HUBUNGAN ANTARA PERILAKU PROSOSIAL DENGAN...

21
1 HUBUNGAN ANTARA PERILAKU PROSOSIAL DENGAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA REMAJA Nina Ifada Meihati Sukarti, Dr Thobagus Moh. Nu’man, S.Psi, Psi. INTISARI Penelitian ini bertujuan untuk meneliti hubungan antara perilaku prososial dengan kebermaknaan hidup pada remaja. Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada hubungan positif antara perilaku prososial dengan kebermaknaan hidup pada remaja. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah prososial, sedangkan variabel tergantungnya adalah kebermaknaan hidup. Skala kebermaknaan hidup yang digunakan dalam penelitian ini adalah modifikasi Skala Kebermaknaan Hidup dari Rahmat (2003). Skala ini disusun berdasarkan aspek-aspek yang dikemukakan Crumbaugh dan Maholick (Koeswara, 1992). Skala prososial yang digunakan dalam penelitian ini adalah modifikasi dari Skala Prososial yang digunakan oleh Basti (2002). Skala ini disusun berdasarkan aspek-aspek yang dikemukakan oleh Mussen,dkk (1979) yaitu: menolong, bekerja sama, membagi, kejujuran, dermawan, dan mempertimbangkan hak dan kewajiban orang lain. Tehnik analisis data menggunakan analisis product moment dari Pearson dengan bantuan SPSS 11.00, For Windows, menunjukan bahwa koefisien korelasi dari analisis product momment antara perilaku prososial dan kebermaknaan hidup adalah rxy = 0,668 p= 0,00 (p<0,01). Hasil tersebut menunjukan adanya hubungan positif antara perilaku prososial dengan kebermaknaan hidup, sehingga hipotesis yang menyatakan bahwa ada hubungan antara perilaku prososial dengan kebermaknaan hidup diterima. Kata kunci : perilaku prososial, kebermaknaan hidup pada remaja.

Transcript of HUBUNGAN ANTARA PERILAKU PROSOSIAL DENGAN...

Page 1: HUBUNGAN ANTARA PERILAKU PROSOSIAL DENGAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · Menurut Frankl (Koeswara, 1987), ada tiga komponen kebermaknaan

1

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU PROSOSIAL DENGAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA REMAJA

Nina Ifada Meihati Sukarti, Dr

Thobagus Moh. Nu’man, S.Psi, Psi.

INTISARI

Penelitian ini bertujuan untuk meneliti hubungan antara perilaku prososial dengan kebermaknaan hidup pada remaja. Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada hubungan positif antara perilaku prososial dengan kebermaknaan hidup pada remaja. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah prososial, sedangkan variabel tergantungnya adalah kebermaknaan hidup. Skala kebermaknaan hidup yang digunakan dalam penelitian ini adalah modifikasi Skala Kebermaknaan Hidup dari Rahmat (2003). Skala ini disusun berdasarkan aspek-aspek yang dikemukakan Crumbaugh dan Maholick (Koeswara, 1992). Skala prososial yang digunakan dalam penelitian ini adalah modifikasi dari Skala Prososial yang digunakan oleh Basti (2002). Skala ini disusun berdasarkan aspek-aspek yang dikemukakan oleh Mussen,dkk (1979) yaitu: menolong, bekerja sama, membagi, kejujuran, dermawan, dan mempertimbangkan hak dan kewajiban orang lain. Tehnik analisis data menggunakan analisis product moment dari Pearson dengan bantuan SPSS 11.00, For Windows, menunjukan bahwa koefisien korelasi dari analisis product momment antara perilaku prososial dan kebermaknaan hidup adalah rxy = 0,668 p= 0,00 (p<0,01). Hasil tersebut menunjukan adanya hubungan positif antara perilaku prososial dengan kebermaknaan hidup, sehingga hipotesis yang menyatakan bahwa ada hubungan antara perilaku prososial dengan kebermaknaan hidup diterima. Kata kunci : perilaku prososial, kebermaknaan hidup pada remaja.

Page 2: HUBUNGAN ANTARA PERILAKU PROSOSIAL DENGAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · Menurut Frankl (Koeswara, 1987), ada tiga komponen kebermaknaan

2

Pengantar

Kemajuan bangsa Indonesia tidak hanya ditentukan oleh luas dan

banyaknya sumber daya alam yang dimiliki, akan tetapi kualitas sumber daya

manusia juga ikut berperan. Lebih-lebih di era globalisasi seperti sekarang,

masyarakat Indonesia sudah mengalami perubahan yaitu modernisasi.

