HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DAN PERILAKU PROSOSIAL...
Transcript of HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DAN PERILAKU PROSOSIAL...
i
HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DAN PERILAKU PROSOSIAL
PADA REMAJA ANGGOTA GENG DI SMA YOGYAKARTA
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi
Disusun oleh:
Faustina Monika Averia Sarasakti
139114029
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI
.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN MOTTO
HALAMAN MOTTO
Bukan hanya di sekolah, tetapi setiap saat di manapun dan kapanpun itu kita belajar tentang apapun dalam berbagai hal
Bersyukurlah saat kamu dalam
keadaan apapun sekalipun dalam
keadaan menderita sekalipun
Ingat !!!!! Lawan terbesarmu adalah dirimu sendiri
Sadari, pahami, dan akui dirimu sendiri seperti apa
Jangan hanya catat apa saja cita-cita atau keinginanmu,
tapi wujudkan!!!
Oleh : Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya ini saya persembahkan untuk
Tuhan yang Maha Esa
Alm. Ayah, Mama, Mbak Wida, Varo dan Mas Bagus
Teman-teman
Diri sendiri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DAN PERILAKU PROSOSIAL
PADA REMAJA ANGGOTA GENG DI SMA YOGYAKARTA
Faustina Monika Averia Sarasakti
ABSTRAK
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara konformitas dan perilaku
prososial pada remaja anggota geng di SMA Yogyakarta. Subjek berjumlah 220 siswa SMA
di wilayah Yogyakarta berusia 15 tahun hingga 18 tahun. Alat pengumpulan data yang
digunakan adalah skala perilaku prososial yang memiliki 30 item dengan koefisien
reliabilitas α = 0,908 dan skala konformitas yang memiliki 21 item dengan koefisien
reliabilitas α = 0,893. Pada penelitian ini teknik analisis data yang digunakan adalah uji
korelasi Spearman’s rho karena sebaran data yang ada pada dua variabel bersifat tidak
normal. Koefisien korelasi yang dihasilkan adalah 0,161 (p<0,05). Hal ini menunjukkan
bahwa hubungan antara variabel konformitas dengan variabel perilaku prososial adalah
positif dan signifikan. Artinya, semakin tinggi konformitas, maka semakin tinggi juga
perilaku prososial yang terjadi pada remaja anggota geng di SMA Yogyakarta. Oleh karena
itu, mereka akan memiliki tingkat well-being yang tinggi, sehingga mereka perlu
memperbaiki pengalaman sosialisasinya dengan teman sebaya kelompoknya agar
mengedepankan tindakan menolong di lingkungan sekitarnya.
Kata kunci : Konformitas, perilaku prososial, geng
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
CORRELATION BETWEEN CONFORMITY AND PROSOCIAL
BEHAVIOR AMONG ADOLESCENT HIGH SCHOOL GANG MEMBERS
IN YOGYAKARTA
Faustina Monika Averia Sarasakti
ABSTRACT
ABSTRACT
This research is aimed to find out the correlation between conformity and prosocial
behavior among adolescent high school gang members in Yogyakarta. Participants were 220
high school students in Yogyakarta aged 15 to 18 years old. Data were collected using
prosocial behavior and conformity scales. Prosocial behavior scale consisted of 30 items
with reliability coefficient α = 0,908. Conformity scale consisted of 21 items with reliability
coefficient α = 0,893. Data were analyzed using Spearman’s rho correlation test because
data distributions of both variables were not normal. Results showed correlation coefficient
of 0,161 (p < 0,05). This indicated a positive and significant correlation between conformity
and prosocial behavior. It means that the higher level of conformity, the higher level of
prosocial behavior would be among adolescent gang members. Therefore, they will have
high levels of wellbeing, so they need to improve their socialization experience with their
peers to promote assistance in the environment.
Keyword : confomity, prosocial behavior, gang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang selalu
melimpahkan rahmat-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
penulisan skripsi ini.
Skripsi ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi bagi mahasiswa
Psikologi sebelum dinyatakan lulus sebagai Sarjana Psikologi. Pelaksanaan dan
penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan banyak pihak, baik berupa materi,
bimbingan, kerjasama serta dukungan moril. Dalam kesempatan ini penulis
mengucapkan terimakasih kepada :
1. Tuhan Yang Maha Esa dan Bunda Maria yang selalu menyertai saya serta
memberikan saya kemudahan, kelancaran, dan kesuksesan untuk skripsi
ini
2. Ibu Dr. Titik Kristiyanti, M. Psi., Psi. Dekan Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma
3. Ibu Monica E. Madyaningrum M. Psych., PhD. Ketua Program Studi
Universitas Sanata Dharma
4. Bapak Minta Istono M. Si Dosen Pembimbing Akademik Universitas
Sanata Dharma
5. Bapak Edward Theodorus, M.App.Psy. Dosen Pembimbing Skripsi
6. Para dosen penguji yang telah bersedia meluangkan waktu untuk menguji
hasil kerja saya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
7. Seluruh Dosen dan Tenaga Pendidikan Fakultas Psikologi
8. Keluarga tercinta, Alm. Ayah, Mama, Kakak, dan Keponakan atas
dukungan moral, motivasi dan financial
9. Aloysius Bagus Cahyadi yang selalu memberikan semangat dan dukungan
lewat doa dan kasih sayang hingga studi ini selesai
10. Teman-teman seperjuangan Cendy, Ratih, Ana, Lias dan yang banyak
membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini dan yang selalu saling
memberikan semangat satu sama lain dalam penyelesaian studi ini
11. Rekan-rekan dan semua pihak yang membantu dalam hal apapun untuk
penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna sehingga kritik dan
saran yang bersifat membangun sangat diharapkan guna penyempurnaan skripsi
ini.
Yogyakarta,
Penulis,
Faustina Monika Averia Sarasakti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ....................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................. ii
HALAMAN MOTTO ............................................................................................ iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................. v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................ vi
ABSTRAK ............................................................................................................ vii
ABSTRACT ......................................................................................................... viii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ...................................................... ix
KATA PENGANTAR ............................................................................................ x
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xvi
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1
B. Rumusan Permasalahan ............................................................................... 8
C. Ruang Lingkup ............................................................................................. 9
D. Tujuan .......................................................................................................... 9
E. Manfaat ........................................................................................................ 9
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................... 11
A. Pengantar .................................................................................................... 11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
B. Dinamika Psikologis Remaja Anggota Geng ............................................. 12
C. Perilaku Prososial ....................................................................................... 20
1. Faktor Perilaku Prososial ........................................................................ 22
2. Aspek Perilaku Prososial ........................................................................ 27
3. Proses dan Dampak Perilaku Prososial .................................................. 30
4. Perilaku Prososial pada Remaja Anggota Geng SMA ........................... 34
D. Konformitas ............................................................................................... 36
1. Faktor Konformitas ................................................................................ 39
2. Aspek Konformitas ................................................................................. 41
3. Proses dan Dampak Konformitas ........................................................... 44
4. Konformitas pada Remaja Anggota Geng SMA .................................... 47
E. Hubungan Konformitas Dengan Perilaku Prososial Pada Remaja Anggota
Geng di SMA ..................................................................................................... 49
F. Kerangka Konseptual ................................................................................. 53
G. Hipotesis ..................................................................................................... 56
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.............................................................. 57
A. Pengantar .................................................................................................... 57
B. Rancangan Penelitian ................................................................................. 57
C. Subjek Penelitian ........................................................................................ 58
D. Deskripsi Subjek Penelitian ....................................................................... 59
E. Identifikasi Variabel Penelitian .................................................................. 60
F. Definisi Operasional Variabel Penelitian ................................................... 60
1. Konformitas ............................................................................................ 60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
2. Perilaku Prososial ................................................................................... 60
G. Prosedur Pelaksanaan ................................................................................. 61
1. Persiapan Penelitian ............................................................................... 62
2. Pelaksanaan Penelitian ........................................................................... 64
H. Instrumen Pengumpulan Data .................................................................... 66
1. Skala Perilaku Prososial ......................................................................... 67
2. Skala Konformitas .................................................................................. 69
3. Alat Bantu Kelompok Geng ................................................................... 73
I. Validitas dan Reliabilitas ........................................................................... 73
1. Validitas .................................................................................................. 73
2. Reliabilitas .............................................................................................. 74
J. Seleksi Item ................................................................................................ 76
K. Analisis data ............................................................................................... 79
1. Uji normalitas ......................................................................................... 79
2. Uji linearitas ........................................................................................... 80
3. Uji hipotesis ............................................................................................ 80
L. Pertimbangan Etis ...................................................................................... 81
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 82
A. Pengantar .................................................................................................... 82
B. Hasil Penelitian .......................................................................................... 82
1. Deskripsi Data Penelitian ....................................................................... 82
2. Uji Asumsi .............................................................................................. 85
a. Uji Normalitas..................................................................................... 85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
b. Uji Linearitas ...................................................................................... 86
3. Uji Hipotesis ........................................................................................... 88
C. Pembahasan ................................................................................................ 90
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 98
A. Kesimpulan ................................................................................................ 98
B. Keterbatasan ............................................................................................... 99
C. Saran ........................................................................................................... 99
D. Komentar Penutup .................................................................................... 101
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 103
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 107
LAMPIRAN I UJI COBA SKALA PENELITIAN ............................................ 108
LAMPIRAN II RELIABILITAS SKALA PENELITIAN ................................. 121
A. PERILAKU PROSOSIAL ....................................................................... 122
B. KONFORMITAS ..................................................................................... 124
LAMPIRAN III SKALA PENELITIAN ............................................................ 127
LAMPIRAN IV HASIL Uji t MEAN TEORETIS DAN MEAN EMPIRIS ...... 137
LAMPIRAN V HASIL UJI NORMALITAS, UJI LINEARITAS, DAN UJI
HIPOTESIS ......................................................................................................... 139
A. UJI NORMALITAS ................................................................................. 140
B. UJI LINEARITAS ................................................................................... 140
C. UJI HIPOTESIS ....................................................................................... 140
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR TABEL
DAFTAR TABEL
Tabel 3. 1. Deskripsi Jenis Kelamin Subjek ......................................................... 59
Tabel 3. 2. Deskripsi Usia Subjek ......................................................................... 59
Tabel 3. 3. Pemberian Nilai Skor .......................................................................... 67
Tabel 3. 4. Blueprint Skala Perilaku Prososial ...................................................... 68
Tabel 3. 5. Distribusi Item Perilaku Prososial Sebelum Try Out .......................... 69
Tabel 3. 6. Blueprint Skala Konformitas .............................................................. 70
Tabel 3. 7. Distribusi Item Konformitas Sebelum Try Out ................................... 72
Tabel 3. 8. Item Penentu Anggota Kelompok Geng ............................................. 73
Tabel 3. 9. Deskripsi Kategori Koefisien Reliabilitas ........................................... 75
Tabel 3. 10. Distribusi Item Perilaku Prososial Setelah Seleksi Item ................... 77
Tabel 3. 11. Distribusi Item Konformitas Setelah Seleksi Item ............................ 78
Tabel 4. 1. Data Empiris Skala Perilaku Prososial................................................ 84
Tabel 4. 2. Data Empiris Skala Konformitas ........................................................ 84
Tabel 4. 3. Hasil Uji Normalitas ........................................................................... 86
Tabel 4. 4. Hasil Uji Linearitas ............................................................................. 87
Tabel 4. 5. Hasil Uji Korelasi................................................................................ 88
Tabel 4. 6. Hasil Uji Beda Perilaku Prososial Berdasarkan Jenis Kelamin .......... 89
Tabel 4. 7. Hasil Uji Beda Perilaku Prososial Berdasarkan Usia ......................... 90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1. Kerangka Konseptual Penelitian : Hubungan antara Konformitas dan
Perilaku Prososial pada Remaja Anggota Geng.................................................... 56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perilaku prososial didefinisikan sebagai perilaku menolong yang
dilakukan secara sukarela dan tidak dengan paksaan serta bertujuan untuk
memberikan suatu hal yang positif atau dengan kata lain menguntungkan
orang lain (Eisenberg & Mussen, 1989). Dengan begitu, seseorang harus
memahami kebutuhan, keinginan, atau tujuan lain dan bertindak untuk
memenuhi kebutuhan orang lain. Akan tetapi, dalam hal ini perilaku prososial
merupakan kategori yang lebih luas dibandingkan dengan perilaku altruisme.
Perlu diketahui, perilaku prososial dapat muncul dalam diri individu jika
dalam individu itu sendiri memiliki emosi positif. Selain itu, Bartlett, &
Desteno (2014) menjelaskan bahwa rasa syukur dapat memfasilitasi
seseorang untuk melakukan perilaku membantu atau menolong. Artinya,
kualitas bersyukur seseorang yang mengandung emosi positif dalam diri
dapat membentuk perilaku prososial seseorang. Gambaran dalam hal ini dapat
dicontohkan seperti jika seorang individu yang memiliki emosi positif maka
pikiran dan perilaku yang dihasilkanpun juga akan positif.
Perilaku tersebut sejalan dengan tugas perkembangan yang dimiliki
remaja, yaitu adanya keterlibatan remaja dalam aktivitas kemasyarakatan dan
politik. Dalam masyarakat dapat digambarkan seperti berita para remaja yang
pada usia 17 tahun sudah diperbolehkan untuk bisa memberikan pilihannya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
dalam pemilihan kepala daerah (Bakri, 2017). Sebab, pada berita tersebut
dapat menunjukkan remaja bisa berperan sebagai orang dewasa yang
bertanggung jawab serta mampu memperhitungkan nilai-nilai masyarakat
mengenai tingkah laku seseorang. Selain itu, adanya kemampuan untuk
mendapat seperangkat nialai ataupun sistem etika. Seperti pada berita di
Jakarta ini, terdapat berita mengenai pemberitaan seorang remaja yang
menolong temannya yang hampir tenggelam walaupun remaja yang
menolong tersebut juga sempat tidak sadarkan diri karena kelelahan dan
terlalu banyak meminum air laut (Wijaya, 2018). Hal ini menunjukkan bahwa
remaja akan membentuk seperangkat nilai-nilai masyarakat yang mungkin
direalisasikan di kehidupan sehingga seseorang dapat hidup selaras satu
dengan yang lainnya sebagai petunjuk remaja berperilaku.
Akan tetapi, terdapat satu hal yang mungkin mampu menghambat
seseorang untuk melakukan perilaku prososial. Hal tersebut dijelaskan pada
penelitian dari Twenge, Baumeister, Dewall, Ciarocco, & Bartels (2007)
bahwa pengucilan yang diterima individu dari individu yang lain akan
menyebabkan individu tersebut tidak melakukan perilaku prososial, sebab
perilaku prososial didorong oleh perhatian empati terhadap orang lain,
sehingga orang yang dikecualikan akan berhenti bertindak secara prososial.
Dengan kata lain, pengucilan sosial secara signifikan akan terkait erat dengan
hilangnya respons emosional pada individu.
Pada hal ini, kehidupan bersosial di masyarakat sangat penting untuk bisa
dikembangkan oleh para remaja. Salah satunya supaya remaja mampu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
mempersiapkan karirnya dan mampu merencanakan tingkah laku sosial yang
bertanggung jawab. Begitu pula pada masa remaja, hal tersebut sejalan
dengan penjelasan bahwa selain mengalami perkembangan dari segi fisik,
remaja juga memiliki perkembangan mengenai psikis dan sosial. Selain itu,
jika dilihat dari masa perkembangannya, perilaku prososial sendiri lebih
banyak dilakukan di masa remaja dibandingkan dengan masa kanak-kanak
(Eisenberg, Fabes, & Morris, dalam Santrock, 2007).
Penjelasan di atas juga bisa berlaku bagi remaja anggota geng. Sebab,
peran teman sebaya atau anggota lain dalam suatu kelompok geng juga akan
mempengaruhi perilaku yang dilakukan seorang individu. Hal ini karena
kelompok geng mampu menawarkan potensi untuk remaja yang menjadi
anggota geng untuk memperoleh identitas, rasa hormat, status, dan
persahabatan (Esbensen & Maxson, 2012). Walaupun kelompok geng
terbentuk karena alasan yang hampir sama seperti kelompok remaja lainnya,
yaitu kelompok geng lebih memiliki sikap yang negatif pada otoritas, berasal
dari lingkungan keluarga yang buruk, serta memiliki harga diri yang rendah.
Akan tetapi, kelompok geng akan terlibat dalam hal yang positif bisa saja
ketika peluang dan intuisi prososial dipulihkan (Esbensen & Maxson, 2012).
Berbagai bentuk perilaku sosial positif misalnya, seperti persahabatan,
kepemimpinan, sikap keterbukaan, inisiatif sosial, partisipasi dalam kegiatan
kelompok, tanggung jawab dalam tugas kelompok atau bahkan toleransi
terhadap teman. Sebagai contoh, kelompok geng akan melakukan perilaku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
prososial karena mereka mendapatkan pekerjaan yang baik serta hubungan
yang stabil dari lingkungan sekitarnya.
Hal tersebut didukung dengan berita (Sigit, 2017) mengenai geng
JOXZIN yang memiliki daerah teritori di selatan Yogyakarta. Geng tersebut
terdiri dari kumpulan anak-anak SMA-SMK berbasis islam di Kota
Yogyakarta. Geng JOXZIN tidak hanya sebatas nongkrong atau hura-hura,
akan tetapi mereka juga mengadakan kejuaraan minikros, lomba sepatu roda,
dan juga mengagendakan bakti sosial secara terprogram reguler bahkan
pengajian rutin satu bulan yang berlokasi di rumah masing-masing anggota
secara bergilir. Ilustrasi tersebut didukung atau sejalan dengan penelitian
(Kokko, Tremblay, Lacourse, Nagin, & Vitaro, 2006) yang mengungkapkan
bahwa perilaku prososial dan agresi mampu dilakukan oleh satu individu
yang sama dengan tingkat agresi fisik tinggi namun juga memiliki tingkat
perilaku prososial yang moderat. Di samping itu, penelitian tersebut juga
menunjukkan bahwa seseorang memiliki bistrategi untuk dapat mencapai
status sosial teman sebayanya di masa remajanya (Hawley & Hawley, 2013;
Li & Wright, 2013). Selain itu, penelitian lain yang dilakukan oleh
Sulistyowati & Setiawati (2016), di mana penelitian tersebut menunjukkan
bahwa pada masa remaja, seseorang dapat melakukan perilaku prososial
karena berkembanganya individu dalam hal sosial. Hasil dari penelitian
tersebut menunjukkan bahwa siswa kelas VIII di SMP N 2 Menganti dapat
meningkatkan pemahamannya mengenai perilaku prososial dengan pengaruh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
pemberian perlakuan berupa tayangan film yang berindikator perilaku
prososial pada siswa.
Oleh karena faktor pendorong dari perilaku prososial salah satunya
terdapat pengalaman sosialisasi, maka hal ini mengartikan bahwa perilaku
prososial akan dapat dipengaruhi oleh lingkungan sekitar termasuk teman
sebaya. Apalagi hal tersebut ditambah dengan penjelasan bahwa remaja akan
sangat peka dan rentan terhadap adanya pengaruh-pengaruh sosial yang tanpa
sengaja diperolehnya pada lingkungan sekitarnya (Yu & Sun, 2013).
Pengaruh sosial tersebut salah satunya, yaitu konformitas. Konformitas
adalah suatu tindakan yang mengarah pada perubahan perilaku seseorang
untuk tujuan menyesuaikan diri atau mencocokkan diri terhadap orang lain
(Cialdini & Goldstein, 2004). Selain itu, konformitas itu sendiri dibagi
menjadi 2 bagian, yaitu konformitas positif dan konfomitas negatif. Contoh
dari konformitas positif, misalnya seperti membuat perkumpulan yang
bertujuan untuk mengumpulkan donasi yang dipergunakan untuk orang
berkekurangan, mengikuti kegiatan positif dalam rangka mengembangkan
talenta, atau melakukan sesuatu yang menghasilkan hal yang berguna bagi
masyarakat bersama teman sebaya. Sebaliknya, pada konformitas negatif
hasil tindakan yang ditimbulkan cenderung ke arah yang destruktif. Hal yang
bersifat destruktif itu seperti ikut melakukan tidakan kekerasan di masyarakat,
mengikuti teman sebaya yang merusak fasilitas umum di lingkungan sekitar,
atau melakukan tindakan yang merugikan diri sendiri seperti mengonsumsi
narkoba.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Berbagai pengaruh positif ataupun negatif yang dapat diperoleh remaja
dengan melakukan konformitas, ternyata perlu diketahui juga bahwa trdapat
maslaah yang terjadi di masyarakat seperti artikel (Rachmanto, 2016) yang
menjelaskan bahwa jika seorang remaja bergaul dengan sekelompok remaja
yang berperilaku negatif, akibatnya seorang remaja akan mudah terpengaruh
dan mengikuti perbuatan negatif tersebut. Pada daerah Yogyakarta kelompok
remaja tersebut dikenal dengan nama geng ‘Cah Klitih’. Geng tersebut
dikenal sebagai geng yang sering membahayakan masyarakat sekitar
Yogyakarta. Dalam artikel ini juga dijelaskan bahwa pada awalnya seorang
remaja hanya ikut nongkrong dengan anak remaja lainnya, akan tetapi
seterusnya mereka juga ikut berkeliling-keling ke sebuah daerah dengan
menggunakan motor. Selanjutnya, hal yang lebih prihatin adalah remaja
tersebut bahkan dapat mengikuti perilaku kriminal yang dilakukan
sekelompok remaja yang dikenalnya tersebut. hal yang terjadi di masyarakat
salah satunya terjadi tindakan kriminal yang dilakukan oleh remaja, yaitu
terdapat korban yang mengalami luka tusuk, dan akhirnya meninggal dunia
(Djumena, 2017).
Oleh karena itu, penjelasan di atas menunjukkan adanya kesenjangan
tentang penjelasan di mana seharusnya remaja lebih banyak melakukan
perilaku prososial pada masanya, akan tetapi pada kenyataannya masih
kurang teraplikasikan. Walaupun, pada penelitian-penelitian terdahulu sudah
dilakukan penelitian mengenai perilaku prososial, namun tidak pada remaja
anggota geng. Beberapa penelitian mengenai hal tersebut adalah penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Frisnawati (2013) yang meneliti tentang hubungan antara intensitas menonton
reality show dengan kecenderungan perilaku prososial pada remaja. Selain
itu, terdapat penelitian yang dilakukan oleh Sulistyowati & Setiawati (2016)
tentang pemanfaatan cinema therapy dalam bimbingan kelompok untuk
pemahaman tentang meningkatkan perilaku prososial siswa kelas VIII di
SMP Negeri 2 Mengati. Dalam dua penelitian di atas peneliti tersebut
menggunakan subjek remaja dengan variabel utamanya adalah perilaku
prososial, namun peneliti tersebut tidak secara spesifik menggunakan subjek
remaja anggota geng.
Selanjutnya, terdapat penelitian yang membahas tentang remaja anggota
geng, akan tetapi tidak meneliti perilaku prososial sebagai variabel utama.
Contonya penelitian O’Brien, Daffern, Chu, dan Thomas (2013) tentang
Youth gang affiliation, violence, and criminal activities: A review of
motivational, risk, and protective factors, serta penelitian tentang
Determinants of gang affiliation in Singaporean youth offenders: social and
familial factors (Chu et al. 2015). Tema-tema penelitian tersebut
menunjukkan bahwa penelitian yang dilakukan di luar negeri juga masih
kurang membahas segi positif (seperti perilaku prososial) pada remaja
anggota geng, akan tetapi cenderung membahas segi yang destruktif. Oleh
karena kurangnya pembahasan mengenai penelitian perilaku prososial pada
remaja anggota geng, maka perlunya dilakukan penelitian ini yang dikaitkan
dengan konformitas yang dilakukan pula oleh remaja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
B. Rumusan Permasalahan
Pada dasarnya, remaja memiliki satu tugas perkembangan remaja yaitu
memperoleh seperangkat nilai/sistem etika sebagai petunjuk perilaku
(Havighurst, 1953). Nilai serta sistem etika tersebut dapat diperoleh dari
perilaku prososial yang merupakan perilaku menolong secara sukarela dan
tanpa paksaan yang bertujuan untuk memberikan konsekuensi yang positif
atau dengan kata lain menguntungkan orang lain (Eisenberg & Mussen,
1989). Akan tetapi, pada kenyataannya pada remaja anggota geng banyak
melakukan kegiatan destruktif di lingkungan yang bahkan hingga meresahkan
masyarakat. Namun, menurut Eisenberg & Mussen (1989) pada dasarnya
manusia itu tidak dapat dinilai secara pasti apakah bersifat baik atau buruk
secara keseluruhan.
Oleh karena itu, adanya kesenjangan teori dengan kenyataan, maka
peneliti melakukan penelitian mengenai hubungan konformitas dan perilaku
prososial. Hal ini dapat diambil karena pada konformitas terkandung norma
yang mengatur tentang perilaku apa yang baik dan tidak baik untuk dilakukan
pada suatu kondisi tertentu, yang bisa diambil seperti pada penelitian ini
perilaku prososial sebagai bentuk perilaku baiknya. Ditambah dengan
penelitian terdahulu yang tidak banyak membahas tentang perilaku prososial
pada remaja anggota geng. Beberapa penelitian tersebut adalah penelitian
Frisnawati (2013) yang meneliti tentang hubungan antara intensitas menonton
reality show dengan kecenderungan perilaku prososial pada remaja. Selain
itu, penelitian yang dilakukan oleh Sulistyowati & Setiawati (2016) tentang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
pemanfaatan cinema therapy dalam bimbingan kelompok untuk pemahaman
tentang meningkatkan perilaku prososial siswa kelas VIII di SMP Negeri 2
Mengati. Oleh karena itu, muncul pertanyaan di bawah ini, bermaksud untuk
menjawab tujuan dari penelitian ini. Pertanyaan penelitian tersebut adalah
apakah ada hubungan antara konformitas dengan perilaku prososial pada
remaja geng SMA di Yogyakarta?
C. Ruang Lingkup
Batasan dalam penelitian ini adalah mencari hubungan atau korelasi
antara konformitas dengan perilaku prososial pada remaja anggota geng.
Selain itu, dari penelitian ini akan megambil data dari sampel remaja anggota
geng SMA yang berada di Yogyakarta. Hal ini berarti, hasil dari penelitian ini
hanya mencakup beberapa remaja anggota geng dari beberapa Sekolah
Menengah Atas yang ada di Yogyakarta saja.
D. Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara konformitas
dengan perilaku prososial pada remaja geng SMA di Yogyakarta.
E. Manfaat
Penelitian ini, dapat memberikan manfaat bagi remaja, masyarakat umum
terutama orangtua, guru, PEMDA, serta komunitas ilmuwan psikologi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
1. Bagi remaja zaman sekarang
Penelitian ini dapat digunakan remaja merefleksikan dirinya untuk dapat
melakukan hal-hal yang lebih positif walaupun berada di dalam suatu
kelompok, sehingga mendapatkan pencerahan untuk bisa melakukan bentuk-
bentuk perilaku prososial sehari-hari dan mampu memperkuat norma-norma
dalam konformitas yang terkait dengan perilaku prososial.
2. Bagi para orangtua, guru, serta PEMDA (Pemerintah Daerah)
Dapat mengevaluasi pola asuh, pengajaran, ataupun aturan yang
dilakukan bagi para remaja zaman sekarang dalam peningkatan perilaku
prososial pada remaja anggota geng, sehingga penanganan untuk kasus
remaja saat ini dapat lebih efisien. Walaupun para orangtua, guru, serta
PEMDA (Pemerintah Daerah) tidak mendapatkan insight dari skripsi ini
tentang pengurangan kekerasan pada remaja anggota geng.
3. Bagi komunitas ilmuwan psikologi
Penelitian ini dapat memperkaya ilmu pengetahuan pada kajian psikologi
secara kuantitatif dalam hal perilaku prososial khususnya pada remaja
anggota geng di SMA Yogyakarta. Selain itu, bagi komunitas psikologi bisa
memanfaatkan konformitas dengan perilaku prososial pada remaja anggota
geng ini sebagai gambaran materi psikologi untuk sisi positif yang dimiliki
oleh remaja anggota geng.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
BAB II
LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pengantar
Pada bagian ini, peneliti akan membahas tentang gambaran mengenai
remaja anggota geng seperti pengertian dari remaja dan geng, hal-hal yang
terjadi pada tahap remaja, bahkan dinamika psikologis yang dialami
seseorang jika masuk pada tahapan remaja yang dilihat dari segi
perkembangan serta sosialnya maupun juga dinamika psikologis dari geng
remaja sendiri. Pada bab sebelumnya, hal tersebut sudah dijelaskan, akan
tetapi belum secara rinci. Pembahasan selanjutnya yaitu mengenai perilaku
prososial yang mencakup tentang pengertian perilaku prososial, faktor dan
aspek dari perilaku prososial, serta perilaku prososial yang dilihat dari sisi
remaja anggota geng. Kemudian, dilanjutkan dengan pembahasan mengenai
teori pengertian konformitas, faktor dan aspek dari konformitas, serta
konformitas yang dilihat dari sisi remaja anggota geng. Berikutnya bab ini
juga akan menjelaskan mengenai hubungan serta kerangka konseptual dari
perilaku prososial dengan konformitas, lalu bab ini akan diakhiri dengan
kajian mengenai hipotesis dari peneliti sendiri mengenai topik penelitian ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
B. Dinamika Psikologis Remaja Anggota Geng
Subjek dalam penelitian ini adalah remaja anggota geng. Untuk
memahami dinamika psikologis remaja anggota geng diperlukan kajian dari
sisi psikologi perkembangan remaja dan psikologi sosial anggota geng.
1. Psikologi Perkembangan Remaja
Masa remaja adalah masa transisi antara tahap anak-anak ke tahap
dewasa, atau dapat dikatakan individu yang masuk pada usia belasan tahun
(Sarwono, 1989). Selain itu, (Berk, 2007; Santrock, 2007) diungkapkan juga
bahwa remaja adalah peralihan perkembangan dari masa anak-anak ke masa
dewasa yang mencakup perubahan pada segi biologis, kognitif, dan sosio-
emosional. Di sisi lain, menurut Papalia & Olds (2008) perubahan sosio-
emosional pada santrock dapat disimpulkan menjadi segi sosial saja. Selain
itu, pandangan lainnya diungkapkan bahwa remaja dapat diartikan sebagai
individu yang tumbuh ke arah dewasa yang mengalami perkembangan dalam
kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik (Hurlock, 1999).
Berdasarkan beberapa pengertian yang dijelaskan di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa remaja adalah masa di mana seorang individu berada
pada periode peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa dengan diikuti
berkembangnya segi fisik, kognitif, maupun sosial.
Menurut rentang usianya, remaja adalah seseorang yang berusia 13
sampai 18 tahun (Hurlock, 1980). Selain itu, dijelaskan juga bahwa remaja
awal adalah individu yang berusia antara 11 sampai 14 tahun, lalu usia 20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
tahun dikatakan sebagai remaja akhir (Papalia & Olds, 2008). Selain itu,
menurut Monk, Knoers, & Haditono (2002) remaja dibagi menjadi tiga
bagian, yaitu remaja awal (12 - 15 tahun), remaja tengah (15 - 18 tahun), dan
remaja akhir (18 - 21 tahun). Berdasarkan penjelasan mengenai batasan usia
pada remaja di atas, penelitian ini akan menggunakan subjek dengan rentang
usia 15 hingga 18 tahun, atau remaja tengah yang dikatakan usia pada anak
yang duduk di bangku Sekolah Menengah Atas.
Menurut Erickson pada tahun 1968, pada masa remaja ini terdapat tahap
krisis yang disebut identitas versus kebimbangan identitas (identity versus
identity confusion), di mana tahapan tersebut menjelaskan bahwa remaja akan
berusaha untuk mencari identitas pribadi mereka sebenarnya, seperti
bagaimana mereka menjelaskan siapa dirinya, peran apa yang mereka
tunjukkan di masyarakat, maupun arah mereka dalam menjalani hidup (dalam
Santrock, 2011). Tahap ini menunjukkan bahwa remaja dituntut untuk
mampu menghadapi krisis yang akan dilaluinya selama masa remaja tersebut,
sehingga jika remaja mampu melalui tahap tersebut dengan baik, maka
remaja akan mampu menghasilkan pemikiran baru dan dapat diterima di
dalam masyarakat. Namun, jika remaja tidak mampu melalui krisis
perkembangannya tersebut dengan baik, maka remaja akan mengalami
kebimbangan identitas. Akibat dari kebimbangan identitas pada individu
remaja berbeda-beda, maka terdapat sebagian remaja menutup diri dari teman
sebaya maupun keluarga dan sebagian remaja lainnya, meleburkan diri
dengan dunia teman sebayanya serta kehilangan jati diri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Menurut Havighurst (1953) remaja memiliki beberapa tugas
perkembangan. Tugas perkembangan remaja merupakan hal-hal normatif
yang perlu dilakukan untuk mencapai masa dewasa. Tugas perkembangan
berjumlah sepuluh, akan tetapi menurut peneliti hanya dua tugas
perkembangan yang paling relevan dengan penelitian ini, yaitu:
a. Keterlibatan dalam aktivitas kemasyarakatan dan politik.
Keikutsertaan remaja pada aktivitas kemasyarakatan dan politik
akan membuat remaja memiliki rasa tanggung jawab pada aktivitas
bersama masyarakat di sekitarnya. Pada tugas perkembangan ini
cenderung akan menuntut remaja untuk berperan menjadi orang
dewasa yang bertanggung jawab dalam kehidupan masyarakat,
wilayah, dan bangsa. Hal tersebut dilakukan supaya para remaja dapat
memperhitungkan nilai-nilai masyarakat mengenai tingkah laku
seseorang.
Tugas perkembangan kemasyarakatan ini relevan dengan tema
penelitian perilaku prososial, karena perilaku prososial merupakan
bagian dari tanggungjawab sosial di masyarakat. Havighurst (1953)
menjelaskan bahwa kaum muda pada masa remaja memiliki perilaku
menolong yang tinggi, di mana mereka ingin memikul kewajiban
sosial. Di samping itu, mereka siap untuk berpikir dalam hal kebaikan
di komunitas dan kelompok sosial yang lebih besar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
b. Kemampuan mendapat seperangkat nilai ataupun sistem etika.
Tugas perkembangan ini remaja diminta untuk mampu
membentuk seperangkat nilai yang direalisasikan di kehidupan,
tujuannya agar dapat mendefinisikan tempat manusia di dunia fisik
dan hubungannya dengan manusia lain dan bermaksud untuk
menyimpan gambaran dunia seseorang serta nilai-nilai seseorang yang
selaras satu sama lain sebagai kepentingan untuk petunjuk remaja
dalam berperilaku.
Pada tugas perkembangan ini dijelaskan dalam Havighurst (1953)
bahwa remaja menginginkan cinta dan persetujuan tidak hanya
tentang ibu, ayah, guru, orang dewasa ataupun teman sebaya, di mana
remaja belajar menghargai hal-hal yang membuatnya mendapatkan
cinta dan persetujuan dari orang-orang tersebut. Misalnya, contoh
dalam tugas perkembangan ini adalah ketika remaja dapat
menanggung rasa lapar atau kesakitan demi menolong seseorang yang
sedang berada dalam masalah.
Pada kehidupan bermasyarakat, remaja akan menjalin sebuah interaksi
sosial atau hubungan di antara anggota masyarakat yang satu dengan yang
lainnya. Interaksi sosial di masyarakat tersebut cenderung membuat remaja
akan sangat dekat kaitannya dengan teman sebaya (Hurlock, 2002). Pada
tahapan remaja, mereka akan lebih sering menghabiskan waktu bersama
teman sebayanya dibandingkan dengan keluarganya. Oleh karena hal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
tersebut, remaja memiliki kemungkinan besar untuk berpenampilan,
berbicara, maupun berperilaku seperti teman sebayanya, sebab teman sebaya
akan memberikan pengaruh yang besar bagi seorang individu remaja.
Hal tersebut mengartikan bahwa pada saat remaja, mereka akan memiliki
pergaulan dan wawasan yang luas dari masa sebelumnya. Perlu diketahui,
pada masa remaja ini juga tidak akan menutup kemungkinan bagi mereka
para remaja untuk membuat suatu kelompok ataupun ikut dalam suatu
kelompok yang sesuai dengan yang mereka inginkan. Maka dari itu, agar
remaja dapat bergaul dengan baik dalam kelompoknya, maka diperlukan
kompetensi sosial berupa kemampuan dan keterampilan remaja dalam
berhubungan dengan orang lain.
Begitu pula pada masa remaja, selain mengalami perkembangan dari segi
fisik, remaja juga memiliki perkembangan mengenai psikis dan sosial. Hal
tersebut didukung dengan pada masa remaja tersebut, mereka akan
melakukan perilaku prososial yang dilakukan lebih berorientasi pada
hubungan remaja dengan orang lain.
Selain itu, jika dilihat dari masa perkembangannya menurut Eisenberg, et
al, dalam Santrock (2007) pada masa remaja individu akan cenderung lebih
banyak melakukan perilaku prososial bila dibandingkan pada masa kanak-
kanak. Hurlock (1994) menjelaskan bahwa permasalahan yang ada di
lingkungan masyarakat dapat terbantu penyelesaiannya karena peran remaja
yang juga ikut memberikan solusi dari masalah tersebut dengan melibatkan
dirinya dalam kegiatan-kegiatan sosial. Dengan begitu, selain membentuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
atau mengikuti suatu kelompok di masyarakat, pada masa remaja seorang
individu akan melakukan berbagai perilaku sosial di dalam kelompok
masyarakat tersebut sebagai pengembangan dirinya dalam hal sosial. Oleh
karena itu, untuk mengembangkan diri remaja dalam hal sosial, maka remaja
perlu melakukan kegiatan sosial positif yang salah satunya adalah perilaku
prososial.
2. Psikologi Sosial Anggota Geng
Menurut Goldstein (2002), proses pembentukan geng diawali dari adanya
kekurangan dalam fungsi keluarga, sekolah, lingkungan, pekerjaan dan
karakteristik komunitas lainnya yang dikombinasikan dan hal tersebut
memotivasi remaja untuk beralih ke tempat lain, yaitu kelompok gengnya
sebagai kepuasan hidup dan penghargaan. Menurut Hurlock (2002)
ketidakpuasan kelompok dengan kelompok remaja yang terorganisasi, di
mana merekatidak mendapatkan penolakan karena mempunyai minat utama
yang serupa. Berbagai jenis geng remaja yang ada di lingkungan masyarakat
kita, contohnya seperti geng motor, geng sosialita, maupun geng pelajar.
Remaja cenderung dekat dengan lingkungan kelompok yang biasa disebut
dengan geng.
Sejarahnya geng remaja di Amerika serikat yang dikenal sebagai
fenomena sosial, pada abad ke-20 mengalami pasang surut dari jumlah dan
dampak sosial mereka (Goldstein, 2002). Ketika Amerika masuk ke tahun
2000 terlihat bahwa geng remaja semakin banyak terlibat dalam obat-obatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
dan tingginya level kekerasan. Bertumbuh karena tradisi kekerasannya besar,
geng remaja pada tahun 1760-1900 terdapat 500 grup yang senang main
hakim sendiri terhadap suatu permasalahan yang terjadi di masyarakat.
Contohnya adalah mereka melakukan bom, pembunuhan, terorisme terhadap
agama, etnik (Goldstein, 2002).
Geng adalah kaum yang dikatakan minoritas maka mereka berusaha
mempertahankan diri dengan melakukan kekerasan, sebab banyak orang yang
takut dengan kekerasan sehingga secara tidak langsung remaja geng berpikir
orang lain akan tunduk pada pemberi kekerasan (Goldstein, 2002). Hal
tersebut dapat dikaitan dengan teori darwin (teori evolusi) di mana pada
awalnya remaja memiliki peran “kegunaan” saat mereka menjadi teman
bermain (playgroup), akan tetapi saat terjadi konflik dan menjadi minoritas
maka mereka berusaha mempertahankan diri dan berusaha menjadi
“berguna”, namun dengan cara mereka yang berbeda yaitu membentuk diri
menjadi remaja anggota geng (Goldstein, 2002).
Empat alasan yang membentuk kelompok geng adalah lingkungan,
karakteristik individu, norma kelompok, dan proses kelompok (Esbensen &
Maxson, 2012). Kemiripan dari dasar pembentukan kelompok geng, maka
menunjukkan sebuah pemahaman bahwa kelompok geng termasuk dalam
fenomena kelompok di masyarakat. Hal yang membedakan kelompok geng
dengan jenis kelompok remaja yang lainnya, yaitu kelompok geng lebih
memiliki sikap yang negatif pada otoritas, berasal dari lingkungan keluarga
yang buruk, memiliki harga diri yang rendah, atau bahkan karena memiliki IQ
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
yang rendah (Esbensen & Maxson, 2012). Selain itu, karena mereka berasal
dari keluarga yang buruk, sehingga mereka menjadi rentan terhadap tekanan
dari teman yang antisosial karena kondisi tersebut membuat remaja diminta
untuk mampu mengatasi keadaan buruk mereka sendiri.
Remaja yang memiliki keinginan untuk menjadi anggota kelompok geng
dikarenakan kelompok geng mampu menyodorkan kemungkinan untuk
remaja dalam mendapatkan identitas, rasa hormat, status, dan persahabatan
(Esbensen & Maxson, 2012). Hal tersebut digambarkan dengan karakteristik
kelompok geng yang cenderung teritorial, di mana untuk memperoleh
beberapa atribut tersebut remaja anggota geng memanifestasikannya dengan
grafiti yang biasa dibuat sebagai “stamping ownership” (Esbensen & Maxson,
2012). Di samping itu, pandangan dan keadaan yang ada di masyarakat
kelompok geng ini banyak melakukan kegiatan kriminal. Penyebab terjadinya
perilaku kriminal pada remaja anggota geng karena ketika itu remaja akan
mengesampingkan standar moral dan kontrol sosial mereka untuk mendukung
apa yang mereka anggap sebagai atribut keanggotaan kelompok geng ataupun
mendukung mereka untuk dapat diterima.
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, kelompok geng memiliki sikap anti
otoritas. Namun, kelompok geng juga memiliki sikap positif jika mereka
mampu memperkuat serta memelihara otoritas dari figur-figur otorita, maka
remaja cenderung tidak melakukan kejahatan atau kriminalitas. Selain itu,
informasi lain mengungkapkan bahwa kelompok geng akan terlibat dalam hal
yang positif ketika peluang dan intuisi prososial pada remaja dapat dipulihkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
(Esbensen & Maxson, 2012). Misalnya, kelompok geng akan melakukan
perilaku prososial karena mereka sudah mendapatkan pekerjaan yang baik
serta hubungan yang stabil dari lingkungan sekitarnya. Berbagai bentuk
perilaku sosial lainnya misalnya, seperti persahabatan, kepemimpinan, sikap
keterbukaan, inisiatif sosial, partisipasi dalam kegiatan kelompok, tanggung
jawab dalam tugas kelompok atau bahkan toleransi terhadap teman.
Di samping itu, jika kontrol sosial pada remaja dapat diperkuat, maka
tekad seorang remaja untuk berhenti melakukan kejahatan juga dapat
diperkuat. Akan tetapi, jika kontrol sosial pada remaja melemah, maka
mereka akan dapat kembali ke gaya hidup yang sebelumnya, yaitu melakukan
kejahatan atau kriminalitas. Berdasarkan penjelaskan di atas, maka perilaku
prososial memiliki peran penting dalam perubahan suatu kelompok geng.
Bagian ini tidak menerangkan informasi mengenai geng secara detail. Oleh karena
itu, para pembaca diminta untuk tidak memiliki pengharapan yang tinggi dengan
penelitian ini khusus pada teori tentang geng remaja. Sehingga, jika pembaca
menginginkan informasi lebih lengkap atau detail bisa memperkayanya dengan
melengkapi dari teori-teori geng yang lain.
C. Perilaku Prososial
Perilaku prososial hanya didefinisikan sebagai perilaku menolong secara
sukarela dan tanpa paksaan yang bertujuan untuk memberikan konsekuensi
yang positif atau dengan kata lain menguntungkan orang lain (Eisenberg &
Mussen, 1989). Untuk berperilaku sedemikian rupa seseorang harus
memahami kebutuhan, keinginan, atau tujuan lain dan bertindak untuk
memenuhi kebutuhan orang lain (Staub, 1978).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Di samping itu, perilaku prososial adalah tindakan menolong orang lain
tanpa menerima imbalan atas perilaku tersebut bahkan hingga melibatkan
resiko yang diperoleh karena perilaku yang dilakukan tersebut (Baron &
Byrne, 2005). Selain itu, definisi mengenai perilaku prososial dijelaskan juga
oleh Taylor et al. (2009) di mana perilaku prososial adalah perilaku menolong
seseorang yang tidak terikat dengan motif-motif apapun dari seseorang yang
melakukan pertolongan. Pengertian perilaku prososial ditambahkan oleh
Dayakisni dan Hudaniah (2012) bahwa perilaku prososial adalah bentuk
perilaku yang memberikan keuntungan bagi penerima pertolongan yang
berupa materi, fisik, ataupun psikologis, namun keutungannya belum jelas
bagi pemberi tindakan pertolongan.
Hal yang serupa juga diungkapkan oleh Sarwono & Darwinto (2009)
bahwa perilaku prososial merupakan tindakan menolong yang ditujukan pada
individu yang membutuhkan tanpa memperoleh keuntungan secara langsung
bagi penolong. Berdasarkan ulasan mengenai pengertian perilaku prososial di
atas, disimpulkan bahwa perilaku prososial adalah tindakan yang dilakukan
seseorang untuk orang lain yang membutuhkan sehingga memberikan
dampak yang positif bagi penerima perilaku, namun tindakan tersebut
terlepas dari motif orang yang memberikan bantuan.
Perlu diketahui bahwa bentuk-bentuk dari perilaku prososial itu sendiri
adalah berbagi, bekerjasama, menolong, kejujuran, dan berderma (Eisenberg
& Mussen, 1989). Akan tetapi, ada satu hal yang bisa saja menghambat
seseorang untuk melakukan perilaku prososial. Penjelasan di atas dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
dijabarkan pada penelitian Twenge et al. (2007) bahwa pengucilan yang
diterima oleh seseorang dari individu yang lain akan mengakibatkan
seseorang tersebut tidak melakukan perilaku prososial. Pada penelitian ini
dijelaskan karena seseorang yang mengalami pengucilan akan merasakan
sakit hati dalam dirinya sehingga menyebabkan emosi yang negatif.
Selain itu, perilaku prososial sendiri didorong oleh perhatian empati
terhadap orang lain, karena orang yang dikecualikan merasa sakit hati dan
tidak memiliki rasa empati sehingga orang yang dikecualikan akan berhenti
bertindak secara prososial. Dengan kata lain, pengucilan sosial secara
signifikan dan terkait erat dengan hilangnya respons emosional pada individu.
1. Faktor Perilaku Prososial
Menurut (Eisenberg & Mussen, 1989) perilaku prososial dapat dibagi
menjadi tujuh faktor yang mempengaruhi, yaitu adalah sebagai berikut :
a. Faktor Biologis
Terdapat dasar genetik yang menyebabkan timbulnya
perbedaan individual dalam intensi prososial. Hal ini menunjukkan
bahwa faktor biologis memiliki peranan yang penting pada seseorang
yang melakukan perilaku prososial. Dalam Eisenberg & Mussen
(1989) mengungkapkan bahwa tindakan menolong juga ditunjukkan
oleh hewan-hewan, di mana memperlihatkan pengorbanan diri akan
meningkatkan peluang kerabat dekat yang memiliki gen sama untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
bertahan hidup. Manusia dan hewan menunjukkan tindakan menolong
bukan hanya pada kerabatnya saja. Hal itu terjadi karena perilaku
tersebut diwariskan oleh generasi sebelumnya karena hal itu dilakukan
untuk dapat diterima oleh lingkungan, sehingga tidak mengalami
seleksi dalam kehidupan.
b. Budaya Masyarakat
Hampir semua aspek perilaku dan fungsi psikologis yang
diperoleh paling tidak akan dipengaruhi oleh segi budaya masyarakat
di mana individu tersebut tinggal. Penentuan perilaku, motivasi dan
orientasi mana yang tepat dan tidak tepat akan dipengaruhi oleh
budaya di mana tempat individu dibesarkan. Hal itu dapat terjadi
karena individu akan mempelajari dan mendapatkan nilai, norma, dan
perilaku dari budaya mereka dengan berbagai cara seperti imitasi,
identifikasi dan reinforcement.
c. Pengalaman Sosialisasi
Pengalaman sosialisasi yang dialami individu dengan orang
lain termasuk orangtua, teman sebaya, dan lainnya adalah sesuatu hal
yang penting dalam membentuk kecenderungan prososial seseorang.
Dalam hal ini, agen sosialisai yang disebutkan akan mempengaruhi
pola perilaku, motivasi personal, nilai dan respons sosial yang
dilakukan pada situasi tertentu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
d. Proses Kognitif
Tiap-tiap individu akan mempersepsi lingkungan, stimulus, serta
berperilaku sesuai dengan jalan pikirannya ataupun tingkat
intelegensinya. Dalam hal ini individu akan mempersepsikan serta
menginterpretasikan suatu keadaan, apakah orang lain perlu ditolong
atau tidak yang mana hal tersebut membutuhkan kemampuan individu
dalam mempersepsikan keadaan. Kemudian, individu akan
mengevaluasi kebutuhan, menentukan rencana, dan tindakan yang
efektif untuk orang yang ingin ditolongnya.
1. Alih peran (role taking)
Kemampuan untuk memahami dan menarik kesimpulan dari
perasaan, reaksi emosi, pemikiran, pandangan, motivasi, dan
keinginan orang lain. Dalam hal ini kemampuan alih peran bisa
memfasilitasi perilaku prososial yang dimotivasi oleh kepedulian
terhadap orang lain. Alih peran (role taking) merupakan reaksi
empati awal yang meningkatkan kemungkinan munculnya
perilaku altruis, sehingga dapat membantu individu untuk
mempersepsikan apa yang dirasakan dan dipikirkan orang lain
dalam sudut pandangnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
2. Keterampilan memecahkan masalah interpersonal
Hal ini meliputi adanya sensitivitas terhadap permasalahan
interpersonal, kemampuan untuk menentukan berbagai solusi dan
langkah-langkah yang diperlukan untuk merealisasikan solusi
tersebut dan kemampuan mempertimbangkan konsekuensi sosial
suatu perilaku bagi orang lain sebagaimana konsekuensi bagi
dirinya sendiri.
3. Penalaran moral
Hal ini merupakan faktor signifikan yang mempengaruhi
kecenderungan hati seseorang untuk bertindak secara prososial, di
mana perilaku prososial dipengaruhi oleh reaksi emosi,
kompetensi, kebutuhan, dan keinginan seseorang pada suatu
waktu. Level penalaran yang rendah akan berkolerasi dengan
perilaki prososial yang dilatarbelakangi motivasi egois atau
menguntungkan diri sendiri. Walaupun secara empiris level
penalaran moral mempengaruhi kecenderungan individu
berperilaku prososial, namun masih ada faktor lain yang juga
mempengaruhi kecenderungan prososial.
e. Respons emosional
Munculnya perasaan bersalah atau kepedulian terhadap orang lain
ketika ada ataupun tidak ada orang lain. Hal ini disebabkan perilaku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
prososial juga dilatarbelakangi oleh perasaan individu ketika
mengetahui orang lain yang membutuhkan pertolongan atau ketika
perasaan individu tidak mampu menolong orang tersebut. Sebagai
contoh, perasaan sedih yang muncul akibat melihat orang lain sedih,
maka individu akan merespons secara empatik terhadap orang
tersebut. Empati juga merupakan suatu respons emosi dari diri
seseorang, sehingga dapat diartikan bahwa empati adalah suatu
keadaan afek individu yang muncul dari keadaan emosi orang lain
yang kongruen dengan keadaan atau kondisi orang lain tersebut.
f. Faktor karakteristik individu
Hal ini mencakup jenis kelamin, tingkat perkembangan yang
tercermin melalui usia, kelas sosial ekonomi serta tipe kepribadian.
Karakter tertentu pada diri individu merupakan hasil belajar yang
dapat mempengaruhi perilaku prososial pada seseorang. Karakteristik
tersebut tidak dapat dipungkiri berhubungan dengan variabel lain
misalnya pengalaman sosialisasi dan faktor kognitif.
g. Faktor situasional
Tekanan-tekanan eksternal yang terjadi seperti peristiwa sosial,
karakteristik penerima, suasana hati, serta dorongan nilai masyarakat
juga dapat memperngaruhi perilaku prososial seseorang. Oleh karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
itu, dalam beberapa waktu perilaku individu dapat dipengaruhi oleh
perubahan perasaan dan juga akibat respons dari situasi lingkungan.
