HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS PENGGUNAAN GADGET …eprints.ums.ac.id/71435/12/NASKAH...

15
HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS PENGGUNAAN GADGET DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP ISLAM DIPONEGORO SURAKARTA Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Strata I Pada Jurusan Psikologi Fakultas Psikologi Oleh : FATIMAH AZZAHRA F100140207 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2019

Transcript of HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS PENGGUNAAN GADGET …eprints.ums.ac.id/71435/12/NASKAH...

HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS PENGGUNAAN GADGET

DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII

SMP ISLAM DIPONEGORO SURAKARTA

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Strata I

Pada Jurusan Psikologi Fakultas Psikologi

Oleh :

FATIMAH AZZAHRA

F100140207

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2019

1

HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS PENGGUNAAN GADGET

DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP ISLAM

DIPONEGORO SURAKARTA

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara intensitas

penggunaan gadget dengan prestasi belajar siswa kelas VIII SMP Islam

Diponegoro Surakarta. Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP

Islam Diponegoro Surakarta yang berjumlah 70 subjek. Metode yang digunakan

dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan alat ukur berupa skala intensitas

penggunaan gadget dan dokumentasi nilai rata-rata raport UTS siswa tahun

ajaran 2018/2019. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah analisis korelasi product moment. Berdasarkan hasil analisis data

diperoleh nilai korelasi (r) sebesar -0,118 dan signifikansi (p) sebesar 0,165 (p >

0,05), artinya tidak ada hubungan antara intensitas penggunaan gadget dengan

prestasi belajar siswa kelas VIII SMP Islam Diponegoro Surakarta.

Kata kunci : intensitas, penggunaan gadget, prestasi belajar

Abstract

This Study aims to determine the relationship between the intensity of the use of

the gadgets ang the learning achievement of class VIII students of Diponegoro

Surakarta Islamic Middle School. The subject in this study were class VIII

Diponegoro Surakarta Islamic Middle School, amounting to 70 subjects. The

method used in this study is a quantitative method with a measuring instrument in

the form of an intensity scale using the gadget and documentation of the average

value of UTS report card for students in the academic year 2018/2019. The data

analysis technique used in this study is product moment correlation analysis.

Based on the results of data analysis, the value of the correlation coefficient (r) is -

0,118 and significance (p) of 0,165 (p>0,05), meaning that there is no relationship

between the intensity of gadget use and the learning achievement of class VIII of

Diponegoro Surakarta Islamic Middle School.

Keywords : Intensity, Used gadget, Learning Achievement

1. PENDAHULUAN

Prestasi belajar adalah bentuk hasil akhir yang diperoleh oleh siswa dan berbentuk

nilai dari mata pelajaran dan hasil tersebut mengakibatkan perubahan bagi diri

siswa. Prestasi belajar yang diperoleh oleh siswa, ditentukan oleh beberapa aspek,

2

seperti aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Apabila siswa memiliki kognitif,

afektif dan psikomotorik yang baik, maka siswa mampu mencapai prestasi belajar

yang maksimal sehingga prestasi belajar yang dicapai oleh siswa akan

memuaskan.

Namun, kenyataanya saat ini, kebanyakan dari siswa belum mampu

memperoleh prestasi belajar yang maksimal. Hal ini dapat disebabkan oleh

beberapa factor. Menurut Slameto (dalam Nikmah, 2015) Adapun faktor yang

menjadi pengaruh dalam prestasi belajar siswa adalah faktor internal dan factor

eksternal. Factor internal terbagi menjadi 3 macam, yaitu, faktor jasmani, faktor

psikologis dan faktor kelelahan . Faktor eksternal terbagi menjadi 3 macam pula,

yaitu, faktor keluarga, faktor sekolah, faktor lingkungan masyarakat.

Salah satu yang merupakan faktor eksternal yang mempengaruhi prestasi

belajar siswa adalah faktor sekolah yang salah satunya adalah alat-alat belajar

siswa. Pada era sekarang ini, siswa menggunakan gadget sebagai media alat

belajar untuk membantu siswa untuk memperoleh informasi untuk belajar. Namun

mayoritas dari siswa menggunakan gadget dalam hal yang tidak bermanfaat

seperti bermain game, memainkan social media, browsing, dan lain sebagainya.

