HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DENGAN KECERDASAN...

24
1 HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DENGAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA KARYAWAN Nama : Diana Rachmi Sari NIM : 00 320 111 Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia Intisari Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara stres kerja dengan kecerdasan spiritual pada karyawan. Hipotesa dalam penelitian ini adalah ada hubungan yang berlawanan antara stres kerja dan kecerdasan spiritual pada karyawan. Semakin tinggi stres kerja maka semakin rendah kecerdasan spiritual, sebaliknya semakin rendah stres kerja maka semakin tinggi kecerdasan spiritual. Subjek dalam penelitian ini adalah karyawan yang masih aktif bekerja. Stres kerja diungkap menggunakan aitem skala dari penulis yang mengacu pada aspek dari Jex dan Beerh (dalam Spector 1991), sedangkan kecerdasan spiritual diungkap dengan menggunakan aitem skala dari penulis yang mengacu pada aspek Tasmara (2001). Perubahan ekonomi yang cepat, perampingan perusahaan, PHK, merger dan bangkrutnya beberapa perusahaan sebagai akibat dari krisis yang berkepanjangan telah menimbulkan dampak yang sangat merugikan bagi ribuan bahkan jutaan tenaga kerja. Dewasa ini tempat kerja yang berubah dan bersaing menambah tingkat stres di kalangan para pekerja dan juga manajer. Misalnya, sebuah survei atas pekerja Amerika Serikat menemukan bahwa 46 persen merasakan pekerjaan mereka sebagai penuh dengan stres dan 34 persen berpikir serius untuk keluar dari pekerjaan mereka 12 bulan sebelumnya karena stres di tempat kerja. (Schellhardt : 1996 dalam Sasono, 2008).

Transcript of HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DENGAN KECERDASAN...

Page 1: HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DENGAN KECERDASAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · Hipotesa dalam penelitian ini adalah ada hubungan yang berlawanan

1

HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DENGAN

KECERDASAN SPIRITUAL PADA KARYAWAN

Nama : Diana Rachmi Sari

NIM : 00 320 111

Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya

Universitas Islam Indonesia

Intisari

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara stres kerja dengan kecerdasan spiritual pada karyawan. Hipotesa dalam penelitian ini adalah ada hubungan yang berlawanan antara stres kerja dan kecerdasan spiritual pada karyawan. Semakin tinggi stres kerja maka semakin rendah kecerdasan spiritual, sebaliknya semakin rendah stres kerja maka semakin tinggi kecerdasan spiritual.

Subjek dalam penelitian ini adalah karyawan yang masih aktif bekerja. Stres kerja diungkap menggunakan aitem skala dari penulis yang mengacu pada aspek dari Jex dan Beerh (dalam Spector 1991), sedangkan kecerdasan spiritual diungkap dengan menggunakan aitem skala dari penulis yang mengacu pada aspek Tasmara (2001).

Perubahan ekonomi yang cepat, perampingan perusahaan, PHK, merger dan

bangkrutnya beberapa perusahaan sebagai akibat dari krisis yang berkepanjangan

telah menimbulkan dampak yang sangat merugikan bagi ribuan bahkan jutaan tenaga

kerja.

Dewasa ini tempat kerja yang berubah dan bersaing menambah tingkat stres di

kalangan para pekerja dan juga manajer. Misalnya, sebuah survei atas pekerja

Amerika Serikat menemukan

bahwa 46 persen merasakan pekerjaan mereka sebagai penuh dengan stres

dan 34 persen berpikir serius untuk keluar dari pekerjaan mereka 12 bulan

sebelumnya karena stres di tempat kerja. (Schellhardt : 1996 dalam Sasono, 2008).

Page 2: HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DENGAN KECERDASAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · Hipotesa dalam penelitian ini adalah ada hubungan yang berlawanan

2

Banyaknya tekanan dan tuntutan dari perusahaan dan konsumen menimbulkan

konflik bagi karyawan. Konflik yang berkelanjutan inilah yang menyebabkan stres

kerja bagi karyawan. Stres kerja merupakan kondisi yang muncul akibat reaksi

interaksi seseorang dengan pekerjaan dan lingkungan kerjanya (Anoraga, 2001).

Ketidakseimbangan atau ketidaksesuaian antara tuntutan pekerjaan yang harus

serba cepat dan tepat, konflik antar karyawan, terbatasnya bahan baku dan cuaca yang

tidak mendukung akan menyebabkan stres kerja pada karyawan. Sejalan dengan itu

Hariandja (2002) mengatakan stres merupakan situasi ketegangan atau tekanan

emosional yang dialami seseorang yang sedang menghadapi tuntutan yang sangat

besar, hambatan-hambatan dan adanya kesempatan yang sangat penting yang dapat

mempengaruhi emosi fikiran dan kondisi fisik seseorang.

Munculnya stres kerja dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu stres

dalam pekerjaan itu sendiri sebagai faktor eksternal dan karakter individu yang

menjadi faktor internal. Dengan kata lain, stres akibat kerja ini tidak hanya

disebabkan masalah internal, sebab reaksi terhadap stimulus akan sangat tergantung

pada reaksi subyektif individu masing-masing. Ada tiga kategori sumber potensial

stres kerja menurut Sasono (2008), yaitu faktor lingkungan (ketidakpastian ekonomi,

politik, teknologi), faktor organisasional (tuntutan tugas, peran dan hubungan antar

pribadi, struktur kepemimpinan dan tahap hidup organisasi), faktor individu (masalah

keluarga, ekonomi dan kepribadian). Apakah faktor-faktor ini mengarah ke stres yang

aktual bergantung pada perbedaan individual seperti pengalaman kerja dan

Page 3: HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DENGAN KECERDASAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · Hipotesa dalam penelitian ini adalah ada hubungan yang berlawanan

3

kepribadian. Bila stres dialami oleh seorang individu, gejalanya dapat muncul sebagai

keluaran fisiologis (sakit kepala, tekanan darah tinggi, penyakit jantung), psikologis

(kecemasan, murung, berkurangnya kepuasan kerja), dan perilaku (produktivitas,

kemangkiran, tingkat keluarnya karyawan).

