HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KADAR TIMBAL DALAM DARAH...

143
HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KADAR TIMBAL DALAM DARAH DAN DAMPAKNYA PADA KADAR HEMOGLOBIN PEKERJA PERCETAKAN DI KAWASAN MEGAMALL CIPUTAT TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM) Oleh : BETTI RONAYAN ADIWIJAYANTI 1111101000108 PEMINATAN KESEHATAN LINGKUNGAN PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H/2015 M

Transcript of HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KADAR TIMBAL DALAM DARAH...

Page 1: HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KADAR TIMBAL DALAM DARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29454/1/BETTI... · Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan

HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU

TERHADAP KADAR TIMBAL DALAM DARAH DAN

DAMPAKNYA PADA KADAR HEMOGLOBIN

PEKERJA PERCETAKAN DI KAWASAN

MEGAMALL CIPUTAT TAHUN 2015

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan

Masyarakat (SKM)

Oleh :

BETTI RONAYAN ADIWIJAYANTI

1111101000108

PEMINATAN KESEHATAN LINGKUNGAN

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1436 H/2015 M

Page 2: HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KADAR TIMBAL DALAM DARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29454/1/BETTI... · Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan
Page 3: HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KADAR TIMBAL DALAM DARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29454/1/BETTI... · Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan
Page 4: HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KADAR TIMBAL DALAM DARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29454/1/BETTI... · Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan
Page 5: HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KADAR TIMBAL DALAM DARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29454/1/BETTI... · Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

Skripsi, Juni 2015

Betti Ronayan Adiwijayanti, NIM : 1111101000108

Hubungan Karakteristik Individu Terhadap Kadar Timbal dalam Darah

dan Dampaknya pada Kadar Hemoglobin Pekerja Percetakan di Kawasan

Megamall Ciputat Tahun 2015

(VII + 107 halaman, 12 tabel, 6 gambar, 7 lampiran)

ABSTRAK

Industri percetakan menggunakan timbal sebagai pewarna yang dikelola

dengan cara memaparkan langsung pada pekerja. Pajanan timbal dapat

menyebabkan penurunan kadar hemoglobin. Hasil studi pendahuluan

menunjukkan 80% kadar hemoglobin pekerja di bawah normal. Tujuan penelitian

untuk mengetahui hubungan karakteristik individu (usia, lama kerja dan kebiasaan

merokok) terhadap kadar timbal dalam darah dan dampaknya pada kadar

hemoglobin pekerja percetakan di Kawasan Megamall Ciputat tahun 2015.

Penelitian ini merupakan penelitian epidemiologi dengan desain cross sectional

study. Analisis data yang digunakan adalah Partial Least Square. Penelitian

dilakukan sejak bulan Maret-Mei 2015 di Kawasan Megamall Ciputat pada

pekerja percetakan sebanyak 40 orang.

Hasil penelitian menunjukkan rata-rata kadar hemoglobin pekerja rendah

(12,34±1,53 gr/dl) dan rata-rata kadar timbal dalam darah pekerja rendah

(2,05±1,27 g/dl). Hasil uji hubungan langsung menunjukkan variabel yang

berhubungan dengan kadar timbal dalam darah adalah lama kerja (T test = 19,6)

dan kebiasaan merokok (T test = 2,07). Sedangkan variabel yang berhubungan

dengan kadar hemoglobin adalah kebiasaan merokok (T test = 3,84). Hasil uji

hubungan tidak langsung menunjukkan tidak terdapat hubungan antara masing-

masing variabel karakteristik individu dengan kadar hemoglobin melalui kadar

timbal dalam darah (usia (T test = 0,4), lama kerja (T test = 0,6) dan kebiasaan

merokok (T test = 0,5)). Hasil uji hubungan simultan menunjukkan tidak terdapat

hubungan simultan antara usia, lama kerja dan kebiasaan merokok dengan kadar

hemoglobin melalui kadar timbal dalam darah (T test = 0,62).

Pada penelitian ini diketahui rata-rata pekerja bekerja lebih dari tujuh

jam/hari yaitu 11 jam/hari. Hal ini dapat meningkatkan jumlah pajanan timbal dari

lingkungan kerja. Untuk menanggulangi masalah ini perlu dilakukan penetapan

jam kerja sesuai dengan undang-undang No. 13 tahun 2003 tentang

ketenagakerjaan. Selain itu setiap percetakan hendaknya menyediakan APD dan

mewajibkan pekerja untuk menggunakannya. Pengaturan jam kerja dan

penggunaan APD dapat mengurangi pajanan timbal dari lingkungan kerja.

Daftar bacaan : 77 (1897-2015)

Kata kunci : Kadar hemoglobin, Kadar timbal dalam darah, Percetakan

Page 6: HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KADAR TIMBAL DALAM DARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29454/1/BETTI... · Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan

STATE ISLAMIC UNIVERSITY OF SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

FACULTYOF MEDICINE AND HEALTH SCIENCE

STUDY PROGRAM OF PUBLIC HEALTH Undergraduate Thesis, June 2015

Betti Ronayan Adiwijayanti, NIM : 1111101000108

Relationship of The Individual Characteristics to The Blood Lead Levels and Its

Effect on Hemoglobin Levels of Printing Workers in Ciputat Megamall Region

2015 (VII + 107 pages, 12 tables, 6 charts, 7 attachment)

ABSTRACT

Printing industry using lead as a dye which is managed by exposing

directly to the worker. Exposure to lead can cause a decrease in hemoglobin

levels. The result of preliminary study showed that 80% of workers hemoglobin

levels below normal. The aim of research to determine the relationships of the

individual characteristics (age, length of employment and smoking habits) to the

blood lead levels and its effect on hemoglobin levels of printing workers in

Ciputat Megamall Region in 2015. This study is an epidemiological cross-

sectional study design. This study used Partial Least Square as data analysis

approach. The study conducted from March to May 2015 in Ciputat Megamall

Region with 40 printing workers.

The results showed that the average of workers hemoglobin levels below

normal (12.34±1.53 g/dl), and the average of workers blood lead level is below

the standard (2.05±1.27 g/dl). The test results of direct relationships showed

variables associated with blood lead levels is the length of work (T test = 19.6)

and smoking habits (T test = 2.07). While the variables associated with

hemoglobin levels are smoking habits (T test = 3.84). The test results of indirect

relationship showed no association between each individual characteristics

variable with hemoglobin levels through blood lead levels (ages (T test = 0.4),

duration of action (T test = 0.6) and smoking (T test = 0.5)). The test results

showed no simultaneous relationship between age, length of employment and

smoking habits with hemoglobin levels through blood lead levels (T test = 0.62).

In this study has been known that most workers work 11hours/day or more

than seven hours/day. This condition could increase the amount of lead exposure

from the working environment. Determination of work hours needs to be fit in

with Statute No. 13 of 2003 on manpower to overcome this problem. In addition,

every printing should provide PPE and make it compulsory for employees to use

it. Setting of work hours and the use of PPE can reduce lead exposure from the

working environment.

Reference : 77 (1897-2015)

Keyword : hemoglobin level, blood lead level, printing.

Page 7: HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KADAR TIMBAL DALAM DARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29454/1/BETTI... · Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan

i

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim, “Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatu”

Alhamdulillahirobbil alamin, puji sukur penulis ucapkan kepada Allah

SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah dan nikmat yang berlimpah,

sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dengan judul “Hubungan

Karakteristik Individu terhadap Kadar Timbal dalam Darah dan Dampaknya

pada Kadar Hemoglobin Pekerja Percetakan di Kawasan Megamall Ciputat

Tahun 2015”. Sholawat serta salam penulis haturkan kepada Rasulullah SAW,

semoga kita semua mendapatkan syafaatnya di akhirat nanti. Amin.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini bukan hanya karena usaha penulis

semata, namun banyak pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini.

Oleh karena itu pada kesempatan ini penulisjuga ingin mengucapkan rasa

terimakasih kepada :

1. Bapak Dr. H. Arif Sumantri, S.KM, M.Kes, selaku dekan Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Fajar Ariyanti, S.KM, M.Kes selaku Kepala Program Studi Kesehatan

Masyarakat.

3. Ibu Dewi Utami Iriani, M.Kes, Ph.D sebagai pembimbing I yang telah

banyak memberikan masukan dan saran perbaikan terhadap skripsi ini.

4. Ibu Minsarnawati, S.KM, M.Kes sebagai pembimbing II yang telah

banyak memberikan masukan dan saran perbaikan terhadap skripsi ini.

5. Para dosen-dosen Program Studi Kesehatan Masyarakat dan dosen-dosen

Peminatan Kesehatan Lingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang

telah memberikan ilmu yang bermanfaat.

Page 8: HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KADAR TIMBAL DALAM DARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29454/1/BETTI... · Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan

ii

6. Bapak Sukadi, Ibu Winarsih serta adikku tersayang Denda Mayora yang

selalu memberikan dukungan, nasehat serta doa yang selalu dipanjatkan

demi kelancaran penyusunan skripsi ini.

7. Mas Tri Nurdianto yang selalu memberi dukungan dan nasehat selama

penyusunan skripsi ini.

8. Jamaah kesling 2011 (Fiya, Niken, Onoy, Pewe, Ayu, Efri, Lifi, Feella,

Manyun, Dadut, Jebol, Ika, Ila, Anan, Rahmatika, Sajeng, Awal, Eka,

Chandra, Ois, Inu, Almen dan Hari)

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih kurang dari sempurna. Oleh karena

itu, penulis sangat mengharapkan saran perbaikan dari pembaca.

“Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatu”

Jakarta, Juni 2015

Penulis

Page 9: HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KADAR TIMBAL DALAM DARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29454/1/BETTI... · Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan

iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

A. Latar Belakang ............................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................ 7

C. Pertanyaan Penelitian ................................................................... 8

D. Tujuan Penelitian .......................................................................... 9

1. Tujuan Umum ................................................................... 10

2. Tujuan Khusus .................................................................. 10

E. Manfaat Penelitian ........................................................................ 11

1. Bagi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan ............... 11

2. Bagi Percetakan di Kawasan Megamall Ciputat .............. 11

3. Bagi Peneliti ..................................................................... 11

F. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................ 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 13

A. Timbal (Pb) .................................................................................. 13

1. Definisi dan Karakteristik Timbal (Pb) ............................ 13

2. Sumber Timbal ( Pb) ........................................................ 14

3. Manfaat Timbal (Pb) ........................................................ 16

4. Pajanan Timbal (Pb) ......................................................... 17

5. Metabolisme Timbal (Pb) ................................................. 20

6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kadar Timbal (Pb)

dalam Darah ...................................................................... 22

7. Dampak Timbal (Pb) Terhadap Kesehatan ...................... 26

8. Pencegahan Terhadap Pajanan Timbal (Pb) ..................... 30

B. Hemoglobin .................................................................................. 31

1. Definisi Hemoglobin (Hb) ................................................. 32

2. Kadar Hemoglobin (Hb) .................................................... 32

3. Atruktur Hemoglobin (Hb) ................................................ 33

Page 10: HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KADAR TIMBAL DALAM DARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29454/1/BETTI... · Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan

iv

4. Pembentukan Hemoglobin (Hb) ........................................ 34

5. Fungsi Hemoglobin (Hb) ................................................... 36

6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kadar Hemoglobin .... 36

7. Dampak Kekurangan Hemoglobin (Hb) ........................... 41

C. Timbal (Pb) dan Hemaglobin (Hb) ............................................... 43

D. Metode Partial Least Square (PLS) .............................................. 45

E. Kerangka Teori ............................................................................. 46

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL ..... 49

A. Kerangka Konsep ......................................................................... 49

B. Hipotesis ....................................................................................... 50

C. Definisi Operasional ..................................................................... 51

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN ................................................... 52

A. Desain Penelitian .......................................................................... 52

B. Waktu dan Tempat Penelitian ....................................................... 52

C. Populasi dan Sampel .................................................................... 52

D. Cara Pengukuran .......................................................................... 54

1. Sumber Data ...................................................................... 54

2. Pengolahan Data ................................................................ 54

3. Instrumen Penelitian .......................................................... 55

E. Analisis Data ................................................................................ 63

1. Analisis Univariat ............................................................. 63

2. Analisis metode Partial Least Square (PLS) .................... 63

BAB V HASIL ............................................................................................... 69

A. Gambaran Lokasi Penelitian ......................................................... 69

B. Analisa Univariat........................................................................... 70

1. Gambaran Kadar Hemoglobin ........................................... 70

2. Gambaran Kadar Timbal dalam Darah ............................. 70

3. Gambaran Karakteristik Individu ...................................... 70

C. Evaluasi dengan Metode Partial Least Square (PLS) .................. 71

1. Hubungan Langsung .............................................................. 73

2. Hubungan Tidak Langsung .................................................... 76

Page 11: HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KADAR TIMBAL DALAM DARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29454/1/BETTI... · Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan

v

3. Hubungan Simultan antara Usia, Lama Kerja (Tahun),

Kebiasaan Merokok Melalui Kadar Timbal dalam Darah

dengan Kadar Hemoglobin .................................................... 77

BAB VI PEMBAHASAN ............................................................................. 79

A. Keterbatasan Penelitian ................................................................. 79

B. Kadar Hemoglobin pada Pekerja Percetakan di Kawasan

Megamall Ciputat Tahun 2015 ...................................................... 79

C. Kadar Timbal dalam Darah Pekerja Percetakan di Kawasan

Megamall Ciputat Tahun 2015 ...................................................... 81

D. Hubungan Usia dengan Kadar Timbal dalam Darah .................... 83

E. Hubungan Lama Kerja (Tahun) dengan Kadar Timbal dalam

Darah ............................................................................................. 85

F. Hubungan Kebiasaan Merokok dengan Kadar Timbal dalam

Darah ............................................................................................. 87

G. Hubungan Usia dengan Kadar Hemoglobin.................................. 88

H. Hubungan Lama Kerja (Tahun) dengan Kadar Hemoglobin ........ 89

I. Hubungan Kebiasaan Merokok dengan Kadar Hemoglobin ......... 91

J. Hubungan Kadar Timbal dalam Darah dengan Kadar

Hemoglobin ................................................................................... 93

K. Hubungan Simultan antara Usia, Lama Kerja (Tahun), dan

Kebiasaan Merokok dengan Kadar Hemoglobin Melalui

Kadar Timbal dalam Darah ........................................................... 95

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 100

A. Simpulan........................................................................................ 100

B. Saran .............................................................................................. 102

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 104

Page 12: HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KADAR TIMBAL DALAM DARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29454/1/BETTI... · Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan

vi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Dampak Kesehatan Akibat Pajanan Timbal (Pb) .......................... 30

Tabel 3.1. Definisi Operasional ...................................................................... 51

Tabel 4.1. Jumlah Pekerja Press .................................................................... 52

Tabel 4.2. Proporsi Sampel Pekerja Press ..................................................... 53

Tabel 5.1. Distribusi Kadar Hemoglobin Pekerja Percetakan di Kawasan

Megamall Tahun 2015 .................................................................. 70

Tabel 5.2. Distribusi Kadar Timbal dalam Darah Pekerja Percetakan di

Kawasan Megamall Ciputat Tahun 2015 ...................................... 70

Tabel 5.3. Distribusi Karakteristik Individu Pekerja Percetakan di

Kawasan Megamall Ciputat Tahun 2015 ...................................... 71

Tabel 5.4. Nilai Outer Model ......................................................................... 72

Tabel 5.5. Evaluasi Inner Model .................................................................... 72

Tabel 5.6. Hasil Analisis Hubungan Langsung .............................................. 73

Tabel 5.7. Hubungan Kadar Timbal dalam Darah dengan Kadar

Hemoglobin ................................................................................... 75

Tabel 5.8. Hasil Uji Aroian ............................................................................ 76

Tabel 5.9. Hubungan Simultan antara Usia, Lama Kerja (Tahun),

Kebiasaan Merokok Melalui Kadar Timbal dalam Darah

dengan Kadar Hemoglobin............................................................ 78

Tabel 6.1. Peraturan Kadar Timbal dalam Darah Pekerja Berdasarkan

Usia................................................................................................ 84

Page 13: HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KADAR TIMBAL DALAM DARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29454/1/BETTI... · Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Metabolisme Timbal (Pb) dalam tubuh manusia ................... 20

Gambar 2.2. Proses Pembentukan Hemoglobin.......................................... 35

Gambar 2.3. Hematotoksisitas timbal (Pb) pada Sintesis Heme................. 43

Gambar 2.4. Kerangka Teori....................................................................... 48

Gambar 3.1. Kerangka Konsep ................................................................... 49

Gambar 4.1. Skema Hubungan Langsung antar Variabel Laten................. 65

Gambar 4.2. Skema Hubungan Tidak Langsung antara Variabel Usia

dengan Variabel Kadar Hemoglobin ...................................... 86

Gambar 4.3. Skema Hubungan Tidak Langsung antara Variabel Lama

Kerja dengan Variabel Kadar Hemoglobin ............................ 67

Gambar 4.4. Skema Hubungan Tidak Langsung antara Variabel

Kebiasaan Merokok dengan Variabel Kadar Hemoglobin .... 67

Gambar 4.5. Skema Hubungan Simultan antar Variabel laten ................... 68

Gambar 5.1. Diagram Jalur ......................................................................... 72

Page 14: HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KADAR TIMBAL DALAM DARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29454/1/BETTI... · Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Timbal merupakan bahan kimia yang termasuk dalam kelompok

logam berat dan merupakan bahan pencemar utama di lingkungan (Palar,

2004). Timbal termasuk kedalam golongan IV A pada tabel periodik unsur

kimia, mempunyai nomor atom 82 dengan bobot atau berat 207,2. Timbal

(Pb) merupakan logam berat berwarna kelabu kebiruan dan lunak dengan

titik leleh 327° C dan titik didih 1.620° C. Pada suhu 550°-600° C timbal

menguap dan bereaksi dengan oksigen dalam udara dan membentuk timbal

oksida. Timbal dapat mencemari udara dalam dua bentuk, yaitu dalam

bentuk gas dan partikel (CDC, 2014). United States Environmental

Protection Agency (US EPA) pada tahun 2014 menyebutkan standar

kualitas udara ambien nasional untuk timbal adalah 0,15 μg/m3. Standar

tersebut berlaku untuk pengukuran timbal di udara selama tiga bulan.

Centers for Disease Control and Prevention (CDC) pada tahun 1992

menyebutkan Recomended Exposure Limit (REL) untuk timbal di udara

adalah 100 μg/m3.

Timbal dan senyawanya dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui

saluran pernafasan dan saluran pencernaan, sedangkan absorbsi melalui

kulit sangat kecil (CDC, 1992). Timbal yang telah masuk kedalam tubuh

akan didistribusi ke dalam darah sebesar 95% (Palar, 2004). Centers for

Page 15: HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KADAR TIMBAL DALAM DARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29454/1/BETTI... · Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan

2

Disease Control and Prevention (CDC) pada tahun 1997 menetapkan bahwa

nilai ambang batas (NAB) kadar timbal dalam darah adalah 10 μg/dL.

Standar yang ditetapkan oleh CDC mengalami perubahan dari 25 μg/dL

menjadi 10 μg/dL, hal ini disebabkan timbal sudah memberikan dampak

kesehatan pada kadar yang lebih rendah dari 10 μg/dL (CDC, 2011).

Timbal merupakan unsur alami yang banyak dimanfaatkan pada awal

kehidupan manusia. Oleh karena itu banyak industri yang menggunakan

timbal dalam kegiatan produksinya. Hal ini menyebabkan distribusi

pencemaran timbal semakin meluas (CDC, 1992). Penggunaan timbal di

bidang industri antara lain industri baterai, cat, insektisida, tinta, kosmetik

dan percetakan. Sumber utama pencemaran timbal di lingkungan berasal

dari pajanan tinta yang bertimbal (CDC, 1992). Timbal dalam bentuk Pb-

karbonat dan Pb-sulfat digunakan sebagai zat warna putih, sedangkan Pb-

kromat digunakan sebagai warna kuning, jingga, merah dan hijau. Zat warna

ini banyak digunakan pada percetakan (Palar, 2004). Consumer Product

Safety Commission (CPSC) menyebutkan NAB timbal dalam tinta adalah

600 ppm atau 0,06 % dari berat kering tinta (ATDR, 2007).

Percetakan atau proses mencetak merupakan teknologi atau seni yang

memproduksi salinan cepat, seperti kata-kata atau gambar-gambar di atas

kertas, kain dan lainnya. Setiap harinya milyaran bahan cetak diproduksi,

termasuk buku, kalender, surat kabar, poster, undangan, dan bahan lain

(Oke, 2008). Kebutuhan masyarakat terhadap jasa percetakan yang tinggi,

meningkatkan jumlah percetakan di masyarakat. Berdasarkan data statistik

industri percetakan di Indonesia, penyebaran percetakan pada tahun 2010

Page 16: HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KADAR TIMBAL DALAM DARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29454/1/BETTI... · Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan

3

tidak merata, sebagian besar berada di Pulau Jawa (73,3 %), kemudian

Pulau Sumatra (13,4 %) dan Kalimantan (5,8 %). Pada data tersebut jumlah

percetakan yang terdata dengan jelas sebanyak 2.585 percetakan (Ratnasari,

2011). Percetakan yang terdata tidak termasuk percetakan kecil yang setiap

tahunnya terus berkembang dan bertambah banyak (Ratnasari, 2011).

Kawasan Megamall merupakan kawasan yang menjadi pusat

percetakan di Ciputat dengan luas daerah ± 1,5 hektar. Terdapat tujuh

percetakan di Kawasan Megamall yang beroperasi selama 24 jam per hari

untuk enam hari kerja selama seminggu. Rata-rata setiap percetakan

menghasilkan 500-1000 lembar flier dan leaflet, serta 100-150 buah buku.

Kapasitas mencetak dapat meningkat sesuai dengan permintaan konsumen.

Percetakan yang terdapat di Kawasan Megamall tidak hanya mencetak flier,

leaflet dan buku, namun juga mencetak poster berbagai ukuran, spanduk,

banner, sticker dan backdrop. Rata-rata dalam sehari setiap percetakan

mencetak 200-300 lembar spanduk maupun banner.

Bahan yang digunakan untuk mencetak spanduk, banner dan

backdrop berbeda dengan bahan yang digunakan untuk mencetak flier,

leaflet dan buku. Untuk mencetak spanduk, banner dan backdrop diperlukan

tinta solvent karena bahan cetaknya terbuat dari vynil dan flexy. Tinta

solvent adalah tinta yang menggunakan pelarut (solvent) untuk memperkuat

ikatan warna pada tinta dengan bahan cetak. Tinta solvent menggunakan

pewarna tambahan yang mengandung timbal (PMAI, 2003).

Proses mencetak merupakan langkah terpenting dari sebuah

penerbitan. Proses mencetak memanfaatkan timbal yang terbukti dapat

Page 17: HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KADAR TIMBAL DALAM DARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29454/1/BETTI... · Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan

4

meningkatkan kualitas hasil cetakan, baik dari segi warna maupun daya

ikatnya. Timbal yang digunakan di percetakan terbuat dari persenyawaan

timbal dan antimoni (Oke, 2008). Kedua logam tersebut memiliki dampak

kesehatan yang berbeda, salah satu dampak akumulasi timbal dalam tubuh

adalah gangguan sistem hematopoietik sedangkan akumulasi antimoni akan

berdampak pada gangguan saluran pernapasan (ATSDR, 2011).

Timbal dapat terakumulasi di dalam tubuh suatu organisme dan tetap

tinggal dalam jangka waktu lama sebagai racun. Manusia dapat

mengakumulasi timbal dari udara, air dan tanah yang terkontaminasi oleh

logam berat. Timbal dapat terdistribusi ke bagian tubuh manusia dan

sebagian akan terakumulasikan melalui berbagai perantara salah satunya

adalah melalui inhalasi udara yang tercemar timbal. Jika keadaan ini

berlangsung terus menerus dalam jangka waktu lama dapat mencapai

jumlah yang membahayakan kesehatan manusia (Fardiaz, 1992).

Menurut American Cancer Society (ACS) tahun 2014, pekerja yang

bekerja di percetakan memiliki tingkat risiko akibat pajanan timbal yang

tinggi terhadap pekerjanya. Printing Industry Association of Australia

menyebutkan bahwa bahan kimia yang digunakan di percetakan sering

dikelola dengan cara memaparkan langsung ke pekerja, orang lain, dan

lingkungan. Pajanan bahan ini dapat menyebabkan sakit kepala, mual,

gangguan pernapasan, kurang konsentrasi, kelelahan, keracunan, dan

kerusakan sistem saraf pusat (Oke, 2008).

Hasil penelitian Al-Hassani (2013) menunjukan ada peningkatan yang

signifikan terhadap kadar timbal dalam darah pada pekerja percetakan di

Page 18: HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KADAR TIMBAL DALAM DARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29454/1/BETTI... · Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan

5

Iraq. Beberapa dampak kesehatan dari kadar timbal dalam darah yang

melebihi Nilai Ambang Batas (NAB) seperti penurunan Intelligence

Quotient (IQ), encephalophaty, hipertensi, gangguan sistem saraf pusat dan

sistem hematopoetik (Yartireh dan Amir, 2013). Salah satu gangguan pada

sistim hematopoetik yang disebabkan oleh timbal dalam darah adalah

gangguan pada saat pembentukan hemoglobin. Hemoglobin merupakan

komponen penting dari sel darah merah yang memiliki peran dalam

transportasi oksigen dan karbon dioksida (Yartireh dan Amir, 2013).

Kadar normal hemoglobin pada laki-laki dewasa antara 13-17 g/dL,

pada wanita dewasa tidak hamil antara 12-16 g/dL, wanita dewasa yang

hamil antara 11-13 g/dL (Estridge dkk, 2000). Kadar hemoglobin ini dapat

menurun akibat beberapa faktor, salah satunya adalah keberadaan timbal

dalam darah (Yartireh dan Amir, 2013). Timbal yang terdapat di dalam

darah menghambat sebagian besar enzim yang berperan dalam

pembentukan salah satu bagian terpenting hemoglobin yaitu heme. Timbal

menghambat enzim ALAD dan ferrochelatase sehingga tidak dapat

mengubah porfobilinogen, akibatnya besi tidak dapat memasuki siklus

protoporfirin dan meningkatkan protoporfirinzinc. Pembentukan heme yang

terganggu menyebabkan kadar hemoglobin menurun (Lubis dkk, 2013).

Hampir 50% aktivitas enzim ALAD dan ferrochelatase dihambat pada

kadar timbal dalam darah sebesar 15 µg/dL (Lauwerys dan Perrine, 2001).

Timbal yang telah masuk kedalam tubuh akan didistribusi ke dalam

darah sebesar 95% yang terikat pada sel darah merah dan sisanya terikat

pada plasma darah (Palar, 2004). Setelah diserap, 99% timbal terikat pada

Page 19: HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KADAR TIMBAL DALAM DARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29454/1/BETTI... · Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan

6

sel darah merah, dan 1% menyebar bebas ke dalam jaringan lunak dan

tulang. Oleh karena itu kadar timbal dalam darah menggambarkan kadar

timbal dalam tubuh (ATSDR, 1999). Waktu paruh timbal dalam darah yaitu

1-2 bulan, sedangkan pada jaringan lunak selama satu sampai sepuluh tahun

(CDC, 2013). Pemeriksaan timbal dalam darah merupakan jenis diagnosis

yang sangat berguna untuk melihat pajanan timbal. Kadar timbal dalam

darah digunakan sebagai indikator pajanan timbal yang sering dipakai dalam

kaitannya dengan pajanan eksternal. Kadar timbal dalam darah merupakan

petunjuk langsung jumlah timbal yang sesungguhnya masuk ke dalam tubuh

(CDPH, 2009).

Penelitian yang dilakukan oleh Al-Hassani (2013) menunjukkan kadar

timbal dalam darah secara signifikan meningkat pada pekerja yang terpapar

timbal di lingkungan kerja. Penelitian serupa juga dilakukan oleh Oke dkk

(2008) yang menunjukan adanya hubungan antara kadar timbal dalam darah

dengan penurunan kadar hemoglobin pada pekerja di percetakan dengan OR

2,31. Hal ini menunjukkan kadar timbal dalam darah memiliki risiko 2,31

kali dalam menurunkan kadar hemoglobin. Penelitian di Indonesia juga

menunjukkan adanya hubungan yang kuat antara kadar timbal dalam darah

dengan kadar hemoglobin pada pekerja. Penelitian tersebut dilakukan oleh

Tjahjandi (2007) dengan OR 4,714 dan Mifbakhudi (2007) dengan OR

1,358.

