnya atauperilakunya. Sikap merupakanpredisposisi untuk berperilaku yang akantampak aktual dalam bentuk perilakuatau tindakan.

6. Upaya untuk mengurangi perilakumasyarakat yang melakukan Buang AirBesar Sembarangan (BABS

Berdasarkan hasil wawancarapeneliti dengan petugas sanitarianmenyatakan pihak puskesmas telahmelaksanakan program/upaya untukmerubah perilaku masyarakat terkaitBABS. Selain itu juga terdapat programlain sebagai rencana tambahan yangakan dilakukan oleh pihakpuskesmasyaitu membuka dankonsultasi (klinik sanitasi) pada tahun2015 melalui klinik sanitasi mendapatbantuan dari DINKES untuk diberikankepada masyarakat sebesarRp.3.000.000,- serta dari PEMDA

Page 16: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PEMILIK RUMAH DENGAN …eprints.ums.ac.id/33854/17/NASKAH PUBLIKASI nilan new.pdf · merupakan salah satu indikator rumah sehat selain pintu ventilasi, jendela,

ARTIKEL PENELITIANHubungan Karakteristik Pemilik Rumah dengan Perilaku Buang Air Besar Sembarangan (BABS) diWilayah Kerja Puskesmas Sambungmacan II Kabupaten Sragen

Fakultas Ilmu KesehatanUniversitas Muhammadiya Surakarta

14

memberikan bantuan untuk 1 desadiberikan 10 unit jamban keluarga.

Upaya lain untuk mengurangiperilaku masyarakat yang BABS denganmenyusun rencana kerja tentangkesehatan lingkungan dan pembinaanperan serta masyarakat yang belummemiliki jamban dengan meningkatkanpengetahuan masyarakat dibidangkesehatan lingkungan khususnya tentangpentingnya kepemilikan jamban melaluisuatu pelatihan yangberkesinambungan,selain itu denganmelakukan upaya pemicuan menujuterwujudnya bentuk Sanitasi TotalBerbasis Mayarakat (STBM). STBMadalah sebuah pendekatan dalampembangunan sanitasi pedesaan salahsatunya adalah pembangunan jambankeluarga. Implementasi STBM dimasyarakat pada intinya adalahpemicuan setelah sebelumnya dilakukananalisa partisipatif oleh masyarakat itusendiri.

Untuk memfasilitasi masyarakatdalam menganalisa kondisinya, adabeberapa metode yang dapat diterapkandalam kegiatan pemicuan, seperti :1. Pemetaan yang bertujuan untuk

mengetahui/melihat peta wilayahBAB masyarakat serta sebagai alatmonitoring (pasca triggering,setelah ada mobilisasi masyarakat).

2. Transect Walk bertujuan untukmelihat dan mengetahui tempatyang paling sering dijadikan tempatBAB. Dengan mengajak masyarakatberjalan dan berdiskusi di tempattersebut, diharapkan masyarakatakan merasa jijik dan bagi orangyang biasa BAB di tempat tersebutdiharapkan akan terpicu rasamalunya.

Dengan adanya pemicuan inimaka bersama-sama dengan masyarakatmelihat kondisi yang ada dan

menganalisanya sehingga diharapkandengan sendirinya masyarakat dapatmerumuskan apa yang sebaiknyadilakukan dalam membangun suatujamban untuk menjadikan masyarakatmenjadi sehat. Metode yang dilakukanmelalui 2 hal terebut diatas pada intinyabertujuan untuk memicu masyarakatuntuk memperbaiki sarana sanitasi,dengan adanya pemicuan ini targetutama dapat tercapai yaitu: merubahperilaku sanitasi dari masyarakat yangmasih melakukan kebiasaan BAB disembarang tempat. Faktor-faktor yangharus dipicu beserta metode yangdigunakan dalam kegiatan STBM untukmenumbuhkan perubahan perilakusanitasi dalam suatu komunitas.

