Hubungan antara Self-Esteem dengan Prokrastinasi Akademik...

27
HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA FAKULTAS ILMU KESEHATAN UKSW Oleh : RENSI NARI RANTELIMBONG 802009601 TUGAS AKHIR Diajukan kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan Untuk Mencapai Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2016

Transcript of Hubungan antara Self-Esteem dengan Prokrastinasi Akademik...

Page 1: Hubungan antara Self-Esteem dengan Prokrastinasi Akademik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9380/2/T1_802009601_Full... · Fakultas Ilmu Kesehatan UKSW yang mengatakan bahwa

HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN PROKRASTINASI

AKADEMIK PADA MAHASISWA FAKULTAS

ILMU KESEHATAN UKSW

Oleh :

RENSI NARI RANTELIMBONG

802009601

TUGAS AKHIR

Diajukan kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan

Untuk Mencapai Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2016

Page 2: Hubungan antara Self-Esteem dengan Prokrastinasi Akademik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9380/2/T1_802009601_Full... · Fakultas Ilmu Kesehatan UKSW yang mengatakan bahwa
Page 3: Hubungan antara Self-Esteem dengan Prokrastinasi Akademik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9380/2/T1_802009601_Full... · Fakultas Ilmu Kesehatan UKSW yang mengatakan bahwa
Page 4: Hubungan antara Self-Esteem dengan Prokrastinasi Akademik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9380/2/T1_802009601_Full... · Fakultas Ilmu Kesehatan UKSW yang mengatakan bahwa
Page 5: Hubungan antara Self-Esteem dengan Prokrastinasi Akademik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9380/2/T1_802009601_Full... · Fakultas Ilmu Kesehatan UKSW yang mengatakan bahwa
Page 6: Hubungan antara Self-Esteem dengan Prokrastinasi Akademik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9380/2/T1_802009601_Full... · Fakultas Ilmu Kesehatan UKSW yang mengatakan bahwa
Page 7: Hubungan antara Self-Esteem dengan Prokrastinasi Akademik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9380/2/T1_802009601_Full... · Fakultas Ilmu Kesehatan UKSW yang mengatakan bahwa

HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN PROKRASTINASI

AKADEMIK PADA MAHASISWA FAKULTAS

ILMU KESEHATAN UKSW

Rensi Nari Rantelimbong

Berta Esti Ari Prasetya

Program Studi Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2016

Page 8: Hubungan antara Self-Esteem dengan Prokrastinasi Akademik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9380/2/T1_802009601_Full... · Fakultas Ilmu Kesehatan UKSW yang mengatakan bahwa

i

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui signifikansi hubungan antara self-esteem

dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan UKSW

Salatiga. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan menggunakan teknik

insidental sampling. Partisipan dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Ilmu

Kesehatan UKSW Salatiga sebanyak 102 responden. Hasil dari penelitian ini

menunjukkan tidak terdapat hubungan negatif signifikan antara self-esteem dengan

prokrastinasi akademik pada mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Kristen

Satya Wacana Salatiga.

Kata kunci: Self-Esteem, Prokrastinasi

Page 9: Hubungan antara Self-Esteem dengan Prokrastinasi Akademik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9380/2/T1_802009601_Full... · Fakultas Ilmu Kesehatan UKSW yang mengatakan bahwa

ii

Abstract

This study’s aims to find out the relationship’s signification between self-esteem with

academic procrastination on the students of the Faculty of Health Sciences UKSW

Salatiga. This study uses a quantitative method with incidental sampling technique. The

Participants in this study were the students of Faculty of Health Sciences UKSW

Salatiga that include of 102 respondents. The results of this research showed that no

negative significant relationship between self-esteem with academic procrastination on

the students of the Faculty of Health Sciences Satya Wacana Christian University

Salatiga.

Keywords: Self-Esteem, Procrastination

Page 10: Hubungan antara Self-Esteem dengan Prokrastinasi Akademik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9380/2/T1_802009601_Full... · Fakultas Ilmu Kesehatan UKSW yang mengatakan bahwa

1

PENDAHULUAN

Perguruan tinggi merupakan salah satu tempat pendidikan untuk dapat

mengembangkan kemampuan yang dimiliki individu baik dalam segi kognitif,

afektif maupun psikomotor melalui proses pembelajaran yang dilakukan di kampus.

Hal tersebut diharapkan mampu menghasilkan generasi-generasi penerus bangsa

yang cerdas, kreatif, cekatan dan bertanggung jawab. Pada masa remaja, aspek

afektif dan moral telah berkembang dan diharapkan remaja mampu mendukung

menyelesaikan tugas-tugasnya. Piaget (dalam Santrock, 2002) memaparkan, masa

remaja merupakan masa perkembangan dalam aspek kognitif yang sudah mencapai

taraf operasi formal, sehingga aktivitas siswa/mahasiswa merupakan hasil dari

berfikir logis. Berdasarkan pendapat tersebut maka seorang siswa/mahasiswa sudah

mampu dianggap bertanggungjawab dalam menyelesaikan berbagai tugas termasuk

tugas akademik. Namun berdasarkan fakta dan realita yang sering terjadi didalam

bidang pendidikan bahwa siswa/mahasiswa masih mengalami masalah dalam

menjalankan tugas-tugas akademik.

