Hubungan Karakteristik Mahasiswa, Pengetahuan, dan Sikap ...
Transcript of Hubungan Karakteristik Mahasiswa, Pengetahuan, dan Sikap ...
1
Universitas Indonesia
Hubungan Karakteristik Mahasiswa, Pengetahuan, dan Sikap
Terhadap Perilaku Gaya Hidup Sehat Mahasiswa S1 Reguler Aktif
Universitas Indonesia Tahun 2014
Muhyi Nur Fitrahanefi
Departemen Kesehatan Lingkungan, Universitas Indonesia, Depok, 16424, Indonesia
Email : [email protected]
Abstrak
Salah satu upaya untuk menurunkan angka kejadian dan kematian akibat penyakit
menular dan tidak menular adalah dengan menerapkan perilaku gaya hidup sehat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan karakteristik mahasiswa (umur,
jenis kelamin, uang saku, dan fakultas), pengetahuan, dan sikap terhadap perilaku
gaya hidup sehat mahasiswa S1 Reguler Aktif Universitas Indonesia tahun 2014.
Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret 2014 menggunakan desain studi
cross-sectional dengan total sampel sebanyak 454 responden dari 13 fakultas. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa 59% responden memiliki perilaku gaya hidup sehat
dan 41% memiliki perilaku gaya hidup tidak sehat. Berdasarkan enam variabel,
hanya variabel fakultas yang memiliki hubungan bermakna dengan perilaku gaya
hidup sehat mahasiswa dengan nilai p 0,000 dan nilai OR 2,45 (CI 95% : 1,63-3,66).
Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, Perilaku Gaya Hidup Sehat
Abstract
Adopting healthy lifestyle behaviour is an effort to reduce the mortality and case
number from infectious and non-infectious disease. This study aimed to determine
the relationship of student characteristics (age, sex, allowance, and the faculty),
knowledge, and attitude toward healthy lifestyle behaviors among undergraduate
student of University of Indonesia. This study used cross sectional in March 2014
which included 454 respondents from 13 faculties. The results showed that 59% of
respondents have a healthy lifestyle behaviors, and 41% of them do not have it.
Based on six variables, only kind of the faculty which has significant relationships
toward student healthy lifestyle behaviors with p values 0.000 and OR 2.45 (95%
CI: 1.63 to 3.66).
Keywords: Knowledge, Attitude, Behaviour Healthy Lifestyle
Hubungan karakteristik..., Muhyi Nur Fitrahanefi, FKM UI, 2014
2
Universitas Indonesia
Pendahuluan
Angka kejadian dan kematian penyakit menular dan tidak menular meningkat
setiap tahunnya. Berdasarkan data Badan Kesehatan Dunia (WHO), pada tahun 2008,
36 juta dari 56 juta kematian dunia merupakan akibat dari penyakit tidak menular.
Pada tahun 2011 lalu, WHO juga meramalkan bahwa pada tahun 2030, 70 %
populasi di dunia akan meninggal karena terkena penyakit tidak menular. Di
Indonesia, menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 dan Riset
Kesehatan Rumah Tangga (RKRT) tahun 1995 dan 2001, tampak bahwa dalam
waktu 12 tahun (1995-2007) penyakit tidak menular mengalami peningkatan yang
signifikan. Riset Kesehatan Dasar pada tahun 2013 juga menunjukan terjadinya
peningakatan prevalensi pada beberapa penyakit tidak menular yang dilihat
kecenderungannya dengan Riset Kesehatan dasar tahun 2007. Penyakit tidak menular
menjadi penyebab kematian utama di rumah sakit se-Indonesia pada tahun 2009 dan
2010. Pada penderita penyakit jantung, tren penderita berubah dari usia di bawah 60
tahun menjadi usia kurang dari 40 tahun. Kecenderungan tersebut dipengaruhi oleh
perilaku gaya hidup sehat ketika masih muda (Lidia, 2012). Selain penyakit tidak
menular, penyakit menular, khususnya diare, merupakan penyebab kematian
peringkat ke-3 setelah tuberculosis (TB) dan pneumonia. (Riskesdas 2007 dalam
Kemenkes RI 2011). Berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2013, period prevalen diare
di Indonesia adalah 3,5% dan insiden untuk seluruh kelompok umur di Indonesia
juga sebesar 3,5%.
