HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA … · sesamanya, akhlak juga mengatur hubungan...

75
HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN AKHLAK SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 03 TANGERANG SELATAN SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Oleh: Sri Fatmawati NIM: 106011000184 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H/ 2011 M

Transcript of HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA … · sesamanya, akhlak juga mengatur hubungan...

Page 1: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA … · sesamanya, akhlak juga mengatur hubungan manusia dengan segala yang ada dalam kehidupan ini, ia juga mengatur hubungan manusia

HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN AKHLAK SISWA

KELAS VIII DI SMP NEGERI 03 TANGERANG SELATAN

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh:

Sri Fatmawati

NIM: 106011000184

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1432 H/ 2011 M

Page 2: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA … · sesamanya, akhlak juga mengatur hubungan manusia dengan segala yang ada dalam kehidupan ini, ia juga mengatur hubungan manusia

LEMBAR PERSETUJUAN

HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

ISLAM DENGAN AKHLAK SISWA KELAS VIII SMP NEGERI O3

TANGERANG SELATAN

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk memenuhi syarat

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam

Oleh:

SRI FATMAWATI

106011000184

Di bawah bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Dra. Zikri Neni Iska, M.Psi Tanenji, MA

NIP : 19690206 199503 2 001 NIP : 19720712 19980 1 004

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1432 H/ 2011 M

Page 3: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA … · sesamanya, akhlak juga mengatur hubungan manusia dengan segala yang ada dalam kehidupan ini, ia juga mengatur hubungan manusia

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi Sri Fatmawati (106011000184) yang berjudul “Hubungan antara

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan Akhlak Siswa Di SMP

Negeri 03 Tangerang Selatan” diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian

Munaqasah pada tanggal 22 Maret 2011 di hadapan dewan penguji. Oleh karena

itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana S1 (S.Pd.i) pada jurusan Pendidikan

Agama Islam.

Jakarta, 22 Maret 2011

Panitia Ujian Munaqasah

Tanggal Tanda Tangan

Ketua Jurusan PAI

Bahrissalim, M.Ag …………… ..……………..

NIP. 19680307 199803 1 002

Sekretaris Jurusan PAI

Drs. Sapiudin Sidiq, MA ..…………. ..……………..

NIP. 19670328 200003 1 001

Penguji I

Dra. Djunaidatul Munawaroh, M.Ag .…………… ……………...

NIP. 19580918198701 2 001

Penguji II

Dra. Eni Rosda Syarbaini, M.Psi …………… ……………..

NIP. 19530813198003 2 001

Mengetahui:

Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,

Prof. Dr. Dede Rosyada, MA

NIP. 19571005 198703 1 003

Page 4: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA … · sesamanya, akhlak juga mengatur hubungan manusia dengan segala yang ada dalam kehidupan ini, ia juga mengatur hubungan manusia

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Sri Fatmawati

Tempat / Tgl Lahir : Bekasi / 24 Desember 1986

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Judul Skripsi : Hubungan antara Pembelajaran Pendidikan Agama

Islam dengan Akhlak Siswa kelas VIII SMP Negeri

03 Tangerang Selatan

Dosen Pembimbing : 1. Dra. Zikri Neni Iska, M.Psi

2. Tanenji, MA

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya

sendiri dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis.

Pernyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat menempuh Ujian Munaqasah.

Jakarta, 2 Maret 2011

SRI FATMAWATI

NIM. 106011000184

Page 5: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA … · sesamanya, akhlak juga mengatur hubungan manusia dengan segala yang ada dalam kehidupan ini, ia juga mengatur hubungan manusia

i

ABSTRAK

Sri Fatmawati (106011000184). Hubungan antara Pembelajaran Pendidikan

Agama Islam dengan Akhlak Siswa (Studi Penelitian Siswa Kelas VIII SMP

Negeri 03 Tangerang Selatan). Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta. Akhlak bagi para remaja khususnya siswa SMP

merupakan permasalahan yang harus ditangani secara serius. Anak yang tidak

memiliki dasar agama atau aqidah Islam sejak kecil mudah terjerumus pada

perbuatan dosa dan maksiat. Keadaan semacam ini juga dapat menjadi penyebab

utama kemerosotan moral, pergaulan bebas, penggunaan obat-obat terlarang,

pemerkosaan, pembunuhan dan berbagai bentuk kejahatan yang kebanyakan

dilakukan oleh generasi yang kurang pemahamannya tentang isi ajaran Al-Qur’an,

kurangnya pendidikan agama serta pembinaan akhlak. Untuk mengembalikan

citra remaja menjadi lebih baik maka salah satu caranya adalah dengan

meningkatkan pembinaan dalam pembentukkan akhlak remaja. Berdasarkan latar

belakang tersebut penulis dapat membatasi masalah yaitu Pembelajaran

pendidikan agama Islam meliputi: Keimanan, Fiqh, Akhlak dan Sejarah/Tarikh.

Akhlak siswa terdiri dari beberapa indikator, yaitu: Akhlak terhadap Allah, akhlak

terhadap diri sendiri, akhlak terhadap sesama, akhlak terhadap orang tua dan

akhlak terhadap lingkungan. Rumusan masalah yaitu apakah ada hubungan yang

signifikan antara pembelajaran pendidikan agama Islam dengan akhlak siswa

kelas VIII di SMP Negeri 03 Tangerang Selatan. Tekhnik yang digunakan sebagai

alat pengumpul data dalam penelitian ini adalah tekhnik angket (Questionnaire)

bentuk skala Likert. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII

yang berjumlah 40 siswa. Variabel penelitian terdiri dari 2 kategori yaitu

pembelajaran pendidikan agama Islam dan akhlak, yang mana variabel tersebut

diuji validitas dan reliabilitasnya. Data yang diperoleh kemudian dianalisa

menggunakan korelasi Pearson Product Moment untuk mengetahui derajat

hubungan antara pembelajaran pendidikan agama Islam dengan akhlak siswa.

Berdasarkan hasil analisa data dengan korelasi Pearson Product Moment

diperoleh hasil nilai r hitung = 0,810, r tabel = 0,304 dengan df = 40 dan dengan

perhitungan Coefficient of Determination diperoleh nilai koefisien determinasi

sebesar 66 % dan hasil t hitung = 14,51. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya

hubungan yang cukup signifikan antara pembelajaran pendidikan agama Islam

dengan akhlak siswa kelas VIII SMP Negeri 03 Tangerang Selatan. Sehingga

dapat disimpulkan bahwa akhlak yang terdapat dalam diri siswa dapat

ditingkatkan dengan adanya pelatihan dan pengembangan pembentukan akhlak.

Kata kunci: pembelajaran pendidikan agama Islam, akhlak.

Page 6: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA … · sesamanya, akhlak juga mengatur hubungan manusia dengan segala yang ada dalam kehidupan ini, ia juga mengatur hubungan manusia

ii

KATA PENGANTAR

الرحيــــم الرحمــن اللــه بســــم

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Kiranya tiada kata yang lebih pantas untuk diucapkan selain Al-

hamdulillah, segala puji bagi Allah sebagai manifestasi rasa syukur kita kehadirat

Illahi Rabbi yang telah menghadiahkan anugerah yang begitu mahal harganya

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul ”Hubungan antara

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan Akhlak Siswa (Studi Penelitian

siswa kelas VIII di SMP Negeri 03 Tangerang Selatan”. Shalawat salam semoga

senantiasa tercurah pada baginda Nabi Muhammad saw yang dengan kecerdasan

dan kesabarannya mampu mendobrak kejahiliyahan manusia.

Skripsi ini penulis susun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

(FITK), Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis sangat berterima kasih dan memberikan penghargaan yang

setinggi-tingginya atas bantuan, dorongan dan bimbingan dari beberapa pihak.

Ucapan terima kasih dan penghargaan tersebut diajukan kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA selaku Dekan FITK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Bahrissalim, M.Ag selaku Ketua Jurusan dan Bapak Drs.

Sapiudin Shidiq, MA selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam

Jakarta. Terima kasih atas waktu luang yang telah diberikan untuk

memberikan pelayanan yang terbaik kepada kami selaku mahasiswa.

3. Ibu Dra. Zikri Neni Iska, M.Psi selaku pembimbing I. Terima kasih tak

terkira untuk kesediaannya berbagi ilmu dan waktu, berbagi pengalaman

hidup sehingga penulis dapat mengambil hikmah dari semuanya.

4. Bapak Tanenji, M.A selaku pembimbing II. Terima kasih telah menjadi

pembimbing dalam berbagi ilmu kepada penulis. Semoga semuanya

dapat bermanfaat dikemudian hari. Amin.

Page 7: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA … · sesamanya, akhlak juga mengatur hubungan manusia dengan segala yang ada dalam kehidupan ini, ia juga mengatur hubungan manusia

iii

5. Kepala sekolah, Guru dan semua staf di SMP Negeri 03 Tangerang

Selatan, khususnya ibu Haerunnisa seorang guru agama yang dapat

memberikan arahan dan bimbingan hidup kepada penulis.

6. Kepada Bapak (H. Saman), Ema (Aliyah). Terima kasih atas

pengorbanan baik dari segi moril maupun materil yang telah engkau

berikan kepada anakmu ini, tanpa kalian aku bukan apa-apa.

7. Kakak serta adik-adikku tercinta (Maman Fathurrahman beserta istri,

Nur Latifah, Muhammad Kahfi, Fifih Lutfiyah, Ahmad Hafidz dan

keponakan ku M. Ezza Fathurrahman) yang selalu memberikan motivasi

bagi penulis untuk dapat menghadapi segala cobaan dengan hati yang

lapang dan yang selalu menghibur dikala sedih.

8. Sahabat-sahabat ku tercinta MIQISYA (Suhaimi, Siti Marqiyah n

Syaidah) Sahabat Sejati yang selalu menemaniku di setiap suka maupun

duka. Kehadiran kalian selama ini telah mewarnai hidupku.

9. Teman seperjuangan PAI E yang tidak disebutkan satu persatu. Terima

kasih atas bantuan dan keakraban selama masa perkuliahan yang kita

lalui selama ini.

10. Teman kosan (Aniah, Maryam n Yolan) terima kasih atas doa dan

dukungannya.

Pada akhirnya, tiada yang lebih berarti selain menjadi pribadi yang

berguna bagi orang lain. ”Khoirunnas Anfa’uhum linnas”.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Jakarta, 26 Februari 2011

Penulis

Page 8: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA … · sesamanya, akhlak juga mengatur hubungan manusia dengan segala yang ada dalam kehidupan ini, ia juga mengatur hubungan manusia

iv

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN

LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PERNYATAAN KARYA SENDIRI

ABSTRAK ..................................................................................................... i

KATA PENGANTAR .................................................................................. ii

DAFTAR ISI ................................................................................................. iv

DAFTAR TABEL ......................................................................................... vi

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... vii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah .......................................................................... 6

C. Pembatasan Masalah ..........................................................................7

D. Perumusan Masalah ...........................................................................7

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian.......................................................................... 7

2. Manfaat Penelitian........................................................................ 7

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR

A. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

1. Pengertian Pembelajaran .............................................................. 8

2. Tekhnik Pembelajaran .................................................................. 9

3. Pengertian Pendidikan Agama Islam ........................................... 12

4. Ruang lingkup .............................................................................. 13

5. Tujuan Pendidikan Agama Islam ................................................. 14

6. Fungsi Pendidikan Agama Islam ................................................. 16

7. Standar kompetensi lulusan (SKL) .............................................. 17

8. Materi-materi Pendidikan Agama Islam ...................................... 19

B. Akhlak

1. Pengertian Akhlak ........................................................................ 21

2. Sumber dan Nilai-nilai Akhlak .................................................... 22

Page 9: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA … · sesamanya, akhlak juga mengatur hubungan manusia dengan segala yang ada dalam kehidupan ini, ia juga mengatur hubungan manusia

v

3. Macam-macam Akhlak ................................................................. 23

4. Faktor-faktor Pembentukkan Akhlak ........................................... 27

5. Metode Pembinaan Akhlak .......................................................... 29

6. Manfaat Akhlak Yang Mulia ........................................................ 31

C. Kerangka Berfikir ............................................................................. 32

D. Pengajuan Hipotesis ......................................................................... 33

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................... 35

B. Metode Penelitian ............................................................................. 35

C. Variabel Penelitian ........................................................................... 36

D. Populasi dan Sampel ........................................................................ 36

E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 37

F. Teknik Pengolahan ............................................................................ 39

G. Analisa Data ....................................................................................... 41

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data

1. Hasil Data Pembelajaran Pendidikan Agama Islam ..................... 44

2. Hasil Data Akhlak Siswa .............................................................. 47

3. Deskripsi Data Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan

Akhlak Siswa ................................................................................ 50

4. Interpretasi Data ........................................................................... 51

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................ 58

B. Saran ........................................................................................... 59

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 10: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA … · sesamanya, akhlak juga mengatur hubungan manusia dengan segala yang ada dalam kehidupan ini, ia juga mengatur hubungan manusia

vi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kriteria Penilaian Angket ................................................................. 38

Tabel 2. Kisi-Kisi Quisioner ............................................................................ 39

Tabel 3. Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai “r” .......................................... 42

Tabel 4. Deskripsi Data Pembelajaran Pendidikan Agama Islam .................. 44

Tabel 5. Penggolongan Tingkat Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

Siswa ............................................................................................... 46

Tabel 6. Skor Skala Pembelajaran Pendidikan Agama Islam ...................... 46

Tabel 7. Deskripsi Data Akhlak Siswa ........................................................... 48

Tabel 8. Penggolongan Tingkat Kualitas Akhlak Siswa ................................ 49

Tabel 9. Skor Skala Akhlak Siswa .................................................................. 49

Tabel 10. Hasil Koefien Korelasi .................................................................... 51

Page 11: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA … · sesamanya, akhlak juga mengatur hubungan manusia dengan segala yang ada dalam kehidupan ini, ia juga mengatur hubungan manusia

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Skor Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Siswa ..................... 47

Gambar 2. Skor Akhlak Siswa ........................................................................ 50

Page 12: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA … · sesamanya, akhlak juga mengatur hubungan manusia dengan segala yang ada dalam kehidupan ini, ia juga mengatur hubungan manusia

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu agenda penting nasional dalam rangka

penciptaan dan peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas yang terus

menerus dilaksanakan. Dalam rangka peningkatan mutu pendidikan nasional

perlu dilakukan pembenahan dalam unsur yang terkait dengan pendidikan, di

antaranya penyediaan buku-buku pelajaran, sarana dan prasarana, pembinaan

tenaga guru yang profesional, serta perbaikan kurikulum sekolah.

Mutu pendidikan sangat penting dalam rangka peningkatan peradaban

dan pembangunan bangsa di masa depan seperti tertuang dalam Undang-

Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional pasal 1 ayat 1, yang berbunyi:

”Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran, agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.1

Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal diharapkan mampu

mewujudkan terciptanya sumber daya manusia yang berkualitas, serta mampu

1 UU RI No.20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta: Media Wacana

Press, 2003)Cet. 1 h.9

Page 13: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA … · sesamanya, akhlak juga mengatur hubungan manusia dengan segala yang ada dalam kehidupan ini, ia juga mengatur hubungan manusia

2

menciptakan program pendidikan yang dapat meningkatkan prestasi para

peserta didik.

Pendidikan Islam merupakan pendidikan yang melatih siswa untuk

membangun manusia menjadi insan kamil, sehingga perilaku mereka dalam

kehidupan, langkah-langkah dan keputusan mereka diatur oleh nilai-nilai etika

Islam yang sangat dalam dirasakan.

Dengan demikian, tujuan pendidikan Islam adalah suatu proses yang

mengarah terhadap pembentukkan akhlak atau kepribadian yang mulia

berdasarkan nilai dan norma-norma agama, untuk mencapai hidup seorang

muslim yakni menumbuhkan kesadaran manusia sebagai makhluk Allah swt.

Pendidikan agama Islam mempunyai andil besar dalam mewujudkan

sebagian dari tujuan pendidikan nasional pasal 2 dan 3 undang-undang sistem

pendidikan nasional yang berbunyi:

“Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar

Negara Republik Indonesia 1945. Pendidikan nasional berfungsi

mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa

yang bermanfaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan

untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis

serta bertanggung jawab.”2

Akhlak merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan

islami. Akhlak merupakan aset seseorang dalam berinteraksi dengan

sesamanya, akhlak juga mengatur hubungan manusia dengan segala yang ada

dalam kehidupan ini, ia juga mengatur hubungan manusia dengan khalik-Nya.

Umar Muhammad Al-Thoumy dalam bukunya “Filsafat Pendidikan

Islam”, menerangkan bahwa akhlak menurut pengertian Islam adalah satu dari

hasil Iman dan ibadah. Iman dan ibadah manusia tersebut tidak sempurna

2 UUD RI Nomor 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional…., h. 8

Page 14: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA … · sesamanya, akhlak juga mengatur hubungan manusia dengan segala yang ada dalam kehidupan ini, ia juga mengatur hubungan manusia

3

kecuali timbul dari akhlak yang mulia dan muamalah yang baik terhadap

Allah swt dan makhluknya.3

Masalah akhlak dan pembinaannya dalam kemajuan tekhnologi modern

ini semakin penting dan mendesak untuk dikaji dan diperlukan kumpulan

fakta-fakta yang menunjukkan bahwa kemajuan tekhnologi tersebut membawa

dampak negatif disamping membawa dampak positif terhadap peradaban

manusia.

Dengan kata lain, apabila seseorang akhlaknya baik maka akan baik pula

sifat dan perilakunya, sebaliknya jika rusak akhlaknya maka akan rusak pula

sikap dan perilakunya. Akhlak buruk menjadi musuh Islam yang utama karena

misi Islam pertama-tama untuk membimbing manusia agar berakhlak mulia.

Untuk itu Islam sangat memerangi akhlak yang buruk. Dan kedudukan akhlak

dalam kehidupan manusia mempunyai posisi yang sangat penting, baik

sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat, jatuh bangunnya suatu

bangsa tergantung pada keadaan akhlak masyarakat atau warga negaranya,

dan juga sebaliknya jika akhlaknya buruk, maka rusaklah negara tersebut.

Kemerosotan akhlak tidak hanya terjadi pada orang dewasa saja, akan

tetapi pada anak-anak sampai tingkat remaja yang kemudian diharapkan dapat

menjadi penerus bangsa, pembela tanah air dan negaranya. Belakangan ini

banyak mendengar keluhan orang tua, ahli pendidikan, serta orang-orang yang

berkecimpung didalam dunia pendidikan agama dan sosial, tentang

kemerosotan akhlak anak didik.

Begitu pentingnya akhlak dalam Islam, sehingga masalah akhlak ini

dibahas begitu banyak dalam Al-Qur’an, baik dari segi teori maupun praktis,

dan diantaranya ayat yang mengatur dan membicarakan tentang akhlak adalah

terdapat dalam surat Al-Lukman ayat 19 yang berbunyi :

الحمري لصوت الأصوات أنكر إن صوتك من واغضض مشيك في واقصد

3 Umar Muhammad Al-Syaibani, Filsafat Pendidikan Islam, alih bahasa oleh Dr. Hasan

Langgung, (Jakarta :Bulan Bintang, 1979), h. 312

Page 15: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA … · sesamanya, akhlak juga mengatur hubungan manusia dengan segala yang ada dalam kehidupan ini, ia juga mengatur hubungan manusia

4

Artinya : “Dan sederhanalah kamu dalam berjalan[1182] dan lunakkanlah

suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai”.

Rasulullah saw adalah orang yang sangat mulia akhlaknya, sehingga

Allah memujinya di dalam firman-Nya yang terdapat dalam surat al-Qolam

ayat 4 yang berbunyi :

Artinya : “Dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang

agung”.

Ayat di atas relevan sekali dengan misi Nabi Muhammad saw diutus

Allah ke dunia. Sebagaimana sabda Nabi :

Artinya : “Dari Muhammad bin Ijlal dan Qo’qo bin Hakim dari Abi Shaleh

dari Abi Hurairah r.a berkata : Sesungguhnya aku diutus ke dunia ini adalah

untuk menyempurnakan akhlak manusia”. (H.R Ahmad)4

Hadis Nabi tersebut menggambarkan tentang pentingnya posisi akhlak

dalam agama Islam. Sehingga tidak aneh jika Fazlur Rahman seorang

cendekiawan muslim Pakistan mengatakan bahwa : Islam pada dasarnya

adalah agama akhlak (moral) sebelum kemudian menjadi agama fiqih (hukum)

dan agama lainnya.5

Pembahasan akhlak ini juga menjadi pembahasan penting dalam

pendidikan Islam, karena perubahan hasil belajar bukan hanya aspek

pengetahuan atau kognitif saja, melainkan juga aspek moral atau akhlak

(afektif). Perubahan yang dipandang sebagai unsur yang bersifat positif dalam

4 Imam Akhmad, Musnad Imam Akhmad, jilid II(Beirut : Dar al-Fikr, tth), h. 381

5 Ahmad Mahmud Subhi, Filsafat Etika: Tanggapan Kaum Rasionalis dan Intuisionalis

Islam, (Jakarta : Serambi, 2001), h. 30

Page 16: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA … · sesamanya, akhlak juga mengatur hubungan manusia dengan segala yang ada dalam kehidupan ini, ia juga mengatur hubungan manusia

5

dunia pendidikan.6 Hasil pendidikan yang berupa perubahan tingkah laku

manusia meliputi bentuk kemampuan yang menurut Taksonomi Bloom dan

kawan-kawannya diklasifikasikan kedalam tiga domain yaitu :(1). Domain

kognitif, (2). Domain afektif (3). Domain psikomotorik.

Dalam sumber hukum Islam Al-Qur’an dan Hadist banyak disebutkan

tentang urgensi dan signifikansi pendidikan seperti firman Allah swt dalam

surat al-Mujadilah 58 : 11.7

Artinya : “Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu:

"Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan

memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu",

Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman

di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa

derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”.

Demikian pentingnya kedua bidang tersebut sehingga dapat dikatakan

bahwa pendidikan akhlak merupakan inti dari pendidikan dalam pandangan

Islam. Hal ini bisa diketahui dari pendapat al-Abrasy pakar pendidikan Islam

tentang tujuan umum pendidikan Islam, yang menyimpulkan lima tujuan

umum pendidikan Islam diantaranya : menempatkan pembentukan akhlak

yang mulia terdapat pada urutan pertama dari tujuan tersebut. Pandangan

serupa dikemukakan oleh Nur Uhbiyati bahwa pendidikan akhlak adalah inti

6 Departemen Agama RI, Proses Belajar Mengajar untuk Siswa PGAN, jilid 1, (Jakarta :

Depag, tth), h. 10

Page 17: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA … · sesamanya, akhlak juga mengatur hubungan manusia dengan segala yang ada dalam kehidupan ini, ia juga mengatur hubungan manusia

6

pendidikan Islam, dan mencapai akhlak yang sempurna adalah tujuan

pendidikan Islam yang sebenarnya.8

Melihat fenomena saat ini banyak sekali remaja yang bertindak anarkis

dan tidak disiplin seperti adanya tawuran, aksi corat-coret dinding, merokok,

dan lain sebagainya. Hal tersebut sangat memperihatinkan, oleh karenanya

sekolah sebagai lembaga yang bertanggung jawab terhadap anak didik perlu

adanya penanganan yang serius dengan memberikan nilai-nilai agama,

menyadarkan mereka bahwa pendidikan agama penting untuk masa depan

menjadi lebih baik.

Para guru pendidikan yang profesional dan secara implisit telah merelakan

dirinya menerima dan memikul sebagian tanggung jawab orang tua siswa. Hal

ini dimaklumi karena di saat orang tua mengerahkan anak-anaknya ke sekolah

berarti sekaligus melimpahkan sebagian tanggung jawabnya ke sekolah.

Berdasarkan pemikiran di atas, penulis tertarik untuk lebih jauh meneliti

sejauhmana Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dapat Berhubungan dengan

Akhlak Siswa, oleh karena itu peneliti mengambil tema “Hubungan Antara

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan Akhlak Siswa (Studi

Penelitian Siswa Kelas VIII SMP Negeri 03 Tangerang Selatan”).

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi

beberapa masalah, di antaranya sebagai berikut:

1. Pembelajaran pendidikan agama Islam belum terkait dengan pembentukan

akhlak siswa.

2. Pembelajaran pendidikan agama Islam dalam membentuk akhlak siswa

belum sepenuhnya diterapkan oleh pendidik dalam lingkungan sekolah.

8 Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam (IPI), (Bandung : CV. Pustaka Setia, 1999), Cet.

II, h. 50

Page 18: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA … · sesamanya, akhlak juga mengatur hubungan manusia dengan segala yang ada dalam kehidupan ini, ia juga mengatur hubungan manusia

7

3. Kurang diperhatikannya akhlak siswa dalam bermasyarakat di lingkungan

sekolah, seperti tidak membiasakan berperilaku sopan santun terhadap

guru.

4. Sebagian pendidik belum memberikan pembinaan yang lebih serius

terhadap akhlak siswa di sekolah.

C. Pembatasan Masalah

Setelah mengidentifikasi berbagai permasalahan yang ada, maka penulis

membatasi permasalahan sebagai berikut:

1. Pembelajaran pendidikan agama Islam meliputi : Keimanan, Fiqh, Akhlak

dan Sejarah/Tarikh.

2. Akhlak siswa terdiri dari beberapa indikator, yaitu: Akhlak terhadap Allah

swt, akhlak terhadap diri sendiri, akhlak terhadap sesama, akhlak terhadap

orang tua, dan akhlak terhadap lingkungan.

D. Perumusan Masalah

Bertitik tolak dari latar belakang masalah yang telah diidentifikasi dan

dibatasi di atas maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

“Apakah ada Hubungan yang Signifikan antara Pembelajaran Pendidikan

Agama Islam dengan Akhlak Siswa?”

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Tujuan Umum

Untuk mengetahui bagaimana hubungan antara pembelajaran

pendidikan agama Islam dengan akhlak siswa.

b. Tujuan Khusus

Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara pembelajaran

pendidikan agama Islam dengan akhlak siswa

2. Manfaat Penelitian

Page 19: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA … · sesamanya, akhlak juga mengatur hubungan manusia dengan segala yang ada dalam kehidupan ini, ia juga mengatur hubungan manusia

8

a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi

pengembangan penelitian serupa di masa yang akan datang.

b. Menambah khasanah ilmu pengetahuan bagi dunia pendidikan.

c. Dapat dijadikan sebagai masukan bagi pihak sekolah dalam upaya

membentuk akhlak pada siswa.

Page 20: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA … · sesamanya, akhlak juga mengatur hubungan manusia dengan segala yang ada dalam kehidupan ini, ia juga mengatur hubungan manusia

9

BAB II

KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERFIKIR

A. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

1. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran adalah upaya untuk belajar. Kegiatan ini akan

mengakibatkan siswa mempelajari sesuatu dengan cara efektif dan efisien.

Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku secara keseluruhan sebagai

hasil pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan

lingkungan. Belajar adalah mengalami. Mengalami berarti menghayati

sesuatu yang actual. Penghayatan akan menimbulkan respon-respon

tertentu dari pihak peserta didik. Pengalaman yang berupa pelajaran akan

menghasilkan perubahan (pematangan, pendewasaan) pada tingkah laku,

perubahan di dalam sistem nilai, di dalam pembendaharaan konsep-konsep

(pengertian), serta di dalam kekayaan informasi.1 Sebagaimana hal yang

disebutkan oleh Nababan bahwasannya arti pembelajaran adalah

nominalisasi proses untuk membelajarkan. Seharusnya pembelajaran

bermakna proses membuat atau menyebabkan orang lain belajar.

Adapun menurut Oemar Hamalik, pembelajaran adalah suatu

kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material,

fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk

1 A. Tabrani Rusyan dkk, Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya,1994), h.78-79

Page 21: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA … · sesamanya, akhlak juga mengatur hubungan manusia dengan segala yang ada dalam kehidupan ini, ia juga mengatur hubungan manusia

10

mencapai tujuan pembelajaran, dalam hal ini manusia terlibat dalam

sistem pengajaran terdiri dari siswa, guru dan tenaga lainnya, materi

meliputi buku-buku, papan tulis dan lainnya. Fasilitas dan perlengkapan

terdiri dari ruang kelas dan audiovisual. Prosedur meliputi jadwal dan

metode penyampaian informasi, praktek belajar, ujian dan sebagainya.2

Pembelajaran disebut juga sebagai proses prilaku dengan arah positif

untuk memecahkan masalah personal, ekonomi, sosial dan politik yang

ditemui oleh individu, kelompok dan komunitas.3

Dari definisi-definisi yang ada, dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa pembelajaran adalah sebuah proses belajar mengajar

yang melibatkan banyak komponen baik dari segi material, sumber daya

manusia, fasilitas-fasilitas yang mendukung dan lingkungan untuk

mencapai sebuah tujuan yaitu perubahan tingkah laku positif untuk

menyelesaikan berbagai permasalahan yang ada baik bersifat personal,

ekonomi atau bidang-bidang lainnya, karena belajar adalah sebuah

pengalaman yang dialami secara langsung atau tidak langsung oleh

seorang individu.

2. Tekhnik Pembelajaran

Tekhnik penyajian pembelajaran adalah suatu pengetahuan tentang

cara-cara mengajar yang digunakan oleh guru yang dikuasai guru untuk

mengajar atau penyajian bahan pelajaran kepada siswa di dalam kelas,

agar pelajaran tersebut dapat dipahami, ditangkap, dan digunakan oleh

siswa dengan baik.

a. Appersepsi

Memancing perhatian ini dapat dilakukan dengan cara

menghubungkan berbagai uraian dan penjelasan yang diberikan

oleh guru dengan latar belakang kehidupan para siswa. Berbagai

pengalaman yang mereka alami ini dapat dihubungkan dengan

pelajaran yang diberikan, sehingga pelajaran yang diberikan itu

2 Oemar Hamalik, Kurikulum Dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), h. 57

3 Oemar Hamalik, Kurikulum Dan Pembelajaran….., h. 59

Page 22: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA … · sesamanya, akhlak juga mengatur hubungan manusia dengan segala yang ada dalam kehidupan ini, ia juga mengatur hubungan manusia

11

akan mendapat tanggapan dan umpan balik yang menarik.

Pengalaman peserta didik mengenai bahan pelajaran yang telah

diberikan merupakan bahan appersepsi yang dimiliki anak didik.

b. Menggunakan Media dan Alat Pengajaran yang Cocok

Untuk mengatasi keadaan yang demikian dapat dilakukan

antara lain dengan menggunakan alat bantu media dan alat

pengajar yang cocok. Berbagai macam media dan alat pengajar

dengan berbagai pertimbangan yang harus dilakukan dalam

memilih media dan peralatan pengajaran, maka suasana

pembelajaran akan lebih aktif, menggairahkan, dan menyenangkan.

c. Penggunaan Bentuk Motivasi

Motivasi akan terus diupayakan sehingga kondisi belajar

mengajar berada dalam kondisi stabil.

d. Memberikan Nilai

Pemberian nilai atau angka pada setiap hasil pengajaran

adalah merupakan salah satu alat untuk menumbuhkan umpan

balik belajar yang baik.

Angka yang diberikan oleh guru kepada para siswa

sebagaimana tertuang dalam raport adalah merupakan gambaran

dari hasil kerja keras yang dilakukan oleh peserta didik. Oleh

karena itu, pemberian angka harus dilakukan secara adil, objektif

dan bijaksana, sehingga para siswa tidak merasa dirugikan dengan

angka yang diberikan itu. Keadaan siswa yang tidak jujur, dalam

mendapatkan angka-angka tersebut harus ditertibkan dan ditindak

secara adil dan bijaksana, sehingga tidak merugikan mereka yang

mendapatkan angka atas hasil kerja keras, serta tidak menurunkan

gairah belajar mereka yang tekun dan rajin.

e. Pemberian Hadiah

Hadiah yang diberikan harus benar-benar dapat mendukung

penciptaan suasana belajar mengajar yang menggairahkan. itu,

maka hadiah yang diberikan hendaknya didasarkan kepada

Page 23: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA … · sesamanya, akhlak juga mengatur hubungan manusia dengan segala yang ada dalam kehidupan ini, ia juga mengatur hubungan manusia

12

beberapa pertimbangan sebagai berikut: 1). Dilakukan secara

obyektif, yakni benar-benar diberikan kepada orang yang berhak

dan layak menerimanya yang didasarkan pada prestasi dan nilai

yang dicapai secara obyektif; 2). Tidak menimbulkan dampak

psikologis yang tidak baik, seperti mau belajar karena adanya

hadiah, dan tidak mau belajar karena tidak adanya hadiah; 3).

Diupayakan tidak menjadi sesuatu yang bersifat rutin, melainkan

bersifat kejutan, karena sesuatu yang sudah berlangsung secara

rutin menyebabkan sesuatu itu tidak menarik lagi.

f. Pemberian Pujian

Pemberian pujian juga merupakan salah satu bagian dari

alat yang digunakan untuk menumbuhkan minat dan gairah belajar.

Namun demikian, pujian tersebut jangan menyebabkan anak

tersebut menjadi sombong, merasa lebih istimewa dibanding

peserta pelajar lainnya, dan dilakukan dengan cara-cara yang tepat

dan tidak mengesankan kurang profesional, seperti pemberian

pujian yang berlebih-lebihan dan sebagainya.

g. Pemberian Tugas

Pemberian tugas merupakan salah satu alat yang dapat

digunakan untuk menumbuhkan gairah dan minat belajar siswa.

Tugas tersebut diberikan harus disesuaikan dengan kadar

kesanggupan peserta didik, waktu yang tersedia, serta harus

dilakukan pemeriksaan dan penilaian atas tugas-tugas tersebut.

h. Pemberian Hukuman

Pemberian hukuman adalah merupakan salah satu bentuk

dari upaya untuk menumbuhkan semangat dan gairah belajar

sehingga dapat meningkatkan minatnya untuk berprestasi.4

Sebagian telah dikemukakan pada uraian terdahulu, bahwa setiap

manusia senantiasa dihinggapi oleh perasaan jenuh, bosan, dan tidak

4 Dr.Armai Arief, M.A, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta:

Ciputat Pers, 2002)cet.1 h. 75

Page 24: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA … · sesamanya, akhlak juga mengatur hubungan manusia dengan segala yang ada dalam kehidupan ini, ia juga mengatur hubungan manusia

13

puas. Keadaan tersebut terjadi, sebagai akibat dari kehidupan yang

dihadapi secara monoton dan menjenuhkan.

3. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Pendidikan agama Islam (PAI) merupakan usaha sadar dan

terencana untuk menyiapkan siswa dalam meyakini, memahami,

menghayati dan mengamalkan ajaran Islam melalui kegiatan bimbingan,

pengajaran dan latihan.5

Menurut Drs. M. Ngalim Purwanto MK dalam bukunya “Ilmu

Pendidikan Teoritis dan Praktek” ia menyebutkan, “Pendidikan ialah

segala usaha orang dewasa dalam pergaulan dengan anak-anak untuk

memimpin perkembangan jasmani dan rohani kearah kedewasaan”.6

Hal ini dapat dilihat dari firman Allah swt ;

Artinya: “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang

menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah

dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung”. (Q.S Al-

Imron: 104)

Artinya: “Sebagaimana (Kami Telah menyempurnakan nikmat kami

kepadamu) kami Telah mengutus kepadamu Rasul diantara kamu yang

membacakan ayat-ayat kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan

mengajarkan kepadamu Al Kitab dan Al-Hikmah, serta mengajarkan

kepada kamu apa yang belum kamu ketahui”.(Q.S Al-Baqarah: 151)

5 Lihat Departemen Agama RI, Pedoman Umum Pendidikan Agama Islam, Sekolah

Umum dan Dasar, Jakarta: Direktorat Madrasah dan Pendidikan Agama, Tth. h. 3 6 Drs. M. Ngalim Purwanto, Pendidikan Teoritis Dan Praktek, (Bandung: Remaja Karya,

1985), h. 3

Page 25: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA … · sesamanya, akhlak juga mengatur hubungan manusia dengan segala yang ada dalam kehidupan ini, ia juga mengatur hubungan manusia

14

Melihat dua ayat di atas, kita bisa menyimpulkan bahwa

pendidikan agama Islam adalah suatu sistem untuk membimbing dan

mengarahkan anak didik dengan cara yang baik, agar terbentuk jiwa yang

suci, memahami dan memiliki ilmu pengetahuan serta dapat mengamalkan

ilmu yang telah dimiliki.

Pendidikan agama Islam adalah salah satu mata pelajaran yang

diajarkan di sekolah memiliki peran yang sangat strategis didalam

membina dan membimbing sikap kepribadian siswa yang sedang

berkembang didalam masa pancaroba, dimana pada masa ini diri pribadi

siswa sedang mengalami proses mencari jati dirinya masing-masing yang

perlu diberi landasan agama yang kuat.

Pendidikan agama Islam di sekolah dilaksanakan melalui suatu

proses yang sistematis. Proses sistematika pendidikan agama Islam

dilaksanakan melalui langkah-langkah kegiatan belajar mengajar dan

mengawasi perilaku siswa.

Sementara pemahaman diungkap dengan kata يتلو عليكم ايتم dan kata

yang dalam Tafsir diartikan menyampaikan informasi tentang nilai-nilai

Al-Qur‟an dan makna yang terkandung didalamnya. Hal ini menunjukkan

pada makna bahwa “Dengan informasi itu dapat melahirkan pemahaman

terhadap nilai-nilai kehidupan”. Penghayatan diungkap dengan kata

Menurut Tafsir .ولحكمة dan pengamalan diungkap dengan kata ويزكيكم

Jalalain, kata “Hikmah” adalah “al-Sunnah” yang merupakan realisasi

bentuk penghayatan dan pengamalan ilmu pengetahuan sekaligus.7

4. Ruang lingkup

Pendidikan agama Islam mencakup usaha untuk mewujudkan

keserasian, keselarasan dan keseimbangan antara :

a. Hubungan manusia dengan Allah swt

b. Hubungan manusia dengan dirinya sendiri

7 Muhammad Nawawi al-Jawi, Tafsir Munir, (Indonesia: Dar Ihya al-Kutub al-„Arabiyah,

Tth), Jil. 1, h. 40

Page 26: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA … · sesamanya, akhlak juga mengatur hubungan manusia dengan segala yang ada dalam kehidupan ini, ia juga mengatur hubungan manusia

15

c. Hubungan manusia dengan sesama manusia

d. Hubungan manusia dengan makhluk lain dan lingkungan alamnya

Bahan pembelajaran pendidikan agama Islam meliputi 5 (lima)

unsur pokok yaitu :

a. Al-qur‟an

a) Menerapkan Hukum bacaan “Al” Syamsiyah dan “Al”Qomariyah

b. Keimanan

a) Meningkatkan keimanan kepada Allah swt melalui pemahaman

sifat-sifatNya

b) Memahami asmaul husna

c. Ibadah

a) Memahami ketentuan-ketentuan thaharah (bersuci)

b) Memahami tata cara shalat

c) Memahami tata cara shalat jamaah dan munfarid (sendiri)

d. Akhlak

a) Membiasakan prilaku terpuji

e. Tarikh8

a) Memahami sejarah Muhammad saw

5. Tujuan Pendidikan Agama Islam

Tujuan pendidikan merupakan hal yang sangat dominan dalam suatu

proses pendidikan. Berbicara mengenai Pendidikan Agama Islam (PAI),

baik pengertiannya maupun tujuannya haruslah mengacu kepada

penanaman nilai-nilai Islam dan tidak dibenarkan melupakan etika sosial

atau moralitas sosial. Penanaman nilai-nilai ini juga dalam rangka menuai

keberhasilan hidup (hasanah) di dunia bagi anak didik yang kemudian

akan mampu membuahkan kebaikan (hasanah) di akhirat kelak.

Apa yang kita saksikan selama ini, entah karena kegagalan

pembentukan individu atau karena yang lain, nilai-nilai yang mempunyai

implikasi sosial (moralitas sosial, krisis akhlak) hampir tidak pernah

mendapat perhatian serius. Padahal penekanan terpenting dari ajaran Islam

pada dasarnya yaitu hubungan antar sesama manusia (mu’amalah bayina

al-nas) yang sarat dengan nilai-nilai yang berkaitan dengan moralitas

8Lihat Departemen Agama RI, Pedoman Umum Pendidikan Agama Islam, Sekolah

Umum dan Dasar… , h. 6

Page 27: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA … · sesamanya, akhlak juga mengatur hubungan manusia dengan segala yang ada dalam kehidupan ini, ia juga mengatur hubungan manusia

16

sosial tersebut. Dari gambaran di atas dapat dikatakan bahwa pada

hakikatnya tujuan dari Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah

Menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian

dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta pengalaman

peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang

terus berkembang dalam hal keimanan, ketakwaannya, berbangsa dan

bernegara serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang

lebih tinggi.9

Dengan kata lain, Pendidikan Agama Islam (PAI) bertujuan untuk

“meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan

peserta didik tentang agama Islam dan ajaran yang terkandung di

dalamnya, sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertakwa

kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi dan

masyarakat”.10

Dari penjabaran tujuan di atas dapat ditarik beberapa dimensi yang

hendak ditingkatkan dan dituju oleh kegiatan Pendidikan Agama Islam

(PAI), yakni:

a. Dimensi keimanan peserta didik terhadap ajaran agama Islam.

b. Dimensi pemahaman atau penalaran (intelektual) serta keilmuan

peserta didik terhadap ajaran agama Islam.

c. Dimensi penghayatan atau pengalaman batin yang dirasakan peserta

didik dalam menjalankan ajaran Islam, dan

d. Dimensi pengalamannya, dalam arti bagaimana ajaran Islam yang telah

diimani, dipahami dan dihayati atau diinternalisasi oleh peserta didik

itu mampu menumbuhkan motivasi dalam dirinya untuk

menggerakkan, mengamalkan dan menaati ajaran agama dan nilai-

nilainya dalam kehidupan pribadi, sebagai manusia yang beriman dan

bertakwa kepada Allah swt serta mengaktualisasi dan

merealisasikannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan

bernegara.

Tujuan pendidikan Islam secara umum adalah manusia yang baik,

Al-Atas (1979:1), Marimba (197:15) berpendapat bahwa tujuan

9 Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi:

Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), Cet. III, h.

135. 10

Muhaimin, dkk., Paradigma Pendidikan Islam: Upaya Mengefektifkan Pendidikan

Agama Islam di Sekolah, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002), Cet. II, h. 78.

Page 28: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA … · sesamanya, akhlak juga mengatur hubungan manusia dengan segala yang ada dalam kehidupan ini, ia juga mengatur hubungan manusia

17

pendidikan Islam adalah terbentuknya orang yang berkepribadian muslim.

Secara khusus, pendidikan nasional sebagaimana diamanatkan oleh pasal 3

Bab 11 Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan

agama Islam sehingga menjadi muslim yang bertaqwa kepada Allah swt

serta berakhlak yang mulia dalam kehidupan pribadi; bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara.11

6. Fungsi Pendidikan Agama Islam

Secara umum, fungsi pendidikan agama Islam adalah sebagai

berikut:12

1) Pengembangan, yaitu meningkatkan keimana dan ketaqwaan peserta

didik kepada Allah yang telah ditanamkan lebih dahulu dalam

lingkungan keluarga.

2) Penanaman nilai ajaran Islam, sebagai pedoman hidup untuk mencapai

kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.

3) Penyesuaian mental, yaitu untuk menyesuaikan diri dengan

lingkungannya baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan

dapat mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran Islam.

4) Perbaikan, yaitu untuk memperbaiki kesalahan, kekurangan dan

kelemahan peserta didik dalam keyakinan, pemahaman dan

pengamalan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari.

5) Pencegahan, yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari lingkungannya

atau dari budaya lain yang dapat membahayakan dirinya.

6) Pengajaran tentang ilmu pengetahuan agama Islam secara umum,

sistem dan fungsionalnya.

7) Penyaluran, yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang memiliki bakat

khusus di bidang pendidikan agama Islam agar bakat tersebut dapat

berkembang secara optimal.

11

Lihat Departemen Agama RI, Pedoman Umum Pendidikan Agama Islam, Sekolah

Umum dan Dasar. Jakarta; op.cit., h. 4 12

Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan agama Islam…., h. 134-135

Page 29: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA … · sesamanya, akhlak juga mengatur hubungan manusia dengan segala yang ada dalam kehidupan ini, ia juga mengatur hubungan manusia

18

7. Standar Kompetensi Lulusan (SKL)

Standar Kompetensi Lulusan (SKL) adalah kualifikasi kemampuan

lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.13

Standar

kompetensi lulusan mencakup Standar Kompetensi Lulusan Satuan

Pendidikan (SKL-SP), Standar Kompetensi Lulusan Kelompok Mata

Pelajaran (SKL-KMP) dan Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran

Pendidikan Agama Islam (SKL-MP).

a. Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan tingkat SMP/Mts

(SKL-SP) adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup

pengetahuan, keterampilan dan sikap yang digunakan sebagai pedoman

penilaian dalam penentuan lulusan peserta didik dari satuan pendidikan.

a) Mengamalkan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap

perkembangan remaja.

b) Memahami kekurangan dan kelebihan diri sendiri.

c) Menunjukan sikap percaya diri.

d) Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku dalam lingkungan

yang lebih luas.

e) Menghargai keberagaman agama, budaya, suku, ras dan golongan

sosial ekonomi dalam lingkup nasional.

f) Mencari dan menerapkan informasi dari lingkungan sekitar dan

sumber-sumber lain secara logis, kritis dan kreatif.

g) Menunjukkan kemampuan berfikir logis, kritis, kreatif dan inovatif.

h) Menunjukkan kemampuan belajar secara mandiri sesuai dengan

potensi yang dimilikinya.

i) Menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah

dalam kehidupan sehari-hari.

j) Mendeskripsikan gejala alam dan sosial.

k) Memanfaatkan lingkungan secara bertanggung jawab.

13

Prof. Dr. H. E. Mulyasa, M, Pd., Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah), (Jakarta: Bumi Aksara, 2009)cet.2. h.26

Page 30: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA … · sesamanya, akhlak juga mengatur hubungan manusia dengan segala yang ada dalam kehidupan ini, ia juga mengatur hubungan manusia

19

l) Menerapkan nilai-nilai kebersamaan dalam kehidupan

bermasyarakat, berbangsa, bernegara demi terwujudnya persatuan

dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia

m) Menghargai karya seni dan budaya nasional.

n) Menghargai tugas pekerjaan dan memiliki kemampuan untuk

berkarya.

o) Menerapkan hidup bersih, sehar, bugar, aman, dan memanfaatkan

waktu luang.

p) Berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan santun.

q) Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan

di masyarakat.

r) Menghargai adanya perbedaan pendapat.

s) Menunjukkan kegemaran membaca dan menulis naskah pendek

sederhana.

t) Menunjukkan keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan

menulis dalam bahasa Indonesia dan bahasa inggris sederhana.

u) Menguasai pengetahuan yang diperlukan untuk mengikuti

pendidikan menengah.14

b. Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam

memiliki beberapa kompetensi dasar, di antaranya :

1) Menerapkan tata cara membaca Al-Qur‟an menurut tajwid, mulai

dari cara membaca “Al”- Syamsiyah dan “Al”- Qomariyah sampai

kepada menerapkan hukum bacaan mad dan waqaf.

2) Meningkatkan pengenalan dan keyakinan terhadap aspek-aspek

rukun iman mulai dari iman kepada Allah sampai kepada iman

pada qadha dan qadar serta asmaul husna.

3) Menjelaskan dan membiasakan perilaku terpuji seperti qanaah dan

tasawuh dan menjauhkan diri dari perilaku tercela seperti ananiah,

hasad, ghadab dan namimah.

14

Dr. E. Mulyasa, M.Pd., Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2007)h. 93

Page 31: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA … · sesamanya, akhlak juga mengatur hubungan manusia dengan segala yang ada dalam kehidupan ini, ia juga mengatur hubungan manusia

20

4) Menjelaskan tata cara mandi wajib dan shalat-shalat munfarid dan

jamaah baik shalat wajib maupun shalat sunat.

5) Memahami dan meneladani sejarah Nabi Muhammad dan para

shahabat serta menceritakan sejarah masuk dan berkembangnya

Islam di nusantara.15

Adapun hubungan antara Standar Kompetensi Lulusan Agama

dengan ruang lingkup Pendidikan Agama Islam (PAI) saling menguatkan

isi dari kurikulum Pendidikan Agama Islam itu sendiri yaitu lebih

menekankan penagamalan ajaran agama sesuai dengan perkembangan

remaja, menerapkan nilai-nilai kejujuran dan keadilan.

8. Materi-Materi Pendidikan Agama Islam

Menurut Zuhairini dkk yang dinamakan dengan materi Pendidikan

Agama Islam (PAI) adalah

Keseluruhan materi pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) yang

umumnya diajarkan di sekolah yang mencakup tujuh unsur pokok; Al-

Qur‟an-Hadits, keimanan, syari‟ah, ibadah, muamalah, akhlak dan tarikh

(sejarah Islam) dimana ketujuh unsur ini sekaligus menggambarkan bahwa

ruang lingkup Pendidikan Agama Islam (PAI) mencakup perwujudan

keserasian, keselarasan dan keseimbangan hubungan manusia dengan

Allah swt, diri sendiri, sesama manusia, makhluk hidup lainnya maupun

lingkungannya (Hablun minallah wa hablun minannas).16

Seiring dengan perkembangan zaman dan kebutuhan akan materi

Pendidikan Agama Islam (PAI) bagi peserta didik, maka ketujuh unsur

pokok seperti yang disebutkan oleh Zuhairini dkk dipadatkan menjadi lima

unsur pokok yang mencakup Al-Qur‟an, keimanan, akhlak, fiqih dan

bimbingan ibadah, tarikh atau sejarah yang lebih menekankan kepada

perkembangan ajaran Islam, ilmu pengetahuan dan kebudayaan. Dari

uraian di atas mengenai unsur-unsur pokok yang terdapat dalam materi

Pendidikan Agama Islam (PAI), berikut akan dijelaskan mengenai

15

http://bangkok.org/news/download/kurikulum/skl-smp.pdf 16

Zuhairini, dkk., Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam, (Malang: IAIN Sunan

Ampel, 1983), h. 21.

Page 32: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA … · sesamanya, akhlak juga mengatur hubungan manusia dengan segala yang ada dalam kehidupan ini, ia juga mengatur hubungan manusia

21

kedudukan dan kaitan erat antara unsur-unsur pokok materi Pendidikan

Agama Islam (PAI) tersebut.

Akidah bersifat I‟tikad batin, mengajarkan ke-Esaan Allah, Esa

sebagai Tuhan yang mencipta, mengatur dan meniadakan alam ini.

Syariah merupakan sistem norma (aturan) yang negatur hubungan

manusia dengan Allah swt, dengan sesama manusia dan dengan makhluk

lainnya. Dalam hubungannya dengan Allah swt diatur dalam ibadah dalam

arti khas (thaharah, shalat, zakat, puasa dan haji) dan dalam hubungannya

dengan sesama manusia dan lainnya diatur dalam muamalah dalam arti

luas.

Akhlak merupakan aspek sikap hidup atau kepribadian hidup manusia,

dalam arti bagaiman sistem norma yang mengatur hubungan manusia

dengan Allah swt (ibadah dalam arti khas) dan hubungan manusia dengan

manusia lainnya (muamalah) itu menjadi sikap hidup dan kepribadian

hidup manusia dalam menjalankan sistem kehidupannya (politik, ekonomi,

sosial, pendidikan, kekeluargaan, kebudayaan atau seni, iptek, olahraga

atau kesehatan dan lain-lain) yang dilandasi oleh akidah yang kokoh.

Ketiga inti ajaran pokok ini dijabarkan dalam bentuk rukun iman,

rukun Islam, dan akhlak. Dari ketiganya lahirnya ilmu tauhid, ilmu fiqh

dan ilmu akhlak.

Ketiga kelompok ilmu agama ini kemudian dilengkapi dengan

pembahasan dasar hukum Islam yaitu Al-Qur‟an dan hadits serta ditambah

lagi dengan sejarah Islam (Tarikh) sehingga secara berurutan: Ilmu

Tauhid, ilmu fiqh, Al-Qur‟an, al-Hadits, akhlak dan tarikh Islam.17

Agar seluruh materi Pendidikan Agama Islam (PAI) ini dapat dikuasai

sepenuhnya oleh peserta didik dan mereka dapat merealisasikannya dalam

lingkungan masyarakat, maka sudah sepatutnya tugas guru Pendidikan

Agama Islam (PAI) adalah berusaha secara sadar untuk membimbing,

mengajar dan/atau melatih siswa agar dapat:

17

Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam….., h. 77

Page 33: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA … · sesamanya, akhlak juga mengatur hubungan manusia dengan segala yang ada dalam kehidupan ini, ia juga mengatur hubungan manusia

22

a. Meningkatkan keimanan dan ketakwaannya kepada Allah swt yang

telah ditanamkan dalam lingkungan keluarga.

b. Menyalurkan bakat dan minatnya dalam mendalami bidang agama

serta mengembangkannya secara optimal, sehingga dapat

dimanfaatkan untuk dirinya sendiri dan dapat pula bermanfaat bagi

orang lain.

c. Mampu memahami, mengilmui pengetahuan agama Islam secara

menyeluruh sesuai dengan daya serap siswa dan keterbatasan waktu

yang tersedia.

d. Menjadikan ajaran Islam sebagai pedoman hidup untuk mencapai

kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.

e. Menyesuaikan diri dengan lingkungannya, baik lingkungan fisik

maupun lingkungan sosial yang sesuai dengan ajaran agama Islam.

f. Menangkal dan mencegah pengaruh negatif dari kepercayaan, paham

atau budaya lain yang membahayakan dan menghambat perkembangan

keyakinan siswa.

g. Memperbaiki kesalahan-kesalahan, kekurangan-kekurangan dan

kelemahan-kelemahannya dalam keyakinan, pemahaman serta

pengamalan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari.18

B. AKHLAK

1. Pengertian Akhlak

Akhlak secara bahasa berasal dari kata خلق yang asal katanya خلق yang

berarti perangai, tabiat, adat atau خلق yang berarti kejadian, buatan, ciptaan.

Jadi secara etimologi akhlak berarti perangai, adat, tabiat atau sistem perilaku

yang dibuat.19

Sedangkan menurut Rachmat Djatnika dalam bukunya Sistem Ethika

Islami akhlaq yaitu ”budi pekerti yang merupakan perpaduan dari hasil ratio

dan rasa yang bermanifestasi pada karsa dan tingkah laku manusia”.20

Ada beberapa pengertian tentang akhlak yang dikemukakan oleh

beberapa tokoh, diantaranya:

18

Muhaimin, dkk., Paradigma Pendidikan Islam: Upaya Mengefektifkan Pendidikan …., h.

83. 19

Zakiah Daradjat, et al, Dasar-dasar Agama Islam: Buku Teks Pendidikan Agama Islam

pada Perguruan Tinggi dan Umum, (Jakarta: Bulan Bintang, 1996), Cet. 10, h. 253. 20

Rachmat Djatnika, Sistem Ethika Islami: Akhlak Mulia, (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1996),

Cet.2, h. 26.

Page 34: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA … · sesamanya, akhlak juga mengatur hubungan manusia dengan segala yang ada dalam kehidupan ini, ia juga mengatur hubungan manusia

23

a. Ibnu Miskawaih mengatakan bahwa akhlak adalah keadaan gerak jiwa

yang mendorong ke arah melakukan perbuatan dengan tidak

menghajatkan pikiran.21

b. Imam al-Ghazali mendefinisikan akhlak sebagai berikut:

”Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan

macam-macam perbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa

memerlukan pemikiran dan pertimbangan”.22

c. Menurut Zakiah Daradjat dalam bukunya Pendidikan Islam dalam

Keluarga dan Sekolah menyatakan bahwa “Akhlak merupakan kelakuan

yang timbul dari hasil perpaduan antara nurani, pikiran, perasaan,

bawaan, dan kebiasaan yang menyatu, membentuk suatu kesatuan tindak

akhlak yang dihayati dalam kenyataan hidup keseharian” .23

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa ”akhlak adalah

suatu sifat yang tertanam kuat dalam jiwa yang nampak dalam perbuatan

lahiriah yang dilakukan dengan mudah, tanpa memerlukan pemikiran lagi dan

sudah menjadi kebiasaan ”.24

2. Sumber dan Nilai-nilai Akhlak

Akhlak yang benar akan terbentuk bila sumbernya benar. Sumber akhlak

bagi seorang muslim adalah Al-Qur‟an dan as-Sunnah. Sehingga ukuran

baik/buruk, patut atau tidak, secara utuh diukur dengan Al-Qur‟an dan as-

Sunnah. Sedangkan tradisi merupakan pelengkap selama hal itu tidak

bertentangan dengan apa yang telah digariskan oleh Allah swt. dan Rasul-

Nya.25

21

Rachmat Djatnika, Sistem Ethika Islami..., h. 27. 22

Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf , (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006)Cet. 5,. h. 3. 23

Zakiah Darajat, Pendidikan Islam dalam Keluarga dan Sekolah, (Jakarta: Ruhama, 1995),

Cet. 2, h. 10. 24

Moh. Ardani, Akhlak Tasawuf: Nilai-nilai Akhlak/Budi Pekerti dalam Ibadat dan

Tasawuf, (Jakarta: CV. Karya Mulia, 2005), Cet. 2, h. 30. 25

Novi Hardian, Tim ILNA, Super Mentoring: Panduan Keislaman untuk Remaja,

(Bandung: Syaamil Cipta Media, 2003), h. 156-157.

Page 35: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA … · sesamanya, akhlak juga mengatur hubungan manusia dengan segala yang ada dalam kehidupan ini, ia juga mengatur hubungan manusia

24

Dengan demikian dalam proses pembentukan akhlak perlu diperhatikan

nilai-nilai yang terdapat dalam Al-Qur‟an dan as-Sunnah agar tidak terjadi

penyimpangan terhadap akhlak tersebut. Nilai-nilai yang terdapat dalam

sumber akhlak yaitu akhlak al-karimah seperti jujur, bertanggung jawab,

amanah, menepati janji, tasamuh, dan lain sebagainya. Namun sebaliknya

apabila terjadi penyimpangan dari sumber akhlak maka akan terbentuk akhlak

al-madzmumah (akhlak tercela) seperti dusta, khianat, penipu, berlaku kasar,

ghibah, dan lain sebagainya.

3. Macam-macam Akhlak

Akhlak terbagi menjadi dua macam, yaitu akhlak al-karimah dan akhlak

al-madzmumah.

1) Akhlak al-Karimah

Akhlak al-Karimah atau akhlak yang mulia amat banyak jumlahnya,

namun dilihat dari segi hubungan manusia dengan Tuhan dan manusia

dengan manusia, akhlak yang mulia dapat dibagi menjadi 3 bagian, antara

lain:

a. Akhlak Terhadap Allah

Titik tolak akhlak terhadap Allah adalah pengakuan dan kesadaran

bahwa tiada Tuhan melainkan Allah. Banyak alasan mengapa manusia

harus berakhlak baik terhadap Allah. Diantaranya adalah hal-hal

sebagai berikut:

Karena Allah telah menciptakan manusia dengan segala

keistimewaan dan kesempurnaannya. Sebagai yang diciptakan

sudah sepantasnya manusia berterima kasih kepada yang

menciptakannya.

Karena Allah telah memberikan perlengkapan panca indera, hati

nurani, dan naluri kepada manusia. Semua potensi jasmani dan

rohani ini amat tinggi nilainya, karena dengan potensi tersebut

manusia dapat melakukan berbagai aktifitas dalam berbagai bidang

kehidupan yang membawa kepada kejayaannya.

Karena Allah menyediakan berbagai bahan dan sarana kehidupan

yang terdapat di bumi, seperti tumbuh-tumbuhan, air, udara,

Page 36: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA … · sesamanya, akhlak juga mengatur hubungan manusia dengan segala yang ada dalam kehidupan ini, ia juga mengatur hubungan manusia

25

binatang, dan sebagainya. Semua itu tunduk kepada manusia, atau

siap untuk dimanfaatkan.26

Adapun akhlak kepada Allah diantaranya yaitu sebagai berikut:

Mentauhidkannya.

Mencintai-Nya di atas segalanya dengan cara menaati perintah,

menjauhi larangan dan mendahulukan/mengutamakan-Nya.

Bertakwa.

Selalu mengingat-Nya (zikrullah) baik dalam pikiran, perasaan,

perbuatan dan ucapan.

Berdoa; hanya berharap dan meminta kepada-Nya, dll.27

b. Akhlak Terhadap Diri Sendiri

Berakhlak yang baik terhadap diri sendiri dapat diartikan menghargai,

menghormati, menyayangi dan menjaga diri sendiri dengan sebaik-

baiknya, karena sadar bahwa dirinya itu sebagai ciptaan dan amanah

Allah yang harus dipertanggungjawabkan dengan sebaik-baiknya.28

Beberapa contoh akhlak al-karimah terhadap diri sendiri yaitu:

Sabar (tegar, konsisten, kerja keras dalam kebenaran).

Syukur dalam bentuk aktualisasi potensi diri.

Rendah hati; tidak sombong, angkuh (egoistik).

Jujur terhadap hati nurani dan pikiran sendiri.

Menjaga kesucian, kebersihan dan kerapian diri.

Berperilaku halus, yaitu ramah, santun dan tidak emosional.

Dapat dipercaya, tidak curang atau khianat.

Ksatria; berani karena benar, bertanggung jawab.

Tidak ambisius yaitu tidak menghalalkan segala cara untuk

mencapai suatu tujuan.29

c. Akhlak Terhadap Sesama Manusia

Manusia adalah sebagai makhluk sosial yang kelanjutan eksistensinya

secara fungsional dan optimal banyak bergantung pada orang lain.

Untuk itu, ia perlu bekerjasama dan saling tolong menolong dengan

26

Moh. Ardani, Akhlak Tasawuf: Nilai-nilai Akhlak...,h. 49-52. 27

Supriadi, dkk., Buku Ajar Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: CV. Grafika Karya Utama,

2001), Cet. 2 , h. 209. 28

Moh. Ardani, Akhlak Tasawuf: Nilai-nilai Akhlak..., h. 55. 29

Supriadi, dkk., Buku Ajar Pendidikan Agama..., h. 210.

Page 37: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA … · sesamanya, akhlak juga mengatur hubungan manusia dengan segala yang ada dalam kehidupan ini, ia juga mengatur hubungan manusia

26

orang lain.30

Bentuk akhlak terhadap sesama diantaranya yaitu kepada

orang tua, kaum kerabat, teman, dan masyarakat. Adapun contoh-

contohnya yaitu sebagai berikut.

Akhlak kepada orang tua:

Harus menaati kedua orang tua dalam urusan apapun selagi

didalamnya tidak terkandung kedurhakaan,

Berbicara dihadapan kedua orang tua dengan cara yang lembut dan

tidak berbicara keras dihadapan keduanya,

Menyimak perintah keduanya dengan penuh perhatian,

Tidak bermuka masam dihadapan keduanya dengan alasan apapun,

Tidak memotong perkataan keduanya tatkala sedang berbicara, dll.

Akhlak kepada kaum kerabat:

Saling mengunjungi dari satu waktu ke lain waktu;

Memprioritaskan pemberian bantuan kepada mereka jika

membutuhkan;

Melibatkan mereka dalam berbagai acara khusus, asalkan tidak

bertentangan dengan syariat, dan saling memberikan hadiah pada

saat itu;

Menjenguk orang yang sakit diantara mereka, dll.

Akhlak kepada teman:

Rendah hati dan tidak sombong;

Saling kasih mengasihi;

Memberi perhatian terhadap keadaan sahabat;

Selalu membantu keperluan teman;

Menjaga teman dari gangguan orang lain;

Memberi nasihat;

Mendamaikan bila berselisih;

Doakan dengan kebaikan.31

Akhlak kepada masyarakat:

Persaudaraan, baik seagama, sebangsa, setanah air, kemanusiaan.

Tolong menolong.

Toleransi dan berlaku adil.

Pemurah.

Penyantun (menghormati yang lebih tua dan menyayangi yang

lebih muda).

Pemaaf.

30

Moh. Ardani, Akhlak Tasawuf: Nilai-nilai Akhlak..., h. 57. 31

Haya binti Mubarak Al-Barik, Ensiklopedi Wanita Muslimah, (Jakarta: Darul Falah,

1998), Cet. 5 , h. 129-130.

Page 38: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA … · sesamanya, akhlak juga mengatur hubungan manusia dengan segala yang ada dalam kehidupan ini, ia juga mengatur hubungan manusia

27

Menepati janji.

Musyawarah.

Saling berwasiat kepada kebenaran dan kesabaran, dll.32

d. Akhlak terhadap lingkungan dan alam

Prinsip umum akhlak al-karimah yang mulia terhadap lingkungan dan

alam diantaranya yaitu; memikirkan penciptaan dan hukum-

hukumnya, melestarikannya, dan memanfaatkannya. Adapun contoh-

contoh akhlak yang baik terhadap lingkungan dan alam yaitu:

Memperhatikan, meneliti, dan merenungkan penciptaannya.

Mempelajari hukum-hukum Allah di dalam alam.

Memanfaatkannya dengan tidak boros/mubazir, tidak kikir.

Melestarikan agar senantiasa indah dan lebih bermanfaat.33

2) Akhlak al-Madzmumah

Akhlak al-Madzmumah adalah kebalikan dari akhlak al-Karimah yaitu

akhlak yang tercela dan harus dihindari. Adapun contoh akhlak al-

Madzmumah yaitu sebagai berikut:

a. Iri adalah sikap kurang senang melihat orang lain mendapat kebaikan

atau keberuntungan. Sikap ini kemudian menimbulkan prilaku yang

tidak baik terhadap orang lain, misalnya sikap tidak senang, sikap

tidak ramah terhadap orang yang kepadanya kita iri atau menyebarkan

isu-isu yang tidak baik.

b. Dengki artinya merasa tidak senang jika orang lain mendapatkan

kenikmatan dan berusaha agar kenikmatan tersebut cepat berakhir dan

berpindah kepada dirinya, serta merasa senang kalau orang lain

mendapat musibah. Perbuatan dalam bentuk kemarahan, permusuhan,

menjelek-jelekkan, menjatuhkan nama baik orang lain. Orang yang

terkena sifat ini bersikap serakah, rakus, dan zalim.

c. Hasud adalah sikap suka menghasud dan mengadu domba terhadap

sesama. Menghasud adalah tindakan yang jahat dan menyesatkan,

karena mencemarkan nama baik dan merendahkan derajat seseorang

dan juga karena mempublikasikan hal-hal jelek yang sebenarnya harus

ditutupi.34

32

Supriadi, dkk., Buku Ajar Pendidikan Agama..., h. 210. 33

Supriadi, dkk., Buku Ajar Pendidikan Agama..., h. 211. 34

Muchtar M. Rani, ”Akhlak Mahmudah dan Akhlak Madzmumah” , dari

http://3puspainspirasi.blogspot.com/2009/11/akhlak-mahmudah-dan-akhlak-madzmumah.html, 23

Desember 2010.

Page 39: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA … · sesamanya, akhlak juga mengatur hubungan manusia dengan segala yang ada dalam kehidupan ini, ia juga mengatur hubungan manusia

28

4. Faktor-faktor Pembentukan Akhlak

Menurut Abuddin Nata dalam bukunya akhlak tasawuf faktor-faktor

yang mempengaruhi pembentukan akhlak terbagi menjadi 3, yaitu:

1) Aliran Nativisme

Menurut aliran ini faktor yang paling berpengaruh terhadap

pembentukan diri seseorang adalah faktor pembawaaan dari dalam

yang bentuknya dapat berupa kecenderungan, bakat, akal, dan lain-

lain.

2) Aliran Empirisme

Aliran ini menyatakan bahwa faktor yang paling berpengaruh terhadap

pembentukan diri seseorang adalah faktor dari luar, yaitu lingkungan

sosial, termasuk pembinaan dan pendidikan yang diberikan.

3) Aliran Konvergensi

Aliran ini berpendapat bahwa pembentukan akhlak dipengaruhi oleh

faktor internal, yaitu pembawaan si anak, dan faktor eksternal yaitu

pembentukan dan pembinaan yang dibuat secara khusus, atau melalui

interaksi dalam lingkungan sosial.35

Aliran yang ketiga, yakni aliran konvergensi tampak sesuai dengan

ajaran Islam. Hal ini dapat dipahami dari ayat dan hadits di bawah ini:

”Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak

mengetahui sesuatupun, dan dia memberi kamu pendengaran,

penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.” (Q.S. An-Nahl: 78)36

Ayat tersebut memberi petunjuk bahwa manusia memiliki potensi untuk

dididik, yaitu penglihatan, pendengaran, dan hati sanubari. Potensi tersebut

harus disyukuri dengan cara mengisinya melalui pendidikan dan pengajaran

terutama tentang nilai-nilai yang telah disyariatkan agama.

Adapun hadits Nabi yang sejalan dengan teori tersebut adalah:

35

Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf,…, h. 166-167. 36

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan terjemahnya, (Bandung: CV. Diponegoro, 2000),

Cet. 10, h. 220.

Page 40: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA … · sesamanya, akhlak juga mengatur hubungan manusia dengan segala yang ada dalam kehidupan ini, ia juga mengatur hubungan manusia

29

, ,

,

. ,

, ..... “tidak ada anak yang dilahirkan, kecuali dalam keadaan fitrah

(kesucian) maka kedua orang tuanyalah yang akan menjadikannya

sebagai seorang Yahudi, Nasrani, atau Majusi, keluar dari pada suatu

binatang melata yang seluruhnya merayap, apakah kamu merasa

mengetahui yang ada di dalamnya yaitu dipotong hidungnya, kemudian

Abu Hurairah berkata: Allah mensucikan manusia yang telah disucikan

atasnya, tidaklah menggantikan segala apa yang diciptakan Allah, yang

demikian itu agama yang lurus” (HR. Bukhari).37

Ayat dan hadits tersebut di atas selain menggambarkan adanya teori

konvergensi juga menunjukkan dengan jelas bahwa pelaksana utama dalam

pendidikan adalah kedua orang tua.38

Sedangkan menurut Novi Hardian dalam bukunya Super Mentoring:

Panduan Keislaman Untuk Remaja, mengatakan bahwa faktor-faktor

pembentuk akhlak terbagi menjadi empat diantaranya:

1) Al-Wiratsiyyah (Genetik)

Misalnya: seseorang yang berasal dari daerah Sumatera Utara

cenderung berbicara ”keras”, tetapi hal ini bukan melegitimasi untuk

berbicara keras atau kasar karena Islam dapat memperhalus dan

memperbaikinya.

2) Al-Nafsiyyah (Psikologis)

Faktor ini berasal dari nilai-nilai yang ditanamkan oleh keluarga

(misalnya ibu dan ayah) tempat seseorang tumbuh dan berkembang

sejak lahir.

3) Syariah Ijtima‟iyyah (Sosial)

Faktor lingkungan tempat seseorang mengaktualisasikan nilai-nilai

yang ada pada dirinya berpengaruh pula dalam pembentukan akhlak

seseorang.

4) Al-Qiyam (Nilai Islami)

Nilai Islami akan membentuk akhlak Islami. Akhlak Islami ialah

seperangkat tindakan/gaya hidup yang terpuji yang merupakan

37

Syaikh Abdul Aziz, Shahih Bukhari, (Beirut: Daar al-Fikr, tth), h. 118. 38

Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf,…, h. 168-169

Page 41: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA … · sesamanya, akhlak juga mengatur hubungan manusia dengan segala yang ada dalam kehidupan ini, ia juga mengatur hubungan manusia

30

refleksi nilai-nilai Islam yang diyakini dengan motivasi semata-mata

mencari keridhoan Allah.39

Dari beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa akhlak

terbentuk dari 2 segi yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Kedua faktor

tersebut sangat berpengaruh terhadap pembentukkan karakjter dan sifat atau

akhlak seseorang.

5. Metode Pembinaan Akhlak

Pembinaan akhlak merupakan tumpuan perhatian pertama dalam Islam.

Hal ini dapat dilihat dari salah satu misi kerasulan Nabi Muhammad saw.

yang utama adalah untuk menyempurnakan akhlak yang mulia. Dalam salah

satu haditsnya beliau menegaskan:

ن حبا ابه ه وا ر ,ق خال لا م ر مكا تمم لا بعثت” Aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia”

(HR. Ibnu Hibban)40

Dalam pembinaan akhlak perlu diketahui tentang perbedaan psikologis

setiap individu antara anak-anak, remaja dan dewasa. Sehingga dalam proses

pembinaan akhlak dapat diberikan metode yang tepat.

Adapun metode-metode yang dapat dilakukan dalam proses pembinaan

akhlak diantaranya:

1) Pembiasaan secara kontinyu

Pembiasaan ini hendaknya dilakukan sejak kecil dan berlangsung secara

kontinyu. Berkenaan dengan ini Imam al-Ghazali mengatakan bahwa

kepribadian manusia itu pada dasarnya dapat menerima segala usaha

pembentukan melalui pembiasaan. Jika manusia berbuat jahat, maka ia akan

menjadi orang jahat. Untuk ini al-Ghazali menganjurkan agar akhlak

diajarkan, yaitu dengan cara melatih jiwa kepada pekerjaan atau tingkah laku

39

Novi Hardian ,Tim ILNA, Super Mentoring: Panduan Keislaman…, h. 157. 40

Ibnu Hibban, Al-Mustadrak Ala Sohihain, (Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiah, 1990), Juz. 2,

h. 670.

Page 42: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA … · sesamanya, akhlak juga mengatur hubungan manusia dengan segala yang ada dalam kehidupan ini, ia juga mengatur hubungan manusia

31

yang mulia. Jika seseorang menghendaki agar ia menjadi pemurah, maka ia

harus dibiasakan dirinya melakukan pekerjaan yang bersifat pemurah.

2) Paksaan

Jika ingin melakukan suatu perbuatan yang belum pernah dilakukan

sebelumnya, maka metode paksaan cukup tepat. Setelah melakukan terus-

menerus maka perbuatan tersebut sudah tidak lagi terasa seperti dipaksa dan

telah menjadi suatu kebiasaan. Misalnya, seseorang yang ingin menulis dan

mengatakan kata-kata yang bagus pada mulanya ia harus memaksakan tangan

dan mulutnya menuliskan atau mengatakan kata-kata dan huruf-huruf yang

bagus. Apabila pembinaan ini sudah berlangsung, maka paksaan tersebut

sudah tidak terasa lagi sebagai paksaan.

3) Keteladanan

Akhlak yang baik tidak dapat dibentuk hanya dengan pelajaran, instruksi,

dan larangan saja. Misalnya dalam menanamkan sopan santun memerlukan

pendidikan yang panjang dan harus ada pendidikan yang lestari. Pendidikan

itu tidak akan sukses melainkan jika disertai dengan pemberian contoh

teladan yang baik dan nyata. Cara yang demikian telah dilakukan oleh

Rasulullah saw. Sebagaimana yang termaktub dalam firman Allah yang

berbunyi:

Artinya: ”Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang

baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan

(kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (Q.S. Al-Ahzab:

21)41

4) Introspeksi Diri

Dalam hubungan ini Ibn Sina mengatakan jika seseorang menghendaki

dirinya berakhlak utama hendaknya lebih dahulu mengetahui kekurangan dan

41

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan..., h. 336.

Page 43: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA … · sesamanya, akhlak juga mengatur hubungan manusia dengan segala yang ada dalam kehidupan ini, ia juga mengatur hubungan manusia

32

cacat yang ada dalam dirinya, dan membatasi sejauh mungkin untuk tidak

berbuat kesalahan, sehingga kecacatannya tidak terwujud dalam kenyataan.42

Perbaikan tidak akan berhasil dengan masa bodoh terhadap segala

kekurangan dan tidak berusaha menutupnya karena kita membawa amanah

yang harus dipertanggungjawabkan di hadapan Tuhan semesta alam dan

pertanggungjawaban dihadapan sejarah yang tidak meninggalkan keburukan

dan kebaikan melainkan menuliskannya.43

5) Nasihat

Didalam jiwa terdapat pembawaan untuk terpengaruh oleh kata-kata

yang didengar. Pembawaan itu biasanya tidak tetap, dan oleh karenanya kata-

kata tersebut harus diulang-ulangi. Kata-kata ini biasanya berupa nasehat.

Namun nasehat saja tidaklah cukup jika tidak dibarengi dengan teladan dan

perantara yang memungkinkan teladan itu diikuti atau diteladani karena

didalam jiwa terdapat berbagai dorongan yang asasi yang terus-menerus

memerlukan pengarahan dan pembinaan.44

6. Manfaat Akhlak yang Mulia

Akhlak yang mulia ini demikian ditekankan karena disamping membawa

kebahagiaan bagi masyarakat pada umumnya. Dengan kata lain bahwa akhlak

utama yang ditampilkan seseorang, manfaatnya adalah untuk orang yang

bersangkutan. Al-Qur‟an dan Hadits banyak sekali memberi informasi

tentang manfaat akhlak yang mulia itu. Allah berfirman:45

42

Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf…, h. 164-166. 43

Muhammad bin Ibrahim Al-Hamd, Bersama Para Pendidik Muslim, Terj. Ma’al

mu’allimin Oleh Ahmad Syaikhu, (Jakarta: Darul Haq, 2002), h. 76. 44

Muhammad Quthb, Terj. oleh Salman Harun, Sistem Pendidikan Islam, Terj. oleh Salman

Harun, (Bandung: PT. Al-Ma‟arif, 1988), Cet. 2 , h. 334. 45

Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf…, h.171-173

Page 44: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA … · sesamanya, akhlak juga mengatur hubungan manusia dengan segala yang ada dalam kehidupan ini, ia juga mengatur hubungan manusia

33

Artinya: “Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki

maupun perempuan dalam keadaan beriman, Maka Sesungguhnya akan

kami berikan kepadanya kehidupan yang baik[839] dan Sesungguhnya akan

kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa

yang Telah mereka kerjakan.

Ayat di atas dengan jelas menggambarkan keuntungan atau manfaat dari

akhlak yang mulia, yang dalam hal ini beriman dan beramal saleh. Mereka itu

akan memperoleh kehidupan yang baik, mendapatkan rezeki yang berlimpah

ruah, mendapatkan pahala yang berlipat ganda di akhirat dengan masuknya ke

dalam surga. Hal ini menggambarkan bahwa manfaat dari akhlak mulia itu

adalah keberuntungan hidup di dunia dan akhirat.

Dalam hadits banyak dijumpai keterangan tentang datangnya

keberuntungan dari akhlak. Keberuntungan tersebut di antaranya adalah:

a. Memperkuat dan menyempurnakan agama

b. Mempermudah perhitungan amal di akhirat

c. Menghilangkan kesulitan

d. Selamat hidup di dunia dan akhirat46

Orang yang baik akhlaknya pasti disukai oleh masyarakatnya kesulitan

dan penderitaannya akan dibantu untuk dipecahkan, walaupun ia tidak

mengharapkannya. Peluang, kepercayaan dan kesempatan datang silih

berganti kepadanya. Kenyataan juga menunjukkan bahwa orang yang

banyak bersedekah tidak menjadi miskin atau sengsara, tetapi malah

berlimpah ruah hartanya.

C. Kerangka Berfikir

Pendidikan Agama Islam di sekolah menengah pertama merupakan mata

pelajaran yang wajib diberikan kepada peserta didik dalam upaya pencapaian

tujuan Pendidkan Nasional. Dengan diberikannya pembelajaran pendidikan

agama Islam hendaknya mampu mencetak siswa yang berilmu, beriman dan

bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia.

46

Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf…, h.173-175

Page 45: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA … · sesamanya, akhlak juga mengatur hubungan manusia dengan segala yang ada dalam kehidupan ini, ia juga mengatur hubungan manusia

34

Dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang diajarkan di

sekolah-sekolah terdapat ruang lingkup materi yang berisikan Al-Qur‟an

Hadits, Akidah Akhlak, Fiqh, Sejarah, Keimanan, Syariah, dan Bimbingan

Ibadah, yang bila kesemua materi tersebut ditanamkan kepada diri anak didik

akan menghasilkan individu yang beriman dan bertaqwa kepada Allah swt.

Serta dapat terbentuk perilaku yang sesuai dengan ajaran agama Islam, yaitu

perilaku dalam kehidupan sehari-hari yang berdasarkan ajaran agama Islam,

baik yang berhubungan dengan Allah maupun yang berhubungan dengan

sesama manusia dan lingkungan (alam).

Dengan mengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam agama Islam,

sehingga siswa akan dapat merealisasikan secara langsung apa yang telah ia

dapatkan di sekolah sehingga siswa tidak hanya mengetahui tentang teorinya

saja tetapi juga cara pelaksanaannya.

Pembelajaran pendidikan agama Islam pada anak akan berpengaruh

terhadap akhlak dan prilakunya sehari-hari. Pembelajaran pendidikan agama

Islam yang tinggi akan berpengaruh pada akhlak perilaku yang semakin baik.

Individu yang memiliki tingkat pembelajaran pendidikan agama Islam yang

lebih baik, dapat menjadi lebih terampil dalam menenangkan dirinya dengan

cepat, memiliki sikap sopan santun terhadap orang yang lebih tua, lebih

terampil dalam memusatkan perhatian, lebih baik dalam berhubungan dengan

orang lain, lebih cakap dalam memahami orang lain dan untuk akhlak

perilakunya sehari-hari dan di sekolah lebih baik.

Maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan agama Islam sama dengan

pendidikan akhlak, yang artinya bahwa pendidikan agam Islam sangat

dibutuhkan oleh siswa demi terciptanya akhlak al-karimah.

D. Pengajuan Hipotesis

Hipotesis pada dasarnya merupakan suatu preposisi atau anggapan yang

mungkin benar dan sering digunakan untuk dasar pembuatan keputusan dan

penelitian lebih lanjut. Dalam penelitian ini penulis mengajukan hipotesis

sebagai berikut: “Semakin tinggi kualitas pembelajaran pendidikan agama

Page 46: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA … · sesamanya, akhlak juga mengatur hubungan manusia dengan segala yang ada dalam kehidupan ini, ia juga mengatur hubungan manusia

35

Islam maka akan semakin tinggi pula akhlak siswa”. Berdasarkan hipotesis

tersebut maka hipotesis alternatif (Ha) dan hipotesis nol (Ho) dapat

dirumuskan. Adapun rumusan kedua hipotesis tersebut adalah sebagai berikut:

Ha: Terdapat hubungan yang signifikan antara pembelajaran pendidikan

agama Islam dengan pembentukan akhlak siswa.

Ho: Tidak ada hubungan yang signifikan antara pembelajaran pendidikan

agama Islam dengan pembentukan akhlak siswa.

Page 47: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA … · sesamanya, akhlak juga mengatur hubungan manusia dengan segala yang ada dalam kehidupan ini, ia juga mengatur hubungan manusia

36

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat yang akan dijadikan obyek penelitian ditetapkan di SMP Negeri

03 Kota Tangerang Selatan. Adapun waktu yang diperlukan oleh peneliti untuk memperoleh data-data

yang berhubungan dengan objek penelitian yaitu selama 2 bulan dimulai sejak

bulan Desember-Januari 2011.

B. Metode Penelitian

Untuk memperoleh data, fakta dan informasi yang akan menggambarkan

dan menjelaskan permasalahan tentang hubungan antara pembelajaran pendidikan

agama Islam dengan akhlak siswa, maka penulis menggunakan penelitian

kuanitatif dengan metode deskriptif-analisis.

Menurut Margono dalam bukunya Metodologi Penelitian Pendidikan

menyatakan bahwa ”Penelitian kuantitatif adalah suatu proses menemukan

pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai alat menemukan

keterangan mengenai apa yang ingin kita ketahui”.1

Di dalam metode deskriptif-analisis terdapat upaya untuk menggambarkan

dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya. Dengan tujuan utama yaitu

1S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan: Komponen MKDK, (Jakarta: Rineka

Cipta, 2007), Cet. 6, h. 105.

Page 48: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA … · sesamanya, akhlak juga mengatur hubungan manusia dengan segala yang ada dalam kehidupan ini, ia juga mengatur hubungan manusia

37

menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek atau subjek yang

diteliti secara tepat. 2

C. Variabel Penelitian

”Variabel adalah obyek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian

suatu penelitian”.3

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang dijadikan sebagai acuan

dalam pengamatan, guna memperoleh data dan kesimpulan empiris mengenai

Pengaruh Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Terhadap Akhlak Siswa, yaitu:

1. Variabel bebas (Variabel Independent), yaitu Pembelajaran Pendidikan

Agama Islam (variabel X)

2. Variabel terikat (Variabel Dependent) yaitu Akhlak Siswa (variabel Y)

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Adalah keseluruhan subyek penelitian.4 Populasi yang diambil dalam

penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII di SMP Negeri 03 Tangerang

Selatan yang berjumlah 359 siswa terdiri dari 10 rombongan belajar.

2. Sampel

Adalah bagian dari populasi yang dianggap dapat mewakili populasi yang

diteliti.5Sampel yang akan diambil adalah 10 % dari populasi yaitu 40 orang

siswa. Menurut Suharsimi Arikunto di dalam bukunya “ Prosedur Penelitian

Suatu Pendekatan praktek” dijelaskan bahwa apabila subjeknya kurang dari 100

lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.

Selanjutnya jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10%-15% atau

20%-25% atau lebih. Tekhnik yang digunakan dalam mengambil sampel adalah

sampel random atau acak.

2Sukardi , Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya, (Jakarta: Bumi

Aksara, 2009), Cet. 7, h. 157. 3 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT. Rineka

Cipta, 2006), Cet. 13, hal. 118 4 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, ….,h. 130

5 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian,…., h. 131

Page 49: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA … · sesamanya, akhlak juga mengatur hubungan manusia dengan segala yang ada dalam kehidupan ini, ia juga mengatur hubungan manusia

38

Teknik penarikan sampel menggunakan probability sampling yaitu teknik

sampling untuk memberikan peluang yang sama pada setiap anggota populasi

untuk dipilih menjadi anggota sampel menggunakan teknik simpel random

sampling, adalah cara pengambilan sampel dari anggota populasi dengan

menggunakan acak tanpa memperhatikan strata (tingkatan) dalam anggota

populasi tersebut.

Adapun tekhnik penulisan ini penulis berpedoman kepada buku pedoman

penulisan skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2007.

E. Tekhnik Pengumpulan Data

Adapun teknik yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian

ini adalah Field Research (penelitian lapangan) Yaitu bertujuan untuk

mendapatkan data faktual yang ada di lapangan yang berkaitan dengan masalah

yang diteliti. Metode (cara atau tekhnik) menunjuk suatu kata yang abstrak dan

tidak diwujudkan dalam benda, tetapi hanya dapat dilihatkan penggunaannya

melalui6:

a. Angket (Questionnaire) yang berbentuk skala Likert. Dengan

menggunakan teknik angket, pengumpulan data sebagai data penelitian

jauh lebih praktis, menghemat waktu dan tenaga, tidak memerlukan

kehadiran peneliti, dapat dibagikan secara serempak kepada semua

responden.

b. Wawancara (Interview) yaitu ”Tekhnik pengumpulan data dengan

mengadakan dialog yang dilakukan oleh pewawancara (Interviewer) untuk

memperoleh informasi dari terwawancara (Interview)”.7 Wawancara ini

dilakukan dengan pengajar pendidikan agama Islam SMP Negeri 03

Tangerang Selatan mengenai Pengaruh Pembelajaran Pendidikan Agama

Islam Terhadap Akhlak Siswa.

6 Drs. Riduwan, M.B.A, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti

Pemula, (Bandung : ALFA BETA, 2009) Cet. 6, h. 69 7 Anas Sudjiono, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Press, 1995), h. 76

Page 50: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA … · sesamanya, akhlak juga mengatur hubungan manusia dengan segala yang ada dalam kehidupan ini, ia juga mengatur hubungan manusia

39

Kriteria yang digunakan pada instrument angket kecerdasan

emosional ini adalah skala Likert dengan metode Sumated Ratings, yaitu

pernyataan-pernyataan yang menempatkan individu pada situasi yang

menggambarkan dirinya dengan memilih salah satu dari empat alternatif

jawaban yang disediakan, yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju

(TS), dan sangat tidak setuju (STS). 8

Penulis memakai skala sikap model Likert karena memiliki

kelebihan-kelebihan sebagai berikut:

a) Metodenya sederhana

b) Waktu membuatnya singkat

c) Informasi tentang jawaban subyek dapat lebih jelas dan tetap

d) Sikap yang ditampilkan subyek mudah diinterpretasikan hanya dengan

melihat jumlah skor total subyek, sikap positif atau menyetujui

terhadap obyek sikap akan terlihat dalam jumlah keseluruhan yang

tinggi. Sedangkan sikap yang negatif atau tidak menyetujui obyek

sikap akan terlihat dalam jumlah keseluruhan yang rendah.

Adapun kriteria skor alternatif jawaban pernyataan angket dapat dilihat

pada tabel berikut:

Tabel 1

Kriteria Penilaian Angket

Alternatif Jawaban Pernyataan

Positif Negatif

Sangat setuju

Setuju

Tidak setuju

Sangat tidak setuju

4

3

2

1

1

2

3

4

Adapun kisi-kisi instrument penelitian yang penulis gunakan dalam

pembuatan angket adalah sebagai berikut :

8 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya Offset, 2006), Cet.2, hal. 238

Page 51: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA … · sesamanya, akhlak juga mengatur hubungan manusia dengan segala yang ada dalam kehidupan ini, ia juga mengatur hubungan manusia

40

Tabel 2

Kisi-Kisi Quisioner

No Variabel Dimensi Indikator Nomor Butir

positif negatif Jumlah Item

1 Pembelajaran

Pendidikan

Agama Islam

Ruang lingkup

pembelajaran

Pendidikan

Agama Islam

- Keimanan

- Al-Qur‟an/Hadits

- Akhlak

- Fiqh/Ibadah

- Tarikh

1,2,3,

5,6,8,

9,10,11

13,15,16

17,18,19

4

7

12

14

20

20

2 Akhlak Siswa 1.Akhlak al-

Karimah

2.Akhlak al-

Madzmumah

- Akhlak terhadap

Allah

- Akhlak terhadap diri

sendiri

- Akhlak terhadap

sesama

- Akhlak terhadap

lingkungan dan

alam

- Iri

- Dengki

- Hasud

1,2,4,6

7,9,10,13,14

15,16,20,21

22,23,24

26,27,28

3,5

8,11,12

17,18,19

25

29,30

50

F. Teknik Pengolahan Data

Yang dimaksud dengan teknik pengolahan data dalam pembahasan ini

adalah langkah-langkah yang ditempuh oleh penulis untuk memperoleh hasil

akhir dalam penelitian. Adapun langkah-langkah yang akan penulis tempuh

dalam analisa ini adalah:

1. Uji Validitas

Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana

ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melaksanakan fungsi

ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud

dilakukan pengukuran tersebut. Instrumen yang sahih tidak sekedar

mengukur apa yang seharusnya diukur, tetapi mengandung pengertian

Page 52: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA … · sesamanya, akhlak juga mengatur hubungan manusia dengan segala yang ada dalam kehidupan ini, ia juga mengatur hubungan manusia

41

sejauh mana informasi yang diperoleh dari pengukuran dapat

diinterpretasikan sebagai tingkah laku atau karakteristik yang diukur.9

Untuk menguji validitas tiap butir maka skor-skor yang ada pada

butir yang dimaksud dikorelasikan dengan skor total. Skor butir dipandang

sebagai nilai X dan skor total dipandang sebagai nilai Y. Dengan

diperolehnya indeks validitas tiap butir dapat diketahui dengan pasti butir-

butir manakah yang tidak memenuhi syarat ditinjau dari validitasnya. Pada

uji validasi angket ini menggunakan rumus PEARSON, yaitu:

22 xixt

xixtrit

Keterangan:

rit = Angka indeks korelasi antara skor butir soal dengan skor total

xi = Jumlah kuadrat deviasi skor dari xi

xt = Jumlah kuadrat deviasi skor dari xt

Suatu instrumen dapat dikatakan valid apabila hasil perhitungan

didapat angka koefisien korelasi rit > rtab yang dikonsultasikan pada taraf

signifikansi 0,05.

Dapat juga perhitungan validitas tersebut dilakukan dalam program

Microsoft Office Excel dengan menggunakan rumus PEARSON yang

terdapat dalam formula excel.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas merupakan penerjemahan dari kata reliability yang

mempunyai asal kata rely dan ability. Reliabilitas mempunyai berbagai arti

yaitu keterpercayaan, keterandalan, keajegan, kestabilan, konsisten dan

sebagainya.10

Dalam rangka menentukan apakah sebuah instrumen

memiliki daya keajegan mengukur (reliabilitas) yang tinggi atau belum,

9 Heny Narendrany Hidayati, Pengukuran Akhlakul Karimah Mahasiswa, (Jakarta: UIN Jakarta

Press. 2009), hal. 32

10

Heny Narendrany Hidayati, Pengukuran Akhlakul Karimah Mahasiswa…hal. 32

Page 53: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA … · sesamanya, akhlak juga mengatur hubungan manusia dengan segala yang ada dalam kehidupan ini, ia juga mengatur hubungan manusia

42

maka pengukuran pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

rumus Alpha Cronbach, dengan rumus: 11

211 1

1 St

Si

n

nr

Keterangan:

r11 = Koefisien reliabilitas tes

n = Banyaknya butir pernyataan

1 = Bilangan Konstan

Si = Jumlah varian skor dari tiap-tiap butir pernyataan

2St = Varian total

Hasil perhitungan uji reliabilitas angket pembelajaran pendidikan agama

Islam pada sampel sebanyak 40 siswa diperoleh harga koefisien reliabilitas

sebesar 0,81. Hal ini menunjukkan bahwa instrumen skala pembelajaran

pendidikan agama Islam yang digunakan dalam penelitian ini memiliki

reliabilitas sangat tinggi sehingga memungkinkan atau layak digunakan dalam

penelitian. Perhitungan lebih jelasnya terdapat dalam lampiran.

Sedangkan perhitungan uji reliabilitas angket akhlak pada sampel

sebanyak 40 siswa diperoleh harga koefisien reliabilitas sebesar 0,83. Hal ini

menunjukkan bahwa instrumen skala akhlak yang digunakan dalam penelitian

ini memiliki reliabilitas sangat tinggi pula sehingga memungkinkan atau layak

digunakan dalam penelitian. Perhitungan lebih jelasnya terdapat dalam

lampiran

G. Tekhnik Analisa Data

1. Uji Korelasi

11 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1996),

hal. 207-208.

Page 54: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA … · sesamanya, akhlak juga mengatur hubungan manusia dengan segala yang ada dalam kehidupan ini, ia juga mengatur hubungan manusia

43

Perhitungan korelasi menggunakan Product Moment. Dimana Product

Moment Correlation adalah salah satu teknik untuk mencari korelasi antara

dua variable yang kerap kali digunakan. Teknik korelasi ini dikembangkan

oleh Karl Pearson.

Rumus korelasi Product Moment Karl Pearson, yaitu:

2222 )()(

))((

yyNxxN

yxxyN

Keterangan:

rxy = koefisien korelasi variable X dengan variable Y

∑ XY = jumlah dari hasil perkalian antara skor variable X dan skor variable Y

X = skor variabel X

Y = skor variabel Y

N = Number of Case

Tabel 3

Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai “r”

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,80 – 1,000 Sangat Kuat

0,60 – 0,799 Kuat

0,40 – 0,599 Cukup Kuat

0,20 - 0,399 Rendah

0,00 – 0,199 Sangat Rendah

Dengan adanya perhitungan yang bersifat lebih praktis, maka rumus

manual Product Moment tersebut diatas dapat diproses dengan menggunakan

program SPSS.

2. Perhitungan Koefisien Determinasi

Perhitungan koefisien determinasi ini dilakukan untuk mengetahui

seberapa besar pengaruh variabel X terhadap variabel Y yang dinyatakan

dalam bentuk persen. Dimana rumus yang digunakan adalah rumus

Page 55: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA … · sesamanya, akhlak juga mengatur hubungan manusia dengan segala yang ada dalam kehidupan ini, ia juga mengatur hubungan manusia

44

“Coefficient of Determination” 12

atau koefisien penentu yang dalam hal ini

digunakan untuk lebih memudahkan pemberian interpretasi angka indeks

korelasi „r‟ product moment pada uji hipotesis di atas.

Rumus Coefficient of Determination yaitu:

KD = r² x 100 %

Dimana:

KD = Koefisien determinasi

r = Koefisien korelasi

pengujian lanjutan yaitu uji signifikansi yang berfungsi apabila ingin

mencari makna hubungan variable X terhadap Y, maka hasil korelasi PPM

tersebut diuji dengan uji signifikansi dengan rumus :

t hitung = r

Dimana: t hitung = Nilai t

r = Nilai koefisien Korelasi

n = Jumlah Sampel

12

Drs. Riduwan, M.B.A, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti

Pemula, (Bandung : ALFA BETA, 2009)Cet. 6, h. 139

Page 56: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA … · sesamanya, akhlak juga mengatur hubungan manusia dengan segala yang ada dalam kehidupan ini, ia juga mengatur hubungan manusia

45

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data

1. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

Pada pengumpulan data pembelajaran pendidikan agama Islam, peneliti

menggunakan angket. Angket disusun berdasarkan indikator yang mengacu

pada teori Goleman. Diantaranya mengukur tentang ruang lingkup

pembelajaran pendidikan agama islam, seperti keimanan, al-Qur’an/hadits,

aqidah akhlak, fiqh dan sejarah/SKI .

Perhitungan statistik data pembelajaran pendidikan agama Islam

menggunakan Microsoft Office Excel dengan hasil sebagai berikut:

Tabel 4

Deskripsi Data Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

Deskripsi Nilai

Nilai maksimum 80

Nilai minimum 60

Range 20

Mean 53

Page 57: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA … · sesamanya, akhlak juga mengatur hubungan manusia dengan segala yang ada dalam kehidupan ini, ia juga mengatur hubungan manusia

46

Median 69

Modus 71

Standar Deviasi 12,37

Berdasarkan data yang telah diperoleh diketahui skor tertinggi yang

diperoleh oleh siswa pada tes pembelajaran pendidikan agama islam ini

sebesar 80 dan skor terendah yang diperoleh siswa 60 sehingga diperoleh nilai

rentang 20. Range tersebut tidak terlalu besar sehingga dapat diprediksi bahwa

distribusi skor akan homogen. Semakin kecil range dari sebuah data maka

nilai rata-rata yang diperoleh juga cukup representative untuk mewakili data

yang bersangkutan. Dan dari hasil perhitungan diperoleh nilai rata-rata sebesar

29,475 dan untuk nilai tengah sebesar 69 dengan skor frekuensi terbesar

adalah 71. Standar deviasi data pembelajaran pendidikan agama Islam ini

tidak terlalu besar yaitu 12,37.

Untuk menentukan tingkat pembelajaran pendidikan agama Islam dalam

kategori tinggi, sedang, dan rendah peneliti menggunakan kategorisasi jenjang

(ordinal) yaitu menempatkan individu ke dalam kelompok yang terpisah

secara berjenjang menurut suatu kontinum berdasarkan atribut yang diukur.

Dengan rumus:

X < (µ - 1.0 α) Rendah

(µ - 1.0 α) ≤ X < (µ + 1.0 α) Sedang

(µ + 1.0 α) ≤ X Tinggi

Dimana:

X = skor total tiap-tiap item

µ = mean teoritisnya

α = standar deviasi

dengan rumus tersebut di atas maka siswa dapat digolongkan ke dalam:

Page 58: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA … · sesamanya, akhlak juga mengatur hubungan manusia dengan segala yang ada dalam kehidupan ini, ia juga mengatur hubungan manusia

47

Tabel 5

Penggolongan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

X < {29,475 - 1.0 (12,37)} Rendah X < 62

{29,475 - 1.0 (12,37)}≤ X < {29,475+ 1.0 (12,37)} Sedang 64 ≤ X < 71

{29,475 + 1.0 (12,37)} ≤ X Tinggi 72 ≤ X

Hasil dari penggolongan tingkat pembelajaran pendidikan agama islam,

dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 6

Skor Skala Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

Kategori Skor Frekuensi Prosentase

Rendah 0 – 62 5 12,5 %

Sedang 64 – 71 23 57,5 %

Tinggi 72 – 80 12 30 %

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang mendapatkan

skor antara 72 sampai dengan 80 sebanyak 12 siswa dengan prosentase

sebesar 30 % dan termasuk dalam kategori tinggi, sedangkan siswa yang

mendapat skor antara 64 sampai dengan 71 sebanyak 23 siswa dengan

prosentase sebesar 57,5% dan termasuk dalam kategori sedang. Dengan

demikian dalam penelitian pembelajaran pendidikan agama Islam ini hanya

12,5% siswa saja yang mendapat skor antara 0 sampai dengan 62 termasuk

dalam kategori rendah.

Page 59: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA … · sesamanya, akhlak juga mengatur hubungan manusia dengan segala yang ada dalam kehidupan ini, ia juga mengatur hubungan manusia

48

GAMBAR 1

Skor Angket Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

0

10

20

30

40

50

60

Rendah

Sedang

Tinggi

Berdasarkan gambar di atas, maka dapat diketahui bahwa sebanyak 23

siswa dengan prosentase sebesar 57,5% dan termasuk dalam kategori sedang

berada dalam hasil prosentasi sangat tinggi dalam pembelajaran pendidikan

agama islam.

2. Akhlak Siswa

Pada pengumpulan data akhlak siswa peneliti menggunakan angket yang

disusun berdasarkan indikator yang mengacu pada teori yang terdapat pada

Bab II. Diantaranya mengukur tentang akhlak terhadap Allah, akhlak terhadap

diri sendiri, akhlak terhadap orang tua, akhlak kepada guru, akhlak terhadap

teman dan akhlak terhadap lingkungan.

Perhitungan statistik data akhlak siswa menggunakan Microsoft Office

Excel dengan hasil sebagai berikut:

Page 60: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA … · sesamanya, akhlak juga mengatur hubungan manusia dengan segala yang ada dalam kehidupan ini, ia juga mengatur hubungan manusia

49

Tabel 7

Deskripsi Data Akhlak Siswa

Deskripsi Nilai

Nilai maksimum 120

Nilai minimum 79

Range 29

Mean 101,91

Median 102

Modus 102,106,120

Standar Deviasi 10,59

Berdasarkan data yang telah diperoleh diketahui skor tertinggi yang

diperoleh oleh siswa pada tes akhlak ini sebesar 120 dan skor terendah yang

diperoleh siswa 79 sehingga diperoleh nilai rentang 29. Dan dari hasil

perhitungan diperoleh nilai rata-rata sebesar 101,91, nilai tengah sebesar 102

dan skor dengan frekuensi terbesar adalah 102,106 dan 120 Standar deviasi

data instrument akhlak ini tidak terlalu besar yaitu 10,56 sehingga dapat

diprediksi bahwa data ini hampir mendekati sifat homogen.

Untuk menentukan tingkat kualitas dari akhlak siswa dalam kategori

tinggi, sedang, dan rendah peneliti menggunakan kategorisasi jenjang

(ordinal) yaitu menempatkan individu ke dalam kelompok yang terpisah

secara berjenjang menurut suatu kontinum berdasarkan atribut yang diukur.

Pengukuran ini sama halnya dengan pengukuran pada data pembelajaran

pendidikan agama Islam tersebut di atas.

Page 61: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA … · sesamanya, akhlak juga mengatur hubungan manusia dengan segala yang ada dalam kehidupan ini, ia juga mengatur hubungan manusia

50

Tabel 8

Penggolongan Tingkat Kualitas Akhlak Siswa

X < {101,91 – 1,0 (10,59)} Rendah X < 94

{101,91–1,0 (10,59)} ≤ X <{101,91 + 1,0 (10,59)} Sedang 95 ≤ X < 108

{101,91 + 1,0 (10,59)} ≤ X Tinggi 109 ≤ X

Hasil dari penggolongan tingkat kualitas Akhlak siswa, dapat dilihat pada

tabel sebagai berikut:

Tabel 9

Skor Skala Akhlak Siswa

Kategori Skor Frekuensi Prosentase

Rendah 0 – 94 8 20 %

Sedang 95 – 108 22 55 %

Tinggi 109 – 120 10 25 %

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang mendapatkan

skor antara 109 sampai dengan 120 sebanyak 10 siswa dengan prosentase

sebesar 25% dan termasuk dalam kategori tinggi, sedangkan siswa yang

mendapat skor antara 95 sampai dengan 108 sebanyak 22 siswa dengan

prosentase sebesar 55 % dan termasuk dalam kategori sedang. Dengan

demikian dalam penelitian ini hanya 20 % siswa saja yang mendapat skor

antara 0 sampai dengan 94 termasuk dalam kategori rendah.

Page 62: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA … · sesamanya, akhlak juga mengatur hubungan manusia dengan segala yang ada dalam kehidupan ini, ia juga mengatur hubungan manusia

51

GAMBAR 2

Skor Angket Akhlak Siswa

0

10

20

30

40

50

60

R endah

S edang

Tinggi

Berdasarkan gambar di atas, maka dapat diketahui bahwa sebanyak 22

siswa dengan prosentase sebesar 55% dan termasuk dalam kategori sedang

berada dalam hasil prosentasi sangat tinggi dalam akhlak siswa.

3. Deskripsi Data Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Akhlak

Siswa

Peneliti mengadakan perhitungan nilai koefisien korelasi antara

pembelajaran pendidikan agama Islam dengan akhlak siswa kelas VIII SMP

Negeri 03 Tangerang Selatan dengan menggunakan analisis data pada

program SPSS yang rumus perhitungannya menggunakan rumus koefisien

korelasi Product Moment dari Pearson. Hasil perhitungan sebagai berikut:

Page 63: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA … · sesamanya, akhlak juga mengatur hubungan manusia dengan segala yang ada dalam kehidupan ini, ia juga mengatur hubungan manusia

52

Tabel 10

Hasil Koefisien Korelasi

Correlations

VAR00001 VAR00002

VAR00001 Pearson Correlation 1 .810(**)

Sig. (2-tailed) .000

N 40 40

VAR00002 Pearson Correlation .810(**) 1

Sig. (2-tailed) .000

N 40 40

** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Berdasarkan tabel nilai koefisien korelasi diketahui bahwa nilai r hitung =

0,81 yang kemudian dirujuk dengan r tabel pada taraf signifikansi 0,05 =

0,304 menggambarkan bahwa r hitung lebih besar dari pada r tabel. Sehingga

dapat diinterpretasikan bahwa hipotesis nihil (Ho) yang menyatakan “Tidak

terdapat hubungan yang signifikan antara pembelajaran pendidikan agama

Islam dengan akhlak siswa” ditolak sedangkan hipotesis alternative (Ha) yang

menyatakan “Terdapat hubungan yang signifikan antara pembelajaran

pendidikan agama Islam dengan akhlak siswa” diterima. Dengan tingkat

pengaruh variabel pembelajaran pendidikan agama Islam terhadap variabel

akhlak sebesar 66 %. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat

hubungan yang signifikan antara pembelajaran pendidikan agama Islam

dengan akhlak siswa kelas VIII SMP Negeri 03 Tangerang Selatan dengan

taraf signifikasi tinggi.

4. Interpretasi Data

Dari hasil analisa dan interpretasi data diperoleh kesimpulan bahwa

terdapat hubungan yang cukup signifikan antara pembelajaran pendidikan

agama Islam dengan akhlak siswa kelas VIII SMP Negeri 03 Tangerang

Selatan. Dengan kata lain akhlak siswa dapat ditingkatkan dengan

pembelajaran pendidikan agama Islam. Hal ini berarti siswa yang mempunyai

tingkat pembelajaran pendidikan agama Islam yang tinggi, memiliki akhlak

yang baik dan sebaliknya siswa yang mempunyai tingkat pembelajaran

Page 64: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA … · sesamanya, akhlak juga mengatur hubungan manusia dengan segala yang ada dalam kehidupan ini, ia juga mengatur hubungan manusia

53

pendidikan agama Islam yang rendah berarti memiliki akhlak yang kurang

baik atau jauh dari kata baik.

Hal ini dapat dilihat dari hasil perhitungan skor pembelajaran pendidikan

agama Islam dimana 30 % siswa berada pada kategori tinggi, 57,5 % berada

pada kategori sedang dan 12,5 % berada dalam kategori rendah. Disandingkan

dengan hasil perhitungan skor akhlak siswa dimana 25 % siswa berada

kategori tinggi, 55 % siswa berada pada kategori sedang dan sisanya 20 %

berada pada kategori rendah.

Membuat tabel penolong untuk menghitung korelasi PPM:

No

Resp X Y XY X² Y²

A1 72 103 7416 5184 10609

A2 69 115 7935 4761 13225

A3 61 79 4819 3721 6241

A4 71 106 7526 5041 11236

A5 71 108 7668 5041 11664

A6 68 102 6936 4624 10404

A7 78 106 8268 6084 11236

A8 73 116 8468 5329 13456

A9 70 111 7770 4900 12321

A10 79 119 9401 6241 14161

A11 71 102 7242 5041 10404

A12 67 94 6298 4489 8836

A13 60 93 5580 3600 8649

A14 67 100 6700 4489 10000

A15 74 99 7326 5476 9801

A16 71 103 7313 5041 10609

A17 71 107 7597 5041 11449

A18 71 106 7526 5041 11236

A19 68 107 7276 4624 11449

A20 74 106 7844 5476 11236

A21 79 120 9480 6241 14400

A22 69 96 6624 4761 9216

A23 66 94 6204 4356 8836

A24 71 101 7171 5041 10201

A25 65 97 6305 4225 9409

A26 62 81 5022 3844 6561

A27 62 99 6138 3844 9801

Page 65: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA … · sesamanya, akhlak juga mengatur hubungan manusia dengan segala yang ada dalam kehidupan ini, ia juga mengatur hubungan manusia

54

A28 64 91 5824 4096 8281

A29 67 92 6164 4489 8464

A30 71 109 7739 5041 11881

A31 66 102 6732 4356 10404

A32 67 103 6901 4489 10609

A33 80 111 8880 6400 12321

A34 64 96 6144 4096 9216

A35 74 102 7548 5476 10404

A36 79 120 9480 6241 14400

A37 79 120 9480 6241 14400

A38 79 120 9480 6241 14400

A39 65 105 6825 4225 11025

A40 62 92 5704 3844 8464

2797 4133 290754 196791 430915

Rxy 0,81

Berdasarkan tabel di atas, maka angka-angka statistik yang berada didalam

tabel penolong kemudian dimasukkan kedalam rumus yang digunakan

korelasi pearson product moment (PPM).

Untuk mencari r hitung dengan cara memasukkan angka statistik dari tabel

penolong dengan rumus:

2222 YYNXXN

YXXYNrxy

22413343091540279719679140

4133279729075440

xx

xrxy

170816891723660078232097871640

1156000111630160

xyr

Page 66: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA … · sesamanya, akhlak juga mengatur hubungan manusia dengan segala yang ada dalam kehidupan ini, ia juga mengatur hubungan manusia

55

15491148431

70159xyr

94,86616

70159xyr

81,0xyr

Dari hasil Perhitungan koefisien korelasi antara variabel pembelajaran

pendidikan agama islam (X) dan variabel akhlak (Y) didapat angka koefisien

korelasi sebesar 0,81.

KD = r² x 100 %

= 0,81² x 100 %

= 0,66 x 100 %

= 66 %

Artinya variabel pembelajaran pendidikan agama islam memberikan kontribusi

terhadap akhlak siswa sebesar 66 % dan sisanya 44 % ditentukan oleh variabel

lain.

Pada perhitungan koefisien korelasi didapat nilai r sebesar 0,81 dengan

koefisien determinasi sebesar 66 %. Dimana tingkat hubungan akhlak oleh

peningkatan pembelajaran pendidikan agama Islam siswa cukup tinggi.

Untuk menguji signifikansi dengan menggunakan rumus t hitung :

t hitung = r

= 0,81

= 0,81

= 0,81 x 6,61 = 14,51

Page 67: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA … · sesamanya, akhlak juga mengatur hubungan manusia dengan segala yang ada dalam kehidupan ini, ia juga mengatur hubungan manusia

56

0,3439

Kaidah pengujian :

Jika t hitung ≥ t table, maka tolak Ho artinya signifikan dan

t hitung ≤ t table, maka Ho artinya tidak signifikan

Berdasarkan perhitungan t hitung, α = 0,05 dan n = 40, uji satu pihak; dk =

n-2 = 40-2 = 38 sehingga diperoleh t table = 1,684

Ternyata t hitung lebih besar dari t tabel, atau 14,51 ≥1,684, maka Ho ditolak,

artinya Ada Hubungan yang signifikan antara pembelajaran pendidikan agama

Islam terhadap akhlak siswa.

Apabila pembelajaran pendidikan agama Islam disandingkan dengan

akhlak maka akan memiliki jalur yang sejalan atau lurus. Hal ini disebabkan

karena kedua faktor tersebut baik itu pembelajaran pendidikan agama Islam

maupun akhlak sangat berkaitan erat dengan akhlak siswa sehingga

mengalami perubahan yang maksimal dari akhlak siswa tersebut.

Akhlak yang dimiliki oleh siswa merupakan interpretasi sehari-hari dari

indikator-indikator khusus ruang lingkup pendidikan agama Islam dalam

bentuk perilaku yang dapat dinilai baik dan buruk. Kita lihat dari indikator-

indikator pembelajaran pendidikan agama Islam tersebut diantaranya

keimanan, Al-Qur’an/hadits, akhlak, fiqh dan sejarah Islam adalah cerminan

yang tak terpisahkan dari kepribadian manusia khususnya dalam bidang

akhlak.

Dari data hasil wawancara yang telah dilakukan, peneliti dapat

menyimpulkan bahwa di SMP Negeri 03 Tangerang Selatan ini telah

menerapkan beberapa metode yang secara langsung menunjukkan keterkaitan

antara pembinaan dan pengembangan pembentukan akhlak siswa dari seorang

siswa itu sendiri. Diantaranya adalah penerapan disiplin diri yang tercermin

dari sanksi bagi siswa-siswi yang terlambat masuk sekolah, membiasakan

memberi salam kepada guru dan teman, sholat berjamaah, tidak lupa

mengajarkan siswa untuk selalu menjaga kebersihan baik kebersihan jasmani

maupun rohani, sebelum memulai pelajaran siswa dibiasakan untuk selalu

Page 68: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA … · sesamanya, akhlak juga mengatur hubungan manusia dengan segala yang ada dalam kehidupan ini, ia juga mengatur hubungan manusia

57

berdoa dan membaca surat pendek, serta masih banyak lagi kegiatan-kegiatan

yang dilakukan dalam rangka memupuk akhlak siswa.

Pembentukan akhlak siswa dapat diketahui bahwa akhlak terhadap Allah

berada pada kategori baik. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran

pendidikan agama Islam memberi arahan kepada siswa untuk meningkatkan

keimanan dan ketaqwaannya kepada Allah, terutama dalam hal beribadah.

Akhlak terhadap diri sendiri berada pada kategori sangat baik. Hal ini

menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran pendidikan agama Islam

membawa dampak yang sangat positif terutama terhadap pembentukan

akhlak siswa terhadap diri sendiri. Akhlak ini tentunya sesuai dengan

ketentuan-ketentuan yang telah disyariatkan oleh agama.

Akhlak terhadap sesama yaitu sikap terhadap orang tua dan guru berada

pada kategori sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran

pendidikan agama Islam memberi penanaman sikap yang sangat baik kepada

siswa dalam bertingkah laku terhadap orang tua dan guru.

Kegiatan pembelajaran pendidikan agama Islam merupakan suatu sistem

untuk membimbing dan mengarahkan anak didik dengan cara yang baik, agar

terbentuk jiwa yang suci, memahami dan memiliki ilmu pengetahuan serta

dapat mengamalkan ilmu yang telah dimiliki.

Walaupun sistem pendidikan yang diterapkan di SMP Negeri 03

Tangerang Selatan lebih berorientasi pada pengembangan pembentukan

akhlak siswa namun dalam pengembangan akhlak pun diikut sertakan dalam

proses pembelajaran. Dimana telah diterapkannya praktek Iman kepada Allah

sampai prilaku akhlak Nabi dalam kehidupan sehari-hari dalam materi ajar.

Sehingga kemampuan hidup yang dialami siswa terbentuk dalam kehidupan

bermasyarakat yang berakhlakul karimah dan masyarakat pun dapat

memandang baik dari sikap yang kita perbuat selama di dunia.

Dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar pendidikan agama Islam

harus selalu diterapkan kode etik dan penyampaian yang mudah diserap oleh

siswa dan tidak lupa memberikan dukungan yang membangun/positif

sehingga akan terbentuk siswa yang memiliki jiwa yang mulia dan menjadi

Page 69: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA … · sesamanya, akhlak juga mengatur hubungan manusia dengan segala yang ada dalam kehidupan ini, ia juga mengatur hubungan manusia

58

kebanggaan baik di dunia maupun di akhirat kelak. Dan untuk pembinaan

yang diterapkan di sekolah maka langkah-langkah yang harus diterapkan

dalam membentuk nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan kepada Allah dalam

kehidupan sehari-hari yaitu selalu mengingatkan akan kebesaran Allah, akhlak

dan budi pekerti sehari-hari, menumbuhkan kebersihan sebagian dari iman,

menjalankan disiplin dengan baik pada diri anak dalam lingkungan.1

Hal inilah yang mempengaruhi peningkatan pembelajaran pendidikan

agama Islam dan akhlak siswa. Sehingga pernyataan yang mengatakan bahwa

pembelajaran pendidikan agama Islam memegang peranan yang cukup

signifikan dalam peningkatan akhlak siswa dalam penelitian ini diterima.

1 Wawancara dengan Ibu Hairunnisa S.Pd (guru PAI SMP Negeri 03), Jakarta 18 Januari

2011.

Page 70: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA … · sesamanya, akhlak juga mengatur hubungan manusia dengan segala yang ada dalam kehidupan ini, ia juga mengatur hubungan manusia

59

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan hasil penelitian serta pengujian hipotesis yang

telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang

signifikan antara pembelajaran pendidikan agama Islam dengan akhlak siswa. Hal

ini dilandaskan atas:

1. Pembelajaran pendidikan agama Islam dengan akhlak siswa sangat berkaitan

erat dalam membentuk akhlak yang mulia. Sehingga memunculkan anggapan

bahwa akhlak siswa dapat ditingkatkan dengan adanya pembinaan akhlak dari

pendidik di sekolah dalam hal pembentukan akhlak al-karimah dan dapat

menjadikan siswa yang memiliki budi pekerti yang mulia baik di dunia

maupun di akhirat kelak.

2. Pembelajaran pendidikan agama Islam selalu diterapkan secara implisit oleh

instansi sekolah khususnya bagi seorang pendidik ketika proses pembelajaran

berlangsung dan sudah masuk bagian kurikulum sekolah tingkat umum.

Dalam pembinaan akhlak yang diterapkan di sekolah sangat besar

pengaruhnya terhadap akhlak siswa, seperti dalam mengikuti kegiatan ekstra

kurikuler rohis/keputrian yang diadakan di sekolah.

Page 71: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA … · sesamanya, akhlak juga mengatur hubungan manusia dengan segala yang ada dalam kehidupan ini, ia juga mengatur hubungan manusia

60

3. Berdasarkan hasil penelitian, hubungan antara pembelajaran pendidikan

agama Islam dengan akhlak siswa di SMP Negeri 03 Tangerang Selatan secara

keseluruhan dapat dikatakan sudah sangat berhubungan. Hal ini dapat dilihat

dari hasil akhir angket antara variabel X (Pembelajaran Pendidikan Agama

Islam) dan variabel Y (Akhlak siswa) yang berada pada kategori “Tinggi”.

Jadi dapat disimpulkan bahwa pembelajaran pendidikan agama Islam dapat

memberikan dampak positif bagi terbentuknya akhlak siswa baik terhadap

Allah, diri sendiri dan akhlak terhadap sesama.

B. Saran

Dengan terdapatnya hubungan yang signifikan antara pembelajaran

pendidikan agama Islam dengan akhlak siswa, maka penulis memberikan

beberapa saran kepada semua pihak yang bersangkutan sebagai berikut:

1. Bagi Pendidik

a. Diharapkan dalam proses belajar mengajar pendidik memberikan pelajaran

serta pengetahuan bagi siswa tentang segala hal yang berhubungan

dengan kemampuan yang ada dalam diri termasuk pendidikan agama

Islam. Tidak hanya pengetahuan yang bersifat rasional saja yang harus

diberikan akan tetapi pengetahuan tentang ruang lingkup pendidikan

agama Islam yang menyangkut keimanan, al-Qur’an/hadits, akhlak, fiqh

dan sejarah Islam juga perlu diberikan kepada siswa guna membentuk

akhlak al-karimah.

b. Hendaknya pendidik menjadi suri tauladan yang baik bagi para siswanya.

Dengan demikian siswa akan dapat memilih seorang figur yang tepat dan

dapat mencerminkan akhlak yang baik serta menjadi pemimpin yang

amanah.

2. Bagi Siswa

a. Keberhasilan dan kesuksesan dalam hidup tidak dapat terpisahkan dari

anggapan seseorang tentang diri kita. Apabila akhlak yang kita cerminkan

adalah akhlak yang tidak baik maka masyarakat dapat menilai secara

menyeluruh dan akan berimbas pada keberhasilan yang kita peroleh dan

Page 72: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA … · sesamanya, akhlak juga mengatur hubungan manusia dengan segala yang ada dalam kehidupan ini, ia juga mengatur hubungan manusia

61

apabila akhlak yang baik dari segala aktifitas yang sudah kita lakukan

maka masyarakat akan menilai baik pula.

b. Jagalah selalu akhlak dalam bergaul di masyarakat, baik di rumah, di

sekolah dan di lingkungan sekitar. Biasakan berprilaku akhlakul karimah

dan mengikuti sunah Rasul.

Page 73: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA … · sesamanya, akhlak juga mengatur hubungan manusia dengan segala yang ada dalam kehidupan ini, ia juga mengatur hubungan manusia

58

DAFTAR PUSTAKA

Akhmad, Imam, Musnad Imam Akhmad, jilid II, Beirut : Dar al-Fikr, tth

Al-Barik, Haya binti Mubarak, Ensiklopedi Wanita Muslimah, Jakarta: Darul

Falah, 1998, Cet. 5

Al-Hamd, Muhammad bin Ibrahim, Bersama Para Pendidik Muslim, Terj. Ma’al

mu’allimin Oleh Ahmad Syaikhu, Jakarta: Darul Haq, 2002

al-Jawi, Muhammad Nawawi, Tafsir Munir, Indonesia: Dar Ihya al-Kutub al-

‘Arabiyah, Tth, Jilid. 1

Al-Syaibani, Umar Muhammad, Filsafat Pendidikan Islam, alih bahasa oleh Dr.

Hasan Langgung, Jakarta :Bulan Bintang, 1979

al-Taumy, Omar Muhammad, Filsafat Pendidikan Islam, terjemahan Hasan

Langgulung, Jakarta :Bulan Bintang, 1979

Ardani, Moh., Akhlak Tasawuf: Nilai-nilai Akhlak/Budi Pekerti dalam Ibadat dan

Tasawuf, Jakarta: CV. Karya Mulia, 2005, Cet. 2

Arief, Dr.Armai, M.A, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam,

Jakarta: Ciputat Pers, 2002, cet.1

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: PT.

Rineka Cipta, 2006, Cet. 13

________________ , Prosedur Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta, 1998

Aziz, Syaikh Abdul, Shahih Bukhari, Beirut: Daar al-Fikr, tth

Daradjat, Zakiah, et al, Dasar-dasar Agama Islam: Buku Teks Pendidikan Agama

Islam pada Perguruan Tinggi dan Umum, Jakarta: Bulan Bintang, 1996,

Cet. 10

_____________ , Pendidikan Islam dalam Keluarga dan Sekolah, Jakarta:

Ruhama, 1995, Cet. 2

Djatnika, Rachmat, Sistem Ethika Islami: Akhlak Mulia, Jakarta: Pustaka

Panjimas, 1996, Cet.2

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan terjemahnya, Bandung: CV. Diponegoro,

2000, Cet. 10

Page 74: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA … · sesamanya, akhlak juga mengatur hubungan manusia dengan segala yang ada dalam kehidupan ini, ia juga mengatur hubungan manusia

59

__________________ , Proses Belajar Mengajar untuk Siswa PGAN, jilid 1,

Jakarta : Depag, tth

Hamalik, Oemar, Kurikulum Dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 1995

Hardian, Novi, Tim ILNA, Super Mentoring: Panduan Keislaman untuk Remaja,

Bandung: Syaamil Cipta Media, 2003

Hibban, Ibnu, Al-Mustadrak Ala Sohihain, Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiah, 1990,

Juz. 2

Hidayati, Heny Narendrany. Pengukuran Akhlakul Karimah Mahasiswa. Jakarta:

UIN Jakarta Press. 2009

Lihat Departemen Agama RI, Pedoman Umum Pendidikan Agama Islam, Sekolah

Umum dan Dasar. Jakarta; op.cit.

Majid, Abdul dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis

Kompetensi: Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004, Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya, 2006, Cet. III

M.B.A, Riduwan, , Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti

Pemula, (Bandung : ALFA BETA, 2009)Cet. 6

Muhaimin, dkk., Paradigma Pendidikan Islam: Upaya Mengefektifkan

Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

2002, Cet. II

Mulyasa, H. E., M, Pd., Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah), Jakarta: Bumi Aksara, 2009, cet.2

_______ ., Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2007

Nasution, Harun, Islam di Tinjau dari Berbagai Aspeknya, Jakarta: UI Press,

1985, Cet. 5

Nata, Abudin, Akhlak Tasawuf, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, Cet. 5, 2006.

Projokoro, S, Pengantar Agama Islam, Yogyakarta: Sumbangsih Offset, 1981

Purwanto, Drs. M. Ngalim, Pendidikan Teoritis Dan Praktek, Bandung: Remaja

Karya, 1985

Quthb, Muhammad, Terj. oleh Salman Harun, Sistem Pendidikan Islam, Terj.

oleh Salman Harun, Bandung: PT. Al-Ma’arif, 1988, Cet. 2

Page 75: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA … · sesamanya, akhlak juga mengatur hubungan manusia dengan segala yang ada dalam kehidupan ini, ia juga mengatur hubungan manusia

60

Rusyan, A. Tabrani dkk, Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung:

PT. Remaja Rosdakarya,1994

Subhi, Ahmad Mahmud, Filsafat Etika: Tanggapan Kaum Rasionalis dan

Intuisionalis Islam, Jakarta : Serambi, 2001

Sudjiono, Anas, Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Rajawali Press, 1995

_______ , Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006,

cet. 16

_______ , Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

1996

Sukmadinata, Nana Syaodih, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: PT

Remaja Rosdakarya Offset, 2006, Cet.2

Supriadi, dkk., Buku Ajar Pendidikan Agama Islam, Jakarta: CV. Grafika Karya

Utama, 2001, Cet. 2

Undang-undang RI No. 2 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional,

Bandung: Citra Umbara, 2003

UU RI No.20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: Media

Wacana Press, 2003Cet. 1

Uhbiyati, Nur, Ilmu Pendidikan Islam (IPI), Bandung : CV. Pustaka Setia, 1999,

Cet. II

Zuhairini, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2004

_______ , dkk., Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam, Malang: IAIN Sunan

Ampel, 1983

Rani, Muchtar M., ”Akhlak Mahmudah dan Akhlak Madzmumah”, dari

http://3puspainspirasi.blogspot.com/2009/11/akhlak-mahmudah-dan-akhlak-

madzmumah.html, 30 Oktober 2010.

http://bangkok.org/news/download/kurikulum/skl-smp.pdf