Fenomena yang sering terjadi pada pelajar saat ini adalah banyak waktu yang

terbuang sia-sia untuk hal lain selain belajar. Hal ini terlihat dari kebiasaan suka

begadang, jalan-jalan di mall atau plaza bersama teman-teman, menonton televisi

hingga berjam-jam, kecanduan game online dan suka menunda waktu pekerjaan

(Saleem & Rafique, 2012). Hal ini juga terjadi pada mahasiswa Fakultas Ilmu

Kesehatan., yang dimana dari hasil wawancara dengan beberapa mahasiswa

Fakultas Ilmu Kesehatan UKSW yang mengatakan bahwa sering membuat tugas

satu hari sebelum dikumpulkan dikarenakan mereka merasakan terlalu banyak tugas

kuliah sehingga sering merasa malas untuk mengerjakannya dan menunda

Page 11: Hubungan antara Self-Esteem dengan Prokrastinasi Akademik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9380/2/T1_802009601_Full... · Fakultas Ilmu Kesehatan UKSW yang mengatakan bahwa

2

mengerjakannya di waktu luang. Selain itu, mereka lebih menghabiskan waktu

untuk nongkrong bersama dengan teman-teman atau jalan-jalan dibandingkan

mengerjakan tugas kuliah.

Ketika seorang pelajar tidak dapat memanfaatkan waktu dengan baik, banyak

mengulur waktu untuk melakukan aktivitas lain dengan sengaja dan merasa

aktivitas lain lebih menyenangkan daripada melakukan tugas yang harus dikerjakan

sehingga tugas terbengkalai dan menyelesaikan tugas tidak maksimal maka dapat

mengakibatkan kegagalan atau terhambatnya kesuksesan. Kegagalan atau

kesuksesan individu sebenarnya bukan karena faktor intelegensi semata namun

kebiasaan melakukan penundaan terutama dalam penyelesaian tugas akademik yang

dikenal dengan istilah prokrastinasi akademik (Savira & Yudi, 2013).

Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa prokrastinasi merupakan salah

satu masalah yang menimpa sebagian besar anggota masyarakat secara luas, dan

pelajar pada lingkungan yang lebih kecil, seperti yang diutarakan oleh Ferrari,

Keane, Wolf, & Beck (1998), bahwa sebagian pelajar sekitar 25 % sampai dengan

75 % dari pelajar melaporkan bahwa prokrastinasi merupakan salah satu masalah

dalam lingkup akademis mereka. Hal ini sesuai dengan yang diteliti oleh Saleem

dan Rafique (2012) terhadap mahasiswa universitas Punjab Lahore yang didapatkan

bahwa penundaan merupakan salah satu kebiasaan yang sering dilakukan

mahasiswa tahun pertama sampai tahun terakhir dalam menghadapi tugas-tugas

kuliah maupun penyusuan tugas akhir. Senada dengan penelitian dari Bruno (dalam

Hayyinah, 2004) yang mengungkapkan bahwa ada 60% individu memasukkan

sikap menunda sebagai kebiasaan dalam hidup mereka.

Page 12: Hubungan antara Self-Esteem dengan Prokrastinasi Akademik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9380/2/T1_802009601_Full... · Fakultas Ilmu Kesehatan UKSW yang mengatakan bahwa

3

Ghufron & Rini (2010) menjelaskan bahwa seseorang yang dikatakan

melakukan prokrastinasi akademik adalah ketika seseorang memiliki ciri-ciri

menunda untuk memulai maupun menyelesaikan kerja pada tugas yang dihadapi,

keterlambatan dalam mengerjakan tugas, kesenjangan waktu antara rencana dan

kinerja aktual dan melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan daripada

melakukan tugas yang harus dikerjakan. Seperti yang dikatakan oleh Tuckman

(1990) mengenai 3 aspek prokrastinasi yaitu ( 1) pembuang waktu, merupakan

kecenderungan untuk membuang waktu secara sia-sia dalam menyelesaikan tugas

yang perlu diprioritaskan demi melakukan hal-hal lain yang kurang penting

(Tendency to delay or put off doing things). (2) kesulitan dan penghindaran dalam

melakukan sesuatu yang tidak disukai, merupakan kecenderungan untuk merasa

keberatan mengerjakan hal-hal yang tidak disukai dalam tugas yang harus

dikerjakan tersebut atau jika kemungkinan akan menghindari hal-hal yang dianggap

mendatangkan perasaan tidak menyenangkan (Tendency to have difficulty doing

unpleasant things and when possible to avoid or circumvent the unpleasantness).

