Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang Tua...

138
Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang Tua Terhadap Risiko Perilaku Bullying Santri di Pesantren Assanusi Cirebon Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) Oleh : Silvia Rahmawati 1111104000002 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2016 M / 1437 H

Transcript of Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang Tua...

Page 1: Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang Tua …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33434/1/Silvia... · Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang

Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang Tua Terhadap

Risiko Perilaku Bullying Santri di Pesantren Assanusi Cirebon

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)

Oleh :

Silvia Rahmawati

1111104000002

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2016 M / 1437 H

Page 2: Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang Tua …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33434/1/Silvia... · Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang
Page 3: Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang Tua …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33434/1/Silvia... · Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang

iii

THE FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES

SCHOOL OF NURSING

SYARIF HIDAYATULLAH STATE ISLAMIC UNIVERSITY OF JAKARTA Undergraduate Thesis, January 2016

Silvia Rahmawati, NIM 1111104000002

The Correlation Between Separation Anxiety With Parents Against the Risk of

Bullying Behavior of Students in Boarding Assanusi Cirebon

xvii + 87 Pages + 11 Tables + 2 Charts + 7 Attachment

ABSTRACT

Separation Anxiety is supposed to be a situation in which individuals become fearful and

anxious while being away from their parents. Individuals who experience severe anxiety due

to separation with parents at risk to commit acts of bullying.

The purpose of this research was to determine the correlation between separation anxiety

with parents against the risk of bullying behavior of students in Boarding Assanusi Cirebon.

The sample in this research as many as 123 students aged 12 -15 years. Research stratified

random sampling method. This type of research is quantitative descriptive analysis design

with approach cross – sectional. Collecting data using questionnaires separation anxiety and

the risk of bullying behavior. The test results showed the reliability of research instrument

of 0.844 for separation anxiety and 0.940 to the risk of bullying behavior. Results from the

study showed that the majority of respondents experiencing high anxiety at 63.4% and has a

high risk of bullying behavior amounted to 52.0%. Statistical test results using spearman

rank test showed exist a weak relationship between separation anxiety with parents against

the risk of bullying behavior of students in boarding assanusi cirebon (P= value = <0.001)

with value r = 0.352. It means that the higher an anxiety then the higher risk of bullying

behavior. Based on the results of this research can be input for a nanny or caretaker for more

attention to students who experience anxiety in order not to happen action of bullying.

Key word : Teens, Separation Anxiety, Bullying, Boarding schools

Reference : 57 (2005 – 2014)

Page 4: Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang Tua …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33434/1/Silvia... · Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang

iv

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Skripsi, Januari 2016

Silvia Rahmawati, NIM : 1111104000002

Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan dengan Orang Tua Terhadap Risiko

Perilaku Bullying Santri di Pesantren Assanusi Cirebon

xvii + 87 Halaman + 11 Tabel + 2 Bagan + 7 Lampiran

ABSTRAK

Kecemasan berpisah merupakan suatu keadaan dimana individu menjadi takut dan cemas

saat berada jauh dari orang tuanya. Individu yang mengalami kecemasan berat akibat

berpisah dengan orang tua memiliki risiko untuk melakukan tindakan bullying.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara kecemasan perpisahan dengan

orang tua terhadap risiko perilaku bullying santri di Pesantren Assanusi Cirebon. Sampel

dalam penelitian ini sebanyak 123 santri usia 12 – 15 tahun. Metode penelitian stratified

random sampling. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain analisis deskriptif

dengan pendekatan cross-sectional. Pengumpulan data menggunakan kuesioner kecemasan

berpisah dan risiko perilaku bullying. Hasil uji instrumen penelitian didapatkan hasil

reliabilitas sebesar 0,844 untuk kecemasan berpisah dan 0,940 untuk risiko perilaku

bullying. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden mengalami

kecemasan tinggi sebesar 63,4 % dan memiliki risiko perilaku bullying tinggi sebesar 52,0

%. Hasil uji statistik menggunakan uji spearman rank menunjukkan adanya hubungan yang

lemah antara kecemasan perpisahan dengan orang tua terhadap risiko perilaku bullying

santri di pesantren assanusi cirebon (p value = <0,001) dengan nilai r = 0,352. Ini artinya

bahwa semakin tinggi kecemasan maka semakin tinggi risiko perilaku bullying. Berdasarkan

hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi pengasuh atau pengurus agar lebih

memperhatikan santri yang mengalami kecemasan agar tidak terjadi tindakan bullying.

Kata kunci: Remaja, Kecemasan Berpisah, Bullying, Pesantren

Referensi : 57 (Tahun 2005 – 2014)

Page 5: Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang Tua …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33434/1/Silvia... · Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang

v

Page 6: Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang Tua …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33434/1/Silvia... · Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang

vi

Page 7: Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang Tua …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33434/1/Silvia... · Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang

vii

Page 8: Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang Tua …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33434/1/Silvia... · Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang

viii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Silvia Rahmawati

Tempat, Tanggal lahir : Indramayu, 31 Mei 1993

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : JL. Raya Sliyeg No.70 RT/RW 003/001 Desa Sliyeg

Kecamatan Sliyeg Kabupaten Indramayu Jawa Barat

No. HP : 085295636516

E-mail : [email protected]

Fakultas / Jurusan : Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Program Studi Ilmu Keperawatan

Riwayat Pendidikan :

1. TK Pipit Sliyeg Indramayu (1997-1999)

2. SD Negri 1 Sliyeg Indramayu (1999-2005)

3. Mts Negri Ciwaringin Cirebon (2005-2008)

4. MAN Model Ciwaringin Cirebon (2008-2011)

5. Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta (2011 – 2016)

Page 9: Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang Tua …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33434/1/Silvia... · Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang

ix

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Sholawat serta salam senantiasa terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, karena

perantara beliaulah kita selaku umatnya saat ini dapat mengetahui yang mana hak dan

bathil. Puji syukur atas nikmat dan kebesaran-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul “Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang Tua

Terhadap Risiko Perilaku Bullying Santri Di Pesantren Assanusi Cirebon”.

Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis menemukan cukup banyak hambatan dan

kesulitan, sehingga dalam penulisan ini penulis mendapatkan bantuan dari berbagai pihak,

baik secara langsung maupun tidak langsung, sehingga penulisan skripsi dapat

terselesaikan.

Oleh sebab itu, pada kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan terima kasih

yang sedalam – dalamnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA, selaku Rektor Universitas Islam Negri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Dr Arief Sumantri S.KM, M.Kes selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 10: Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang Tua …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33434/1/Silvia... · Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang

x

3. Ibu Maulina Handayani, S.Kp,M.Sc selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan

dan selaku Dosen Pembimbing Akademik yang selalu memberikan pengarahan dan

motivasi selama proses pendidikan di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Ibu Errnawati, S.Kp,M.Kep, Sp.KMB selaku Sekertaris Program Studi Ilmu

Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

5. Ibu Ns. Eni Nur’aini Agustini, S.Kep, M.Sc, selaku Dosen Pembimbing 1 saya yang

telah mencurahkan waktu dan pemikirannya untuk memberikan bimbingan,

petunjuk, dan nasehat kepada penulis demi terselesaikannya penulisan skripsi ini.

6. Ibu Ratna Pelawati, S.Kp, M.Biomed sebagai Dosen Pembimbing 2 saya yang tidak

kenal lelah memberikan waktu luang dan masukan-masukan yang berharga demi

terselesaikannya penulisan skripsi ini.

7. Segenap Staf Pengajar dan Karyawan di lingkungan Program Studi Ilmu

Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmunya kepada saya selama

duduk dibangku kuliah.

8. K.H Ali Munir, selaku pengasuh Pesantren Assanusi Cirebon yang telah memberikan

izin kepada penulis dalam melakukan proses penelitian kepada santri-santri.

9. Santri putra dan putri yang duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama yang telah

bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.

10. Ucapan terima kasihku yang teristimewa kepada ayahanda H. Zainuddin Dimyati,

S.Ag dan Ibunda tercinta Hj. Kasparih yang selalu mendoakan anaknya serta

Page 11: Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang Tua …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33434/1/Silvia... · Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang

xi

memberikan dorongan baik materi maupun moril dan kakak saya Saatun Hariyanti,

S.E dan suami, Herry Setiawan, S.H.I dan istri, dan keponakan saya Wildan Pratama

Hariyanto dan Elizia Kanza Setiawan yang selalu memberikan support dan doa.

11. Ns. Ari Nur Husaini, S.Kep, yang selalu memberikan inspirasi, menghibur, memberi

masukan, dan semangat kepada penulis.

12. Sahabatku Nur Triningtyas Putri, S.Kep, Diza Liane Sahputri, S.Kep, Rizka

Nazhriyah, Inayati Salsabila, Widiany, Amanda, Azmi, Devi, Yoyoh

Rokayah,Ahmad Ogi Priadi, S.Kom yang selalu menemani dan memberi dukungan.

13. Seluruh teman-teman angkatan 2011 yang telah banyak membantu selama menjadi

mahasiswa di PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna, namun

penulis berharap hasil karya ini dapat bermanfaat bagi yang memerlukan.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Ciputat, Januari 2016

Silvia Rahmawati

Page 12: Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang Tua …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33434/1/Silvia... · Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang

xii

DAFTAR ISI

Halaman Halaman Judul ................................................................................................ i

Pernyataan Keaslian Karya .......................................................................... .ii

Abstract ....................................................................................................... .iii

Abstrak ......................................................................................................... .iv

Pernyataan Persetujuan ................................................................................. v

Lembar Pengesahan ..................................................................................... vi

Daftar Riwayat Hidup ................................................................................. vii

Kata Pengantar ............................................................................................. ix

Daftar Isi....................................................................................................... xii

Daftar Bagan ............................................................................................... xv

Daftar Tabel ............................................................................................... .xvi

Daftar Lampiran ........................................................................................ .xvii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

A. Latar Belakang .......................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 7

C. Pertanyaan Penelitian ................................................................................ 8

D. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 8

E. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 9

F. Ruang Lingkup Penulisan .......................................................................... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 11

A. Remaja .................................................................................................... 11

1. Pengertian Remaja .............................................................................. 11

2. Tahap Perkembangan Remaja ............................................................ 12

3. Pertumbuhan dan Perkembangan Remaja .......................................... 14

4. Tugas Perkembangan Remaja............................................................. 17

5. Masalah-masalah yang Terjadi pada Remaja ..................................... 19

6. Kenakalan Remaja .............................................................................. 20

B. Bullying ................................................................................................... 21

1. Pengertian Bullying ............................................................................. 21

2. Bentuk-bentuk Bullying ...................................................................... 22

3. Faktor-Faktor Penyebab Bullying ....................................................... 23

4. Dampak Bullying ................................................................................ 27

5. Penanggulangan Bullying ................................................................... 28

6. Kuisioner Perilaku Bullying ................................................................ 30

C. Kecemasan Perpisahan ............................................................................ 29

1. Pengertian Kecemasan ........................................................................ 29

2. Tingkat Kecemasan............................................................................. 30

3. Faktor yang Mempengaruhi Kecemasan ............................................ 32

Page 13: Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang Tua …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33434/1/Silvia... · Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang

xiii

4. Respon Terhadap Kecemasan ............................................................. 34

5. Gejala Kecemasan............................................................................... 36

6. Kecemasan Perpisahan ....................................................................... 37

6.1 Pengertian Kecemasan Perpisahan ............................................... 37

6.2 Penyebab Kecemasan Perpisahan ................................................. 38

6.3 Tanda dan Gejala Kecemasan Perpisahan .................................... 39

6.4 Dampak Kecemasan Perpisahan ................................................... 39

7. Kuisioner Kecemasan Perpisahan ....................................................... 40

D. Pesantren ................................................................................................. 43

1. Pengertian Pesantren ........................................................................... 44

2. Jenis Pesantren .................................................................................... 44

3. Tujuan Pesantren................................................................................. 44

E. Kerangka Teori ........................................................................................ 45

BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN OPERASIONAL ....... 48

A. Kerangka Konsep .................................................................................... 48

B. Hipotesis .................................................................................................. 49

C. Definisi Operasional................................................................................ 50

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN.......................................................... 53

A. Desain Penelitian .................................................................................... 53

B. Populasi dan Sampel Penelitian .............................................................. 53

C. Waktu dan Tempat .................................................................................. 56

D. Instrumen Penelitian ............................................................................... 56

E. Uji Validitas dan Reabilitas Instrumen .................................................. 57

F. Tahap Penelitian ..................................................................................... 60

G. Pengolahan Data ..................................................................................... 61

H. Analisa Data ............................................................................................ 62

I. Etika Penelitian ....................................................................................... 63

BAB V HASIL PENELITIAN ........................................................................... 65

A. Gambaran Lokasi Penelitian ................................................................... 65

B. Hasil Analisa Univariat ........................................................................... 66

1. Karakteristik Responden ..................................................................... 66

2. Gambaran Tingkat Kecemasan Perpisahan Santri Assanusi .............. 67

3. Gambaran Risiko Perilaku Bullying Santri Assanusi ......................... 69

C. Hasil Analisa Bivariat ............................................................................. 71

BAB VI PEMBAHASAN .................................................................................... 74

A. Karakteristik Responden ......................................................................... 74

B. Analisa Univariat .................................................................................... 74

C. Analisa Bivariat ...................................................................................... 79

D. Keterbatasan Penelitian........................................................................... 83

BAB VII PENUTUP ............................................................................................ 85

Page 14: Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang Tua …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33434/1/Silvia... · Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang

xiv

A. Kesimpulan ............................................................................................. 85

B. Saran ........................................................................................................ 86

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 15: Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang Tua …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33434/1/Silvia... · Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang

xv

DAFTAR BAGAN

Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Teori .................................................................... ........ ...... 49

Gambar 3.1 Kerangka Konsep ................................................................ ........ ...... 52

Page 16: Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang Tua …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33434/1/Silvia... · Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi Operasional ...................................................................... .................... 54

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responde menurut Jenis Kelamin di Pesantren

assanusi .......................................................................................... .................... 70

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responde menurut Kelas di Pesantren assanus ...........71

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Kecemasan Perpisahan

dengan Orang Tua pada Santri di Pesantren Assanusi ......... ........ .................. 72

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Kecemasan Perpisahan

dengan Orang Tua Setiap Kelas ........................................... ...... .. ...................73

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Responden menurut Kecemasan Perpisahan

Antar Jenis Kelamin .............................................................. ...... .. ...................73

Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Responden menurut Risiko Perilaku Bullying

Santri Assanusi cirebon ......................................................... ...... .. ...................74

Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Responden menurut Risiko Perilaku Bullying

Antar Jenis Kelamin .............................................................. ...... .. ...................74

Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi Responden menurut Risiko Perilaku Bullying

Setiap Kelas ........................................................................... ...... .. ...................75

Tabel 5.9 Persentase Kecemasan Perpisahan dan Risiko Perilaku Bullying................76

Tabel 5.10 Hubungan Kecemasan Perpisahan dan Risiko Perilaku Bullying ...................76

Page 17: Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang Tua …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33434/1/Silvia... · Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Dokumen Perizinan

Lampiran 2 Penjelasan Penelitian

Lampiran 3 Kuesioner Penelitian

Lampiran 4 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

Lampiran 5 Hasil Uji Univariat

Lampiran 6 Hasil Uji Normalitas

Lampiran 7 Analisa Bivariat

Page 18: Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang Tua …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33434/1/Silvia... · Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia adalah makhluk yang tumbuh dan berkembang, salah satu

pertumbuhan dan perkembangan yang dilalui oleh manusia adalah masa remaja.

Masa remaja adalah masa transisi yang didalamnya terdapat perubahan yang

terjadi pada dirinya. Masa remaja juga biasa disebut dengan masa puberitas yaitu

suatu masa peralihan dari anak – anak menuju dewasa, remaja banyak mengalami

perubahan baik secara fisik, psikologis dan sosial (Pieter & Lubis, 2010). Masa

remaja adalah salah satu tahap perkembangan manusia atau masa peralihan dari

anak-anak menjadi dewasa dimulai pada usia 10 – 20 tahun dan belum menikah.

Perubahan fisik yang terjadi pada masa remaja ditandai dengan

berkembangnya ciri-ciri seks primer, sekunder dan bertambahnya tinggi badan

(Pieter & Lubis, 2010). Wong (2008) mengatakan, perubahan fisik pada remaja

yang sangat jelas adalah bertambahnya berat badan dan tinggi badan, perubahan

ukuran payudara pada wanita dan perubahan suara pada laki-laki.

Selain perubahan fisik, perubahan psikososial atau pengembangan identitas

diri pada remaja merupakan masa krisis atau suatu titik balik peningkatan

kerentanan dan peningkatan potensial, semakin berhasil individu mengatasi krisis

maka akan semakin sehat perkembangannya. Pada masa ini remaja mulai melihat

dirinya sebagai individu yang berbeda dan terpisah dari orang tua (Wong, 2008).

Menurut Agustiani (2009), Pada tahap perkembangan psikososial, terdapat lima

Page 19: Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang Tua …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33434/1/Silvia... · Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang

2

hal yang dialami oleh remaja : pertama Identity : mengemukakan dan mengerti

siapa diri sebagai individu, kedua Autonomy : menetapkan rasa yang nyaman

dalam ketergantungan, ketiga Intimacy : membentuk relasi yang tertutup dan

dekat dengan orang lain, keempat Sexuality : mengekspresikan perasaan-perasaan

dan merasa senang jika ada kontak fisik dengan orang lain, kelima Achievement :

mendapat keberhasilan dan memiliki kemampuan sebagai anggota masyarakat.

Maka masa remaja ini sangat rawan terpengaruh oleh kondisi lingkungannya.

Perubahan lain yang terjadi pada masa remaja adalah perubahan kognitif,

yaitu ciri berpikir konkret sehingga remaja dapat menyesuaikan diri dengan

situasi yang baru. Sebagai contoh dari perkembangan kognitif adalah remaja ingin

mengetahui pendapat orang lain mengenai dirinya dan remaja mampu

membayangkan pikiran orang lain (Wong, 2008). Remaja telah memiliki

kemampuan yang lebih baik dari anak dalam berpikir mengenai situasi secara

hipotesis dan memikirkan sesuatu yang belum terjadi (Agustiani, 2009).

Perubahan kognitif pada masa remaja membuatnya lebih mampu berfikir secara

abstrak.

Perubahan-perubahan yang dialami oleh remaja akan membuat remaja

mendapatkan peran-peran baru dan terikat pada kegiatan-kegiatan baru, dan hal

ini menyebabkan kecemasan (Agustiani, 2009). Menurut Siregar (2013),

kecemasan merupakan keadaan khawatir atau gelisah yang tidak menentu serta

reaksi ketakutan yang disertai dengan keluhan fisiologis. Menurut Videbeck

(2008), kecemasan dapat menyebabkan respon kognitif, psikomotor dan fisiologis

yang tidak nyaman, misalnya kesulitan berkonsentrasi dalam belajar.

Page 20: Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang Tua …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33434/1/Silvia... · Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang

3

Kondisi yang menyebabkan remaja mengalami kecemasan adalah ketika

memasuki sekolah yang baru, beban tugas sekolah yang padat, dan adanya

perasaan malu terhadap lingkungan sosialnya atau penampilan yang buruk (Dewi,

2008). Menurut Aminullah (2013) kecemasan yang dialami oleh remaja siswa

SMP biasanya berkaitan dengan pembelajaran yang diberikan disekolah.

Selain siswa SMP yang bersekolah di sekolah konvensional, kecemasan juga

bisa dialami oleh siswa SMP yang bersekolah di pondok pesantren. Selain

kecemasan timbul karena tugas sekolah, kecemasa juga timbul akibat perpisahan

dengan orang tuanya, terlebih santri yang bersekolah di pesantren atas permintaan

orang tuanya (Aminullah, 2013). Kecemasan akan perpisahan adalah bentuk

kecemasan dan ketakutan anak-anak atau remaja untuk berpisah dengan orang

tuanya. Gangguan ini terjadi sekitar 4% pada anak-anak dan remaja awal,

biasanya gangguan kecemasan ini terjadi saat individu pertama kali masuk

sekolah karena individu tidak mau jauh dari orang tuanya (Amirullah, 2014).

