Hubungan IMT Dengan Hipertensi
-
Upload
brian-eka-putra -
Category
Documents
-
view
44 -
download
3
description
Transcript of Hubungan IMT Dengan Hipertensi
HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) DENGAN ANGKA KEJADIAN HIPERTENSI PADA
MASYARAKAT USIA 20-60 TAHUN DI POSBINDU KECAMATAN
TULANGAN KABUPATEN SIDOARJO TAHUN 2015
Disusun Oleh :Erik Firnando, Ronald Pattilima, Evelyn Reza
Tjoa, Brian Eka Putra
Pembimbing :dr. Laksmono Pratignjo, M.Kes
Latar Belakang
Masalah tekanan darah adalah masalah yang multi kompleks. Menurut WHO saat ini terdapat sekitar 20 % populasi dewasa (umur 20 tahun ke atas) menderita hipertensi.
Banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi, salah satunya adalah obesitas. Penilaian obesitas bisa dinilai dari Indeks Massa Tubuh.
Peneliti ingin mengetahui hubungan indeks massa tubuh (IMT) dengan angka kejadian hipertensi “Hubungan Indeks Massa Tubuh (IMT) Dengan Angka Kejadian Hipertensi Pada Masyarakat Usia 20-60 Tahun di Posbindu Kecamatan Tulangan Kabupaten Sidoarjo”
Rumusan Masalah
Apakah terdapat hubungan antara Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan kejadian hipertensi pada masyarakat usia 20-60 tahun yang berada di Posbindu Tulangan, Kecamatan Tulangan, Kabupaten Sidoarjo Tahun 2015 ?
Tujuan Penelitian
Tujuan UmumMengetahui hubungan antara Indeks
Massa Tubuh dengan kejadian hipertensi pada masyarakat usia 20-60 tahun yang berada di Posbindu Tulangan, Kecamatan Tulangan, Kabupaten Sidoarjo Tahun 2015.
Tujuan Khusus Untuk mempelajari Indeks Massa Tubuh pada
masyarakat usia 20-60 tahun yang berada di Posbindu Tulangan, Kecamatan Tulangan, Kabupaten Sidoarjo.
Untuk mempelajari kejadian hipertensi pada masyarakat usia 20-60 tahun yang berada di Posbindu Tulangan, Kecamatan Tulangan, Kabupaten Sidoarjo.
Untuk menganalisis hubungan antara Indeks Massa Tubuh dengan kejadian hipertensi pada masyarakat usia 20-60 tahun yang berada di Posbindu Tulangan, Kecamatan Tulangan, Kabupaten Sidoarjo.
Manfaat Penelitian Manfaat Keilmuan
Belajar melakukan penelitian. Sarana peningkatan pengetahuan dalam
melakukan penelitian ilmiah bagi dokter muda. Menambah wawasan mengenai hubungan antara
Indeks Massa Tubuh dengan kejadian hipertensi. Manfaat Institusional
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tambahan kepada petugas kesehatan dan instansi terkait hubungan Indeks Massa Tubuh dengan kejadian hipertensi.
Manfaat bagi Masyarakat Memberikan informasi bagi masyarakat
mengenai hubungan antara Indeks Massa Tubuh dengan kejadian hipertensi.
Meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat.
Kerangka Konsep
Umur Jenis Kelamin Genetik IMT
Obat-obatan, kopiAlkohol, asupan garam Kontrasepsi hormonal Merokok
Pola hidup Stres
HOST
AGENT
ENVIRONMENT
HIPERTENSI
Hipotesis Penelitian
Terdapat hubungan antara Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan kejadian hipertensi pada masyarakat usia 20-60 tahun yang berada di Posbindu Tulangan, Kecamatan Tulangan, Kabupaten Sidoarjo.
Metode Penelitian
Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian
epidemiologi analitik observasional dengan pendekatan cross sectional.
Identifikasi Populasi Masyarakat usia 20-60 tahun yang berada di
Posbindu Tulangan, Kecamatan Tulangan, Kabupaten Sidoarjo (50 orang).
Kriteria Inklusi Masyarakat usia 20-60 tahun yang berada di Posbindu
Tulangan, Kecamatan Tulangan, Kabupaten Sidoarjo. pada tanggal 14 September 2015.
Berdomisili di wilayah Posbindu Tulangan. Bersedia menjadi responden.
Kriteria Ekslusi Masyarakat usia kurang dari 20 tahun, lebih dari 60
tahun. Orang yang sangat berotot, misal atlet. Pasien yang datang berobat dengan komplikasi
hipertensi. Ibu hamil. Masyarakat yang tidak bersedia menjadi responden
Prosedur dan Teknik Pengambilan Sampel
Dalam penelitian ini seluruh masyarakat usia 20-60 tahun yang berada di Posbindu Tulangan pada tanggal 14 September 2015 dijadikan responden, kemudian didapatkan sampel sesuai jumlah total populasi. Dalam penelitian ini tidak menggunakan teknik pengambilan sampel.
Variabel Penelitian
Variabel Independen Indeks Massa Tubuh
Variabel Dependen Kejadian Hipertensi
Lokasi & Waktu Penelitian
Lokasi Penelitian :
Posbindu Tulangan Kabupaten Sidoarjo
Waktu Penelitian :
14 September 2015
Definisi OperasionalVariabel
Indikator
DEFINISI OPERASIONAL
INSTRUMENCARA
MENGUKUR
SKALA UKUR DAN KRITERIA
PENGUKURAN
Indeks massa tubuh (IMT)
Berat badan (BB)
Berat badan responden yang dinyatakan dengan kilogram yang diukur pada timbangan pijak tanpa menggunakan alas kaki dan melepas barang-barang yang menambah beban timbangan.
Timbangan pijak
MenimbangSkala ratio
Dalam satuan : kg
Tinggi badan (TB)
Tinggi badan responden yang dinyatakan dengan satuan meter pada responden dengan posisi berdiri dan menempel dinding.
Meteran MengukurSkala ratio
Dalam satuan : m
Indeks massa tubuh (IMT)
Perbandingan antara nilai berat badan (dalam satuan kilogram) dan tinggi badan (dalam satuan meter) yang dikuadratkan. Satuan IMT adalah kg/m2.
Rumus IMT Menghitung
Skala OrdinalUnderweight : <18,5 kg/m2
Normal : 18,5-22,9 kg/m2
At risk : 23-24,9 kg/m2
Obese I : 25-29,9 kg/m2
Obese II : ≥ 30 kg/m2
VARIABEL INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL INSTRUMEN CARA MENGUKURSKALA UKUR DAN
KRITERIA PENGUKURAN
Hipertensi
Sistole
Suara detak yang pertama kali terdengar di stetoskop saat memeriksa tekanan darah dengan menggunakan tensimeter yang mansetnya dipasang dua jari di atas lipatan siku.
Tensimeter jarum, Stetoskop
MengukurSkala ratio
Dalam satuan : mmHg
Diastole
Suara detak yang terakhir kali terdengar di stetoskop saat memeriksa tekanan darah dengan menggunakan tensimeter yang mansetnya dipasang dua jari di atas lipatan siku.
Tensimeter jarum, Stetoskop
MengukurSkala ratio
Dalam satuan : mmHg
JNC 7
Normal : sistole ≤ 120 mmHgdan diastole ≤ 80 mmHgPre-Hipertensi : sistole 120-139 mmHgatau diastole 80-89 mmHgHipertensi stage 1 : sistole 140-159 mmHg atau diastole 90-99 mmHgHipertensi stage 2 : sistole ≥ 160 mmHg atau diastole ≥ 100 mmHg
Klasifikasi JNC 7 Klasifikasi
Skala OrdinalNormal : sistole ≤ 120 mmHg dan diastole ≤ 80 mmHgPre-Hipertensi : sistole 120-139 mmHg atau diastole 80-89 mmHgHipertensi stage 1 : sistole 140-159 mmHg atau diastole 90-99 mmHgHipertensi stage 2 : sistole ≥ 160 mmHg atau diastole ≥ 100 mmHg
Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan survei, yaitu dengan cara mewawancarai dan memeriksa masyarakat di Posbindu Tulangan. Data primer diperoleh dari wawancara dengan menggunakan kuisioner yang disiapkan peneliti dan pemeriksaan yang dilakukan langsung oleh peneliti.
Metode & Analisis Data Untuk mempersiapkan pengolahan data, setelah
data dikumpulkan dilakukan pengkodean yang dilanjutkan dengan pembersihan dan entry data menggunakan program SPSS versi 16.
