HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN …lib.unnes.ac.id/2758/1/7170.pdf · dengan doa. • Untuk...

97
HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KEMANDIRIAN PADA MAHASISWA BIMBINGAN DAN KONSELING ANGKATAN 2005 DAN 2006 UNNES skripsi disusun sebagai salah satu syarat penyelesaian studi Strata 1(S1) untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan Oleh Putri Primasari Ocktavia NIM 1301405048 JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2010

Transcript of HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN …lib.unnes.ac.id/2758/1/7170.pdf · dengan doa. • Untuk...

Page 1: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN …lib.unnes.ac.id/2758/1/7170.pdf · dengan doa. • Untuk Embah yang sudah menghadap sang pencipta terlebih dahulu • Sahabat yang selalu memberikan

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KEMANDIRIAN PADA MAHASISWA BIMBINGAN

DAN KONSELING ANGKATAN 2005 DAN 2006 UNNES

skripsi

disusun sebagai salah satu syarat penyelesaian studi Strata 1(S1) untuk

memperoleh gelar sarjana pendidikan

Oleh

Putri Primasari Ocktavia

NIM 1301405048

JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2010

Page 2: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN …lib.unnes.ac.id/2758/1/7170.pdf · dengan doa. • Untuk Embah yang sudah menghadap sang pencipta terlebih dahulu • Sahabat yang selalu memberikan

ii

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di dalam sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan

Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang

pada :

Hari :

Tanggal :

Panitia Ujian

Ketua Sekretaris

Drs. Hardjono, M.Pd. Drs. Eko Nusantoro, M.Pd NIP. 19510801 197903 1 007 NIP. 19600205 199802 1 001

Penguji Utama

Prof. Dr. Sugiyo, M.Si. NIP. 19520411 197802 1 001 Penguji/Pembimbing I Penguji/Pembimbing II

Drs. Heru Mugiarso, M.Pd., Kons . Drs. Eko Nusantoro, M. Pd NIP. 19610602 198403 1 002 NIP. 19600205 199802 1 001

Page 3: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN …lib.unnes.ac.id/2758/1/7170.pdf · dengan doa. • Untuk Embah yang sudah menghadap sang pencipta terlebih dahulu • Sahabat yang selalu memberikan

iii

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam Skripsi ini benar-benar

hasil karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian

maupun seluruhnya. Pendapat ataupun temuan dari orang lain yang terdapat dalam

Skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Semarang, Februari 2010

Putri Primasari Ocktavia NIM. 1301405048

Page 4: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN …lib.unnes.ac.id/2758/1/7170.pdf · dengan doa. • Untuk Embah yang sudah menghadap sang pencipta terlebih dahulu • Sahabat yang selalu memberikan

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO • Setiap Masalah selalu mengandung inti solusi. Untuk mendapatkan inti

itu, mau tak mau anda perlu menghadapi masalah (Norman Vincent

Peale, penulis buku The Power of Positive Thinking)

PERSEMBAHAN

• Bapak dan Mama tercinta, serta adikku Patria

dan Fitria yang selalu mengiringi langkahku

dengan doa.

• Untuk Embah yang sudah menghadap sang

pencipta terlebih dahulu

• Sahabat yang selalu memberikan semangat

dan selalu ada saat kubutuhkan

• Teman-teman BK’05 terima kasih untuk

kenangan yang tak akan pernah terlupakan

• Keluarga besar wisma karya, terima kasih

untuk persaudaraannya.

Page 5: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN …lib.unnes.ac.id/2758/1/7170.pdf · dengan doa. • Untuk Embah yang sudah menghadap sang pencipta terlebih dahulu • Sahabat yang selalu memberikan

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat

dan karunianya, sehingga skripsi yang berjudul “Hubungan Antara Konsep Diri

dengan Kemandirian pada Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Angkatan 2005

dan 2006 Universitas Negeri Semarang” dapat diselesaikan dengan baik.

Kemandirian merupakan kemampuan berdiri sendiri sebagai manusia dewasa

yang dilandasi dengan tanggungjawab atas segala tingkah laku yang dilakukan

dan menghadapi segala sesuatu yang telah diputuskan.

Mahasiswa BK sebagai seorang dewasa dan mandiri, ia harus dapat

berdiri sendiri menghadapi segala persoalan atau masalah, baik masalah yang

berhubungan dengan diri sendiri maupun menyangkut orang lain. Oleh karena itu

sebagai mahasiswa Bimbingan dan Konseling seharusnya lebih berkompeten

untuk dapat menyelesaikan masalah yang ada dalam dirinya daripada mahasiswa

lainnya, karena bagaimana mahasiswa tersebut dapat menjadi seorang konselor

yang profesional apabila dia sendiri tidak menyelesaikan masalah pribadinya.

Agar dapat mencapai kemandirian dalam menghadapi masalah, maka perlu

menumbuhkan konsep diri yang positif pada diri mahasiswa sebagai calon

konselor. Dengan adanya konsep diri yang positif seseorang yakin akan

kemampuannya dalam menghadapi masalah, mampu menilai mana yang baik bagi

dirinya maupun orang lain, dan bersikap optimis dalam melakukan sesuatu hal.

Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa Bimbingan dan Konseling

Universitas Negeri Semarang Angkatan 2005 dan 2006, dengan pandangan yang

telah peneliti ungkapkan diatas, maksud dalam penelitian ini adalah ingin

mengetahui sejauh mana gambaran konsep diri dan kemandirian mahasiswa BK,

serta membuktikan secara empiris hubungan antara konsep diri dengan

kemandirian mahasiswa Bimbingan dan Konseling Angkatan 2005 dan 2006

UNNES.

Peneliti menyadari keberhasilan penulisan skripsi ini tidak terlepas dari

bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini,

penulis bermaksud menyampaikan terima kasih kepada:

Page 6: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN …lib.unnes.ac.id/2758/1/7170.pdf · dengan doa. • Untuk Embah yang sudah menghadap sang pencipta terlebih dahulu • Sahabat yang selalu memberikan

vi

1. Prof. Dr.Sudijono Sastroatmojo, M.Si, Rektor Universitas Negeri

Semarang yang telah mengizinkan penulis untuk menempuh pendidikan

jenjang Srata 1 (S1).

2. Drs. Harjono, M.Pd Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri

Semarang yang telah memberikan ijin penelitian dan memberikan

kelancaran dalam penyusunan skripsi.

3. Drs. Suharso, M.Pd Kons, Ketua Jurusan Bimbingan dan Konseling

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang yang telah

memberikan ijin penelitian.

4. Drs. Heru Mugiarso, M.Pd Kons, Dosen Pembimbing 1 yang telah

menyempatkan waktu dan dengan sabar memberikan arahan dan motivasi

hingga terselesaikannya skripsi ini.

5. Drs. Eko Nusantoro, M.Pd, Dosen Pembimbing 2 yang telah memberikan

masukan yang bermanfaat pada skripsi ini.

6. Prof. Dr. Sugiyo, M.Si, Dosen Penguji Utama yang telah menyempatkan

waktu dan memberikan masukan yang bermanfaat hinggá terselesaikannya

skripsi ini.

7. Bapak dan Ibu dosen jurusan BK yang telah memberikan bekal

pengetahuan selama mengikuti perkuliahan sampai selesai.

8. Ibu Sukati, S.Pd Kons yang telah memberikan dukungan dan semangat

hingga terselesaikannya skripsi ini

9. Bapak dan Mama tercinta yang selalu memberikan semangat dan doa,

terima kasih untuk kasih sayang, perjuangan Bapak selama ini. Semoga

aku bisa memberikan kebahagiaan suatu saat nanti.

10. Kedua adikku, patria dan fitria yang selalu memberikan kehangatan dan

kebersamaannya selama ini.

11. Untuk embah yang ingin sekali menghadiri wisudaku nanti

12. sahabat tercinta Ani, Anggun, Mbak. Risma, Lintang, Upi, Cumitz, Laila

Umi, Hesti, Tunjung. Terima kasih kebersamaannya selama ini.

Page 7: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN …lib.unnes.ac.id/2758/1/7170.pdf · dengan doa. • Untuk Embah yang sudah menghadap sang pencipta terlebih dahulu • Sahabat yang selalu memberikan

vii

13. Untuk kos wisma karya terima kasih persaudaraan yang indah. Buat Lia,

esti, Tri dan baby. Terima kasih menemaniku bergadang kerjain tugas-

tugasku.

14. Untuk seseorang yang telah masuk dalam kehidupanku, terima kasih

doanya dan mengajarkan apa arti kedewasaan yang sesungguhnya.

Tiada kesempurnaan dimiliki manusia, untuk itu segala saran dan kritik

menjadi bagian tidak terlupakan dalam memperbaiki kinerja penulis dalam

penulisan Skripsi ini. Besar harapan agar Skripsi ini dapat berguna bagi semua

pihak.

Semarang, Februari 2010

Penulis

Page 8: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN …lib.unnes.ac.id/2758/1/7170.pdf · dengan doa. • Untuk Embah yang sudah menghadap sang pencipta terlebih dahulu • Sahabat yang selalu memberikan

viii

ABSTRAK

Ocktavia, Putri Primasari. 2010. Hubungan Antara Konsep Diri dengan Kemandirian pada Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Angkatan 2005 dan 2006 Universitas Negeri Semarang. Jurusan Bimbingan dan Konseling. Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri Semarang. Drs. Heru Mugiarso, M. Pd Kons dan Drs. Eko Nusantoro, M. Pd. 147 Halaman.

Setiap individu pastinya menginginkan menjadi manusia yang dewasa dan

mandiri. Dalam perkembangannya manusia mengalami berbagai masalah, baik masalah pribadi, sosial, ekonomi dan karier. Seseorang dikatakan mandiri apabila individu tersebut dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan penuh tanggung jawab dan tanpa bantuan orang lain.Untuk itu perlu menumbuhkan konsep diri positif, karena dengan begitu seseorang akan menilai dan menimbang hal-hal apa yang pantas dan tidak untuk dilakukan, sehingga tahu keputusan apa yang perlu diambil. Sebagai seorang calon konselor mahasiswa BK seharusnya dapat menjadi manusia yang mandiri dan memiliki konsep diri positif. Akan tetapi pada kenyataannya konsep diri mahasiswa BK sebagai calon konselor cenderung belum sepenuhnya positif dan cenderung memiliki kemandirian rendah. Berdasarkan gejala tersebut, masalah yang muncul dalam penelitian ini adalah bagaimanakah gambaran konsep diri dan kemandirian mahasiswa angkatan 2005 dan 2006 serta apakah ada hubungan antara konsep diri dengan kemandirian pada mahasiswa BK angkatan 2005 dan 2006. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran konsep diri mahasiswa BK dan kemandirian mahasiswa BK serta apakah ada hubungan antara konsep diri dengan kemandirian pada mahasiswa BK. Sedangkan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ” Ada hubungan antara konsep diri dengan kemandirian pada mahasiswa BK angkatan 2005 dan 2006 Universitas Negeri Semarang”. Penelitian yang dilakukan adalah korelasi. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa BK angkatan 2005 dan 2006. Teknik sampel yang digunakan yaitu stratified proporsional random sampling. Sampel yang diambil 60 mahasiswa. Data hasil penelitian menggunakan teknik statistik product moment. Berdasarkan analisis data tersebut diperoleh rxy= 0.535 dan rtabel=0.254. Ini berarti rxy= 0.535 > rtabel=0.254. Maka Ha diterima dan Ho ditolak, yang artinya Ada hubungan yang signifikan antara konsep diri dengan kemandirian mahasiswa BK angkatan 2005 dan 2006 UNNES. Oleh karena itu hendaknya mahasiswa BK sebagai calon konselor dapat memandang dan menilai dirinya secara positif agar menjadi cerminan mahasiswa yang lain atau klien sehingga menjadi konselor yang memiliki pribadi mandiri dan konsep diri positif.

Page 9: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN …lib.unnes.ac.id/2758/1/7170.pdf · dengan doa. • Untuk Embah yang sudah menghadap sang pencipta terlebih dahulu • Sahabat yang selalu memberikan

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i

PENGESAHAN KELULUSAN ......................................................................... ii

PERNYATAAN ................................................................................................ iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................... iv

KATA PENGANTAR ........................................................................................ v

ABSTRAK ......................................................................................................... ix

DAFTAR ISI ...................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvii

BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 8

1.3 Tujuan Penelitian..................................................................................... 8

1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................... 8

1.5 Sistematika Skripsi .................................................................................. 9

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 11

2.1 Penelitian Terdahulu ............................................................................. 11

2.1.1 Penelitian terdahulu tentang konsep diri ............................................... 11

2.1.2 Penelitian terdahulu tentang kemandirian ............................................. 11

2.1.3 Penelitian terdahulu tentang konsep diri dan kemandirian ..................... 12

2.2 Kemandirian ........................................................................................ 13

2.2.1 Pengertian kemandirian ........................................................................ 13

2.2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi kemandirian .................................... 16

2.2.3 Aspek-aspek kemandirian ..................................................................... 16

2.3 Konsep diri ........................................................................................... 18

2.3.1 Pengertian Konsep diri ......................................................................... 18

2.3.2 Isi konsep diri ....................................................................................... 20

Page 10: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN …lib.unnes.ac.id/2758/1/7170.pdf · dengan doa. • Untuk Embah yang sudah menghadap sang pencipta terlebih dahulu • Sahabat yang selalu memberikan

x

2.3.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri ...................................... 22

2.3.4 Aspek-aspek konsep diri ....................................................................... 23

2.3.5 Karakteristik konsep diri....................................................................... 25

2.4 Hubungan antara konsep diri dengan kemandirian pada mahasiswa

Bimbingan dan Konseling Angkatan 2005 dan 2006 UNNES ............... 28

2.5 Hipotesis .............................................................................................. 34

BAB 3 METODE PENELITIAN................................................................... 35

3.1 Jenis penelitian ...................................................................................... 35

3.2 Variabel penelitian ................................................................................ 35

3.3 Definisi operasional ............................................................................... 37

3.3.1 Kemandirian .......................................................................................... 37

3.3.2 konsep diri............................................................................................. 37

3.4 Populasi dan sampel .............................................................................. 37

3.4.1 Populasi ................................................................................................ 37

3.4.2 Sampel .................................................................................................. 39

3.5 Metode pengumpulan data ..................................................................... 41

3.6 Instrumen penelitian .............................................................................. 42

3.7 Validitas dan reliabilitas ........................................................................ 49

3.7.1 Validitas ................................................................................................ 49

3.7.2 Reliabilitas ............................................................................................ 50

3.7.3 Hasil uji validitas dan reliabilitas ........................................................... 52

3.8 Metode analisis data .............................................................................. 54

3.8.1 Teknik analisis desktiptif presentase ...................................................... 54

3.8.2 Analisis Korelasi .................................................................................. 55

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 57

4.1 Hasil penelitian ..................................................................................... 57

4.1.1 Hasil analisis deskriptif prosentase ........................................................ 57

4.1.1.1 Deskripsi konsep diri mahasiswa ...................................................... 57

4.1.1.2 Deskripsi kemandirian mahasiswa .................................................... 68

4.1.2 Hubungan antara konsep diri dengan kemandirian pada mahasiswa

Bimbingan dan Konseling Angkatan 2005 dan 2006 UNNES ................ 73

Page 11: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN …lib.unnes.ac.id/2758/1/7170.pdf · dengan doa. • Untuk Embah yang sudah menghadap sang pencipta terlebih dahulu • Sahabat yang selalu memberikan

xi

4.1.2.1 Uji normalitas .................................................................................. 73

4.1.2.2 Menghitung koefisien korelasi ......................................................... 74

4.1.2.3 Hasil uji hipotesis ............................................................................ 75

4.2 Pembahasan........................................................................................... 75

4.2.1 Gambaran konsep diri mahasiswa Bimbingan dan Konseling ................ 75

4.2.2 Gambaran kemandirian mahasiswa Bimbingan dan Konseling .............. 77

4.2.3 Hubungan Antara Konsep Diri dengan Kemandirian pada Mahasiswa

Bimbingan dan Konseling Angkatan 2005 dan 2006 UNNES ............ 79

4.3 Keterbatasan penelitian .......................................................................... 82

BAB 5 PENUTUP ............................................................................................ 83

5.1 Simpulan ................................................................................................ 83

5.2 Saran ...................................................................................................... 84

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 85

LAMPIRAN .................................................................................................... 87

Page 12: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN …lib.unnes.ac.id/2758/1/7170.pdf · dengan doa. • Untuk Embah yang sudah menghadap sang pencipta terlebih dahulu • Sahabat yang selalu memberikan

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Populasi mahasiswa BK FIP UNNES angkatan 2005 dan 2006 .........38

Tabel 3.2 Perincian subyek penelitian ...............................................................40

Tabel 3.3 Penskoran item skala .........................................................................42

Tabel 3.4 Kisi-kisi konsep diri ..........................................................................43

Tabel 3.5 Kisi-kisi kemandirian ........................................................................46

Tabel 3.6 Kriteria reliabilitas soal .....................................................................52

Tabel 3.7 Kriteria prosentase konsep diri dan kemandirian mahasiswa ..............55

Tabel 4.1 Tingkat konsep diri mahasiswa (secara keseluruhan) .........................57

Tabel 4.2 Karakteristik fisik ..............................................................................59

Tabel 4.3 Kesehatan dan kondisi fisik ...............................................................60

Tabel 4.4 Status intelektual, kecerdasan ............................................................61

Tabel 4.5 Cara berpakaian, model rambut .........................................................62

Tabel 4.6 Ide religius, minat religius, keyakinan ...............................................62

Tabel 4.7 Hubungan keluarga............................................................................63

Tabel 4.8 Kepemilikan, benda-benda yang dipunya ...........................................64

Tabel 4.9 Bakat khusus dan kemampuan khusus ...............................................65

Tabel 4.10 Ciri kepribadian ................................................................................66

Tabel 4.11 Kemandirian .....................................................................................66

Tabel 4.12 Sikap dan hubungan sosial ................................................................67

Tabel 4.13 Tingkat kemandirian mahasiswa (secara keseluruhan) ......................68

Tabel 4.14 Kebebasan ........................................................................................69

Tabel 4.15 Ulet ..................................................................................................70

Tabel 4.16 Inisiatif .............................................................................................71

Tabel 4.17 Pengendalian diri ..............................................................................72

Tabel 4.18 Kemantapan diri ...............................................................................72

Tabel 4.19 Hasil uji normalitas data ...................................................................73

Page 13: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN …lib.unnes.ac.id/2758/1/7170.pdf · dengan doa. • Untuk Embah yang sudah menghadap sang pencipta terlebih dahulu • Sahabat yang selalu memberikan

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 3.1 Bagan hubungan antar variabel ................................................... 36

Gambar 3.2 Prosedur penyusunan instrumen .................................................. 42

Gambar 4.1 Diagram distribusi frekuensi konsep diri mahasiswa ................... 58

Gambar 4.2 Diagram tingkat konsep diri per indikator ................................... 59

Gambar 4.3 Diagram distribusi frekuensi kemandirian ................................... 68

Gambar 4.4 Diagram tingkat kemandirian per indikator ................................. 69

Page 14: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN …lib.unnes.ac.id/2758/1/7170.pdf · dengan doa. • Untuk Embah yang sudah menghadap sang pencipta terlebih dahulu • Sahabat yang selalu memberikan

xiv

DAFTAR LAMPIRAN 1. Perhitungan Validitas Uji Coba Instrumen .................................................. 87

2. Perhitungan reliabilitas Uji Coba Instrumen ................................................ 89

3. Tabel perhitungan validitas dan reliabilitas uji coba instrumen skala konsep

Diri mahasiswa Bimbingan dan Konseling ................................................. 92

4. Tabel Perhitungan Validitas dan Reliabilitas Uji Coba Instrumen Skala

Kemandirian .............................................................................................. 95

5. Uji Normalitas Data Kemandirian ............................................................... 98

6. Uji Normalitas Data Konsep Diri Mahasiswa Bimbingan dan Konseling ..... 99

7. Tabel Persiapan Analisis Korelasi dan Perhitungan Koefisien korelasi ........ 100

8. Tabulasi Data Hasil Penelitian Kemandirian ............................................... 102

9. Tabulasi data hasil penelitian Konsep Diri mahasiswa BK .......................... 105

10.Tabulasi Data Hasil Penelitian Kemandirian per indikator .......................... 108

11.Tabulasi Data Hasil Penelitian Konsep Diri per indikator ........................... 111

12.Skala Konsep Diri sebelum dan sesudah Try Out ....................................... 117

13.Skala kemandirian sebelum dan sesudah Try Out ....................................... 129

14.Kisi-kisi instrumen skala konsep diri sebelum dan sesudah try out ............. 133

15. Kisi-kisi instrumen skala kemandirian sebelum dan sesudah try out .......... 136

16. Surat ijin penelitian ................................................................................... 147

Page 15: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN …lib.unnes.ac.id/2758/1/7170.pdf · dengan doa. • Untuk Embah yang sudah menghadap sang pencipta terlebih dahulu • Sahabat yang selalu memberikan

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Setiap Individu mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan, dalam

perkembangannya tersebut individu mengalami banyak pengalaman baik positif

maupun negatif. Dan hal itu dapat dilihat dalam kehidupan sehari-hari, misalkan

individu yang sedang mengalami permasalahan. Permasalahan tersebut dapat

ditimbulkan dari dalam dirinya sendiri maupun muncul dari luar dirinya baik

disadari maupun tidak disadari. Oleh sebab itu individu diharapkan dapat menjadi

pribadi yang mandiri dalam menghadapi segala permasalahan dalam hidupnya.

Menurut Haqquzzaki dalam Anastasia dan Nugraheni, ( 2008: 13 ) bahwa

sikap mandiri atau kemandirian adalah mampu berdiri di atas kemampuan sendiri

dalam mempertahankan kelangsungan hidup dengan keberanian dan tanggung

jawab atas segala tingkah laku sebagai manusia dewasa dalam melaksanakan

segala kewajibannya guna memenuhi kebutuhan sendiri. Oleh sebab itu dapat

dikatakan jika pribadi mandiri adalah seorang individu yang dapat mengambil

keputusan yang dilandasi dengan berbagai pertimbangan atas segala konsekuensi

dari keputusannya tersebut.

Setiap individu menginginkan menjadi manusia yang dewasa dan mandiri,

meski demikian kemandirian tidak dapat diperoleh secara instan. Kemandirian

dapat berkembang secara bertahap dan berhasil dengan baik jika ada pemberian

kesempatan untuk berkembang lebih baik lagi lewat berbagai latihan-latihan yang

Page 16: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN …lib.unnes.ac.id/2758/1/7170.pdf · dengan doa. • Untuk Embah yang sudah menghadap sang pencipta terlebih dahulu • Sahabat yang selalu memberikan

2

dilakukan terus menerus dan sejak dini. Individu yang sudah memiliki sikap hidup

mandiri biasanya waktu kecil sudah terbiasa dengan tugas-tugas yang diselesaikan

tanpa bantuan. Tentu saja tugas tersebut harus disesuaikan dengan usia dan

kemampuannya.

Individu tidak dapat terlepas dari masalah, hal tersebut dapat terjadi apabila

ada kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Adanya permasalahan tersebut

akan menambah kedewasaan serta jika dapat diterapkan dengan baik, maka akan

membantu kita dalam pencapaian kemandirian. Individu yang dapat memecahkan

dan menghadapi masalahnya dengan baik, maka dapat menjadi modal dasar dalam

menghadapi dan memecahkan masalah-masalah selanjutnya. Sebaliknya individu

yang tidak dapat menghadapi dan memecahkan masalahnya maka akan

menjadikan individu dewasa yang selalu bergantung pada orang lain.

Tuntutan terhadap sikap mandiri ini sangat besar. Jika tidak dipenuhi secara

tepat, bisa menimbulkan dampak tidak baik bagi perkembangan psikologis.

Namun, pada kenyataannya di tengah berbagai tuntutan perubahan yang terus

terjadi, banyak teman -teman kita yang mengalami kekecewaan, frustasi, dan

kehilangan pendirian karena tidak kunjung memperoleh apa yang dinamakan

kemandirian. Seseorang yang mandiri akan mengutamakan apa yang bisa ia

lakukan sendiri daripada menerima bantuan orang lain, seseorang yang mandiri

akan merasa bangga bila ia bisa mengerjakan sesuatu sendiri.

Melalui pendidikan mahasiswa selalu menghadapi berbagai tantangan dan

hambatan serta tuntutan, baik sebagai individu, sebagai anggota kelompok

masyarakat kampus maupun anggota masyarakat luas. Dengan kata lain, harus

Page 17: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN …lib.unnes.ac.id/2758/1/7170.pdf · dengan doa. • Untuk Embah yang sudah menghadap sang pencipta terlebih dahulu • Sahabat yang selalu memberikan

3

disertai dengan pemantapan diri dan merealisasikannya dalam bentuk ketrampilan

dan kemampuan yang memadahi agar dapat menjadi seorang konselor yang

profesional.

Pada umumnya mahasiswa menghadapi tantangan yang bersifat akademik,

dan sebagian lagi bersifat non akademik. Dari hasil wawancara dan pengamatan

yang dilakukan oleh peneliti diperoleh gambaran kemandirian sebagian

mahasiswa belum mampu mengatasi problem atau masalah yang sifatnya

akademik antara lain, takut bertemu dosen sehingga harus disertai teman, jika

ingin mengulang mata kuliah yang nilainya kurang maka menunggu teman yang

memiliki masalah yang sama, sedangkan yang sifatnya non akademik, misalnya

belum dapat mengambil keputusan untuk dirinya sendiri dan meminta bantuan

dari orang lain dalam menghadapi permasalahan yang menyangkut pada

hubungan antar pribadi, keluarga, kesehatan, dan ekonomi.

Menurut hasil pengamatan, fenomena yang terjadi bahwa mahasiswa

cenderung belum dapat mengenali apa yang menjadi tujuan hidupnya sehingga

mereka mengikuti segala hal yang terjadi disekitarnya, sehingga tidak adanya rasa

tanggung jawab pada diri. Dengan kata lain sebagian besar mahasiswa masih

ketergantungan pada teman dan kurang percaya diri. Jika tantangan pribadi diatas

tidak dapat dihadapi dan diselesaikan maka akan menghambat kemandirian

pribadi individu, dengan adanya kemandirian dapat menjadi modal dasar untuk

lebih produktif dan efisien serta merubah dirinya ke arah yang lebih baik. Seperti

yang dikatakan Steinberg (2002) dalam Kurniawan menegaskan bahwa

kemandirian memegang peranan penting dan membawa dalam dampak positif

Page 18: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN …lib.unnes.ac.id/2758/1/7170.pdf · dengan doa. • Untuk Embah yang sudah menghadap sang pencipta terlebih dahulu • Sahabat yang selalu memberikan

4

bagi mahasiswa. Mahasiswa yang mandiri mampu berusaha sendiri

menyelesaikan masalahnya sehingga tidak tergesa-gesa meminta bantuan orang

lain, tidak terombang-ambing derasnya informasi yang diterima baik secara lisan

maupun tulisan, mampu menggunakan nilai-nilai mana yang penting dan mana

yang benar. Selain itu mahasiswa yang mandiri mampu bersaing dengan orang

lain, dapat mengambil keputusan dan tidak menunggu orang lain memutuskan

untuknya.

Agar dapat mencapai kemandirian perlu menumbuhkan konsep diri yang

positif dalam diri mahasiswa Bimbingan dan Konseling. Konsep diri menurut

William D. Brooks dalam Rakhmat (2007:99) sebagai ”those physical, social, and

psychological perceptions of ourselves that we have derived from experiences and

our interactions with others”. Jadi konsep diri adalah pandangan dan perasaan

kita tentang diri kita. Persepsi tentang diri ini boleh bersifat psikologi, social dan

fisik, yang didasarkan pada pengalaman-pengalaman dan hasil interaksi dengan

orang lain. Indikasi kualitas konsep diri juga dikemukakan oleh Calhoun dan

Acocella (1990: 72) Apabila konsep diri seseorang bersifat positif maka ia

memiliki kepribadian yang stabil, dapat menerima dirinya apa adanya, mampu

merancang tujuan hidup dan mampu menghadapi kehidupan di masa yang akan

datang. Sikap penerimaan diri ditunjukan oleh pengakuan seseorang terhadap

kelebihan-kelebihannya sekaligus menerima kelemahanya tanpa menyalahkan

orang lain dan mempunyai keinginan yang terus untuk mengembangkan diri.

Keyakinan diri merupakan bagian dari self yang dapat mempengaruhi besarnya

usaha dan aktifitas yang dilakukan oleh individu,kesabaran dalam menghadapi

Page 19: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN …lib.unnes.ac.id/2758/1/7170.pdf · dengan doa. • Untuk Embah yang sudah menghadap sang pencipta terlebih dahulu • Sahabat yang selalu memberikan

5

masalah dan kesulitan. Menurut hasil penelitian Widodo dan Rusmawati dalam

Jurnal Psikologi UNDIP Vol. 1 bahwa individu yang mempunyai keyakinan diri

tinggi akan mempunyai persepsi positif terhadap dirinya termasuk di dalam hal

kemandirian.

Menurut hasil pengamatan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa kualitas

konsep diri mahasiswa BK cenderung belum sepenuhnya positif. Hal tersebut

dapat dilihat dari gejala-gejala yang tampak antara lain, belum dapat menerima

baik diri sendiri, tidak mengetahui siapa dirinya, apa kelebihan dan

kekurangannya, serta tidak berani memiliki harapan yang tinggi, selalu merasa

pesimis karena belum dapat merasakan kesuksesan. Berdasarkan uraian tersebut,

dapat disimpulkan bahwa kondisi diatas merupakan cerminan dari individu yang

belum dapat memiliki penilaian yang positif terhadap dirinya sendiri. Penerimaan

diri berkaitan dengan konsep diri yang positif. Seseorang dengan konsep diri

positif dapat memahami dan menerima fakta-fakta yang begitu berbeda dengan

dirinya, orang dapat menyesuaikan diri dengan seluruh pengalaman mentalnya

sehingga evaluasi tentang dirinya juga positif (Calhoun dan Acocella, 1990:71).

Manusia adalah mahluk pribadi dan mahluk sosial. Sebagai mahluk sosial ia

berinteraksi dengan lingkungannya dan tidak dapat hidup sendiri. Sebagai mahluk

pribadi ia adalah individu yang merupakan satu kesatuan yang utuh. Konsep diri

merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan keberhasilan seseorang

dalam berinteraksi sosial sebab, individu memiliki kecenderungan untuk

berperilaku sesuai konsepnya. Seperti apa konsep diri seseorang tergantung

bagaimana ia memandang dirinya sendiri dalam berbagai aspek. Interaksi sosial

Page 20: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN …lib.unnes.ac.id/2758/1/7170.pdf · dengan doa. • Untuk Embah yang sudah menghadap sang pencipta terlebih dahulu • Sahabat yang selalu memberikan

6

adalah syarat utama bagi terjadinya aktifitas sosial dan ketika seorang individu

berinteraksi, sebenarnya sedang berusaha atau belajar bagaimana memahami

tindakan sosial seorang individu atau kelompok sosial yang lain. Disinilah

seseorang dapat menimbang hal-hal apa saja yang pantas dan tidak untuk

dilakukan, sehingga individu tersebut dapat merumuskan keputusan yang harus

diambil atas berbagai reaksi lingkungan sekitarnya dan akhirnya dapat

membentuk pribadi yang mandiri.

Pendapat di atas diperkuat oleh hasil penelitian Juriana dalam psikologika

No.9 (2000: 74) bahwa konsep diri menempati posisi yang penting dalam

menentukan perilaku individu. Individu akan bereaksi pada situasi sesuai dengan

persepsi tentang dirinya dan dunianya. Perilaku individu akan terarah dengan

baik, karena konsep diri merupakan internal frame of reference yaitu acuan

tingkah laku dan penyesuaian seseorang. Kesesuaian tersebut akan menciptakan

individu yang memiliki manajemen diri yang tinggi, mampu melakukan langkah-

langkah efektif untuk mencapai tujuannya dan membuat skala prioritas.

Dilihat dari segi keilmuan seharusnya mahasiswa BK lebih berkompeten

untuk menyelesaikan suatu masalah, sehingga perkembangan kemandiriannya

seharusnya lebih baik daripada mahasiswa lain. Selain dilihat dari segi ilmu,

dalam hal kecakapan berinteraksi sosial dengan masyarakat sekitar seharusnya

lebih baik. Hal tersebut terjadi, karena ketrampilan untuk berinteraksi dengan

orang lain merupakan modal dasar untuk memperoleh informasi khususnya

berhubungan komunikasi dengan klien serta berhubungan dengan anggota

Page 21: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN …lib.unnes.ac.id/2758/1/7170.pdf · dengan doa. • Untuk Embah yang sudah menghadap sang pencipta terlebih dahulu • Sahabat yang selalu memberikan

7

masyarakat kampus yang jelas akan mempengaruhi sejauh mana pribadi

individualnya.

Bimbingan dan konseling adalah bantuan yang diberikan oleh seorang

konselor kepada individu yang merupakan suatu hal yang tidak dapat dipungkiri

lagi. Dengan demikian mahasiswa Bimbingan dan Konseling sebagai seorang

yang dalam kesehariannya mempelajari tingkah laku dan cara menghadapi

masalah, seyogyanya akan dapat lebih berkompeten dalam kemandirian

menghadapi suatu masalah. Jadi idealnya mahasiswa Bimbingan dan Konseling

harus dapat menumbuhkan kemandiriannya dalam menghadapi masalah pribadi

dan dapat berinteraksi dengan baik dengan lingkungan sekitar, karena ilmu yang

digeluti objeknya adalah manusia dengan segala permasalahannya yang selalau

dinamis. Mereka yang memiliki kemampuan dan menilai dirinya mampu,

cenderung memiliki kemandirian dan sebaliknya seseorang yang merasa dirinya

tidak mampu cenderung memiliki konsep diri negatif yang notabene selalu

menggantungkan dirinya pada orang lain atau belum memiliki kemandirian.

Secara teoritis antara konsep diri dengan kemandirian memiliki hubungan

yang sangat erat. Namun, melihat kenyataan di lapangan menunjukan bahwa

konsep diri mahasiswa BK sebagai calon konselor belum sepenuhnya positif dan

cenderung memiliki kemandirian yang rendah. Hal tersebut yang membuat

peneliti ingin meneliti lebih lanjut tentang adanya “Hubungan antara Konsep Diri

dengan Kemandirian pada Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Angkatan 2005

dan 2006 Universitas Negeri Semarang”.

Page 22: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN …lib.unnes.ac.id/2758/1/7170.pdf · dengan doa. • Untuk Embah yang sudah menghadap sang pencipta terlebih dahulu • Sahabat yang selalu memberikan

8

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang serta hal-hal tersebut di atas maka masalah yang

dapat dirumuskan sebagai berikut :

1) Bagaimanakah gambaran konsep diri pada mahasiswa BK Angkatan 2005

dan 2006 UNNES ?

2) Bagaimanakah gambaran kemandirian mahasiswa BK Angkatan 2005 dan

2006 UNNES ?

3) Apakah ada hubungan antara konsep diri dengan kemandirian pada

Mahasiswa BK angkatan 2005 dan 2006 UNNES ?

1.3.Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian tentang hubungan antara konsep

diri dengan kemandirian pada mahasiswa BK angkatan 2005 dan 2006 UNNES

adalah untuk:

1) Mengetahui gambaran konsep diri mahasiswa BK UNNES.

2) Mengetahui kemandirian mahasiswa BK UNNES.

3) Membuktikan hipotesis secara empiris hubungan antara konsep diri

dengan kemandirian mahasiswa BK angkatan 2005 dan 2006UNNES.

1.4.Manfaat Penelitian

Berdasarkan uraian di atas, maka hasil penelitian ini diharapkan dapat

bermanfaat baik secara teoritis maupun praktis.

1) Manfaat Teoritis

Page 23: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN …lib.unnes.ac.id/2758/1/7170.pdf · dengan doa. • Untuk Embah yang sudah menghadap sang pencipta terlebih dahulu • Sahabat yang selalu memberikan

9

Untuk memperkaya serta mengembangkan ilmu dalam bidang Bimbingan

dan Konseling terutama tentang konsep diri dan kemandirian mahasiswa.

2) Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan bagi mahasiswa

bahwa konsep diri yang positif tentunya dibutuhkan agar dapat

membentuk suatu pribadi yang mandiri.

1.5.Sistematika Skripsi

Sistematika skripisi dibagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian awal, bagian isi,

dan bagian akhir.

a. Bagian awal skripsi berisi uraian halaman judul, halaman pengesahan,

abstraksi, halaman motto dan persembahan, halaman kata pengantar,

daftar isi, daftar gambar dan daftar lampiran.

b. Bagian isi skipisi terdiri dari Bab I, Bab II, Bab III, Bab IV dan Bab V.

Bab I PENDAHULUAN, bab ini merupakan gambaran menyeluruh dari

skripsi yang meliputi latar belakang, identifikasi masalah, rumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta sistematika skripsi.

Bab II TINJAUAN PUSTAKA, pada bab ini berisi mengenai kajian

pustaka dan teori yang relevan dengan tema dalam skripsi ini.

Bab III METODE PENELITIAN, dalam bab ini mencakup dasar

penelitian, lokasi penelitian, fokus penelitian, sumber data teknik

pengumpulan data, validitas data, teknik analisis data.

Bab IV HASIL DAN PEMBAHASAN, di dalam bab ini berisi mengenai

hasil dan penelitian beserta pembahasannya.

Page 24: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN …lib.unnes.ac.id/2758/1/7170.pdf · dengan doa. • Untuk Embah yang sudah menghadap sang pencipta terlebih dahulu • Sahabat yang selalu memberikan

10

Bab V PENUTUP, bab ini berisi simpulan yaitu kesimpulan yang

diperoleh dari hasil analisis data dan saran sebagai hasil dari

rekomendasi.

c. Bagian akhir skripsi berisi daftar pustaka dan lampiran-lampiran.

Page 25: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN …lib.unnes.ac.id/2758/1/7170.pdf · dengan doa. • Untuk Embah yang sudah menghadap sang pencipta terlebih dahulu • Sahabat yang selalu memberikan

11

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

2.1.1 Penelitian terdahulu tentang konsep diri

1) Juriana. 2000. Kesesuaian Antara Konsep Diri Nyata dan Ideal dengan

Kemampuan Manajemen Diri pada Mahasiswa Pelaku Organisasi.

Psikologika No.9. Universitas Gadjah mada

Hasil analisis menunjukan adanya hubungan yang sangat signifikan antara

kesesuaian konsep diri nyata dan ideal dengan kemampuan manajemen diri

pada mahasiswa pelaku organisasi (rxy = -0,801: p< 0.01). Sumbangan

kesesuaian konsep diri nyata dan ideal terhadap kemampuan manajemen diri

sebesar 63,1 %. Hasil analisis tambahan menunjukan tidak adanya perbedaan

kemampuan manajemen diri antara pelaku organisasi yang berstatus top

executive dengan yang berstatus non top executive (F = 0,003: >0,05).

2.1.2 Penelitian terdahulu tentang kemandirian

1) Kartadinata, Sunaryo. Profil Kemandirian dan Orientasi Timbangan

Sosial Mahasiswa serta Kaitannya dengan Perilaku dan Empatik dan

Orientasi Nilai Rujukan (Studi deskriptif analitik tentang kemandirian

mahasiswa pada beberapa perguruan tinggi negeri dan swasta di

Kotamadya Bandung. http://digilib.upi.edu/pasca/available/etd-1206105-

132350

Page 26: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN …lib.unnes.ac.id/2758/1/7170.pdf · dengan doa. • Untuk Embah yang sudah menghadap sang pencipta terlebih dahulu • Sahabat yang selalu memberikan

12

Hasil penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa keputusan bertindak

yang diambil mahasiswa cenderung bukan keputusan yang mandiri, Orientasi

timbangan sosial mahasiswa cenderung berada pada tingkat konvensional dan

pasca konvensional, Orientasi timbangan sosial mahasiswa tidak kongruen

dengan kemandiriannya, nilai-nilai sosial dan religius adalah nilai yang

dipersepsikan mahasiswa sebagai nilai yang paling bermakna,sementara itu

kecenderungan bertindak mereka lebih berorientasi ekonomis, perilaku

empatik tidak berkontributif terhadap orientasi timbangan sosial, akan tetapi

nampak berkaitan erat dengan tingkat kebermaknaan nilai.

