HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI...

77
HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA SMK NEGERI SE-WILAYAH SEMARANG TIMUR SKRIPSI disajikan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling oleh Siti Asianty Alizar 1301415025 JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2019 i

Transcript of HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI...

Page 1: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI …lib.unnes.ac.id/33388/1/1301415025__Optimized.pdf6. Kepala Sekolah, Bapak dan Ibu guru, Karyawan serta Siswa-siswi SMK Negeri 1,

i

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN

DIRI DENGAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI

INTERPERSONAL SISWA SMK NEGERI SE-WILAYAH

SEMARANG TIMUR

SKRIPSI

disajikan sebagai salah satu syarat

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Bimbingan dan Konseling

oleh

Siti Asianty Alizar

1301415025

JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2019

i

Page 2: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI …lib.unnes.ac.id/33388/1/1301415025__Optimized.pdf6. Kepala Sekolah, Bapak dan Ibu guru, Karyawan serta Siswa-siswi SMK Negeri 1,

ii

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi dengan judul

“Hubungan antara Konsep Diri dan Kepercayaan Diri dengan Kemampuan

Komunikasi Interpersonal Siswa SMK Negeri se-Wilayah Semarang Timur”

benar-benar hasil karya sendiri, bukan buatan orang lain dan tidak menjiplak

karya ilmiah orang lain, baik seluruhnya maupun sebagian. Adapun pendapat atau

temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk sesuai

dengan ketentuan kode etik ilmiah.”

Semarang, 31 Juli 2019

Siti Asianty Alizar

NIM. 1301415025

Page 3: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI …lib.unnes.ac.id/33388/1/1301415025__Optimized.pdf6. Kepala Sekolah, Bapak dan Ibu guru, Karyawan serta Siswa-siswi SMK Negeri 1,

iii

PENGESAHAN

Skripsi dengan judul “Hubungan antara Konsep Diri dan Kepercayaan Diri

dengan Kemampuan Komunikasi Interpersonal Siswa SMK Negeri se-Wilayah

Semarang Timur” yang disusun oleh Siti Asianty Alizar dengan NIM 1301415025

telah dipertahankan di hadapan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu

Pendidikan Universitas Negeri Semarang pada hari Rabu tanggal 31 Juli 2019.

PANITIA

Ketua, Sekretaris,

Dra.Sinta Saraswati,M.Pd.,Kons. Drs. Suharso,M.Pd.,Kons.

NIP. 19600605 199903 2 001 NIP. 19620220 198710 1 001

Penguji 1. Penguji 2,

Drs. Eko Nusantoro, S.Pd.,M,Pd.,Kons. Mulawarman, S.Pd.,M.Pd.,Ph.D.

NIP. 196002051 199802 1 001 NIP. 19771223 200501 1 001

Penguji 3,

Dra. Maria Theresia Sri Hartati, M.Pd.,Kons

NIP. 19601228198601 2 001

iii

Page 4: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI …lib.unnes.ac.id/33388/1/1301415025__Optimized.pdf6. Kepala Sekolah, Bapak dan Ibu guru, Karyawan serta Siswa-siswi SMK Negeri 1,

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

Orang lain bagaikan cermin, namun tetaplah yakin akan kemampuan dirimu

sendiri

(Siti Asianty Alizar)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada:

Alamamater jurusan Bimbingan dan Konseling

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang

iv

Page 5: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI …lib.unnes.ac.id/33388/1/1301415025__Optimized.pdf6. Kepala Sekolah, Bapak dan Ibu guru, Karyawan serta Siswa-siswi SMK Negeri 1,

v

KATA PENGANTAR

` Alhamdulillah segala puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena

limpahan rahmat dan hidayah-Nya, Sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

dengan judul “Hubungan antara Konsep Diri dan Kepercayaan Diri dengan

Kemampuan Komunikasi Interpersonal Siswa SMK Negeri se-Wilayah Semarang

Timur” dengan dosen pembimbing Dra. Maria Theresia Sri Hartati, M.Pd., Kons.

Penyelesaian skripsi ini dimaksudkan untuk melengkapi persyaratan memperoleh

gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu

Pendidikan Universitas Negeri semarang. Oleh karena itu dengan segala hormat

dan kerendahan hati perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum. Rektor Universitas Negeri Semarang

yang bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan pendidkan di Universitas

Negeri Semarang.

2. Dr. Achmad Rifai RC.M.Pd, Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan yang telah

memberikan izin penelitian.

3. Drs. Eko Nusantoro, S.Pd., M.Pd., Kons., Ketua Jurusan Bimbingan dan

Konseling yang telah memberikan izin penelitian dan dukungan untuk

menyelesaikan skripsi.

4. Drs. Eko Nusantoro, S.Pd.,M,Pd.,Kons. Dan Mulawarman, S.Pd.,M.Pd.,Ph.D.

Dosen penguji yang telah menguji skripsi dan memberikan saran serta

masukan untuk kesempurnaan skripsi ini.

5. Bapak dan ibu dosen Jurusan Bimbingan dan Konseling yang telah

memberikan bekal ilmu yang bermanfaat bagi penulis.

6. Kepala Sekolah, Bapak dan Ibu guru, Karyawan serta Siswa-siswi SMK

Negeri 1, SMK Negeri 2, SMK Negeri 5 Semarang yang sudah memberikan

izin dan membantu kelancaran penelitian.

7. Orangtua Penulis, Bapak Deny Widiansyah, Ibu Nani Winarni, Bapak

Nuryanto dan Ibu Ade Eli yang selalu mendoakan dan mendukung baik secara

materil maupun moril untuk menyelesaikan skripsi ini.

v

Page 6: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI …lib.unnes.ac.id/33388/1/1301415025__Optimized.pdf6. Kepala Sekolah, Bapak dan Ibu guru, Karyawan serta Siswa-siswi SMK Negeri 1,

vi

8. Adik Penulis, Wilmar Agin Syah, Aidan Kafka Triyanto, Ayunda Nalisa Putri,

dan Tantra Adi Wiryadana yang selalu mendukung dan mendoakan penulis

untuk menyelesaikan skripsi.

9. Muhammad Zaki Ahadiat yang selalu memberikan doa, dukungan, dan

motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.

10. Partner terbaik, Ayu Andriyani yang selalu memberikan doa, dan motivasi

tiada henti pada penulis.

11. Para sahabat Yolanda Puspita Dewi, Vrimadieska Ayuanissa Waluyan, Dhinar

Zazhayuza Shulihannis, Gita Dwi Puspita, Widyani Nurul Agustin, dan Widya

Noviyanti yang selalu mendoakan dan memotivasi penulis.

12. Teman-teman E.com yang selalu menghibur dan memotivasi penulis di tanah

perantauan.

13. Teman-teman Jurusan Bimbingan dan Konseling angkatan 2015 yang saling

mengingatkan untuk segera menyelesaikan skripsi.

14. Seluruh pihak yang telah ikut membantu dalam penyusunan skripsi ini yang

tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca serta dapat

memberikan kontribusi dalam dunia pendidikan khususnya terkait dengan

perkembangan ilmu bimbingan dan konseling.

Semarang, 31 Juli 2019

Penulis

vi

Page 7: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI …lib.unnes.ac.id/33388/1/1301415025__Optimized.pdf6. Kepala Sekolah, Bapak dan Ibu guru, Karyawan serta Siswa-siswi SMK Negeri 1,

vii

ABSTRAK

Alizar, Siti Asianty. 2019. Hubungan antara Konsep Diri dan Kepercayaan Diri

dengan Kemampuan Komunikasi Interpersonal Siswa SMK Negeri se-Wilayah

Semarang Timur. Skripsi. Jurusan Bimbingan dan Konseling. Fakultas Ilmu

Pendidikan. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing Dra. Maria Theresia Sri

Hartati, M.Pd., Kons.

Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan fenomena pada SMK Negeri 2,

Semarang yang menunjukkan bahwa siswa memiliki kemampuan komunikasi

interpersonal yang rendah. Disisi lain, konsep diri dan kepercayaan diri siswa

berada pada kategori tinggi. Hal ini menunjukkan adanya kesenjangan antara teori

dan fenomena yang terjadi. Seharusnya, apabila siswa memiliki konsep diri dan

kepercayaan diri yang tinggi, maka kemampuan komunikasi interpersonalnya pun

berada pada kategori tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui tingkat

komunikasi interpersonal, (2) mengetahui tingkat konsep diri, (3) mengetahui

tingkat kepercayaan diri, (4) mengetahui hubungan antara konsep diri dengan

kemampuan komunikasi interpersonal, (5) mengetahui hubungan antara

kepercayaan diri dengan kemampuan komunikasi interpersonal, (6) mengetahui

hubungan antara konsep diri dan kepercayaan diri dengan kemampuan

komunikasi interpersonal siswa SMK Negeri se-Wilayah Semarang Timur.

Desain penelitian ini adalah ex post facto, dengan sampel yang digunakan

berjumlah 320 dari 4.251 populasi siswa dengan teknik pengambilan sampel

menggunakan cluster sampling dan proportionate stratified random sampling.

Alat pengumpul data yang digunakan pada penelitian ini menggunakan skala

konsep diri, skala kepercayaan diri, dan skala komunikasi interpersonal. Validitas

instrument penelitian ini menggunakan validitas konstruk dan reliabilitasnya

dengan rumus Cronbach Alpha. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis

deskriptif kuantitatif dan analisis statistik inferensial dengan teknik regresi ganda.

Hasil analisis deskriptif kuantitatif menunjukkan bahwa tingkat

komunikasi interpersonal, konsep diri dan kepercayaan diri masuk dalam kategori

tinggi. Hasil analisis statistik inferensial menunjukkan terdapat hubungan yang

signifikan antara konsep diri dan kemampuan komunikasi interpersonal (R=0,564,

F=148,169, p=<0,05). Kemudian antara kepercayaan diri dan kemampuan

komunikasi interpersonal juga terdapat hubungan yang signifikan (R=0,568,

F=151,758, p=<0,05). Begitu pula hubungan antara konsep diri dan kepercayaan

diri dengan kemampuan komunikasi interpersonal juga memiliki hubungan yang

signifikan (R=0,627, F=102,596, p=<0,05).

Berdasarkan hasil tersebut, maka guru BK diharapkan dapat memberikan

pelayanan bimbingan dan konseling terkait konsep diri, kepercayaan diri, dan

komunikasi interpersonal agar siswa dapat mengembangkan potensi dalam diri

melalui hubungan komunikasi interpersonalnya.

Kata Kunci: Konsep Diri, Kepercayaan Diri, Komunikasi Interpersonal

vii

Page 8: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI …lib.unnes.ac.id/33388/1/1301415025__Optimized.pdf6. Kepala Sekolah, Bapak dan Ibu guru, Karyawan serta Siswa-siswi SMK Negeri 1,

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .. ..................................................................................... i

PERNYATAAN ...... ... .................................................................................... ii

PENGESAHAN ....... .. ................................................................................... iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. iv

KATA PENGANTAR .....................................................................................v

ABSTRAK .................................................................................................... vii

DAFTAR ISI ................................................................................................ viii

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xiii

BAB 1 PENDAHULUAN ...............................................................................1

1.1 Latar Belakang ..........................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................10

1.3 Tujuan Penelitian .....................................................................................11

1.4 Manfaat Penelitian ...................................................................................12

BAB 2 LANDASAN TEORI .........................................................................14

2.1 Penelitian Terdahulu ................................................................................14

2.2 Komunikasi Interpersonal ........................................................................18

2.2.1 Pengertian Komunikasi Interpersonal .............................................18

2.2.2 Ciri-ciri Komunikasi Interpersonal .................................................20

2.2.3 Tujuan Komunikasi Interpersonal ...................................................24

2.2.4 Faktor-faktor Komunikasi Interpersonal .........................................25

2.2.5 Aspek-aspek Komunikasi Interpersonal ..........................................26

2.3 Konsep Diri ..............................................................................................31

2.3.1 Pengertian Konsep Diri ...................................................................31

2.3.2 Ciri-ciri Konsep Diri Positif dan Negatif ........................................33

2.3.3 Dimensi-dimensi Konsep Diri .........................................................35

2.3.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri..............................37

2.3.5 Aspek-aspek Konsep Diri ................................................................39

viii

Page 9: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI …lib.unnes.ac.id/33388/1/1301415025__Optimized.pdf6. Kepala Sekolah, Bapak dan Ibu guru, Karyawan serta Siswa-siswi SMK Negeri 1,

ix

2.4 Kepercayaan Diri .....................................................................................41

2.4.1 Pengertian Kepercayaan Diri ...........................................................41

2.4.2 Faktor-faktor Kepercayaan Diri .......................................................42

2.4.3 Karakteristik Kepercayaan Diri........................................................43

2.4.4 Aspek-aspek Kepercayaan Diri ........................................................45

2.5 Implikasi Bagi Konselor ...........................................................................48

2.6 Kerangka Berpikir ....................................................................................50

2.6.1 Hubungan Antara Konsep Diri dengan Komunikasi

Interpersonal .....................................................................................50

2.6.2 Hubungan Antara Kepercayaan Diri dengan Komunikasi

Interpersonal .....................................................................................52

2.6.3 Hubungan Antara Konsep Diri dan Kepercayaan Diri

dengan Komunikasi Interpersonal ...................................................54

2.7 Hipotesis ...................................................................................................57

BAB 3 METODE PENELITIAN ...................................................................58

3.1 Jenis Penelitian .........................................................................................58

3.2 Desain Penelitian ......................................................................................59

3.3 Variabel Penelitian ...................................................................................59

3.3.1 Identifikasi Variabel ........................................................................59

3.3.2 Hubungan Variabel ..........................................................................60

3.3.3 Definisi Operasional Variabel .........................................................61

3.4 Populasi dan Sampel Penelitian ...............................................................62

3.4.1 Populasi Penelitian ..........................................................................63

3.4.2 Sampel Penelitian .............................................................................63

3.5 Metode dan Alat Pengumpul Data ...........................................................65

3.5.1 Metode Pengumpul Data .................................................................65

3.5.2 Alat Pengumpul Data ......................................................................65

3.5.3 Prosedur Penyusunan Instrumen ......................................................66

3.7 Validitas dan Reliabilitas Instrumen ........................................................71

3.6.1 Validitas Instrumen .........................................................................72

3.6.2 Reliabilitas Instrumen .....................................................................72

ix

Page 10: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI …lib.unnes.ac.id/33388/1/1301415025__Optimized.pdf6. Kepala Sekolah, Bapak dan Ibu guru, Karyawan serta Siswa-siswi SMK Negeri 1,

x

3.6.3 Hasil Uji Coba Instrumen ................................................................74

3.7 Teknik Analisis Data ................................................................................76

3.7.1 Analisis Kuantitatif Deskriptif .........................................................76

3.7.2 Uji Hipotesis ....................................................................................79

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................84

4.1 Hasil Penelitian ........................................................................................84

4.1.1 Hasil Analisis Deskriptif Kuantitatif ................................................85

4.1.2 Hasil Uji Hipotesis ...........................................................................95

4.2 Pembahasan ..............................................................................................99

4.2.1 Tingkat Komunikasi Interpersonal Siswa SMK Negeri

se-Wilayah Semarang Timur............................................................99

4.2.2 Tingkat Konsep Diri Siswa SMK Negeri se-Wilayah

Semarang Timur .............................................................................103

4.2.3 Tingkat Kepercayaan Diri Siswa SMK Negeri se-Wilayah

Semarang Timur ...............................................................................98

4.2.4 Hubungan antara Konsep Diri dengan Komunikasi Interpersonal

Siswa se-Wilayah Semarang Timur ...............................................107

4.2.5 Hubungan antara Kepercayaan Diri dengan Komunikasi

Interpersonal Siswa se-Wilayah Semarang Timur ........................109

4.2.6 Hubungan antara Konsep Diri dan Kepercayaan Diri dengan

Komunikasi Interpersonal Siswa se-Wilayah Semarang Timur ....110

4.3 Keterbatasan Penelitian ...........................................................................113

BAB 5 PENUTUP ........................................................................................114

5.1 Simpulan .................................................................................................114

5.2 Saran ........................................................................................................115

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................117

LAMPIRAN ..................................................................................................121

x

Page 11: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI …lib.unnes.ac.id/33388/1/1301415025__Optimized.pdf6. Kepala Sekolah, Bapak dan Ibu guru, Karyawan serta Siswa-siswi SMK Negeri 1,

xi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Populasi Siswa SMK Negeri se-Wilayah Semarang Timur ................... 63

3.2 Sampel Siswa SMK Negeri se-Wilayah Semarang Timur .................... 64

3.3 Kategori Skorsing Skala Psikologis ....................................................... 66

3.4 Kisi-kisi Komunikasi Interpersonal ....................................................... 68

3.5 Kisi-kisi Konsep Diri ............................................................................. 69

3.6 Kisi-kisi Kepercayaan Diri ..................................................................... 71

3.7 Klasifikasi Reliabilitas ........................................................................... 73

3.8 Kriteria Analisis Deskriptif Mean per Indikator .................................... 77

3.9 Kriteria Variabel Komunikasi Interpersonal…………………………...78

3.10 Kriteria Variabel Konsep Diri………………………………………...78

3.11 Kriteria Variabel Kepercayaan Diri…………………………………..79

3.12 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi............................................. 81

4.1 Distribusi Responden Tingkat Komunikasi Interpersonal ..................... 85

4.2 Tingkat Komunikasi Interpersonal per Indikator……………………....87

4.3 Distribusi Responden Tingkat Konsep Diri ........................................... 89

4.4 Tingkat Konsep Diri per Indikator……………………………………..90

4.5 Distribusi Responden Tingkat Kepercayaan Diri .................................. 92

4.6 Tingkat Kepercayaan Diri per Indikator…………….………………….93

4.7 Hasil Uji Analisis Regresi Ganda terhadap

Komunikasi Interpersonal ............................................................................ 96

xi

Page 12: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI …lib.unnes.ac.id/33388/1/1301415025__Optimized.pdf6. Kepala Sekolah, Bapak dan Ibu guru, Karyawan serta Siswa-siswi SMK Negeri 1,

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Kerangka Berfikir Penelitian.................................................................... 56

3.1 Hubungan Antar Variabel ........................................................................ 60

3.2 Prosedur Penyusunan Instrumen .............................................................. 67

4.1 Grafik Distribusi Tingkat Komunikasi Interpersonal…………………....86

4.2 Grafik Tingkat Komunikasi Interpersonal Berdasarkan Indikator .......... 88

4.3 Grafik Distribusi Tingkat Konsep Diri……………..…………………...90

4.4 Grafik Tingkat Konsep Diri Berdasarkan Indikator ................................. 91

4.5 Grafik Distribusi Tingkat Kepercayaan Diri……….…………………....93

4.6 Grafik Tingkat Kepercayaan Diri Berdasarkan Indikator ........................ 94

xii

Page 13: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI …lib.unnes.ac.id/33388/1/1301415025__Optimized.pdf6. Kepala Sekolah, Bapak dan Ibu guru, Karyawan serta Siswa-siswi SMK Negeri 1,

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Kisi-kisi Instrumen Data Awal ................................................................. 122

2. Instrumen Data Awal ................................................................................ 124

3. Tabulasi Hasil Instrumen Data Awal........................................................ 128

4. Pedoman Wawancara Data Awal ............................................................. 129

5. Kisi-Kisi Instrumen Uji Coba ................................................................... 130

6. Instrumen Uji Coba .................................................................................. 144

7. Tabulasi Hasil Data Uji Coba ................................................................... 155

8. Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian .................................................. 160

9. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian .............................................. 166

10. Kisi-kisi Instrumen Penelitian ................................................................. 169

11. Insturmen Penelitian................................................................................ 174

12. Tabulasi Hasil Penelitian......................................................................... 185

13. Hasil Uji Asumsi Penelitian .................................................................... 216

14. Hasil Uji Regresi Ganda.......................................................................... 220

15. Surat Keterangan Penelitian .................................................................... 223

16. Dokumentasi ........................................................................................... 226

xiii

Page 14: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI …lib.unnes.ac.id/33388/1/1301415025__Optimized.pdf6. Kepala Sekolah, Bapak dan Ibu guru, Karyawan serta Siswa-siswi SMK Negeri 1,

1

BAB 1

PENDAHULUAN

Pendahuluan merupakan bagian awal yang penting dalam penelitian untuk

memberikan penjelasan terkait pengenalan permasalahan, tujuan, serta manfaat

penelitian yang akan diteliti. Adapun hal yang akan dibahas, yaitu: (1) latar

belakang, (2) rumusan masalah, (3) tujuan penelitian, dan (4) manfaat penelitian.

