Hubungan Antara Kompetensi Sosial dengan Prestasi …...Kompetensi sosial mempunyai peran penting...

24
PENDAHULUAN Pendidikan merupakan upaya manusia dewasa membimbing manusia yang belum dewasa menuju kedewasaan (Langeveld, 1955 dalam Kartono, 1997). Pada hakikatnya pendidikan mengupayakan penyiapan anak didik untuk menghadapi dan berperan dalam lingkungan hidup yang selalu berubah dengan cepat dan pluralistik. Perubahan lingkungan hidup yang terjadi dengan cepat menuntut peningkatan hasil pendidikan dari segala aspek. Salah satu harapan dari perubahan lingkungan hidup diikuti perkembangan ilmu dan teknologi yang berlangsung cepat adalah memberi sumbangan positif bagi perkembangan prestasi anak didik di masa depan. Realitas yang ada banyak orang tidak dapat memenuhi kebutuhannya dalam keterampilan mengembangkan kontak dengan orang lain ketika terjadi perubahan lingkungan hidup. Saat memasuki kondisi ini individu memasuki proses penyesuaian atas pengetahuan, sikap dan tingkah laku yang tepat untuk dapat beradaptasi terhadap situasi fisik dan situasi sosial kultural yang berbeda dari sebelumnya. Ketika individu tidak mampu menemukan adaptasinya yang tepat, selanjutnya akan berefek pada pembatasan untuk memasuki lintasan perkembangannya (Zakaria, 2004). Apabila kondisi ketidakmampuan beradaptasi dialami pada anak didik dan berlangsung secara terus-menerus dalam proses belajar, tentu akan sangat berpengaruh bagi prestasi belajarnya. Sebagaimana ketika seorang mahasiswa baru memulai fase pendidikan formal, pada saat bersamaan sisi perkembangan psikologisnya memasuki suatu langkah hidup yang baru sebagai orang dewasa sehingga menimbulkan konflik penyesuaian diri yang tidak disadari oleh para mahasiswa baru. Setelah mereka berhasil diterima di fakultas yang diinginkan, usahanya menjadi kendor (Enwistle & Wilson dalam Sukadji, 2000). 1

Transcript of Hubungan Antara Kompetensi Sosial dengan Prestasi …...Kompetensi sosial mempunyai peran penting...

Page 1: Hubungan Antara Kompetensi Sosial dengan Prestasi …...Kompetensi sosial mempunyai peran penting terhadap prestasi akademik seseorang, termasuk mahasiswa. Sehubungan dengan itu, pada

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan upaya manusia dewasa membimbing manusia

yang belum dewasa menuju kedewasaan (Langeveld, 1955 dalam Kartono,

1997). Pada hakikatnya pendidikan mengupayakan penyiapan anak didik

untuk menghadapi dan berperan dalam lingkungan hidup yang selalu

berubah dengan cepat dan pluralistik.  Perubahan lingkungan hidup yang

terjadi dengan cepat menuntut peningkatan hasil pendidikan dari segala

aspek. Salah satu harapan dari perubahan lingkungan hidup diikuti

perkembangan ilmu dan teknologi yang berlangsung cepat adalah memberi

sumbangan positif bagi perkembangan prestasi anak didik di masa depan.

Realitas yang ada banyak orang tidak dapat memenuhi kebutuhannya dalam

keterampilan mengembangkan kontak dengan orang lain ketika terjadi

perubahan lingkungan hidup. Saat memasuki kondisi ini individu memasuki

proses penyesuaian atas pengetahuan, sikap dan tingkah laku yang tepat

untuk dapat beradaptasi terhadap situasi fisik dan situasi sosial kultural yang

berbeda dari sebelumnya. Ketika individu tidak mampu menemukan

adaptasinya yang tepat, selanjutnya akan berefek pada pembatasan untuk

memasuki lintasan perkembangannya (Zakaria, 2004).

Apabila kondisi ketidakmampuan beradaptasi dialami pada anak didik

dan berlangsung secara terus-menerus dalam proses belajar, tentu akan

sangat berpengaruh bagi prestasi belajarnya. Sebagaimana ketika seorang

mahasiswa baru memulai fase pendidikan formal, pada saat bersamaan sisi

perkembangan psikologisnya memasuki suatu langkah hidup yang baru

sebagai orang dewasa sehingga menimbulkan konflik penyesuaian diri yang

tidak disadari oleh para mahasiswa baru. Setelah mereka berhasil diterima di

fakultas yang diinginkan, usahanya menjadi kendor (Enwistle & Wilson

dalam Sukadji, 2000).

1  

Page 2: Hubungan Antara Kompetensi Sosial dengan Prestasi …...Kompetensi sosial mempunyai peran penting terhadap prestasi akademik seseorang, termasuk mahasiswa. Sehubungan dengan itu, pada

Kesulitan belajar berkaitan dengan kesulitan bertingkah laku

sebagaimana kesulitan dalam mengembangkan kompetensi sosial sebagai

problem mendasar bagi para anak didik yang mengalami kesulitan belajar.

Weissberg (dalam Goleman, 2000) berpendapat bahwa individu yang

kompeten secara sosial mempunyai pengendalian hati yang baik, terampil

dalam menyelesaikan masalah, mempunyai keterlibatan yang intens dengan

teman sebaya, memiliki efektivitas dan popularitas antar pribadi, terampil

dalam mengatasi masalah antar pribadi, terampil dalam mengatasi

kecemasan dan terampil dalam menyelesaikan konflik.

Kompetensi sosial mempunyai peran penting terhadap prestasi

akademik seseorang, termasuk mahasiswa. Sehubungan dengan itu, pada diri

mahasiswa yang dalam perkembangan mengakhiri masa remajanya (Monks,

Knoers dan Haditono, 1988) umumnya mereka mengalami transisi dalam

proses hidupnya. Transisi sosial terjadi ketika seseorang merasa kesepian

karena harus berpisah dengan keluarga maupun tanah kelahirannya,

sementara itu mereka belum menemukan hubungan yang erat dengan teman

sebaya (Santrock, 1999).

Kompetensi sosial merupakan kemampuan, kecakapan atau

ketrampilan individu dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan

dan memberi pengaruh pada orang lain demi mencapai tujuan dalam konteks

sosial tertentu yang disesuaikan dengan budaya, lingkungan, situasi yang

dihadapi serta nilai yang dianut oleh individu (Peterson & Leigh dalam

Gullota dkk, 1990). Menurut Atwater (1992) kemampuan-kemampuan yang

dibutuhkan dalam kompetensi sosial dapat diperoleh melalui proses

belajarnya disekolah sebab proses belajar di sekolah tidak hanya berkaitan

dengan perkembangan intelektual saja (kognitif), tetapi juga perkembangan

sosial dan emosional.

2  

Page 3: Hubungan Antara Kompetensi Sosial dengan Prestasi …...Kompetensi sosial mempunyai peran penting terhadap prestasi akademik seseorang, termasuk mahasiswa. Sehubungan dengan itu, pada

Perguruan Tinggi merupakan lingkungan dimana seorang anak tidak

hanya memperoleh pelajaran akademik, tetapi merupakan tempat anak untuk

memperoleh pengalaman interaksi dan emosional yang memungkinkannya

mengembangkan kompetensi sosialnya (Paavola, 1995). Salah satu

perguruan tinggi adalah Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) yang

merupakan universitas yang menarik disorot karena universitas ini sering

disebut sebagai “Kampus Indonesia Mini”. Sebutan itu diberikan karena

civitas akademikanya berasal dari berbagai daerah di Indonesia (Titaley,

2010). Dengan civitas akademiknya berasal dari berbagai daerah, maka

mahasiwa diharapkan memiliki kemampuan untuk dapat menyesuaikan diri

dengan baik dalam berinteraksi dengan teman dan orang-orang disekitarnya

sehingga memungkinkannya untuk dapat mengembangkan kompetensi

sosialnya.

Universitas Kristen Satya Wacana memiliki cita-cita untuk mencetak

sarjana yang handal baik dalam professional skills maupun humanistic skills

sehingga menjadi calon-calon sarjana yang creative minority. Hal ini berarti

mahasiwa dapat menjadi lulusan yang mampu melakukan kedua hal tersebut

baik secara humanistic skills yaitu mahasiswa yang memiliki kemampuan

menghadirkan diri secara manusiawi dalam kehidupan bermasyarakat yang

turut bertanggung jawab bagi kelangsungan nilai-nilai kemanusiaan dan

kemasyarakatan sedangkan professional skills yaitu mahasiswa yang

memiliki kemampuan profesinya dengan berbekal pengetahuan akademik

yang memadai dalam rangka mengaktualisasikan dirinya di masyarakat

(Rauta, 2008). Dalam hal ini humanistic skills lebih mengarah kepada

kemampuan mahasiswa dalam berperan dan bertanggung jawab dalam

masyarakat, sehingga dapat mengembangkan kompetensi sosialnya

sedangkan professional skills lebih kepada pengaplikasian pengetahuan

akademik yang diperoleh selama ini dalam kehidupan bermasyarakat.

3  

Page 4: Hubungan Antara Kompetensi Sosial dengan Prestasi …...Kompetensi sosial mempunyai peran penting terhadap prestasi akademik seseorang, termasuk mahasiswa. Sehubungan dengan itu, pada

Berdasarkan hasil observasi pada mahasiswa Psikologi UKSW

angkatan 2006, 2007 dan 2008, mahasiswa yang berpartisipasi aktif dalam

lingkungan sosialnya seperti mahasiswa yang mengikuti kegiatan-kegiatan

intra kampus maka ia juga mampu mempunyai prestasi akademik yang

tinggi. Fenomena yang terjadi pada mahasiswa Fakultas Psikologi yaitu

mahasiswa Psikologi angkatan 2010 memperoleh nilai yang rendah. Hal ini

dapat dilihat dari nilai-nilai akhir semester dua tahun ajaran 2010-2011

diperoleh mahasiswa fakultas Psikologi angkatan 2010 yang cenderung

rendah. Nilai-nilai yang rendah itu, dapat dilihat dari nilai-nilai pada

beberapa mata kuliah yang menunjukkan lebih dari setengah angkatan 2010

yang ikut mata kuliah tersebut mendapat nilai di bawah B

(http://siasat.uksw.edu/dosen/print.aspx). Selain mengobservasi, peneliti

melakukan wawancara kepada beberapa mahasiswa angkatan 2007 dan 2010

yang mengalami penurunan dalam prestasi akademik. Hasil wawancara

tersebut didapatkan bahwa alasan mereka sampai mengalami penurunan

dalam prestasi akademik adalah mereka mengalami kesulitan dalam belajar.

Hal ini dapat dilihat cara belajar saat berada di bangku sekolah berbeda

dengan di tempat perkuliahan.

Transisi dari sekolah menengah atas menuju universitas melibatkan

gerakan menuju satu struktur sekolah yang lebih besar dan tidak bersifat

pribadi, interaksi dengan kelompok sebaya dari daerah yang lebih beragam

dan kadang lebih beragam latar belakang etniknya serta peningkatan

perhatian pada prestasi dan penilaian (Belle & Paul, Upcraft & Garner dalam

Santrock, 2002). Tetapi sama halnya dengan transisi dari sekolah dasar

menuju sekolah menengah pertama atau transisi dari sekolah menengah atas

menuju universitas dapat melibatkan hal-hal yang positif. Pelajar mungkin

lebih dewasa, lebih banyak pelajaran yang dapat dipilih, lebih banyak waktu

yang dihabiskan bersama kelompok sebaya, lebih banyak kesempatan untuk

4  

Page 5: Hubungan Antara Kompetensi Sosial dengan Prestasi …...Kompetensi sosial mempunyai peran penting terhadap prestasi akademik seseorang, termasuk mahasiswa. Sehubungan dengan itu, pada

mengekplorasikan berbagai gaya hidup dan nilai-nilai, menikmati

kemandirian yang lebih luas dari pengawasan orang tua dan tertantang secara

intelektual oleh tugas akademik (Santrock, 2002).

Masten & Coastworth (dalam Van Hecke dkk, 2007) menyatakan

bahwa kompetensi sosial memberikan kontribusi positif pada anak terutama

dalam pertemanan anak, kesiapan anak untuk bersekolah dan keberhasilan

akademik anak. Didukung juga oleh hasil penelitian Landsheer dkk (1998),

kompetensi sosial dan prestasi akademik memiliki korelasi positif yang

signifikan dan Caprara, dkk (2000) yang menunjukkan bahwa kompetensi

sosial secara signifikan berkontribusi pada prestasi akademik, sedangkan

Welsh, dkk (2001) dalam hipotesisnya mengatakan bahwa adanya hubungan

yang signifikan antara kompetensi sosial dengan prestasi akademik.

Penelitian Welsh, dkk yang mendukung ini muncul karena dari hasil yang

ditemukan bahwa dengan kompetensi sosial positif berhubungan dengan

prestasi akademik yang tinggi sebaliknya kompetensi sosial negatif

berhubungan dengan prestasi akademik yang rendah. Individu yang memiliki

kompetensi sosial positif dengan ini akan dapat penerimaan sosial yang

positif dan memiliki perilaku prososial yang juga dapat menghasilkan

prestasi akademik yang baik.

Selain itu juga menurut Elksnin dan Elksnin (dalam Adiyanti, 1999)

mengindikasikan bahwa keterampilan sosial berhubungan dengan perilaku

yang mendukung prestasi belajar di sekolah. Bentuk-bentuk perilaku tersebut

misalnya: mendengarkan guru, mengerjakan pekerjaan sekolah dengan baik,

mengikuti aturan-aturan di sekolah, melakukan apa yang diminta oleh guru

dan semua perilaku yang mengikuti aturan kelas. Menurut Green, dkk (dalam

Bursuck & Asher, 1980) menjelaskan hubungan antara prestasi akademik

dan kompetensi sosial yang terjadi di dalam ruangan kelas obesrvasi

5  

Page 6: Hubungan Antara Kompetensi Sosial dengan Prestasi …...Kompetensi sosial mempunyai peran penting terhadap prestasi akademik seseorang, termasuk mahasiswa. Sehubungan dengan itu, pada

(classroom observation data). Mereka menemukan bahwa prestasi

akademik anak-anak berhubungan positif yang signifikan dengan interaksi

teman sebaya. Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Semmel,

Ballard, Sivasailam & Olson (dalam Bursuck & Asher, 1980) bahwa

semakin baik kompetensi sosial seorang guru akan berdampak positif

terhadap prestasi akademik anak didik.

Akan tetapi hasil temuan dari Maassen & Landsheer (2002) dalam

penelitiannya berfokus pada hubungan kompetensi sosial dan keberhasilan

akademik dikatakan memiliki korelasi negatif yang signifikan dikalangan

remaja dari tingkat pendidikan menengah umum terendah di Belanda,

dengan sampel penelitian 157 anak (76 laki-laki dan 81 perempuan) dan usia

berkisar 14 – 17 tahun. Di dapatkan bahwa anak memiliki prestasi pada

pelajaran matematika dan fisika, tetapi kompetensi sosial anak dikatakan

rendah. Jadi, dapat dikatakan bahwa prestasi belajar tinggi dan kompetensi

yang rendah.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti

hubungan antara kompetensi sosial dengan prestasi akademik pada

mahasiswa fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana. Tujuan

peneliti dalam melakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan

positif yang signifikan antara kompetensi sosial dengan prestasi akademik

pada mahasiswa fakultas Psikologi UKSW.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas maka

dapat diidentifikasikan rumusan masalah sebagai berikut: “Adakah hubungan

positif yang signifikan antara kompetensi sosial dengan prestasi akademik

pada mahasiswa fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana” ?

6  

Page 7: Hubungan Antara Kompetensi Sosial dengan Prestasi …...Kompetensi sosial mempunyai peran penting terhadap prestasi akademik seseorang, termasuk mahasiswa. Sehubungan dengan itu, pada

TINJAUAN PUSTAKA

Prestasi Akademik

Prestasi akademik adalah hasil yang diperoleh berupa pengetahuan,

keterampilan, nilai (values) dan sikap yang menetap sehingga

mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas

dalam belajar, sehingga dapat dipakai sebagai ukuran untuk mengetahui

sejauhmana siswa menguasai bahan pelajaran yang diajarkan dan

dipelajarinya. Hasil yang diperoleh melalui proses belajar ini dinyatakan

dengan nilai-nilai (scores), dimana dengan nilai-nilai tersebut dapat dilihat

apakah prestasi akademik siswa tersebut tinggi atau rendah (Syah, 2002).

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Akademik

Menurut Syah (2002), faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi

belajar dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu faktor internal, faktor

eksternal dan faktor pendekatan belajar.

a. Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri

individu, yang meliputi:

1). Aspek fisiologis (yang bersifat jasmaniah)

Kondisi umum jasmani dan tegangan otot yang menandai

tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat

mempengaruhi semangat dan intensitas individu dalam mengikuti

pelajaran. Kondisi jasmani yang tidak mendukung kegiatan belajar,

seperti gangguan kesehatan, cacat tubuh, gangguan penglihatan,

gangguan pendengaran dan lain sebagainya sangat mempengaruhi

7  

Page 8: Hubungan Antara Kompetensi Sosial dengan Prestasi …...Kompetensi sosial mempunyai peran penting terhadap prestasi akademik seseorang, termasuk mahasiswa. Sehubungan dengan itu, pada

kemampuan individu dalam menyerap informasi dan pengetahuan,

khususnya yang disajikan di ruang kelas.

2). Aspek psikologis (yang bersifat rohaniah)

Banyak faktor yang termasuk dalam aspek psikologis yang

dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas perolehan pembelajaran,

yang terdiri dari tingkat intelegensi, sikap, bakat, minat dan motivasi.

a. Intelegensi

Tingkat intelegensi merupakan wadah bagi kemungkinan

tercapainya hasil belajar yang diharapkan. Jika tingkat intelegensi

rendah, maka hasil belajar yang dicapai akan rendah pula. Hasil

belajar individu di sekolah 70% dipengaruhi oleh kemampuan

individu dan 30% dipengaruhi oleh lingkungan. Sehingga tidak

diragukan lagi bahwa tingkat intelegensi individu sangat

menentukan tingkat keberhasilan belajarnya.

b. Sikap

Sikap merupakan gejala internal yang berdimensi afektif

berupa kecenderungan untuk mereaksi dengan cara relatif tetap

terhadap objek, baik secara positif maupun negatif. Sikap individu

yang positif terutama kepada pengajar dan mata pelajaran yang

diterima merupakan tanda yang baik bagi proses belajar individu.

Sebaliknya, sikap negatif yang diiringi dengan kebencian terhadap

pengajar dan mata pelajarannya menimbulkan kesulitan belajar

individu tersebut, sehingga prestasi belajar yang dicapai individu

akan kurang memuaskan.

c. Bakat

Sebagaimana halnya intelegensi, bakat juga merupakan

wadah untuk mencapai hasil belajar tertentu. Secara umum bakat

merupakan kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk

8  

Page 9: Hubungan Antara Kompetensi Sosial dengan Prestasi …...Kompetensi sosial mempunyai peran penting terhadap prestasi akademik seseorang, termasuk mahasiswa. Sehubungan dengan itu, pada

mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Bakat juga

diartikan sebagai kemampuan individu untuk melakukan tugas

tertentu tanpa banyak bergantung pada upaya pendidikan dan

latihan. Peserta didik yang kurang atau tidak berbakat untuk suatu

kegiatan belajar tertentu akan mengalami kesulitan dalam belajar.

d. Minat

Minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau

keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat dapat

mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar individu. Individu

yang menaruh minat besar terhadap bidang studi tertentu akan

memusatkan perhatiannya lebih banyak dari pada individu lainnya,

sehingga memungkinkan individu tersebut untuk belajar lebih giat

dan pada akhirnya mencapai prestasi yang diinginkan.

e. Motivasi

Tanpa motivasi yang besar, peserta didik akan banyak

mengalami kesulitan dalam belajar, karena motivasi merupakan

faktor pendorong kegiatan belajar. Motivasi dapat dibedakan

menjadi dua macam, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi

ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah hal dan keadaan yang berasal

dari dalam diri individu sendiri yang dapat mendorongnya

melakukan tindakan belajar. Adapun motivasi ekstrinsik adalah

hal dan keadaan yang datang dari luar individu yang

mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar. Motivasi yang

dipandang lebih esensial adalah motivasi intrinsik karena lebih

murni dan langgeng serta tidak bergantung pada dorongan atau

pengaruh orang lain.

9  

Page 10: Hubungan Antara Kompetensi Sosial dengan Prestasi …...Kompetensi sosial mempunyai peran penting terhadap prestasi akademik seseorang, termasuk mahasiswa. Sehubungan dengan itu, pada

b. Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri

individu, yang meliputi:

1). Lingkungan Sosial

Lingkungan sosial individu di sekolah adalah para dosen, staf

administrasi dan teman-teman sekelasnya, yang dapat

mempengaruhi semangat belajar individu. Masyarakat, tetangga dan

teman-teman di sekitar perkampungan individu juga termasuk

lingkungan sosial bagi individu. Namun lingkungan sosial yang

lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar individu ialah orang

tua dan keluarga individu itu sendiri. Sifat-sifat orang tua, praktik

pengelolaan keluarga, ketegangan keluarga, semuanya dapat

memberi dampak baik dan buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil

yang dicapai individu.

Kompetensi sosial masuk dalam faktor eksternal yaitu

lingkungan sosial yang mempengaruhi prestasi akademik individu.

Menurut Allen, dkk (1989) mengatakan bahwa interaksi yang positif

dalam proses belajar menunjukkan kemampuan penyesuaian diri

yang baik pada anak didik tersebut sehingga akan mendukung

prestasi belajar yang baik pula. Hal ini berarti bahwa individu yang

mampu berinteraksi positif yang ditunjukkan dengan

kemampuannya penyesuaikan diri dengan baik pada lingkungan

sosialnya seperti para dosen, teman-temannya maupun keluarga

akan dapat mendukung prestasi akademiknya. Jadi dapat dikatakan

bahwa kompetensi sosial memiliki peranan dalam lingkungan sosial

individu meraih prestasi akademik yang baik. Didukung juga oleh

Tunstall (dalam Zsolnai, 1998) dalam penelitiannya mengatakan

bahwa sikap penerimaan positif dari orang lain, partisipasi aktif dan

10  

Page 11: Hubungan Antara Kompetensi Sosial dengan Prestasi …...Kompetensi sosial mempunyai peran penting terhadap prestasi akademik seseorang, termasuk mahasiswa. Sehubungan dengan itu, pada

komunikasi yang efektif dapat membentuk kompetensi sosial

individu.

2). Lingkungan Non Sosial

Lingkungan non sosial ialah gedung sekolah dan letaknya,

rumah tempat tinggal keluarga individu dan letaknya, alat alat

belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan individu.

c. Faktor Pendekatan Belajar

Tercapainya hasil belajar yang baik dipengaruhi oleh

bagaimana aktivitas individu dalam belajar. Faktor pendekatan belajar

adalah jenis upaya belajar individu yang meliputi strategi dan metode

yang digunakan individu untuk melakukan kegiatan pembelajaran

materi-materi pelajaran. Faktor pendekatan belajar sangat

mempengaruhi hasil belajar individu, sehingga semakin mendalam cara

belajar individu maka semakin baik hasilnya.

Kompetensi Sosial

Menurut Peterson & Leigh (Gullota dkk, 1990) menyatakan bahwa

kompetensi sosial adalah kemampuan, kecakapan atau ketrampilan individu

dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan dan memberi pengaruh

pada orang lain demi mencapai tujuan dalam konteks sosial tertentu yang

disesuaikan dengan budaya, lingkungan, situasi yang dihadapi serta nilai

yang dianut oleh individu.

11  

Page 12: Hubungan Antara Kompetensi Sosial dengan Prestasi …...Kompetensi sosial mempunyai peran penting terhadap prestasi akademik seseorang, termasuk mahasiswa. Sehubungan dengan itu, pada

Aspek-aspek Kompetensi Sosial

a. Internal atau Kapasitas Kognitif

Internal atau kapasitas kognitif merupakan hal yang mendasari

ketrampilan sosial dalam menjalin dan menjaga hubungan interpersonal

yang positif. Secara spesifik, internal atau kapasitas kognitif meliputi:

1) Harga diri yang positif adalah dasar perilaku adaptasi sosial yang

memberikan kepercayaan diri untuk menjalin dan mengembangkan

hubungan yang lebih baik dengan lingkungan sosialnya.

2) Internal locus of control adalah kemampuan untuk mengontrol

kehidupannya sendiri dengan membangun inisiatif pribadi dan

mengembangkan kemampuan memimpin dalam hubungan

interpersonal.

3) Sudut pandang sosial merupakan kemampuan untuk mengerti dan

menjadi lebih peka terhadap perasaan, tujuan dan kemampuan orang

lain.

4) Perkembangan moral adalah kemampuan untuk merespon perilaku

prososial, membangun kesadaran tentang kebutuhan orang lain,

memahami dampak dari perbuatan individu yang satu terhadap

individu yang lain dan keinginan mengakomodasikan perilaku

seseorang.

5) Ketrampilan memecahkan masalah interpersonal adalah sebuah

proses perilaku inidividu yang peka terhadap situasi permasalahan

interpersonal, mencari solusi alternatif, merencanakan pencapaian

tujuan interpersonal, menimbang keefektifan konsekuensi dan

apakah konsekuensi itu dapat diterima oleh masyarakat serta

mengamati hubungan sebab akibat dalam hubungan interpersonal.

12  

Page 13: Hubungan Antara Kompetensi Sosial dengan Prestasi …...Kompetensi sosial mempunyai peran penting terhadap prestasi akademik seseorang, termasuk mahasiswa. Sehubungan dengan itu, pada

b. Keseimbangan antara sociability dan individuality

1) Sociability merupakan proses individu untuk terlibat dalam sebuah

kelompok dan menjalin hubungan yang lebih dekat dengan orang

lain.

2) Individuality adalah keinginan untuk menjadi individu yang unik,

berbeda, dan memiliki kebebasan untuk melakukan tindakan.

c. Ketrampilan sosial dengan teman sebaya

Ketrampilan sosial dengan teman sebaya adalah kecakapan inidvidu

dalam menjalin hubungan dengan teman sebaya sehingga tidak

mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan kelompok dan

dapat terlibat dalam kegiatan kelompok teman sebaya.

METODOLOGI PENELITIAN

Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif

dengan menggunakan skala atau angket. Teknik pengambilan sampel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah teknik random sampling yaitu teknik

pengambilan sampel dimana semua individu dalam populasi baik secara

sendiri-sendiri atau bersama-sama diberi kesempatan yang sama untuk

dipilih menjadi anggota sampel (Narbuko & Achmadi, 2007). Jumlah

keseluruhan mahasiswa Fakultas Psikologi angkatan 2009, 2010, 2011

adalah 420 mahasiswa, maka peneliti mengambil 25-30% dari jumlah

populasi (Arikunto, 2003) yaitu 108 mahasiswa yang dijadikan sampel dalam

penelitian ini.

Dalam penelitian ini peneliti membuat alat ukur berupa skala yang

bertujuan untuk mengukur kompetensi sosial mahasiswa Fakultas Psikologi

UKSW. Skala yang digunakan adalah skala kompetensi sosial,

dikembangkan sendiri oleh peneliti berdasarkan aspek-aspek kompetensi

13  

Page 14: Hubungan Antara Kompetensi Sosial dengan Prestasi …...Kompetensi sosial mempunyai peran penting terhadap prestasi akademik seseorang, termasuk mahasiswa. Sehubungan dengan itu, pada

sosial yang dikemukakan oleh Peterson & Leigh (dalam Gullota dkk, 1990).

Jumlah item yang diuji sebanyak 40 item yang terdiri dari 20 item favorable

dan 20 item unfavorable yang disusun secara acak. Skala yang digunakan

adalah skala Likert dengan alternatif jawaban Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S),

Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS). Pemberian skor pada

item favorabel adalah skor 4 untuk jawaban Sangat Sesuai, skor 3 untuk

jawaban Sesuai, skor 2 untuk jawaban Tidak Sesuai dan skor 1 untuk

jawaban Sangat Tidak Sesuai. Sedangkan bagi item unfavorabel, subyek

mendapatkan skor 1 untuk jawaban Sangat Sesuai, skor 2 untuk jawaban

Sesuai, skor 3 untuk jawaban Tidak Sesuai dan skor 4 untuk jawaban Sangat

Tidak Sesuai.

HASIL PENELITIAN

Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan korelasi Pearson

(Product Moment Correlation) yaitu mengkorelasikan antara skor tiap item

dengan skor total instrument, dan dengan metode corrected item-total

correlation. Pengujian tersebut diproses dengan menggunakan bantuan

program komputer SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 17.

Berdasarkan hasil uji validitas skala kompetensi sosial, terdapat 19

item valid dan terdapat 21 item gugur yaitu item nomor 2, 3, 5, 6, 7, 8, 11,

12, 13, 14, 17, 19, 20, 21, 23, 24, 31, 32, 33, 37, 40. Pada skala ini uji

validitas dilakukan sebanyak 4 kali sampai tidak ditemukan lagi item gugur.

Dari hasil uji reliabilitas setelah 21 item gugur, diperoleh koefisien

Alpha Cronbach sebesar 0,814. Menurut Azwar (1999) jika koefisien Alpha

Cronbach lebih dari 0,8 maka menunjukkan bahwa reliabilitas alat ukur

termasuk dalam kategori yang layak digunakan sebagai alat ukur dalam

penelitian. Dengan demikian skala kompetensi sosial dikatakan reliabel.

14  

Page 15: Hubungan Antara Kompetensi Sosial dengan Prestasi …...Kompetensi sosial mempunyai peran penting terhadap prestasi akademik seseorang, termasuk mahasiswa. Sehubungan dengan itu, pada

Dari hasil perhitungan uji normalitas diperoleh nilai Kolmogorov-

Smirnov Z kompetensi sosial dari mahasiswa Fakultas Psikologi UKSW

adalah 1,400 dengan nilai signifikansi 0,040. Sedangkan nilai Kolmogorov-

Smirnov Z prestasi akademik dari mahasiswa Fakultas Psikologi UKSW

adalah 0,821 dengan nilai signifikansi 0,510. Dari data tersebut bisa dilihat

bahwa nilai signifikansi untuk variabel kompetensi sosial kurang dari 0,05

sehingga data kompetensi sosial tidak berdistribusi normal, sedangkan untuk

variabel prestasi akademik nilai signifikansinya lebih dari 0,05 sehingga

data prestasi akademik dapat dinyatakan berdistribusi normal.

Uji linieritas dilakukan untuk menguji integritas hubungan data yaitu

variabel bebas dan variabel tergantung. Hasil dari Uji linieritas yang

digunakan dalam penelitian ini menunjukkan nilai Fbeda = 1,285 dengan nilai

signifikansi 0,206. Karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (0,206 >

0,05) maka dapat disimpulkan bahwa hubungan kedua variabel tersebut

liniear.

Untuk menentukan kategori kompetensi sosial, maka akan

diklasifikasikan menjadi 5 kategori, yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang,

rendah dan sangat rendah. Berdasarkan klasifikasi tersebut didapatkan hasil

bahwa kompetensi sosial mahasiswa Fakultas Psikologi UKSW berada

dalam kategori tinggi sebanyak 75% dengan jumlah responden sebanyak 81

responden. Pada kategori sangat tinggi 13,9% dengan jumlah responden

sebanyak 15 orang, serta 11,1% berada pada kategori sedang dengan jumlah

responden sebanyak 12 orang. Skor kompetensi sosial mahasiswa Fakultas

Psikologi UKSW bergerak dari skor minimal 47 sampai skor maksimal 74

dengan nilai rata-rata 58,67 dan standar deviasi 5,211.

Untuk menentukan kategori prestasi akademik, maka akan

diklasifikasikan menjadi 5 kategori, yaitu terpuji, sangat memuaskan,

memuaskan, baik dan kurang. Berdasarkan klasifikasi tersebut didapatkan

15  

Page 16: Hubungan Antara Kompetensi Sosial dengan Prestasi …...Kompetensi sosial mempunyai peran penting terhadap prestasi akademik seseorang, termasuk mahasiswa. Sehubungan dengan itu, pada

hasil bahwa prestasi akademik mahasiswa Fakultas Psikologi UKSW berada

dalam kategori sangat memuaskan sebanyak 53,70% dengan jumlah

responden sebanyak 58 responden. Pada kategori terpuji 10,19% dengan

jumlah responden sebanyak 11 orang, 29,63% berada pada kategori

memuaskan dengan jumlah responden sebanyak 32 responden dan 6,48%

berada pada kategori baik dengan jumlah responden sebanyak 7 responden.

Skor prestasi akademik mahasiswa Fakultas Psikologi UKSW bergerak dari

skor minimal 2,35 sampai skor maksimal 3,79 dengan nilai rata-rata IPK

sebesar 3,12 dan standar deviasi 0,309.

Berdasarkan hasil analisis menggunakan uji korelasi Spearman karena

salah satu variabel yaitu variabel kompetensi sosial tidak berdistribusi

normal (Wahyono, 2009), didapatkan hasil bahwa hubungan antara

kompetensi sosial dengan prestasi akademik menunjukkan koefisien korelasi

sebesar 0,096 dan signifikan sebesar 0,162 dengan p > 0,05, berarti tidak ada

hubungan positif yang signifikan antara kompetensi sosial dengan prestasi

akademik pada mahasiswa Fakultas Psikologi UKSW. Dengan demikian, H0

diterima dan H1 ditolak.

PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Berdasarkan hasil pengujian antara variabel penelitian menunjukkan

korelasi koefisien Spearman (rho) sebesar 0,096 dengan signifikansi 0,162

(p > 0,05) maka diperoleh hasil penelitian yang menunjukkan bahwa tidak

ada hubungan positif yang signifikan antara kedua variabel tersebut. Dengan

munculnya hasil tersebut maka 1H ditolak dan 0H diterima.

Tidak adanya hubungan positif yang signifikan antara kompetensi

sosial dengan prestasi akademik mahasiswa Fakultas Psikologi UKSW

dimungkinkan karena ada faktor yang memengaruhi prestasi akademik yaitu

16  

Page 17: Hubungan Antara Kompetensi Sosial dengan Prestasi …...Kompetensi sosial mempunyai peran penting terhadap prestasi akademik seseorang, termasuk mahasiswa. Sehubungan dengan itu, pada

faktor internal (dari dalam diri individu) dan faktor eksternal (dari luar diri

individu).

Faktor internal yang memengaruhi prestasi akademik adalah tingkat

intelegensi, sikap, minat dan motivasi. Pertama yaitu tingkat intelegensi yang

merupakan wadah bagi kemungkinan tercapainya hasil belajar yang

diharapkan. Menurut Syah (2002), jika tingkat intelegensi rendah maka hasil

belajar yang dicapai akan rendah pula. Sehingga tidak diragukan lagi bahwa

tingkat intelegensi individu sangat menentukan tingkat keberhasilannya.

Menurut hasil wawancara terhadap mahasiswa Fakultas Psikologi,

didapatkan bahwa beberapa dari mahasiswa Fakultas Psikologi pernah

melakukan pemeriksaan kecerdasan, dengan tingkat intelegensinya rata-rata

(IQ berkisar 90–109 berdasarkan klasifikasi Tes WAIS).

Mahasiswa yang ingin mendapatkan hasil belajar yang baik, maka yang

harus diperhatikan adalah proses belajar yang berlangsung. Sebab proses

belajar yang dilakukan mahasiswa merupakan kunci keberhasilan belajar.

Menurut Biggs dan Telfer (dalam Dimyati dan Mudjiono, 2006) menjelaskan

proses belajar di ranah kognitif tentang hal pengolahan, penyimpanan, dan

penggunaan kembali pesan. Proses belajar terdiri dari proses pemasukan

(input processes), proses pengolahan kembali hasil (output processes), dan

proses penggunaan kembali (activation processes). Dalam kehidupan

sebenarnya tidak berarti bahwa semua proses tersebut berjalan lancar. Ada

mahasiswa yang mengalami kesukaran dalam proses penerimaan, akibatnya,

proses-proses penguatan, pengolahan, penyimpanan, dan penggunaan akan

terganggu. Ada mahasiswa yang mengalami kesukaran dalam proses

penyimpanan. Akibatnya proses penggunaan hasil belajar terganggu. Adanya

gangguan proses belajar tersebut, akan menghasilkan hasil belajar yang

kurang baik.

17  

Page 18: Hubungan Antara Kompetensi Sosial dengan Prestasi …...Kompetensi sosial mempunyai peran penting terhadap prestasi akademik seseorang, termasuk mahasiswa. Sehubungan dengan itu, pada

Faktor internal yang kedua adalah sikap. Sikap merupakan dimensi

afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi dengan cara relatif tetap

terhadap objek, baik secara positif maupun negatif. Setiap mahasiswa

memiliki kemampuan memberikan penilaian tentang sesuatu yang dapat

membawa diri sesuai dengan penilaian. Mahasiswa memperoleh kesempatan

belajar, meskipun demikian mahasiswa dapat menerima, menolak atau

mengabaikan kesempatan belajar tersebut (Dimyati dan Mudjiono, 2006).

Menurut hasil wawancara terhadap mahasiswa Fakultas Psikologi,

didapatkan bahwa sikap mahasiwa dalam memperoleh prestasi akademik

yang baik adalah disiplin dalam belajar, serius mendengarkan, berpartisipasi

aktif dalam proses belajar mengajar.

Faktor internal yang ketiga yaitu minat, yang merupakan

kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar

terhadap sesuatu. Mahasiswa yang menaruh minat yang besar terhadap

bidang studi tertentu akan memusatkan perhatiannya lebih banyak, sehingga

memungkinkan mahasiswa tersebut untuk belajar lebih giat dan pada

akhirnya mencapai prestasi yang diinginkan. Menurut hasil wawancara

terhadap mahasiswa Fakultas Psikologi, didapatkan bahwa mahasiswa yang

memilih masuk ke Fakultas Psikologi berarti mahasiswa tersebut memiliki

minat yang besar terhadap bidang studi Psikologi sehingga mahasiswa

tersebut dapat memusatkan perhatiannya dan belajar lebih giat untuk

mencapai prestasi yang tinggi. Sama hal juga ketika mahasiswa menyukai

mata pelajaran yang didapatkan, maka mahasiswa tersebut akan memiliki

keinginan yang besar pada mata pelajaran tersebut.

Faktor internal yang terakhir yaitu motivasi. Motivasi merupakan

faktor pendorong kegiatan belajar. Tanpa motivasi yang besar, mahasiswa

akan mengalami kesulitan dalam belajar. Menurut Dimyati dan Mudjiono

18  

Page 19: Hubungan Antara Kompetensi Sosial dengan Prestasi …...Kompetensi sosial mempunyai peran penting terhadap prestasi akademik seseorang, termasuk mahasiswa. Sehubungan dengan itu, pada

(2006), lemahnya motivasi atau tiadanya motivasi belajar akan melemahkan

kegiatan belajar. Oleh karena itu, motivasi belajar pada diri mahasiswa perlu

diperkuat terus menerus, agar mahasiswa memiliki motivasi belajar yang

kuat, sehingga dapat terciptanya suasana belajar yang menggembirakan.

Menurut hasil wawancara terhadap mahasiswa Fakultas Psikologi,

didapatkan bahwa mahasiswa Fakultas Psikologi memiliki motivasi yang

besar dalam hal belajar. Karena bagi mahasiswa sendiri, motivasi belajar

mempunyai peranan yang besar dalam menumbuhkan semangat pada

mahasiwa untuk belajar, sehingga dapat menghasilkan prestasi yang

memuaskan. Selain itu mahasiswa juga tetap fokus dalam belajar walaupun

ada mata kuliah yang dirasakan sulit bagi mereka.

Ada juga faktor eksternal (dari luar diri individu) yang memengaruhi

prestasi akademik adalah lingkungan non sosial. Menurut Syah (2002)

lingkungan non sosial meliputi gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat

tinggal keluarga individu dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan

waktu belajar yang digunakan individu. Berdasarkan observasi, wawancara

dan pengalaman peneliti, lingkungan non sosial yang meliputi gedung

perkuliahan dan letaknya sangat strategis, jarak dari tempat tinggal dengan

kampus yang juga dekat, serta fasilitas yang digunakan untuk menunjang

kegiatan belajar di kelas juga lengkap seperti adanya OHP, sudah

menggunakan LCD untuk presentasi, selain itu juga fasilitas perpustakaan

dengan dilengkapi buku-buku yang dapat bermanfaat dalam proses belajar

pada mahasiswa.

Tingkat kompetensi sosial yang diperoleh mahasiswa Fakultas

Psikologi angkatan 2009, 2010, 2011 UKSW tergolong kategori tinggi.

Menurut Welsh & Bierman (1998), anak yang memiliki kompetensi sosial

tinggi adalah anak yang memiliki kemampuan untuk menerima orang lain

19  

Page 20: Hubungan Antara Kompetensi Sosial dengan Prestasi …...Kompetensi sosial mempunyai peran penting terhadap prestasi akademik seseorang, termasuk mahasiswa. Sehubungan dengan itu, pada

dalam segala hal, mampu bekerja sama, ramah, dan suka menolong. Selain

itu juga Peterson & Leigh berpendapat bahwa anak yang memiliki

kompetensi sosial yang tinggi berarti anak tersebut memiliki harga diri yang

positif, mampu mengontrol kehidupannya sendiri (internal locus of control),

memiliki kemampuan untuk mengerti dan peka terhadap orang lain,

kemampuan untuk merespon perilaku prososial, dapat memecahkan masalah

interpersonal, menjadi individu yang unik dan terlibat dalam kelompok, serta

kecakapan menjalin hubungan yang baik dengan teman sebaya (Gullota dkk,

1990).

Menurut pengamatan peneliti, mahasiswa Fakultas Psikologi aktif

mengikuti kegiatan-kegiatan yang diadakan baik dari Fakultas Psikologi

maupun kegiatan di aras Universitas. Kegiatan-kegiatan yang dimaksud

seperti mengikuti seminar-seminar, baik itu seminar nasional maupun

seminar internasional, melakukan penelitian atau karya tulis ilmiah, bahkan

kegiatan bakti sosial. Melalui kegiatan-kegiatan tersebut, mahasiswa dapat

melatih kemampuannya untuk dapat menjalin hubungan interaksi dengan

orang lain, mengerti dan peka terhadap orang lain, merespon perilaku

prososial, serta terlibat dalam kelompok sehingga hal ini dapat meningkatkan

kompetensi sosial setiap mahasiswa. Dengan demikian, dari hasil yang

didapatkan bahwa tingkat kompetensi sosial mahasiswa Fakultas Psikologi

tergolong tinggi karena mahasiswa aktif mengikuti kegiatan-kegiatan

tersebut.

Peneliti tidak menemukan hasil penelitian sebelumnya yang

mendukung hasil penelitian yang didapatkan bahwa tidak ada hubungan

positif yang signifikan antara kompetensi sosial dengan prestasi akademik.

Untuk itu peneliti melihat satu satu aspek dari kompetensi sosial yang tidak

mempunyai hubungan yang signifikan dengan prestasi akademik. Salah satu

20  

Page 21: Hubungan Antara Kompetensi Sosial dengan Prestasi …...Kompetensi sosial mempunyai peran penting terhadap prestasi akademik seseorang, termasuk mahasiswa. Sehubungan dengan itu, pada

aspek kompetensi sosial tersebut yaitu harga diri. Menurut Bachman &

O’Malley, Emamzadeh, Maruyama, dkk (dalam Naderi dkk, 2009) yang

mengatakan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara harga diri dan

prestasi akademik. Hal ini sependapat dengan Pullmann & Allik (dalam

Naderi dkk, 2009) mengungkapkan bahwa harga diri rendah umumnya tidak

selalu menandakan prestasi akademik yang buruk. Hal ini dikarenakan

seseorang yang dengan kapasitas akademik yang terbatas, mengimbangi

kekurangan akademiknya dengan mengangkat harga dirinya.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa

tidak ada hubungan positif yang signifikan antara kompetensi sosial dengan

prestasi akademik mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya

Wacana. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa kompetensi sosial tidak

memberikan kontribusi terhadap prestasi akademik. Ditunjukkan dengan

korelasi r = 0,096 dengan signifikansi 0,162 (p > 0,05).

Kategorisasi hasil pengukuran skala kompetensi sosial dengan

prestasi akademik memperoleh jumlah atau skor untuk kompetensi sosial

sebesar 75% berada pada kategori tinggi. Sedangkan untuk prestasi

akademik sebesar 53,70% berada pada kategori sangat memuaskan dengan

rata-rata IPK yang diperoleh sebesar 3,12.

21  

Page 22: Hubungan Antara Kompetensi Sosial dengan Prestasi …...Kompetensi sosial mempunyai peran penting terhadap prestasi akademik seseorang, termasuk mahasiswa. Sehubungan dengan itu, pada

Saran

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan, dan kesimpulan yang telah

dikemukakan, maka peneliti mengajukan saran-saran sebagai berikut:

1. Bagi Subyek Penelitian

Bagi subyek penelitian yang memiliki kompetensi sosial yang tinggi,

diharapkan agar dapat terus mempertahankan kompetensi sosialnya

yang nanti akan dapat berguna untuk membangun dan memelihara

hubungan interaksi yang baik dalam lingkungan pendidikan,

lingkungan masyarakat maupun lingkungan keluarga. Untuk prestasi

akademik yang dikatakan sangat memuaskan,diharapkan dapat

mempertahankan dan meningkatkan prestasi akademiknya.

2. Fakultas Psikologi UKSW

Bagi Fakultas Psikologi UKSW disarankan untuk meningkatkan lagi

kegiatan-kegiatan yang lebih bermanfaat bagi mahasiswa dalam

mengembangkan kompetensi sosial dengan mengadakan seminar

nasional maupun internasional, melakukan penelitian-penelitian antar

mahasiswa bersama dengan dosen, serta melaksanakan kegiatan bakti

sosial. Karena melalui kegiatan-kegiatan tersebut dapat berguna

dalam mengembangkan kompetensi sosial mahasiswa.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik melakukan dan

mengembangkan penelitian yang sama diharapkan memperhatikan

dan menggali faktor lain yang dapat memengaruhi prestasi akademik

seseorang, seperti faktor psikologis yang meliputi intelegensi, sikap,

bakat, minat, motivasi, faktor dari lingkungan maupun faktor

pendekatan belajar.

22  

Page 23: Hubungan Antara Kompetensi Sosial dengan Prestasi …...Kompetensi sosial mempunyai peran penting terhadap prestasi akademik seseorang, termasuk mahasiswa. Sehubungan dengan itu, pada

DAFTAR PUSTAKA

Adiyanti, M.G. (1999). Skala ketrampilan sosial. Laporan penelitian. Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada.

Arikunto, S. (2003). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek. Jakarta: PT Renika Cipta.

Atwater, E. (1992). Andolescence (3rd ed). New Jersey: Prentice Hall.

Azwar, S. (1999). Penyusunan skala psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Bursuck, W. D., & Asher, S. R. (1986). The relationship between social competence and achievement in elementary school children. Journal of Clinical Child Psychology, 15, 1, 41-49.

Caprara, Barbaranelli, Pastoreli, Bandura & Zimbardo. (2000). Social adjustment and academic achievement: A predictive model for students with diverse academic and behavior competencies. Research brief. Retrieved from http://business.highbeam.com/137854/article-1P3-1294353731/social-adjustment-and-academic-achievement-predictive.

Dimyati & Mudjiono. (2006). Belajar dan pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Goleman, D. (2000). Kecerdasan emosi untuk mencapai prestasi, terjemahan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Gullotta, T.P., Adams, G.R., & Montemayor, R. (Series Volume 3).(1990). Developing social competency in adolescence. California: Sage Publications, Inc.

Kartono, K. (1997). Tinjauan politik mengenai sistem pendidikan nasional. Beberapa kritik dan sugesti. Jakarta: PT. Pradnya Paramita.

Maassen, G.H., & Landsheer, J.A. (2001). Peer-perceived social competence and academic achievement of low-level educated young adolescents. Social Behavior and Personality, 28, 29-40.

Monks, F.J., Knoers, A.M.P., & Haditono, S.R. (1988). Psikologi perkembangan pengantar dalam berbagai bagiannya. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Naderi, H., Abdullah, R., Aizan, H.T., Sharir, J., & Kumar. V. (2009). Self Esteem, gender and academic achievement of undergraduate students.

23  

Page 24: Hubungan Antara Kompetensi Sosial dengan Prestasi …...Kompetensi sosial mempunyai peran penting terhadap prestasi akademik seseorang, termasuk mahasiswa. Sehubungan dengan itu, pada

24  

American Journal of Scientific Research. ISSN 1450-223X Issue 3, pp. 26-37.

Narbuko, C. & Achmadi, A. (2007). Metodologi penelitian. Jakarta: Bumi Aksara.

Paavola, J.C. (1995). Health services in the schools: building interdisciplinary partnerships. Washington DC: American Psychological Association.

Rauta, U. (2008). Program pengenalan mahasiswa baru. Salatiga: UKSW.

Santrock, J.W. (1999). Life span development. Boston: McGraw Hill College.

Santrock, J.W. (2002). Life span development. Jilid II. Boston: McGraw Hill College.

Sukadji, S. (2000). Psikologi pendidikan dan psikologi sekolah. Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.

Syah, M. (2002). Psikologi pendidikan dengan pendekatan baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Titaley, J. (2010). Selamat datang di kampus indonesia mini. Fokus UKSW: Salatiga. Retrieved from http://www.uksw.edu/id.php/info/detail/type/fokus/stamp/1281949024.

Van Hecke, A.V., Mundy, P.C., Acra, C.F., Block, J.J., Delgado, C.E.F., Parlade, M.V., Meyer, J.A., Neal, A.R., & Pomares, Y.B. (2007). Infant join attention, temperament, and social competence in preschool. Child development, 78, 53-69.

Wahyono, T. (2009). 25 Model analisis statistika dengan SPSS 17. Memahami teknik analisis statistik secara sistematis dan praktis. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Welsh, M., Parke, R.D., Widaman, K., & O’Neil, R. (2001). Linkages between children’s social and academic competence: A longitudinal analysis. Journal of school Psychology, 39, 6, 463-481.

Zakaria, H. (2004). Hubungan antara kompetensi sosial dan kecerdasan emosi dengan prestasi akademik pada mahasiswa tahun pertama. Tesis master yang tidak dipublikasikan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.