Hubungan Antara Perilaku Dan Promosi Kesehatan

16
TUGAS INDIVIDU POPULASI HUBUNGAN ANTARA PERILAKU DAN PROMOSI KESEHATAN DISUSUN OLEH : KELOMPOK 11 LALU MUHAMMAD KAMAL ABDURROSID (H1A013034) RATU MISSA QURANI (H1A013054) SRI ROHMAYANA (H1A013061) YOLANDA SATRIANI P (H1A013063) WANDA RENDASWARA (H1A013062) IDA BAGUS ADE PRAMANA (H1A012025)

description

Hubungan Antara Perilaku Dan Promosi Kesehatan

Transcript of Hubungan Antara Perilaku Dan Promosi Kesehatan

Page 1: Hubungan Antara Perilaku Dan Promosi Kesehatan

TUGAS INDIVIDU POPULASI

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU DAN PROMOSI KESEHATAN

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 11

LALU MUHAMMAD KAMAL ABDURROSID (H1A013034)

RATU MISSA QURANI (H1A013054)

SRI ROHMAYANA (H1A013061)

YOLANDA SATRIANI P (H1A013063)

WANDA RENDASWARA (H1A013062)

IDA BAGUS ADE PRAMANA (H1A012025)

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNOVERSITAS MATARAM

2015

Page 2: Hubungan Antara Perilaku Dan Promosi Kesehatan

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU DAN PROMOSI KESEHATAN

PENDAHULUAN

Perilaku dapat didefinisikan sebagai cara seorang individu berperilaku atau bertindak.

Yang artinya perilaku adalah bagaimana cara seorang individu memperlakukan dirinya.

Perilaku seseorang itu tergantung pada kejadian, objek atau orang. Hal-hal ini didasarkan

pada norma-norma yang ada pada masyarakat. Oleh karena itu, perilaku adalah cara atau

tindakan individu terhadap orang, masyarakat atau benda. Hal ini dapat baik buruk atau baik.

Hal ini dapat normal atau abnormal tergantung dari norma masyarakat. Masyarakat akan

selalu berusaha untuk memperbaiki perilaku buruk dan mencoba untuk berperilaku normal.

Terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan perbedaan perilaku pada setiap

individu (UNESCO, 2000) :

Perbedaan individu itu tersendiri (meliputi jenis kelamin, intelektual, personal-

emosional, fisik)

Perbedaan pola keluarga (meliputi pola asuh, jumlah anggota keluarga, status

sosio-ekonomi, dan struktur dari keluarga itu sendiri)

Keterbatasaan secara fisik maupun motorik.

Perbedaan faktor lingkungan fisik maupun sosial.

Faktor psikologis masing-masing individu meliputi motivasi.

Promosi kesehatan adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat

melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat, agar mereka dapat menolong

diri sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat, sesuai sosial

budaya setempat dan didukung kebijakan publik yang berwawasan kesehatan (KEMENKES,

2011).

Dibutuhkan strategi untuk menunjang keberhasilan promosi kesehatan tersebut yang

terdiri dari pemberdayaan, bina suasana, advokasi, dan kemitraan. Pemberdayaan adalah

pemberian informasi dan pendampingan dalam mencegah dan menanggulangi masalah

kesehatan, guna membantu individu, keluarga atau kelompok-kelompok masyarakat

menjalani tahap-tahap tahu, mau dan mampu mempraktikkan PHBS. Bina suasana adalah

Page 3: Hubungan Antara Perilaku Dan Promosi Kesehatan

pembentukan suasana lingkungan sosial yang kondusif dan mendorong dipraktikkannya

PHBS serta penciptaan panutan-panutan dalam mengadopsi PHBS dan melestarikannya.

Sedangkan advokasi adalah pendekatan dan motivasi terhadap pihak-pihak tertentu yang

diperhitungkan dapat mendukung keberhasilan pembinaan PHBS baik dari segi materi

maupun non materi (KEMENKES, 2011).

Antara perilaku dan promosi kesehatan akan saling mempengaruhi satu sama lain.

Dimana perilaku individu dapat menjadi pendorong ataupun penghambat promosi kesehatan.

Di lain pihak, promosi kesehatan dapat mengubah perilaku individu. Maka dalam makalah ini

akan membahas mengenai hubungan antara perilaku dan promosi kesehatan.

