HUBUNGAN ANTARA PENYAKIT SKABIES DENGAN TINGKAT …eprints.ums.ac.id/42122/1/naskah...

13
HUBUNGAN ANTARA PENYAKIT SKABIES DENGAN TINGKAT KUALITAS HIDUP SANTRI DI PONDOK PESANTREN AL-MUAYYAD SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Kedokteran Diajukan oleh : Naufal Faruq Purwanto J500 1200 87 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2016

Transcript of HUBUNGAN ANTARA PENYAKIT SKABIES DENGAN TINGKAT …eprints.ums.ac.id/42122/1/naskah...

Page 1: HUBUNGAN ANTARA PENYAKIT SKABIES DENGAN TINGKAT …eprints.ums.ac.id/42122/1/naskah publikasi.pdf · Penyakit ini dapat menyerang negara beriklim tropis maupun subtropis, seperti

HUBUNGAN ANTARA PENYAKIT SKABIES DENGAN TINGKAT

KUALITAS HIDUP SANTRI DI PONDOK PESANTREN AL-MUAYYAD

SURAKARTA

NASKAH PUBLIKASI

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Mencapai Derajat Sarjana Kedokteran

Diajukan oleh :

Naufal Faruq Purwanto

J500 1200 87

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2016

Page 2: HUBUNGAN ANTARA PENYAKIT SKABIES DENGAN TINGKAT …eprints.ums.ac.id/42122/1/naskah publikasi.pdf · Penyakit ini dapat menyerang negara beriklim tropis maupun subtropis, seperti
Page 3: HUBUNGAN ANTARA PENYAKIT SKABIES DENGAN TINGKAT …eprints.ums.ac.id/42122/1/naskah publikasi.pdf · Penyakit ini dapat menyerang negara beriklim tropis maupun subtropis, seperti

ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA PENYAKIT SKABIES DENGAN TINGKAT

KUALITAS HIDUP SANTRI DI PONDOK PESANTREN AL-MUAYYAD

SURAKARTA

Naufal Faruq Purwanto¹, Ratih Pramuningtyas², Devi Usdiana Rosyidah²

Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta

Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara

penyakit skabies dengan tingkat kualitas hidup santri di Pondok Pesantren Al-

Muayyad Surakarata.

Metode: Observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel

penelitian sebanyak 74 santri dengan 31 santri menderita skabies dan 43 santri tidak

menderita skabies. Tekhnik sampling menggunakan simpel random sampling.

Penelitian dilakukan di Pondok Pesantren Al-Muayyad Surakarta pada bulan

November 2015. Data dianalisis dengan uji Kolmogorov-Smirnov menggunakan

program SPSS.

Hasil: Penelitian menujukkan jumlah sampel terbesar santri yang menderita skabies

adalah laki-laki yaitu 26 santri dan kelompok umur terbesar 14-16 tahun. Santri yang

menderita skabies dengan banyak gangguan kualitas hidup berjumlah 10 santri,

cukup gangguan kualitas hidup 9 santri, sedikit gangguan kualitas hidup 7 santri dan

tidak ada gangguan kualitas hidup 5 santri. Santri yang tidak menderita skabies

dengan sedikit gangguan kualitas hidup berjumlah 15 santri dan yang tidak ada

gangguan kualitas hidup 28 santri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai p=0,000

(p<0,05) yang menunjukkan terdapat hubungan antara dua variabel yang diuji.

Kesimpulan: Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara

penyakit skabies dengan tingkat kualitas hidup santri berupa gangguan gejala,

kenyamanan dan rasa malu, hubungan sosial, mengurus tempat tinggal, olahraga, dan

belajar atau bekerja.

Kata Kunci: Skabies, Kualitas Hidup, Santri Pondok Pesantren

1Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta

2Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta

Page 4: HUBUNGAN ANTARA PENYAKIT SKABIES DENGAN TINGKAT …eprints.ums.ac.id/42122/1/naskah publikasi.pdf · Penyakit ini dapat menyerang negara beriklim tropis maupun subtropis, seperti

ABSTRACT

RELATIONSHIP BETWEEN SCABIES DISEASE WITH QUALITY OF LIFE

LEVEL SANTRI IN PONDOK PESANTREN AL-MUAYYAD SURAKARTA

Naufal Faruq Purwanto¹, Ratih Pramuningtyas², Devi Usdiana Rosyidah²

Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta

Goal: This research have a goal to understand the correlation between scabies disease

with level quality of life santri in Pondok Pesantren Al-Muayyad Surakarta.

