HUBUNGAN ANTARA JENIS KELAMIN DENGAN TINGKAT ...eprints.ums.ac.id/83024/1/NASKAH PUBLIKASI.pdfCemas...

18
HUBUNGAN ANTARA JENIS KELAMIN DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN GAGAL JANTUNG Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Strata I Pada Program Studi Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Oleh: KHUMASYI AINUNNISA J210 160 125 PROGRAM STUDI KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2020

Transcript of HUBUNGAN ANTARA JENIS KELAMIN DENGAN TINGKAT ...eprints.ums.ac.id/83024/1/NASKAH PUBLIKASI.pdfCemas...

Page 1: HUBUNGAN ANTARA JENIS KELAMIN DENGAN TINGKAT ...eprints.ums.ac.id/83024/1/NASKAH PUBLIKASI.pdfCemas ringan Cemas sedang Cemas berat 43 23 4 61,4 32,9 5,7 Total 100 Hasil data distribusi

HUBUNGAN ANTARA JENIS KELAMIN DENGAN TINGKAT

KECEMASAN PADA PASIEN GAGAL JANTUNG

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Strata I

Pada Program Studi Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan

Oleh:

KHUMASYI AINUNNISA

J210 160 125

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2020

Page 2: HUBUNGAN ANTARA JENIS KELAMIN DENGAN TINGKAT ...eprints.ums.ac.id/83024/1/NASKAH PUBLIKASI.pdfCemas ringan Cemas sedang Cemas berat 43 23 4 61,4 32,9 5,7 Total 100 Hasil data distribusi

i

Page 3: HUBUNGAN ANTARA JENIS KELAMIN DENGAN TINGKAT ...eprints.ums.ac.id/83024/1/NASKAH PUBLIKASI.pdfCemas ringan Cemas sedang Cemas berat 43 23 4 61,4 32,9 5,7 Total 100 Hasil data distribusi

ii

Page 4: HUBUNGAN ANTARA JENIS KELAMIN DENGAN TINGKAT ...eprints.ums.ac.id/83024/1/NASKAH PUBLIKASI.pdfCemas ringan Cemas sedang Cemas berat 43 23 4 61,4 32,9 5,7 Total 100 Hasil data distribusi

iii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam publikasi ilmiah ini tidak

terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu

perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau

pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis

diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas,

maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.

Surakarta, 16 April 2020

Penulis

KHUMASYI AINUNNISA

J210 160 106

Page 5: HUBUNGAN ANTARA JENIS KELAMIN DENGAN TINGKAT ...eprints.ums.ac.id/83024/1/NASKAH PUBLIKASI.pdfCemas ringan Cemas sedang Cemas berat 43 23 4 61,4 32,9 5,7 Total 100 Hasil data distribusi

1

HUBUNGAN ANTARA JENIS KELAMIN DENGAN TINGKAT

KECEMASAN PADA PASIEN GAGAL JANTUNG

Abstrak

Gagal jantung merupakan sindrom klinis yang ditandai dengan ketidakmampuan

jantung untuk memompa darah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan oksigen

dan nutrisi pada jaringan tubuh. Permasalahan psikologis seperti kecemasan dapat

muncul pada penderita gagal jantung yang diakibatkan karena prognosis penyakit

yang memburuk. Kecemasan pada penderita gagal jantung dapat berbeda antara

laki-laki dan perempuan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan

antara jenis kelamin dengan tingkat kecemasan pada pasien gagal jantung.

Penelitian ini dengan desain kuantitatif analitik dengan pendekatan cross

sectional. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 70 responden yang diambil

dengan quota sampling dengan jumlah yang sama antara responden laki-laki dan

perempuan. Penelitian ini dilakukan di Poli Jantung Rumah Sakit Universitas

Sebelas Maret. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner GAD-7

(General Anxiety Disorder-7). Rata-rata usia responden adalah 57.67, tingkat

pendidikan paling banyak adalah perguruan tinggi dan responden terbanyak pada

NYHA I. Hasil uji spearman rank menunjukkan angka p-value 0,007 yang

bermakna terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan tingkat kecemasan pada

pasien gagal jantung dan jenis kelamin perempuan lebih cemas daripada laki-laki.

Dalam penelitian ini sebagian besar responden laki-laki berada pada kategori

cemas ringan dan perempuan berada pada kategori cemas sedang. Peneliti

selanjutnya diharapkan untuk meneliti lebih lanjut mengenai faktor-faktor lain

yang dapat menyebabkan kecemasan pada penderita gagal jantung.

Kata kunci: Gagal Jantung, Kecemasan, Jenis Kelamin.

Abstract

Heart failure is a syndrome which characterized by inability of heart that can’t

enough to fulfill the requirement of oxygen and nutrient in the body’s tissue.