Modernisasi merupakan pilihan yang harus diambil dengan alasan untuk

meningkatkan kesejahteraan bangsa, mengejar ketertinggalan peradaban dari

negara-negara yang telah maju, persaingan dalam kancah pergaulan dunia

Internasional. Hal tersebut dapat terwujud apabila bangsa Indonesia memiliki

kualitas sumber daya manusia yang tangguh dan dapat dihandalkan (Rahmat,

2003).

Pada proses modernisasi tentunya diikuti oleh perubahan disegala aspek

kehidupan. Perubahan yang disebabkan oleh modernisasi merupakan perubahan

sosial yang terarah (directed change atau social planing), yaitu perubahan yang

didasarkan pada perencanaan (Soekanto, 1990). Selain menimbulkan sesuatu yang

bermanfaat dan diharapkan, seperti terpenuhinya sarana dan prasarana,

meningkatnya tingkat kesejahteraan sosial, berkembangnya ilmu pengetahuan dan

teknologi, perubahan sosial dapat juga menimbulkan disorganisasi sosial.

Akibat disorganisasi sosial terhadap perilaku manusia akan lebih terlihat

pada remaja karena remaja merupakan individu yang sedang mengalami transisi

atau peralihan dari kehidupan kanak-kanak menuju kehidupan orang dewasa,

ditandai dengan perubahan dan perkembangan yang pesat baik dari segi fisik

maupun psikis (Monks dkk, 1999). Remaja masih mencari identitas diri, emosi

Page 3: HUBUNGAN ANTARA PERILAKU PROSOSIAL DENGAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · Menurut Frankl (Koeswara, 1987), ada tiga komponen kebermaknaan

3

meningkat, konformitas yang tinggi pada kelompok, belum terbentuknya konsep

diri yang utuh.

Adanya masa transisi atau peralihan pada remaja, serta perubahan yang

terus menerus baik lingkungan sosial maupun fisik, dapat mengakibatkan remaja

sulit untuk menyesuaikan diri sehingga remaja mengalami berbagai konflik baik

di dalam diri sendiri, lingkungan, keluarga, teman maupun lingkungan sosialnya.

Selanjutnya akan muncul perasaan bingung, tidak menentu, putus asa, cemas,

teralienasi, depresi, kacau, mudah terombang-ambing dan tidak mempunyai

pegangan. Akibatnya remaja tidak tahu pasti masa depannya, mengalami keraguan

dan akhirnya frustrasi dan tidak percaya diri. Hal tersebut termanifestasi dalam

bentuk-bentuk kenakalan remaja seperti minum-minuman beralkohol,

penyalahgunaan narkotika, mencuri, memperkosa bahkan sampai kriminal serius

(Schultz, 1991).

Data tentang penyalahgunaan napza dikalangan remaja di Indonesia adalah

tergolong cukup tinggi. Menurut DEPKES jumlah terbanyak pengguna NAPZA

didominasi kelompok umur 20-24 tahun. Data tersebut menunjukan bahwa

pengguna napza terbanyak didominasi oleh kaum remaja. Pada tahun 2003, 1,17%

pasien rawat inap di rumah sakit karena gangguan mental dan perilaku yang

disebabkan penggunaan NAPZA telah meninggal dunia. Data di Bagian Forensik

FK-UI Jakarta pada tahun 1999-2003 juga menunjukkan adanya kenaikan jumlah

kematian karena kasus overdosis yang sebagian besar disebabkan oleh overdosis

heroin (Dep-Kes RI, 2004).

Page 4: HUBUNGAN ANTARA PERILAKU PROSOSIAL DENGAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · Menurut Frankl (Koeswara, 1987), ada tiga komponen kebermaknaan

4

Menurut asumsi penulis, kebebasan yang berhasil dikembangkan pada era

modern tersebut menunjukkan bahwa tanpa diimbangi tanggungjawab dan

kematangan sikap, maka kebebasan tersebut tidak berhasil mendatangkan

ketentraman dan rasa aman, bahkan sebaliknya dapat menyuburkan penghayatan

hidup tanpa makna. Remaja sebagai komponen dari masyarakat merupakan

bagian yang integral dari generasi muda, diharapkan menjadi dinamisator dalam

pembangunan. Remaja yang mempunyai makna hidup akan mudah untuk dibina

menjadi manusia yang optimis, kreatif, dapat mengaktualisasikan potensi dirinya

dan bertanggungjawab dalam hidupnya.

Dewasa ini, sikap saling menolong dan membantu orang lain di kalangan

remaja telah mulai memudar. Hal ini terjadi akibat tumbuh suburnya sikap

individualistis di kalangan remaja. Remaja juga banyak yang menganut gaya

hidup hedonis, yang membuat mereka hanya berfikir tentang kesenangan diri

sendiri tanpa mau memikirkan keadaan orang lain. Remaja bukanya gemar untuk

melakukan perilaku-perilaku prososial, justru sebaliknya malah semakin banyak

diantara remaja yang melakukan perilaku antisosial. Banyak diantara remaja yang

melakukan perilaku agresi, seperti berbagai bentuk kenakalan remaja dan tawuran.

