Hubungan Bimbingan Akhlak Al-karimah dengan Pembentukan ...

20
Diterima: April 2018. Disetujui: Mei 2018. Dipublikasikan: Juni 2018 203 Irsyad : Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam Volume 6, Nomor 2, 2018, 203-222 Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Sunan Gunung Djati Bandung https://jurnal.fdk.uinsgd.ac.id/index.php/irsyad Hubungan Bimbingan Akhlak Al-karimah dengan Pembentukan Karakter Remaja terhadap Perilaku Narsistik Ila Nurfadilah * Jurusan Bimbingan dan Konseling Islam, UIN Sunan Gunung Djati, Bandung *Email : [email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku narsistik remaja di SMP Negeri 3 Ciparay, bimbingan akhlak al-karimah yang dilakukan untuk membentuk karakter di SMP Negeri 3 Ciparay, serta hubungan antara bimbingan akhlak al- karimah dengan pembentukan karakter remaja terhadap perilaku narsistik di SMP Negeri 3 Ciparay. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode campuran yang merupakan gabungan dari metode kuantitatif koreasional dengan metode kualitatif deskriptif. Berdasarkan hasil analisis data penelitian, bahwa perilaku narsistik remaja di SMP Negeri 3 Ciparay berada pada kategori sedang, bimbingan akhlak al-karimah yang dilakukan yaitu membiasakan selalu berperilaku terpuji dan terdapat hubungan antara bimbingan akhlak al-karimah dengan pembentukan karakter remaja terhadap perilaku narsistik dengan tingkat keterkaitan yang kuat. Kata Kunci: Bimbingan Akhlak Al-karimah; Karakter Remaja; Perilaku Narsistik. ABSTRACT This research aims to know the behavior of narcissistic teenagers in SMP Negeri 3 Ciparay, guidance of the morals of al-karimah committed to form characters in SMP Negeri 3 Ciparay, as well as the guidance of the morals of al-karimah with establishment of teenage characters against a narcissistic behavior in SMP Negeri 3 Ciparay. The methods used in this study is the method mix is a combination of quantitative methods with qualitative descriptive method koreasional. Based on the results of the analysis of research data, that teenaged narcissistic behavior in SMP Negeri 3 Ciparay categories of being, the guidance of the morals of al-karimah conducted namely familiarize always behave commendable and there is a relationship between the guidance the morals of al-karimah with formation of character against a narcissistic behavior of adolescents with a strong degree of relatedness. Keywords: Guidance of the morals of al-karimah; Teenage Characters; Narcissistic Behavior.

Transcript of Hubungan Bimbingan Akhlak Al-karimah dengan Pembentukan ...

Page 1: Hubungan Bimbingan Akhlak Al-karimah dengan Pembentukan ...

Diterima: April 2018. Disetujui: Mei 2018. Dipublikasikan: Juni 2018 203

Irsyad : Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam Volume 6, Nomor 2, 2018, 203-222

Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Sunan Gunung Djati Bandung https://jurnal.fdk.uinsgd.ac.id/index.php/irsyad

Hubungan Bimbingan Akhlak Al-karimah dengan Pembentukan Karakter Remaja

terhadap Perilaku Narsistik

Ila Nurfadilah*

Jurusan Bimbingan dan Konseling Islam, UIN Sunan Gunung Djati, Bandung

*Email : [email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku narsistik remaja di SMP Negeri 3 Ciparay, bimbingan akhlak al-karimah yang dilakukan untuk membentuk karakter di SMP Negeri 3 Ciparay, serta hubungan antara bimbingan akhlak al-karimah dengan pembentukan karakter remaja terhadap perilaku narsistik di SMP Negeri 3 Ciparay. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode campuran yang merupakan gabungan dari metode kuantitatif koreasional dengan metode kualitatif deskriptif. Berdasarkan hasil analisis data penelitian, bahwa perilaku narsistik remaja di SMP Negeri 3 Ciparay berada pada kategori sedang, bimbingan akhlak al-karimah yang dilakukan yaitu membiasakan selalu berperilaku terpuji dan terdapat hubungan antara bimbingan akhlak al-karimah dengan pembentukan karakter remaja terhadap perilaku narsistik dengan tingkat keterkaitan yang kuat.

Kata Kunci: Bimbingan Akhlak Al-karimah; Karakter Remaja; Perilaku Narsistik.

ABSTRACT This research aims to know the behavior of narcissistic teenagers in SMP Negeri 3 Ciparay, guidance of the morals of al-karimah committed to form characters in SMP Negeri 3 Ciparay, as well as the guidance of the morals of al-karimah with establishment of teenage characters against a narcissistic behavior in SMP Negeri 3 Ciparay. The methods used in this study is the method mix is a combination of quantitative methods with qualitative descriptive method koreasional. Based on the results of the analysis of research data, that teenaged narcissistic behavior in SMP Negeri 3 Ciparay categories of being, the guidance of the morals of al-karimah conducted namely familiarize always behave commendable and there is a relationship between the guidance the morals of al-karimah with formation of character against a narcissistic behavior of adolescents with a strong degree of relatedness. Keywords: Guidance of the morals of al-karimah; Teenage Characters; Narcissistic Behavior.

Page 2: Hubungan Bimbingan Akhlak Al-karimah dengan Pembentukan ...

Ila Nurfadilah

204 Irsyad : Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam 6(2) (2018) 203-222

PENDAHULUAN

Jika berbicara mengenai remaja, salah satu hal yang menarik perhatian untuk diamati yaitu perilakunya, kehidupan sosial, termasuk yang kini sering dibicarakan adalah karakter remaja. Karakter remaja merupakan suatu proses yang terus menerus dilakukan untuk membentuk tabiat, watak, dan sifat-sifat kejiwaan yang berlandaskan pada semangat pengabdian dan kebersamaan.

Dalam masa perkembangannya, pribadi dari para remaja menggalami banyak masalah dalam penesuaian diri dibandingkan dengan masa sebelumnya karena ternyata pada masa anak-anak cukup tenang dan bahagia. Dalam masa pertumbuhannya dia mengalami ketegangan batin akibat ingin lepas dari ketergantungan dan pengawasan orang dewasa (Djali, 2013: 58). Menurut Santrock (1980: 220) bahwa bentuk aktualisasi diri setiap remaja berbeda-beda, saah satunya ditampikan melalui perilaku narsistik yang sangat fenomenal pada zaman sekarang, agar remaja mendapatkan pengakuan serta pengaguman dari lingkungannya. Remaja mengaktualisasikan minatnya terhadap penampilan diri secara berlebihan memiliki kecenderungan narsis, namun biasanya memiiki permasalahan dengan kepercayaan diri (Anida, 2016: 208).

Salah satu hal yang berpengaruh yaitu lingkungan sosial termasuk teknologi. Di zaman modern ini, teknologi menjadi hal yang sangat penting dibutuhkan dalam aktivitas harian masyarakat termasuk remaja, salah satunya yaitu teknologi komunikasi yang semakin canggih sehingga dapat memuncukan narsis dikalangan remaja. Fenomena narsis adalah kebiasaan mejeng dan jepret di depan kamera kemudian memposting dan mengunggahnya ke jejaring sosial, sehingga diketahui oleh khalayak ramai. Detikhealth.com memaparkan penelitian dari The Obio State University menemukan bahwa pria yang lebih sering memposting foto selfie mereka dibandingkan orang lain cenderung memiliki skor narsisme dan psikopat yang tinggi. Penelitian lain mengungkapkan bahwa hampir 75% individu yang didiagnosis narsisme adalah laki-laki (Vaknin, 2010).