Psychological problems such as anxiety can occur in people with heart failure

caused by the prognosis of worsening disease. Anxiety in people with heart failure

can be different between men and women. The purpose of this study is to

determine the relationship between gender and anxiety of patients with heart

failure. This study was used analytical quantitative design with cross sectional

approach. The number of samples in this study is 70 respondents taken by quota

sampling with the same amount between male and female respondents. This study

conducted in Poly Heart in Hospital of University Sebelas Maret. This study uses

GAD-7 (General Anxiety Disorde-7). The age’s mean of the respondent is 57.67,

the highest level of education is collage and the most respondent are in NYHA I.

Spearman rank test results showed a p-value of 0.007 which means there is a

relationship between gender with anxiety levels in heart failure patients and

women had more anxiety than male. In this study, most of the male respondents

were in the mild anxiety category and women were in the moderate anxiety

Page 6: HUBUNGAN ANTARA JENIS KELAMIN DENGAN TINGKAT ...eprints.ums.ac.id/83024/1/NASKAH PUBLIKASI.pdfCemas ringan Cemas sedang Cemas berat 43 23 4 61,4 32,9 5,7 Total 100 Hasil data distribusi

2

category. For the future researchers are expected to research more about other

things that cause anxiety in people with heart failure.

Keywords: Heart Failure, Anxiety, Gender

1. PENDAHULUAN

Gagal jantung (Heart Failure) merupakan sindrom klinis yang ditandai dengan

ketidakmampuan jantung untuk memompa darah yang cukup untuk memenuhi

kebutuhan oksigen dan nutrisi pada jaringan tubuh. Gagal jantung dapat

ditandai dengan adanya kelebihan (overload) volume darah, perfusi jaringan

yang tidak adekuat, dan toleransi aktivitas yang buruk(Black & Hawks, 2014).

Gagal jantung kongestif terjadi karena gangguan kontraktilitas jantung

(disfungsisistolik) atau pengisian jantung (diastole) sehingga curah jantung

lebih rendah dari normal (Smeltzer, 2016).

Menurut World Health Organization (WHO, 2016) gagal jantung

kongestif merupakan salah satu penyebab terbesar dari penyakit kardiovaskuler

yang prevalensinya meningkat setiap tahun. Di Amerika tingkat kejadian

penyakit gagal jantung sebanyak 550.000 kasus per tahun.Menurut hasil

RISKESDAS (2018) penderita penyakit jantung berdasarkan diagnosis dokter

pada penduduk semua umur di Indonesia sebanyak 1,5% orang. Sedangkan di

Jawa Tengah prevalensi gagal jantung sebanyak 1,8%. Pada tahun 2013, di

Indonesia sekitar 229.696 orang (0,13%) mengalami gagal jantung. Angka

kejadian gagal jantung di Jawa Tengah pada tahun 2013 diperkirakan sebanyak

43.361 orang (0,18%) dan menduduki peringkat ketiga setelah Jawa Timur dan

Jawa Barat (Pusat Data dan Informasi, 2014). Hal tersebut menunjukkan

adanya peningkatan prevalensi penyakit jantung di Indonesia. Penderita gagal

jantung di Indonesia relative lebih muda dibandingkan dengan Eropa dan

Amerika dengan tampilan klinis yang lebih berat (PERKI, 2015).

Gambaran gagal jantung memiliki tanda gejala yang khas, seperti sesak

nafas ketika aktivitas atau istirahat, kelelahan dan edemaperifer. Serta sesak

nafas, takikardi, hepatomegali, peningkatan tekanan jugularis dan kardiomegali

(PERKI, 2015). Gagal jantung telah menjadi masalah utama di bidang

Page 7: HUBUNGAN ANTARA JENIS KELAMIN DENGAN TINGKAT ...eprints.ums.ac.id/83024/1/NASKAH PUBLIKASI.pdfCemas ringan Cemas sedang Cemas berat 43 23 4 61,4 32,9 5,7 Total 100 Hasil data distribusi

3

kardiologi karena peningkatan prevalensi jumlah penderita gagal jantung dan

seringnya kejadian rawat inap ulang serta kematian dan kecacatan (Haris et al,

2016). Dalam penelitian yang dilakukan Majid (2010) di dapatkan hasil bahwa

faktor-faktor yang mempengaruhi kekambuhan dan rawat inap ulang pasien

gagal jantung kongestif adalah ketidakpatuhan terapi, hipertensi, usia,

ketidakpatuhan terhadap cairan dan ketidakpatuhanterhadap diet, serta

kecemasan.

Kecemasan dapat menjadi keadaan negatif dikarenakan ketidakmampuan

untuk memprediksi, mengendalikan atau mendapat keuntungan dari situasi

yang mengancam.Kecemasan secara signifikan dikaitkan dengan kejadia

nmerugikan dan kematian pada populasi umum dan pada pasien yang

menderita penyakit jantung koroner. Ansietas juga dikaitkan dengan

mekanisme patofisiologi yang dapat menyebabkan hasil yang negatif seperti,

peningkatan denyut jantung, control jantung barorefleks, aritmia dan kematian

mendadak (Alhurani et al., 2015). Permasalahan psikologis juga muncul pada

pasien yang mengalami gagal jantung. Faktor predisposisi tersebut seperti,

ketakutan pasien akan kondisinya yang lemah, kekhawatiran akan kesembuhan

penyakitnya, manifestasi dan prognosis penyakit yang memburuk, bagaimana

pengobatan selanjutnya, terapi pengobatan yang lama dan tingginya kejadian

rehospitalisasi, biaya yang akan dikeluarkan, lama waktu penyembuhan hingga

memikirkan tentang kematian (Fitriyani, 2015).

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kecemasan pada pasien gagal

jantung antara lain adalah tingkat usia, pengalaman, konsep diri, tingkat

ekonomi, pendidikan, dukungan keluarga dan jenis kelamin (Nugraha &

Ramadhanie, 2018). Di Amerika penyakit gagal jantung merupakan penyakit

pembunuh nomor satu pada kedua jenis kelamin. Pria memiliki resiko lebih

tinggi mengalami serangan jantung pada usia muda dan pada wanita resiko

akan meningkat saat memasuki masa menopause (Black& Hawks, 2014).

Prevalensi penderita penyakit jantung berdasarkan diagnostik dokter menurut

karakteristik di Indonesia yaitu laki-laki sebanyak 1,3% dan perempuan

sebaanyak 1,6 %. Hasil tersebut menunjukkan bahwa wanita di Indonesia lebih

Page 8: HUBUNGAN ANTARA JENIS KELAMIN DENGAN TINGKAT ...eprints.ums.ac.id/83024/1/NASKAH PUBLIKASI.pdfCemas ringan Cemas sedang Cemas berat 43 23 4 61,4 32,9 5,7 Total 100 Hasil data distribusi

4

banyak terkena penyakit jantung dibandingkan dengan laki-laki (RISKESDAS,

2018).

Pasien yang menderita gagal jantung biasanya mengalami kecemasan

dikarenakan kesulitan mempertahankan oksigenisasi yang adekuat, sehingga

menimbulkan perasaan gelisah dan sulit bernafas (Smeltzer & Bare, 2013).

Penelitian yang dilakukan oleh Erawan et al (2013) didapatkan hasil bahwa

jenis kelamin laki-laki yang tidak mengalami kecemasan sebanyak 6 responden

dan pada perempuan sebanyak 4 reponden, pasien laki-laki yang mengalami

kecemasan tingkat sedang sebanyak 5 responden dan perempuan sebanyak 6

dan responden yang mengalami kecemasan berat hanya pada perempuan yaitu

sebanyak 4 responden. Dari penelitian didapatkan hasil bahwa perempuan lebih

banyak mengalami kecemasan dibandingkan dengan laki-laki.Laki-laki dewasa

dianggap mempunyai mental yang kuat terhadap sesuatu yang dianggap

mengancam bagi dirinya dibandingkan perempuan (Black, 2009). Penelitian

berdasarkan jenis kelamin yang dilakukan menunjukkan bahwa perempuan

yang menderita gagal jantung lebih banyak mengalami depresi daripada

pria.Namun, ini tidak sesuai dengan beberapa penelitian yang menyatakan

bahwa pria dengan gagal jantung lebih cenderung mengalami depresi daripada

wanita. Penelitian yang dilakukan di Amerikan dan Eropa didapatkan hasil

bahwa kecemasan merupakan hal yang paling banyakditemukan dalam

penelitian, dengan sampel paling banyak adalah laki-laki yang menderita gagal

jantung (Easton et al, 2016).

Tekanan psikologis pada pasien gagal jantung sering kurang didiagnosis

oleh tenaga kesehatan professional atau tidak dirawat dengan baik. Hal tersebut

dapat dikarenakan pasien tidak mau mengungkapkan keadaan emosional

mereka karena takut distigmasi oleh label penyakit mental atau karena tenaga

professional lebih mementingkan pengobatan penyakit gagal jantung.

Kegagalan untuk memahami pentingnya mendiagnosis kecemasan dan depressi

mungkin menjadi salah satu alasan angka kematian tinggi. Disamping itu,

deteksi dini dan pengobatan depresi dapat meningkatkan prognosis gagal

jantung dan kualitas hidup pasien gagal jantung (Polikandrioti et al., 2015).

Page 9: HUBUNGAN ANTARA JENIS KELAMIN DENGAN TINGKAT ...eprints.ums.ac.id/83024/1/NASKAH PUBLIKASI.pdfCemas ringan Cemas sedang Cemas berat 43 23 4 61,4 32,9 5,7 Total 100 Hasil data distribusi

5

Berdasarkan latar belakang di atas, perlu diketahui “Hubungan antara jenis

kelamin dengan tingkat kecemasan pada pasien gagal jantung di Rumah Sakit

UNS”.

2. METODE

Penelitian ini menggunakan desain analitik kuantitatif dengan pendekatan cross

sectional.Penelitian ini dilakukan di Poli Jantung Rumah Sakit Universitas

Sebelas Maret pada bulan Januari hingga Februari 2020. Responden dalam

penelitian ini berjumlah 70 yang diambil dengan menggunakan quota sampling

dengan jumlah yang sama antara responden laki-laki dan perempuan. Data

dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner GAD-7 (Generalized Anxiety

Disorde)r. Uji statistik dilakukan dengan menggunakan Spearman Rank.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Karakteristik Responden

Tabel 1. Karakteristik responden

Komponen Perempuan Laki-laki

Frekuensi

(n)

Presentse

(%)

Frekuensi

(n)

Presentase

(%)

Usia 17-25 Tahun

26-35 Tahun

36-45 Tahun

46-55 Tahun

56-65 Tahun

>66 Tahun

0

0

9

7

13

6

0

0

12,8

10

18,6

8,8

1

1

2

7

14

10

1,4

1,4

2,8

10

20

14,2

Jenis Kelamin 35 50 35 50

Pekerjaan Bekerja

Tidak Bekerja

9

26

12,9

37,1

16

19

22,9

27,1

Status

Perkawinan Memiliki pasangan

Tidak memiliki

pasangan

28

7

40

10

30

5

42,9

7,1

Page 10: HUBUNGAN ANTARA JENIS KELAMIN DENGAN TINGKAT ...eprints.ums.ac.id/83024/1/NASKAH PUBLIKASI.pdfCemas ringan Cemas sedang Cemas berat 43 23 4 61,4 32,9 5,7 Total 100 Hasil data distribusi

6

Pendidikan

Terakhir Tidak Sekolah

SD

SMP

SMA

Perguruan Tinggi

5

11

2

9

8

7,1

15,7

2,9

12,9

11,4

0

3

6

11

15

0

4,3

8,6

15,7

21,4

Penyakit

Penyerta Tidak Ada

Hipertensi

Diabetes Mellitus

Asma

Pneuonia

CKD

CAD

Hipertiroid

9

14

8

1

1

0

0

2

12,9

20

11,4

1,4

1,4

0

0

2,9

11

14

4

0

2

1

2

1

15,7

20

5,7

0

2,9

1,4

2,9

1,4

Lama Sakit ≤5 tahun

>5 tahun

27

8

38,6

11,4

29

6

41,4

8,6

Kebiasaan

Merokok Ya

Tidak

0

35

0

50

22

13

31,4

18,6

NYHA I

II

III

12

15

8

17,2

21,4

11,4

17

12

6

24,2

17,2

8,6

Data karakteristik responden gagal jantung berdasarkan usia paling

banyak pada rentang 56-65 tahun dengan jumlah 27 responden, paling banyak

adalah responden yang tidak bekerja sebanyak 45 responden, mayoritas 58

responden memiliki pasangan, pendidikan terakhir responden terbanyak

adalah perguruan tinggi 23 responden, penyakit penyerta terbanyak adalah

hipertensi sebanyak 28, lama menderita paling banyak ≤5 tahun sebanyak 56

responden, mayoritas sebanyak 48 responden tidak merokok dan derajat The

New York Heart Association (NYHA) responden terbanyak adalah NYHA I

sebanyak 29 responden.

Page 11: HUBUNGAN ANTARA JENIS KELAMIN DENGAN TINGKAT ...eprints.ums.ac.id/83024/1/NASKAH PUBLIKASI.pdfCemas ringan Cemas sedang Cemas berat 43 23 4 61,4 32,9 5,7 Total 100 Hasil data distribusi

7

3.2 Tingkat Kecemasan

Tabel 2. Tingkat kecemasan

Tingkat

Kecemasan

Frekuensi Presentase (%)

Cemas ringan

Cemas sedang

Cemas berat

43

23

4

61,4

32,9

5,7

Total 100

Hasil data distribusi tingkat kecemasan paling banyak adalah cemas

ringan yaitu sebanyak 43 responden (61,4%).

3.3 Analisis Bivariat

Tabel 3. Analisis bivariat

Jenis

Kelamin

Kecemasan Coefficient

corelation

P

value Cemas

Ringan

Cemas

Sedang

Cemas

Berat Total

N % N % N % N %

0,322 0,007 Perempuan

Laki-laki

16

27

45,7

77,1

16

7

45,7

20

3

1

8,6

2,9

35

35

100

100

Total 43 23 4 70

Hasil diatas menunjukkan bahwa kecemasan ringan pada perempuan

terdapat sebanyak 45,7% sedangkan pada laki-laki sebanyak 77,1%.

Kemudian, perempuan yang mengalami kecemasan sedang sebanyak 45,7%

dan pada laki-laki sebanyak 20%. Kemudian responden perempuan yang

menhalami cemas berat sebanyak 8,6%, sedang. Hasil uji statistik, didapatan

nilai p-value 0,007<0,05, yang berarti Ha diterima, terdapat hubungan antara

jenis kelamin dengan tingkat kecemasan dengan kekuatan hubungan dalam

katagori cukup.

3.4. Pembahasan

3.4.1 Karakteristik Responden

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang memiliki

penyakit gagal jantung paling banyak terdapat pada rentang usia 56-65

tahun dengan presentase sebanyak 38,6%. Sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Safetyka (2019) bahwa reponden paling banyak yaitu pada

usia 56-65 tahun sebanyak 25 responden. Didukung oleh penelitian yang

Page 12: HUBUNGAN ANTARA JENIS KELAMIN DENGAN TINGKAT ...eprints.ums.ac.id/83024/1/NASKAH PUBLIKASI.pdfCemas ringan Cemas sedang Cemas berat 43 23 4 61,4 32,9 5,7 Total 100 Hasil data distribusi

8

dilakukan oleh (Sulistyo et al, 2018) yang mengatakan bahwa rata-rata usia

penderita gagal jantung adalah 56-65 tahun sebanyak 23 orang. yang

menyebutkan bahwa responden antara jenis kelamin perempuan dan laki-

laki memiliki jumlah yang hampir sama. Senada dengan Bangsawan &

Purbianto (2013) mengatakan jika responden wanita yang telah menopause

memiliki peluang yang sama dengan laki-laki untuk mengalami penyakit

kardiovaskuler. Penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar

responden adalah tidak bekerja, dalam hal ini mayoritas adalah pensiunan

dan ibu rumah tangga.

Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Praptiwi (2017) bahwa

mayoritas responden dalam penelitiannya tidak bekerja. Orang yang sudah

tidak bekerja maka fisiknya juga akan melemah, namun aktivitas yang berat

juga akan memperburuk system kardiovaskuler. Responden mayoritas

menikah 82,9% memiliki pasangan. Hal ini berkaitan dengan penelitian

yang dilakukan oleh Dewi (2018) bahwa responden yang diteliti sebagian

besar dirawat oleh keluarga dan tinggal dirumah. Artinya, mereka masih

mendapat dukungan dari pasangan dan keluarganya.Tingkat pendidikan

paling banyak adalah perguruan tinggi sebanyak 32,9%. Tingkat pendidikan

berkaitan dengan penyerapan informasi yang diterima. Rini & Hairitama

(2014) menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan maka akan

semakin mudah seseorang untuk menerima informasi.

Data hasi penelitian ini menunjukkan bahwa penyakit penyerta

terbanyak pada pasien gagal jantung adalah hipertensi sebanyak 40%.

Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Haris et al (2016) didapatkan

bahwa hipertensi tidak terkontrol menjadi penyebab tersebesar gagal jantung

yaitu sebanyak 59%. Hipertensi yang tidak terkontrol manjadi faktor

pencetus pada 75% penderita gagal jantung. Hal tersebut dikarenakan

ketidakpatuhan terhadap pengobatan dan tidak tepat dalam memberikan

terapi. Mengenai lama sakit didapatkan hasil bahwa dari seluruh jumlah

responden yang menderita gagal jantung presentase terbanyak adalah ≤5

tahun sebanyak 56 responden. Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang

Page 13: HUBUNGAN ANTARA JENIS KELAMIN DENGAN TINGKAT ...eprints.ums.ac.id/83024/1/NASKAH PUBLIKASI.pdfCemas ringan Cemas sedang Cemas berat 43 23 4 61,4 32,9 5,7 Total 100 Hasil data distribusi

9

dilakukan oleh (Safetyka, 2019) presentase lama diagnosa terbanyak pada

penderita gagal jantung adalah 1-5 tahun sebanyak 46 responden.

Berdasarkan hasil penelitian distribusi kebiasaan merokok pada

penelitian ini sebanyak 31,4%, responden yang merokok sebagian besar

adalah pria. Haris et al (2016) mengatakan jika pria lebih sering mengalami

gagal jantung dikarenakan gaya hidup tidak sehat, merokok dan alkohol.

Menurut penelitian yang dilakukan Febtrina & Nurhayati (2015)

menyatakan bahwa gaya hidup tidak sehat dapat disebabkan beberapa faktor

salah satunya adalah merokok. Merokok dapat memeperburuk kesehatan

jantung karena terdapat kandungan nikotin dan karbondioksida (CO). Dari

hasil data distribusi responden menurut kelas fungsional NYHA (New York

Heart Association) di dapatkan bahwa derajad I lebih banyak diderita oleh

pasien 41,4%. Yancy et al (2013) menyebutkan bahwa pasien yang berada

pada derajad I tidak memiliki batasan aktivitas fisik. Dapat melakukan

aktivitas fisik secara normal, tidak menimbukan sesak nafas berlebihan

ataupun palpitasi.

3.4.2 Gambaran Tingkat Kecemasan

Dalam penelitian ini dapat diketahui bahwa distribusi kecemasan sebagian

besar dalam katagori kecemasan ringan. Manifestasi yang muncul pada

kecemasan ringan menurut Nugraha & Ramahanie (2018) adalah iritabel,

kelelahan, meningkatnya lapang persepsi, tingkah laku masih sesuai dengan

situasi dan dalam keadaan sadar. Kondisi ini menyebabkan seseorang

dengan kecemasan ringan menjadi lebih waspada dan meningkatkan

persepsinya.Dengan bertambahnya usia, bertambah juga berbagai

permasalahan dan persoalan, salah satunya masalah psikologis yaitu

kecemasan. Kondisi ini dipengaruhi oleh kesehatan mental dan fisik

seseorang. Masalah psikologis pada lansia seperti perasaan tidak berharga,

pola dan sikap hidup, emosi yang meningkat pada usia lanjut dan

ketidakmampuan menyesuaikan perkembangan lanjut usia (Annisa & Ifdil,

2016). Angelopouluou et al (2017) juga menyatakan bahwa pasien gagal

jantung yang tinggal bersama dengan keluarganya memiliki tingkat

Page 14: HUBUNGAN ANTARA JENIS KELAMIN DENGAN TINGKAT ...eprints.ums.ac.id/83024/1/NASKAH PUBLIKASI.pdfCemas ringan Cemas sedang Cemas berat 43 23 4 61,4 32,9 5,7 Total 100 Hasil data distribusi

10

kecemasan rendah daripada pasien yang tinggal sendirian. Tingkat

pendidikan juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

kecemasan. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Angelopoulou et al

(2017) di Greece menyatakan bahwa pasien gagal jantung yang

mendapatkan pendidikan hingga perguruan tinggi memiliki emosional dan

fisik yang lebih baik dari pada pasien yang bependidikan tingkat pertama

maupun pendidikan tingkat atas.

3.4.3 Hubungan Jenis Kelamin dengan Tingkat Kecemasan

Hasil hipotesa menunjukkan adanya hubungan antara jenis kelamin dengan

tingkat kecemasan pada pasien gagal jantung. Pada penelitian yang telah

dilakukan mayoritas laki-laki mengalami cemas ringan dan sebagian besar

perempuan mengalami cemas sedang.Hal ini dikarenakan wanita dianggap

lebih sensitif dan menggunakan perasaannya sedangkan laki-laki dianggap

memiliki mental yang kuat dalam meghadapi respon yang berbahaya

(Bachri et al, 2017). Penelitian ini menunjukkan hasil bahwa keeratan

hubungan antara jenis kelamin dan tingkat kecemasan dalam katagori

cukup. Hal tersebut dikarenakan terdapat faktor yang lebih kuat yang

mempengaruhi kecemasan.

Seperti yang dinyatakan oleh Listiana et al (2019) tingkat pendidikan

menjadi faktor terbesar penyebab kecemasan. Semakin rendah tingkat

pendidikan seseorang, maka kecemasannya akan semakin meningkat.

Pendidikan yang tinggi akan membuat seseorang memiliki pengetahuan

yang luas sehingga dapat menghadapi masalahnya, memiliki kepercayaan

diri tinggi, memiliki pemikiran yang luas dan berpengalaman. Penelitian

yang dilakukan oleh Budi (2015) juga mengatakan bahwa tingkat

kecemasan dipengaruhi oleh usia, tingkat pendidikan, sosial ekonomi dan

pengalaman. Usia dan pengalaman menjadi faktor yang paling berpengaruh

terhadap kecemasan pada pasien penderita infark miokard akut. Semakin

bertambahnya usia, seseorang cenderung lebih dewasa menghadap masalah.

Namun usia juga merupakan keadaan yang tidak mutlak dalam menjamin

kedewasaan dalam berpikir seseorang.

Page 15: HUBUNGAN ANTARA JENIS KELAMIN DENGAN TINGKAT ...eprints.ums.ac.id/83024/1/NASKAH PUBLIKASI.pdfCemas ringan Cemas sedang Cemas berat 43 23 4 61,4 32,9 5,7 Total 100 Hasil data distribusi

11

Sedangkan pengalaman berkaitan dengan mekanisme koping

seseorang terhadap kecemasan. Kecemasan merupakan pengalaman emosi

yang tidak menyenangkan. Koping maladaptif pada pasien yang menderita

penyakit jantung yang mendapatkan informasi tidak adekuat cenderung

gelisah dan cemas. Dengan demikian perlu adanya peningkatan asuhan

keperawatan serta pelayanan kesehatan lainnya untuk meminimalisir

terjadinya kecemasan pada pasien gagal jantung, karena kecemsan pada

penderita gagal jantung dapat menambah beban kerja jantung dan

memperparah penyakit (Ihdaniyati & Arifah, 2009).

4. PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan tingkat kecemasan pada

pasien gagal jantung di Rumah Sakit Universitas Sebelas Maret. Tingkat

kecemasan paling banyak terdapat pada kategori kecemasan ringan. Laki-laki

mayoritas mengalami kecemasan ringan sedangkan pada perempuan sebagian

besar mengalami kecemasan sedang.

4.2 Saran

Perlu adanya peningkatan asuhan keperawatan serta pelayanan kesehatan

lainnya untuk meminimalisir terjadinya kecemasan pada pasien gagal jantung.

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi

mengenai gagal jantung. Semoga penelitian ini dapat menjadi reverensi

penelitian selanjutnya. Untuk peneliti selanjutnya diharapkan untuk dapat

meneliti lebih lanjut mengenai faktor-faktor lain yang dapat menyebabkan

kecemasan pada penderita gagal jantung.

DAFTAR PUSTAKA

Aggelopoulpou, Z., Fotos, N. V., Chatziefstratiou, A. A., Giakoumidakis, K.,

Elefsiniotis, I., & Brokalaki, H. (2017). The level of anxiety, depression and

quality of life among patients with heart failure in Greece. Applied Nursing

Research, 34, 52–56. https://doi.org/10.1016/j.apnr.2017.01.003

Alhurani, A. S., Dekker, R. L., Abed, M. A., Khalil, A., Al Zaghal, M. H., Lee, K.

Page 16: HUBUNGAN ANTARA JENIS KELAMIN DENGAN TINGKAT ...eprints.ums.ac.id/83024/1/NASKAH PUBLIKASI.pdfCemas ringan Cemas sedang Cemas berat 43 23 4 61,4 32,9 5,7 Total 100 Hasil data distribusi

12

S., … Moser, D. K. (2015). The Association of Co-morbid Symptoms of

Depression and Anxiety With All-Cause Mortality and Cardiac

Rehospitalization in Patients With Heart Failure. Psychosomatics, 56(4),

371–380. https://doi.org/10.1016/j.psym.2014.05.022

Annisa, D. F., & Ifdil, I. (2016). Konsep Kecemasan (Anxiety) pada Lanjut Usia

(Lansia). Konselor, 5(2), 93. https://doi.org/10.24036/02016526480-0-00

Bachri, S., Cholid, Z., & Rochim, A. (2017). Perbedaan Tingkat Kecemasan

Pasien Berdasarkan Usia , Jenis Kelamin, Tingkat Pendidikan dan

Pengalaman Pencabutan Gigi Di RSGM FKG Universitas Jember. E-Jurnal

Pustaka Kesehatan, 5(1), 138–144.

Bangsawan, M., & Purbianto. (2013). Faktor Risiko yang Mempercepat

Terjadinya Komplikasi Gagal Jantung pada Klien Hipertensi. Jurnal

Keperawatan, 9(2), 145–150.

Black, J.M & Hawks, J. . (2014). Medical Surgical Nursing (Vol 2). Jakarta:

Salemba Medika.

Budiman, F., Mulyadi, N., & Lolong, J. (2015). Faktor-Faktor Yang Berhubungan

Dengan Tingkat Kecemasan Pada Pasien Infark Miokard Akut Di Ruangan

Cvcu Rsup Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Jurnal Keperawatan UNSRAT,

3(3).

Dewi, L., & Jadmiko, A. (2018). Gambaran dukungan keluarga pada pasien gagal

jantung kongestif di rumah sakit umum daerah dr. moewardi surakarta.

Jurnal Keperawatan. Retrieved from http://eprints.ums.ac.id/64206/

Easton, K., Coventry, P., Econ, M. A., Lovell, K., Hons, B. A., Carter, L., &

Deaton, C. (2016). Prevalence and Measurement of Anxiety in Samples of

Patients With Heart Failure. Journal of Cardiovacular Nursing, 31(4), 367–

379. https://doi.org/10.1097/JCN.0000000000000265

Erawan, W., Opod, H., & Pali, C. (2013). Perbedaan TIingkat Kecemasan Antara

Pasien Laki-laki Dan Perempuan Pada Pre Operasi Laparotomi DI RSUP.

PROF.Dr.R.D. Kandou Manado. Jurnal E-Biomedik, 1(1), 642–645.

https://doi.org/10.35790/ebm.1.1.2013.4612

Febtrina, R., & Nurhayati. (2015). Hubungan Gaya Hidup dengan Kejadian Rawat

Inap Ulang Pasien Gagal Jantung di RSUD Arifin Achmad. Jurnal Ipteks

Terapan, 11(4), 331–338.

https://doi.org/http://doi.org/10.22216/jit.2017.v11i4.1482

Fitriyani, R. (2015). Hubungan Tingkat Kecemasan dengan Kualitas Tidur Pasien

Congestive Heart Failure (CHF) di Ruang ICU RS PKU Muhammadyah

Sruweng. Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, 11 no 1.

Haris, D. E., Rampengan, S. H., & Jim, E. L. (2016). Gambaran pasien gagal

Page 17: HUBUNGAN ANTARA JENIS KELAMIN DENGAN TINGKAT ...eprints.ums.ac.id/83024/1/NASKAH PUBLIKASI.pdfCemas ringan Cemas sedang Cemas berat 43 23 4 61,4 32,9 5,7 Total 100 Hasil data distribusi

13

jantung akut yang menjalani rawat inap di RSUP Prof Dr. R. D. Kandou

periode September-November 2016. E-CliniC, 4(2).

https://doi.org/10.35790/ecl.4.2.2016.14471

Ihdaniyati, A. I., & Arifah, S. (2009). Hubungan Tingkat Kecemasan dengan

Mekanisme Koping pada Pasien Gagal Jantung Kongestif Di RSU Pandan

Arang Boyolali. Berita Ilmu Keperawatan, 2(1), 19–24.

Listiana, D., Effendi, H. ., & Nasrul. (2019). Faktor-faktor Yang Berhubungan

Dengan Tingkat Kecemasan Pre Kateterisasi Pasien SKA.CHMK Nursing

Scientific Journal, 3(1), 23-34.

Majid, A. (2010). Analisis Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian

Rawat Inap Ulang Pasien gagal Jantung Kongestif Di Rumah Sakit

Yogyakarta. Universitas Iindonesia.

Nugraha, Bambang Aditya., Raditya, G. G. (2018). Gambaran Tingkat

Kecemasan Pada Pasien Gagal Jantung Kongestif Kelas Fungsional I Dan II

Di Ruang Rawat Inap RSU dr. Slamet Garut. SURYA, 10(01), 8–11

PERKI. (2015). Pedoman Tatalaksana Gagal Jantung. Edisi I. Retrieved from

http://www.inaheart.org

Polikandrioti, M., Goudevenos, J., Michalis, L. K., Koutelekos, J., Kyristi, H.,

Tzialas, D., & Elisaf, M. (2015). Factors associated with depression and

anxiety of hospitalized patients with heart failure. Hellenic Journal of

Cardiology, 56(1), 26–35.

Praptiwi, W. S. (2017). Gambaran Tingkat Depresi pada Penderita Congestive

Heart Failure di Poliklinik Jantung RSU Soeradji Tirtonegoro. Universitas

Muhammadiyah Surakarta.

Pusat Data dan Informasi. (2014). Infodatin : Situasi Kesehatan Jantung. Pusat

Data Dan Informasi Kementerian Kesehatan RI, 1–8. Retrieved from

www.depkes.go.id/download.php?file=download/pusdatin/infodatin/infodati

n-jantung.pdf

Rini, S. S., & Hairitama, R. (2014). Kepatuhan Lansia Penderita Hipertensi Dalam

Pemenuhan Diet Hipertensi. 6(1), 46–53.

RISKESDAS. (2018). Hasil Utama Rikesdas. Journal of Physics A: Mathematical

and Theoretical, 44(8), 1–200. https://doi.org/10.1088/1751-

8113/44/8/085201

Safetyka, R. (2019). Gambaran Psikologis Pada Pasien Gagal Jantung Di RSUD

Dr. Moewardi Surakarta. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Smeltzer, Suzanne C. & Bare, B. G. (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal

Bedah. Jakarta: EGC.

Page 18: HUBUNGAN ANTARA JENIS KELAMIN DENGAN TINGKAT ...eprints.ums.ac.id/83024/1/NASKAH PUBLIKASI.pdfCemas ringan Cemas sedang Cemas berat 43 23 4 61,4 32,9 5,7 Total 100 Hasil data distribusi

14

Sulistyo, E., Hudiyawati, D., Jadmiko, A. W., & Krisnawati, B. (2018). Hubungan

Dukungan Keluaga Dengan Kualitas Hidup Pasien Gagal Jantung

Kongestif Di Poliklinik Jantung RSUD Kabupaten Sukoharjo. Universitas

Muhammadiyah Surakarta.

WHO. (2016). Prevention of Cardiovaskular Disease. WHO Epidemiologi Sub

Region AFRD and AFRE. Ganewa.

Yancy, C. W., Jessup, M., Bozkurt, B., Butler, J., Casey, D., Drazner, M. H., …

Wilkoff, B. L. (2013). 2013 ACCF / AHA Guideline for the Management of

Heart Failure. JAC, 62(16), e147–e239.

https://doi.org/10.1016/j.jacc.2013.05.019