Berdasarkan penjelasan di atas, banyak faktor yang mempengaruhi
perilaku prososial baik dari faktor dalam diri maupun faktor dari luar diri.
Akan tetapi, peneliti memilih faktor pengalaman sosialisasi sebagai faktor
yang akan masuk dalam pembahasan hasil penelitian ini. Hal ini disebabkan,
menurut peneliti faktor tersebut relevan untuk dapat dihubungkan dengan
variabel konformitas. Selain itu, dilihat dari teori dari aspek konformitas
sendiri yang terdiri dari aspek keseksamaan, aspek ketertarikan, dan aspek
menjaga konsep diri yang positif merupakan aspek yang menggambarkan
keterkaitan individu terhadap orang-orang di sekitarnya dilihat dari sisi
interaksi serta respons seseorang terhadap orang lain (Cialdini & Goldstein,
2004). Oleh karena konformitas sendiri masuk dalam pengaruh sosial, maka
pengalaman sosialisasi yang dialami bersama dengan agen sosial khususnya
pada teman sebaya mampu menjembatani untuk menghubungkan konformitas
dengan perilaku prososial.
2. Aspek Perilaku Prososial
Selain itu, menurut (Carlo & Randall, 2002) perilaku prososial yang
bersifat luas ini dapat diperinci menjadi enam hal, yaitu altruisme, kepatuhan,
emosional, krisis / darurat, publik, dan anonim. Yang mana, beberapa hal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
tersebut merupakan aspek-aspek dari perilaku prososial. Aspek-aspek tersebut
dapat dijabarkan sebagai berikut:
a. Altruisme
Perilaku membantu secara sukarela yang didorong oleh
kepedulian terhadap kebutuhan dan kesejahteraan orang lain, yang
sering kali ditimbulkan oleh rasa simpati dan norma yang telah
diinternalisasi. Misalnya, seseorang merasa senang sudah menolong
orang lain karena merasa sudah membantu kesulitan yang orang lain
alami.
b. Kepatuhan
Didefinisikan sebagai bantuan lain yang dilakukan seseorang
akibat dari menanggapi permintaan verbal atau nonverbal. Yang
mana, pada aspek ini individu akan lebih banyak dalam membantu
orang lain dibandingkan orang yang spontan melakukan tindakan
menolong. Contohnya, seseorang akan segera menolong orang lain
karena orang lain tersebut meminta tolong secara langsung dengan
orang tersebut.
c. Emosional
Emosional dikonseptualisasikan sebagai orang yang memiliki
orientasi untuk membantu orang lain dalam keadaan emosional yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
tergugah. Hal ini menjelaskan bahwa seseorang akan melakukan
tindakan membantu orang lain ketika orang lain menunjukkan kondisi
yang membuat si penolong memiliki perasaan emosional yang tinggi.
Hal ini dapat digambarkan dengan seseorang yang menolong wanita
yang meringis kesakitan karena mengalami kekerasan oleh orang yang
tak dikenal.
d. Publik
Seseorang cenderung melakukan tindakan menolong hanya jika ia
melakukannya di depan orang lain ataupun pada saat berada di
lingkungan yang terdapat orang banyak. Seseorang melakukan
tindakan tersebut dikarenakan memiliki keinginan akan persetujuan
sosial dari orang lain yang berada di tempat itu. gambarannya adalah
ketika seseorang merasa diakui setelah menolong seorang ibu-ibu
menolong didepan orang banyak.
e. Anonim
Seseorang melakukan tindakan menolong pada orang lain dengan
cara memilih untuk tidak memberitahukan identitasnya sekalipun pada
siapapun itu, seperti seseorang yang hanya memberikan identitas palsu
kepada orang yang ditolongnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
f. Krisis / darurat
Didefinisikan sebagai seseorang yang melakukan tindakan
membantu orang lain di dalam situasi yang krisis dan darurat.
Misalnya, seseorang akan tetap menolong orang lain walaupun sedang
mereka sedang dalam situasi yang berbahaya.
Dari semua penjelasan mengenai aspek perilaku prososial di atas, dalam
penelitian ini penelitian akan menggunakan enam aspek tersebut sebagai
acuan penelitian dalam melakukan penyusunan skala perilaku prososial
nantinya.
3. Proses dan Dampak Perilaku Prososial
Banyak perilaku yang dilakukan oleh seseorang, baik itu perilaku positif
maupun negatif. Akan tetapi, banyaknya perilaku negatif yang sering terjadi
di masyarakat membuat perilaku positif yang dilakukan manusia kurang
terlihat, misalnya seperti perilaku prososial. Berbagai faktor dari perilaku
prososial akan saling berkaitan (Eisenberg & Mussen, 1989), di mana hal ini
diperoleh karena suatu hal yang diwariskan kepada manusia dan tradisi yang
diterapkan di mana individu itu berada, dapat mendorong manusia untuk
melakukan sesuatu.
Eisenberg & Mussen (1989) mengatakan bahwa proses perkembangan
otak manusia dapat dipengaruhi oleh budaya di mana mereka berada (Köster
et al. 2015), yang kemudian tradisi atau informasi yang diperoleh manusia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
selanjutnya berpengaruh pada perkembangan skema berpikir mereka guna
membantu mereka dalam melakukan sesuatu atau untuk pengambilan
keputusan. Penjelasan tersebut menggambarkan bahwa genetik yang
diwariskan pada manusia akan dibantu oleh dinamika budaya yang ada dalam
mempelajari beragam perilaku sosial yang salah satunya adalah perilaku
prososial. Selain itu, pada saat mereka mempelajari berbagai macam perilaku
sosial, mereka akan memperoleh pengalaman yang dialaminya bersama
dengan orang lain, baik itu bersama dengan orangtuanya atau bahkan dengan
teman sebayanya (Eisenberg & Mussen, 1989). Hal tersebut juga didukung
dengan pernyataan dari Eisenberg & Mussen (1989) yang menyatakan bahwa
hampir setiap orangtua akan memberikan pengasuhan mengenai penerapan
perilaku tolong menolong pada setiap anak-anaknya baik perempuan ataupun
laki-laki, sehingga dampaknya remaja perempuan dan laki-laki akan sama-
sama berkembang dalam hal perilaku prososial sesuai pada tahap usianya.
Dalam hal ini, perilaku prososial akan lebih banyak terjadi di antara
teman sebaya dibandingakan dengan teman sebayanya yang bukan temannya
(Barry & Wentzel, 2006). Hal tersebut dapat dilihat dari penelitian Barry &
Wentzel (2006) yang menjelaskan bahwa peran teman sebaya akan
mempengaruhi seseorang remaja dalam melakukan perilaku prososial dalam
kehidupannya, sehingga penelitian ini juga menjelaskan bahwa peran dari
teman sebaya tidak hanya memberikan pengaruh negatif saja akan tetapi
dapat memberikan pengaruh yang postif bagi masing-masing orang dalam
perkumpulan teman sebaya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Pertemanan yang terjadi pada teman sebaya di masa remaja akan
memiliki tingkat emosional yang akan memicu para individu remaja untuk
meniru perilaku teman-teman sebayanya dalam melakukan perilaku prososial
(Markiewicz et al. 2001). Jika hubungan remaja tersebut dengan orangtua
dinilai baik, maka mereka juga akan memiliki hubungan pertemanan yang
baik dan positif, dan hal itu berlaku juga sebaliknya (Markiewicz et al.,
2001). Selain faktor-faktor yang dijelaskan tersebut, ada beberapa faktor lagi
yang menyebabkan seseorang melakukan perilaku prososial, yaitu peristiwa
yang terjadi di sekitar kita yang mungkin akan memicu seseorang untuk
merasakan emosional yang tinggi sehingga bersedia untuk melakukan
perilaku prososial di masyarakat. Karakteristik dari seseorang individupun
akan memberikan pengaruh pada seseorang untuk melakukan perilaku
prososial, seperti yang dikatakan pada penelitian yang dilakukan oleh Eagly
(2009) di mana perempuan akan memiliki perilaku prososial yang bersifat
komunal dan relasional sedangkan bagi laki-laki mereka akan cenderung
melakukan perilaku prososial yang bersifat agenik dan kolektif.
Perlu diketahui, perilaku prososial yang ada dalam diri manusia berbeda-
beda. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perilaku prososial tinggi ataupun
rendah yang dimiliki oleh seseorang individu. Berdasarkan dua tingkatan
tersebut, maka terdapat perbedaaan karakteristik seseorang yang terjadi jika
seseorang memiliki salah satu dari tingkatan tersebut. Hal tersebut didukung
bahwa terdapat beberapa karakteristik seseorang yang memiliki tingkat
perilaku prososial yang tinggi, yaitu jika seseorang memiliki tingkat perilaku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
prososial yang tinggi, maka orang tersebut memiliki suasana hati yang positif
(Kokko et al. 2006), memiliki kualitas perkawinan orangtua yang baik
(Markiewicz et al. 2001), memiliki kelekatan yang baik dengan ibu
(Markiewicz et al. 2001), dan menjadi seseorang yang lebih mampu untuk
bersyukur dalam kehidupannya (Bartlett et al. 2014). Beberapa hal yang
dijelaskan di atas akan berlaku sebaliknya pada seseorang individu yang
memiliki tingkat perilaku prososial yang rendah. Oleh karena itu, seseorang
khususnya remaja sangat baik jika ia memiliki tingkat perilaku prososial yang
tinggi sebab efek yang diperoleh pada diri sendiri juga akan berakibat positif
bagi kehidupannya.
Selain itu, yang perlu diketahui juga adalah bagaimana dampak yang akan
dirasakan oleh seseorang yang melakukan perilaku prososial yang tinggi.
Dampak yang diperoleh ataupun dirasakan bagi seseorang yang melakukan
perilaku prososial tinggi, yaitu salah satunya dapat memiliki tingkat well-
being yang tinggi (Bartlett et al. 2014). Hal tersebut sejalan apa yang
dijelaskan pada penelitian Weinstein & Ryan (2010) bahwa perilaku prososial
yang dilakukan secara otonom atau suka rela akan memberikan pengaruh
berupa kesejahteraan bagi penolong maupun yang menerima pertolongan. Di
samping itu, pada penelitian yang sama menurut Weinstein & Ryan (2010)
dan Klein (2008) perilaku prososial yang dilakukan seseorang akan
mendorong mereka untuk mendapatkan pengaruh yang positif bagi dirinya
sendiri, yaitu harga diri yang baik dan pemaknaan hidup bagi penolong. Hal
tersebut dapat terjadi kerena bagi mereka yang melakukan perilaku tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
merasa bahwa dirinya lebih bermanfaat setelah melakukan perilaku prososial
pada orang lain. Singkatnya, perilaku prososial di masyarakat akan memiliki
dampak yang baik bagi diri manusia itu sendiri.
4. Perilaku Prososial pada Remaja Anggota Geng SMA
Perilaku prososial dapat lebih banyak muncul dan dilakukan pada masa
remaja (Eisenberg et al. dalam Santrock, 2007). Hal tersebut tersebut dapat
terjadi karena remaja lebih berorientasi pada relasi mereka dengan orang lain.
Kemudian, selain mengalami perkembangan dari segi fisik, individu pada
tahap tersebut juga memiliki perkembangan dalam hal psikis dan sosial.
Pada masa remaja status sosial teman sebaya sangat penting bagi mereka,
sebab itu mereka berusaha untuk bisa mencapai hal tersebut. Sama seperti
yang dilakukan oleh kelompok geng, mereka membutuhkan suatu pengakuan
dari orang lain atau eksis untuk dapat menunjukkan dirinya di hadapan orang
lain. Hal ini sejalan dengan penelitian yang menjelaskan bahwa status sosial
teman sebaya ada kaitannya dengan agresi serta perilaku prososial yang
dilakukan remaja (Li & Wright, 2013). Hal tersebut dikarenakan perilaku
agresi menggambarkan suatu upaya dalam mencapai tujuan popularitas yang,
selain itu mencapai status sosial dalam hal preferensi sosial adalah gambaran
upaya seseorang ketika melakukan perilaku prososial (Li & Wright, 2013).
Berdasarkan penjelasan di atas, dua perilaku tersebut menunjukkan bahwa
untuk dapat mencapai status sosial dari teman sebayanya, mereka akan
melakukan bistrategi sebagai usahanya(Hawley & Hawley, 2013; Li &
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Wright, 2013). Meskipun perilaku prososial dengan perilaku agresi
merupakan dua kontinum yang berbeda (Krueger et al. 2001), akan tetapi
perlu untuk diketahui bahwa dua perilaku yang merupakan dua kontinum
yang berbeda tersebut dapat dilakukan pada satu individu yang sama. Hal ini
diungkapkan pada penelitian (Kokko et al. 2006) yang menjelaskan bahwa
perilaku prososial dan agresi dapat dilakukan pada satu orang yang sama
dengan tingkat agresi fisik yang tinggi dan tingkat perilaku prososial yang
moderat.
Berdasarkan beberapa penjelasan di atas menunjukkan bahwa tidak
menutup kemungkinan bagi remaja anggota geng yang memiliki karakteristik
perilaku seperti melakukan hal-hal negatif untuk dapat juga melakukan
perilaku prososial di lingkungan sekitarnya. Di sisi lain, berdasarkan teori
(Eisenberg & Mussen, 1989) tidak ada bukti perbedaan gender yang jelas dan
konsisten dalam menanggapi prososial, walaupun anak perempuan mungkin
melakukan beberapa jenis perilaku prososial lebih sering daripada laki-laki.
Namun, anak laki-laki lebih cenderung diperkuat untuk membantu perilaku
yang melibatkan beberapa risiko atau melibatkan membantu wanita.
Hurlock (1994) menjelaskan bahwa dalam hal ini remaja mengharapkan
dapat memberikan solusi atas permasalahan yang terdapat di lingkungan
masyarakat, dengan kata lain remaja ingin ikut serta melibatkan dirinya dalam
kegiatan-kegiatan sosial. Penelitian yang dilakukan oleh Sulistyowati &
Setiawati (2016), di mana penelitian tersebut menunjukkan bahwa pada masa
remaja, seseorang dapat melakukan perilaku prososial karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
berkembanganya individu dalam hal sosial. Hasil dari penelitian tersebut
menunjukkan bahwa siswa kelas VIII di SMP N 2 Menganti dapat
meningkatkan pemahamannya mengenai perilaku prososial dengan pengaruh
pemberian perlakuan berupa tayangan film yang berindikator perilaku
prososial pada siswa. Pada penelitian ini, hal tersebut bisa terjadi karena di
dalam metode penelitiannya dilakukan dengan cara memberikan pemahaman
pada subjek mengenai pentingnya perilaku prososial yang mencakup perilaku
jujur, berkerjasama, berbagi dengan sesama, kesediaan menolong orang lain
yang membutuhkan, dan bersikap dermawan. Akan tetapi, pada penelitian
tersebut pada aspek kejujuran tidak mengalami peningkatan di mana hal
tersebut dikarenakan terdapat pengaruh budaya yang melatarbelakangi hal itu.
Setelah membahas tentang perilaku prososial, pada penelitian ini
selanjutnya akan membahas tentang konformitas. Dalam hal ini konformitas
bisa saja mempengaruhi perilaku prososial yang sudah dibahas sebelumnya,
sebab hal tersebut mungkin terjadi karena pada perilaku prososial terdapat
pengalaman sosialisasi yang cakupannya bisa terkait dengan konformitas.
Oleh karena itu, dapat dilihat bahwa dua faktor tersebut mungkin juga dapat
berkaitan erat dengan konformitas yang dilakukan oleh seseorang.
D. Konformitas
Konformitas pada awalnya diteliti oleh tokoh bernama Solomon Asch
pada tahun 1951. Berdasarkan penelitian yang dilakukan tersebut ditemukan
bahwa seseorang yang memiliki keinginan dan kepercayaan pada orang lain,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
akan dapat melakukan sebuah penyesuaian atau dapat disebut dengan
conform. Menurut Cialdini & Goldstein (2004) konformitas adalah suatu
tindakan yang mengarah pada perubahan perilaku seseorang untuk tujuan
menyesuaikan diri atau mencocokkan diri terhadap orang lain. Selain itu, hal
tersebut sejalan dengan konformitas yang dapat diartikan sebagai perubahan
perilaku dan keyakinan yang terjadi pada individu dengan tujuan menjadi
sesuai terhadap standar suatu kelompok (Taylor et al. 2000). Definisi
pendukung yang lain dijelaskan oleh Myers (2010) bahwa konformitas
merupakan perubahan perilaku yang dialami oleh individu sebagai akibat dari
adanya sebuah tekanan yang diberikan oleh suatu kelompok. Berdasarkan
beberapa penjelasan tokoh mengenai pengertian dari konformitas, maka dapat
disimpulkan bahwa konformitas adalah kecenderungan seseorang untuk
mengubah diri menjadi sesuai dengan orang lain yang bertujuan agar dapat
diterima dan terhindar dari penolakan sosial.
Terkait dengan konformitas sendiri, aturan-aturan di masyarakat yang
disebut dengan norma sosial sering kali menimbulkan efek yang kuat pada
tingkah laku seorang individu, di mana konformitas sendiri berakar dari
berbagai latar kehidupan banyak aturan-aturan tersirat ataupun tidak tersirat
yang menunjukkan bagaimana seorang individu seharusnya berperilaku. Hal
tersebut dapat dijelaskan oleh Yu & Sun (2013) bahwa manusia sangat rentan
terhadap pengaruh sosial karena ketika penilaian individu bertentangan
dengan suatu kelompok, individu sering menyesuaikan penilaiannya dengan
penilaian kelompoknya. Di samping itu, terdapat beberapa hal yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
mendorong seseorang dapat melakukan konformitas menurut Asch (1995),
dibagi menjadi tiga faktor, yaitu kohesivitas, ukuran kelompok, dan norma
sosial deskriptif serta norma sosial injungtif. Oleh karena itu, beberapa hal
tersebutlah yang menjadi penyebab seorang individu menjadi conform.
Di sisi lain juga terdapat tiga aspek pada konformitas yang dijelaskan oleh
Cialdini & Goldstein (2004), yaitu aspek keseksamaan, aspek keterikatan, dan
aspek menjaga konsep diri yang positif. Konformitas cenderung terjadi
dikarenakan seseorang mengikuti harapan masyarakat atau kelompok
mengenai bagaimana seharusnya seorang individu bertindak pada berbagai
situasi. Seperti pada penjelasan Yu & Sun (2013), yaitu jika individu
bergantung pada orang lain untuk menentukan apa yang benar untuk
dilakukan dalam konteks tertentu, itu disebut sebagai konformitas
informasional. Sedangkan, jika orang menyesuaikan perilaku mereka agar
'cocok' dengan mayoritas, bentuk pengaruh sosial yang mendasari ini disebut
konformitas normatif (Yu & Sun, 2013). Selain itu, terdapat peneilitian
mengenai konformitas yang dilakukan oleh Nelwan (2015). Hasil dari
penelitian tersebut mengungkapkan bahwa konformitas perokok di desa
Karangbesuki kota Malang berhubungan dengan tinggi rendahnya perilaku
merokok, sehingga semakin tinggi konformitas subjek maka semakin tinggi
pula perilaku merokok yang dilakukan oleh subjek. Dikarekankan seseorang
memiliki keinginan untuk dapat diterima oleh orang lain, maka seseorang ada
kecenderungan untuk mengkonsumsi rokok bersama teman sebaya, yaitu
kelompok perokok. Sehingga ketika teman sebaya maupun kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
perokok mengkonsumsi rokok dengan intensitas yang tinggi, maka individu
perokok juga cenderung akan loyal dengan mengkonsumsi rokok dengan
intensitas yang tinggi juga.
1. Faktor Konformitas
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Salomo Asch pada tahun 1951
ditemukan banyak faktor yang menentukan sejauh mana individu mematuhi
tekanan konformitas. Faktor-faktor tersebut di antaranya adalah (dalam Baron
& Byrne, 2005) :
1. Kohesivitas
Pada hal ini menjelaskan bahwa sebuah kohesivitas akan memberikan
efek yang kuat terhadap konformitas yang terjadi. Kohesivitas sendiri
dapat diartikan sebagai derajat ketertarikan yang dirasakan oleh individu
terhadap suatu kelompok. Oleh karena itu, pada saat kohesivitas
seseorang tinggi kemudian akan timbul rasa suka atau bahkan
mengagumi suatu kelompok atau orang-orang tertentu maka tekanan
seorang individu melakukan konformitas akan bertambah besar. Hal
tersebut didukung juga dengan seorang individu beranggapan bahwa cara
untuk diterima oleh suatu kelompok tersebut adalah berperilaku menjadi
seperti mereka pada berbagai hal. Akan tetapi, ketika kohesivitas seorang
individu rendah maka tekanan pada konformitas juga akan rendah. Hal
tersebut dapat terjadi karena individu beranggapan bahwa menjadi diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
sendiri lebih baik daripada harus mengubah diri sendiri menjadi seperti
orang lain.
2. Ukuran Kelompok
Bagian ini menunjukkan bahwa seiring bertambahnya jumlah dari
anggota suatu kelompok, maka konformitas pada kelompok tersebut akan
semakin meningkat. Oleh karena itu, terlihat bahwa semakin besar
kelompok tersebut, maka semakin besar pula kecenderungan seorang
individu untuk mengikutinya sekalipun individu tersebut akan
menerapkan perilaku yang berbeda dari apa yang diinginkan sebenarnya.
3. Norma Sosial Deskriptif dan Norma Sosial Injungtif
Dalam hal ini norma sosial deskriptif adalah norma yang hanya
mendeskripsikan apa yang sebagaian besar orang lakukan pada situasi
tertentu. Norma-norma ini mempengaruhi tingkah laku dengan cara
memberitahu seorang individu mengenai apa yang pada umumnya
dianggap efektif atau adaptif pada situasi tersebut. Sedangkan, norma
sosial injungtif itu sendiri merupakan norma perintah yang mentapkan
apa yang harus dilakukan seseorang, di mana norma yang menunjukkan
perilaku apa yang dapat diterima atau perilaku apa yang tidak dapat
diterima pada situasi tertentu. Kedua norma tersebut akan mampu
memberikan pengaruh yang kuat pada perilaku seseorang. Hal tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
dikarenakan norma yang seperti itu akan menimbulkan motif sosial untuk
melakukan hal yang benar dalam situasi tertentu tanpa mengindahkan
yang orang lain lakukan. Teori tersebut menunjukkan bahwa norma akan
mempengaruhi perilaku seseorang hanya ketika norma tersebut menjadi
fokus dari orang yang terlibat pada saat perilaku tersebut muncul.
Sama seperti pembahasan sebelumnya pada faktor perilaku prosossial,
peneliti juga akan memilih norma sosial deskriptif dan norma sosial injungtif
sebagai faktor yang sesuai atau relevan dengan variabel perilaku prososial,
sehingga dengan begitu peneliti bisa saja menghubungkan variabel
konformitas dan variabel perilaku prososial dengan salah satu faktor
konformitas dan faktor perilaku prososial yang saling dihubungkan.
2. Aspek Konformitas
Selain itu, menurut Cialdini & Goldstein (2004) terdapat aspek yang
terkandung dalam konformitas. Dalam hal ini, dibagi menjadi tiga aspek
menjadi :
1. Aspek keseksamaan
Aspek ini menjelaskan mengenai perubahan yang terjadi pada perilaku
individu dalam pengambilan keputusannya dalam suatu kelompok, di mana
individu mendapatkan suatu tekanan yang cenderung membuat individu
untuk menyesuaikan keputusan yang akan diambilnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
a. Persepsi Pemufakatan
Hal ini menjelaskan tentang reaksi persamaan pendapat seseorang
terhadap kepercayaan yang dianut oleh orang lain yang bertentangan
dengan persepsi seseorang tersebut. Dalam hal ini pengaruh normatif
akan berperan dan hal ini menunjukkan pada anggota kelompok
mengenai kepercayaan yang pada umumnya dapat diterima kelompok.
b. Aktivasi otomatis
Aktivasi otomatis adalah motivasi untuk menyesuaikan diri
dengan orang lain, akibat dari tujuan afiliasi seseorang yang kurang
dapat disadari.
2. Aspek keterikatan
Aspek ini menjelaskan bahwa adanya perubahan yang dilakukan individu
terhadap perilakunya akibat ketertarikannya pada suatu kelompok. Hal
tersebut disebabkan individu memiliki kecenderungan untuk bergantung pada
orang lain yang dipandang sebagai sumber dari segala informasi.
a. Perilaku meniru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Seseorang secara tidak sadar akan menyesuaikan atau menirukan
baik dari berbagai hal yang ada pada orang lain, yang mana hal
tersebut mencerminkan isyarat keterikatan seseorang pada orang lain
atau kelompok.
b. Meraih persetujuan sosial
Seseorang melakukan usaha yang lebih sadar dan disengaja untuk
mendapatkan persetujuan sosial dari orang lain, dengan tujuan
membangun hubungan yang bermanfaat untuk meningkatkan harga
diri seseorang.
3. Aspek menjaga konsep diri positif
Aspek ini menjelaskan bahwa adanya perubahan yang dilakukan individu
terhadap perilakunya akibat motivasi individu untuk menyesuaikan diri
dengan kepercayaan atupun perilaku orang lain untuk meningkatkan,
melindungi, dan memperbaiki kepercayaan seorang individu. Dalam hal ini
dijelaskan juga bahwa individu mempertahankan penilaian diri yang positif
dengan mengidentifikasi dan menyesuaikan diri dengan kelompok yang
dianggap terhormat.
a. Pengaruh mayoritas dan minoritas
Sejauh mana mengidentifikasi dengan satu sumber informasi baik
mayoritas ataupun minoristas adalah faktor signifikan dalam
menentukan strategi pengolahan informasi yang akan digunakan
seseorang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
b. Efek deindividuasi
Sejauh mana individu melebur dalam suatu kelompok, sehingga
dapat dikatakan seorang individu akan memiliki pikiran kolektif.
Sebelumnya pada variabel perilaku prososial, semua aspek yang ada
digunakan sebagai acuan menyusun skala penelitian. Begitupun pada variabel
konformitas ini, dari tiga aspek yang ada pada teori di atas semua akan
digunakan peneliti sebagai acuan untuk penyusunan skala penelitian ini
3. Proses dan Dampak Konformitas
Berbagai macam perilaku sosial yang dilakukan oleh para remaja.