Hal ini menyebabkan waktu siswa untuk belajar semakin sedikit karena

kebanyakan siswa menggunakan sebagian besar waktunya untuk bermain gadget,

sehingga prestasi belajar siswa pun menurun.

Menurut sebuah survey nasional pada tahun 2010, membuktikan bahwa

gadget merupakan hal yang paling dibutuhkan oleh remaja. Keberadaan gadget

memunculkan prioritas yang bertentangan antara guru yang prihatian dengan

kedisipilinan siswa dikelas dan saat pembelajaran serta orang tua yang khawatir

tentang cara untuk menghubungi anak-anak mereka di setiap saat. (Rabiu, dkk,

2016)

Sebuah fakta bahwa seorang anak dapat menghabiskan lebih dari tujuh

jam setiap hari dalam penggunaan gadget dan teknologi ilmu komunikasi dalam

3

kehidupan sehari-hari baik untuk pendidikan, berkomunikasi atau bermain game.

(Saruji, dkk, 2017)

Dalam proses belajar, seharusnya siswa menggunakan alat-alat belajar

seperti gadget untuk membantu siswa dalam memperoleh informasi di bidang

pendidikannya dengan cara yang menyenangkan dan tidak membuat siswa merasa

bosan dengan pembelajaran didalam kelas, karena dengan gadget siswa dapat

memeperoleh segala macam pengetahuan dengan cepat dan lengkap dalam fitur

yang lebih menarik sehingga siswa dapat tertarik untuk belajar dan dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa.

Menurut Mayer, bahwa ketika cerita yang dibaca atau didengar disertai

ilustrasi visual atau informasi non verbal lainnya (suara latar belakang dan musik)

yang meningkatkan isi dari teks, dan sumber informasi ini tersedia secara

serentak, teksnya akan dipahami dan dipertahankan lebih baik daripada jika

disampaikan dengan kata-kata saja. (Bus, dkk, 2015). Oleh karena itu, gadget

dianggap mampu membantu siswa dalam memahami informasi.

Prestasi belajar yang diperoleh oleh siswa dapat menjadi gambaran tingkat

pencapaian siswa dalam hal pengetahuan, ketrampilan, dan pengalaman belajar

yang dirumuskan oleh tujuan pembelajaran kurikulum sekolah yang diperoleh dari

hasil evaluasi yang berupa nilai. (Riswanto & Aryani, 2017)

Menurut Benyamin Bloom (dalam Kasenda, dkk, 2016) menjelaskan

bahwa proses pengajaran memiliki tiga tujuan yang merupakan hasil dari proses

pembelajaran dan harus tercapai, yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.

Menurut Slameto (dalam Mulyani, 2013), terdapat dua macam faktor yang

dapat mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar yaitu Faktor internal yang

terdiri dari Faktor kelelahan, Faktor jasmaniah dan Faktor psikologis serta Faktor

eksternal. Yang terdiri dari faktor lingkungan keluarga, faktor sekolah dan faktor

masyarakat,

Salah satu yang merupakan faktor eksternal yang mempengaruhi prestasi

belajar siswa adalah faktor sekolah yang salah satunya adalah alat-alat belajar

4

siswa. Alat belajar yang saat ini sedang berkembang yaitu gadget. Pada era

globalisasi ini Gadget sangatlah mudah untuk dijumpai, sebab hampir seluruh

kalangan masyarakat memiliki gadget. Pada awal kemunculan gadget, gadget

hanya mampu dibeli oleh orang-orang yang memiliki penghasilan tinggi, dan saat

ini gadget telah mampu dibeli oleh segala kalangan. Selain itu, saat ini tidak

jarang banyak dari produsen gadget memilih anak-anak untuk menjadi target dari

pemasarannya.