(3) Menyalahkan orang lain, merupakan kecenderugan untuk menyalakan pihak lain

atas penderitaan yang dialamai diri sendiri dalam mengerjakan sesuatu yang

ditundanya.Tendency to blame others for one’s own plight.

Menurut Ferrari dan Morales (2007) prokrastinasi akademik memberikan

dampak yang negatif bagi para pelajar, yaitu banyaknya waktu yang terbuang tanpa

menghasilkan sesuatu yang berguna. Prokrastinasi juga dapat menyebabkan

penurunan produktivitas dan etos kerja individu sehingga membuat kualitas

individu menjadi rendah, dan tugas tidak terselesaikan, atau terselesaikan namun

hasilnya tidak maksimal karena dikejar deadline.

Page 13: Hubungan antara Self-Esteem dengan Prokrastinasi Akademik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9380/2/T1_802009601_Full... · Fakultas Ilmu Kesehatan UKSW yang mengatakan bahwa

4

Beberapa faktor-faktor menurut Ferrari (1995), yang mempengaruhi

terjadinya perilaku prokrastinasi, seperti kelelahan, Self-afficacy, tingkat intelegensi

yang dimiliki seseorang, rendahnya self-control, rendahnya self-esteem, motivasi

yang rendah dan kondisi lingkungan lenient (pengawasan rendah). Dari faktor-

faktor tersebut dapat terjadi pada pelajar, seperti kelelahan dalam belajar karena

tugas yang banyak/padatnya jam belajar, tidak ada semangat untuk mengerjakan

tugas yang diberikan oleh guru dan juga seperti self-esteem yang rendah. Hal ini

didukung dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Beswick (1988) menemukan

dari beberapa penelitian adanya faktor yang berhubungan dengan seseorang

melakukan prokrastinasi. Faktor tersebut adalah indecision, irrational belief about

self-worth, dan low self-esteem.

Self-esteem merupakan evaluasi yang dibuat individu dan kebiasaan

memandang dirinya terutama mengenai sikap menerima atau menolak, dan indikasi

besarnya kepercayaan individu terhadap kemampuannya, keberartian, kesuksesan

dan keberhargaan (Coopersmith, 1967). Secara singkat self-esteem adalah

“personal judgment” mengenai perasaan berharga atau berarti yang di ekspresikan

dalam sikap-sikap individu terhadap dirinya. Kreitner dan Kinicki (2005)

mendefinisikan self-esteem dengan mengacu pada suatu keyakinan nilai diri sendiri

berdasarkan evaluasi diri secara keseluruhan. Apabila sebagai seorang pelajar yang

tahu tentang kewajibannya untuk menyelesaikan tugas dengan baik dan mempunyai

self-esteem yang tinggi, mereka akan mampu mengatur perilaku mereka dalam

belajar. Mereka mampu mengatur stimulus sehingga dapat menyesuaikan

perilakunya kepada hal-hal yang lebih menunjang untuk menyelesaikan tugasnya.

Sebaliknya, jika pelajar yang memiliki self-esteem yang rendah maka ia tidak

Page 14: Hubungan antara Self-Esteem dengan Prokrastinasi Akademik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9380/2/T1_802009601_Full... · Fakultas Ilmu Kesehatan UKSW yang mengatakan bahwa

5

mampu mengarahkan perilakunya dalam belajar. Ia akan mementingkan sesuatu

yang lebih menyenangkan, sehingga banyak melakukan prokrastinasi dalam

menyelesaikan tugas (Brown, Dutton & Cook, 2001).

Coopersmith (dalam Martini, 2003) mengidentifikasikan adanya empat aspek

self-esteem, yaitu (1) Proses belajar, istilah yang digunakan Coopersmith untuk

menggambarkan bagaimana individu menilai keadaan dirinya berdasarkan nilai-

nilai pribadi yang dianutnya. Individu menilai dirinya telah memenuhi atau

mendekati apa yang ada dalam kebutuhan idealnya dan mempunyai penerimaan

yang positif, maka individu tersebut akan memiliki penilaian dirinya yang positif.

Dalam kehidupan bermahasiswa, proses belajar akan terus menerus terjadi seperti

halnya yang terjadi pada mahasiswa FIK, dalam wawancara singkat ada beberapa

mahasiswa yang menuturkan bahwa dalam proses mengerjakan tugas ada beberapa

kendala yang terjadi salah satunya masalah tugas yang berhubungan dengan

laboratorium dimana ruangan laboratoriun dianggap mahasiswa terlalu kecil

sehingga harus masuk secara bergantian antar angkatan dan hal ini berpengaruh

terhadap waktu pengumpulan tugas karena mereka harus menunggu antrian. Dalam

hal ini, mahasiswa dapat menilai dirinya telah atau belum mendekati kebutuhan

ideal terkait dengan perkuliahannya.

