HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECERDASAN...

20
15 HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECERDASAN EMOSIONAL SPIRITUAL (ESQ) DENGAN TINGKAT AKTUALISASI DIRI PADA DOSEN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GRESIK Choirul Zayati Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Gresik ABSTRAK Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atau tidak adanya hubungan antara Tingkat Kecerdasan Emosional Spiritual (ESQ) dengan Tingkat Aktualisasi Diri pada Dosen Universitas Muhammadiyah Gresik, dan untuk mengetahui sejauh mana derajat hubungan hubungan antara Tingkat Kecerdasan Emosional Spiritual (ESQ) dengan Tingkat Aktualisasi Diri pada Dosen Universitas Muhammadiyah Gresik. Penelitian dengan judul hubungan antara Tingkat Aktualisasi Diri dengan tingkat Kecerdasan Emosional Spiritual (ESQ) pada dosen Universitas Muhammadiyah Gresik ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif, yaitu kesimpulan penelitian didasarkan pada data yang dihitung. penelitian kuantitatif adalah penelitian yang datanya berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. Data dalam hal ini adalah untuk mengetahui hubungan antara hubungan antara tingkat aktualisasi diri dengan tingkat kecerdasan emosional spiritual (ESQ) pada dosen di Universitas Muhammadiyah Gresik. Tipe penelitian ini adalah Korelasi. Penelitian korelasional adalah penelitian yang akan melihat hubungan antara variabel atau beberapa variabel dengan variabel lain. Berdasarkan hasil analisis data penelitian dapat dilihat bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat kecerdasan emosional spiritual (ESQ) dengan tingkat aktualisasi diri dosen Universitas Muhammadiyah Gresik. Pertama, hasil r = 0,684 menunjukan adanya derajat hubungan yang positif antara tingkat kecerdasan emosional spiritual (ESQ) terhadap tingkat aktualisasi diri. Artinya semakin tinggi kecerdasan emosional spiritual (ESQ), maka semakin tinggi tingkat aktualisasi diri. Kedua, melalui nilai R Square (koefisien determinasi) = 0,594 menunjukan besarnya pengaruh tingkat kecerdasan emosional spiritual (ESQ) terhadap tingkat aktualisasi diri sebesar 59,4 %. Sementara 40,6 % dipengaruhi variabel lain yang tidak diteliti. Sementara derajat hubungan tingkat kecerdasan emosional spiritual (ESQ) terhadap tingkat aktualisasi diri sebesar 80,3 %. Kata Kunci: Kecerdasan Emosional Spiritual, Aktualisasi diri.

Transcript of HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECERDASAN...

Page 1: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECERDASAN …digilib.umg.ac.id/files/disk1/25/jipptumg--choirulzay-1242-1-15-34... · Mahasiswa Fakultas Psikologi ... kepribadian, dimana dosen ... untuk

15

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECERDASAN

EMOSIONAL SPIRITUAL (ESQ) DENGAN TINGKAT

AKTUALISASI DIRI PADA DOSEN UNIVERSITAS

MUHAMMADIYAH GRESIK

Choirul Zayati

Mahasiswa Fakultas Psikologi

Universitas Muhammadiyah Gresik

ABSTRAK

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atau tidak

adanya hubungan antara Tingkat Kecerdasan Emosional Spiritual

(ESQ) dengan Tingkat Aktualisasi Diri pada Dosen Universitas

Muhammadiyah Gresik, dan untuk mengetahui sejauh mana derajat

hubungan hubungan antara Tingkat Kecerdasan Emosional Spiritual

(ESQ) dengan Tingkat Aktualisasi Diri pada Dosen Universitas

Muhammadiyah Gresik. Penelitian dengan judul hubungan antara

Tingkat Aktualisasi Diri dengan tingkat Kecerdasan Emosional

Spiritual (ESQ) pada dosen Universitas Muhammadiyah Gresik ini

menggunakan jenis penelitian kuantitatif, yaitu kesimpulan penelitian

didasarkan pada data yang dihitung. penelitian kuantitatif adalah

penelitian yang datanya berupa angka-angka dan analisis

menggunakan statistik. Data dalam hal ini adalah untuk mengetahui

hubungan antara hubungan antara tingkat aktualisasi diri dengan

tingkat kecerdasan emosional spiritual (ESQ) pada dosen di

Universitas Muhammadiyah Gresik. Tipe penelitian ini adalah

Korelasi. Penelitian korelasional adalah penelitian yang akan melihat

hubungan antara variabel atau beberapa variabel dengan variabel

lain. Berdasarkan hasil analisis data penelitian dapat dilihat bahwa

terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat kecerdasan

emosional spiritual (ESQ) dengan tingkat aktualisasi diri dosen

Universitas Muhammadiyah Gresik. Pertama, hasil r = 0,684

menunjukan adanya derajat hubungan yang positif antara tingkat

kecerdasan emosional spiritual (ESQ) terhadap tingkat aktualisasi

diri. Artinya semakin tinggi kecerdasan emosional spiritual (ESQ),

maka semakin tinggi tingkat aktualisasi diri. Kedua, melalui nilai R

Square (koefisien determinasi) = 0,594 menunjukan besarnya

pengaruh tingkat kecerdasan emosional spiritual (ESQ) terhadap

tingkat aktualisasi diri sebesar 59,4 %. Sementara 40,6 %

dipengaruhi variabel lain yang tidak diteliti. Sementara derajat

hubungan tingkat kecerdasan emosional spiritual (ESQ) terhadap

tingkat aktualisasi diri sebesar 80,3 %.

Kata Kunci: Kecerdasan Emosional Spiritual, Aktualisasi diri.

Page 2: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECERDASAN …digilib.umg.ac.id/files/disk1/25/jipptumg--choirulzay-1242-1-15-34... · Mahasiswa Fakultas Psikologi ... kepribadian, dimana dosen ... untuk

Jurnal Psikosains. Vol. 6/No.1/Agustus 2013

16

PENDAHULUAN

Dosen merupakan salah satu profesi yang mampu mengembangkan

kepribadian, dimana dosen sebagai salah satu bagian dari ilmuwan merupakan

profesi dalam bidang tertentu yaitu: mengembangkan dan membimbing

mahasiswanya dalam mencapai cita-cita. Dosen adalah guru di Perguruan Tinggi

(Rajasa, 2002:127). Profesi dosen di bidang pekerjaan khusus, dilaksanakan wajib

memiliki kualifikasi : akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan

rohani, dan memenuhi kualifikasi lain yang dipersyaratkan satuan pendidikan

tinggi tempat bertugas, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan

pendidikan nasional (Undang-Undang Guru dan Dosen). Universitas

Muhammadiyah Gresik sebagai Lembaga pendidikan Tinggi yang didirikan pada

tahun 1982 mempunyai visi menjadi Universitas unggul dan mandiri yang islami,

dengan misi menyelenggarakan pendidikan penelitian dan pengabdian masyarakat

yang berkualitas dan terukur melalui pendidikan senyatanya (Realistic Education),

teraktualisasi dalam universitas memandu (Integrated University), serta

menyelenggarakan Universitas yang mandiri sebagai tata kelola yang baik (Good

University Governance).

Visi Misi tersebut sebagai dasar budaya Lembaga melalui kebijakan mutu

akademik, seluruh pimpinan dan staf bertekad untuk menyediakan layanan

pendidikan yang berkualitas untuk mencetak sumber daya manusia, oleh karena itu

dosen sebagai tenaga pendidik di perguruan tinggi diharapkan mampu memberikan

inspirasi dan layanan pada mahasiswa dan orang lain untuk berkembang kearah

lebih baik. Sebagai tauladan, dosen dituntut memiliki 10 persyaratan menurut Prof.