Salah satu upaya untuk mencegah dan mengurangi angka kejadian dan
kematian akibat penyakit menular dan tidak menular adalah dengan menerapkan
perilaku gaya hidup sehat sejak usia dini. Gaya hidup sehat mencakup olahraga
teratur, perilaku merokok, konsumsi makanan yang tidak sehat dalam jangka waktu
lama, stress emosional, durasi tidur, kebiasaan menjaga kebersihan diri, lingkungan
dan lain sebagainya (Anies, 2006). Mahasiswa di Indonesia merupakan aset unggul
bangsa yang pada umumnya termasuk dalam kelompok umur 18-22 tahun.
Pengetahuan dan perilaku gaya hidup sehat seharusnya sudah dipahami secara
menyeluruh oleh mahasiswa. Mahasiswa sebagai calon pemimpin bangsa yang nanti
akan membuat kebijakan untuk masyarakat dan kemajuan negara, sangat diperlukan
wawasan mengenai kesehatan, salah satunya adalah mengenai gaya hidup sehat.
Hubungan karakteristik..., Muhyi Nur Fitrahanefi, FKM UI, 2014
3
Universitas Indonesia
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran dan hubungan
karakteristik (jenis kelamin, umur, fakultas, uang saku), pengetahuan dan sikap
mahasiswa terhadap perilaku gaya hidup sehat mahasiswa Universitas Indonesia
tahun 2014. Hal ini dapat menjadi dasar untuk memberikan intervensi yang tepat di
bidang kesehatan.
Metode Penelitian
Desain studi cross sectional dengan variabel dependen berupa perilaku gaya
hidup sehat dan variabel independen berupa karakteristik mahasiswa (umur, jenis
kelamin, uang saku, fakultas), pengetahuan, dan sikap. Pengetahuan, sikap, dan
perilaku mengenai gaya hidup sehat, memiliki subvariabel berupa olahraga teratur,
perilaku merokok, durasi tidur, pola makan, pengendalian stress, kebiasaan mencuci
tangan, dan perilaku membuang sampah. Sampel penelitian ditentukan dengan cara
non random sampling menggunakan metode kuota sampling yaitu memilih
responden dengan kuota yang sama di masing-masing fakultas tanpa memerhatikan
jumlah populasi di tiap fakultas. Total sampel sebanyak 497 responden yang berasal
dari 13 Fakultas di Universitas Indonesia yang dilaksanakan pada bulan Maret 2014.
Alat ukur yang digunakan yaitu berupa kuisioner yang telah dilakukan uji validitas
dan realibilitas. Setelah dilakukan pengambilan sampel, hanya terdapat 454
kuesioner yang dapat dianalisis, sisanya tidak dapat digunakan karena ada data
jawaban responden yang missing atau rancu.
Pengukuran variabel pengetahuan, sikap, dan perilaku gaya hidup sehat,
menggunakan skor, dengan skor maksimal untuk pengetahuan yaitu 35 poin, sikap
140 poin, dan gaya hidup sehat 25 poin. Penetepan batas ukur masing-masing
variabel menggunakan nilai mean jika distribusinya normal, dan media jika
distribusinya tidak normal. Dari uji normalitas data didapatkan bahwa variabel
pengetahuan menunjukkan distribusi tidak normal, sedangkan variabel sikap dan
gaya hidup sehat memiliki distribusi normal.
Hasil Penelitian
Dalam Tabel 1 dapat dilihat distribusi responden berdasarkan umur, jenis
kelamin, uang saku, dan fakultas. Dari 454 responden, diketahui bahwa terdapat 188
Hubungan karakteristik..., Muhyi Nur Fitrahanefi, FKM UI, 2014
4
Universitas Indonesia
orang responden (41,4%) berjenis kelamin laki-laki, dan 266 (58,6%) orang
responden berjenis kelamin perempuan. Dari total responden, sebagian besar
responden memiliki umur lebih dari 20 tahun yaitu 269 orang responden (59,3%).
Sebagian besar responden memiliki uang saku lebih dari sama dengan 1.000.000
rupiah yaitu 284 orang responden (62,6%), dimana uang saku paling kecil adalah
100.000 rupiah dan uang saku paling besar adalah 3.500.000 rupiah. Fakultas asal
responden terdiri dari 13 Fakultas, dengan jumlah responden masing-masing fakultas
memiliki rata-rata 32 orang responden (7,07%). Fakultas dengan sampel terbanyak
yaitu Fakultas Ilmu Budaya dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik sebesar 38
orang responden (8,4%), sedangkan paling sedikit yaitu Fakultas Kedokteran Gigi,
Fakultas Teknik dan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam sebesar 32
responden (7%). Dari total sampel, sebagian besar merupakan mahasiswa semester 6
atau telah menempuh waktu belajar selama kurang lebih 2,5 – 3 tahun. Bila
dikelompokkan menjadi fakultas kesehatan dan non kesehatan, maka untuk fakultas
kesehatan berjumlah 174 responden (38%), dan fakultas non kesehatan berjumlah
280 responden (62%). Fakultas kesehatan terdiri dari FK, FKG, FKM, FIK, dan
Farmasi, sedangkan fakultas non kesehatan terdiri dari FISIP, FIB, FE, FT, FH,
FMIPA, FPsiko, dan Fasilkom.