Kecemasan perpisahan biasanya terjadi akibat adanya kejadian traumatik atau

yang sangat menekan kehidupan individu, misalnya pindah ke lingkungan yang

lain seperti pindah rumah atau pindah sekolah (Joseph, 2012). Disini semakin

memungkinkan pada remaja untuk terjadi kecemasan, karena selain kecemasan

yang terjadi akibat perubahan yang dialami, kecemasan juga dialami karena jauh

dari orang tua dan lingkungan baru pesantren.

Kecemasan di pesantren sendiri akan lebih sering terjadi pada santri yang baru

masuk di tahun pertama pendidikannya di pesantren karena lingkungan barunya

tersebut. Kehidupan yang baru tersebut mengakibatkan perubahan peran pada

Page 21: Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang Tua …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33434/1/Silvia... · Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang

4

santri yang baru masuk pesantren, yang pada awalnya sebagai anak yang selalu

dekat dengan orang tuanya kini harus tinggal di pesantren sehingga dapat

menimbulkan kecemasan perpisahan. Sebagaimana penelitian yang dilakukan

oleh Rahmatika (2014) menunjukan bahwa 43,8 % santri tingkat SMP Pondok

Pesantren Asshiddiqiyah Kebun Jeruk Jakarta mengalami kecemasan tinggi akibat

perpisahan dengan orang tua nya.

Kecemasan perpisahan sendiri dapat menimbulkan dampak negatif bagi

individu yaitu persepsi menyempit, mudah tersinggung, dan individu mudah

emosi (Astuti & Resminingsih, 2010). Terlebih santri yang baru masuk pesantren

berada pada rentang usia remaja awal, maka pada masa ini perkembangan

emosinya menunjukkan sifat yang sensitif dan reaktif yang sangat kuat terhadap

berbagai peristiwa atau situasi sosial (Mashar, 2011). Hal ini tidak terlepas dari

berbagai macam pengaruh, seperti lingkungan tempat tinggal, keluarga, sekolah,

dan teman-teman sebayanya serta aktifitas-aktifitas yang dilakukannya dalam

kehidupan sehari-hari (Mu’tadin, 2007 dalam Fefriawati, 2010).

Menurut Semiun (2006), individu yang mengalami kecemasan perpisahan

cenderung memiliki sifat mudah tersinggung dan mudah marah. Penelitian yang

dilakukan oleh Utami (2014) terkait Dampak hospitalisasi terhadap

perkembangan anak, menunjukan bahwa individu yang mengalami kecemasan

berat akibat berpisah dengan orang tua dapat menampilkan perilaku agresif dari

menggigit, mengucapkan kata – kata marah, bahkan menendang – nendang.

Perilaku agresif tersebut bisa dilampiaskan kepada orang lain atau benda.

Page 22: Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang Tua …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33434/1/Silvia... · Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang

5

Berperilaku agresif pada remaja umumnya merupakan bagian dari

pengendalian emosi yang masih rendah. Hal ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Yuliani (2013), mengungkapkan bahwa emosi remaja masih labil,

sehingga remaja mudah dipengaruhi oleh teman sebayanya bahkan remaja mudah

terjerumus kedalam tindakan yang tidak bermoral seperti tawuran dan mengejek –

ejek temannya. Bentuk - bentuk kenakalan remaja seperti tawuran dan mengejek

– ejek temannya juga termasuk perilaku bullying.

Kenakalan remaja merupakan perilaku menyimpang yang dilakukan

seseorang usia 14 – 19 tahun yang menimbulkan masalah dalam masyarakat

(Kusmiyati, 2013). Kusmiyati (2013), mengungkapkan bahwa anak yang sudah

merasa tidak nyaman dalam rumah maka mudah terpengaruh lingkungan

misalnya ajakan teman yang membuatnya melakukan hal – hal negatif. Menurut

penelitian yang dilakukan oleh Yayasan Semai Jiwa Amini (2008) tentang

kekerasan bullying di kota Yogyakarta, Surabaya, dan Jakarta menunjukkan

bahwa terjadinya tingkat kekerasan pada tingkat Sekolah Menengah Pertama

(SMP) sebanyak 66,1 %. Kategori kekerasan yang dilakukan oleh siswa Sekolah

Menengah Pertama (SMP) yang tertinggi adalah kekerasan psikologis berupa

pengucilan, yang kedua kekerasan verbal seperti mengejek – ejek, dan yang

ketiga adalah kekerasan fisik berupa memukul.

Menurut Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), pada tahun 2014

kasus bullying menduduki peringkat teratas pengaduan masyarakat. Dari tahun

2011 hingga Agustus 2014, KPAI mencatat sebanyak 1.480 kasus bullying di

bidang pendidikan (Setyawan, 2014).

Page 23: Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang Tua …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33434/1/Silvia... · Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang

6

Perilaku bullying sendiri adalah salah satu kenakalan remaja yang terjadi di

berbagai lingkungan termasuk sekolah, perilaku bullying merupakan aktivitas

sadar, disengaja, dan bertujuan untuk melukai, menanamkan ketakutan melalui

ancaman agresi lebih lanjut, dan niat untuk mencederai (Coloroso, 2007 dalam

Adilla, 2009). Perilaku bullying dilakukan dari orang yang merasa lebih kuat

kepada orang yang lebih lemah.

Faktor-faktor terjadinya bullying antara lain perbedaan kelas, senioritas,

keluarga yang tidak harmonis, situasi sekolah yang tidak harmonis, karakter

individu atau kelompok, persepsi nilai yang salah atas perilaku korban (Astuti,

2008). Basyirudin (2010), menyebutkan bahwa tindakan kekerasan pada remaja

tidak hanya terjadi pada institusi pendidikan formal saja, namun terjadi juga di

dunia pesantren.

Bentuk perilaku bullying yang dilakukan biasanya adalah secara verbal

contohnya mengejek, menghina, mengolok-olok. Kedua dalam bentuk fisik

contohnya adalah menonjok, menampar, memukul, mendorong dan menendang.

Ketiga secara psikologis contohnya adalah mengucilkan, menjauhkan,

mendiamkan, memfitna, dan memandang dengan hina (Yayasan Semai Jiwa

Amini, 2008).

Studi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada November 2014 pada 10

orang santri usia remaja di pondok pesantren assanusi cirebon mengatakan bahwa

di pesantrennya terjadi perilaku bullying. 4 dari 10 orang mengatakan adanya

tindakan bullying seperti diolok-olok, 3 orang dari santri yang di wawancara

mengatakan terjadi tindakan bullying seperti dihina atau diberi nama panggilan

Page 24: Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang Tua …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33434/1/Silvia... · Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang

7

yang bukan nama asli dan tidak jarang ada juga yang dipukul, dan 3 orang

mengatakan ada juga yang dikucilkan orang lain yang dianggap tidak sesuai

dengan dirinya atau kelompoknya dan tidak mau menemaninya. Selain itu 7 dari

10 orang mengatakan pernah memiliki nama panggilan yang buruk yang

diberikan oleh teman-temannya, seperti botak, gembul, dan karet.

Akibat bullying bagi korban akan menimbulkan perasaan tertekan karena

pelaku menguasai korban, mengalami kesakitan fisik dan psikologis, kepercayaan

diri yang menurun, malu, trauma, merasa sendiri, takut sekolah, merasa tidak ada

yang menolong dirinya, bahkan cenderung ingin bunuh diri (Astuti, 2008).

Melihat fenomena bullying banyak terjadi dan dapat menimbulkan dampak

negatif, maka peneliti merasa tertarik untuk meneliti lebih lanjut tentang

hubungan antara kecemasan perpisahan dengan orang tua terhadap risiko perilaku

bullying santri di pesantren Assanusi Cirebon. Pesantren di pilih karena peneliti

belum menemukan penelitian serupa terkait bullying di pesantren dan pesantren

cirebon dipilih karena dekat dengan tempat tinggal peneliti dan sudah dilakukan

studi pendahuluan yang menunjukan adanya bullying.

B. Rumusan Masalah

Perilaku bullying merupakan salah satu kenakalan remaja yang terjadi di

berbagai lingkungan termasuk sekolah (Adilla, 2009). Penelitian sebelumnya

menunjukan bahwa tindakan kekerasan pada remaja tidak hanya terjadi pada

institusi pendidikan formal saja, namun terjadi juga di dunia pesantren

(Basyirudin, 2010). Perilaku bullying lazim terjadi pada remaja menunjukan

bahwa emosi pada remaja cenderung labil. Penelitian yang dilakukan oleh Utami

Page 25: Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang Tua …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33434/1/Silvia... · Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang

8

(2014), menunjukan bahwa peningkatan emosi pada remaja yang mengalami

perpisahan dengan orang tua merupakan salah satu respon dari kecemasan.

Melihat hasil penelitian terdahulu dan hasil studi pendahuluan yang dilakukan di

pesantren assanusi cirebon, maka peneliti tertarik untuk meneliti apakah ada

hubungan antara kecemasan perpisahan dengan orang tua terhadap risiko perilaku

bullying santri di pesantren assanusi cirebon.

C. Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana gambaran tingkat kecemasan remaja saat berpisah dengan

orang tua nya?

2. Bagaimana gambaran risiko perilaku bullying pada santri di Pesantren

Assanusi Cirebon?

3. Apakah ada hubungan antara kecemasan perpisahan dengan orang tua

terhadap risiko perilaku bullying santri di pesantren Assanusi Cirebon?

D. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan

antara kecemasan perpisahan dengan orang tua terhadap risiko perilaku

bullying santri di Pesantren Assanusi Cirebon.

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi gambaran tingkat kecemasan remaja pada saat berpisah

dengan orang tua nya.

b. Mengidentifikasi gambaran risiko perilaku bullying santri di Pesantren

Assanusi Cirebon.

Page 26: Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang Tua …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33434/1/Silvia... · Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang

9

c. Mengidentifikasi hubungan antara kecemasan perpisahan dengan orang tua

terhadap risiko perilaku bullying santri di Pesantren Assanusi Cirebon.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat menjadi pengalaman baru dan dapat menambah

pengetahuan, serta menerapkan ilmu yang didapatkan seperti penulisan ilmiah,

ilmu keperawatan jiwa, ilmu keperawatan anak, ilmu keperawatan keluarga.

2. Bagi Pondok Pesantren

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai gambaran bagi para pengasuh dan

pengurus pondok pesantren bahwa tingkat kecemasan perpisahan dengan orang

tua dapat mempengaruhi risiko perilaku bullying di Pondok Pesantren.

Sehingga nantinya dapat meminimalisir dampak bullying.

3. Bagi Ilmu Keperawatan

Hasil penelitian ini dapat menjadi referensi tambahan dalam bidang ilmu

keperawatan terutama keperawatan jiwa, keperawatan anak, maupun

keperawatan keluarga.

4. Bagi peneliti lain

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan, dan bahan acuan

untuk melakukan penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan kecemasan

perpisahan dengan orang tua, dan risiko perilaku bullying.

F. Ruang Lingkup Penelitian

Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain Cross-sectional (potong

lintang). Penelitian ini dilakukan di pesantren assanusi cirebon yang melibatkan

Page 27: Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang Tua …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33434/1/Silvia... · Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang

10

santri putra dan putri usia remaja. Penelitian ini dilakukan untuk melihat apakah

ada hubungan antara kecemasan perpisahan dengan orang tua terhadap risiko

perilaku bullying santri di pesantren assanusi cirebon. Alat ukur yang digunakan

adalah kuesioner kecemasan berpisah, dan kuesioner resiko bullying

Page 28: Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang Tua …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33434/1/Silvia... · Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Remaja

1. Pengertian Remaja

Adolescence (remaja) adalah perubahan dari masa kanak-kanak

menuju dewasa. Periode ini dimulai sekitar usia 10 atau 12 tahun sampai ke

usia 18 atau 20 tahun. Pada masa ini remaja mengalami perubahan fisik yang

cepat, termasuk bertambahnya tinggi dan berat badan, dan perkembangan

fungsi seksual (Santrock, 2007). Masa remaja adalah masa perubahan dari

masa kanak-kanan menuju dewasa, disebut remaja apabila seorang anak

berusia 11-20 tahun (Wong dkk, 2008). Masa remaja merupakan masa transisi

perkembangan individu dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa, dimana

pada saat tersebut terjadi perkembangan dan perubahan yang sangat pesat baik

fisik, psikologis dan sosial (Potter & Perry, 2005).

Batasan seorang remaja dimulai dari usia 13 tahun sampai usia 21

tahun, dan masa remaja dibagi dalam tiga bagian yaitu remaja awal mulai usia

13-15 tahun, remaja tengah mulai usia 16-18 tahun, dan remaja akhir dimulai

usia 19-21 tahun (Dariyo, 2011). Masa puber atau permulaan remaja adalah

masa perkembangan fisik dan intelektual secara pesat (Djiwandono, 2006).

Sedangkan menurut Valentini & Nisfiannoor (2006), usia remaja berkisar

antara 13 tahun sampai dengan 19 tahun.

Page 29: Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang Tua …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33434/1/Silvia... · Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang

12

Jadi dapat disimpulkan, masa remaja adalah masa perlihan dari anak-

anak menuju dewasa yakni pada usia 10 – 21 tahun yang mana didalamnya

terjadi perubahan-perubahan pada dirinya.

2. Tahap Perkembangan Remaja

Perkembangan adalah proses spontan dengan cakupan luas yang

berakibat pada gejala pertambahan secara terus-menerus, modifikasi, dan

penyusunan ulang struktur-struktur psikologis (Piaget, 1970 dalam Salkind,

2009).

Menurut Pieter & Lubis (2010), masa remaja dibagi menjadi tiga

bagian, yaitu:

2.1 Remaja Awal

Masa remaja awal kurang lebih berlangsung di masa sekolah

menengah pertama atau sekolah menengah akhir dan perubahan pubertas

terbesar terjadi di masa ini (Santrock, 2007).

Ciri – ciri dinamika remaja awal yaitu (Pieter & Lubis, 2010) :

2.1.1 mulai menerima kondisi dirinya

2.1.2 berkembang cara berpikir

2.1.3 menyadari bahwa setiap manusia memiliki perbedaan potensial

2.1.4 bersikap overestimate, seperti meremehkan segala masalah,

meremehkan kemampuan orang lain dan terkesan sombong

2.1.5 akibat sombong menjadikan dia gegabah dan kurang waspada

2.1.6 proporsi tubuh semakin proporsional

2.1.7 tindakan masih kanak – kanak, akibat ketidak stabilan emosi

Page 30: Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang Tua …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33434/1/Silvia... · Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang

13

2.1.8 sikap dan moralitasnya masih bersifat egosentris

2.1.9 banyak perubahan dalam kecerdasan dan kemampuan mental

2.1.10 selalu merasa kebingungan dalam status

2.1.11 periode yang sulit dan kritis

2.2 Remaja Tengah

Ciri –ciri dinamika remaja tengah yaitu (Pieter & Lubis, 2010) :

2.2.1 Bentuk fisik makin sempurna dan mirip dengan orang dewasa

2.2.2 Perkembangan sosial dan intelektual lebih sempurna

2.2.3 Semakin berkembang keinginan untuk mendapatkan status

2.2.4 Ingin mendapatkan kebebasan sikap, pendapat, dan minat

2.2.5 Keinginan untuk menolong dan ditolong orang lain

2.2.6 Pergaulan sudah mengarah pada heteroseksual

2.2.7 Belajar bertanggung jawab

2.2.8 Apatis akibat selalu ditentang sehingga malas mengulanginya

2.2.9 Perilaku agresif akibat diperlakukan seperti kanak - kanak

2.3 Remaja Akhir

Masa remaja akhir kurang lebih terjadi pada pertengahan dasawarsa

yang kedua dari kehidupan. Minat karir, pacaran, dan eksplorasi identitas

sering kali lebih menonjol di masa remaja akhir di banding di masa remaja

awal (Santrock, 2007).

Ciri – ciri dinamika remaja akhir yaitu (Pieter & Lubis, 2010) :

2.3.1 Disebut dewasa muda dan meninggalkan dunia kanak – kanak

2.3.2 Berlatih mandiri dalam bentuk keputusan

Page 31: Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang Tua …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33434/1/Silvia... · Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang

14

2.3.3 Kematangan emosional dan belajar mengendalikan emosi

2.3.4 Dapat berpikir objektif sehingga mampu bersikap sesuai situasi

2.3.5 Belajar menyesuaikan diri dengan norma – norma yang berlaku

2.3.6 Membina hubungan sosial secara heteroseksual

3. Pertumbuhan dan Perkembangan Remaja

Masa remaja dikenal sebagai salah satu periode dalam rentang

kehidupan manusia yang memiliki beberapa keunikan. Keunikan tersebut

bersumber dari kedudukan masa remaja sebagai periode transisional antara

masa kanak-kanak dan masa dewasa. Pada masa remaja terjadi perubahan-

perubahan yang dapat dikatakan sebagai ciri umum yang menonjol pada masa

remaja (Agustiani, 2009).

Pada masa remaja terjadi beberapa perubahan, seperti perubahan

biologis, kognitif, dan sosioemosional (Santrock, 2007).

3.1 Perubahan biologis

Pada perubahan biologis terjadi perubahan fisik dalam tubuh remaja.

Gen-gen yang diwariskan dari orang tua, perkembangan otak, tinggi badan

dan berat badan, perubahan dalam keterampilan motorik, dan perubahan

hormonal di masa pubertas.

Faktor – faktor yang mempengaruhi pertumbuhan fisik yaitu :

3.1.1 Faktor internal

Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri

individu, yaitu :

Page 32: Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang Tua …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33434/1/Silvia... · Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang

15

3.1.1.1 Sifat jasmaniah yang diwariskan oleh orang tuanya. Anak yang

orang tuanya bertumbuh tinggi cenderung lebih cepat menjadi

tinggi dari pada anak dengan orang tua bertumbuh pendek, hal

ini dapat dikatakan sebagai faktor genetik.

3.1.1.2 Kematangan

Faktor kematangan dapat mempengaruhi pertumbuhan fisik,

contohnya anak yang berumur tiga bulan walaupun makanan

bergizi supaya menunjukan otot kakinya agar bisa berjalan,

tidak mungkin berhasil jika usianya sebelum lebih dari sepuluh

bulan.

3.1.2 Faktor eksternal

3.1.2.1 Kesehatan

Anak yang sering sakit – sakitan pertumbuhan fisiknya akan

terhambat.

3.1.2.2 Makanan

Makanan yang bergizi akan membuat anak tumbuh dengan

pesat dibandingkan anak yang tidak mendapat makanan yang

bergizi.

3.1.2.3 Stimulasi lingkungan

3.1.2.4 Individu yang tubuhnya sering dilatih oleh lingkungannya untuk

meningkatkan percepatan pertumbuhannya, akan berbeda

dengan yang tidak mendapatkan latihan.

(Ali, 2010)

Page 33: Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang Tua …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33434/1/Silvia... · Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang

16

3.2 Perubahan kognitif

Menurut Piaget remaja termotivasi untuk memahami dunianya

karena hal ini merupakan suatu bentuk adaptasi biologis (Santrock,

2007). Ali (2010), menambahkan bahwa remaja secara aktif

mengkontruksi dunia kognitifnya sendiri, mereka juga melibatkan

gagasan-gagasan baru karena informasi ini dapat meningkatkan

pemahaman mereka.

Menurut Piaget (dalam Santrock, 2007), individu berkembang

melalui empat tahap kognitif, yaitu sensorimotor, praoperasional,

operasi konkret, dan operasi formal.

3.2.1 Pemikiran sensorimotor dan praoperasional sensorimotor

berlangsung mulai dari lahir hingga usia 2 tahun. Dalam tahap ini,

bayi mengonstruksi suatu pemahaman mengenai dunia dengan cara

mengordinasikan pengalaman – pengalaman sensoris (seperti

melihat dan mendengar) melalui tindakan – tindakan fisik –

motorik.