Penelitian serupa juga dilakukan oleh Suhendro dkk (2007) pada

pengemudi bus kota, hasilnya kadar timbal dalam darah yang ≥ 10 µg/dL

memiliki hubungan kuat terhadap gejala anemia yaitu pusing, sakit kepala,

Page 20: HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KADAR TIMBAL DALAM DARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29454/1/BETTI... · Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan

7

lemas dan penurunan kadar hemoglobin. Penelitian yang dilakukan oleh Al-

Malki (2009) menunjukkan perubahan hubungan antara kadar timbal dalam

darah dengan kadar hemoglobin, hal ini disebabkan interaksi oleh faktor lain

yang tidak diteliti. Berdasarkan penelitian tersebut peneliti ingin melihat

hubungan antara kadar timbal dalam darah dengan kadar hemoglobin baik

ketika berinteraksi dengan faktor lain maupun tidak. Oleh karena itu dalam

penelitian ini peneliti menggunakan metode analisis Partial Least Square

agar peneliti dapat melihat hubungan antara kadar timbal dalam darah

dengan kadar hemoglobin baik langsung maupun dengan interaksi variabel

lainnya.

Hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada pekerja

percetakan di Kawasan Megamall, terdapat 80% pekerja yang memiliki

kadar hemoglobin di bawah normal. Selain itu 80% pekerja juga merasa

lemah, letih, lesu, sakit kepala dan pusing dalam satu tahun terakhir. Hasil

studi pendahuluan juga menunjukkan percetakan di Kawasan Megamall

menggunakan tinta solvent untuk mencetak pada bahan vynil dan flexy.

Rata-rata percetakan menghabiskan 200-250 liter tinta solvent dalam sehari.

Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengetahui hubungan karakteristik

individu terhadap kadar timbal dalam darah dan dampaknya pada kadar

hemoglobin pekerja percetakan di Kawasan Megamall Ciputat tahun 2015.

B. Rumusan Masalah

Kawasan Megamall merupakan kawasan percetakan di Ciputat dengan

tujuh percetakan yang beroperasi selama 24 jam/hari untuk enam hari

kerja selama seminggu. Percetakan yang terdapat di Kawasan Megamall

Page 21: HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KADAR TIMBAL DALAM DARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29454/1/BETTI... · Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan

8

menggunakan tinta solvent yang mengandung timbal 10% sebagai tinta

untuk mencetak pada media vynil dan flexyy. Hasil studi pendahuluan

yang dilakukan oleh peneliti pada pekerja percetakan di Kawasan

Megamall, terdapat 80% pekerja yang memiliki kadar hemoglobin di

bawah normal. Selain itu 80% pekerja juga merasa lemah, letih, lesu, sakit

kepala dan pusing dalam satu tahun terakhir. Hasil studi pendahuluan juga

menunjukkan rata-rata percetakan di Kawasan Megamall menghabiskan

200-250 liter tinta solvent dalam sehari.

Timbal dari tinta solvent dapat menguap ke lingkungan dan masuk ke

dalam tubuh, sehingga menyebabkan peningkatan kadar timbal dalam

darah. Peningkatan ini mengganggu pembentukan heme dengan

menghambat kerja enzim ALAD yang menyebabkan terjadinya penurunan

kadar hemoglobin. Mengingat bahan kimia yang digunakan di percetakan

sering dikelola dengan cara memaparkan langsung ke pekerja, maka

diperlukan suatu penelitian untuk mengetahui hubungan karakteristik

individu (usia, lama kerja dan kebiasaan merokok) terhadap kadar timbal

dalam darah dan dampaknya pada kadar hemoglobin pekerja percetakan di

Kawasan Megamall Ciputat tahun 2015.

C. Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana gambaran kadar hemoglobin pekerja percetakan di Kawasan

Megamall Ciputat tahun 2015?

2. Bagaimana gambaran kadar timbal dalam darah pekerja percetakan di

Kawasan Megamall Ciputat tahun 2015?

Page 22: HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KADAR TIMBAL DALAM DARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29454/1/BETTI... · Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan

9

3. Bagaimana gambaran karakteristik individu (usia, lama kerja (tahun) dan

kebiasaan merokok) pekerja percetakan di Kawasan Megamall Ciputat

tahun 2015?

4. Apakah terdapat hubungan langsung antara karakteristik individu (usia,

lama kerja (tahun) dan kebiasaan merokok) dengan kadar timbal dalam

darah pekerja percetakan di Kawasan Megamall Ciputat tahun 2015?

5. Apakah terdapat hubungan langsung antara karakteristik individu (usia,

lama kerja (tahun) dan kebiasaan merokok) dengan kadar hemoglobin

pekerja percetakan di Kawasan Megamall Ciputat tahun 2015?

6. Apakah terdapat hubungan langsung antara kadar timbal dalam darah

dengan kadar hemoglobin pekerja percetakan di Kawasan Megamall Ciputat

tahun 2015?

7. Apakah terdapat hubungan tidak langsung antara karakteristik individu

(usia, lama kerja (tahun) dan kebiasaan merokok) dengan kadar hemoglobin

pekerja percetakan di Kawasan Megamall Ciputat tahun 2015?

8. Apakah terdapat hubungan simultan antara karakteristik individu (usia, lama

kerja (tahun) dan kebiasaan merokok) melalui kadar timbal dalam darah

dengan kadar hemoglobin pada pekerja percetakan di Kawasan Megamall

Ciputat tahun 2015?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu tujuan umum dan tujuan

khusus. Berikut adalah tujuan dilakukannya penelitian ini :

Page 23: HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KADAR TIMBAL DALAM DARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29454/1/BETTI... · Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan

10

1. Tujuan Umum

Mengetahui hubungan karakteristik individu terhadap kadar timbal

dalam darah dan dampaknya pada kadar hemoglobin pekerja percetakan di

Kawasan Megamall Ciputat tahun 2015.

2. Tujuan khusus

1. Mengetahui gambaran kadar hemoglobin pekerja percetakan di Kawasan

Megamall Ciputat tahun 2015.

2. Mengetahui gambaran kadar timbal dalam darah pekerja percetakan di

Kawasan Megamall Ciputat tahun 2015.

3. Mengetahui gambaran karakteristik individu (usia, lama kerja (tahun) dan

kebiasaan merokok) pekerja percetakan di Kawasan Megamall Ciputat

tahun 2015.

4. Mengetahui hubungan langsung antara karakteristik individu (usia, lama

kerja (tahun) dan kebiasaan merokok) dengan kadar timbal dalam darah

pekerja percetakan di Kawasan Megamall Ciputat tahun 2015.

5. Mengetahui hubungan langsung antara karakteristik individu (usia, lama

kerja (tahun) dan kebiasaan merokok) dengan kadar hemoglobin pekerja

percetakan di Kawasan Megamall Ciputat tahun 2015.

6. Mengetahui hubungan langsung antara kadar timbal dalam darah dengan

kadar hemoglobin pekerja percetakan di Kawasan Megamall Ciputat

tahun 2015.

7. Mengetahui hubungan tidak langsung antara karakteristik individu (usia,

lama kerja (tahun) dan kebiasaan merokok) dengan kadar hemoglobin

pekerja percetakan di Kawasan Megamall Ciputat tahun 2015.

Page 24: HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KADAR TIMBAL DALAM DARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29454/1/BETTI... · Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan

11

8. Mengetahui hubungan simultan antara karakteristik individu (usia, lama

kerja (tahun) dan kebiasaan merokok) melalui kadar timbal dalam darah

dengan kadar hemoglobin pada pekerja percetakan di Kawasan

Megamall Ciputat tahun 2015.

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Bagi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Menjadi referensi tambahan bagi mahasiswa FKIK mengenai

hubungan karakteristik individu dan kadar timbal dalam darah dengan

kadar hemoglobin pada pekerja percetakan.

2. Manfaat Bagi Percetakan di Kawasan Megamall Ciputat

Menjadi masukan bagi percetakan dalam memberikan kenyamanan

dan keselamatan pekerjanya. Dengan mengetahui faktor-faktor yang

berpengaruh terhadap kadar timbal dalam darah, maka percetakan dapat

melakukan langkah pencegahan terhadap penyakit akibat kerja (PAK)

dalam kasus ini adalah penurunan kadar hemoglobin.

3. Manfaat Bagi peneliti

Dapat menigkatkan pengetahuan dan kesempatan untuk aplikasi

teori kesehatan lingkungan yang telah didapat di bangku kuliah.

Informasi tentang hubungan kadar timbal darah dengan kadar

hemoglobin dapat dikembangkan peneliti selanjutnya.

F. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini berjudul “Hubungan Karakteristik Individu terhadap

Kadar Timbal dalam Darah dan Dampaknya pada Kadar Hemoglobin

Pekerja Percetakan di Kawasan Megamall Ciputat Tahun 2015”. Penelitian

Page 25: HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KADAR TIMBAL DALAM DARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29454/1/BETTI... · Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan

12

ini dilakukan oleh mahasiswa semester VIII Peminatan Kesehatan

Lingkungan, Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran

dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta. Penelitian dilaksanakan bulan Maret-Mei tahun 2015 dan

dilakukan pada pekerja percetakan bagian press yang berjumlah 40 orang.

Penelitian ini merupakan penelitian epidemologi dengan desain cross

sectional study karena variabel eksogen, intervenning dan endogen akan

diukur pada waktu yang bersamaan. Analisis data menggunakan Partial

Least Square (PLS) dengan tujuan untuk melihat hubungan langsung,

hubungan tidak langsung maupun hubungan simultan setia variabelnya.

Responden akan diwawancarai dan diambil sampel darah vena serta

kapiler untuk pemeriksaan kadar timbal dalam darah dan kadar

hemoglobin.

Page 26: HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KADAR TIMBAL DALAM DARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29454/1/BETTI... · Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan

13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Timbal (Pb)

Tinjauan pustaka yang akan dibahas terkait timbal (Pb) meliputi defenisi

dan karakteristik timbal, sumber timbal, manfaat timbal, pajanan timbal,

metabolisme timbal, faktor-faktor yang mempengaruhi kadar timbal (Pb)

dalam Darah, dampak timbal terhadap kesehatan, dan pencegahan terhadap

pajanan timbal.

1. Defenisi dan Karakteristik Timbal (Pb)

Timah hitam atau timbal memiliki rumus kimia Pb, tergolong

kedalam logam berat, yang dalam sistem periodik unsur ini terletak pada

unsur golongan IV A periode ke 6. Timbal merupakan logam yang dalam

bentuk padat berwarna abu-abu mengkilat. Beberapa karakteristik timbal

sebagai berikut :

1. Nomor atom : 82

2. Berat atom : 207,19

3. Titik leleh : 327,5°C

4. Titik didih : 1740°C

5. Kerapatan : 11,34 gr/cm3

Timbal termasuk dalam logam berbahaya karena dalam kadar yang

kecil dapat bersifat racun dan berbahaya, selain itu timbal tidak dapat

didegradasi atau dihancurkan serta tahan terhadap korosi (ATSDR, 2007).

Page 27: HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KADAR TIMBAL DALAM DARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29454/1/BETTI... · Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan

14

Ketika terkena air atau udara, lapisan tipis yang dibentuk senyawa timbal

melindungi timbal dari korosi. Timbal adalah logam yang sangat mudah

dibentuk, namun sangat rapuh dan mudah mengkerut pada pendinginan.

Timbal juga sulit larut dalam air dingin, air panas dan asam. Timbal dapat

larut dalam asam nitrit, asam asetat dan asam sulfat pekat (Palar, 2004).

Pada suhu 550-600°C, timbal menguap dan bereaksi dengan

oksigen dalam udara membentuk timbal oksida. Timbal banyak digunakan

di industri biasanya terdiri dari timbal organik dan inorganik. Contoh

timbal organik antara lain timbal tetra etil (TEL: Tetra Ethyl Lead), timbal

tetra metil (TML: Tertra Methyl Lead), Pb acetat, Pb salicylate, Pb

stearate dan Pb oksalat. Timbal inorganik contohnya Pb monoxide, Pb

dioxide, Pb sulfate, Pb carbonate, Pb arsenate dan Pb chromat (Patty,

1897).

2. Sumber Timbal (Pb)

Timbal lebih tersebar luas dibanding kebanyakan logam toksik

lainnya. Kadarnya dalam lingkungan mneningkat karena penambangan,

peleburan, pembersihan dan berbagai penggunaan dalam bidang industri

(Lu, 2010). Sumber utama timbal dibagi menjadi dua, yaitu :

a. Alami

Timbal secara alamiah terdapat pada kerak bumi dalam jumlah

kecil pada batu-batuan, penguapan lava, tanah dan tumbuhan

(Widowati dkk, 2008). Biasanya kadar Pb dalam tanah berkisar antara

5 sampai 25 mg/kg, dalam air tanah dari 1 sampai 60 µg/L dan lebih

rendah dalam air permukan. Kadar timbal di udara dalam keadaan

Page 28: HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KADAR TIMBAL DALAM DARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29454/1/BETTI... · Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan

15

normal di bawah 1 µg/m3, tetapi dapat jauh lebih tinggi di tempat

kerja dan daerah dengan lalu lintas padat (Lu, 2010).

Di alam timbal terdapat dalam bentuk senyawa sulfat (PbSO4),

karbonat (PbCO3) dan sulfida (PbS). Biji timbal yang utama adalah

galena yang mengandung PbS. Timbal dapat diperoleh dengan

memanaskan PbS pada suhu tinggi, kemudian PbO yang terbentuk

direduksi dengan karbon. Untuk memurnikannya dari logam lain,

dilakukan elektrolisis sehingga menghasilkan Pb (Palar, 2004).

b. Antropogenik

1) Industri

Sumber utama pencemaran timbal ke lingkungan

khususnya udara adalah kegiatan industri (McGranahan dan

Murray, 2003). Penggunaan timbal dalam industri sangat luas

digunakan, terutama pada industri pembuatan baterai, keramik

dan percetakan (Schmitz dkk, 2003). Timbal tidak pernah

ditemukan dalam bentuk murninya, selalu bergabung dengan

logam lain dalam bentuk persenyawaan. Timbal yang dipakai

pada industri baterai dalam bentuk persenyawaan timbal dengan

bismuth, untuk percetakan digunakan persenyawaan timbal

dengan krom (PbCr04), untuk keramik digunakan persenyawaan

timbal dengan silikat (Pb silikat). Selain itu timbal juga digunakan

untuk industri pembuatan insektisida dan menggunakan

persenyawaan timbal dengan arsenat (Pb-arsenat) (Palar, 2004).

Page 29: HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KADAR TIMBAL DALAM DARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29454/1/BETTI... · Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan

16

2) Transportasi

Sumber utama pencemaran timbal berasal dari emisis gas

buang kendaraan bermotor yang menempati 90% dari total emisis

timbal di atmosfer. Sumber pajanan ini berasal dari bahan bakar

bensin yang mengandung timbal (Widowati, 2008). Dalam bentuk

organik, Timbal Tetra Etil (TEL: Tetra Ethyl Lead) dan Timbal

Tetra Metil (TML: Tertra Methyl Lead), dipakai sebagai

campuran bahan bakar bensin. Fungsinya meningkatkan daya

pelumasan, efisiensi pembakaran juga sebagai bahan anti-knock

pada bahan bakar (Fardiaz, 1992).

3. Manfaat Timbal (Pb)

Oleh karena sifatnya yang tahan panas, tidak mudah korosi dan

mudah dibentuk, timbal banyak dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-

hari. Sebagai contoh timbal digunakan dalam pembuatan baterai, produk-

produk logam seperti amunisi, pelapi kabel, pipa PVC, solder, bahan kimia

dan pewarna. Beberapa produk logam dibuat dari timbal murni yang

diubah menjadi berbagai bentuk, dan sebagian besar terbuat dari alloy

timbal. Solder mengandung 50-95% timbal, sedangkan sisanya adalah

timah. Logam pencetak yang digunakan dalam percetakan terdiri dari

timbal, timah dan antimony, dimana komposisinya pada umumnya terdiri

dari 85% timbal, 12% antimony, dan 3% timah. Alloy timbal yang

mempunyai titik cair rendah digunakan dalam alarm api, pemadam

kebakaran otomatis dan sekering listrik (Fardiaz, 1992).

Page 30: HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KADAR TIMBAL DALAM DARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29454/1/BETTI... · Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan

17

Penggunaan timbal dalam bentuk lainnya terbatas pada produk-

produk yang harus tahan karat, seperti pipa yang mengalirkan bahan-bahan

kimia yang korosif dan air. Timbal juga digunkana sebagai pelapis kabel

listrik yang akan ditanam di dalam tanah dan dibawah permukaan

air.komponen timbal juga digunakan sebagai pewarna cat karena

kelarutannya di dalam air rendah sehingga dapat melindungi warna.

Timbal juga digunakan sebagai campuran dalam pembuatan pelapis

keramik yang disebut glaze (Fardiaz, 1992).

4. Pajanan Timbal (Pb)

Penggunaan timbal yang semakin meluas akan menyebabkan jalur

masuk atau pajanan timbal ke tubuh manusia semakin besar. Penggunaan

timbal yang paling dekat dengan kehidupan sehari-hari seperti penggunaan

timbal untuk lapisan saluran air, pipa air dan peralatan memasak (Harrison

dan Laxen, 1981). Terdapat kemungkinan bahwa pajanan timbal pada

dekade terakhir semakin besar diakibatkandari pola dan aktivitas manusia

yang terus meningkat. Makanan dan minuman yang secara substansial

terkontaminasi dengan timbal akan memberikan efek kesehatan yang

merugikan. Meskipun timbal memiliki dampak bagi kesehatan, harus

diakui bahwa logam ini dalam konsentrasi tertentu dibutuhkan untuk

menjaga keseimbangan tubuh(Harrison dan Laxen, 1981). Namun

demikian, konsentrasi pajanan dari timbal harus diperhatikan agar tidak

terjadi sindrom atau defisiensi pada kesehatan manusia. Dalam konteks ini

perlu untuk memperhatikan berbagai sumber pajanan timbal ke manusia,

yaitu sebagai berikut (Harrison dan Laxen, 1981):

Page 31: HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KADAR TIMBAL DALAM DARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29454/1/BETTI... · Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan

18

a. Makanan dan minuman

Timbal dapat masuk ke dalam makanan melalui kontaminasi

selama proses persiapan untuk konsumsi. Sayuran dan buah menyerap

timbal dari dalam tanah, selain itu mereka juga terkontaminasi timbal

dari udara yang mengendap di kulit buah atau di lapisan-lapisan

sayuran. Timbal pada makanan juga bersumber dari air yang

digunakan untuk memasak, serta dari peralatan masak yang

mengandung timbal sebagai pelapis anti karat.

Makanan yang terkontaminasi timbal akan masuk ke dalam tubuh

melalui saluran pencernan atau secara ingesti. Timbal juga memasuki

tubuh melalui air yang dikonsumsi, seperti air minum, susu, soft drink,

minuman beralkohol dan air yang digunakan ketika memasak

makanan. Konsentrasi timbal yang tinggi biasanya terdapat pada air

minum yang dialirkan menggunakan pipa yang dilapisi timbal.

b. Udara

Transportasi dan industri merupakan faktor penyebab utama

meningkatnya konsentrasi timbal di udara semakin tinggi. Senyawa-

senyawa timbal yang mengalami oksidasi atau perubahan bentuk

menjadi gas atau partikel-partikel kecil masuk ke lingkungan dan

melayang-layang di udara bebas kemudian mengendap di tanah.

Timbal di udara ini dapat masuk ke dalam tubuh manusia (terlebih ke

dalam sistem peredaran darah) melalui saluran pernafasan.

Page 32: HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KADAR TIMBAL DALAM DARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29454/1/BETTI... · Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan

19

c. Air

Timbal dan persenyawaannya dapat berada di dalam badan

perairan secara alamiah dan sebagai dampak dari aktivitas manusia.

Secara alamiah, timbal dapat masuk ke badan perairan melalui

pengkristalan timbal di udara dengan bantuan air hujan dan melalui

proses korosifikasi dari batuan mineral. Timbal yang masuk ke dalam

badan perairan sebagai dampak dari aktivitas manusia berupa air

limbah dari industri yang menggunakan timbal. Air limbah yang

masih mengandung timbal masuk ke perairan melalui anak sungai

kemudian menuju lautan (Palar, 2004). Timbal dapat masuk ke dalam

tubuh melalui kontak dermal, yaitu terserap melalui permukaan kulit.

Biasanya ini terjadi ketika menggunakan air tercemar untuk mandi

atau berenang.

d. Tanah

Timbal yang masuk ke dalam tanah biasanya melalui emisi hasil

industri, pembuangan limbah industri dan rumah tangga. Timbal yang

berbentuk partikel-partikel kecil akan bergabung dengan debu dan

melayang-layang di udara kemudian mengendap di permukaan tanah.

Selain itu pembuangan limbah industri dan rumah tangga yang

menggunakansistem sistem landfill, dapat menghasilkan air lindih

yang mengandung timbal, kemudian masuk ke dalam tanah dan

mencemri kualitas tanah (ACS, 2014). Timbal yang berada di tanah

diserap dan diakumulasi oleh tumbuhan. Timbal ini dapat masuk ke

Page 33: HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KADAR TIMBAL DALAM DARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29454/1/BETTI... · Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan

20

dalam tubuh manusia jika manusia tersebut memakan tumbuhan yang

tercemar timbal (ingesti).

5. Metabolisme Timbal (Pb)

Timbal masuk ke dalam tubuh manusia melalui saluran pernafasan,

saluran pencernaan dan dermal. Saluran pernafasan merupakan jalur

pemajanan terbesar dengan tingkat absorbsi mencapai 40%. Sedangkan

absorbsi timbal melalui saluran pencernaan hanya 5-10%. Timbal yang

telah masuk kedalam tubuh akan didistribusi ke dalam darah sebesar 95%

yang terikat pad sel darah merah, dan sisanya terikat pada plasma darah.

Sebagian timbal disimpan pada jaringan lunak dan tulang. Eksresi

terutama melalui ginjal dan saluran pencernaan (Palar, 2004).

Gambar 2.1 : Metabolisme Timbal (Pb) dalam tubuh manusia

Palar (2004)

a. Absorbsi

Manusia dapat terpajan timbal yang ada di lingkungan, seperti

melalui udara, tanah, air, maupun makanan. Sebagian timbal di udara

dapat langsung terhirup oleh manusia, sedangkan yang lainnya jatuh

ke tanah dan permukaan air kemudian masuk ke dalam air tanah. Jalur

Page 34: HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KADAR TIMBAL DALAM DARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29454/1/BETTI... · Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan

21

lain yang dilalui timbal untuk masuk ke dalam tubuh manusia melalui

makanan dan minuman serta kulit (Harrison dan Laxen, 1981).

Timbal dan senyawanya masuk ke dalam tubuh melalui inhalasi

dan ingesti. Absorpsi melalui kulit hanya terjadi pada timbal dalam

bentuk organik. Timbal yang masuk melalui inhalasi akan masuk ke

dalam sistem pernapasan. Partikel < 10 µm dapat tertahan di paru-

paru, sedangkan partikel yang > 10 µm mengendap di saluran

pernapasan bagian atas (Joko, 1995).

Seseorang yang telah terpajan timbal, jika dilakukan pemeriksaan

terhadap kadar timbal dalam darah, maka diketahui bahwa 1µg/m3

timbal di udara memberikan kontribusi timbal dalam darah sekitar 1-2

µg/100 ml darah. Sementara itu sekitar 100 µg timbal dari makanan

memberikan kontribusi sekitar 6-18 µg/100 ml darah (WHO, 1977).

b. Penyimpanan

Timbal yang diabsorbsi diangkut oleh darah ke organ tubuh. 95%

timbal akan diikat oleh eritrosit dalam darah, 90% diikat oleh tulang,

sisanya terdeposit dalam jaringan lunak (hati, ginjal dan saraf). Waktu

tinggal timbal dalam darah yaitu 35 hari, pada jaringan lunak selama

40 hari, tulang trabekular selama 3-4 tahun, dan komponen kortikal

tulang selama 16-20 tahun (Lubis, 2013). Pada gusi, indikator adanya

timbal dalam tubuh dapat dilihat dari lead line, yaitu pigmen berwarna

abu-abu pada perbatasan antara gusi dan gigi yang merupakan tanda

khas keracunan timbal (Joko, 1995).

Page 35: HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KADAR TIMBAL DALAM DARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29454/1/BETTI... · Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan

22

c. Eksresi

Ekskresi timbal melalui saluran cerna berupa tinja, melalui saluran

eksresi berupa urin dan melalui keringat serta rambut. Ekskresi timbal

melalui urin sebanyak 75-80%, sedangkan melalui tinja hanya 15%

(Palar, 2004). Eksresi timbal melalui saluran cerna dipengaruhi oleh

saluran aktif dan pasif kelenjar saliva, pankreas dan kelenjar lainnya

di dinding usus, regenerasi sel epitel serta ekskresi empedu.

Sedangkan proses ekskresi timbal melalui ginjal dipengaruhi oleh

filtrasi glomerulus (Joko, 1995).

Kadar timbal dalam urin merupakan cerminan pajanan baru

sehingga pemeriksaan timbal urin dipakai untuk pajanan okupasional.

Timbal memiliki waktu paruh di dalam darah kurang dari 25 tahun,

pada jaringan lunak 40 hari sedangkan pada tulang 25 hari. Ekskresi

yang lambat ini menyebabkan timbal mudah terakumulasi dalam

tubuh, baik pada pajanan okupasional maupun non-okupasional (Joko,

1995).

6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kadar Timbal (Pb) dalam Darah

Pemeriksaan timbal dalam darah merupakan jenis diagnosis yang

sangat berguna untuk melihat pajanan timbal. Timbal dalam darah

merefleksikan keseimbangan dinamik antara absorbsi, ekskresi dan

pengendapan timbal, baik dalam jaringan lunak maupun jaringan keras.

Kadar timbal dalam darah digunakan sebagai indikator pajanan timbal

yang sering dipakai dalam kaitannya dengan pajanan eksternal. Kadar

Page 36: HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KADAR TIMBAL DALAM DARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29454/1/BETTI... · Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan

23

timbal dalam darah merupakan petunjuk langsung jumlah timbal yang

masuk ke dalam tubuh (CDPH, 2009).

Centers for Disease Control and Prevention (CDC) pada tahun

1997 menetapkan bahwa ambang batas kadar timbal dalam darah adalah

10 μg/dL. Standar yang diterapkan oleh CDC mengalami perubahan dari

25 μg/dL menjadi 10 μg/dL, hal ini disebabkan timbal sudah memberikan

dampak kesehatan pada kadar yang lebih rendah dari 10 μg/Dl (CDC,

2011). Australia National Health and Medical Council juga menyebutkan

bahwa kadar timbal dalam darah yang diperkenankan sebesar 10 µg/dL,

baik pada laki-laki, perempuan, anak-anak maupun akibat kerja (UNEP,

2014). Faktor yang mempengaruhi kadar timbal dalam darah, yaitu :

a. Usia

Usia dapat mempengaruhi kadar timbal dalam darah, ini dikaitkan

dengan semakin bertambah usia akan menurunkan status kesehatan

seseorang. Penurunan status kesehatan dikaitkan dengan penuaan yang

menyebabkan penurunan berbagai fungsi organ tubuh termasuk fungsi

paru (Boss dan Edwin, 1981). Murray (1986) dan Krumpe dkk (1985)

menyebutkan paru-paru manusia mengalami perkembangan pada usia

10-20 tahun, alveolus berkembangan maksimal pada usia 10-12 tahun.

Setelah itu sistem pernapasan akan mengalami perkembangan sampai

pada fungsi yang maksimal, yaitu pada usia 20 tahun untuk perempuan

dan 25 tahun untuk laki-laki (Janssens dkk, 1999).