1.1 Latar Belakang Masalah

Komunikasi menjadi salah satu hal yang mempengaruhi kehidupan,

utamanya dalam suasana interaksi. Sebagai makhluk sosial, komunikasi

digunakan untuk memberikan informasi dan membentuk hubungan antar individu.

Tiap individu membutuhkan hubungan yang lebih intens, agar komunikasi yang

terjalin lebih bermakna. Hal tersebut dapat dicapai dengan terjadinya hubungan

secara interpersonal. Gamble (2002) mengatakan, hubungan interpersonal ialah

hubungan yang sangat berarti. Dalam hal ini individu yang melakukan

komunikasi interpersonal terlibat secara pribadi dan membuat hubungan yang

lebih bermakna. Baik atau buruknya hubungan interpersonal, tidak terjadi begitu

saja, melainkan hasil dari pertukaran komunikasi interpersonal. Sebagian besar

beranggapan bahwa komunikasi interpersonal lebih baik daripada komunikasi

yang lainnya. (DeFleur, 2014).

Namun, berkomunikasi secara interpersonal bukanlah hal yang mudah.

Kesulitan tersebut juga dialami oleh remaja pada umumnya dalam melakukan

1

Page 15: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI …lib.unnes.ac.id/33388/1/1301415025__Optimized.pdf6. Kepala Sekolah, Bapak dan Ibu guru, Karyawan serta Siswa-siswi SMK Negeri 1,

2

komunikasi interpersonal dengan orang lain. Padahal, remaja memmbutuhkan

komunikasi untuk melengkapi tugas perkembangannya. Santrock (dalam

Dharmayanti 2013) mengemukakan, salah satu tugas perkembangan remaja

adalah mengembangkan kemampuan komunikasi sosial dan intelektual serta

apresiasi seni. Di sisi lain, Hurlock (1980:214) menyebutkan bahwa pada masa

remaja terdapat pengelompokkan sosial baru yang ditandai dengan peralihan dari

masa bermain menjadi kegiatan sosial yang lebih formal. Dengan terjadinya

peralihan ini, maka dibutuhkan pula suatu penyesuaian pada kelompok yang baru.

Bila remaja tidak bisa melakukan interaksi pada lingkungan yang baru,

kemungkinan remaja tidak siap menerimanya dan menarik diri dalam pergaulan.

Siswa SMK berada pada masa remaja akhir yang memiliki karakteristik,

kebutuhan, dan tugas-tugas perkembangan yang harus dipenuhi. Komunikasi

secara interpersonal sangat di butuhkan oleh siswa SMK. Hal ini sesuai dengan

tugas perkembangan yang tertuang dalam Standar Kompetensi Kemandirian

Peserta Didik dan Kompetensi Dasar (SKKPD), Siswa SMK membutuhkan

pemenuhan tugas perkembangan yaitu tanggung jawab sosial. Tugas

perkembangan tersebut dapat terwujud dengan berinteraksi dengan orang lain atas

dasar kesamaan (equality). Melihat hal tersebut, equality merupakan ciri-ciri dari

komunikasi interpersonal. Rosyadah (2014), yang mengatakan bahwa komunikasi

interpersonal tak hanya sekedar disebut dengan percakapan biasa. secara umum

indikator komunikasi interpersonal yaitu adanya keterbukaan, empati, dukungan,

rasa positif dan kesetaraan atau equality. Maka dari itu siswa SMK membutuhkan

Page 16: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI …lib.unnes.ac.id/33388/1/1301415025__Optimized.pdf6. Kepala Sekolah, Bapak dan Ibu guru, Karyawan serta Siswa-siswi SMK Negeri 1,

3

kemampuan komunikasi interpersonal yang baik untuk membantu pencapaian

tugas perkembangannya.

Tak hanya memandang dari sisi tugas perkembangan, siswa SMK

membutuhkan kecakapan komunikasi secara interpersonal dibanding siswa SMA.

Hal ini sesuai dengan pendapat Dharmayanti (2013) dalam penelitiannya yang

menyebutkan bahwa, sangat jelas terlihat bahwa salah satu standar kompetensi

dasar SMK Jurusan Akomodasi Perhotelan dalam Permendiknas tahun 2006

tentang SI dan SKL yaitu dapat berkomunikasi dengan kolega ditempat kerja. Hal

itu pun berlaku pada jurusan SMK lainnya, karena siswa SMK disiapkan untuk

dapat terjun langsung pada dunia kerja yang membutuhkan komunikasi, utamanya

komunikasi secara interpersonal.

Saat ini siswa SMK memang membutuhkan kemampuan komunikasi

untuk dapat bersaing didunia kerja yang mengurangi angka pengangguran yang

ada. Dilansir dari berita liputan 6 mengatakan bahwa, menurut Badan Pusat

Statistik (BPS) menyatakan, per Agustus 2018 yang dilansir dalam berita liputan 6

mengatakan bahwa, tingkat pengangguran terbuka (TPT) sebesar 7 juta orang.

Dari jumlah tersebut, terbanyak berasal dari lulusan Sekolah Menengah Kejuruan

(SMK) yaitu sekitar 11,24 persen. Dalam mengantisipasi revolusi industri 4.0.

pemerintah mencanangkan program untuk mengurangi angka pengangguran SMK

dengan cara Revitalisasi SMK dengan cara memberikan materi simulasi dan

komunikasi secara digital. Kedua, merevitalisasi program-program keahlian yang

ada di SMK. .Melihat hal tersebut kemampuan komunikasi memang dibutuhkan

Page 17: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI …lib.unnes.ac.id/33388/1/1301415025__Optimized.pdf6. Kepala Sekolah, Bapak dan Ibu guru, Karyawan serta Siswa-siswi SMK Negeri 1,

4

oleh siswa SMK untuk dapat berinteraksi dengan baik di dunia pekerjaan. Dasar

dari interaksi adalah komunikasi interpersonal.

West (2008) mengatakan, komunikasi interpersonal terjadi secara

langsung antara dua orang . Pendapat lain didapat dari jurnal Yohana (2014), yang

mengemukakan bahwa komunikasi interpersonal adalah interaksi tatap muka,

dimana komunikator dan komunikan saling bertukar pikiran dan perasaan melalui

pesan verbal dan non verbal. Hal ini senada dengan pendapat DeFleur (2014)

yang menyatakan, komunikasi interpersonal adalah proses interaksi untuk

membangun makna yang disampaikan menggunakan pesan verbal dan isyarat non

verbal. Dari beberapa pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa komunikasi

interpersonal merupakan komunikasi dua arah antar individu untuk membangun

kebermaknaan dalam komunikasi karena adanya interaksi secara interpersonal.

Kebermaknaan tersebut dapat terjadi apabila komunikator dapat menyampaikan

pesan yang dimaksud dengan baik. Hal tersebut sesuai dengan pendapat De Vito

(2013) seorang komunikator dalam komunikasi interpersonal yang efektif dapat

membentuk pribadi dan sosial yang baik. Namun, menjadi komunikator

interpersonal yang efektif bukanlah hal yang mudah. Dalam pelaksanaanya, tiap

individu diharuskan untuk saling memahami satu lain. Begitupun dengan

pendapat Hartley (1999) yang mengatakan bahwa komunikasi interpersonal dapat

terjadi ketika masing-masing individu dapat saling mengenali dan memahami.

Pernyataan diatas, sesuai dengan hasil temuan penelitian Suryaningsih

(2014) yang menyatakan bahwa hampir 30%, Siswa Kelas XI TEI 3 SMKN I

Driyorejo, Gresik. memiliki kemampuan komunikasi interpersonal yang rendah.

Page 18: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI …lib.unnes.ac.id/33388/1/1301415025__Optimized.pdf6. Kepala Sekolah, Bapak dan Ibu guru, Karyawan serta Siswa-siswi SMK Negeri 1,

5

Hal ini menunjukkan bahwa komunikasi secara interpersonal bukanlah hal yang

mudah untuk dilakukan.

Terdapat beberapa faktor yang dapat berkontribusi dalam keberhasil

komunikasi interpersonal. Rahmat (2005) menyebutkan bahwa faktor-faktor

komunikasi interpersonal yaitu; (1) persepsi interpersonal, (2) konsep diri, (3)

membuka diri, (4) percaya diri, (5) atraksi interpersonal dan (6) hubungan

interpersonal.

Konsep diri ada hubungannya dengan komunikasi interpersonal.

berdasarkan hasil penelitian Irawan (2017), menyebutkan bahwa ada hubungan

yang positif antara konsep diri dengan komunikasi interpersonal. Ini berarti bahwa

konsep diri memiliki kontribusi yang besar terhadap komunikasi interpersonal.

Penelitian lain dari Yohana (2014) menyebutkan konsep diri merupakan peranan

penting dalam komunikasi interpersonal, karena menurut penelitiannya individu

yang memiliki konsep diri yang positif dapat mengatasi masalahnya sehingga

mampu melakukan hubungan interaksi yang baik.

Menurut De Vito (2013) konsep diri adalah gambaran tentang diri sendiri

yang terdiri dari perasaan dan pemikiran tentang kekuatan dan kelemahan,

kemampuan dan keterbatasan, serta pandangan orang lain terhadapnya. Menurut

Santrock (2007) konsep diri lebih mengarah pada evaluasi diri sendiri. Dari

beberapa pernyataan di atas, dapat dikatakan bahwa salah satu aspek dari

komunikasi interpersonal siswa adalah pemahaman siswa tentang dirinya sendiri.

Sugiyo (2005) menyatakan bahwa setiap orang bersikap dan bertingkah

laku, sesuai dengan konsep dirinya. Maka dari itu, konsep diri memiliki hubungan

Page 19: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI …lib.unnes.ac.id/33388/1/1301415025__Optimized.pdf6. Kepala Sekolah, Bapak dan Ibu guru, Karyawan serta Siswa-siswi SMK Negeri 1,

6

yang kuat terhadap keberlangsungan komunikasi interpersonal. selain itu,

Puspitasari (2012) mempertegas bahwa konsep diri dan kualitas hubungan

seseorang dengan orang lain, dapat dikembangkan melalui komunikasi. Secara

tidak sadar, perilaku manusia berpusat pada konsep diri. Dari pernyataan tersebut

menunjukkan bahwa konsep diri berhubungan dengan komunikasi interpersonal.

Artinya apabila konsep diri mengalami perkembangan yang baik, maka

komunikasi interpersonal yang dihasilkan pun akan baik.

Selain faktor konsep diri, terdapat faktor lain yang berhubungan dalam

komunkasi interpersonal yaitu kepercayaan diri. Hal ini sesuai dengan pendapat

Rahmat (2005) yang mengatakan bahwa jika dikaitkan dengan komunikasi

interpersonal, hal lain yang berkontribusi salah satunya yaitu percaya diri. Banyak

ahli yang mengakui kepercayaan diri merupakan faktor penting dalam penentu

kesuksesan seseorang. Sebagaimana pernyataan yang diungkap oleh Spencer

(1993) menyebutkan bahwa kepercayaan diri merupakan model umum yang

dimiliki para unggulan (superior performers). Sedangkan Suhardita (2011)

mengemukakan, dengan memiliki kepercayaan diri seseorang dapat

mengaktualisasikan potensi dalam diri. Kepercayaan diri bukan bawaan sejak

lahir, melainkan didapatkan dari pengalaman hidup dan kemampuan membina

hubungan dengan baik.

Menurut Sari (2014) Meyakini setiap orang memiliki kelebihan dan

kekurangan masing-masing merupakan salah satu langkah pertama dalam

membangun rasa percaya diri. Orang yang kurang percaya diri akan cenderung

sedapat mungkin menghindari situasi komunikasi. Heider (1958 dalam Siska

Page 20: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI …lib.unnes.ac.id/33388/1/1301415025__Optimized.pdf6. Kepala Sekolah, Bapak dan Ibu guru, Karyawan serta Siswa-siswi SMK Negeri 1,

7

2003) mengemukakan bahwa kemampuan seseorang, termasuk kemampuan

komunikasi, tidak hanya ditentukan oleh masalah fisik dan ketrampilan saja, tetapi

juga dipengaruhi oleh kepercayaan diri. Seseorang yang memiliki kepercayaan

diri yang rendah akan menghindari situasi sosialisasi dan menutup diri. Jika

dipaksa untuk berbicara, ia hanya berbicara seperlunya yang mengakibatkan

pembicaraannya kurang relevan. Hal ini membuat orang lain tidak tertarik untuk

berkomunikasi dengannya.

Tidak dapat disangkal lagi bahwa dalam pelaksanaan komunikasi

interpersonal dibutuhkan kepercayaan diri yang kuat. Namun permasalahannya

tidak semua orang memiliki rasa percaya diri meski pandai secara akademik. Hal

ini dikarenakan kepercayaan diri ini bukan sesuatu yang dapat tumbuh dan ada

dalam diri seseorang dengan sendirinya. Kepercayaan diri pada diri seseorang

akan mempengaruhi kualitas sosialisasinya dengan orang lain. Semakin seseorang

memliki kepercayaan diri yang baik, maka komunikasi interpersonal yang

dihasilkan pun akan semakin baik.

Terdapat penelitian terdahulu yang mendukung terkait kepercayaan diri

dan komunikasi interpersonal. Menurut Purnomo (2016) menyimpulkan bahwa

terdapat hubungan yang signifikan antara keterampilan komunikasi interpersonal

dengan kepercayaan diri siswa. Kepercayaan diri memberikan pengaruh yang

akurat terhadap keberhasil komunikasi interpersonal.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan dengan menggunakan skala

komunikasi interpersonal yang diberikan kepada 45 siswa SMK Negeri 2 yang

didominasi oleh siswa perempuan sebagai sampel, di peroleh rata-rata komunikasi

Page 21: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI …lib.unnes.ac.id/33388/1/1301415025__Optimized.pdf6. Kepala Sekolah, Bapak dan Ibu guru, Karyawan serta Siswa-siswi SMK Negeri 1,

8

interpersonal sebesar 52% yang masuk dalam kategori rendah. Disisi lain Arresa

(2016) menyebutkan dalam penelitiannya, komunikasi interpersonal anak laki-laki

dan perempuan terdapat perbedaan, dimana rata (mean) skor perempuan lebih

tinggi dibanding dengan skor laki-laki. Hal itu membuat kesenjangan antara

penelitian terdahulu dan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti. Selain itu,

derdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan guru BK, didapatkan hasil

bahwa sebagian siswa sudah mampu berkomunikasi interpersonal secara baik dan

sebagian lagi belum. Siswa yang sudah mampu berkomunikasi interpersonal

dengan baik, ditandai dengan ciri-ciri sudah mampu menerima dirinya baik secara

fisik maupun psikis, menerima pujian tanpa rasa malu, merasa stara dengan orang

lain, siswa sudah mampu percaya kepada kemampuan sendiri, bertindak mandiri

dalam mengambil keputusan, dan berani mengungkapkan pendapat. Jika dikaitkan

dengan karakteristik faktor yang berkontribusi dengan komunikasi interpersonal,

maka konsep diri dan kepercayaan diri memiliki kontribusi untuk meningkatkan

kemampuan komunikasi interpersonal yang dimiliki siswa.