Selain beberapa program/upayayang telah dilakukan dari pihakpuskesmas terdapat beberapa hambatandari peneliti untuk merubah perilakuBABS baik dari masyarakat sendirimaupun lingkungan. Hambatan darimasyarakat untuk merubah perilakuBABS yaitu kesadaran untuk memilikijamban keluarga masih kurang, perilakuhidup bersih dan sehat (PHBS) rendah,mindset masyarakat yang mengharapkanbantuan dan merasa diuntungkan denganmelakukan BABS di kolam bisasekaligus sebagai ternak lele. Sedangkanhambatan dari lingkungan untukmerubah perilaku BABS yaitu belumadanya contoh desa yang sudahmenerapkan perilaku hidup bersih dansehat (PHBS) tinggi dengan BABrendah melalui jamban keluarga yangsesuai syarat jamban sehat, kolam dalamkeadaan terbuka, dan banyaknya sungaidisekitar desa yang memicu masyarakatuntuk BABS di sungai.

Berdasarkan metode yang akandilakukan untuk mengurangi perilakuBABS tersebut diatas, harus pulamempertimbangkan pendapatan dari

Page 17: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PEMILIK RUMAH DENGAN …eprints.ums.ac.id/33854/17/NASKAH PUBLIKASI nilan new.pdf · merupakan salah satu indikator rumah sehat selain pintu ventilasi, jendela,

ARTIKEL PENELITIANHubungan Karakteristik Pemilik Rumah dengan Perilaku Buang Air Besar Sembarangan (BABS) diWilayah Kerja Puskesmas Sambungmacan II Kabupaten Sragen

Fakultas Ilmu KesehatanUniversitas Muhammadiya Surakarta

15

masyarakat yang berada di wilayah kerjapuskesmas sambungmacan II. Sehinggauntuk bisa menumbuhkan ataupunperubahan perilaku masyarakat, didesatersebut diharapkan para stakeholderataupun pihak yang terlibat langsungdalam pembangunan jambanmemperhatikan kriteria jamban yangakan dibangun dalam artian disesuaikandengan pendapatan masyarakatsetempat. Jenis jamban yang dianjurkanbagi masyarakat dan keluarga harussederhana, dapat diterima, ekonomispembangunan, pemeliharaan sertapenggantiannya. Faktor biaya ini bersifatrelatif, sebab sistem paling mahalpembuatannya dapat menjadi palingmurah untuk perhitungan jangkapanjang, mengingat masapenggunaannya yang lebih panjangkarena kekuatannya serta paling mudahdan ekonomis dari segipemeliharaannya. Dalam perencanaandan pemilihan tipe jamban, biaya tidakboleh dijadikan faktor dominan. Perludicarikan jalan tengah berdasarkanpertimbangan yang seksama atas semuaunsur yang terkait, yang dapatmenciptakan lingkungan yang saniterserta dapat diterima oleh keluargasehingga stimulan ini dapat berhasil danberdaya guna baik dalam halpembiayaan maupun pemanfaatannya.

Ketersediaan fasilitas dalammenggunakan jamban di wilayah kerjaPuskesmas Sambungmacan II belummemenuhi syarat jamban yang sehatterdapat keluarga yang diperiksa sejumlah5.235 kepala keluarga, sedangkan keluargayang memiliki Jamban Sehat Permanen(JSP) dan Jamban Sehat Semi Permanen(JSSP) sejumlah 3.192 (61%) dan keluargayang sharing dan Buang Air BesarSembarangan (BABS) sejumlah 2.043(39%). Hal ini terlihat dari hasil penelitianmenunjukan bahwa dapatdiperoleh

informasi kondisi jamban yang takmemenuhi syarat yaitu berperilaku BAB diempang/kolam lele, memiliki WC tetapidialirkan ke kolam, BAB di sungai, dan adajuga yang menumpang di jamban tetangga(sharing) sedangkan minoritas respondenyang memiliki kondisi jamban yangmemenuhi syarat kesehatan yaituberperilaku BAB di jamban.

