HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DAN … · Keluarga besar himapsi khususnya POSDM Himapsi...
Transcript of HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DAN … · Keluarga besar himapsi khususnya POSDM Himapsi...
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DAN DUKUNGAN
SOSIAL DENGAN INTENSI BERWIRAUSAHA PADA PESERTA
PROGRAM MAHASISWA WIRAUSAHA 2010
DI UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SKRIPSI
Dalam Rangka Penyusunan Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Guna Memperoleh
Gelar Sarjana Psikologi Program Pendidikan Strata 1 Psikologi
Oleh
Fadhilah
G 0106045
Pembimbing :
1. Dra. Salmah Lilik, M. Si.
2. Nugraha Arif Karyanta, S.Psi.
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
Skripsi dengan judul : Hubungan antara Motivasi Berprestasi dan
Dukungan Sosial dengan Intensi Berwirausaha
pada Peserta Program Mahasiswa Wirausaha
2010 di Universitas Sebelas Maret.
Nama Peneliti : FADHILAH
NIM/Semester : G0106045
Tahun : 2010
Telah disetujui untuk dipresentasikan dihadapan Pembimbing dan Penguji Skripsi
Prodi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret pada:
Hari : ……………………………..
Tanggal : ……………………………...
HALAMAN PENGESAHAN
Pembimbing I
Dra. Salmah Lilik, M.Si.
NIP 19490415 198101 2 001
Pembimbing II
Nugraha Arif Karyanta, S.Psi.
NIP 19760323 200501 1 002
Koordinator Skripsi
Rin Widya Agustin, M.Psi.
NIP 19760817 200501 2 002
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi dengan judul:
Hubungan antara Motivasi Berprestasi dan Dukungan Sosial dengan Intensi
Berwirausaha pada Peserta Program Mahasiswa Wirausaha 2010
di Universitas Sebelas Maret
Fadhilah, G 0106045, Tahun 2010
Telah diuji dan disahkan oleh Pembimbing dan Penguji Skripsi Program Studi
Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret pada:
Hari :..................................
Tanggal :..................................
1. Pembimbing I ( )
Dra. Salmah Lilik, M.Si.
2. Pembimbing II ( )
Nugraha Arif Karyanta, S.Psi.
3. Penguji I ( )
Dra. Machmuroch, MS.
4. Penguji II ( )
Tri Rejeki Andayani, S.Psi, M.Si.
Surakarta,
Ketua Program Studi Psikologi,
Drs. Hardjono, M.Si.
NIP 195901191989031002
Koordinator Skripsi,
Rin Widya Agustin, M.Psi.
NIP 197608172005012002
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PERNYATAAN KEASLIAN
Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak
terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu
Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau
pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara
tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Jika terdapat
hal- hal yang tidak sesuai dengan isi pernyataan ini, maka saya bersedia derajat
kesarjanaan saya dicabut.
Surakarta, Januari 2011
Fadhilah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
MOTTO
Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu
kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada
pada diri mereka sendiri.
(Qs. Ar-Ra’d:11)
Kenyataan hari ini adalah hasil dari impian kemarin,
kenyataan esok hari ditentukan oleh impian hari ini.
(penulis)
Bermimpilah,
maka Tuhan akan memeluk mimpi-mimpi kita.
(Andrea Hirata)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya ini didedikasikan kepada:
Setiap insan yang mewarnai perjalanan kehidupan ini, mereka yang
dicintai, dibanggakan, dihormati, disayangi, dan mereka yang
menuntunku menggapai cita dan cinta.
Karya ini penulis persembahkan:
1. Ibu dan Ayah untuk keikhlasannya,
ketabahannya, kasih sayangnya dan lantunan doa
yang memperkuat diri ku dalam melangkah.
2. Adik ku tercinta, Muh. Syaiful Ar Rosyid & F.
khoirunnisa smoga tergapai cita dan harapannya.
3. Kakak ku tersayang, S N Fathonah & Aris B
atas petuah, pelajaran, dan pengalamannya
sangatlah bermanfaat bagi ku.
4. Sohib ku, Alm. Nur Fatimah atas persahabatan
kita, waktunya, motivasinya, inspirator bagi ku.
5. Seluruh guru yang aku banggakan, dan
almamater ku tercinta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbilalamin, segala puji hanya bagi Allah SWT, Dzat yang
memberi rahmat dan karunia-Nya kepada hamba-hamba-Nya di jagad raya ini.
Salam dan Shalawat senantiasa tercurah pada junjungan-Nya Rosulullah
Muhammad SAW, tauladan bagi umat manusia.
Selangkah, dua langkah, tiga langkah dan beberapa langkah telah
terlampau sehingga karya ini pun terwujud. Perjalanan ini tak lepas dari dukungan
berbagai pihak, oleh karena itu penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih
yang tulus kepada:
1. Bapak Prof. Dr. AA. Subijanto, dr, M.S. selaku Dekan Fakultas Kedokteran
Universitas Sebelas Maret.
2. Drs. Hardjono, M.Si., Ketua Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran
Universitas Sebelas Maret.
3. Aditya Nanda Priyatama, M.Si., sekretaris Prodi Psikologi sekaligus bidang
pendidikan yang senantiasa memberikan pelayanan yang terbaik bagi
mahasiswanya.
4. Dra. Salmah Lilik, selaku pembimbing pertama, yang telah bersedia
meluangkan waktu, tenaga dan pikiran, serta penuh kesabaran memberikan
bimbingan, arahan, motivasi, kepercayaan kepada penulis dari awal hingga
akhir penyusunan skripsi ini.
5. Nugraha Arif Karyanta, S. Psi., selaku pembimbing kedua, dengan
kesibukannya masih bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran, serta
memberikan semangat bagi penulis dalam penyelesaiannya karya ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
6. Dra. Machmuroch, MS., selaku penguji pertama yang penuh semangat dan
saran yang berarti bagi penulis demi penyempurnaan karya ini.
7. Tri Rejeki Andayani, S. Psi., M.Si., selaku penguji kedua yang
menyenangkan diajak berdiskusi, serta kritik dan saran yang berarti bagi
penulis demi penyempurnaan karya ini.
8. Ir. Eddy Triharyanto, MP selaku kepala Ppkwu UNS dan seluruh staf Ppkwu
(Mbak Irma, Mbak Luvi, Mbak Watik, dan yang lainnya) atas izin yang
diberikan dan dukungan serta kerjasamanya.
9. Drs. Tulus Hidayat, SU. MA, selaku pembimbing akademik atas petuah,
perhatian yang telah diberikan selama penulis menempuh studi di Program
Studi Psikologi Fakultas Kedokteran UNS.
10. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Psikologi (Bu Rin, Pak Arista, Bu Tutik,
Bu Wiyanti, beserta bapak ibu dosen yang tidak dapat disebutkan satu per
satu) yang telah memberikan bekal ilmu kepada penulis dalam penyelesaian
studi.
11. Staf Tata Usaha Program Studi Psikologi (Mbak Ana, Mas Dimas, dan Mas
Ryan) dan segenap karyawan Program Studi Psikologi (Pak No, Mas Aan,
Pak Satpam) atas kesabaran dan bantuannya yang dapat memperlancar proses
penyelesaian kuliah dan skripsi ini.
12. Keluarga penulis (ayah, ibu, kakak, adik) atas doa, kasih sayang, dorongan,
serta kesempatan yang diberikan untuk menyelesaikan pendidikan sampai
kejenjang ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
13. Sahabat, kawan, rekan, (Rini, Candra, Aris, Iza, Vera, Ike, Nandes, Dika,
Dika IR, dan seluruh kawan psikologi 2006 lainnya yang tidak dapat
disebutkan satu persatu) atas kebersamaannya, semangatnya, dan petuah-
petuahnya.
14. Rekan-rekan ku (Pre, Putut, Ivan, Ika, Kurnia, Khoirul, Uud, Qomar, Isur,
dan seluruh rekan PMW lainnya yang tidak dapat disebutkan satu persatu),
yang sangat dibanggakan, terimakasih atas bantuan, dukungan, dan
kerjasamanya dalam proses penelitian ini.
15. Keluarga besar himapsi khususnya POSDM Himapsi semesta (Mifta, Arfi,
Novel, Tutut, Puput, Nisa, Afif, Citra, Unu, Risa, Ichsan, Farah, Ica, Nike)
terimakasih atas kebersamaannya dalam berkarya dan organisasi lainnya
terimakasih atas pengalaman yang telah penulis peroleh.
Semoga Allah SWT berkenan memberikan pahala yang sepadan dengan
jerih payah Bapak Ibu dan teman-teman lakukan, dan semoga karya ini
bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta, Januari 2011
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DAN DUKUNGAN
SOSIAL DENGAN INTENSI BERWIRAUSAHA PADA PESERTA
PROGRAM MAHASISWA WIRAUSAHA 2010
DI UNIVERSITAS SEBELAS MARET
Fadhilah
Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret
ABSTRAK
Wirausaha merupakan terobosan dalam mengurangi pengangguran, hal
tersebut mendorong dari berbagai pihak turut andil dalam proses menumbuhkan
wirausaha baru. Dikti melalui Ppkwu menyelenggarakan PMW yang bertujuan
memfasilitasi mahasiswa menjadi wirausaha berhasil. Proses tersebut dilandaskan
pada intensi berwirausaha. Intensi berwirausaha dipengaruhi beberapa faktor,
antara lain: motivasi berprestasi dan dukungan sosial. Motivasi berprestasi yang
tinggi mendorong seseorang untuk bergerak, ditambah adanya dukungan dari
orang-orang disekitarnya. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan
antara motivasi berprestasi dan dukungan sosial dengan intensi berwirausaha,
serta hubungan masing-masing variabel prediktor motivasi berprestasi, dukungan
sosial dengan intensi berwirausaha.
Penelitian ini merupakan studi populasi, yaitu: keseluruhan peserta
program mahasiswa wirausaha (PMW) 2010 di Universitas Sebelas Maret yang
berjumlah 112 orang. Pengumpulan data menggunakan Skala Motivasi
Berprestasi, Skala Dukungan Sosial, Dan Skala Intensi Berwirausaha. Skala
Motivasi Berprestasi terdiri dari 56 aitem dengan koefisien reliabilitas 0,884,
Skala Dukungan Sosial terdiri dari 60 aitem dengan koefisien reliabilitas 0,944,
Skala Intensi Berwirausaha terdiri dari 42 aitem dengan koefisien korelasi 0,885.
Analisis data menggunakan analisis regresi berganda yang menunjukkan
nilai R sebesar 0,782 dan Fhitung sebesar 85,981 dengan nilai signifikansi (p)
sebesar 0,000 (p<0,05). Terdapat hubungan kuat dan positif antara motivasi
berprestasi dan dukungan sosial dengan intensi berwirausaha. Hasil analisis
korelasi parsial antara motivasi berprestasi dengan intensi berwirausaha sebesar
0,539 dengan nilai signifikansi (p) sebesar 0,000 (p<0,05) dan antara dukungan
social dengan intensi berwirausaha sebesar 0,517 dengan nilai signifikansi (p)
sebesar 0,000 (p<0,05).
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat
hubungan antara motivasi berprestasi dan dukungan sosial dengan intensi
berwirausaha, terdapat hubungan antara motivasi berprestasi dengan intensi
berwirausaha dan dukungan sosial dengan intensi berwirausaha. Berarti semakin
tinggi motivasi berprestasi dan dukungan sosial yang dimiliki seseorang dalam
berwirausaha, semakin tinggi pula intensi berwirausaha, dan sebaliknya.
Kata kunci: Intensi Berwirausaha, Motivasi Berprestasi, Dukungan Sosial.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
THE RELATIONSHIP BETWEEN ACHIEVEMENT MOTIVATION AND
SOCIAL SUPPORT IN RELATION WITH ENTREPRENEURSHIP
INTENTION OF THE PARTICIPANTS OF ENTREPRENEURSHIP
PROGRAM (PMW) 2010
AT SEBELAS MARET UNIVERSITY
Fadhilah
Psychology department of medical faculty, sebelas maret university
ABSTRACT
Entrepreneurship is a breakthrough in reducing the number of
unemployment. It is encouraging the various parties to take part in the process of
growing new entrepreneurship. Dikti, trough Ppkwu, held PMW which aims to
facilitate students to become successful entrepreneurs. The process is based on
entrepreneurship intention. Intention of entrepreneurship is influenced by several
factors, such as: achievement motivation and social support. High achievement
motivation will encourage someone to move, plus the support of both
psychological support and material support from the people around him. The
purpose of this research were to determine the relationship between achievement
motivation and social support with entrepreneurship intention.
This research is study of population. The population was all the
participants of entrepreneurship program (PMW) 2010 at Sebelas Maret
University. The overall amount of the participants was 112 people. Data collected
by achievement motivation scale, social support scale, and entrepreneurship
intention scale. The achievement motivation scale has 56 aitem with correlation
coefficient 0,884, social support scale has 60 aitem with correlation coefficient
0,944, entrepreneurship intention scale has 42 aitem with correlation coefficient
0,885.
Multiple regression analysis showed that R values was about 0,782 and the
F regression was about 85,981 with a significance p=0,000 (p<0,05). It mean that
there were strong and positive relationship between achievement motivation and
social support with entrepreneurship intention. The results parsial correlation
analysis achievement motivation with entrepreneurship intention was about 0,539
with a significance p=0,000 (p<0,05) and social support with entrepreneurship
intention was about 0,517 with a significance p=0,000 (p<0,05).
Based on the results of this study, it can be concluded that there was a
correlation between achievement motivation and social support with
entrepreneurship intention, there was a correlation between achievement
motivation with entrepreneurship intention, there was a correlation between social
support with entrepreneurship intention. In addition, the higher achievement
motivation and social support of a person in doing entrepreneurship makes the
intention to entrepreneurship higher too. It worked vice versa.
Keywords: entrepreneurship intention, achievement motivation, social support
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN .............................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................................... iv
MOTTO ................................................................................................................ v
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... vi
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii
ABSTRAK ............................................................................................................ x
ABSTRACT .......................................................................................................... xi
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xvi
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xviii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xix
BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................ 11
C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 12
D. Manfaat Penelitian............................................................................ 12
BAB II. LANDASAN TEORI ............................................................................. 13
A. Intensi Berwirausaha ........................................................................ 13
1. Pengertian Intensi Berwirausaha ................................................ 15
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
2. Karakteristik Wirausaha ............................................................. 16
3. Teori Intensi .............................................................................. 18
4. Aspek-aspek Intensi Berwirausaha ........................................... 20
5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Intensi Berwirausaha ........ 24
B. Motivasi Berprestasi......................................................................... 27
1. Pengertian Motivasi Berprestasi ................................................ 27
2. Aspek-aspek Motivasi Berprestasi ............................................. 29
3. Ciri Motivasi Berprestasi Tinggi ............................................... 31
C. Dukungan Sosial ............................................................................. 33
1. Pengertian Dukungan Sosial ..................................................... 33
2. Aspek-aspek Dukungan Sosial .................................................. 34
3. Sumber Dukungan Sosial .......................................................... 36
D. Hubungan antara Motivasi Berprestasi dan Dukungan Sosial dengan
Intensi Berwirausaha ....................................................................... 37
E. Hubungan Motivasi Berprestasi dengan Intensi Berwirausaha ..... 40
F. Hubungan Dukungan Sosial dengan Intensi Berwirausaha ............ 41
G. Kerangka Pikir ................................................................................ 42
H. Hipotesis Penelitian .......................................................................... 43
BAB III. METODE PENELITIAN....................................................................... 44
A. Identifikasi Variabel Penelitian ........................................................ 44
B. Definisi Operasional Variabel Penelitian ......................................... 44
C. Populasi, dan Sampel ...................................................................... 46
D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 47
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
E. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur ................................................ 50
F. Teknik Analisis Data......................................................................... 52
BAB IV. HASIL PENELITIAN .......................................................................... 54
A. Persiapan Penelitian ......................................................................... 54
1. Orientasi Kancah Penelitian ....................................................... 54
2. Persiapan Penelitian ................................................................... 58
3. Pelaksanaan Uji Coba ................................................................ 64
4. Uji Validitas dan Reliabilitas ..................................................... 66
B. Pelaksanaan Penelitian .................................................................... 71
1. Penentuan Subjek Penelitian ..................................................... 71
2. Pengumpulan Data Penelitian ................................................... 73
3. Pelaksanaan Skoring ................................................................ 73
C. Hasil Analisis Data .......................................................................... 74
1. Uji Asumsi Dasar ....................................................................... 74
2. Uji Asumsi Kalsik ...................................................................... 76
3. Uji Hipotesis .............................................................................. 79
4. Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif .............................. 84
5. Analisis Deskriptif ..................................................................... 85
6. Analisis Tambahan .................................................................... 87
D. Pembahasan ............................................................................... 99
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 106
A. Kesimpulan ..................................................................................... 106
B. Saran ............................................................................................... 107
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 109
LAMPIRAN ....................................................................................................... 115
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
DAFTAR TABEL
3.1 Blue Print Skala Motivasi Berprestasi ......................................................... 48
3.2 Blueprint Skala Dukungan Sosial ................................................................ 49
3.3 Blue Print Skala Intensi Berwirausaha ........................................................ 50
4.1 Pelaksanaan Uji Coba .................................................................................. 66
4.2 Distribusi aitem yang valid dan gugur Skala Motivasi Berprestasi ............. 68
4.3 Distribusi aitem yang valid dan gugur Skala Dukungan Sosial ................... 69
4.4 Distribusi aitem yang valid dan gugur Skala Intensi Berwirausaha ............ 70
4.5 Data Peserta Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) UNS 2010................ 72
4.6 Hasil Uji Normalitas ..................................................................................... 74
4.7 Hasil Uji Linieritas antara Motivasi Berprestasi dengan
Intensi Berwirausaha ...................................................................................... 75
4.8 Hasil Uji Linieritas antara Dukungan Sosial dengan
Intensi Berwirausaha ...................................................................................... 76
4.9 Hasil Uji Multikolinieritas ............................................................................ 77
4.10 Hasil Uji Autokorelasi .................................................................................. 78
4.11 Hasil Analisis Regresi Berganda .................................................................. 80
4.12 Hasil Hipotesis Secara Simultan .................................................................. 81
4.13 Hasil Analisis Korelasi Parsial Motivasi Berprestasi dengan
Intensi berwirausaha ................................................................................... 82
4.14 Hasil Analisis Korelasi Parsial Dukungan Sosial dengan
Intensi berwirausaha ................................................................................... 83
4.15 Hasil Sumbangan Variabel Prediktor Terhadap Variabel Kriterium ........... 84
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
4.16 Deskripsi Data Empirik ................................................................................ 85
4.17 Deskripsi Data Penelitian ............................................................................. 85
4.18 Kategorisasi berdasarkan Rumus Standar Deviasi ....................................... 86
4.19 Kategorisasi Subjek Berdasar Skor Alat Ukur Penelitian ............................ 86
4.20 Materi Pelatihan Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) .......................... 91
4.21 Uji Analisis Faktor ....................................................................................... 98
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xviii
DAFTAR GAMBAR
2.1 Theory if Planned Behavior (Ajzen 1991) ..................................................... 19
2.2 Kerangka Pikir ............................................................................................... 43
4.1 Struktur Organisasi PPKwu UNS .................................................................. 57
4.2 Skema Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) ............................................. 60
4.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas ......................................................................... 79
4.4 Proses PPKwu ................................................................................................ 88
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xix
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A. ALAT UKUR ...................................................................... 116
1. Skala 1 .................................................................................................. 117
2. Skala 2 .................................................................................................. 121
3. Skala 3 .................................................................................................. 125
LAMPIRAN B. SEBARAN NILAI DATA ALAT UKUR............................. 128
1. Skala 1 .................................................................................................. 129
2. Skala 2 .................................................................................................. 144
3. Skala 3 .................................................................................................. 159
LAMPIRAN C. VALIDITAS DAN RELIABILITAS ALAT UKUR ............ 169
1. Skala 1 .................................................................................................... 170
2. Skala 2 .................................................................................................... 173
3. Skala 3 .................................................................................................... 176
LAMPIRAN D. ANALISIS DATA PENELITIAN ........................................ 179
1. Data Penelitian yang dianalisis ................................................................. 180
2. Hasil Uji Asumsi Dasar (Uji Normalitas dan Linearitas) ........................ 183
3. Hasil Uji Asumsi Klasik ........................................................................... 186
4. Hasil Uji Hipotesis (Analisis Regresi) ..................................................... 187
5. Hasil Uji Korelasi Parsial .......................................................................... 188
6. Hasil Analisis Deskriptif ........................................................................... 189
7. Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif ............................................. 189
8. Hasil Katagorisasi Skala Penelitian .......................................................... 196
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xx
LAMPIRAN E. TANDA BUKTI .................................................................... 199
1. Surat Ijin Penelitian .............................................................. 200
2. Surat Tanda Bukti Penelitian .............................................................. 201
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pengangguran merupakan problem yang kompleks bagi suatu negara.
Negara akan makmur apabila dapat menyelesaikan masalah pengangguran,
dengan demikian pengangguran selalu menjadi skala prioritas yang dituntaskan
oleh suatu negara. Berita Resmi Statistik (2009), melaporkan bahwa tingkat
pengangguran di Indonesia pada Desember 2009 sebesar 8,78 persen dari total
angkatan kerja atau 8,96 juta orang termasuk kategori sebagai pengangguran
terbuka. Laporan tersebut menyatakan bahwa lulusan sarjana mengalami
peningkatan sebesar 0,49 persen dari tahun lalu. Berdasarkan tingkat pendidikan,
lulusan sarjana merupakan tingkatan tertinggi, namun tingkat pengangguran
lulusan sarjana selalu beranjak naik. Dengan demikian tingkat pengangguran dari
kalangan terdidik masih mengalami peningkatan dan diprediksi cenderung
meningkat apabila tidak ada upaya dalam menanggapi kondisi ini.
Pada kondisi seperti sekarang ini, diketahui bahwa jumlah pengangguran
dari kalangan terdidik beranjak naik dan lapangan pekerjaan terbatas, maka
wirausaha merupakan alternatif pekerjaan yang rasional (Wijaya, 2007). Hal sama
disampaikan oleh Widodo dalam Berita Mandiri, bahwa suatu negara akan
menjadi negara maju, apabila jumlah wirausahawan minimal sebesar 2% dari
jumlah populasi penduduk di negara tersebut. Hal itu berarti, Indonesia masih
membutuhkan empat juta lebih wirausahawan. Peluang yang besar untuk menjadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
wirausahawan mendorong dari berbagai pihak turut andil dalam proses
menumbuhkan wirausaha baru, khususnya dikalangan mahasiswa yang dirasa
mempunyai sumber daya yang memadai dalam menciptakan lapangan kerja.