Khususnya pada perilaku yang disebut dengan konformitas, perilaku tersebut
banyak dilakukan oleh para remaja sebab itulah masa di mana mereka
mencari jati diri mereka, sehingga banyak remaja yang mengikuti perilaku
orang lain agar mereka dapat diterima sebagai seseorang yang memiliki peran
serta dianggap di lingkungan sekitarnya. Hal tersebut dapat terjadi juga
dikarenakan bahwa orang cenderung untuk menyesuaikan diri dengan orang
lain bukan hanya untuk merujuk pada informasi orang lain atau persetujuan
sosial orang lain, tetapi untuk mengejar emosi positif ketika berafiliasi dengan
orang lain atau menghindari emosi negatif ketika berkonflik dengan orang
lain (Yu & Sun, 2013). Oleh karena hal tersebut, maka remaja akan
cenderung memiliki ketertarikan dari dirinya pada suatu kelompok ataupun
orang lain yang sangat ingin mereka menjadi salah satu anggota di dalamnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
(Baron & Byrne, 2005). Hal itu disebut dengan kohesivitas, selain itu
menurut Baron & Nyla (2012) ketika seseorang semakin menyukai kelompok
tersebut atau orang lain tersebut, lalu semakin orang tersebut ingin menjadi
bagian dari kelompok atau orang lain itu, dan tidak yakin akan mendapatkan
penerimaan sosial dari kelompok atau orang lain tersebut, maka mereka akan
cenderung untuk terus menyesuaikan diri mereka sama seperti kelompok
ataupun orang lain itu.
Di sisi lain, jumlah anggota kelompok yang ada atau dapat dikatakan
sebagai ukuran kelompok juga dapat mempengaruhi konformitas yang
dimiliki seseorang. Hal tersebut ditunjukkan dengan semakin banyaknya
anggota yang berada dalam suatu kelompok, maka semakin tinggi pula
seseorang conform atau menyesuaikan diri untuk melakukan apa yang orang
lain juga lakukan (Baron & Nyla, 2012). Faktor lain dari konformitas itu
sendiri adalah norma sosial deskriptif serta norma sosial injungtif (Baron &
Nyla, 2012).
Hampir sama seperti yang sudah dijelaskan di atas, seseorang yang
menyesuaikan diri dengan apa yang orang lain lakukan menunjukkan bahwa
secara tidak langsung orang tersebut juga berusaha untuk mengikuti norma
apapun yang berlaku dalam suatu kelompok tersebut terkait perilaku yang
dilakukan itu hanya pada saat norma tersebut menjadi fokus dari orang yang
terlibat ketika tingkah laku tersebut muncul.
Dalam hal ini jika seorang remaja memiliki tingkat konformitas yang
tinggi, maka terdapat perubahan yang terjadi pada diri remaja tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
(Cialdini & Goldstein, 2004). Hal yang mungkin berubah dalam diri seorang
remaja (Cialdini & Goldstein, 2004), yaitu mulai dari cara berperilaku, cara
berpakaian, cara berbicara, cara bersikap, hingga mengenai minat para remaja
akan secara tidak langsung menyesuaikan dan menjadi sama seperti orang
lain atau suatu kelompok tertentu. Pernyataan tersebut menggambarkan
bahwa mereka yang melakukan hal itu sudah berada dalam tingkatan conform
pada orang lain atau suatu kelompok. Sebaliknya, jika seseorang remaja yang
memiliki tingkat konformitas yang rendah, maka beberapa perubahan yang
dijelaskan di atas memiliki kemungkinan kecil untuk juga dilakukan oleh
remaja ini. Dengan kata lain, remaja tersebut akan cenderung independen
dengan lingkungan teman sebayanya yang melakukan konformitas (Cialdini
& Goldstein, 2004).
Sebagai contoh spesifik perubahan yang terjadi pada remaja adalah
mereka lebih cenderung mengikuti teman sebayanya dalam decision making
(Alamaiarti, 2015) serta memiliki tingkat consumtive yang tinggi sama seperti
teman sebaya yang lain (Fitriyani dkk. 2013). Di samping itu, terdapat
berbagai dampak yang mungkin dapat diperoleh oleh remaja yang mengalami
konformitas dengan tingkat yang tinggi salah satunya adalah memiliki tingkat
kematangan emosi yang juga tinggi (Rachmawati, 2013). Hal tersebut juga
didukung dengan penelitian yang mengungkapkan bahwa seseorang yang
memiliki konformitas yang tinggi, maka mereka juga akan memiliki harga
diri yang tinggi (Alamaiarti, 2015).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
4. Konformitas pada Remaja Anggota Geng SMA
Waktu yang sering dihabiskan para remaja dengan teman sebayanya akan
mendorong seorang remaja memiliki dunia yang baru, sehingga teman sebaya
merupakan pengaruh yang besar bagi remaja dan tempat bagi remaja untuk
bersosialisasi serta memperoleh nilai dan norma yang berlaku bukan yang
diterapkan orang dewasa, melainkan oleh teman sebayanya. Hal itu
dikarenakan dalam pembentukan kelompok para anggotanya akan
menentukan cara bagaimana mencapai suatu tujuan di kelompoknya yang
nantinya akan diwarnai dengan terjadinya suatu permasalahan ataupun
konflik yang secara tidak langsung akan diselesaikan dengan cara membuat
aturan-aturan dalam kelompok, sehingga mereka mampu mendefinisikan
peran dan tanggung jawab dari masing-masing anggota. Dengan begitu, peran
dari anggota kelompok akan semakin jelas dan informasi tentang norma yang
berlaku akan mulai mengalir dan tersebar ke semua anggota kelompok.
Oleh karena itu, masa remaja menjadi masa yang sangat rentan, di mana
para remaja akan berlomba-lomba mencari jati dirinya di lingkungan
kehidupannya sehari-hari tanpa mengetahui perilaku mana yang mungkin
akan merugikan dirinya sendiri. Penjelasan pendukung lainnya dikemukakan
oleh Yu & Sun (2013) bahwa teori afiliasi dari konformitas menjelaskan
individu akan terlibat lebih sadar dan disengaja dalam upayanya untuk
memperoleh persetujuan sosial orang lain, sebagai bentuk individu dalam
membangun hubungan yang bermanfaat dengan mereka dalam prosesnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Perlu diketahui, banyak remaja mengatasi krisis identitasnya dengan cara
melakukan konformitas pada teman sebayanya. Menurut Santrock (1995),
pada masa remaja inilah akan terjadi peningkatan pada konformitas para
remaja. Hal tersebut disebabkan karena waktu yang dihabiskan para remaja
lebih banyak bersama teman sebayanya dibandingkan keluarganya, sehingga
mulai dari pembicaraan, penampilan, sikap, perilaku, maupun minat para
remaja banyak dipengaruhi oleh teman sebayanya (Cialdini & Goldstein,
2004; Hurlock, 2002).
Selain itu, terdapat artikel (Rachmanto, 2016) yang menjelaskan bahwa
jika seorang remaja bergaul dengan sekelompok remaja yang berperilaku
negatif, akibatnya seorang remaja akan mudah terpengaruh dan mengikuti
perbuatan negatif tersebut. Pada daerah Yogyakarta kelompok remaja tersebut
dikenal dengan nama geng ‘Cah Klitih’. Geng tersebut dikenal sebagai geng
yang sering membahayakan masyarakat sekitar Yogyakarta. Dalam artikel ini
juga dijelaskan bahwa pada awalnya seorang remaja hanya ikut nongkrong
dengan anak remaja lainnya, akan tetapi seterusnya mereka juga ikut
berkeliling-keling ke sebuah daerah dengan menggunakan motor.
Selanjutnya, hal yang lebih prihatin adalah remaja tersebut bahkan dapat
mengikuti perilaku kriminal yang dilakukan sekelompok remaja yang
dikenalnya tersebut.
Di samping itu, terdapat penelitian yang dilakukan oleh Alamaiarti (2015)
menunjukkan bahwa pada siswa kelas XII SMK Karya Rini YHI Kowani di
Kabupaten Sleman menghasilkan hubungan yang positif dan signifikan antara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
pengambilan keputusan karier dengan konformitas teman sebaya dan harga
diri siswa, di mana hasil penelitian menjelaskan semakin tinggi konformitas
teman sebaya dan harga diri siswa maka semakin tinggi pengambilan
keputusan karir, begitu juga sebaliknya.
E. Hubungan Konformitas Dengan Perilaku Prososial Pada Remaja
Anggota Geng di SMA
Konformitas adalah penyesuaian seseorang terhadap berbagai aturan-
aturan tentang bagaimana seseorang sebaiknya berperilaku (Cialdini &
Goldstein, 2004). Dalam hal ini biasanya aturan yang sering terjadi disebut
dengan norma. Di mana remaja akan melakukan suatu hal yang sesuai dengan
teman sebayanya agar remaja tersebut dapat diterima oleh teman sebayanya
dan tidak dikucilkan dari sebuah kelompok yang remaja tersebut ingin
menjadi salah satu anggota di dalamnya. Hal ini menunjukkan bahwa di
dalam sebuah kelompok terdapat norma yang berlaku di dalamnya, di mana
norma dalam hal ini adalah aturan mengenai perilaku apa yang biasa atau
tidak bisa diterima dalam suatu kelompok. Hal tersebut terjadi pada suatu
kelompok karena kelompok akan dengan sendirinya membuat suatu norma
yang diberlakukan pada anggotanya untuk mengatasi permasalahan ataupun
konflik yang dialami di kelompok tersebut, sehingga mereka mampu
mencapai tujuan bersama dalam kelompok tersebut.
Dikarenakan konformitas dapat dipengaruhi oleh norma perihal perilaku
apa yang biasa atau tidak bisa diterima dalam suatu kelompok, maka secara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
tidak langsung para anggota suatu kelompok sudah menginternalisasi norma
tersebut dalam diri mereka. Terdapat perilaku positif dan negatif, namun
dalam hal ini perilaku positif tersebut dapat seperti perilaku prososial.
Penyebab perilaku prososial dapat dilakukan oleh seorang remaja anggota
geng adalah faktor yang mempengaruhi perilaku prososial itu sendiri, yaitu
pengalaman sosialisasi yang dialaminya selama berdinamika dengan teman
sebayanya (Eisenberg & Mussen, 1989). Hasil penelitian yang dilakukan oleh
Maner & Gailliot (2006) mengungkapkan bahwa seseorang lebih cenderung
melakukan tindakan menolong pada orang yang memiliki konteks hubungan
kekeluargaan daripada pada orang yang tidak dikenal. Hal ini dikarenakan
faktor motivasi seseorang untuk menolong orang yang memiliki konteks
kekeluargaan dengan orang yang tidak dikenal berbeda. Dijelaskan bahwa
motivasi dalam menolong seseorang berbeda karena seseorang menolong
orang lain yang memiliki konteks hubungan kekeluargaan dengannya
dikarenakan mereka menolong dengan motivasi meningkatkan keadaan
afektif diri atau untuk mendapatkan penghargaan diri melalui bantuan (Maner
& Gailliot, 2006). Sedangkan, orang yang menolong orang yang tidak dikenal
dikarenakan kekhawatiran yang berpusat pada diri sendiri (Maner & Gailliot,
2006).
Penjelasan tersebut mengartikan bahwa beragam pengalaman perihal
perilaku prososial yang dialami remaja anggota geng bersama teman
sekelompoknnya dapat dengan sengaja ditiru juga pada lingkungan sekitarnya
karena akibat dari konformitas seorang remaja anggota geng pada teman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
anggota kelompok geng yang lain dari segi perilaku. Sejalan dengan
penelitian Nook et al. (2016) yang menyatakan bahwa seseorang mampu
melakukan perilaku prososial karena pengaruh konformitas dengan teman
sekelompoknya. Hal ini dikarenakan individu tersebut melakukan
pengamatan mengenai perilaku prososial yang dilakukan teman
kelompoknya. Selain itu, ditemukan bahwa orang melakukan perilaku
prososial agar sesuai dengan norma kelompok dari waktu ke waktu,
mendukung peran mekanisme pembelajaran penghargaan untuk pengaruh
sosial (Nook et al. 2016). Sehingga, mengamati perilaku prososial dalam satu
konteks dapat mempengaruhi seseorang dalam pengambilan keputusan dalam
situasi baru (Nook et al. 2016).
Berdasarkan penjelasan di atas, jika suatu kelompok memiliki
konformitas dan kekompakkan yang tinggi, maka di dalamnya akan
terkandung norma (norma deskriptif dan injungtif) yang terdiri dari perilaku-
perilaku yang dapat atau tidak dapat diterima oleh kelompok, sehingga
mampu meningkatkan perilaku prososial para remaja. Jika seorang remaja
yang menjadi anggota kelompok tersebut terlibat dalam perilaku prososial
dan berfokus pada norma dan pengalaman sosialisasainya bersama teman
kelompoknya, maka hal itu akan mempengaruhi tingkah laku para anggota
kelompok dan mereka akan mematuhinya sebagai ketetapan atau aturan yang
harus dilakukan.
Dengan kata lain remaja yang dapat melakukan perilaku prososial sebab
hal tersebut sudah menjadi norma atau perilaku yang diterima atau disepakati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
bersama oleh semua anggota kelompok. Hal tersebut didukung dengan
pernyataan dari Mashoedi (2015) di mana seorang individu merasa harus
melakukan pertolongan sebab hal itu merupakan suatu keharusan dalam
norma-norma masyarakat, walaupun pada saat melakukan pertolongan
individu tersebut tidak menyadari keuntungan apa yang dapat diperolehnya.
Di samping itu, kohesivitas kelompok dapat mempengaruhi ketergantungan
kelompok pada sumber konformitas, di mana seorang remaja yang menjadi
anggota suatu kelompok akan semakin patuh untuk melakukan tanggung
jawab sosial, yaitu memberikan pertolongan kepada orang lain di lingkungan
sekitarnya.
Berkaitan dengan penjelasan di atas, masa remaja adalah masa di mana
remaja akan mencari status sosial dalam pergaulannya dengan teman sebaya.
Hal yang sama juga dilakukan oleh remaja yang berada dalam kelompok
geng, yaitu mereka lebih memiliki keinginan untuk eksis agar mereka mampu
menunjukkan dirinya di hadapan orang lain. Penelitian lain yang mendukung
hal tersebut, yaitu dijelaskan bahwa status sosial teman sebaya ada kaitannya
pada perilaku agresi dan perilaku prososial (Li & Wright, 2013). Pernyataan
tersebut dijelaskan pada penelitian (Kokko et al. 2006) yang menjelaskan
bahwa perilaku prososial dan agresi mampu dilakukan pada satu individu
yang sama dengan hasil yang pada satu individu memiliki tingkat agresi fisik
yang tinggi sekaligus tingkat perilaku prososial yang moderat. Penjelasan di
atas menunjukkan bahwa walaupun remaja terlibat dalam suatu keanggotaan
dalam kelompok geng dengan gambaran diri individu yang sering melakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
kekerasan ada pula kemungkinan untuk remaja tersebut dapat juga
melakukan perilaku prososial di kehidupannya.
F. Kerangka Konseptual
Pada saat remaja, individu akan lebih banyak menjalin hubungan
interpersonalnya atau melakukan berbagai hal bersama temannya, maka
seorang individu juga dapat mengalami perubahan diri yang diperoleh karena
pengaruh dari teman sebayanya. Salah satu kegiatan yang mungkin terjadi
pada masa remaja adalah membuat atau ikut pada suatu kelompok geng
remaja. Perlu diketahui juga dalam hal ini kelompok geng pada remaja
mampu menawarkan potensi untuk remaja dalam memperoleh identitas, rasa
hormat, status, dan persahabatan (Hurlock, 1980). Oleh karena itu, tidak
menuntup kemungkinan remaja akan membuat ataupun mengikuti kelompok
geng yang ada di sekitarnya.
Pada situasi tersebut terdapat kemungkinan besar seorang remaja akan
melakukan berbagai hal yang sesuai dengan teman sebayanya atau kelompok
gengnya agar remaja tersebut dapat diterima secara sosial oleh gengnya atau
supaya tidak dikucilkan dari sebuah kelompok di mana remaja tersebut ingin
menjadi salah satu anggota di dalamnya (Cialdini & Goldstein, 2004). Hal ini
menjelaskan bahwa di dalam sebuah kelompok terdapat norma yang berlaku
di dalamnya, dan secara tidak langsung memberikan tekanan terhadap
anggota-anggotanya untuk mematuhi norma-norma tersebut. Yang mana,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
norma tersebut menggambarkan tentang perilaku apa yang bisa ataupun tidak
bisa diterima oleh suatu kelompok.
Upaya untuk menghindari diri dari sanksi yang mungkin diperoleh akibat
melanggar norma sosial dalam kelompok agar menjadi anggota yang diterima
dan tidak menerima penolakan suatu kelompok biasa disebut sebagai
konformitas. Oleh karena konformitas dapat dipengaruhi oleh norma, maka
secara tidak langsung para anggota suatu kelompok sudah menginternalisasi
norma dan perilaku tersebut dalam diri mereka. Maka dari itu, sebagian
norma dan perilaku tersebut dapat juga berkaitan dengan perilaku prososial.
Perlu diketahui hal yang mempengaruhi perilaku prososial dapat
dilakukan oleh remaja anggota geng adalah faktor pengalaman sosialisasi
yang dialaminya selama berdinamika dengan teman sebayanya (Eisenberg &
Mussen, 1989). Artinya, berbagai pengalaman tentang perilaku prososial yang
dialami remaja anggota geng bersama teman sekelompoknnya dapat ditiru
juga pada lingkungan sekitarnya karena akibat dari konformitas remaja
anggota geng pada teman anggota kelompok geng yang lain dari sisi perilaku.
Berdasarkan penjelasan di atas, jika suatu kelompok memiliki
konformitas dan kekompakan yang tinggi, maka dengan itu suatu kelompok
juga mampu meningkatkan perilaku prososial karena pengaruh konformitas
yang mengandung norma injungtif dan norma deskriptif (Baron & Byrne,
2005). Jika seorang remaja yang menjadi anggota kelompok tersebut terlibat
dalam perilaku prososial dan berfokus pada norma, maka norma itu akan
mempengaruhi tingkah laku para anggota kelompok dan mereka akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
melakukan hal yang sama karena mangganggap bahwa perilaku tersebut
dapat diterima dalam situasi tertentu oleh kelompok. Artinya, dengan
pengalaman sosialisasinya bersama teman kelompoknya, remaja dapat
melakukan perilaku prososial sebab mereka merasa bahwa norma itu sudah
menjadi norma yang disepakati supaya menjadi sesuai dengan semua anggota
kelompok.
Di samping itu, kohesivitas kelompok dapat mempengaruhi
ketergantungan kelompok pada sumber konformitas, di mana seorang remaja
yang menjadi anggota suatu kelompok akan semakin patuh terhadap norma
yang ada begitu pula pada remaja yang akan semakin patuh untuk melakukan
tanggung jawab sosial, yaitu memberikan pertolongan kepada orang lain.
Selain itu, remaja juga perlu untuk mengembangkan dirinya ke dalam
perilaku positif di kehidupannya sehari-hari, salah satunya perkembangannya
dalam hal moral, yaitu perilaku prososial. Dengan begitu, remaja juga dapat
melaksanakan tugas perkembangannya dengan baik atau dengan kata lain
remaja berhasil melampaui masa krisisnya, sehingga mereka dapat dengan
lebih baik masuk dan berkembang lagi di tahap selanjutnya, yaitu masa
dewasa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Gambar 2. 1. Kerangka Konseptual Penelitian : Hubungan antara
Konformitas dan Perilaku Prososial pada Remaja Anggota Geng
G. Hipotesis
Hipotesis pada penelitian ini adalah ada korelasi positif antara
konformitas dengan perilaku prososial pada remaja anggota geng di SMA
Yogyakarta.
Remaja anggota geng
SMA Yogyakarta
Konformitas
rendah
Konformitas
tinggi
Perilaku prososial
rendah
Perilaku prososial
tinggi
(Output)
Well-being tinggi
(Output)
Well-being rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Pengantar
Bab ini menunjukkan bagaimana cara melaksanakan dan menganalisis
penelitian ini, yang diawali dengan penjelasan mengenai jenis dan teknik
yang digunakan dari penelitian ini serta subjek yang dilibatkan dalam
penelitian ini. Selanjutnya, membahas tentang definisi operasional yang
menggambarkan pengetian variabel penelitian yang digunakan untuk acuan
peneliti, kemudian pada bab ini juga menjelaskan tata cara bagaimana
penelitian ini dilaksanakan oleh peneliti. Setelah mengetahui bagaimana cara
peneliti menjalankan penelitian ini, bab ini juga mengajak kita untuk
mengetahui alat ukur yang digunakan oleh peneliti untuk pengumpulan data
yang selanjutnya akan dianalisis dengan beberapa jenis pengujian.
Berikutnya, bab ini akan ditutup dengan sub pembahasan mengenai
pertimbangan etis dalam psikologi.
B. Rancangan Penelitian
Penelitian ini termasuk pada jenis penelitian kuantitatif. Yang mana,
penelitian ini akan menekankan analisisnya pada data-data numerikal yang
nantinya diolah dengan penghitungan statistika (Goodwin, 2010). Selain itu,
penelitian ini menggunakan metode survei dalam pengambilan datanya,
dengan tujuan untuk dapat melihat berbagai informasi deskriptif mengenai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
sikap, opini, perasaan, dan perilaku yang dideskripsikan oleh subjek
(Goodwin, 2010). Survei dapat dilakukan dalam wawancara tatap muka,
dengan kuesioner tertulis, melalui telepon, atau melalui internet. Lalu, pada
penelitian ini, peneliti akan menyebarkan kuesioner atau skala psikologis
kepada para subjek. Karakteristik yang terkandung dalam jenis penelitian ini
adalah hubungan korelasional yang terjadi antara dua atau lebih variabel
penelitian, sehingga dapat diketahui apakah terdapat hubungan antara variabel
yang satu dengan variabel yang lainnya (Goodwin, 2010). Oleh karena itu,
dalam penelitian ini akan melihat apakah terdapat hubungan yang terjadi
antara konformitas dengan perilaku prososial pada remaja anggota geng di
SMA Yogyakarta.
C. Subjek Penelitian
Pengambilan subjek pada penelitian ini menggunakan cara purposive
sampling, di mana subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah subjek
yang ambil sesuai dengan beberapa ketentuan ataupun ciri-ciri dari target
grup penelitian (Noor, 2011). Dengan artian bahwa subjek penelitian ini tidak
bisa digeneralisasikan. Karakteristiknya , yaitu :
1. Remaja berusia 15-18 tahun
2. Remaja laki-laki dan perempuan
3. Remaja yang mengikuti kelompok geng dalam Sekolah Menengah
Atas di Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
D. Deskripsi Subjek Penelitian
Perlu diketahui penelitian ini, menggunakan subjek yang memiliki kriteria
usia 15-18 tahun serta yang merupakan remaja dari anggota geng. Setelah
melalui tahap penyaringan subjek, di mana subjek yang sebelumnya
berjumlah 418 orang menjadi 220 subjek yang layak dijadikan sebagai subjek
dalam penelitian ini. Deskripsi data subjek yang diperoleh sebagai berikut :
Tabel 3. 1. Deskripsi Jenis Kelamin Subjek
Jenis Kelamin Jumlah Persentase
Laki-laki 170 77,27%
Perempuan 50 22,72%
Total 220 100%
Tabel 3. 2. Deskripsi Usia Subjek
Usia Jumlah Persentase
15 tahun 36 16,36%
16 tahun 111 50,45%
17 tahun 64 29,09%
18 tahun 9 4,09%
Total 220 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
E. Identifikasi Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu :
1. Variabel Bebas : Konformitas
2. Variabel Tergantung : Perilaku Prososial
F. Definisi Operasional Variabel Penelitian
1. Konformitas
Konformitas adalah kecenderungan seseorang untuk mengubah diri
menjadi sesuai dengan orang lain yang bertujuan agar dapat diterima dan
terhindar dari penolakan sosial. Konformitas pada remaja anggota geng di
SMA Yogyakarta akan terlihat pada skor total skala yang dihasilkan dari
skala konformitas. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi skor
konformitas, maka semakin tinggi konformitas remaja anggota geng di SMA
Yogyakarta. Akan tetapi, bila semakin rendah skor dari skala konformitas
pada remaja anggota geng di SMA Yogyakarta, maka akan semakin rendah
juga konformitas yang dihasilkan. Dalam hal ini aspek konformitas yang
ingin diteliti adalah keseksamaan, keterikatan, dan menjaga konsep diri
positif.
2. Perilaku Prososial
Perilaku prososial adalah tindakan yang dilakukan seseorang untuk orang
lain yang membutuhkan sehingga memberikan dampak yang positif bagi
penerima perilaku, namun tindakan tersebut terlepas dari motif orang yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
memberikan bantuan. Bentuk-bentuk dari perilaku prososial itu sendiri adalah
berbagi, bekerjasama, menolong, kejujuran, dan berderma (Eisenberg &
Mussen, 1989). Perilaku prososial pada remaja anggota geng di SMA
Yogyakarta tampak pada skor total skala yang dihasilkan dari skala perilaku
prososial. Hal ini menjelaskan bahwa semakin tinggi skor perilaku prososial,
maka semakin tinggi perilaku prososial remaja anggota geng di SMA
Yogyakarta. Sedangkan, bila semakin rendah skor dari skala perilaku
prososial pada remaja anggota geng di SMA Yogyakarta, maka akan semakin
rendah juga perilaku prososial yang dihasilkan. Dalam hal ini aspek perilaku
prososial yang ingin diteliti adalah altruisme, kepatuhan, emosionalisasi,
publik, anonim, dan krisis/darurat.
G. Prosedur Pelaksanaan
Pada bagian ini, peneliti akan membagi pembahasan mengenai prosedur
penelitian ini menjadi dua bagian, yaitu persiapan penelitian dan pelaksanaan
penelitian. Dalam persiapan penelitian, peneliti akan menjelaskan hal-hal apa
saja yang dilakukan sebelum melakukan penelitian yang nantinya peneliti
akan mengambil data uji coba di satu sekolah SMA swasta Yogyakarta .
Sedangkan pada pelaksanaan penelitian, peneliti menjelaskan mulai dari hal
perizinan di dua sekolah SMA swasta Yogyakarta yang berbeda dengan
sekolah SMA swasta yang menjadi tempat pengambilan data uji coba
sebelumnya, hingga penjelasan jumlah subjek yang akhirnya diperoleh
setelah proses seleksi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
1. Persiapan Penelitian
Dalam proses persiapan pengambilan data pada penelitian ini, ada
beberapa hal yang peneliti lakukan sebelum menyebarkan skala kepada
subjek penelitian. Pertama, peneliti melakukan penyusunan skala terlebih
dahulu untuk dua variabel yang ada pada penelitian ini, yaitu dengan cara
yang sesuai pada teori penyusunan skala psikologi. Dalam hal ini skala
disusun dengan berdasarkan aspek-aspek yang dimiliki pada masing-masing
variabel. Penyusunan skala awal ini akan menghasilkan skala berupa skala try
out terlebih dahulu, karena peneliti menyusun skala sendiri dan bukan
adaptasi dari skala yang sudah ada. Kemudian, setelah peneliti selesai
menyusun skala untuk dua variabel penelitian, peneliti meminta bantuan pada
profesional judgement (dosen pembimbing) dan peer judgement (rekan
sejawat) untuk melakukan validasi isi serta mengoreksi bilamana terdapat
kalimat yang ada pada item kurang mudah dipahami, di mana peneliti
meminta bantuan dari teman sejawat sejumlah 6 orang. Alhasil peneliti
mendapatkan revisi pada skala yang telah dibuat, di mana peneliti harus
membenahi beberapa kalimat dalam skala agar dapat mengandung kalimat
yang mudah dipahami subjek. Setelah selasai pada tahap ini, skala tersebut
sudah siap digunakan untuk pengambilan data try out.
Tahap selanjutnya, peneliti mengajukan perizinan ke sekolah-sekolah di
mana tempat peneliti melakukan penelitian. sewaktu perizinan ke sekolah ini,
peneliti mencoba untuk meminta ijin melakukan penelitian ke satu sekolah
terlebih dahulu, yaitu SMA swasta di Yogyakarta. Pada saat mengajukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
surat perizinan penelitian di sekolah tersebut, peneliti melakukan pendekatan
kepada wakil kepala sekolah dan menjelaskan penelitian apa yang akan
peneliti lakukan tujuan dari peneltian ini, serta menjelaskan pula bahwa data
yang yang peneliti dapatkan nanti adalah data yang akan peneliti gunakan
sebagai data try out. Kemudian, setelah menunggu satu hari, peneliti
mendapat kepastian bahwa peneliti diperbolehkan untuk bisa melakukan
penelitian.
Setelah mendapatkan ijin dari sekolah, kemudian peneliti melakukan uji
coba skala penelitian (try out) pada tanggal 9-13 Februari 2018 di SMA
swasta Yogyakarta tersebut. Pada uji coba skala penelitian tersebut peneliti
menyebarkan skala kepada semua siswa-siswi kelas X dan kelas XI yang
totalnya berjumlah 125 siswa. Ketika itu, peneliti menyebarkan skala uji coba
dengan masuk ke setiap kelas satu per satu seklaigus peneliti juga
memberikan instruksi pengisian dari skala uji coba tersebut, akan tetapi
banyak siswa-siswi yang kurang kooperatif saat peneliti memberikan
instruksi, yaitu seperti berbicara sendiri-sendiri dengan teman sebangkunya.
Akan tetapi, saat melakukan pengisian skala uji coba siswa-siswi dapat
dikatakan lebih tenang dan kooperatif.
Setelah peneliti selesai mendapatkan data dari siswa-siswi, langkah
berikutnya adalah menyeleksi subjek yang layak dan sesuai dengan kriteria
subjek pada penelitian ini. Akan tetapi, dari proses penyeleksian tersebut
hanya diperoleh 75 siswa saja yang digunakan sebagai subjek skala uji coba
penelitian ini. Hal ini disebabkan 50 subjek lainnya gugur karena tidak sesuai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
dengan kriteria subjek pada penelitian ini dan juga terdapat beberapa siswa
yang tidak mengisi skala uji coba dengan lengkap.
Selanjutnya, data try out yang sudah didapat tersebut diolah melalui
penghitungan statistik dengan menggunakan SPSS for Windows versi 20.0
yang berupa penghitungan uji validitas dan uji reliabilitas. Hal ini diperlukan
untuk mengeliminasi item-item yang kurang layak sebagai item penelitian.
Setelah tahap pengeliminasian item dilakukan, maka skala penelitian untuk
dua variabel siap digunakan.
2. Pelaksanaan Penelitian
Sebelum peneliti melakukan penelitian, peneliti melakukan perizinan
terlebih dahulu ke sekolah-sekolah yang akan peneliti jadikan sebagai tempat
subjek penelitian ini. Dalam proses perizinan ini peneliti melakukan
pendekatan kepada kepala sekolah di dua SMA swasta di Yogyakarta yang
berbeda dengan sekolah SMA swasta di tahap pengambilan data uji coba dan
menjelaskan penelitian apa yang akan peneliti lakukan tujuan dari peneltian
ini, serta menjelaskan pula bahwa data yang yang peneliti dapatkan nanti
adalah data yang akan peneliti gunakan sebagai hasil data skripsi peneliti.
Selain itu, peneliti juga menyampaikan bahwa peneliti ingin bekerjasama
dengan guru Bimbingan Konseling sekolah tersebut untuk bisa
mengumpulkan subjek yang sesuai dengan penelitian ini, yaitu remaja
anggota geng. Akan tetapi, pihak sekolah tidak menyarankan peneliti untuk
melakukan hal tersebut dikarenakan akan mengganggu kegiatan belajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
mengajar di sekolah tersebut. Oleh karena itu, peneliti menggunakan rencana
kedua, di mana peneliti menyebarkan kepada semua siswa yang mana pada
skala tersebut peneliti menyertakan beberapa item untuk menentukan apakah
seseorang merupakan anggota geng sehingga dengan begitu peneliti bisa
menyeleksi subjek yang sesuai atau layak sebagai subjek penelitian.
Kemudian, setelah melakukan pendekatan peneliti menunggu selama 2
minggu, akhirnya peneliti mendapatkan kepastian bahwa peneliti bisa
melakukan penelitian di dua sekolah tersebut. Pelaksanaan penelitian ini
dilaksanakan pada tanggal 22 - 28 Februari 2018 di dua SMA swasta
Yogyakarta tersebut. Penelitian ini dilakukan dengan cara menyebarkan skala
penelitian kepada siswa-siswi kelas X dan XI, dengan rincian 4 kelas di SMA
swasta Yogyakarta yang pertama dan 12 kelas di SMA swasta Yogyakarta
yang kedua sehingga totalnya berjumlah 418 siswa. Oleh karena skala
penelitian yang dibuat peneliti mengandung hal-hal yang bersifat pribadi bagi
para subjek, maka peneliti meminta untuk dapat mengerjakan dengan jujur
dan tidak terpengaruh oleh teman-teman di kelas sehingga skala penelitian
dapat terisi sesuai dengan kondisi subjek yang sesungguhnya. Akan tetapi,
terdapat beberapa kelas yang siswa-siswinya kurang kooperatif untuk bisa
mendengarkan instruksi dari peneliti mengenai pengisian skala penelitian ini.
Selain itu, dalam penelitian ini peneliti memiliki beberapa kriteria subjek
yang layak menjadi subjek penelitian, yaitu siswa-siswi yang berusia 15-18
tahun dan yang merupakan remaja anggota geng. Dari data skala penelitian
yang diperoleh peneliti mendapatkan 418 data siswa. Akan tetapi, dari jumlah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
data siswa tersebut harus tereliminasi hampir setengahnya dari jumlah data
yang didapatkan. Oleh karena itu dari 418 data siswa yang ada, terdapat 198
subjek yang digugurkan karena tidak layak, di mana sebagian besar tidak
termasuk dalam kriteria dari subjek penelitian dan beberapa lainnya tidak
mengisi skala penelitian dengan lengkap. Maka dari itu, dari pengambilan
data yang dilakukan di sekolah-sekolah, subjek yang digunakan dalam
penelitian ini berjumlah 220 subjek.
H. Instrumen Pengumpulan Data
Penyebaran skala atau kuesioner kepada subjek penelitian adalah metode
yang digunakan untuk pengumpulan data pada penelitian ini. Menurut Noor
(2011) skala pengukuran adalah sejumlah pernyataan yang dirancang untuk
mengungkap beberapa atribut psikologis tertentu yang dilihat dari respons
kuantifikasi yang diberikan subjek terhadap pernyataan yang diajukan. Pada
penelitian ini menggunakan jenis skala Likert, di mana dalam skala tersebut
akan disajikan sejumlah pernyataan yang bersifat favorable dan unfavorable
(Supraktiknya, 2014) dengan alternatif pilihan jawaban yang meliputi “Sangat
Sesuai”, “Sesuai”, “Tidak Sesuai”, dan “Sangat Tidak Sesuai”. Dalam hal ini
pernyataan yang bersifat favorable untuk jawaban “Sangat Sesuai” (SS)
memiliki nilai tertinggi, yaitu 4, untuk jawaban “Sesuai” (S) bernilai 3, untuk
jawaban “Tidak Sesuai” (TS) bernilai 2, dan nilai 1 untuk pilihan jawaban
“Sangat Tidak Sesuai” (STS). Sedangkan, pada pernyataan yang bersifat
unfavorable untuk jawaban “Sangat Sesuai” (SS) memiliki nilai yaitu 1,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
untuk jawaban “Sesuai” (S) bernilai 2, untuk jawaban “Tidak Sesuai” (TS)
bernilai 3, dan nilai tertinggi 4 untuk pilihan jawaban “Sangat Tidak Sesuai”
(STS).
Tabel 3. 3. Pemberian Nilai Skor
Jenis Item Sangat
Sesuai Sesuai
Tidak
Sesuai
Sangat Tidak
Sesuai
Favorable 4 3 2 1
Unfavorable 1 2 3 4
Pada penelitian ini dua skala digunakan dalam penelitian ini, yaitu skala
perilaku prososial dan skala konformitas. Skala dari masing-masing variabel
tersebut adalah :
1. Skala Perilaku Prososial
Pada penelitian ini untuk variabel perilaku prososial, skala disusun
berdasarkan aspek yang dikemukakan oleh (Eisenberg & Mussen, 1989),
yaitu :
a. Altruisme
b. Kepatuhan
c. Emosional
d. Publik
e. Anonim
f. Krisis / darurat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Tabel 3. 4. Blueprint Skala Perilaku Prososial
ASPEK INDIKATOR TOTAL ITEM
Altruisme Tindakan membantu yang
dilakukan seseorang kepada orang
lain yang murni untuk
kesejahteraan orang tersebut dan
melepaskan orang tersebut dari
penderitaannya 10
Tindakan menolong dilakukan
dengan sukarela karena norma
dan prinsip yang telah
diinternalisasi
Kepatuhan Tindakan membantu yang
dilakukan akibat
perkataan/perintah orang lain 10
Tindakan yang dilakukan atas
akibat dari permintaan orang lain
secara nonverbal
Emosional Tindakan kepedulian pada orang
lain yang secara emosional
menunjukkan kesulitannya
10
Publik Tindakan membantu seseorang
yang membutuhkan di depan
orang lain agar memperoleh
pengakuan 10
Tindakan menolong seseorang di
depan orang lain untuk tujuan
mendapatkan persetujuan sosial
Anonim Tindakan yang menunjukkan
kepedulian pada orang lain tanpa
memberitahu identitas 10
Tindakan memberikan suatu
bantuan tanpa harus orang lain
mengetahui atau menyadarinya
Krisis /
darurat
Perilaku membantu orang lain
pada saat situasi yang kacau 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Tabel 3. 5. Distribusi Item Perilaku Prososial Sebelum Try Out
ASPEK Item
Favorable
Item
Unfavorable Jumlah PERSENTASE
Altruisme 8, 13, 16,
18, 35, 48 6, 26, 55, 56 10 16,66%
Kepatuhan 3, 4, 30, 34,
54, 60 7, 14, 27, 50 10 16,66%
Emosional 9, 10, 17,
29, 39, 42,
51
5, 19, 36 10 16,66%
Publik 20, 28, 32,
45, 53, 59 21, 38, 41, 52 10 16,66%
Anonim 15, 31, 40,
43, 46, 58 11, 33, 44, 57 10 16,66%
Krisis /
darurat
1, 2, 12, 22,
25
23, 24, 37, 47,
49 10 16,66%
Total 36 24 60 100%
2. Skala Konformitas
Pada penelitian ini untuk variabel konformitas, skala disusun berdasarkan
aspek yang dikemukakan oleh Cialdini & Goldstein (2004), yaitu :
a. Aspek Keseksamaan
b. Aspek Keterikatan
c. Aspek Menjaga Konsep Diri Positif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Tabel 3. 6. Blueprint Skala Konformitas
ASPEK INDIKATOR TOTAL
ITEM
Aspek
keseksamaan
Persamaan pendapat
seseorang terhadap
kepercayaan yang dianut
oleh orang lain
menunjukkan kepercayaan
yang pada umumnya dapat
diterima kelompok.
10
Keinginan
untuk
menyesuaikan
diri dengan
orang lain,
akibat dari
tujuan afiliasi
seseorang yang
kurang dapat
disadari.
Aspek
keterikatan
Individu
secara tidak
sadar akan
menirukan
orang lain,
yang
mencerminkan
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
isyarat
keterikatan
seseorang pada
orang lain atau
kelompok.
Individu
dengan sengaja
melakukan
usaha untuk
memperoleh
persetujuan
sosial dari
orang lain,
sehingga
meningkatkan
harga diri
seseorang.
Aspek menjaga
konsep diri
positif
Sejauh mana
mengidentifikasi satu
sumber informasi
mayoritas ataupun
minoristas akan
menentukan strategi
pengolahan informasi yang
digunakan seseorang.
10
Sejauh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
mana individu
melebur dalam
suatu
kelompok,
sehingga dapat
dikatakan
seorang
individu akan
memiliki
pikiran
kolektif.
Tabel 3. 7. Distribusi Item Konformitas Sebelum Try Out
ASPEK Item
Favorable
Item
Unfavorable Jumlah PERSENTASE
Aspek
keseksamaan
6, 8, 13,
18, 25, 30
14, 16, 20,
28 10 33,33%
Aspek
keterikatan
2, 12, 21,
23, 24, 28 4, 7, 10, 26 10 33,33%
Aspek menjaga
konsep diri
positif
1, 5, 9, 15,
17, 22 3, 11, 19, 27 10 33,33%
Total 18 12 30 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
3. Alat Bantu Kelompok Geng
Pada penelitian ini untuk penentuan seseorang masuk dalam kelompok
geng, alat bantu disusun berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Goldstein
(2002), yaitu :
Tabel 3. 8. Item Penentu Anggota Kelompok Geng
ASPEK ITEM
Memperoleh status identitas dalam kelompok 1
Menjalin keterikatan dengan orang lain 2 dan 3
Perilaku destruktif 3, 4, dan 5
I. Validitas dan Reliabilitas
Dalam sub bab validitas dan reliabilitas ini, peneliti akan menjelaskan
mengenai jenis validitas apa yang digunakan dalam penelitian ini dan
menjelaskan mengenai teknik analisis apa yang digunakan dalam reliabilitas
penelitian ini yang juga menyertakan keterangan tentang kategori koefisien
reliabilitas pada setiap variabel penelitian ini.
1. Validitas
Validitas adalah ketepatan dan kecermatan sebuah alat ukur dalam
melakukan fungsi dari pengukuran yang berbeda-beda. Sebab itu, suatu alat
ukur hanya dapat dikatakan valid saat mampu mengukur suatu ubahan yang
spesifik (Goodwin, 2010). Alat ukur dapat dikatakan mempunyai tingkat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
validitas tinggi jika alat ukut tersebut dapat menunjukkan hasil yang sesuai
dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut dan berlaku juga
sebaliknya (Azwar, 2011). Upaya untuk mengetahui apakah skala tersebut
memiliki data yang akurat dan sesuai dengan tujuan ukurnya, maka
diperlukan proses pengujian validitas (Supraktiknya, 2014).
Jenis validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi.
Relevansi item dengan indikator perilaku dengan tujuan ukur dapat dievaluasi
lewat nalar dan akal sehat yang mampu menilai apakah isi skala ini benar-
benar mendukung konstrak teoretis yang diukur (Supraktiknya, 2014).
Validitas isi dari skala ini diselidiki melalui analisis rasional terhadap isi tes
atau melalui professional judgement. Dalam penelitian ini analisis rasional
atau professional judgement dilakukan dengan mengkonsultasikan item-item
yang ada kepada dosen pembimbingan yang ahli dalam hal ini. Hal tersebut
bertujuan untuk mengetahui sejauh mana item-item dalam alat ukur ini
mencakup keseluruhan isi objek yang hendak diukur (Goodwin, 2010).
2. Reliabilitas
Dalam hal ini reliabilitas diartikan sebagai sejauh mana hasil suatu
pengukuran dapat dipercaya (Goodwin, 2010). Hasil pengukuran yang dapat
dipercaya akan memperoleh hasil yang konsisten jika alat ukur tersebut
digunakan beberapa kali terhadap kelompok subjek yang sama. Sebaliknya,
pengukuran yang dikatakan tidak reliabel akan memperlihatkan hasil skor
yang tidak dapat dipercaya karena perbedaan skor yang terjadi lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
dikarenakan error of measurement. Dari waktu ke waktu pengukuran akan
memperoleh hasil yang tidak konsisten sebab alat ukur tersebut tidak reliabel
(Goodwin, 2010).
Penelitian ini menggunakan reliabilitas dengan teknik analisis Alpha
Cronbach. Teknik ini memiliki nilai praktis dan efisiensi yang tinggi, sebab
hanya satu kali percobaan pada satu kelompok subjek (Azwar, 2013).
Menurut Supraktiknya (2014) koefisien reliabilitas adalah sebagai berikut :
Tabel 3. 9. Deskripsi Kategori Koefisien Reliabilitas
Koefisien Kategori
> 0,7 Memuaskan
< 0,7 Meragukan
1. Skala Perilaku Prososial
Pada skala perilaku prososial, koefisien Alpha’s Cronbach yang
dihasilkan setelah dilakukan penyeleksian item adalah sebesar α = 0,908.
Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan bahwa pada skala perilaku prososial
secara keseluruhan dapat dikatakan memiliki tingkat reliabilitas yang
memuaskan.
2. Skala Konformitas
Pada koefisien Alpha’s Cronbach di skala konformitas menghasilkan
koefisien sebesar α = 0,893. Menurut jumlah koefisien yang dihasilkan, dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
disimpulkan bahwa skala konformitas secara keseluruhan memiliki tingkat
reliabilitas yang memuaskan.
Oleh karena itu, singkatnya penelitian ini menggunakan jenis validitas isi
dan menggunakan teknik analisis reliabilitas Alpha Cronbach yang
menghasilkan koefisien reliabilitas dengan kategori memuaskan pada kedua
variabel penelitian. Untuk bagian selanjutnya, peneliti akan menjelaskan
tentang aturan serta hasil dari item-item pada tiap variabel setelah dilakukan
penyeleksian item.
J. Seleksi Item
Seleksi item dilakukan dengan parameter daya diskriminasi item.
Diskriminasi item adalah kemampuan item dalam membedakan individu atau
kelompok individu yang memiliki dan yang tidak memiliki atribut yang
diukur (Azwar, 2009). Seleksi item dilakukan dengan uji coba skala
penelitian dan kemudian menghitung korelasi antara distribusi skor item
dengan distribusi skor skala dengan program SPSS for Windows versi 20.0
yang menghasilkan koefisien korelasi item total (Azwar, 2009). Kriteria
pemilihan item berdasarkan korelasi item total menggunakan batasan rix ≥
0,3. Jika jumlah item yang lolos masih tidak mencukupi jumlah yang
diinginkan, maka batasan tersebut dapat dipertimbangkan untuk diturunkan
menjadi rix ≥ 0,25 (Azwar, 2009).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
1. Skala Perilaku Prososial
Pada skala ini terdapat banyak item yang kurang dari batasan rix
≥ 0,3, sehingga peneliti menggugurkan item yang tidak sesuai dengan
standart yang seharusnya. Selain itu, peneliti juga dengan sengaja
menggugurkan beberapa item pada tiap-tiap aspek dengan tujuan agar
komposisi pada setiap aspek pada variabel perilaku prososial ini
seimbang.
Tabel 3. 10. Distribusi Item Perilaku Prososial Setelah Seleksi Item
ASPEK Item
Favorable
Item
Unfavorable Jumlah Persentase
Altruisme (8), 13, 16, 18,
(35), (48)
(6), 26, (55),
56 5 16,66%
Kepatuhan 3, 4, 30*, 34,
54, (60)
7, 14*, 27*,
50* 5 16,66%
Emosional 9, 10, (17),
(29), 39*, 42,
51
5*, 19*, 36 5 16,66%
Publik 20*, 28, 32*,
45, 53, (59)
21, (38), 41,
52* 5 16,66%
Anonim 15*, 31*, 40,
(43), 46, 58
11, 33, (44),
(57) 5 16,66%
Krisis /
darurat
1*, 2*, 12, 22,
25*
23, 24, 37,
47*, 49* 5 16,66%
Total 19 11 30 100%
* : item yang digugurkan ( ) : item yang sengaja digugurkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
2. Skala Konformitas
Sama halnya pada skala variabel sebelumnya, pada skala
konformitas terdapat beberapa item yang kurang dari batasan rix ≥
0,3, sehingga peneliti menggugurkan beberapa item yang tidak sesuai
dengan standart yang seharusnya. Di sisi lain, peneliti juga dengan
sengaja menggugurkan beberapa item pada tiap-tiap aspek agar
komposisi yang ada pada setiap aspek pada variabel konformitas ini
seimbang.
Tabel 3. 11. Distribusi Item Konformitas Setelah Seleksi Item
ASPEK Item
Favorable
Item
Unfavorable Jumlah Persentase
Aspek
keseksamaan
6*, 8, 13,
18, 25, 30
(14), 16, (20),
28 7 33,33%
Aspek
keterikatan
2*, 12, 21,
23, 24, 28 4, 7, 10*, 26* 7 33,33%
Aspek menjaga
konsep diri
positif
1, 5, 9, 15,
17, (22)
(3), (11), 19,
27 7 33,33%
Total 15 6 21 100%
* : item yang digugurkan ( ) : item yang sengaja digugurkan
Berdasarkan data yang diperoleh di atas, dapat dijabarkan bahwa setelah
melalui proses penyeleksian pada variabel perilaku prososial berhasil
memperoleh item final sejumlah 30 item dengan menggugurkan 30 item
lainnya. Sedangkan, pada variabel konformitas berhasil memperoleh item
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
final sejumlah 21 item setelah melalui proses penyeleksian dengan
menggugurkan 9 item lainnya. Yang mana, kriteria pemilihan item dari kedua
variabel tersebut berdasarkan korelasi item total dengan menggunakan
batasan rix ≥ 0,3.
K. Analisis data
Bagian analisis data ini, akan menjelaskan mengenai uji asumsi, yaitu
pengujian yang dilakukan yang hasilnya nanti akan menentukan apakah hasil
penghitungannya bisa dilanjutkan ke tahap uji hipotesis. Uji asumsi itu
sendiri terdiri dari uji normalitas dan uji linearitas, di mana bagian tersebut
juga akan menjelaskan aturan serta teknik analisis yang digunakan dalam
penghitungan pada program SPSS for Windows vers 20.0. Begitupun pada
bagian uji hipotesis akan menjelaskan teknik analisis korelasi yang digunakan
dalam penelitian ini beserta aturannya.
1. Uji normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui normalitas data atau sebaran
data penelitian yang dilakukan (Noor, 2013). Uji normalitas dilakukan dengan
teknik Kolmogorov-Smirnov SPSS for Windows vers 20.0. normalitas
dipenuhi jika hasil uji signifikan untuk suatu taraf signifikan 0,05. Jika
signifikan (p) yang diperoleh lebih besar dari 0,05, maka data tersebut dikatan
terdistribusi secara normal dan jika signifikan (p) kurang dari 0,05, maka data
terdistribusi secara tidak normal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
2. Uji linearitas
Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui pengaruh satu variabel tehadap
variabel lain dan mengetahui pola hubungan linear (Noor, 2013). Uji
linearitas dilakukan dengan menggunakan test for linearity yang terdapat
dalam SPSS for Windows vers 20.0. data dikatakan linear apabila kedua
variabel yang diteliti memiliki signifikan kurang dari 0,05 (p<0,05).
3. Uji hipotesis
Uji hipotesis dilakukan untuk melihat apakah terdapat hubungan yang
signifikan antara konformitas dengan perilaku prososial pada remaja anggota
geng di SMA Yogyakarta. Pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan
menggunakan analisis korelasi Spearman’s rho pada SPSS for Windows vers
20.0 jika data berdistribusi tidak normal. Jika dalam uji asumsi, data
berdistribusi tidak normal, maka penelitian akan menggunakan uji hipotesis
korelasi Spearman’s rho (Sutrisno, 2004). Apabila koefisien korelasi
memiliki taraf signifikan p<0,05, maka terdapat korelasi yang signifikan.
Dari penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pada uji
normalitas dipenelitian ini menggunakan Kolmogorov-Smirnov, lalu pada uji
linearitas menggunakan teknik test for linearity, dan pada uji hipotesis
menggunakan teknik analisis korelasi Spearman’s rho. Selain itu, teknik-
teknik yang digunakan tersebut ada di dalam program SPSS for Windows vers
20.0.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
L. Pertimbangan Etis
Dalam hal pertimbangan etis pada penelitian ini akan menjelaskan bahwa
terdapat beberapa resiko yang mungkin terjadi pada subjek saat mereka
mengisi skala psikologis yang diberikan oleh peneliti. Hal yang mungkin
terjadi adalah subjek bisa saja merasa takut ataupun nervous saat mengisi
skala yang diberikan. Keadaan tersebut dapat muncul dari respons emosional
subjek itu sendiri, sebab masing-masing dari mereka merasa memiliki
perilaku yang negatif sehingga mereka cenderung defensive dan berpikir
untuk mengubah perilaku negatifnya tersebut saat mengisi skala. Situasi
takut, nervous, ataupun defensive tersebut yang membuat subjek tidak jujur
dalam menunjukkan dirinya sendiri dalam skala psikologis tersebut. Selain
itu, terdapat penjelasan dalam kode etik psikologi Indonesia pasal 49, di mana
dalam alat ukur yang akan diberikan pada subjek di dalamnya menjelaskan
mengenai kesediaan sebagai subjek pada penelitian ini, sekaligus penjelasan
mengenai tujuan penelitian serta penjelasan bahwa penelitian ini dilakukan
secara sukarela sehingga subjek juga memiliki hak untuk mundur sebagai
subjek penelitian. Akan tetapi, pada penelitian ini karena bersifat anonim
terdapat ketentuan bahwa tidak perlu untuk peneliti meminta persetujuan
subjek untuk kesediaannya sebagai subjek.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pengantar
Dalam bab ini akan membahas mengenai hasil dari penelitian yang telah
diperoleh peneliti setelah melalui perhitungan statistik dengan menggunakan
SPSS for Windows versi 20.0. penghitungan tersebut terdiri dari penghitungan
mean teoretis dan mean empiris, lalu dilanjutkan dengan penghitungan uji
asumsi yang terdiri dari uji normalitas dan uji linearitas, serta pengujian yang
terakhir adalah uji hipotesis. Pada bab ini tidak hanya menampilkan hasil
penelitian, namun juga menyertakan interpretasi dari hasil yang diperoleh dari
data penelitian dan analisis mengenai hasil penelitian yang akan masuk pada
bagian pembahasan.
B. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Data Penelitian
Berdasarkan skala penelitian yang digunakan pada penelitian ini, dengan
begitu dapat ditunjukkan perbedaan yang terjadi antara skor mean teoretis
dengan skor mean empiris. Dalam hal ini skor mean teoretis dapat dihitung
dengan penghitungan manual seperti yang dirumuskan sebagai berikut :
𝑀𝑇 = (nilai minimum x jumlah item) + (nilai maksimum x jumlah item)
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
a. Perilaku Prososial
Di bawah ini merupakan penghitungan mean teoretis pada
variabel perilaku prososial :
𝑀𝑇 = (1 x 30)+ (4 x 30)
2
= (30)+ (120)
2
= 150
2
= 75
b. Konformitas
Di bawah ini merupakan penghitungan mean teoretis pada
variabel konformitas :
𝑀𝑇 = (1 x 21)+ (4 x 21)
2
= (21)+ (84)
2
= 105
2
= 52,5
Sebaliknya, jika skor mean teoretis diambil dari nilai minimum dan nilai
maksimum dari suatu skala, maka nilai mean empiris diperoleh dari rata-rata
skor yang dimiliki oleh subjek penelitian. Nilai empiris dan uji One-Sample
Test dalam hal ini dapat diperoleh dari penghitungan dengan menggunakan
SPSS for Windows vers 20.0. Di bawah ini adalah perbandingan nilai mean
teoretis dengan nilai mean empiris beserta hasil uji One-Sample Test
menggunakan SPSS for Windows vers 20.0.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Tabel 4. 1. Data Empiris Skala Perilaku Prososial
Tabel 4. 2. Data Empiris Skala Konformitas
One-Sample Statistics
N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Konformitas 220 55,52 5,769 ,389
One-Sample Test
Test Value = 52.5
t df Sig. (2-tailed) Mean
Difference
95% Confidence Interval of
the Difference
Lower Upper
Konformitas 7,760 219 ,000 3,018 2,25 3,78
Berdasarkan hasil tabel di atas, menunjukkan bahwa pada variabel
perilaku prososial nilai signifikansi sebesar 0,000 yang berarti bahwa ada
perbedaan signifikan antara mean empiris dan mean teoretis. Mean teoretis
One-Sample Statistics
N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Perilaku_Prososial 220 89,56 7,527 ,507
One-Sample Test
Test Value = 75
t df Sig. (2-tailed) Mean
Difference
95% Confidence Interval of
the Difference
Lower Upper
Perilaku_
Prososial 28,691 219 ,000 14,559 13,56 15,56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
pada variabel perilaku prososial memperoleh hasil sebesar 75, sehingga
lebih kecil dari mean empiris yang sebesar 89,56 (SD = 7,527).
Berdasarkan hasil tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa tingkat
perilaku prososial pada subjek penelitian ini cenderung lebih tinggi dari
rata-rata. Sedangkan, pada variabel konformitas nilai signifikannya
sebesar 0,000 yang berarti bahwa ada perbedaan signifikan antara mean
empiris dan mean teoretis. Mean teoretis pada variabel konformitas
memperoleh hasil sebesar 52,5, sehingga lebih kecil dari mean empiris
yang sebesar 55,52 (SD = 5,769). Berdasarkan hasil tersebut dapat ditarik
kesimpulan bahwa tingkat konformitas keseluruhan subjek penelitian ini
cenderung lebih tinggi dari rata-rata.
2. Uji Asumsi
Pada penelitian ini diperlukan uji asumsi yang terdiri dari uji normalitas
dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov dan juga uji linear dengan
menggunakan test for linearity yang semua pengujian tersebut dapat
dilakukan dengan bantuan SPSS for Windows versi 20.0. Pengujian-pengujian
tersebut dilakukan untuk melihat apakah data penelitian yang sudah
didapatkan sudah memenuhi syarat untuk dianalisis menggunakan teknik
korelasi tertentu.
a. Uji Normalitas
Dalam penelitian ini ingin melihat hubungan antara
konformitas dengan perilaku prososial. Oleh karena itu,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
dilakukan uji normalitas terlebih dahulu untuk tujuan
mengetahui sebaran data pada penelitian ini apakah bersifat
terdistribusi secara normal atau tidak normal. Apabila nilai
signifikan lebih besar dari 0,05 (p>0,05), maka data dapat
dikatakan terdistribusi normal (Santoso, 2010). Sebaliknya,
jika nilai signifikansinya kurang dari 0,05 (p<0,05), maka data
yang diperoleh terdistribusi secara tidak normal (Santoso,
2010). Hasil uji normalitas dapat dilihat sebagai berikut :
Tabel 4. 3. Hasil Uji Normalitas
Kolmogorov-Smirnova
Statistic df Sig.
Perilaku_Prososial ,087 220 ,000
Konformitas ,076 220 ,004
Berdasarkan hasil uji normalitas Kolmogorov-Smirnov,
dapat dilihat bahwa dua variabel di atas memiliki nilai
signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 (p<0,05). Oleh karena
itu, dapat disimpulkan bahwa distribusi data pada penelitian ini
tidak normal.
b. Uji Linearitas
Pengujian selanjutnya adalah uji linearitas, menggunakan
teknik test of linearity dalam SPSS for Windows versi 20.0.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Pada pengujian ini, data dapat dikatakan linear apabila nilai
pada sig. Linearity lebih kecil dari 0,05 dan nilai pada sig.
Deviation from linearity lebih besar dari 0,05 (Santoso, 2010).
Hasil dari uji linearitas dapat dilihat sebagai berikut :
Tabel 4. 4. Hasil Uji Linearitas
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa nilai pada
sig. Linearity lebih kecil dari 0,05 (0,003<0,05) dan nilai pada
sig. Deviation from linearity lebih besar dari 0,05
(0,244>0,05). Maka dari itu, hal ini menunjukkan bahwa
terdapat hubungan yang linear antara variabel konformitas
dengan perilaku prososial, sehingga analisis dapat dilanjutkan
ke tahap selanjutnya, yaitu uji hipotesis.
ANOVA Table
Sum of
Squares
df Mean
Square
F Sig.
Perilaku_
Prososial *
Konformitas
Between
Groups
(Combined) 2144,706 27 79,434 1,486 ,067
Linearity 482,974 1 482,974 9,037 ,003
Deviation
from Linearity 1661,732 26 63,913 1,196 ,244
Within Groups 10261,526 192 53,445
Total 12406,232 219
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
3. Uji Hipotesis
Tahap pengujian selanjutnya setelah melakukan uji asumsi, yaitu
pengujian untuk melihat korelasi atau hubungan antara variabel konformitas
dengan perilaku prososial. Pengujian tesebut dapat dilakukan dengan uji
korelasi menggunakan teknik analisis Spearman’s rho pada SPSS for
Windows vers 20.0 karena data yang diperoleh berdistribusi tidak normal.
Apabila koefisien korelasi memiliki taraf signifikan kurang dari 0,05
(p<0,05), maka terdapat korelasi yang signifikan (Santoso, 2010).
Tabel 4. 5. Hasil Uji Korelasi
Correlations
Perilaku_
Prososial
Konformitas
Spearman's rho
Perilaku_
Prososial
Correlation Coefficient 1,000 ,161*
Sig. (2-tailed) . ,017
N 220 220
Konformitas
Correlation Coefficient ,161* 1,000
Sig. (2-tailed) ,017 .
N 220 220
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Berdasarkan data pada tabel di atas, dapat diketahui bahwa besarnya nilai
dari koefisien korelasi adalah 0,161 dan nilai signifikansinya sejumlah 0,017,
yang artinya nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 (p<0,05). Hal ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
menunjukkan bahwa hubungan antara variabel konformitas dengan variabel
perilaku prososial memiliki hubungan yang positif dan signifikan.
4. Analisis Tambahan
Peneliti memberikan analisis mengenai perbedaan perilaku prososial
berdasarkan jenis kelamin laki-laki dan perempuan dengan tujuan untuk
memperkaya data penelitian. Dalam hal ini data dianalisis dengan
menggunakan uji beda Independent Sample T-Test dalam SPSS versi 20.0.
Hasil perbedaannya sebagai berikut :
Tabel 4. 6. Hasil Uji Beda Perilaku Prososial Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin N Mean
Teoretis
Mean Sig. (2-tailed)
Laki-laki
Perempuan
170
50 75
110, 72
109, 74
0, 923
0, 923
Berdasarkan hasil uji beda, diperoleh sebanyak 170 subjek laki-laki
dengan mean 110,72, sedangkan 50 subjek perempuan dengan perolehan
mean 109,74 dengan nilai signifikansi 0,923 (p > 0,05). Hal ini menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan perilaku prososial yang tidak signifikan antara laki-
laki dan perempuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Tabel 4. 7. Hasil Uji Beda Perilaku Prososial Berdasarkan Usia
Usia N Mean Asymp. Sig.
15 tahun 21 85,95 0, 300
16 tahun 111 109,26 0, 300
17 tahun 64 97,09 0, 300
18 tahun 9 107,56 0, 300
Berdasarkan hasil uji beda, diperoleh sebanyak 21 subjek yang berusia 15
tahun dengan mean 85,95, sedangkan 111 subjek berusia 16 tahun dengan
perolehan mean 109,26. Kemudian, subjek yang berusia 17 tahun
memperoleh mean sebesar 97,09 dan subjek yang berusia 18 tahun
memperoleh mean sejumlah 107,56 dengan nilai signifikansi 0,300 (p >
0,05). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan perilaku prososial yang
tidak signifikan di antara masing-masing usia.
C. Pembahasan
Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui hubungan antara
konformitas dan perilaku prososial pada remaja anggota geng di SMA
Yogyakarta. Setelah melalui berbagai pengujian, hasil yang diperoleh pada
penelitian ini menunjukkan bahwa hubungan antara konformitas dengan
perilaku prososial pada remaja anggota geng di SMA Yogyakarta memiliki
korelasi yang positif dan signifikan (r=0,161; p=0,017). Hal ini berarti
semakin tinggi konformitas, maka semakin tinggi pula perilaku prososial
pada remaja anggota geng di SMA Yogyakarta. Selain itu, hal tersebut juga
berlaku sebaliknya, di mana jika semakin rendah konformitas, maka semakin
rendah pula perilaku prososial pada remaja anggota geng di SMA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Yogyakarta. Maka dari itu, berdasarkan hasil yang diperoleh dapat
menjelaskan bahwa hipotesis pada penelitian ini diterima, yaitu ada hubungan
antara konformitas dengan perilaku prososial pada remaja anggota geng di
SMA Yogyakarta.
Di samping itu, peneliti juga melakukan analisis untuk mengetahui
perbedaan perilaku prososial berdasarkan jenis kelamin. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada perilaku
prososial antara laki-laki dan perempuan. Hal ini terlihat dari hasil perolehan
mean 170 subjek laki-laki sebesar 110,74, sedangkan 50 subjek perempuan
memperoleh mean 109,72 dengan nilai signifikasi 0,923 (p>0,05). Oleh
karena itu, hal ini mengartikan bahwa tidak ada perbedaan yang berarti antara
laki-laki dan perempuan dalam konteks perilaku prososial.
Menurut Eisenberg & Mussen (1989) menjelaskan bahwa tidak ada bukti
yang jelas mengenai perbedaan tingkat perilaku prososial. Akan tetapi, hasil
data di atas dapat terjadi penjelasannya adalah karena faktor pengalaman
sosialisasi yang dialami remaja bersama dengan agen-agen sosial di
sekitarnya baik itu perempuan ataupun laki-laki yang juga melakukan
perilaku prososial. Selain itu, hal tersebut didukung dengan penjelasan yang
mengungkapakan bahwa pola asuh yang diterapkan oleh orangtua tidak
membedakan dalam pemberian pengajarannya mengenai tolong menolong
pada tiap anak baik laki-laki ataupun perempuan, di mana orangtua
mengajarkan kepada anaknya mengenai (Eisenberg & Mussen, 1989). Oleh
karena itu, akan lebih baik jika orangtua terus menerapkan pengajaran yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
tidak membedakan antara anak laki-laki ataupun perempuan dalam hal
menerapkan perilaku prososial, sehingga remaja pada semua gender dapat
terus melakukan tindakan perilaku prososial di kehidupan sehari-harinya.
Selain itu, pada analisis tambahan mengenai perbedaan perilaku prososial
berdasarkan usia juga menunjukkan bahwa terdapat perbedaan perilaku
prososial yang tidak signifikan di antara masing-masing usia. Hal tersebut
dapat terjadi karena dijelaskan pada milestones tahap remaja usia 12 tahun
hingga masa dewasa mereka akan memiliki perkembangan mengenai
internalisasi berbagai norma perilaku yang baik, termasuk standar tentang
perilaku prososial yang mencerminkan perasaan empatik dan nilai-nilai
masyarakat (Berk, 2009). Hal tersebut mengartikan bahwa usia yang ada pada
data penelitian masih dalam satu tahap perkembangan, sehingga pada data
menghasilkan perbedaan yang tidak signifikan pada usia remaja terkait
perilaku prososial. Dengan begitu, pada tahapannya remaja diharapkan dapat
terus meningkatkan perilaku prososialnya seiring bertambahnya usia agar
tugas perkembangan yang dimilikinya juga mampu terpenuhi.
Subjek penelitian ini adalah remaja yang sedang melalui tahap pencarian
jati diri dengan memperluas pergaulannya dengan teman sebaya atau bahkan
masyarakat di sekitarnya (Hurlock, 2002; Santrock, 2011). Seseorang pada
tahap tersebut dapat membentuk suatu kelompok sebaya atau bergabung
dengan kelompok lain yang sudah ada sebelumnya. Terdapat banyak bentuk
kelompok remaja yang ada di lingkungan masyarakat, dari kelompok remaja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
yang positif hingga kelompok remaja yang negatif. Salah satu kelompok yang
cenderung dianggap negatif adalah kelompok geng.
Keinginan seorang remaja untuk bisa masuk atau ikut dalam suatu
kelompok geng tertentu akan mendorong diri remaja untuk berusaha
menyesuaikan diri dengan kelompok tersebut, yaitu menyesuaikan diri
dengan norma atau perilaku yang ada di dalamnya (Cialdini & Goldstein,
2004; Yu & Sun, 2013). Remaja tersebut akan berusaha untuk terus
menyesuaikan diri dan menghindar dari sanksi penolakan kelompok yang
mungkin akan diterimanya jika tidak melakukan aturan yang berlaku dalam
kelompok (Goldstein, 2002). Pada dasarnya hal tersebut dinamakan
konformitas, yang mana jika konformitas pada remaja anggota geng semakin
meningkat, maka akan terjadi perubahan dalam berbagai hal dalam diri
remaja (Cialdini & Goldstein, 2004). Hal yang mungkin terjadi dalam diri
remaja anggota geng jika sudah melakukan konformitas dengan kelompok,
yaitu perubahan cara berperilaku, cara berpikir, hingga pada perubahan minat
dan tujuan hidup remaja.
Remaja dapat memperoleh pengaruh baik yang positif maupun yang
negatif dari teman sebaya (Esbensen & Maxson, 2012). Selanjutnya, Barry &
Wentzel (2006) menenkankan bahwa peran dari teman sebaya tidak hanya
memberikan pengaruh yang negatif, melainkan dapat juga memberikan
pengaruh yang positif bagi anggota kelompoknya. Salah satu perilaku positif
yang mungkin dilakukan adalah perilaku prososial. Salah satu faktor yang
mempengaruhi perilaku prososial adalah pengalaman sosialisasi pada teman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
sebayanya (Eisenberg & Mussen, 1989). Dengan begitu, proses sosialisasi
dalam kelompok geng dapat saja memberikan pengaruh yang positif bagi
mereka seperti perilaku prososial.
Jika dikaitkan dengan hasil penelitian ini, hubungan yang signifikan
antara konformitas dengan perilaku prososial remaja anggota geng di SMA
Yogyakarta dapat terjadi karena pengalaman sosialisasi dalam kelompoknya.
Remaja anggota geng di SMA Yogyakarta dapat memperoleh pengaruh yang
positif ataupun yang negatif dari teman sebaya di kelompok gengnya. Hal ini
mengartikan bahwa peran dari teman kelompok gengnya tidak hanya
memberikan pengaruh yang negatif, di mana dapat juga memberikan
pengaruh yang positif pada anggota kelompoknya.
Salah satu perilaku positif tersebut adalah perilaku prososial, di mana
salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku prososial adalah pengalaman
sosialisasi di dalam kelompok gengnya. Selain itu jika dikaitkan dalam segi
aspek, perilaku prososial dapat dilakukan oleh remaja anggota geng di SMA
Yogyakarta karena salah satu aspek perilaku prososial yaitu altruisme yang
juga terkait dengan aspek dari konformitas yaitu keterikatan. Penjelasan dari
hal ini adalah ketika seorang remaja anggota geng memiliki hubungan atau
keterikatan yang baik atau sudah sampai pada tahap hubungan kekeluargaan
dengan orang lain baik teman kelompoknya atau bahkan orang yang ada di
sekitarnya, maka remaja anggota geng akan melakukan perilaku prososial.
Hal tersebut dapat terjadi karena salah satu motivasinya yaitu
meningkatkan keadaan afektif diri atau untuk mendapatkan penghargaan diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
melalui bantuan yang diberikan oleh remaja anggota geng tersebut.
Penjelasan tersebut sejalan dengan penelitian Maner & Gailliot (2006) yang
menjelaskan bahwa seseorang dapat melakukan tindakan altruis karena
pengaruh dari konteks hubungan yang terjalin antara pemberi dan penerima
pertolongan.
Hal ini berarti menjelaskan bahwa berbagai pengalaman mengenai
perilaku prososial yang dialami seorang remaja anggota geng dengan teman
kelompoknya bisa ditiru dan dilakukan juga pada lingkungan sekitarnya,
akibat dari konformitas seorang remaja anggota geng tersebut dengan teman
anggota geng sekelompoknya. Hal ini dikarenakan juga dalam konformitas
terdapat faktor norma deskriptif dan norma injungtif (Baron & Byrne, 2005),
yang mana norma tersebut menunjukkan perilaku ataupun hal-hal apa saja
yang biasanya orang lakukan dalam situasi tertentu dan norma yang
menunjukkan perilaku atau hal-hal seperti apa yang baik dan tidak baik atau
dengan kata lain perilaku apa yang dapat diterima atau yang tidak dapat
diterima pada situasi tertentu oleh kelompok geng tersebut (Yu & Sun, 2013).
Penjelasannya adalah ketika seorang remaja anggota geng yang memiliki
konformitas dengan anggota sekelompok gengnya melihat anggota tersebut
melakukan perilaku prososial, maka remaja itu akan menganggap hal tersebut
adalah hal atau perilaku yang benar dan yang dapat diterima pada situasi
tertentu di dalam kelompok geng tersebut. Yang mana, hal itulah yang
menjadi pengalaman sosialisasi seorang remaja anggota geng dengan teman
anggota geng sekelompoknya, sehingga dapat mendorong mereka untuk juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
melakukan perilaku prososial. Hal ini menunjukkan bahwa seseorang yang
merupakan anggota dari kelompok geng sekalipun akan mampu melakukan
kegiatan positif, yaitu perilaku prososial.
Walaupun memang ada hubungan positif dan signifikan antara
konformitas dan perilaku prososial pada remaja anggota geng di SMA
Yogyakarta, akan tetapi keduanya memiliki hubungan yang lemah. Hal
tersebut dapat terjadi karena karakteristik dari kelompok geng itu sendiri yang
cenderung negatif. Perlu diketahui, kelompok geng itu sendiri terbentuk
karena sikap negatif yang dimiliki remaja pada otoritas, berasal dari
lingkungan keluarga yang buruk, memiliki harga diri yang rendah, atau
bahkan karena memiliki IQ yang rendah (Esbensen & Maxson, 2012). Ketika
terbentuknya kelompok geng disebabkan oleh lingkungan keluarga yang
buruk, maka seorang remaja dituntut untuk mampu mengatasi sendiri keadaan
buruk tersebut sehingga mereka menjadi rentan terhadap tekanan dari teman
yang antisosial.
Selain itu, lemahnya hubungan yang terjadi antara konformitas dan
perilaku prososial pada remaja anggota geng dikarenakan lingkungan
sosialnya yang tidak jauh dari hal-hal negatif misalnya seperti kekerasan. Hal
ini juga sejalan dengan penelitian yang menjelaskan bahwa perilaku prososial
dan agresi dapat dilakukan pada satu individu yang sama dengan tingkat
agresi fisik yang tinggi dan tingkat perilaku prososial yang moderat (Kokko et
al. 2006). Oleh karena itu, perlunya perhatian yang lebih pada lingkungan
pergaulan dari remaja anggota geng itu sendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Salah satu caranya bisa seperti pada ide topik penelitian ini, di mana dapat
dengan meningkatkan lagi hubungan konformitas dengan perilaku prososial
pada remaja anggota geng. Artinya, saat remaja anggota geng sudah memiliki
keterikatan dengan teman kelompok ataupun memiliki keinginan untuk sama
dengan kelompok dalam hal apapun, maka dengan memanfaatkan situasi
tersebut contoh nyata yang bisa dilakukan adalah dengan memberikan
pengajaran mengenai pembentukan karakter yang dikemas secara menarik
untuk mereka. Yang tentunya dalam pengajaran tersebut dapat melibatkan
pembahasan tentang perilaku prososial, maka ketika pengajaran tersebut
sudah tertanam dalam diri mereka, akhirnya masing-masing remaja anggota
geng tersebut akan berinteraksi, memperhatikan atau mengamati perilaku-
perilaku yang positif seperti perilaku prososial yang dilakukan juga oleh
teman-temannya sehingga dapat ditiru serta dilakukan dalam kehidupan
sehari-hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah adanya
hubungan antara konformitas dengan perilaku prososial pada remaja anggota
geng di SMA Yogyakarta. Di mana dalam penelitian ini memiliki hasil
korelasi yang positif dan signifikan. Hal ini dapat dijelaskan bahwa semakin
tinggi konformitas, maka semakin tinggi pula perilaku prososial pada remaja
anggota geng di SMA Yogyakarta. Selain itu, hal tersebut juga berlaku
sebaliknya, di mana jika semakin rendah konformitas, maka semakin rendah
pula perilaku prososial pada remaja anggota geng di SMA Yogyakarta. Hasil
yang diperoleh tersebut dapat menjelaskan bahwa hipotesis pada penelitian
ini diterima, yaitu ada hubungan antara konformitas dengan perilaku prososial
pada remaja anggota geng di SMA Yogyakarta. Hal ini menunjukkan bahwa
mereka perlu memperbaiki pengalaman sosialisasinya dengan teman sebaya
kelompoknya untuk lebih mengedepankan tindakan menolong di lingkungan
sekitarnya. Oleh karena itu, ketika remaja anggota geng memiliki tingkat
perilaku prososial yang tinggi, maka ia akan memiliki hubungan yang baik
dengan orang lain. Selain itu, perlu lebih diperhatikan lagi akan peningkatan
tindakan yang positif sebab hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
hubungan konformitas dan perilaku prososial pada remaja anggota geng di
SMA Yogyakarta juga cukup lemah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
B. Keterbatasan
Dalam penelitian ini terdapat keterbatasan, yaitu jumlah subjek yang tidak
terlalu banyak, sehingga pada uji normalitas data yang diolah menghasilkan
data yang terdistribusi dengan tidak normal. Hal tersebut mengartikan bahwa
sample yang diambil dan digunakan sebagai subjek pada penelitian ini tidak
bisa menggambarkan populasi remaja anggota geng yang ada di SMA
Yogyakarta.
Selain itu, peneliti merupakan mahasiswa S1 yang masih belum bisa
menganalisis hasil penelitian dengan kualitas pembahasan yang sangat baik,
sehingga teknik menganalisis yang dilakukan peneliti kurang menghasilkan
pembahasan yang mendalam. Akan tetapi, penelitian ini didampingi oleh
dosen yang berpengalaman dalam melakukan penelitian, sehingga penelitian
ini masih masuk dalam standar penelitian ilmiah.
C. Saran
1. Bagi remaja zaman sekarang
Pada masa remaja, seseorang pasti mengalami perkembangan
sosial, dengan artian perilaku prososial dalam diri remaja seharusnya
semakin tinggi seiring bertambahnya usia. Remaja diharapkan untuk
dapat memiliki kemampuan untuk melakukan perilaku prososial
terhadap orang lain dengan memanfaatkan konformitas yang
dimilikinya dalam kelompok geng. Sehingga remaja juga mampu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
melatih kepekaan diri mereka untuk melakukan perilaku prososial
walaupun berada dalam suatu kelompok geng.
2. Bagi para orangtua, guru, serta PEMDA (Pemerintah Daerah)
Orangtua, guru, serta PEMDA (Pemerintah Daerah) diharapkan
dapat mengadakan sebuah pengajaran dalam rangka pembentukan
karakter diri pada remaja dan menyediakan suatu sarana tertentu untuk
menunjang perilaku positif yang dapat dikembangkan remaja anggota
geng, seperti perilaku prososial.
3. Bagi komunitas ilmuwan psikologi
Komunitas ilmuwan psikologi masih kurang memiliki
pemahaman mengenai dinamika psikologis remaja anggota geng.