Data diolah untuk mengetahui frekuensi dan persentase, yang disajikan secara deskriptif dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Kemudian data diuji secara analitik dengan terlebih dahulu melakukan uji normalitasnya dengan menggunakan Kolmogorov Smirnov, Jika datanya normal maka digunakan uji statisktik Pearson dan jika datanya tidak normal digunakan uji statistik Spearman Rho Test.
Hasil Penelitian
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Frekuensi Persen
Laki-Laki 10 10
Perempuan 40 90
Total 50 100
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kelompok Usia
Kelompok Usia Frekuensi Persen
20-30 5 10
31-40 16 32
41-50 26 52
51-60 3 6
Total 50 100,0
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan
Pendidikan Frekuensi Persen
Tidak Sekolah 1 2
SD 8 16
SMP 7 14
SMA 15 30
D1-D3 11 22
S1 8 16
Total 50 100,0
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan
Pekerjaan Frekuensi Persen
Tidak Bekerja 2 4
PNS 14 28
Swasta 18 36
Ibu Rumah Tangga 11 22
Mahasiswa 5 10
Total 50 100,0
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Berat Badan
Berat Badan Frekuensi
37 1
41 1
44 1
45 2
47 2
49 1
50 3
51 3
52 1
53 2
54 5
55 4
58 2
59 3
60 3
61 1
63 4
64 1
67 1
68 1
69 3
71 1
79 1
80 1
82 1
92 1
Total 50
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tinggi Badan
Tinggi Badan Frekuensi
1,41 1
1,42 1
1,43 1
1,44 2
1,46 2
1,47 1
1,48 3
1,50 2
1,51 2
1,52 2
1,53 1
1,54 2
1,55 2
1,56 3
1,57 4
1,58 4
1,59 2
1,60 2
1,62 2
1,63 2
1,64 2
1,65 2
1,66 1
1,67 1
1,68 1
1,74 1
1,75 1
Total 50
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Indeks Massa Tubuh
Indeks Massa Tubuh Frekuensi Persen
UNDERWEIGHT 4 8
NORMOWEIGHT 16 32
AT RISK 11 22
OBESE 1 15 30
OBESE 2 4 8
TOTAL 50 100,0
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pengukuran Sistole
Sistole Frekuensi Persen
20 40
PREHIPERTENSI 23 46
STAGE 1 5 10
STAGE 2 2 4
Total 50 100,0
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pengukuran Diastole
Diastole Frekuensi Persen
NORMAL 33 66
STAGE 1 13 26
STAGE 2 4 8
Total 50 100,0
Uji Normalitas
Uji Normalitas Pada Sistole Uji normalitas pada data sistole dilakukan dengan
Kolmogorov Smirnov, didapatkan nilai p = 0,861. Karena nilai p > 0,05 maka distribusi sistole normal.
Uji Normalitas Pada Diastole Uji normalitas pada data diastole dilakukan dengan
Kolmogorov Smirnov, didapatkan nilai p = 0,634. Karena nilai p > 0,05 maka distribusi diastole normal.
Distribusi data Sistole dan Diastole normal, maka dapat digunakan uji analisis Pearson.
Uji NormalitasSistole
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N50
Normal Parametersa Mean.0000000
Std. Deviation14.17354123
Most Extreme Differences Absolute.122
Positive.122
Negative-.052
Kolmogorov-Smirnov Z.861
Asymp. Sig. (2-tailed).448
a. Test distribution is Normal.
DiastoleOne-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N50
Normal Parametersa Mean.0000000
Std. Deviation11.45387422
Most Extreme Differences Absolute.090
Positive.090
Negative-.045
Kolmogorov-Smirnov Z.634
Asymp. Sig. (2-tailed).817
a. Test distribution is Normal.
Analisis Data
Analisis antara Indeks Massa Tubuh dengan Tekanan Sistole Dari analisis data, diperoleh p = 0,044, (p <
0,05), maka nilai significancy menunjukkan korelasi antara Indeks Massa Tubuh dan Tekanan Sistole adalah bermakna atau H0 ditolak. Nilai korelasi Pearson sebesar 0,286 menunjukkan arah korelasi positif dengan kekuatan korelasi yang rendah.