Paru-paru pada orang dengan usia antara 30-40 tahun akan

mengalami penurunan fungsi sistem pernafasan. Penurunan ini

Page 37: HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KADAR TIMBAL DALAM DARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29454/1/BETTI... · Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan

24

ditunjukkan dari melambatnya sistem penyaringan udara oleh silia yang

terdapat di trakea dan bronkus (Boss dan Edwin, 1981). Melambatnya

sistem penyaringan udara mempermudah polutan termasuk timbal

untuk masuk melalui sistem pernafasan. Salah satu bagian dari sistem

pernafasan yang juga mengalami penurunan fungsi adalah alveolus

(Janssens dkk, 1999). Pada usia 20 tahun ke atas alveolus akan

membesar hingga usia 50 tahun. Setelah usia 50 tahun serat elastis pada

bronkiolus dan alveolus menjadi tidak elastis bahkan akan pecah dan

bergulung (Janssens dkk, 1999).

b. Jenis Kelamin

Efek toksik dari logam timbal pada laki-laki berbeda dengan

perempuan. Perempuan lebih rentan daripada laki-laki karena

perbedaan faktor ukuran tubuh (fisiologi), keseimbangan hormonal dan

perbedaan metabolisme (Saito dkk, 2006).

c. Kebiasaan Merokok

Rokok mengandung lebih dari 2000 substansi berbahaya termasuk

timbal. Timbal yang terdapat di dalam rokok berasal dari daun

tembakau selama proses penanaman (Hasan, 2013). Noor (2010)

menyebutkan secara alami kandungan timbal berasal dari tanah dan

udara yang memang menyimpan timbal, selain itu pupuk NPK selama

proses penanaman tembakau juga mempengaruhi kandungan timbal

dalam tembakau (Prasetya Online, 2011).

Rokok menghasilkan asap yang mengandung 4000 bahan

berbahaya, baik dalam bentuk gas maupun partikel. Beberapa bahan

Page 38: HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KADAR TIMBAL DALAM DARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29454/1/BETTI... · Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan

25

berbahaya tersebut adalah akrolein, formaldehid, karbon monoksida,

nikotin, fenol, asan sianida dan potasium. Bahan-bahan tersebut bersifat

toksik terhadap epitelium yang terdapat di saluran pernafasan. Sifat

toksik dari bahan-bahan berbahaya ini ditunjukkan dari penurunana

fungsi silia serta menganggu proses regenerasi sel epitel dan silia

(Tamashiro dkk, 2009). Penurunan fungsi dari silia menyebabkan silia

tidak dapat menyaring udara yang tercemar timbal ketika masuk ke

dalam saluran pernapasan, sehingga timbal akan mudah masuk ke

dalam paru-paru dan bercampur dengan darah untuk kemudian

diedarkan oleh darah ke seluruh tubuh (Khan dkk, 2014).

d. Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)

Alat pelindung diri yang digunakan oleh pekerja untuk mengurangi

pajanan timbal di lingkungan kerja seperti masker dan sarung tangan.

Dengan menggunakan masker, pajanan timbal dari lingkungan kerja

yang masuk melalui saluran pernapasan akan berkurang. Masker akan

menyaring udara yang dihirup dan timbal dalam udara akan tersaring

meskipun tidak seluruhnya tersaring (WHO, 1977).

e. Lama Kerja

Seseorang yang bekerja pada lingkungan dengan pajanan timbal

dapat mengalami gangguan kesehatan. Hal ini terjadi akibat

penumpukan timbal dalam tubuhnya. Semakin lama orang tersebut

bekerja maka semakin bertambah jumlah pajanan timbal yang diterima

(Patrick, 2006).

Page 39: HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KADAR TIMBAL DALAM DARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29454/1/BETTI... · Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan

26

f. Genetik

Timbal yang masuk ke dalam darah akan mempengaruhi sintesis

hemoglobin terkhusus mengganggu kerja enzim ALAD. Pada enzim

ALAD terdapat bagian yang disebut dengan Polymorphism, bagian ini

yang sangat sensitif terhadap keberadaan timbal dalam darah. Terdapat

dua jenis ALAD Polymorphism berdasarkan kodominanya, yaitu

ALAD-1 dan ALAD-2 (Kelada dkk, 2001). Sekitar 20% ras kaukasian

memiliki jenis ALAD yang sangat jarang yaitu ALAD-2. Perbedaan

mendasar antara ALAD-1 dan ALAD-2 adalah pada jumlah alel yang

dimiliki. Perbedaan alel ini menyebabkan respon tubuh yang berbeda

terhadap timbal. Orang dengan ALAD-2 memiliki kadar timbal dalam

darah yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang dengan ALAD-1

pada konsentrasi pajanan timbal yang sama (Wetmur, 1994).

Berdasarkan penelitian Kelada dkk pada tahun 2001, orang dengan

ALAD-1 menyimpan timbal dalam tulang lebih banyak daripada orang

dengan ALAD-2. Hal ini menunjukkan orang dengan ALAD-1 akan

lebih berisiko terhadap dampak timbal dalam jangka panjang dari pada

orang dengan ALAD-2.

7. Dampak Timbal (Pb) Terhadap Kesehatan

Timbal merupakan bahan toksik yang mudah terakumulasi dalam

tubuh manusia khususnya organ tertentu. Akibat semakin meningkatnya

konsentrasi timbal dalam tubuh, akan terjadi dampak buruk bagi kesehatan

(Lu, 2010). Gangguan kesehatan akibat pajanan timbal seperti:

Page 40: HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KADAR TIMBAL DALAM DARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29454/1/BETTI... · Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan

27

1. Gangguan pada sistem hematopoeietik

Dampak pajanan timbal yang paling sering terlihat pada sistem

hematopoietik adalah pada pembentukan darah, yang sangat

mempengaruhi produksi hemoglobin. Dua hal yang paling penting dari

gangguan timbal terhadap produksi hemoglobin adalah susunan enzim

Amino Laevulinic Acid Degydratase (ALAD) dan insersi zat besi pada

Proroporphyrin (Harrison dan Laxen, 1981). Hal ini menyebabkan

penurunan kombinasi formasi hemoglobin dan pada siklus hidup

eritrosit karena terjadinya hemolisis (Sacher, 2004). Akibat dari

gangguan pada produksi hemoglobin, maka manusia yang terpajan

timbal akan mengalami anemia. Timbal dapat menyebabkan gejala

anemia pada kadar ≥ 50 µg/dL pada orang dewasa, sedangkan pada

anak-anak 20-40 µg/dL (UNEP, 2014).

Menurut California Department of Public Health (2009), gejala

anemia muncul dengan kadar timbal dalam darah sebesar ≥ 80 µg/dL

jika pajanan kurang dari 1 tahun. Sedangkan untuk pajanan lebih atau

sama dengan satu tahun akan memunculkan gejala anemia pada kadar

timbal dalam darah sebesar 40-79 µg/dL. Environmental Protection

Agency (EPA) menyebutkan kadar timbal dalam darah yang < 40

μg/dL dapat menyebabkan anemia pada anak-anak (CDPH, 2009).

2. Gangguan pada sistem eksresi

Salah satu organ yang akan terkena dampak dari pajanan timbal

adalah ginjal, yang merupakan pusat dari sitem eksresi (ACS, 2014).

Senyawa timbal yang larut dalam darah akan dibawa oleh darah ke

Page 41: HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KADAR TIMBAL DALAM DARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29454/1/BETTI... · Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan

28

seluruh tubuh dan masuk ke dalam glomerulus. Disini terjadi

pemisahan akhir semua bahan yang dibawa darah, apakah masih

berguna bagi tubuh atau harus dibuang karena sudah tidak digunakan

lagi. Ikut sertanya timbal yang larut dalam darah ke sistem urinaria

(ginjal) mengakibatkan terjadinya kerusakan pada saluran ginjal

(CDPH, 2009).

Kerusakan yang terjadi disebabkan terbentuknya intranuclear

inclusion bodies yang disertai dengan urin. Aminociduria dapat kembali

normal setelah selang waktu beberapa minggu, tetapi intranuclear

inclusion bodies membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk kembali

normal. Pada fase akut keracunan timbal, seringkali ada gangguan

ginjal fungsional tetapi tidak dapt dipastikan apakah ada kerusakan

ginjal permanen (Joko, 1995).

3. Gangguan pada sistem saraf pusat

Sistem saraf pusat dianggap sebagai target utama yang dipengaruhi

oleh keracunan yang disebabkan karena pajanan timbal. Efek paling

berbahaya dari keracunan timbal adalah kerusakan saraf pada sistem

saraf pusat. Pada pajanan yang tinggi, kerusakan sel saraf (otak) akan

menyebabkan pingsan atau tidak sadarkan diri, kejang, koma dan dapat

menyebabkan kematian. Lead Encephalopathy, adalah penyakit

degeneratif yang menyerang otak, hal ini terjadi jika kadar kadar timbal

dalam darah pada orang dewasa < 120 µg/dL. Sedangkan pada anak-

anak dapat terjadi pada kadar < 100 µg/dL (Harrison dan Laxen, 1981).

Page 42: HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KADAR TIMBAL DALAM DARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29454/1/BETTI... · Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan

29

4. Gangguan pada sistem reproduksi

Pajanan yang ditimbulkan dari timbal juga dapat mengakibatkan

gangguan sistem reproduksi. Studi yang dilakukan pada pekerja laki-

laki yang terpajan timbal menunjukkan pekerja mengalami penurunan

fungsi kelenjar prostat pada kadar timbal dalam darah 40-50 µg/dL.

Pajanan di tempat kerja pada tingkat yang tinggi dari timbal dapat

menyebabkan aborsi spontan pada wanita hamil (EPA, 2014).

Untuk wanita yang terkenan pajanan timbal dalam kadar yang

tinggi, maka timbal akan disimpan dalam tulang. Pada wanita hamil,

timbal yang terserap akan ditimbun dalam tulang kemudian

diremobilisasi dan masuk ke peradaran darah, melalui plasnta dan

kemudian akan ikut masuk dalam sistem peredaran darah janin dan

menyebabkan bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR),

menghambat perkembangan otak dan intelegensia janin. Timbal yang

masuk ke dalam tubuh ibu dapat diteruskan kepada bayinya melalui Air

Susu Ibu (ASI) (EPA, 2014). Dampak kesehatan akibat pajanan timbal

pada orang dewasa dan anak-anak ditampilkan pada tabel 2.1.

Page 43: HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KADAR TIMBAL DALAM DARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29454/1/BETTI... · Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan

30

Tabel 2.1 Dampak Kesehatan Akibat Pajanan Timbal (Pb)

(CDPH, 2009 dan UNEP, 2014)

Blood

Lead

Level

(µg/dL)

Dampak Kesehatan

Manusia Dewasa* Anak-anak** Pajanan < 1 tahun Pajanan ≥ 1 tahun

5-39 Aborsi spontan,

menghambat

perkembangan janin,

Perubahan pada enzim

ALAD

Aborsi spontan, menghambat

perkembangan janin, Perubahan

pada enzim ALAD, Hipertensi,

gangguan fungsi ginjal, penurunan

kemampuan neuro kognitif

Perubahan pada enzim

ALAD, Penurunan

kecerdasan/IQ, anemia

40-79 Penurunan kemampuan

neuro kognitif,

abnormalitas pada

sperma

Anemia, kolik, abnormalitas pada

sperma

Kolik, encephalopathy,

nefritis

≥ 80 Encephalopathy, anemia,

kolik

Encephalopathy Kolik, encephalopathy,

nefritis

8. Pencegahan Terhadap Pajanan Timbal (Pb)

Tindakan pencegahan yang akan diambil harus memperhatikan

sumber pajanan timbal. Seperti telah disebutkan sebelumnya, sumber

pajanan timbal dapat berasal dari lingkungan alami, industri, transportasi

dan sumber lainnya. Untuk pengendalian pajanan timbal di area industri

dapat dilakukan dengan beberapa langkah sebagai berikut (Harrison dan

Laxen, 1981):

1. Memberlakukan standar timbal di lingkungan kerja, ini dilakukan untuk

pengawasan pajanan eksternal ke pekerja di lingkungan kerja. Langkah-

langkahnya dapat dilakukan melalui pengukuran kadar timbal di

lingkungan kerja secara berkala dan dilakukan tindakan pencegahan

ketika kadar timbal di lingkungan kerja melebihi Nilai Ambang Batas.

2. Menghilangkan, mengganti dan mengurangi penggunaan bahan baku

produksi yang berasal dari timbal, seperti penggunaan tinta dan plat

Page 44: HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KADAR TIMBAL DALAM DARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29454/1/BETTI... · Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan

31

cetak bertimbal. Hal ini dilakukan untuk mengurangi emisi atau limbah

yang dihasilkan ketika produksi.

3. Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD), salah satu langkah agar

pajanan timbal tidak masuk ke dalam tubuh adalah dengan

menggunakan APD. Dikarenakan karakteristik pajanan dari timbal

adalah inhalasi, ingesti dan dermal, disarankan pekerja yang terpapar

uap timbal menggunakan masker dan sarung tangan. NIOSH (2011)

menyebutkan APD yang perlu digunakan pekerja untukmenghindari

pajanan timbal di udara adalah masker. NIOSH (2011)

merekomendasikan masker yang digunakan pekerja hendaknya

menyesuaikan dengan kondisi lingkungan kerja, yaitu :

a. Half-mask dengan sistem penyaringan udara hingga 0,3 m

digunakan pada konsentrasi timbal di udara ≤ 0,5 mg/m3

b. Full-facepiece dengan sistem penyaringan udara hingga 0,3 m

digunakan pada konsentrasi timbal di udara ≤ 2,5 mg/m3

c. Half-mask dengan sistem penyaringan udara hingga 0,3 m

dilengkapi dengan supplied-air respirator digunakan pada

konsentrasi timbal di udara ≤ 50 mg/m3

4. Personal hygiene pekerja, ketika bekerja terdapat kemungkinan timbal

lepas ke lingkungan dan bergabung bersama debu-debu. Oleh sebab itu

kebersihan personal dari pekerja harus dijaga, agar timbal yang ada di

dalam debu tidak masuk ke dalam tubuh melalui ingesti atau termakan.

Cuci tangan setelah bekerja dan sebelum makan menjadi salah satu hal

yang wajib dilakukan.

Page 45: HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KADAR TIMBAL DALAM DARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29454/1/BETTI... · Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan

32

Pencegahan pajanan timbal dari sumber alami dapat dilakukan

dengan penggunaan masker dan penggunaan sumber air dan air minum

yang sehat. Sedangkan pencegahan pajanan timbal dari transportasi dapat

dilakukan dengan menggunakan bensin atau bahan bakar bebas timbal dan

penggunaan masker ketika berada pada lalu lintas yang padat.

B. Hemoglobin (Hb)

Tinjauan pustaka yang akan dibahas terkait hemoglobin (Hb) meliputi

definisi hemoglobin, kadar hemoglobin, struktur hemoglobin, pembentukan

hemoglobin, fungsi hemoglobin, faktor-faktor yang mempengaruhi kadar

hemoglobin dan dampak kekurangan hemoglobin.

1. Definisi Hemoglobin (Hb)

Hemoglobin merupakan komponen penting dari sel darah merah

yang memiliki peran dalam transportasi oksigen dan karbon dioksida

(Yartireh dan Amir, 2013). Hemoglobin memberikan pigmen alami pada

sel darah merah. Zat besi yang terdapat di hemoglobin, ketika berikatan

dengan oksigen akan tampak kemerahan. Sedangkan jika zat besi tersebut

berikatan dengan karbon dioksida akan berubah warna menjadi keunguan

(Sherwood, 2012).

Hemoglobin merupakan molekul yang memiliki dua bagian utama

yaitu globin dan gugus heme. Globin merupakan suatu protein yang

terbentuk dari empat rantai polipeptida yang berlipat-lipat. Sedangkan

gugus heme merupakan empat gugus nonprotein yang mengandung besi

dengan masing-masing terikat ke salah satu polipeptida pada globin.

Page 46: HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KADAR TIMBAL DALAM DARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29454/1/BETTI... · Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan

33

Masing-masing dai keempat atom besi dapat berikatan secara reversibel

dengan satu molekul oksigen, oleh karena itu setiap molekul hemoglobin

dapat mengambil empat molekul oksigen dari alveolus di paru-paru. Selain

itu hemoglobin juga mengikat bagian ion hidrogen asam dari asam

karbonat terionosasi yang dihasilkan dari tingkat jeringan dari karbon

dioksida. Hemoglobin menyangga asam ini sehingga pH darah tetap

normal (Sherwood, 2012).

2. Kadar Hemoglobin (Hb)

Kadar hemoglobin adalah jumlah total hemoglobin dalam

pembuluh darah perifer dan menggambarkan jumlah total sel darah merah

yang terdapat di dalam darah. Kadar hemoglobin dihitung dengan satuan

gram per 100 ml (dL) darah (Muchnick, 2008). Pengukuran kadar

hemoglobin dalam darah adalah salah satu uji laboratorium klinis yang

sering dilakukan. Pengukuran kadar hemoglobin digunakan untuk melihat

secara tidak langsung kapasitas darah dalam membawa oksigen ke sel-sel

di dalam tubuh. Pemeriksaan kadar hemoglobin merupakan indikator yang

menentukan seseorang menderita anemia atau tidak (Estridge dkk, 2000).

Kadar normal hemoglobin pada bayi baru lahir yaitu 16-23 g/dL,

pada balita menurun menjadi 10-14 g/dL (Estridge dkk, 2000). Untuk anak

usia 6-14 tahun kadar normal hemoglobinnya antara 12-16 g/dL

(Handayani dan Andi, 2008). Pada laki-laki dewasa kadar normal

hemoglobin antara 13-17 g/dL, pada wanita dewasa tidak hamil antara 12-

16 g/dL, wanita dewasa yang hamil antara 11-13 g/dL (Estridge dkk,

2000). Kadar hemoglobin sangat dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin dan

Page 47: HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KADAR TIMBAL DALAM DARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29454/1/BETTI... · Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan

34

ras. Ras kaukasian memiliki kadar hemoglobin yang lebih tinggi daripada

ras lainnya. Hal ini dipengaruhi oleh unsur genetik dari setiap ras yang

dapat memunculkan respon berbeda terhadap kesehatan disesuaikan

dengan genetiknya (Lobato dkk, 2008).

3. Struktur Hemoglobin (Hb)

Molekul hemoglobin terdiri dari dua bagian utama, yaitu heme dan

globin. Globin mengandung empat rantai protein. Hemoglobin diberi nama

berdasarkan struktur rantai proteinnya, sebagai contoh hemoglobin yang

yang mengalami mutasi dan menyebabkan anemia sel sabit (Hb S)

memiliki struktur globin yang berbeda dengan hemoglobin normal pada

orang dewasa (Hb A). Hemoglobin normal orang dewasa (HbA) terdiri

dari 2 rantai alpha-globulin dan 2 rantai, sedangkan pada bayi yang masih

dalam kandungan atau yang sudah lahir terdiri dari beberapa rantai beta

dan molekul hemoglobinnya terbentuk dari 2 rantai alfa dan 2 rantai gama

yang dinamakan sebagai HbF (Estridge dkk, 2000).

Heme dari molekul hemoglobin mengandung zat besi, zat besi

yang terdapat di dalam tubuh sebagian besar terdapat di dalam

hemoglobin, mioglobin dan protein otot. Hal ini dikarenakan zat besi

merupakan komponen utama dalam pembentikan hemoglobin (Estridge

dkk, 2000). Pusat molekul hemoglobin terdapat cincin heterosiklik yang

dikenal dengan porfirin yang menahan satu atom besi. Porfirin yang

mengandung besi inilah yang disebut heme. Tiap subunit hemoglobin

mengandung satu heme, sehingga secara keseluruhanb hemoglobin

memiliki kapasitas empat molekul oksigen. Pada molekul heme inilah zat

Page 48: HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KADAR TIMBAL DALAM DARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29454/1/BETTI... · Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan

35

besi melekat dan menghantarkan oksigen serta karbondioksida melalui

darah (Sherwood, 2012).

4. Pembentukan Hemoglobin (Hb)

Hemoglobin dibentuk selama proses pematangan sel darah merah

yang dimulai dari sintesis heme. Pembentukan heme dimulai di

mitokondria melalui reaksi antara Glycine dan succinyl-CoA membentuk

senyawa aminolevilini acid (ALAD). Enzim ALAD yang terbentuk

kemudian keluar ke sitosol dan dengan perantara enzim ALAD

dehydratase membentuk porphobilinogen yang merupakan prazat pertama

pirol. ALAD deyidratase sangat sensitif terhadap inhibisi oleh timbal

(Lauwerys dan Perrine, 2001).

Empat porphobilinogen (PBG) berkondensasi membentuk

tetrapirol linier yaitu hidroksi metil bilana yang dikatalisis oleh enzim

PBG deaminase. Hidroksi metil bilana selanjutnya mengalami siklisasi

spontan membentuk uroporfirinogen I yang simetris atau diubah menjadi

uroporfirinogen III yang asimetris dan membutuhkan enzim tambahan

yaitu uroporfirinogen III kosintase Pada kondisi normal hampir selalu

terbentuk uroporfirinogen III. Uroporfirinogen III selanjutnya mengalami

dekarboksilasi membentuk Corproporfirin yang dikatalisis oleh enzim

uroporfirinogen dekarboksilase (Lauwerys dan Perrine, 2001).

Corproporfirin masuk ke dalam mitokondria serta mengalami

dekarboksilasi dan oksidasi. Reaksi ini dikatalisis oleh Corproporfirin

oksidase dan membentuk protoporphyirinogen. Protoporphyirinogen

selanjutnya mengalami proses penyatuan dengan Fe++

melalui suatu reaksi

Page 49: HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KADAR TIMBAL DALAM DARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29454/1/BETTI... · Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan

36

yang dikatalisis oleh ferrochelatase membentuk heme. Heme bereaksi

dengan globin membentuk hemoglobin (Lauwerys dan Perrine, 2001).

Gambar 2.2 : Proses Pembentukan Hemoglobin

(Lauwerys dan Perrine, 2001)

5. Fungsi Hemoglobin (Hb)

Fungsi hemoglobin dalam tubuh antara lain (Sherwood, 2012):

1. Mengangkut oksigen dari alveolus yang terdapat di paru-paru ke sel-

sel tubuh dengan cara membentuk oksihemogloblin. Oksihemoglobin

ini akan beredar secara luas pada seluruh jaringan tubuh. Jika

kandungan oksigen di dalam tubuh lebih rendah dari pada jaringan

paru-paru, maka ikatan oksihemogloblin akan dibebaskan dan oksigen

akan digunakan dalam metebolisme sel.

2. Mengangkut karbon dioksida dari sel-seltubuh untuk dibawa ke paru-

paru dan diekskresikan ke luar tubuh melalui sistem pernapasan.

3. Hemoglobin berikatan dengan ion hidrogen asan dar asam karbonat

terionisasi, yang dihasilkan di tingkat jaringan dari karbondioksida.

Hemoglobin menyangga asam ini sehingga asam ini tidak banyak

menyebabkan perubahan pH darah.

4. Hemoglobin berikatan dengan nitat oksida yang bersifat vasodilator.

Nitrat oksida dibebaskan di jaringan, tempat zat ini melemaskan dan

Page 50: HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KADAR TIMBAL DALAM DARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29454/1/BETTI... · Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan

37

melebarkan arteriol lokal. Vasodilatasi ini membantu menjamin bahwa

darah kaya oksigen dapat mengalir dengan lancar dan juga membantu

menstabilkan tekanan darah.

6. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kadar Hemoglobin (Hb)

Kadar hemoglobin dalam darah dapat dipengaruhi berbagai faktor,

antara lain (Estridge dkk, 2000):

1. Pola makan

Untuk menjaga kadar hemoglobin normal, diperlukan asupan yang

dapat memenuhi kebutuhan zat besi. Zat besi merupakan elemen utama

dalam pembentukan hemoglobin. Zat besi terdapat pada makanan baik

yang bersumber dari hewan maupun tumbuhan (Devi, 2010). Beberapa

jenis makanan memiliki kandungan zat besi yang tinggi, seperti bayam

merah, beras merah, hati sapi, kacang hijau, kacang merah, kedelai,

kerang, oncom, telur bebek, tempe, ikan salmon dan ikan tuna. Sumber

makanan tersebut mengandung 4 mg zat besi per 100 gram (Hartono,

2006). Selain zat besi, vitamin B12 juga merupakan salah satu

komponen penting dalam pembentukan hemoglobin (Sherwood, 2012).

2. Usia

Bayi yang baru lahir memiliki kadar hemoglobin lebih tinggi

dibandingkan dengan anak-anak dan orang dewasa. Kadar hemoglobin

menurun berdasarkan peningkatan usia. Kadar hemoglobin terlihat

menurun mulai dari usia 50 tahun ke atas, namun dibeberapa kondisi

kadar hemoglobin pada anak-anak menurun drastis diakibatkan

kebutuhan zat besi yang lebih banyak untuk pertumbuhannya (Patel,

Page 51: HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KADAR TIMBAL DALAM DARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29454/1/BETTI... · Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan

38

2008). Penambahan usia juga mempengaruhi terhadap perubahan

degeneratif fungsi tubuh, sehingga adanya polutan yang masuk ke

dalam tubuh lebih sulit untuk mentoleransinya (Sacher dkk, 2004).

3. Jenis kelamin

Dalam keadaan normal, laki-laki memiliki kadar hemoglobin lebih

tinggi daripada perempuan. Hal ini dipengaruhi oleh fungsi fisiologis

dan metabolisme laki-laki yang lebih aktif daripada perempuan. Kadar

hemoglobin perempuan lebih mudah turun, karena mengalami siklus

menstruasi yang rutin setiap bulannya. Ketika perempuan mengalami

menstruasi banyak terjadi kehilangan zat besi, oleh karena itu

kebutuhan zat besi pada perempuan lebih banyak daripada laki-laki

(Estridge dkk, 2000).

4. Logam berat

Logam berat yang masuk ke tubuh melalui pernafasan akan

langsung berinteraksi dengan darah, sebagai contoh adalah timbal.

Timbal yang masuk ke dalam tubuh dapat berasal dari pencemaran

udara dan rokok (Gusnita, 2012). Timbal yang telah masuk kedalam

tubuh akan didistribusi ke dalam darah sebesar 95% yang terikat pada

sel darah merah dan sisanya terikat pada plasma darah (Palar, 2004).

Sistim hematopoetik sangat peka terhadap efek timbal, yaitu

menghambat sebagian besar enzim yang berperan dalam pembentukan

heme. Enzim yang terlibat dalam pembentukan heme, enzim ALAD

dan ferrochelatase, sangat rentan terhadap efek penghambatan oleh

timbal. Inhibisi pada enzim ALAD berhubungan dengan konsentrasi

Page 52: HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KADAR TIMBAL DALAM DARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29454/1/BETTI... · Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan

39

timbal dalam darah. Hampir 50% aktivitas enzim ini dihambat pada

kadar timbal dalam darah sebesar 15 µg/dL (Lauwerys dan Perrine,

2001).

5. Genetik

Beberapa orang memiliki jenis hemoglobin yang berbeda dengan

hemoglobin orang normal. Perbedaan ini menyebabkan munculnya

gangguan kesehatan yang dibawa dari genetik atau keturunan,

contohnya anemia sel sabit. Anemia sel sabit merupakan penyakit

keturunan dimana terdapat molekul hemoglobin yang abnormal karena

penggantian salah satu asam amino pada rantai polipeptida beta.

Akibatnya, sel darah merah terdistorsi menjadi bentuk sabit dalam

kondisi konsentrasi oksigen yang rendah. Sel-sel terdistorsi ini

menutup kapilar dan mengganggu aliran darah (Sloane, 2003).

6. Lama kerja

Seseorang yang bekerja di tempat dengan pajanan logam berat

seperti timbal, memungkin timbulnya dampak kesehatan. Hal ini

terjadi karena penumpukan logam berat dalam darahnya. Semakin

lama orang tersebut bekerja maka semakin bertambah jumlah pajanan

yang diterima (Patrick, 2006). Timbal memiliki waktu paruh di dalam

darah kurang dari 25 tahun, pada jaringan lunak 40 hari sedangkan

pada tulang 25 hari. Ekskresi yang lambat ini menyebabkan timbal

mudah terakumulasi dalam tubuh, baik pada pajanan okupasional

maupun non-okupasional (Joko, 1995).