Ilmuwan psikologi diharapkan bisa menaruh perhatian pada adanya
sikap positif yang ada pada seorang remaja anggota geng. Dengan
begitu, komunitas ilmuwan psikologi juga diharapkan bisa
menemukan pendekatan apa yang sesuai untuk remaja anggota geng
agar perilaku prososialnya meningkat yang nanti akan memberikan
dampak yang baik bagi kesejahteraan individu dan hubungan
interpersonalnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
4. Bagi peneliti selanjutnya
Peneliti selanjutnya diharapkan dapat memperbanyak jumlah
subjek yang digunakan dalam penelitian, maka data yang diperoleh
dapat berdistribusi normal dan supaya sebaran data semakin merata
sehingga mampu menghasilkan data yang mewakili populasi. Selain
itu, dalam penelitian ini dapat memberikan insight bagi peneliti lain
untuk melakukan penelitian mengenai perilaku prososial dengan
metode lain seperti eksperimen agar para remaja anggota geng dapat
meningkatkan perilaku prososial mereka.
Selain itu, peneliti selanjutnya mungkin bisa melakukan
penelitian dengan teknik penelitian kualitatif agar proses atau hasil
yang diperoleh akan lebih mendalam dan dlebih detail lagi. Ataupun,
peneliti lain bisa membuat penelitian lain yang bersifat positif terkait
dengan remaja anggota geng agar penelitian tentang subjek tersebut
dapat lebih kaya lagi.
D. Komentar Penutup
Pada penelitian ini peneliti cukup terpuaskan karena dari lingkup daerah
Yogyakarta, peneliti mampu menunjukkan bahwa terdapat pengharapan
tentang peluang remaja anggota geng untuk mampu melakukan perilaku
positif walaupun mereka adalah remaja yang masuk dalam suatu kelompok
geng. Hal itu artinya, masih ada harapan bagi mereka untuk dapat diarahkan
ke dalam hal yang lebih positif. Oleh karena itu, akan lebih baik jika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
masyarakat yang berada dan hidup berdampingan dengan remaja anggota
geng tersebut untuk bisa membantu mereka dalam meningkatkan perilaku
positifnya seperti perilaku prososial, dan tidak hanya melulu menanamkan
stereotipe bahwa remaja anggota geng pasti tidak memiliki perilaku yang
positif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
DAFTAR PUSTAKA
Alamaiarti, K. A. (2015). Hubungan antara konformitas teman sebaya dan harga
diri dengan pengambilan keputusan karir pada siswa kelas XII SMK karya
Rini Yhi Kowani Yogyakarta. Jurnal Bimbingan Dan Konseling, 4(5), 1-15.
Asch, S. E. (1995). Opinions and social pressure. Scientific American. 193(5), 31–
35.
Bakri, I. (2017, 21 November). Bisakah remaja yang 17 tahun pada hari H ikut
pemilu? MinangkabauNews. Diunduh dari
https://minangkabaunews.com/artikel-14550-bisakah-remaja-yang-17-
tahun-pada-hari-h-ikut-pemilu.html
Baron, R. A., & Nyla, R. B. (2012). Social psychology (J. Mosher, Terj) (13th
Ed.). Person Education.
Baron, & Byrne. (2005). Psikologi sosial jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Barry, C. M., & Wentzel, K. R. (2006). Friend influence on prosocial behavior :
The role of motivational factors and friendship characteristics.
Developmental Psychology, 42(1), 153–163. doi:10.1037/0012-
1649.42.1.153
Bartlett, M. Y., Desteno, D., Bartlett, M. Y., & Desteno, D. (2014). Gratitude and
prosocial behavior: Helping when it costs you. Psychological Science,
17(4), 319-325. doi:10.1111/j.1467-9280.2006.01705.x
Berk, L. E. (2007). Through the life span. Boston: Person Education.
Berk, L. E. (2009). Child Development 8th Edition. Boston: Person Education.
Carlo, G., & Randall, B. A. (2002). The development of a measure of prosocial
behaviors for late adolescents, 31(1), 31–44. doi:
10.1023/A:1014033032440
Chu, C. M., Daffern, M., Thomas, S., Yaming, A., Long, M., & O’Brien, K.
(2015). Determinants of gang affiliation in singaporean youth offenders:
social and familial factors. Journal of Aggression, Conflict and Peace
Research, 7(1), 19–32. doi:10.1108/JACPR-11-2013-0031
Cialdini, R. B., & Goldstein, N. J. (2004). Social influence : Compliance and
conformity, Annual Review of Psychology, 55, 591–621.
doi:10.1146/annurev.psych.55.090902.142015
Dayakisni, T., & Hudaniah. (2012). Psikologi sosial. Malang: UMM Press.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Djumena, E. (2017, 12 Maret). Ini kronologi aksi “Klitih” di Yogyakarta yang
tewaskan pelajar SMP. Kompas.com. Diunduh dari
http://regional.kompas.com/read/2017/03/14/08190001/ini.kronologi.aksi.kl
itih.di.yogyakarta.yang.tewaskan.pelajar
Eagly, A. H. (2009). The his and hers of prosocial behavior : An examination of
the social psychology of gender. American Psychologist, 64(8), 644–658.
doi:10.1037/0003-066X.64.8.644.
Eisenberg, N., & Mussen, P. H. (1989). The roots of prosocial behavior in
children. New York: Cambridge Univesity Press.
Esbensen, F. A., & Maxson, C. L. (2012). Youth gangs in international
perspective. New York: Spinger.
Fitriyani, N., Widodo, P. B., & Fauziah, N. (2013). Hubungan antara konformitas
dengan perilaku konsumtif pada mahasiswa di Genuk Indah Semarang.
Jurnal Psikologi Undip, 12(1), 55–68.
Frisnawati, A. (2013). Hubungan antara intensitas menonton reality show dengan
kecenderungan perilaku prososial pada remaja. EMPATHY Jurnal Fakultas
Psikologi, 1(2), 48-58.
Goldstein, A. P. (2002). The psychology of group agression. England: John Wiley
& Sons.
Goodwin, C. J. (2010). Research in psychology methods and design. New Jersey:
John Wiley & Sons.
Havighurst, R. J. (1953). Human development and education. London: Longsman.
Hawley, P. H., & Hawley, P. H. (2013). Prosocial and coercive configurations of
resource control in early adolescence : A case for the well-adapted
machiavellian prosocial and coercive configurations of resource control in
early adolescence : A case for the well-adapted machiavellian. Merrill-
Palmer Quarterly, 49(3), 279–309. doi:10.1353/mpq.2003.0013
Hurlock, E. B. (1980). Psikologi perkembangan suatu pendekatan sepanjang
rentang kehidupan (Edisi 5). Jakarta: Erlangga.
Hurlock, E. B. (1994). Psikologi perkembangan. Jakarta: Erlangga.
Hurlock, E. B. (1999). Psikologi perkembangan: Suatu pendekatan sepanjang
rentang kehidupan. Jakarta: Erlangga.
Hurlock, E. B. (2002). Psikologi perkembangan: suatu pendekatan sepanjang
rentang kehidupan. Jakarta: Erlangga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Klein, N. (2008). Prosocial behavior increases perceptions of meaning in life. The
Journal of Positive Psychology, 4(3), 1-8.
doi:10.1080/17439760.2016.1209541.
Kokko, K., Tremblay, R. E., Lacourse, E., Nagin, D. S., & Vitaro, F. (2006).
Trajectories of prosocial behavior and physical aggression in middle
childhood : Links to adolescent school dropout and physical violence.
Journal of Research on Adolescence, 16(3), 403–428. doi:10.1111/j.1532-
7795.2006.00500.x
Köster, M., Schuhmacher, N., & Kärtner, J. (2015). A cultural perspective on
prosocial development. Human Ethology Bulletin. 71–82.
Krueger, R. F., Hicks, B. M., Mcgue, M., Krueger, R. F., Hicks, B. M., & Mcgue,
M. (2001). Altruism and antisocial behavior: independent tendencies,
unique personality correlates, distinct etiologies. Psychological Science,
12(5), 397–402. doi:10.1111/1467-9280.00373
Li, Y., & Wright, M. F. (2013). Adolescents social status goals : Relationships to
social status insecurity , aggression , and prosocial behavior. Journal of
Youth and Adolescence, 43(1), 146–160. doi:10.1007/s10964-013-9939-z
Maner, J. O. N. K., & Gailliot, M. T. (2006). Altruism and egoism : Prosocial
motivations for helping depend on relationship context. European Journal
of Social Psychology, 37(2), 347-358. doi:10.1002/ejsp.364
Markiewicz, D., Doyle, A. B., & Brendgen, M. (2001). The quality of adolescents
friendships : Associations with mothers interpersonal relationships ,
attachments to parents and friends , and prosocial behaviors. Journal of
Adolescence, 24(4), 429–445. doi:10.1006/jado.2001.0374
Mashoedi, S. F. (2015). Tingkah laku menolong. Jakarta: Salemba Humanika.
Monk, F. J., Knoers, A. M. P., & Haditono, S. R. (2002). Psikologi
perkembangan: Pengantar dalam berbagai bagiannya. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press.
Myers, D. G. (2010). Psikologi sosial edisi 10 jilid 1. Jakarta: Salemba Humanika.
Nelwan, V. (2015). Spesial produk, citra merk, konformitas dan perilaku
merokok. Jurnal Psikologi, 4(2), 127-136.
Nook, E. C., Ong, D. C., Morelli, S. A., Mitchell, J. P., & Zaki, J. (2016).
Prosocial conformity : Prosocial norms generalize across behavior and
empathy, Personality and Social Psychology Bulletin, 42(8), 1-18.
doi:10.1177/0146167216649932
Noor, J. (2011). Metodologi penelitian skripsi, tesis, disertasi, dan karya ilmiah.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
O’Brien, K., Daffern, M., Chu, C. M., & Thomas, S. D. M. (2013). Youth gang
affiliation, violence, and criminal activities: A review of motivational, risk,
and protective factors. Aggression and Violent Behavior. Youth gang
affiliation, violence, and criminal activities: A review of motivational, risk,
and protective factors. Aggression and Violent Behavior, 18(4), 417–425.
doi:10.1016/j.avb.2013.05.001
Papalia, D. E., & Olds, S. W. (2008). Human development (Psikologi
perkembangan). Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Rachmanto, M. A. (2016, 7 December). Menekan “Cah klitih” di Yogyakarta.
Krjogja.com. Diunduh dari
http://krjogja.com/web/news/read/17991/Menekan_Cah_Klitih_di_Yogyaka
rta
Rachmawati, F. (2013). Hubungan kematangan emosi dengan konformitas pada
remaja. Jurnal Fakultas Psikologi, 2(1).
Santoso, A. (2010). Statistik untuk psikologi dari blog menjadi buku. Yogyakarta:
Universitas Sanata Dharma.
Santrock, J. W. (1995). Life-span development jilid II (Edisi kelima). Jakarta:
Erlangga.
Santrock, J. W. (2007). Remaja (Edisi 11). Jakarta: Erlangga.
Santrock, J. W. (2011). Life-span development (Edisi 13). Jakarta: Erlangga.
Sarwono, S. W. (1989). Psikologi remaja (Edisi 1). Jakarta: Rajawali Pers.
Sarwono, & Darwinto. (2009). Psikologi sosial. Jakarta: Salemba Humanika.
Sigit, A. (2017, March 15). QZRUH dan JOXZIN dua gank legendaris jogja,
siapa mereka? Krjogja.com. Diunduh dari
http://krjogja.com/web/news/read/27170/QZRUH_dan_JOXZIN_Dua_Gan
k_Legendaris_Jogja_Siapa_Mereka
Staub. (1978). Positive social behavior and morality (Volume 1). New York:
Academic Press.
Sulistyowati, E., & Setiawati, D. (2016). Pemanfaatan cinema therapy dalam
bimbingan kelompok untuk pemahaman tentang meningkatkan perilaku
prososial siswa kelas VIII di SMP Negeri 2 Menganti. Jurnal BK UNESA,
6(2).
Supraktiknya, A. (2014). Pengukuran psikologi. Yogyakarta: Universitas Sanata
Dharma.
Taylor, S. E., Peplau, L. A., & Sears, D. O. (2000). Social psychology (10th ed.).
New Jersey: Prentice hall, Inc.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Taylor, S. E., Peplau, L. A., & Sears, D. O. (2009). Psikologi sosial edisi kedua
belas (Edisi Kedua). Jakarta: Kencana.
Twenge, J. M., Baumeister, R. F., Dewall, C. N., Ciarocco, N. J., & Bartels, J. M.
(2007). Social exclusion decreases prosocial behavior. Journal of
personality, 92(1), 56–66. doi:10.1037/0022-3514.92.1.56
Weinstein, N., & Ryan, R. M. (2010). When helping helps : Autonomous
motivation for prosocial behavior and its influence on well-being for the
helper and recipient. Journal of personality and social, 98(2), 222–244.
doi:10.1037/a0016984
Wijaya, A. (2018, 1 April). Niat Menolong Teman, Remaja Asal Tambora yang
Justru Nyaris Tenggelam. Infonitas.com. Diunduh dari
http://infonitas.com/pluit-kapuk/laporan-utama/niat-menolong-teman-
remaja-asal-tambora-yang-justru-nyaris-tenggelam/61121
Yu, R., & Sun, S. (2013). To conform or not to conform : Spontaneous conformity
diminishes the sensitivity to monetary outcomes. PLoS One, 8(5), 1–9.
doi:10.1371/journal.pone.0064530
DAFTAR PUSTAKA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
LAMPIRAN I UJI COBA SKALA PENELITIAN
LAMPIRAN I
UJI COBA SKALA PENELITIAN
PERILAKU PROSOSIAL (Bagian 1) dan KONFORMITAS
(Bagian 2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
UJI COBA SKALA PENELITIAN
Sebagai bagian dalam Penyusunan Skripsi
Program Studi Psikologi
Disusun oleh:
Faustina Monika Averia Sarasakti
139114029
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Yogyakarta, Februari 2018
Pada kesempatan kali ini, saya Faustina Monika Averia Sarasakti
mahasiswi dari Universitas Sanata Dharma Yogyakarta ingin mencari tahu dan
lebih memahami dinamika kelompok pertemanan remaja di zaman sekarang.
Untuk itu, saya membagikan kuesioner ini kepada teman-teman yang saat ini
merupakan remaja zaman sekarang dan saya meminta kerjasamanya untuk dapat
membantu saya dalam mengisi kuesioner ini. Dengan mengisi kuesioner ini,
teman-teman telah memberikan sumbangsih kepada saya untuk pengetahuan dan
pemahaman saya tentang remaja masa kini.
Pada kepentingan ini, saya sebagai peneliti mengharapkan teman-teman
dapat menjawab kuesioner yang saya berikan dengan jujur, spontan, dan apa
adanya. Dalam pengisisan kuesioner ini tidak ada jawaban yang benar ataupun
salah. Semua jawaban atau respons teman teman adalah jawaban yang baik,
bila teman-teman mengisinya sesuai dengan keadaan teman-teman yang
sesungguhnya meskipun pilihan jawaban tersebut tidak teman-teman sukai.
Saya sangat memahami bahwa jawaban yang teman-teman berikan bersifat
pribadi dan/ privasi, sehingga ada kemungkinan teman-teman merasa kurang
nyaman dalam mengisinya. Oleh karena itu, saya akan menjaga kerahasiaan
jawaban teman-teman. Selain itu, kuesioner ini bersifat anonim atau tanpa
nama, sehingga saya sendiri juga tidak mengetahui siapa diri teman-teman.
Setelah teman-teman merasa jelas dan bersedia mengisi kuesioner ini,
silahkan teman-teman memberikan tanda tangan sebagai tanda persetujuan bahwa
kalian bersedia mengisi kuesioner ini.
Saya telah membaca dan memahami penjelasan tentang pengisisan
kuesioner ini dan saya bersedia mengisi kuesioner ini.
Ttd,
..............................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Identitas
Inisial :
Usia :
Jenis kelamin :
*lingkari pilihan jawaban yang sesuai dengan anda
1. Saya mengikuti suatu kelompok geng
A. Ya B. Tidak
2. Saya mengikuti aturan yang ada dalam kelompok geng tersebut
A. Ya B. Tidak
3. Saya pernah mengikuti tindakan teman kelompok geng saya yang tidak
mengikuti aturan di masyarakat karena hal tersebut memberikan saya
kebebasan
A. Ya B. Tidak
4. Mengikuti semua aturan yang ada di sekolah adalah hal yang membuat saya
malas dan tidak suka
A. Ya B. Tidak
5. Saya mengikuti perilaku apa saja yang ada dalam kelompok geng saya
sekalipun itu adalah perilaku menyimpang agar saya dapat terus diterima dan
tidak dikucilkan dalam geng tersebut
A. Ya B. Tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
BAGIAN 1
Di bawah ini, ada beberapa penyataan yang teman-teman alami dalam
kehidupan. Silahkan baca dan perhatikan pernyataan-pernyataan di bawah ini
dengan seksama dan berilah tanda silang (X) pada pada jawaban yang paling
menggambarkan perasaan teman-teman. Jawaban tersebut adalah:
SS = Sangat Sesuai
S = Sesuai
TS = Tidak Sesuai
STS = Sangat Tidak Sesuai
Di bawah ini adalah contoh pernyataan dan contoh jawabannya:
No. Pernyataan SS S TS STS
1. Saya mengakui semua keburukan yang
saya miliki
X
Artinya pernyataan tersebut sangat menggambarkan atau sangat sesuai
dengan perasaan teman-teman.
Jika dalam menjawab teman-teman salah meletakan tanda silang, teman-
teman dapat memberikan tanda “=” pada silangan sebelumnya kemudian memberi
tanda silang pada jawaban baru yang sesuai dengan keadaan teman-teman. Berikut
merupakan contohnya.
No. Pernyataan SS S TS STS
1. Saya mengakui semua keburukan yang
saya miliki
X X
Mohon jawab setiap pernyataan yang ada pada angket ini dan jangan sampai
ada yang terlewatkan. Jawaban yang diharapkan adalah jawaban yang sesuai
dengan keadaan dan kondisi teman-teman sesungguhnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
NO. PERNYATAAN SS S TS STS
1. Sesegera mungkin saya menyelamatkan keluarga
saya bahkan orang lain di sekitar saya saat
bencana terjadi
2. Saya sigap menolong orang lain saat situasi yang
darurat
3. Saya menolong orang lain karena keluarga saya
mewajibkan saya untuk membantu orang yang
membutuhkan
4. Saya mulai membantu membersihkan kamar,
ketika ibu saya berjalan mendekat ke arah kamar
saya
5. Saya memilih acuh pada orang yang
menunjukkan kegelisahaan pada permaslahan
hidupnya
6. Membantu orangtua adalah hal yang tidak wajib
saya lakukan
7. Saya berpura-pura tidak tahu saat orangtua saya
meminta bantuan dengan ekspresi ketus
8. Bagi saya orang lain juga memiliki pemikiran
yang sama dengan saya di mana sudah
seharusnya kita menolong orang yang
membutuhkan bantuan
9. Ketika terdapat perempuan yang mengalami
kekerasan di pinggir jalan, maka saya dan teman
saya berusaha menolongnya
10. Saya mendahulukan untuk menolong orang yang
terlihat sangat depresi karena permasalahannya
daripada orang yang juga memiliki masalah yang
namun tidak begitu depresi
11. Menurut saya, tidak perlu bagi saya untuk
menutupi perilaku menolong yang saya lakukan
pada orang yang ingin saya berikan pertolongan
12. Pada saat situasi yang sangat genting saya
cenderung menolong orang di sekitar saya
siapapun itu walaupun saya tidak mengenalnya
13. Bagi saya menolong orang lain bukan semata-
mata untuk kepentingan saya pribadi
14. Saya selalu berpikir ulang ketika ingin
membantu orang lain, meskipun orangtua saya
mengatakan agar selalu menolong orang yang
membutuhkan
15. Saya memberikan identitas samaran saat
menolong orang lain yang membutuhkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
16. Melakukan pertolongan pada orang lain adalah
hal yang terpuji
17. Saya dan teman-teman saya menolong orang
yang terlihat sangat kesakitan setelah mengalami
kecelakaan
18. Saya merasa ikhlas jika harus menolong teman
kelompok saya ataupun orang lain
19. Saya mengurungkan niat untuk menolong teman
saya saat ia terliat muram
20. Saya lebih senang menolong orang lain jika
semua teman-teman saya mengetahui bahwa saya
yang menolong orang itu
21. Saya memilih pasif saat kecelakaan terjadi
walaupun saya akan lebih diakui teman
kelompok jika saat itu saya memberikan
pertolongan
22. Saya pasti menolong orang lain siapapun itu pada
situasi yang berbahaya terjadi sekalipun orang itu
bukanlah keluarga saya
23. Saya cenderung hanya panik dan tidak menolong
orang lain saat situasi yang genting dan
berbahaya terjadi
24. Sesegera mungkin saya menyelamatkan diri saya
saja tanpa membantu orang lain di sekitar saya
ketika terjadi kekacauan
25. Kewajiban bagi saya menolong orang yang
sedang dalam kondisi kritis seperti orang yang
mengalami kecelakaan parah
26. Menolong seseorang bukan hal yang harus selalu
dilakukan
27. Saya membantu atau menolong orang lain hanya
karena kemauan saya sendiri saja
28. Suatu kebanggaan bagi saya jika saya
memberikan pertolongan kepada orang lain saat
berada di depan orang banyak
29. Saya membantu orang yang kesakitan kerena
terluka seusai mengalami kekerasan yang
dilakukan orang lain
30. Saya berbuat baik ketika teman dekat saya mulai
menunjukkan ekspresi wajah yang sinis pada
saya
31. Jika ada orang yang menanyakan nama saya
setelah saya selesai menolong dari
permasalahannya, maka saya diam saja dan
mengalihkan hal tersebut pada hal yag lain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
32. Saya mengajukan diri untuk membantu guru saya
yang meminta pertolongan di kelas saat semua
teman kelas saya memperhatikan hal tersebut
sehingga teman satu kelas menyukai saya
33. Jika orang lain bertanya, saya memberikan
informasi mengenai identitas saya pada saat
menolong orang lain kapanpun dan di manapun
selengkap-lengkapnya
34. Saya menghibur teman kelompok saya, ketika
mereka mulai menatap saya dengan tatapan
memelas
35. Menolong orang lain adalah suatu kewajiban
bagi saya
36. Saya cuek pada orang yang terlihat frustasi pada
maslah yang sedang dihadapi
37. Saya menolak untuk dapat menolong orang yang
sedang dalam kondisi kritis seperti orang yang
mengalami kecelakaan parah
38. Saya menghindari untuk menolong orang lain
sekalipun hal tersebut membuat teman kelompok
saya senang pada saya
39. Saya menenangkan orang yang gelisah karena
sedang memiliki masalah
40. Bagi saya, identitas saya tidak terlalu penting
daripada ketulusan saya membantu orang lain
41. Ketika menolong orang lain, saya menjadi
terganggu jika banyak teman-teman saya
mengetahui bahwa saya yang menolong orang
tersebut
42. Hal yang saya lakukan adalah menolong orang
lain yang lebih menunjukkan kesedihannya
akibat permasalahan yang dihadapinya
43. Saya berusaha membantu mencarikan barang
yang hilang milik teman saya tanpa ia
mengetahui bahwa saya melakukan hal itu
44. Bagi saya orang lain berhak mengetahui identitas
kita ketika kita sudah menolong mereka
45. Ketika di suatu tempat, banyak orang yang
mengetahui bahwa saya menolong orang lain
yang mengalami pemukulan saat tengah malam
di pinggir jalan, maka saya merasa bangga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
46. Saat saya punya pacar, saya membantu kesulitan
yang pacar saya alami tanpa ia mengetahuinya
47. Pada saat situasi yang sangat berbahaya, saya
cenderung menghindar untuk menolong orang di
sekitar saya walau orang tersebut adalah teman
saya sendiri
48. Saat menolong orang lain, saya merasa senang
karena saya dapat membantu menyelesaikan
kesulitannya
49. Saya berpikir ulang untuk menolong orang lain
pada saat genting dan bahaya terjadi sebab orang
itu tidak saya kenal
50. Saya berperilaku masa bodoh jika saya diminta
untuk menolong orangtua saya dengan cara
meminta yang mengganggu
51. Saya berusaha membantu orang yang tampak
sangat menderita ketika mengalami kekerasan di
malam hari yang dilakukan oleh orang tak
dikenal
52. Ketika ada acara di rumah, saya malas untuk
membantu orangtua bila banyak orang yang
mengetahui hal itu
53. Ketika remaja di lingkungan saya ikut membantu
kegiatan kerja bakti, maka saya juga ikut
membantu supaya mereka mengetahui bahwa
saya juga ikut berpartisipasi
54. Saya segera menolong teman kelompok saya
yang meminta pertolongan pada saya
55. Saya sering menolong seseorang hanya karena
teman saya atau orang lain juga menolong
56. Imbalan harus diberikan kepada orang yang telah
menolong individu lain yang membutuhkan
57. Saat masalah teman saya terselesaikan, maka
saya menunjukkan diri bahwa oleh karena solusi
yang saya berikan ia berhasil menyelesaikan
masalahnya
58. Saya segera menelepon ambulan pada saat saya
melihat kecelakaan di jalan tanpa hal itu
diketahui oleh orang yang mengalami kecelakaan
tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
59. Saya mengikuti kegiatan kerja bakti di sekolah
agar teman-teman saya senang dengan saya
60. Saya menolong orang yang tidak saya kenal
karena orang itu meminta secara langsung pada
saya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
BAGIAN 2
Di bawah ini, ada beberapa penyataan yang teman-teman alami dalam kehidupan.
Silahkan baca dan perhatikan pernyataan-pernyataan di bawah ini dengan seksama
dan berilah tanda silang (X) pada pada jawaban yang paling menggambarkan
perasaan teman-teman. Jawaban tersebut adalah:
STS = Sangat Tidak Sesuai
TS = Tidak Sesuai
S = Sesuai
SS = Sangat Sesuai
Di bawah ini adalah contoh pernyataan dan contoh jawabannya:
No. Pernyataan SS S TS STS
1. Saya terpuruk saat tidak mendapatkan
hal yang saya inginkan
X
Artinya pernyataan tersebut sangat menggambarkan atau sangat sesuai
dengan perasaan teman-teman.