Aspek (2) Penghargaan, merupakan perbuatan menghargai orang lain.

Perbuatan menghargai orang lain sebagaimana perbuatan menghargai diri sendiri

dapat meningkatkan harga diri seseorang. Orang lain akan menghargai dirinya

apabila dia juga menghargai pendapat, gagasan dan hasil kerja orang lain. Adapun

hal hal yang terjadi di lingkungan mahasiswa FIK yaitu kesenjangan untuk

mengungkapkan pendapat dalam proses perkuliahan dimana angkatan yang lebih

Page 15: Hubungan antara Self-Esteem dengan Prokrastinasi Akademik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9380/2/T1_802009601_Full... · Fakultas Ilmu Kesehatan UKSW yang mengatakan bahwa

6

tua dianggap lebih mampu berpendapat dibanding angkatan yang lebih mudah

dalam perkuliahan yang berhubungan dengan laboratorium, seperti yang telah

diungkapkan sebelumnya bahwa setiap angkatan bergantian untuk masuk ke

laboratorium.

(3) Penerimaan, aspek ini menekankan perasaan keluarga dan orangtua dalam

pembentukan dasar harga diri pada masa kanak-kanak. Keluarga merupakan tempat

sosialisasi pertama bagi anak. Penerimaan keluarga yang positif akan berpengaruh

pada perkembangan harga diri anak pada masa dewasa kelak. Orangtua mempunyai

nilai yang pasti dan berharap anak bisa melakukannya. Terlepas dari dukungan

orang tua para mahasiswa juga merasa bahwa dukungan dari teman-teman

memberikan semangat untuk menjalani study dengan baik yang memungkingkan

tercapainya penerimaan diri. (4) Interaksi dengan lingkungan, aspek ini memiliki

karakteristik kepribadian yang dapat mengarahkan pada kemandirian sosial dan

kreatifitas yang tinggi, lebih mampu dalam mengatasi kesulitan-kesulitan yang

dihadapinya, mampu mencapai tujuan pribadi secara realistik dan aktif serta

pengalaman keberhasilan akan meningkatkan harga diri.

Dinamika hubungan antara self-esteem dengan prokrastinasi akademik, bila

individu memiliki low self-esteem maka harapan untuk berhasil pada tugas

selanjutnya akan rendah dan selanjutnya akan rendah dan individu akan melakukan

prokrastinasi pada tugas selanjutnya. Hal ini didukung dari Akinsola, Tela, & dan

Tela 2007 juga mengutarakan bahwa bisa saja seorang individu yang memiliki self-

esteem yang tinggi akan bisa melakukan prorastinasi yang jika lingkungan sekitar

menjadi ancaman bagi dirinya untuk bisa bersaing mendapatkan hasil belajar yang

baik.Akinsola, (Tela, & dan Tela 2007) menemukan bahwa seorang yang memiliki

Page 16: Hubungan antara Self-Esteem dengan Prokrastinasi Akademik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9380/2/T1_802009601_Full... · Fakultas Ilmu Kesehatan UKSW yang mengatakan bahwa

7

self-esteem yang rendah akan cenderung melakukan prokrastinasi dibandingkan

dengan individu yang memiliki self-esteem yang tinggi. Selain itu Burka dan Yuen

(1983) meneliti dan menemukan low self-esteem juga turut memengaruhi seseorang

untuk melakukan prokrastinasi. Individu tersebut akan merasa tidak berharga dan

individu akan berusaha melindungi self-esteem dengan cara melakukan

prokrastinasi. Namun penelitian yang dilakukan oleh Rizal (2012) pada 518

mahasiswa di salah satu universitas di Surabaya, yang menunjukkan bahwa tidak

ada hubungan antara self-esteem dengan prokrastinasi akademik. Pada hakekatnya

self-esteem pada satu individu dengan individu yang lain tidaklah sama. Ada

individu yang memiliki self-esteem yang tinggi, namun ada pula individu yang

memiliki self-esteem yang rendah juga Hasil penelitian Rizal (2012) di Surabaya,

juga menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara self-esteem dengan

prokrastinasi akademik.

Dengan demikian dari uraian dan penelitian terdahulu di atas, maka penulis

tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai hubungan antara self-esteem dengan

prokrastinasi akademik pada mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan UKSW.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui signifikansi hubungan antara self-

esteem dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan

UKSW.

Page 17: Hubungan antara Self-Esteem dengan Prokrastinasi Akademik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9380/2/T1_802009601_Full... · Fakultas Ilmu Kesehatan UKSW yang mengatakan bahwa

8

METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasi untuk melihat hubungan antara

self-esteem dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa Fakultas Ilmu

Kesehatan UKSW.

Identifikasi Variabel

Dalam penelitian ini, terdapat dua variabel, yaitu self-esteem sebagai variabel

bebas (X) dan prokrastinasi sebagai variabel terikat/tergantung (Y).

Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan mahasiswa Fakultas Ilmu

Kesehatan UKSW. Adapun sampel dalam penelitian ini melibatkan 102 mahasiswa

dengan menggunakan teknik insidental sampling, yang merupakan teknik

penentuan sampel berdasarkan kebetulan.

Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

menggunakan skala pengukuran psikologis berupa angket yang terdiri dari dua

skala yaitu skala self-esteem dan skala prokrastinasi akademik .

1. Skala Self-Esteem

Skala self-esteem dalam penelitian ini mengacu pada alat ukur yang

dikembangkan oleh Coopersmith (1967) dan kemudian diadaptasi oleh peneliti.

Skala tersebut terdiri dari empat aspek yaitu: (1) Proses belajar. (2) Penghargaan

(3) Penerimaan (4) Interkasi dengan lingkungan. Skala tersebut dikenal dengan

nama skala self esteem. Skala tersebut sebanyak 25 item pernyataan dalam

Page 18: Hubungan antara Self-Esteem dengan Prokrastinasi Akademik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9380/2/T1_802009601_Full... · Fakultas Ilmu Kesehatan UKSW yang mengatakan bahwa

9

bentuk skala likert dengan menggunakan 4 alternatif jawaban yaitu, sangat

sesuai (SS), Sesuai (S), Tidan Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS)

(Azwar, 2012). Realibilitas alpha cronbach dari skala coopersmith self esteem

inventory yaitu sebesar 0,763, selanjutnya peneliti juga akan menguji kembali

daya diskriminasi item dan realibilitas alat ukur ini menggunakan alpha

cronbach.

Berdasarkan pada perhitungan uji seleksi item dan reliabilitas skala self-

esteem sebanyak dua kali putaran, yang terdiri dari 25 item, diperoleh item yang

gugur sebanyak 2 item dengan koefisien korelasi item totalnya bergerak antara

0,403-0,900. Sedangkan teknik pengukuran untuk menguji reliabilitas adalah

menggunakan teknik koefisien Alpha Cronbach, sehingga dihasilkan koefisien

Alpha pada skala self-esteem sebesar 0,900. Hal ini berarti skala self-esteem

reliabel.

2. Skala prokrastinasi akademik

Skala prokrastinasi akademik dalam penelitian ini mengacu pada alat ukur

yang dikembangkan oleh Tuchman (1990). Dan kemudian diadaptasi oleh

peneliti. skala tersebut terdiri dari tiga dimensi yaitu (1) Tendency to delay or

put off doing things/ pembuang waktu. (2) Tendency to have difficulty doing

unpleasant things and when possible to avoid or circumvent the

unpleasantness/kesulitan dan penghindaran dalam melakukan sesuatuyang tidak

disukai. (3) Tendency to blame others for one’s own plight / menyalakan orang

lain. Skala tersebut bernama Tuchman procrastination scale (TPS) yang

tersusun dari 35 pernyataan dalam bentuk skala likert dengan enggunakan 4

alternatif jawaban yaitu, sangat sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), dan

Page 19: Hubungan antara Self-Esteem dengan Prokrastinasi Akademik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9380/2/T1_802009601_Full... · Fakultas Ilmu Kesehatan UKSW yang mengatakan bahwa

10

Sangat Tidak Sesuai (STS). Realibilitas alpha cronbach dari skala prokrastinasi

akademik yaitu sebesar 0,86.Selanjutnya peneliti juga akan menguji kembali

daya diskriminasi item dan realibilitas alat ukur ini menggunakan alpha

cronbach.

Berdasarkan pada perhitungan uji seleksi item dan reliabilitas skala

prokrastinasi akademik sebanyak dua kali putaran, yang terdiri dari 35 item,

diperoleh item yang gugur sebanyak 10 item dengan koefisien korelasi item

totalnya bergerak antara 0,324-0,556. Sedangkan teknik pengukuran untuk

menguji reliabilitas adalah menggunakan teknik koefisien Alpha Cronbach,

sehingga dihasilkan koefisien Alpha pada skala prokrastinasi akademik sebesar

0,879. Hal ini berarti skala prokrastinasi akademik reliabel.

HASIL PENELITIAN

Uji Deskriptif Statistika

Tabel 1. Dekriptif Statistika

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Self-esteem 102 33 88 71.01 9.714

Prokrastinasi 102 26 85 65.21 9.224

Valid N (listwise) 102

Berdasarkan tabel 1, tampak skor empirik yang diperoleh pada skala self-

esteem paling rendah adalah 33 dan skor paling tinggi adalah 88, rata-ratanya

adalah 71,01 dengan standar deviasi 9,714. Begitu juga dengan skala prokrastinasi

akademikyang dimana skor paling rendah adalah 26 dan skor paling tinggi adalah

85, rata-ratanya adalah 65,21 dengan standar deviasi 9,224.