Menurut Eels dan Mas’oed (dalam Wardoyo, 2010), dibandingkan dengan
tenaga lain tenaga terdidik sarjana (S1) memiliki potensi untuk berhasil menjadi
seorang wirausaha karena memiliki kemampuan penalaran yang telah berkembang
dan wawasan berpikir yang luas. Seorang sarjana juga memiliki dua peran pokok,
pertama sebagai manajer dan kedua sebagai pencetus gagasan. Peran pertama
berupa tindakan untuk menyelesaikan masalah, sehingga pengetahuan manajemen
dan keteknikan yang memadai mutlak diperlukan. Peran kedua menekankan pada
kemampuan merangkai alternatif-alternatif. Pengetahuan keilmuan yang lengkap
merupakan bekal yang diperlukan untuk berhasil menjadi seorang wirausaha.
Kewirausahaan atau entrepreneurship adalah suatu proses kreativitas dan
inovasi yang mempunyai resiko tinggi untuk menghasilkan nilai tambah bagi
produk yang bermanfaat bagi masyarakat dan mendatangkan kemakmuran bagi
wirausahawan. Kewirausahaan merupakan kemampuan melihat dan menilai
peluang bisnis serta kemampuan mengoptimalkan sumberdaya dan mengambil
tindakan dan risiko dalam rangka menuju sukses (Siswoyo, 2009).
Salah satu bentuk upaya pengembangan kewirausahaan adalah pemberian
materi kewirausahaan pada peserta didik. Namun, materi kewirausahaan dirasa
masih kurang dalam menumbuhkan keinginan atau tekad peserta didik untuk
menjadi wirausaha. Hasil penelitian Sumarni (2006), menyatakan bahwa hal
tersebut dikarenakan mata kuliah kewirausahaan diikuti sekadar untuk mendapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
nilai semata tanpa dimaknai dan dihayati betul manfaatnya. Peserta didik
cenderung menghafal materi agar mendapatkan nilai yang baik tanpa mempelajari
betul kandungan materi atau mencoba merealisasikan materi yang dipelajari.
Pada tahun 2009, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi mengembangkan
sebuah Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) yang merupakan kelanjutan
Program Kreativitas Mahasiswa. Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) adalah
salah satu program kewirausahaan yang dikembangkan Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi dengan maksud berusaha menjembatani para mahasiswa
memasuki dunia riil melalui fasilitasi start-up bussines. Program Mahasiswa
Wirausaha (PMW) merupakan bagian dari strategi pendidikan di perguruan tinggi
dalam memfasilitasi para mahasiswa yang mempunyai minat dan bakat
kewirausahaan untuk memulai berwirausaha dengan basis ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni (PPKwu LPPM, 2009).
Berdasarkan data yang diambil dari PPKwu LPPM UNS, Program
Mahasiswa Wirausaha (PMW) menarik perhatian mahasiswa, terbukti dari
banyaknya mahasiswa yang mendaftarkan diri untuk mengikuti Program
Mahasiswa Wirausaha (PMW). Mahasiswa yang mendaftar Program Mahasiswa
Wirausaha (PMW) memperlihatkan adanya ketertarikan atau minat dengan
wirausaha.
Mulyati (2004) mengemukakan sejumlah hal pokok yang terdapat dalam
minat meliputi adanya perasaan senang dalam diri seseorang yang memberi
perhatian pada obyek tertentu, adanya ketertarikan pada obyek tertentu, adanya
aktivitas atas obyek yang dipilih, adanya kecenderungan berusaha lebih aktif,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
aktivitas tersebut dipandang fungsional dalam kehidupan dan cenderung bersifat
mempengaruhi tingkah laku individu.
Adanya minat mendorong seseorang untuk berbuat, dorongan tersebut
sering disebut motif. Motif merupakan suatu pengertian yang melingkupi semua
penggerak, alasan-alasan, atau dorongan-dorongan dalam diri individu yang
menyebabkan individu berbuat sesuatu (Gerungan, 1996). Berdasarkan hasil
wawancara dari sebagian peserta Program Mahasiswa Wirausaha terdapat
beberapa motif mahasiswa untuk berwirausaha, antara lain: mencoba-coba untuk
berkarir, adanya peluang terkait Program Mahasiswa Wirausaha (PMW),
keinginan menghasilkan produk atau karya, keinginan menciptakan lapangan
kerja dan ketidakinginan mencari kerja, dan adanya ketakutan menghadapi
persaingan mencari kerja, dan berbagai motif lainnya.
Prasyarat awal menjadi peserta Program Mahasiswa Wirausaha (PMW)
adalah mahasiswa S1 yang telah menyelesaikan kuliah empat semester atau
minimal telah menempuh 80 SKS dan mahasiswa program diploma dan politeknik
yang telah menyelesaikan kuliah tiga semester atau minimal telah menempuh 60
SKS. Hurlock (1980) berpendapat bahwa perkembangan karir berjalan seiring
dengan proses perkembangan manusia. Mahasiswa yang duduk disemester tiga
atau empat ke atas, usianya berkisar 18-23 tahun. Dalam psikologi perkembangan,
usia tersebut berada pada masa dewasa awal. Masa dewasa awal merupakan masa
dimana seseorang mencoba-coba untuk berkarir, artinya kemantapan karirnya
masih belum pasti.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
Hal tersebut sering dialami individu yang memutuskan menjadi wirausaha
pada usia dini bukan karena karir tersebut sesuai dengan keinginan, bakat dan
minatnya, tetapi karena faktor yang lain. Apabila demikian halnya, jika individu
tersebut gagal maka akan mencoba bidang karir lain yang dianggap lebih sesuai,
atau tetap menjadi wirausaha dengan pikiran yang tidak fokus. Oleh karena itu,
komitmen menjadi wirausaha pada mahasiswa peserta Program Mahasiswa
Wirausaha masih perlu diteliti lebih lanjut.
Menurut Mc Clelland (1987) seorang entrepreneur adalah seorang yang
menerapkan kemampuannya untuk mengatur, menguasai alat-alat produksi dan
menghasilkan hasil yang berlebihan yang selanjutnya dijual atau ditukarkan dan
memperoleh pendapatan dari usahanya tersebut, Sedangkan menurut Sukardi
(dalam As’ad, 1991), pengertian entrepreneur menunjuk kepada kepribadian
tertentu, yakni pribadi yang mampu berdiri di atas kekuatan sendiri, berarti
mampu mengambil keputusan untuk diri sendiri, mampu menetapkan tujuan yang
ingin dicapai atas pertimbangan sendiri, dengan kata lain seorang entrepreneur
adalah seorang yang merdeka lahir dan batin.
Entrepreneur atau wirausaha terjadi melalui suatu proses. Keputusan
bertindak untuk berwirausaha merupakan suatu tingkah laku yang terencana.
Dalam mencapai suatu tujuan seperti berwirausaha, diperlukan usaha yang gigih
untuk mengarahkan tingkah laku dan mengadopsi rencana-rencana supaya dapat
mewujudkan tujuan tersebut. Tingkah laku terarah ini berlandaskan pada intensi
(Riyanti, 2009).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
Hisrich,dkk., (2008) berpendapat bahwa intensi menunjukkan faktor-
faktor motivasional yang mempengaruhi perilaku dan merupakan indikasi tentang
betapa sulitnya orang bersedia untuk berusaha, serta seberapa banyak upaya yang
direncanakan untuk digunakan dalam melaksanakan perilaku tersebut. Semakin
kuat intensi seseorang untuk terlibat dalam sebuah perilaku wirausaha, semakin
besar kemungkinan kegiatan wirausaha itu dilaksanakan.
Riyanti (2008) mengemukakan bahwa intensi dapat menunjukkan
seberapa besar kemauan seseorang untuk berusaha melakukan suatu tingkah laku
tertentu. Intensi tersebut masih merupakan disposisi untuk bertingkah laku sampai
pada saat dan kesempatan yang tepat. Zimmerer (2008), menjelaskan bahwa
individu yang memiliki komitmen dan tekad yang bulat untuk mencurahkan
semua perhatiannya pada usaha, dengan kata lain memiliki intensi yang kuat
merupakan salah satu karakteristik sikap dan perilaku kewirausahaan yang
berhasil. Intensi yang lemah atau rendah hanya mengakibatkan kemungkinan
untuk gagal dalam berwirausaha.
Gambaran nyata dari etnis cina yang terlihat mempunyai intensi kuat
dalam berwirausaha. Selaras dengan Hasil penelitian Astutik (2007) menunjukkan
minat enterpreneurship remaja etnis Cina lebih tinggi (mean 152.52)
dibandingkan minat enterpreneurship remaja etnis Sunda (mean 146.48). Hal itu
dikarenakan etnis Cina lekat dengan nebula (megabudaya) China, yaitu:
menekankan pentingnya jiwa kewirausahaan, inovasi teknologi, dan kreativitas
(Asvi Warman Adam, dalam Kompas 5 Desember 2009). Berbeda dengan suku
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
Jawa yang terkenal sebagai orang yang bersikap pasif terhadap hidup, lemah
dalam hal karya, dan nrimo (Riyanti, 2009).
Hasil penelitian Indarti & Rostiana (2008) mengenai perbedaan intensi
kewirausahaan mahasiswa pada negara berkembang dan negara maju,
menunjukkan tingkat intensi kewirausahaan mahasiswa Indonesia (negara
berkembang) lebih tinggi secara signifikan dibandingkan mahasiswa Jepang dan
Norwegia (negara maju). Dengan rata-rata nilai intensi kewirausahaan masing-
masing negara, berturut-turut sebesar 4,46 (Indonesia), 3,81 (Jepang) dan 3,04
(Norwegia). Hasil temuan tersebut merupakan indikator bahwa hambatan untuk
memulai usaha baru dipersepsikan lebih rendah di Indonesia dibandingkan di
Jepang dan Norwegia.
Intensi erat kaitanya dengan motivasi seseorang. Untuk memulai usaha
diperlukan tekad yang kuat atau karsa yang besar. Seseorang yang terjun dalam
dunia wirausaha diawali dengan adanya kebutuhan-kebutuhan, kemudian
mendorong dimunculkannya kegiatan tertentu, kegiatan tersebut ditujukan pada
pencapaian tujuan. Kebutuhan tersebut oleh McClelland (1987) dikelompokan
menjadi tiga, yaitu: need for achievement, need for power, need for affiliation.
Purwanto (1990), menjelaskan bahwa motif menunjukkan suatu dorongan
yang timbul dari dalam diri seseorang yang menyebabkan orang tersebut mau
bertindak melakukan sesuatu. Sedangkan motivasi adalah “pendorongan” suatu
usaha yang disadari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang supaya orang
tersebut tergerak hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai
hasil atau tujuan tertentu. Seseorang terdorong untuk menyelesaikan kesukaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
yang dihadapi dan berusaha melebihi orang lain, dan bila hal tersebut berhasil
maka akan meningkatkan kepercayaan pada diri sendiri. Seseorang yang
mempunyai dorongan untuk bekerja keras dan gigih dalam upaya meraih prestasi
yang lebih baik dibandingkan orang lain identik dengan motif berprestasi.
Suryana (2003) dalam bukunya menyatakan bahwa keberadaan motivasi
berprestasi mendorong seseorang untuk berhasil. Sekali sukses atau berprestasi,
maka sukses berikutnya akan menyusul, sehingga usahanya semakin maju dan
semakin berkembang. Hal ini diperjelas oleh Hadisoegondo (2006) bahwa
wirausaha baru memerlukan ketangguhan dan ketekunan dalam menempuh tahap-
tahap pengembangan selanjutnya dan setelah kegiatan usaha mulai dilakukan.
Individu yang memiliki motivasi berprestasi tinggi akan selalu bekerja
keras, tangguh, tidak mudah putus asa, berorientasi ke masa depan, menyenangi
tugas yang memiliki tingkat kesulitan sedang, menyukai balikan yang cepat dan
efisien mengenai prestasinya serta mandiri (Riani, 2005). Individu yang memiliki
motivasi berprestasi rendah akan cenderung memberikan penghargaan kecil
terhadap prestasi yang bersifat bersaing, apatis, lesu, dan tidak mempunyai tujuan
(FkBA, 2001).
Menurut Hall dan Lindzey (dalam Riani, 2005), motif berprestasi sebagai
dorongan yang berhubungan dengan prestasi yaitu: menguasai, mengatur
lingkungan sosial, atau fisik, mengatasi rintangan dan memelihara kualitas kerja
yang tinggi, bersaing melebihi prestasi yang lampau dan mempengaruhi orang
lain. Motif berprestasi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi seseorang
menjadi wirausaha yang berhasil.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
Selain seorang wirausaha cenderung mempunyai motivasi berprestasi
tinggi, seorang wirausaha cenderung mempunyai kebutuhan untuk berafiliasi.
Kebutuhan berafiliasi terkait dengan hubungan individu dengan orang lain, dari
hubungan tersebut sering kali individu mendapatkan bantuan baik materi ataupun
skill, individu merasa dipedulikan dan diperhatikan, sehingga hubungan ini dapat
berupa dukungan sosial. Sarafino (1998) menjelaskan bahwa dukungan sosial
adalah suatu kesenangan, rasa aman, perhatian, penghargaan, atau bantuan yang
dirasakan dari orang lain atau sekelompok. Hisrich, dkk., (2008) dukungan sosial
sangat diperlukan dalam fase pembentukan usaha atau memulai usaha, karena
memberikan informasi, nasihat, bimbingan, bantuan modal, jaringan, afiliasi, dan
lain-lainnya. Sehingga dengan dukungan sosial yang tinggi pada mahasiswa
dalam berwirausaha dimungkinkan memperkuat intensi berwirausaha pada
mahasiswa.
Dukungan sosial diharapkan mampu menunjang seseorang melalui
tindakan yang bersifat membantu dengan melibatkan emosi, pemberian informasi,
bantuan materi dan penilaian positif (Handoko, 2008). Faktor paling penting yang
mempengaruhi jalan karier seorang wirausaha adalah adanya seorang teladan (role
model), jaringan dukungan moral, dan jaringan dukungan profesional. Teladan
(role model) dan sistem-sistem pendukung memberikan point dalam intensi
seseorang berwirausaha (Hisrich, dkk., 2008).
Teladan (role model) bisa diperoleh dari orang tua, saudara, kerabat,
maupun pengusaha lain. Role model dapat berfungsi dalam kapasitas pendukung
sebagai mentor-mentor selama dan setelah pembentukan usaha baru. Sistem
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
pendukung ini sangat penting selama fase pembentukan, karena sistem ini
memberikan informasi, nasihat, serta bimbingan. Jaringan dukungan moral
merupakan dukungan psikologis, dorongan ini diperoleh dari keluarga, teman-
teman, guru, dan sebagainya. Teman memainkan peran penting dalam jaringan
dukungan moral, teman sering memberikan nasihat yang seringkali lebih jujur
daripada nasihat dari sumber-sumber lain, memberikan dorongan, pengertian,
bahkan bantuan. Orang tua juga merupakan sumber dukungan moral yang kuat
dalam awal proses pembentukan usaha baru. Jaringan dukungan profesional
adalah individu-individu yang membantu dalam aktivitas-aktivitas usaha. Adanya
mentor (guru), faktor finansial, jaringan bisnis, informasi, teknologi dan
sebagainya merupakan jaringan dukungan profesional (Hisrich, dkk., 2008).
Mahasiswa yang tergabung dalam Program Mahasiswa Wirausaha
(PMW) mendapat berbagai dukungan yang bertujuan untuk memfasilitasi start-up
bussines. Dukungan tersebut berupa in-class training, internship (pemagangan),
dan penyusunan rencana usaha. Dalam in-class training mahasiswa mendapatkan
materi tentang wawasan kewirausahaan, strategi pengelolaan bisnis, komunikasi
bisnis, manajemen keuangan, business plan, dan menghadirkan role model guna
memperlihatkan success story seseorang yang berhasil dalam berwirausaha.
Setelah mendapatkan materi tersebut, mahasiswa melaksanakan internship
(pemagangan) di beberapa UKM yang sudah ditunjuk. Dukungan tersebut
diharapkan mampu mendorong dan mengembangkan kewirausahaan yang akan
atau telah dilakukan mahasiswa, sehingga mampu memperkuat intensi mahasiswa
untuk terjun dalam dunia wirausaha (PPKwu LPPM, 2010).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
Peserta yang tergabung dalam Program Mahasiswa Wirausaha (PMW)
diharapkan memiliki intensi berwirausaha yang kuat, sehingga memiliki tekad
yang bulat dalam mencurahkan perhatiannya pada usaha dan memiliki semangat
juang dalam merealisasikan tekadnya menjadi wirausaha dan mampu
mewujudkan dalam bentuk tindakan usaha. Hal tersebut penting terutama pada
awal proses pembentukan usaha baru, sehingga dapat memacu keberhasilan
usahanya. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tentang
“Hubungan antara Motivasi Berprestasi dan Dukungan Sosial dengan Intensi
Berwirausaha pada Peserta Program Mahasiswa Wirausaha”.
B. Rumusan Masalah
Permasalahan yang diajukan oleh peneliti dalam penelitian ini, antara lain:
1. Apakah ada hubungan antara Motivasi Berprestasi dan Dukungan Sosial
dengan Intensi Berwirausaha pada Peserta Program Mahasiswa Wirausaha?
2. Apakah ada hubungan antara Motivasi Berprestasi dengan Intensi
Berwirausaha pada Peserta Program Mahasiswa Wirausaha?
3. Apakah ada hubungan antara Dukungan Sosial dengan Intensi Berwirausaha
pada Peserta Program Mahasiswa Wirausaha?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini, antara lain:
1. Mengetahui hubungan antara Motivasi Berprestasi dan Dukungan Sosial
dengan Intensi Berwirausaha pada Peserta Program Mahasiswa Wirausaha.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
2. Mengetahui hubungan antara Motivasi Berprestasi dengan Intensi
Berwirausaha pada Peserta Program Mahasiswa Wirausaha.
3. Mengetahui hubungan antara Dukungan Sosial dengan Intensi Berwirausaha
pada Peserta Program Mahasiswa Wirausaha.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini, antara lain:
1. Manfaat Teoritis
Sebagai bahan kajian dan informasi tentang intensi berwirausaha ditinjau
dari motivasi berprestasi dan dukungan sosial.
2. Manfaat Praktis
Bagi peserta dan penyelenggara Program Mahasiswa Wirausaha
a. Penelitian ini dapat memberikan informasi terkait hubungan antara
motivasi berprestasi dan dukungan sosial dengan intensi mahasiswa
yang terseleksi mengikuti Program Mahasiswa Wirausaha.
b. Sebagai bahan tambahan dan pertimbangan dalam mengetahui intensi
berwirausaha peserta Program Mahasiswa Wirausaha.
c. Sebagai sumbangan data guna pengembangan intensi berwirausaha
melalui Program Mahasiswa Wirausaha.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Intensi Berwirausaha
1. Pengertian Intensi Berwirausaha
a. Wirausaha
Wirausaha berasal dari kata wira yang artinya gagah berani, perkasa
dan usaha jadi wirausaha berarti orang yang gagah berani atau perkasa dalam
usaha (Riyanti, 2009). Secara sederhana arti wirausaha (entrepreneur) adalah
orang yang berjiwa berani mengambil risiko untuk membuka usaha dalam
berbagai kesempatan (Kasmir, 2007). Sedangkan, Helmi (2006) menyatakan
bahwa kewirausahaan meliputi proses yang dinamis, sehingga timbul
pengertian baru dalam kewirausahaan adalah sebuah proses mengkreasikan
dengan menambahkan nilai sesuatu yang dicapai melalui usaha keras dan
waktu yang tepat dengan memperkirakan dana pendukung, fisik, dan risiko
sosial, dan akan menerima reward yang berupa keuangan dan kepuasan serta
kemandirian personal.
Hasil Simposium Nasional Kewirausahaan (1995) mendefinisikan
kewirausahaan adalah kesatuan terpadu dari semangat, nilai-nilai, dan prinsip
serta sikap, kiat, seni dan tindakan nyata yang sangat perlu, tepat, dan unggul
dalam menangani dan mengembangkan perusahaan atau kegiatan lain yang
mengarah kepada pelayanan terbaik kepada langganan dan pihak-pihak lain
yang berkepentingan termasuk masyarakat, bangsa, dan negara.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
Hisrich, dkk., (2008) mengartikan kewirausahaan sebagai proses
penciptaan sesuatu yang baru serta pengambilan risiko dan menerima imbalan
yang dihasilkan dari proses tersebut. Pengertian tersebut hampir sama
diungkapkan oleh Drucker (dalam Kasmir, 2007) bahwa kewirausahaan
merupakan kemampuan dalam menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda.
Kao (dalam Lupiyoadi, 1998) memaparkan bahwa wirausaha mengacu
pada orang yang melaksanakan proses penciptaan kesejahteraan/kekayaan dan
nilai tambah, merealisasikan gagasan menjadi kenyataan. Hal ini bisa
dikatakan bahwa seorang wirausaha adalah orang yang mampu merealisaiskan
gagasan menjadi realitas. Selanjutnya, Suryana (2003) menyatakan bahwa
kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar,
kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses.
McClelland (1987) mendefinisikan entrepreneur adalah seorang yang
menerapkan kemampuannya untuk mengatur, menguasai alat-alat produksi dan
menghasilkan hasil yang berlebihan yang selanjutnya dijual atau ditukarkan
dan memperoleh pendapatan dari usaha tersebut.
Berdasarkan konsep yang diutarakan para ahli di atas dapat diketahui
bahwa wirausaha adalah suatu proses yang dinamis dalam menerapkan
kemampuannya untuk mengatur, menciptakan, memberi nilai tambah, dan
menghasilkan produk baik barang ataupun jasa yang selanjutnya dijual atau
ditukarkan, dan nantinya akan menerima hasil atau imbalan dari proses
tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
b. Intensi Berwirausaha
Fishbein dan Ajzen (1975), intensi didefinisikan sebagai posisi
seseorang dalam dimensi probabilitas subjektif yang melibatkan suatu
hubungan antara diri dengan beberapa tindakan. Selanjutnya, Kruger,
dkk.(2000) mengartikan intensi sebagai derajat komitmen seseorang terhadap
target tingkah laku di masa yang akan datang. Intensi mengarahkan tingkah
laku dan membuat individu mengadopsi rencana-rencana dengan harapan
tujuan di masa yang akan datang dapat terlaksana.
Kartono (1990) berpendapat intensi adalah tujuan dan maksud untuk
berbuat sesuatu. Selanjutnya, Bird (dalam Riyanti, 2009) mendefinisikan
intensi sebagai keadaan pemikiran, yang mana dengan pemikiran tersebut
perhatian, pengalaman, dan tingkah laku seseorang akan terarah menuju suatu
objek atau tujuan untuk mencapai sesuatu yang mempunyai arti bagi orang
tersebut.
Hisrich, dkk. (2008) berpendapat bahwa intensi berwirausaha
menunjukkan faktor-faktor motivasional yang mempengaruhi perilaku dan
merupakan indikasi tentang betapa sulitnya orang-orang bersedia untuk
berusaha, serta seberapa banyak upaya yang direncanakan untuk digunakan
dalam melaksanakan perilaku wirausaha dan mengejar hasil-hasil dari
berwirausaha. Smet (1999) menyatakan bahwa intensi merupakan prediktor
yang terbaik dari perilaku. Hal ini berarti, apabila ingin mengetahui apa yang
akan dilakukan seseorang, cara terbaik untuk memprediksikannya adalah
dengan mengetahui intensi orang tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
Wijaya (2007) bahwa intensi wirausaha adalah keinginan atau niat
yang ada pada diri seseorang untuk melakukan suatu tindakan wirausaha. Katz
dan Gartner (dalam Indarti dan Rostiani, 2008) mendefiniskan intensi
berwirausaha sebagai suatu proses pencarian informasi yang dapat digunakan
untuk mencapai tujuan pembentukan suatu usaha. Seseorang dengan intensi
untuk memulai suatu usaha akan memiliki kesiapan dan kemajuan yang lebih
baik dalam usaha yang dijalankannya apabila dibandingkan dengan seseorang
tanpa ada intensi.
Berdasarkan konsep yang diutarakan para ahli di atas dapat diketahui
bahwa intensi berwirausaha adalah posisi individu dalam dimensi probabilitas
subjektif yang melibatkan suatu hubungan antara diri dengan beberapa
tindakan berwirausaha guna mencapai tujuan yaitu menjadi wirausaha yang
berhasil.
2. Karakteristik Wirausaha
Wirausaha yang berhasil memiliki karakteristik tertentu. Zimmerer (2008)
memaparkan bahwa seorang wirausaha yang berhasil memiliki karakteristik
sebagai berikut:
a. Komitmen yang tinggi
Kewirausahaan adalah kerja keras, dan agar sukses dalam
menjalankan usaha, seorang wirausaha harus memiliki komitmen penuh. Para
pendiri usaha sering kali membenamkan diri sepenuhnya dalam usaha yang
dijalankan. Kebanyakan wirausaha harus melewati rintangan yang tampak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
mengecilkan hati ketika memulai usaha dan mempertahankan
perkembangannya. Hal tersebut memerlukan sebuah komitmen yang penuh.
b. Toleransi terhadap ambiguitas
Para wirausaha cenderung memiliki toleransi tinggi terhadap situasi
yang selalu berubah dan ambigu, lingkungan tempat kerjanya. Kemampuan
untuk menangani ketidakpastian ini sangat penting sebab seorang wirausaha
akan terus menerus dituntut mengambil keputusan dengan menggunakan
informasi-informasi baru yang kadang-kadang bertentangan dengan yang
diperoleh dari berbagi sumber yang tidak lazim.
c. Fleksibilitas
Kemampuan beradaptasi dengan perubahan permintaan pelanggan dan
usahanya. Adanya kekakuan sering mengakibatkan kegagalan. Dengan
berubahnya masyarakat, orang –orang, dan selera para wirausaha juga harus
bersedia menyesuaikan usahanya untuk memenuhi perubahan-perubahan ini.
d. Keuletan
Hambatan, rintangan, dan kekalahan umumnya tidak menghalangi
para wirausaha yang bertekad baja menggapai visinya.
Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa wirausaha yang berhasil
memiliki karakteristik sebagai berikut: komitmen yang tinggi dalam menjalankan
usahanya, toleransi terhadap ambiguitas, fleksibilitas dalam melihat situasi, dan
memiliki keuletan dalam menghadapi rintangan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
3. Teori Intensi
Teori intensi dari Fishbein dan Ajzen (1991) mendasarkan pada Theory if
planned behavior. Teori tersebut mengasumsikan bahwa perilaku yang
ditampilkan oleh seseorang didasarkan atas alasan tertentu. Individu akan berpikir
tentang konsekuensi perilaku yang ditampilkan dan membuat keputusan atas
pertimbangan-pertimbangan dalam mencapai hasil tertentu. Kunci dari anteseden
perilaku dalam teori ini adalah intensi (Riyanti, 2009).
Menurut Theory if planned behavior, perilaku individu dituntun oleh tiga
hal, yaitu: behavioral beliefs, normative beliefs, dan control beliefs. Behavioral
beliefs adalah keyakinan seseorang tentang outcome yang diharapkan dari tingkah
laku yang dimaksud serta evaluasi terhadap outcome tersebut. Normative beliefs
memuat harapan normatif mengenai perilaku yang dimaksud dan motivasi untuk
memenuhi harapan tersebut. Control beliefs adalah keyakinan individu tentang
faktor-faktor yang dapat memfasilitasi dan menghambat ditampilkannya perilaku
dan keyakinan individu tentang kemampuannya mengatasi faktor-faktor tersebut.
Proses selanjutnya, behavioral beliefs akan menghasilkan sikap terhadap
perilaku (attitude towards behavior). Normative beliefs akan menghasilkan
penerimaan tekanan sosial yang disebut subjective norm, dan akan
membangkitkan perceived behavior control. Kombinasi antara sikap terhadap
perilaku, subjective norm, dan perceived behavior control akan menghasilkan
formasi intensi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
Hal tersebut dapat ditunjukan melalui gambar berikut ini:
Gambar 2.1 Theory if Planned Behavior (Ajzen 1991)
Allport (dalam Riyanti, 2009) menyatakan bahwa sikap adalah keadaan
mental dan saraf dari kesiapan, yang diatur melalui pengalaman yang memberikan
pengaruh dinamik atau terarah terhadap respon individu pada semua obyek dan
situasi yang berkaitan dengannya. Sikap seseorang terhadap suatu tingkah laku
dipengaruhi oleh keyakinannya tentang konsekuensi (yaitu: cost dan benefit)
terhadap ditampilkannya tingkah laku. Misalnya seorang wirausaha membutuhkan
keuletan dan modal yang kuat. Selain itu juga adanya evaluasi terhadap
konsekuensinya, misal dengan menjadi wirausahawan tidak perlu bekerja kepada
orang lain, bisa mengumpulkan uang lebih banyak, dan sebagainya.
Norma subyektif merupakan persepsi seseorang terhadap tekanan sosial
untuk melakukan atau tidak melakukan tingkah laku tertentu. Sedangkan
perceived behavioral control sebagai derajat kemudahan atau kesulitan yang
Attitude toward
the behavior
Subjective norm
Perceived
behavioral
control
intention behavior
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
dipersiapkan untuk melakukan tingkah laku dan hal tersebut diasumsikan
mencerminkan pengalaman masa lampau (Ajzen, 1991).
Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa perilaku individu
dituntun melalui tiga hal, yaitu: behavioral beliefs, normative beliefs, dan control
beliefs. Tiga hal ini akan menghasilkan sikap perilaku, norma subyektif, dan
kontrol perilaku. Hasil tersebut merupakan determinan dasar untuk mengukur
intensi.
4. Aspek-aspek Intensi Berwirausaha
Teori intensi yang dikemukakan Ajzen (1991) terdiri dari tiga determinan
dasar yang dapat digunakan untuk mengukur intensi, yaitu:
a. Aspek sikap pribadi
Merupakan dorongan, pikiran, dan keinginan untuk melakukan (atau
tidak melakukan). Wirausaha dipengaruhi oleh keyakinan subyektif akan
akibat perilaku wirausaha tersebut. Dua aspek pokok dalam keyakinan pribadi,
yaitu: keyakinan individu bahwa menampilkan atau tidak menampilkan
perilaku tertentu akan menghasilkan akibat-akibat atau hasil-hasil tertentu, dan
merupakan aspek pengetahuan individu tentang obyek sikap atau opini
individu. Semakin positif keyakinan individu akan akibat dari suatu obyek
sikap, maka akan semakin positif pula sikap individu terhadap obyek tersebut,
demikian pula sebaliknya.
b. Aspek norma subyektif
Dorongan, pikiran, dan keinginan untuk melakukan norma dalam
lingkungan sosial (berisi pengaruh dan tekanan dari lingkungan sosial). Dua
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
aspek pokok dalam norma subyektif adalah keyakinan akan harapan, harapan
norma referen yaitu pandangan pihak lain yang dianggap penting oleh individu
yang menyarankan individu untuk menampilkan atau tidak menampilkan
perilaku.
c. Aspek kontrol perilaku
Merupakan dasar bagi pembentukan kontrol perilaku yang
dipersepsikan. Kontrol perilaku yang dipersepsi merupakan persepsi terhadap
kekuatan faktor-faktor yang mempermudah atau mempersulit. Kontrol perilaku
melibatkan dua aspek internal dan eksternal. Aspek internal meliputi:
informasi, keterampilan dan kemampuan individu untuk melaksanakan
perilakunya. Sedangkan, aspek eksternal meliputi: hal-hal yang menghalangi
individu untuk melakukan kegiatan, seperti ketergantungan individu pada
orang lain.
Shapero dan Sokol (dalam Riyanti, 2009) mengadaptasi Theory of Planned
Behavior dari Ajzen (1991) yang diaplikasikan secara khusus dalam dunia
wirausaha untuk mengetahui intensi menjadi seorang wirausaha. Menurut Shapero
dan Sokol (dalam Riyanti, 2009) intensi menjadi wirausaha dipengaruhi oleh tiga
dimensi, yaitu:
a. Perceived desirability
Perceived desirability adalah bias personal seseorang yang
memandang penciptaan usaha baru sebagai sesuatu yang menarik dan
diinginkan. Bias ini tumbuh dari pandangan dan konsekuensi personal
pengalaman kewirausahaan, dan tingkat dukungan dari lingkungan (keluarga,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
teman, kerabat, sejawat, dan sebagainya). Variabel ini merefleksikan afeksi
individu terhadap kewirausahaan.
b. Perceived feasibility
Perceived feasibility menunjukkan derajat kepercayaan dimana
seseorang memandang dirinya mempunyai kemampuan untuk mengumpulkan
sumber daya (manusia, sosial, finansial) untuk membangun usaha baru.
c. Prospensity to act
Propensity to act menunjukkan dorongan dalam diri seseorang untuk
bertingkah laku dan intesitasnya sangat bervariasi bagi tiap individu. Ketika
prospensity to act individu rendah, intensi berwirausaha hanya mempunyai
kemungkinan sedikit untuk berkembang.
Linan dan Moriano (2007), dengan mengadaptasi teori dari Ajzen (1991)
menjelaskan bahwa intensi berwirausaha dapat diungkap melalui tiga aspek, yaitu:
a. Sikap terhadap kewirausahaan (attitude towards start-up/personal
attitude)
Sikap kewirausahaan merujuk pada derajat penilaian sejauh mana
individu memiliki penilaian positif atau negatif untuk menjadi seorang
wirausaha. Penilaian tersebut tidak hanya mencakup aspek afektif saja, tetapi
juga mencakup aspek penilaian evaluatif dalam menjadi wirausaha.
b. Norma-norma subjektif (subjective norms)
Norma sosial yang dimaksud adalah persepsi individu mengenai
tekanan sosial yang diberikan oleh keluarga, teman, atau orang-orang terdekat
lainnya terhadap keputusannya dalam menampilkan perilaku wirausaha.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
Persepsi akan penilaian sosial tersebut menjadi acuan bagi individu untuk
menyetujui atau tidak menyetujui keputusannya menjadi wirausaha. Apabila
individu yakin bahwa orang-orang dekatnya mengharapkannya untuk
menampilkan perilaku berwirausaha, individu tersebut cenderung untuk
menampilkan perilaku berwirausaha. Jika yang terjadi adalah sebaliknya, maka
individu akan cenderung menghindari untuk menampilkan perilaku
berwirausaha.
c. Kendali tingkah laku yang dipersepsikan (perceived behavioral control)
Hal ini berkaitan dengan persepsi yang dimiliki individu terhadap
kompetensinya dalam mengendalikan tingkah laku berwirausaha. Faktor ini
sering disebut juga self efficacy, yang merupakan persepsi seseorang akan
kemudahan atau kesukaran menjadi seorang wirausaha. Hal tersebut dapat
dipengaruhi oleh berbagai proses yang berbeda, seperti penguasaan materi,
adanya role model, adanya persuasi sosial, dan juga penilaian.
Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa aspek-aspek yang
digunakan untuk mengukur tingkat intensi berwirausaha adalah aspek sikap
terhadap kewirausahaan yang merupakan keyakinan individu untuk menampilkan
atau tidak menampilkan perilaku berwirausaha dan keyakinan individu akan
akibat dari perilaku tersebut, aspek norma-norma subyektif yang merupakan
kesediaan individu melaksanakan atau tidak melaksanakan pendapat atau pikiran
pihak lain mengenai wirausaha, dan aspek kendali tingkah laku yang
dipersepsikan yang merupakan persepsi terhadap kekuatan dan kesulitan dalam
melakukan perilaku wirausaha.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Intensi Berwirausaha
Karakteristik-karakteristik dasar memberikan sebuah indikasi mengenai
kecenderungan individu untuk lebih atau kurang menganggap tindakan wirausaha
sebagai tindakan yang layak dilakukan dan diinginkan, dan oleh karena itu
muncul kecenderungan lebih atau kurang bermaksud untuk menjadi pengusaha.
Menurut Ajzen (1991) ada dua macam faktor utama penentu terwujudnya
intensi ke dalam perilaku nyata, yaitu:
a. Faktor internal
Faktor internal terbentuk karena pengaruh pelatihan dan pengalaman
yang ada dalam diri individu. Faktor internal yang mempengaruhi terwujudnya
intensi ke dalam perilaku nyata, antara lain:
1) Informasi, keahlian
Individu yang akan berperilaku membutuhkan informasi yang
diperlukannya serta keahlian dan keterampilan untuk mewujudkan
intensinya ke dalam bentuk perilaku nyata.
2) Emosi dan pengulangan
Perilaku emosional mempunyai karakteristik-karakteristik tertentu,
yaitu tindakan tersebut dilakukan dengan tertekan dan penuh emosi, misal
tindak kejahatan, aksi pengrusakan, dan sebagainya.
b. Faktor eksternal
Faktor eksternal yang mempengaruhi intensi, yaitu:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
1) Kesempatan
Individu yang kehilangan kesempatan untuk mewujudkan intensi
ke dalam perilaku yang sesungguhnya dapat mengalami perubahan intensi
yang belum diwujudkan dalam perilaku nyata dan kemudian mendapatkan
informasi baru, maka informasi baru tersebut kemungkinann akan
mengubah intensi tersebut.
2) Ketergantungan terhadap individu lain
Ketergantungan individu terhadap individu lain dapat
mempengaruhi perilaku yang dilakukan. Individu yang mengalami
kesulitan dalam melakukan hubungan interpersonal kadang mengalami
kesulitan dalam mewujudkan intensi dalam perilaku nyata apabila
berhadapan dengan orang yang asing.
Selanjutnya, Hisrich, dkk. (2008) menjelaskan beberapa faktor yang
mempengaruhi intensi berwirausaha adalah:
a. Lingkungan keluarga
Orang tua akan memberikan corak budaya, suasana rumah, pandangan
hidup dan pola sosialisasi yang akan menentukan sikap, perilaku serta proses
pendidikan terhadap anak-anaknya. Orang tua yang bekerja sebagai
wirausaha akan mendukung dan mendorong kemandirian, berprestasi dan
bertanggung jawab. Dukungan orang tua ini, terutama ayah sangat penting
dalam pengambilan keputusan pemilihan karir bagi anak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
b. Pendidikan
Pendidikan penting bagi wirausaha, tidak hanya gelar yang
didapatkannya saja, namun pendidikan juga mempunyai peranan yang besar
dalam membantu mengatasi masalah-masalah dalam bisnis seperti keputusan
investasi dan sebagainya. Secara lebih spesifik penelitian ini menemukan
bahwa pendidikan yang dibutuhkan untuk berwirausaha termasuk dalam area
finansial, strategi perencanaan, marketing (termasuk pemasaran dan
manajemen).
c. Nilai Personal
Beberapa penelitian menemukan bahwa wirausahawan memiliki sikap
yang berbeda terhadap proses manajemen dan bisnis secara. Nilai personal
dibentuk oleh motivasi, dan optimisme individu. Penelitian Indarti dan
Kristiansen (2003) menemukan bahwa tingkat intensi wirausaha siswa
dipengaruhi tinggi rendahnya kapasitas motivasi, pengendalian diri dan
optimisme siswa.
d. Usia
Pada masa dewasa awal yang dimulai pada umur 18 tahun sampai
kira-kira umur 40 tahun merupakan masa individu mencoba-coba untuk
berkarir, artinya kemantapan karir masih belum pasti (Horluck, 1980).
e. Jenis kelamin
Jenis kelamin sangat berpengaruh terhadap minat berwirausaha
mengingat adanya perbedaan terhadap pandangan pekerjaan antara laki-laki
dan perempuan. Horluck (1980) mengemukakan bahwa wanita cenderung
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
kurang mantap dalam pekerjaan yang dipilih dari pada laki-laki, terutama
karena perempuan berkeluarga, perempuan harus lebih sering melakukan
penyesuaian pekerjaan yang disukai sesuai dengan tanggung jawab rumah
tangga. Namun, perbedaan pandangan pekerjaan antara laki-laki dan
perempuan pada masa sekarang dianggap sama. Tidak ada perbedaan gender
untuk profesi apapun (Erwindia, 2009).
Hasil penelitian Indarti (2008) menunjukkan bahwa jender tidak
terbukti secara signifikan sebagai prediktor intensi kewirausahaan, dan tidak
menujukkan adanya bahwa intensi berwirausaha laki-laki lebih tinggi dari
pada perempuan.
Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui faktor-faktor yang
mempengaruhi intensi berwirausaha adalah dukungan sosial yang berasal dari
keluarga atau pihak lain, pendidikan khususnya pendidikan kewirausahaan, usia
individu, keahlian atau kemampuan individu, nilai pribadi yang erat kaitannya
dengan kapasitas motivasi individu.
B. Motivasi Berprestasi
1. Pengertian Motivasi Berprestasi
Motif adalah dorongan yang datang dari dalam untuk berbuat. Karena itu
motif diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri organisme yang
mendorong untuk berbuat atau merupakan driving force (Walgito, 2003).
Motivasi merupakan motif yang seringkali diartikan dengan istilah dorongan.
Dorongan atau tenaga tersebut merupakan gerak jiwa dan jasmani untuk berbuat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
Gerungan (1996) menyatakan bahwa motif merupakan suatu pengertian
yang melingkupi semua penggerak, alasan-alasan atau dorongan-dorongan dalam
diri manusia yang menyebabkan seorang berbuat sesuatu. Motif manusia
merupakan dorongan, keinginan, hasrat, dan tenaga penggerak lainnya yang
berasal dari dalam diri untuk melakukan sesuatu. Motif-motif tersebut memberi
tujuan dan arah kepada tingkah laku.
Kartono (1990) mengungkapkan motif dengan istilah dorongan (drives)
adalah desakan yang alami untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan hidup, dan
merupakan kecenderungan untuk mempertahankan hidup. Pendidikan dan
kebiasaan yang baik ikut mempengaruhi dorongan-dorongan tersebut, bahkan
dapat memperkuatnya. Motif merupakan sebab atau gambaran penyebab yang
akan menimbulkan tingkah laku menuju pada satu tujuan.
McClelland (1987), menggunakan istilah n-Ach (need for achievement)
atau motivasi berprestasi yaitu kebutuhan untuk meraih hasil atau prestasi.
Motivasi berprestasi ditemukan pada pikiran yang berhubungan dengan
melakukan sesuatu yang baik, lebih baik dari sebelumnya dan lebih efisisien.
Motivasi berprestasi adalah motif yang mendorong individu dalam
mencapai sukses dan tujuan untuk berhasil dalam kompetisi dengan beberapa
ukuran keberhasilan, yaitu dengan membandingkan perstasi. Selanjutnya, As’ad
(1991) menyatakan bahwa motivasi berprestasi adalah kebutuhan untuk berbuat
lebih baik dari orang lain, yang mendorong individu untuk menyelesaikan tugas
lebih sukses, untuk mencapai prestasi yang tinggi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat diketahui bahwa motivasi
berprestasi adalah kebutuhan atau dorongan dari diri individu untuk meraih hasil
atau prestasi yang tinggi dengan melakukan sesuatu yang lebih baik dari
sebelumnya atau bekerja lebih baik dari orang lain.
2. Aspek-aspek Motivasi Berprestasi
McClelland (1987) menggambarkan beberapa aspek untuk melihat adanya
motivasi berprestasi yang tinggi, adalah:
a. Kreatif dan inovatif
Individu dengan motivasi berprestasi tinggi cenderung bosan dengan
rutinitas dan berusaha menghasilkan sesuatu yang baru atau original, terlibat
dalam kegiatan inovasi, mampu berdaya cipta dan penuh semangat. Individu
yang memiliki motivasi berprestasi tinggi lebih suka perbedaan dan kekhasan
tersendiri sesuai dengan kompetensi profesional yang di miliki.
b. Ukuran atas hasil dan umpan balik
Individu dengan motivasi berprestasi tinggi cenderung membutuhkan
umpan balik untuk mengetahui hasil atas tindakan yang dilakukan. Umpan
balik diartikan sebagai reward bisa dalam bentuk keuntungan, masukan dari
orang lain, dan penghargaan. Individu dengan motivasi berprestasi tinggi
cenderung senang menyelesaikan tugas dengan tuntas dan setiap tugas akan
diselesaikan sesuai dengan batas waktu yang sudah ditentukan dan ukuran yang
jelas. Individu yang memiliki motivasi berprestasi tinggi selalu ingin
mengetahui hasil nyata dari tindakannya, agar segera dapat memperbaiki
kesalahanya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
c. Tanggung jawab pribadi
Pengambilan tanggung jawab secara pribadi atas perbuatan
menentukan standar prestasi. Individu dengan motivasi berprestasi tinggi
menyukai situasi yang terdapat peluang bagi prestasi pribadi, menerima
penghargaan atas keberhasilan maupun tumpuan kesalahan karena kegagalan,
dan cenderung menampilkan perilaku tertentu melebihi atau mengungguli
orang lain tanpa mengabaikan kepentingan orang lain.
d. Pemilihan Tugas
1) Tugas-tugas yang menantang
Individu yang memiliki motivasi berprestasi tinggi senang dengan
tugas-tugas yang dapat menguji kemampuan yang dimilikinya.
2) Tugas-tugas yang memperlihatkan keunggulan
Individu yang memiliki motivasi berprestasi tinggi akan tertarik
dan memilih tugas yang melibatkan persaingan.
3) Pengambilan resiko sedang
Individu dengan motivasi berprestasi tinggi cenderung untuk
memilih risiko yang relatif sedang (moderat) supaya kesempatan berhasil
lebih besar dari pada gagal. Santrock (2001) yang menyatakan bahwa
orang yang memiliki motivasi berprestasi rendah cenderung memilih tugas
yang taraf kesulitannya rendah.
e. Berorientasi sukses
Berorientasi sukses artinya apabila individu dihadapkan pada situasi
berprestasi maka akan merasa optimis bahwa sukses akan diraihnya dan dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
mengerjakan tugas akan lebih terdorong oleh harapan untuk sukses dari pada
menghindar yang berakhir dengan kegagalan. Individu dengan motivasi
berprestasi tinggi cenderung bertahan dalam menghadapi rintangan, tidak
mudah putus asa, optimis, dan percaya diri serta membuat tujuan-tujuan yang
hendak dicapainya di waktu yang akan datang, sangat menghargai waktu, dan
lebih dapat menangguhkan pemuasan untuk mendapatkan penghargaan di
waktu mendatang.
Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa aspek-aspek motivasi
berprestasi meliputi: 1) kreatif dan inovatif, yaitu berusaha melakukan sesuatu
dengan cara-cara baru, 2) ukuran hasil dan umpan balik terkait perbuatan yang
dilakukan, 3) pengambilan tanggung jawab pribadi atas perbuatan yang dilakukan,
4) pemilihan tugas, yaitu memilih tugas yang risiko sedang, menantang, dan
menunjukkan keunggulan, dan 5) berorientasi sukses, menunjukkan kerja keras,
ulet, dan optimis.
3. Ciri-ciri Motivasi Berprestasi Tinggi
Dalam beberapa penelitian menunjukkan bahwa orang yang mempunyai n-
achievement tinggi akan mempunyai performance yang lebih baik apabila
dibandingkan dengan orang yang mempunyai n-achievement rendah (Walgito,
2003). Ciri-ciri individu yang memiliki motivasi berprestasi tinggi, sebagai
berikut:
a. Selalu bekerja keras dan tangguh, serta tidak mudah putus asa.
b. Berorientasi kemasa depan dan menyenangi tugas.
c. Menyukai balikan yang cepat dan efisien.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
d. Bertanggung jawab dalam memecahkan masalah
e. Efektif dan efisien dalam usahanya mencapai tujuan
f. Memilih tugas yang ada tantangan dan menurut kemampuannya.
Suryana (2003) menjelaskan bahwa wirausaha yang memiliki motif
berprestasi tinggi pada umumnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Ingin mengatasi sendiri kesulitan dan persoalan-persoalan yang timbul
pada dirinya.
b. Selalu memerlukan umpan balik yang segera untuk melihat keberhasilan
dan kegagalan.
c. Memiliki tanggung jawab personal yang tinggi.
d. Berani menghadapi risiko dengan penuh perhitungan.
e. Menyukai tantangan dan melihat tantangan secara seimbang.
Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa ciri-ciri individu yang
mempunyai motivasi berprestasi tinggi adalah adanya keinginan mengatasi
sendiri kesulitan dan persoalan-persoalan yang timbul pada dirinya, selalu
memerlukan umpan balik yang segera untuk melihat keberhasilan dan kegagalan,
memiliki tanggung jawab personal yang tinggi, dan berani menghadapi risiko
dengan penuh perhitungan, serta menyukai tantangan dan melihat tantangan
secara seimbang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
C. Dukungan Sosial
1. Pengertian Dukungan Sosial
Manusia merupakan mahluk sosial, dan mempunyai dua kebutuhan sosial
dasar manusia, yaitu: kebersamaan atau merasa memiliki dan dimiliki, dan dua
kebutuhan untuk memperoleh dukungan atau sama lainnya. Selain mengadakan
kontak-kontak sosial manusia juga membutuhkan dukungan dari orang lain atau
dukungan sosial dalam mengantisipasi dan menghadapi suatu masalah.
Sarafino (1998) mendefinisikan dukungan sosial adalah suatu kesenangan,
rasa aman, perhatian, penghargaan, atau bantuan yang dirasakan dari orang lain
atau kelompok. Siegel (dalam Taylor, 1999), menyatakan bahwa dukungan sosial
adalah informasi dari orang lain bahwa ia dicintai dan diperhatikan, memiliki
harga diri dan dihargai, serta merupakan bagian dari jaringan komunikasi dan
kewajiban bersama.
Gottlieb (dalam Smet, 1994) menjelaskan bahwa dukungan sosial terdiri
dari informasi atau nasehat verbal atau non verbal, bantuan nyata, atau tindakan
yang diberikan oleh keakraban sosial atau kehadiran individu yang bersangkutan
yang bermanfaat mempengaruhi perilaku maupun emosi individu. Selanjutnya,
Johnson & Johnson (1991) mendefinisikan dukungan sosial sebagai keberadaan
orang lain yang dapat memberikan bantuan, dorongan, penerimaan, dan perhatian
kepada seseorang.
Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa definisi dukungan sosial
adalah ketersediaan sumber daya baik individu atau kelompok yang memberikan
suatu kenyamanan baik fisik maupun psikologis, perhatian, penghargaan, bantuan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
yang semua itu akan mengarahkan tingkah laku individu dalam mengatasi
hambatan atau mencapai target tujuan yang telah ditentukan.
2. Aspek-aspek Dukungan Sosial
Sarafino (1998) mengklasifikasikan dukungan sosial ke dalam lima bentuk
dukungan sosial, yang terdiri dari:
a. Dukungan emosional (emotional support)
Dukungan yang melibatkan ekspresi rasa empati dan kepedulian
terhadap individu, sehingga individu tersebut merasa nyaman, dicintai dan
diperhatikan. Dukungan sosial dapat diperoleh dari orang lain yang
memperhatikan prestasi individu dalam pembentukan dan perjalanan usaha,
kepedulian terhadap kegiatan usaha yang dilakukan, sehingga perasaan nyaman
dan terdorong mengakibatkan individu tersebut berhasil melakukan sesuai
tujuan yang ingin dicapai.
b. Dukungan penghargaan (esteem support)
Dukungan yang melibatkan penilaian positif pada individu, pemberian
semangat dan pernyataan setuju pada pendapat individu. Dukungan ini akan
membantu perasaan berharga bagi individu yang menganggap dirinya memiliki
kemampuan yang berbeda dengan orang lain sehingga menimbulkan percaya
diri dan harga diri pada individu. Orang-orang yang berada disekitar individu
memberikan respon yang positif dan menunjukkan rasa bangga ketika individu
tersebut menunjukkan atau mengarahkan tingkah laku dalam kegiatan
wirausaha.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
c. Dukungan instrumental (tangible or instrumental support)
Berupa pemberian bantuan secara langsung seperti pemberian mata
pelajaran kewirausahaan, praktik berwirausaha, praktik kerja, dan bantuan
uang atau materi lainnya. Berbagai program kewirausahaan yang
diselenggarkan pemerintah, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, maupun
masyarakat dirasa mampu memperlancar intensi individu menjadi wirausaha,
misal dengan diadakannya dan diikutinya pelatihan-pelatihan yang berkaitan
dengan kewirausahaan, atau Program Mahasiswa Wirausaha.
d. Dukungan informasi (informational support)
Dukungan yang terdiri dari pemberian nasihat, pengarahan, saran atau
umpan balik tentang bagaimana cara memecahkan persoalan. Dukungan ini
dapat menolong individu untuk mengenali dan mengatasi masalah dengan lebih
mudah. Orang tua memberikan saran, nasihat dan pengarahan bagaimana
menjadi seorang wirausaha, menjelaskan apa yang akan menjadi risiko menjadi
wirausaha, informasi tentang peluang usaha yang ada, dan lain sebagainya
tentang informasi yang berkaitan dengan dunia wirausaha.
e. Dukungan jaringan sosial (network support)
Dukungan yang menimbulkan perasaan memiliki pada individu
karena individu menjadi anggota dalam kelompok. Individu dapat membagi
minat serta aktivitas sosial sehingga individu merasa dirinya dapat diterima
oleh kelompok tersebut. Individu yang tergabung dalam Program Mahasiswa
Wirausaha akan merasa menjadi bagian dari kelompok tersebut dan saling
memberikan informasi atau menjalin kerjasama antar anggota kelompok.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa aspek-aspek dalam
dukungan sosial meliputi: 1) dukungan emosional yang berupa pemberian empati,
perhatian dari orang lain, 2) dukungan penilaian berupa penghargaan, pengakuan,
hubungan timbal balik serta perbandingan sosial, 3) dukungan instrumental
berkaitan dengan kesejahteraan seseorang, 4) dukungan informasi berupa
pemberian nasehat atau informasi dari orang-orang sekitar individu, dan 5)
dukungan jaringan sosial berkaitan sebagai anggota dalam suatu kelompok.
3. Sumber Dukungan Sosial
Sumber dukungan sosial berasal dari pihak-pihak yang terkait dengan
individu. Hisrich, dkk. (2008) menjelaskan beberapa sumber dukungan sosial,
antara lain: keluarga merupakan sumber dukungan utama bagi setiap individu,
dengan adanya anggota keluarga yang mendukung seseorang akan mampu
bertahan dalam kesulitan. Teman memainkan peran penting dalam memberikan
dukungan. Teman-teman tidak hanya memberi nasihat yang sering kali lebih jujur
daripada nasihat yang didapat dari sumber-sumber lain, tetapi juga memberi
dorongan, pengertian, dan bahkan bantuan. Mentor atau seorang teladan menjadi
sistem pendukung yang juga penting dalam fase pembentukan usaha.
Berdasarkan paparan di atas sumber dukungan sosial dalam penelitian ini
adalah keluarga khususnya orang tua, teman-teman baik teman sesama wirausaha
maupun teman biasa, pembimbing yaitu orang yang membimbing individu dalam
berwirausaha.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
D. Hubungan antara Motivasi Berprestasi dan Dukungan Sosial
dengan Intensi Berwirausaha
Setiap perbuatan atau perilaku yang dilakukan seseorang pasti didasari
dengan niat untuk melakukan sesuatu. Perilaku yang akan dilakukan seseorang
dapat diketahui dari intensinya. Hal ini dikarenakan intensi merupakan dimensi
probabilitas subjektif yang melibatkan suatu hubungan antara diri dengan
beberapa tindakan (Fishbein dan Ajzen, 1975). Niat untuk melakukan perilaku
adalah kecenderungan seseorang untuk memilih melakukan atau tidak melakukan
sesuatu pekerjaan. Niat ini ditentukan oleh sejauh mana individu memiliki sikap
positif pada perilaku tertentu, dan sejauh mana kalau individu memilih untuk
melakukan perilaku tertentu itu dan mendapat dukungan dari orang-orang lain
yang berpengaruh dalam kehidupannya (Wijaya, 2008).
Seseorang membutuhkan waktu yang lama untuk berfikir hingga akhirnya
menjadikan wirausaha sebagai tingkah laku yang terencana (Riyanti, 2009).
Wirausaha merupakan perilaku yang terencana, sehingga sangat tepat dijelaskan
melalui intensinya. Apabila diketahui intensi seseorang, maka akan dapat
diketahui kecenderungan seseorang untuk melakukan suatu target tingkah laku di
masa yang akan datang. Target tingkah laku tersebut adalah menjadi seorang
wirausaha, sehingga dapat diprediksi kemungkinan untuk memulai usaha atau
berwirausaha.
Intensi muncul karena pengaruh dari beberapa hal, seperti lingkungan
keluarga, pendidikan, usia, jenis kelamin, nilai personal (Wijaya, 2007). Hal
tersebut tidak luput dari tiga dasar motif sosial: motif untuk berprestasi, motif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
untuk berafiliasi (menjalin persahabatan), dan motif untuk berkuasa. Dari
perbandingan ketiga motif tersebut, ternyata seorang wirausaha terlihat jelas
memiliki motif berprestasi yang menonjol (sangat tinggi) dibandingkan dengan
individu yang tidak tertarik berwirausaha (As’ad, 1991). Seseorang memiliki
minat berwirausaha karena adanya suatu motif tertentu, yaitu motif berprestasi
(achievement motive), sehingga dapat dikatakan bahwa minat berwirausaha lahir
dari motif ingin berprestasi (Suryana, 2003).
Motif berprestasi dijelaskan Purwanto (1990) merupakan suatu nilai sosial
yang menekankan pada hasrat untuk mencapai yang terbaik guna mencapai
kepuasan secara pribadi. Lebih lanjut, McClelland (1987) menyatakan bahwa
motivasi berprestasi adalah motif yang mendorong individu dalam mencapai
sukses dan bertujuan untuk berhasil dalam kompetisi dengan beberapa ukuran
keberhasilan, yaitu dengan membandingkan prestasi sendiri sebelumnya maupun
dengan prestasi orang lain. Hal ini menunjukan bahwa motivasi berpestasi
memiliki peranan yang penting dalam berwirausaha.
Salah satu ciri wirausahawan yang dikatakan berhasil adalah berorientasi
pada prestasi (Kasmir, 2007). Pengusaha yang sukses selalu mengejar prestasi
yang lebih baik daripada prestasi sebelumnya. Seseorang yang memiliki motivasi
berprestasi tinggi akan menyukai tugas-tugas yang menantang, bertanggung
jawab, dan terbuka untuk umpan balik yang memperbaiki prestasi inovatif dan
kreatif. Selain itu, hasil penelitian Lestari dan Helmi (2000) menyatakan orang
yang memiliki motivasi berprestasi tinggi dapat mengerjakan sesuatu dengan
lebih semangat sehingga dapat menjadi dasar pertimbangan yang baik dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
pengembangan diri. Selanjutnya, Suryana (2003) mengatakan bahwa orang-orang
yang motivasi berprestasinya tinggi dipandang cocok untuk menjadi seorang
wirausaha. Berdasarkan pernyataan tersebut, maka ada kemungkinan bahwa
seorang wirausaha mempunyai motivasi berprestasi yang tinggi.
Motivasi berprestasi merupakan unsur intrinsik dari diri manusia, unsur
intrinsik belum tentu dapat berkembang secara optimal tanpa adanya unsur
ekstrinsik, yaitu: dukungan sosial. Selaras dengan pernyataan bahwa manusia
adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri dan memerlukan dukungan
dari pihak lain, begitu pula seorang wirausaha. Hasil penelitian Prasetya (2009)
menyatakan bahwa tujuan ketika seseorang melakukan usaha adalah kemandirian,
tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa seseorang melakukan usaha membutuhkan
suatu dukungan sosial dalam perjalanan usahanya, terlebih ketika individu sedang
start-up bussines. Dukungan sosial adalah ketersediaan sumber daya baik individu
atau kelompok yang memberikan suatu kenyamanan baik fisik maupun
psikologis, perhatian, penghargaan, bantuan, yang semua itu akan mengarahkan
tingkah laku individu dalam mengatasi hambatan atau mencapai target tujuan
yang telah ditentukan.
Hisrich, dkk. (2008) menyatakan bahwa seorang wirausaha membutuhkan
dukungan yang kuat dan sistem penasehat dalam setiap fase dari usaha baru.
Dukungan ini bisa berupa dukungan moral (psikologis) atau dukungan profesional
(dukungan terkait aktivitas usaha). Dukungan moral dapat berupa empati,
kepedulian, perhatian, kenyamanan, dan penilaian positif dari orang lain terkait
aktivitas wirausaha yang dilakukan individu. Sedangkan dukungan profesional
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
dapat berupa jaringan sosial, dukungan informasi dari orang lain terkait aktivitas
wirausaha yang dilakukan individu.
Individu yang mendapatkan dukungan sosial tinggi cenderung lebih
mantap dalam bertindak, lebih percaya diri, memperkuat keyakinan untuk
berhasil, dan memperkokoh jaringan. Dukungan seperti ini memberi keyakinan
yang lebih besar dalam kemampuan mengakses sumber-sumber yang penting
untuk pencapaian hasil-hasil wirausaha yang sukses, sehingga kemungkinan ini
dirasa semakin memperkuat intensi berwirausaha. Pernyataan tersebut
menunjukkan bahwa individu yang memperoleh dukungan sosial yang tinggi akan
cenderung memperkuat intensi berwirausaha.
Berdasarkan uraian di atas, orang yang mempunyai keinginan kuat dalam
wirausaha dapat diketahui melalui intensi berwirausaha. Motivasi berprestasi
dimungkinkan akan mempengaruhi intensi berwirausaha. Selain itu, dukungan
sosial yang tinggi juga akan mempengaruhi intensi berwirausaha. Individu yang
memiliki motivasi berprestasi tinggi dan mendapatkan dukungan sosial yang
tinggi dari berbagai pihak akan meningkatkan intensi berwirausaha mahasiswa.
E. Hubungan antara Motivasi Berprestasi dengan Intensi Berwirausaha
Seorang wirausaha memiliki tiga dasar motif sosial, yaitu: motif untuk
berprestasi yang merupakan dorongan untuk melebihi prestasi di masa lalu atau
melebihi prestasi orang lain, motif untuk berafiliasi (menjalin persahabatan)
merupakan kebutuhan akan kehangatan dan hubungan dengan orang lain, dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
motif untuk berkuasa adalah motif untuk menguasai dan mempengaruhi orang lain
(As’ad, 1991).
Individu yang mempunyai motif untuk berprestasi yang tinggi cenderung
selalu bekerja keras dan tangguh, tidak mudah putus asa, berorientasi kemasa
depan dan menyenangi tugas, menyukai balikan yang cepat dan efisien,
bertanggung jawab dalam memecahkan masalah, efektif dan efisien dalam
usahanya mencapai tujuan, memilih tugas yang ada tantangan dan menurut
kemampuannya (Walgito, 2003).
Tingkat intensi berwirausaha dipengaruhi beberapa faktor, antara lain
faktor nilai personal. Nilai personal dibentuk oleh tinggi rendanhnya kapasitas
motivasi, pengendalian diri dan optimisme individu (Indarti dan Kristiansen,
2003). Seorang wirausaha terdapat motif untuk berprestasi yang lebih menonjol
daripada yang dimiliki individu yang bukan wirausaha (McClelland, 1987).
.Berdasarkan uraian di atas, komitmen individu untuk berwirausaha dan
menjadi wirausaha berhasil dipengaruhi adanya motivasi berprestasi yang tinggi
dari individu itu sendiri. Adanya motivasi berprestasi individu akan mendorong
individu untuk meraih hasil atau prestasi melebihi prestasi sebelumnya dan sesuai
dengan ukuran standar yang sudah ditentukan.
F. Hubungan antara Dukungan Sosial dengan Intensi Berwirausaha
Intensi berwirausaha dipengaruhi faktor internal dan eksternal, faktor
eksternal antara lain keterlibatan orang lain seperti keluarga, teman, dan mentor
dalam proses wirausahanya. Hisrich, dkk. (2008) menjelaskan bahwa dukungan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
sosial sangat diperlukan dalam fase pembentukan usaha atau memulai usaha,
karena memberikan informasi, nasihat, bimbingan, bantuan modal, jaringan,
afiliasi, dan lain-lainnya.
Dukungan dari keluarga memiliki peran penting bagi individu dalam
memulai dan menjalankan usaha (Riyanti, 2009). Dukungan keluarga biasanya
berupa dukungan moral atau dukungan psikologis. Faktor lain yang
mempengaruhi wirausaha adalah pilihan atas seorang teladan (role model). Role
model dapat berfungsi dalam kapasitas pendukung sebagai mentor-mentor selama
dan setelah pembentukan usaha baru. Adanya mentor (guru), faktor finansial,
jaringan bisnis, informasi, teknologi merupakan jaringan dukungan profesional.
Individu yang mendapatkan dukungan sosial tinggi cenderung lebih mantap dalam
bertindak, lebih percaya diri, memperkuat keyakinan untuk berhasil, dan
memperkokoh jaringan (Hisrich,dkk., 2008).
Berdasarkan uraian di atas, pada umumnya seorang wirausaha
memerlukan dukungan dari berbagai pihak dalam menjalankan usahanya.
Dukungan tersebut akan mengarahkan tingkahlaku individu dalam mengatasi
hambatan usaha atau guna mencapai target tujuan yang telah ditentukan.
G. Kerangka Pikir
Hubungan antara motivasi berprestasi dan dukungan sosial dengan intensi
berwirausaha pada mahasiswa peserta Program Mahasiswa Wirausaha dapat
digambarkan dengan kerangka pikiran sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Gambar 2.2 Bagan Kerangka Pikir
Keterangan :
H1 : Hipotesis 1
H2 : Hipotesis 2
H3 : Hipotesis 3
H. Hipotesis Penelitian
Dalam penelitian ini, hipotesis yang diajukan adalah:
1. Ada hubungan antara motivasi berprestasi dan dukungan sosial dengan intensi
berwirausaha pada Peserta Program Mahasiswa Wirausaha.
2. Ada hubungan antara motivasi berprestasi dengan intensi berwirausaha pada
Peserta Program Mahasiswa Wirausaha.
3. Ada hubungan antara dukungan sosial dengan intensi berwirausaha pada
Peserta Program Mahasiswa Wirausaha.
H2
H1
H3
Motivasi
Berprestasi
Dukungan
Sosial
Intensi
Berwirausaha
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Identifikasi Variabel Penelitian
Variabel adalah setiap kejadian, situasi perilaku atau karakteristik individual
yang beragam (Cozby, 2009). Variabel penelitian yang diteliti adalah:
1. Variabel prediktor :
a. Motivasi Berprestasi
b. Dukungan Sosial
2. Variabel kriterium : Intensi Berwirausaha
B. Definisi Operasional Variabel Penelitian
1. Motivasi Berprestasi
Motivasi berprestasi adalah besarnya kebutuhan atau dorongan yang meliputi
daya kreativitas dan inovatif, pengukuran hasil dan umpan balik, pengambilan
tanggung jawab secara pribadi, pemilihan tugas, orientasi sukses dari diri individu
untuk meraih hasil atau prestasi yang tinggi. Motivasi berprestasi dalam penelitian
ini diukur dengan menggunakan Skala Motivasi Berprestasi yang disusun berdasar
aspek-aspek menurut McClelland (1987) yang meliputi: kreatif dan inovatif, ukuran
hasil dan umpan balik, pengambilan tanggung jawab pribadi, pemilihan tugas, dan
berorientasi sukses. Semakin tinggi skor yang diperoleh subjek, berarti semakin
tinggi pula motivasi berprestasi yang dimiliki subjek. Semakin rendah skor yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
diperoleh subjek, maka semakin rendah pula motivasi berprestasi yang dimiliki
subjek.
2. Dukungan Sosial
Dukungan sosial adalah besarnya perhatian, penghargaan, bantuan dari orang
lain yang memberikan suatu kenyamanan baik fisik maupun psikologis, , dan semua
itu mengarahkan tingkah laku individu dalam mengatasi hambatan atau mencapai
target tujuan yang telah ditentukan. Dukungan sosial dalam penelitian ini diukur
dengan menggunakan Skala Dukungan Sosial yang disusun berdasar aspek-aspek
dari Sarafino (1998) yang meliputi: dukungan emosional, dukungan penilaian,
dukungan instrumental, dukungan informasi, dan dukungan jaringan sosial. Semakin
tinggi skor yang diperoleh subjek, berarti semakin tinggi pula tingkat dukungan
sosial yang diperoleh subjek. Semakin rendah skor yang diperoleh subjek, maka
semakin rendah pula dukungan sosial yang diperoleh subjek.
3. Intensi Berwirausaha
Intensi berwirausaha adalah penilaian posisi individu dalam dimensi
probabilitas subjektif yang melibatkan suatu hubungan antara diri dengan beberapa
tindakan berwirausaha dengan cara mengarahkan tingkah laku dan menampilkan
perilaku berwirausaha dengan berbagai perencanaan yang ditindaklanjuti guna
mencapai target yaitu menjadi wirausaha yang berhasil. Intensi berwirausaha dalam
penelitian ini diukur dengan menggunakan Skala Intensi Berwirausaha yang disusun
berdasar aspek-aspek menurut Linan & Mariano (2007) yang meliputi: sikap
terhadap kewirausahaan (attitude towards start-up/personal attitude), norma-norma
subjektif (subjective norms), dan kendali tingkah laku yang dipersepsikan (perceived
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
behavioral control). Semakin tinggi skor yang diperoleh subjek, berarti semakin
tinggi pula tingkat intensi berwirausaha subjek. Semakin rendah skor yang diperoleh
subjek, maka semakin rendah pula tingkat intensi berwirausaha individu.
C. Populasi, Sampel, dan Sampling
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan individu yang akan dikenakan generalisasi hasil
penelitian. Keseluruhan individu tersebut paling sedikit mempunyai satu sifat atau
ciri yang sama (Hadi, 1992). Populasi dalam penelitian ini adalah individu yang
terseleksi menjadi peserta Program Wirausaha Mahasiswa (PMW) 2010 di
Universitas Sebelas Maret. Populasi penelitian ini berjumlah 112 orang.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari individu yang diselidiki atau wakil populasi
yang diteliti (Cozby, 2009). Sehubungan jumlah populasi yang terbatas dan latar
belakang jurusan pendidikan yang berbeda, maka penelitian ini menggunakan studi
populasi sehingga tidak ada sampel penelitian. Studi populasi adalah keseluruhan
subjek penelitian (Arikunto, 2006), oleh karena itu subyek penelitian ini adalah
peserta Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) 2010 di Universitas Sebelas Maret
yang berjumlah 112 orang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Sumber data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini berasal dari sumber pertama, yaitu
diperoleh langsung dari peserta Program Mahasiswa Wirausaha Universitas Sebelas
Maret. Data tersebut berupa tanggapan atau respon dari pernyataan yang diajukan
peneliti dalam Skala Motivasi Berprestasi, Skala Dukungan Sosial, dan Skala Intensi
Berwirausaha.
2. Alat pengumpul data
Dalam penelitian ini alat yang digunakan adalah skala. Skala yang digunakan
berpedoman pada skala Likert yang telah dimodifikasi. Skala dalam penelitian ini
dibuat empat alternatif jawaban yang dibagi menjadi pernyataan favourable dan
pernyataan unfavourable. Pernyataan favourable dinilai dari 4-1, sedangkan
pernyataan unfavourable dinilai dari 1-4. Bentuk skoring dalam skala ini
menggunakan empat alternatif jawaban yaitu: SS (Sangat Sesuai), S (Sesuai), TS
(Tidak Sesuai), STS (Sangat Tidak Sesuai), dengan tidak menggunakan alternatif
jawaban ragu-ragu karena jawaban tersebut merupakan jawaban yang mengambang
atau tidak berpendapat (netral merupakan kecenderungan subjek untuk memilihnya),
sehingga hal ini sedapat mungkin untuk dihindari.
a. Skala Motivasi Berprestasi
Skala Motivasi Berprestasi yang digunakan dalam penelitian ini disusun
berdasar aspek motivasi berprestasi dari McClelland (1987), yaitu: aspek kreatif
dan inovatif, ukuran hasil dan umpan balik, pengambilan tanggung jawab pribadi,
pemilihan tugas, berorientasi sukses.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
Tabel 3.1 Blue Print Skala Motivasi Berprestasi
No Aspek Indikator Nomor Item Jumlah
Favorable Unfavorable f %
1. Berpikir
kreatif dan
inovatif
Original atau asli 11,37 40,51
10 15,38 Suka hal yang
berbeda dan unik 17,36,47 19,50,58
2.
Ukuran
hasil dan
Umpan
balik
Feedback 16,34 2,43
15 23,08
Hasil nyata dari
tindakan 9,28,65 3,55,63
Evaluasi kegagalan
dan berpatokan pada
prestasi yang diraih
15,31,46 26,53
3. Tanggung
jawab
pribadi
Tidak mengabaikan
kepentingan orang
lain
6,25 29,49
10 15,38 Berani menanggung
akibat dari apa yang
dilakukan
13,32,45 5,23,39
4. Pemilihan
tugas
Memilih tugas
berisiko sedang 1,38,44 14,24,33,62
15 23,08
tugas yang
menantang 10,64 27,54
tugas yang
memperlihatkan
keunggulan
21, 60 8,48
5. Berorientasi
sukses
Optimis 7,18,57 4,20,35
15 23,08 Kerja keras 22,41,61 29,52
Tekun dan Ulet 12,56 30,42
Jumlah 65 100
b. Skala Dukungan Sosial
Skala Dukungan Sosial yang digunakan dalam penelitian ini disusun
berdasar aspek dukungan sosial dari Sarafino (1998), yaitu: aspek dukungan
emosional, dukungan penilaian, dukungan instrumental, dukungan informasi, dan
dukungan jaringan sosial.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
c. Skala Intensi Berwirausaha
Skala Intensi Berwirausaha yang digunakan dalam penelitian ini disusun
berdasar aspek intensi berwirausaha dari Linan & Mariano, (2007) yaitu: sikap
terhadap kewirausahaan (attitude towards start-up/personal attitude), norma-
tabel 3.2 Blueprint Skala Dukungan Sosial
No Aspek Indikator Nomor Item Jumlah
Favorable Unfavorable f %
1. Dukungan
emosional
Rasa simpati yang
diberikan orang lain 3,37 9,56
16 26,67
Kepedulian orang
lain terhadap individu 11,26 15,33
Perasaan nyaman dan
aman dengan orang
lain
22,45 7,31
Perhatian yang
diberikan orang lain 28,35 20,53
2. Dukungan
penghargaan
Penilaian positif dari
orang lain 1,41 10,58
16 26,67
Pernyataan setuju
dari orang lain 17,38 21,49
Pemberian semangat 5,19 29,48
Rasa bangga terhadap
individu 18,46 39,6
3. Dukungan
instrumental
Bantuan materi 43,5 13,34 8 13,33
Bantuan skill 25,55 4,12
4. Dukungan
informasi
Pemberian nasihat 23,51 30,44
12 20 Umpan balik 6,42 24,57
Saran atau arahan
dari orang lain 27,52 10,14
5.
Dukungan
jaringan
sosial
Perasaan memiliki
atau sebagai anggota
organisasi (PMW)
2,36 32,59
8 13,33 Kerjasama antar
anggota organisasi
atau pihak yang
mendukung
16,47 8,54
Jumlah 60 100
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
norma subjektif (subjective norms), dan kendali tingkah laku yang dipersepsikan
(perceived behavioral control).
tabel 3.3 Blue Print Skala Intensi Berwirausaha
No Aspek Indikator Nomor Item Jumlah
Favorable Unfavorable f %
1.
Sikap
terhadap
kewirausahaan
Keyakinan
terhadap
perilaku
wirausaha
5,17,28,37,46 14,20,36,41,44
16 34,78
Evaluasi akibat
perilaku
wirausaha
10,26,33 8,15,21
2. Norma-norma
subjektif
Harapan norma
referen dalam
menampilkan
perilaku
wirausaha
3,11,22,40 13,27,32,42
15 32,61
pelaksanaan
dan penilaian
norma sosial
1,22,34,39 4,18,31
3.
Kontrol
perilaku yang
dipersepsikan
kompetensi
kewirausahaan
individu
6,16,24 9,23,35
15 32,61 Ketergantungan
individu
dengan orang
lain
7,19,30,38 2,12,29,43,45
Jumlah 46 100
E. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur
Validitas dan reliabilitas instrumen penelitian dapat diketahui dengan uji
validitas dan uji reliabilitas, yaitu sebagai berikut:
1. Uji Validitas Instrumen Penelitian
Validitas alat ukur adalah sejauh mana alat ukur tersebut mampu mengukur
apa yang seharusnya diukur. Dalam penelitian ini, validitas alat ukur yang akan
dipenuhi adalah validitas isi. Validitas isi menunjukkan sejauh mana butir-butir
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
dalam alat ukur mencakup keseluruhan kawasan isi yang hendak diukur oleh alat
ukur tersebut.
Pengujian validitas isi menggunakan analisis rasional, dengan melihat butir-
butir dalam alat ukur telah ditulis sesuai dengan blue printnya, yaitu telah sesuai
dengan batasan kawasan ukur yang telah ditetapkan semula dan memeriksa apakah
masing-masing butir telah sesuai dengan indikator perilaku yang akan diungkap
(Azwar, 1996). Analisis rasional ini juga dilakukan oleh pihak yang berkompeten
untuk menganalisis skala tersebut. Dalam penelitian ini, pelaksanaan reviu butir-butir
dalam alat ukur oleh professional judgement, yaitu pembimbing.
Selanjutnya, dilakukan analisis kuantitatif terhadap butir-butir dalam alat ukur
tersebut. Pada tahap ini akan dilakukan seleksi aitem berdasarkan daya
diskriminasinya. Daya diskriminasi aitem adalah sejauhmana aitem mampu
membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki dan yang tidak
memiliki atribut yang diukur. Indeks daya diskriminasi aitem merupakan pula
indikator keselarasan atau konsistensi antara fungsi aitem dengan fungsi skala secara
keseluruhan yang dikenal dengan istilah konsistensi aitem total (Azwar, 1999).
Pengujian daya beda yang digunakan dalam penelitian ini adalah product
moment dari Pearson (Bivariate Pearson) dengan cara mengorelasikan masing-
masing skor aitem dengan skor total. Perhitungan koefisien korelasi dilakukan
dengan bantuan komputer menggunakan program Statistical Product and Service
Solution (SPSS) versi 16.0.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas merupakan keajegan. Hasil ukur adalah dapat dipercaya apabila
dalam beberapa kali pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama diperoleh
hasil yang relatif sama. Reliabilitas dinyatakan oleh koefisien reliabilitas (rxx’) yang
angkanya berada dalam rentang 0 sampai 1,00. Semakin tinggi koefisien reliabilitas
mendekati angka 1,00 berarti semakin tinggi reliabilitas (Azwar, 1999).
Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan formula Alpha Cronbach
yaitu dengan membelah aitem-aitem sebanyak dua atau tiga bagian, sehingga setiap
belahan berisi aitem dengan jumlah yang sama banyak (Azwar, 1996). Perhitungan
reliabilitas dilakukan dengan bantuan komputer menggunakan program Statistical
Product and Service Solution (SPSS) versi 16.0.
F. Teknik Analisis Data
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, sehingga menggunakan
analisis statistik (Suryabrata, 2003). Model analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah analisis regresi dengan dua prediktor dan analisis korelasi
parsial. Alasan digunakannya analisis regresi dengan dua prediktor karena pada
penelitian ini terdapat dua variabel prediktor, yaitu motivasi berprestasi, dukungan
sosial dan satu variabel kriterium, yaitu intensi berwirausaha. Analisis korelasi
parsial digunakan untuk mengetahui hubungan masing-masing variabel prediktor
terhadap variabel kriterium.
Analisis regresi dua prediktor dalam penelitian ini digunakan untuk
mengetahui korelasi antara motivasi berprestasi dan dukungan sosial dengan intensi
berwirausaha pada peserta Program Mahasiswa Wirausaha. Asumsi yang harus
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
dipenuhi untuk dapat menggunakan teknik analisis regresi dua prediktor adalah uji
asumsi dasar dan uji asumsi klasik, yaitu:
1. Uji asumsi dasar
a. Uji normalitas, bertujuan untuk mengetahui apakah data dalam penelitian
berdistribusi normal atau tidak.
b. Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah dua variabel mempunyai
hubungan yang linier atau tidak.
2. Uji asumsi klasik
a. Uji multikolinearitas dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya variabel
independen yang memiliki kemiripan dengan variable independen lain
dalam satu model.
b. Uji autokorelasi digunakan untuk mendeteksi bahwa variable dependen
tidak berkorelasi dengan dirinya sendiri.
c. Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui terjadinya perbedaan
variance residual suatu periode pengamatan ke periode pengamatan yang
lain.
Setelah diperoleh hasil dari analisis regresi dua prediktor, kemudian
dilakukan analisis korelasi parsial untuk mengetahui hubungan antara motivasi
berprestasi dengan intensi berwirausaha apabila dukungan sosial dianggap tetap dan
mengetahui hubungan antara dukungan sosial dengan intensi berwirausaha apabila
motivasi berprestasi dianggap tetap.
Perhitungan analisis data dilakukan dengan bantuan komputer menggunakan
Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 16.0.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Persiapan Penelitian
1. Orientasi Kancah Penelitian
Tahapan awal yang harus dilalui sebelum penelitian dilaksanakan adalah
memahami kancah atau tempat penelitian dan mempersiapkan segala sesuatu yang
berkenaan dengan jalannya penelitian. Penelitian mengenai Hubungan Motivasi
Berprestasi dan Dukungan Sosial dengan Intensi Berwirausaha pada Peserta
Program Mahasiswa Wirausaha 2010 Universitas Sebelas Maret dilaksanakan
bekerjasama dengan Pusat Pengembangan Kewirausahaan Universitas Sebelas
Maret. Hal tersebut dikarenakan Program Mahasiswa Wirausaha merupakan salah
satu program Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti) yang dikelola oleh
Pusat Pengembangan Kewirausahaan Universitas Sebelas Maret (PPKwu).
a. Latar Belakang Pusat Pengembangan Kewirausahaan
Pusat Pengembangan Kewirausahaan (selanjutnya disingkat PPKwu) merupakan
salah satu pusat dibawah Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
(LPPM) Universitas Sebelas Maret yang bergerak dalam bidang pengembangan
kewirausahaan dan bisnis bagi civitas akademika dan masyarakat. Pada awalnya
PPKwu merupakan lembaga non struktural yang menjalankan program
pengembangan kewirausahaan sejak tahun 1996 yang berada di dalam lembaga
dengan nama Pusat Pengembangan Kewirausahaan sesuai dengan SK Rektor No.
237/PT.40.H/I/1996 tanggal 20 Mei 1996. Selanjutnya untuk mengantisipasi
besarnya tuntutan masyarakat, dikeluarkan SK Rektor No. 208/J27/PP/97 tanggal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
7 Juli 1997 tentang perubahan dari Pusat Pengembangan Kewirausahaan menjadi
Lembaga Pengembangan Kewirausahaan yang memiliki tiga pusat yaitu (1) Pusat
Pengembangan Bisnis (Pusbangnis), (2) Pusat Pengembangan Kewirausahaan
Mahasiswa (PPKM), dan (3) Pusat Pengembangan dan Pelayanan Hak Atas
Kekayaan Intelektual (P3HAKI).
Tahun 2003 terjadi restrukturisasi kelembagaan di lingkungan Universitas Sebelas
Maret Surakarta, maka diadakan reorganisasi berdasarkan SK Rektor
No.1b/J27/PP/2003 tanggal 2 Januari 2003 tentang Reorganisasi dan
Pengintegrasian Pusat-Pusat Lembaga Pengembangan Kewirausahaan (LPKwu)
Universitas Sebelas Maret dan Pemberhentian Tim Pengelolanya. Selanjutnya,
berdasarkan SK Rektor No. 1D/J27/KP/2003 tanggal 3 Januari 2003 tentang
Pengalihan dan Pengintegrasian Pusat Pengembangan Bisnis (Pusbangnis) dari
Lembaga Pengembangan Kewirausahaan (LPKwu) ke Lembaga Pengabdian
Kepada Masyarakat Universitas Sebelas Maret, maka Pusat Pengembangan Bisnis
(Pusbangnis) LPKwu UNS berintegrasi ke dalam LPM UNS dan berubah nama
menjadi Pusat Pengembangan Kewirausahaan.
Dalam rangka mengupayakan efisiensi kelembagaan Universitas Sebelas Maret,
maka berdasarkan SK Rektor No. 649A/J.27/KP/2004 tanggal 30 Oktober 2004
tentang Pembentukan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
Universitas Sebelas Maret, maka LPM UNS berintegrasi ke dalam Lembaga
Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), dan Pusat
Pengembangan Kewirausahaan (PPKwu) menjadi salah satu pusat dalam
kelembagaan LPPM.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
Program utama PPKwu adalah mengkaji dan mengembangkan keilmuan bidang
kewirausahaan dan bisnis. Dalam menjalankan programnya, PPKwu bekerjasama
dengan Fakultas-Fakultas di lingkungan UNS, Perguruan Tinggi di luar UNS,
Instansi Pemerintah (seperti : Menristek, Kementerian Koperasi & UKM, Bank
Indonesia, BUMN, PEMDA, LSM, perusahaan-perusahaan dan sebagainya.
PPKwu didukung oleh peer group yaitu dosen dari berbagai fakultas di
lingkungan UNS, para pakar profesional, praktisi bisnis, serta staff administrasi
yang memadai. Fasilitas yang tersedia seperti laboratorium, Inkubator dan
Industri/UKM mitra merupakan sumber belajar bidang kewirausahaan yang
signifikan.
b. Visi
Menjadi pusat riset dan layanan yang profesional, unggul dan terdepan di bidang
kewirausahaan dan pengembangan bisnis bagi warga kampus dan masyarakat.
c. Misi
1) Mewujudkan institusi PPKwu yang handal dan terpercaya
2) Membudayakan dan mengimplementasikan nilai-nilai kewirausahaan
dalam kehidupan warga kampus dan masyarakat
3) Menumbuhkembangkan wirausaha-wirausaha baru dari kalangan terdidik
4) Mewujudkan pelaku bisnis mikro, kecil, menengah, dan koperasi yang
profesional, mandiri dan inovatif yang berwawasan iptek.
5) Mewujudkan pusat kepakaran dalam bidang kewirausahaan dan
pengembangan bisnis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
STAF
ADMINISTRASI
Ketua & Sekretaris
Unit Diklat &
Pemagangan
Kewirausahaan
Ketua & Sekretaris
Unit Inkubator Bisnis &
Usaha Produktif
Ketua & Sekretaris
Unit Riset &
Pengembangan
Kewirausahaan
Peer Group
d. Struktur Organisasi
STRUKTUR ORGANISASI
PUSAT PENGEMBANGAN KEWIRAUSAAN
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
Gambar 4.1 Struktur Organisasi PPKwu
PERSONALIA
Kepala PPKwu : Ir. Eddy Triharyanto, MP.
Sekretaris PPKwu : Tutik Susilowati, S.Sos, M.Si
Unit-unit:
1. Pendidikan, Pelatihan dan dan Pemagangan
Ketua : Drs. Edy Legowo, MPd.
Sekretaris : Dra. LV. Ratna Devi S, M.Si
2. Inkubator Bisnis dan Usaha Produktif
KEPALA
SEKRETARIS PUSAT PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
Ketua : Ir. Joko Sutrisno, MP.
Sekretaris : Ir. MAM. Andriani, MS
3. Riset dan Pengembangan Kewirausahaan
Ketua : Drs. Munawir Yusuf, M.Psi.
Sekretaris : Prof. Dr. Siswandari, M.Stats
2. Peserta Program Wirausaha Mahasiswa 2010 Universitas Sebelas Maret
Mahasiswa adalah sebutan bagi seseorang yang sedang belajar pada jenjang
tertinggi dalam suatu tingkatan pendidikan yaitu perguruan tinggi. Mahasiswa
sering mengambil masa pendidikan selama empat tahun (sarjana) atau tiga tahun
(DIII). Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi merupakan lembaga negara yang
menaungi pendidikan di perguruan tinggi. Salah satu program yang
dikembangkan adalah Program Mahasiswa Wirausaha. Kedudukan Program
Mahasiswa Wirausaha merupakan bagian dari sistem pendidikan yang ada di
perguruan tinggi, sehingga terintegrasi dengan program-program yang sudah ada.
Program Mahasiswa Wirausaha dikelola oleh Pusat Pengembangan
Kewirausahaan (PPKwu) Universitas Sebelas Maret.
Target yang diharapkan dari kegiatan ini adalah sebagai berikut, setelah
mahasiswa mengikuti “Program Wirausaha Mahasiswa” peserta mampu menjadi
seorang wirausahawan yang memiliki kompetensi sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
a. Memiliki sikap mental wirausaha
b. Mampu memilih peluang yang potensial untuk dikembangkan menjadi
bisnis riil
c. Mampu memperhitungkan resiko usaha
d. Memiliki keberanian untuk menanggung risiko
e. Mampu bangkit dari kegagalan usaha
f. Mampu memanfaatkan sumber daya yang ada secara efektif untuk
mengembangkan usahanya
g. Mampu mengatur usaha untuk memenuhi permintaan pasar
h. Mampu mengembangkan perencanaan bisnis
i. Mampu menjadi seorang pemimpin tim
j. Lancar dalam Bahasa Inggris, baik lisan maupun tulisan.
k. Mampu memanfaatkan teknologi informasi untuk bisnis
Program Mahasiswa Wirausaha (PMW), merupakan bagian dari strategi
pendidikan di Perguruan Tinggi, dimaksudkan untuk memfasilitasi para
mahasiswa yang mempunyai minat dan bakat kewirausahaan untuk memulai
berwirausaha dengan basis ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang sedang
dipclajarinya. Fasilitas yang diberikan meliputi pendidikan dan pelatihan
kewirausahaan, magang, penyusunan rencana bisnis, dukungan permodalan dan
pendampingan usaha. Skema program terangkum dalam Gambar di bawah ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
Bagan 4.2 Skema Program PMW (sumber: www.lembagadikti.ac.id)
a. Pelatihan Kewirausahaan (Entrepreneurship Training)
Metode pelatihan dilakukan untuk mencapai salah satu tujuan kegiatan Program
Mahasiswa Wirausaha (PMW), yaitu menumbuhkan kembangkan motivasi
berwirausaha di kalangan mahasiswa dan membangun sikap mental wirausaha
mahasiwa, serta membentuk soft skill kewirausahan peserta seperti keterampilan
dalam memimpin, keberanian mengambil risiko, kerjasama tim, kemandirian dan
kepercayaan diri, serta meningkatkan potensi kuantum bidang kewirausahaan.
Materi-materi yang disampaikan melalui metode pelatihan ini, secara garis besar
meliputi empat kompetensi yaitu: (1) Kompetensi umum (generic competencies);
(2) Keterampilan kewirausahaan (Entrepreneur skills); (3) Keterampilan
manajerial (managerial skills) dan (4) Keterampilan khusus (specific skills).
Sedangkan dalam pelaksanaan pelatihan memadukan berbagai metode
pembelajaran, yaitu:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
1) Ceramah dan tanya jawab
2) Diskusi kelompok
3) Studi Kasus/ Pemecahan Masalah
4) Bermain Peran/Role Play
5) Demontrasi
6) Simulasi
7) Asignment atau Tugas terstruktur
8) Praktek Kerja
9) Out bond.
b. Magang Kewirausahaan (Internship)
Metode magang (internship) merupakan tindak lanjut dari metode pelatihan
(training). Magang bertujuan untuk memberikan pengalaman dan sekaligus
sebagai praktek nyata peserta PMW dalam melatih soft skill kewirausahaannya
secara riil. Merujuk pendapat beberapa ahli bahwa dalam pelaksanaan kegiatan
magang, mahasiswa tidak hanya belajar tentang apa dan bagaimana sesuatu itu
berproses (learning about and learning how), tetapi mereka belajar melakukan
proses (learning with).
Selama kegiatan magang berlangsung, peserta diharapkan mampu membangun
jejaring bisnis dengan pelaku bisnis, menganalisis, mengevaluasi dan membuat
rekomendasi/keputusan terhadap berbagai permasalahan bisnis yang terjadi di
lokasi magang. Pada akhirnya, melalui metode magang diharapkan mampu
meningkatkan kecakapan dan keterampilan serta menumbuhkan sense of business
peserta PMW secara efisien.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
Kegiatan magang (internship) dilaksanakan di beberapa mitra pengusaha
(terutama dengan skala usaha menengah dan besar) yang dimiliki oleh Pelaksana
Program (PPKwu). Penetepan skala usaha menengah dan besar sebagai lokasi
magang peserta PMW dengan alasan bahwa pada usaha dengan skala tersebut,
permasalahan usaha yang terjadi sudah kompleks baik dalam hal manajemen,
pemasaran, keuangan, serta proses produksinya. Sehingga diharapkan peserta
mampu menyerap berbagai keterampilan yang diperlukan dalam mengelola suatu
usaha.
c. Pendampingan Penyusunan Rencana Bisnis (business plan)
Peserta PMW diberikan pendampingan secara intensif dalam melakukan
penyusunan rencana bisnis yang akan dirintisnya. Panduan penyusunan rencana
bisnis mengacu pada materi yang telah disampaikan pada saat pelatihan
kewirausahaan.
d. Seleksi Rencana Bisnis
Dalam rangka mempersiapkan rencana bisnis peserta yang riil, prospektif, dan
berbasis ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni maka diperlukan kegiatan seleksi
rencana bisnis. Proses seleksi ini meliputi kegiatan presentasi peserta atas rencana
bisnis yang disusunnya dihadapan para evaluator yang terdiri dari unsur
perbankan, praktisi bisnis dan pelaksana program.
e. Praktek Bisnis Riil
Praktek bisnis riil merupakan tujuan utama dari kegiatan PMW. Dalam tahap ini,
peserta mulai melaksanakan usaha berdasarkan rencana bisnis yang telah disusun
dan disetujui oleh tim evaluator pada saat seleksi rencana bisnis. Implementasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
rencana usaha menjadi usaha riil merupakan langkah awal pembentukan
wirausahawan mahasiswa melalui start-up business.
f. Pendampingan Usaha Baru (start-up business)
Pendampingan usaha pada umumnya dilakukan dengan tujuan agar operasional
usaha yang dijalankan oleh peserta tidak melenceng dari rencana bisnis yang telah
disusunnya. Disamping itu juga untuk membantu pemecahan masalah bisnis yang
mungkin terjadi pada saat bisnis mulai dijalankan. Secara khusus, tujuan
pendampingan usaha adalah untuk:
1) meningkatkan jangkauan pasar
2) mempertahankan kelancaran cash flow
3) meningkatkan jumlah dan kualitas tenaga kerja
4) meningkatkan omzet dan asset
5) meningkatkan jumlah dan variasi inventori
Pendampingan dilakukan secara terpadu oleh tim dari PPKwu LPPM UNS, dan
UKM Mitra tempat magang.
g. Monitoring dan Evaluasi Program
Monitoring dan evaluasi dilakukan untuk memastikan agar program berjalan
sesuai dengan rencana untuk mencapai luaran yang diharapkan. Secara umum,
aspek-aspek yang dimonitor dan dievaluasi terdiri dari empat bagian, yaitu a)
Proses pelatihan kewirausahaan; b) Pendampingan Penyusunan Rencana Bisnis;
c). Pelaksanaan Magang; d). Pendampingan Usaha Baru Mahasiswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
3. Persiapan Penelitian
Persiapan penelitian perlu dilakukan agar penelitian berjalan baik, lancar, dan
terarah. Persiapan tersebut meliputi perijinan dan penyusunan alat ukur yang
digunakan dalam penelitian.
a. Persiapan Administrasi
Persiapan administrasi penelitian meliputi segala urusan perijinan yang diajukan
pada pihak yang terkait dengan pelaksanaan penelitian. Perijinan tersebut meliputi
beberapa tahap, yaitu:
1) Peneliti meminta surat pengantar pra penelitian dengan nomor 740/H
27.1.17.3/TU/2010 dari Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran
Universitas Sebelas Maret yang ditujukan kepada kepala Pusat
Pengembangan Kewirausahaan Universitas Sebelas Maret untuk
mendapatkan penjelasan Program Mahasiswa Wirausaha dan mendapatkan
data-data mengenai Program Mahasiswa Wirausaha.
2) Peneliti meminta surat pengantar penelitian dengan nomor
786/H27.1.17.3/TU/2010 dari Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran
Universitas Sebelas Maret yang ditujukan kepada kepala Pusat
Pengembangan Kewirausahaan Universitas Sebelas Maret untuk perijinan
melakukan penelitian terkait program yang dikelola Pusat Pengembangan
Kewirausahaan Universitas Sebelas Maret. Melalui surat tersebut peneliti
mendapat surat balasan dari Pusat Pengembangan Kewirausahaan
Universitas Sebelas Maret dengan nomor surat 282/H27.3/PPKwu/IX/2010
bahwa peneliti diizinkan untuk melakukan penelitian pada peserta Program
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
Mahasiswa Wirausaha 2010. Setelah mendapat izin, peneliti mulai
menghubungi subjek penelitian untuk mendapatkan data langsung dari
subjek penelitian.
b. Persiapan Alat Ukur
Penelitian ini menggunakan tiga skala psikologi, yaitu Skala Motivasi Berprestasi,
Skala Dukungan Sosial, dan Skala Intensi Berwirausaha. Skala Motivasi
Berprestasi yang digunakan berjumlah 65 item pernyataan yang terdiri dari 32
item favourable dan 33 item unfavorable, disusun oleh peneliti berdasar aspek
motivasi berprestasi dari McClelland (1987), yaitu: kreatif dan inovatif, ukuran
hasil dan umpan balik, pengambilan tanggung jawab pribadi, pemilihan tugas, dan
berorientasi sukses. Skala Dukungan Sosial yang digunakan berjumlah 60 item
pernyataan yang terdiri dari 30 item favourable dan 30 item unfavourable, disusun
oleh peneliti berdasar aspek dukungan sosial dari Sarafino (1998), yaitu:
dukungan emosional, dukungan penilaian, dukungan instrumental, dukungan
informasi, dan dukungan jaringan sosial. Selanjutnya, Skala Intensi Berwirausaha
yang digunakan berjumlah 46 item pernyataan yang terdiri dari 23 item
favourable dan 23 item unfavourable, disusun oleh peneliti berdasar aspek intensi
berwirausaha dari Linan,dkk., (2007) yaitu: sikap terhadap kewirausahaan
(attitude towards start-up/personal attitude), norma-norma subjektif (subjective
norms), dan kendali tingkah laku yang dipersepsikan (perceived behavioral
control).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
4. Pelaksanaan Uji Coba
Pelaksanaan uji coba dalam penelitian ini menggunakan try out terpakai yaitu
pengambilan data dilakukan satu kali yang digunakan untuk dua kepentingan
yaitu uji validitas, reliabilitas dan uji hipotesis. Pertimbangan peneliti
menggunakan try out terpakai adalah jumlah populasi tidak terlalu banyak, subyek
memiliki aktivitas yang banyak seperti: kuliah, kuliah magang mahasiswa,
organisasi, penelitian, sekaligus menjalankan usaha sehingga peneliti kesulitan
dalam menjadwalkan pertemuan dengan subyek penelitian. Selain itu, bagi subyek
penelitian yang sudah lulus, peneliti harus menemui di tempat tinggalnya yang
lokasinya di berbagai daerah, apabila daerah tersebut tidak bisa dijangkau oleh
peneliti maka pemberian skala melalui e-mail.. Pelaksanaan uji coba terangkum
dalam tabel berikut ini:
Tabel 4.1 pelaksanaan uji coba
No Pelaksanaan Cara Jumlah Tempat
1. Senin, 27 September
2010
klasikal 11 orang Ppkwu
2. 28 September – 9
November 2010
individual 78 orang o Tempat tinggal subyek
o Di Fakultas subyek
3. 1 Oktober – 13
November 2010
Via e-mail 23 orang
Uji coba dilakukan pada tanggal 27 September 2010 sampai 13 November 2010.
Pemberian skala dilakukan dengan tiga cara, yaitu:
a. klasikal
Peneliti mengundang peserta Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) 2010 pada
hari Senin, 27 September 2010 di Ppkwu. Peserta hadir sebanyak 11 orang dan
merupakan peserta Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) yang aktif dalam
menjalankan usahanya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
b. individual
Peneliti menghubungi setiap peserta Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) 2010
untuk permohonan bantuan mengisi skala dan menetapkan waktu, tempat
bertemu. Kemudian penulis menemui subyek sesuai waktu dan tempat yang sudah
ditentukan.
c. via e-mail
Via e-mail dilakukan karena pertimbangan kesulitan menemui subyek penelitian,
sehingga dengan cara tersebut sedikit mempermudah pendistribusian alat ukur.
5. Uji Validitas dan Reliabilitas
a. Penghitungan Validitas
Uji validitas skala dilakukan dengan review professional judgement, yaitu
pembimbing, sedangkan uji validitas internal dalam penelitian ini menggunakan
teknik Bivariate Pearson atau sering disebut sebagai korelasi Product Moment
Pearson, yaitu dengan cara mengkorelasikan masing-masing skor aitem dengan
skor total. Pengujian validitas internal menggunakan uji dua sisi dengan taraf
signifikansi 0,05. Dengan nilai r untuk N=112 adalah 0,186. Kriteria pengujian
adalah sebagai berikut:
1) Jika r hitung r tabel (uji 2 sisi dengan signifikansi 0,05), maka aitem tersebut
berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan valid).
2) Jika r hitung r tabel (uji 2 sisi dengan signifikansi 0,05), maka aitem tersebut
tidak berkorelsi signifikan terhadap skor total (dinyatakan tidak valid).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
1) Skala Motivasi Berprestasi
Skala Motivasi Berprestasi terdiri dari 65 item. Berdasarkan hasil analisis
diperoleh 56 aitem yang valid dan 9 aitem yang gugur, yaitu:
6,8,12,14,28,30,32,40,48 dengan nilar r antara 0,193-0,688. Distribusi aitem yang
valid dan gugur dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut:
Tabel 4.2
Distribusi aitem yang valid dan gugur Skala Motivasi Berprestasi
No Aspek Indikator Favorable Unfavorable Jumlah
item
valid valid gugur valid gugur
1.
Berpikir
kreatif dan
inovatif
Original atau asli 11,37 - 51 40 3
Suka hal yang
berbeda dan unik 17,36,47
- 19,50,58
- 6
2.
Ukuran
hasil dan
Umpan
balik
Feedback 16,34 - 2,43 - 4
Hasil nyata dari
tindakan 9,65
28 3,55,63
- 5
Evaluasi kegagalan
dan berpatokan
pada prestasi yang
diraih
15,46
-
26,31,53
- 5
3.
Tanggung
jawab
pribadi
Tidak mengabaikan
kepentingan orang
lain
25
6
49,59
- 3
Berani
menanggung akibat
dari apa yang
dilakukan
13,45
32
5,23,39
- 5
4. Pemilihan
tugas
Memilih tugas
berisiko sedang 1,38,44
- 24,33,62
14 6
tugas yang
menantang 10,64
- 27,54
- 4
tugas yang
memperlihatkan
keunggulan
21, 60
-
8,48 2
5. Berorientasi
sukses
Optimis 7,18,57 - 4,20,35 - 6
Kerja keras 22,41,61 - 29,52 - 5
Tekun dan Ulet 56 12 42 30 2
jumlah item valid 28
28
56
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
2) Skala Dukungan Sosial
Skala Dukungan Sosial terdiri dari 60 aitem. Berdasarkan hasil analisis diperoleh
60 aitem valid, sehingga tidak ada aitem yang gugur dengan nilai r antara 0,252-
0,682. Distribusi aitem yang valid dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut:
Tabel 4.3
Distribusi aitem yang valid dan gugur Skala Dukungan Sosial
No Aspek Indikator Favorable Unfavorable Jumlah
item
valid valid gugur valid gugur
1. Dukungan
emosional
Rasa simpati yang
diberikan orang lain 3,37
9,56
4
Kepedulian orang lain
terhadap individu 11,26
15,33
4
Perasaan nyaman dan
aman dengan orang
lain
22,45
7,31
4
Perhatian yang
diberikan orang lain 28,35
20,53
4
2. Dukungan
penghargaan
Penilaian positif dari
orang lain 1,41
40,58
4
Pernyataan setuju dari
orang lain 17,38
21,49
4
Pemberian semangat 5,19
29,48
4
Rasa bangga terhadap
individu 18,46
39,6
4
3. Dukungan
instrumental
Bantuan materi 43,5
13,34
4
Bantuan skill 25,55
4,12
4
4. Dukungan
informasi
Pemberian nasihat 23,51
30,44
4
Umpan balik 6,42
24,57
4
Saran atau arahan
dari orang lain 27,52
10,14
4
5.
Dukungan
jaringan
sosial
Perasaan memiliki
atau sebagai anggota
organisasi (PMW)
2,36
32,59
4
Kerjasama antar
anggota organisasi
atau pihak yang
mendukung
16,47
8,54
4
jumlah item valid 30
30
60
3) Skala Intensi Berwirausaha
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
Skala Intensi Berwirausaha terdiri dari 46 aitem. Berdasarkan hasil analisis
diperoleh 42 aitem yang valid dan 4 aitem yang gugur, yaitu: 2,18,19,45 dengan
nilai r antara 0,187-0,678. Distribusi aitem yang valid dan gugur dapat dilihat
pada tabel 4.4 berikut:
Tabel 4.4
Distribusi aitem yang valid dan gugur Skala Intensi Berwirausaha
No Aspek Indikator
Favorable Unfavorable Jumlah
item
valid valid gugur valid gugur
1. Sikap terhadap
kewirausahaan
Keyakinan
terhadap
perilaku
wirausaha
5,17,28,
37,46 -
14,20,
36,41,44 - 10
Evaluasi akibat
perilaku
wirausaha
10,26,
33 - 8,15,21 - 6
2. Norma-norma
subjektif
Harapan norma
referen dalam
menampilkan
perilaku
wirausaha
3,11,
22,40 -
13,27,
32,42 - 8
pelaksanaan dan
penilaian norma
sosial
1,34,
39,46 - 4,31 18 6
3.
Kontrol
perilaku yang
dipersepsikan
kompetensi
kewirausahaan
individu
6,16,
24 -
9,23,
35 - 6
Ketergantungan
individu dengan
orang lain
7,30,
38 19
12,29,
43 2,45 6
jumlah item valid 22
20
42
b. Penghitungan Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan setelah uji validitas, Uji reliabilitas digunakan untuk
mengetahui konsistensi alat ukur (Priyatno, 2008). Uji reliabilitas dalam
penelitian ini menggunakan formula Alpha Cronbach dengan program Statistical
Product and Service Solution (SPSS) versi 16.0. Hasil penghitungan reliabilitas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
dalam penelitian ini menunjukkan bahwa reliabilitas Skala Motivasi Berprestasi
sebesar 0,884, reliabilitas Skala Dukungan Sosial sebesar 0,944, sedangkan
reliabilitas Skala Intensi Berwirausaha sebesar 0,885,. Semakin tinggi koefisien
reliabilitasnya, yaitu semakin mendekati 1,00 berarti semakin tinggi reliabilitas
skala tersebut. Hasil tersebut menunjukkan bahwa skala motivasi berprestasi,
dukungan sosial, dan intensi berwirausaha dinyatakan valid dan reliabel yang
selanjutnya dapat dipergunakan sebagai alat ukur penelitian.
B. Pelaksanaan Penelitian
1. Penentuan Subjek Penelitian
Peserta Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) terdiri dari berbagai angkatan,
yaitu angkatan 2004, 2005, 2006, dan 2007 sehingga sebagian subjek ada yang
sudah lulus dari perguruan tinggi, ada yang sedang mengerjakan skripsi, dan ada
yang sedang Kuliah Magang Mahasiswa (KMM), dengan demikian aktivitas
subyek cukup banyak dan keberadaannya jarang di kampus.
Subjek dalam penelitian ini adalah peserta Program Mahasiswa Wirausaha
(PMW) 2010 di Universitas Sebelas Maret yang terdiri dari 112 orang. Subjek
berasal dari sembilan fakultas di Universitas Sebelas Maret, data tersebut dapat
dilihat pada tabel 4.2, sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
Tabel 4.5
Data Peserta Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) UNS 2010
NO FAKULTAS JURUSAN JUMLAH
1. Kedokteran Kebidanan 1
Psikologi 4
2. Teknik Arsitektur 1
Sipil 6
Mesin 3
Kimia 3
Industri 3
3. MIPA Teknik Informatika 5
Komputer 2
Biologi 5
Matematika 2
Fisika 5
Kimia 2
4. Pertanian Peternakan 5
Agronomi 7
THP 5
Agrobisnis 2
PKP 3
Ilmu tanah 1
Holtikultura 2
5. Ekonomi Manajemen 6
Bisnis Internasional 2
Akuntansi 1
6. Ilmu Sosial dan Politik Komunikasi 6
Sosiologi 1
Administrasi Negara 1
Periklanan 1
7. Hukum Hukum 2
8. Keguruan dan Ilmu
Pendidikan
Sejarah 2
Geografi 1
Ekonomi 9
Sosologi Antropologi 1
Teknik Mesin 1
POK 1
9. Sastra dan Seni Rupa Ilmu Sejarah 3
Sastra Daerah 2
Sastra Inggris 1
Sastra Cina 1
Desain Interior 2
Kriya Seni 1
Jumlah 112
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
2. Pengumpulan Data Penelitian
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang didapat dari hasil uji
coba yang telah dilakukan uji validitas dan reliabilitas dengan menggunakan
Product and Service Solution (SPSS) versi 16,0. Hasil tersebut akan diperoleh
aitem-aitem yang valid dan gugur, aitem-aitem valid saja yang digunakan untuk
analisis data dalam penelitian ini. Pelaksanaan pengumpulan data penelitian
terangkum dalam tabel 4.1.
3. Pelaksanaan Skoring
Data penelitian yang terkumpul, kemudian dilanjutkan dengan pemberian skor
sesuai kriteria penilaian yang sudah ditentukan. Ketiga skala menggunakan sistem
penilaian dengan kategori Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), dan
Sangat Tidak Sesuai (STS). Aitem-aitem dalam ketiga skala ini terdiri dari aitem
favourable dan aitem unfavourable. Penilaian aitem favourable bergerak dari skor
4 (sangat sesuai), 3 (sesuai), 2 (tidak sesuai), 1 (sangat tidak sesuai). Penilaian
aitem unfavourable bergerak dari skor 1 (sangat sesuai), 2 (sesuai), 3 (tidak
sesuai), 4 (sangat tidak sesuai). Skor aitem valid yang diperoleh subjek penelitian
dijumlahkan untuk setiap skala. Skor total tersebut yang digunakan dalam
penghitungan analisis data.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
C. Analisa Data
1. Uji Asumsi Dasar
a. Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi
normal atau tidak. Jika analisis menggunakan metode parametrik, maka
persyaratan normalitas harus terpenuhi, yaitu data berasal dari distribusi yang
normal (Priyatno, 2008). Penelitian ini menggunakan uji One Sample
Kolmogorov-Smirnov dengan taraf signifikansi 0,05. Data dinyatakan
berdistribusi normal jika nilai Asymp. Sig. lebih besar 5% atau 0,05. Hasil uji
normalitas pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.6, di bawah ini:
Tabel 4.6
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
intensi
berwirausaha
motivasi
berprestasi
dukungan
sosial
N 112 112 112
Normal
Parametersa
Mean 127.46 172.21 180.23
Std. Deviation 10.979 12.906 16.387
Most Extreme
Differences
Absolute .115 .075 .088
Positive .115 .051 .088
Negative -.099 -.075 -.085
Kolmogorov-Smirnov Z 1.220 .793 .936
Asymp. Sig. (2-tailed) .102 .555 .345
a. Test distribution is Normal.
Hasil uji normalitas dengan metode One Sample Kolmogorov-Smirnov
menunjukkan nilai Asymp. Sig. (2-tailed) untuk Intensi Berwirausaha sebesar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
0,102, Motivasi Berprestasi sebesar 0.555, dan Dukungan Sosial sebesar 0,345.
Ketiga variabel menunjukkan nilai diatas 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa
variabel penelitian ini berdistribusi normal.
b. Linieritas
Uji linieritas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel mempunyai
hubungan yang linier atau tidak secara signifikan. Uji linieritas biasanya
digunakan sebagai prasyarat dalam analisis korelasi atau regresi linier. Pengujian
pada program Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 16
menggunakan Test for Linearity dengan taraf signifikansi 0,05 (p<0,05). Dua
variabel dikatakan mempunyai hubungan yang linier bila nilai signifikansi
(Linearity) kurang dari 0,05 (Priyatno, 2008).
Tabel 4.7
Hasil Uji Linieritas antara Motivasi Berprestasi dengan Intensi Berwirausaha
ANOVA Table
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
intensi
berwirausaha *
motivasi
berprestasi
Between
Groups
(Combined) 10179.15
0 44 231.344 4.843 .000
Linearity 6293.132 1 6293.132 131.737 .000
Deviation from
Linearity 3886.018 43 90.373 1.892 .009
Within Groups 3200.627 67 47.771
Total 13379.77
7 111
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
Tabel 4.8
Hasil Uji Linieritas antara Dukungan Sosial dengan Intensi Berwirausaha ANOVA Table
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
intensi
berwirausaha *
dukungan sosial
Between
Groups
(Combined) 11030.143 48 229.795 6.161 .000
Linearity 6062.266 1 6062.266 162.546 .000
Deviation from
Linearity 4967.877 47 105.700 2.834 .000
Within Groups 2349.633 63 37.296
Total 13379.777 111
Tabel di atas menunjukkan bahwa hubungan antara variabel motivasi berprestasi
dengan intensi berwirausaha menghasilkan nilai signifikansi pada Linearity
sebesar 0,000. Karena nilai signifikansi yang dihasilkan lebih kecil dari 0,05
(p<0,05), maka dapat disimpulkan bahwa antara variabel motivasi berprestasi
dengan intensi berwirausaha terdapat hubungan yang linier. Selanjutnya, antara
variabel dukungan sosial dengan intensi berwirausaha juga menghasilkan nilai
signifikansi pada Linearity sebesar 0,000. Karena nilai signifikansi yang
dihasilkan lebih kecil dari 0,05 (p<0,05), maka dapat disimpulkan bahwa antara
variabel dukungan sosial dengan intensi berwirausaha juga terdapat hubungan
yang linier.
2. Uji Asumsi Klasik
a. Multikolinieritas
Uji multikolinieritas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
penyimpangan asumsi klasik multikolinieritas, yaitu adanya hubungan linier
antara variabel independen dalam model regresi (Priyatno, 2009). Prasyarat yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya multikolinieritas. Pada
penelitian ini uji multikolinierias dilakukan dengan melihat nilai variance
inflation factor (VIF), apabila nilai VIF tidak lebih dari 10 dan nilai tolerance
lebih dari 0,1 maka dapat dinyatakan model regresi linier berganda terbebas dari
multikolinieritas dan dapat digunakan dalam penelitian.
Tabel 4.9
Hasil Uji Multikolinieritas
Variabel Bebas Collinearity Statistics
Tolerance VIF
Motivasi Berprestasi 0,741 1,350
Dukungan Sosial 0,741 1,350
Sumber: Data Olahan Peneliti (2010)
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa motivasi berprestasi dan
dukungan sosial memiliki nilai variance inflation factor (VIF) sebesar 1,350 tidak
lebih dari 10 dan tolerance sebesar 0,74 lebih dari 0,1, sehingga model regresi
dalam penelitian ini terbebas dari multikolinieritas.
b. Autokorelasi
Uji autokorelasi digunakan untuk mendeteksi apakah variabel dependen tidak
berkorelasi dengan dirinya sendiri, baik nilai periode sebelumnya atau nilai
periode sesudahnya. Prasyarat yang harus terpenuhi adalah tidak adanya
autokorelasi dalam model regresi. Pengujian autokorelasi dalam penelitian ini
menggunakan uji Durbin-Watson (DW). Apabila nilai DW diantara 1,5 sampai
dengan 2,5 maka data tidak mengalami autokorelasi. Apabila nilai DW < 1,5
disebut memiliki autokorelasi positif, dan apabila nilai DW > 2,5 sampai dengan
4 disebut autokorelasi negatif (Priyatno, 2008).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
Tabel 4.10
Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .782a .612 .605 6.901 2.085
Hasil uji autokorelasi menunjukkan nilai Durbin-Watson (DW) sebesar 2,085,
nilai tersebut berada diantara 1,5 sampai 2,5 sehingga dapat dinyatakan bahwa
tidak terjadi autokorelasi.
c. Heterokedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji terjadinya perbedaan variance
residual suatu periode pengamatan ke periode pengamatan yang lain. Analisis
pada gambar Scatterplot yang menyatakan model regresi linier berganda tidak
terdapat heteroskedastisitas apabila:
1) Titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau di sekitar angka 0.
2) Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atad atau di bawah saja.
3) Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang
melebar kemudian menyempit dan melebar kembali.
4) Penyebaran tidak berpola.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
Bagan 4.3
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Hasil dari uji heterokedastisitas menunjukkan bahwa model regresi linier berganda
yang digunakan dalam penelitian ini tidak terdapat heteroskedastisitas.
Setelah uji asumsi dasar dan uji asumsi klasik terpenuhi, maka dapat dilanjutkan
uji hipotesis dengan menggunakan teknik analisis regresi dengan dua prediktor.
3. Uji Hipotesis
Setelah dilakukan uji asumsi dasar dan uji asumsi klasik, langkah selanjutnya
adalah pengujian hipotesis dengan menggunakan teknik analisis regresi linier
berganda atau analisis dua prediktor. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini
melalui dua tahap, yaitu: uji koefisien regresi dan uji koefisien korelasi parsial.
a. Uji Koefisien Regresi (Uji F)
Uji statistik F menunjukkan apakah semua variabel prediktor mempunyai
hubungan secara bersama-sama terhadap variabel kriterium (Ghozali, 2005).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
Berikut adalah hasil uji koefisien regresi variable predictor, yaitu: motivasi
berprestasi dan dukungan sosial dengan variable kriterium intense berwirausaha.
Tabel 4.11
Hasil Analisis Regresi Berganda Model Summary
b
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the
Estimate
1 .782a .612 .605 6.901
a. Predictors: (Constant), dukungan sosial, motivasi berprestasi
b. Dependent Variable: intensi berwirausaha
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa koefisien korelasi berganda antara
motivasi berprestasi dan dukungan sosial dengan intensi berwirausaha adalah
sebesar 0,782. Hal tersebut menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang kuat
antara motivasi berprestasi dan dukungan sosial dengan intensi berwirausaha.
Persamaan regresi menggunakan lebih dari satu variabel, maka koefisien
detreminasi yang baik menggunakan koefisien determinasi yang disesuaikan
(Adjusted R Square). Dari tabel tersebut, nilai Adjusted R Square sebesar 0,605
yang berarti bahwa sebanyak 60,5% perubahan dalam intensi berwirausaha bisa
dijelaskan oleh perubahan dari motivasi berprestasi dan dukungan sosial.
Sebanyak 39,5% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak disebutkan dalam
penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
Tabel 4.12
Hasil Hipotesis Secara Simultan
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 8189.046 2 4094.523 85.981 .000a
Residual 5190.731 109 47.621
Total 13379.777 111
a. Predictors: (Constant), dukungan sosial, motivasi berprestasi
b. Dependent Variable: intensi berwirausaha
Berdasarkan hasil di atas dapat diketahui nilai Fhitung sebesar 85,981, sementara
Ftabel kurang dari 3,104 pada tingkat signifikasi 5%. Nilai Fhitung jauh lebih besar
dari nilai Ftabel (Fhitung > Ftabel) dan nilai sig. sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05
(p<0,05), sehingga dapat dinyatakan bahwa variabel prediktor yaitu: motivasi
berprestasi dan dukungan sosial memiliki hubungan yang signifikan terhadap
variabel kriterium intensi berwirausaha.
b. Uji Koefisien Korelasi Parsial
Uji koefisien korelasi parsial digunakan untuk mengetahui hubungan yang antara
dua variabel, variabel lain yang dianggap berpengaruh dikendalikan atau dibuat
tetap (sebagai variabel control). Nilai korelasi berkisar antara 1 sampai -1.
Semakin mendekati 1 atau -1 berarti hubungan variabel semakin kuat, nilai
mendekati 0 berarti hubungan semakin lemah.. Berikut adalah hasil analisis
korelasi parsial dengan variabel dukungan sosial sebagai variabel yang
dikendalikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
Tabel 4.13
Hasil Analisis Korelasi Parsial Motivasi Berprestasi dengan Intensi berwirausaha
Correlations
Control Variables
motivasi
berprestasi
intensi
berwirausaha
dukungan
sosial
motivasi
berprestasi
Correlation 1.000 .539
Significance (2-
tailed)
. .000
df 0 109
intensi
berwirausaha
Correlation .539 1.000
Significance (2-
tailed)
.000 .
df 109 0
Dari hasil analisis korelasi parsial didapat koefisien korelasi antara motivasi
berprestasi dengan intensi berwirausaha adalah sebesar 0,539 dengan sig. 0,000
(p<0,05). Hal ini menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang cukup kuat atau
sedang antara motivasi berprestasi dengan intensi berwirausaha jika dukungan
sosial dianggap tetap. Sedangkan arah hubungannya adalah positif karena nilai
korelasi ( r ) positif artinya semakin tinggi motivasi berprestasi semakin tinggi
pula intensi berwirausaha pada penelitian ini. Hal ini berarti hipotesis kedua
penelitian ini diterima.
Berikut adalah hasil analisis korelasi parsial dengan variabel motivasi berprestasi
sebagai variabel yang dikendalikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
Tabel 4.14 Hasil Analisis Korelasi Parsial Dukungan Sosial dengan Intensi berwirausaha
Correlations
Control Variables
dukungan
sosial
intensi
berwirausaha
motivasi
berprestasi
dukungan
sosial
Correlation 1.000 .517
Significance (2-tailed) . .000
df 0 109
intensi
berwirausaha
Correlation .517 1.000
Significance (2-tailed) .000 .
df 109 0
Dari hasil analisis korelasi parsial didapatkan koefisien korelasi antara dukungan
sosial dengan intensi berwirausaha adalah sebesar 0,517 dengan sig. 0,000
(p<0,05). Hal ini menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang cukup kuat atau
sedang antara dukungan sosial dengan intensi berwirausaha jika motivasi
berprestasi dianggap tetap. Sedangkan arah hubungannya adalah positif karena
nilai korelasi ( r ) positif artinya semakin tinggi dukungan sosial semakin tinggi
pula intensi berwirausaha pada penelitian ini. Hal ini berarti hipotesis ketiga
penelitian ini diterima.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
4. Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif
Sumbangan relatif dan sumbangan efektif memberikan informasi tentang besarnya
sumbangan pengaruh masing-masing variabel independen atau prediktor terhadap
variabel dependen dalam model regresi. Perbedaan antara sumbangan relatif
dengan sumbangan efektif yaitu sumbangan relatif menunjukkan ukuran besarnya
sumbangan suatu variabel prediktor terhadap junlah kuadrat regresi, sedangkan
sumbangan efektif menunjukkan besarnya sumbangan suatu variabel prediktor
terhadap keseluruhan efektifitas garis regresi yang digunakan sebagai dasar
prediksi.
Tabel 4.15 Hasil Sumbangan Variabel Prediktor Terhadap Variabel Kriterium
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate
1 .782a .612 .605 6.901
a. Predictors: (Constant), dukungan sosial, motivasi berprestasi
b. Dependent Variable: intensi berwirausaha
Hasil penghitungan menunjukkan:
a. Sumbangan relatif motivasi berprestasi terhadap intensi berwirausaha sebesar
51,9% dan sumbangan relatif dukungan sosial terhadap intensi berwirausaha
sebesar 48,1%.
b. Sumbangan efektif motivasi berprestasi terhadap intensi berwirausaha sebesar
31,76% dan sumbangan efektif dukungan sosial terhadap intensi berwirausaha
sebesar 29,44%. Motivasi berprestasi dan dukungan sosial secara bersama dapat
memberikan kontribusi atau sumbangan efektif terhadap intensi berwirausaha
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
sebesar 61,2 %, dapat dilihat dari nilai R Square sebesar 0,612, sehingga 38,8%
intensi berwirausaha dipengaruhi oleh variabel lain diluar variabel dalam
penelitian ini.
5. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif dimaksudkan untuk memberikan gambaran umum mengenai
kondisi intensi berwirausaha, motivasi berprestasi, dan dukungan sosial pada
subjek yang diteliti.
Tabel 4.16
Deskripsi Data Empirik Descriptive Statistics
intensi berwirausaha motivasi berprestasi
dukungan sosial Valid N (listwise)
N 112 112 112 112
Min 92 134 130
Max 161 205 231
Mean 127.46 172.21 180.23
SD 10.979 12.906 16.387
Tabel 4.17
Deskripsi Data Penelitian
Keterangan
Jml Sbjk : Jumlah Subjek
Min : Minimal
Maks : Maksimal
M : Rerata
SD : Standar Deviasi
Skala Jml
Sbjk
Data
Hipotetik M SD
Data
Empirik M
SD Skor
Min
Skor
Maks
Skor
Min
Skor
Maks
IB 112 42 168 105 21 92 161 127,46 10,979
MB 112 56 224 140 28 134 205 172,21 12,906
DS 112 60 240 150 30 130 231 180,23 16,387
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
Berdasarkan deskripsi data di atas, subjek penelitian pada masing-masing variabel
dikategorisasikan menjadi tiga, yaitu: rendah, sedang, tinggi dengan kategori dan
persentase sebagai berikut:
Tabel 4.18
Kategorisasi berdasarkan Rumus Standar Deviasi
Rumus standar deviasi Kategorisasi
X < (µ-1,0𝜽) rendah
(µ-1,0𝜽) ≤ X < (µ+1,0𝜽) sedang
(µ+1,0𝜽) ≤ X tinggi
Tabel 4.19
Kategorisasi Subjek Berdasar Skor Alat Ukur Penelitian
Variabel Kategorisasi Komposisi
Kategori Skor Jumlah Persentase
Motivasi Berprestasi
Rendah X<112 0 0
Sedang 112≤X<168 44 39,29
Tinggi 168≤X 68 60,71
Dukungan Sosial
Rendah X<120 0 0
Sedang 120≤X<180 61 54,46
Tinggi 180≤X 51 45,54
Intensi Berwirausaha
Rendah X<84 0 0
Sedang 84≤X<126 62 55,36
Tinggi 126≤X 50 44,64
a. Motivasi Berprestasi
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa subjek yang memiliki motivasi
berprestasi rendah tidak ada, 39,29% memiliki motivasi berprestasi sedang, dan
60,71% memiliki motivasi berprestasi tinggi, maka dapat dinyatakan bahwa
subjek penelitian cenderung memiliki motivasi berprestasi yang tinggi.
b. Dukungan Sosial
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa subjek yang memiliki dukungan
sosial rendah tidak ada, 54,46% memiliki dukungan sosial sedang, dan 45,54%
memiliki dukungan sosial tinggi, maka dapat dinyatakan bahwa subjek penelitian
cenderung memiliki dukungan sosial yang sedang.
c. Intensi Berwirausaha
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa subjek yang memiliki intensi
berwirausaha rendah tidak ada, 55,36% memiliki intensi berwirausaha sedang,
dan 44,64% memiliki intensi berwirausaha tinggi, maka dapat dinyatakan bahwa
subjek penelitian cenderung memiliki intensi berwirausaha yang sedang.
6. Analisis Tambahan Penelitian
Analisis tambahan penelitian ini diperoleh peneliti berdasarkan laporan Ppkwu
terkait dengan Program Mahasiswa Wirausaha (PMW), sharing dengan peserta
Program Mahasiswa Wirausaha (PMW), dan pengamatan peneliti ketika
pengambilan data terkait dengan pelaksanaan Program Mahasiswa Wirausaha
(PMW).
Mekanisme Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) di Universitas Sebelas Maret,
antara lain: Ppkwu melakukan sosialisasi kepada para mahasiswa, identifikasi dan
seleksi mahasiswa, pembekalan kewirausahaan, penyusunan rencana bisnis dan
magang di sebuah UKM. Dukungan permodalan dalam rangka pendirian usaha
baru (business start-up) mahasiswa diperoleh mahasiswa yang berhasil menyusun
rencana bisnis yang layak. Kelayakan recana bisnis ditentukan oleh tim
penyeleksi dari perguruan tinggi pelaksana.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
Selama program berjalan perguruan tinggi bekerja sama dengan para pengusaha,
baik UKM atau koperasi maupun perusahaan besar. Pengusaha dilibatkan secara
aktif untuk memberikan bimbingan praktis wirausaha, mulai dari pendidikan dan
pelatihan, magang, penyusunan rencana bisnis, dan pendampingan terpadu. Hal
tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 4.4
Bagan Proses PMW (sumber: Laporan Ppkwu)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
a. Tahap Sosialisasi
Publikasi dilakukan terlebih dahulu dengan cara pemasangan pamflet
ke semua fakultas yang ada di UNS, kegiatan publikasi dan pendaftaran untuk
mengikuti sosialisasi dilakukan pada tanggal 22 Feb – 19 Maret 2010. Sosialisasi
kepada mahasiswa. Sosialisasi Program Mahasiswa Wirausaha (PMW)
dilaksanakan tanggal 22 Maret 2010 bertempat di Aula Fakultas Ekonomi UNS.
Mahasiswa yang mengikuti sosialisasi sebanyak 600 orang.
Kegiatan Sosialisasi dibuka oleh Pembantu Rektor III UNS, yaitu Drs. Dwi
Tiyanto, SU serta dihadiri oleh beberapa pejabat di lingkungan UNS antara lain
Pembantu Rektor I, Kepala Biro Administrasi Mahasiswa UNS, Ketua LPPM
UNS, Kepala PPKwu LPPM UNS.
Sosialisasi yang dilakukan ada dua yaitu : Program Pengembangan Budaya
Kewirausahaan di Perguruan Tinggi disampaikan oleh Prof. Dr. Ravik Karsidi,
M.S, dan Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) T.A.2010 di UNS disampaikan
oleh kepala PPKwu LPPM UNS, yaitu Ir. Eddy Triharyanto, MP.
b. Tahap Seleksi
1) Seleksi Administrasi
Pendaftaran dan penyerahan berkas administrasi dilakukan tanggal 23 Maret - 1
April 2010. Sebanyak 559 mahasiswa mengikuti seleksi administrasi. Seleksi
administrasi dilaksanakan tanggal 30 Maret – 3 April 2010. Pengumuman lolos
seleksi administrasi dilaksanakan pada tanggal 5 April 2010. Dari 559 mahasiswa
yang mendaftar, sebanyak 530 mahasiswa dinyatakan lolos seleksi administrasi
dan berhak mengikuti berikutnya yaitu seleksi tertulis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
2) Seleksi Psikotest dan Wawancara
a) Psikotest.
Mahasiswa sebanyak 530 orang yang lolos seleksi administrasi
selanjutnya mengikuti tes tertulis yang dilaksanakan pada tanggal 6 April 2010 di
LPPM UNS Kampus Mesen Surakarta. Seleksi tertulis meliputi : Tes kepribadian
EPPS, Tes Creapelin, Tes Minat Jabatan, Tes Egostrength dan kejujuran.
b) Seleksi Wawancara
Wawancara diselenggarakan tanggal 7 April 2010 di PPKwu LPPM UNS
Kampus Mesen Surakarta. Wawancara digunakan untuk memperoleh informasi
yang tepat tentang profil peserta
Selanjutnya pengumuman hasil seleksi psikotest dan wawancara dilakukan pada
tanggal 11 April 2010. Dari 530 mahasiswa yang mengikuti tes seleksi, 130
mahasiswa lolos seleksi untuk mengikuti tahap pembekalan.
c. Daftar Ulang
Mahasiswa yang dinyatakan lolos seleksi psikotest dan wawancara diwajibkan
untuk melakukan daftar ulang. Dari 130 mahasiswa, sebanyak 129 mahasiswa
melakukan daftar ulang.
d. Pelatihan Kewirausahaan
Materi pelatihan kewirausahaan lebih dititikberatkan pada materi-materi soft skill
yang diperlukan dalam melakukan kegiatan usaha riil. Secara terperinci materi
pelatihan sebagaimana Tabel 4.20.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
Tabel 4.20
Materi Pelatihan Program Mahasiswa Wirausaha
Materi Pelatihan Pokok-pokok Materi JP
L
1. Kompetensi Umum
Komunikasi Bisnis - Komunikasi personal
- Hubungan publik
- Bernegosiasi
- Presentasi bisnis
4
Business Motivation Skill
(Out bond)
- Dinamika Kelompok
- Manajemen Konflik
8
2. Keterampilan Kewirausahaan
Wawasan Kewirausahaan
Lanjut
- Merubah mental
kewirausahaan
- Kreativitas
- Pengambilan Resiko
- Prestasi dan motivasi
bisnis
4
3. Keterampilan Manajerial
Strategi Pengelolaan Bisnis - Menangkap peluang usaha
- Prinsip dasar perencanan,
operasional dan pengendalian
Bisnis
- Kepemimpinan
4
Manajemen Keuangan - Administrasi Keuangan
- Modal Bisnis dan Kredit
Usaha
4
Business Plan - Teori business plan
- Kerangka business plan
- Analisis kelayakan usaha
- Kasus
6
Succes Story - Pengalaman bisnis
- Kunci sukses menjalankan
bisnis
2
Total JPL 32
Pelatihan kewirausahaan Program Mahasiswa Wirausaha dilaksanakan selama 11
hari yaitu tanggal 23, 24, 25, 29, 30 April dan 1, 2, 6, 7, 8, 9 Mei 2010 dengan
materi sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
1) Hari Pertama (23 April 2010) : a. Program Pengembangan Kwu
di PT
b. Program PMW di UNS T.A 2010
2) Hari Kedua (24 April 2010) : Outbond
3) Hari Ketiga (25 April 2010) : a. Wawasan Kewirausahaan
b. Peluang Usaha
c. Perkoperasian
4) Hari Keempat (29 April 2010) : a. Strategi Pengelolaan Bisnis
b. Negosiasi Bisnsi
5) Hari Kelima (30 April 2010) : a. Succes Story
b. Etika Bisnis
c. Creative Thingking
6) Hari Keenam (1 Mei 2010) : a. Komunikasi bisnis
b. Teknologi informasi dan
komunikasi untuk bisnis
c. Simulasi Bisnis
7) Hari Ketujuh (2 Mei 2010) : a. Manajemen Pemasaran
b. Legal Bisnis
c. Manajemen Keuangan
8) Hari Kedelapan (6 Mei 2010) : a. Budaya Kerja
b. English Business
c. Pelayanan Prima
9) Hari Kesembilan (7 Mei 2010) : a. Manajemen Produksi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93
b. Manajemen SDM
10) Hari Kesepuluh (8 Mei 2010) : a. Penyusunan Business Plan
b. Refleksi Malam
11) Hari Kesebelas (9 Mei 2010) : a. Study kelayakan Usaha
b. Program Kwu Pemuda Mandiri
e. Magang
Tahapan selanjutnya setelah pelatihan, adalah kegiatan magang. Tujuan magang,
yaitu: dapat meningkat pengetahuan dan wawasan mahasiswa terutama dalam hal
berwirausaha, dapat meningkatkan motivasi dan mendorong minat untuk
berwirausaha dengan bekal manajerial maupun teknis usaha yang mereka miliki,
serta dapat menerapkan ilmu yang diperoleh pada usaha yang akan dijalankan.
Pada saat magang peserta diwajibkan menyusun jurnal harian magang untuk
mencatat kegiatan yang dilaksanakan selama magang, kendala-kendala yang ada,
manfaat yang diperoleh dan ide-ide pengembangan yang bisa diberikan ke UKM.
Kegiatan magang dilaksanakan selama 1 bulan dengan kegiatan yang terdiri dari
magang di UKM dan praktek bisnis riil. Untuk mempermudahkan pelaksanaan
magang peserta dibagi menjadi beberapa kelompok sesuai dengan minat usaha
peserta. Adapun uraian pelaksanaan dari kegiatan magang tersebut adalah sebagai
berikut :
1) Magang di UKM
Pembekalan magang di UKM dilaksanakan tanggal 10 – 11 Mei 2010 dengan
materi 1). Penjelasan tentang kegiatan magang,; 2) Selayang pandang UKM
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
94
tempat magang; 3) Penyusunan Action Plan Magang di UKM; 4) Penyusunan
Action Plan Magang (Bisnis Riil).
Pelaksanaan Magang di UKM menyesuaikan jam kerja UKM masing-masing.
Adapun UKM yang digunakan sebagai tempat magang antara lain:
a) Batik Merak Manis, Laweyan Surakarta
b) Java Techno, Mendungan Surakarta
c) Peternakan Puyuh, Palur
d) Peternakan Lele, Palur
e) Perusahaan Roti Ganep Surakarta
f) Ulin Collection, Surakarta
g) LP3S Bimanusa, Surakarta
h) KBU Nur Hidayah, Boyolali
i) CV. Agro Mitra Raya, Karanganyar
j) Lembaga Studi Design (Lestude), Surakarta
f. Praktek Bisnis Riil
Praktek bisnis riil bertujuan untuk melatih skill mahasiswa dalam bidang
manajemen usaha kecil mikro mulai dari manajemen produksi, pemasaran dan
keuangan. Praktek bisnis riil bisa dilakukan secara kelompok maupun individu
sesuai dengan bidang usaha mereka. Setiap individu memperoleh pinjaman modal
sebesar Rp. 50.000,- yang dikembalikan 1 bulan setelah magang selesai. Bidang
usaha yang dijalankan mahasiswa antara lain :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
95
1. Produksi makanan ringan, misalnya puding, roti, timlo goreng,
donat, sosis goreng, sate koyor, kripik jamur tiram, singkong tiga
rasa, kripik ubi jalar, ketela balado, makaroni goreng, dll.
2. Jasa, misalnya Digital Printing, Training quantum english, bimbel,
persewaan modul, rafting travel,
3. Produksi minuman, misalnya susu kedelai, juice, dll.
4. Kerajinan, misalnya kreasi dengan flanel, souvenir khas
Wonosobo, mainan edukatif dari kertas, bingkai foto, scheduling
book, dll.
5. Usaha warung makan, misalnya ayam bakar madu, warung aneka
snack, dll.
6. Perdagangan, misalnya jual beli pulsa, aksesoris handphone,
mainan anak, arang kayu, kripik belut, susu kambing, dll.
g. Pendampingan Penyusunan Laporan Magang
Setelah selesai melaksanakan kegiatan magang di UKM dan praktek bisnis riil,
peserta menyusun laporan pelaksanaan kegiatan magang secara berkelompok dan
laporan bisnis riil disusun sesuai usaha yang dijalankan secara
individu/kelompok. Selama proses penyusunan laporan, peserta diberi kesempatan
untuk berkonsultasi dengan pembimbing dari tempat magang maupun
pembimbing dari PPKwu LPPM UNS.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
96
h. Presentasi Laporan Magang
Presentasi laporan magang di UKM dilaksanakan pada tanggal 14- 15 Juni 2010.
Peserta PMW diwajibkan mempresentasikan secara kelompok hasil dari kegiatan
magang baik yang dilakukan di UKM maupun praktek bisnis riil. Presentasi
dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana peserta dapat menimba
ilmu dan pengalaman dan kegiatan magang yang dilakukan.
i. Penyusunan Business Plan
Menindaklanjuti penyusunan Business Plan yang telah dilakukan pada tanggal 8
Mei 2010, peserta melanjutkan lagi pada tahapan ini. Business Plan yang disusun
oleh peserta PMW merupakan acuan dalam memberikan kelayakan bantuan
modal usaha yang akan diterima oleh peserta PMW.
j. Pendampingan penyusunan Business Plan
Pendampingan dilakukan selama bulan Mei-Juni 2009. Selama pendampingan,
peserta PMW melakukan konsultasi dengan pembimbing dari PPKwu LPPM
UNS. Business Plan yang disusun oleh peserta baik secara kelompok atau
individu dapat berubah judul usahanya.
k. Review Business Plan
Kegiatan review Business Plan dilakukan pada tanggal 21-22 Juni 2010. Dengan
adanya review, dapat digunakan sebagai acuan kelayakan dan kesiapan usaha
yang akan dirintis oleh peserta PMW.
Pada tahap penyusunan business plan dari 129 mahasiswa sebanyak 121
mengumpulkan business plan, dan hanya 112 mahasiswa yang melakukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
97
presentasi. Business Plan yang disusun sebanyak 85, yaitu 25 usaha kelompok
dan 60 usaha individu.
l. Penentuan Bantuan Modal Usaha
Rapat penentuan modal usaha dilakukan pada tanggal 25 Juni 2010. Bahan
pertimbangan penentuan bantuan modal usaha selain dilihat dari Business Plan
yang diusulkan, juga dipertimbangkan dari review hasil magang dan praktek
bisnis, keaktifan mahasiswa mengikuti program serta perilaku (attitude)
mahasiswa. Total Modal usaha yang diberikan kepada 112 orang peserta sebanyak
Rp. 900.000.000,- dengan rata-rata kredit per individu Rp. 7.500.000,-.
m. Pembukaan Rekening Mahasiswa
Bantuan modal usaha diberikan secara langsung dari KPKN ke rekening masing –
masing mahasiswa. Untuk memudahkan proses pencairan dana, maka pembukaan
rekening mahasiswa dilakukan secara kolektif melalui kerja sama dengan Bank
BTN Capem Kampus UNS Surakarta. Pembukaan Rekening dilaksanakan pada
tanggal 28 Juni 2010.
n. Penandatanganan Perjanjian
Penandatangan Perjanjian antara PPKwu LPPM UNS dengan mahasiswa peserta
PMW merupakan perjanjian yang mengikat mereka agar melaksanakan tugas dan
kewajibannya secara baik dan bertanggung jawab. Penandatanganan perjanjian
dilakukan pada tanggal 1 Juli 2010. Selain menandatangani perjanjian kerjasama
semua peserta wajib mengumpulkan revisi business plan sesuai dengan dana yang
telah disetujui.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
98
Proses selanjutnya adalah start up bussiness yaitu: peserta PMW memulai
usahanya sesuai dengan bussiness plan yang telah disusun. Perjalanan memulai
usaha merupakan sebuah proses, dalam proses tersebut dimungkinkan muncul
berbagai permasalahan yang dihadapi, namun ada juga yang berhasil tanpa ada
masalah. Menindaklanjuti hal tersebut maka dilakukan evaluasi dan monitoring
terkait dengan program mahasiswa wirausaha (PMW).
Individu yang menjadi peserta program mahasiswa wirausaha (PMW)
mendapatkan berbagai dukungan sosial yang mampu mengarahkan individu
tersebut untuk memulai usaha atau melakukan perilaku wirausaha. Dukungan
tersebut meliputi: dukungan emosional, dukungan penilaian, dukungan
instrumental, dukungan informasi, dan dukungan jaringan sosial. Untuk
mengetahui urutan aspek yang paling berpengaruh pada subyek penelitian adalah
dengan melakukan uji analisis faktor. Adapun hasil dari uji analisis faktor pada
variabel dukungan sosial, sebagai berikut:
Tabel 4.21
Uji analisis faktor
Component Matrixa
Component
1
DE .899
DP .910
DI .777
DIF .896
DJ .810
Extraction Method: Principal Component Analysis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
99
Berdasarkan hasil uji analisis faktor dapat diketahui aspek yang berpengaruh pada
variabel dukungan sosial dapat diurutkan sebagai berikut:
a. Dukungan penilaian dengan nilai component 91%.
b. Dukungan emosional dengan nilai component 89,9%.
c. Dukungan informasi dengan nilai component 89,6%.
d. Dukungan jaringan sosial dengan nilai component 81%.
e. Dukungan instrumental dengan nilai component 77,7%.
D. Pembahasan
Hasil uji hipotesis yang sudah dilakukan menunjukkan bahwa terdapat hubungan
antara motivasi berprestasi dan dukungan sosial dengan intensi berwirausaha. Hal
tersebut berdasarkan hasil output program Statistical Product and Service
Solution (SPSS) versi 16 dengan menggunakan penghitungan analisis regresi
linier berganda, yakni nilai p-value sebesar 0,000 lebih kecil dari nilai taraf
signifikansi 0,05 dan nilai Fhitung sebesar 85,981, sementara Ftabel kurang dari
3,104 pada tingkat signifikasi 5%, serta nilai koefisien korelasi ganda (R) yang
dihasilkan sebesar 0,782. Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi tersebut
maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dapat diterima. Semakin tinggi
motivasi berprestasi dan dukungan sosial yang dimiliki peserta Program
Mahasiswa Wirausaha (PMW) maka semakin tinggi intensi berwirausaha peserta
Program Mahasiswa Wirausaha (PMW).
Hasil penelitian tersebut sejalan dengan pendapat yang dikemukakan Mc Clelland
(1987) yang menyatakan bahwa orang-orang yang memiliki “need for
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
100
achievement” (N-Ach) tinggi, pada umumnya cenderung memilih pekerjaan yang
bersifat bisnis, sehingga merupakan salah satu pendorong individu terjun dalam
dunia entrepreneur. Individu yang memiliki motivasi berprestasi tinggi terlihat
lebih peka dalam melihat kesempatan dalam lingkungannya, kemudian
dimanfaatkan untuk pengembangan diri, adanya dorongan untuk mandiri,
pengambilan risiko yang diperhitungkan, dan tidak mudah patah semangat.
Suryana (2003) juga mengatakan bahwa orang-orang yang mempunyai motivasi
berprestasinya tinggi dipandang cocok untuk menjadi seorang wirausaha
dibanding mereka yang mempunyai motivasi berprestasi yang rendah.
Hasil pengujian secara parsial menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang
positif antara motivasi berprestasi dengan intensi berwirausaha. Hal tersebut dapat
diperoleh dari nilai koefisien korelasi antara motivasi berprestasi dengan intensi
berwirausaha adalah sebesar 0,539 dengan sig. 0,000 (p<0,05). Hal ini
menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang cukup kuat atau sedang antara
motivasi berprestasi dengan intensi berwirausaha jika dukungan sosial dianggap
tetap. Sedangkan arah hubungannya adalah positif karena nilai korelasi ( r ) positif
artinya semakin tinggi motivasi berprestasi semakin tinggi pula intensi
berwirausaha.
Wirausaha memiliki sifat prestatif yaitu senantiasa tampil lebih baik dan lebih
efektif dibandingkan dengan hasil yang dicapai sebelumnya. Wirausaha
senantiasa berbuat yang lebih baik dan tidak pernah puas dengan hasil yang
dicapai sekarang, serta senantiasa membuat target yang lebih baik dan lebih tinggi
dari sebelumnya. Oleh karena itu, seorang wirausaha senang bersaing dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
101
dirinya dan selalu berusaha mengalahkan prestasi sebelumnya. Bagi seorang
wirausaha yang penting adalah tahapan dan proses pencapaian prestasi itu sendiri,
sedangkan keberhasilan atau kegagalan pencapaian prestasi dianggap umpan balik
(Riyanti, 2009).
Selain itu, adanya dukungan dari orang-orang di sekitar individu tidak kalah
penting dalam mempertahankan intensi berwirausaha pada individu. Hal tersebut,
sejalan dengan pendapat yang dikemukakan Riani,dkk., (2005) bahwa dukungan
dari keluarga memiliki peran penting bagi individu dalam memulai dan
menjalankan usaha. Lingkungan keluarga yang memiliki tradisi entrepreneur
akan mendorong individu menjadi seorang entrepreneur, tidak sedikit subjek
penelitian ini yang berasal dari keluarga-keluarga entrepreneur.
Seorang wirausaha membutuhkan dukungan yang kuat dan sistem penasehat
dalam setiap fase dari usaha baru. Dukungan ini bisa berupa dukungan moral
(psikologis) atau dukungan profesional (dukungan terkait aktivitas usaha).
Individu yang mendapatkan dukungan sosial yang tinggi cenderung lebih mantap
dalam bertindak, lebih percaya diri, memperkuat keyakinan untuk berhasil, dan
memperkokoh jaringan (Hisrich,dkk., 2008).
Hasil pengujian secara parsial menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang
positif antara dukungan sosial dengan intensi berwirausaha. Hal tersebut dapat
diperoleh dari nilai koefisien korelasi antara dukungan sosial dengan intensi
berwirausaha adalah sebesar 0,517 dengan sig. 0,000 (p<0,05). Hal ini
menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang cukup kuat atau sedang antara
dukungan sosial dengan intensi berwirausaha jika motivasi berprestasi dianggap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
102
tetap. Sedangkan arah hubungannya adalah positif karena nilai korelasi ( r ) positif
artinya semakin tinggi dukungan sosial semakin tinggi pula intensi berwirausaha
pada penelitian ini. Hal ini berarti hipotesis ketiga penelitian ini diterima.
Sumbangan relatif motivasi berprestasi terhadap intensi berwirausaha sebesar
51,9% dan sumbangan relatif dukungan sosial terhadap intensi berwirausaha
sebesar 48,1%. Hal ini berarti motivasi berprestasi dan dukungan sosial dapat
digunakan sebagai prediktor untuk mengetahui intensi berwirausaha pada peserta
Program Mahasiswa Wirausaha (PMW). Sumbangan efektif masing-masing
prediktor yaitu motivasi berprestasi memiliki peran 31,76% sedangkan dukungan
sosial yaitu 29,44 %.
Motivasi berprestasi dan dukungan sosial secara bersama-sama dapat memberikan
kontribusi terhadap intensi berwirausaha pada peserta Program Mahasiswa
Wirausaha (PMW) sebesar 61,2%, sedangkan 38,8% dipengaruhi oleh variabel
lain diluar variabel motivasi berprestasi dan dukungan sosial. Adapun faktor-
faktor yang mempengaruhi intensi berwirausaha antara lain: dukungan sosial yang
berasal dari keluarga atau pihak lain, pendidikan khususnya pendidikan
kewirausahaan, usia individu, jenis kelamin, keahlian atau kemampuan individu,
nilai pribadi yang erat kaitannya dengan kapasitas motivasi individu.
Pada penelitian ini, usia subjek penelitian berada di masa dewasa awal (18-40
tahun) yang berkisar mulai 21 sampai 25 tahun, dikarenakan rentang usia yang
tidak jauh maka dalam penelitian ini varians usia dianggap sama. Sedangkan
dalam perkembangan saat ini tidak ada perbedaan gender untuk profesi apapun
(Erwindia, 2009). Hasil penelitian Indarti (2008) menunjukkan bahwa jender tidak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
103
terbukti secara signifikan sebagai prediktor intensi kewirausahaan. Sejalan dengan
penelitian ini yang tidak membedakan gender, dikarenakan peserta Program
Mahasiswa Wirausaha (PMW) telah melalui serangkaian pelatihan kewirausahaan
antara lain: kompetensi umum, keterampilan manajerial, keterampilan
kewirausahaan. Subyek perempuan dan laki-laki mendapatkan pelatihan yang
sama, baik materi ataupun waktu pelatihan.
Adanya Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) sebagai salah satu pendukung
individu dalam menjadi wirausaha, selain dukungan dari keluarga atau teman.
Pada penelitian ini berdasarkan hasil uji analisis faktor diketahui bahwa aspek
yang paling berpengaruh adalah dukungan penilaian, dukungan yang melibatkan
penilaian positif pada individu, pemberian semangat, pernyataan setuju. Aspek
kedua yang berpengaruh adalah dukungan emosional, dukungan yang melibatkan
ekspresi rasa empati, kepedulian terhadap individu. Aspek selanjutnya adalah
dukungan informasi yang melibatkan pemberian nasihat, saran, arahan dari pihak
lain, dukungan jaringan sosial yang melibatkan individu dalam suatu organisasi,
dan dukungan instrumental yang terkait dengan dukungan material dan dukungan
skill. Dari hasil tersebut terlihat bahwa aspek-aspek dukungan yang berupa
dukungan moral (bersifat psikologis) berpengaruh lebih tinggi dibandingkan
aspek-aspek dukungan yang berupa profesional (dukungan terkait aktivitas
usaha).
Laporan Ppkwu terkait dengan PMW 2010 yang didasarkan pada laporan usaha
yang dikirimkan peserta maupun dari form evaluasi, dapat diketahui bahwa ada
beberapa kendala yang dialami peserta dalam menjalankan usaha antara lain :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
104
a. Perencanaan yang kurang matang, sehingga peserta mengalami
kerugian.
b. Kurangnya komitmen antar peserta yang tergabung dalam satu
kelompok, sehingga menyebabkan kelompok tersebut pecah dan
mendirikan usaha sendiri-sendiri.
c. Ada beberapa usaha yang sudah menghasilkan produk tetapi
kesulitan dalam pemasaranya karena produk yang dihasilkan sangat
khusus dan harganya agak mahal, misalnya jilbab lukis, tas dari kain
perca.
d. Dengan adanya investasi peralatan sebetulnya perusahaan peserta
tersebut bisa menambah kuantitas produk yang dihasilkan dan bisa
masih bisa diterima pasar, tetapi belum bisa maksimal karena
kekurangan tenaga kerja.
e. Ada beberapa peserta yang kurang menguasai teknis bidang usaha
yang ditekuninya, sehingga mengalami kegagalan, misalnya,
budidaya ayam, peternakan kambing.
Penelitian ini dikenakan pada peserta Program Mahasiswa Wirausaha (PMW)
2010, dikarenakan penelitian ini adalah studi populasi maka hasil penelitian ini
tidak untuk digeneralisasikan, namun diharapkan dapat digunakan sebagai
informasi pengembangan Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) selanjutnya dan
dapat dilakukan penelitian lebih lanjut, misalnya: efektivitas Program Mahasiswa
Wirausaha (PMW).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
105
Penelitian ini masih memiliki banyak keterbatasan, antara lain hanya digunakan
secara terbatas pada populasi penelitian ini saja, sedangkan apabila diterapkan
pada populasi yang lebih luas dengan karakteristik yang berbeda, memerlukan
penelitian lebih lanjut. Dengan penelitian berulang-ulang disertai perubahan dan
penyempurnaan dalam teknik pengukuran, pemakaian alat ukur, prosedur
penelitian, diharapkan dapat memberikan hasil penelitian hubungan di antara
ketiga variabel tersebut dengan lebih baik dan diharapkan untuk memperhatikan
variabel-variabel lain terkait dengan intensi berwirausaha.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
106
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:
1. Motivasi berprestasi dan dukungan sosial secara bersama-sama terdapat
hubungan yang signifikan dengan intensi berwirausaha. Koefisien korelasi (R)
sebesar 0,782 dan tingkat signifikansi korelasi p = 0,000 (p<0,05) serta F hitung
sebesar 85,981 lebih besar dari F tabel sebesar 3,92. Hal tersebut berarti terdapat
hubungan yang kuat antara motivasi berprestasi dan dukungan sosial dengan
intense berwirausaha pada peserta PMW 2010. Nilai R positif menandakan bahwa
arah hubungan ketiga variabel adalah positif, artinya semakin tinggi motivasi
berprestasi dan dukungan sosial maka semakin tinggi pula intensi berwirausaha,
dan sebaliknya. Berdasarkan hasil tersebut, dengan demikian hipotesis pertama
diterima.
2. Ada hubungan yang signifikan antara motivasi berprestasi dengan intensi
berwirausaha, diperoleh dari nilai koefisien korelasi antara motivasi berprestasi
dengan intensi berwirausaha adalah sebesar 0,539 dengan sig. 0,000 (p<0,05). Hal
ini menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang cukup kuat atau sedang antara
motivasi berprestasi dengan intensi berwirausaha jika dukungan sosial dianggap
tetap. Sedangkan nilai korelasi (r) positif menandakan bahwa arah hubungan
variabel adalah positif, artinya semakin tinggi motivasi berprestasi maka semakin
tinggi pula intensi berwirausaha, dan sebaliknya. Berdasarkan hasil tersebut,
dengan demikian hipotesis kedua diterima.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
107
3. Ada hubungan yang signifikan antara dukungan sosial dengan intensi
berwirausaha, diperoleh dari nilai koefisien korelasi antara dukungan sosial
dengan intensi berwirausaha adalah sebesar 0,517 dengan sig. 0,000 (p<0,05). Hal
ini menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang cukup kuat atau sedang antara
dukungan sosial dengan intensi berwirausaha jika motivasi berprestasi dianggap
tetap. Sedangkan nilai korelasi (r) positif menandakan bahwa arah hubungan
variabel adalah positif, artinya semakin tinggi dukungan sosial maka semakin
tinggi pula intensi berwirausaha, dan sebaliknya. Berdasarkan hasil tersebut,
dengan demikian hipotesis ketiga diterima.
B. Saran
Berdasar hasil dari penelitian ini, sehingga dapat diberikan saran sebagai
berikut:
1. Bagi peserta Program Mahasiswa Wirausaha (PMW)
Subjek hendaknya dapat menjaga motivasi berprestasi yang tinggi
sehingga semangat untuk berprestasi tetap terjaga dan memanfaatkan dukungan
sosial yang sudah diperoleh dengan sebaik-baiknya, sehingga mampu
memperkuat intensi dalam menjalankan usahanya.
2. Bagi penyelenggara Program Mahasiswa Wirausaha (PMW)
Penyelenggara Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) hendaknya
memantau dan mengevaluasi pelaksanaan Program Mahasiswa Wirausaha (PMW)
secara berkala. Dengan demikian, dapat dilakukan asesmen hal-hal yang
dibutuhkan atau yang tidak diperlukan dalam mempertahankan intensi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
108
berwirausaha peserta Program Mahasiswa Wirausaha (PMW). Kemudian dapat
dijadikan bahan pertimbangan, untuk menentukan, membuat, melaksanakan, dan
mengembangkan program-program intervensi guna pengembangan Program
Mahasiswa Wirausaha selanjutnya.
3. Bagi peneliti selanjutnya
a. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat memperhatikan faktor-faktor
lain yang mempengaruhi intensi berwirausaha selain faktor motivasi
berprestasi dan dukungan sosial, seperti: tingkat pendidikan, latar
belakang keluarga individu,dan nilai-nilai pribadi lainnya.
b. Bagi peniliti yang berkeinginan meneliti Program Mahasiswa
Wirausaha diharapkan dapat mengembangkan penelitian ini, misal:
meneliti efektivitas Program Mahasiswa Wirausaha (PMW).