HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS TEMAN …lib.unnes.ac.id/33390/1/1301415032_Optimized.pdfvii ABSTRAK...

67
HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS TEMAN SEBAYA DENGAN KEPATUHAN TERHADAP TATA TERTIB SEKOLAH DITINJAU DARI JENIS KELAMIN PADA PESERTA DIDIK KELAS XI SMA N 1 JATISRONO TAHUN AJARAN 2019/2020 SKRIPSI diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Bimbingan dan Konseling oleh Hanna Permata Hanifa 1301415032 JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2019

Transcript of HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS TEMAN …lib.unnes.ac.id/33390/1/1301415032_Optimized.pdfvii ABSTRAK...

Page 1: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS TEMAN …lib.unnes.ac.id/33390/1/1301415032_Optimized.pdfvii ABSTRAK Hanifa, Hanna Permata. (2019). Hubungan antara Konformitas Teman Sebaya dengan Kepatuhan

HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS TEMAN SEBAYA

DENGAN KEPATUHAN TERHADAP TATA TERTIB

SEKOLAH DITINJAU DARI JENIS KELAMIN PADA

PESERTA DIDIK KELAS XI SMA N 1 JATISRONO

TAHUN AJARAN 2019/2020

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Bimbingan dan Konseling

oleh

Hanna Permata Hanifa

1301415032

JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2019

Page 2: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS TEMAN …lib.unnes.ac.id/33390/1/1301415032_Optimized.pdfvii ABSTRAK Hanifa, Hanna Permata. (2019). Hubungan antara Konformitas Teman Sebaya dengan Kepatuhan

ii

Page 3: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS TEMAN …lib.unnes.ac.id/33390/1/1301415032_Optimized.pdfvii ABSTRAK Hanifa, Hanna Permata. (2019). Hubungan antara Konformitas Teman Sebaya dengan Kepatuhan

iii

Page 4: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS TEMAN …lib.unnes.ac.id/33390/1/1301415032_Optimized.pdfvii ABSTRAK Hanifa, Hanna Permata. (2019). Hubungan antara Konformitas Teman Sebaya dengan Kepatuhan

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto:

Dengan sesama manusia, pasti akan selalu saling butuh. Dengan aturan Allah harus

tetap selalu patuh. Demikianlah jadi manusia penuh, hidup teduh.

(Hanna Permata Hanifa)

Persembahan:

Skripsi ini saya persembahkan untuk:

Jurusan Bimbingan dan Konseling

Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Negeri Semarang

Page 5: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS TEMAN …lib.unnes.ac.id/33390/1/1301415032_Optimized.pdfvii ABSTRAK Hanifa, Hanna Permata. (2019). Hubungan antara Konformitas Teman Sebaya dengan Kepatuhan

v

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat

menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “Hubungan antara Konformitas

Teman Sebaya dengan Kepatuhan terhadap Tata Tertib Sekolah Ditinjau dari

Jenis Kelamin Pada Peserta Didik Kelas XI SMA N 1 Jatisrono Tahun Ajaran

2019/2020”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara umum terdapat

hubungan yang positif dan signifikan antara konformitas teman sebaya dengan

kepatuhan terhadap tata tertib sekolah dengan korelasi rendah pada peserta didik

Kelas XI SMA N 1 Jatisrono Tahun Ajaran 2019/2020. Skripsi ini diajukan kepada

Panitia Ujian Skripsi Jurusan Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Negeri Semarang untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh

gelar Sarjana Pendidikan.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa tidak lepas dari

bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak khususnya Muslikah, S.Pd., M.Pd.,

selaku dosen pembimbing skripsi yang selalu meluangkan waktu, tenaga dan

pikiran serta selalu memberikan motivasi dalam menulis skripsi. Pada kesempatan

ini penulis menyampaikan terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang yang

bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan pendidikan di Universitas

Negeri Semarang

2. Dr. Achmad Rifai RC, M.Pd., Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas

Negeri Semarang yang telah memerikan ijin penelitian.

3. Kusnarto Kurniawan, M.Pd.,Kons, Ketua Jurusan Bimbingan dan Konseling

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang yang telah

memberikan ijin penelitian dan memberikan dukungan untuk menyelesaikan

skripsi.

4. Drs. Heru Mugiarso, M.Pd., Kons selaku dosen penguji 1 dan Kusnarto

Kurniawan, M.Pd.,Kons selaku dosen penguji 2 dalam sidang skripsi.

Page 6: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS TEMAN …lib.unnes.ac.id/33390/1/1301415032_Optimized.pdfvii ABSTRAK Hanifa, Hanna Permata. (2019). Hubungan antara Konformitas Teman Sebaya dengan Kepatuhan

vi

5. Eem Munawaroh, S.Pd., M.Pd, dosen ahli validasi skala instrumen yang

digunakan dalam penelitin ini.

6. Dr. Suharso M.Pd., Kons, Dosen Wali yang membimbing, memberikan arahan

serta motivasi selama berkuliah di Jurusan Bimbingan dan Konseling Fakultas

Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang.

7. Bapak dan ibu dosen Jurusan Bimbingan dan Konseling yang telah

memberikan bimbingan dan ilmu yang bermanfaat bagi penulis.

8. Kepala Sekolah SMA N 1 Jatisrono dan Wakil Kepala Sekolah Kurikulum

SMA N 1 Jatisrono yang telah memberikan izin penelitian.

9. Kedua orang tua, Ayah Hari Subagya Nur dan Ibu Any Krishnadewi tercinta

atas segala doa dan dukungan serta kasih sayangnya.

10. Sahabat-sahabat yang selalu menyemangati.

11. Semua pihak yang telah membantu dalam penelitian ini yang tidak bisa penulis

sebutkan satu persatu.

Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca serta

memberikan kontribubsi dalam perkembangan ilmu Bimbingan dan Konseling.

Semarang, Oktober 2019

Peneliti

Page 7: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS TEMAN …lib.unnes.ac.id/33390/1/1301415032_Optimized.pdfvii ABSTRAK Hanifa, Hanna Permata. (2019). Hubungan antara Konformitas Teman Sebaya dengan Kepatuhan

vii

ABSTRAK

Hanifa, Hanna Permata. (2019). Hubungan antara Konformitas Teman Sebaya

dengan Kepatuhan terhadap Tata Tertib Sekolah Ditinjau dari Jenis Kelamin Pada

Peserta Didik Kelas XI SMA N 1 Jatisrono Tahun Ajaran 2019/2020

Skripsi. Jurusan Bimbingan dan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas

Negeri Semarang. Pembimbing : Muslikah, S.Pd, M.Pd

Melalui studi pendahuluan dengan Guru Bimbingan dan Konseling SMA N 1

Jatisrono Kabupaten Wonogiri Jawa Tengah ditemukan bahwa kepatuhan terhadap

tata tertib pada peserta didik masih dalam kategori rendah. Di sisi lain, peserta didik

dalam usia remaja memiliki karakteristik untuk melakukan konformitas dengan

teman sebaya yang tinggi. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui adanya

hubungan antara konformitas teman sebaya ditinjau dari jenis kelamin dengan

kepatuhan terhadap tata tertib sekolah. Penelitian ini merupakan jenis penelitian

kuantitatif korelasional. Pengambilan sampel menggunakan simple random

sampling. Sampel dalam penelitian berjumlah 151 peserta didik yang tersebar di

seluruh kelas XI. Alat ukur yang digunakan adalah skala psikologis konformitas

teman sebaya dan skala psikologis kepatuhan terhadap tata tertib. Analisis data

yang digunakan pada uji hipotesis adalah uji korelasional Product Moment

Pearson. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan tingkat konformitas teman

sebaya dan kepatuhan terhadap tata tertib sekolah pada peserta didik laki-laki

maupun perempuan kelas XI berada dalam kategori sedang dan secara umum

ditemukan hubungan yang positif dan signifikan antara konformitas teman sebaya

dengan kepatuhan terhadap tata tertib sekolah dengan derajat korelasi rendah.

Didapatkan hasil korelasi sebesar 0,261 dengan signifikansi 0,001. Dari hasil

tersebut dapat dipahami bahwa semakin tinggi konformitas teman sebaya maka

semakin tinggi kepatuhan terhadap tata tertib sekolah. Saran untuk guru Bimbingan

dan Konseling berdasarkan untuk penelitian ini adalah memberikan layanan

konseling inidvidual, bimbingan kelompok dan konseling kelompok bagi peserta

didik yang tidak patuh terhadap tata tertib sekolah.

Kata kunci: jenis kelamin; kepatuhan terhadap tata tertib sekolah; konformitas

teman sebaya.

Page 8: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS TEMAN …lib.unnes.ac.id/33390/1/1301415032_Optimized.pdfvii ABSTRAK Hanifa, Hanna Permata. (2019). Hubungan antara Konformitas Teman Sebaya dengan Kepatuhan

viii

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ....................................................... ii

PENGESAHAN KELULUSAN ..................................................................... iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. iv

PRAKATA ....................................................................................................... v

ABSTRAK .................................................................................................... vii

DAFTAR ISI ................................................................................................. viii

DAFTAR TABEL ............................................................................................. x

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................ 13

1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................................ 14

1.4 Kegunaan Penelitian ........................................................................................ 14

BAB 2 LANDASAN TEORI

2.1 Penelitian Terdahulu ....................................................................................... 15

2.2 Kepatuhan terhadap Tata Tertib Sekolah ........................................................ 19

2.2.1 Pengertian Kepatuhan terhadap Tata Tertib .......................................... 19

2.2.2 Penyebab Terbentuknya Kepatuhan terhadap Tata Tertib Sekolah ...... 22

2.2.3 Tipe dan Bentuk Kepatuhan .................................................................. 24

2.2.4 Indikator Kepatuhan ............................................................................. 25

2.3 KonformitasTeman Sebaya ............................................................................. 28

2.3.1 Pengertian Konformitas Teman Sebaya ................................................ 28

2.3.2 Penyebab Terbentuknya Konformitas Teman Sebaya .......................... 29

2.3.3 Aspek-aspek Konformitas Teman Sebaya ............................................ 30

2.3.4 Jenis Kelamin ........................................................................................ 33

2.3.4.1 Pengertian Jenis Kelamin ................................................................... 33

2.3.4.2 Peran Jenis Kelamin, Peran Gender dan Stereotip .............................. 35

2.3.4.3 Perbedaan Sifat Laki-laki dan Perempuan .......................................... 36

2.4 Kerangka Berpikir ........................................................................................... 38

2.5 Hipotesis .......................................................................................................... 45

BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ................................................................................................ 47

3.2 Variabel dan Definisi Operasional Penelitian .................................................. 47

3.2.1 Identifikasi Variabel .............................................................................. 47

3.2.2 Hubungan Antar Variabel ..................................................................... 48

3.2.3 Definisi Operasional Variabel ............................................................... 48

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ....................................................................... 49

3.3.1 Populasi Penelitian ................................................................................. 49

3.3.2 Sampel dan Teknik Sampling Penelitian ............................................... 50

3.4 Metode dan Alat Pengumpul Data ................................................................... 52

3.4.1 Skala Kepatuhan terhadap Tata Tertib ................................................... 52

3.4.2 Skala Konformitas Teman Sebaya ......................................................... 53

Page 9: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS TEMAN …lib.unnes.ac.id/33390/1/1301415032_Optimized.pdfvii ABSTRAK Hanifa, Hanna Permata. (2019). Hubungan antara Konformitas Teman Sebaya dengan Kepatuhan

ix

3.5 Prosedur Penyusunan Instrumen ...................................................................... 55

3.6 Validitas dan Reliabilitias Instrumen ............................................................... 55

3.6.1 Validitas Instrumen ................................................................................ 55

3.6.2 Reliabilitas Instrumen ............................................................................ 58

3.7 Teknis Analisis Data ........................................................................................ 59

3.7.1 Teknik Deskriptif Persentase ................................................................. 60

3.7.2 Teknik Analisis Statistik Deskriptif Frekuensi dan Teknik Analisis

Uji Beda Independent Sample T-test ..................................................... 61

3.7.3 Teknik Analisis Korelasi Carl Pearson Product Moment ..................... 62

3.7.4 Uji Hipotesis ......................................................................................... 63

3.7.4.1 Uji Normalitas ..................................................................................... 63

3.7.4.2 Uji Linearitas Data .............................................................................. 63

3.7.4.3 Uji Homogenitas ................................................................................. 64

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ................................................................................................ 65

4.1.1 Tingkat Konformitas Teman Sebaya Kelas XI SMA N 1 Jatisrono

Tahun Ajaran 2019/2020 ....................................................................... 65

4.1.2 Konformitas Teman Sebaya ditinjau dari Jenis Kelamin Kelas XI

SMA N 1 Jatisrono Tahun Ajaran 2019/2020 ....................................... 68

4.1.3 Tingkat Kepatuhan terhadap Tata Tertib Sekolah Kelas XI SMA N 1

Jatisrono Tahun Ajaran 2019/2020........................................................ 71

4.1.4 Kepatuhan terhadap Tata Tertib Sekolah ditinjau dari Jenis

Kelamin Kelas XI SMA N 1 Jatisrono Tahun Ajaran 2019/2020 ......... 74

4.1.5 Hubungan antara Konformitas Teman Sebaya Ditinjau dari Jenis

Kelamin dengan Kepatuhan terhadap Tata Tertib Sekolah Kelas XI

SMA N 1 Jatisrono Tahun Ajaran 2019/2020 ....................................... 77

4.2 Pembahasan ...................................................................................................... 81

4.2.1 Tingkat Konformitas Teman Sebaya Ditinjau dari Jenis Kelamin

Kelas XI SMA N 1 Jatisrono Tahun Ajaran 2019/2020 ....................... 81

4.2.2 Tingkat Kepatuhan terhadap Tata Tertib Sekolah Ditinjau dari Jenis

Kelamin Kelas XI SMA N 1 Jatisrono Tahun Ajaran 2019/2020 ......... 86

4.2.3 Hubungan antara Konformitas Teman Sebaya Ditinjau dari Jenis

Kelamin dengan Kepatuhan terhadap Tata Tertib Sekolah Kelas XI

SMA N 1 Jatisrono Tahun Ajaran 2019/2020 ....................................... 88

4.3 Keterbatasan Penelitian .................................................................................... 93

BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan .......................................................................................................... 94

5.2 Saran ................................................................................................................. 94

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 95

LAMPIRAN ......................................................................................................... 101

Page 10: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS TEMAN …lib.unnes.ac.id/33390/1/1301415032_Optimized.pdfvii ABSTRAK Hanifa, Hanna Permata. (2019). Hubungan antara Konformitas Teman Sebaya dengan Kepatuhan

x

DAFTAR TABEL Tabel Halaman

2.1 Karakteristik Jenis Kelamin dan Gender.......................................................... 34

2.2 Aspek Emosional dan Spiritual antara Laki-laki dan Perempuan .................... 36

3.1 Persebaran Peserta Didik Kelas XI Setiap Kelas ............................................. 50

3.2 Pesebaran Populasi dan Sampel Setiap Kelas .................................................. 51

3.3 Perskoran Jawaban Instrumen Skala Psikologis .............................................. 52

3.4 Kisi-Kisi Instrumen Skala Kepatuhan terhadap Tata Tertib Sekolah

Sebelum Try-Out .............................................................................................. 53

3.5 Kisi-Kisi Instrumen Skala Konformitas Teman Sebaya Sebelum Try-Out ..... 54

3.6 Kisi-Kisi Instrumen Skala Kepatuhan terhadap Tata Tertib Sekolah

Sesudah Try-Out ............................................................................................... 56

3.7 Kisi-Kisi Instrumen Skala Konformitas Teman Sebaya Sesudah Try –Out .... 57

3.8 Hasil Uji Reliabilitas Skala Kepatuhan Terhadap Tata Tertib Sekolah ........... 58

3.9 Hasil Uji Reliabilitas Skala Konformitas Teman Sebaya ................................ 59

3.10 Teknik Analisis Data ...................................................................................... 60

3.11 Kategori Tingkat Hasil Instrumen Skala Psikologis ...................................... 61

3.12 Interpretasi Koefisien Nilai r .......................................................................... 63

4.1 Kategori Tingkatan Variabel Konformitas Teman Sebaya .............................. 66

4.2 Persentase Konformitas Teman Sebaya Per-Indikator ..................................... 67

4.3 Kategori Tingkatan Variabel Konformitas Teman Sebaya pada Peserta

Didik Laki-laki dan Perempuan ....................................................................... 68

4.4 Persentase Konformitas Teman Sebaya Per-Indikator pada Peserta Didik

Laki-laki dan Perempuan ................................................................................ 69

4.5 Hasil Uji Homogenitas Konformitas Teman Sebaya ...................................... 71

4.6 Kategori Tingkatan Variabel Kepatuhan terhadap Tata Tertib Sekolah .......... 72

4.7 Persentase Kepatuhan terhadap Tata Tertib Sekolah Per-Indikator ................. 73

4.8 Kategori Tingkatan Variabel Kepatuhan terhadap Tata Tertib Sekolah pada

Peserta Didik Laki-laki dan Perempuan.......................................................... 74

4.9 Kategori Tingkatan Variabel Kepatuhan terhadap Tata Tertib Sekolah Per-

Indikator pada Peserta didik Laki-laki dan Perempuan ................................. 76

4.10 Hasil Uji Homogenitas Kepatuhan terhadap Tata Tertib Sekolah ................. 77

4.11 Hasil Uji Normalitas Dengan Kolmogorov-Smirnov ................................... 78

4.12 Hasil Uji Korelasi Product Moment Pearson ................................................ 79

4.13 Hasil Uji Korelasi Product Moment Pearson Berdasarkan Jenis Kelamin .... 79

Page 11: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS TEMAN …lib.unnes.ac.id/33390/1/1301415032_Optimized.pdfvii ABSTRAK Hanifa, Hanna Permata. (2019). Hubungan antara Konformitas Teman Sebaya dengan Kepatuhan

xi

DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman

2.1 Keranga Berpikir .............................................................................................. 45

3.1 Hubungan Antarvariabel .................................................................................. 48

3.2 Prosedur Penyusunan Instrumen Penelitian ..................................................... 55

4.1 Gambaran Konformitas Teman Sebaya pada Peserta Didik Kelas XI SMA

N 01 Jatisrono Tahun Ajaran 2019/2020 ......................................................... 66

4.2 Gambaran Konformitas Teman Sebaya Per-Indikator pada Peserta Didik

Kelas XI SMA N 1 Jatisrono Tahun Ajaran 2019/2020 .................................. 67

4.3 Gambaran Konformitas Teman Sebaya pada Peserta Didik Laki-laki dan

Perempuan Kelas XI SMA N 1 Jatisrono Tahun Ajaran 2019/2020 .............. 69

4.4 Gambaran Konformitas Teman Sebaya Per-Indikator pada Peserta Didik

Laki-laki dan Perempuan Kelas XI SMA N 1 Jatisrono Tahun Ajaran

2019/2020 ....................................................................................................... 70

4.5 Gambaran Kepatuhan terhadap Tata Tertib Sekolah Peserta Didik Kelas XI

SMA N 1 Jatisrono Tahun Ajaran 2019/2020 ................................................ 72

4.6 Gambaran Kepatuhan terhadap Tata Tertib Sekolah Per-Indikator pada

Peserta Didik Kelas XI SMA N 1 Jatisrono Tahun Ajaran 2019/2020 ......... 73

4.7 Gambaran Kepatuhan terhadap Tata Tertib Sekolah Peserta Didik Laki-laki

dan Perempuan Kelas XI SMA N 1 Jatisrono Tahun Ajaran 2019/2020 ...... 75

4.8 Gambaran Kepatuhan terhadap Tata Tertib Sekolah Per-Indikator Peserta

Didik Laki-laki dan Perempuan Kelas XI SMA N 1 Jatisrono Tahun

Ajaran 2019/2020 ............................................................................................ 76

Page 12: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS TEMAN …lib.unnes.ac.id/33390/1/1301415032_Optimized.pdfvii ABSTRAK Hanifa, Hanna Permata. (2019). Hubungan antara Konformitas Teman Sebaya dengan Kepatuhan

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Instrumen Studi Pendahuluan

1.1 Pedoman Wawancara ............................................................................... 102

1.2 Hasil Wawancara ....................................................................................... 103

1.3 Skala Study Pendahuluan Kepatuhan terhadap Tata Tertib Sekolah ....... 105

2. Skala Instrumen Penelitian Sebelum Try Out

2.1 Skala Kepatuhan terhadap Tata Tertib Sekolah Sebelum Try Out ............ 107

2.2 Skala Konformitas Teman Sebaya Sebelum Try Out ................................ 109

3. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas .................................................................. 111

4. Uji Analisis Data

4.1 Hasil Uji Reliabilitas Skala Kepatuhan terhadap Tata Tertib Sekolah ..... 113

4.2 Hasil Uji Reliabilitas Konformitas Teman Sebaya ................................... 113

4.3 Hasil Uji (Prasyarat) Normalitas ............................................................... 113

4.4 Hasil Uji (Prasyarat) Linearitas ................................................................. 114

4.5 Hasil Uji (Prasyarat) Homogenitas Konformitas Teman Sebaya .............. 115

4.6 Hasil Uji (Prasyarat) Homogenitas Kepatuhan terhadap Tata Tertib

Sekolah ...................................................................................................... 116

4.7 Hasil Analisis Statistik Deskriptif Persentase Konformitas Teman

Sebaya ...................................................................................................... 116

4.8 Hasil Analisis Deskriptif Frekuensi Konformitas Teman Sebaya

Ditinjau dari Jenis Kelamin ...................................................................... 117

4.9 Hasil Uji Beda Independent Sampel T-test Konformitas Teman Sebaya

Ditinjau dari Jenis Kelamin ..................................................................... 117

4.10 Hasil Analisis Statistik Deskriptif Persentase Kepatuhan terhadap Tata

Tertib Sekolah ......................................................................................... 118

4.11 Hasil Analisis Deskriptif Frekuensi Kepatuhan terhadap Tata Tertib

Sekolah Ditinjau dari Jenis Kelamin ....................................................... 119

4.12 Hasil Uji Beda Independent Sampel T-test Kepatuhan terhadap Tata

Tertib Sekolah Ditinjau dari Jenis Kelamin ........................................... 120

4.13 Hasil Uji Korelasi Product Moment Pearson .......................................... 120

5. Skala Instrumen Penelitian Setelah Try Out

5.1 Skala Kepatuhan terhadap Tata Tertib Sekolah Setelah Try Out .............. 122

5.2 Skala Konformitas Teman Sebaya Setelah Try Out .................................. 124

6. Tabulasi Data ................................................................................................... 123

7. Penilaian Validasi Ahli

7.1 Penilaian Validasi Instrumen Kepatuhan terhadap Tata Tertib Sekolah ... 127

7.2 Penilaian Validasi Instrumen Konformitas Teman Sebaya ...................... 129

8. Surat Keterangan

8.1 Surat Keterangan Telah Melakukan Studi Pendahuluan .......................... 131

8.2 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian Skripsi ............................ 132

9. Dokumentasi Penelitian ................................................................................... 133

Page 13: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS TEMAN …lib.unnes.ac.id/33390/1/1301415032_Optimized.pdfvii ABSTRAK Hanifa, Hanna Permata. (2019). Hubungan antara Konformitas Teman Sebaya dengan Kepatuhan

1

BAB I

PENDAHULUAN

Bab pendahuluan ini merupakan bagian pertama skripsi yang memuat

uraian (1) latar belakang, (2) rumusan masalah, (3) tujuan penelitian, dan (4)

kegunaan penelitian.

1.1 Latar Belakang

Peserta didik dalam hal ini adalah remaja, mereka adalah makhluk

individual sekaligus sosial. Sebagai manusia, mereka tidak hanya berkutat dengan

urusannya sendiri. melainkan memiliki banyak singgungan dengan orang lain.

Dengan teman sebaya, dengan instansi terkait dimana ia berkegiatan bahkan dengan

pranata dan norma yang berlaku di lingkungan masyarakat.

Di sisi lain, seiring dengan perkembangan jaman, setiap individu dituntut

untuk memiliki kualitas yang unggul. Untuk itu proses pendidikan diperlukan untuk

mempersiapkannya. Melalui proses tersebut, seorang pribadi dapat membekali diri,

mengembangkan karakter yang dimiliki dan mengaktualisasikan dirinya dengan

tepat. Sehingga fungsi sekolah pada era sekarang sudah lebih dari sekedar penyedia

ilmu dan wawasan yang sering kali sebatas teori dan hafalan. Melainkan, sekolah

dituntut mampu membangun dan mengembangkan karakter diri setiap peserta didik

menjadi tangguh dan siap bersaing di masyarakat serta dunia kerja. Untuk itu, fokus

lembaga pendidikan juga mencakup pada pendidikan karkater. Dimana hal ini

dikembangkan melalui praktek-praktek pembiasan setiap hari.

Page 14: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS TEMAN …lib.unnes.ac.id/33390/1/1301415032_Optimized.pdfvii ABSTRAK Hanifa, Hanna Permata. (2019). Hubungan antara Konformitas Teman Sebaya dengan Kepatuhan

2

Hal ini patut menjadi perhatian bersama mengingat Indonesia tergolong

sebagai salah satu negara anggota PBB dengan indek pengembangan sumber daya

manusia yang rendah. Mengacu pada United Nation Development Program

(UNDP) tahun 2018, Indonesia berada pada peringkat 116 dari 189 negara. Lebih

lanjut, Rusnaeni (2016:15) menambahkan fenomena di lapangan, ranah pendidikan

Indonesia masih berkutat dengan masalah yang kompleks terkait maraknya

degradasi moral peserta didik yang bahkan muncul di lingkungan sekolah. Maka

semakin terasa urgensi pendidikan karakter pada lembaga pendidikan.

Riyono (2016:6) menyebutkan salah satu cara membiasakan pembentukan

karakter yang baik pada peserta didik dapat dimulai melalui diterbitkannya tata

tertib sekolah. Mengingat dalam tata tertib sekolah, segala tingkah laku individu

yang terlibat, dalam hal ini seluruh penduduk sekolah terikat untuk mematuhi tata

tertib yang sudah disepakati tersebut. Dikuatkan oleh Martin (2018:17) bahwa

keterlibatan seluruh stakeholder sekolah dianggap sebagai kunci tegaknya

kepatuhan peserta didik terhadap tata tertib sekolah.

Rahmawati (2015:3) mengajukan definisi bahwa kepatuhan dianggap

sebagai sikap dan perilaku tunduk pada aturan atau perintah yang dilakukan secara

sadar. Senada dengan kesimpulan yang diajukan Winahyu dan Sumaryati (2013:

140) bahwa yang dimaksud kepatuhan berarti menerima dan menyesuaikan dirinya

terhadap ketentuan yang dikeluarkan oleh pihak yang berwenang, bisa berupa

lembaga, organisasi, instansi atau seseorang yang memiliki kuasa. Sedangkan

menurut Baron (2014:253) kepatuhan atau obedience merupakan pemenuhan

harapan, permintaan, atau perintah yang tegas.

Page 15: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS TEMAN …lib.unnes.ac.id/33390/1/1301415032_Optimized.pdfvii ABSTRAK Hanifa, Hanna Permata. (2019). Hubungan antara Konformitas Teman Sebaya dengan Kepatuhan

3

Juniartika (2014:1) menyebutkan peserta didik diharapkan mampu

menunjukkan kepatuhan yang baik karena hal ini dianggap sebagai tanda bahwa

peserta didik memiliki rasa tanggung jawab terhadap tuntutan dan tugas yang

dipercayakan kepadanya. Lebih luas lagi, dijelaskan oleh Rahmawati dan Arsana

(2014 dalam Amal dan Diana, 2019:50) bahwa melalui kepatuhan terhadap tata

tertib yang diberlakukan di sekolah yang dianggap sebagai dunia miniatur bagi

peserta didik dalam memainkan peran sosialnya di masyarakat, dapat melatih

peserta didik membiasakan diri mengenali dan menyesuaikan tingkah lakunya

sebagai anggota kelompok yang memiliki norma yang harus disepakati. Normasari

dan Rabiatul (2013:321) pernah menyebutkan Indonesia Heritage Foundation

mengemukakan bahwa kepatuhan termasuk dalam 9 pilar nilai, moral dan karakter

yang perlu diajarkan kepada anak-anak.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan melalui wawancara dengan guru

Bimbingan dan Konseling dan menyebarkan skala kepatuhan terhadap tata tertib

sekolah pada kelas XI MIPA 2 dan XI IPS 2 pada tanggal 14 Februari 2019 sebagai

data awal di sekolah tersebut, ditemukan banyak peserta didik yang menunjukkan

sikap kepatuhan terhadap tata tertib yang rendah. Dengan hasil persentase

perhitungan skala pendahuluan kepatuhan terhadap tata tertib sekolah sebesar

51,48% yang termasuk dalam kategori rendah.

Didapatkan informasi bahwa sikap ketidakpatuhan peserta didik masih

menjadi salah satu permasalahan utama di SMA N 1 Jatisrono meski sudah

dilakukan upaya sosialisasi dan pemasangan tata tertib sekolah di masing-masing

mading kelas. Pihak sekolah, baik Waka Kesiswaan maupun guru Bimbingan dan

Page 16: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS TEMAN …lib.unnes.ac.id/33390/1/1301415032_Optimized.pdfvii ABSTRAK Hanifa, Hanna Permata. (2019). Hubungan antara Konformitas Teman Sebaya dengan Kepatuhan

4

Konseling sudah melakukan upaya penanganan dan pelayanan bagi peserta didik

yang terbukti melakukan tindakan ketidakpatuhan. Namun, tindak ketidakpatuhan

masih saja terjadi dan berulang.

Pihak sekolah berupaya mewujudkan kondisi ideal yang kondusif untuk

keberlangsungan kegiatan belajar dan mengajar di sekolah, yaitu peserta didik yang

patuh dengan tata tertib. Didukung dengan sikap yang mendukung oleh seluruh

stakeholder sekolah. Meskipun SMA N 1 Jatisrono merupakan sekolah menengah

atas pada tingkat kecamatan, pihak sekolah berusaha memberikan fasilitas ilmu

pengetahuan dan wawasan serta pendidikan karakter yang baik. Namun, ada banyak

faktor yang mempengaruhi sikap kepatuhan peserta didik. Berdasarkan pemaparan

guru Bimbingan dan Konseling dalam wawancara studi pendahuluan menyebutkan,

pola kebiasaan masyarakat desa cukup mempengaruhi sikap kepatuhan terhadap

tata tertib yang diterbitkan oleh pihak sekolah. Termasuk di dalamnya adalah

bagaimana peserta didik berteman dan bergaul dengan teman sebayanya.

Menurut Willis (2004:31 dalam Himawan dan Turhan, 2014:2014)

menyebutkan beberapa kategori bentuk pelanggaran yang dilakukan peserta didik

diantaranya adalah (1) pelanggaran ringan seperti membolos, malas belajar,

kesulitan belajar, bertengkar, berkelahi, suka ramai di dalam kelas, tidak

mengerjakan tugas, terlambat datang ke sekolah, tidka ikut upacara bendera, (2)

pelanggaran sedang seperti berpacaran, berkelahi antarsekolah, menyalahgunakan

uang SPP, merokok dan (3) pelanggaran berat seperti membawa minuman keras,

narkoba, hamil, membawa senjata tajam, menodong dan perilaku yang mengarah

pada tindak kriminal. Mengacu pada kategori ketidakpatuhan yang disampaikan

Page 17: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS TEMAN …lib.unnes.ac.id/33390/1/1301415032_Optimized.pdfvii ABSTRAK Hanifa, Hanna Permata. (2019). Hubungan antara Konformitas Teman Sebaya dengan Kepatuhan

5

Willis tersebut, jenis ketidakpatuhan yang dilakukan oleh peserta didik SMA N 1

Jatisrono rata-rata tergolong pada pelanggaran ringan dan sedang. Mengingat

tindak ketidakpatuhan ini terjadi pada peserta didik, terjadi karena sebagai individu

remaja yang merupakan fase “badai” dimana ketegangan emosi meninggi. Hal ini

pernah disampaikan oleh Hurlock (2001:212).

Idealnya, peserta didik dapat memiliki kepahaman akan tujuan bersekolah,

fungsi tata tertib sekolah, urgensi memiliki sikap dan perilaku patuh terhadap tata

tertib serta dampak terus-menerus bertindak tidak patuh untuk jangka panjang.

Sehingga sikap patuh terhadap tata tertib sekolah muncul dari kesadaran pribadi

peserta didik. Apabila sikap ketidakpatuhan peserta didik dibiarkan maka yang

terjadi adalah terbentuknya pribadi peserta didik yang tidak disiplin, tidak mampu

menyesuaikan diri dan memainkan peran sosialnya dengan baik. Dikhawatirkan

muncul dampak negatif jangka panjang pada pencapaian tahapan tugas

perkembangan peserta didik yang membuatnya menjadi pribadi yang terganggu

kehidpan efektif kesehariannya.

Sikap kepatuhan dalam diri peserta didik disebabkan oleh banyak hal.

Menurut Brown (Rahmawati, 2015:4) penyebab terbentuknya kepatuhan yang

datang dari dalam diri meliputi kemampuan mengendalikan diri, keadaan emosi dan

kemampuan menyesuaikan diri dengan sekolah. Kemudian peyebab dari luar diri

meliputi keluarga, hubungan dengan teman sebaya, keadaan dan situasi sekolah

seperti peratuan yang berlaku, demografi (usia, jenis kelamin) serta jenis sangsi

yang diberlakukan para guru kepada peserta didik yang tidak patuh.

Page 18: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS TEMAN …lib.unnes.ac.id/33390/1/1301415032_Optimized.pdfvii ABSTRAK Hanifa, Hanna Permata. (2019). Hubungan antara Konformitas Teman Sebaya dengan Kepatuhan

6

Terdapat dua faktor eksternal yang menarik perhatian peneliti. Yaitu faktor

hubungan teman sebaya dan jenis kelamin. Dari sekian banyak hubungan teman

sebaya, salah satu hubungan yang terjadi pada kalangan teman sebaya adalah

konformitas teman sebaya. Untuk peserta didik yang berada di usia sekolah tingkat

SMA/SMK sederajat, dimana berarti mereka berada di usia remaja, faktor eksternal

atau lingkungan memiliki pengaruh yang signifikan.

Peserta didik pada tahap ini memiliki kecenderungan kuat untuk

menampilkan konformitas teman sebaya. Naviarta (2018:35) merangkum bahwa

yang dimaksud dengan konformitas teman sebaya adalah upaya menyamakan

tingkah laku seperti teman-teman yang seusia dan memilikki karakteristik lain yang

cenderung sama dengannya. Septiyuni, dkk (2015:2) menjelaskan bahwa

lingkungan kelompok teman sebaya menjadi lahan bagi remaja untuk

mengembangkan kepribadian.

Melalui nilai-nilai yang diterima dari keluarga kemudian meluas pada

lingkungan pertemanan ini, remaja mulai menyusun identitas dirinya. Remaja

dihadapkan pada pilihan untuk terus mempertahankan nilai yang ditanamkan oleh

keluarga atau memilih keyakinan yang diakui oleh teman sebayanya demi

mendapat penerimaan sosial dan bagaimana sebagai anggota kelompok

mengkomunikasikan sudut pandangnya yang bisa jadi bertentangan dengan

pendapat kelompok. Ditegaskan oleh Santrock (2007:23) bahwa disini remaja

dituntut untuk belajar untuk mandiri, menangani konflik yang mungkin saja muncul

dengan orang tua maupun dengan keinginannya yang cenderung lebih dekat dan

terikat dengan teman sebayanya.

Page 19: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS TEMAN …lib.unnes.ac.id/33390/1/1301415032_Optimized.pdfvii ABSTRAK Hanifa, Hanna Permata. (2019). Hubungan antara Konformitas Teman Sebaya dengan Kepatuhan

7

Senada dengan yang disampaikan oleh Saputro dan Triana (2012:4) bahwa

pada fase ini, teman sebaya adalah hal yang sangat berarti dan berpengaruh pada

diri seorang remaja. Pendapat yang diajukan oleh Suryawati dan Maryati (2006

dalam Hartati, 2013:25) menyebutkan bahwa salah satu berbaur dengan masyarakat

atau lingkungan adalah dengan cara melakukan konformitas.

Lebih lanjut, Husna (2016:35) menjelaskan bahwa apabila individu tidak

dapat menyesuaikan diri dengan baik dan bijak dengan nilai yang diakui kelompok

teman sebaya, maka ia akan dikucilkan dari kelompok teman sebaya. Sebaliknya,

apabila ia dapat menyesuaikan diri dengan baik dan bijak, maka ia akan diterima.

Selain disebabkan karena kelompok teman sebaya adalah sesuatu yang berarti bagi

remaja, hal ini juga disebabkan karena konformitas yang terjadi pada teman sebaya

merupakan sebuah tuntutan tidak tertulis dari kelompok teman sebaya yang

memiliki pengaruh kuat dalam “memaksa” individu untuk mengikuti perilaku-

perilaku tertentu pada kelompoknya. Pernyataan tersebut diajukan oleh Zebua dan

Nurjayadi (2011 dalam Abidin dan Saeful, 2017:104). Fauziyah (2014: 21)

menambahkan, bahkan ketika tingkah laku yang dilakukan kelompok tersebut

bertentangan dengan prinsip individu, ia akan tetap melakukannya semata agar

dapat diterima kelompok.

Pada kenyataannya, konformitas yang terjalin antara teman sebaya dapat

mengarah pada hal yang baik dan juga sebaliknya, mengarah pada yang tidak baik.

Sebagaimana yang disampaikan oleh Sudyastuti dan Heru (2016: 25) bahwa

konformitas yang berkembang dalam kelompok teman sebaya yang menganut

norma kelompok positif, sesuai moral dan agama yang dapat

Page 20: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS TEMAN …lib.unnes.ac.id/33390/1/1301415032_Optimized.pdfvii ABSTRAK Hanifa, Hanna Permata. (2019). Hubungan antara Konformitas Teman Sebaya dengan Kepatuhan

8

dipertanggungawabkan, besar kemungkinan akan diikuti oleh seluruh anggota

kelompok. Mereka akan terdorong untuk melakukan tindakan-tindakan yang baik.

Pun sebaliknya. Mereka akan terdorong untuk melakukan kegiatan yang maladaptif

apabila berbaur pada kelompok teman sebaya yang menganut norma kelompok

yang negatif.

Seperti yang disebutkan oleh Rosita (2017:3-4) bahwasanya orang yang

berkumpul dengan orang-orang yang memiliki karakter-karakter baik seperti jujur,

rajin dan patuh, maka cepat atau lambat akan meniru perilaku tersebut sehingga

menjadi karakternya. Begitu pula sebaliknya. Hal ini menyimpan potensi bahwa

ada kemungkinan individu mengikuti pendapat dan keputusan dari kelompok teman

sebayanya. Sekalipun untuk melakukan hal yang kurang baik. Dalam aspek

kehidupan bersosial di lingkungan sekolah, peserta didik dengan kecenderungan

memiliki keintiman dengan teman sebaya yang tinggi menjadikan pendapat

kelompok sebagai keputusan bersama untuk diikuti.

Menurut Hidayati (2016:32) hal ini menjadi bahaya ketika seseorang

terpapar konformitas yang bersifat negatif sehingga berpengaruh pada kegagalan

dalam membentuk identitas pribadi yang sesuai. Yaitu pribadi yang tidak dapat

memilah mana tindakan yang dibenarkan secara moral dan yang tidak. Dampak

lebih luasnya adalah seseorang ini mungkin mendapat penolakan dari kalangan

sosialnya. Terlebih, Desmita (2005 dalam Hasnah, dkk, 2015:24) menyebutkan

remaja rentan mengalami kesepian, gangguan kesehatan mental bahkan

kecenderungan melakukan kriminal ketika ditolak dan diabaikan dari kalangannya.

Page 21: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS TEMAN …lib.unnes.ac.id/33390/1/1301415032_Optimized.pdfvii ABSTRAK Hanifa, Hanna Permata. (2019). Hubungan antara Konformitas Teman Sebaya dengan Kepatuhan

9

Seperti yang dikuatkan oleh Rosmayanti, dkk (2017:52) bahwa manusia

cenderung memiliki perasaan takut tidak diterima oleh kelompoknya bilamana ia

berbeda, tidak mendapat persetujuan kelompok, ia menghindari dari mendapat

celaan oleh kelompok, maka ia memilih untuk melakukan konformitas dengan

teman sebayanya. Secara konkrit dijelaskan oleh Febriyani dan Endang (2016:142)

bahwa salah satu hal yang dapat menimbulkan perasaan takut untuk menjadi

berbeda dari kelompok teman sebaya adalah mendapatkan perlakuan yang tidak

menyenangkan, seperti diejek dan dicela oleh anggota kelompok yang lebih kuat.

Menjadi berbeda dari kelompok serta norma sosial yang diakui akan menimbulkan

perasaan dikucilkan dan memiliki pengahargaan yang rendah dari lingkungan

dimana ia bersosialisasi. Hal ini Ceilindri dan Meita (2016:66) ajukan sebagai

alasan kuat seseorang untuk melakukan konformitas dengan teman sebayanya.

Jenis kelamin merupakan faktor yang tidak dapat diabaikan ketika hendak

memahami apa yang terjadi pada seorang individu. Hal ini berpengaruh pada

bagaimana gender seseorang berperan dalam keterlibatannya di kehidupan

bermasyarakat. Menurut Baron dan Byrne (2004:187), jenis kelamin didefinisikan

sebagai sebutan biologis untuk membedakan laki-laki dan perempuan. Sedangkan

gender lebih mengacu pada segala atribut yang melekat pada seseorang sehingga

atribut tersebut dapat digunakan untuk menggambarkan masing-masing adalah

laki-laki atau perempuan.

Kecenderungan untuk melakukan konformitas ternyata ditemukan berbeda

antara laki-laki dan perempuan. Remaja perempuan memiliki kecenderungan

melakukan konformitas yang lebih tinggi terhadap kegiatan-kegiatan dan nilai-nilai

Page 22: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS TEMAN …lib.unnes.ac.id/33390/1/1301415032_Optimized.pdfvii ABSTRAK Hanifa, Hanna Permata. (2019). Hubungan antara Konformitas Teman Sebaya dengan Kepatuhan

10

yang diakui oleh teman sebayanya. Ada beberapa alasan yang melatarbelakangi hal

ini. Salah satunya alasannya disampaikan oleh Sears (2009 dalam Istiana, 2018:37)

bahwa perempuan membutuhkan rasa aman yang sangat besar. Sebagai sosok yang

lemah lembut, bijaksana dan mudah empati dengan keadaan orang lain, maka ia

lebih mudah melakukan konformitas dengan lingkungan yang memiliki tekanan

dan meminta kepatuhan dari anggotanya. Alasan lain disampaikan oleh Richmond-

Abbott (2012 dalam Sartika, 2009:16) menyebutkan bahwa sebagai makhluk

perasa, kecenderungan untuk mendapatkan penguatan emosional lebih dibutuhkan

oleh remaja perempuan. Hal ini bertentangan dengan yang dilakukan oleh laki-laki.

Baron dan Byrne (2004:198) menyebutkan mereka lebih mampu melakukan

introspeksi diri yang terpusat pada ego mereka. Sehingga lebih mampu untuk tidak

terpengaruh oleh tekanan yang ada dari kelompok teman sebaya.

Karkateristik peserta didik perempuan dan laki-laki dalam hal kemampuan

melakukan konformitas memiliki potensi yang tidak baik apabila terjadi secara

berlebihan. Apabila peserta didik perempuan menjadi terlalu konformis dengan

tekanan dan keputusan kelompok, maka ia akan kehilangan jati dirinya sendiri

karena terlalu menerima dan menuruti tuntutan kelompok tanpa mampu

menyuarakan pendapatnya. Semata demi mendapat penerimaan dan tetap diakui

sebagai anggota kelompok. Sedangkan, apabila peserta didik laki-laki terlalu

mengedepankan kecenderungan sikap agresif, terlalu egosentris dan tidak mampu

menampilkan perilaku konformitas yang tepat, dikhawatirkan tidak dapat

membangun relasi sosial yang baik dengan lingkungan pertemanan dan masyarakat

secara umum.

Page 23: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS TEMAN …lib.unnes.ac.id/33390/1/1301415032_Optimized.pdfvii ABSTRAK Hanifa, Hanna Permata. (2019). Hubungan antara Konformitas Teman Sebaya dengan Kepatuhan

11

Di sisi lain, perbedaan jenis kelamin tidak hanya memunculkan perbedaan

pada konformitas teman sebaya peserta didik. Melainkan dapat secara langsung

mempengaruhi sikap kepatuhan peserta didik. Hal ini sesuai dengan pernyataan

Brown, dkk (Rahmawati, 2015:4) terkait faktor-faktor kepatuhan itu sendiri, yaitu

faktor eksternal yang salah satunya adalah jenis kelamin.

Mengacu pada karakteristik laki-laki dan perempuan, dalam penelitian yang

dilakukan oleh Sankaran dan Bui (2003 dalam Normadewi, 2012: 33) menunjukkan

hasil bahwa seorang perempuan memedulikan sikap sopan santun yang diterima

orang lain dan konsekuensi yang menyertainya apabila melanggar ketimbang laki-

laki. Perempuan memiliki kecenderungan untuk mudah terpengaruh, kurang

merdeka, tidak menyenangi sikap agresif, dan lebih pasif. Sedangkan laki-laki lebih

menyenangi situasi agresif, sangat bebas dan tidak mudah terpengaruh serta lebih

merdeka, seperti yang disampaikan oleh Ratnasari (2017:29). Hal ini dapat

dimaknai bahwa perempuan akan lebih mudah untuk menampilkan sikap kepatuhan

daripada laki-laki.

Sehingga dapat dimaknai, apabila peserta didik bergaul dengan teman

sebaya yang tidak patuh terhadap tata tertib sekolah, maka keputusan dan pendapat

yang diambil kelompok teman sebaya untuk tidak patuh terhadap tata tertib sekolah

akan menjadi keputusan bersama yang disepakati dan dilaksanakan. Meski bisa jadi

hal ini dilakukan hanya semata untuk tetap aman berada dalam kelompok teman

sebayanya dan bertentangan dengan dirinya sendiri. Begitu pun sebaliknya. Dimana

peserta didik perempuan memiliki kecenderungan lebih kuat mengikuti keputusan

yang diakui oleh kelompok teman sebayanya daripada peserta didik laki-laki.

Page 24: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS TEMAN …lib.unnes.ac.id/33390/1/1301415032_Optimized.pdfvii ABSTRAK Hanifa, Hanna Permata. (2019). Hubungan antara Konformitas Teman Sebaya dengan Kepatuhan

12

Penjelasan tersebut merupakan keterkaitan konformitas teman sebaya dan jenis

kelamin terhadap kepatuhan terhadap tata tertib sekolah. Asumsi dalam penelitian

ini adalah konformitas teman sebaya yang terjadi di kalangan peserta didik

perempuan dan lelaki memiliki hubungan yang positif dan signifikan dengan sikap

kepatuhan terdapat tata tertib sekolah.

Apabila konformitas teman sebaya ditinjau jenis kelamin terbukti memiliki

hubungan signifikan dengan kepatuhan terhadap tata tertib sekolah, maka hal ini

dapat dijadikan masukan bagi guru Bimbingan dan Konseling. Mengingat fungsi

guru Bimbingan dan Konseling di sekolah tidak hanya membantu peserta didik

dalam mengentaskan masalah yang dihadapi. Namun juga mencegah terjadinya

suatu masalah.

Dibutuhkan peran dan keterlibatan secara aktif dari guru Bimbingan dan

Konseling dalam membimbing peserta didik untuk dapat mewujudkan perilaku

kepatuhan pada tata tertib sekolah. Keterlibatan aktif guru Bimbingan dan

Konseling dalam hal ini dapat diwujudkan dengan meningkatkan pemahaman guru

Bimbingan dan Konseling terkait adanya karakteristik konformitas teman sebaya

pada kalangan peserta didik.

Sehingga dapat dijadikan acuan pembuatan layanan yang sesuai dengan

karakteristik peserta didik yang memiliki kecenderungan lebih dekat dengan teman

sebaya dan penyesuaian yang tinggi terhadap kelompoknya guna meningkatkan

kepatuhan peserta didik terhadap tata tertib yang berlaku di sekolah. Selebihnya,

dengan menekankan peran konformitas teman sebaya guna meningkatkan

kepatuhan peserta didik terhadap tata tertib sekolah dalam pembuatan layanan dan

Page 25: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS TEMAN …lib.unnes.ac.id/33390/1/1301415032_Optimized.pdfvii ABSTRAK Hanifa, Hanna Permata. (2019). Hubungan antara Konformitas Teman Sebaya dengan Kepatuhan

13

program Bimbingan dan Konseling serta dapat mengangkat kebermanfaatan dan

kebermartabatan fungsi seorang guru Bimbingan dan Konseling di sekolah yang

sering dimiskonsepsikan sekedar sebagai polisi sekolah. Mengingat guru

Bimbingan dan Konseling di sekolah memiliki fungsi pencegahan, pengentasan

masalah dan pengembangan.

Hal ini dapat dilakukan dengan pemberikan layanan berupa konseling

individu, bimbingan kelompok dan konseling kelompok. Konseling individu

diharapkan dapat menjadi layanan kuratif bagi peserta didik yang masih terbukti

melakukan tindak ketidakpatuhan terhadap tata tertib sekolah. sedangkan, melalui

bimbingan kelompok dan konseling kelompok, guru Bimbingan dan Konseling

dapat memanfaatkan peran dinamika kelompok dan teman sebaya. Layanan

bimbingan kelompok dan konseling kelompok dapat menjadi fungsi layanan

pemahaman dan pengembangan sehingga peserta didik mengerti urgensi

menampilkan sikap kepatuhan terhadap tata tertib sekolah.

Berdasarkan ketertarikan dan penilaian peneliti bahwa antara konformitas

teman sebaya memiliki keterkaitan dengan kepatuhan terhadap tata tertib sekolah

ditinjau dari jenis kelamin, maka peneliti memilih judul penelitian “Hubungan

antara Konformitas Teman Sebaya dengan Kepatuhan terhadap Tata Tertib Sekolah

Ditinjau dari Jenis Kelamin di SMA N 1 Jatisrono”

1.2 Rumusan Masalah

Sesuai dengan identifikasi masalah yang telah diuraikan, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah:

Page 26: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS TEMAN …lib.unnes.ac.id/33390/1/1301415032_Optimized.pdfvii ABSTRAK Hanifa, Hanna Permata. (2019). Hubungan antara Konformitas Teman Sebaya dengan Kepatuhan

14

1) Bagaimana tingkat konformitas teman sebaya ditinjau dari jenis kelamin pada

peserta didik kelas XI SMA N 1 Jatisrono?

2) Bagaimana tingkat kepatuhan terhadap tata tertib sekolah pada ditinjau dari

jenis kelamin pada peserta didik kelas XI SMA N 1 Jatisrono?

3) Apakah terdapat hubungan antara konformitas teman sebaya dengan kepatuhan

terhadap tata tertib ditinjau dari jenis kelamin pada peserta didik kelas XI SMA

N 1 Jatisrono?

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai rumusan permasalahan tersebut, maka penelitian ini mempunyai

tujuan yaitu :

1) Untuk mengetahui seberapa besar tingkat konformitas teman sebaya ditinjau

dari jenis kelamin pada peserta didik kelas XI SMA N 1 Jatisrono.

2) Untuk mengetahui seberapa besar tingkat kepatuhan terhadap tata tertib sekolah

pada ditinjau dari jenis kelamin pada peserta didik kelas XI SMA N 1 Jatisrono.

3) Untuk mengetahui hubungan antara konformitas teman sebaya dengan

kepatuhan terhadap tata tertib ditinjau dari jenis kelamin pada peserta didik

kelas XI SMA N 1 Jatisrono.

1.4 Kegunaan Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diambil dari makalah ini antara lain sebagai

berikut :

1. Kegunaan Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dan memberikan

sumbangan konseptual bagi pengembangan ilmu bimbingan dan konseling tentang

Page 27: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS TEMAN …lib.unnes.ac.id/33390/1/1301415032_Optimized.pdfvii ABSTRAK Hanifa, Hanna Permata. (2019). Hubungan antara Konformitas Teman Sebaya dengan Kepatuhan

15

pengaruh konformitas teman sebaya ditinjau dari jenis kelamin terhadap kepatuhan

terhadap tata tertib sekolah pada peserta didik.

2. Kegunaan Praktis

1) Bagi Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan, penelitian ini dapat dijadikan

bahan masukan dalam pembuatan kebijakan dan program-program sekolah

untuk membantu mengatasi permasalahan peserta didik berkaitan dengan

kepatuhan peserta didik terhadap tata tertib sekolah dan konformitas teman

sebaya.

2) Bagi guru Bimbingan dan Konseling, penelitian ini dapat dijadikan sebagai

bahan masukan dalam pembuatan program layanan Bimbingan dan Konseling

guna meningkatkan kepatuhan peserta didik terhadap tata tertib sekolah dengan

memanfaatkan dan memaksimalkan karakteristik yang ada pada peserta didik,

dalam hal ini konformitas teman sebaya.

3) Bagi Peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini dapat menjadi pengalaman dan

pengetahuan yang baru sebagai acuan serta masukan bagi peneliti dalam

melakukan penelitian selanjutnya.

Page 28: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS TEMAN …lib.unnes.ac.id/33390/1/1301415032_Optimized.pdfvii ABSTRAK Hanifa, Hanna Permata. (2019). Hubungan antara Konformitas Teman Sebaya dengan Kepatuhan

15

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini dijelaskan mengenai tinjauan kepustakaan yang mendukung

penelitian meliputi: (1) penelitian terdahulu, (2) kepatuhan terhadap tata tertib

sekolah, (3) konformitas teman sebaya, (4) kerangka berpikir, dan (5) hipotesis

penelitian.

2.1 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu adalah penelitian yang telah dilakukan sebelumnya

oleh peneliti lain terkait dengan topik atau variabel yang hendak diteliti. Penelitian

terdahulu yang digunakan dianggap memiliki relevansi dengan penelitian yang

hendak dilakukan. Sehingga melalui kajian empiris ini dapat digunakan sebagai

acuan serta bahan masukan bagi peneliti. Berikut ini adalah beberapa penelitian

terdahulu yang berkaitan dengan varibel-variabel yang menjadi ketertarikan bagi

peneliti, yaitu kepatuhan dan konformitas teman sebaya ditinjau dari jenis kelamin.

Untuk variabel kepatuhan, beberapa penelitian yang sudah dilakukan

diantaranya telah dilakukan oleh Normasari dan Rabiatul (2013). Penelitian

tersebut mendapatkan hasil bahwa kepatuhan siswa di sekolah yang menjadi lokasi

penelitian sudah baik dan hanya ditemukan sedikit siswa yang masih menunjukkan

ketidakpatuhan. Penelitian tersebut juga mengungkapkan ragam faktor internal

maupun eksternal penyebab ketidakpatuhan pada siswa. Hal yang membedakan

penelitian ini adalah penggunaan metode penelitian berupa kualitatif untuk melihat

tingkat kepatuhan serta menjelaskan faktor-faktor ketidakpatuhan yang terjadi.

Page 29: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS TEMAN …lib.unnes.ac.id/33390/1/1301415032_Optimized.pdfvii ABSTRAK Hanifa, Hanna Permata. (2019). Hubungan antara Konformitas Teman Sebaya dengan Kepatuhan

16

Sedangkan dalam penelitian yang hendak dilakukan adalah jenis kuantitatif dengan

tujuan untuk tingkat konformitas teman sebaya ditinjau dari jenis kelamin, tingkat

kepatuhan peserta didik terhadap tata tertib dan menemukan adanya hubungan

antara konformitas teman sebaya ditinjau dari jenis kelamin dengan kepatuhan pada

peserta didik terhadap tata tertib yang berlaku di sekolah.

Satria, dkk (2013) melakukan penelitian dengan sampel peserta didik SMA

Darul Ulum I Unggulan BPP-Teknologi dan ditemukan terdapat keterikatan antara

disiplin peserta didik dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan

kesehatan dengan tata nilai kepatuhan peraturan dan tata tertib pesantren. Hal yang

menunjang penelitian peneliti adalah penelitian Satria juga mengangkat kepatuhan

peraturan dan tata tertib pesantren sebagai variabel penelitian. Sedangkan hal yang

membedakan adalah populasi dalam penelitian Satria berlatar belakang pesantren

jenjang SMA. Sedangkan peneliti mengambil populasi pada SMA negeri.

Krisnatuti, dkk (2011) telah melakukan penelitian terkait kepatuhan dengan

sampel berupa kalangan santri. Berdasarnya penelitiannya didapatkan hasil bahawa

santri cenderung memiliki sikap patuh yang rendah sedangkan kemandirian dan

kecerdasan emosi yang baik. Hal yang membedakan pada penelitian ini dengan

penelitian yang hendak dilakukan adalah pada penelitian ini kepatuhan dijadikan

sebagai variabel bebas kedua (X2) dengan variabel terikat (Y) adalah kemandirian.

Sedangkan pada penelitian yang hendak dilakukan kepatuhan dijadikan varibel

terikat (Y) dengan variabel bebas (X) adalah konformitas teman sebaya ditinjau dari

jenis kelamin.

Page 30: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS TEMAN …lib.unnes.ac.id/33390/1/1301415032_Optimized.pdfvii ABSTRAK Hanifa, Hanna Permata. (2019). Hubungan antara Konformitas Teman Sebaya dengan Kepatuhan

17

Kemudian, Choudhary (2015) melalui penelitiannya, menemukan bahwa

terdapat hubungan yang negatif antara tekanan teman sebaya dengan perilaku

kepatuhan atau ketidakpatuhan pada siswa. Hal yang membedakan dengan

penelitian peneliti adalah penelitian Choudhary merupakan jenis penelitian survey

deskriprif dan pengumpulan data menggunakan obedient-disobedient tendency

scale. Sedangkan pada penelitian yang hendak dilakukan pengumpulan data

menggunakan skala psikologis kepatuhan yang disusun berdasarkan teori aspek

kepatuhan yang diajukan oleh Stanley Milgram pada tahun 1963. Meski memiliki

variabel Y yang juga terkait kepatuhan, namun Choudhary memiliki variabel X

berupa tekanan teman sebaya, bukan konformitas teman sebaya.

Berdasarkan beberapa penelitian terkait variabel kepatuhan, terdapat

beberapa perbedaan dengan penelitian yang hendak dilakukan peneliti atas variabel

kepatuhan tersebut. Apabila beberapa penelitian terdahulu tersebut mencoba

mendeskripsikan sikap kepatuhan yang terjadi pada diri santri, menghubungkannya

langsung dengan tata tertib maupun aturan yang berlaku di sekolah maupun pondok

dan menghubungkannya dengan penyebab internal lain yang ada di dalam diri

peserta didik. Sedangkan dalam penelitian yang hendak dilakukan peneliti, sikap

kepatuhan terhadap tata tertib dipandang sebagai satu variabel utuh. Sikap

kepatuhan terhadap tata tertib sebagai variabel Y yang dicari hubungannya dengan

variabel X yaitu konformitas temans sebaya yang ditinjau dari jenis kelamin.

Untuk variabel konformitas teman sebaya, Susilowati (2011) melalui

penelitiannya yang berlokasi di panti asuhan Muhammadiyah Karanganyar dimana

pada konsep diri dengan kemandirian remaja panti asuhan ditemukan hubungan

Page 31: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS TEMAN …lib.unnes.ac.id/33390/1/1301415032_Optimized.pdfvii ABSTRAK Hanifa, Hanna Permata. (2019). Hubungan antara Konformitas Teman Sebaya dengan Kepatuhan

18

yang positif dan signifikan. Serta pada konformitas teman sebaya dengan

kemandirian remaja panti asuhan tidak ditemukan hubungan yang signifikan.

Relevansi pada penelitian ini adalah variabel konformitas teman sebaya digunakan

sebagai variabel bebas, meski lebih tepatnya digunakan sebagai variabel X1.

Sedangkan hal yang membedakannya adalah penelitian ini memiliki tiga hipotesis.

Uji hipotesis pertama menggunakan uji regresi ganda kemudian uji hipotesis kedua

dan ketiga menggunakan uji korelasi parsial.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Hana (2017) terkait

konformitas teman sebaya dengan prokrastinasi penyusunan skripsi ditemukan

hubungan yang positif dan dalam kategori sedang. Relevansi pada penelitian ini

adalah konformitas teman sebaya sama-sama dijadikan variabel bebas (X) dan

sama-sama menggunakan metode penelitian kuantitatif korelasional. Untuk

variabel terikat (Y), penelitian tersebut menggunakan variabel prokrastinasi

penyusunan skripsi sedangkan untuk penelitian yang hendak dilakukan

menggunakan variabel kepatuhan terhadap tata tertib sekolah.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Istiana dan Nur Ainun (2018)

didapatkan hasil bahwa terdapat perbedaan konformitas remaja laki-laki dan remaja

perempuan ditinjau dari jenis kelamin. Hal yang membedakan dari penelitian ini

menggunakan teknik quota sampling. Sedangkan pada penelitian yang hendak

dilakukan menggunakan teknik sampling simple random sampling.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Kristina, dkk (2013) dengan lokasi

penelitian Yayasan Perguruan SMA Raksana Medan yang menemukan konformitas

teman sebaya remaja perempuan lebih tinggi daripada laki-laki. Yang membedakan

Page 32: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS TEMAN …lib.unnes.ac.id/33390/1/1301415032_Optimized.pdfvii ABSTRAK Hanifa, Hanna Permata. (2019). Hubungan antara Konformitas Teman Sebaya dengan Kepatuhan

19

pada penelitian ini adalah skala psikologis konformitas disusun berdasarkan teori

yang dikemukakan oleh Peplau dikutip dalam Harahap pada tahun 2009. Sedangkan

pada penelitian yang hendak dilakukan mengacu pada teori yang dikemukakan oleh

David O Sears pada tahun 1985.

Pada beberapa penelitian terdahulu tersebut, dua penelitian mengungkapkan

terkait konformitas teman sebaya dan dua selanjutnya membahas terkait

konformitas ditinjau dari jenis kelamin. Hal tersebut menjadi relevansi dari

penelitian terdahulu dengan penelitian yang hendak dilakukan. Hanya saja, pada

penelitian yang hendak dilakukan, konformitas teman sebaya ditinjau dari jenis

kelamin dipandang sebagai satu variabel utuh yaitu variabel bebas (X).

2.2 Kepatuhan Terhadap Tata Tertib Sekolah

Pada sub bab ini terdapat beberapa materi yang akan di bahas, yaitu

pengertian kepatuhan terhadap tata tertib sekolah, penyebab terbentuknya

kepatuhan terhadap tata tertib sekolah, serta aspek kepatuhan terhadap tata tertib

sekolah.

2.2.1 Pengertian Kepatuhan terhadap Tata Tertib Sekolah

Dalam Sarbaini dan Fatimah (2013:384) disebutkan bahwa kepatuhan yang

mengacu pada kata “obedience” dari bahasa Inggris dan “obedire” dari kata Latin

yang dimaknai sebagai mematuhi. Chaplin (1989:99 dalam Astuti, 2014:13)

mendefinisikan bahwa kepatuhan dianggap sebagai menuruti keinginan orang lain

untuk menyesuaikan dirinya secara sukarela. Menurut Helbert Kelman (Tondok,

Ardiansyah & Ayuni 2012: 2 dalam Astuti, 2014 : 14 ) kepatuhan didefinisikan

Page 33: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS TEMAN …lib.unnes.ac.id/33390/1/1301415032_Optimized.pdfvii ABSTRAK Hanifa, Hanna Permata. (2019). Hubungan antara Konformitas Teman Sebaya dengan Kepatuhan

20

sebagai tingkah laku tunduk pada harapan pihak yang berkuasa meski tak sesuai

dengan kehendak sendiri. Feldman (2003 dalam Ramdani, 2016:577) berpendapat

bahwa kepatuhan dianggap sebagai upaya memastikan apakah suatu perintah

diberikan sudah sungguh-sungguh dilaksanakan oleh orang yang dikenai perintah

tersebut.

Sedangkan dalam Juniartika (2014:14), menyebutkan beberapa komponen

yang ditemukan terdapat dalam kepatuhan adalah sebagai berikut:

1) Menerima norma atau nilai-nilai. Penerimaan atas nilai-nilai atau norma yang

diusung pihak yang memiliki kuasa adalah bagian yang tak terpisahkan dari

makna kepatuhan itu sendiri.

2) Penerapan norma-norma atau nilai-nilai itu dalam kehidupan. Seseorang dapat

dikatakan patuh diminta tidak sebatas menerima nilai-nilai atau norma yang

diusung pihak yang berkuasa. Lebih daripada itu, personel yang dikenai

perintah untuk menerima nilai atau norma tersebut harus melaksanakannya

secara nyata.

3) Mengintrospeksi diri. Komponen ini adalah lanjutan yang lebih dalam dari dua

komponen sebelumnya. Bahwasanya seseorang akan diminta untuk

mengevaluasi sejauh mana tindakan yang pernah diperbuat. Apakah ada

tingkah laku yang melanggar nilai atau norma atau perintah yang telah

diberikan. Sehingga selanjutnya ia diminta memperbaiki diri untuk lebih

mampu menyesuaikan diri dengan nilai atau norma atau perintah yang

diberikan.

Page 34: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS TEMAN …lib.unnes.ac.id/33390/1/1301415032_Optimized.pdfvii ABSTRAK Hanifa, Hanna Permata. (2019). Hubungan antara Konformitas Teman Sebaya dengan Kepatuhan

21

Mengacu pada definisi yang disebutkan dalam Instruksi Menteri Pendidikan

dan Kebudayaan tanggal 1 Mei 1974, No 14/U/1974 (Suryosubroto, 2010:81 dalam

Rosita, 2017:34) segala pedoman yang mengelola kehidupan keseharian di

lingkungan sekolah beserta seluruh komponen penduduk sekolah yang

mengandung perintah dan sanksi atas pelanggaran yang dilakukan terhadapnya

disebut sebagai tata tertib sekolah. Hal senada juga disampaikan oleh Humaira, dkk

(2014:27) bahwasanya tata tertib sekolah memiliki karakter yang mengikat

sehingga seluruh penduduk sekolah wajib untuk mematuhinya. Arikunto

menyampaikan, masih dalam Humaira, dkk (2014:27) bahwa karakter mengikat

yang dimiliki tata terib sekolah tampak pada tiga komponen tata tertib sekolah. Tiga

komponen tersebut adalah 1) perilaku yang diperintahkan dan yang tidak diijinkan,

2) konsekuensi yang ditanggung ketika ditemukan ketidakpatuhan, 3) cara yang

digunakan untuk menyosialiasikan tata tertib sekolah tersebut.

Dalam Rusnaeni (2016:17) disebutkan tujuan dibuatnya tata tertib adalah

supaya peserta didik mengerti atas beberapa hal diantaranya adalah 1) tugas, hak

dan kewajibannya, 2) hal yang diijinkan untuk mengembangkan kreativitasnya,

serta 3) terlibat secara maksimal dalam mengikuti program yang sudah disediakan

pihak sekolah.

Maka dalam hal ini kepatuhan terhadap tata tertib sekolah disimpulkan

sebagai suatu bentuk perilaku menerima, melaksanakan secara nyata serta

mengintrospeksi diri berdasarkan pada ketentuan-ketentuan yang berlaku di

sekolah yang mengandung tugas, hak, kewajiban serta sangsi.

Page 35: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS TEMAN …lib.unnes.ac.id/33390/1/1301415032_Optimized.pdfvii ABSTRAK Hanifa, Hanna Permata. (2019). Hubungan antara Konformitas Teman Sebaya dengan Kepatuhan

22

2.2.2 Penyebab Terbentuknya Kepatuhan terhadap Tata Tertib Sekolah

Terdapat beragam hal yang menjadi penyebab terbentuknya kepatuhan pada

diri peserta didik. Baik penyebab yang berasal dari dalam diri maupun dari luar.

Beberapa ahli secara bersamaan dalam Rahmawati (2015:4-5) menyebutkan

beberapa penyebab kepatuhan. Penyebab yang berasal dari dalam diri seperti

kemampuan mengendalikan diri, kemampuan mengendalikan emosi dan

kemampuan menyesuaikan diri terhadap sekolah. Sedangkan penyebab terbentukan

kepatuhan terhadap tata tertib sekolah diantaranya adalah kondisi keluarga,

hubungan dengan teman sebaya, kondisi dan situasi sekolah, demografi (usia, suku,

jenis kelamin) yang ditemui di sekolah, sosok guru dan jenis konsekuensi yang

harus ditanggung peserta didik ketika diketahui melaukan tindak ketidakpatuhan.

Gunarsa (1982 dalam Normasari, 2013) mengajukan beberapa hal pemicu

yang mendorong peserta didik menampakkan kepatuhan, diantaranya adalah

sebagai berikut:

1) Penyebab dari dalam diri peserta didik seperti kondisi kesehatan peserta didik,

intelektual dan kemampuan peserta didik dalam mengikuti kegiatan belajar

mengajar di sekolah.

2) Penyebab dari luar diri peserta didik seperti permasalahan yang sedang

dihadapi oleh keluarga peserta didik, pola asuh orang tua dalam mendisiplinkan

peserta didik, harapan-harapan yang diberikan orang tua serta kondisi

lingkungan sekolah itu sendiri.

Dalam sumber yang berbeda, Thomas Blass (Wilujeng, 2010 dalam Astuti,

2014: 16-17) mengajukan tiga penyebab, diantaranya sebagai berikut:

Page 36: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS TEMAN …lib.unnes.ac.id/33390/1/1301415032_Optimized.pdfvii ABSTRAK Hanifa, Hanna Permata. (2019). Hubungan antara Konformitas Teman Sebaya dengan Kepatuhan

23

1) Kepribadian. Ketika peserta didik berada dalam keadaan yang lemah dengan

banyak pilihan, kepribadian menjadi hal yang sangat mempengaruhi keputusan

untuk memilih patuh atau sebaliknya.

2) Kepercayaan. Seseorang akan cenderung mematuhi dengan buta semua yang

diperintahkan oleh segala sesuatu yang sudah ia percaya atau yakini memiliki

kebaikan baginya. Baik itu bersumber dari keyakinan spiritual ataupun perintah

dari lembaga yang ia yakini memiliki kuasa atas dirinya.

3) Lingkungan. Dimana seorang individu tumbuh dan berkembang, maka ia akan

mengadopsi dan menginternalisasikan nilai-niali dan norma yang hidup di

lingkungannya tersebut. ketika ia tumbuh di lingkungan yang keras dan

otoriter, segala instruksi yang disampaikan padanya akan diinternalisasikan

secara terpaksa. Sedangkan orang yang tumbuh di lingkungan yang

mengedepankan komunikasi, maka ia akan cenderung menerima instruksi

sebagai suatu hal konstruktif menuju keadaan yang kondusif.

Sedangkan menurut Graham (Rusnaeni, 2016:17) mengajukan empat faktor

yang menyebabkan seseorang menampakkan kepatuhan, yaitu:

1) Normativist. Merupakan kepatuhan terhadap suatu norma yang mengacu pada

tujuan norma tersebut dan bersifat abai pada prosesnya.

2) Integralist. Penyebab munculnya kepatuhan ini dikarenakan seseorang

mencoba membuat pertimbangan yang rasional atas perintah yang diberikan

secara sadar.

3) Fenomenalist. Sumber penyebab kepatuhan ini cendeurng makna yang tidak

terlalu berarti seperti sekedar basa-basi.

Page 37: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS TEMAN …lib.unnes.ac.id/33390/1/1301415032_Optimized.pdfvii ABSTRAK Hanifa, Hanna Permata. (2019). Hubungan antara Konformitas Teman Sebaya dengan Kepatuhan

24

4) Hedonist. Sumber dari kepatuhan ini adalah keuntungan yang didapat untuk

dirinya sendiri.

Sehingga dalam hal ini dapat dipahami bahwa penyebab terbentuknya

kepatuhan terhadap tata tertib sekolah terbagi menjadi penyebab dari dalam diri dan

luar diri seorang pribadi. Penyebab yang berasal dari dalam diri seperti kemampuan

mengendalikan diri, kemampuan mengendalikan emosi dan kemampuan

menyesuaikan diri terhadap sekolah. Sedangkan penyebab terbentukan kepatuhan

terhadap tata tertib sekolah diantaranya adalah kondisi keluarga, hubungan dengan

teman sebaya, kondisi dan situasi sekolah, demografi (usia, suku, jenis kelamin)

yang ditemui di sekolah, sosok guru dan jenis konsekuensi yang harus ditanggung.

2.2.3 Tipe dan Bentuk Kepatuhan

Masih dalam sumber yang sama, Graham (Rusnaeni, 2016: 18)

merumuskan tipe-tipe kepatuhan sebagai berikut:

1) Ototarian. Merupakan kepatuhan yang buta tanpa pertimbangan.

2) Comformist. Merupakan kepatuhan yang melalui pertimbangan. Seperti

mempertimbangkan agar sesuai dengan masyarakat, mempertimbangkan

untung-rugi yang mungkin didapat, atau mempertimbangkan kepentingan

pribadi lainnya dengan kepentingan masyarakat.

3) Compulsive deviant. Merupakan kepatuhan yang labil atau mudah berubah-

ubah.

4) Hedonik psikopatik. Kepatuhan yang berlebihan pada kekayaan tanpa

mempertimbangkan keadaan orang lain.

Page 38: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS TEMAN …lib.unnes.ac.id/33390/1/1301415032_Optimized.pdfvii ABSTRAK Hanifa, Hanna Permata. (2019). Hubungan antara Konformitas Teman Sebaya dengan Kepatuhan

25

5) Supramoralist. Kepatuhan ini muncul pada orang-orang yang meyakini nilai-

nilai moral sebagai sesuatu yang harus dipatuhi.

Sedangkan dalam Sarwano dan Meinarno (2011:105) ditemukan bentuk

perilaku kepatuhan sebagai berikut:

1) Konformitas. Kepatuhan ini muncul ketika seseorang menyesuaikan diri

supaya diterima oleh kalangan sosial.

2) Penerimaan. Kepatuhan ini muncul ketika orang lain memintanya untuk

melakukan sesuatu dan ia menerimanya.

3) Ketaatan. Kepatuhan ini muncul ketika orang yang memiliki otoritas atau luas

atas dirinya memberikan perintah. Sehingga ia patuh melakukannya.

Sehingga berdasarkan penjelasan yang telah diberikan oleh para pakar

terkait tipe atau bentuk kepatuhan tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat tiga

tipe atau bentuk dari kepatuhan yaitu konformitas, penerimaan dan ketaatan.

2.2.4 Indikator Kepatuhan

Sarbaini (2012 dalam Juniartika, 2014:13) menyebutkan terdapat indikator-

indikator yang terlibat dalam persoalan kepatuhan dan realitasnya, yaitu sebagai

berikut:

1) Orang yang berkuasa. Orang yang berkuasa ini anggap memiliki otoritas yang

lebih tinggi sehingga memiliki wewenang dan pengaruh.

2) Situasi yang terbentuk. Kepatuhan akan muncul ketika situasi dikonisikan

sedemikian rupa melalui adanya sanksi apabila terjadi ketidakpatuhan sehingga

peserta didik tidak memiliki pilihan selain menjadi patuh.

Page 39: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS TEMAN …lib.unnes.ac.id/33390/1/1301415032_Optimized.pdfvii ABSTRAK Hanifa, Hanna Permata. (2019). Hubungan antara Konformitas Teman Sebaya dengan Kepatuhan

26

3) Orang yang dikenai kewajiban untuk patuh. Kesadaran diri dari seseorang yang

dikenai peraturan sangat menentukan ia akan memilih patuh atau sebaliknya.

Mengacu pada penelitian terkait kepatuhan yang telah dilakukan Stanley

Milgram pada 1963 (Sears, 1985:341-346), berikut indikator seseorang

menunjukkan kepatuhan:

1) Kepatuhan terhadap Otoritas yangSah

Sears (1985:342) menjelaskan bahwa setiap pemegang otoritas yang

memiliki wewenang mengelola suatu lembaga atau instansi dengan banyak

personal akan menuntut keteraturan sehingga terbentuknya instansi yang kondusif

dan bekerja dengan efektif. untuk itu personel harus patuh terhadap otoritas yang

sah. Untuk menumbuhkan kepatuhan dari para personelnya, maka dalam diri para

personel harus tumbuh keyakinan dan kepercayaan atas pemegang otoritas bahwa

ia memang berkuasa, berhak dan memiliki wewenang mengatur serta menuntut

sikap patuh dari orang yang diperintahnya.

Sehingga dalam konteks kepatuhan terhadap tata tertib sekolah maka

peserta didik harus yakin dan percaya kepada sekolah memiliki wewenang

menerbitkan tata tertib yang bersifat mengikat dimana ia wajib untuk patuh.

2) Ganjaran, Hukuman dan Ancaman

Selain harus adanya keyakinan dari para peserta didik terhadap sekolah

sebagai pihak yang berwenang mengelola kehidupan sekolah beserta menerbitkan

tata tertib, kepatuhan terhadap tata tertib juga dapat dikuatkan dengan diadakannya

ganjaran, hukuman serta ancaman apabila ditemukan tindak ketidakpatuhan. Hal

ini dianggap sebagai salah satu usaha yang efektif untuk menekankan peserta didik

Page 40: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS TEMAN …lib.unnes.ac.id/33390/1/1301415032_Optimized.pdfvii ABSTRAK Hanifa, Hanna Permata. (2019). Hubungan antara Konformitas Teman Sebaya dengan Kepatuhan

27

supaya menumbuhkan sikap kepatuhan. Penelitian yang dilakukan Miligram

menunjukkan bahwa semua usaha yang dilakukan dimaksudkan supaya subjek atau

orang yang diperintah untuk “menyerahkan diri” dan menerima apa yang diminta

oleh peneliti, merasa bahwa mereka memang diinginkan untuk berperilaku

sedemikian rupa, diberikan perhatian besar dan diberi ganjaran yang

menyenangkan mereka ketika mereka melakukan perilaku yang diinginkan

tersebut. begitu sebaliknya ketika mereka hendak tidak berperilaku seperti yang

diinginkan, mereka sudah mengerti ada ancaman dan hukuman yang harus mereka

hadapi. Sehingga mereka tidak memiliki pilihan selain berperilaku sebagaimana

yang diinginkan peneliti. Mereka merasa diwajibkan dan mereka muncul keinginan

untuk melakukannya (Sears, 1985:342-344). Sehingga kebersediaan peserta didik

berperilaku seperti yang diharapkan tata tertib adalah indikator bahwa perserta

didik tersebut dapat dikatakan patuh.

3) Harapan dari Pihak Lain

Seseorang memiliki kecenderungan untuk berusaha memenuhi

keinginan-keinginan yang dikenakan orang lain atas dirinya. Hal ini terjadi, baik

keinginan itu disampaikan secara langsung maupun tidak. Ketika hal ini dilakukan

dengan mengkomunikasikan harapan melalui pemberian label-label pada orang

yang hendak ditekan untuk melakukan tindakan yang diinginkan dan kebalikannya.

Sehingga mempengaruhi image diri orang yang hendak ditekan (Sears, 1985:345-

346). Tujuan utama dari hal ini adalah orang yang ditekan atau peserta didik mau

melakukan, menunjukkan tindakan dalam rangka memenuhi permintaan atau

tuntutan yang diberikan melalui tata tertib sekolah.

Page 41: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS TEMAN …lib.unnes.ac.id/33390/1/1301415032_Optimized.pdfvii ABSTRAK Hanifa, Hanna Permata. (2019). Hubungan antara Konformitas Teman Sebaya dengan Kepatuhan

28

Berdasarkan pemaparan para pakar, maka dapat diketahui bersama bahwa

indikator kepatuhan terdiri dari 1) kepatuhan terhadap otoritas yang sah, 2)

ganjaran, hukuman dan ancaman, dan 3) harapan dari pihak lain.

2.3 Konformitas Teman Sebaya

2.3.1 Pengertian Konformitas Teman Sebaya

Menurut Myers (2012 dalam Naviarta, 2018:33) seseorang dinyatakan

melakukan konformitas adalah ketika ia memilih untuk menyesuaikan perilaku dan

kepercayaannya disebabkan dari adanya tekanan yang ia terima dari kelompok

dimana ia menjadi salah satu anggotanya. Hal ini dapat dimaknai menjadi dua

situasi. Situasi pertama adalah ketika ia menyesuaikan perilakunya yang tampak

dari luar meski bertentangan dengan nilai yang ia miliki. Hal ini cenderung

dianggap sebatas kepatuhan. Sedangkan situasi yang kedua adalah seseorang secara

utuh meyakini dan melakukan perilaku yang sesuai dengan keinginan kelompok

karena juga menginginkan hal yang sama.

Dalam Fauziah (2014:29) mengutip pendapat milik Wiggins, Wiggins dan

Zadden pada tahun 1994 yang mengajukan definisi bahwa yang dimaknai sebagai

konformitas adalah norma yang ia terima dari luar ia terapkan pada perilakunya

sendiri.

Ada banyak ragam lingkungan yang memungkinkan munculnya

konformitas. Satu diantaranya yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan peserta

didik adalah lingkungan dan hubungannya dengan teman sebaya. Mengacu pada

definisi teman sebaya yang diajukan Santrock (2007) bahwa mereka yang berada

dalam kelompok usia yang sama, tingkat kedewasaan yang sama, bahkan lebih

Page 42: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS TEMAN …lib.unnes.ac.id/33390/1/1301415032_Optimized.pdfvii ABSTRAK Hanifa, Hanna Permata. (2019). Hubungan antara Konformitas Teman Sebaya dengan Kepatuhan

29

lanjut pada banyak karakteristik yang ditemukan sama, maka dapat dikatakan

mereka berada dalam sebuah kelompok teman sebaya. Hal ini dikuatkan oleh

Mulyasari (2010: 40) bahwa yang dimaksud dengan teman sebaya tidak hanya

memiliki karakteristik-karakteristik yang sama. melainkan juga ditemukan adanya

ketergantungan untuk secara bersama-sama menuju tujuan yang sama.

Digambarkan lebih jauh oleh Agustiana (2015:20-21) bahwa pada ditemukannya

kecenderungan untuk lebih dekat dengan teman sebaya dan hidup secara bebas

sesuai keinginan mereka. lebih lanjut, bahkan mereka akan cenderung menyusun

membangun identitas diri mereka bersama teman sebaya.

Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan

konformitas teman sebaya adalah suatu tindakan untuk menyesuaikan diri meliputi

nilai, sudut pandang dan perilaku agar tidak bertentangan dan mendapat penerimaan

dari teman-teman kelompok seusianya.

2.3.2 Penyebab Terbentuknya Konformitas Teman Sebaya

Berikut beberapa penyebab terbentuknya konformitas teman sebaya dama

Baron dan Byrne (2005:56):

1) Kepaduan dan Konformitas. Mengacu pada seberapa kuat seseorang merasa

tertarik degan kelompoknya berada.

2) Konformitas dan Ukuran Kelompok. Jumlah anggota kelompok akan

mempengaruhi keputusa setiap anggota yang ada untuk memutuskan

melakukan konformitas atau tidak.

3) Norma Sosial Deskriptif dan Injungtif. Kedua norma ini memberikan

pertimbangan atas perilaku yang hendak dipilih. Antara memilih perilaku yang

Page 43: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS TEMAN …lib.unnes.ac.id/33390/1/1301415032_Optimized.pdfvii ABSTRAK Hanifa, Hanna Permata. (2019). Hubungan antara Konformitas Teman Sebaya dengan Kepatuhan

30

diikuti oleh orang banyak atau memilih perilaku yang memang seharusnya

dilakukan.

Sedangkan, Taylor (2009:258) menyebutkan terdapat beberapa alasan dasar

pembentuk konformitas teman sebaya, yaitu sebagai berikut:

1) Pengaruh Informasi. Setiap informasi yang sampai pada seseorang akan

menjadi pertimbangan untuk membuat keputusan dalam menentukan sikap.

Antara memilih keyakinan baru setelah mempertimbangkan informasi yang

masuk atau bertahan dengan keyakinan lama dan situasi serta konsekuensi

yang mungkin harus dihadapi ke depannya. Seberapa besar tingkat keyakinan

dengan kelompok yang memberikan informasi tersebut menjadi faktor yang

sangat mempengaruhi.

2) Pengaruh Normatif. Setiap orang memiliki kecenderung senang untuk disukai

dan diterima oleh orang lain karena ingin diperlakukan dengan baik. Sehingga

masuk akal ketika seseorang menghindari pertentangan dengan lingkungannya.

Mengacu pada penjelasan para pakar, maka dapat dimengerti bahwa

terdapat dua penyebab terbentuknya konformitas teman sebaya yaitu pengaruh

informasi dan pengaruh normatif.

2.3.3 Aspek-Aspek Konformitas Teman Sebaya

Aspek-aspek konformitas teman sebaya pernah disampaikan oleh Baron dan

Byrne (2005: 63) sebagai berikut:

1) Aspek normatif. Menunjukkan ditemukan upaya untuk diterima dan

disenangi kelompok dengan menyesuaikan diri.

Page 44: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS TEMAN …lib.unnes.ac.id/33390/1/1301415032_Optimized.pdfvii ABSTRAK Hanifa, Hanna Permata. (2019). Hubungan antara Konformitas Teman Sebaya dengan Kepatuhan

31

2) Aspek informasional. Menunjukkan penyesuaian diri yang dilakukan

karena membenarkan informasi yang ia terima.

Sedangkan Taylor (2009 dalam Naviarta, 2018:39-40) mengajukan

pendapat yang berbeda bahwa konformitas teman sebaya memiliki aspek sebagai

berikut:

1) Kekompakan. Mengacu pada keintiman hubungan antara seorang individu

sebagai anggota kelompok dengan kelompok acuannya. Semakin tinggi

ketertarikan seseorang dengan kelompok acuan, mereka akan semakin senang

melakukan banyak hal bersama dengan kelompoknya tersebut.

2) Kesepakatan. Ketika semua anggota kelompok memutuskan berjalan bersama-

sama, maka akan muncul kesempatan dimana mereka harus membuat

kesepakatan sehingga mereka semua tetap dapat berjalan beriringan

bersamaan. Keputusan yang dibuat harus diakui, diterima, dianggap benar dan

dilakukan bersama.

3) Ketaatan. Ketika seseorang memutuskan untuk setia dengan suatu kelompok,

maka ia akan tunduk dengan keputusan kelompok dan berusaha untuk tidak

menjadi pengkhianat. Sehigga ia akan sangat mengikuti keputusan bersama.

Sedangkan Wiggins (1994 dalam Mulyasari, 2010: 45) menyebutkan

pendapat yang berbeda, yaitu sebagai berikut:

1) Kerelaan. Bersedia untuk menyesuaikan apapun dengan kelompok supaya

disenangi dan tidak diasingkan dari kelompok.

Page 45: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS TEMAN …lib.unnes.ac.id/33390/1/1301415032_Optimized.pdfvii ABSTRAK Hanifa, Hanna Permata. (2019). Hubungan antara Konformitas Teman Sebaya dengan Kepatuhan

32

2) Perubahan. Bentuk konkret dari menyesuaikan diri dengan keinginan

kelompok adalah menunjukkan adanya perubahan perilaku dan sikap secara

nyata.

Sears (1985:331-337) menyebutkan aspek-aspek konformitas teman sebaya.

Masih dalam bahasa Inggris, yaitu sebagai berikut: trust in the group, weak

confidence in own judgement, fear of deviance, group cohesiveness and group

unanimity. Penjelasan lebih lanjut terkait pendapat dari Sears ini adalah sebagai

berikut:

1) Kepercayaan terhadap Kelompok.

Ketika seorang anggota kelompok sangat meyakini dan percaya bahwa

keputusan yang diambil kelompok adalah tindakan yang benar, maka tidak ada

alasan baginya untuk menolak dari mengikuti keputusan tersebut.

2) Kepercayaan yang Lemah terhadap Penilaian Sendiri.

Ketika seorang individu memiliki kemampuan yang rendah dalam membuat

penilaian atau memiliki keyakinan bahwa ia tidak mampu membuat penilaian

sendiri, maka ia akan mudah mengikuti penilaian yang dilakukan oleh teman

sebayanya. Begitupun sebaliknya.

3) Rasa Takut pada Penyimpangan.

Setiap individu memiliki kencederungan untuk disenangi oleh orang-orang

yang dekat dan takut menjadi berbeda dari kelompok. Maka ia akan menghindari

terjadinya pertentangan. Lebih lanjut, remaja tidak ingin dikucilkan dari kalangan

pertemanannya. Hal ini yang menjadi alasan mengapa remaja kecenderungan kuat

Page 46: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS TEMAN …lib.unnes.ac.id/33390/1/1301415032_Optimized.pdfvii ABSTRAK Hanifa, Hanna Permata. (2019). Hubungan antara Konformitas Teman Sebaya dengan Kepatuhan

33

untuk menyesuaikan diri dengan teman kelompok karena tidak sanggup

menanggung konsekuensi yang membuatnya tidak nyaman dengan kelompok.

4) Kekompakan Kelompok.

Semakin dekat antaranggota kelompok, semakin kuat perasaan tertarik dan

terikat seorang anggota kelompok dengan kelompoknya, menyebabkan semakin

besar rasa setia terhadap kelompok. Semakin tinggi tingkat kekompakan kelompok

hal ini berjalan sejajar dengan semakin tingginya perasaan senang melakukan

konformitas dengan teman sebaya.

5) Kesepakatan Kelompok.

Ketika semua anggota kelompok memutuskan untuk bersama, maka

kesepakatan yang dibuat bersama juga menuntut kebersamaan dari semua anggota

kelompok dalam melaksanakan kesepakatan tersebut. demikianlah bagaimana

kesepakatan kelompok memiliki tekanan tak terulis yang cukup kuat dan

mengandung konsekuensi ancaman apabila tidak melakukannya. .

Berdasarkan penjelasan pakar tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan

bahwa aspek-aspek konformitas teman sebaya terdiri dari kepercayaan terhadap

kelompok, kepercayaan yang lemah terhadap penilaian sendiri, rasa takut pada

penyimpangan, kekompakan kelompok, dan kesepakatan kelompok.

2.3.4 Jenis Kelamin

2.3.4.1 Pengertian Jenis Kelamin

Jenis kelamin merupakan faktor yang tidak dapat diabaikan ketika hendak

memahami apa yang terjadi pada seorang individu. Hal ini berpengaruh bagaimana

gender seseorang berperan dalam keterlibatannya di kehidupan bermasyarakat.

Page 47: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS TEMAN …lib.unnes.ac.id/33390/1/1301415032_Optimized.pdfvii ABSTRAK Hanifa, Hanna Permata. (2019). Hubungan antara Konformitas Teman Sebaya dengan Kepatuhan

34

Menurut Baron dan Byrne (2004:187), jenis kelamin didefinisikan sebagai sebutan

biologis untuk membedakan laki-laki dan perempuan. Sedangkan gender lebih

mengacu pada segala atribut yang melekat pada seseorang sehingga atribut tersebut

dapat digunakan untuk menggambarkan masing-masing adalah laki-laki atau

perempuan.

Tabel 2.1 Karakteritik Jenis Kelamin dan Gender

No Karakteritik Seks/Jenis Kelamin Gender

1) Sumber

Pembeda

Penciptaan Tuhan Kebudayaan Manusia

2) Visi, Misi Kesetaraan Kebiasaan

3) Unsur

Pembeda

Biologis (alat reproduksi) Kebudayaan (tingkah laku)

4) Sifat Kodrat, tertentu, tidak

dapat dipertukarkan.

Harkat, Martabat dapat

dipertukarkan

5) Dampak Terciptanya nilai-nilai

kesempurnaan,

kenikmatan, kedamian,

dan lain-lain. Sehingga

menguntungkan kedua

belah pihak

Terciptanya norma-norma /

ketentuan tentang “pantas”

atau “tidak pantas” misalnya

laki-laki pantas menjadi

pemimpin, perempuan pantas

dipimpin dan lan-lain, sering

merugikan salah satu pihak

yang secara kebetulan adalah

perempuan

6) Keberlakuan Sepanjang masa, dimana

saja, tidak mengenal

perebdaan kelas

Dapat berubah, musiman dan

berbeda antara kelas.

Ratnasari (2017:26) menjelaskan bahwa istilah gender dalam Bahasa

Indonesia merupakan serapan dari bahasa Inggris. Dalam Kamus Bahasa Inggris,

seks dan gender diartikan sebagai jenis kelamin dan tidak disebutkan secara jelas

atau lebih lanjut. Sehingga memungkinkan terjadinya kerancuan dalam memaknai

antara ketiganya. Meski demikian, pembahasam terkait jenis kelamin dan peran

gender akan selalu berkaitan. Handayani dan Sugiarti (2007 dalam Ratnasari,

2017:26) mencoba menyusun hal tersebut ke dalam tabel 2.1.

Page 48: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS TEMAN …lib.unnes.ac.id/33390/1/1301415032_Optimized.pdfvii ABSTRAK Hanifa, Hanna Permata. (2019). Hubungan antara Konformitas Teman Sebaya dengan Kepatuhan

35

2.3.4.2 Peran Jenis Kelamin, Peran Gender dan Stereotip Gender

Jenis kelamin dan gender adalah dua hal yang saling berkaitan. Meski

demikian, keduanya memiliki peran yang berbeda. Herdiansyah (2016) mencoba

menjabarkan peran jenis kelamin, peran gender termasuk stereotip gender, sebagai

berikut:

1) Peran jenis kelamin

Peran jenis kelamin diartikan sebagai peran yang disematkan oleh

masyarakat atau lingkungan sosial yang berkaitan dengan peran jenis kelamin

secara fisik –biologis. Terkait dengan peran jenis kelamin, cenderung tidak ada

tuntutan atau kontrol masyarakat yang ketat karena orientainya kepada fisik-

biologis. Jikapun ada seaca kontrol, itu hanya perilaku yang didasari faktor emapti

biasanya bersifat memberi solusi dari masalah yang ada.

2) Peran gender

Dianggap sebagai keharusan memiliki sifat tertentu dan melakukan perilaku

tertentu bagi laki-laki dan perempuan. Setiap jenis kelamin memiliki semacam

tuntutan perannya masing-masing dalam koridor dan ruang tertentu yang

disematkan oleh masyarakat atau budaya setempat.

3) Stereotip Gender

Dianggap sebagai kontrol sosial yang bersifat menentukan preferensi sikap

maupun perilaku terhadap kedua gender yang dianggap ideal dan dapat diterima

oleh masyarakat, dan disertai dengan konsekuensi tertentu jika seseorang bersikap

atau berperilaku di luar preferensi tersebut.

Page 49: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS TEMAN …lib.unnes.ac.id/33390/1/1301415032_Optimized.pdfvii ABSTRAK Hanifa, Hanna Permata. (2019). Hubungan antara Konformitas Teman Sebaya dengan Kepatuhan

36

2.3.4.3 Perbedaan Sifat Laki-laki dan Perempuan

Perbedaan jenis kelamin tidak hanya menunjukkan perbedaan yang terjadi

secara fisik-biologis. Lebih lanjut, indivdiu dituntut berperan di lingkungan sosial

sesuai dengan peran gender yang dimiliki dan diakui masyarakat. Khusus untuk

aspek emosional dan intelektual antara laki-laki dan perempuan dijelaskan dalam

Tabel 2.2 (Ratnasari, 2017:29).

Tabel 2.2 Aspek Emosional dan Spiritual antara Laki-Laki dan Perempuan

Laki-laki (Masculine) Perempuan (Feminim)

1) Menyenangi agresif 1) Tidak menyenangi agresif

2) Mandiri 2) Cenderung manja

3) Mampu menutupi perasaan 3) Kurang mampu menutupi perasaan

4) Cenderung objektif 4) Cenderung subjektif

5) Sulit digoyahkan 5) Gampang goyah

6) Sangat menyukai pengetahuan

eksata

6) Kuran menyenangi eksata

7) Mampu mengambil inisiatif 7) Malu untuk mengambil inisiatif

8) Menyenangi persaingan 8) Tidak menyenangi persaingan

9) Logika kuat 9) Logika cenderung lemah

10) Suka eksplorasi 10) Suka merawat

11) Tidak suka basa-basi 11) Menyenangi pembicaraan

12) Tidak peka 12) Perasa

13) Mudah mengatasi persoalan 13) Sulit mengatasi persoalan

14) Umumnya selalu tampil sebagai

pemimpin

14) Tidak mudah tampil sebagai

pemimpin

15) Percaya diri tinggi 15) Percaya diri rendah

16) Bebas 16) Mempertimbangkan banyak hal

Lebih lanjut dijelaskan oleh Amelia (2018:28-29) memaparkan perbedaan

sifat laki-laki dan perempuan. Laki-laki dijelaskan sebagai sosok yang tidak suka

menonjolkan diri, merasa harus dikagumi dan mendapatkan pujian atau validasi

atas harga dirinya. Hal ini menunjukkan apa-apa yang dapat laki-laki lakukan dan

tidak pernah gagal. Sebagai sosok yang dianggap kuat, rasional, jantan dan perkasa.

Memiliki sifat yang sangat agresif, sangat bebas, tidak emosional dan hampir

mampu memendam emosi.

Page 50: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS TEMAN …lib.unnes.ac.id/33390/1/1301415032_Optimized.pdfvii ABSTRAK Hanifa, Hanna Permata. (2019). Hubungan antara Konformitas Teman Sebaya dengan Kepatuhan

37

Masih dalam Amelia (2018:28-29) menjelaskan bahwa karakteristik laki-

laki adalah sangat obyektif, tidak mudah terpengaruh, sangat dominan, menyukai

matematika dan sains, tidak tergugah dengan kekrisisan yang kecil, sangat aktif,

sangat kompetisi, sangat menggunakan logika, orientasi dunia, sangat terampil

bisnis, sangat terus terang, sangat mengetahui aktivitas di dunia ini. Sehingga tidak

mudah terluka hati. Laki-laki dianggap mampu membuat keputusan, sulit

menangis, hampir selalu sebagai pemimpin, sangat percaya diri, menyukai situasi

agresif, sangat ambisi, mudah memisahkan pikiran dan perasaan. Laki-laki lebih

digambarkan sebagai sosok yang mandiri tidak berlebihan dengan penampilan,

dapat dengan santai memperbincangkan perihal seks dengan teman pria,

menggunakan kata-kata kasar, tidak suka berbicara, sangat tumpul kebijaksanaan,

sangat kasar, cenderung kurang empati, tidak senang menampakkan diri sebagai

sosok yang agamis, sangat kotor, sangat riuh-rendah, sangat sedikit membutuhkan

keamanan, tidak menyenangi sastra dan bacaan, tidak mudah merasa.

Sedangkan perempuan berbeda. Masih dalam Amelia (2018:28-29) hampir

selalu kebalikan dari sifat-sifat laki-laki. Perempuan dikenal sebagai sosok yang

secara alami tidak mandiri. Perempuan merasa lebih sanggup untuk menjadi lembut

dibanding laki-laki. Sifat dipuji pada perempuan adalah kebutuhan untuk menarik

perhatian dan untuk membuktikan kepada dirinya sendiri bahwa dia dapat menarik

perhatian.

Umumnya tidak dapat diperlakukan dengan kasar dan aspek emosi menjadi

dominan. Merupakan sosok yang tidak agresif, tidak bebas, mudah terbawa

perasaan, sangat subjektif, sangat mudah terpengaruh, sangat submisif, tidak

Page 51: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS TEMAN …lib.unnes.ac.id/33390/1/1301415032_Optimized.pdfvii ABSTRAK Hanifa, Hanna Permata. (2019). Hubungan antara Konformitas Teman Sebaya dengan Kepatuhan

38

menyukai matematika dan sains. Sosok yang mudah terangsang kemelut yang kecil,

sangat pasif, tidak senang kompetisi, sangat tidak suka logika, orientasi rumah,

tidak terampil bisnis, tidak terus terang, tidak mengetahui bagaimana aktivitas di

dunia ini. Sebagai sosk yang mudah terlukai perasaannya, sulit membuat keputusan

dengan mudah, mudah menangis, hampir tidak pernah sebagai pemimpin, tidak

percaya diri, tidak menyukai situasi agresif, tidak ambisi, keterkaitan pikiran dan

perasaan, sangat ketergantungan, sangat suka penampilan. Perempuan juga

cenderung segan untuk membicarakan seks dengan pria, tidak menggunakan kata-

kata kasar, sangat suka berbicara, sangat berbudi, sangat religius, sangat tertarik

akan penampilan diri, sangat memperhatikan lingkungan yang bersih, sangat

tenang, sangat membutuhkan keamanan, menyenangi sastra dan bacaan, mudah

meluapkan perasaan.

Berdasarkan beragam penjelasan terkait perbedaan sifat laki-laki dan

perempuan, dapat diketahui bersama bahwa sifat laki-laki dan perempuan hampir

selalu bertolak belakang. Dimana secara garis besar, laki-laki dipandang mampu

mengambil peran sebagai seorang pemimpin yang tangguh dengan logika yang kuat

dan tidak terlalu terbawa perasaan. Sosok yang menyenangi situasis agresif, sangat

kompetitif dan merdeka. Sedangkan perempuan adalah kebalikannya. Dikenal

sebagai sosok yang lemah lembut, selalu menghindari situasi agresif, menyenangi

persahabatan, mudah menangis dan memperhatikan penampilan dan pembicaraan.

2.4 Kerangka Berpikir

Riyono (2016:6) menyebutkan salah satu cara membiasakan pembentukan

karakter yang baik pada peserta didik dapat dimulai melalui diterbitkannya tata

Page 52: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS TEMAN …lib.unnes.ac.id/33390/1/1301415032_Optimized.pdfvii ABSTRAK Hanifa, Hanna Permata. (2019). Hubungan antara Konformitas Teman Sebaya dengan Kepatuhan

39

tertib sekolah. Mengingat dalam tata tertib sekolah, segala tingkah laku individu

yang terlibat, dalam hal ini seluruh penduduk sekolah terikat untuk mematuhi tata

tertib yang sudah disepakati tersebut. dikuatkan oleh Martin (2018:17) bahwa

keterlibatan seluruh stakeholder sekolah dianggap sebagai kunci tegaknya

kepatuhan peserta didik terhadap tata tertib sekolah.

Jurniartika (2014:1) menyebutkan peserta didik diharapkan mampu

menunjukkan kepatuhan yang baik karena hal ini dianggap sebagai tanda bahwa

peserta didik memiliki rasa tanggung jawab terhadap tuntutan dan tugas yang

dipercayakan kepadanya. Lebih luas lagi, dijelaskan oleh Rahmawati dan Arsana

(2014 dalam Amal dan Diana, 2019:50) bahwa melalui kepatuhan terhadap tata

tertib yang diberlakukan di sekolah sebagai dunia miniatur bagi peserta didik

memainkan peran sosialnya di masyarakat karena melatih peserta didik

membiasakan diri mengenali dan menyesuaikan tingkah lakunya sebagai anggota

kelompok yang memiliki norma yang harus disepakati. Normasari dan Rabiatul

(2013:321) pernah menyebutkan Indonesia Heritage Foundation mengemukakan

bahwa kepatuhan termasuk dalam 9 pilar nilai, moral dan karakter yang perlu

diajarkan kepada anak-anak.

Sikap kepatuhan dalam diri peserta didik disebabkan oleh banyak hal.

Menurut Brown (Rahmawati, 2015:4) penyebab dari dalam diri meliputi

kemampuan mengendalikan diri, keadaan emosi dan kemampuan menyesuaikan

diri dengan sekolah. Kemudian peyebab dari luar diri meliputi keluarga, hubungan

dengan teman sebaya, keadaan dan situasi sekolah seperti peratuan yang berlaku,

Page 53: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS TEMAN …lib.unnes.ac.id/33390/1/1301415032_Optimized.pdfvii ABSTRAK Hanifa, Hanna Permata. (2019). Hubungan antara Konformitas Teman Sebaya dengan Kepatuhan

40

demografi (usia, jenis kelamin) serta jenis sangsi yang diberlakukan para guru

kepada peserta didik yang tidak patuh.

Peserta didik pada tahap ini memiliki kecenderungan kuat untuk

menampilkan konformitas teman sebaya. Naviarta (2018:35) merangkum bahwa

yang dimaksud dengan konformitas teman sebaya adalah upaya menyamakan

tingkah laku seperti teman-teman yang seusia dan memilikki kecenderungan

karakteristik yang sama dengannya. Septiyuni, dkk (2015:2) menjelaskan bahwa

lingkungan kelompok teman sebaya menjadi lahan bagi remaja untuk

mengembangkan kepribadian. Melalui nilai-nilai yang diterima dari keluarga

kemudian meluas pada lingkungan pertemanan ini, remaja mulai menyusun

identitas dirinya. Apakah terus mempertahankan nilai yang ditanamkan oleh

keluarga atau memilih keyakinan yang diakui oleh teman sebayanya demi

mendapat penerimaan sosial dan bagaimana sebagai anggota kelompok

mengkomunikasikan sudut pandagnya yang bisa jadi bertentangan dengan pendapat

kelompok. Ditegaskan oleh Santrock (2007:23) bahwa disini remaja dituntut untuk

belajar untuk mandiri, menangani konflik yang mungkin saja muncul dengan orang

tua maupun dengan keinginannya yang cenderung lebih dekat dan terikat dengan

teman sebayanya. Senada dengan yang disampaikan oleh Saputro dan Triana

(2012:4) bahwa pada fase ini, teman sebaya adalah hal yang sangat berarti dan

berpengaruh pada diri seorang remaja.

Lebih lanjut, Husna (2016:35) menjelaskan bahwa apabila individu tidak

dapat menyesuaikan diri dengan baik dan bijak dengan nilai yang diakui kelompok

teman sebaya, maka ia akan dikucilkan dari kelompok teman sebaya. Sebaliknya,

Page 54: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS TEMAN …lib.unnes.ac.id/33390/1/1301415032_Optimized.pdfvii ABSTRAK Hanifa, Hanna Permata. (2019). Hubungan antara Konformitas Teman Sebaya dengan Kepatuhan

41

apabila ia dapat menyesuaikan diri dengan baik dan bijak, maka ia akan diterima.

Selain disebabkan karena kelompok teman sebaya adalah sesuatu yang berarti bagi

remaja, hal ini juga disebabkan karena konformitas yang terjadi pada teman sebaya

merupakan sebuah tuntutan tidak tertulis dari kelompok teman sebaya yang

memiliki pengaruh kuat untuk mengikuti perilaku-perilaku tertentu pada

kelompoknya. pernyataan tersebut diajukan oleh Zebua dan Nurjayadi (2011 dalam

Abidin dan Saeful, 2017:104). Fauziyah (2014: 21) menambahkan, bahkan ketika

tingkah laku yang dilakukan kelompok tersebut bertentangan dengan individu

semata agar dapat diterima kelompok.

Namun pada kenyataannya, konformitas yang terjalin antara teman sebaya

dapat mengarah pada hal yang baik dan juga sebaliknya, mengarah pada yang tidak

baik Sebagaimana yang disampaikan oleh Sudyastuti dan Heru (2016: 25)

bahwasanya dalam pergaulan yang baik akan mengusung nilai-nilai yang sehingga

konformitas yang terjadi di kalangan anggota kelompok juga bersifat positif.

Begitupun sebaliknya. Ketika remaja berada dalam kelompok yang senang

melanggar moral dan norma, besar potensi mereka juga melakukan hal yang sama.

Hal ini menyimpan potensi bahwa ada kemungkinan individu mengikuti

pendapat dan keputusan dari kelompok teman sebayanya. Sekalipun untuk

melakukan hal yang kurang baik. Dalam aspek kehidupan bersosial di lingkungan

sekolah, peserta didik dengan tahapan perkembangannya sebagai remaja dengan

kecenderungan keintiman dengan teman sebaya yang tinggi menjadikan pendapat

kelompok sebagai keputusan bersama untuk diikuti. Seperti yang disebutkan oleh

Rosita (2017:3-4) bahwasanya orang yang berkumpul dengan orang-orang yang

Page 55: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS TEMAN …lib.unnes.ac.id/33390/1/1301415032_Optimized.pdfvii ABSTRAK Hanifa, Hanna Permata. (2019). Hubungan antara Konformitas Teman Sebaya dengan Kepatuhan

42

memiliki karakter-karakter baik seperti jujur, rajin dan patuh, maka cepat atau

lambat akan meniru perilaku tersebut sehingga menjadi karakternya. Begitu pula

sebaliknya.

Ini perlu menjadi perhatian. Menurut Hidayati (2016:32) hal ini menjadi

bahaya ketika seseorang terpapar konformitas yang bersifat negatif sehingga

berpengaruh pada kegagalan dalam membentuk identitas pribadi yang sesuai. Yaitu

pribadi yang tidak dapat memilah mana tindakan yang dibenarkan secara moral dan

yang tidak. Dampak lebih luasnya adalah seseorang ini mungkin mendapat

penolakan dari kalangan sosialnya. Terlebih, Desmita (2005 dalam Hasnah, dkk,

2015:24) menyebutkan remaja rentan mengalami kesepian, gangguan kesehatan

mental bahkan kecenderungan melakukan kriminal ketika ditolak dan diabaikan

dari kalangannya.

Seperti yang dikuatkan oleh Rosmayanti, dkk (2017:52) bahwa manusia

cenderung memiliki perasaan takut tidak diterima oleh kelompoknya bilamana ia

berbeda, tidak mendapat persetujuan kelompok bahwa menghindari mendapat

celaan oleh kelompok, maka ia memilih untuk berkonformitas dengan teman

sebayanya. Secara konkrit dijelaskan oleh Febriyani dan Endang (2016:142) bahwa

salah satu hal yang dapat menimbulkan perasaan takut untuk menjadi berbeda dari

kelompok teman sebaya adalah mendapatkan perlakuan yang tidak menyenangkan,

seperti diejek, dicela oleh anggota kelompok yang lebih kuat, atau melihat

kelompok lain diolok-olok atau di-bully. Menjadi berbeda dari kelompok serta

norma sosial yang diakui akan menimbulkan perasaan dikucilkan dan memiliki

pengahargaan yang rendah dari lingkungan dimana ia bersosialisasi. Hal ini

Page 56: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS TEMAN …lib.unnes.ac.id/33390/1/1301415032_Optimized.pdfvii ABSTRAK Hanifa, Hanna Permata. (2019). Hubungan antara Konformitas Teman Sebaya dengan Kepatuhan

43

Ceilindri dan Meita (2016:66) ajukan sebagai alasan kuat seseorang untuk

berkonformitas dengan teman sebayanya.

Jenis kelamin merupakan faktor yang tidak dapat diabaikan ketika hendak

memahami apa yang terjadi pada seorang individu. Hal ini berpengaruh pada

bagaimana gender seseorang berperan dalam keterlibatannya di kehidupan

bermasyarakat. Menurut Baron dan Byrne (2004:187), jenis kelamin didefinisikan

sebagai sebutan biologis untuk membedakan laki-laki dan perempuan. Sedangkan

gender lebih mengacu pada segala atribut yang melekat pada seseorang sehingga

atribut tersebut dapat digunakan untuk menggambarkan masing-masing adalah

laki-laki atau perempuan.

Kecenderungan untuk melakukan konformitas ternyata ditemukan berbeda

antara laki-laki dan perempuan. Remaja perempuan memiliki kecenderungan

melakukan konformitas yang lebih tinggi terhadap kegiatan-kegiatan dan nilai-nilai

yang diakui oleh teman sebayanya. Ada beberapa alasan yang melatarbelakangi hal

ini. Salah satunya alasannya disampaikan oleh Sears (2009 dalam Istiana, 2018;37)

bahwa perempuan membutuhkan rasa aman yang sangat besar. Sebagai sosok yang

lemah lembut, bijaksana dan mudah empati dengan keadaan orang lain, maka ia

lebih mudah melakukan konformitas dengan lingkungan memiliki tekanan dan

meminta kepatuhan dari anggotanya. Alasan yang lain disampaikan oleh

Richmond-Abbott (2012 dalam Sartika, 2009:16) menyebutkan bahwa sebagai

makhluk perasa, kecenderungan untuk mendapatkan penguatan emosional lebih

dibutuhkan oleh remaja perempuan. Hal ini bertentangan dengan yang dilakukan

oleh laki-laki. Baron dan Byrne (2004:198) menyebutkan mereka lebih mampu

Page 57: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS TEMAN …lib.unnes.ac.id/33390/1/1301415032_Optimized.pdfvii ABSTRAK Hanifa, Hanna Permata. (2019). Hubungan antara Konformitas Teman Sebaya dengan Kepatuhan

44

melakukan introspeksi diri yang terpusat pada ego mereka. sehingga lebih mampu

untuk tidak terpengaruh oleh tekanan yang ada dari kelompok teman sebaya.

Di sisi lain, perbedaan jenis kelamin tidak hanya memunculkan perbedaan

pada konformitas teman sebaya peserta didik. Melainkan dapat secara langsung

mempengaruhi sikap kepatuhan peserta didik. Hal ini sesuai dengan pernyataan

Brown (Rahmawati, 2015:4) terkait faktor-faktor kepatuhan itu sendiri, yaitu faktor

eksternal yang salah satunya adalah jenis kelamin.

Sehingga dapat dimaknai, apabila peserta didik bergaul dengan teman

sebaya yang tidak patuh terhadap tata tertib sekolah, maka keputusan dan pendapat

yang diambil kelompok teman sebaya untuk tidak patuh terhadap tata tertib sekolah

akan menjadi keputusan bersama yang disepakati. Meski bisa jadi hal ini dilakukan

hanya semata untuk tetap aman berada dalam kelompok teman sebayanya dan

bertentangan dengan dirinya sendiri. begitu pun sebaliknya. Dimana peserta didik

perempuan akan lebih mengikuti keputusan yang diakui oleh kelompok teman

sebayanya daripada peserta didik laki-laki. Penjelasan tersebut merupakan

keterkaitan konformitas teman sebaya dan jenis kelamin terhadap kepatuhan

terhadap tata tertib sekolah. Asumsi dalam penelitian ini adalah konformitas teman

sebaya yang terjadi di kalangan peserta didik perempuan dan lelaki memiliki

hubungan yang positif dan signifikan dengan sikap kepatuhan terdapat tata tertib

sekolah. Untuk itu, keterkaitan konformitas teman sebaya ditinjau dari jenis

kelamin terhadap kepatuhan terhadap tata tertib sekolah dijelaskan lebih lanjut

dalam Gambar 2.1 Kerangka Berpikir.

Page 58: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS TEMAN …lib.unnes.ac.id/33390/1/1301415032_Optimized.pdfvii ABSTRAK Hanifa, Hanna Permata. (2019). Hubungan antara Konformitas Teman Sebaya dengan Kepatuhan

45

Remaja / Peserta Didik

Cenderung Dekat Dengan Teman Sebaya

“Konformitas Teman Sebaya”

Konformitas Teman Sebaya

Ditinjau dari Jenis Kelamin.

Aspek konformitas teman sebaya:

1) Kepercayaan terhadap kelompok

2) Kepercayaan yang lemah terhadap

penilaian sendiri

3) Rasa takut pada penyimpangan

4) Kekompakan kelompok

5) Kesepakatan kelompok

Tata Tertib Sekolah

Kepatuhan

Tidak Patuh Patuh

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir

2.5 Hipotesis

Berdasarkan pada kerangka berpikir di atas, maka hipotesis dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

Ha: Ada hubungan yang positif dan signifikan antara konformitas teman sebaya

dengan kepatuhan terhadap tata tertib ditinjau dari jenis kelamin pada peserta

didik SMA N 1 Jatisrono.

Sekolah

Page 59: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS TEMAN …lib.unnes.ac.id/33390/1/1301415032_Optimized.pdfvii ABSTRAK Hanifa, Hanna Permata. (2019). Hubungan antara Konformitas Teman Sebaya dengan Kepatuhan

46

Ho: Tidak ada hubungan yang positif dan signifikan antara konformitas teman

dengan kepatuhan terhadap tata tertib sebaya ditinjau dari jenis kelamin pada

peserta didik SMA N 1 Jatisrono.

Page 60: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS TEMAN …lib.unnes.ac.id/33390/1/1301415032_Optimized.pdfvii ABSTRAK Hanifa, Hanna Permata. (2019). Hubungan antara Konformitas Teman Sebaya dengan Kepatuhan

94

BAB V

PENUTUP

5.1 SIMPULAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan pada penelitian ini mengenai hubungan

antara konformitas teman sebaya dengan kepatuhan terhadap tata tertib sekolah

ditinjau dari jenis kelamin pada peserta didik kelas XI SMA N 1 Jatisrono tahun

ajaran 2019/2020, didapatkan hasil bahwa baik konformitas teman sebaya maupun

kepatuhan terhadap tata tertib sekolah pada peserta didik laki-laki dan perempuan

keduanya berada pada kategori sedang. Serta secara umum, ditemukan hubungan

yang positif dan signifikan antara konformitas teman sebaya dengan kepatuhan

terhadap tata tertib sekolah pada peserta didik kelas XI SMA N 1 Jatisrono tahun

ajaran 2019/2020.

5.2 SARAN

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan serta kesimpulan, maka

penelitian menyampaikan beberapa saran bagi pihak yang terlibat dalam penelitian

sebagai berikut:

1. Bagi Wakil Kepada Sekolah bidang Kesiswaan, untuk membuat kebijakan

berkaitan pemecahan permasalahan dengan peserta didik berkaitan dengan

kepatuhan terhadap tata tertib sekolah

2. Bagi Guru Bimbingan dan Konseling, untuk memberikan layanan konseling

individual, bimbingan kelompok maupun konseling kelompok bagi peserta

didik yang sering tidak patuh terhadap tata tertib sekolah

Page 61: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS TEMAN …lib.unnes.ac.id/33390/1/1301415032_Optimized.pdfvii ABSTRAK Hanifa, Hanna Permata. (2019). Hubungan antara Konformitas Teman Sebaya dengan Kepatuhan

95

3. Bagi Peneliti Selanjutnya, untuk dapat menggunakan variabel lain yang

berhubungan maupun berpengaruh dengan kepatuhan tata tertib sekolah selain

konformitas teman sebaya. Sehingga diketahui besarnya pengaruh maupun

hubugan variabel tersebut pada kepatuhan tata tertib sekolah. sedangkan,

terkait dengan sampel yang terbatas, peneliti selanutnya dapat melakukan

penelitian dengan sampel penelitian yang lebih luas atau dengan sampel

penelitian yang memiliki karakteristik yang berbeda. Terkait dengan alat

ungkap, peneliti selanjutnya dapat mengembangkan lebih dari satu alat ungkap.

Sehingga variabel kepatuhan terhadap tata tertib sekolah dapat dipahami

dengan penggambaran yang lebih baik.

Page 62: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS TEMAN …lib.unnes.ac.id/33390/1/1301415032_Optimized.pdfvii ABSTRAK Hanifa, Hanna Permata. (2019). Hubungan antara Konformitas Teman Sebaya dengan Kepatuhan

95

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Upik Khoirul dan Saeful Anam. (2014). Fenomena Geng Santri (Pengaruh

Konformitas Kelompok Teman Sebaya terhadap perilaku Positif dan

Negatif Geng Santri di Pondok Pesantren). MIYAH Jurnal Studi Islam.

13(1), 98-125

Agustiana, Rakhmita Dias. (2015). Pengaruh Teman Sebaya, Lingkungan Keluarga

dan Motivasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI Akuntansi SMK Gatra Praja

Pekalongan Tahun Ajaran 2014/2015. Naskah Publikasi Skripsi Jurusan

Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang

Amal, Islakhul dan Diana Rusmawati. (2019). Hubungan School Well-being

dengan kepatuhan mentaati tata tertib pada siswa smp n 4 petarukan. Jurnal

Empati. 8(1), 49-54

Amelia, Ema. (2018). Cyberbullying Ditinjau dari Jenis Kelamin. Skripsi Jurusan

Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian - Penelitian: Suatu Pendekatan

Praktek. Jakarta: Rineka Cipta

______(2009). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Astuti, Sri Puji. (2014). Hubungan Dukungan Sosial peer Group dan Kontrol Diri

dengan Kepatuhan Terhadap Norma Sosial. Skripsi Universitas Islam

Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

Azwar, Saifuddin. (2007). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Baron, Robert A & Donn Byrne. (2004) Psikologi Sosial Edisi Keesepuluh Jilid 1.

Jakarta: Erlangga

______(2005). Psikologi Sosia Edisi Kesepuluh Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Blass, Thomas. (1999). The Milgram Paradigm After 35Years: Some Things We

Now Know About Obedience to Authority. Journal of Applied Social

Psikologi. 955-978.

Ceilindri, RetindhaAyu dan Meita Santi Budiani. (2016). Harga Diri dan

Konformitas dengan Perilaku Bullying Pada Siswa Sekolah Menengah

Pertama. Jurnal Psikologi Teori dan Terapan. 6(2), 64-70

Choudhary, Menka. (2015). Effect of Peer Pressure on Obedience/Disobedience

Behavior on Under Graduate Students. Scholarly Research Journal For

Interdisciplinary Studies. 3085-3090

Dewi, Anike Dian Ayu Kusuma. (2013). Studi Komparasi Faktor-Faktor Daya

Tarik Interpersonal pada Mahasiswa UNNES yang Berpacaran Ditinjau dari

Page 63: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS TEMAN …lib.unnes.ac.id/33390/1/1301415032_Optimized.pdfvii ABSTRAK Hanifa, Hanna Permata. (2019). Hubungan antara Konformitas Teman Sebaya dengan Kepatuhan

96

Jenis Kelamin. Indonesian Journal of Guidance and Counseling. 2(1), 32-

44

Diaputri, Hasna NAD. (2018). Perilaku Kepatuhan Siswa: Deskripsi dan

Rancangan Intervensi Psikologis. Thesis. Universitas Muhammadiyah

Surakarta

Fauziah, Syifa. (2014). Pengaruh Trait Kepribadian Big Five dan Konformitas

Teman Sebaya Terhadap Agresivitas Anak Punk Di Jabodetabek. Skripsi

Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta

Fauziyah, Imawati. (2014). Konformitas Mahasiswa Pada Kos Baru. Journal of

Social and Industrial Psychology. 3(1), 20-26

Febriyani, Yasinta Amalia dan Endang Sri Indrawati. (2016). Konformitas Teman

Sebaya dan perilaku Bullying pada Siswa Kelas XI IPS. Jurnal Empati.

5(1), 138-143

Hana, Ikhma NU. (2017). Hubungan Antara Konformitas Teman Sebaya dengan

Prokrastinasi Penyusunan Skripsi Pada Mahasiswa Jurusan Seni Rupa.

Skripsi Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri

Semarang.

Hartati, Sih Utami Sri. (2013). Hubungan Bentuk Konformitas Teman Seaya

Terhadap Tipe Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki Usia

Pertengahan Di SMAN 97 Jakarta. Skripsi Program Studi Ilmu

Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Hasnah, Ana Mar’Atul, dkk. (2015). Pengaruh Perilaku Teman Sebaya Terhadap

Asertivitas Siswa. Indonesian Journal of Guidance and Counseling. 4(1),

22-29

Hendrik dan Toni Elmansyah. (2018). Meningkatkan Keterampilan Interpersonal

Melalui Konseling Teman Sebaya Sekolah Menengah Atas Negeri 1

Segedong. Jurnal Bimbingan dan Konseling Indonesia. 3(1), 22-26

Hidayati, Novi Wahyu. (2016). Hubungan Harga Diri dan Konformitas Teman

Sebaya Dengan Kenakalan Remaja. Jurnal Penelitian Pendidikan

Indonesia, 1(2), 31-36

Himawan, Royan dan M Turhan Yani. (2014). Upaya Sekolah dalam mewujudkan

Budaya Religius Sebagai Upaya Peningkatan Kepatuhan Siswa Terhadap

Tata Tertib DI SMAN 1 Nglames. Kajian Moral dan Kewarganegaraan.

3(2), 1095-1110

Humaira, Fatwiasih Al, dkk. (2014). Pengaruh Pola Asuh Orang Tua terhadap Sikap

Siswa dalam Pelaksanaan Tata tertib sekolah (Studi Eks-post Facto di kelas

Page 64: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS TEMAN …lib.unnes.ac.id/33390/1/1301415032_Optimized.pdfvii ABSTRAK Hanifa, Hanna Permata. (2019). Hubungan antara Konformitas Teman Sebaya dengan Kepatuhan

97

VIII SMPA Al-Kautsar Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014).

Insight, Jurnal Bimbingan dan Konseling. 3(2), 25-30

Hurlock, Elizabeth B. 2001. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga

Husna, Norma Ni’matul dan Anwar Sutoyo. (2016). Pengaruh Layanan Bimbingan

Kelompok dengan Teknik Permainan Terhadap Penyesuaian Diri Siswa.

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application.

5(2), 31-36

Istiana dan Nur Aini. (2018). Perbedaan Konformitas Ditinjau dari Jenis Kelamin

Pada Remaja di Sekolah Madrasah Tsanawiyah Irsyadul Islamiyah

Kecamatan Bagan Sinembah. Psikologi Prima, 1(2), 34-45

Juniartika, Rifa. (2014). Kepatuhan Terhadap peraturan Sekolah pada siswa di

SMK XX Padang. Skripsi Universitas Putra Indonesia YPTK Padang

Krisnatuti, Diah, dkk. (2011). Hubngan Antara Kecerdasan Emosi Dengan

Kepatuhan Dan Kemandirian Santri Remaja. Jurnal Ilmu Keluarga dan

Konseling, 4(2), 148-155

Kristina, Mela. (2013). Perbedaan Gender dalam Kecenderungan Untuk

Berkonformitas Pada Siswa SMA Raksana Medan. Psikologia. 8(1). 12-18

Kurniawan, Yusuf dan Ajat Sudrajat. (2017) Peran teman sebaya dalam

pembentukan karakter siswa madrasah tsanawiyah. Socia Jurnal Ilmu-Ilmu

Sosial. 14 (2) 149-163

Kuswantoro, Agung. (2014). Pendidikan Administrasi Perkantoran Berbasis

Teknologi Informasi Komputer. Semarang: Salemba Infotek.

Martin, dkk. (2018). Layanan Informasi Untuk Meningkatkan Kepatuhan terhadap

Tata Tertib Sekolah. Jurnal Bimbingan Konseling Indonesia. 3(1), 16-21

Ma’rufah, St, dkk. (2014) persepsi Terhadap Kepemimpinan Kiai, Konformitas dan

Kepatuhan Santri Terhadap Peraturan Pesantren. Persona, Jurnal Psikologi

Indonesia. 3(2), 97-103

Mulyasari, Dian. (2010). Kenakalan Remaja Ditinjau dari Persepsi Remaja

Terhadap Keharmonisan Keluarga dan Konformitas Teman Sebaya (Studi

Korelasi Pada Siswa SMA Utama 2 Bandar Lampung) Skripsi Universitas

Sebelas Maret.

Naviarta, Mia. (2018). Hubungan Antara Konformitas Teman Sebaya dengan

Perilaku Konsumtif Siswa Kelas VIII SMP N 40 Semarang Tahun Ajaran

2018/2019. Skripsi Jurusan Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu

Pendidikan Universitas Negeri Semarang.

Page 65: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS TEMAN …lib.unnes.ac.id/33390/1/1301415032_Optimized.pdfvii ABSTRAK Hanifa, Hanna Permata. (2019). Hubungan antara Konformitas Teman Sebaya dengan Kepatuhan

98

Normadewi, Berliana. (2012). Analisis pengaruh Jenis Kelamin dan tingkat

pendidikan terhadap persepsi etis mahasiswa akuntansi dengan love of

money sebagai variabel intervening. Skripsi Universitas Diponegoro.

Normasari, Sarbaini dan Rabiatul Adawiyah. (2013). Kepatuhan Siswa Kelas X

Dalam Melaksanakan peraturan Sekolah di SMK Muhammadiyah 3

Banjarmasin. Jurnal Pendidikan kewarganegaraan, 3(5)

Panduan Penulisan Karya Ilmiah. (2018). UNNES Press.

Rahmawati, Anita Dwi. (2015). Kepatuhan Santri Terhadap Aturan di Pondok

Pesantren Modern. Naskah Publikasi Skripsi Universitas Muhammadiyah

Surakarta.

Ramdani, Aulia. (2016). Hubungan Antara Kontrol Diri dan Kepatuhan Terhadap

Aturan Sekolah dengan Perilaku Merokok Siswa SMk Negeri 2 Tanah

Grogot. Psikoborneo, 4(3), 574-582

Ratnasari, Tifany. (2017). Pengaruh Gender terhadap jenis Kecanduan Internet

Implikasinya bagi Bimbingan dan Konseling pada Siswa SMA Negeri di

Kabupaten Pekalongan. Skripsi Universitas Negeri Semarang.

Rinoyo, Gusdiwo & Puji Wulandari Kuncorowati. (2016). Hubungan Antara

Pengetahuan Hukum dengan Tingkat Kepatuhan terhadap Tata Tertib

Sekolah pada Siswa Kelas X SMA Negeri 4 Yogyakarta. Jurnal Pendidikan

Kewarganegaraan dan Hukum. Universitas Negeri Yogyakarta.

Rosita, Firda. (2017). Hubungan Kondisi Lingkungan Keluarga, Lingkungan

Pergaulan dan Kepatuhan Siswa dalam Melaksanakan Tata Terti Sekolah

Kelas IV di Gugus Mendhut Sekolah Kabupaten Wonogiri. Skripsi Jurusan

Psikologi Universitas Negeri Semarang.

Rosmayanti, Sunawan dan Sinta Sawaswati. (2017). Self-Efficacy dan Konformitas

Teman Sebaya dengan Prokrastinasi Akademik Mahasiswa. Indonesian

Journal of Guidance and Counseling. 6(4), 50-56

Ruminta, dkk. (2018). Perbedaan Regulasi Diri Belajar Pada Siswa Sekolah Dasar

Kelas VI Ditinjau dari Jenis Kelamin. Jurnal Muara Ilmu Sosial,

Humaniora dan Seni, 2(1), 30-38

Rusnaeni, Eka dan Muhammad Akbal. (2016). Analisis Kepatuhan Peserta Didik

Terhadap Tata Tertib Sekolah di SMA N Penrang Kabupaten Wijo. Jurnal

Tomalebbi UNM, 3(2), 13-25

Sarbaini dan Fatimah. (2013). Pengembangan Model Pembinaan karakter

Kepatuhan Terhadap Norma Ketertiban dalam Mata Pelajaran PKn di SMP

Negeri Banjarmasin. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, 3(6), 383-400

Page 66: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS TEMAN …lib.unnes.ac.id/33390/1/1301415032_Optimized.pdfvii ABSTRAK Hanifa, Hanna Permata. (2019). Hubungan antara Konformitas Teman Sebaya dengan Kepatuhan

99

Sartika, Andita Ayu, dkk. (2009). Hubungan Antara Konformitas Terhadap Teman

Sebaya dengan Intensi Merokok Pada Remaja Perempuan di SMA

Kesatrian 1 Semarang. Psycho Idea, 7(1), 14-25

Santrock, JW. (2007). Remaja. Jakarta: Erlangga

Satria, Bayu, dkk. (2013). Hubungan Tata Nilai Kepatuhan Peraturan dan Tata

Tertib Pesantren Terhadap Disiplin Siswa dalam Mengikuti Pembelajaran

Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan di SMA Darul Ulum I

Unggulan BPP-Teknologi. Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan,

01(03), 524-528.

Saputro, BM dan Triana Noor Edwina Dewayani Soeharto. (2012). Hubungan

Antara Konformitas Terhadap Teman Sebaya Dengan Kecenderungan

Kenakalan Pada Remaja. INSIGHT, 10(1), 1-15

Sears, David, dkk. (1985). Social Psychology Fifth Edition. New Jersey: Prentice-

Hall, Inc.

Septiyuni, dkk. (2015). Pengaruh Kelompok Teman Sebaya (Peer Group) Terhadap

Perilaku Bullying Siswa di Sekolah. Jurnal Sosietas, 5(1)

Sofianita, Sania dan Harti. (2015) Pengaruh Teman Sebaya (Peer Group) Terhadap

Imitation Behavior Pembelian Aksesoris Pada Remaja (Studi Pada Siswi

SMA Negeri 11 Surabaya). Jurnal Publikasi Skripsi Universitas Negeri

Surabaya

Sudyastuti dan Heru Mugiharso. (2016). Pengaruh Konseling Kelompok Terhadap

Konformitas Siswi Kelas VIII SMPIT Bina Amal Semarang. Indonesian

Journal of Guidance and Counseling. 5(3), 24-28

Sugiyono. (2014). Statistika Untuk Penelitian. Jakarta: Salemba Humanika.

_______(2016). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,

dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Susilowati, Krisna. (2011). Hubungan Antara Konformitas Teman Sebaya Dan

Konsep Diri Dengan Kemandirian Pada Remaja Panti Asuhan

Muhammadiyah Karanganyar. Ringkasan Skripsi Program Studi Psikologi

Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret

Tedra, Latih Buran. (2017). Gaya Kelekatan Remaja dan Orang Tua Pada Siswa

SMP Negeri 1 Nguter Kabupaten Sukoharjo. Indonesian Journal of

Guidance and Counseling. 6(1), 8-13

Teunissen, Hanneke A, dkk. (2012). Adolescents’ Conformity To Their Peers’ Pro-

Alcohol And Anti-Alcohol Norms : The Power Of Popularity. Alocholism

clinical & Experimental Research, 36(7), 1257-1267

Page 67: HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS TEMAN …lib.unnes.ac.id/33390/1/1301415032_Optimized.pdfvii ABSTRAK Hanifa, Hanna Permata. (2019). Hubungan antara Konformitas Teman Sebaya dengan Kepatuhan

100

Tyas, Asih Nurhaning. (2017). Hubungan Antara Kematangan Emosi dan

Konformitas dengan Perilaku Agresif Siswa Kelas XI SMK Pelita

Nusantara 2 Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017. Jurnal Publikasi

Skripsi Jurusan Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Negeri Semarang

UNDP. (2018). Human Development Indices and Indicators 2018 Statistical

Update. Diunduh melalui

http://hdr.undp.org/sites/default/files/2018_human_development_statistical

_update.pdf pada 13 Februari 2019 pukul 11:52

Winahyu, Anung dan Sumaryati. (2013). Kepatuhan Remaja Terhadap Tata Cara

Tertib Berlalu Lintas. Jurnal Citizenship. 2(2), 139-148