3.2.2 Tahap praoperasional, yang berlangsung antara usia 2 tahun sampai

7 tahun. Dalam tahap ini, anak-anak mulai merepresentasikan

dunianya dalam bentuk kata-kata, bayangan, dan gambar.

3.2.3 Tahap pemikiran operasi konkret, berlangsung antara usia sekita 7

hingga 11 tahun, penalaran logis menggantikan pemikiran intuitif

selama penalaran dapat di terapkan ke contoh – contoh yang

spesifik dan konkret.

Page 34: Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang Tua …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33434/1/Silvia... · Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang

17

3.2.4 Tahap pemikiran operasi formal, tahap ini muncul di usia antara 11

hingga 15 tahun. Karakteristik yang paling menonjol dari pemikiran

operasi formal adalah sifatnya yang lebih abstrak dibandingkan

pemikiran operasi konkret.

3.3 Perubahan sosio – emosional

Perubahan yang terjadi adalah perubahan dalam hal emosi,

kepribadian, relasi dengan orang lain, dan konteks sosial. Contoh

perubahan sosio-emosional yaitu menanggapi perkataan orang lain,

agresi terhadap teman sebaya, kegembiraan dalam pertemuan sosial

seperti di pesta dansa senior dan orientasi peran gender (Santrock,

2007).

Dalam hal ini emosi memiliki peranan penting dalam tingkah

laku individu termasuk dalam masalah sosial ini saling berkaitan.

Adapun ciri utama pikiran emosional tersebut adalah respon yang

cepat tetapi ceroboh, mendahulukan perasaan kemudian pemikiran,

memperlakukan realitas sebagai realitas simbolik, masa lampau

diposisikan sebagai masa sekarang, realitas yang ditentukan oleh

keadaan (Ali, 2010).

4. Tugas Perkembangan Remaja

Masa remaja sebagai masa transisi perkembangan antara masa

kanak-kanak menuju dewasa. Tugas pokok remaja adalah mempersiapkan

diri memasuki masa dewasa (Larson dkk, 2002 dalam Santrock, 2007).

Page 35: Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang Tua …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33434/1/Silvia... · Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang

18

Pada setiap tahapan perkembangan manusia terdapat tugas-tugas yang berasal

dari harapan masyarakat yang harus dipenuhi oleh individu, dan ini disebut

sebagai tugas-tugas perkembangan. Pada masa remaja terdapat tugas-tugas

perkembangan yang harus dipenuhi oleh individu, yaitu :

4.1 Menerima bentuk tubuh orang dewasa yang dimiliki dan hal – hal yang

berkaitan dengan fisiknya.

4.2 Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan figur – figur otoritas.

4.3 Mengembangkan keterampilan dalam komunikasi interpersonal, belajar

membina relasi dengan teman sebaya dan orang dewasa, baik secara

individu maupun dalam kelompok.

4.4 Menemukan model untuk identifikasi.

4.5 Menerima diri sendiri dan mengandalkan kemampuan dan sumber –

sumber yang ada pada dirinya.

4.6 Memperkuat kontrol diri berdasarkan nilai – nilai dan prinsip – prinsip

yang ada.

4.7 Meninggalkan bentuk – bentuk reaksi dan penyesuaian yang kekanak –

kanakan (Agustiani, 2009).

Sedangkan menurut Pieter & Lubis (2010), semua tugas perkembangan masa

pubertas berfokus pada usaha mempersiapkan diri menuju masa dewasa

dengan cara :

4.1 Mencapai relasi yang lebih matang dengan teman sebaya dari jenis kelamin

yang berbeda.

Page 36: Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang Tua …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33434/1/Silvia... · Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang

19

4.2 Mencapai peran sosial feminin dan maskulin.

4.3 Menerima bentuk perubahan fisik dan menggunakannya.

4.4 Meminta, menerima, dan mencapai perilaku yang bertanggung jawab

secara sosial dan mencapai kemandirian secara emosional dari orang tua

ataupun orang dewasa lainnya.

4.5 Mempersiapkan diri dalam penyesuaian diri pada norma – norma

lingkungan sosial.

5. Masalah – masalah yang Terjadi pada Remaja

Seorang remaja bisa saja mengalami masalah yang berat dan

memerlukan waktu yang lama untuk menyelesaikannya (Santrock, 2007).

Ada beberapa masalah yang terjadi pada remaja yaitu :

5.1 Penggunaan obat terlarang, alkohol, dan merokok

Remaja tertarik menggunakan obat-obatan karena mereka yakin bahwa

obat-obatan dapat membantu mereka beradaptasi terhadap lingkungan yang

selalu berubah. Para remaja menganggap dengan merokok dan minum-

minuman keras dapat mengurangi stress, tidak bosan, dan dalam beberapa

situasi dapat membantu remaja untuk melahirkan diri dari kenyataan dunia.

Remaja dapat merasakan perasaan tenang, gembira, rileks saat memakai

obat. Namun penggunaan obat untuk memperoleh kepuasan pribadi dapat

menimbulkan dampak yang sangat merugikan.

Page 37: Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang Tua …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33434/1/Silvia... · Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang

20

5.2 Kenakalan remaja

Kenakalan remaja mengarah pada berbagai perilaku, mulai dari

perilaku yang tidak dapat diterima secara sosial, pelanggaran, sampai

tindakan kriminal. Biasanya kenakalan ini dilakukan oleh remaja yang

gagal dalam menjalani tugas perkembangannya.

5.3 Gangguan depresif dan bunuh diri

Pada masa remaja, gejala-gejala depresif dapat dilihat dalam

berbagai cara, seperti menuliskan kata-kata yang mengerikan, atau

senang mendengarkan lagu-lagu yang bertema sedih. Gangguan tidur

juga dapat muncul seperti sulit tidur di malam hari. Dengan timbulnya

perasaan depresi akan membuat remaja menjadi bosan dan enggan untuk

melanjutkan hidupnya, sehingga muncul ide-ide untuk bunuh diri dan

usaha bunuh diri di masa remaja.

6. Kenakalan Remaja

6.1 Pengertian kenakalan remaja

Kenakalan remaja merupakan kumpulan dari berbagai perilaku

remaja yang tidak dapat diterima secara sosial hingga terjadi tindakan

kriminal (Santrock, 2007). Sedangkan menurut Sudarsono (2012),

kenakalan remaja adalah perbuatan atau kejahatan yang dilakukan oleh

anak remaja yang bersifat melawan hukum, anti susila, dan menyalahi

norma-norma agama.

Page 38: Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang Tua …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33434/1/Silvia... · Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang

21

6.2 Jenis – jenis kenakalan remaja

Jensen (1985) dalam Sarwono (2012), kenakalan remaja dibagi

menjadi 4 jenis, yaitu :

6.2.1 Kenakalan remaja yang menimbulkan korban fisik pada orang lain.

Misalnya perkelahian, pembunuhan, perampokan, dan lain – lain.

6.2.2 Kenakalan yang menimbulkan korban materi. Misalnya : pencurian,

perusakan, pemerasan, dan lain – lain.

6.2.3 Kenakalan sosial yang tidak menimbulkan korban dipihak orang

lain. Misalnya : pelacuran, penyalahgunaan obat, dan lain – lain.

6.2.4 Kenakalan yang melawan status. Misalnya : mengingkari status

sebagai pelajar dengan cara membolos, mengingkari status orang

tua dengan cara pergi dari rumah, dan lain – lain.

B. Bullying

1. Pengertian Bullying

Bullying adalah suatu situasi dimana terjadinya penyalahgunaan

kekuatan/kekuasaan yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok (Yayasan

Sejiwa, 2008). Sedangkan menurut Astuti (2008), bullying adalah suatu

tindakan untuk menyakiti seseorang dan menyebabkan seseorang menderita,

tindakan ini dilakukan secara langsung oleh seseorang atau kelompok yang

lebih kuat, biasanya dilakukan dengan perasaan senang.

Bullying adalah tindakan yang menimbulkan rasa sakit atau menyakiti

orang lain untuk kepentingan sendiri (Wharton, 2005). Menurut Flynt dan

Marton (2006), perilaku bullying adalah perilaku agresi yang dilakukan secara

Page 39: Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang Tua …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33434/1/Silvia... · Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang

22

bebas dengan tujuan melukai orang lain secara penuh dan dilakukan secara

berulang-ulang.

Dari beberapa definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa bullying

adalah suatu tindakan untuk menyakiti dan menyebabkan seseorang

menderita, biasanya tindakan ini dilakukan secara terus-menerus dan

dilakukan dengan perasaan senang.

2. Bentuk – bentuk Bullying

Bullying dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu :

2.1 Bullying fisik

Jenis bullying ini jelas terlihat oleh mata, siapapun bisa melihatnya karena

terjadi sentuhan fisik antara pelaku bullying dan korbannya. Contohnya

adalah memukul, menendang, menampar, memalak, dan melempar

dengan barang.

2.2 Bullying verbal

Jenis bullying ini juga bisa terdeteksi karena bisa tertangkap indra

pendengaran. Contohnya adalah membentak, meledek, mencela, memaki,

menghina, dan memfitnah.

2.3 Bullying mental atau psikologis

Jenis bullying ini paling berbahaya karena tidak tertangkap mata atau

teling, bullying ini terjadi secara diam-diam dan diluar radar pemantauan

kita. Contohnya adalah memandang sinis, memandang penuh ancaman,

mempermalukan di depan umum, mengucilkan, memandang yang

merendahkan, dan meneror lewat pesan pendek telepon (Sejiwa, 2008).

Page 40: Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang Tua …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33434/1/Silvia... · Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang

23

Sedangkan menurut Astuti (2008), bentuk – bentuk bullying yaitu :

2.1 Fisik

Menganiaya secara fisik seperti memukul, menendang, menonjong,

mendorong, mencakar, meludahi, mengancam, dan lain-lain.

2.2 Non fisik

2.2.1 Verbal

Berkata-kata yang menyakiti korban, mengancam, menghasut,

berkata jorok pada korban, dan menyebarkan kejelekan korban.

2.2.2 Non verbal

2.2.2.1 Langsung

Tindakan kasar dan membahayakan, menatap dengan sinis,

dan menakuti.

2.2.2.2 Tidak langsung

Memanipulasi pertemanan, mengasingkan, dan mencurigai.

3. Faktor – faktor Penyebab Terjadinya Bullying

Anak-anak tidak dilahirkan untuk menjadi seorang pembuli, perilaku

bullying juga tidak diajarkan secara langsung kepada anak-anak. Terdapat

beberapa faktor yang mempengaruhi anak menjadi seorang pelaku tindakan

bullying, yaitu :

Page 41: Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang Tua …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33434/1/Silvia... · Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang

24

3.1 Faktor individu

Faktor utama yang mempengaruhi perilaku bullying yaitu pelaku

tindakan bullying dan korban bullying.

3.1.1 Pelaku tindakan bullying

Pelaku tindakan bullying cenderung menganggap dirinya

senantiasa diancam dan berada dalam bahaya. Biasanya pembuli

memiliki kekuatan secara fisik, namun tidak memiliki perasaan

bertanggung jawab terhadap tindakan yang telah dilakukan.

3.1.2 Korban bullying

Korban buli adalah seseorang yang menjadi sasaran berbagai

tingkah laku agresif. Anak-anak yang sering menjadi korban buli

biasanya menonjolkan ciri-ciri tingkah laku internal seperti bersikap

pasif, sensitif, pendiam, dan tidak membalas jika diserang

musuhnya.

3.2 Faktor keluarga

Latar belakang keluarga memiliki peranan yang penting dalam

membentuk perilaku bullying. Orang tua yang sering bertengkar cenderung

membentuk anak-anak yang berisiko untuk menjadi lebih agresif. Anak-

anak yang mendapatkan kasih sayang yang kurang, didikan yang tidak

sempurn, berpotensi untuk menjadi pelaku tindakan bullying.

3.3 Faktor teman sebaya

Teman sebaya juga memainkan peranan yang penting terhadap

perkembangan tingkah laku buli, sikap anti sosial dan tingkah laku

Page 42: Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang Tua …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33434/1/Silvia... · Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang

25

dikalangan remaja. Kehadiran teman sebaya sebagai pengamat, secara tidak

langsung membantu pelaku tindakan bullying memperoleh dukungan

kekuasaan dan popularitas. Saksi atau teman sebaya yang melihat kejadian

bullying, cenderung mengambil sikap diam dan tidak mau ikut campur.

3.4 Faktor media

Tingkah laku kekerasan yang sering ditayangkan di televisi dan media

elektronik akan mempengaruhi tingkah laku kekerasan anak-anak dan

remaja. Misalnya acara smack down, acara tersebut dikatakan telah

mempengaruhi perilaku kekerasan pada anak-anak dan remaja.

3.5 Faktor self – control

Kontrol diri dapat mempengaruhi korban bullying melalui interaksi

dengan jenis kelamin dan ukuran berat badan, serta kekuatan.

(Verlinden dkk, 2000 dalam Yusuf & Fahrudin, 2012)

Sedangkan menurut Hoover, et al (1998) dalam Simbolon (2012),

faktor – faktor penyebab terjadinya bullying adalah faktor internal dan

eksternal.

1.1 Faktor internal, yaitu :

1.1.1 Karakteristik kepribadian

1.1.2 Kekerasan yang dialami sebagai pengalaman masa lalu

1.1.3 Sikap keluarga yang memanjakan anak sehingga tidak membentuk

kepribadian yang matang

Page 43: Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang Tua …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33434/1/Silvia... · Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang

26

1.2 Faktor eksternal, yaitu :

1.2.1 Lingkungan

1.2.2 Budaya

Menurut Astuti (2008), penyebab terjadinya bullying disebabkan oleh :

3.1 Perbedaan kelas

Perbedaan kelas menjadi penyebab terjadinya bullying, perbedaan

kelas disini termasuk perbedaan gender, agama, dan ekonomi. Sebagai

contoh perbedaan kelas ekonomi yaitu individu yang ekonominya lebih

rendah cenderung menjadi korban bullying.

3.2 Tradisi senioritas

Tradisi yang diwariskan oleh seniornya dahulu seringkali dijadikan

alasan untuk melakukan tindakan bullying.

1.3 Senioritas

Penyebab senioritas muncul dari diri individu sendiri dengan alasan

untuk menunjukkan kekuasaannya.

1.4 Keluarga yang tidak rukun

Masalah-masalah pada keluarga seperti perceraian orang tua,

kurangnya komunikasi, ketidak harmonisan orang tua, dan lain-lain dapat

menjadi penyebab terjadinya tindakan bullying.

Page 44: Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang Tua …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33434/1/Silvia... · Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang

27

1.5 Situasi sekolah yang tidak harmonis

Situasi sekolah sebagai lembaga pendidikan dapat juga menyebabkan

terjadinya perilaku bullying.

1.6 Karakter individu atau kelompok, seperti ;

Dendam atau iri hati, adanya semangat ingin menguasai korban

dengan kekuatan fisik, untuk meningkatkan popularitas pelaku dikalangan

teman sepermainannya dapat menjadi penyebab terjadinya perilaku

bullying.

1.7 Persepsi nilai yang salah atas perilaku korban

Korban merasa bahwa dirinya pantas di bully, sehingga korban tidak

berani untuk melawan pelaku.

4. Dampak Bullying

Menurut Astuti (2008), dampak bullying pada diri korban timbul

perasaan tertekan oleh karena pelaku menguasai korban. Bagi korban, kondisi

ini menyebabkan dirinya mengalami kesakitan fisik dan psikologis,

kepercayaan diri yang menurun, malu, trauma, tak mampu menyerang balik,

merasa sendiri, dan merasa takut ke sekolah. Sedangkan menurut Levianti

(2008), beberapa dampak fisik yang biasanya ditimbulkan bullying adalah

sakit kepala, sakit tenggorokan, flu, batuk, bahkan dampak fisik bisa

mengakibatkan kematian. Dampak lain yang kurang terlihat namun berefek

jangka panjang adalah menurunnya kesejahteraan psikologis dan penyesuaian

sosial yang buruk.

Page 45: Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang Tua …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33434/1/Silvia... · Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang

28

Dampak buruk yang dapat terjadi pada korban bullying, antara lain :

4.1 Kecemasan

4.2 Merasa kesepian

4.3 Rendah diri

4.4 Depresi

4.5 Penarikan sosial

4.6 Keluhan pada kesehatan fisik

4.7 Penggunaan alkohol dan obat – obatan (Priyatna, 2010)

5. Penanggulangan Bullying

Strategi untuk mengatasi bullying antara lain :

5.1 Strategi yang menekankan pada bukti nyata (factual evidence) dan

rationale untuk perubahan (empirical-rational)

5.2 Strategi yang melibatkan re-edukasi dan kesepakatan pada norma-norma

baru (normative-re-educative).

5.3 Strategi yang menekan orang untuk berubah (power-coercive).

(Astuti, 2008)

6. Kuesioner perilaku Bullying

Beberapa kuesioner yang banyak digunakan untuk perilaku bullying

antara lain The Bullying Prevalence Questionnaire (BPQ) yang dibuat oleh

Ken Rigby dan Phillip Slee (1994), dengan pilihan jawaban tidak pernah,

sekali, jarang, dan selalu. Terdapat 20 pernyataan dengan arah favorable dan

unfavorable. The Handling Bully Quitionnaire (HBQ) dibuat oleh Bauman S,

Rigby K & Hoppa K (2008), kuesioner ini terdiri dari 22 pernyataan yang

Page 46: Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang Tua …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33434/1/Silvia... · Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang

29

terdiri dari 5 pilihan jawaban yaitu sangat setuju, setuju, mungkin setuju, tidak

setuju, sangat tidak setuju. Kuesioner ini dapat digunakan untuk menentukan

tindakan apa yang paling tepat untuk menangani bullying karena kuesioner ini

diisi langsung oleh siswa dan hasilnya dapat di diskusikan untuk menentukan

penanganan bullying yang paling tepat. Kuesioner Bullying yang dibuat oleh

Atfiyanah (2013), digunakan untuk mengetahui risiko remaja dalam

melakukan bullying. Kuesioner ini terdiri dari 28 pernyataan dan dibuat dalam

pertanyaan favorable dan unfavorable. Setiap pertanyaan disediakan empat

pilihan jawaban, yaitu SS (Sangat Sesuai), S (Sesuai), TS (Tidak Setuju), dan

STS (Sangat Tidak Setuju), dan penilaian menggunakan skala Likert. Untuk

pertanyaan favorable skor yang diberikan adalah 4 = SS (Sangat Sesuai), 3 =

S (Sesuai), 2 = TS (Tidak Sesuai), STS (Sangat Tidak Sesuai). Sedangkan

untuk pertanyaan unfavorable skor yang diberikan adalah 4 = STS (Sangat

Tidak Sesuai), 3 = TS (Tidak Sesuai), 2 = S (Sesuai), 1 = SS (Sangat Sesuai).

Dari ketiga kuesioner diatas, peneliti memilih menggunakan kuesioner

bullying yang dibuat oleh Atfiyanah (2013). Kuesioner ini digunakan karena

peneliti ingin mengetahui risiko remaja dalam melakukan tindakan bullying,

dengan hasil akhir yaitu perilaku bullying rendah atau perilaku bullying tinggi.

C. Kecemasan

1. Pengertian Kecemasan

Ansietas merupakan gejolak emosi seseorang yang berhubungan

dengan sesuatu diluar dirinya dan mekanisme diri yang digunakan dalam

mengatasi permasalahan (Asmadi, 2008). Sedangkan menurut Carpenito

Page 47: Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang Tua …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33434/1/Silvia... · Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang

30

(2009), ansietas merupakan perasaan tidak tenang (ketakutan) yang dialami

individu/kelompok dan aktivasi sistem sarap otonom dalam merespon

ancaman yang tidak spesifik dan tidak jelas. Kecemasan juga di definisikan

sebagai perubahan yang berseberangan dengan ketenangan yang Allah

gambarkan dalam firman-Nya dalam surat Al-Fajr ayat 27-30 yaitu “Hai jiwa

yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi di

ridhai-Nya: Maka masuklah ke dalam jamaah hamba-hamba-Ku, dan

masuklah ke dalam surga-Ku” (Az-zahrani, 2005).