Tingginya persentase bahwa perilakuresponden dalam BAB di wilayah kerjaPuskesmas Sambungmacan II sangatrendah karena persyaratan yang ditetapkanoleh Kementerian Kesehatan yangmenyatakan bahwa jika salah satupersyaratan tidak ada maka jamban tersebutdikategorikan tidak memenuhi syaratkesehatan. Dan yang paling banyakditemukan dari hasil penelitian umumnyaadalah masyarakat yang berperilaku buangair besar di empang/kolam lele sehinggaberdampak pada kondisi lingkungan yangberada disekitarnya dalam keadaan kotoratau tidak dalam keadaan bersih.

Berdasarkan dari hasil penelitiandengan uji chi square dari kelima variabelyang diteliti yaitu pendidikan, pekerjaan,pendapatan, pengetahuan dan sikapmemiliki hubungan yang signifikan denganperilaku Buang Air Besar Sembarangan(BABS). Dari data kelima variabel tersebutdiperoleh nilai P value, OR dan CI sebesar:1. Hasil uji statistik pada aspek

pendapatan diperoleh nilai p= 0,000dengan nilai OR: 9,500; 95% CI:4,008– 22,517.

2. Hasil uji statistik pada aspekpendidikan diperoleh nilai p= 0,000dengan nilaiOR: 4,230; 95% CI:1,816– 9,850.

3. Hasil uji statistik pada aspek pekerjaandiperoleh nilai p= 0,002 dengan nilaiOR: 3,535; 95% CI:1,563 – 7,997.

4. Hasil uji statistik pada aspekpengetahuan diperoleh nilai p= 0,000

Page 18: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PEMILIK RUMAH DENGAN …eprints.ums.ac.id/33854/17/NASKAH PUBLIKASI nilan new.pdf · merupakan salah satu indikator rumah sehat selain pintu ventilasi, jendela,

ARTIKEL PENELITIANHubungan Karakteristik Pemilik Rumah dengan Perilaku Buang Air Besar Sembarangan (BABS) diWilayah Kerja Puskesmas Sambungmacan II Kabupaten Sragen

Fakultas Ilmu KesehatanUniversitas Muhammadiya Surakarta

16

dengan nilai OR: 3,255; 95% CI:1,830-5,789.

5. Hasil uji statistik pada aspek sikapdiperoleh nilai p= 0,000 dengan nilaiOR: 2,646; 95% CI: 1,791-3,909.

Dari data diatas menunjukkanvariabel yang memiliki risiko paling besarpada perilaku BABS yaitu dari aspekpendapatan responden sedangkan variabelyang berisiko kecil pada perilaku BABSyaitu dari aspek sikap responden.Keterbatasan Penelitian

Seperti umumnya studi kasus kontrolmaka penelitian ini juga rentan terhadapterjadinya bias.1. Bias Informasi

Bias informasi adalah bias dalam caramengamati, melaporkan, mencatat,mengklasifikasi dan menginterpretasikandata yang ada.a. Interview bias masih ada

kecenderungan dari pewawancarauntuk mengarahkan jawabanpertanyaan.

2. Penelitian ini tidak bisadigeneralisasikan karena teknikpemilihan sampel menggunakanPurposive Sampling, hanya bisa diwilayah puskesmas sehingga informasimasih kurang untuk dapat diketahuiperbedaan karakteristik wilayah yangmempengaruhi perilaku Buang AirBesar Sembarangan (BABS).

SIMPULAN DAN SARANSIMPULAN

Berdasarkan tujuan dan hasilpenelitian mengenai karakteristik pemilikrumah dengan perilaku Buang Air BesarSembarangan (BABS) di wilayah kerjaPuskesmas Sambungmacan II KabupatenSragen, maka dapat ditarik kesimpulansebagai berikut:1. Karakteristik pemilik rumah yang

meliputi : pendidikan, pekerjaan,pendapatan, pengetahuan, dan sikap.