Pada fase ini remaja memerlukan bimbingan dari berbagai pihak terutama orangtua, masyarakat dan pihak sekolahan khususnya bimbingan mengenai akhlak yang baik (akhlak al-karimah). Bimbingan akhlak al-karimah merupakan upaya menuntun seseorang ke arah tujuan yang bermanfaat bagi kehidupannya di masa kini dan masa mendatang melalui sistem kepercayaan kepada Tuhan yang dimanifestasikan dalam bentuk sikap-sikap terpuji (Ali Zubair, 2013: 2). Karena dengan menanamkan akhlak al-karimah sejak dini diharapkan dapat membentuk karakter remaja yang positif dalam perilakunya.

Berdasarkan peraturan pembelajaran di SMP Negeri 3 Ciparay yang memperbolehkan siswa membawa alat komunikasi ke sekolah, sebagai sarana pencari informasi bahan belajar. Mengingat remaja jaman sekarang yang mudah tergoda untuk menggunakan alat komunikasi yang semakin canggih, bermain media sosial yang semakin berkembang, serta banyak melakukan foto narsis

Page 3: Hubungan Bimbingan Akhlak Al-karimah dengan Pembentukan ...

Hubungan Bimbingan Akhlak Al-karimah dengan Pembentukan Karakter Remaja terhadap Perilaku Narsistik

Irsyad : Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam 6(2) (2018) 203-222 205

(selfie) pada setiap kegiatan dan mempostingnya di media sosial, sehingga prestasi belajar mereka menjadi menurun.

Kondisi objektif siswa di SMP Negeri 3 Ciparay yang gemar berperilaku narsis itu banyak terutama dikalangan siswa yang orangtuanya memiliki penghasilan yang besar, sehingga keinginan siswa memiliki alat komunikasi yang canggih itu terpenuhi. Karakter yang mendasari siswa menjadi gemar melakukan aksi tersebut, karena: (1) keinginan mendapatkan perhatian dari teman-temannya, (2) menunjukkan eksistensi diri dan harga dirinya, (3) cepat bosan dalam belajar, dan (4) kesenangan pada dunia maya dan media sosial.

Adapun bimbingan akhlak al-karimah yang dilakukan di SMP Negeri 3 Ciparay ini yaitu membiasakan berperilaku terpuji seperti taat kepada Allah SWT dan Rasulullah SAW, patuh kepada orangtua dan guru, halus budi, memanfaatkan waktu dan patuh pada tata tertib sekolah. Berdasarkan bimbingan akhak tersebut, sehingga menggambarkan siswa yang berakhlak dan juga membentuk karakter siswa yang baik. Dengan permasalahan tersebut menjadi termotivasi untuk melakukan penelitian dari bimbingan akhlak al-karimah dan pembentukan karakter remaja yang diberikan oleh guru, sehingga menjadikan siswa tidak terjerumus pada hal yang tidak di inginkan.

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah perilaku narsistik remaja di SMP Negeri 3 Ciparay, bimbingan akhlak al-karimah yang dilakukan dalam membentuk karakter remaja di SMP Negeri 3 Ciparay dan hubungan antara bimbingan akhlak al-karimah dengan pembentukan karakter remaja terhadap perilaku narsistik di SMP Negeri 3 Ciparay.

Penelitian ini dilaksanakan di salah satu lembaga pendidikan yaitu di SMP Negeri 3 Ciparay yang berlokasi di Jl. Rancakole No.75 Ciparay. Mekarlaksana Kec. Ciparay Kab. Bandung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu mix-method research (metode penelitian campuran). Metode penelitian ini merupakan gabungan dari metode kuantitatif korelasional dengan metode kualitatif deskriptif. Metode kuantitatif korelasional yaitu metode yang menghubungkan data-data antara variabel X dengan variabel Y, yakni menghubungkan antara bimbingan akhlak al-karimah dengan pembentukan karakter remaja terhadap perilaku narsistik. Sedangkan metode kualitatif deskriptif yaitu menafsirkan dan menguraikan data yang bersangkutan dengan situasi yang sedang terjadi, sikap serta pandangan yang terjadi di dalam suatu mayarakat, pertentangan antara dua keadaan atau lebih, hubungan antar variabel yang timbul, perbedaan antar fakta yang ada, serta pengaruhnya terhadap suatu kondisi, dan sebagainya.

Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini terbagi dalam sumber data primer yang diperoleh dari pembimbing dan beberapa responden SMP Negeri 3 Ciparay, serta sumber data sekunder yang diperoleh dari bahan pustaka, berupa bahan hasil penelitian orang lain yang ada hubungannya dengan penelitian ini.

Page 4: Hubungan Bimbingan Akhlak Al-karimah dengan Pembentukan ...

Ila Nurfadilah

206 Irsyad : Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam 6(2) (2018) 203-222

Adapun populasi penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Ciparay sebanyak 150 orang. Sedangkan sampel penelitian ini diambil 20% dari populasi

yang ada yaitu 20

100 × 150 = 30 orang. Hal ini dilakukan karena jumlah populasi

dianggap terlalu banyak, dan tekniknya dilakukan secara acak. Teknik pengambilan data yang diperlukan peneliti dalam penelitian ini adalah observasi, metode wawancara, angket (kuisioner) dan studi dokumentasi.

LANDASAN TEORITIS

Bimbingan akhlak al-karimah merupakan sebuah upaya pemberian bantuan atau upaya pembinaan yang bersifat psikologis berupa informasi dan pengetahuan kepada individu atau kelompok orang tentang hal yang baik, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan, dan menjelaskan hal yang terpuji, dari segala perbuatan atau perkataan manusia tersebut sehingga melahirkan manusia yang mandiri (Rahman Sadikin, 2001: 25). Bimbingan akhlak al-karimah bertujuan untuk membentuk pribadi-pribadi yang sempurna yang dapat dijadikan pedoman hidup dalam kehidupan masyarakat dan negara.

Fungsi dari bimbingan akhlak al-karimah diantaraya yaitu: 1) menjadikan akhlak Rasulullah SAW sebagai acuan kehidupan sehari-hari bagi umat Islam, 2) seimbang antara kehidupan duniawi yang serba hingar bingar dengan kehidupan akhirat yang serba teduh dan hening, 3) sebagai peneduh jiwa karena hilangnya arti hidup dalam jaman kemajuan ilmu dan teknologi, 4) sebagai penguat kesadaran dan kebersamaan hidup, dan 5) menuntun manusia ke arah yang lebih baik (Nur Hidayat, 2013: 93-103).

Macam-macam bimbingan akhlak al-karimah diataranya yaitu: 1) zuhud atau kesediaan hati, 2) qona’ah atau rela menerima dengan sepenuh hati, 3) sabar, 4) tawakal atau berserah diri kepada Allah SWT, 5) mujahadah atau bekerja keras, 6) ridha atau menerima dengan tulus segala pemberian Allah SWT, 7) bersyukur, dan 8) ikhlas (Nur Hidayat, 2013: 121). Sedangkan metode bimbingan akhlak al-karimah yaitu: 1) penerapan rukun iman, 2) penerapan rukun Islam dengan: a) mengucapkan dua kalimat syahadat; b) mengerjakan shalat 5 waktu; c) membayar zakat; d) ibadah puasa; e) ibadah haji., 3) latihan dan pembiasaan, 4) keteladanan, dan 5) pembinaan (Abuddin Nata, 2009: 158).

Karakter remaja merupakan watak atau sifat yang mendasar pada diri seorang remaja berdasarkan tingkat pertumbuhan dan perkembangannya. Karakteristik yang ditunjukkan oleh remaja diantaranya: 1) kegeisahan, 2) pertentangan, 3) mengkhayal, 4) aktivitas berkeompok, dan 5) keinginan mencoba segala sesuatu.