Page 4: Hubungan Antara Perilaku Dan Promosi Kesehatan

ISI

World Helath Organization menganalisis prinsip-prinsip yang terkandung dalam

promosi kesehatan, yaitu (Sinaulan, 2012) :

Perubahan perilaku (behavior change)

Menurut Janazs, et al., perilaku merupakan cara seseorang untuk memimpin diri

sendiri serta bagaimana dia bertindak dalam kesehariannya. Faktor yang dapat

mempengaruhi perilaku seseorang diantaranya adalah perasaan, pendapat, keyakinan,

motivasi, kebutuhan, pengalaman, serta opini orang lain. Adanya reaksi terhadap

berbagai peristiwa dan tindakan selama periode waktu merupakan cara

perkembangan pola perilaku individu. Adapun komponen yang terdapat dalam

perilaku, yaitu:

a. Motivation merupakan kekuatan yang ada dalam diri individu yang

mendorong individu tersebut untuk berbuat yang lebih dibandingkan orang

lain.

b. Modes of thinking merupakan cara seseorang dalam menganalisis berbagai

informasi yang diterima.

c. Modes of action merupakan cara seseorang bertindak ketika dihadapkan pada

kondisi tertentu.

d. Modes of interacting merupakan cara seseorang ketika berinteraksi dengan

orang lain.

Keempat komponen tersebut dapat membuktikan kompleks dan rumitnya

perilaku individu sehingga dibutuhkan sasaran promosi kesehatan yang beragam

untuk mengubah perilaku individu. Sasaran promosi kesehatan ini meliputi

sasaran primer yaitu masyarakat, sasaran sekunder yaitu tokoh masyarakat yang

memegang peranan penting dan sasaran tersier yaitu pembuat keputusan. Adapun

hal yang diharapkan dalam perubahan perilaku individu adalah:

i. Sasaran primer

Perubahan perilaku yang diharapkan adalah individu memiliki

pengetahuan yang benar tentang kesehatan. Perubahan perilaku ini

meliputi dua hal yaitu individu yang belum berperilaku sehat berubah

menjadi berperilaku sehat dan individu yang sudah berperilaku sehat

akan tetap berperilaku sehat.

Page 5: Hubungan Antara Perilaku Dan Promosi Kesehatan

ii. Sasaran sekunder

Untuk tokoh masyarakat, sama halnya pada sasaran primer, diharapkan

mereka dapat berperilaku sehat di tengah-tengah masyarakat. Hal ini

dapat dijadikan contoh oleh masyarakat untuk ikut berperilaku sehat.

iii. Sasaran tersier

Perubahan perilaku yang diharapkan untuk pembuat keputusan, yaitu

berperilaku sehat untuk diri sendiri, berperilaku sehat di tengah

masyarakat sehingga dapat menjadi contoh bagi masyarakat dan

dikeluarkan kebijakan-kebijakan yang akan mendorong masyarakat untuk

berperilaku sehat.

Pemberdayaan (empowerment)

Pemberdayaan adalah suatu konsep psikologis terkait peran individu yang yang

diwujudkan melalui empat dimesi, yaitu:

a. Self-determination individu yang bebas, merdeka dan leluasa dalam

bertindak sehingga akan mempengaruhi kesehatannya.

b. Meaning individu yang melakukan segala sesuatu untuk kesehatan.

c. Competence individu yang percaya pada kemampuannya untuk menjaga

kesehatan diri sendiri serta mampu untuk menghadapi berbagai tantangan

baru terkait kesehatan.

d. Impact individu yang berperan aktif untuk meningkatkan kesehatan

masyarakat dan memiliki pengaruh yang kuat dalam pencapaian keberhasilan

kesehatan masyarakat.

Melalui keempat dimensi tersebut, tingkat keberhasilan promosi kesehatan

sebenarnya ditentukan oleh individu itu sendiri. menurut Julian Rotter, sebagian

besar individu akan berusaha untuk mencari tahu faktor utama yang

mempengaruhi perilaku mereka, dimana faktor ini meliputi faktor diri sendiri dan

faktor lingkungan. Hal ini menerangkan bahwa penyebab keberhasilan dan

kegagalan seseorang berbeda pada setiap individu.

Individu yang mampu menerima tanggung jawab serta dapat mengendalikan

hidup mereka sendiri disebut individu yang memiliki locus of control internal.