Proporsi pendidikan berdasarkankelompok kasus dimana responden yangberpendidikan rendah 94 orang (92,2%)sedangkan berpendidikan tinggi 8 orang(7,8%). Pada aspek pekerjaan yaitupekerjaan tidak formal 93 orang (91,2%)sedangkan pekerjaan formal 9 orang(8,8%). Pada aspek pendapatan yaituberpendapatan rendah 95 orang (93,1%)sedangkan berpendapatan tinggi 7 orang(6,9 %). Pada aspek pengetahuan yaitupengetahuan rendah 61 orang (59,8%)sedangkan pengetahuan tinggi 41 orang(40,2%). Pada aspek sikap yaitu sikaptidak baik 81 orang (79,4%) sedangkansikap baik 21 orang (20,6%).

2. Perilaku Buang Air Besar Sembarangan(BABS). Berdasarkan hasil penelitianterkait perilaku buang air besarsembarangan terlihat masyarakat masihmelakukan BAB di empang/kolam lele,memiliki WC tetapi dialirkan ke kolam,BAB di sungai, dan ada juga yangmenumpang di jamban tetangga(sharing).

3. Pendidikan, ada hubungan antarapendidikan dengan perilaku Buang AirBesar Sembarangan (BABS) dengannilai p =0,000; OR = 4,230. Sehinggaresponden yang berpendidikan rendahmemiliki resiko perilaku 4,230 kaliberperilaku BABS dibandingkanresponden yang memiliki berpendidikantinggi.

4. Pendapatan, ada hubungan antarapendapatan dengan perilaku Buang AirBesar Sembarangan (BABS) dengannilai p = 0,000 ; OR = 9,500. Sehinggaresponden yang berpendapatan rendahmemiliki resiko perilaku 9,500 kaliberperilaku BABS dibandingkanresponden yang memiliki pendapatantinggi.

5. Pekerjaan, ada hubungan antarapekerjaan rumah dengan perilaku BuangAir Besar Sembarangan (BABS) dengan

Page 19: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PEMILIK RUMAH DENGAN …eprints.ums.ac.id/33854/17/NASKAH PUBLIKASI nilan new.pdf · merupakan salah satu indikator rumah sehat selain pintu ventilasi, jendela,

ARTIKEL PENELITIANHubungan Karakteristik Pemilik Rumah dengan Perilaku Buang Air Besar Sembarangan (BABS) diWilayah Kerja Puskesmas Sambungmacan II Kabupaten Sragen

Fakultas Ilmu KesehatanUniversitas Muhammadiya Surakarta

17

nilai p = 0,002 ; OR = 3,535. Sehinggaresponden yang pekerjaannya tidakformal memiliki resiko perilaku 3,535kali berperilaku BABS dibandingkanresponden yang pekerjaannya formal.

6. Pengetahuan, ada hubungan antarapengetahuan dengan perilaku Buang AirBesar Sembarangan (BABS) dengannilai p = 0,000 ; OR = 3,255. Sehinggaresponden yang berpengetahuan rendahmemiliki resiko perilaku 3,255 kaliberperilaku BABS dibandingkanresponden yang memiliki pengetahuantinggi.

7. Sikap, ada hubungan antara sikapdengan perilaku Buang Air BesarSembarangan (BABS) dengan nilai p =0,000 ; OR = 2,646. Sehingga respondenyang bersikap tidak baik memiliki resikoperilaku 2,646 kali berperilaku BABSdibandingkan responden yang memilikisikap baik.

SARAN1. Puskesmas Sambungmacan II

Kabupaten Sragena. Meningkatkan program survei

masyarakat yang masih BABSdengan by name by address sebagaipendataan tentang kepemilikanjamban keluarga.

b. Untuk Puskesmas Sambungmacan IIsebagai tempat pelaksana pelayanankesehatan masyarakat dari DinasKesehatan Kabupaten Sragen, agarmenyusun rencana kerja tentangkesehatan lingkungandalammelaksanakan pembinaanperan serta masyarakat yang belummemiliki jamban denganmeningkatkan pengetahuanmasyarakat dibidang kesehatanlingkungan khususnya tentangjamban melalui suatu pelatihan yangberkesinambungan agar programkesehatan khususnya kesehatan

lingkungan sehingga dapat berjalansesuai apa yang menjadi harapan.