Korelasi Sistole-IMT
Sistole IMT
Sistole Pearson Correlation1 .286*
Sig. (2-tailed).044
N50 50
IMT Pearson Correlation.286* 1
Sig. (2-tailed).044
N50 50
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Analisis antara Indeks Massa Tubuh dengan Tekanan Diastole Dari analisis data, diperoleh p = 0,020, (p <
0,05), maka nilai significancy menunjukkan korelasi antara Indeks Massa Tubuh dan Tekanan Diastole adalah bermakna atau H0 ditolak. Nilai korelasi Pearson sebesar 0,327 menunjukkan arah korelasi positif dengan kekuatan korelasi yang rendah.
Korelasi Diastole-IMT
Diastole IMT
Diastole Pearson Correlation1 .327*
Sig. (2-tailed).020
N50 50
IMT Pearson Correlation.327* 1
Sig. (2-tailed).020
N50 50
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Pembahasan
Dari hasil penelitian yang dilakukan peneliti, sebagian besar masyarakat Posbindu Tulangan adalah perempuan, mempunyai tingkat pendidikan sampai SMA dan sebagian besar bekerja sebagai wiraswasta.
Dari hasil penelitian, didapatkan data bahwa rata-rata berat badan masyarakat adalah 57,4 kg dan rata-rata tinggi badan masyarakat adalah 1,56 meter. Dari hasil penghitungan Indeks Massa Tubuh, sebagian besar masyarakat memiliki Indeks Massa Tubuh normoweight, namun ada beberapa yang memiliki Indeks Massa Tubuh At Risk, Obese 1, dan Obese 2.
Pada analisis antara Indeks Massa Tubuh dengan Tekanan Sistole diperoleh nilai p = 0,044 (p < 0,05), menunjukkan korelasi yang bermakna, dan nilai korelasi Pearson sebesar 0,286 yang menunjukkan korelasi positif dengan kekuatan yang rendah.
Sedangkan dari hasil analisis antara Indeks Massa Tubuh dengan Tekanan Diastole diperoleh nilai p = 0,020 (p < 0,05), yang menunjukkan korelasi yang bermakna dan nilai korelasi Pearson sebesar 0,384 yang menunjukkan terdapat korelasi positif dengan kekuatan korelasi yang rendah.
Di Posbindu Tulangan, sebagian besar responden merokok, gemar makan makanan berlemak dan ditambah dengan pola hidup yang jarang berolahraga. Sebagian besar kebiasaan-kebiasaan tersebut dimulai pada usia muda. Selain itu, ketidaktahuan responden tentang penyakit dan penyebab hipertensi juga ikut mempengaruhi kejadian hipertensi ini.
Kesimpulan Indeks Massa Tubuh merupakan suatu
pengukuran antropometri yang menunjukkan hubungan antara berat badan (kg) dengan tinggi badan (m). Dari pengukuran tersebut didapatkan klasifikasi underweight, normoweight, at risk, obese I, dan obese II. Dari hasil penelitian, Indeks Massa Tubuh yang paling banyak terjadi di Posbindu Tulangan adalah normoweight.
Hipertensi adalah peningkatan tekanan/tahanan vaskuler perifer melebihi normal yang menimbulkan manifestasi meningkatnya pengukuran tekanan darah. Di Indonesia sebagian besar penderita hipertensi tidak terdeteksi karena biasanya tidak menyadari kondisi penyakitnya tersebut, baik tentang gejala, penyebab, maupun cara pencegahannya. Hasil dominan yang didapatkan pada penelitian tekanan darah di Posbindu Tulangan adalah tekanan darah yang prehipertensi.
Hasil analisis data menunjukkan bahwa ada hubungan antara Indeks Massa Tubuh dengan tekanan sistole dengan kekuatan korelasi yang rendah, ada hubungan antara Indeks Massa Tubuh dengan tekanan diastole dengan kekuatan korelasi yang rendah pada masyarakat usia 20-60 tahun yang datang ke Posbindu Tulangan Kecamatan Tulangan, Kabupaten Sidoarjo.
Saran
Bagi Institusi Kesehatan Lebih giat dalam melakukan penyuluhan dan
screening, sehingga lebih mengoptimalkan tindakan preventif.
Bagi Masyarakat Lebih aktif dalam mencari pengetahuan
tentang kesehatan dan mulai merubah pola hidup menjadi lebih sehat.
TERIMA KASIH