Leblanc sebagai berikut: (1) memiliki passion dan penalaran (reason), (2)

mengajar sesuai bidangnya, (3) sesuai kemampuan dan fokus, dan responsif serta

mendorong mahasiswa mencapai keunggulan bersama mahasiswa harus dapat

menjelma menjadi seorang pribadi yang utuh, memiliki rasa hormat kepada

sesama, dan selalu menjadi seorang yang professional, (4) Fleksibel, (5) memiliki

cara atau gaya (style) yang menarik, (6) senang humor, (7) mampu memberikan

perhatian, membimbing, dan mengembangkan daya pikir serta bakat para

mahasiswa, (8) jujur dalam perkataan dan perbuatan, (9) mengajar yang baik

adalah tentang pembimbingan (mentoring) yang dilakukan oleh dosen senior

kepada dosen yunior, tentang kerjasama, dan kemudian kinerjanya dapat dikenali

dan dihargai oleh seorang penilai (penyelia), (10) memiliki kesenangan, dan

kenikmatan batin, yaitu ketika mata kita menyaksikan bagaimana mahasiswa kita

menyerap ilmu yang kita berikan, bagaimana pemikiran mahasiswa menjadi

terbentuk, sehingga mahasiswa kemudian menjadi orang yang lebih baik, dan

bukan karena materi.

Menurut Saleh, M., (2012), persyaratan diatas menunjukan bahwa untuk

menjadi seorang dosen yang baik itu bukan hanya sisi intelektualitasnya saja

(dibuktikan dengan IP 3,00 atau lebih atau dengan predikat Cumlaude) tapi yang

tidak kalah pentingnya juga adalah dari sudut emosional dan spiritual (commitment

moral dan akhlaknya) yang perlu untuk di uji agar mampu mengispirasi

mahasiswanya.

Page 3: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECERDASAN …digilib.umg.ac.id/files/disk1/25/jipptumg--choirulzay-1242-1-15-34... · Mahasiswa Fakultas Psikologi ... kepribadian, dimana dosen ... untuk

Choirul Zayati. Hubungan Antara Tingkat Kecerdasan...

17

Dosen memiliki kriteria prilaku yang berbeda satu sama lain, jenjang

pendidikan yang berbeda, prestasi yang berbeda pula. Prestasi yang diraih oleh

dosen merupakan bentuk pemenuhan kebutuhan tertinggi pada manusia untuk

berkembang dan mengaktualisasikan diri sesuai dengan potensi yang dimilikinya.

Perbedaan diatas dapat ditengarai adanya perbedaan tingkat pencapaian kebutuhan

baik basic needs, maupun meta needs. Kebutuhan meta needs untuk berkembang

lebih baik pada prestasi puncak yaitu kebutuhan aktualisasi diri. Atau sebagi

motivasi perkembangan kepribadian pada manusia adalah pergerakan bertahap

mencapai aktualisasi diri (Wade, & Tavris, 2007:225).

Carl Rogers menyebutkan aktualisasi diri dengan kata lain, yaitu ‘’self

actualization’’ merupakan suatu tujuan dari tingkah laku melalui kekuatan

motivasi, dengan dorongan, aktualisasi diri dan satu tujuan hidup menjadi

aktualisasi diri. Aktualisasi diri (Self Actualization) adalah proses penggunaan

potensi -potensi yang dimiliki oleh seseorang atau keadaan yang dihasilkan (Tim

Widyatama, 2010: 315). Pribadi yang teraktualisasikan menurut Maslow (1970)

merupakan contoh tepat spesies manusia, wakil kelompok yang kemudian disebut

“pucuk yang tumbuh mekar” (the “growing up”) sehingga akan menggunakan dan

memanfaatkan secara penuh bakat, kapasitas-kapasitas, potensi-potensi untuk

memenuhi kebutuhan dirinya dan melakukan yang terbaik yang dapat

dilakukannya (Frankl, 1997: 48).

Potensi manusia sebagai fitrah yang melekat pada dirinya adalah ‘’potensi

untuk berfikir’’, ‘’potensi emosional’’, ‘’potensi fisik’’’’, dan potensi sosial’’.

Potensi bertingkat menjadikan manusia yang unik, berbeda satu sama lainya. Ada

yang berpotensi besar, ada yang berpotensi biasa saja, tuntutan dan tanggung

jawabnya berdasarkan besar kecilnya potensi (Nashori, 2003: 92). Potensi fisik

merupakan keadaan dan kesehatan tubuh yang terdapat dalam organ-organnya

dalam hal ini dapat diperoleh melalui pemenuhan kebutuhan konatif. Sementara

potensi psikis meliputi: IQ (Intelegensi Quotient) atau Kecerdasan Intelektual, EQ

(Emotional Quotient) atau Kecerdasan Emosional, dan SQ (Spiritual Quotient) atau

Kecerdasan Spiritual dapat digunakan sebagai potensi untuk memecahkan

persoalan hidup lebih bermakna yaitu kebutuhan berkembang untuk mencapai

aktualisasi diri.

Kombinasi ketiganya menurut Ginanjar (2001) sebagai dimensi kecerdasan

emosional spiritual (ESQ) atau disebut meta kecerdasan. Meta kecerdasan inilah

yang menunjang individu dalam mencapai aktualisasi. Pengintegrasian antara

kecerdasan intelektual, emosional dan spiritual yang digambarkan oleh Ary

Ginanjar Agustian sebagai kecerdasan emosional spiritual atau ESQ (Emotional

Spiritual Quotient). ESQ adalah kemampuan untuk ‘’merasa’’, berdasarkan pada

kejujuran yang mendalam pada suara hati dalam menghadapi persoalan hidup.

Sehingga hidup penuh makna dan mengedepankan nilai-nilai (values) dalam

bertindak (Agustian, 2001: 13). Lebih lanjut Dr. Ali Shariati yang menyebutkan

bahwa potensi diri adalah kemampuan dan kekuatan yang dimiliki oleh seseorang

baik fisik maupun mental yang dimiliki oleh seseorang. Manusia adalah makhluk

yang dua dimensi yang membutuhkan penyelarasan kebutuhan akan jasmani dan

ruhani. Oleh sebab itu manusia harus memiliki konsep duniawi atau kepekaan

Page 4: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECERDASAN …digilib.umg.ac.id/files/disk1/25/jipptumg--choirulzay-1242-1-15-34... · Mahasiswa Fakultas Psikologi ... kepribadian, dimana dosen ... untuk

Jurnal Psikosains. Vol. 6/No.1/Agustus 2013

18

emosi serta intelegensi yang baik (EQ plus IQ) dan penting pula penguasaan

ruhaniah vertikal atau Spiritual Quotient (SQ) (Agustian, 2009: xvi).

Dalam konsep ESQ, Ginanjar menyebutkan bahwa secara horisontal

mengungkapkan bagaimana manusia berhubungan sesama manusia, serta

hubungan manusia dengan TuhanNya. Melalui konsep Iman, Islam dan Ihsan

sehingga mendapatkan core values yang menunjukan kecerdasan emosional dan

spiritual dalam mencapai tujuan hidupnya yaitu aktualisasi diri. Ini dapat

disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara potensi yang dimiliki oleh manusia

untuk menunjang aktualisasi diri. Namun disisi lain, adanya kebutuhan neurotik

seperti yang dikemukakan oleh Maslow diatas sebagai dasar pertanyaan bahwa

manusia tidak semuanya dapat mencapai aktualisasi diri. Artinya tinggi rendahnya

ESQ dapat mempengaruhi tingkat aktualisasi diri.