Melihat fenomena ketiga variabel diatas, terjadi kesenjangan antara teori

dan fakta. Seharusnya bila individu sudah memiliki pandangan atau konsep diri

yang positif dan rasa kepercayaan diri yang baik dalam dirinya, maka akan

meningkatkan kemampuan berkomunikasi interpersonal dengan baik yang akan

membangun interaksi sosial yang lebih bermakna. Di sisi lain, untuk mengetahui

tingkat komunikasi interpersonal selain dari siswa perempuan, peneliti tertarik

untuk meneliti lebih lanjut terkait hubungan antara konsep diri dan kepercayaan

diri dengan kemampuan komunikasi interpersonal pada siswa laki-laki. Sehingga

Page 22: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI …lib.unnes.ac.id/33388/1/1301415025__Optimized.pdf6. Kepala Sekolah, Bapak dan Ibu guru, Karyawan serta Siswa-siswi SMK Negeri 1,

9

nantinya peneliti dapat mengetahui secara merata hubungan antar ketiga variabel

tersebut pada siswa SMK Negri se-Wilayah Semarang Timur.

Melihat rendahnya komunikasi interpersonal siswa yang ada, urgensi

bimbingan dan konseling sangat dibutuhkan untuk pencapaian tugas

perkembangan peserta didik sesuai SKKPD yang ada terkait dengan pencapaian

kesadaran tanggung jawab sosial dengan melakukan layanan-layanan bimbingan

dan konseling. Menurut peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik

Indonesia no. 111 tahun 2014 tentang bimbingan dan konseling pada pendidikan

dasar dan pendidikan menengah pasal 3 berbunyi “Layanan bimbingan dan

konseling memiliki tujuan membantu konseli mencapai perkembangan optimal

dan kemandirian secara utuh dalam aspek pribadi, belajar, sosial, dan karir”.

Dengan demikian, guru bimbingan dan konseling dapat membantu siswa dalam

bidang sosial untuk peningkatan komunikasi interpersonal melalui bidang pribadi

yang berhubungan yaitu konsep diri dan kepercayaan diri. Jika siswa memiliki

kemampuan komunikasi interpersonal yang baik, maka hubungan sosialisasi

dengan orang lain pun akan semakin baik. Namun sebaliknya, apabila siswa

memiliki kemampuan komunikasi interpersonal yang kurang baik, maka siswa

cenderung akan menghindari situasi sosialisasi.

Melihat betapa pentingnya pengembangan diri siswa, maka guru

bimbingan dan konseling perlu meningkatkan secara optimal dalam memberikan

layanan pada siswa yang kaitannya dengan konsep diri dan kepercayaan diri.

Harapannya, setelah diberikan layanan tersebut siswa mampu berkomunikasi

Page 23: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI …lib.unnes.ac.id/33388/1/1301415025__Optimized.pdf6. Kepala Sekolah, Bapak dan Ibu guru, Karyawan serta Siswa-siswi SMK Negeri 1,

10

interpersonal dengan baik yang membuat kualitas hubungan yang terjalin dengan

orang lain akan lebih bermakna.

Diharapkan penelitian ini bisa memberikan informasi kepada konselor

tentang komunikasi interpersonal, konsep diri dan kepercayaan diri yang ada di

SMK Negeri se-Wilayah Semarang Timur. Dengan demikian, peneliti tertarik

melakukan penelitian tentang “Hubungan antara Konsep Diri dan Kepercayaan

diri dengan Kemampuan Komunikasi Interpersonal Siswa SMK Negeri se-

Wilayah Semarang Timur”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan fenomena yang terjadi di lapangan, maka

rumusan masalah penelitian adalah sebagai berikut:

1. Seberapa tinggi tingkat kemampuan komunikasi interpersonal siswa SMK

Negeri se-Wilayah Semarang Timur

2. Seberapa tinggi tingkat konsep diri siswa SMK SMK Negeri se-Wilayah

Semarang Timur?

3. Seberapa tinggi tingkat kepercayaan diri siswa SMK Negeri se-Wilayah

Semarang Timur?

4. Apakah ada hubungan yang signifikan antara konsep diri dan kemampuan

komunikasi Interpersonal siswa SMK SMK Negeri se-Wilayah Semarang

Timur?

5. Apakah ada hubugan yang signifikan antara kepercayaan diri dan kemampuan

komunikasi Interpersonal siswa SMK Negeri se-Wilayah Semarang Timur?

Page 24: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI …lib.unnes.ac.id/33388/1/1301415025__Optimized.pdf6. Kepala Sekolah, Bapak dan Ibu guru, Karyawan serta Siswa-siswi SMK Negeri 1,

11

6. Apakah ada hubungan yang signifikan antara konsep diri dan kepercayaan diri

dengan kemampuan komunikasi Interpersonal yang dimiliki oleh siswa SMK

Negeri se-Wilayah Semarang Timur?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan utama permasalahan yang ada, penelitian ini

bertujuan untuk menjawab hubugan konsep diri dan kepercayaan diri dengan

kemampuan komunikasi interpersonal yang dimiliki oleh siswa SMK Negeri se-

Wilayah Semarang Timur. Selain itu berdasarkan rumusan masalah diatas,

penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut:

1. Memperoleh informasi tentang tingkat kemampuan komunikasi interpersonal

pada siswa SMK Negeri se-Wilayah Semarang Timur.

2. Memperoleh informasi tentang tingkat konsep diri pada siswa SMK Negeri se-

Wilayah Semarang Timur.

3. Memperoleh informasi tentang tingkat kepercayaan diri pada siswa SMK

Negeri se-Wilayah Semarang Timur.

4. Memperoleh informasi adanya hubungan antara konsep diri dan kemampuan

komunikasi interpersonal pada siswa SMK Negeri se-Wilayah Semarang

Timur.

5. Memperoleh informasi adanya hubungan antara kepercayaan diri dan

kemampuan komunikasi interpersonal pada siswa SMK Negeri se-Wilayah

Semarang Timur.

Page 25: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI …lib.unnes.ac.id/33388/1/1301415025__Optimized.pdf6. Kepala Sekolah, Bapak dan Ibu guru, Karyawan serta Siswa-siswi SMK Negeri 1,

12

6. Memperoleh informasi adanya hubungan antara konsep diri dan kepercayaan

diri dengan kemampuan komunikasi interpersonal pada siswa SMK Negeri se-

Wilayah Semarang Timur

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam ranah teoritis

maupun praktis kepada para pembaca. Manfaat teoretis berkaitan dengan manfaat

dalam perkembangan ilmu pengetahuan. Sedangkan, manfaat praktis berkaitan

dengan manfaat bagi guru BK dan peneliti lanjutan.

1.4.1 Manfaat Teoretis

Dari penelitian ini peneliti berharap penelitian ini dapat memberi manfaat

dalam ranah keilmuan yaitu:

a. Menjadi referensi bagi konselor atau guru BK dalam pengembangan teori-teori

komunikasi interpersonal, konsep diri, dan kepercayaan diri.

b. Bertambahnya pengetahuan bagi konselor atau guru BK mengenai kajian

keilmuan tentang komunikasi interpersonal, konsep diri dan kepercayaan diri

yang dimiliki oleh siswa dalam menghadapi interaksi sosial secara

interpersonal.

1.4.2 Manfaat Praktis

Dari tujuan penelitian diatas, peneliti berharap penelitian ini memiliki

manfaat praktis bagi siapapun yang memanfaatkan khususnya konselor, yaitu:

Page 26: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI …lib.unnes.ac.id/33388/1/1301415025__Optimized.pdf6. Kepala Sekolah, Bapak dan Ibu guru, Karyawan serta Siswa-siswi SMK Negeri 1,

13

1. Bagi Konselor

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan acuan

dan pertimbangan dalam melaksanakan layanan bimbingan dan konseling terkait

dengan konsep diri, kepercayaan diri dan komunikasi interpersonal peserta didik.

2. Peneliti Lanjutan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dalam penelitian

selanjutnya yang berhubungan dengan topik konsep diri, kepercayaan diri, dan

komunikasi interpersonal.

Page 27: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI …lib.unnes.ac.id/33388/1/1301415025__Optimized.pdf6. Kepala Sekolah, Bapak dan Ibu guru, Karyawan serta Siswa-siswi SMK Negeri 1,

14

BAB 2

LANDASAN TEORI

Landasan teori sangat dibutuhkan untuk memperkuat penelitian. Landasan

teori berisikan teori yang relevan yang digunakan untuk menjelaskan tentang

variabel yang akan diteliti dan sebagai dasar untuk memberi jawaban sementara

terhadap rumusan masalah yang diajukan, dan penyusunan instrument penelitian.

Hal yang akan dibahas dalam landasan teori yaitu: (1) penelitian terdahulu, (2)

teori komunikasi interpersonal, (3) teori konsep diri, (4) teori kepercayaan diri, (5)

implikasi bagi konselor, (6) kerangka berfikir, dan (7) hipotesis.

2.1 Penelitian Terdahulu

Setelah peneliti melakukan beberapa telaah terhadap penelitian terdahulu,

terdapat beberapa penelitian yang memiliki keterkaitan dengan penelitian ini.

Dalam penelitiannya, Yohana (2014) menyimpulkan bahwa hasil

penelitian menunjukkan ada hubungan positif antara konsep diri dan komunikasi

interpersonal seseorang. Dalam penelitian tersebut menunjukkan, jika konsep diri

individu meningkat, komunikasi interpersonal juga akan meningkat. Konsep diri

dalam belajar, berorganisasi, beribadah, bersosialisasi, dan dalam kegiatan apapun

memiliki kontribusi terhadap komunikasi interpersonalnya. Indvidu yang

memiliki konsep diri dalam hal ini mampu mengatasi masalah sehingga dapat

meningkatkan komunikasi interpersonalnya. Hal ini sesuai dengan pernyataan

Sugiyo (2005) yang menyatakan bahwa setiap orang bersikap dan bertingkah

14

Page 28: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI …lib.unnes.ac.id/33388/1/1301415025__Optimized.pdf6. Kepala Sekolah, Bapak dan Ibu guru, Karyawan serta Siswa-siswi SMK Negeri 1,

15

laku, sesuai dengan konsep dirinya. Maka dari itu, konsep diri memiliki hubungan

yang kuat terhadap keberlangsungan komunikasi interpersonal. Dari simpulan

tersebut penelitian ini memberikan sumbangsih bagi peneliti, karena konsep diri

menjadi variabel bebas yang berhubungan dengan komunikasi interpersonal yang

menjadi variabel terikatnya.

Selanjutnya, Astrini (2016) menyimpulkan dalam penelitiannya bahwa

terdapat hubungan yang signifikan dan positif antara konsep diri sosial, persepsi

tentang dukungan sosial orangtua, dan teman sebaya secara sendiri-sendiri dengan

komunikasi interpersonal siswa. Dan terdapat hubungan yang signifikan dan

positif antara konsep diri sosial, persepsi tentang dukungan sosial orangtua, dan

teman sebaya secara bersama-sama dengan komunikasi interpersonal siswa. Dari

simpulan ini membuktikan bahwa banyak variabel lain yang berkontribusi dalam

komunikasi interpersonal, namun penelitian ini dapat menguatkan variabel

independen yang peneliti pilih yaitu konsep diri, karena menurut Astrini konsep

diri memberikan pengaruh utama terhadap komunikasi interpersonal.

Dalam penelitiannya, Irawan (2017) menyimpulkan bahwa ada hubungan

korelasi antara konsep diri dengan komunikasi interpersonal. Ini berarti bahwa

konsep diri memiliki hubungan dengan komunikasi interpersonal. hal tersebut

sejalan dengan pendapat Puspitasari (2012) yang mengemukakan bahwa konsep

diri dan kualitas hubungan seseorang dengan orang lain, dapat dikembangkan

melalui komunikasi. Secara tidak sadar, perilaku manusia berpusat pada konsep

diri. Dari pernyataan tersebut menunjukkan bahwa konsep diri berhubungan

dengan komunikasi interpersonal. Simpulan ini membuktikan bahwa penelitian

Page 29: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI …lib.unnes.ac.id/33388/1/1301415025__Optimized.pdf6. Kepala Sekolah, Bapak dan Ibu guru, Karyawan serta Siswa-siswi SMK Negeri 1,

16

yang dilakukan oleh Irawan dapat menguatkan variabel yang peneliti pilih yaitu

konsep diri dan komunikasi interpersonal

Puspitaningsih (2014) menyimpulkan dalam penelitiannya bahwa ada

hubungan yang signifikan antara rasa percaya diri dengan aktualisasi diri, ada

hubungan yang signifikan antara komunikasi interpersonal dengan aktualisasi diri,

ada hubungan yang signifikan antara rasa percaya diri dengan komunikasi

interpersonal, dan ada hubungan yang signifikan pada rasa percaya diri dan

komunikasi interpersonal dengan aktualisasi diri. Penelitian ini dapat menguatkan

peneliti, karena terdapat hubungan percaya diri dan komunikasi interpersonal.

Perbedaan antara peneliti tersebut dengan penelitian ini terletak pada variabel

terikat, dimana penelitian di atas menggunakan aktualisasi diri sebagai variabel

terikat sedangkan penelitian ini menggunakan komunikasi interpersonal sebagai

variabel terikatnya.

Penelitian selanjutnya, penelitian yang dilakukan oleh Dewanti (2014)

yang menyimpulkan bahwa berdasarkan hasil penelitian menunjukkan terdapat

hubungan yang signifikan antara kepercayaan diri dengan komunikasi

interpersonal siswa. Hal ini senada dengan pernyataan Rahmat (2005) yang

mengatakan bahwa jika dikaitkan dengan komunikasi interpersonal, hal lain yang

berkontribusi salah satunya yaitu percaya diri. Banyak ahli yang mengakui

kepercayaan diri merupakan faktor penting dalam penentu kesuksesan seseorang.

Sebagaimana pernyataan yang diungkap oleh Spencer (1993) menyebutkan bahwa

kepercayaan diri merupakan model umum yang dimiliki para unggulan (superior

performers). Penelitian ini memberikan sumbangsih bagi peneliti karena

Page 30: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI …lib.unnes.ac.id/33388/1/1301415025__Optimized.pdf6. Kepala Sekolah, Bapak dan Ibu guru, Karyawan serta Siswa-siswi SMK Negeri 1,

17

kepercayaan diri menjadi variabel bebas yang dihubungkan dengan komunikasi

interpersonal yang menjadi variabel terikat.

Dalam penelitiannya, Purnomo (2016) menyimpulkan bahwa terdapat

hubungan yang signifikan antara keterampilan komunikasi interpersonal dengan

kepercayaan diri siswa kelas X SMAN Negeri 1 Garum Kabupaten Blitar. Hal

tersebut senada dengan pendapat Heider (1958 dalam Siska 2003) mengemukakan

bahwa kemampuan seseorang, termasuk kemampuan komunikasi, tidak hanya

ditentukan oleh masalah fisik & ketrampilan saja, tetapi juga dipengaruhi oleh

kepercayaan diri. Maka dari itu, semakin baik kepercayaan diri yang dimiliki

seseorang, semakin baik pula kemampuan komunikasinya. Dari simpulan

penelitian ini ialah memberikan informasi bahwa terdapat hubungan antara

kepercayaan diri dan komunikasi interpersonal yang menguatkan peneliti bahwa

variabel yang peneliti pilih yaitu kepercayaan diri dan komunikasi interpersonal

saling berhubungan.

Berdasarkan beberapa penelitian terdahulu dapat disimpulkan terdapat

korelasi positif antara konsep diri dan kepercayaan diri dengan komunikasi

interpersonal. Beberapa penelitian terdahulu tidak memberikan secara spesifik

korelasi ketiga variabel tersebut namun memberikan korelasi positif tiap-tiap

variabel independen yang ada dengan variabel dependennya. Berkaitan dengan hal

tersebut peneliti akan meneliti tentang hubungan antara konsep diri dan

kepercayaan diri dengan kemampuan komunikasi interpersonal siswa SMK

Negeri Se-Wilayah Semarang Timur.

Page 31: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI …lib.unnes.ac.id/33388/1/1301415025__Optimized.pdf6. Kepala Sekolah, Bapak dan Ibu guru, Karyawan serta Siswa-siswi SMK Negeri 1,

18

2.2 Komunikasi Interpersonal

Hal yang akan dibahas dalam poin ini adalah: (1) pengertian komunikasi

interpersonal, (2) tujuan komunikasi interpersonal, (3) ciri-ciri komunikasi

interpersonal (4) faktor-faktor komunikasi interpersonal, dan (5) aspek-aspek

komunikasi interpersonal.

2.2.1 Pengertian Komunikasi Interpersonal

Sebelum menjelaskan komunikasi interpersonal, maka akan dijelaskan

tentang batasan komunikasi. Supratiknya (1995) menyebutkan bahwa komunikasi

dalam arti luas, merupakan bentuk tingkah laku seseorang yang ditanggapi orang

lain baik secara verbal maupun non verbal. Sedangkan secara sempit, komunikasi

diartikan sebagai proses interaksi yang dkirimkan melalaui pesan kepada

penerima untuk mempengaruhi tingkah laku. Hal ini senada dengan pendapat

yang disampaikan oleh Miller (dalam Khaterine 2005) yang menyebutkan bahwa

komunikasi berperan penting pada situasi inetraksi dimana komunikator

mengirimkan pesan kepada penerima dengan maksud sadar untuk mempengaruhi

perilaku. Begitupun dengan pendapat yang disampaikan Wood (2011) yang

mengatakan bahwa komunikasi adalah proses sistemik di mana orang berinteraksi

melalui simbol untuk membuat dan menafsirkan makna.

Berbeda halnya dengan pendapat Sugiyo (2005) yang mengartikan

komunikasi merupakan hasil dari belajar yang didapat dari menjalin hubungan

satu sama lain. Pendapat lain, Astuti (2013) mengemukakan bahwa komunikasi

merupakan proses interaksi untuk menyampaikan isi pesen dan juga menentukan

tingkat hubungan interpersonal.

Page 32: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI …lib.unnes.ac.id/33388/1/1301415025__Optimized.pdf6. Kepala Sekolah, Bapak dan Ibu guru, Karyawan serta Siswa-siswi SMK Negeri 1,

19

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa komunikasi

merupakan bentuk penyampaian pesan atau informasi melalui interaksi sosial

antara dua orang atau lebih baik secara verbal maupun non verbal dan semua itu

merupakan hasil belajar.