Sedangkan menurut Astuti & Resminingsih (2010), kecemasan

merupakan salah satu bentuk emosi individu yang berkenaan dengan adanya

rasa terancam oleh sesuatu, biasanya dengan objek ancaman yang tidak begitu

jelas.

2. Tingkat Kecemasan

Tingkat kecemasan menurut Astuti & Resminingsih (2010), tingkat

kecemasan dibagi menjadi empat, yaitu :

2.1 Kecemasan ringan

Kecemasan ringan berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan

sehari-hari dan menyebabkan seseorang menjadi waspada dan

meningkatkan persepsinya. Kecemasan ringan dapat memotivasi belajar

dan menghasilkan pertumbuhan dan kreativitas. Manifestasi yang muncul

pada tingkat ini adalah kelelahan, persepsi meningkat, kesadaran tinggi,

motivasi meningkat, mampu untuk belajar.

Page 48: Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang Tua …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33434/1/Silvia... · Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang

31

2.2 Kecemasan sedang

Memungkinkan seseorang memusatkan pada masalah yang penting

dan mengesampingkan yang lain sehingga seseorang mengalami perhatian

yang selektif, namun dapat melakukan sesuatu yang terarah. Manifestasi

yang terjadi pada tingkat ini yaitu kelelahan meningkat, kecepatan denyut

jantung, pernapasan meningkat, ketegangan otot meningkat, bicara cepat

dengan volume tinggi, persepsi menyempit, mampu untuk belajar namun

tidak optimal, kemampuan konsentrasi menurun, mudah tersinggung,

perhatian selektif dan terfokus pada rangsangan yang tidak menambah

stress.

2.3 Kecemasan berat

Seseorang dengan kecemasan berat cenderung untuk memusatkan

pada sesuatu yang terinci dan spesifik, serta tidak dapat berpikir tentang hal

lain. Seseorang yang mengalami kecemasan berat memerlukan banyak

pengarahan untuk dapat memusatkan perhatiannya. Manifestasi yang

muncul pada tingkat ini adalah mengeluh pusing, sakit kepala, insomnia,

sering kencing, diare, persepsi menyempit, tidak bisa belajar secara efektif,

berfokus pada dirinya sendiri, dan keinginan untuk menghilangkan

kecemasan tinggi.

2.4 Panik

Panik berhubungan dengan terperangah, ketakutan karena mengalami

kendali. Orang yang sedang panik tidak mampu melakukan sesuatu

walaupun dengan pengarahan. Tanda dan gejala yang terjadi pada keadaan

Page 49: Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang Tua …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33434/1/Silvia... · Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang

32

panik yaitu susah bernapas, pucat, pembicaraan inkoheren, tidak dapat

merespon terhadap perintah yang sederhana, berteriak, mengalami

halusinasi dan delusi.

Sedangkan menurut Videbeck (2008), tingkat kecemasan dibagi menjadi

tiga, yaitu :

2.1 Kecemasan ringan

Perasaan bahwa ada sesuatu yang berbeda dan membutuhkan

perhatian khusus, stimulasi sensori meningkat dan membantu individu

memfokuskan perhatian untuk belajar, menyelesaikan masalah, berpikir,

bertindak, merasakan, dan melindungi dirinya sendiri.

2.2 Kecemasan sedang

Perasaan yang menggangu bahwa ada sesuatu yang benar-benar

berbeda, individu menjadi gugup atau agitasi.

2.3 Kecemasan berat

Kecemasan berat dialami ketika individu yakin bahwa ada sesuatu

yang berbeda dan ada ancaman, dan memperlihatkan respon takut dan

distres.

3. Faktor yang Mempengaruhi Kecemasan

Beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya kecemasan (Stuart, 2006) :

3.1 Faktor predisposisi

3.1.1 Teori psikoanalitik

Menurut teori psikoanalitik Sigmund Freud, kecemasan timbul

karena konflik antara elemen kepribadian yaitu id (insting) dan

Page 50: Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang Tua …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33434/1/Silvia... · Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang

33

super ego (nurani). Id mewakili dorongan insting dan impuls

primitif seseorang sedangkan superego mencerminkan hati nurani

seseorang dan dikendalikan norma budayanya. Ego berfungsi

menengahi tuntutan dari dua elemen yang bertentangan dan fungsi

kecemasan adalah mengingatkan ego bahwa ada bahaya.

3.1.2 Teori interpersonal

Menurut teori ini kecemasan timbul dari perasaan takut

terhadap tidak adanya penerimaan dan penolakan interpersonal.

Kecemasan juga berhubungan dengan perpisahan dan kehilangan

yang menimbulkan kelemahan spesifik.

3.1.3 Teori behavior

Kecemasan merupakan produk frustasi yaitu segala sesuatu

yang mengganggu kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan

yang diinginkan.

3.1.4 Teori perspektif keluarga

Kecemasan dapat timbul karena pola interaksi yang tidak

adaptif dalam keluarga.

3.1.5 Teori perspektif biologi

Menunjukkan bahwa otak mengandung reseptor khusus untuk

benzodiazepam. Obat-obatan yang meningkatkan neuroregulator

inhibisi asam gama-aminobutirat (GABA). Yang berperan penting

dalam mekanisme biologis yang berhubungan dengan ansietas.

Selain itu, kesehatan umum individu dari riwayat ansietas pada

Page 51: Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang Tua …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33434/1/Silvia... · Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang

34

keluarga memiliki efek nyata sebagai predisposisi ansietas. Cemas

mungkin disertai dengan gangguan fisik dan selanjutnya

menurunkan kemampuan individu untuk mengatasi stressor.

3.2 Faktor presipitasi

Stressor pencetus dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :

3.2.1 Ancaman terhadap integritas seseorang yang meliputi

ketidakmampuan fisiologis atau menurunnya kemampuan untuk

melakukan aktivitas hidup sehari – hari.

3.2.2 Ancaman terhadap sistem diri seseorang dapat membahayakan

identitas harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi dari

seseorang.

4. Respon Terhadap Kecemasan

Menurut Stuart & Sundeen (2006), respon individu terhadap kecemasan

yaitu :

4.1 Respon fisiologi

4.1.1 Kardiovaskular

Respon dari kardiovaskular berupa jantung berdebar,

peningkatan tekanan darah atau penurunan tekanan darah, denyut

nadi menurun.

4.1.2 Pernafasan

Respon dari pernafasan berupa nafas cepat, nafas pendek,

tekanan pada dada, pembengkakan pada tenggorokan, dan

terengah-engah.

Page 52: Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang Tua …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33434/1/Silvia... · Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang

35

4.1.3 Neuromuskuler

Respon dari neuromuskular berupa refleks meningkat, reaksi

kejutan, mata berkedip-kedip, tremor, gelisah, wajah tegang, dan

gerakan yang jangkal.

4.1.4 Gastrointestinal

Respon dari gastrointestinal berupa kehilangan nafsu makan,

menolak makan, mual, diare, dan rasa tidak nyaman pada

abdomen.

4.1.5 Traktus urinarius

Respon traktus urinarius berupa sering berkemih dan tidak

dapat menahan BAK.

4.1.6 Kulit

Respon dari kulit berupa wajah kemerahan, berkeringat di

telapak tangan, gatal, rasa panas dan dingin pada kulit, wajah

pucat, dan berkeringat seluruh tubuh.

4.2 Respon perilaku

Respon perilaku berupa gelisah, tegang, tremor, bicara cepat, menarik

diri dari hubungan interpersonal, dan menghindar dari masalah.

4.3 Respon kognitif

Respon kognitif yaitu konsentrasi terganggu, pelupa, hambatan

berfikir, bingung, sangat waspada, kesadaran diri meningkat, takut cidera

atau kematian.

Page 53: Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang Tua …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33434/1/Silvia... · Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang

36

4.4 Respon afektif

Responnya yaitu mudah terganggu, tidak sabar, gelisah, tegang,

ketakutan, dan gugup.

5. Gejala Kecemasan

Menurut Carpenito (2009), gejala – gejala kecemasan dibagi menjadi

dua, yaitu :

5.1 Gejala fisiologis

5.1.1 Kegelisahan

5.1.2 Tangan atau anggota tubuh bergetar

5.1.3 Banyak berkeringat

5.1.4 Sulit berbicara atau suara bergetar

5.1.5 Jantung berdebar

5.1.6 Sakit kepala

5.1.7 Nafas pendek

5.2 Gejala kognitif

5.2.1 Khawatir tentang sesuatu

5.2.2 Keyakinan – keyakinan bahwa akan terjadi sesuatu yang

mengerikan akan terjadi tanpa ada alasan yang jelas

5.2.3 Merasa terancam

5.2.4 Ketakutan akan ketidakmampuan menghadapi masalah

5.2.5 Sulit berkonsentrasi

5.2.6 Merasa kebingungan

Page 54: Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang Tua …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33434/1/Silvia... · Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang

37

5.3 Gejala emosional

5.3.1 Kurang percaya diri

5.3.2 Marah yang berlebihan

5.3.3 Menangis

5.3.4 Mencela diri sendiri

6. Kecemasan Perpisahan

6.1 Pengertian kecemasan perpisahan

Kecemasan perpisahan adalah kecemasan dan kekhawatiran yang tidak

realistik pada anak tentang apa yang akan terjadi bila berpisah dengan

orang-orang yang berperan penting dalam hidupnya, misalnya orang tua.

Ketakutan itu mungkin berpusat pada apa yang mungkin terjadi dengan

individu yang berpisah dengan anak itu (misalnya orang tua akan

meninggal atau tidak kembali karena suatu alasan lain) atau apa yang

terjadi dengan anak itu bila terjadi perpisahan (ia akan hilang, diculik,

disakiti atau dibunuh) (Semiun, 2006).

Sedangkan menurut Joseph (2012), gangguan kecemasan berpisah

adalah suatu keadaan dimana individu menjadi takut dan cemas saat berada

jauh dari orang yang disayang. Karena alasan tersebut, anak itu enggan

untuk dipisahkan dari orang lain, dan mungkin karena itulah anak tidak

mau tidur sendirian tanpa ditemani atau didampingi oleh orang

kesayangannya atau tidak mampu meninggalkan rumah tanpa disertai oleh

orang lain (Semiun, 2006).

Page 55: Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang Tua …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33434/1/Silvia... · Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang

38

6.2 Penyebab kecemasan perpisahan

Gangguan kecemasan perpisahan seringkali terjadi setelah adanya

suatu kejadian traumatik atau yang sangat menekan kehidupan individu,

misalnya dirawat di rumah sakit, kematian orang yang disayangi, atau

pindah ke lingkungan yang lain seperti pindah rumah atau pindah sekolah

(Joseph, 2012).

6.3 Tanda dan gejala kecemasan perpisahan

Gejala spesifik kecemasan perpisahan yaitu :

6.3.1 Distress berlebihan berulang – ulang saat berpisah dari orang tua

6.3.2 Khawatir yang berlebihan bahwa suatu peristiwa yang tidak

diinginkan akan terjadi

6.3.3 Penolakan untuk pergi ke sekolah atau tempat lain karena

perpisahan dengan orang – orang penting

6.3.4 Takut yang berlebihan dan enggan untuk sendiri

6.3.5 Penolakan untuk tidur sendirian

6.3.6 Mimpi buruk berulang

6.3.7 Keluhan fisik yang berulang, seperti sakit kepala, sakit perut, mual

dan muntah (Grohol, 2014)

Sedangkan menurut Kaneshiro & Zieve (2013), gejala kecemasan

perpisahan yaitu :

6.3.1 Distress berlebihan ketika dipisahkan dengan orang tua

Page 56: Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang Tua …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33434/1/Silvia... · Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang

39

6.3.2 Mimpi buruk

6.3.3 Keluhan fisik yang berulang – ulang

6.3.4 Khawatir kehilangan orang tua

6.3.5 Keengganan untuk tidur sendirian

6.4 Dampak kecemasan perpisahan

Semiun (2006), membagi beberapa dampak dari kecemasan kedalam

beberapa simtom, yaitu :

6.4.1 Simtom suasana hati

Individu yang mengalami kecemasan memiliki perasaan akan

adanya hukuman dan bencana yang mengancam dari suatu sumber

tertentu yang tidak diketahui. Individu yang mengalami kecemasan

tidak bisa tidur, dan dengan demikian dapat menyebabkan sifat

mudah marah.

6.4.2 Simtom kognitif

Kecemasan dapat menyebabkan kekhawatiran dan keprihatinan

pada individu mengenai hal-hal yang tidak menyenangkan yang

mungkin terjadi. Individu tersebut tidak memperhatikan masalah-

masalah yang ada, sehingga individu sering tidak bekerja atau

belajar secara efektif, dan akhirnya dia akan menjadi lebih merasa

cemas.

Page 57: Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang Tua …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33434/1/Silvia... · Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang

40

6.4.3 Simtom motorik

Individu yang mengalami kecemasan sering merasa tidak

tenang, gugup, kegiatan motorik menjadi tanpa arti dan tujuan,

misalnya jari-jari tangan atau kaki mengetuk-ngetuk, dan sangat

kaget terhadap suara yang terjadi secara tiba-tiba.

7. Kuesioner Kecemasan Perpisahan

Beberapa kuesioner yang dapat digunakan untuk melihat kecemasan

perpisahan yaitu Separation Anxiety Disorder Self Assessment Tool,

kuesioner ini dikembangkan oleh Hartford Hospital, kuesioner ini terdiri dari

12 pernyataan dengan pilihan jawaban YA atau TIDAK. Kuesioner ini

bertujuan untuk melihat apakah seorang anak atau seorang orang tua

mengalami kecemasan ketika berpisah dengan orang tua. Jika 12 pernyataan

dijawab “Ya” maka menunjukkan kecemasan perpisahan dengan orang tua

dan harus dilakukan konseling. Adult Separation Anxiety Questionnaire yang

dibuat oleh Manicavasagar V, Silove D, Wagner R, Drobny J pada tahun

2012. Kuesioner ini untuk mengukur tingkat kecemasan perpisahan untuk

masa dewasa atau yang dialami diatas usia 18 tahun, kuesioner ini

menggunakan pilihan dengan skala likert yaitu tidak pernah, kadang-kadang,

jarang, dan sering. Kelemahan kuesioner ini tidak dapat digunakan pada usia

remaja awal. Screen for Child Anxiety Related Disorder (SCARED),

kuesioner ini dikembangkan oleh Boris Birmaher, Suneeta Khetarpal, Marlane

Cully dkk. Kuesioner ini berjumlah 11 pernyataan dan dibuat dalam

pernyataan favorable dan unfavorable. Masing-masing pernyataan diberi

Page 58: Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang Tua …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33434/1/Silvia... · Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang

41

penilaian 4 – 1. Kuesioner ini dibuat dengan tujuan untuk mengidentifikasi

tingkat kecemasan perpisahan dengan orang tua saat memasuki lingkungan

atau tempat baru. Setiap pernyataan disediakan empat pilihan jawaban, yaitu

SS (Sangat Sering), S (Sering), J (Jarang), dan TP (Tidak Pernah), dan

penilaian menggunakan skala Likert. Untuk pertanyaan favorable skor yang

diberikan adalah 4 = SS (Sangat Sering), 3 = S (Sering), 2 = J (Jarang), 1 = TP

(Tidak Pernah). Sedangkan untuk pertanyaan unfavorable skor yang diberikan

adalah 4 = TP (Tidak Pernah), 3 = J (Jarang), 2 = S (Sering), 1 = SS (Sangat

Sering).

Dari ketiga kuesioner diatas, peneliti memilih untuk menggunakan

kuesioner Screen for Child Anxiety Related Disorder (SCARED), karena

peneliti ingin mengetahui tingkat kecemasan perpisahan dengan orang tua saat

remaja memasuki pesantren. Dengan hasil individu mengalami kecemasan

rendah atau kecemasan tinggi.

D. Teman Sebaya

Teman sebaya adalah anak pada usia yang sama atau pada level

kedewasaan yang sama (Santrock, 2007). Teman sebaya adalah sekelompok

orang yang memiliki usia yang sama dan memiliki kelompok sosial yang

sama pula, misalnya teman sekolah (Mu’tadin, 2002).

Interaksi teman sebaya memainkan peran khusus dalam perkembangan

sosioemosional anak-anak, salah satu fungsi yang paling penting dari

kelompok teman sebaya adalah untuk memberika sumber informasi dan

perbandingan tentang dunia di luar keluarga (Santrock, 2007).

Page 59: Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang Tua …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33434/1/Silvia... · Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang

42

Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa teman sebaya adalah

sekelompok orang yang memiliki usia yang sama dan biasanya terjadi

pertukaran informasi yang dapat mempengaruhi perilaku dari anggota lainnya.

Relasi dengan teman sebaya dapat berdampak positif ataupun negatif.

Sisi positifnya antara lain adalah anak-anak mengeksplorasi prinsip-prinsip

kesehatan dan keadilan melalui pengalaman ketika mereka mgalami

perbedaan pendapat dengan teman sebayanya (Piaget, 1932, Sullivan, 1953

dalam Santrock, 2007).

Selain itu para ahli juga mengungkapkan dampak negatif teman sebaya

bagi perilaku individu. Teman sebaya memiliki pengaruh besar dalam tingkah

laku individu, remaja yang memiliki perilaku buruk akan memberikan

pengaruh negatif kepada teman sebayanya. Salah satu pengaruh buruknya

yaitu dapat menjadikan individu sebagai pelaku tindakan bullying, karena

salah satu faktor penyebab terjadinya bullying adalah faktor teman sebaya.

Tindakan bullying dilakukan oleh remaja karena adanya teman sebaya yang

memberikan pengaruh negatif dengan cara menyebarkan ide (baik secara aktif

maupun pasif), remaja menganggap bahwa perilaku bullying bukanlah suatu

masalah besar dan merupakan suatu hal yang wajar untuk dilakukan. Remaja

memiliki keinginan untuk tidak lagi bergantung pada keluarganya dan mulai

mencari dukungan dan rasa aman dari kelompok sebayanya, untuk

mendapatkan rasa aman tersebut, remaja mengikuti perilaku- perilaku yang

teman sebayanya lakukan (Kupersmidt & Derosier, 2004 dalam Santrock,

2007).

Page 60: Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang Tua …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33434/1/Silvia... · Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang

43

E. Pesantren

1. Pengertian Pesantren

Kata pesantren berasal dari kata santri dengan awalan “pe” dan

akhiran “an”, yang artinya tempat tinggal santri. Pesantren adalah tempat para

santri menimba ilmu agama dan ilmu-ilmu lainnya (Efendi & Makhfudli,

2009). Pesantren adalah institusi yang memfokuskan pengajaran agama

dengan menggunakan metode pengajaran tradisional dan mempunyai aturan-

aturan (Khuluq, 2008). Sedangkan menurut Wahid (2001) dalam Indonesian

institute for society empowerment / INSEP (2011), pesantren merupakan

kehidupan yang unik yang menunjukkan ciri-ciri subkultur. Pondok pesantren

merupakan salah satu lembaga pendidikan agama islam berupa asrama yang

terpisah antara santri putra dan santri putri (Siregar, 2013).

2. Jenis Pesantren

Seiring dengan perkembangan zaman, pesantren-pesantren berusaha

mengembangkan diri sesuai dengan tuntutan zaman. Berdasarkan kegiatan

yang berlangsung di dalam pesantren, pesantren dapat di klasifikasikan

menjadi 2 macam, yaitu :

2.1 Pesantren salafi atau salafiah (tradisional)

Pesantren salafi merupakan pondok pesantren yang hanya

mengajarkan kitab klasik dan agama islam. Umumnya, lebih

mendahulukan dan mempertahankan hal-hal yang bersifat tradisional

dalam sistem pendidikan maupun perilaku kehidupannya, serta sangat

Page 61: Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang Tua …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33434/1/Silvia... · Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang

44

selektif terhadap segala bentuk pembaruan, termasuk kurikulum

pengajarannya.