Demikian pula, angka kriminalitas yang terjadi di kalangan remaja juga semakin

meningkat (www.kompas.com, 2002). Oleh karena itu, dapatlah dikatakan bahwa

kecenderungan untuk melakukan perilaku prososial diantara remaja semakin

menurun. Diasumsikan pula oleh penulis bahwa menurutnya perilaku prososial

akan menurunkan pula kadar kebermaknaan hidup pada remaja.

Page 5: HUBUNGAN ANTARA PERILAKU PROSOSIAL DENGAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · Menurut Frankl (Koeswara, 1987), ada tiga komponen kebermaknaan

5

Kebermaknaan Hidup

Tokoh pertama yang menggunakan gagasan tentang kebermaknaan hidup

(meaning of life) adalah Viktor Emile Frankl. Pandangan tersebut dikemukakan

dalam prinsip logotherapi dan hal tersebut menyebabkan pandangan Frankl

tentang manusia dimasukkan ke dalam aliran eksistensial. Logotherapi diambil

dari bahasa Yunani, Logos berarti makna (Koeswara, 1992).

Dari penjelasan tersebut logotherapi dapat digambarkan sebagai corak

psikologi yang dilandasi oleh filsafat hidup dan wawasan mengenai manusia yang

mengakui adanya dimensi kerohanian di samping dimensi ragawi dan dimensi

kejiwaan serta dimensi sosial. Kerohanian dalam hal ini menurut Frankl

(Khisbiyah, 1992)) tidak berkorelasi dengan keagamaan, tetapi lebih dimaksudkan

sebagai manusia untuk hidup secara bermakna. Lebih lanjut Frankl (Koeswara,

1992), menjelaskan ada tiga konsep utama yang menjadi dasar filosofi logotherapi

yaitu : kebebasan berkehendak (freedom of will), kehendak akan makna (will to

meaning), dan kebermaknaan hidup (meaning of life).

Crumbaugh dan Maholick (Koeswara, 1992) mengukur kebermaknaan

hidup dengan alat tes yang dinamakan The Purpose In Life Test (PIL test). PIL

test merupakan petunjuk seberapa tinggi makna hidup seseorang. Adapun

komponen yang diukur berkaitan dengan maksud atau makna hidup tersebut

antara lain :

Page 6: HUBUNGAN ANTARA PERILAKU PROSOSIAL DENGAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · Menurut Frankl (Koeswara, 1987), ada tiga komponen kebermaknaan

6

a. Makna hidup

Makna hidup adalah segala sesuatu yang dipandang penting dan berharga

oleh seseorang, memberi nilai khusus serta dapat dijadikan tujuan

hidupnya.

b. Kepuasan hidup

Kepuasan hidup adalah penilaian seseorang terhadap hidupnya, sejauh

mana ia bisa menikmati dan merasakan kepuasan dalam hidup dan

aktivitas-aktivitas yang dijalaninya.

c. Kebebasan berkehendak

Kebebasan berkehendak adalah perasaan mampu mengendalikan

kebebasan hidunya secara bertanggung jawab yang didasarkan pada nilai-

nilai kebenaran.

d. Sikap terhadap kematian

Sikap terhadap kematian adalah bagaimana seseorang berpandangan dan

kesiapannya menghadapi kematian. Orang yang mempunyai

kebermaknaan hidup akan membekali dirinya dengan berbuat kebaikan

sehingga dalam memandang kematian akan merasa siap untuk

menghadapinya. Lebih lanjut Atwater (Hartanto, 1996) menambahkan

bahwa agama merupakan variabel terpenting dalam hal kematian, karena

penghayatan seseorang tentang agamanya ternyata mempengaruhi

penyesuaian dirinya terhadap kematian.

Page 7: HUBUNGAN ANTARA PERILAKU PROSOSIAL DENGAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · Menurut Frankl (Koeswara, 1987), ada tiga komponen kebermaknaan

7

e. Pikiran tentang bunuh diri

Pikiran tentang bunuh diri adalah bagaimana pemikiran seseorang tentang

masalah bunuh diri, bagi seseorang yang mempunyai makna hidup akan

berusaha menghindari keinginan untuk melakukan bunuh diri atau bahkan

tidak pernah memikirkannya.

f. Kepantasan hidup

Kepantasan hidup adalah pandangan seseorang tentang hidupnya, apakah

ia merasa bahwa sesuatu yang dialaminya pantas atau tidak.