Dalam kehidupan sehari-hari tidak sedikit orang yang ingin melakukan

komunikasi lebih intens antara satu dengan yang lain. Untuk dapat mewujudkan

komunikasi intens itu, diperlukan komunikasi interpersonal. De Vito (2013)

mengemukakan bahwa komunikasi interpersonal adalah proses yang saling

interaktif. Hal ini senada dengan pendapat Suranto (2007) yang menyatakan, pada

hakikatnya komunikasi interpersonal dapat terjadi secara langsung maupun tidak

langsung yang disampaikan secara lisan maupun tulisan. Komunikasi

interpersonal melibatkan transaksi dan interaksi antara komunikator dan

komunikan. Sugiyo (2005) menambahkan dalam pendapatnya yang menyatakan,

komunikasi interpersonal merupakan komunikasi antara dua orang dan

komunikasi dalam kelompok

Berbeda halnya dengan pendapat yang disampaikan West (2008)

menyatakan bahwa komunikasi interpersonal merujuk pada komunikasi yang

terjadi secara langsung antara dua orang. Hal ini senada dengan pendapat yang

disampaikan Deddy Mulyana (dalam Sapril 2011) yang mengatakan, komunikasi

interpersonal adalah komunikasi yang terjadi secara tatap muka baik melalui

pesan verbal maupun non verbal. Pendapat di atas menekankan bahwa

komunikasi interpersonal terjadi secara langsung. Barnlund (dalam Littlejhon,

1983:161) mempertegas dengan studi komunikasi antarpribadi, kemudian,

Page 33: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI …lib.unnes.ac.id/33388/1/1301415025__Optimized.pdf6. Kepala Sekolah, Bapak dan Ibu guru, Karyawan serta Siswa-siswi SMK Negeri 1,

20

disimpulkan bahwa hasil penyelidikan situasi sosial yang relatif informal di mana

orang-orang dalam pertemuan tatap muka mempertahankan interaksi yang

terfokus melalui pertukaran timbal balik dari isyarat verbal dan nonverbal.

Dari beberapa pendapat ahli tersebut di atas, maka dapat disimpulkan

bahwa yang dimaksud dengan pengertian komunikasi interpersonal adalah proses

interaktif untuk penyampaian pesan antara dua orang atau kelompok yang

dilakukan secara langsung ataupun tidak langsung baik secara verbal maupun non

verbal.

2.2.2 Ciri-ciri Komunikasi Interpersonal

Untuk memperoleh informasi secara lebih mendalam tentang komunikasi

interpersonal maka tidak salah apabila dikemukakan teori tentang ciri-ciri

komunikasi interpersonal. Rosyadah (2014), mengatakan bahwa komunikasi

interpersonal tak hanya sekedar disebut dengan percakapan biasa. secara umum

indikator komunikasi interpersonal yaitu adanya keterbukaan, empati, dukungan,

rasa positif dan kesetaraan. Lebih lengkap Sugiyo (2005) menambahkan ciri-ciri

komunikasi interpersonal yaitu (1) terjadi keterbukaan, (2) merasakan empati, (3)

adanya dukungan antara komunikator dan komunikan, (4) adanya rasa positif

yang terjalin, (5) kesamaan atau kesetaraan antar kedua belah pihak, (6) arus

pesan yang cenderung dua arah, (7) terjadi secara langsung tatap muka, (8) tingkat

umpan balik yang tinggi, (9) interaksi minimal dua orang, (10) adanya akibat baik

yang terjadi.

Disisi lain, Suranto (2007) menyebutkan ciri ciri komunikasi interpersonal

antara lain; (1) arus pesan terjadi dua arah, (2) suasana cenderung informal, (3)

Page 34: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI …lib.unnes.ac.id/33388/1/1301415025__Optimized.pdf6. Kepala Sekolah, Bapak dan Ibu guru, Karyawan serta Siswa-siswi SMK Negeri 1,

21

umpan balik terjadi segera, (4) terjadi secara langsung dan (4) komunikator dan

komunikan berkomunikasi secara spontan, baik secara verbal maupun non verbal.

Hal ini senada dengan pendapat Littlejhon (1983:1964) yang menyebutkan

karakteristik komunikasi interpersonal yaitu (1) percakapan dua orang atau lebih

yang terjadi secara langsung, (2) proses yang terjadi komunikatif serta adanya

timbal balik dari komunikator dan komunikan, (3) adanya perubahan pesan, (4)

pesan dapat berupa verbal ataupun non verbal, (5) komunikasi yang tidak

terstruktur karena bersifat fleksibal dan informal

Berbeda halnya dengan pendapat yang disampaikan oleh De Vito

(2013:11) bahwa keterampilan komunikasi interpersonal dapat diuraikan sebagai

berikut:

1. Mindfulness adalah keadaan kesadaran mental untuk berpikir atau

berkomunikasi dengan cara tertentu dan sangat penting dalam komunikasi

interpersonal

2. Cultural Sensivity adalah sikap dan cara berperilaku di mana seseorang sadar

dan mengakui perbedaan budaya hal tersebut sangat penting untuk tujuan

global seperti perdamaian dunia dan pertumbuhan ekonomi serta komunikasi

interpersonal yang efektif.

3. Other-Orientation adalah kualitas efektivitas interpersonal yang mencakup

kemampuan untuk menyesuaikan pesan dengan orang lain. dalam hal ini

hubungan dengan orang lain positif atau negatif sangat penting untuk

penyesuain pesan tersebut.

Page 35: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI …lib.unnes.ac.id/33388/1/1301415025__Optimized.pdf6. Kepala Sekolah, Bapak dan Ibu guru, Karyawan serta Siswa-siswi SMK Negeri 1,

22

4. Openness, keterbukaan dalam komunikasi antarpribadi adalah kesediaan

seseorang untuk mengungkapkan diri memberikan informasi tentang dirinya

sendiri sebagaimana mestinya.

5. Metacommunication, Pesan verbal yang dapat merujuk pada objek dan benda

selain itu metacommunication juga digunakan untuk dirinya sendiri dalam

penyampaian pesan.

6. Immediacy, adalah penciptaan kedekatan antar komunikator dan komunikan,

adanya rasa kebersamaan, serta adanya kesatuan di antara pembicara dan

pendengar.

7. Flexibility, adalah kualitas berpikir dan berperilaku, yang dapat mengubah

pesan berdasarkan pada situasi tertentu.

8. Expresiveness, adalah keterampilan mengomunikasikan keterlibatan dalam

percakapan.

9. Emphaty, adalah perasaan apa yang orang lain rasakan dari sudut pandang

orang itu tanpa kehilangan idntitas diri. Empati memungkinkan untuk

memahami secara emosional apa yang orang lain alami.

10. Supportiveness, dukungan dalam komunikasi adalah perilaku yang bersifat

deskriptif dan bukan evaluatif.

11. Equality, Dalam komunikasi interpersonal, istilah kesetaraan mengacu pada

sikap yang memperlakukan setiap orang sebagai kontributor penting untuk

interaksi.

12. Interaction Management, Istilah manajemen interaksi mengacu pada teknik

dan strategi yang digunakan untuk mengatur dan melakukan interaksi

Page 36: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI …lib.unnes.ac.id/33388/1/1301415025__Optimized.pdf6. Kepala Sekolah, Bapak dan Ibu guru, Karyawan serta Siswa-siswi SMK Negeri 1,

23

interpersonal. Manajemen interaksi yang efektif menghasilkan interaksi yang

memuaskan bagi kedua belah pihak.

Selain pendapat di atas, Hidayat (2012:44) menambahkan ciri-ciri

komunikasi interpersonal yaitu (1) sifatnya dialogis, (2) melibatkan 2 orang atau

lebih dengan jumlah orang terbatas, (3) komunikasi yang terjadi secara spontan,

(4) dapat dilakukan dengan media dan nirmedia, (5) adanya keterbukaan (6)

merasakan empati, (7) adanya dukungan , (8) adanya hal positif, (9) bersifat

kesetaraan atau kesamaan antara komunikator dan komunikan.

Dengan berbagai macam pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa ciri-

ciri komunikasi interpersonal adalah (1) kesadaran mental, (2) kepekaan budaya

(3) keterbukaan (4) bersifat dialogis (5) dapat dilakukan secara verbal maupun

non verbal (6) sikap positif (7) adanya kedekatan (8) fleksibel (9) ekspresif (10)

empati (11) dukungan (12) kesetaraan (13) tingkat umpan balik yang tinggi, (14)

adanya akibat baik yang dihasilkan, (15) terjadi secara spontan (16) dapat

menggunakan media dan nirmedia .

Dari beberapa pendapat tersebut yang akan dipakai dalam penelitian ini

adalah pendapat Sugiyo (2005:5), karena lebih mudah diukur dan sudah

mencakup keseluruhan ciri-ciri komunikasi interpersonal yaitu (1) terjadi

keterbukaan, (2) merasakan empati, (3) adanya dukungan antara komunikator dan

komunikan, (4) adanya rasa positif yang terjalin, (5) kesamaan atau kesetaraan

antar kedua belah pihak, (6) arus pesan yang cenderung dua arah, (7) terjadi

secara langsung tatap muka, (8) tingkat umpan balik yang tinggi, (9) interaksi

minimal dua orang, (10) adanya akibat baik yang terjadi.

Page 37: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI …lib.unnes.ac.id/33388/1/1301415025__Optimized.pdf6. Kepala Sekolah, Bapak dan Ibu guru, Karyawan serta Siswa-siswi SMK Negeri 1,

24

2.2.3 Tujuan Komunikasi Interpersonal

Tolak ukur keberhasilan, dapat ditinjau dari tercapainya suatu tujuan.

Begitupun dengan komunikasi interpersonal, yang memiliki tujuan yang ingin

dicapai. Pakar komunikasi De Vito (2013:340) mengemukakan bahwa tujuan

komunikasi interpesonal ialah kemampuan untuk mencapai interpersonal

kepuasan untuk kedua individu. Bulaeng (dalam Sapril, 2011) menambahkan

bahwa tujuan komunikasi interpersonal adalah menciptakan makna.

Lebih rinci, Suranto (2007) menyebutkan bahwa tujuan dari komunikasi

interpersonal yakni (1) memberikan perhatian dengan orang lain, (2) dapat

menemukan dirinya sendiri, (3) dapat menemukan dunia luar, (4) dapat

menciptakan dan memelihara hubungan yang baik, (5) dapat mempengaruhi sikap

dan tingkah laku menjadi lebih baik, (6) mencari kesenangan atau sekedar

menghabiskan waktu, (7) meluruskan kesalah pahaman, dan (8) memberikan

bantuan (konseling). Hal ini senada dengan pendapat Hidayat (2012) yang

menyebutkan bahwa tujuan dari komunikasi antarpribadi antara lain: (1) dapat

mengenal diri sendiri maupun orang lain; (2) mengetahui dunia luar; (3)

membangun dan memelihara hubungan yang bermakna; (4) mengubah sikap dan

perilaku orang lain; (5) bermain dan mencari hubungan; serta (6) dapat

membantu orang lain.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan tujuan dari komunikasi

interpersonal yaitu:

1. Untuk mencapai kepuasan tiap individu yang berkomunikasi interpersonal.

2. Untuk memahami diri sendiri dan orang lain.

Page 38: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI …lib.unnes.ac.id/33388/1/1301415025__Optimized.pdf6. Kepala Sekolah, Bapak dan Ibu guru, Karyawan serta Siswa-siswi SMK Negeri 1,

25

3. Untuk mengetahui dunia luar.

4. Untuk membangun dan menciptakan hubungan yang lebih bermakna.

5. Untuk mengubah sikap dan perilaku orang lain.

6. Untuk mencari kesenangan.

7. Untuk memberikan bantuan (konseling).

2.2.4 Faktor-faktor Komunikasi Interpersonal

Manusia berkomunikasi didorong oleh beberapa faktor, begitupun dengan

komunikasi interpersonal. Halloran (dalam Liliweri 1997), mengemukakan faktor

komunikasi interpersonal yaitu: (1) perbedaan antar individu, (2) memenuhi

kekurangan yang ada (3) adanya perbedaan motivasi antarmanusia, (4) memenuhi

akan harga diri, dan (5) membutuhkan pengakuan orang lain. Hal ini senda

dengan pendapat De Vito (2013), menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi

komunikasi interpersonal yaitu: (1) konsep diri, yang terdiri dari perasaan dan

pemikiran tentang kekuatan dan kelemahan, kemampuan dan keterbatasan, serta

aspirasi dan pandangan dunia anda, (2) kesadaran diri, mewakili sejauh mana

mengenali diri sendiri. (3) harga diri, adalah ukuran seberapa berharga diri

seseorang. Jika harga diri tinggi, maka individu sangat memikirkan diri dengan

positif, jika harga diri yang rendah, maka individu cenderung memandang dirinya

negatif.

Pendapat lain dikemukakan oleh Rahmat (2005) yang menyebutkan bahwa

faktor-faktor komunikasi interpersonal yaitu:

1. Persepsi interpersonal, yaitu memberikan makna yang dapat terjadi secara

verbal maupun non verbal.

Page 39: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI …lib.unnes.ac.id/33388/1/1301415025__Optimized.pdf6. Kepala Sekolah, Bapak dan Ibu guru, Karyawan serta Siswa-siswi SMK Negeri 1,

26

2. Konsep diri, yaitu pandangan seseorang terhadap dirinya sendiri. Jika

dikaitkan dengan komunikasi interpersonal hal lain yang berpengaruh yaitu:

a) Membuka diri, dengan membuka diri konsep diri menjadi lebih dekat pada

kenyataan.

b) Percaya diri, selain percaya akan kemampuan sendiri. Orang yang kurang

percaya diri akan cenderung sedapat mungkin menghindari situasi

komunikasi.

3. Atraksi interpersonal yaitu sikap positif seseorang untuk memunculkan daya

tarik. Kaitannya dengan komunikasi interpersonal dalam hal penafsiran pesan

dan efektifitas komunikasi.

4. Hubungan interpersonal, terjadi untuk membangun hubungan yang lebih

bermakna dengan orang lain. Hal itu dapat membantu untuk keefektifan

komunikasi interpersonal yang akan mendukung keterbukaan antar

komunikan dan komunikator

Dari beberpa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi komunikasi interpersonal yaitu, (1) konsep diri, (2) harga diri, (3)

percaya diri, (4) kesadaran diri, (5) membuka diri, (6) presepsi interpersonal, (7)

atraksi interpersonal, (8) hubungan interpersonal, (9) perbedaan antarpribadi, (10)

pemenuhan kekurangan, (11) perbedaan motivasi antarmanusia, (12) kebutuhan

atas pengakuan orang lain.

2.2.5 Aspek-aspek Komunikasi Interpersonal

Dalam hal ini adapun pengembangan teori komunikasi interpersonal yang

telah dipilih peneliti untuk dijadikan indikator dalam penelitian yaitu:

Page 40: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI …lib.unnes.ac.id/33388/1/1301415025__Optimized.pdf6. Kepala Sekolah, Bapak dan Ibu guru, Karyawan serta Siswa-siswi SMK Negeri 1,

27

1. Keterbukaan

Keterbukaan dalam komunikasi interpersonal diartikan sebagai keinginan

seseorang untuk membuka diri dan menyampaikan informasi. Hal tersebut selaras

dengan pernyataan De Vito (2013) yang menyatakan bahwa keterbukaan diartikan

sebagai kesediaan seseorang untuk mengungkapkan diri memberikan informasi

tentang dirinya sendiri sebagaimana mestinya. Di sisi lain, Sugiyo (2005)

mengatakan keterbukaan terjadi karena adanya niat dari masing-masing pihak

yang dalam hal ini komunikator dan komunikan saling memahami dan membuka

pribadi masing-masing. Dalam hal ini berarti dalam keterbukaan harus ada

keterlibatan antara kedua belah pihak untuk saling merepon satu sama lain.

Sehingga, indikator keterbukaan memiliki deskripsi individu yang bersedia

membuka diri dan dapat memberikan informasi yang dibutuhkan serta dapat

memperhatikan dengan baik dan tidak mengacuhkan lawan bicara secara spontan

dan jujur.

2. Empati

Empati diartikan sebagai kondisi memahami orang lain. De Vito (2013)

menjelaskan empati adalah perasaan apa yang orang lain rasakan dari sudut

pandang orang itu tanpa kehilangan identitas diri. Empati memungkinkan untuk

memahami secara emosional apa yang orang lain alami. Surya (2003) mengatakan

bahwa kesediaan untuk memahami orang lain dalam aspek perasaan, pikiran dan

keinginan. Sehingga dapat dijabarkan pendeskripsian empati yaitu mampu

menerima lawan bicara dengan berfikir empati yang ditunjukkan dengan mampu

Page 41: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI …lib.unnes.ac.id/33388/1/1301415025__Optimized.pdf6. Kepala Sekolah, Bapak dan Ibu guru, Karyawan serta Siswa-siswi SMK Negeri 1,

28

mengekspresikan apa yang orang lain maksudkan serta mampu merasa empati

dengan mengungkapkan perasaan yang dialami oleh diri sendiri dan orang lain.

3. Dukungan

Dalam berkomunikasi interpersonal harus terjadi dukungan antara

komunikator dan komunikan agar komunikasi interpersonal dapat berjalan dengan

baik. Sugiyo (2005) menyatakan bahwa dukungan perlu dimunculkan pihak

komunikator, agar pihak komunikan mau berpartisipasi dalam komunikasi.

Tentunya, dukungan yang terjadi harus positif. Hal tersebut sesuai dengan

pendapat De Vito (2013) yang mengatakan bahwa dukungan dalam komunikasi

interpersonal bersifat deskriptif dan bukan evaluatif yang mengarah pada

menghakimi lawan bicara secara sepihak. Melihat pernyataan tersebut, dapat

disimpulkan bahwa pendeskripsian dukungan dalam komunikasi interpersonal

yaitu menunjukkan adanya dukungan yang positif pada lawan bicara saat

berkomunikasi dan menyampaikan pesan secara baik tanpa menghakimi lawan

bicara.

4. Sikap Positif

Setiap melakukan tindakan, tentu tiap individu harus menunjukkan sikap

positif begitupun dengan berkomunikasi secara interpersonal dengan orang lain.

Sugiyo (2005) menyatakan bahwa sikap positif berarti adanya kecenderungan

bertindak pada diri komunikator untuk memberikan penilaian yang positif

terhadap komunikan. Ada setidaknya dua aspek yang harus dipenuhi dalam sikap

positif yaitu memberikan nilai positif pada komunikan dan menunjukkan sikap

positif dari komunikator. Sehingga penjabaran deskripsi sikap positif yaitu

Page 42: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI …lib.unnes.ac.id/33388/1/1301415025__Optimized.pdf6. Kepala Sekolah, Bapak dan Ibu guru, Karyawan serta Siswa-siswi SMK Negeri 1,

29

menunjukkan sikap positif dalam komunikasi dan mengajak atau mendorong

secara positif lawan bicara.

5. Kesetaraan

Dengan adanya kesetaraan dalam komunikasi interpersonal membuat

komunikan dan komunikator merasa setara dan membuat satu sama lain menjadi

penting. Hal ini sesuai dengan pendapat De Vito (2013) yang mengemukakan

bahwa dalam komunikasi interpersonal, istilah kesetaraan mengacu pada sikap

yang memperlakukan setiap orang sebagai kontributor penting untuk interaksi.

Bisa dibayangkan apabila tidak terjadi kesetaraan dalam komunikasi

interepersonal, maka dampaknya akan ada jarak yang berakibat proses

komunikasi akan terhambat. Namun perlu digaris bawahi, kesetaraan di sini

maksudnya jika komunikator merasa memiliki derajat kedudukan lebih tinggi

daripada komunikan. Maka dari itu perlu adanya sikap saling memahami satu

sama lain dengani memaklumi perbedaan yang ada. Sehingga, pendeskripsian

untuk kesetaraan yaitu membuat orang lain merasa penting saat sedang

berkomunikasi dan memahami bahwa perbedaan adalah hal yang wajar.

6. Arus Pesan Cenderung Dua Arah

Dalam hal ini perlu adanya pesan yang transaksional antara komunikator

dan komunikan. Sugiyo (2005) mengartikan arus pesan cenderung dua arah

sebagai hubungan antara komunikator dengan komunikan yang saling memberi

dan menerima informasi. Hal ini tentunya perlu ada dalam komunikasi

interpersonal, agar komunikasi yang terjalin lebih bermakna. Sehingga

Page 43: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI …lib.unnes.ac.id/33388/1/1301415025__Optimized.pdf6. Kepala Sekolah, Bapak dan Ibu guru, Karyawan serta Siswa-siswi SMK Negeri 1,

30

pendeskripsian arus pesan cenderung dua arah yaitu komunikator dan komunikan

saling memberikan informasi dan pesan yang saling menguntungkan.

7. Konteks Hubungan Tatap Muka

Komunikasi interpersonal dapat terjadi secara efektif apabila adanya

pertemuan secara langsung antara komunikator dan komunikan. Dari pertemuan

secara langsung ini akan menimbulkan kedekatan antar keduanya. Menurut De

Vito (2013) kedekatan sangat diperlukan dalam komunikasi interpersonal dengan

menunjukkan adanya rasa kebersamaan, serta adanya kesatuan di antara

pembicara dan pendengar yang membuat komunikasi interpersonal lebih

bermakna. Pendeskripsian konteks hubungan tatap muka yaitu hubungan yang

terjadi secara langsung antara komunikator dan komunikan.

8. Tingkat Umpan Balik Tinggi

Saat melakukan komunikasi, komunikator sebisa mungkin berusaha untuk

memberikan umpan balik yang tinggi untuk membuat komunikan tertarik

melanjutkan pembicaraan. Sugiyo (2005) mengartikan umpan balik yang tinggi

sebagai ketergantungan interaktif yang dapat terjadi bilamana stimulus dari satu

pihak akan menimbulkan respon dari pihak penerima. Sehingga dapat

disimpulkan pendeskripsian untuk tingkat umpan balik yang tinggi yaitu

komunikan dapat menerima dengan baik pesan yang disampaikan oleh

komunikator.

9. Interaksi Minimal Dua Orang

Dalam komunikasi interpersonal tentunya harus ada komunikator dan

komunikan. Ini menandakan bahwa komunikasi interpersonal dapat terjadi bila

Page 44: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI …lib.unnes.ac.id/33388/1/1301415025__Optimized.pdf6. Kepala Sekolah, Bapak dan Ibu guru, Karyawan serta Siswa-siswi SMK Negeri 1,

31

ada interaksi minimal dua orang. Sugiyo (2005) membagi komunikasi

interpersonal menjadi dyadic communication dan small group communication.

Sehingga pendeskripsian untuk interaksi minimal dua orang yaitu komunikasi

yang dilakukan dua orang atau lebih.

10. Adanya Akibat Baik

Setelah melakukan komunikasi interpersonal, tentunya dapat terjadi

kebermaknaan antara komunikator dan komunikan. Kebermaknaan dapat terjadi

apabila ada akibat baik yang dihasilkan dari kegiatan komunikasi interpersonal

tersebut. Sugiyo (2005) mempertegas bahwa komunikasi interpersonal dapat

menimbulkan akibat baik yang disengaja maupun tidak di sengaja, atau akibat

yang direncanakan maupun tidak direncanakan. Sehingga, pendeskripsiannya

yaitu setelah melakukan komunikasi interpersonal, ada hal positif yang didapat

baik untuk komunikator maupun komunikan.

2.2 Konsep Diri

Hal yang akan dibahas dalam poin ini yaitu: (1) pengertian konsep diri, (2)

ciri-ciri konsep diri, (3) dimensi-dimensi konsep diri (4) faktor-faktor yang

mempengaruhi konsep diri, dan (5) aspek-aspek konsep diri.

2.3.1 Pengertian Konsep Diri

Individu memiliki penilaian terhadap diri sendiri. Penilaian ini dapat

membentuk konsep diri. Konsep diri dapat diartikan sebagai pandangan diri

seseorang terhadap dirinya. Konsep diri bukan bawaan sejak lahir, dapat berubah

seiring berjalannya waktu dan perubahan lingkungan yang ada. Terdapat

Page 45: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI …lib.unnes.ac.id/33388/1/1301415025__Optimized.pdf6. Kepala Sekolah, Bapak dan Ibu guru, Karyawan serta Siswa-siswi SMK Negeri 1,

32

pernyataan menarik dari Charles Horton Cooley (dalam Suranto, 2011) yang

menjelaskan teori yang diberi nama looking glass self . Artinya, bahwa setiap

orang mengenali dirinya sendiri, dengan cara seperti melihat dirinya di depan

cermin, dari cermin tersebut seseorang dapat melihat profil yang dikenalinya.

Dalam hal ini, istilah “cermin” hanya sebaga kiasan saja, sesungguhnya indvidu

bukan dihadapkan dengan cermin, melainkan dengan orang lain. Dari teori

tersebut dapat diartikan bahwa dalam pembetukan konsep diri, diri individu dan

orang lain sangat besar pengaruhnya. Menurut Brooks (1974 dalam Sugiyo 2005)

mengemukakan bahwa konsep diri adalah pandangan dan penilaian kita tentang

diri. Hal ini senada dengan pendapat Rahmat (2005:99) menyebutkan bahwa

konsep diri adalah pandangan dan perasaan kita tentang diri.

Tak hanya sekedar sebagai pandangan dan penilaian diri, lebih lengkap

Santrock (2007) memandang bahwa konsep diri disebut juga martabat diri atau

gambaran diri. konsep diri mengarah pada evaluasi diri yang menyangkut bidang-

bidang tertentu. begitupun dengan pendapat De Vito (2013) yang mengungkapkan

konsep diri memberikan gambaran tentang diri sendiri yang terdiri dari perasaan

dan pemikiran tentang kekuatan dan kelemahan, dalam diri individu, serta

padangan atau aspirasi Hal ini senada dengan pendapat Harter (dalam Miller,

2013), yang mengungkapkan bahwa secara global konsep diri mengacu pada

tingkat keseluruhan tentang menghargai diri sendiri. Namun, individu mungkin

juga memiliki keyakinan yang lebih dalam merujuk pada bagian tertentu dalam

diri.

Page 46: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI …lib.unnes.ac.id/33388/1/1301415025__Optimized.pdf6. Kepala Sekolah, Bapak dan Ibu guru, Karyawan serta Siswa-siswi SMK Negeri 1,

33

Pendapat lain dari Irawan (2017) yang mengatakan bahwa konsep diri

merupakan terbentuk dari pengalaman dan interaksi sosialnya yang terjadi dari

masa kanak-kanak hingga dewasa. Pembentukan konsep diri tersebut dapat

membentuk perbuatan dan tingkah lakunya.

Dari beberapa pendapat diatas dapat diartikan bahwa konsep diri

merupakan pandangan dan perasaan terhadap diri sendiri, merujuk pada evaluasi

di bidang-bidang tertentu dalam diri yang terbentuk dari pengalaman dan interaksi

sosialnya sehingga dapat menentukan tindakan dan perbuatannya.

2.3.2 Ciri-Ciri Konsep Diri Positif dan Negatif

Untuk mengetahui lebih dalam mengenai konsep diri, maka tidak salah

apabila dikemukakan teori tentang ciri-ciri konsep diri. Tanpa disadari, individu

sering menilai dirinya selalu positif dan merupakan pribadi yang baik. hal ini

sesuai dengan pendapat Santrock (2007) yang mengatakan bahwa konsep diri

adalah suatu dimensi global diri yang dicontohkan remaja mungkin menangkap

bahwa ia tidak hanya sebagai seorang pribadi, namun seorang pribadi yang baik.

tentu saja tidak semua remaja memiliki gambaran yang positif mengenai dirinya.

Irawan (2017) mengatakan bahwa seseorang yang mempunyai konsep diri

positif, maka dapat menerima diri sendiri dan juga orang lain dengan baik.

Sedangkan seseorang yang memiliki konsep diri negatif dapat membawa dampak

tidak percaya diri dan kurang berharga dalam hidupnya. Lebih lengkap Sugiyo

(2005) menambahkan, bahwa seseorang yang memiliki konsep diri positif akan

merancang tujuaannya secara realistis serta mampu menerima kekurangan dan

kelebihan yang dimilikinya. Sedangkan orang yang memiliki konsep diri negatif

Page 47: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI …lib.unnes.ac.id/33388/1/1301415025__Optimized.pdf6. Kepala Sekolah, Bapak dan Ibu guru, Karyawan serta Siswa-siswi SMK Negeri 1,

34

ditandai dengan pengetahuan yang tidak tepat tentang dirinya sendiri, tidak dapat

menghargai dirinya, memiliki pandangan yang tidak realistis serta memiliki rasa

rendah diri. Hal ini senada dengan pendapat yang disampaikan Calhoun &

Acocella (Dalam Killing, 2015) yang menyebutkan bahwa konsep diri yang

positif merupakan bentuk dari penerimaan diri. Orang dengan konsep diri positif

mengenal dirinya dengan baik sekali. Orang dengan konsep diri positif bersifat

stabil yang dapat merancang tujuan secara realistis. Sedangkan konsep diri negatif

ditandai dengan dua jenis yakni pertama memiliki pandangan diri yang tidak

teratur dan tidak mengetahui kelemahan dan kelebihan dalam dirinya Kedua,

konsep dirinya terlalu stabil dan terlalu teratur, dengan kata lain terlalu kaku.

Berbeda halnya dengan pendapat Brooks (dalam Rahmat, 2005)

mengatakan bahwa orang yang memiliki konsep diri yang positif, ditandai dengan

lima hal, yaitu (1) individu yakin akan kemampuan mengatasi masalah,

(2)individu merasa stara dengan orang lain, (3) dapat menerima pujian tanpa rasa

malu, (4) menyadari bahwa setiap orang memliki berbagai perasaan, keinginan

dan perilaku yang tidak seluruhnya disetujui oleh masyarakat, (5) mampu

memperbaiki dirinya sendiri. Sedangkan ciri-ciri orang yang memiliki konsep diri

negatif dalam dirinya yaitu (1) tidak mau dikritik dan pemarah, (2) sangat

responsif terhadap pujian, (3) sikap yang ditunjukan hiperkritis berlebihan dalam

melakukan penilaian terhadap orang lain. (4) merasa tidak disenangi orang lain,

yang akhirnya membuat orang lain sebagai musuh, (5) dalam mengikuti kompetisi

selalu merasa pesimis.

Page 48: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI …lib.unnes.ac.id/33388/1/1301415025__Optimized.pdf6. Kepala Sekolah, Bapak dan Ibu guru, Karyawan serta Siswa-siswi SMK Negeri 1,

35

Dari beberapa pendapat diatas mengenai ciri konsep diri positif dan

negatif, maka dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri konsep diri positif ialah orang

yang dapat merancang tujuan dan harapan secara realitis, dapat menerima diri apa

adanya, menghargai orang lain, dan berperilaku positif. Sedangkan orang yang

memiliki konsep diri negatif ialah orang yang memiliki pengetahuan tidak tepat

tentang dirinya, bersikap negatif, kurang percaya diri, tidak realistis serta

memiliki harga diri yang rendah.

2.3.3 Dimensi-dimensi Konsep Diri

Berikut akan dijabarkan menenai dimensi-dimensi dari konsep diri.

Berzonsky (dalam Rahmaningsih 2014) yang mengatakan bahwa konsep diri

mencakup pandangan diri terhadap empat dimensi, yaitu (1) diri fisik (physical

self), meliputi seluruh kepemilikan individu yang terwujud dalam benda-benda

nyata seperti tubuh, pakaian, dan sebagainya, (2) diri sosial (social self), meliputi

peran sosial dan penilaian terhadap diri individu dan lingkungan, (3) diri moral

(moral self), meliputi semua nilai dan prinsip yang berupa moral dan etika

individu dalam kehidupan (4) diri psikis (psychological self), meliputi pemikiran,

perasaan, dan sikap individu terhadap diri sendiri (proses ego). Hal ini senada

dengan pendapat Agustiani (dalam Irawan 2017) yang mengemukakan bahwa

konsep diri dipengaruhi oleh dimensi internal dan dimensi eksternal.

1. Dimensi internal terdiri dari tiga bentuk, yaitu diri identitas (identiyty self),

diri pelaku (behavioral self) dan diri penerimaan/penilai (judging self).

2. Dimensi eksternal dibagi menjadi lima bentuk yaitu:

Page 49: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI …lib.unnes.ac.id/33388/1/1301415025__Optimized.pdf6. Kepala Sekolah, Bapak dan Ibu guru, Karyawan serta Siswa-siswi SMK Negeri 1,

36

a. Diri fisik (physical self), ialah persepsi seseorang terhadap pada keadaan fisik

seseorang baik bentuk wajah, bentuk tubuh, warna kulit dan lain sebagainya.

b. Diri etik-moral (moral-ethical self), yaitu pandangan seseorang terhadap

dirinya sendiri yang dilihat dari sudut pandang moral dan etika.

c. Diri pribadi (personal self), yaitu pandangan seseorang terhadap keadaan

pribadinya baik sikap maupun sifat.

d. Diri keluarga (family self), yaitu perasaan dan harga diri seorang individu

dalam keluarga.

e. Diri social (social self), mengarah pada penilaian diri terhadap lingkungan

sekitar individu.

Berbeda halnya dengan pendapat Calhoun & Acocella (dalam Kiling,

2015) yang menyebutkan ada beberapa dimensi yang terkandung dalam konsep

diri, yaitu;

1. Dimensi pengetahuan, dimensi ini maksudnya tentang pengetahuan diri

seseorang yang seoerti seperti suku, usia, jenis kelamin, pekerjaan, dan lain

sebagainya.

2. Dimensi harapan, maksudnya seseorang yang memiliki harapan untuk dirinya

sendiri. Adanya harapan ini disebut diri-ideal. Apapun harapan seseorang pasti

berguna untuk masa depannya. Diri ideal tiap individu pasti berbeda-beda

yang dapat diwujudkan oleh diri individu itu sendiri.

3. Dimensi Penilaian, maksudnya ialah penilaian individu terhadap dirinya

sendiri. Setiap individu memiliki penilaian bak atau buruk tentangnya diri

sendiri setiap hari.

Page 50: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI …lib.unnes.ac.id/33388/1/1301415025__Optimized.pdf6. Kepala Sekolah, Bapak dan Ibu guru, Karyawan serta Siswa-siswi SMK Negeri 1,

37

Dari berbagai macam paparan diatas, dapat disimpulkan bahwa konsep diri

terdiri dari dimensi internal dan eksternal. Dimana dimensi internal terdiri dari

identitas diri, (identiyty self), perilaku diri (behavioral self) dan

penerimaan/penilai diri (judging self). Sedangkan dimensi eksternal terdiri diri

fisik, diri sosial, diri moral etik, diri psikis, pengetahuan, harapan, dan penilaian.

Dari beberapa pendapat tersebut yang akan dipakai dalam penelitian ini

adalah pendapat Berzonsky (dalam Rahmaningsih 2014) karena lebih mudah

diukur dan sudah mencakup keseluruhan dimensi konsep diri yaitu (1) diri fisik

(physical self), (2) diri sosial (social self), (3) diri moral (moral self), (4) diri

psikis (psychological self).

2.2.4 Faktor-faktor Konsep Diri

Terdapat beberapa hal yang mempengaruhi konsep diri. Berikut akan

dijelaskan hal-hal yang mempengaruhi konsep diri. Rahmat (2005) menyebutkan

faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri yaitu (1) orang lain, maksudnya

ialah saat individu mengenali dirinya, didapatkan dari orang lain. orang lain yang

nantinya menilai diri individu. Hal tesebut dapat membentuk konsep diri individu

tersebut. (2) Kelompok Rujukan , maksudnya ialah konsep diri dapat terbentuk

dari interaksinya dalam sebuha kelompok. Ini disebut kelompok rujukan. Dengan

melihat kelompok ini, orang mengarahkan perilakunya dan menyesuaikan dirinya

dengan karakteristik kelompoknya.

Berbeda halnya dengan pendapat De Vito (2013) yang menyebutkan

bahwa konsep diri berkembang dari setidaknya empat sumber yaitu (1) other

Image, citra diri yang orang lain miliki dan yang mereka ungkapkan (2) Sosial

Page 51: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI …lib.unnes.ac.id/33388/1/1301415025__Optimized.pdf6. Kepala Sekolah, Bapak dan Ibu guru, Karyawan serta Siswa-siswi SMK Negeri 1,

38

Comparisons, perbandingan antara diri sendiri dan orang lain, (3) Culture

Teachings, budaya menanamkan berbagai keyakinan, nilai, dan sikap tentang

kesuksesan (bagaimana mendefinisikan dan bagaimana individu harus

mencapainya); tentang agama, ras, atau kebangsaan, tentang prinsip etika yang

harus diikuti. Ajaran-ajaran ini memberikan tolok ukur bagi diri sendiri, (4)

Interpretations and Evaluation, cara menafsirkan dan mengevaluasi pikiran dan

perilaku diri sendiri.

Pendapat lain disampaikan oleh Struat dan Sudden (dalam Killing 2015)

yang mengemukakan beberapa faktor yang mempengaruhi pembentukan konsep

diri yaitu;

1. Teori perkembangan tentang konsep diri

Konsep diri bukan bawaan sejak lahir, tetapi dapat berkembang secara

bertahap dimulai dengan mengenal dan membedakan dirinya dengan orang

lain. Kondisi ini disebut undifferentiated absolute, artinya dimana tidak ada

batasan dengan diri dan objek indvidu, diantara realitas dan fantasi, tetapi

secara betahap akan membuat perbedaan-perbedaan yang jelas antara diri

indvidu dan orang lain (Burns dalam Kiling 2015).

2. Significant other yaitu suatu kondisi dimana individu belajar untuk memahami

penilaian orang lain terhadap dirinya.

3. Self-perception yaitu persepsi individu terhadap diri sendiri dan penilaian,

serta persepsi individu terhadap pengalamannya akan situasi tertentu.

Dari berbagai macam pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa faktor-

faktor yang mempengaruhi konsep diri yaitu; (1) orang lain, (2) kelompok

Page 52: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI …lib.unnes.ac.id/33388/1/1301415025__Optimized.pdf6. Kepala Sekolah, Bapak dan Ibu guru, Karyawan serta Siswa-siswi SMK Negeri 1,

39

rujukan, (3) perbandingan sosial, (4) pengajaran budaya, (5) interpretasi dan

evaluasi, (6) perkembangan tentang konsep diri, dan (7) persepsi diri.

2.3.5 Aspek-aspek Konsep Diri

Dalam hal ini adapun pengembangan teori konsep diri yang telah dipilih

peneliti untuk menjadi indikator dalam penelitian yaitu:

1. Diri Fisik (physical self)

Memandang sudut pandang diri tak lepas dari pandangan terhadap diri

secara fisik yang biasanya selalu diperhatikan oleh tiap individu. Berzonsky

(dalam Rahmaningsih 2014) mengartikan diri fisik meliputi seluruh kepemilikan

individu yang terwujud dalam benda-benda nyata seperti tubuh, pakaian, dan

sebagainya. Seseorang selalu memperhatikan fisiknya untuk ditampilkan pada

orang lain. Biasanya, individu selalu ingin memberikan yang terbaik pada

fisiknya. Indvidu diharapkan mampu menerima kondisi fisiknya dengan baik.

sehingga pendeskprisian dari diri fisik yaitu seseorang dapat menerima dengan

baik bentuk fisik yang dimiliki, dan mampu menerima kepunyaan yang dimiliki

individu.

2. Diri sosial (social self)

Diri sosial sangat erat kaitannya dengan interaksi sosial individu terhadap

lingkungannya. Tak hanya berbicara terkait interaksi sosialnya saja, Berzonsky

(dalam Rahmaningsih 2014) mengatakan diri sosial meliputi peran sosial dan

penilaian terhadap diri individu dan lingkungan. Tiap individu memerlukan

pandangan yang baik terhadap lingkungan sosialnya. Hal ini sesuai dengan

pendapat Charles Horton Cooley (dalam Suranto, 2011) yang menjelaskan teori

Page 53: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI …lib.unnes.ac.id/33388/1/1301415025__Optimized.pdf6. Kepala Sekolah, Bapak dan Ibu guru, Karyawan serta Siswa-siswi SMK Negeri 1,

40

yang diberi nama looking glass self . Artinya, bahwa setiap orang mengenali

dirinya sendiri, dengan cara seperti melihat dirinya di depan cermin, dari cermin

tersebut seseorang dapat melihat profil yang dikenalinya. Dalam hal ini, istilah

“cermin” hanya sebaga kiasan saja, sesungguhnya indvidu bukan dihadapkan

dengan cermin, melainkan dengan orang lain. Dari teori tersebut dapat diartikan

bahwa dalam pembetukan konsep diri, diri individu dan orang lain sangat besar

pengaruhnya. Wood (2011) mempertegas bahwa saat pertama individu melihat

dirinya dari sudut pandang orang lain. Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa

pendeskripsian diri sosial ditandai dengan mampu merasa dihargai dan

menghargai dalam lingkungannya, merasa pribadi yang mampu berinteraksi

dengan orang lain, ramah, dan mampu mengikuti kegiatan yang terdapat dalam

ruang lingkup sosialnya.

3. Diri moral (moral self)

Dalam menyeimbangkan hidup, seseorang membutuhkan moral yang baik

untuk diterapkan pada dirinya dan juga orang lain. Agustiani (dalam Irawan 2017)

memandang diri etik-moral (moral-ethical self), yaitu pandangan seseorang

terhadap dirinya sendiri yang dilihat dari sudut pandang moral dan etika. Dalam

hal ini pendeskripsian mengenai diri moral yakni individu mampu bersikap sesuai

norma yang berlaku dilingkungannya baik dari segi norma agama, sosial, dan

lainnya serta memiliki pandangan bahwa memiliki moral yang baik itu penting.

4. Diri psikis (psychological self)

Aspek konsep diri yang terakhir ini paling sulit untuk dilihat jika individu

tidak menampakkan secara nyata kondisi psikisnya. Berzonsky (dalam

Page 54: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI …lib.unnes.ac.id/33388/1/1301415025__Optimized.pdf6. Kepala Sekolah, Bapak dan Ibu guru, Karyawan serta Siswa-siswi SMK Negeri 1,

41

Rahmaningsih 2014) menyebutkan bahwa diri psikis meliputi pemikiran,

perasaan, dan sikap individu terhadap diri sendiri (proses ego). Seseorang dapat

memiliki konsep diri yang positif salah satunya dipengaruhi oleh kondisi psikis

yang baik. Dalam hal ini pendeskripsian mengenai diri psikis yaitu individu

memiliki rasa bahagia dalam dirinya, memiliki kontrol diri yang baik, memiliki

optimism dalam hidup dan mampu mengendalikan potensi yang dimiliki dengan

baik, serta bertindak secara positif terhadap diri maupun orang lain.

2.4 Kepercayaan Diri

Hal yang akan dibahas pada variabel kepercayaan diri adalah: (1) pengertian

kepercayaan diri, (2) faktor-faktor kepercayaan diri, (3) karakteristik kepercayaan

diri, dan (4) aspek-aspek kepercayaan diri.

2.4.1 Pengertian Kepercayaan diri

Konsep percaya diri pada dasarnya merupakan suatu keyakinan untuk

menjalani kehidupan, mempertimbangkan pilihan dan membuat keputusan sendiri

pada diri sendiri bahwa ia mampu untuk melakukan sesuatu. Orang yang percaya

diri memiliki sikap yang positif terhadap diri sendiri. Willis (dalam Ghufron

2010) mengatakan bahwa kepercayaan diri merupakan keyakinan dalam diri untuk

memberikan yang terbaik terhadap diri sendiri maupun orang lain. Hal ini senada

dengan pendapat Fatimah (2006) yang menyebutkan, kepercayaan diri adalah

sikap positif seseorang seorang individu untuk mengembangkan penilaian positif,

baik terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungan/situasi yang dihadapinya.

Page 55: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI …lib.unnes.ac.id/33388/1/1301415025__Optimized.pdf6. Kepala Sekolah, Bapak dan Ibu guru, Karyawan serta Siswa-siswi SMK Negeri 1,

42

Tak hanya sekedar keyakinan dan pengembangan diri terhadap lingkungan,

Lauster (dalam Yulianto, 2006) menjelaskan bahwa kepercayaan diri merupakan

suatu sikap atau perasaan yakin akan kemampuan diri sendiri, yang membuat

individu dapat merasa bebas dan bertanggung jawab melakukan hal yang disukai.

Sehingga individu tidak cemas dalam bertindak. Hal ini juga membuat individu

memiliki dorongan untuk berprestasi. Pengertian lain disebutkan Rakhmat (dalam

Hendriana, 2012) yang menyebutkan bahwa kepercayaan diri atau keyakinan diri

diartikan sebagai suatu kepercayaan terhadap diri sendiri yang dimiliki setiap

individu dalam kehidupannya, serta bagaimana individu tersebut memandang

dirinya secara utuh dengan mengacu pada konsep diri.

Dari beberapa pernyataan diatas maka dapat disimpulkan bahwa

kepercayaan diri adalah kemampuan dan keyakinan terhadap diri sendiri untuk

mengatur diri sendiri dan lingkungannya yang mengacu pada konsep diri,

sehingga menimbulkan suatu sikap ataupun tindakan positif.

2.4.2 Faktor-faktor Kepercayaan Diri

Kepercayaan diri dipengaruhi oleh beberapa faktor. Ghufron (2011)

menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi kepercayaan diri yaitu:

1. Konsep diri, terbentuknya kepercayaan diri diawali dengan pembentukan

konsep diri yang diperoleh dari pengalaman dan interaksi sosialnya.

2. Harga diri, merupakan penilaian yang dilakukan terhadap diri sendiri. Dengan

memiliki harga diri yang psositif, kepercayaan yang dimiliki individu pun

semakin baik.

Page 56: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI …lib.unnes.ac.id/33388/1/1301415025__Optimized.pdf6. Kepala Sekolah, Bapak dan Ibu guru, Karyawan serta Siswa-siswi SMK Negeri 1,

43

3. Pengalaman, menentukan kualitas kepercayaan diri seseorang apakah akan

meningkat atau malah menurun.

4. Pendidikan, tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh terhadap tingkat

kepercayaan diri seseorang. Tingkat pendidikan yang rendah akan menjadikan

orang tersebut tergantung dan berada dibawah kekuasaan orang lain yang lebih

pandai darinya begitupun sebaliknya.

Berbeda halnya dengan pendapat Purnomo (2016) yang menyebutkan

bahwa faktor pembentuk kepercayaan diri, yaitu pola asuh, sekolah, teman

sebaya, masyarakat, dan pengalaman. Pola asuh yang diterapkan orangtua kepada

anak, orang tua yang merawat dan memberi perhatian serta kasih sayang yang

tulus akan membuat anak menjadi seseorang yang mampu melihat hal-hal positif

pada dirinya sehingga dapat bertindak secara positif. Begitupun dengan faktor

sekolah, guru yang dapat menerima siswa dengan baik dan memahami siswanya

akan membuat siswa untuk merasa bahwa dirinya berharga

Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan fakor-faktor yang

mempengaruhi percaya diri adalah konsep diri, harga diri, pengalaman, pola asuh,

interaksi dengan orang lain, dan pendidikan.

2.4.3 Karakteristik Kepercayaan diri

Terdapat beberapa karakteristik untuk pemenuhan kepercayaan diri.

Menurut Lauster (dalam Hendriana 2012) karakteristik kepercayaan diri

diantaranya:

1. Percaya kepada kemampuan sendiri, yaitu suatu keyakinan atas diri sendiri,

Page 57: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI …lib.unnes.ac.id/33388/1/1301415025__Optimized.pdf6. Kepala Sekolah, Bapak dan Ibu guru, Karyawan serta Siswa-siswi SMK Negeri 1,

44

2. Bertindak mandiri dalam mengambil keputusan, yaitu dapat bertindak dengan

baik dalam mengambil keputusan terhadap apa yang dilakukan baik secara

personal ataupun dengan melibatkan orang lain didalamnya.

3. Memiliki konsep diri yang positif, yaitu adanya penilaian yang baik dari

dalam diri sendiri.

4. Berani mengungkapkan pendapat, yaitu mampu mengutarakan sesuatu dalam

diri yang ingin diungkapkan kepada orang lain tanpa adanya paksaan dari

siapapun.

Lebih lengkap Fatimah (2006) menyebutkan bahwa karakteristik individu

yang percaya diri yaitu (1) percaya akan kemampuan diri sendiri, (2)

menunjukkan diri yang baik dengan keyakinan dalam diri tanpa merubahnya demi

dipandang baik oleh orang lain (3) dapat menerima dan menghargai sesuatu yang

bertolak belakang dengan diri individu (4) dapat mengendalikan diri dengan baik,

(5) memiliki pandangan diri yang mampu menerima segala sesuatu dengan baik

serta tidak bergantung dengan orang lain atau mempunyai linternal locus of

control, (6) mempunyai cara pandang positif terhadap diri sendiri dan orang lain

serta mempunyai harapan yang realistis bagi dirinya sendiri.

Dari paparan diatas dapat disimpulkan bahwa karakteristik dari percaya

diri adalah percaya akan kemampuan diri sendiri, berani mengungkapkan

pendapat, memiliki konsep diri yang positif, memiliki internal locus of control,

dan memiliki pengendalian diri yang baik.

Page 58: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI …lib.unnes.ac.id/33388/1/1301415025__Optimized.pdf6. Kepala Sekolah, Bapak dan Ibu guru, Karyawan serta Siswa-siswi SMK Negeri 1,

45

2.4.4 Aspek- Aspek Kepercayaan diri

Berkaitan dengan aspek-aspek kepercayaan diri, Kumara (dalam Yulianto,

2006) menyatakan bahwa ada empat aspek kepercayaan diri, yaitu (1) indvidu

mampu menghadapi masalah yang ada, (2) dapat bertanggung jawab terhadap

keputusan dan tindakannya, (3) kemampuan indvidu dalam berinteraksi atau

pergaulan, (4) dapat menerima kritik. Hal ini senada dengan pendapat Lauster

(dalam Syam 2017), menyebutkan ada beberapa aspek dari kepercayaan diri yakni

sebagai berikut, (1) keyakinan akan kemampuan diri yaitu pandangan dan sikap

positif seseorang tentang dirinya bahwa dia mengerti akan apa yang di inginkan

dirinya, (2) optimis, yaitu sikap positif seseorang yang selalu berpandangan baik

dalam menghadapi segala hal tentang diri, harapan dan kemampuan, (3) obyektif

yaitu seseorang yang memandang permasalahan sebagaimana mestinya tanpa

dibuat-buat, (4) bertanggung jawab yaitu kesediaan seseorang untuk menanggung

segala sesuatu yang telah menjadi konsekuensinya, (5) rasional yaitu analisa

terhadap suatu masalah, suatu hal, sesuatu kejadian dengan menggunakan

pemikiran yang dapat diterima oleh akal dan sesuai dengan kenyataan yang ada.

Berbeda halnya dengan pendapat Angelis (dalam Suhardita, 2011) yang

menyebutkan dalam mengembangkan percaya diri terdapat tiga aspek yaitu: (1)

tingkah laku yang terdiri dari tiga indikator yaitu maksimal dalam melakukan

tindakan, dapat membantu dan menerima orang lain, dan dapat menghadapi

permasalahan yang ada, (2) emosi yang terdiri dari empat indikator yaitu dapat

memahami perasaannya sendiri, dapat mengungkapkan perasaan dengan baik,

memperoleh kasih sayang dan dapat berempati pada orang lain. (3) spiritual yang

Page 59: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI …lib.unnes.ac.id/33388/1/1301415025__Optimized.pdf6. Kepala Sekolah, Bapak dan Ibu guru, Karyawan serta Siswa-siswi SMK Negeri 1,

46

terdiri dari tiga indikator yaitu percaya akan tadir Tuhan, mengagungkan Tuhan

dan menyadari bahwa alam semesta adalah sebuah misteri.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan, aspek-aspek dari

kepercayaan diri adalah keyakinan akan kemampuan diri sendiri, kemampuan

bergaul, kemampuan menerima kritik, optimis, objektif, berfikir rasional,

bertanggung jawab, emosi, spiritual, dan rasional.

Dalam hal ini adapun pengembangan teori kepercayaan diri yang telah

dipilih peneliti untuk menjadi indikator dalam yaitu:

1. Keyakinan akan Kemampuan Diri

Seseorang yang memiliki kepercayaan diri, pasti memiliki keyakinan

terhadap dirinya sendiri. Lauster (dalam Syam 2017) mengartikan keyakinan akan

kemampuan diri yaitu pandangan dan sikap positif seseorang tentang dirinya

bahwa dia mengerti akan apa yang di inginkan dirinya. Seseorang yang memiliki

keyakinan dalam diri, tentunya mengenal dirinya dengan sangat baik dan mampu

menghadapi segala tantangan yang ada. Maka dari itu, pendeskripsian keyakinan

akan kemampuan diri yakni mampu menghargai dirinya dengan baik, bersikap

positif, memiliki tujuan hidup yang jelas serta siap menghadapi segala tantangan

yang ada.

2. Optimis

Orang yang optimis, berarti orang yang tidak pernah takut gagal. Seligman

(dalam Goleman, 2005) mengatakan bahwa orang yang optimis cenderung

menyikap kegagalan dengan respon yang aktif, tidak putus harapan,

merencanakan suatu tidakan atau berusaha mencari pertolongan dan nasihat.