2.2 Pesantren khalafi atau khalafiah (modern)

Pesantren khalafi merupakan pondok pesantren yang selain

menyelenggarakan kegiatan pendidikan agama juga menyelenggarakan

pendidikan jalur sekolah atau formal, baik sekolah umum (SD, SMP, dan

SMA) maupun sekolah berciri khas agama. (Efendi & Makhfudli, 2009).

3. Tujuan Pesantren

Pesantren berfungsi untuk membentuk manusia-manusia yang mampu

membangun hubungan dengan Allah, manusia lain, dan lingkungan.

Pesantren mempunyai fungsi sebagai berikut :

3.1 Tempat belajar ilmu – ilmu agama (keislaman)

3.2 Meningkatkan fungsi syiar dan pelayanan

3.3 Berperan aktif dalam peningkatan kualitas umat melalui dakwah

3.4 Mengembangkan dakwah dengan cara yang kreatif dan inovatif

3.5 Membangun struktur lembaga yang kokoh dan berwibawa

3.6 Membentuk kader – kader dakwah islam

3.7 Sebagai garuda depan dalam mencetak para mujahid dakwah, termasuk

para penghafal Al-Quran (hafiz dan hafizah)

3.8 Menjadikan pesantren sebagai media pemberdayaan untuk perempuan

korban kekerasan

Page 62: Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang Tua …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33434/1/Silvia... · Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang

45

3.9 Merespon persoalan – persoalan kemasyarakatan seperti masalah

kemiskinan, memelihara tali persaudaraan, mengurangi pengangguran,

memberantas kebodohan, menciptakan kehidupan yang sehat

3.10 Sebagai aktor pengelola perdamaian (Efendi & Makhfudli, 2009)

F. Kerangka Teori

Kerangka teori penelitian ini berdasarkan modifikasi teori Lawrence Green

(1080). Kerangka konsep ini dibagi ke dalam tiga faktor yaitu faktor predisposisi

(predisposing), faktor pemungkin (enabling), dan faktor penguat (reinforcing).

Page 63: Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang Tua …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33434/1/Silvia... · Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang

46

Faktor Pemungkin

Remaja yang mengalami

kecemasan mudah

dipengaruhi oleh:

Lingkungan

Teman sebaya

(Simbolon, 2012)

Remaja

Batasan usia 13 – 21 tahun

Perubahan yang terjadi

pada masa remaja :

perubahan fisik,

psikologis, dan sosial

(Dariyo, 2011)

Faktor Penguat

Keluarga yang

tidak harmonis

Pengaruh media

Budaya

Kekerasan yang

dialami di masa

lalu

Persepsi yang

salah tentang

perilaku korban

Perbedaan kelas

Senioritas

Karakter

individu atau

kelompok

(Astuti, 2008)

Remaja masuk pesantren

Terjadi perubahan &

mendapat peran-peran baru

(Agustiani, 2009)

Faktor Predisposisi

Kecemasan Perpisahan

Dampak negatif : persepsi

menyempit, mudah

tersinggung, mengalihkan

perhatian, mudah marah

(Astuti & Resminingsih,

2010)

Dampak positif :

kewaspadaan meningkat,

motivasi belajar meningkat,

kesadaran tinggi

(Astuti & Resminingsih,

2010)

Risiko perilaku bullying

Verbal

(Yayasan

SEJIWA,

2008)

Fisik

(Yayasan

SEJIWA,

2008)

Mental atau

psikologis

(Yayasan

SEJIWA, 2008)

Page 64: Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang Tua …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33434/1/Silvia... · Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang

47

Keterangan :

Faktor – faktor yang dapat menyebabkan individu melakukan tindakan bullying yaitu

kecemasan perpisahan, keluarga yang tidak harmonis, pengaruh media, teman sebaya,

persepsi yang salah tentang perilaku korban, perbedaan kelas, senioritas, karakter

individu atau kelompok, lingkungan, budaya, dan kekerasan yang dialami di masa

lalu. Namun dalam penelitian ini hanya faktor kecemasan perpisahan yang

dikendalikan, sedangkan faktor – faktor lainnya tidak di kendalikan. Maka dari itu

peneliti tidak mengetahui apakah risiko perilaku bullying pada santri hanya

disebabkan oleh kecemasan perpisahan atau disebabkan juga oleh faktor lain.

Sumber : modifikasi kerangka teori perilaku Lawrence Green (1989), Astuti (2008),

Astuti & Resminingsih (2010), Myers (dalam Levianti, 2008), Santrock (2007),

Yayasan SEJIWA (2008).

Page 65: Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang Tua …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33434/1/Silvia... · Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang

48

BAB III

KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu satu

variabel independen dan satu variabel dependen. Kecemasan perpisahan dengan

orang tua sebagai variabel independen dan risiko perilaku bullying santri sebagai

variabel dependen. Kerangka konsep dalam penelitian ini dapat di gambarkan

sebagai berikut :

Variabel Independen Variabel Dependen

Kecemasan perpisahan dengan

orang tua

Risiko perilaku bullying santri di

Pesantren Assanusi

Page 66: Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang Tua …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33434/1/Silvia... · Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang

49

B. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

Ha = Ada hubungan antara kecemasan perpisahan dengan orang tua terhadap

risiko perilaku bullying santri di pesantren Assanusi Cirebon.

H0 = Tidak ada hubungan antara kecemasan perpisahan dengan orang tua terhadap

risiko perilaku bullying santri di pesantren Assanusi Cirebon.

Page 67: Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang Tua …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33434/1/Silvia... · Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang

50

C. Definis Operasional

No Variabel Definisi Operasional Cara ukur Alat ukur Hasil Skala

1 Independen

Kecemasan

perpisahan

Kekhawatiran yang

tidak jelas pada

individu tentang apa

yang akan terjadi bila

berpisah dengan

orang tuanya

(Semiun, 2006).

Menghitung skor dari

pertanyaan

kecemasan

perpisahan.

Peneliti menggunakan

kuesioner kecemasan

perpisahan yang berisi 11

pertanyaan.

Setiap pernyataan diberi

penilaian antara :

SS : 4

S : 3

J : 2

TP : 1

1. Kecemasan berpisah

tinggi jika nilai rata-rata

24

2. Kecemasan berpisah

rendah jika nilai rata-rata

< 24

(Azwar, 2012)

Ordinal

2 Dependen

Risiko

Risiko untuk

melakukan suatu

Menghitung skor dari

pertanyaan risiko

Kuesioner yang

digunakan adalah

1. Risiko Bullying

tinggi jika nilai

Ordinal

Page 68: Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang Tua …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33434/1/Silvia... · Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang

51

perilaku

bullying

tindakan untuk

menyakiti seseorang

dan menyebabkan

seseorang menderita,

tindakan ini dilakukan

secara langsung oleh

seseorang atau

kelompok yang lebih

kuat, biasanya

dilakuka dengan

perasaan senang

(Astuti, 2008).

Bullying ada tiga

bentuk, yaitu: fisik,

verbal, dan non verbal

perilaku bullying. kuesioner risiko perilaku

bullying yang berisi 28

pertanyaan.

Untuk pertanyaan positif

SS : 4

S : 3

TS : 2

STS : 1

Untuk pertanyaan negatif

SS : 1

S : 2

TS : 3

STS : 4

rata-rata 88

2. Risiko Bullying

rendah jika nilai

rata-rata < 88

(Azwar, 2012)

Page 69: Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang Tua …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33434/1/Silvia... · Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang

52

atau psikologis

(Yayasan Semai Jiwa

Amini, 2008).

Page 70: Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang Tua …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33434/1/Silvia... · Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang

53

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui hubungan antara

kecemasan perpisahan dengan orang tua terhadap risiko perilaku bullying

santri di Pesantren Assanusi Cirebon. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif

dengan desain Cross-sectional (potong lintang). Penelitian cross-sectional

adalah jenis penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antar

variabel dimana variabel independen dan variabel dependen diidentifikasi

hanya satu kali dan pada waktu yang sama (Dharma, 2011).

B. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan obyek atau subyek yang mempunyai

kualitas dan karakteristik tertentu yang akan diteliti (Sugiyono, 2012).

Populasi dari penelitian ini adalah seluruh santri yang duduk di bangku SMP

pesantren assanusi cirebon yang berjumlah 187 santri.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi (Sugiyono, 2012).

Untuk pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik

random sampling yaitu stratified random sampling (pengambil sampel secara

acak stratifikasi). Jika suatu populasi mempunyai unit yang mempunyai

Page 71: Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang Tua …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33434/1/Silvia... · Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang

54

karakteristik yang berbeda-beda, maka teknik pengambilan sampel yang

digunakan adalah stratified random sampling (Notoatmodjo, 2010).

Pengambilan jumlah sampel dalam penelitian ini dihitung dengan

menggunakan rumus yang telah dikembangkan oleh Isaac dan Michael

(Sugiyono, 2012) :

s =

d2 (N-1) + Λ

2.P.Q

Λ2

dengan dk = 1, taraf kesalahan yang diinginkan 10% -> 2,706

P = Q = 0,5

d = 0,05

s = jumlah sampel

s = 2,706 x 187 x 0,5 x 0,5

0,052 (187-1) + 2,706 x 0,5 x 0,5

= 126,5055

0,0025 (186) + 0,67

= 126,5055

0,465 + 0,67

= 126,5055

1,135

= 111,45 dibulatkan menjadi 112

Dengan tingkat kepercayaan yang dikehendaki 90 %, maka besar sampel

yang diperoleh dengan menggunakan rumus tersebut adalah 112 santri.

Λ2.N.P.Q

Page 72: Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang Tua …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33434/1/Silvia... · Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang

55

Peneliti mengantisipasi apabila terdapat responden yang drop out atau

berhenti di tengah jalan, maka jumlah sampel ditambah 10 %. Besar sampel

setelah ditambah 10 % menjadi 112 + (10 % x 112) = 123 responden.

Jumlah sampel pada penelitian ini yaitu 123 santri. Jumlah populasi 187,

santri kelas VII berjumlah 68 santri, kelas VIII berjumlah 53 santri, dan kelas

IX 66 santri. Maka besar sampel untuk setiap kelas adalah :

Dalam penelitian keperawatan sampel yang diambil harus memiliki

kriteria sampel sebagai berikut :

a. Kriteria inklusi

Kriteria inklusi adalah karakteristik sampel yang dapat dimasukkan

atau layak untuk diteliti. Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah :

1. Santri yang duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP)

2. Terdaftar sebagai santri pondok pesantren assanusi Cirebon

3. Bersedia menjadi responden

Page 73: Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang Tua …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33434/1/Silvia... · Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang

56

C. Waktu dan Tempat

1. Waktu

Waktu penelitian akan dilaksanakan pada bulan November 2015. Mulai dari

pengambilan data sampai penyusunan hasil.

2. Tempat

Penelitian dilakukan di pondok pesantren assanusi cirebon Jl. Kebon Melati

No. 02 Desa Babakan Kecamatan Ciwaringin Kabupaten Cirebon, Jawa

Barat.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

kuesioner yang dikembangkan oleh Boris Birmaher, Suneeta Khetarpal, Marlane

Cully dkk, kuesioner ini dalam bentuk skala likert, dimana responden harus

menjawab pertanyaan yang sesuai dengan dirinya. Kuesioner yang digunakan

adalah kuesioner kecemasan perpisahan dan kuesioner risiko perilaku bullying.

Responden memilih jawaban untuk setiap pernyataan yang menunjukkan

kesetujuan (favourable) atau yang ketidaksetujuan (unfavourable), dengan empat

kategori jawaban yaitu SS (Sangat Sering), S (Sering), J (Jarang), TP (Tidak

Pernah).

Untuk pengumpulan datanya, peneliti akan menggunakan satu data demografi

dan tiga kuesioner, yaitu :

1. Data demografi, yaitu :

a. Jenis kelamin

b. Kelas

Page 74: Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang Tua …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33434/1/Silvia... · Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang

57

2. Kuesioner kecemasan perpisahan

Kuesioner ini dikembangkan oleh Boris Birmaher, Suneeta Khetarpal,

Marlane Cully dkk. Kuesioner berisi tentang kecemasan perpisahan

dengan orang tua, dengan tujuan untuk mengidentifikasi tingkat

kecemasan perpisahan dengan orang tua saat memasuki pesantren.

Kuesioner ini berisi 11 pertanyaan, masing-masing pertanyaan diberi nilai

4-1. Pertanyaan dengan jawaban sangat sering (SS) : 4, sering (S) : 3,

jarang (J) : 2, tidak pernah (TP) : 1.

3. Kuesioner risiko perilaku bullying

Kuesioner ini dibuat oleh Atfiyanah (2013), kuesioner ini

menggunakan skala likert yang memiliki empat jawaban, yaitu : SS

(sangat sesuai), S (sesuai), TS (tidak sesuai), STS (sangat tidak sesuai).

Kuesioner ini terdiri dari 28 pernyataan dengan arah favorable dan

unfavorable.

E. Uji Validitas dan Reabilitas Instrumen

1. Uji Validitas

Validitas adalah keadaan yang menggambarkan tingkat instrumen

yang bersangkutan mampu mengukur apa yang akan diukur (Arikunto, 2010).

Untuk melakukan uji coba instrumen yang akan digunakan, responden

diminta untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada. Jumlah responden

untuk uji coba instrumen yaitu sebanyak 30 orang (Siswanto dkk, 2013).

Page 75: Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang Tua …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33434/1/Silvia... · Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang

58

Uji validitas dapat menggunakan rumus Pearson Product Moment

sebagai berikut :

( ) ( )( )

√* ( ) ( )( ( )+

Keterangan :

= koefisien korelasi

N = jumlah responden

= skor tiap item pertanyaan

= skor total

Metode pengujian validitas instrumen yang digunakan dalam

penelitian ini adalah dengan korelasi pearson product moment, yaitu

distribusi (t tabel) untuk = 0,05 dan derajat kebebasan (dk = n-2) dengan

ketentuan instrumen valid apabila nila r hitung > r tabel pada = 0,05

dengan N + 30 artinya instrumen tersebut valid karena menyatakan adanya

korelasi antara skor item dengan jumlah skor total (Riwidikdo, 2013).

Tempat uji validitas di Pesantren Kebon Jambu. Pesantren ini dipilih

karena karakteristik nya sesuai dengan Pesantren Assanusi.

Peneliti telah melakukan uji validitas pada 30 santri di pesantren

kebon jambu cirebon. Hasil uji validitas dianalisa menggunakan rumus

Pearson Product Moment dengan bantuan perangkat lunak komputer. Dari

Page 76: Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang Tua …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33434/1/Silvia... · Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang

59

hasil analisis didapatkan bahwa r tabel (n-2) < r hitung atau 0,374 < r hitung.

Untuk pernyataan kecemasan berpisah sebanyak 11 item di dapatkan hasil

yang menunjukkan 100 % valid, dan untuk pernyataan risiko perilaku

bullying terdapat 28 item menunjukkan hasil 100 % valid. Sehingga kedua

kuesioner tersebut dapat digunakan.

2. Uji Reabilitas

Reliabilitas adalah suatu nilai yang menunjukkan kesamaan hasil

pengukuran atau pengamatan suatu alat pengukur dalam mengukur gejala

yang sama, dan setiap alat pengukur seharusnya memiliki kemampuan untuk

memberikan hasil pengukuran yang konsisten (Arikunto, 2010).

Rumus :

R11 = 2(rxy)

(1+rxy)

Keterangan :

= Koefisien reliabilitas internal seluruh item

Apabila > r tabel berarti reliabel dan apabila < r tabel maka tidak

reliabel.

Hasil uji reabilitas didapatkan nilai Alpha Cronbach ( ) untuk kuesioner

kecemasan berpisah sebesar 0,844. Sedangkan untuk kuesioner risiko perilaku

Page 77: Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang Tua …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33434/1/Silvia... · Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang

60

bullying sebesar 0,940. Dari kedua hasil uji reabilitas tersebut dapat dinyatakan

bahwa kedua kuesioner tersebut reliabel dan dapat digunakan.

F. Tahapan Penelitian

a. Dimulai dengan perumusan masalah, menentukan variabel penelitian, dan

menentukan lokasi penelitian.

b. Melakukan studi kepustakaan untuk mendapat gambaran dan landasan

teoritis yang tepat.

c. Pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan setelah proposal

penelitian mendapatkan persetujuan dari pembimbing dilanjutkan dengan

mengajukan surat permohonan izin penelitian kepada institusi pendidikan

sebagai landasan permohonan mengadakan penelitian di pesantren

Assanusi Cirebon.

d. Peneliti melakukan uji validitas dan reabilitas kuesioner di pondok

pesantren yang berbeda yaitu pesantren kebon jambu cirebon.

e. Setelah mendapatkan surat izin dari institusi pendidikan peneliti

mengajukan izin terlebih dahulu kepada pengasuh dan pengurus

pesantren assanusi cirebon.

f. Setelah mendapatkan izin dari pihak pesantren, peneliti dibantu pengurus

pesantren untuk menjelaskan tujuan penelitian dan melakukan informed

consent kepada responden.

g. Setelah itu peneliti memilih responden yang memenuhi kriteria inklusi

untuk dijadikan sampel penelitian.

Page 78: Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang Tua …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33434/1/Silvia... · Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang

61

h. Peneliti memeriksa kembali apakah lembar kuesioner yang sudah di isi

sesuai dengan petunjuk dan mengeliminasi kuesioner yang tidak terisi

lengkap.

i. Menghitung dan mencatat tabulasi data yang diperoleh, kemudian

membuat tabel data.

j. Setelah lembar kuesioner tersebut terisi, dilakukan pengolahan data

menggunakan program komputer.

G. Pengolahan Data

Proses pengolahan data penelitian menggunakan langkah – langkah sebagai

berikut :

1. Editing

Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang

diperoleh atau dikumpulkan, meliputi kelengkapan jawaban, kejelasan

jawaban dan konsistensi antara jawaban pada isian kuesioner.

2. Coding

Coding merupakan pemberian kode numerik terhadap data yang terdiri

atas beberapa kategori. Kegiatan ini bertujuan untuk merubah data

berbentuk huruf menjadi data berbentuk angka.

3. Entri data

Entri data merupakan proses pemasukan data kedalam program atau

fasilitas analisis data.

Page 79: Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang Tua …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33434/1/Silvia... · Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang

62

4. Cleaning data

Cleaning data merupakan proses pembersihan data setelah data sudah

dimasukkan kedalam komputer untuk melihat kemungkinan-kemungkinan

adanya kesalahan-kesalahan kode.

(Notoatmodjo, 2010).

H. Analisa Data

Analisa data yang akan digunakan adalah menggunakan program komputer,

yang terdiri dari dua macam analisa data, yaitu univariat dan bivariat.

1. Analisis univariat

Analisa Univariat digunakan untuk menjelaskan karakteristik masing –

masing variabel yang dimiliki. Variabel independen kecemasan perpisahan

dengan orang tua dan variabel dependen risiko perilaku bullying.

2. Analisi bivariat

Analisa bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel

dependen dan variabel independen. Yaitu untuk mengetahui hubungan antara

kecemasan perpisahan dengan orang tua terhadap risiko perilaku bullying.

Analisa data yang digunakan adalah uji Korelasi Spearman Rank. Uji

Spearman Rank digunakan untuk menguji korelasi dua variabel dimana

kedua variabelnya adalah ordinal. Hasil penelitian dibandingkan p-value

dengan signifikan alpha 0,05. Apabila p-value lebih kecil dari alpha (0,05)

maka ada hubungan yang bermakna antara variabel independen dengan

variabel dependen, dan apabila p-value lebih besar dari alpha (0,05) maka

tidak ada hubungan antara variabel independen dan variabel dependen.

Page 80: Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang Tua …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33434/1/Silvia... · Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang

63

I. Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian, ada tiga masalah etika penelitian keperawatan

(Hidayat, 2008)

1. Informed consent (lembar persetujuan)

Informed consent adalah bentuk persetujuan antara peneliti dengan

responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Peneliti

memberikan lembar informen consent kepada santri sebelum mengisi

kuesioner. Tujuan dari informed concent adalah agar santri mengerti maksud

dan tujuan penelitian. Jika santri bersedia, maka santri harus menandatangani

lembar persetujuan. Akan tetapi jika santri tidak bersedia, maka peneliti harus

menghormatinya dan tidak ada paksaan.

2. Confidentially (kerahasiaan)

Etika penulisan bertujuan untuk menjamin kerahasiaan identitas

responden, melindung dan menghormati hak responden. Peneliti menjelaskan

kepada santri bahwa peneliti akan menjamin kerahasiaan identitas santri,

dimana data-data yang diperoleh hanya akan digunakan untuk kepentingan

penelitian.

3. Anonimity (tanpa nama)

Peneliti tidak meminta santri untuk menuliskan nama mereka. Karena

masalah etika keperawatan merupakan masalah yang memberikan jaminan

dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau

mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan

Page 81: Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang Tua …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33434/1/Silvia... · Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang

64

kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan

disajikan.

Page 82: Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang Tua …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33434/1/Silvia... · Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang

65

BAB V

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Tempat Penelitian

Pondok Pesantren Assanusi merupakan pondok pesantren yang sejarahnya di

mulai dari perjuangan Al-maghfirullah K.H. Muhammad Sanusi. Pesantren ini berada di

Jl. Kebon Melati No.02 Babakan Ciwaringin Cirebon 45167.pesantren Assanusi di

resmikan pada tahun 1994. Pada saat ini Pesantren Assanusi di pimpin oleh K.H Ali

Munir. Jumlah santri Assanusi berjumlah 304 santri, 187 santri duduk di bangku Sekolah

Menengah Pertama (SMP), 109 santri duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA),

dan 8 santri mengabdi di pesantren.

Untuk mengawasi seluruh santri di pesantren Assanusi maka pengasuh membentuk

kepengurusun, mulai dari kepengurusan pusat sampai kepengurusan kamar yang

bertujuan untuk mengontrol kegiatan maupun tingkah laku santri. Kepengurusan

pesantren dipegang oleh santri senior, kepengurusan ini terdiri dari kepala pondok, wakil

kepala pondok, bendahara, seksi keamanan, seksi ibadah, seksi kebersihan, seksi

kesehatan, dan kepala kamar di setiap kamar.

Peraturan – peraturan yang dibuat oleh pengurus wajib dipatuhi oleh seluruh santri.

Namun pengurus memberikan keringanan bagi santri baru, mereka selama sebulan tidak

dituntut untuk mengikuti semua pengajian atau peraturan pesantren, santri baru tersebut

diberikan keringanan dengan tujuan mereka akan merasa kerasan di pesantren.

Di tahun ajaran pertama selama dua semester, santri baru mulai dimasukan tentang materi

pembinaan akhlakul karimah dengan tujuan santri mengerti tentang perilaku yang baik.

Page 83: Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang Tua …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33434/1/Silvia... · Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang

66

Apabila ada santri yang melanggar peraturan atau melakukan perbuatan merugikan

kepada santri lain akan mendapatkan sanksi sesuai dengan pelanggaran yang

dilakukanya. Pengurus juga memberikan kesempatan kepada santri untuk konseling

dengan ustadz atau seniornya di pondok pesantren jika memiliki masalah. Selain itu,

pihak pesantren juga bekerjasama dengan pihak sekolah formal baik itu SMA atau SMP

terutama guru BP dan wali kelas apabila ada santri yang berkelakuan tidak baik. Sehingga

jika ada santri yang berkelakuan tidak baik maka akan ditegur oleh pihak pengurus.

B. Karakteristik Responden

Karakteristik responden dibawah ini merupakan karakteristik sampel penelitian

berdasarkan jenis kelamin, usia, dan kelas.

Dibawah ini merupakan kategori responden penelitian, antara lain :

a) Jenis Kelamin Responden

Tabel 5.1

Distribusi Jenis Kelamin Responden

Jenis Kelamin Frekuensi Presentase

(%)

Laki - laki

Perempuan

59

64

48,0 %

52,0 %

Total 123 100,0

Tabel 5.1 menunjukkan distribusi jenis kelamin responden. Jenis kelamin perempuan

memperoleh jumlah tertinggi sebesar 64 responden (52,0 %).

Page 84: Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang Tua …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33434/1/Silvia... · Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang

67

b) Kelas

Tabel 5.2

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kelas

Kelas Frekuensi Presentase (%)

VII

VIII

IX

45

35

43

36,6 %

28,5 %

35,0 %

Total 73 100,0

Tabel 5.2 menunjukkan distribusi kelas responden. Kelas VII memperoleh jumlah

tertinggi sebesar 45 responden (36,6 %), dan kelas VIII memperoleh jumlah terendah

yaitu 35 responden (28,5 %).

Kelas responden dimasukkan dalam data demografi untuk melihat presentase tiap

kelas, sehingga peneliti bisa mengetahui kelas mana yang paling banyak mengalami

kecemasan berpisah dan mana yang memiliki risiko perilaku bullying tinggi.

C. Analisa Univariat

a. Gambaran Kecemasan Perpisahan Dengan Orang Tua pada Santri Assanusi

Cirebon

Nilai kecemasan perpisahan dengan orang tua pada santri diukur dengan

kuesioner yang dijawab langsung oleh responden. Untuk tingkat kecemasan

perpisahan dengan orang tua pada santri Pondok Pesantren Assanusi Cirebon yaitu :

Page 85: Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang Tua …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33434/1/Silvia... · Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang

68

Tabel 5.3

Distribusi Frekuensi Kecemasan Perpisahan Dengan Orang Tua pada Santri

Assanusi Cirebon

Kecemasan

Perpisahan

Frekuensi Presentase (%)

Rendah

Tinggi

45

78

36,6 %

63,4 %

Total 123 100,0

Frekuensi kecemasan perpisahan dengan orang tua pada santri Pondok

Pesantren Assanusi Cirebon didapatkan hasil bahwa kebanyakan santri

mengalami kecemasan tinggi sebanyak 78 responden (63,4 %).

Tabel 5.4

Distribusi Frekuensi Kecemasan Perpisahan Dengan Orang Tua

Setiap Kelas

Kecemasan

Perpisahan

Kelas VII Kelas VIII Kelas IX

N % N % N %

Rendah 13 28,9 10 28,6 22 51,2

Tinggi 32 71,1 25 71,4 21 48,8

Total 45 100 35 100 43 100

Tabel 5.4 menunjukkan distribusi kecemasan perpisahan setiap kelas. Kecemasan

tertinggi dialami oleh santri kelas VII sebanyak 32 responden (71,1 %).

Page 86: Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang Tua …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33434/1/Silvia... · Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang

69

Tabel 5.5

Distribusi Frekuensi Kecemasan Perpisahan Antar Jenis Kelamin

Kecemasan

Perpisahan

Perempuan Presentase

(%)

Laki - laki Presentase

(%)

Rendah 20 31.3 25 42.4

Tinggi 44 68.8 34 57.6

Total 64 100 59 100

Tabel 5.5 menunjukkan distribusi kecemasan perpisahan antar jenis kelamin.

Kecemasan perpisahan tertinggi terjadi pada santri perempuan sebanyak 44 responden

(68,8 %).

b. Gambaran Risiko Perilaku Bullying Santri Pesantren Assanusi Cirebon

Gambaran risiko perilaku bullying pada santri Pesantren Assanusi

didapatkan hasil berdasarkan jawaban responden pada kuesioner. Untuk frekuensi

risiko perilaku bullying santri Pesantren Assanusi didapatkan hasil sebagai

berikut:

Tabel 5.6

Distribusi Frekuensi Risiko Perilaku Bullying Santri Assanusi Cirebon

Risiko Perilaku Bullying Frekuensi Presentase (%)

Rendah

Tinggi

59

64

48,0 %

52, 0 %

Total 123 100,0

Page 87: Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang Tua …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33434/1/Silvia... · Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang

70

Distribusi frekuensi risiko perilaku bullying santri Pondok Pesantren Assanusi Cirebon

didapatkan hasil bahwa mayoritas santri memiliki risiko perilaku bullying tinggi

sebanyak 64 responden (52,0 %).

Tabel 5.7

Distribusi Frekuensi Risiko Perilaku Bullying Antar Jenis Kelamin

Risiko Perilaku

Bullying

Perempuan Presentase

(%)

Laki - laki Presentase

(%)

Rendah 38 59.4 23 39.0

Tinggi 26 40.6 36 61.0

Total 64 100 59 10 0

Tabel 5.7 menunjukkan distribusi risiko perilaku bullying antar jenis kelamin. Risiko

perilaku bullying tertinggi dialami oleh santri laki – laki sebanyak 36 responden

(61,0 %).

Tabel 5.8

Distribusi Frekuensi Risiko Perilaku Bullying Setiap Kelas

Risiko Perilaku

Bullying

Kelas VII Kelas VIII Kelas IX

N % N % N %

Rendah 25 55,6 18 51,4 18 41,9

Tinggi 20 44,4 17 48,6 25 58,1

Total 45 100 35 100 43 100

Tabel 5.8 menunjukkan distribusi risiko perilaku bullying setiap kelas. Risiko perilaku

bullying tertinggi dialami oleh santri kelas IX sebanyak 25 responden (58,1 %).

Page 88: Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang Tua …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33434/1/Silvia... · Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang

71

D. Analisa Bivariat

Berdasarkan kerangka konsep, analisis bivariat akan menguji hubungan antara

variabel independen dan variabel dependen. Variabel independen dalam penelitian ini

adalah kecemasan perpisahan dengan orang tua, sedangkan variabel dependen dalam

penelitian ini adalah risiko perilaku bullying.

Tabel 5.9

Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan dengan Orang Tua Terhadap Risiko

Perilaku Bullying Santri Pesantren Assanusi Cirebon

Resiko Perilaku Bullying

Kecemasan

Perpisahan

Rendah

Tinggi

Rendah Tinggi Total Nilai r P

N % N % N %

0,352

< 0,001 32 71,1 13 28,9 45 100

27 34,6 51 65,4 78 100

Total 59 48,0 64 52,0 123 100

Analisis hubungan antara kecemasan perpisahan dengan orang tua terhadap risiko

perilaku bullying santri Assanusi Cirebon ini menggunakan uji Spearman Rank. Hasil

penelitian di dapatkan koefisien korelasi ( r ) antara kecemasan perpisahan dengan orang

tua terhadap risiko perilaku bullying santri Pesantren Assanusi Cirebon ( r ) 0,352 dengan

tingkat signifikan < 0,001. Hal ini menggambarkan bahwa terdapat hubungan yang lemah

antara kecemasan perpisahan dengan orang tua terhadap risiko perilaku bullying santri

pesantren Assanusi Cirebon.

Page 89: Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang Tua …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33434/1/Silvia... · Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang

72

Tabel 5.10

Persentase Antara Kecemasan Perpisahan dengan Orang Tua Terhadap

Risiko Perilaku Bullying Antar Kelas

1. Kelas VII

Risiko Perilaku Bullying

Kecemasan

Perpisahan

Rendah

Tinggi Total

N % N % N %

Rendah 13 100 0 0 13 100

Tinggi 12 37.5 20 62.5 32 100

Total 25 55.6 20 44.4 45 100

Jumlah santri kelas VII berjumlah 45 responden, yang mengalami kecemasan

perpisahan tinggi sebanyak 32 santri, dan yang memiliki risiko perilaku bullying

tinggi sebanyak 20 santri.

2. Kelas VIII

Risiko Perilaku Bullying

Kecemasan

Perpisahan

Rendah

Tinggi Total

N % N % N %

Rendah 10 100 0 0 10 100

Tinggi 8 32.0 17 68.0 25 100

Total 18 51.4 17 48.6 35 100

Santri kelas VIII berjumlah 35 santri, yang mengalami kecemasan kecemasan

perpisahan tinggi sebanya 25 santri, dan yang berisiko untuk melakukan tindakan

bullying tinggi sebanyak 17 responden.

Page 90: Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang Tua …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33434/1/Silvia... · Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang

73

3. Kelas IX

Risiko Perilaku Bullying

Kecemasan

Perpisahan

Rendah

Tinggi Total

N % N % N %

Rendah 0 0 22 10 0 22 100

Tinggi 18 85.7 3 14.3 21 100

Total 18 41.9 25 58.1 43 100

Santri kelas IX berjumlah 43 santri. Dari ke 43 santri tersebut, yang mengalami

kecemasan tinggi sebanyak 21 responden, dan yang memiliki risiko perilaku

bullying tinggi sebanyak 25 responden.

Page 91: Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang Tua …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33434/1/Silvia... · Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang

74

BAB VI

PEMBAHASAN

Bab ini akan membahas hasil penelitian yang telah diperoleh, pembahasan

merupakan rincian dari hasil penelitian yang dikaitkan dengan tujuan penelitian. Hasil

dari penelitian akan dibandingkan dengan hasil penelitian sebelumnya maupun teori

yang ada.

A. Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini adalah santri putra & putri pesantren Assanusi

Cirebon yang duduk di Sekolah Menengah Pertama (SMP), berusia 12 – 15 tahun.

Mayoritas responden dalam penelitian ini berada di kelas VII. Responden dalam

penelitian ini berjumlah 123 santri, dimana santri laki – laki berjumlah 59 (48,0 %)

dan santri perempuan berjumlah 64 (52,0 %).

B. Analisa Univariat

a. Gambaran Kecemasan Perpisahan dengan Orang Tua pada Santri di

Pesantren Assanusi Cirebon

Kecemasan perpisahan adalah bentuk kecemasan dan ketakutan anak-

anak atau remaja untuk berpisah dengan orang tuanya, kecemasan

perpisahan biasanya terjadi akibat adanya kejadian traumatik atau yang

sangat menekan kehidupan individu misalnya pindah ke lingkungan yang

lain seperti pindah rumah atau pindah sekolah (Joseph, 2012). Kecemasan

pada remaja yang berada di pesantren biasanya terjadi pada santri yang

Page 92: Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang Tua …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33434/1/Silvia... · Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang

75

baru masuk di tahun pertama pendidikannya di pesantren karena

lingkungan barunya tersebut.

Pada masa ini, remaja banyak mengalami perubahan. Perubahan –

perubahan yang dialami oleh remaja akan membuat remaja mendapatkan

peran – peran baru dan terikat pada kegiatan – kegiatan baru, dan hal ini

menyebabkan kecemasan (Agustiani, 2009).

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasil yang menunjukkan

bahwa sebagian besar santri mengalami kecemasan tinggi sebanyak 78

responden (63,4%), dan sebagian santri mengalami kecemasan rendah

sebanyak 45 responden (36,6%). Kecemasan berpisah paling banyak terjadi

pada santri kelas VII yaitu 32 responden (71,1 %), diikuti santri yang

duduk di kelas VIII sebanyak 25 responden (71,4 %) dan kelas IX

sebanyak 21 responden (48,8 %). Jika dilihat dari jumlah presentasenya,

kecemasan tertinggi dialami oleh santri kelas VIII, namun jika dilihat dari

jumlah responden kelas VII yang banyak mengalami kecemasan berpisah

tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa kecemasan perpisahan tidak hanya

terjadi pada santri yang baru masuk pesantren, namun bisa terjadi pada

santri yang duduk di kelas VIII dan IX. Kecemasan perpisahan dialami

oleh santri putri lebih banyak, yaitu 44 responden (68,8 %).

Salah satu peraturan pesantren yaitu santri dilarang sering pulang ke

rumah, karena dikhawatirkan santri tersebut tidak betah tinggal

dipesantren. Peraturan tersebut dapat menimbulkan kecemasan pada santri,

terlebih kunjungan orang tua pun sangat jarang. Biasanya orang tua hanya

Page 93: Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang Tua …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33434/1/Silvia... · Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang

76

berkunjung ke pesantren satu bulan sekali, dan tidak semua santri

dikunjungi oleh orang tuanya dan santri hanya bisa pulang ketika liburan

pesantren atau liburan sekolah tiba.

Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahmatika (2014),

menunjukkan bahwa santri tingkat SMP Pondok Pesantren Asshiddiqiyah

Kebun Jeruk Jakarta mengalami kecemasan perpisahan tinggi sebanyak 32

responden (43,8 %), dan santri yang mengalami kecemasan rendah

sebanyak 41 responden (56,2 %). Pada penelitian ini remaja mampu

beradaptasi dengan lingkungannya dan mulai bergaul dengan teman

sebayanya.

Penelitian yang dilakukan oleh Amirullah (2014), menunjukkan bahwa

gangguan kecemasan terjadi sekitar 4% pada anak-anak dan remaja awal.

Hal ini terjadi disebabkan karena remaja yang awalnya selalu dekat dengan

orang tua kini harus berpisah dengan orang tuanya dan hidup di lingkungan

yang baru, hal tersebut dapat menyebabkan remaja mengalami kecemasan.

Kondisi yang menyebabkan remaja mengalami kecemasan yaitu ketika

remaja mulai memasuki sekolah yang baru, beban tugas sekolah yang

padat, dan pindah ke lingkungan yang lain seperti pindah rumah atau

pindah sekolah (Dewi, 2008). Selain itu, remaja mengalami kecemasan

akibat dari berpisah dengan orang tuanya.

Hal ini diperkuat oleh jawaban responden terkait pernyataan “Akankah

kamu merasa aman ketika pergi ke pesantren bersama dengan orang tua”,

hasilnya 62 responden menjawab “Sangat Setuju” dan 33 responden

Page 94: Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang Tua …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33434/1/Silvia... · Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang

77

menjawab “Setuju”. Hasil tersebut menunjukkan bahwa remaja mengalami

kecemasan ketika akan berpisah dengan orang tuanya.

b. Gambaran Risiko Perilaku Bullying pada Santri di Pesantren

Assanusi Cirebon

Perilaku bullying adalah salah satu kenakalan remaja yang terjadi di

berbagai lingkungan termasuk sekolah, perilaku bullying merupakan

aktivitas sadar, disengaja, dan bertujuan untuk melukai, menanamkan

ketakutan melalui ancaman agresi lebih lanjut, dan niat untuk mencederai

(Coloroso, 2007 dalam Adilla, 2009). Sedangkan risiko perilaku bullying

adalah risiko untuk melakukan suatu tindakan kekerasan yang dapat

menyebabkan seseorang menderita. Pada penelitian ini, peneliti

menggunakan kuesioner untuk menilai tingkat risiko perilaku bullying pada

santri di Pesantren Assanusi.

Hasil penelitian yang dilakukan pada santri di pesantren Assanusi

didapatkan hasil bahwa mayoritas santri memiliki risiko perilaku bullying

rendah sebanyak 59 responden (48,0 %), dan 64 responden (52,0 %)

mengalami risiko perilaku bullying tinggi. Risiko perilaku bullying

tertinggi dialami oleh santri putra sebanyak 36 responden (61,0 %),

sedangkan untuk santri putri yang memiliki risiko perilaku bullying tinggi

sebanyak 26 responden (40,6 %).

Penyebab lain terjadinya bullying di pesantren Assanusi disebabkan

oleh faktor teman sebaya, karena santri yang tinggal di pesantren lebih

dekat dengan teman sebayanya, santri yang berusia remaja ini sering

Page 95: Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang Tua …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33434/1/Silvia... · Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang

78

menyamakan dirinya dengan teman sebaya baik dalam perbuatan maupun

perlakuan

Pesantren Assanusi ini memilki komplek kamar, yang mana di dalam

setiap komplek memiliki kepala komplek sebagai penanggung jawab para

santri ketika di lingkungan komplek, sedangkan di kamar ditempatkan

kepala kamar yang mana usia dan lama pesantrenya lebih lama dari santri

seusianya di kamar tersebut. Hal ini diharapkan dapat meminimalisir

tindakan bullying dan sejenisnya. Namun ternyata hal ini masih belum

efektif karena masih terjadinya bullying.

Terkait dengan penelitian pada santri ini adalah remaja awal yang

mana berada dalam masa peralihan dari anak-anak ke masa dewasa.

Menurut Yuliani (2013), masa remaja adalah masa yang rentan dimana

pada masa ini emosi remaja masih labil sehingga remaja mudah

dipengaruhi oleh teman sebayanya bahkan remaja mudah terjerumus

kedalam tindakan kekerasan (Yuliani, 2013).

Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Basyirudin (2010),

hasil penelitian ini menunjukkan bahwa santri yang memiliki perilaku

bullying tinggi hanya 15 responden (19 %), sedang 51 responden (63,3 %),

dan rendah 14 responden (17,7 %). Risiko perilaku bullying sendiri

dipengaruhi oleh lingkungan individu, dimana semakin baik lingkungan

maka semakin rendah risiko perilaku bullying (Maghfiroh & Rachmawati,

2009). Dalam hal ini tidak menutup kemungkinan bahwa risiko tindakan

bullying dialami juga oleh remaja yang tinggal di pesantren.

Page 96: Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang Tua …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33434/1/Silvia... · Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang

79

C. Analisa Bivariat

Analisa bivariat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu uji Spearman

Rank, karena peneliti ingin mengetahui apakah ada hubungan antara kecemasan

perpisahan dengan orang tua terhadap risiko perilaku bullying santri di Pesantren

Assanusi Cirebon. Hasil uji Spearman Rank pada penelitian ini didapatkan

koefisien korelasi ( r ) antara kecemasan perpisahan dengan orang tua terhadap

risiko perilaku bullying santri di Pesantren Assanusi Cirebon ( r ) 0,352 dengan

tingkat signifikan 0,000. Hasil ini menggambarkan bahwa terdapat hubungan yang

lemah antara kecemasan perpisahan dengan orang tua terhadap risiko perilaku

bullying santri di Pesantren Assanusi Cirebon.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa individu yang mengalami

kecemasan perpisahan tinggi (63,4 %) memiliki tingkat risiko perilaku bullying

tinggi. Hal ini menggambarkan bahwa semakin tinggi individu mengalami

kecemasan perpisahan maka semakin tinggi individu mengalami risiko perilaku

bullying. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Utami (2014),

mengungkapkan bahwa individu yang mengalami kecemasan berat akibat berpisah

dengan orang tuanya dapat menampilkan perilaku agresif dari mengucapkan kata –

kata marah, bahkan sampai menendang – nendang. Berperilaku agresif pada

remaja merupakan bagian dari pengendalian emosi yang masih rendah, terutama

pada remaja yang tinggal di pesantren.

Pada penelitin ini, santri yang mengalami kecemasan perpisahan tinggi yaitu

santri kelas VII sebanayk 32 responden (71,1 %) dan mayoritas terjadi pada santri

Page 97: Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang Tua …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33434/1/Silvia... · Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang

80

putri. Namun untuk santri yang berisiko melakukan tindakan bullying yaitu santri

kelas IX sebanyak 25 responden (58,1 %), mayoritas terjadi pada santri putra.

Pada santri kelas VII yang mengalami kecemasan perpisahan rendah sebanyak

13 santri dan yang mengalami kecemasan berpisah tinggi sebanyak 32 santri, dari

45 santri tersebut yang memiliki risiko perilaku bullying rendah sebanyak 25 santri

(55.6 %) dan yang memiliki risiko perilaku bullying tinggi sebanyak 20 santri

(44.4 %). Untuk santri kelas VIII yang mengalami kecemasan berpisah tinggi

sebanyak 25 santri dan kecemasan rendah sebanyak 10 santri, dari 35 santri

tersebut yang memiliki risiko perilaku bullying rendah sebanyak 18 santri (51.4 %)

dan yang berisiko tinggi sebanyak 17 responden (48.6). Sedangkan pada santri

kelas IX yang mengalami kecemasan berpisah rendah sebanyak 22 santri dan yang

mengalami kecemasan tinggi sebanyak 21 santri, dari 43 santri tersebut santri yang

memiliki risiko perilaku bullying rendah sebanyak 18 santri (41.9) dan yang

berisiko tinggi sebanyak 25 santri (58.1 %). Hasil ini menunjukkan bahwa kelas

IX mengalami kecemasan berpisah rendah, namun memiliki risiko perilaku

bullying paling tinggi.

Pesantren Assanusi tidak memiliki tempat konseling khusus, namun di

pesantren ini setiap kamarnya ada kepala kamar yang bertanggung jawab atas

santri yang berada di kamar tersebut dan biasanya santri yang baru masuk

ditititpkan kepada kepala kamar, sehingga jika santri mengalami kecemasan bisa

konsultasi kepada kepala kamar. Untuk mengatasi kecemasan yang dialami oleh

santri biasanya kepala kamar atau pihak pengurus pusat mengajak santri untuk

Page 98: Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang Tua …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33434/1/Silvia... · Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang

81

melakukan kegiatan – kegiatan yang mungkin bisa menghilangkan kecemasan

seperti olah raga. Bagi santri baru tidak semua peraturan diberlakukan, ada

beberapa peraturan yang belum diberlakukan agar santri bisa mengurangi

kecemasannya.

Penelitian yang dilakukan oleh Yayasan Semai Jiwa Amini (2008),

menunjukkan bahwa terjadi tingkat kekerasan pada tingkat Sekolah Menengah

Pertama (SMP) sebanyak 61,1 %. Sedangkat menurut Komisi Perlindungan Anak

Indonesia (KPAI), dari tahun 2011 hingga 2014 KPAI mencatat sebanyak 1.480

kasus bullying di bidang pendidikan (Setyawan, 2014). Hal ini jelas bahwa

tindakan bullying pada remaja dari tahun ke tahun semakin meningkat.

Tindakan kekerasan pada remaja tidak hanya terjadi pada institusi pendidikan

formal saja, namun terjadi juga di dunia pesantren (Basyirudin, 2010). Terlebih

remaja yang tinggal di Pesantren akan lebih banyak menghabiskan waktu dengan

teman sebayanya, sehingga teman sebaya memiliki pengaruh yang kuat pada

perilaku remaja (Wong, 2008).

Terlebih di Pesantren Assanusi kedekatan antara pengasuh dengan santri tidak

begitu dekat karena terlalu banyak santri sehingga pengasuh sulit untuk

mengawasi semua santri, namun antara pengurus dan santri dekat sehingga ketika

ada santri yang mengalami cemas, pengurus dapat membantu santri tersebut untuk

mengurangi kecemasannya dengan mengajak ngobrol ataupun melakukan kegiatan

yang membuat santri bisa mengurangi kecemasannya. Namun mayoritas santri

memilih untuk menceritakan kecemasannya kepada teman sebayanya daripada ke

pengurus, namun beberapa teman sebayanya memiliki perilaku yang kurang baik

Page 99: Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang Tua …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33434/1/Silvia... · Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang

82

sehingga santri yang mengalami kecemasan mudah terpengaruh oleh teman

sebayanya dan berisiko untuk melakukan tindakan bullying.

Melihat definisi kecemasa menurut Asmadi (2008), bahwa kecemasan adalah

gejolak emosi seseorang yang berhubungan dengan sesuatu diluar dirinya dan

mekanisme diri yang digunakan dalam mengatasi permasalahan. Hal ini terkait

dengan dunia pesantren dimana santri menjadikan perpisahan dengan orang tua

dan lingkungan serta peraturan pesantren sebagai suatu stresor yang dapat memicu

suatu bentuk kecemasan. Ditambah lagi santri dipaksa harus hidup mandiri

sehingga memiliki peran baru yang awal sebagai anak ynag tinggal di lingkunagn

rumah, namun kini menjadi santri yang dituntut harus menyiapkan semua

keperluanya sendiri. Menurut Agustiani (2009), Kecemasan dapat timbul jika

sesorang mengalami perubahan & mendapat peran-peran baru dalam kehidupanya.

Munculnya kecemasan ini dapat menimbulkan respon negatif dan positif,

respon negatif ini dapat menyebabkan berbagai hal antara lain mudah marah dan

persepsi menyempit. Sebagaimana menurut Astuti & Resminingsih (2010),

dampak negatif dari kecemasan adalah persepsi menyempit, mudah tersinggung,

mengalihkan perhatian, dan mudah marah. Dengan persepsi yang menyempit

dapat menyebakan terjadinya bullying, karena santri tersebut mencoba mencari hal

yang dapat mengalihkan perhatian dari kecemasan tersebut dengan melakukan

tindakan bullying sebagai suatu yang awalnya di anggap lelucon namun dapat

berdampak menjadi karakter individu atau kelompok, santri tersebut menjadikan

teman sesama santrinya sebagai sasaran bullying untuk membuat dirinya dan

Page 100: Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang Tua …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33434/1/Silvia... · Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang

83

temannya tertawa, yang pada awalnya berupa bullying verbal berkembang lagi

menjadi bullying psikologis dan fisik.

D. Keterbatasan Penelitian

Dalam penyusunan penelitian ini, terdapat keterbatasan dan menjadi kekurang

penelitian ini, antara lain :

1. Pada penelitian ini, peneliti tidak mengendalikan faktor – faktor lain dari

penyebab terjadinya tindakan bullying seperti faktor teman sebaya,

lingkungan, budaya, kekerasan yang dialami di masa lalu, pengaruh media,

persepsi yang salah tentang perilaku korban, perbedaan kelas, karakter

individu atau kelompok, senioritas, dan faktor keluarga yang tidak

harmonis. Hanya faktor kecemasan perpisahan dengan orang tua yang

dikendalikan sehingga hasilnya tidak maksimal.

2. Populasi dalam penelitian ini masih terbatas, hanya santri yang duduk di

bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang menjadi responden

penelitian, untuk santri yang duduk di bangku Sekolah Menengah Atas

(SMA) tidak dijadikan responden.

3. Instrumen dalam penelitian ini berupa kuesioner yang berisi pernyataan

untuk mengukur tingkat kecemasan perpisahan dan tingkat risiko perilaku

bullying, dan menggunakan pernyataan tertutup sehingga responden tidak

dapat mengungkapkan jawaban dengan bebas.

4. Kuesioner bullying yang digunakan tidak mencakup seluruh aspek dari

bullying, sehingga hasilnya tidak maksimal.

Page 101: Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang Tua …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33434/1/Silvia... · Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang

84

5. Peneliti mengalami kesulitan dalam menyamakan jadwal meneliti dengan

jadwal kegiatan pesantren yang padat.

Page 102: Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang Tua …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33434/1/Silvia... · Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang

85

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka

peneliti dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :

a. Diperoleh hasil gambaran kecemasan perpisahan dengan orang tua pada santri

di Pesantren Assanusi Cirebon dengan nilai kecemasan tinggi sebanyak 78

santri (63,4 %) dan nilai kecemasan rendah sebanyak 45 santri (36,6 %).

Kecemasan perpisahan tinggi dialami oleh santri kelas VII sebanyak 32

responden (71,1 %), mayoritas terjadi pada santri perempuan sebanyak 44

responden (68,8 %).

b. Diperoleh hasil gambaran risiko perilaku bullying santri di Pesantren Assanusi

Cirebon dengan nilai risiko perilaku bullying rendah sebanyak 59 responden

(48,0 %) dan risiko perilaku bullying tinggi sebanyak 64 responden (52,0 %).

Santri yang berisiko memiliki perilaku bullying terjadi pada santri kelas IX

sebanyak 25 responden (58,1 %), dan mayoritas dialami oleh santri laki-laki

sebanyak 36 responden (61,0 %).

c. Terdapat hubungan yang lemah antara kecemasan perpisahan dengan orang

tua terhadap risiko perilaku bullying santri di Pesantren Assanusi Cirebon.

Dimana semakin tinggi kecemasan perpisahan dengan orang tua maka

semakin tinggi tingkat risiko perilaku bullying.

Page 103: Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang Tua …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33434/1/Silvia... · Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang

86

B. Saran

a. Bagi Pesantren Assanusi

Hasil dari penelitian ini dapat menjadi masukan bagi pengasuh

maupun pengurus pesantren agar lebih memperhatikan santri yang

mengalami kecemasan berpisah dengan orang tuanya agar tidak terjadi

tindakan bullying ataupun dampak negatif dari kecemasan. Pengasuh

ataupun pengurus dapat menjalin kerjasama dengan pelayanan

keperawatan agar dapat melakukan penanggulangan kecemasan berpisah

dan melakukan pencegahan tindakan bullying.

b. Bagi Responden

Responden harus mampu menangani kecemasannya saat berpisah

dengan orang tua agar tidak terjadi dampak-dampak negatif dari

kecemasannya tersebut.

c. Bagi Pendidikan Keperawatan

Penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas santri mengalami

kecemasan berpisah tinggi. Hasil dari penelitian ini bisa dijadikan sebagai

bahan tambahan bagi pelayanan keperawatan, khususnya dalam bidang

keperawatan jiwa maupun keperawatan anak.. Perawat dapat memberikan

pendidikan kesehatan kepada remaja maupun orang tua terkait dampak

kecemasan berpisah dan dampak risiko perilaku bullying.

Page 104: Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang Tua …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33434/1/Silvia... · Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang

87

d. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian selanjutnya bisa mengontrol faktor – faktor lain penyebab

terjadinya bullying seperti faktor keluarga yang tidak harmonis, teman

sebaya, perbedaan kelas, senioritas, lingkungan dan budaya sehingga

penyebab terjadinya bullying pada remaja dapat diketahui. Untuk

menentukan kuesioner yang akan digunakan, peneliti harus teliti apakah

kuesioner nya dapat digunakan atau tidak dalam penelitian. Bisa juga

dengan membandingkan antara remaja yang duduk di Sekolah Menengah

Pertama(SMP) dengan remaja yang duduk di Sekolah Menengah Atas

(SMA). Metode penelitian yang digunakan bisa dengan teknik wawancara,

sehingga responden dapat menjelaskan jawabannya secara jelas dan

terbuka.

Page 105: Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang Tua …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33434/1/Silvia... · Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang

Daftar pustaka

Adilla. Nissa. Pengaruh Kontrol Sosial terhadap Perilaku Bullying Pelajar di Sekolah

Menengah Pertama. Jurnal Kriminologi Indonesia Vol.5 No.1, Februari 2009.

Agustiani. Dr. Hendriati. Psikologi Perkembangan : Pendekatan Ekologi Kaitannya

dengan Konsep Diri dan Penyesuaian Diri pada Remaja. Bandung : Refika

Aditama, 2009.

Ali, Zaidin. Pengantar keperawatan keluarga. Jakarta : EGC, 2010.

Aminullah. M Afif. Kecemasan antara siswa SMP dan santri pondok pesantren. Jurnal

Ilmiah Psikologi Terapan. Vol.01, No.02, Agustus 2013.

Amirullah. Kurnia. Mengenal separation anxiety: kecemasan akan perpisahan, 2014.

Diakses 17 November 2014 dari http://margina.net/mengenal-separation-anxiety-

kecemasan-akan-perpisahan

Arikunto, S. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta : Rineka Cipta, 2010.

Asmadi. Teknik prosedural keperawatan: konsep dan aplikasi kebutuhan dasar klien.

Jakarta: Salemba Medika, 2008.

Astuti, Poni Retno. Meredam Bullying : 3 Cara Efektif Menanggulangi Kekerasan pada

Anak. Jakarta : Grasindo, 2008.

Astuti. Endang Sri & Resminingsih. Bahan Dasar untuk Pelayanan Konseling pada

Satuan Pendidikan Menengah Jilid I. Jakarta :Grasindo, 2010.

Page 106: Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang Tua …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33434/1/Silvia... · Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang

Atfiyanah. Hubungan antara sensation seeking dan konformitas teman sebaya terhadap

kecenderungan perilaku bullying siswa SMA Triguna Tangerang. Skripsi. Jakarta

:UIN Syarif Hidayatullah, 2013.

Azwar, Saifuddin. Penyusunan Skala Psikologi. Edisi 2. Yogyakarta : Pustaka Pelajar,

2012.

Az-zahrani. Musfir. Konseling terapi. Jakarta: Gema Insani Press, 2005.

Basyiruddin, Farkhan. Hubungan antara penalaran moral dengan perilaku bullying para

santri madrasah aliyah Pondok Pesantren Assa’adah Serang Banten. Skripsi.

Jakarta :UIN Syarif Hidayatullah, 2010.

Carpenito. Lynda Juall. Diagnosa keperawatan aplikasi pada praktik klinis.

Jakarta:EGC, 2009.

Dahlan, M. S. Statistik untuk kedokteran dan kesehatan. Jakarta : Salemba Medika,

2011.

Dariyo, Agoes. Psikologi Perkembangan Anak Tiga Tahun Pertama. Bandung : Refika

Aditama, 2011.

Dewi. Ismira. Anxiety disorder: dapat dialami pula oleh anak dan remaja, 2008. Diakses

16 November 2014 dari http://www.kabarindonesia.com

Dharma, Kusuma Kelana. Metodologi Penelitian Keperawatan : Panduan

Melaksanakan dan Menerapkan Hasil Penrlitian. Jakarta : CV. Trans Info

Media, 2011.

Djiwandono, Sri Esti Wuryani. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Grasindo, 2006.

Page 107: Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang Tua …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33434/1/Silvia... · Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang

Efendi, Ferry dan Makhfudli. Keperawatan kesehatan komunitas teori dan praktek

dalam keperawatan. Jakarta : Salemba Medika, 2009.

Fefriawati, Rita. Hubungan antara kecerdasan emosional dengan perilaku agresif remaja

di SMKN 5 Padang Tahun 2010. Skripsi. Padang :Universitas Andalas, 2010.

Flynt, S.W. Morton, R.C. Alabama. Elementary principals’ perception of bullying.

Education, 2, 187-191, 2006.

Grohol, John M. Separation anxiety disorder symptoms, 2014. Diakses 05 Januari 2015

dari http://psychcentral.com/disorders/separation-anxiety-disorder-symptoms/.

Hidayat, A Aziz Alimun. Riset keperawatan dan teknik penulisan ilmiah. Jakarta :

Salemba Medika, 2008.

Joseph G. Separation anxiety in children. Medicastor, 2012. Diakses 06 Januari 2015

dari

http://medicastore.com/penyakit/3297/Gangguan_Kecemasan_Berpisah.html.

Kaneshiro, Neil K & Zieve, David. Separation anxiety in children, 2013. Diakses 06

Januari 2015 dari http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmedhealth/PMH0002509/.

Khuluq, Drs. Lathiful, M.A. Fajar kebangunan ulama biografi K.H. Hasyim Asy’ari.

Yogyakarta : LkiS, 2008.

Kusmiyati. Berbagai perilaku kenakalan remaja yang mengkhawatirkan, 2013. Diakses

24 Maret 2015 dari http://health.liputan6.com/read/688614/berbagai-perilaku-

kenakalan-remaja-yang-mengkhawatirkan?p=3

Page 108: Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang Tua …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33434/1/Silvia... · Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang

Levianti. Konformitas dan bullying pada siswa. Jurnal Psikologi Vol 6 No 1, Juni 2008.

Maghfirah, Ufah & Rachmawati Mira Aliza. Hubungan antara iklim sekolah dengan

kecenderungan perilaku bullying. Jurnal Psikohumanika Vol 1, No. 1, 2009.

Mashar. Riana. Emosi anak usia dini dan strategi pengembangannya. Jakarta : Kencana

Prenada Media Group, 2011.

Notoatmodjo, Soekidjo. Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta, 2010.

Pieter Herri Zan, S.Psi & Lubis Dr. Namora Lionggo, M.Sc. Pengantar psikologi dalam

keperawatan. Jakarta : Kharisma Putra Utama, 2010.

Potter, A.Patricia & Perry, Anne Griffin. Buku ajar fundamental keperawatan. Jakarta :

EGC, 2005.

Priyatna, Andi. Let’s End Bullying : Memahami, Mencegah & Mengatasi Bullying.

Jakarta : PT Elex Media Komputindo, 2010.

Rahmatika, Dewi. Hubungan tingkat kecemasan perpisahan dengan orang tua terhadap

motivasi belajar santri di pondok pesantren Asshidiqiyah Kebon Jeruk Jakarta.

Skripsi. Jakarta :UIN Syarif Hidayatullah, 2014.

Riwidikdo, Handoko. Statistik Kesehatan. Yogyakarta : Rohima-Press, 2013.