c. Melakukan penyuluhan PerilakuHidup Bersih dan Sehat (PHBS)khususnya perilaku membuang airbesar dan dampaknya terhadapkesehatan yang berpotensi sebagaipenyebab dari penyakit.

d. Dapat menyebarkan media informasiseperti media elektronik, cetak ataukesenian tradisional setempat, dankampanye kesehatan denganceramah, oleh tokoh agama atautokoh masyarakat, misalnya dimasjid-masjid dan di tempatumumagar semua lapisanmasyarakat dapat tersentuh denganinformasi tentang pentingnyamemiliki jamban keluarga.

e. Mengurangi perilaku BABS yangmasih membuang tinja di kolam leledengan bekerja sama kepada pihakketiga dengan memberikanpenyuluhan tentang pemberianpakan lele sekaligus pelatihan dalampembuatan pakan lele yang bisadibuat sendiri tanpa perlumelakukan BABS di kolam sebagaipakan lele.

f. Melakukan upaya pemicuan untukmeningkatkan kesadaranmasyarakat untuk tidak Buang AirBesar Sembarangan (BABS).

2. Masyarakata. Perlu adanya kerja sama kepada para

stakeholder dan masyarakat diwilayah kerja PuskesmasSambungmacan II lebih-lebih peranpetugas kesehatan lingkungan denganinstansi lain sebagai penggerak peranserta masyarakat dalam menggunakanjamban keluarga masyarakat denganmelakukan arisan jamban, gotongroyong dalam pembuatan jambankomunal, menambah home industri dilingkungan wilayah kerja puskesmas,

Page 20: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PEMILIK RUMAH DENGAN …eprints.ums.ac.id/33854/17/NASKAH PUBLIKASI nilan new.pdf · merupakan salah satu indikator rumah sehat selain pintu ventilasi, jendela,

ARTIKEL PENELITIANHubungan Karakteristik Pemilik Rumah dengan Perilaku Buang Air Besar Sembarangan (BABS) diWilayah Kerja Puskesmas Sambungmacan II Kabupaten Sragen

Fakultas Ilmu KesehatanUniversitas Muhammadiya Surakarta

18

dan pemberian bantuan lunakpemberdayaan masyarakat agarmasyarakat mempunyai kesadarandan tindakan yang baik terhadappenggunaan jamban keluaga sebagaiupaya untuk mengurangi tingkatBABS masyarakat serta dapatmenambah pemasukan sehinggamasyarakat dapat menyisihkansebagian uang untuk membuatjamban keluarga.

b. Menerapkan pola hidup bersih dansehat dalam kehidupan sehari-haridengan menanamkan sikap untukberperilaku BAB di jamban agardapat menjaga kondisi rumah tetapselalu dalam keadaan bersih dansehat.

c. Perlunya pelatihan bagimasyarakat/tukang dan bekerja samadengan toko bangunan/material untukmembuat jamban yang sehat.

3. Bagi peneliti selanjutnya agar dapatmelakukan penelitian dengan jumlahpopulasi atau sampel yang lebih besar dandengan variabel lain yang mempengaruhiperilaku BABS seperti tindakan,ketersediaan sarana dan prasarana, peranpetugas kesehatan dll antara respondensatu dengan lainnya baik di KecamatanSambungmacan Kabupaten Sragenmaupun di daerah lain. Selain itu ditelitipula faktor sosial yang serupa sepertisosialdemografi, faktor sosial budaya agardapat dijadikan sebagai pembandingdalam memiliki jamban keluarga padamasyarakat untuk memperbaiki perilakumasyarakat dalam kesehatan baikkeluarga maupun lingkungannya.

DAFTAR PUSTAKADepartemen Kesehatan Republik Indonesia.