Tabel 1 Distribusi Univariat Karakteristik Mahasiswa, Pengetahuan, Sikap, dan
Perilaku Gaya Hidup Sehat Mahasiswa S1 Reguler Aktif Universitas Indonesia Tahun
2014
Variabel Penelitian Kategori n %
Jenis Kelamin
laki-laki 188 41.4
Perempuan 266 58.6
Total 454 100
Umur
Umur < 20 185 40.7
Umur >= 20 269 59.3
Total 454 100
Uang Saku
<1Juta 170 37.4
>= 1 juta 284 62.6
Total 454 100.0
13 Fakultas
FK 34 7.5
FKG 32 7
FIK 34 7.5
FKM 38 8.4
FARMASI 36 7.9
Hubungan karakteristik..., Muhyi Nur Fitrahanefi, FKM UI, 2014
5
Universitas Indonesia
Variabel Penelitian Kategori n %
FMIPA 32 7
FASILKOM 36 7.9
FT 32 7
FE 34 7.5
FIB 38 8.4
FISIP 38 8.4
FPSIKO 35 7.7
FH 35 7.7
Total 454 100
Fakultas Kesehatan dan Non Kesehatan
Fakultas Kesehatan 174 38
Fakultas Non Kesehatan 280 62
Total 454 100
Semester
Dua 72 15.9
Empat 141 31.1
Enam 191 42.1
Delapan 50 11
Total 454 100
Pengetahuan mengenai Gaya Hidup Sehat
Kurang 140 30.8
Baik 314 69.2
Total 454 100
Sikap mengenai Gaya Hidup Sehat
Negatif 187 41.2
Positif 267 58.8
Total 454 100
Perilaku Gaya Hidup
Tidak Sehat 186 41
Sehat 268 59
Total 454 100
Tabel 2 Distribusi Perilaku Mengenai Gaya Hidup Sehat Mahasiswa S1 Reguler Aktif
Universitas Indonesia Tahun 2014
No Perilaku Gaya Hidup Sehat Jumlah
n %
1 Bukan Perokok 408 89,8
2 Olahraga dalam satu minggu terakhir 274 60,4
3 Pola Tidur baik 40 8.8
4 Pola Makan baik 71 25.6
5 Pengendalian stress baik 101 22.2
6 Perilaku cuci tangan baik 37 8.1
7 Kebiasaan membuang sampah 218 48
Tabel 2 menunjukkan bahwa hanya perilaku merokok dan olahraga yang sudah baik,
sedangkan empat variabel sisanya masih harus ditingkatkan lagi. Perilaku mencuci
tangan merupakan subvariabel dengan nilai terendah, hal ini menunjukkan bahwa
perilaku mencuci tangan responden masih buruk.
Hubungan karakteristik..., Muhyi Nur Fitrahanefi, FKM UI, 2014
6
Universitas Indonesia
Tabel 3 Distribusi Subvariabel Pengetahuan Mengenai Gaya Hidup Sehat Mahasiswa
S1 Reguler Aktif Universitas Indonesia Tahun 2014
No Pengetahuan Mengenai Gaya Hidup Sehat Kurang Baik Total
n % n % n %
1 Pengetahuan mengenai olahraga 405 89.2 49 11 454 100
2 Pengetahuan mengenai rokok 368 81.1 86 19 454 100
3 Pengetahuan mengenai durasi tidur 346 76.2 108 23.8 454 100
4 Pengetahuan mengenai pola makan 284 62.6 170 37.4 454 100
5 Pengetahuan mengenai pengendalian stress 385 84.8 69 15 454 100
6 Pengetahuan mengenai cuci tangan 278 61.2 176 38.8 454 100
7
Pengetahuan mengenai pengendalian
sampah 146 32.2 308 67.8
454 100
Tabel 4 Distribusi Subvariabel Sikap Mengenai Gaya Hidup Sehat Mahasiswa S1
Reguler Aktif Universitas Indonesia Tahun 2014
No Sikap Mengenai Gaya Hidup Sehat Negatif Positif Total
n % n % n %
1 Sikap mengenai olahraga 200 44.1 254 55.9 454 100
2 Sikap mengenai rokok 160 35.2 294 64.8 454 100
3 Sikap mengenai durasi tidur 174 38.3 280 61.7 454 100
4 Sikap mengenai pola makan 187 41.2 267 58.8 454 100
5 Sikap mengenai pengendalian stress 204 44.9 250 55.1 454 100
6 Sikap mengenai cuci tangan 258 56.8 196 43.2 454 100
7 Sikap mengenai pengendalian sampah 206 45.4 248 54.6 454 100
Tabel 3 menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan
kurang baik mengenai subvariabel perilaku gaya hidup sehat. Hanya pengetahuan
mengenai pengendalian sampah saja yang sudah baik. Sedangkan mengenai sikap
(tabel 4), sebagian besar responden memiliki sikap positif terhadap perilaku gaya
hidup sehat. Maka peningkatan pengetahuan dan sikap merupakan hal yang harus
diperhatikan.
Tabel 5 Distribusi Perilaku Gaya Hidup Sehat Mahasiswa 13 Fakultas di
Universitas Indonesia Tahun 2014
Fakultas
Gaya Hidup Sehat
Total Tidak Sehat Sehat
n % n % n %
FK 7 20.6 27 79.4 34 100
FKG 6 18.8 26 81.3 32 100
FIK 16 47.1 18 52.9 34 100
Hubungan karakteristik..., Muhyi Nur Fitrahanefi, FKM UI, 2014
7
Universitas Indonesia
Fakultas
Gaya Hidup Sehat
Total Tidak Sehat Sehat
n % n % n %
FKM 7 18.4 31 81.6 38 100
FARMASI 13 36.1 23 63.9 36 100
FMIPA 18 56.3 14 43.8 32 100
FASILKOM 17 47.2 19 52.8 36 100
FT 13 40.6 19 59.4 32 100
FE 16 47.1 18 52.9 34 100
FIB 10 26.3 28 73.7 38 100
FISIP 20 52.6 18 47.4 38 100
FPSIKO 24 68.6 11 31.4 35 100
FH 19 54.3 16 45.7 35 100
Tabel 5 menunjukkan bahwa Fakultas Kesehatan Masyarakat merupakan
fakultas yang mahasiswanya memiliki perilaku gaya hidup sehat paling tinggi
(81,6%). Sedangkan Fakultas Psikologi merupakan fakultas yang mahasiswanya
memiliki perilaku gaya hidup sehat paling rendah jika dibandingkan dengan 13
fakultas yang lain.
Tabel 6 Hubungan Karakteristik Mahasiswa, Pengetahuan, dan Sikap mengenai
Perilaku Gaya Hidup Sehat dengan Perilaku Gaya Hidup Sehat Mahasiswa S1 Reguler
Aktif Universitas Indonesia Tahun 2014 (Analisis Bivariat)
Variabel
Gaya Hidup Sehat Total P-value
OR
(CI 95 %) Tidak Sehat Sehat
n % n % n %
Jenis Kelamin 0,49 1,2
Laki-Laki 81 43,1 107 56,9 188 100 (0,79-1,69)
Perempuan 105 39,5 161 60,5 266 100
Umur 0,69 1,1
< 20 tahun 78 42,2 107 57,8 185 100 (0,74-1,58)
≥ 20 tahun 108 40,1 161 59,9 269 100
Uang Saku 1 1,01
<1 juta 70 41,2 100 58,8 170 100 (0,68-1,5)
≥ 1 juta 116 40,8 168 59,2 284 100
Hubungan karakteristik..., Muhyi Nur Fitrahanefi, FKM UI, 2014
8
Universitas Indonesia
Variabel
Gaya Hidup Sehat Total P-value
OR
(CI 95 %) Tidak Sehat Sehat
n % n % n %
Fakultas 0,000 2,45
Non Kesehatan 137 48.93% 143 51,07 280 100 (1,63-3,66)
Kesehatan 49 28.16% 125 71,84 174 100
Pengetahuan 0.75 1,1
Kurang 59 42,1 81 57,9 186 100 (0,71-1,6)
Baik 127 40,4 187 59,6 268 100
Sikap 0.175 1,32
Negatif 84 44,9 103 55,1 187 100 (0,9-1,9)
Positif 102 38,2 165 61,8 267 100
Total 186 100 268 100 454 100
Berdasarkan Tabel 6 dapat dilihat bahwa pada variabel penelitian yang ada
hanya terdapat 1 variabel yang memiliki hubungan berkmakna dengan gaya hidup
sehat, yaitu variabel fakultas (p = 0,000), sedangkan variabel lain tidak memiliki
hubungan yang bermakna dengan gaya hidup sehat. Secara proporsi, mahasiswa
yang memiliki pengetahuan baik, sikap positif memiliki perilaku gaya hidup sehat
lebih tinggi. Hal yang serupa juga terjadi pada jenis kelamin perempuan, uang saku
di atas satu juta rupiah, umur lebih dari atau sama dengan 20 tahun, dan fakultas
kesehatan yaitu memiliki proporsi yang lebih besar.