Menurut Frankl (Koeswara, 1987), ada tiga komponen kebermaknaan hidup

sebagai pilar filosofi, yang satu dengan lainnya saling berhubungan erat, saling

menunjang. Ketiga komponen tersebut adalah :

a. Kebebasan berkehendak (freedom of will)

Kebebasan berkehendak ini diartikan sebagai kebebasan untuk

menentukan sikap terhadap kondisi-kondisi tertentu. Kebebasan untuk

menentukan apa yang dianggap penting dan baik bagi dirinya diimbangi

dengan tanggungjawab agar tidak berkembang menjadi kesewenangan.

b. Kehendak hidup bermakna (will to meaning)

Hasrat untuk hidup bermakna benar-benar ada dan dihayati oleh setiap

orang, memotivasi seseorang untuk menjadi pribadi yang berharga dan

berarti, serta kehidupan yang penuh dengan kegiatan-kegiatan yang

bermakna pula.

Page 8: HUBUNGAN ANTARA PERILAKU PROSOSIAL DENGAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · Menurut Frankl (Koeswara, 1987), ada tiga komponen kebermaknaan

8

c. Makna hidup (meaning of life)

Makna hidup merupakan sesuatu yang dianggap penting, benar,

didambakan dan memberi nilai khusus bagi seseorang. Apabila berhasil

ditemukan akan menyebabkan hidup terasa berarti dan berharga. Dalam

makna hidup terkandung pula tujuan hidup, yakni hal-hal yang perlu

dicapai dan dipenuhi.

Bastaman (1996) menyebutkan beberapa faktor yang mempengaruhi

tingkat kebermaknaan hidup seseorang yaitu :

a. Kualitas insani

Merupakan semua kemampuan, sifat, sikap dan kondisi yang semata-mata

terpatri dan terpadu dalam eksistensi manusia dan tidak dimiliki oleh

mahkluk lainnya, meliputi inteligensi, kesadaran diri, pengembangan diri,

humor, hasrat untuk bermakna, moralitas, transendensi diri, kreatifitas,

kebebasan dan tanggungjawab (Bastaman ,1996).

b. Encounter

Dapat sebagai hubungan mendalam antara seorang pribadi dengan pribadi

yang lain. Hubungan tersebut ditandai dengan penghayatan, keakraban,

serta sikap dan kesediaan untuk saling menghargai, menolong, memahami,

dan menerima sepenuhnya satu sama lainnya (Bastaman ,1996).

c. Nilai-nilai

Menurut Bastaman (1996), ada dua nilai hidup yaitu tiga nilai subjektif

dan satu nilai objektif. Tiga nilai subjektif yaitu: creative values (nilai-

nilai kreatif) yaitu apa yang kita berikan kepada hidup, experiential values

Page 9: HUBUNGAN ANTARA PERILAKU PROSOSIAL DENGAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · Menurut Frankl (Koeswara, 1987), ada tiga komponen kebermaknaan

9

(nilai-nilai mengalami) yaitu apa yang kita ambil dari hidup, attitudinal

values (nilai-nilai pengambilan sikap) yaitu sikap yang kita berikan

terhadap ketentuan atau nasib yang tidak bisa kita ubah. Satu nilai objektif

yaitu keimanan.

Karakteristik individu yang memiliki kebermaknaan hidup berdasar

konsep Frankl (Bastaman, 1995) yaitu memiliki perasaan bahagia, memiliki

tujuan yang jelas, memiliki rasa tanggung jawab, mampu melihat alasan untuk

tetap eksis, tidak merasa cemas akan kematian, memiliki kontrol diri.

Piaget (Monks, dkk, 1999) menyebutkan bahwa remaja lebih

memungkinkan untuk memahami, mengalami, dan menghayati makna hidup serta

sekaligus menginternalisasikannya, karena remaja pada taraf perkembangan

intelektual sudah mencapai formal operasional. Perbedaan makna hidup antara

remaja dan orang dewasa terletak pada materinya saja, khususnya makna hidup

yang sifatnya subjektif. Makna hidup yang subjektif ini adalah makna hidup yang

didasarkan kepada tugas-tugas perkembangan pada masa remaja yang materinya

berupa perkembangan aspek-aspek biologis, menerima peranan dewasa

berdasarkan pengaruh kebiasaan masyarakat sendiri, mendapatkan kebebasan

emosional dari orang tua dan atau orang dewasa yang lain, mendapatkan

pendangan hidup sendiri, merealisasi suatu identitas sendiri dan dapat

mengadakan partisipasi dalam kebudayaan pemuda sendiri Havighurst (Monks,

dkk, 1999).

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa remaja yang bermakna

dalam hidupnya memiliki gambaran antara lain bertanggung jawab secara pribadi

Page 10: HUBUNGAN ANTARA PERILAKU PROSOSIAL DENGAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · Menurut Frankl (Koeswara, 1987), ada tiga komponen kebermaknaan

10

dalam mengarahkan hidupnya, sadar terhadap hidup, bersikap optimis, hidup

bersemangat, penuh gairah, mempunyai tujuan hidup serta bertanggung jawab

terhadap keadaan sosial disekitarnya. Apabila remaja sudah bermakna dalam

hidupnya akan mudah untuk dibina menjadi generasi penerus bangsa yang mampu

bertanggung jawab, yang pada akhirnya akan memperlancar pembangunan

nasional, begitu pun sebaliknya.

Perilaku Prososial

Menurut Baron dan Byrne (1994) perilaku prososial adalah perilaku yang

menguntungkan orang lain yang dilakukan secara sukarela dan tanpa keuntungan

yang nyata bagi orang yang memberikan bantuan. Lebih lanjut Wispe (Wrightman

dan Deaux, 1981), mengungkapkan bahwa perilaku prososial adalah perilaku

yang mempunyai akibat yang positif, yang berupa pemberian bantuan pada orang

lain baik secara fisik maupun psikologis, seperti senang membantu, keterlibatan

dengan orang lain, kerjasama, persahabatan, menolong, memperhatikan orang lain

dan kedermawann.

Menurut Kohlberg (Basti, 2002) sejalan dengan kematangan anak,

berkembang pula kapasitas dalam berpikir abstrak dan pengambilan peran.

Misalnya memahami apa yang dipikirkan dan dirasakan oleh orang lain atau

memahami perspektif orang lain. Kemajuan kapasitas kognitif ini menyebabkan

perubahan kualitas penalaran anak tentang masalah moral, termasuk kemampuan

untuk memakai prinsip-prinsip moral yang abstrak dan kemampuan memahami

pandangan-pandangan orang lain maupun masyarakat disekitarnya. Jika

Page 11: HUBUNGAN ANTARA PERILAKU PROSOSIAL DENGAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · Menurut Frankl (Koeswara, 1987), ada tiga komponen kebermaknaan

11

dihubungkan dengan masalah prososial, maka dengan semakin berkembangnya

kemampuan kognitif, anak akan semakin mampu dalam memahami perspektif

orang lain dan akibatnya semakin berkurang pula sikap egosentrisnya, sehingga

akan berorientasi pada orang lain.

Menurut Mussen, dkk (1979) aspek-aspek perilaku prososial yaitu:

a. Membagi

Membagi memiliki pengertian bahwa individu yang memiliki kecukupan

untuk saling membagi kelebihannya tersebut baik materi maupun ilmu

pengetahuan kepada orang lain.

b. Bekerja sama

Bekerja sama merupakan suatu bentuk perilaku yang sengaja dilakukan

oleh sekelompok orang maupun organisasi demi terwujudnya suatu cita-

cita yang diinginkan bersama.

c. Menolong

Menolong merupakan suatu tindakan sukarela tanpa memperdulikan

untung maupun rugi dari tindakan menolong dan tanpa mengharapkan

imbalan apa-apa dari orang yang ditolong.

d. Kejujuran

Kejujuran adalah suatu bentuk perilaku yang ditunjukkan dengan

perkataan yang sesuai dengan keadaan dan tidak menambahkan atau

mengurangi kenyataan yang ada.

Page 12: HUBUNGAN ANTARA PERILAKU PROSOSIAL DENGAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · Menurut Frankl (Koeswara, 1987), ada tiga komponen kebermaknaan

12

e. Dermawan

Tindakan dermawan adalah suatu perilaku yang menunjukkan rasa

kemanusiaan dengan cara memberikan sebagian hartanya kepada orang

lain yang membutuhkan.

f. Mempertirnbangkan hak dan kewajiban orang lain

Hak dan kewajiban merupakan hak asasi setiap manusia. Seorang individu

yang memiliki sikap yang demikian ditunjukkan dengan cara menghargai

hak-hak orang lain sebelum meminta kewajibannya terlebih dahulu.

Hubungan Antara Perilaku Prososial Dan Kebermaknaan Hidup

Pada Remaja

Pada perkembangan kepribadian, remaja sebenarnya berada dalam tempat

yang tidak jelas. Remaja sudah tidak termasuk golongan anak-anak, tetapi tidak

pula termasuk golongan orang dewasa atau golongan tua. Remaja ada di antara

anak dan orang dewasa. Remaja masih belum mampu untuk menguasai fungsi-

fungsi fisik maupun psikisnya (Monks, dkk, 1991).

Adanya masa transisi atau peralihan pada remaja, serta perubahan yang terus

menerus baik lingkungan sosial maupun fisik, dapat mengakibatkan remaja sulit

untuk menyesuaikan diri sehingga remaja mengalami berbagai konflik baik di

dalam diri sendiri, lingkungan, keluarga, teman maupun lingkungan sosialnya.

Selanjutnya akan muncul perasaan bingung, tidak menentu, putus asa, cemas,

teralienasi, depresi, kacau, mudah terombang-ambing dan tidak mempunyai

pegangan. Akibatnya remaja tidak tahu pasti masa depannya, mengalami keraguan

Page 13: HUBUNGAN ANTARA PERILAKU PROSOSIAL DENGAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · Menurut Frankl (Koeswara, 1987), ada tiga komponen kebermaknaan

13

dan akhirnya frustrasi dan tidak percaya diri. Hal tersebut termanifestasi dalam

bentuk-bentuk kenakalan remaja seperti minum-minuman beralkohol,

penyalahgunaan narkotika, mencuri, memperkosa bahkan sampai kriminal serius

(Schultz,1991).

Contoh-contoh perilaku remaja di atas dikarenakan dalam perkembangan

sosialnya remaja dihubungkan dengan adanya dua macam gerak, yaitu

memisahkan diri dari orang tua dan yang lain adalah menuju ke arah teman-teman

sebaya. Ausubel (Monks, dkk, 1991) menyebutkan adanya gerakan yang saling

mempengaruhi karena apabila gerak yang pertama tanpa adanya gerak yang kedua

dapat menyebabkan rasa kesepian. Hal ini kadang-kadang dijumpai dalam masa

remaja dan dalam keadaan yang ekstrim hal ini dapat menyebabkan usaha-usaha

untuk bunuh diri yang akhirnya menjadikan kehidupan remaja menjadi tidak

bermakna.

Hipotesis

Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah diuraikan di atas, penulis

mengajukan hipotesis yang akan diteliti dalam penelitian ini bahwa terdapat

hubungan yang positif antara perilaku prososial dengan kebermaknaan hidup pada

remaja. Semakin tinggi perilaku prososial yang dilakukan oleh remaja maka ada

kecenderungan kebermaknaan hidupnya juga akan tinggi, sebaliknya semakin

rendah perilaku prososial yang dilakukan oleh remaja maka ada kecenderungan

kebermakanaan hidupnya juga akan semakin rendah.

Page 14: HUBUNGAN ANTARA PERILAKU PROSOSIAL DENGAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · Menurut Frankl (Koeswara, 1987), ada tiga komponen kebermaknaan

14

Identifikasi Variabel Penelitian

Penelitian ini melibatkan dua variabel, yaitu:

1. Variabel Tergantung : Kebermaknaan Hidup

2. Variable bebas : Perilaku Prososial

Subyek Penelitian

Subjek penelitian adalah mahasiswa fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan

Universitas Islam Indonesia Yogyakarta, berjenis kelamin laki-laki dan

perempuan, berusia di antara remaja akhir sampai dewasa awal dengan rentang

usia antara 18-21 tahun. Alasan bahwa pada usia tersebut remaja berada pada

masa peralihan yaitu dari masa remaja akhir ke masa dewasa awal. Pada masa

peralihan tersebut subjek sedang mengalami penyesuian diri termasuk kebutuhan

untuk bertanggung jawab terhadap lingkungan disekitarnya.

Metode Pengumpulan Data

Pada penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan

skala. Skala adalah tehnik pengumpulan data yang berupa sejumlah pernyataan

yang harus dijawab oleh subjek penelitian. Skala yang digunakan dalam penelitian

ini adalah Skala Kebermaknaan Hidup dan Skala Perilaku Prososial. Teknik yang

digunakan adalah summated rating method dari Likert yang telah dimodifikasi,

yaitu setiap pernyataan diberikan 4 altematif jawaban dengan menghilangkan

alternatif jawaban tengah. Pilihan respon jawaban terdiri dari sangat sesuai (SS),

sesuai (S), tidak sesuai (TS) dan sangat tidak sesuai (STS).

Page 15: HUBUNGAN ANTARA PERILAKU PROSOSIAL DENGAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · Menurut Frankl (Koeswara, 1987), ada tiga komponen kebermaknaan

15

Adapun alasannya adalah pertama, jawaban tengah mempunyai arti ganda

(multi interpretable). Kedua, jawaban tengah menimbulkan kecenderungan untuk

menjawab ke tengah (central tendency effect). Ketiga, tujuan dari 4 alternatif

jawaban adalah untuk melihat kecenderungan pendapat subjek ke arah sesuai atau

ke arah ketidaksesuaian (Hadi, 1991).

Skala yang digunakan dalam penelitian ini ada dua, yaitu Skala

Kebermaknaan Hidup dan Skala Perilaku Prososial.

a. Skala Kebermaknaan Hidup

Skala Kebermaknaan Hidup yang digunakan dalam penelitian ini

memodifikasi dari Skala Kebermaknaan Hidup yang digunakan Rahmat (2003)

yang mengacu kepada PIL (purposive in life) yang dikemukakan oleh Crumbaugh

dan Maholick (Koeswara,1992). Aspek yang diungkap dalam Skala

Kebermaknaan Hidup adalah makna hidup, kepuasan hidup, kebebasan

berkehendak, sikap terhadap kematian, pikiran tentang bunuh diri, kepantasan

hidup. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut :

1. Makna hidup

Makna hidup adalah segala sesuatu yang dipandang penting dan berharga

oleh seseorang, memberi nilai khusus serta dapat dijadikan tujuan

hidupnya.

2. Kepuasan hidup

Kepuasan hidup adalah penilaian seseorang terhadap hidupnya, sejauh

mana ia bisa menikmati dan merasakan kepuasan dalam hidup dan

aktivitas-aktivitas yang dijalaninya.

Page 16: HUBUNGAN ANTARA PERILAKU PROSOSIAL DENGAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · Menurut Frankl (Koeswara, 1987), ada tiga komponen kebermaknaan

16

3. Kebebasan berkehendak

Kebebasan berkehendak adalah perasaan mampu mengendalikan

kebebasan hidup secara bertanggung jawab yang didasarkan pada nilai-

nilai kebenaran.

4. Sikap terhadap kematian

Sikap terhadap kematian adalah bagaimana seseorang berpandangan dan

kesiapannya menghadapi kematian. Orang yang mempunyai

kebermaknaan hidup akan membekali dirinya dengan berbuat kebaikan,

sehingga dalam memandang kematian akan merasa siap untuk

menghadapinya. Lebih lanjut Atwater (dalam Hartanto, 1996)

menambahkan bahwa agama variabel terpenting dalam hal kematian,

karena penghayatan seseorang tentang agamanya ternyata mempengaruhi

penyesuaian dirinya terhadap kematian.

5. Pikiran tentang bunuh diri

Pikiran tentang bunuh diri adalah bagaimana pemikiran seseorang tentang

masalah bunuh diri, bagi seseorang yang mempunyai makna hidup akan

berusaha menghindari keinginan untuk melakukan bunuh diri atau bahkan

tidak pernah memikirkannya.

6. Kepantasan hidup

Kepantasan hidup adalah pandangan seseorang tentang hidupnya, apakah

ia merasa bahwa sesuatu yang dialaminya pantas atau tidak.

Page 17: HUBUNGAN ANTARA PERILAKU PROSOSIAL DENGAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · Menurut Frankl (Koeswara, 1987), ada tiga komponen kebermaknaan

17

b. Skala Perilaku Prososial

Skala Perilaku Prososial disusun oleh peneliti dengan memodifikasi Skala

Perilaku Prososial dari Basti (2002), yang mengacu kepada teori dari Mussen, dkk

(1979). Skala Perilaku Prososial tersebut terdiri dari beberapa aspek, yaitu :

membagi, bekerja sama, menolong, kejujuran, dermawan, mempertimbangkan

hak dan kesejahteraan orang lain. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:

1. Menolong

Menolong merupakan suatu tindakan sukarela tanpa memperdulikan

untung maupun rugi dari tindakan menolong dan tanpa mengharapkan

imbalan apa-apa dari orang yang ditolong.

2. Bekerja sama

Bekerja sama merupakan suatu bentuk perilaku yang sengaja dilakukan

oleh sekelompok orang maupun organisasi demi terwujudnya suatu cita-

cita yang diinginkan bersama.

2. Membagi

Membagi memiliki pengertian bahwa individu yang memiliki kecukupan

untuk saling membagi kelebihannya tersebut baik materi maupun ilmu

pengetahun kepada orang lain.

3. Kejujuran

Kejujuran adalah suatu bentuk perilaku yang ditunjukkan dengan

perkataan yang sesuai dengan keadaan dan tidak menambahkan atau

mengurangi kenyataan yang ada.

Page 18: HUBUNGAN ANTARA PERILAKU PROSOSIAL DENGAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · Menurut Frankl (Koeswara, 1987), ada tiga komponen kebermaknaan

18

5. Dermawan

Tindakan dermawan adalah suatu penlaku yang menunjukkan rasa

kemanusiaan dengan cara memberikan sebagian hartanya kepada orang

lain yang membutuhkan.

6. Mempertimbangkan hak dan kewajiban orang lain

Hak dan kewajiban merupakan hak asasi setiap manusia. Seorang individu

yang memiliki sikap yang demikian ditunjukkan dengan cara menghargai

hak-hak orang lain sebelum meminta kewajibannya terlebih dahulu..

Metode Analisis Data

Pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan tehnik korelasi

product moment dengan program SPSS for Windows versi 11.0.

Pembahasan

Hasil analisis data menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang sangat

signifikan antara variabel perilaku prososial dengan variabel kebermaknaan hidup.

Angka koefisien korelasi sebesar r xy = 0,668, dengan taraf signifikasi sebesar

0,000 (p<0,01) menunjukkan adanya hubungan positif antara variabel

kebermaknaan hidup dengan perilaku prososial, artinya semakin tinggi perilaku

prososial seseorang, maka semakin tinggi pula tingkat kebermaknaan hidup yang

dimiliki seseorang. Diketemukan pula bahwa sumbangan variabel perilaku

Page 19: HUBUNGAN ANTARA PERILAKU PROSOSIAL DENGAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · Menurut Frankl (Koeswara, 1987), ada tiga komponen kebermaknaan

19

prososial terhadap kebermaknaan hidup pada remaja adalah sebesar 44,6 %.

Terdapat penjelasan berkaitan dengan hasil penelitian diatas. Berikut ini adalah

penjelasan-penjelasan tersebut. Berdasarkan kategorisasi yang dibuat peneliti,

dapat pula diketahui bahwa rata-rata skor subyek pada skala perilaku prososial

dan kebermaknaan hidup adalah tergolong tinggi.

Dalam perkembangan kepribadaian, masa remaja berada dalam tempat yang

tidak jelas. Remaja sudah tidak termasuk golongan anak-anak, tetapi tidak pula

termasuk golongan orang dewasa atau golongan tua. Remaja ada di antara anak

dan orang dewasa. Remaja masih belum mampu untuk menguasai fungsi-fungsi

fisik maupun psikisnya (Monks, dkk, 1991).

Kesimpulan

Hasil penelitian ini membuktikan bahwa hipotesis yang menyatakan ada

hubungan positif antara perilaku prososial dengan kebermaknaan hidup pada

remaja diterima. Artinya, semakin tinggi perilaku prososial pada para remaja,

semakin tinggi pula kebermaknaan hidupnya. Sebaliknya, semakin rendah

perilaku prososial pada remaja, semakin renadah pula perasaan kebermaknaan

hidupnya.

Page 20: HUBUNGAN ANTARA PERILAKU PROSOSIAL DENGAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · Menurut Frankl (Koeswara, 1987), ada tiga komponen kebermaknaan

20

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, S. 1997. Reliabilitas dan Validitas. Edisi Ketiga Cetakan Pertama.

Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Baron, R. A. and Byrne, D. E. 2000. Social Psychology (9th). Singapore : Alyyn

and Bacon. Bastaman, H. D. 1995. Integrasi Psikologi Dengan Islam. Yogyakarta : Yayasan

Insan Kamil dan Pustaka Pelajar. Bastaman, H. D. 1996. Meraih Hidup Bermakna. Jakarta : Paramadina. Basti. 2002. Perilaku Prososial Ditinjau Dari Peran Gender Pada Etnis Jawa dan

Cina. Tesis (tidak diterbitkan). Yogyakarta : Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada.

Hadi, S. 1990. Metodologi Research Jilid III. Yogyakarta : Andi Offset. Hartanto. 1996. Hubungan Antara Kematian Dengan Belief In After Life Pada

Usia Dewasa Menengah. Jurnal Psikologi Indonesia. I – V. 10-15. Khisbiyah, Y. 1992. Hubungan Antara Religiusitas Dengan Kebermaknaan Hidup

Pada Mahasiswa Islam di Yogyakarta. Skripsi (tidak diterbitkan). Yogyakarta : Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada.

Koeswara, E. 1987. Psikologi Eksistensial Suatu Pengantar. Bandung : PT.

Eresco Koeswara, E. 1992. Logoterapi. Yogyakarta : Kanisius. Monks, F. J., Knoers, A. M. P., Haditono, S. R. 1999. Psikologi Perkembangan

Pengantar Dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Mussen, P. H., Conger, J. J., Kagan, J., and Geiwit, J. 1979. Psychological

Development : A Life Span Approach. New York : Happer and Rob Publisher.

Rahmat, M. B. 2003. Kebermaknaan Hidup Ditinjau Dari Sikap Terhadap

Perilaku Kesehatan Pada Remaja. Skripsi (tidak diterbitkan). Yogyakarta : Fakultas Psikologi Universitas Wangsa Manggala.

Page 21: HUBUNGAN ANTARA PERILAKU PROSOSIAL DENGAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · Menurut Frankl (Koeswara, 1987), ada tiga komponen kebermaknaan

21

Schultz. 1991. Psikologi Pertumbuhan. Model-model Kepribadian Sehat. Yogyakarta : Kanisius.

Wrightmans, L., and Deaux, K. 1981. Social Psychology in The 80’s (3th).

California : Brooks / Cole Publishing Company.