2009. Pedoman Teknik PenyehatanPerumahan. Jakarta : DepertemenKesehatan RI – Direktorat JendralPPM & PL. Departemen KesehatanRepublik Indonesia 2009. Profilkesehatan Indonesia 2008. Jakarta :Depkes RI.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia.2013. Laporan Riset Kesehatan Dasar(Riskesdas) 2013 Bidang Biomedis.Jakarta: Badan Litbangkes, Depkes RI,2013.

Dinas Kesehatan Kabupaten Sragen. 2013.Profil Kesehatan Kabupaten Sragen2013. Sragen : Dinkes.

Green, LW. 2000. Health promotionplanning; an educational andenvironmental approach. Institute ofhealth promotion research university ofBritish Colombia.

Hurlock EB. 1980. Psikologi PerkembanganSuatu Pendekatan Sepanjang RentangKehidupan. 5 ed. Jakarta: Erlangga;1980. p. 6 - 27.

Kartiningrum, ED. Pengetahuan dan SikapKeluarga Tentang Jamban Sehat diDesa Gayaman RT 1 RW 2 MojoanyarMojokerta, Jurnal Ilmiah KesehatanPoliteknik Kesehatan Majapahit, Vol.2, No. 2, November 2010

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.2014. Profil Kesehatan IndonesiaTahun 2013. Jakarta : Depkes.

Kementerian PPN. Laporan PencapaianTujuan Pembangunan Milenium diIndonesia 2010. Jakarta: BadanPerencanaan Pembangunan Nasional(BAPPENAS); 2010. p. 107 - 13.

Page 21: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PEMILIK RUMAH DENGAN …eprints.ums.ac.id/33854/17/NASKAH PUBLIKASI nilan new.pdf · merupakan salah satu indikator rumah sehat selain pintu ventilasi, jendela,

ARTIKEL PENELITIANHubungan Karakteristik Pemilik Rumah dengan Perilaku Buang Air Besar Sembarangan (BABS) diWilayah Kerja Puskesmas Sambungmacan II Kabupaten Sragen

Fakultas Ilmu KesehatanUniversitas Muhammadiya Surakarta

19

Khairurahmi. 2005. Pengaruh karakteristikindividu terhadap partisipasinyadalam pelaksanaan program jambankeluarga di kecamatan medan maimun.Skripsi, FKM USU Medan

Notoatmodjo, S. 2003. PengembanganSumber Daya Manusia. Edisi Revisi,Cetakan Ketiga, Jakarta : Penerbit PT.Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S. 2007. Perilaku Kesehatandan Ilmu Perilaku. Jakarta : PenerbitRineka Cipta

Profil Kesehatan Kabupaten Sragen, 2013.Dinas Kesehatan Kabupaten Sragen,Propinsi Jawa Tengah.

Pane E. 2009. Pengaruh Perilaku Keluargaterhadap Penggunaan Jamban. JurnalKesehatan Masyarakat Nasional. JurnalKesehatan Masyarakat Nasional Vol.3, No. 5, April 2009

Seramat, B. 2003 Gambaran KarakteristikKepala Keluarga Dengan KepemilikanJamban Keluarga Di WilayahKecamatan Kaliwungu KabupatenKendal (Survei Cepat Pada BulanJuni-Agustus 2003 ). UndergraduateThesis, Diponegoro University

Soemardji Y, 1999. Pembuangan KotoranManusia dan Air Limbah, MajalahSanitasi Lingkungan : Jakarta.

Sunaryo, Y.S. 2004. Kesehatan Lingkungan.Bandung: Yogyakarta: Gajah MadaUniversity Press.

Tarigan, H.G. 2008. Faktor-Faktor yangMempengaruhi Partisipasi Keluargadalam Penggunaan Jamban di KotaKalijamben Tahun 2007. Makassar:Kesehatan Lingkungan, SekolahTinggi Ilmu Kesehatan Makassar (STIKMA ).

WHO/UNICEF. 2010. Progress onSanitation and Drinking-water: 2010Update. Geneva: WHO 2010.