2.1.3 Penelitian Terdahulu tentang Konsep Diri dan Kemandirian

1) Puan Maharani, 2005. Hubungan Antara Konsep Diri dengan

Kemandirian pada Anak Asuh Angkatan 1 Di Panti Asuhan Wira Adi

Karya Tahun 2005. Skripsi. Jurusan Bimbingan dan Konseling. FIP.

UNNES

Hasil Penelitian ini menunjukan rata-rata konsep diri anak asuh di Panti

Asuhan Wira Adi Karya Ungaran mencapai 67,34% dan termasuk kategori

cukup baik. Rata-rata kemandirian anak asuh mencapai 64,42% dan termasuk

kategori cukup baik pula. Hasil analisis Spearman Rank diperoleh koefisien

korelasi sebesar 0,6106. Uji keberartian Koefisien Korelasi dengan uji z

diperoleh Zhitung = 5,43> Ztabel = 1,96 yang berarti ada hubungan yang

signifikan antara konsep diri dengan kemandirian pada anak asuh angkatan 1

di Panti Asuhan Wira Adi Karya Ungaran Tahun 2005.

Page 27: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN …lib.unnes.ac.id/2758/1/7170.pdf · dengan doa. • Untuk Embah yang sudah menghadap sang pencipta terlebih dahulu • Sahabat yang selalu memberikan

13

2.2 Kemandirian

2.2.1 Pengertian Kemandirian

Basri (2000:53) berpendapat bahwa mandiri dalam bahasa jawa berarti

berdiri sendiri. Mandiri dalam arti psikologis dan mentalis mengandung

pengertian keadaan seseorang dalam kehidupannya yang mampu memutuskan dan

mengerjakan sesuatu tanpa bantuan orang lain. Kemampuan demikian hanya

mungkin dimiliki jika seseorang berkemampuan memikirkan dengan seksama

tentang sesuatu yang dikerjakannya atau diputuskannya, baik dalam segi manfaat

atau keuntungannya segi-segi negatif dan kerugian yang akan dialami.

Menurut Kartono dalam Anastasia dan Nugraheni, (2008: 13) Pengertian

kemandirian disini dapat diartikan sebagai Zelfstanding, yaitu kemampuan berdiri

diatas kaki sendiri dengan keberanian dan tanggung jawab atas segala tingkah

laku sebagai manusia dewasa dalam melaksanakan segala macam kewajiban guna

memenuhi kebutuhan sendiri.

Pendapat di atas diperkuat oleh Kartini dan Dali (dalam Muta’din, 2002:

2) yang mengatakan bahwa kemandirian adalah hasrat untuk mengerjakan segala

sesuatu bagi diri sendiri. Musdalifah, (2007: Vol.4) menyimpulkan secara singkat

bahwa kemandirian mengandung pengertian:

a. Suatu keadaan dimana seseorang yang memiliki hasrat bersaing untuk maju

demi kebaikan dirinya.

b. Mampu mengambil keputusan dan inisiatif untuk mengatasi masalah yang

dihadapi

c. Memiliki kepercayaan diri dalam mengerjakan tugas-tugasnya

Page 28: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN …lib.unnes.ac.id/2758/1/7170.pdf · dengan doa. • Untuk Embah yang sudah menghadap sang pencipta terlebih dahulu • Sahabat yang selalu memberikan

14

d. Bertanggungjawab terhadap apa yang dilakukannya

Brawer dalam Chabib Thoha (1993: 121) mengartikan kemandirian

sebagai perasaan otonomi, diartikan sebagai suatu perilaku yang terdapat dalam

diri seseorang yang timbul karena kekuatan dorongan dari dalam tidak karena

terpengaruh orang lain.

Berbeda dengan beberapa pendapat tersebut Gea (2002: 195)

menggambarkan bahwa mandiri adalah suatu suasana di mana seseorang mau dan

mampu mewujudkan kehendak/ keinginan dirinya yang terlihat dalam

tindakan/perbuatan nyata guna menghasilkan sesuatu (barang/jasa) demi

pemenuhan kebutuhan hidupnya dan sesamanya.

Berdasarkan definisi-definisi para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa

kemandirian adalah kemampuan seseorang untuk bertindak dan mengembangkan

diri dengan kekuatan sendiri untuk memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa

bergantung pada bantuan orang lain.

2.2.2 Faktor- faktor yang Mempengaruhi Kemandirian

faktor – faktor yang mempengaruhi kemandirian pada individu itu sendiri

menurut Masrun (1986) dapat dijelaskan sebagai berikut.

Secara bertahap dengan perkembangan dan tingkat pertumbuhan individu

terbentuk karena pengaruh lingkungannya, kemampuan seseorang beriteraksi

dengan lingkungan akan menjadikan seseorang bertanggungjawab dan

menyelesaikan persoalan yang dihadapinya. Lingkungan yang pertama kali

dikenal adalah keluarga, disinilah peranan penting orang tua dalam meletakan

dasar kepribadian seorang individu. Jika dari usia dini individu sudah diajarkan

Page 29: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN …lib.unnes.ac.id/2758/1/7170.pdf · dengan doa. • Untuk Embah yang sudah menghadap sang pencipta terlebih dahulu • Sahabat yang selalu memberikan

15

kemandirian, maka semakin dewasa ia terbiasa dengan hal tersebut dan akan

membentuk pribadi yang mandiri . Semakin bertambahnya pendidikan atau

pengetahuan seseorang, maka kemungkinan untuk mencoba hal yang baru

semakin besar sehingga kreatif dan memiliki kemampuan. Pengaruh dari orang

lain akan berkurang sedikit demi sedikit, yang perlahan akan menumbuhkan

konsep diri positif pada individu. Konsep diri positif mendukung adanya perasaan

kompeten pada individu untuk menentukan langkah yang diambil.

Sedangkan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemandirian menurut Thoha

(1996: 124-125) dapat dibedakan menjadi 2 yaitu:

a. Faktor dari dalam

Faktor dari dalam diri antara lain faktor kematangan usia dan jenis kelamin.

Anak semakin tua usianya cenderung mandiri. Di samping itu intelegensi

seseorang juga berpengaruh terhadap kemandirian seseorang.

b. Faktor dari luar yang mempengaruhi kemandirian seseorang adalah:

1) Faktor Kebudayaan

Kemandirian dipengaruhi oleh kebudayaan. Masyarakat yang maju dan

kompleks tuntutan hidupnya cenderung mendorong tumbuhnya

kemandirian dibanding dengan masyarakat yang sederhana.

2) Pengaruh keluarga terhadap individu

Pengaruh keluarga terhadap kemandirian anak adalah meliputi

aktivitas pendidikan dalam keluarga, kecenderungan cara mendidik, cara

memberikan penilaian, bahkan cara hidup orang tua akan berpengaruh

pada kemandirian individu.

Page 30: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN …lib.unnes.ac.id/2758/1/7170.pdf · dengan doa. • Untuk Embah yang sudah menghadap sang pencipta terlebih dahulu • Sahabat yang selalu memberikan

16

Ditambahkan lagi oleh Basri (2000: 53) faktor yang mempengaruhi

kemandirian adalah sebagai berikut:

a. Faktor dalam diri sendiri (Endogen)

Dengan faktor endogen dimaksudkan adalah semua pengaruh yang bersumber

dari dalam dirinya sendiri, seperti keadaan keturunan.

b. Faktor yang terdapat diluar dirinya (Eksogen)

Faktor eksogen disebut pula dengan faktor eksternal yaitu semua keadaan atau

pengaruh yang berasal dari luar dirinya, atau sering disebut faktor lingkungan.

Lingkungan disini meliputi lingkungan keluarga, masyarakat dan sosial

ekonomi.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi kemandirian sangat menentukan dalam pencapaian kemandirian

seseorang. Begitu pula dengan kemandirian dalam menghadapi masalah pribadi

sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berasal baik dalam diri (internal) atau

dari luar (eksternal).

2.2.3 Aspek- aspek Kemandirian

Aspek-aspek dalam kemandirian menurut Masrun (1986) ada 5 aspek

kemandirian yang utama:

1) Bebas, aspek ini ditujukan dengan tindakan yang dilakukan atas kehendak

sendiri dan tidak tergantung pada orang lain.

2) Ulet, aspek ini ditujukan dengan pribadi yang penuh ketekunan adanya usaha

untuk mengejar prestasi, merencanakan serta mewujudkan harapan-harapan.

3) Inisiatif, tampak dalam perilaku original, kreatif dan penuh ide.

Page 31: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN …lib.unnes.ac.id/2758/1/7170.pdf · dengan doa. • Untuk Embah yang sudah menghadap sang pencipta terlebih dahulu • Sahabat yang selalu memberikan

17

4) Pengendalian diri, aspek ini tampak dalam pribadi yang mampu mengatasi

masalah yang dihadapi, mampu mengendalikannya serta mampu

mempengaruhi lingkungan atas usaha sendiri.

5) Kemantapan diri, aspek ini mencakup rasa percaya terhadap kemampuan diri

sendiri, menerima diri sendiri dan memperoleh kepuasan dari usahanya.

Dari pendapat tersebut dapat simpulkan bahwa individu yang memiliki

kemandirian dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu seorang individu yang mampu

dan berinisiatif sendiri untuk dapat menyelesaikan segala permasalahan tanpa

bantuan dan menunggu orang lain untuk mengatasi keadaan yang terjadi. Selain

itu dia akan merasa puas dengan hasil usahanya sendiri dan selalu berinovatif dan

kreatif. Tentunya jika mengeluarkan keputusan sudah dipikir dengan matang

konsekuensinya, sehingga saran dan pendapatnya dapat diterima oleh orang lain.

Havighurst (dalam Mu’tadin, 2002: 2) menyatakan bahwa kemandirian

seseorang meliputi aspek emosi, ekonomi, intelektual, dan sosial. Kemandirian

emosi ditunjukan dengan kemampuan mengontrol emosi dan tidak tergantungnya

kebutuhan emosi pada orang tua atau orang dewasa lainnya. Kemandirian

ekonomi ditunjukan dengan kemampuan mengatur sendiri perekonomiannya.

Kemandirian intelektual ditunjukan dengan kemampuan dalam mengatasi

masalah, dan kemandirian sosial ditunjukan dengan kemampuan berinteraksi

dengan orang lain tanpa tergantung dan menunggu aksi dari orang lain.

Untuk dapat mandiri seseorang membutuhkan kesempatan, dukungan dan

dorongan dari keluarga serta lingkungan sekitarnya, agar dapat mencapai otonomi

atas diri sendiri. Pada saat ini peran orang tua dan respon dari lingkungan sangat

Page 32: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN …lib.unnes.ac.id/2758/1/7170.pdf · dengan doa. • Untuk Embah yang sudah menghadap sang pencipta terlebih dahulu • Sahabat yang selalu memberikan

18

diperlukan bagi individu sebagai penguatan untuk setiap perilaku yang telah

dilakukan.

2.3 Konsep Diri

2.3.1 Pengertian Konsep Diri

Konsep Diri menurut Calhoun dan Acocella( 1990: 67) merupakan

kumpulan persepsi seseorang terhadap dirinya sendiri. Tidak jauh berbeda dengan

pendapat di atas, Brooks (dalam Rakhmat, 2000: 100) memaparkan bahwa konsep

diri merupakan persepsi terhadap diri sendiri, baik fisik, sosial maupun psikologis,

yang didasarkan pada pengalaman-pengalaman dan hasil interaksi dengan orang

lain.

Konsep diri dapat didefinisikan sebagai gambaran yang ada pada diri

sendiri sebagai pribadi yang disebut dengan pengetahuan diri, bagaimana individu

merasa atas dirinya yang merupakan penilaian diri sendiri serta bagaimana

individu menginginkan diri sendiri sebagai manusia yang diharapkan. Menurut

Farozin dan Nur fatiyah (2004: 17) Konsep diri ini dibagi menjadi 2 yaitu: 1)

Konsep diri sebenarnya dan 2) Konsep diri ideal. Konsep diri sebenarnya

merupakan konsep seseorang tentang dirinya yang sebagian besar ditentukan oleh

peran dan hubungannya dengan orang lain serta persepsinya tentang penilaian

orang lain terhadap dirinya. Sedangkan konsep diri ideal merupakan gambaran

seseorang mengenai penampilan dan kepribadian yang didambakannya.

Page 33: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN …lib.unnes.ac.id/2758/1/7170.pdf · dengan doa. • Untuk Embah yang sudah menghadap sang pencipta terlebih dahulu • Sahabat yang selalu memberikan

19

Saat anak baru lahir, mereka belum dapat merespon terhadap lingkungan

sekitarnya. Tetapi lingkungan pertama yang dikenalnya adalah keluarga, berarti

individu tersebut akan menerima respon dan tanggapan yang pertama dari

keluarganya. Saat individu dewasa dan dapat melepaskan ketergantungannya pada

keluarga, saat itulah dia mulai belajar berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya.

Oleh sebab itu ketika seseorang individu telah mencapai dewasa dan banyak

mengenal nilai-nilai dari luar keluarga seringkali muncul konflik-konflik,

terutama jika nilai yang didapat dari luar bertentangan dengan nilai-nilai di dalam

keluarga.

Selain pengaruh dari keluarga, konsep diri juga dapat terbentuk karena

adanya adanya interaksi individu dengan orang lain disekitarnnya yaitu teman

bergaul dan masyarakat. Menurut Lau & Pun (dalam Baron & Byrne, 2004: 164)

konsep Self, yang sebagian besar didasarkan pada interaksi dengan orang lain

yang dipelajari dimulai dengan anggota keluarga terdekat, kemudian meluas ke

interaksi dengan mereka di luar keluarga.

Chaplin (2004:451) mengatakan bahwa konsep diri merupakan evakuasi

individu mengenai diri sendiri, penilaian atau penafsiran mengenai diri sendiri

oleh individu yang bersangkutan. Menurut Burns ( 1993:4 ) Konsep diri adalah

suatu gambaran campuran dari apa yang kita pikirkan,orang lain berpendapat

mengenai diri kita, dan seperti apa diri kita yang kita inginkan. Cooley

(Burns,1993:17) menggambarkan konsep diri dengan gejala looking-glass self

(diri cermin) dimana konsep diri seseorang dipengaruhi oleh apa yang diyakini

Page 34: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN …lib.unnes.ac.id/2758/1/7170.pdf · dengan doa. • Untuk Embah yang sudah menghadap sang pencipta terlebih dahulu • Sahabat yang selalu memberikan

20

individu tersebut seakan-akan menaruh cermin di depan kita. Itu sebabnya Zanden

(dalam Rakhmat, 2007:99) menyimpulkan bahwa Pertama, kita membayangkan

bagaimana kita tampak pada orang lain, kita melihat sekilas diri kita seperti

berada dalam cermin. Kedua, kita membayangkan bagaimana orang lain menilai

penampilan kita. Ketiga, kita mengalami perasaan bangga atau kecewa.

Jadi dapat disimpulkan bahwa konsep diri adalah bagaimana seseorang

memandang diri , menilai diri sendiri dan kondisi atau situasi di sekelilingnya.

2.3.2 Isi Konsep Diri

Konsep diri adalah aspek diri yang paling penting, konsep diri bukanlah

faktor yang dibawa sejak lahir, melainkan faktor yang dibentuk dan dipelajari dari

pengalaman individu dan berhubungan dengan orang lain. Seperti yang telah

dikemukakan oleh para ahli, bahwa konsep diri merupakan persepsi, pandangan

atau pendapat kita mengenai diri kita sendiri yang meliputi dimensi fisik,

karakteristik pribadi, motivasi, kelemahannya, kegagalan dan kepandaiannya.

Hal tersebut diatas juga dikemukakan oleh Burns(1993: 209) bahwa isi

konsep diri mencakup:

1. Karakteristik Fisik 2. Kesehatan dan Kondisi Fisik 3. Status Intelektual, kecerdasan 4. Cara berpakaian, model rambut 5. Ide religius, minat religius, keyakinan 6. Hubungan keluarga 7. Kepemilikan, benda-benda yang dipunya 8. Bakat khusus dan kemampuan khusus 9. Ciri Kepribadian 10. Kemandirian 11. Sikap dan Hubungan Sosial

Page 35: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN …lib.unnes.ac.id/2758/1/7170.pdf · dengan doa. • Untuk Embah yang sudah menghadap sang pencipta terlebih dahulu • Sahabat yang selalu memberikan

21

Dari pendapat diatas dapat diketahui bahwa konsep diri berkembang

bukan hanya mengenai perilaku atau sikap individu, namun membayangkan

gambaran tentang diri kita yang bersifat fisik misalkan berupa penampilan, cara

dia berpakaian, atau ciri-ciri pribadi lain yang dimilikinya.

2.3.3 Faktor- faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri

Rakmat (2004:101-104) faktor yang mempengaruhi konsep diri adalah

faktor orang lain dan faktor kelompok rujukan (reference group). Biasanya orang

yang dapat mempengaruhi konsep diri seseorang adalah orang-orang yang paling

dekat dengan dia, memiliki ikatan emosional, misalnya keluarga Seperti yang

dikatakan Sullivan bahwa jika kita diterima orang lain, dihormati, dan disenangi

karena keadaan diri kita, kita akan cenderung bersikap menghormati dan

menerima diri kita. Sebaliknya bila orang lain selalu meremehkan kita,

menyalahkan dan menolak kita, maka kita cenderung tidak akan menyenangi diri

kita.

Joecinta F Rini (Konsep Diri, dalam e-psikologi.com) menjelaskan faktor

yang mempengaruhi pembentukan konsep diri seseorang.

a. Kegagalan Kegagalan yang terus-menerus cenderung akan membuat seseorang berpikir negatif tentang kemampuan yang dimilikinya. Kegagalan terjadi membuat orang merasa dirinya tidak berguna.

b. Depresi Orang yang mengalami depresi cenderung memiliki pemikiran negatif, menilai dirinya sendiri. Biasanya orang tersebut kurang survive menjalani segala tantangan kehidupan.

c. Kritik Internal Kritik pada diri sendiri diperlukan untuk menjadi rambu-rambu dalam bertindak dan berperilaku sesuai norma yang ada pada masyarakat agar dapat diterima dengan baik.

Page 36: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN …lib.unnes.ac.id/2758/1/7170.pdf · dengan doa. • Untuk Embah yang sudah menghadap sang pencipta terlebih dahulu • Sahabat yang selalu memberikan

22

d. Pola asuh orang tua Sikap positif yang ditunjukan oleh orang tua dapat dijadikan cermin oleh anak-anaknya, sikap positif akan menumbuhkan konsep dan pemikiran yang positif pada anak.

Sedangkan menurut Calhoun & Acocella (1990:77-78) bahwa faktor yang

membentuk konsep diri individu adalah:

a. Orang tua Orang tua adalah kontak sosial yang paling awal yang dialami seseorang dalam pembentukan konsep diri. Informasi dan pengarahan yang diberikan orang tua akan berlangsung hingga dewasa. Kedekatan orang tua dan keluarga terhadap anak akan membentuk konsep diri yang baik. Karena anak akan secara sangat serius cenderung menerima dan memasukkan ke dalam konsep dirinya, informasi yang konsisten dengan gagasan yang telah berkembang tentang dirinya sendiri.

b. Kawan sebaya Peran teman sebaya sangat berpengaruh dalam membentuk pandangan individu mengenai dirinya sendiri. Maka peran teman sebaya sangat penting dalam pembentukan konsep diri.

c. Masyarakat Masyarakat sangat mementingkan fakta-fakta contohya tentang siapa orang tuanya, apa rasnya dan semua hal yang berhubungan dengan individu tersebut, sehingga hal ini sangat berpengaruh terhadap pembentukan konsep diri individu.

Dari beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa faktor-

faktor yang dapat mempengaruhi konsep diri adalah orang lain, kelompok rujukan

dan pengaruh dari lingkungan sekitar / masyarakat. Perasaan-perasaan yang

bersangkutan dengan tubuh dan citra tubuh menjadi inti dari konsep diri. Semakin

bertambahnya usia individu mampu menciptakan konsep diri yang positif. Kasih

sayang dan perhatian orang tua mampu menciptakan konsep diri yang baik,

penerimaan di lingkungan atau kelompok menjadi langkah awal dalam

mempersiapkan individu dalam menuju kedewasaan dan mempengaruhi konsep

diri selanjutnya.

Page 37: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN …lib.unnes.ac.id/2758/1/7170.pdf · dengan doa. • Untuk Embah yang sudah menghadap sang pencipta terlebih dahulu • Sahabat yang selalu memberikan

23

2.3.4 Aspek- aspek Konsep Diri

Konsep diri merupakan gambaran mental yang dimiliki oleh seorang

individu. Gambaran mental yang dimiliki individu memiliki 3 aspek yaitu

pengetahuan yang dimiliki individu mengenai dirinya sendiri, pengharapan yang

dimiliki individu untuk dirinya sendiri serta penilaian terhadap diri sendiri

(Calhoun&Acocella ,1990:71).

a. Pengetahuan

Dimensi pertama konsep diri adalah pengetahuan. Pengetahuan merupakan

apa yang individu ketahui tentang dirinya sendiri. Pengetahuan ini bisa diperoleh

dengan membandingkan diri individu dengan kelompok pembanding.

Pengetahuan individu tidak menetap sepanjang hidupnya. Pengetahuan bisa

berubah dengan cara mengubah tingkah laku individu tersebut dan dengan cara

mengubah kelompok pembanding.

b. Harapan

Dimensi kedua konsep diri adalah harapan. Selain individu mempunyai

satu set pandangan tentang siapa dirinya individu juga memiliki satu set

pandangan lain, yaitu tentang kemungkinan menjadi apa dimasa mendatang.

Artinya bahwa setiap individu memiliki pengharapan yang berbeda-beda pada

setiap individu.

c. Penilaian

Dimensi terakhir konsep diri adalah penilaian terhadap diri sendiri.

Individu berkedudukan sebagai nilai terhadap dirinya sendiri. Penilaian individu

Page 38: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN …lib.unnes.ac.id/2758/1/7170.pdf · dengan doa. • Untuk Embah yang sudah menghadap sang pencipta terlebih dahulu • Sahabat yang selalu memberikan

24

terhadap dirinya sendiri adalah pengukuran individu tentang keadaannya saat ini

dengan apa yang menurutnya dapat dan terjadi terhadap dirinya.

Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa aspek-aspek konsep

diri dapat dilihat dari bagaimana individu mengetahui keadaan dirinya yang

sebenarnya, yang kemudian dibandingkan dengan harapan dirinya menjadi

individu yang lain dari keadaan sekarang, sampai pada tahap seberapa besar kita

menghargai diri kita yang sekarang. Kadang-kadang harapan dan kenyataan tidak

seiring sehingga terjadi penilaian dalam diri individu seberapa besar individu

tersebut menghargai keadaan yang sekarang.

Setiap macam konsep diri mempunyai aspek fisik dan psikologis. Aspek

fisik terdiri dari konsep yang dimiliki individu tentang penampilannya, kesesuaian

dengan seksnya, arti penting tubuhnya dalam hubungannya dengan perilakunya,

dan gengsi yang diberikan tubuhnya di mata orang lain. Aspek psikologis terdiri

dari konsep individu tentang kemampuan dan ketidakmampuannya, harga dirinya,

dan hubungannya dengan orang lain.

2.3.5 Karakteristik Konsep Diri

Menurut William dan Phillip ( Rakhmad, 2004:105) mengemukakan lima

ciri-ciri konsep diri positif :

a. Yakin akan kemampuannya dalam mengatasi masalah b. Merasa setara dengan orang lain c. Menerima pujian tanpa rasa malu d. Mampu menyadari bahwa semua orang mempunyai berbagai perasaan,

keinginan dan perilaku yang tidak seluruhnya disetujui masyarakat. e. Mampu memperbaiki dirinya karena sanggup mengungkapakan aspek-aspek

kepribadian yang tidak disenanginya dan berusaha mengubahnya.

Page 39: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN …lib.unnes.ac.id/2758/1/7170.pdf · dengan doa. • Untuk Embah yang sudah menghadap sang pencipta terlebih dahulu • Sahabat yang selalu memberikan

25

Sedangkan karekteristik konsep diri negatif, antara lain:

a. Peka terhadap kritik Orang ini sangat tidak tahan dengan kritik yang diterimanya dan mudah

marah. Segala koreksi sering kali dipersepsi sebagai usaha untuk menjatuhkan harga dirinya. Dalam berkomunikasi cenderung menghindari dialog yang terbuka dan bersikeras mempertahankan pendapatnya dengan berbagai justifikasi/ logika yang keliru.

b. Responsif terhadap pujian

Soal mendapat pujian, individu ini mungkin berpura-pura menghindari pujian, namun tidak dapat menyembunyikan antusiasmenya pada waktu menerima pujian. Untuk orang semacam ini, segala macam embel-embel yang menunjang harga dirinya menjadi pusat perhatiannya.

c. Bersikap Hiperkritis

Sikap hiperkritisnya ditunjukkan dengan mengeluh, mencela, atau meremehkan apapun dan siapapun, tidak pandai dan tidak sanggup dalam mengungkapkan penghargaan atau pengakuan kepada orang lain.

d. Merasa tidak disenangi orang lain

Individu ini memiliki rasa bahwa dirinya tidak diperhatikan. Oleh karena itu individu ini bereaksi pada orang lain sebagai musuh, sehingga tidak dapat melahirkan kehangatan dan keakraban persahabatan. Individu ini tidak pernah mempersalahkan dirinya, tetapi akan menganggap dirinya sebagai korban dari sistem sosial yang tidak beres. e. Bersikap pesimis terhadap kompetisi

Hal ini terungkap dengan keenggananaya untuk bersaing dengan orang lain dalam membat prestasi. Individu menganggap tidak berdaya melawan persaingan yang merugikan dirinya.

Menurut Calhoun dan Acocella (1990:72-74) dalam perkembangannya

konsep diri terbagi menjadi 2 yaitu:

a. Konsep diri positif

Konsep diri positif bersifat stabil dan bervariasi. Individu yang memiliki

konsep diri yang positif adalah individu yang tahu betul tentang dirinya, dapat

menerima dan memahami bermacam-macam tentang dirinya.

Page 40: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN …lib.unnes.ac.id/2758/1/7170.pdf · dengan doa. • Untuk Embah yang sudah menghadap sang pencipta terlebih dahulu • Sahabat yang selalu memberikan

26

b. Konsep diri negatif

Konsep diri negatif terbagi menjadi 2 tipe yaitu:

a) Pandangan-pandangan individu tentang dirinya sendiri tidak teratur

sehingga individu tidak mengetahui dirinya sendiri.

b) Pandangan-pandangan individu tentang dirinya sendiri terlalu teratur dan

stabil. Hal ini terjadi karena individu dididik dengan keras, sehingga

menciptakan konsep diri yang tidak mengijinkan adanya penyimpangan.

Diperkuat oleh pendapat Aristo (Konsep Diri dalam Pendidikan, 31 Maret

2008, diakses dalam http://www.e-psikologi.com, diunduh 4 april 2009).

Indikasi kualitas konsep diri semacam itu juga dikemukakan oleh Burns. Menurutnya, jika seseorang memiliki konsep diri yang positif berarti ia akan menilai, menghargai, merasa dan menerima keadaan dirinya secara positif. Sebaliknya seseorang yang memiliki konsep diri negatif berarti ia memiliki evaluasi diri yang negatif, membenci diri, perasaan rendah diri serta tiadanya penghargaan dan penerimaan terhadap diri sendiri. Dijelaskan lebih lanjut bahwa individu dengan penilaian diri yang tinggi dan perasaan harga diri yang tinggi umumnya mereka menerima keadaan dirinya, sebaliknya yang menilai dirinya secara negatif akan memiliki perasaan harga diri dan penerimaan diri yang kecil.

Hal-hal tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa seseorang yang

mempunyai konsep diri positif adalah orang yang mau menerima segala sesuatu

yang ada pada diri sendiri dan menerima orang lain secara apa adanya. Orang

dengan konsep diri positif dapat tampil ke depan dengan bebas dan dapat

membuat kehidupanya menjadi lebih menarik, sehingga seseorang itu dapat

bertindak berani dengan berperan serta mampu memperlakukan orang lain dengan

baik, hangat dan hormat.

Page 41: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN …lib.unnes.ac.id/2758/1/7170.pdf · dengan doa. • Untuk Embah yang sudah menghadap sang pencipta terlebih dahulu • Sahabat yang selalu memberikan

27

Dapat disimpulkan pula bahwa orang yang mempunyai konsep diri negatif

mempunyai pandangan dan pengetahuan yang buruk tentang dirinya, apapun yang

diperoleh tampak tidak berharga dibanding apa yang diperoleh oleh orang lain dan

kurang bisa menerima keadaan dirinya dan juga kritikan dari orang lain tentang

dirinya.

Informasi yang baru tentang diri seseoerang menjadi penyebab kecemasan

dan ancaman terhadap diri orang tersebut. Informasi tentang dirinya sendiri yang

tidak dapat diterima dengan baik dan menganggu konsep diri seseorang sehingga

menyebabkan kekecewaan emosional kepada seseorang maka tidak mampu

menumbuhkan semangat dan kenyamanan pada diri individu tersebut (Calhoun &

Acocella, 1990: 72-73). Hal tersebut dapat diibaratkan, apabila individu merasa

pesimis, ketakutan dengan suatu kegagalan dalam setiap kehidupannya maka hal

tersebut merupakan cerminan individu yang memiliki konsep diri negatif,

Sebaliknya seseorang yang merasa percaya diri, penuh dengan semangat dan

selalu berusaha merupakan cerminan konsep diri yang positif.

2.4 Hubungan antara Konsep Diri dengan Kemandirian pada Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Angkatan 2005 dan 2006 UNNES

Setiap manusia dilahirkan dalam keadaan tidak berdaya, tanpa kekuatan

dan akan bergantung pada orang lain. Misalkan seorang anak yang baru saja

dilahirkan akan menggantungkan hidupnya pada kedua orang tua hingga waktu

tertentu. Tetapi seiring dengan berjalannya waktu seorang anak perlahan-lahan

akan lepas dari ketergantungannya pada orang tua dan belajar untuk menjadi

mandiri. Itu semua merupakan proses alami yang terjadi pada setiap individu.

Page 42: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN …lib.unnes.ac.id/2758/1/7170.pdf · dengan doa. • Untuk Embah yang sudah menghadap sang pencipta terlebih dahulu • Sahabat yang selalu memberikan

28

Mandiri berarti dapat berdiri sendiri, mampu memutuskan dan mengerjakan

sesuatu tanpa bantuan orang lain serta bertanggungjawab atas apa yang dikerjakan

dan diputuskannya.

Kemandirian merupakan suatu kondisi psikologis yang dapat berkembang

dengan baik apabila diberikan kesempatan dengan cara latihan yang dilakukan

secara terus menerus dan dilakukan sejak dini. Kemandirian fisik adalah

kemampuan untuk mengurus dirinya sendiri, sedangkan kemandirian psikologis

adalah kemampuan untuk membuat keputusan dan memecahkan masalah sendiri.

Dengan demikian, dirinya dituntut untuk melepaskan diri dari pengaruh dan

ketergantungannya pada orang lain.

Kemandirian merupakan salah satu aspek terpenting yang harus dimiliki

oleh setiap individu. Menurut Sumirah dalam tesis kemandirian merupakan

keadaan kejiwaan seseorang yang tercermin pada perilaku yang aktifitasnya

bersumber dalam diri sendiri, mampu membuat keputusan atas dirinya dan

bertanggungjawab atas tingkah lakunya.

Sebagai hasil dari proses belajar pencapaian kemandirian dipengaruhi oleh

banyak faktor, secara umum dapat digolongkan dalam dua kelompok yaitu faktor

internal dan eksternal. Faktor internal meliputi segala sesuatu yang dibawa sejak

lahir yang merupakan bekal dasar bagi pertumbuhan dan perkembangan anak

selanjutnya meliputi bakat, potensi intelektualdan potensi pertumbuhan tubuhnya.

Sedangkan faktor eksternal berasal dari interaksinya dengan lingkungan.

Page 43: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN …lib.unnes.ac.id/2758/1/7170.pdf · dengan doa. • Untuk Embah yang sudah menghadap sang pencipta terlebih dahulu • Sahabat yang selalu memberikan

29

Orang tua memiliki peranan yang sangat penting dalam meletakan dasar-

dasar kepribadian seorang anak, demikian pula dalam pembentukan kemandirian

pada seseorang. Sebab didalam keluarga, orang tualah yang berperan besar dalam

mengasuh, membimbing dan membantu mengarahkan anak untuk menjadi

mandiri. Maka dari itu perlu diberikan pemahaman dan kesempatan yang

diberikan orang tua kepada anak-anaknya. Dengan diberikannya kesempatan

untuk membuktikan atau melaksanakan keputusan yang telah diambil dan

mengusahakan sendiri berbagai masalah yang muncul dalam kehidupannya, tetapi

orang tua tetap menjadi pengamat dan hanya melakukan intervensi jika tindakan

anaknya dianggap keluar dari jalur yang benar. Untuk menjadi mandiri sangatlah

penting orang tua untuk tidak memberikan perhatian yang berlebihan kepada

anak. Menurut Tjut Rifameutia Ali Napis, bantuan berlebihan bisa mensugesti

individu bahwa ia tidak mampu melakukan sesuatu sendiri.

Seiring dengan waktu anak tumbuh berkembang, kemandirian diperkuat

juga oleh proses sosialisasi dengan teman sebaya dan interaksi sosial dengan

lingkungan sekitar. Kelompok teman sebaya merupakan lingkungan sosial

pertama dimana seseorang belajar untuk hidup bersama dengan orang lain yang

bukan anggota keluarganya. Ini bertujuan mendapatkan pengakuan dari teman

sebayanya sehingga tercipta rasa aman. Selain itu kemampuan seseorang untuk

berinteraksi dengan masyarakat juga dapat menyesuaikan diri dengan

lingkungannya dengan baik akan mendukung perilaku seseorang untuk dapat

bereaksi sesuai dengan keadaan yang terjadi.

Page 44: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN …lib.unnes.ac.id/2758/1/7170.pdf · dengan doa. • Untuk Embah yang sudah menghadap sang pencipta terlebih dahulu • Sahabat yang selalu memberikan

30

Perkembangan individu tidak akan terlepas dari lingkungannya, karena

dalam rangka memenuhi kebutuhannya manusia melalui proses sosial yang

disebut interaksi sosial. pada dasarnya dari segala aspek kehidupan interaksi sosial

juga akan membentuk kepribadian, nilai-nilai kehidupan, moralitas individu serta

prinsip hidup. Bertanggungjawab terhadap segala tindakan yang diperbuat

merupakan kunci untuk menuju kemandirian, dengan berani bertanggungjawab

individu akan belajar untuk tidak mengulangi hal-hal yang memberikan dampak

negatif bagi dirinya.

Interaksi sosial merupakan hubungan antara dua atau lebih individu

dimana perilaku individu yang satu mempengaruhi, mengubah atau memperbaiki

perilaku individu yang lain atau sebaliknya. Adanya kemampuan seseorang dalam

berinteraksi dengan lingkungan sosial serta kemampuannya dalam melakukan

penyesuaian diri dengan baik akan membuat anak bertanggungjawab, mempunyai

perasaan aman dan mampu menyelesaikan segala permasalahan yang dihadapi

dengan tidak mudah putus asa. Hal ini akan cenderung anak untuk mandiri.

Kemandirian seseorang dapat teruji ketika dia mendapatkan berbagai

masalah, tatkala menghadapi masalah, orang yang bersikap dewasa cenderung

untuk mencari solusinya, atau menghadapi stres dan kekhawatiran dengan sikap

optimis. Bila masalah itu dapat diselesaikan sendiri tanpa meminta bantuan orang

tua dan akan bertanggungjawab terhadap segala keputusan yang telah diambil

melalui berbagai pertimbangan. Maka hal tersebut menunjukan bahwa orang itu

mampu untuk mandiri. Hal itu diperkuat oleh Sumirah, yang menyatakan bahwa

Page 45: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN …lib.unnes.ac.id/2758/1/7170.pdf · dengan doa. • Untuk Embah yang sudah menghadap sang pencipta terlebih dahulu • Sahabat yang selalu memberikan

31

kemandirian merupakan keadaan kejiwaan seseorang yang tercermin pada

perilaku yang aktifitasnya bersumber dari dalam diri sendiri, mampu membuat

keputusan atas dirinya dan bertanggungjawab atas tingkah lakunya. Individu

adalah mahluk yang unik dimana satu dengan yang lain tidak akan pernah sama.

Oleh sebab itu tingkat kemandiriannya relatif berbeda-beda, sebagian ada yang

merasa mandiri, sebaliknya ada juga yang belum mandiri.

Upaya dalam rangka menumbuhkan kemandirian dapat dilakukan dengan

cara menumbuhkan konsep diri yang positif pada individu. Seperti yang kita

ketahui, kemandirian merupakan kemampuan untuk tidak tergantung kepada

orang lain, selalu mencoba mengatasi permasalahannya sendiri, bereaksi sesuai

dengan kondisi yang terjadi dalam lingkungan dan memiliki tanggung jawab atas

keputusan yang diambil.

Kemandirian merupakan bagian dari kualitas seorang konselor yang

kompeten, selain kualitas lahiriah dari seorang konselor yang baik seperti

memiliki kemampuan bersikap tenang ketika bersama orang lain, dan memiliki

kapasitas untuk berempati. Oleh sebab itu, mahasiswa BK sebagai calon konselor

harus dapat mengembangkan kemandirian dalam menghadapi masalah pribadi.

Kemandirian akan memberikan dampak yang positif bagi pribadi seorang

konselor, sebab bagaimana bisa mahasiswa BK membantu klien, apabila

konselornya sendiri tidak memiliki kemandirian dalam menghadapi masalah

pribadi.

Page 46: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN …lib.unnes.ac.id/2758/1/7170.pdf · dengan doa. • Untuk Embah yang sudah menghadap sang pencipta terlebih dahulu • Sahabat yang selalu memberikan

32

Seperti halnya dengan kemandirian, konsep diri terbentuk dan tersusun

atas berbagai tahapan. Yang paling dasar adalah konsep diri primer, yaitu konsep

diri yang terbentuk atas dasar pengalamannya terhadap lingkungan terdekatnya,

yaitu lingkungan rumahnya sendiri. Keluarga yang mengembangkan pola asuh

yang menerima dan menghargai individu akan meningkatkan konsep diri positif

pada individu, sebaliknya keluarga yang mengembangkan pola asuh merendahkan

harga diri seseorang akan mengembangkan konsep diri negatif. Lalu setelah anak

bertambah besar, ia mempunyai hubungan yang lebih luas sekedar hubungan

dalam lingkungan rumahnya. Ia akan memiliki lebih banyak teman, kenalan dan

akibatnya akan memperoleh lebih banyak pengalaman. Dan akhirnya ia akan

memperoleh konsep diri yang berbeda dari yang sudah terbentuk dalam

lingkungan keluarga. Ini menghasilkan konsep diri sekunder. Atas dasar itu,

adanya kemandirian akan menumbuhkan pribadi konselor yang memiliki konsep

diri positif ataupun sebaliknya, bahwa konsep diri mempengaruhi perilaku

seseorang atau kemampuan seseorang dalam hal ini kemandiriannya.

Konsep diri merupakan gambaran penilaian terhadap diri sendiri, dan

merupakan komponen kepribadian. Oleh sebab itu sangat berpengaruh terhadap

tingkah laku serta cara bertindak dalam situasi yang terjadi pada saat itu. Menurut

Calhoun dan Acocella,(1990: 67) konsep diri adalah gambaran mental tentang

diri, yang terdiri dari pengetahuan, penilaian dan harapan. Cara pandang diri

individu terhadap dirinya tersebut akan menentukan bagaimana ia harus bersikap.

Konsep diri merupakan sesuatu yang ada dalam diri saya sendiri, jadi merupakan

pandangan dari dalam individu tersebut. Selain itu dapat disimpulkan bahwa ada

Page 47: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN …lib.unnes.ac.id/2758/1/7170.pdf · dengan doa. • Untuk Embah yang sudah menghadap sang pencipta terlebih dahulu • Sahabat yang selalu memberikan

33

beberapa faktor yang mempengaruhi konsep diri seseorang, antara lain usia

kematangan, penampilan diri(citra tubuh), orang tua, kawan sebaya, dan pengaruh

dari lingkungan sekitar atau masyarakat.

Selain itu dapat disimpulkan bahwa kemandirian merupakan kemampuan

untuk tidak bergantung pada orang lain, selalu mencoba mengatasi masalah dan

hambatan, bertanggungjawab dan memiliki inisiatif. Maka ada beberapa faktor

yang mempengaruhi kemandirian, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor

internal antara lain kematangan fisik, kematangan psikis dan ciri-ciri kepribadian

yang terdapat pada aspek: kecerdasan, emosi, motivasi minat, sikap sosial, jenis

kelamin, umur dan konsep diri. Selain itu apabila dilihat dari faktor eksternal

adalah tuntutan kebudayaan( nilai, harapan, pengaruh lingkungan tempat tinggal),

pendidikan (termasuk pola asuh orang tua), pekerjaan( termasuk di dalamnya

status ekonomi keluarga),jumlah anak dalam keluarga dan pengaruh teman

sebaya.

Menurut pandangan para ahli di atas dapat dijelaskan bahwa konsep diri

merupakan faktor internal dari kemandirian, sehingga diduga ada hubungan antara

konsep diri dengan kemandirian dalam menghadapi masalah pribadi.

2.5 Hipotesis

Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap

permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Arikunto,

2002: 64). Berdasarkan Landasan teori di atas, maka dalam penelitian ini hipotesis

yang diajukan peneliti adalah Ada hubungan antara konsep diri dengan

kemandirian pada mahasiswa bimbingan dan konseling angkatan 2005 dan 2006

UNNES. Semakin positif konsep diri mahasiswa BK maka, semakin tinggi pula

Page 48: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN …lib.unnes.ac.id/2758/1/7170.pdf · dengan doa. • Untuk Embah yang sudah menghadap sang pencipta terlebih dahulu • Sahabat yang selalu memberikan

34

kemandiriannya. Sebaliknya semakin negatif konsep diri mahasiswa BK, semakin

rendah pula tingkat kemandiriannya.

Ho : Tidak terdapat hubungan antara konsep diri dengan kemandirian pada

mahasiswa BK angkatan 2005 dan 2006 UNNES.

Ha : Terdapat hubungan antara konsep diri dengan kemandirian pada mahasiswa

BK angkatan 2005 dan 2006 UNNES

.

Page 49: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN …lib.unnes.ac.id/2758/1/7170.pdf · dengan doa. • Untuk Embah yang sudah menghadap sang pencipta terlebih dahulu • Sahabat yang selalu memberikan

35

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Metode Penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini

menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik Stastistik Korelasional.

Melalui penelitian tersebut kita dapat memastikan berapa besar yang disebabkan

oleh satu variabel dalam hubungannya dengan variasi yang disebabkan oleh

variabel lain. Penelitian korelasi tidak memerlukan sampel yang besar.

Diasumsikan jika ada pertalian, maka akan merupakan bukti bahwa sampel yang

digunakan adalah mewakili populasi yang kita selidiki dan instrumen yang

digunakan dapat dipercaya dan sahih( Counsuelo, dkk 1993: 87-88). Penelitian ini

sangat cocok bila variabel-variabel yang terlibat sangat kompleks dan tidak dapat

diteliti lewat metode eksperimentasi atau yang variasinya tidak dapat

dikendalikan. Dengan penelitian korelasional, pengukuran terhadap beberapa

variabel serta saling-hubungan diantara variabel-variabel tersebut dapat dilakukan

serentak dalam kondisi yang realistik( Azwar, 1997: 9).

3.2 Variabel Penelitian

Variabel adalah objek penelitian yang menjadi titik pusat perhatian dalam

suatu penelitian(Arikunto,2006: 118). Variabel yang digunakan dalam variabel ini

terdiri dari dua variabel yaitu variabel bebas(Variabel Independent) dan Variabel

Terikat(Variabel Dependent).

Page 50: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN …lib.unnes.ac.id/2758/1/7170.pdf · dengan doa. • Untuk Embah yang sudah menghadap sang pencipta terlebih dahulu • Sahabat yang selalu memberikan

36

Variabel bebas adalah suatu variabel yang variasinya mempengaruhi

variabel lain. Dapat pula dikatakan bahwa variabel bebas adalah variabel yang

pengaruhnya terhadap variabel lain ingin diketahui. Sedangkan variabel terikat

adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel

bebas

Variabel Bebas (X) = Konsep Diri Mahasiswa BK

Variabel Terikat (Y)= Kemandirian Mahasiswa BK

Maka konsep berpikir dari variabel di atas dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3.1

Bagan Hubungan antar Variabel

Secara teoritis konsep diri sebagai variable X memberikan pengaruh

terhadap kemandirian mahasiswa. Apabila diperkirakan ada hubungan maka akan

terjadi yaitu semakin positif konsep diri mahasiswa BK UNNES maka akan

semakin tinggi pula kemandiriannya, dan semakin negatif konsep diri mahasiswa

BK UNNES maka akan semakin rendah pula kemandiriannya.

3.3. Definisi Operasional

Variabel dalam penelitian ini memiliki definisi operasional sebagai

berikut:

X Y

Page 51: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN …lib.unnes.ac.id/2758/1/7170.pdf · dengan doa. • Untuk Embah yang sudah menghadap sang pencipta terlebih dahulu • Sahabat yang selalu memberikan

37

3.3.1 Kemandirian

Kemandirian adalah kemampuan berdiri diatas kaki sendiri dengan

keberanian dan tanggung jawab atas segala tingkah laku sebagai manusia dewasa

dalam melaksanakan segala macam kewajiban guna memenuhi kebutuhan sendiri.

Aspek-aspek yang akan diteliti antara lain, bebas, ulet, inisiatif, pengendalian diri

dan kemantapan diri.

3.3.2 Konsep diri

Konsep diri adalah pandangan atau persepsi individu terhadap dirinya

sendiri. Isi konsep diri menurut Burns, meliputi karakteristik fisik, kesehatan dan

kondisi fisik, status intelectual, kecerdasan, cara berpakaian model rambut dan

make up, ide religius minat religius dan keyakinan,hubungan keluarga, bakat dan

kemampuan khusus, benda yang dipunya atau kepemilikan,sikap dan hubungan

sosial, ciri kepribadian, dan kemandirian.

3.4. Populasi dan Sampel

3.4.1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian(Arikunto, 2006: 130).

Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah

penelitian, maka penelitiannya adalah penelitian populasi.

Dalam penelitian ini populasi yang dimaksud adalah mahasiswa BK FIP

UNNES yang berjumlah sekitar 149 mahasiswa. Seperti yang dijelaskan pada

tabel dibawah ini:

Page 52: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN …lib.unnes.ac.id/2758/1/7170.pdf · dengan doa. • Untuk Embah yang sudah menghadap sang pencipta terlebih dahulu • Sahabat yang selalu memberikan

38

Tabel 3.1 Populasi Mahasiswa BK FIP UNNES

Th. Angkatan 2005 dan 2006

NO. Angkatan Jumlah

1.

2.

2005/2006

2006/2007

72 Mahasiswa

77 Mahasiswa

Jumlah 149 Mahasiswa

Dari 149 mahasiswa tersebut di atas mempunyai karakteristik yang

homogen sebagai berikut :

a. Subyek merupakan mahasiswa BK FIP UNNES

b. Merupakan individu yang masih terdaftar sebagai mahasiswa

c. Subjek penelitian merupakan mahasiswa BK yang sudah melaksanakan KKN

dan PPL atau semester 6 keatas dengan pertimbangan bahwa mereka sudah

memperoleh mata kuliah yang cukup atau memadahi sehingga memiliki

pandangan untuk menjadi calon konselor yang kompeten.

3.4.2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti(Arikunto, 2006:

109). Dalam penelitian ini sampel dimaksudkan untuk memperoleh keterangan

mengenai subyek penelitian, dan mampu memberikan gambaran dari populasi.

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

teknik Stratified Proportional Random Sampling yaitu pengambilan sampel secara

Page 53: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN …lib.unnes.ac.id/2758/1/7170.pdf · dengan doa. • Untuk Embah yang sudah menghadap sang pencipta terlebih dahulu • Sahabat yang selalu memberikan

39

acak dengan jumlah yang sama pada tiap kelasnya. Teknik ini digunakan dengan

alasan :

a. Memberikan kesempatan yang sama kepada tiap individu

b. Menghemat tenaga, waktu dan biaya

Pada prosedur pengambilan sampel berstrata dengan pendekatan

proporsional, banyaknya subjek dalam setiap subkelompok atau strata harus

diketahui perbandingannya lebih dahulu. Kemudian ditentukan presentase

besarnya sampel dari keseluruhan populasi( Azwar, 1997: 84). Di dalam

pengambilan sampel biasanya peneliti sudah menentukan jumlah sampel yang

paling baik. Apabila subyeknya kurang dari 100 maka diambil semua, tetapi jika

jumlahnya besar dapat diambil antara 10-15% atau20-25% atau lebih

(Arikunto,2006: 134). Dari populasi yang berjumlah 149 mahasiswa, ditetapkan

untuk diambil 40% sebagai sampel. Dengan mengambil secara random 40%

subjek dari setiap subkelompok sebagai sampel maka distribusi subjek sampel

dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 3.2 Perincian Subyek Penelitian

Angkatan Kelas Jumlah Mahasiswa Jumlah sampel

2005/2006 Reguler 72 Mahasiswa 29 Mahasiswa

2006/2007 Reguler 44 Mahasiswa 18 Mahasiswa

2006/2007 Paralel 33 Mahasiswa 13 Mahasiswa

Jumlah 149 Mahasiswa 60 Mahasiswa

Pengambilan sampel secara random/acak dapat dilakukan dengan bilangan

random, komputer maupun dengan undian. Dalam penelitian ini peneliti akan

Page 54: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN …lib.unnes.ac.id/2758/1/7170.pdf · dengan doa. • Untuk Embah yang sudah menghadap sang pencipta terlebih dahulu • Sahabat yang selalu memberikan

40

menentukan mahasiswa pada tiap angkatan yang akan dijadikan sampel penelitian

dengan cara undian. Undian dilakukan dengan cara sebagai berikut ini :

1.) Menuliskan no.urut mahasiswa pada secarik kertas kecil untuk tiap

angkatannya

2.) Kertas yang sudah diberi no.kemudian digulung dan dimasukan kedalam

kaleng tertutup yang telah diberi lubang di atasnya

3.) Kaleng dikocok dan melalui lubang kecil gulungan kertas tsb dikeluarkan

satu persatu hingga memenuhi jumlah sampel yang di tentukan

4.) Nomor-nomor yang keluar kemudian dicatat

5.) Kegiatan mengocok dihentikan setelah mendapatkan jumlah mahasiswa

yang dikehendaki, kemudian diteruskan untuk menyebar skala.

3.5 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh

penulis untuk menghimpun data dari sejumlah populasi yang menjadi sampel

penelitian. Metode pengumpulan data dari penelitian ini adalah skala psikologi

(skala konsep diri dan skala kemandirian). Skala psikologi adalah alat untuk

mengukur aspek atau atribut afektif.

Pada skala psikologi pertanyaannya merupakan stimulus yang tertuju pada

indikator untuk memancing jawaban yang biasanya tidak disadari oleh responden

yang bersangkutan. Skala psikologi ini menggunakan empat pilihan jawaban

Sangat setuju(SS), Setuju(S), Tidak setuju(TS) dan Sangat tidak setuju(STS),

dengan menghilangkan jawaban ragu-ragu dan bersifat tertutup. Alasan

Page 55: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN …lib.unnes.ac.id/2758/1/7170.pdf · dengan doa. • Untuk Embah yang sudah menghadap sang pencipta terlebih dahulu • Sahabat yang selalu memberikan

41

penyederhanaan pilihan jawaban menjadi empat pilihan karena dikhawatirkan

responden akan cenderung memilihnya sehingga data mengenai perbedaan

diantara responden menjadi kurang informatif (Azwar, 2005:34). Untuk jawaban

yang mendukung pernyataan atau favourable diberi skor tertinggi dan untuk

jawaban yang tidak mendukung pernyataan atau unfavourable diberi skor

terendah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 3.3 Penskoran item dalam skala

Pernyataan Positif Pernyataan Negatif

Kategori Jawaban Skor Kategori Jawaban Skor

SS

S

TS

STS

4

3

2

1

SS

S

TS

STS

1

2

3

4

3.6. Instrumen Penelitian

Dalam menyusun instrumen penelitian, peneliti terlebih dahulu membuat

kisi-kisi instrument yang dibuat berdasarkan dari teori kemudian disusun

pernyataan. Setelah tersusun pernyataan kemudian dilakukan percobaan (try out),

setelah itu dihitung validitas dan reliabilitas. Jika perlu diadakan revisi terlebih

dahulu baru instrument dapat digunakan untuk pengumpulan data. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat dalam bagan berikut ini:

Page 56: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN …lib.unnes.ac.id/2758/1/7170.pdf · dengan doa. • Untuk Embah yang sudah menghadap sang pencipta terlebih dahulu • Sahabat yang selalu memberikan

42

(1) kisi-kisi instrumen penelitian

iiiiiiii

Gambar 3.2 Prosedur Penyusunan Instrumen

Data yang akan diungkap dalam penelitian ini yaitu tentang konsep diri

mahasiswa BK sebagai calon konselor dan kemandirian dalam menghadapi

masalah pribadi, oleh karena itu instrumen yang digunakan berupa skala konsep

diri dan kemandirian seperti dibawah ini.

Tabel 3.4 KISI-KISI KONSEP DIRI

NO Variabel Sub

VariabelIndikator Deskriptor

No Item

+ -

1. Konsep

Diri

Isi

Konsep

diri

1. Karakteristi

k fisik

2. Kesehatan

dan kondisi

fisik

1.1 Memiliki daya

tarik fisik

1.2 Ukuran tubuh

yang

proporsional

2.1 Kondisi

kesehatan

yang

maksimal

1,3

4

5,6 10,11

2

8

7,9 12,13

(2) instrumen (3) uji coba (4) revisi (5) instrumen

Page 57: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN …lib.unnes.ac.id/2758/1/7170.pdf · dengan doa. • Untuk Embah yang sudah menghadap sang pencipta terlebih dahulu • Sahabat yang selalu memberikan

43

3. Status

intelectual,

kecerdasan

4. Cara

berpakaian,

model

rambut

5. Ide religius,

minat

religius,

keyakinan

6. Hubungan

keluarga

7. Kepemilika

n, benda-

benda yang

3.1 Mampu

mengikuti dan

menguasai

materi kuliah

3.2 Kecerdasan

dan cita-cita

yang dimiliki

3.3 Prestasi yang

diraih

4.1 Penampilan

menarik dan

mengikuti

mode

5.1 Tingkat

keimanan dan

kesadaran

beragama dan

beribadah

6.1 Komunikasi

antar keluarga

7.1 Fasilitas

penunjang

14,15 17 19,20 23,24 27 29

16 18 21,22 25,26 28 30

Page 58: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN …lib.unnes.ac.id/2758/1/7170.pdf · dengan doa. • Untuk Embah yang sudah menghadap sang pencipta terlebih dahulu • Sahabat yang selalu memberikan

44

dipunya

8. Bakat

khusus dan

kemampuan

khusus

9. Ciri

kepribadian

10. Kemandiria

n

11. Sikap dan

perkuliahan

8.1 Kemampuan

berempati

8.2 Memiliki

pengetahuan

yang luas

9.1 Memiliki

karakter dan

penyesuaian

emosional

10.1 Mampu

bertanggungja

wab

10.2 Dapat

mengeluarkan

pendapat atau

gagasan

10.3 Bertindak

dengan

kemampuan

sendiri

11.1 Hubungan

dengan

31 33,35, 36 38,39 42,43 46,47 49,50 53 54,55

32 34,37 40,41 44,45 48 51 52,56

Page 59: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN …lib.unnes.ac.id/2758/1/7170.pdf · dengan doa. • Untuk Embah yang sudah menghadap sang pencipta terlebih dahulu • Sahabat yang selalu memberikan

45

hubungan

sosial

teman

sebaya

11.2 Hubungan

dengan

dosen

57,58 59,60

Tabel 3.5 KISI-KISI KEMANDIRIAN

No

Variabel

Sub

Variabel

Indikator

Deskriptor

No Item

+ -

1. Kemandirian Aspek-

aspek

1. Bebas

2. Ulet

1.1 Merasa

memiliki

hak

dengan apa

yang

dilakukan

1.2 Merasa

yakin

dengan apa

yang

diputuskan

.

2.1 Penuh

1,2

5,6

9,10

3,4

7,8

11,12

Page 60: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN …lib.unnes.ac.id/2758/1/7170.pdf · dengan doa. • Untuk Embah yang sudah menghadap sang pencipta terlebih dahulu • Sahabat yang selalu memberikan

46

3. Inisiatif

ketekunan

dengan

adanya

usaha

untuk

mengejar

prestasi

2.2 Memiliki

harapan

yang tinggi

dan

berusaha

mewujudk

anya

3.1 Memiliki

kecepatan

dan

ketepatan

bertindak

3.2 Mampu

mengeluar

kan ide

atau

13,14

17,18

21,22

25,26,

27

15,16

19,20

23,24

28,29

Page 61: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN …lib.unnes.ac.id/2758/1/7170.pdf · dengan doa. • Untuk Embah yang sudah menghadap sang pencipta terlebih dahulu • Sahabat yang selalu memberikan

47

4.Pengendalian

diri

5.Kemantapan

diri

gagasan.

3.3 Berfikir

dan

bertindak

dengan

kemampua

n sendiri.

4.1 Memiliki

kemampua

n untuk

mengendal

ikan dan

mengelola

perasaan

4.2 Memiliki

kemampua

n

mengendal

ikan dan

mempenga

ruhi lingk.

5.1 Mampu

menerima

30,31

34

36,38,39

42,43

46,47,

48

32,33

35

37,40,41

44,45

49,50

Page 62: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN …lib.unnes.ac.id/2758/1/7170.pdf · dengan doa. • Untuk Embah yang sudah menghadap sang pencipta terlebih dahulu • Sahabat yang selalu memberikan

48

dirinya apa

adanya

5.2 Merasa

puas atas

usahanya

5.3 Percaya

diri

51, 52

55,56,

57

53,54

58,59 60

3.7 Validitas dan Reliabilitas

3.7.1 Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan

atau kesahihan suatu instrument (Arikunto, 2006: 168). Suatu instrumen yang

valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang

valid berarti memiliki validitas rendah.

Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang

seharusnya di ukur menurut situasi dan tujuan tertentu. Sebuah instrumen

dikatakan valid apabila dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti

secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data

yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang

dimaksud.

Teknik uji validitas untuk menentukan validitas terhadap item-item

angketnya yaitu dengan menggunakan rumus korelasi Product Moment dengan

angka kasar.

Page 63: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN …lib.unnes.ac.id/2758/1/7170.pdf · dengan doa. • Untuk Embah yang sudah menghadap sang pencipta terlebih dahulu • Sahabat yang selalu memberikan

49

})(}{)({

))((2222 YYNXXN

YXXYNrxyΣ−ΣΣ−Σ

ΣΣ−Σ=

Dengan :

rxy = Besarnya validitas butir angket

X = jumlah skor tiap item soal

Y = jumlah skor total

N = jumlah responden

(Arikunto, 2006 : 170)

Setelah nilai rxy diperoleh, kemudian dikonsultasikan dengan angka r tabel.

Harga rxy dikatakan valid apabila rxy > r tabel.

3.7.2 Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen

cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena

instrumen tersebut sudah baik (Arikunto, 2006 : 178). Hal tersebut ditunjukkan

oleh taraf keajegan (konsistensi) skor yang diperoleh para subjek yang diukur

dengan alat yang sama, atau diukur dengan alat yang setara pada kondisi yang

berbeda.

Untuk menguji reliabilitas instrumen dalam penelitian ini dapat

menggunakan rumus Alpha , karena untuk mencari reabilitas instrument yang

skornya bukan 1 dan 0, misalnya bentuk angket atau uraian :

⎥⎥⎦

⎢⎢⎣

Σ

Σ−⎥⎦

⎤⎢⎣⎡

−= 2

2

11

11t

b

kkr

σσ

Page 64: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN …lib.unnes.ac.id/2758/1/7170.pdf · dengan doa. • Untuk Embah yang sudah menghadap sang pencipta terlebih dahulu • Sahabat yang selalu memberikan

50

Dengan :

r11 = Reliabilitas instrumen

k = Jumlah butir angket atau banyaknya butir pertanyaan

Σσb² = Jumlah varians butir

σt² = Varians total

(Arikunto, 2006 : 196)

Sebelum masuk kerumus alpha, maka perlu dicari varians tiap butir angket

dengan rumus:

N

NXX

b

22

2

)(Σ−Σ

Setelah diperoleh nilai varians butir dan varians total kemudian

dimasukkan kedalam rumus alpha. Harga r11 yang diperoleh dikonsultasikan

dengan r tabel α = 5%, angket dikatakan reliable jika r11 > r tabel. Adapun

kriteria reliabilitas soal menurut Danim (2004: 202) adalah sebagai berikut:

Tabel 3.6 Kriteria Reliabilitas Soal

No. Rentang Skor Kriteria

1. …. ≤ 0,59 Reliabilitas sangat rendah

2. 0,6 ≤ 0,89 Reliabilitas sedang

3. 0,9 ≤ 1 Reliabilitas tinggi

Page 65: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN …lib.unnes.ac.id/2758/1/7170.pdf · dengan doa. • Untuk Embah yang sudah menghadap sang pencipta terlebih dahulu • Sahabat yang selalu memberikan

51

3.7.3 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan skala konsep diri

dan skala kemandirian. Instrumen yang akan digunakan untuk pengambilan data,

terlebih dahulu dilakukan ujicoba di lapangan untuk mengetahui instrumen

tersebut layak untuk di gunakan yaitu valid dan reliabel.

Skala konsep diri mahasiswa terdiri dari 60 butir pertanyaan yang harus

dijawab oleh responden, setelah dilakukan ujucoba pada 20 responden dan

dianalisis, ternyata tidak semua soal valid. Ada 8 soal yang dinyatakan tidak valid

yaitu item soal nomor 6,13,22,24,33,37,40,48

Pada taraf kesalahan 5% dengan n = 20 diperoleh nilai product moment

sebesar 0.450 dan rtabel = 0.444. Karena rxy >rtabel, maka item tersebut dikatakan

valid. Perhitungan untuk item-item yang lain, selanjutnya dapat dilihat pada

lampiran.

Sedangkan skala kemandirian terdiri dari 60 butir pertanyaan yang harus

dijawab oleh responden, setelah diujicoba dan dianalisis terdapat 52 butir

pertanyaan valid sedangkan 8 tidak valid yaitu soal nomor 6,9,16,20,24,44,49,dan

53.

Pada taraf kesalahan 5% dengan n = 20 diperoleh nilai kritik product

moment sebesar 0.570 dengan rtabel 0.444, maka item tersebut dikatakan valid.

Hasil perhitungan item yang lain dapat dilihat pada lampiran.

Item yang tidak valid tidak dapat digunakan dalam penelitian yang

sebenarnya. Walaupun 8 item tersebut tidak dapat digunakan atau dibuang, namun

setiap indikator kemandirian sudah mewakili minimal satu pertanyaan atau

Page 66: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN …lib.unnes.ac.id/2758/1/7170.pdf · dengan doa. • Untuk Embah yang sudah menghadap sang pencipta terlebih dahulu • Sahabat yang selalu memberikan

52

pernyataan. Pertimbangan untuk membuat jumlah item bagi setiap indikator sudah

terwakili dalam pernyataan yaitu satu item (Arikunto, 1998:144).

Berdasarkan hasil uji reliabilitas menggunakan rumus alpha, pada

instrumen konsep diri mahasiswa diperoleh koefisien realibilitas sebesar 0.945

pada taraf kesalahan 5% dengan n = 20 diperoleh rtabel 0.444. Karena r11>rtabel

maka dapat disimpulkan angket tersebut reliabel.

Sedangkan pada hasil uji reliabilitas menggunakan rumus alpha pada

instrumen kemandirian pada mahasiswa Bimbingan dan Konseling diperoleh

koefisien realibilitas sebesar 0.951 pada taraf kesalahan 5% dengan n = 20

diperoleh rtabel 0.444. Karena koefisien realibilitas lebih besar dari rtabel maka

angket tersebut reliabel dan dapat digunakan.

3.8 Metode Analisis Data

Analisis data merupakan salah satu cara untuk menjawab permasalahan

dalam penelitian atau untuk menjawab hipotesis dalam penelitian. Analisis data

penelitian ini dilakukan melalui uji secara kuantitatif dengan menggunakan

metode statistik. Pengolahan data dengan cara statistik adalah suatu cara

pengolahan data dengan menggunakan angka. Adapun metode analisis data yang

digunakan adalah sebagai berikut:

3.8.1 Teknik analisis deskriptif persentase

Analisis deskriptif persentase ini digunakan untuk mengkaji variabel yang

ada dalam penelitian ini, yaitu konsep diri mahasiswa dan kemandirian mahasiswa

Bimbingan dan Konseling. Adapun rumus yang digunakan

Page 67: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN …lib.unnes.ac.id/2758/1/7170.pdf · dengan doa. • Untuk Embah yang sudah menghadap sang pencipta terlebih dahulu • Sahabat yang selalu memberikan

53

P = %100xNn

Keterangan: P = prosentase

n = skor total

N= skor ideal

Dalam penelitian ini panjang kelas interval kriteria konsep diri mahasiswa

dan kemandirian pada mahasiswa Bimbingan dan Konseling dapat ditentukan

dengan cara sebagai berikut:

Prosentase skor maksimum : (4:4) x 100% = 100%

Prosentase skor minimum : (1:4) x 100% = 25%

Rentang persentase skor : 100% - 25% = 75%

Banyaknya kriteria : (Sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, sangat

rendah

Panjang kelas interval : rentang : banyaknya kriteria (75% : 4 = 18.75%)

Dengan panjang kelas 18.75% dan prosentase skor terendah 25% maka

dapat ditentukan kriteria sebagai berikut :

Tabel 3.7 Kriteria Prosentase konsep diri dan kemandirian mahasiswa

Interval Interval % Kategori

195-240

150-194

105-149 60-104

81,26-100,00 %

62,51-81,25 % 43,76-62,50 % 25,00-43,75 %

Sangat tinggi

Tinggi

Rendah

Sangat rendah

Page 68: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN …lib.unnes.ac.id/2758/1/7170.pdf · dengan doa. • Untuk Embah yang sudah menghadap sang pencipta terlebih dahulu • Sahabat yang selalu memberikan

54

3.8.2 Analisis Korelasi

Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui besarnya korelasi antara

variabel bebas dan variabel terikat, jadi dalam penelitian ini digunakan untuk

mengetahui adanya hubungan antara konsep diri mahasiswa (X) dan Kemandirian

dalam menghadapi masalah pribadi (Y). Adapun rumus yang digunakan sebagai

berikut:

( )( )

( ) ( ) ⎟⎠⎞⎜⎝⎛ ∑−⎟⎠⎞⎜

⎝⎛ ∑−

−=

∑∑∑∑∑

YYXXr

NN

YXXYNxy 2222

Keterangan

rxy = Koefisien Korelasi antara x dan y

∑X = Jumlah skor masing-masing item

∑Y = Jumlah skor seluruh item

∑XY = Jumlah skor antara x dan y

N = Jumlah subyek(responden)

X2 = Kuadrat di jumlah skor tiap item

Y2 = Kuadrat di skor total.

Page 69: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN …lib.unnes.ac.id/2758/1/7170.pdf · dengan doa. • Untuk Embah yang sudah menghadap sang pencipta terlebih dahulu • Sahabat yang selalu memberikan

55

BAB 4

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Hasil Penelitian pada dasarnya memuat berbagai hal meliputi

pengungkapan data dari instrumen penelitian dan metode analisis data

menggunakan 1).Analisis deskriptif presentase 2).Uji normalitas 3).Uji product

moment yang diperoleh untuk menjawab permasalahan yang diajukan.

Berdasarkan hal tersebut, pada bab ini akan dibahas mengenai: (1). Hasil

Penelitian dan (2). Pembahasan (3). Keterbatasan Penelitian

4.1.1 Hasil Analisis Deskriptif Prosentase

4.1.1.1 Deskripsi Konsep Diri Mahasiswa Bimbingan dan Konseling

Gambaran tentang konsep diri mahasiswa BK UNNES sebagai calon

konselor berdasarkan jawaban skala psikologi diperoleh skor presentase 61.75%

dan termasuk dalam kriteria rendah. Untuk lebih jelasnya dapat melihat tingkat

konsep diri mahasiswa secara keseluruhan, pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.1 Tingkat Konsep Diri Mahasiswa

(secara keseluruhan)

Interval Kriteria Frekuensi Prosentase 81.26-100 % Sangat tinggi 1 1.67 % 62.51-81.25 % Tinggi 30 50.00 % 43.76-62.50 % Rendah 21 35.00 % 25.00-43.75 % Sangat rendah 8 13.33 %

Dari hasil perhitungan diketahui bahwa 35.00 % mahasiswa memiliki

tingkat konsep diri rendah, 50.00 % memiliki tingkat konsep diri tinggi dan

Page 70: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN …lib.unnes.ac.id/2758/1/7170.pdf · dengan doa. • Untuk Embah yang sudah menghadap sang pencipta terlebih dahulu • Sahabat yang selalu memberikan

56

adapula yang memiliki kriteria sangat tinggi dan sangat rendah yaitu sekitar 1.67

% dan 13.33 %. Lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut ini:

1.67%

50.00%

35.00%

13.33%

0.00%10.00%20.00%30.00%40.00%50.00%60.00%

sangattinggi

tinggi rendah sangatrendah

Series1

Gambar 4.1 Diagram Distribusi Frekuensi Konsep Diri Mahasiswa Jika dilihat dari isi konsep diri menyangkut beberapa hal, yaitu

karakteristik fisik, kesehatan dan kondisi fisik, status intelektual dan kecerdasan,

cara berpakaian dan model rambut,ide religius, hubungan keluarga, kepemilikan

benda-benda yang dipunya, bakat khusus dan kemampuan khusus, ciri

kepribadian, kemandirian, sikap dan hubungan sosial. Gambaran konsep diri

perindikator dapat dilihat pada diagram dibawah ini:

Page 71: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN …lib.unnes.ac.id/2758/1/7170.pdf · dengan doa. • Untuk Embah yang sudah menghadap sang pencipta terlebih dahulu • Sahabat yang selalu memberikan

57

36.67%

68.33%

38.33%46.67%

60.00%58.33%

43.33% 46.67%

61.67%55.00%

50.00%

0.00%

10.00%

20.00%

30.00%40.00%

50.00%

60.00%

70.00%

80.00%

I-1 I-2 I-3 I-4 I-5 I-6 I-7 I-8 I-9 I-10

I-11

Sangat tinggi

tinggi

rendah

sangat rendah

Gambar 4.2 Diagram tingkat konsep diri perindikator

Untuk lebih jelasnya, maka dapat melihat pada deskripsi dibawah ini:

1. Karakteristik Fisik

Untuk mengetahui gambaran isi konsep diri berdasarkan karakteristik fisik

dapat dilihat dalam item pertanyaan no. 1,2,3,4, dan 7. Agar lebih jelas dapat

melihat tabel dibawah ini:

Tabel 4.2 Karakteristik fisik

Interval Kriteria Frekuensi Prosentase

81.26-100 % Sangat tinggi 1 1.67 % 62.51-81.25 % Tinggi 24 40.00 % 43.76-62.50 % Rendah 35 58.33 % 25.00-43.75 % Sangat rendah 0 0.00 %

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa 58.33% mahasiswa

menyatakan belum dapat menerima dirinya sepenuhnya berdasarkan karakteristik

fisik dan tergolong dalam kategori rendah, sedangkan 40.00% % mahasiswa

tergolong dalam kategori tinggi. Sisanya 1.67% dalam kategori sangat tinggi.

Data tersebut menggambarkan bahwa sebagian mahasiswa cenderung belum

Page 72: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN …lib.unnes.ac.id/2758/1/7170.pdf · dengan doa. • Untuk Embah yang sudah menghadap sang pencipta terlebih dahulu • Sahabat yang selalu memberikan

58

sepenuhnya memandang dirinya memiliki daya tarik fisik dan memiliki ukuran

tubuh yang proporsional.

2. Kesehatan dan kondisi fisik

Untuk mengatahui gambaran isi konsep diri berdasarkan kesehatan dan

kondisi fisik dapat dilihat pada item pertanyaan no. 5,6,dan 8. Agar lebih jelasnya

tabel 4.3 menyajikan lebih jelas gambarannya.

Tabel 4.3 Kesehatan dan kondisi fisik

Interval Kriteria Frekuensi Prosentase

81.26-100 % Sangat tinggi 9 15.00 % 62.51-81.25 % Tinggi 22 36.67 % 43.76-62.50 % Rendah 18 30.00 % 25.00-43.75 % Sangat rendah 11 18.33 %

Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa mahasiswa BK memandang

kesehatan dan kondisi fisiknya tergolong dalam kategori tinggi (36.67 %), 30.00%

lainnya tergolong rendah, selebihnya ada beberapa mahasiswa yang memiliki

kategori sangat tinggi sebesar 15.00% dan sangat rendah 18.33%. Dari data

tersebut menggambarkan bahwa mahasiswa cenderung memandang bahwa

kesehatan dan kondisi fisik merupakan hal utama yang harus dijaga.

3. Status Intelektual, kecerdasan

Untuk dapat mengetahui isi konsep diri mahasiswa berdasarkan status

intelektual, kecerdasan dapat dilihat dalam item pertanyaan no.

9,10,11,12,13,14,15,dan 16. Untuk lebih jelasnya dapat melihat tabel dibawah ini.

Page 73: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN …lib.unnes.ac.id/2758/1/7170.pdf · dengan doa. • Untuk Embah yang sudah menghadap sang pencipta terlebih dahulu • Sahabat yang selalu memberikan

59

Tabel 4.4 Status intelektual, kecerdasan

Interval Kriteria Frekuensi Prosentase

81.26-100 % Sangat tinggi 1 1.67 % 62.51-81.25 % Tinggi 22 36.67 % 43.76-62.50 % Rendah 26 43.33 % 25.00-43.75 % Sangat rendah 11 18.33 %

Dari tabel diatas menggambarkan bahwa status intelektual mahasiswa BK

tergolong rendah yaitu 43.33 %, 36.67 % lainnya tinggi dan sangat rendah 18.33%

, namun masih ada beberapa tergolong sangat tinggi walaupun sedikit berkisar

1.67%. Data tersebut menggambarkan bahwa sebagian mahasiswa cenderung

belum mampu sepenuhnya mengikuti dan menguasai materi kuliah, kecerdasan

dan cita-cita yang dimiliki, serta prestasi yang diraih dalam perkuliahan.

4. Cara berpakaian, model rambut

Untuk dapat mengetahui isi konsep diri berdasarkan cara berpakaian,

model rambut dapat dilihat dalam item pertanyaan no. 17,18,dan 19. Agar lebih

jelasnya terdapat dalam tabel dibawah ini.

Tabel 4.5 Cara berpakaian, model rambut

Interval Kriteria Frekuensi Prosentase

81.26-100 % Sangat tinggi 3 5.00 % 62.51-81.25 % Tinggi 41 68.33 % 43.76-62.50 % Rendah 5 8.33 % 25.00-43.75 % Sangat rendah 11 18.33 %

Page 74: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN …lib.unnes.ac.id/2758/1/7170.pdf · dengan doa. • Untuk Embah yang sudah menghadap sang pencipta terlebih dahulu • Sahabat yang selalu memberikan

60

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa mahasiswa BK memperhatikan

dalam cara berpakaian dan model rambut dengan kategori tinggi sebesar 68.33 %,

5.00 % mahasiswa lainnya tergolong sangat tinggi, 8.33% lainnya tergolong

rendah, tetapi ada juga yang tergolong sangat rendah yakni 18.33 %. Dari data

tersebut menggambarkan bahwa sebagian besar mahasiswa cenderung

memperhatikan penampilan yang menarik dan mengikuti mode, karena akan

menunjang profesinya sebagai calon konselor.

5. Ide religius, minat religius dan keyakinan

Untuk mengatahui gambaran isi konsep diri berdasarkan ide religius,

minat religius dan keyakinan, maka disediakan item pertanyaan no. 20,21,dan 22.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.6 Ide religius, minat religius, keyakinan

Interval Kriteria Frekuensi Prosentase

81.26-100 % Sangat tinggi 4 6.67 % 62.51-81.25 % Tinggi 22 36.67 % 43.76-62.50 % Rendah 28 46.67 % 25.00-43.75 % Sangat rendah 6 10.00 %

Tabel 4.6 menunjukan bahwa mahasiswa BK dalam memandang ide

religius, minat religius dan keyakinan tergolong rendah yakni berkisar 46.67 %.

10.00 % mahasiswa memiliki tingkat religius sangat rendah, namun masih ada

yang memiliki tingkat keimanan tinggi sebesar 36.67% dan 6.67 % lainnya sangat

tinggi. Dari data diatas menunjukan bahwa mahasiswa BK cenderung belum

sepenuhnya memiliki tingkat keimanan dan kesadaran beragama dan beribadah,

Page 75: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN …lib.unnes.ac.id/2758/1/7170.pdf · dengan doa. • Untuk Embah yang sudah menghadap sang pencipta terlebih dahulu • Sahabat yang selalu memberikan

61

dengan adanya kesadaran beragama dan beribadah merupakan dasar pedoman

yang paling utama.

6. Hubungan keluarga

Untuk mengetahui gambaran isi konsep diri berdasarkan hubungan

keluarga dapat dilihat pada item pertanyaan no. 23, 24. Agar lebih jelasnya tertera

pada tabel dibawah ini

Tabel 4.7 Hubungan Keluarga

Interval Kriteria Frekuensi Prosentase

81.26-100 % Sangat tinggi 18 30.00 % 62.51-81.25 % Tinggi 23 38.33 % 43.76-62.50 % Rendah 6 10.00 % 25.00-43.75 % Sangat rendah 13 21.67 %

Tabel diatas menunjukan bahwa hubungan keluarga mahasiswa

berdasarkan komunikasi antar keluarga terdapat kategori tinggi dengan

persentase 38.33 %, 30.00% tergolong kategori sangat tinggi, dan 10.00%

tergolong rendah serta beberapa yang lainnya 21.67% dalam kategori sangat

rendah. Dari data diatas dapat diketahui bahwa mahasiswa mampu membangun

komunikasi yang baik dengan keluarganya, meskipun ada beberapa diantaranya

yang kurang dapat berkomunikasi dengan keluarganya.

7. Kepemilikan, benda-benda yang dipunya

Untuk mengetahui gambaran isi konsep diri mahasiswa BK berdasarkan

kepemilikan, benda-benda yang dipunya dapat dilihat dalam item pertanyaan

no.25,26. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Page 76: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN …lib.unnes.ac.id/2758/1/7170.pdf · dengan doa. • Untuk Embah yang sudah menghadap sang pencipta terlebih dahulu • Sahabat yang selalu memberikan

62

Tabel 4.8 Kepemilikan, benda-benda yang dipunya

Interval Kriteria Frekuensi Prosentase

81.26-100 % Sangat tinggi 10 16.67 % 62.51-81.25 % Tinggi 13 21.67 % 43.76-62.50 % Rendah 37 61.67 % 25.00-43.75 % Sangat rendah 0 0.00 %

Dari tabel 4.8 diatas dapat diketahui bahwa mahasiswa memandang

kepemilikan atas benda-benda yang dipunya dalam kategori sangat tinggi sebesar

16.67%, 21.67% mahasiswa tergolong dalam kriteria tinggi lainnya , sedangkan

61.67 % sisanya tergolong kategori rendah. Data diatas menunjukan bahwa

fasilitas yang dimiliki khususnya dalam hal perkuliahan yang dipunyai oleh

mahasiswa tergolong rendah, mereka berupaya untuk memiliki fasilitas yang

mendukung perkuliahan meskipun ada juga mahasiswa yang cenderung tidak

memperhatikan hal tersebut.

8. Bakat khusus dan kemampuan khusus

Untuk mengetahui gambaran isi konsep diri berdasarkan bakat khusus dan

kemampuan khusus dapat dilihat dalam item pertanyaan no. 27,28,29,30, dan 31.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel dibawah ini.

Tabel 4.9 Bakat khusus dan kemampuan khusus

Interval Kriteria Frekuensi Prosentase

81.26-100 % Sangat tinggi 10 16.67 % 62.51-81.25 % Tinggi 28 46.67 % 43.76-62.50 % Rendah 18 30.00 % 25.00-43.75 % Sangat rendah 4 6.67 %

Page 77: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN …lib.unnes.ac.id/2758/1/7170.pdf · dengan doa. • Untuk Embah yang sudah menghadap sang pencipta terlebih dahulu • Sahabat yang selalu memberikan

63

Dari tabel 4.9 dapat diketahui bahwa sebagian mahasiswa BK cenderung

memiliki kemampuan khusus sebagai calon konselor dalam kategori tinggi

sebesar 46.67%,ada pula 16.67% mahasiswa dalam kategori tinggi. Sedangkan

30.00% dalam kategori sedang, sisanya mahasiswa yang tergolong kategori sangat

rendah antara 6.67%. Data tersebut menggambarkan bahwa belum semuanya

mahasiswa BK sebagai calon konselor memiliki kemampuan berempati dan

memiliki pengetahuan yang luas karena, walaupun dalam kategori tinggi masih

ada juga mahasiswa yang belum memiliki kemampuan yang paling utama sebagai

konselor.

9. Ciri kepribadian

Untuk mengetahui gambaran isi konsep diri berdasarkan ciri kepribadian

dapat dilihat dalam item pertanyaan 32,33,34. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

dalam tabel dibawah ini.

Tabel 4.10 Ciri Kepribadian

Interval Kriteria Frekuensi Prosentase

81.26-100 % Sangat tinggi 4 6.67 % 62.51-81.25 % Tinggi 36 60.00 % 43.76-62.50 % Rendah 7 11.67 % 25.00-43.75 % Sangat rendah 13 21.67 %

Tabel diatas menunjukan bahwa sebagai mahasiswa BK diharuskan

memiliki cirri kepribadian yang berbeda dari kebanyakan mahasiswa lainnya.

Data diatas menunjukan bahwa ciri kepribadian yang dimiliki mahasiswa BK

tergolong tinggi yaitu 60.00%, 6.67% lainnya masuk dalam kategori sangat tinggi

dan 11.67% tergolong rendah. Sedangkan sisanya 21.67% mahasiswa dalam

Page 78: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN …lib.unnes.ac.id/2758/1/7170.pdf · dengan doa. • Untuk Embah yang sudah menghadap sang pencipta terlebih dahulu • Sahabat yang selalu memberikan

64

kategori sangat rendah. Dengan memiliki karakter dan penyesuaian emosional,

diharapkan seorang calon konselor dapat menjadi pribadi yang menyenangkan dan

membantu permasalahan yang dihadapi orang lain.

10. Kemandirian

Untuk mengetahui gambaran isi konsep diri berdasarkan kemandirian

dapat disediakan item pertanyaan no.35,36,37,38,39,40,41,42,43 Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat dalam tabel dibawah ini.

Tabel 4.11 Kemandirian

Interval Kriteria Frekuensi Prosentase

81.26-100 % Sangat tinggi 2 3.33 % 62.51-81.25 % Tinggi 25 41.67 % 43.76-62.50 % Rendah 33 55.00 % 25.00-43.75 % Sangat rendah 0 0.00 %

Dari tabel diatas menggambarkan bahwa mahasiswa BK memiliki

kemandirian dalam kategori rendah yaitu 55.00%, mahasiswa yang lain dalam

kategori tinggi berkisar 41.67%, sedangkan sisanya tergolong dalam kategori

sangat tinggi sekitar 3.33%. Data diatas menunjukan bahwa sebagian mahasiswa

BK cenderung belum sepenuhnya mampu bertanggung jawab, dapat

mengeluarkan gagasan atau pendapat, dan bertindak dengan kemampuan sendiri.

11. Sikap dan hubungan sosial

Untuk mengetahui gambaran isi konsep diri berdasarkan sikap dan

hubungan sosial, maka dapat dilihat dalam item pertanyaan no.

44,45,46,47,48,49,50,51,52. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah

ini.

Page 79: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN …lib.unnes.ac.id/2758/1/7170.pdf · dengan doa. • Untuk Embah yang sudah menghadap sang pencipta terlebih dahulu • Sahabat yang selalu memberikan

65

Tabel 4.12 Sikap dan hubungan sosial

Interval Kriteria Frekuensi Prosentase

81.26-100 % Sangat tinggi 1 1.67 % 62.51-81.25 % Tinggi 20 33.33 % 43.76-62.50 % Rendah 30 50.00 % 25.00-43.75 % Sangat rendah 9 15.00 %

Dari tabel diatas diketahui bahwa mahasiswa BK memiliki sikap dan

hubungan sosial, yang tergolong dalam kategori rendah sebesar 50.00%, 15.00%

tergolong dalam kategori sangat rendah, dan lainnya 1.67% tergolong dalam

kategori sangat tinggi. Ada juga mahasiswa yang memiliki kategori tinggi sebesar

33.33%. Dari data diatas menunjukan bahwa mahasiswa BK belum memiliki

sikap dan hubungan sosial baik dengan teman sebaya maupun dengan dosen.

4.1.1.2 Deskripsi Kemandirian Mahasiswa

Gambaran tentang kemandirian dalam menghadapi masalah pribadi

berdasarkan jawaban skala psikologi diperoleh skor prosentase 64.14% dan

termasuk dalam kategori tinggi. Untuk lebih jelasnya dapat melihat tabel berikut

ini:

Tabel 4.13 Tingkat Kemandirian mahasiswa

(secara keseluruhan)

Interval Kriteria Frekuensi Prosentase 81.26-100 % Sangat tinggi 1 1.67 % 62.51-81.25 % Tinggi 29 48.33 % 43.76-62.50 % Rendah 30 50.00 % 25.00-43.75 % Sangat rendah 0 0.00 %

Dari tabel diatas menunjukan bahwa tingkat kemandirian mahasiswa BK

dalam menghadapi masalah pribadi termasuk dalam kategori rendah sebesar

Page 80: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN …lib.unnes.ac.id/2758/1/7170.pdf · dengan doa. • Untuk Embah yang sudah menghadap sang pencipta terlebih dahulu • Sahabat yang selalu memberikan

66

50.00%. 48.33% memiliki kategori tinggi dan sisanya 1.67% dalam kategori

sangat tinggi. Disajikan pula dalam bentuk gambar berikut ini:

1.67%

48.33% 50.00%

0.00%0.00%

10.00%20.00%30.00%

40.00%50.00%60.00%

sangat tinggi tinggi rendah sangatrendah

Series1

Gambar 4.3 Diagram Distribusi frekuensi kemandirian mahasiswa

Ada beberapa aspek-aspek kemandirian yang diteliti yaitu bebas, ulet,

inisiatif, pengendalian diri dan kemantapan diri. Gambaran yang diperoleh dari

penelitian ini dapat dilihat pada diagram dibawah ini:

70.00%75.00%

68.33%

51.67% 50.00%

0

0.1

0.2

0.3

0.4

0.5

0.6

0.7

0.8

A-1 A-2 A-3 A-4 A-5

sangat t inggit inggirendahsangat rendah

Gambar 4.4 Diagram tingkat kemandirian mahasiswa perindikator.

Agar lebih jelasnya, maka dapat melihat deskripsi kemandirian

perindikator dibawah ini:

1. Bebas

Tingkat kebebasan yang dirasakan oleh mahasiswa BK dalam menghadapi

masalah pribadi termasuk dalam item pertanyaan no.1,2,3,4,5,6,7. Gambaran

tersebut akan lebih jelas dalam sajian berikut ini.

Page 81: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN …lib.unnes.ac.id/2758/1/7170.pdf · dengan doa. • Untuk Embah yang sudah menghadap sang pencipta terlebih dahulu • Sahabat yang selalu memberikan

67

Tabel 4.14 Kebebasan

Interval Kriteria Frekuensi Prosentase

81.26-100 % Sangat tinggi 1 1.67 % 62.51-81.25 % Tinggi 18 30.00 % 43.76-62.50 % Rendah 41 68.33 % 25.00-43.75 % Sangat rendah 0 0.00 %

Dari tabel diatas menunjukan bahwa kebebasan dalam bertindak tergolong

dalam kategori rendah sebesar 68.33%, 30.00% termasuk kategori tinggi, adapun

kebebasan yang sangat tinggi pada diri mahasiswa yaitu sebesar 1.67%. Dari data

diatas menggambarkan bahwa sebagian mahasiswa cenderung belum dapat

merasa memiliki hak dengan apa yang dilakukan dan merasa yakin dengan apa

yang diputuskan oleh dirinya, meskipun masih ada juga mahasiswa yang dapat

bertindak dan bertanggungjawab pada dirinya.

2. Ulet

Dari segi keuletan mahasiswa dalam menghadapi segala sesuatu yang

diinginkannya termasuk dalam item 8,9,10,11,12,13,14,15,16. Hal tersebut tersaji

dalam tabel dibawah ini.

Tabel 4.15 Ulet

Interval Kriteria Frekuensi Prosentase

81.26-100 % Sangat tinggi 4 6.67 % 62.51-81.25 % Tinggi 25 41.67 % 43.76-62.50 % Rendah 31 51.67 % 25.00-43.75 % Sangat rendah 0 0.00 %

Dari tabel diatas diketahui bahwa keuletan mahasiswa tergolong dalam

kategori rendah sebesar 51.67%, dan 41.67% termasuk dalam kategori tinggi,

Page 82: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN …lib.unnes.ac.id/2758/1/7170.pdf · dengan doa. • Untuk Embah yang sudah menghadap sang pencipta terlebih dahulu • Sahabat yang selalu memberikan

68

sisanya 6.67% masuk dalam kategori sangat tinggi. Dari data diatas

menggambarkan bahwa masih ada aspek kemandirian yang dilihat dari keuletan

masih ada yang termasuk dalam kategori rendah, meskipun begitu masih ada juga

mahasiswa memiliki ketekunan dengan adanya usaha untuk mengejar prestasi dan

memiliki harapan yang tinggi dan berusaha mewujudkannya.

3. Inisiatif

Untuk dapat mengetahui kemandirian mahasiswa berdasarkan inisiatifnya

dapat diketahui berdasarkan item pertanyaan no.17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25,

26, 27, 28, 29, 30. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat tabel dibawah ini.

Tabel 4.16 Inisiatif

Interval Kriteria Frekuensi Prosentase

81.26-100 % Sangat tinggi 1 1.67 % 62.51-81.25 % Tinggi 42 70.00 % 43.76-62.50 % Rendah 16 26.67 % 25.00-43.75 % Sangat rendah 1 1.67 %

Dari tabel diatas menunjukan bahwa inisiatif mahasiswa BK tergolong

tinggi berkisar 70.00%, 1.67% lainnya termasuk kategori sangat tinggi, dan

26.67% temasuk kategori rendah, lalu 1.67 % dalam kategori sangat rendah. Data

diatas menggambarkan bahwa mahasiswa memiliki kecepatan dan ketepatan

bertindak, mampu mengeluarkan ide atau gagasan, berfikir dan bertindak dengan

kemampuan sendiri, meskipu belum sepenuhnya.

4. Pengendalian diri

Untuk mengetahui gambaran kemandirian berdasarkan pengendalian diri

dapat dilihat pada item pertanyaan no. 31,32,33,34,35,36,37,38,39. Lebih jelasnya

dapat melihat tabel dibawah ini.

Page 83: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN …lib.unnes.ac.id/2758/1/7170.pdf · dengan doa. • Untuk Embah yang sudah menghadap sang pencipta terlebih dahulu • Sahabat yang selalu memberikan

69

Tabel 4.17 Pengendalian diri

Interval Kriteria Frekuensi Prosentase

81.26-100 % Sangat tinggi 2 3.33 % 62.51-81.25 % Tinggi 45 75.00 % 43.76-62.50 % Rendah 2 3.33 % 25.00-43.75 % Sangat rendah 11 18.33 %

Dari tabel diatas menunjukan bahwa pengendalian diri yang dimiliki

mahasiswa BK tergolong tinggi dengan persentase sebesar 75.00%, dan 3.33 %

masuk kriteria sangat tinggi, dan sisanya berkisar 3.33% dan 18.33% yang masuk

kategori rendah dan sangat rendah. Dari data diatas menggambarkan bahwa

mahasiswa cenderung memiliki kemampuan untuk mengendalikan dan mengelola

perasaan dan memiliki kemampuan mengendalikan dan mempengaruhi

lingkungan. Diantaranya individu tersebut dapat bersikap tenang ketika

menghadapi persoalan, tidak mudah emosi dan mampu beradaptasi dengan

lingkungan baru, meskipun tidak semua mahasiswa termasuk dalam kategori

tersebut.

5. Kemantapan diri

Untuk mengetahui gambaran kemandirian mahasiswa BK berdasarkan

kemantapan diri dapat dilihat pada item pertanyaan no. 40, 41 ,42,43, 44, 45

,46,47,48, 49,50, 51,52. Agar lebih jelasnya dapat melihat tabel dibawah ini.

Tabel 4.18 Kemantapan diri

Interval Kriteria Frekuensi Prosentase

81.26-100 % Sangat tinggi 8 13.33 % 62.51-81.25 % Tinggi 22 36.67 % 43.76-62.50 % Rendah 30 50.00 % 25.00-43.75 % Sangat rendah 0 0.00 %

Page 84: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN …lib.unnes.ac.id/2758/1/7170.pdf · dengan doa. • Untuk Embah yang sudah menghadap sang pencipta terlebih dahulu • Sahabat yang selalu memberikan

70

Dari tabel diatas menunjukan bahwa 36.67% mahasiswa memiliki

kemantapan diri dengan kategori tinggi, sedangkan 50.00% mahasiswa masuk

dalam kategori rendah, dan sisanya 13.33% masuk kategori sangat tinggi. Dari

data diatas menggambarkan bahwa mahasiswa BK cenderung belum mampu

menerima dirinya apa adanya, merasa puas atas usahanya dan tampil percaya diri.

Mahasiswa yang mampu menerima dirinya apa adanya, maka cenderung dapat

menjadi dirinya ketika bersama orang lain dan mampu menyelesaikan

permasalahan dengan kemampuannya sendiri.

4.1.2 Hubungan antara Konsep Diri dengan Kemandirian pada Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Angkatan 2005 dan 2006 UNNES

Salah satu tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui apakah ada

hubungan antara konsep diri dengan kemandirian pada mahasiswa Bimbingan dan

Konseling Angkatan 2005 dan 2006 UNNES, yang akan dianalisis menggunakan

korelasi product moment. Agar tidak menyimpang maka perlu diadakan uji

normalitas data.

4.1.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui kenormalan data dan untuk

menentukan uji selanjutnya apakah menggunakan statistik parametrik atau

nonparametrik. Apabila hasil perhitungan menunjukkan distribusi normal, maka

pengujian hipotesis menggunakan statistik parametrik, sedangkan apabila

distribusi data tidak normal, maka pengujian hipotesis menggunakan statistik

nonparametrik.

Page 85: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN …lib.unnes.ac.id/2758/1/7170.pdf · dengan doa. • Untuk Embah yang sudah menghadap sang pencipta terlebih dahulu • Sahabat yang selalu memberikan

71

Tabel 4.19 Hasil Uji Normalitas data

Data X2hitung X2tabel

9.49

Kriteria Konsep Diri Mahasiswa

9.44 normal

Kemandirian dalam menghadapi masalah

pribadi

8.71 normal

Hasil tersebut diperoleh dari perhitungan dengan taraf kesalahan 5%

dengan derajat kebebasan(dk) = 7-3 = 4 diperoleh nilai Chi Kuadrat hitungnya

sebesar 9.44 dan 8.71 berarti lebih kecil dari 9.49. Oleh karena itu dikatakan

bahwa kedua data tersebut berdistribusi normal.

4.1.2.2 Menghitung Koefisien Korelasi

Hubungan antara konsep diri dengan kemandirian pada mahasiswa

Bimbingan dan Konseling angkatan 2005 dan 2006 UNNES dapat dilihat di

korelasi product moment. Hasil dari analisis diperoleh nilai rxy sebesar 0.535.

Pada taraf signifikansi 5% dan untuk n = 60 diperoleh rtabel = 0.254 nampak bahwa

nilai rxy > rtabel yang berarti bahwa ada hubungan antara konsep diri dengan

kemandirian pada mahasiswa Bimbingan dan Konseling angkatan 2005 dan 2006

UNNES.

Setelah diketahui ada hubungan antara 2 variabel dengan rhitung 0.535

kemudian dikonsultasikan pada tabel interpretasi nilai r termasuk dalam interval

0.40-0.599 dan termasuk dalam kategori sedang. Jadi kesimpulannya ada

hubungan yang biasa-biasa saja antara kedua variabel.

4.1.2.3 Hasil Uji Hipótesis

Page 86: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN …lib.unnes.ac.id/2758/1/7170.pdf · dengan doa. • Untuk Embah yang sudah menghadap sang pencipta terlebih dahulu • Sahabat yang selalu memberikan

72

Prosedur pengujian hipótesis pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

(1) Ho : Tidak terdapat hubungan antara konsep diri mahasiswa BK sebagai

calon konselor (X) dengan kemandirian (Y).

Ha : Terdapat hubungan antara konsep diri mahasiswa BK sebagai calon

konselor (X) dengan Kemandirian (Y).

(2) Taraf signifikansinya (α ) = 0,05.

Apabila hasil rhitung > rtabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, begitu juga

sebaliknya apabila rhitung < rtabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Dari hasil

perhitungan diperoleh rhitung (0.535) > rtabel (0.254). Ini berarti bahwa Ho ditolak

dan Ha diterima. Artinya ada hubungan yang signifikan dan positif antara konsep

diri dengan kemandirian pada mahasiswa Bimbingan dan Konseling angkatan

2005 dan 2006 UNNES. Bermakna bahwa semakin tinggi konsep diri mahasiswa

Bimbingan dan Konseling angkatan 2005 dan 2006, maka akan semakin tinggi

pula kemandiriannya.

4.2 Pembahasan

4.2.1 Gambaran konsep diri mahasiswa BK Angkatan 2005 dan 2006 UNNES

Pandangan seseorang tentang karakteristik dan kemampuan yang dimiliki

oleh individu merupakan penentu dari kualitas individu itu sendiri. Apabila

seseorang sudah memandang dirinya bahwa ia lemah, tidak mampu dalam

bersikap dan berusaha, maka seterusnya individu tersebut tidak dapat memandang

dan menilai jika ia mampu. Hal inilah yang dinamakan konsep diri. Konsep diri

merupakan kumpulan persepsi seseorang terhadap dirinya, baik fisik, sosial

Page 87: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN …lib.unnes.ac.id/2758/1/7170.pdf · dengan doa. • Untuk Embah yang sudah menghadap sang pencipta terlebih dahulu • Sahabat yang selalu memberikan

73

maupun psikologis(dalam Rahmat, 2000: 100). Tidak jauh berbeda dari pendapat

di atas bahwa konsep diri mencakup seluruh pandangan individu terhadap dimensi

fisiknya, karakteristik pribadinya, motivasinya, kelemahan dan kepandaian. Untuk

itu individu khususnya mahasiswa Bimbingan dan Konseling dapat mengetahui

gambaran tentang dirinya berdasarkan karakteristik fisik, kesehatan, status

intelektual, ciri kepribadian,kemandirian, sikap dan hubungan sosial.

Berdasarkan deskripsi hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa konsep diri

mahasiswa Bimbingan dan Konseling termasuk dalam kategori rendah. Hal

tersebut diketahui berdasarkan gambaran individu berdasarkan karakteristik fisik,

misalnya mahasiswa BK cenderung belum dapat menerima dirinya memiliki daya

tarik fisik dan ukuran tubuh yang proporsional, dari segi intelektual mereka

menggambarkan dan menilai bahwa mereka belum mampu sepenuhnya mengikuti

dan menguasai materi kuliah, memiliki prestasi dan kecerdasan. Dari segi

kemampuan sebagai calon konselor, mereka menilai bahwa mahasiswa BK

memiliki kemampuan untuk berempati agar dapat membantu klien yang

membutuhkan bantuan dan dengan tangan terbuka berusaha memberikan alternatif

atas permasalahan yang dihadapi, dan juga memiliki pengetahuan yang luas.

Selain itu mahasiswa BK memandang bahwa mereka memiliki ciri kepribadian

yang berbeda dengan mahasiswa lainnya, yakni memiiki karakter dan penyesuaian

emosional, serta kemandirian agar mampu bertanggungjawab, dapat

mengeluarkan pendapat atau gagasan dan bertindak dengan kemampuan sendiri,

meskipun dari semuanya masih ada beberapa mahasiswa yang belum dapat

menunjukan perilaku tersebut. Bertolak dari hal itu hendaknya mahasiswa harus

Page 88: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN …lib.unnes.ac.id/2758/1/7170.pdf · dengan doa. • Untuk Embah yang sudah menghadap sang pencipta terlebih dahulu • Sahabat yang selalu memberikan

74

dapat menumbuhkan konsep diri positif dan dapat menerima dirinya apa adanya

jika dilihat dari berbagai segi.

Hal ini diperkuat dengan teori Strang dan Staines (dalam Burns,1993: 81)

bahwa konsep diri dasar merupakan persepsi dirinya secara apa adanya seperti

status, kemampuan dan perananya. Konsep diri sosial adalah apa yang diyakini

individu berdasarkan bagaimana orang lain mengevaluasi dirinya, sedangkan diri

ideal adalah semacam pribadi yang diharapkan oleh individu tersebut.

4.2.2 Gambaran Kemandirian mahasiswa BK Angkatan 2005 dan 2006

UNNES

Setiap individu dari hari ke hari mengalami apa yang dinamakan

kedewasaan. Dari kedewasaan tersebut, tidak hanya berkembang secara lahiriah

atau fisik tetapi juga menjadi pribadi yang dewasa secara emosional. Kedewasaan

mengandung tanggung jawab yang akan diperoleh setiap individu. Kedewasaan

individu di ukur berdasarkan bagaimana ia dapat bertanggungjawab untuk dirinya

sendiri maupun orang lain. Tanggungjawab merupakan salah satu aspek dari

kemandirian. Secara singkat kemandirian merupakan kemampuan seseorang

untuk bertindak dan mengembangkan diri dengan kekuatan sendiri untuk

memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa bergantung pada bantuan orang lain

. Menurut Kartono (dalam Anastasia dan Nugraheni, 2008: 13) Pengertian

kemandirian disini dapat diartikan sebagai Zelfstanding, yaitu kemampuan berdiri

diatas kaki sendiri dengan keberanian dan tanggung jawab atas segala tingkah

laku sebagai manusia dewasa dalam melaksanakan segala macam kewajiban guna

Page 89: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN …lib.unnes.ac.id/2758/1/7170.pdf · dengan doa. • Untuk Embah yang sudah menghadap sang pencipta terlebih dahulu • Sahabat yang selalu memberikan

75

memenuhi kebutuhan sendiri. Oleh sebab itu mahasiswa Bimbingan dan

Konseling sebagai calon konselor diharapkan memiliki kemandirian dalam

menghadapi setiap permasalahan, baik dari dirinya sendiri maupun orang lain.

Berdasarkan deskripasi hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Mahasiswa

Bimbingan dan Konseling memiliki kemandirian dalam kategori tinggi. Hal itu

tergambar jika dilihat dari aspek-aspek antara lain, mahasiswa memiliki

kebebasan dalam bertindak dan merasa yakin dengan apa yang diputuskannya,

yang dinilai berdasarkan bagaimana mereka merasa memiliki hak dengan apa

yang bisa dilakukan, seperti melakukan apapun atas kehendak pribadi dan

menentukan jalan hidup yang terbaik bagi mereka. Dari segi keuletan, dapat

digambarkan bahwa masih adanya usaha untuk mengejar prestasi dan memiliki

harapan yang tinggi dan berusaha mewujudkannya. Namun dalam hal kemantapan

diri sebagian mahasiswa berada dalam kategori rendah, yang artinya mereka

kurang dapat percaya pada kemampuannya sendiri dalam mengejar keinginannya

maupun menyelesaikan permasalahan. Diluar hal tersebut, dengan kondisi yang

mendukung seseorang dapat menjadi pribadi yang mandiri, yang setiap saat dalam

keadaan apapun memiliki inisiatif agar mampu mengeluarkan ide-ide yang

cemerlang. Sebaliknya lingkungan yang tidak mendukung seperti pendidikan

dalam keluarga yang cenderung memanjakan seseorang dari kecil hingga dewasa,

bahkan cara hidup orang tua berpengaruh terhadap kemandirian seseorang.

Untuk itu dalam menghadapi permasalahan yang dihadapi diperlukan

kemandirian agar menumbuhkan kepercayaan pada diri sendiri. Hal tersebut

diperkuat dengan pendapat Monks (dalam Musdalifah, 2007: 47) yang

Page 90: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN …lib.unnes.ac.id/2758/1/7170.pdf · dengan doa. • Untuk Embah yang sudah menghadap sang pencipta terlebih dahulu • Sahabat yang selalu memberikan

76

menyatakan bahwa kemandirian mengandung pengertian dimana mampu

mengambil keputusan dan berinisiatif untuk mengatasi masalah yang dihadapi,

memiliki kepercayaan diri dalam melaksanakan tugas, memiliki hasrat bersaing

demi memajukan dirinya dan bertanggungjawab dengan apa yang dilakukan.

4.2.3 Hubungan antara Konsep Diri dengan Kemandirian pada Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Angkatan 2005 dan 2006 UNNES

Setiap individu pastinya menginginkan menjadi manusia yang mandiri,

bukan hanya yang bersifat fisik namun secara emosional. Kemandirian tidak dapat

diperoleh secara instan tetapi melalui proses yang panjang, berawal dari individu

sebagai seorang anak hingga menjadi dewasa. Pada dasarnya kemandirian timbul

ketika seseorang merasa percaya dan mampu melakukan sesuatu yang menurutnya

benar. Gea (2002: 195) menggambarkan bahwa mandiri adalah suatu suasana di

mana seseorang mau dan mampu mewujudkan kehendak/ keinginan dirinya yang

terlihat dalam tindakan/perbuatan nyata guna menghasilkan sesuatu (barang/jasa)

demi pemenuhan kebutuhan hidupnya dan sesamanya.

Kemandirian dapat dilihat dari setiap indikator yang diteliti berdasarkan

aspek-aspek, seperti kebebasan, ulet, inisiatif, pengendalian diri dan kemantapan

diri memperoleh kategori tinggi. Hal tersebut juga diperkuat oleh Monks dkk,

(dalam Anastasia dan Nugraheni,2005: 11) menunjukan bahwa orang yang

mandiri akan memperlihatkan perilaku yang eksploratif, mampu mengambil

keputusan, percaya diri dan kreatif. Selain itu Cronbach (dalam Anastasia dan

Nugraheni,2005: 11) menyatakan orang yang memiliki perilaku mandiri dapat

Page 91: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN …lib.unnes.ac.id/2758/1/7170.pdf · dengan doa. • Untuk Embah yang sudah menghadap sang pencipta terlebih dahulu • Sahabat yang selalu memberikan

77

memanipulasi lingkungan, mampu berinteraksi dengan teman sebaya, terarah pada

tujuan, percaya diri dan mampu mengendalikan diri.

Kemandirian seseorang dapat teruji ketika dia mendapatkan berbagai

masalah, jika individu tersebut mengetahui solusi apa yang tepat untuk

menyelesaikan masalahnya itu dan bertindak dengan cepat, maka dapat dikatakan

individu tersebut memiliki kemandirian dalam menghadapi masalah pribadi.

Apabila sebaliknya individu tersebut tidak dapat membuat keputusan sendiri dan

bertanggungjawab pada tindakannya, maka belum dapat dikatakan memiliki

kemandirian.

Hal yang perlu dilakukan untuk menumbuhkan kemandirian adalah

menumbuhkan konsep diri yang positif. Untuk itu sebagai seorang calon konselor

mahasiswa Bimbingan dan Konseling memiliki pandangan yang positif tentang

dirinya, sehingga dengan penilaian tersebut ia mampu berdiri sendiri, mampu

mengambil keputusan dan mampu bertanggungjawab dengan keputusannya itu.

Pandangan atau penilaian tersebut, dinamakan konsep diri. Lebih jelasnya lagi

konsep diri dapat didefinisikan sebagai gambaran yang ada pada diri sendiri

sebagai pribadi yang disebut dengan pengetahuan diri, bagaimana individu merasa

atas dirinya yang merupakan penilaian diri sendiri serta bagaimana individu

menginginkan diri sendiri sebagai manusia yang diharapkan.

Seseorang yang memiliki konsep diri positif ia akan dapat menerima apapun

yang ada pada dirinya, tidak memandang rendah dirinya dan selalu optimis dalam

hidup. Indikasi kualitas konsep diri semacam itu juga dikemukakan oleh

Burns(1993: 234) Menurutnya, jika seseorang memiliki konsep diri yang positif

Page 92: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN …lib.unnes.ac.id/2758/1/7170.pdf · dengan doa. • Untuk Embah yang sudah menghadap sang pencipta terlebih dahulu • Sahabat yang selalu memberikan

78

berarti ia akan menilai, menghargai, merasa dan menerima keadaan dirinya secara

positif. Sebaliknya seseorang yang memiliki konsep diri negatif berarti ia

memiliki evaluasi diri yang negatif, membenci diri, perasaan rendah diri serta

tiadanya penghargaan dan penerimaan terhadap diri sendiri. Dijelaskan lebih

lanjut bahwa individu dengan penilaian diri yang tinggi dan perasaan harga diri

yang tinggi umumnya mereka menerima keadaan dirinya, sebaliknya yang menilai

dirinya secara negatif akan memiliki perasaan harga diri dan penerimaan diri yang

kecil. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan individu yang memiliki

konsep diri positif adalah seseorang yang mau menerima segala sesuatu yang ada

pada diri sendiri dan menerima orang lain apa adanya.

Atas dasar itu dengan adanya kemandirian akan menumbuhkan pribadi

konselor yang memiliki konsep diri positif, atau sebaliknya konsep diri

mempengaruhi perilaku seseorang atau kemampuan seseorang dalam hal ini

kemandiriannya. Selain itu kemandirian memiliki faktor-faktor yang

mempengaruhi, yaitu internal dan eksternal. Faktor internal antara lain

kematangan fisik, kematangan psikis dan ciri-ciri kepribadian yang terdapat pada

aspek: kecerdasan, emosi, motivasi minat, sikap sosial, jenis kelamin, umur dan

konsep diri. Apabila dilihat dari faktor eksternal adalah tuntutan kebudayaan

(nilai, harapan, pengaruh lingkungan tempat tinggal), pendidikan( termasuk pola

asuh orang tua), pekerjaan( termasuk di dalamnya status ekonomi

keluarga),jumlah anak dalam keluarga dan pengaruh teman sebaya.

Dari pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa konsep diri

merupakan faktor internal dari kemandirian, sehingga dapat dikatakan ada

hubungan antara konsep diri dengan kemandirian. Peneliti menyadari oleh karena

Page 93: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN …lib.unnes.ac.id/2758/1/7170.pdf · dengan doa. • Untuk Embah yang sudah menghadap sang pencipta terlebih dahulu • Sahabat yang selalu memberikan

79

keterbatasan penelitian, penelitian ini hanya dapat mengangkat salah satu faktor,

yaitu konsep diri.

4.3 Keterbatasan Penelitian

Pada saat pelaksanaan penelitian, peneliti sudah berusaha semaksimal

mungkin, namun dalam prosesnya masih terdapat beberapa hal yang masih kurang

sesuai dengan apa yang diharapkan. Adapun keterbatasan penelitian ini adalah:

(1). Subjek yang diteliti menggunakan random atau acak, dan kebetulan pada saat

pra survey, peneliti hanya menilai beberapa kelompok mahasiswa saja.

sehingga persepsi yang diambil oleh peneliti bahwa mahasiswa BK cenderung

belum memiliki konsep diri positif dan memiliki kemandirian rendah.

(2). Adanya Faking Good, karena mengetahui akan diteliti, diduga mahasiswa

menjawab instrumen dengan pilihan yang baik-baik saja.

Page 94: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN …lib.unnes.ac.id/2758/1/7170.pdf · dengan doa. • Untuk Embah yang sudah menghadap sang pencipta terlebih dahulu • Sahabat yang selalu memberikan

80

BAB 5

PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian ” Hubungan antara Konsep Diri dengan

Kemandirian pada Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Angkatan 2005 dan

2006 UNNES”, maka dapat diambil kesimpulan:

(1). Tingkat konsep diri mahasiswa Bimbingan dan Konseling Angkatan 2005 dan

2006 berada pada kategori rendah, apabila dilihat dari karakteristik fisik,

kesehatan dan kondisi fisik, status intelektual dan kecerdasan, cara

berpakaian dan model rambut, ide, minat religius, keyakinan, hubungan

keluarga, kepemilikan benda-benda yang dipunya, bakat dan kemampuan

khusus, ciri kepribadian, kemandirian,sikap dan hubungan sosial.

(2). Tingkat kemandirian mahasiswa Bimbingan dan Konseling Angkatan 2005

dan 2006 berada pada kategori tinggi, apabila dilihat dari aspek bebas, ulet,

inisiatif, pengendalian diri, dan kemantapan diri.

(3). Ada hubungan yang signifikan antara konsep diri dengan kemandirian pada

mahasiswa Bimbingan dan Konseling Angkatan 2005 dan 2006 UNNES .

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti memberikan saran kepada

beberapa pihak yang terkait yaitu:

Page 95: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN …lib.unnes.ac.id/2758/1/7170.pdf · dengan doa. • Untuk Embah yang sudah menghadap sang pencipta terlebih dahulu • Sahabat yang selalu memberikan

81

1.) Bagi mahasiswa Bimbingan dan Konseling sebagai calon konselor yang belum

dapat memiliki konsep diri positif hendaknya menyadari bahwa setiap

manusia dilahirkan berbeda-beda. Baik dari tampilan fisik, intelektual,

emosional dan masih banyak lagi. Apabila seseorang selalu memandang

dirinya rendah, maka sampai kapanpun individu tersebut tidak akan dapat

menerima dirinya apa adanya. Oleh sebab itu, mahasiswa bimbingan

konseling sebagai calon konselor harus memandang dirinya sendiri sebagai

seorang individu yang berbeda dan mampu melihat dirinya sendiri ketika

bersama dengan mahasiswa lain, sehingga menjadi konselor yang mandiri.

(2). Bagi keluarga khususnya orang tua hendaknya menunjukan sikap positif,

sehingga dapat dijadikan cermin bagi anak-anaknya. Oleh sebab itu dengan

adanya pemikiran positif dari keluarga maka hal itu akan terbaca dan

mempengaruhi bagaimana individu tersebut menilai dan memandang dirinya.

Page 96: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN …lib.unnes.ac.id/2758/1/7170.pdf · dengan doa. • Untuk Embah yang sudah menghadap sang pencipta terlebih dahulu • Sahabat yang selalu memberikan

82

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Bandung: Alfabeta

Anastasia dan Heni Nugraheni. 2008. Hubungan Antara Pola Asuh Demokratis dengan Kemandirian pada Remaja. Jurnal Psikologi. Vol.1, No.1. Fakultas Psikologi Universitas Setia Budi Surakarta. Hal. 11-14

Azwar, Saefudin. 1997. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar _____________. 2005. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Baron dan Bryne. 2003. Psikologi Sosial. Jakarta: Erlangga

Basri, Hasan. 2000. Remaja Berkualitas Problematika Remaja dan Solusinya. Yogyakarta: Pustaka pelajar

Calhoun and Joan Ross Acocella. 1990. Psikologi Tentang Penyesuaian dan

Hubungan Kemanusiaan, Terj. RS. Satmoko. Semarang: IKIP Semarang Press

Counsuelo, dkk. 1993. Pengantar Metode Penelitian. Jakarta: Universitas

Indonesia Press Danim, Sudarwan. 2007. Metode Penelitian untuk Ilmu-Ilmu Perilaku. Jakarta:

Bumi Aksara Farozin dan Nur Fathiyah. 2004. Pemahaman Tingkah Laku.. Jakarta: Rineka

Cipta Gea, dkk. 2002. Relasi dengan Diri Sendiri. Jakarta: Gramedia

Joecinta, Rini. 2002. Konsep Diri. http//www.e-psikologi.com. (7 Maret 2010).

Juriana. 2000. Kesesuaian Antara Konsep Diri Nyata dan Ideal dengan Kemampuan Manajemen Diri Pada Mahasiswa Pelaku Organisasi. Psikologika no.9. Universitas Gadjah Mada. Hal. 74

Kartadinata, Sunaryo. 2008. Profil Kemandirian dan Orientasi Timbangan Sosial

Mahasiswa serta Kaitannya dengan Perilaku dan Empatik dan Orientasi Nilai Rujukan (Studi deskriptif analitik tentang kemandirian mahasiswa pada beberapa perguruan tinggi negeri dan swasta di Kotamadya Bandung. http://digilib.upi.edu/pasca/available/etd-1206105-132350.

(7 Maret 2010).

Page 97: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN …lib.unnes.ac.id/2758/1/7170.pdf · dengan doa. • Untuk Embah yang sudah menghadap sang pencipta terlebih dahulu • Sahabat yang selalu memberikan

83

Kurniawan, Benny. 2008. Studi Deskriptif Mengenai Kemandirian Mahasiswa Fakultas Kedokteran UKM. http://www.e-psikologi.com. (7 Maret 2010).

Maharani, Puan. 2005. Hubungan antara Konsep Diri dengan Kemandirian Pada

Anak Asuh Angkatan 1 di Panti Asuhan Wira Adi Karya Tahun 2005. Skripsi

Masrun, dkk. 1986. Studi Mengenai Kemandirian pada Penduduk di Tiga Suku

Bangsa (Jawa, Batak, Bugis), Laporan Penelitian Kantor Menteri Negara dan Lingkungan Hidup, Fakultas Psikologi UGM.

Musdalifah. 2007. Perkembangan Sosial Remaja Dalam Kemandirian. Jurnal

Psikologi. Vol. 4, 2007. Hal. 47-48 (22 Januari 2009). Mu’tadin, Z. 2002. http: // www. Epsikologi. Co. Id. Kemandirian Sebagai

Kebutuhan Dalam Remaja.( 22 Januari 2009). Rakhmat, Jalaludin. 2007. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya Rahadi, Aristo. 2008. http: // www. google.co.id. Konsep Diri dalam Pendidikan,

(4 April 2009) R.B. Burns. 1993. Konsep Diri. Teori, Pengukuran, Perkembangan dan Perilaku.

Terj. Eddy. Jakarta: Arcan Sobur, Alex. 2003. Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia

Sugiono. 2007. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Thoha, Chabib. 1996. Kapita Selekta Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Wangmuba. 2009. http.//www.google.co.id. Hubungan antara Konsep Diri dan Kebermaknaan Hidup Narapidana. Artikel,( 4 April 2009 ).

Widodo, Prasetyo Budi dan Diana Rusmawati. 2004. Studi Korelasi Konsep Diri

dan Keyakinan Diri dengan Kewirausahaan pada Mahasiswa Prodi Psikologi FK UNDIP SEMARANG. Jurnal Psikologi Vol.1. Hal 61-68