7. Kebiasaan merokok

Page 53: HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KADAR TIMBAL DALAM DARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29454/1/BETTI... · Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan

40

Terdapat beberapa teori yang membahas tentang hubungan antara

kebiasaan merokok dengan kadar hemoglobin. Menurut Rizkiawati

(2012) merokok dapat menyebabkan rusaknya sel silia pada saluran

pernapasan yang menyaring zat-zat yang masuk ke dalam saluran

pernapasan. Merokok dapat merusak mekanisme tersebut dan

menyebabkan aliran udara terhambat, alveoli rusak dan kapasitas paru-

paru menurun, merokok dapat mengiritasi sel mukus dan

menyebabkan peningkatan mukus. Mukus yang berkumpul

menyebabkan infeksi dan kerusakan pada paru.

Kerusakan pada paru dapat mengakibatkan semakin banyak jumlah

zat kimia yang terdapat dalam rokok seperti logam berat masuk ke

dalam tubuh sehingga berpengaruh pula pada penurunan kadar

hemoglobin dalam darah. Logam berat yang terdapat di dalam rokok

dapat menganggu pembentukan hemoglobin, seperti timbal, boron,

kadmium, selenium, arsenik dan antimoni (Al-Malki, 2009).

Menurut Suriyaprom (2007), merokok merupakan salah satu

faktor penting yang mempengaruhi kadar hemoglobin. Rokok

mengandung banyak zat beracun dan komponen yang menyebabkan

kanker dan berbahaya bagi kesehatan, seperti nikotin, nitrogen oksida,

karbonmonoksida, hidrogen sianida dan radikal bebas (Goel dkk,

2010). Karbonmonoksida 245 kali lebih mudah berikatan dengan

hemoglobin dibandingkan oksigen dengan hemoglobin (Goel dkk,

2010). Karbonmonoksida yang berikatan dengan hemoglobin

membentuk karboksilhemoglobin (COHb) yang dalam keadaan normal

Page 54: HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KADAR TIMBAL DALAM DARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29454/1/BETTI... · Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan

41

jumlahnya di dalam darah sangat rendah (Asif, 2013). Kadar

karboksilhemoglobin yang tinggi pada perokok menyebabkan

rendahnya penyerapan oksigen oleh tubuh, oleh karena itu tubuh

merespon keadaan ini dengan meningkatkan kadar hemoglobin

(Milman dan Agnes, 2009).

7. Dampak Kekurangan Hemoglobin (Hb)

Hemoglobin merupakan salah satu protein yang penting dalam tubuh

manusia, karena fungsinya dalam transportasi oksigen dan karbondioksida

(Hazelwood, 2001). Oleh karena itu kadar hemoglobin dalam tubuh harus

pada nilai normal. Kadar hemoglobin yang di bawah normal merupakan

sindrom dari penyakit anemia. Sindrom ini muncul karena anoksia organ

target dan mekanisme kompensasi tubuh terhadap penurunan hemoglobin.

Beberapa dampak akut dari kekurangan hemoglobin antara lain

(Handayani dan Andi, 2008):

1. Sering pusing, merupakan respon dari sistem saraf pusat akibat otak

sering mengalami periode kekurangan pasokan oksigen yang di bawa

hemoglobin terutama saat tubuh memerlukan energi yang banyak.

2. Mata berkunang-kunang, merupakan respon dari saraf pusat akibat

kurangnya oksigen ke otak dan mengganggu pengaturan saraf mata.

3. Napas cepat atau sesak napas, merupakan respon dari sistem

kardiovaskular. Jika hemoglobin kurang, maka kebutuhan oksigen

untuk otot jantung juga berkurang dan kompensasinya menaikkan

frekuensi nafas.

Page 55: HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KADAR TIMBAL DALAM DARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29454/1/BETTI... · Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan

42

4. Pucat, merupakan respon dari jaringan epitel, hemoglobin yang

mewarnai sel darah menjadi merah akan tampak pucat karena

kekurangan yang ekstrim.

Selain akibat akut yang ditimbulkan akibat kekurangan hemoglobin,

terdapat dampak kesehatan yang lebih berbahaya jika tidak dilakukan

upaya meningkatkan kadar hemoglobin menjadi normal seperti anemia.

Anemia merupakan keadaan di mana masa eritrosit dan atau masa

hemoglobin yang beredar tidak memenuhi fungsinya untuk menyediakan

oksigen bagi jaringan tubuh. Secara laboratoris, anemia dijabarkan sebagai

penurunan kadar hemoglobin serta jumlah eritrosit dan hematokrit di

bawah normal (Handayani dan Andi, 2008). Terdapat tiga jenis anemia

yang dipengarui oleh kadar hemoglobin, yaitu anemia sel sabit, anemia

pernisiosa dan anemia akibat kekurangan zat besi. Anemia sel sabit terjadi

dari faktor genetik yang mempengaruhi genetik dari hemoglobin, anemia

pernisiosa disebabkan tubuh tidak dapat menyerap vitanim B12, sedangkan

anemia akibat kekurangan zat besi diakibatkan kurangnya pola konsumsi

zat besi (Sherwood, 2012).

Kekurangan kadar hemoglobin tidak hanya mengganggu sistem

hematopoietik, namun juga mengganggu sistem tubuh lainnya, seperti

saraf, ginjal dan hati. Pada sistem saraf, akibat kekurangan hemoglobin

secara langsung menyebabkan penurunan hemoprotein seperti sitokrom.

Kekurangan sitokrom menyebabakan lemahnya aktifitas sel saraf dan

menghambat perkembangan sel saraf. Pada sistem eksresi yaitu ginjal,

kekurangan hemoglobin dapat menurunkan proses penyerapan vitamin D

Page 56: HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KADAR TIMBAL DALAM DARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29454/1/BETTI... · Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan

43

yang dapat mengganggu regulasi mineral seperti kalsium yang berujung

pada terhambatnya pertumbuhan tulang dan gigi. Gangguan akibat

kekurangan kadar hemoglobin pada hati langsung berdampak pada

menurunnya produksi heme yang berperan dalam proses detoksifikasi di

hati (Patrick, 2006).

C. Timbal (Pb) dan Hemoglobin (Hb)

Eritrosit dibentuk oleh logam Fe (besi) dengan gugus heme dan globin

sintesa dari kompleks tersebut melibatkan 2 enzim, yaitu enzim Amino

Levulinic Acid Dehidrase (ALAD) atau asam amino levulinat dehidrase dan

enzim ferrokhelatase. Enzim ALAD akan bereaksi secara aktif pada tahap

awal sintesa dan selama sirkulasi sel darah merah berlangsung. Sistem

hematopoetik sangat peka terhadap efek timbal, yaitu menghambat sebagian

besar enzim yang berperan dalam biosintesa heme. Enzim yang terlibat dalam

pembentukan heme, enzim ALAD dan ferrochelatase, sangat rentan terhadap

efek penghambatan oleh timbal. Inhibisi pada enzim ALAD berhubungan

dengan konsentrasi timbal dalam darah. Hampir 50% aktivitas enzim ini

dihambat pada kadar timbal dalam darah sebesar 15 µg/dL (Lauwerys dan

Perrine, 2001).

Gambar 2.3. Hematotoksisitas timbal (Pb) pada Sintesis Heme

(EPA dalam Patrick, 2006)

Page 57: HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KADAR TIMBAL DALAM DARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29454/1/BETTI... · Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan

44

Inhibisi timbal pada pembentukan heme dapat dilihat pada gambar 2.3,

efek yang paling berperan adalah hambatan pada reaksi enzimatik terakhir

dalam sintetis heme, dimana ferrochelatase mengkatalisis penggabungan besi

ferro ke dalam cincin heme. Inhibisi pada ferrochelatase mengakibatkan

akumulasi free erythorocyte protopornpyrin (FEP) atau zinc protoporphyrin

(ZPP) dan coproporphiryn dalam urine. Selain melalui inhibisi pada sintesis

heme, anemia yang terjadi pada keracunan timbal juga disebabkan adanya

destruksi eritrosit atau dikenal dengan anemia hemolitik (Lauwerys dan

Perrine, 2001).

Anemia hemolitik yang terjadi karena keracunan timbal disebabkan oleh

singkatnya masa hidup eritrosit. Patogenesis terjadinya hemolisis pada ke

racunan timbal diperkirakan berhubungan dengan inhibisi pada pyrimidine-5-

nucleotidase. Defisiensi enzim ini secara herediter ditandai dengan basophilic

stippling pada eritosit, hemolisis kronik, dan akumulasi nukleotida pirimidin

diintraeritrosit. Nukleotida pirimidin ini berkompitisi dengan nukleotida

adenin pada sisi aktif kinase padaglycolitic yang mengubah stabilitas

membrane eritrosit (Lauwerys dan Perrine, 2001).

Penurunan kadar hemoglobin pada darah juga dipengaruhi oleh faktor

genetik. Pada enzim ALAD terdapat bagian yang disebut dengan

Polymorphism, bagian ini yang sangat sensitif terhadap keberadaan timbal

dalam darah. Terdapat dua jenis ALAD Polymorphism berdasarkan

kodominanya, yaitu ALAD-1 dan ALAD-2 (Kelada dkk, 2001). Sekitar 20 %

ras kaukasian memiliki jenis ALAD yang sangat jarang yaitu ALAD-2.

Perbedaan mendasar antara ALAD-1 dan ALAD-2 adalah pada jumlah alel

Page 58: HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KADAR TIMBAL DALAM DARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29454/1/BETTI... · Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan

45

yang dimiliki. Perbedaan alel ini menyebabkan respon yang berbeda pada

tubuh terhadap timbal dalam darah. Orang dengan ALAD-2 memiliki kadar

timbal dalam darah yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang dengan

ALAD-1 dengan konsentrasi pajanan timbal yang sama (Wetmur, 1994).

Berdasarkan penelitian Kelada dkk tahun 2001, orang dengan ALAD-1

menyimpan timbal dalam tulang lebih banyak daripada orang denga ALAD-

2. Hal ini menunjukkan orang dengan ALAD-1 akan lebih berisiko terhadap

dampak timbal dalam jangka panjang dari pada orang dengan ALAD-2.

D. Metode Partial Least Square (PLS)

Partial Least Square (PLS) merupakan salah satu pengembangan analisis

menggunakan Structural Equation Modeling (SEM). PLS merupakan metode

yang digunakan untuk melihat hubungan antar variabel laten yang

berdasarkan varian (Latan dan Imam, 2012). Wold (1998) mengembangkan

PLS untuk menguji teori yang lemah dan data yang lemah seperti jumlah

sampel yang kecil atau masalah pada normalitas data (Latan dan Imam,

2012). PLS-SEM dapat melihat hubungan langsung maupun tidak langsung

antar variabel laten, sehingga dapat dilihat interaksi antara variabel. Interaksi

tersebut dapat meningkatkan peran maupun menurunkan peran dari variabel

yang dilihat dari nilai R square (Latan dan Imam, 2012).

Analisis PLS-SEM terdiri dari dua sub model yaitu inner model (model

struktural) dan outter model (model pengukuran). Model struktural

menunjukkan kekuatan estimasi antar variabel laten dengan konstruk.

Sedangkan model pengukuran menunjukkan bagaimana indikator dari setiap

variabel laten dapat merepresentasikan variabel laten untuk diiukur (Latan

Page 59: HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KADAR TIMBAL DALAM DARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29454/1/BETTI... · Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan

46

dan Imam, 2012). Peneliti menggunakan metode PLS-SEM dikarenakan

berdasarkan teori simpul yang dirumuskan oleh Acmadi (2011) menunjukkan

bahwa polutan dapat menimbulkan dampak pada kesehatan manusia melalui

jalur migrasi dari lingkungan yang kemudian berinteraksi dengan faktor

kependudukan.

Menurut Achmadi (2011) patogenesis penyakit berbasis lingkungan dapat

digambarkan ke dalam suatu model atau paradigma yang disebut dengan

paradigma kesehatan lingkungan. Paradigma tersebut menggambarkan

hubungan interaksi antara komponen lingkungan yang memiliki potensi

bahaya penyakit dengan manusia. Paradigma ini dapat digambarkan dalam

teori yang disebut dengan teori simpul. Menurut teori simpul kejadian

penyakit merupakan hasil hubungan interaktif antara faktor kependudukan

(kepadatan, umur, jenis kelamin, pendidikan, genetik dan sebagainya) dan

faktor lingkungan.

Berdasarkan teori tersebut kadar hemoglobin dalam darah pekerja dapat

dipengaruhi langsung maupun tidak langsung oleh faktor kependudukan.

Faktor lingkungan pada penelitian ini menjadi variabel perantara yang diukur

melalui kadar timbal dalam darah pekerja. Kadar timbal dalam darah dapat

menggambarkan besarnya timbal yang masuk ke dalam tubuh. Faktor

kependudukan yang menjadi variabel dalam penelitian ini adalah usia, jenis

kelamin dan lama kerja.

E. Kerangka Teori

Kerangka teori pada penelitian ini berdasarkan pada Widowati dkk (2008),

McGranahan dan Murray (2003), Schmitz dkk (2003), Harison dan Laxen

Page 60: HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KADAR TIMBAL DALAM DARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29454/1/BETTI... · Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan

47

(1981), Palar (2004), ACS (2014), CDPH (2009), Hasan dkk (2013), UNEP

(2014), Joko (1995), EPA (2014), Lauwerys dan Perrine (2001) serta Sacher

(2004). Menurut Widowati dkk (2008), timbal berasal dari sumber alami dan

antropogenik. Sumber alami timbal terdapat pada batuan, penguapan lava,

tanah dan tumbuhan, dan sumber antropogenik berasal dari transportasi.

McGranahan dan Murray (2003) serta Schmitz dkk (2003) menyebutkan

sumber antropogenik timbal lainnya adalah industri. Harison dan Laxen

(1981) berpendapat timbal yang keluar dari sumber masuk ke lingkungan

kemudian ke tubuh manusia melalui jalur pajanan seperti makanan dan

minuman (ingesti) serta udara (inhalasi). Menurut Palar (2004) dan ACS

(2014), jalur pajanan timbal ke dalam tubuh juga melalui dermal. Faktor lain

yang mempengaruhi timbal dalam tubuh, seperti penggunaan APD, usia, jenis

kelamin, lama kerja dan rokok (Hasan dkk, 2013).

Timbal yang masuk ke dalam tubuh manusia dapat didiagnosis melalui

pemeriksaan kadar timbal dalam darah, diagnosis ini berguna untuk melihat

pajanan eksternal serta petunjuk langsung jumlah timbal yang sesunggunya

masuk ke dalam tubuh (CDPH, 2009). Dampak pajanan timbal terhadap

sistem hematopoeietik adalah munculnya gejala anemia (UNEP, 2014).

Dampak lainnya akibat masuknya timbal ke dalam tubuh adalah gangguan

sistem eksresi (Joko, 1995), gangguan sistem saraf pusat (Harison dan Laxen,

1981), dan gangguan sistem reproduksi (EPA, 2014).

Page 61: HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KADAR TIMBAL DALAM DARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29454/1/BETTI... · Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan

48

Gambar 2.4 Kerangka Teori Sumber : Widowati dkk (2008), McGranahan dan Murray (2003), Schmitz dkk (2003), Harison dan Laxen (1981), Palar (2004), ACS (2014), CDPH (2009), Hasan dkk (2013), UNEP (2014), Joko (1995),

EPA (2014) dan Estridge (2000).

Timbal

Alami

Antropogenik

Batuan

Penguapan

Lava

Tanah

Tumbuhan

Industri

Transportasi

Udara

Air

Tanah

Makanan

dan

minuman

Dermal

Inhalasi

Ingesti

Manusia

(Usia, jenis kelamin,

kebiasaan merokok,

pemakaian APD, lama

kerja, dan genetik)

Timbal

dalam

darah

Gangguan Sistem Eksresi

Gangguan sistem saraf

Gangguan reproduksi

Gangguan sistem hematopoeietik Kadar Hemoglobin

Kerusakan saraf

Kerusakan saluran ginjal

Aborsi spontan dan abnormalitas sperma

Pola makan

Usia

Jenis Kelamin

Genetik

Lama keja Kebiasaan merokok

Page 62: HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KADAR TIMBAL DALAM DARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29454/1/BETTI... · Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan

49

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep

Peneliti mengambil beberapa faktor dari kerangka teori pada gambar 2.4

yang selanjutnya digunakan sebagai variabel pada penelitian ini.

Gambar 3.1 Kerangka Konsep

Berdasarkan gambar 3.1 terdapat tiga jenis variabel, yaitu variabel

eksogen, endogen dan intervenning. Variabel eksogen merupakan variabel

yang mempengaruhi, sedangkan variabel endogen merupakan variabel yang

dipengaruhi. Variabel intervenning merupakan variabel perantara antara

variabel endogen dan eksogen. Faktor yang dipilih menjadi variabel eksogen

pada penelitian ini adalah karakteristik individu seperti usia, lama kerja

(tahun) dan kebiasaan merokok. Peneliti memilih usia, lama kerja dan

kebiasaan merokok menjadi variabel eksogen karena variabel tersebut

memiliki variasi dan dapat diukur.

Variabel intervenning pada penelitian ini adalah kadar timbal dalam darah.

Sedangkan variabel endogen pada penelitian ini adalah kadar hemoglobin.

Peneliti mengambil variabel kadar timbal dalam darah karena 95% pajanan

Page 63: HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KADAR TIMBAL DALAM DARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29454/1/BETTI... · Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan

50

timbal di udara masuk ke dalam paru dan tersimpan di dalam darah. Selain itu

waktu tinggal timbal dalam darah juga cukup lama yaitu 35 hari. Pemeriksaan

kadar timbal dalam darah merupakan petunjuk langsung jumlah timbal yang

masuk ke dalam tubuh. Kadar timbal dalam darah yang melebihi NAB akan

menunjukkan gangguan sistem hematopoeietik seperti penurunan kadar

hemoglobin. Hampir 50% aktivitas enzim ALAD dan ferrochelatase

dihambat pada kada timbal dalam darah sebesar 15 g/dl.

Faktor jenis kelamin, penggunaan APD dan genetik tidak diteliti karena

berdasarkan studi pendahuluan peneliti, tidak terdapat variasi pada faktor

tersebut. Seluruh pekerja di percetakan berjenis kelamin laki-laki dan tidak

ada yang menggunakan APD ketika bekerja. Berdasarkan ras tidak ada

pekerja yang termasuk dalam ras kaukasian, dimana ras kaukasian memiliki

perbedaan jenis alel pada enzim ALAD. Peneliti tidak meneliti faktor pola

makan dikarenakan peneliti hanya ingin melihat pajanan timbal dari

lingkungan kerja.

B. Hipotesis

1. Ada hubungan langsung antara karakteristik individu (usia, lama kerja

(tahun) dan kebiasaan merokok) dengan kadar timbal dalam darah pekerja

percetakan di Kawasan Megamall Ciputat tahun 201.

2. Ada hubungan langsung antara karakteristik individu (usia, lama kerja

(tahun) dan kebiasaan merokok) dengan kadar hemoglobin pekerja

percetakan di Kawasan Megamall Ciputat tahun 2015.

3. Ada hubungan langsung antara kadar timbal dalam darah dengan kadar

hemoglobin pekerja percetakan di Kawasan Megamall Ciputat tahun 2015.

Page 64: HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KADAR TIMBAL DALAM DARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29454/1/BETTI... · Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan

51

4. Ada hubungan tidak langsung antara karakteristik individu (usia, lama

kerja (tahun) dan kebiasaan merokok) melalui kadar timbal dalam darah

dengan kadar hemoglobin pekerja percetakan di Kawasan Megamall

Ciputat tahun 2015.

5. Ada hubungan simultan antara karakteristik individu (usia, lama kerja

(tahun) dan kebiasaan merokok) melalui kadar timbal dalam darah dengan

kadar hemoglobin pada pekerja percetakan di Kawasan Megamall Ciputat

tahun 2015.

C. Definisi Operasional

Tabel 3.1 Definisi Operasional

No Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil

Ukur

Skala

Ukur

Eksogen

1. Usia Usia responden yang

dihitung dalam tahun

sejak lahir sampai pada

saat penelitian

dilakukan

Wawancara Kuesioner Tahun Rasio

2. Lama kerja Waktu yang dihitung

dalam tahun yang telah

digunakan responden

untuk bekerja di bagian

press

Wawancara Kuesioner Tahun Rasio

3. Kebiasaan

merokok

Banyaknya rokok yang

dihisap oleh responden

yang dihitung dalam

satuan batang per hari

Wawancara Kuesioner Batang/

hari

Rasio

Intervenning

4. Kadar timbal

dalam darah

Nilai konsentrasi timbal

yang ditemukan dalam

darah responden

dihitung dalam µg/dL

Pemeriksaan

spesimen

darah

responden

AAS (Atomic

Absorbtion

Spectophotometer)

µg/dL Rasio

Endogen

5. Kadar

hemoglobin

Nilai konsentrasi

hemoglobin yang

ditemukan dalam darah

responden dihitung

dalam gr/dL

Pemeriksaan

spesimen

darah

responden

Hemmocue Hb

201+

gr/dL

Rasio

Page 65: HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KADAR TIMBAL DALAM DARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29454/1/BETTI... · Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan

52

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian epidemiologi dengan desain cross

sectional study, karena pada penelitian ini variabel eksogen, intervenning dan

endogen akan diamati pada waktu yang sama.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Maret sampai dengan Mei 2015

dengan lokasi penelitian di Kawasan Megamall Ciputat.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pekerja percetakan di

bagian press. Berdasarkan data terdapat tujuh percetakan di Kawasan

Megamall dengan jumlah pekerja yang berbeda-beda. Jumlah pekerja di

bagian press dari seluruh percetakan adalah 45 orang, dengan perincian

sebagai berikut :

Tabel 4.1 Jumlah Pekerja Press

No Nama Percetakan Jumlah Pekerja Press

1 Prima Graphia 4 orang

2 Sejahtera 6 orang

3 Asia Visual 5 orang

4 Kholam Printing 10 orang

5 Bianglala 9 orang

6 Kreasi Permaisindo 4 orang

7 Talenta Offset 7 orang

Jumlah 45 orang

Page 66: HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KADAR TIMBAL DALAM DARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29454/1/BETTI... · Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan

53

2. Sampel

Sampel pada penelitian ini dihitung menggunakan rumus Slovin

karena populasi dari penelitian ini diketahui. Rumus slovin merupakan

rumus salah satu rumus yang dapat menentukan besar sampel dari sebuah

penelitian kesehatan (Adanza dan Fe, 2002).

Keterangan :

n = jumlah sampel

N = jumlah populasi, dalam penelitian ini 45

e = batas toleransi kesalahan (error tolerance) 0,005

Berdasarkan perhitungan di atas, diperoleh minimal sampel sebesar 40.

Oleh karena terdapat tujuh percetakan dengan jumlah pekerja bagian press

yang berbeda-beda, maka cara pengambilan sampel menggunakan

Proporsional Random Sampling. Setiap percetakan akan diambil

sampelnya dengan jumlah tertentu sesuai dengan perhitungan proporsi

terhadap minimal sampel pada penelitian ini dan diuraikan sebagai berikut

Tabel 4.2 Proporsi Sampel Pekerja Press

No Nama Percetakan Jumlah

Pekerja

Press

Proporsi

terhadap

populasi

Jumlah sampel

1 Prima Graphia 4 orang 8.89 % 3.556 ~ 4 orang

2 Sejahtera 6 orang 13.33 % 5.332 ~ 5 orang

3 Asia Visual 5 orang 11.11% 4.444 ~ 4 orang

4 Kholam Printing 10 orang 22.22 % 8.888 ~ 9 orang

5 Bianglala 9 orang 20 % 8 orang

6 Kreasi Permaisindo 4 orang 8.89 % 3.556 ~ 4 orang

7 Talenta Offset 7 orang 15.56 % 6.223 ~ 6 orang

Jumlah 45 orang 100 % 40 orang

Page 67: HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KADAR TIMBAL DALAM DARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29454/1/BETTI... · Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan

54

D. Cara Pengukuran

1. Sumber Data

Sumber data yang akan digunakan pada penelitian ini adalah data

primer dan data sekunder. Data primer yang digunakan pada penelitian ini

diperoleh dengan menyebarkan kuesioner kepada responden untuk

mengetahui variabel karakteristik individu. Selain itu data primer juga

diperoleh dari hasil pemeriksaan laboratorium untuk kadar timbal dalam

darah dan kadar hemoglobin. Data sekunder berisi daftar nama pekerja

yang bekerja di bagian press disetiap percetakan di Kawasan Megamall.

2. Pengolahan Data

Dalam melakukan analisis, data terlebih dahulu diolah agar data

menjadi informasi. Dalam statistik, informasi yang diperoleh

dipergunakan untuk proses pengambilan keputusan, terutama dalam

pengujian hipotesis. Dalam pengolahan data terdapat langkah-langkah

yang harus ditempuh, diantaranya :

a. Editing

Editing adalah memeriksa data hasil pengumpulan data, meliputi

kelengkapan data, kesinambungan data dan keseragamana data.

b. Coding

Coding merupakan pemberian kode pada data hasil penelitian atau

menaruh angka (numerik) sebagai kode pada setiap data yang terdiri

atas beberapa kategori. Pemberian kode ini sangat penting bila

pengolahan dan analisis data menggunakan komputer.

c. Entri data

Page 68: HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KADAR TIMBAL DALAM DARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29454/1/BETTI... · Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan

55

Entri data adalah kegiatan memasukkan data yang telah

dikumpulkan ke dalam software statistik.

d. Cleaning data

Cleaning data merupakan kegiatan memeriksa kembali data yang

sudah dimasukkan, apakah ada kesalah atau tidak. Kesalahan mungkin

terjadi pada saat memasukkan data ke komputer.

3. Instrumen Penelitian

Instrumen yang akan digunakan pada penelitian ini adalah

kuesioner, Atomic Absorbtion Spectophotometer (AAS) dan hemmocue

analyzer. Kuesioner digunakan untuk mengukur variabel karakteristik

individu yaitu usia, lama kerja dan kebiasaan merokok. Kuesioner terdiri

dari tujuh pertanyaan yang harus dijawab seluruhnya oleh responden

kemudian jawaban responden langsung ditulis dalam kuesioner. AAS

digunakan untuk mengukur kadar timbal dalam darah, sedangkan

hemmocue Hb 201+ digunakan untuk mengukur kadar hemoglobin.

AAS yang digunakan adalah Polarized Zeeman Atomic Absorbtion

Spectophotometer dengan merk HITACHI Z-2000 High Technologies,

Tokyo, Jepang. Untuk pengukuran kadar hemoglobin peneliti

menggunakan hemoglobin analyzer dengan merk hemmocue Hb 201+.

Prinsip dari hemmocue Hb 201+. adalah melihat rekasi modifikasi dari

azidemethemoglobin dengan panjang gelombang 570 nm dan 880 nm.

Hemmocue Hb 201+ dapat mengukur kadar hemoglobin dalam rantang 0-

25,6 g/dl. Akurasi dari hemmocue Hb 201+ telah diuji laboratorium dan

menjadi mudah untuk digunakan. Pada penelitian ini akan diambil darah

Page 69: HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KADAR TIMBAL DALAM DARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29454/1/BETTI... · Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan

56

dari para responden sebanyak 3 ml untuk pemeriksaan timbal dalam darah

dan hemoglobin.

a. Prosedur Pengambilan Sampel Darah

Pengambilan sampel darah dilakukan oleh orang yang terlatih dan

berpengalaman dibidangnya seperti analis laboratorium dan perawat.

Alat yang digunakan untuk mengambil sampel darah (Lampiran 7),

yaitu :

1. Spuit

2. Torniquet

3. Alcohol Swab 70%

4. Blood Tube dengan Ethylene Diamine Tetra Acetat (EDTA) 3 ml

Tempat pengambilan sampel darah yang diambil pada bagian

lipatan lengan atau siku (darah vena) dengan volume pengambilan

sebanyak 3 ml. Tahap-tahap pengambilan sampel darah yaitu :

1. Mengikat lengan atas responden dengan menggunakan torniquet,

lalu tangan dikepalkan.

