HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PERTUMBUHAN DAN ...repository.utu.ac.id/650/1/BAB I_V.pdf ·...

54
HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK USIA PRA SEKOLAH DI DESA LUENG KEUBE JAGAT KECAMATAN TRIPA MAKMUR KABUPATEN NAGAN RAYA SKRIPSI OLEH NADIA UTARI NIM : 09C10104005 PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS TEUKU UMAR MEULABOH-ACEH BARAT 2013

Transcript of HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PERTUMBUHAN DAN ...repository.utu.ac.id/650/1/BAB I_V.pdf ·...

Page 1: HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PERTUMBUHAN DAN ...repository.utu.ac.id/650/1/BAB I_V.pdf · Hubungan Antara Status Gizi Dengan Pertumbuhan dan Perkembangan Kognitif Anak Usia

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PERTUMBUHAN

DAN PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK USIA PRA SEKOLAH

DI DESA LUENG KEUBE JAGAT KECAMATAN TRIPA

MAKMUR KABUPATEN NAGAN RAYA

SKRIPSI

OLEH

NADIA UTARI

NIM : 09C10104005

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS TEUKU UMAR

MEULABOH-ACEH BARAT

2013

Page 2: HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PERTUMBUHAN DAN ...repository.utu.ac.id/650/1/BAB I_V.pdf · Hubungan Antara Status Gizi Dengan Pertumbuhan dan Perkembangan Kognitif Anak Usia

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PERTUMBUHAN

DAN PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK USIA PRA SEKOLAH

DI DESA LUENG KEUBE JAGAT KECAMATAN TRIPA

MAKMUR KABUPATEN NAGAN RAYA

SKRIPSI

OLEH

NADIA UTARI

NIM : 09C10104005

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

Pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku Umar Meulaboh

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS TEUKU UMAR

MEULABOH-ACEH BARAT

2013

i

Page 3: HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PERTUMBUHAN DAN ...repository.utu.ac.id/650/1/BAB I_V.pdf · Hubungan Antara Status Gizi Dengan Pertumbuhan dan Perkembangan Kognitif Anak Usia

iv

ABSTRAK

Nadia Utari. Hubungan Antara Status Gizi Dengan Pertumbuhan dan

Perkembangan Kognitif Anak Usia Pra Sekolah Di desa Lueng Keube Jagat

Kecamatan Tripa Makmur Kabupaten Nagan Raya.Dibawah bimbinganEvi Darni,

S. Kep, MKM dan Arham, SKM

Anak usia pra sekolah yang merupakan investasi bagi bangsa, karena

mereka adalah generasi penerus bangsa. Kualitas bangsa dimasa depan ditentukan

dengan kualitas anak - anak saat ini. Upaya untuk meningkatkan kualitas sumber

daya manusia harus dapat dilakukan sejak dini, sistematis dan berkesinambungan.

Tumbuh kembang anak di usia pra sekolah yang optimal tergantung dari

pemberian nutrisi dengan kualitas dan kuantitas yang baik serta benar. Setiap

manusia yang hidup mengalami proses tumbuh kembang. Istilah tumbuh kembang

pada manusia menunjukkan proses sel telur (ovum) yang telah dibuahi sampai

mencapai status dewasa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuiHubungan

Antara Status Gizi Dengan Pertumbuhan dan Perkembangan Kognitif Anak Usia

Pra Sekolah Di desa Lueng Keube Jagat Kecamatan Tripa Makmur Kabupaten

Nagan Raya Tahun 2013. Jenis penelitian bersifat analitik dan rancangan

penelitian cross sectional. Sampel dalam penelitian sebanyak 40Responden. Hasil

penelitian diperoleh ada Hubungan antara status gizi dengan pertumbuhan dan

perkembangan Kognitif Anak Usia Pra Sekolah Di desa Lueng Keube Jagat

Kecamatan Tripa Makmur Kabupaten Nagan Raya.Namun Jika dilihat dari odds

ratio (OR) yaitu sebesar 0,143.Diharapkan kepada Orang tua perlu membiasakan

anak untuk mengkonsumsi makanan bergizi yang sebanding dengan kebutuhan

energi yang digunakan untuk aktivitas anak setiap harinya, serta mendampingi

dan berkomunikasi secara aktif kepada anak demi mendukung perkembangan dan

pertumbuhan anak pra sekolah.

Kata Kunci :Status Gizi, Pertumbuhan dan perkembangan Kognitif anak Pra

Sekolah

Page 4: HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PERTUMBUHAN DAN ...repository.utu.ac.id/650/1/BAB I_V.pdf · Hubungan Antara Status Gizi Dengan Pertumbuhan dan Perkembangan Kognitif Anak Usia

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan Nasional pada hakikatnya adalah pembangunan manusia

seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia. Upaya membangun

manusia seutuhnya harus dimulai sedini dan seawal mungkin yakni sejak manusia itu

masih berada dalam kandungan (Pemenuhan kebutuhan gizi sejak usia dini dapat

menciptakan pertumbuhan dan perkembangan secara maksimal. Penggunaan nutrisi

dalam level yang optimal terbukti dapat mencegah dan menangani stres

oksidatif sehingga membantu pencegahan penyakit kronis. Level optimal ini dapat

dicapai bila jumlah dan komposisi nutrisi yang digunakan tepat.

Menurut Depkes (2010) dalam mencapai visi Indonesia sehat 2015 yang

paling ditekankan adalah pelayanan kesehatan yang bersifat promotif dan preventif

agar dapat menghasilkan sumber daya manusia yang sehat fisik, mental maupun

intelektual. Dalam mencapai tujuan ini tidak dapat dipungkiri bahwa pemenuhan gizi

sejak dini memainkan peranan yang sangat penting. Sampai dengan tahun 2013

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia terjadi peningkatan tapi masih rendah

bila di bandingkan dengan sesama negara Asia Tenggara.

United Nations Development Programme (UNDP) mencatat indeks

pembangunan manusia (IPM) Indonesia pada 2012 meningkat sebesar 0,629. Data

yang dirilis oleh UNDP pada Senin, 18 Maret 2013, menunjukkan angka IPM

1

Page 5: HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PERTUMBUHAN DAN ...repository.utu.ac.id/650/1/BAB I_V.pdf · Hubungan Antara Status Gizi Dengan Pertumbuhan dan Perkembangan Kognitif Anak Usia

2

Indonesia terus naik dibandingkankan di 2011 sebesar 0,624 dan pada 2010 sebesar

0,620. Dengan niai IPM saat ini Indonesia menempati urutan ke-121 di seluruh dunia

untuk nilai IPM. Ini naik tipis dari tahun sebelumnya yang menempati posisi 124.

Peringkat Indonesia tersebut setara dengan negara-negara di Karibia dan Afrika

Selatan yang memiliki nilai IPM yang sama (Pramono, 2013). peningkatan nilai IPM

didorong oleh berbagai faktor. Salah satunya karena Indonesia merupakan salah satu

negara yang berusaha mencari keseimbangan baru antara negara dan pasar. Indonesia

disebut telah berpindah fokus dari pertanian dan pembangunan pedesaan menjadi

ekonomi yang lebih terbuka dengan berfokus pada perdagangan. Selain itu dengan

berkurangnya angka buta huruf, bertambahnya penduduk dengan pendidikan tinggi

serta meningkatnya derajat kesehatan masyarakat.

Walaupun terdapat peningkatan derajat kesehatan masyarakat, tapi hingga saat

ini Indonesia masih menunjukkan prevalensi paling tinggi untuk penyakit kurang

kalori, protein (KKP), dan defisiensi vitamin A serta anemia defisiensi zat besi (Fe)

pada anak usia pra sekolah (Judarwanto, 2007). Anak usia pra sekolah yang

merupakan investasi bagi bangsa, karena mereka adalah generasi penerus bangsa.

Kualitas bangsa dimasa depan ditentukan dengan kualitas anak - anak saat ini. Upaya

untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia harus dapat dilakukan sejak dini,

sistematis dan berkesinambungan. Tumbuh kembang anak di usia pra sekolah yang

optimal tergantung dari pemberian nutrisi dengan kualitas dan kuantitas yang baik

serta benar.

Page 6: HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PERTUMBUHAN DAN ...repository.utu.ac.id/650/1/BAB I_V.pdf · Hubungan Antara Status Gizi Dengan Pertumbuhan dan Perkembangan Kognitif Anak Usia

3

Jika dilihat dari segi umur anak TK yaitu umur 3 sampai dengan 5 tahun,

maka anak ini dikelompokkan dalam anak balita. Anak balita mengalami

pertumbuhan badan yang cukup pesat sehingga memerlukan zat-zat gizi yang tinggi

setiap Kg berat badannya. Anak balita justru merupakan kelompok umur yang paling

sering menderita akibat kekurangan gizi (Santoso, 2009). Kebutuhan akan gizi pada

anak prasekolah sangatlah penting untuk pertumbuhan dan perkembangannya,

terutama perkembangan otaknya yang sangat tergantung pada asupan gizi yang

dikonsumsi. Dengan gizi yang cukup dan seimbang di harapkan akan meningkatkan

kecerdasan dan kemampuan berpikir secara optimal.

Kecerdasan atau berpikir merupakan disebut juga kognitif karena, kognitif

adalah pengertian yang luas mengenai berpikir dan mengamati, jadi merupakan

tingkah laku-tingah laku yang mengakibatkan orang memperoleh pengetahuan.

Perkembangan kognitif menunjukkan perkembangan dari cara anak berpikir.

Kemampuan anak untuk mengkoordinasikan berbagai cara berpikir untuk

menyelesaikan berbagai masalah dapat dipergunaan sebagai tolak ukur pertumbuhan

kecerdasan (Portosuwido, 2006). Perkembangan kognitif dipengaruhi oleh

pertumbuhan sel otak dan perkembangan antar sel otak. Kondisi kesehatan dan gizi

anak walaupun masih dalam kandungan ibu akan mempengaruhi pertumbuhan dan

perkembangan anak.

Makin muda usia anak yang menderita kurang gizi makin berat akibat yang

ditimbulkannya. Menurut (Husain. 2010), Keadaan akan menjadi lebih berat lagi,

apabila kurang gizi dimulai sejak dalam kandungan. Kemunduran mental yang

Page 7: HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PERTUMBUHAN DAN ...repository.utu.ac.id/650/1/BAB I_V.pdf · Hubungan Antara Status Gizi Dengan Pertumbuhan dan Perkembangan Kognitif Anak Usia

4

diakibatkan oleh keadaan kurang gizi yang berat, dapat bersifat permanen. Tetapi

pada keadaan kurang gizi yang ringan maupun sedang, kemunduran mental dapat

dipulihkan sejalan dengan bertambah baiknya keadaan gizi dan lingkungan tempat

anak dibesarkan.

WHO memperkirakan 27% atau 168 anak balita di dunia menderita kurang

gizi (under weight) (Karmini, 2004). Berdasarkan data nasional yang dilaporkan pada

Direktorat Gizi Kesehatan masyarakat ada 23.000 balita yang mengalami kekurangan

gizi dan angka rata-rata anak balita kurang gizi adalah 35,745. berdasarkan Profil

Kesehatan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam tahun 2011, tercatat bahwa status

gizi lebih pada anak balita sebesar 80,130 orang atau 16,3%, gizi baik sebesar

221,246 orang atau 45,3%, gizi sedang sebesar 154,250 orang atau 30,5%, gizi

kurang sebesar 37,184 atau 7,5%, dan berstatus gizi buruk sebesar 648 atau 0,13%

dari jumlah 564,345 anak balita.