Sedangkan individu yang tidak mampu mengendalikan hidup mereka sendiri,

dimana hidup mereka dikendalikan oleh kekuatan luar disebut individu yang

memiliki locus of control external. Melihat hal di atas, individu yang memiliki

Page 6: Hubungan Antara Perilaku Dan Promosi Kesehatan

locus of control internal lebih besar akan lebih mudah menerima promosi

kesehatan dibandingkan individu dengan locus of control external.

Partisipasi masyarakat (community participation)

Dengan adanya promosi kesehatan yang baik, masyarakat empowered akan lebih

mampu untuk menjaga dan meningkatkan kesehatannya, sehingga akan terbentuk

pola pikir dalam masyarakat bahwa tiap individu berhak untuk mendapatkan

kesehatan yang optimal. Hal ini akan terwujud dengan adanya partisipasi dari

masyarakat. Adapun lima kondisi yang dapat meningkatkan partisipasi masyarakat

dalam promosi kesehatan menurut Jim Ife, yaitu:

a. Adanya pemikiran dan keyakinan bahwa isu kesehatan ataupun tindakan

promosi kesehatan yang mereka lakukan akan memberikan arti penting

dalam peningkatan derajat kesehatan masyarakat.

b. Adanya perasaan bahwa partisipasi yang mereka lakukan dapat menimbulkan

suatu yang berbeda terkait kesehatan dimana hal ini merupakan harapan

bersama.

c. Adanya pengakuan dan pandangan yang positif terhadap partisipasi dengan

bentuk yang berbeda walaupun partisipasi ini tidak memiliki fungsi sebagai

support of empowerment.

d. Adanya kesempatan yang sama bagi setiap masyarakat untuk berpartisipasi

dalam promosi kesehatan.

e. Adanya dukungan baik berupa dukungan struktur maupun dukungan proses

sehingga masyarakat akan lebih bersemangat untuk berpartisipasi.

Selain hal di atas, budaya masyarakat juga memiliki pengaruh terhadap promosi

kesehatan. Adapun pengertian dari budaya adalah kumpulan perilaku, ide, sikap serta tradisi

yang telah dibentuk sejak dulu dan akan diwariskan dari generasi ke generasi. Penelitian yang

dilakukan Geert Hofstede menunjukkan bahwa budaya pada negara-negara di dunia dapat

sama dan berbeda. Hofstede menjelaskan persamaan dan perbedaan budaya tersebut melalui

empat dimensi, yaitu:

1. Uncertainty Avoidance

Menunjukkan individu yang senang dengan keadaan yang tidak pasti serta tidak

mampu memperkirakan masa depan dengan tepat.

2. Masculinity/feminity

Page 7: Hubungan Antara Perilaku Dan Promosi Kesehatan

Masculinity adalah individu yang lebih memilih prestasi, kepahlawanan, ketegasan

serta keberhasilan dalam hal materi yang keseluruhan hal ini memiliki tingkatan stres

yang tinggi.

Feminity adalah individu yang lebih senang untuk berhubungan dan bekerja sama

dengan orang lain.

3. Individualism-Collectivism

Individualism merupakan individu yang lebih senang menyendiri dan cendrung

menolak untuk memiliki hubungan dengan orang lain bahkan keluarga mereka

sendiri. Sedangkan collectivism merupakan kebalikan dari individualism.

Dimensi-dimensi di atas dapat mempengaruhi keefektivan promosi kesehatan, yaitu:

Individu dengan Uncertainty Avoidance yang kuat lebih senang terhadap keadaan

yang tidak pasti sehingga akan sulit untuk diberi promosi kesehatan karena sulit bagi

mereka untuk memehami arti yang terkandung dalam promosi kesehatan tersebut.

Masculinity/feminity menunjukkan hubungan dan tingkat kualitas hidup individu

sehingga mempengaruhi promosi kesehatan dimana pengaruh yang dimaksud adalah

arti dari implementasi promosi kesehatan.

Individu collectivism akan lebih mudah diterima oleh masyarakat Indonesia, hal ini

menyebabkan lebih mudah diterimanya kebersamaan dalam mengadopsi hal terkait

promosi kesehatan yang ditawarkan untuk masyarakat.