TINJAUAN TEORI

Aktualisasi Diri

Aktualisasi Diri (self actualization) adalah proses penggunaan potensi- potensi

yang dimiliki oleh seseorang atau keadaan yang dihasilkan (Tim Widyatama,

2010:315).

Aktualisasi diri (self actualization) dalam pandangan Maslow (1970),

merupakan tingkatan kebutuhan tertinggi pada manusia setelah kebutuhan-

kebutuhan yang lainnya, yaitu: fisiologis, rasa aman, cinta dan keberadaan serta

penghargaan.

Secara umum Maslow (Wilcox, 2013: 290) memberikan karakteristik

aktualisasi diri sebagai berikut:

a. Persepsi yang efisien tentang realitas: individu yang teraktualisasi dapat

menilai secara akurat dan jujur serta memperhatikan kebohongan dan

ketidak jujuran

b. Penerimaan: diri, orang lain dan lingkungan. Mereka menerima

kekurangan diri sendiri, juga kelemahan orang lain serta pertentangan

hidup.

c. Spontanitas: tidak dapat dilarang, tidak perduli dengan apa yang dipikirkan

oleh orang lain, aktif dan terlibat.

d. Orientasi tugas: mempunyai misi, tugas, tujuan, atau masalah diluar diri

pribadi yang harus diselesaikan.

e. Otonomi: relatif bebas dari ikatan budaya, banyak akal, dan tidak

tergantung pada orang lain atau pada otoritas luar.

f. Selalu menghargai kehidupan: mempunyai keluguan visi seorang anak,

terus memperbaruhi rasa menghargainya terhadap anugrah kehidupan.

g. Keterikatan dengan kemanusiaan: mengidentifikasi secara dalam dengan

kondisi manusia dan dengan orang lain secara umum.

h. Hubungan Interpersonal yang dalam: memiliki ikatan-ikatan yang dalam,

mencintai, dengan sedikit orang yang terpilih.

i. Selera humor yang tidak menyinggung: bias mentertawai diri sendiri dan

kejadian-kejadian hidup yang menggelikan.

Page 5: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECERDASAN …digilib.umg.ac.id/files/disk1/25/jipptumg--choirulzay-1242-1-15-34... · Mahasiswa Fakultas Psikologi ... kepribadian, dimana dosen ... untuk

Choirul Zayati. Hubungan Antara Tingkat Kecerdasan...

19

j. Pengalaman puncak (mistis atau oseanik) terjadi secara berkala sebagai

momen hidup yang paling menyenangkan, ekstase dan sebagainya.

Kecerdasan Emosional Spiritual (ESQ) Kecerdasan emosional spiritual atau Emotional Spiritual Qoutient adalah

dimensi dari kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual. Merupakan

kemampuan untuk merasa, berdasarkan pada kejujuran yang mendalam pada suara

hati dalam menghadapi persoalan hidup, sehingga hidup penuh dengan makna dan

mengedepankan nilai-nilai (values) dalam bertindak. Sebuah kecerdasan untuk

menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna dibandingkan

dengan orang lain (Agustian, 2001: 13).

Kecerdasan emosional spiritual (Emotional Spiritual Quotient / ESQ) adalah

bentuk bi-dimensional dari potensi diri yaitu kemampuan dan kekuatan pada

seseorang yang bersifat fisik maupun mental melalui penyelarasan kebutuhan

secara jasmani dan ruhani. yang disebut konsep duniawi atau kepekaan emosi serta

intelegensi (EQ dan IQ) yang baik dan penguasaan secara vertikal yaitu Spiritual

Quotient (Agustian, 2009: 209).

Hanfiq (2013) menyebutkan bahwa ESQ adalah integrasi ketiga kecerdasan

atau meta kecerdasan yang mempunyai prinsip mengikuti pola thowaf spiritual

alam semesta, dengan meletakan spiritual quotient sebagai pusat orbit, sedangkan

emotional quotient dan intelegence quotient bergerak mengelilinginya sebagai.

Sebagai kombinasi antara aspek rasional, emosional dan spiritual (Hanfiq, 2013:

32). Lebih lanjut Hanfiq menyatakan bahwa kecerdasan emosional spiritual melalui

pengenalan barbagai perasaan orang lain dan berhubungan secara sosial serta

berempati terhadap orang lain dengan konteks ibadah dibutuhkan dalam mencapai

kesuksesan dan kebahagiaan dalam hidup manusia (Hanfiq, 2013: 32).

Kecerdasan emosi (EQ), kecerdasan spriritual (SQ) dan Kecerdasan

Intelektual (IQ) akan berfungsi maksimal jika berkaitan erat satu sama lain, dengan

orientasi hidup adalah ‘’ketauhidan’’ menerima Allah sebagai tujuan hidup, namun

akan berpisah integrasi tersebut jika hanya berorientasi pada materi. Maka suara

hati akan tertutup (Agustian, 2001: 181).

Langkah-langkah menumbuhkan kecerdasan emosional spiritual (ESQ)

untukmendapatkan core values maka dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

1. God Spot dan Zero Mind Process untuk membangun kecerdasan spiritual

(SQ). Kebebasan hati diperlukan untuk mendapatkan ‘’suara hati’’, hal ini

dapat tercapai dengan cara melepaskan belenggu hati. 7 belenggu hati

meliputi: Prasangka negatif, Prinsip-prinsip hidup, Pengalaman,

Kepentingan, Sudut pandang, Pembanding dan, Fanatisme.

2. Mental Building untuk membangun kecerdasan emosi (EQ) melalui Star

Principle, Angel Principle, Leadership Principle, Learning Principle,

Vision Principle, Well Organized Principle.

a. Star Principle meliputi: Spiritual wisdom, integritas, rasa aman,

Perubahan situasi, Kepercayaan diri, Intuisi, dan Sumber motivasi

b. Angel principle meliputi: Keteladanan malaikat melalui integritas dan

loyalitas, Komitmen, Kebiasaan memberi dan mengawali, Kausalitas

Page 6: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECERDASAN …digilib.umg.ac.id/files/disk1/25/jipptumg--choirulzay-1242-1-15-34... · Mahasiswa Fakultas Psikologi ... kepribadian, dimana dosen ... untuk

Jurnal Psikosains. Vol. 6/No.1/Agustus 2013

20

upaya dan hasil dengan kebiasaan menolong, dan Saling perrcaya.

c. Leader principle: Semua manusia adalah pemimpin, namun untuk

menjadi pemimpin yang berpengaruh melalui tangga kepemimpinan

meliputi: Pemimpin tingkat 1: pemimpin yang dicintai, pemimpin

tingkat 2: pemimpin yang dipercaya, pemimpin tingkat 3: pembimbing,

pemimpin tingkat 4: pemimpin yang berkepribadian, pemimpin tingkat

5: pemimpin yang abadi.

d. Learning principle meliputi: Kebiasaan membaca buku dan situasi,

Untuk mencari kebenaran dan berpikir kritis, Kebiasaan mengevaluasi,

Kebiasaan untuk menyempurnakan, dan Memiliki pedoman.

e. Vision principle meliputi: Ketenangan batin, Jaminan masa depan,

Kendali diri dan sosial, Optimalisasi usaha, dan Berorientasi pada

tujuan.

f. Well organized principle (keteraturan) meliputi: Orientasi Pemeliharaan

– system – menjaga sinergi, Orientasi pembentukan system – prinsip

sinergi, Pemahaman arti proses, Kepastian hukum social, dan Kepastian

hukum alam.