Page 60: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI …lib.unnes.ac.id/33388/1/1301415025__Optimized.pdf6. Kepala Sekolah, Bapak dan Ibu guru, Karyawan serta Siswa-siswi SMK Negeri 1,

47

Orang yang optimis juga menganggap kegagalan disebabkan oleh sesuatu hal

yang dapat diubah sehingga mereka dapat berhasil di masa-masa yang akan

datang. Dalam hal ini didapatkan pendeskripsian dari sikap optimis ditunjukkan

dengan tidak pesimis jika gagal namun mampu menerimanya dengan baik serta

selalu berpandangan diri yang baik, selain itu memiliki ide atau pemecahan

alternatif saat mengalami masalah.

3. Obyektif

Seseorang dapat dikatakan obyektif saat mampu memandang sesuatu

dengan asli tanpa rekayasa. Hal ini senada dengan pendapat Lauster (dalam Syam

2017) yang mengartikan obyektif yaitu seseorang yang memandang permasalahan

sebagaimana mestinya tanpa dibuat-buat. Orang yang mampu bersikap obyektif

berarti mampu konsisten dengan dirinya. Sehingga dapat disimpulkan

pendeskripsian obyektif yaitu memiliki sikap yang konsisten dan sesuai kenyataan

dalam bertindak, memiliki sikap yang jujur, memandang segala sesuatu sesuai

dengan kebenaran yang ada serta mempertimbangkan banyak hal untuk

mendapatkan hasil yang baik.

4. Bertanggung jawab

Individu yang memiliki tanggung jawab, berarti ia mampu untuk

menerima segala konsekuensi atas perbuatan maupun tindakanya. Selaras dengan

pernyataan Lauster (dalam Syam 2017) yang mengartikan bertanggung jawab

sebagai kesediaan seseorang untuk menanggung segala sesuatu yang telah

menjadi konsekuensinya. Sehingga dapat disimpulkan pendeskripsian tanggung

jawab yaitu memiliki tidak gegabah dalam mengambil keputusan, bersedia

Page 61: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI …lib.unnes.ac.id/33388/1/1301415025__Optimized.pdf6. Kepala Sekolah, Bapak dan Ibu guru, Karyawan serta Siswa-siswi SMK Negeri 1,

48

menerima konsekuensi atas perbuatannya, mampu ikhlas dan menerima dengan

lapang dada apapun yang terjadi.

5. Rasional

Berfikir secara rasional wajib dimiliki tiap individu untuk mampu

menjalani kehidupan dengan baik dan benar. Lauster (dalam Syam 2017)

mengartikan rasional yaitu analisa terhadap suatu masalah, suatu hal, sesuatu

kejadian dengan menggunakan pemikiran yang dapat diterima oleh akal dan

sesuai dengan kenyataan yang ada. Individu yang memiliki pemikiran rasional

akan memikirkan secara matang apa yang diperbuatnya. Maka dari itu,

pendeskripsian rasional yaitu mampu bertindak dan berfikir saat ini dan

kedepannya, tidak larut dalam masa lalu, berhati-hati dalam melakukan sesuatu

dan tidak melibatkan emosi dalam mengambil keputusan.

2.5 Implikasi Bagi Konselor

Implikasi merupakan hasil dari temuan penelitian ilmiah. Dalam hal ini,

peneliti mengungkapkan penelitian tentang hubungan antara konsep diri dan

kepercayaan diri dengan kemampuan komunikasi interpersonal siswa SMK

Negeri se-Wilayah Semarang Timur. Adapun implikasi bagi konselor dalam

penelitian ini yaitu guru bimbingan dan konseling berperan aktif untuk pencapaian

perkembangan peserta didik. Hal ini sesuai dengan peraturan Menteri Pendidikan

dan Kebudayaan Republik Indonesia no. 111 tahun 2014 tentang bimbingan dan

konseling pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah pasal 3 berbunyi

“Layanan bimbingan dan konseling memiliki tujuan membantu konseli mencapai

Page 62: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI …lib.unnes.ac.id/33388/1/1301415025__Optimized.pdf6. Kepala Sekolah, Bapak dan Ibu guru, Karyawan serta Siswa-siswi SMK Negeri 1,

49

perkembangan optimal dan kemandirian secara utuh dalam aspek pribadi, belajar,

sosial, dan karir”.

Melihat pernyataan diatas, guru bimbingan dan konseling sangat

dibutuhkan untuk pencapaian tugas perkembangan peserta didik sesuai SKKPD

yang ada terkait dengan pencapaian kesadaran tanggung jawab sosial. Guru BK

dapat melakukan layanan-layanan bimbingan dan konseling dengan

memperhatikan bidang-bidang garapan BK utamanya bidang sosial untuk

peningkatan komunikasi interpersonal melalui bidang pribadi yang berhubungan

yaitu konsep diri dan kepercayaan diri. Jika siswa memiliki kemampuan

komunikasi interpersonal yang baik, maka hubungan sosialisasi dengan orang lain

pun akan semakin baik. Namun sebaliknya, apabila siswa memiliki kemampuan

komunikasi interpersonal yang kurang baik, maka siswa cenderung akan

menghindari situasi sosialisasi. Konsep diri memang memberikan hubungan yang

kuat dalam komunikasi interpersonal. Hal ini sesuai dengan pendapat Sugiyo

(2005) yang menyatakan bahwa setiap orang bersikap dan bertingkah laku, sesuai

dengan konsep dirinya. Selain itu, Puspitasari (2012) mempertegas bahwa konsep

diri dan kualitas hubungan seseorang dengan orang lain, dapat dikembangkan

melalui komunikasi.

Tak hanya konsep diri, kepercayaan diri pun memiliki hubungan yang kuat

dengan komunikasi interpersonal. Heider (dalam Siska 2003) mengemukakan

bahwa kemampuan seseorang, termasuk kemampuan komunikasi, tidak hanya

ditentukan oleh masalah fisik dan ketrampilan saja, tetapi juga dipengaruhi oleh

kepercayaan diri. Disisi lain, Suhardita (2011) mengemukakan dengan memiliki

Page 63: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI …lib.unnes.ac.id/33388/1/1301415025__Optimized.pdf6. Kepala Sekolah, Bapak dan Ibu guru, Karyawan serta Siswa-siswi SMK Negeri 1,

50

kepercayaan diri seseorang dapat mengaktualisasikan potensi dalam diri.

Kepercayaan diri bukan bawaan sejak lahir, melainkan didapatkan dari

pengalaman hidup dan kemampuan membina hubungan dengan baik.

Dari beberapa pernyataan diatas, menunjukkan bahwa betapa pentingnya

pengembangan diri siswa. Maka dari itu, guru bimbingan dan konseling perlu

meningkatkan secara optimal dalam memberikan layanan pada siswa yang

kaitannya dengan konsep diri dan kepercayaan diri. Harapannya, setelah diberikan

layanan tersebut siswa mampu berkomunikasi interpersonal dengan baik yang

membuat komunikasi yang terjalin lebih bermakna.

2.6 Kerangka Berfikir

Kerangka berpikir menjelaskan tentang bagaimana teori berhubungan

dengan faktor yang telah diidentifikasi sebelumnya. (Sugiyono, 2016:91).

Kerangka berpikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan variabel

yang akan diteliti. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel independen, yaitu

konsep diri dan kepercayaan diri serta satu variabel dependen yaitu kemampuan

komunikasi interpersonal. Dari ketiga variabel tersebut dapat digambarkan

hubungan antar variabel yaitu sebagai berikut:

1. Hubungan Antara Konsep diri dengan Kemampuan Komunikasi

Interpersonal

Terdapat pernyataan menarik dari Charles Horton Cooley (dalam Suranto,

2011) yang menjelaskan teori yang diberi nama looking glass self . Artinya,

bahwa setiap orang mengenali dirinya sendiri, dengan cara seperti melihat dirinya

di depan cermin, dari cermin tersebut seseorang dapat melihat profil yang

Page 64: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI …lib.unnes.ac.id/33388/1/1301415025__Optimized.pdf6. Kepala Sekolah, Bapak dan Ibu guru, Karyawan serta Siswa-siswi SMK Negeri 1,

51

dikenalinya. Dalam hal ini, istilah “cermin” hanya sebaga kiasan saja,

sesungguhnya indvidu bukan dihadapkan dengan cermin, melainkan dengan orang

lain. Dari teori tersebut dapat diartikan bahwa dalam pembetukan konsep diri, diri

individu dan orang lain sangat besar pengaruhnya. Wood (2011) mempertegas

bahwa saat pertama individu melihat dirinya dari sudut pandang orang lain . Dari

teori tersebut dapat diartikan bahwa dalam pembentukan konsep diri ini,

lingkungan atau orang lain sangat besar pengaruhnya. Saat orang lain memberikan

penilaian terhadap kita maka dibutuhkan suatu interaksi sosial. Dasar dari

interaksi sosial ialah komunikasi interpersonal.

Konsep diri memberikan sumbangsi besar terhadap komunikasi

interpersonal. Rakhmat (2005) mengatakan bahwa konsep diri merupakan faktor

yang sangat menentukan dalam komunikasi interpersonal. Konsep diri mewarnai

komunikasi antar individu sekaligus individu dijadikan subjek dan objek presepsi.

Tak hanya sekedar itu, pesan dalam berkomunikasi ditentukan oleh konsep diri

yang dimiliki seseorang. Hal itu sesuai dengan pendapat Taylor (1977 dalam

Rahmat 2005) yang mempertegas bahwa konsep diri mempengaruhi perilaku

komunikasi, karena konsep diri mempengaruhi kepada pesan yang disampaikan,

bersedia membuka diri, bagaimana kita mempersepsi pesan itu, dan apa yang kita

ingat.

Mengingat pendapat di atas, seseorang yang dapat membuat komunikasi

lebih bermakna ditentukan oleh konsep diri yang positif. Menurut Sugiyo (2005)

Melalui konsep diri yang positif seseorang akan mampu melihat kekuatan dan

kekurangan yang ada pada dirinya, khususnya dengan memahami kekurangan diri

Page 65: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI …lib.unnes.ac.id/33388/1/1301415025__Optimized.pdf6. Kepala Sekolah, Bapak dan Ibu guru, Karyawan serta Siswa-siswi SMK Negeri 1,

52

dan kemudian mau menerima masukan orang lain maka proses komunikasi

dengan orang lain akan semakin terjalin akrab. Hal tersebut dapat dilihat dari

contoh sebagai berikut dengan melihat ciri-ciri konsep diri positif. Ciri-ciri dari

konsep diri positif ialah orang yang dapat merancang tujuan dan harapan secara

realitis, dapat menerima diri apa adanya, menghargai orang lain, dan berperilaku

positif. Bisa dibayangkan bila seseorang tidak dapat mengharagai orang lain,

selalu mencela, merendahkan dan berperilaku buruk terhadap orang lain,

akibatnya akan dijauhi serta tidak dapat terjadi hubungan yang baik. Maka,

hubungan interaksi akan berhenti dan tidak dapat terjadi komunikasi yang intensif

antara keduanya. Hubungan yang buruk tersebut akan membuat seseorang bersifat

negatif yang mengakibatkan ia tidak memiliki pengetahuan tidak tepat tentang

dirinya. Hal ini sesuai dengan ciri-ciri orang yang memiliki konsep diri negatif

yaitu orang yang memiliki pengetahuan tidak tepat tentang dirinya, bersikap

negatif, kurang percaya diri, tidak realistis serta memiliki harga diri yang rendah.

Dari pernyataan tersebut dapat diartikan, bahwa komunikasi interpersonal

seseorang berhubungan dengan konsep dirinya. Apabila seseorang mempunyai

konsep diri yang positif maka komunikasi interpersonalnya akan baik. Sebaliknya

bila konsep diri negatif justru akan menghambat hubungan komunikasinya dengan

orang lain.

2. Hubungan Antara Kepercayaan Diri dengan Kemampuan Komunikasi

Interpersonal

Willis (dalam Ghufron 2010) mengatakan bahwa kepercayaan diri

merupakan keyakinan bahwa seseorang mampu bertindak secara positif dengan

cara dapat menyelesaikan masalah dengan situasi terbaik dan dapat memberikan

Page 66: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI …lib.unnes.ac.id/33388/1/1301415025__Optimized.pdf6. Kepala Sekolah, Bapak dan Ibu guru, Karyawan serta Siswa-siswi SMK Negeri 1,

53

sesuatu yang menyenangkan bagi orang lain. Dari pendapat tersebut dapat

diartikan bahwa dalam kepercayaan diri terdapat hubungan timbal balik yang

positif dengan orang lain. Hal itu dapat menunjang untuk terjadinya komunikasi

interpersonal yang lebih bermakna, karena mengingat secara umum indikator

komunikasi interpersonal yaitu adanya keterbukaan, empati, dukungan, rasa

positif, kesamaan, umpan balik, dan arus pesan dua arah diantara komunikator dan

komunikan (Rosyadah, 2014).

Komunikasi yang baik, didasarkan atas kepercayaan diri yang kuat. Ini

sesuai dengan pendapat Heider (1958 dalam Sudardjo 2003) yang mengemukakan

bahwa kemampuan seseorang, termasuk kemampuan komunikasi, tidak hanya

ditentukan oleh masalah fisik dan ketrampilan saja, tetapi juga dipengaruhi oleh

kepercayaan diri. Hal tersebut dapat dilihat dari contoh sebagai berikut, individu

yang kurang memiliki kepercayaan diri atau rendah diri dalam berkomunikasi

cenderung akan menutup diri dan menghindari situasi sosialisai, berusaha sekecil

mungkin untuk berkomunikasi, dan hanya akan berbicara apabila terdesak saja.

Seseorang yang menghindari komunikasi karena kurangnya percaya diri, akan

melakukan komunikasi secara terpaksa yang membuat pembicaraannya kurang

relevan. Hal tersebut membuat orang lain tidak tertarik berbicara dengannya.

Contoh tersebut memberikan bukti nyata, apabila individu yang kurang percaya

diri tidak akan menarik untuk diajak berkomunikasi secara personal. Namun,

jangan sampai individu memiliki kepercayaan diri yang berlebihan karena justru

akan menghambat dirinya sendiri. Hal ini sesuai dengan pendapat Muray

(2006:53) yang mengatakan bahwa kepercayaan yang berlebihan dapat merusak

Page 67: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI …lib.unnes.ac.id/33388/1/1301415025__Optimized.pdf6. Kepala Sekolah, Bapak dan Ibu guru, Karyawan serta Siswa-siswi SMK Negeri 1,

54

kepercayaan diri secara keseluruhan, jadi kepercayaan juga tentang memiliki

penilaian yang baik.

Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa jika individu memiliki

kepercayaan diri yang rendah maka semakin buruk komunikasi interpersonal yang

dihasilkan. Jika individu memiliki kepercayaan diri yang tinggi dan memiliki

penilaian yang baik, maka akan menimbulkan komunikasi interpersonal yang

lebih baik.

3. Hubungan Antara Konsep Diri dan Kepercayaan Diri dengan

Kemampuan Komunikasi Interpersonal

Konsep diri adalah citra yang dimiliki individu tentang siapa dirinya.

Menurut Devito (2013) Konsep diri berkembang dari setidaknya empat sumber:

(1) citra diri yang dimiliki orang lain dan yang orang lain ungkapkan kepada

individu, (2) perbandingan yang membuat antara diri sendiri dan orang lain, (3)

ajaran budaya , dan (4) cara menafsirkan dan mengevaluasi pikiran dan perilaku .

Sumber tersebut sangat erat kaitannya dengan interaksi individu kepada orang

lain. Hal ini dapat dicontohkan dengan kehidupan sehari-hari. Sebagai seorang

anak misalnya, yang melihat orang tua dan guru sebagai orang yang dewasa, baik,

dan penuh perhatian. Penglihatan terhadap orang tua dan guru tersebut tak lain

karena perilaku positif yang mereka timbulkan untuk memberi kesan atau citra

diri pada orang lain. kemudian, sang anak membandingkan dengan dirinya

sendiri, lalu ajaran budaya datang melengkapi pengembangan konsep diri melalui

orang tua, guru, dan orang lain. budaya menanamkan berbagai kepercayaan, nilai,

dan sikap tentang kesuksesan (bagaimana seseorang mendefinisikannya dan

bagaimana seseorang harus mencapainya); tentang agama, ras, atau suku dan

Page 68: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI …lib.unnes.ac.id/33388/1/1301415025__Optimized.pdf6. Kepala Sekolah, Bapak dan Ibu guru, Karyawan serta Siswa-siswi SMK Negeri 1,

55

tentang prinsip etika. Ajaran ini memberikan tolok ukur untuk dapat mengukur

diri sendiri. Lambat laun hal itu membuat anak dapat menafsirkan dan

mengevaluasi pikiran dan perilakunya, sehingga dapat mengembangkan konsep

diri yang ada. Nantinya, konsep diri tersebut dapat memberikan sumbangsih yang

besar dalam berperilaku atau berinteraksi dengan orang lain. Hal ini sesuai dengan

pendapat Sugiyo (2005) yang menyatakan bahwa konsep diri mempunyai

pengaruh yang sangat besar terhadap perilaku komunikasi interpersonal. Hal ini

dapat terjadi, karena setiap orang bertingkah laku sesuai dengan konsep dirinya.

Tak hanya konsep diri, komunikasi yang baik didasarkan atas kepercayaan

diri yang kuat. Hal ini sesuai dengan dikemukakan Heider (1958 dalam Siska

2003) yang mengemukakan bahwa kemampuan inidvidu dalam berkomunikasi,

tidak hanya ditentukan oleh masalah fisik dan ketrampilan saja, tetapi juga

dipengaruhi oleh kepercayaan diri. individu yang kurang memiliki kepercayaan

diri atau rendah diri dalam berkomunikasi cenderung akan menutup diri dan

menghindari situasi sosialisai, berusaha sekecil mungkin untuk berkomunikasi,

dan hanya akan berbicara apabila terdesak saja. Seseorang yang menghindari

komunikasi karena kurangnya percaya diri, akan melakukan komunikasi secara

terpaksa yang membuat pembicaraannya kurang relevan. Hal tersebut membuat

orang lain tidak tertarik berbicara dengannya. Contoh tersebut memberikan bukti

nyata, apabila individu yang kurang percaya diri tidak akan menarik untuk diajak

berkomunikasi secara personal.