Pembahasan Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan dan kelebihan
dibandingkan dengan penelitian terdahulu. Keterbatasan penelitian ini yaitu
menggunakan kuota sampling, sehingga hasil penelitian tidak dapat digeneralisasikan
terhadap total populasi, penelitian menggunakan alat ukur kuesioner yang diisi
sendiri oleh responden sehingga memungkinkan adanya subyektifitas. Kelebihan
penelitian ini yaitu merupakan penelitian pertama yang dilakukan di Universitas
Indonesia dengan total sampel 454 responden di 13 Fakultas yang ada.
Berdasarkan hasil penelitian, proporsi gaya hidup sehat terlihat lebih besar
pada jenis kelamin perempuan dengan hasil uji statistic yang menunjukan bahwa
Hubungan karakteristik..., Muhyi Nur Fitrahanefi, FKM UI, 2014
9
Universitas Indonesia
tidak ada hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dengan gaya hidup sehat.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Arvianti (2009)
bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dengan gaya hidup
sehat (nilai p= 0,63 dan Odds Ratio= 1,485) dengan proporsi 67,1% pada jenis
kelamin perempuan dan 57,9% pada jenis kelamin laki-laki. Dalam penelitian ini
jenis kelamin bukanlah faktor utama yang mempengaruhi perilaku seseorang.
Berdasarkan proporsi jenis kelamin, maka perlu dilakukan intervensi lebih lanjut
untuk meningkatkan jenis kelamin yang memiliki perilaku gaya hidup tidak sehat
yaitu jenis kelamin laki-laki. Jenis kelamin laki-laki patut dijadikan prioritas sasaran
dalam membuat program terkait peningkatan perilaku gaya hidup sehat di fakultas di
Universitas Indonesia.
Proporsi umur dengan gaya hidup sehat yaitu sebanyak 59,9% responden
pada umur di atas atau sama dengan 20 tahun dan 57,8% pada umur kurang dari 20
tahun. Departemen Kesehatan RI (2008) menyatakan bahwa, semakin tua umur
seseorang maka semakin ketat upayanya dalam menjaga kesehatan. Namun dalam
penelitian ini, didapatkan hubungan yang tidak bermakna antara umur dengan gaya
hidup sehat (nilai p= 0,69). Hal tersebut dimungkinkan karena pada penelitian kali
ini, rentang umur tidak terlalu jauh yaitu 17 tahun hingga 24 tahun, dengan rata-rata
umur 20 tahun. Maka untuk meningkatkan perilaku gaya hidup sehat pada
mahasiswa, tidak memerlukan bentuk intervensi yang berbeda pada kategori umur.
Namun, untuk meningkatkan upaya preventif, perlu dilakukan intervensi yang lebih
besar untuk kategori umur di bawah 20 tahun, khususnya pada umur yang paling
muda agar memiliki perilaku gaya hidup sehat sejak dini. Hubungan tidak bermakna
terjadi pula antara variabel uang saku dan perilaku gaya hidup sehat yang
menunjukkan bahwa dalam penelitian ini semakin tinggi pendapatan belum tentu
semakin tinggi upaya untuk pencegahan terhadap suatu penyakit. Maka untuk
meningkatkan perilaku gaya hidup sehat, perlu dilakukan pelatihan untuk pengaturan
keuangan mahasiswa. Selain itu, untuk uang saku yang kurang dari 1 juta rupiah,
perlu direkomendasikan untuk mendapatkan tambahan beasiswa dari Universitas
atau pihak lainnya, agar dia memiliki kemampuan untuk membeli makanan gizi
seimbang.
Hubungan karakteristik..., Muhyi Nur Fitrahanefi, FKM UI, 2014
10
Universitas Indonesia
Berdasarkan fakultas, didapatkan proporsi perilaku gaya hidup sehat yang
lebih besar pada fakultas kesehatan yaitu sebesar 71,84% dibandingkan dengan
fakultas non-kesehatan yaitu sebesar 51,07% dengan nilai p kurang dari 0,05,
sehingga memiliki hubungan yang bermakna dengan gaya hidup sehat. Hal ini sesuai
dengan teori Green (2000) bahwa lingkungan tempat seorang beraktivitas
mempengaruhi perilaku individu dan komunitas. Untuk meningkatkan perilaku gaya
hidup sehat, perlu dilakukan intervensi yang berbeda di masing-masing fakultas.