3. Personal strengh (kekuatan individu) sebagai langkah fisik 1 melalui

mission statetment (visi misi), Character Building (pembentukan karakter),

self control (kontrol diri).

a. Mission Statetment (visi misi) meliputi: Membangun misi kehidupan,

Membulatkan tekad, Membangun misi, Menciptakan wawasan, dan

Tranformasi visi, serta Komitmen total.

b. Character Building (pembentukan karakter) meliputi: Relaksasi,

Membangun kekuatan afirmasi, Meningkatkan ESQ, Membangun

pengalaman positif, Pembangkit dan penyeimbang energi batiniah,

Pengasahan prinsip.

c. Self Control (kontrol diri) meliputi: Meraih kemerdekaan sejati,

Memelihara fitrah, Mengendalikan suasana hati,dan Meningkatkan

kecakapan emosi secara fisiologis, serta Pengendalian prinsip.

4. Social Strengh (kekuatan sosial), sebagai langkah fisik 2, melalui strategic

collaboration (kesatuan strategi) dan total action (kesatuan perilaku).

a. Strategic Collaboration (kesatuan strategi): dengan cara mengeluarkan

potensi spiritual dengan investasi kepercayaan, komitmen sebagai

Investasi, Membangun landasan kooperatif, Investasi kredibelitas, serta

Investasi keterbukaan, empati dan kompromi.

b. Total Action (kesatuan perilaku) meliputi: Langkah Zero Mind Proses,

Kenali diri dengan evaluasi dan visualisasi, Hadapi tantangan,

Pengasahan komitmen dan integritas, Pengasahan addvesity quetiont

(AQ), dan Sinergikan melalui jamaah haji.

Kecerdasan Emosional (Emotional Quotient / EQ) dalam konsep ESQ adalah

manusia berhubungan sesama manusia secara horisontal, kecerdasan spiritual (SQ)

adalah hubungan manusia dengan tuhan secara vertikal, dan ESQ merupakan

Page 7: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECERDASAN …digilib.umg.ac.id/files/disk1/25/jipptumg--choirulzay-1242-1-15-34... · Mahasiswa Fakultas Psikologi ... kepribadian, dimana dosen ... untuk

Choirul Zayati. Hubungan Antara Tingkat Kecerdasan...

21

kolaborasi antara hubungan manusia dengan sesama manusia dan hubungan

manusia dengan tuhannya.

Hasil Kecerdasan Emosional Spiritual (ESQ) dalam pembentukan core values

melalui tahapan sebagi berikut dibawah ini:

Menurut Agustian (2001), hasil dari aplikasi Personal Strengh dalam

kehidupan sehari-hari adalah 7 nilai dasar atau core values dengan karakteristik

sbb:1.Jujur, 2. Tanggung Jawab, 3. Visioner, 4. Disiplin, 5. Kerjasama, 6. Adil, 7.

Peduli.

Nilai-nilai ini juga tercermin pada perilaku dalam kehidupan sehari

sebagaimana uraian dibawah ini:

1. Waspada, mampu menguasai diri, obyektif, berhati jernih.

2. Kreatif, pemaaf, terbuka, empati, peduli, luas hati, adil dan mensyukuri.

3. Mandiri, berani, energik, kooperatif, dan komitmen yang tinggi.

4. Berpikiran maju, visi atau tujuan jelas serta bertanggung jawab.

5. Inspiratif, estetis, disiplin, kokoh.

6. Sabar, kooperatif, adil, cinta damai, mampu menguasai diri.

7. Obyektif, pengasih dan transendency dengan rasa iman.

Tingkat kecerdasan emosional spiritual (ESQ) dapat diukur dengan

menggunakan skala likert dapat dilihat dari tinggi rendahnya nilai Core values.

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah dapat disimpulkan dalam

bentuk skema hubungan penggunaan ESQ dalam pencapaian aktualisasi dengan

gambar sebagai berikut:

Gambar 1. Skema Fungsi ESQ dalam Menunjang Aktualisasi Diri

Page 8: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECERDASAN …digilib.umg.ac.id/files/disk1/25/jipptumg--choirulzay-1242-1-15-34... · Mahasiswa Fakultas Psikologi ... kepribadian, dimana dosen ... untuk

Jurnal Psikosains. Vol. 6/No.1/Agustus 2013

22

Selain skema diatas dapat dilihat adanya persamaan karakteristik Aktualisasi

diri dengan kecerdasan emosional spiritual (ESQ) dapat dilihat dalam tabel 1.

Jurnal dan Penelitian terkait variabel penelitian:

1. Aktualisasi Diri Butuh Spiritualitas ditulis oleh Wita Lestari, dalam Jurnal

Nasional -, ed. 2 0ct 2011 hal 30.

2. Hubungan Budaya Sekolah, Komunikasi Antar Pribadi, Dan Kecerdasan

Emosional Dengan Profesional Guru, dalam Jurnal SP, SP VOL 31 (31)

Juni, 2013.

3. Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Pemahaman Akutansi dari

Pespektif Gender, oleh Lauw Tjun Tjun, Santy Setiawan, Sinta Setiana

(2013), menyimpulkan bahwa kesuksesan dalam hidup ditentukan oleh

kecerdasan emosional, melalui hubungan banyak aspek kepribadian.

4. Analisis Pengaruh Kecerdasan Emosional Dan kecerdasan Spiritual

Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Empiris pada Rumah Sakit Umum di

Daerah Kota Semarang), oleh Sesilia Dwi Rini dan Ratnawati (2011).

Kesimpulanya bahwa kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual

mempunyai hubungan positif dan signifikan terhadap Kinerja Karyawan.

5. Spiritual Intelegence, Emotional Intelegence And Auditor’s Performance,

oleh Rustam Hanafi (2010) menunjukkan adanya hubungan antara kedua

variable independent dengan variable dependent.

Tabel 1.

Hubungan Karakteristik Aktualisasi Diri dengan ESQ

ESQ Aktualisasi diri

Waspada, mampu menguasai

diri, obyektif, berhati jernih

(kemampuan menilai situasi)

Persepsi yang efisien tentang realitas:

individu yang teraktualisasi dapat menilai

secara akurat dan jujur serta memperhatikan

kebohongan dan ketidak jujuran

Kreatif, pemaaf, terbuka,

empati, peduli, luas hati, adil,

mensyukuri

Penerimaan: diri, orang lain dan lingkungan.

Mereka menerima kekurangan diri sendiri,

juga kelemahan orang lain serta pertentangan

hidup.

Mandiri, berani (secara

verbal), energik, koperatif,

komitmen tinggi (aktifitas

kerja)

Spontanitas: tidak dapat dilarang, tidak

perduli dengan apa yang dipikirkan oleh

orang lain, aktif dan terlibat.

Berpikiran maju, visi atau

tujuan dan bertanggungjawab

Orientasi tugas: mempunyai misi, tugas,

tujuan, atau masalah diluar diri pribadi yang

harus diselesaikan.

Berani (mengambil resiko),

mandiri, inspiratif, estetis,

disiplin, kokoh

Otonomi: relative bebas dari ikatan budaya,

banyak akal, dan tidak tergantung pada

orang lain atau pada otoritas luar.

Dipercaya, suka mendukung,

dermawan

Selalu menghargai kehidupan: mempunyai

keluguan visi seorang anak, terus

memperbaruhi rasa menghargainya terhadap

Page 9: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECERDASAN …digilib.umg.ac.id/files/disk1/25/jipptumg--choirulzay-1242-1-15-34... · Mahasiswa Fakultas Psikologi ... kepribadian, dimana dosen ... untuk

Choirul Zayati. Hubungan Antara Tingkat Kecerdasan...

23

ESQ Aktualisasi diri

anugrah kehidupan.

Sabar, komitmen tinggi,

koperatif, adil, cinta damai,

mampu menguasai diri

Keterikatan dengan kemanusiaan:

Mengidentifikasi secara dalam dengan

kondisi manusia dan dengan orang lain

secara umum.

Cinta damai, komitmen yang

tinggi, obyektif, pengasih

(dalam berhubungan dengan

sesama manusia)

Hubungan Interpersonal yang dalam:

memiliki ikatan-ikatan yang dalam,

mencintai, dengan sedikit orang yang

terpilih.

Mampu menguasai diri,

memberi maaf, luas hati

Selera humor yang tidak menyinggung: bisa

mentertawai diri sendiri dan kejadian-

kejadian hidup yang menggelikan.

Transendecy dengan rasa

iman (Agustian, 2001: 110)

Pengalaman puncak (mistis atau oseanik)

terjadi secara berkala ekstase sebagai momen

paling menyenangkan

Kerangka Konseptual

Berikut akan dijelaskan kerangka konseptual mengenai hubungan antara

tingkat kecerdasan emosional spiritual (ESQ) dengan tingkat aktualisasi diri

dengan pada dosen Universitas Muhammadiyah Gresik, dalam bentuk bagan yang

menunjukkan pola hubungan antar variabel sehingga dapat diketahui landasan

teoritis yang digunakan untuk memecahkan masalah yang akan diteliti.

Gambar 2. Kerangka Hubungan antara Kecerdasan Emosional Spiritual

(ESQ) dengan Aktualisasi Diri

Page 10: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECERDASAN …digilib.umg.ac.id/files/disk1/25/jipptumg--choirulzay-1242-1-15-34... · Mahasiswa Fakultas Psikologi ... kepribadian, dimana dosen ... untuk

Jurnal Psikosains. Vol. 6/No.1/Agustus 2013

24

METODE PENELITIAN

Penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif dan tipe penelitian ini adalah

korelasi. Sedangkan subyek penelitian adalah dosen tetap Universitas

Muhammadiyah Gresik.

Pada penelitian ini definisi operasioanal yang akan diukur adalah sebagai

berikut:

a. Tingkat Aktualisasi Diri dengan indikator sebagai berikut: (a) persepsi

yang efisien tentang realitas, (b) penerimaan diri, orang lain dan

lingkungan, (c) spontanitas, (d) orientasi tugas, (e) otonomi, (f) selalu

menghargai kehidupan, (g) keterikatan dengan kemanusiaan, (h) hubungan

interpersonal yang kuat, (i) selera humor yang tidak menyinggung, (j)

pengalaman puncak (peak experience). Pengukuran variabel dalam

penelitian ini menggunakan Skala Likert, dengan interpretasi semakin

tinggi skor berarti menunjukkan semakin tinggi aktualisasi diri. Sebaliknya

semakin rendah skor maka semakin rendah aktualisasi diri.

2. Kecerdasan Emosional Spiritual (ESQ). Adapun indikator Kecerdasan

Emosional Spiritual (ESQ) adalah sebagai berikut: (a) jujur, (b) tanggung

jawab, (c) visioner, (d) disiplin, (e) kerjasama, (f) adil, (g) peduli.

Pengukuran variabel dalam penelitian ini menggunakan Skala Likert,

dengan interpretasi semakin tinggi skor berarti menunjukkan semakin

tinggi Kecerdasan Emosional Spiritual (ESQ). Sebaliknya semakin rendah

skor maka semakin rendah Kecerdasan Emosional Spiritual (ESQ).

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis

Regresi Sederhana (yang dirumuskan dengan Y), merupakan teknik analisis data

yang digunakan untuk mengukur korelasi antara variabel X dan Y. Antara analisis

korelasi dan analisis regresi mempunyai hubungan yang sangat erat. Setiap

analisasi regresi didahului dengan analisis korelasi. Sementara analisis regresi

digunakan bila ingin mengetahui variabel dependen (terikat) / kriteria dapat

diprediksikan melalui variabel independen (bebas) atau predictor.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Validitas Instrumen

Sebelum disebarkan ke responden, item-item dari kedua variabel terlebih

dahulu diujikan kepada profesional judgesment, peneliti memberikan koesioner

tersebut kepada 6 (enam) orang yang bukan responden. Untuk mengetahui

kesesuaian isi dari item-item tersebut dalam mengukur tingkat Kecerdasan

Emosional Spiritual (ESQ) dengan tingkat Aktualisasi diri setelah dinyatakan valid

(sesuai), kuesioner tersebut diberikan kepada responden, dan selanjutnya akan

dihitung validitasnya secara statistik.

Pengujian validitas analisis butir item secara statistik digunakan tehnik

korelasi, yaitu dengan cara mengkorelasikan skor tiap butir item dengan skor total.

Hasil korelasi analisis butir item tersebut kemudian dikonsultasikan dengan r kritis.

Item dianggap sahih jika r hitung lebih besar dari r kritis dengan patokan 0,3,

Page 11: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECERDASAN …digilib.umg.ac.id/files/disk1/25/jipptumg--choirulzay-1242-1-15-34... · Mahasiswa Fakultas Psikologi ... kepribadian, dimana dosen ... untuk

Choirul Zayati. Hubungan Antara Tingkat Kecerdasan...

25

semakin besar r maka semakin besar tingkat validitas variabel sebagai alat ukur

(Azwar, 2007: 179).

Untuk angket Kecerdasan Emosional Spiritual (ESQ) item 67,6 % sahih,

dengan koefisien korelasi untuk item yang sahih bergerak dari 0,3 sampai 0,67 dari

74 item menjadi 50 item. Selanjutnya angket tingkat Aktualisasi Diri terdiri item

47,1% sahih, dengan koefisien korelasi untuk item yang sahih bergerak dari 0,3

sampai 0,56 dari 74 item menjadi 35 item.

Untuk menguji reliabilitas instrumen tingkat kecerdasan emosional spiritual

dengan tingkat aktualisasi diridalam penelitian ini dilakukan analisis reabilitas

dengan bantuan program SPSS ver. 16 for windows.

bahwa hasil Alpha Cronbach untuk instrumen hubungan antara Kecerdasan

Emosional Spiritual (ESQ) dengan Tingkat Aktualisasi Diri mempunyai nilai yang

lebih besar dari 0,60 (Nunnaly, Ghozali, 2002: 133) yaitu tingkat kecerdasan

emosional spiritual (ESQ) dengan nilai α = 0,917 > 0,6, dan tingkat aktualisasi diri

dengan dengan nilai α = 0,860 > 0,6. Maka item-item pertanyaan seluruhnya bisa

dianggap reliabel atau andal dalam melakukan fungsinya sebagai alat ukur.

Sebelum sampai pada pengujian korelasi antara dua variabel, terlebih dahulu

dilakukan uji asumsi dengan bantuan SPSS 16.0 dengan menggunakan analisis uji

normalitas dan uji linearitas.

Adapun hasil uji asumsi sebagai berikut:

a. Uji Normalitas

Untuk variabel ESQ signifikasi adalah 0,2 yang jauh diatas 0,05, maka

data berdistribusi normal atau bisa dianggap normal.Untuk variabel

Aktualisasi diri 0,142 yang jauh diatas 0,05, normal maka distribusi normal

atau dianggap normal. (Santoso, 2003: 36).

Grafik pola penyebaran variabel variabel aktualisasi diri menunjukan

angka hasil observasi data berkisar antara 20 sampai 60, pada harapan

normal nilai -2 sampai 2.Sementara kecerdasan emosional spiritual (ESQ)

menunjukkan bahwa angka hasil observasi data berkisar antara 80 sampai

160 dan harapan normal nilai -2 sampai 2.

Jika merujuk gambar 7 dan 8, maka kedua variabel antara kecerdasan

emosional spirirtual (ESQ) dan aktualisasi diri menunjukan sebaran data di

sekitar garis uji yang mengarah kekanan atas dan tidak ada data yang jauh

dari sebaran data. Dengan demikian, data tersebut bisa dikatakan normal

(Santoso, 2003: 37).

Page 12: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECERDASAN …digilib.umg.ac.id/files/disk1/25/jipptumg--choirulzay-1242-1-15-34... · Mahasiswa Fakultas Psikologi ... kepribadian, dimana dosen ... untuk

Jurnal Psikosains. Vol. 6/No.1/Agustus 2013

26

Gambar 8. Pola Sebaran Normal Tingkat Aktualisasi Diri

Gambar 9. Pola Sebaran Normal Tingkat Kecerdasan Emosional Spiritual

(ESQ)

b. Uji Linearitas

Dari hasil uji linearitas menunjukkan bahwa item berpencar tidak

berbentuk suatu pola maka hubungan antara tingkat kecerdasan emosional

spiritual (ESQ) dengan Aktualisasi diri sudah memenuhi persamaan linier

dengan garis lurus mengarah ke kanan atas karena hubungan dari kedua

variabel adalah positif. Dengan terlihat garis regresi pada grafik diatas yang

mengarah ke kanan atas (Santoso, 2003: 45). Hal ini membuktikan adanya

linieritas pada hubungan dua variabel tersebut, yang dapat diartikan:

‘’Semakin tinggi tingkat kecerdasan emosional spiritual, maka semakin tinggi

tinggi tingkat aktualisasi diri.

Page 13: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECERDASAN …digilib.umg.ac.id/files/disk1/25/jipptumg--choirulzay-1242-1-15-34... · Mahasiswa Fakultas Psikologi ... kepribadian, dimana dosen ... untuk

Choirul Zayati. Hubungan Antara Tingkat Kecerdasan...

27

Gambar 10. Hasil Uji Linieritas

Data Hasil Penelitian

Tehnik analisis data adalah menggunakan bantuan program SPSS ver. 16 for

windows, dengan program analisis korelasi product moment.

Hipotesis yang diajukan:

1. Ho: Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat kecerdasan

emosional spiritual (ESQ) dengan tingkat aktualisasi diri.

Ha: Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat kecerdasan

emosional spiritual (ESQ) dengan tingkat aktualisasi diri.

2. Ho: Tidak ada derajat hubungan antara tingkat kecerdasan emosional

spiritual (ESQ) dengan tingkat aktualisasi diri.

Ha: Ada derajat hubungan antara tingkat kecerdasan emosional spiritual

(ESQ) dengan tingkat aktualisasi diri.

Uji Statistik menggunakan analisis regresi dengan langkah sebagai berikut:

Hipotesis 1: Antara variabel kecerdasan emosional spiritual (ESQ) dengan variabel tingkat

aktualisasi diri dihasilkan r = 0,684 dengan taraf signifikasi sebesar 0,000.

Pengujian dilakukan 2 ekor dengan n = 34. Ketentuan signifikasi dibawah atau

sama dengan 0,5 (Sugiyono, 2002: 172). Jika dibandingkan dengan tabel, besar r

tabel dengan N = 46 pada kesalahan 5 % adalah 0,291 berarti 0,684 > 0,291. Maka

kesimpulanya ada hubungan yang nyata dan signifikan antara tingkat kecerdasan

emosional spiritual dengan aktualisasi diri.

Berdasarkan tabel interval koofisien korelasi maka r = 0,684, berada pada

interval antara 0,60 – 0,799. Maka tingkat hubungan antara kecerdasan emosional

spiritual dengan tingkat aktualisasi diri adalah ‘’ Kuat ‘’.

Kesimpulanya ; Ho ditolak, Ha diterima. Artinya ada hubungan kuat antara

tingkat kecerdasan emosional spiritual (ESQ) dengan tingkat aktualisasi diri dosen

Universitas Muhammadiyah Gresik.

Page 14: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECERDASAN …digilib.umg.ac.id/files/disk1/25/jipptumg--choirulzay-1242-1-15-34... · Mahasiswa Fakultas Psikologi ... kepribadian, dimana dosen ... untuk

Jurnal Psikosains. Vol. 6/No.1/Agustus 2013

28

Tabel 20.

Tabulasi Silang Antara Skor Tingkat Kecerdasan Emosional Spiritual

dengan Tingkat Aktualisasi Diri

Tingkat Aktualisasi Diri

Total Rendah

Cukup

Tinggi Tinggi

Tingkat

Kecerdasan

Emosional

Spiritual

(ESQ)

Rendah Count 0 0 0 0

% of Total 0% % 0% 0%

Cukup

Tinggi

Count 0 46 0 46

% of Total 0% 100% 0% 100%

Tinggi Count 0 0 0 0

% of Total % % 0% 0%

Total Count 0 0 0

% of Total 0% 100% 0% 0%

Berdasarkan tabel 20, menunjukkan bahwa terdapat 0 (0%) subyek memiliki

kecerdasan emosional spiritual (ESQ) yang rendah dengan tingkat aktualisasi diri

yang rendah 0 (0 %), subyek memiliki kecerdasan emosional spiritual (ESQ) yang

tinggi dengan tingkat aktualisasi diri yang rendah 0 (0 %). Subyek memiliki

kecerdasan emosional spiritual rendah (ESQ) yang rendah dengan tingkat

aktualisasi diri yang tinggi 0 (0%), subyek memiliki kecerdasan emosional spiritual

(ESQ) yang tinggi dengan tingkat aktualisasi diri yang . tinggi 0 (0 %). Paparan di

atas menunjukkan bahwa sebagian besar dari subyek (100 % subyek) memiliki

tingkat kecerdasan emosional spiritual yang dengan tingkat aktualisasi diri

tergolong ‘’Cukup Tinggi’’.

Untuk mengetahui presentase derajat hubungan variabel tingkat kecerdasan

emosional spiritual (ESQ) sebagai prediktor terhadap perubahan variabel

aktualisasi diri maka menggunakan koefisien determinasi.

Koefisien determinasi (r2) / R square dari r =0,595. Artinya, r

2 =

menginformasikan bahwa sumbangan tingkat kecerdasan emosional spiritual

(ESQ) terhadap tingkat aktualisasi diri sebesar 59,4%, sedangkan sisanya 40,6 %

dipengaruhi variabel lain yang tidak diteliti.

Untuk melihat variasi nilai variabel tingkat kecerdasan emosional spiritual

(ESQ) terhadap variabel tingkat aktualisasi diri dapat dilihat dari Tabel Annova

diatas, yang menunjukan nilai F hitung sebesar = 64,482, dengan df 1 = 1 dan df 2

= 44, dengan taraf signifikasi 0,000 < 0,5 yang berarti Ho ditolak, berarti Ha

diterima.

Pengujian Hipotesis dengan membandingkan F tabel dengan df 1= 4,06 dan df

2= 4,06 dengan taraf signifikasi 5 %. Maka F hitung > F tabel (Sugiyono, 2002:

201). Maka 64,482 > 4,06, artinya Ho ditolak dan Ha diterima.