Dalam penelitian ini diidentifikasi hubungan antara konsep diri dan

kepercayaan diri dengan kemampuan komunikasi interpersonal, jika individu

Page 69: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI …lib.unnes.ac.id/33388/1/1301415025__Optimized.pdf6. Kepala Sekolah, Bapak dan Ibu guru, Karyawan serta Siswa-siswi SMK Negeri 1,

56

memiliki konsep diri yang positif dan kepercayaan diri yang baik, maka akan

memiliki kemampuan komunikasi interpersonal yang baik. Berdasarkan uraian

mengenai hubungan antara konsep diri dan kepercayaan diri dengan kemampuan

komunikasi interpersonal pada siswa di atas diharapkan terdapat hubungan yang

signifikan antara konsep diri dan kepercayaan diri dengan kemampuan

komunikasi interpersonal pada siswa SMK Negeri se-Wilayah Semarang Timur.

Untuk lebih jelasnya alur pemikiran di atas dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 2.1

Kerangka Befikir

Konsep Diri (X1)

1. diri fisik (physical

self)

2. diri sosial (social self)

3. diri moral (moral self)

4. diri psikis

(psychological self)

Kepercayaan Diri (X2)

1. keyakinan akan

kemampuan diri

2. optimis

3. obyektif

4. bertanggung jawab

5. rasional

Komunikasi Interpersonal (Y)

Studi awal menunjukkan komunikasi interpersonal siswa rendah

Mampu berkomunikasi interpersonal yang baik

Page 70: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI …lib.unnes.ac.id/33388/1/1301415025__Optimized.pdf6. Kepala Sekolah, Bapak dan Ibu guru, Karyawan serta Siswa-siswi SMK Negeri 1,

57

2.7 Hipotesis

Sugiyono (2016) mengemukakan bahwa hipotesis merupakan jawaban

sementara terhadap rumusan masalah penelitian yang telah dirumuskan

sebelumnya dalam bentuk kalimat pertanyaan. Berdasarkan pada kerangka

berfikir, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Ada hubungan yang signifikan antara konsep diri dan kemampuan komunikasi

Interpersonal siswa SMK Negeri se-Wilayah Semarang Timur.

2. Ada hubugan yang signifikan antara kepercayaan diri dan kemampuan

komunikasi Interpersonal siswa SMK Negeri se-Wilayah Semarang Timur.

3. Ada hubungan yan signifikan antara konsep diri dan kepercayaan diri dengan

kemampuan komunikasi Interpersonal yang dimiliki oleh siswa SMK Negeri

se-Wilayah Semarang Timur.

Page 71: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI …lib.unnes.ac.id/33388/1/1301415025__Optimized.pdf6. Kepala Sekolah, Bapak dan Ibu guru, Karyawan serta Siswa-siswi SMK Negeri 1,

114

BAB 5

SIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini akan dijelaskan simpulan dari keseluruhan hasil penelitian

yang telah dilakukan serta memberikan saran untuk penelitian lanjutan maupun

pihak yang berkontribusi. Bab ini membahas tentang hasil akhir dari penelitian,

yaitu: (1) simpulan dan (2) saran.

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dibahas, penelitian mengenai

hubungan antara konsep diri dan kepercayaan diri dengan komunikasi

interpersonal siswa SMK Negeri se-Wilayah Semarang Timur, dapat disimpulkan

bahwa:

1. Tingkat komunikasi interpersonal termasuk dalam kategori tinggi. Hal

tersebut menunjukan siswa sudah memiliki kemampuan berkomunikasi

interpersonal yang baik dan dapat menghasilkan hubungan yang lebih

bermakna.

2. Tingkat konsep diri termasuk dalam kategori tinggi. Hal tersebut menunjukan

siswa sudah memiliki pandangan diri yang positif dan dapat menerima dirinya

dengan baik.

3. Tingkat kepercayaan diri termasuk dalam kategori tinggi. Hal tersebut

menunjukan siswa mampu percaya pada kemampuan dirinya sendiri dan dapat

bertanggung jawab dengan baik atas tindakan yang dilakukan.

114

Page 72: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI …lib.unnes.ac.id/33388/1/1301415025__Optimized.pdf6. Kepala Sekolah, Bapak dan Ibu guru, Karyawan serta Siswa-siswi SMK Negeri 1,

115

4. Ada hubungan yang signifikan antara konsep diri dan kemampuan komunikasi

interpersonal siswa siswa SMK Negeri se-Wilayah Semarang Timur. Hal ini

berarti semakin tinggi konsep diri siswa, maka akan semakin tinggi

komunikasi interpersonalnya.

5. Ada hubungan yang signifikan antara kepercayaan diri dan kemampuan

komunikasi interpersonal siswa siswa SMK Negeri se-Wilayah Semarang

Timur. Hal ini berarti semakin tinggi kepercayaan diri siswa, maka akan

semakin tinggi komunikasi interpersonalnya.

6. Ada hubungan yang signifikan antara konsep diri dan kepercayaan diri dengan

kemampuan komunikasi interpersonal siswa siswa SMK Negeri se-Wilayah

Semarang Timur. Hal ini berarti semakin tinggi konsep diri dan kepercayaan

diri siswa, maka akan semakin tinggi komunikasi interpersonalnya.

5.2 Saran

Berdasarkan simpulan diatas, maka saran yang diajukan adalah sebagai

berikut:

1. Bagi guru BK, melihat dari hasil penelitian, adapun saran yang peneliti ajukan

melalui layanan terkait komunikasi interpersonal yaitu mengadakan

bimbingan kelompok dengan teknik diskusi kelompok agar siswa terlibat

secara aktif untuk berlatih berinteraksi dan menanggapi reaksi orang lain

secara baik. Jika dilihat dari tingkatannya, kepercayaan diri memiliki tingkat

yang paling rendah dibandingkan variabel yang lain, maka dari itu guru BK

dapat memberikan layanan yang dapat mengajarkan siswa dapat bertanggung

Page 73: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI …lib.unnes.ac.id/33388/1/1301415025__Optimized.pdf6. Kepala Sekolah, Bapak dan Ibu guru, Karyawan serta Siswa-siswi SMK Negeri 1,

116

jawab dan menerima dengan baik segala konsekuensi atas tindakan maupun

perbuatannya. Selain memandang dari kepercayaan diri, untuk meningkatkan

komunikasi interpersonal, konsep diri pun memberikan kontribusi yang besar

maka dari itu hendaknya guru BK dapat mengembangkan pandangan diri

siswa utamanya secara psikis agar siswa memiliki ketenangan dalam

menghadapi berbagai macam cobaan dalam hidup dengan menggunakan

teknik-teknik dalam bimbingan dan konseling. Selain memberikan layanan

kepada siswa, diharapkan guru BK dapat bekerjasama dengan stake holder,

seperti guru-guru disekolah, keluarga, maupun masyarakat, sehingga nantinya

guru BK dan stake holder sama-sama mendukung terhadap pengembangan

diri siswa melalui konsep diri, kepercayaan diri, dan kemampuan komunikasi

interpersonal siswa.

2. Bagi penelitian lanjutan, disarankan dapat menggunakan variabel lain yang

lebih menguatkan komunikasi interpersonal. Variabel tersebut dapat diambil

dari faktor diluar konsep diri dan kepercayaan diri yang telah diteliti. Terdapat

faktor-faktor dari komunikasi interpersonal yaitu harga diri, kesadaran diri,

membuka diri, presepsi interpersonal, atraksi interpersonal, hubungan

interpersonal, perbedaan antarpribadi, pemenuhan kekurangan, perbedaan

motivasi antarmanusia, dan kebutuhan atas pengakuan orang lain adalah

variabel yang dapat diteliti oleh peneliti selanjutnya, yang kemungkinan

variabel tersebut dapat berkontribusi pada penelitian ini, namun tidak dikaji

dalam penelitian ini. Selain itu, penelitian lanjutan dapat melakukan penelitian

dengan setting yang berbeda seperti SD, SMP, SMA dan perguruan tinggi.

Page 74: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI …lib.unnes.ac.id/33388/1/1301415025__Optimized.pdf6. Kepala Sekolah, Bapak dan Ibu guru, Karyawan serta Siswa-siswi SMK Negeri 1,

117

DAFTAR PUSTAKA

A, Supratiknya. (1995). Tinjauan Psikologi Komunikasi Antar Pribadi. Yogyakarta:

Kanisius.

Astarini, Dilla,. et al. (2016). Hubungan antara Konsep Diri Sosial, Persepsi Siswa

tentang Dukungan Sosial Orangtua, dan Teman Sebaya dengan Komunikasi

Interpersonal Siswa dan Implikasinya terhadap Pelayanan Bimbingan dan

Konseling. Jurnal Konselor. 5 (4), 248-257.

Arresa, V. Herman N & Alwen. (2016). Komunikasi Interpersonal Anak dan Orangtua

ditinjau dari Jenis Kelamin, Tingkat Pendidikan Orangtua, dan Daerah Tempat

Tinggal serta Implikasinya pada Bimbingan dan Konseling. Jurnal Konselor. 5

(3), 140-150.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi VI.

Jakarta: Rineka Cipta.

Astuti, A. D., Sugiyo & Suwarjo. (2013). Model Layanan BK Kelompok Teknik

Permainan (Games) Untuk Meningkatkan Keterampilan Komunikasi

Interpersonal Siswa. Jurnal Bimbingan Konseling. 2 (1), 50-56.

Aw, Suranto. (2007). Komunikasi Interpersonal. PT. Graha Ilmu: Yogyakarta.

Azwar, S. (2011). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Azwar, S. (2011). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.

DeFleur, Margaret H., et al. (2014). Fundamental Of Human Communication: Social

Scince in Everyday Life. Amerika Serikat: The McGraw-Hill Companies,Inc.

Devito, J. (2013). The Interpersonal Communication Book. New Jersey: Pearson

Education.

Dharmayanti, Putu Ari. (2013). Teknik Role Playing Dalam Meningkatkan Keterampilan

Komunikasi Interpersonal Siswa SMK. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran. 46

(3), 256-265.

Dewanti, R.A., & Ratna W. (2014). Hubungan Antara Kepercayaan Diri Dalam

Berkomunikasi Dengan Komunikasi Interpersonal. Jurnal Bimbingan dan

Konseling.

Fatimah, E. (2006). Psikologi Perkembangan :Perkembangan Peserta Didik. Bandung:

Pustaka Setia.

Gamble, Teri K., & Michael G. (2002). Communication Works. New York: The

McGraw-Hill Companies,Inc.

Ghozali, I. (2011). Aplikasi analisis multivariate dengan program SPSS. Semarang:

Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Ghufron & Risnawati. (2012). Teori-teori Psikologi. Yogyakarta: Ar-Ruzz Madia.

Page 75: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI …lib.unnes.ac.id/33388/1/1301415025__Optimized.pdf6. Kepala Sekolah, Bapak dan Ibu guru, Karyawan serta Siswa-siswi SMK Negeri 1,

118

Goleman, D. (2005). Kecerdasan Emosional. Jakarta: PT.Gramedia

Hartley, P. (1999). Interpersonal Communication 2nd. New York, NY: Routledge.

Hendriana, H. (2012). Pembelajaran Matematika Humanis Dengan Metaphorical

Thinking Untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswa. Jurnal Ilmiah

Program Studi Matematika STKIP Siliwangi Bandung. 1(1), 90-103.

Hidayat, D. (2005). Komunikasi Antar Pribadi dan Medianya. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Hurlock, E. B. (1980). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang

Kehidupan, Edisi 5. Jakarta: Erlangga.

Irawan, S. (2017). Pengaruh Konsep Diri Terhadap Komunikasi Interpersonal

Mahasiswa. Jurnal Scholaria. 7 (1), 39 – 48.

Santrock, J.W. (2007). Life-Span Development : Perkembangan Masa Hidup. Jakarta:

Erlangga.

Suryapranata, Sumarna, et al. (2016). Panduan Operasional Penyelenggaraan

Bimbingan Dan Konseling Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Kementerian

Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Guru Dan Tenaga

Kependidikan.

Kiling, B.N., & Indra, Y.K. (2015). Tinjauan Konsep Diri Dan Dimensinya Pada Anak

Dalam Masa Kanak-Kanak Akhir. Jurnal Psikologi Pendidikan & Konseling.

1(2), 116-124.

Liliweri, A. (1997). Komunikasi Interpersonal. Bandung: Citra Aditya Bakti.

Littlejohn, S.W. (1983). Theories of Human Communication. California: Wadsworthg,

Inc.

Maulana, A. (2011). Komunikasi Antar Manusia. Tanggerang: KARISMA Publishing

Grup.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. 2014. Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 111 Tahun 2014 tentang Bimbingan

dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Jakarta:

Sekretariat Negara.

Miller, J.W (2013). The Role of Sociability Self-Concept in the Relationship between

Exposure to and Concern about Aggression in Middle School. Research in

Middle Level Education . 36 (7), 1-10.

Miller, K.(2005). Communication Theories:Perspective, Processes, and Contexts. New

York, NY: The McGraw-Hill Companies,Inc.

Muray, D. (2006). Coming Out Asperger: Diagnosis, Disclosure and Self-Confidence.

London: Jessica Kingsley Publishers.

Nursafitri, Rizki dan Denok Setiawati. (2013). Penerapan Bimbingan Kelompok Dengan

Teknik Sosiodrama Untuk Membantu Meningkatkan Kemampuan Hubungan

Interpersonal Siswa. Jurnal BK UNESA. 3(1), 239-244.

Page 76: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI …lib.unnes.ac.id/33388/1/1301415025__Optimized.pdf6. Kepala Sekolah, Bapak dan Ibu guru, Karyawan serta Siswa-siswi SMK Negeri 1,

119

Pratiwi, Srie W., & Dina S. (2013). Komunikasi Interpersonal Antar Siswa Di Sekolah

Dan Implikasinya Terhadap Pelayanan Bimbingan Dan Konseling. Jurnal

Imiah Konseling. 2(1), 324-329.

Purnomo, Dinar.P., & Harmiyanto. (2016). Hubungan Keterampilan Komunikasi

Interpersonal dan Kepercayaan Diri Siswa Kelas X SMAN 1 Garum

Kabupaten Blitar. Jurnal Kajian Bimbingan dan Konseling. 1 (2), 55-59.

Puspitaningsih, Irma T., et al. (2014). Hubungan Rasa Percaya Diri Dan Komunikasi

Interpersonal Dengan Aktualisasi Diri Siswa Kelas X Smk Negeri 1 Baureno-

Bojonegoro. Jurnal BK UNESA. 4 (1), 22-27.

Rahmaningsih, Novia D., & Wisjnu M. (2014). Dinamika Konsep Diri pada Remaja

Perempuan Pembaca Teenlit. Jurnal Psikologi. 41 (2), 179-189.

Rakhmat, Jalaludin. (2005). Psikologi Perkembangan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Rohayati, I. (2011). Program Bimbingan Teman Sebaya Untuk Meningkatkan Percaya

Diri Siswa.Jurnal Edisi Khusus. 1, 368-376.

Rhamdani, Gilar. (2019, Mei 03). Liputan 6. Revitalisasi SMK Tunjukkan Dampak

Positif, Lulusan SMK yang Bekerja Meningkat. https://www.liputan6.com.

Rosyadah, H., & Supriyo. (2014). Hubungan Antara Self-Efficacy Dan Kohesivitas

Dengan Komunikasi Antarpribadi. Journal of Guidance and Counseling 3(4),

54-60.

Sapril. (2011). Komunikasi Interpersonal Pustakawan. Jurnal Iqra’ . 5 (1), 6-11.

Sari, K. (2014). Hubungan Antara Konsep Diri Dan Kepercayaan Diri Pada Sales

Promotion PT. Nutrifood Indonesia. Jurnal Psikologi. 1-17.

Spancer, L & Signe M.S. (1993). Competence at Work, Models For Superior

Performance. Canada: Jhon Wiley & Sons, Inc.

Sudardjo, Siska, & Esti H.P. (2003). Kepercayaan Diri Dan Kecemasan Komunikasi

Interpersonal Pada Mahasiswa . .Jurnal Psikologi. 2, 67-71.

Sugiyo. (2005). Komunikasi Antar Pibadi. Semarang: UNNES Press.

Sugiyono.(2015). Statiska Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono.(2016). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan

R&D. Bandung: Alfabeta.

Suryaningsih, Illa. (2014). Penerapan Teknik Jigsaw Dalam Layanan Informasi Untuk

Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal Siswa Kelas XI TEI 3

SMK N I Driyorejo, Gresik.

Sutoyo, Anwar. (2014). Pemahaman Individu. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Page 77: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI …lib.unnes.ac.id/33388/1/1301415025__Optimized.pdf6. Kepala Sekolah, Bapak dan Ibu guru, Karyawan serta Siswa-siswi SMK Negeri 1,

120

Suhardita, Kadek. (2011). Efektifitas penggunaan teknik permainan dalam bimbingan

kelompok untuk meningkatkan percaya diri siswa. Jurnal Edisi Khusus. 1,

127-138.

Sunawan, Andromeda, Muslikah, Reni P.W.A.S., & Trimurtini. (2018). Pedoman

Penulisan Skripsi. Semarang: FIP UNNES.

Yulianto, Fitri dan H. Fuad Nashori. (2006). Kepercayaan Diri Dan Prestasi Atlet Tae

Kwon Do Daerah Istimewa Yogyakarta . Jurnal Psikologi. 3 (1), 55-62.

Yohana, C. (2014). Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Komunikasi Interpersonal

Pada Mahasiswa Pendidikan Tata Niaga Fakultas Ekonomi Universitas Negeri

Jakarta. Jurnal Econo Sains. 12(1), 1-13.

West, R & Lynn H.T. (2008). Introducing Communication Theory: Analysis and

Application. Jakarta: Salemba.

Wood, J.T. (2011). Communication Mosaics: An Introductions to the Field of

Communication. Canada: Nelson Education, Ltd.

Zuhara, E. (2015). Efektivitas Teknik Sosiodrama Untuk Meningkatkan Komunikasi

Interpersonal Siswa. Jurnal Ilmiah Edukasi. 1(1), 80-89.