2. Menentukan vena yang akan ditusuk, kemudian sterilkan dengan

Alcohol Swab 70%.

3. Menusuk jarum spuit dengan posisi 45° terhadap lengan.

4. Setelah darah terlihat masuk dalam spuit, rubah posisi spuit

menjadi 30° terhadap lengan, hisap darah perlahann hingga volume

yang diinginkan.

Page 70: HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KADAR TIMBAL DALAM DARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29454/1/BETTI... · Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan

57

5. Setelah volume cukup, buka torniquet kemudian bersihkan dengan

Alcohol Swab pada ujung jarum yang menempel dikulit kemudian

tarik jarum perlahan-lahan.

6. Menekuk lengan responden dan membiarkan kapas beralkohol di

tempat bekas tusukan hingga darah tidak keluar.

7. Memindahkan darah dari spuit ke blood tube, kemudian

menggoyang perlahan agar bercampur.

8. Memberi nomor pada sampel darah sesuai idetitas.

9. Setelah sampel terkumpul dalam botol, kemudian masukan botol

tersebut ke dalam wadah yang lebih besar dengan diberi es sebagai

pengawet sementara (cool box).

10. Pemeriksaan sampel darah di laboratorium.

b. Prosedur Pengukuran Hemoglobin (Hb)

Alat yang digunakan untuk mengukur hemoglobin adalah

hemmocue Hb 201+, alat ini terdiri dari (Lampiran 7) :

1. Hemmocue Hb 201+ analyser

2. Hemmocue Hb 201+ microcuvette

3. 4 Baterai kering 1,5 volt

4. Lancet

5. Alkohol swabs

6. Sensi gloves

Cara kerja hemmocue Hb 201+ yaitu :

Page 71: HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KADAR TIMBAL DALAM DARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29454/1/BETTI... · Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan

58

1. Menggunakan jari tengah atau jari manis responden untuk

pengambilan sampel dan keadaan tangan pasien santai (tidak

tegang).

2. Membersihkan jari dengan alkohol lalu dikeringkan dengan kasa

3. Menekan pelan-pelan dari ujung ruas jari sampai ujung yang

lainnya lalu tusuk jari menggunakan lancet.

4. Menekan pelan jari sampai tetesan darah muncul

5. Ketika tetesan darah cukup banyak, isi microcuvette dalam satu

proses yang berkesinambungan, jangan isi ulang.

6. Darah yang berlebihan pada bagian luar microcuvette dibersihkan

dengan kasa yang bersih dan jangan menyentuh ujung microcuvette

yang terbuka, yang dapat menyebabkan darah terlarut microcuvette

7. Meletakkan microcuvvet dalam penahan cuvette

8. Menggeser penahan cuvette dengan halus ke posisi pengukuran

9. Nilai kadar Hb pada sampel yang diukur akan muncul selama 15-

60 detik. Hasil tersebut akan tetap muncul di layar selama proses

penahanan cuvette masih dalam posisi mengukur.

c. Prosedur Pengukuran Timbal (Pb) dalam Darah

Pengukuran timbal dalam darah menggunakan metode dan langkah

kerja SNI 7270 :2009 tentang Pengukuran kadar timah hitam dalam

darah menggunakan spektrofotometer serapan atom dengan atomisasi

tungku grafit (Graphite Furnace Atomization).

Page 72: HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KADAR TIMBAL DALAM DARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29454/1/BETTI... · Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan

59

1) Peralatan

a. Peralatan non gelas (Lampiran 7)

1. AAS dengan atomisasi tungku grafit (lampu katoda timbal)

2. Hot Plate dan Stirer

3. Pipa atau mangkuk grafit

b. Peralatan gelas (Lampiran 7)

1. Gelas Piala 50 ml

2. Labu ukur 1000 ml, 100 ml dan 50 ml

3. Pipet mohr

4. Kaca Arloji

Seluruh peralatan gelas yang akan digunakan harus direndam

dengan deterjen bebas fosfat, selanjutnya dibilas dengan aquabides

dan direndam dalam larutan HNO3 10% kemudian dibilas dengan

aquabides. Keringkan peralatan gelas.

2) Bahan

a. Triton x-100

b. HNO3 pekat 65% dan HNO3 2%

c. HCL

d. Larutan standar timbal konsentrasi 1000 µg/ml

e. Aquabides

3) Cara kerja

a) Pembuatan larutan dilusi Triton X-HCL

(1) Masukkan aquabides ke dalam labu ukur 1000 ml separuh

labu ukur

Page 73: HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KADAR TIMBAL DALAM DARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29454/1/BETTI... · Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan

60

(2) Tambahkan 5 ml HCL pekat dan 5 ml triton X-100 lalu

kocok sampai larutan homogen dan tanda bataskan.

b) Pembuatan larutan standar

(1) Larutan stok timbal 10 ppm

Masukkan aquabides ke dalam labu ukur 100 ml kira-kira

separuh labu ukur, kemudian tambahkan 1 ml HNO3 pekat

dan 1 ml larutan standar timbal 1000 ppm, kocok sampai

larutan homogen, lalu tanda bataskan.

(2) Larutan standar timbal 0,5 ppm

Ambil dengan pipet 2,5 ml larutan stok timbal 10 ppm ke

dalam labu ukur 50 ml, kemudian tambahkan 25 ml HNO3

2% dan kocok hingga homogen lalu tanda bataskan dengan

larutan HNO3 2%.

(3) Larutan standar timbal 1 ppm

Ambil dengan pipet 5 ml larutan stok timbal 10 ppm ke

dalam labu ukur 50 ml, kemudian tambahkan 25 ml HNO3

2% dan kocok hingga homogen lalu tanda bataskan dengan

larutan HNO3 2%.

(4) Larutan standar timbal 2 ppm

Ambil dengan pipet 10 ml larutan stok timbal 10 ppm ke

dalam labu ukur 50 ml, kemudian tambahkan 25 ml HNO3

2 % dan kocok hingga homogen lalu tanda bataskan

dengan larutan HNO3 2%.

Page 74: HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KADAR TIMBAL DALAM DARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29454/1/BETTI... · Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan

61

(5) Larutan standar timbal 3 ppm

Ambil dengan pipet 15 ml larutan stok timbal 10 ppm ke

dalam labu ukur 50 ml, kemudian tambahkan 25 ml HNO3

2 % dan kocok hingga homogen lalu tanda bataskan

dengan larutan HNO3 2%.

(6) Larutan standar timbal 4 ppm

Ambil dengan pipet 20 ml larutan stok timbal 10 ppm ke

dalam labu ukur 50 ml, kemudian tambahkan 25 ml HNO3

2 % dan kocok hingga homogen lalu tanda bataskan

dengan larutan HNO3 2%.

c) Pembuatan kurva kalibrasi

1. Siapkan satu larutan blanko dan lima larutan standar yang

mengandung kadar timbal berkisar antara 10-60 µg/ml

dengan cara berikut :

(a) Ambil larutan standar dengan pipet dan masukkan ke

dalam masing-masing tabung reaksi sebagai berikut :

0,2 ml larutan standar 0,5 ppm : 10 µg/100ml

0,2 ml larutan standar 1 ppm : 20 µg/100ml

0,2 ml larutan standar 2 ppm : 40 µg/100ml

0,2 ml larutan standar 3 ppm : 60 µg/100ml

0,2 ml larutan standar 4 ppm : 80 µg/100ml

Kemudian kocok 3 menit dengan Hot Plate dan Stirer

Page 75: HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KADAR TIMBAL DALAM DARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29454/1/BETTI... · Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan

62

(b) Ambil dengan pipet 9,8 ml larutan pengencer Triton X-

HCL dan tambahkan ke dalam masing-masing tabung

reaksi larutan standar.

(c) Ambil dengan pipet 10 ml aquabides dan masukkan

dalam tabung reaksi dengan blanko dan kocok 3 menit.

2. Atur AAS dengan tungku grafit dan optimalkan untuk

pengujian timbal sesuai dengan petunjuk alat.

3. Aspirasikan 10 µl larutan blanko dan standar tersebut diatas

ke dalam AAS pada panjang gelombang 285 nm.

4. Buatkan kurva kalibrasi absorbansi vs konsentrasi dari data di

atas dan tentukan persamaan garis lurusnya

5. Bila linieritas kurva kalibrasi (r2) lebih kecil dari 0,95 ulangi

langkah pada butir 5 dan 6

(d) Persiapan sampel (Lampiran 8)

1. Ambil dengan pipet 0,2 ml darah sampel dan masukkan ke

dalam tabung reaksi bertutup 15 ml tambahkan kira-kira

5ml larutan dilusi, tutup tabung reaksi

2. Kocok tabung reaksi dengan Hot Plate dan Stirer sampai

larutan homogen

3. Pindahkan larutan homogen ini ke dalam labu ukur 10 ml,

lalu tanda bataskan dengan larutan dilusi.

(e) Analisa sampel dan perhitungannya

1. Atur AAS dan optimalkan untuk pengujian timbal sesuai

dengan petunjuk alat

Page 76: HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KADAR TIMBAL DALAM DARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29454/1/BETTI... · Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan

63

2. Aspirasikan 10 µl larutan sampel tersebut di atas ke dalam

AAS pada panjang gelombang 283 nm

3. Apabila perbedaan hasil pengukuran secara duplo lebih dari

20%, periksa kondisi alat dan ulangi langkah pada butir 2

4. Apabila peerbedaannya kurang dari 20% ambil rerata hasil

5. Hitung kadar timbal dlam darah dengan cara mensubtitusi

hasil pembacaan absorbansi ke kurva kalibrasi yang

dihasilkan dari pengukuran absorbansi larutan standar.

E. Analisis Data

Analisis data yang akan digunakan pada penelitian ini adalah analisis

univariat dan analisis dengan metode Partial Least Square (PLS).

1. Analisis Univariat

Analisi univariat digunakan untuk mendapatkan distribusi frekuensi

dari setiap variabel yang diteliti, baik variabel eksogen, variabel

intervening maupun variabel endogen. Pada penelitian ini variabel yang

dilakukan ananlisis dengan univariat antara lain usia, lama kerja,

kebiasaan merokok, kadar timbal dalam darah dan kadar hemoglobin pada

responden.

2. Analisis dengan Metode Partial Least Square (PLS)

Pada penelitian ini akan digunakan Structural Equation Modeling

(SEM) berbasis variance yaitu Partial Least Square (PLS). Terdapat tiga

jenis variabel pada penelitian ini, yaitu variabel eksogen, intervenning dan

endogen. Variabel eksogen merupakan variabel yang mempengaruhi,

sedangkan variabel endogen merupakan variabel yang dipengaruhi.

Page 77: HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KADAR TIMBAL DALAM DARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29454/1/BETTI... · Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan

64

Variabel intervenning merupakan variabel perantara antara variabel

endogen dan eksogen.

Menurut Latan dan Imam (2012) tahapan yang dilakukan dalam

pemodelan PLS antara lain menentukan spesifikasi dan evaluasi model.

Model pada penelitian dengan PLS terdiri dari dua yaitu inner model

(model struktural) dan outer model (model pengukuran). Inner model

dalam penelitian ini dirancang untuk melihat hubungan antara variabel

laten eksogen dengan variabel laten intervenning dan variabel laten

endogen. Sedangkan Outer model merupakan hubungan antara indikator

dengan variabel latennya.

Pada evaluasi outer model, model dianggap valid atau memenuhi

syarat jika nilai cronbach’s alpha > 0.7. Pada evaluasi inner model

digunakan dilai R square untuk melihat kuat dan besarnya peran variabel

eksogen terhadap variabel endogen dan intervenning. Nilai R Square

dikatakan kuat jika ≥ 0.5 atau dikatakan memiliki peran yang besar jika ≥

50 %. Sedangkan nilai R Square dikatakan lemah jika < 0.5 dan dikatakan

memiliki peran yang kecil jika < 50 % (Latan dan Imam, 2012).

Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara variabel

eksogen, intervenning dan endogen, digunakan nilai T statistics atau T test.

Pada penelitian ini digunakan nilai T table = 1.96. Jika nilai T test > T

table maka terdapat hubungan antara satu variabel dengan variabel

lainnya. Selain itu dapat pula ditentukan arah hubungan antar variabel

dengan melihat nilai original sample. Jika nilai original sample

menunjukkan nilai positif, maka hubungan memiliki arah positif.

Page 78: HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KADAR TIMBAL DALAM DARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29454/1/BETTI... · Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan

65

Hubungan dengan arah positif menunjukkan pertambahan suatu variabel

diikuti dengan pertambahan variabel lainnya. Namun jika nilai original

sample menunjukkan nilai negatif, maka hubungan memiliki arah negatif.

Hubungan dengan arah negatif menunjukkan pertambahan suatu variabel

diikuti dengan penurunan variabel lainnya(Latan dan Imam, 2012).

Pada penelitian ini akan dilihat hubungan langsung dan tidak

langsung. Hubungan langsung antar variabel dilihat dari nilai T test dan

Original Sample pada tabel Path Coefficients hasil bootstrapping.

Hubungan tidak langsung antar variabel dilihat dari nilai T test hasil dari

analisis menggunakan Sobel test dengan Aorian Version. Berikut gambar

hubungan antar variabel pada penelitian ini :

a) Hubungan Langsung

Skema hubungan langsung antar variabel laten dapat dilihat pada

gambar sebagai berikut :

Gambar 4.1. Skema Hubungan Langsung antar Variabel Laten

Page 79: HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KADAR TIMBAL DALAM DARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29454/1/BETTI... · Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan

66

Keterangan dari gambar 4.1. adalah :

1. Hubungan langsung antara umur dengan kadar timbal dalam darah

2. Hubungan langsung antara lama kerja dengan kadar timbal dalam

darah

3. Hubungan langsung antara kebiasaan merokok dengan kadar timbal

dalam darah

4. Hubungan langsung antara umur dengan kadar hemoglobin

5. Hubungan langsung antara lama kerja dengan kadar hemoglobin

6. Hubungan langsung antara kebiasaan merokok dengan kadar

hemoglobin

7. Hubungan langsung antara kadar timbal dalam darah dengan kadr

hemoglonbin

b) Hubungan Tidak Langsung

Skema hubungan tidak langsung antar variabel laten dapat dilihat

pada gambar sebagai berikut :

Gambar 4.2. Skema Hubungan Tidak Langsung antara Variabel Usia dengan

Variabel Kadar Hemoglobin

Page 80: HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KADAR TIMBAL DALAM DARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29454/1/BETTI... · Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan

67

Gambar 4.3. Skema Hubungan Tidak Langsung antara Variabel Lama Kerja

dengan Variabel Kadar Hemoglobin

Gambar 4.4. Skema Hubungan Tidak Langsung antara Variabel Kebiasaan

Merokok dengan Variabel Kadar Hemoglobin

Keterangan dari gambar 4.4. adalah :

1. Hubungan tidak langsung antara umur melalui kadar timbal dalam

darah dengan kadar hemoglobin

2. Hubungan tidak langsung antara lama kerja melalui kadar timbal

dalam darah dengan kadar hemoglobin

3. Hubungan tidak langsung antara kebiasaan merokok melalui kadar

timbal dalam darah dengan kadar hemoglobin

c) Hubungan simultan antara karakteristik individu (usia, lama kerja dan

kebiasaan merokok) dengan melalui kadar timbal dalam darah dengan

kadar hemoglobin

Page 81: HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KADAR TIMBAL DALAM DARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29454/1/BETTI... · Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan

68

Skema hubungan simultan antar variabel laten dapat dilihat pada

gambar sebagai berikut :

Gambar 4.5. Skema Hubungan Simultan antar Variabel laten

Page 82: HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KADAR TIMBAL DALAM DARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29454/1/BETTI... · Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan

69

BAB V

HASIL

A. Gambaran Lokasi Penelitian

Kawasan Megamall beralamat di Jalan Ir. H. Juanda, Ciputat Tangerang

Selatan. Kawasan ini memiliki luas ± 1,5 hektar. Kawasan Megamall

merupakan kawasan yang menjadi pusat percetakan di Ciputat. Hal ini

disebabkan posisi Kawasan Megamall yang dekat dengan universitas yang

sering menggunakan jasa percetakan. Terdapat tujuh percetakan di Kawasan

Megamall yang beroperasi selama 24 jam per hari untuk enam hari kerja

selama seminggu. Percetakan tersebut antara lain Prima Graphia, Sejahtera,

Asia Visual, Kholam Printing, Bianglala, Kreasi Permaisindo dan Talenta

Offset.

Percetakan di Kawasan Megamall menyediakan jasa percetakan dengan

berbagai media cetak baik kertas maupun vinyl. Percetakan tersebut dapat

mencetak flier, leaflet, buku poster berbagai ukuran, spanduk, banner, sticker,

backdrop dan sablon. Rata-rata setiap percetakan menghasilkan 500-1000

lembar flier dan leaflet, serta 100-150 buah buku. Kapasitas mencetak dapat

meningkat sesuai dengan permintaan konsumen. Percetakan yang terdapat di

Kawasan Megamall tidak hanya mencetak flier, leaflet dan buku, namun juga

mencetak poster berbagai ukuran, spanduk, banner, sticker dan backdrop.

Rata-rata dalam sehari setiap percetakan mencetak 200-300 lembar spanduk

maupun banner.

Page 83: HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KADAR TIMBAL DALAM DARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29454/1/BETTI... · Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan

70

B. Analisa Univariat

Analisa univariat dilakukan untuk mendeskripsikan masing-masing

variabel yang diteliti yaitu meliputi variabel usia, lama kerja, kebiasaan

merokok, kadar timbal dalam darah dan kadar hemoglobin.

1. Gambaran Kadar Hemoglobin

Distribusi kadar hemoglobin pekerja percetakan di Kawasan Megamall

Ciputat dapat dilihat pada tabel 5.1.

Tabel 5.1. Distribusi Kadar Hemoglobin Pekerja Percetakan di

Kawasan Megamall Tahun 2015

Mean Median Standar Deviasi Min-Maks

12,34 12,3 1,53 10-15,9

Berdasarkan hasil analisis didapatkan rata-rata kadar hemoglobin

pekerja sebesar 12,34 gr/dL.

2. Gambaran Kadar Timbal dalam Darah

Distribusi kadar timbal dalam darah pekerja percetakan di Kawasan

Megamall Ciputat dapat dilihat pada tabel 5.2.

Tabel 5.2. Distribusi Kadar Timbal dalam Darah Pekerja Percetakan di

Kawasan Megamall Ciputat Tahun 2015

Mean Median Standar Deviasi Min-Maks

2,05 1,92 1,27 0,51-5,5

Berdasarkan hasil analisis didapatkan rata-rata kadar timbal dalam

darah pekerja sebesar 2,05 g/dL.

3. Gambaran Karakteristik Individu

Distribusi gambaran karakteristik individu pekerja percetakan di

Kawasan Megamall Ciputat dapat dilihat pada tabel 5.3.

Page 84: HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KADAR TIMBAL DALAM DARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29454/1/BETTI... · Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan

71

Tabel 5.3. Distribusi Karakteristik Individu Pekerja Percetakan di

Kawasan Megamall Ciputat Tahun 2015

Variabel Mean Median Standar Deviasi Min-Maks

Usia 29,98 26,5 11,36 17-59

Lama Kerja (Tahun) 4 3,5 2,55 1-10

Kebiasaan Merokok 7 6 3,53 0-12

Berdasarkan tabel 5.3. diketahui rata-rata usia dari pekerja adalah

29,98 tahun, rata-rata lama kerja 4 tahun dan rata-rata mengkonsumsi

rokok sebanyak 7 batang per hari.

C. Analisis dengan Metode Partial Least Square (PLS)

Langkah awal yang perlu dilakukan dalam pemodelan Strutural Equation

Modeling (SEM) berbasis PLS adalah menentukan spesifikasi model yang

terdiri dari dua yaitu inner model (model struktural) dan outer model (model

pengukuran) (Latan dan Imam, 2012). Inner model dalam penelitian ini

dirancang untuk melihat hubungan antara variabel laten eksogen dengan

variabel laten intervenning dan variabel laten endogen. Variabel eksogen

terdiri dari usia, lama kerja dan kebiasaan merokok. Variabel intervenning

pada penelitian ini adalah kadar timbal dalam darah, sedangkan variabel

endogen pada penelitian ini adalah kadar hemoglobin.

Outer model ialah hubungan antara indikator dengan variabel latennya

(Latan dan Imam, 2012). Pada penelitian ini variabel laten merupakan variabel

observed yaitu dapat diukur langsung dan memiliki satu indikator. Oleh

karena itu pada penelitian ini outer model berbentuk formatif dengan asumsi

setiap indikator menjelaskan karakteristik variabel latennya. Diagram jalur

hubungan karakteristik individu terhadap kadar timbal dalam darah dan

dampaknya pada kadar hemoglobin dapat dilihat pada gambar 5.1.

Page 85: HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KADAR TIMBAL DALAM DARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29454/1/BETTI... · Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan

72

Gambar 5.1. Diagram Jalur

Langkah selanjutnya adalah evaluasi outer model dan inner model yang

telah dibuat. Nilai outer model dianggap valid atau memenuhi syarat jika nilai

cronbach’s alpha > 0,7 (Latan dan Imam, 2012). Pada penelitian ini

menggunakan outer model berbentuk formatif dengan satu indikator sehingga

dapat dipastikan nilai cronbach’s alpha sama dengan satu (tabel 5.4).

Tabel 5.4. Nilai outer model

Variabel Kadar

hemoglobin

Kadar timbal

dalam darah Usia

Lama

kerja

Kebiasaan

merokok

Kadar hemoglobin 1,000000

Kadar timbal dalam darah 1,000000

Usia 1,000000

Lama kerja 1,000000

Kebiasaan merokok 1,000000

Setelah dilakukan evaluasi outer model, selanjutnya dilakukan evaluasi

inner model dengan melihat nilai R Square dari variabel laten intervenning

dan variabel laten endogen (Latan dan Imam, 2012). Hasil uji inner model

dapat dilihat pada tabel 5.5.

Tabel 5.5. Evaluasi Inner Model

Variabel R Square

Kadar timbal dalam darah 0,853

Kadar hemoglobin 0,478

Page 86: HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KADAR TIMBAL DALAM DARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29454/1/BETTI... · Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan

73

Berdasarkan tabel 5.5 diketahui bahwa variabel kadar timbal dalam darah

memiliki nilai R Square sebesar 0,853 yang termasuk dalam kategori kuat.

Nilai R Square menunjukkan kuatnya peran usia, lama kerja dan kebiasaan

merokok terhadap kadar timbal dalam darah, yaitu sebesar 85,3 %. Untuk

variabel kadar hemoglobin memiliki nilai R Square sebesar 0,478 yang

termasuk dalam kategori lemah. Nilai R Square menunjukkan besarnya peran

variabel usia, lama kerja, merokok dan kadar timbal dalam darah terhadap

kadar hemoglobin yaitu sebesar 47,8 %.

1. Hubungan Langsung

Pada penelitian ini dilakukan analisis untuk mengetahui hubungan

langsung antar usia, lama kerja dan kebiasaan merokok dengan kadar

timbal dalam darah dan kadar hemoglobin.

Tabel 5.6. Hasil Analisis Hubungan Langsung

Variabel

Kadar Timbal dalam Darah Kadar Hemoglobin

Original

sample

Standard

error T test

Original

sample

Standard

error T test

Usia -0,067 0,067 1 0,15 0,10 1,51

Lama kerja 0,87 0,044 19,6 -0,41 0,32 1,3

Kebiasaan

merokok 0,13 0,063 2,07 0,61 0,16 3,84

a. Hubungan Usia dengan Kadar Timbal dalam Darah

Berdasarkan hasil analisis pada tabel 5.6. tentang hubungan antara

usia dengan kadar timbal dalam darah dapat diketahui bahwa nilai T test

sebesar 1. Hal ini menunjukkan tidak terdapat hubungan antara usia

dengan kadar timbal dalam darah pekerja (T test < 1,96).

Page 87: HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KADAR TIMBAL DALAM DARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29454/1/BETTI... · Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan

74

b. Hubungan Lama Kerja (Tahun) dengan Kadar Timbal dalam Darah

Berdasarkan hasil analisis pada tabel 5.6. tentang hubungan antara

lama kerja dengan kadar timbal dalam darah dapat diketahui bahwa

nilai T test sebesar 19,6 dengan nilai original sample sebesar 0,087. Hal

ini menunjukkan ada hubungan antara lama kerja dengan kadar timbal

dalam darah pekerja (T test > 1,96). Arah hubungan lama kerja dengan

kadar timbal dalam darah adalah positif. Arah hubungan positif

menunjukkan semakin lama seseorang bekerja maka semakin tinggi

kadar timbal dalam darah orang tersebut.

c. Hubungan Kebiasaan Merokok dengan Kadar Timbal dalam Darah

Berdasarkan hasil analisis pada tabel 5.6. tentang hubungan antara

kebiasaan merokok dengan kadar timbal dalam darah dapat diketahui

bahwa nilai T test sebesar 2,07 dengan nilai original sample sebesar

0,13. Hal ini menunjukkan ada hubungan antara kebiasaan merokok

dengan kadar timbal dalam darah pekerja (T test > 1,96). Arah

hubungan kebiasaan merokok dengan kadar timbal dalam darah adalah

positif. Arah hubungan positif menunjukkan semakin banyak seseorang

mengkonsumsi rokok dalam sehari maka semakin tinggi kadar timbal

dalam darah orang tersebut.

d. Hubungan Usia dengan Kadar Hemoglobin

Berdasarkan hasil analisis pada tabel 5.6. tentang hubungan antara

usia dengan kadar hemoglobin dapat diketahui bahwa nilai T test

sebesar 1,51. Hal ini menunjukkan tidak terdapat hubungan antara usia

dengan kadar hemoglobin pekerja (T test < 1,96).

Page 88: HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KADAR TIMBAL DALAM DARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29454/1/BETTI... · Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan

75

e. Hubungan Lama Kerja (Tahun) dengan Kadar Hemoglobin

Berdasarkan hasil analisis pada tabel 5.6. tentang hubungan antara

lama kerja dengan kadar hemoglobin dapat diketahui bahwa nilai T test

sebesar 1,3. Hal ini menunjukkan tidak terdapat hubungan antara lama

kerja dengan kadar hemoglobin pekerja (T test < 1,96).

f. Hubungan Kebiasaan Merokok dengan Kadar Hemoglobin

Berdasarkan hasil analisis pada tabel 5.6. tentang hubungan antara

kebiasaan merokok dengan kadar hemoglobin dapat diketahui bahwa

nilai T test sebesar 3,84 dengan nilai original sample sebesar 0,61. Hal

ini menunjukkan ada hubungan antara kebiasaan merokok dengan kadar

hemoglobin (T test > 1,96). Arah hubungan kebiasaan merokok dengan

kadar hemoglobin adalah positif. Arah hubungan positif menunjukkan

semakin banyak seseorang mengkonsumsi rokok dalam sehari maka

semakin tinggi kadar hemoglobin orang tersebut.

g. Hubungan Kadar Timbal dalam Darah dengan Kadar Hemoglobin

Hubungan kadar timbal dalam darah dengan kadar hemoglobin

dapat dilihat pada tabel 5.7.

Tabel 5.7. Hubungan Kadar Timbal dalam Darah dengan

Kadar Hemoglobin

Variabel Kadar hemoglobin

Original sample T test R square

Kadar timbal

dalam darah -0,34 3,1 0,12

Berdasarkan hasil analisis pada tabel 5.7. tentang hubungan antara

kadar timbal dalam darah dengan kadar hemoglobin dapat diketahui

bahwa nilai T test sebesar 3,1 dengan nilai original sample sebesar -

Page 89: HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KADAR TIMBAL DALAM DARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29454/1/BETTI... · Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan

76

0,34. Hal ini menunjukkan ada hubungan antara kadar timbal dalam

darah dengan kadar hemoglobin (T test > 1,96). Arah hubungan kadar

timbal dalam darah dengan kadar hemoglobin adalah negatif. Arah

hubungan negatif menunjukkan semakin tinggi kadar timbal dalam

darah seseorang maka semakin rendah kadar hemoglobin orang

tersebut. Variabel kadar hemoglobin memiliki nilai R Square sebesar

0.12 termasuk kategori lemah. Nilai R Square menunjukkan peran

kadar timbal dalam darah terhadap kadar hemoglobin sebesar 12 %.