Data Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh Tahun 2012, tercatat sebanyak 6,264

anak balita atau 55,9% dengan berstatus lebih pada anak balita sebesar 690 orang atau

11%, gizi baik sebesar 4,919 orang atau 78,5%, gizi sedang sebesar 514 orang atau

8,2%, gizi kurang sebesar 125 atau 1,9%, dan berstatus gizi buruk sebesar 16 atau

0,2%..

Data dari Dinas Kesehatan Nagan Raya Tahun 2012 angka gizi buruk

sebanyak 74 orang (1,15%), gizi kurang 235 (3,67%), gizi baik 5.713 (89,11%). Dari

data tersebut diketahui bahwa masih ada anak yang belum terpenuhi kebutuhan gizi

Page 8: HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PERTUMBUHAN DAN ...repository.utu.ac.id/650/1/BAB I_V.pdf · Hubungan Antara Status Gizi Dengan Pertumbuhan dan Perkembangan Kognitif Anak Usia

5

secara optimal, sehingga mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan secara

maksimal atau normal.

Dari study pendahuluan yang peneliti lakukan di desa Lueng Keube Jagat,

jumlah anak usia pra sekolah berjumlah 40 orang. Kurangnya pengetahuan

masyarakat membuat anak kekurangan akan asupan makanan yang bergizi. oleh

karena itu kita harus memikirkan dampak kedepan bagi anak – anak yang merupakan

generasi penerus bangsa. Kekurangan gizi pada anak – anak khususnya pada anak

usia sekolah yang masih dalam masa pertumbuhan akan membuat sel – sel otaknya

tidak dapat berkembang dengan baik. Sehingga pada akhirnya, kemampuan berpikir

anak – anak yang kurang gizi akan lebih lambat dibandingkan dengan anak – anak

yang cukup gizi (Dinkes Aceh, 2012).

Berdasarkan fenomena ini peneliti tertarik untuk mengetahui ”adakah

hubungan antara status gizi dengan pertumbuhan dan perkembangan kognitif anak

usia pra sekolah di Desa Lueng Keube Jagat Kecamatan Tripa Makmur Kabupaten

Nagan Raya Tahun 2013”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan Latar belakan diatas, penulis simpulkan bahwa: bertugas status

gizi dengan pertumbuhan dan perkembangan kognitif anak usia pra sekolah di Desa

Lueng Keube Jagat .

Page 9: HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PERTUMBUHAN DAN ...repository.utu.ac.id/650/1/BAB I_V.pdf · Hubungan Antara Status Gizi Dengan Pertumbuhan dan Perkembangan Kognitif Anak Usia

6

1.3 Tujuan Masalah

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara status gizi dengan

pertumbuhan dan perkembangan kognitif anak usia pra sekolah di Desa Lueng Keube

Jagat Kecamatan Tripa Makmur Kabupaten Nagan Raya.

1.3.2 Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui hubungan antara status gizi dengan pertumbuhan dan

perkembangan kognitif anak usia pra sekolah

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan mamfaat bagi:

1. Untuk Peneliti

Menambah pengetahuan dan pengalaman bagi peneliti dalam melakukan

penelitian ini yang khususnya hubungan antara status gizi dengan pertumbuhan

dan perkembangan kognitif anak usia pra sekolah di Desa Lueng Keube Jagat

Kecamatan Tripa Makmur Kabupaten Nagan Raya.

2. Untuk Institusi Pendidikan Program Study Kesehatan Masyarakat

Sebagai bahan masukan untuk kajian dalam menganalisa permasalahan

yang berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangan kognitif pada anak usia

pra sekolah

Page 10: HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PERTUMBUHAN DAN ...repository.utu.ac.id/650/1/BAB I_V.pdf · Hubungan Antara Status Gizi Dengan Pertumbuhan dan Perkembangan Kognitif Anak Usia

7

3. Untuk Tenaga Profesi Kesehatan Masyarakat

Sebagai kajian ilmiah dalam meningkatkan pengetahuan di bidang

kesehatan anak khususnya dalam mengindentifikasi hubungan antara status gizi

dengan pertumbuhan dan perkembangan kognitif anak usia pra sekolah.

4. Untuk Peneliti Lain

Sebagai bahan dasar referensi untuk penelitian lebih lanjut bagi perawatan

atau bagi tenaga kesehatan lainnya, khususnya di FKM UTU tentang hubungan

antara status gizi dengan pertumbuhan dan perkembangan kognitif anak usia pra

sekolah. Dan juga sebagai informasi bagi peneliti lain yang ingin

mengembangkan penelitian dalam ruang lingkup yang sama.

1.4.2 Manfaat Praktis

Supaya terpenuhinya kebutuhan gizi anak sehingga dapat meningkatkan

kecerdasan anak.

Page 11: HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PERTUMBUHAN DAN ...repository.utu.ac.id/650/1/BAB I_V.pdf · Hubungan Antara Status Gizi Dengan Pertumbuhan dan Perkembangan Kognitif Anak Usia

BAB II

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

2.1 Konsep Gizi

2.1.1 Pengertian Gizi dan Fungsinya

Gizi adalah sutau proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi

secara normal melalui proses digesti, absorbsi, transportasi, penyimpanan,

metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan

kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan

energi (Supariasa, 2005).

Sedangkan menurut Soekirman (2000), gizi merupakan suatu proses yang

terjadi pada makhluk hidup untuk mengambil dan menggunakan zat–zat yang ada

dalam makanan dan minuman guna mempertahankan hidup serta menghasilkan

energi.

Santoso (2009) juga menjelaskan bahwa gizi merupakan faktor utama dalam

perkembangan anak. Tampa gizi yang adekuat anak akan gagal tumbuh dan

berkembang secara memuaskan dan tubuh pun tidak dapat ditunjang secara efektif.

Anak balita mengalami pertumbuhan badan yang cukup pesat sehingga memerlukan

zat-zat gizi yang tinggi disetiap Kg berat badannya.

Menurut Santoso (2009) ada 5 fungsi zat gizi yaitu sebagai:

a. Sumber energi dan tenaga, jika fungsi ini terganggu orang akan menjadi

kurang geraknya atau kurang giat dan merasa cepat lelah.

8

Page 12: HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PERTUMBUHAN DAN ...repository.utu.ac.id/650/1/BAB I_V.pdf · Hubungan Antara Status Gizi Dengan Pertumbuhan dan Perkembangan Kognitif Anak Usia

9

b. Menyokong pertumbuhan badan, yaitu penambahan sel baru pada sel yang

sudah ada.

c. Memelihara jaringan tubuh, mengganti yang rusak atau aus terpakai, yaitu

mengganti sel yang nampak jelas pada luka tubuh yaitu terjadinya jaringan

penutup luka.

d. Mengatur metabolisme dan berbagi keseimbangan dalam cairan tubuh

(keseimbangan air, asam basa dan mineral).

e. Berperan dalam mekanisme pertahanan tubuh terhadap berbagai penyakit

sebagai anti oksidan dan anti bodi laipnnya.

Santoso (2009) juga menjelaskan bahwa sanya zat gizi terdiri atas:

karbohidrat atau hidrat arang, protein atau zat putih telur, lemak, vitamin, dan

mineral. Kelima zat gizi ini bila dikaitkan dengan fungsi zat gizi di golongkan atas:

a. Zat gizi penghasil enersi terdiri dari karbohidrat, lemak, dan protein.

b. Zat gizi pembangun sel terdiri dari protein, dan

c. Zat gizi pengatur terdiri dari vitamin dan mineral.

2.1.2 Hubungan Gizi dan Aspek – Aspek Kesehatan

Menurut Kartini (2004), hubungan gizi dan aspek-aspek kesehatan antara lain

adalah:

a. Hubungan gizi dengan pertumbuhan jasmani

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Mc. Garrison terhadap orang-

orang di India Selatan dan India Utara tentang hubungan makanan dan keadaan fisik

menemukan bahwa suku India Utara yang makanannya cukup memenuhi kebutuhan

Page 13: HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PERTUMBUHAN DAN ...repository.utu.ac.id/650/1/BAB I_V.pdf · Hubungan Antara Status Gizi Dengan Pertumbuhan dan Perkembangan Kognitif Anak Usia

10

tubuh, memiliki perawakan yang tinggi dan kekar, bersemangat dan berusia rata-rata

panjang. Sebaliknya suku India Selatan, yang tidak mendapat makanan yang

mencukupi kebutuhan tubuhnya, memiliki tubuh kecil, kurang produktif, dan rata-rata

berusia pendek.

b. Hubungan gizi dan kecerdasan otak

Pada anak-anak yang tidak mendapat makanan cukup baik didapatkan

kecerdasan otaknya akan berkurang atau lambat. Telah diketahui bahwa pada anak-

anak yang memiliki zat pembangun yang cukup dalam masa ini sangat berpengaruh

pada pertumbuhan dan perkembangan otaknya. Kekurangan zat ini bisa sangat fatal,

kemungkinan besar mereka akan menjadi tidak kreatif, tidak berinisiatif, bukan pasif.

Menurut Santoso (2009), resiko yang paling buruk dari keadaan gizi buruk

adalah kemungkinan pengaruh pada pertumbuhan otak. Pertumbuhan otak dan

perkembangan intelektual paling terganggu jika kekurangan terjadi pada masa

pertumbuhan maksimum. Jika masa pertumbuhan normal telah berlalu pemulihan

tidak akan terjadi walaupun dengan pemberian makanan yang baik.

c. Hubungan gizi dengan daya tahan tubuh

Orang yang tidak mendapat makanan yang bergizi akan mudah terkena

penyakit. Orang ini akan mudah terkena penyakit infeksi, selesma, batuk, demam dan

penyakit paru.

d. Hubungan gizi dan produktifitas kerja

Page 14: HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PERTUMBUHAN DAN ...repository.utu.ac.id/650/1/BAB I_V.pdf · Hubungan Antara Status Gizi Dengan Pertumbuhan dan Perkembangan Kognitif Anak Usia

11

Orang yang kurang makan dan orang yang makanannya kurang gizi tentu

tidak akan dapat bekerja bersemangat dan bergairah, mereka akan bekerja lambat,

bahkan cenderung pemalas.

e. Hubungan gizi dan keluarga berencana

Keluarga berencana bertujuan untuk membuat keluarga sejahtera dengan jalan

menjarangkan kelahiran dan mengatur jumlah anak. Dengan keluarga yang

jumlahnya diatur dan dibatasi, kemungkinan perhatian yang layak pada setiap

anggota keluarga untuk mendapatkan bagian makanan yang cukup menurut

kebutuhan masing-masing.

Pada keluarga yang jumlah anaknya sedikit, perhatian dan kasih sayang pun

akan lebih banyak diterima dan dirasakan oleh anak-anak, sehingga hubungan dalam

keluarga dapat lebih harmonis. Ibu yang terlampau sering melahirkan, ditambah pula

dengan makanan yang kurang bergizi akan membuat tubuh ibu menjadi lemah,

kesehatan kesehatan bayi yang dilahirkan kadang-kadang berat badan dan panjangnya

kurang dari ukuran normal rata-rata.

2.1.3 Status Gizi

Status gizi adalah keadaan kesehatan individu atau kelompok yang ditentukan

oleh serajat kebutuhan fisik akan energi dan zat-zat gizi yang diperoleh dari ragam

makanan yang berdampak pada fisiknya yang diukur secara antropometri (Soehardja,

2006).

Sedangkan menurut Soetjiningsih (2008), status gizi adakah keadaan tubuh

sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi. Dan status gizi ini

Page 15: HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PERTUMBUHAN DAN ...repository.utu.ac.id/650/1/BAB I_V.pdf · Hubungan Antara Status Gizi Dengan Pertumbuhan dan Perkembangan Kognitif Anak Usia

12

dibedakan antara status gizi lebih, baik, kurang dan buruk. Disamping itu juga status

gizi dapat dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain: tingkat pendidikan atau

pengetahuan, budaya, tingkat pendapatan/ekonomi dan lain-lain.

Supariasa (2005), menyatakan bahwa status gizi adalah ekpresi dari keadaan

keseimbangan dalam bentuk tertentu, atau perwujudan dari nutriture dalam bentuk

variabel tertentu. Sedangkan Liwidjaya (2009) mengemukakan bahwa status gizi

adalah keadaan gizi anak yang diukur secara antropometri (berat badan, umur) untuk

melihat keadaan gizi sekarang.

2.1.4 Penilaian Status Gizi

Untuk mengetahui keadaan status gizi seseorang maka perlu dilakukan

pengukuran. Menurut Supariasa (2005), penilaian pada status gizi dapat dilakukan

dengan secara langsung dan tidak langsung. Penilaian status secara langsung dapat

dibagi menjadi empat penilaian yaitu; antropometri, klinis, biokimia dan biofisik.

Sedangkan penilaian status gizi secara tidak langsung dapat dibagi atas tiga penilaian,

yaitu; survei konsumsi makanan, statistik vital dan faktor ekologi.

Di masyarakat, cara pengukuran status gizi paling sering digunakan adalah

antropometri gizi. Dewasa ini dalam program gizi masyarakat, pemantauan status gizi

anak menggunakan metode antropometri, sebagai cara untuk menilai status gizi

(Supariasa, 2005).

Menurut Supariasa (2005), di Indonesia jenis antropometri banyak digunakan

baik dalam kegiatan program ataupun penelitian diantaranya adalah berat badan dan

Page 16: HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PERTUMBUHAN DAN ...repository.utu.ac.id/650/1/BAB I_V.pdf · Hubungan Antara Status Gizi Dengan Pertumbuhan dan Perkembangan Kognitif Anak Usia

13

tinggi badan. Dalam pemakaian untuk penilaian status gizi, antropometri disajikan

dalam bentuk indeks yang terkait dengan variabel lain, seperti:

a. BB menurut umur (BB/U)

b. TB menurut umur (TB/U)

c. BB menurut TB (BB/TB)

d. LLA menurut umut (LLA/U)

e. LLA menurut TB (LLA/TB)

Menurut Soetjiningsih (2008), untuk mengetahui tumbuh kembang anak,

terutama pertumbuhan fisiknya yang sering dinilai dengan menggunakan ukuran -

ukuran antropometrik, yang dapat dibedakan menjadi 2 kelompok, meliputi:

a. Tergantung umur (age dependence)

- Berat badan (BB) terhadap umur

- Tinggi /panjang badan (TB) terhadap umur

- Lingkaran kepala (LK) terhadap umur

- Lingkaran lengan atas (LLA) terhadap umur

b. Tidak tergantung umur

- Berat badan terhadap tinggi badan

- LLA terhadap tinggi badan (QUAC Stick: Quacker Arn Circunaferena

measuring Stick)

- Lain - lain: LLA dibandingkan dengan standar / Baku, lipatan kulit pada

trissep, subskapular, abdominal dibandingkan dengan Baku.

Page 17: HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PERTUMBUHAN DAN ...repository.utu.ac.id/650/1/BAB I_V.pdf · Hubungan Antara Status Gizi Dengan Pertumbuhan dan Perkembangan Kognitif Anak Usia

14

Di samping itu masih ada ukuran antropometri lainnya, yang dipakai untuk

keperluan khusus misalnya pada kasus - kasus dengan kelainan bawaan atau untuk

menentukan jenis perawakan (Soetjiningsih, 2008), antara lain:

a. Lingkaran dada, lingkaran perut dan lingkaran leher

b. Panjang jarak antara - antara titik tubuh, seperti biaknominal untuk lebar

bahu, bitrokanterik untuk lebar pinggul, bitemporal untuk lebar kepala, dll

Antropometri berasal dari kata anthropos dan metros. Anthropos artinya tubuh

dan metros artinya ukuran. Jadi antropometri adalah ukuran dari tubuh. Pengertian ini

bersifat sangat umum sekali. Pengertian dari sudut pandang gizi, telah banyak

diungkapkan oleh para ahli. Supariasa (2005), mengungkapkan bahwa antropometri

gizi adalah berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan

komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Berbagai jenis ukuran

tubuh antara lain: berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas dan tebal lemak

dibawah kulit.

Antropometri sebagai indikator status gizi dapat dilakukan dengan mengukur

beberapa parameter. Parameter adalah ukuran tunggal dari tubuh manusia, antara lain:

umur, berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas, lingkar kepala, lingkar dada,

lingkar pinggul dan tebal lemak dibawah kulit. Dibawah ini akan diuraikan parameter

tersebut (Supariasa, 2005).

a. Umur

Faktor umur sangat penting dalam penentuan status gizi, Kesalahan dalam

penentuan umur bisa menyebabkan interprestasi pada status gizi yang menjadi salah,

Page 18: HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PERTUMBUHAN DAN ...repository.utu.ac.id/650/1/BAB I_V.pdf · Hubungan Antara Status Gizi Dengan Pertumbuhan dan Perkembangan Kognitif Anak Usia

15

sehingga pengukuran tinggi badan dan berat badan yang akurat akan menjadi tidak

berarti bila disertai dengan penentuan umur yang tepat. Menurut Puslitbang Gizi

Bogor (2000) dalam Supariasa (2005), menjelaskan bahwa batasan umur yang

digunakan adalah tahun umur (Completed Year), dan untuk anak umur 0 – 2 tahun

digunakan bulan usia penuh (Completed Month).

Contohnya: Tahun usia penuh (Completed Year); Umur: 7 tahun 2 bulan, dihitung 7

tahun, dan 6 tahun 11 bulan, dihitung 6 tahun.

Contohnya: Bulan usia penuh (Completed Month); Umur : 4 bulan 5 hari, dihitung 4

bulan, dan 3 bulan 27 hari, dihitung 3 bulan.

b. Berat Badan

Menurut Santoso (2009), ukuran berat badan merupakan hal yang terpenting,

karena dipakai pada setiap kesempatan memeriksa kesehatan anak pada setiap

kelompok umur. Berat badan merupakan hasil peningkatan seluruh jaringan tulang,

otot, lemak, cairan tubuh dan lainnya. Ukuran ini merupakan indikator tunggal yang

terbaik pada waktu ini untuk keadaan gizi dan keadaan tumbuh kembang.

Pengukuran berat badan menurut umur balita dengan menggunakan kartu

menuju sehat balita (KMS Balita), enimbangan dilakukan setiap bulan. Pengukuran

berat badan secara teratur dapat menggambarkan keadaan gizi anak sejak lahir sampai

berusia 5 tahun. Setelah dilakukan penimbangan maka dilakukan pencatatan pada

KMS untuk dapat melihat perkembangan setiap bulannya. Menurut Pedoman Deteksi

tumbuh Kembang Balita (Supariasa, 2002), ada beberapa hal yang perlu diperhatikan

pada catatan letak berat badan pada KMS, yaitu:

Page 19: HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PERTUMBUHAN DAN ...repository.utu.ac.id/650/1/BAB I_V.pdf · Hubungan Antara Status Gizi Dengan Pertumbuhan dan Perkembangan Kognitif Anak Usia

16

1) Apabila di bawah garia merah maka kurang gizi tingkat sedang atau disebut

berat, kurang energi dan protein nyata (KEP nyata).

2) Pada daerah dua peta warna kuning (di atas garis merah) maka harus hati-hati

dan waspada karena keadaan gizi anak sudah kurang, meskipun tingkat ringan

atau disebut KEP ringan.

3) Dua pita warna hijau muda dan pita warna hijau tua (di atas pita kuning) dan

dua pita warna hijau muda maka anak mempunyai berat badan cukup atau

disebut gizi baik.

4) Dua pita warna kuning (paling atas) dan di atasnya maka anak telah

mempunyai berat badan yang berlebih, semakin ke atas kelebihan berat

badannya semakin banyak.

Perubahan dan pertumbuhan serta kecepatan pertumbuhan dapat dilihat pada

tabel 2.1 mengenai umur dan berat badan:

Tabel 2.1

Golongan Usia dan Berat Badan

Gol Umur

(Tahun ) (kg)

Berat Badan

(kg)

0.5 – 1 Tahun

1 – 3 Tahun

4 – 6 Tahun

7 – 9 Tahun

8.0

11.5

16.5

23.0 Hasil Widjaya Karya nasional Pangan & Gizi Lipi, 1978 & 1983.

c. Tinggi Badan

Tinggi merupakan parameter yang penting bagi keadaan yang telah lalu dan

keadaan sekarang, jika umur tidak diketahui dengan tepat. Disamping itu juga tinggi

Page 20: HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PERTUMBUHAN DAN ...repository.utu.ac.id/650/1/BAB I_V.pdf · Hubungan Antara Status Gizi Dengan Pertumbuhan dan Perkembangan Kognitif Anak Usia

17

badan merupakan ukuran dari kedua yang penting, karena tinggi badan sangat erat

hubungannya dengan berat badan. Pengukuran tinggi badan pada anak balita yang

sudah dapat berdiri bisa diukur dengan menggunakan alat penggukur tinggi mikrotoa

yang mempunyai ketelitian 0,1 cm (Supariasa, 2005).

Pertumbuhan tinggi badan anak pada usia pra sekolah tidak secepat pada

masa-masa tahun pertamannya. Setiap tahunnya, rata-rata pertambahan tinggi badan

anak sekitar 7 cm (Gustian. E, 2001).

Menurut Santoso (2009), perlu diketahui bahwa nilai tinggi badan meningkat

terus, walaupun laju tumbuh berubah dari pesat pada masa bayi muda kemudian

menjadi pesat lagi pada masa remaja. Tinggi badan hanya akan menyusut pada usia

lanjut. Oleh karena itu, nilai tinggi badan dipakai untuk dasar perbandingan terhadap

perubahan-perubahan yang relative, seperti nilai berat badan dan lingkaran lengan

atas.

d. Lingkar Lengan Atas

Lingkar lengan atas pada dewasa ini merupakan salah satu pilihan dalam

penentuan status gizi, karena mudah dilakukan dan tidak memerlukan alat yang sulit

yang diperoleh dengan harga yang mahal. Akan tetapi ada beberapa hal yang perlu

mendapatkan perhatian, terutama jika digunakan sebagai pilihan tunggal untuk indeks

status gizi (Supariasa, 2005).

e. Lingkaran Kepala

Lingkar kepala adalah standar prosedur dalam ilmu kedokteran anak secara

praktik, yang biasanya untuk memeriksa pathologi dari besarnya kepala atau

Page 21: HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PERTUMBUHAN DAN ...repository.utu.ac.id/650/1/BAB I_V.pdf · Hubungan Antara Status Gizi Dengan Pertumbuhan dan Perkembangan Kognitif Anak Usia

18

peningkatan ukuran kepala. Lingkar kepala dihubungkan dengan ukuran otak dan

tulang tengkorak. Ukuran otak meningkat secara cepat yang terjadi pada tahun

pertama, tetapi besar lingkar kepala tidak menggambarkan keadaan kesehatan dan

gizi. Bagaimanapun juga ukuran otak, lapisan tulang kepala dan tengkorak dapat

bervariasi sesuai dengan keadaan gizi (Supariasa, 2005).