Salah satu contohnya yaitu dengan memberikan pesan-pesan mengenai perilaku gaya
hidup sehat pada lingkungan fakultas, seperti kantin, tempat diskusi, perpustakaan
fakultas, toilet, tempat ibadah, dan tempat lain yang sering dikunjungi mahasiswa.
Selain itu, pihak fakultas juga perlu menunjang fasilitas untuk meningkatkan perilaku
gaya hidup sehat, seperti tempat cuci tangan, tempat sampah dengan jumlah
memadai, toilet yang bersih dan sebagainya. Budaya kesehatan akan terbentuk
dengan adanya fasilitas yang memadai dan orang-orang yang mendukung.
Hasil penelitian mengenai hubungan pengetahuan dan sikap terhadap gaya
hidup sehat menunjukkan hubungan tidak bermakna secara statistik. Hasil penelitian
ini sama dengan penelitian Arvianti (2009) dan Jubaedah (2003) yang menunjukkan
tidak adanya hubungan bermakna antara pengetahuan dan sikap dengan perilaku
gaya hidup sehat. Walaupun hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan tidak
menunjukkan hubungan bermakna secara signifikan, namun upaya pendidikan untuk
meningkatkan pengetahuan tetap dibutuhkan. Salah satu contoh upaya untuk
meningkatkan pengetahuan dan sikap yaitu dengan memberikan pendidikan secara
berkala dalam bentuk seminar, kelas, atau fokus grup diskusi dalam jumlah lebih
kecil khususnya pada mahasiswa tahun pertama.
Gaya hidup sehat merupakan penerapan kebiasaan yang baik bagi kesehatan
seseorang sesuai dengan standar kesehatan yang berlaku. Dalam penelitian ini,
diperoleh hasil bahwa 59% (268 orang) responden memiliki gaya hidup sehat dan
41% (186 orang) responden memiliki gaya hidup tidak sehat. Penelitian ini memiliki
nilai lebih tinggi dari penelitian Jubaedah (2003) yang menunjukkan bahwa 50%
(157 orang) responden memiliki gaya hidup sehat. Penelitian ini juga lebih besar dari
penelitian yang dilakukan oleh Faaghna (2004) yang menemukan bahwa lebih dari
separuh penduduk DKI Jakarta memiliki perilaku gaya hidup sehat baik serta sangat
Hubungan karakteristik..., Muhyi Nur Fitrahanefi, FKM UI, 2014
11
Universitas Indonesia
baik yaitu sebesar 22,7%. Namun, penelitian ini lebih kecil dari penelitian oleh
Arvianti (2009) yang menyatakan bahwa 65,2% mahasiswa Fakultas Peminatan
Promosi Fakultas Kesehatan Masyarakat memiliki perilaku gaya hidup sehat.
Untuk meningkatkan perilaku gaya hidup sehat, berdasarkan teori Green
(2000), dapat dilakukan dengan meningkatkan intervensi pada faktor predisposisi
yaitu pengetahuan, sikap, dan budaya pada masing-masing fakultas. Berdasarkan
hasil penelitian, fakultas merupakan faktor yang paling memiliki hubungan
bermakna dengan perilaku gaya hidup sehat, maka perlu dilakukan intervensi yang
lebih pada fakultas. Intervensi dapat dilakukan dengan menyediakan fasilitas
penunjang perilaku gaya hidup sehat, seperti tempat cuci tangan, tempat sampah
sesuai proporsi jumlah mahasiswa, toilet yang bersih, kantin yang hygienis, dan
intervensi lainnya. Untuk menambah pengetahuan dan sikap, dapat dilakukan dengan
memberikan edukasi berupa poster atau stiker yang di tempelkan pada tempat-tempat
strategis pada masing-masing fakultas, seperti kantin, perpustakaan, koridor, toilet,
lift, dan sebagainya.
Kesimpulan
1. Sebagian besar responden responden berjenis kelamin perempuan (58,6%) dan
memiliki umur lebih dari 20 tahun (59,3%). Sebagian responden memiliki uang
saku lebih dari sama dengan 1.000.000 rupiah (62,6%) dengan uang saku paling
kecil 100.000 rupiah dan uang saku paling besar 3.500.000 rupiah. Sebesar 38,3
% responden berasal dari fakultas kesehatan (FK, FKG, FIK, Farmasi, FKM) dan
61,7% responden berasal dari fakultas non kesehatan (FISIP, FIB, FE, FT,
FMIPA, Fasilkom, FH, FPsiko). Rata-rata responden adalah mahasiswa semester
6, dengan komposisi masing-masing fakultas rata-rata 32 responden.
2. Sebanyak 69,2% responden memiliki pengetahuan mengenai gaya hidup sehat
baik dan 58,8% responden memiliki sikap positif mengenai perilaku gaya hidup
sehat. Sebanyak 59 % responden memiliki perilaku gaya hidup sehat, dengan
perilaku gaya hidup sehat tertinggi terdapat di Fakultas Kesehatan Masyarakat
dan terendah di Fakultas Psikologi.
3. Setelah dilakukan uji analisis bivariat, dari tujuh variabel independen yaitu umur,
jenis kelamin, uang saku, fakultas, pengetahuan, dan sikap terhadap variabel
Hubungan karakteristik..., Muhyi Nur Fitrahanefi, FKM UI, 2014
12
Universitas Indonesia
dependen perilaku gaya hidup sehat, diperoleh hasil hanya variabel fakultas yang
memiliki hubungan bermakna terhadap perilaku gaya hidup sehat dengan nilai
p=0,000. Responden fakultas kesehatan memiliki peluang 2,45 kali mempunyai
gaya hidup sehat dibandingkan dengan fakultas non kesehatan (CI 95%: 1,63-
3,66).
Saran
1. Universitas Indonesia
Saran yang dapat diberikan kepada Universitas Indonesia berdasarkan hasil
penelitian ini, yaitu:
a. Menetapkan peraturan terkait pengelolaan dan pembangunan fakultas
berorientasi kesehatan. Orientasi kesehatan yang dimaksud yaitu dapat berupa
standar kebersihan makanan dan fasilitas kantin, sarana untuk cuci tangan,
tempat sampah, tempat ibadah, kamar mandi dan fasilitas olahraga.
b. Melakukan inovasi dalam upaya promosi kesehatan dengan membuat kegiatan
seperti “UI Berolahraga” yang merupakan gerakan satu hari berolahraga di setiap
fakultas yang diikuti oleh seluruh civitas akademika UI, satu kali dalam satu
semester.
c. Menerapkan program pemerintah kota Depok yang dapat meningkatkan perilaku
gaya hidup sehat mahasiswa di lingkungan kampus, seperti One Day No Rice
setiap hari selasa, One Day No Car, Kawasan Tanpa Rokok, dan Kantin Sehat.
d. Memberikan beasiswa kepada mahasiswa yang kurang mampu agar dapat
memiliki perilaku gaya hidup sehat, khususnya dalam memenuhi gizi seimbang,
karena berdasarkan penelitian ini, mahasiswa yang memiliki uang saku kurang,
memiliki perilaku gaya hidup yang tidak sehat.
2. Fakultas
Saran yang dapat diberikan kepada Fakultas Universitas Indonesia berdasarkan
hasil penelitian ini, yaitu:
a. Melakukan upaya peningkatan pengetahuan mengenai perilaku gaya hidup sehat
sejak mahasiswa baru secara berkala dengan cara seminar, focus group
discussion atau role play di masing-masing fakultas.
Hubungan karakteristik..., Muhyi Nur Fitrahanefi, FKM UI, 2014
13
Universitas Indonesia
b. Membuat fasilitas yang mendukung perilaku gaya hidup sehat di setiap fakultas,
seperti tempat sampah, tempat cuci tangan, kantin yang bersih, fasilitas olahraga
dan lain sebagainya sesuai dengan proporsi jumlah mahasiswa yang ada.
c. Memasang stiker atau poster inspiratif mengenai gaya hidup sehat dan pesan
kesehatan agar mahasiswa terpapar lebih banyak tentang perilaku gaya hidup
sehat. Misal, ditempel stiker atau poster di setiap halte bus kuning, halte sepeda,
toilet, kantin, mushola, kelas, dan sebagainya.
d. Membuat program olahraga rutin di masing-masing fakultas, seperti senam
bersama, jogging, jalan santai, atau lain sebagainya.
e. Turut serta dalam upaya yang dilakukan oleh pihak universitas untuk
meningkatkan perilaku gaya hidup sehat mahasiswa Universitas Indonesia.
3. Dinas Kesehatan Kota Depok
Saran yang dapat diberikan kepada Dinas Kesehatan Kota Depok berdasarkan
hasil penelitian ini, yaitu:
a. Menguatkan kerjasama dengan pihak Universitas Indonesia terkait penegakan
peraturan terkait kawasan tanpa rokok di kawasan kampus di Depok.
b. Membuat program inovasi dengan pihak Universitas Indonesia terkait pendidikan
kesehatan terkait isu perilaku gaya hidup sehat kepada mahasiswa.
4. Peneliti Lain
Saran yang dapat diberikan kepada peneliti lain berdasarkan hasil penelitian
ini, yaitu:
a. Melakukan penelitian serupa dengan variabel baru yang belum diteliti dalam
penelitian ini. Indikator penilaian variabel dependen perilaku gaya hidup sehat
bisa dilengkapi dengan memasukkan parameter menjaga kebersihan diri
(frekuensi mandi), rekreasi atau hiburan, pengukuran indeks massa tubuh atau z-
score.
b. Melakukan penelitian dengan metode lain yaitu case control atau kohort untuk
dapat melihat hubungan sebab akibat dari penyakit yang disebabkan oleh gaya
hidup tidak sehat.
Hubungan karakteristik..., Muhyi Nur Fitrahanefi, FKM UI, 2014
14
Universitas Indonesia
Daftar Pustaka
Arvianti, Karina. (2009). Hubungan Pengetahuan dan Sikap dengan Gaya Hidup
Sehat Mahasiswa S1 Peminatan Promosi Kesehatan Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Indonesia tahun 2009. FKM UI : Skripsi.
Beaglehole R, Bonita R, Horton R et al.. (2011). Priority action for the non-
communicable diseases crisis. The Lancet, Early online e publication 6 April
2011 doi: 10.16/S01040-6736(11)60393-0.
Crisostomo, Sheila. (2012). Southeast Asia facing epidemic of non-communicable
disease. Department Health Republic Phlippines. hal. 20.
Departemen Kesehatan RI. (2008). Laporan Riset Kesehatan Dasar Indonesia 2007.
Jakarta : Departemen Kesehatan.
Dr.Anies, MKes PKK. (2006). Waspada Ancaman Penyakit Tidak Menular Solusi
Pencegahan dari Aspek Perilaku dan Lingkungan. Jakarta : PT Alex Media
Komputindo.
Faaghna, Laila. (2005). Hubungan Perilaku Sehat Masyarakat DKI Jakarta dengan
Status Kesehatan Penduduk Usia Produktif DKI Jakarta Tahun 2004,
Analisis Data Susenas. FKM UI : Skripsi.
Jubaedah, Lilis. (2003). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Gaya Hidup Sehat
Mahasiswa Pada Perguruan Tinggi X. FKM UI : Tesis.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2012). Buletin Jendela, Data dan
Informasi Kesehatan. Penyakit Tidak Menular.
Kementerian Kesehatan RI. (2013). Laporan Riset Kesehatan Dasar Indonesia 2013.
Jakarta : Departemen Kesehatan.
Mufidah, Nurul. (2010). Hubungan Perilaku Pola Hidup Sehat Mahasiswa FK–USU
Angkatan 2007. Universitas Sumatera Utara : Skripsi.
Nasution, Mahdiyah. (2000). Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Pola
Konsumsi Mahasiswa Universitas Negeri Jakarta Tahun 2000. FKM UI :
Skripsi.
Natalia Situngkir, Lidia. (2012). Pengetahuan dan Sikap Gaya Hidup Sehat pada
Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara
tahun 2012. Universitas Sumatera Utara : Skripsi.
Hubungan karakteristik..., Muhyi Nur Fitrahanefi, FKM UI, 2014
15
Universitas Indonesia
Notoatmodjo, Soekidjo. (2011). Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni edisi revisi
2011. Jakarta : PT Rineke Cipta..
Tim Survei Kesehatan Nasional. (2002). Laporan Survei Kesehatan Rumah Tangga
2001. Jakarta : Departemen Kesehatan RI.
Tjandra. (2011). Pengaruh Globalisasi. Jakarta.
Wendy, Snowdon. (2011). Challenge of Non Communicable Diseasaes in the Pacific
Island : the Need for Evidence and Data. Asia Pacific Journal of Public
Health, 23 (1).p110.
World Health Organization. (2011). Global status report non-communicable
diseases 2010. Geneva : World Health Organization.
World Health Organization. (2008). The global burden of diseases: 2004 update.
Geneva : World Health Organization.
World Health Organization. (2011). Noncommunicable disease country profiles
2011 WHO global report, Geneva : World Health Organization.
Hubungan karakteristik..., Muhyi Nur Fitrahanefi, FKM UI, 2014