Upaya-upaya yang dapat dilakukan pengajar dalam hal memahami siswa sebagai sosok remaja, yaitu: 1) membantu siswa dalam menemukan jati diri dan menghadapi kegagalan yang dihadapinya, 2) emosi yang memuncak adalah

Page 5: Hubungan Bimbingan Akhlak Al-karimah dengan Pembentukan ...

Hubungan Bimbingan Akhlak Al-karimah dengan Pembentukan Karakter Remaja terhadap Perilaku Narsistik

Irsyad : Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam 6(2) (2018) 203-222 207

karakteristik dari remaja. Guru dapat membimbing remaja untuk pengendalian emosi negatif, dan 3) mengajari cara memahami orang lain dan toleransi merupakan cara guru dalam mendidik remaja. Dengan mempelajari berbagai karakteristik remaja akan sangat membantu siswa yang masih dalam masa remaja, untuk keberhasilan proses pengajaran. Karena setiap remaja berbeda, maka guru mau tidak mau harus bisa menjadi teman dan orang tua bagi remaja itu sendiri. Diperlukan sikap polos, objektif terhadap siswa, adil dan menunjukkan perhatian serta rasa simpatik dalam menghadapi remaja.

Faktor-faktor yang mempengaruhi karakter remaja, diantaranya yaitu: 1) keluarga, merupakan lingkungan pertama yang memberikan pengaruh terhadap berbagai aspek perkembangan anak, termasuk perkembangan sosialnya; 2) kematangan anak, bersosialisasi memerlukan kematangan fisik dan psikis. Untuk mampu mempertimbangan dalam proses sosial, memberi dan menerima pendapat orang lain, memerlukan kematangan intelektual dan emosional; 3) status sosial ekonomi, kehidupan sosial banyak dipengaruhi oleh kondisi atau status kehidupan sosial keluarga dalam lingkungan masyarakat; 4) Pendidikan, merupakan proses sosialisasi anak yang terarah. Hakikat pendidikan sebagai proses pengoperasian ilmu yang normatif, akan memberikan warna kehidupan sosial anak di dalam masyarakat dan kehidupan mereka di masa yang akan dating; 5) Kapasitas mental, emosi, dan integensi banyak mempengaruhi banyak hal, seperti kemampuan belajar, memecahkan masalah, dan berbahasa.

Berdasarkan pendapat para psikolog seperti Zakiah Daradjat, Sarlito Wirawan, Zulkiply, dan Arifin sepakat bahwa permasalahan remaja terbagi pada lima kategori yakni: 1) permasalahan yang berhubungan dengan pertumbuhan jasmani (fisik), 2) permasalahan yang timbul berhubungan dengan orangtua, 3) permasalahan yang berhubungan dengan sekolah dengan pelajaran, 4) permasalahan yang berhubungan dengan pertumbuhan sosial, dan 5) permasalahan pribadi. Sedangkan solusi dari permasalahan psikologi remaja tersebut yaitu: 1) diskusikan dengan orang yang tepat, 2) lakukan tanggung jawab kita sebagai manusia, 3) jalani hobi dan kegiatan positif, 4) berinisiatif untuk mencari solusi dan realisasikan dalam tindakan, 5) membuka diri, 6) membuka akses komunikasi yang baru, 7) merubah kebiasaan, 8) berhenti meracuni diri, 9) berpikir positif, dan 10) bantulah orang lain.

Narsis atau yang dalam istilah ilmiahnya Narcissistic Personality Disorder (NPD) adalah penyakit mental dimana seseorang memiliki rasa percaya diri yang sangat tinggi untuk kepentingan pribadinya dan juga rasa ingin dikagumi (Richard P. Halgin, 2010: 102). Perilaku narsistik merupakan penyakit atau gangguan yang kronis dan sulit untuk memperoleh perawatan. Mereka biasanya tidak bisa menerima kenyataan bahwa usia mereka sudah lanjut, mereka tetap menghargai kecantikan, kekuatan, dan usia muda secara tidak wajar. Oleh karena itu, mereka lebih sulit untuk melewati krisis pada usia senja ketimbang individu lain pada umumnya (Fitri Fausiah dan Julianti Widury, 2014: 160).

Page 6: Hubungan Bimbingan Akhlak Al-karimah dengan Pembentukan ...

Ila Nurfadilah

208 Irsyad : Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam 6(2) (2018) 203-222

Masalah-masalah yang biasanya muncul karena perilaku individu yang narsistik yaitu sulit membina hubungan interpersonal, penolakan dari orang lain, kehilangan sesuatu atau masalah dalam pekerjaan. Permasalahan lainnya adalah mereka ternyata tidak bisa mengatasi stres yang mereka rasakan dengan baik (Fitri Fausiah dan Julianti Widury, 2014: 160). Selain itu, terdapat berbagai faktor yang menyebabkan seseorang berpeilaku narsis. Faktor tesebut adalah faktor keturunan dan faktor lingkungan. Narsis ini timbul akibat daripada pujian dan penghormatan yang diterima berulang kali daripada individu lain.

Sikap mereka yang berperilaku narsis mengakibatkan hubungan yang mereka memiliki biasanya rentan (mudah pecah) dan mereka bisa membuat orang lain sangat marah karena penolakan mereka untuk mengikuti aturan yang telah ada. Mereka juga tidak bisa untuk menampilkan empati, kalaupun mereka memberikan empati atau simpati, biasanya mereka mempunyai tujuan tertentu untuk kepentingan diri mereka sendiri (Fitri Fausiah dan Julianti Widury, 2014: 159-160).

Faktor yang melatarbelakangi rusaknya mental dan karakter remaja meliputi; pendidikan, lingkungan sosial, ekonomi, seni-budaya, dan lain sebagainya. Era globalisasi yang ditandai dengan kemajuan di berbagai bidang terutama dalam bentuk transformasi teknologi informasi dan budaya memberi dampak signifikan bagi perubahan karakter remaja. Intensitas penggunaan media sosial dan video game yang semakin meningkat di kalangan remaja turut memberi andil.

Selain itu kita bisa melihat begitu banyak remaja yang suka bergaya, berperilaku, dan meniru artis barat atau artis asing. Contohnya korean style (gaya artis korea) yang sedang mewabah di kalangan remaja. Ironisnya, hal itu juga diikuti remaja muslim. Memang, kegiatan meniru sang idola bagian dari pembentukan karakter remaja dalam tahap pencarian jati diri. Dalam ilmu psikologi hal itu sah saja selama kegiatan meniru bernilai positif. Namun yang disayangkan, kegiatan meniru itu justru bernilai negatif dan berpotensi merusak mental karakter remaja.

Untuk mewujudkan visi sebagai umat terbaik, maka diperlukan upaya pembentukan karakter muslim yang kuat. Hal ini harus dilakukan melalui pendidikan sejak usia dini atau kanak-kanak, remaja, hingga dewasa. Dalam hal ini peran orang tua, guru pembimbing, dan pemerintah sebagai penyedia fasilitas sangat besar sekali dalam pembentukan watak dan kepribadian seorang muslim.

HASIL DAN PEMBAHASAN

SMP Negeri 3 Ciparay berdiri pada tahun 1992 dengan nama SLTP Negeri 4 Ciparay Kabupaten Bandung yang terletak di Jalan Rancakole Mekarlaksana Desa Mekarlaksana Kecamatan Ciparay Kabupaten Bandung 40381. Dengan luas tanah sebesar 19854 m2 dan statusnya milik pemerintah Kabupaten Bandung. Pada awal berdirinya SMP Negeri 3 Ciparay merupakan kelas jauh dari SMP

Page 7: Hubungan Bimbingan Akhlak Al-karimah dengan Pembentukan ...

Hubungan Bimbingan Akhlak Al-karimah dengan Pembentukan Karakter Remaja terhadap Perilaku Narsistik

Irsyad : Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam 6(2) (2018) 203-222 209

Negeri 1 Ciparay yang terletak di Desa Magungharja, yang waktu itu tidak bisa menampung siswa-siswi yang berminat memasuki SMP Negeri 1 Ciparay, oleh karenanya didirikan kelas yang lain, yang tempatnya di Desa Babakan, pada waktu itu yang menjabat sebagai Kepala SMP Negeri 1 Ciparay adalah Bpk. Afandi, BA. dengan wakil kepala sekolahnya Bpk. Djodjo BA. yang kemudian diberikan wewenang untuk mengelola kelas jauh tersebut dan menjadi pejabat sementara kepala sekolah kelas jauh tersebut hingga pada akhirnya memiliki nama SLTP Negeri 4 Ciparay. Setelah diresmikannya SLTP Negeri 4 Ciparay menjadi sekolah yang berdiri sendiri dan berubah nama menjadi SMP Negeri 3 Ciparay, secara definitif yang menjadi kepala sekolahnya adalah Dra. Ijam Marijam dan menjadi kepala sekolah yang pertama. Dan saat ini dipimpin oleh Hj. N. Lisnur Solihah, S.Pd, M.M.Pd sebagai kepala sekolah yang kedelapan. Jumlah karyawan yang bekerja di SMP Negeri 3 Ciparay ini sebanyak 56 orang dengan jabatan yang berbeda-beda, karyawan yang bekerja di SMP Negeri 3 Ciparay ini diantaranya terdiri dari seorang kepala sekolah, 43 orang sebagai guru mata pelajaran dan 3 orang merangkap sebagai guru pembimbing, 8 orang sebagai pelaksana tata usaha, 2 orang sebagai caraka, seorang sebagai satpam dan seorang sebagai pustakawan (Dokumen SMP Negeri 3 Ciparay, 2018: 1)

Visi SMP Negeri 3 Ciparay yaitu “Berprestasi, berbasis religius dan kultural, melalui partisipasi dan kebersamaan seluruh mitra sekolah”. Sedangkan misi SMP Negeri 3 Ciparay yaitu: 1) mewujudkan sekolah yang inovatif, kreatif dan berdaya saing; 2) meningkatkan kemampuan profesionalisme pendidikan dan tenaga pendidikan; 3) menciptakan proses belajar mengajar yang mengutamakan aktifitas siswa, dengan berbasis PAINKEM; 4) meningkatkan pelayanan prima kepada seluruh warga sekolah dan masyarakat; 5) membangun insan yang beriman, bertaqwa, dan berakhlakul karimah; 6) membangun insan yang mencintai dan berperilaku kebudayaan parahiyangan; 7) mewujudkan perilaku yang menunjang keadaan sekolah yang bersih, hijau, indah, dan sehat; 8) menciptakan sekolah yang rindang, aman, nyaman dan rapih; 9) mewujudkan lingkungan sekolah yang “Genah Merenah Tur Tumaninah”. Pada dasarnya pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling di SMP Negeri 3 Ciparay berjalan dengan cukup baik. Kerjasama saling terjalin antara Kepala Sekolah; wakil kepala sekolah bidang kurikulim, kesiswaan dan sarana; antara guru mata pelajaran; wali kelas serta take holder di sekolah ini. Tahun pelajaran 2017/2018 ini memberikan kesempatan kepada guru bimbingan dan konseling untuk masuk kelas secara terjadwal 1 jam dalam 1 minggu untuk kelas VIII. Dengan demikian informasi layanan dasar bimbingan dan konseling dapat terpenuhi, hingga materi yang telah dipersiapkan dapat tersampaikan secara merata pada kelas VIII (Dokumen BK SMP Negeri 3 Ciparay, 2018: 34-41).

Perilaku Narsisik Remaja di SMP Negeri 3 Ciparay Penelitian dilaksanakan pada siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Ciparay

Page 8: Hubungan Bimbingan Akhlak Al-karimah dengan Pembentukan ...

Ila Nurfadilah

210 Irsyad : Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam 6(2) (2018) 203-222

Kabupaten Bandung Tahun Ajaran 2017/2018 sebanyak 150 orang sebagai populasi pada penelitian ini. Penelitian ini dilaksanakan pada hari Jum’at tanggal 22 Februari 2018 sampai hari Sabtu tanggal 23 Februari 2018. Pertimbangan dalam menentukan populasi penelitian adalah siswa yang duduk di bangku kelas VIII karena siswa kelas VIII berada pada fase remaja yang telah melewati masa anak, dimana siswa kelas VIII berada pada rentang usia 13-14 tahun. Untuk mendapatkan gambaran perilaku narsistik, maka sampel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik random sampling (sistem acak sampel), dengan demikian sampel penelitian ini diambil sesuai dengan populasi yang ada yaitu 150 orang siswa.

Berdasarkan hasil olah data diketahui bahwa jumlah responden perempuan lebih banyak daripada laki-laki yakni siswa perempuan berjumlah 91 orang sedangkan siswa laki-laki berjumlah 59 orang, dengan demikian perilaku narsistik ini menjadikan minat siswa perempuan lebih tinggi dibandingkan siswa laki-laki sehingga yang mudah ditemui dan bersedia responden dalam penelitian ini adalah siswa perempuan.

Perilaku narsistik remaja pada siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Ciparay terhadap berada pada kategori sedang, namun bukan berarti dalam posisi aman, sebab perilaku mereka cenderung meningkat dan sebagian besar perilaku narsistik ini di dominasi oleh siswa perempuan. Kondisi objektif siswa kelas VIII di SMP Negeri 3 Ciparay yang gemar berperilaku narsis itu banyak terutama dikalangan siswa yang orangtuanya memiliki penghasilan yang sangat besar, sehingga keinginan siswa memiliki alat komunikasi yang canggih itu terpenuhi.

Menurut Fitri Fausiah dan Julianti Widury (2014: 159-160) mengungkapkan bahwa sikap mereka yang berperilaku narsis mengakibatkan hubungan yang mereka memiliki biasanya rentan (mudah pecah) dan mereka bisa membuat orang lain sangat marah karena penolakan mereka untuk mengikuti aturan yang telah ada. Mereka juga tidak bisa untuk menampilkan empati, kalaupun mereka memberikan empati atau simpati, biasanya mereka mempunyai tujuan tertentu untuk kepentingan diri mereka sendiri.

Pada umunya siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Ciparay, mempunyai kemauan untuk diakui oleh orang-orang yang ada disekitarnya terutama teman sekelasnya sehingga perilaku-perilaku tersebut cenderung menuju ke arah narsistik, perilaku ini bisa terjadi karena disebabkan oleh faktor lingkungan pergaulan yang semakin modern. Meskipun demikian, siswa yang mempunyai perilaku narsistik ini perlu memiliki kontrol diri yang baik supaya perilaku narsistik tersebut juga dapat dikelola menjadi perilaku yang baik bukan menjadi suatu kebiasaan yang tidak pantas untuk dilakukan. Perilaku narsistik ini timbul akibat dari adanya perasaan tidak nyaman terhadap diri-sendiri dan rendahnya harga sehingga sehingga menampilkan perilaku narsistik untuk mendapatkan kenyamanan diri serta penghargaan dari orang lain.

Page 9: Hubungan Bimbingan Akhlak Al-karimah dengan Pembentukan ...

Hubungan Bimbingan Akhlak Al-karimah dengan Pembentukan Karakter Remaja terhadap Perilaku Narsistik

Irsyad : Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam 6(2) (2018) 203-222 211

Siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Ciparay yang berperilaku narsistik merupakan siswa yang mengalami sebuah masalah. Permasalahan yang dialami mereka adalah penampilan, mereka beranggapan bahwa penampilan adalah hal yang paling utama dan segalanya. Selain itu, dengan membawa alat komunikasi yang canggih berupa HandPhone (HP) mereka semakin leluasa untuk memamerkan penampilannya dalam kamera kemudian mempostingnya di sosial media yang semakin meluas. Melihat keadaan yang seperti ini, para orangtua menjadi semakin khawatir terhadap perilaku anaknya, tetapi apa daya tidak bisa menyalahkan zaman dan apabila memaksakan untuk tidak mengikuti zaman semakin besar tantangan yang harus dihadapi karena perkembangan teknologi berpengaruh besar terhadap remaja yang sensitif akan teman-temannya yang telah memiliki alat komunikasi yang canggih. Sehingga para siswa tergoda untuk mengikuti zaman.

Perilaku yang mendasari siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Ciparay menjadi gemar melakukan aksi tersebut, karena: keinginan mendapatkan perhatian dari teman-temannya, menunjukkan eksistensi diri dan harga dirinya, cepat bosan dalam belajar, serta kesenangan pada dunia maya dan media sosial. Bentuk narsistik siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Ciparay dapat dikenali dengan beberapa ciri tertentu seperti, tidak dapat menerima saran dari orang lain bila tidak menguntungkan dirinya (egois), sering mengucapkan kalimat yang dapat menyinggung perasaan orang lain (sadis), tidak mau peduli terhadap orang lain (cuek), sering memerintah orang lain (rasa ingin menguasai teman), berkelompok dengan teman yang sering memberikan pujian. Untuk menangani sebuah permaslahan tersebut maka penangan yang tepat adalah memberikan bimbingan dan konseling secara khusus, terutama dalam bimbingan keagamaan. Salah satu bagian dari bimbingan keagamaan yang dilakukan adalah bimbingan akhlak al-karimah, yang tujuannya untuk membentuk karakter ataupun perilaku siswa yang baik sehingga tidak terjerumus pada perilaku narsistik (Wawancara dengan Guru BK kelas VIII, SMP Negeri 3 Ciparay: 22 Februari 2018).

Bimbingan Akhlak Al-Karimah dalam Membentuk Karakter Remaja di SMP Negeri 3 Ciparay

Kriteria atau patokan yang dipakai untuk mengevaluasi keberhasilan pelaksanaan program bimbingan dan konseling mengacu terhadap terpenuhi atau tidaknya kebutuhan-kebutuhan siswa dan pihak-pihak yang terlibat baik secara langsung ataupun tidak langsung berperan dalam membantu siswa memperoleh perubahan perilaku ke arah yang lebih baik.

Ada dua macam kegiatan penilaian program kegiatan ini, yaitu penilaian proses dan penilaian hasil. Penilaian proses dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana keefektifan layanan bimbingan dan konseling dilihat dari hasilnya. Sedangkan penilaian hasil dimaksudkan untuk menjadi acuan untuk kedepannya.

Pada dasarnya pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling di SMP

Page 10: Hubungan Bimbingan Akhlak Al-karimah dengan Pembentukan ...

Ila Nurfadilah

212 Irsyad : Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam 6(2) (2018) 203-222

Negeri 3 Ciparay berjalan dengan cukup baik. Kerjasama saling terjalin antara Kepala Sekolah; wakil kepala sekolah bidang kurikulim, kesiswaan dan sarana; antara guru mata pelajaran; wali kelas serta take holder di sekolah ini. Tahun pelajaran 2017/2018 ini memberikan kesempatan kepada guru bimbingan dan konseling untuk masuk kelas secara terjadwal 1 jam dalam 1 minggu untuk kelas VIII. Dengan demikian informasi layanan dasar bimbingan dan konseling dapat terpenuhi, hingga materi yang telah dipersiapkan dapat tersampaikan secara merata pada kelas VIII (Dokumen BK SMP Negeri 3 Ciparay, 2018: 34-41).

Bimbingan akhlak al-karimah merupakan komponen dari layanan bimbingan dasar yang merupakan inti dari pendekatan perkembangan layanan bantuan bagi seluruh siswa melalui kegiatan di dalam maupun di luar kelas yang disajikan secara sistematis dalam rangka membantu siswa mengembangkan potensi dirinya secara optimal. Bimbingan akhlak al-karimah bertujuan membantu semua siswa agar memperoleh perkembangan yang normal, sebagai insan yang religius, memiliki mental yang sehat dan memperoleh keterampilan dasar hidupnya.

Karakter remaja merupakan watak atau sifat yang mendasar pada diri seorang remaja berdasarkan tingkat pertumbuhan dan perkembangannya. Adapun yang menjadikan karakter remaja yang dibutakan oleh teknologi yang semakin berkembang yaitu berperilaku narsis untuk mendapatkan perhatian lebih dari orang lain. Karena merasa dirinya lebih cantik, lebih kaya dan lebih segalanya. Padahal perilaku narsis ini merupakan penyakit kejiwaan yang kronis dan sulit untuk mendapatkan penyembuhan, karena telah tertanam perasaan untuk memamerkan atau menunjukkan kelebihan yang mereka miliki.

Menurut Arisatul Maulana dan Hernisawati (2015: 57) mengungkapkan bahwa orang berkarakter berarti orang yang berkepribadian, berperilaku, bersifat, bertabiat, atau berwatak. Dengan makna seperti itu berarti karakter identik dengan kepribadian atau akhlak. Kepribadian merupakan ciri, karakteristik, atau sifat khas diri seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan yang diterima dari lingkungan, misalnya keluarga pada masa kecil dan bawaan sejak lahir.

Untuk membentuk karakter remaja yang baik, maka diperlukan bimbingan yang tepat, bimbingan akhlak al-karimah yang dilakukan di SMP Negeri 3 Ciparay merupakan bagian dari bimbingan kerohanian atau bimbingan keagamaan yang sering dilaksanakan setiap seminggu sekali yaitu pada hari jum’at dengan sistem pelaksanaannya secara berkelompok (bimbingan kelompok) menggunakan metode mentoring dan pembelajaran. Bimbingan akhlak al-karimah ini bekerja sama dengan guru PAI (Pendidikan Agama Islam) dan petugas kesiswaan (Wawancara dengan Guru BK kelas VIII, SMP Negeri 3 Ciparay: 22 Februari 2018).

Page 11: Hubungan Bimbingan Akhlak Al-karimah dengan Pembentukan ...

Hubungan Bimbingan Akhlak Al-karimah dengan Pembentukan Karakter Remaja terhadap Perilaku Narsistik

Irsyad : Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam 6(2) (2018) 203-222 213

Sumber: Dokumentasi Hasil Penelitian

Gambar 1. Pemberian Arahan Mengenai Bimbingan Akhlak Al-Karimah

Berdasarkan gambar 1., bahwa bimbingan akhlak al-karimah yang dilakukan di SMP Negeri 3 Ciparay ini yaitu membiasakan berperilaku terpuji seperti taat kepada Allah SWT dan Rasulullah SAW, patuh kepada orangtua dan guru, halus budi, memanfaatkan waktu dan patuh pada tata tertib sekolah. Bimbingan akhlak al-karimah ini merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk menangani permasalahan yang dialami siswa, dengan bimbingan akhlak al-karimah ini siswa mampu mengetahui karakter yang baik dan juga mampu memilah dan memilih dalam menentukan jalan keluar dari permasalahan yang dialaminya. Dengan bimbingan akhak al-karimah tersebut, sehingga menggambarkan siswa yang berakhlak dan membentuk karakter siswa yang baik serta tidak terlalu sering untuk berperilaku narsis. Metode bimbingan akhlak al-karimah yang digunakan di SMP Negeri 3 Ciparay yaitu dengan mentoring dan pembelajaran setiap hari jum’at pada bimbingan keagamaan dan kerohanian, sebagai salah satu langkah untuk membentuk karakter siswa kelas VIII yang bertujuan untuk senantiasa memiliki kepribadian dan perilaku yang baik (Wawancara dengan Guru BK kelas VIII, SMP Negeri 3 Ciparay: 22 Februari 2018).

Bimbingan akhlak al-karimah yang dilakukan di SMP Negeri 3 Ciparay ini merupakan modal dasar bagi siswa kelas VIII untuk mendapatkan nilai-nilai agama yang begitu penting untuk dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Bimbingan akhlak al-karimah yang harus dilakukan dalam kehidupan sehari-hari tidaklah sepenuhnya menjadi tanggungjawab guru di sekolah, melainkan juga orangtua sebagai contoh nyata dalam kehidupan siswa. Jika orangtua hidup dalam kebaikan, maka anaknya pun akan berkarakter baik pula begitupun sebaliknya. Oleh karena itu, selain di sekolah bimbingan akhlak al-karimah juga harus diberikan oleh orangtua dalam keluarga. Dengan demikian selain guru bimbingan dan konseling SMP Negeri 3 Ciparay bekerja sama dengan guru PAI (Pendidikan Agama Islam) dan petugas kesiswaan, guru BK juga bekerja sama dengan para orangtua siswa. Supaya terjalin silaturahmi dan juga mengetahui perkembangan karakter siswa baik

Page 12: Hubungan Bimbingan Akhlak Al-karimah dengan Pembentukan ...

Ila Nurfadilah

214 Irsyad : Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam 6(2) (2018) 203-222

disekolah maupun di lingkungan keluarganya (Wawancara dengan Guru BK kelas VIII, SMP Negeri 3 Ciparay: 22 Februari 2018).

Sumber: Dokumentasi Hasil Penelitian

Gambar 2. Kegiatan Wawancara dengan Guru BK SMP Negeri 3 Ciparay

Hubungan antara Bimbingan Akhlak Al-Karimah dengan Pembentukan Karakter Remaja Terhadap Perilaku Narsisik di SMP Negeri 3 Ciparay

Untuk mendalami data bimbingan akhlak al-karimah dengan pembentukan karakter remaja (variabel X) terhadap perilaku narsistik (variabel Y), teknik yang digunakan yaitu analisis parsial perindikator dengan pengumpulan data berupa angket. Angket yang disebarkan tentang bimbingan akhlak al-karimah dengan pembentukan karakter remaja ini sebanyak 16 pernyataan, yaitu 8 pernyataan positif dan 8 pernyataan negatif. Begitu pula dengan perilaku narsistik juga mengeluarkan 16 pertanyaan, yaitu 8 pernyataan positif dan 8 pernyataan negatif.

Sumber: Dokumentasi Hasil Penelitian

Gambar 3. Kegiatan Mengisi Angket

Berdasarkan gambar 3., bahwa dalam pengisian angket terdapat alternatif

Page 13: Hubungan Bimbingan Akhlak Al-karimah dengan Pembentukan ...

Hubungan Bimbingan Akhlak Al-karimah dengan Pembentukan Karakter Remaja terhadap Perilaku Narsistik

Irsyad : Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam 6(2) (2018) 203-222 215

jawaban, untuk pernyataan positif maka penyekorannya: Sangat Setuju (SS) = 5, Setuju (S) = 4, Ragu-ragu (R) = 3, Tidak Setuju (TS) = 2, dan Sangat Tidak Setuju (STS) = 1. Begitupun sebaliknya pada pernyataan negatif maka penyekorannya: Sangat Setuju (SS) = 1, Setuju (S) = 2, Ragu-ragu (R) = 3, Tidak Setuju (TS) = 4, dan Sangat Tidak Setuju (STS) = 5. Cara perhitungannya dengan menggunakan aplikasi SEM (Structural Equational Modeling) pada alat analisis WarpPLS 3.0.

Uji validitas dilakukan dengan menggunakan validitas konvergen (Convergent Validity) dari model pengukuran dapat dilihat dari korelasi antara skor indikator dengan skor konstruknya (loading factor) dengan kriteria nilai loading factor dari setiap indikator lebih besar dari 0,70 dapat dikatakan valid. Selanjutnya untuk nilai p-value apabila < 0,05 dianggap signifikan. Kemudian, pada validitas konvergen juga bisa melihat nilai AVE (Average Variance Extracted). Mahfud Sholihin dan Dwi Ratmono (2013:73) menyatakan bahwa AVE juga digunakan untuk evaluasi validitas konvergen, kriteria yang harus dipenuhi yaitu nilai AVE > 0,50.

Tabel 1.

Hasil Latent Variable Coefficient

Bimbingan Akhlak Al-Karimah

Karakter Remaja

Perilaku Narsistik

R-squared 0.899 0.877

Composite reliab. 0.836 0.909 0.882

Cronbach’s alpha 0.756 0.851 0.853

Avg. var. extrac. 0.519 0.641 0.506

Full Collin. VIF 1.643 1.352 1.044

Q-squared 0.899 0.878

Sumber: Hasil penyebaran angket peneilitian

Berdasarkan tabel 1. Dapat dilhat bahwa keseluruhan variabel tersebut telah memenuhi kriteria validitas konvergen. Dengan nilai variabel bimbingan akhlak al-karimah 0.519 > 0.50, karakter remaja 0.641 > 0.50 dan perilaku narsistik 0.506 > 0.50. maka dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel tersebut memenuhi kriteria validitas konvergen.

Pengujian selanjutnya adalah uji reliabilitas yang dapat diukur dengan 2

Page 14: Hubungan Bimbingan Akhlak Al-karimah dengan Pembentukan ...

Ila Nurfadilah

216 Irsyad : Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam 6(2) (2018) 203-222

kriteria yaitu composite reliability dan cronbach’s alpha. Suatu variabel dinyatakan reliabel jika nilai composite reliability > 0.70.

Tabel 2.

Latent Variable Coefficient

BAA KR PN Kriteria Ket

Composite reliab. 0.836 0.909 0.882 > 0.70 Reliabel

Cronbach’s alpha 0.756 0.851 0.853 ≥ 0.5 baik dan ≥0.3 cukup

Reliabel

Sumber: Hasil penyebaran angket peneilitian

Berdasarkan tabel 2., hasil tersebut menunjukkan composite reliability dari masing-masing indikator, yaitu bimbingan akhlak al-karimah (BAA) (0.836), karakter remaja (KR) (0.909), perilaku narsistik (PN) (0.882). Hasil dari cronbach’s alpha juga menunjukkan bahwa bimbingan akhlak al-karimah (BAA) (0.756), karakter remaja (KR) (0.851), perilaku narsistik (PN) (0.853). Berdasarkan hasil dari composite reliability dan cronbach’s alpha, dapat disimpulkan bahwa keseluruhan variabel telah memenuhi kriteria composite reliability.

Tahap selanjutnya adalah melakukan evaluasi struktural (inner model) yang meliputi uji kecocokan model (model fit), path coefficient, dan R2. Pada uji kecocokan model terdapat 3 indeks pengujian, yaitu average path coefficient (APC), average R— squared (ARS) dan average varians factor (AVIF) dengan kriteria APC dan ARS diterima dengan syarat p – value < 0,05 dan AVIF < dari 5.

Tabel 3.

Output Model fit Indices and P values

Indeks P-value Kriteria Ket

APC 0.942 P < 0.001 P < 0.05 Diterima

ARS 0.888 P < 0.001 P < 0.05 Diterima

AVIF 1.000 Good if < 5 AVIF < 5 Diterima

Sumber: Hasil penyebaran angket peneilitian

Page 15: Hubungan Bimbingan Akhlak Al-karimah dengan Pembentukan ...

Hubungan Bimbingan Akhlak Al-karimah dengan Pembentukan Karakter Remaja terhadap Perilaku Narsistik

Irsyad : Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam 6(2) (2018) 203-222 217

Berdasarkan tabel 3., menjelaskan bahwa Hasil output APC memiliki indeks sebesar 0.942 dengan nilai p – value < 0.001. Sedangkan ARS memiliki indeks sebesar 0.888 dengan p – value < 0.001. Berdasarkan kriteria, APC sudah memenuhi kriteria karena memiliki nilai p < 0.001. Begitu pula dengan nilai p dari ARS yaitu p < 0.001. Nilai AVIF yang harus < 5 sudah terpenuhi karena berdasarkan data tersebut AVIF nilainya 1.000. Dengan demikian, maka inner model dapat diterima.

Setelah diketahui masing-masing variabel secara terpisah, selanjutnya peneliti mengukur seberapa hubungan antara bimbingan akhlak al-karimah dengan pembentukan karakter remaja terhadap perilaku narsistik dengan menghitung koefisien korelasi berdasarkan pengujian hipotesis.

Hasil korelasi antar variabel diukur dengan melihat path coefficients dan tingkat signifikansinya yang kemudian dibandingkan dengan hipotesis penelitian. Tingkat signifikansi yang dipakai dalam penelitian ini adalah sebesar 5%. Berikut ini hipotesis yang dimaksudkan untuk membuktikan kebenaran dugaan penelitian yang terdiri dari dua hipotesis, yaitu:

H0 : Tidak terdapat hubungan antara bimbingan akhlak al-karimah dengan pembentukan karakter remaja terhadap perilaku narsistik.

H1 : Terdapat hubungan antara bimbingan akhlak al-karimah dengan pembentukan karakter remaja terhadap perilaku narsistik.

Sumber: Hasil Pengolahan Data dari SEM pada alat analisis WarpPLS 3.0.

Gambar 3. Hasil Penelitian dan Pengolahan Data

Berdasarkan gambar 3., variabel X atau bimbingan akhlak al-karimah dengan pembentukan karakter remaja terdapat hubungan terhadap variabel Y atau perilaku narsistik pada siswa. Hal tersebut menunjukkan bahwa bimbingan akhlak al-karimah memiliki hubungan dengan pembentukan karakter remaja terhadap perilaku narsistik yang dapat diamati melalui nilai koefisien jalur yang cukup besar yaitu 0.948. Nilai R2 dapat dilihat pada effect size, dimana nilainya sebesar 0.899 menunjukkan bahwa bimbingan akhlak al-karimah sangat erat hubungannya dengan pembentukan karakter remaja terhadap perilaku naristik pada siswa SMP Negeri 3 Ciparay. Kemudian menghitung tingkat keterkaitan antara variabel X dan variabel Y.

Tabel 4.

Page 16: Hubungan Bimbingan Akhlak Al-karimah dengan Pembentukan ...

Ila Nurfadilah

218 Irsyad : Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam 6(2) (2018) 203-222

Tingkat Keterkaitan Hubungan Variabel X dan Variabel Y

Nilai Interpretasi

0,00 - 0,20 Antara variabel X dan Y tidak ada korelasi atau sangat rendah

0,20 - 0,40 Antara variabel X dan Y ada korelasi atau tetapi rendah

0,40 - 0,70 Antara variabel X dan Y ada korelasi atau sedang

0,70 - 0,90 Antara variabel X dan Y ada korelasi atau kuat

0,90 - 1,00 Antara variabel X dan Y ada korelasi atau sangat kuat

Sumber: Anis Fitriyah dan Faizah Noer Laela, 2013: 107

Berdasarkan tabel 4., bahwa koefisien korelasi untuk dua variabel X dan variabel Y yang kedua-duanya memiliki tingkat pengukuran interval, dihitung dengan menggunakan korelasi product moment atau product moment coefficient.

Menurut Anis Fitriyah dan Faizah Noer Laela (2013: 107) bahwa teknik analisis data juga dilakukan sepanjang penelitian mulai dari awal hingga akhir penelitian dilapangan. Akan tetapi dalam melakukan analisis akhir terhadap data yang dikumpulkan selama melakukan penelitian di lapangan, proses analisis datanya dilakukan secara khusus, melalui tahapan reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan atau veifikasi. Maka hasil yang diperoleh sebagai berikut:

Tabel 5.

Hasil Analisis Latent Variable Corelation Variabel X dan Y

BAA KR PN

BAA (0.720) 0.996 0.947

KR 0.996 (0.801) 0.935

PN 0.947 0.935 (0.637)

Sumber: Hasil penyebaran angket peneilitian

Berdasarkan tabel 5., dapat diketahui bahwa koefisien korelasi yang menunjukkan hubungan antara bimbingan akhlak al-karimah dengan

Page 17: Hubungan Bimbingan Akhlak Al-karimah dengan Pembentukan ...

Hubungan Bimbingan Akhlak Al-karimah dengan Pembentukan Karakter Remaja terhadap Perilaku Narsistik

Irsyad : Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam 6(2) (2018) 203-222 219

pembentukan karakter remaja terhadap perilaku narsistik adalah 0.720. dan apabila dikonsultasikan dengan tingkat keterkaitan hubungan variabel X dan variabel Y (lihat tabel 3.12), maka koefisien korelasi tersebut ada pada kategori hubungan “antara variabel X dan Y ada korelasi atau kuat”, karena terletak antara 0.70-0.90. dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tingkat keterkaitan variabel bimbingan akhlak a-karimah dengan pembentukan karakter remaja terhadap perilaku narsistik adalah kuat.

Kemudian, besar kecilnya koefisien korelasi yang telah dihitung serta lemah kuatnya tingkat keterkaitan hubungan antara variabel X dan variabel Y, tidak memiliki arti apapun apabila belung dilakukan pengujian terhadap koefisien korelasi yang sudah dihitung, dengan demikian peneliti melakukan pengujian keberartian koefisien korelasi dengan criteria yang digunakan adalah apabila nilai

r lebih besar dari (>) nilai 𝛼 maka H0 diterima, artinya tidak terdapat hubungan yang berarti antara variabel X dan variabel Y. Sebaliknya apabila nilai r lebih kecil

dari (<) nilai 𝛼 maka H0 ditolak, artinya terdapat hubungan yang berarti antara variabel X dan bariabel Y.

Berdasarkan uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil analisis pada koefisien korelasi (lihat tabel 3.15), diperoleh hasil perhitungan dengan nilai r lebih

kecil dari (<) nilai 𝛼 yang digunakan (0.01) atau <0.0001 (p-value) < 0.01, sehingga H0 ditolak, artinya terdapat hubungan yang berarti antara bimbingan akhlak al-karimah dengan pembentukan karakter remaja terhadap perilaku narsistik.

Temuan dan Pembahasan Dari hasil penelitian ditemukan beberapa hasil yang perlu dibahas, yaitu aktivitas siswa ketika tidak ada guru, karakter mereka muncul ketika guru tidak masuk kelas. Mereka menggunakan kesempatan semas ini untuk melakukan hal-hal yang bisa membuat mereka senang. Seperti membolos, ke kantin, main game yang dilakukan siswa laki-laki, narsis yang dilakukan siswa perempuan, dan masih banyak lagi kegiatan-kegiatan yang mereka lakukan.

Perilaku narsistik siswa kelas VIII di SMP Negeri 3 Ciparay ini berada pada kategori sedang, perilaku ini didasari oleh keinginan mendapatkan perhatian dari teman-temannya, menunjukkan eksistensi diri dan harga dirinya, cepat bosan dalam belajar, serta kesenangan pada dunia maya dan media sosial. Maka dari itu, para siswa yang sering berperilaku narsis membutuhkan bimbingan yang tepat.

Upaya yang dilakukan untuk menangani masalah narsis siswa, yaitu dengan bimbingan akhlak al-karimah. Dengan bimbingan tersebut siswa mampu mengetahui perilaku yang baik dan juga mampu menentukan jalan keluar dari masalah yang dialaminya. Metode yang digunakan yaitu dengan mentoring dan pembelajaran setiap hari jum’at pada bimbingan keagamaan dan kerohanian.

Temuan tersebut menunjukan bahwa siswa kurang dalam memahami bimbingan akhlak al-karimah sehingga senantiasa dengan bebas memunculkan karakter mereka sendiri. Hal ini berarti bahwa dengan adanya penelitian mengenai

Page 18: Hubungan Bimbingan Akhlak Al-karimah dengan Pembentukan ...

Ila Nurfadilah

220 Irsyad : Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam 6(2) (2018) 203-222

hubungan bimbingan akhlak al-karimah dengan pembentukan karakter remaja terhadap perilaku narsistik khususnya ini bisa mengalami peningkatan pada siswa perempuan dalam meminimalisir tingkat kenarsisannya.

PENUTUP

Berdasarkan hasil analisis data penelitian mengenai hubungan bimbingan akhlak al-karimah dengan pembentukan karakter remaja terhadap perilaku narsistik pada siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Ciparay maka dapat disimpulkan sebagai berikut: pertama, perilaku narsistik siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Ciparay berada pada kategori sedang, namun bukan berarti dalam posisi aman, sebab perilaku mereka cenderung meningkat dan sebagian besar perilaku narsistik ini di dominasi oleh siswa perempuan. Kondisi objektif siswa kelas VIII di SMP Negeri 3 Ciparay yang gemar berperilaku narsis itu banyak terutama dikalangan siswa yang orangtuanya memiliki penghasilan yang besar, sehingga keinginan siswa memiliki alat komunikasi yang canggih itu terpenuhi. Bentuk narsistik siswa kelas VIII di SMP Negeri 3 Ciparay dapat dikenali dengan beberapa ciri tertentu seperti, tidak dapat menerima saran dari orang lain bila tidak menguntungkan dirinya (egois), sering mengucapkan kalimat yang dapat menyinggung perasaan orang lain (sadis), tidak mau peduli terhadap orang lain (cuek), sering memerintah orang lain (rasa ingin menguasai teman), berkelompok dengan teman yang sering memberikan pujian.

Kedua, bimbingan akhlak al-karimah merupakan komponen dari layanan bimbingan dasar yang merupakan inti dari pendekatan perkembangan yaitu layanan bantuan bagi seluruh siswa melalui kegiatan-kegiatan di dalam maupun di luar kelas yang disajikan secara sistematis dalam rangka membantu siswa mengembangkan potensi dirinya secara optimal. Bimbingan akhlak al-karimah bertujuan untuk membantu semua siswa agar memperoleh perkembangan yang normal, sebagai insan yang religius, memiliki mental yang sehat dan memperoleh keterampilan dasar hidupnya. Bimbingan akhlak al-karimah yang dilakukan di SMP Negeri 3 Ciparay ini yaitu membiasakan berperilaku terpuji seperti taat kepada Allah SWT dan Rasulullah SAW, patuh kepada orangtua dan guru, halus budi, memanfaatkan waktu dan patuh pada tata tertib sekolah. Dengan bimbingan akhak al-karimah tersebut, sehingga menggambarkan siswa yang berakhlak dan membentuk karakter siswa yang baik serta tidak terlalu sering untuk berperilaku narsis.

Ketiga, analisis hubungan bimbingan akhlak al-karimah dengan pembentukan karakter remaja terhadap perilaku narsisik di SMP Negeri 3 ciparay diperoleh dari hasil pengujian hipotesis, bahwa koefisien korelasi yang diperoleh adalah 0.720. Apabila dikonsultasikan dengan tingkat keterkaitan hubungan variabel X dan variabel Y, maka koefisien korelasi tersebut ada pada kategori hubungan “antara variabel X dan Y ada korelasi atau kuat”, karena terletak antara nilai 0.70-0.90. Maka tingkat keterkaitan variabel bimbingan akhlak a-karimah

Page 19: Hubungan Bimbingan Akhlak Al-karimah dengan Pembentukan ...

Hubungan Bimbingan Akhlak Al-karimah dengan Pembentukan Karakter Remaja terhadap Perilaku Narsistik

Irsyad : Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam 6(2) (2018) 203-222 221

dengan pembentukan karakter remaja terhadap perilaku narsistik adalah kuat. Berdasarkan hasil koefisien korelasi tersebut juga diperoleh hasil perhitungan

dengan nilai r lebih kecil dari (<) nilai 𝛼 yang digunakan (0.01) atau <0.0001 (p-value) < 0.01, sehingga H0 ditolak, artinya terdapat hubungan yang berarti antara bimbingan akhlak al-karimah dengan pembentukan karakter remaja terhadap perilaku narsistik.

DAFTAR PUSTAKA

Anida (2016) Bimbingan Akhlaqul Karimah Terhadap Perilaku Narsisme Remaja dalam Aktualisasi Nuansa Ilmu Dakwah, 2 (15), 208.

Djali (2013) Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Fausiah, F. dan Wisdury, J. (2005) Psikologi Abnormal (Klinis Dewasa). Jakarta:

Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press). Gunardia (2010) Psikologi Remaja dan Solusi diakses 10 Januari 2018 dari

https://gunardia.wordpress.com/2010/09/22/psikologi-remaja-dan-solusi/.

Halgin, R.P. (2010). Psikologi Abnormal (perspektif Klinis pada Gangguan Psikologis). Jakarta: Salemba Humanika.

Hidayat, N. (2013) Akhlak Tasawuf. Yogyakarta: Penerbit Ombak. Majid, A. dan Andayani, D. (2012) Pendidikan Karakter Perspektif Islam. Bandung:

PT Remaja Rosdakarya. Maulana, A. dan Hernisawati (2015) Konseling Religi untuk Mengembangkan

Karakter Konseling dalam Ilmu Dakwah: Academic Journal for Homiletic Studies, 1(02), 55-66.

Nata, A. (2000) Akhlak Tasawuf. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Sadikin, R. (2001) Metode Bimbingan Akhlak dan Ibadah di Kalangan Remaja Pondok

Pesantren Miftahul Khoer Limbangan Garut (Skripsi). Jurusan Bimbingan Konseling Islam, IAIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Valentina, D. (2010) Karakteristik Remaja dan Implikasinya dalam Pendidikan diakses 10 Januari 2018. dari https://dewivalentina.wordpress.com/ 2010/12/30/karakteristik-remaja-dan-implikasinya-dalam-pendidikan/.

Zubair, A. (2013) Bimbingan Akhlak Karimah pada Siswa Sekolah Dasar Islam Terpadu Salsabila Klaseman, Sinduharjo, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta (skripsi). Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Page 20: Hubungan Bimbingan Akhlak Al-karimah dengan Pembentukan ...

Ila Nurfadilah

222 Irsyad : Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam 6(2) (2018) 203-222