Page 15: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECERDASAN …digilib.umg.ac.id/files/disk1/25/jipptumg--choirulzay-1242-1-15-34... · Mahasiswa Fakultas Psikologi ... kepribadian, dimana dosen ... untuk

Choirul Zayati. Hubungan Antara Tingkat Kecerdasan...

29

Sementara untuk memprediksi bagaimana pengaruh variabel tingkat

kecerdasan emosional spiritual (ESQ) terhadap variabel aktualisasi diri dapat

dilihat melalui tabel dibawah ini dengan harga beta nol -10371,069 (a) dan harga

beta satu 378,060 (b), maka persamaan garis regresi antara tingkat kecerdasan

emosional spiritual (ESQ) dengan tingkat aktualisasi diri dapat disusun sebagai

berikut:

Jika tingkat kecerdasan emosional spiritual (ESQ) diberi standar 50, maka

tingkat aktualisasi diri didapatkan nilai persamaan sebagai berikut:

Artinya: nilai tingkat aktualisasi diri menjadi 8531,931 dengan penambahan

tingkat kecerdasan emosional spiritual (ESQ) maka nilai tingkat aktiualisasi diri

bertambah 1. Dan jika nilai rata-rata tingkat kecerdasan emosional spiritual

bertambah 10 maka nilai tingkat aktualisasi diri 85931,31.

Dalam penelitian ini t = 8,030. Sedangkan signifikasi tingkat kecerdasan

emosional spiritual (ESQ) adalah 0,000 < 0,05. Maka Ho ditolak, Ha diterima.

Kesimpulanya bahwa ‘’derajat hubungan tingkat kecerdasan spiritual sebesar

(ESQ) 80,3 % terhadap tingkat aktualisasi diri’’.

Kesimpulanya ; Ho ditolak, Ha diterima, artinya ada derajat hubungan antara

tingkat kecerdasan emosional spiritual (ESQ) dengan tingkat aktualisasi diri dosen

Universitas Muhammadiyah Gresik sebesar 80,3 %.

Nilai r = 0,684 menunjukan adanya derajat hubungan positif antara tingkat

kecerdasan emosional spiritual (ESQ) dengan tingkat aktualisasi diri. Hal ini juga

ditunjukan pada hasil histogram yang menunjukan pola penyebaran linieritas yang

mengarah pada kanan atas (positif). Dan pola penyebaran kedua variabel tidak jauh

dari garis linier, sehingga perlu adanya prediksi seberapa besar pengaruh tingkat

kecerdasan emosional spiritual (ESQ) dengan tingkat aktualisasi diri dengan

menggunakan analisis regresi.

Koefisien determinasi (R Square)= 0,594 yang menunjukan bahwa tingkat

kecerdasan emosional spiritual (ESQ) memberikan pengaruh sebesar 59,4 %

terhadap tingkat aktualisasi diri. Variasi nilai tingkat kecerdasan emosional

spiritual dengan membandingkan F hitung = 64,482 > 7,24 > 4,06. Dengan taraf

signifikasi 0,000 < 0,5. Artinya ada pengaruh antara tingkat kecerdasan emosional

spiritual (ESQ) terhadap tingkat aktualisasi diri. Sementara sisanya dipengaruhi

oleh variabel lain yang tidak diteliti.

Y’ = a + b X Y’ = -10371,069 + 378,060 X

Y’ = -10371,069 + 378,060(50) = 8531,931

Page 16: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECERDASAN …digilib.umg.ac.id/files/disk1/25/jipptumg--choirulzay-1242-1-15-34... · Mahasiswa Fakultas Psikologi ... kepribadian, dimana dosen ... untuk

Jurnal Psikosains. Vol. 6/No.1/Agustus 2013

30

Pengaruh tersebut dapat diprediksikan melalui nilai beta nol (a) = -10371,069

dan nilai beta satu (b) = 378,060. Sehingga jika nilai tingkat kecerdasan emosional

spiritual (ESQ) ditambahkan, maka nilai tingkat aktualisasi diri juga bertambah.

Melalui nilai t = 8,030 dengan taraf signifikasi tingkat kecerdasan emosional

spiritual (ESQ) = 0,000 < 0,05: maka Ho ditolak, Ha diterima. Kesimpulanya

derajat hubungan tingkat kecerdasan emosional spiritual (ESQ) sebesar 80,3 %

terhadap tingkat aktualisasi diri.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil analisis data penelitian dapat dilihat bahwa terdapat

hubungan yang signifikan antara tingkat kecerdasan emosional spiritual (ESQ)

dengan tingkat aktualisasi diri dosen Universitas Muhammadiyah Gresik. (1) Hasil

r = 0,684 menunjukan adanya derajat hubungan yang positif antara tingkat

kecerdasan emosional spiritual (ESQ) terhadap tingkat aktualisasi diri. Artinya

semakin tinggi kecerdasan emosional spiritual (ESQ), maka semakin tinggi tingkat

aktualisasi diri, (2) melalui nilai R Square (koefisien determinasi) = 0,594

menunjukan besarnya pengaruh tingkat kecerdasan emosional spiritual (ESQ)

terhadap tingkat aktualisasi diri sebesar 59,4 %. Sementara 40,6 % dipengaruhi

variabel lain yang tidak diteliti. Sementara derajat hubungan tingkat kecerdasan

emosional spiritual (ESQ) terhadap tingkat aktualisasi diri sebesar 80,3 %.

Penelitian ini dapat memberikan sumbangsih pada ilmu pengetahuan, secara

khusus pada Psikologi Eksistensial dan Humanistik. Disarankan jalur pengalaman

puncak (peak experience) dalam pencapaian aktualisasi dikembangkan melalui

sikap transedency (penyerahan diri secara total pada yang Maha Kuasa). Pada

Kecerdasan Emosional Spiritual (ESQ), core volues dilakukan secara bertahap

untuk mendapatkan kehidupan yang lebih bermakna diharapkan manusia untuk

mempertahankan eksistensinya selalu berusaha untuk menigkatkan core values

melalui langkah-langkah pembentukannya. Sehingga terbentuk social stregh

dimana sinerginya antara IQ, SQ dan SQ dalam meta kecerdasan (ESQ), dan

kekuatan tersebut dapat terjadi melalui hubungan antara sesama manusia (sosial),

‘’hablumminannas’’ maupun hubungan antara manusia dengan Tuhanya

(Transendency) ‘’Hablumminallah’’. Aktualisasi diri dapat ditingkatkan melalui

peningkatan kecerdasan emosional spiritual (ESQ). Oleh sebab itu disarankan

dilakukan melalui latihan ‘’The ESQ Way 165’’ melalui Iman, Islam, dan Ihsan

dalam kehidupan sehari-hari.

DAFTAR PUSTAKA

Alwisol, (2010). Psikologi Kepribadian (Rev. ed). Malang: UMM.

Anastasi,A., & Urbina,S., (2010). Tes Psikologi, (Ind. ed 1). Jakarta: Prenhalindo.

Agustian, A.G., & Dyah, U.A. & Yudistira, A.,M. (Eds.)., (2009). Rahasia Sukses

Membangun Kecerdasan Emosi Dan Spiritual (ESQ) Emotional Spirutual

Quotient. Jakarta: Arga.

Page 17: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECERDASAN …digilib.umg.ac.id/files/disk1/25/jipptumg--choirulzay-1242-1-15-34... · Mahasiswa Fakultas Psikologi ... kepribadian, dimana dosen ... untuk

Choirul Zayati. Hubungan Antara Tingkat Kecerdasan...

31

Agustian, A.G., & Dwitya, A. &Ida, S.,W. (Eds.)., (2001). Rahasia Sukses

Membangun Kecerdasan Emosi Dan Spiritual (ESQ) Emotional Spirutual

Quotient (jilid 2). Jakarta: Arga Tilanta.

Agustian, A.G., & Anisi H. R, (Eds.). (2001). Rahasia Sukses membangkitkan ESQ

Power ‘’Sebuah inner Journey melalui Al-Ihsan. Jakarta: Arga.

Agustian, A.G., & Ridwan, M., (2011). ESQ For Teens 2, Mental Building With 6

Principles. Jakarta: Arga Publishing.

Agustian, A.G., & Ridwan, M., (2011). ESQ For Teens 3, Personal Strengh &

Social Strengh With 5 Principles. Arga Publishing: Jakarta.

Azwar, S.,(1997). Metode Penelitian, Agra Publising: Jakarta.

Azwar, S, (2002). Pengantar Psikologi Intelegensi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Azwar, S, (2009). Reliabelitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Baihaqi, M.H., (2008). Psikologi Pertumbuhan. Bandung: Rosda Karya.

Chaplin, J. P., (2008). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: Raja Graffindo.

Ellys, L., P., (2012). Comunication Quotient (Kecerdasan Komunikasi dalam

Pendekatan Emosional Spiritual). Bandung: Remaja Rosda Karya.

Endah, K & Lucky, A., (2005). Psikoterapi Islam, Psikoislamika. Jurnal Psikologi

dan Keislaman, Vol.2/No.1 edisi Januari. Malang: Fakultas Psikologi

Universitas Muhammadiyah Malang.

Fuad, N., (2003). Potensi-Potensi Manusia.Yogyakarta: Pustaka pelajar.

Greorgy, J., F., & Jess, F., (2009). Teori Kepribadian (Book. 1). Mc Graw Hill:

Salemba Humanika.

Goleman, D., (1998). Emotional Intelligence ‘’Kecerdasan Emosional’’. Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama.

Goleman, D., (2000). Working With Emotional Intelegent ‘’Kecerdasan Emosi

Untuk Mencapai Puncak Prestasi’’. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Hadziq, A., & Wachid, N., (Ed)., (2013). Meta Kecerdasan & Kesadaran

Multikultural Pemikiran Psikologi Sufistik Al Ghazali. Semarang. RaSAIL

Media Grup.

Hanafi, R., (2010). Spiritual Intelegence, emotional Intelegence and auditor’s

Performance. Jurnal Kecerdasan Emosional Spiritual (Online). (16.1). 06,

http wikipedia indonesia. diakses 15 Agustus 2013.

Hasyim, M., (2002). Dialog Antara Tasawuf dan Psikologi. Walisongo Press,

&IKAPI: Pustaka Pelajar Offset.

Helen, G., (2005). Psikologi Humanistik, dalam Konteks Sosial, Budaya, dan

Sejarah. Jogyakarta: Pustaka Pelajar.

Page 18: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECERDASAN …digilib.umg.ac.id/files/disk1/25/jipptumg--choirulzay-1242-1-15-34... · Mahasiswa Fakultas Psikologi ... kepribadian, dimana dosen ... untuk

Jurnal Psikosains. Vol. 6/No.1/Agustus 2013

32

Hendrawan, S., (2009). Spiritual Management ‘’From Personal Enlightenment

Towards God Corporate Governance. Bandung: Mizan.

Jarvis, M., (2010). Teori-Teori Psikologi ‘’Pendekatan Modern untuk Memahami

Perilaku, Perasaan dan Pikiran Manusia’’. Bandung: Nusa Media.

Koeswara, E. (2008). Psikologi Eksistensial Suatu Pengantar. Bandung: Rosda

Offset.

Noor, A., (2005). Mengungkap Pengalaman Spiritual dan Kebermaknaan Hidup

pada Pengamal Thariqah . Jurnal Ilmiah Psikologi Indigenous, 7.2, 19-38

Rafanany, B., & T, W., (Ed.), (2013). Kebiasaan-Kebiasaan Tokoh-Tokoh Hebat

di Seluruh Jagat Yang Harus Anda Tiru. Yogyakarta: Araska.

Rajasa, S., (Tanpa Tahun). Kamus Ilmiah Populer. Surabaya: Karya utama.

Segal, J., (2002). Kepekaan Emosional. Bandung: Kaifa.

UMG, (2012). Panduan Akademik. Gresik: Universitas Muhammadiyah Gresik

Yadi, P., & Ali, S.,M., (2007). Psikologi Kepribadian Intregitas Nafsiyah dan

Aqliyah (Rev. ed). Bandung: Revika Aditama.

Saleh, M., (2012). Profesionalisme Dosen, Madania Edukasi. (Online),

(www.google.com), diakses 5 juni 2013.

Santoso, S., (2003). SPSS Statistik Multivariant. Jakarta: Gramedia.

Septiyani, D., N., (2005). Hubungan Antara Kecerdasan Ruhaniah Dengan

Kecemasan Menghadapi Kematian pada Usia Lanjut. Jurnal Ilmiah Psikologi

Indigenous, 7.1, 19-38.

Sugiyono, & Wibowo, (2002). Statistika Penelitian dan Aplikasinya dengan SPSS

10.0 for Windows. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono, (2004). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono, (2009). Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R & D. Bandung:

Alfabeta.

Supriyono, I., & Hamsudin, (Ed.), (2009). FSQ ‘’Memahami Mengukur, dan

Melejitkan Finansial Spiritual Quotient untuk Keunggulan Diri, Perusahaan

dan Masyarakat. Surabaya: Lutfansah Madiatama.

Wade, C., Travis, C., (2009). Psikologi Ed. 9. Jakarta: Erlangga

Wicaksono, A., S., (2006). Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan Etos

Kerja pada Karyawan. Jurnal Penelitian dan Pemikiran Psikologi, Psikosains,

I. 1, 25-39.

Widyatama, (2010). Kamus Psikologi. Tim Widyatama.

Wilcox, L., & Halim, A., (Ed.), (2013). Psikologi Kepribadian ‘’Analisis seluk

Beluk Kepribadian Manusia. Yogyakarta: IRCISoD.

Page 19: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECERDASAN …digilib.umg.ac.id/files/disk1/25/jipptumg--choirulzay-1242-1-15-34... · Mahasiswa Fakultas Psikologi ... kepribadian, dimana dosen ... untuk

Choirul Zayati. Hubungan Antara Tingkat Kecerdasan...

33

Zohar, D., (2002). Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual Dalam berfikir

Integralistik & Holistik Untuk memaknai Kehidupan. Bandung: Mizan

pustaka.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005, TENTANG GURU

DAN DOSEN. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 37 Tahun

2009, TENTANG DOSEN. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional,

Nomor:36/D/O/2001, Tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Penilaian Angka

Kredit Jabatan Dosen. (Online), (http//Wikipedia indonesia.

www.google.com), diakses 23 juni 2013.

Universitas Muhammadiyah Gresik. Sejarah berdirinnya UMG, (Online),(http//

umg.ac.com), diakses 7 juli 2013.

Page 20: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECERDASAN …digilib.umg.ac.id/files/disk1/25/jipptumg--choirulzay-1242-1-15-34... · Mahasiswa Fakultas Psikologi ... kepribadian, dimana dosen ... untuk

Jurnal Psikosains. Vol. 6/No.1/Agustus 2013

34