Page 20: Hubungan antara Self-Esteem dengan Prokrastinasi Akademik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9380/2/T1_802009601_Full... · Fakultas Ilmu Kesehatan UKSW yang mengatakan bahwa

11

Dengan demikian, maka norma kategorisasi hasil pengukuran skala self-

esteem dan skala prokrastinasi akademikdapat dilihat pada tabel 2 di bawah ini:

Tabel 2. Kategorisasi Pengukuran Skala Self-Esteem

dan Skala Prokrastinasi

Skala No Interval Kategori Mean N Persentase

Self-

esteem

1 78,2 ≤ x ≤ 92 Sangat

Tinggi

23 22,55%

2 64,4 ≤ x <78,2 Tinggi 71,01 59 57,84%

3 50,6 ≤ x <64,4 Sedang 16 15,69%

4 36,8 ≤ x <50,6 Rendah 3 2,94%

5 23 ≤ x <36,8 Sangat

Rendah

1 0,98%

Jumlah 102 100%

SD = 9,714 Min = 33 Max = 88

Prokrastin

asi

1 85 ≤ x ≤ 100 Sangat

Tinggi

0 0%

2 70 ≤ x <85 Tinggi 29 28,43%

3 55 ≤ x <70 Sedang 65,21 67 65,69%

4 40 ≤ x <55 Rendah 4 3,92%

5 25 ≤ x <40 Sangat

Rendah

2 1,96%

Jumlah 102 100%

SD = 9,224 Min = 26 Max = 85

Berdasarkan tabel 2 di atas, dapat dilihat bahwa 23 responden memiliki skor

self-esteem yang berada pada kategori sangat tinggi dengan persentase 22,55%, 59

responden memiliki skor self-esteem yang berada pada kategori tinggi dengan

persentase 57,84%, 16 responden memiliki skor self-esteem yang berada pada

kategori sedang dengan persentase 15,69%, 3 responden memiliki skor self-esteem

yang berada pada kategori rendah dengan persentase 2,94%, dan 1 responden

memiliki skor self-esteem yang berada pada kategori sangat rendah dengan

persentase 0,98%. Berdasarkan rata-rata sebesar 71,01 dapat dikatakan bahwa rata-

rata self-esteem responden berada pada kategori tinggi.

Page 21: Hubungan antara Self-Esteem dengan Prokrastinasi Akademik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9380/2/T1_802009601_Full... · Fakultas Ilmu Kesehatan UKSW yang mengatakan bahwa

12

Untuk skala prokrastinasi, tidak ada responden yang memiliki skor

prokrastinasi yang berada pada kategori sangat tinggi dengan persentase 0%, 29

responden memiliki skor prokrastinasi yang berada pada kategori tinggi dengan

persentase 28,43%, 67 responden memiliki skor prokrastinasi yang berada pada

kategori sedang dengan persentase 65,69, 4 responden memiliki skor

prokrastinasipada kategori rendah dengan persentase 3,92%, dan 2 responden

memiliki skor prokrastinasi yang berada pada kategori sangat rendah dengan

persentase 1,96%. Berdasarkan rata-rata sebesar 65,21 dapat dikatakan bahwa rata-

rata prokrastinasiresponden berada pada kategori sedang.

Uji Asumsi

Uji asumsi yang dilakukan terdiri dari uji normalitas dan uji linearitas. Uji

normalitas dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 3. Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Self-esteem Prokrastinasi

N 102 102

Normal Parametersa Mean 71.01 65.21

Std. Deviation 9.714 9.224

Most Extreme Differences Absolute .124 .100

Positive .066 .078

Negative -.124 -.100

Kolmogorov-Smirnov Z 1.254 1.013

Asymp. Sig. (2-tailed) .086 .256

Pada skala self-esteem diperoleh hasil skor K-S-Z sebesar 1,254 dengan

probabilitas (p) atau signifikansi sebesar 0,086 (p>0,05). Sedangkan skor pada

skala prokrastinasi memiliki nilai K-S-Z sebesar 1,013 dengan probabilitas (p) atau

signifikansi sebesar 0,256. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kedua

variabel berdistribusi normal.

Page 22: Hubungan antara Self-Esteem dengan Prokrastinasi Akademik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9380/2/T1_802009601_Full... · Fakultas Ilmu Kesehatan UKSW yang mengatakan bahwa

13

Sementara, dari hasil uji linearitas dapat dilihat pada tabel 4 di bawah ini:

Tabel 4. Uji Linearitas

ANOVA Table

Sum of Squares df

Mean Square F Sig.

Prokrastinasi * Self-esteem

Between Groups

(Combined)

2216.635 33 67.171 .716 .853

Linearity 1.311 1 1.311 .014 .906

Deviation from Linearity

2215.324 32 69.229 .738 .826

Within Groups 6376.042 68 93.765

Total 8592.676 101

Hasil uji linearitas diperoleh nilai Fbeda sebesar 0,738 dengan signifikansi =

0,826 (p>0,05) yang menunjukkan hubungan antara self-esteem dengan

prokrastinasi adalah linear.

Untuk hasil uji korelasi antara variabel bebas dan variabel terikat, dapat

dilihat pada tabel 5 berikut ini:

Tabel 5. Hasil Uji Korelasi

Correlations

Self-esteem Prokrastinasi

Self-esteem Pearson Correlation 1 .012

Sig. (1-tailed) .451

N 102 102

Prokrastinasi Pearson Correlation .012 1

Sig. (1-tailed) .451

N 102 102

Hasil koefisien korelasi antara self-esteemdengan prokrastinasi akademik,

sebesar 0,012 dengan signifikansi = 0,451 (p>0,05). Hal ini menunjukkan bahwa

tidak ada hubungan negatif yang sigifikan antara self-esteem dengan prokrastinasi

Page 23: Hubungan antara Self-Esteem dengan Prokrastinasi Akademik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9380/2/T1_802009601_Full... · Fakultas Ilmu Kesehatan UKSW yang mengatakan bahwa

14

akademik pada mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Kristen Satya

Wacana Salatiga.

PEMBAHASAN

Berdasarkan penelitian mengenai hubungan antara self-esteem dengan

prokrastinasi akademik pada mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas

Kristen Satya Wacana Salatiga, didapatkan hasil bahwa tidak terdapat

hubungannegatif signifikan antara self-esteem dengan prokrastinasi akademik pada

mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.

Berdasarkan hasil uji perhitungan korelasi, kedua variabel memiliki r sebesar 0,102

dengan signifikansi sebesar 0,451 (p>0.05), yang berarti kedua variabel yaitu self-

esteem dengan prokrastinasi akademik mahasiswatidak memiliki hubungan yang

negatif signifikan.

Tidak adanya hubungan antara kedua variabel, mungkin dikarenakan para

mahasiswa merasa percaya diri akan tugas yang diberikan oleh dosen dalam

menempuh studi perkuliahan, dan mungkin para mahasiswa FIK, merasa bahwa

dengan sistem akademik fakultas yang masih belum jelas tidak menjadi kendala

dalam menyelesaikan tugas-tugas akademik yang diberikan oleh dosen. Hasil

wawancara lanjutan dengan beberapa mahasiswa dari angkatan yang berbeda pada

tanggal 08 Juni 2016, mengatakan bahwa tugas-tugas yang diberikan oleh para

dosen bukanlah menjadi suatu alasan untuk tidak mengerjakannya. melainkan

dengan adanya tugas dirasakan sangat membantu dalam menunjang pembelajaran

dan nilai yang nantinya diperoleh. Hal ini karena program akademik yang

diberlakukan di FIK bervariasi, sehingga sering membingungkan para mahasiswa

seperti mahasiswa sekarang yang lebih banyak diberikan tugas-tugas yang

Page 24: Hubungan antara Self-Esteem dengan Prokrastinasi Akademik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9380/2/T1_802009601_Full... · Fakultas Ilmu Kesehatan UKSW yang mengatakan bahwa

15

berkaitan dengan teori dibandingkan dengan mahasiswa angkatan sebelumnya yang

lebih banyak diberikan tugas-tugas yang langsung terjun ke lapangan, sehingga

membuat mereka memiliki pengetahun yang memadai dan mendukung mereka

pada kerja praktek yang dilakukan. Selain itu, dampak dari perubahan sistem yang

dirasakan oleh mahasiswa, menyebabkan mereka merasa kesulitan dalam memilih

mata kuliah yang akan diambil dan topik-topik penelitian tugas akhir beserta dosen

pembimbing yang sesuai dengan bidangnya.

Berdasarkan hasil analisis deskriptif dalam penelitian ini, diperoleh data

bahwa rata-rata (mean) 71,01 atau 57,84% mahasiswa FIK UKSW Salatiga

memiliki tingkat kepercayaan diri (self-esteem) yang berada pada kategori tinggi.

Sedangkan pada prokrastinasi akademik mahasiswa FIK UKSW Salatiga, rata-rata

(mean) 65,21 atau 65,69% yang berada pada kategori sedang. Hal tersebut

menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa mengalami prokrastinasi akademik

yang sedang.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian mengenai hubungan antara self-esteem dengan

prokrastinasi akademik pada mahasiswa FIK UKSW Salatiga, diperoleh

kesimpulan bahwa tidak ada hubungan negatif signifikan antara kedua variabel. Hal

ini menunjukkan bahwa self-esteem bukan merupakan salah satu faktor utama yang

besar pengaruhnya terhadap prokrastinasi akademik pada mahasiswa FIK UKSW

Salatiga. Sebagian besar responden memiliki self-esteem yang berada pada kategori

tinggi dan sebagian besar responden mengalami prokrastinasi akademik yang

berada pada kategori sedang.