Orang tua memberikan gadget kepada anak karena mereka berpikir bahwa

gadget mudah digunakan untuk belajar membaca, menulis, berhitung dan

sebagainya. Banyak aplikasi-aplikasi edukatif bahkan permainan edukatif yang

bisa membuat anak semakin pintar. Gadget juga digunakan agar anak tidak sering

keluar rumah. Hal diatas serupa dengan pendapat dari Orange dan O’Flynn (2007)

yang menyatakan bahwa, “ keterampilan mengetik dapat membantu anak yang

lemah dalam hal kontrol motorik halus untuk mengembangkan koordinasi tangan

dan mata”. Keterampilan itu juga memberi kebanggaan akan karya mereka dan

rasa percaya diri bahwa mereka bisa menghasilkan sesuatu yang dapat dibaca dan

ditulis. Anak yang perlu pendekatan kinestetik dalam belajar pun bsa mengambil

manfaatdari pembelajaran komputer. Dan permainan mengeja sangat baik untuk

anak yang memori pendengarannya lemah, karena mereka akan terdorong untuk

belajar cara mengeja.

Namun kecenderungan dalam menggunakan gadget secara berlebihan dan

kurang tepat dapat menjadikan siswa bersikap anti-sosial. Siswa akan memiliki

kecenderungan untuk memainkan gadget daripada belajar sehingga akan

menyebabkan penurunan prestasi belajar siswa. Tujuan dari penelitian ini adalah

Untuk mengetahui hubungan antara intensitas penggunaan gadget dengan prestasi

belajar siswa. Hipotesis Ada hubungan negatif antara intensitas penggunaan

gadget dengan prestasi belajar siswa. Semakin tinggi intensitas penggunaan

gadget maka semakin rendah prestasi belajar siswa. Sebaliknya, semakin rendah

intensitas penggunaan gadget maka semakin tinggi prestasi belajar siswa.

5

2. METODE

Metode yang digunakan adalah metode kuantitatif. Teknik pemilihan informan

yaitu menggunakan penelitian populasi, dikarenakan jumlah subjek yang kurang

dari 100 subjek yaitu 70 subjek. Total subjek berjumlah 70 subjek siswa kelas

VIII SMP Islam Diponegoro Surakarta. Adapun data subjek adalah sebagai

berikut :

Kelas Jumlah

VIII A 14

VIII B 18

VIII C 17

VIII D 21

Jumlah 70

Tabel 1. Jumlah Populasi Siswa Kelas VIII SMP Islam Diponegoro Surakarta

Proses pengumpulan data pada penelitian ini yaitu dengan menggunakan

Skala Intensitas Penggunaan Gadget yang disusun berdasarkan aspek-aspek

intensitas yaitu attention (perhatian), comprehention (penghayatan), Duration

(durasi), dan Frequency (frekuensi) serta Data Prestasi Belajar Siswa yang

diperoleh dari Data Dokumentasi nilai rata-rata raport UTS siswa kelas VIII SMP

Islam Diponegoro Surakarta tahun ajaran 2018/2019 yang terdiri dari sebelas mata

pelajaran yaitu Agama, Pkn, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, IPA,

IPS, Seni Budaya, Penjaskes, TIK dan Bahasa Jawa. Validitas penelitian

menggunakan expert judgemen yaitu dengan rumus formula Aiken’s dengan

angka rata-rata validitas sebesar 0,732. Reliabilitas penelitian menggunakan

alpha cronbach dengan angka rata-rata reliabilitas sebesar 0,712. Teknik analisis

sata dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik korelasi product

moment.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Data-data yang telah terkumpul dari skala Intensitas Penggunaan Gadget dan

Dokumentasi nilai rata-rata raport UTS siswa kemudian dianalisis menggunakan

SPSS 16.0 (Statistical Product and Service Solution). Analisis data yang

6

digunakan untuk menguji hipotesis adalah analisis korelasi product moment.

Peneliti melakukan uji asumsi yang terdiri dari uji normalitas dan uji linieritas

terlebih dahulu sebelum menguji hipotesis.

3.1. Uji Asumsi

a. Uji Normalitas. Hasil uji normalitas terhadap variabel tersebut adalah

sebagai berikut:

1) Hasil uji normalitas pada variabel intensitas penggunaan gadget

diperoleh nilai Kolmogrov-Smirnov Z = 1.337; sig. p= 0.056

(p>0.05) termasuk kategori normal.

b. Uji Linearitas. Berdasarkan hasil uji linearitas untuk hubungan antara

Intensitas Penggunaan Gadget Dengan Prestasi Belajar Siswa didapatkan

nilai Fhitung = 0.939 dan p = 0.543 (p ≥ 0.05). Hasil tersebut menunjukkan

bahwa variabel bebas (Intensitas Penggunaan Gadget) dengan variabel

tergantung (Prestasi Belajar Siswa) memiliki korelasi yang linear.

3.2. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis korelasi

product moment. Hubungan antara intensitas penggunaan gadget dengan prestasi

belajar siswa diperoleh hasil koefisien korelasi (r) sebesar -0.118 dengan sig (1-

tailed) = 0.165 (p>0.05). Artinya, ada hubungan negatif yang tidak signifikan

antara intensitas penggunaan gadget dengan prestasi belajar siswa.

Hal tersebut tidak sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh

Slameto (dalam Mulyani, 2013), bahwa prestasi belajar dipengaruhi oleh faktor

eksternal yaitu salah satunya adalah faktor sekolah yakni media pembelajaran

seperti media elektronik gadget sebagai media untuk menyebarkan informasi

dalam pembelajaran.

Hipotesis yang dimiliki oleh peneliti bersifat negatif itu ternyata tidak

terbukti karena semakin tinggi intensitas penggunaan gadget tidak mempengaruhi

prestasi belajar siswa. Sehingga intensitas penggunaan gadget tidak menurunkan

prestasi belajar siswa secara signifikan karena hubungan yang terjadi antara

variabel X terhadap variabel Y sangat lemah. Faktor selain penggunaan gadget

yang mungkin bisa mempengaruhi prestasi belajar siswa. contohnya adalah faktor

7

media belajar siswa yang mungkin tidak menggunakan gadget melainkan

menggunakan media lainnya seperti buku-buku sebagai sumber informasi belajar.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa menurut

Suryabrata dalam Hidayat (dalam Pratiwi, 2015) faktor-faktor yang dapat

memengaruhi keberhasilan belajar dan prestasi belajar dapat digolongkan menjadi

dua bagian, yaitu Faktor Internal yaitu aspek fisiologis (yang bersifat jasmaniah)

dan aspek psikologis (yang bersifat rohaniah) dan Faktor Eksternal yaitu faktor

sosial dan faktor nonsosial. Sedangkan menurut Mulyasa (dalam Triana, 2014)

terdapat beberapa faktor eksternal yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain,

faktor sosial seperti teman, keluarga, sekolah, masyarakat. Dan Faktor non-sosial

meliputi keadaan rumah, ruang belajar, fasilitas belajar dan buku-buku sumber.

Berdasarkan hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Adriyanto (2016)

yang menyatakan dengan melihat nilai korelasi x dan y pada tabel output SPSS r =

0.162 (16,2%), hal ini menunjukkan nilai yang sangat kecil dari 100%. hubungan

antara Intensitas penggunaan Gadget terhadap prestasi belajar sangat lemah.

Sehingga ini membuktikan bahwa intensitas penggunaan gadget terhadap prestasi

belajar sangat lemah ini dibuktikan juga dari tabel R square yang menjelaskan

bahwa pengaruh yang diberikan oleh intensitas penggunaan gadget terhadap

prestasi belajar hanya 2,6% saja dan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain.

Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Olanrewaju (dalam Oktario, 2017),

menyatakan bahwa pemakaian mobile phone tidak ada perngaruh yang signifikan

dalam student academic performace. Pada penelitian tersebut subjek merupakan

siswa sekolah tingkat dua yang terdapat pada sekolah swasta dan negeri. Siswa

mengakses mobile phone tersebut selain dari kepemilikan sendiri, juga melalui

orang tua, dan teman. Walaupun siswa memiliki banyak akses untuk

menggunakan mobile phone. Namun, hal tersebut juga tidak memberikan

pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan akademisnya.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Parmuarip, dkk (dalam

Oktario, 2017), mengenai Alasan Penggunaan Smartphone di Kalangan

Mahasiswa Politeknik Negeri Bandung menyatakan bahwa penggunaan

smartphone dapat dimanfaatkan sebagai media sosial dan multimedia sebagai

8

sarana untuk pembelajaran, pencarian informasi dan hiburan. Dalam penelitian

tersebut juga dibahs mengenai sebanyak 53% responden merasa bertambah

wawasan dengan penggunaan smartphone yang memudahkan dalam mengakses

internet sebagai sarana informasi secara efisien. Dalam pengguaannya smartphone

memiliki banyak fungsi salah satunya untuk menambah wawasan ketika

penggunaan tidak hanya untuk hiburan dan bermain saja.

Hasil penelitian yang sama dilakukan oleh Rozalia (2016), Hasil uji

korelasi Product Moment Pearson, didapatkan hasil indeks korelasi rxy = -0,033

dengan N=215 dengan . Hal ini berarti ada korelasi antara variabel X dan variabel

Y namun arah korelasi nya negatif. Dikatakan ada korelasi karena tingkat korelasi

pada tingkatan sangat rendah. Harga korelasi tidak signifikan, karena 0,033<0,133

atau rhitung< ttabel. Hipotesis pada penelitian ini berbunyi H0 tidak ada

hubungan antara intensitas pemanfaatan gadget dengan prestasi belajar siswa, Ha

ada hubungan antara intensitas pemanfaatan gadget. Berdasarkan hasil pengujian

korelasi pada tabel di atas, maka dihasilkan signifikan sebesar 0,632. Jika

dibandingkan dengan , nilai signifikan lebih besar dari pada. Artinya H0 diterima

dan Ha ditolak. Jadi kesimpulan berdasarkan uji korelasi dan uji hipotesis, yaitu

ada hubungan negatif yang tidak signifikan antara variabel intensitas pemanfaatan

gadget dengan prestasi belajar siswa.

Menurut Resti (dalam Oktario, 2017) menyatakan bahwa mayoritas

pengguna smartphone tidak memiliki dampak pada prestasi belajarnya. Hasil pada

prestasi belajarnya juga menunjukkan biasa saja dan tidak ada pengaruh yang

signifikan..

Berdasarkan pembahasan dari teori dan hasil penelitian lainnya, dapat

disimpulkan bahwa ada beberapa hal yang memengaruhi prestasi belajar. Hal ini

merujuk pada hasil-hasil penelitian yang dilakukan sebelumnya bahwa

penggunaan gadget tidak berdampak pada prestasi belajar siswa. Oleh karena itu,

maka dapat dikatakan bahwa tidak hanya gadget yang mempengaruhi prestasi

belajar siswa, melainkan banyak faktor lain juga yang dapat mempengaruhi

prestasi bealajar siswa.

9

4. PENUTUP

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat

diambil kesimpulan bahwa Tidak ada hubungan antara intensitas penggunaan

gadget dengan prestasi belajar siswa kelas VIII SMP Islam Diponegoro Surakarta,

dengan demikian hipotesis yang penulis ajukan ditolak. Berdasarkan hasil

penelitian dan kesimpulan, penulis mengajukan beberapa saran sebagai berikut:

Bagi Siswa, Dengan adanya penelitian ini diharapkan agar para siswa

dapat menfaatkan gadget dengan seharusnya agar mampu membantu dalam

meningkatkan prestasi belajar.

Bagi Instansi atau Guru, Berdasarkan penelitian ini, pihak sekolah

diharapkan dapat mampu meningkatkan media atau fasilitas yang digunakan

untuk membantu siswa dalam memperoleh informasi-informasi mengenai ilmu

pengetahuan yang dibutuhkan oleh siswa untuk dapat meningkatkan prestasi

belajar siswa.

Bagi Orang Tua, Berdasarkan penelitian ini, diketahui bahwa fakor

lingkungan keluarga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi

belajar siswa. Oleh karena itu, diharapkan kepada orang tua dapat memantau

bagaimana pemakaian gadget anak sehari-hari.

Bagi Peneliti Selanjutnya, yang akan melakukan penelitian dengan tema

sejenis dapat memperhatikan kelemahan dalam penelitian ini yaitu penelitian yang

lebih mendalam mengenai intensitas penggunaan gadget siswa sehari-hari. Selain

itu, peneliti selanjutnya diharapkan dapat memperhatikan faktor lain yang

mempengaruhi prestasi belajar siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Adriyanto, R. (2016). Intensitas Penggunaan Gadget Terhadap Prestasi Belajar

Anak di Kalangan Siswa Sekolah Dasar. Skripsi, Universitas Diponegoro.

Ameliola, & Nugraha. (2013, Februari 29). Perkembangan Media Informasi Dan

Teknologi Terhadap Anak dalam Era Globalisasi. Retrieved Januari 19,

2019, from Disajikan dalam The 5th International Conference on

10

Indonesian Studies: "Ethnicity and Globalization", Fakultas Pertanian

Universitas Brawijaya Malang (Online):

http://icssis.files.wordpress.com/2013/09/2013-02-29.pdf

Bus, A. G., Takacs, Z. K., & Kegel, C. A. (2015). Affordances and Limitations Of

Electronic Storybooks Of Young Children's Emergent Literacy.

Developmental Review, 79-97.

Kasenda , L., Sentinuwo, S., & Tulenan, V. (2016). Sistem Monitoring

Kognitif,Afektif, dan Psikomotorik Siswa Berbasis Android. 9(1), E-

journal Teknik Informatika, 1-9.

Manumpil, B., Ismanto, Y., & Onibala, F. (2015). Hubungan Penggunaan Gadget

Dengan Tingkat Prestasi Siswa di SMA Negeri 9 Manado. 3(2), ejournal

Keperawatan, 1-6.

Mulyani, D. (2013). Hubungan Kesiapan Belajar Siswa Dengan Prestasi Belajar.

2(1), KONSELOR, 27-31.

Nikmah, A. (2015). Dampak Penggunaan Handphone Terhadap Prestasi Siswa. 5,

E-Jurnal Dinas Pendidikan Kota Surabaya, 1-8.

Oktario, A. (2017). Hubungan Antara Intensitas Penggunaan Smartphone dan

Motivasi Berprestasi Pada Mahasiswa. Skripsi, Fakultas Psikologi

Universitas Sanata Dharma.

Orange, & O'Flynn. (2007). The Media Diet for Kids.. Jakarta: PT.Serambi Ilmu

Semesta.

Pratiwi, N. K. (2015). Pengaruh Tingkat Pendidikan, Perhatian Orang Tua, Dan

Minat Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar Bahasa Indonesia Siswa

SMK Kesehatan di Kota Tangerang. Jurnal Pujangga, 1(2), 75-105.

Rabiu, H., Muhammed, P. A., Umaru, P. Y., & Ahmed, P. H. (2016). Impact Of

Mobile Phone Usage On Academic Performance Among Secondary

School Students In Taraba State, Nigeria. 12(1), European Scientific

Journal, 466-479.

Riswanto, A., & Aryani, S. (2017). Learning Motivation and Student

Achievement : Description Analysis and Relationships Both. Couns-Edu,

11

43. Sagala, S. (2004). Konsep & Makna Pembelajaran. In S. Sagala,

Konsep & Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Sagala, S. (2004). Konsep & Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Saruji, M. A., Hassan, N. H., & Drus, S. M. (2017). Imapct Of ICT And

Electronic Gadget Among Young Children In Education : A Conceptual

Model. 165, ICOCI, 480-486.

Triana, V. N. (2014). Peningkatan Kemandirian dan Prestasi BelajarIPA Materi

Energi Panas dan Bunyi Melalui Metode Inkuiridi Kelas IV SD Negeri 1

Pamijen. Jurnal Ilmiah "Pendidikan Dasar", 36.