Adapun contoh perilaku yang dapat meningkatkan dan menghambat promosi kesehatan

Contoh 1 (Ningsih, 2013)

Faktor predisposisi

Pengetahuan dan perilaku ibu terhadap pencegahan balita terkena diare yakni dengan

memberikan makanan yang bergizi dan memberikan multivitamin bagi balita,

menjaga sanitasi lingkungan rumah, dan memberikan ASI kepada balita. Dan apabila

balitanya terkena diare, biasanya untuk pengobatan awalnya ibu akan memberikan

pertolongan pertama berupa oralit pembuatan sendiri dengan campuran gula dan

garam serta beberapa memberikan racikan daun jambu pada balitanya.

a. Faktor pemungkin

Page 8: Hubungan Antara Perilaku Dan Promosi Kesehatan

Apabila diare balita berlanjut, biasanya ibu akan membawa balita berobat ke

puskesmas terdekat untuk mendapatkan perawatan dan pengobatan. Sehingga

tersedianya sarana dan prasarana kesehatan sangat dibutuhkan.

b. Faktor penguat

Disini peran penting dari keluarga dan masyarakat terutama keluarga inti sangat

dibutuhkan untuk dapat saling menjaga dan mendukung guna tercapainya keluarga

yang sehat.

Contoh 2 (Loran, dkk., 2013)

a. Faktor predisposisi

Pengetahuan dan sikap penderita yang meliputi penyebab, cara penularan, gejala, cara

pencegahan, dan pengobata terhadap penyakit malaria

b. Faktor pemungkin

Tersedianya pelayanan kesehatan yang memadai dan akses penderita malaria

terhadap layanan pengobatan malaria tersebut

c. Faktor penguat

Biasanya diperankan oleh lingkungan contohnya sikap keluarga dan dukungan tokoh

masyarakat dalam upaya menunjang keberhasilan pencegahan dan pengobatan bagi

penderita malaria.

Contoh 3 (Permadi, 2013)

a. Faktor predisposisi

Latar belakang pendidikan yang rendah, pengetahuan tentang malaria dan penggunaan

kelambu juga rendah walaupun sudah diberikan sosialisasi bagaimana tata cara

penggunaan kelambu.

b. Faktor pemungkin

Page 9: Hubungan Antara Perilaku Dan Promosi Kesehatan

Pemakaian kelambu insektisida (long lasting incestiside nets) pada sebagian besar

masyarakat dirasa tidak nyaman dan untuk memperolehnya juga tidak semudah

mendapatkan obat nyamuk bakar dan semprot yang dijual bebas pasaran.

c. Faktor penguat

Dikarenakan kurangnya sosialisasi penggunaan kelambu sehingga menyebabkan

masyarakat tidak tahu cara pemakaian kelambu yang benar dan tujuan dibagikannya

kelambu tersebut. Atau sosialisasi dari pelayanan kesahatan sudah memadai namun

kesadaran dari masyarakat memang rendah.

Contoh 1 dan contoh 2 merupakan beberapa contoh perilaku yang dapat

meningkatkan promosi kesehatan karena dengan masyarakat yang sudah didasari dengan

kesadaran diri, pengetahuan serta perilaku yang sudah terbiasa dilakukan, apabila dilakukan

promosi kesehatan maka akan dapat diterima dengan baik sehingga dapat membantu

menyebarkan kebiasaan baik akan kesadaran mengenai kesehatan kepada masyarakat yang

lebih luas. Sedangkan contoh 3 merupakan salah satu contoh perilaku yang dapat

menghambat promosi kesehatan karena dengan pendidikan yang rendah, kemauan dan

kesadaran yang rendah untuk mendapatkan informasi akan sulit untuk dapat membantu

meningkatkan promosi kesehatan itu sendiri. Sehingga sebelum dapat meningkatkan promosi

kesehatan itu, perlu diadakannya perubahan terhadap pengetahuan dan kesadaran masyarakat

dengan melakukan promosi kesehatan itu sendiri dengan berbagai metode, salah satunya

dapat menggunakan metode audio visual dan interaktif seperti contoh dari keberhasilan

promosi kesehatan yang dapat mengubah perilaku masyarakat berikut:

Sasaran promosi kesehatan dipilih pada kelompok ibu-ibu pengajian agama Islam

yang pada umumnya jarang membahas materi yang berkaitan dengan kesehatan. Penelitian

ini tentang kanker serviks dan deteksi dini dengan metode community based survey

didapatkan hasil yang menggambarkan bahwa faktor rendahnya pengetahuan dan sosial

ekonomi serta karakteristik akulturasi mempengaruhi rendahnya partisipasi perempuan dalam

melakukan deteksi dini. Setelah dilakukan promosi kesehatan dengan metode audio visual

dan interaktif didapatkan bahwa mereka lebih tertarik dan efektif dilaksanakan dalam forum

yang terbatas. Namun untuk melakukannya sendiri, mereka masih merasa malu dan ada rasa

khawatir dengan hasil deteksi dini nantinya, sehingga bersepakat mau untuk melakukan

deteksi dini kanker serviks jika melakukkannyasecara bersama dan difasilitasi di lingkungan

perumahan. (Ismarwati, dkk., 2011)

Page 10: Hubungan Antara Perilaku Dan Promosi Kesehatan

KESIMPULAN

Perilaku dapat didefinisikan sebagai cara seorang individu berperilaku atau bertindak.

Promosi kesehatan adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui

pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat, agar mereka dapat menolong diri

sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat, sesuai sosial

budaya setempat dan didukung kebijakan publik yang berwawasan kesehatan. Perilaku dan

promosi kesehatan saling mempengaruhi satu sama lain. Perilaku dapat menghambat atau

mendorong promosi kesahatan. Sebaliknya promosi kesehatan dapat mengubah perilaku

individu.

Page 11: Hubungan Antara Perilaku Dan Promosi Kesehatan

DAFTAR PUSTAKA

Ismarwati, I.M. Sutaryo, S., dan Widyatama, R. 2011. Promosi Kesehatan dalam

Meningkatkan Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Deteksi Dini Kanker Serviks pada

Ibu-Ibu Anggota Pengajian. Berita Kedokteran Masyarakat, [pdf], Vol. 27, No. 2.

Tersedia di: http://jurnal.ugm.ac.id/bkm/article/view/3406/2954 [Diakses 10 April

2015].

KEMENKES, 2011. PROMOSI KESEHATAN DI DAERAH BERMASALAH KESEHATAN : Panduan bagi petugas kesehatan di Puskesmas. Tersedia di : http://www.depkes.go.id/download.php?file=download/promosi-kesehatan/panduan-promkes-dbk.pdf [Di akses 10 April 2015].

Loran, F., Ibnu, I.F., dan Riskiyani, S. 2013. Perilaku Masyarakat Dalam Upaya Pencegahan

Dan Pengobatan Penyakit Malaria Di Wilayah Kerja Puskesmas Larat Tanimbar

Utara Kabupaten Maluku Tenggara Barat. Jurnal [pdf]. Tersedia di:

http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/6114/Jurnal%20Fransiska

%20K11108519.pdf?sequence=1 [Diakses 10 April 2015].

Ningsih, H., Syafar, M., dan Nyorong, M. Perilaku Ibu Terhadap Pencegahan Dan

Pengobatan Anak Balita Penderita Diare Di Wilayah Kerja Puskesmas Belawa

Kecamatan Belawa Kabupaten Wajo. Jurnal [pdf]. Tersedia di:

http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/7140/JURNAL.pdf?

sequence=1 [Diakses 10 April 2015].

Sinaulan, J.H. 2012. Dimensi Sosio-Kultural Dalam Promosi Kesehatan. Jurnal Sosiologi

Islam [pdf], Vol. 2, No.1. Tersedia di:

http://jsi.uinsby.ac.id/index.php/jsi/article/view/21/18 [Diakses 10 April 2015].

Permadi, I.G.W.D.S. 2013. Pengetahuan, Sikap Dan Perilaku Masyarakat Terhadap

Ketidakpatuhan Penggunaan Kelambu Berinsektisida Di Desa Tegal Rejo,

Kecamatan Lawang Kidul, Kabupaten Muara Enim. Jurnal [pdf], Vol. 2, No. 9.

Tersedia di: http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/blb/article/viewFile/

3358/3366 [Diakses 10 April 2015].

Page 12: Hubungan Antara Perilaku Dan Promosi Kesehatan

UNESCO, 2000. Module 4 Behavior Modification. Regional Training Seminar on Guidance

and Counselling. France : Ag2i communication. [pdf], Available at:<

http://www.unesco.org/education/mebam/module_4.pdf> [Accessed April, 10th 2015].