Page 25: Hubungan antara Self-Esteem dengan Prokrastinasi Akademik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9380/2/T1_802009601_Full... · Fakultas Ilmu Kesehatan UKSW yang mengatakan bahwa

16

Demikian, diharapkan para mahasiswa tetap meningkatkan rasa percaya pada

dirinya sendiri untuk bisa menyelesaikan tugas-tugas akademik, sehingga menunjang

hasil akademik yang diperoleh selama menempuh bangku perkuliahan. Selain itu,

diharapkan kepada peneliti selanjutnya dapat meneliti lebih lanjut penelitian ini dengan

mengembangkan variabel-variabel lain yang dapat digunakan, sehingga terungkap

faktor-faktor yang memengaruhi prokrastinasi akademik mahasiswa terutama

mahasiswa FIK UKSW Salatiga dalam menempuh studi di bangku perkuliahan seperti

tingkat kelelahan yang dialami, self-efficacy, tingkat inteligensi, motivasi, kondisi

lingkungan akademik dan rumah, dan self-control.

Page 26: Hubungan antara Self-Esteem dengan Prokrastinasi Akademik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9380/2/T1_802009601_Full... · Fakultas Ilmu Kesehatan UKSW yang mengatakan bahwa

17

DAFTAR PUSTAKA

Akinsola, M. K., Tella, A.,& Tella, A. (2007). Correlates of academic

procratination and mathematics achievement of university undergraduate

students. Eurasia Journal of Mathematics, Science & Technology Education,

3 (4) : 363-370.

Arikunto, S. (2006). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek. Edisi Revisi.

Jakarta: Rineka Cipta.

Azwar, S. (2012). Penyusunan skala psikologi. Edisi 2. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Beswick, G. (1988). Psycological antecendents of student procrastination.

Australian Psicologist 23 (2).

Brown, J. D., Dutton, K. A., & Cook, K. E. (2001). From the top down: Self-esteem

and self-evaluation. Cognition and Emotion, 15, 615-631.

Burka, J. B.,& Yuen, L. M. (1983). Procrastination: Why you do it, What to do

about it. New York: Perseus Books.

Coopersmith, S. (1967). The antecedents of self-esteem. San Francisco: W. H.

Freeman & Co.

Ferrari, J.R., Johnson, J.L.,& Mc Cown, W.G. (1995). Procrastination and task

Avoidance, Theory, Research and Treathment. New York: Plenum Press.

Ferrari, J. R., Keane, S., Wolf, R., & Beck, B. L. (1998), The antecedents and

consequences of academic excuse-making: examining individual differences

in procrastination. Research Hinhigher Education, 39, 199-215.

Ferari, J. R.,& Morales, J. F. D. (2007). Perceptions of self-concept and self-

presentation by procrastinators: Further Evidence. The Spanish Journal of

Psychology, 10 (1) : 91-96.

Ghufron, N. M.,& Risnawita, R. (2010). Teori-teoripsikologi. Yogyakarta: Ar- Ruz

Media.

Hayyinah. (2004). Religiusitas dan prokrastinasi akademik mahasiswa. Jurnal

Psikologika, 11 (17) : 31-41.

Kreitner, R.,& Kinicki, A. (2005). Perilaku organisasi. Edisi Ke-5. Jakarta:

Salemba Empat.

Martini. (2003) Hubungan antara harga diri dengan kecenderungan deliquensi pada

remaja. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Surakarta: Fakultas Psikologi UMS.

Page 27: Hubungan antara Self-Esteem dengan Prokrastinasi Akademik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9380/2/T1_802009601_Full... · Fakultas Ilmu Kesehatan UKSW yang mengatakan bahwa

18

Nurgiyantoro, Gunawan, & Marzuki. (2009). Statistik terapan: untuk penelitian

ilmu-ilmu sosial. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Rizal, Y. 2012. Hubungan antara prokrastinasi akademik dan self esteem. Skripsi

tidak diterbitkan. Fakultas Psikologi- Universitas Surabaya.

Saleem, M.,& Rafique, R. (2012). Procratination and self-esteem among university

students. Pakistan Journal Of Social And Clinical Psychology,10 (2) : 50-53.

Santrock, J.W. (2002). Life span development: perkembangan masa hidup. Jilid 2

(Edisi Ke-5). Jakarta: Erlangga.

Savira, F.,& Yudi, S. (2013). Self-regulated learning (SLR) dengan prokrastinasi

akademik pada siswa akselerasi. Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan, 5 (2) : 1-5.

Sugiyono. (2012). Metodologi penelitian pendidikan: pendekatan kuantitatif,

kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Tuckman, B.W. (1990). Measuring procrastination attitudinally and behaviorally.

Paper presented at meeting of American Educational Research Association at

April 1990. Boston.