Sedangkan menurut Santoso (2009), ukuran ini dipakai untuk mengevaluasi

pertumbuhan otak dan karena laju tumbuh pesatnya pada saat berusia 3 tahun yang

hanya 1 cm dan hanya meningkat 5 cm sampai usia remaja atau dewasa, maka dpat

dikatakan bahwa mamfaat pengukuran lingkaran kepala ini hanya terbatas sampai

usia 3 tahun.

Parameter Antropometri merupakan dasar dari penilaian status gizi, kombinasi

antara beberapa parameter disebut Indeks Antropometri. Beberapa Indeks

Antropometri yang sering digunakan yaitu Berat Badan menurut Umur (BB/U),

Tinggi Badan menurut Umur (TB/U) dan Berat Badan menurut Tinggi Badan

(BB/TB). Indeks BB/U adalah pengukuran total berat badan yang termasuk air,

lemak, tulang dan otot. Sedangkan Indeks tinggi badan menurut umur adalah

pertumbuhan linear dan LLA adalah pengukuran terhadap otot, lemak, dan tulang

pada area yang diukur. Diantara bermacam-macam Indeks Antropometri, BB/U

merupakan indikator yang paling umum digunakan sejak tahun 1972, dan dianjurkan

juga menggunakan TB/U dan BB/TB untuk membedakan apakah kekurang gizi

terjadi kronis atau akut. Perbedaan dalam penggunaan indeks tersebut akan

Page 22: HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PERTUMBUHAN DAN ...repository.utu.ac.id/650/1/BAB I_V.pdf · Hubungan Antara Status Gizi Dengan Pertumbuhan dan Perkembangan Kognitif Anak Usia

19

memberikan gambaran prevalensi status gizi yang berbeda. Seperti yang terlihat pada

tabel 2.2 (Supariasa, 2005).

Tabel 2.2

Status Gizi Berdasarkan Indeks Antropometri

(Persen dinyatakan terhadap median Baku NCHS)

Status Gizi Indeks

BB /U TB /U BB/TB

Gizi Baik

Gizi Sedang

Gizi Kurang

Gizi Buruk

> 80 %

71 % - 80 %

61 % - 70 %

≤ 60%

> 90 %

81 % - 90 %

71 % - 80 %

≤ 70%

> 90 %

81 % - 90 %

71 % - 80 %

≤ 70%

Sumber: yayak K. husaini. Antropometri sebagi indeks gizi dan kesehatan

masyarakat. Medika. 2007.

2. Klasifikasi Status Gizi

Menurut Supariasa (2005), dalam menentukan klasifikasi status gizi harus ada

ukuran Baku, yang sering disebut dengan reference. Direktorat Bina Gizi Masyarakat,

Depkes dalam pemantauan status gizi (PSG) pada anak tahun 1999, klasifikasi status

gizi dapat diklasifikasikan menjadi 5, yaitu: Gizi lebih, gizi baik, gizi sedang, gizi

kurang, dan gizi buruk. Baku rujukan yang digunakan adalah WHO – NCHS

dengan indek berat badan menurut umur yang dapat dilihat pada tabel 2.3 dibawah

ini.

Tabel 2.3

Kalsifikasi Status Gizi Masyarakat Direktorat Bina Gizi Masyarakat

Depkes RI Tahun 2003

Kategori Cut Of Point

Gizi lebih

Gizi baik

Gizi sedang

Gizi kurang

Gizi buruk

> 120 % median BB/U

80 % - 120 % median BB/U

70 % - 79,9 % median BB/U

60 % - 69,9 % median BB/U

< 60 % median BB/U

Page 23: HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PERTUMBUHAN DAN ...repository.utu.ac.id/650/1/BAB I_V.pdf · Hubungan Antara Status Gizi Dengan Pertumbuhan dan Perkembangan Kognitif Anak Usia

20

Dibawah ini akan diuraikan dari klasifikasi status gizi menurut WHO-NCHS, yaitu:

a. Gizi Lebih

Depkes RI (2003), mengemukakan bahwa anak berstatus gizi lebih, bila hasil

penimbangan berat badan anak menurut umur (BB/U) dan berasarkan hasil

penimbangan berat badan anak menurut tinggi (BB/TB) lebih dari 110% berdasarkan

nilai baku standar WHO-NCHS. Istilah gizi lebih di masyarakat dikenal dengan

sebutan obesitas atau kegemukan, pada umumnya diakibatkan karena kelebihan gizi.

Makin lama seorang anak mengalami obesitas, maka akan semakin besar

kemungkinan untuk tetap gemuk pada usia remaja dan dewasa, karenanya hal ini

merupakan masalah kesehatan yang harus diatasi sejak dini tanpa mengabaikan faktor

pertumbuhan anak. Peran keluarga, informasi gizi, aktifitas fisik, dan bimbingan

psikologis sangat diperlukan pada situasi seperti ini (Pudjiadi, 2006).

b. Gizi Baik

Gizi baik adalah suatu keadaan sehat yang disebabkan oleh konsumsi

makanan yang mengandung cukup gizi yang dibutuhkan dalam keadaan seimbang

baik jumlah maupun mutu (Apriadji, 2006). Menurut Winarno (2007) keadaan gizi

seseorang dikatakan baik apabila terdapat keseimbangan dan keserasian antara

perkembangan fisik dan perkembangan mentalnya.

Anak berstatus gizi baik bila hasil penimbangan berat badan menurut umur

(BB/U) dan berdasarkan hasil penimbangan berat badan anak menurut tinggi badan

(BB/TB) berada pda kisaran 81%-110% berdasarkan nilai baku standar WHO-NCHS.

Pada keadaan status gizi baik, sehingga anak lebih terlindung dari berbagai jenis

Page 24: HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PERTUMBUHAN DAN ...repository.utu.ac.id/650/1/BAB I_V.pdf · Hubungan Antara Status Gizi Dengan Pertumbuhan dan Perkembangan Kognitif Anak Usia

21

penyakit dibandingkan dengan anak dalam keadaan kekurangan gizi (Supariasa,

2005).

c. Gizi Kurang

Anak berstatus gizi kurang adalah bila penimbangan berat badan menurut

umur (BB/U) dan penimbangan berat badan anak menurut tinggi badan (BB/TB)

menunjukkan hasil pada kisaran dari 60%-80% berdasarkan nilai baku standar WHO-

NCHS (Supariasa, 2005).

Secara umum gizi kurang disebabkan olek kekurangan energi atau protein,

namun kenyataan dilapangan menunjukkan bahwa jarang dijumpai kasus anak

dengan gizi kurang yang menderita defisiensi protein yang biasanya disertai pula

dengan defisiensi protein murni. Anak dengan defisiensi protein biasanya disertai

pula dengan defisiensi energi atau nutrient lainnya, karena itu istilah yang juga sering

dipakai untuk gizi kurang atau gizi buruk adalah KEP (Supariasa, 2005).

d. Gizi Buruk

Gizi buruk adalah keadaan kurang gizi yang disebabkan oleh rendahnya

konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari-hari sehingga tidak memenuhi

angka kecukupan gizi (Supariasa, 2005). Sedangkan menurut Apriadji (2006), gizi

buruk adalah keadaan tidak sehat yang disebabkan oleh konsumsi makanan yang

kurang, baik kualitas maupun kuntitasnya dalam waktu yang cukup lama.

Anak berstatus gizi buruk adalah bila penimbangan berat badan menurut umur

(BB/U) dan penimbangan berat badan anak menurut tinggi badan (BB/TB)

Page 25: HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PERTUMBUHAN DAN ...repository.utu.ac.id/650/1/BAB I_V.pdf · Hubungan Antara Status Gizi Dengan Pertumbuhan dan Perkembangan Kognitif Anak Usia

22

menunjukkan hasil kurang dari 60% berdasarkan nilai baku standar WHO-NCHS

(Supariasa, 2005).

2.2 Konsep Pertumbuhan dan Perkembangan

2.2.1 Pengertian Pertumbuhan Dan Perkembangan

Setiap manusia yang hidup mengalami proses tumbuh kembang. Istilah

tumbuh kembang pada manusia menunjukkan proses sel telur (ovum) yang telah

dibuahi sampai mencapai status dewasa (Santoso, 2009). Istilah tumbuh kembang

sebenarnya mencakup dua peristiwa yang sifatnya berbeda, tetapi saling berkaitan

dan sulit dipisahkan, yaitu pertumbuhan dan perkembangan (Soetjiningsih, 2008).

a. Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar,

jumlah, ukuran atau dimensi sel, organ maupun individu, yang bisa diukur

dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang (cm, meter),

umur tulang dan keseimbangan metabolik (retensi kalsium dan nitrogen

tubuh), sehingga pertumbuhan dapat dikatakan bersifat kuantitatif

(Supariasa, 2005).

b. Perkembangan (development) ialah bertambahnya kemampuan (skill) dalam

sruktur dan fungsi tubuh yang lebih komplek dalam pola yang teratur dan

dapat dieamalkan sebagai hasil proses pematangan. Ada pula yang

mendefinisikan bahwa perkembangan adalah penampilan kemampuan (skill)

yang diakibatkan oleh kematangan sistem saraf pusat, khususnya di otak. Jadi,

perkembangan bersifat kualitatif yang pengukurannya jauh lebih sulit dari

Page 26: HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PERTUMBUHAN DAN ...repository.utu.ac.id/650/1/BAB I_V.pdf · Hubungan Antara Status Gizi Dengan Pertumbuhan dan Perkembangan Kognitif Anak Usia

23

pada pengukuran pertumbuhan. Mengukur perkembangan tidak dapat dengan

menggunakan antropometri, tetapi seperti telah disebutkan diatas bahwa pada

anak yang sehat perkembangan searah (parallel) dengan pertumbuhan

(Supariasa, 2005).

Perkembangan merupakan sederetan perubahan fungsi organ tubuh

yang berkelanjutan, teratur dan saling berkait, perkembangan terjadi secara

simultan dengan pertumbuhan. Perkembangan merupakan hasil interaksi

kematangan susunan saraf pusat dan organ yang sipengaruhinya, antara lain

meliputi perkembangan sistem neuromuskular bicara, emosi dan sosial.

Kesemua fungsi tersebut berperan penting dalam kehidupan manusia yang

utuh (Moersintowarti, 2002).

2.2.2 Tahapan Pertumbuhan dan Perkembangan

Menurut Moersintowarti, (2002) tumbuh kembang anak berlangsung secara

teratur, saling berkaitan dan berkesinambungan dimulai sejak konsepsi sampai

dewasa. Walaupun terdapat beberapa variasi akan tetapi setiap anak melewati suatu

pola tertentu yang merupakan tahap – tahap pertumbuhan dan perkembangan sebagai

berikut:

a. Masa Pranatal /masa intra uterin (masa janin dalam kandungan). Masa ini

dibagi menjadi dua periode, yaitu:

1) Masa embrio ialah sejak konsepsi sampai umur kehamilan 8 minggu.

Ovum yang telah dibuahi dengan cepat menjadi suatu organisme, terjadi

diferensiasi yang berlansung cepat, terbentuk sistem organ dalam tubuh.

Page 27: HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PERTUMBUHAN DAN ...repository.utu.ac.id/650/1/BAB I_V.pdf · Hubungan Antara Status Gizi Dengan Pertumbuhan dan Perkembangan Kognitif Anak Usia

24

2) Masa Fetal ialah sejak umur 9 minggu sampai kelahiran. Masa ini terdiri

dari dua periode:

a) Masa fetus dini, sejak usia 9 minggu sampai dengan trimester

kedua kehidupan intra uterin, terjadi percepatan pertumbuhan,

pembentukan jasad manusia sempurna dan alat tubuh telah

terbentuk dan mulai berfungsi.

b) Masa fetus lanjut, pada trimester akhir pertumbuhan berlangsung

pesat dan adanya perkembangan fungsi – fungsi. Pada masa ini

terjadi transfer Immonoglobulin G (Ig G) dari darah ibu melalui

plasenta. Akumulasi asam lemak essensial seri Omega 3 (Docosa

Hexamic Acid), Omega 6 (Arachidonic Acid) pada otak dan retina.

b. Masa Postnatal /masa setelah lahir terdiri dari beberapa periode:

1) Masa neonatal (0-28 hari), terjadi adaptasi terhadap lingkungan dan

terjadi perubahan sirkulasi darah, serta mulainya berfungsinya organ –

organ tubuh lainnya.

2) Masa bayi, dibagi menjadi dua bagian:

a) Masa bayi dini (1-12 bulan), pertumbuhan yang pesat dan proses

pematangan berlangsung secara kontinyu terutama meningkatnya

fungsi system saraf.

b) Masa bayi akhir (1 – 2 tahun), kecepatan pertumbuhan mulai menurun

dan terdapat kemajuan dalam perkembangan motorik dan fungsi

ekskresi.

Page 28: HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PERTUMBUHAN DAN ...repository.utu.ac.id/650/1/BAB I_V.pdf · Hubungan Antara Status Gizi Dengan Pertumbuhan dan Perkembangan Kognitif Anak Usia

25

3) Masa Pra sekolah (2 – 6 tahun): pada masa ini pertumbuhan berlangsung

dengan stabil, terjadi perkembangan dengan aktifitas jasmani yang

bertambah.

4) Masa Sekolah / masa Prapubertas (wanita: 6 – 10 tahun, Laki – laki: 8 –

12 tahun): pertumbuhan lebih cepat dibandingkan dengan prasekolah,

keterampilan dan intelektual makin berkembang, senang bermain

berkelompok dengan jenis kelamin yang sama.

5) Masa Adolesensi / masa remaja (wanita: 10 – 18 tahun, Laki – laki: 12 –

20 tahun): anak wanita 2 tahun lebih cepat memasuki masa asolesensi

disbanding anak laki – laki. Masa ini merupakan transisi dari periode anak

ke dewasa. Pada masa ini terjadi percepatan pertumbuhan berat badan dan

tinggi badan yang sangat pesat yang disebut Adolescent Growth Sput.

pada masa ini juga terjadi pertumbuhan dan perkembangan pesat dari alat

kelamin san timbulnya tanda – tanda kelamin sekunder.

Anak pada usia pra sekolah memunyai ciri khusus, yaitu mangalami masa

pertumbuhan dan perkembangan yang cepat. Pertumbuhan jasmani yang terjadi pada

seorang anak biasanya diikuti dengan perubahan atau perkembangan dalam segi lain,

seperti: berpikir, berbicara, berperasaan, bertingkah laku, dan lainnya. Perkembangan

yang dialami anak merupakan rangkaian perubahan yang teratur dari satu tahap

perkembangan ke tahap perkembangan berikutnya, misalnya dari duduk, berdiri,

berjalan, kemudian berlari. Masa lima tahun pertama merupakan masa terbentuknya

Page 29: HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PERTUMBUHAN DAN ...repository.utu.ac.id/650/1/BAB I_V.pdf · Hubungan Antara Status Gizi Dengan Pertumbuhan dan Perkembangan Kognitif Anak Usia

26

dasar-dasar kepribadian manusia, kemampuan penginderaan, berpikir, keterampilan

berbahasa dan berbicara, bertigkah laku sosial dan lainnya (Santoso, 2009).

Dengan demikian, mempelajari tumbuh kembang mempunyai tujuan umum

yaitu menjaga agar seorang anak dapat tumbuh dan berkembang melalui tahap-tahap

pertumbuhan dan perkembangan, baik secara fisik, mental, emosi dan sosial sesuai

dengan potensi yang dimilikinya agar menjadi manusia dewasa yang berguna.

Disamping itu juga, tujuan khususnya ialah mengetahui dan memahami proses

pertumbuhan dan perkembangan sejak konsepsi sampai dewasa agar kita dapat

mendeteksi kelainan proses pertumbuhan dan perkembangan dan segera dapat

mengatasi permasalahannya (Moersintowarti, 2002).

Menurut Santoso (2009), ada 2 faktor yang mempengaruhi proses tumbuh

kembang secara optimal pada anak, yaitu:

1. Faktor dalam (internal)

Merupakan faktor – faktor yang ada dalam diri anak itu sendiri, baik

faktor bawaan maupun faktor yang diperoleh. Termasuk disini:

a. Hal – hal yang diturunkan dari orang tua maupun generasi sebelumnya

yaitu warna rambut, bentuk tubuh.

b. Unsur berpikir dan kemampuan intelektual, yaitu kecepatan berpikir.

c. Keadaan kelenjar zat – zat dalam tubuh, yaitu kekurangan hormon yang

dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan anak.

d. Emosi dan sifat – sifat (temperamen) tertentu, yaitu: pemalu, pemarah,

tertutup dan lainnya.

Page 30: HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PERTUMBUHAN DAN ...repository.utu.ac.id/650/1/BAB I_V.pdf · Hubungan Antara Status Gizi Dengan Pertumbuhan dan Perkembangan Kognitif Anak Usia

27

2. Faktor Luar (eksternal)

Merupakan faktor – faktor yang ada di luar atau berasal dari luar diri

anak, mencakup lingkungan fisik dan sosial serta kebutuhan fisik anak, yaitu:

a. Keluarga

Pengaruh keluarga adalah pada sikap dan kebiasaan keluarga

dalam mengasuh dan mendidik anak, hubungan orang tua dengan anak,

hubungan antara saudara dan lainnya.

b. Gizi

Keadaan kesehatan gizi tergantung dari tingkat konsumsi, yaitu

kualitas hidangan yang mengandung semua kebutuhan tubuh. Ada

tingkatan kesehatan gizi lebih dan kesehatan gizi kurang. Akibat dari

kesehatan gizi yang tidak baik, maka timbul penyakit gizi.

c. Budaya

Faktor lingkungan masyarakat dalam hal ini asuhan dan kebiasaan

suatu masyarakat dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan

anak, misalnya: hal kebersihan, kesehatan dan pendidikan.

d. Teman bermain dan sekolah

Lingkungan sosial seperti teman sebaya, tempat dan alat kelamin,

kesempatan pendidikan yang diperoleh yaitu bersekolah, akan

mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak.

Page 31: HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PERTUMBUHAN DAN ...repository.utu.ac.id/650/1/BAB I_V.pdf · Hubungan Antara Status Gizi Dengan Pertumbuhan dan Perkembangan Kognitif Anak Usia

28

2.3 Konsep Perkembangan Kognitif

2.3.1 Pengertian

Kognitif sering kali diartikan sebagai kecerdasan atau berpikir, kognitif

merupakan pengertian yang luas mengenai berpikir dan mengamati, jadi merupakan

tingkah laku yang mengakibatkan orang memperoleh pengetahuan atau yang

dibutuhkan untuk menggunakan pengetahuan. Perkembangan kognitif menunjukkan

perkembangan dan cara anak berpikir. Kemampuan anak untuk mengkoordinasikan

berbagai cara berpikir untuk menjelaskan berbagai masalah, dapat dipergunakan

sebagai tolak ukur pertumbuhan kecerdasan anak (Patmonodewo, 2000).

Ahmadi (2003), menegaskan bahwa kemampuan berpikir bukan sesuatu yang

diberi walaupun potensi intelektual bawaan lahir tetap merupakan unsur penting

didalamnya. Dengan kata lain, anak perlu belajar, perlu dirangsang untuk berpikir.

Kesemuanya ini harus dimulai dengan memberikan kualitas pengalaman yang lebih

baik pada anak sejak dini, hal ini juga dibuktikan oleh Bloom (1964, dikutip dari

Patmonodewo, 2000) yang mengamati kecerdasan anak dalam rentang waktu tertentu.

Dari study Bloom tersebut ditemukan bahwa, pengukuran kecerdasan pada anak usia

15 tahun merupakan perkembangan dari usia anak balita.

Membicarakan kemampuan berpikir tidak lain adalah membicarakan tentang

intelektual dan intelegensi. Dimana denga intelektual, orang dapat menimbang,

menguraikan, menghubungkan pengertian satu dengan yang lain menarik kesimpulan.

Sedangkan dengan intelegensi atau kecerdasan berpikir, fungsi pikir dapat digunakan

Page 32: HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PERTUMBUHAN DAN ...repository.utu.ac.id/650/1/BAB I_V.pdf · Hubungan Antara Status Gizi Dengan Pertumbuhan dan Perkembangan Kognitif Anak Usia

29

dengan cepat dan tepat untuk mengatasi suatu situasi atau memecahkan suatu masalah

(Ahmadi, 2003).

Kognitif dalam konteks ilmu psikologi sering didefinisikan secara luas

mengenai kemampuan berpikir dan mengamati suatau prilaku yang mengakibatkan

seseorang memperolah pengertian atau yang dibutuhkan untuk menggunakan

pengertian. Dengan kata lain merupakan cara berpikir tentang sesuatu dan cara

mengetahui sesuatu. Kemampuan berkonsentrasi terhadap suatu rangsang dari luar,

memecahkan masalah, mengingat atau memanggil kembali dari memorinya suatu

kejadian yang telah lalu, memahami lingkungan fisik dan sosial termasuk dirinya

sendiri termasuk proses kognitif (Soetjiningsih, 2008).

Pengertian kognitif mencakup dari aspek – aspek struktur intelek yang

dipergunakan untuk mengetahui sesuatu (Singgih D. Gunarsa, 1981). Dengan

demikian, kognisi adalah fungsi mental yang meliputi persepsi, pikiran, simbol,

penalaran, dan pemecahan masalah. Perwujudan fungsi kognitif dapat dilihat dari

kemampuan anak dalam menggunakan bahasa dan matematika (Wienman, 1981).

Piaget dalam Gunarsa (2007), melihat adanya sistem yang mengatur dari

dalam yang terjadi pada sistem kognitif yang kemudian dipengaruhi oleh faktor –

faktor lingkungan. Sistem pengaruh yang menetap terdapat sepanjang perkembangan

seseorang. Perkembangan kognitif mempunyai empat aspek. yaitu:

a. Kematangan

Kematangan ini merupakan pengembangan dari susunan saraf, misalnya

Page 33: HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PERTUMBUHAN DAN ...repository.utu.ac.id/650/1/BAB I_V.pdf · Hubungan Antara Status Gizi Dengan Pertumbuhan dan Perkembangan Kognitif Anak Usia

30

kemampuan melihat atau mendengar disebabkan oleh kematangan yang

sudah dicapai oleh susunan saraf yang bersangkutan.

b. Pengalaman

Yaitu hubungan timbal balik antara individu dengan lingkungannya

dunianya.

c. Transmisi Sosial

Yaitu pengaruh yang diperoleh dalam hubungannya dengan lingkungan

sosial, misalnya cara pengasuhan dan pendidikan yang akan diberikan

kepada anak.

d. Ekuilibrasi

Yaitu adanya kemampuan yang mengatur dalam diri anak, agar ia

selalu mampu mempertahankan keseimbangan dan penyesuaian diri

dengan lingkungannya.

2.3.2 Tahap – tahap perkembangan kognitif

Menurut Soetjiningsih (2002), perkembangan kognitif berkembang secara

bertahap, yang terbagi kedalam beberapa stadium, diantaranya:

a. Stadium Sensori – Motorik (Umur 0 – 18 bulan atau 24 bulan)

Pada stadium ini perkembangan inteligensi anak baru nampak dalam

bentuk aktifitas motorik sebagai reaksi stimulasi motorik. Gerakan-gerakan

refleks seperti menghisap, meraih, mengenggam, mengoyang-goyang badan,

gerakan seperti memukul dan menendang sesuatu, ini merupakan tahap

pertama yang akan membawa anak kearah penguasaan pengetahuan mengenai

Page 34: HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PERTUMBUHAN DAN ...repository.utu.ac.id/650/1/BAB I_V.pdf · Hubungan Antara Status Gizi Dengan Pertumbuhan dan Perkembangan Kognitif Anak Usia

31

dunia luar. Dalam stadium ini yang penting adalah tindakan konkrit, bukan

imaginer atau hanya dibayangkan saja.

b. Stadium Pra – Operasional (Umur 18 bulan – 7 tahun)

Stadium ini dimulai dengan penguasan bahasa yang sistematis,

permainan simbolis (mampu bermain pura – pura, misalnya: korek api

dibayangkan sebagai mobil), initasi tingkah laku (meniru prilaku ibu atau

ayahnya, dokter yang kemarin memeriksannya), maupun bayangan dalam

mental. Semua proses ini menunjukkan bahwa anak sudah mampu berpikir

simbolis, tidak lagi mereaksi begitu saja terhadap stimulas melainkan ada

suatu aktivitas internal, meskipun memang masih terarah egosentris. Anak

belum mampu untuk berpikir dengan mengambil perspektif atau sudut

pandang orang lain baik secara konseptual, persepsual dan emosional-

motivasional (Soetjiningsih, 2002).

c. Stadium Operasional Konkret (Umur 7 – 11 tahun)

Stadium operasional konkret digambarkan sebagai penyempurnaan

kekurangan pada stadium pra operasional. Pada fase ini egosentris berpikir

sudah mulai menghilang. Anak mampu melakukan desentrasi, yaitu mampu

memperhatikan lebih dari satu dimensi sekaligus dan mampu menghubungkan

dimensi–dimensi tersebut. Anak juga mampu memperhatikan aspek dinamis

dari perubahan situasi, sehingga mampu memahami operasi logis suatu

reversibilitas ataupun hukum sebab akibat.

Page 35: HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PERTUMBUHAN DAN ...repository.utu.ac.id/650/1/BAB I_V.pdf · Hubungan Antara Status Gizi Dengan Pertumbuhan dan Perkembangan Kognitif Anak Usia

32

Namun seperti yang sudah ditunjukkan secara tersirat oleh istilahnya

sendiri, pada stadium ini anak mampu melakukan aktivitas logis tertentu

tetapi hanya dalam situasi yang kontrik. Apabila dia dihadapkan pada suatu

masalah secara verbal ataupun abstrak yaitu tanpa adaya bahan yang kontrik,

maka dia belum mampu menyelesaikannya dengan baik.

d. Stadium Operasional Formal (mulai umur 11 tahun)

Kemampuan berpikir pada stadium ini ditandai dengan dua sifat yang

penting, yaitu:

1) Kemampuan deduktif – hipotesis

Bila anak dihadapkan pada suatu masalah yang harus diselesaikannya,

maka dia akan memikirkan dulu secara teoritis, menganalisa

masalahnya dengan mengembangkan penyelesaian melalui berbagi

hipotesisi yang mungkin ada.

2) Bersifat kombinatoris

Berhubungan dengan cara begaimana melakukan analisisnya, maka

sifat kombinatiros menjadi pelengkap cara berpikir operasional formal

ini hampir menyerupai tahap trial dan error pada stadium 12 – 18

bulan. Tetapi langkah coba – coba pada stadium operasional formal

memiliki dasar teoritis dan hipotesis yang pasti.

Page 36: HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PERTUMBUHAN DAN ...repository.utu.ac.id/650/1/BAB I_V.pdf · Hubungan Antara Status Gizi Dengan Pertumbuhan dan Perkembangan Kognitif Anak Usia

33

2.4 Perkembangan kognitif anak usia pra sekolah

Perkembangan kognitif pada anak usia pra sekolah dapat dijelaskan dengan

berbagai teori dan berbagai peristilahan. Pandangan aliran tingkah laku

(behaviorisme) berpendapat bahwa pertumbuhan kecerdasan terjadi melalui

terhimpunnya informasi yang makin bertambah. Sedangkan aliran interactionist dan

developmentalis berpendapat bahwa pengetahuan berasal dari interaksi anak dengan

lingkungannya. Selanjutnya dikemukakan bahwa perkembangan kecerdasan

dipengaruhi oleh faktor kematangan dan pengalaman (Patmonodewo, 2000).

Periode pra sekolah dapat disamakan dengan stadium pra operasional Piaget

(Pralogika) (Nelson, 2000). Menurut Piaget masa ini merupakan gambaran kognitif

internal anak tentang dunia luar, dengan berbagai kompleksitasnya, yang tumbuh

secara bertahap. Masa ini dianggap merupakan suatu masa transisi, tidak ditandai

dengan suatu keseimbangan yang tetap, merupakan suatu masa dimana pikiran agak

terbatas, tetapi walaupun demikian merupakan suatu kemajuan dari tahapan

sebelumnya (Sacharin, 2006).

Perkembangan kognitif anak pra sekolah termasuk dalam pertengahan

tahapan dari piaget, yaitu tahapan praoperasional. Dalam periode sensorimotor anak-

anak belajar melalui indra dan tindakannya. Meskipun telah sampai akhir dari

tahapan sensorimotor, yaitu sub tahapan yang keenam, mereka tetap ’belajar melalui

tindakan’, belum berhenti. Setelah masuk pada tahapan praoperasional anak-anak

mulai dapat belajar dengan menggunakan pemikirannya, tahapan bantuan kehadiran

Page 37: HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PERTUMBUHAN DAN ...repository.utu.ac.id/650/1/BAB I_V.pdf · Hubungan Antara Status Gizi Dengan Pertumbuhan dan Perkembangan Kognitif Anak Usia

34

sesuatu dilingkunganya, anak mampu mengigat kembali simbol – simbol dan

membayangkan benda yang tidak tampak secara fisik (Patmonodewo, 2003).

Menurut Wong (2004), perkembangan kognitif anak usia pra sekolah

mencakup:

a. Berada dalam fase perseptual egosentrik dalam berpikir dan perilaku.

b. Mulai memahami waktu, menggunakan banyak ekspresi yang berorientasi

waktu, bicara tentang masa lalu dan masa depan sebanyak masa kini,

berpura-pura memberi tahu waktu / jam.

c. Mengalami perbaikan konsep tentang ruang seperti ditunjukkan dalam

pemahaman tentang preposisi dan kemampuan untuk mengikuti perintah

langsung.

d. Menilai segala sesuatu menurut dimensinya, seperti: tinggi, lebar, atau

perintah.

e. Dapat menghitung dengan benar tetapi konsep matematika terhadap angka

buruk.

f. Patuh karena orang tua mempunyai batasan, bukan karena memahami hal

salah dan benar.

g. Menggunakan kata berorientasi waktu dengan peningkatan pemahaman.

Sedangkan menurut Abdurrahman (2003), pada masa pra operasional,

berdasarkan pendapat Piaget terbagi dalam dua sub masa, yaitu:

a. Submasa berpikir Pra Konseptual (2-3) tahun.

Submasa berpikir Pra Konseptual anak telah menggunakan tanda

Page 38: HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PERTUMBUHAN DAN ...repository.utu.ac.id/650/1/BAB I_V.pdf · Hubungan Antara Status Gizi Dengan Pertumbuhan dan Perkembangan Kognitif Anak Usia

35

dan simbol. Pada masa ini anak mengembangkan yang dinamakan oleh

piget sebagai fungsi simbolik (Abdurrahman, 2003).

Pada masa ini, anak mulai mengerti dasar-dasar mengelompokkan

sesuatu dengan satu dimensi, misalnya atas dasar warnanya, ukurannya

atau bentuknya saja. Dapat melakukan sesuatu sebagai hasil meniru atau

mengamati sesuatu model tingkah laku (Patmonodewo, 2000).

Simbol – simbol yang ditampilkan oleh anak dapat berupa simbol

verbal, seperti kata – kata atau memberikan nama kepada boneka dan

dapat berupa simbol yang tampil secara fisik, seperti kayu sebagai pedang

– pedangan atau kotak televisi sebagai mobil – mobilan. Kemampuan

untuk berpikir secara simbolik ini membuka peluang bagi anak untuk

menyerap kata – kata baru yang akan memperkaya pembendarahaan kata–

katanya. Ketika anak menggunakan simbol, ia akan memberikan nama dan

menggunakan kata – kata yang memiliki arti. Berpikir simbolik dapat

dilihat dari tiga kegiatan anak yang umumnya dilakukan oleh anak, yaitu

bermain fantasi, menggambarkan, dan berbahasa (Gustian.E, 2001).

Perkembangan kognitif dinyatakan dengan pertumbuhan

kemampuan merancang, mengingat dan mencari penyelesaian masalah.

Pada masa pra sekolah anak mulai dapat belajar dengan menggunakan

pemikirannya. Proses berpikir anak berpusat pada penguasaan simbol –

simbol (misalnya kata-kata), mampu mengungkapkan pengalaman masa

lalu dan membayangkan benda yang tidak tampak secara fisik. Fungsi

Page 39: HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PERTUMBUHAN DAN ...repository.utu.ac.id/650/1/BAB I_V.pdf · Hubungan Antara Status Gizi Dengan Pertumbuhan dan Perkembangan Kognitif Anak Usia

36

simbolik, yakni kemampuan untuk mewakilkan sesuatu yang tidak ada

dengan sesuatu yang lain (Patmonodewo, 2000).

b. Submasa berpikir Intuitif (4-7) tahun

Pada submasa berpikir intuitif (4 - 7) tahun, anak sudah dapat

mengelompokkan benda – benda atas dasar sifat khusus mereka, tetapi

masih terbatas pada satu dimensi saja. Pada masa ini anak belum dapat

memusatkan perhatian pada dua dimensi yang berbeda secara bersamaan.

Pada masa ini anak baru dapat menyusun benda – benda berdasarkan satu

dimensi saja, misalnya dari sudut panjangnya saja, besarnya saja, dan

sebagainya. Pada submasa berpikir intuitif anak belum mampu

mengkonservasikan angka – angka. Jika kepada anak diberikan dua

deretan benda yang sama banyaknya, misalnya; mungkin anak akan

mengatakan bahwa deretan benda yang satu lebih banyak dari pada

deretan yang lain karena deretannya lebih panjang (Abdurrahman, 2003).

Pada usia pra sekolah, anak tidak hanya berpikir dengan

khayalannya, melainkan juga menggunakan intuisinya, yaitu mengambil

dan memahami sesuatu berdasarkan dugaan, bukan berdasarkan

kesimpulan yang rasional. Menurut Piaget, cara berpikir intuitif dapat

dilihat melalui beberapa aspek, yaitu mimpi, animisme, dan egosnentrisme

(Gustian.E, 2001).

Egosentrisme pada anak usia pra sekolah bukan berarti

memetingkan diri sendiri, namun mereka tidak dapat melihat sesuatu dari

Page 40: HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PERTUMBUHAN DAN ...repository.utu.ac.id/650/1/BAB I_V.pdf · Hubungan Antara Status Gizi Dengan Pertumbuhan dan Perkembangan Kognitif Anak Usia

37

sudut pandang orang lain (Patmonodewo, 2000).

Piaget menunjukkan dominasi persepsi diatas logika dengan urutan

yang terkenal dari uji coba ”pengawetan”. Dalam salah satu uji coba, air

dituangkan bolak-balik dalam pot yang tinggi dan kecil ke piring yang

lebih rendah, dan anak-anak ditanya mana yang berisi air lebih banyak.

Mereka selalu memiliki yang lebih besar (biasanya pot yang tinggi),

bahkan ketika penguji menunjuk bahwa tidak ada air yang telah diambil

atau ditambah. Salah pengertian mengambarkan hipotasa perkembangan

anak tentang sifat alamiah dunia, juga kesulitan mereka dalam

menyelesaikan berbagai situasi secara serentak (Nelson, 1999).

Dalam kehidupan anak ada dua proses yang beroprasi secara kontinu, yaitu

pertumbuhan dan perkembangan. Banyak orang menggunakan istilah “pertumbuhan”

dan “perkembangan” secara bergantian. Kedua proses ini secara interpendensi,

artinya saling bergantung satu sama lain. Kedua proses ini tidak dapat dipisahkan

dalam bentuk-bentuk yang secara pilah sendiri-sendiri, akan tetapi bisa dibedakan

untuk maksud lebih memperjelas penggunaannya.

Pertumbuhan berkaitan dengan perubahan kuantitatif yang menyangkut

peningkatan ukuran dan struktur biologis. Pertumbuhan adalah perubahan secara

fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung

secara normal pada anak yang sehat, dalam perjalanan waktu tertentu. Pertumbuhan

dapat juga diartikan sebagai proses transmisi dari konstitusi fisik (keadaan tubuh atau

Page 41: HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PERTUMBUHAN DAN ...repository.utu.ac.id/650/1/BAB I_V.pdf · Hubungan Antara Status Gizi Dengan Pertumbuhan dan Perkembangan Kognitif Anak Usia

38

keadaan jasmaniah) yang herediter dalam bentuk proses aktif secara

berkesinambungan.

2.5 Konsep Anak Usia Pra Sekolah

2.5.1 Pengertian

Pra sekolah adalah pribadi yang mempunyai berbagai macam potensi.

Potensi itu dirangsang dan dikebangkan agar pribadi anak tersebut berkembang

secara optimal.taman kanan-kanak adalah salah satu bentuk pendidikan pra sekolah

yang menyediakan program pendidikan dini bagi anak usia 4 sampai memasuki

pendidikan dasar

Pengertian anak menurut UU RI No. 4 tahun 1979, tentang kesejahteraan anak

adalah anak merupakan seseroang yang belum mencapai usia 21 tahun dan belum

pernah menikah. Batas 21 tahun ditetapkan karena berdasarkan pertimbangan usaha

kesejahteraan sosial, kematangan pribadi, dan kematangan ,mental seorang anak di

capai pada usia tersebut. Anak adalah potensi serta penerus bangsa yang dasar –

dasarnya telah diletakkan oleh generasi sebelumnya (Sacharin, 2006).

Sedangkan menurut Patmonodewo (2003), yang dimaksus dengan anak pra

sekolah adalah mereka yang berusia antara 3-6 tahun. Menurut The National

Associayion For The Education, istilah ”Pre School” adalah anak antara usia

”Toddler” (1-3 tahun) dan usia masuk kelas satu; biasanya antara 3 (tiga) sampai 5

(lima) tahun. ”Kinderganten” tujuannya untuk persiapan masuk kelas satu; secara

perkembangan biasanya meliputi anak usia 4-6 tahun. Dengan perkataan lain, yang

Page 42: HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PERTUMBUHAN DAN ...repository.utu.ac.id/650/1/BAB I_V.pdf · Hubungan Antara Status Gizi Dengan Pertumbuhan dan Perkembangan Kognitif Anak Usia

39

dimaksud dengan anak usia TK adalah 4 sampai 6 tahun, sedangkan anak pra sekolah

adalah mereka yang bervariasi 3 sampai 5 tahun.

2.5.2 Ciri – Ciri Pertumbuhan Anak Usia Pra Sekolah

Tiap fase pertumbuhan memiliki ciri dan target pencapaian, baik dalam aspek

sosial, intelektual, psikologi, dan biologi. Sehingga anak dapat menyesuiakan diri dan

dapat beradaptasi pada fase-fase berikutnya, berikut ini, ciri-ciri dan target pada fase

pra sekolah (Fahmin, 2005), yaitu:

a. Pertumbuhan yang paling cepat pada diri anak terjadi pada saat anak

berusia lima tahun pertama (balita), lebih-lebih dalam hal ini pertumbuhan

IQ dan pembentukan kepribadiannya.

b. Lingkungan tempat anak berada memiliki peranan yang penting dalam

pertumbuhan inteligensi anak.

c. Anak tumbuh melalui cara yang saling melengkapi. Sebuah faktor yang

mempengaruhi satu sisi pertumbuhannya, berpengaruh pula pada sisi

pertumbuhannya yang lain.

d. Anak memiliki kebutuhan dasar yang harus dipenuhi, sehingga ia dapat

tumbuh secara wajar. Di antaranya, kebutuhan terhadap pengenalan alam

lingkungan di sekitarnya.

e. Setiap anak memiliki perbedaan-perbedaan, baik dalam kemampuan,

kondisi pertumbuhan, tingkat kematangan, dan kesiapannya dalam belajar.

Page 43: HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PERTUMBUHAN DAN ...repository.utu.ac.id/650/1/BAB I_V.pdf · Hubungan Antara Status Gizi Dengan Pertumbuhan dan Perkembangan Kognitif Anak Usia

40

2.6 Tugas Perkembangan Anak Usia Pra Sekolah

Dalam bukunya. Moeslihatoen (2000) menuliskan tugas-tugas perkembangan

yang harus dipenuhi oleh anak menurut Hildebrand. Dimana pada masa kanak-kanak

awal, anak memiliki tugas-tugas perkembangan yang harus dipenuhinya agar dapat

memasuki tahapan berikutnya dengan baik.

a. Berkembang menjadi pribadi yang mandiri.

Anak harus tidak tergantung pada orang lain dan dapat melayani diri

sendiri sendiri dengan usianya.

b. Belajar memberi, berbagi, dan memperoleh kasih sayang.

Belajar memberi, berbagi, dan memperoleh kasih sayang adalah

kemampuan untuk saling berbagi dan mampu untuk hidup

”bermasyarakat” dengan anak-anak seusianya dilingkungan yang ditemui.

c. Belajar bergaul dengan anak lain

Anak belajar mengembangkan hubungan dengan anak lain sehingga dapat

menghasilkan tanggapan positif dari anak lain tersebut.

d. Mengembangkan pengendalian diri

Kemampuan anak dalam belajar mengendalikan dirinya sesuai dengan

tuntutan masyarakat. Setiap tindakan anak belajar memiliki konsekuensi

sehingga anak akan memilih tingkah laku yang dapat diterima oleh

lingkungan.

e. Belajar bermacam-macam peran dalam masyarakat

Page 44: HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PERTUMBUHAN DAN ...repository.utu.ac.id/650/1/BAB I_V.pdf · Hubungan Antara Status Gizi Dengan Pertumbuhan dan Perkembangan Kognitif Anak Usia

41

Anak belajar memiliki bermacam-macam peran dan konsekuensi dalam

masyarakat

f. Belajar mengenal tubuh

Anak belajar mengenal nama dan fungsi panca indra serta anggota tubuh

lainnya untuk aktivitasnya sehari-hari, seperti makan dan menjaga

kebersihan.

g. Belajar menguasai keteramilan motorik halus dan kasar

Anak memiliki tugas untuk menguasai keterampilan yang berkaitan

dengan motorik halus.

h. Belajar mengenal lingkungan fisik dan mengendalikan

Adalah kemampuan untuk mengenal nama-nama benda dan ciri-cirinya,

serta mengetahui perbedaannya dengan benda-benda lain yang ada.

i. Belajar mengusai kata-kata baru untuk mamahami orang lain

Anak mempejari kata-kata baru untuk memahami pembicaraan orang lain.

j. Mengembangkan perasaan positif dalam berhubungan dengan lingkungan

Anak memiliki tugas mengembagkan perasaan kasih sayang terhadap

benda-benda yang ada di sekitarnya, termasuk orang-orang yang ada di

lingkungnya.

Page 45: HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PERTUMBUHAN DAN ...repository.utu.ac.id/650/1/BAB I_V.pdf · Hubungan Antara Status Gizi Dengan Pertumbuhan dan Perkembangan Kognitif Anak Usia

42

2.7 Kerangka Teori

Gambar 2.1 Kerangka Teori

Sumber: (Supariasa, 2005)

2.8 Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel dependen

Gambar 2.2 Kerangka Konsep

2.9 Hipotesis Penelitian

Hipotesis Alternatif :

Ada hubungan antara status gizi dengan pertumbuhan dan perkembangan

kognitif anak

Status Gizi :

Gizi lebih

Gizi baik

Gizi kurang

Gizi buruk

Pertumbuhan dan

perkembangan kognitif anak

Status Gizi Pertumbuhan dan

perkembangan kognitif anak

Page 46: HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PERTUMBUHAN DAN ...repository.utu.ac.id/650/1/BAB I_V.pdf · Hubungan Antara Status Gizi Dengan Pertumbuhan dan Perkembangan Kognitif Anak Usia

43

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian.

Penelitian ini adalah penelitian yang bersifat analitik, yaitu untuk melihat

hubungan status gizi dengan pertumbuhan dan perkembangan kognitif anak usia pra

sekolah di Desa Lueng Keube Jagat Kecamatan Tripa Makmur dengan desain Cross

Sectional.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian.

Penelitian ini dilakukan di Desa Lueng Keube Jagat Kecamatan Tripa

Makmur Kabupaten Nagan Raya yang telah dilakukan pada tanggal 22 Juni sampai 5

Juli 2013.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anak yang belum bersekolah

dalam desa Lueng Keube Jagat yang berjumlah 40 orang.

3.3.2 Sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini mengacu pada rumusan

(Arikunto 2002) yang menjelaskan bahwa apabila pengambilan sampel pada subjek

penelitian kurang dari 100 maka dapat diambil semua sehingga penelitiannya

Page 47: HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PERTUMBUHAN DAN ...repository.utu.ac.id/650/1/BAB I_V.pdf · Hubungan Antara Status Gizi Dengan Pertumbuhan dan Perkembangan Kognitif Anak Usia

44

merupakan Penelitian populasi. Bedasarkan hal tersebut makan peneliti mengambil

keseluruhan populasi untuk dijadikan sampel yaitu berjumlah 40 orang.

3.4 Metode Pengumpulan Data

3.4.1. Data primer

Data primer adalah data yang diperoleh dengan wawancara langsung

dengan responden, menggunakan kuesioner yang telah dipersiapkan.

3.4.2. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari literatur-literatur

lainnya yang berhubungan dengan penelitian

3. 5. Definisi Operasional.

Tabel 3.1. Varibel Penelitian

No Variabel Independen

1 Variabel : Status gizi

Definisi : Keadaan kesehatan anak ditinjau dari pemenuhan

kebutuhan gizi yang disesuaikan dengan umur, berat

badan dan tinggi badan.

Cara ukur : Menimbang

Alat ukur : Timbangan

Hasil ukur : a. Baik

b. Kurang Baik

Skala ukur : Ordinal

____________________________________________________________________

Variabel Dependen

2. Variabel : Pertumbuhan dan Perkembangan Kognitif Anak

Definisi : Bertambahnya ukuran fisik serta kecerdasan pada anak.

Cara ukur : Wawancara.

Alat ukur : Kuesioner

Hasil ukur : a. Baik

b. Kurang Baik

Skala ukur : Ordinal

Page 48: HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PERTUMBUHAN DAN ...repository.utu.ac.id/650/1/BAB I_V.pdf · Hubungan Antara Status Gizi Dengan Pertumbuhan dan Perkembangan Kognitif Anak Usia

45

3. 6. Aspek pengukuran

1. Status gizi BB/U

1. Baik : Apabila gizi baik

2. Kurang baik : Apabila gizi buruk, gizi kurang, gizi lebih

2. Pertumbuhan dan perkembangan kognitif anak

1. Baik : Apabila anak bisa bersikap mandiri dan terteman

dengan seusianya

2. Kurang Baik : Apabila anak tidak bisa bersikap mandiri dan

terteman dengan seusianya

(Moeslihatoen, 2000)

3.7. Analisis Data.

Data yang diperoleh diolah dengan secara manuual dan menggunakan

komputer dengan tahapan editing, coding, entry data dan cleaning. Data dianalisis

melalui prosedur bertahap,secara:

1. Analisis Univariat (Analisis Deskriptif)

Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan

karakteristik setiap variabel penelitian.

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat adalah analisis yang melibatkan sebuah variabel depeden

dan sebuah variabel independen. Untuk mengetahui hubungan antara

variabel indenpeden dan variabel dependen digunakan analisis statistik

Page 49: HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PERTUMBUHAN DAN ...repository.utu.ac.id/650/1/BAB I_V.pdf · Hubungan Antara Status Gizi Dengan Pertumbuhan dan Perkembangan Kognitif Anak Usia

46

dengan uji chi square (X2) dengan memakai nilai α = 0,05. Dasar

pengambilan hipotesis penelitian berdasarkan tingkat signifikan (nilai p),

yaitu :

a. Jika nilai p < 0,05 maka hipotesis penelitian (Ho di tolak) atau

dapat disimpulkan bahwa ada hubungan

b. Jika nilai p > 0,05 maka hipotesis penelitian (Ha diterima) atau

dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan

Analisis bivariat adalah analisis yang melibatkan sebuah variabel

dependen dan sebuah variabel dependent. Karena data berbentuk

katagorik maka untuk mengetahui hubungan antara variabel-variabel

independen dan dependen digunakan analisis statistk Uji Chi-square

dengan memakai nilai α = 0,05. (Notoatmodjo. 2005).

Untuk memperoleh hubungan yang bermakna pada variabel

penelitian ini digunakan perangkat komputer/perangkat lunak dalam

menganalisis Uji Chi-square.

Page 50: HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PERTUMBUHAN DAN ...repository.utu.ac.id/650/1/BAB I_V.pdf · Hubungan Antara Status Gizi Dengan Pertumbuhan dan Perkembangan Kognitif Anak Usia

47

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Tempat Penelitian

Lahirnya Desa Lueng Keube Jagat pada tahun 1980 dan sudah mengalami

pergantian kepala desa sebayak 5 orang dan luas desa 8.96600 m2. Adupun dusun-

dusun yang ada di desa lueng keube jagat adalah.

1. Dusun : Ingin Jaya

2. Dusun : Serba Guna

Data Demografis

1. Jumlah KK adalah 297

4.2. Analisis Univariat

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada tanggal 22 juni sampai

dengan 5 juli 2013. Dengan mengunakan teknik pengambilan sampel yaitu total

sampling di Desa lueng keube jagat pada 40anak dengan judul, Hubungan

Antara Status Gizi Dengan Pertumbuhan dan Perkembangan Kognitif Anak

Usia Pra Sekolah Di desa Lueng Keube Jagat Kecamatan Tripa Makmur

Kabupaten Nagan Raya Tahun 2013. Adapun hasil penelitian adalah sebagai

berikut

Page 51: HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PERTUMBUHAN DAN ...repository.utu.ac.id/650/1/BAB I_V.pdf · Hubungan Antara Status Gizi Dengan Pertumbuhan dan Perkembangan Kognitif Anak Usia

48

1. Status Gizi

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Status Gizi pada

Anak Usia Pra Sekolah Di desa Lueng Keube Jagat Kecamatan

Tripa Makmur Kabupaten Nagan Raya

No Status Gizi Frekuensi %

1 Baik 16 40,0

2 Kurang Baik 24 60,0

Total 40 100

Sumber: dari data primer (diolah tahun 2013)

Berdasarkan tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa dari 40 responden,60,0 %

siswa/i yang memperoleh status gizi dengan kurang baik,sedangkan yang baik

hanya 40,0% .

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pertumbuhan dan

perkembangan kognitif Anak Usia Pra Sekolah Di desa Lueng

Keube Jagat Kecamatan Tripa Makmur Kabupaten Nagan Raya

No Pertumbuhan dan

Perkembangan Kognitif Anak

Frekuensi %

1 Baik 14 35,0

2 Kurang Baik 26 65,0

Total 40 100

Sumber: dari data primer (diolah tahun 2013)

Berdasarkan tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa dari 40 responden, 65,0%

yang memperoleh pertumbuhan dan perkembangan dengan kurang

baik,sedangkan yang baik hanya 35,0% yang memperoleh pertumbuhan dan

perkembangan.

Page 52: HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PERTUMBUHAN DAN ...repository.utu.ac.id/650/1/BAB I_V.pdf · Hubungan Antara Status Gizi Dengan Pertumbuhan dan Perkembangan Kognitif Anak Usia

49

4.2. Analisis bivariat

Tabel 4.3 Hubungan Antara Status Gizi denganPertumbuhan dan

Perkembangan Kognitif Anak Usia Pra Sekolah Di desa Lueng

Keube Jagat Kecamatan Tripa Makmur Kabupaten Nagan Raya

Sumber: dari data primer (diolah tahun 2013)

Hasil analisa statistik dengan menggunakan uji chi-square pada derajat

kemaknaan 95% (α = 0,05) antara tingkat Status gizi dengan pertumbuhan dan

penembangan menujukkan nilai p value = 0,036 atau p = < 0,05, maka artinya

bahwa ada Hubungan antara status gizi dengan pertumbuhan dan

perkembanganKognitif Anak Usia Pra Sekolah Di desa Lueng Keube Jagat

Kecamatan Tripa Makmur Kabupaten Nagan Raya.Namun Jika dilihat dari odds

ratio yaitu sebesar 0,143 maka tidak ada peluang terhadap pertumbuhan dan

perkembangan Kognitif Anak Usia Pra Sekolah

4.3. Pembahasan

1. HubunganAntara Status Gizi DenganPertumbuhan dan Perkembangan

Koginitif Anak Usia Pra Sekolah

Dari hasil analisa tabel silang diketahui tingkat Status gizi dengan

pertumbuhan dan perkembangan menujukkan nila p value = 0,036 atau p = < 0,05,

maka artinya bahwa ada Hubungan antara status gizi dengan pertumbuhan dan

perkembangan Kognitif Anak Usia Pra Sekolah Di desa Lueng Keube Jagat

Status Gizi

Pertumbuhan dan

Perkembangan Kognitif

Anak

Total

P

OR

Kurang Baik

n % n % n %

Kurang baik 12 46,2 12 85,7 24 60,0 0,036 0,143

Baik 14 53,8 2 14,3 16 40,0

Jumlah 26 65,0 14 35,0 40 100

Page 53: HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PERTUMBUHAN DAN ...repository.utu.ac.id/650/1/BAB I_V.pdf · Hubungan Antara Status Gizi Dengan Pertumbuhan dan Perkembangan Kognitif Anak Usia

50

Kecamatan Tripa Makmur Kabupaten Nagan Raya.Namun Jika dilihat dari odds

ratio yaitu sebesar 0,143.

Hubungan tersebut didukung oleh pendapat Pamularsih (2009), bahwa

makanan sangat berkaitan terhadap bagi tubuh terutama untuk anak sekolah yang

merupakan tahap pertumbuhan dan perkembangan fisik dan kecerdasan. Apabila

makanan tidak cukup mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan, dan keadaan ini

berlangsung lama maka akan menyebabkan perubahan metabolisme dalam otak,

berakibat terjadi ketidakmampuan berfungsi normal. Pada keadaan yang lebih

berat dan kronis, kekurangan gizi menyebabkan pertumbuhan badan terganggu,

badan lebih kecil diikuti dengan ukuran otak yang juga kecil. Jumlah sel dalam

otak berkurang dan terjadi ketidakmatangan dan ketidaksempurnaan organisasi

biokimiadalam otak.Keadaan ini berpengaruh terhadap pertumbuhan dan

perkembangan anak.

Page 54: HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PERTUMBUHAN DAN ...repository.utu.ac.id/650/1/BAB I_V.pdf · Hubungan Antara Status Gizi Dengan Pertumbuhan dan Perkembangan Kognitif Anak Usia

50

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan perhitungan analitik seperti yang diuraikan

pada bab sebelumnya, maka penelitian ini menghasilkan sebagai berikut :

1. Persentase pertumbuhan dan perkembangan yang mempunyai status

gizikurang baik adalah sebesar 60,0%, dan yang baikadalah sebesar

40,0%.

2. Persentase pertumbuhan dan perkembangan yang mempunyai kurang

baik adalah sebesar 65,0%, dan yang baik adalah sebesar 35,0%.

3. Hasil uji bivariatnilai p value = 0,036 atau p = < 0,05 menunjukkan ada

Hubungan antara Status gizi dengan pertumbuhan dan perkembangan

kognitif anak usia pra sekolah

5.2 SARAN

1. Diharapkan kepada Orang tua perlu membiasakan anak untuk

mengkonsumsi makanan bergizi yang sebanding dengan kebutuhan energi

yang digunakan untuk aktivitas anak setiap harinya, serta mendampingi

dan berkomunikasi secara aktif kepada anak demi mendukung

perkembangan dan pertumbuhan anak pra sekolah.

2. Bagi peneliti lain mengadakan penelitian lebih lanjut mengenai hubungan

status gizi dengan pertumbuhan dan perkembangan kognitif anak usia pra

sekolah di Desa Lueng Keube Jagat Kecamatan Tripa Makmur.