2. Hubungan Tidak Langsung

Pada penelitian ini dilakukan Sobel test dengan Aorian Version untuk

melihat hubungan tidak langsung (indirect effect) antara variabel usia,

lama kerja dan kebiasaan merokok bersama dengan kadar timbal darah

terhadap kadar hemoglobin. Hasil uji Aorian dapat dilihat pada tabel 5.8.

Tabel 5.8. Hasil Uji Aroian

Variabel Kadar hemoglobin

T test

Usia 0,4

Lama kerja 0,6

Kebiasaan merokok 0,5

a. Hubungan Usia dengan Kadar Hemoglobin melalui Kadar Timbal

dalam Darah

Berdasarkan tabel 5.8. diketahui bahwa nilai T test hubungan

antara usia dengan kadar hemoglobin melalui kadar timbal dalam darah

sebesar 0,4. Hal ini menunjukkan tidak terdapat hubungan antara usia

dengan kadar hemoglobin melalui kadar timbal dalam darah (T test <

1,96).

Page 90: HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KADAR TIMBAL DALAM DARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29454/1/BETTI... · Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan

77

b. Hubungan lama kerja (tahun) dengan kadar hemoglobin melalui kadar

timbal dalam darah

Berdasarkan tabel 5.8. diketahui bahwa nilai T test hubungan

antara lama kerja dengan kadar hemoglobin melalui kadar timbal dalam

darah sebesar 0,6. Hal ini menunjukkan tidak terdapat hubungan antara

lama kerja dengan kadar hemoglobin melalui kadar timbal dalam darah

(T test < 1,96).

c. Hubungan kebiasaan merokok dengan kadar hemoglobin dengan

variabel intervenning kadar timbal dalam darah

Berdasarkan tabel 5.8. diketahui bahwa nilai T test hubungan

antara kebiasaan merokok dengan kadar hemoglobin melalui kadar

timbal dalam darah sebesar 0,5. Hal ini menunjukkan tidak terdapat

hubungan antara kebiasaan merokok dengan kadar hemoglobin melalui

kadar timbal dalam darah (T test < 1,96).

3. Hubungan Simultan antara Usia, Lama Kerja (Tahun) dan Kebiasaan

Merokok Melalui Kadar Timbal dalam Darah dengan Kadar Hemoglobin

Pada penelitian ini dilakukan analisis untuk melihat hubungan

simultan antara usia, lama kerja, kebiasaan merokok melalui kadar timbal

dalam darah dengan kadar hemoglobin. Kadar timbal dalam darah

merupakan variabel intervenning, yaitu variabel yang menjadi penghubung

atau perantara variabel eksogen dengan endogen. Analisis SEM pada

penelitian ini menggunakan efek mediasi yaitu hubungan antara variabel

eksogen dan endogen melalui variabel intervenning. Artinya hubungan

variabel eksogen dengan endogen bisa terjadi secara langsung maupun tidak

langsung.

Page 91: HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KADAR TIMBAL DALAM DARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29454/1/BETTI... · Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan

78

Tabel 5.9. Hubungan Simultan antara Usia, Lama Kerja (Tahun) dan Kebiasaan

Merokok Melalui Kadar Timbal dalam Darah dengan Kadar Hemoglobin

Variabel

Kadar Hemoglobin

Original

sample T test R square

Kadar timbal dalam darah -0,21 0,62 0,478

Berdasarkan hasil analisis pada tabel 5.9. dapat diketahui bahwa nilai T

test hubungan antara usia, lama kerja dan kebiasaan merokok kadar timbal

dalam darah melalui kadar timbal dalam darah dengan kadar hemoglobin

sebesar 0,62 dengan nilai original sample sebesar -0,21. Hal ini

menunjukkan tidak terdapat hubungan antara usia, lama kerja dan kebiasaan

merokok melalui kadar timbal dalam darah dengan kadar hemoglobin (T

statistics < 1,96). Berdasarkan Nilai T test dapat ditentukan bahwa kadar

timbal dalam darah merupakan variabel intervenning yang tidak kuat pada

penelitian ini.

Page 92: HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KADAR TIMBAL DALAM DARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29454/1/BETTI... · Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan

79

BAB VI

PEMBAHASAN

A. Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian mengenai hubungan karakteristik individu terhadap

kadar timbal dalam darah dan dampaknya pada kadar hemoglobin pekerja,

penulis menyadari terdapat beberapa keterbatasan, yaitu :

1. Pada penelitian ini pengukuran hemoglobin dan kadar timbal dalam darah

tidak dilakukan pengulangan sebanyak tiga kali untuk setiap sampelnya.

Hal ini disebabkan karena keterbatasan alat dan bahan.

2. Pada penelitian ini tidak dilakukan crosscheck atau melihat kartu identitas

pekerja untuk memastikan usia pekerja. Hal ini disebabkan karena pekerja

tidak membawa kartu identitas.

3. Pada variabel lama kerja juga tidak dilakukan crosscheck dengan data

sekunder dari percetakan tempat pekerja bekerja. Hal ini disebabkan

karena percetakan tidak memiliki dokumen pekerja.

4. Penelitian ini menggunaka rumus Slovin untuk menentukan besar sampel,

sehingga tidak mempertimbangkan nilai prevalensi dari setiap variabelnya.

B. Kadar Hemoglobin pada Pekerja Percetakan di Kawasan Megamall

Ciputat Tahun 2015

Hemoglobin merupakan komponen penting dari sel darah merah yang

memiliki peran dalam transportasi oksigen dan karbon dioksida (Yartireh dan

Amir, 2013). Pengukuran kadar hemoglobin dalam darah adalah salah satu uji

laboratorium klinis yang sering dilakukan untuk melihat secara tidak

Page 93: HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KADAR TIMBAL DALAM DARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29454/1/BETTI... · Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan

80

langsung kapasitas darah dalam membawa oksigen ke sel-sel di dalam tubuh.

Pemeriksaan kadar hemoglobin merupakan salah satu indikator yang

menentukan seseorang menderita anemia atau tidak (Estridge dkk, 2000).

Pada laki-laki dewasa kadar normal hemoglobin berkisar antara 13-17

g/dL. Kadar hemoglobin di bawah normal merupakan sindrom dari penyakit

anemia (Handayani dan Andi, 2008). Berdasarkan hasil pengukuran kadar

hemoglobin pekerja didapatkan rata-rata kadar hemoglobin sebesar 12,34

g/dL, kadar hemoglobin paling rendah sebesar 10 g/dL dan paling tinggi

sebesar 15,9 g/dL. Hasil analisis menunjukkan terdapat 65% pekerja memiliki

kadar hemoglobin dibawah normal. ACS (2014) menyebutkan pekerja yang

bekerja di percetakan memiliki tingkat risiko akibat pajanan timbal yang

tinggi. Selain itu Printinng Industry Association of Australia menyebutkan

bahwa bahan kimia yang digunakan di percetakan sering dikelola dengan cara

memaparkan langsung ke pekerja (Oke dkk, 2008).

Kekurangan hemoglobin menunjukkan dampak akut seperti sering pusing,

mata berkunang-kunang dan pucat (Handayani dan Andi, 2008). Hasil

analisis menunjukkan terdapat 65% pekerja yang sering merasa lemah, letih

dan lesu. Sebanyak 50% pekerja sering merasa sakit kepala dan pusing dalam

satu tahun terakhir. Penurunan kadar hemoglobin dari batas normalnya dapat

disebabkan karena terganggunya proses pembentukan hemoglobin. Gangguan

ini dapat disebabkan karena masuknya logam berat seperti timbal dalam

darah yang menghambat kerja enzim ALAD pada saat pembentukan gugus

heme (Lauwerys dan Perrine, 2001).

Page 94: HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KADAR TIMBAL DALAM DARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29454/1/BETTI... · Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan

81

Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya pernurunan kadar

hemoglobin, faktor tersebut dapat terjadi akibat kekurangan zat besi dan

vitamin B12 (Sloane, 2003). Penyebab lainnya dapat ditimbulkan dari genetik,

dimana terdapat molekul hemoglobin dalam tubuhnya yang abnormal

sehingga konsentrasi oksigen dalam tubuhnya rendah. Penyakit ini sering

disebut dengan anemia sel sabit (Sloane, 2003).

C. Kadar Timbal dalam Darah Pekerja Percetakan di Kawasan Megamall

Ciputat Tahun 2015

Timbal merupakan logam berat yang bersifat toksik (Lu, 2010). Timbal

banyak digunakan dalam bidang industri, salah satunya adalah industri

percetakan. Pada industri percetakan, timbal digunakan sebagai bahan

pewarna dalam bentuk persenyawaan dengan krom (PbCr04) (Palar, 2004).

Timbal yang digunakan selama proses mencetak dapat mencemari udara dan

masuk ke dalam tubuh manusia melalui sistem pernafasan. Selain melalui

udara timbal juga dapat masuk melalui kulit ketika menyentuh langsung

bahan kimia yang mengandung timbal (Harrison dan Laxen, 1981).

Percetakan yang terdapat di Kawasan Megamall tidak hanya mencetak

pada media kertas, namun juga mencetak pada media yang terbuat dari vynil

dan flexy. Media yang terbuat dari vynil dan flexy menggunakan tinta dengan

campuran pelarut dengan tujuan untuk memperkuat ikatan warna pada tinta

dengan bahan cetak. Tinta dengan campuran pelarut menggunakan pewarna

tambahan yang mengandung timbal dengan komposisi ± 10% (PMAI, 2003).

Sebelum digunakan, tinta dengan pewarna dicampur dengan pelarut. Tinta

dengan campuran pelarut dapat menguap dalam suhu ruang karena pelarut

yang digunakan termasuk dalam golongan Volatile Organic Compound

Page 95: HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KADAR TIMBAL DALAM DARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29454/1/BETTI... · Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan

82

(VOC) atau komponen organik yang mudah menguap (PMAI, 2003). Pada

proses pencampuran pewarna dengan pelarut secara tidak sengaja timbal

dalam pewarna dapat menguap bersama dengan pelarut (Patty, 1897).

Sebagian besar VOC merupakan polutan udara yang berbahaya jika dihirup

dan masuk ke dalam pernafasan manusia (PMAI, 2003).

Timbal yang telah masuk kedalam tubuh akan didistribusi ke dalam darah

sebesar 95% yang terikat pada sel darah merah dan sisanya terikat pada

plasma darah (Palar, 2004). Oleh karena itu kadar timbal dalam darah

menggambarkan kadar timbal dalam tubuh. Pemeriksaan kadar timbal dalam

darah merupakan petunjuk langsung jumlah timbal yang masuk ke dalam

tubuh, karena timbal dalam darah memiliki waktu tinggal selama 35 hari

(Lubis, 2013). Kadar timbal dalam darah yang melebihi NAB akan

menunjukkan gangguan sistem hematopoeietik seperti penurunan kadar

hemoglobin. Penelitian yang dilakukan oleh Al-Hassani (2013) menunjukkan

kadar timbal dalam darah secara signifikan meningkat pada pekerja yang

terpapar timbal di lingkungan kerja.

Berdasarkan hasil pengukuran timbal dalam darah pada pekerja percetakan

di Kawasan Megamall tahun 2015 terlihat bahwa rata-rata kadar timbal dalam

darah pekerja sebesar 2,05 g/dL, dengan kadar terendah sebesar 0,51 g/dL

dan kadar tertinggi sebesar 5,5 g/dL. CDC (2011) menetapkan bahwa

ambang batas kadar timbal dalam darah adalah 10 g/dL. Namun menurut

CDPH (2009) kadar timbal dalam darah sebesar 5 g/dL sudah dapat

mengganggu peran enzim ALAD dalam proses pembentukan heme.

Penelitian yang dilakukan oleh Schwartz dkk (2001) menunjukkan kadar

Page 96: HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KADAR TIMBAL DALAM DARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29454/1/BETTI... · Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan

83

timbal dalam darah sebesar 5 µg/dL selain mengganggu biosintesis heme juga

menurunkan fungsi kognitif pada orang dewasa (CDPH, 2009).

Keberadan timbal dalam darah dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu,

penelitian yang dilakukan oleh Saito dkk (2006) menunjukkan bahwa faktor

usia dan lama kerja mempengaruhi kadar timbal dalam darah. Hasan dkk

(2013) menyebutkan faktor lain yang mempengaruhi kadar timbal dalam

darah adalah jenis kelamin dan kebiasaan merokok.

D. Hubungan Usia dengan Kadar Timbal dalam Darah

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (2008) usia adalah lama

waktu hidup seseorang sejak dilahirkan. Usia dapat mempengaruhi kadar

timbal dalam darah, ini dikaitkan dengan semakin bertambah usia akan

menurunkan status kesehatan seseorang. Penurunan status kesehatan

dikaitkan dengan penuaan yang menyebabkan penurunan berbagai fungsi

organ tubuh termasuk fungsi paru (Boss dan Edwin, 1981). Murray (1986)

dan Krumpe dkk (1985) menyebutkan paru-paru manusia mengalami

perkembangan pada usia 10-20 tahun, alveolus berkembangan maksimal pada

usia 10-12 tahun. Setelah itu sistem pernapasan akan mengalami

perkembangan sampai pada fungsi yang maksimal, yaitu pada usia 20 tahun

untuk perempuan dan 25 tahun untuk laki-laki (Janssens dkk, 1999).

Paru-paru pada orang dengan usia antara 30-40 tahun akan mengalami

penurunan fungsi sistem pernafasan. Penurunan ini ditunjukkan dari

melambatnya sistem penyaringan udara oleh silia yang terdapat di trakea dan

bronkus (Boss dan Edwin, 1981). Melambatnya sistem penyaringan udara

mempermudah polutan termasuk timbal untuk masuk melalui sistem

Page 97: HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KADAR TIMBAL DALAM DARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29454/1/BETTI... · Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan

84

pernafasan. Salah satu bagian dari sistem pernafasan yang juga mengalami

penurunan fungsi adalah alveolus (Janssens dkk, 1999). Berdasarkan hasil

analisis hubungan usia dengan kadar timbal dalam darah diperoleh nilai T test

< 1,96. Hal ini menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara

usia dengan kadar timbal dalam darah. Hasil analisis ini sejalan dengan

penelitian Al-Hassani (2013) yang menyebutkan tidak terdapat korelasi antara

usia dengan kadar timbal dalam darah pekerja.

Pencemaran timbal di udara dapat bersumber dari transportasi dan industri

yang mengeluarkan emisi timbal ke udara (Harrison dan Laxen, 1981). Dari

penelitian ini diketahui bahwa lama kerja menunjukkan lama pajanan timbal

yang diterima pekerja. Lama pajanan yang diterima pekerja bervariasi setiap

usianya, meningkatnya usia tidak diikuti dengan peningkatan lama kerja. Hal

ini terjadi karena pekerja direkrut tanpa batasan usia. Terdapat kecenderungan

bahwa semakin lama kerja, maka semakin tinggi kadar timbal dalam darah,

karena waktu pajanan terhadap timbal di lingkungan kerja juga semakin

bertambah (Patrick, 2006).

Health and Safety Executive (HSE) Pemerintah Inggris pada tahun 2002

menetapkan peraturan yang disebut dengan Control of Lead at Work (CLAW)

dan menyebutkan dua jenis NAB timbal dalam darah pekerja berdasarkan

usia, yaitu :

Tabel 6.1. Peraturan Kadar Timbal dalam Darah Pekerja Berdasarkan Usia

(HSE, 2015)

Pekerja dengan

usia < 18 tahun

Pekerja dengan

usia ≥ 18 tahun

Suspension Level 50 g/dL 60 g/dL

Action Level 40 g/dL 50 g/dL

Page 98: HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KADAR TIMBAL DALAM DARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29454/1/BETTI... · Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan

85

Suspension Level adalah NAB timbal dalam darah yang digunakan bagi

pekerja yang terpapar timbal dari lingkungan kerjanya. Suspension Level

biasa digunakan untuk memantau pekerja yang telah menjalani surveilans

medis. Sedangkan Action Level merupakan NAB timbal dalam darah untuk

memutuskan apakah perlu dilakukan surveilans medis terhadap pekerja (HSE,

2015). Pada penelitian ini rentang antara usia < 18 tahun dengan usia ≥ 18

tahun tidak terlalu terlihat, hal ini dikarenakan 97,5 % (39 pekerja) memiliki

usia ≥ 18 tahun dan 2,5 % (1 pekerja) memiliki usia < 18 tahun. Berdasarkan

tabel 6.1 terlihat bahwa terdapat perbedaan NAB pada usia dibawah 18 tahun

dengan usia ≥ 18 tahun. Hal ini disebabkan oleh perbedaan usia pada rentang

tertentu dapat memperlihatkan perbedaan respon tubuh terhadap kadar timbal

(HSE, 2015).

E. Hubungan Lama Kerja (Tahun) dengan Kadar Timbal dalam Darah

Seseorang yang bekerja pada lingkungan dengan pajanan timbal dapat

mengalami gangguan kesehatan. Hal ini terjadi akibat penumpukan timbal

dalam tubuhnya. Semakin lama orang tersebut bekerja maka semakin

bertambah jumlah pajanan timbal yang diterima (Patrick, 2006). Berdasarkan

hasil analisis hubungan lama kerja dengan kadar timbal dalam darah

diperoleh nilai T test > 1,96. Hal ini menunjukkan terdapat hubungan antara

lama kerja dengan kadar timbal dalam darah. Selain itu arah hubungan antara

lama kerja dengan kadar timbal dalam darah menunjukkan arah positif, yaitu

semakin lama seseorang bekerja maka semakin meningkatkan kadar timbal

dalam darah orang tersebut. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian

Page 99: HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KADAR TIMBAL DALAM DARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29454/1/BETTI... · Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan

86

Saito dkk (2006) dimana lama kerja menunjukkan pengaruh terhadap kadar

timbal dalam darah pekerja.

Occupational Safety and Health Administration (OSHA) dalam

peraturannya tentang Lead No. 1910.1025 menyebutkan bahwa wajib

dilakukan program surveilans medis terkait dengan pekerja yang terpapar

timbal di lingkungan kerjanya. Rata-rata pekerja percetakan di Kawasan

Megamall telah bekerja di bagian cetak selama 4 tahun. Seluruh pekerja telah

bekerja lebih dari satu tahun dan belum pernah melakukan pemeriksaan kadar

timbal dalam darah terkait pajanan okupasional. Pekerja dengan lama kerja

paling singkat (satu tahun) memiliki kadar timbal dalam darahnya sebesar

0,5 g/dl. Sedangkan untuk pekerja dengan lama kerja paling lama (10 tahun)

memiliki kadar timbal dalam darah sebesar 5,5 g/dl.

Rata-rata pekerja bekerja 11 jam dalam sehari selama seminggu dengan

enam hari kerja. Hal ini tidak sesuai dengan Undang-undang No. 13 tahun

2003 tentang ketenagakerjaan yang menyebutkan jam kerja untuk karyawan

yang bekerja selama enam hari dalam seminggu adalah tujuh jam atau 40 jam

dalam seminggu. Sedangkan untuk waktu kerja lembur hanya dapat dilakukan

paling banyak tiga jam dalam satu hari atau 14 jam dalam seminggu. Hasil

analisis juga menunjukkan terdapat 97,5% (39 pekerja) memiliki jam kerja

lebih dari tujuh jam dalam sehari. Semakin lama pekerja berada di lingkungan

kerja maka akan meningkatkan pajanan timbal. Pajanan ini dapat dikurangi

dengan memberlakukan jam kerja sesuai dengan Undang-undang No. 13

tahun 2003 tentang ketenagakerjaan. Penggunaan APD pada saat bekerja juga

dapat mengurangi kontak langsung pekerja dengan bahan kimia bertimbal.

Page 100: HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KADAR TIMBAL DALAM DARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29454/1/BETTI... · Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan

87

F. Hubungan Kebiasaan Merokok dengan Kadar Timbal dalam Darah

Rokok mengandung lebih dari 2000 substansi berbahaya termasuk timbal.

Timbal yang terdapat di dalam rokok berasal dari daun tembakau selama

proses penanaman (Hasan, 2013). Noor (2010) menyebutkan secara alami

kandungan timbal berasal dari tanah dan udara yang memang menyimpan

timbal, selain itu pupuk NPK selama proses penanaman tembakau juga

mempengaruhi kandungan timbal dalam tembakau (Prasetya Online, 2011).

Hasil penelitian Noor (2010) menyebutkan bahwa rata-rata konsentrasi timbal

dalam rokok sebesar 8.2 mBq/batang (Prasetya Online, 2011).

Berdasarkan hasil analisis hubungan kebiasaan merokok dengan kadar

timbal dalam darah diperoleh nilai T test >1,96. Hal ini menunjukkan terdapat

hubungan yang signifikan antara kebiasaan merokok dengan kadar timbal

dalam darah. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Hasan dkk

(2013) dimana kebiasaan merokok menunjukkan korelasi terhadap kadar

timbal dalam darah. Kebiasaan merokok pada penelitian ini dilihat dari

jumlah rokok yang dikonsumsi oleh pekerja perhari. Hasil penelitian

menunjukkan rata-rata pekerja merokok 5 batang perhari.

Rokok menghasilkan asap yang mengandung 4000 bahan berbahaya, baik

dalam bentuk gas maupun partikel. Beberapa bahan berbahaya tersebut

adalah akrolein, formaldehid, karbon monoksida, nikotin, fenol, asan sianida

dan potasium. Bahan-bahan tersebut bersifat toksik terhadap epitelium yang

terdapat di saluran pernafasan. Sifat toksik dari bahan-bahan berbahaya ini

Page 101: HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KADAR TIMBAL DALAM DARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29454/1/BETTI... · Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan

88

ditunjukkan dari penurunana fungsi silia serta menganggu proses regenerasi

sel epitel dan silia (Tamashiro dkk, 2009). Penurunan fungsi dari silia

menyebabkan silia tidak dapat menyaring udara yang tercemar timbal ketika

masuk ke dalam saluran pernapasan, sehingga timbal akan mudah masuk ke

dalam paru-paru dan bercampur dengan darah untuk kemudian diedarkan oleh

darah ke seluruh tubuh (Khan dkk, 2014).

G. Hubungan Usia dengan Kadar Hemoglobin

Kadar hemoglobin dalam tubuh manusia mengalami kenaikan dan

penurunan seiring dengan tahap kehidupan manusia. Bayi yang baru lahir

memiliki kadar hemoglobin lebih tinggi dibandingkan dengan anak-anak dan

orang dewasa (Patel, 2008). Berdasarkan hasil analisis hubungan langsung

usia dengan kadar hemoglobin diperoleh nilai T test < 1,96. Hal ini

menunjukkan tidak terdapat hubungan langsung antara usia dengan kadar

hemoglobin. Hasil analisis hubungan tidak langsung antara usia dengan kadar

hemoglobin juga menunjukkan hasil yang sama. Hasil uji tersebut

menunjukkan tidak terdapat hubungan antara usia dengan kadar hemoglobin

melalui kadar timbal dalam darah.

Hasil penelitian yang dilakukan Garn dkk (1981) menunjukkan bahwa

kadar hemoglobin terendah terjadi pada anak-anak, remaja dan usia lanjut.

Garn dkk (1981) juga menyebutkan perubahan kadar hemoglobin pada usia

tersebut sangat drastis dibandingkan dengan kadar hemoglobin pada usia

dewasa. Kategori usia dewasa pada manusia menurut Hurlock (2001) dimulai

dari usia 18 sampai 60 tahun. Pada usia 50 tahun ke atas fungsi fisiologis

tubuh sudah mulai menurun, pada usia ini kadar hemoglobin manusia juga

Page 102: HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KADAR TIMBAL DALAM DARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29454/1/BETTI... · Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan

89

terlihat menurun (Patel, 2008). Hasil analisis pada penelitian ini menunjukkan

97,5 % (39 pekerja) termasuk dalam usia dewasa dan hanya 2,5 % pekerja

yang termasuk dalam usia remaja. Dari hasil tersebut diketahui bahwa rentang

antara usia remaja dan dewasa tidak terlalu kelihatan, sehingga tidak

memperlihatkan perbedaan kadar hemoglobin pada kelompok usia remaja dan

dewasa.

Pada tahap dewasa kadar hemoglobin tubuh akan stabil dikarenakan

kondisi fisiologis tubuh juga stabil atau tidak mengalami pertumbuhan yang

pesat (Patel, 2008). Namun dibeberapa kondisi kadar hemoglobin pada orang

dewasa dapat menurun drastis diakibatkan beberapa hal seperti kurangnya

konsumsi zat besi, perdarahan terlebih pada wanita yang mengalami

menstruasi dan keracunan logam berat (Patel, 2008). Oleh karena itu

konsumsi zat gizi sangat berpengaruh terhadap kadar hemoglobin dalam

tubuh, terlebih ketika tubuh mengalami pertumbuhan dan juga ketika terjadi

penurunan fungsi fisiologisnya (Patel, 2008). Konsumsi zat besi merupakan

salah satu cara untuk mencegah dan mengurangi terjadinya penurunan

hemoglobin atau anemia pada orang dewasa. Jika konsumsi zat besi terpenuhi

maka tubuh dapat membentuk sel darah merah yang baru untuk

menggantikan sel darah merah yang rusak (Garn dkk, 1981).

H. Hubungan Lama Kerja (Tahun) dengan Kadar Hemoglobin

Kadar nomal hemoglobin pada laki-laki dewasa berkisar antara 13 sampai

17 g/dL (Estridge dkk, 2000). Kadar hemoglobin ini dapat menurun akibat

dari keracunan logam berat seperti timbal (Lauwerys dan Perrine, 2001).

Seseorang yang bekerja di tempat dengan pajanan timbal sangat mungkin

Page 103: HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KADAR TIMBAL DALAM DARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29454/1/BETTI... · Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan

90

mengalami gangguan pada produksi hemoglobin (Lauwerys dan Perrine,

2001). Semakin lama orang tersebut bekerja maka semakin bertambah jumlah

pajanan timbal yang diterima tubuhnya (Patrick, 2006). Timbal memiliki

waktu paruh di dalam darah kurang dari 25 tahun. Ekskresi yang lambat ini

menyebabkan timbal mudah terakumulasi dalam tubuh dan menimbulkan

dampak kesehatan seperti menurunnya kadar hemoglobin (Joko, 1995).

Berdasarkan hasil analisis hubungan langsung lama kerja dengan kadar

hemoglobin diperoleh nilai T test < 1,96. Hal ini menunjukkan tidak terdapat

hubungan langsung antara lama kerja dengan kadar hemoglobin.. Hasil

analisis hubungan tidak langsung antara lama kerja dengan kadar hemoglobin

juga menunjukkan hasil yang sama. Hasil uji tersebut menunjukkan tidak

terdapat hubungan antara lama kerja dengan kadar hemoglobin melalui kadar

timbal dalam darah. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Mifbakhudin dkk

(2010) dan Rizkiawati (2012) yang menyebutkan tidak terdapat hubungan

yang signifikan antara lama kerja dengan kadar hemoglobin.

Hasil analisis menunjukkan seluruh pekerja memiliki kadar timbal dalam

darah di bawah NAB yang ditetapkan oleh CDC. Timbal memiliki sifat

bioakumulasi, yaitu sifat dari senyawa berbahaya yang dapat pindah ke dalam

tubuh organisme kemudian menumpuk dalam jaringan tubuh (Lu, 2010).

Penumpukan timbal dalam tubuh dapat disebabkan oleh pajanan yang

berkelanjutan dari lingkungan. Kadar timbal dalam darah menunjukkan

pajanan timbal di lingkungan kerja (udara). Kadar timbal dalam darah yang

rendah menggambarkan pajanan timbal yang rendah. Hal ini tidak berdampak

besar terhadap penurunan kadar hemoglobin, namun kadar timbal dalam

Page 104: HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KADAR TIMBAL DALAM DARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29454/1/BETTI... · Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan

91

darah sebesar 5 g/dL sudah dapat mengganggu peran enzim ALAD dalam

proses pembentukan heme (CDPH, 2009). Hasil analisis menunjukkan

bahwa hanya satu (2,5%) pekerja yang memiliki kadar timbal dalam darah

lebih atau sama dengan 5 g/dL.

Selama bekerja pekerja tidak selalu menggunakan masker, hanya pada saat

menggunakan bahan kimia yang berbau menyengat pekerja menggunakan

penutup hidung dan mulut. Menggunakan masker merupakan salah satu

langkah untuk mengurangi pajanan timbal dari lingkungan kerja, sehingga

timbal yang masuk ke dalam tubuh berkurang dan dampak negatif dari timbal

juga berkurang.

I. Hubungan Kebiasaan Merokok dengan Kadar Hemoglobin

Pada pekerja di percetakan, pajanan timbal berasal dari bahan kimia yang

digunakan selama bekerja (ACS, 2014). Namun, pajanan timbal juga dapat

berasal dari rokok yang dikonsumsi oleh pekerja. Pada penelitian ini 92.5 %

pekerja merokok, sedangkan 7.5 % pekerja tidak merokok. Berdasarkan hasil

analisis hubungan langsung didapatkan nilai T test > 1,96. Hal ini

menunjukkan terdapat hubungan langsung antara kebiasaan merokok dengan

kadar hemoglobin. Arah hubungan antara kebiasaan merokok dengan kadar

hemoglobin menujukkan arah yang positif, yaitu semakin banyak jumlah

rokok yang dikonsumsi oleh pekerja maka akan meningkatkan kadar

hemoglobinnya. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Goel dkk (2010) yang

menyebutkan terdapat korelasi kuat antara perokok dengan kadar

hemoglobin. Penelitian yang dilakukan Asif dkk (2013) juga menyebutkan

kadar hemogologin perokok lebih tinggi dibandingkan bukan perokok.

Page 105: HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KADAR TIMBAL DALAM DARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29454/1/BETTI... · Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan

92

Hasil analisis hubungan tidak langsung antara kebiasaan merokok dengan

kadar hemoglobin melalui kadar timbal dalam darah menunjukkan tidak

terdapat hubungan antara kebiasaan merokok dengan kadar hemoglobin

melalui kadar timbal dalam darah. Konsentrasi hemoglobin akan meningkat

pada perokok dikarenakan perokok menghirup karbon monoksida dari asap

rokok (Nestel, 2002).

Selain karbon monoksida, perokok juga terpapar timbal yang berasal dari

rokok (Gusnita, 2012). Perokok yang terpapar timbal akan mengalami

gangguan pada biosintesis heme yang menyebabkan menurunnya kadar

hemoglobin (Gusnita, 2014). Berdasarkan teori yang disebutkan oleh Nestel

(2002) dan Gusnita (2014) diketahui bahwa arah hubungan merokok terhadap

kadar hemoglobin dengan arah hubungan timbal terhadap kadar hemoglobin

tidak searah. Oleh karena itu kebiasaan merokok bersama dengan timbal

memperlihatkan interaksi yang berlawanan terhadap kadar hemoglobin,

sehingga tidak ada hubungan yang sigifikan antara kebiasaan merokok

bersama dengan kadar timbal dalam darah dengan kadar hemoglobin.

Karbon monoksida yang masuk ke dalam paru-paru memiliki afinitas yang

lebih besar terhadap hemoglobin dibandingkan dengan oksigen. Karbon

monoksida yang berikatan dengan hemoglobin disebut dengan

karboksihemoglobin. Tubuh bereaksi terhadap tingginya karboksihemoglobin

dengan menambah jumlah hemoglobin menjadi lebih banyak dengan tujuan

untuk meningkatkan kadar oksigen yang diikat oleh hemoglobin. Normalnya

hemoglobin hanya akan mengikat oksigen dan membentuk oksihemoglobin,

namun pada perokok jumlah karboksihemoglobinnya lebih tinggi dari pada

Page 106: HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KADAR TIMBAL DALAM DARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29454/1/BETTI... · Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan

93

oksihemoglobin (Nestel, 2002). Nordenberg dkk (1990) dalam penelitiannya

menyebutkan bahwa perlu ditentukan kadar hemoglobin minimal pada

perokok untuk menentukan apakah perokok tersebut anemia atau tidak (Goel,

2010). Kebiasaan merokok merupakan salah satu kebiasaan yang dilakukan

oleh sebagian masyarakat, sehingga perlu pertimbangan ketika

menginterpretasikan hasil analisis hematologi darah seperti hemoglobin

(Goel, 2010).

J. Hubungan Kadar Timbal dalam Darah dengan Kadar Hemoglobin

Kadar normal hemoglobin pada laki-laki dewasa antara 13-17 g/dL

(Estridge dkk, 2000). Kadar hemoglobin ini dapat menurun akibat beberapa

faktor, salah satunya adalah keberadaan timbal dalam darah (Yartireh dan

Amir, 2013). Hasil analisis menunjukkan nilai T test > 1,96. Hal ini

menunjukkan terdapat hubungan antara kadar timbal dalam darah dengan

kadar hemoglobin. Arah hubungan kadar timbal dalam darah dengan kadar

hemoglobin menujukkan arah hubungan dengan pola negatif. Artinya jika

kadar timbal dalam darah pekerja meningkat maka akan diikuti dengan

penurunana kadar hemoglobin, begitupula sebaliknya.

Peran kadar timbal dalam darah terhadap penurunan kadar hemoglobin,

yaitu sebesar 12%. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Al-Hassani (2013) yang menunjukkan kadar timbal dalam

darah secara signifikan meningkat pada pekerja yang terpapar timbal di

lingkungan kerja. Penelitian serupa juga dilakukan oleh Oke dkk (2008) yang

menunjukan adanya hubungan antara kadar timbal dalam darah dengan

penurunan kadar hemoglobin pada pekerja di percetakan. Timbal yang

Page 107: HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KADAR TIMBAL DALAM DARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29454/1/BETTI... · Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan

94

terdapat di dalam darah menghambat sebagian besar enzim yang berperan

dalam pembentukan salah satu bagian terpenting hemoglobin yaitu heme.

Pembentukan heme yang terganggu menyebabkan kadar hemoglobin

menurun (Lubis dkk, 2013). Sistem hematopoetik sangat peka terhadap efek

timbal, yaitu menghambat sebagian besar enzim yang berperan dalam

biosintesa heme. Enzim yang terlibat dalam pembentukan heme, enzim

ALAD dan ferrochelatase, sangat rentan terhadap efek penghambatan oleh

timbal. Inhibisi pada enzim ALAD berhubungan dengan konsentrasi timbal

dalam darah. Hampir 50% aktivitas enzim ini dihambat pada kadar timbal

dalam darah sebesar 15 µg/dL (Lauwerys dan Perrine, 2001).

Inhibisi timbal pada pembentukan heme menghambat reaksi enzimatik

terakhir dalam sintetis heme, dimana ferrochelatase mengkatalisis

penggabungan besi ferro ke dalam cincin heme. Inhibisi pada ferrochelatase

mengakibatkan akumulasi free erythorocyte protopornpyrin (FEP) atau zinc

protoporphyrin (ZPP) dan coproporphiryn dalam urine. Selain melalui

inhibisi pada sintesis heme, penurunan kadar hemoglobin yang terjadi pada

keracunan timbal juga disebabkan adanya destruksi eritrosit yang dapat

menyebabkan anemia hemolitik (Lauwerys dan Perrine, 2001).

Pada enzim ALAD terdapat bagian yang disebut dengan Polymorphism,

bagian ini yang sangat sensitif terhadap keberadaan timbal dalam darah.

Terdapat dua jenis ALAD Polymorphism berdasarkan kodominanya, yaitu

ALAD-1 dan ALAD-2 (Kelada dkk, 2001). Sekitar 20% ras kaukasian

memiliki jenis ALAD yang sangat jarang yaitu ALAD-2. Perbedaan

mendasar antara ALAD-1 dan ALAD-2 adalah pada jumlah alel yang

Page 108: HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KADAR TIMBAL DALAM DARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29454/1/BETTI... · Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan

95

dimiliki. Perbedaan alel ini menyebabkan respon yang berbeda pada tubuh

terhadap timbal dalam darah. Orang dengan ALAD-2 memiliki kadar timbal

dalam darah yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang dengan ALAD-1

dengan konsentrasi pajanan timbal yang sama (Wetmur, 1994). Oleh karena

itu orang dengan ALAD-2 lebih berisiko terhadap penurunan kadar

hemoglobin yang dapat menyebabkan anemia.

K. Hubungan Simultan antara Usia, Lama Kerja (Tahun), Kebiasaan

Merokok dengan Kadar Hemoglobin Melalui Kadar Timbal dalam

Darah

Hasil uji hubungan simultan antara usia, lama kerja, kebiasaan merokok

dengan kadar hemoglobin melalui kadar timbal dalam darah menujukkan

tidak terdapat hubungan simultan. Hasil uji tersebut juga menunjukkan bahwa

kadar timbal dalam darah merupakan variabel intervenning yang tidak kuat

pada penelitian ini. Peran usia, lama kerja, kebiasaan merokok dan kadar

timbal dalam darah terhadap penurunan kadar hemoglobin adalah 47,8%.

Hasil kedua uji yang dilakukan terhadap hubungan kadar timbal dalam

darah dengan kadar hemoglobin menunjukkan perbedaan. Pada saat timbal

bersama dengan variabel usia, lama kerja dan kebiasaan merokok,

menujukkan peningkatan peran dari 12% menjadi 47,8% terhadap penurunan

kadar hemoglobin. Peningkatan peran terjadi karena jumlah variabel yang

dapat mempengaruhi kadar hemoglobin bertambah. Hasil uji hubungan

simultan menunjukkan tidak terdapat hubungan antara kadar timbal dalam

darah dengan kadar hemoglobin setelah kadar timbal dalam darah menjadi

variabel intervenning. Hasil uji ini sejalan dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Al-Malki (2009) yang menyebutkan tidak terdapat perubahan

Page 109: HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KADAR TIMBAL DALAM DARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29454/1/BETTI... · Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan

96

yang signifikan pada kadar hemoglobin petugas pemadam kebakaran yang

terpapar timbal dikarenakan kemungkinan interaksi variabel lain.

Pada penelitian ini timbal merupakan polutan yang dapat menimbulkan

dampak kesehatan. Timbal termasuk polutan karena tergolong kedalam logam

berbahaya yang dalam jumlah sedikit dapat bersifat racun, selain itu timbal

juga tidak dapat didegradasi di lingkungan (ATSDR, 2007). Timbal secara

alamiah terdapat pada lingkungan alami dalam jumlah kecil, namun aktivitas

manusia meningkatkan emisi timbal ke lingkungan (Widowati dkk, 2008).

Hasil penelitian yang dilakukan Kesuma (2004) pada 12 pos polisi lalu lintas

di Kota Palembang menunjukkan kadar timbal di udara paling tinggi adalah

0,663 g/m3/24 jam. Timbal di udara tinggi akibat dari emisi kendaraan. Pada

penelitian tersebut, pos polisi yang terdapat di daerah dengan kondisi padat

kendaraan memiliki kadar timbal di udara yang tinggi dibandingkan dengan

daerah yang tidak padat kendaraan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Wardani (2013) yang menyebutkan terdapat perbedaan kadar

timbal di udara pada lingkungan terpajan dan tidak terpajan timbal.

Menurut Achmadi (2011) patogenesis penyakit berbasis lingkungan dapat

digambarkan ke dalam suatu model atau paradigma yang disebut dengan

paradigma kesehatan lingkungan. Paradigma tersebut menggambarkan

hubungan interaksi antara komponen lingkungan yang memiliki potensi

bahaya penyakit dengan manusia. Paradigma ini dapat digambarkan dalam

teori yang disebut dengan teori simpul. Menurut teori simpul kejadian

penyakit merupakan hasil hubungan interaktif antara variabel kependudukan

Page 110: HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KADAR TIMBAL DALAM DARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29454/1/BETTI... · Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan

97

(kepadatan, umur, jenis kelamin, pendidikan, genetik dan sebagainya) dan

variabel lingkungan.

Timbal di udara dapat masuk ke dalam sistem pernapasan manusia. Timbal

yang masuk ke dalam tubuh manusia tidak hanya bersumber dari emisi

kendaraan, namun juga dapat diakibatkan pajanan dari lingkungan kerja,

rokok, makanan dan sebagainya (Harrison dan Laxen, 1981). Saluran

pernafasan merupakan jalur pajanan timbal terbesar dengan tingkat absorbsi

timbal mencapai 40%. Timbal yang telah masuk kedalam tubuh akan

didistribusi ke dalam darah sebesar 95% (Palar, 2004). Oleh karena itu kadar

timbal dalam darah dapat menggambarkan kadar timbal dalam tubuh.

Pemeriksaan kadar timbal dalam darah merupakan petunjuk langsung jumlah

timbal yang masuk ke dalam tubuh, karena timbal dalam darah memiliki

waktu tinggal selama 35 hari (Lubis, 2013).

Dampak pajanan timbal yang melebihi NAB paling sering terlihat pada

sistem hematopoietik. Timbal menghambat sebagian besar enzim yang

berperan dalam biosintesa heme. Enzim yang terlibat dalam pembentukan

heme, enzim ALAD dan ferrochelatase, sangat rentan terhadap efek

penghambatan oleh timbal. Inhibisi pada enzim ALAD berhubungan dengan

konsentrasi timbal dalam darah. Hampir 50% aktivitas enzim ini dihambat

pada kadar timbal dalam darah sebesar 15 µg/dL (Lauwerys dan Perrine,

2001). Inhibisi timbal pada pembentukan darah menyebabkan turunnya

produksi hemoglobin (Harrison dan Laxen, 1981).

Lingkungan kerja dengan pajanan timbal dapat mengakibatkan

penumpukan timbal dalam tubuh pekerja (Patrick, 2006). Selain itu kebiasaan

Page 111: HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KADAR TIMBAL DALAM DARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29454/1/BETTI... · Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan

98

merokok juga menyebabkan kadar timbal dalam darah meningkat, hal ini

dikarenakan rokok mengandung timbal dengan rata-rata konsentrasi sebesar

8,2 mBq dalam setiap batang rokok (Noor, 2010 dalam Prasetya Online,

2011). Pada penelitian ini ditemukan bahwa kebiasaan merokok memiliki

hubungan dengan kadar timbal dalam darah dan kadar hemoglobin. Kedua

hubungan ini berpola positif, artinya semakin banyak jumlah rokok yang

dikonsumsi pekerja maka semakin tinggi kadar timbal dalam darah.

Begitupula dengan kebiasaan merokok, semakin tinggi konsumsi rokok maka

semakin tinggi kadar hemoglobin pekerja.

Menurut Lu (2010) konsentrasi timbal dalam tubuh yang tinggi akan

menurunkan kadar hemoglobin. Namun, hasil penelitian ini tidak sesuai

dengan teori tersebut dikarenakan kebiasaan merokok dari pekerja memiliki

hubungan yang berpola positif terhadap kadar hemoglobin. Merokok

menghasilkan karbon monoksida yang merupakan hasil pembakaran tidak

sempurna dari bahan yang mengandung karbon. Karbon monoksida memiliki

afinitas 200 kali lipat lebih tinggi terhadap hemoglobin daripada afinitas

oksigen terhadap hemoglobin (Carallo dkk, 1998 dalam Asif dkk, 2013).

Oleh karena itu, ketika seseorang merokok karbonmonoksida yang dihasilkan

akan menggantikan oksigen untuk berikatan dengan hemoglobin dalam sel

darah merah dan menghasilkan karboksihemoglobin (COHb).

Karboksihemoglobin menyebabkan penurunan pertukaran oksigen dalam

sel dan jaringan tubuh (Cronenberge dkk, 2007 dalam Asif dkk, 2013).

Konsentrasi COHb yang tinggi akan menurunkan kapasitas pengangkutan

oksigen oleh hemoglobin (McDonough, 1999 dalam Milman dan Agnes,

Page 112: HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KADAR TIMBAL DALAM DARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29454/1/BETTI... · Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan

99

2009). Kompensasi terhadap keadaan tubuh yang kekurangan oksigen, tubuh

akan meningkatkan produksi hemoglobin agar pengikatan oksigen oleh

hemoglobin meningkatkan (Roething dkk, 2010 dalam Asif dkk, 2013).

Penelitian Shah dkk (2012) menunjukkan kadar hemoglobin pada responden

yang merokok lebih tinggi daripada responden yang tidak merokok.

Konsentrasi COHb dalam darah meningkat sebanding dengan jumlah rokok

yang dikonsumsi dan asap yang dihirup (Milman dan Agnes, 2009).

Beberapa penelitian menunjukkan merokok dapat meningkatkan kadar

hemoglobin akibat meningkatnya kadar cotinine. Cotinine merupakan hasil

metabolit dari nikotin pada perokok (Benowitz, 1996 dalam Clair dkk, 2011).

Penelitian yang dilakukan oleh Clair dkk (2011) Cotinine yang terdapat

dalam darah perokok menyebabkan peningkatan kadar HbA1c. Penelitian

tersebut menyebutkan hubungan antara merokok dengan kenaikan kadar

HbA1c disebabkan oleh nikotin yang terdapat dalam rokok. Penelitian yang

dilakukan oleh Higgins dkk (2009) menyebutkan merokok secara tidak

langsung dapat mempengaruhi formasi HbA1c. Merokok dapat meningkatkan

kemungkinan glukosa memasuki sel darah merah melalui membaran eritrosit

yang pada akhirnya meningkatkan kadar HbA1c.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kebiasaan merokok memiliki

hubungan berpola positif dengan kadar hemoglobin. Berbeda dengan

hubungan antara kadar timbal dalam darah dengan kadar hemoglobin yang

menunjukkan pola negatif. Kedua variabel ini memiliki pengaruh yang

berbeda terhadap kadar hemoglobin. Oleh karena itu perlu dilakukan

Page 113: HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KADAR TIMBAL DALAM DARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29454/1/BETTI... · Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan

100

penelitian terhadap peran masing-masing variabel untuk mengetahui variabel

yang paling mempengaruhi kadar hemoglobin.

Page 114: HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KADAR TIMBAL DALAM DARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29454/1/BETTI... · Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan

101

BAB VII

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang hubungan karakteristik individu (usia,

lama kerja dan kebiasaan merokok) terhadap kadar timbal dalam darah dan

dampaknya pada kadar hemoglobin pekerja percetakan di Kawasan Megamall

Ciputat tahun 2015, dapat disimpulkan bahwa :

1. Rata-rata pekerja memiliki kadar hemoglobin rendah (12.34 gr/dL).

2. Rata-rata pekerja memiliki kadar timbal dalam darah rendah (2.05 µg/dL).

3. Gambaran karakteristik individu :

a. Rata-rata pekerja termasuk dalam usia dewasa (29.98 tahun)

b. Rata-rata pekerja telah bekerja di bagian cetak selama 4 tahun

c. Rata-rata pekerja merokok sebanyak tujuh batang/hari

4. Hubungan Langsung

a. Tidak terdapat hubungan antara usia dengan kadar timbal dalam darah

pada pekerja (T test =1).

b. Terdapat hubungan antara lama kerja (tahun) dengan kadar timbal

dalam darah pada pekerja (T test =19,6) dengan arah hubungan positif,

yaitu semakin lama masa kerja maka semakin tinggi kadar timbal dalam

darah pekerja.

Page 115: HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KADAR TIMBAL DALAM DARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29454/1/BETTI... · Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan

102

c. Terdapat hubungan antara kebiasaan merokok dengan kadar timbal

dalam darah pada pekerja (T test =2,07) dengan arah hubungan positif,

yaitu semakin banyak jumlah rokok yang dikonsumsi dalam sehari

maka semakin tinggi kadar timbal dalam darah.

d. Tidak terdapat hubungan antara usia dengan kadar hemoglobin pekerja

(T test =1,51).

e. Tidak terdapat hubungan antara lama kerja dengan kadar hemoglobin

pekerja (T tes t=1,3).

f. Terdapat hubungan antara kebiasaan merokok dengan kadar

hemoglobin (T test =3,84) dengan arah hubungan positif, yaitu semakin

banyak jumlah rokok yang dikonsumsi dalam sehari maka semakin

tinggi kadar hemoglobin.

g. Terdapat hubungan antara kadar timbal dalam darah dengan kadar

hemoglobin (T test =3,1) dengan arah hubungan negatif, yaitu semakin

tinggi kadar timbal dalam darah seseorang maka semakin rendah kadar

hemoglobin orang tersebut.

5. Hubungan Tidak Langsung

a. Tidak terdapat hubungan antara usia dengan kadar hemoglobin melalui

kadar timbal dalam darah (T test =0,4).

b. Tidak terdapat hubungan antara lama kerja dengan kadar hemoglobin

melalui kadar timbal dalam darah (T test =0,6).

c. Tidak terdapat hubungan antara kebiasaan merokok dengan kadar

hemoglobin melalui kadar timbal dalam darah (T test =0,5).

Page 116: HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KADAR TIMBAL DALAM DARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29454/1/BETTI... · Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan

103

6. Tidak terdapat hubungan antara usia, lama kerja dan kebiasaan merokok

melalui kadar timbal dalam darah dengan kadar hemoglobin (T test=0,62).

B. Saran

1. Bagi Percetakan di Kawasan Megamall Ciputat

a. Menetapkan jam kerja sesuai dengan undang-undang No. 13 tahun

2003 tentang ketenagakerjaan. Dalam peraturan ini menetapkan jam

kerja untuk karyawan yang bekerja selama 6 hari dalam seminggu,

jam kerjanya adalah 7 jam dalam satu hari atau 40 jam dalam

seminggu.

b. Menyediakan APD seperti masker, sarung tangan dan baju kerja untuk

mengurangi pajanan timbal di udara.

c. Menggunakan tinta yang ramah lingkungan sehingga pajanan timbal

dari lingkungan kerja dapat dikurangi

2. Bagi Pekerja Percetakan di Kawasan Megamall Ciputat

a. Hendaknya gunakan APD seperti masker, sarung tangan dan baju

kerja selama bekerja, tidak hanya ketika bekerja dengan bahan kimia

yang berbau menyengat. Hal ini dilakukan karena timbal yang

digunakan pada percetakan merupakan timbal yang bercampur dengan

solvent atau pelarut yang mudah menguap pad suhu kamar.

b. Hendaknya menjaga kebersihan diri seperti mencuci tangan setelah

bekerja, memotong kuku dan membedakan pakaian kerja dengan

pakaian ketika sedang tidak bekerja. Hal ini dilakukan karena timbal

tidak hanya masuk melalui udara, namun juga dapat masuk melalui

pencernaan atau termakan

Page 117: HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KADAR TIMBAL DALAM DARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29454/1/BETTI... · Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan

104

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

a. Untuk penelitian selanjutnya hendaknya melakukan pengukuran kadar

timbal di lingkungan kerja untuk menggambarkan pajanan timbal

dalam tubuh pekerja.

b. Untuk penelitian selanjutnya hendaknya melakukan pengukuran

terhadap konsumsi zat besi ataupun zat gizi lainnya yang dapat

mempengaruhi kadar hemoglobi, karena pada penelitian ini konsumsi

zat besi tidak dijadikan variable penelitian.

c. Untuk penelitian selanjutnya hendaknya mengkaji lebih dalam tentang

hubungan kebiasaan merokok dengan kadar hemoglobin, karena pada

penelitian ini ditemukan hubungan positif antara kebiasaan merokok

dengan kadar hemoglobin.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

d. Hendaknya dilakukan pengukuran kadar timbal di lingkungan kerja

untuk menggambarkan pajanan timbal dalam tubuh pekerja.

e. Pada penelitian ini tidak dilakukan pengukuran terhadap konsumsi zat

besi. Kekurangan hemoglobin tidak hanya disebabkan karena timbal

dalam darah namun juga konsumsi zat besi yang kurang. Oleh karena

itu untuk penelitian selanjutnya hendaknya dilakukan pengukuran

terhadap konsumsi zat besi ataupun zat gizi lainnya yang

mempengaruhi kadar hemoglobin.

f. Pada penelitian ini menunjukkan bahwa kebiasaan merokok dan kadar

timbal dalam darah menunjukkan pengaruh yang berbeda terhadap

kadar hemoglobin. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian terhadap

Page 118: HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KADAR TIMBAL DALAM DARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29454/1/BETTI... · Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan

105

peran masing-masing variabel untuk mengetahui variabel yang paling

mempengaruhi kadar hemoglobin.

Page 119: HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KADAR TIMBAL DALAM DARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29454/1/BETTI... · Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan

106

DAFTAR PUSTAKA

Agency for Toxic Subtances and Disease Registry (ATSDR). 1999. Lead.

Toronto: US Department of Health and Human Serivices.

http://www.atsdr.cdc.gov/toxfaqs/TF.asp?id=331&tid=58 diakses pada 14 juli

2015.

Agency for Toxic Subtances and Disease Registry (ATSDR). 2007. Public Health

Statement: Lead. Toronto: US Department of Health and Human Serivices.

http://www.atsdr.cdc.gov/toxprofiles/tp.asp?id=96&tid=22

Agency for Toxic Subtances and Disease Registry (ATSDR). 2007. Lead Toxicity.

Toronto: US Department of Health and Human Serivices.

http://www.atsdr.cdc.gov/csem/csem.asp?csem=7&po=8 diakses pada 14 juli

2015.

Agency for Toxic Subtances and Disease Registry (ATSDR). 2011. Antimony.

Toronto: US Department of Health and Human Serivices.

www.atsdr.cdc.gov/substances/index.asp diakses pada 14 juli 2015.

Achmadi, Umar Fahmi. 2011. Dasar-dasar Penyakit Berbasis Lingkungan.

Jakarta: Rajawali Pres.

Al-Malki, Abdulrahman L. 2009. Serum Heavy Metals and Hemoglobin Related

Compounds in Saudi Arabia Firefighters. Journal of Occupational Medicine

and Toxicology 2009, 4:18 halaman 1-6.

Page 120: HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KADAR TIMBAL DALAM DARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29454/1/BETTI... · Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan

107

American Cancer Society (ACS). 2014. Lead.

http://www.cancer.org/cancer/cancercauses/othercarcinogens/athome/lead

diakkses pada 25 Desember 2014.

Asif, Muhammad dkk. 2013. Effect Of Cigarette Smoking Based On

Hematological Parameters: Comparison Between Male Smokers And

Nonsmokers. Turkish Journal of Biochemistry 2013; 38 (1);75–80.

Al-Hassani, Ansam Naji. 2013. Survey Study of Lead Exposure Among Lead

Workers in Erbil. Iraq J Pharm Vol. 13 No. 1 Hal. 51-57.

Ardyanto, Denny. 2005. Deteksi Pencemaran Timah Hitam (Pb) Dalam Darah

Masyarakat Yang Terpajan Timbal (Plumbum). Jurnal Kesehatan

Lingkungan, Vol. 2, No.68 1, Juli 2005 : 67 – 76.

California Department of Public Health (CDPH), Occupational Lead Poisoning

Prevention Program (OLPPP). 2009. Medical Guidelines for the Lead-

Exposed Worker. www.cdph.ca.gov/programs/olppp/Documents/medgdln.pdf

diakses pada 26 November 2014.

Centers for Disease Control and Prevention (CDC). 2011. NIOSH Safety and

Health Topic: Adult Blood Lead Epidemiology and Surveillance (ABLES).

www.cdc.gov/niosh/topics/ABLES/ables-description.html diakses pada 26

November 2014.

Centers for Disease Control and Prevention (CDC). 2011. National

Biomonitoring Program

http://www.cdc.gov/biomonitoring/Lead_BiomonitoringSummary.html CDC

2013 diakses pada 26 November 2014.

Page 121: HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KADAR TIMBAL DALAM DARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29454/1/BETTI... · Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan

108

Centers for Disease Control and Prevention (CDC). 2014. Impact of Lead-

Contaminated Soil on Public Health

http://wonder.cdc.gov/wonder/prevguid/p0000015/p0000015.asp#head00800

0000000000 diakses pada 26 November 2014.

Centers for Disease Control and Prevention (CDC). 2014. Case Studies in

Environmental Medicine: Lead Toxicity

http://wonder.cdc.gov/wonder/prevguid/p0000017/p0000017.asp 1992

diakses pada 26 November 2014.

NIOSH. 2011. Pocket Guide to Chemical Hazard-Lead.

http://www.cdc.gov/niosh/npg/npgd0368.html diakses pada 18 juli 2015.

Clair, Carole dkk. 2011. Relationships of Cotinine and Self-Reported Cigarette

Smoking With Hemoglobin A1c in the U.S. Diabetes Care, Volume 34, hal

2250-2255 Oktober 2011.

Devi, Nirmala. 2010. Nutrition and Food Gizi Untuk Keluarga. Jakarta : Penerbit

Buku Kompas.

https://books.google.co.id/books?id=ou1eOU4oJKUC&pg=PA5&dq=gizi&hl

=en&sa=X&ei=2SfMVIWaKM-

m8AWhyIGACg&redir_esc=y#v=onepage&q=gizi&f=false

Environmental Protection Agency (EPA). 2014. Health Effect of Lead.

http://www2.epa.gov/lead/learn-about-lead#effects diakses pada 16 Desember

2014

Environmental Protection Agency (EPA). 2014. Fact Sheet Proposed Decision

National Ambient Air Quality Standards For Lead.

Page 122: HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KADAR TIMBAL DALAM DARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29454/1/BETTI... · Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan

109

http://www.epa.gov/airquality/lead/pdfs/20141219fs.pdf diakses pada 16

Desember 2014

Estridge, Barbara H dkk. 2000. Basic Medical Laboratory Techniques (4th ed).

Amerika : Thomson Learning.

https://books.google.co.id/books?id=qMgAbOHSlsMC&printsec=frontcover

#v=onepage&q&f=false

Fardiaz, Srikandi. 1992. Polusi Air dan Udara. Yogyakarta: Kanisius.

Garn, Stanley M dkk. 1981. Suggested Sex and Age Appropriate Values for

“Low” and “Deficient” Hemoglobin Levels1-4. The American Journal of

Clinical Nutrition 34 pp 1648-1651.

Gusnita, Dessy. 2012. Pencemaran Logam Berat Timbal (Pb) di Udara dan

Upaya Penghapusan Bensin Bertimbal. Peneliti Bidang Komposisi Atmosfer,

LAPAN Berita Dirgantara Vol. 13 No. 3 September 2012:95-101.

Goel, Ashish dkk. 2010. Study Of Relationship Of Tobacco Smoking With

Haemoglobin Concentration In Healthy Adults. Journal of Pharmaceutical

and Biomedical Sciences Vol. 01, Issue 01 halam 1-3.

Handayani, wiwik, dan Andi Sulistyo Hariwibowo. 2008. Buku Ajar Asuhan

Keperawatan pada Klien dengan Gangguaan Sistem Hematologi. Jakarta:

Salemba Medika.

http://books.google.co.id/books?id=PwLdwyMH9K4C&printsec=frontcover#

v=onepage&q&f=false

Harrison, R.M dan D.P.H. Laxen. 1981. Lead Pollution Causes and Control.

Cambride: University Press.

Page 123: HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KADAR TIMBAL DALAM DARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29454/1/BETTI... · Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan

110

Hartono, Andry. 2006. Terapi Gizi dn Diet Rumah Sakit (2nd Ed). Jakarta : EGC.

https://books.google.co.id/books?id=7MPTur8qDZgC&printsec=frontcover#

v=onepage&q&f=false

Hasan, Wirsal. dkk. 2013. Pengaruh Jenis Kelamin dan Kebiasaan Merokok

terhadap Kadar Timbal Darah. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol.

8, No. 4, November 2013.

Hazelwood, Loren F. 2001 Can’t Live Without It : The Story of Hemoglobin in

Sickness and in Health. New York : NOVA.

https://books.google.co.id/books?id=Sunpq5MN0y0C&printsec=frontcover#

v=onepage&q&f=false

Health and Safety Executive (HSE). 2015. Exposure to Lead in Great Britain

2015. http://pdf.usaid.gov/pdf_docs/PNACQ927.pdf diakses pada 06 Mei

2015 pukul 18.53.

Hegazy, Amal A. dkk. 2010. Relation Between Anemia and Blood Levels of Lead,

Copper, Zinc and Iron Among Children. BioMed Central Research Notes.

2010; 3: 133.

Hemocue. 2013. Product Review. http://www.hemocue.com/~/media/hemocue-

images/hemocuedotcom-images/product-images/hb/pdf-folders-etc/hb-201-

dm-system.pdf?la=en diakses adaa 15 juli 2015.

Higgins, Trefor dkk. 2009. Influence of Variables on Hemoglobin A1c Values and

Nonheterogeneity of Hemoglobin A1c Reference Ranges. J Diabetes Sci

Technol. 2009 Jul; 3(4): 644–648.

Hurlock, Elizabeth. 2001. Psikologi Perkembangan Edisi Kelima. Jakarta :

Erlangga.

Page 124: HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KADAR TIMBAL DALAM DARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29454/1/BETTI... · Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan

111

Jain, Nitin. dkk. 2005. Relation between Blood Lead Levels and Childhood

Anemia in India. American Journal of Epidemiology. Vol. 161, No. 10.

Joko, Suyono. 1995. Deteksi Dini Penyakit Akibat Kerja (World Health

Organization). Editor : Caroline Wijaya. Jakarta: EGC: Penerbit Buku

Kedokteran.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). 2008. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Kelada, Samir N dkk. 2001. Human Genome Epidemiology (HuGE) Reviews δ-

Aminolevulinic Acid Dehydratase Genotype and Lead Toxicity: A HuGE

Review. American Journal of Epidemiology Volume 154 Number 1 July 1,

2001.

Kesuma, Nirmala. 2004. Pengaruh Konsentrasi Pb di Udara Ambien Terhadap

Kadar Pb Darah dengan Kejadian Anemia pada Polisi Lalu Lintas di Kota

Palembang 2004. Tesis untuk memenuhi persyaratan mencapai derajat

Magister Program Pascasarjana Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat

Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Indonesia. Semarang.

Khan, Salim dkk. 2014. Smoking-Related Chronic Obstructive Pulmonary

Disease (COPD). Diversity and Equality in Health and Care 2014;11:267–7.

Latan, Hengky dan Imam Ghozali. 2012. Partial Least Square Konsep, Teknik

dan Aplikasi SmartPLS 2.0 M3. Semarang: Badan Penerbit Universitas

Diponegoro.

Lauwerys, Robert R dan Perrine Hoet. 2001. Industrial Chemical Exposure

Guidelines for Biological Monitoring 3rd Ed. Amerika: CRC Press LLC.

Lu. Frank, C. 2010.Toksikologi Dasar. Edisi 2. Jakarta: UI Press.

Page 125: HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KADAR TIMBAL DALAM DARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29454/1/BETTI... · Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan

112

Lubis, Bidasari dkk. 2013. Hubungan Keracunan Timbal dengan Anemia

Defisiensi Besi pada Anak. Cermin Dunia Kedokteran-200/ vol. 40 no. 1, th.

2013 hal. 17-21.

Lobato, Emilio B. dkk. 2008. Complications in Anesthesiology. Philadelphia:

Lippincott Williams & Wilkins.

https://books.google.co.id/books?id=S0usnJnJKjUC&printsec=frontcover#v=

onepage&q&f=false

McGranahan, Gordon dan Frank Murray. 2003. Air Pollution & Health in rapidly

developing countries. London: Earthscan Publication.

Mifbakhuddin. 2007. Hubungan Kadar Pb dalam Darah dengan Profil Darah

pada Petugas Operator Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum di Kota

Semarang Timur. Vol 4 No 2 Tahun 2007.

Mifbakhuddin, dkk. 2010. Hubungan Antara Pajanan Gas Buang Kendaraan

(Pb) dengan Kadar Hemoglobin dan Eritrosit Berdasarkan Lama Kerja pada

Petugas Operator Wanita SPBU di Wilayah Semarang Selatan. Jurnal

Keehatan Masyarakat Indonesia Vol. 6 No. 2 Tahun 2010.

Milman, Nils dan Agnes N. Pedersen. 2009. Blood Haemoglobin Concentrations

Are Higher In Smokers And Heavy Alcohol Consumers Than In Non-Smokers

And Abstainers—Should We Adjust The Reference Range?. Ann Hematol

(2009) 88:687–694 hal 687-694.

Muchnick, Bruce G. 2008. Clinical medicine in optometric practice (2nd ed.). St.

Louis Mo.: Mosby/Elsevier.

https://books.google.co.id/books?id=r8fpamEhA2wC&printsec=frontcover#v

=onepage&q&f=false

Page 126: HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KADAR TIMBAL DALAM DARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29454/1/BETTI... · Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan

113

Nelson, D. L., and Cox, M. M., The Three Dimensional Structureof Proteins.

Lehninger Principles of Biochemistry (4th Ed.), W.H.Freeman & Co, New

York, 2005.

http://www.irb.hr/users/precali/Znanost.o.Moru/Biokemija/Literatura/Lehnin

ger%20Principles%20of%20Biochemistry,%20Fourth%20Edition%20-

%20David%20L.%20Nelson,%20Michael%20M.%20Cox.pdf

Nestel, Penelope. 2002. Adjusting Hemoglobin Values in Program Surveys.

http://pdf.usaid.gov/pdf_docs/PNACQ927.pdf diakses pada 06 Mei 2015

pukul 18.53.

Occupational Safety and Health Administration (OSHA) Standard 1910.1025.

Lead, Toxic and Hazardous Substances

https://www.osha.gov/pls/oshaweb/owadisp.show_document?p_table=standar

ds&p_id=10030 diakses pada 03 Mei 2015 pukul 20:33.

Oke, S.A. dkk. 2008. Occupational Lead Exposure in Printing Presses: An

Analytical Approach. The Pacific Journal of Science and Technology.

Volume 9. Number 1. May-June 2008.

Palar, Heryando. 2004. Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat. Jakarta:

Rineka Cipta.

Patrick, Lyn. 2006. Lead Toxicity, A Review of the Literature. Alternative

Medicine Review Volume 11, Number 1 2006

Patel, Kushang V. 2008. Variability and Heritability of Hemoglobin

Concentration : An Opportunity to Improve Understanding of Anemia in

Older Adults. haematologica | 2008; 93 (9) halaman 1281-1283.

Page 127: HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KADAR TIMBAL DALAM DARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29454/1/BETTI... · Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan

114

Patty, Frank Arthur. 1897. Patty’s Industrial Hygiene and Toxicology 3rd Ed.

New York: A Willey Interscience Publications.

Photo Marketing Association International (PMAI). 2003. Fact Sheet : Solvent-

based Ink and HSE Digital Imaging. Ancaster.

https://www.pmai.org/WorkArea/DownloadAsset.aspx?id=5092 diakses pada

18 Januari 2015 pukul 18.53.

Prasetya Online. 2011. Penelitian Dr. Johan Noor: Mengukur Konsentrasi

Polonium dan Timbal Pada Tembakau.

http://prasetya.ub.ac.id/berita/Penelitian-Dr-Johan-Noor-Mengukur-

Konsentrasi-Polonium-dan-Timbal-Pada-Tembakau-2402-id.html diakses

pada 06 Mei 2015 pukul 18.53.

Ratnasari, Lisa. 2011. Pemetaan Percetakan dengan Menggunakan Analisis

Klaster untuk Pengembangan Strategi Industri. Tesis Diajukan Sebagai Salah

Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister. Depok: Teknik Fakultas

Teknik Program Pascasarjana Teknik Universitas Indonesia.

Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS). 2013. Riset Kesehatan Dasar :

RISKESDAS 2013.

http://www.litbang.depkes.go.id/sites/download/rkd2013/Laporan_Riskesdas

2013.PDF diakses pada 18 Januari 2015 pukul 18.53.

Rizkiawati, Aulia. 2012. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kadar

Hemoblobin (Hb) dalam Darah pada Tukang Becak di Pasar Mranggen

Demak. Jurnal Kesehatan Masyarakat, Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012,

Halaman 663 – 669.

Page 128: HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KADAR TIMBAL DALAM DARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29454/1/BETTI... · Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan

115

Sacher, Ronald. 2004. Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium. Jakarta:

EGC Penerbit Buku Kedokteran.

http://books.google.co.id/books/about/Tinjauan_Klinis_Hasil_Pemeriksaan_L

abora.html?id=XTQ7NuDtzEEC&redir_esc=y

Saito, Hiroyuki dkk. 2006. Relationship between Blood Lead Level and Work

Related Factors Using the NIIH Questionnaire System. Industrial Health

2006, 44, 619–628.

Schmitz, Gery, dkk. 2003. Farmakologi dan Toksikologi 3rd Ed. Jakarta: Penerbit

Buku Kedoktern EGC.

Shah, dkk. 2012. The Effects of Cigarette Smoking on Hemoglobin Levels

Compared Between Smokers and Non Smokers. Sunsari Technical College

Journal, Volume 1, Issue 1, hal 42-44, October 2012.

Sherwood, Lauralee. 2012. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Jakarta : EGC.

Sloane, Ethel. 2003. Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula. Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran EGC.

http://books.google.com/books?id=F13RgtrhNc8C&pg=PA222&dq=anemia+

adalah&hl=en&sa=X&ei=0fV7VLmMIZHjuQSVh4CADQ&ved=0CB0Q6A

EwAA. diakses pada 26 November 2014.

Janssens, dkk. 1999. Physiological Changes in Respiratory Function Associated

with Ageing. European Respiratory Journal Vol. 13 h. 197-205.

Boss, Gerry R dan Edwin Seegmiller. 1981. Age-Related Physiological Changes

and Their Clinical Significance. The Western Journal of Medicine Vol.

135(6): h. 434–440.

Page 129: HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KADAR TIMBAL DALAM DARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29454/1/BETTI... · Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan

116

Suhendro, dkk. 2007.Kandungan Timbal Dalam Darah Dan Dampak Kesehatan

Pada Pengemudi Bus Kota Ac Dan Non Ac Di Kota Surabaya. Jurnal

Kesehatan Lingkungan, Vol.3, No.2, Januari 2007: 127 – 136.

Suriyaprom, Kanjana. dkk. Effects Of Tobacco Smoking On Alpha-2-

Macroglobulin And Some Biochemical Parameters In Thai Males. Southeast

Asian J Trop Med Public Health Vol 38 No. 5 September 2007.

Tamashiro, Edwin dkk. 2009. Effects of Cigarette Smoking on The Respiratory

Epithelium and Its Role in The Pathogenesis of Chronic Rhinosinusitis. Braz

J Otorhinolaryngol. 2009;75(6):903-7.

Tjahjandi, Andang. 2007. Timbal (Pb) di Udara Ambien dan Hubungannya

dengan Timbal (Pb) dalam Darah serta Kejadian Anemia pada Pegawai

UPTD Terminal Dinas Perhubungan Kota Sukabumi. Tesis Diajukan Sebagai

Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Kesehatan Masyarakat.

Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Program Pascasarjana Universitas

Indonesia.

Tong, Shilu. Dkk. 2000. Environmental lead exposure: a public health problem of

global dimensions. Bulletin of the World Health Organization, 2000,

78(9):1068-1077.

Turgut, S. 2009. Relations between Iron Deficiency Anemia and Serum Levels of

Copper, Zinc, Cadmium and Lead. Polish J. of Environ. Stud. Vol. 18 No. 2,

273-277.

United Nation Environment Programme (UNEP). 2014. Health aspects : lead

exposure and human health.

Page 130: HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KADAR TIMBAL DALAM DARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29454/1/BETTI... · Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan

117

http://www.chem.unep.ch/pops/pdf/lead/leadexp.pdf diakses pada 26

November 2014.

Wardani, Ira. 2013. Analisis Hubungan Konsentrasi Pajanan Timbal Di Udara

Ambien Terhadap Risiko Kejadian Anemia Pada Komunitas Di Kawasan

Puspitek, Serpong Tahun 2012. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat

ProgramStudi Ilmu Kesehatan Masyarakat. Depok: Universitas Indonesia.

Wetmur, James G. 1994. Influence of the Common Human 6-Ami nolevu inate

Dehyd ratase Polymorphism on Lead Body Burden. Environmental Health

Perspectives Volume 102, Supplement 3, September 1994.

Widowati, Wahyu, dkk. 2008. Efek Toksik Logam Pencegahan dan

Penanggulangan Pencemaran. Yogyakarta: ANDI.

World Health Organization (WHO). 1977. Environmental Health Criteria 3.

Lead. Geneva. http://www.inchem.org/documents/ehc/ehc/ehc003.htm

diakses pada 16 Desember 2014 pukul 04.30.

World Health Organization (WHO). 2004. Assessing the iron status of

populations : 2nd ed. Geneva.

http://apps.who.int/iris/bitstream/10665/75368/1/9789241596107_eng.pdf?ua

=1&ua=1 diakses pada 18 Januari 2015 pukul 17.36.

World Health Organization (WHO). 2008. Worldwide Prevalence Of Anaemia

1993–2005: WHO Global Database On Anaemia

http://whqlibdoc.who.int/publications/2008/9789241596657_eng.pdf diakses

pada 18 Januari 2015 pukul 18.53.

Page 131: HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KADAR TIMBAL DALAM DARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29454/1/BETTI... · Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan

118

World Health Organization (WHO). 2015. Anemia.

http://www.who.int/topics/anaemia/en/ diakses pada 18 Januari 2015 pukul

17.36.

Yartireh, Haji-Ali dan Amir-Hossein Hashemian. 2013. The Effect of

Occupational Exposure to Lead on Blood Hemoglobin Concentration in

Workers of Kermanshah Oil Refinery. Iranian Journal of Toxicology Volume

6, No 19, Winter 2013.

Page 132: HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KADAR TIMBAL DALAM DARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29454/1/BETTI... · Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan

119

LAMPIRAN

Page 133: HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KADAR TIMBAL DALAM DARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29454/1/BETTI... · Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan

120

Lampiran 1

LEMBAR INFORMASI PENELITIAN

Hubungan Karakteristik Individu terhadap Kadar Timbal Dalam Darah dan

Dampaknya pada Kadar Hemoglobin Pekerja Percetakan di Kawasan

Megamall Ciputat Tahun 2015 Nomor kuesioner :

Tanggal Wawancara :

Nama pewawancara :

Saudara, perkenalkan nama saya Betti Ronayan Adiwijayanti. Saya

mahasiswa Peminatan Kesehatan lingkungan, Program Studi Kesehatan

Masyarakat, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta, saat ini saya sedang melakukan pengumpulan data

tentang “Hubungan Karakteristik Individu Terhadap Kadar Timbal dalam Darah

dan Dampaknya Pada Kadar Hemoglobin Pekerja Percetakan di Kawasan

Megamall Ciputat Tahun 2015”. Penelitian ini dilaksanakan untuk menyelesaikan

Tugas Akhir Kuliah (Skripsi). Tujuan dari penelitian ini untuk melihat hubungan

antara usia, lama kerja dan kebiasaan merokok terhadap kadar timbal dalam darah

serta dampaknya pada kadar hemoglobin pekerja. Untuk mendukung keperluan

data penelitian anda akan mendapatkan dua perlakuan, yaitu :

1. Mengisi lembar wawancara karakteristik responden. Diharapkan agar anda

sebagai responden dari penelitian ini dapat mengisi lembar wawancara

tersebut dengan jujur. Lembar wawancara ini tidak bersifat wajib, namun

jika anda bersedia saya wawancarai maka anda wajib menjawab seluruh

pertanyaan yang ada dan melanjutkan ke perlakuan ke dua dan tiga. 2. Anda akan menjalani pengambilan darah vena sebanyak 3 ml dan darah

kapiler sebanyak 5 tetes untuk pemeriksaan kadar timbal dalam darah dan

kadar hemoglobin. Manfaat yang diperoleh adalah anda akan mengetahui

kadar timbal dan kadar hemoglobin dalam darah anda. Risiko yang mungkin timbul adalah saat pengambilan darah akan sedikit

terasa nyeri. Oleh karena itu pada saat pengambilan darah dilakukan oleh orang

yang berpengalaman di bidangnya yaitu perawat. Dalam pengambilan sampel

darah ini peneliti juga menggunakan alat suntik yang steril, baru dan

menggunakan antiseptik yang baik. Segala biaya dalam penelitian ini ditanggung

oleh peneliti. Pekerja yang bersedia menjadi responden dapat melihat hasil

pemeriksaan kadar timbal dalam darah dan hemoglobin dengan menghubungi

peneliti Betti (089653839056).

Dengan demikian apabila anda bersedia untuk menjadi responden

penelitian ini, maka diharapkan untuk menandatangani Surat Pernyataan

Persetujuan untuk ikut serta dalam penelitian (Informed Concent). Atas perhatian

dan kerjasama anda saya ucapkan terima kasih.

Hormat kami,

Peneliti

Page 134: HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KADAR TIMBAL DALAM DARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29454/1/BETTI... · Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan

121

Lampiran 2

SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN IKUT SERTA DALAM

PENELITIAN

(INFORMED CONSENT)

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :

Usia :

Alamat :

No. HP :

Setelah mendapat penjelasan dari peneliti tentang manfaat dan

risiko yang mungkin muncul dalam penelitian ini, maka saya setuju ikut

serta dalam penelitian yang berjudul:

“HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KADAR

TIMBAL DALAM DARAH DAN DAMPAKNYA PADA KADAR

HEMOGLOBIN PEKERJA PERCETAKAN DI KAWASAN

MEGAMALL CIPUTAT TAHUN 2015”

Demikian surat pernyataan setuju ikut serta dalam penelitian ini

saya buat agar dapat digunakan seperlunya.

Jakarta, ...................................2015

(.....................................................)

Page 135: HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KADAR TIMBAL DALAM DARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29454/1/BETTI... · Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan

122

Lampiran 3

LEMBAR WAWANCARA

No Identitas Responden Jawaban

1 Nama

2 Usia ....................tahun

3 Alamat

Daftar Pertanyaan Jawaban

4 Apakah anda sering mengalami gejala

di bawah ini dalam 1 tahun terakhir?

a. Lemah, letih, lesu, mudah lelah

b. Nafsu makan berkurang

c. Wajah pucat

d. Mata berkunang-kunang

e. Sakit kepala, pusing

Ya Tidak

5 Sudah berapa lama anda bekerja di

bagian cetak?

.....................tahun

6 Berapa jam anda bekerja dalam

sehari?

.................jam/hari

7 Apakah anda merokok dalama 1 tahun

terakhir?

1. Ya (berapa batang/hari....)

2. Tidak

Lembar Observasi Konsentrasi

8 Kadar Hemoglobin (Hb) ....................gr/dL

9 Kadar Timbal (Pb) ...................µg/dL

Page 136: HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KADAR TIMBAL DALAM DARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29454/1/BETTI... · Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan

123

Lampiran 4

Hasil Uji Laboratorium Kesehatan Lingkungan

No. Sampel Kadar Timbal dalam Darah

Sampel 1 5.498721

Sampel 2 3.069054

Sampel 3 2.429668

Sampel 4 2.429668

Sampel 5 3.324808

Sampel 6 2.046036

Sampel 7 1.662404

Sampel 8 1.534527

Sampel 9 2.30179

Sampel 10 1.023018

Sampel 11 0.767263

Sampel 12 4.603581

Sampel 13 0.895141

Sampel 14 2.685422

Sampel 15 0.895141

Sampel 16 2.5575

Sampel 17 1.150895

Sampel 18 3.452685

Sampel 19 1.023018

Sampel 20 2.173913

Sampel 21 1.150895

Sampel 22 2.429668

Sampel 23 1.918159

Sampel 24 1.150895

Sampel 25 0.767263

Sampel 26 1.918159

Sampel 27 0.767263

Sampel 28 3.452685

Sampel 29 1.150895

Sampel 30 4.219949

Sampel 31 1.150895

Sampel 32 0.767263

Sampel 33 0.511509

Sampel 34 3.324808

Sampel 35 0.767263

Sampel 36 2.941176

Sampel 37 0.639386

Sampel 38 4.475703

Sampel 39 2.173913

Sampel 40 0.767263

Page 137: HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KADAR TIMBAL DALAM DARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29454/1/BETTI... · Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan

124

Lampiran 5

Output SPSS

Descriptives

Statistic Std. Error

USIA Mean 29.98 1.796

95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound 26.34

Upper Bound 33.61

5% Trimmed Mean 29.22

Median 26.50

Variance 129.051

Std. Deviation 11.360

Minimum 17

Maximum 59

Range 42

Interquartile Range 16

Skewness 1.014 .374

Kurtosis .015 .733

LAMA_KERJA_TAHUN

Mean 3.9750 .40270

95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound 3.1605

Upper Bound 4.7895

5% Trimmed Mean 3.8333

Median 3.5000

Variance 6.487

Std. Deviation 2.54687

Minimum 1.00

Maximum 10.00

Range 9.00

Interquartile Range 3.75

Skewness .637 .374

Kurtosis -.599 .733

KEBIASAAN_MEROKOK

Mean 7.02 .558

95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound 5.90

Upper Bound 8.15

5% Trimmed Mean 7.14

Median 6.00

Variance 12.435

Std. Deviation 3.526

Page 138: HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KADAR TIMBAL DALAM DARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29454/1/BETTI... · Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan

125

Minimum 0

Maximum 12

Range 12

Interquartile Range 6

Skewness -.140 .374

Kurtosis -.650 .733

KADAR_HB Mean 12.3425 .24192

95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound 11.8532

Upper Bound 12.8318

5% Trimmed Mean 12.2972

Median 12.3000

Variance 2.341

Std. Deviation 1.53002

Minimum 10.00

Maximum 15.90

Range 5.90

Interquartile Range 2.00

Skewness .262 .374

Kurtosis -.631 .733

KADAR_PB Mean 2.04923158E0 .200498935

95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound 1.64368420E0

Upper Bound 2.45477895E0

5% Trimmed Mean 1.96433517E0

Median 1.91815900E0

Variance 1.608

Std. Deviation 1.268066604E0

Minimum .511509

Maximum 5.498721E0

Range 4.987212E0

Interquartile Range 1.950127E0

Skewness .875 .374

Kurtosis .120 .733

Page 139: HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KADAR TIMBAL DALAM DARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29454/1/BETTI... · Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan

126

Lampiran 6

Output SmartPLS

Page 140: HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KADAR TIMBAL DALAM DARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29454/1/BETTI... · Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan

127

Lampiran 7

Alat dan Bahan

Atomic Absorbtion

Spectophotometer (AAS)

Spuit

Torniquet

Alcohol Swab 70%

Blood Tube EDTA 3 ml

Coolbox

Hemmocue Hb 201+

analyser

Hemmocue Hb 201+

microcuvette

Baterai kering 1,5 volt

Lancet device Lancet

Sensi gloves

Page 141: HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KADAR TIMBAL DALAM DARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29454/1/BETTI... · Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan

128

Hot Plate dan Stirer

Gelas Piala 50 ml

Labu ukur 1000 ml,

100 ml dan 50 ml

Pipet mohr

Bulb

Kaca Arloji

Page 142: HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KADAR TIMBAL DALAM DARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29454/1/BETTI... · Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan

129

Lampiran 8

Pengambilan dan Analisis Sampel darah

Pengambilan sampel

darah vena

Pengambilan sampel darah

kapiler

Sampel darah vena

0,2 ml sampel darah vena

diambil

Sampel darah vena

dimasukkan ke dalam

gelas piala

Larutan Triton x-HCL

15 ml Larutan Triton x-

HCL dicampurkan

dengan sampel darah

Proses mencampurkan

larutan dengan hot plate

dan stirrer

Larutan dimaskukkan

ke dalam labu ukur

Larutan Triton x-HCL

untuk tanda batas

Memberi tanda batas pada

larutan Sampel darah setelah di

destruksi

Page 143: HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KADAR TIMBAL DALAM DARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29454/1/BETTI... · Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan

130

Sampel darah dalam

AAS

AAS Analisis kadar timbal

dengan menggunakan

metode GFAAS