Salkind, Neil J. Teori-teori perkembangan manusia. Bandung : Nusa Media, 2009.

Santrock. John W. Adolescence, eleventh edition-Remaja edisi kesebelas. Jakarta :

Erlangga, 2007.

Page 109: Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang Tua …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33434/1/Silvia... · Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang

Sarwono, S. W. Psikologi remaja, edisi revisi. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2012.

Semiun. Yustinus. Kesehatan mental 2. Yogyakarta: Kanisius, 2006.

Setyawan, Davit. KPAI :Kasus Bullying dan Pendidikan Karakter, 2014. Diakses 12

Juni 2015 dari http://www.kpai.go.id/berita/kpai-kasus-bullying-dan-pendidikan-

karakter/

Simbolon. Mangadar. Perilaku Bullying pada Mahasiswa Berasrama. Jurnal Psikologi

Vol.39 No.2, Desember 2012.

Siregar, Chynthia Novalia. Tingkat kecemasan pada santri pondok pesantren. Jurnal

Psikologi Vol 01 No 01, 2013.

Siswanto dkk. Metodologi kedokteran dan kesehatan. Yogyakarta : Bursa Ilmu, 2013.

Stuart & Sundeen. Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC, 2006.

Sudarsono. Kenakalan remaja. Jakarta : Rineka Cipta, 2012.

Sugiyono. Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta, 2012.

Tim peneliti Indonesian Institute for Society Empowerment (INSEP). Al-Zaytun : The

Untold Stories. Jakarta : Pustaka Alfabet, 2011.

Utami, Yuli. Dampak hospitalisasi terhadap perkembangan anak. Jurnal Ilmiah Vol 2

No 2, Mei – Juli 2014.

Page 110: Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang Tua …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33434/1/Silvia... · Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang

Valentini Veronica & Nisfiannoor M. Identity achievement dengan intimacy pada

remaja SMA. Jakarta : Obor Indonesia, 2006.

Videbeck. Sheila L. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta:EGC, 2008.

Wharton. S. How to stop that bully : menghentikan si tukang teror. Yogyakarta :

Kanisius, 2005.

Wong dkk. Buku ajar keperawatan pediatrik edisi 6. Jakarta : EGC, 2008.

Yayasan Semai Jiwa Amini (Sejiwa). Bullying Mengatasi Kekerasan di Sekolah dan

Lingkungan Sekitar Anak. Jakarta : Grasindo, 2008.

Yuliani, Risa. Emosi negatif siswa kelas XI SMAN 1 Sungai Limau. Jurnal Ilmiah

Konseling Volume 2, No 1, Januari 2013.

Yusuf, Husmiati & Fahrudin, Adi. Perilaku Bullying : Asesmen Multidimensi dan

Intervensi Sosial. Jurnal Psikologi Undip Vol. 11, No.2, Oktober 2012.

Page 111: Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang Tua …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33434/1/Silvia... · Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang
Page 112: Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang Tua …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33434/1/Silvia... · Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang
Page 113: Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang Tua …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33434/1/Silvia... · Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang
Page 114: Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang Tua …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33434/1/Silvia... · Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang

Lampiran 2

Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Peneliti : Silvia Rahmawati

NIM : 1111104000002

Judul penelitian: Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang Tua

Terhadap Risiko Perilaku Bullying Santri di Pesantren Assanusi Cirebon

Saya yang bertanda tangan di bawah ini setelah membaca dan memahami

penjelasan penelitian, menyatakan bersedia menjadi responden dalam penelitian

dengan judul penelitian “Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang

Tua Terhadap Risiko Perilaku Bullying Santri Di Pesantren Assanusi Cirebon”.

Tanda tangan saya menyatakan bahwa saya telah diberi informasi dan memutuskan

untuk mengisi kuisioner.

Saya memahami bahwa data yang dihasilkan adalah rahasia dan hanya

digunakan untuk keperluan penelitian dan pengembangan ilmu keperawatan dan tidak

merugikan saya.

Apakah anda bersedia menjadi responden?

(YA / TIDAK)

Responden

(Inisial nama…………………………………)

Page 115: Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang Tua …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33434/1/Silvia... · Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang

Lampiran 3

Kode Responden : ………………

(Diisi oleh peneliti)

Lembar Kuisioner

A. Data Demografi

Petunjuk pengisian

a. Isilah pertanyaan dibawah ini sesuai dengan kondisi anda.

b. Apabila mengalami kesulitan dalam memahami pertanyaan kuisioner

ini, anda dapat meminta penjelasan kepada peneliti.

c. Setelah selesai mengisi kuisioner ini, segera serahkan kembali kepada

peneliti.

d. SELAMAT MENGERJAKAN……!!!

1. Apa jenis kelamin anda?

a. Laki – laki

b. Perempuan

2. Kelas berapa anda?

a. VII

b. VIII

c. IX

Petunjuk pengisian

a. Isilah dengan memberi tanda ceklis ( √ ) pada pilihan jawaban yang

telah disediakan sesuai dengan keadaan anda, apabila jawaban belum

sesuai maka berilah dua garis ( = ) pada jawaban anda sebelumnya,

kemudian beri tanda ceklis ( √ ) pada jawaban anda yang telah sesuai

Page 116: Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang Tua …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33434/1/Silvia... · Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang

Contoh :

Pada contoh, jawaban yang diberi tanda ceklis ( √ ) adalah Setuju ( S ). Dengan

demikian anda setuju bahwa pernyataan tersebut mencerminkan diri anda.

B. Kecemasan Berpisah

No Pernyataan Sangat

sering (SS)

Sering

(S)

jarang (J) Tidak

pernah

(TP)

1 Saya senang tinggal di pesantren √

No Pernyataan SS S J TP

1 Seberapa sering kamu merasa tidak nyaman

pergi ke pesantren karena takut / khawatir

terhadap sesuatu yang berhubungan dengan

pesantren (misalnya : ujian hafalan, kyai /

ustadz, alarm bahaya)

2 Seberapa sering anda mengingat orang tua atau

keluarga anda saat di pesantren

3 Seberapa sering kamu tidak ingin pergi ke

pesantren karena kamu ingin bersenang –

senang diluar pesantren

4 Jika kamu mempunyai perasaan buruk (misal:

takut, gugup, sedih) tentang pesantren, apakah

itu membuatmu lebih mudah untuk pergi ke

pesantren

5 Jika kamu mudah memiliki teman baru,

akankah itu membuatmu mudah untuk pergi ke

pesantren

Page 117: Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang Tua …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33434/1/Silvia... · Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang

6 Akankah kamu merasa aman ketika pergi ke

pesantren bersama dengan orang tua

7 Saya berkeinginan ke pesantren jika saya dapat

melakukan banyak hal yang saya sukai setelah

selesai kegiatan pesantren (misal: bermain

dengan teman seperti sepak bola, dan lain -

lain)

8 Saya merasa takut jika saya tidur jauh dari

rumah

9 Saat tinggal di pesantren saya mimpi buruk

tentang sesuatu yang buruk terjadi padaku dan

orang tua ku

10 Saat tinggal di pesantren saya takut sendirian

11 Saya tidak suka berada jauh dari keluarga saya

Page 118: Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang Tua …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33434/1/Silvia... · Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang

C. Risiko Perilaku Bullying

No Pernyataan SS S TS STS

1 Saya tidak akan melakukan kekerasan dengan

menggunakan kaki (menendang)

2 Saya tidak pernah berniat mengolok-olok

teman saya

3 Saya tidak akan mencela teman yang

prestasinya tidak bagus

4 Saya berteriak ketika santri lain sedang belajar

5 Saya suka mengambil uang atau barang milik

santri lain tanpa sepengetahuannya

6 Saya tidak akan mengolok-olok teman saya

dengan nama panggilan atau julukan

7 Saya akan memberi nama julukan yang tidak

sesuai dengan namanya kepada santri yang

tidak saya suka, dan itu merupakan hal yang

biasa menurut saya

8 Saya akan meneror santri lain dengan

menggunakan ancaman jika saya tidak suka

dengan santri tersebut

9 Ketika seorang teman menitipkan barang

miliknya, saya akan menjaganya dengan baik

10 Saya akan menyenggol teman hingga jatuh jika

teman tersebut membuat saya kesal

11 Saya senang mengganggu kegiatan santri lain

yang tidak saya suka

12 Saya akan menggunakan kekerasan fisik

kepada teman yang membuat saya jengkel

Page 119: Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang Tua …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33434/1/Silvia... · Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang

13 Sah saja bila mempunyai keinginan untuk

mencela orang lain yang lebih rendah

tingkatannya daripada saya

14 Ketika berhadapan dengan santri yang bersikap

“songong”, saya akan memukulnya

15 Sebagai santri yang baik, saya akan selalu

memanggil teman sesuai dengan namanya

16 Saya suka membantu santri lain belajar dengan

tenang

17 Saya akan menyembunyikan atau menyobek

buku pelajaran santri yang menyebalkan

18 Sikap saling menghargai akan selalu saya jaga

19 Saya akan menginjak kaki santri lain yang

menghalangi jalan saya

20 Saya akan memanggil teman dengan nama-

nama binatang, karena itu merupakan hal yang

wajar menurut saya

21 Saya akan megotori baju santri lain yang saya

inginkan

22 “bodoh” adalah kata yang tepat ketika saya

akan mengejek orang lain

23 Saya akan mencela santri yang tidak mau

mengikuti perintah saya

24 Saya mendukung teman yang suka mencela

orang lain, karena itu merupakan hiburan bagi

saya

25 Saya akan mengancam teman yang lebih

rendah dari saya agar dia taat dan patuh kepada

saya

Page 120: Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang Tua …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33434/1/Silvia... · Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang

26 Saya suka menyinggung teman saya dengan

perkataan yang tidak baik

27 Saya senang bila dapat merusak alat belajar

atau barang siswa lain

28 Bagi saya menggunakan barang orang lain

tanpa seizinnya adalah hal yang biasa

Page 121: Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang Tua …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33434/1/Silvia... · Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang

Lampiran 5

Hasil Olahan SPSS Univariat

1) Karakteristik Responden

JenisKelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid laki-laki 59 48.0 48.0 48.0

perempuan 64 52.0 52.0 100.0

Total 123 100.0 100.0

Usia

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 12 29 23.6 23.6 23.6

13 45 36.6 36.6 60.2

14 26 21.1 21.1 81.3

15 23 18.7 18.7 100.0

Total 123 100.0 100.0

Page 122: Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang Tua …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33434/1/Silvia... · Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang

Kelas

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid VII 45 36.6 36.6 36.6

VIII 35 28.5 28.5 65.0

IX 43 35.0 35.0 100.0

Total 123 100.0 100.0

2) Frekuensi Kecemasan Perpisahan

Kecemasan Perpisahan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid rendah 45 36.6 36.6 36.6

tinggi 78 63.4 63.4 100.0

Total 123 100.0 100.0

Page 123: Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang Tua …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33434/1/Silvia... · Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang

Laki - laki

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid rendah 25 42.4 42.4 42.4

tinggi 34 57.6 57.6 100.0

Total 59 100.0 100.0

Perempuan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid rendah 20 31.3 31.3 31.3

tinggi 44 68.8 68.8 100.0

Total 64 100.0 100.0

Kelas VII

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid rendah 13 28.9 28.9 28.9

tinggi 32 71.1 71.1 100.0

Total 45 100.0 100.0

Page 124: Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang Tua …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33434/1/Silvia... · Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang

Kelas VIII

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid rendah 10 28.6 28.6 28.6

tinggi 25 71.4 71.4 100.0

Total 35 100.0 100.0

Kelas IX

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid rendah 22 51.2 51.2 51.2

tinggi 21 48.8 48.8 100.0

Total 43 100.0 100.0

3) Frekuensi Risiko Perilaku Bullying

Risiko Perilaku Bullying

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid rendah 59 48.0 48.0 48.0

tinggi 64 52.0 52.0 100.0

Total 123 100.0 100.0

Page 125: Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang Tua …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33434/1/Silvia... · Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang

Bullying Perempuan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid rendah 38 59.4 59.4 59.4

tinggi 26 40.6 40.6 100.0

Total 64 100.0 100.0

Kelas VII

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid rendah 25 55.6 55.6 55.6

tinggi 20 44.4 44.4 100.0

Total 45 100.0 100.0

Bullying Laki- laki

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid rendah 23 39.0 39.0 39.0

tinggi 36 61.0 61.0 100.0

Total 59 100.0 100.0

Page 126: Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang Tua …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33434/1/Silvia... · Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang

Kelas VIII

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid rendah 18 51.4 51.4 51.4

tinggi 17 48.6 48.6 100.0

Total 35 100.0 100.0

Kelas IX

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid rendah 18 41.9 41.9 41.9

tinggi 25 58.1 58.1 100.0

Total 43 100.0 100.0

Page 127: Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang Tua …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33434/1/Silvia... · Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang

Lampiran 6

Hasil Uji Normalitas dan Crosstabs

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

kecemasanberp

isah

risikoperilakub

ullying

N 123 123

Normal Parametersa,,b

Mean 24.27 88.54

Std. Deviation 4.251 11.201

Most Extreme

Differences

Absolute .102 .069

Positive .102 .047

Negative -.078 -.069

Kolmogorov-Smirnov

Z

1.136 .766

Asymp. Sig. (2-tailed) .152 .601

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Page 128: Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang Tua …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33434/1/Silvia... · Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang

Lampiran 7

Analisa Uji Bivariat

Correlations

kecemasanperp

isahan

risikoperilakub

ullying

Spearman's rho Kecemasan Perpisahan Correlation Coefficient 1.000 .352**

Sig. (2-tailed) . .000

N 123 123

Risiko Perilaku

Bullying

Correlation Coefficient .352**

1.000

Sig. (2-tailed) .000 .

N 123 123

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Page 129: Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang Tua …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33434/1/Silvia... · Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang

Lampiran 4

Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

1. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kecemasan Perpisahan

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.844 11

Page 130: Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang Tua …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33434/1/Silvia... · Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

P1 30.93 24.616 .516 .834

p2 30.80 26.993 .419 .839

p3 31.00 23.310 .787 .806

p4 31.80 28.303 .384 .841

p5 30.77 26.323 .641 .824

p6 30.77 26.323 .641 .824

p7 30.77 26.323 .641 .824

p8 30.90 27.886 .328 .846

p9 30.77 26.323 .641 .824

p10 31.03 24.378 .502 .837

p11 31.13 25.706 .463 .838

Page 131: Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang Tua …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33434/1/Silvia... · Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang

2. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Risiko Perilaku Bullying

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.940 28

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item

Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Cronbach's Alpha

if Item Deleted

p1 87.03 125.606 .787 .936

p2 87.28 132.350 .522 .939

p3 87.48 133.401 .595 .938

p4 86.72 133.421 .537 .939

p5 87.48 133.401 .595 .938

p6 86.97 135.392 .374 .941

p7 86.83 133.291 .563 .939

p8 87.48 133.401 .595 .938

p9 87.48 133.401 .595 .938

p10 87.03 148.106 -.524 .946

p11 87.17 137.148 .376 .941

Page 132: Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang Tua …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33434/1/Silvia... · Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang

p12 87.48 133.401 .595 .938

p13 86.86 124.623 .817 .935

p14 86.72 133.635 .567 .939

p15 86.52 134.401 .640 .938

p16 87.48 133.401 .595 .938

p17 86.66 129.948 .806 .936

p18 86.69 130.936 .642 .938

p19 86.52 134.401 .734 .937

p20 86.76 128.833 .688 .937

p21 86.55 134.113 .748 .937

p22 86.48 135.759 .626 .938

p23 86.45 135.542 .665 .938

p24 86.69 133.365 .582 .938

p25 86.72 128.278 .858 .935

p26 86.66 133.591 .523 .939

p27 86.79 133.099 .567 .939

p28 86.72 136.421 .545 .939

Page 133: Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang Tua …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33434/1/Silvia... · Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang

Persentase Kecemasan Perpisahan dengan Risiko Perilaku Bullying

Case Processing Summary (Kelas VII)

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

kecemasanberpisah *

risikoperilakubullying

45 100.0% 0 .0% 45 100.0%

kecemasanberpisah * risikoperilakubullying Crosstabulation

risikoperilakubullying

rendah tinggi Total

kecemasanberpisah rendah Count 13 0 13

% within

kecemasanberpisah

100.0% .0% 100.0%

% within

risikoperilakubullying

52.0% .0% 28.9%

% of Total 28.9% .0% 28.9%

tinggi Count 12 20 32

% within

kecemasanberpisah

37.5% 62.5% 100.0%

% within

risikoperilakubullying

48.0% 100.0% 71.1%

% of Total 26.7% 44.4% 71.1%

Total Count 25 20 45

% within

kecemasanberpisah

55.6% 44.4% 100.0%

% within

risikoperilakubullying

100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 55.6% 44.4% 100.0%

Page 134: Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang Tua …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33434/1/Silvia... · Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang

Symmetric Measures

Value

Asymp. Std.

Errora Approx. T

b Approx. Sig.

Interval by Interval Pearson's R .570 .083 4.550 .000c

Ordinal by Ordinal Spearman Correlation .570 .083 4.550 .000c

N of Valid Cases 45

a. Not assuming the null hypothesis.

b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.

c. Based on normal approximation.

Page 135: Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang Tua …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33434/1/Silvia... · Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang

Case Processing Summary (Kelas VIII)

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

kecemasanberpisah *

risikoperilakubullying

35 100.0% 0 .0% 35 100.0%

kecemasanberpisah * risikoperilakubullying Crosstabulation

risikoperilakubullying

rendah tinggi Total

kecemasanberpisah rendah Count 10 0 10

% within

kecemasanberpisah

100.0% .0% 100.0%

% within

risikoperilakubullying

55.6% .0% 28.6%

% of Total 28.6% .0% 28.6%

tinggi Count 8 17 25

% within

kecemasanberpisah

32.0% 68.0% 100.0%

% within

risikoperilakubullying

44.4% 100.0% 71.4%

% of Total 22.9% 48.6% 71.4%

Total Count 18 17 35

% within

kecemasanberpisah

51.4% 48.6% 100.0%

% within

risikoperilakubullying

100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 51.4% 48.6% 100.0%

Page 136: Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang Tua …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33434/1/Silvia... · Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang

Symmetric Measures

Value

Asymp. Std.

Errora Approx. T

b Approx. Sig.

Interval by Interval Pearson's R .615 .097 4.476 .000c

Ordinal by Ordinal Spearman Correlation .615 .097 4.476 .000c

N of Valid Cases 35

a. Not assuming the null hypothesis.

b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.

c. Based on normal approximation.

Page 137: Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang Tua …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33434/1/Silvia... · Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang

Case Processing Summary (Kelas IX)

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

kecemasanberpisah *

risikoperilakubullying

43 100.0% 0 .0% 43 100.0%

kecemasanberpisah * risikoperilakubullying Crosstabulation

risikoperilakubullying

rendah tinggi Total

kecemasanberpisah rendah Count 0 22 22

% within

kecemasanberpisah

.0% 100.0% 100.0%

% within

risikoperilakubullying

.0% 88.0% 51.2%

% of Total .0% 51.2% 51.2%

tinggi Count 18 3 21

% within

kecemasanberpisah

85.7% 14.3% 100.0%

% within

risikoperilakubullying

100.0% 12.0% 48.8%

% of Total 41.9% 7.0% 48.8%

Total Count 18 25 43

% within

kecemasanberpisah

41.9% 58.1% 100.0%

% within

risikoperilakubullying

100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 41.9% 58.1% 100.0%

Page 138: Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang Tua …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33434/1/Silvia... · Hubungan Antara Kecemasan Perpisahan Dengan Orang

Symmetric Measures

Value

Asymp. Std.

Errora Approx. Tb Approx. Sig.

Interval by Interval Pearson's R -.868 .068 -11.219 .000c

Ordinal by Ordinal Spearman Correlation -.868 .068 -11.219 .000c

N of Valid Cases 43

a. Not assuming the null hypothesis.

b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.

c. Based on normal approximation.