Methods: Observational analytic with approachment cross sectional. Total sample of

this research as many as 74 santris, with 31 santri suffered scabies and 43 santris

unsuffered scabies. Technic sampling with simple random sampling technic. The

research do at Pondok Pesantren Al-Muayyad Surakarta on November 2015. The data

analyzed by Kolmogorov-Smirnov test with SPSS program.

Result: The research showing the biggest of total sample there is suffered scabies are

man, 26 santri and the biggest group of age is 14-16 years old. Santri who’s suffered

scabies with disruption quality of life have a number 10 santri, just enough quality of

life is 9 santri, few disruption quality of life is 7 santri, and without disruption quality

of life is 5 santri. Santri who’s unsuffered scabies with a few disruption quality of life

have a number 15 santri and without disruption quality of life 28 santri. The result

showed value p=0,000 (p<0,05) and showing there is correlation between of two

variables who tested.

Conclusion: The conclusion of this research is have correlation between scabies

disease with level quality of life santri based on disruption of symptoms, pleasure and

shy, social correlation, managing home, physical exercise, and study or work.

Keyword: Scabies, Quality of Life, Santri Pondok Pesantren

1Student of medical faculty Muhammadiyah Surakarta University

2Lecture of medical faculty Muhammadiyah Surakarta University

Page 5: HUBUNGAN ANTARA PENYAKIT SKABIES DENGAN TINGKAT …eprints.ums.ac.id/42122/1/naskah publikasi.pdf · Penyakit ini dapat menyerang negara beriklim tropis maupun subtropis, seperti

PENDAHULUAN

Skabies merupakan penyakit kulit yang disebabkan sensitisasi dan infestasi oleh

tungau Sarcoptes scabiei varian hominis ke dalam lapisan epidermis kulit (Stone et

al, 2008). Penyakit ini dapat menyerang negara beriklim tropis maupun subtropis,

seperti Afrika, Mesir, Amerika tengah dan selatan, Australia tengah dan utara,

kepulauan Karibia, Asia tenggara, India. Jenis kelamin, usia, ras, status sosial

ekonomi tidak mempengaruhi penyakit ini namun banyak dipengaruhi kepadatan

hunian dan kemiskinan (Shelley & Currie, 2007; Steer et al, 2009).

Data yang diperoleh Depkes RI menunjukkan bahwa prevalensi skabies

di Indonesia tahun 2002 sebanyak 4,6%-12,95% dan skabies menduduki urutan

ketiga dari 12 kejadian penyakit kulit terbanyak. Bagian Kulit dan Kelamin Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia pada tahun 1988, dijumpai 704 kasus skabies

merupakan 5,77% dari seluruh kasus baru. Tahun 1989 dan 1990 prevalensi skabies

adalah 6% dan 3,9% (Depkes RI, 2004). Menurut WHO tahun 1980 di India skabies

pada anak menjadi penyakit kulit paling tinggi . Setiap tahun terdapat 300 juta orang

di seluruh dunia menderita skabies pada akhir abad 19 (Zayyid et al, 2010).

Berdasarkan data dari puskesmas Kecamatan Lekok Kabupaten Pasuruan kejadian

skabies mengalami kenaikan dari tahun 2007-2011, pada tahun 2010 penderita

skabies yang berusia antara 8-20 tahun sebanyak 239 (0,5%) orang dari total

penduduk Kecamatan Lekok sebanyak 54.567 orang. Pada tahun 2012 penderita

skabies di Kecamatan Lekok sebanyak 167 orang, jumlah itu mengalami penurunan

dibanding tahun 2011 (Cletus et al, 2014). Kasus skabies di Pondok Pesantren Al

Muayyad Surakarta pada tahun 2006 mencapai 45 (10,37%) penderita. Pada tahun

2007 mengalami peningkatan sebanyak 79 (18,20%) sedangkan pada tahun 2008

sebanyak 74 (17,05%), pada tahun 2009 mengalami peningkatan menjadi 82

(18,89%) penderita (Rohmawati, 2010).

Prevalensi skabies tinggi pada kelompok padat hunian, higiene buruk, dan

ekonomi kurang seperti di panti asuhan, pesantren, barak tentara, penjara (Sungkar,

Page 6: HUBUNGAN ANTARA PENYAKIT SKABIES DENGAN TINGKAT …eprints.ums.ac.id/42122/1/naskah publikasi.pdf · Penyakit ini dapat menyerang negara beriklim tropis maupun subtropis, seperti

2013). Penularan dapat secara langsung melalui berjabat tangan, tidur bersama, dan

hubungan seksual (Handoko, 2013). Dapat juga menular secara tidak langsung

melalui pakaian, handuk, sprei, dan sarung bantal (Baker, 2010).

Tingginya angka kejadian skabies di pesantren berefek terhadap kualitas hidup

antara lain, santri merasa terganggu dalam belajar, prestasi belajarnya menurun

berdasarkan dari data tiga pesantren di Kabupaten Aceh Besar tahun 2007 di

dapatkan 15,5% santri yang menderita skabies nilai rapornya menurun bahkan ada

beberapa yang tidak naik kelas dan tidak lulus ujian akhir (Muzakir, 2008). Pengaruh

skabies terhadap kualitas hidup bisa mempengaruhi pada dewasa maupun anak, yaitu

mereka merasa malu terhadap penyakitnya, menutupi bagian tubuh yang terkena

skabies, membatasi kesibukannya, merasa diejek oleh orang sekitar (Worth et al,

2012).

Berdasarkan WHO, definisi sehat memiliki 3 aspek yaitu sehat dalam fisik,

mental, sosial serta tidak memiliki penyakit maupun kelemahan dalam hal kesehatan.

Hal lain yang berhubungan dengan kualitas hidup meliputi pendapatan, tempat

tinggal, lingkungan, stabilitas sosial, dan pekerjaan. Pengukuran kualitas hidup secara

umum dikenal dengan istilah HRQL (Health Related Quality of Life) yang meliputi

pengukuran fisik, emosi, mental,sosial, dan perilaku seseorang. HRQL dibagi

menjadi beberapa dimensi yang hendak diukur, spesifik penyakit kulit menggunakan

kuesioner DLQI (Dermatology Life Quality Index) untuk mengetahui besarnya

pengaruh penyakit kulit terhadap kualitas hidup seseorang (Muhaimin, 2010).

METODE

Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional analitik dengan

pendekatan cross sectional dengan jumlah sampel 74 santri yang memenuhi kriteria

restriksi di Pondok Pesantren Al-Muayyad Surakarta pada bulan November 2015.

Teknik pengambilann sampel menggunakan simple random sampling.

Page 7: HUBUNGAN ANTARA PENYAKIT SKABIES DENGAN TINGKAT …eprints.ums.ac.id/42122/1/naskah publikasi.pdf · Penyakit ini dapat menyerang negara beriklim tropis maupun subtropis, seperti

Instrumen penelitian ini yaitu variabel bebas skabies menggunakan diagnosis

dokter sedangkan variabel terikat tingkat kualitas hidup menggunakan kuisioner

DLQI ( dermatology life quality index).

HASIL PENELITIAN

Tabel 1. Distribusi Santri yang Menderita Skabies dan yang Tidak Skabies

Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Skabies Presentase Tidak Skabies Presentase

Laki-laki 26 83,8 % 17 39,5%

Perempuan 5 16,1 % 26 60,4%

Jumlah 31 100 % 43 100 %

Jumlah sampel sebanyak 74 orang, santri yang menderita skabies sebanyak

41,8% dan yang tidak menderita skabies 58,1%. Penderita skabies lebih banyak laki-

laki dibanding perempuan dan santri yang tidak menderita skabies lebih banyak

perempuan dibanding laki-laki.

Tabel 2. Distribusi Santri yang Menderita Skabies dan Tidak Skabies Berdasarkan

Umur

Umur (tahun) Skabies Presentase Tidak Skabies Presentase

11-13 13 41,9% 8 18,6%

14-16 18 58% 35 81,3%

Jumlah 31 100% 43 100%

Distribusi santri yang menderita skabies berdasarkan umur diperoleh umur 14-

16 lebih banyak yang menderita skabies dibanding dengan umur 11-13 tahun.

Page 8: HUBUNGAN ANTARA PENYAKIT SKABIES DENGAN TINGKAT …eprints.ums.ac.id/42122/1/naskah publikasi.pdf · Penyakit ini dapat menyerang negara beriklim tropis maupun subtropis, seperti

Tabel 3. Distribusi Penyakit Skabies Terhadap Tingkat Kualitas Hidup

Diagnosis Skabies Pengaruh Terhadap Kualitas Hidup P

Tidak Sedikit Cukup Banyak Sangat

Skabies 5 7 9 10 0 0,000

Tidak Skabies 28 15 0 0 0

Santri yang tidak menderita skabies paling banyak mereka yang tidak terdapat

pengaruh kualitas hidupnya, sedangkan santri yang skabies paling banyak yang

memiliki pengaruh besar terhadap kualitas hidupnya.

PEMBAHASAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan antara penyakit

skabies dengan tingkat kualitas hidup santri di Pondok Pesantren Al-Muayyad

Surakarta. Sampel dikelompokkan menjadi santri yang menderita skabies berjumlah

31 orang dan tidak skabies berjumlah 43 orang yang didiagnosis berdasarkan dokter

dari 4 tanda kardinal skabies serta memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.

Data yang didapatkan dalam penelitian ini, santri laki-laki yang menderita

skabies sebanyak 26 orang dan santri perempuan yang menderita skabies sebanyak 5

orang. Data tersebut sesuai dengan penelitian Sungkar (2013), bahwa santri laki-laki

lebih banyak menderita skabies dibandingkan santri perempuan dengan perbandingan

laki-laki 64,9% dan perempuan sebanyak 35,1%. Laki-laki 24 kali lebih berisiko

menderita penyakit skabies dibandingkan perempuan. Santri laki-laki tidak terlalu

memperhatikan kebersihan diri maka berpengaruh terhadap risiko skabies, sedangkan

santri perempuan lebih memperhatikan terhadap kebersihan maka angka skabies

perempuan lebih rendah dibandingkan laki-laki (Muin, 2009). Kebersihan pada diri

yang buruk bisa dinilai melalui frekuensi mandi, frekuensi ganti pakaian, frekuensi

mencuci pakaian, kebersihan mencuci pakaian, saling meminjam pakaian, handuk

dan perlengkapan lain yang dikenakan (Handoko, 2013).

Data yang diperoleh dalam penelitian ini, distribusi santri yang menderita

skabies dan yang tidak menderita skabies berdasarkan umur paling banyak pada umur

Page 9: HUBUNGAN ANTARA PENYAKIT SKABIES DENGAN TINGKAT …eprints.ums.ac.id/42122/1/naskah publikasi.pdf · Penyakit ini dapat menyerang negara beriklim tropis maupun subtropis, seperti

15 tahun (tabel 2). Golongan usia santri yang paling banyak menderita skabies adalah

pada umur 12 tahun, lalu 11 tahun, dan yang ketiga pada umur 14 tahun. Santri yang

diteliti pada rentang 11 sampai 16 tahun (Audhah et al, 2012). Anak usia sekolah

hingga 16 tahun yang menderita skabies dan diukur dengan menggunakan DLQI

didapatkan skor rata-rata 9,5 yang artinya skabies berpengaruh terhadap kualitas

hidupnya. Gejala yang banyak mempengaruhi berupa eksema. Gangguan kualitas

hidup pada anak usia ini mengganggu belajar, liburan, hubungan dengan teman,

pengobatan, dan tidurnya (Basra, 2014).

Hasil dari uji analisa Kolmogorov-Smirnov diperoleh p=0,000 (lampiran.4),

karena p<0,005 maka terdapat hubungan antara penyakit skabies dengan tingkat

kualitas hidup santri di Pondok Pesantren Al-Muayyad Surakarta. Data pada

penelitian ini diperoleh, 5 santri yang menderita skabies tidak terpengaruh terhadap

kualitas hidupnya, namun ada 15 santri tidak menderita skabies yang sedikit

mempengaruhi kualitas hidupnya. Menurut Jin-Gang et al. (2010), skor didapatkan

dari kuisioner DLQI yang berisi 10 pertanyaan, setiap pertanyaan memiliki 3 poin

maka total seluruh pertanyaan 30 poin. Tidak mempengaruhi kualitas hidupnya jika

total skor kuisioner 0-1, sedikit mempengaruhi kualitas hidupnya jika total skor 2-5,

cukup mempengaruhi kualitas hidupnya jika total skor 6-10, banyak mempengaruhi

kualitas hidupnya jika skor 11-20, sangat mempengaruhi kualitas hidupnya jika total

skor 21-30.

Penyakit kulit biasanya dianggap sepele oleh sebagian penderita dan

mengabaikannya, tetapi beberapa penyakit kulit justru bisa berdampak pada

gangguan aktivitas sehari-hari dan gangguan psikologis sehingga mempengaruhi

kualitas hidupnya. Pengukuran kualitas hidup pada penyakit kulit ternyata lebih

mempengaruhi dibandingkan penyakit lain yang kronis sistemik ataupun penyakit

yang tidak bisa disembuhkan, seseorang lebih merasa tidak percaya diri jika

menderita penyakit kulit. Pengaruh kualitas hidup pada anak-anak sangat besar,

banyak diantara mereka yang di ejek oleh teman sekolahnya karena penyakit

kulitnya sehingga anak yang menderita penyakit kulit akan mendapat tekanan psikis

Page 10: HUBUNGAN ANTARA PENYAKIT SKABIES DENGAN TINGKAT …eprints.ums.ac.id/42122/1/naskah publikasi.pdf · Penyakit ini dapat menyerang negara beriklim tropis maupun subtropis, seperti

yang berdampak pada kegiatan belajar mengajarnya. Anak yang menderita eksema

memiliki skor gangguan kualitas hidup lebih tinggi dibanding dengan anak yang

menderita asma, epilepsi, diabetes, dan cystic fibrosis(Basra, 2014).

Dari pengukuran DLQI pada penderita skabies dalam penelitian ini didapatkan

keluhan paling sering pada pertanyaan ke 1 tentang gejala, selanjutnya pertanyaan ke

2 tentang kenyamanan dan rasa malu, pertanyaan ke 5 tentang hubungan sosial dan

waktu santai, pertanyaan ke 3 tentang berbelanja dan mengurus tempat tinggal,

pertanyaan ke 6 tentang olahraga dan pertanyaan ke 7 tentang belajar. Menurut Jin-

Gang et al. (2010), keluhan paling banyak pada pertanyaan ke 1 tentang gejala, ke 2

tentang kenyamanan dan rasa malu, ke 7 tentang bekerja dan belajar,dan ke 9

tentang masalah seksual, namun sedikit yang mengeluhkan gangguan pada

pertanyaan ke 6 tentang olahraga. Setelah dilakukan pengobatan pada skabiesnya

dan diukur kembali kualitas hidupnya menggunakan DLQI, didapatkan penurunan

skor pada pertanyaan ke 3 tentang belanja dan pertanyaan ke 6 tentang olahraga serta

peningkatan skor pada pertanyaan ke 10 tentang pengobatan.

Berdasarkan Worth (2012), dalam penelitianya 1 dari 5 pasien skabies yang

mengisi kuisioner DLQI menunjukkan tidak ada gangguan terhadap kualitas

hidupnya, 28,1% penderita dewasa dan 39,7% penderita anak-anak menunjukkan

ada sedikit gangguan terhadap kualitas hidupnya. Perempuan memiliki skor DLQI

lebih tinggi dibanding laki-laki, namun perbedaannya tidak signifikan. Skor DLQI

pada semua umur sama dan tidak terpengaruh dari area tubuh yang skabies.

Perbedaan DLQI antara pasien skabies yang sudah menderita dibawah 8 minggu dan

diatas 8 minggu tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat

hubungan penyakit skabies dengan tingkat kualitas hiduup santri di Pondok Pesantren

Al-Muayyad Surakarta yang bermakna secara statistik.

Page 11: HUBUNGAN ANTARA PENYAKIT SKABIES DENGAN TINGKAT …eprints.ums.ac.id/42122/1/naskah publikasi.pdf · Penyakit ini dapat menyerang negara beriklim tropis maupun subtropis, seperti

SARAN

1. Perlu dilakukan penyuluhan kepada santri tentang penularan dan pencegahan

agar santri tidak mudah terkena skabies.

2. Perlu diperhatikan penyakit kulit selain skabies yang juga mempengaruhi

kualitas hidup.

UCAPAN TERIMAKASIH

Ucapan terimakasih kepada dekan fakultas kedokteran universitas muhammadiyah

surakarta Dr. EM Sutrisna., dr. Mkes., pembimbing dr. Ratih Pramuningtyas, SpKK

dan dr. Devi Usdiana Rosyidah, M.Sc, dan penguji dr. Flora Ramona, M.kes, SpKK

yang telah membimbing dan membantu penelitian ini.

Page 12: HUBUNGAN ANTARA PENYAKIT SKABIES DENGAN TINGKAT …eprints.ums.ac.id/42122/1/naskah publikasi.pdf · Penyakit ini dapat menyerang negara beriklim tropis maupun subtropis, seperti

DAFTAR PUSTAKA

Audhah N.A., Umniyati S.R., Siswati A.S. 2012. Scabies Risk Factor on Student of

Islamic Boarding School (Study at Darul Hijrah Islamic Boarding School,

Cindai Alus Village, Martapura Subdistrict, Banjar District, South

Kalimantan). Jurnal Epidemiologi dan Penyakit Bersumber Binatang. Vol 4:

14-22.

Baker F., 2010. Scabies Management. Paediatri Child Health. Vol 6: 775-7.

Basra M.K.A., 2014. Quality of Life Issues in Children and Adolescents with

Dermatological Condition and their Wider Impact on the Family and Society.

Departement of Dermatology and Wound Healing, Cardiff University School

of Medicine, Cardiff, UK.

Cletus ., Santoso P., Ristiyanto. 2014. Studi Tungau Kudis Sarcoptes Scabiei dan

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Wilayah Kecamatan Lekok,

Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur. Dinkes Pasuruan Jawa Timur, Balai Besar

Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit Salatiga. Vol

6: 33-40.

Depkes RI. 2004. Sistem Kesehatan. Nasional. Jakarta.

Goldstein B.G., Goldstein A.O. 2001. Practical Dermatology. Dermatologi Praktis.

1st ed. Hipokrates. North Carolina.

Handoko R.P., Djuanda A., Sularsito S.A. et al 2013. Skabies Ilmu Penyakit Kulit

dan Kelamin. 6th

ed. Jakarta: FKUI, pp 122-5.

Jin-gang A., Sheng-xiang, Sheng-bin, Jun-min W., Song-mei G., Ying-ying D., Jung-

hong M., Qing-qiang X., Xiao-peng W., 2010. Quality of Life of Patients

With Scabies. Journal of the European Academy of Dermatology and

Venerology. 24:1187-91.

Marks J.G. & Miller J.J., 2006. Lookingbill and Marks Principles of Dermatology.

4th

ed. Hersher Medical Center: Saunders Elsevier, pp 157-63.

Muhaimin .T., 2010. Mengukur Kualitas Hidup Anak. Jurnal Kesehatan Masyarakat

Nasional. Vol. 5.

Muin., 2009. Hubungan Umur, Pendidikan, Jenis Kelamin, dan Kepadatan Hunian

Ruang Tidur Terhadap Kejadian Penyakit Skabies. Fakultas Kesehatan

Masyarakat, Skripsi, Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Muzakir .2008. Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Skabies pada Pesantren

di Kabupaten Aceh Besar Tahun 2007. USU Tesis.

Notoatmodjo. S., 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

Page 13: HUBUNGAN ANTARA PENYAKIT SKABIES DENGAN TINGKAT …eprints.ums.ac.id/42122/1/naskah publikasi.pdf · Penyakit ini dapat menyerang negara beriklim tropis maupun subtropis, seperti

Rohmawati N.R., 2010. Hubungan Antara Faktor Pengetahuan dan Perilaku Dengan

Kejadian Skabies di Pondok Pesantren Al-Muayyad Surakarta. Universitas

Muhammadiyah Surakarta. Skripsi.

Shelley F.W., Currie B.J. 2007. Problems in Diagnosis Skabies a Global Disease in

Human and Animal Pipulations. CMR. 268-79.

Steer A.C., Jenney A.W.J., Kado J., Batzloff M.R., Vincent S.L., Waqatakirewa L., et

al. 2009. High Burden of Impetigo and Scabies in a Tropical Country. PloS

Negl Trop Disease. 3:467.

Stone S.P., Goldfarb J.N., Bacelieri R.E., 2008. Fitzpatrick’s Dermatology in General

Medicine. 7th

ed. New York: McGraw-Hill, pp 2029-32.

Sungkar S., 2013. Pemberantasan Skabies pada Santri di Sebuah Pesantren di Jakarta

Timur. Vol 6: 20-1.

WHO. 1995. The World Health Organization Quality of Life Assessment

(WHOQOL): Position paper from the World Health Organization. Soc Sci

Med. 41:1403-9.

WHO. 2005. Epidemiology and Management of Common Skin Disease in Children

in Developing Countries. WHO/FCH/CAH/05.12.

WHO. 2012. Programme on Mental Health WHOQOL User Manual. Division of

Mental Health and Prevention of Substance Abuse.

Worth C., Heukelbach J., Fengler G., Walter B., Liesenfeld O., Feldmeier H., 2012.

Impaired Quality of Life in Adults and Children With Scabies From an

Improvised Community in Brazil. International Journal of Dermatology.

51:275-82.

Zayyid M., Saadah S., Adil A.R., Rohela., Jamalah M. 2010. Prevalence of Scabies

and Head Lice Among Children in a Welfare Home in Pulau Pinang,

Malaysia. Tropical Biomedicine. 27: