HUBUNGAN ANTARA LONELINESS DAN INTERNET...
Transcript of HUBUNGAN ANTARA LONELINESS DAN INTERNET...
HUBUNGAN ANTARA LONELINESS DAN INTERNET ADDICTION
MELALUI PENGGUNAAN FACEBOOK PADA REMAJA
OLEH
IRENE SINTYAH AYAMISEBA
802012003
TUGAS AKHIR
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan
Untuk Mencapai Gelar Sarjana Psikologi
Program StudiPsikologi
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2016
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN
AKADEMIS
Sebagai civitas akademika Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), saya yang bertanda
tangan di bawah ini:
Nama : Irene Sintyah Ayamiseba
NIM : 802012003
Program Studi : Psikologi
Fakultas : Psikologi, Universitas Kristen Satya Wacana
JenisKarya : TugasAkhir
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada UKSW hal
bebas royalti non-eksklusif (non-exclusive royalty freeright) atas karya ilmiah saya berjudul:
HUBUNGAN ANTARA LONINESS DAN INTERNET ADDICTION MELALUI
PENGGUNAAN FACEBOOK PADA REMAJA
Dengan hak bebas royalti non-eksklusif ini, UKSW berhak menyimpan, mengalih
media/mengalihformatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data, merawat dan
mempublikasikan tugasakhir saya, selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis/pencipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Mengetahui,
Pembimbing
Berta Esti Ari Prasetya, S.Psi., MA.
Dibuat di: Salatiga
Pada tanggal: 9 Agustus 2016
Yang menyatakan,
Irene Sintyah Ayamiseba
PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Irene Sintyah Ayamiseba
NIM : 802012003
Program studi : Psikologi
Fakultas : Psikologi, Universitas Kristen Satya Wacana
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir, judul:
HUBUNGAN ANTARA LONELINESS DAN INTERNET ADDICTION MELALUI
PENGGUNAAN FACEBOOK PADA REMAJA
Yang dibimbing oleh:
Berta Esti Ari Prasetya, S.Psi., MA.
Adalah benar-benar hasil karya saya.
Di dalam laporan tugas akhir ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan atau gagasan
orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat
atau gambar serta simbol yang saya akui seolah-olah sebagai karya sendiri tanpa memberikan
pengakuan kepada penulis atau sumber aslinya.
Salatiga, 9 Agustus 2016
Yang memberi pernyataan,
Irene Sintyah Ayamiseba
LEMBAR PENGESAHAN
HUBUNGAN ANTARA LONELINESS DAN INTERNET ADDICTION
MELALUI PENGGUNAAN FACEBOOK PADA REMAJA
Oleh
Irene Sintyah Ayamiseba
802012003
TUGAS AKHIR
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan Untuk
Mencapai Gelar Sarjana Psikologi
Disetujui pada tanggal 23 Agustus 2016
Oleh
Pembimbing
Berta Esti Ari Prasetya, S.Psi., MA.
Diketahui oleh,
Kaprogdi
Dr. Chr. Hari Soetjiningsih, MS.
Disahkan oleh,
Dekan
Prof. Dr. SutartoWijono, MA.
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2016
HUBUNGAN ANTARA LONELINESS DAN INTERNET ADDICTION
MELALUI PENGGUNAAN FACEBOOK PADA REMAJA
Irene Sintyah Ayamiseba
Berta Esti Ari Prasetya
Program StudiPsikologi
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2016
i
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan positif yang signifikan antara Loneliness
dengan Internet Addiction melalui penggunaan Facebook pada Remaja. Responden dalam
penelitian ini berjumlah 100 orang, diambil dengan teknik sampel Insidental Sampling.
Pengumpulan data pada penelitian ini mengunakan metode skala, Skala Loneliness dari Russel
(1996) dengan nilai reliabilitas 0,798 dan Skala Internet Addiction dari Young (1998) dengan
nilai reliabilitas 0,955. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh r = 0,225 (p<0,05) yang berarti
ada hubungan positif yang signifikan antara Loneliness dengan Internet Addiction pada remaja
pengguna facebook. Artinya semakin tinggi tingkat Loneliness seseorang maka semakin tinggi
pula Internet Addiction yang dimiliki. Sebaliknya, semakin rendah Loneliness seseorang maka
semakin rendah pula Internet Addiction yang dimiliki.
Kata Kunci : Loneliness, Internet Addiction.
ii
Abstract
This study aims to find a significant positive relationship between Loneliness with Internet
Addiction through the use of Facebook in Adolescents. Respondents in this study of 100 people,
taken with incidental samples Sampling technique. Collecting data in this study using a method
of scale, Loneliness Scale of Russel (1996) with a value of 0.798 and the reliability of Young's
Internet Addiction Scale (1998) with the reliability value 0.955. Based on the analysis of data
obtained r = 0.225 (p <0.05), which means there is a significant positive relationship between
Loneliness with Internet Addiction in young Facebook users. This means that the higher the
person's level of loneliness, the higher the Internet Addiction owned. Conversely, the lower
Loneliness someone will get low Internet Addiction owned.
Keywords : Loneliness, Internet Addiction.
1
PENDAHULUAN
Saat ini internet merupakan kebutuhan bagi hampir seluruh lapisan masyarakat. Mulai
dari mahasiswa sampai anak sekolah dasar, bahkan orang dewasa yang bekerja maupun yang
tidak bekerja. Artinya internet digunakan di seluruh kalangan masyarakat sosial. Per bulan juni
2014 diperoleh data persentase sebesar 26,7% remaja dengan rentan usia 15-24 tahun adalah
pengguna internet terbesar jika di bandingkan dengan mereka yang berusia 25-34 tahun dengan
persentase sebesar 26,6%. Walaupun hanya memiliki 0,1 % perbedaan namun berdasarkan data
tersebut dapat disimpulkan remaja memiliki kebutuhan yang sedikit lebih besar terhadap internet
dibandingkan orang dewasa (Statista, 2014).
Penggunaannya sendiri bisa beragam, mulai dari akses situs jejaring sosial, mencari
referensi tugas sekolah/kuliah, berbelanja, bahkan bermain game online (Statista, 2014). Bentuk
aplikasi internet berupa situs jejaring sosial (Social Networking Site) yang fenomenanya telah
banyak ditemukan saat ini antara lain : Facebook, Twitter, Instagram, Path, Snapchat dan masih
banyak aplikasi lainnya. Situs-situs jejaring sosial ini menjamur dikalangan muda dan tua dan
dapat dengan mudahnya diakses setiap hari. Terhitung Oktober 2013 hingga April 2015 oleh
Paw Research (dalam Kompas Tekno, 2015) bahwa Facebook masih tetap menjadi media sosial
andalan bagi para remaja walaupun telah menjamur media sosial lainnya selain Facebook, yaitu
sebanyak 41% dari 71 % remaja pengguna media sosial. Facebook sendiri merupakan situs web
jejaring sosial yang diluncurkan 4 Februari 2004 didirikan oleh Mark Zuckerberg mahasiswa
Harvard. Dimana melalui Facebook, penggunanya dapat meninggalkan komentar, dengan
mudah mengikuti orang lain, mengingat ulang tahun teman, menyapa pengguna lainya, dan juga
bermain game online. Banyak kelebihan yang di tawarkan oleh Facebook, sehingga ada
kemungkinan Facebook menaruh harapan besar kepada remaja agar dapat terus berada di
situs yang menawarkan berbagai kelebihannya di dunia maya seperti Facebook ini.
2
Di tahun 2008 pengunaan Facebook oleh kalangan masyarakat sosial di Indonesia telah
mencapai angka yang terus meningkat hingga 64,5% sehingga menjadikan Indonesia sebagai
Negara dengan perkembangan pada penggunaan Facebook tercepat di Asia Putra (2009).
Terhitung per Maret 2015 Indonesia adalah negara dengan jumlah pengguna Facebook
terbanyak keempat di dunia, setelah Amerika Serikat (194 juta), India (130 juta), Brasil (102
juta) dan Indonesia (82 juta). Angka ini bahkan mengalahkan pertumbuhan pengguna
Facebook di China yang merupakan peringkat teratas populasi penduduk di dunia
berdasarkan berita yang dimuat dalam Kompas Tekno (2015). Oleh Paw Research (dalam
Kompas Tekno, 2015) kebanyakan pengguna Facebook ini adalah kalangan remaja dengan
rentang usia 13-17 tahun.
Terlepas dari banyaknya manfaat yang diberikan internet melalui situs jejaring sosialnya
seperti Facebook ini, internet melalui penggunaan Facebook juga memiliki dampak yang buruk.
Dampak buruk yang timbul yaitu Internet Addiction melalui penggunaan Facebook. Remaja
terlalu asik dengan dunianya sendiri dan kecanduan terhadap Facebook sehingga mengabaikan
lingkungan di sekitarnya (Dyah, 2009). Remaja yang kecanduan tampak dari kegiatannya
setiap hari yang selalu mencari-cari kesempatan agar dapat memainkan Facebook yang
dimilikinya. Sehingga dalam aktivitas apapun yang dilakuakan, selalu meluangkan waktu agar
dapat menggunakan Facebook maka tidak heran remaja sering menghabiskan waktunya untuk
menggunakan Facebook melalui gadget yang dimiliki. Intensitas waktu yang digunakan juga
akan semakin bertambah agar dapat berpengaruh terhadap proses perubahan perasaan yang
dimiliki (Dyah, 2009). Sebaliknya, individu biasanya akan merasa cemas atau bahkan
bosan ketika pengunaan Facebook ditunda atau diberhentikan baik dalam waktu yang singat
maupun lama.
3
Internet Addiction sendiri didefinisikan sebagai suatu perilaku penggunaan internet
secara berlebihan dimana perilaku tersebut akan membuat individu hanya terfokus pada internet
dan mengesampingkan rutinitasnya sehari-hari (Young, 2004). Apa bila dilihat dari konten yang
digunakan dalam hal ini adalah pengunaan Facebook yang berlebihan dapat dikatakan bahwa,
individu memusatkan seluruh perhatiannya pada Facebook dan tidak menghiraukan atau
mengabaikan rutinitasnya. Berdasarkan definisi tersebut Widyanto dan McMurran (2004)
menjabarkan aspek-aspek dari Internet Addiction, terdapat enam aspek kecanduan internet
diantaranya : Silience yaitu perilaku khusus yang muncul ketika sedang mengakses internet
seperti mengumpat ketika diganggu saat mengakses internet, seperti marah ketika diganggu saat
sedang online dan muncul ketakutan akan merasa bosan dan hampa ketika tidak dapat
mengakses internet. Excessive use, yaitu penggunaan internet yang berlebihan seperti jam
penggunaan internet yang melebihi batas yang direncanakan dan berkurangnya jam tidur akibat
mengakses internet. Neglect work, yaitu terganggunya kualitas jam dan pekerjaan akibat
menggunakan internet. Aticipation, yaitu selalu menunggu waktu untuk mengakses internet.
Lack of control, yaitu ketidakmampuan untuk mengontrol penggunaan internet. Neglect social
life, yaitu meninggalkan kehidupan sosialnya dan lebih memilih mengakses internet.
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan individu mengalami Internet Addiction
dalam hal ini adalah penggunaan Facebook yaitu interaksi antara pengguna internet dalam
komunikasi dua arah, ketersediaan fasilitas internet, kurangnya pengawasan, motivasi individu
pengguna internet, dan kurangnya kemampuan individu dalam mengontrol perilaku (Widiana,
Retnowati, dan Hidayat, 2004).
Melamun, menyendiri, kesepian, dan melakukan hal-hal secara berlebihan merupakan
ciri dari perilaku withdrawal dan sesuatu yang dilalukan oleh remaja tidak lagi dalam konteks
membunuh waktu namun hanya menghabiskannya tanpa tujuan yang jelas kareana tidak mampu
berbaur dengan kelompoknya atau dengan kata lain gagal dalam membagun hubungan
pertemanan dengan orang lain Mappiare (dalam Hapsari dan Ariana, 2015).
4
Loneliness adalah perasaan emosi yang dirasakan ketika individu beranggapan bahwa
kehidupan sosialnya lebih kecil dari pada apa yang mereka inginkan, atau ketika individu
merasa tidak puas dengan kehidupan sosialnya Peplau dan Perlman (dalam Hapsari dan Ariana,
2015). Weiss (dalam Hapsari dan Ariana, 2015) menyatakan bahwa Loneliness tidak disebabkan
oleh kesendirian, namun disebabkan karena tidak terpenuhinya kebutuhan akan hubungan atau
rangkaian hubungan yang pasti, atau karena tidak tersedianya hubungan yang dibutuhkan oleh
individu. Loneliness didefinisikan oleh Russell (1996) sebagai suatu keadaan yang dialami oleh
seseorang yang ditandai dengan adanya depresi sebagai akibat dari sistem-sistem psikofisik yang
menentukan karakteristik pikiran dan perilaku serta adanya harapan akan kehidupan sosial yang
memuaskan.
McWhirter (1990) mengemukakan beberapa aspek-aspek Loneliness berdasarkan Skala
Internet Addiction Scale, yaitu : Loneliness related to intimate others, yaitu memiliki kualitas
dan kuantitas yang rendah dalam hubungan intimasi dengan orang lain. Loneliness related to
social others, yaitu kekurangan hubungan sosial yang mungkin dapat menjadi hubungan
pertemanan. Loneliness related to affiliative environment, yaitu dimana individu merasa jauh
dengan kelompok atau orang-orang terdekatnya.
Dalam menghadapi Loneliness individu menghadapinya dengan cara yang berbeda-beda.
Marja, Satu dan Kaarina (dalam Hapsari dan Ariana, 2015) dalam penelitiannya menemukan
bahwa support yang diperoleh dari orang disekitar dapat mengurangi beban atau masalah yang
dirasakan oleh inividu. Salah satu remaja yang menjadi responden peneliti pada saat
mengumpulkan data menyatakan bahwa ia menemukan rasa nyaman ketika bergabung dalam
kelompok yang dapat men-support dirinya. Hal ini disebabkan karena ia tidak merasa nyaman
ketika menceritakan kekurangannya atau berbagi masalahnya pada orang yang dikenal. Individu
menjadi semakin jauh dengan lingkungan dan teman sepermainannya karena lebih sering
berinteraksi dengan teman Facebook nya. Hal ini memungkinkan untuk terjadinya kecanduan
5
terhadap internet, dalam hal ini kecanduan terhadap media sosial yang menawarkan pertemanan
atau hubungan sosial seperti Facebook.
Hurlock (1990) mengemukakan bahwa pada masa remaja individu mulai mandiri dan
tidak bergantung pada orang dewasa disekitarnya dan juga banyak menghabiskan waktu dengan
teman-temanya. Tanpa disadari, dengan menggunakan Facebook remaja yang seharusnya
belajar bersosialisasi dengan lingkungan di kehidupan nyata justru lebih banyak
menghabiskan waktunya untuk menggunakan Facebook (Samosir, 2015).
Penelitian yang dilakukan oleh Prabowo (dalam Hapsari dan Ariana, 2015) menemukan
bahwa kecanduan game online pada remaja yang diikuti dengan perasaan Loneliness akan
mengakibatkan semakin tingginya tingkat kecanduan yang dimiliki. Terdapat hasil penelitian
yang berbeda tentang hubungan antara Loneliness dan Internet Addiction. Hamburger dan Ben-
Artzi (dalam Hapsari dan Ariana, 2015) menyatakan bahwa kesepian menyebabkan kecanduan
internet, pernyataan ini mendebat Kraut (dalam Hapsari dan Ariana, 2015) yang menyatakan
bahwa kecanduan internet yang menyebabkan individu kesepian. Koc (dalam Hapsari dan
Ariana, 2015) menyebutkan bahwa individu yang mencari dukungan sosial mencoba memenuhi
kebutuhannya melalui internet yang menyebabkan individu terisolasi dan menjadi pribadi yang
kesepian. Yao dan Zhong (dalam Hapsari dan Ariana, 2015) menyatakan bahwa kontak sosial
secara online tidak mengurangi kadar kesepian individu, tetapi rasa kesepian memiliki akibat
negatif terhadap kontak sosial secara offline. Ini mengindikasikan bahwa internet bukanlah
merupakan jalan keluar bagi Loneliness.
Dengan kemajuan teknologi yang begitu cepat dan tuntutan kebutuhan yang di miliki oleh
hampir sebagian besar remaja dalam mengakses internet khususnya menggunakan Facebook
sebagai sarana untuk berkomunikasi dengan orang lain, walaupun telah banyak menjamur media
sosial lainnya. Hal ini sesuai dengan wawancara singkat peneliti dengan beberapa responden
yang ditemui, yang mengungkapkan bahwa walaupun telah memiliki banyak akun pada
beberapa media social lainnya seperti Instagram, Path, Twitter dan Snapchat namun tetap
6
membuka dan melihat akun Facebook nya serta memberikan perhatian lebih pada Facebook di
banding dengan media social lainnya. Hal ini juga membuat Indonesia menjadi Negara dengan
pertumbuhan penguna Facebook tercepat yang bahkan berada pada urutan keempat
mengalahkan China dengan presentase penggunaannya 41 % dari 71 % remaja penguna media
sosial. Penelitian yang dilakukan terhadap hubungan Loneliness dan Internet Addiction
khususnya pada penggunaan Facebook sendiri masih belum ada. Namun penelitian mengenai
hubungan Loneliness dan Internet Addiction telah banyak dilakukan di luar negeri dan Eropa .
Dari fenomena dan hasil penelitian terdahulu yang telah dijelaskan diatas, peneliti ingin
mengetahui hubungan antara Loneliness dan Internet Addiction pada penggunaan Facebook oleh
remaja.
Hipotesis
Ada hubungan positif yang signifikan antara Lonelines terhadap Intenet Addiction
melalui penggunaan Facebook. Artinya semakin tinggi tingkat Loneliness seseorang maka
semakin tinggi pula Internet Addiction yang dimiliki. Sebaliknya, semakin rendah Loneliness
seseorang maka semakin rendah Internet Addiction melalui pengunaan Facebook yang dimiliki.
7
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Jenis Penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Menurut Azwar (2008),
pada penelitian kuantitatif, data penelitian hanya akan diinterpretasikan dengan lebih objektif
apabila diperoleh lewat suatu proses pengukuran di samping valid dan reliabel, juga objektif.
Variabel Penelitian
Variabel Terikat (Y) : Internet Addiction ( penggunaan Facebook)
Variabel Bebas (X) : Loneliness
Subjek Penelitian
Karakteristik sampel dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMA di kelurahan
Sidorejo-Lor yang berusia 15-18 tahun yang aktiktif atau sementara menggunakan Facebook.
Sebanyak 100 responden dari populasi sebanyak 1.435 orang. Peneliti mengambil sampel
dengan usia 15-18, dimana usia ini termasuk dalam masa remaja.
Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, metode yang digunakan peneliti dalam pengambilan sampel adalah
Nonprobability Sampling. Dalam Nonprobability Sampling kemungkinan sesuatu untuk terpilih
menjadi anggota sampel tidak diketahui. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini
adalah teknik Sampling Insidental teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa
saja yang secara kebetulan/ insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel,
bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok dengan sumber data Sugiyono (dalam
Utama, 2015).
8
Instrumen Penelitian
Pengumpulan data pada penelitian ini mengunakan skala kesepian (Loneliness) dari
Russell (1996) dan dijabarkan aspek-aspeknya oleh McWhirter (1990) dan skala internet
addiction dari Young (1998) dan dijabarkan aspek-aspeknya oleh Widyanto & McMurran
(2004) serta telah di modifikasi oleh peneliti.
1. Skala Kesepian (Loneliness)
Skala kesepian disusun oleh Russell (1996) dan dijabarkan aspek-aspeknya oleh
McWhirter (1990) yang terdiri dari aspek loneliness related to intimate others, loneliness related
to social others, dan loneliness related to affiliative environment. Alat ukur ini berbentuk skala
likert dengan 4 alternatif jawaban, yaitu: selalu, kadang-kadang, jarang, dan tidak pernah.
Terdapat 20 aitem yang terdiri dari 11 aitem favorable dan 9 aitem unfavorable. Rentang skor
aitem dari 4 sampai 1 pada aitem favorable dan rentang skor aitem dari 1 sampai 4 pada aitem
unfavorable . Hasil koefisien Alpa pada skala Loneliness (Cronbach’s alpha= 0,798), hal ini
menunjukan bahwa skala Loneliness reliabel. Dari hasil uji seleksi aitem dan reliabilitas skala
Loneliness sebanyak dua kali putaran, yang terdiri dari 20 aitem hingga tersisa aitem valid
sebanyak 13 aitem, kemudian diperoleh aitem gugur sebanyak 7 aitem dengan koefisien korelasi
aitem totalnya bergerak antara 0,360-0,568. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan try out
terpakai dimana subjek yang digunakan dalam try out digunakan sekaligus untuk penelitian.
9
Tabel 1. Reliabilitas Skala Loneliness
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.798 13
2. Skala Kecanduan Internet (Internet Addiction)
Skala kecanduan internet IAT disusun oleh Young (1998) dan dijabarkan aspek-
aspeknya oleh Widyanto & McMurran (2004) mengemukakan aspek kecanduan internet IAS
yaitu salience, excessive use, neglect work, anticipation, lack of control, dan neglect social life.
Alat ukur ini berbentuk skala likert yang terdiri dari 5 alternatif jawaban yaitu : selalu, sering,
kadang-kadang, jarang dan tidak pernah. Terdapat 30 aitem favorable. Rentang skor setiap aitem
dari 5-1. Hasil koefisien Alpa pada skala Internet Addiction (Cronbach’s alpha= 0,955) hal ini
menunjukan bahwa skala Internet Addiction reliabel. Dari hasil uji seleksi aitem dan reliabilitas
skala Internet Addiction sebanyak dua kali putaran, yang terdiri dari 30 aitem kemudian
diperoleh aitem gugur sebanyak 2 aitem hingga tersisa 28 aitem valid dengan koefisien korelasi
aitem totalnya bergerak antara 0,338-0,803. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan try out
terpakai dimana subjek yang digunakan dalam try out digunakan sekaligus untuk penelitian.
10
Tabel 2. Reliabilitas Skala Internet Addiction
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.955 28
Azwar (2012) yang menyatakan bahwa aitem pada skala pengukuran dapat dikatakan
mempunyai daya diskriminasi yang baik apabila ≥ 0,30 dan juga penentuan-penentuan aitem
yang mempunyai daya diskriminasi yang baik menggunakan ketentuan dari Azwar.
Teknik Analisis Data
Teknik analisis menggunakan uji korelasi Pearson Product Moment untuk melihat
hubungan positif yang signifikan antara tingkat Loneliness dengan Internet Addiction pada
pengguna Facebook yang perhitungan analisis dalam penalitian ini dilakuakan dengan bantuan
SPSS (Statistical Product & Service Solution) seri 16,0 for windows.
11
HASIL PENELITIAN
Deskriptif Statistika
Berikut adalah hasil perhitungan nilai Mean atau rata-rata, minimal, maksimal, dan
standar deviasi sebagai hasil pengukuran skala Loneliness dan skala Internet Addiction.
Tabel 3. Deskriptif Statistika
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean
Std.
Deviation
Loneliness 100 17 44 28.07 5.800
InternetAddictio
n
100 28 121 56.51 20.537
Valid N
(listwise)
100
Pada tabel 3, skor pada skala Loneliness paling rendah adalah 17 dan skor paling tinggi
adalah 44, rata-ratanya 28,07 dan standar deviasi 5,800. Begitu juga dengan skala Internet
Addiction dengan skor paling rendah adalah 28 dan skor paling tinggi adalah 121, rata-ratanya
56,51 dan standar deviasi 20,537.
Digunakan 4 kategori, yaitu: Sangat Tinggi, Tinggi, Rendah dan Sangat Rendah. Dalam
menentukan tinggi rendahnya hasil pengukuran variabel Loneliness . Jumlah pilihan pada setiap
aitem adalah 4. Maka skor maksimum yang diperoleh dengan cara 4 x 13 = 52 untuk variabel
Loneliness, variabel Internet Addiction 5 x 28 = 140 dan skor minimum yang diperoleh dengan
cara 1 x 13 = 13 untuk variabel Loneliness, variabel Internet Addiction 1 x 28 = 28.
12
Tabel 4. Kategorisasi Pengukuran Skala Loneliness dan Internet Addiction
Skala No Interval Kategori Mean F Persentase
Loneliness 1. 42,25 ≤ x ≤ 52 Sangat Tinggi 1 1 %
2. 32,5 ≤ x ≤ 42,25 Tinggi 11 11%
3. 22,75 ≤ x ≤ 32,5 Sedang 28,07 58 58%
4. 13 ≤ x ≤ 22,75 Rendah 31 31%
Jumlah 100 100%
SD= 5,800 Min= 17 Max= 44
Internet Addiction
(pengunaan
Facebook)
1. 112 ≤ x ≤ 140 Sangat Tinggi 38 38%
2. 84 ≤ x ≤ 112 Tinggi 16 16%
3. 56 ≤ x ≤ 84 Sedang 56,51 45 45%
4. 28 ≤ x ≤ 56 Rendah 1 1%
Jumlah 100 100%
SD= 20,537 Min= 28 Max= 121
Berdasarkan tabel 4, diperoleh hasil data dengan Mean sebesar 28,07 dapat disimpulkan
bahwa tingkat Loneliness yang dimiliki dalam kategori sedang dan Mean dari Internet Addiction
yaitu 56,51 yang juga berada pada kategori sedang sebagian besar subjek (45%) memiliki
Internet Addiction dalam kategori sedang.
13
Uji Asumsi
1. Uji Normalitas
Tabel 5. Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Loneliness
InternetAddic
tion
N 100 100
Normal Parametersa Mean 28.07 56.51
Std. Deviation 5.800 20.537
Most Extreme
Differences
Absolute .059 .131
Positive .059 .131
Negative -.043 -.083
Kolmogorov-Smirnov Z .586 1.311
Asymp. Sig. (2-tailed) .883 .064
a. Test distribution is Normal.
Pada skala Loneliness diperoleh hasil skor sebesar 0,586 dengan nilai p sebesar
0,883 (p>0,05). Sedangkan pada skor Internet Addiction memiliki nilai Kolmogorov-
Smirnov Z sebesar 1,311 dengan nilai p sebesar 0,064 dengan demikian kedua variabel
memiliki distribusi yang normal.
14
2. Uji Linearitas
Hasil uji linearitas diperoleh nilai F sebesar 0,629 dengan signifikansi 0,894 (p>0,05)
yang menunjukan adanya linearitas antara kedua variabel.
Tabel 6. Uji Linearitas
ANOVA Table
Sum of
Squares Df
Mean
Square F Sig.
InternetAddiction *
Loneliness
Between
Groups
(Combined) 8526.808 24 355.284 .802 .723
Linearity 2112.405 1 2112.405 4.768 .032
Deviation
from Linearity
6414.404 23 278.887 .629 .894
Within Groups 33228.182 75 443.042
Total 41754.990 99
15
Uji Korelasi
Tabel 7. Hasil Uji Korelasi
Correlations
Loneliness
InternetAddic
tion
Loneliness Pearson
Correlation
1 .225*
Sig. (1-tailed) .012
N 100 100
InternetAddictio
n
Pearson
Correlation
.225* 1
Sig. (1-tailed) .012
N 100 100
*. Correlation is significant at the 0.05 level (1-tailed).
Hasil koefisien korelasi antara Loneliness dengan Internet Addiction , sebesar 0,225
dengan signifikansi 0,012 (p<0,05). Hal ini menunjukan bahwa ada hubungan positif yang
signifikan anatara Loneliness dengan Internet Addiction pada remaja pengguna Facebook.
16
PEMBAHASAN
Berdasarkan penelitian mengenai hubungan antara Loneliness dengan Internet Addiction
pada remaja pengguna Facebook, hasil r sebesar 0,225 dengan signifikansi 0,012 (p<0,05).
Menunjukan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara Loneliness dengan Internet
Addiction pada remaja pengguna Facebook, yang berarti semakin tinggi Loneliness yang
dimiliki maka semakin tinggi pula Internet Addiction yang dimiliki. Penemuan hubungan positif
pada penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian Yao dan Zhong (dalam Hapsari dan Ariana,
2015) yang menunjukkan hubungan positif antara kesepian dan kecanduan internet. Penelitian
lain yang juga konsisten dengan hasil hubungan positif antara kesepian dan kecanduan internet
adalah Hamburger dan Ben-Artzi (dalam Hapsari dan Ariana, 2015) yang menyatakan bahwa
kesepian berhubungan dengan kecanduan internet karena adanya perasaan nyaman yang tidak
individu temukan di kehidupan nyata. Hal ini sejalan dengan beberapa jawaban yang diberikan
oleh responden kepada peneliti pada saat mengumpulkan data bahwa remaja Loneliness dan
kurang baik dalam interaksi sosialnya cenderung memilih internet sebagai media pengalihan.
Temuan ini mempertegas bahwa memang ada fenomena Loneliness dan Internet Addiction.
Dari uraian tersebut peneliti dapat menyebutkan bahwa semakin tinggi Loneliness maka
semakin tinggi pula Internet Addiction pada remaja pengguna Facebook. Hal ini sesuai dengan
hasil kajian peneliti diatas bahwa antara Loneliness dengan Internet Addiction memiliki
hubungan positif yang signifikan. Berdasarkan hasil analisis deskriptif, sebagian subjek (58%)
mempunyai Loneliness dalam kategori sedang dan juga dalam kategori sedang remaja adiksi
terhadap internet pada Facebook sebanyak (45%).
Berdasarkan hasil penelitian yang di lakukan oleh Caplan (dalam Hapsari dan Ariana,
2015) ditemukan bahwa secara teoritis ciri-ciri yang dimiliki seperti persepsi yang negatif
mengenai kemampuan komunikasi dan ketrampilan sosial yang kurang, akan lebih cenderung
menggunakan internet secara berlebihan dalam rangka menghindari interaksi sosial secara
langsung oleh sebab itu kesepian menjadi salah satu predictor dalam masalah penggunaan
17
internet yang berlebihan. Dalam hal ini penggunaan Facebook yang berlebihan dirasa mampu
mengatasi masalah yang dialami oleh remaja.
Dari hasil penelitian juga dapat disimpulkan bahwa Loneliness memberikan kontribusi
sebanyak 5,1% untuk variabel Internet Addiction pada remaja yang menggunakan Facebook
dan sebanyak 94,9 % dari factor lain seperti kontrol diri, pengawasan, ketersediaan fasilitas,
interaksi sosial, dll.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Ada hubungan positif yang signifikan antara Loneliness dengan Internet Addiction pada
remaja pengguna Facebook. Artinya, semakin tinggi Loneliness seseorang, maka
semakin tinggi pula Internet Addiction yang dialami. Sebaliknya, apabila semakin rendah
Loneliness, maka semakin rendah pula seseorang mengalami Internet Addiction .
2. Rata-rata Loneliness yang dimiliki pada kategori sedang dan tingkat Internet Addiction
pada kategori sedang.
Saran
1. Bagi para remaja, yang mengalami Loneliness, disarankan untuk mencari aktivitas yang
membangun dan juga bermaanfaat untuk menunjang kehidupan masa remaja seperti
bergabung dalam club-club di sekolah atau eskul yang di adakan oleh sekolah atau
kegiatan-kegiatan positif lainnya yang dapat mengalihkan fokus para remaja dari
pengunaan Facebook yang berlebihan.
2. Bagi orang tua, untuk lebih memotivasi dan memberi contoh pada anak agar banyak
bersosialisasi dengan lingkungan di sekitarnya sehingga anak dapat menggembangkan
diri dan mampu berosialisasi dengan orang lain. Orang tua, harus mampu mengontrol
18
penggunaan benda elektronik yang berhubungan dengan internet pada anak sehingga
tidak berlebihan dalam penggunaannya.
3. Mengingat sumbangan variabel Loneliness sebesar 5,1% dan masih banyak faktor lain
yang mempengaruhi maka bagi peneliti selanjutnya yang akan melalukan penelitian
serupa agar dapat melihat faktor-faktor lain yang juga mempengaruhi Internet Addiction,
misalnya kontrol diri, ketersediaan fasilitas, pengawasan. Juga dapat melihat pengaruh
Loneliness terhadap media social lain, seperti Twitter, Instagram, Path, Shapchat, dll.
19
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, S. (2008). Penyusunan skala psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Azwar, S. (2012). Reliabilitas dan validitas. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Cacioppo, J. T., & Hawkley, L. C. (2008). Loneliness. Chicago Center for Cognitive &
Neuroscience University of Chicago.
Donny. (2010). Privasi diri di situs jejaring sosial facebook. Diakses pada tanggal 19 Februari
2016 dari http://ictwatch.com/internetsehat/wp-content/uploads/2010/05/privasi-
facebook-indonesia.pdf
Dyah, R. (2009). Hubungan Kontrol Diri dengan Kecanduan Internet pada Siswa Sekolah
Menengah Pertama. Diakses pada tanggal 19 Februari 2016 dari
http://etd.eprints.ums.ac.id/5980/1/F100040103.pdf
E.B.Hurlock,(1990). Psikologi perkembangan edisi 5.Jakarta:Erlangga
Facebook demographic statistics. (2009). Diakses pada tanggal 24 Februari 2016 dari
http://www.allfacebook.com/facebook-demographic-statistics/
Gen. (2009). 10 dampak negatif facebook bagi pelajar dan remaja. Diakses pada tanggal 19
Februari 2016 dari http://gen22.blogspot.com.
Gunawan. (2009). Fenomena facebook di Indonesia. Diakses pada tanggal 24 Februari 2016 dari
http://grelovejogja.wordpress.com/2009/03/29/fenomena-facebook-di- indonesia/
Hapsari, A., & Ariana, A.D. (2015). Hubungan antara kesepian dan kecenderungan kecanduan
internet pada remaja. Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental, 4(3), Desember 2015
Bohang, F. K.(2015). Facebook masih didominasi remaja bukan orang tua . Kompas.com.
Diakses pada tanggal 28 Mei 2016 dari
http://tekno.kompas.com/read/2015/04/10/13100087/Facebook.Masih.Didominasi.Remaja.
Bukan.Orang.Tua.
Yusuf, O. (2016). Hampir semua pengguna Internet memakai facebook . Kompas.com. Diakses
pada tanggal 29 Mei 2016 dari
http://tekno.kompas.com/read/2016/04/15/10210007/Hampir.Semua.Pengguna.Internet.Ind
onesia.Memakai.Facebook.
Neuman, W. L. (2007). Basic of Social Research (Second Edition) : Quantitative and
Qualitatitve Approaches. Boston: Pearson Education, Inc..
Putra, B. (2009). Welcome to the Republic of the Facebook!. Diakses pada tanggal 23 Februari
2016 dari http://asia.cnet.com/blogs/toekangit/post.htm?id=63008431.
20
Rahmalia, P. (2014). Hubungan antara Kesepian Dengan Kecenderungan Kecanduan Internet
pada Mahasiswa Unsyiah. Banda Aceh : Universitas Syiah Kuala. 14
Russel, DW. (1996). UCLA Loneliness Scale Version -3: reliability, validity, and factor
structure. Journal of personality assessment. 20-40
Sahana. (2008). Facebook Indonesia Outpaces Southeast Asian Counterparts in 2008. Diakses
pada tanggal 19 Februari 2016 dari
http://www.insidefacebook.com/2008/12/31/facebook-indonesia-outpaces-sountheast-
asian-counterparts-in-2008/
Samosir, H. A. (2015). Generasi Gadget, 8 dari 10 Remaja Jakarta Tak Aktif Bergerak. Diakses
pada tanggal 20 Februari 2016 dari http://www.cnnindonesia.com/gaya-
hidup/20150519182148-255-54308/generasi-gadget-8-dari-10-remaja-jakarta-tak-aktif-
bergerak/
Statista. (2014). Distribution of Internet Users Worldwide as of June 2014, By Age Group.
Diakses pada tanggal 19 Februari 2016 dari
http://www.statista.com/statistics/272365/age-distribution-of-internet-users worldwide/
Sugiyono.(2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&B. Bandung: Alfabeta.
Tanamas, R.(2009). Demam Facebook, Agar Tidak Dibilang Kampungan. Diakses pada tanggal
20 Februari 2016 dari
http://www.detiknews.com/read/2009/02/24/161721/1089833/159/agar-tidak-dibilang-
kampungan
Widiana, H. S., Retnowati, S., & Hidayat, R. (2004). Kontrol Diri dan Kecenderungan
Kecanduan Internet. Indonesian Phsychological Journal , 1(1), 6-16.
Widiyanto, L., & McMurran, M. (2004). The Psychometric Properties of the Interner Addiction
Test. CyberPsychology & Behavior, 7(4), 445-453.
Yao, M. Z., & Zhong, Z.-J. (2014). Loneliness, Social Contacts, and Internet Addiction : A
Cross-Lagged Panel Study. Computers in Human Behavior , (30), 164-170.
Young, K. S. (1998). Assesment of Internet Addiction. The Center for Internet Addiction
Recovery available at www.netaddiction.com, 1-21.
Young, K. S. (2004). Internet Addiction : A New Clinical Phenomenon and its Consequences.
American Behavioral Scientist, 48(4), 402-415.