Adakalanya stres kerja yang dialami seseorang itu kecil dan hampir tidak

berarti, namun dapat dianggap sangat mengganggu dan berlanjut dalam waktu yang

relatif lama. Tidak semua stres kerja yang berdampak negatif, adakalanya seseorang

dapat merubah stres kerja menjadi sesuatu yang positif. Dampak negatif yang

ditimbulkan oleh stres kerja dapat berupa : turunnya produktivitas, adanya kekacauan

baik dalam manajemen maupun operasional kerja, mengganggu kenormalan aktivitas

kerja, menurunnya keuntungan perusahaan, dan lain sebagainya. Sebaliknya, bentuk

stres kerja yang berdampak positif adalah memotivasi diri, lebih disiplin, rangsangan

untuk bekerja keras, memunculkan inspirasi dan lain sebagainya.

Ada dua pendekatan yang bisa dipakai dalam mengelola stres yaitu

pendekatan individual dan pendekatan organisasional (Sasono, 2008)

1. Pendekatan Individual. Seorang karyawan dapat memikul tanggung jawab

pribadi untuk mengurangi tingkat stresnya. Strategi individu yang telah terbukti

efektif mencakup pelaksanaan teknik-teknik manajemen waktu, meningkatkan

latihan fisik, pelatihan relaksasi dan perluasan jaringan dukungan sosial.

2. Pendekatan Organisasional. Beberapa faktor yang menyebabkan stres

terutama tuntutan tugas dan peran, dan struktur organisasi dikendalikan oleh

Page 4: HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DENGAN KECERDASAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · Hipotesa dalam penelitian ini adalah ada hubungan yang berlawanan

4

manajemen. Dengan demikian faktor-faktor ini dapat dimodifikasi atau

diubah. Strategi yang mungkin diinginkan oleh manajemen untuk

dipertimbangkan antara lain : perbaikan seleksi personil dan penempatan

kerja, penggunaan penempatan tujuan yang realistis, perancangan ulang

pekerjaan, peningkatan keterlibatan karyawan, perbaikan komunikasi

organisasi, dan pelaksanaan program kesejahteraanperusahaan.

Sejalan dengan pendekatan individual, karyawan dapat memulai dengan

mengerti diri sendiri yakni berusaha melakukan sesuatu yang merupakan bagian dari

diri kita sendiri dan mencakup apa yang diri kita lakukan. Mengerti cara berfikir,

berperasaan dan berperilaku, serta menjaga kondisi tubuh, sehingga keadaan tubuh

yang baik dan terawat akan dapat tahan terhadap segala macam stres.

Aspek lain yang tak kalah pentingnya dalam mempengaruhi pelaksanaan

suatu pekerjaan adalah lingkungan kerja. Lingkungan kerja merupakan salah satu

penyebab dari keberhasilan dalam melaksanakan suatu pekerjaan tetapi juga dapat

menyebabkan suatu kegagalan dalam pelaksanaan suatu pekerjaan.

Satu hal yang paling penting dalam mencegah stres adalah dengan

mengembangkan kehidupan spiritual. Memberi makna hidup adalah sebuah proses

pembentukan kualias hidup, sedangkan tujuan hidup merupakan akhlak, rujukan,

dasar pijakan, dan sekaligus hasil yang ingin diraih (Tasmara, 2001).

Page 5: HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DENGAN KECERDASAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · Hipotesa dalam penelitian ini adalah ada hubungan yang berlawanan

5

Dengan kehidupan spiritual yang baik maka akan membantu kita untuk lebih

sabar, pasrah, dan ikhlas dalam menghadapi persoalan apapun. Seorang yang cerdas

secara ruhaniah adalah mereka yang menampilkan sosok dirinya sebagai profesional

yang berakhlak. Pekerja yang membawa misi cinta, mengisi kehidupan dengan cinta,

menjadikan hidup penuh arti (Tasmara, 2001).

Berdasarkan uraian diatas dapat dirumuskan bahwa permasalahan dalam

penelitian ini adalah permasalahan hubungan antara kecerdasan spiritual dengan stres

kerja pada karyawan.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara stres

kerja dengan kecerdasan spiritual pada karyawan.

Adapun manfaat yang ingin diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Secara Teoritis

Secara teoritis, diharapkan hasil penelitian ini memberikan sumbangan dalam

pengembangan teori di bidang psikologi khususnya psikologi industri.

2. Secara Praktis

Yang pertama secara praktis, diharapkan penelitian ini dapat memberikan

informasi kepada karyawan tentang ada atau tidaknya hubungan antara

kecerdasan spiritual terhadap stres kerja. Kedua, dapat mengembangkan

kecerdasan spiritual karyawan dalam melakukan pekerjaan.

Page 6: HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DENGAN KECERDASAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · Hipotesa dalam penelitian ini adalah ada hubungan yang berlawanan

6

Pengertian Stres Kerja

Stres adalah suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses

berfikir dan kondisi seseorang. Stres yang terlalu besar dapat mengancam

kemampuan seseorang untuk menghadapi lingkungan (Handoko, 2000). Sejalan

dengan definisi diatas (Grath, 1976) mengemukakan bahwa stres meliputi interaksi

seseorang dengan lingkungannya.

Luthans (dalam Yulianti, 2000) mendefinisikan stres sebagai suatu tanggapan

dalam menyesuaikan diri yang dipengaruhi oleh perbedaan individu dan proses

psikologis, sebagai konsekuensi dari tindakan lingkungan, situasi atau peristiwa yang

terlalu banyak mengadakan tuntutan psikologis dan fisik seseorang.

Secara sederhana stres merupakan suatu bentuk tanggapan seseorang, baik

secara fisik maupun mental terhadap suatu perubahan di lingkungannya yang

dirasakan mengganggu dan mengakibatkan dirinya terancam (Anoraga, 2001).

Sejalan dengan pendapat tersebut, Siagian (2004) mendefinisikan stres sebagai suatu

kondisi ketegangan yang berpengaruh terhadap emosi, jalan pikiran, dan kondisi fisik

seseorang.

Stres kerja didefinisikan oleh NIOSH Research (dalam Widhiastuti, 2000 :

32) sebagai keadaan respon fisik dan emosi yang muncul ketika persyaratan-

persyaratan kerja tidak sesuai dengan kapabilitas, sumber daya atau kebutuhan dari

pekerja.

Hariandja, (2002) mengatakan stres kerja merupakan situasi ketegangan atau

tekanan emosional yang dialami seseorang yang sedang menghadapi tuntutan yang

sangat besar, hambatan-hambatan dan adanya kesempatan yang sangat penting yang

dapat mempengaruhi emosi pikiran dan kondisi fisik seseorang. Dalam hal ini stres

kerja terjadi karena ketidakseimbangan atau ketidaksesuaian antara tuntutan

pekerjaan yang harus serba cepat dan tepat sedangkan waktu untuk menyelesaikan

Page 7: HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DENGAN KECERDASAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · Hipotesa dalam penelitian ini adalah ada hubungan yang berlawanan

7

pekerjaan tersebut sangat sempit dan terbatas. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa stres kerja timbul karena tuntutan lingkungan dan tanggapan setiap individu

dalam menghadapinya dapat berbeda. Masalah stres kerja di dalam organisasi

perusahaan menjadi gejala yang penting diamati sejak mulai timbulnya tuntutan

untuk efisien di dalam pekerjaan.

Pandangan ini diperkuat oleh Jex dan Beehr (1991) yang menyatakan bahwa

stres kerja adalah kondisi atau situasi dalam bekerja yang membutuhkan respon

adaptif pada sebagian karyawan, yang pada akhirnya menimbulkan ketegangan dalam

pekerjaan, seperti teguran dari atasan, bermain diwaktu bekerja. Ketegangan ini dapat

menyebabkan seseorang mengalami kecemasan, frustasi, dan gejala fisik lainnya.

Penyebab Stres Kerja

Pada penelitian yang dilakukan oleh NIOSH Research (dalam Widhiastuti,

2000:33) penyebab stres kerja dapat dibagi dua, yaitu :

a. Dari individu adalah usia, kondisi fisik dan faktor kepribadian. Apakah

kepribadian tipe A atau tipe B, pribadi ekstrovert atau introvert yang

secara keseluruhan dirangkum dalam 5 faktor kepribadian meliputi

ekstraversion, conscientiousness, emotional stability, agreeableness dan

openness to experience yang dalam hal ini emotional stability sangat

berhubungan dengan mudah tidaknya seseorang mengalami stress.

b. Faktor dari luar individu adalah lingkungan baik lingkungan keluarga

maupun lingkungan kerja, cita-cita atau ambisi.

c. Sumber stres yang menyebabkan seseorang tidak berfungsi optimal atau

yang menyebabkan seseorang jatuh sakit, tidak saja datang dari satu

macam pembangkit tetapi dari beberapa pembangkit stres. Sebagian besar

dari waktu manusia bekerja. Karena itu lingkungan pekerjaan mempunyai

pengaruh yang besar terhadap kesehatan seseorang yang bekerja.

Pembangkit stres di pekerjaan merupakan pembangkit stres yang besar

Page 8: HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DENGAN KECERDASAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · Hipotesa dalam penelitian ini adalah ada hubungan yang berlawanan

8

perannya terhadap kurang berfungsinya atau jatuh sakitnya seseorang

tenaga kerja yang bekerja. Faktor-faktor di pekerjaan yang berdasarkan

penelitian dapat menimbulkan stres dapat dikelompokkan ke dalam lima

kategori besar (lihat Gambar) yaitu faktor-faktor intrinsik dalam

pekerjaan, peran dalam organisasi, pengembangan karir, hubungan dalam

pekerjaan, serta struktur dan iklim organisasi Hurrel (dalam Munandar,

2001:381).

Modifikasi dari model Cooper, C.L (dalam Munandar, 2001:380).

Page 9: HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DENGAN KECERDASAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · Hipotesa dalam penelitian ini adalah ada hubungan yang berlawanan

9

Gejala dan Aspek-Aspek yang Menimbulkan Stres Kerja

Jex dan Beehr (dalam Spector, 1991:284) aspek stres kerja dapat dibagi dalam

tiga aspek, yaitu gejala psikologis, gejala fisik, dan gejala perilaku.

Gejala psikologis Gejala fisik Gejala perilaku

Kecemasan, ketegangan,

bingung, marah, sensitif,

memendam perasaan,

komunikasi tidak efektif,

mengurungkan diri,

depresi, merasa terasing

dan mengasingkan diri,

kebosanan, ketidakpuasan

kerja, lelah mental,

menurunnya fungsi

intelektual, kehilangan

daya konsentrasi,

kehilangan spontanitas dan

kreativitas, kehilangan

semangat hidup,

menurunnya harga diri dan

rasa percaya diri.

Detak jantung dan tekanan

darah tinggi,

meningkatnya sekresi

adrenalin dan

neoadrenalin, gangguan

gastrointestinal seperti

gangguan lambung, mudah

terluka, mudah lelah

secara fisik, kematian,

gangguan kardiovaskuler,

gangguan pernafasan,

lebih sering berkeringant,

gangguan pada kulit,

migraine, kanker,

ketegangan otot, sulit

tidur.

Menunda pekerjaan/tugas,

penurunan prestasi dan

produktivitas,

meningkatnya penggunaan

minuman keras dan

mabuk, perilaku sabotase,

meningkatnya frekuensi

absensi, perilaku makan

yang tidak normal,

kehilangan nafsu makan

dan penurunan drastic

berat badan, meningkatnya

kecendrungan perilaku

beresiko tinggi seperti

berjudi, meningkatnya

agresivitas dan

kriminalitas, penurunan

kualitas hubungan

interpersonal dengan

keluarga dan teman,

kecendrungan bunuh diri.

Page 10: HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DENGAN KECERDASAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · Hipotesa dalam penelitian ini adalah ada hubungan yang berlawanan

10

Menurut Berry, 1998 stres dapat muncul karena beberapa hal, yaitu :

1. Peraturan kerja yang kaku

2. Atasan (bos) yang tidak bijaksana

3. Beban kerja yang terlalu berat

4. Ketidak adilan

5. Tekanan-tekanan kerja yang sulit bekerja sama

6. Waktu kerja yang panjang

7. Ketidaknyamanan psikologis

Dari uraian di atas peneliti menyimpulkan bahwa aspek-aspek yang dapat

menimbulkan stres kerja terdiri dari tiga aspek yaitu :

1. Aspek gejala psikologis yaitu respon dari keadaan tegang/tertekan karena

pekerjaan yang berhubungan dengan psiklogis seperti seseorang yang

mengalami kecemasan yang berlebihan, mudah marah dan mudah

tersinggung, menarik diri dari pergaulan, menurunnya kepercayaan diri, dan

lain sebagainya.

2. Aspek gejala fisiologis yaitu suatu respon tubuh terhadap kondisi

tertekan/stress, seperti detak jantung berdebar keras, tekanan darah tinggi,

gangguan pernafasan, migraine, sulit tidur dan lain sebagainya.

3. Aspek gejala perilaku., yaitu respon fisik yang dilampiaskan dalam sikap dan

perilaku yang muncul karena banyaknya stressor dari pekerjaannya, seperti

sikap menunda pekerjaan, turunnya hubungan interpersonal dengan keluarga

dan teman, kehilangan nafsu makan atau sebaliknya bertambahnya nafsu

makan, dan lain-lain

Page 11: HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DENGAN KECERDASAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · Hipotesa dalam penelitian ini adalah ada hubungan yang berlawanan

11

Pengertian Kecerdasan Spiritual

Kecerdasan spiritual atau Spiritual intelligence dapat dikatakan sebagai

sebuah konsep baru dalam dunia psikologi. Konsep kecerdasan spiritual ini pertama

kali dikemukakan pada akhir abad ke dua puluh oleh Zohar dan Marshall, akan tetapi

kecerdasan spiritual barat atau Spiritual intelligence tersebut belum atau bahkan

tidak menjangkau ketuhanan.

Zohar dan Marshall (dalam Agustian, 2001) secara umum menjelaskan

kecerdasan spiritual sebagai kecerdasan untuk memecahkan persoalan makna dan

nilai, yaitu kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup dalam konteks makna

yang lebih luas dan kaya serta kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan

hidup seseorang lebih bermakna dibandingkan dengan jalan yang lain. Pencarian akan

makna merupakan motivasi penting dalam hidup kita. Pencarian inilah yang

menjadikan kita makhluk spiritual, dan ketika kebutuhan makna ini tidak terpenuhi

hidup kita akan terasa dangkal dan hampa (frankl, 2002).

Tasmara (2001), mendefinisikan kecerdasan ruhaniah atau kecerdasan

spiritual sebagai kemampuan seseorang untuk menjalani hidupnya dengan tetap

berpadukan kepada cahaya Illahi yang menerangi qolbu sebagai pusat dirinya

mengambil keputusan. Qolbu atau hati nurani akan menjadi pembimbing seseorang

untuk menentukan apa yang harus ditempuh dan apa yang harus diperbuat dalam

menghadapi perubahan kehidupan yang cepat dan dinamis.

Berdasarkan pemaparan beberapa ahli tentang pengertian kecerdasan spiritual,

maka dapat disimpulkan bahwa definisi kecerdasan spiritual dalam penelitian ini

adalah kemampuan seseorang dalam memberikan makna hidup dan menghadapi

masalah dengan nilai-nilai keimanan dalam perilaku yang bertanggung jawab.

Page 12: HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DENGAN KECERDASAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · Hipotesa dalam penelitian ini adalah ada hubungan yang berlawanan

12

Penggunaan Kecerdasan Spiritual

Berikut ini beberapa hal yang melibatkan kecerdasan spiritual manusia

berdasarkan telaah dan hasil-hasil penelitian pada ahli, yaitu:

a. Kecerdasan spiritual digunakan untuk menumbuhkan otak manusia, sehingga

manusia seperti adanya sekarang dan terus menerus berubah dalam menjalani

evolusinya. Penelitian Vaughan (2002) menyimpulkan bahwa seseorang yang

hari-harinya dilalui dengan peningkatan kecerdasan spiritual maka akan

semakin banyak mendapatkan keberhasilan dalam menjalani hidupnya.

b. Manusia menggunakan kecerdasan spiritual untuk menjadi kreatif.

Kecerdasan spiritual dihadirkan ketika manusia ingin menjadi luwes,

berwawasan luas atau kreatif secara spontan, sehingga mendorong manusia

untuk menemukan dan menumbuhkan gagasan-gagasan baru yang unik dan

‘segar’ (Sinetar, 2001).

c. Kecerdasan spiritual digunakan untuk menghadapi masalah eksistensial, yaitu

saat manusia secara pribadi terpuruk, terjebak oleh kebiasaan, kekhawatiran,

dan tekanan serta kesedihan. Kecerdasan spiritual menjadikan manusia

berpikir dengan rasio dan perasaan dalam satu kesatuan. Sehingga menjadikan

manusia mampu mengatasi atau setidaknya berdamai dengan masalah tersebut

(Rahardjo, 2006)

d. Kecerdasan spiritual adalah pemahaman yang mendalam terhadap makna dan

nilai, sehingga dapat menjadi petunjuk bagi manusia dalam upaya pencarian

identitas diri (Zohar dan Marshal, 2000).

e. Manusia dapat menggunakan kecerdasan spiritual untuk menjadi lebih cerdas

secara spiritual, dalam beragama. Seseorang yang memiliki kecerdasan

spiritual tinggi akan menjalani agamanya tidak secara fisik, fanatik, eksklusif,

dan penuh prasangka. Sinetar (2001) dalam penelitiannya membuktikan

bahwa kecerdasan spiritual mampu meningkatkan kedekatan seseorang

Page 13: HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DENGAN KECERDASAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · Hipotesa dalam penelitian ini adalah ada hubungan yang berlawanan

13

dengan Tuhan untuk mendapatkan kebahagiaan dan kebermaknaan dalam

hidup tanpa harus fanatik pada agama yang dianutnya.

f. Kecerdasan spiritual memungkinkan manusia untuk menyatukan hal-hal yang

bersifat intrapersonal dan interpersonal, serta menjembatani kesenjangan diri

sendiri dengan orang lain (Zohar dan Marshall, 2000).

g. Kecerdasan spiritual digunakan untuk mencapai perkembangan diri yang lebih

utuh, karena manusia memiliki potensi untuk berkembang sehingga manusia

mampu menghadapi kesedihan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang

mendasar tentang dunia dan kehidupan (Zohar dan Marshall, 2000).

h. Kecerdasan spiritual dapat digunakan untuk berhadapan dengan berbagai

masalah, baik dan jahat, hidup dan mati, penderitaan dan keputusasaan

manusia, frustasi, stres dan gelisah (Khavari, 2000).

Aspek-aspek Kecerdasan Spiritual

Aspek-aspek yang digunakan dalam penelitian ini didasarkan pada ciri-ciri penting

adanya kecerdasan spiritual dari Tasmara (2001), yaitu:

a. Memiliki visi

Individu yang ingin mempertajam kecerdasan ruhaniahnya, menetapkan visinya

melampaui daerah duniawi, sehingga menjadikan qalbunya sebagai suara hati (conscience)

yang selalu didengar. Visi dan tujuan setiap muslim yang cerdas secara spiritual itu akan

menjadikan pertemuan Allah sebagai puncak dari pernyataan visi pribadinya yang kemudian

dijabarkan dalam bentuk perbuatan baik yang terukur dan terarah. Individu kemudian akan

bertindak karena ada semacam keterpanggilan hati nurani. Individu yang sukses adalah

individu yang bertindak dengan penuh keikhlasan. Visi merupakan pengejawantahan

imajinasi kreatif dan merupakan motivasi utama dari tindakan manusia.

b. Merasakan kehadiran Allah

Manusia yang bertanggung jawab dan cerdas secara ruhaniah merasakan kehadiran

Allah di mana saja ia berada. Hal ini menimbulkan kecerdasan moral spiritual yang

Page 14: HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DENGAN KECERDASAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · Hipotesa dalam penelitian ini adalah ada hubungan yang berlawanan

14

menumbuhkan perasaan sangat dalam (zauq). Kesadaran bahwa Allah senantiasa bersamanya

(innallaha ma’ana), merupakan bentuk fitrah manusia. Karena sejak awal penciptaan

manusia, telah ada perjanjian moral dan pengakuan/potensi berketuhanan. Dengan kesadaran

itu pula, sebenarnya nilai – nilai moral akan terpelihara, karena seluruh tindakan yang berasal

pilihan qalbunya yang berbinar cahaya (nurani) akan melahirkan kemampuan untuk memilih

atau keberpihakan yang jelas dan lugas pada prinsip – prinsip iman yang sangat merindukan

pertemuan dengan-Nya.

c. Berdzikir dan berdoa

Dzikir memberikan makna kesadaran diri, “Aku dihadapan Tuhanku”, yang

kemudian mendorong individu secara sadar dan penuh tanggung jawab untuk melanjutkan

misi hidupnya yang dinamis yaitu memberi makna melalui amal -amal saleh. Do’a bukanlah

sekedar hafalan tetapi sebuah ungkapan jiwa. Individu yang cerdas secara ruhaniah

menyadari bahwa doa mempunyai makna yang sangat mendalam bagi dirinya. Ada sesuatu

yang dituju dan diharapkan dalam doa. Sehingga dengan kandungan optimisme tersebut

mereka lebih bergairah untuk menyatakan dirinya secara aktual dan lebih bertanggung jawab

dalam menjalani hidupnya. Mengingat doa merupakan bagian dari dzikir, dan dzikir adalah

keyakinan yang mendalam bahwa ia selalu dilihat oleh Tuhan, maka dalam berdoa

tersebut individu merasakan dirinya sedang beraudiensi dengan Tuhannya.

d. Memiliki kualitas sabar

Sabar berarti sebuah harapan yang kuat untuk menggapai cita-cita. Dalam

kandungan kualitas sabar, terdapat sikap yang istiqomah. Sabar berarti tidak tergeser

dari jalan yang mereka tempuh. Individu yang sabar dapat bertoleransi dengan waktu,

mereka memiliki ketabahan dan daya sangat kuat untuk menerima beban, ujian atau

tantangan tanpa sedikitpun mengubah harapan untuk menuai hasil yang ditanamnya.

Kualitas sabar mendorong seseorang menjadi kuat, sehingga individu tidak tergoda

untuk menyimpang karena banyaknya pilihan yang dapat mengalihkan perhatian dari

harapan atau tujuannya yang semula. Sabar bisa diartikan sebagai kemampuan

mengendalikan diri dalam menghadapi berbagai tekanan (stressor).

Page 15: HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DENGAN KECERDASAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · Hipotesa dalam penelitian ini adalah ada hubungan yang berlawanan

15

Hubungan antara Kecerdasan Spiritual dengan Stres Kerja

Stres kerja pada intinya merujuk pada kondisi dari pekerja yang mengancam

individu. Ancaman ini dapat berasal dari tuntutan pekerjaan atau karena kurang

terpenuhinya kebutuhan individu. Stres kerja muncul sebagai bentuk ketidak

harmonisan individu dengan lingkungan sekitar.

Stres kerja dapat bersifat sementara atau jangka panjang, ringan atau berat,

sangat tergantung pada seberapa lama penyebab stres berlangsung, seberapa besar

kekuatan untuk menghadapinya. Stres kerja yang ringan kebanyakan orang dapat

menanganinya atau sekurang-kurangnya dapat mengatasi pengaruhnya dengan cepat.

Sebaliknya stres yang sifatnya temporer atau menetap akan berdampak buruk bagi

seseorang. Masalah kemudian timbul, karena tubuh tidak dapat membangun kembali

kemampuannya untuk menghadapi stres, karena itu dibutuhkan suatu kemampuan

yang dapat mengatasi permasalahan untuk menghindari adanya stres kerja.

Faktor penting yang dapat membantu dan mengarahkan seseorang agar

mampu menghadapi situasi lingkungan kerja yang menekan adalah dengan adanya

kecerdasan spiritual yang baik. Kecerdasan spiritual menurut Tasmara, (2001) adalah

kecerdasan manusia yang digunakan untuk “berhubungan” dengan Tuhan. Sebuah

kecerdasan yang berpusat pada rasa cinta yang mendalam kepada Tuhan, dengan

menjadikan Tuhan sebagai landasannya ketika dihadapkan persoalan hidup.

Individu yang cerdas secara spiritual, tidak akan menyerah dan putus asa

dalam menghadapi berbagai persoalan, baik masalah dalam pekerjaan maupun

masalah di luar pekerjaan, tetapi sebaliknya dapat mereduksi munculnya stres yang

terjadi pada dirinya, karena setiap persoalan dapat diterima sebagai pelajaran dan

tempaan mental dari Tuhan untuk menjadikan dirinya semakin kuat dalam

menghadapai berbagai permasalahan hidup. Keberhasilan seseorang dalam mengatasi

setiap permasalahan, sangat dipengaruhi oleh kecerdasan spiritual yang dimilikinya.

Page 16: HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DENGAN KECERDASAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · Hipotesa dalam penelitian ini adalah ada hubungan yang berlawanan

16

Seseorang yang yang memiliki kecerdasan spiritual tinggi, hatinya senantiasa

merasa dekat dengan Tuhan, melakukan segala sesuatu berdasarkan motivasi yang

paling dalam, konsisten menjalankan setiap tugas dengan tulus dan ikhlas, walaupun

menghadapi berbagai permasalahan, sehingga ketika dihadapkan persoalan hidup

dirinya mampu menyelesaikannya dengan tenang, hati yang jernih, penuh optimis,

tidak bersikap emosional dan memiliki kepekaan terhadap perasaan orang lain

(empati) serta mampu menemukan hikmah dibalik permasalahan yang menimpanya.

Hipotesis

Berdasarkan telaah teoritik diatas hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini

adalah ada hubungan negatif antara stress kerja dengan kecerdasan spiritual. Semakin

tinggi kecerdasan spiritual maka semakin rendah stres kerja. sebaliknya, semakin

rendah kecerdasan spiritual maka stres kerja semakin tinggi.

Identifikasi Variabel Penelitian

1. Variabel bebas (x) : kecerdasan spiritual

2. Variabel tergantung (y) : stres kerja

Definisi Operasional Variabel Penelitian

1. Stres kerja merupakan suatu kondisi ketegangan yang dialami

seseorang/karyawan, akibat ketidaksesuaian antara tuntutan pekerjaan dengan

kemampuan yang dimiliki seseorang/karyawan serta pengaruh lingkungan kerja

yang kurang mendukung sehingga dapat mempengaruhi emosi dan proses berfikir

mereka. Stres kerja meliputi tiga aspek, yaitu : 1) gejala psikologis, 2) gejala

fisiologis, 3) gejala perilaku. Stres kerja dalam penelitian ini akan diungkap

dengan skala stres kerja. Semakin tinggi skor total stres kerja berarti semakin

tinggi stres kerja subjek, dan sebaliknya semakin rendah skor total stres kerja

maka stres kerja juga semakin rendah.

Page 17: HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DENGAN KECERDASAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · Hipotesa dalam penelitian ini adalah ada hubungan yang berlawanan

17

2. Kecerdasan spiritual merupakan suatu bentuk kesadaran yang berangkat dari

penggunaan nilai-nilai keimanan yang menjadi pedoman untuk bertingkah laku

dengan adanya rasa cinta dan tanggung jawab kepada Allah SWT. Seseorang dapat

dikatakan cerdas secara spiritual apabila memiliki visi, merasakan kehadiran Allah

SWT, berzikir dan berdoa, memiliki kualitas sabar, yang menjadi aspek

kecerdasan spiritual dalam penelitian ini. Kecerdasan spiritual dalam penelitian ini

akan diungkap dengan skala kecerdasan spiritual. Semakin tinggi skor total yang

dimiliki subjek penelitian maka semakin tinggi tingkat kecerdasan spiritualnya,

sebaliknya semakin rendah skor total yang dimiliki subjek maka semakin rendah

pula tingkat kecerdasan spiritualnya.

Subjek dalam penelitian ini adalah semua karyawan/karyawati yang bekerja di

bidang properti. Metode pengumpulan data yang ditetapkan pada penelitian ini

menggunakan metode skala. Skala adalah bentuk alat pengumpulan data yang bersifat

konstrak atau menggambarkan aspek kepribadian individu. Azwar (1999)

Pertimbangan dalam menggunakan skala ini menurut Azwar (1999) adalah

sebagai berikut :

1. Subjek adalah orang yang paling mengerti tentang dirinya sendiri

2. Apa yang dinyatakan oleh subjek kepada peneliti adalah benar dan dapat

dipercaya

3. Interpretasi subjek tentang pernyataan-pernyataan yang diajukan kepadanya

adalah sama dengan apa yang dimaksud peneliti

Metode pemberian skor yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode

likert, dengan skor yang bergerak dari 1 sampai 4 pilihan jawaban yang terdiri dari

empat kategori yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat

Tidak Sesuai (STS). Untuk butir yang bersifat favorable skor 4 diberikan untuk

jawaban Sangat Sesuai (SS), skor 3 untuk jawaban Sesuai (S), skor 2 untuk jawaban

Tidak Sesuai (TS), dan skor 1 untuk jawaban Sangat Tidak Sesuai (STS). Untuk butir

Page 18: HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DENGAN KECERDASAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · Hipotesa dalam penelitian ini adalah ada hubungan yang berlawanan

18

yang bersifat unfavorable skor 1 diberikan untuk jawaban Sangat Sesuai (SS), skor 3

untuk jawaban Sesuai (S), skor 2 untuk jawaban Tidak Sesuai (TS), dan skor 4 untuk

jawaban Sangat Tidak Sesuai (STS).

Hasil Penelitian

Hasil pengujian reliabilitas menghasilkan koefesien Alpha Cronbach pada

kuesioner Stres Kerja sebesar 0.9113, dan pada kuesioner kecerdasan spiritual sebesar

0.9335. Hasil lebih dari 0.7 menjelaskan bahwa kuesioner sudah reliabel, berarti

sudah dapat ditafsirkan sama atau konsisten oleh semua pengisi (responden).

Stres kerja dijaring menggunakan 41 aitem pernyataan dengan pilihan

jawaban 1 sampai 4, skor maksimal stres yang dapat dicapai oleh intrumen ini sebesar

41 x 4 = 164, dan minimal 41 x 1 = 41. Rerata hipotesis dari skor ini adalah

(maksimal + Minimal) / 2 = 102.5, dan standart deviasi hipotesis sebesar (maksimal –

minimal) / 6 = 20.5. Dengan parameter ini stres kerja dapat diklasifikasikan menjadi

4 katagori (menyesuaikan skala pilihan jawaban) dengan interval :

Interval Klasifikasi Stres Kerja

Klasifikasi Interval

Sangat Rendah M – 3SD s/d M – 1.5SD 41 s/d 71.75

Rendah M – 1.5SD s/d M – 0SD > 71.75 s/d 102.5

Tinggi M – 0SD s/d M + 1.5SD > 102.5 s/d 133.25

Sangat Tinggi M + 1.5SD s/d M + 3SD > 133.25 s/d 164

Dari hasil pengujian deskriptif diperoleh nilai rata-rata stres kerja sebesar

92.68, dalam tabel interval di atas termasuk dalam klasifikasi rendah.

Page 19: HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DENGAN KECERDASAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · Hipotesa dalam penelitian ini adalah ada hubungan yang berlawanan

19

Frek

uens

i

40

30

20

10

0

Stress KerjaTinggi (> 102.5 - 133.25)Rendah (> 71.75 - 102.5)

512.50%

3587.50%

No Parameter Skor

1 Mean 92.68

2 Median 92.50

3 Modus 81

4 Std. Deviation 7.836

5 Minimum 79

6 Maximum 112

Secara inidividual dari 40 karyawan yang menjadi sampel, diketahui sebanyak

35 karyawan atau 87.5% karyawan memiliki stres kerja rendah, sisanya sebanyak 5

karyawan atau 12.5% memiliki stres tinggi. Persentase ini menunjukan secara

individual mayoritas karyawan memiliki stres kerja yang rendah.

Histogram Stres Kerja

Page 20: HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DENGAN KECERDASAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · Hipotesa dalam penelitian ini adalah ada hubungan yang berlawanan

20

Kecerdasan spiritual dijaring menggunakan 54 aitem pertanyaan dengan

pilihan jawaban 1 sampai 4, skor maksimal kecerdasan spiritual yang dapat dicapai

oleh intrumen ini sebesar 54 x 4 = 216, dan minimal 54 x 1 = 54. Rerata hipotesis dari

skor ini adalah (maksimal + Minimal) / 2 = 135, dan Standart Deviasi hipotesis

sebesar (maksimal - minimal) / 6 = 27. Dengan parameter ini kecerdasan spiritual

dapat diklasifikasikan menjadi 4 katagori (menyesuaikan skala pilihan jawaban)

dengan interval :

Interval Klasifikasi Kecedarasan spiritual

Klasifikasi Interval

Sangat Rendah M – 3SD s/d M – 1.5SD 54 s/d 94.5

Rendah M – 1.5SD s/d M – 0SD > 94.5 s/d 135

Tinggi M – 0SD s/d M + 1.5SD > 135 s/d 175.5

Sangat Tinggi M + 1.5SD s/d M + 3SD > 175.5 s/d 216

Dari hasil pengujian deskriptif diperoleh nilai rata-rata kecedarasan spiritual

sebesar 174.5, dalam interval di atas termasuk klasifikasi tinggi. Berarti karyawan

secara rata-rata memiliki kecedarasan spiritual tinggi.

Hasil Pengujian Deskriptif

No Parameter Skor

1 Mean 174.78

2 Median 175.00

3 Modus 186

4 Std. Deviation 14.531

5 Minimum 134

6 Maximum 202

Page 21: HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DENGAN KECERDASAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · Hipotesa dalam penelitian ini adalah ada hubungan yang berlawanan

21

Frek

uens

i

20

15

10

5

0

Kecerdasan Spiritual

Sangat Tinggi (> 175.5 - 216)

Tinggi (> 135 - 175.5)Rendah (> 94.5 - 135)

2050.00%19

47.50%

12.50%

Secara individual dari 40 karyawan yang menjadi sampel, diketahui sebanyak

20 karyawan atau 50 % karyawan memiliki kecedarasan spiritual sangat tinggi,

sebanyak 19 karyawan atau 47.5 % tinggi, dan sebanyak 1 karyawan atau 2.5 %

karyawan memiliki kecedarasan spiritual rendah. Persentase ini menunjukan secara

individual mayoritas karyawan memiliki kecedarasan spiritual tinggi dan sangat

tinggi. Secara akumulasi jumlah karyawan yang memiliki kecerdasan spiritual tinggi

dan sangat tinggi mencapai 97.5 %. Angka ini menjelaskan hampir semua karyawan

memiliki kecerdasan spiritual yang bagus.

Histogram Kecedarasan Emosional

Uji Asumsi

Uji asumsi yang dilakukan pada analisis korelasi adalah uji normalitas dan uji

linearitas yang merupakan suatu uji prasyarat. Kedua pengujian tersebut

menggunakan program SPPS for windows.

a. Uji Normalitas dengan menggunakan teknik One Sample Kolmogrov-Smirnov

Test dari program SPSS 12.0 diperoleh sebaran skor pada variabel stres kerja

Page 22: HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DENGAN KECERDASAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · Hipotesa dalam penelitian ini adalah ada hubungan yang berlawanan

22

adalah normal (K-S Z = 0,913 ; p = 0,445 atau p > 0,05). Sebaran variabel

kecerdasan spiritual adalah normal (K-S Z = 0,907 ; p = 0,004 atau p < 0,05).

b. Uji Linearitas adalah uji yang digunakan untuk mengetahui apakah ada

hubungan antara stres kerja dengan kecerdasan spiritual. Dua variabel

dikatakan linear jika anova table menunjukkan p. linearity < 0,05 dan p.

deviation from linearity > 0,05. Uji linearitas dengan Analisisi Regresi

terhadap variabel stres kerja dan kecerdasan spiritual menunjukkan hasil yang

linear (F = 0,102).

Hasil Uji Hipotesis

Pengolahan data yang diawali dengan uji asumsi menunjukkan hasil yang

linier antara variabel stres kerja dan variabel kecerdasan spiritual. Uji hipotesis

dilakukan dengan menggunakan analisis regresi dengan melihat variabel stres kerja

dan kecerdasan spiritual. Melalui uji tersebut didapatkan kesimpulan bahwa Ada

hubungan yang signifikan antara stres kerja dengan kecerdasan spiritual pada

karyawan, yang dibuktikan dengan r = 0,445 dengan p = 0,002 (p < 0,01). Semakin

rendah stres kerja maka semakin tinggi kecerdasan spiritual karyawan, semakin tinggi

stres kerja maka semakin rendah kecerdasan spiritual karyawan. Dengan demikian

hipotesis penelitian diterima.

Pembahasan

Deskripsi tentang stres kerja telah menunjukan bahwa, mayoritas karyawan

memiliki stres kerja intensitas yang rendah (sebanyak 87.5%), hanya 12.5% yang

memiliki stres kerja dengan intensitas tinggi. Kondisi stres yang rendah ini diduga

berkaitan dengan kecerdasan spiritual mereka, diketahui dari hasil deskriptif di atas

hampir seluruh karyawan (97.5%) memiliki kecerdasan spiritual yang tinggi.

Dugaan keterkaitan keduanya terbukti setelah dilakukan pengujian korelasi

yang mendapatkan hasil korelasi signifikan sebesar -0.445. Tanda negatif

Page 23: HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DENGAN KECERDASAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · Hipotesa dalam penelitian ini adalah ada hubungan yang berlawanan

23

menunjukan keterkaitan yang berlawanan antara stres dengan kecerdasan spiritual,

yaitu bila karyawan memiliki stres rendah maka memiliki kecerdasan spiritual yang

tinggi.

Kesimpulan

Berdasarkan uraian di atas dan temuan hubungan antara kecerdasan spiritual

dan stres kerja, peneliti menyimpulkan ;

1. Karyawan memiliki intensitas stres kerja yang rendah.

2. Karyawan memiliki kecedarasan spiritual tinggi.

3. Terdapat hubungan negatif yang signifikan sebesar -0.445 antara kecerdasan

spiritual dengan stres kerja pada karyawan.

Saran

Berkaitan dengan hasil penelitian ini, maka peneliti mengajukan saran-saran

berikut :

1. Bagi Perusahaan

Adanya hubungan negatif signifikan antara kecerdasan spiritual dengan stres

kerja pada karyawan, menjadi dasar kuat untuk menyarankan kepada pihak terkait

khususnya manajer untuk berusaha meminimalkan stres kerja karyawan. Melalui

gejala perilaku, psikologis dan fisik yang ditunjukan karyawan, manajer harus

mampu menangkap perkembangan atau perubahan stres kerja yang dialami

karyawan.

Upaya meminimalkan stres ini dapat dilakukan dengan pengurangan beban

kerja, pengurangan tingkat kesulitan, atau pengurangan dalam faktor lain yang

memberatkan karyawan. Namun bila beban kerja dan target-target lain yang

berpeluang menumbuhkan stres kerja merupakan faktor kunci untuk kesinambungan

perusahaan, maka manajer harus membuka dialog yang lebih banyak dengan

karyawan sehingga mereka dapat mengerti sehingga dapat bekerja tanpa tekanan.

Page 24: HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DENGAN KECERDASAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · Hipotesa dalam penelitian ini adalah ada hubungan yang berlawanan

24

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Waktu pengambilan data hendaknya dilakukan pada saat karyawan istirahat

agar dalam pengisian skala karyawan tidak terburu-buru. Selain itu juga disarankan

untuk dapat melengkapi penelitian tersebut dengan observasi dan wawancara tidak

hanya pada karyawan yang bersangkutan saja melainkan juga kepada “key person”

seperti keluarga atau teman dekatnya sehingga data dan hasil yang didapat lebih

akurat.