Jika dalam menjawab teman-teman salah meletakan tanda silang, teman-
teman dapat memberikan tanda ‘=” pada silangan sebelumnya kemudian memberi
tanda silang pada jawaban baru yang sesuai dengan keadaan teman-teman. Berikut
merupakan contohnya.
No. Pernyataan STS TS S SS
1. Saya terpuruk saat tidak mendapatkan
hal yang saya inginkan
X X
Mohon jawab setiap pernyataan yang ada pada angket ini dan jangan sampai
ada yang terlewatkan. Jawaban yang diharapkan adalah jawaban yang sesuai
dengan keadaan dan kondisi teman-teman sesungguhnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
NO. PERNYATAAN STS TS S SS
1 Saya lebih suka melakukan banyak hal bersama-
sama dengan teman-teman saya dibandingkan
hanya sendiri
2 Saya cenderung meniru gaya berpakaian teman
saya
3 Saya merasa tidak nyaman jika melakukan banyak
hal bersama-sama dengan teman saya
4 Saya tidak pernah memiliki keinginan untuk
menyamakan diri saya dengan teman saya agar
dapat dipandang kompak dengan teman saya
5 Kebanyakan dari apa yang saya lakukan bersama
teman kelompok saya bertujuan untuk kepentingan
bersama bukan untuk kepentingan sendiri
6 Saya akan bertindak sesuai dengan pendapat
teman kelompok saya walaupun pada awalnya hal
tersebut tidak sesuai dengan diri saya
7 Saya tidak akan mencari dukungan pada orang lain
atas apa yang saya lakukan
8 Saya cenderung megikuti pendapat dari teman
saya agar saya dapat terus berteman baik dengan
teman saya
9 Suatu hal yang saya dapatkan dari orang lain
merupakan suatu pengetahuan atau informasi bagi
saya, namun informasi dari teman kelompok saya
adalah informasi yang lebih bisa menjadi sutau hal
yang akan saya yakini
10 Mencocokan diri dengan gaya berperilaku teman
sendiri adalah sesuatu hal yang tidak
mencerminkan diri saya sesungguhnya
11 Saya lebih memilih informasi yang saya yakini
sendiri
12 Saya akan mencocokan diri saya dengan teman
saya dari segi pemikiran
13 Saya tidak akan mengutarakan pendapat saya yang
tidak sesuai dengan teman saya agar dapat
menjaga pertemanan saya
14 Saya akan melakukan berbagai hal walaupun itu
tidak membuat saya diterima oleh teman
kelompok saya
15 Saya cenderung menganut keyakinan mengenai
berbagi hal yang kebanyakan teman kelompok
saya juga anut
16 Saya merasa tidak nyaman jika harus mengikuti
pendapat teman kelompok saya yang tidak sesuai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
dengan pendapat saya
17 Saya lebih menyetujui ajakan kelompok daripada
menyetujui ajakan dari orang di luar teman
kelompok saya
18 Saya akan menyampaikan opini pada orang lain
berdasarkan opini yang pernah teman kelompok
saya utarakan pada saya
19 Saya cenderung sering menolak untuk melakukan
sesuatu untuk kepentingan bersama kelompok
saya
20 Saya akan melakukan sesuatu sesuai dengan apa
yang saya pikirkan sendiri
21 Saya merasa bahwa akhir-akhir ini sering
melakukan sesuatu yang sama dengan teman saya
22 Saya lebih memilih mendahulukan kepentingan
bersama teman kelompok daripada kepentingan
untuk diri saya sendiri
23 Pada saat saya akan melakukan sesuatu saya lebih
sering menanyakan hal tesebut terlebih dahulu
pada teman saya
24 Ketika saya sedang bingung menentukan sesuatu,
saya pasti akan mencari teman saya untuk
membantu saya mengambil keputusan
25 Saya merasa gagasan yang berasal dari
kesepakatan kelompok lebih baik daripada
gagasan saya sendiri
26 Jika saya harus menentukan sesuatu, saya lebih
percaya dengan pilihan saya sendiri
27 Saya cenderung tidak akan melakukan perubahan
perilaku akibat saran dari kelompok dibandingkan
dengan saran yang diberikan dari orangtua atau
orang di laur teman kelompok saya
28 Saya tetap percaya diri walaupun pendapat atau
perilaku saya yang berbeda dengan teman
kelompok membuat saya dijauhi oleh teman
kelompok saya
29 Ketika saya sudah memiliki pilihan, saya
cenderung menanyakan pilihan saya tersebut pada
teman saya
30 Saya merasa teman saya akan menyukai saya
ketika saya mengikuti apa yang diinginkannya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
LAMPIRAN II RELIABILITAS SKALA PENELITIAN
LAMPIRAN II
RELIABILITAS SKALA PENELITIAN
PERILAKU PROSOSIAL dan KONFORMITAS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
A. PERILAKU PROSOSIAL
1. Reliabilitas Skala Perilaku Prososial Sebelum Seleksi Item
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 75 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 75 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
,931 60
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
1, 175,92 286,156 ,291 ,931
2, 176,11 292,988 ,020 ,932
3, 175,99 288,121 ,333 ,931
4, 176,20 280,486 ,567 ,929
5, 176,15 292,154 ,104 ,932
6, 176,31 275,432 ,496 ,930
7, 176,51 275,172 ,591 ,929
8, 176,19 283,830 ,472 ,930
9, 176,39 282,294 ,434 ,930
10, 176,44 285,196 ,352 ,931
11, 176,44 277,628 ,566 ,929
12, 176,37 274,805 ,671 ,928
13, 176,21 278,684 ,528 ,930
14, 176,13 294,577 -,118 ,932
15, 176,12 293,323 -,009 ,932
16, 176,05 279,916 ,475 ,930
17, 176,20 277,757 ,652 ,929
18, 175,96 276,093 ,708 ,928
19, 176,11 289,745 ,287 ,931
20, 176,09 294,248 -,081 ,932
21, 176,76 283,158 ,366 ,931
22, 176,19 279,830 ,570 ,929
23, 176,49 282,199 ,472 ,930
24, 176,63 282,615 ,440 ,930
25, 176,15 291,532 ,163 ,932
26, 176,44 277,628 ,566 ,929
27, 176,16 292,055 ,121 ,932
28, 176,39 282,294 ,434 ,930
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
29, 176,33 281,252 ,516 ,930
30, 176,15 292,938 ,030 ,932
31, 176,07 289,360 ,288 ,931
32, 176,13 292,063 ,106 ,932
33, 176,44 277,628 ,566 ,929
34, 176,12 289,648 ,308 ,931
35, 176,05 281,348 ,465 ,930
36, 176,63 283,724 ,341 ,931
37, 176,51 274,199 ,677 ,928
38, 176,59 277,705 ,611 ,929
39, 176,15 291,046 ,209 ,931
40, 175,84 287,974 ,305 ,931
41, 176,51 274,199 ,677 ,928
42, 176,67 283,901 ,369 ,931
43, 176,39 282,294 ,434 ,930
44, 176,51 274,199 ,677 ,928
45, 176,39 282,294 ,434 ,930
46, 176,29 281,940 ,403 ,931
47, 176,16 291,461 ,181 ,931
48, 176,37 279,940 ,474 ,930
49, 175,47 296,306 -,220 ,933
50, 176,15 292,721 ,050 ,932
51, 176,36 285,639 ,333 ,931
52, 176,20 292,703 ,078 ,932
53, 175,99 288,121 ,333 ,931
54, 176,20 280,486 ,567 ,929
55, 176,59 277,705 ,611 ,929
56, 176,59 277,705 ,611 ,929
57, 176,51 274,199 ,677 ,928
58, 175,99 288,121 ,333 ,931
59, 176,20 280,486 ,567 ,929
60, 176,36 285,963 ,307 ,931
2. Reliabilitas Skala Perilaku Prososial Setelah Seleksi Item
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 75 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 75 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
,908 31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
3, 87,27 123,874 ,345 ,907
4, 87,48 119,604 ,521 ,904
7, 87,79 115,548 ,585 ,903
9, 87,67 120,387 ,415 ,906
10, 87,72 122,285 ,332 ,907
11, 87,72 116,664 ,590 ,903
12, 87,65 115,284 ,669 ,901
13, 87,49 117,686 ,531 ,904
16, 87,33 118,550 ,473 ,905
18, 87,24 116,266 ,698 ,901
21, 88,04 120,985 ,345 ,907
22, 87,47 119,171 ,526 ,904
23, 87,77 119,637 ,502 ,904
24, 87,91 119,978 ,464 ,905
26, 87,72 116,664 ,590 ,903
28, 87,67 120,387 ,415 ,906
33, 87,72 116,664 ,590 ,903
34, 87,40 125,270 ,275 ,907
36, 87,91 121,221 ,328 ,907
37, 87,79 115,386 ,646 ,902
40, 87,12 123,999 ,294 ,907
41, 87,79 115,386 ,646 ,902
42, 87,95 121,240 ,363 ,907
45, 87,67 120,387 ,415 ,906
46, 87,57 119,978 ,395 ,906
51, 87,64 122,558 ,314 ,907
53, 87,27 123,874 ,345 ,907
54, 87,48 119,604 ,521 ,904
56, 87,87 117,847 ,565 ,903
58, 87,27 123,874 ,345 ,907
60, 87,64 122,612 ,299 ,907
B. KONFORMITAS
1. Reliabilitas Skala Konformitas Sebelum Seleksi Item
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 75 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 75 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
,906 30
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
1, 75,37 140,697 ,494 ,902
2, 75,77 148,529 ,141 ,908
3, 75,68 138,356 ,662 ,899
4, 75,68 139,518 ,599 ,901
5, 75,37 140,697 ,494 ,902
6, 75,80 150,946 ,023 ,909
7, 75,68 138,356 ,662 ,899
8, 75,37 140,697 ,494 ,902
9, 75,37 140,697 ,494 ,902
10, 75,68 146,166 ,250 ,907
11, 75,68 138,356 ,662 ,899
12, 75,37 140,697 ,494 ,902
13, 75,81 143,559 ,433 ,903
14, 75,68 138,356 ,662 ,899
15, 75,89 141,718 ,561 ,902
16, 75,68 144,464 ,338 ,905
17, 75,81 143,559 ,433 ,903
18, 75,81 143,208 ,453 ,903
19, 75,68 138,356 ,662 ,899
20, 75,68 138,356 ,662 ,899
21, 75,89 141,718 ,561 ,902
22, 75,89 141,718 ,561 ,902
23, 75,71 144,697 ,350 ,905
24, 75,81 143,559 ,433 ,903
25, 75,89 141,286 ,587 ,901
26, 75,85 149,965 ,065 ,909
27, 75,68 138,356 ,662 ,899
28, 75,80 144,757 ,319 ,906
29, 75,37 143,372 ,495 ,903
30, 75,71 144,697 ,350 ,905
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
2. Reliabilitas Skala Konformitas Setelah Seleksi Item
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 75 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 75 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
,893 21
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
1, 52,45 78,548 ,645 ,884
4, 52,76 83,023 ,382 ,892
5, 52,45 78,548 ,645 ,884
7, 52,76 82,563 ,413 ,891
8, 52,45 78,548 ,645 ,884
9, 52,45 78,548 ,645 ,884
12, 52,45 78,548 ,645 ,884
13, 52,89 81,475 ,551 ,888
15, 52,97 81,810 ,546 ,888
16, 52,76 86,320 ,158 ,898
17, 52,89 81,475 ,551 ,888
18, 52,89 81,070 ,582 ,887
19, 52,76 82,563 ,413 ,891
21, 52,97 81,810 ,546 ,888
23, 52,79 82,575 ,443 ,890
24, 52,89 81,475 ,551 ,888
25, 52,97 81,161 ,598 ,886
27, 52,76 82,563 ,413 ,891
28, 52,88 84,350 ,287 ,895
29, 52,45 82,359 ,539 ,888
30, 52,79 82,575 ,443 ,890
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
LAMPIRAN III SKALA PENELITIAN
LAMPIRAN III
SKALA PENELITIAN
PERILAKU PROSOSIAL DAN KONFORMITAS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
SKALA PENELITIAN
Sebagai bagian dalam Penyusunan Skripsi
Program Studi Psikologi
Disusun oleh:
Faustina Monika Averia Sarasakti
139114029
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
Yogyakarta, Februari 2018
Pada kesempatan kali ini, saya Faustina Monika Averia Sarasakti
mahasiswi dari Universitas Sanata Dharma Yogyakarta ingin mencari tahu dan
lebih memahami dinamika kelompok pertemanan remaja di zaman sekarang.
Untuk itu, saya membagikan kuesioner ini kepada teman-teman yang saat ini
merupakan remaja zaman sekarang dan saya meminta kerjasamanya untuk dapat
membantu saya dalam mengisi kuesioner ini. Dengan mengisi kuesioner ini,
teman-teman telah memberikan sumbangsih kepada saya untuk pengetahuan dan
pemahaman saya tentang remaja masa kini.
Pada kepentingan ini, saya sebagai peneliti mengharapkan teman-teman
dapat menjawab kuesioner yang saya berikan dengan jujur, spontan, dan apa
adanya. Dalam pengisisan kuesioner ini tidak ada jawaban yang benar ataupun
salah. Semua jawaban atau respons teman teman adalah jawaban yang baik,
bila teman-teman mengisinya sesuai dengan keadaan teman-teman yang
sesungguhnya meskipun pilihan jawaban tersebut tidak teman-teman sukai.
Saya sangat memahami bahwa jawaban yang teman-teman berikan bersifat
pribadi dan/ privasi, sehingga ada kemungkinan teman-teman merasa kurang
nyaman dalam mengisinya. Oleh karena itu, saya akan menjaga kerahasiaan
jawaban teman-teman. Selain itu, kuesioner ini bersifat anonim atau tanpa
nama, sehingga saya sendiri juga tidak mengetahui siapa diri teman-teman.
Setelah teman-teman merasa jelas dan bersedia mengisi kuesioner ini,
silahkan teman-teman memberikan tanda tangan sebagai tanda persetujuan bahwa
kalian bersedia mengisi kuesioner ini.
Saya telah membaca dan memahami penjelasan tentang pengisisan
kuesioner ini dan saya bersedia mengisi kuesioner ini.
Ttd,
..............................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
Identitas
Inisial :
Usia :
Jenis kelamin :
*lingkari pilihan jawaban yang sesuai dengan anda
1. Saya mengikuti suatu kelompok geng
B. Ya B. Tidak
2. Saya mengikuti aturan yang ada dalam kelompok geng tersebut
B. Ya B. Tidak
3. Saya pernah mengikuti tindakan teman kelompok geng saya yang tidak
mengikuti aturan di masyarakat karena hal tersebut memberikan saya
kebebasan
B. Ya B. Tidak
4. Mengikuti semua aturan yang ada di sekolah adalah hal yang membuat saya
malas dan tidak suka
B. Ya B. Tidak
5. Saya mengikuti perilaku apa saja yang ada dalam kelompok geng saya
sekalipun itu adalah perilaku menyimpang agar saya dapat terus diterima dan
tidak dikucilkan dalam geng tersebut
B. Ya B. Tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
BAGIAN 1
Di bawah ini, ada beberapa penyataan yang teman-teman alami dalam
kehidupan. Silahkan baca dan perhatikan pernyataan-pernyataan di bawah ini
dengan seksama dan berilah tanda silang (X) pada pada jawaban yang paling
menggambarkan perasaan teman-teman. Jawaban tersebut adalah:
SS = Sangat Sesuai
S = Sesuai
TS = Tidak Sesuai
STS = Sangat Tidak Sesuai
Di bawah ini adalah contoh pernyataan dan contoh jawabannya:
No. Pernyataan SS S TS STS
1. Saya mengakui semua keburukan yang
saya miliki
X
Artinya pernyataan tersebut sangat menggambarkan atau sangat sesuai
dengan perasaan teman-teman.
Jika dalam menjawab teman-teman salah meletakan tanda silang, teman-
teman dapat memberikan tanda “=” pada silangan sebelumnya kemudian memberi
tanda silang pada jawaban baru yang sesuai dengan keadaan teman-teman. Berikut
merupakan contohnya.
No. Pernyataan SS S TS STS
1. Saya mengakui semua keburukan yang
saya miliki
X X
Mohon jawab setiap pernyataan yang ada pada angket ini dan jangan sampai
ada yang terlewatkan. Jawaban yang diharapkan adalah jawaban yang sesuai
dengan keadaan dan kondisi teman-teman sesungguhnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
NO. PERNYATAAN SS S TS STS
1. Saya menolong orang lain karena keluarga saya
mewajibkan saya untuk membantu orang yang
membutuhkan
2. Saya mulai membantu membersihkan kamar, ketika ibu
saya berjalan mendekat ke arah kamar saya
3. Saya berpura-pura tidak tahu saat orangtua saya
meminta bantuan dengan ekspresi ketus
4. Ketika terdapat perempuan yang mengalami kekerasan
di pinggir jalan, maka saya dan teman saya berusaha
menolongnya
5. Saya mendahulukan untuk menolong orang yang
terlihat sangat depresi karena permasalahannya
daripada orang yang juga memiliki masalah yang
namun tidak begitu depresi
6. Menurut saya, tidak perlu bagi saya untuk menutupi
perilaku menolong yang saya lakukan pada orang yang
ingin saya berikan pertolongan
7. Pada saat situasi yang sangat genting saya cenderung
menolong orang di sekitar saya siapapun itu walaupun
saya tidak mengenalnya
8. Bagi saya menolong orang lain bukan semata-mata
untuk kepentingan saya pribadi
9. Melakukan pertolongan pada orang lain adalah hal yang
terpuji
10. Saya merasa ikhlas jika harus menolong teman
kelompok saya ataupun orang lain
11. Saya memilih pasif saat kecelakaan terjadi walaupun
saya akan lebih diakui teman kelompok jika saat itu
saya memberikan pertolongan
12. Saya pasti menolong orang lain siapapun itu pada
situasi yang berbahaya terjadi sekalipun orang itu
bukanlah keluarga saya
13. Saya cenderung hanya panik dan tidak menolong orang
lain saat situasi yang genting dan berbahaya terjadi
14. Sesegera mungkin saya menyelamatkan diri saya saja
tanpa membantu orang lain di sekitar saya ketika terjadi
kekacauan
15. Menolong seseorang bukan hal yang harus selalu
dilakukan
16. Suatu kebanggaan bagi saya jika saya memberikan
pertolongan kepada orang lain saat berada di depan
orang banyak
17. Jika orang lain bertanya, saya memberikan informasi
mengenai identitas saya pada saat menolong orang lain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
kapanpun dan di manapun selengkap-lengkapnya
18. Saya menghibur teman kelompok saya, ketika mereka
mulai menatap saya dengan tatapan memelas
19. Saya cuek pada orang yang terlihat frustasi pada maslah
yang sedang dihadapi
20. Saya menolak untuk dapat menolong orang yang
sedang dalam kondisi kritis seperti orang yang
mengalami kecelakaan parah
21. Bagi saya, identitas saya tidak terlalu penting daripada
ketulusan saya membantu orang lain
22. Ketika menolong orang lain, saya menjadi terganggu
jika banyak teman-teman saya mengetahui bahwa saya
yang menolong orang tersebut
23. Hal yang saya lakukan adalah menolong orang lain
yang lebih menunjukkan kesedihannya akibat
permasalahan yang dihadapinya
24. Ketika di suatu tempat, banyak orang yang mengetahui
bahwa saya menolong orang lain yang mengalami
pemukulan saat tengah malam di pinggir jalan, maka
saya merasa bangga
25. Saat saya punya pacar, saya membantu kesulitan yang
pacar saya alami tanpa ia mengetahuinya
26. Saya berusaha membantu orang yang tampak sangat
menderita ketika mengalami kekerasan di malam hari
yang dilakukan oleh orang tak dikenal
27. Ketika remaja di lingkungan saya ikut membantu
kegiatan kerja bakti, maka saya juga ikut membantu
supaya mereka mengetahui bahwa saya juga ikut
berpartisipasi
28. Saya segera menolong teman kelompok saya yang
meminta pertolongan pada saya
29. Imbalan harus diberikan kepada orang yang telah
menolong individu lain yang membutuhkan
30. Saya segera menelepon ambulan pada saat saya melihat
kecelakaan di jalan tanpa hal itu diketahui oleh orang
yang mengalami kecelakaan tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
BAGIAN 2
Di bawah ini, ada beberapa penyataan yang teman-teman alami dalam kehidupan.
Silahkan baca dan perhatikan pernyataan-pernyataan di bawah ini dengan seksama
dan berilah tanda silang (X) pada pada jawaban yang paling menggambarkan
perasaan teman-teman. Jawaban tersebut adalah:
STS = Sangat Tidak Sesuai
TS = Tidak Sesuai
S = Sesuai
SS = Sangat Sesuai
Di bawah ini adalah contoh pernyataan dan contoh jawabannya:
No. Pernyataan SS S TS STS
1. Saya terpuruk saat tidak mendapatkan
hal yang saya inginkan
X
Artinya pernyataan tersebut sangat menggambarkan atau sangat sesuai
dengan perasaan teman-teman.
Jika dalam menjawab teman-teman salah meletakan tanda silang, teman-
teman dapat memberikan tanda ‘=” pada silangan sebelumnya kemudian memberi
tanda silang pada jawaban baru yang sesuai dengan keadaan teman-teman. Berikut
merupakan contohnya.
No. Pernyataan STS TS S SS
1. Saya terpuruk saat tidak mendapatkan
hal yang saya inginkan
X X
Mohon jawab setiap pernyataan yang ada pada angket ini dan jangan sampai
ada yang terlewatkan. Jawaban yang diharapkan adalah jawaban yang sesuai
dengan keadaan dan kondisi teman-teman sesungguhnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
NO. PERNYATAAN SS S TS STS
1 Saya lebih suka melakukan banyak hal bersama-sama
dengan teman-teman saya dibandingkan hanya sendiri
2 Saya tidak pernah memiliki keinginan untuk
menyamakan diri saya dengan teman saya agar dapat
dipandang kompak dengan teman saya
3 Kebanyakan dari apa yang saya lakukan bersama teman
kelompok saya bertujuan untuk kepentingan bersama
bukan untuk kepentingan sendiri
4 Saya tidak akan mencari dukungan pada orang lain atas
apa yang saya lakukan
5 Saya cenderung megikuti pendapat dari teman saya agar
saya dapat terus berteman baik dengan teman saya
6 Suatu hal yang saya dapatkan dari orang lain merupakan
suatu pengetahuan atau informasi bagi saya, namun
informasi dari teman kelompok saya adalah informasi
yang lebih bisa menjadi sutau hal yang akan saya yakini
7 Saya akan mencocokan diri saya dengan teman saya dari
segi pemikiran
8 Saya tidak akan mengutarakan pendapat saya yang tidak
sesuai dengan teman saya agar dapat menjaga
pertemanan saya
9 Saya cenderung menganut keyakinan mengenai berbagi
hal yang kebanyakan teman kelompok saya juga anut
10 Saya merasa tidak nyaman jika harus mengikuti pendapat
teman kelompok saya yang tidak sesuai dengan pendapat
saya
11 Saya lebih menyetujui ajakan kelompok daripada
menyetujui ajakan dari orang di luar teman kelompok
saya
12 Saya akan menyampaikan opini pada orang lain
berdasarkan opini yang pernah teman kelompok saya
utarakan pada saya
13 Saya cenderung sering menolak untuk melakukan sesuatu
untuk kepentingan bersama kelompok saya
14 Saya merasa bahwa akhir-akhir ini sering melakukan
sesuatu yang sama dengan teman saya
15 Pada saat saya akan melakukan sesuatu saya lebih sering
menanyakan hal tesebut terlebih dahulu pada teman saya
16 Ketika saya sedang bingung menentukan sesuatu, saya
pasti akan mencari teman saya untuk membantu saya
mengambil keputusan
17 Saya merasa gagasan yang berasal dari kesepakatan
kelompok lebih baik daripada gagasan saya sendiri
18 Saya cenderung tidak akan melakukan perubahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
perilaku akibat saran dari kelompok dibandingkan dengan
saran yang diberikan dari orangtua atau orang di laur
teman kelompok saya
19 Saya tetap percaya diri walaupun pendapat atau perilaku
saya yang berbeda dengan teman kelompok membuat
saya dijauhi oleh teman kelompok saya
20 Ketika saya sudah memiliki pilihan, saya cenderung
menanyakan pilihan saya tersebut pada teman saya
21 Saya merasa teman saya akan menyukai saya ketika saya
mengikuti apa yang diinginkannya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
LAMPIRAN IV HASIL Uji t MEAN TEORETIS DAN MEAN
EMPIRIS
LAMPIRAN IV
HASIL Uji t MEAN TEORETIS DAN MEAN EMPIRIS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
1. Perilaku Prososial
2. Konformitas
One-Sample Statistics
N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Konformitas 220 55,52 5,769 ,389
One-Sample Test
Test Value = 52.5
t df Sig. (2-tailed) Mean
Difference
95% Confidence Interval of
the Difference
Lower Upper
Konformitas 7,760 219 ,000 3,018 2,25 3,78
One-Sample Statistics
N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Perilaku_Prososial 220 89,56 7,527 ,507
One-Sample Test
Test Value = 75
t df Sig. (2-tailed) Mean
Difference
95% Confidence Interval of
the Difference
Lower Upper
Perilaku_
Prososial 28,691 219 ,000 14,559 13,56 15,56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
LAMPIRAN V HASIL UJI NORMALITAS, UJI LINEARITAS,
DAN UJI HIPOTESIS
LAMPIRAN V
HASIL UJI NORMALITAS, UJI LINEARITAS, DAN UJI
HIPOTESIS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
A. UJI NORMALITAS
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Statistic df Sig.
Perilaku_Prososial ,087 220 ,000
Konformitas ,076 220 ,004
B. UJI LINEARITAS
C. UJI HIPOTESIS
Correlations
Perilaku_
Prososial
Konformitas
Spearman's rho
Perilaku_
Prososial
Correlation Coefficient 1,000 ,161*
Sig. (2-tailed) . ,017
N 220 220
Konformitas
Correlation Coefficient ,161* 1,000
Sig. (2-tailed) ,017 .
N 220 220
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
ANOVA Table
Sum of
Squares
df Mean
Square
F Sig.
Perilaku_
Prososial *
Konformitas
Between
Groups
(Combined) 2144,706 27 79,434 1,486 ,067
Linearity 482,974 1 482,974 9,037 ,003
Deviation
from Linearity 1661,732 26 63,913 1,196 ,244
Within Groups 10261,526 192 53,445
Total 12406,232 219
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI